Kombinasi Sinergis Agonis Reseptor GLP-1 dan Insulin

advertisement
BERITA TERKINI
Kombinasi Sinergis Agonis Reseptor GLP-1
dan Insulin Basal, Suatu Review
Sistematik dan Meta-Analisis
P
asien diabetes tipe 2 umumnya akan
memulai terapi dengan metformin,
kemudian akan berlanjut dengan
kombinasi dan atau mengganti dengan
antidiabetes oral lain maupun memberikan
terapi injeksi agonis reseptor GLP-1 (glucagon
like peptide-1) sebelum memulai terapi
insulin basal. Dengan makin berlanjutnya
penyakit diabetes, regimen terapi akan makin
kompleks dengan penambahan regimen
insulin basal-bolus, pasien diberi insulin basal
sekali atau dua kali sehari dan insulin bolus
sebelum makan.1
Dalam beberapa tahun terakhir, mulai
dicoba kombinasi agonis reseptor GLP-1
dengan insulin basal, umumnya akibat
kegagalan terapi dengan satu atau lebih
obat antidiabetes lain.1 Dalam panduan
ADA (American Diabetes Association)
2014, golongan agonis reseptor GLP-1 direkomendasikan sebagai terapi lini kedua atau
ketiga bagi pasien DM tipe 2.2 Yang termasuk
obat golongan GLP-1 seperti exenatide,
liraglutide, lixisenatide, albiglutide.
Kombinasi agonis reseptor GLP-1 dengan
insulin basal merupakan salah satu strategi
klinis agar dapat menurunkan kadar gula
darah dengan kuat, namun dengan risiko
hipoglikemia atau peningkatan berat badan
yang rendah.3 Seperti diketahui insulin
umumnya lebih berisiko hipoglikemia dan
peningkatan BB.2
Makanan bergizi dan sehat, kontrol BB, aktivitas fisik
Studi review sistematik dan meta-analisis yang
dipublikasikan di Lancet bulan September
2014 menyimpulkan bahwa kombinasi injeksi
agonis reseptor GLP-1 dengan insulin basal
dapat merupakan pilihan terapi pasien DM
tipe 2 yang sangat baik, karena menghasilkan
kontrol gula darah yang sangat baik tanpa
risiko peningkatan insiden hipoglikemia
dan peningkatan berat badan. Studi tersebut
melibatkan 15 studi dengan 4348 partisipan.1,3
Dibandingkan terapi antidiabetes lain, agonis
reseptor GLP-1/insulin basal menghasilkan
penurunan rerata HbA1c sebesar 0,44%, dan
memperbaiki kecenderungan pencapaian
target HbA1c 7,0% atau lebih rendah (relative
risk [RR], 1,92), tidak terjadi peningkatan risiko
relatif hipoglikemia (RR, 0,99), penurunan
rerata BB 3,22 kg.1,3 Jika dibandingkan dengan
regimen insulin bolus-basal, kombinasi
agonis GLP-1/insulin basal menghasilkan
penurunan HbA1c 0,1% dengan risiko relatif
hipoglikemia yang lebih rendah (RR, 0,67)
dan penurunan BB (5,66).1,3
Yang mungkin menjadi pertimbangan saat
ini adalah biaya terapi kombinasi ini. Xultophy
yang merupakan kombinasi fixed-dose
insulin basal analog degludec (100 U/mL)
dan liraglutide sebagai agonis GLP-1 (3,6 mg/
mL) ataupun LixiLan kombinasi lixisenatide/
insulin glargine dalam dosis tetap masih
belum dipasarkan, karena masih menunggu
approval dari Eropa maupun AS.1
Gambar. Terapi antihiperglikemia pada pasien DM tipe 2 menurut ADA 2014: rekomendasi umum. DPP-4-i, DPP-4; Fx’s, bone
fractures; GI, gastrointestinal; GLP-1-RA, GLP-1 receptor agonist; HF, heart failure; SU, sulfonylurea; TZD, thiazolidinedione.2
Simpulannya, kombinasi sediaan insulin
basal dan agonis reseptor GLP-1 dalam studi
review sistematik dan meta-analisis memberi
hasil sangat positif, menurunkan kadar HbA1c
dengan kuat dengan risiko hipoglikemia
dan peningkatan BB yang rendah. Biaya
terapi kombinasi ini perlu dipertimbangkan
mengingat agonis GLP-1 sendiri tergolong
obat baru. (PMD)
REFERENSI:
1.
Nainggolan L Most powerful combo for type 2 diabetes fulfills promise. [Internet]. 2014 [cited 2014 September 17]. Available from : http://www.medscape.com/viewarticle/831614.
2.
American Diabetes Association. Executive summary: Standards of medical care in diabetes -2014. Diabetes Care. 2014;37(1):s14-s79.
3.
Eng C, Kramer CK, Zinman B, Retnakaran R. Glucagon-like peptide-1 receptor agonist and basal insulin combination treatment for the management of type 2 diabetes: a systematic review
and meta-analysis. The Lancet 2014 Sept 12. doi:10.1016/S0140-6736(14)61335-0.
CDK-226/ vol. 42 no. 3, th. 2015
195
Download