BAB I - ejurnal untag samarinda - Universitas 17 Agustus 1945

advertisement
PENGARUH PENGATURAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP
SEMANGAT KERJA PEGAWAI PADA BAGIAN ORGANISASI
DAN TATALAKSANA KANTOR BUPATI KUTAI BARAT
Hastuti Mariana1
1
Administrasi Negara, Fakultas ISIPOL, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda,
2
Fakultas ISIPOL, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda 75234, Indonesia.
ABSTRACT
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaturan lingkungan kerja
berpengaruh positif terhadap disiplin kerja pegawai pada Bagian
Organisasi dan Tatalaksana Kantor Bupati Kabupaten Kutai Barat, Hal ini
dapat dibuktikan bahwa bahwa nilai rxy coeffeicient corelasi atau r hitung
sebesar 0,411 sedangkan nilai r product moment atau r tabel pada
pengambilan taraf signifikansi alpa 0,05 atau 5% N = 25-1 adalah r0,05, 24 =
0,404. Oleh karena nilai r xy > r tabel (0,411 > 0,404), dapat dikatakan
bahwa variabel Pengaturan Lingkungan Kerja memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Semangat Kerja Pegawai pada Bagian Organisasi dan
Tatalaksana Kantor Bupati Kabupaten Kutai Barat, dengan demikian
hipotesis penelitian ini diterima.
Pembuktian lainnya pada hasil output tabel coeficient diperoleh nilai
thitung sebesar 5,800. Pada tabel distribusi t dengan taraf pengambilan
signifikansi 0,05 atau 5% didapatkan nilai ttabel atau t0.05, 24 = 1,708. Oleh
karena thitung > ttabel atau (5,800 > 1,708) maka dengan demikian
hipotesisi dalam penelitian ini diterima bahwa Pengaturan Lingkungan
Kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Semangat Kerja
Pegawai pada Bagian Organisasi dan Tatalaksana Kantor Bupati
Kabupaten Kutai Barat.
Keyword : management office
I. PENDAHULUAN
Pegawai Negeri Sipil sebagai
abdi negara dan abdi masyarakat
dituntut berperan aktif dalam
rangka
mensukseskan
pelaksanaan
pembangunan
untuk
meningkatkan
kesejahteraan rakyat, khususnya
memberikan pelayanan terbaik
kepada masyarakat, disisi yang
lain Pegawai Negeri Sipil juga
bersaing
dengan
kinerja
pelayanan pihak swasta yang
serba cepat dan tidak berbelitbelit. Salah satu modal dasar
untuk memenangkan persaingan
tersebut Pegawai Negeri Sipil
harus mempunyai semangat
dalam bekerja.
Semangat kerja pegawai
dipengaruhi oleh faktor material
maupun
non
material.
Pemenuhan kebutuhan yang
sifatnya material bukanlah satusatunya faktor penentu yang
2
dapat
membuat
pegawai
bersemangat dalam bekerja.
Pemenuhan
kebutuhan
non
material seperti kenyamanan
tempat kerja pegawai adalah
faktor yang tak kalah pentingnya
untuk
diperhatikan.
Dalam
menciptakan kenyamanan kerja
kondisi lingkungan kantor perlu
mendapatkan perhatian baik dari
pimpinan maupun bawahannya
sendiri dari segi kebersihan, suhu
udara
dalam
ruang
kerja,
penerangan yang dapat masuk
ruangan kerja dan suara yang
dapat mengganggu pendengaran
sehingga
dapat
mengurangi
konsentrasi dalam penyelesaian
suatu pekerjaan. Lingkungan
kerja atau prasarana fisik yang
baik,
dapat
membantu
mengurangi
kejenuhan
dan
kelelahan bagi para karyawan.
Lingkungan kerja erat
kaitannya dengan lingkungan fisik
kantor tempat bekerja. Kantor
merupakan
tempat
diselenggarakannya
kegiatan
registrasi
(pencatatan),
komputerisasi (input dan ouput
data), komunikasi dan informasi.
Kegiatan
tersebut
diselenggarakan untuk mencapai
tujuan kantor yang diantaranya
adalah menyediakan keteranganketerangan lengkap dan akurat,
menciptakan suasana kantor
yang harmonis dan menyeluruh,
mencapai hasil pekerjaan kantor
secara efektif dan efisien serta
memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara optimal. Pada
umumnya pegawai cenderung
lebih senang dengan adanya
kondisi lingkungan kantor tempat
kerja yang baik dan nyaman,
sehingga efisiensi kerja suatu
organisasi dapat tercapai dengan
baik. Dengan demikian sangat
penting bag pimpinan kantor
untuk memperhatikan hal ini
sebagai salah satu cara untuk
meningkatkan semangat kerja
aparaturnnya.
Suasana kerja ataupun
lingkungan kerja sebagai salah
satu faktor yang menumbuhkan
semangat kerja para pegawai
yang dimaksudkan adalah usaha
pengaturan tata ruang kantor.
Oleh
karena
itu
penulis
beranggapan bahwa faktor tata
ruang kantor memang benarbenar sangat diperlukan untuk
meningkatkan
dan
menumbuhkan semangat kerja
dan kegairahan kerja pegawai.
Melalui
pengaturan
lingkungan kerja yang baik, dapat
memberikan suasana kerja bagi
para pegawai yang harmonis,
mendorong
atau
cenderung
menghilangkan sebagian konflikkonflik atau perselisihan yang
timbul antara para pegawai,
memperlancar
komunikasi
sesama
pegawai
dan
menimbulkan
kerja
serta
terciptanya ruang kerja yang
sehat.
Berkaitan
dengan
permasalahan
pengaturan
lingkungan kerja dan semangat
kerja tersebut, penulis ingin
mengetahui
lebih
dalam
Pengaruh
Pengaturan
Lingkungan
Kerja
Terhadap
Semangat Kerja Pegawai Pada
Bagian Organisasi dan Tata
Laksana
Kantor
Bupati
Kabupaten Kutai Barat.
II. PERMASALAHAN
Apakah
Pengaturan
Lingkungan Kerja Mempunyai
Pengaruh
Positif
terhadap
Semangat Kerja Pegawai pada
Organisasi
dan
Tatalaksana
3
Kantor Bupati Kabupaten Kutai
Barat.
III. METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian pada
Bagian
Organisasi
dan
Tatalaksana
Kantor
Bupati
Kabupaten Kutai Barat. Sampel
diambil 100%, seluruh pegawai
khusus pada Bagian Organisasi
dan Tatalaksana Kantor Bupati
Kabupaten Kutai Barat berjumlah
25 (dua puluh lima) pegawai.
Karena populasinya tidak terlalu
besar, maka
penulis
tidak
mengambil sampel melainkan
seluruh
populasi
dijadikan
responden
dengan
metode
sensus. Teknik pengumpulan
data menggunakan penelitian
Kepustakaan (Library Research)
dan penelitian Lapangan (Field
work research). Jenis penelitian
bersifat kuantitatif yaitu suatu
penelitian
yang
mencari
hubungan atau pengaruh antara
suatu variabel dengan variabel
lainya, dimana variabel bebasnya
mempengaruhi
variabel
tergantung/tidak bebas. Dalam
penelitian ini variabel independen
adalah Pengaturan Liangkuangan
Kerja
sedangkan
variabel
dependen
atau
variabel
tergantung adalah Semangat
Kerja.
Analisis
data
yang
digunakan untuk mengetahui
pengaruh
satu
variabel
independen
(Pengaturan
Lingkungan
Kerja)
terhadap
suatu
variabel
dependen
(Semangat
Kerja
Pegawai)
adalah dengan menggunakan
regresi linier sederhana. Dalam
menganalisis
data
penulis
menggunakan
alat
bantu
komputer
dengan
program
Statistical Product dan Service
Solutions (SPSS)
Tingkat kepercayaan atau
tingkat signifikansi pengujian
sampelnya adalah sebesar 0,05
atau 5% yang berarti akan
dilakukan pengujian satu sisi atas
sampel yang digunakan. Rumus
persamaan regresi sederhana
yang digunakan sebagai berikut :
Y
= a+bX
(Sugiyono, 2004 ; 250)
Dimana :
Y
= Semangat Kerja
X
= Lingkungan Kerja
b
= Koefisien Regresi
Partial
a
= Konstanta,yaitu
nilai Y yang tidak
dapat dipengaruhi
oleh variabel X
e
= Error atau sisa
(residual)
IV. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Variabel
Pengaturan
Lingkungan Kerja
Pengertian
lingkungan
kerja
menurut
Gitosudarmo
Indriyo (1998 : 151)
adalah
segala
sesuatu
yang
ada
disekitar pekerja yang dapat
mempengaruhi dalam berkerja
meliputi pengaturan penerangan,
pengontrolan
suara
gaduh,
pengaturan kebersihan tempat
kerja dan pengaturan keamanan
tempat
kerja.
Pengertian
lingkungan kerja menurut Kamus
Administrasi oleh The Liang Gie
(1970
–
224)
disebutkan
lingkungan
kerja
adalah
penyusunan alat-alat pada letak
yang tepat serta pengaturan
tempat
kerja
sebaik-baiknya
sehingga menimbulkan kepuasan
para pegawai.Menurut pendapat
4
Alex Nitisemito (1992 : 25)
lingkungan kerja adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar para
pekerja dan dapat mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan tugas
yang di bebankan.
Pengaturan
lingkungan
kerja untuk menciptakan suasana
yang aman dan nyaman pegawai
dalam melaksanakan pekerjaan
sehari-sehari
sehingga
menciptakan semangat dalam
bekerja.
Tujuan
pengaturan
lingkungan
kerja
menurut
Moekijat (1989 : 136) antara lain:
(1) menciptakan aliran pekerjaan
yang efektif ; (2) ruang yang luas,
tetapi
dipergunakan
dengan
sebaik-baiknya ; (3) kesenangan
dengan rasa puas pegawai ; (4)
memudahkan pengawasan ; (5)
kesan yang baik dari pada
langganan atau tamu ; (6)
fleksibelitas yang besar akan
kebutuhan yang berlainan.
Pendapat
Alex.
S.
Nitisemito (1992 : 191) Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam
pengaturan lingkungan kerja,
untuk menciptakan ketenangan
dan kenyamanan dalam bekerja,
sehingga menimbulkan semangat
kerja, antara lain : Kebersihan
Tempat
Kerja,
Penerangan/Pencahayaan, dan
Suhu Udara.
B. Variabel Semangat Kerja
Semangat kerja, Menurut
Gondokusumo (1995 : 46) bahwa
semangat kerja adalah refleksi
dari sikap pribadi atau sikap
kelompok terhadap pekerjaan
dan kerja sama. Semangat kerja
berarti
sikap
individu
dan
kelompok
terhadap
seluruh
lingkungan kerja dan terhadap
kerja sama dengan orang lain
untuk mencapai hasil yang
maksimal
sesuai
dengan
kepentingan
organisasi.
Semangat
kerja
adalah
kesediaan
perasaan
yang
memungkinkan
seseorang
bekerja untuk menghasilkan kerja
lebih banyak dan lebih baik.
Dengan demikian, semangat
kerja menggambarkan perasaan
senang individu atau kelompok
yang mendalam dan puas
terhadap pekerjaan, kerja sama,
dan lingkungan kerja serta
mendorong mereka untuk bekerja
secara lebih baik dan produktif.
Menurut Moekijat (1989 :
201) mengemukakan semangat
kerja
adalah
kemampuan
sekelompok
orang
untuk
bekerjasama dengan giat dan
konsekuen
dalam
mengejar
tujuan
bersama.
Sedangkan
pendapat
Richard M. Steers
(1980 : 84) mengatakan bahwa
semangat
kerja
adalah
kecenderungan
anggota
organisasi berusaha lebih keras
lagi mencapai tujuan dan sasaran
organisasi termasuk perasaan
terikat. Semangat kerja adalah
gejala kelompok yang melibatkan
usaha tambahan kebersamaan
tujuan dan perasaan memiliki.
Berdasarkan
beberapa
pendapat tersebut di atas maka
dapat penulis simpulkan untuk
menumbuhkan semangat kerja
pegawai adalah : (1) usaha
mendorong dan merangsang
pegawai
yang
dapat
mempengaruhi perasaan dan
jiwa untuk mau bekerja dan
memiliki semangat bekerja yang
tinggi sehingga tujuan organisasi
dapat terwujud dengan baik ; (2)
Semangat
kerja
melibatkan
adanya rasa kebersamaan tujuan
dan perasaan memiliki, bekerja
5
lebih keras serta kecenderungan
pegawai.
Menurut
pendapat
Nitisemito (1996 : 195) terdapat
indikasi
yang
menunjukkan
kecenderungan umum rendahnya
semangat
kerja
adalah
rendahnya produktivitas, tingkat
absensi yang tinggi, labour
turnover yang tinggi, tingkat
kerusakan
yang
tinggi,
kegelisahan
di
mana-mana,
tuntutan yang sering kali terjadi,
dan pemogokan . Berdasarkan
indikasi
yang
menunjukkan
kecenderungan
rendahnya
semangat
kerja,
maka
karakteristik
semangat
kerja
pegawai dapat diketahui dari tiga
indikator, yaitu disiplin, kerja
sama, dan kepuasan kerja.
Untuk mengukur variabel
lingkungan kerja, penulis hanya
menggunakan indikator adalah :
Kebersihan
Tempat
Kerja,
Penerangan/cahaya, dan Suhu
Udara.
1. Kebersihan tempat kerja
Jawaban
responden
berkaitan dengan kebersihan
tempat
kerja
bahwa
sebanyak
14
orang
responden atau sebesar 56%
menjawab sangat bersih,
sebanyak 7 orang atau
sebesar
28%
menjawab
bersih dan sisanya sebanyak
4 orang atau sebesar 16%
menjawab kurang bersih.
2. Penerangan/ cahaya
Jawaban responden berkaitan
dengan pertanyaan mengenai
penerangan
atau
cahaya
dapat
dijelaskan
bahwa
sebanyak 15 orang atau
sebesar
60%
menjawab
sangat terang, sebanyak 6
orang atau sebesar 24%
menjawab terang dan sisanya
sebanyak 4 orang atau 16%
menjawab kurang terang.
3. Sirkulasi Udara
Jawaban responden berkaitan
dengan sirkulasi udara bahwa
sebanyak 12 orang atau
sebesar
48%
menjawab
sangat baik, sebanyak 9
orang atau sebesar 26%
menjawab baik dan sisanya
sebanyak 4 orang atau
sebesar
16%
menjawab
kurang baik.
Untuk mengukur variabel
semangat kerja, penulis hanya
menggunakan
Indikator :
Tingkat
kerjasama,
Tingkat
disiplin, dan Tingkat kepuasan
kerja.
1. Kerjasama
Jawaban
responden
berkaitan dengan pertanyaan
kerjasama,
dapat
dijelaskanbahwa
sebanyak
19 orang atau sebesar 76%
menjawab sangat baik dan
sisanya sebanyak 6 orang
atau sebesar 24% menjawab
baik.
2. Disiplin Kerja
Jawaban
responden
berkaitan dengan disiplin
kerja
pegawai
dapat
dijelaskan bahwa bahwa
sebanyak 17 orang atau
sebesar
68%
menjawab
sangat disiplin dan sisanya
sebanyak 8 orang atau 32%
menjawab disiplin.
3. Kepuasan Kerja
Jawaban
responden
berkaitan dengan pertanyaan
kepuasan
kerja
dapat
dijelaskan bahwa sebanyak
16 orang atau sebesar 64%
menjawab sangat puas dan
sisanya sebanyak 9 orang
atau sebesar 36% menjawab
6
puas. Dari hasil presentasi
jawaban responden tersebut,
maka dapat diketahui bahwa
rata-rata hasil tanggapan
pegawai
mengenai
kepuasan dalam bekerja dan
melaksanakan tugas adalah
sangat puas. Hal ini dapat
dilihat pada hasil tanggapan
responden
yang
lebih
dominan
memberikan
jawaban (a) dengan frekuensi
penilaian
sebanyak
16
responden atau sebesar
64,00% dari total sebanyak
25 responden.
Proses
analisis
data
dilakukan
dengan
bantuan
program
komputer
SPSS
(Statistical Program and Service
Solution)
bahwa
nilai
rxy
coefficient
corelasi
pada
perhitungan tersebut sebesar
0,411 berada diatas > 0.40
dengan
demikian
terdapat
keeratan
hubungan
diantara
variabel independent terhadap
variabel depeden adalah cukup
kuat.
H0 : Koefisien regresi tidak
signifikan
Ha : Koefisien regresi signifikan
Jika probabilitas > 0,05 maka H0
diterima
Jika probabilitas < 0,05 maka H0
ditolak
 Nilai rxy coeffeicient corelasi
atau r hitung sebesar 0,411
sedangkan nilai r product
moment atau r tabel pada
pengambilan taraf signifikansi
alpa 0,05 atau 5% N = 25-1
adalah r0,05, 24 = 0,404
(terdapat pada lampiran).
Oleh karena nilai r xy > r tabel
(0,411 > 0,404) maka Ho
ditolak berarti dengan kata
lain
variabel
Pengaturan



Lingkungan Kerja memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap Semangat Kerja
diterima.
Pada kolom signifikan uji dua
sisi, nilai probabilitas terlihat
sebesar 0,041 lebih kecil dari
0,05 (0,041 < 0,05) maka Ho
ditolak berarti dengan kata
lain
variabel
Pengaturan
Lingkungan Kerja memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap Semangat Kerja
diterima.
Angka R sebesar 0,411²
berarti
menunjukan
ada
hubungan
positif/searah
diantara variabel indepeden
dan dependen. Korelasi atau
hubungan antara variabel
Lingkungan Kerja terhadap
Semangat
Kerja
sebesar
0,411² masih berada dibawah
0,5
atau
masih
belum
mendekati nilai 1,00 atau r =
1. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa hubungan
diantara variabel Independen
terhadap variabel dependen
cukup kuat.
Angka R square atau multivel
R adalah 0,169 merupakan
angka
korelasi
yang
dikuadratkan yang berasal
dari 0,411². Angka R square
disebut
juga
Koefisien
Determinasi, besarnya angka
koefisien determinasi dalam
perhitungan
diatas
ialah
sebesar
0,169
(rumus
menghitung
Koefisien
Determinasi r² x 100%). Hal
ini berarti variabel dependen
dapat dijelaskan oleh variabel
independen sebesar 16,90%,
sedangkan sisanya 83,10%
(100% - 16,90%) dijelaskan
variabel lain yang tidak ada
dalam penelitian ini.
7
V. PENUTUP
VI.
A. Kesimpulan
Berdasarkan proses analisa
data dan proses pengujian
hipotesis dalam bab lima
sebelumnya, maka penulis
dapat
menarik
beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Nilai
rxy
coeffeicient
corelasi atau r hitung
sebesar 0,411 sedangkan
nilai r product moment
atau
r
pada
tabel
pengambilan
taraf
signifikansi alpa 0,05 atau
5% N = 25-1 adalah r0,05,
24 = 0,404 (terdapat pada
lampiran). Oleh karena
nilai r xy > r tabel (0,411 >
0,404) maka Ho ditolak
berarti dengan kata lain
variabel
Pengaturan
Lingkungan
Kerja
memiliki pengaruh yang
signifikan
terhadap
Semangat Kerja diterima.
2. Angka R square atau
multivel R adalah 0,169
merupakan
angka
korelasi
yang
dikuadratkan
yang
berasal
dari
0,411².
Angka R square disebut
juga
Koefisien
Determinasi,
besarnya
angka
koefisien
determinasi
dalam
perhitungan diatas ialah
sebesar 0,169 (rumus
menghitung
Koefisien
Determinasi r² x 100%).
Hal ini berarti variabel
dependen
dapat
dijelaskan oleh variabel
independen
sebesar
16,90%, sedangkan
sisanya 83,10% (100% 16,90%) dijelaskan
3. bahwa variabel lain yang
tidak
diukur
dalam
penelitian ini.
4. Hasil
output
tabel
coeficient diperoleh nilai
thitung sebesar 5,800. Pada
tabel distribusi t dengan
taraf
pengambilan
signifikansi 0,05 atau 5%
didapatkan nilai ttabel atau
t0.05, 24 = 1,708. Oleh
karena thitung > ttabel atau
(5,800 > 1,710) maka
hasilnya
adalah
H0
ditolak berarti dengan
demikian
variabel
Pengaturan Lingkungan
Kerja memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap
variabel Semangat Kerja
hiptesis diterima
5. Pada kolom signifikan
nilai probabilitas terlihat
sebesar 0,000 lebih kecil
dari 0,05 (0,000 < 0,05)
maka H0 ditolak berarti
dengan demikian variabel
(independen) Pengaturan
Lingkungan
Kerja
memiliki pengaruh yang
signifikan
terhadap
variabel
(dependen)
Semangat Kerja diterima.
B. Saran-Saran
Sesuai
dengan
hasil
penelitian
yang
telah
dilakukan, maka penulis dapat
memberikan beberapa saran
untuk pengaturan lingkungan
kerja yang lebih baik pada
Bagian
Organisasi
dan
8
Tatalaksana Kantor Bupati
Kabupaten
Kutai
Barat,
sebagai berikut :
1. Perlu perhatian serius dan
pengaturan
lingkungan
kerja yang baik, pada
Bagian Organisasi dan
Tatalaksana Kantor Bupati
Kabupaten Kutai Barat,
seperti
kebersihan,
sirkulasi
udara
dan
penerangan/pencahayaan
sehingga
dapat
berpengaruh
terhadap
semangat kerja.
2. Mengingat luas lantai pada
bagian Organisasi dan
Tatalaksana Kantor Bupati
Kabupaten Kutai Barat,
pergunakan luas lantai
secara
efesien
untuk
proses
penyelesaian
sesuatu
pekerjaan
menempuh jarak yang
sependek-pendeknya,
pekerjaan berjalan dengan
lancar,
suasana
lingkungan tempat bekerja
yang sehat maupun arus
komunikasi yang efektif.
3. Pengaturan
penerangan
atau pencahayaan untuk
diperhatikan lebih adalah
pada bagian administrasi,
khususnya pekerjaannya
berkaitan
dengan
ketatabukuan
(administrasi),
tulisan
harus terlihat jelas tanpa
terlindung oleh bayangan.
BIBIOGRAFI
Anoraga, Panji, 1992, Kepuasan
Kerja, Alumni, Bandung.
Azwar, Saifudin, 2001, Sikap
Manusia
(Teori
dan
Pengukurannya), Edisi 2,
Penerbit,
Pustaka
Pelajar, Jakarta
Budiyanto,
F.
X,
1991,
Manajemen Perkantoran
Modern,
Penerbit
Binarupa
Aksara,
Jakarta.
Gondokusumo,
A.A,
1995,
Komunikasi Penugasan.
Cetakan
Kelima,
Penerbit
PT
Toko
Gunung Agung, Jakarta.
,
1999,
Manajemen
Sumber Daya Manusia
(manajemen
Kepegawaian), Penerbit
Mandar Maju, Bandung.
, 2002, Tata Laksana
Kantor, Penerbit Mandar
Jaya, Bandung.
Nitisemito,
Alex
S.
1992,
Manajemen
Sumber
Daya Manusia, Cetakan
Sembilan, Edisi Ketiga,
Penerbit
Ghalia
Indonesia, Jakarta.
,
1996,
Manajemen
Personalia,
Penerbit
Ghaila
Indonesia,
Jakarta
The
Liang
Gie,
2000,
Administrasi Perkantoran
Modern, Penerbit Liberty,
Yogyakarta.
9
Download