Media Rise: Donis & Manthethen Vol.11, No- I, Apnl 2011 pp. 20 - 37 HARAPAN MASYARAKAT PADA TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN, KUALITAS PELAYANAN YANG DIRASAKAN, DAN PENGARUH MEREK PADA RETAIL BANKING DI INDONESIA Sri Vandayuli Riorini Andreas Wahyu Gunawan (e-mail: [email protected] ; andreas gputra @yahoo.com.au) Fakultas Ekonomi, Universitas Trisakti, Jakarta Abstract The purpose of this study is to explore how customer expectation of corporate social responsibility (CSR) can influence the perceived service quality (PSQ), trust and brand affect of perspective retail banking services in Banks of the Government in Indonesia as well as to determine the affect of perceived service quality to brand affect, through the trust as an intervening variable. The design of the study is hypothesis testing. Data collected by conducting direct research into the field, which is conducted by distributing questionnaires to be filled by the respondent (customer retail banking industry). Questionnaires distributed to 120 respondents as sample of clients from government banks under Go Public category namely Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI) and Bank Rakyat Indonesia (BRI). Sampling is done using purposive sampling technic. This study used Structural Equation Modeling as a method of data analysis. The results find that the customer expectation of corporate social responsibility can influence the perceived service quality, trust and brand affect. Overall, these results are consistent with previous research. CSR plays an important role in influencing the PSQ, subsequently affecting the trust, and ultimately influence the brand affect. The present study also finds a direct influence CSR on the brand affect. Although the results of this research is clear, but further research is expected to be conducted to other banks in Indonesia by considering several factors, such as the type and nature of the retail banking industry, the perception, behavior, and demographics of retail banking customers as well as the strategic focus of the retail banking toward CSR. Keywords : Corporate social responsibility Perceived service quality; Trust, Brand affect, Banking 20 Harapan Masyarakat Pada Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 21 Latar Belakaug Di era persaingan dunia usaha yang semakin kompetitif sekarang ini, banyak perusahaan berusaha memberikan nilai tambah terhadap produk dan jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Salah satunya adalah dengan meningkatkan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Sosial Responsibility) / CSR terhadap keadaan masyarakat disekitamya. Dalam penelitiannya, Poolthong dan Mandhachitara (2009) mengatakan CSR menjadi elemen penting dalam strategi pemasaran sebuah perusahaan. Pengertian CSR perusahaan hingga tahun 1970 hanya sebatas pada pembayaran pajak kepada pemerintah dan menyediakan lapangan pekerjaan. Akan tetapi dewasa ini lingkup tanggung jawab sosial perusahaan menjadi semakin luas, yang meliputi hak asasi manusia, etika perusahaan dalam menjalankan usahanya, hubungan / relasi antara perusahaan dengan karyawannya, serta hubungan dengan masyarakat dan lingkungannya. Keuntungan yang didapat oleh perusahaan yang menjalankan CSR adalah meningkatkan reputasi perusahaan, meningkatkan loyalitas karyawan, meningkatkan penjualan serta meningkatkan kepercayaan (trust) kepada perusahaan tersebut. CSR adalah suatu bentuk komitmen yang berkelanjutan yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk berperilaku etis dan memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi serta meningkatkan kualitas kehidupan tenaga kerja dan keluarga mereka serta masyarakat pada umumnya (Moir, 2001). Semakin tingginya tingkat kesadaran konsumen akan produk serta jasa yang digunakannya, menyebabkan konsumen juga memiliki harapan terhadap kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan CSR memberikan pengaruh terhadap persepsi konsumen akan layanan jasa (perceived service quality) atau produk yang diterima. Hal ini dapat dilihat pada respon positif konsumen terhadap produk Body Shop yang menggunakan bahan-bahan alami tanpa kimia serta produk yang ramah lingkungan (Poolthong dan Mandhachitara, 2009). Hal ini juga berlaku pada institusi keuangan seperti perbankan yang juga mengalokasikan dana untuk kegiatan tanggung jawab sosial mereka kepada masyarakat. Hal ini tampaknya disadari oleh Bank-Bank pemerintah yang telah Go Public seperti Bank Negara Indonesia (BNI) (www.okezone.com ), Bank Rakyat Indonesia (BRI) (www.suarakarya-online.com ), dan Bank Mandiri (www.jurutulis.com) yang memiliki anggaran untuk kegiatan CSR yang berfungsi untuk kegiatan philanthropic. Dengan komitmen yang diberikan oleh Bank-Bank tersebut kepada masyarakat diharapkan dapat meningkatkan tingkat kepercayaan (trust) konsumen terhadap layanan serta produk yang ditawarkan. Kepercayaan merupakan hal yang sangat penting bagi Bank dikarenakan nasabah hanya akan menyimpan dananya pada institusi keuangan yang dapat dipercayainya (Bejou et 22 Media Riset Bisnis & Manajemen a/.,1998). Kepercayaan konsumen terhadap Bank akan mampu meningkatkan pandangan positif konsumen terhadap suatu merek / brand affect (Chaudhuri dan Holbrook, 2001). Semakin positif pandangan konsumen terhadap suatu merek, semakin tinggi tingkat komitmen konsumen terhadap suatu merek. Oleh karena itu kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan dipercaya akan mampu meningkatkan pandangan konsumen terhadap suatu merek. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa apakah terdapat pengaruh customer expectation of CSR terhadap brand affect melalui perceived service quality dan trust. Tinjauan Pustaka Customer Expectation of Corporate Social Responsibility (CSR) Harapan konsumen merupakan penilaian konsumen mengenai kesempurnaan suatu pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa dan merupakan evaluasi konsumen mengenai kualitas pelayanan dengan membandinglcan harapan dan pandangan mereka terhadap kinerja pelayanan perusahaan (Coye, 2004). Harapan konsumen berpengaruh terhadap kepuasaan konsumen, karena konsumen membentuk harapannya berdasarkan pengalamannya ketika mengevaluasi pelayanan jasa yang diberikan (Vinagre dan Neves, 2008). Semakin tingginya tingkat kesadaran konsumen dalam penilaian produk serta jasa yang digunakannya, menyebabkan konsumen juga memiliki harapan terhadap kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan (Poolthong dan Mandhachitara, 2009). Menurut Singh dan Sirdeshmukh (2000), tanggung jawab sosial perusahaan secara umum adalah dukungan manajemen terhadap kewajiban untuk mempertimbangkan laba, kepuasan pelanggan, dan kesejahteraan masyarakat secara setara dalam mengevaluasi kinerja perusahaan. Sedangkan Turker (2009) menjelaskan CSR sebagai komitmen perusahaan untuk mempertanggungjawabkan dampak operasinya dalam dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan, serta terus menerus menjaga agar dampak tersebut menyumhangkan manfaat kepada masyarakat dan lingkungan hidupnya. Klasifikasi tanggung jawab sosial perusahaan dikemukakan Carrot (1999); dengan memberikan karakteristik tanggung jawab perusahaan yang didasarkan pada empat tipe perusahaan, yaitu : (1) Tipe perusahaan Reaktif, dengan karakteristik : (a) tidak ada dukungan dari manajemen, (b) manajemen merasa entitas sosial itu Volume 11, Nomor 1, April 2011 hal.20 - 37 Harapan Masyarakat Pada Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 23 tidak penting, (c) tidak adanya laporan tentang lingkungan sosial perusahaan; (2) Tipe perusahaan Defensif, dengan karakteristik : (a) isu lingkungan sosial hanya diperhatikan jika dipandang perlu, (b) sikap perusahaan tergantung pada kebijakan pemerintah tentang dampak lingkungan sosial yang hams dilaporkan, (c) sebagian kecil karyawan mendapatkan dukungan untuk mengikuti pelatihan tentang lingkungan sosial pemsahaan; (3) Tipe perusahaan Akomodatif, dengan karakteristik : (a) terdapatnya beberapa kebijakan manajemen puncak tentang lingkungan sosial, (b) kegiatan akuntansi sosial dilaporkan secara internal dan sebagian kecil secara eksternal, (c) terdapat beberapa karyawan mendapatkan dukungan untuk mengikuti pelatihan tentang lingkungan sosait perusahaan ; (4) Tipe perusahaan Proaktif, dengan karakteristik: (a) manajemen puncak mendukung sepenuhnya mengenai isu-isu lingkungan sosial perusahaan, (b) kegiatan akutansi sosial dilaporkan haik secara internal maupun eksternal, (c) karyawan memperoleh pelatihan secara berkesinambungan tentang akutansi dan lingkungan sosial perusahaan. Dalam jangka pendek, program CSR tidak mcinberikan keuntungan sehingga banyak perusahaan yang ragu untuk tnelaksanakan program CSR tersebut. Namun dalam jangka panjangm program CSR memberikan keuntunuan, oleh karcna itu program CSR scbaiknya dimasukkan dalam pos investasi atau pusat investasi (tidak dimasukkan dalam pos biaya) (Nurmansyah, 2006). Menurut Nurmansyah (2006) terdapat tujuh manfaat CSR, yaitu : (1) daya saing berkelanjutan (sustainable competitiveness), (2) menciptakan peluang bisnis bank (3) tnenarik dan mempertahankan investor dan :ultra hisnis yang berkualitas, (4) kerjasama dengan komunitas lokal, (5) menghindari krisis akibat malpraktek CSR, (6) dukungan pemerintah , (7) membangun modal politik. Perceived Service Quality Kualitas jasa merupakan tinakat atau sejauli mana perbedaaan antara apa yang diharapkan (deb konsumen dan apa yang dirasakan konsumen (Zeithaml, 2006). Setiap pelanugan mempunyai harapan tersendiri saat memutuskan untuk memilih penyedia jasa yang akan digunakan. Menurut Kotler (2008), harapan pelanggan dibentuk dari pengalaman konsumen berbelanja pada masa lampau, opini teman dan kcrabat serta in lormasi dan janji - janji perusahaan dan para pcsaing. Bahia dan Nantel (2000), menjelaskan bahwa Perceived Service Quality (PSQ) adalah penilaian konsumen dan hasil perhandingan dari ekspektasi konsumen terhadap persepsi layanan jasa yang telah diterima dan dirasakan oleh konsumen. Jadi pada industri perbankan , PSQ adalah basil dari perbedaan ekspektasi konsumen terhadap jasa yang diberikan oleh bank (layanan jasa yang dirasakan) dan ekspektasi mereka terhadap bank yang memberikan jasa tersebut (layanan jasa yang diharapkan). 24 Media Riset Bisnis & Manajemen Konsep dan pengukuran PSQ (Hamer, 2006), terletak pada tiga hal, yaitu : I) expectation - adalah keyakinan tentang tingkat layanan yang akan diberikan oleh penyedia layanan jasa terhadap konsumen. Penyedia layanan jasa akan selalu berusaha memberikan kualitas layanan jasa yang bark kepada konsumen, 2) perceived performance - menggambarkan pandangan subjektif konsumen terhadap tingkatan layanan jasa yang diterima pada service encounters, dan 3) disconfirmation - menggambarkan hubungan antara harapan dan kinerja yang dirasakan. Jika dianggap kinerja melebihi harapan maka dikatakan disconfirmation positif. Jika kinerja yang dirasakan kurang dari harapan yang diharapkan konsumen maka disconfirmation dikatakan negatif. Pengukuran PSQ menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Parasuraman et al., (1998) yang dikenal sebagai SERVQUAL yang terdiri atas lima dimensi: (1) Reliability (Kehandalan) - kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat (accurately), dan kemampuan untuk dipercaya (dependably), terutama memberikan pelayanan secara tepat waktu (on time) dengan cara yang sama sesuai dengan jadwal yang telah dijanjikan dan tanpa melakukan kesalahan, (2) Responsiveness (daya tanggap) - kemauan atau keinginan para karyawan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang dibutuhkan pelanggan. Membiarkan pelanggan menunggu tanpa alasan yang jelas, akan menimbulkan kesan negatif yang tidak seharusnya terjadi. Kecuali apabi la kesalahan ini ditanggapi dengan cepat maka bisa menjadi sesuatu yang berkesan dan menjadi nilai tambah di mata konsumen, (3) Tangibles (produk-produk fisik) - tersedianya fasilitas fisik, perlengkapan dan sarana komunikasi, dan lain — lain yang dapat dan harus ada dalam pelayanan, (4) Assurance (jaminan) - meliputi pengetahuan, kemampuan, ramah, sopan dan sifat dapat dipercaya dari kontak personel untuk menghilangkan sifat keragu-raauan pelanggan dan merasa terbebas dari bahaya resiko, (5) Empathy (empati) - meliputi sikap kontak personel maupun perusahaan untuk memahami kebutuhan maupun kesulitan pelanggan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, kemudahan dalam melakukan komunikasi atau hubungan. Trust Kepercayaan merupakan suatu kesediaan kedua belah pihak agar dapat saling mengandalkan satu sama lainnya (Moorman, Zaltman dan Deshpande, 1993). Menurut Marshall (2000), kepercayaan dapat dibangun dari beberapa nilai yaitu: (I) Keadaaan yang dapat dipercaya (Credibility) - bahwa untuk dapat dipercaya oleh orang lain berarti seseorang harus memiliki kredibilitas dengan mereka. Kredibilitas dapat diukur dengan seberapa hal kemampuan dalam melakukan sesuatu yang Volume 11, Nomor 1, April 2011 hal.20 - 37 hrapan Stasyarskat Pada Tangung Jawab Sosial Perusahaan 25 benar, konsistensi yaitu melalui kata-kata maupun tindakan yang sesuai, dan dapat dipercaya_ Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam membangun kredibilitas adalah : (a) kemampuan (abilities), (b) konsistensi (consistency), (c) dapat dipercaya (trustworthy), (d) dapat diandalkan (Reliable); (2) Ketulusan Han (integrity) - untuk membangun kepercayaan pada seseorang, harus diawali dengan ketulusan hati dari partner/pasangannya sehingga kepercayaan dari dalam diri seseorang akan timbul. Beberapa pengukuran dart ketulusan hati yaitu: (a) menghonnati (honor), (b) kepercayaan dalam din (self trust), (c) penuh tanggung jawab (fiill responsibility), dan (d) kejujuran hati (high integrity). Brand Affect Menurut Lazarus (2006), aspek emosi, kenikmatan dan kesenangan merupakan aspek yang mendukung konsumen dalam mengambil keputusan memilih suatu merek. Brand affect adalah potensi kemampuan merek yang dapat menimpulkan respon emosional positif dari konsumen sebagai pengguna akhir (Chaudhuri dan Hoolbrook, 2001). Beberapa penelitian menujukkan bahwa brand affect — daya tank merek, mempengarulti konsumen dalam melakukan keputusan pembelian produk. Proses brand affect pada konsumen terjadi melalui penerimaan iklan dan pada saat mengalami proses keputusan pembelian (Fournier, 1998). Nama sebuah merek dapat menimbulkan affect — daya tank dasar pengambilan keputusan pemilihan merek (Yeung dan Wyer, 2004). Chaudhuri dan Holbrook (2001) menjelaskan bahwa brand affect merupakan sebuah hubungan emosional yang dirasakan terhadap sebuah perusahaan ataupun penyedia layanan. Beberapa penelitian sebelumnya juga menjetaskan bahwa kegiatan CSR dapat memberikan efek positif dalam penilaian konsumen terhadap merek sebuah perusahaan dan produknya. Kegiatan CSR juga memiliki efek tidak langsung terhadap citra merek dan reputasi sebuah perusahaan. Beberapa dampak positif dalam hubungan CSR dengan brand affect adalah terciptanya komitmen konsumen, citra merek, dan kepuasan konsumen (Poolthong dan Mandhachitara, 2009). Hubungan yang kuat antara konsumen dan perusahaan secara timbul dalam pasar jasa, karena dalam pasar tersebut biasanya terjadi komunikasi langsung antara konsumen dengan produsen jasa. Hubungan yang dibangun oleh konsumen dengan produsen jasa biasanya Iebih kuat dan bersifat langsung karena jasa mempunyai karakteristik simultaneously, yaitu umumnya diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama sehingga membutuhkan keterlibatan konsumen dalam proses penyampaiannya yang dilakukan secara langsung oleh produsen jasa itu sendiri. Hal tersebut menyebabkan konsumen melakukan evaluasi pembelian yang 26 Media Riset Bisnis & Manajemen berbeda pada pasar jasa, karena karakteristik jasa adalah berbeda dengan karakteristik barang. (Parasuraman et al., 1998). Brown dan Dacin et al., (1997) menyatakan bahwa konsep CSR mempengaruhi evaluasi pelanggan secara tidak langsung, yaitu melalui evaluasi secara keseluruhan yang terbentuk dari kepercayaan pelanggan terhadap produk perusahaan. Garcia et al., (2005) mengatakan bahwa tanggung jawab social perusahaan yang diartikan sebagai tindakan etis adalah komponen lain dari kualitas jasa. Persepsi konsumen terhadap kegiatan CSR mempengaruhi penilaian konsumen terhadap pelayanan jasa yang diberikan dan kualitas yang dirasakan oleh konsumen Perusahaan yang perilakunya dirasa etis akan mempengaruhi evaluasi konsumen terhadap kualitas jasa keseluruhan yang konsumen rasakan. Dalam hal ini, persepsi CSR pelanggan yang positif mempunyai pengaruh yang terhadap perceived service quality. Chiou dan Droge (2006) menjelaskan bahwa terdapat dampak perceived service quality terhadap trust konsumen. Garcia et al., (2005) mengemukakan bahwa perusahaan yang perilakunya dirasa etis akan mempengaruhi evaluasi konsumen terhadap kualitas keseluruhan yang konsumen rasakan dan menciptakan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan penyedia jasa. Trust memiliki pengaruh dalam membangun tingkat komitmen konsumen, reputasi perusahaan dan brand affect (elek merek) dalam pandangan konsumen. Di dalam industri jasa terlebih dunia perbankan, trust memiliki peranan penting dalam membina hubungan antara nasabah dan pihak bank. Bejou et al., (1998) menjelaskan bahwa kepercayaan merupakan suatu hal yang penting dalam membangun citra sebuah Bank. Hal ini dikarenakan didalam industri perbankan tingkat resiko dan ketidakpastiaan lebih tinggi dibandingkan sektor usaha lainnya. Trust dapat mengurangi biaya transaksional, mengurangi ketidakpastian, membentuk fieksibilitas, komitmen, komunikasi serta hubungan yang balk dengan sate sama lain. Sehingga dengan kata lain trust meningkatkan kepuasan konsumen melalui interaksi yang telah terjadi. Diharapkan dengan adanya trust antara nasabah dan pihak perbankan dapat menumbuhkan brand affect (Tyler and Stanley, 2007). Dalam penelitian yang dilakukan Chaudhuri dan Holbrook (2001) menjelaskan bahwa trust dan brand affect memiliki keterikatan dalam membentuk perilaku pembelian dan tingkat komitmen konsumen terhadap sebuah merek. Brand affect merupakan sebuah hubungan emosional yang dirasakan terhadap sebuah perusahaan ataupun penyedia layanan yang muncul dari rasa percaya konsumen tehadap perusahaan pembeli. Dalam penelitian yang dilakukan Chaudhuri dan Holbrook (2001) dijelaskan bahwa trust dan brand affect memiliki keterikatan dalam membentuk perilaku pembelian dan tingkat komitmen konsumen terhadap sebuah merek. Volume 11, Nomor 1, April 2011 hal. 20 - 37 Nampo Nlasvarakat Pada Tang:rung lawal) Snsial Perusal-man Cu tomer Perceived Expectation of Service CSR Quality Trust Brand Affect Gambar 1 Rerangka Kon eptual Hipotesis • Berdasarkan teori yang telah dikemukakan diatas, Hipotesa dalam penelitian ini adalah sebanai berikut : Ht : Terdapat pengaruh positif customer expectation of CSR terhadap brand affect. H , : Terdapat pengaruh positif customer expectation of CSR terhadap perceived service quality. H 3 : Terdapat pengaruh positif perceived service quality terhadap trust. H4 : Terdapat pengaruh positif trust terhadap brand affect. Metodologi Penelitian Penelitian yang di lakukan merupakan penelitian pengujian hipotesis (testing hypotesis). Adapun variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut : Customer Expectation of CSR yang diukur dengan menggunakan empat dimensi yang dikemukakan oleh Carrot (1999), yaitu: a) community support , diukur dengan lima item pernyataan, yaitu : (1) donate to charities, (2) help the disadvantage, (3) disaster relief, (4) anti drugs, and (5)provide education scholarships ; b) employee relations, diukur dengan empat item pertanyataan, yaitu : (1) support safe workplace, (2) support employee's family values, (3) offer fair compensation, dan (4) offer equal employment opportunity ; c) product and service oriented, diukur dengan dua item pernyataan, yaitu: (I) provide quality products and services, dan (2) focus on customer satisfaction ; d) environment support, diukur dengan menggunakan tip item pernyataan, yaitu : (1) Support forest preservation, (2) support environment preservation, dan (3) support water resource preservation. Seluruh item pernyataan diukur dengan menggunakan Skala Liken dari I sampai dengan 5, dimana I menunjukkan "Sangat Tidak Berharap" dan 5 menunjukkan "Sangat Berharap". 2) Perceived Service Quality, diukur dengan menggunakan 28 Media Riset Bisnis & Manajemen tiga dimensi yang dikemukan oleh Gournaris et al., (2003), yaitu: a) Staff competence and service reliability, diukur dengan empat item pemyataan, yaitu : (1) product knowledge, (2) prompt service, (3) no errors, and (4) reliable ; b) convenience and product, diukur dengan empat item pemyataan, yaitu : (1) convenient location, (2) convenient hours, (3) product variety, and (4) new products, dan c) Physical evidence, terdiri dari dua item pernyataan, yaitu : (a) friendly staff, and (b) warm atmosphere. Selumh item pemyataan tersebut diukur dengan menggunakan Skala Likert dari 1 sampai dengan 5, dimana I menunjukkan "Sangat Tidak Setuju" dan 5 menunjukkan "Sangat Setuju". 3) Trust, diukur dengan menggunakan dua dimensi yang dikemukakan oleh Chaudhuri and Holdbrook (2001), yaitu : a) Benevolence, diukur dengan tiga item pemyataan, yaitu: (1) your bank is genuinely committed to your satisfaction, (2) you feel that your bank shows you enough consideration. (3) your bank treats you fairly and justly ; b) Credibility, diukur dengan lima item pernyataan, yaitu: (1) your bank has a very good reputation, (2) your bank is of high integrity, (3) your bank is very reliable, (4) your bank is very competent, and (5) All things considered, you trust your bank. Seluruh item pernyataan tersebut diukur dengan menggunakan Skala Likert dari 1 sampai dengan 5, dimana 1 menunjukkan -Sangat Tidak Setuju" dan 5 menunjukkan "Sangat Setuju" . 4) Brand Affect, diukur dengan mengunakan dua item penyataan yang dikemukakan oleh Chaudhuri dan Holdbrook (2001), yaitu: (1) you are happy being a customer of your bank, and (2) you feel good using this bank as your main bank. Seluruh item pernyataan tersebut diukur dengan menggunakan Skala Liken dari I sampai dengan 5, dimana 1 menunjukkan "Sangat Tidak Setuju" dan 5 menunjukkan "Sangat Setuju". Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner. Uji instrumen dengan melakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Pengujian validitas dilakukan dengan mencari korelasi dari setiap indicator terhadap skor totalnya dengan menggunakan rumus teknik korelasi "Product Moment". Pengujian validitas dari masing-masing pernyataan (indikator) dari setiap variabel, yaitu : Customer expectation of CSR, Perceived service quality, Trust and Brand affect diperoleh nilai p-value = 0,00, yang berarti kurang dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa setiap item pernyataan untuk mengukur masing-masing variabel tersebut tepat/eocok untuk mengukur variabel yang akan digunakan. Setelah mengetahui setiap indikator dalam masing-masing variabel tepat/cocok untuk mengukur variabel tersebut, maka uji instrumen penelitian yang dilakukan selanjutnya adalah Uji Reliabilitas. Uji Reliabilitas diartikan sebagai tingkatan dimana penaukurun yang digunakan bebas dari random error clan mons,hasilkan hasil yang konsisten. Uji Reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Volume 11, Nomor 1,Apri1 2011 hal.20 - 37 Harapan Masyarakat Pada Tanggung Jawab Sosial Pemsahaan 29 menggunakan teknik "Internal Consistency Reliability Method', dengan menggunakan nilai Cronbach's Coefficient Alpha. Koefisien Cronbach's Alpha untuk masing-masing konstruk dalam penelitian adalah lebih besar dari 0,60 dimana nilainya berkisar antara 0,821 sampai 0,973. Dengan demikian, apabila setiap konstruk memiliki nilai koefisien Cronbach's Alpha minimal 0,60 atau lebih, maka jawaban responden terhadap pernyataan-pernyataan yang digunakan dalam penelitian untuk mengukur setiap konstruk dapat diandalkan (reliable). Hal itu berarti bahwa apabila item-item pemyataan pada setiap konstruk digunakan untuk mengukur variabel yang sama akan menghasilkan basil yang relatif konsisten. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan kuesioner, yang disebarkan kepada 120 responden yang merupakan nasabah dari bank- bank pemerintah yang telah Go Public yaitu Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Profil responden yang diteliti diperoleh hasil sebagai berikut : responden yang merupalcan nasabah Bank Mandiri sebanyak 60 orang (50%), nasabah Bank BNI sebanyak 40 orang (33,33%), dan sisanya mempakan nasabah Bank BRI 20 orang (16,67%). Dari jenis kelamin, responden pria berjumlah 96 orang (80%) dan sisanya responden wanita berjumlah 24 orang (20%). Dan segi usia, responden yang berusia antara 22-27 tahun sebanyak 64 orang (53,33%), usia 28-33 tahun sebanyak 28 orang (23,33%), usia 16-21 tahun sebanyak 20 orang (16,67%) dan sisanya >40 tahun sebanyak 8 orang (6,67%). Sedangkan dari segi pendidikan, responden yang berpendidikan terakhir Sarjana/S 1 yaitu sebanyak 72 orang (60%), Responden dengan pendidikan terakhir SMA berjumlah 24 orang (20%), dan pendidikan terakhir D3 berjumlah 16 orang (13,33%), sedangkan Master/S2 hanya 8 orang (6,67%). Adapun dari segi profesi, responden sebanyak 48 orang berprofesi sebagai pekerja kantoran (40%), 21 orang berprofesi sebagai wiraswasta (17,50%), 20 orang berprofesi sebagai mahasiswa (16,67%), sedangkan responden yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga sebanyak 19 orang (15,83%) dan 12 orang sebagai pegawai negeri (10%). Berdasarkan hasil kusioner, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dari penelitian ini merupakan nasabah Bank Mandiri dengan jenis kelamin pria yang berusia antara 22-27 tahun, berpendidikan terakhir Sarjana /S1 dengan profesi sebagai pegawai kantoran. Metoda analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Structural Equation Modeling (SEM). Sebe[um melakukan uji hipotesa secara keseluruhan (the overall fit models) terlebih dahulu harus dinilai untuk menjamin bahwa model tersebut dapat menggambarkan semua hubungan sebab akibat / goodnest-of-fit model. Basil Pengujian kesesuaian model (goodness of-fit model) dilakukan dengan melihat beberapa kriteria pengukuran diperoleh hasil sebagai berikut: 30 Media Riset Bisnis & Manajemen Tabel 1 Pengukuran Tingkat Kesesuaian (goodness-of-fit model) Tingkat Penerimaan Marginal fit Marginal fit Marginal fit Marginal fit Marginal fit Pengukuran Nilai yang diharapkan Nilai .016 1211112 Mendekati nol TLI > 0.90 atau mendekati 1 .791 > 0.90 atau mendekati 1 .833 NF1 IFI > 0.90 atau mendekati 1 .845 > 0.90 atau mendekati 1 .844 CFI Sumber : Pengolahan data Berdasarkan pengujian kesesuaian model dengan melihat nilai-nilai goodness-of-lit tersebut, menunjukkan bahwa secara keseluruhan model yang digunakan dalam penelitian menghasitIcan tingkat kesesuaian model dan penerimaan yang cukup baik. Dengan demikian secara keseluruhan model persamaan structural yang digunakan dapat diterima dan pengujian hipotesa dapat dilakukan. Model persamaan structural digambarkan sebagai berikut : zi .36 6 ) 1 2 l z3 ) : z2 I 1 1 'N gq H er — csr trusz 25 SC B8 t \ cP —1 1 Pe -f-- • OA g4 Hal ÷1 bt w e5) 1e6:er es e9 Gambar 2 Hasil Structural Equation Modeling Volume 11, Nomor 1, April 2011 hap°. 37 azâ– : x`0.1 e11; Harapun Masyarakat Path Tanggung Javrab Social Perusalwan 31 Hasil dan Pembahasan Deskriptif Statistik Deskripsi data berguna untuk memberikan gambaran atau deskripsi mengenai suatu data. Deskripsi data yang digunakan dalam penelitian ini dilihat dari nilai rata-rata (mean), standard deviation. Hasil statistik deskriptif variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah berikut ini : Tabel 2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Standard Mean Variabel Deviation 0.696 Customer expectation of CSR 120 4.351 3.985 0.629 Perceived service quality 120 0.689 120 4.197 Trust 0.626 120 3.789 Brand affect Sumba : Hasil Pengolahan Data Pada variabel customer expectation of CSR diperoleh nilai rata-rata 4.351 yang berarti bahwa konsumen mempunyai harapan yang tinagi terhadap CSR yang dilakukan perusahaan. Untuk variabel Perceived service quail)) didapat nilai ratarata 3.985 yang berarti bahwa konsumen mempunyai persepsi yang baik terhadap kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan. Sedangkan untuk variabel Trust didapat nilai rata-rata 4.197 yang berarti bahwa konsumen percaya dengan perusahaan yang mereka gunakan akan memberikan pelayanan yang baik kepada mereka. Finally, pada variabel Brand affect didapat nilai rata-rata 3.789 yang berarti bahwa konsumen mempunyai persepsi yang baik terhadap merek perusahaan dengan dijalankannya CSR. Nilai standard deviasi dari masing-masine konstruk adalah 0,696 untuk konstruk Customer expectation of CSR ; 0,629 untuk Perceived service quality, 0,689 untuk Trust, dan 0,626 untuk Brand affect. Dari nilai tersebut diketahui bahwa penyebaran jawaban responden yang paling bervariasi adalah pada konstruk Customer expectation of CSR, sedangkan untuk jawaban responden yang paling tidak bervariasi adalah pada konstruk brand affect. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan metode 32 Media Riset Bisnis & Manajemen Structural Equation Modeling (SEM). Hasil Pengujian Hipotesis sebagai berikut : Tabel 3 Rangkuman Hasil Uji Hipotesis Model H, : Brand affect .—CSR H2: Perceived service quality <— CSR H3: Trust .— Perceived service quality H4 . Brand affect 4—Trust Estimate P-value Keputusan 0,787 0.948 1.011 0.976 0.000 0.000 0.000 0.000 Ho Ditolak Ho Ditolak Ho Ditolak Ho Ditolak Sumber: data diolah menggunakan Amos (terlampir) Hipotesis 1 Hipotesis pertama menyatakan apakah terdapat pengaruh positif customer expectation of CSR terhadap brand affect. Hipotesis null (HO) dan hipotesis alternatif (Ha) yang dikermtkakan dan diuji adalah sebagai berikut: H 0: Tidak terdapat pengaruh positif customer expectation of CSR terhadap brand affect. H n : Terdapat pengaruh positif customer expectation of CSR terhadap brand affect. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukan nilai p-value lebih kecil dan nilai signi likansi 0.05 artinya bahwa Ho ditolak. Hal ini berarti customer expectation of CSR memiliki pengaruh positif terhadap brand affect. Hipotesis 2 Hipotesis kedua menyatakan apakah terdapat pengaruh positif customer expectation of CSR terhadap perceived service quality. . Flipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha) yang dikemukakan dan diuji adalah sebagai berikut: Ho : Tidak terdapat pengaruh positif customer expectation of CSR terhadap perceived service quality. : Terdapat pengaruh positif customer expectation of CSR terhadap perceived service quality. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukan nilai p-value lebih kecil dad nilai sign ifikansi 0.05 artinya bahwa Ho ditolak. Hal ini berarti customer expectation of CSR memiliki pengaruh positif terhadap perceived service quality. Volume 11, Nomor 1, April 2011 ha1.20 - 37 Hantisa: es,Pada Tanggnng Jawab SS( al Perusahaan 33 Hipotesis 3 Hipotesis ketiga menyatakan apakah terdapat pengaruh positif Perceived service quality terhadap trust. Hipotesis null (Ho) dan hipotesis altematif (Ha) yang dikemukakan dan diuji adalah sebagai berikut: H o : Tidak terdapat pengaruh positif Perceived service quality terhadap Trust. H3 : Terdapat penganth positif Perceived service quality terhadap Trust. Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukan nilai p-value tebih kecil dari nilai signifikansi 0.05 artinya bahwa HO ditolak. Hal ini berarti Perceived service quality memiliki pengaruh positif terhadap Trust. Hipotesis 4 Hipotesis keempat menyatakan apakah terdapat pengaruh positif trust terhadap brand affect. Hipotesis null (Ho) dan hipotesis altematif (Ha) yang dikemukakan dan diuji adalah sebagai berikut: Ho: Tidak terdapat pengaruh positif trust terhadap brand affect. H4 : Terdapat pengaruh positif trust terhadap brand affect Hasil pengujian hipotesis keempat seperti terlihat pada tabel di atas menunjukan nilai p-value lebih kecil dari nilai signifikansi 0.05 artinya bahwa Ho ditolak. Hal int berarti trust memiliki pengaruh positif terhadap brand affect. Pembahasan Hash! Penelitian Hasil penelitian ini kosisten dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Poolthong dan Mandhachitara (2009) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif customer expectation of CSR terhadap brand affect, customer expectation of CSR terhadap perceived service quality, perceived service quality terhadap trust, dan trust terhadap brand affect. Berdasarkan hasil pengujian dari hipotesis pertama, dapat disimpulkan bahwa customer expectation of CSR memiliki pengaruh positif terhadap brand affect. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Poolthong dan Mandhachitara (2009) pada industri perbankan di Thailand. Dengan adanya kegiatan CSR yang dilakukan oleh pihak Bank (community support, employee relations, product and service oriented, and environment support) terhadap keadaan lingkungan stakeholders, maka citra Bank tersebut dimata konsumen akan semakin positif (happy being a customer of your bank, and feel good using this bank as your main bank). Berdasarkan hasil pengujian dari hipotesis kedua, dapat disimpulkan bahwa customer expectation of CSR memiliki pengaruh positif terhadap perceived service 34 Media Riset Bisnis & Manajemen quality. Basil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Poolthong dan Mandhachitara (2009) pada industri perbankan di Thailand. Dengan adanya kegiatan CSR yang dilakukan perbankan Bank (community support, employee relations. product and service oriented, and environment support) disinyalir akan Inembuat nasabah merasa bank yang mereka gunakan memperhatikan keadaan disekitarnya sehingga tingkat persepsi konsumen terhadap jasa yang dirasakan olch konsumen akan semakin meningkat (Staff competence and service reliability, convenience and product, and Physical evidence). Berdasarkan hash pengujian dari hipotesis ketiga, dapat simpulkan bahwa perceived service quality memiliki pengaruh posistif terhadap trust. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebclumnya yang dilakukan oleh Poolthong dan Mandhachitara (2009). Dengan meningkatkan kualitas layanan jasa (Staff competence and service reliabilim convenience and mythic!, and Physical evidence) yang diberikan Bank kepada konsumen maka akan menimbulkan rasa percaya konsumen terhadap Bank yang digunakan shingga dengan kata lain tingkat pelayanan yang baik akan membuat Bank tersebut semakin benevolence and credible di mata konsumen. Berdasarkan hash pengujian dari hipotesis keempat. dapat disimpulkan bahwa trust memiliki pengaruh positif terhadap brand affect. Basil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Poolthong dan Mandhachitara (2009) pada industri perbankan di Thailand. Dengan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap Bank yang digunakan seperti integritas. dapat diandalkan dan kompeten akan memperkuat citra positif Bank tersebut dimata konsumen. Simpulan, Implikasi Manajerial, Keterbatasan Penelitian dan Saran Untuk Penelitian Selanjutnya Penelitian ini dapat memberi masukan ataupun saran yang dapat dipertimbangkan oleh manajer pemasaran. Hendaknya manajer lebih memperhatikan beberapa hal seperti: I) Pihak manajemen puncak bank pemerintah dapat merangsang dan melakukan dorongan kepada para manajer, khususnya manajer pemasaran agar dapat melakukan kegiatan CSR sehingga persepsi kualitas layanan jasa yang dirasakan konsumen akan semakin meningkat, sclain itu diharapkan pula langkah yang dilakukan oleh bank pemerintah ini akan diikuti oleh bank swasta lainnya; 2) Memberi pengarahan, pelatihan. dan motivasi untuk mengurangi tingkat turnover karyawan shingga kualitas pelayanan dapat ditingkatkan dan dipertahankan; 3) Melakukan pemberdayaan karyawan untuk Volume 11, Nomor 1, April 2011 hal.20 - 37 Hardpan Masyarakat Pada Tanggung .lawah Sosial Perusahaan 35 meninekatkan komitmen karyawan. Penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai berikut : (1) Ruang lingkup dalam penelitian ini masili terbatas pada nasabah Bank Mandiri, BNI, dan BRI (Bank Pemerintah), (2) Peneliti hanya melakukan pengukuran terhadap Customer Expectation of CSR padahal perscpsi konsumen terhadap kegiatan CSR akan meinpengaruhi tingkat ekspektasi konsumen (Poolthong dan Mandhachitara, 2009). Pada penelitian selanjutnya disarankan : (I) dapat mengambil sampel yang tidak hanya dari Bank yang dimiliki oleh pemerintah saja namun juga Bank Swasta, serta tidak hanya terpusat di Jakarta tetapi juga di daerah, (2) Penelitian selanjutnya diharapkan untuk tidak hanya mengambil ruang lingkup jasa perbankan melainkan mclakukan penelitian pada perusahaan jasa lainnya (asuransi, rumah sakit, dan lain-lain), dan (3) Penelitian selanjutnya diharapkan meneliti persepsi konsumen tentang kegiatan CSR perusahaan. Dakar Pustaka Bahia. K. & Nantel, J. (2000). A Reliable and Valid Measurement Scale for the Perceived Service Quality of Banks. International Journal of Bank Marketing. 18 : 84. Bejou, D., Enncw, C.T., & Palmer, A. (1998). "Trust. Ethics and Relationship Satisfaction". International Journal of Bank Markerting. 16 (4): 170-175. Brown, T.J. and Dacin, P.A. (1997). "The company and the product: corporate associations and consumer product responses". Journal of Marketing. 61 (January) : 68-84. Carrol, A.B. (1999). "Corporate Social Responsibility: Evolution of a Definitional Construct". Business and Society. 38 (3) : 268-295. Chaudhuri, A. & Holbrook, M.B. (2001). "The Chain of Effects from Brand Trust and Brand Affect to Brand Performance: the Role of Brand Loyalty-. Journal of Marketing, 65 (2) : 81-93 Chiou, J.S., & Droge, C. (2006). "Service Quality, Trust, Specific Asset Investment, and Expertise, Direct and Indirect Effects in a Satisfaction-Loyalty Framework". Journal of the Academy of Marketing Science. 34 (4): 613- 627. 36 Media Riset Bisnis & Manajemen Coye, R.W. (2004). "Managing Customer Expectation in the Service Encounter", International Journal of Service Industry Management. 15 (1) : 54-71. Fournier, S. (1998). "Consumers and their brands: developing relationship theory in consumer research". Journal of Consumer Research. 24 (March) : 343-73. Garcia de los Salmones, M.d.M., Crespo, A.H. & del Bosque, I.R. (2005). "Influence of corporate social responsibility on loyalty and valuation of services". Journal of Business Ethics. 61 (4) : 369-385. Goumaris, S.P., Stathakopoulos, V. & Athanassopoulos, A.D. (2003). "Antecedents to perceived service quality: an exploratory study in the banking industry". International Journal of Bank Marketing. 21 (4) : 168-190. Hammer, Lawrence, 0. (2006). "A Confirmation Perspective on Perceived Service Quality" Journal of Services Marketing. 20 (4) : 218 — 232. Kotler, P. (2008). Marketing Management. 13th ed. Prentice Hall, Upper Saddle River, N.I. Lazarus, R (2006), "Emotions and interpersonal relationships: toward a person-centered conceptualization of emotions and coping". Journal of Personality. 74 (1) : 9. Marshall, Edward, M. (2000). "Building Trust at The Speed of Change: The Power of the Relationship—Based Corporation". Amerian Management Assosiatios (AMACOM), United States of America. Moir, Lance. (2001). "What Do We Mean by Corporate Social Responsibility." Journal of Corporate Governance. 1 (2) : 16-22. Moorman, C., Zaltman, G., & Desphande, R. (1993). "Factors affecting trust in market research relationships". Journal of Marketing. 57 (January) : 81-101. Volume 11, Nomor 1, April 2011 hal.20 - 37 Flanagan Masuarakat Pada langgung lawab Sonia' Perusahaan 37 Nurmansyah. (2006). Corporate Social Responsibility. Jakarta: PT. Salemba Empat. Parasuraman, A., Zeithaml, VA., & Berry, L.L. (1998). "SERQUAL: a Multiple-item Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality". Journal of Retailing. 64 (1) : 12-40. Poolthong, Y & Mandhachitara, R. (2009). Customer Expectation of CSR, Perceived Service Quality and Brand Effect in Thai Retail Banking". International Journal of Bank Marketing. 27 (6) : 408-427. Singh, J., & Sirdeshmukh, D. (2000). Agency and trust mechanisms inconsumer satisfaction and loyalty judgments". Journal of the Academy of Marketing Science. 28 (1) : 150 - 167. Turker, D. (2009). Measuring Corporate Social Responsibility Development Study. Journal of Business Ethics. 85 : 411- 427. A Scale Tyler, K. & Stanley, E. (2007). The Role of Trust in Financial Services Business Relationships". Journal of Service Marketing. 21 (5) : 334- 344. Vinagre, M.H., & Neves, J.G. (2008). The Influence of Service Quality and Patients' Emotions on Satisfaction". International Journal of Health Care. 21 (I): 87- 103. Yeung, C.W.M., & Wyer, R. (2004). Affect, Appraisal and Costumer Judgment" Journal of Consumer Research. 31 (2). Zeithaml,Valarie A., & Mary, Jo, Bitner. (2006). Service Marketing. 4th ed., McGraw—Hill Irwin, Boston, MA.