BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Museum 2.1.1 Definisi Museum Secara etimologis, museum berasal dari kata Yunani, Μουσεῖον atau mouseion, yang sebenarnya merujuk kepada nama kuil untuk sembilan Dewi Muses, anak-anak Dewa Zeus yang melambangkan ilmu dan kesenian. Pada awalnya, museum bermula sebagai tempat untuk menyimpan koleksi milik individu, keluarga atau institusi kaya. Benda-benda yang disimpan biasanya merupakan karya seni dan benda-benda yang langka, atau kumpulan benda alam dan artefak arkeologi. Fungsi serta tugas dan tujuan museum pun berubah seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan manusia semakin membutuhkan bukti-bukti otentik mengenai catatan sejarah kebudayaan. Definisi tentang museum sendiri tidaklah sedikit. Secara umum, museum sendiri merupakan tempat penyimpangan benda artistik dan pendidikan bagi keperluan umum. Atau dapat dikatakan sebagai institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan. Namun dalam berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995, museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Sedangkan menurut Intenasional Council of Museum (ICOM) : museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan artefak-artefak perihal jati 7 8 diri manusia dan lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi(Pedoman Museum Indoneisa,2008). 2.1.2 Fungsi Dan Tujuan Museum Barry(1994:46) ada 6 fungsi dasar sebuah museum, yaitu: • Mengoleksi • Dokumentasi • Mengawetkan • Penelitian • Pajangan • Interpretasi A. Mengoleksi Mengoleksikan benda bersejarah maupun benda yang dibutuhkan dalam keperluan penelitian dan ilmu pengetahuan sesuai dengan kebutuhan dan klasifikasi yang ingin dicapai. B. Dokumentasi Salah satu fungsi penting museum adalah mendokumentasikan segala jenis benda yang di koleksi oleh museum itu sendiri. Secara umum fungsi dokumentasi museum sebagai berikut : Kontrol • dan manajemen dokumenter penerimaan dan transfer aset budaya internal dan eksternal , serta penghapusan mereka dari koleksi museum . Pendaftaran dan inventarisasi aset • budaya . Pengarsipan • semua jenis dokumentasi teknis , grafis dan audio visual , dalam format apapun . • Organisasi dan perpustakaan museum dan arsip dokumenter . pengelolaan 9 Saran dan layanan konsultasi untuk • para profesional , peneliti dan masyarakat umum di bidang tanggung jawab mereka . 10 C. Mengawetkan Museum melestarikan aset budaya untuk menjamin bahwa mereka diwariskan kepada generasi mendatang . Fungsi ini sangat penting dan membenarkan sendiri keberadaan museum . untuk itu Museum bertugas untuk menjaga agar barang yang dimusiumkan disimpan dalam kedaan baik dan dengan treatment sesuai jenis bendanya. Adapun beberapa cara perawatan benda museum sebagai berikut: • Perawatan dan pembersihkan benda koleksi untuk logam yang biasanya berkarat,menggunakan bahan kimia khusus seperti tepol. Selain itu dalam merawat logam biasanya menggunakan bahan kimia jenis asam citrid. • Untuk benda koleksi keris atau benda sejenis cara membersihkannya digosok dengansikat bulu halus lalu dibilas menggunakan air di wastafel • Benda koleksi seperti guci perawatannya memerlukan kehatihatian agar tidak pecah guciharus dipegang atau didekap dengan hati-hati terutama pada saat akan memindahkannya, pembersihannya juga harus rutin dilakukan. Koleksi yang materialnya berbahan bakukeramik biasanya menggunakan sabun yang tidak mengandung soda. Pembersihan untuk setiap material berbeda penanganannya, tetapi yang pasti penangannya harus hati-hati dan lembut agar tidak merusak keaslian bentuk dandilakukan di laboratorium konservasi dan preservasi.Sedangkan untuk jenis koleksi yang berupa Arsip, dapat dilakukan perawatan dan preparasi sebagai berikut : • Teknik konservasi tradisional seperti dengan laminasi • Teknik perparasi yaitu dengan memperbaiki dikarenakan sobek, cavernya adakerusakan dan harus diperbaiki • Arsip-arsip dirawat dan disimpan secara rapi 11 D. Penelitian Penelitian merupakan salah satu tugas pokok dari Museum di seluruh bidang tindakan mereka . Hal ini juga merupakan fungsi dasar museum yaitu aset tersebut tidak dapat dilindungi , dilestarikan atau menyebar secara memadai jika mereka tidak diteliti sebelumnya . pengembangan Singkatnya semua , penelitian fungsi adalah museum. dasar Dalam dari rangka mengembangkan fungsi ini , museum memiliki alat seperti perpustakaan , arsip , laboratorium dan bengkel. E. Pajangan Dan Publikasi Kegiatan yang dilakukan oleh departemen penyebaran museum ditujukan untuk tujuan akhir dari fungsi museum kepada masyarakat. Dibutuhkan semua strategi yang memungkinkan untuk mencapai komunikasi , kontemplasi dan pendidikan sebagai tujuan museum ' 2.1.3 Klasifikasi Museum Museum yang terdapat diIndonesia dapat dibedakan melalui beberapa klasifikasi(Ayo Kita Mengenalmuseum,2009), yakni sebagai berikut : a. Jenis museum berdasarkan koleksi yang dimiliki, yaitu terdapat dua jenis : • Museum Umum, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan atau lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi. • Museum Khusus, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang seni, satu cabang ilmu atau satu cabang teknologi. b. Jenis museum berdasarkan kedudukannya, terdapat tiga jenis : • Museum Nasional, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material 12 manusia dan atau lingkungannya dari seluruh wilayah Indonesia yang bernilai nasional. • Museum Propinsi, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari wilayah propinsi dimana museum berada. • Museum Lokal, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari wilayah kabupaten atau kotamadya dimana museum tersebut berada. c. Jenis museum menurut jenis koleksinya : • Museum Arkeologi Museum arkeologi merupakan museum yang mengkhususkan diri untuk memajang artefak arkeologis. Museum arkeologi banyak yang bersifat museum terbuka (museum yang terdapat di ruang terbuka atau Open Air Museum). Di Indonesia, contoh dari museum arkeologi adalah Museum Trowulan di Trowulan, Jawa Timur. • Museum Seni Museum seni, lebih dikenal dengan nama galeri seni, merupakan sebuah ruangan untuk pameran benda seni, mulai dari seni visual yaitu diantaranya lukisan, gambar, dan patung. Beberapa contoh lainnya adalah senikeramik, seni logam dan furnitur. • Museum Biografi Museum Biografi merupakan museum yang didedikasikan kepada benda yang terkait dengan kehidupan seseorang atau sekelompok orang, dan terkadang memajang benda-benda yang mereka koleksi. Beberapa museum terletak di dalam rumah atau situs yang terkait dengan orang yang bersangkutan pada saat dia hidup. • Museum Anak Museum anak merupakan institusi yang menyediakan benda pameran dan program acara untuk menstimulasi pengalaman 13 informal anak. Berlawanan dengan museum tradisiona; yang memiliki peraturan untuk tidak menyentuh benda pameran, museum ini biasanya memiliki benda yang dirancang untuk dimainkan oleh anak-anak. Museum anak kebanyakan merupakan organisasi nirlaba dan dikelola oleh sukarelawan atau oleh staf profesional dalam jumlah yang kecil. Contoh dari museum anak ini adalah Museum Anak Kolong Tangga yang terletak di Yogyakarta. Pada museum ini terdapat beberapa mainan anak tradisional. • Museum Universal Museum universal atau dikenal pula dalam bahasa Inggris sebagai Museum encyclopedic, merupakan museum yang umum kita jumpai. Biasanya merupakan institusi besar, yang bersifat nasional, dan memberikan informasi kepada pengunjung mengenai berbagai variasi dari tema lokal dan dunia. Museum ini penting karena meningkatkan rasa keingin-tahuan terhadap dunia. Contoh museum universal adalah British Museum di London, Inggris. • Museum Etnologi Museum etnologi merupakan museum yang mempelajari, mengumpulkan, merawat, dan memamerkan artefak dan obyek yang berhubungan dengan etnologi dan antropologi. Museum seperti ini biasanya dibangun di negara yang memiliki kelompok etnis atau etnis minoritas yang berjumlah banyak. Contoh dari museum ini adalah Museum Indonesia di TMII. • Museum Rumah Bersejarah Museum rumah bersejarah, atau yang lebih dikenal dengan rumah bersejarah merupakan yang terbanyak jumlahnya di dunia dari kategori museum sejarah. Museum ini biasanya beroprasi dengan dana yang terbatas dan staff yang sedikit. Kebanyakan dikelola oleh relawan dan sering kali tidak memenuhi syarat untuk menjadi museum profesional. Contoh dari rumah bersejarah ini di Indonesia adalah Museum Sasmita Loka Ahmad Yani. 14 • Museum Sejarah Museum sejarah mencakup pengetahuan sejarah dan kaitannya dengan masa kini dan masa depan. Beberapa di antara museum tersebut memiliki benda koleksi yang sangat beragam, mulai dari dokumen, artefak dalam berbagai bentuk, benda sejarah yang terkait dengan even kesejarahan tersebut. Ada beberapa macam museum sejarah, diantaranya, rumah bersejarah yang merupakan bangunan yang memiliki nilai sejarah atau arsitektural yang tinggi. Kedua adalah situs bersejarah yang menjadi museum, seperti Pulau Robben. Ketiga adalah museum ruang terbuka atau disebut juga dengan nama open air museum. Pada museum ini, para masyarakat yang berada di dalamnya berusaha untuk membuat ulang kehidupan pada suatu waktu dengan sebaik mungkin, termasuk diantaranya bangunan dan bahasa. Contoh museum sejarah di Indonesia adalah Museum Sumpah Pemuda dan Museum Fatahillah. • Museum Maritim Museum maritim merupakan museum yang mengkhususkan diri kepada peresentasi sejarah, budaya atau arkeologi maritim. Mereka menceritakan kaitan antara masyarakat dengan kehidupan yang berkaitan dengan air atau maritim. Terdapat beberapa jenis museum maritim, diantaranya: · Museum arkeologi maritim yang menceritakan mengenai kaitan arkeologi dengan maritim. Museum ini biasanya memajang dan mengawetkan kapal karam dan artefak yang terkait dengan lingkungannya. · Museum sejarah maritim, merupakan museum yang mengedukasi masyarakat mengenai sejarah maritim di suatu komunitas atau masyarakat. Contoh dari museum ini adalah Museum Maritim San Francisco dan Mystic Seaport. · Museum militer maritim. Contoh dari museum ini adalah Museum Nasional Angkatan Laut Amerika Serikat. 15 Contoh lainnya adalah Museum Laut, Udara dan Luar Angkasa Intrepid. 16 2.1.4 Jenis Fasilitas Perencanaan aktifitas dalam pembuatan museum akan memberikan efek besar kepada layout keseluruhan bangunan museum dan fasilitas utama maupun penunjangnya. Beberapa fasilitas yang terdapat dimuseum sebagai berikut: a. Facilities for creative participation Meliputi area area yang berhubungan dengan pengembangan kreativitas pengunjung.seperti ruang khusus untuk berkarya atau mengadakan acara/pameran temporer. Area inilah yang akan melibatkan partisipasi pengunjung terhadap museum. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam creative room ini sebagai berikut: Memiliki fleksibilitas dalam tata • cahaya dan tata suara Memperhatikan • elemen interior sesuai fungsi ruang. Misalnya dengan menggunakan lantai yang mudah di bersihkan mengingat ruang kreatif yang akan padat aktifitas Sistem • display yang sangat fleksibel Ruang yang mempunyai banyak • kegunaan b. Study centre Jika akses terhadap semua koleksi yang di pajang tidak bisa didapatkan secara maksimal, fasilitas harus disediakan dimana orang dapat mengekplorasi ide-ide dan sensasi yang distimulasikan oleh koleksikoleksi tersebut. adapun subjeknya bermacam-macam seperti seni, arkeologi, anthropologi, pengetahuan alam, foto dan referensi dasar dalam buku yang dapat memberikan awal yang berguna. Desain dari ruang belajar itu sendiri harus menjadi bahan pertimbangan juga karena adanya perbedaan kebutuhan pada pemakainya seperti oleh pengunujung dewasa, remaja, anak-anak, ataupun yang berkeluarga dan 17 juga seperti apakah fasilitas ini membutuhkan staf pembantu atau terbuka untuk umum. 18 c. Staff on view Banyak museum yang mempekerjakan staf-staf professional dalam bidang seni dan kerajinan, seperti ahli dalam perawatan lukisan, tekstil, kerimik, dll. Staf-staf seperti ini sangat membantu pengunjung yang memiliki pertanyaan seputar koleksi pameran yang ada di museum. Sehingga dibutuhkan baik ruang penelitian, pengelolaan, maupun ruangan yang dapat digunakan sebagai ruang pertemuan antara pengelola dan pengunjung dalam special case. d. A tranquil space Tidak semua orang menyukai suasana ramai atau berbaur dengan banyak orang, oleh sebab itu sebaiknya museum memiliki area khusus yang dimaksudkan sebagai daerah yang sepi dan tenang. Untuk menunjukan fungsi ruang pada pengunjung, tidak harus dengan papan penunjuk besar dan sebagainya, namun bisa dicapai melalui desain terutama pada desain pencahayaan yang secara bertahap dapat menjadi redup saat pengunjung mendeketi dan memasuki area tersebut. koleksi yang sensitive terhdap panas dari pencahayaan ataupun koleksi arekeologis bisa menjadi pilihan koleksi yang dipanjang pada area tersebut. 2.1.5 Standarisasi Museum/Pedoman Pendirian Museum Republik Indonesia.1995.Peraturan Indonesianomor 19 Tahun 1995 Pemerintah Tentang Republik Pemeliharaan Dan Pemanfaatan Cagar Budaya Bab Vii Pasal 30. Sekertarian Negara. Jakarta “Dalam rangka pemeliharaan dan pemanfaatan benda cagar budaya di museum, setiap museum harus memenuhi persyaratan : a. standar teknis bangunan museum; b. sarana dan prasarana; c. tenaga; d. sumber dana yang tetap.” Dalam pembuatan suatu Museum tentu diperlukan pemenuhan standart yang telah ditentukan demi mencapai tujuan utama sebagaimana fungsi 19 dari Museum itu sendiri. Beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi dalam pembuatan adalah sebagai berikut : A. Lokasi museum 1. Lokasi museum harus strategis. Strategis disini tidak berarti harus berada dipusat kota atau pusat keramaian kota, melainkan tempat yang mudah dijangkau oleh umum. 2. Lokasi museum harus sehat. Yang dimaksud lokasi sehat adalah : a. Lokasi yang bukan terletak di daerah industri yang banyak pengotoran udara b. Bukan daerah yang tanahnya berlumpur/tanah rawa atau tanah berpasir. kelembaban udara setidak-tidaknya harus terkontrol mencapai kenetralan yaitu antara 55 sampai 65 persen B. Persyaratan Bangunan 1. Persyaratan Umum a. Bangunan dikelompokkan dan dipisahkan menurut: • Funsi dan aktifitasnya • Ketenagaan dan keramaian • Keamanan b. Pintu masuk utama (main entrance) adalah untuk pengunjung museum c. Pintu masuk khusus (service entrance) untuk lalulintas koleksi, bagian pelayanan, perkantoran, rumah jaga serta ruang-ruang pada bangunan khusus d. Area public/umum terdiri dari: • Bangunan utama (Pameran Tetap dan Pameran Temporer) • Auditorium; Keamanan/Pos Jaga; Giftshop dan Kafetaria; Ticket box dan penitipan barang; Lobby/Ruang istirahat; Toilet; Taman dan tempat parker. e. Area Semi Public terdiri dari; Bangunan Administrasi (termasuk perpustakaan dan ruang rapat) 20 21 f. Area Private terdiri dari: 2. • Laboratorium konservasi • Studio preparasi • Storage dan ruangan studi koleksi Persyaratan Khusus a. Bangunan utama (Pameran tetap dan Pameran Temporer) harus: • Dapat memuat benda-benda kolesi yang akan dipamerkan • Mudah dicapai baik dari luar maupun dari dalam • Merupakan bangunan penerima yang memiliki daya tarik sebagai bangunan pertama yang dikunjungi pengunjung museum • Mempunyai system keamanan yang baik, baik dari segi konstruksi, spesifikasi ruang untuk mencegah rusaknya benda-benda secara alami (cuaca dan lain-lain) maupun dari segi kriminalitas dan pencurian. b. Bangunan Auditorium harus: • Mudah dicapai oleh umum • Dapat dipakai untuk ruang pertemuan, diskusi, ceramah c. Bangunan khusus terdiri dari; Laboratorium konservasi, Studi Preparasi, Storage, dan Studi koleksi.. Bangunan khusus ini harus: • Terletak pada daerah tenang • Mempunyai pintu masuk khusus • Memiliki system keamanan yang baik (terhadap kerusakan, kebakaran, insek, dan kriminalitas) yang menyangkut segi-segi konstruksi maupun spesifikasi ruang. d. Bangunan Administrasi harus: • Terletak strageis baik terhadap pencapaian umum maupun bangunan-bangunan lain. 22 • Mempunyai pintu masuk khusus 23 C. Persyaratan koleksi museum Penentuan persyaratan koleksi suatu museum diperlukan, karena belum ada keseragaman persyaratan koleksi baik untuk museum pemerintah maupun museum swasta. Untuk mendapatkan keseragaman persyaratan koleksi, maka diperlukan syarat-syarat sebagai berikut: Koleksi museum harus: a. Mempunyai nilai sejarah dan ilmiah (termasuk nilai estetika) b. Dapat diidentifikasikan mengenai wujudnya (morfologi), tipenya (tipologi), gayanya (style), fungsinya, maknanya, asalnya secara histirus dan geografis, genusnya (dalam orde biologi) atau periodenya dalam geologi khususnya untuk benda-benda sejarah alam dan teknologi c. Harus dapat dijadikan dokumen dalam arti sebagai bukti kenyataan dan kehadirannya (realitas dan eksistensinya) bagi penelitian ilmiah d. Dapat dijadikan suatu monument atau bakal jadi monument dalam sejarah alam dan budaya e. Benda asli (realia), replica atau reproduksi yang syah menurut persyaratan museum D. Persyaratan organisasi dan ketenagaan Berdasarkan tugas dan fungsi museum, maka sayangnya setiap museum mempunyai susunan organisasi sebagai berikut: 1. Bagian tata usaha, menangani kegiatan ang berhubungan dengan registrasi, ketertiban /keamanan, kepegawaian, dan keuangan 2. Bagian koleksi, menangani kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan identifikasi, klarifikasi, katalogisasi koleksi. Menyusun konsepsi yang berhubungan dengan kegiatan koleksi dan menyusun tulisan yang bersifat ilmiah dan popular serta mempersiapkan bahan untuk label 3. Bagian Konservasi, menangani kegiatan yang berhubungan dengan perawatan koleksi yang bersifat preventif dan kreatif 24 serta mengendalikan keadaan kelembaban suhu di ruang koleksi dan gudang serta penanganan laboratorium konservasi 4. Bagian preparasi, menangani kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan restorasi koleksi, reproduksi, penataan pameran, dan penanganan bengkel preparasi. 5. Bagian bimbingan dan publikasi, menangani kegiatan yang berhubungan dengan bimbingan edukatif cultural, penelitian yang bersifat ilmiah dan popular serta penanganan peralatan audiovisual 6. Bagian pengelolaan perpustakaan, menangani kegiataan yang berhubungan dengan kepustakaan/referensi Setiap bagian tersebut dipimpin oleh seorang kepala atau coordinator yang bertanggung jawab kepada Kepala Museum Susunan Organisasi dan tata kerja museum, tergantung tingkat kedudukan dan status museum. Berdasarkan organisasi dan tata kerja museum sebagaimana tersebut dalam butir-butir diatas, maka jelaslaj bahwa personil museum merupakan unsure utama yang menggerakan museum 2.1.6 Sistem Penyajian Koleksi Dalam sebuah museum, bukan hanya ke indahan benda yang dimuseumkan ataupunseberapa besar pengaruh benda benda tersebut pada sejarah makhluk hidup, namun juga harus memperhatikan penyajian benda koleksi itu juga. Tujuannya adalah membuat museum menjadi lebih menarik serta informative, kembali lagi pada tujuan dan fungsi awal pendirian sebuah museum. A. Prinsip Penyajian • Alur cerita/storyline Storyline yang dimaksut disini adalah alur cerita atau sistematika pameran merupakan sekumpulan dokumen atau blueprint tertulis mengenai apa yang akan dipamerkan. Dokumen ini tidak diartikan secara sempit sebagai outline linear yang sederhana tetapi merupakan acuan utama dalam perancangan dan produksi 25 pameran yang didalamnya mengandung muatan pembelajaran dan pewarisan nilai. Storyline untuk penataan pameran tetap pada museum-museum negeri provinsi di Indonesia adalah alam, manusia, aktivitas, keluarga, seni, religi, dan sejarah (Direktorat Pemuseuman, 1998 : 11-2) Storyline tersebut telah dibakukan sejak tahun 1979 dalam sebuah pedoman pembakuan museum umum tingkat provinsi. Pembakuan yang sudah ini hendaknya dapat disesuaikan dengan kondisi kebijakan masing-masing daerah sekarang akan tetapi tetap memperlihatkan semangat persatuan dan konsepsi wawasan nusantara. • Alur penyajian dan pemilihan koleksi Alur pengunjung dan penanda arah adalah proses kerja perencanaan pada fase konseptual. Disamping untuk ruang pamer dalam (interior) alur ini juga berlaku untuk penataan luar (exterior) yang dalam perencanaannya harus dikaji secara holistik atau terpadu. Ada beberapa hal utama yang harus diperhatikan dalam penyusunan gagasan pola alur penyajian dan alur pengunjung, yaitu: · Alur Sirkulasi, mulai dari pintu masuk hingga pintu keluar · Konsep dan Besaran ruang · Material (bahan bangunan), tekstur dan warna yang digunakan (textual dan visual concept) Empat Pendekatan untuk konsep alur penyajian yang digunakan dalam mengarahkan isi pameran, yaitu: · Pendekatan kronologi, lebih menekankan pada penyajian koleksi secara kronologi dari waktu ke waktu dengan menempatkan benda koleksi dan informasi pendukungnya secara berurut dan linear dari fase awal hingga akhir mengikuti alur bergerak pengunjung pada ruang pamer. · Pendekatan taksonomik, lebih menekankan pada penyajian koleksi yang memiliki kesamaan jenis serta 26 berdasarkan kualitas, kegunaan, gaya, periode, dan pembuat. · Pendekatan tematik, lebih menekankan pada cerita dengan tema tertentu dibandingkan dengan objek yang disajikan. · Pendekatan gabungan, model penyajian materi untuk ruang pameran tetap, diupayakan agar pengunjung tidak selalu digiring untuk bergerak secara linear, misalnya menurut kurun waktu, tetapi pameran tetap disajikan secara tematik. Dalam hal ini pengunjung dapat secara bebas menentukan tema-tema pameran yang diinginkan, misalnya hewan purba, pithecantropus, homo erectus, dan sebagainya. Penyajian secara linear ditempatkan dalam satu kelompok yang alurnya tidak harus terlalu panjang. • Konsep tata ruang pamer museum · Alur Sirkulasi, mulai dari pintu masuk hingga pintu keluar · Konsep dan besaran ruang · Material (bahan bangunan), tekstur dan warna yang digunakan (textual and visual concept)Alur pengunjung dan penanda arah adalah proses kerja perencanaan pada fase konseptual. Disamping untuk dalam ruang pamer (interior) alur ini juga berlaku untuk penataan luar (exterior) yang dalam perencanaannya harus dikaji secara holistik atau terpadu. B. Metode Penyajian • Penataan pameran Penataan dalam suatu pameran dapat disajikan secara : a) Tematik, yaitu dengan menata materi pameran dengan tema dan subtema. b) Taksonomik, yaitu menyajikan koleksi dalam kelompok atau sistem klasifikasi. 27 c) Kronologis, yaitu menyajikan koleksi yang disusun menurut usianya dari yang tertua hingga sekarang. • Vitrin dan panil informasi a) Teks dinding (introductory label) yang memuat informasi awal / pengenalan mengenai pameran yang diselenggarakan, tema dan subtema pameran, kelompok koleksi. b) Label individu yang berisi nama dan keterangan singkat mengenai koleksi yang dipamerkan. Informasi yang disampaikan berisi keterangan yang bersifat deskriptif, dan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan alur cerita. Gambar 2.1 Tata Letak Panil Dan Sudut Pandang (Sumber : http://belajaritutiadaakhir.blogspot.com/2011/08/tatacara-penyajian-koleksi.html) “Moh. Amir Sutaarga. (1997).” • Pertimbangan konservasi Dalam menuangkan gagasan pameran, maka pertimbangan konservasi harus mulai dipikirkan sejak awal mengingat koleksi yang disajikan perlu dijaga kelestariannya. Baik pemilihan material sekitar koleksi maupun system maintenance-nya. Faktor yang perlu diperhatikan adalah: · Pemantauan terhadap kelembaban dan suhu udara. · Pemantauan dari bahaya serangga yang dapat menyerang koleksi maupun media penyimpanan koleksi 28 · Memberi batas agar koleksi tidak tersentuh oleh tangan manusia · Penggunaan bahan/ material yang bebas dari zat asam (acid free) sebagai media untuk menempatkan atau menempelkan koleksi · Kedudukan koleksi harus selalu dalam keadaan ajeg terhadap getaran maupun benturan. • Tata cahaya Pengaturan tata cahaya tidak boleh mengganggu koleksi atau menyilaukan pengunjung. Usahakan cahaya lampu tersebut tersembunyi sehingga tidak langsung mengenai mata pengunjung dan kemudian mengganggu penglihatan pengunjung terhadap koleksi yang dipamerkan. · Benda koleksi anorganik Misalnya batu, keramik, benda benda dari kaca, tembikar, dan baja putih bebas dari ukuran cahaya · Benda koleksi organik Misalnya benda benda dari kayu, kulit bambu dapat digunakan hingga 150 LUX · Benda peka terhadap cahaya Misalnya lukisan, barang barang tekstil maksimal 50 Lux dan jarak lampu TL yang digunakan minimal 40cm dari benda koleksi • Tata pengamanan Pengamanan benda koleksi sangatlah penting untuk menjaga ketahanan dan keawetan benda koleksi. Sehingga sering digunakan vitrin untuk penutup. Selain agar tidak dipegang dan menghindari bahaya pencurian, vitrin digunakan juga untuk antisipasi terhadap debu dan kotoran. Benda koleksi tidak tahan dengan unsur garam dan lemak, sehingga dalam menjaga benda tersebut pengelola juga harus menggunakan sarungtangan. Karena seringkali tangan kita mengandung unsur lemak dan garam. 29 Selain dari segi maintenance, dapat juga di gunakan kamera pemantau/CCTV, Passive Infra Red dan Flush Moun Door Contact. C. Ergonomi dan Tata Letak Untuk memudahkan pengunjung dalam melihat, menikmati, dan mengapresiasi koleksi, maka perletakan peraga atau koleksi turut berperan. Berikut standar-standar perletakan koleksi di ruang pamer museum. “Pedoman Pendirian Museum (1999/2000)” Gambar 2.2 Ukuran ergonomi peletakan koleksi “Pedoman Pendirian Museum (1999/2000)” Gambar 2.3 Standar Alur Sirkulasi Ruang Pamer (Sumber: Data Arsitek, 2006) 2.1.7 Studi Aktifitas Manusia Pemakai museum dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok Pengelola Museum dan Pengunjung Museum. dua kategori pengguna 30 dalam sebuah museum yakni sebagai berikut(Moh. Amir Sutaarga, 1997): 31 1. Pengelola Pengelola museum adalah petugas yang berada dan melaksanakan tugas museum dan dipimpin oleh seorang kepala museum. Kepala museum membawahkan dua bagian yaitu bagian administrasi dan bagian teknis. • Bagian administrasi Petugas administrasi mengelola ketenagaan, keuangan, surat-menyurat, kerumah tanggaan, pengamanan, dan registrasi koleksi. • Bagian teknis Bagian teknis terdiri dari tenaga pengelola koleksi, tenaga konservasi, tenaga preparasi, tenaga bimbingan dan humas. · Tenaga pengelola koleksi bertugas melakukan inventarisasi dan kajian setiap koleksi museum. · Tenaga konservasi bertugas melakukan pemeliharaan dan perawatan koleksi. · Tenaga preparasi bertugas menyiapkan sarana dan prasarana serta menata pameran. · Tenaga bimbingan dan humas bertugas memberikan informasi dan mempublikasikan koleksi untuk dimanfaatkan oleh masyarakat. 2. Pengunjung Berdasarkan intensitas kunjungannya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: • Kelompok orang yang secara rutin berhubungan dengan museum seperti kolektor, seniman, desainer, ilmuwan, mahasiswa, dan pelajar. • Kelompok orang yang baru mengunjungi museum Berdasarkan tujuanya pengunjung dibedakan atas : • Pengunjung pelaku studi • Pengunjung bertujuan tertentu 32 • Pengunjung pelaku rekreasi 2.2 Tinjauan Umum Zoologi Dan Museum Zoologi 2.2.1 Definisi zoologi Zoologi adalah cabang biologi yang mempelajari struktur, fungsi, perilaku, serta evolusi hewan. Ilmu ini antara lain meliputi anatomi perbandingan, psikologi perilaku,biologi hewan, biologi evolusioner, taksonomi, molekular, etologi, ekologi dan paleontologi. Kajian ilmiah zoologi dimulai sejak sekitar abad ke-16. Zoologi ilmiah benar-benar dimulai pada abad ke 16 dengan kebangkitan semangat baru observasi dan eksplorasi, tetapi untuk waktu yang lama zoologi sendiri terpisah dari kemajuan penelitian medis anatomi dan fisiologi. Lalu zoologi yang sudah semakin umum dan menarik perhatian khsusu bagi kaum terpelajar memunculkan sekolahsekolah/Universitas di Italia pada abad ke-16 dan lima puluh tahun kemudian menyebar ke Inggris seperti Universitas Oxford. 2.2.2 Zoologi dasar dan zoologi Indonesia Zoologi di Indonesia muncul setelah timbulnya kesadaran akan kebutuhan petanian. Dibutuhkan penelitian dan pembelajaran mengenai hama tumbuhan dan penyakit tanaman lain yang akan merusak tumbuhan dengan nilai ekonomis tinggi. Sehingga Mr. C.A. Henny (Direktur Nederlansh-Indische Handelsbank di Jakarta) dan Th. J. Van Haren Noman (wakil Nederlansh-Indische Landbouw Maatschappy) menunjuk dan mengundang seorang ahli zoologi pertanian yaitu Dr. J. C. Koningsberger untuk mengurus perihal Zoologi di Indonesia yang saat itu masih dalam pendudukan Belanda. 2.2.3 Sejarah museum zoologi Berawal dari Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) yang didirikan di Bogor pada tahun 1894, merupakan bagian dari 's Lands Plantentuin. Pada awal didirikannya MZB berfungsi sebagai laboratorium zoologi yang memberi wadah penelitian yang berkaitan dengan pertanian dan zoologi, meliputi kegiatan inventarisasi fauna Indonesia. Dalam perkembangannya sebagai bidang zoologi aktivitasnya diperluas. 33 Tabel 2.1 Sejarah Museum Zoologi (sumber: penulis) TAHUN 1894 NAMA LEMBAGA KETERANGAN Landbouw Pada awalnya ditujukan untuk Zoologisch mendukung perkembangan botani yang Laboratorium sedang maju. Lebih spesifiknya, untuk meneliti hama dan penyakit tanaman yang dapat merusak tanaman terutanama yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan dapat menguntungkan Negara 1899 Lanbdouw Dr. J.C. Koningsberger yang saat itu Zoologisch Museum merupakan ahli zoologi pertanian pertama di Landbouw Zoologisch Laboratorium mengajukan pembuatan Zoologisch en phytopathologisch setelah melakukan perjalanan dinas di Eropa. Dia terpesona dengan koleksi museum Eropa terutama Museum Colombo 1906- Zoologisch Museum 1909 Perkembangan zoologi pertanian ternyata mencakup hal-hal yang tidak langsung berhubungan dengan zoologi pertanian. Untuk menunjang itu semua perlu diketahuinya fungsi, identitasserta peranan fauna pada ekosistem. Oleh karena itu ruang lingkup zoologi ini di perbesar 1910- Zoologisch Museum Nama kembali berubah untuk 1942 and Laboratorium memberikan kelenturan pada ruang lingkup kerja zoologi pada saat itu 34 1942- Dobutsu Nama yang memiliki eksistensi di era 1945 Hakubutsukan pemerintahan Hindia Belanda 1946- Zoologisch Museum Nama dihidupkan kembali 1947 and Laboratorium 1947- Museum Zoologicum Muncul nama baru yang kemudian 1954 Bogoriense dikenal masyarakat 1955- Lembaga Museum Ditambahkan kata Lembaga untuk 1962 Zoologicum Bogorie menyesuaikan dengannama induk lembaganya yaitu Lembaga Pusat Penyelidikan Alam 1962- Museum Zoologicum 1986 Bogoriense 1987- Balai Penelitian & 2000 Pengembangan Zoologi 2000- Bidang Zoologi – Pusat Penelitian Biologi - LIPI 2.2.4 Tugas dan Fungsi Museum Zoologi A. Tahun 1894 Museum Zoologicum Bogoriense(MBZ) saat itu berfungsi meneliti berbagai aspek zoologi, terutama taksonomi yang mengandalkan koleksi ilmiah zoologi. Namun pada perkembangannya, zoologi mencakup aspek lain seperti ekologi dan fisiologi. B. Tahun 1987 MZB menjadi suatu Balai Penelitian dan Pengembangan(Balitbang Zoologi) yang menjadi bagian dari bagian dari Pusat Penelitian Dan Pengembangan Biologi (Puslitbang Biologi) dibawah Pengetahuan Indonesia(LIPI). naungan Lembaga Ilmu 35 Pada masa initugas pokok bagi Balitbang Zoologi adalah penelitia dan pengembangan, peningkatan kemampuan masyarakat ilmiah, pelayanan jasa dan pemasyarakatan ilmu pegetahuan dibidang zoologi. Tugas lainnya adalah sebagai berikut: • Membantu kebijaksanaan dalam menentukan jenis satwa yang harus dilindungi melalui CITES(Convention Of International Trade On Endangered Species Of Wild Fauna And Flora) • Memberikan rekomendasi untuk mengijinkan apakah jenis hewan tertentu baik dalam keadaan mati atau hidup, dapat atau tidak dapat dibawa atau dikirim keluar negeri sebagai bahan penelitan, dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. C. Tahun 2014 Saaat ini MZB yang dikenal dengan Museum Zoologi berfungsi sebagai museum/ruang pamer koleksi species baik species asli yang di awetkan maupun berupa replika dengan tujuan sebagai berikut : • Mengembangkan pameran yang ideal sesuai kemajuan teknologi. • Menjadikan pameran museum sebagai sarana pendidikan praktis untuk mempelajari keanekaragaman, perilku, ekosistem dan daya guna fauna. • Menjadikan pameran museum zoologi menjadi wahana bertaraf internasional. • Menjalin kerjasama secara nasional dan international dalam biang penyelenggaraan pameran ilmiah terkini. 36 2.3 Tinjauan Khusus 2.3.1 Studi Kasus – Museum Zoologi Bogor A. Sejarah Museum Zoologi Bogor berdiri pada Agustus 1894 dengan nama Museum Zoologicum Bogoriense atas jasa Dr. J.C. Koningsberger, yang merupakan bagian dari ‘s Lands Plantentuin Atau Kebun Raya Bogor. Pada awalnya didirikan berfungsi sebagai laboratorium zoologi(Landbouw Zoologisch Museum) yang memberi wadah penelitian yang berkaitan dengan pertanian dan zoologi. Dalam perkembangannya sebagai sebuah museum zoologi yang merawat, meneliti dan memamerkan benda zoologi, aktivitasnya diperluas meliputi kegiatan inventarisasi jenis fauna nusantara. B. Visi – Misi VISI • Menjadi pusat informasi Fauna Nusantara yang terkini dan terpercaya MISI • Mengungkapkan kekayaan dan manfaat Fauna Nusantara • Mencerdaskan bangsa melalui pengetahuan Zoologi C. Lokasi/Data Geografis Alamat : jalan Ir. Haji Juanda No.9 Bogor 1612 37 Gambar 2.4 Peta Kebun Raya Bogor (Sumber: google.com) D. Operasional Jam operasional sebagai berikut : Senin-Kamis 08.00-16.00 Jumat 08.00-11.30 13.00-16.00 Hari Libur 08.00-17.00 E. Fungsi Dan Tugas Pokok a. Tahun 1894 Museum Zoologicum Bogoriense(MBZ) saat itu berfungsi meneliti berbagai aspek zoologi, terutama taksonomi yang mengandalkan koleksi ilmiah zoologi. Namun pada perkembangannya, zoologi mencakup aspek lain seperti ekologi dan fisiologi. b. Tahun 1987 MZB menjadi suatu Balai Penelitian dan Pengembangan(Balitbang Zoologi) yang menjadi bagian dari bagian dari Pusat Penelitian Dan Pengembangan Biologi (Puslitbang Biologi) dibawah naungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(LIPI). Pada masa initugas pokok bagi Balitbang Zoologi adalah penelitia dan pengembangan, peningkatan kemampuan masyarakat ilmiah, pelayanan jasa dan pemasyarakatan ilmu pegetahuan dibidang zoologi. c. Tahun 2014 Saaat ini MZB yang dikenal dengan Museum Zoologi berfungsi sebagai museum/ruang pamer koleksi species baik species asli yang di awetkan maupun berupa replika dengan tujuan sebagai berikut : • Mengembangkan pameran yang ideal sesuai kemajuan teknologi. 38 • Menjadikan pameran museum sebagai sarana pendidikan praktis untuk mempelajari keanekaragaman, perilku, ekosistem dan daya guna fauna. • Menjadikan pameran museum zoologi menjadi wahana bertaraf internasional. • Menjalin kerjasama secara nasional dan international dalam biang penyelenggaraan pameran ilmiah terkini. F. Struktur Organisasi PUSLIT BIOLOGI LIPPII BID. ZOOLOGI BID. BOTANI BID. MIKROBIOLOGI BID. TATA USAHA MANAGER PMZB UNIT EDUKASI UNIT PREPARASI & KONSERVASI (BENGKEL TAXIDERMI) UNIT DOKUMENTASI & ADMINISTRASI 39 G. Fasilitas a. Ruang pamer Terdapat 7 klasifikasi besar benda koleksi baik replika maupun dengan system pengawetan. Tabel 2.2 Koleksi Museum Zoologi Berdasarkan Klasifikasi Tahun 2014 JENIS N KELOMPOK FAUNA O JENIS YANG YANG DI TERDAPA PAMERKA T DI N INDONESI A 1 2 Burung 211 1602 88 707 Mamalia 3 Reptile+amphibi 92 111 4 Ikan 55 5472 40 5 Moluska 6 Udang/Kepiting 7 243 5170 3 1200 262 151847 Serangga b. Ruang serbaguna/Auditorium Ruangan berkapasitas 50 orang ini memiliki fasilitas berupa sebuah layar proyektor, lemari penyimpanan, dan beberapa alat peraga untuk pendemonstrasian bagi pengunjung khsusus yang memang sudah membuat janji temu untuk seminar. 41 Biayaya seminar Golongan umum & mahasiswa : Rp 100.000,- Golongan Sekolah Menengah : Rp 75.000,- Golongan sekolah Dasar : Rp 50.000,- c. Ruang Kesehatan Ruang kesehatan ini berada dekat dengan pintu masuk, difungsikan untuk tempat pertolongan pertama pada orang yang jatuh sakit saat didalam museum, namun untuk tindak lanjut pasien akan dibawa ke rumah sakit terdekat. d. Laboratorium/Bengkel Taksidermi Laboratorium pada Museum ini berupa bengkel Taksidermi. Karena sebetulnya untuk penelitian sendiri ilmu pada bidang biologi terpusat di Cibinong. Bengkel taksidermi ini digunakan untuk membuat barang koleksi. Dengan teknik taksidermi ini yaitu pelepasan kulit binatang untuk kemudian di beri pengawet jenis borax lalu di tempelkan pada model tiruan hewan itu sendiri. e. Mushola Museum ini memiliki 2 mushola. Mushola pertama untuk para staff dan yang lainnya untuk pengunjung. f. Toilet Sama halnya dengan mushola, toiletpun dibedakan untuk pengunjung dan pengelola. g. Ruang Control Ruang control berisi computer yang sudah terhubung dengan kamera CCTV pada area display. Gunanya untuk memantau segala kegiatan dan keadaan yang terjadi pada ruang pamer. h. Ruang Souvenir Menjual berbagai barang dan buku yang berhubungan dengan Zoologi itu sendiri. Seperti buku Zoologi, sejarah, miniature binatang danlain lain. i. Kantin Memfasilitasi pengunjung dnegan makanan dan minuman serta sebagai tempat untuk beristirahat sejenak. 42 j. Back office Dalam back office seperti yang telah di sebutkan sebelumnya dalam struktur organisasi, terdapat ruang manajer PMZB, pimpinan unit Edukasi, staff administrasi dan staff ilmiah. k. Post satpam Terdapat diluar gedung museum itu sendiri. Dilengkapi dengan sebuah meja dan dua buah bangku untuk atpam berjaga terutama saat malam hari. H. Tinjauan Elemen Interior Table 2.3 Tinjauan Elemen Interior Museum Zoologi No. Elemen Interior/Fasilitas Foto Analisa Adanya denah lokasi pada pintu masuk museum ini sangat membantu pengunjung dalam mendapatkan informasi 1. Denah Lokasi arah dan tujuan yang akan mereka lalui. Denah museum ini sudah cukup jelas, tidak hanya layout area display namun mencakup koleksi yang ada. 43 2. Lantai Lantai yang digunakan pada museum ini adalah lantai tegel, sehingga kesan dinginpun muncul dan membantu meningkatkan system penghawaan dalam ruangan. 3. Dinsing Finishing dinding menggunakan cat. Sedangkan warna cat sendiri mengikuti konsep dasar eksterior museum yaitu biru dan hijau. Namun warna biru dan hijau yang digunakan pada interior merupakan warna soft sehingga tidak mengganggu konsentrasi pada display yang ada. 4. Ceiling/Plafon Ceiling yang digunakan menggunakan bahan PVC. Sehingga memudahkan dalam hal maintenance. Karena sifatnya ynag tahan terhadap air dan anti rayap. 5. Area display Keseluruhan display sudah mengikuti standart Area Birung pameran seperti mengusahakan tidak adanya display yang menyudut. Disetiap sudut 44 dibentuk seperti segi 6. Pencahayaan pada area dalam vitrin juga sudah cukup terang namun terbilang monoton. Dan tidak didukung dengan Area Mamalia pencahayaan general ruang pamer itu sendiri. Area Hewan Air Area Serangga 45 6. Sign Age Keterbatasan signage pada museum ini menyulitkan pengunjung dalam meperoleh informasi. Termasuk terlalu kecil dan tidak ter-expose nya signage pada masing masing display. I. Aktivitas/Kegiatan Dalam Museum Selain adanya pameran benda koleksi museum, untuk pengunjung rombongan/yang sudah membuat janji terlebih dahulu dapat mendengarkan semirar tentang Museum Zoologi serta perihal koleksi termasuk teknik pengawetan yang dilakukan yaitu Taksidermi. J. Data Pengguna • Pengunjung umum Untuk dapat masuk kemuseum pengunjungtidak dipungut biaya, biaya sudah termsuk dalam tiket masuk ke kebun raya bogor. Didalam pengunjung dapat menikmati segala koleksi fauna yang dimiliki Museum Zoologi Bogor yang saat ini berjumlah 954 koleksi dari berbagai wilayah di Indonesia. Dibagian depanpun disediakan fasilits seperti kantin dan mushola bagi yang membutuhkan. Dan sebuah took souvenir yang menjual berbagai hal yang berhubungan dengan Zoologi itu sendiri. • Pengunjung rombongan Rombongan pengunjung yang dating ke museum ini akan di sambut oleh unit edukasi setelah sebelumnya melakukan pendaftaran. Kemudian pengunjung ini diarahkan ke ruang Auditorium untuk diberikan seminar mengenai museum itu 46 sendiri, teknik pengawetan dan koleksi yang ada di museum. Lalu kemudian diarahkan untuk berkeliling museum. Biayaya kunjungan rombongan+seminar sebagai berikut : • Golongan umum & mahasiswa : Rp 100.000,- Golongan Sekolah Menengah : Rp 75.000,- Golongan sekolah Dasar : Rp 50.000,- Pengelola – Staff Administrasi Staff administrasi mencakup sdtaff di bawahnya yaitu dokumentasi dan edukasi. Mereka bertugas untuk melakukan pencatatatn baik data pengunjung, kwantitas koleksi hingga pengelolaan keuangan yang dihasilkan dari seminar dan toko souvenir. Mereka bekerja diruangan yang terpisah dari ruang pamer museum. • Pengelola – Staff Ilmiah Staff ilmiah yang didalamnya mencakup unit preparasi dan konservasi ini melakukan tugasnya di sebuah ruangan yang disebut dengan bengkel taksidermi. Di ruangan tersebutlah para unit preparasi ini membuat barang koleksi, mengawetkan dan melakukan kegiatan perbaikan pada benda koleksi yang dinilai berat baik kerusakannya maupun besarannya. Setiap hari(Senin-Jumat) unit ini akan melakukan pengecekan dan pembersihan berkala pada pagi hari sebelum museum ini dibuka. 2.3.2 Studi Banding –Museum Serangga, TMII A. Sejarah Museum serangga adalah salah satu wahana untuk memperkenalkan keanekaragaman dunia serangga sekaligus merangsang keinginan dan kepedulian masyarakat terhadap perannya di alam. Museum ini didirikan atas prakarsa pengurus Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) dan Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) dengan restu Ibu Tien Soeharto. bangunan museum menempati areal seluas 5000 m2 berbentuk tubuh belalang yang dirancang oleh arsitek bernama Ir. H. Rawoto Robbana dan 47 doresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 April 1993. museum serangga memiliki sejumlah koleksi unik yang semuanya berasal dari kepulauan Indonesia. diperkirakan sekitar 16% jumlah jenis serangga yang ada di dunia atau sekitar 250.000 yang hidup di Indonesia. Ada sekitar 600 jenis yang menjadi koleksi Museum Serangga, terdiri atas kupu-kupu yang berjumlah sekitar 250 jenis, kumbang sekitar 200 jenis, dan kelompok serangga lain sekitar 150 jenis. koleksi tersebut disimpan dalam diorama-diorama yang dikelompokan ke dalam jenis serangga kedalam jenis serangga yang terdapat di kepulauan Indonesia, seperti Pesona Kumbang Nusantara yang dapat dilihat di depan pintu masuk, Peranan Serangga dalam Ekosistem dan Pelestarian Kupu-kupu Bantimurung, serta Seranggaserangga di Pekarangan, dan kotak-kotak koleksi yang menampilkan kelompok serangga lain. hampir semua koleksi museum berupa serangga mati yang sudah diawetkan. Museum ini sungguh menarik dan laayak untuk dikunjungi. dengan berkunjung ke tempat ini, kita diajakuntuk mengenal lingkungan dengan ekosistemnya. Salah satu kerja ekosistem tadi ternyata tidak dapat dilepaskan dari peran serangga, seperti pada proses terjadinya pembusukan. Di tempat ini terdapat banyak koleksi serangga yang cukup unik, seperti Kumbang Badak terbesar nomor dua terbesar di dunia, belalang daun yang tubuhnya sama dengan daun, kumbang gitar, belalang ranting, dan juga Kupu-kupu tersimpan dalam kotakkotak berbingkai. Museum Serangga juga dilengkapi dengan laboratorium yang digunakan sebagai sarana penangkaran dan terbukan bagi mahasiswa dan pelajar yang ingin belajar bagaimana mengoleksi, membuat awetan serangga, identifikasi serta memelihara serangga hidup dan mati. selain itu, museum juga menyediakan layanan untuk menambah pengetahuan mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan serangga, misalnya bimbingan umum tentang serangga dan kehidupannya, pemutaran film tentang kehidupan serangga dan penjelasan di ruang audio-visual, bimbingan mengawetkan serangga dan penangkaran serangga (kupu, belalang ranting dan belalang daun), yang dilengkapi dengan perpustakaan. 48 Selain koleksi serangga mati, museum ini juga mempunyai kleksi serangga hidup yang dapat dilihat langsung oleh pengunjung, antara lain : kumbang tanduk, kumbang air, lebah madu, belalang ranting, belalang daun, kumbang badak dan lain-lain. B. Visi – misi VISI Menjadi pusat informasi fauna nusantara yang terkini dan terpercaya. MISI • Mengungkapkan kekayaan dan manfaat fauna nusantara • Meningkatkan kepeduliaan dan kecintaan generasi muda akan fauna nusantara • Mencerdaskan bangsa melalui pengetahuan zoology C. Lokasi/data geografis Gambar 2.5 Arsitektur Museum Serangga (Sumber: google.com) Nama Instansi : Museum Serangga dan Taman Kupu TMII Alamat : Taman Mini Indonesia Indah, Jl. Raya Taman Mini Telpon Jakarta Timur 13560 : 021-8409472 D. Operasional Buka setiap hari (Senin-Minggu) Jam 09.00-16.00 49 50 E. Fungsi dan tugas pokok a. Fungsi • Pusat data informasi jenis2 serangga penting di Indonesia sebagai penyajian citra kekayaan budaya bangsa dan kekayaan alam Indonesia. • Sarana pendidikan informasi bagi masyarakat • Sarana penelitian • Membangun apresiasi dan rasa bangga bagi masyarakat akan keaneka ragaman dan kekayaan alam Indonesia yang perlu dilestarikan sehingga merupakan sarana bagi pembudayaan jiwa pelestarian alam. • Sarana Atraksi serta hiburan bagi masyarakat dan wisatawan. b. Tugas • Menjadikan Museum Serangga dan Taman Kupu sebagai pusat data koleksi serangga, menginfentarisasi dan mendata seluruh jenis koleksi serangga Indonesia. • Memberikan pengetahuan kepada masyarakat umum pelajar, maupun mahasiswa tentang keberadaan Museum Serangga dan Taman Kupu TMII. • Memberikan sarana dan prasarana fasilitas belajar maupun penelitian serangga kepada yang berhubungan masyarakat siswa dengan maupun mahasiswa. Menampilkan keberadaan seluruh jenis koleksi serangga Indonesia yang disajikan dalam suatu peragaan yang menarik dan unik untuk membangkitkan apresiasi dan rasa bangga bagi masyarakat akan keanekaragaman dan kekayaan alam Indonesia. 51 • Menarik dan mendatangkan pengunjung sebanyakbanyaknya baik dalam negeri maupun luar negeri. F. Struktur organisasi Gambar 2.6 Bagan Struktur Organisasi Museum Serangga G. Fasilitas • Museum serangga (ruang pamer) Seluruh koleksi yang ada di DS ini berasal dari kepulauan Indonesia. Diperkirakan sekitar 16% jumlah jenis serangga di dunia ada di Indonesia. Keanekaragaman serangga Indonesia sangat tinggi karena negara Indonesia merupakan negara kepulaan yang dilalui oleh garis katulistiwa yang ada di dalamnya dapat beradaptasi dengan baik. Disamping itu setiap pulau yang termasuk ke dalam wilayah Indonesia mempunyai ciri khas flora dan faunanya yang berbeda-beda. 6 Dunia Serangga mempunyai sekitar 600 jenis, terdiri dari kupukupu (sekitar 250 jenis), kumbang (sekitar 200 jenis) dan kelompok serangga lain (sekitar 150 jenis). Diorama-diorama yang dapat dilihat di DS antara lain: Pesona Kumabang Nusantara, Peranan Serangga Tanah dalam Ekosistem dan Pelestarian Ekosistem, Peta Serangga Indonesia, Seranggaserangga perombak, Peta kupukupu Indonesia, Kupu-kupu Bantimurung, Serangga-serangga di pekarangan dan masih banyak lagi koleksi serangga lainnya. 52 • Taman kupu-kupu (mini zoo) Bangunan Taman Kupu seluas lebih kurang 500 m terletak di samping gedung Dunia Serangga. Ada sekitar 20 jenis tanaman berbunga yang sering dikunjungi kupu-kupu. Di sini pengunjung dapat melihat seraca langsung kupu-kupu dari berbagai jenis terbang dan menghisap nektar bunga-bunga yang ada di dalam taman kupu. • Laboratorium serangga Laboratorium digunakan sebagai sarana penangkaran (pemeliharaan serangga hidup dari tahapan telur samapai dewasa). Selain itu terbuka juga untuk Mahasiswa atau pelajar yang ingin melakukan penelitian dan belajar tentang bagaimana mengkoleksi, membuat awetan serangga, identifikasi serta memelihara serangga hidup dan mati. • Ruang audiovisual Ruang audiovisual ini digunakan untuk pemutaran film juga penjelasan mengenai serangga bagi pengunjung yang ingin tahu lebih dalam mengenai serangga. Tentu saja dengan pendaftaran terlebih dahulu. • Perpustakaan Perpustakaan ini bertujuan menunjang kebutuhan akan informasi bagi pengunjung maupun peneliti yang dating ke Museum Serangga ini. • Toko souvenir Menjual berbagai souvenir dengan ciri khas serangga ini. Dapat berupa miniature serangga yang kemudian dijadikan hiasan, sampai benda benda yang terbuat dari hasil olahan segala sesuatu yang dihasilkan serangga. • Kafetaria Kafetaria dapat juga dikatakan sebagai tempat istirahat sejenak. Dengan banyaknya kursi dan meja juga pelayanan makanan yang begitu beragam. 53 H. Tinjauan elemen interior Table 2.4 Tinjauan Elemen Interior Museum Serangga No. 1. Elemen Interior/Fasilitas Foyer Foto Analisa Pada bagian depan terdapat foyer yang berisi display serangga serangga yang disusun sedemikian rupa membentuk sebuah alur. Juga monument peresmian museum ini. Tidak terdapatnya peta museum mungkin sempat membingungkan, namun ternyata museum ini hanya memiliki satu alur saja. 2. Lantai Lantai yang digunakan pada museum ini adalah lantai keramik dengan finishing glossy. 54 Lantai bernuansa abu-abu ini meredamkan suasana yang sudah meriah oleh warna warna lain di dalamnya. Juga mendukung pencahayaan bagi display itu sendiri 3. Dinding Dinding pada ruangan ini sendiri bernuansa hijau biru. Namun banyaknya bukaan celah pada dinding yang berhubungan langsung dengan cahaya alami luar bnagunan mendukung pencahayaan alami. Juga diletakkannya akrilik ungu membuat efek tersendiri pada pencahayaan, dapat dilihat pada bias didinding. 55 4. Ceiling/Plafon Ceiling sendiri menggunakan papan grc yang disusun sedemikian rupa membentuk suatu pola persegi. Pencahayaan yang tidak langsung menyorot kebawah sangat mendukung pencahaayn pada vitrin display sehingga tidak saling bertabrakan. 5. Area display Pencahayaan pada display sangat baik, Koleksi yang sudah diawetkan walaupun monoton tapi terkesan rapih dan mampu menunjang fungsi informasi koleksi. Sedangkan untuk display serangga hidup terkesan Koleksi hidup kumuh dan kurang terawatt. Cara displaypun 56 tidak menarik sehingga jarang pengunjung yang melihat lebih jelas kondisi serangga tersebut. 6. Mini Zoo/ Ketersediaan mini taman kupu- zoo atau taman kupu kupu-kupu ini sangat menarik. Taman ini menjadi daya Tarik tersendiri bagi wisatawan asing. Namun saying, jarring yang digunakan untuk membatasi langit agar binatang tidak lepas kurang terawatt sehingga bolong-bolong dan memungkinkan keluarnya serangga dari celah tersebut. 57 7. Laboratorium Laboratorium yang dapat digunakan umum ini menyimpan banyak sekali jenis serangga. Serta memiliki perlengkapan memadai untuk penelitian terutama mahasiswa yang membutuhkan praktek penelitian serangga. I. Aktivitas/kegiatan dalam museum Selain pameran koleksi dan pemutaran film, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa laboratorium pada museum ini dapat digunakan oleh khalayak umum yang ingin meneliti tentang serangga?fauna yang ada tentu saja dengan izin dari pengelola. J. Data pengguna • Staff Tata Usaha · Mengatur jalannya administrasi kantor · Mencatat surat masuk atau surat keluar kedalam buku agenda dan Memasukkan surat ke dalam almari arsip Kasir · Pembukuan administrasi keuangan dan Administrasi briefing (cad) · Pelayanan perpustakaan · Kasir 58 Kebersihan · Menjaga kebersihan lingkungan Museum Seranga • Pengunjung Umum Melihat lihat area pamer serta dapat berinteraksi langsung dengan serangga hidup di taman serangga. • Pengunjung Rombongan Mendapatkan fasilitas pemutaran film di Ruang Audiovisual dan mendapatkan seminar langsung mengenai serangga serangga tersebut. Selanjutnya dapat mengunjungi area pamer untuk melihat koleksi yang ada sambal dipandu oleh pemandu yang seblumnya telah ditunjuk. 2.3.3 Strudi Literatur – National Museum Of Science And Nature, Tokyo A. Sejarah Didirikan pada tahun 1877, Museum Nasional Sains dan Alam menawarkan salah satu penyedia sumber sejarah terbanyak dari setiap museum di Jepang. Museeum ini adalah satu satunya museum sains Jepang yang komprehensif, dan merupakan pusat lembaga penelitian dalam sejarah alam dan sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi. Museum ini juga sebagai menyimpan koleksi berharga lebih dari 4 juta spesimen. Memanfaatkan koleksi dan hasil penelitian, Museum menyajikan banyak pameran. Pada tahun 2013, museum ini sudah dapat menyambut lebih dari 2,3 juta pengunjung di Ueno Kabupaten, Tsukuba Botanical Garden dan Institut Ilmu Pengetahuan Alam 59 B. Visi – misi a. Misi Museum National of Science and Nature, Tokyo Misi Museum National of Science and Nature adalah untuk meningkatkan keingintahuan publik terhadap apresiasi bumi, kehidupan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mendorong orang untuk berpikir tentang bagaimana manusia, alam, dan ilmu pengetahuan dan teknologi harus terhubung satu sama lain dengan baik. Museum ini memenuhi misi ini dalam dua cara. Pertama, dengan menjelaskan sejarah kehidupan dan sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi melalui Penelitian pembuktian, menggunakan spesimen dan sumber daya lainnya. Kedua, dengan mengumpulkan dengan system tersendiri dalam mengatur koleksi spesimen, untuk mendukung semua perilaku penelitian ilmiah. Koleksi ini adalah warisan yang tak ternilai, yang disediakan untuk kepentingan orang di mana-mana dan sebagai warisan untuk generasi mendatang. Manfaat dari intelektual dan fisik sumber daya yang diperoleh melalui program penelitian ini dan koleksi spesimen ini dikembalikan kepada publik karena hanya Museum yang dapat meningkatkan literasi dan mendukung pendidikan. b. Tujuan • Menjadi sebuah museum yang menawarkan salah satu penelitian terbaik di dunia dan koleksi di studi sejarah alam dan sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi dari Jepang dan daerah sekitarnya • Sebuah museum yang memunculkan penemuan, kejutan dan kegembiraan pengetahuan keingintahuan, dan kehausan membangkitkan masyarakat akan 60 • Sebuah museum proaktif yang bekerja keras untuk menyebarkan pengetahuan ilmiah dan informasi tentang museum pada umumnya • Sebuah museum yang memiliki akar yang kuat di masyarakat, didukung oleh masyarakat yang dilayaninya dan menanggapi kebutuhan masyarakat. C. Lokasi/Data Geografis Gambar 2.7 National Museum of Science And Nature, Tokyo Alamat : 7-2 Ueno Park, Taito-ku Tokyo, 110-8718 No. tlp : 03-5777-8600 Web : http://www.kahaku.go.jp/english/ D. Operasional Buka pada pukul 09.00 – 17.00 Senin – Sabtu(hari libur tetap buka*) Full Maintenance dilakukan pada 23 juni – 27 juni sehingga museum ditutup *jika hari libur nasional jatuh pada hari minggu, hari selasa minggu depannya akan ditutup 61 62 E. Fungsi Dan Tugas Pokok • Research Museum ini melakukan survei dan penelitian sejarah dan keadaan sekarang tentang bumi dan biosfer, serta sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi. • Collecting Museum ini mengumpulkan spesimen dan bahan lain yang relevan dengan ilmu alam dan mempertahankan mereka untuk generasi mendatang sebagai bagian dari warisan ilmu dan budaya. • Exhibition and Education Museum ini menempatkan hasil penelitian dan koleksi untuk bekerja menciptakan kesempatan bagi orang untuk memikirkan dan mengembangkan minat di alam, ilmu pengetahuan dan teknologi. F. Struktur organisasi Struktur Museum-penelitian yang berkaitan, seperti yang ditunjukkan pada bagan organisasi di bawah ini, terdiri dari lima Departemen Penelitian (Departemen Zoologi, Botani, Geologi dan Paleontologi, Antropologi dan Sains dan Teknik); dua kebun (Tsukuba Botanical Garden dan Institut Ilmu Pengetahuan Alam); tiga pusat informasi (Collection Center, Pusat Molekuler Penelitian Keanekaragaman Hayati dan Pusat Sejarah Jepang Teknologi Industri); dan Showa Memorial Institute. 63 Gambar 2.8 Struktur Organisasi National Museum Of Science And Nature, Tokyo G. Fasilitas Selain ruang pamer, museum ini juga dilengkapi ruang serbaguna yang ditujukan untuk pameran temporer juga auditorium. Museum ini juga dilengkapi dengan fasilitas untuk penyandang disabilitas dan lansia. Seperti rem, toilet khusus, lift dan lain lain. 64 H. Tinjauan Elemen Interior Table 2.5 Tinjauan Elemen Interior National Museum Of Science And Nature, Tokyo Elemen No. Interior/ Foto Analisa Fasilitas 1. Lantai Lantai yang digunakan adalah lantai keramik dengan motif kayu. Sehingga ambience hangat dan dramatis didapatkan tanpa harus khawatir dengan maintenance yang sulit sebagai kelemahan dari parket, serta mendapatkan efek dingin dari keramik itu sendiri. Efek glossy yang dipilih juga menambah kesan glamor pada ruangan. 2. Ceiling/ Ceiling pada ruang pamer Plafon diberi finishing cat putih untuk memberikan kesan simple mengingat sudah banyaknya elemen elemen lain baik warna dan material pada bagian bawah. 3. Dinding Hamper semua dinding tertutup dengan display 65 yang ada. Jika tidak, finishing pada dinding akan menyesuaikan kebutuhan benda koleksi. Ada yang memakai akrilik warna, cermin dan lain sebagainya. 4. Display Semua display yang ada mengikuti konsep dari benda koleksi itu sendiri. Beberapa benda memerlukan penglihatan dari segala sisi sehingga dipajang di tengah ruangan dengan vitrin kaca. Disisi lain terdapat display sederhana dengan menjejerkan barang koleksi namun tetap menarik dengan pemilihat background yang gelap dan simple menonjolkan benda koleksi itu sendiri. Berbeda dengan sisi lain museum yang menampilkan koleksi kupu-kupu yang kita tahu memiliki kesan lucu dan indah. deisplay didesain sedemikian agar memberi kesan ringan dan lightly agar menonjolkan kesan indah dan lebih feminin. 66 5. Lighting/ Pencahayaan generan Pencahayaa terdapat di tengah ruangan. n Dengan penggunaan akrilik sebagai pembias cahaya agar cahaya idak terlalu menuju ke satu titik. Namun untuk masingmasing benda yang dipamekarkan digunakan spot light dengan derajat dan pertimbangan tersendiri setiap bendanya sesau efek yang ingin ditimbulkan. Seperti pada rangka dinosaurus, kesan dramatis yang ingin ditimbulkan dicapai dengan warm light dari atas dan bawah. Sedangkan untuk benda yang lebih kecil namun dengan penataan yang sederhana tetap digunakan lambu spot light LED mini untuk menerangi masingmasing benda. 67 I. Aktivitas/kegiatan dalam museum Selain pameran regular yang ada, seringkali museum ini juga mengadakan pameran temporer Gambar 2.9 Special Exhibition “Prehistoric Mamals” (sumber: http://a-fragi.blogspot.com/2014/07/i-participated-inpreview-of.html) 68