Strategi Perancangan Poster Pada Iklan Layanan Masyarakat

advertisement
Danu Widiantoro.
Strategi Perancangan Poster Pada Iklan Layanan Masyarakat Kampanye MENABUNG AIR DI YOGYAKARTA
Strategi Perancangan Poster Pada Iklan Layanan Masyarakat
Kampanye MENABUNG AIR DI YOGYAKARTA
Danu Widiantoro
Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Visi Indonesia
Abstract
The rapid development of the city of Yogyakarta impact on the increasing number of
new buildings being built on an area of green open space where water seeped into the ground.
Reduced green open land is increasingly impact the least amount of water that seep into the
ground. Along with the growing number of population, the need for clean water is increasing
as well. Increased water demand will certainly reduce the amount of raw water in the soil.
In connection with the action for tackling the threat preservation of raw water in the
soil, we need a movement of people and of course the support of the government which aims
to revive public awareness of the preservation of raw water in the soil through the medium of
visual communication, among others, posters.
This paper intends to outline the strategy of designing visual communication about the
importance of saving water for the people of Yogyakarta . In this strategy is media designed
poster . The analysis is a SWOT analysis with regard geographic segmentation, demographic,
psychographic target audience as well as the habits of the people of Yogyakarta which deals
with designing media.
Kata Kunci: raw water, media, strategy
155
Kreatif. Jurnal Desain Komunikasi Visual. Vol. III/ No. 1/ Edisi 4/ Mei 2015
Pendahuluan
Air merupakan salah satu sumber
daya alam yang menjadi kebutuhan
pokok manusia dan dibutuhkan secara
berkelanjutan. Seiring dengan semakin
meningkatnya jumlah penduduk, semakin berkembangnya kawasan hunian, serta meningkatnya kondisi sosial ekonomi
masyarakat, maka kebutuhan air bersih
juga menjadi semakin meningkat untuk
disediakan. Namun demikian, kenyataannya ketersediaan air bersih atau cadangan
air baku dalam tanah pada saat ini justru
semakin berkurang. Salah satu penyebab
berkurangnya ketersediaan air baku dalam
tanah tersebut adalah ruang terbuka hijau
yang berfungsi sebagai daerah resapan air
juga semakin berkurang karena tertutup
beton atau bangunan, akibatnya air hujan
yang jatuh di permukaan bumi tidak bisa
terserap ke tanah, melainkan hanya mengalir di permukaan dan akhirnya terbuang
ke laut. Oleh karena itu wajar apabila sektor ini perlu mendapatkan prioritas penanganan karena menyangkut kehidupan
banyak orang.
Aspek lain yang mengakibatkan cadangan air tanah semakin cepat berkurang
adalah penggunaan air untuk kepentingan
komersial, misalnya hotel, pusat perbelanjaan, apartemen, laundry, dan sebagainya. Keterbatasan perusahaan air minum
menyediakan air bersih, berdampak pada
penyedotan air tanah menggunakan su156
mur bor yang mampu menyedot air tanah
dengan debit air yang tinggi. Dampak dari
penggunaan sumur bor ini adalah cadangan air bersih baku dalam tanah semakin
cepat berkurang.
Ancaman terhadap kondisi air tanah
seperti dalam paparan tersebut diatas
ternyata juga terjadi di kota Yogyakarta.
Kondisi tersebut penting disosialisasikan
kepada masyarakat guna memunculkan
kepedulian masyarakat untuk melakukan kegiatan berupa gerakan pelestarian
cadangan air tanah di Yogyakarta. Untuk
menyampaikan informasi tersebut dibutuhkan suatu media antara lain media
komunikasi visual dalam bentuk desain
poster.
Rumusan Masalah
Bagaimana konsep strategi perancangan poster yang efektif untuk membantu
menumbuhkan kepedulian masyarakat
terhadap pelestarian cadangan air tanah di
Yogyakarta?
Kajian Objek Perancangan
Permasalahan air bersih merupakan
permasalahan yang terjadi di banyak daerah di wilayah Indonesia termasuk Yogyakarta dan sekitarnya. Pentingnya air bagi
kehidupan manusia dan alam serta untuk
melindungi pengelolaan sumber daya air
secara berkelanjutan juga telah diakui PBB
dengan menetapkan tanggal 22 Maret sebagai hari air sedunia dan mulai diperin-
Danu Widiantoro.
Strategi Perancangan Poster Pada Iklan Layanan Masyarakat Kampanye MENABUNG AIR DI YOGYAKARTA
gati pertama kali pada tahun 1993. (www.
worldwaterdav2011.org).
Pada peringatan Hari Lingkungan
Hidup Se Dunia, Kamis 25 Juni 2009 di
Kepatihan, Yogyakarta. Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X
menyatakan pencemaran air dan udara di
wilayah pemukiman padat dan perkotaan
DIY sudah dalam taraf mencemaskan. Ini
ditambah semakin berkurangnya tingkat
ketersediaan air bersih akibat penggunannya yang tidak efisien. (http://regional.
kompas.com).
Agus Maryono, pakar air dan lingkungan yang juga Direktur Magister Sistem
Teknik di Universitas Gadjah Mada, dalam
Kompas.Com 14 Mei 2014 mengatakan,
krisis air ini akan mencapai titik terparah
dengan cepat jika warga tak segera sadar
bahwa cadangan air bisa menuju habis.
Dikatakannya pula bahwa sebenarnya
warga sudah merasakan. Sebagai contoh
kecil adalah ketika sumur- sumur harus
terus diperdalam setiap beberapa tahun.
Itu artinya tinggi permukaan air tanah terus berkurang. Air bawah tanah terancam
habis. Sebagai solusi dari masalah tersebut, antara lain dengan membuat lubang
resapan biopori yang berfungsi menahan air hujan tak langsung lolos ke sungai,
tapi ditahan di dalam tanah dan menjadi
cadangan air baku dalam tanah.
Sehubungan dengan pencegahan dan
penanggulangan terhadap ancaman kele-
starian air bersih baku dalam tanah, pada
prinsipnya ada tiga macam tindakan yang
dapat dilakukan antara lain: tindakan
hukum, tindakan teknis, dan tindakan
edukatif/pendidikan. Tindakan hukum
merupakan tindakan yang dilakukan pemerintah dalam bentuk pembuatan peraturan daerah (perda) atau undang- undang. Salah satu contoh peraturan yang
berhubungan dengan kelestarian lingkungan adalah peraturan tentang analisis
mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
bagi pengusaha yang akan membangun
pabrik atau proyek lainnya.
Penanggulangan secara teknis erat kaitannya dengan pemanfaatan teknologi untuk membangun sistem pengendalian air
tanah sehingga air hujan atau air buangan
yang tidak mengandung zat berbahaya
bisa lebih banyak terserap dalam tanah,
misalnya dengan pembuatan sumur resapan dan pembuatan lubang resapan biopori.
Pada penanggulangan secara edukatif
biasanya dilakukan dengan mengadakan
kegiatan pendidikan/penyuluhan kepada
masyarakat dan membuat iklan layanan
masyarakat baik melalui media elektronik
atau media cetak dalam bentuk billboard,
poster, atau brosur/liflet. Melalui kegiatan ini masyarakat mengetahui informasi terkait dengan permasalahan air dan
pengetahuan tentang tindakan yang harus
dilakukannya.
157
Kreatif. Jurnal Desain Komunikasi Visual. Vol. III/ No. 1/ Edisi 4/ Mei 2015
Kajian Media
Dalam hubungannya dengan kampanye, media merupakan senjata yang
digunakan untuk menaklukan target audiensnya. Penentukan media perlu mempertimbangkan beberapa hal antara lain
daya tarik visual media, cara penyampaian
pesan serta jangkauan media terhadap
target audiens. Pujiyanto (2013: 94) mengatakan bahwa iklan layanan masyarakat
sebaiknya harus dapat memancing reaksi, menarik perhatian, membangkitkan
perhatian, dan menimbulkan kesan. Agar
harapan itu terwujud, maka iklan layanan
masyarakat harus memperhatikan elemen desain komunikasi, seperti tipografi/
huruf, ilustrasi, warna, identitas perusahaan, dan layout.
Berkaitan dengan cara penyampaian
pesannya, iklan dapat divisualkan melalui
suatu pemilihan tema, misalnya tema larangan, sindiran, peringatan, himbauan/
anjuran dan ilmiah, sedangkan jangkauan
media akan banyak dipengaruhi oleh bentuk media, jumlah serta distribusi/sebarannya,
Dalam perancangan ini, media poster
menjadi pilihan utama karena melalui visualisasi desain yang menarik jenis media
yang cukup populer di mata masyarakat
tersebut mudah penempatannya dan desainnya relatif mudah untuk dikembangkan ke dalam bentuk media lain misalnya
158
billboard/papan reklame, iklan majalah,
dan sebagainya.
Segmentasi Target Audiens
Yang dimaksud dengan target audiens
adalah masyarakat yang akan dijadikan
sebagai sasaran kampanye. Target audiens dibagi dalam segmentasi geografis,
demografis, dan psikografis. Selain itu
perilaku masyarakat juga menjadi aspek
penting yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan.
Secara geografis masyarakat yang tinggal di wilayah Yogyakarta dan sebagian
masyarakat di wilayah Sleman yang tinggal berbatasan dengan wilayah Jogja menjadi target audiens dengan pertimbangan
wilayah tersebut memiliki kaitan dengan
permasalahan air di Yogyakarta. Pada segmentasi demografis, salah satu faktor yang
dipakai sebagai bahan pertimbangan adalah usia target audiens yaitu masyarakat
umum berusia 18-45 tahun. Usia tersebut
cukup strategis dipilih karena merupakan
usia produktif dan bisa diharapkan mampu memberikan perubahan positif pada
masyarakat. Pada segmentasi psikografis
target audiens adalah masyarakat umum
kelas menengah bawah. Pada kelas ini kemampuan masyarakat untuk membaca
atau memahami pesan suatu media iklan
cukup baik.
Selain faktor segmentasi diatas, kebiasaan atau aktivitas masyarakat selaku
Danu Widiantoro.
Strategi Perancangan Poster Pada Iklan Layanan Masyarakat Kampanye MENABUNG AIR DI YOGYAKARTA
target audiens yang dilakukan setiap hari
perlu diperhatikan karena mampu memberikan kontribusi positif terhadap konsep perancangan, dalam hubungannya
dengan tempat-tempat strategis untuk pemasangan media. Kebiasaan masyarakat
tersebut antara lain bepergian menggunakan kendaraan pribadi atau umum yang
melewati jalan raya, berkumpul dalam kegiatan lingkungan, pertemuan, arisan warga, dan sebagainya.
Landasan Teori
Iklan merupakan media komunikasi
persuasif yang dirancang sesuai dengan
karakter media, segmen pasar dan kebutuhan masyarakat untuk mendapat tanggapan positif mengonsumsi produk untuk
membantu tercapainya tujuan pemrakarsa (Runtiko, 2013:23). Dilihat dari sisi
kepentingannya, selain untuk kepentingan
komersial, iklan juga ada yang mengedepankan kepentingan non komersial atau
semi komersial (ibid.)
Iklan Layanan Masyarakat (ILM) merupakan iklan untuk kepentingan non
komersial yaitu disebarluaskan tidak untuk mencari keuntungan. Pujiyanto (2013:
8) mendefinisikan iklan layanan masyarakat adalah iklan yang ditujukan untuk
menyampaikan informasi, mengajak atau
mendidik khalayak dimana tujuan akhir
bukan untuk mendapatkan keuntungan
ekonomi, melainkan keuntungan sosial.
Keuntungan sosial yang dimaksud adalah
munculnya penambahan pengetahuan,
kesadaran sikap, dan perubahan perilaku masyarakat terhadap masalah yang
diiklankan, serta mendapat citra yang baik
di mata masyarakat.
Iklan Layanan Masyarakat merupakan
program pemasaran sosial dimana target
audiensnya adalah masyarakat dengan
berbagai macam perilakunya. Menurut
Lestari, (2014), dalam membuat program
social marketing, pemasar hendaknya
mengerti secara jelas tentang perilaku apa
yang diinginkan masyarakat untuk diterapkan. Menurut Kotler dan Armstrong dalam Lestari (2014), kampanye pemasaran
sosial dapat diartikan perancangan, penerapan dan pengendalian program seperti pemasaran komersial namun ditujukan
untuk perubahan sosial seperti perubahan perilaku seseorang atau sekelompok
masyarakat ke arah tertentu sesuai dengan
gerakan yang dilaksanakan oleh pembuat
kampanye.
Di dalam Desain Komunikasi Visual, komunikasi dipahami sebagai bentuk
penyampaian pesan/informasi dan pengertian dari seorang kepada yang lain. Dalam semua usaha komunikasi pemasaran,
tujuan diarahkan pada pekerjaan satu atau
lebih, yaitu (1) membangun keinginan,
(2) menciptakan kesadaran, (3) meningkatkan sikap dan mempengaruhi niat, (4)
mempermudah pemakaian atau pembeli159
Kreatif. Jurnal Desain Komunikasi Visual. Vol. III/ No. 1/ Edisi 4/ Mei 2015
an (Safanayong. 2006:10). Sedangkan variabel yang mempengaruhi proses komunikasi yaitu persepsi, motivasi, learning,
memori, sikap, kepercayaan, kepribadian, pengaruh kelompok, gaya hidup, dan
nilai-nilai. (ibid.,12).
Media komunikasi adalah alat/media
yang digunakan sebagai sarana penyampaian pesan kepada target audiens. Fungsi
media komunikasi adalah sebagai alat untuk mempermudah penyampaian pesan
(efektif), mempercepat penyampaian pesan (efisiensi), memperjelas maksud dan
tujuan penyampaian pesan, dan membangkitkan motivasi dalam mendengarkan
suatu informasi.
Menurut Surmanek (1985: 3), setiap
bentuk media digunakan untuk tujuan
yang berbeda. Pada umumnya tidak ada
satu media khusus yang dapat memenuhi
semua sasaran suatu rencana media. Dari
pendapat tersebut dapat diambil pemahaman bahwa pemilihan media hendaknya
mempertimbangkan tujuan dan sasaran
yang dicapainya serta keterjangkauan media komunikasi untuk menyentuh target
audiensnya.
Dalam menentukan suatu media dibutuhkan konsep desain guna mendapatkan
media yang tepat sasaran, tepat pesan, dan
tepat capaian. Tepat sasaran berhubungan
dengan target audiens yang ditentukannya. Tepat pesan adalah informasi yang
disampaikannya adalah sama dengan yang
160
diterima target audiens. Sedangkan tepat
capaian artinya target audiens menanggapi pesan media sesuai dengan tujuan desain dibuat.
Dalam kaitannya dengan tepat pesan,
menurut Pri (2014:2), media pada dasarnya dapat dimaknai sebagai sesuatu yang
membawa pesan dan informasi antara
pengirim dan penerima. Setiap jenis media memiliki kemampuan dan karakteristik atau fitur spesifik yang dapat digunakan
untuk keperluan yang spesifik pula. Kemp
dalam Pri (2014) mengemukakan beberapa fitur yang juga merupakan karakteristik dari media yaitu faktor presentasi
atau kemampuan dalam menyajikan gambar, ukuran (size);besar atau kecil, faktor
warna (color):hitam putih atau berwarna,
faktor gerak-diam atau bergerak , faktor
bahasa- tertulis atau lisan, dan faktor keterkaitan antara gambar dan suara, gambar
saja, suara saja atau gabungan antara gambar dan suara.
Dalam memilih media, berbagai model
pendekatan bisa digunakan sebagai acuan
pertimbangannya. Menurut Surmanek
(1985: 29), media campuran adalah media yang merujuk kepada penggunaan dua
atau lebih bentuk media yang berbeda di
dalam suatu rencana iklan. Ada sejumlah
alasan penggunaan media campuran, yang
paling umum adalah untuk menjangkau
orang (target audiens) yang tidak terjangkau oleh media pertama atau untuk mem-
Danu Widiantoro.
Strategi Perancangan Poster Pada Iklan Layanan Masyarakat Kampanye MENABUNG AIR DI YOGYAKARTA
berikan terpaan ulangan tambahan ke dalam media kedua setelah jangkauan yang
optimum diperoleh dari media pertama.
Media campuran atau mix media disebut pula bauran media yaitu macam- macam media yang digunakan dalam kampanye sosial. Bauran media merupakan
strategi menggabungkan setiap kelebihan yang dimiliki oleh setiap media guna
mendapatkan hasil yang maksimal dalam
melakukan kampanye. Menurut sifatnya, dalam bauran media ini dikenal istilah media lini atas dan media lini bawah.
Menurut Pujiyanto (2013: 170) Media lini
atas (Above The Line) bersifat massal, seperti iklan koran, majalah, televisi, internet
dan lain-lain. Pemasangan iklan di dalam
media tersebut tujuannya adalah untuk
membangun image, yang disebut full factor. Sedangkan media lini bawah (Below
The Line) merupakan pelengkap yang
mendukung media lini atas. Dalam kaitannya dengan iklan layanan masyarakat,
media lini bawah ini bertujuan mendekatkan produk pada konsumen dan membangun pengalaman khusus target audiens.
(ibid. 181)
Sebagai media komunikasi visual yang
berorientasi pada aspek sosial, maka media komunikasi ini hendaknya juga bisa
berfungsi sebagai media pendidikan, dan
mengarahkan masyarakat melakukan sesuatu yang baik. Sutrisnaatmaka dalam
Margantoro ((2008: 26) mengatakan bah-
wa media komunikasi sosial sudah selayaknya menjadi media pendidikan, mempertajam hati nurani untuk bisa memilih
yang baik secara bertanggungjawab. Selanjutnya sarana informasi yang semakin
canggih ini juga dapat mempromosikan:
kesejahteraan, kedamaian, ketentraman,
keselamatan antara lain dengan menggalang solidaritas semesta, kasih saling tolong manakala terjadi musibah “.
Strategi Media
Poster atau plakat adalah karya seni
atau desain grafis yang memuat komposisi
gambar dan huruf di atas kertas berukuran
besar. Pengaplikasiannya dengan ditempel
di dinding atau permukaan datar lainnya dengan sifat mencari perhatian mata
sekuat mungkin. (http://id.wikipedia.ors/
wiki/Poster)
Salah satu kajian karya desain yang sudah pernah dibuat adalah poster gerakan
sejuta biopori. Gerakan sejuta biopori
merupakan gerakan gotong royong untuk
membuat Lubang Resapan Biopori (LRB)
yang melibatkan warga Bandung di 9691
RT, 1561 RW, 151 Kelurahan dan 30 Kecamatan. Gerakan yang diprakarsai oleh
Ridwan Kamil, walikota Bandung ini sukses dilaksanakan pada 20 - 25 Desember
2013.
161
Kreatif. Jurnal Desain Komunikasi Visual. Vol. III/ No. 1/ Edisi 4/ Mei 2015
media perancangan ini, analisis dilakukan
dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT yaitu analisis tentang Strenght
(kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang) dan Threat (ancaman)
terhadap media yang dirancang
Gambar 1. Poster Gerakan Sejuta Biopori.
Penerbit: Pemerintah Kota Bandung
Sumber: http://www.infobds.com/v2/wp-content/uploads/2013/12/Poster-Biopori2-02.ips
Diunduh : 28 Juni 2014
Analisis Perancangan
Dalam hubungannya dengan kampanye, media merupakan senjata yang digunakan untuk menaklukan target audiensnya. Media yang baik adalah yang paling
efektif dan efisien menyentuh target audiens, ekonomis, serta bersahabat dengan
lingkungan sekitar. Untuk mendapatkan
media seperti itu, tentunya membutuhkan
analisis yang tepat dan akurat sehingga
tidak terjadi pemborosan media namun
hasil tidak optimal. Sehubungan dengan
162
Analisis
Poster memiliki fungsi menyampaikan
pesan ditempat publik. Bentuknya yang
relatif kecil membuat jenis media ini lebih
murah biaya pembuatannya, lebih ekonomis untuk diproduksi banyak dan lebih
fleksibel lokasi penempatannya. Sebagai
bahan analisis, data-data pendukung
perlu diperhatikan antara lain data target audiens yaitu usia 18 - 45 tahun, kelas
menengah, tinggal di Yogyakarta dan Sleman, mobilitas cukup tinggi, sering jalan/
berkendara keluar rumah, berkumpul di
pertemuan warga atau ruang publik lainnya.
STRENGHT (S)
WEAKNESS (W)
• Menjangkau banyak
• Material mudah rusak
masyarakat khususnya
terutama jika diluar
yang beraktivitas di
ruang.
ruang publik..
• Informasi cukup lengkap dan dapat dibaca
berulang-ulang oleh
audiens.
• Mudah ditempatkan di
berbagai lokasi.
• Mudah dikembangkan
untuk jenis media
lain. Poster yang bagus
dapat berfungsi sebagai
elemen estetis ruang
publik.
Danu Widiantoro.
Strategi Perancangan Poster Pada Iklan Layanan Masyarakat Kampanye MENABUNG AIR DI YOGYAKARTA
OPPORTUNITY (O)
THREAT (T)
• Target audiens usia
produktif.
• Mampu membaca dan
memahami media.
Masih adanya tempat
orang berkumpul.
Adanya pertemuan
warga Mendukung
program pelestarian air
bersih.
• Penempatan tidak tepat mengganggu lingk
dan menjadi sampah
visual.
S-W
: Dipasang di lokasi strategis,
terlindungi, menyampaikan
informasi dengan visualisasi yang menarik dan mudah
dipahami. Pada pemasangan
di luar ruang poster dicetak
diatas bahan yang lebih tahan terhadap cuaca panas dan
hujan.
S-O
: Desain poster dibuat simpel,
komunikatif, pesan mudah
dipahami dan memperhatikan fungsi sebagai elemen
estetis ruang publik. Poster
dipasang ditempat banyak
warga sering berkumpul,
misalnya balai RT/RW/RK,
sudut-sudut jalan, dsb.
O-W
: Melibatkan lembaga masyarakat setempat (LPMD/
RT/RW) dalam produksi
media, penempatan dan perawatannya.
O - T/S -T : Lembaga masyarakat setempat (LPMD/RT/RW) men-
garahkan / menentukan
tempat pemasangan/penempatan media.
W-T
: Poster diproduksi dengan
finishing yang layak untuk
ditempatkan sebagai elemen
estetis ruang/lingkungan.
Dari analisis tersebut dapat dirumuskan bahwa poster perlu memiliki kriteria
antara lain : Terlihat menarik dan estetis
di ruang publik, komunikatif, mudah terbaca, mudah dipahami, diproduksi diatas
material cetak yang tahan terhadap cuaca,
melibatkan lembaga masyarakat setempat
untuk menentukan titik penempatan dan
terkait dengan ijin pemasangan.
Kesimpulan.
Gerakan masyarakat dan pemerintah
untuk memperbaiki kondisi air baku dalam tanah di Yogyakarta membutuhkan
media untuk mensosialisasikannya. Dalam upaya tersebut, dibutuhkan strategi
yang harus dianalisis secara mendalam
dengan memperhatikan faktor media dan
target audiensnya.
Berbagai macam media banyak
ditemukan sebagai media komunikasi
visual. Sebagai media penyampai pesan,
efektifitas suatu media banyak dipengaruhi
oleh bagaimana media tersebut mampu
berkomunikasi dengan target audiens dan
seberapa sering komunikasi berlangsung.
Demikian pula dalam perancangan ko-
163
Kreatif. Jurnal Desain Komunikasi Visual. Vol. III/ No. 1/ Edisi 4/ Mei 2015
munikasi visual iklan layanan masyarakat
menabung air di Yogyakarta, segmentasi
dan kebiasaan target audiens menjadi faktor penting yang perlu dipahami dalam
menentukan desain media.
Daftar Pustaka.
Buku
Margantoro, YB. (2008). Masyarakat Berkomunikasi. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.
Pujiyanto. (2013) . Iklan Layanan Masyarakat., ANDI Offset, Yogyakarrta.
Safanayong, Yongky. (2006). Desain Komunikasi Visual Terpadu., Arte Intermedia, Jakarta.
Surmanek, Jim. (1991). Perencanaan Media. Penerbit PT Elex Media Computindo, Jakarta.
Jurnal Ilmiah
Canny Lestari, Vanessa Gafar. (2014).
“Pengaruh Social Marketing Campaign Terhadap Proses Pengambilan
Keputusan Untuk Menjadi Donatur
Greenpeace Indonesia” dalam Jurnal
Manajemen Vol 2, Nomor 1 April
2014. Fakultas Pendidikan Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Pendidikan
Indonesia. Bandung.
Runtiko, Agus Ganjar. (2013). “Desain
Iklan Layanan Masyarakat Pemerintah” dalam Jurnal Penelitian Komunikasi. FISIP Universitas Jenderal
164
Sudirman. Banyumas.Vol 16. No. 1
Juli 2013. ISSN 1410-8291.
Modul Pelatihan:
Dr. Benny A. Pri. (2014). Modul Pelatihan.
Pengertian dan Perkembangan Konsep Media Pembelajaran serta Teori
Belajar yang Melandasinya. Modul JFPTP http://sumberbelaiar.belaiar.kemdikbud.go.id
Media Massa.
Kompas.com Kamis, 25 Juni 2009 | 20:05
WIB Pencemaran Lingkungan Memprihatinkan.
http://regional.kompas.com/
read/2009/06/25/20051113/Pencemaran.Lingkungan.Memprihatinkan
Megapolitan.Kompas.Com .Senin, 22 Maret 2010 | 14:01 WIB Cadangan Air
Tanah Menuju Habis. http://megapolitan.kompas.com/read/2010/03/22/
1 4 0 1 3 1 8 / C a d an g an . Ai r. Tan a h .
Menuiu.Habis
Website.
www.worldwaterday2011.org
http://www.infobd2.com/v2/wp-content/
uploads/2013/12/Poster-Biopori2-02.
jpg
Download