PENGELOLAAN BAHASA DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH PENULISAN ARTIKEL ILMIAH 1. Jembatan antara penulis dng. pembaca maka dibutuhkan teknik khusus. Penulis dituntut menulis dengan gaya bahasa sendiri. 2. Suatu bentuk kontribusi keilmuan sehingga dapat dipandang sebagai sarana promosi diri. 3. Harus memenuhi tiga unsur, yaitu: (a) logika ilmu yang tepat; (2) bahasa yang jelas, lugas dan komunikatif; (3) sesuai aturan jurnal yang akan disasar. 4. Menaati konvensi bidang ilmu yang ditekuni dengan berpedoman pada jurnal ilmiahnya/gaya selingkung jurnal. PENULISAN JUDUL Judul merupakan bagian awal artikel, sebelum pemba- ca membaca keseluruhan isi artikelnya. Harus khas/berdaya pikat, singkat, informatif, komu- nikatif, dan mampu menggambarkan keseluruhan isi artikel. Disarankan judul antara 12 – 15 kata, tetapi tetap mencerminkan isi dengan pas. Judul yang singkat seringkali kurang dapat menggam- barkan isi artikel. Sebaliknya, judul yg panjang sering mengaburkan isi artikel. Judul yang panjang dengan tetap mempertahankan ke- jelasan makna judul maka dapat dibuatkan subjudul. Hindari singkatan dan tidak ada penambahan nama la- tin yang bersifat umum. Hindari pemuatan kata-kata umum, seperti: penelaah- an, studi, pengaruh, hubungan, survei. Disarankan menonjolkan dan menempatkan kata kun- ci yang paling penting dan khas. Hal ini dimasudkan untuk memudahkan pelayanan penelusuran pustaka. Penempatan kata kunci memiliki nilai tambah, yaitu: (1) membantu pembaca mendapatkan gambaran isi artikel dengan mudah dan cepat, (2) merangsang pembaca menjadi pembaca aktif. Judul perlu diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. CONTOH JUDUL ARTIKEL Pengembangan Kemampuan Berpikir Sintetis Kreatif Melalui Bahan Ajar Model Peta Konsep Tarekat: Sejarah Timbul dan Pengaruhnya di Dunia Islam Problema Pembelajaran Apresiasi Sastra di SD Pemanfaatan Budaya sebagai Dasar Penguasaan Kesantunan Identifikasi Miskonsepsi IPA (Fisika) pada Siswa SD Instrumen Penilaian Rencana Pelajaran Menggambar sebagai Alternatif Pemupukan Kreativitas Siswa SD Pembinaan Pengetahuan dan Keterampilan Masyarakat tentang Pengolahan Buah Nanas Menjadi Dodol Nanas. NAMA PENULIS DAN ALAMAT Dalam artikel berisi dua unsur,yaitu: nama penulis dan nama lembaga/unit kerja lengkap dengan alamatnya. Nama penulis tidak dilengkapi dengan pangkat, kedu- dukan dan gelar akademik. Penulis lebih dari satu orang, semuanya ditulis lengkap, tidak menggunakan singkatan dkk., atau et.al., dan lain-lain. Penulisan nama penulis berkait dengan tanggungja- wabnya terhadap isi artikel. Karenanya, penulisan setiap nama penulis, harus harus sepengetahuan dan seizin penulis bersangkutan. Pencantuman urutan nama penulis dapat menjadi unsur pelik dan menjadi sumber sengketa Di jurnal ilmiah, ketua peneliti/penulis utama ditem- patkan pada urutan pertama, urutan berikutnya anggota. Penulis dari lembaga berlainan, alamat lembaga masing-masing harus dicantumkan. Artikel dari skripsi/tesis/disertasi, mahasiswa penulis- nya lazimnya sebagai penulis pertama, sedangkan pembimbing sebagai penulis kedua/terakhir. Pembimbing lebih bertindak sebagai promotor untuk mempromosikan mahasiswanya pada masyarakat ilmiah. Penulis korespondensi tidak selalu penulis utama. Pe- nulis korespondensi bertanggung jawab atas semua korespondensi serta perbaikan artikel. Penulisan nama bervariasi, tetapi penulis hendaknya taat azas menuliskan namanya, khususnya yang tidak memiliki nama keluarga/marga/ baptis. Nama penulis konsisten baik bentuk dan pengejaannya Alamat lembaga/rumah ditulis dan lengkap, perlu di- sertakan nomor telepon, faksimile, dan e- mail, untuk korespondensi dengan pembaca/ilmuwan lain. TANGGAL/GENESIS NASKAH Di bawah nama dan alamat pada beberapa jurnal ditu- liskan tanggal penerimaan naskah oleh penerbit diikuti tanggal naskah disetujui untuk dipublikasikan. [Diterima 1 Februari 2010/Disetujui 8 Februari 2010] Penulisan ini dimaksudkan untuk menegaskan siapa yang berhak sebagai penemu pertama bila kelak timbul sengketa mengenai siapa penemu/peneliti yang mepublikasikan pertama kali pada masyarakat ilmiah. Memberikan informasi waktu yang diperlukan untuk memproses naskah sejak diterima sampai dipublikasikan serta kinerja pengelola jurnal ilmiah tersebut. ABSTRAK Abstrak merupakan ringkasan lengkap dan menjelas- kan keseluruhan isi artikel. Umumnya disajikan dalam satu paragraf dan disarankan tidak lebih 200 kata. Penulisan abstrak yang baik perlu dipertimbangkan karena abstrak merupakan bagian artikel yang dibaca setelah judul. Dibaca tidaknya suatu artikel tergantung pada kesan yang diperoleh pembaca pada saat membaca abstraknya. Abstrak dalam bahasa Inggris merupakan hal yang mutlak harus ada (persyaratan dalam akreditasi). Abstrak harus bersifat informatif dan deskriptif. Arti- nya, setiap informasi yang terkandung pada abstrak harus berdasarkan fakta. Abstrak harus mengandung empat unsur, yaitu: (1) ar- gumentasi logis dilakukan observasi/penelitian untuk memecahkan masalah, (2) pendekatan untuk memecahkan masalah (metode), (3) hasil dan pembahasan, dan (4) simpulan dan saran (IMRAD: introduction, methods, results, and discussions). Setiap unsur diungkapkan dalam kalimat yang singkat dan jelas sehingga abstrak tidak terlalu panjang. Usahakan pembaca dapat menangkap isi artikel tanpa harus mengacu ke artikel lengkapnya. Karena itu, abstrak harus disusun secara lengkap, ringkas, cermat, objektif, dan cendikia. Pelayanan abstrak (abstracting service) menyukai ab- strak pendek karena secara langsung dapat mengutip keseluruhannya. Abstrak yang panjang biasanya akan dipenggal supaya menjadi pendek. Pemenggalan ini seringkali kurang memperhatikan detil isi sehingga dapat mengaburkan makna abstrak keseluruhan. Tentu, hal ini merugikan penulis dan pembaca menjadi kurang berkenan membaca karena maknanya kabur. Abstrak tidak mengandung pustaka dan penunjukan gambar, tabel, dan ilustrasi. Data dalam abstrak, hendaknya disajikan secara tepat sehingga pembaca tidak perlu mengacu pada gambar, tabel, ilustrasi, rujukan yang disajikan di dalam teks. Pada abstrak hindari pula penggunaan singkatan. Abstrak dalam bahasa Inggris dimaksudkan agar da- pat diakses oleh pembaca yang tidak berbahasa Indonesia. Abstrak bukan “Pengantar”. KATA KUNCI Kata kunci adalah kata-kata yang mengandung konsep pokok yang dibahas dalam artikel. Kata kunci dapat diambil dari thesaurus bidang ilmu masing-masing. Pilihlah kata kunci yang paling baik yang dapat mewakili topik yang dibahas dalam artikel tersebut. Kata kunci penting dalam pengindeksan artikel dan dapat membantu keteraksesan tulisan ke pembaca melalui pemindaian komputer di internet. Bila ingin mencari suatu artikel dengan membaca kata kunci, maka salah satu kata kunci yang ditulis dapat membuka artikel tersebut. Jumlah kata kunci 3 - 5 kata dan cara pengurutannya dari yang spesifik ke yang umum dan ditulis dalam satu baris. Kata kunci ditempatkan sesudah abstrak. Contoh: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR SINTESIS KREATIF MELALUI BAHAN AJAR MODEL PETA KONSEP Mintasih Indriayu*, Harini, dan Dewi Merdekawati Pendidikan Ekonomi, JPIPS FKIP UNS, Jln. Ir. Sutami 36 A Surakarta *Alamat korespondensi: Perum Bumi Anugrah, Sapen, Mojolaban – Sukoharjo E-mail: [email protected], HP 08122605619 Diterima 1 Februari 2010 dan Disetujui 8 Februari 2010 Abstract: This research aim to describing about: there is or not make-up ability creative synthesis thinking of Economic Program Study Education Students at FKIP UNS through development of teaching material concept map model. The research method was CAR (Classroom Action Research) by the two cycles. Location of research in Economic Education Program, FKIP UNS. Result of research show that material teaching with concept map model can develop ability students of creative synthesis thinking. This situation can be seen that before using materials teaching with concept map model, the ability students to release of ideas, formulating ideas with them own language and to develop ideas still less were gratifying. But on the contrary after applying materials teaching with concept map model at study process of Introductory Economics can be seen the existence of make-up ability students of creative synthesis thinking at all of its aspect. Keywords: thinking ability, creative synthesis, learning materials, concept map model PENDAHULUAN Biasanya tidak diberi judul Antarkan pembaca pada inti pokok tulisan dengan membuat pernyataan masalah yang dihadapi secara jelas. Lazimnya inti pokok tulisan ini memuat: – latar belakang atau konteks penelitian – landasan teori (jika diperlukan) – hasil kajian pustaka yang menunjukkan adanya kesenjangan temuan penelitian – wawasan rencana pemecahan masalah – rumusan tujuan penelitian – kemukakan hipotesis jika ada, tetapi tidak perlu mengada-ada kalau corak penelitiannya tidak memerlukan hipotesis. Gunakan pustaka acuan mutakhir, relevan, dan asli (primer) yang mencerminkan state of the art. Pengacuan pustaka tidak terlalu ekstensif, tetapi lakukan secukupnya untuk menunjukkan bahwa masalah itu betul-betul ada. Ketuntasan tinjauan pustaka perlu dilakukan secara kritis, namun tidak perlu ditulis semuanya. Sekarang jarang ada bagian khusus “Tinjauan Pustaka”, rujukan ke pustaka digabungkan dalam bagian “Pendahuluan” (latar belakang) dan bagian “Pembahasan”. Pernyataan yang bersifat umum tidak diperlukan pustaka acuan. Contoh: Cita rasa dan warna biji kakao terbentuk saat proses fermentasi (Shamsudin & Dimick, 1986). Hindari penggunaan acuan seperti: …Menurut Akhmad Hasan (dalam Badrus, 2008) bahwa… PENGACUAN Pengacuan: pengutipan secara langsung (persis seperti aslinya), parafrase (mengambil idenya dengan mengubah bahasanya), atau pengakuan adanya hasil penelitian atau ide serupa (untuk diketahui/dibandingkan oleh pembaca). Ada tiga sistem pengacuan, yaitu:(1) pengacuan berkurung, (2) catatan kaki, dan (3) catatan akhir. 1. Pengacuan Berkurung: pengacuan dengan cara menempatkan informasi tentang identitas lengkap suatu sumber rujukan langsung terpadu dalam teks dalam bentuk singkat (lazimnya hanya nama pengarang dan tahun terbit, dan jika perlu nomor halaman), atau urut nomor (sesuai dengan urutan pada daftar rujukan) Contoh: Hall (1994) mengingatkan untuk mengubah permainan dari pengalaman menyenangkan yang lahir atas inisiatif siswa menjadi pengalaman yang dibimbing guru. Terkait dengan dikotomi permainan yang terpusat pada siswa, Meadows dan Casdan (1988:3) mencirikan peran guru sebagai: (1) pembimbing, (2) teman, (3) konselor, dan (4) fasilitator. Intervensi guru sebaiknya dilakukan dengan cara yang halus. …………………………………………………………………………… Life skills membantu murid mengembangkan kemampuan belajar (learning to learn) menghilangkan kebiasaan dan pola pikir yang tidak tepat, menyadari dan mensyukuri potensi diri untuk dikembangkan dan diamalkan, berani menghadapi problema kehidupan dan memecahkannya secara kreatif. Tujuan pembelajaran harus mengintegrasikan life skill, karenanya harus terjadi perubahan orientasi tujuan pembelajaran di Indonesia dari subject matter oriented menjadi life skill oriented (Depdiknas, 2003:1-7). 2. Catatan Kaki: pengacuan dengan cara menempatkan informasi tentang identitas suatu sumber rujukan di bawah teks pada halaman yang sama dengan pengacuannya. 3. Catatan Akhir: pengacuan dengan cara menempatkan informasi tentang identitas lengkap suatu sumber rujukan di bagian akhir sebuah artikel. Ada tiga cara pendokumentasian sumber rujukan, yaitu: (1) Bibliografi, (2) Rujukan Acuan, dan (3) Pustaka Acuan. Istilah Daftar Rujukan, Daftar Pustaka, atau Referensi juga biasa digunakan sebagai cara pendokumentasian sumber rujukan dalam bentuk daftar yang memuat semua sumber rujukan yang diacu (dirujuk) dalam teks. METODE Pertelakan lokasi kegiatan penelitian dikemukakan se-cara objektif (apa adanya) sesuai keperluan dan keda-laman pendekatan. Metode dan teknik yang dipakai, rancangan percobaan serta cara penganalisisan data diuraikan secara singkat dan cukup terperinci sehingga keterulangan hasil dapat dijamin. Utamanya dalam penelitian kualitatif, adakalanya perlu diuraikan secara jelas secukupnya alat pengumpul data, tahap-tahap, dan waktu pengambilan cuplikan. Tulislah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan urutan pengoperasiannya (Misal: “ …kertas dilinting setelah digunting sesuai ukuran” haruslah ditulis “…kertas digunting sesuai ukuran lalu dilinting”). Dalam menguraikan prosedur, hindari bentuk kalimat perintah. Contoh kurang baik: * Penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang … * Penelitian ini merupakan penelitian bersifat eksperimen. Penelitian eksperimen adalah… HASIL Sajikan hasil secara bersistem lihat lagi tujuan lihat lagi langkah-langkah dalam metode Narasi berisi informasi yang disarikan dari data, bukan menarasikan data seperti apa adanya Perjelas narasi dengan ilustrasi (gambar, tabel) uraian dalam narasi dan ilustrasi harus selaras (lonjakan? fluktuatif?) nomori ilustrasi secara berurutan ilustrasi harus diacu dalam teks sajikan data olahan, bukan data mentah kalau perlu: reduksi data Contoh Narasi Hasil – kurang baik Judul: Refleksi Sewindu Reformasi: Regulasi Investasi Masa Mendatang Sejak terjadinya krisis ekonomi pertengahan 1997, minat investor baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) cenderung menurun jika dilihat dari nilai investasi. Namun bila dilihat dari jumlah proyek untuk PMA terlihat bahwa minat investor asing masih cukup tinggi terutama pada tahun 2000. Walaupun terjadi penurunan lagi pada 2001 dan 2002. Perkembangan persetujuan PMDN dan PMA di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini. … Contoh Narasi Hasil - perbaikan Judul: Jumlah Proyek Sejak terjadinya krisis ekonomi pertengahan 1997, minat investor baik melalui Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) cenderung menurun dari segi jumlah proyek (Lihat Gambar 1). Namun bila dilihat dari jumlah proyek PMA terlihat bahwa minat investor asing bahkan meningkat sampai tahun 2000, empat kali dibandingkan keadaan jumlah proyek PMDN saat itu. Penurunan jumlah proyek PMA baru terjadi 4 tahun setelah penurunan jumlah proyek PMDN. … PEMBAHASAN bukan sekadar menarasikan data urutan pembahasan ~ urutan sajian data baca lagi tujuan dan hipotesis cocokkan hipotesis/harapan dengan data berikan analisis atau tafsiran kembangkan gagasan atau argumentasi dengan mengaitkan hasil/teori/pendapat/temuan sebelumnya bandingkan dengan temuan terdahulu adakah pertimbangan teoretis adakah kemungkinan manfaat adakah kemungkinan keterbatasan hasil kembangkan argumen dalam paragraf Tercerminkah kecendekiaan penulis? Logiskah argumentasi penulis? Bermanfaatkah tafsiran penulis? Adakah implikasi dari temuan? Adakah keterbatasan temuan? Adakah spekulasi yang berlebihan? Apakah pendapat penulis terkemas dalam pa- ragraf yang baik? Contoh Pembahasan – kurang baik Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat, khusus pada pada 2002 persetujuan PMDN sebanyak 185 proyek dengan nilai investasi Rp 25,3 trilyun. Dibandingkan dengan 2001 pada periode yang sama, tercatat 264 proyek dengan nilai investasi Rp 58,8 triliun, terjadi penurunan jumlah proyek 29,9% dan nilai investasi 57 %. Sedang-kan untuk PMA pada 2002 tercatat 1.148 proyek dengan nilai investasi US $ 9,8 miliar, dan jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2001 di mana tercatat 1.333 proyek dengan nilai investasi sebesar US $ 15,0 miliar, terjadi penurunan jumlah proyek sebesar 14 %. Rencana investasi PMDN/PMA persetujuan 2002 tersebut akan menyerap tenaga kerja asing sebanyak lebih kurang 214.000 orang dan tenaga kerja asing sebanyak kurang lebih 5.459 orang. Perkembangan persetujuan PMA dari 1997-2002 masih banyak investasi berasal dari Negara Asia seperti Jepang, Korea Selatan, Singapore, kemudian dari benua Amerika seperti Amerika, Kanada, dan dari Eropa seperti Perancis, Jerman, Belanda dan Inggris serta dari Australia. Contoh Pembahasan – perbaikan Pada periode 2001-2002, terjadi penurunan jumlah proyek PMDN sebesar 30%, tetapi penurunan nilai investasi mencapai 57%. Sementara itu, untuk PMA pada kurun waktu yang sama, jumlah proyek hanya menurun 14%, tetapi nilai investasinya justru menurun lebih dari 65%. Rencana investasi PMDN dan PMA persetujuan 2002 tersebut ternyata mampu menyerap tenaga kerja dalam negeri sebanyak lebih kurang 214. 000 orang dan tenaga kerja asing sekitar 5.500 orang (Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal, 2003). PMA yang disetujui dari 1997 -2002 mengungkapkan bahwa banyak investasi yang berasal dari Asia (a.l. Jepang, Korea Selatan, Singapura), disusul oleh benua Amerika (a.l. Amerika, Kanada), Eropa (a.l. Perancis, Jerman, Belanda dan Inggris) dan Australia. SIMPULAN Susunlah simpulan pokok keseluruh penelitian secara hati-hati dalam dua atau tiga kalimat, yang sebaiknya ditempatkan di paragraf akhir pembahasan. Dalam merumuskan simpulan jangan terdapat pernyataan yang sudah merupakan pengetahuan umum. Dibenarkan memunculkan simpulan sampai tiga kali, yaitu dalam abstrak, pendahuluan, dan pembahasan. Jika terjadi pengulangan, dalam penyajiannya hindari penggunaan kata-kata yang sama. Dalam menarik simpulan bersikaplah kritis: Apakah simpulan dapat ditafsirkan dari sudut pandang lain?, Cukup luaskah perampatan yang digariskan dengan melibatkan simpulan, hasil, pendapat, dan teori-teori yang ada? Berpikir dan bernalarlah secara konklusif sehingga di capai simpulan yang mendekati kesempurnaan. Beberpa berkala ilmiah Indonesia menyediakan bab khusus untuk simpulan dan terkadang juga mengharuskan adanya saran. Secara internasional, cara ini tidak baku, terutama untuk berkala primer yang bermutu tinggi. Simpulan merupakan penutup yang logis suatu pembahasan sehingga tidak perlu diberi wadah tersendiri agar tidak memotong alur pembicaraan. Saran juga tidak sepantasnya ditonjolkan dalam artikel hasil penelitian, sebab dapat tersirat dalam pembahasan. Saran yang bersifat tindak lanjut terapan hanya cocok untuk jurnal semi ilmiah yang mengarah kepada penyuluhan teknis. DAFTAR PUSTAKA Lengkap sesuai dengan yang diacu dalam teks: - semua yang dirujuk dalam teks masuk ke daftar pustaka - semua yang ada dalam daftar pustaka memang dirujuk dalam teks Lebih banyak menggunakan pustaka primer dan mutakhir (10 tahun terakhir) Tata cara penulisan daftar pustaka mengikuti gaya selingkung yang berlaku di jurnal yang disasar penulis Contoh Penulisan Daftar Pustaka Buku Muijs, Daniel & Reynolds, David. (2008). Effective Teaching: Evidence and Practice (Second Edition). London: Sage Publications Ltd. Sastrapradja, D.S., Adisoemarto, S., Kartawinata, S., Sastrapradja, S., & Rifai, M.A. (1989). Keanekaragaman Hayati untuk Kelangsungan Hidup Bangsa. Bogor: Puslitbang Bioteknologi. Buku terjemahan Straus, Anselm & Corbin, Juliet. (2003). Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Tatalangkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data (Terjemahan oleh Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqien). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Buku kumpulan artikel Hajar Pamadhi. (2009). “Model Pendidikan Estetika dalam Pembelajaran Seni” dalam Sarwiji Suwandi dan Edy Suryanto (Ed.). Orkestrasi Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya. Surakarta: UNS Press. Skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian Siswandari. (2006). “Peningkatan Transferable Skills Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Melalui Peningkatan Kualitas Pembelajaran Statistika Berbantuan Komputer (Upaya Meningkatkan Competitive Advantage Lulusan Pendidikan Tinggi)”. Disertasi tidak dipublikasikan. Malang: PPs. Universitas Negeri Malang. Artikel dalam jurnal atau majalah Edy Suryanto.(2007). “Stilistika Sajak Kusebut dan Kupunya Karya Abdul Hadi W.M.” dalam Jurnal Bahasa,Sastra, dan Pengajarannnya, Volume 5, Nomor 1, April 2007, hlm. 65-76. Makalah Asim Gunarawan. (2003). “Beberapa Prinsip dalam Komunikasi Verbal: Tinjauan Sosiolinguistik dan Pragmatik”. Makalah disajikan dalam Pertemuan Ilmiah Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia XXV (PIBSI XXV) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 6-7 Oktober 2003. Internet Wycoff, Joyce. (2008). “Kebiasaan Mendongeng Hilang, Sastra pun Mati” dalam http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0705/04/humaniora, diakses 5 Juni 2008. Buku tidak berpengarang/ badan sebagai pengarang Anonim. (1999). Annual Report. Rome: International Board for Plant Genetic Resources. UNESCO.(1990). Unisist Giude to Standards for Information Handling. Paris: UNESCO. PEREKAT KALIMAT DALAM PARAGRAF 1. Kepaduan paragraf dibangun atas kalimat-kalimat yang berhubungan logis. 2. Hubungan antarpikiran dalam paragraf menghasilkan kejelasan struktur dan makna paragraf. 3. Hubungan antarkalimat tersebut menghasilkan paragraf yang padu, utuh, dan kompak. 4. Kepaduan ini dapat direkatkan melalui penggunaan repetisi kata kunci/sinonim, kata ganti, kata transisi, dan struktur paralel. 5. Repetisi kata kunci: kata kunci/sinonim yang telah disebutkan dalam kalimat awal diulang pada kalimat kedua, ketiga, dst. 6. Kata ganti: sebuah kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama dapat disebutkan kembali pada kalimat berikutnya dengan kata gantinya atau padanannya. 7. Kata transisi: kata penghubung, konjungsi, perangkai yang menyatakan adanya hubungan, baik intrakalimat maupun antarkalimat. 8. Struktur paralel, yaitu bentuk-bentuk sejajar: bentuk kata/kalimat yang sama, repetisi bentuk kata/kalimat yang sama. Contoh-contoh Perekat Kalimat: 1. Pengulangan Kata Kunci (1) Budaya merupakan sumber kreativitas baru. (2) Budaya yang berupa sistem ideal, sistem sosial, maupun sistem teknologi, ketiganya dapat dijadikan sumber kreativitas baru. (3) Budaya yang bersumber pada sistem ideal dapat mengarahkan kreativitas konsepkonsep pemikiran filsafat dan ilmu pengetahuan. (4) Budaya yang bersumber pada sistem sosial dapat mengendalikan perilaku masyarakat, termasuk para pemimpinnya. (5) Budaya yang bersumber pada sistem teknologi dapat mengendalikan kreativitas baru berdasarkan geografis bangsa, misalnya sebagai negara pertanian harus memproduksi teknologi pertanian. (6) Sinergi dari ketiga sistem budaya itu dapat menghasilkan kreativitas yang lebih sempurna. 2. Kata Ganti (1) Setakat ini, pengusaha Indonesia mulai mandiri. (2) Mereka tidak lagi mengharapkan perlindungan sepenuhnya dari pemerintah. (3) Namun, dalam kaitannya dengan persaingan global, mereka berharap agar pemerintah melindungi produk pertanian dengan cara membatasi impor. (4) Mereka juga berharap agar pemerintah menegakkan hukum dan memberanta s KKN tanpa pandang bulu. (5) Sebab, dengan KKN, mereka harus mengeluarkan biaya produksi yang sangat besar sehingga tidak mampu bersaing di pasar internasional. …………………………………………………………………………….. (1) KKN segera teratasi. (2) Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya kasus KKN yang terungkap dan pelakunya dihukum. (3) Dapat dipastikan bahwa hal ini segera berdampak pada penegakan hukum dan keadilan. (4) Jika pemerintah berhasil mengatasi KKN ini, kesejahteraan dan kemakmuran rakyat akan terus meningkat. 3. Kata Transisi Kata transisi digunakan berdasarkan fungsi makna yang dihubungkan. Kata transisi menyatakan hubungan sebagai berikut: sebab, akibat : sebab, karena, akibatnya, maka, oleh karena itu, oleh sebab itu, dampaknya pertentangan : tetapi, namun, berbeda dengan, sebaliknya, kecuali itu, meskipun demikian penegasan : jadi, dengan demikian, jelaslah bahwa tambahan info : selain itu, lebih lanjut, di samping itu, dengan kata lain, singkatnya, tegasnya urutan : mula-mula, pertama, kedua, akhirnya, sesudah itu, selanjutnya, proses ini (1) Setelah berhasil membawa pulang medali emas bulu tangkis olimpiade 2004, Taufik Hidayat pantas menikmati penghargaan yang terus mengalir kepadanya. (2) Mula-mula, ia menerima sebuah rumah mewah seharga 2 milliar dari gubernur DKI, yang sekaligus sebagai ketua koni. (3) Kedua, … 4. Struktur Paralel (1) Sejak 1998, pelaksanaan reformasi hukum belum menunjukkan tanda-tanda yang serius. (2) Menurut Presiden Megawati (Kompas, Agustus 2004), pelaksanaan tersebut justru terhambat oleh para penegak hukum di lapangan. (3) Jika kelambanan berlarut-larut, publik menduga bahwa oknum penegak hukum belum sungguh-sungguh nelaksanakan tanggung jawabnya. (4) Sementara itu, para investor dan pengusaha berharap agar penegakan hukum tersebut dipercepat. (5) Jika berhasil, pencapaian keadilan dan kemakmuran masyarakat segera terwujud. (6) ) Ini berarti, peningkatan pertumbuhan Ekonomi dan iklim bisnis juga terangkat.