Ringkasan Khotbah - 09 Desember 2012 Kerohanian Zakharia Luk 1:5–7, 24–25 Ev. Andrew Kristanto Dalam Kitab Suci, Tuhan membangkitkan orang-orang untuk membuka jalan bagi Yesus Kristus. Salah satunya adalah Yohanes Pembaptis. Tuhan juga menggunakan Yohanes Pembaptis untuk menegur Raja Herodes. Yohanes Pembaptis mempunyai karisma yang sangat besar, sehingga beberapa orang berpikir bahwa Yohanes Pembaptis adalah sang mesias. Di dalam Injil, Tuhan tidak hanya menggunakan orang besar seperti Yohanes Pembaptis saja. Tuhan juga menggunakan Zakharia dan Elisabeth, yang namanya tidak akan tercantum dalam sejarah gereja, jika alkitab tidak menuliskannya. Zakharia dan Elisabeth merupakan anggota dari rombongan iman yang melayani dalam bait Allah. Jumlah rombongan iman yang melayani dalam bait suci adalah kurang lebih 7200 orang. Zakharia bukan merupakan orang yang signifikan dalam rombongan iman. Zakharia bisa digantikan oleh banyak orang lain, tetapi Tuhan tetap memakainya. Kenapa Tuhan memakai hidup Zakharia dan Elisabeth, sebagai orangtua dari Yohanes Pembaptis yang akan membuka jalan bagi Yesus Kristus? Dalam Lukas 1 menyebutkan keunikan Zakharia yaitu, benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. Ada 3 aspek yang akan kita renungkan dari kehidupan Zakharia. Zakharia dikatakan sebagai seorang yang hidup benar di hadapan Tuhan. Ada 3 aspek / perspektif dari hidup benar Zakharia yang perlu diperhatikan. Pertama, hidup benar karena Zakharia mempunyai etika yang benar karena mempunyai kepercayaan yang benar melampaui semua masyarakat di zaman tersebut Romawi. Pada zaman itu, Israel dijajah oleh bangsa Romawi. Dalam masyarakat terdapat banyak agama. Bangsa Romawi tidak menghapuskan agama-agama tersebut dan membebaskan rakyatnya (termasuk bangsa Israel) untuk beribadah kepada dewa menurut kepercayaan masing-masing. Kebebasan beragama ini dijaga oleh kekaisaran Romawi. Tetapi ada satu syarat yang diajukan oleh bangsa Romawi, yaitu saat mereka beribadah kepada Tuhan / dewa mereka, mereka juga harus menyembah kaisar Romawi. Saat kerajaan Romawi berkuasa, banyak orang menyembah dewa-dewa berdasarkan kepercayaan mereka masing-masing, bahkan dalam kebudayaan Romawi, mereka diperbolehkan untuk menggabungkan beberapa kepercayaan menjadi satu. Misalnya saja, 1/5 Ringkasan Khotbah - 09 Desember 2012 orang Mesir bisa menyembah dewa-dewa mesir dan menyembah dewa-dewa Yunani. Masyarakat pada zaman itu tidak mempermasalahkan hal tersebut, hal utama bagi mereka adalah mereka bisa hidup dengan nyaman dan dilindungi oleh dewa-dewa. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah, pertama, masyarakat pada zaman itu mencampurkan begitu banyak kepercayaan untuk sekuritas mereka di dunia. Kedua, meskipun dewa-dewa yang disembah dianggap sebagai pribadi yang berkuasa atas banyak hal, tetapi mereka melihat bahwa kehidupan dewa-dewa mereka secara moral tidak berbeda dengan manusia. Dalam kehidupan dewa-dewa ada perselingkuhan, peperangan, dan permusuhan. Mirip seperti kehidupan manusia. Perbedaannya adalah dewa-dewa berkuasa, sedangkan manusia lemah. Mereka melihat bahwa dewa-dewa mereka tidak punya etika, sehingga mereka bisa beribadah tanpa mempunyai etika dan hidup secara amoral. Saat alkitab mengatakan bahwa Zakharia hidup dengan benar di hadapan Tuhan, hidup Zakharia berlawanan dengan semua kebudayaan Romawi, hidup Zakharia ditujukan untuk beribadah kepada satu Allah saja, yaitu Allah Israel dan tidak akan digabungkan dengan Allah lain. Zakharia hidup benar di hadapan Allah, karena Zakharia hanya menyembah Allah pencipta segala sesuatu, dan di bawah Allah Sang Pencipta, semua ciptaan harus tunduk. Kepercayaan Zakharia ini bertentangan dengan seluruh kepercayaan yang ada pada zaman itu. Zakharia dikatakan benar di hadapan Allah, karena pada saat Zakharia menyembah Allah Yahwe yang diwariskan dari nenek moyangnya, kehidupan Zakharia merupakan kehidupan yang suci. Zakharia mampu menggabungkan kepercayaannya kepada Allah yang Esa dan hidup yang suci. Ia hidup berintegritas. Cara hidup Zakharia berbeda dengan semua orang yang mengaku menyembah dewa-dewa mereka. Zakharia menggabungkan doktrin Allah yang benar dan etika hidup suci dalam kehidupannya. Bagaiman dengan kehidupan kita saat ini? Ada begitu banyak kepercayaan yang ditawarkan sehingga kita bisa memilih kepercayaan apa yang akan kita anut. Apa kita bisa menyatakan bahwa kita percaya kepada Allah Tritunggal yang pernah menyatakan bangsa Israel dan inkarnasi Yesus Kristus? Apakah hidup kita yang percaya doktrin yang benar mempunyai hidup suci di hadapan Tuhan? Kenapa Zakharia dipakai Tuhan? Di satu sisi, hal tersebut merupakan anugrah Tuhan. Di sisi lain Zakharia merupakan orang yang hidupnya mencari Tuhan dan mentaati Taurat. Hidup Zakharia sesuai dengan tuntutan Tuhan yang Maha Kudus. Bagaimana dengan kita? Saat kita mengatakan percaya kepada satu Allah yang menciptakan seluruh alam semesta, apakah hidup kita sesuai dengan tuntutan Allah? 2/5 Ringkasan Khotbah - 09 Desember 2012 Dalam kehidupan rasul Paulus, saat Paulus menuliskan kitab Roma, dibagi menjadi 2 bagian yaitu pasal 1 – 11 yang menuliskan tentang pengertian doctrinal, dan pasal 12 – 16 menuliskan tentang etika. Bagaimana Paulus menggabungkan kedua hal ini? Paulus dalam pasal 11 ayat 33 – 36 berbicara tentang doksologi atau kemuliaan Allah. Kemuliaan Allah merupakan pengikat antara doktrin dan etika yang benar. Concern Paulus dalam penulisan begitu banyak doktrin dalam kitab Roma adalah bagaimana dengan pengertian yang benar orang bisa semakin kagum terhadap kemuliaan Allah. Zakharia menjalankan hidupnya dengan mempunyai visi yang jelas yaitu kemuliaan Allah, sehingga Zakharia bisa menggabungkan pengertian yang benar dan hidup suci di hadapan Tuhan. Tuhan ingin dicari demi diriNya sendiri, supaya manusia menikmati hubungan dengan Tuhan. Hal ini disadari oleh orang non Kristen. Hal tersebut dinyatakan dalam kalimat yang dikatakan oleh orang Sufi, sebagai berikut : Tuhan, kalau kami mencari Tuhan hanya untuk masuk surga, maka kami berdoa supaya Tuhan menutup pintu surga rapat-rapat bagi kami. Jika kami mencari Tuhan karena kami takut masuk neraka maka bukalah pintu neraka lebar-lebar bagi kami. Bagaimana dengan kehidupan kita? Apakah kita yang mengaku percaya kepada Allah yang benar mencari Allah dengan segenap hidupnya dan menggunakan hidupnya untuk kemuliaan Allah? Apa yang kita kerjakan dalam kehidupan kita, sehingga saat orang melihat kehidupan kita, mereka bisa melihat hidup kita benar dan kepercayaan kita melebihi semua kepercayaan lain dan secara etika kita melebihi semua orang yang mengaku beragama? Kehidupan Zakharia sangat kontras dengan kehidupan seluruh masyarakat. Hidup Zakharia hanya berpusat pada Tuhan yang berdaulat atas segala sesuatu, menjadi juru selamat Israel dan menebus seluruh bangsa melalui Yesus Kristus sehingga Zakharia dimampukan untuk hidup suci dan memuliakan Tuhan. Kedua, hidup benar dalam komunitas orang Yahudi. Zakharia bukan satu-satunya iman di bait Allah, ada orang farisi dan saduki, ada pula imam-imam besar seperti Kayafas. Tetapi saat alkitab menggambarkan orang-orang tersebut, alkitab menggambarkan mereka seperti kuburan yang dilabur putih. Lapisan luar begitu indah, tetapi dalamnya penuh dengan kebusukan. Orang 3/5 Ringkasan Khotbah - 09 Desember 2012 Farisi punya sistem kepercayaan yang sama dengan Zakharia, mereka hidup dengan etika yang sama ketatnya dengan Zakharia. Orang Farisi melakukan semua hal tersebut supaya mesias segera datang dan membebaskan mereka. Tetapi saat Yesus Kristus datang, Ia seringkali menunjukkan bahwa mereka penuh dengan kemunafikan. Meskipun etika mereka lakukan sedemikian ketat, tetapi hati mereka penuh dengan kebusukan karena mereka mengharapkan keuntungan bagi dirinya sendiri. Zakharia hidup melampaui semua orang tersebut, karena Zakharia melakukan semua hal tersebut murni dari isi hatinya yang paling dalam yang ingin dekat dengan Tuhan dan memuliakan Tuhan. Tuhan tidak hanya peduli bagaimana konten kepercayaan kita, kehidupan kita, tetapi juga motivasi kita sedalam-dalamnya apakah hati kita murni ingin dekat dengan Tuhan. Hal inilah yang membedakan Zakharia dengan orang-orang yang punya sistem kepercayaan dan etika yang sama adalah kemurnian hatinya di hadapan Tuhan. Tuhan tahu seluruh isi hati Zakharia yang konsisten dan konsekuen dengan apa yang dikatakan dan dikerjakan. Ketiga, hidup benar Zakharia melampaui semua masalah dan kesulitan pribadinya. Saat Zakharia beribadah kepada Tuhan, ia menanggung sebuah kesukaran karena banyak orang menganggap dia menanggung aib karena tidak diberi keturunan. Zakharia tetap mempertahankan kesalehan dan kesucian hidupnya. Zakharia telah menunggu kehadiran anak dalam kehidupan perkawinannya dengan Elisabeth, tetapi mereka menunggu sedemikian lama dan belum dikaruniai seorang anak. Kesulitan paling besar dalam mempertahankan kesalehan bukan berasal dari luar, tetapi dari dalam diri kita. Orang akan sulit mengalami kemajuan rohani saat dalam hatinya akan muncul pertanyaan mengapa. Mengapa hal buruk terjadi dalam hidup kita? Mengapa hal buruk terjadi pada keluarga kita? Mengapa Tuhan mengijinkan hal buruk terjadi pada kita? Pertanyaan-pertanyaan ini akan menjadi ganjalan yang sangat besar dalam kerohanian kita. Yusuf mengalami banyak kesulitan dalam hidupnya. Ia dijual oleh saudaranya, ditipu orang, difitnah oleh istri Pontifar. Tentunya muncul pertanyaan di dalam hati Yusuf, mengapa ia mengalami semua hal buruk ini. Dalam segala pertanyaannya Yusuf tetap setia dan konsisten kepada Tuhan sehingga Yusuf semakin dekat dengan rencana Tuhan. Zakharia semakin dekat dengan rencana Tuhan saat ia tetap hidup saleh dalam kesulitannya. Pada saat awal pelayanan, manusia biasanya antusias dan saleh, tetapi ketika terjadi hal buruk dan Tuhan tidak kunjung ‘memberikan’ pertolongan, mereka mulai meninggalkan Tuhan. Tetapi 4/5 Ringkasan Khotbah - 09 Desember 2012 Zakharia tidak. Saat kita bertemu dengan pertanyaan kenapa, pertanyaan itu bisa membuat hidup kita semakin hancur atau semakin dekat dengan Tuhan. Apa arti inkarnasi natal? Salah satu semangat inkarnasi adalah kita hidup di dunia dengan penuh kesulitan tetapi hati kita tetap berada di surga. Yesus Kristus hidup di dunia penuh dengan kesulitan, hinaan dan caci maki, tetapi hatinya tetap berada di surga bersama dengan Tuhan. Saat kita memikirkan Natal, Tuhan memakai orang yang tidak signifikan seperti Zakharia untuk mempersiapkan jalan bagi sang Mesias. Semoga kita bisa menjadi orang yang diingat di hadapan Tuhan karena hidup kita tidak bercacat, meskipun hidup kita penuh dengan kesulitan, kita tetap konsisten dan setia. (Transkrip belum diperiksa oleh pengkhotbah, MD). 5/5