Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pendahuluan Proyek konstruksi memiliki rencana jadwal kegiatan dan rencana pembiayaan proyek yang disusun pada saat proses pekerjaan dilapangan. Tujuan dari pembuatan rencana biaya dan jadwal kegiatan tersebut adalah agar proyek dapat dilaksanakan sesuai dengan acuan yang direncanakan oleh kontraktor. Namun pada pelaksanaannya, sering terjadi perbedaan antara jadwal kegiatan dengan realisasi yang terjadi dilapangan. Sehingga pelaksanaan yang tidak sesuai dengan jadwal dapat mengakibatkan keterlambatan yang akan menyebabkan perubahan pada biaya proyek, oleh sebab itu perlu adanya manejemen proyek pada suatu proyek konstruksi baik itu dari segi biaya dan waktu agar proyek dapat terlaksana sesuai apa yang telah direncanakan, dan bila terjadi kendala pada pelaksanaan dapat meminimalisir kerugian akibat terjadinya keterlambatan tersebut. Dan unsur penting dalam suatu proyek adalah waktu, biaya, dan mutu. Jadwal pelaksanaan proyek konstruksi merupakan unsure yang perlu diperhatikan karena jika tidak terpenuhi proyek dapat dikenai denda atau sanksi sesuai kontrak yang berlaku, maka dari itu perlu diperlukan suatu perencanaan dan pengendalian jadwal yang baik Siklus proyek adalah P-D-C-A (Plan-Do-Check-Action) Seperti pada Gambar 1 (Maylor, 1996) II- 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II Gambar 2.1 Siklus P-D-C-A Plan adalah perencanaan, do adalah pelaksanaan kerja proyek, check merupakan analisis berdasar pelaksanaan yang merupakan evaluasi kemajuan, sedangkan action adalah membuat perubahan disegala tahapan dan pedoman untuk dilaksanakan seterusnya dimasa depan (Mingus: 2004). Evaluasi membandingkan hasil implementasi dengan standar untuk melihat keberhasilannya, (Carapedia: 2012, Para.1) analisa merangkum data mentah menjadi informasi yang dapat diinterprestasi, (Carapedia: 2012, Para.1). Penjadwalan adalah proses mendaftar sejumlah aktifitas atau peristiwa dalam suatu urutan waktu terjadinya aktifitas tersebut. Penjadwalan umumnya berupa table waktu yang memformulasikan aktifitas-aktifitas yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan (Gould: 1997). Penentuan durasi aktivitas adalah proses memperkirakan lama satua waktu kerja aktivitas yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktivitas dengan sumber daya yang tersedia (PMBOK: 2008). Satua waktu disini dapat berupa menit, jam, hari, minggu atau satuan lainnya. Umumnya digunakan satuan II- 2 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II hari dalam penjadwalan proyek karena aktivitas proyek konstruksi umumnya memerlukan beberapa hari dalam pengerjaannya. II. 2 Manajemen Proyek Menurut Dimyati, Hamdan dan Nurjaman, Kadar (2014: 22), Kata manajemen artinya wadah untuk proses ketatalaksanaan dalam Encylopedia of the social science dinyatakan bahwa “manajemen” adalah proses pelaksanaan tujuan tertentu. Apabila ditinjau lebih dalam lagi, istilah “manajemen” adalah proses dalam aktivasi beberapa pijak dalam pelaksanaan suatu proyek. Dikutip dari Dimyati, hamdan dan Nurjaman, kadar (2014: 22), Menurut Soeharto (1999:21), Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan. Dikutip dari Dimyati, hamdan dan Nurjaman, kadar (2014: 23), Manajemen proyek merupakan aplikasi dari ilmu pengetahuan, skills, tools, dan teknik untuk aktivitas suatu proyek dengan maksud memenuhi atau melampaui kebutuhan stakeholder dan harapan dari sebuah proyek. Menurut Dimyati, hamdan dan Nurjaman, kadar (2014: 24-25), dalam menajement proyek, hal yang perlu dipertimbangkan agar output proyek sesuai dengan sasaran dan tujuan yang direncanakan adalah mengidentifikasi berbagai masalah yang mungkin timbul ketika proyek dilaksanakan. Beberapa aspek yang II- 3 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II dapat diidentifikasi dan menjadi masalah dalam manajemen proyek serta memebutuhkan penanganan yang cermat adalah sebagai berikut. 1. Keuangan Masalah ini berkaitan dengan pembelajaan dan pembiayaan proyek. Keuangan bisa berasal dari modal sendiri dan/atau pinjaman dari bank atau investor dalam jangka pendek atau jangka panjang. Pembiyayaan proyek menjadi sangat krusial apabila proyek berskala besar dengan tingkat kompleksitas yang rumit dan membutuhkan analisis keuangan yang cepat dan terencana. 2. Anggaran Biaya Masalah ini berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian biaya selama proyek belangsung. Perencanaan yang matang dan terperinci akan memudahkan proses pengendalian biaya sehingga biaya yang dikeluarkan sesuai dengan anggaran yang direncanakan. 3. Manajemen Sumber Daya Manusia Masalah berkaitan dengan kebutuhan dan alokasi SDM selama proyek berlangsung yang berfluktuatif. Agar tidak menimbulkan masalah yang kompleks, perencanaan SDM didasarkan atas organisasi proyek yang dibentuk sebelumnya dengan melakukan langkahlangkah, proses stafiing SDM. Deskripsi kerja, perhitungan, beban kerja, deskripsi wewenang dan tanggung jawab SDM, serta penjelasan tentang sasaran dan tujuan proyek. II- 4 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II 4. Manajemen Produksi Masalah ini berkaitan dengan hasil akhir proyek. Hasil akhir proyek negative apabila proses perencanaan dan pengendaliannyan tidak baik. Agar hal ini tidak terjadi, diperlukan berbagai usaha untuk meningkatkan produktivitas SDM, meningkatkan efesiensi proses produksi dan kerja, serta meningkatkan kualitas produksi melalui jaminan mutu dan pengendalian mutu. 5. Harga Masalah ini timbul karena kondisi eksternal dalam hal persaingan harga, yang dapat merugikan perusahaan, misalnya karena produk yang dihasilkan membutuhkan biaya produksi yang lebih tinggi dan kalah bersaing dengan produk lain. 6. Efektifitas dan Efisiensi Masalah ini dapat merugikan apabila fungsi produk yang dihasilkan tidak terpenuhi/tidak efektif atau faktor efesiensi tidak terpenuhi/tidak efektif atau faktor efisiensi tidak terpenuhi sehingga usaha produksi membutuhkan biaya besar. 7. Pemasaran Masalah ini berkaitan dengan perkembangan faktor eksternal sehubung dengan persaingan harga, strategi promosi, mutu produk, serta analisis pasar yang salah terhadap produksi yang dihasilkan. 8. Mutu Masalah ini berkaitan dengan kualitas produk akhir yang akan meningkatkan daya saing serta memeberikan kepuasan pelanggan. II- 5 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II 9. Waktu Masalah waktu dapat menimbulkan kerugian biaya apabila pengerjaan proyek lebih lambat dari yang direncanakan dan sebaliknya akan menguntungkan apabila dipercepat. Dikutip dari Dimyati, hamdan dan Nurjaman, kadar (2014: 25-26), Ada tiga elemen penting dalam manajemen proyek, yaitu sebagai berikut. 1. Manajer Proyek Elemen paling penting dalam manajemen proyek adalah manajer proyek. Manajer proyek adalah orang yang bertanggung jawab untuk merencanakan, mengarahkan, dan mengintegrasikan usaha kerja dari anggota untuk mencapai tujuan proyek. Manajer proyek mengordinasikan usaha antar area fungsional dan mengintegrasikan perencanaan dan pengendalian dari biaya, jadwal, dan pembagian tugas dalam suatu proyek. 2. Tim proyek Tim proyek merupakan kumpulan orang dari area fungsional berbeda yang saling bekerja sama dengan tujuan menyelesaikan pekerjaan proyek. 3. Sistem Manajemen Proyek Manajer proyek dan tim proyek harus menjadi alat bantu dalam system manajemen proyek. Sistem manajemen proyek dibuat berdasarkan struktur organisasi, proses informasi, dan pelatihan serta prosedur yang mengintegrasikan elemen dari organisasi proyek secara vertical dan horizontal. Elemen vertical meliputi pemecahan tugas II- 6 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II dalam proyek, sedangkan elemen horizontal meliputi unit fungsional dan departemen yang terlibat dalam proyek. II. 3 Pengendalian Proyek Pengendalian menurut R.J. Mockler sebagaimana di kutip soeharto (1999: 228) adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merencang system informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar menganalisa kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran. Proses pengendalian berjalan sepanjang daur hidup proyek guna mewujudkan performa yang baik didalam setiap tahap. Perencanaan dibuat sebagai bahan acauan bagi pelaksanaan pekerjaan. Bahan acuan tersebut selanjutnya akan menjadi standar pelaksanaan pada proyek yang bersangkutan, meliputi spesifikasi teknik, jadwal, dan anggaran. Maka untuk dapat melakukan pengendalian perlu adanya perencanaan. Dikutip dari Dimyati, hamdan dan Nurjaman, kadar (2014: 227), ada beberapa perbedaan antara perencanaan dan pengendalian, yaitu sebagai berikut. Perencanaan berkonsentrasi pada : a. Penetapan arah dan tujuan. b. Pengelokasian sumber daya. c. Pengatisipasian masalah d. Pemberian motivasi kepada partisipan untuk mencapai tujuan. II- 7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II Adapun Pengendalian berkonsentrasi pada : a. Pengendalian pekerjaan kearah tujuan. b. Penggunaan secara efektif sumber daya yang ada. c. Perbaikan/koreksi masalah. d. Pemberian imbalan pencapaian tujuan. Dalam pengendalian proyek dikenal beberapa alat untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan konstruksi, diantaranya adalah : 1. Kurva S Kurva S adalah gambaran yang menjelaskan tentang seluruh jenis pekerjaan, volume pekerjaan dalam stuan waktu dan ordinatnya adalah jumlah presentase (%) kegiatan pada garis waktu. 2. CPM (Critical Path Methode) metode jalur kritis (Critical Path Methode – CPM), yakni metode untuk merencanakan dan mengawasi proyek-proyek merupakan sistem yang paling banyak dipergunakan diantara semua sistem lain yang memakai prinsip pembentukan jaringan. CPM merupakan analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya total proyek melalui pengurangan atau percepatan waktu penyelesaiaan total proyek yang bersangkutan. II.4 Pengendalian Waktu Proyek Menurut Dimyati, Hamdan dan Nurjaman, Kadar (2014: 235), Lamanya waktu penyelesaian proyek berpengaruh besar dengan pertambahan biaya proyek secara keseluruhan maka dari itu II- 8 dibutuhkan http://digilib.mercubuana.ac.id/ laporan progress Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta harian/mingguan/bulanan untuk melaporkan hasil pekerjaan dan II waktu penyelesaian untuk setiap item pekerjaan proyek. Dan dibandingkan dengan waktu penyelesaian rencana agar waktu penyelesaian dapat terkontrol setiap periodenya. II.5 Pengendalian Biaya Proyek Biaya-biaya konstruksi proyek perlu dikelompokan agar dalam analisa perhitungan earned value. Menurut asiyanto (2005). Biaya konstruksi memiliki unsur pertama dan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam kegiatan pengendalian. Unsur utama dari biaya konstruksi adalah biaya material, biaya upah dan biaya alat. II.6 Analisis Optimalisasi Waktu dan Biaya Perkembangan proyek kontruksi saat ini menjadikan proyek semakin kompleks dan rumit. Hal itu disebabkan dalam proyek yang besar dan kompleks dibutuhkan sumber daya dari awal hingga akhir proyek. Pelaksanaan proyek kontruksi merupakan rangkaian dari kegiatan yang saling bergantung satu sama lain. Semakin besar suatu proyek, semakin banyak pula yang harus di hadapi . mulai dari perencanan yang dihadapkan pada pengaturan sumber daya, seperti tenaga kerja, biaya, waktu, peralatan, dan sebagainya, sampai pada pelaksanan proyek. Jika hal-hal tersebut tidak ditangani dengan benar, berbagai amsalah akan muncul, seperti keterlamabatan penyelsaian proyek, penyimpangan mutu, pembiayaan membengkak, pemborosan sumber daya, dan sebagainya yang sangat merugikan pelaksanaan proyek. II- 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II Untukmengatasi masalah ini, harus diperhatikan jadwal waktu yang menunjukan kapan berlangsungnya setiap aktifitas sehingga sumber daya dapat disediakan pada waktu yang tepat dan setiap komponen kegiatan dapat dimulai pada waktu yang teapat pula. Sebaliknya, suatu perencanaan yang tidak tepat dan sistematis akan menyebabkan keterlamabatan dalam pelaksanaannya. Hal ini menuntut kita untuk menggunakan metode yang tepat dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada serta fasilitas yang tersedia, seperti alat bantu program computer aplikasi teknik sehingga proyek dapat diselesaikan tepat waktu, tepat mutu, dan tepat biaya. Dikutip dari Dimyati, hamdan dan Nurjaman, kadar (2014: 359) A. Komponen Waktu 1. Jadwal Kegiatan Pengaturan Waktu atau penjadwalan dari kegiatan-kegiatan yang terlibat didalamnya dimaksudkan agar suatu proyek dapat berjalan dengan lancer dan efektif. Oleh karena itu, pihak pelaksana dari suatu proyek biasanya mebuat suatu jadwal waktu kegiatan atau time schedule. Jadwal waktu kegiatan adalah urutan kerja yang berisi tentang : (a). jenis pekerjaan yang akan diselesaikan; (b) waktu bilamana suatu pekerjaan dimulai dan diakhiri. Jadwal waktu merupakan dasar penentuan dasar penentuan waktu pelaksanaan dari proyek. Oleh sebab itu, pembuatan jadwal harus sudah selesai sebelum pekerjaan dimulai. Jadwal waktu sangat penting bagi pimpinana proyek yang bersangkutan dalam melaksanakan II- 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II pembangunan. Dengan adanya jadwal waktu ini pimpinan proyek dapat mengetahui dengan jelas rencana kerja yang akan dilaksanakan sehinggan kontinuitas dapat dipelihara. Hal ini memudahkan pimpinan proyek untuk mengorrdinasikan unti-unti pekerjaan sehingga diperoleh efisiensi kerja tinggi. 2. Manfaat Jadwal Kegiatan. Secara umum jadwal kegiatan mempunyai mafaat, antara lain : a. Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan atau kegiatan mengenai batas-batas waktu untuk memulai dan akhir dari masing-masing tugas. b. Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis dan realistis dalam penetuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan waktu. c. Memberikan sarana untuk menilai kemajuan pekerjaan d. Menghindari pemakaiaan sumber daya yang berlebihan, dengan harapan proyek dapat selesai sebelum waktu yang ditetapkan. e. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan f. Merupakan sarana penting dalam pengendalian proyek 3. Pertimbangan dalam Menyusun Jadwal Kegiatan Sebagai pertimbangan, yang harus diperhatikan dalam pembuatan jadwal waktu pelaksanaan proyek yaitu sebagai berikut. a. Situasi dan kondisi dilapangan, dimaksudkan untuk mengetahui hambatan dan kemudahan yang terdapat dilapangan. b. Faktor cuaca yang akan berpengaruh terhadap prestasi kerja. II- 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II c. Sumber daya yang dimilki oleh pelaksana, seperti tenaga kerja, kemampuan dan keterampilan tenaga kerja, dan kapasitas alat0alat kerja. d. Jenis dan volume pekerjaan yang dilaksanakan e. Batasan waktu pekerjaan yang diberikan oleh pemberi tugas. f. Spesifikasi pekerjaan dilihat dari bestek yang direncanakan. Maksudnya, dari bestek dapat ditentukan pekerjaan apa saja yang harus didahulukan dan harus mendapatkan prioritaskan kualitas tertentu. B. Komponen Biaya Biaya proyek dikelompokan menjadi dua komponen, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung (Indirect Cost). 1. Biaya Langsung (Direct Cost) Biaya langsung adalah biaya yang diperlukan langsung untuk mendapatkan sumber daya yang akan dipergunakan untuk penyelesaian proyek. Unsure-unsur yang termasuk dalam biaya langsung, yaitu sebagai berikut. a. Biaya material Biaya material mewujudkan adalah proyek biaya termasuk pembelian biaya material untuk transportasi, biaya penyimpanan serta kerugian akibat kehilangan atau kerusakan material. Harga material didapat dari survey dipasaran atau berpedomana dari indeks biaya yang dikeluarkan sevara berkala pleh departemen pekerjaan umum sebagai pedoman sederhana. II- 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ II Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta b. Biaya upah Dalam pelaksanaan pekerjaan kontruksi, biaya upah dibedakan atas: 1. Upah Harian Besar upah yang dibayarkan persatuan waktu, misalnya harian bergantung pada jenis keahlian pekerja, lokasi pekerjaan, jenis pekerjaan, dan sebagainya. 2. Upah Borongan Besar upah ini bergantung pada kesepakatan bersama antara kontraktor dan pekerja atas suatu jenis item pekerjaan. 3. Upah Berdasarkan Produktivitas Besar jenis upah ini bergantung pada banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh pekerja dalam satu-satuan waktu tertentu. c. Biaya Peralatan Unsur-unsur biaya yang terdapat apada biaya peralatan adalan modal, baiya sewa, biaya operasi, biaya pemeliharaan, baiaya operator, biaya mobilisasi, biaya demobilisasi, dan lainya menyangkut baiaya peralatan. d. Biaya Subkontraktor Biaya ini diperluakan jika ada bagian pekerjaan diserahkan/dikerjakan oleh subkontraktor. Subkontraktor ini bertanggung jawab dan dibayar oleh kontraktor utama. 2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) II- 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II Biaya tidak langsung adalah biaya yang berhubungan dengan pengawasan, pengarahan kerja, dan pengeluaran umum di luar biaya konstruksi. Biaya ini disebut juga biaya overhead. Biaya ini tidak bergantung pada volume pekerjaan, tetapi bergantung pada jangka waktu pelaksanaan pekerjaan. Biaya tidak langsung akan naik apabila waktu pelaksanaan semakin lama karena biaya untuk pegawai, biaya umum perkantoran tetap dan biaya lainnya juga tetap dibayar. Unsur-unsur biaya tidak langsung, anatara lain sebagai berikut. a. Gaji pegawai Yang termasuk dalam unsure baiaya ini adalah gaji ataupun honor pegawai/karyawan tetap dan tidak tetap, yang terlihat ataupun tidak terlihat dalam proyek yang dibebankan dalam proyek tersebut. b. Biaya umum perkantoran Yang termasuk dalam unsure biaya ini adalah sewa gedung, biaya transportasi, rekening listrik, air, pajak, asuransi, dan lain-lain. c. Biaya pengadaan sarana umum. Perincian jelas pengeluaran biayanya adalah untuk pembangunan bangunan sementara, instalasi umum (listrik., air, telepon), peralatan umum yang digunakan selama masa proyek, seperti pompa, air, generator dan lain-lain. C. Hubungan Biaya terhadap Waktu Pelaksanaan Proyek Michael Kareth et.al. (2012 : 53-59) menjelaskan bahwa biaya langsung akan meningkat jika waktu pelaksanaan proyek dipercepat, II- 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II namun biaya langsung ini akan meningkat pula jika waktu pelaksanaan proyek diperlambat. Biaya tidak langsung tidak bergantung pada kuantitas pekerjaan, tetapi bergantung pada jangka waktu pelaksanaan proyek. Jika biaya tidak langsung ini dianggap tetap selama umur proyek, biaya komulatifnya akan naik secara linier menurut umur proyek. 1. Kurva Biaya Waktu Aktivitas Proyek Kurva ini menampilkan hubungan antara durasi normal dan durasi dipercepat pada sumbu datar dengan biaya langsung kegiatan pada durasi normal dan durasi yang dipercepat pada sumbu tegak. Dari kurva ini, kemiringan biaya (Cost Slope), yaitu biaya yang diperlukan untuk memepercepat durasi proyek untuk setiap waktu, dapat ditemtukan. Kemiringan biaya (Cost Slope) : Keterangan : Cc = Biaya Crash Ct = Durasi Crash Nc = Biaya Normasl Nt = Durasi Normal Ada 4 macam hubungan antara biaya dan waktu untuk suatu kegiatan, yaitu sebagai berikut. a. Hubungan Linier Penamabahan biaya untuk setiap jangka waktu yang diperlukan adalah seragam untuk setiap interval waktu. II- 15 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II Jenis hubungan ini terjadi, misalnya menggunakan kerja lembur untuk mempercepat durasi proyek. Gambar 2.2 Kurva Linier Biaya – Waktu Kegiatan C N C N D (Sumber : Michael Kareth et.al.,2012) b. Hubungan Multilinier dengan Interval Waktu Berbeda Pada kasus ini penamabahan biaya perhari seragam untuk interval yang satu dengan yang lainnya, misalnya untuk interval pemendekan durasi dilakukan dengan pergantian peralatan loader yang kapasitasnya berbeda untuk suatu pekerjaan tanah, penambahan untuk peralatan interval baru yang lainnya akan dengan menambah mobilisasi yang tidak ada pembiyaannya pada interval yang pertama. c. Hubungan Terpisah Hubungan Terpisah, anatara biaya normal dan biaya dipercepat merupakan dua titik saling berpisah dan tidak II- 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II bisa ditarik garis lurus antara kedua titik itu, tidak ada hubungan antara biaya normal dengan biaya crash atau tidak mempunyai cost clope. Kasus ini terjadi antara lain penggunaan dua metode pelaksanaan yang berbeda. Misalnya, untuk penggalian suatu terowongan pada awalnya menggunakan alat secara manual dengan durasi dan biaya tertentu, tetapi kemudian digunakan alat mekanis sehingga durasi lebih singkat dan biaya lebih tinggi sehingga tidak dapat diidentifikasikan suatu titik diantara keduanya. Gambar 2.3 Kurva Terpisah Biaya-Waktu Kegiatan C N C N (Sumber : Michael Kareth et.al.,2012) d. Hubungan Non Linier e. Penambahan biaya untuk setiap jangka waktu yang dipercepat adalah nonlinier untuk setiap interval waktu. Kasus ini terjadi misalnya jika dilakukan kombinasi alternative-alternatif pemendekan durasi II- 17 http://digilib.mercubuana.ac.id/ D Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II Gambar 2.4 Kurva Non Linier Biaya –Waktu Kegiatan C N C N D (Sumber : Michael Kareth et.al.,2012) D. Durasi Dipercepat Proyek Pada awal saat proyek direncanakan, durasi aktivitas direncanakan dengan sumber daya yang tersedia (sumber daya normal). Jika pada kemudian hari penyelesaian pekerjaan ingin dipercepat karena alas an tertentu, seperti penamabahan sumber daya yang mengakibatkan pertambahan baiaya langsung, ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut. 1. Penamabahan Jam Kerja (Lembur). Apabilan dokumen kontrak menuntut jadwal kerja yang singkat, harus mempertimbangkan kemungkinan program kerja lembur dalam upaya target dalam upaya memenuhi target. Kerja lembur dapat dilakukan dengan menambah jam kerja setiap hari, menambahh jumlah tenaga kerja dan peralatan. Dengan adanya penambahan jam kerja lembur II- 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II adalah sebesar 1,4 sampai 2 upah kerja normal. Hal ini disebabkan produktivitas kerja lembur tidak sama dengan produktivitas kerja normal. 2. Pembagian Giliran Kerja Jika tenaga kerja cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan mungkin dapat diatur dengan cara bergantian, yaitu unit pekerja giliran sore sampai malam. Untuk menjaga agar produktivitas ini tetap, giliran kerja diprioritaskan dan diusahakan agar seorang pekerja dapat bekerja sama timnya. 3. Penamabahan Tenaga Kerja Penamabhan Tenaga Kerja dimaksudkan sebagai penamabahan jumlah pekerja dalam stu unit pekerja untuk melaksanakan suatu aktivitas tanpa menambhah jam kerja. Penamabahan tenaga kerja yang optimum akamn meningkatkan produktivita pekerja, tetapi penambahan yang terlalu banyak justru menurunkan produktivitas kerja. 4. Penambahan atau Pergantian Peralatan Penambahan atau pergantian peralatan dimaksudkan untuk menamabahn produktivitas kerja, mencegah keletihan kerja yang lebih, dan mengurangi jumlah tenaga kerja manusia. 5. Penggantian atau Perbaikan Metode Kerja Penggatian atau perbaikan metode kerja dilakukan jika metode yang telah dilakukan terlalu terlambat atau tidak efisien. 6. Konsentrasi pada aktivitas Tertentu II- 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/ II Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta Konsentrasi ini berarti Penambahan/ Pemidahan tenaga kerja atau peralatan pada suatu aktivitas tertentu. 7. Kombinasi dari Alternatif yang ada Dalam perencanaan, percepatan durasi dapat dilakukan dengan mengombinasikan alternative-alternatif yang ada sehingga menghasilkan suatu cara yang sesuai dengan proyek tersebut, terutama pada proyek yang berskala besar mempunyai banyak aktivitas. II.7 Tahapan Pelaksanaan Menurut A.D. Austen dan R.H. Neale (1984), kegiatan yang dilakukan dalam tahapa ini adalah merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengalihkan semua operasional dilapangan. Perencanaan dan pengedalian proyek secara umum meliputi 4 macam : 1. Perencanaan dan pengendalian jadwal waktu proyek. 2. Perencanaan dan pengedalian organisasi lapangan. 3. Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja. 4. Perencanaan dan pengendalian peralatan dan material Koordinasi seluruh operasi dilapangan meliputi 2 macam : 1. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pembangunan, baik untuk pembangunan sementara maupun bangnan permanen, serta semua fasilitas dan perlengkapan yang terpasang. 2. Mengkoordinasikan para subkontraktor II- 20 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II Sedangkan masalah-masalah yang berpangaruh terhadap waktu pelaksanaan konstruksi lebih banyak disebabkan oleh mekanisme penyelenggaraan seperti keterlambatan material dan peralatan, keterlamabatan jadwal perencanaan, perubahan-perubahan pekerjaan selama berlangsungnya konstruksi, kelayakan jadwal konstruksi, masalah-masalah produktifitas, peraturan-peraturan dari pemerintah mengenai keamanan perencanaan dan metode konstruksi, dampak lingkungan, kebijakan dibidang ketenagakerjaan dan lain sebagainya. II.8 Penyebab keterlambatan Dalam suatu proyek konstruksi banyak yang mungkin terjadi yang dapat mengakibatkan meningkatnya waktu dari suatu kegiatan ataupun mundurnya waktu penyelesaiaan suatu proyek secara keseluruhan. Beberapa penyebab yang sering terjadi antara lain : perubahan kondisi lapangan, perubahan design atau spesifikasi, perubahan cuaca, ketidak tersedianyan tenaga kerja, material ataupun peralatan. Dalam bagian ini akan diterangkan beberapa pendapat para ahli mengenai penyebab keterlamabatan menurut Levis da Atherley dalam Langford (1996) mencoba mengkelompokan penyebab-penyebab keterlambatan dalam suatu proyek menjadi tiga bagian yaitu : 1. Excusable Non-Compensable Delays, Penyebab keterlambatan yang paling sering mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek pada keterlamabatan tipe ini, adalah II- 21 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II a. Act of God, Seperti gangguan alam antara lain gempa bumi, tornado, letusan gunung api, banjir besar, kebakaran dan lain-lain. b. Forse Majure, termasuk didalamnya adalah semua penyebab Act of God, kemudian perang, huru hara, demo, pemogakan karyawan dan lain-lain. c. Cuaca, Ketika cuaca menjadi tidak bersahabat dan melebihi kondisi normal maka hal ini menjadi sebuah faktor penyebab keterlamabatan yang dapat dimaafkan (Excusing Delay). 2. Excusable Compensable Delays, keterlambatan ini disebebkan oleh owner client, kontraktor berhak atas perpanjangan waktu dan claim atas keterlamabatan tersebut. Penyebab keterlamabatan yang termasuk dalam compensable dan Excusable Delay adalah : a. Terlambatnya penyerahan secara total lokasi (site) proyek. b. Terlambatnya pembayaran kepada pihak kontraktor. c. Kesalahan pada gambar dan spesifikasi. d. Terlambatnya pendetaialan pekerjaan. e. Terlambatnya persetujuan atas gambar-gambar fabrikasi 3. Non-Excusable Delays. Keterlamabatan ini merupakan sepenuhnya tanggung jawab dari kontraktor memperjang waktu pelaksanaan pekerjaan sehingga melawati tanggal penyelsaiaan yang telah disepakati, yang sebenarnya penyebab keterlambatan dapat diramalkan dan dihindari oleh kontraktor. Dengan demikian pihak II- 22 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II owner client dapat meminta monetary damages untuk keterlamabatan tersebut. Adapun penyebab antara lain : a. Kesalahan mengkoordinasikan pekerjaan, bahan serta peralatan. b. Kesalahan dalam pengelolaan keuangan proyek. c. Keterlamabatan dalam penyerahan shop drawing/gambar kerja d. Kesalahan dalam mempekerjakan personil yang tidak cakap. Penelitian mengenai keterlambatan yang dilakukan oleh Levis dan Atherley dalam Langford (1996) pada 30 proyek bangunan gedung di india, yang dibangun antara tahun 1978 sampai dengan 1992 telah dapat mengidentifikasikan beberpa penyebab keterlambatan, yaitu antara lain : 1. Keterlambatan pembayaran oleh Client Owner 2. Pelakasanaan tahapan pekerjaan yang jelek oleh kontraktor. 3. Kesalahan pengelolaan material oleh kontraktor 4. Kekurangan tenaga kerja oleh kontraktor 5. Hujan deras/lokasi pekerjaan yang tergenang air 6. Keadaan tanah yang berbeda dari yang diharapkan. 7. Pekerjaan tambahan yang diminta oleh client owner. 8. Perubahan dalam pekerjaan plumbin, struktur, elketrikal 9. Kesalahan dalam perencanaan dan spesifikasi 10. Ketidak jelasan perencanaan dan spesifikasi 11. Perubahan-perubahan dalam perencanaan dan spesifikasi 12. Perubahan metodekerja oleh kontraktor 13. Kesalahan dalam mengenterprestasikan gambar atau spesifikasi 14. Perencanaan schedule pekerjaan yang kurang baik oleh kontraktor. II- 23 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II 15. Produktifitas yang kurang optimal dari kontraktor 16. Perubahan scope pekerjaan konsultan. 17. Pemogokan yang dilakukan oleh kontraktor 18. Memperbaiki pekerjaan yang sudah selesai. 19. Memperbaiki kerusakan suatu pekerjaan akibat pemogokan. 20. Terlambatnya persetujuan shopdrawing oleh konsultan. II.9 Dampak keterlambatan. Menurut Lewis dan Atherley (1996). Keterlambatan akan berdampak pada perencanaan semula serta pada masalah keuangan. Keterlamabatan dalam suatu proyek konstruksi akan memperpanjang durasi proyek atau meningkatkan biaya maupun kedua-duanya. Adapun dampak keterlamabatan pada owner adalah hilangnya potensial income dari fasilitas yang dibangun tidak sesuai waktu yang ditetapkan, sedangkan pada kontraktor adalah hilangnya kesempatan untuk menempatkan sumber dayanya keproyek lain, meningkatkan biaya tidak langsung (indirect cost) karena bertambahnya pengeluaran untuk gaji karyawan, sewa peralatan serta mengurangi keuntungan. Obrein JJ (1976), Menyimpulkan bahwa dampak keterlamabatan menimbulkan kerugian : 1. Bagi pemilik, keterlamabatan menyebabkan kehilangan penghasilan dari bangunan yang seharusnya sudah bisa digunakan atau disewakan. 2. Bagi kontraktor, keterlambatan penyelesaiaan proyek berarti naiknya overhead. Karena bertambah panjang waktu pelaksanaan, sehingga merugikan akibat kemungkinan naiknya harga karena inflasi dan naiknya II- 24 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II upah buruh, juga akan tertahannya modal kontraktor yang kemungkinan besar dapat dipakai untuk proyek lain. 3. Bagi konsultan, keterlamabatan akan mengalami kerugian waktu, karena dengan adanya keterlamabatan tersebut konsultan yang bersangkutan akan terhambat dalam mengagendakan proyek lain. II.10 Mengatasi keterlambatan. Menurut Istamawan Dipohusodo (1996), selama proses konstruksi selalu saja muncul gejala kelangkaan periodik atas material-material yang diperlakukan, berupa material dasar atau barang jadi baik yang local maupun import. Cara penanganannya sangat bervariasi tergantung apda kondisi proyek, sejak yang ditangani langsung oleh staf khusus dalam organisasi sampai bentuk pembagian porsi tanggung jawab diantara pembagi tugas, kontraktor dan subkontraktor, sehingga penawan material suatu proyek dapat dating dari sub-kontraktor, pemasok atau agen, importer, produsen atau industry, yang kesemuanya mengacu pada dokumen perencanaan dan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan. Cara mengendalikan keterlamabatan adalah : 1. Mengerahkan sumber daya tambahan. 2. Melepas rintangan-rintangan, ataupun upaya-upaya lain untuk menjamin agar pekerjaan meningkat dan membawa kembali ke garis rencana. 3. Jika tidak mungkin tetap apada garis rencana semua mungkin diperlukan revisi jadwal, yang untuk selanjutnya dipakai dasar panilaian kemajauan pekerjaan pada saat berikutnya. II- 25 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II II.11 Identifikasi keterlambatan. Sebelum dilaksanakan suatu proyek, perlu diidentifikasi terlebih dahulu faktor-faktor resiko yang dapat mempengaruhi kinerja suatu proyek. Faktorfaktor ini dapat berasal dari pihak owner, konsultan pengawas, dan pelaksana proyek (kontraktor). Menurut praritama (1976), faktor internal adalah penyebab keterlambatan yang disebabkan oleh pihak pelaksana proyek. Pada tahap konstruksi, pihak pelaksana proyek adalah kontraktor. Pada faktor internal atau pelaksanaan, aspekaspek yang potensial yang dapat menyebabkan keterlambatan diantaranya adalah faktor material, alat, pekerja, dan manajemen pelaksanaan. Faktor Ekternal merupakan faktor keterlambatan yang disebabkan oleh pihak-pihak diluar pihak pelaksana proyek, tetapi berperan secara langsung atas proyek konstruksi. Faktor eksternal tersebut dapat meliputi keterlambatan yang disebabkan oleh pihak owner, pengawas, dan perencana. II.12 Permasalahan Umum Konstruksi. Menurut Findy Kamaruzzaman (2012), Pada hakekatnya, cara penanganan sejak pelaksanaan dari proyek konstruksi yang sangat sederhana sampai dengan pembangunan megaproyek, masing-masing akan membentuk suatu pola sistem manajemen tertentu yang bersifat khusus. Meskipun demikian, tahapan-tahapan kegiatan pokok didalam proses konstruksi berbagai jenis proyek cenderung membentuk tata urutan yang mirip satu dengan lainnya, bahkan bisa jadi sama untuk beberapa proyek. Macam kegiatan pokok tersebut didasarkan II- 26 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II pada bidang keahlian dan profesi yang terlibat, sedangkan urutan-urutan tahapanya tersusun berdasarkan pada kondisi spesifik berkaitan dengan tantangan teknis serta kebutuhan mekanisme dalam proses, yang selanjutnya melekat sevagai cirri utama dari industri. Permasalahan yang dihadapi didalam proses penyelenggaraan konstruksi secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : a. Masalah yang berhubungan dengan saling ketergantungan dan pengaruh yang erat antara faktor biaya, waktu dan mutu. Penyelenggaraan konstruksi selalu ditujukan untuk menghasilkan suatu hasil uang bermutu dengan pembiayaan tidak boros, dan kesemuannya harus dapat diwujudkan dalam rentan waktu yang terbatas mengingat besarnya investasi biaya yang harus ditanamkan. b. Masalah yang sangat berhubungan dengan kegiatan koordinasi dan pengendalian untuk seluruh fungsi manajemen. Dalam pelaksanaan suatu kegiatan konstruksi melibatkan pemilik, konsultan dan kontraktor. Dalam hal ini, mereka memiliki tugas masing-masing. Koordinasi antara pemilik, konsultan dan kontraktor sangat perlu agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancer dan sesuai dengan keinginan sebelumnya. II- 27 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II II.13 Konsep Earned Value Konsep Earned Value dapat digunakan sebagai alat ukur kinerja yang mengintegrasikan antara aspek biaya dan aspek waktu. Tiga elemen dasar yang menjadi acuan dalam menganalisa kinerja dari proyek berdasarkan konsep earned value yaitu : 1. Planed Value (PV) atau Budgeted Cost of Work Schedule (BCWS) 2. Actual Cost (AC) atau Cost of Work Performed (ACWP). 3. Earned Value (EV) atau Budgeted Cost of Work Performed (BCWP) Penilaian Kinerja Proyek Dengan Konsep Earned Value. Penilaian kinerja proyek dapat dilihat dari grafik kinerja biaya dan waktu, kondisi 2 dan kondisi 3 oleh husein (2010, hal.179), sebagai berikut : Gambar 2.5. Grafik kinerja dan waktu (Sumber : Husen, 2010) II- 28 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II Berdasarkan grafik tersebut dapat digambarkan 4 (empat) kondisi progress proyek pada periode tertentu 1. Kondisi 1 (satu), BCWP < BCWS menunjukan proyek mengalami penyimpangan waktu (Schedule Overrun) dan ACWP < BCWP menunjukan AC < EV berarti tidak terjadi penyimpangan biaya (Cost overrun). 2. Kondisi (dua), BCWP < BCWS menunjukan bahwa proyek tersebut mengalami keterlambatan (Schedule overrun) dan juga terjadi penyimpangan biaya (Schedule Overrun) dan juga terjadi penyimpangan biaya (cost overrun) oleh karena nilai ACWP > BCWP. 3. Kondisi 3 (tiga) menunjukan nilai ACWP > BCWP atau menggambarkan AC > EV, sehingga dapat dikatakan terjadi penyimpangan biaya (cost overrun). Selain itu, terjadi percepatan dari Rencana Anggaran Biaya yang ada disebabkan nilai BCWP > BCWS (Schedule underrun). 4. Kondisi 4 (empat), terjadi percepatan dari jadwal yang ada (Schedule underrun) dan penghematan (cost underrun) bersama-sama oleh karena nilai BCWP > BCWS dan ACWP < BCWS < BCWP. Kondisi ini menggambarkan nilai hasil (earned value) yang baik karena nilai BCWP > BCWS > ACWP. II.14 Analisis Varian Analisa varian yang digunakan pada metode ini merujuk pada Analisa Varian Terpadu oleh Soeharto (1995, hal.273) dalam table berikut ini. II- 29 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II Tabel 2.1 Indeks Analisis Varian (Sumber : Soeharto, 1995) SV CV KETERANGAN Positif Positif Pekerjaan Lebih Cepat Dari Jadwal Biaya Lebih Kecil Dari Anggaran Nol Positif Pekerjaan Sesuai Jadwal dan Biaya Lebih Kecil Dari Anggaran Positif Nol Pekerjaan Lebih Cepat dan Biaya Sesuai Anggaran Nol Nol Pekerjaan Sesuai Jadwal dan Anggaran Negatif Negatif Pekerjaan Selesai terlambat dan biaya lebih Tinggi dari Anggaran Nol Negatif Pekerjaan Terlaksana Sesuai Jadwal dan Biaya Lebih Tinggi dari Anggaran Negatif Nol Positif Pekerjaan Selesai Terlambat dan Biaya Sesuai Anggaran Negatif Pekerjaan Selesai Lebih Cepat dengan Biaya diatas Anggaran Lebih lanjut mengenai perhitungan nilai Schedule Variance (SV) dan Cost Variance (CV) adalah sebagai berikut : a. Cost Variance (CV) Cost Variance merupakan selisih antara nilai yang diperoleh setelah menyelesaikan paket-paket pekerjaan dengan biaya actual yang terjadi selama pelaksanaan proyek. CV = EV – AC…………………..…………………………………….(1) Keterangan : CV = Cost Variance (Rp) EV = Earned Value (Rp) AC = Actual Cost (Rp) b. Schedule Variance (SV) II- 30 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II Schedule Variance digunakan untuk menghitung penyimpangan antara PV dengan EV. SV = EV – P……………………………………………………………(2) Keterangan : SV = Schedule Variance (Rp) EV = Earned Value (Rp) PV = Planed Value (Rp) II.15 Analisis Indeks Performasi Analisis ini berpatokan pada Analisa Indeks Performansi oleh Soeharto (1995, hal 273) sebagai berikut : Tabel 2.2 Indeks Performa (Sumber:Soeharto, 1995) INDEKS NILAI KETERANGAN CPI >1 AC yang dikeluarkan lebih kecil dari nilai pekerjaan yang didapat (EV) <1 AC yang dikeluarkan lebih besar dari nilai pekerjaan yang didapat (EV) =1 AC yang dikeluarkan sama dengan nilai pekerjaan yang didapat (EV) SPI >1 Kinerja Proyek Lebih Cepat dari Jadwal Rencana <1 Kinerja Proyek Lebih Lambat dari Jadwal Rencana =1 Kinerja Poyek sama dengan jadwal rencana II- 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II a. Cost Performance Index (CPI) Faktor efisiensi biaya yang telah dikeluarkan dapat diperhatikan dengan membandingkan nilai pekerjaan yang secara fisik telak diselesaikan (EV) dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam periode yang sama (AC). Nilai (CPI) ini menunjukan bobot nilai yang diperoleh (relatif terhadap nilai proyek keseluruhan) terhadap biaya yang dikeluarkan. CPI kurang dari 1 menunjukan kinerja biaya yang buruk. Karena biaya yang dikeluarkan (AC) lebih besar dibandingkan dengan nilai yang didapat (EV) atau dengan kata lain terjadi pemborosa. CPI = EV/ AC………………………………...…………………(3) Keterangan EV = Earned Value (Rp) AC = Actual Cost (Rp) b. Schedule Performance Index (SPI) Faktor efesiensi kinerja dalam menyelesaikan pekerjaan dapat diperlihatkan oleh perbandingan antara nilai pekerjaan yang secara fisik telah diselesaikan (EV) dengan rencana pengeluaran biaya yang dikeluarkan berdasar rencana pekerjaan (PV). Nilai SPI menunjukan seberapa besar pekerjaan yang mampu diselesaikan (relatif terhadap proyek keseluruhan) terhadap satuan pekerjaan yang direncanakan. Nilai SPI kurang dari 1 menunjukan bahwa kinerja pekerjaan tidak sesuai dengan yang diharapkan karena tidak mampu mencapai target pekerjaan yang sudah direncanakan. Berikut rumus untyk menghitung nilai SPI : II- 32 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II SPI = EV/PV…………………………………...………………..(4) Keterangan : CV = Cost Variance EV = Earned Value (Rp) PV = Planned Value (Rp) II.16 Analisis Perkiraan Biaya dan Waktu Penyelesaian Proyek a. Estimate to Complate (ETC) ETC meruapakan perkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa pada minggu yang ditinjau,dengan asumsi bahwa kecenderungan kinerja proyek akan tetap sama sampai dengan akhir proyek. Menurut soeharto (1195, hal. 280), perkiraan tersebut dapat diekstrapolasi dengan beberapa cara: 1. Pekerjaan sisa membutuhkan biaya sebesar anggaran 2. Kinerja sama besar sampai akhir proyek 3. Campuran Pendekatan yang digunakan menggabungkan kedua cara tersebut. Bila presentase pekerjaan dibawah 50% menggunakan rumus : ETC = (Anggaran – EV)……………………………….……………….(5) Keterangan : ETC = Estimate to Complate (Rp) EV = Earned Value (Rp) ETC = (Anggaran total – EV) /CPI………………………….………….(6) Keterangan : ETC = Estimate to complete (Rp) EV = Earned Value (Rp) II- 33 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II CPI = Cost Performance Index b. Estimate at Completion (EAC) EAC meruapakan perkiraan biaya total dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan sejak dimulainya pekerjaan sampai pada akhir penyelesaian proyek yang diperoleh dari baiaya actual ditambah dengan ETC. Pada akhir minggu pelaksanaan proyek nilai ETC sama dengan AC yang terjadi pada minggu tersebut. Berikut persamaan untuk menghitung EAC : EAC = AC + ETC……………………………………..………………..(7) Keterangan : EAC = Astimate at Completion (Rp) AC = Actual Cost (Rp) ETC = Estimate to Complete (Rp) Pentingnya menghitung CPI dan SPI adalah untuk memprediksikan secara statistik biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Perhitungan EAC dengan SPI dan CPI lebih mudah cepat penggunaannya. Sisa biaya yang akan dibutuhkan diprediksi secara statik dengan memperhitungkan efektifitas pengguanaan biaya (CPI) dan kinerja pekerjaan terhadap rencana (SPI). Dari nilai EAC dapat diperoleh perkiraan selisih antara biaya rencana penyelesaian proyek (Budget at Completion/BAC) dengan biaya penyelesaian proyek berdasarkan kinerja pekerjaan yang telah dicapai (EAC) atau yang disebut Variance at Completino (VAC). Indikator CPI dan SPI lebih sering digunakan untuk penilaian kinerja proyek dibanding SV dan CV. Melalui nilai CPI dan SPI dapat dilakukan II- 34 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II perbandingan kinerja proyek satu dengan lainnya. Selain itu nilai SPI dan CPI memberikan perbandingan relative terhadap PV yang menjadi dasar penilaian status proyek dari segi biaya dan waktu. c. Time Estimate (TE) TE Merupakan waktu perkiraan penyelesaian proyek. Asumsi yang digunakan untuk memperkirakan waktu dan penyelesaian adalah kecenderungan kinerja proyek akan tetap seperti saat peninjauan. Berikut rumus untuk menentukan nilai TE : TE = ATE + OD – (ATE x SPI)/ SPI………………….………………..(8) Keterangan : TE (Time Estomate) : Perkiraan waktu penyelesaian proyek (minggu) ATE (Actual Time Expended): Waktu yang telah ditempuh (minggu) OD (Original Duration) : Waktu yang direncanakan (minggu) II.17 Studi Abstrak Penunjang Penilitian Judul : Evaluasi dan Analisa Jadwal Pada Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Proyek Konstruksi (Studi Kasus Proyek “X”) Peneliti : Anthony Iskandar, dkk. Jadwal pelaksanaan proyek konstruksi merupakan salah satu unsur penting dalam pengendalian proyek demi tercapainya waktu pelaksanaan yang ditargetkan. Berdasarkan siklus Plan-Do-check-Action, pengendalian dilakukan ditahap check secara berkesinambungan tiap lantainya, evaluasi dan analisis kasus dibuat II- 35 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Evaluasi dan Analisis Keterlambatan pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Konstruksi Pembangunan Gedung Global TV Kebon Jeruk Jakarta II selama pelaksanaan pekerjaan struktur 10 lantai pada hotel 15 lantai, dimana tiap lantainya memiliki bobot pekerjaan tipikal sekitar Rp.868.000.000,00 dan durasi pekerjaan yang mirip sekitar 7 hari untuk pekerjaan balok dan plat, sekitar 6 hari untuk pekerjaan kolom, dan 5 hari untuk pekerjaan tangga. Evaluasi yang dilakukan dengan Earned Value Analysis untuk mengukur kemajuan proyek menunjukan dari durasi rencana 106 hari, pekerjaan aktual struktur lantai 7 dimulai dengan keterlambatan 2, lantai 18 diselesaikan dengan keterlambatan 33 hari, dan durasi aktual lantai 7 sampai dengan 18 adalah 137 hari, dengan 18 hari libur lebaran, 1 hari libur idul adha, dan 6 hari towercrane tidak berfungsi. Bila dilihat dari durasi pekerja, maka kinerja proyek yang terbaik ada pada lantai 8, penyebab keterlambatan yang perlu diperhatikan adalah tidak tersedianya bahan sesua kebutuhan, banyaknya pekerjaan yang dilakukan bersamaan, libur lebaran, belum selesainya pekerjaan lantai sebelumnya, towercrane tidak dapat dioperasikan, pergantian pekerja pada subkontraktor. II- 36 http://digilib.mercubuana.ac.id/