IMPLIKASI SISTEM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL

advertisement
Bab VI Kedudukan Hukum Adat
dalam Pembangunan Hukum Nasional
Apa itu Hukum adat ?
Apa itu Pembangunan Hukum Nasional ?
Pembangunan hukum adalah Implementasi
poltik hukum suatu negara
Politik hukum adlh arah yg hrs ditempuh dalam
pembuatan & penegakan hukum guna mencapai
cita2 & tujuan negara (Moh. Mahfud MD)
Hakekatnya Pembangunan ?
-Perubahan yg terencana & terus-menerus utk
mnuju suatu perbaikan yg ditetapkn sebelumnya
Pembangunan utk mencapai 7-an negara sbb:
-melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia
-memajukan kesejahteraan umum,
-mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
-ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
(alenia IV UUD 1945)
Pijakan politik hukum nasional, sbb:
Dlm konteks pelaksanaan pembangunan,dimana hukum
diartikan sbg sarana mencapai tujuan neg
1. Polhumnas hrs mengarah pd cita2 bangsa
terwujudnya masyarakat adil & makmur
2. Polhumnas hrs utk mencapai 7-an neg
3. Polhumnas hrs dipandu nilai2 pancasila sbg
dasar neg ykni berbasis moral agama;
menghargai HAM tanpa diskriminasi;
mempersatukan segenap bangsa; meletakkan
kekuasaan dibawah kekuasaan rakyat ; dan
membangun keadialan sosial
4.
Polhumnas hrs mewujudkan demokrasi (kedaulatan
rakyat) dan nomokrasi (kedaulatan hukum)
Sbg objek pembangunan, hukum dipandang sbg sistem
Mengapa???
1.
2.
Terdiri dr unsur2 yg saling mempengaruhi & terkait
satu sama lain oleh satu/bberapa asas
Asas yg mengkaitkan tsb ykni Pancasila & UUD 1945,
disamping asas hukum lainnya
Dalam Perpres No 7 Tahun 2005 ttg Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 20042009 sbg dokumen perencanaan pembangunan nasional
lima tahun, dinyatakan bhw unsur2 hkm yg menjadi
sasaran pembangunan adalah substansi hukum, struktur
hukum & budaya hukum (sesuai teori Friedman). Pada
Orde baru GBHN menyebutkan ada 4 unsur hukum
yakni isi, aparat, budaya & sarana prasarana
Inventarisasi Masalah
RPJM 2004-2009 ???
1. Substansi Hukum (legal substance)
- PerUU tingkat lokal-pusat masih banyak tumpang
tindih, inkonsisten & bertentangan baik yg sederajat
(horisontak) maupun yg bertingkat (vertikal)
2. Struktur Hukum (legal structure)
- kurangnya independensi, akuntabilitas, SDM rendah
3. Budaya hukum (legal culture)
- degradasi budaya hukum yg ditandai menurunnya
apresiasi masyakat thp hukum
Proses penataan substansi pembentukan
per-UU hrs memperhatikan 3 masa, sbb:
1. Masa Lalu, terkait sejarah perjuangan bangsa
- Tdk boleh dihilangkan spy perUU tetap sejalan dg
7-an dibentuknya neg Indonesia (unsur filosofis)
2. Masa Kini, terkait dg kondisi objektif
- agar perUU sesuai dg yg lebih tinggi atau sederajat
hierarkinya & kebutuhan riil shg berlaku efektif
3. Masa yg akan datang sesuai yg dicita2kan
- agar pembentuk perUU berfikir futuristik dengan
mengantisipasi perkmbangan masya yg dinamis
Alasan dasar Perlunya Pembinaan Hukum Nasional
1. Psikologi-politis
- (sbg neg merdeka/berdaulat seyogyanya pny hkm nas sdri)
2. Praktis (strktur masy yg b’beda, adanya pluralisme hukum)
Dalam perspektif sosiologis,
hukum diartikan sbg instrumen yg berfungsi utk menjaga
keteraturan sosial (social order) atau sarana pengendalian
sosial (social control). Konsekuensi logisnya selain hukum
negara (state law) terdapat sistem hukum lainnya spt hukum
agama (religious law), hukum adat (adat law), hukum
kebiasaan (customary law) dan juga mekanisme2
pengaturan sendiri (inner order mechanism atau self
regulation) (Spiertz & Wiber, 1998). Hal inilah yg disebut
fakta kemajemukan hukum (legal pluralism)
Legal pluralism (pluralisme hukum)) scr umum digunakan
utk menjelaskan suatu situasi dimana dua atau lebih sistem
hukum berlaku secara berdampingan dlm satu bidang
kehidupan sosial (social field); atau utk menjelaskan
keberadaan dua atau lebih sistem pengendalian sosial yg
berlaku dlm masy (Griffiths, 1986); atau suatu kondisi dmn
lebih dr satu sistem hkm bkerja scr brdampingan dlm
aktivitas & hubgn dlm masy (Evon Benda-Beckmann, 1999)
Ajaran pluralisme hukum sering dipertentangkan dg
sentralisme hukum (legal centralism)
Ideologi sentralisme hukum diartikan sbg ideologi yg
menghendaki pemberlakuan hukum negara (state law) sbg
satu-satunya hukum bagi semua warga masya dg mengabaikan
keberadaan sistem2 hukum yg lain seperti hukum agama
(religious law), hukum kebiasaan (customary law), mekanisme2
pengaturan sendiri (self regulation) (Griffith, 1968: 12).
Kedudukan hkm adat dlm pembngunan nasional
Hukum adat merupakan salah satu sumber yg
penting utk memperoleh bahan-bahan bagi
pembangunan hukum nasional yg menuju
pada unifikasi hukum & yg terutama yg
dilakukan melalui pembuatan perUU dg tidak
mengabaikan tumbuh & berkembangnya
hukum kebiasaan dan pengadilan dalam
pembinaan hukum (BPHN, 1975) diambil dari
hasil Seminar Hukum Adat dan Pembinaan
Hukum Nasional, 15-17 Jan 1975, di Yogyakrta
Selanjutnya SemNas 1979 masih menyatakan hkm
tdk tertulis mrpk sumber penting& bag dari hkm nas
Hasil SemNas VI, 1994 dlm laporan Sub B.3. ttg
hukum kebiasaan, antara lain:
3.2. Hkm kebiasaan mrpk sumber hkm yg penting
dlm kehidupan hkm nasional;
3.4………..masya hkm Indonesia hrs diarahkan utk
menghormati hukum kebiasaan sbg sumber
hukum, disamping perUU & yurisprudensi
3.6.Dilakukan penelitian adat yg diarahkan utk
menemukan asas & norma hukum yg dapat
ditransformasikan ke dalam hukum nasional
Mengapa hkm adat merupakan sumber penting dlm
pembangunan hukum nasional???
-- Sebab hukum adat mrpkn sistem hukum asli yg
dimiliki bangsa Indonesia yg mencerminkan budaya yg
hidup & berkembang dlm masyarakt.. Anda sepakat??
Ada 3 golongan berbeda pendapat tsb sbb:
1. Golongan yg menentang hkm adat
- hukum adat sudah ketinggalan zaman harus sgr diganti
hukum modern krn tdk bisa memnuhi kebutuhan hukum
asa kini apalagi masa mendatang seiring perubahn zaman
2. Golongan yg mendukung sepenuhnya hkm adat
- Gol ini mengagungkan hukum adat, krn dipandang paling
cocok utk kehidpn bangsa Indonesia shg harus
dipertahankan sbg dasar pembentukan hkm nasioanal
3. Golongan moderat
- Gol win-win solution, hanya sebagian hkm adat yg dpt dipergunakan
dlm sistm hkm nas selebihya diambil dari unsur-unsur hkm lainnya
Pengambilan bahan2 hukum adat dlm pembngunan nas
1. Penggunaan konsep2 & asas2 hukum adat utk
dirumuskan dlm norma2 hukum utk memenuhi kebutuhan
masy berdasar Pancasila & UUD 1945
2. Penggunaan lembaga2 hukum adat disesuaikn kebutuhan
zaman tanpa menghilangkan kepribadian bangsa
3. Memasukan konsp2 & asas2 ke dalam lembaga2 hukum
baru utk memperkaya & memperkembangkan hkm nas
spy tdk bertentangan dg Pancasila & UUD 1945
Selanjutnya pembanguan hkm nas dpt dilakukan dg melibatkan
para peneliti (ilmuwan). Oleh karena penelitian2 hkm adat tdk
hanya menginventarisir (deskriptif) hukum adat scr empirik/
faktual tapi seyogyanya bersifat “preskriptif”. Penelitian tsb
harus diikuti kajian evaluatif utk menilai sejauhmana temuan
empirik pantas ditransformasikan menjadi nilai2/asas2 &
norma2 hkm nas (Barda Nawawi Arief, 1994: 10)
Download