BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal 2.1.1. Pengertian Pasar Modal Pasar Modal atau Bursa Efek menurut Suad Husnan (2001:10) adalah lembaga yang menyelenggarakan perdagangan efek. Sedangkan menurut Sunariyah (1997:02) bursa efek secara umum adalah : “Suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar (keputusan Menteri ke RI No. 1548/KMK/1990, tentang peraturan pasar modal)”. Dalam arti sempit, “bursa efek adalah suatu pasar (tempat berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek”. Pasar modal atau Bursa Efek menurut Dahlan Siamat (1999:249) yaitu : Pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang dan dalam arti sempit merupakan pasar yang kongkrit atau suatu tempat yang dalam pengertian fisik terorganisasi dimana efek-efek di perdagangkan yang disebut Bursa Efek. Pengertian bursa efek atau stock exchange adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan pembeli dan penjual efek yang dilakukan baik secara langsung maupun melalui wakil-wakilnya. Pasar Modal atau Bursa Efek menurut Jogiyanto (1998:10) yaitu: Tempat bertemunya antara penjual dan pembeli dengan resiko untung dan rugi. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual sahamnya atau mengeluarkan obligasi, dimana saham merupakan bukti pemilikan sebagian dari perusahaan. 16 17 Selanjutnya definisi bursa efek menurut David L. Scott dalam bukunya Dahlan Siamat (1996:80) “Pasar modal atau Bursa Efek adalah pasar untuk dana jangka panjang dimana saham biasa, saham preferen dan obligasi diperdagangkan”. Pasar Modal atau Bursa Efek menurut Pratama Rahardjo (1989:13) yaitu : Secara luas didefinisikan sebagai keseluruhan sistem keuangan yang terorganisasi dan semua perantara dibidang keuangan serta kertas-kertas surat berharga atau klaim, jangka pendek dan jangka panjang, primer dan tidak langsung. Sedangkan dalam arti sempit pasar modal atau bursa efek adalah lokasi-lokasi pasar yang terorganisir tempat efek diperdagangkan dengan memakai jasa-jasa makelar, komisioner, dan penjamin emisi (underwriter). Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bursa efek merupakan media yang mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana (pemodal) dengan pihak yang memerlukan dana (emiten) dalam rangka perdagangan surat berharga jangka panjang. Surat berharga yang diperdagangkan di bursa efek adalah surat berharga yang diterbitkan oleh suatu badan hukum berbentuk PT. (Perseroan Terbatas) baik yang dimiliki oleh swasta maupun pemerintah. Pasar modal dalam bentuk konkrit disebut bursa efek atau lebih dikenal dengan istilah stock exchange. Batasan mengenai bursa efek di Indonesia telah diatur dalam UndangUndang No. 15 Tahun 1952 : “Bursa adalah bursa-bursa perdagangan di Indonesia, yang didirikan untuk perdagangan uang dan efek-efek termasuk semua pelelangan efek-efek”. Sedangkan menurut Keppres No. 60 Tahun 1988 yang isinya sebagai berikut: “Pasar modal atau Bursa Efek adalah bursa yang merupakan sarana untuk 18 mempertemukan penawar dan peminta dana jangka panjang dalam bentuk efek, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 115 Tahun 1952 tentang bursa”. Menurut Bab I, pasal 1, angka 13, UU RI No. 8 Tahun 1995 tentang bursa efek : “Pasar modal atau bursa efek adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”. Pasar modal juga sebagai pelengkap di sektor keuangan terhadap dua lembaga lainnya yaitu perbankan dan lembaga pembiayaan. Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjembatani hubungan antara pemilik dana yang dalam hal ini disebut sebagai pemodal (investor) dengan peminjam dana atau disebut emiten. Para pemodal meminta instrumen pasar modal untuk keperluan portofolionya sehingga pada akhirnya dapat memaksimumkan penghasilan. 2.1.2. Bentuk Pasar Modal Menurut Sawidji Widiatmodjo (1996:27), proses penjualan surat berharga pada masyarakat telah menciptakan dua pasar, yaitu : a. Pasar perdana (primary transaction) Pasar perdana adalah pembelian surat berharga oleh investor sebelum surat berharga tersebut dicatatkan di bursa utama atau OTC. Pada transaksi ini hubungan yang terjadi adalah investor dengan perusahaan penerbit surat berharga, dan melalui pialang. 19 b. Pasar sekunder (secondary transaction) Pasar sekunder adalah pasar jual beli surat berharga yang sudah dicatatkan, yaitu penjualan dan pembelian surat berharga antar investor. Berbeda dengan pasar perdana, pasar ini hubungan jual beli adalah antar investor dengan investor sendiri. Terdapat dua tempat terjadinya pasar sekunder (Sawidji Widiatmodjo, 1996:31) yaitu: 1). Bursa reguler Merupakan bursa efek resmi di Indonesia yang dikenal dengan Bursa Efek Indonesia (yang terdiri dari Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya) 2). Bursa pararel Suatu sistem perdagangan efek yang terorganisir di luar bursa efek resmi, yang diatur dan diselenggarakan oleh perserikatan perdagangan uang dan efek (PPUE), diawasi dan dibina oleh badan pengawas pasar modal (BAPEPAM). Bursa pararel disebut juga over the counter (OTC) adalah karena pertemuan antara penjual dan pembeli tidak dilakukan dalam suatu tempat tertentu, tetapi tersebar diantara para broker dan dealer. 2.1.3. Pasar Modal Ditinjau Dari Transaksi Ditinjau dari proses penyelenggaraan transaksi, pasar modal terdiri dari tiga pasar, yaitu : Spot, future atau forward dan pasar opsi. 20 1) Pasar spot Adalah bentuk pasar keuangan yang memperdagangkan sekuritas atau jasa keuangan untuk diserah-terimakan secara spontan. Artinya, kalau seseorang membeli suatu jasa-jasa finansial, maka pada saat itu juga akan menerima jasa yang dibeli tersebut. 2) Pasar future atau forward Adalah pasar keuangan dimana sekuritas atau jasa keuangan akan diselesaikan pada kemudian hari atau beberapa waktu sesuai dengan ketentuan. Proses transaksi tersebut, memuat kesepakatan waktu terjadinya transaksi dan saat penyerahan harus dilakukan. 3) Pasar opsi Merupakan pasar keuangan yang memperdagangkan hak untuk menentukan pilihan terhadap saham atau obligasi. Pilihan tersebut adalah persetujuan atau kontrak hak pemegang saham untuk membeli atau menjual dalam waktu tertentu kontrak ini terjadi diantara entitas yang melakukan kontrak terhadap opsi yang diperjual belikan. Hak opsi harus ditegaskan dalam kontrak, bahwa kesempatan hanya dapat digunakan dalam periode waktu tertentu. 2.1.4. Instrumen Pasar Modal Yang dimaksud dengan instrumen pasar modal (Sunariyah, 1997:20) adalah “Semua surat-surat berharga atau efek yang diperdagangkan baik di bursa (on floor) maupun di luar bursa atau over the counter (off floor)”. 21 Pengertian efek menurut Asril Sitompul (1996:237) adalah : Setiap saham obligasi atau bukti lainnya termasuk sertifikat atau surat pengganti serta bukti sementara dari bukti keuntungan dan surat jaminan, opsi atau hak-hak lainnya untuk memesan atau membeli saham, obligasi atau bukti pernyataan dalam modal atau pinjaman lainnya. Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga (efek) yang umum diperjual belikan melalui pasar modal. Menurut keputusan Menteri Keuangan No. 1548/KMK.013/1990 tanggal 4 Desember 1990 yang dimaksud efek adalah : Surat pengakuan hutang, right, warrant, opsi atau setiap derivatif dari efek atau setiap instrumen yang ditetapkan oleh Bapepam sebagai efek. Sifat efek yang diperdagangkan di pasar modal (Bursa Efek) biasanya jangka waktu panjang. Instrumen yang biasanya diperjual belikan melalui Bursa Efek Indonesia saat ini adalah saham dan obligasi. 2.1.5. Lembaga Penunjang Pasar Modal Lembaga penunjang pasar modal adalah lembaga yang berfungsi sebagai penunjang atau pendukung beroperasinya pasar modal. Partisipasi aktif dari lembaga penunjang pasar modal sangat diperlukan guna menunjang keberhasilan suatu pasar modal. Berikut ini penjelasan singkat dari lembaga penunjang yang berperan di pasar modal. Lembaga penunjang yang berperan di pasar modal menurut Indriyo Girosudarmo (1995:250-252) meliputi: 1). Penjamin emisi (underwriter) Penjamin emisi merupakan penghubung yang mempertemukan emiten dengan para pemodal. Tujuan penjamin emisi adalah meneliti, menilai secara 22 menyeluruh atas kemampuan dan prospek emiten, serta ikut menentukan harga saham yang diemisikan. 2). Akuntan publik Akutan publik bertugas untuk memeriksa dan atau mengaudit laporan keuangan perusahaan (emiten) serta memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan. 3). Konsultan hukum Konsultan hukum bertugas meneliti hal yang berkaitan dengan anggaran dasar, akta pendirian, izin usaha, dan lainnya yang berkaitan dengan peraturan perundangan dan selanjutnya memberikan pendapat hukum (legal promotion) yang dimuat dalam prospektus. 4). Notaris Notaris berperan dalam membuat perjanjian-perjanjian dalam rangka emisi efek. Di samping itu, notaris berperan dalam RUPS, dalam anggaran dasar serta memberikan perlindungan kepada pemodal. 5). Wali amanat Wali amanat berperan dalam penerbitan obligasi, dan bertindak mewakili kepentingan para pemegang obligasi seperti mengadakan perjanjian perwakilan amanat dengan emiten dan kegiatan lainnya yang diperlukan. 6). Penanggung (guarantor) Jasa penanggung (guarantor) diperlukan untuk menanggung pokok dan bunga obligasi/sekuritas kredit melebihi jumlah emisi yang diperkenankan. 23 7). Perantara perdagangan efek Berperan mempertemukan penjual dan pembeli efek, menyediakan data dan informasi untuk kepentingan pemodal, memberikan saran kepada pemodal serta membantu mengelola dana bagi kepentingan pemodal. 8). Pedagang efek Pedagang efek melakukan jual beli efek untuk dan atas tanggungan sendiri, berperan sebagai pencipta pasar bagi efek tertentu, menjaga keseimbangan harga serta memelihara likuiditas efek dengan membeli dan atau menjual efek tertentu di pasar sekunder. 9). Biro administrasi efek Berperan membantu emiten dan para pemegang efek untuk menatausahakan pemindahan efek-efek yang diperdagangkan di pasar sekunder. 10).Perusahaan perdagangan surat berharga Dalam hal ini, berperan sebagai penjamin emisi efek, pedagang efek dan perantara perdagangan efek. 11).Lembaga kliring Lembaga kliring berfungsi menyimpan efek yang diperdagangkan di bursa serta membantu penyelesaian transaksi efek secara lebih aman dan efektif. Dari penjelasan singkat di atas mengenai lembaga penunjang pasar modal di atas dapat disimpulkan bahwa lembaga penunjang pasar modal berperan penting guna mendukung beroperasinya pasar modal. Dalam menjalankan 24 fungsinya lembaga penunjang berada di antara investor dan emiten serta menyediakan jasa-jasa yang diperlukan baik oleh emiten maupun oleh investor. 2.2. Transaksi Saham 2.2.1. Pengertian Saham Diantara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham adalah yang paling dikenal di kalangan masyarakat. Bahkan beberapa waktu belakangan, saham ini telah menarik kalangan penerbitan sehingga tidak segansegan mengalokasikan halaman yang cukup banyak untuk memuat perihal saham ini mulai dari pergerakan harganya hingga isu-isu yang beredar. Secara sederhana, menurut Sawidji Widiatmodjo (2002:35) saham dapat didefinisikan sebagai berikut : Tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik (berapapun porsinya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut, sesuai porsi kepemilikannya yang tertera pada kertas itu. Definisi saham, menurut Jakarta Stock Exchange (1996:3) adalah “Surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (emiten) yang menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu”. Dengan demikian kalau seseorang (investor) membeli saham, maka investor tersebut menjadi pemilik perusahaan. Saham ada dua macam yaitu saham atas nama dan saham atas unjuk. Pada saat ini saham-saham yang diperdagangkan di bursa-bursa di Indonesia adalah saham atas nama yaitu saham dimana nama pemilik saham tertera di atas saham tersebut. 25 Menurut Dahlan Siamat (1999:268), saham atau stock adalah “surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Selanjutnya saham dapat dibedakan antara saham biasa (common stock) dan saham preferen (preffered stock)”. Pemilik saham individu adalah orang perorangan non badan usaha yang menanamkan sejumlah uang ang dimilikinya ke pasar modal dengan ekspektasi mendapatkan laba keuntungan yang lebih tinggi daripada menabung di bank. Sedangkan pemilik saham organisasi, instansi atau perusahaan adalah badan usaha yang mengelola sebagian atau sekuluh modal yang dimilikinya untuk dikelola di pasar modal untuk mendapatkan keuntungan yang besar secara profesional (www.organisasi.org). 2.2.2. Jenis-Jenis Saham Menurut Suad Husnan (2001:36) saham terdiri atas dua jenis, yaitu : 1. Saham Biasa merupakan jenis efek yang paling sering dipergunakan oleh emiten untuk memperoleh dana dari masyarakat dan juga merupakan jenis yang paling popular di Pasar Modal. Saham biasa memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan dilikuidasi. b. Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan lain yang ditetapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham. c. Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui di dalam Rapat Umum Pemegang Saham. 26 d. Hak memesan Efek terlebih dahulu sebelum Efek tersebut ditawarkan kepada masyarakat. 2. Saham Preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi). Saham Preferen memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Pembayaran dividen dalam jumlah tetap. b. Hak klaim terlebih dahulu dibading Saham Biasa jika perusahaan dilikuidasi. c. Dapat dikonversi menjadi Saham Biasa. 2.2.3. Pengertian Transaksi Saham Transaksi saham adalah kontrak yang dibuat oleh Anggota Bursa Efek sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual beli efek, pinjam-meminjam Efek, atau kontrak lain mengenai Efek atau harga Efek (Peraturan BAPEPAM No. III. A. 10 tentang Transaksi Efek). Menurut M. Samsul (1990) transaksi saham adalah : Kegiatan investor atau pemodal ketika memutuskan untuk melakukan investasi di pasar modal akan dihadapkan pada masalah : 1). Membeli atau tidak membeli 2). Memilih jenis saham yang dibeli Transaksi saham juga dapat diartikan sebagai kegiatan jual-beli saham yang terjadi di bursa efek (Divisi Komunikasi Perusahaan, PT Bursa Efek Jakarta, 2007). 27 2.2.4. Proses Transaksi Saham Kegiatan transaksi saham dapat dilihat pada skema dibawah ini. Investor Beli/Jual Bursa Efek WPPE Perusahaan Efek WPPE Sistem Tawar-menawar Sistem Negosiasi Bank Kustodian Investor Beli/Jual Perusahaan Efek Bank Kustodian LKP Kliring Rp/Efek Rp/Efek LPP Penyelesaian BAE/Emiten Gambar 2.1. Skema Transaksi Saham (Divisi Komunikasi Perusahaan, PT Bursa Efek Jakarta, 2007) • Transaksi Jual 1. Tentukan saham yang dijual 2. Tentukan jumlah saham (dalam satuan lot) 3. Sampaikan pada harga berapa kita mau beli Transaksi dan Penyelesaian: 1. Dealer akan meneruskan oder ke floor trader di Lantai Bursa 28 2. Jika order terpenuhi, broker akan melakukan konfirmasi ke nasabah ( 1 x 24 jam) 3. Penyelesaian Transaksi akan dilakukan dalam waktu 3 hari atau sering disebut T + 3. • Transaksi Beli 1. Tentukan saham yang dibeli 2. Tentukan jumlah saham (dalam satuan lot) 3. Sampaikan pada harga berapa kita mau beli Transaksi dan Penyelesaian: 1. Dealer akan meneruskan oder ke floor trader di Lantai Bursa 2. Jika order terpenuhi, brokerakan melakukan konfirmasi ke nasabah ( 1 x 24 jam) 3. Penyelesaian Transaksi akan dilakukan dalam waktu3 hari atau sering disebut T + 3. Melakukan transaksi saham mengeluarkan beberapa biaya, biaya-biaya tersebut dilakukan: 1. Untuk transaksi beli, umumnya biaya yang dikenakan sebesar 0,25% hingga 0,3% dari nilai transaksi 2. Untuk transaksi jual, umumnya dikenakan biaya sebesar 0,35% hingga 0,4% dari nilai transaksi. Transaksi jual lebih mahal 0,1% karena dikenakan pajak PPh sebesar 0,1% 29 3. Untuk membayar jasa broker yang digunakan. Masing-masing broker memiliki kebijakan biaya berbeda-beda. 2.3. Tingkat Laju Inflasi 2.3.1. Pengertian Inflasi Inflasi menunjukkan kecenderungan naiknya harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus (Kusnendi, 2002:26). Selain itu Inflasi juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan dalam perekonomian di mana terjadi kenaikan harga-harga secara umum. Sedangkan menurut Manullang (1993:83) inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi meningkatnya harga-harga pada umumnya, atau suatu keadaan dimana terjadi turunnya nilai uang. Inflasi terjadi karena semakin meningkatnya jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. Menurut Samuelson (1994:296) Pengertian inflasi adalah suatu keadaan yang mana harga barang dan jasa secara keseluruhan naik, sehingga mengakibatkannilai uang turun. Definisi lain, inflasi terjadi apabila tingkat harga danbiaya-biaya umum naik. Sedangkan deflasi terjadi apabila barang-barang dan biaya-biaya umum turun Kenaikan dalam harga barang dan jasa yang biasa terjadi jika permintaan bertambah dibandingkan dengan jumlah penawaran atau persediaan barang di pasar, dalam hal ini lebih banyak uang yang beredar yang digunakan untuk membeli barang dibanding dengan jumlah barang dan jasa. Untuk mengukur tinggi rendahnya laju inflasi, dilakukan dengan mengamati perkembangan data/statistik Indeks Harga Konsumen (IHK), Indeks Harga Produsen (IHP) atau 30 deflator PDB. Berdasarkan data tersebut selanjutnya dapat dihitung tingkat laju inflasi dari tahun ke tahun. Untuk menghitung tingkat laju inflasi dapat menggunakan rumus : IHK1 – IHKt-1 TI = x 100 Kusnendi (2002:26) IHKt-1 2.3.2. Macam-macam Inflasi Inflasi yang terjadi di suatu negara memiliki jenis yang berbeda-beda. Hal ini tergantung dari penyebabnya. Inflasi terbagi atas (Kusnadi, 1996:227): a. Menurut tingkat keparahan atau laju inflasi 1. Inflasi Ringan (Creeping Inflation), adalah inflasi yang tingkatannya masih di bawah 10% setahun 2. Inflasi Sedang adalah inflasi yang tingkatannya berada diantara 10% 30% setahun 3. Inflasi Berat adalah inflasi yang tingkatannya berada diantara 30% - 100% setahun 4. Hiper Inflasi adalah inflasi yang tingkat keparahannya berada di atas 100% setahun. b. Menurut penyebab awal inflasi 1. Demand Pull Inflation yaitu inflasi yang disebabkan karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat. 31 2. Cost Push Inflation yaitu inflasi yang timbul karena kenaikan ongkos produksi secara terusmenerus. 3. Inflasi Permintaan dan Penawaran yaitu inflasi yang disebabkan oleh kenaikan permintaan di satu sisi dan penawaran di sisi lain. Timbulnya inflasi karena antara pelaku permintaan dan penawaran yang tidak seimbang artinya jika permintaan barang bertambah sementara penyediaan barang mengalami kekurangan. c. Berdasarkan asal inflasi 1. Domestic Inflation atau inflasi yang berasal dari dalam negeri. Inflasi ini terjadi karena pengaruh kejadian ekonomi yang terjadi di dalam negeri, misalnya terjadinya defisit anggaran belanja negara yang secara terusmenerus di atas dengan mencetak uang. Hal ini menyebabkan jumlah uang yang dibutuhkan di masyarakat melebihi transaksinya dan ini menyebabkan nilai uang menjadi rendah dan harga barang meningkat. 2. Imported Inflation atau inflasi yang tertular dari luar negeri. Inflasi ini disebabkan oleh kenaikan harga barang ekspor seperti teh dan kopi di luar negeri (negara tujuan ekspor), harganya mengalami kenaikan dan ini membawa pengaruh terhadap harga di dalam negeri. 2.3.3. Cara-cara Mengatasi Inflasi Menurut Manullang (1993:86) cara-cara untuk mengatasi inflasi dapat dilakukan dengan : 32 a. Kebijaksanaan moneter Cara mengatasi inflasi dengan kebijaksanaan moneter berhubungan dengan politik Bank Sentral dari negara yang bersangkutan, dengan menyempitkan pemberian kredit baik oleh Bank Sentral sendiri maupun oleh badan-badan kredit lainnya yaitu Bank-bank Dagang yang bertujuan untuk mengurangi pengeluaran masyarakat seluruhnya. Bank Sentral dapat menyempitkan pemberian kredit atau mengurangi jumlah uang yang beredar dalam masyarakat dengan empat cara, yaitu : 1). Menaikkan tingkat bunga Kenaikan tingkat bunga dari Bank Sentral akan mengurangi keinginan badan-badan kredit untuk mengadakan pinjaman guna memenuhi permintaan masyarakat, yang berarti besarnya kredit dari badan kredit berkurang, yang berarti mengurangi tekanan inflasi. 2). Politik pasar terbuka (open market policy) Dengan politik pasar terbuka dimaksudkan suatu kebijaksanaan dari Bank Sentral untuk menjual surat-surat berharga seperti obligasi negara kepada masyarakat. Penjualan surat-surat berharga ini ditujukan kepada bankbank sehingga berakibat berkurangnya uang dari tangan masyarakat dan berkurangnya uang di tangan badan-badan kredit. Jadi dengan politik seperti ini, maka jumlah uang yang beredar di tangan masyarakat dikurangi dan sebagai gantinya bertambah obligasi negara atau surat-surat berharga lainnya di tangan masyarakat. 33 3). Menaikkan cash ratio Cash ratio adalah perbandingan antara uang tunai bank-bank ditambah dengan deposit pada Bank Sentral terhadap demand deposit dari masyarakat terhadap Bank yang bersangkutan. Menaikkan cash ratio atau reserve requirements daripada Bank-bank Dagang, merupakan suatu tindakan anti inflasi, oleh karena hal ini selain mengurangi reserve yang berlebih-lebihan dari bank dapat pula mengurangi kemungkinan memenuhi permintaan kredit dari anggota masyarakat. 4). Politik uang ketat (tight money policy) Politik uang ketat adalah kebijakan dimana pemerintah mengatur uang yang beredar di masyarakat melalui kebijakan pemberian kredit. Ketika inflasi tinggi, maka pemerintah akan memperketat pemberian kredit. Sedangkan ketika inflasi rendah, maka pemerintah akan memberikan kelonggaran kredit. b. Kebijaksanaan fiskal Ada tiga aspek kebijaksanaan fiskal, yaitu : 1). Penurunan pengeluaran pemerintah Dalam masa inflasi pengeluaran pemerintah haruslah dikurangi. Tapi tindakan tersebut bukanlah hal yang mudah karena dalam negara dimana kebutuhan yang urgent, sebagian besar dari anggaran belanja ditujukan untuk sektor pertahanan, adalah suatu pekerjaan yang sulit untuk mengurangi pengeluaran pemerintah. Penurunan pengeluaran pemerintah 34 akan lebih efektif lagi bilamana diikuti oleh kenaikan pajak dan mengadakan pinjaman pemerintah. 2). Menaikkan pajak Dengan menambah pajak berarti penghasilan seseorang akan berkurang, karena sebagian dari penghasilannya itu dalam bentuk pajak telah diberikan kepada pemerintah. Penambahan pajak dapat direalisasikan selain dengan menaikkan tarif pajak dapat pula dengan jalan menambah jenis pajak yang harus dibayar oleh masyarakat. Tetapi dalam menaikkan pajak haruslah terlebih dahulu diselidiki golongan masyarakat mana yang harus ditambah pajaknya agar tindakan itu benar-benar akan mengurangi permintaan seluruhnya, sebab pada umumnya kenaikan pajak yang demikianlah yang efektif untuk mengurangi tekanan inflasi. 3). Mengadakan pinjaman pemerintah Dengan mengadakan pinjaman pemerintah terlebih-lebih pinjaman paksaan mengadakan pinjaman paksaan dapat pula dijalankan dengan membekukan sebagian dari simpanan pihakpihak partikulir yang ada di dalam Bank. 2.4. Nilai Tukar Rupiah (USD/Rp) 2.4.1. Pengertian Nilai Tukar Nilai tukar valuta asing atau kurs valuta asing adalah harga mata uang negara asing dalam satuan mata uang domestik (Samuelson, 1994:450). Sedangkan Nilai Tukar Rupiah adalah harga mata uang Rupiah dalam satuan mata 35 uang asing. Menurut Sadono Sukirno (2004:292) besarnya jumlah mata uang tertentu yang diperlukan untuk memperoleh satu unit valuta asing disebut dengan kurs mata uang asing. Menurut Choi (1997:124) kurs valuta adalah harga satu unit valuta yang ditunjukkan dalam valuta lain. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS merupakan harga satu satuan dollar AS yang dinilai ke dalam satuan rupiah Beberapa faktor penting yang mempunyai pengaruh atas perubahan kurs pertukaran menurut Sadono Sukirno (2004:296) adalah : 1. Perubahan dalam cita rasa masyarakat. Bila penduduk suatu negara lebih menyukai barang-barang dari negara lain maka nilai mata uang asing tersebut akan semakin naik. 2. Perubahan harga dari barang-barang ekspor. Semakin tinggi harga barang yang akan diekspor, semakin turun nilai mata uang pengekspor tersebut. 3. Kenaikan harga-harga umum (inflasi). Semakin tinggi tingkat inflasi negara pengeskpor semakin turun nilai mata uang negara tersebut. 4. Perubahan dalam tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi. Semakin tinggi tingkat bunga investasi di negara tersebut semakin tinggi nilai mata uang negara tersebut. 5. Perkembangan ekonomi. Semakin banyak nilai ekspor suatu negara semakin kuat nilai mata uang negara tersebut. 36 2.4.2. Macam-macam Sistem Nilai Tukar Nilai kurs adalah suatu nilai tukar mata uang asing terhadap mata uang negara lain. Nilai tukar tersebut sebenarnya merupakan semacam harga dalam pertukaran tersebut. Demikian pula pertukaran antara dua mata uang yang berbeda dimana akan terdapat perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut. Perbandingan nilai inilah yang disebut kurs. Menurut Benny, Doddy (1998) fungsi dari kebijakan sistem nilai tukar adalah untuk kestabilan pasar domestik, fungsi ini untuk menjaga agar nilai tukar tidak dijadikan sebagai suatu alat yang akan menambah/mengurangi likuiditas masyarakat dalam arti bahwa apabila masyarakat menilai U$Dollar murah (rupiah overvalued) maka mereka akan memborong U$Dollar dan juga sebaliknya. Ketidakstabilan pasar domestik yang demikian dapat menimbulkan kegiatan spekulatif seperti perkembangan pada awal krisis moneter tahun 1997-1998 yang pada gilirannya akan mengganggu kestabilan ekonomi makro. Nilai kurs terdiri atas : 1. Kurs Jual adalah harga jual valuta asing oleh bank atau money changer 2. Kurs Beli adalah kurs yang diberlakukan bank apabila bank membeli valuta asing Meskipun kurs atau nilai tukar pada dasarnya ditentukan oleh kekuatan pasar, namun sesungguhnya ada faktor lain yang menentukan besarnya kurs yaitu sistem kurs valuta asing yang dianut oleh suatu negara. Sistem kurs valuta asing tersebut yaitu (Sadono Sukirno, 2004): 1. Sistem Kurs Tetap (fixed exchange rate system) Menurut sistem kurs tetap, nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya ditetapkan oleh pemerintah. Akan tetapi, walaupun 37 nilai tukar ditetapkan sepenuhnya oleh pemerintah, namun tidak berarti bahwa tidak ada perubahan permintaan dan penawaran atas suatu mata uang di pasar valuta asing. Dampak dari perubahan kekuatan permintaan dan penawaran mata uang asing dipasar valuta asing tersebut akan diredam oleh pemerintah. Jika terjadi kelebihan penawaran mata uang asing, pemerintah akan membeli kelebihan penawaran mata uang asing tersebut. Sebaliknya, jika dipasar terjadi kelebihan permintaan terhadap mata uang asing tersebut, pemerintah akan menjual persediaan mata uang yang dimilikinya. 2. Sistem Kurs Bebas Bila kurs mata uang suatu negara terhadap mata uang lainnya dibiarkan untuk ditentukan secara bebas oleh tarik-menarik kekuatan pasar, dapat dikatakan bahwa negara tersebut menganut sistem kurs bebas atau mengambang. Keuntungan dari sistem kurs bebas adalah bahwa tingkat kurs yang berlaku selalu sama dengan tingkat kurs keseimbangan. Jadi, tidak ada masalah pasar gelap dan akibat negatifnya. Dalam sistem ini, tidak ada masalah surplus atau defisit neraca pembayaran, sebab bekerjanya pasar selalu menyeimbangkan jumlah devisa yang masuk dengan devisa yang keluar. 3. Sistem Kurs Mengambang Terkendali Pada sistem kurs mengambang terkendali, nilai tukar pada dasarnya ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Nilai kurs bebas bergerak untuk naik dan turun. Namun, untuk menghindari gejolak yang terlalu tajam, pemerintah melakukan intervensi atau campur tangan sampai batas-batas yang telah ditentukan. 38 2.5. Pendapatan Domestik Bruto Perkapita (PDB Perkapita) 2.5.1. Pengertian Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) mengukur nilai hasil produksi, pendapatan, dan atau pengeluaran nasional suatu perekonomian (Kusnendi, 2002:18). PDB meliputi semua produk akhir yang dihasilkan setiap orang atau perusahaan (nasional maupun asing) yang ada dalam wilayah sesuatu negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun. Dalam hal ini, perlu dibedakan antara Produk Domestik Bruto (PDB) dengan Produk Nasional Bruto (PNB). Di dalam PNB sudah termasuk pendapatan neto dari hasil usaha di luar negeri. Sementara itu, PDB merupakan hasil semua kegiatan yang dikerjakan di dalam negeri, termasuk kegiatan orang asing yang ada di dalam negeri. Menurut buku Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia, PDB dapat dihitung melalui dua metode yaitu : 1. Metode Produksi Metode Produksi dilakukan dengan cara menghitung besarnya produksi nasional yang dilihat dari sektor-sektor ekonomi, seperti pertanian, perdagangan, industri, dan lain-lain 2. Metode Pengeluaran Metode Pengeluaran dilakukan dengan cara menghitung besarnya pengeluaran yang dilakukan selama satu tahun. Pengeluaran tersebut seperti konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan lain-lain. 39 Selain kedua metode diatas, PDB juga dihitung berdasarkan harga tahun tertentu, yaitu : 1. PDB berdasarkan harga berlaku Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah nilai barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu menurut/berdasarkan harga yang berlaku pada periode tersebut. 2. PDB berdasarkan harga konstan Pendapatan nasional pada harga konstan adalah nilai barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu, berdasarkan harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang dipakai dasar untuk dipergunakan seterusnya dalam menilai barang-barang dan jasa yang dihasilkan pada periode/tahun berikutnya. Pendapatan nasional pada harga konstan = Pendapatan Nasional riil. Menurut Mulyono dalam Hanton (2002:27), pendapatan nasional pada harga konstan dapat diperoleh melalui: PDB harga konstan = PDB harga berlaku x 100……………… (2.1) Indeks harga Indeks harga yang digunakan untuk mendeflasi PDB harga berlaku dimana Implicit Price Deflator. Implicit Price Deflator = PDB harga berlaku x 100…………. (2.2) PDB harga konstan 40 2.5.2. Pengertian Pendapatan Domestik Bruto Perkapita (PDB Perkapita) Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan perkapita juga merefleksikan PDB per kapita (www.wikipedia.com). Didalam mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi disuatu negara, perhitungan pendapatan perkapita dinilai lebih mencerminkan tingkat kemakmuran dari suatu negara. Hal yang melandasi pemikiran tersebut bahwa pendapatan perkapita dapat mengukur jumlah pendapatan dari masing-masing individu didalam suatu negara. Untuk menghitung pendapatan perkapita suatu negara dapat menggunakan rumus dibawah ini. PDB tahun t PDB Perkapita = www.e-dukasi.net Jumlah Penduduk tahun t 2.6. Tingkat Suku Bunga Deposito 2.6.1. Pengertian Suku Bunga Menurut Hubbard (1997) dalam Laksmono (2001), bunga adalah biaya yang harus dibayar borrower atas pinjaman yang diterima dan imbalan lender atas investasinya. Suku bunga mempengaruhi keputusan individu terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak atau menabung. Menurut Kern dan Guttman (1992) seperti diuraikan Laksmono (2001) menganggap suku bunga merupakan sebuah harga dan sebagaimana harga 41 lainnya, maka tingkat suku bunga ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran (Laksmono, 2001:128). Menurut Boediono (1990) tingkat suku bunga ditentukan oleh suatu persilangan antara penawaran tabungan dan permintaan investasi. Lebih lanjut, tingkat bunga adalah titik pertemuan atau titik potong antara penawaran tabungan dengan permintaan investasi. Misalnya, jumlah permintaan tabungan di pasar pada tingkat bunga i adalah Q unit. i adalah keseimbangan tingkat bunga dan Q adalah keseimbangan unit kuantitas yang diminta dan yang ditawar oleh pasar. Titik ini selalu berpindah dan tidak pernah berada pada titik tertentu untuk jangka panjang. Meskipun titik ini akan selalu mencoba untuk tetap berada pada titik E dalam waktu yang lama. Titik ini diilustrasikan pada gambar 1 sebagai berikut : Gambar 2.2 Kurva Investasi dan Tabungan Tingkat bunga (%) E i S I Tingkat bunga 0 Q Sumber : Teori Moneter (Boediono, 1990) 42 Jika tingkat suku bunga naik masyarakat akan cenderung untuk menginvestasikan pendapatannya dalam bentuk tabungan. Jika tingkat suku bunga turun, masyarakat cenderung lebih banyak melakukan investasi. 2.6.2. Jenis-jenis Suku Bunga Menurut Boediono (1990:76) dalam teori moneter, terdapat dua jenis tingkat bunga yaitu : 1). Tingkat bunga nominal Tingkat bunga nominal diperoleh dari penjumlahan unsur-unsur tingkat bunga yaitu tingkat bunga murni, premi resiko, biaya transaksi dan premi untuk inflasi yang diharapkan. Secara aljabar ditulis sebagai berikut : Rn = Rm + Rp + Rt + Ri Boediono (1990:76) Dimana : Rn = tingkat bunga nominal Rm= tingkat bunga murni Rp = premi resiko Rt = biaya transaksi Ri = premi inflasi Berdasarkan rumus di atas, tingkat suku bunga nominal (Rn) berubah apabila unsur-unsur berubah. Masing-masing unsur dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berbeda, misalnya tingkat bunga murni (Rm) merupakan hasil dari keseimbangan permintaan dan penawaran bank dan merupakan hasil dari 43 keseimbangan permintaan dan penawaran investasi. Apabila jumlah uang yang beredar atau liquidity performance bergeser maka pengaruh langsungnya adalah tingkat bunga murni berubah. 2). Tingkat bunga riil Yaitu tingkat bunga nominal dikurangi laju inflasi yang terjadi selama periode yang sama atau secara aljabar dirumuskan sebagai berikut : Rr = Rn - Ri Boediono (1990:77) Dimana : Rr = tingkat bunga riil Rn = tingkat bunga nominal Ri = laju inflasi Tingkat bunga riil yang diharapkan oleh kreditur dan debitur adalah relevan dalam memutuskan apakah mereka akan mengadakan transaksi pinjam meminjam atau tidak. Bagi kreditur, tingkat bunga riil merupakan imbalan bagi pengorbanannya untuk menyerahkan penggunaan uangnya untuk jangka waktu tertentu, sedangkan bagi debitur tingkat bunga riil merupakan beban riil atas penggunaan uang orang lain. 2.6.3. Macam-macam Suku Bunga Di dalam dunia perbankan terdapat dua macam suku bunga (Ami Dwi Nur Malasari, 2007:22-23), yaitu: a. Suku bunga pinjaman 44 Besarnya suku bunga pinjaman berbeda-beda sesuai dengan penggunaan pinjaman. Misalnya : 1. Pinjaman dagang yaitu meminjam uang kepada Bank dengan maksud untuk digunakan dalam aktivitas di bidang perdagangan. 2. Pinjaman investasi yaitu meminjam uang kepada Bank dengan maksud untuk melakukan investasi yang berupa barang modal guna melaksanakan kegiatan produksi yang lebih menguntungkan (Nopirin, 1993:74) b. Suku bunga simpanan Suku bunga simpanan adalah suku bunga yang ditentukan oleh lembaga perbankan sebagai harga dari uang nasabah yang disimpan di bank yang bersangkutan. Besarnya persentase suku bunga simpanan berbeda-beda, diantaranya ditentukan oleh unsur jangka waktu, misalnya: simpanan deposito berjangka satu bulan sebesar 15% sedangkan deposito berjangka satu tahun suku bunganya 20% (Sinungan, 1992:90). 2.7. Hubungan Variabel Independent Dengan Variabel Dependent 2.7.1. Hubungan Tingkat Laju Inflasi Dengan Transaksi Saham Transaksi saham merupakan kegiatan yang sangat memperhatikan tingkat keuntungan atau yang biasa disebut return saham (Geske dan Roll, 1983). Return saham merupakan tingkat pengembalian saham. Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa transaksi saham tergantung kepada tingkat pengembalian saham. Inflasi seperti yang telah diketahui menyebabkan nilai uang saat ini tidak akan sama dengan nilai uang di masa yang akan datang. Oleh karena 45 itu, seorang investor akan memperhatikan tingkat laju inflasi sebelum melakukan transaksi saham. Investor akan melihat keuntungan yang akan didapatkannya dengan melakukan transaksi saham saat ini. Apabila tingkat laju inflasi akan mengalami kenaikan yang cukup drastis, seorang investor akan menahan keinginannya untuk melakukan transaksi saham. Hal tersebut dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa nilai return saham yang diterimanya lebih kecil dibandingkan dengan uang yang dikeluarkannya untuk melakukan transaksi saham. Selain itu, alasan seorang investor membeli saham adalah adanya keinginan untuk berinvestasi. Dengan adanya inflasi, maka harga barang-barang pada umumnya akan mengalami kenaikan dan akibatnya daya beli masyarakat akan mengalami penurunan. Bila daya beli masyarakat menurun, maka keuntungan yang diperoleh dari hasil berinvestasi juga akan mengalami penurunan. Turunnya tingkat keuntungan, akan menyebabkan investor menahan keinginannya untuk membeli saham yang dalam hal ini berarti investor akan mengurangi atau tidak melakukan kegiatan transaksi saham (Geske dan Roll, 1983). 2.7.2. Hubungan Nilai Tukar Rupiah (USD/Rp) Dengan Transaksi Saham Nilai kurs dollar merupakan salah satu faktor yang cukup berpengaruh terhadap naik turunnya IHSG. Jika nilai kurs dollar tinggi maka investor akan lebih menyukai investasi dalam bentuk Dollar AS dibandingkan dengan investasi pada surat-surat berharga karena investasi pada surat-surat berharga merupakan 46 investasi jangka panjang. Demikian pula sebaliknya, jika nilai kurs dollar AS turun maka investor akan lebih menyukai investasi pada surat-surat berharga sehingga akan mempengaruhi nilai transaksi saham yang akan berpengaruh kepada IHSG (Ami Dwi Nur Malasari, 2007:39). 2.7.3. Hubungan Pendapatan Domestik Bruto Perkapita Dengan Transaksi Saham Pendapatan Domestik Bruto Perkapita (PDB Perkapita) merefleksikan kondisi perekonomian suatu negara karena PDB Perkapita umumnya digunakan sebagai tolok ukur tingkat kesejahteraan penduduk suatu negara. Semakin tinggi PDB Perkapita suatu negara, maka tingkat kesejahteraan penduduk negara tersebut juga semakin tinggi. Apabila tingkat kesejahteraan semakin tinggi, maka daya beli masyarakat juga akan semakin tinggi (Pribadi Setiyanto, 2006) Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa investor dalam melakukan transaksi saham sangat memperhatikan tingkat return saham. Oleh karena itu, apabila daya beli masyarakat tinggi akan mempengaruhi return saham yang diterima oleh investor. Hal tersebut berarti semakin tinggi PDB Perkapita suatu negara akan meningkatkan jumlah transaksi saham yang dilakukan oleh investor (Fama, 1981). 2.7.4. Hubungan Tingkat Suku Bunga Deposito Dengan Transaksi Saham Transaksi saham merupakan salah satu kegiatan berinvestasi. Sedangkan Investasi dapat diartikan sebagai kegiatan menanamkan modal, baik langsung 47 maupun secara tidak langsung, dengan harapan investor mendapatkan keuntungan ekonomis dari penanaman modal tersebut (Elvi Yuliati, 2002:22). Selain melakukan investasi, pada umumnya masyarakat lebih memilih menyimpan uangnya di bank dengan dasar asumsi akan memperoleh keuntungan berupa bunga yang secara pasti dan kontinu akan diterimanya. Oleh karena itu, untuk melakukan investasi akan memperhatikan faktor suku bunga (Kusnendi, 2002:91). Apabila tingkat suku bunga lebih tinggi dibandingkan dengan persentase keuntungan berinvestasi, maka investor akan lebih memilih menyimpan uangnya di bank. Hal tersebut dipandang lebih menguntungkan dengan tidak adanya resiko dan keuntungan yang diperoleh secara pasti akan diterima. Tetapi bila tingkat suku bunga lebih kecil dibandingkan dengan persentase keuntungan berinvestasi, maka investor akan memilih untuk melakukan investasi dengan segala resiko yang ditanggungnya. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat bunga, maka transaksi saham yang merupakan salah satu kegiatan investasi akan mengalami penurunan. Tetapi bila tingkat bunga mengalami penurunan dan berada dibawah persentase return saham, maka transaksi saham akan mengalami kenaikan (Elvi Yuliati, 2002). 2.8. Kajian Empirik Beberapa Hasil Penelitian N o. 1. Nama Judul Tahun Universitas Hasil Penelitian Elvi Yuliati Analisis VariabelVariabel Yang Berpengaruh Terhadap Volume Transaksi Saham Blue Chips Di Bursa Efek Jakarta 2002 FE Universitas Merdeka Malang 2. Ami Dwi Nur Malasari Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI Dan Nilai Kurs Dollar AS Terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta 2007 FE Universitas Merdeka Malang 3. Chandra Dewi Pengaruh Suku Bunga Mirawanti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Indeks Harga Saham Gabungan 2005 FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia 1. Variabel harga saham berpengaruh negatif terhadap volume transaksi saham blue chips di Bursa Efek Jakarta. 2. Variabel tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap volume transaksi saham blue chips di Bursa Efek Jakarta. 3. Variabel capital gain/loss berpengaruh positif terhadap volume transaksi saham blue chips di Bursa Efek Jakarta. 1. Variabel Inflasi berpengaruh negatif terhadap volume perdagangan saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. 2. Variabel Suku Bunga SBI berpengaruh negatif terhadap volume perdagangan saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. 3. Nilai Kurs Dollar AS berpengaruh negatif terhadap volume perdagangan saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. 1. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berpengaruh signifikan dan positif terhadap Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap di Indonesia Periode Januari.I 2004 – April.IV 48 49 (IHSG), Laju Inflasi dan Nilai Tukar USD/Rp. Terhadap Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap di Indonesia Periode Januari.I 2004 – April.IV 2005 2005. 2. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpengaruh signifikan dan positif terhadap Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap di Indonesia Periode Januari.I 2004 – April.IV 2005. 3. Laju Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap di Indonesia Periode Januari.I 2004 – April.IV 2005. 4. Nilai Tukar Rupiah USD/Rp. tidak berpengaruh signifikan Terhadap Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap di Indonesia Periode Januari.I 2004 – April.IV 2005.