PENERAPAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT KANKER PADA WANITA DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh Nama : Selfika Okti Nomor Mahasiswa : 12111012 Program Studi : Teknik Informatika Jenjang : Strata 1 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN ILMU KOMPUTER EL RAHMA YOGYAKARTA 2015 PENERAPAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT KANKER PADA WANITA DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR Selfika Okti¹ Edi Faizal² ¹Teknik Informatika STIMIK El Rahma Yogyakarta e-mail: ¹[email protected] ²[email protected] ABSTRAK Expert systems in this study is an expert system-based desktop-based application that delivers solutions in the early detection of cancer. This identification process is done through the interaction between the user's system. Where the system will give patients opt symptoms the illness, the system will provide information on the disease suffered by the patient. Besides, the system also provides the facility to edit knowledge that can be used by Knowledge Engineer in making changes to the data in the knowledge base. The method used in this system is using a certainty factor. Rules on the basis of knowledge modeled as a tree by using MySQL database and use the programming language Visual Basic 6.0 can be used as an alternative media consultancy. Utilizing the database to store the knowledge base of the expert system will facilitate the expansion of knowledge in the manufacturing facility. Keywords Expert System, Diagnosis Disease, Cancer Woman. PENDAHULUAN Kanker adalah pertumbuhan sel tubuh yang tidak normal (tumbuh sangat cepat dan tidak terkontrol), menginfiltrasi, menekan jaringan tubuh sehingga akan mempengaruhi fungsi organ tubuh. Penyebab kanker adalah tumor yang terbagi dalam dua golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas. Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak pada umumnya tidak cepat membesar. Oleh karena bersimpai maka pada umumnya tumor jinak mudah dikeluarkan dengan cara operasi (Jong, 2002). Sel tumor pada tumor ganas (kanker) tumbuh cepat dan tidak terkendali, sehingga tumor ganas pada umumnya cepat menjadi besar. Setiap orang mempunyai sel kanker di dalam tubuh. 2 Sel-sel kanker ini tidak terlihat dalam tes standard hingga mereka berkembang biak menjadi bermilyar milyar. Ketika dokter mengatakan kepada pasien kanker bahwa tidak ada lagi sel kanker di tubuh mereka setelah perawatan, itu berarti bahwa tes yang dilakukan tidak mampu mendeteksi sel kanker karena sel kanker tersebut tidak sampai pada jumlah yang dapat diprediksi (Sabella, 2009). Keluhan pada penyakit kanker memerlukan penanganan dan perawatan yang teliti dan frekuentif. Terdapat beberapa gejala/kumpulan gejala pada penyakit kandungan yang sering menjadi masalah utama bagi pasien untuk memperoleh pertolongan medis. Gejala/kumpulan gejala tersebut tidak jarang menimbulkan persepsi/interpretasi diantara yang mengeluh (pasien) dengan yang mendengarkan (dokter). Tidak jarang pula satu gejala medis tertentu diekspresikan secara berbeda-beda, bergantung latar belakang pendidikan/sosial/budaya pasien, sehingga diperlukan teknik anamnesis yang spesifik untuk menyamakan persepsi (Faizal, 2014). Teknik kecerdasan buatan merupakan suatu keajaiban dari dunia komputer. Bayang-bayang komputer akan dapat menggantikan manusia secara total merupakan perdebatan yang tidak kunjung henti, namun di tengah berbagai kontroversi tersebut, beberapa aplikasi dari teknik kecerdasan buatan telah digunakan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya yang paling populer adalah sistem pakar. Secara umum sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Oleh karena itu sistem pakar mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis pada saat sang pakar berhalangan. Implementasi sistem pakar banyak digunakan untuk kepentingan komersial karena sistem pakar dipandang sebagai sarana penyimpanan pengetahuan pakar dalam bidang tertentu ke dalam program komputer sedemikian rupa sehingga dapat memberikan keputusan dan melakukan penalaran secara cerdas. Salah satu 3 implementasi sistem pakar adalah di bidang kedokteran untuk mendiagnosa penyakit kanker. Pada sistem pakar ini user menyampaikan fakta atau informasi (gejala penyakit) pada sistem pakar untuk diolah menjadi sebuah data sehingga akan menghasilkan diagnosa dari sistem disertai dengan kesimpulan yang berisi treatment action atau perawatan yang harus dilakukan untuk penanganan penyakit tersebut. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu kalangan medis untuk mendiagnosa penyakit dari gejala yang dirasakannya. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini yang menjadi subyek adalah membuat sistem untuk mengidentifikasi penyakit kanker. Langkah penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Kecerdasan Buatan (Artificial intelligence) Kecerdasan buatan atau artificial intelligence merupakan salah satu bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia (Kusumadewi, 2003). Aplikasi kecerdasan buatan terdiri dari dua bagian utama yang harus dimiliki (Gambar 1), diantaranya : 1. Basis Pengetahuan (Knowledge-Base), berisi fakta-fakta, teori, pemikiran dan hubungan antara satu dengan lainnya. 2. Motor Inferensi (Inference Engine), yaitu kemampuan menarik kesimpulan berdasarkan pengalaman. Gambar 1 Konsep Kecerdasan Buatan 4 2. Pengertian Sistem Pakar Secara umum, sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli (Kusumadewi, 2003). Seorang pakar adalah orang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu, yaitu pakar yang mempunyai knowledge atau kemampuan khusus. Knowledge dalam sistem pakar adalah seorang ahli (Suyoto, 2004). Dalam sistem pakar user menyampaikan fakta atau informasi untuk sistem pakar dan kemudian menerima saran dari pakar atau jawaban ahlinya. Bagian dalam sistem pakar terdiri dari dua komponen utama seperti pada Gambar 2, yaitu knowledge base yang berisi knowledge dan mesin inferensi yang menggambarkan kesimpulan. Kesimpulan tersebut merupakan respon dari sistem pakar atas permintaan user. Gambar 2 Konsep dasar fungsi sistem pakar Ada beberapa alasan mendasar mengapa sistem pakar dikembangkan untuk menggantikan seorang pakar. a. Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan di berbagai lokasi. b. Seorang pakar akan pensiun atau pergi. c. Seorang pakar adalah mahal Tujuan dari sebuah sistem pakar adalah untuk mentransfer kapakaran yang dimiliki seorang pakar ke dalam komputer, dan kemudian kepada orang lain (nonexpert). 5 3. Arsitektur Sistem Pakar Turban (1995), sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment). Komponen-komponen sistem pakar dalam kedua bagian tersebut dapat dilihat dalam Gambar 3. Gambar 3 Arsitektur sistem pakar (Turban, 1995) Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem pakar, yaitu antarmuka pengguna (user interface), basis pengetahuan (knowledge-base), akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition) dan mesin inferensi, workplace, fasilitas penjelasan, perbaikan pengetahuan (Kusumadewi, 2003). 4. Metode Inferensi Forward Chaining dan Backward Chaining Suatu perkalian inferensi yang menghubungkan suatu permasalahan dengan solusinya disebut dengan rantai (chain). Suatu rantai yang dicari atau dilewati/dilintasi dari suatu permasalahan untuk memperoleh solusinya disebut dengan forward chaining. 6 Cara lain menggambarkan forward chaining ini adalah dengan penalaran dari fakta menuju konklusi yang terdapat dari fakta. a. Forward chaining (Runut Maju) Forward chaining seperti pada Gambar 4 disebut juga penalaran dari bawah ke atas karena penalaran dari evidence (fakta) pada level bawah menuju konklusi pada level atas didasarkan pada fakta . Metode runut maju cocok digunakan untuk menangani masalah pengendalian (controlling) dan peramalan (prognosis) (Suyoto, 2004). Gambar 4 Forward Chaining b. Backward Chaining (Runut Balik) Runut balik juga disebut sebagai goal-driven reasoning, merupakan cara yang efisien untuk memecahkan masalah yang dimodelkan sebagai masalah pemilihan terstruktur. Tujuan dari inferensi ini adalah mengambil pilihan terbaik dari banyak kemungkinan. Metode runut balik seperti Gambar 5 ini cocok digunakan untuk memecahkan masalah diagnosis. Gambar 5 Backward Chaining 7 c. Metode Ketidakpastian (Uncertainty) Ketidakpastian dapat dianggap sebagai suatu kekurangan informasi yang memadai untuk membuat suatu keputusan. Ketidakpastian merupakan suatu permasalahan karena menghalangi dalam membuat suatu keputusan yang terbaik bahkan dapat menghasilkan suatu keputusan yang buruk. Beberapa teori ketidakpastian antara lain probabilitas klasik, probabilitas Bayes, teori Hartley yang berdasar pada himpunan klasik, teori Shanon yang didasarkan pada peluang, teori Dempster-Shafer, teori Fuzzy Zadeh dan Certainty Factor. Faktor Kepastian (Certainty Factor) menunjukkan ukuran kepastian terhadap suatu fakta atau aturan. Secara umum notasi faktor kepastian seperti pada persamaan (Gambar 1). CF(h,e) = M B (h,e) – M D (h,e) Keterangan: CF(H,E) MB(h,e) MD(h,e) : factor kepastian : ukuran kepercayaan terhadap hipotesis h, jika diberikan evidence e ( antara 0 dan 1). : ukuran ketidakpercayaan terhadap evidence h, jika diberikan evidence e ( antara 0 dan 1). Ada tiga hal yang mungkin terjadi dalam penerapan faktor kepastian, seperti pada Gambar 6. Gambar 6 Kombinasi aturan ketidakpastian 1. Beberapa evidence dikombinasikan untuk menentukan CF dari suatu hipotesis (Gambar 6 a). Jika e1 dan e2 adalah observasi maka, 8 2. CF dihitung dari kombinasi beberapa hipotesis (Gambar 6 b). Jika h1 dan h2 adalah hipotesis maka,: MB[h1 h2, e] = min (MB[h1, e], MB[h2, e]) MD[h1 h2, e] = max (MD[h1, e], MD[h2, e]) 3. Beberapa aturan saling bergandengan, ketidakpastian dari suatu aturan menjadi input untuk aturan ynag lainnya (Gambar 4 c), maka : MB[h, s] = MB’[h, s] * max (0, CF[s, e]) Dengan MB’[h, s] adalah ukuran kepercayaan h berdasarkan keyakinan penuh terhadap validitas s. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini tahap-tahap yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah dan kebutuhan serta proses pengetahuan. Identifikasi dilakukan dengan mengkaji situasi dan memutuskan dengan pasti tentang masalah yang akan dikomputerisasikan yaitu mendiagnosa penyakit kanker berdasarkan gejala awal. Kondisi ini akan lebih mudah menggunakan metode inferensi forward chaining. Bahan pengetahuan diperoleh dari beberapa cara antara lain, mendapat pengetahuan dari pakar kesehatan terutama pakar penyakit kanker, buku, laporan, dan literatur terkait yang membahas penyakit kanker. 5. Basis Pengatahuan (knowledge base) dan Basis Aturan (rule base) Dalam pembuatan expert system, langkah-langkah selanjutnya yang digunakan adalah menentukan basis pengetahuan (knowledge base). Basis pengetahuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data penyakit, data gejala, data solusi dan aturan penyakit kanker serta keterangan lain yang 9 mendukung. Adapun tabel yang memuat tentang data penyakit, gejala dan solusi disajikan pada Tabel 1, 2 dan Tabel 5. Tabel 1 Data penyakit Kode Penyakit P001 Kanker Payudara P002 Kanker Leher rahim P003 Kanker Indung telur ..... P006 Kode G001 G002 G003 G004 G005 ........ G034 Kode S001 S002 S003 S004 S005 ......... S046 ............ Kanker Vagina Definisi Kanker Payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara. Kanker leher rahim adalah tumor ganas yang tumbuh di daerah leher rahim (serviks), yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita. Kanker Indung telur adalah terjadinya pertumbuhan selsel tak lazim (kanker) pada satu atau dua bagian indung telur. ............ Kanker Vagina adalah tumor ganas pada vagina. Vagina adalah saluran sepanjang 7,5-10 cm, ujung atasnya berhubungan dengan serviks (leher rahim). Tabel 2 Data gejala Gejala Benjolan di sekitar Payudara. Puting susu mengkerut kedalam. Puting susu berwarna kecoklatan. Oedema (bengkak disekitar puting). Keluar cairan dari puting susu ketika tidak lagi menyusui. ........... Nyeri pada panggul. Tabel 3 Data solusi Solusi Radical Mastectomy. Total Mastectomy. Modified Radical Mastectomy. Radiotherapy (Penyinaran/radiasi). Terapi Hormon. ............. Kemoterapi. 10 MB MD 0,70 0,62 0,65 0,80 0,61 ..... 0,80 0,20 0,12 0,15 0,30 0,11 .... 0,30 Dari basis pengetahuan yang sudah dikelompok-kelompokan tersebut kemudian digunakan sebagai input dalam memberikan analisis untuk mengidentifikasi penyakit kanker. Pembentukan aturan gejala penyakit kanker disajikan pada Tabel 3. Sedangkan relasi antara penyakit dan solusinya di sajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Aturan gejala dan penyakit Aturan Goal IF Benjolan di sekitar Payudara (G001) AND Puting susu mengkerut kedalam P001 (G002) AND Puting susu berwarna kecoklatan (G003) AND Oedema (bengkak) (G004) AND Keluar cairan dari puting susu ketika tidak lagi menyusui (G005) AND Konsumsi obat kesuburan (G011) THEN Kanker Payudara (P001) IF Darah berbau amis keluar dari vagina (G007) AND Perdarahan vagina saat menopause atau pada saat menstruasi (G006) AND Nyeri pada saat buang air kecil P002 dan hubungan seksual (G008) AND Nyeri, perdarahan setelah melakukan hubungan seksual (G009) AND Teraba sebagai benjolan pada atau di sekitar lubang vagina (G010) THEN Kanker Leher rahim (P002) ....... ......... IF Keluar cairan encer dari vagina (G021) AND Nyeri, perdarahan setelah P006 melakukan hubungan seksual (G009) AND Teraba sebagai benjolan pada atau di sekitar lubang vagina (G010) AND Nyeri ketika berkemih (G025) AND Sembelit (G027) AND Nyeri pada panggul (G034) THEN Kanker Vagina (P006) Tabel 5 Relasi penyakit dan solusi Kode_Penyakit Kode_Solusi P001 S001 S002 S003 S004 S005 S006 S007 S008 S009 S010 S011 S012 S013 ........ P002 P003 ............. 11 Tabel 5 Lanjutan P006 6. S031 S032 S033 S034 S035 S036 S037 S038 S039 S040 S041 S042 S043 S044 S045 S046 Mesin Inferensi Mesin inferensi adalah bagian dari sistem pakar yang melakukan penalaran dengan menggunakan isi daftar aturan berdasar urutan dan pola tertentu. Representasi berbasis aturan yang memiliki pola IF kondisi THEN aksi, tabel pakar memberi beberapa keuntungan yaitu kemudahan dalam modifikasi, baik perubahan, penambahan, maupun penghapusannya. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan gejala awal terhadap kemungkinan gejala penyakit yang dialami. Pada Gambar 7 ditampilkan contoh graf penelusuran dan struktur pelacakan diagnosa penyakit kanker dengan menggunakan metode forward chaining. Gambar 7 Graf penelusuran penyakit kanker payudara 12 7. Implementasi sistem Pada penelitian ini implementasi sistem dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman microsoft visual basic. Beberapa tampilan serta fungsi aplikasi sistem pakar yang dikembangkan dalam penelitian akan dijabarkan dalam bentuk aplikasi. a. Menu Utama Menu ini merupakan tampilan menu utama expert sytem untuk mendiagnosa penyakit kanker pada wanita yang terdiri dari empat menu yaitu, menu Admin, Pakar, User dan Informasi. Gambar 8 Tampilan menu utama b. Menu Admin Menu Admin adalah menu yang dapat di akses oleh administrator sistem. Menu Admin terdiri dari empat sub menu yaitu, login, logout, user manager dan keluar. 1. Sub menu login Gambar 9 Tampilan sub menu login 13 Pada tampilan Gambar 9 terlihat form login yang muncul ketika pengguna sistem memilih menu login. Sub Menu ini berfungsi untuk menutup akses administrator sehingga database tidak bisa diubah dengan tujuan agar keamanan data pakar dapat terjaga. 2. Sub menu user manager Gambar 10 Tampilan sub menu user manager Sub Menu ini berfungsi untuk membuat dan mengubah data user yang bertindak sebagai administrator aplikasi. c. Menu Pakar Menu pakar akan aktif jika user adalah seorang administrator/pakar. Jika user sebagai pemakai (tidak melakukan login) maka menu ini tidak aktif. Menu pakar yang dapat diakses terdiri dari sub menu basis pengetahuan dan basis aturan. Gambar 11 Tampilan masukan data penyakit 14 Pada Gambar 11 berfungsi untuk melakukan penambahan, penghapusan dan pengeditan data penyakit serta definisi penyakit tersebut. a. Input data gejala. Gambar 12 Tampilan masukan data gejala. Pada Gambar 12 berfungsi untuk melakukan penambahan, penghapusan dan pengeditan data gejala serta nilai MB dan MD. 15 b. Input data solusi Gambar 13 Tampilan masukan data solusi Pada Gambar 13 berfungsi untuk melakukan penambahan, penghapusan dan pengeditan data solusi. 16 1. Sub menu basis aturan Basis aturan adalah aturan/rule dalam melakukan diagnosa penyakit kanker pada wanita. Gambar 14 Tampilan form basis aturan Pada Gambar 14 adalah tampilan sub menu basis aturan. Sub menu ini digunakan oleh pakar untuk men-set basis aturan yang telah tersedia didalam database. 17 d. Manu User Menu user terdiri dari sub menu diagnosa dengan metode pelacakan menggunakan forward chaining. Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari gejala terlebih dahulu. Dengan kata lain penalaran dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis. Sebagai Contoh untuk penelusuran/ diagnosa penyakit kanker vagina, tahapannya adalah sebagai berikut: 1. Tahap 1, inputkan gejala Nyeri, perdarahan setelah melakukan hubungan seksual (G009), dengan nilai MB yaitu 0,92 dan nilai MD 0,01 lalu klik Ya jika data sudah benar atau klik Tidak jika datanya salah seperti pada Gambar 16. Gambar 16 Diagnosa tahap 1 Pada Gambar 16 terlihat bahwa gejala tersebut adalah gejala umum yang dimiliki oleh 3 macam penyakit. 2. Tahap 3, selanjutnya inputkan gejala lain yaitu Sembelit (G027), beserta nilai MB yaitu 0,61 dan nilai MD 0,12, kemudian klik tombol Ya jika data sudah benar. 18 Gambar 18 Diagnosa tahap 3 Pada Gambar 18 terlihat bahwa penyakit sudah dapat ditentukan, karena gejala yang dimasukkan tadi merupakan gejala khusus yang tidak dimiliki oleh penyakit lain dan proses diagnosa selesai. 3. Jika user memerlukan printout maka user bias mencetak hasil diagnosa tersebut menggunakan tombol Print. Tampilan form hasil diagnosa penyakit beserta nilai CF seperti terlihat pada Gambar 20. Gambar 20 Hasil diagnose 19 d. Menu Informasi Menu informasi terdiri dari dua sub menu yaitu, sub menu program dan sub menu about. 1. Sub menu program Gambar 21 Tampilan sub menu program Pada Gambar 21 diatas adalah tampilan sub menu program yang berisi tentang informasi dari aplikasi. 2. Sub menu about Gambar 22 Tampilan sub menu about Pada Gambar 22 adalah tampilan sub menu about yang berisi tentang informasi pembuat program. 8. Pengujian sistem Pengujian merupakan tahap yang utama dalam pembuatan suatu aplikasi perangkat lunak. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui hasil yang didapat dari perangkat lunak yang telah dibuat. Pengujian sistem dilakukan dengan melakukan tes untuk mengukur kemampuan sistem dalam melakukan diagnosa. Proses pengujian sistem dilakukan dengan menggunakan sampel data acak gejala-gejala yang dialami pasien terduga mengidap penyakit kanker. Langkah pengujian dilakukan dengan mengadakan diagnosa menggunakan sistem seperti dijelaskan pada bagian sebelumnya. 20 Perhitungan nilai CF penyakit kaker vagina secara manual akan dilakukan berdasarkan data yang disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6 Nilai MB dan MD Kode Gejala G009 Nyeri, perdarahan setelah melakukan hubungan seksual G010 Teraba sebagai benjolan pada atau di sekitar lubang vagina G027 Sembelit MB 0,92 0,78 0,61 MD 0,01 0,05 0,12 = MB – MD = 0, 92 – 0,01 = 0,91 CF gejala 2 = [MBLama+MB(1–MBLama)]– [MDLama+MD(1–MDLama)] = [0,92+0,78*(1–0,92)] – [0,01+0,05*(1–0,01)] = 0,9824–0,0595 = 0,9229 CF gejala 3 = [MBLama+MB(1–MBLama)]– [MDLama+MD(1–MDLama)] = [0,9824 +0,61*(1–0, 9824)] – [0,0595 +0,12*(1–0,0595)] = 0,993136– 0,17236 = 0,820776 (pembulatan 0,82) Berdasarkan perhitungan diatas, nilai CF dari penyakit kanker vagina CF gejala 1 (P006) adalah 0, 82 atau 82 %. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan. 1. Dari penelitian dihasilkan sebuah perangkat lunak (software) baru tentang sistem pakar diagnosa penyakit kaker pada wanita menggunakan certainty factor, dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 dapat digunakan sebagai alternatif media konsultasi. 2. Perangkat lunak yang telah dihasilkan mampu dipakai untuk membantu dalam mendiagnosa penyakit kanker pada wanita serta memberikan informasi dan solusi yang tepat. 21 SARAN Saran-saran yang dapat penulis sampaikan berkaitan dengan diagnosa pada aplikasi sistem pakar ini, antara lain : 1. Sistem ini hanya dapat digunakan untuk diagnosa 6 penyakit kanker pada wanita. Untuk penelitian selanjutnya dapat dikembangkan sistem yang dapat mendiagnosa penyakit yang lebih banyak dengan menambahkan data kepakaran. 2. Sistem ini belum menampilkan gambar penyakit, untuk penelitian selanjutnya diharapkan bisa menampilkan gambar tersebut sehingga informasi yang diberikan lebih mudah dipahami pengguna. DAFTAR PUSTAKA Faizal, E., 2014, Penerapan Teori Dampster-Shafer pada Sistem Cerdas untuk Mendeteksi Gangguan Kesehatan Kandungan, Jurnal Fahma, Vol 12 / No. 3, ISSN 1693-227, Yoyakarta. Fathansyah, 2007, Basis Data, Informatika, Bandung. Giarratano dan Riley, G., 1994, Expert System Principle and Programming, 2 ed, Pws Publishing Company, Boston. Jong, W.D., 2002, Kanker, apakah itu?, Arcan, Jakarta. Kusrini, 2006, Sistem Pakar: Teori dan Aplikasi, Penerbit Andi offset, Yogyakarta. Kusumadewi, S., 2003, Artificial Intelence : Teknik dan Aplikasinya, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. Sabella, R., 2009, Cara Pinter Atasi Kanker, Cable book, Klaten. Sari, N. A., 2013, Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Demam Berdarah Menggunakan Metode Certainty Factor, Jurnal Pelita Informatika Budi Darma Vol IV No 3, ISSN 2301-9425, Medan. Suyoto, 2004, Intelegensi Buatan : Teori dan Pemrograman, Gava Media, Yogyakarta. Tama, M. M., 2009, Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kanker dengan Penerapan Dempster Shafer Teori, Skripsi S1, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Turban, E., 1995, Decision Support System and Expert System, Prentice Hall International, New Jersey. 22