BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bagian akhir

advertisement
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian akhir penelitian ini menyajikan beberapa kesimpulan dan saran
berdasarkan analisis hasil estimasi pada bab sebelumnya.
5.1
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kausalitas antara
nilai tukar nominal rupiah terhadap dolar AS dengan PDB riil Indonesia pada
periode 1971 sampai 2014 dengan menggunakan Granger Causality. Di samping
itu, untuk mencari tahu apakah error correction term (ECT) akan mengoreksi
ketidakseimbangan jangka pendek PDB riil menuju keseimbangan jangka
panjangnya, dan terakhir untuk mengetahui pengaruh dari kedua variabel tersebut
di masa lalu terhadap variabel itu sendiri di masa sekarang melalui penggunaan
Vector Error Correction Model.
Berdasarkan pembuktian empiris melalui data, kesimpulan yang bisa
diambil adalah sebagai berikut:
1. Dilihat dari hasil uji kausalitas Granger, dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan searah dari PDB riil menuju nilai tukar nominal rupiah terhadap
dolar AS. Hipotesis yang menyatakan terdapat kausalitas searah dari nilai
tukar nominal menuju PDB riil ternyata tidak terbukti setelah dilakukan
pengujian empiris.
79
2. Koefisien error correction term (ECT) pada persamaan PDB riil bertanda
negatif signifikan, artinya persamaan bersifat backward, sehingga
ketidakseimbangan jangka pendek PDB riil akan terkoreksi menuju
keseimbangan jangka panjang. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian.
Kecepatan penyesuaian menuju keseimbangan jangka panjang pada
persamaan PDB riil adalah sebesar 6,09 persen per tahunnya. Artinya,
disekuilibrium pada tahun lalu akan dikoreksi pada tahun sekarang sebesar
6,09 persen, sehingga dibutuhkan waktu yang tergolong lama yaitu
sebanyak 17 tahun untuk menuju kondisi keseimbangan jangka panjang.
3. Dalam jangka panjang, variabel nilai tukar nominal rupiah terhadap dolar
AS ternyata signifikan berpengaruh terhadap PDB riil dengan sifat
hubungan yang positif. Kenaikan sebesar 1 persen pada variabel kurs
nominal rupiah terhadap dolar AS dalam jangka panjang (yang sama
artinya dengan depresiasi atau pelemahan nilai tukar nominal dan
mengakibatkan harga rupiah dalam dolar AS menjadi lebih murah), akan
meningkatkan PDB riil sebesar 0.809976 persen.
Dalam persamaan jangka pendek LPDB terdapat beberapa variabel yang
signifikan, yaitu D(LNER(-1)) sebagai variabel lag 1 nilai tukar nominal
rupiah terhadap dolar AS berpengaruh negatif, semua variabel dummy
berpengaruh positif dan koefisien CointEq1(Error Correction Term) atau
penyesuaian dinamis perkembangan jangka pendek terhadap jangka
panjang menunjukkan signifikan negatif pada tingkat α = 5 persen. Di sisi
lain, pada persamaan jangka pendek LNER, hanya variabel CointEq1 yang
80
signifikan berpengaruh positif dan semua variabel dummy signifikan
berpengaruh negatif.
Berdasarkan uji F, seluruh variabel independen secara serentak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen pada persamaan PDB
riil maupun nilai tukar nominal rupiah terhadap dolar AS.
Hasil uji kausalitas Granger dan estimasi model VECM mengenai
hubungan nilai tukar nominal rupiah terhadap dolar AS dan produk domestik
bruto riil Indonesia pada penelitian ini seperti menimbulkan hasil yang berbeda.
Kausalitas Granger menyatakan bahwa terdapat hubungan satu arah dari besarnya
PDB riil menuju nilai tukar nominal rupiah terhadap dolar AS. Akan tetapi,
persamaan jangka panjang model VECM mengatakan bahwa nilai tukar nominal
rupiah terhadap dolar AS ternyata berpengaruh signifikan terhadap PDB riil. Hal
tersebut dapat disebabkan karena semakin besar PDB riil dapat diartikan semakin
besarnya pendapatan yang diterima masyarakat dalam perekonomian. Pendapatan
itulah yang nantinya mampu meningkatkan pengeluaran konsumsi yang bisa
dipenuhi dari konsumsi dalam negeri maupun dari impor. Semakin tinggi orientasi
konsumen terhadap barang impor dan semakin tidak mampunya produk para
produsen dalam negeri untuk mensubtitusi produk impor, maka permintaan mata
uang dolar untuk membayar impor akan meningkat dan menyebabkan nilai tukar
nominal rupiah terhadap dolar AS melemah.
Di sisi lain, pada model VECM nilai tukar nominal rupiah terhadap dolar
AS dapat berpengaruh terhadap PDB riil dikarenakan ketika nilai tukar melemah,
ekspor akan relatif lebih murah dan impor akan menjadi relatif lebih mahal. Oleh
81
para produsen domestik, melemahnya nilai tukar dapat dijadikan momentum
untuk ekspansi output ke luar negeri. Namun, melemahnya nilai tukar bagi
konsumen akan menjadi disinsentif untuk mengkonsumsi barang dan jasa luar
negeri, sehingga akan mengurangi permintaan terhadap impor. Hal tersebut dapat
menciptakan ekspor netto, ceteris paribus meningkatkan besarnya PDB riil
(karena dalam perekonomian terbuka ekspor netto merupakan salah satu
komponen pembentuk PDB).
5.2
Saran
Saran bagi penelitian selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini
antara lain dengan menambah beberapa variabel seperti ekspor, tingkat inflasi,
dan variabel lain yang relevan. Selain itu agar penelitian tersebut didasarkan pada
teori sehingga estimasi yang dihasilkan akan lebih tepat dan lebih komprehensif
dalam memahami fenomena ekonomi dan dapat digunakan sebagai analisis
kebijakan oleh pemerintah.
82
Download