PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI MASALAH PESERTA DIDIK PINDAHAN DI SMP PERTIWI 2 PADANG Oleh: Masri Deby Palni Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research is motivated by the existence of a troubled transfer student at a new school, but the role of guidance and counseling teachers in addressing students moving not maximized. The purpose of this study was to determine the role of guidance and counseling teachers in addressing students moving views of the function of understanding, prevention, and eradication. This research was conducted through qualitative descriptive approach. As for the informants of this study were: teacher guidance and counseling, transfer students, friends, and homeroom. The instrument used was the interview, while the techniques used in data processing is data reduction, data display, and conclusion. The results obtained are: (1) Guidance and Counseling teacher's role in addressing the problem of students moving views of understanding the function of which is (a) provide an understanding of the school rules, (b) Provide information about effective learning (2) In terms of prevention function is (a) in collaboration with other school personnel to create a school environment and comfortable learning environment for students moving (b) in collaboration with subject teachers to improve student learning motivation (3) In terms of the function of reduction is (a) alleviating the problem transfer students with individual counseling (b) in collaboration with parents of students moving in order to control the activity of their children at home . Keywords : Role of Guidance and Counselling Teachers, Students Movers . PENDAHULUAN Bagi peserta didik belajar merupakan kata yang tidak asing, bahkan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga formal. Menurut Djamarah (2000:12) “belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor”. Dalam proses belajar peserta didik diharapkan mengalami perubahan ke arah yang lebih baik, mereka berhak untuk mendapatkan layanan pendidikan sesuai yang diharapkan, jika tidak sesuai dengan yang diharapkan peserta didik, mereka akan pindah ke sekolah favoritnya dan sesuai yang mereka minati. Imron (2011: 153) menyatakan bahwa pindah sekolah adalah “perpindahan peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain dalam suatu jenis, dan satu tingkatan”. Meskipun ada juga peserta didik pindah ke sekolah lain dengan jenis sekolah yang berlainan. Keputusan peserta didik tersebut pindah sekolah untuk mendapatkan yang lebih baik dan pindah untuk diakui sebagai pribadi yang unik itulah beberapa alasan mereka pindah ke sekolah yang baru. Di sekolah baru, peserta didik pindahan dituntut agar dapat mengatasi masalahnya. Secara sederhana, masalah dapat diartikan sebagai suatu kesulitan yang harus dipecahkan atau dicarikan jalan keluarnya (Sudrajat, 2011: 3). Dalam kaitannya dengan permasalahan peserta didik pindahan tidak boleh dibiarkan begitu saja, apabila misi sekolah menyediakan pelayanan yang luas, secara efektif membantu mereka mencapai tujuantujuan perkembangan dan mengatasi permasalahannya. Oleh karena itu, guru BK di sekolah juga berupaya mengatasi masalah peserta didik pindahan demi mewujudkan pelayanan yang optimal. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan peserta didik pindahan yang peneliti lakukan di SMP Pertiwi 2 Padang pada tanggal 2631 Agustus 2013, peran guru BK dalam mengatasi masalah peserta didik pindahan belum maksimal, seperti: peserta didik pindahan merasa tidak diterima oleh guru BK di sekolah yang baru, Pengentasan masalah yang dilakukan oleh guru BK tidak sesuai dengan keinginan peserta didik pindahan, guru BK tidak memberikan pemahaman tentang tata tertib sekolah, peserta didik pindahan merasa guru BK membedakannya dengan temanteman yang lain. Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini adalah: peran guru BK dalam mengatasi masalah peserta didik pindahan di SMP Pertiwi 2 Padang melalui fungsi pemahaman, pencegahan dan pengentasan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: mendeskripsikan peran guru BK dalam mengatasi masalah peserta didik pindahan di SMP Pertiwi 2 Padang melalui fungsi pemahaman, pencegahan dan pengentasan. METODE PENELITIAN Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti akan menggambarkan atau mengungkapkan data tentang apa saja peran guru BK dalam mengatasi masalah peserta didik pindahan di SMP Pertiwi 2 Padang melalui fungsi pemahaman, pencegahan dan pengentasan. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah teknik snowball sampling yaitu sumber data utama adalah 3 orang guru BK dan yang menjadi informan pendukung adalah 3 orang peserta didik pindahan, 3 orang teman peserta didik pindahan dan 3 orang wali kelas peserta didik pindahan. dengan demikian jumlah sampel sumber data akan semakin besar seperti bola salju yang menggelinding lama-lama menjadi besar. Pengolahan data dilakukan setelah data terkumpul melalui wawancara, dan studi dokumentasi yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009: 222). HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Peran Guru BK dalam Mengatasi Masalah Peserta Didik Pindahan melalui Fungsi Pemahaman Dari temuan penelitian terhadap peserta didik pindahan, sebelumnya peserta didik pindahan sering absen, sering datang terlambat ke sekolah dan keluar masuk kelas pada jam pelajaran berlangsung. Hal ini disebabkan karena mereka malas belajar dengan guru yang melabeli sebagai peserta didik pindahan yang bermasalah, label yang diberikan kepada mereka membuatnya tidak termotivasi dalam belajar seperti tidak membuat Pekerjaan Rumah (PR), tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan hal ini juga berpengaruh pada prestasi belajarnya. Selain itu, juga berdampak pada hubungan sosial dengan teman-temannya, seperti ketika peserta didik pindahan melakukan kesalahan-kesalahan di atas, teman-temannya selalu mentertawakan dan mengejeknya. Bahkan ketika belajar peserta didik pindahan tampak lesu, lelah dan gelisah hal ini disebabkan karena kondisi fisiknya yang kurang baik. Untuk mengatasi masalah peserta didik pindahan, guru BK memberikan pemahaman tentang tata tertib yang ada di lingkungan sekolah, agar peserta didik pindahan memahami akibat dari melanggar tata tertib sekolah seperti diberi sanksi dari sekolah, sehingga mereka jera dan tidak lagi melanggar tata tertib sekolah, membangun rasa percaya diri peserta didik pindahan sehingga label yang diberikan guru tidak mempengaruhi dirinya, dengan adanya label tersebut membuat mereka termotivasi dalam belajar dan membuktikan bahwa mereka tidak seperti label yang diberikan guru kepadanya. Memberikan informasi tentang belajar efektif agar peserta didik pindahan memahami pentingnya belajar sehingga mereka termotivasi dalam belajar seperti mau mengerjakan PR dan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Memberikan informasi pentingnya menjaga kesehatan sehingga peserta didik pindahan kosentrasi dalam belajar. tidak memahami pelajaran yang diberikan oleh guru di depan kelas dan membuat nilainya berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sehingga akibatnya tinggal kelas tidak terulang kembali. Menurut Sunarto (2002: 239) peran guru BK dalam mengatasi masalah peserta didik pindahan melalui fungsi pemahaman yaitu: a. Guru BK berusaha memahami peserta didik pindahan secara menyeluruh, baik prestasi belajar, sosial maupun seluruh aspek pribadinya, dengan cara memberikan informasi tentang tata tertib yang ada di sekolah, memberikan informasi tentang belajar efektif dan pentingnya menjaga kesehatan. b. Peraturan/tata tertib yang jelas dan mudah dipahami peserta didik pindahan dengan cara memberikan penjelasan tentang tata tertib yang ada di sekolah sehingga mudah dipahami oleh peserta didik pindahan. c. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang sebaik-baiknya, dangan diberikan layanan Bimbingan dan Konseling (BK) diharapkan agar peserta didik pindahan merasa betah berada di lingkungan sekolah yang baru. 2. Menurut teori yang dikemukakan Djamarah (2002:134) peran guru BK dalam mengatasi masalah peserta didik pindahan melalui fungsi pencegahan yaitu: a. Menjelaskan tujuan belajar, dengan cara memberikan pemahaman tentang pentingnya belajar dan menjelaskan akibat-akibat tidak belajar dengan baik. b. Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan minat peserta didik pindahan dengan cara menghargai pendapat peserta didik pindahan, dan memahami sikap peserta didik pindahan dalam belajar.Memberi hadiah (penguatan), apa bila ada perubahan tingkah laku peserta didik pindahan maka diberikan penguatan agar peserta didik pindahan mempertahankan tingkah lakunya yang baik tersebut. c. Menciptakan suasana hubungan yang hangat dan dinamis antara guru dan peserta didik pindahan dan peserta didik pindahan dengan peserta didik lainnya, dengan cara tidak membanding-bandingkan peserta didik pindahan dengan peserta didik yang tidak pindahan. Peran Guru BK dalam Mengatasi Masalah Peserta Didik Pindahan melalui Fungsi Pencegahan Dari temuan penelitian terhadap peserta didik pindahan, di sekolah yang baru mereka merasa nyaman, hanya saja dalam belajar guru menerangkan pelajaran dengan menggunakan metode ceramah yang membuatnya merasa bosan, sehingga mereka sering bercanda dengan teman sebangku, mengerjakan tugas mata pelajaran lain dan keluar masuk kelas pada jam pelajaran berlangsung sehingga hasil belajarnya rendah. Dari permasalahan bosan dengan guru yang menggunakan metode ceramah, guru BK memberikan layanan penguasaan konten tentang “cara mengikuti pelajaran yang baik dengan guru yang menggunakan metode ceramah”. Berkaitan dengan layanan penguasaan konten tersebut, peserta didik pindahan dapat memahaminya sehingga perilaku keluar masuk kelas pada saat jam pelajaran berlangsung, bercanda dengan teman sebangku dan mengerjakan tugas mata pelajaran lain yang menyebabkannya semakin 3. Peran Guru BK dalam Mengatasi Masalah Peserta Didik Pindahan melalui Fungsi Pengentasan Dari temuan penelitian terhadap peserta didik pindahan, sebelumnya mereka sering absen, sering datang terlambat ke sekolah dan keluar masuk kelas pada jam pelajaran berlangsung. Hal ini disebabkan karena mereka malas belajar dengan guru yang melabeli sebagai peserta didik pindahan yang bermasalah, label yang diberikan kepada mereka membuatnya tidak termotivasi dalam belajar seperti tidak membuat Pekerjaan Rumah (PR), tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan hal ini juga berpengaruh pada prestasi belajarnya. Pada saat peserta didik pindahan melanggar tata tertib sekolah, maka akan diberi sanksi dari sekolah seperti absen maka sanksi yang diperolehnya dengan membawa batu bata, dan sering terlambat diberi sanksi buku sebanyak dua buah. Apabila peserta didik pindahan mengalami masalah dengan peraturan yang ada di sekolah maka mereka akan menemui guru BK. Guru BK memberikan konseling perorangan menerima aspek psikologis Rangga kemudian memberikannya teknik konfrontasi dengan tujuan memberikan kesadaran diri untuk mematuhi peraturan sekolah. Layanan konseling perorangan yang diberikan guru BK berpengaruh positif terhadap perilaku peserta didik pindahan. Hal itu diketahui, dengan adanya kesadaran diri peserta didik pindahan terkait perbuatan yang dilakukannya salah, mereka berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya dan selalu mentaati peraturan yang ada di sekolah. Peran guru BK untuk mengentaskan masalah peserta didik pindahan yang dikemukakan Prayitno (2004:1) a. Layanan informasi, sehubungan masalah peserta didik pindahan ini, maka guru BK dapat memberikan informasi kepada peserta didik pindahan bagaimana keadaan sekolah yang dimasuki sekarang dan peraturan apa saja yang diterapkan serta dapat memberi gambaran tentang kondisi di sekolah baru. b. Konseling perorangan, kalau sekiranya beberapa bulan setelah memasuki sekolah baru, peserta didik pindahan ada yang tidak nyaman dengan kondisi sekolahnya yang baru, maka guru BK dapat melakukan konseling yang terkait dengan permasalahan pribadi maupun sosialnya. Dari hal di atas dapat disimpulkan bahwa peran guru BK dalam mengatsi masalah peserta didik pindahan di SMP Pertiwi 2 Padang adalah baik terlihat dari pelaksanaan fungsi-fungsi BK yang telah dilakukan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang peran guru BK dalam mengatasi masalah peserta didik pindahan di SMP Pertiwi 2 Padang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Peran guru BK dalam mengatasi masalah peserta didik pindahan di SMP Pertiwi 2 2. 3. Padang dilihat dari fungsi pemahaman, memanggil peserta didik pindahan yang sering datang terlambat, memberikan pemahaman agar peserta didik pindahan tidak lagi terlambat datang ke sekolah dan selalu mematuhi tata tertib sekolah, mengajarkan cara bersosialisasi dengan teman yang ada di sekolah baru serta memberikan pemahaman untuk meningkatkan prestasi belajar agar peserta didik pindahan termotivasi dan ikut bersaing dalam belajar. Peran guru BK dalam mengatasi masalah peserta didik pindahan di SMP Pertiwi 2 Padang dilihat dari fungsi pencegahan, menciptakan lingkungan sekolah dan lingkungan belajar yang nyaman bagi peserta didik pindahan dan bekerja sama dengan guru mata pelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik pindahan serta mengontrol aktivitas peserta didik pindahan di sekolah. Peran guru BK dalam mengatasi masalah peserta didik pindahan di SMP Pertiwi 2 Padang dilihat dari fungsi pengentasan, mengentaskan masalah peserta didik pindahan dengan konseling perorangan, bekerja sama dengan wali kelas dalam pengentasan masalah peserta didik pindahan dan bekerja sama dengan orang tua peserta didik pindahan agar dapat mengontrol aktivitas anaknya di rumah SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penelitian ini menyarankan kepada pihak yang terkait sebagai berikut: 1. Guru BK lebih dapat memahami dan mengoptimalkan pelaksanaan setiap layanan BK yang dilakukan di sekolah, dan mampu memecahkan setiap masalah yang dihadapi oleh peserta didik pindahan, agar mereka memiliki rasa percaya diri dan memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar di sekolah yang baru. 2. Peserta didik pindahan agar mampu mengemukakan masalah yang dialaminya sehingga masalah tersebut dapat dientaskan oleh guru BK melalui fungsi pemahaman, pencegahan dan pengentasan. 3. Kepada guru dan semua personil sekolah yang ada, diharapkan untuk dapat 4. 5. 6. berpartisipasi dalam mengentaskan masalah peserta didik pindahan, agar mereka merasa nyaman berada di sekolah yang baru. Kepala sekolah, diharapkan dapat mendukung dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Pengelola program studi BK STKIP PGRI Sumatera Barat, untuk dapat melahirkan guru BK yang profesional sehingga mampu menerapkan ilmunya baik di sekolah maupun di masyarakat umum. Peneliti selanjutnya, agar dapat melakukan penelitian lebih dalam lagi terhadap permasalahan yang di alami oleh peserta didik pindahan tentang motivasi belajar peserta didik pindahan. DAFTAR KEPUSTAKAAN Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Imron, Ali. 2011. Manajemen Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara. Prayitno. 2004. L1-L9. Padang: Fakultas Ilmu Pendidikan UNP. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sunarto. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.