KESUKSESAN DAN KEGAGALAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI PERUSAHAAN ERDALINDA NRP: P056133462.52E E52 MB-IPB Tugas Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Triwulan : I (satu) Kelas : E52 Nama Dosen : Bapak Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc Tanggal Pengumpulan paling lama : 17 Januari 2015 KESUKSESAN DAN KEGAGALAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI PERUSAHAAN Disusun oleh: ERDALINDA NRP : 9056133462.52E KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah S.W.T karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi Ujian Tengah Semester I Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen pada Triwulan 1 kelas E-52 MB-IPB. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc. yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada kami kelas E-52 dalam MataKuliah Sistem Informasi Manajemen. Saya sadar, sebagai seorang mahasiswi pasca sarjana yang masih dalam proses pembelajaran, masih terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan adanya masukan dan saran yang positif, guna makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Jakarta, Januari 2015 Penulis i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………………………………………… .i DAFTAR ISI..………………………………………………………………….….ii DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….……….iii I. PENDAHULUAN…………………………………………………………........1 1.1. Latar Belakang………………………..……………………....................1 1.2. Permasalahan…………………………………………………………….3 1.3.Tujuan………………………………………………………………...….3 II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….….………4 2.1. Definisi Informasi....................................................................................4 2.2. Definisi Sistem.........................................................................................6 2.3. Sistem Informasi………………………………………………………..7 III. PEMBAHASAN…………………………………………….………………16 3.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan dan Kegagalan Sistem Informasi Manajemen……….…………….…………….……………..16 3.2. Perusahaan yang Sukses Menerapkan Sistem Informasi Manajemen…23 3.2.1. Blue Bird Grup IV. PENUTUP....................................................................................................29 4.1. Kesimpulan…………………………………………………….……....29 4.2. Saran……………………………………………………….………...…30 DAFTAR PUSTAKA…………………… ……………………………….……31 ii DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka Kerja Sistem Informasi..........................................................9 Gambar 2. Tiga Peran Utama Sistem Informasi....................................................10 Gambar 3. Jenis Sistem Informasi.........................................................................11 Gambar 4. Komponen-komponen dalam Sistem Informasi...................................13 iii I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini informasi merupakan hal yang sangat penting apalagi bagi kemajuan organisasi. Organisasi dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang terikat secara formal dan hierarkis serta bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Organisasi dapat menjadi wadah dimana sekelompok orang bergabung dan menempati wilayah-wilayah tertentu untuk melakukan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Organisasi dapat pula menjadi tempat berinteraksi antar anggota organisasi tersebut maupun dengan anggota organisasi lainnya atau perusahaan. Informasi adalah berupa data yang berubah bentuknya dalam susunan tertentu, telah dianalisa dan di evaluasi isinya dan ditempatkan dalam konteks yang tepat untuk penggunaannya. Supaya informasi tersebut mudah dipahami dan berguna disajikan dalam bentuk sistem informasi. Informasi yang akurat dan cepat dapat sangat membantu tumbuh kembangnya sebuah organisasi. Sistem informasi adalah semua komponen dan sumberdaya yang diperlukan untuk memberikan informasi dan fungsi untuk organisasi. Sistim informasi sangat penting bagi organisasi di perusahaan sebagai komponen vital bagi suksesnya suatu bisnis. Sistem informasi akan membantu perusahaan dalam mengembangkan bisnis dan berkompetisi. Bisnis yang menggunakan Information System (IS) dan Information Technology (IT) dalam mendukung aktifitas bisnis, akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari proses bisnis untuk membuat keputusan manajerial maupun untuk kolaborasi kelompok kerja. Pengelolaan informasi dipandang penting demi kelancaran sebuah pekerjaan dan untuk menganalisa perkembangan dari pekerjaan itu sendiri. Itulah sebabnya muncul apa yang dikenal dengan Sistim Informasi Manajemen, yaitu satu set subsistem informasi yang komprehensif dan terkoordinasi yang mana terintegrasi secara rasional dan yang mengubah data menjadi informasi dalam berbagai untuk 1 meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan styles para manager dan karakteristik berdasarkan kriteria mutu yang ditetapkan. Dengan kata lain sistem informasi manajemen itu adalah suatu sistem terpadu yang menyediakan informasi untuk mendukung kegiatan operasional, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan. Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sebuah bidang yang mulai berkembang sejak tahun 1960-an. SIM juga dikenal dengan ungkapan lainnya seperti: “Sistem Informasi”, “Sistem Pemrosesan Informasi”, “Sistem Informasi dan Pengambil Keputusan”. SIM menggambarkan suatu unit atau badan yang khusus bertugas untuk mengumpulkan berita dan memprosesnya menjadi informasi untuk keperluan manajerial organisasi dengan memakai prinsip sistem. Dikatakan memakai prinsip sistem karena berita yang tersebar dalam pelbagai bentuknya dikumpulkan, disimpan serta diolah dan diproses oleh satu badan yang kemudian dirumuskan menjadi suatu informasi. Sistim Informasi Manajemen kini sudah demikian berkembamgnya sehingga banyak digunakan dalam berbagai bidang, dari mulai pendidikan, kedokteran, perbankan, transportasi, rumah sakit, biro perjalanan dan masih banyak bidang lainnya, yang menandakan bahwa informasi yang akurat dan cepat dibutuhkan di berbagai bidang. Ada banyak teknologi yang mendukung SIM baik secara online atau offline. Tapi dasar dari aplikasi yang digunakan pada Sistiem Informasi Manajemen adalah aplikasi database. Sistem ini harus mampu mengolah data yang dikumpulkan pada database menjadi sebuah produk informasi yang dibutuhkan penggunanya. Sistim ini juga harus bisa membagi informasi yang diproduksinya menjadi beberapa tingkatan, sehingga setiap tingkatan hanya mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Pada sebuah instansi, manajemen selalu terlibat dalam serangkaian proses manajerial, yang pada intinya berkisar pada penentuan: tujuan dan sasaran, perumusan strategi, perencanaan, penentuan program kerja, pengorganisasian, penggerakan sumber daya manusia, pemantauan kegiatan operasional, pengawasan, penilaian, serta penciptaan dan penggunaan sistem umpan balik. 2 Masing-masing tahap dalam proses tersebut pasti memerlukan berbagai jenis informasi dalam pelaksanaannya. 1.2 Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka permasalahan dalam makalah ini adalah: 1) Apa itu Sistem Informasi ? 2) Apa saja factor-faktor kesuksesan dan kegagalan Sistem Informasi pada organisasi atau perusahaan? 2) Bagaimana penerapan Sistem Informasi yang sukses pada perusahaan? 1.3 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen, dimana diharapkan dapat memperoleh pemahaman beberapa hal terkait dengan pembahasan, yaitu: 1) Untuk mengetahui dan memahami teori tentang Sistem Informasi 2) Untuk mengetahui faktor-faktor kesuksesan dan kegagalan sistem informasi 3) Memberikan gambaran penerapan Sistem Informasi yang berhasil di perusahaan. 3 II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Definisi Informasi Teori informasi diajukan oleh Norbert Weiner dalam Gordon B. Davis 1992, seorang matematikus kenamaan sebagai hasil telaahnya mengenai sibernetika. Weiner beranggapan bahwa setiap organisme terkumpul berdasarkan adanya cara pemerolehan, pemakaian, penyimpanan dan penyaluran informasi. Menurut Gordon B. Davis, informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusankeputusan yang akan datang. Burch dan Strater, menyatakan: informasi adalah pengumpulan atau pengolahan data untuk memberikan pengetahuan atau keterangan. Sedangkan George R. Terry, Ph. D. menyatakan bahwa informasi adalah data yang penting yang memberikan pengetahuan yang berguna. Jadi, secara umum informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang. Untuk memperoleh informasi yang berguna, tindakan yang pertama adalah mengumpulkan data, kemudian mengolahnya sehingga menjadi informasi. Dari data-data tersebut informasi yang didapatkan lebih terarah dan penting karena telah dilalui berbagai tahap dalam pengolahannya diantaranya yaitu pengumpul Agar informasi itu menjadi berguna harus disampaikan kepada orang yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam bentuk yang tepat pula. an data, data apa yang terkumpul dan menemukan informasi yang diperlukan. George R. Terry, Ph. D. menjelaskan, berguna atau tidaknya informasi tergantung pada beberapa aspek, yaitu: 1. Tujuan si penerima Apabila informasi itu tujuannya untuk memberikan bantuan maka informasi itu harus membantu si penerima dalam usahanya untuk mendapatkannya. 4 2. Ketelitian penyampaian dan pengolahan data Penyampaian dan mengolah data, inti dan pentingnya info harus dipertahankan. 3. Waktu Informasi yang disajikan harus sesuai dengan perkembangan informasi itu sendiri. 4. Ruang dan tempat Informasi yang didapat harus tersedia dalam ruangan atau tempat yang tepat agar penggunaannya lebih terarah bagi si pemakai. 5. Bentuk Dalam hubungannya bentuk informasi harus disadari oleh penggunaannya secara efektif, hubungan-hubungan yang diperlukan, kecenderungankecenderungan dan bidang-bidang yang memerlukan perhatian manajemen serta menekankan informasi tersebut ke situasi-situasi yang ada hubungannya. 6. Semantik Agar informasi efektif informasi harus ada hubungannya antara kata-kata dan arti yang cukup jelas dan menghindari kemungkinan salah tafsir. Kualitas informasi dipengaruhi beberapa faktor: a. Akurat (Accurate); Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan, karena pada saat penyampaian dari pengirim ke penerima kemungkinan terjadi banyak gangguan (noise) dapat mengubah atau merusak informasi. b. Tepat waktu (Timeliness); Informasi datang ke penerima tidak boleh terlambat. c. Relevan (Relevance); Informasi yang diterima harus bermanfaat. d. Lengkap; Informasi yang dibutuhkan semuanya tersedia dan tidak ada sedikitpun informasi yang tertinggal. e. Mengurangi ketidakpastian 5 2.1 Definisi Sistem Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggeraknya. Berikut ini beberapa definisi Sistem menurut para ahli: - Davis, G.B; sistem secara fisik adalah kumpulan dari elemen-elemen yang beroperasi bersama-sama untuk menyelesaikan suatu sasaran. - Harijono Djojodihardjo; Suatu sistem adalah sekumpulan objek yang mencakup hubungan fungsional antara tiap-tiap objek dan hubungan antara ciri tiap objek, dan yang secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan secara fungsional. - Lani Sidharta; Sistem adalah himpunan dari bagian-bagian yang saling berhubungan yang secara bersama mencapai tujuan-tujuan yang sama. -Murdick, R.G; Suatu sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk kumpulan atau procedur-prosedur atau bagan- bagan pengolahan yang mencari suatu tujuan bagian atau tujuan bersama dengan mengoperasikan data dan/atau barang pada waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi dan/atau energi dan/atau barang. - Jerry Futz Gerald; Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. - Indrajit; sistem mengandung arti kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang dimiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya. - Jogianto; mengemukakan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi. 6 - O'Brien (2011); sistem didefinisikan sebagai satu set komponen yang saling terkait, dengan batas yang jelas, bekerjasama untuk mencapai seperangkat tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output dalam proses transformasi yang terorganisir. Menurut O'Brien (2011), sistem mempunyai tiga fungsi dasar: 1. Input, yaitu mengambil dan menyusun unsur-unsur yang masuk sistem untuk diolah 2. Processing, yaitu proses transformasi yang mengkonversi input menjadi output 3. Output, yaitu mentransfer unsur-unsur yang telah dihasilkan oleh proses transformasi ke tujuan akhir. 2.3 Sistem Informasi Sistem informasi seyogyanya mendukung strategi bisnis organisasi, proses bisnis, struktur dan budaya organisasi dalam meningkatkan nilai bisnis dari organisasi khususnya dalam lingkungan bisnis yang dinamis. (Silver, M., M. Lyne Markus and Cynthia M.B. 1995). Fungsi sistem informasi setidaknya mencakup: 1. mendukung kesuksesan berbagso fungsi utama bisnis seperti akuntansi, finance, manajemen operasi, pemasaran dan manajemen sumberdaya manusia 2. kontributor utama dalam mendukung efisiensi kegiatan operasional, produktivitas dan moral SDM, pemberian layanan prima pada pelanggan dan kepuasan pelanggan 3. sumber informasi utama bagi manajer dalam mendukung proses pengambilan keputusan yang efektif 4. bagian yang penting dari upaya pengembangan produk dan jasa yang kompetitif, sehingga dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi organisasi dalam persaingan global 5. bagian utama dari sumberdaya organisasi dan biayanya dalam menjalankan bisnis sehingga memerlukan pengelolaan sumberdaya yang prima 6. kesempatan pengembangan karir yang dinamis dan ernantang bagi jutaan pria dan wanita 7 Secara umum Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan. Pengertian sistem informasi menurut para ahli: - Mc Leod ; sistem informasi merupakan sistem yang mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan informasi dari semua sumber dan menggunakan berbagai media untuk menampilkan informasi. - Leitch Rosses mengemukakan sistem informasi adalah suatu sistem didalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelola transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. - Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis dalam buku Jogiyanto HM., (1999), “Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.” - Gordon B. Davis (1991: 91), “Sistem informasi adalah suatu sistem yang menerima masukan data dan instruksi, mengolah data tersebut sesuai dengan instruksi dan mengeluarkan hasilnya.” O’Brien (2011) menyatakan bahwa sistem informasi merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Orang bergantung pada sistem informasi untuk berkomunikasi antara satu sama lain dengan menggunakan berbagai jenis alat fisik (hardware), perintah dan prosedur pemrosesan informasi (software), saluran komunikasi (jaringan), dan data yang disimpan (sumber daya data) sejak permulaan peradaban. Kelima hal tersebut merupakan komponen yang menyusun sebuah 8 sistem informasi. Gambar 1. Kerangka Kerja Sistem Informasi Sumber: O’Brien (2011) O’Brien (2011) menyebutkan bahwa sistem informasi memiliki tiga peranan penting untuk sebuah perusahaan, yaitu: 1. Mendukung proses bisnis dan operasi Mulai dari akuntansi sampai dengan penelusuran pesanan pelanggan, sistem informasi menyediakan dukungan bagi manajemen dalam operasi/kegiatan bisnis sehari-hari. Ketika tanggapan/respon yang cepat menjadi penting, maka kemampuan Sistem Informasi untuk dapat mengumpulkan dan mengintegrasikan informasi keberbagai fungsi bisnis menjadi kritis/penting. 2. Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan manajer Sistem informasi dapat mengkombinasikan informasi untuk membantu manager menjalankan menjalankan bisnis dengan lebih baik, informasi yang sama dapat membantu para manajer mengidentifikasikan kecenderungan dan untuk mengevaluasi hasil dari keputusan sebelumnya. Sistem Informasi akan membantu para manajer membuat keputusan yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih bermakna. 3. Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif. 9 Sistem informasi yang dirancang untuk membantu pencapaian sasaran strategis perusahaan dapat menciptakan keunggulan bersaing di pasar. Gambar 2. Tiga Peran Utama Sistem Informasi Sumber: O’Brien (2011) Fungsi dari sebuah sistem informasi menurut O’Brien (2011) adalah: 1. Area fungsional utama yang mendukung keberhasilan bisnis, seperti fungsi akuntansi, keuangan, manajemen opeasional, pemasaran. Menurut O’Brien (2011), secara konsep aplikasi sistem informasi yang manajemen sumber daya manusia. 2. Kontributor penting dalam efisiensi operasional, produktifitas, dan moral pegawai, serta layanan dan kepuasan pelanggan. 3. Sumber utama informasi dan dukungan yang dibutuhkan untuk menyebarluaskan pengambilan keputusan yang efektif oleh para manajer dan praktisi bisnis. 4. Bahan yang sangat penting dalam mengembangkan produk dan jasa yang kompetitif, yang memberikan organisasi kelebihan strategis dalam pasar global. 5. Peluang berkarier yang dinamis, memuaskan, serta menantang bagi jutaan pria dan wanita. - Komponen penting dari sumber daya, infrastruktur, dan kemampuan perusahaan bisnis yang membentuk jaringan. 10 Menurut Obrien (2011) tipe sistem informasi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu Operational Support Sistem (OSS) dan Management Support Sistem (MSS). OSS sendiri terbagi lagi ke dalam tiga model, yaitu TPS (Transaction Processing Sistem), PCS (Process Control Sistemterprise Collaboration Sistem). MSS juga terbagi dalam tiga model, yaitu MIS (Management Information Sistem), DSS (Decision Support Sistem) dan EIS (Executive Information Sistem) Gambar 3. Jenis sistem informasi (Sumber: O’Brien, 2011) 2.4 Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi manajemen atau SIM adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia,dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem Informasi Manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan 11 keputusan manusia, misalnya sistem pendukung keputusan,sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif. Menurut Mc. Lead, sistem informasi manajemen sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai yang mempunyai kebutuhan serupa.Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa depan. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan output dari simulasi matematika. Sistem Informasi Manajemen (SIM) menurut O’Brien (2002) dikatakan bahwa SIM adalah suatu sistem terpadu yang menyediakan informasi untuk mendukung kegiatan operasional, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi. Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen (Wikipedia 2010). Tujuan Sistem Informasi Manajemen, yaitu: 1. Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen. 2. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan. 3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dam dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan). SIM yang baik adalah SIM yang mampu menyeimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh artinya SIM akan menghemat biaya, meningkat kan pendapatan serta tak terukur yang muncul dari informasi yang sangat bermanfaat. Organisasi harus menyadari apabila mereka cukup realistis dalam keinginan 12 mereka, cermat dalam merancang dan menerapkan SIM agar sesuai keinginan serta wajar dalam menentukan batas biaya dari titik manfaat yang akan diperoleh, maka SIM yang dihasilkan akan memberikan keuntungan dan uang. Secara teoritis komputer bukan prasyarat mutlak bagi sebuah SIM, namun dalam praktek SIM yang baik tidak akan ada tanpa bantuan kemampuan pemrosesan komputer. Prinsip utama perancangan SIM yaitu SIM harus dijalin secara teliti agar mampu melayani tugas utama. Tujuan sistem informasi manajemen adalah memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional perusahaan. SIM menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi model matematika. Gambar 4. Komponen-komponen dalam Sistem Informasi (Sumber: O’Brien, 2011) Sistem informasi terdiri dari komponen- komponen yang disebut blok bangunan (building blok), yang terdiri dari komponen input, komponen model, komponen output, komponen teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen basis data, komponen kontrol, dan komponen jaringan. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran. 1. Komponen input 13 Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumendokumen dasar. 2. Komponen model Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. 3. Komponen output Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem. 4. Komponen teknologi Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. 5. Komponen hardware Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi.Yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi. 6. Komponen software Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi. 7. Komponen basis data Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di pernagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk 14 efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System). 8. Komponen kontrol Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api,temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan – kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakink an bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan- kesalahan dapat langsung cepat diatasi. 9. Komponen Jaringan Untuk menghubungkan komputer- komputer perangkat keras dalam sebuah kesatuan diperlukan media untuk menghubungi antara hardware dan software sistem informasi yang digunakan di suatu perusahaan. Komponen jaringan terdiri dari hardware dan software jaringan. Hardware komponen jaringan berupa kartu penghubung jaringan (Network Interface Card), media penghubung jaringan, HUB(konsentrator), repeater, bridge, dan router. Komponen software jaringan berupa sistem operasi jaringan, network adapter drive, dan protokol jaringan. III 15 PEMBAHASAN 3.1 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan dan Kegagalan Sistem Informasi Manajemen Kesuksesan sistem informasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor: 1. Keterlibatan end user 2. Dukungan manajemen eksekutif 3. Kejelasan pernyataan kebutuhan 4. Perencanaan yang matang dan tepat 5. Harapan yang realistis. Kegagalan sistem informasi dapat dipengaruhi oleh: 1. Kurangnya input oleh end user 2. Tidak lengkapnya pernyataan kebutuhan dan spesifikasi 3. Pernyataan kebutuhan dan spesifikasi yang senantiasa berubah-rubah 4. Kurangnya dukungan eksekutif 5. Inkompetensi secara teknologi. Menurut Jogiyanto (2003), beberapa faktor perlu diperhatikan oleh perusahaan yang menerapkan Sistem Informasi Support atau SIS jika ingin berhasil. Faktor-faktor sukses ini adalah: 1. Organisasi harus mempunyai visi teknologi informasi (TI). Organisasi harus mempunyai baik visi bisnis maupun visi TI. Visi teknologi informasi diperlukan untuk mendukung visi bisnis. Perusahaan yang mempunyai visi berarti mempunyai pandangan ke depan tentang apa yang akan dilakukan dan mempersiapkan mulai sekarang apa yang akan dilakukan di masa mendatang. Karena perubahan TI yang cepat, visi TI sangat diperlukan, jika perubahan tidak ingin tertinggal dengan TI yang baru dan kehilangan oportunity atau kesempatan untuk memanfaatkan 2. Harus paralel dengan perencanaan stratejik perusahaan 3. Menjadi yang pertama 16 Dari beberapa contoh penerapan SIS yang berhasil, mereka adalah yang pertama yang menerapkan SIS tersebut di industrinya. 4. Kreatif menarik jangkauan dan lingkungan Menarik jangkauan berarti menarik jangkauan lebih jauh ke arah pelanggan sampai ke pelanggan akhir dan menarik lingkupan berarti selalu meningkatkan aplikasinya. Menarik jangkauan dan lingkungan ini sesuai dengan konsep continuous improvement. Penerapan SIS itu sendiri dapat dikatakan sebagai perubahan yang radikal (reenginering) dan supaya dapat bertahan (sustain), maka diperlukan peningkatan terus menerus (continuous improvement). Selain faktor-faktor sukses perlu juga diperhatikan fakyor-faktor gagal dalam penerapan SIS. Faktor-faktor gagal tersebut adalah: 1. Perusahaan tidak mau atau tidak mampu untuk mempertahankan investasi di masa depan, perusahaan-perusahaan pesaing lain yang mampu akan menduplikasi, meningkatkan investasi TI nya dan melompat jauh meninggalkan organisasi ini. 2. IT untuk SIS stratejik tidak boleh gagal, karena kegagalan IT akan memalukan, menurunkan jasa yang akibatnya menurunkan nama baik perusahaan 3. Penerapan sistem informasi dapat menyebabkan tuntutan hukum dan melanggar regulasi 4. Waktu penerapan SIS yang kurang tepat Penerapan SIS yang terlalu cepat dapat bernilai mahal dan tidak efisien, disebabkan biaya teknologi yang masih baru dan biaya riset kelayakan yang mahal dan belum tentu dapat diterima oleh konsumen. 5. Kualitas dari sumber-sumber daya sistem teknologi informasi yang kurang memadai 6. Perbedaan industri Tidak semua perusahaan di semua industri mengandalkan sistem informasi untuk memenangkan persaingan. Perusahaan- perusahaan yang membutuhkan sistem informasi adalah perusahaan-perusahaan yang mempunyai intensitas informasi yang tinggi. Jika perusahaan dengan intensitas informasi yang rendah dan di industri yang tidak membutuhkan SIS untuk bersaing, penggunaan SIS yang mahal akan sebaliknya membuat nilai perusahaan menurun bukannya 17 menaik karena ketidakefisienan penggunaan TI 7. Aliansi dapat menjadi pesaing Penggunaan Inter Organization System (IOS) untuk menggandeng perusahaan dengan pemasok merupakan strategi aliansi yang mengena untuk beberapa contoh. Akan tetapi strategi aliansi ini buksnnya tanpa resiko, terutama jika kekuatan menawar (bargaining power) atau kemampuan keuangan pemasok lebih besar dari perusahaan. Karena menjadi aliansi, pemasok dapat belajar dari perusahaan tentang bisnis perusahaan dan jika merasa mampu dapat menjadi pesaing dengan membuat perusahaan serupa 8. Perbedaan kultur Contoh keberhasilan penerapan SIS bantak terjadi di negara-negara maju dengan kultur tertentu. Penerapan SIS di Indonesia perlu dikaji ulang ddngan kultur yang berbeda. Misalnya pembelian barang lewat internet di negara Amerika Serikat dan Eropa cukup berhasil karena dianggap menghemat waktu belanja Di Indonesia kurang berhasil karena kultur pembeli di Indonesia masih suka pergi ke mal selain untuk belanja sekaligus juga untuk hiburan. Berdasarkan artikel dari majalah SWA(sembada) terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan dalam implementasi Sistem Informasi Manajemen (SIM). Faktor-faktor tersebut adalah: 1. Keterlibatan pengguna Pengguna atau user dijadikan faktor dalam penentuan keberhasilan implementasi Sistem Informasi Manajemen (SIM). Hal ini dikarenakan user menjadi subjek dalam penginputan data informasi suatu perusahaan dan penerima informasi dalam mendapatkan output data. Maka, diperlukan keterlibatan user dalam merencanakan sistem informasi. 2. Dukungan manajemen Sistem Informasi Manajemen (SIM) memerlukan dukungan semua manajemen terutama yang menggunakan sistem informasi. Karena apabila manajemen kurang mendukung maka dapat mengakibatkan penggunaan sistem informasi dalam perusahaan menjadi terhambat atau mungkin sia-sia. Penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) tentunya terjadi perubahan pada perusahaan. Oleh karena itu dukungan penuh dari pihak manajemen sangat penting dalam 18 menentukan keberhasilan sistem informasi dalam perusahaan. 3. Persyaratan fungsional Persyaratan fungsional dalam penerapan sistem informasi menjadi tolak ukur keberhasilan manajemen perusahaan dapat dijalan dengan sistem. 4. Perencanaan Salah satu faktor yang dapat menyebabkan berhasil atau tidaknya penerapan sistem informasi adalah perencanaan. Jika suatu pengembangan dan penerapan sistem informasi tidak didukung dengan perencanaan yang memadai, maka dapat menyebabkan tidak terpenuhinya keinginan dan kepentingan berbagai pihak di perusahaan. 5. Tanpa Harapan Setiap perusahaan memiliki harapan terhadap keberhasilan bisnisnya. Harapan tersebut semakin ditingkatkan dengan menginvestasikan TI dalam perusahaan. Terkadang harapan tersebut hanya dipercayakan kepada IT-nya saja tetapi tidak didorong dengan keinginan perusahaan dalam menjalankan sistem dalam bisnisnya. 6. Dukungan parsial Selain dukungan manajemen, dukungan parsial menjadi faktor penting dalam mengaplikasikan TI dalam perusahaan. 7. Keterampilan Keterampilan atau keahlian dalam memahami dan menjalankan TI dalam perusahaan menjadi faktor penting dalam keberhasilan sistem manajemen. 8. Kepemilikan Kepemilikan menjadi salah satu faktor penentukan keberhasilan Sistem Informasi Manajemen (SIM) 9. Strategi dan tujuan Strategi yang diterapkan dalam perusahaan haruslah berbanding lurus dengan tujuan perusahaan dalam menginvestasikan TI dalam perusahaan. 10. Komitmen dan keterlibatan Komitmen dan keterlibatan semua pihak dalam perusahaan menjadi faktor 19 utama untuk keberhasilan terjalannya aplikasi TI. 11. Sumber Daya Sumber daya menjadi faktor penting dalam menjalankan TI, baik dalam sumber daya manusia, maupun sumber daya lain yang dapat membantu TI dalam perusahaan. 12. Perubahan Skup Perubahan skup menjadi penting karena informasi dalam pengembangan TI haruslah diinformasikan kepada vendor menerapkan TI dalam perusahaan. 13. Informasi kebutuhan terhadap sistem Informasi yang dibutuhkan dalam TI harus diberikan sehingga tujuan atau keinginan perusahaan sesuai dengan harapannya. 14. Pengendalian terhadap TI Penerapan TI mesti dikendalikan agar keberlangsungan aplikasi TI dalam manajemen sesuai dalam urutan waktu atau tidak berubah-ubah. 15. Teknologi yang unproven Menjalankan TI harus dibuktikan dengan keahlian vendor dan terbukti pengalamannya. Karena hal ini menjadi salah satu faktor keberhasilan Sistem Informasi Manajemen dalam perusahaan. Proyek TI telah dianggap sebagai usaha yang tangguh dan memiliki karakteristik tertentu yang membuat mereka berbeda dari proyek rekayasa lainnya dan meningkatkan peluang kegagalan mereka. Karakteristik tersebut diklasifikasikan dalam tujuh kategori (Peffers , Gengler & Tuunanen, 2003; Salmeron & Herrero , 2005) antara lain: 1. Kendala abstrak yang menghasilkan harapan yang tidak realistis dan proyek terlalu ambisius. 2. Kesulitan visualisasi, yang telah dikaitkan dengan manajemen senior meminta over- fungsi ambisius atau tidak mungkin, representasi proyek TI tidak dimengerti bagi seluruh stake holder, dan produk intangible. 3. Persepsi fleksibilitas yang berlebihan, maksudnya memberikan kontribusi untuk waktu dan anggaran dan terjadi perubahan permintaan yang sering oleh pengguna atau user. 20 4. Kompleksitas yang tersembunyi, yang melibatkan kesulitan untuk diperkirakan di awal proyek dengan kendala dan efisiensi sistem. 5. Ketidakpastian , yang menyebabkan kesulitan dalam menentukan persyaratan dan masalah dalam implementasi sistem tertentu. 6. Kecenderungan untuk kegagalan perangkat lunak, yang karena asumsi yang tidak memikirkan selama proses pembangunan dan kesulitan mengantisipasi dampak dari perubahan kecil dalam perangkat lunak 7. Tujuan, untuk mengubah proses bisnis yang ada, yang membutuhkan pemahaman praktisi IT bisnis dan proses yang bersangkutan dalam sistem TI dan proses yang baik untuk mengotomatisasi dan membuat mereka lebih cepat. Otomatisasi tersebut tidak mungkin untuk membuat sebuah proses yang buruk lebih baik . Penyebab kegagalan proyek TI dilakukan oleh kelompok penelitian ( Schmidt , Lyytinen, Keil & CuIe , 2001) pada manajer proyek yang berpengalaman dalam tiga pengaturan yang berbeda : Hong Kong , Finlandia , dan Amerika Serikat . Tiga panel ahli diidentifikasi awalnya daftar 53 IT faktor risiko proyek . Daftar itu dikurangi menjadi satu set 17 melalui proses peringkat dan pengupas bawah, seperti yang ditunjukkan di bawah ini : 1. Kurangnya komitmen manajemen puncak untuk proyek. 2. Kesalahpahaman kebutuhan pengguna. 3. Tidak mengelola perubahan dengan benar. 4. Kegagalan untuk mendapatkan komitmen pengguna. 5. Kurangnya keterlibatan pengguna yang memadai. 6. Konflik antar departemen pengguna. 7. Mengubah ruang lingkup dan tujuan. 8. Jumlah unit organisasi yang terlibat. 9. Kegagalan untuk mengelola harapan pengguna akhir. 10. Tidak jelas ruang lingkup dan tujuan disalahpahami. 11. Definisi yang tidak benar dari peran dan tanggung jawab. 12. Kurangnya persyaratan beku. 21 13. Pengenalan teknologi baru. 14. Kurangnya keterampilan manajemen proyek yang efektif. 15. Kurangnya metodologi manajemen proyek yang efektif. 16. Kurangnya diperlukan pengetahuan tim / keterampilan. 17. Kurangnya / staf tidak pantas Sebuah riset terkemuka dilakukan oleh Johnson (2001) yang menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan proyek TI sebenarnya meningkat sejak munculnya laporan Standish CHAOS pertama. Hal ini, menurut Johnson, dihubungkan dengan fakta bahwa orang-orang proyek menggunakan Standish “Recipe for Success” yang didirikan pada tahun 1998 . Johnson melaporkan bahwa keberhasilan proyek secara keseluruhan telah meningkat dari 16 % pada tahun 1994 menjadi 28% pada tahun 2000. Johnson mengidentifikasi lima faktor yang dapat menghambat keberhasilan proyek TI diantaranya: 1. Kurangnya dukungan eksekutif, yang dapat dan tidak membahayakan proyek . 2. Kurangnya keterlibatan pengguna, yang telah secara tradisional salah satu alasan utama untuk kegagalan proyek. Johnson mengusulkan bahwa para profesional proyek harus menangani masalah ini dengan sangat hati-hati untuk mengurangi efek negatif pada perkembangan proyek. 3. Manajer proyek yang berpengalaman, yang tampaknya memainkan peran penting dalam mengurangi kemungkinan kegagalan proyek. Johnson dilaporkan dalam analisisnya bahwa sembilan puluh tujuh persen dari proyek yang berhasil telah dikelola oleh manajer proyek yang berpengalaman. 4. Membuat proyek mencapai fungsi, yang dimaksudkan dengan perkiraan waktu dan jadwal : tujuan bisnis yang jelas. Kurangnya mereka selalu mendorong proyek untuk overshoot waktu, fungsi, dan biaya. Kontrol yang lebih baik dari tujuan biasanya dikaitkan dengan manajer proyek yang berpengalaman. 5. Ruang lingkup diminimalkan, yang mencegah lingkup dari semakin besar dan besar, yang dianggap sebagai faktor penting dalam penelitian awal. Banyaknya faktor yang dijelaskan sebelumnya sebenarnya kurang lebih sama. Penentuan keberhasilan atau kegagalan dalam Sistem Informasi Manajemen 22 (SIM) suatu perusahaan telah dikaitkan dengan kesulitan teknologi, masalah organisasi dan fungsional, masalah-masalah manajerial, dan banyak alasan lainnya. Sehingga, sebuah perusahaan harus mengantarkan kepada kesepakatan fungsionalitas tepat waktu dan sesuai perkiraan anggaran. Dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui dan memahami keberhasilan atau kegagalan Sistem Informasi Manajemen (SIM) tergantung pada perusahaan itu sendiri. Hal ini disebabkan masalah yang muncul pada tiap-tiap perusahaan berbeda. Selain itu, setiap kasus individu memiliki alasan yang tidak diketahui yang berbeda untuk gagal, bahkan dalam domain aplikasi yang sama. Tetapi dalam menemukan faktor-faktor keberhasilan atau kegagalan Sistem Informasi Manajemen (SIM) terdapat pada Tekonologi Informasi (TI) baik dalam hal aplikasi maupun penggunaan, manajemen dalam perusahaan baik dalam hal dukungan maupun informasi tujuan manajemen terhadap vendor, serta faktorfaktor yang telah disebutkan dalam pembahasan sebelumnya yang menjadi keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan Sistem Informasi Manajemen (SIM). 3.2 Perusahaan yang Sukses Menerapkan Sistem Informasi Manajemen 3.2.1. Blue Bird Grup Contoh penerapan system informasi pada perusahaan taksi Blue Bird, berikut penjelasannya: Profil Blue Bird Group Blue Bird Group merupakan market leader dalam bisnis transportasi, Blue Bird sudah menjadi brand yang kuat dan dikenal luas oleh masyarakat. Diawali dengan armada 25 taksi pada tahun 1972, kini setelah lebih dari 30 tahun mendalami bisnis jasa transportasi, Blue Bird telah berkembang pesat dengan sekitar 12000 armada-nya yang tersebar di seluruh penjuru Jakarta. Sebuah prestasi luar biasa untuk sebuah usaha jasa transportasi dengan jumlah armada yang sangat banyak. Kesuksesan yang diraih oleh Blue Bird ini tak lepas dari upaya Blue Bird dalam memanfaatkan teknologi. 23 Berawal sekitar tahun 1972, Blue Bird yang mengimplementasikan pertama kali di Indonesia sistem komunikasi radio serta penggunaan argometer yang ketat untuk armada-armadanya. Jejak langkah Blue Bird ini diikuti pula oleh perusahaan taksi lainnya yang beroperasi di Indonesia. Sekitar beberapa tahun terakhir ini Blue Bird sudah menggunakan teknologi GPS (Global Positioning System). Selain digunakan untuk melacak posisi armada-armadanya, GPS ini juga digunakan sarana berkomunikasi antara armada taksi dengan Call Center. Berbeda dengan teknologi komunikasi radio yang terbatas pada komunikasi suara yang sudah umum digunakan oleh operatoroperator taksi, teknologi GPS ini mempermudah operator dalam menentukan posisi konsumen dan armada mana yang dapat menjangkaunya, sehingga pelayanan bisa dilakukan lebih cepat dan mengurangi antrean pemesanan. Keunggulan lainnya, konsumen tidak perlu mendengarkan suara dari radio komunikasi ketika ada pemesanan yang masuk ke pengemudi taksi. Perkembangan Blue Bird tidak cukup hanya di kota Jakarta dan sekitarnya saja, melainkan di kota-kota besar lain di Indonesia. Di Bali, sejak tahun 1989 Blue Bird Group telah menempatkan armada Golden Bird-nya, yang diikuti dengan armada taksi regular Bali Taksi pada tahun 1994. Kemudian berturut-turut pada tahun 1996 dan 1997, taksi regular memasuki Lombok dengan nama Lombok Taksi dan kota Surabaya dengan nama Surabaya Taksi. Sekitar bulan November 2005, Blue Bird mulai menjamah kota Bandung dengan 75 armada taksi regulernya. Meskipun dengan jumlah armada yang masih sedikit, Bandung Taksi ini mendapatkan pertentangan yang cukup keras dari operator-operator taksi lainnya di Bandung. Harus diakui jika reputasi dan brand image yang telah diposisikan oleh Blue Bird Group, cukup menjadi ancaman terhadap operator taksi lainnya. Blue Bird pada saat ini meningkatkan diversifikasi produknya ke jasa angkutan nonpenumpang Blue Bird dengan menyediakan jasa Truk Container, yaitu Iron Bird dan Angkutan Kontenindo Antarmoda. Di luar usaha transportasi primer, Blue Bird juga telah mendirikan Holiday Resort Lombok, dan perusahaan manufacture otomotif seperti Everlite, Restu Ibu, Ziegler Indonesia, serta usaha service lain seperti Jasa Alam, Gas Biru, dan Ritra Konnas Freight Centre. 24 Penerapan Business Intelligent Pada Blue Bird Group Perusahaan transportasi Blue Bird berhasil mengimplemantasikan solusi Business Intelligent (BI), yakni SAP NetWeaver Business Intelligent (SAP NetWeaver BI). Ini merupakan suatu solusi yang mengolah data mentah menjadi informasi pendukung pengambilan keputusan perusahaan dan proses bisnis sehingga mampu memberikan gambaran lengkap dari bisnis untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda dari para pengguna, professional TI dan manajemen senior. Solusi ini disediakan melalui teknologi portal enterprise dan menyediakan kepada para penggunanya suatu infrastruktur andal, peralatan yang komprehensif, kemampuan untuk melakukan perencanaan dan simulasi, serta fungsionalitas data-warehousing. Aplikasi Business Intelligent diperlukan perusahaan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis dan menyediakan akses ke data guna membantu penggunanya mengambil keputusan bisnis secara akurat. SAP (System Application and Product) adalah software ERP (Enterprise Resources Planning),yaitu merupakan tools IT dan manajemen dalam membantu pencanaan dan kebijakan perusahaan didalam mengambil keputusan, serta merupakan software yang diimplementasikan untuk mendukung organisasi dalam menjalankan kegiatan operasional secara lebih efisien dan efektif. SAP terdiri dari serangkaian modul aplikasi yang mampu mendukung semua transaksi perusahaan. Semua modul dalam aplikasi SAP dapat diintegrasikan secara terpadu antara satu dengan lainnya serta memungkinkan ketersediaan data yang akurat dan aktual. ERP merupakan suatu perangkat lunak yang didesain untuk memadukan proses bisnis yang ada, pengunaan database perusahaan untuk menghasilkan informasi yang valid. ERP dan Business Intelligence mempunyai keterkaitan, ERP merupakan sistem yang menintegrasikan seluruh sistem yang ada dalam suatu perusahaan untuk mendapatkan informasi yang benar dan digunakan untuk pengambilan keputusan. Proses implementasi Business Intelligent di Blue Bird Group dapat berjalan dengan baik karena garis besar cakupan proyek dan indikator kinerja kunci perusahaan sangat jelas. Di samping itu, proses implementasi secara hirarki dan dengan dukungan tenaga-tenaga konsultan yang professional dan berkualitas juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan proses implementasi. Konsultan yang 25 andal memahami bahwa pendekatan dari bottom up untuk mengimplementasikan business intelligent akan membutuhkan waktu yang panjang. Sedangkan metode top down merupakan metode yang tepat untuk mengimplementasikan Business Intelligent. Blue Bird Group mengimplementasikan SAP Netweaver BI untuk modul-modul Financial Accounting (FI), Controlling (CO), CO Profitability Analysis (CO PA) Plant Maintenance (PM), dan modul yang dirancang khusus yang dinamakan “Taximeter System” dari legacy VB sistem perusahaan. Proses implementasi dilakukan oleh Hermis consulting. Pada fase pertama, SAP NetWeaver BI “GO Live”. Mengingat pertumbuhan bisnis yang kian kompleks, Blue Bird Group mengimplementasikan SAP Business Suite, yang membantu perusahaan mengonsolidasikan operasional yang terdiri dari 28 cabang perusahaan, lebih dari 70 pool. Setelah itu, Blue Bird Group membutuhkan suatu sistem yang mampu mengelola laporan-laporan yang dihasilkan SAP Business Suite guna menjadi informasi akurat yang dapat diakses secara cepat dan tepat untuk proses pembuatan keputusan. Blue Bird selanjutnya menginstal SAP NetWeaver BI sebagai suatu solusi yang membantu perusahaan untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari sistem SAP-nya. Melalui implementasi solusi tersebut, Blue Bird berkeinginan memiliki suatu solusi BI yang memberikan fungsionalitas menyeluruh dan terbaik, serta di saat yang bersamaan juga menyediakan fitur-fitur bagi kebutuhan spesifik industri. Disamping itu, solusi harus mampu mengintegrasikan data dari berbagai perusahaan dan mentransformasikan ke dalam bentuk yang dapat dipraktekan, informasi bisnis yang tepat waktu untuk mendorong proses pembuatan keputusan, serta menghasilkan tindakan-tindakan yang strategis dan bisnis yang solid. Blue Bird Berhasil Implementasikan Solusi MySAP Business Suite Kelompok usaha Blue Bird telah mengumumkan rampungnya pengimplementasian solusi peranti lunak SAP dalam sistem Teknologi Informasi mereka. Sebagai perusahaan transportasi yang armadanya mencapai lebih dari 15.000 kendaraan, Blue Bird memerlukan solusi TI yang handal untuk memantau banyak hal dalam operasionalnya sehari-harinya, Order pelanggan, kendaraan yang beroperasi dan 26 yang dalam perawatan, sampai konsumsi bahan bakar, perlu terdata dengan baik. Dengan tujuan integrasi dan akurasi data, solusi MySAP Business Suite dimanfaatkan Blue Bird untuk menangani semua itu. MySAP Business Suite merupakan solusi peranti lunak dengan fungsi luas. Dengannya, Blue Bird dapat memonitor banyak informasi penting secara mudah dan tepat waktu. Data tersebut akan tersedia sesuai dengan informasi yang diperlukan oleh jajaran management untuk membuat keputusan secara cepat. Ini tentu meningkatkan efisiensi perusahaan. Implementasi mySAP Business Suite tersebut meliputi fungsi keuangan, controlling, sales & distribution, material management dan fleet management. Di samping itu, SAP secara khusus mengembangkan dua fungsi lain untuk Blue Bird, yakni Driver Management dan Operation & Reservation Management agar bisa disatukan dengan sistem mereka yang berbasiskan Visual Basic. Implementasi SAP dapat membawa perubahan besar bagi perusahaan ini. Dapat dibayangkan hanya dengan mengklik sebuah tombol, maka dapat melihat visibilitas di seluruh operasional perusahaan. Teknologi GPS dan MDT Blue Bird Blue Bird Group merintis penggunaan MDT (Mobile Data Transfer) dan GPS sebagai instrument pelengkap di taksinya. MDT mirip seperti pager, dimana setiap informasi yang terkait dengan pengemudi akan tampil dilayarnya. MDT juga merupakan alat penangkap order dalam radius 3-4 km untuk setiap order yang dilelang via data komputer, sehingga tidak ada istilah lagi pengemudi berebut order atau spekulasi posisi taksi yang terlalu jauh dari tempat jemput konsumen. Pada saat ini 50% lebih mobil-mobil Blue Bird sudah dilengkapi dengan teknologi global positioning system (GPS) yang dapat memantau keberadaan mobil di jalan raya. Dengan alat ini mobil dapat dilacak di manapun keberadaannya. Selain memudahkan para pengemudi, penumpang juga merasa lebih terlindungi jika menggunakan Blue Bird. Sampai saat ini masih sedikit perusahaan taksi lainnya yang menggunakan GPS dikarenakan biayanya sangat tinggi dan harga GPS per unit mobil adalah Rp 15 juta. Pihak manajemen merencanakan semua taksi Blue Bird akan dilengkapi dengan sistem GPS. Salah satu strategi yang digunakan Blue Bird di dalam memelihara loyalitas 27 pelanggannya ialah dengan menyediakan credit voucher yang tidak hanya untuk korporat saja, namun juga untuk perorangan. Pihaknya juga hendak menyediakan tabel diskon tertentu. Jadi, tambah banyak pemakaian per bulan, maka makin besar pula diskonnya. Pelanggan yang loyal pada Blue Bird dengan program ini akan dapat menggunakan taksi dengan harga diskon, besarannya bervariasi antara 5%-15%. Pada saat ini Blue Bird memiliki pelanggan korporat lebih dari 650 perusahaan. Selama ini banyak masyarakat yang mengenal Blue Bird memang bukan karena tarifnya yang murah, melainkan karena nyaman, aman, berkualitas dan lain sebagainya. Sebagai langkah akhir, yang dapat dilakukan Blue Bird untuk mempertahankan adalah dengan meningkatkan kualitas layanan yang aman dan nyaman. Untuk menjamin hal tersebut, pihak Blue Bird sering menggunakan mistery shopper atau penumpang yang diminta untuk menguji sopir. Seiring dengan itu, pelatihan bagi para pengemudi mengenai pentingnya layanan pun terus digencarkan guna memberikan yang terbaik bagi pelanggan. Basis usaha Blue Bird terletak pada jasa transportasi, khususnya adalah taksi dan alat angkutan / kendaraan. Secara langsung yang menjadi penggerak utama usaha ini adalah para pengemudinya. Selain berfungsi utama sebagai driver, pengemudi juga menjalankan fungsi sebagai customer service dan sales force, karena mau tidak mau, para pengemudi inilah yang akan berhadapan langsung dengan penumpang / customer. Para pengemudi di Blue Bird dilatih secara khusus dalam berbagai tahapan training. Dari para pengemudi inilah image Blue Bird dibangun. Sehingga tidak heran bila masyarakat mengenal Blue Bird karena para pengemudinya yang baik dan jujur. 28 IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Sistem Informasi Manajemen (SIM) sangat diperlukan oleh perusahan. SIM adalah suatu sistem terpadu yang menyediakan informasi untuk mendukung kegiatan operasional, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi. Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen. Sistem informasi manajemen sangat diperlukan oleh perusahann SIM yang baik adalah SIM yang mampu menyeimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh artinya SIM akan menghemat biaya, meningkat kan pendapatan serta tak terukur yang muncul dari informasi yang sangat bermanfaat. Kesuksesan sistem informasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor: 1. Keterlibatan end user 2. Dukungan manajemen eksekutif 3. Kejelasan pernyataan kebutuhan 4. Perencanaan yang matang dan tepat 5. Harapan yang realistis. Kegagalan sistem informasi dapat dipengaruhi oleh: 1. Kurangnya input oleh end user 2. Tidak lengkapnya pernyataan kebutuhan dan spesifikasi 3. Pernyataan kebutuhan dan spesifikasi yang senantiasa berubah-rubah 4. Kurangnya dukungan eksekutif 5. Inkompetensi secara teknologi. Perusahaan yang sukses dalam melaksanakan Sistem Informasi Manajemen akan menjadi perusahaan yang sukses dalam bisnisnya. 29 4.2 Saran Perusahaan yang akan menerapkan sistem informasi manajemen sebaiknya melibatkan semua pihak yang terlibat yang akan menggunakan sistem informasi tersebut, seperti end user, manajemen dan harus mempunyai perencanaan yang matang. Supaya sistem itu benar-benar berguna dan tidak ada perubahan di tahap awal dalam pelaksanaanny. Sehinga biaya yang keluar tidak terlalu banyak dan bisa sukses dalam penerapannya. 30 DAFTAR PUSTAKA Asy-Syifa, Fesa. 2013. Penerapan Sistem Informasi Manajemen pada Perusahaan Taksi. http://fesasyifa.blogspot.com/2013/04/penerapam-sistem-informasimanajemen_2094.html?m=1. Accesed at 25 Desember 2014 Davis, Gordon B. 1995. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Struktur dan Pengembangannya. Terjemahan Drs. Bob. Widyahartono, Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi. Indrajit, R. E. 2001. E-commerce, Kiat dan Strategi Bisnis di Dunia Maya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Jogiyanto, HM, MBA, Akt., Ph.D. 2003. Sistem Teknologi Informasi. Jakarta:ANDI. O'Brien, James A., George M.Marakas. 2011. Management Information Systems. New York: The McGraw-Hill Company. McLeod, Raymond, Jr. 2001. Sistem Informasi Manajemen, Terjemahan Hendra Teguh, SE, Ak.Jakarta: PT Prenhallindo. Suroso, Arif Imam, Dr. Ir., MSc. 2013. FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN ATAU KEGAGALAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) DALAM SUATU PERUSAHAAN | Trivi Adventure Camp - http://3voutbound.com/faktor-faktor-keberhasilan-atau-kegagalan-sistem-informasimanajemen-sim-dalam-suatu-perusahaan/. Accesed at 26 Desember 2014. _______.2015. Sistem - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas http://id.m.wikipedia.org/wiki/Sistem. Accesed at 10 Januari 2015. 31 _______. 2015. Definisi Informasi 2 - http://beritaislamimasakini.com/definisiinformasi-2.htm. Accesed at 10 Januari 2015. _______. Apa Itu Sistem Informasi Manajemen? http://www.sentranet.co.id/component/content/article/46-ict-world/93-apa-itusistem-informasi-manajemen.html. Accesed at 10 Januari 2015 _____ 2014. Pengertian Sistem Menurut para Ahli | Pengertian Ahli http://www.pengertianahli.com/2013/08/pengertian-sistem-menurut-paraahli.html?m=1 Accesed at 11 Januari 2015. ____2009.Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi DeLone and Mc Lean: kritik dan pengembangan. http://sijenius.wordpress.com/2009/10/04/model-kesuksesan-sistem-teknologiinformasi-delone-mclean-kritik-dan-pengembangan/. Accesed at 11 Januari 2015. Threads, Iwan. 2013. Pengertian Sistem Informasi Menurut Para Ahli Definisi http://fisipuin.satugen.com/blog/Pengertian-Sistem-Informasi-Menurut-Para-AhliDefinisi. Accesed at 11 Januari 2015 32