Pada Hati yang Tertambat Sesama, Ilmu Tak Mungkin Membisu USD | 18 August 2010 | 09:02 WIB Demikian tema yang diangkat dalam Perayaan Ekaristi Pembukaan TA 2010/2011 di Universitas Sanata Dharma (USD) Senin (16/8). Peryaan ekaristi yang rutin digelar setiap awal semester ini secara bersamaan diadakan di dua tempat sekaligus, kampus I (Mrican) dan kampus III (Paingan) pada pukul 07.30 WIB. Perayaan ekaristi di kampus I dihadiri sekitar 700 orang mahasiswa, karyawan dan dosen. Ibadah dipimpin oleh Rm Wiryono Priyotamtama, SJ; Rm Bambang Irawan, SJ; dan Rm Hary Susanto, SJ. Dalam homilinya, Rm Hary menegaskan pentingnya kita mencapai kebijaksanaan di atas ilmu pengetahuan. Ilmu, kepandaian, dan ketrampilan dalam waktu singkat dapat hilang. Sebaliknya kebijaksanaan dan kearifan menyatu dengan kemanusiaan kita dan tidak akan mudah hilang. Pertanyaan bagi kita adalah apakah ilmu yang kita pelajari membuat kita lebih bijaksana dan lebih baik? Untuk apa kita memiliki ilmu yang tinggi kalau membuat kita menjadi sombong dan tidak peduli pada kemanusiaan? Orang yang bijaksana adalah orang yang tidak pernah berhenti belajar, rendah hati, dan tidak sombong. Segenap warga USD terpanggil untuk mencari kebijaksanaan di balik makna pengetahuan sehingga ilmu pengetahuan itu sendiri dapat dipakai untuk menyejahterakan sesama umat manusia. Sementara itu, perayaan ekaristi awal semester di kampus Paingan dihadiri sekitar 600 orang. Tampil sebagai selebran dalam ibadah ini Rm Kuntara Adi, SJ; Rm In Nugroho, SJ; dan Rm Sunu Hardiyanta, SJ. Dalam homilinya, Rm Kuntara mengingatkan bahwa manusia diberi hidup/nafas saat pertama kali diciptakan. Dengan Roh Allah sebagai sumber hidup, manusia mampu melakukan hal-hal yang luar biasa. Hal inilah yang disebut spirit. Kita semua berharap Roh Allah ada dalam diri kita, sehingga kita mampu melakukan hal-hal yang luar biasa. Khususnya melalui ilmu kita masing-masing, kita dapat mengabdikan diri bagi sesama manusia. Beberapa sumber yang ditemui merasa terkesan dengan tema misa awal semester kali ini. Mereka menangkap suatu makna yang mendalam dan luar biasa dibalik tema “Pada Hati Yang Tertambat Sesama, Ilmu Tak Mungkin Membisu”. Rm In Nugroho sebagai Kepala Kampus Ministry USD dan penggagas tema ini menambahkan bahwa ilmu tidak akan pernah mati saat ilmu tersebut berjumpa dengan konteksnya. Ibarat sumur yang memberikan air dan kesegaran, ilmu akan selalu memberikan semangat kepada kita untuk berbuat lebih kepada sesama. Adalah suatu tugas bagi para pendidik untuk menempatkan ilmu pada konteksnya sehingga ilmu tersebut selalu hidup. Bagi seorang terpelajar yang hatinya mampu mencintai, ilmu pengetahuan dan teknologi adalah sarana untuk menjalankan usaha-usaha pencerahan dan pembebasan. (BST) 1/1