Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm. 35-48 35 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DALAM MENUNJANG KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN Ida Ruyadi1, Yunus Winoto2, Neneng Komariah3 1BPTP Papua Barat (Badan Litbang Pertanian), 2,3 Universitas Padjadjaran [email protected], [email protected], [email protected] ABSTRACT - This study is to investigate the use of information and communication media in supporting agricultural extension activities. Media communication in this study is limited to brochures and leaflets. Research conducted at the Institute for Agricultural Technology in West Java. The population in this study is the agricultural extension workers with a total sample of 48 people. The method used is descriptive method with data collection through questionnaires, interviews, observations, and literature. Based on the results showed that: Frequency of use of communication media such as brochures and leaflets by agricultural extension workers are not too high, but most respondents using brochures and leaflets as a medium supporting agricultural extension activities; The intensity of the use of brochures and leaflets by agricultural extension is also not too high, but almost half of the respondents use of brochures and leaflets in supporting agricultural extension activities; The reason the use of brochures and leaflets in general respondents stated that because of the information contained in brochures and leaflets in accordance with the needs in supporting agricultural extension activities; While the purpose of the use of brochures and leaflets majority of respondents stated to increase knowledge in supporting agricultural extension activities. Keywords: agricultural extension, agricultural communication media, brochures, leaflets ABSTRAK - Penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan media komunikasi dan informasi dalam menunjang kegiatan penyuluhan pertanian. Media komunikasi dalam penelitian ini dibatasi pada media brosur dan leaflet. Penelitian dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah para penyuluh pertanian dengan jumlah sampel sebanyak 48 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskrptif dengan teknik pengumpulan data melalui angket, wawancara, observasi serta studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa: Frekuensi penggunaan media komunikasi yang berupa brosur dan leaflet oleh petugas penyuluh pertanian tidak terlalu tinggi, namun sebagian besar responden menggunakan brosur dan leaflet sebagai media penunjang kegiatan penyuluhan pertanian; Intensitas penggunaan brosur dan leaflet oleh penyuluh pertanian juga tidak terlalu tinggi namun hampir setengah dari responden menggunakan brosur dan leaflet dalam menunjang kegiatan penyuluhan pertanian; Alasan pemanfaatan brosur dan leaflet pada umumnya responden menyatakan karena informasi yang terkandung dalam brosur dan leaflet sesuai dengan kebutuhan dalam menunjang kegiatan penyuluhan pertanian; Sedangkan tujuan penggunaan brosur dan leaflet sebagian besar responden menyatakan untuk menambah pengetahuan dalam menunjang kegiatan penyuluhan pertanian. Kata Kunci: penyuluhan pertanian, media komunikasi pertanian, brosur, leaflet PENDAHULUAN Era reformasi dan kebijakan otonomi daerah telah mendorong reorientasi pembangunan pertanian dari pendekatan yang berbasis sumberdaya menjadi pendekatan yang berbasis masyarakat ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP (community based development). 36 Ida Ruyadi, dkk. JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN Sulaiman, (2000) mengatakan bahwa salah satu teknologi pertanian akan berdaya guna dan ciri pembangunan pertanian berbasis masyarakat berhasil guna apabila teknologi hasil penelitian/ adalah pengkajian tersebut dapat dirasakan manfaatnya berorientasi pada partisipasi masyarakat. Sejalan dengan era reformasi dan kebijakan oleh masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut otonomi daerah, berdasarkan Surat Keputusan Balai Pengkajian Teknologi Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor Barat sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis 798/Kpts/OT.210/12/94 daerah Badan Litbang Pertanian yang berada di daerah dibentuk lembaga Balai Pengkajian Teknologi telah banyak menghasilkan luaran yang cukup Pertanian (BPTP). Tujuan pembentukan BPTP dibutuhkan oleh pengguna/stakeholder untuk selain bidang peningkatan pembangunan pertanian di daerah, penelitian dan pengkajian teknologi pertanian namun luaran /hasil penelitian dan pengkajian spesifik yang berkualitas untuk di beberapa desentralisasi lokasi, juga dalam untuk mendekatkan Pertanian tinggi tersebut Jawa tidak akan pelayanan pengkajian dan diseminasi informasi banyak manfaatnya jika tidak dikomunikasikan kepada masyarakat serta menjaga kesinambungan dan didiseminasikan. Diseminasi hasil penelitian pengkajian dan penyuluhan pertanian spesifik pertanian kepada petani-nelayan, pihak swasta dan lokasi. (BPTP Jawa Barat, 2005). pengguna lain perlu dilakukan melalui metoda Dalam konteks pembangunan pertanian dan media yang tepat kegiatan penelitian dan penyuluhan pertanian karena memegang peranan penting dan tidak dapat penyebarluasan informasi dan teknologi pertanian, dipisahkan antara kegiatan yang satu dengan tetapi lebih dari itu petani-nelayan diharapkan lainnya, karena kedua kegiatan tersebut pada dapat menerapkan hasil penelitian tersebut dalam akhirnya akan bermuara pada tujuan yang sama usaha yaitu meningkatkan kesejahteraan petani. kesejahteraannya dan Widjono, penelitian (1992) mengatakan Syam kegiatan kegiatan dan terus menerus, pertanian iseminasi bukan sehingga (Badan sekedar meningkatkan Litbang Pertanian, 2004). dan penyuluhan pertanian memegang Dalam upaya menyebarluaskan informasi peranan penting dalam mendukung pembangunan hasil pertanian karena sebagian besar upaya untuk pertanian, meningkatkan pendapatan berbagai jenis media komunikasi dan informasi petani tergantung kepada kedua kegiatan tersebut. teknologi pertanian baik yang bersifat ilmiah produktivitas dan Kegiatan penelitian/pengkajian pertanian menghasilkan informasi teknologi seperti penelitian BPTP prosiding dan Jawa pengkajian Barat maupun teknologi menerbitkan ilmiah popular pertanian/ diantaranya adalah brosur dan leaflet. Sasaran inovasi teknologi pertanian untuk disampaikan utama pengguna media informasi brosur dan kepada petani melalui penyuluhan pertanian. leaflet adalah penyuluh pertanian, sehingga Selain itu juga kegiatan penelitian/pengkajian informasinya disajikan dan dikemas dengan Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm. 35-48 37 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN menggunakan bahasa ilmiah popular agar mudah sebagainya. Berdasarkan hal tersebut diatas maka dipahami dan dapat digunakan sebagai materi media cetak brosur dan leaflet agar dapat penyuluhan. dalam dimanfaatkan oleh pengguna (penyuluh pertanian) Suryantini, (2003) mengelompokan informasi harus disusun berdasarkan kebutuhan informasi hasil penelitian menjadi lima) (5) jenis yakni pengguna sebagai berikut: kebutuhan informasi Tjitropranoto, (1989) 1) Informasi yang berupa bahan penentuan dengan cara mengidentifikasi khalayak yang menjadi sasaran/target group. kebijakan, Dalam pelaksanaan tugas di lapangan 2) Informasihasil penelitian yang memerlukan pengujian lebih lanjut penyuluh pertanian membutuhkan informasi hasil penelitian pertanian yang relevan lapangan. dengan 3) Informasi ilmiah untuk pengembangan iptek permasalahan yang ada di Hal ini 4) Informasi teknologi sarana produksi, serta sesuai dengan pendapat Syam dan Widjono 5) Informasi teknis untuk materi penyuluhan. dalam Kushartanti, (2001) bahwa informasi/ teknologi pertanian hasil penelitian yang akan Litbang Pertanian, (2001) dalam Mindarti at al, (2005) menjelaskan bahwa pemanfaatan media komunikasi dan informasi berbentuk brosur dan leaflet dalam kegiatan diseminasi informasi memiliki kelebihan karena dapat menjangkau sasaran yang lebih banyak dan tersebar jauh jika dibandingkan dengan komunikasi tatap muka. Selain itu media cetak bisa dibaca berulang kali, sehingga memudahkan pengguna untuk memahami informasi yang dikandungnya. Namun disisi lain media cetak terkadang tidak efektif mencapai sasaran karena bentuk penyajiannya tidak sesuai dengan karakteristik pengguna yang dituju, misalnya informasi untuk petani disajikan menggunakan bahasa ilmiah. Dapat juga media cetak menjadi tidak bermanfaat karena topik yang disajikan dijadikan materi penyuluhan pertanian hendaknya yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi oleh petani. Stepanus, (1972) dalam Mulyani at al (2006) menyatakan bahwa tingkat pemanfaatan suatu media ditentukan oleh karakteristik pembacanya, antara lain pendidikan, pekerjaan, penghasilan, partisipasi dalam organisasi, kefanatikan, dan kekosmopolitan. Masih dalam sumber yang sama Rhaza dan Moriaty (1970 menyatakan bahwa pemanfaatan suatu media dipengaruhi oleh tingkat pengalaman kerja. Sedangkan pengetahuan dan Asopa, ( 1997) dalam Sulaiman, (2000) mengatakan bahwa rekomendasi teknologi yang tidak pas dengan pengetahuan dan bahasa petani kemungkinan besar tidak akan diadopsi oleh petani sebagai pengguna akhir kegiatan diseminasi informasi, tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna, dan lain ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP 38 Ida Ruyadi, dkk. JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN oleh karena itu penugasan seorang peneliti untuk 2) Untuk mengetahui intensitas penggunaan pembuatan materi penyuluhan pertanian tidaklah media tepat karena peneliti mempunyai bahasa yang teknologi pertanian berbentuk brosur dan berbeda dengan petani, dan masing-masing leaflet mempunyai penyuluhan pertanian. system pengetahuan (knowledge system) yang berbeda. Setiap BPTP membutuhkan komunikasi dalam 3) Untuk dan informasi menunjang mengetahui kegiatan latarbelakang staf dengan spesialisasi informasi (information penggunaan media specialist), yang salah satu tugasnya adalah informasi teknologi pertanian berbentuk melaksanakan brosur kegiatan komunikasi dan diseminasi informasi hasil penelitian/ pengkajian teknologi pertanian. Dari seluruh tahapan dan komunikasi leaflet dalam 4) Utuk mengetahui tujuan penggunaan media komunikasi dan informasi tersebut dapat disimpulkan pertanian komunikasi dan diseminasi merupakan tahap akhir yang akan menentukan efektivitas institusi menunjang kegiatan penyuluhan pertanian. pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengkajian bahwa kegiatan dan berbentuk teknologi brosur dan leaflet dalam menunjang kegiatan penyuluhan pertanian. BPTP, terutama dalam pandangan pengguna akhir (petani), dan stakeholders (penyuluh pertanian). TINJAUAN PUSTAKA Sayangnya tahapan akhir yang akan menentukan Sebagaimana yang telah dikemukakan efektivitas institusi BPTP tersebut belum dapat sebelumnya penelitian ini mengkaji tentang media perhatian yang memadai dari penentu kebijakan. komunikasi Oleh karena demikian berdasarkan uraian dan informasi dalam kegiatan penyuluhan. Berkaitan dengan komunikasi Carl I tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah Hovland sebagaimana sebagai berikut “Bagaimana penggunaan media Uchjana Effeny komunikasi dan informasi teknologi Pertanian komunikasi sebagai, “Proses dimana seseorang berbentuk brosur dan leaflet dalam menunjang (komunikator) kegiatan penyuluhan pertanian”. perangsang (basanya lambang-lambang dalam Kemudian mengenai tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui frekuensi (1981, yang 12) dikutif Onong mendefinisikan menyampaikan perangsang– bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang-orang lain (komunikate). Sedangkan penggunaan mengenai pengertian media komunikasi secara media komunikasi dan informasi teknologi sederhana dapat diartikan sebagai media yang pertanian berbentuk brosur dan leaflet digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dalam menunjang kegiatan penyuluhan komunikasi. pertanian. Kemudian mengenai landasan teori yang digunakan dalam penelitian, penulis mengguna- Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm. 35-48 39 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN kan teori difusi inovasi dikembangkan oleh penelitian ini dilakukan di Balai Pengkajian Everett M. Rogers. Menurut Rogers (1983) Teknologi Pertanian/BPTP Jawa Barat mendefinisikan difusi sebagai proses dimana beralamat suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran Lembang Bandung. di Jalan Kayu Ambon yang No. 80 tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara para anggota suatu sistem sosial. Difusi adalah HASIL DAN PEMBAHASAN suatu komunikasi jenis khusus yang yang Penelitian ini mengkaji tentang peng- berkaitan dengan penyebaran pesan-pesan sebagai gunaan media komunikasi dan informasi dalam ide baru. Dalam konteks komunikasi difusi kegiatan penyuluhan pertanian. Populasi dalam inovasi merupakan bagian khusus yang dari penelitian ini adalah para penyuluh pertanian yang proses komunikasi yang ada disebabkan informasi tersebar di tiga lokasi yakni yakni Lembang, yang dipertukarkan adalah inovasi. Teori difusi Purwakarta dan Kabupaten Sumedang yang inovasi berjumlah adalah sebuah model yang 48 orang. Berdasarkan hasil menggambarkan aktivitas pertukaran informasi pengolahan data dapat dikemukakan hasil sebagai baru yang berlangsung dengan tujuan terjadinya berikut: Untuk data penelitian ini terdiri dari data proses adopsi inovasi dalam diri khalayak. responden yakni data yang berkaitan dengan data responden. Adapun berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa dilihat dari jenis kelaminnya METODE PENELITIAN dalam responden dalam penelitian sebagian besar adalah penelitian ini adalah metode deskriptif dengan laki-laki yakni sebanyak 34 orang (70.83%) jenis penelitian survey. Adapun yang dimaksud dengan usia responden sebagian besar 79.17% dengan metode deskriptif adalah suatu metode berusia lebih dari 35 tahun dengan masa kerja yang berupaya memecahkan atau menjawab pada umumnya lebih dari 10 tahun. Sedangkan permasalahan situasi jika dilihat dari tingkat pendidikan responden sekarang. Sedangkan menurut Yatim Rianto sebagian besar atau sekitar 52.08% berpendidikan (1996, 21) menyatakan bahwa, “Penelitian sarjana. Selain memiliki pendidikan formal, deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk responden juga pada umumnya telah mengikuti menjelaskan tentang gejala-gejala, fakta-fakta atau berbagai pendidikan non formal seperti kegiatan kejadian-kejadian akurat penyuluhan dan pelatihan. Mengenai jabatan daerah fungsional responden kaitannya dengan kegiatan Metode mengenai yang yang dipergunakan dihadapi secara sifat-sifat dalam sistematis, populasi atau tertentu”. Sedangkan mengenai lokasi dalam penyuluhan ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP pertanian terdiri dari penyuluh 40 Ida Ruyadi, dkk. JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN pertanian non kelas, penyuluh pertanian pratama, Masih tentang media brosur dan leaflet penyuluh pertanian muda serta penyuluh pertanian berdasarkan madya. kesesuaian informasi yang terdapat dalam brosur Kemudian mengenai hasil pengolahan data pendapat responden mengenai maupun leaflet sebagian responden menyatakan penelitian diketahui bahwa media komuniiasi dan informasinya informasi para dibutuhkan dalam kegiatan penyuluhan. Untuk responden yang ada di tiga lokasi yakni Lembang, aspek kemutakhiran dan keakuratan informasinya, Purwakarta dan Kabupaten Sumedang yaitu media menurut sebagian besar responden menyatakan brosur dan leaflet. Adapun mengenai frekeunsi informasi yang terdapat dalam brosur dan leaflet pemanfaatan media brosur dan leaflet ini yaitu cukup mutakhir serta akurat. yang banyak dimanfaatkan sekitar 5 kali dalam tiga bulan terakhir. Sedagkan berkaitan intensitas dengan materi yang Untuk ketepatan waktu pendistribusian pemanfaatannya brosur dan leaflet berkaitan dengan pelaksanaan dalam setiap kali menggunakan media brosur dan kegiatan penyuluhan yang dilakukan responden leaflet tersebut yaitu sekitar 1-2 jam. sebagian besar responden menyatakan waktu Ada dengan sesuai beberapa hal yang mendorong pendistribusiannya sudah tepat sehingga dapat responden memanfaatkan media komunikasi dan menambah informasi yang berupa brosur dan leaflet yakni melakukan kegiatan penyuluhan . Selain itu juga petugas penyuluh pertanian selalu dituntut untuk dengan adanya ketepatan waktu pendistribusian well informed terhadap berbagai perkembangan brosur dan leaflet ini akan membantu para ilmu penyuluh dalam menyusun program dan materi pengetahuan dan teknologi maupun pengayaan komunikasi seperti brosur dan leaflet menurut memecahkan masalah yang sering dihadapi petugas penyuluh mampu menyajikan informasi- dilapangan pada saat melakukan kegiatan. kegiatan penyuluhan. Selanjutnya membantu saat penyuluhan Dalam dapat pada informasi lainnya. Oleh karena demikian media informasi baru yang bisa disampaikan dalam serta responden mempersiapkan dalam materi dan program penyuluhan selain menggunakan media mengenai tujuan dari komunikasi dan informasi yang berupa brosur dan penggunaan media komunikasi dan informasi leaflet didistribusikan secara yang berupa brosur dan leaflet ini oleh responden para diantaranya untuk menambah pengetahuan dan informasi lainnya seperti majalah dan jurnal wawasan terutama yang berkaitan informasi penelitian, terbaru, karena dengan diperolehnya informasi pertanian, buku teks, surat kabar serta media baru bisa elektronik maupun berjalan menarik dan sesuai dengan tujuan dari mengenai jenis kegiatan penyuyuhan pertanian. dibutuhkan para penyuluh yaitu informasi tentang kegiatan penyuluhan diharapkan penyuluh juga laporan rutin oleh BPTP, memanfaatkan hasil media informasi penelitian media bidang internet. Adapun yang biasanya Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm. 35-48 41 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN penentuan kebijakan, pengujian lebih lanjut, dan Soehardjan (1999) leaflet adalah media cetak pengembangan Iptek di bidang pertanian, sarana yang berbentuk satu lembar kertas lepas dengan produksi maupun informasi tentang teknologi ukuran A4 (210 X 297 mm). lainnya yang dapat menunjang kegiatan penyuluhan. Bosur maupun leaflet sebagai media komunikasi memiliki peranan yang sangat penting Sebagaimana yang telah dikemukakan dalam menunjang keberhasilan suatu proses pada halaman sebelumnya, penelitian ini mengkaji komunikasi. Hal ini juga ditegaskan oleh Levis, tentang penggunaan media komunikasi dalam (1996: 9) menyatakan bahwa faktor-faktor yang menunjang para penyuluh di bidang pertanian. menentukan efektivitas keberhasilan komunikasi Dalam konteks komunikasi yang disebut dengan ditentukan media adalah merupakan alat atau sarana yang dalam komunikasi diantaranya adalah : digunakan oleh komunikator dalam menyampai- oleh unsur-unsur yang berperan 1) Sumber (source) yaitu kemampuan komu- kan pesan komunikasinya. Dalam penelitian ini nikator/penyuluh media komunikasi dan informasi yang diteliti dalam adalah brosur dan leaflet. Adapun mengenai terutama dalam menterjemahkan pesan ke pengertian brosur jika merujuk pada pengetian dalam bentuk media, sehingga penerima The ALA Glossary of Library and Information pesan memiliki sikap positif yang sama Science. (1983) menyatakan bahwa brosur atau terhadap isi pesan atau teknologi yang buklet adalah terbitan tidak berkala yang terdiri diberikan. Artinya ada keyakinan bahwa dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak suatu inovasi yang diberikan atau diterima terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam tersebut menguntungkan dan dapat diterima sekali terbit. Halamannya sering dijadikan satu secara sosial. biasanya memiliki sampul tapi tidak 2) menyusun pertanian atau sumber tujuan komunikasi, Isi pesan harus utuh dan tidak ada menggunakan jilid keras. Pengetian lainnya pemenggalan yang dapat membingungkan tentang brosur juga dikemukakan oleh UNESCO para penerima atau penguna. yang menyebutkan bahwa brosur adalah terbitan 3) Saluran media dipilih berdasarkan pertim- tidak berkala yang tidak dijilid keras, lengkap bangan ekonomis dan banyak dimanfaatkan (dalam pengguna. satu kali terbitan), memiliki paling sedikit 5 halaman tetapi tidak lebih dari 48 Apabila memperhatikan pernyataan Levis halaman, di luar perhitungan sampul. Sedangkan di atas, menunjukkan bahwa media atau saluran mengenai pengertian leaflet menurut Soedijanto memiliki ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP kontribusi yang penting dalam 42 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN Ida Ruyadi, dkk. menunjang keberhasilan suatu proses komunikasi maupun ilmiah popular diantaranya adalah brosur termasuk dalam hal ini penyuluhan pertanian. dan leaflet. Oleh karena demikian seorang tenaga penyuluh pertanian selain harus memiliki keterampilan berkomunikasi juga memiliki pengetahuan yang Tabel. 1. Bentuk dan Isi Pesan Media Brosur luas tentang saluran/media komunikasi, sistem dan Leaflet sosial, dan budaya yang dimiliki oleh masyarakat yang menjadi sasaran. Pengertian No komunikasi secara umum secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian pesan dari seseorang atau sekelompok orang pada orang atau kelompok lainnya dengan tujuan baik untuk memberitahu atau untuk mempengaruhi orang lain. Sedangkan dalam konteks komunikasi pertanian, Soekartawi, (2005: 5) mengartikan komunikasi pertanian adalah suatu pernyataan antar manusia yang berkaitan dengan kegiatan di bidang pertanian, baik secara berkelompok, perorangan yang maupun secara umum dengan sifatnya menggunakan lambang-lambang tertentu seperti sering dijumpai pada metode penyuluhan. Sementara fungsi media komunikasi adalah sebagai alat yang dipakai untuk melakukan komunikasi, sedangkan pelaku komunikasi itu sendiri terdiri dari komunikator dan komunikan melalui pesan yang disampaikan. Dalam upaya mengkomunikasikan informasi hasil penelitian teknologi pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian menerbitkan berbagai jenis media komunikasi dan informasi teknologi pertanian baik yang bersifat ilmiah seperti jurnal ilmiah, prosiding 1 . Jenis Bentuk Media Brosur a. Tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. b.Biasanya memiliki sam-pul, tapi tidak menggunakan jilid keras. c. Memiliki paling sedikit 5 halaman tetapi tidak lebih dari 48 halaman, di luar perhitunga n sampul Isi pesan/informas ia.Memuat informasi atau penjelasan ten-tang suatu produk, layanan, fasilitas umum, profil perusa-haan, sekolah b.Informasi dalam brosur ditulis dengan bahasa yang ringkas, mudah dipahami dalam waktu singkat. c.Berisi informasi yang bertujuan menggugah sasaran agar tergerak hatinya untuk mengetahui lebih lanjut. Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm. 35-48 2 . Leaflet 43 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN a.Berbentuk a. Leaflet berisi satu informasi lembar teknologi kertas praktis atau lepas informasi lain dengan yang dapat ukuran A4 mendorong (210 tumbuh-nya X 297 minat sasaran mm). untuk b.Lembar mengetahui kertas yang lebih lanjut. dilipat, b. Leaflet berisi disusun informasi ringkas dengan dengan berbagai bahasa yang cetakan dan mudah lay out dipahami yang tujuan leaflet menarik terbatas pada atau berupa membangkitk selembar an motivasi kertas di sasaran bawah . ukuran A4 yang tercetak satu sisi atau keduanya. matang dengan memperhatikan sebagai berikut : (1) Pesan harus direncanakan dan disampaikan dengan gaya penulisan yang menarik; (2) Pesan harus diusahakan dengan pendekatan-pendekatan yang dapat memungkinkan bertemunya pengertian antara komunikator berdasarkan dengan kesamaan komunikan pengalaman; (3) Diusahakan agar pesan dapat membangkitkan kebutuhan komunikan (pengguna). Selanjutnya Sudiana memberikan gambaran tentang penggunaan ilustrasi, warna dan persiapan grafis sebagai berikut: 1) Faktor Ilustrasi Sesuatu yang indah, cantik, lucu, aneh, dan luar biasa adalah hal-hal yang dapat memikat perhatian khalayak, jadi fungsi ilustarsi disini adalah untuk membina daya tarik. Ilustrasi sering digunakan untuk memudahkan orang mempersepsi pesan yang disampaikan, selain itu ilustrasi juga sering dianggap sebagai bahasa universal yang dapat menembus rintangan yang ditimbulkan oleh perbedaan bahasa. Adapun Sumber: Data diolah dari berbagai sumber fungsi ilustrasi dalam pembuatan brosur dan leaflet Berbicara jauh menarik perhatian, merangsang minat baca keseluruhan pesan, dan komunikasi, Sudiana (1986) menyebutkan bahwa mendramatisasi pesan. Soedijanto dan Soehardjan untuk yang (1999) mengatakan pemberian ilustrasi sebagai dikehendaki, sebaiknya pesan atau informasi yang penyedap sangat dianjurkan dalam penyusunan akan dikomunikasikan media cetak seperti brosur dan leaflet, ilustrasi tingkat tentang untuk media mencapai lebih adalah sasaran dalam bentuk media brosur dan leaflet harus dipersiapkan secara harus dapat ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP memperjelas isi tulisan dan 44 Ida Ruyadi, dkk. JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN keterangan ilustarsi dibuat semenarik mungkin. 3) Persiapan Grafis Pemberian nomor, waktu terbit dan nama penyusun dicantumkan pada akhir tulisan. Pada tahap persiapan grafis ada tiga hal yang harus dilakukan yaitu menyusun Pemberian nomor diperlukan untuk kepentingan naskah, penyuntingan ilustrasi, dan mengatur pengelolaan yaitu untuk mempermudah pencarian tata letak atau layout. Ketiga langkah tersebut kembali didasarkan dan berguna bagi penyusunan perencanaan. pada desain yang dibuat pada tahap perencanaan. Apabila dalam uraian di atas telah dikemukakan tentang Setiap orang memiliki kesukaan yang komunikasi dalam berbeda terhadap jenis warna, kecenderungan penyuluhan pertanian, warna biasanya sangat berhubungan dengan usia, dijelaskan pula tentang konsep penyuluh itu jenis kelamin, dan latar belakang pendidikan. sendiri. Adapun jika dilihat dari asal usul katanya Namun dari hasil tes psikologi mengungkapkan kata penyuluh berasal dari kata suluh yang artinya kelompok obor, atau benda yang dipakai untuk menerangi. 2) Faktor Warna usia tertentu memiliki sarana atau menunjang maka media kegiatan ada baiknya kecenderungan warna yang serupa, misalnya Masih tentang penyuluhan Nasution, warna-warna cerah, menarik perhatian anak- mengartikan penyuluhan adalah sebagai suatu anak soft (lembut) bagi usaha pendidikan non formal dengan maksud orang yang lebih dewasa dan bagi mereka yang mengajak orang sadar dan mau melaksana- berpendidikan lebih tinggi. warna kan leaflet hakekatnya muda, dalam media warna-warna cetak Pemilihan brosur dan ide-ide baru. merupakan (1996:11) Penyuluhan pada suatu langkah dalam sebaiknya menerapkan warna secara alamiah usaha mengubah masyarakat menuju kearah bagi yang tujuan komunikasi, seperti untukn lebih baik seperti yang dicita-citakan. identifikasi, menarik perhatian, menimbulkan Penyuluhan merupakan suatu usaha menyebar- pengaruh ketahanan luaskan hal-hal yang baru agar masyarakat mau minat, dan menciptakan susana yang menye- tertarik dan berminat untuk melaksanakannya nangkan. Senada dengan hal ini Effendy, (1993) dalam kehidupan mereka seharai-hari. psikologis, membangun menyatakan bahwa dalam pengaturan warna ialah Selanjutnya Departemen Pertanian RI, apabila pesan yang dikomunikasikan diberi (2002) mendefinisikan ilustrasi barang yang terkandung oleh pesan adalah pemberdayaan petani dan keluarganya bersangkutan , warna untuk ilustrasi barang yang beserta dipromosikan harus sama dengan warna barang kegiatan pendidikan non formal di bidang aslinya. pertanian agar mereka mampu menolong dirinya masyarakat penyuluhan pertanian pelaku agribisnis melalui sendiri baik di bidang ekonomi, sosial maupun Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm. 35-48 45 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN politik sehingga peningkatan pendapatan dan ekonomi kesejahteraan mereka dapat tercapai. Pendapat kelembagaan senada dikemukakan oleh Soekartawi, (2005: 5) mediasi dan intermediasi, penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di menyangkut teknologi dan kepentingan petani luar sekolah (informal) yang diberikan kepada dan keluarganya beserta masyarakat agribisnis. petani dan keluarganya dengan maksud agar mereka mampu, sanggup dan yang tangguh; (5) Menjadikan penyuluhan sebagai lembaga terutama yang Dalam menjalankan tugas dan peran berswadaya tersebut di atas, tenaga penyuluh memerlukan memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan berbagai ketersediaan media komunikasi dan keluarganya sendiri atau bila memungkinkan informasi mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat wawasan serta keterampilan dalam memberikan di sekelilingnya. penyuluhan pada masyarakat petani. Salah satu dalam menambah pengetahuan, Kemudian bagi Departemen Pertanian itu media komunikasi yang saat ini dibuat dan sendiri kegiatan penyuluhan mempunyai peranan didistribusikan oleh BPTP dan litbang pertanian yang cukup penting karena melalui tenaga diantaranya brosur dan leaflet. Adapun mengenai penyuluh berbagai informasi baik yang berupa keberadaan brosur dan leaflet tersebut sudah pengetahuan maupun keterampilan yang berkaitan banyak dimanfaatkan oleh tenaga penyuluh dengan masalah pertanian disampaikan kepada pertanian masyarakat terutama pada masyarakat yang meyiapkan materi penyuluhannya. dalam menyusun program dan tinggal di daerah-daerah peloksok dan daerah terpencil lainnya. Berkaitan dengan hal ini ada beberapa tugas dan peran yang bisa dilakukan tenaga penyuluh pertanian yakni: (1) SIMPULAN Hasil penelitian mengenai pemanfaatan media komunikasi dan informasi teknologi Memfasilitasi proses pembelajaran petani dan pertanian berbentuk brosur dan leaflet dalam keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis; menunjang kegiatan penyuluhan pertanian dapat (2) Memberikan rekomendasi dan mengihtiarkan disimpulkan sebagai berikut: Mengenai frekuensi akses petani dan keluarganya ke sumber-sumber pemanfaatan informasi dan sumberdaya yang akan membantu informasi mereka brosur dalam memecahkan masalah yang media komunikasi teknologi pertanian dan leaflet oleh dan yang berupa tenaga penyuluh dihadapi; (3) Membantu menciptakan iklim usaha pertanian tidak terlalu sering, namun demikian yang para penyuluh tetap menggunakan brosur dan menguntungkan; organisasi (4) Mengembangkan petani menjadi organisasi sosial ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP 46 Ida Ruyadi, dkk. JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN leaflet sebagai salah satu sumber informasi dalam menunjang kegiatan penyuluhan pertanian. Mengenai intensitas Effendi, Onong Uchjana. (1981). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: pemanfaatan media Remaja Rosdakarya. komunikasi dan informasi teknologi pertanian Kushartanti, Ekaningtyas. (2001). Keefektifan berbentuk brosur dan leaflet oleh penyuluh Media Cetak pada Diseminasi dan Adopsi pertanian juga tidak terlalu namun Teknologi Jagung Bisma di Kabupaten sebagian besar tenaga penyuluh memanfaatkan Semarang. Thesis Program Pasca Sarjana brosur dan leaflet dalam menunjang kegiatan Universitas penyuluhan pertanian. Universitas Gajah Mada. tinggi, Ada beberapa alasan tenaga penyuluh pertanian menggunakan brosur dan leaflet dalam menunjang kegiatannya kemutakhiran materinya antara informasi, relevan dengan Mada. Jogyakarta: Levis. L, R. (1996). Komunikasi Penyuluhan Pedesaan. Bandung: Citra Aditya Bakti lain faktor keakuratan, serta Efektifitas Media Cetak dalam Diseminasi para Teknologi di Jawa Barat dalam Metoda kebutuhan penyuluh pertanian. Mindarti, S. Sukmaya dan Sinaga, A. (2005). Diseminasi Teknologi. Bandung: BPTP Kemudian mengenai tujuan penggunaan media Gajah komunikasi dan informasi teknologi Jawa Barat. 49 hlm. Mulyani, E.S, Suryantini, H, dan Setyorini, E. pertanian yang berupa brosur dan leaflet yaitu (2006). untuk menambah pengetahuan dan keterampilan terhadap Warta Litbang Pertanian dan tenaga penyuluh pertanian dalam melakukan Pemanfaatannya. tugasnya. Pertanian 15 (1): 11-17. DAFTAR PUSTAKA Badan Litbang Umum Pertanian. Pelaksanaan Program Informasi, (2004). Panduan Pengkajian Serta Komunikasi dan Diseminasi di BPTP. Jakarta: Badan Litbang Pertanian. (2002). Kebijksanaan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Departemen Pertanian. Effendi, Onong Uchjana. (1993). Dinamika Komu-nikasi. Rosdakarya. Penyuluh Jurnal Pertanian Perpustakaan Nasution. (1996). Pembangunan, Pengenalan Teori dan Penerapannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Rianto, Yatim. (1996). Metode Penelitian Kependidikan, Surabaya: SIC. Soedijanto dan Soehardjan, M. (1999). Petunjuk Teknis Menyusun Tulisan Ilmiah Populer. Departemen Pertanian. Nasional Persepsi Bandung: Remaja Jakarta: Badan Litbang Pertanian Rogers, Everett M. (1983). Diffusion of Innovation. Canada: The Free Press, A Soekartawi, (2005). Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Jakarta: Universitas Indonesia Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm. 35-48 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN Sudiana, D. (1986). Komunikasi Periklanan Cetak. Bandung: Remaja Karya Informasi Hasil-hasil Penelitian Pertanian di Sukamandi. Bogor: PUSTAKA Sulaiman, Fawzi. (2000). Konsep dan Upaya Peningkatan Komunikasi dan Diseminasi Hasil litkaji di BPTP Bahan Diskusi. Jakarta: Badan Litbang Pertanian. 20 hlm. Suryantini, Heryati. Informasi (2003). dan Kebutuhan Kebutuhan Kognitif Penyuluh Pertanian Serta Hubungannya dengan Penggunaan Sumber Informasi. Jurnal Perpustakaan Pertanian 12 (2): 3341. Syam, M. dan Widjono, A. (1992). keterkaitan Penelitian dan Penyuluhan, Persepsi, Institusi dan Tata Hubungan Kerja, dalam Teknologi dan Embung, Prosiding Perakitan Teknologi Program Keterkaitan Penelitian Penyuluhan. Jakarta: Badan Litbang Pertanian. Tjitropranoto, P. (1992). Peningkatan Keterkaitan Penelitian dan Penyuluhan Pertanian dalam Teknologi Konservasi dan Embung. Prosiding Perakitan Teknologi Program Keterkaitan Penelitian dan Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Badan Litbang Pertanian. Tjitropranoto. (1993). Komunikasi Hasil Penelitian dan Umpan Baliknya dalam Prosiding Temu Teknis Komunikasi dan ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP 47 48 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN . Ida Ruyadi, dkk.