Hiperkolesterolemia: Bagaimana Peran Hesperidin?

advertisement
TINJAUAN PUSTAKA
Hiperkolesterolemia:
Bagaimana Peran Hesperidin?
Audrey Haryanto, Savitri Sayogo
Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta,Indonesia
ABSTRAK
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian pertama di dunia (WHO,2011) dan di Indonesia PJK merupakan penyebab
kematian ke-8 (Riskesdas,2007). Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit aterosklerotik yang terutama disebabkan oleh
hiperkolesterolemia. Penurunan kadar kol-LDL dan kol-HDL merupakan sasaran utama penatalaksanaan hiperkolesterolemia. Beberapa zat
gizi dapat bersifat hiperkolesterolemik maupun hipokolesterolemik. Hesperidin yang banyak terdapat pada jeruk bersifat hipokolesterolemik.
Hesperidin bekerja melalui mekanisme inhibisi aktivitas enzim 3-hydroxy-3-methylglutaryl-CoA reduktase (HMGCoA reduktase) dan enzim acyl
CoA:cholesterol acyl transferase (ACAT) serta sekresi apoprotein B oleh hepatosit, selain itu hesperidin juga menstimulasi ekspresi dan transkripsi
gen reseptor LDL. Peran hespiridin terhadap kadar kolesterol total,kol-LDL dan kol-HDL belum menunjukkan hasil yang konsisten, maka perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.
Kata kunci: hiperkolesterolemia, penyakit jantung koroner, hesperidin
ABSTRACT
Coronary heart disease (CHD) is the leading cause of death in the world (WHO,2011) and the number 8 cause of death in Indonesia (Riskesdas,2007).
Coronary heart disease is one of the atherosclerotic disease mainly caused by hypercholesterolemia. The main target of hypercholesterolemia
management is to decrease the level of LDL-C and increase the level of HDL-C. Some nutrient already known as hypercholesterolemic or
hypocholesterolemic. Hesperidin which is rich in orange fruit, are hypocholesterolemic. Hesperidin inhibit the 3-hydroxy-3-methylglutarylCoA reduktase enzyme (HMGCoA reduktase), acyl CoA:cholesterol acyl transferase (ACAT) enzyme and apoprotein B secretion by hepatosit.
Hesperidin also stimulated LDL receptor gene transcription and expression. Role of hesperidin on level of total cholesterol, LDL-C and HDL-C
are not consistent, so it is necessary todo further research in the future. Audrey Haryanto, Savitri Sayogo. Hypercholesterolemia: How is
the Role of Hesperidin?
Key words: hypercholesterolemia, coronary heart disease, hesperidin
PENDAHULUAN
Data World Health Organization (WHO) tahun
2011 memperlihatkan penyakit jantung
koroner (PJK) merupakan penyebab kematian
pertama di dunia, sedangkan di Indonesia
data Riskesdas (2007) menunjukkannya
sebagai penyebab kematian ke 8.1,2
Penyakit jantung koroner merupakan salah
satu penyakit aterosklerotik yang terutama
disebabkan oleh dislipidemia, suatu kelainan
metabolisme lipid.3,4 Salah satu jenis
dislipidemia adalah hiperkolesterolemia
yang ditandai dengan peningkatan kadar
kolesterol low-density lipoprotein (LDL) dan
kadar kolesterol total.5,6 Data survai kesehatan
rumah tangga (SKRT) penduduk Indonesia
tahun 2004 menunjukkan prevalensi
hiperkolesterolemia pada kelompok usia 25Alamat korespondensi
12
34 tahun sebesar 9,3% dan pada kelompok
usia 55-64 tahun sebesar 15,5%.7
Partikel LDL merupakan lipoprotein yang
berperan dalam transport kolesterol ke hepar
dan jaringan perifer yang membutuhkan.
Jika terdapat kelebihan partikel LDL dalam
darah, LDL tersebut akan masuk ke lapisan
sub-endotel pembuluh darah dan memicu
pembentukan sel busa yang selanjutnya
dapat berkembang menjadi fatty streak (alur
lemak).8
Penurunan kadar kol-LDL merupakan sasaran
utama penatalaksanaan hiperkolesterolemia,
namun kadar high density lipoprotein cholesterol
(kol-HDL) juga penting diperhatikan, karena
kadarnya yang rendah juga berhubungan
dengan peningkatan risiko PJK.5,9 Perkumpulan
endokrinologi
Indonesia
(PERKENI)
menyarankan untuk mempertahankan kadar
kol-LDL <100mg/dL dan kadar kol-HDL ≥60
mg/dL.5
Penatalaksanaan hiperkolesterolemia terdiri
atas terapi non-farmakologis dan farmakologis.
Terapi non-farmakologis meliputi terapi nutrisi
medis, aktifitas fisik, menghindari rokok,
menjaga berat badan dalam batas normal
dan membatasi konsumsi alkohol.9
Hesperidin
merupakan
flavonoid
spesifik pada buah jeruk yang memiliki
sifat hipokolesterolemik.10-14 Penelitian
Kurowska10 et al. membuktikan pemberian
jus jeruk sebanyak 750 ml/hari selama 4
minggu, dapat meningkatkan kadar kolHDL subjek hiperkolesterolemia, namun
email: [email protected]
CDK-200/ vol. 40 no. 1, th. 2013
TINJAUAN PUSTAKA
tidak mengubah kadar kol-LDL. Penelitian
ini menyimpulkan hesperidin diduga
bekerja pada metabolisme lipoprotein di
hepar. Sedangkan penelitian Cesar11 et
al. memperlihatkan pemberian jus jeruk
dengan jumlah yang sama dalam waktu
60 hari dapat menurunkan kadar kol-LDL
tanpa mempengaruhi kadar kol-HDL.
Namun Demonty15 et al. yang memberikan
hesperidin sintetis, tidak mendapatkan efek
hipokolesterolemik dari hesperidin.
Makalah ini bertujuan membahas efek
hesperidin yang terdapat pada buah jeruk
terhadap kadar kol-LDL, kol-HDL dan kolesterol
total pada penderita hiperkolesterolemia.
PATOGENESIS HIPERKOLESTEROLEMIA
Hiperkolesterolemia
adalah
keadaan
peningkatan kadar kolesterol total (>240
mg/dL) dan kadar kol-LDL saat puasa.5,6
Hiperkolesterolemia dibagi menjadi 3 derajat
yaitu hiperkolesterolemia ringan ( kadar kolLDL 130-159 mg/dL), sedang (160-219 mg/
dL) dan berat (>220 mg/dL).16
Beberapa hal yang dapat menyebabkan
hiperkolesterolemia yaitu:
1. Asupan lemak jenuh dan kolesterol yang
tinggi
Terdapat 3 jenis asam lemak jenuh yang bersifat
hiperkolesterolemik yaitu asam laurat (C12:0)
yang banyak terdapat pada makanan hewani,
asam miristat (C14:0) terutama pada lemak
mentega, minyak kelapa, minyak kelapa sawit
dan asam palmitat (C16:0) yang juga terdapat
pada minyak kelapa dan minyak kelapa
sawit.17,18 Asupan tinggi kolesterol memiliki
korelasi positif dengan meningkatnya kadar
kolesterol total dan kadar kol-LDL.19 Konsumsi
tinggi kolesterol bersama dengan asam lemak
jenuh memiliki potensi meningkatkan kadar
kol-LDL yang sangat besar.18
2. Penuaan
Seiring dengan bertambahnya usia, terjadi
penurunan ambilan partikel LDL dari sirkulasi
akibat penurunan efisiensi kerja reseptor
LDL.16
3. Obesitas
Obesitas
dapat
menyebabkan
hiperkolesterolemia, diduga karena adanya
peningkatan sintesis very low density lipoprotein
(VLDL) di hepar.16
CDK-200/ vol. 40 no. 1, th. 2013
4. Faktor genetik
Faktor genetik dapat mempengaruhi kadar
kol-LDL plasma melalui pengaturan sintesis
apo B-100, partikel LDL, reseptor LDL dan
ambilan partikel LDL oleh hepar.16
dipengaruhi oleh kadar kolesterol di dalam
sel.17 Proses ini melibatkan sterol regulatory
element binding protein (SREBP) yaitu protein
yang berperan dalam transkripsi gen reseptor
LDL.
5. Hormon estrogen
Hormon
estrogen
berperan
dalam
menstimulasi sintesis reseptor LDL, penurunan
kadar estrogen seringkali menyebabkan
peningkatan kadar kol-LDL pada masa
pascamenopause.16
Saat kadar sterol di dalam sel rendah,
SREBP akan ditransfer dan menyebabkan
peningkatan transkripsi gen reseptor LDL.
Sebaliknya, apabila kadar sterol tinggi,
terjadi hambatan transfer SREBP sehingga
transkripsi gen reseptor LDL menurun yang
kemudian diikuti dengan penurunan ambilan
partikel LDL oleh sel.8,21 Enzim ACAT bekerja
mengurangi kadar kolesterol melalui proses
re-esterifikasi kolesterol bebas menjadi
kolesterol ester.17
LDL
Partikel
LDL
merupakan
lipoprotein
yang memiliki kandungan kolesterol dan
kolesterol ester (pada bagian inti) tertinggi,
namun memiliki kandungan protein (pada
permukaan) yang paling sedikit.17 Apo B100
merupakan apoprotein partikel LDL yang
berperan untuk membentuk ikatan dengan
reseptor spesifik Apo B100 (reseptor LDL) di
jaringan hepatik dan non-hepatik.8 Proses
pembentukannya berasal dari partikel
VLDL yang telah kehilangan kandungan
trigliseridanya.17
Sebanyak 60 % LDL ditranspor ke hepar untuk
membentuk ikatan dengan reseptor LDL
yang selanjutnya mengalami endositosis.8
Sedangkan 40 % lainnya, ditranspor ke
jaringan ekstrahepatik seperti adrenokortikal
dan sel gonad yang juga memiliki reseptor
spesifik Apo B100. Adanya reseptor spesifik
Apo B100, menyebabkan jaringan dapat
menangkap LDL dan menggunakan kolesterol
yang terdapat didalamnya.8
RESEPTOR LDL
Reseptor
LDL
merupakan
protein
transmembran di permukaan sel, yang
berbentuk celah dan dilapisi oleh membran
sel dan protein yang disebut clathrin.20,21
Sintesis reseptor LDL dipengaruhi oleh kadar
kolesterol bebas di dalam sel, dan setelah
berikatan dengan reseptor, seluruh partikel
LDL mengalami endositosis.8,20,21 Komponen
kolesterol bebas dari LDL akan dipindahkan
ke dalam sel dan menyebabkan hambatan
aktifitas enzim 3-hydroxy-3-methylglutarylCoA reduktase (HMG-CoA reduktase) dan
peningkatan enzim acyl CoA:cholesterol
acyl transferase (ACAT).20 Enzim HMG-CoA
reduktase berperan dalam menurunkan
sintesis kolesterol, aktivitas dan sintesisnya
diatur melalui mekanisme umpan balik yang
KOLESTEROL
Kolesterol merupakan senyawa alisiklik
dengan struktur dasar meliputi inti
perhydrocyclopentanophenanthrene
yang
tersusun atas 4 cincin karbon.8 Kolesterol
di dalam tubuh sebagian besar berasal dari
biosintesis sedangkan sisanya berasal dari
bahan makanan hewani seperti kuning telur,
daging, hati dan otak.18,20
Kolesterol
yang
dihasilkan
hepar
didistribusikan ke seluruh tubuh dengan
bantuan lipoprotein terutama VLDL, IDL dan
LDL, yang mengangkut kolesterol ester ke
jaringan yang membutuhkan kolesterol untuk
sintesis membran sel, hormon steroid dan
vitamin D.8
Pengaruh nutrisi terhadap kadar kolesterol
total dan kadar kol-LDL:
1. Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh (ALJ) dapat meningkatkan
kadar total kolesterol 2 kali lebih banyak
dibandingkan kemampuan asam lemak tak
jenuh ganda (ALTJG) menurunkannya, dapat
dilihat pada persamaan berikut: 22
ΔC = 1,35 (2S – D) + 1,5 Z
ΔC = perubahan serum kolesterol total
S = perubahan dalam persen asupan energi dari ALJ
D = perubahan dalam persen asupan energi dari ALTJG
Z = perbedaan dalam akar kuadrat dari asupan
kolesterol yang lama dan baru
2. Kolesterol dari makanan
Terdapat hubungan yang positif antara asupan
tinggi kolesterol dengan kadar kolesterol total
dan kadar kol-LDL.19
13
TINJAUAN PUSTAKA
3. Asam lemak lainnya
Asupan asam lemak lainnya juga memiliki
pengaruh
terhadap
kadar
kolesterol
yaitu asam lemak trans (terdapat pada
bahan makanan yang mengalami proses
hidrogenisasi seperti margarin) yang bersifat
hiperkolesterolemik. Asam lemak tak jenuh
ganda dan asam lemak tak jenuh tunggal
bersifat hipokolesterolemik.22
4. Serat larut air
Serat larut air seperti pektin, gum, mucilago,
polisakarida alga dan hemiselulosa dapat
menurunkan
kadar
kol-LDL
melalui
mekanisme pengikatan asam empedu dan
hasil fermentasi serat oleh bakteri pada
kolon (asetat, propionat dan butirat) yang
dapat menghambat sintesis kolesterol.18,22
Serat larut air dapat ditemukan pada bahan
makanan seperti oat,gandum,biji-bijian dan
psilium.22
5. Protein kedelai
Penelitian membuktikan penggantian asupan
protein hewani dengan protein kedelai, dapat
menurunkan kadar kolesterol total dan kadar
kol-LDL sebanyak 10-12%.22 Efek tersebut
diperkirakan karena kandungan asam amino
dan adanya fitokimia (isoflavon dan saponin)
pada kedelai.22
6. Fitokimia
Fitokimia merupakan komponen aktif yang
terdapat pada bahan makanan nabati,
beberapa fitokimia telah terbukti memiliki
potensi hipokolesterolemik yaitu fitosterol,
tokotrienol dan flavonoid.13
HESPERIDIN
Definisi, sifat kimia, dan sifat fisika
Hesperidin merupakan flavonoid utama yang
terdapat pada jeruk manis dan lemon; pada
jeruk muda, kandungan hesperidin mencapai
> 14 % berat bersihnya.23 Hesperidin murni
berbentuk seperti jarum tipis panjang
berwarna kuning pucat dengan susunan
molekular C18H34O15.23 Tidak memiliki bau dan
rasa, selain itu juga bersifat mudah larut dalam
cairan alkali.23 Hesperidin merupakan suatu
glikosida flavon yang terdiri dari hesperetin
suatu aglycone flavon dan rutinosa yang
merupakan disakarida.23
Absorpsi, metabolisme, dan ekskresi
Proses absorpsinya diperkirakan terjadi
pada bagian distal usus halus dan usus
14
besar. Hesperidin dalam bentuk glikosida
mengalami proses hidrolisis oleh bakteri
usus besar menjadi bentuk aglycone
yaitu hesperitin, yang kemudian masuk
ke dalam sirkulasi darah dalam bentuk
glukuronida dan sulphoglukuronida.24,25
Beberapa penelitian telah membuktikan
bahwa hesperidin memiliki bioavailabilitas
rendah yaitu < 25 %.23 Penelitian Manach
dkk memperlihatkan metabolit hesperidin
dapat ditemukan dalam plasma 3 jam
setelah mengkonsumsi jus jeruk dan
mencapai puncaknya setelah 5 – 7 jam.23
Penelitian Kanaze dkk, membuktikan bahwa
hesperetin dapat ditemukan di dalam
plasma setelah 20 menit dan mencapai
puncaknya setelah 3,5 – 4 jam kemudian.24
Fungsi
Hesperidin memiliki berbagai efek dalam
tubuh antara lain:
Setelah diabsorpsi, hesperidin mengalami
siklus entero-hepatik di dalam tubuh manusia
dan diekskresikan melalui urin dan feses
dalam waktu 24 jam pertama. 23
2. Antiinflamasi
Hesperidin diketahui memiliki potensi tinggi
sebagai antiinflamasi melalui beberapa
mekanisme23:
Tingkat keamanan dan toksisitas
Secara umum, hesperidin dapat dikatakan
sangat aman untuk dikonsumsi dan tidak
menimbulkan efek samping apapun
meskipun dikonsumsi oleh ibu hamil.23
Berbagai penelitian membuktikan bahwa
hesperidin aman untuk organ dan jaringan,
tidak berakumulasi di jaringan dan tidak
menimbulkan reaksi alergi.23
• Inhibisi pelepasan histamin dari sel
basofil.
• Inhibisi sintesis eikosanoid yang bersifat
proinflamasi.
• Berperan sebagai antioksidan yang
menangkap radikal bebas.
• Mengurangi sintesis prostaglansin E2 dan
prostaglandin F2α.
Hesperidin juga terbukti tidak berinteraksi bila
diberikan bersama dengan makanan, obat,
vitamin, maupun preparat hormon, namun
apabila dikonsumsi bersama makanan dapat
menurunkan absorpsi hesperidin, diduga
karena matriks makanan dapat mengganggu
proses absropsinya.23
Kandungan hesperidin dalam jeruk
Hesperidin paling banyak ditemukan pada
jeruk yang masih muda dan berwarna
hijau, konsentrasinya meningkat selama
penyimpanan.23,26 Distribusi hesperidin dalam
buah jeruk tersebar pada setiap lapisannya,
dan dalam jumlah besar dapat diisolasi dari
kulitnya.23
Pada jeruk yang sudah matang, hesperidin
dalam konsentrasi tinggi dapat ditemukan
pada lapisan dalam kulit jeruk dan membran
segmen, sedangkan dalam konsentrasi yang
lebih rendah dapat ditemukan pada vesikel
jus dan biji.23
1. Efek pada pembuluh darah
Hesperidin terbukti dapat menurunkan
permeabilitas kapiler dan fragilitas dinding
kapiler sehingga sering dipakai sebagai terapi
untuk menurunkan edema, perdarahan,
scurvy, hemoroid, hipertensi dan berbagai
tukak.23 Mekanisme kerjanya melalui efek
inhibisi pada enzim hialuronidase yang
berpengaruh pada permeabilitas dan fragilitas
kapiler.23 Sediaan hesperidin dan diosmin
terbukti dapat mencegah iskemia melalui
induksi proses adesi sel lekosit pada jaringan
otot disekitar lokasi iskemia.23
3. Antihipertensif dan diuretik
Penelitian pada tikus membuktikan, pemberian
hesperidin sebanyak 200 mg/kg berat badan
dapat menurunkan hipertensi melalui
mekanisme diuresis yang melibatkan enzimenzim seperti protein kinase, lipooksigenase
dan siklogenase.23
4. Antibakterial dan antiviral
Hesperidin bersifat antibakterial dengan
menghambat aktifitas dan pertumbuhan
bakteri Helicobacter pylori dan sebagai
antiviral, dapat melawan virus influenza,
herpes simpleks, rotavirus, dan sebagainya.23
5. Antioksidan
Hesperidin berperan sebagai scavenger yang
menangkap radikal bebas dan mencegah
kerusakan akibat proses oksidasi. Berbagai
penelitian telah membuktikan pemberian jus
jeruk dapat meningkatkan kadar antioksidan
dalam tubuh.23
6. Antihiperkolesterolemia
Hesperidin memiliki efek signifikan dalam
menurunkan kadar kolesterol total, kadar kolLDL dan meningkatkan kadar kol-HDL.10,21,23
CDK-200/ vol. 40 no. 1, th. 2013
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 1 Matriks rujukan penelitian
No
Ref
Nama penulis
Subjek penelitian
10
Kurowska E, et al
16 ♂dan 9 ♀
kadar kol-total: 5,5 – 8,4 mmol/L
kadar kol-LDL: 3,3 – 5,1 mmol/L
11
Cesar TB, et al
15
Desain
penelitian
Lama
penelitian
Dosis
Parameter
Efek
4 minggu
250 mL, 500 mL, 750 mL jus jeruk →
34,7 mg hesperidin
Diet: AHA step 1
Kadar kol-HDL
Rasio LDL-HDL
Kadar kol-LDL
↓ 21 %
↓16 %
Tdk bermakna
31 orang normokolesterolemia 14 orang
RCT
hiperkolesterolemia (kol-LDL >130 mg/dL)
60 hari
750 mL jus jeruk (konsentrat beku)
→ 42 mg hesperidin
Diet: tidak diatur
Kadar kol-LDL
Kadar kol-HDL
Transfer kolesterol bebas
↓12%
Tdk bermakna
↑22%
Demonty I, et al.
204 orang
RCT
4 minggu
Plasebo, hesperidin murni 800 mg
dan naringin 400 mg
Diet : tidak diatur
Kadar kol-LDL, kol-HDL
Tetap
14.
Bok SH, et al
30 tikus jantan
RCT
6 minggu
0,05 g hesperidin + 0,05 g
naringin/100 g makanan
Diet : tinggi kolesterol
Kadar kol plasma
Kadar kol hepar
Kadar HMG-CoA reduktase
ACAT
↓
↓
↓
↓
12
Morin B, et al
Sel kultur HepG2
Hesperidin konsentrasi
5 – 200 μmol/L
mRNA reseptor
Transkripsi reseptor LDL
↑3,6-4,7x
↑3 x
13
Miwa Y, et al.
Sel kultur HepG2
G-Hesperidin konsentrasi 0,1-1,2
mM
Apo B
Kolesterol ester sel
↓
↓
Peran hesperidin dalam menurunkan
kadar kolesterol total dan LDL
Hesperidin merupakan flavonoid yang
paling banyak ditemukan pada jeruk dan
dalam beberapa penelitian telah terbukti
bersifat hipokolesterolemik. Mekanisme kerja
hesperidin diperkirakan melalui 3 jalur yaitu :
1. Penghambatan aktifitas enzim HMGCoA
reduktase dan ACAT.23
2. Stimulasi ekspresi dan transkripsi gen
reseptor LDL.12
3. Penghambatan sekresi apoprotein B oleh
sel hepatosit.13
Penelitian Kurowska10 et al. dengan intervensi
750 ml jus jeruk per hari, terbukti dapat
menurunkan kadar kol-HDL. Penelitian
dengan intervensi yang sama dilakukan
RCT
oleh Cesar11 et al. selama 60 hari, hasilnya
adalah penurunan kadar kol-LDL sebanyak
12%. Penurunan kadar kolesterol plasma
ditunjukkan pada penelitian Bok14 et al. yang
memberikan hesperidin pada 30 tikus jantan.
Namun, pada penelitian Demonty15 et al.
yang memberikan hesperidin sintesis, tidak
didapatkan efek hipokolesterolemik dari
hesperidin. Hal tersebut diperkirakan karena
kurangnya konsentrasi hesperidin dalam
sirkulasi darah, sehingga tidak cukup untuk
mempengaruhi kerja enzim hati maupun
proses transkripsi dan ekspresi gen. Selain itu,
diduga terdapat respons homeostatik tubuh
yang mengkompensasi penurunan kolesterol
akibat hesperidin. Peran hesperidin terhadap
kadar kolesterol total dan kol-LDL belum
menunjukkan hasil yang konsisten (tabel 1).
RINGKASAN
Beberapa
zat
gizi
dapat
bersifat
hiperkolesterolemik seperti asam lemak
jenuh dan kolesterol, namun juga dapat
bersifat hipokolesterolemik, seperti buah
dan sayur. Hesperidin merupakan flavonoid
utama pada jeruk telah terbukti dapat
bersifat
hipokolesterolemik.
Hesperidin
bekerja melalui mekanisme inhibisi aktivitas
enzim HMGCoA reduktase dan ACAT serta
sekresi apoprotein B oleh hepatosit, selain
itu hesperidin juga menstimulasi ekspresi
dan transkripsi gen reseptor LDL. Beberapa
penelitian tentang intervensi jus jeruk pada
manusia menunjukkan hasil yang positif,
namun intervensi dengan hesperidin sintetik
masih kontroversial, sehingga dibutuhkan
penelitian lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Top 10 causes of death. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs310/en/index.html. Diunduh tanggal 7 agustus 2011.
2.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar Nasional 2007. Diunduh dari http://www.kesehatan.kebumenkab.
3.
Kusumoto FM. Cardiovascular Disorders : Heart Disease. Dalam: McPhee SJ, Hammer GD. Pathophysiology of Disease An Introduction to Clinical Medicine. Edisi ke 6. China: McGraw Hill, 2010.
4.
Sayogo S. Menuju Perempuan Sehat dan Aktif Melalui Gizi Seimbang. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008. hal 54–6.
go.id/data/lapriskesdas.pdf. Diunduh tanggal 7 agustus 2011.
hal.247–84.
5.
Adam JMF, Soegondo S, Semiardji G, Adriansyah H. Petunjuk praktis penatalaksanaan dislipidemia. Cetakan pertama. PERKENI, 2004.
6.
Rader DJ, Hobbs HH. Disorders of lipoprotein metabolism. Dalam: Longo, Fauci, Kasper, Hauser, Jameson, Loscalzo. Harrison’s Principles of Internal Medicine. Edisi ke 18. McGraw Hill, 2012.
hal.3145–61
7.
Soemantri S, Budiarso LR, Sandjaja. Survey Kesehatan Rumah Tangga, Status kesehatan masyarakat Indonesia. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan
Replubik Indonesia, 2004. hal 34– 36.
8.
Lieberman M, Marks AD. Basic Medical Biochemistry A Clinical Approach. Edisi ke 3. China: Lippincot Williams and Wilkins, 2009. hal 591–699.
CDK-200/ vol. 40 no. 1, th. 2013
15
TINJAUAN PUSTAKA
9.
Third report of the National Cholesterol Education Program (NCEP). Expert panel on detection, evaluation, and treatment of high blood cholesterol in adult (Adult treatment panel
III),2002.
10. Kurowska E, Spence JD, Jordan J, Wetmore S, freeman DJ, Piche LA, et al. HDL-cholesterol-raising effect of orange juice in subject with hypercholesterolemia. Am J Clin Nutr 2000;72:1095–
100.
11. Cesar TB, Aptekmann NP, Araujo MP, Vinafre C, Maranhao RC. Orange juice decreases low-density lipoprotein cholesterol in hypercholesterolemia subject and improves lipid transfer to
high-density lipoprotein in normal and hypercholesterolemic subjects. Elsevier 2010; 30:689–94
12. Morin B, Nichols LA, Zalasky KM, Davis JW, manthey JA, Holland LJ. The citrus flavonoids hesperetin and nobiletin differentially regulate low density lipoprotein receptor gene transcription
in hepg2 liver cells. J Nutr. 2008;138(7):1274–81
13. Miwa Y, Mitsuzumi H, Yamada M, Arai N, Tanabe F, Okada K, et al. Suppresion of apolipoprotein B secretion from HepG2 cells by glucosyl hesperidin. J Nutr Sci Vitaminol.2006;52:223-31
14. Bok S H, et al. Plasma and hepatic cholesterol and hepatic activities of 3-hydroxy-3-methyl-glutaryl-CoA reductase and Acyl CoA : Cholesterol Transferase are lower in rats fed citrus peel
extract or a mixture of citrus bioflavonoids. J. Nutr. 1999;129:1182–5.
15. Demonty I, Lin Y, Zebregs YEMP, Vermeer Ma, Van der knaap HCM, Jakel M, et al. The citrus flavonoids hesperidin and naringin do not affect serum cholesterol in moderately hypercholesterolemic men and women. J. Nutr. 2010;140:1615–20.
16. Grundy SM. Nutrition in The Management of Disorders of Serum Lipids and Lipoproteins. Dalam : Shils ME, Shike M, Ross AC, Caballeo B, Cousins RJ. Modern Nutrition in Health and Disease.
Edisi ke 10. USA: Lippincott Williams & Wilkins, 2006. hal.1076–94
17. Gropper SS, Smith JL, Groff JL. Advanced Nutrition and Human Metabolism. Edisi ke 5. Canada: Wadsworth,2009. hal 131–77.
18. Krummel DA. Medical Nutrition Therapy For Cardiovascular Disease. Dalam : Mahan LK, Escott-stump S. Krause’s Food and Nutrition therapy. Edisi ke 12. Canada: Saunders Elsevier, 2008.
hal.833–64.
19. Ricardi G, Rivellese, Williams C. The Cardiovascular System. Dalam : Gibney MJ, Macdonald IA, Roche HM. Nutrition and Metabolism. Edisi ke 1. Great Britain: Blackwell Science, 2003. hal.
225–46. 22
20. Botham KM, Mayes PA. Lipid transport and storage. Dalam : Murray RK, Bender DA, Botham KM, Kennelly PJ, Rodwell VW, Weil PA. Harper’s illustrated biochemistry. Edisi ke 28. China:
McGraw-Hill companies,2009. hal 212–33
21. Lagor WR, Millar JS. Overview of the LDL receptor: relevance to cholesterol metrabolism and future approaches for the treatment of coronary heart disease. Journal of Receptor, Ligand and
Channel Research. 2010;3:1–14.
22. Ard JD, Franklin Jr FA. Cardiovascular Disease. Dalam : Heimburger DC, Ard JD. Handbook of Clinical Nutrition. Edisi ke 4. USA: Mosby Elsevier, 2006. hal.422–47.
23. Garg A, Garg S, Zaneveld J D, Singla A K. Chemistry and pharmacology of the citrus bioflavonoid hesperidin. Phytother. Res. 2001;15:655–69.
24. Manach C, Morand C, Gil-Izquierdo A, Bouteloup-Demange C, Remesy C. Bioavailability in humans of the flavanones hesperidin and narirutin after the ingestion of two doses of orange
juice. Eur J Clin Nutr. 2003;57:235-42.
25. Kanaze FI,Bounartzi MI,Georgarakis M, Niopas I. Pharmacokinetics of the citrus flavanone aglycones hesperetin and naringenin after single oral administration in human subjects. Eur J Clin
Nutr. 2007;61:472–7
26. Jourdan P S, Meintosen C A, Mansel R L. Naringin level in citrus tissue II. Quantitative distribution of naringin in citrus paradisi macf. Plant Physiol. 1985;77:903–8.
16
CDK-200/ vol. 40 no. 1, th. 2013
Download