LAMPIRAN

advertisement
LAMPIRAN
65
Lampiran 1. Dokumentas Penelitian
Landscape pengambilan sampel pada lahan
karst
Landscape pengambilan sampel pada
lahan vulkanik
Landscape pengambilan sampel pada lahan pantai
berpasir
Pengukuran luasan tanah dan pengambilan
sampel tanah (pada lahan karst)
66
Salah satu Chromolaena odorata yang dijadikan
sampel
Bunga (salah satu pertimbangan dalam
pemilihan tanaman sampel)
Pengukuran parameter edafik tanah
menggunakan soil tester dan thermometer
Pengambilan sampel tanah (pada lahan
karst) untuk dijadikan sampel
67
Set alat ekstraksi sampel tanah
Proses ekstraksi nematoda dengan metode
Winhead Tray
Set alat ekstraksi sampel tanah
68
Lampiran 2. Hasil Pengukuran Analisis Sifat Fisik-Kimia Tanah
69
Lampiran 3. Metode Analisis Sifat Fisik Kimia Tanah (BPTP Maguwoharjo)
A. Analisis C-Organik (Metode Walkley & Black)
Contoh tanah (<0,5mm) ditimbang 1 g dan dimasukkan ke labu ukur 50 ml.
Ditambahkan 10 ml K2Cr2O7 1N dan 10 ml H2SO4 pekat secara perlahanlahan melalui dinding labu. Kemudian digojok mendatar secara perlahanlahan. Didiamkan 30 menit. Setelah dingin, ditambahkan 3-4 tetes indikator
DPA. Selanjutnya dijadikan 50 ml (sampai tanda tera) dengan air bebas ion.
Labu ditutup digojok sampai homogen, didiamkan sampai tanah mengendap.
Larutan tersebut dituang ke dalam gelas beker sebanyak 5 ml dan
ditambahkan 15 ml air bebas ion (larutan berwarna kuning). Selanjutnya
dititrasi dengan FeSO4 0,2 N sampai diperoleh warna hijau cerah. Dilakukan
hal yang sama untuk blanko (tanpa tanah).
B. Analisis N-total (Metode Kjheldal)
1. Tahap Destruksi
Contoh tanah ditimbang 1000 g kemudian dimasukkan dalam
tabung destruksi. Ditambahkan 7 ml campuran asam salisilat dibiarkan
30 menit, setelah itu ditambahkan 0,5 g Na2S2O3.5H2O dan digojok
sekitar 15 menit, ditambahkan 3 ml H2SO4 pekat dan 200 mg katalisator.
Selanjutnya dipanaskan dalam block digester (270oC) sampai cairan
menjadi jernih atau putih kehijauan, angkat dan dinginkan. Cairan jernih
tersebut dipindahkan ke dalam labu destilasi dengan bantuan aquades
sekitar 50 ml dan ekstrak siap untuk didestilasi.
70
2. Tahap Destilasi
Erlenmeyer 250 ml disiapkan dan diisi dengan 20 ml asamborat
2%+BCGMR dan di tempatkan di bawah pendingin destilasi, ujung alat
pendingin harus tercelup di bawah permukaan asam dalam erlenmyer
tersebut. Menjelang destilasi dimulai, larutan ekstrak hasil destruksi
dimasukkan dan ditambah 200 ml aquades, 3 tetes PP dan NaOH 40% ke
dalam labu sampai warna larutan menjadi merah (bertanda suasana
alkalis). Setelah itu, alat destilasi dihidupkan sampai diperoleh volume
destilat (penampung) sekitar 150 ml (sekitar 30 menit setelah mendidih)
dengan warna penampung menjadi hijau. Kemudia titrasi dengan HCl
0,01 N sampai membentuk warna merah jambu (pink).
Perhitungan :
N=
(𝐴−𝐵)𝑥 𝑓𝑘 𝑥 𝑛 𝑥 14,1 𝑥 100 %
𝑤
Keterangan:
A
B
fk
n
w
14,2
: volume HCl untuk titrasi contoh (ml)
: volume HCL untuk titrasi blanki (ml)
: faktor koreksi lengas ((100+KL)/100)
: normalitas contoh tanah (mg)
: berat contoh tanah (mg)
: g/mol N
C. Analisis P2O5 potensial dan K2O potensial ( Metode Ekstraksi HCl 25%)
Contoh tanah (<0,5 mm) ditimbang 1 g dan dikering anginkan. Kemudian
dimasukkan ke dalam botol dan di tambah HCl 25% sebanyak 10 ml, lalu
digojok selama 6 jam dengan kecepatan 150 rpm. Disaring dengan kertas
saring. Contoh ekstrak jernih dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 1
71
ml, ditambahkan 9 ml air bebas ion. Contoh ekstrak encer dimasukkan
kedalam tabung reaksi sebanyak 2 ml dan deret standar masing-masing
dimasukkan ke dalam tabung reaksi selanjutnya ditambahkan 10 ml pereaksi
perwarna fosfat, dikocok hingga homogen dan biaarkan 30 menit. Absorbansi
larutan diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 693 nm.
Untuk kalium, contoh ekstrak encer dan deret standar kalium langsung
dengan flamefotometer.
72
Lampiran 4. Dokumentasi Temuan Nematoda
Alaimidae
Nama
Alaimus
Anguinidae
Nama
Ditylenchus
Gambar
Gambar
Nothotylenchu
s sp1
Nothotylenchu
s sp2
73
Aphelenchoididae
Nama
Gambar
Aphelen1
Cephalobidae
Nama
Gambar
Acrobeles
Cephalobus
Chiloplacus
Eucephalobus
74
Cepha 1
Cepha 2
Criconematidae
Nama
Gambar
Mesocriconema
Diplogasteridae
Nama
Gambar
Pristionchus
75
Dorylaimidae
Nama
Gambar
Eudorylaimus
Labronema
Mesodorylaimus
Prodorylaimus
Hoplolaimidae
Nama
Gambar
Helicotylenchus sp1
76
Helicotylenchus sp2
Hoplolaimus
Longidoridae
Nama
Gambar
Longi 1
Mononchidae
Nama
Gambar
Mylonchulus
77
Nygolaimus
Nama
Gambar
Nygolaimus sp1
Nygolaimus sp2
Nygolaimus sp3
Nygolaimus sp4
Nygolaimus sp5
78
Plectidae
Nama
Wilsonema
Gambar
Panagrolaimidae
Nama
Gambar
Panagrolaimus sp1
Panagrolaimus sp2
Pratylenchidae
Nama
Gambar
Pratylenchus sp
Pratylenchus sp
79
Prismatolaimidae
Nama
Gambar
Prisma 1
Rhabditidae
Nama
Rhabditis sp1
Gambar
Rhabditis sp2
Rhabdolaimidae
Nama
Gambar
Monochromadora
sp1
Monochromadora
sp2
80
Rhabdolaimus
Seinuridae
Nama
Seinura
Tylenchidae
Nama
Gambar
Gambar
Tylencholaimus
Tylen 1
81
Tylenchorhynchidae
Nama
Gambar
Tylenchorhynchus
sp
Nematoda yang tidak dapat diindentifikasi dengan kunci determinasi morfologi
Nama
Gambar
N11
N15
N17
N19
82
N22
N26
N40
N42
N47
N56
83
N59
N60
N68
84
Lampiran 5. Petunjuk identifikasi nematoda hingga tingkat famili
1. Alaimidae
a. Cephalic setae tidak jelas atau tidak ada.
b. Tidak terdapat stylet.
c. Gigi tidak ada, kecil, atau tidak jelas.
d. Seluruh esofagus berbentuk silinder.
e. Stoma tidak ada atau tidak jelas.
f. Daerah mulut sempit, gigi tidak ada.
g. Amphid aperture muncul seperti celah yang besar
2. Anguinidae
a. Cephalic setae tidak jelas atau tidak ada.
b. Terdapat stylet.
c. Bagian dasar stylet menonjol atau flens.
d. Terdapat valvate median esophageal bulb.
e. Bentuk morfologi betina seperti belut.
f. Vulva terdapat pada sepertiga bagian bawah tubuh.
g. Tidak terdapat motif menyerupai cincin yang nampak jelas, stylet pendek.
h. Posisi mati lurus.
i. Median esophageal bulb ada tapi tidak terlalu jelas.
j. Esofagus tumpang tindih dengan usus.
k. Median bulb dan katup berukuran kecil, stylet biasanya tipis.
3. Aphelenchoididae
a. Cephalic setae tidak jelas atau tidak ada.
b. Terdapat stylet.
c. Bagian dasar stylet tidak menonjol atau flens.
d. Terdapat valvate median esophageal bulb.
e. Ujung ekor membulat.
4. Cephalobidae
a. Cephalic setae tidak jelas atau tidak ada.
b. Tidak terdapat stylet.
c. Gigi tidak ada, kecil, atau tidak jelas.
d. Bagian dasar esofagus membesar.
e. Esofagus membesar di pertengahan wilayah.
f. Gonad tunggal
g. Ekor berbentuk kerucut.
85
5. Criconematidae
a. Cephalic setae tidak jelas atau tidak ada.
b. Terdapat stylet.
c. Bagian dasar stylet menonjol atau flens.
d. Terdapat valvate median esophageal bulb.
e. Bentuk morfologi betina seperti belut.
f. Vulva terdapat pada sepertiga bagian bawah tubuh.
g. Kutikula tampak jelas dan bercincin, stylet memanjang.
h. Tidak terdapat selubung kutikula.
i. Annules polos tanpa duri atau sisik.
6. Diplogasteridae
a. Cephalic setae tidak jelas atau tidak ada
b. Tidak terdapat stylet
c. Terdapat gigi yang menonjol
d. Esofagus berkembang pada bagian tengah tubuh
e. Bagian tepi mulut tidak terdapat rib-like armature
7. Dorylaimidae
a. Cephalic setae tidak jelas atau tidak ada.
b. Terdapat stylet.
c. Bagian dasar stylet tidak menonjol atau flens.
d. Tidak terdapat valvate median esophageal bulb.
e. Dinding Stomal tidak memiliki kutikula.
f. Bagian dasar esofagus membesar.
g. Posterior ketiga dari esofagus, menggerombol.
h. Stylet aksial, posisi terpusat.
8. Hoplolaimidae
a. Cephalic setae tidak jelas atau tidak ada.
b. Terdapat stylet.
c. Bagian dasar stylet menonjol atau flens.
d. Terdapat Valvate median esophageal bulb.
e. Betina berbentuk seperti belut
f. Vulva pada sepertiga bagian bawah tubuh.
g. Cincin kutikula tidak jelas, stylet pendek.
h. Posisi tubuh spiral saat mati.
86
9. Longidoridae
a. Cephalic setae tidak jelas atau tidak ada.
b. Terdapat stylet.
c. Bagian dasar stylet menonjol atau flens.
d. Tidak terdapat valvate median esophageal bulb.
e. Stylet panjang, lebuh dari 100 microns
10. Mononchidae
a. Cephalic setae tidak jelas atau tidak ada
b. Tidak terdapat stylet.
c. Terdapat gigi yang menonjol.
d. Esofagus tidak berkembang pada bagian tengah tubuh.
e. Ekor menunjuk atau lonjong.
f. Ekor jantan yang tanpa setae.
g. Stoma tanpa denticles.
h. Gigi anterior searah.
i.
Gigi terdapat di anterior, bagian dari stoma.
11. Nygolaimidae
a. Cephalic setae tidak jelas atau tidak ada.
b. Terdapat stylet.
c. Bagian dasar stylet tidak menonjol atau flens.
d. Tidak terdapat erdapat valvate median esophageal bulb.
e. Dinding Stomal tidak berkutikula.
f. Bagian dasar esofagus membesar.
g. Posterior ketiga dari esofagus membesar.
h. Posisi stylet tidak aksial, didasarkan pada letak gigi pada dinding stoma.
12. Plectidae
a. Cephalic setae tidak ada, tapi terdapat head appendages mirip setae.
b. Bentuk tubuh simetri.
c. Lip appendages elaborate.
d. Lip appendages bermembran menyerupai sayap.
13. Panagrolaimidae
a. Cephalic setae tidak jelas atau tidak ada
b. Tidak terdapat stylet.
c. Gigi absen, kecil, atau tidak jelas.
d. Esophagus melebar pada bagian dasar.
e. Esofagus berkembang pada bagian tengah tubuh.
f. Gonad tunggal.
g. Ekor dengan ujung tajam.
h. Anterior bagian dari stoma luas, terdapat rongga terbuka.
87
14. Pratylenchidae
a. Cephalic setae tidak jelas atau tidak ada.
b. Terdapat stylet.
c. Bagian dasar stylet menonjol atau flens.
d. Terdapat valvate median esophageal bulb.
e. Bentuk morfologi betina seperti belut.
f. Vulva terdapat pada sepertiga bagian bawah tubuh..
g. Kutikula tidak jelas bercincin, stylet pendek.
h. Posisi tubuh saat mati lurus.
i. Terdapat median esofagus bulb tetapi tidak terlalu jelas.
j. Esofagus tumpang tindih usus.
k. Valver berbentuk bola dan stylet berkembang dengan baik, labium rata.
15. Prismatolaimidae
a. Terdapat cephalic setae.
b. Terdapat post-cephalic setae.
c. Esophagus melebar pada bagian dasar.
d. Tidak terdapat cuticular punctation, amphids circular.
e. Esophageal bulb tanpa valves.
16. Rhabditidae
a. Cephalic setae tidak jelas atau tidak ada
b. Tidak terdapat stylet.
c. Gigi absen, kecil, atau tidak jelas.
d. Esophagus melebar pada bagian dasar.
e. Esofagus berkembang pada bagian tengah tubuh.
f. Gonad berpasangan.
g. Dinding stomal straight amalgamated.
h. Metacorpus cukup melebar, stoma tidak bermotif jelas. excessively elongat.
17. Rhabdolaimidae
a. Cephalic setae tidak jelas atau tidak ada
b. Tidak terdapat stylet.
c. Gigi absen, kecil, atau tidak jelas.
d. Esophagus melebar pada bagian dasar.
e. Esofagus tidak berkembang pada bagian tengah tubuh.
f. Tidak memiliki amphids
g. Stoma tanpa rod-like thickenings.
18. Seinuridae
a. Cephalic setae tidak jelas atau tidak ada.
b. Terdapat stylet.
c. Bagian dasar stylet tidak menonjol atau flens.
d. Terdapat valvate median esophageal bulb.
e. Ujung ekor lancip.
88
19. Tylenchidae
a. Cephalic setae tidak jelas atau tidak ada.
b. Terdapat stylet.
c. Bagian dasar stylet menonjol atau flens.
d. Terdapat valvate median esophageal bulb.
e. Stylet pendek, kurang dari 100 mikron
f. Bentuk stylet sederhana.
g. Bagian dasar stylet bulat.
h. Ekor bulat.
i. Bagian basal esophagus memanjang.
20. Tylenchorhynchidae
a. Cephalic setae tidak jelas atau tidak ada.
b. Terdapat stylet.
c. Bagian dasar stylet menonjol atau flens.
d. Terdapat valvate median esophageal bulb.
e. Bentuk morfologi betina seperti belut.
f. Vulva terdapat pada bagian tengah tubuh.
g. Esofagus tidak tumpang tindih dengan usus.
h. Panjang stylet kurang dari 50 mikron.
i. Bentuk ekor terminus tidak lancip.
j. Bentuk ekor terminus ujungnya tidak membulat atau lancip.
89
Download