pengaruh jarak dan ukuran nozzle pada putaran sudu terhadap

advertisement
PENGARUH JARAK DAN UKURAN NOZZLE
PADA PUTARAN SUDU TERHADAP DAYA LISTRIK
TURBIN PELTON
Dr. Sri Purnomo Sari, ST., MT. *), Rendi Yusuf **)
*) Dosen Teknik Mesin Universitas Gunadarma
**) Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Gunadarma
ABSTRAKSI
Dalam penulisan skripsi ini dibahas mengenai pengaruh putaran sudu, debit aliran
fluida, kecepatan aliran fluida, dan laju aliran massa fluida terhadap daya listrik yang
dihasilkan pada Turbin Pelton. Analisis tersebut terlebih dahulu dilakukan perhitungan hasil
pengujian untuk mencari nilai debit aliran, kecepatan aliran, laju aliran massa serta jenis
aliran pada nozzle dengan diameter 3 mm, 5 mm, dan kombinasi 3 & 5 mm. Berdasarkan
dari perhitungan hasil pengujian, bukaan katup 750 pada diameter nozzle 3 mm bahwa
nozzle tersebut paling banyak menghasilkan debit aliran fluida yaitu sekitar 0,32x10-3 m3/s
dengan putaran sudu sekitar 332 RPM., Untuk diameter nozzle 5 mm, debit aliran tertinggi
pada bukaan katup 900 menghasilkan debit aliran sekitar 0,48x10-3 m3/s dengan hasil
putaran sudu 640 RPM. Menggunakan kombinasi antara nozzle 3 & 5 mm tersebut debit
aliran fluida tertinggi 0,76x10-3dihasilkan pada bukaan katup 850 menghasilkan putaran
sebesar 1009 RPM. Hasil tertinggi dari laju aliran massa fluida yaitu 0,753 kg/s.
Pengambilan data pada Turbin Pelton ini semua jenis aliran fluida bersifat Laminar. Daya
listrik yang dihasilkan pada nozzle 3 mm terjadi pada bukaan katup 750 daya listrik sebesar
1,6 Watt. Pada nozzle 5 mm daya listrik tertinggi pada bukaan katup 900 dengan daya listrik
sebesar 2,1 Watt. Hasil maksimal nya terjadi pada kombinasi nozzle 3 mm dan 5 mm yaitu
pada bukaan katup 850 dengan hasil daya listrik sebesar 2,7 Watt. Ukuran diameter nozzle
berpengaruh terhadap besarnya debit aliran fluida, kecepatan fluida, laju aliran fluida dan
putaran sudu turbin sehingga semakin besar pula input daya listrik yang akan tercipta
pada Turbin Pelton ini.
Kata kunci : Turbin pelton, putaran sudu, daya Listrik
PENDAHULUAN
Dalam
kemajuan
terknologi
sekarang ini bamyak dibuat peralatanperalatan yang inovatif dan tepat guna.
Salah satu contoh bidang teknik mesin
terutama dalam bidang konversi energi
dan pemanfaatan alam sebagai sumber
energi. Diantaranya adalah pemanfaatan
air
yang bisa digunakan untuk
menghasilkan tenaga listrik. Alat tersebut
adalah berupa turbin yang digerakkan
oleh air yang disambungkan dengan
generator. Dalam konvensionalnya pada
zaman dahulu air juga dimanfaatkan
untuk pembangkit tenaga listrik yaitu
untuk
menggerakkan
generator
pembangkit digunakan kincir air, tetapi
sekarang ini kincir air sudah ditinggalkan
dan digunakanlah turbin air. Dalam suatu
sistem PLTA, turbin air merupakan salah
satu peralatan utama selain generator.
Turbin air adalah alat untuk mengubah
energi air menjadi energi puntir. Energi
puntir ini diubah menjadi energi listrik
oleh generator.
Berbagai macam jenis pembangkit
listrik telah banyak dibuat mulai dari
turbin gas, turbin uap, turbin air, kincir air
dan solar cell dengan berbagai
keuntungan dan kelebihan. Pemanfaatan
energi tenaga air atau hydropower di
Indonesia juga sangat minim[1].
digunakan adalah plat besi dan sekat sekat
menggunakan papan seperti yang
ditampilkan pada Gambar 1 di bawah ini.
Turbin Pelton merupakan salah
satu jenis turbin air yang prinsip kerjanya
memanfaatkan energi potensial air
sebagai energi listrik tenaga air. Turbin ini
tergolong tipe turbin yang cukup efisien
dalam perakitannya maupun dari segi
ekonomi.
Turbin Pelton ini sangat cocok
digunakan
untuk
head tinggi,
penyemprotan air ke sudu turbin dapat
menggunakan jumlah nozzle lebih dari
satu buah agar mendapatkan tenaga
yang
lebih
besar. Turbin Pelton
termasuk jenis Turbin impuls perubahan
energi ini dilakukan didalam nozzle
dimana air yang semula mempunyai
energi potensial yang tinggi
diubah
menjadi energi kinetis.
Gambar 1. Gambar Design Turbin
Pelton
Diagram Alir Perancangan
Prinsip kerja Turbin Pelton adalah
memanfaatkan daya fluida dari air untuk
menghasilkan daya poros. Pada Turbin
Pelton
energi potensial air berubah
menjadi energi kinetik melalui nozzle
disemprotkan ke bucket untuk dirubah
menjadi energi mekanik yang digunakan
untuk memutar poros alternator yang
berfungsi sebagai sumber utama untuk
menghasilkan arus listrik. Proses analisa
yang akan dibahas dalam Penulisan Tugas
Akhir
ini
adalah
PENGARUH
UKURAN DAN JARAK NOZZLE
PADA PUTARAN SUDU TERHADAP
DAYA LISTRIK TURBIN PELTON.
METODOLOGI PERANCANGAN
TURBIN PELTON
Perancangan Turbin Pelton
Suatu perancangan Turbin Pelton
harus memiliki frame yang kuat sebagai
pendukung terbentuk nya Turbin Pelton,
dengan frame yang dirancang sesuai
kebutuhan seperti sebagai tempat bak
penampung air, pompa air, sudu Turbin
Pelton dan pipa saluran air. Bahan yang
Gambar 2. Diagram Alir
Perancangan Poros dan Sudu Turbin
Pelton
Seperti yang tampak pada bagan
diagram alir Gambar 2 di atas yang
menjelaskan mengenai rangkaian proses
kerja yang dilakukan. Rangkaian tersebut
dimulai dari studi pustaka yang diperoleh
dari berbagai buku dan internet mengenai
sudu Turbin Pelton hingga proses
pembuatan.
Setelah itu dilakukannya proses
perakitan poros, sudu dan komponen
penunjang lainnya seperti bearing dll.
Proses
selanjutnya
adalah
proses
pengujian komponen tersebut dengan cara
melakukan penghidupan mesin yang
kemudian akan ditarik suatu kesimpulan
tertentu.
Dalam perancangan sudu Turbin
Pelton yang terlihat pada Gambar 3
satuan yang dipakai untuk geometri ini
adalah mm. Turbin Pelton ini mempunyai
diameter keselurahan 220 mm, dengan
jumlah daun sudu sebanyak 16 buah
namun dapat di bongkar pasang sehingga
jumlah sudu dapat di kurangi dengan
syarat harus kelipatan 4 yaitu dengan
jumlah sudu 12, 8 dan 4 buah.
Gambar 3 Design Sudu Turbin
Pelton
Sudu ini mempunyai bobot seberat
1 kg dengan
bobot itu sudu ini
mempunyai bobot yang cukup ringan
namun tidak terlalu ringan sehingga
sudu ini mampu memutarkan poros
alternator yang akan mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik.
Dari konstuksi dan bahan yang
digunakan dalam sudu ini mempunyai
ketahanan yang kuat untuk menerima
pressure
dari
nozzle
yang
menyemburkan air yang
bertekanan
tinggi. Sudu Turbin Pelton ini benda
aslinya dapat dilihat pada Gambar 4
dengan jumlah sudu 16.
Gambar 4. Sudu Turbin Pelton
Pembuatan Poros,
Turbin Pelton
Dudukan
Sudu
Untuk langkah awal pembuatan
sudu pada Turbin Pelton yaitu di awali
dengan pembuatan poros yang berfungsi
sebagai titik pusat agar sudu turbin dapat
berputar, poros ini ,memiliki diameter 14
mm dan panjang 24 cm.
Poros ini juga berfungsi sebagai
pegangan salah satu dudukan sudu
yang di las sehingga poros dan dudukan
sudu menjadi satu. Untuk dudukan sudu
yang kedua tidak dilakukan pengelasan
agar dapat dilakukan bongkar pasang.
Poros ini berbahan dasar besi cukup
ringan dan kuat untuk menahan beban
sudu dan beban daya puntir yang terjadi
pada saat turbin di operasikan.
Gambar 5. Design
Pelton
Poros
Turbin
Pada Gambar 5 yaitu design poros
turbin di ujung salah satu poros pada
bagian belakang box turbin di pasang
pulley dan vbelt ke alternator untuk
mentransmisikan tenaga turbin ke
alternator sehingga alternator berputar
dan menghasilkan daya listrik. Poros
Turbin Pelton dapat dilihat pada
Gambar 6.
tidak terlepas dan goyang maka dibuat 7
lubang baut agar dudukan terpasang
dengan kuat.
Gambar 8. Dudukan Sudu Turbin
Pelton.
Daun Sudu Turbin Pelton
Gambar 6. Poros Dengan Dudukan
Sudu Yang dilas [a], Poros Dengan Dua
Dudukan Sudu Yang Salah Satunya
Dapat Dilepas [b].
Daun sudu yang terliahat pada
Gambar 9 berguna untuk menerima
tekanan yang ditimbulkan oleh nozzel
yang menyemburkan air sehingga sudu
dapat berputar. Daun sudu ini memiliki
diameter 6 cm terbuat dari bahan stainless
ringan namun tetap kuat menerima
tekanan air. Jumlah keseluruhan daun
sudu ini terdapat 16 buah.
Dudukan Sudu Turbin Pelton
Gambar 9. Daun Sudu Turbin
Pelton
Box Sudu Turbin Pelton
Gambar 7. Design Dudukan Sudu
Turbin Pelton
Komponen yang lainnya yaitu
dudukan sudu turbin yang dapat dilihat
design nya pada Gambar 7 berfungsi
sebagai pegangan daun sudu turbin,
dudukan sudu turbin ini terbuat dari plat
setebal 3 mm yang mempunyai diameter
10 mm seperti yang ditunjukan di Gambar
8. Dudukan sudu ini terdapat dua buah
dengan ukuran dan tebal plat yang sama.
Masing masing dudukan mempunyai
lubang-lubang untuk pegangan daun sudu
Box ini tebuat dari besi plat setebal
3 mm, memiliki panjang 30 cm dan lebar
13 cm sehingga box ini akan lebih kuat
menahan getaran yang di timbulkan oleh
sudu yang berputar kencang ketika turbin
di jalankan seperti yang tampak pada
Gambar 10 berikut ini.
Gambar 10. Box Turbin Pelton
Aklirik Box Turbin Pelton
Terdapat 2 buah terletak di bagian
atas dan di depan box Turbin Pelton,
aklirik ini berguna agar proses kerja sudu
turbin dapat terlihat. Untuk aklirik bagian
atas berukuran 30 x 13 cm [a] dan untuk
bagian depan berukuran 30 x 30 cm [b]
yang tampak di Gambar 11, untuk bagian
depan terdapat fungsi lain yaitu sebagai
kedudukan bearing.
Gambar 13. Dudukan Box Turbin
Pelton
Nozzle
Gambar 11. Aklirik Bagian Atas [a],
Aklirik Bagian Depan [b]
Bearing
Bearing yang terlihat di Gambar
12 ini berfungsi sebagai bantalan atau
penahan beban sudu turbin yang dipasang
sebanyak 2 buah terletak di depan dan di
belakang box turbin, diameter lubang
bearing yaitu 12 mm.
Komponen penunjang lainnya
yang terpenting lainnya adalah nozzle
yang terlihat di design nozzle seperti pada
Gambar 14 dan nozzle aslinya Pada
Gambar 15 dengan variasi diameter
tertentu. Ada empat buah nozzle yang
mempunyai ukuran berbeda yaitu 3 mm, 5
mm, 7 mm dan 9 mm. Nozzle juga
mempunyai beberapa fungsi penting
terhadap pengaruh putaran sudu Turbin
Pelton tersebut, yaitu :
o Mengarahkan pancaran air ke sudu
turbin
o Mengubah tekanan menjadi energi
kinetik
o Mengatur kapasitas air yang
masuk ke turbin
Gambar 12. Bearing
Dudukan Box Turbin Pelton
Di atas bak penampungan air
terdapat kedudukan box turbin yang
bertujuan agar air yang telah digunakan
dapat langsung terbuang ke bak
penampungan, dudukan box turbin ini di
beri lubang sebesar ukuran box tersebut
yaitu 30 cm bahan yang di gunakan plat
setebal 3 mm serta panjang perseginya 55
x 55 cm dapat di lihat pada Gambar 13
ini.
Gambar 14 Design Nozzle
Untuk Turbin Pelton dengan daya
yang cukup besar, sistem penyemprotan
biasa digunakan dengan beberapa nozzle
untuk mengurangi tumbukan yang terlalu
besar terhadap sudu yang mengakibatkan
air yang disemprotkan oleh nozzle tidak
maksimal.
Komponen Pendukung Turbin Pelton
Gambar 15. Nozzle Turbin Pelton
Perakitan Poros dan Sudu Turbin
Pelton
Setelah komponen lengkap dan siap
digunakan, maka metode selanjutnya yang
dilakukan adalah proses perakitan poros
dan sudu turbin serta komponenkomponen penunjang lainnya yang
berhubungan langsung dengan sudu
Turbin Pelton ini.
Seperti yang tampak pada Gambar
16 yang merupakan gambar hasil
perakitan antara poros dan sudu Turbin
Pelton dengan menggunakan proses
pengelasan dan sistem knock down.
Sudu Turbin Pelton merupakan
komponen yang berfungsi untuk merubah
energi air menjadi energi mekanik
berupa torsi pada poros sudu dimana
aliran air yang disemprotkan oleh nozzle
kearah sudu mengakibatkan daun-daun
sudu terdorong dan berputar.
Aliran air yang diarahkan langsung
menuju sudu-sudu melalui pengarah atau
nozzle ini juga menghasilkan daya pada
sirip. Selama sudu berputar, gaya bekerja
melalui
suatu
jarak
sehingga
menghasilkan kerja.
Gambar 16. Poros dan Sudu Turbin
Pelton
Pompa
Pompa yang biasa digunakan
pada turbin air berskala mikro adalah
jenis sentrifugal. Pompa sentrifugal ini
menciptakan kecepatan fluida kemudian
mentransformasikannya ke energi tekanan
saat fluida terlepas dari pompa melalu
pipa-pipa pengalir.
Oleh karena itu head yang tercipta
bisa dikatakan sebanding dengan energi
kecepatan impeller maka digunakan
pompa
sentrifugal
seperti
yang
ditampilkan pada Gambar 17 mengenai
contoh gambar pompa sentrifugal.
Gambar 17. Pompa Sentrifugal
Bak Penampung
Bak penampung ini berfungsi
sebagai tempat penampungan air yang
digunakan untuk mensuplai kebutuhan
pompa dalam memperoleh air seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 18.
Gambar 18. Bak Penampungan Air
Pipa
Pipa merupakan salah satu
komponen pada turbin ini yang berfungsi
sebagai sarana penghubung antara satu
komponen dengan komponen lainnya
serta sebagai sarana untuk mengalirkan
fluida air dari pompa yang menyuplai air
dari bak penampungan air seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 19 yang
nantinya akan mengalir ke nozzle, aliran
fluida air diatur dengan keran.
Gambar 19. Pipa Pengalir
memiliki tekanan lebih kecil dibanding
dengan aliran air di dalam pipa.
Gambar 21. Selang
Stopwatch
Stopwatch yang ditunjukkan pada
Gambar 22 digunakan untuk menghitung
lamanya waktu yang diperlukan oleh
sebuah fluida untuk mencapai volume
tertentu di dalam gelas ukur yang
nantinya berguna untuk menghitung debit
aliran fluida air pada setiap pengambilan
data yang dilakukan. Dalam proses
pengambilan
data
menggunakan
stopwatch lama waktu yang di gunakan
setiap kali proses pengambilan data yaitu
3 detik.
Katup Pengatur Tekanan
Katup pengatur tekanan ini
mempunyai fungsi untuk mengatur
tekanan fluida yang akan dteruskan ke
nozzle sehingga debit aliran yang masuk
ke turbin bisa terkontrol sperti yang
ditunjukkan oleh Gambar 20.
Gambar 22. Stopwatch
Gelas Ukur
Gambar 20. Katup Pengatur Tekanan
Gelas ukur yang ada pada Gambar
23 ini terbuat dari bahan plastik yang
berguna untuk mengukur volume fluida
yang keluar dari nozzle dalam waktu
tertentu. Mengenai gelas ukur pengujian
proses pengambilan data yang dilakukan
dalam waktu (t) 3 detik untuk
menghasilkan volume (V) tertentu
Selang
Selang di Gambar 21 pada Turbin
Pelton ini fungsinya hampir sama dengan
pipa, yaitu sebagai penghubung serta
sarana agar fluida dapat mengalir. Tetapi
biasanya dialiri untuk fluida yang
Gambar 23. Gelas ukur
Lampu
Lampu 12V10W yang nampak
pada Gambar 24 sebagai media cahaya
yang menyala karena adanya aliran listrik
hasil
dari
putaran
turbin
yang
ditransmiikan ke alternator sehingga
menghasilkan daya listrik.
mematikan dan mengaktifkan kinerja dari
alternator maka agar pengisian arus listrik
dari alternator ke aki dapat terkontrol.
Tiga switch lagi digunakan untuk
menyalakan lampu 1, 2 dan 3.
Gambar 24. Lampu
Gambar 26. Switch Alternator dan
lampu
Accumulator
Pulley dan V Belt
Accumulator yang dapat di lihat
pada Gambar 25 sebagai media
penyimpan dan pensuplai arus listrik
dengan kapasitas 12v 40A. Pada aki
terdapat elemen dan sel untuk penyimpan
arus yang mengandung asam sulfat
(H2SO4). Tiap sel berisikan pelat positif
dan pelat negatif pada pelat positif
terkandung oksid timah coklat (Pb 02),
sedangkan pelat negatif mengandung
timah (Pb). Pelat-pelat ditempatkan pada
batang penghubung. Pemisah atau
separator menjadi isolasi diantara pelat
itu, dibuat agar baterai mudah beredar
disekeliling pelat. Bila ketiga unsur
kimia ini berinteraksi, munculah arus
listrik.
Untuk mentransmisikan daya putar
roda turbin ke alternator diperlukan alat
pendukung yaitu Pulley yang berdiameter
60 mm dan V Belt dengan panjang 150
mm. Sehingga alternator dapat bekerja
sesuai dengan daya putar yang dihasilkan
oleh roda turbin seperti pada Gambar 27.
Gambar 3.27 Pulley dan V Belt
Alternator
Alternator merupakan komponen
turbin air yang brfungsi untuk mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik,
mempunyai kapasitas 45 A seperti yang
tampak pada Gambar 28.
Gambar 25. Accumulator
Switch Alternator dan Lampu
yang
Pada Gambar 26 ada empat switch
digunakan, satu switch untuk
Gambar 28. Alternator
Listrik
yang
dihasilkan
merupakan arus bolak-balik (AC), untuk
merubah arus AC menjadi arus DC
digunakan diode yang dipasang menjadi
satu bagian dengan alternator. Alternator
berfungsi untuk
mensuplai tegangan
listrik ke aki serta komponen elektrikal
lain nya.
Ditampilkan pada Gambar 29
Alternator di hubungkan ke turbin agar
turbin dapat mentransmisikan putarannya
ke alternotor sehingga alternator dapat
menghasilkan arus listrik yang disuplai ke
aki.
6.
Diameter rotor lebih kecil guna
meningkatkan putaran alternator.
7. Menggunakan V ribbed belt untuk
memperluas kontak belt dengan
pulley sehingga tidak slip.
8. Lubang radiasi lebih banyak dan
kipas pendingin ada di dalam
alternator
sebagai
upanya
meningkatkan
proses
pendinginan.
Amperemeter
Agar dapat mengetahui besarnya
arus pengisian alternator ke aki digunakan
amperemeter yang ditampilkan pada
Gambar 30, jadi besaran arus pengisian
dapat dilihat langsung pada alat ini.
Gambar 29. Alternator dan Poros
Turbin dihubungkan
Terdapat banyak kelebihan pada
sistem
pengisian
alternator
AC
(alternator) yang menggunakan IC
regulator dibanding dengan sistem
pengisian generator AC (alternator) yang
menggunakan regulator mekanik.
Ini sangat berpengaruh terhadap
daya listrik yang akan di hasilkan oleh
alternator
itu
sendiri,
adapun
berdandingan antara alternator AC dengan
IC regulator dan alternator regulator
mekanik yaitu:
1. Stabilitas pengaturan tegangan dan
arus yang dihasilkan lebih tinggi.
2. Ukuran regulator lebih kecil
sehingga memungkin dijadikan
satu
kesatuan
dengan
unit
alternator.
3. Rangkaian sistem pengisian lebih
sederhana.
4. Tidak memerlukan penyetelan.
5. Dapat dirancang alternator yang
mampu bekerja pada putaran
tinggi, sehingga ukuran alternator
lebih kecil untuk daya sama.
Gambar 3.30 Amperemeter
Lokasi IC regulator menjadi satu
kesatuan
dengan
alternator, pada
Gambar 31 alternator terdapat 4 terminal
yaitu terminal B, IG, S dan L. Terminal B
merupakan terminal output altenator,
dihubungkan ke baterai dan beban,
terminal IG dihubungkan ke kunci
kontak untuk mensuplai arus ke IC
regulator, terminal S dihubungkan ke
baterai langsung dan terminal L ke
lampu indicator pengisian.
Gambar 31.
Alternator
Rangkaian
Pengisian
Alternator ini memiliki peran yang
sangat penting dalam turbin ini, karena
alternator mengubah energi putar pada
roda turbin ke energi listrik. Pada saat
roda turbin berputar, putaran itu
ditransmisikan ke alternator dengan
menggunakan pulley dan v belt sehingga
alternator bekerja menghasilkan energi
listrik yang akan di simpan ke aki yang
berguna untuk menyalakan lampu.
Untuk melihat Konstruksi Turbin
Pelton secara lengkap dapat dilihat pada
Gambar 32 dimana Turbin Pelton ini
terdiri dari 3
bagian utama yaitu
pompa, roda jalan dan alternator.
putaran sudu Turbin Pelton dan daya
listrik yang akan dihasilkan. Karena
kecepatan aliran fluidanya akan berbeda
sehingga akan berpengaruh kepada daya
puntir pada sudu Turbin Pelton yang
berakibat lemahnya daya listrik yang akan
dihasilkan.
Gambar 33. Jarak
Sudu Turbin Pelton
Nozzle Terhadap
PERHITUNGAN DAN
ANALISA DATA
Gambar 32.
Turbin Pelton
Konstruksi
Lengkap
Jarak Nozzle Terhadap Sudu Turbin
Pelton
Dalam Turbin Pelton ini hal yang
tegolong cukup penting yaitu jarah antara
nozzle terhadap sudu Turbin Pelton
seperti yang tampak pada Gambar 33.
Dalam pengujian Turbi Pelton ini jarak
nozzle yang dipakai yaitu dengan jarak 90
mm.
Percobaan dilakukan dengan tiga
tahap yaitu
1. Pengujian pada Diameter Nozzle 3
mm
2. Pengujian pada Diameter Nozzle 5
mm
3. Pengujian pada Kombinasi antara
Diameter Nozzle 3 mm dan 5 mm
Jarak Nozzle maupun ukuran dari
diameter nozzle sangat mempengaruhi
Perencanaan Pengujian dan Analisa
Data
Pembuatan diagram alir proses
sangat penting dilakukan sebelum
melakukan suatu pengujian maupun
analisis data. Diagram alir ini bertujuan
untuk memudahkan dalam melakukan
proses tersebut seperti yang tampak pada
Gambar 34. mengenai diagram alir proses
perencanaan dan analisa data yang
dimulai dari proses pengambilan data
secara langsung serta menganalisa data
untuk menghasilkan suatu output tertentu.
Pengambilan Data Secara Langsung
Dengan Menggunakan Alat Ukur
Dalam proses pengambilan data
ada beberapa alat ukur yang dibutuhkan
yaitu sebagai berikut :
Pengambilan Data Volume Fluida dan
Putaran Turbin
Dalam proses pengambilan data
menggunakan stopwatch lama waktu yang
di
gunakan
setiap
kali
proses
pengambilan data yaitu 3 detik. Setiap 3
detik data volume fluida akan di ambil
dengan menggunakan ukuran nozzel 3
mm dan 5 mm dengan bukaan katup
dengan sudut 45o sampai dengan 90o.
Setiap pengambilan data dilakukan secara
teliti agar mendapatkan hasil yang akurat
sehingga proses pengambilan data yang
akan dilakukan selanjutnya juga dapat
menghasilkan data yang akurat.
Tachometer adalah alat yang
digunakan untuk mengetahui besaran
putaran pada suatu poros yang berputar.
Tachometer ini menggunakan infra merah
yang ditembakkan cahayanya ke arah
poros yang
berputar sehingga dapat
diketahui jumlah putaran (rpm) pada
poros tersebut yang kemudian didapatkan
hasil putaran dari poros sudu Turbin
Pelton dalam bentuk Tabel 1.
Tabel 1. Volume Fluida dan Putaran Poros
Sudu Turbin Pelton Pada L = 90 mm
Pengambilan Data Arus Listrik
Proses pengambilan data arus
listrik pada turbin dilakukan setelah
runner turbin yang sudah di transmisikan
dengan menggunakan pulley dan vbelt ke
alternator berputar. Putaran tersebut
akan dikonfersikan oleh alternator
menjadi arus listrik yang akan di suplai
ke accumulator . Arus listrik yang masuk
ke accumulator selengkapnya dapat
dilihat melalui Tabel 2.
Tabel 2. Arus Listrik Pada Turbin Pelton
Perhitungan Hasil Pengujian
Perhitungan Debit Aliran Fluida
Dari
hasil data pengambilan
volume fluida air yang ada pada tabel 1
dapat dihitung debit aliran fluida yang
keluar dari nozzle/3 detik. Perhitungan
debit fluida air dengan menggunakan
nozzle 3, 5, 3 dan 5 dengan bukaan
katup 450 - 900 dapat menggunakan
persamaan 2.1.
Q = V
t
= 0,5 L = 0,16 L/s = 0,00016
m3/s
3s
Dimana : 1 L = 0,001 m3
Dalam tabel 3 ini adalah hasil
seluruh data debit aliran fluida air dan
putaran sudu Turbin Pelton dengan
menggunakan nozzle 3, 5, 3 dan 5 dengan
bukaan katup 450 - 900.
Tabel 3. Debit Aliran Fluida Air Turbin
Pelton Pada L = 90 mm
Seperti yang tampak pada Gambar
35 ditampilkan Grafik hubungan antara
debit aliran fluida terhadap putaran sudu
Turbin Pelton pada bukaan katup 750
menggunakan diameter nozzle 3 mm
tampak jelas bahwa nozzle tersebut paling
banyak menghasilkan debit aliran fluida
yaitu sekitar 0,32x10-3 m3/s dengan
putaran yang dihasilkan sekitar 332 RPM.
Hal ini membuktikan bahwa semakin
besar debit aliran fluida yang dihasilkan
semakin besar pula putaran yang
dihasilkan untuk memutar sudu Turbin
Pelton tersebut
Sedangkan untuk diameter nozzle 5 mm
hubungan antara debit aliran fluida
terhadap putaran sudu Turbin Pelton
diperlihatkan
pada diagram batang
tersebut
bahwa
sebelumnya
pada
percobaan di nozzle 3 debit aliran
tertinggi yang dihasilkan terjadi pada
bukaan katup 750 hal ini berbeda saat
menggunakan nozzle 5 mm debit aliran
tertinggi yang dihasilkan terjadi pada
bukaan
katup 900.
Mampu
menghasilkan
debit aliran sekitar
0,48x10-3 m3/s dengan putaran yang
dihasilkan paling besar dibandingan
dengan bukaan katup yang lainnya yaitu
640 RPM selengkapnya ditunjukkan
melalui Gambar 36.
Jika
sebelumnya
nozzle
3
mm
menghasilkan debit aliran fluida tertinggi
pada bukaan katup 750 serta dengan
menggunakan nozzle 5 mm pada bukaan
katup 900 , maka dengan menggunakan
kombinasi antara nozzle 3 mm dan 5 mm
tersebut debit aliran fluida tertinggi
0,76 x 10-3 dihasilkan pada bukaan
katup 850. Menghasilkan putaran sebesar
1009 RPM seperti yang lihat
pada
Gambar 37.
Perhitungan Kecepatan Aliran Fulida
debit aliran fluida terhadap putaran sudu
Turbin Pelton.
Dari data Tabel 3 dapat melakukan
perhitungan kecepatan aliran fluida
menggunakan persamaan 2.2 serta dengan
mencari Luas Penampang Nozzle melalui
persamaan 2.3 berikut ini.
v=
Dimana :
A = πr2
Maka A = 3,14 x (1,5x10-3 m)2
= 0,47x10-5 m2
jadi v = 0,016x10-3 m3/s
0,47x10-5 m2
= 0,34 m/s
Proses perhitungan selanjutnya
dicantumkan dalam bentuk
Tabel 4
tersebut, semakin besar diameter nozzel
dan debit aliran fluida, maka kecepatan
aliran fluida tersebut akan semakin
mengecil.
Pada hasil pengambilan data kecepatan
aliran fluida hasil tertinggi terjadi pada
bukaan katup 750 dengan debit aliran
fluida 0,32 x 10-3 m3/s menghasilkan
kecepatan fluida sebesar 0,86 m/s. Dari
hasil tersebut membuktikan bahwa
semakin besar jumlah debit aliran fuida
maka semakin besar pula kecepatan fulida
yang akan terjadi, seperti yang tertuang
pada Gambar 38 Grafik hubungan antara
Pada Gambar 39 Grafik hubungan antara
debit aliran fluida terhadap putaran sudu
Turbin Pelton pada nozzle 5 mm
menggambarkan perbedaan hasil jika
pada nozzle 3 mm kecepatan aliran flida
tertinggi terjadi pada bukaan katup 750
pada nozzle 5 mm terjadi pada bukaan
penuh yaitu pada bukaan 900. Hasil
debit aliran fluida sebesar 0,48 x 10-3 m3/s
dengan kecepatan fluida 0,24 m/s
Untuk hasil pengujian terakhir pada
kombinasi nozzle 3 dan 5 mm juga
memiliki perbedaan yaitu pada kombinasi
nozzle ini hasil tertinggi kecepatan aliran
fluida terjadi pada bukaan katup 850
dengan jumlah debit aliran fluida sebesar
0,76 x 10-3 m3/s dengan hasil kecepatan
aliran fluida 0,31 m/s. Dari semua hasil
pengujian diketahui bahawa perbedaan
ukuran nozzle dapat membedakan pada
bukaan katup berapa kecepatan aliran
fluida akan sampai pada titik maksimal
dan membuktikan bahwa semakin jumlah
debit aliran fluida berjumlah besar maka
semakin tinggi pula kecepatan aliran
fluida yang dihasilkan.
Dari hasil perhitungan laju aliran
massa fluida menggunakan diameter
nozzle 3 mm diketahui pada bukaan katup
750 menghasilkan nilai laju aliran massa
fluida terbanyak yaitu 0,321 kg/s dengan
kecepatan alirannya 0,68 m/s. Jadi
semakin besar nilai kecepatan aliran
fluida maka pada laju aliran massa fluida
akan mengalami peningkatan yang dapat
dilihat pada Gambar 41.
Perhitungan Laju Aliran Massa Fluida
Laju aliran massa fluida dapat
dihitung berdasarkan data dari Tabel 4.4
dan juga berdasarkan data Massa Jenis
fluida zat cair (ρair) 1000 kg/m3. Untuk
mengetahui nilai laju aliran massa fulida
digunakan persamaan 2.4 berikut ini.
ṁ = ρair x A x v
= 1000 kg/m3 x 0,47x10-5 m2 x
0,34 m/s = 0,162 kg/s
Tabel 4.5 dapat dilihat seluruh
hasil perhitungan dari laju aliran massa
fluida, untuk laju aliran massa fluida
berbanding terbalik dengan kecepatan
fluida, yaitu semakin besar diameter
nozzle digunakan dan debit aliran fluida
yang dihasilkan, maka semakin besar
pula laju aliran massa fluida yang
diperoleh.
Pada pengujian dengan diameter
nozzle 3 mm sebelumnya nilai tertinggi
terjadi pada bukaan katup 750, berbeda
dengan pengujian pada diameter 5 mm
ini. Hasil pengujian menunjukkan jumlah
terbesar laju aliran massa fluida terjadi
pada bukaan katup 900 sebesar 0,472 kg/s
dengan kecepatan aliran fluida 0,24 m/s
seperti yang dituangkan dalam Gambar
42. Perbedaan Ukuran nozzle yang
digunakan berpengaruh terhadap bukaan
katup berapa nilai maksimal yang
dihasilkan pada laju aliran massa fluida
terhadap kecepatan aliran fluida akan
tercipta.
Pengujian
selanjutnya
menggunakan kombinasi dua nozzle 3
mm dan 5 mm, peningkatan hasilnya jauh
dibanding dengan menggunakan satu
nozzle, pada bukaan katup 850 mampu
menghasilkan laju aliran massa fluida
terbanyak yaitu 0,753 kg/s dengan
kecepatan aliran fluida sebesar 0,31
selengkapnya dapat dilihat memalui
Gambar 43.
Perhitungan Nilai Bilangan Reynold
Berdasarkan dari data kecepatan
aliran fluida pada Tabel 4 dan
berdasarkan data Viskositas Kinematik air
(ν) 1,46x10-5 m2/s, maka nilai bilangan
reynold dapat diketahui berdasarkan
jumlah bilangan Reynold (Re) dengan
menggunakan persamaan 2.5 dibawah ini.
Re =
=
698 (Aliran laminar)
Dimana :
Aliran Laminar
Reynold < 2300
Aliran Transisi
Bilangan Reynold < 4000
Aliran Turbulen
Reynold > 4000
=
:
:
:
Bilangan
2300
<
Bilangan
Pada
Tabel 6. dapat dilihat
seluruh data hasil perhitungan. Dari data
tersebut diketahui yang mempengaruhi
besar kecilnya bilangan Reynold adalah
dari kecepatan fluida dan
diameter
nozzle. Semakin besar kecepatan aliran
fluida & diameter nozzle, maka alirannya
cenderung Turbulen,
namun hasil
pengambilan data pada Turbin Pelton ini
semua
jenis
aliran fluida bersifat
Laminar.
Perhitungan Daya Listrik
Dalam pengambilan data pada
putaran poros tabel 4.2 dan input daya
pada Tabel 4 dari hasil data tersebut dapat
dihitung hasil daya listrik yang akan
tercipta pada setiap pengujian yang
dilakukan. Contoh perhitungan dengan
menggunakan persamaan 2.6.
P =V.I
= 12 V x 0,125 A = 1,5 Watt
Dimana : P = daya, watt
I = arus, ampere
V = tegangan, volt
Dari Gambar 44 dapat Grafik Hubungan
Antara Daya Listrik Terhadap Putaran
Sudu Turbin Pelton Pada Diameter Nozzle
3 mm. Hasil daya listrik terbesar terjadi
pada bukaan katup 750 dengan daya listrik
sebesar 1,6 Watt. Maka diketahui semakin
besar debit aliran fluida, kecepatan aliran
fluida dan laju aliran fluida sangat
mempengaruhi kecepatan putaran sudu
turbin, semakin besar putaran pada sudu
turbin semakin besar pula daya listrik
yang akan dihasilkan
Jika sebelumnya pada nozzle 3
mm daya listrik yang terbesar terjadi pada
bukaan 750 maka selanjutnya pada nozzle
5 mm daya listrik tertinggi yang
dihasilkan terjadi pada bukaan katup 900
dengan daya listrik sebesar 2,1 Watt.
Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar
45 dalam bentuk Grafik hubungan antara
daya listrik terhadap putaran poros Turbin
Pelton. Maka ukuran didapat bahwa
ukuran nozzle juga mempengaruhi pada
bukaan katup berapa daya listrik dan
putaran poros Turbin Pelton akan
mencapai titik maksimal. Sehingga
pemilihan ukuran nozzle sangat penting
untuk
meningkatkan kinerja putaran
poros turbin dan input daya listrik yang
akan dihasilkan.
Dari pengambilan data sebelumya
dengan menggunanakan diameter nozzle 3
mm dan 5 mm, masing-masing memiliki
perbedaan titik maksimal terhadap hasil
daya listrik dan dalam hal perbedaan
bukaan katup.
Begitu juga dalam pengambilan
data menggunakan kombinasi antara
nozzle 3 mm dan 5 mm, hasil maksimal
nya terjadi pada kombinasi nozzle 3 mm
dan 5 mm yaitu pada bukaan katup 850
dengan hasil daya listrik sebesar 2,7 Watt
yang dapat dilihat jelas dalam Gambar 46.
Meskipun memliki perbedaan
ukuran diameter nozzle mempengaruhi
posisi bukaan katup dalam mencapai
titik maksimal daya listrik, namun
terdapat memiliki kesamaan yaitu
semakin besar ukuran diameter nozzle
berpengaruh terhadap besarnya debit
aliran fluida, kecepatan fluida, laju aliran
fluida dan putaran poros turbin sehingga
semakin besar pula input daya listrik
yang akan tercipta pada Turbin Pelton
ini.
PENUTUP
Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat
di ambil berdasarkan hasil pengamatan
dan perhitungan matematis tentang Turbin
Pelton di Tugas Akhir ini adalah :
1.
Pada debit aliran fluida setiap
perbedaan ukuran nozzle maka akan
memiliki perbedaan pula pada titik
maksimal debit aliran dalam hal bukaan
katup. Pada diameter nozzle 3 mm
diketahui bahwa nozzle dibukaan katup
750 debit aliran fluida yaitu sekitar
0,32x10-3 m3/s dengan putaran yang
dihasilkan sekitar 332 RPM. Untuk
diameter nozzle 5 mm, debit aliran
tertinggi yang dihasilkan terjadi pada
bukaan katup 900 menghasilkan debit
aliran sekitar 0,48x10-3 m3/s dengan hasil
putaran 640 RPM. Dengan menggunakan
kombinasi antara nozzle 3 mm dan 5 mm
tersebut debit aliran fluida tertinggi
0,76x10-3 dihasilkan pada bukaan katup
850 menghasilkan putaran sebesar 1009
RPM. Hal ini membuktikan semakin
besar debit aliran fluida semakin besar
pula putaran yang dihasilkan untuk
memutar sudu Turbin.
2.
Untuk kecepatan fluida diketahui
bahwa semakin besar diameter nozzel dan
debit aliran fluida yang dihasilkan, maka
kecepatan aliran fluida tersebut akan
semakin mengecil.
3.
Dalam hal laju aliran massa fluida
berbanding terbalik dengan kecepatan
fluida, yaitu semakin besar diameter
nozzle digunakan dan debit aliran fluida
yang dihasilkan, maka semakin besar
pula laju aliran massa fluida yang
diperoleh. Hasil tertinggi dari laju aliran
massa fluida yaitu 0,753 kg/s.
4.
Dari nilai bilangan reynold yang
ada hal, yang mempengaruhi besar
kecilnya bilangan Reynold adalah dari
kecepatan fluida dan diameter nozzle.
Semakin besar kecepatan aliran fluida &
diameter
nozzle,
maka
alirannya
cenderung Turbulen, namun hasil
pengambilan data pada Turbin Pelton ini
semua jenis aliran fluida bersifat Laminar.
5.
Daya listrik yang dihasilkan
dengan menggunakan nozzle 3 mm terjadi
pada bukaan katup 750 dengan daya listrik
sebesar 1,6 Watt. selanjutnya pada nozzle
5 mm daya listrik tertinggi yang
dihasilkan terjadi pada bukaan katup 900
dengan daya listrik sebesar 2,1 Watt.
Hasil maksimal nya terjadi pada
kombinasi nozzle 3 mm dan 5 mm yaitu
pada bukaan katup 850 dengan hasil daya
listrik sebesar 2,7 Watt. Meskipun
memliki persemakin besar ukuran
diameter nozzle berpengaruh terhadap
besarnya debit aliran fluida, kecepatan
fluida, laju aliran fluida dan putaran
poros turbin sehingga semakin besar
pula input daya listrik yang akan
tercipta pada Turbin Pelton ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Fritz Dietzel, Dakso Sriyono, Turbin
Pompa dan
Kompresor,
Penerbit
Erlangga, Jakarta, 2006
[2]. M. White Frank, Mekanika Fluida
Edisi Kedua Jilid 1, Penerbit Erlangga,
Jakarta, 1986.
[3]. Pudjanarso, Astu dan Nursuhud
D, Mesin Konversi Energi, Edisi
Revisi, Yogyakarta : Andi, 2008.
[4]. Reuben M. Olso, Steven j.
Wraight. Essentials of Engineering
Fluid Mechanics. Harper & Row
Publisher , inc, 1990
[5]. Eugene C. Lister, Mesin dan
Rangkaian Listrik, Penerbit Erlangga,
Jakarta, 1993
[6]. M.M. Dandekar dan K.N. Sharma,
Pembangkit Listrik Tenaga Air, Penerbit
Universitas Gunadarma
[7]. Firmanzah M, Analisis Distribusi
Tekanan
pada Nozel Turbin Pelton
Berskala Mikro dengan Menggunakan
Perangkat Lunak Solidwrks, Jurusan
Teknik Mesin, Universitas Gunadarma,
2012
[8]. Wicaksono R.H, Rancang Bangun
Turbin Pelton Menggunakan Mesin Jet
Pump, Jurusan Teknik mesin, Universitas
Gunadarma,2012
[9].
Situs
Internet
:
http://en.wikipedia.org/wiki/francis_turbi
ne ( Diakses pada tanggal 02-08-2012)
[10].
Situs
Internet
:
http://home.carolina.rr.com/microhydro
( Diakses pada tanggal 21-08-2012)
[11].
Situs
Internet
:
http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/
layman2.pdf ( Diakses pada tanggal 0509-2012)
[12].
Situs
Internet
http://gunawananeva.wordpress.com
( Diakses pada tanggal 10-09-2012)
:
Download