BAB II LANDASAN TEORI

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Barbeque
2.1.1 Pengertian Barbeque (BBQ)
Barbeque atau kepanjangan dari BBQ merupakan sebuah istilah kuliner. BBQ adalah
sebuah metode mengolah produk hasil peternakan yakni daging (sapi, kambing,
ayam) atau makanan hewani segar lain seperti seafood dengan cara memanaskan
daging pada sebuah alat pemanggang dengan media bara api, arang atau charcoal
(yang merupakan sebuah jenis batu yang khusus digunakan untuk kegiatan BBQ)
(Livestock, 2013).
BBQ memiliki sebuah arti lain yang kita ketahui sebagai jenis produk saus rendam
(marinade) daging sebelum proses pemanggangan.
Aktivitas BBQ biasanya dilakukan di luar ruangan (outdoor), misal di taman/kebun,
menggunakan kayu bakar atau arang dan di restoran, BBQ biasanya dilakukan
menggunakan oven metal yang didesain khusus untuk proses BBQ.
2.1.2
Pola Potongan pada Daging Sapi
Kegiatan utama pada BBQ adalah memanggang, daging sapi menjadi menu utama
dalam kegiatan ini walaupun menggunakan variasi makanan hewani segar lain seperti
daging ayam, daging ikan, atau pun protein dari laut lainnya juga banyak dijadikan
alternatif. Untuk itu pembahasan jenis-jenis daging ini, membantu memahami daging
16
17
yang terbaik untuk diolah.Hal yang perlu diperhatikan dalam menyantap daging
adalah cara memotong daging pada sapi yang mempengaruhi cara memasak daging.
Istilah pada potongan daging sapi menjadi nama pada menu-menu steak. Dibawah ini
merupakan potongan pada daging sapi yang menjadi patokan :
Gambar 2.1 Potongan Daging pada Sapi
1) Sirloin
Adalah bagian belakang sapi, daging ini lebih keras dan merupakan bagian
yang terbesar dibanding yang lain.
2) Tenderloin
18
Bagian ini terletak di depansirloin dan di belakang tulang rusuk (rib).
Merupakan bagian paling mahal karena mempunyai tekstur lembut dan
kandungan lemak yang sedikit.
3) Porterhouse atau T-Bone
Bentuknya menyerupai huruf T dan memisahkan serat daging dengan fillet.
Ukuran Porterhouse lebih besar di banding T-Bone.
4) Top Loin / Striploin
Daging porterhouse atau T-Bone yang telah dilucuti tulang nya dan diambil
dari bagian tenderloin pilihan
5) Rib Eye
Daging sekitar tulang rusuk, jika disajikan bersama tulangnya maka dinamakan
Rib Eye Steak
6) Eye Steak/ Flank
Daging otot perut. Daging lebih keras dari daging iga, daging dipukul terlebih
dahulu sebelum diolah agar lebih empuk
2.1.3
Jenis-Jenis Saus Pelengkap BBQ
Dalam penyajian hasil panggang BBQ, maka daging dilengkapi dengan saus
pelengkap. Selain rasa yang terkandung di dalam daging itu sendiri, saus pelengkap
memberikan cita rasa lain yang menambah cita rasa dari daging panggangan itu
19
sendiri. Berikut ini beberapa jenis saus yang biasa melengkapi hasil panggang BBQ
(Okefood, 2013) :
1) Bearnaise Sauce
Kerap kali dipakai di Prancis karena di sanalah tempat kelahiran saus
bearnaise. Masyarakat Prancis sering menamakan saus ini dengan "saus
romantis" karena creamy dan rasanya gurih asam. Saus bernaise dibuat dari
mentega cair, kuning telur, cuka, dan rempah-rempah.
2) Mushroom Sauce
Saus krimini dibuat dari jamur, butter, cream pepper, dan rempah-rempah
3) BBQ Sauce
Saus ini ditemukan oleh Columbus.Memiliki rasa pedas-manis, dibuat dari
pasta tomat, vinegar, liquid smoke, lada dan gula.
4) Rattle Snake Sauce
Dibuat dari racikan jalapeno, mustard, tobasco, dan rempah-rempah.
Namanya yang eksentrik diambil dari jenis ular berderik. Dikarenakan rasa
pedas saus yang mendominasi
5) Teriyaki Sauce
Saus ini dibuat dari kecap asin, cuka jepang, dan gula yang dibuat dengan
perbandingan 1:1.
20
6) Pesto Sauce
Saus dari Italia ini merupakan khas masyarakat Genoa yang sudah dikenal
sejak zaman Romawi Kuno. Pesto diracik dari daun basil, minyak zaitun,
keju parmesan dan kacang pistachio
7) BlackpapperSauce
Saus berbahan dasar dari lada hitam mulai dikenal sebagai salah satu bahan
masakan pada 1840 oleh bangsa Eropa.
2.1.4
Alat Perlengkapan BBQ
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan BBQ yang baik dibutuhkan
perlengkapan BBQ yang dapat mempermudah baik dari kelancaran kegiatan dan
kehigienisannya. Berikut adalah beberapa perlengkapan inti untuk melaksanakan
kegiatan BBQ:
1) Alat pemanggang / Grill
Gambar 2.2 Alat Pemanggang BBQ (Google, 2014)
Ada 2 jenis alat pemanggang, menggunakan gas atau di sebut juga dengan Gas
BBQ Grill, ada juga yang charcoal BBQ grill, menggunakan arang/charcoal.
2) Spatula
21
Gambar 2.3 Spatula (Google, 2014)
Berfungsi untuk membalikkan daging-daging yang ditaruh diatas pemanggang.
3) Garpu BBQ
Gambar 2.4 Garpu BBQ (Google, 2014)
Berfungsi memindahkan daging yang besar, maupun membolak-balikan
daging.
4) Alat penjepit Stainless
Gambar 2.5 Penjepit Stainless (Google, 2014)
Berfungsi untuk mengambil daging – daging yang sudah matang di atas
pemanggang
22
5) Kuas BBQ
Gambar 2.6 Kuas BBQ (Google, 2014)
Alat ini berfungsi untuk mengolesi bumbu pada daging yang akan di panggang
2.2 The 9 Building Blocks
Berdasarkan buku Business Model Generation (Alexander Osterwalder &Yves
Pigneur, 2010) dalam membuat bisnis model sebaiknya didahului oleh 9 basic
building blocks. Dengan membuat 9 Building blocks, akan diperoleh gambaran yang
lebih jelas mengenai strategi yang cocok diterapkan dalam bisnis yang akan
dilakukan. 9 Building blocks terdiri dari: customer segments, value propositions,
channels, customer relationships, revenue streams, key resources, key activities, key
partnerships, dan cost structure merupakan kerangka utama yang harus dimiliki
sebelum melakukan bisnis model ini.
2.2.1
Customer Segments
Pasar merupakan sekumpulan pelanggan (customer) yang memiliki kebutuhan
dan keinginan yang berbeda satu dengan yang lainnya (Osterwalder dan Pigneur,
2010). Hal ini tentunya dapat menyulitkan perusahaan untuk memenuhi semua
keinginan pelanggan.
23
Kotler dan Keller (2011) memiliki pandangan bahwa segmentasi pasar adalah
sebuah proses pembagian pasar menjadi beberapa segmen yang memiliki
karakteristik sejenis berdasarkan kriteria tertentu seperti geografis, demografis,
psikografis, dan perilaku.
Dengan membagi pasar menjadi segmen-segmen maka perusahaan dapat
memilah konsumen dan mencermati segmen manakah yang berpotensi untuk
dikembangkan. Maka dari itu proses dari segmentasi tersebut akan membantu
perusahaan guna membuat value proposition yang sesuai dengan preferensi
konsumen sehingga jasa yang ditawarkan akan lebih mudah diterima.
Menurut Osterwalder dan Pigneur konsumen disegmentasikan jika :
1) kebutuhan mereka memerlukan dan menginginkan penawaran yang berbeda
2) dibedakan berdasarkan pencapaian saluran distribusinya
3) konsumen membutuhkan bentuk kerjasama yang berbeda
4) secara substansial berbeda kemampuan profitabilitasnya
5) mereka bersedia membayar sisi lain dari sebuah penawaran.
2.2.2
Value Propositions
Value Proposition adalah kumpulan manfaat yang perusahaan tawarkan
kepada konsumen (Osterwalder dan Pigneur, 2010). Value Propositions merupakan
satu keunikan yang menentukan mengapa produk atau jasa tersebut pantas dipilih
oleh pelanggan. Value Propositions ini memberi tawaran untuk memecahkan masalah
pelanggan dan
memenuhi keinginan pelanggan. Keunikan yang ditawarkan ini
24
haruslah sesuatu yang menonjol berbeda dibanding dengan pesaing, namun juga
harus sesuatu yang betul-betul didambakan oleh Customer Segment ini.
2.2.3
Channels
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), channels merupakan media di mana
perusahaan dapat menyalurkan produknya (value proposition) kepada konsumen
(customer segments). Channel membantu perusahaan sebagai sebuah sarana untuk
menyampaikan Value Proposition yang dimaksud. Terdapat lima fase channel, yaitu
awareness, evaluation, purchase, delivery, dan after sales.
1. Awareness
Awareness
channel
bertujuan
untuk
meningkatkan
awareness
konsumen terhadap perusahaan dan pelayanan yang ditawarkan.Dengan
konsep awareness yang digunakan adalah viral marketing, maka penggunaan
sosial media sebagai channel utama.
2. Evaluation
Evaluation channel bertujuan untuk memberikan bantuan kepada
konsumen di mana mereka dapat menyampaikan tanggapan mengenai layanan
yang diberikan.Forum online dan customer service merupakan evaluation
channel yang dapat diterapkan.
25
3. Purchase
Purchase channel merupakan cara pembayaran yang dapat dilakukan
oleh konsumen atau siapa saja yang menggunakan jasa pelayanan yang
terdapat pada perusahaan tersebut.
4. Delivery
Delivery
channel
adalah
channel
yang
dipergunakan
untuk
menyampaikan value preposition yang ditawarkan oleh perusahaan kepada
konsumer.Layanan perusahaan di bidang jasa menjadikan delivery channel
penting untuk diperhatikan serta dikembangkan.
5. After sales
After sales channel adalah channel yang dipergunakan oleh
perusahaan untuk memberikan bantuan kepada para konsumen yang telah
membeli produk atau jasa dari perusahaan tersebut.
2.2.4
Customer Relationships
Customer relationships menjelaskan tipe hubungan yang dibangun oleh
perusahaan dengan masing-masing customer segments. Customer relationships
bertujuan untuk memperoleh konsumen baru, repeat buying oleh konsumen, dan
menambah penjualan. Terdapat 6 jenis hubungan yang dapat terjadi antara
perusahaan dengan customer segments jika merujuk pada Osterwalder dan Pigneur
26
(2010) yaitu: Personal assistance, Dedicated personal assistance, Self-service,
Automated services, Communities, dan Co-Creation.
2.2.5
Revenue Streams
Berdasarkan Osterwalder dan Pigneur (2010), revenue streams menggambarkan
jumlah pendapatan yang diperoleh perusahaan dari masing-masing customer segment.
Dalam bisnis model, terdapat dua jenis revenue streams yaitu:
1) Pendapatan transaksi yang berasal dari pembayaran konsumen biasa
2) Pendapatan berulang (recurring) yang berasal dari pembayaran konsumen
langganan, atau layanan pasca-pembelian untuk konsumen.
Terdapat beberapa cara untuk memperoleh revenue streams, yakni penjualan
aset, penggunaan jasa oleh konsumen, biaya berlangganan, biaya penyewaan, lisensi,
biaya perantara (antar dua pihak), dan periklanan.
Masing-masing revenue stream memiliki mekanisme harga yang berbeda.
Mekanisme harga yang dipilih akan berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh
perusahaan. Terdapat dua macam mekanisme harga menurut Osterwalder dan Pigneur
(2010), yakni:
1) Fixed menu pricing, di mana harga ditentukan berdasarkan variabel statis.
2) Dynamic pricing, di mana harga dapat berubah, ditentukan dengan
menyesuaikan kondisi pasar.
27
2.2.6
Key Resources
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), setiap bisnis model membutuhkan
key resources, yaitu faktor-faktor penting yang dibutuhkan perusahaan dalam
menjalankan bisnis agar dapat berjalan dengan sukses.
Key resources
yang dibutuhkan tiap perusahaan berbeda-beda tergantung oleh bidang bisnis mereka.
Key resources dapat dikategorikan menjadi fisik contohnya bangunan, kendaraan,
mesin, jaringan distribusi; intelektual contohnya merk, pengetahuan, hak paten dan
copyright, kemitraan; sumber daya manusia, dan finansial contohnya kas dan stok
saham.
2.2.7
Key Activities
Key activities adalah kegiatan-kegiatan penting dalam operasional yang
dilakukan oleh perusahaan untuk menjalankan bisnis (Osterwalder dan Pigneur,
2010). Seperti key resources, key activities bertujuan untuk menghasilkan value
proposition, dikenal pasar, menjaga customer relationships, dan memperoleh
revenue.
Key activities tiap perusahaan berbeda-beda bergantung oleh jenis usaha
perusahaan itu sendiri. Key activities dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu proses
produksi, problem solving, dan platform/network. Perusahaan dengan key activities
produksi bekerja dalam mendesain, membuat, dan mengantar produk mereka.
Perusahaan dengan key activities problem solving bekerja untuk menemukan solusi
bagi tiap permasalahan konsumer. Sedangkan perusahaan dengan key activities
platform/network bekerja dalam bidang platform atau jaringan.
28
2.2.8
Key Partnerships
Key partnerships menggambarkan hubungan antara partner atau supplier dan
buyer guna menjaga keberlangsungan bisnis tersebut (Osterwalder dan Pigneur,
2010). Terdapat empat tipe partnership, yaitu:
1) Aliansi antara perusahaan non-kompetitor
2) Coopetition: partnership antara kompetitor
3) Joint ventures untuk membuat bisnis baru
4) Hubungan buyer-supplier untuk menjamin ketersediaan supply.
Osterwalder dan Pigneur (2010) menjabarkan tiga alasan perusahaan menjalin
kemitraan, yakni:
1. Optimalisasi dan skala ekonomi
Relasi yang terjalin antara buyer dan supplier bertujuan untuk
menciptakan pengalokasian sumber daya dan juga aktifitas yang ada
seoptimal mungkin. Selain itu, optimalisasi dan skala ekonomi biasa juga
berlanjut hingga adanya pengurangan atau penurunan biaya dan sering juga
memiliki infrasuktur yang digunakan bersamaan.
2. Mengurangi resiko dan ketidakpastian
Kemitraan dapat mengurangi resiko dalam lingkungan persaingan
yang identik dengan ketidakpastian.
3. Mengakuisisi sumber daya tertentu
29
Kemitraan bisa juga dimotivasi guna mengakuisisi suatu sumber daya
tertentu daripada mereka harus membuat atau meriset sendiri, yang tentunya
memakan waktu dan biaya.
2.2.9
Cost Structure
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), cost structure memperkirakan
jumlah biaya yang dibutuhkan perusahaan untuk menghasilkan produk atau jasa.
Biaya ini dapat dihitung setelah menentukan Key Resources, Key Activities, dan Key
Partnerships.
Terdapat dua jenis cost structure bisnis model, yakni cost-driven yang fokus
meminimalkan biaya sebisa mungkin, dan value-driven yang fokus menciptakan
value produk.
Beberapa karakteristik cost structure berdasarkan Osterwalder dan Pigneur
(2010) adalah:
1. Fixed costs
Fixed cost atau biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah,
berapapun jumlah produk atau jasa yang dihasilkan. Contohnya adalah gaji,
biaya sewa, fasilitas pabrik, dll.
2. Variable costs
Variable costs atau biaya tidak tetap merupakan biaya yang berubahubah bergantung oleh jumlah produk atau jasa yang dihasilkan.
30
3. Economies of scale
Economies of scale atau skala ekonomi merupakan penurunan biaya
yang digunakan sebagai akibat meningkatnya hasil produksi.
4. Economies of scope
Economies of scope merupakan
penurunan biaya yang digunakan
sebagai akibat bartambah luasnya area operasi.
Untuk struktur pembiayaan sendiri terdiri dari tiga komponen yaitu
setup cost, bahan baku , serta biaya operasional. Setup cost adalah dana yang
dibutuhkan untuk menjalankan bisnis model ini.
2.3 The Business Model Canvas
Sebuah model bisnis adalah gambaran mengenai manajemen strategis untuk
pengembangan baru ataau mendokumentasikan bisnis model yang ada. Disini untuk
menggambarkan proposisi nilai perusahaan, infrastruktur, pelanggan serta keuangan.
Proses ini sangat membantu perusahaan dalam menyeimbangkan kegiatan mereka.
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010) Pengertian business model adalah cara
rasional tentang bagaimana sebuah organisasi didirikan, disampaikan
dan
digambarkan dalam sebuah nilai. Cara penggunaan The Business Model Canvas
adalah dengan mencetak kertas dalam skala besar sehingga kelompok dapat bertukar
pikiran di mulai dengan membuat sketsa serta mendiskusikan setiap elemen dalam
model bisnis tersebut, caranya dengan menempelkan post it, menulis dengan spidol
untuk mendorong sebuah diskusi, kreatifitas dan analisis.
31
Gambar 2.7 The 9 Building Blocks (Business Model Generation, 2010)
2.4 Teori Porter 5 Forces
Porter Five Forces Model adalah suatu kerangka kerja yang digunakan untuk
menganalisa tingkat persaingan di lingkungan industri perusahaan yang dibagi
kedalam lima sisi kekuatan yaitu ancaman produk pengganti, kekuatan tawar –
menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok, ancaman pendatang baru, dan
persaingan diantara industri sejenis (Porter, 1998).
32
Gambar 2.8 Five Forces Analysis
Sumber : dikutip dari Michael E.Porter, “How Competitive Forces Shape
Strategy,”Harvard Business Review 57 no. 2 ( March – April 1979) dan Michael
Porter, “The Five Competitive Forces That Shape Strategy,” Harvard Business
Review 86, no. 1 (Januari 2008).
Persaingan dalam suatu industri tidak hanya terbatas pada pemain konvensional
yang ada. Produk pengganti, pembeli, pemasok, serta pendatang baru potensial,
semuanya merupakan pesaing bagi perusahaan-perusahaan dalam industri. Kelima
kekuatan persaingan di atas secara bersama-sama menentukan intensitas persaingan
dalam sebuah industri, dan kekuatan yang paling besar akan sangat menentukan serta
menjaadi sesuatu yang penting dari sudat pandang perumusan strategi.
Berikut merupakan penjelasan kelima elemen Porter Five Forces Model :
33
1) Ancaman Dari Produk Pengganti (Threat of Substitute Products or Services)
Semua perusahaan dalam suatu industri bersaing dengan produk pengganti,
walaupun terdapat perbedaan karateristik, barang substitusi dapat memberikan
fungsi atau jasa yang sama. Ancaman dari produk pengganti ini tinggi jika
konsumen biaya yang harus dikeluarkan antara produk pengganti dan produk
kita sangat tipis, maksudnya produk penganti memiliki harga yang lebih
murah atau kualitasnya sama bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu
industri.
2) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Bargaining Power of Buyer)
Para pembeli biasanya akan membeli barang yang termurah yang dapat
diperolehnya. Untuk mengurangi biaya mereka, biasanya pembeli meminta
kualitas yang lebih tinggi, pelayanan yang terbaik, dan tentu saja harga yang
lebih murah. Tindakan ini akan menyebabkan persaingan yang kuat di antara
perusahaan yang ada dalam suatu industri yang sama. Biasanya kekuatan
tawar menawar pembeli tinggi jika :

Pembeli membeli dalam jumlah besar

Produk yang dibeli adalah produk standar dan tidak terdiferensiasi

Pembeli memperoleh laba yang rendah

Produksi Industri adalah tidak terlalu penting untuk produk dan jasa
pembeli

Pembeli menempatkan suatu ancaman melakukan integrasi ke hulu
untuk membuat produk industri
34
3) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Bargaining Power ofSupplier)
Pemasok dapat menekan perusahaan yang ada di dalam suatu industri dengan
cara menaikan harga serta menurunkan kualitas barang yang dijualnya. Jika
perusahaan tidak dapat menutupi kenaikan biaya melalui struktur harganya,
maka pendapatan laba perusahaan tersebut dapat menurun karena tindakan
pemasok tadi. Kekuatan tawar menawar pemasok tinggi jika :

Hanya ada beberapa perusahaan

Produknya unik

Industri tersebut bukanlah pelanggan yang penting dari pemasok

Pemasok memperlihatkan ancaman untuk melakukan integrasi hilir
4) Ancaman Pendatang Baru (Threats of New Entrants)
Pendatang baru dalam industri biasanya mengancam pesaing yang ada
disebabkan karena pendatang baru seringkali; (1) membawa kapasitas baru,
(2) ingin merebut pangsa pasar yang ada, (3) memiliki sumberdaya yang
besar. Maka akan ada sebuah persaingan yang baru yang dihadapi perusahaan
terdahulu.
Kemungkinan perusahaan memasuki suatu industri adalah fungsi dari dua
faktor yaitu; (1) hambatan memasuki industri dan (2) reaksi dari perusahaan
yang sudah ada. Apabila hambatan untuk masuk masih tinggi, dan pendatang
baru mendapatkan reaksi yang tajam dari pemain lama dalam industri maka
pendatang
serius.
baru tersebut tidak menimbulkan suatu ancaman masuk yang
35
Menurut sebuah jurnal : Invented competitor :a new competitor analysis
methodology oleh Liam Fahey memberikan sebuah pengertian apa itu
invented competitor, yang ada pengaruhnya dengan ancaman akan pendatang
baru. Menurut Liam Fahey invented Competitor adalah pesaing yang bisa
muncul di masa depan tetapi masih belum ada pada saat ini.
5) Ancaman Dari Industri Sejenis (Rivalry Among Existing Competitors)
Rivalitas di kalangan pesaing yang ada berbentuk perlombaan untuk
mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik seperti persaingan harga,
pengiklanan secara besar-besaran, introduksi produk, dan meningkatkan
pelayanan dan jaminan kepada pelanggan. Persaingan terjadi karena satu atau
lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk
memperbaiki posisi. Gerakan persaingan oleh satu perusahaan mempunyai
pengaruh besar terhadap pesaingnya dan dengan demikian dapat mendorong
perlawanan atau usaha untuk menandingi gerakan tersebut.
Menurut Thompson et al. (2011) Intensitas persaingan antara pelaku bisnis
tinggi jika :

Permintaan
konsumen
terhadap
produk
dan
jasa
mengalami
pertumbuhan yang lambat

Permintaan konsumen mengalami penurunan secara drastis dan para
penjual masih memiliki persediaan stok barang yang melebihi
kapasitas
36

Para pelaku bisnis secara aktif selalu melakukan langkah baru untuk
mendapatkan posisi pada pasar mereka. Seperti yang sudah dijelaskan
di awal, pelaku bisnis dapat melakukan dengan cara melakukan
inovasi, penurunan harga, persaingan harga, pengiklanan secara besarbesaran, promosi penjualan, pilihan produk yang lebih variatif dan
meningkatkan mutu pelayanan.

Didalam suatu industri terdapat pesaing yang masing-masing dari
mereka memiliki kekuatan atau daya saing yang seimbang.

Konsumen tidak membutuhkan biaya yang besar untuk berpindah dari
merek yang satu ke merek lainnya

Produk dari pesaing menjadi produk yang semakin standarisasi
sebagai produk komoditi dan tidak identik atau sulit di tiru.

Jika kompetitor tidak merasa puas dengan posisi di dalam pangsa
pasar mereka sehingga mereka melakukan langkah agresif seperti :
pemotongan harga, memberikan diskon spesial, pinjaman bunga
rendah atau tidak berbunga, lebih gencar melakukan kegiatan promosi
dan iklan, melakukan merger dengan kompetitor lain untuk
mendapatkan kekuatan yang lebih besar

Kompetitor mulai menggunakan objektif dan strategi yang sangat
berbeda dari konsep atau peraturan umum dalam mencapai pangsa
pasar baru.
37

Pelaku bisnis pasar yang berasal dari luar industri melakukan akuisisi
terhadap perusahaan lemah di dalam lingkungan industry dan
mentranformasikan perusahaan tersebut menjadipesaing yang jauh
lebih kuat dari sebelumnya.
2.5 Feasibility
Feasibility Study adalah dokumen yang berisi penjelasan kelayakan suatu
jenis usaha yang akan dikembangkan. Studi ini mencakup Business Plan yang
menganalisa
berbagai
macam
solusi
dan
rekomendasi
terhadap
berbagai
kemungkinan persoalan dan tantangan sebelum usaha tersebut dijalankan. Dalam
mempersiapkan Feasibility Study kita harus mengasumsikan bahwa pembaca tidak
mengenal usaha kita dan perkembangan industrinya. Referensi mengenai industri
dari usaha yang akan dikembangkan baik dalam bentuk kliping atau surat
keputusan pemerintah perlu dilampirkan. Feasibility Study
harus mencantumkan
informasi mengenai operasi perusahaan
sebagai berikut:
1) Tipe organisasi atau perusahaan yang berisi jenis perusahaan atau badan
hukumnya
2) Referensi tanggal informasi yang berupa tanggal informasi dikeluarkan atau
diperoleh lokasi usaha
3) Produk atau jasa yang dihasilkan
4) Ringkasan sejarah perusahaan
38
5) Kegiatan operasional yang diusulkan
6) Kompetisi usaha
7) Pelanggan
8) Para supplier
2.6 Finance Management
Finance mempelajari bagaimana individu, bisnis, dan/atau organisasi
meningkatkan, mengalokasikan, dan menggunakan sumber daya moneternya sejalan
waktu serta menghitung resiko dalam menjalankan proyek mereka.
2.6.1 Biaya
Menurut Mulyadi (2005), Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang
diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan
akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Biaya Pemasaran
Menurut Mulyadi (2005) biaya pemasaran dalam arti sempit dibatasi artinya
sebagai biaya penjualan, yaitu biaya – biaya yang dikeluarkan untuk menjual produk
ke pasar. Sedangkan biaya pemasaran dalam arti luas meliputi semua biaya yang
terjadi sejak saat produk selesai diproduksi dan disimpan dalam gudang sampai
dengan produk tersebut diubah kembali dalam bentuk uang tunai.
39

Biaya Promosi
Menurut Philip Kotler yang dialihbahasakan Benyamin Molan (2010), Biaya
promosi adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan untuk promosi.

Biaya Layanan Konsumen
Menurut Philip Kotler (2010), Biaya layanan konsumen adalah sekumpulan
biaya yang dikeluarkan untuk mengevaluasi, mendapatkan, dan menggunakan produk
atau jasa tersebut.
2.6.2
Laporan Keuangan
Menurut Munawir (1998), Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas
suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang berkepentingan yang menggunakan data
atau aktivitas perusahaan tersebut. Pihak – pihak yang berkepentingan tersebut dapat
berupa manajemen perusahaan, pemilik perusahaan, kreditur, investor, karyawan,
lembaga pemerintah dan masyarakat umum.
Menurut Tandelilin (2001), jenis – jenis laporan keuangan berdasarkan
informasi yang dikandungnya dapat dibagi dalam tiga laporan keuangan, yaitu :
1.
Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan kondisi
finansial perusahaan pada suatu waktu tertentu.
Dalam kenyataannya, bisa saja satu hari setelah disusun kondisi keuangan
perusahaan sudah mengalami perubahan.Neraca merupakan laporan mengenai
40
aktiva, kewajiban dan ekuitas perusahaan pada suatu waktu tertentu, dimana
penyusunan aset dalam neraca disusun berdasarkan likuiditasnya, sedangkan
penyusunan kewajiban dalam neraca disusun berdasarkan jangka waktu jatuh
temponya. Laporan posisi keuangan harus seimbang antara total aktiva dan
total gabungan dari kewajiban dan ekuitas.
2.
Laporan Rugi Laba
Laporan rugi laba adalah ringkasan profitabilitas perusahaan selama
periode waktu tertentu, yang menunjukkan penghasilan yang diperoleh, biaya
yang dikeluarkan dan elemen – elemen lain pembentuk laba dalam periode
waktu tertentu. Laporan ini mencerminkan perbedaan antara penghasilan dan
biaya
sehingga
menghasilkan
keuntungan
ataupun
kerugian
bersih
perusahaan.
Dalam laporan tersebut, ada pengelompokan biaya seperti :
o Biaya produksi
Berkaitan dengan biaya – biaya yang langsung terkait dengan aktivitas
produksi barang – barang dan jasa yang akan dijual perusahaan.
o Biaya administrasi dan umum
Berkaitan dengan biaya overhead, biaya gaji, pengiklanan, dan biaya
lainnya yang tidak terkait langsung dengan biaya produksi barang dan
jasa.
41
o Biaya bunga
Berkaitan dengan biaya yang harus dikeluarkan sebagai konsekuensi
penggunaan utang.
o Biaya pajak penghasilan
Berkaitan dengan kewajiban perusahaan untuk membayar sejumlah
pajak kepada pemerintah. Bagi investor, informasi laba tersebut dapat
dijadikan sebagai dasar dalam menilai tingkat pengembalian investasi
yang dilakukan (tingkat pengembalian terhadap investasi – ROI), atau
seberapa besar pendapatan yang akan diperoleh dari setiap saham yang
dibeli investor. Tetapi laporan rugi laba tersbeut tidak dapat
menggambarkan kecenderungan keuangan perusahaan di masa yang
akan datang, untuk itu diperlukan adanya perbandingan laporan
beberapa tahun sebelumnya secara berurutan.
3.
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang memuat aliran kas yang
berasal dari tiga sumber yaitu :
1. Operasional perusahaan
Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas
seperti
melunasi
hutang,
pembiayaan
operasional
perusahaan,
pengumpulan kas yang berasal dari konsumen, dan arus kas baik
masuk ataupun keluar lainnya dari aktivitas operasi perusahaan.
2. Investasi
42
Menunjukkan arus kas yang keluar dan masuk perusahaan yang
berkaitan dengan kegiatan investasi perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan di masa mendatang.
3. Aktivitas finansial
Menunjukkan arus kas yang keluar dan masuk perusahaan dari para
investor, kreditur, atau pemilik perusahaan.
2.6.3 Alat Analisis Investasi
Dalam menjalankan usaha pada umumnya menggunakan metode – metode
penilaian investasi yang diantaranya adalah dengan menggunakan metode :
1. Payback Period
Menurut Husain Umar (2000), Payback period adalah suatu periode
yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial
cash investment)
Menurut F Weston dan E. F Bringham (1993), Payback period adalah
jumlah tahun yang dibutuhkan agar pengembalian – pengembalian
yang diterima menyamai jumlah yang diinvestasikan.
Untuk mengetahui sejauh mana investasi itu kembali, maka
dirumuskan sebagai berikut :
Payback
initial
x
Period =
investment
tahun
cash flow
1
43
Jika payback period > umur ekonomis, investasi ditolak sedangkan
jika payback period < umur ekonomis, investasi diterima.
2. Net Present Value
Mengacu kepada pendapat Umar, H. (2007), Net Present Value yaitu
selisih antara Present Value dari investasi dengan nilai sekarang dari
penerimaan – penerimaan kas bersih ( aliran kas operasional maupun
aliran kas terminal ) di masa yang akan datang.
Warren, C.S., Reeve, J.M., Fess, P.E. (2002), berpendapat bahwa “Net
Present Value method analyzes capital investments proposals by
comparing the initial cash with the present value of the net cash flows.
It is sometimes called the discounted cash flow method”
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003), Net Present Value (NPV) atau
nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih
(PV of Proceed) dengan PV investasi (Capital Outlays) selama umur
investasi.Selisih antara niai kedua PV itulah yang dikenal dengan Net
Present Value (NPV). Menurut Arthur J Keown (2005) Net Present
Value dari proposal investasi yang sebanding dengan present value
dari free cash flow dikurangi initial outlay investasi.
44
Dimana :
CFt
= Free Cash Flow per tahun dalam periode t
r
= Sesuai dicount rate (required rate of return)
CFo
= Initial Cash Outlay
Τ
= The project’s expected life
Kriteria NPV :
Jika NPV (+), investasi diterima
Jika NPV (-), investasi ditolak
3. Internal Rate of Return
Mengacu kepada pendapat Umar, H. (2007), metode Internal Rate of
Return (IRR) adalah metode yang digunakan untuk mencari tingkat
bunga yang menyamakan 26 nilai sekarang dari arus kas yang
diharapkan
di
masa
datang,
atau
penerimaan
kas,
dengan
mengeluarkan investasi awal.
Warren, C.S.,Reeve, J.M.,Fess, P.E. (2002), menyatakan bahwa
“Internal Rate of Return method uses present value concepts to
compute the rate of return from the net cash flows expected from
capital investment proposal. This method is sometimes called the timeajdusted rate of return method.”
Net Present Value kadang kurang lengkap untuk digunakan sebagai
satu – satunya penilaian investasi. Karena dalam nilai sekarang
penanaman lebih besar dari jumlah investasi awal.Tetapi kelebihan
45
dari hasil di atas investasi awal secara presentase tidak diketahui, oleh
karena itu perusahaan ingin mengetahui presentase dari pengambilan
penanaman setelah dikonversi kedalam nilai sekarang.
Rumus dari Internal Rate of Return (IRR) adalah sebagai berikut :
Metode ini diterapkan dengan prosedur :
1. Mencari Net Present Value dari investasi.
2. Apabila nilai sekarang bersih positif, maka tingkat hasil
dinaikkan sampai menunjukkan nilai sekarang bersih negatif.
Atau sebaliknya apabila nilai sekarang bersih negatif, maka
tingkat hasil sampai nilai sekarang bersih positif.
Menurut H.M Yacob ibrahim (1997), kriteria penilaian dengan
menggunakan metode ini adalah bila nilai IRR yang didapat
lebih besar dari tingkat bunga udang yang berlaku dalam
masyarakat, maka investasi diterima.Dan sebaliknya, bila nilai
IRR lebih kecil dari tingkat bunga yang berlaku dalam
masyarakat, maka investasi ditolak.
2.7
Teori Pemasaran
2.7.1
Pengertian Pasar
Menurut Kotler dan Amstrong (2008), Pasar memiliki arti seperangkat aktual
dan kemampuan pembeli dari sebuah produk .
46
Menurut Kotler, Bowen dan Makens (2002) pasar terdiri dari pembeli dan
pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan,
sumber daya, lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli.
Menurut sebuah jurnal marketing analysis toolkit : market size and Market
Share analysis oleh Thomas Steenburgh dan Jill Avery yang menjelaskan pemahaman
pasar sebelum mengetahui sasaran pasar.
Pasar Potensial adalah himpunan konsumen yang memiliki minat dalam produk
berpotensi relevan. Namun, konsumen di pasar potensial mungkin tidak mampu
menerjemahkan kepentingan mereka untuk penjualan, pendapatan tertentu dan
kendala akses pasar. Atau bahkan meskipun produk tersebut berpotensi relevan untuk
mereka, mereka mungkin tidak menyadari ketersediaannya karena komunikasi
pemasaran yang buruk.
Ketersediaan Pasar adalah himpunan konsumen yang memiliki minat,
pendapatan, dan akses pasar untuk produk tertentu.
2.7.2 Pengertian Pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong, pemasaran adalah sebuah proses perusahaan
menciptakan nilai untuk konsumennya dan membangun hubungan yang kuat dengan
konsumen dengan tujuan untuk menciptakan keuntungan dari konsumen.
47
2.7.3 Pengertian Strategi Pemasaran
Strategi Pemasaran menurut Kurtz (2008) adalah sebuah keseluruhan program
perusahaan untuk menentukan target pasar dan memuaskan konsumen dengan
membangun kombinasi elemen dari bauran pemasaran, distribusi, promosi, dan harga.
Kegiatan pemasaran yang selama ini dikenal hanya sekedar memberikan
informasi dan membeli sebuah produk padahal
menurut Kotler dan Amstrong,
(2008) pemasaran tidak hanya berkutat pada “telling and selling” tapi lebih dari itu,
pemasaran menurut mereka secara singkat adalah “new sense of satisfying customer
needs”. Pengertian pemasaran menurut Kotler dan Gary Amstrong dalam buku nya
Principles of Marketing adalah :
“The Process by which companies create value for customer and build strong
customer relationship inorder to capture value from customer in return”
Jadi kegiatan pemasaran, lebih besar maknanya apalagi jika sudah
bersinggungan dengan kebutuhan seseorang, tidak hanya cukup dengan sebuah
produk terbeli tapi bagaimana konsumen memberikan nilai tersendiri kepada produk
tersebut, sehingga akhirnya menjadi loyal terhadap sebuah produk bahkan
perusahaannya.
Perusahaan menyiapkan strategi pemasaran dengan memilih segmen konsumen
terbaik yang dapat menciptakan keuntungan yang sebesarnya. Proses ini meliputi
market segmentation, market targeting, positioning dan differentiation.
48
1)
Market Segmentation
Segmentasi yang lengkap membutuhkan biaya yang tinggi, dan kebanyakan
pelanggan tidak dapat membeli produk yang benar-benar disesuaikan dengan
kebutuhan.Untuk itu, perusahaan mencari kelas-kelas pembeli yang lebih besar
dengan kebutuhan produk atau tanggapan membeli yang berbeda-beda.Segmen
pasar menurut Kotler dan Amstrong (2008) adalah membagi sebuah pasar
menjadi grup-grup pembeli dengan keinginan, karateristik, atau perilaku yang
berbeda-beda. Pembagian pasar menurut Kottler :
a. Geografik
Segmentasi geografik adalah membagi kesuruhan pasar menjadi kelompok
homogen berdasarkan lokasi. Pendekatan ini membantu mengidentifikasi
secara umum akan kebutuhan konsumen di suatu lokasi, walaupun
sebenarnya lokasi geografis tidak menjamin bahwa semua konsumen di
lokasi tersebut mempunyai keputusan pembelian yang sama.
b. Demografis
Segmentasi dari demografis dibagi menjadi :
1) Usia : Kebutuhan dan keinginan konsumen berubah seiring usia
2) Jenis Kelamin : membagi pasar sesuai jenis kelamin
3) Pendapatan : Membagi pasar sesuai kelompok pendapatan yang
berbeda-beda
49
c. Psychographic
Membagi pasar berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, dan karateristik
pribadi.
d. Tingkah Laku
Membagi pasar berdasarkan pengetahuan konsumen, sikap, dan respon
terhadap produk.
2)
Market Targeting
Setiap perusahaan dapat masuk ke dalam satu atau beberapa segmen
pasar.Setelah perusahaan mendefinisikan segmen pasar, Market Targeting
mengevaluasi ketertarikan dari masing-masing segmne dan memilih segmen
pasar.
3)
Positioning
Positioning adalah Memposisikan suatu produk dengan jelas, tepat, dan
berbeda untuk bersaing di pikiran target konsumen .
4)
Differentiation
Differentiation adalah membuat suatu perbedaan kepada target konsumen
dengan menciptakan nilai yang berbeda di pikiran konsumen.
2.7.4 Bauran Pemasaran
Logikanya setelah mengetahui bidikan pasar untuk mendapatkan target pasar
yang diinginkan, harus ada rencana detail dalam bauran pemasarannya. Menurut
Kottler (2008), bauran pemasaran adalah seperangkat taktik pemasaran yang dapat di
50
kontrol meliputi produk, harga, tempat, dan promosi yang di padukan perusahann
untuk menciptakan respon dari target pasarnya. Empat bauran pemasaran :
1) Produk ( Product )
Produk adalah kombinasi benda dan jasa dari perusahaan yang ditawarkan ke
target pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Produk secara luas
meliputi desain, merek, hak paten , positioning, dan pengembangan produk.
Produk bisnis ini adalah sebuah Inovasi yang merupakan perpaduan antara
kebutuhan dan kemudahan bagi pelanggan. kehadiran sebuah produk yang baru,
sehingga disadari adanya tahapan yang harus diambil untuk memperkenalkannya.
Menurut Kotler and Gary Amstrong ada sebuah proses dalam pengambilan
sebuah keputusan terhadap produk baru oleh konsumen.
Produk baru maksudnya adalah “a good , service, and idea that is perceived by
some potential customer as new”
Menurut David W. Cravens dan Nigel F. Piercy dalam bukunya Strategic
Marketing ada 3 tipe produk baru :
1) Transformational Innovation : Produk ini baru dan nilai yang diciptakan
substansial . Contoh : Penemuan Mesin ATM
2) Substantial Innovation : Produk baru yang cukup signifikan dan menciptakan
nilai penting bagi pelanggan/ konsumen. Contoh : Diet Coke (menciptakan
minuman bersoda yang mengandung sedikit gula)
51
3) Incremental Innovation : Produk baru yang diciptakan dari hasil improvisasi
dari inovasi sebelumnya . Contoh : rasa baru pada minuman bersoda Fanta
(yang biasanya rasa stroberi, kini dibuat rasa apel)
Dalam mengembangkan sebuah produk baru dibutuhkan sebuah perencanaan
yang efektif dalam prosesnya, berdasarkan David W. Cravens dan Nigel F.
Piercy gambar dibawah ini adalah tahapan dalam sebuah perencanaan efektif :
Gambar 2.9 Tahapan Perencanaan Efektif (hasil olahan sendiri, 2014)
Awal mula dari perencanaan ini adalah sesuatu yang harus sering dilakukan,
yaitu melakukan analisis terhadap kebutuhan dari konsumen. Dari informasi
keinginan dari para konsumen membuat rangsangan ide tercipta, kemudian
dari banyak nya ide yang bermunculan terkait dengan keinginan dari para
konsumen kita melakukan penyaringan yang gunanya untuk mengeliminasi
ide-ide yang tidak menjanjikan, karena mengembangkan sebuah ide ketahapan
selanjutnya pada proses pengembangan produk baru tidak mengerluakan
52
sedikit, sehingga sebisa mungkin kita melakukan penyaringan ide agar lebih
terfokus. Sebelum menentukan keputusan pada pengembangan produk baru,
kita perlu melakukan analisa bisnis untuk membuat estimasi biaya dan
pendapatan
yang
akan
diperoleh.
Sampai
pada
tahap
selanjutnya
pengembangan produk
2) Harga (Price)
Harga adalah sejumlah uang yang
harus dikeluarkan konsumen untuk
mendapatkan suatu produk dan jasa. Harga juga merupakan pesan yang
menunjukkan bagaimana suatu brand memposisikan dirinya di pasar.
3) Distribusi (Distribution)
Distribusi meliputi aktivitas perusahaan dalam membuat produknya tersedia di
target pasar, Strategi pemilihan tempat meliputi transportasi, pergudangan,
pengaturan, persediaan, dan cara pemesanan bagi konsumen.
4) Promosi (Promotion)
Promosi adalah aktifitas perusahaan untuk mengkomunikasikan produk dan
jasanya serta mempengaruhi target konsumen untuk membeli. Kegiatan promosi
antara lain: iklan, personal selling, promosi penjualan, dan public relation.
2.7.5 Experiental Marketing
Sebuah Jurnal berjudul Experiental Marketing vs. Traditional Marketing :
Creating Rational and Emotional Liaisions with consumer oleh Dainora Grundey
menjelaskan
bahwa
Experiental Marketing adalah pemasar cenderung ingin
53
melibatkan konsumen dengan sebuah pengalaman yang luar biasa dengan
memberikan kesempatan konsumen untuk terlibat secara fisik, mental, emosional dan
spiritual dalamkonsumsi produk atau jasa yang membuat interaksi bermakna nyata.
B. Scmitt seorang pencetus Experiental Marketing mengatakan dalam jurnal
yang di buat
oleh Dainora bahwa Experiental Marketing
adalah disiplin
menciptakan produk dan jasa yang mempertimbangkan semua elemen dibawah ini.
Schmitt mengidentifikasi ada lima jenis pengalaman atau Strategic Experience
Modules:
Gambar 2.10 The Experiental Grid (Rumania Journal Ekonomi, 2008)
1. Sense: segala aspek sensual dan nyata dari suatu produk atau pengalaman
yang di pengaruhi oleh
kelima indera penglihatan, suara, aroma, rasa dan
sentuh. Pengalaman rasa sangat berguna untuk membedakan produk atau jasa, untuk
memotivasi pelanggan potensial dan untuk menciptakan perasaan bernilai dalam
sebuah
pemikiran
pembeli.
2. Feel : Feel pada pemasaran dikhususkan untuk merangsang dan mempengaruhi
(penciptaan suasana hati dan emosi) yang ada pada perusahaan dan merek. Jelas,
54
perasaan positif atau negatif terhadap suatu produk atau jasa akan mempengaruhi
sejauh
mana
itu
dikonsumsi.
3. Think: Tujuan dari think marketing adalah untuk mendorong pelanggan
untuk
dapat
4.
terlibat
dalam
mengakibatkan
Act
:
melalui
Act
pemikiran
penilaian
marketing
perilaku
dari
elaborasi
ulang
berorientasi
pelanggan,
baik
pada
pada
secara
dan
kreatif
perusahaan
dan
penciptaan
pribadi
yang
produk.
pengalaman
maupun
dalam
perusahaan. Tujuannya adalah untuk mengubah perilaku jangka panjang dan
kebiasaan
yang
dikutip
mendukung
dari
TahunXI,
produk
Rumania
no.29
atau
jasa
Journal
(3)
tertentu.
Ekonomi
2008
140.
5. Relate: relate mengembangkan penginderaaan, perasaan, kesadaran, dan tindakan
pada
individu
pribadi
dengan
menghubungkan
individu
itu
dengan konteks sosial dan budaya yang lebih luas tercermin dalam brand.
Dengan kata lain , berhubungan memainkan pemasaran pada identifikasi diri dengan
konteks dan asosiasi terikat dalam produk atau jasa yang digunakan.Kelima jenis
pengalaman (SEM) disampaikan kepada individu melalui Experience Providers
(ExPros), melalui cara di bawah ini :
1.
Communication : periklanan, Komunikasi Eksternal dan Internal Perusahaan,
Kampanye public relations baik visual dan lisan identitas dan signage, nama,
logo, warna, dll
2. Product presence: desain, kemasan, dan tampilan
55
3. Co-branding: melibatkan event marketing, sponsor, aliansi dan kemitraan,
perizinan, penempatan produk dalam film, dll
4. Spatial Environment : yang meliputi desain eksternal dan internal perusahaan,
outlet penjualan, konsumen dan trade fair.
5. Web sites
6. People: Tenaga penjualan, kantor cabang, penyedia layanan pelanggan, operator
layanan pelanggan
Tabel 2.1 Experimental Grid Pada MOOGRILL
Communication Identity
Product
Co-Branding Environment
Sense Aktivitas BBQ
Dekorasi Saus Spesial
Feel
Kinship
Think Brosur
Design logo
Media Placement
Act Celebrity Endorsment
Games Through Social Media
Relate Bazaar
Mobile Booth
Website People
Design
How to Order
News
All Employee
Download