BAB II KURIKULUM 2.1 Road Map Keilmuan Dan Keahlian Energi listrik dimanfaatkan sebagai energi akhir untuk dipakai peralatan listrik dengan jalan misalnya menggerakkan motor, cahaya lampu, mengkondisikan udara, memanaskan elemen, ataupun untuk menggerakkan kembali suatu peralatan mekanik untuk menghasilkan bentuk energi yang lain. Energi listrik yang ditransmisikan dan didistribusikan pada konsumen berasal dari energi lain yang dibangkitkan dan diubah sehingga menjadi energi listrik sehingga dapat dimanfatkan langsung oleh pelanggan. Proses perubahan sumber energi menjadi energi listrik terjadi di sebuah instalasi/pusat pembangkit listrik. Pada pusat pembangkit listrik, listrik dibangkitkan dari putaran generator listrik dengan lilitan kumparan tetap dan gerak yang ada di dalamnya. Disini terjadi perubahan dari energi mekanik (putaran kumparan) menjadi energi listrik. Generator merupakan alat yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Listrik yang dibangkitkan tersebut melalui beberapa tahap transmisi akhirnya dapat digunakan oleh konsumen. Energi mekanik generator didapat dari putaran turbin yang dihubungkan langsung dengan generator listrik. Gambar 1. Turbin dan generator pembangkit listrik Energi yang digunakan untuk memutar turbin didapat dari sumber energi yang masukkan pada sistem pusat pembangkit listrik. Pembangkit listrik diklasifikasikan berdasar sumber energi utama yang digunakan. Ada beberapa jenis sumber energi utama yang digunakan untuk mendapat energi mekanik yang akan digunakan pada turbin. PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) menggunakan uap air sebagai energi utama untuk menggerakkan turbin. Jenis lain adalah PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) yang menggunakan diesel sebagai sumber energi utamanya dan PLTN (pembengkit Listrik Tenaga Nuklir) yang menggunakan energi hasil reaksi fusi inti atom sebagai energi utamanya. Dua sumber energi sekaligus juga dapat digunakan sebagai sumber energi pada pembangkitan listrik misalnya PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap) yang menggunakan energi gas dan uap air secara bersamaan sebagai sumber energi pada saat pembangkitan listrik. Ppembangkit listrik tidak dapat menggunakan sumber energi secara langsung untuk dimanfaatkan dan diubah menjadi energi listrik. Pemanfaatan sumber energi mekanik untuk memutar turbin melalui proses konversi atau mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain (energy convertion). Sebagai satu contoh PLTU menggunakan uap air sebagai energi penggerak turbin. Uap air dihasilkan dari pemanasan air dalam boiler dengan menggunakan pembakaran bahan bakarnya. Pada boiler terjadi tranfer energi dari panas bahan bakar ke air sampai menjadi uap. Gambar 2 Boiler Pada kebijakan percepatan energi kelistrikan dengan program 10.000 MW akan dibangun 35 PLTU baru yang tersebar di jawa dan luar jawa (tabel 1.2). Pada PLTU uap yang dihasilkan untuk memutar turbin dan generator berasal dari pendidihan air di boiler yang menggunakan bahan bakar utama batubara. Setelah energi uap air dipakai untuk memutar turbin, uap berubah wujud kembali menjadi air dan dimasukkan ke dalam kondensor untuk mengalami penurunan tekanan. Setelah keluar dari kondensor, air diumpankan kembali ke dalam boiler. Dalam boiler air mengalami pemanasan kembali menjadi uap masuk ke turbin dan demikian seterusnya siklus yang terjadi dalam PLTU. Gambar 3. Skema aliran zat dalam boiler Gambar 4 Skema PLTU Namun demikian dengan semakin sedikitnya cadangan batubara Indonesia, mengharuskan pemerintah untuk mencari jalan keluar tentang masalah energi. Proses ini dapat ditempuh dengan jalan efisiensi dan diversifikasi energi. Salah satu yang ditempuh adalah program energi terbarukan. Sumber energi terbarukan yang sudah lama dimanfaatkan sebagai sumber energi pembangkit listrik diantaranya adalah PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air). PLTA menggunakan air untuk menghasilkan energi mekanik yang akan digunakan untuk memutar turbin. Selain PLTA sumber energi terbarukan lainnya adalah PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) yang memanfaatkan temperatur fluida yang tersimpan di bagian perut bumi. Berdasar penjelasan di atas penguasaan teknologi pembangkit listrik tidak lepas dari penguasaan konsep energi dan proses perubahannya serta kelistrikan. Dengan demikian bidang ilmu yang menjadi kajian pokok prodi sistem pembangkitan energi adalah konversi energi dan elektronika listrik. Pada keilmua konversi energi akan dibahas definisi dan konsep energi serta bagaimana proses perubahan dan perpindahannya. Dengan pemahaman tentang energi tersebut merupakan fundamental yang kuat untuk dapat memanfaatkan dan mengubahnya sebagai energi pada umumnya dan energi listrik pada khususnya. PLTU yang menjadi pembangkit utama di Indonesia saat ini berbahan bakar fosil untuk memanaskan air di boiler. Cadangan dunia akan bahan bakar fosil (bahan bakar konvensional) semakin menipis sementara pasokan energi listrik yang terus meningkat tiap waktunya membuat kebutuhan bahan bakar fosil juga semakin tinggi. Sebagai gambaran PLN menggunakan batubara sebesar 10,8 juta ton sampai semester I 2009. Namun jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu naik dari 10 juta ton. Begitupula BBM hanya digunakan sebesar 4,45 juta KL dari target sebesar 4,81 juta KL sampai enam bulan pertama 2009. Angka ini juga lebih rendah dibangingkan periode yang sama tahun lalu dari 5,9 juta KL. Sementara itu konsumsi gas naik 86.412 miliar british thermal unit (BBTU) pada 2008 menjadi 122.948 BBTU pada 2009 (http://vulcan3.sip.co.id/wecoid/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=2831%3Aoperasion al-pltu-mundur-berakibat-konsumsi-bbm-pln-naik&catid=53%3Aaumum&Itemid=113.) Kebutuhan yang terus meningkat kontras dengan cadangan bahan bakar fosil dunia yang terus menipis memaksa manusia untuk mencari energi alternatif lain dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. Pemanfaatan energi alternatif sebagai sumber energi kelistrikan juga tidak lepas dari penguasaan bidang konversi energi. Perancangan dan pemanfaatan dengan efisiensi tinggi memerlukan pengetahuan beberapa mata kuliah yang nantinya akan diajarkan dalam prodi sistem pembangkitan energi misalnya termodinamika, perpindahan panas, mekanika fluida dan energi baru dan terbarukan. Energi alternatif dan energi terbarukan (renewable energi) masih banyak memberikan peluang pemanfaatan dan eksplorasi. Di Indonesia prodi yang berkonsentrasi penuh dan serius dalam bidang ini masih sangat sedikit. Hal ini sangat kontras dengan kebutuhan energi alternatif Indonesia yang sangat mendesak. PENS-ITS berusaha menjawab tantangan ini dengan mendirikan prodi SPE yang mencantumkan bidang energi alternatif terutama dan energi alternatif kelistrikan khususnya sebagai bidang keilmuan yang akan diajarkan kepada para mahasiswanya. Prodi SPE merupakan pendidikan vokasi pertama yang berkonsentrasi dalam bidang energi kelistrikan dan sumber energi terbarukan kelistrikan. Sumber energi terbarukan adalah sumber energi yang ketersediaanya di alam dalam jumlah berlimpah dan dapat digunakan terus menerus. Diharapkan lulusannya dapat menguasai bidang sumber energi alternatif kelistrikan yang beberapa contohnya antara lain: 1. Penguasaan pemanfaatan energi surya Indonesia yang berada di sekitar katulistiwa merupakan negara tropis yang mempunyai keistimewaan beriklim hangat dan cuaca yang cerah sepanjang tahun. Hal ini menyebabkan intensitas sinar matahari sangat baik sepanjang harinya sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi yang dapat menghasilkan energi listrik. Energi sinar matahari diubah menjadi energi listrik pada sebuah sel surya (solar cell). Sel surya bekerja dengan cara menangkap foton (photon) pada sinar matahari, menyerap dan mengalirkan listrik dengan cara penambahan elektron (electron) pada selnya. Penguasaan teknologi sel surya memerlukan pemahaman tentang bidang ilmu efisiensi konversi energi Gambar 5 Sel surya dan proses kerjanya 2. Penguasaan pemanfaatan energi angin Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km. Dengan topografi seperti ini indonesia merupakan wilayah berangin kencang yang sangat potensial untuk pengembangan pembanglit listrik tenaga angina. Namun sayang potensi ini nampaknya belum dilirik oleh pemerintah. Energi angin dapat digunakan sebagai salah satu energi untuk menghasilkan listrik dengan cara merubah energi mekanik angin menjadi energi listrik pada sebuh turbin angin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar turbin angin, diteruskan untuk memutar rotor pada generator dibagian belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan. Gambar 6. Turbin angin dan komponen di dalamnya 3. Penguasaan pemanfaatan energi panas bumi Energi panas bumi, adalah energi panas yang tersimpan dalam batuan di bawah permukaan bumi dan fluida yang terkandung didalamnya. Energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di Italy sejak tahun 1913 dan di New Zealand sejak tahun 1958. Pemanfaatan energi panas bumi untuk sektor non‐listrik (direct use) telah berlangsung di Iceland sekitar 70 tahun. Meningkatnya kebutuhan akan energi serta meningkatnya harga minyak, khususnya pada tahun 1973 dan 1979, telah memacu negara‐negara lain, termasuk Amerika Serikat, untuk mengurangi ketergantungan mereka pada minyak dengan cara memanfaatkan energi panas bumi. Saat ini energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di 24 Negara, termasuk Indonesia. Disamping itu fluida panas bumi juga dimanfaatkan untuk sektor non‐listrik di 72 negara, antara lain untuk pemanasan ruangan, pemanasan air, pemanasan rumah kaca, pengeringan hasil produk pertanian, pemanasan tanah, pengeringan kayu, kertas dll. Di Indonesia usaha pencarian sumber energi panasbumi pertama kali dilakukan di daerah Kawah Kamojang pada tahun 1918. Pada tahun 1926 hingga tahun 1929 lima sumur eksplorasi dibor dimana sampai saat ini salah satu dari sumur tersebut, yaitu sumur KMJ‐3 masih memproduksikan uap panas kering atau dry steam. Pecahnya perang dunia dan perang kemerdekaan Indonesia mungkin merupakan salah satu alasan dihentikannya kegiatan eksplorasi di daerah tersebut. Kegiatan eksplorasi panasbumi di Indonesia baru dilakukan secara luas pada tahun 1972. Direktorat Vulkanologi dan Pertamina, dengan bantuan Pemerintah Perancis dan New Zealand melakukan survey pendahuluan di seluruh wilayah Indonesia. Dari hasil survey dilaporkan bahwa di Indonesia terdapat 217 prospek panasbumi, yaitu di sepanjang jalur vulkanik mulai dari bagian Barat Sumatera, terus ke Pulau Jawa, Bali, Nusatenggara dan kemudian membelok ke arah utara melalui Maluku dan Sulawesi. Survey yang dilakukan selanjutnya telah berhasil menemukan beberapa daerah prospek baru sehingga jumlahnya meningkat menjadi 256 prospek, yaitu 84 prospek di Sumatera, 76 prospek di Jawa, 51 prospek di Sulawesi, 21 prospek di Nusatenggara, 3 prospek di Irian, 15 prospek di Maluku dan 5 prospek di Kalimantan. Sistim panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistim hidrothermal yang mempunyai temperatur tinggi (>225oC), hanya beberapa diantaranya yang mempunyai temperatur sedang (150‐225oC). Namun pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia baru sekitar 3% saja. Oleh karena itu peluang penggunaan energi panas bumi sebagai sumber energi masih cukup besar dan memelukan sumber daya yang menguasai bidang konversi energi. Gambar 7. Pembangkit listrik Energi Panas Bumi 4. Penguasaan pemanfaatan energi gelombang laut Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di Dunia dengan2/3 wilayahnya adalah laut. Sangat wajar bila Indonesia mengandalkan sumber energi masa depannya dari Energi Gelombang Laut. Hal ini merupakan sebuah solusi yang sangat tepat dan strategis bagi pemenuhan kebutuhan energi nasional. BPPT pernah membangun sumber energi gelombang laut di pantai selatan Pulau Jawa yang dapat menghasilkan daya listrik beberapa kWatt, namun efisensinya relatif masih rendah. Disain BPPT mendasarkan konversi energi ombak ke tekanan udara, kemudian angin yang ditimbulkannya mendorong turbin listrik. Sebagai contoh Negara lain yang juga memanfaatkan energi gelombang laut adalah Portugal. Disain sumber energi gelombang laut dari Portugal berdasarkan konversi energi turun-naiknya gelombang laut langsung ke piston-piston untuk mendorong air untuk memutar motor listrik, sehingga secara prinsip efisiensinya lebih tinggi. Juga ada perbedaan lokasi, disain BPPT ditempatkan pada tepi pantai, sedangkan disain Portugal diletakkan lebih ketengah laut. Piston-piston dibuat stasioner dan diikat kedasar laut, sedangkan casing berbentuk tabung metal memanjang dibiarkan naik-turun sesuai irama gelombang laut. Energi listrik yang dihasilkannya dikirim kedarat melalui kabel-kabel listrik bawah-laut.Produk energi gelombang laut dari Portugal ini dinamai “Aqucadoura” yang terdiri dari tiga rangkaian Konverter Energi Gelombang yang dapat menghasilkan daya listrik sebesar 2,25 MegaWatt, cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi 1.500 rumah di Portugal (kalau di Indonesia bisa untuk 3.000 rumah, sebab kebutuhan listrik tiap rumahtangga Indonesia lebih sedikit). Gambar 8 Aquadora Sebagai perbandingan dengan sumber energi terbarukan yang lain, di bawah ini diberika tabel biaya dan karakteristik antar sumber nergi alternatif tersebut. Tabel 1. Perbandingan Total Biaya Operasi ($sen/kWh) Pembangkit Tambahan Pembangkit Utama (1 MW) (100 MW) Teknologi Pelampung 7-10 3-4 Bahan bakar fosil Tidak ada data 3-5 Angin 10 5-6 Disel 12-100 Tidak ada data Photovoltaic (Solar) 25-50 10-15 Sumber: http://www.oceanpowertechnologies.com/pdf/senate_hearing_paper.pdf Dibandingkan dengan teknologi hijau lainnya seperti energi matahari dan angin, energi gelombang ini memberikan ketersedian mencapai 90% dengan kawasan yang potensial tidak terbatas, selama ada ombak, energi listrik bisa didapat. Tabel 2. Perbandingan energi gelombang laut, angin dan matahari Tipe Energi gelombang laut Kerapatan Energi Tinggi Prediksi Ketersediaan Kawasan potensial Tidak terbatas Dapat 80 – 90 % diprediksikan di banyak tempat Energi angin Rendah Tidak dapat 20 – 30 % Sangat terbatas diprediksi – kecuali di tempat-tempat terbatas Energi matahari Rendah Tidak dapat 20 – 30 % Di beberapa diprediksi – kawasan kecuali di beberapa tempat Sumber: http://www.oceanpowertechnologies.com/pdf/senate_hearing_paper.pdf Di samping nilai ekonomis yang cukup menjanjikan ada hal-hal lain yang dapat memberikan keuntungan di bidang lingkungan hidup. Disebutkan di atas bahwa teknologi ini tidak menimbulkan polusi suara, emisi CO2, maupun polusi visual dan sekaligus mampu memberikan ruang kepada kehidupan laut untuk membentuk koloni terumbu karang di sepanjang jangkar yang ditanam di dasar laut. Hal ini akan mengakibatkan berkumpulnya ikan dan binatang laut lain. 2.2 Rancangan Kurikulum Kurikulum merupakan kesatuan langkah strategis pengembangan pendidikan tinggi (perbaikan sistem pendidikan tinggi, peningkatan mutu dan relevansi, pemerataan kesempatan belajar) dan langkah operasional (status otonomi keilmuan, kendali mutu oleh masyarakat, dan berbagi tanggung jawab dalam penyelengaraan). Sesuai dengan keputusan menteri pendidikan nasional (kepmendiknas) Republik Indonesia nomer 234/U/2000 tentang pendirian perguruan tinggi bahwa program DIII adalah jenjang pendidikan profesional yang mempunyai beban studi minimal 110 satuan kredit semester (sks) dan maksimal 120 sks dengan kurikulum 6 semester dan lama program antara 6 sampai 10 semester setelah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Sedangkan program D IV adalah jenjang pendidikan profesional yang mempunyai beban studi minimal 144 sks dan maksimal 160 sks dengan kurikulum 8 semester dan lama program antara 8 sampai 14 semester setelah SLTA dengan gelar lulusannya SST (Sarjana Sains Terapan). Sesuai dengan uraian di atas maka Program Studi Sistem Pembangkitan Energi PENS-ITS memberikan usulan kurikulum yang nantinya akan dipakai oleh Prodi SPE PENS-ITS setelah terbentuk. Prodi SPE yang direncanakan merupakan pendidikan professional dengan jenjang pendidikan D4. Kurikulum Prodi SPE yang diusulkan ini berbasis kompetensi sebagai bagian upaya lembaga pendidikan tinggi dalam hal ini PENS-ITS dalam mengembangkan intellectual capital (human capital, structural capital dan consumer capital) sebagai aset nasional pembangun bangsa. Adapun peta proses pembelajaran masing-masing jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3 Proses Pembelajaran Di DIII, DIV, Dan S1 No Proses Pembelajaran Penguasaan Proses (%) DIII DIV S1 Padanan SK Mendiknas 232/U/2000 1 Learn to know 13 15 25 MK. Keilmuan dan Ketrampilan (MKK) 2 Learn to do 35 25 20 MK. Keahlian Berkarya (MKB) 3 Learn to learn 9 13 15 MK. Pengembangan Kepribadian (MPK) 4 Learn to behave 31 33 26 MK. Perilaku Berkarya (MPB) 5 Learn to live together 12 14 14 MK. Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) 100 100 100 Total Dari tabel di atas nampak bahwa pembeda utama antara jenjang diploma dengan strata adalah dalam hal learn to know dan learn to do/learn to behave. Jenjang diploma akan memiliki keahlian dan perilaku berkarya yang lebih kental dibanding dengan jenjang strata. hal ini disebabkan kurikulum jenjang diploma lebih berpihak pada learning by doing dibanding learning by studying yang lebih dianut oleh kurikulum jenjang strata. Jalur pendidikan yang dipilih pada Prodi SPE ini adalah vokasi atau diploma yang bertujuan agar para alumninya dapat mengimplementasikan dan mentransformasikan sains dan atau teknologi kedalam produk dan atau jasa yang bernilai ekonomis, yang memenuhi persyaratan standar, baik nasional maupun internasional. Selain itu program diploma juga mensejajarkan praktek sama pentingnya dengan teori sehingga lulusannya disiapkan untuk dapat lebih inovatif dan mengimplementasikan ke dalam karya sehingga dapat terus mengaktualisasi diri dan wawasannya dalam perkembangan teknologi yang pesat. Hal ini didukung oleh kebijakan proses pembelajaran di politeknik yang berbasis praktek dengan perbandingan dengan teori minimal 50% (minimal praktek 50% dari keseluruhan studi). Diploma yang dipilih oleh prodi SPE adalah D4 yang membutuhkan waktu 4 tahun dalam masa tempuh proses pembelajarannya. Dipilihnya D4 (bukan D3) sebagai jenjang pendidikan Prodi SPE tidak lepas dari cita-cita pembentukan lulusan yang mempunyai kemampuan hands-on terhadap masalah teknologi di bidang energi kelistrikan yang tinggi. Selain itu diharapkan lulusan yang dihasilkan juga mempunyai kepekaan pengembangan research and development yang baik. Lulusan yang demikian diharapkan mampu bertahan dan juga sebagai pioner di lingkungan teknologi berbasis energi kelistrikan. Dengan program studi 145 sks yang terbagi dalam 8 semester maka SDM yang dihasilkan akan mampu menyelesaikan masalah energi di bidang kerjanya dan yang terpenting sanggup menjadi pioner di bidang energi kelistrikan yang nantinya dapat pula ikut andil dalam menyelesaikan masalah energi pada umumnya dan energi kelistrikan nasional pada khususnya. Dewasa ini di Indonesia disadari bahwa keahlian dan perilaku berkarya lebih dibutuhkan dan diminati oleh bangsa karena banyak sektor industri telah memiliki teknologi tinggi namun sangat kurang memiliki SDM yang sanggup berinovasi dan berkarya (pengembangan, modifikasi, dsb) atas perangkatperangkat keras teknologi yang dimiliki, apalagi dalam hal rekacipta teknologi baru. Sejalan dengan makin ketatnya persaingan global maka sektor penelitian lokal/nasional yang berorientasi karya, baik di dunia industri swasta maupun departemen-departemen pemerintah (hankam, pertanian/perkebunan, kesehatan,dll) dewasa ini makin dibutuhkan. Akibat permintaan SDM lebih banyak mengarah pada mereka yang telah memiliki kemampuan dan perilaku berkarya yang lebih baik. Dalam hal inilah maka lulusan jenjang diploma lebih diminati dibanding jenjang strata pada dewasa ini. Dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut prodi SPE mendasarkan dalam beberapa kompetensi sebagai landasan pembelajarannya. Kompetensi tersebut terbagi menjadi kompetensi utama dan kompetensi pendukung. Kompetensi utama merupakan sasaran utama yang menjadi arah pembelajaran pada prodi SPE nantinya. Sedangkan kompetensi pendukung merupakan sasaran yang akan mendukung tercapainya sasaran utama. Kompetensi utama dan pendukung saling bersinergi untuk mencetak lulusan yang berkompeten di bidang energi kelistrikan sesuai dengan spesifikasi keilmuan yang dipilih oleh prodi ini. Kompetensi utama terdiri dari kompetensi pengetahuan dan pengembangan dan ketrampilan intelektual. Sedangkan kompetensi pendukung terdiri dari ketrampilan praktis dan ketrampilan manegerial dan sikap. Kompetensi utama dan pendukung selanjutnya diuraikan lagi untuk memberikan landasan pada pelaksanaannya sehingga didapat mata kuliah yang diperlukan sebagai bahan kajian untuk mencapai kompetensi yang dimaksud. Uraian kompetensi utama dan pendukung dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Sedangkan mata kuliah sebgai bahan kajian kompetensi yang bersesuaian dapat dilihat pada tabel di bagian lampiran. Tabel 4 Kompetensi Prodi SPE No Kompetensi Uraian 1. Mengerti dan memahami sains dasar yaitu matematika Pengetahuan dan Pemahaman A (Knowledge and Understanding) B Ketrampilan Intelektual (Intellectual Skill) 2. Mengerti dan memahami asas dan proses pengubahan energi (termodinamika, mekanika fluida dan perpindahan panas) 3. Mengerti dan memahami cara-cara membangkitkan tenaga listrik dan mengoperasikan peralatan pembangkitan tenaga listrik 4. Mampu merancang, menganalisa, merencanakan, mengoperasikan dan memelihara sistem pembangkitan tenaga listrik dengan unjuk kerja yang diinginkan 1. Menguasai penerapan sains dasar dan aplikasinya pada energi dan kelistrikan 2. Menguasai perancangan dan pelaksanaan eksperimen serta analisis dan interpretasi data 3. Menguasai perancangan peralatan pembangkitan energi 4. Menguasai perancangan peralatan penukar kalor dan aplikasinya 5. Menguasai cara mengindentifikasi, merumuskan, dan 1. 2. C Ketrampilan Praktis (Practical 3. Skill) 4. 5. 1. Ketrampilan Managerial dan D Sikap (Managerial Skill and 2. 3. 4. Attitude) 5. menyelesaikan persoalan-persoalan pembangkitan energi listrik dan pengubahannya Menguasai konversi energi dan teknik pembangkitan energi listrik Mampu mengoperasikan dan memelihara sistem pembangkitan tenaga listrik Mampu mengoperasikan dan memelihara sistem penukar kalor dan pengubah energi lain baik mandiri maupun terintegrasi Mampu memanfaatkan teknologi komputer dan informatika untuk mengolah energi listrik dengan efektis dan efisien Mampu mengembangkan algoritma yang efisisen untuk mengolah informasi Menjunjung tinggi norma, tata nilai, moral, agama, etika, dan tanggung jawab profesional Mampu berkomunikasi secara efektif Mampu memanfaatkan dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi Mampu mengembangkan diri dan mampu berfikir secara logis dan analitis untuk menyesuaikan masalah-masalah yang dihadapi secara profesional Mampu bekerjasama dan menyesuaikan diri dengan cepat di lingkungan kerja Adapun susunan mata kuliah per semester beserta bobotnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5 Susunan Mata Kuliah Per Semester Semester 1 Semester 2 Mata Kuliah Agama Pancasila/Kewarganegaraan Bahasa Inggris 1 Matematika 1 Communication Skill 1 Rangkaian Listrik 1 Gambar Teknik Praktek Gambar Teknik Termodinamika 1 Praktek Termodinamika 1 Sifat Material dan Proses Permesinan Praktek Sifat Material dan Proses Permesinan Mekanika Teknik Total Semester 3 Jam SKS 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 Mata Kuliah Bahasa Inggris 3 Matematika 3 Pengukuran Listrik Praktek Pengukuran Listrik Jam SKS 2 2 1 2 2 2 1 1 4 2 3 30 2 21 Mata kuliah Bahasa Inggris 2 Matematika 2 Rangkaian Listrik 2 Praktek Rangkaian Listrik Termodinamika 2 Praktek termodinamika 2 Mekanika Fluida 1 Praktek Mekanika Fluida 1 Perpindahan Panas 1 Praktek Perpindahan Panas 1 Konsep Teknologi (Konsep Pembangkitan Energi) Total Jam SKS 2 2 2 4 2 4 2 4 2 4 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 30 18 Jam SKS 2 2 2 2 2 2 2 1 Semester 4 Mata kuliah Bahasa Inggris 4 Matematika 4 Bahasa Indonesia Rangkaian Elektronika 2 (Op Amp) Rangkaian Elektronika 1 Mekanika Fluida 2 Praktek Mekanika Fluida 2 Perpindahan Panas 2 Praktek Perpindahan Panas 2 Turbin, Pompa dan Kompresor Praktek Turbin, Pompa dan Kompresor Teknik Pembakaran dan Bahan Bakar Praktek Teknik Pembakaran dan Bahan Bakar Total Semester 5 Mata Kuliah Bahasa Inggris 5 Managemen Energi (pandangan dunia) Keselamatan dan Kesehatan Kerja Desain Sistem Kontrol Praktek Desain Sistem Kontrol Pemrograman Bahasa C Praktek Pemrograman Bahasa C Transformator dan Generator Praktek Transformator dan Generator Penukar Kalor Praktek Penukar Kalor Perancangan Sistem Fluida Sistem Pembangkit Uap dan Daya Air Magang Total 2 2 4 2 4 2 4 2 1 1 2 1 2 1 2 1 4 2 33 19 4 1 2 3 2 4 2 4 2 1 1 2 1 2 1 2 Total 30 19 Jam SKS 2 2 2 4 2 4 2 2 2 1 2 1 2 1 4 2 3 4 3 3 35 2 2 2 1 20 Jam SKS 2 1 4 2 3 2 18 6 27 11 Semester 6 Jam SKS 2 2 2 2 4 1 2 2 4 2 4 3 3 6 39 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 22 Semester 7 Mata Kuliah Praktek Rangkaian Elektronika Pemrograman Dasar Praktek Pemrograman Dasar Kontrol Otomatis Mesin Fluida Praktek Mesin Fluida Mesin Konversi Energi Praktek Mesin Konversi Energi Mata kuliah Bahasa Inggris 6 Kewirausahaan Pembangkit Tenaga Listrik 1 Praktek Pembangkit Tenaga Listrik 1 Tegangan Tinggi Praktek Tegangan Tinggi Mikrokontroller dan Interface Praktek Mikrokontroller dan Interface Dinamika Fluida Komputasi Praktek Dinamika Fluida Komputasi Desain dan Optimasi Sistem Termal TPPA Total Semester 8 Jam SKS Pembangkit Tenaga Listrik 2 2 1 Praktek Pembangkit Tenaga Listrik 2 Pengaman & Instalasi Pusat Tenaga Listrik Praktek Pengaman dan Instalasi Tenaga Listrik Elektronika Daya Praktek Elektronika Daya Energi Terbarukan Aliran Dua Fasa TA1 Total 4 2 2 1 4 2 2 4 3 3 6 30 1 2 2 2 2 15 Mata kuliah Pembangkit Tenaga Listrik Terbarukan Praktek Pembangkit Tenaga Listrik Terbarukan Perancangan Sistem Pembangkitan Energi Listrik Tugas Akhir Total Sedangkan kompetensi mata kuliah dalam prodi SPE diberikan pada tabel di bawah ini: Tabel 6. Mata kuliah dankompetensinya NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 2 3 4 5 6 MATA KULIAH MKDU Agama Pancasila Bahasa Inggris 1 Bahasa Inggris 2 Bahasa Inggris 3 Bahasa Inggris 4 Bahasa Inggris 5 Bahasa Inggris 6 Matematika 1 Matematika 2 Matematika 3 Matematika 4 Matematika 5 Matematika 6 Communication Skill 1 Communication Skill 2 Managemen Energi dan Kelistrikan Bahasa Indonesia (Tata tulis karya ilmiah) MEKANIKA Termodinamika 1 Praktek Termodinamika 1 Termodinamika 2 Praktek termodinamika 2 Perpindahan Panas 1 Praktek Perpindahan Panas 1 SKS Jam 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 KOMPETENSI A1 A2 A3 A4 B1 B2 B3 B4 B5 C1 C2 C3 C4 C5 D1 D2 D3 D4 D5 * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Perpindahan Panas 2 Praktek Perpindahan Panas 2 Mekanika Fluida 1 Praktek Mekanika Fluida 1 Mekanika Fluida 2 Praktek Mekanika Fluida 2 Gambar Teknik Praktek Gambar Teknik Teknik Pembakaran dan Bahan Bakar Praktek Teknik Pembakaran dan Bahan Bakar Mesin Fluida Praktek Mesin Fluida Energi Terbarukan Mekanika Fluida Komputasi Praktek Mekanika Fluida Komputasi Perancangan Sistem Fluida Desain dan Optimasi Sistem Termal Aliran Dua Fasa Turbin, Pompa dan Kompresor Praktek Turbin, Pompa dan Kompresor Mesin Konversi Energi Praktek Mesin Konversi Energi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sistem Pembangkit Uap dan Daya Air Sifat Material dan Proses Permesinan Praktek Sifat Material dan Proses Permesinan Mekanika Teknik 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 * * * * * * * * 1 3 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 * 2 3 * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * 2.3 Sistem Pembelajaran Sistem pembelajaran disini yang dimaksud adalah mencakup 1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Sistem pembelajaran ini diterapkan dari awal sampai akhir proses pembelajaran untuk mencapai lulusan yang sesuai target kompetensinya. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach) [….]. Mata kuliah-mata kuliah dengan kompetensi pengetahuan dan pemahaman merupakan mata kuliah konsep baru yang diajarkan pada anak didik yang nantinya menjadi warna dan karakteristik keilmuan pada setiap lulusan prodi. Untuk memberikan kemampauan yang optimal mata kuliah ini berbasis teacher centered approach walaupun tidak menutup kemungkinan pada setiap akhir tema pembelajaran diadakan proses student centered approach yang menjadi umpan balik bagi proses pembelajaran sebelumnya. Sedangkan mata kuliah kompetensi yang lain dilakukan kombinasi antara dua pendekatan tadi. Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran dengan mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu : 1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya. 2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran. 3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran. 4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha. Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah: 1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik. 2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif. 3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran. 4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan. Sementara itu strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) expositiondiscovery learning dan (2) group-individual learning. Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something”. Jadi, metoda pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya. Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat) Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Berkenaan dengan hal tersebut dengan model pembelajaran mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personalhumanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran. Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat divisualisasikan sebagai berikut: Gambar 9. Skema model pembelajaran Setiap mata kuliah pada prodi SPE kemudian menentukan tahapan proses pembelajaran yang akan dipakai disesuaikan dengan tema dan karakteristik kelas dimana mata kuliah tersebut nantinya akan disampaikan. Dengan demikian tidak hanya silabus dan SAP saja yang sudah dipersipakan tetapi metoda pembelajaran untuk pencapaian kompetensi juga sudah dipersiapkan sehingga target dapat diraih dengan lebih optimal. Seperti disampaiakan sebelumnya bahwa pada dapat pula terjadi satu mata kuliah menerapkansistem pembelajaran lebih dari dua atau kombinasinya, hal ini disesuaikan dengan tema yang akan dibahas pada saat itu. Dapat pula terjadi bahwa untuk satu mata kuliah memberlakukan sistem pembelajaran yang berbeda antara kelas yang satu dengan yang lain karena selain topik sistem pembelajaran juga bergantung pada karakter kelas. Sebagai contoh untuk mata kuliah termodinamika dengan tema konsep dasar besaran termodinamika misalnya temperatur dan tekanan maka sistem pembelajaran yang dipakai seperti gambar di bawah ini: Pendekatan Pembelajaran Teacher centered approach Strategi Pembelajaran exposition-discovery learning, induktif Metode Pembelajaran Ceramah, diskusi dan laboratorium Teknik dan taktik pembelajaran Gambar 10. Contoh model pembelajaran dalam mata kuliah termodinamika