16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal 2.1.1. Pengertian

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pasar Modal
2.1.1. Pengertian Pasar Modal
Pasar Modal atau Bursa Efek menurut Suad Husnan (2001:10) adalah
lembaga yang menyelenggarakan perdagangan efek. Sedangkan menurut
Sunariyah (1997:02) bursa efek secara umum adalah : “Suatu sistem keuangan
yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua
lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga
yang beredar (keputusan Menteri ke RI No. 1548/KMK/1990, tentang peraturan
pasar modal)”. Dalam arti sempit, “bursa efek adalah suatu pasar (tempat berupa
gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi,
dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang
efek”.
Pasar modal atau Bursa Efek menurut Dahlan Siamat (1999:249) yaitu :
Pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang dan dalam arti sempit
merupakan pasar yang kongkrit atau suatu tempat yang dalam pengertian
fisik terorganisasi dimana efek-efek di perdagangkan yang disebut Bursa
Efek. Pengertian bursa efek atau stock exchange adalah suatu sistem yang
terorganisasi yang mempertemukan pembeli dan penjual efek yang
dilakukan baik secara langsung maupun melalui wakil-wakilnya.
Pasar Modal atau Bursa Efek menurut Jogiyanto (1998:10) yaitu:
Tempat bertemunya antara penjual dan pembeli dengan resiko untung dan
rugi. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan
kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual sahamnya atau
mengeluarkan obligasi, dimana saham merupakan bukti pemilikan
sebagian dari perusahaan.
16
17
Selanjutnya definisi bursa efek menurut David L. Scott dalam bukunya
Dahlan Siamat (1996:80) “Pasar modal atau Bursa Efek adalah pasar untuk dana
jangka
panjang
dimana
saham
biasa,
saham
preferen
dan
obligasi
diperdagangkan”.
Pasar Modal atau Bursa Efek menurut Pratama Rahardjo (1989:13) yaitu :
Secara luas didefinisikan sebagai keseluruhan sistem keuangan yang
terorganisasi dan semua perantara dibidang keuangan serta kertas-kertas
surat berharga atau klaim, jangka pendek dan jangka panjang, primer dan
tidak langsung. Sedangkan dalam arti sempit pasar modal atau bursa efek
adalah lokasi-lokasi pasar yang terorganisir tempat efek diperdagangkan
dengan memakai jasa-jasa makelar, komisioner, dan penjamin emisi
(underwriter).
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bursa efek merupakan
media yang mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana (pemodal)
dengan pihak yang memerlukan dana (emiten) dalam rangka perdagangan surat
berharga jangka panjang. Surat berharga yang diperdagangkan di bursa efek
adalah surat berharga yang diterbitkan oleh suatu badan hukum berbentuk PT.
(Perseroan Terbatas) baik yang dimiliki oleh swasta maupun pemerintah. Pasar
modal dalam bentuk konkrit disebut bursa efek atau lebih dikenal dengan istilah
stock exchange.
Batasan mengenai bursa efek di Indonesia telah diatur dalam UndangUndang No. 15 Tahun 1952 : “Bursa adalah bursa-bursa perdagangan di
Indonesia, yang didirikan untuk perdagangan uang dan efek-efek termasuk semua
pelelangan efek-efek”.
Sedangkan menurut Keppres No. 60 Tahun 1988 yang isinya sebagai
berikut: “Pasar modal atau Bursa Efek adalah bursa yang merupakan sarana untuk
18
mempertemukan penawar dan peminta dana jangka panjang dalam bentuk efek,
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 115 Tahun 1952 tentang
bursa”.
Menurut Bab I, pasal 1, angka 13, UU RI No. 8 Tahun 1995 tentang bursa
efek : “Pasar modal atau bursa efek adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek”.
Pasar modal juga sebagai pelengkap di sektor keuangan terhadap dua
lembaga lainnya yaitu perbankan dan lembaga pembiayaan. Pasar modal
memberikan jasanya yaitu menjembatani hubungan antara pemilik dana yang
dalam hal ini disebut sebagai pemodal (investor) dengan peminjam dana atau
disebut emiten. Para pemodal meminta instrumen pasar modal untuk keperluan
portofolionya sehingga pada akhirnya dapat memaksimumkan penghasilan.
2.1.2. Bentuk Pasar Modal
Menurut Sawidji Widiatmodjo (1996:27), proses penjualan surat berharga
pada masyarakat telah menciptakan dua pasar, yaitu :
a. Pasar perdana (primary transaction)
Pasar perdana adalah pembelian surat berharga oleh investor sebelum surat
berharga tersebut dicatatkan di bursa utama atau OTC. Pada transaksi ini
hubungan yang terjadi adalah investor dengan perusahaan penerbit surat
berharga, dan melalui pialang.
19
b. Pasar sekunder (secondary transaction)
Pasar sekunder adalah pasar jual beli surat berharga yang sudah dicatatkan,
yaitu penjualan dan pembelian surat berharga antar investor. Berbeda dengan
pasar perdana, pasar ini hubungan jual beli adalah antar investor dengan
investor sendiri.
Terdapat dua tempat terjadinya pasar sekunder (Sawidji Widiatmodjo,
1996:31) yaitu:
1). Bursa reguler
Merupakan bursa efek resmi di Indonesia yang dikenal dengan Bursa Efek
Indonesia (yang terdiri dari Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya)
2). Bursa pararel
Suatu sistem perdagangan efek yang terorganisir di luar bursa efek resmi,
yang diatur dan diselenggarakan oleh perserikatan perdagangan uang dan
efek (PPUE), diawasi dan dibina oleh badan pengawas pasar modal
(BAPEPAM). Bursa pararel disebut juga over the counter (OTC) adalah
karena pertemuan antara penjual dan pembeli tidak dilakukan dalam suatu
tempat tertentu, tetapi tersebar diantara para broker dan dealer.
2.1.3. Pasar Modal Ditinjau Dari Transaksi
Ditinjau dari proses penyelenggaraan transaksi, pasar modal terdiri dari
tiga pasar, yaitu : Spot, future atau forward dan pasar opsi.
20
1) Pasar spot
Adalah bentuk pasar keuangan yang memperdagangkan sekuritas atau jasa
keuangan untuk diserah-terimakan secara spontan. Artinya, kalau seseorang
membeli suatu jasa-jasa finansial, maka pada saat itu juga akan menerima jasa
yang dibeli tersebut.
2) Pasar future atau forward
Adalah pasar keuangan dimana sekuritas atau jasa keuangan akan diselesaikan
pada kemudian hari atau beberapa waktu sesuai dengan ketentuan. Proses
transaksi tersebut, memuat kesepakatan waktu terjadinya transaksi dan saat
penyerahan harus dilakukan.
3) Pasar opsi
Merupakan pasar keuangan yang memperdagangkan hak untuk menentukan
pilihan terhadap saham atau obligasi. Pilihan tersebut adalah persetujuan atau
kontrak hak pemegang saham untuk membeli atau menjual dalam waktu
tertentu kontrak ini terjadi diantara entitas yang melakukan kontrak terhadap
opsi yang diperjual belikan. Hak opsi harus ditegaskan dalam kontrak, bahwa
kesempatan hanya dapat digunakan dalam periode waktu tertentu.
2.1.4. Instrumen Pasar Modal
Yang dimaksud dengan instrumen pasar modal (Sunariyah, 1997:20)
adalah “Semua surat-surat berharga atau efek yang diperdagangkan baik di bursa
(on floor) maupun di luar bursa atau over the counter (off floor)”.
21
Pengertian efek menurut Asril Sitompul (1996:237) adalah :
Setiap saham obligasi atau bukti lainnya termasuk sertifikat atau surat
pengganti serta bukti sementara dari bukti keuntungan dan surat jaminan,
opsi atau hak-hak lainnya untuk memesan atau membeli saham, obligasi
atau bukti pernyataan dalam modal atau pinjaman lainnya.
Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga
(efek) yang umum diperjual belikan melalui pasar modal. Menurut keputusan
Menteri Keuangan No. 1548/KMK.013/1990 tanggal 4 Desember 1990 yang
dimaksud efek adalah :
Surat pengakuan hutang, right, warrant, opsi atau setiap derivatif dari efek
atau setiap instrumen yang ditetapkan oleh Bapepam sebagai efek. Sifat
efek yang diperdagangkan di pasar modal (Bursa Efek) biasanya jangka
waktu panjang. Instrumen yang biasanya diperjual belikan melalui Bursa
Efek Indonesia saat ini adalah saham dan obligasi.
2.1.5. Lembaga Penunjang Pasar Modal
Lembaga penunjang pasar modal adalah lembaga yang berfungsi sebagai
penunjang atau pendukung beroperasinya pasar modal. Partisipasi aktif dari
lembaga penunjang pasar modal sangat diperlukan guna menunjang keberhasilan
suatu pasar modal. Berikut ini penjelasan singkat dari lembaga penunjang yang
berperan di pasar modal.
Lembaga penunjang yang berperan di pasar modal menurut Indriyo
Girosudarmo (1995:250-252) meliputi:
1). Penjamin emisi (underwriter)
Penjamin emisi merupakan penghubung yang mempertemukan emiten dengan
para pemodal. Tujuan penjamin emisi adalah meneliti, menilai secara
22
menyeluruh atas kemampuan dan prospek emiten, serta ikut menentukan
harga saham yang diemisikan.
2). Akuntan publik
Akutan publik bertugas untuk memeriksa dan atau mengaudit laporan
keuangan perusahaan (emiten) serta memberikan pendapat atas kewajaran
laporan keuangan.
3). Konsultan hukum
Konsultan hukum bertugas meneliti hal yang berkaitan dengan anggaran
dasar, akta pendirian, izin usaha, dan lainnya yang berkaitan dengan peraturan
perundangan dan selanjutnya memberikan pendapat hukum (legal promotion)
yang dimuat dalam prospektus.
4). Notaris
Notaris berperan dalam membuat perjanjian-perjanjian dalam rangka emisi
efek. Di samping itu, notaris berperan dalam RUPS, dalam anggaran dasar
serta memberikan perlindungan kepada pemodal.
5). Wali amanat
Wali amanat berperan dalam penerbitan obligasi, dan bertindak mewakili
kepentingan para pemegang obligasi seperti mengadakan perjanjian
perwakilan amanat dengan emiten dan kegiatan lainnya yang diperlukan.
6). Penanggung (guarantor)
Jasa penanggung (guarantor) diperlukan untuk menanggung pokok dan bunga
obligasi/sekuritas kredit melebihi jumlah emisi yang diperkenankan.
23
7). Perantara perdagangan efek
Berperan mempertemukan penjual dan pembeli efek, menyediakan data dan
informasi untuk kepentingan pemodal, memberikan saran kepada pemodal
serta membantu mengelola dana bagi kepentingan pemodal.
8). Pedagang efek
Pedagang efek melakukan jual beli efek untuk dan atas tanggungan sendiri,
berperan sebagai pencipta pasar bagi efek tertentu, menjaga keseimbangan
harga serta memelihara likuiditas efek dengan membeli dan atau menjual efek
tertentu di pasar sekunder.
9). Biro administrasi efek
Berperan membantu emiten dan para pemegang efek untuk menatausahakan
pemindahan efek-efek yang diperdagangkan di pasar sekunder.
10).Perusahaan perdagangan surat berharga
Dalam hal ini, berperan sebagai penjamin emisi efek, pedagang efek dan
perantara perdagangan efek.
11).Lembaga kliring
Lembaga kliring berfungsi menyimpan efek yang diperdagangkan di bursa
serta membantu penyelesaian transaksi efek secara lebih aman dan efektif.
Dari penjelasan singkat di atas mengenai lembaga penunjang pasar modal
di atas dapat disimpulkan bahwa lembaga penunjang pasar modal berperan
penting guna mendukung beroperasinya pasar modal. Dalam menjalankan
24
fungsinya lembaga penunjang berada di antara investor dan emiten serta
menyediakan jasa-jasa yang diperlukan baik oleh emiten maupun oleh investor.
2.2. Transaksi Saham
2.2.1. Pengertian Saham
Diantara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham
adalah yang paling dikenal di kalangan masyarakat. Bahkan beberapa waktu
belakangan, saham ini telah menarik kalangan penerbitan sehingga tidak segansegan mengalokasikan halaman yang cukup banyak untuk memuat perihal saham
ini mulai dari pergerakan harganya hingga isu-isu yang beredar.
Secara sederhana, menurut Sawidji Widiatmodjo (2002:35) saham dapat
didefinisikan sebagai berikut :
Tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan atau selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
tersebut adalah pemilik (berapapun porsinya) dari suatu perusahaan yang
menerbitkan kertas tersebut, sesuai porsi kepemilikannya yang tertera pada
kertas itu.
Definisi saham, menurut Jakarta Stock Exchange (1996:3) adalah “Surat
berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan
terbatas (emiten) yang menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga
pemilik sebagian dari perusahaan itu”. Dengan demikian kalau seseorang
(investor) membeli saham, maka investor tersebut menjadi pemilik perusahaan.
Saham ada dua macam yaitu saham atas nama dan saham atas unjuk. Pada saat ini
saham-saham yang diperdagangkan di bursa-bursa di Indonesia adalah saham atas
nama yaitu saham dimana nama pemilik saham tertera di atas saham tersebut.
25
Menurut Dahlan Siamat (1999:268), saham atau stock adalah “surat bukti
atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Selanjutnya
saham dapat dibedakan antara saham biasa (common stock) dan saham preferen
(preffered stock)”.
Pemilik saham individu adalah orang perorangan non badan usaha yang
menanamkan sejumlah uang ang dimilikinya ke pasar modal dengan ekspektasi
mendapatkan laba keuntungan yang lebih tinggi daripada menabung di bank.
Sedangkan pemilik saham organisasi, instansi atau perusahaan adalah badan usaha
yang mengelola sebagian atau sekuluh modal yang dimilikinya untuk dikelola di
pasar modal untuk mendapatkan keuntungan yang besar secara profesional
(www.organisasi.org).
2.2.2. Jenis-Jenis Saham
Menurut Suad Husnan (2001:36) saham terdiri atas dua jenis, yaitu :
1. Saham Biasa merupakan jenis efek yang paling sering dipergunakan oleh
emiten untuk memperoleh dana dari masyarakat dan juga merupakan jenis
yang paling popular di Pasar Modal. Saham biasa memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan dilikuidasi.
b. Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan lain yang
ditetapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham.
c. Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui di dalam Rapat
Umum Pemegang Saham.
26
d. Hak memesan Efek terlebih dahulu sebelum Efek tersebut ditawarkan
kepada masyarakat.
2. Saham Preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan
antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap
(seperti bunga obligasi). Saham Preferen memiliki karakteristik sebagai
berikut :
a. Pembayaran dividen dalam jumlah tetap.
b. Hak klaim terlebih dahulu dibading Saham Biasa jika perusahaan
dilikuidasi.
c. Dapat dikonversi menjadi Saham Biasa.
2.2.3. Pengertian Transaksi Saham
Transaksi saham adalah kontrak yang dibuat oleh Anggota Bursa Efek
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual beli
efek, pinjam-meminjam Efek, atau kontrak lain mengenai Efek atau harga Efek
(Peraturan BAPEPAM No. III. A. 10 tentang Transaksi Efek).
Menurut M. Samsul (1990) transaksi saham adalah :
Kegiatan investor atau pemodal ketika memutuskan untuk melakukan
investasi di pasar modal akan dihadapkan pada masalah :
1). Membeli atau tidak membeli
2). Memilih jenis saham yang dibeli
Transaksi saham juga dapat diartikan sebagai kegiatan jual-beli saham
yang terjadi di bursa efek (Divisi Komunikasi Perusahaan, PT Bursa Efek Jakarta,
2007).
27
2.2.4. Proses Transaksi Saham
Kegiatan transaksi saham dapat dilihat pada skema dibawah ini.
Investor
Beli/Jual
Bursa
Efek
WPPE
Perusahaan
Efek
WPPE
Sistem Tawar-menawar
Sistem Negosiasi
Bank
Kustodian
Investor
Beli/Jual
Perusahaan
Efek
Bank
Kustodian
LKP
Kliring
Rp/Efek
Rp/Efek
LPP
Penyelesaian
BAE/Emiten
Gambar 2.1. Skema Transaksi Saham
(Divisi Komunikasi Perusahaan, PT Bursa Efek Jakarta, 2007)
•
Transaksi Jual
1. Tentukan saham yang dijual
2. Tentukan jumlah saham (dalam satuan lot)
3. Sampaikan pada harga berapa kita mau beli
Transaksi dan Penyelesaian:
1. Dealer akan meneruskan oder ke floor trader di Lantai Bursa
28
2. Jika order terpenuhi, broker akan melakukan konfirmasi ke nasabah ( 1 x
24 jam)
3. Penyelesaian Transaksi akan dilakukan dalam waktu 3 hari atau sering
disebut T + 3.
•
Transaksi Beli
1. Tentukan saham yang dibeli
2. Tentukan jumlah saham (dalam satuan lot)
3. Sampaikan pada harga berapa kita mau beli
Transaksi dan Penyelesaian:
1. Dealer akan meneruskan oder ke floor trader di Lantai Bursa
2. Jika order terpenuhi, brokerakan melakukan konfirmasi ke nasabah ( 1 x 24
jam)
3. Penyelesaian Transaksi akan dilakukan dalam waktu3 hari atau sering
disebut T + 3.
Melakukan transaksi saham mengeluarkan beberapa biaya, biaya-biaya
tersebut dilakukan:
1. Untuk transaksi beli, umumnya biaya yang dikenakan sebesar 0,25% hingga
0,3% dari nilai transaksi
2. Untuk transaksi jual, umumnya dikenakan biaya sebesar 0,35% hingga 0,4%
dari nilai transaksi. Transaksi jual lebih mahal 0,1% karena dikenakan pajak
PPh sebesar 0,1%
29
3. Untuk membayar jasa broker yang digunakan. Masing-masing broker
memiliki kebijakan biaya berbeda-beda.
2.3. Tingkat Laju Inflasi
2.3.1. Pengertian Inflasi
Inflasi menunjukkan kecenderungan naiknya harga barang dan jasa secara
umum dan terus menerus (Kusnendi, 2002:26). Selain itu Inflasi juga dapat
diartikan sebagai suatu keadaan dalam perekonomian di mana terjadi kenaikan
harga-harga secara umum.
Sedangkan menurut Manullang (1993:83) inflasi adalah suatu keadaan
dimana terjadi meningkatnya harga-harga pada umumnya, atau suatu keadaan
dimana terjadi turunnya nilai uang. Inflasi terjadi karena semakin meningkatnya
jumlah uang yang beredar dalam masyarakat.
Menurut Samuelson (1994:296) Pengertian inflasi adalah
suatu keadaan yang mana harga barang dan jasa secara keseluruhan naik,
sehingga mengakibatkannilai uang turun. Definisi lain, inflasi terjadi
apabila tingkat harga danbiaya-biaya umum naik. Sedangkan deflasi
terjadi apabila barang-barang dan biaya-biaya umum turun
Kenaikan dalam harga barang dan jasa yang biasa terjadi jika permintaan
bertambah dibandingkan dengan jumlah penawaran atau persediaan barang di
pasar, dalam hal ini lebih banyak uang yang beredar yang digunakan untuk
membeli barang dibanding dengan jumlah barang dan jasa. Untuk mengukur
tinggi rendahnya laju inflasi, dilakukan dengan mengamati perkembangan
data/statistik Indeks Harga Konsumen (IHK), Indeks Harga Produsen (IHP) atau
30
deflator PDB. Berdasarkan data tersebut selanjutnya dapat dihitung tingkat laju
inflasi dari tahun ke tahun. Untuk menghitung tingkat laju inflasi dapat
menggunakan rumus :
IHK1 – IHKt-1
TI =
x 100
Kusnendi (2002:26)
IHKt-1
2.3.2. Macam-macam Inflasi
Inflasi yang terjadi di suatu negara memiliki jenis yang berbeda-beda. Hal
ini tergantung dari penyebabnya. Inflasi terbagi atas (Kusnadi, 1996:227):
a. Menurut tingkat keparahan atau laju inflasi
1. Inflasi Ringan (Creeping Inflation), adalah inflasi yang tingkatannya
masih di bawah 10% setahun
2. Inflasi Sedang adalah inflasi yang tingkatannya berada diantara 10% 30% setahun
3. Inflasi Berat adalah inflasi yang tingkatannya berada diantara 30% - 100%
setahun
4. Hiper Inflasi adalah inflasi yang tingkat keparahannya berada di atas 100%
setahun.
b. Menurut penyebab awal inflasi
1. Demand Pull Inflation yaitu inflasi yang disebabkan karena permintaan
masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat.
31
2. Cost Push Inflation yaitu inflasi yang timbul karena kenaikan ongkos
produksi secara terusmenerus.
3. Inflasi Permintaan dan Penawaran yaitu inflasi yang disebabkan oleh
kenaikan permintaan di satu sisi dan penawaran di sisi lain. Timbulnya
inflasi karena antara pelaku permintaan dan penawaran yang tidak
seimbang artinya jika permintaan barang bertambah sementara penyediaan
barang mengalami kekurangan.
c. Berdasarkan asal inflasi
1. Domestic Inflation atau inflasi yang berasal dari dalam negeri. Inflasi ini
terjadi karena pengaruh kejadian ekonomi yang terjadi di dalam negeri,
misalnya terjadinya defisit anggaran belanja negara yang secara
terusmenerus di atas dengan mencetak uang. Hal ini menyebabkan jumlah
uang yang dibutuhkan di masyarakat melebihi transaksinya dan ini
menyebabkan nilai uang menjadi rendah dan harga barang meningkat.
2. Imported Inflation atau inflasi yang tertular dari luar negeri. Inflasi ini
disebabkan oleh kenaikan harga barang ekspor seperti teh dan kopi di luar
negeri (negara tujuan ekspor), harganya mengalami kenaikan dan ini
membawa pengaruh terhadap harga di dalam negeri.
2.3.3. Cara-cara Mengatasi Inflasi
Menurut Manullang (1993:86) cara-cara untuk mengatasi inflasi dapat
dilakukan dengan :
32
a. Kebijaksanaan moneter
Cara mengatasi inflasi dengan kebijaksanaan moneter berhubungan
dengan
politik
Bank
Sentral
dari
negara
yang bersangkutan,
dengan
menyempitkan pemberian kredit baik oleh Bank Sentral sendiri maupun oleh
badan-badan kredit lainnya yaitu Bank-bank Dagang yang bertujuan untuk
mengurangi pengeluaran masyarakat seluruhnya.
Bank Sentral dapat menyempitkan pemberian kredit atau mengurangi
jumlah uang yang beredar dalam masyarakat dengan empat cara, yaitu :
1). Menaikkan tingkat bunga
Kenaikan tingkat bunga dari Bank Sentral akan mengurangi keinginan
badan-badan kredit untuk mengadakan pinjaman guna memenuhi
permintaan masyarakat, yang berarti besarnya kredit dari badan kredit
berkurang, yang berarti mengurangi tekanan inflasi.
2). Politik pasar terbuka (open market policy)
Dengan politik pasar terbuka dimaksudkan suatu kebijaksanaan dari Bank
Sentral untuk menjual surat-surat berharga seperti obligasi negara kepada
masyarakat. Penjualan surat-surat berharga ini ditujukan kepada bankbank sehingga berakibat berkurangnya uang dari tangan masyarakat dan
berkurangnya uang di tangan badan-badan kredit. Jadi dengan politik
seperti ini, maka jumlah uang yang beredar di tangan masyarakat
dikurangi dan sebagai gantinya bertambah obligasi negara atau surat-surat
berharga lainnya di tangan masyarakat.
33
3). Menaikkan cash ratio
Cash ratio adalah perbandingan antara uang tunai bank-bank ditambah
dengan deposit pada Bank Sentral terhadap demand deposit dari
masyarakat terhadap Bank yang bersangkutan. Menaikkan cash ratio atau
reserve requirements daripada Bank-bank Dagang, merupakan suatu
tindakan anti inflasi, oleh karena hal ini selain mengurangi reserve yang
berlebih-lebihan dari
bank dapat pula mengurangi kemungkinan
memenuhi permintaan kredit dari anggota masyarakat.
4). Politik uang ketat (tight money policy)
Politik uang ketat adalah kebijakan dimana pemerintah mengatur uang
yang beredar di masyarakat melalui kebijakan pemberian kredit. Ketika
inflasi tinggi, maka pemerintah akan memperketat pemberian kredit.
Sedangkan ketika inflasi rendah, maka pemerintah akan memberikan
kelonggaran kredit.
b. Kebijaksanaan fiskal
Ada tiga aspek kebijaksanaan fiskal, yaitu :
1). Penurunan pengeluaran pemerintah
Dalam masa inflasi pengeluaran pemerintah haruslah dikurangi. Tapi
tindakan tersebut bukanlah hal yang mudah karena dalam negara dimana
kebutuhan yang urgent, sebagian besar dari anggaran belanja ditujukan
untuk sektor pertahanan, adalah suatu pekerjaan yang sulit untuk
mengurangi pengeluaran pemerintah. Penurunan pengeluaran pemerintah
34
akan lebih efektif lagi bilamana diikuti oleh kenaikan pajak dan
mengadakan pinjaman pemerintah.
2). Menaikkan pajak
Dengan menambah pajak berarti penghasilan seseorang akan berkurang,
karena sebagian dari penghasilannya itu dalam bentuk pajak telah
diberikan kepada pemerintah. Penambahan pajak dapat direalisasikan
selain dengan menaikkan tarif pajak dapat pula dengan jalan menambah
jenis pajak yang harus dibayar oleh masyarakat. Tetapi dalam menaikkan
pajak haruslah terlebih dahulu diselidiki golongan masyarakat mana yang
harus ditambah pajaknya agar tindakan itu benar-benar akan mengurangi
permintaan seluruhnya, sebab pada umumnya kenaikan pajak yang
demikianlah yang efektif untuk mengurangi tekanan inflasi.
3). Mengadakan pinjaman pemerintah
Dengan mengadakan pinjaman pemerintah terlebih-lebih pinjaman
paksaan mengadakan pinjaman paksaan dapat pula dijalankan dengan
membekukan sebagian dari simpanan pihakpihak partikulir yang ada di
dalam Bank.
2.4. Nilai Tukar Rupiah (USD/Rp)
2.4.1. Pengertian Nilai Tukar
Nilai tukar valuta asing atau kurs valuta asing adalah harga mata uang
negara asing dalam satuan mata uang domestik (Samuelson, 1994:450).
Sedangkan Nilai Tukar Rupiah adalah harga mata uang Rupiah dalam satuan mata
35
uang asing. Menurut Sadono Sukirno (2004:292) besarnya jumlah mata uang
tertentu yang diperlukan untuk memperoleh satu unit valuta asing disebut dengan
kurs mata uang asing.
Menurut Choi (1997:124) kurs valuta adalah
harga satu unit valuta yang ditunjukkan dalam valuta lain. Nilai tukar
rupiah terhadap dollar AS merupakan harga satu satuan dollar AS yang
dinilai ke dalam satuan rupiah
Beberapa faktor penting yang mempunyai pengaruh atas perubahan kurs
pertukaran menurut Sadono Sukirno (2004:296) adalah :
1. Perubahan dalam cita rasa masyarakat. Bila penduduk suatu negara lebih
menyukai barang-barang dari negara lain maka nilai mata uang asing tersebut
akan semakin naik.
2. Perubahan harga dari barang-barang ekspor. Semakin tinggi harga barang
yang akan diekspor, semakin turun nilai mata uang pengekspor tersebut.
3. Kenaikan harga-harga umum (inflasi). Semakin tinggi tingkat inflasi negara
pengeskpor semakin turun nilai mata uang negara tersebut.
4. Perubahan dalam tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi. Semakin
tinggi tingkat bunga investasi di negara tersebut semakin tinggi nilai mata
uang negara tersebut.
5. Perkembangan ekonomi. Semakin banyak nilai ekspor suatu negara semakin
kuat nilai mata uang negara tersebut.
36
2.4.2. Macam-macam Sistem Nilai Tukar
Nilai kurs adalah suatu nilai tukar mata uang asing terhadap mata uang
negara lain. Nilai tukar tersebut sebenarnya merupakan semacam harga dalam
pertukaran tersebut. Demikian pula pertukaran antara dua mata uang yang berbeda
dimana akan terdapat perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang
tersebut. Perbandingan nilai inilah yang disebut kurs.
Menurut Benny, Doddy (1998) fungsi dari kebijakan sistem nilai tukar adalah
untuk kestabilan pasar domestik, fungsi ini untuk menjaga agar nilai tukar
tidak dijadikan sebagai suatu alat yang akan menambah/mengurangi
likuiditas masyarakat dalam arti bahwa apabila masyarakat menilai
U$Dollar murah (rupiah overvalued) maka mereka akan memborong
U$Dollar dan juga sebaliknya. Ketidakstabilan pasar domestik yang
demikian dapat menimbulkan kegiatan spekulatif seperti perkembangan
pada awal krisis moneter tahun 1997-1998 yang pada gilirannya akan
mengganggu kestabilan ekonomi makro.
Nilai kurs terdiri atas :
1. Kurs Jual adalah harga jual valuta asing oleh bank atau money changer
2. Kurs Beli adalah kurs yang diberlakukan bank apabila bank membeli valuta
asing
Meskipun kurs atau nilai tukar pada dasarnya ditentukan oleh kekuatan
pasar, namun sesungguhnya ada faktor lain yang menentukan besarnya kurs yaitu
sistem kurs valuta asing yang dianut oleh suatu negara. Sistem kurs valuta asing
tersebut yaitu (Sadono Sukirno, 2004):
1. Sistem Kurs Tetap (fixed exchange rate system)
Menurut sistem kurs tetap, nilai tukar mata uang suatu negara terhadap
mata uang negara lainnya ditetapkan oleh pemerintah. Akan tetapi, walaupun
37
nilai tukar ditetapkan sepenuhnya oleh pemerintah, namun tidak berarti bahwa
tidak ada perubahan permintaan dan penawaran atas suatu mata uang di pasar
valuta asing. Dampak dari perubahan kekuatan permintaan dan penawaran
mata uang asing dipasar valuta asing tersebut akan diredam oleh pemerintah.
Jika terjadi kelebihan penawaran mata uang asing, pemerintah akan membeli
kelebihan penawaran mata uang asing tersebut. Sebaliknya, jika dipasar terjadi
kelebihan permintaan terhadap mata uang asing tersebut, pemerintah akan
menjual persediaan mata uang yang dimilikinya.
2. Sistem Kurs Bebas
Bila kurs mata uang suatu negara terhadap mata uang lainnya
dibiarkan untuk ditentukan secara bebas oleh tarik-menarik kekuatan pasar,
dapat dikatakan bahwa negara tersebut menganut sistem kurs bebas atau
mengambang. Keuntungan dari sistem kurs bebas adalah bahwa tingkat kurs
yang berlaku selalu sama dengan tingkat kurs keseimbangan. Jadi, tidak ada
masalah pasar gelap dan akibat negatifnya. Dalam sistem ini, tidak ada
masalah surplus atau defisit neraca pembayaran, sebab bekerjanya pasar selalu
menyeimbangkan jumlah devisa yang masuk dengan devisa yang keluar.
3. Sistem Kurs Mengambang Terkendali
Pada sistem kurs mengambang terkendali, nilai tukar pada dasarnya
ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Nilai kurs bebas
bergerak untuk naik dan turun. Namun, untuk menghindari gejolak yang
terlalu tajam, pemerintah melakukan intervensi atau campur tangan sampai
batas-batas yang telah ditentukan.
38
2.5. Pendapatan Domestik Bruto Perkapita (PDB Perkapita)
2.5.1. Pengertian Pendapatan Domestik Bruto (PDB)
Produk Domestik Bruto (PDB) mengukur nilai hasil produksi, pendapatan,
dan atau pengeluaran nasional suatu perekonomian (Kusnendi, 2002:18). PDB
meliputi semua produk akhir yang dihasilkan setiap orang atau perusahaan
(nasional maupun asing) yang ada dalam wilayah sesuatu negara dalam periode
tertentu, biasanya satu tahun.
Dalam hal ini, perlu dibedakan antara Produk Domestik Bruto (PDB)
dengan Produk Nasional Bruto (PNB). Di dalam PNB sudah termasuk pendapatan
neto dari hasil usaha di luar negeri. Sementara itu, PDB merupakan hasil semua
kegiatan yang dikerjakan di dalam negeri, termasuk kegiatan orang asing yang ada
di dalam negeri.
Menurut buku Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank
Indonesia, PDB dapat dihitung melalui dua metode yaitu :
1. Metode Produksi
Metode Produksi dilakukan dengan cara menghitung besarnya produksi
nasional yang dilihat dari sektor-sektor ekonomi, seperti pertanian,
perdagangan, industri, dan lain-lain
2. Metode Pengeluaran
Metode Pengeluaran dilakukan dengan cara menghitung besarnya pengeluaran
yang dilakukan selama satu tahun. Pengeluaran tersebut seperti konsumsi
rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan lain-lain.
39
Selain kedua metode diatas, PDB juga dihitung berdasarkan harga tahun
tertentu, yaitu :
1. PDB berdasarkan harga berlaku
Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah nilai barang-barang dan jasa
yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu menurut/berdasarkan
harga yang berlaku pada periode tersebut.
2. PDB berdasarkan harga konstan
Pendapatan nasional pada harga konstan adalah nilai barang-barang dan jasa
yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu, berdasarkan harga
yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang dipakai dasar untuk dipergunakan
seterusnya dalam menilai barang-barang dan jasa yang dihasilkan pada
periode/tahun berikutnya. Pendapatan nasional pada harga konstan =
Pendapatan Nasional riil.
Menurut Mulyono dalam Hanton (2002:27), pendapatan nasional pada harga
konstan dapat diperoleh melalui:
PDB harga konstan = PDB harga berlaku x 100……………… (2.1)
Indeks harga
Indeks harga yang digunakan untuk mendeflasi PDB harga berlaku dimana
Implicit Price Deflator.
Implicit Price Deflator = PDB harga berlaku x 100…………. (2.2)
PDB harga konstan
40
2.5.2. Pengertian Pendapatan Domestik Bruto Perkapita (PDB Perkapita)
Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di
suatu negara. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan
nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan
perkapita juga merefleksikan PDB per kapita (www.wikipedia.com). Didalam
mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi disuatu negara, perhitungan pendapatan
perkapita dinilai lebih mencerminkan tingkat kemakmuran dari suatu negara. Hal
yang melandasi pemikiran tersebut bahwa pendapatan perkapita dapat mengukur
jumlah pendapatan dari masing-masing individu didalam suatu negara. Untuk
menghitung pendapatan perkapita suatu negara dapat menggunakan rumus
dibawah ini.
PDB tahun t
PDB Perkapita =
www.e-dukasi.net
Jumlah Penduduk tahun t
2.6. Tingkat Suku Bunga Deposito
2.6.1. Pengertian Suku Bunga
Menurut Hubbard (1997) dalam Laksmono (2001), bunga adalah biaya
yang harus dibayar borrower atas pinjaman yang diterima dan imbalan lender atas
investasinya. Suku bunga mempengaruhi keputusan individu terhadap pilihan
membelanjakan uang lebih banyak atau menabung.
Menurut Kern dan Guttman (1992) seperti diuraikan Laksmono (2001)
menganggap suku bunga merupakan sebuah harga dan sebagaimana harga
41
lainnya, maka tingkat suku bunga ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan
penawaran (Laksmono, 2001:128).
Menurut Boediono (1990) tingkat suku bunga ditentukan oleh suatu
persilangan antara penawaran tabungan dan permintaan investasi. Lebih lanjut,
tingkat bunga adalah titik pertemuan atau titik potong antara penawaran tabungan
dengan permintaan investasi. Misalnya, jumlah permintaan tabungan di pasar
pada tingkat bunga i adalah Q unit. i adalah keseimbangan tingkat bunga dan Q
adalah keseimbangan unit kuantitas yang diminta dan yang ditawar oleh pasar.
Titik ini selalu berpindah dan tidak pernah berada pada titik tertentu untuk jangka
panjang. Meskipun titik ini akan selalu mencoba untuk tetap berada pada titik E
dalam waktu yang lama. Titik ini diilustrasikan pada gambar 1 sebagai berikut :
Gambar 2.2
Kurva Investasi dan Tabungan
Tingkat bunga
(%)
E
i
S
I
Tingkat bunga
0
Q
Sumber : Teori Moneter (Boediono, 1990)
42
Jika tingkat suku bunga naik masyarakat akan cenderung untuk menginvestasikan
pendapatannya dalam bentuk tabungan. Jika tingkat suku bunga turun, masyarakat
cenderung lebih banyak melakukan investasi.
2.6.2. Jenis-jenis Suku Bunga
Menurut Boediono (1990:76) dalam teori moneter, terdapat dua jenis
tingkat bunga yaitu :
1). Tingkat bunga nominal
Tingkat bunga nominal diperoleh dari penjumlahan unsur-unsur
tingkat bunga yaitu tingkat bunga murni, premi resiko, biaya transaksi dan
premi untuk inflasi yang diharapkan. Secara aljabar ditulis sebagai berikut :
Rn = Rm + Rp + Rt + Ri
Boediono (1990:76)
Dimana :
Rn = tingkat bunga nominal
Rm= tingkat bunga murni
Rp = premi resiko
Rt = biaya transaksi
Ri = premi inflasi
Berdasarkan rumus di atas, tingkat suku bunga nominal (Rn) berubah apabila
unsur-unsur berubah. Masing-masing unsur dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang berbeda, misalnya tingkat bunga murni (Rm) merupakan hasil dari
keseimbangan permintaan dan penawaran bank dan merupakan hasil dari
43
keseimbangan permintaan dan penawaran investasi. Apabila jumlah uang
yang beredar atau liquidity performance bergeser maka pengaruh langsungnya
adalah tingkat bunga murni berubah.
2). Tingkat bunga riil
Yaitu tingkat bunga nominal dikurangi laju inflasi yang terjadi selama
periode yang sama atau secara aljabar dirumuskan sebagai berikut :
Rr = Rn - Ri
Boediono (1990:77)
Dimana :
Rr = tingkat bunga riil
Rn = tingkat bunga nominal
Ri = laju inflasi
Tingkat bunga riil yang diharapkan oleh kreditur dan debitur adalah relevan
dalam memutuskan apakah mereka akan mengadakan transaksi pinjam
meminjam atau tidak. Bagi kreditur, tingkat bunga riil merupakan imbalan
bagi pengorbanannya untuk menyerahkan penggunaan uangnya untuk jangka
waktu tertentu, sedangkan bagi debitur tingkat bunga riil merupakan beban riil
atas penggunaan uang orang lain.
2.6.3. Macam-macam Suku Bunga
Di dalam dunia perbankan terdapat dua macam suku bunga (Ami Dwi Nur
Malasari, 2007:22-23), yaitu:
a. Suku bunga pinjaman
44
Besarnya
suku
bunga
pinjaman
berbeda-beda
sesuai
dengan
penggunaan pinjaman. Misalnya :
1. Pinjaman dagang yaitu meminjam uang kepada Bank dengan maksud
untuk digunakan dalam aktivitas di bidang perdagangan.
2. Pinjaman investasi yaitu meminjam uang kepada Bank dengan maksud
untuk melakukan investasi yang berupa barang modal guna melaksanakan
kegiatan produksi yang lebih menguntungkan (Nopirin, 1993:74)
b. Suku bunga simpanan
Suku bunga simpanan adalah suku bunga yang ditentukan oleh
lembaga perbankan sebagai harga dari uang nasabah yang disimpan di bank
yang bersangkutan. Besarnya persentase suku bunga simpanan berbeda-beda,
diantaranya ditentukan oleh unsur jangka waktu, misalnya: simpanan deposito
berjangka satu bulan sebesar 15% sedangkan deposito berjangka satu tahun
suku bunganya 20% (Sinungan, 1992:90).
2.7. Hubungan Variabel Independent Dengan Variabel Dependent
2.7.1. Hubungan Tingkat Laju Inflasi Dengan Transaksi Saham
Transaksi saham merupakan kegiatan yang sangat memperhatikan tingkat
keuntungan atau yang biasa disebut return saham (Geske dan Roll, 1983). Return
saham merupakan tingkat pengembalian saham. Berdasarkan hal tersebut dapat
ditarik
kesimpulan
bahwa
transaksi
saham
tergantung
kepada
tingkat
pengembalian saham. Inflasi seperti yang telah diketahui menyebabkan nilai uang
saat ini tidak akan sama dengan nilai uang di masa yang akan datang. Oleh karena
45
itu, seorang investor akan memperhatikan tingkat laju inflasi sebelum melakukan
transaksi saham. Investor akan melihat keuntungan yang akan didapatkannya
dengan melakukan transaksi saham saat ini. Apabila tingkat laju inflasi akan
mengalami kenaikan yang cukup drastis, seorang investor akan menahan
keinginannya untuk melakukan transaksi saham. Hal tersebut dilakukan dengan
dasar pemikiran bahwa nilai return saham yang diterimanya lebih kecil
dibandingkan dengan uang yang dikeluarkannya untuk melakukan transaksi
saham.
Selain itu, alasan seorang investor membeli saham adalah adanya
keinginan untuk berinvestasi. Dengan adanya inflasi, maka harga barang-barang
pada umumnya akan mengalami kenaikan dan akibatnya daya beli masyarakat
akan mengalami penurunan. Bila daya beli masyarakat menurun, maka
keuntungan yang diperoleh dari hasil berinvestasi juga akan mengalami
penurunan. Turunnya tingkat keuntungan, akan menyebabkan investor menahan
keinginannya untuk membeli saham yang dalam hal ini berarti investor akan
mengurangi atau tidak melakukan kegiatan transaksi saham (Geske dan Roll,
1983).
2.7.2. Hubungan Nilai Tukar Rupiah (USD/Rp) Dengan Transaksi Saham
Nilai kurs dollar merupakan salah satu faktor yang cukup berpengaruh
terhadap naik turunnya IHSG. Jika nilai kurs dollar tinggi maka investor akan
lebih menyukai investasi dalam bentuk Dollar AS dibandingkan dengan investasi
pada surat-surat berharga karena investasi pada surat-surat berharga merupakan
46
investasi jangka panjang. Demikian pula sebaliknya, jika nilai kurs dollar AS
turun maka investor akan lebih menyukai investasi pada surat-surat berharga
sehingga akan mempengaruhi nilai transaksi saham yang akan berpengaruh
kepada IHSG (Ami Dwi Nur Malasari, 2007:39).
2.7.3. Hubungan Pendapatan Domestik Bruto Perkapita Dengan Transaksi
Saham
Pendapatan Domestik Bruto Perkapita (PDB Perkapita) merefleksikan
kondisi perekonomian suatu negara karena PDB Perkapita umumnya digunakan
sebagai tolok ukur tingkat kesejahteraan penduduk suatu negara. Semakin tinggi
PDB Perkapita suatu negara, maka tingkat kesejahteraan penduduk negara
tersebut juga semakin tinggi. Apabila tingkat kesejahteraan semakin tinggi, maka
daya beli masyarakat juga akan semakin tinggi (Pribadi Setiyanto, 2006)
Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa investor dalam melakukan
transaksi saham sangat memperhatikan tingkat return saham. Oleh karena itu,
apabila daya beli masyarakat tinggi akan mempengaruhi return saham yang
diterima oleh investor. Hal tersebut berarti semakin tinggi PDB Perkapita suatu
negara akan meningkatkan jumlah transaksi saham yang dilakukan oleh investor
(Fama, 1981).
2.7.4. Hubungan Tingkat Suku Bunga Deposito Dengan Transaksi Saham
Transaksi saham merupakan salah satu kegiatan berinvestasi. Sedangkan
Investasi dapat diartikan sebagai kegiatan menanamkan modal, baik langsung
47
maupun secara tidak langsung, dengan harapan investor mendapatkan keuntungan
ekonomis dari penanaman modal tersebut (Elvi Yuliati, 2002:22).
Selain melakukan investasi, pada umumnya masyarakat lebih memilih
menyimpan uangnya di bank dengan dasar asumsi akan memperoleh keuntungan
berupa bunga yang secara pasti dan kontinu akan diterimanya. Oleh karena itu,
untuk melakukan investasi akan memperhatikan faktor suku bunga (Kusnendi,
2002:91). Apabila tingkat suku bunga lebih tinggi dibandingkan dengan
persentase keuntungan berinvestasi, maka investor akan lebih memilih
menyimpan uangnya di bank. Hal tersebut dipandang lebih menguntungkan
dengan tidak adanya resiko dan keuntungan yang diperoleh secara pasti akan
diterima. Tetapi bila tingkat suku bunga lebih kecil dibandingkan dengan
persentase keuntungan berinvestasi, maka investor akan memilih untuk
melakukan investasi dengan segala resiko yang ditanggungnya.
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat bunga, maka
transaksi saham yang merupakan salah satu kegiatan investasi akan mengalami
penurunan. Tetapi bila tingkat bunga mengalami penurunan dan berada dibawah
persentase return saham, maka transaksi saham akan mengalami kenaikan (Elvi
Yuliati, 2002).
2.8. Kajian Empirik Beberapa Hasil Penelitian
N
o.
1.
Nama
Judul
Tahun
Universitas
Hasil Penelitian
Elvi Yuliati
Analisis VariabelVariabel Yang
Berpengaruh Terhadap
Volume Transaksi Saham
Blue Chips Di Bursa
Efek Jakarta
2002
FE
Universitas
Merdeka
Malang
2.
Ami Dwi Nur
Malasari
Analisis Pengaruh
Tingkat Inflasi, Suku
Bunga SBI Dan Nilai
Kurs Dollar AS Terhadap
Volume Perdagangan
Saham Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek
Jakarta
2007
FE
Universitas
Merdeka
Malang
3.
Chandra Dewi Pengaruh Suku Bunga
Mirawanti
Sertifikat Bank Indonesia
(SBI), Indeks Harga
Saham Gabungan
2005
FPIPS
Universitas
Pendidikan
Indonesia
1. Variabel harga saham berpengaruh negatif
terhadap volume transaksi saham blue chips
di Bursa Efek Jakarta.
2. Variabel tingkat suku bunga berpengaruh
negatif terhadap volume transaksi saham blue
chips di Bursa Efek Jakarta.
3. Variabel capital gain/loss berpengaruh positif
terhadap volume transaksi saham blue chips
di Bursa Efek Jakarta.
1. Variabel Inflasi berpengaruh negatif terhadap
volume perdagangan saham perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
2. Variabel Suku Bunga SBI berpengaruh negatif
terhadap volume perdagangan saham
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta.
3. Nilai Kurs Dollar AS berpengaruh negatif
terhadap volume perdagangan saham
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta.
1. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
berpengaruh signifikan dan positif terhadap
Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap di
Indonesia Periode Januari.I 2004 – April.IV
48
49
(IHSG), Laju Inflasi dan
Nilai Tukar USD/Rp.
Terhadap Kinerja
Reksadana Pendapatan
Tetap di Indonesia
Periode Januari.I 2004 –
April.IV 2005
2005.
2. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
berpengaruh signifikan dan positif terhadap
Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap di
Indonesia Periode Januari.I 2004 – April.IV
2005.
3. Laju Inflasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja Reksadana Pendapatan
Tetap di Indonesia Periode Januari.I 2004 –
April.IV 2005.
4. Nilai Tukar Rupiah USD/Rp. tidak
berpengaruh signifikan Terhadap Kinerja
Reksadana Pendapatan Tetap di Indonesia
Periode Januari.I 2004 – April.IV 2005.
Download