VOL. 1, NO. 1, April 2013 - lembaga penerbitan universitas esa unggul

advertisement
JAME
JURNAL AKUNTANSI DAN MANAJEMEN ESA UNGGUL
VOL. 1, NO. 1, April 2013
Pola Rasio Keuangan Pada Saat Up Stream Dan Down Stream Di
Industri Makanan Dan Minuman Yang Go Public
Alisa
Analisis Loyalitas Pelanggan PT JNE Cimone Tangerang Ditinjau Dari
Kualitas Jasa Dan Harga
Dandy Kurniadi
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan
Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode 2006-2010)
Erwanti
Mengukur Sikap Dan Perilaku Konsumen Terhadap Produk Bedak
Two Way Cake Sariayu
Eva Ayu Afriyani
Evaluasi Pengendalian Internal Atas Penjualan Kredit Dan Piutang
Usaha Pada PT Aneka Komkar Utama
Elliyanda
Evaluasi Perlakuan Akuntansi Untuk Transaksi Dengan Menggunakan
Mata Uang Asing Pada PT Teluti Sola Mina
Fahrizal Amri
Analisis Pengaruh Kinerja Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Otomotif di BEI
Ferdy Romadony
Evaluasi Atas Pencatatan Dan Perhitungan Sisa Hasil Usaha Serta
Pengaruhnya Terhadap Laporan Keuangan Pada Koperasi Swakarya
BRI
Fika Indah Triana
Analisis Sikap Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Pembelian
Produk Kartu Perdana Axis (Studi Kasus : Pengguna Kartu Axis
Kawasan Jakarta Barat)
Irvan Novenda
Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pelayanan Nasabah Bank
OCBC Nisp Tower Jakarta
Ade Irnawati
Evaluasi Pencatatan Transaksi Dan Pengaruhnya Kepada Laporan
Keuangan Koperasi Guru-Guru “Hikmah” Di Kecamatan Cikupa
Kabupaten Tangerang
Heni Rizqiyah
Analisis Kinerja Keuangan PerusahaanDengan Menggunakan Metode
Du Pont System (Studi Pada Perusahaan Food & Beverages Yang
Terdaftar Di BEI Periode Tahun 2008-2010)
Hildawati
Analisis Pengendalian Intern Atas Persediaan Barang Dagang Pada PT
Cahaya Agung Lesatari
Indyah Sri Dadi
Pelaksanaan Etika Profesi Bagi Auditor Eksternal Berdasarkan Persepsi
Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Esa Unggul
Joel Alfredo
Analisis Yang Mempengaruhi Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan
Pelanggan Im3 Pada Layanan Blackberry
Prima Aditya Nugraha
Analisis Pengaruh Return On Equity (Roe), Debt To Equity Ratio (Der),
Dan Current Ratio (Cr) Terhadap Price Book Value (PBV) Pada
Perusahaan LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia
Asep Ahmad Yani
Pengaruh Produk Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Konsumen Roti Breadtalk
Baren Syahputra
Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan
Freight Forwarding PT ACW Indonesia
Cindar Utami Dewi
Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal, Likuiditas Dan Non Performing
Loan Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2012
Dedi Alamsah
Analisis Hubungan Kepuasan Dengan Loyalitas Konsumen Terhadap
Sepeda Motor Yamaha Vixion Pada Bengkel Abadi Motor Kebon Jeruk
Jakarta Barat
Machrano Dermawan
Analisis Faktor Bauran Pemasaran Yang Mempengaruhi Keputusan
Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Pasta Gigi Pepsodent (Studi
Kasus Di Wilayah Cengkareng)
Susanti
Analisis Efektivitas Profitabilitas Berbasis Sistem Du Pont (Studi Kasus
Pada 4 Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di Bei Periode 2006-2010
Rama Adi Pramudana
Dampak Perputaran Persediaan Terhadap Laba Kotor Pada Perusahaan
Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2007 sd 2010
Dian Purwitasari
Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal, Likuiditas Dan Non Performing
Loan Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2012
Dedi Alamsah
Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Akuntansi Penjualan Tiket PT.
Garuda Indonesia, Tbk
Kurnia Iswari
Dampak Tindakan Earning Management Terhadap Respon Pengguna
Laporan Keuangan Pada Perusahaan Food And Beverages Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2007 sd 2009
Kurniawan
Analsis Kinerja Keuangan Pada Industri Rokok Berdasarkan Laporan
Keuangan Di Bursa Efek Indonesia Serta Kontribusinya terhadap
Pendapatan Negara dari Sektor Pajak
Melly Rahmawati
Kinerja Keuangan PT. Bakrie Telecom Tbk Dengan PT Mobile-8
Telecom Tbk Tahun 2007-2010
Mellya Rosyana
Analisis Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas, Laba Kotor, Earning
Per Share (Eps) Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Yang
Diterima Investor (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Industri F & B Serta Pharmaceuticals Di BEI Tahun 2006-2010)
Nani Setiawati
Analisis Laporan Keuangan Dengan Menggunakan Metode Z – Score
Guna Memprediksi Kelangsungan Hidup Pada PT. Ultrajaya Milk
Industry, Tbk Tahun 2007-2010
Pricilia Catrin
JAME
JURNAL AKUNTANSI DAN MANAJEMEN ESA UNGGUL
VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL 2013, HAL 1 – 323
Terbit 2 kali dalam setahun pada Bulan April dan Oktober. Berisi artikel yang diangkat dari hasil-hasil riset mahasiswa
dalam bentuk Skripsi baik Manajemen dan Akuntansi.
KETUA PENYUNTING:
MF Arrozi
WAKIL KETUA PENYUNTING:
Dihin Septyanto
PENYUNTING AHLI:
Hasyim Achmad
Lia Amalia
Sugiyanto
PENYUNTING PELAKSANA:
Sri Handayani
Abdurrahman
Adrie Putra
Rina Anindita
STAFF ADMINISTRASI
Jaka Suharna
Delfian Aldeni
Evalina Silitonga
Alamat Penyunting : JAME Fakultas ekonomi Universitas Esa Unggul. Jalan Terusan Arjuna No 09 Kebon Jeruk Jakarta
Barat. Gedung Utama Lantai 3. Email : [email protected]
Kebijakan Editorial dan Pedoman Penulisan Artikel
Kebijakan Editorial
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Manajemen Esa Unggul diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi Universitas
Esa Unggul setiap enam bulan sekali dengan tujuan sebagai media pertukaran informasi dan karya ilmiah staf
pengajar, alumni, mahasiswa dan masyarakat akademik yang tertarik pada penelitian dibidang akuntansi dan
manajemen. Ruang Lingkup penelitian akuntansi dan manajemen yang dimuat dalam JAME meliputi bidang:
akuntansi keuangan, pasar modal, akuntansi manajemen, akuntansi sektor publik, pemeriksaan akuntansi,
perpajakan, sistem informasi (baik akuntansi dan manajemen), manajemen keuangan, manajemen
pemasaran, manajemen sumberdaya manusia, manajemen operasional, manajemen bisnis, manajemen
strategik, dan manajemen umum
JAME menerima naskah/artikel yang belum pernah dipublikasikan/diterbitkan oleh media lain.
Penentuan naskah yang diterbitkan dalam JAME melalui proses blind review oleh dewan redaksi JAME
dengan mempertimbangkan: 1) Sesuai standar baku publikasi jurnal, 2) Metodologi penelitian yang
digunakan, 3) Kontribusi penelitian dengan pengembangan pendidikan di bidang akuntansi dan manajemen.
Dewan redaksi bertanggung jawab untuk memberikan telaah konstrukstif dan jika perlu menyampaikan hasil
evaluasi kepada penulis artikel. Penulisan artikell dikirimkan ke alamat:
JAME (Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Manajemen Esa Unggul)
Gedung Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul Jakarta Ruang 301, Lantai 3
Jl. Arjuna Utara No. 9, Tol Tomang, Keboin Jeruk, Jakarta Barat.
Telp (021) 5674223
Fax (021) 5674248
Pedoman Penulisan Naskah/Artikel
1. Sistematika pembahasan dalam artikel yang dikirimkan memuat beberapa bagian sebagai berikut:
a. Abstrak memuat ringkasan penelitian yang terdiri: masalah dan tujuan penelitian, metode, temuan dan
kontribusi hasil penelitian. Abstrak disajikan diawal teks dan terdiri antara 150 s/d 400 kata yang ditulis
dalam satu paragrap( abstrak disajikan dalam Bahasa Inggris jika naskah /artikel ditulis dalam Bahasa
Indonesia, jika artikel ditulis dalam Bahasa Inggris maka abstrak disajikan dalam Bahasa Indonesia).
Dalam abstrak terdapat kata kunci (key word) untuk memudahkan penyusunan indeks artikel.
b. Pendahuluan memuat latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan kontribusi penelitian.
c. Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis memuat kerangka teoritis berdasarkan telaah
literatur yang menjadi landasan logis dan mengembangkan hipotesis atau preposisi dan model
penelitian.
d. Metodologi Penelitian memuat metode pengumpulan data, pengukuran dan operasionalisasi variabel,
dan metode analisis data.
e. Analisis data memuat analisis data penelitian dan statistik deskriptif .
f. Pembahasan dan simpulan memuat pembahasan dan hasil temuan penelitian.
g. Implikasi dan Keterbatasan memuat implikasi hasil temuan dan keterbasan penelitian serta saransaran yang diberikan peneliti terhadap penelitian di masa akan datang.
h. Daftar Pustaka memuat sumber-sumber yang dikutip dalam penulisan artikel. Sumber yang dimuat
hanya yang diacu dalam penelitian yang bersangkutan.
i. Lampiran memuat tabel, gambar dan instrumen(kuisioner) yang digunakan dalam penelitian tersebut.
2. Format Tulisan :
a. Artikel diketik dengan jarak baris dua pada kertas kuarto (8,5” x 11”). Kutipan langsung yang
panjang(lebih dari tiga setengah baris) diketik dengan jarak baris satu dengan indent style (bentuk
berinden).
b. Panjang artikel tidak lebih dari 15 sampai dengan 25 halaman kuarto.
c. Margin atas, bawah, kiri dan kanan sekurang-kurangnya 1 inci.
d. Halaman cover setidaknya menyebutkan judul artikel dan identitas penulis.
e. Tabel dan gambar harus diberi judul dan keterangan yang jelas serta diberi nomor urut halaman.
f.
Tabel dan gambar sebaiknya disajikan pada halaman terpisah (pada bagian akhir naskah) dan
menyebutkan.
g. Kepustakaan yang diacu menggunakan sistem nama tahun yang mengacu pada daftar acuan. Jika
dipandang perlu penulis dapat mencantumkan halaman karya acuan.
Contoh:
1) Satu sumber kutipan dengan satu penulis: ( Galbraith, 1997). Jika disertai nomor halaman:
(Galbraith,1997:23)
2) Satu sumber kutipan dengan dua penulis ( Smith dan Watts, 1992).
3) Satu sumber kutipan dengan lebih dari dua penulis ( Bathala et al, 1994 atau Bathala dkk, 1994)
4) Dua Sumber kutipan dengan penulis yang berbeda (Rozeff,1982; Easterbrook,1984)
5) Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama( Myer and Majluf, 1984a,1984b)
6) Sumber kutipan berasal dari institusi menyebutkan akronim institusi yang bersangkutan,(IAI, 1999).
h. Daftar referensi hanya memuat sumber yang diacu serta disusun secara alfabetis sesuai dengan nama
penulis atau nama institusi. Adapaun urutan susunan setiap referensi sebagai berikut: nama penulis,
tahun publikasi, judul jurnal atau buku teks, nama jurnal atau penerbit, nomor halaman.
Contoh:
Anthony,R.N, and Vijay Govindarajan, 2000, Management Control System,Ninth Edition. Chicago,II:
Irwin.
Bapepam,1996, Himpunan Peraturan Pasar Modal Indonesia
Diana, Nur, 2002, Analisis Hubungan Kompleksitas Organisasi, Keterlibatan Tim, Diversitas Ukuran
Kinerja, Besar Kompensasi, Partisipasi Terhadap Kinerja Tim, Tesis, UGM, Tidak dipublikasikan.
Mills,P.K, 1983, Sef Management: Its Control and Relationships to Other Organizational Properties.
Academy of Management Review : 445-453.
Rizzo, J.R., R.J. House, and S.I.Lirzman, 1970, Role Conflict and Abiguity in Complex Organizations,
Administrative Science Quarterly, 150-163.
Rockness, H.O, and M.D. Shields,1988. An Empirical Analysis of the Expenditure Budget in Research
and Development, Contemporary Accounting Research: 568 –581.
3. Artikel diserahkan dalam bentuk 3 (tiga eksemplar) cetakan.
JAME
JURNAL AKUNTANSI DAN MANAJEMEN ESA UNGGUL
VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL 2013
DAFTAR ISI
Halaman
Pola Rasio Keuangan Pada Saat Up Stream Dan Down Stream Di Industri
Makanan Dan Minuman Yang Go Public
Alisa
1
Analisis Loyalitas Pelanggan Pt. Jne Cimone Tangerang Ditinjau Dari
Kualitas Jasa Dan Harga
Dandy Kurniadi
25
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan
Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode 2006-2010)
Erwanti
39
Mengukur Sikap Dan Perilaku Konsumen Terhadap Produk Bedak
Two Way Cake Sariayu
Eva Ayu Afriyani
49
Analisis Sikap Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Pembelian
Produk Kartu Perdana Axis (Studi Kasus : Pengguna Kartu Axis
Kawasan Jakarta Barat)
Irvan Novenda
57
Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pelayanan Nasabah
Bank OCBC Nisp Tower Jakarta
Ade Irnawati
65
Analisis Yang Mempengaruhi Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan
Pelanggan Im3 Pada Layanan Blackberry
Prima Aditya Nugraha
72
Analisis Pengaruh Return On Equity (Roe), Debt To Equity Ratio (Der), Dan Current Ratio (Cr)
Terhadap Price Book Value (PBV) Pada Perusahaan LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia
Asep Ahmad Yani
83
Pengaruh Produk Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Roti Breadtalk
Baren Syahputra
105
Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan
Freight Forwarding PT ACW Indonesia
Cindar Utami Dewi
112
Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal, Likuiditas Dan Non Performing
Loan Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2008 – 2012
Dedi Alamsah
118
Analisis Hubungan Kepuasan Dengan Loyalitas Konsumen Terhadap
Sepeda Motor Yamaha Vixion Pada Bengkel Abadi Motor Kebon
Jeruk Jakarta Barat
Machrano Dermawan
130
Analisis Faktor Bauran Pemasaran Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam
Melakukan Pembelian Pasta Gigi Pepsodent (Studi Kasus Di Wilayah Cengkareng)
Susanti
144
Analisis Efektivitas Profitabilitas Berbasis Sistem Du Pont (Studi Kasus Pada 4 Perusahaan
Properti Yang Terdaftar Di Bei Periode 2006-2010)
Rama Adi Pramudana
151
Dampak Perputaran Persediaan Terhadap Laba Kotor Pada Perusahaan Food And Beverages
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007 sd 2010
Dian Purwitasari
158
Evaluasi Pengendalian Internal Atas Penjualan Kredit Dan Piutang Usaha Pada PT Aneka Komkar Utama
Elliyanda
168
Evaluasi Perlakuan Akuntansi Untuk Transaksi Dengan Menggunakan Mata Uang Asing
Pada PT Teluti Sola Mina
Fahrizal Amri
177
Analisis Pengaruh Kinerja Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif di BEI
Ferdy Romadony
192
Evaluasi Atas Pencatatan Dan Perhitungan Sisa Hasil Usaha Serta Pengaruhnya Terhadap
Laporan Keuangan Pada Koperasi Swakarya BRI
Fika Indah Triana
200
Evaluasi Pencatatan Transaksi Dan Pengaruhnya Kepada Laporan Keuangan Koperasi
Guru-Guru “Hikmah” Di Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang
Heni Rizqiyah
207
Analisis Kinerja Keuangan PerusahaanDengan Menggunakan Metode Du Pont System
(Studi Pada Perusahaan Food & Beverages Yang Terdaftar Di BEI Periode Tahun 2008-2010)
Hildawati
213
Analisis Pengendalian Intern Atas Persediaan Barang Dagang Pada PT Cahaya Agung Lesatari
Indyah Sri Dadi
219
Pelaksanaan Etika Profesi Bagi Auditor Eksternal Berdasarkan Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Esa Unggul
Joel Alfredo
228
Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal, Likuiditas Dan Non Performing Loan Terhadap Profitabilitas
Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2012
Dedi Alamsah
244
Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Akuntansi Penjualan Tiket PT. Garuda Indonesia, Tbk
Kurnia Iswari
256
Dampak Tindakan Earning Management Terhadap Respon Pengguna Laporan Keuangan Pada
Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2007 sd 2009
Kurniawan
264
Analsis Kinerja Keuangan Pada Industri Rokok Berdasarkan Laporan Keuangan Di
Bursa Efek Indonesia Serta Kontribusinya terhadap Pendapatan Negara dari Sektor Pajak
Melly Rahmawati
272
Kinerja Keuangan PT. Bakrie Telecom Tbk Dengan PT Mobile-8 Telecom Tbk Tahun 2007-2010
Mellya Rosyana
280
Analisis Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas, Laba Kotor, Earning Per Share (Eps) Dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Yang Diterima Investor (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri F & B Serta Pharmaceuticals Di BEI Tahun 2006-2010)
Nani Setiawati
291
Analisis Laporan Keuangan Dengan Menggunakan Metode Z – Score Guna Memprediksi Kelangsungan
Hidup Pada PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk Tahun 2007-2010
Pricilia Catrin
305
POLA RASIO KEUANGAN PADA SAAT UP STREAM DAN DOWN
STREAM DI INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG GO
PUBLIC
Alisa
Fakultas Ekonomi/Manajemen
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRAK
Studi ini bertujuan untuk mengetahui apa saja yang menjadi indikator siklus bisnis pada kondisi up
stream atau down stream. Untuk mengetahui deskripsi apa saja yang dapat digunakan sebagai
pengukur siklus bisnis pada industri makanan dan minuman. Untuk mengetahui perbedaan indikator
rasio keuangan pada saat up stream dan down stream.
Penelitian ini penulis menggunakan rasio keuangan berupa rasio likuiditas, rasio leverage, rasio
aktivitas, rasio profitabilitas, rasio antara aktiva dan modal saham, rasio pertumbuhan, rasio marjin
laba dan rasio arus kas. Penelitian ini dilakukan di PT Bursa Efek Indonesia yang beralamat di
Jakarta Stock Exchange Building, jalan Jenderal Sudirman kav. 52-53 Jakarta 12190, dengan waktu
penelitian selama kurang lebih 8 tahun yaitu mulai tahun 2004-2011.
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksplanatoris.Penelitian jenis eksplanatoris ini
sesuai dengan pengertian yang dijelaskan oleh Singarimbun dan Effendi, yaitu penelitian yang
dilakukan dengan maksud penjelasan (explanatory atau confirmatory), yang memberikan penjelasan
tentang perbedaan indikator rasio keuangan pada saat up stream dan down stream melalui pengujian
hipotesis.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan go public di sektor makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta (BEJ) adalah sebanyak 17 perusahaan, dari 17 perusahaan tersebut hanya 8
perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan metode Purposive Sampling yaitu sampel diambil berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang
sesuai dengan tujuan penelitian sehingga dapat diperoleh sampel yang representatif.
Kata Kunci : Pola Rasio Keuangan, Industri Makanan Dan Minuman.
PENDAHULUAN
Perekonomian suatu negara selalu bergerak mengikuti suatu siklus dan hampir semua
perusahaan dipengaruhi oleh siklus seperti masa ekspansi dan resesi yang akan merubah atau
menciptakan faktor-faktor risiko investasi baru yang berperan penting dalam penentuan harga saham.
Oleh sebab itu, business cycle merupakan sumber variasi waktu dalam kaitannya dengan relevansi
nilai rasio keuangan. Risiko yang ditimbulkan oleh business cycle merupakan systematic risk (market
risk) karena pada saat terjadi perubahan business cycle akan berpengaruh terhadap semua
perusahaan dengan suatu pola tertentu, hanya saja intensitasnya berbeda antar perusahaan yang
satu dengan yang lain.
Ada perusahaan yang segera membaik (memburuk) pada saat kondisi perekonomian membaik
(memburuk), tetapi ada pula yang hanya sedikit terpengaruh. Perusahaan yang sangat peka terhadap
1
perubahan kondisi perekonomian merupakan perusahaan yang mempunyai beta (risiko) tinggi.
Sebaliknya perusahaan yang tidak peka terhadap perubahan kondisi perekonomian merupakan
perusahaan yang mempunyai beta (risiko) rendah. Menunjukkan perlunya menghubungkan rasio
keuangan perusahaan dengan keadaan perekonomian secara umum.
Indonesia termasuk salah satu negara yang berkembang di dunia, hal ini terbukti dengan
adanya pembangunan di segala bidang termasuk pembangunan sektor ekonomi. Perekonomian di
Indonesia yang semakin membaik menyebabkan timbulnya gairah bagi para pengusaha untuk
mengelola perusahaannya di Indonesia. Salah satu pengelolaan yang harus diperhatikan adalah
masalah keuangan yang penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, keuangan suatu perusahaan
berkaitan dengan sumber dana dan penggunaannya, semakin efisien penggunaan dan pengelolaan
dana maka berarti semakin baik bagi perusahaan. Agar dana dalam perusahaan dapat dipenuhi secara
cukup, maka dituntut adanya pengelolaan dan penentuan secara tepat terhadap sumber dana. Sumber
dana dapat dipilih atau di tentukan apakah dari modal sendiri atau dari modal luar. Perusahaan besar
umumnya mencari dana tambahan permodalan dengan cara melepas kepemilikan atau menerbitkan
surat hutang kepada masyarakat (go public) di pasar modal ataupun di pasar uang. Keputusan ini
dianggap tepat sebagai upaya mengantisipasi dampak lebih lanjut dari perkembangan ekonomi dan
pesatnya kemajuan teknologi. Melalui go public, perusahaan dapat melakukan pembenahan dalam
manajemen untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja.
Di Indonesia perusahaan industri barang konsumsi makanan dan minuman semakin lama
semakin meningkat jumlahnya karena barang konsumsi makanan dan minuman merupakan salah satu
kebutuhan primer manusia selain pakaian dan tempat tinggal, maka dari itu perusahaan industri
barang konsumsi makanan dan minuman merupakan peluang usaha yang mempunyai prospek yang
baik. Hal ini diiring pula dengan perkembangan perekonomian Indonesia yang semakin membaik.
Perusahaan industri barang konsumsi makanan dan minuman pada umumnya melakukan go public
untuk memperoleh modal tambahan. Berikut ini tabel daftar peningkatan perusahaan barang
konsumsi makanan dan minuman yang listing di BEI.
Tabel 1
Daftar Peningkatan Perusahaan Barang Konsumsi Makanan dan Minuman
yang Listing di BEI
Tahun
1980
Jumlah Perusahaan barang konsumsi
makanan dan minuman yang Listing
3 perusahaan
1990
8 perusahaan
2000
19 perusahaan
Sumber : www.idx. co.id
Di Indonesia persaingan perusahaan barang konsumsi makanan dan minuman
semakin lama menjadi semakin ketat sejak disahkannya organisasi perdagangan dunia
(WTO / World Trade Organization) pada konfrensi tingkat menteri di Marakesh pada
tanggal 15 April 1994 yang salah satu tujuannya untuk memberikan kebebasan kepada
pemasok negara asing memasuki pasar lokal dan hal itu akan dimulai pada tahun 2020.
Untuk itu perusahaan industri barang konsumsi makanan dan minuman di Indonesia
memerlukan dana tambahan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan serta mampu
bertahan di persaingan global.
Perusahaan industri barang konsumsi makanan dan minuman memperoleh dana
tambahan salah satunya dengan cara menerbitkan dan menjual saham di BEI melalui pialang
2
sebagai perantara antara emiten dan investor. Saham yang terjual akan menimbulkan
kewajiban bagi perusahaan untuk membayar dividen kepada para investor atau pemegang
saham yang merupakan proporsi laba perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang
saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliki investor
tersebut.
Berikut adalah gambaran siklus bisnis :
Gambar 1 Siklus Nilai Pasar
Dari grafiik ( Gambar 1 ) tersebut pergerakan indeks BEI dan kapitalisasi pasar yang
searah dan pada tahun 2009 jadi penentu up stream dan down stream, pesatnya
perkembangan industri makanan di tanah air patut dibanggakan karena membawa dampak
ikutan yang sangat luas, tidak hanya industri bahan mentah untuk makanan saja, tetapi juga
dapat membuka lapangan kerja dan jasa terkait.
Hal ini terlihat dari jumlah investasi di sektor pengolahan bahan makanan yang
terus meningkat secara signifikan. Industri makanan lokal juga semakin mampu
meningkatkan kapasitas produksinya untuk memasok kebutuhan makanan dalam negeri
sehingga mendorong terjadinya peningkatan kandungan lokal dan secara bertahap
makanan impor semakin mengecil yang pada gilirannya dapat tergantikan oleh makanan
lokal. Kemampuan industri pengolahan makanan dalam negeri dalam mengembangkan
industri makanan merupakan bukti semakin tingginya kemampuan dan penguasaan
teknologi yang dimiliki tenaga kerja Indonesia yang secara terus menerus berupaya
meningkatkan kompetensinya. Lalu, kemana arah pengembangan industri makanan dan
minuman nasional ? Sebagai negara agraris yang menghasilkan berbagai bahan makanan dan
minuman, maka yang dipikirkan adalah bagaimana agar makanan dan minuman yang ada
dapat dikembangkan di Indonesia dan menggunakan komponen serta tenaga kerja dari
Indonesia.
Dengan menghubungkan perubahan struktural perusahaan (indikator rasio keuangan)
di sektor perusahaan makanan dan minuman dengan perubahan business cycle (up stream
dan down stream) di pasar modal Indonesia, maka penelitian ini akan mengkaji perbedaan
indikator rasio keuangan pada kondisi up stream dan kondisi down stream.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan hasil akhir dari proses akuntansi (proses
mencatat, menggolongkan, meringkas atau menjumlah), kemudian melaporkan kejadian
ekonomi atau keuangan perusahaan dengan cara yang informatif yang berguna bagi
pengambil keputusan.
Pengertian Up Stream dan Down Stream
Business cycle (Brocato dan Steed, 1998: 130) adalah kulminasi dari perubahan
cyclical kekuatan ekonomi makro dalam perekonomian. Kekuatan-kekuatan yang sama ini
bertanggung jawab akan perubahan fundamental yang mempengaruhi harga saham.
Penelitian tentang equity valuation menemukan hubungan positif dan signifikan antara harga
saham dan kondisi ekonomi (misalnya, Joehnk dan Petty,)
Gooding dan O‘Malley, Krueger dan Johnson dan Wiggens mendefinisikan business
cycle sebagai up market dan down stream yang menunjukkan pada suatu kegiatan berulang.
Perubahan business cycle antara ekspansi (up market) dan resesi (down stream) cukup lambat
dan secara umum bersifat jangka panjang selama perekonomian masih ada (Diebold &
Rudebusch). Hal tersebut dibuktikan dalam penelitian Osborn, Sensier dan Simpson bahwa di
negara Inggris (UK), resesi merupakan suatu peristiwa yang jarang terjadi.
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan individual yang
dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Oleh karena itu untuk menilai kinerja
keuangan suatu perusahaan, perlu dilibatkan analisa dampak keuangan kumulatif. Dalam
membahas metode penilaian kinerja keuangan, perusahaan harus didasarkan pada data
keuangan yang dipublikasikan yang dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi keuangan yang
berlaku umum.
Laporan ini merupakan data yang paling umum yang tersedia untuk tujuan
tersebut, walaupun seringkali tidak mewakili hasil dan kondisi ekonomi. Laporan
keuangan disebut sebagai ―kartu skor‖ perperiodik yang memuat hasil investasi operasi
dan pembiayaan perusahaan, maka fokus akan diarahkan pada hubungan dan indikator
keuangan yang memungkinkan analisa penilaian kinerja masa lalu dan juga proyeksi
hasil masa depan dimana akan menekankan pada manfaat serta keterbatasan yang
terkandung didalamnya.
Secara matematis, rasio keuangan tak lebih dari rasio di mana pembilang dan
penyebut diambil dari data keuangan. Apakah kedengarannya sangat sederhana? Secara
konsep, memang ya. Tujuan dari penggunaan suatu rasio saat menganalisis informasi
yang akan dianalisis.
4
Rasio Keuangan
Rasio keuangan dapat diklasifikasikan menjadi empat yaitu: pragmatical empiricism,
pendekatan klasifikasi berorientasi data, pendekatan deduktif dan akhir-akhir ini timbul
kombinasi antara pendekatan klasifikasi data dan pendekatan deduktif.
1. Pragmatical Empiricism (terminologi yang digunakan oleh Horrigan)
Klasifikasi rasio keuangan dilakukan secara subyektif berdasarkan pada pengalaman
praktis. Pada umumnya, klasifikasi dan rasio keuangan pada kategori berbeda akan
menghasilkan perbedaan antar penulis sebagaimana ditunjukkan dalam tabulasi oleh
Courtis. Dalam pengertian yang sangat umum, rasio keuangan di bagi menjadi tiga ketegori
terdiri dari: profitabilitas, solvabilitas jangka panjang (struktur modal) dan solvabilitas jangka
pendek (likuiditas). Di luar ketiga kategori di atas merupakan konsensus yang tidak jelas.
Pendekatan pragmatical empiricism seperti ditunjukkan dalam buku teks antara lain oleh
Weston dan Brigham
2. Pendekatan Deduktif (Deductive Approach) Pendekatan deduktif klasik di mulai pada
tahun 1919 dengan menggunakan sistem segitiga du Pont (du Pont triangle system) yaitu
profit/total asset; profit/sales; sales/total assets:
Profit
Sales
Total assets
Skema piramida rasio keuangan ini oleh Bayldon, Woods, dan Zafiris dievaluasi. Dari
hasil evaluasinya menunjukkan bahwa skema piramida ini tidak berfungsi seperti apa yang
diharapkan. Pendekatan deduktif untuk menentukan kategori rasio keuangan yang relevan
telah didalilkan dan pendekatan ini telah tercampur dengan pendekatan konfirmatori.
Courtis dan Laitenen merupakan contoh penelitian yang menggunakan pendekatan ini.
3. Pendekatan Induktif (Inductive Approach) Pendekatan induktif menekankan pada data dan
metode statistik dalam mengklasifikasikan rasio keuangan seperti dalam studi
proporsionalitas dan distribusi (empiris). Studi empiris yang mendukung pendekatan ini
antara lain: Pinches, Mingo dan Caruthers.
4. Pendekatan Konfirmatori (Confirmatory Approach) Studi induktif tidak dapat menyetujui
satu klasifikasi konsisten dari faktor-faktor rasio keuangan, setidaknya di luar tiga sampai
lima faktor tersebut. Akibatnya sejumlah studi-studi berikutnya menghipotesiskan
klasifikasi priori (sebelum penelitian) dan kemudian mencoba untuk menegaskan klasifikasi
tersebut dengan bukti empiris. Ide ini dapat ditelusuri dalam Laurent di mana dia
membandingkan hasil-hasil yang diperoleh dengan hasil-hasil deduktif yang diperoleh
Courtis dan menemukan koresponden yang baik.
Rasio keuangan telah digunakan secara luas untuk tujuan pembuatan model oleh praktisi
dan peneliti. Berbagai pihak yang terkait dengan perusahaan (pemilik, manajemen, karyawan,
konsumen, supplier, kompetitor, pemerintah dan akademisi) juga membutuhkan rasio
keuangan. Masing-masing mempunyai pandangan dalam menerapkan analisa laporan keuangan
5
untuk mengevaluasi kinerja (Salmi & Martikainen). Praktisi menggunakan rasio keuangan
untuk meramalkan keberhasilan perusahaan dimasa depan. Peneliti terutama tertarik untuk
mengembangkan model eksploitasi dengan menggunakan rasio keuangan.
Dari aspek tujuan analisis, rasio keuangan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
kelompok utama. Berdasarkan beberapa penelitian dan buku teks manajemen keuangan dapat
dikemukakan bahwa klasifikasi rasio keuangan yang dapat mencerminkan seluruh aspek
keuangan perusahaan. Rasio keuangan adalah sebuah indeks yang menghubungkan dua
angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu angka dengan lainnya.
Business Cycle
Business cycle adalah kulminasi dari perubahan cyclical kekuatan ekonomi makro
dalam perekonomian. Kekuatan-kekuatan yang sama ini bertanggung jawab akan perubahan
fundamental yang mempengaruhi harga saham. Tidaklah mengejutkan bahwa penelitian
tentang equity valuation menemukan hubungan positif antara harga saham dan kondisi
ekonomi yang signifikan.
Gooding dan O‘Malley, Krueger dan Johnson dan Wiggens mendefinisikan business
cycle sebagai up market dan down market yang menunjukkan pada suatu kegiatan berulang.
Perubahan business cycle antara ekspansi (up market) dan resesi (down stream) cukup lambat
dan secara umum bersifat jangka panjang selama perekonomian masih ada (Diebold &
Rudebusch). Sebagaimana telah diteliti oleh Osborn, Sensier dan Simpson di negara Inggris
(UK) bahwa resesi merupakan suatu peristiwa yang jarang terjadi.
Business cyle dapat diidentifikasikan menjadi tiga komponen (Gaspersz), secara terpisah
sebagai pola dasar yang menggambarkan karakteristik ekonomi dan bisnis sepanjang waktu
tertentu. Ketiga komponen tersebut adalah kecenderungan (trend), siklik (cyclical) dan faktor
musiman (seasonal factor).
Penelitian Terdahulu
Dampak Business Cycle terhadap Relevansi Rasio Keuangan
Banyak studi telah melaporkan bahwa rasio-rasio keuangan seperti return on asset
(ROA), earning to price, assets turnover dan sebagainya adalah nilai-nilai yang relevan
terkait dengan stock return. Ou dan Penman dan Holthausen dan Larcker menjelaskan bahwa
rasio keuangan dapat digunakan sebagai trading strategy untuk memperoleh abnormal
return. Trading strategy yang dikembangkan oleh Ou dan Penman serta Holthausen dan
Larcker akan menghasilkan abnormal return yang lebih besar selama aktivitas bisnis
mengalami penurunan, misalnya resesi ekonomi karena pada saat resesi harga saham sangat
jatuh sehingga pada saat dijual pada kondisi normal akan mendapatkan return yang lebih
besar daripada return normal.
Lev dan Thiagarajan secara spesifik menguji perubahan kontekstual dalam kaitannya
dengan return. Mereka menunjukkan bahwa perbedaan level aktivitas bisnis mempengaruhi
6
hubungan tertentu berdasarkan sinyal-sinyal fundamental akuntansi dengan risk adjusted
return. Pada penelitian-penelitian tersebut, ditunjukkan bahwa business cycle merupakan
sumber variasi waktu dalam kaitannya dengan relevansi nilai rasio keuangan.
Abarbanell dan Bushee, meneliti suatu strategi investasi berdasarkan pada sinyal-sinyal
fundamental akuntansi untuk memperoleh abnormal return. Nissim dan Penman
mengembangkan suatu paradigma untuk melakukan analisis laporan keuangan dengan
menggunakan rasio-rasio untuk memproyeksikan kondisi masa depan dan cash flow secara
sistematis.
Pada model-model yang tidak dikondisikan, rasio-rasio keuangan terkait dengan
faktor-faktor risiko yang memicu expected return. Beberapa argumentasi menyatakan bahwa
faktor-faktor antar waktu yang terkait dengan business cycle dapat diketahui melalui rasiorasio keuangan (Kane), yaitu:
1. Hubungan antara return dengan likuiditas termasuk current ratio dan quick ratio, akan
dipengaruhi oleh business cycle. Secara intuitif, likuiditas yang besar akan mengurangi utang
yang tidak dapat dibayar, maka seharusnya return pada business cycle berhubungan secara
positif terkait dengan market valuation. Mohanram menunjukkan bahwa perusahaan dengan
fundamental yang kuat akan tergantung pada dana internal sedangkan perusahaanperusahaan yang lemah akan menggunakan dana eksternal (utang).
2. Beberapa variabel dipengaruhi oleh strategi manajemen strategis yang terpengaruh oleh
business cycle, misalnya strategi manajemen yang bertujuan meningkatkan volume
penjualan, efektivitasnya dapat berbeda-beda pada setiap business cycle. Perusahaan yang
mengupayakan pertumbuhan volume dan peningkatan kapasitas membutuhkan kesempatankesempatan exogenous. Permintaan barang dan jasa mengalami penurunan selama resesi,
perusahaan yang tetap mempertahankan strategi pertumbuhan akan mengalami kinerja return
masa lalu (ex post) yang lebih rendah selama resesi. Sebelum resesi akan terjadi tingkat
perubahan yang tinggi dalam leverage, persediaan, depresiasi dan investasi modal. Proksi
pertumbuhan seperti perubahan dalam penjualan dan total aktiva, akan menjadi indikator
bagi perusahaan yang menekankan strategi pertumbuhan volume. Perusahaan yang
menjalankan strategi pertumbuhan secara kaku (intractable growth-strategies) akan
mengalami tingkat perubahan yang tinggi dalam penjualan dan total aktiva, sebelum terjadi
resesi. Di sisi lain, jumlah pendapatan tidak selalu mencerminkan pertumbuhan volume dan
kapasitas. Pada perusahaan yang bertumbuh dan berkembang, margin yang ada tetap datar
sebagai akibat kebijakan penentuan harga yang kompetitif (competitive pricing policies)
yang digunakan untuk meningkatkan market share dan penyebaran biaya tetap yang besar
atas setiap unit volume. Namun akan terjadi peningkatan laba dan margin di masa yang akan
datang. Efek dari ketidaksesuaian strategi ini (the strategy mis-match) tidak akan berubah
secara tiba-tiba dengan expectation of expansion. Sebagai akibat resesi, pada awal ekspansi,
banyak perusahaan memiliki kelebihan kapasitas. Kelebihan ini menghambat perusahaan
untuk memulai strategi pertumbuhan baru karena menunggu bukti adanya peningkatan
permintaan yang diperkirakan akan melebihi kapasitas perusahaan, yang pada saat resesi
tidak digunakan.
3. Rasio-rasio berdasarkan persediaan (inventory-based ratios) dapat berfungsi sebagai suatu
proksi yang menggambarkan harga komoditas perusahaan di seputar puncak business cycle,
menunjukkan meningkatnya sensitivitas pada efek-efek resesi yang sudah diambang pintu.
Fama dan French mendokumentasikan pembalikan dalam penentuan harga komoditas
logam spot yang terjadi disekitar puncak business cycle. Jika tingkat persediaan inelastik,
7
ukuran persediaan seharusnya merupakan suatu proksi untuk menunjukkan perusahaan pada
harga logam spot dan karenanya sensitif terhadap pergeseran beta yang terjadi akibat
perubahan business cycle dalam pasar penentuan harga komoditas. Harga spot turun setelah
resesi, tingginya persediaan akan mengurangi kesempatan perusahaan untuk memanfaat
penentuan harga input secara lebih baik. Persediaan yang diukur seharusnya secara negatif
berhubungan dengan stock return yang diukur dari permulaan resesi yang terkait dalam
kejadian penilaian pasar (market valuation event).
4. Ahli-ahli strategi pemasaran telah lama mengidentifikasikan defensive stocks dengan
dividend yields yang tinggi dimana kondisi cash flows-nya kurang terpengaruh oleh resesi.
Perusahaanperusahaan dengan cash flow yang stabil dalam industri yang lebih dewasa
(mature industries) seharusnya bersedia membayar lebih banyak dividen dari cash flow
operasional dan mempertahankan lebih sedikit untuk melindungi terhadap kejutan-kejutan
dimasa yang akan datang yang ditimbulkan oleh business cycle. Oleh karena itu, dividend
ratio seperti dividen atas total aktiva, seharusnya berhubungan secara positif terkait dengan
return yang diukur dalam business cycle.
5. Beberapa ukuran profitabilitas juga akan menunjukkan bahwa rasio profitabilitas sangat
peka terhadap business cycle. Yang termasuk rasio ini adalah operating profit to sales, pre
tax income to sales, dan net profit margin. Dalam tiap kasus, sebagai ringkasan kinerja,
rasio-rasio yang didasarkan atas laba (income-based ratios) mengambarkan struktur
perusahaan yang mempengaruhi perilaku kinerja dalam tahapan business cycle, misalnya
sebuah perusahaan yang sangat agresif dalam penentuan harga sebelum terjadinya resesi
mungkin akan kehilangan profit lebih besar ketika terjadi penurunan penjualan selama
resesi.
Rappaport menunjukkan bahwa rasio profit marjin, rasio arus kas, rasio perputaran
modal dan rasio likuiditas merupakan value driver yang berguna sebagai dasar analisis (Dewi).
Hipotesis Penelitian
Proses penelitian dilakukan dengan mengklompokan kondisi pada saat up stream dan
down stream berdasarkan HIS makanan dan minuman, lalu tahap berikutnya adalah
menghitung ke-delapan variabel independen keuangan emiten sampel dengan mengunakan
laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba/rugi. Laporan keuangan yang dihasilkan oleh
suatu perusahaan diharapkan dapat memberikan informasi tentang kinerja keuangan dan
pertanggung jawaban manajemen perusahaan tersebut kepada investor pada periode tertentu.
Meskipun produk akuntansi keuangan ini bukan dirancang untuk mengukur secara langsung
nilai suatu perusahaan, tetapi informasi akuntansi dapat membantu pihak lain yang memerlukan
estimasi nilai dari perusahaan tersebut .
Teknik-teknik yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan antara lain adalah
analisis rasio-rasio keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan
yang tujuan utamanya adalah mengidentifikasi perubahan pokok dalam kecenderungan, jumlah
dan hubungan serta alasan yang mendasari perubahan tersebut (Gibson).
Kerangka Pikir
Informasi rasio keuangan tersebut dikelompokkan menjadi indikator rasio keuangan
pada saat up stream dan indikator rasio keuangan pada saat down stream. Dengan
8
mengunakan Independent, indikator rasio keuangan tersebut, kemudian diuji untuk mengetahui
indikator rasio keuangan mana yang berbeda pada kondisi up stream dan pada kondisi down
stream (Gambar 2.1). Alasan utama dari penggunaan rasio-rasio keuangan adalah bahwa:
rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksi kejadian-kejadian yang akan datang
dengan menghubungkan antara rasio-rasio keuangan dengan fenomena-fenomena ekonomi
(Ou, dan Mas‘ud); dan dari semua faktor yang dapat menyebabkan suatu siklus dalam
perusahaan, faktor keuangan mencerminkan akumulasi dari semua kesalahan.
Investor
Feedback
Independent
T Test Model
Hasil Analisis
Kesimpulan
Gambar 2 Model Pengelompokan Indikator Rasio Keuangan
pada saat Up Stream dan Down Stream
9
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui berbedaan indikator rasio
keuangan pada saat up stream dan down stream pada perusahaan di sektor makanan dan
minuman, maka jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksplanatoris.
Penelitian jenis eksplanatoris ini sesuai dengan pengertian yang dijelaskan oleh
Singarimbun dan Effendi, yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud penjelasan
(explanatory atau confirmatory), yang memberikan penjelasan tentang perbedaan indikator
rasio keuangan pada saat up stream dan down stream melalui pengujian hipotesis.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah perusahaan go public di sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) adalah sebanyak 17 perusahaan, dari 17 perusahaan
tersebut hanya 8 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Pemilihan sampel dalam
penelitian ini dilakukan dengan metode Purposive Sampling yaitu sampel diambil berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga dapat diperoleh sampel
yang representatif. Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk memperoleh sampel meliputi:
1. Go public terakhir tahun 2004 dan masih terdaftar di Bursa Efek Jakarta sampai dengan 31
Desember 2011. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya bias yang disebabkan oleh
adanya perbedaan umur perusahaan selama menjadi perusahaan publik.
2. Perusahaan harus mempunyai laporan keuangan tahunan mulai tahun 2004 sampai dengan
2011 yang berakhir pada tanggal 31 Desember. Perusahaan yang laporan keuangannya
tidak berakhir tanggal 31 Desember atau tidak lengkap dikeluarkan dari sampel. Hal ini
dilakukan untuk menghindari adanya pengaruh waktu parsial dalam pengukuran variabel.
3. Dengan menggunakan metode Purposive Sampling, maka dari populasi perusahaan di
sektor makanan dan minuman sebanyak 17 emiten yang dapat dikategorikan menjadi
sampel hanya 8 emiten.
Tabel 2 Sampel Perusahaan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Kode
Emitem
ADES
AISA
CEKA
DAVO
DLTA
ICBP
INDF
MLBI
MYOR
PSDN
ROTI
SKLT
STTP
ULTJ
TBL
AGM
FFI
Emiten
Akasha Wira International Tbk
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Cahaya Kalbar Tbk
Davomas Abadi Tbk
Delta Djakarta Tbk
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Indofood Sukses Makmur Tbk
Multi Bintang Indonesia Tbk
Mayora Indah Tbk
Prasidha Aneka Niaga Tbk
Nippon Indosari Corpindo Tbk
Sekar Laut Tbk
Siantar Top Tbk
Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk
Tunas Baru Lampung Tbk
Aqua Golden Missisipi Tbk
Fast Food Indonesia Tbk
Data
Lengkap
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Kategori Sampel
Diterima
Diterima
Ditolak
Ditolak
Ditolak
Ditolak
Diterima
Diterima
Diterima
Ditolak
Ditolak
Diterima
Diterima
Diterima
Ditolak
Ditolak
Ditolak
10
Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder
diperoleh dari sumber-sumber yang diterbitkan oleh pemerintah, pihak swasta maupun pihak
luar negeri.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif berupa time
series dan cross sectional yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan di Bursa Efek
Jakarta, Indonesian Capital Market Directory, Laporan Keuangan tahunan perusahaan
makanan dan minuman, buku dan referensi lain yang memberikan informasi tentang kondisi
industri sektor makanan dan minuman. Sedangkan pengumpulan data, menggunakan teknik
dokumentasi dan hasil download dari situs (www.idx.co.id)
Data sekunder yang diperoleh terdiri dari:
1. Data laporan keuangan setiap perusahaan di industri sektor makanan dan minuman
yang terpilih sebagai sampel berupa Neraca (Balance Sheet) dan Laporan Laba/Rugi
(Income Statement). Laporan tersebut diperoleh dari Indonesian Capital Market
Directory.
2. Indeks Harga Saham sektor makanan dan minuman Dimulai dari tanggal 31
Desember 2004 sampai dengan 31 Desember 2011.
Metode Analisis Data
1. Metode pengukur up stream dan down stream
Pengukur up stream dan down stream penelitian ini adalah skala nominal, yang mana
dalam pengukurannya menggunakan data-data laporan keuangan perusahaan. Untuk
menentukan satu range individual menjadi satu range indikator dilakukan dengan memberi
skala kemudian dirata - ratakan, Sehingga dengan merata-rata IHS Sektor makanan dan
minuman dari tahun 2004-2011 diperoleh cut of point. Rata - rata boleh di gunakan jika
datanya tidak ekstrrim dan maksimal (10 – 15) periode kalau lebih dari itu harus
menggunakan rumus.
2. Pengertian analisis Independent
Analisis independent adalah teknik analisa, uji ini untuk mengetahui ada atau
tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Jika
tidak ada perbedaan maka akan dilihat dari rata - rata yang lebih tinggi. Data yang
digunakan biasanya berskala interval atau rasio.
3. Model analisis Independent
Dalam studi ini permasalahan pokok yang akan diuji dalam penelitian ini, yaitu
perbedaan indikator rasio keuangan emiten pada saat up stream dan down strem. Untuk
memecahkan masalah tersebut, maka dalam penelitian ini digunakan alat analisis financial
dan metode statistik. Alat analisis finansial yang digunakan ialah analisis rasio finansial
untuk menghitung rasio finansial. Metode statistik yang digunakan ialah Independent T Test
11
untuk menentukan indikator rasio keuangan yang berbeda pada saat up stream dan down
stream.
Uji T :
Langkah-langkah pengujian hipotesis : (J. Supranto)
a. Ho : = 0 (Tidak ada perbedaan indikator rasio perputaran piutang pada saat up stream
dan down stream).
Ha :
0 (Ada perbedaan indikator rasio profitabilitas, rasio perputaran modal, rasio
marjin laba, rasio antara aktiva dengan modal sendiri, rasio pertumbuhan, rasio likuiditas,
rasio leverage dan rasio arus kas pada saat up stream dan down stream).
b. Kesimpulan
Jika nilai sig > 0,05, maka Ho diterima
(tidak signifikan)
Jika nilai sig < 0,05, maka Ho ditolak
(signifikan)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Indikator siklus bisnis pada kondisi Up stream dan down stream
Indikator up stream berasal dari data laporan keuangan perusahaan makanan dan
minuman sebanyak 8 perusahaan tahun 2009 – 2011. Sedangkan indikator data down stream
berasal dari data laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman sebanyak 8 perusahaan
dari tahun 2004 sampai dengan 2008.
Up stream dan down stream merupakan suatu keadaan perekonomian secara umum
mengenai suku bunga, Indeks Harga Saham Makanan dan Minuman, serta nilai tukar rupiah
terhadap dolar. Perubahan up stream dan down stream akan mempengaruhi keputusan
perusahaan baik keputusan investasi, keputusan pendanaan dan keputusan dividen. Perubahan
ini akan tampak pada indikator rasio keuangan emiten yang meliputi: rasio likuiditas, rasio
leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio antara aktiva dengan modal sendiri, rasio
pertumbuhan, rasio marjin laba dan rasio arus kas. Pada penelitian ini penulis menggunakan
data laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman sebanyak 8 perusahaan dari tahun
2004-2011 yang terdaftar di BEI.
12
Pengukur pada saat up stream dan down stream
Pengukur up stream dalam penelitian ini adalah skala nominal, yang mana dalam
pengukurannya menggunakan data - data laporan keuangan perusahaan. Perusahaan yang
mengalami tingkat nilai HIS Makanan dan minuman lebih tinggi dari nilai rata-rata. Pada tahun
2009 nilai HIS Makanan dan minuman mengalami kenaikan sebesar 53.114 sampai tahun 2011
masih sebesar 35.175, dimana nilai HIS makanan dan minuman pada tahun 2009 - 2011 yaitu
diatas nilai rata-rata > 30.
Pengukur down stream Perusahaan yang mengalami tingkat nilai HIS Makanan dan
minuman lebih rendah dari nilai rata-rata. Tahun 2004 nilai HIS Makanan dan minuman sebesar
15.162 sampai tahun 2008 sebesar 22.523, dimana nilai HIS Makanan dan minuman pada tahun
2004 - 2008 yaitu di bawah nilai rata -rata < 30.
Selain itu juga dapat dilihat dari nilai rasio rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,
rasio profitabilitas, rasio antara aktiva dengan modal sendiri, rasio pertumbuhan, rasio margin
laba dan rasio arus kas.
Tabel 3
Perkembangan Kondisi di Pasar Modal Tahun 2004 – 2011
HIS
Makanan &
%
Minuman
2004
1.000
15.162
2005
1.163
14,01%
16.976
10,68%
2006
1.806
35,60%
21.502
21,04%
2007
2.746
34,23%
23.152
7,12%
2008
1.355
-102,65%
22.523
-2,79%
2009
2.534
46,52%
53.114
57,59%
2010
3.704
31,58%
42.186
-25,90%
2011
3.679
-0,67%
35.175
-19,93%
Sumber : Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI), Bank Indonesia
Tahun
IHSG
%
Kondisi
Down stream
Down stream
Down stream
Down stream
Down stream
Up stream
Up stream
Up stream
Biasanya untuk menentukan satu range individual menjadi satu range indikator
dilakukan dengan memberi skala kemudian dirata-ratakan. Sehingga dengan merata-rata
IHS Sektor makanan dan minuman dari tahun 2004-2011 diperoleh cut of point sebesar 30
(229.79 / 8). Berdasarkan cut of point tersebut, kondisi up stream dan kondisi down stream
dapat ditentukan dengan cara berikut ini :
a. Jika kondisi dikatakan Up Stream apabila nilai Indek Harga Saham Makanan dan
minuman > 30.
b. Jika kondisi dikatakan Down Stream apabila nilai Indek Harga Saham Makanan dan
minuman < 30.
Pengelompokan Indikator Rasio Keuangan saat upstream dan downstream
Hasil Analisis dari 8 perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI
yaitu PT. Akasha Wira International Tbk (ADES), PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
(AISA), PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT. Mayora Indah Tbk (MYOR), PT.
13
Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI), PT. Sekar Laut Tbk (SKLT), PT. Siantar Top Tbk
(STTP), PT. Ultra Jaya Milk Idustry & Trading Company Tbk (ULTJ) adalah sebagai
berikut:
1. Rasio Keuangan Setiap Perusahaan
Tabel 5.2 Hasil Analisis PT. Angkasa Wira Intenational Tbk. (ADES)
Rasio
Liquidity
Leverage
Activity
Profitability
Assets to
Equity
Growth
Profit Margin
Cash Flow
Up Stream
Down Stream
Mean
SD
P Value
Keterangan
1.28982
1.26763
.23341
.40569
.116
.011
.571
.065
Tidak Signifikan
Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
.1424
.23766
.832
Tidak Signifikan
.1185
.1308
216340.0000
.0395
.10433
158020.29591
.723
.077
.002
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Signifikan
Mean
SD
1.9000
.2967
.7900
.0903
.51215
.09713
.14422
.00793
1.1840
1.1760
.7760
.6844
.2795
.24711
.2943
.3701
1850070.666
.05886
.01141
2892699.75845
Berdasarkan data perusahaan PT. Angkasa Wira International Tbk, terdapat dua rasio
yang hasilnya signifikan yaitu leverage dan cash flow. Serta enam ratio yang hasilya tidak
signifikan yaitu liquidity, activity, profitability, asset to equity, growth, profit margin.
Rasio laverage dan arus kas kondisi ini karena pada saat down stream, Perusahaan
ADES memiliki lost profit atau defisit sehingga pendapatan yang masuk digunakan untuk
aktivitas pendanaan. Hal tersebut membuat perusahaan ADES menambah hutang jangka
panjang untuk menjaga keseimbangan arus kas.
Enam rasio lainya yang tidak signifikan karena pada kondisi up stream perusahaan
ADES memiliki aktiva lancer yang stabil sehingga tidak mengalami kendala ketika melunasi
hutang jangka panjang, hal ini juga di dukung oleh penjualan yang bagus sehingga menjaga
total aktiva tetap stabil dan modal sendiri yang bertambah sebagai dampak dari hutang jangka
panjang sehingga menjaga kestabilan equity dan pertumbuhan perusahaan ADES.
Tabel 4 Hasil Analisis PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA)
Up Stream
Down Stream
Rasio
Liquidity
Leverage
Activity
Profitability
Assets to Equity
Growth
Profit Margin
Cash Flow
Mean
SD
Mean
SD
1.4500
3.0133
.4167
.0370
.1401
.2024
.5005
168810109015.
3333
.38575
.50659
.06658
.00769
.17893
.04048
.43266
292267189266.
92820
.8620
1.3080
.7360
.0136
.1213
.1537
.3508
270689195532.
6000
.12950
.37386
.20477
.01847
.03962
.05123
.36417
411272625828.
04270
P Value
Keterangan
.038
.552
.061
.011
.010
.025
.630
Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Tidak Signifikan
.709
Tidak Signifikan
Berdasarkan data perusahaan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, terdapat empat rasio yang
hasilnya signifikan yaitu liquidity, profitability, asset to equity dan growth. Serta empat ratio
yang hasilya tidak signifikan yaitu leverage, cash flow, activity, dan profit margin.
14
Rasio yang signifikan likuiditas, profitabilitas, aktiva dengan modal sendiri dan pertumbuhan
karena kondisi pada saat down stream ini disebabkan hutang jangka pendek yang terus
meningkat serta banyaknya aktiva tetap yang tidak dipakai dan adanya penilaian kembali
pada aktiva yang memiliki nilai rendah, hingga mengalami defisit dengan menurunya laba
karena dalam keadaa harga penjualan yang meningkat, hal ini turut mempengaruhi perputaran
modal dan pertumbuhan perusahaan AISA.
Rasio yang tidak signifikan, laverage, aktiva, margin laba dan arus kas karena pada
kondisi up stream, perusahaan AISA mampu menutupi utang dan seiring dengan kondisi
penjualan yang membaik dan aktiva yang meningkat karena melakukan investasi dengan arus
kas yang masuk, sehingga perputaran arus kas dan aktiva perusahaan AISA di industry
makanan dan minuman bisa terus di tingkatkan.
Tabel 4 Hasil Analisis PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF)
Up Stream
Rasio
Down Stream
Mean
SD
Mean
SD
Liquidity
Leverage
Activity
Profitability
Assets to Equity
Growth
Profit Margin
1.17033
26.3033
.8633
.0818
.4918
.2521
.2938
.47501
1.78214
.06110
.01035
.11361
.05042
.02676
Cash Flow
8281529.3333
2201531.17333
1.1860
16.6120
1.1360
.0377
.4100
.0647
.2393
1179218750113.6
0000
.28789
8.43695
.17785
.01308
.15970
.02156
.01013
1733106586055.6
9700
P Value
Keterangan
.255
.067
.106
.596
.445
.088
.044
Tidak Signifikan
TidakSignifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Signifikan
.015
Signifikan
Dari hasil analisa data PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, terdapat dua rasio yang
signifikan yaitu profit margin ratio dan cash flow ratio. Serta enam rasio yang tidak
signifikan yaitu liquidity, leverage, activity, profitability, asset to equity dan growth.
Rasio margin laba dan arus kas pada saat down stream kondisi margin laba dengan beban
penjualan tertentu akan mengakibatkan beban yang semakin bertambah dan kenaikan biaya
yang lebih besar daripada penjualan sehingga berdampak pada menurunnya laba perusahaan.
Begitu juga kondisi cash flow yang disebabkan bertambahnya utang jangka panjang,
pengeluaran obligasi baru, membayar deviden dan minimnya uang kas untuk kebutuhan
operasi. Perusahaan harus meningkatkan laba agar mampu membayar kewajiban - kewajiban
yang harus dipenuhi.
Rasio - rasio likuiditas, leverage, aktivitas, probabilitas, asset dengan modal sendiri dan
pertumbuhan kondisi ini pada saat up stream, perusahaan INDF ini memiliki pengelolahan
dana yang bagus hal itu terlihat dari pengelolahan hutang baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Hal ini juga dampak pada aktiva dengan modal sendiri yang stabil dan
kemampuan dalam meningkatkan laba, sehingga pertumbuhaan perusahaan INDF berjalan
dengan baik.
15
Tabel 5 Hasil analisis PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI)
Rasio
Liquidity
Leverage
Activity
Profitability
Assets to Equity
Growth
Profit Margin
Cash Flow
Up Stream
Mean
SD
.8633
.17786
35.5067
5.78296
1.5733
.05508
.3827
.03689
1.3704
1.58830
.0784
.01568
.4604
.03038
197773955.5
115320994.0000
5555
Down Stream
Mean
SD
.7440
.20477
19.6900
5.43633
1.4380
.11032
.1570
.04486
.2767
.31559
.1799
.05996
.4569
.02148
400878.000
117793.3658
0
5
P Value
Keterangan
.472
.742
.370
.837
.007
.281
.441
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
.002
Signifikan
Dari hasil analisa data PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, ada dua rasio yang
signifikan yaitu assets to equity ratio dan cash flow ratio, Serta enam rasio yang tidak
signifikan yaitu rasio liquidity, leverage, activity, profitability, growth and profit margin.
Rasio aktiva dengan modal sendiri dan arus kas kondisi pada saat down stream ini,
penggunaan kewajiban yang berlebihan menyebabkan beban kewajiban yang semakin berat
atau pada saat yang sama utang perusahaan terus membengkak akibat perubahaan kurs rupiah
terhadap dolar, dan pengurangan aktiva yang dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk,
kondisi ini juga memberi beban kepada arus kas yang diperoleh dari kegiatan dan pendanaan
operasi sehingga berdampak besar kepada perputaran arus kas.
Rasio – rasio likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas, pertumbuhan dan margin laba
kondisi pada saat up stream ini, kemampuan PT. Multi Bintang Tbk dalam memenuhi hutang
baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek menjadi efektif, hal ini juga tercermin dari
kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia dari pendapatan yang
meningkat dan pertumbuhan serta kemampuan kinerja yang stabil dan perlahan berkembang.
Tabel 6 Hasil Analisis PT. Mayora Indah Tbk. (MYOR)
Rasio
Liquidity
Leverage
Activity
Profitability
Assets to Equity
Growth
Profit Margin
Cash Flow
Up Stream
Mean
SD
2.3633
0.19088
7.0900
3.42806
1.5133
.11150
.1016
.02459
.1879
.04940
.2980
.0596
.2163
.03542
1568296369053 1177050651361
.3333
.55570
Down Stream
Mean
SD
3.5360
1.09503
2.0580
1.30414
1.2700
.15764
.0622
.01692
.1236
.07842
.0687
.00229
.2283
.02540
506603850769.
4231014669289
2000
.49370
P Value
Keterangan
.159
.084
.595
.362
.601
.220
.433
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
0.038
Signifikan
Dari hasil analisis data PT. Mayora Indah Tbk, terdapat satu rasio yang signifikan
yaitu cash flow ratio, Serta tujuh rasio yang tidak signifikan yaitu pada rasio liquidity,
leverage, activity, profitability, asset to equity, growth and profit margin.
Hal ini terjadi karena aktivitas pendanaan PT. Mayora Indah Tbk pada saat down
stream yang membengkak dibandingkan pada saat up stream, kondisi ini kemudian
berdampak pada kesimbangan arus kas disebabkan bertambahnya utang jangka panjang
16
karena menurunnya laba sehingga banyaknya kewajiban yang harus dibayar dan minimnya
kas untuk kebutuhan operasi menjadi perputaran arus kas tidak efektif.
Rasio - rasio likuiditas, leverage, aktivitas, probabilitas, asset dengan modal sendiri,
pertumbuhan dan margin laba kondisi ini pada saat up stream, perusahaan PT. Mayora Indah
Tbk ini memiliki pengelolahan dana yang bagus hal itu terlihat dari pengelolahan hutang baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini juga dampak pada aktiva dengan
modal sendiri yang stabil dan kemampuan dalam meningkatkan laba, sehingga pertumbuhaan
perusahaan PT. Mayora Indah Tbk berjalan dengan baik.
Tabel 6 Hasil Analisis PT.Sekar Laut Tbk. (SKLT)
Up Stream
Mean
SD
1.8233
.10693
1.2300
.07937
1.5333
.10786
.0391
.2270
.0696
.02286
.2959
.05318
Down Stream
Mean
SD
1.3300
.61786
3.3860
5.38353
1.4120
.24530
.2862
.41141
.1288
.13029
.1479
.0493
Profit Margin
.1992
.01046
.6441
Cash Flow
26151220758.3
333
5137604417.
11762
10205287465.
2000
Rasio
Liquidity
Leverage
Activity
Profitability
Assets to Equity
Growth
P Value
Keterangan
.180
.099
.087
.067
.203
.012
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Signifikan
.02967
.095
Tidak Signifikan
1037172245
9.57620
.380
Tidak Signifikan
Berdasarkan data perusahaan PT. Sekar Laut Tbk ada dua yang hasilnya signifikan yaitu
Growth ratio, Serta yang tidak signifikan ada tujuh rasio yaitu rasio liquidity, leverage,
activity, profitability, asset to equity, profit margin and cash flow.
Rasio pertumbuhan pada kondisi down stream, Hal ini disebabkan banyaknya faktor
penyebab pertumbuhan industri menurun yaitu daya beli konsumen yang menurun, sehingga
perusahaan meningkatkan laba ditahan karena membutuhkan dana yang besar untuk
pengembangan usaha dalam jangka panjang dan untuk mendapatkan dana yang terjangkau
dilakukan dengan memperbesar laba ditahan.
Tetapi pada kondisi up stream pada tujuh rasio yang tidak signifikan perusahaan PT.
Sekar Laut Tbk kemampuan dalam mengelolah dana lebih baik dan bisa melunasi total
hutang serta meningkatkan margin labanya, sehinga perputaran aktiva lancar dan arus kas
bisa lebih baik.
Tabel 7 Hasil Analisis PT. Siantar Top Tbk. (STTP)
Rasio
Liquidity
Leverage
Activity
Profitability
Assets to Equity
Growth
Profit Margin
Cash Flow
Up Stream
Mean
SD
1.4767
.38695
2.0100
1.21520
1.1367
.03512
.0621
.01493
.0169
.00335
.9890
.01978
.1072
.00645
289414432638.
26557908414
3333
2.14603
Down Stream
Mean
SD
1.9640
.53346
1.2940
.41223
1.2420
.19677
.0303
.01938
.0300
.02049
.0443
.01476
.1499
.01352
78247818928
43954276859
.4000
.22214
P Value
Keterangan
.735
.042
.086
.873
.012
.387
.175
Tidak Signifikan
Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
.011
Signifikan
17
Hasil dari analisa data PT. Siantar Top Tbk, terdapat tiga rasio yang signifikan yaitu
rasio leverage, assets to equity ratio dan cash flow ratio. Serta lima yang tidak signifikan
yaitu rasio liquidity, activity, profitability, growth and profit margin.
Rasio leverage, asset to equity dan cash flow saat down stream, karena dalam kondisi
ini perusahaan STTP cenderung membesar pinjaman dikarenakan memiliki lost profit pada
tahun tertentu sehingga income yang masuk digunakan untuk membayar biaya produksi, gaji
karyawan, perawatan dan sebagian besar untuk membayar hutang. Hal ini menyebabkan
kondisi down stream yang mempengaruhi perputaran arus kas dan dampak bagi PT. Siantar
Top Tbk akan semakin memburuk jika dibiarkan. Maka dari itu PT. Siantar Top Tbk harus
meningkatkan laba agar bisa membayar kewajiban yang harus dipenuhi.
Tetapi rasio likuiditas, aktiva, profitabilitas, pertumbuhan dan margin laba yang tidak
signifikan kondisi pada saat up stream, perusahaan PT. Siantar Top Tbk. mampu menutupi
hutang jangka pendek karena peningkatan pendapatan penjualan, hal ini membantu kinerja
dan pertumbuhan yang akan membaik untuk PT. Siantar Top Tbk.
Tabel 8 Hasil Analisis PT. Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (ULTJ)
Rasio
Liquidity
Leverage
Activity
Profitability
Assets to
Equity
Growth
Profit
Margin
Cash Flow
Mean
1.8800
1.1633
.9433
.0449
Up Stream
SD
.31749
.21079
.01528
.00945
Down Stream
Mean
SD
2.3700
1.43732
.9200
.11979
.5560
.16697
.0435
.07488
.2160
.06811
.1080
.3683
.07366
.1539
P Value
Keterangan
.232
.274
.049
.137
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Signifikan
Tidak Signifikan
.06308
.928
Tidak Signifikan
.05113
.612
Tidak Signifikan
.2913
.02732
.2919
.06234
.396
Tidak Signifikan
494445943785.6
667
358266479426.2
1920
250623882647.40
00
132288280715.
35017
.069
Tidak Signifikan
Berdasarkan data perusahaan PT. Ultra Jaya Milk Industri ada satu yang hasilnya
signifikan yaitu activity ratio, Serta tujuh rasio lainya tidak signifikan yaitu rasio liquidity,
leverage, profitability, asset to equity, profit margin, growth and cash flow.
Pada rasio activity ini saat kondisi up stream lebih tinggi dibandingkan kondisi down
stream karena pada kondisi down stream, dengan penjualan tertentu menurun yang
disebabkan kondisi perputaran nilai penjualan bersih sehingga berpengaruh besar terhadap
jumlah aktiva perusahaan dan akan menanggung beban yang lebih besar sehingga pengolaan
dana perusahaan tidak efektif.
Tetapi Rasio yang tidak signifikan pada kondisi up stream, PT. Ultra Jaya Milk memikiki
kemampuan yang lebih baik dalam menutup hutang, pembayaran deviden meningkatkan laba
seiring dengan kondisi penjualan yang membaik dan aktiva yang meningkat karena
melakukan investasi dengan arus kas yang masuk, sehingga pertumbuhan PT. Ultra Jaya Milk
di industry makanan dan minuman bisa di pertahankan dan di tingkatkan.
18
2.
Rasio Keuangan Menggabungkan Seluruh Data Perusahaan
Tabel 8 Hasil Analisis Gabungan Data Perusahaan
Up stream
Down stream
Rasio
P Value
Keterangan
.47341
.052
Tidak Signifikan
8.8055
8.18080
.067
Tidak Signifikan
.40634
1.0833
.34488
.299
Tidak Signifikan
.2449
.11092
.2647
.28670
.087
Tidak Signifikan
Assets to Equity
.3465
.63605
.1676
.18533
.058
Tidak Signifikan
Growth
.4229
.54112
.3539
.44237
.155
Tidak Signifikan
Profit Margin
.0007
.00181
.0023
.00867
.286
Tidak Signifikan
Cash Flow
318405440980.6250
637839780917.74650
2869448675334.3000
700533839148.41670
.784
Tidak Signifikan
Mean
SD
Mean
SD
Liquidity
1.6825
.50846
1.6670
Leverage
9.6767
10.11491
Activity
1.0963
Profitability
Dilihat dari data keseluruhan hasil analisa menunjukan bahwa Rasio Liquidity, Leverage,
Activity, Profitability, Aset to Equity, Growth, Valuation dan Cash Flow dengan nilai signifikan
> 0.05, maka Ho ditrima artinya tidak ada perbedaan varian antara kelompok Down Stream dan
Up Stream pada Rasio Keuangan di delapan perusahaan yang diteliti selama 2004-2011. Hal
ini menunjukan bahwa sektor makanan dan minuman kebal terhadap krisis ekonomi, dilihat
dari hasil perbandingan data keseluruhan yang tidak berpengaruh besar, industri makanan dan
minuman yang merupakan kebutuhan pokok setiap orang karena barang konsumsi makanan
dan minuman merupakan salah satu kebutuhan primer manusia.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
diuraikan pada bab
1. Indikator Up Stream berasal dari data laporan keuangan perusahaan makanan dan
minuman sebanyak delapan perusahaan tahun 2009 – 2011. Sedangkan indikator data
Down Stream berasal dari data laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman
sebanyak delapan perusahaan dari tahun 2004 sampai dengan 2008. Pengukur siklus
bisnis rasio keuangan terdiri dari liquidity ratio, leverage ratio, activity ratio, profitability
ratio, assets to equity ratio, growth ratio, profit margin ratio and cash flow ratio. Serta
dikatakan kondisi pada saat Up Stream dan Down Stream dengan menggunakan Cut Of
Point.
19
2. Indikator rasio keuangan (analisis fundamental) memiliki perbedaan pada kondisi up
stream dan down stream. Indikator rasio probabilitas, rasio perputaraan modal sendiri,
rasio margin laba, rasio antara aktiva dengan modal sendiri, rasio pertumbuhan, rasio
likuiditas, rasio leverage dan rasio arus kas pada kondisi up stream lebih tinggi
dibandingkan pada kondisi down stream. Hal ini disebabkan pada kondisi down stream
dengan jumlah penjualan tertentu akan menanggung beban yang lebih besar.
Dalam keadan harga naik perusahaan cenderung memperbesar pinjaman sehingga
membuat beban bunga hutang bertambah besar dan pada akhirnya menyebabkan laba bersih
perusahaan industry makanan dan minuman menjadi negatif (rugi). Akumulasi kerugian yang
dialami perusahaan menyebabkan erosi permodalan dan pada saat yang sama utang perusahaan
terus membengkak akibat perubahan kurs rupiah terhadap dolar, dan banyak aktiva tetap yang
tidak produktif sehingga dijual atau adanya penilaian kembali aktiva dengan nilai rendah.
Tetapi setelah menganalisa dengan menggabungkan keseluruhan data perusahaan pada
rasio keuangan, Tidak terdapat perbedaan antara Rasio Keuangan pada kondisi Up Stream dan
Down Stream. Bahwa hal ini menunjukan sektor makanan dan minuman kebal terhadap krisis
ekonomi, industri makanan dan minuman juga mempunyai peran besar dalam mempengaruhi
roda perekonomian di Indonesia.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mempunyai saran yang ingin disampaikan
sebagai berikut:
1. Hendaknya tingkat perbedaan yang ada di indikator rasio keuangan pada kelompok Down
Stream dan Up Stream pada perusahaan di industri makanan dan minuman dapat di
gunakan oleh manajemen dan investor apabila terjadi penurunan pada indikator rasio
keuangan harus segera direspon dengan meningkatkan penjualan dan melakukan
perubahan pada strategi marketing.
2. Rekomendasi untuk pengembangan penelitian ini di masa yang akan datang, perlu menguji
kembali konsistensi temuan penelitian ini dengan mengembangkan metodologi
penelitiannya, pengembangan variabel, perluasan sampel penelitian, dan pengukuran
variabel dengan menyempurnakan keterbatasan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas
http://www.petra.ac.id-puslit/journals/dir.php?DepartmentD=MAN
Kristen
Petra
Abarbanell, J., and B. Bushee, 1997. Fundamental Analysis, Future Earning and Stock
Prices, Journal of Accounting Research 35, Spring: 1 – 24.
Aho, T., 1980. Empirical Classification of Financial Ratios, Management Science in
Finland Proceedings, ed. C. Carlsson.
Barnes. P., 1982. Methodological Implications of Non-Normally Distributed Financial
Ratios, Journal of Business Finance and Accounting, Vol. 9. No. 1, 1982.
20
Barnes, P., 1986. The Statistical Validity of The Ratio Method in Financial Analysis: An
Empirical Examination: A Comment, Journal of Business Finance and Accounting
13/4: 627 – 635.
Bayldon, R.; Woods, A., and Zafiris, N., 1984. A Note On The Pyramid Technique of
Financial Ratio Analysis of Firms Performance, Journal of Business Finance and
Accounting 11/1: 99 – 106.
Bernstein, L., 1989. Financial Statement Analysis: Theory, Application and Interpretation,
4 th ed. Richard D. Irwin. Homewood, Ilinois.
Brealey, R., and Myers, Stewart C., 1988. Principles of Coorporate Finance, 3 th ed.
McGraw-Hill. New York.
Bringham, Eugene F. and Louis C. Gapenski., 1993. Financial Management: Theory and
Practice, The Dryden Press, USA.
Chen, N.F., Roll, R., and Ross, S.A., 1986. Economic Forces and The Stock, Journal of
Finance 59: 383-403.
Chen, K.H., and Shimerda, T.A., 1981. An Empirical Analysis of Useful Financial Ratios,
Financial Management, Spring: 51 – 60.
Courtis, J.K., 1987. Modeling A Financial Ratio, Catagoris Frame Work, Journal of
Business Finance and Accounting, Winter: 20 1–224.
Cowen, S.S., and Hoffer, J.A., 1982. Usefulness of Financial Ratios in A Single Industry,
Journal of Business Research 10/1: 103 – 118.
David S.H. NG., 2003. Financial Management Strategy. Pelanduk Publications (M) Sdn
Bhd. Malaysia.
Dewi, Ike Janita, 2004. Aksi Teori Dalam Praktik Man ajemen Keuangan. Penerbit Amara
Books. Yogyakarta.
Diebold, Francis X and Rudebusch, Glenn D, 2001.Five Question about Business
Cycle,Economic Review – Federal Reserve Bank of San Fransisco.
Ezzamel, M.; Brodie, J., and C. Mar-Molinero, 1987. Financial Patterns of UK
Manufacturing Companies, Journal of Business Finance and Accounting 14/4: 519 –
536.
FASB. 1978. Objective of Financial Reporting by Business Enterprices, Statement of
Financial Accounting Concepts No.1.
Fama, E. & K.R. French, 1988. Business Cycles and The Behavior of Metal Prices, Journal
of Finance 43: 1075-1093.
Foster, George, 1986. Financial Statement Analysis. Second Edition. Prentice Hall
International. Englewood Cliffs, New Jersey.
21
Gaspersz, Vincent., 1990. Analisis Kuantitatif untuk Perencanaan, Penerbit Tarsito.
Bandung.
Gibson, Charles H., 1990. Financial Statement Analysis, Using Financial Accounting
Information. Fourth Edition. Pws – Kent Publishing Company. Boston.
Gombala, Michael J. and Edward Ketz, 1983. A Note on Cash Flow and Classification
Pattern of Financial Ratio. The Accounting Review, January: 105 – 114.
Gooding, A. E. and T.P. O‘Malley, 1977. Market Phase and The Stationarity of Beta,
Journal of Financial and Quantitative Analysis 12, December: 833-857.
Green, G.R., and Beckman, M.A. 1993. Business Cycle Indicators: Upcoming Revisions
of Composite Leading Indicators, Survey of Current Business, 73: 44 – 51.
Gujarati, Damodar, 1982. Basic Econometric, 2th ed. McGraw Hill. New York.
Hisjam, Ridwan, 2005. Kemitraan Pembangunan Perumahan, Jawa Pos, 14 Mei 2005. h. 4.
Holthausen, R.W. and D.F. Larcker, 1992. The Prediction of Stock Return Using
Financial Statement Information, Journal of Accounting and Economic 15: 374 –
411.
Horrigan, James O., 1968. A Short History of Financial Ratio Analysis, Journal of
Accounting Review, Vol. 43, No.2, April: 48 – 60.
Joehnk, M, and J.W. Petty, 1980. Interest Sensitivity of Common Stock Price, Journal of
Portfolio Management 6:19 – 25.
Johnson, M., 1992. Business Cycles and The Relation Between Security Returns and
Earnings. Working paper, Ann Arbor, MI: University of Michigan.
Johnson, W.B., 1979. The Cross-sectional Stability of Financial Ratio Patterns, Journal of
Financial and Quantitative Analysis 14/5: 1035 – 1048.
Johnson, WB. 1978. The Cross Sectional Stability of Financial Ratio Patterns, Journal of
Business Finance and Accounting 5/2: 207-2 14.
Jurnal Pasar Modal Indonesia. 1997. Tantangan Bisnis Sektor Properti: Aliran kredit
Dibatasi, Pembangunan RS/RSS Diutamakan, Jurnal Pasar Modal No. 07/VIII/Juli
1997: 63-70.
Jurnal Pasar Modal Indonesia, 1998. PT. Plaza Indonesia Realty, Jurnal Pasar Modal No.
08/IX/Agustus 1998: xx – xxiii.
Kane, Gregory D, 1997. The Impact of Recession on The Value-Relevance of Accounting
Ratios, The Mid-Atlantic Journal of Business, December: 203 – 215.
Krueger, T.M. and K.H. Johnson, 1990. Anomaly Sensitivity to Business Condition, Akron
Business and Economic Review, Spring: 27-37.
Krugman, Paul. 2001. The Return of Depression Economics, 2000. W.W. Norton &
Company, Inc. Kusnedi (penterjemah). 2001. Kembalinya Depresi Ekonomi.
Penerbit ITB. Bandung.
Laitinen, Erki K., 1991. Financial Ratio and Diferent Failure Processes, Journal of Business
Finance and Accounting, Vol. 18, No. 5, September: 158–187.
Laurent, C.R., 1979. Improving the Eficiency and Efectiveness of Financial Ratio Analysis,
Journal of Business Finance, Vol. 5, No. 3: 355–371.
22
Lev B., and S.R. Thiagarajan, 1993. Fundamental Information Analysis, Journal of
Accounting Research 31: 190-215.
Machfoedz, Mas‘ud, 1994. The Usefulness of Financial Ratios in Indonesia, Jurnal
KELOLA, September: 94 – 110.
Martikainen T., and Ankelo, T., 1991. On The Instability of Financial Patterns of Failed
Firms and The Predictability of Corporate Failure, Economics Letters 35/2: 209 –
214.
Martikainen T.; Puhalainen, K., and Yli-Olli, P., 1994. On The Industry Efects On The
Classification Patterns of Financial Ratios, Scandinavian Journal of Management
10/1: 59 – 68.
Mohanram, Partha S., 2003. Is Fundamental Analysis Efective for Growth Stocks?, Stern
School of Business, New York University, March: 1 – 32.
Moore, G., 1983. Business Cycles, Inflation, and Forecasting. 2nd ed. Ballinger Publishing
Co. Cambridge.
Morley, M.F., 1984. Ratio Analysis, The Institute of Chartered Accountants of Scotland.
Nissim, D. and S. Penman, 2001. Rasio Analysis and Equity Valuation: From Reseacrh to
Practice, Review of Accounting Studies (6): 109 – 154.
Osborn, Denise R., and Sensier, Marianne, 2002. The Prediction of Business Cycle Phases:
Financial Variabel And International Linkages, National Institute Economic
Review No. 182, October: 96 – 105.
Osborn, Denise R; Sensier M., and Simpson, P.W., 2001. Forecasting and The UK
Business Cycle, Chapter 7 in Hendry, D.F. and Ericsson, N.R. (eds), Understanding
Economic Forecasts. Massachusetts, MIT Press. Cambridge.
Ou., J. and S. Penman., 1989. Accounting Measures, Price Earning Ratio and The
Information Content of Security Prices, Journal of Accounting Research 27,
Supplement: 111 – 143.
Pinches, G.E.; Mingo, K.A., and Caruthers, J.K., 1973. The Stability of Financial Patterns
in Industrial Organizations, Journal of Finance, May: 389 – 396.
Rees, B., 1995. Financial Analysis. Prentice Hall.
Reilly, Frank K., 1989. Investment Analysis and Portfolio Management. 3th edition. The
Dryden Press. New York, USA.
Salmi, Timo and Martikainen, Teppo, 1994. A Review of the Theoretical and Empirical
Basis of Financial Ratio Analysis, The Finnish Journal of Business Economic,
April.
Sanda, Abun, 2004. Menanti Gebrakan Pemerintah Baru, Kompas, 14 Oktober 2004. h. 37.
Santoso, Budi, 2000. Realestat Sebuah Konsep Ilmu Dan Problema Pengem bang
Indonesia. CAUS – School of Real Estate. Jakarta.
Schwert, W., 1990. Indexes of United States Stock Prices From 1802 to 1987, Journal of
Business 63: 399 – 426.
Simanungkalit, Panangian, 2004. Bisnis Properti Menuju Crash Lagi? Pusat Studi
Properti. Jakarta.
Singarimbun, Masri, dan Effendi, Sofian (Editor)., 1995. Metode Penelitian Survey.
LP3ES. Jakarta.
Tamari, M., 1978. Financial Ratios: Analysis and Prediction. Paul Elek Ltd. London.
Tippert. M, 1990. An Induced Theory of Financial Ratios, Accounting and Business
Research, Vol 21, N0. 81.
23
Vernon Kam. 1986. Accounting Theory. New York: John Wiley & Son.
Weston, J.F. and Bringham, EF., 1972. Managerial Finance. 4th edition. Holt, Rinehart
and Winston. New York.
White, G.I., Sondhi, A.C., and Fried D., 1994. The Analysis and Use of Financial
Statements. John Wiley & Sons, Inc. New York.
Wiggins, James. B., 1992. Betas in Up and Down Markets, The Financial Review Vol.27,
No.1, February: 107-123.
Yli-Olli, P., and Virtanen, I., 1989. On The Long-term Stability and Cross-country
invariance of Financial Ratio Patterns, European Journal of Operational Research
39/1: 40 – 53.
24
ANALISIS LOYALITAS PELANGGAN PT. JNE CIMONE
TANGERANG DITINJAU DARI KUALITAS JASA DAN HARGA
Dandy Kurniadi
Fakultas Ekonomi/Manajemen
Universitas Esa Unggul
Jakarta
[email protected]
ABSTRAKSI
Sejalan dengan boomingnya trend bisnis online, sehingga jasa pengiriman barang
pun menjadi semakin dibutuhkan tatkala mereka menjadi media penyambung antara penjual
dan pembeli dalam media pendistribusian barang.Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk
mengetahui pengaruh reputasi perusahaan dan harga terhadap persepsi kualitas jasa, nilai
pelanggan dan loyalitas pelanggan terhadap PT JNE yang berada di Cimone.
Metode sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Probability
Sampling, yaitu tiap pelanggan JNEyang memenuhi kriteria populasi tidak memiliki
kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Analisis yang
digunakan menggunakan software Lisrel 8.51 (Standardized Solution dan T-Values) dan
SPSS 17 dengan uji validitas, reliabilitas, faktor skor, frekuensi dan anova.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara reputasi
perusahaan terhadap kualitas jasa, nilai pelanggan terhadap reputasi perusahaan, kualitas
jasa terhadap nilai pelanggan dan nilai pelangggan terhadap loyalitas pelanggan.
Kata kunci : Reputasi Perusahaan, Kualitas Jasa, Nilai Pelanggan, Loyalitas Pelanggan,
Harga.
PENDAHULUAN
Saat ini merupakan era dimana teknologi semakin maju dan berkembang pesat.
Pertumbuhan manusia yang terus bertambah mengakibatkan permintaan kebutuhan hidup
akan terus menerus naik serta tiada habisnya.Semakin banyaknya kebutuhan hidup manusia,
menjadi peluang bisnis tersendiri bagi banyak pebisnis untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Terkait dengan transportasi dan laju pengiriman barang, saat ini pergerakan bisnis
yang semakin cepat dan padatnya aktivitas di dunia nyata (offline) telah melahirkan dunia
baru yang disebut dengan dunia online (internet). Bisnis online pun kian bermunculan dan
akibatnya transaksi online serta pengiriman barang online pun kian marak yang pada
akhirnya berujung kepada meningkatnya kebutuhan jasa pengiriman barang. Hal ini
dibuktikan dengan hasil analisis KPPUtentang data jasa ekpedisi pengiriman barang di
seluruh pelosok Indonesia
Menurut KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha), dari total transaksi jasa-jasa
yang dikeluarkan untuk sektor transportasi apabila di asumsikan sekitar 10% - 11% saja yang
baru tergarap oleh perusahaan jasa pos dan kurir, maka market size jasa pos dan kurir di
Indonesia pada tahun 2001 mencapai Rp 5,7 Triliun, kemudian tahun 2002 menjadi 5,9
25
Triliun dan terus naik hingga mencapai 8,1 Triliun di tahun 2006, atau dengan laju
pertumbuhan 7,4% per tahunnya.
Jasa pengiriman barang di Indonesia sudah banyak sekali bermunculan. Simak saja
JNE, Tiki, Cipa Ganti, DHL, FeDex, UPS dan berbagai jasa pengiriman barang lainnya yang
telah menjamur di seluruh kawasan Indonesia. Terlebih pada saat ini sedang boomingnya
trend bisnis online, sehingga jasa pengiriman barang pun menjadi semakin dibutuhkan tatkala
mereka menjadi media penyambung antara penjual dan pembeli dalam media pendistribusian
barang.
TINJAUAN PUSTAKA
Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata jasa mempunyai
banyak arti, dari mulai pelayanan personal sampai jasa sebagian suatu produk.Weiss,
Anderson dan Mac Innis (1999) dalam Cempakasari dan Yoestini (2003) menyatakan bahwa
reputasi perusahaan adalah pandangan publik atas suatu perusahaan yang dinilai baik atau
tidak yang dipandang secara global atas hal-hal seperti keterbukaan, kualitas dan lainnya
sehingga dapat dikatakan sebagai pandangan atas gerak langkah perusahaan. Reputasi
merupakan suatu intangible asset atau goodwill perusahaan yang memiliki efek positif pada
penilaian pasar atas perusahaan. Perusahaan yang mempunyai reputasi baik, mampu
menimbulkan kepercayaan, keyakinan dan dukungan daripada perusahaan yang mempunyai
reputasi buruk (Dowling 2004). kualitas jasa adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan
oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam hal ini diartikan
sebagai jasa atau service yang disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan,
kecepatan, hubungan, kemampuan dan keramahtamahan yang ditujukan melalui sikap dan
sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen. Kualitas jasa (servicequality)
dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang
nyata-nyata mereka terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka
harapkan/inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan.pengertian harga dari
Saladin (2003:95) bahwa harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh
produk atau jasa. Produk atau jasa yang didapat merupakan manfaat yang dapat dinikmati
oleh konsumen.Marwan Asri berkata bahwa harga adalah suatu nilai tukar untuk manfaat
yang ditimbulkan oleh barang atau jasa tertentu bagi seseorang.Mulyadi (2001:7) mengatakan
bahwa biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang dilakukan dalam satuan uang yang
telah terjadi atau kemungkinan akan mencapai untuk tujuan tersebut.Nilai Pelanggan
(Customer Value) adalah selisih antara manfaat yang diperoleh pelanggan dengan memiliki
dan menggunakan suatu produk dengan biaya yang dikeluarkan untuk
memperolehnya.Konsep nilai pelanggan memberikan gambaran tentang pelanggan suatu
perusahaan, mempertimbangkan apa yang mereka inginkan, dan percaya bahwa mereka
memperoleh manfaat dari suatu produk (Woodruff, 1997).Loyalitas secara harfiah diartikan
sebagai kesetiaan, yaitu kesetiaan seseorang terhadap suatu objek. Oliver (dalam Huriyati,
2005) mengungkapkan definisi loyalitas pelanggan sebagai komitmen pelanggan bertahan
secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk/jasa
secara konsisten di masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha
pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku.
Riset Konsumen menunjukkan reputasi perusahaan digunakan sebagai heuristik untuk
menilai kualitas dari penawaran (Dawar & Parker, 1994; Hoyer & Brown, 1990; Jacoby,
Sybillo & Berning, 1976; Rao & Monroe, 1989). Riset lainnya menunjukkan bahwa
pelanggan menggunakan sinyal atau ekstrinsik isyarat seperti iklan, citra merek atau reputasi
26
perusahaan untuk menyimpulkan kualitas produk dan untuk menyempurnakan pilihan mereka
(Bolton & Drew, 1991; Richardson, Dick & Jain, 1994; Teas & Agarwal, 2000).
Reputasi perusahaan memiliki gagasan yang lebih luas daripada citra merek dan hal
tersebut memiliki lebih memiliki pengaruh yang kuat pada persepsi nilai pelanggan (de la
Fuente Sabate & de Quevedo Puente, 2003). Secara khusus Mudambi et al (1997)
menunjukkan bahwa aspek reputasi seperti menjadi kelas dunia, kepemimpinan teknis, dan
kehadiran global memiliki potensi untuk mempengaruhi persepsi nilai pelanggan.
Dalam industri jasa, asosiasi perusahaan dapat memainkan peranan penting yang tidak
hanya menarik pelanggan tetapi juga mempertahankan pelanggan (Andreassen & Lindestad,
1998). Penelitian empiris yang menghubungkan efek dari reputasi perusahaan terhadap
loyalitas mencakup studi oleh Ryan, Rayner, dan Morrison (1999), Raj (1985) dan Zins
(2001).
Ada pengalaman praktis dan empiris yang menunjukkan bahwa nilai pelanggan
memiliki pengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan (Gale, 1994; Hurley & Laitamaki,
1995; Laitamaki & Kordupleski, 1997; Rust Danaher & Varki, 2000; Rust et al., 1995, 2000);
Zeithaml, 1998).
TUJUAN PENELITIAN
Maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah reputasi perusahaan JNE memiliki pengaruh yang kuat
terhadap kualitas produk dan layanannya.
2. Untuk mengetahui apakah reputasi perusahaan JNE memiliki pengaruh yang kuat
terhadap nilai pelanggan.
3. Untuk mengetahui apakah JNE memiliki pengaruh yang kuat terhadap loyalitas
pelanggan.
4. Untuk mengetahui apakah ada hubugan positif antara harga dengan nilai pelanggan.
5. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara kualitas dengan nilai pelanggan.
6. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara nilai pelanggan dengan loyalitas
pelanggan
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari
jawaban responden yang memakai jasa pengiriman JNEdan data sekunder seperti data
mahasiswa setempat, studi kepustakaan.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalahorang yang menggunakan layanan jasa
pengiriman barang di JNE Cimone, Tangerang dan telah mempunyai bisnis baik offline atau
online. Metode sampelyang digunakan dalam penelitian ini adalah NonProbability Sampling,
yaitu tiap pelanggan JNEyang memenuhi kriteria populasi tidak memiliki kesempatan atau
peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.Pemilihan unit sampel didasarkan
pada pertimbangan atau penilaian subyektif dan tidak pada penggunaan teori probabilitas.
Metode Non probability sampling yang digunakan adalah convenience sampling, dimana
27
pengambilan sampel dilakukan dari pelanggan JNE yang termudah diakses dan bersedia
menjadi responden dengan mendatangi pelanggan JNE yang ada didalam ruangan JNE,
menanyakan tentang bisnis yang mereka punya, kemudian memberikan kuesioner kepada
mereka.Dalam penelitian ini, jumlah item pertanyaan dalam kuisioner adalah 24 item
pertanyaan yang akan digunakan untuk mengukur 5 buah variabel, sehingga jumlah kuesioner
yang digunakan adalah sebanyak 120 responden.
Variabel Penelitian
Variabel independen dalam penelitian ini adalah reputasi perusahaan dan harga.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas jasa, nilai pelanggan, dan loyalitas
pelanggan.
Definisi Operasional
1.
2.
3.
4.
5.
Reputasi Perusahaan = X1
Merupakancitra perusahaan dan penilaian dari pihak luar terhadap kualitas
perusahaan yang berasal dari kinerja di masa lampau, dinyatakan dengan Skala Likert
1-7.
Kualitas Jasa (Service Quality)
a. Tangibles (Keberwujudan)
Merupakan faktor-faktor fisik yang dapat dijadikan parameter pengukuran kinerja
penyedia jasa, dinyatakan dengan Skala Likert 1-7.
b. Reliability (Kehandalan)
Merupakan kehandalan dan kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan dengan tepat waktu dan sesuai yang dijanjikan, dinyatakan
dengan Skala Likert 1-7.
c. Responsiviness (Kemampuan Merespon)
Kemampuan dan kecepatan penyedia jasa dalam memberikan respon terhadap
permintaan dan / atau permasalahan yang dihadapi pelanggan, dinyatakan dengan
Skala Likert 1-7.
d. Reassurance (Kepastian)
Kemampuan penyedia jasa dalam memberikan kepastian dan rasa aman dalam
menggunakan layanan.
e. Empathy (Empati)
Sikap dan perhatian yang diberikan oleh penyedia jasa terhadap kebutuhan
pelanggan individual.
Nilai Pelanggan (CustomerValue)
Selisih antara manfaat yang diperoleh pelanggan dengan memiliki dan menggunakan
suatu produk dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperolehnya, dinyatakan
dengan Skala Likert 1-7.
Loyalitas Konsumen (Customer Loyalty)
Untuk mengukur loyalitas pelanggan adalah fokus kepada dimensi perilaku loyalitas
Harga dan Biaya(Prices and Costs)
Merupakan sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa.
28
Alat Analisis
Dalam menganalisis data penelitian ini, akan dilakukan beberapa teknik pengolahan
sebagai penelitian pendahuluan. Barlett test of sphericity dilakukan untuk menguji apakah
ada korelasi diantara variabel-variabel. Kaiser Mesyer Olkin (KMO) digunakan untuk
mengukur kecukupan pengambilan sampel. Measure Sampling Adequacy (MSA) digunakan
untuk memperhitungkan kecukupan penggunaan analisis faktor. Lalu ANOVA merupakan
lanjutan dari uji-t independen dimana kita memiliki dua kelompok percobaan atau lebih.
ANOVA biasa digunakan untuk membandingkan mean dari dua kelompok sampel
independen (bebas). Selanjutnya pengujian terhadap model penelitian dilakukan dengan
menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) selain itu dikenal sebagai Analysis of
Moment Structures. Analisis statistik ini digunakan untuk mengestimasi beberapa regresi
yang terpisah tapi saling berhubungan secara bersamaan (simultaneously). Teknik
pengolahan data structural equation modeling (SEM) dengan metode confirmatory factor
analysis (CFA) digunakan dalam penelitian ini. Variabel-variabel teramati (indikatorindikator) menggambarkan satu variabel laten tertentu (latent dimension). Validitas dari
indikator yang dipakai untuk mengukur konstruk dari model pengukuran dapat dilihat dari
angka pengolahan data menggunakan LISREL 8.51.
Hipotesis
Berdasarkan permasalahan dan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
hipotesis yang penulis akan uji dalam penelitian ini adalah :
H1a. Reputasi Perusahaan Memiliki Pengaruh Positif Terhadap Persepsi Kualitas Jasa.
H1b. Reputasi Perusahaan Memiliki Pengaruh Positif Terhadap Nilai Pelanggan.
H1c. Reputasi Perusahaan Memiliki Pengaruh Positif Terhadap Loyalitas Pelanggan.
H2. Ada pengaruh positif antara persepsi kualitas jasa dengan nilai pelanggan.
H3. Ada pengaruh positif antara harga dan biaya dengan nilai pelanggan.
H4. Nilai pelanggan memiliki pengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan.
Kerangka Kerja (Frame Work)
REPUTASI
PERUSAHAAN
KUALITAS
JASA
NILAI
PELANGGAN
LOYALITASP
ELANGGAN
HARGA
DAN BIAYA
Gambar 1.Model Konseptual
29
Dari kerangka kerja diatas, dapat dijabarkan sebagai berikut :
Reputasi Perusahaan :
Reputasi merupakan penghargaan yang didapat oleh perusahaan karena adanya
keunggulan-keunggulan yang ada pada perusahaan tersebut, seperti kemampuan yang
dimiliki oleh perusahaan, sehingga perusahaan akan terus dapat mengembangkan dirinya
untuk terus dapat menciptakan hal-hal yang baru lagi bagi pemenuhan kebutuhan konsumen.
Kualitas Jasa :
Segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan
konsumen. Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang disampaikan oleh
pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan dan
keramahtamahan yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk
kepuasan konsumen.
Nilai Pelanggan :
Nilai pelanggan merupakan perbandingan antara manfaat (benefits) yang dirasakan
oleh pelanggan dengan apa yang pelanggan (costs) untuk mendapatkan atau menkonsumsi
produk tersebut. Sehingga nilai pelanggan merupakan suatu preferensi yang dirasakan oleh
pelanggan dan evaluasi terhadap atribut-atribut produk serta berbagai konsekuensi yang
timbul dari penggunaan suatu produk untuk mencapai tujuan dan maksud pelanggan
(Wooddruff, 1997).
Loyalitas Pelanggan :
Loyalitas pelanggan sebagai komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk
berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk/jasa secara konsisten di masa
yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai
potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis goodness of fit pada model penelitian ini adalah sebagai berikut di
halaman selanjutnya :
30
Group
Tabel 1. Analisa Goodness of Fit
Indicator
Value
Degree of Freedom
1
Chi-square
NCP
Confidence Interval
RMSEA
2
3
Confidence Interval
6
7
0.050
0.013 - 0.075
0.48
ECVI Model
1.54
ECVI Saturated
2.02
ECVI Independence
4.51
Confidence Interval
1.35 - 1.80
AIC Saturated
5
24.11
1.66 - 54.68
P Value
AIC Model
4
81
110.52
183.11
240
AIC Independence
536.40
CAIC Model
330.82
CAIC Saturated
694.50
CAIC Independence
593.22
NFI
0.78
CFI
0.93
NNFI
0.90
IFI
0.93
RFI
0.72
PNFI
0.60
Critical N
123.23
Standardized RMR
0.073
GFI
0.077
AGFI
0.84
PGFI
0.60
Pengujian 1 : Statistic Chi-Square

Chi Square (81) = 110.52, (p = 0,00) menunjukan kecocokan yang tidak mencukupi,
karena nilai Chi Square nya besar dan propabilitas p kecil (p = 0,00) < 0,05.

NCP = 24.11 diperoleh dari 110,52 - 81 menunjukkan discrepancy antara dengan
( ). Karena NCP bernilai kecil, menunjukkan kecocokan yang mencukupi.

Confidence interval NCP: 1,66 sampai 54,68 menunjukkan interval yg lebar, maka
kecocokan tidak mencukupi.
Pengujian 2 : Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)

RMSEA = 0,050 (< 0,05) menunjukkan good fit, maka kecocokannya adalah
mencukupi. (dimana RMSEA < 0.05 adalahclose fit, RMSEA< 0.08 adalah good fit,
0.08<RMSEA<0.10 marginal fit, dan RMSEA > 0.10 poor-fit)

Confidence intervals digunakan untuk menilai prestasi dari RMSEA estimates. Pada
output terlihat 90 % confidence interval (antara 0,013 sampai 0,075) berada di sekitar
RMSEA.
31

P-value for test of good fit (RMSEA < 0.05) = 0.048 ( P-value < 0.50). Untuk
penelitian ini seharusnya P-value > 0,50
Pengujian 3 : Expected Cross Validation Index (ECVI)

ECVI model (1,54) dibandingkan dengan ECVI saturated model (2,02) dan ECVI
independence model (4,51)

ECVI model sedikit lebih kecil dari ECVI saturated model dan jauh lebih kecil lagi
daripada ECVI independence, atau dengan kata lain ECVI model lebih mendekati saturated
daripada independence, Serta 90 % Confidence Interval adalah 1,35 sampai 1,80, maka
diperoleh kecocokan yang baik.
Pengujian 4 : Akaike Information Criterion (AIC) dan Consistent Akaike Information
Creterion (CAIC)

AIC model (183,11) dibandingkan dengan AIC saturated model (240) dan
AICindependence model (536,40). AIC model sedikit lebih kecil dari AIC saturatedmodel
dan jauh lebih kecil lagi dari AIC independence model. Maka menunjukkan kecocokan yang
baik.

CAIC model (330,82) jauh dari CAIC saturated model (694,50) dan juga jauh lagi
dari CAIC independence (593,22), maka menunjukkan kecocokan yang tidak baik.
Pengujian 5 : Fit Index

Normed fit index (NFI) = 0.78 (dibawah 0,90) menunjukkan marginal fit

CFI = 0,93 (< 0.90)menunjukkan good-fit.

Tucker-Lewis Index atau Non normed fit index (NNFI) = 0,90 (> 0,90) menunjukkan
good-fit

Incremental Fit Index (IFI) = 0,93 (> 0,90) menunjukkangood-fit

Relative Fit Index (RFI) = 0.72menunjukkan marginal-fit dan Comparative Fit Index
(CFI) = 0,93 menunjukkangood-fit.

Parsimonius Normed Fit Index (PNFI) = 0.60 digunakan untuk perbandingan model,
menunjukkan kecocokan yang mencukupi.
Pengujian 6 : Critical N

Critical N (CN) = 123,23< 200 => model tidak mewakili sampel data
Pengujian 7 : Goodness of Fit

Root mean Square Residual (RMR) merupakan nilai rata-rata residual yg dihasilkan
dari fitting antara variance-covariance matrix dari model dengan variance-covariance matrix
dari sampel data.

Standardized RMR = 0.073 (> 0.05) menunjukkan mediacore fit..

Baik Goodness of Fit Index (GFI) = 0.077 (<0,90) dan Adjusted Goodness of Fit
Index (AGFI) = 0.84 (<0,90) menunjukkan marginal fit.

Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.60 digunakan dalam perbandingan
model, menunjukkan nilai diatas 0,6 maka kecocokan mencukupi.
Dari analisis pada kelompok 1 sampai kelompok 7 beberapa pengujian menunjukkan
kecocokan yang tidak mencukupi namun lebih banyak pengujian yang mencukupi
kecocokannya. Karena itu dapat disimpulkan kecocokan keseluruh model (goodness of fit )
model ini memenuhi syarat.
Selanjutnya penelitian ini menghasilkan path diagram seperti pada Gambar 2 dan Gambar
3sebagai berikut :
32
Gambar 2.Path Diagram Standardized Solution
Gambar 3.Path Diagram T-Value
Dalam penelitian ini, terdapat enam hipotesis yang diuji, dan berdasarkan hasil
pengujian, diperoleh kesimpulan bahwa ada tiga hipotesis didukung oleh data, dua hipotesis
dinyatakan tidak didukung data dan satu hipotesis tidak bisa disimpulkan karena ada bagian
data yang error (harga).
33
Hipotesis
Tabel 2. Pengujian Hubungan Model Struktural
Pernyataan hipotesis
Nilai-t
Keterangan
H1a
Terdapat pengaruh positif antara reputasi
perusahaan terhadap persepsi kualitas jasa
3,52
H1b
Terdapat pengaruh positif antara reputasi
perusahaan terhadap nilai pelanggan.
-2,23
H1c
Terdapat pengaruh positif antara reputasi
perusahaan terhadap loyalitas pelanggan.
-0,09
H2
H3
H4
Terdapat pengaruh positif antara persepsi kualitas
jasa terhadap nilai pelanggan.
Terdapat pengaruh positif antara harga terhadap
nilai pelanggan.
Terdapat pengaruh positif antara nilai pelanggan
terhadap loyalitas pelanggan.
3,98
Data mendukung
hipotesis
Data tidak
mendukung
hipotesis
Data tidak
mendukung
hipotesis
Data mendukung
hipotesis
-
Data error
3,86
Data mendukung
hipotesis
Dari Tabel 2yang menggambarkan uji signifikasi, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Terdapat pengaruh positif antara persepsi reputasi perusahaan terhadap kualitas jasa.
Hal ini menunjukkan bahwa kualitas jasa dipengaruhi oleh persepsi reputasi
perusahaan secara langsung. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh JNE telah
mempunyai nama yang sudah terkenal di kawasan Indonesia. Banyaknya agen JNE di
tiap daerah serta JNE yang mudah dikenali oleh orang-orang, membuat JNE semakin
mudah dalam memasarkan jasanya kepada masyarakat. Selain itu, pengiriman JNE
yang cepat, tepat, aman serta dapat diandalkan, merupakan hal utama yang membuat
mengapa para pelanggan JNE mengacungi jempol kepada reputasi JNE. Hal ini pada
akhirnya beurujung pada meningkatnya persepsi kualitas jasa yang diberikan JNE
kepada para pelangganya. Sesuai dengan teori Weiss, Anderson dan Mac Innis (1999)
dalam Cempakasari dan Yoestini (2003) menyatakan bahwa reputasi perusahaan
adalah pandangan publik atas suatu perusahaan yang dinilai baik atau tidak yang
dipandang secara global atas hal-hal seperti keterbukaan, kualitas dan lainnya
sehingga dapat dikatakan sebagai pandangan atas gerak langkah perusahaan. Reputasi
merupakan suatu intangible asset atau goodwill perusahaan yang memiliki efek positif
pada penilaian pasar atas perusahaan. Reputasi merupakan suatu intangible asset atau
goodwill perusahaan yang memiliki efek positif pada penilaian pasar atas perusahaan.
Perusahaan yang mempunyai reputasi baik, mampu menimbulkan kepercayaan,
keyakinan dan dukungan daripada perusahaan yang mempunyai reputasi buruk
(Dowling 2004).
2. Tidak terdapat pengaruh positif antara reputasi perusahaan terhadap persepsi nilai
pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa nilai pelanggan tidak dipengaruhi oleh
persepsi reputasi perusahaan secara langsung. Malah, hasil data ini (Gambar 5.7)
menunjukkan bahwa hipotesis ini terbalik. Persepsi nilai pelangganlah yang justru
mempengaruhi reputasi perusahaan JNE secara langsung. Kondisi ini mungkin
disebabkan jika nilai pelanggan terhadap JNE tinggi, justru akan meningkatkan
reputasi perusahaan JNE secara tinggi pula. Hal ini dapat dijelaskan dengan manfaat
yang diberikan JNE pada saat ini semakin banyak dan inovatif. Biaya yang
34
dikeluarkan pun menjadi lebih murah.JNE saat ini telah membuat fasilitas kartu
membership untuk diskon ongkos kirim, yang dimana kartu tersebut mendapat
sambutan hangat untuk para pelanggan JNE yang setia untuk menggunakan JNE
sebagai jasa pengiriman barang yang sudah mereka percayai. Selain bermanfaat
sebagai diskon, kartu ini juga berguna untuk mengidentifikasi para pelanggan JNE
yang sudah terdaftar di data JNE, sehingga pelanggan tidak repot lagi untuk masalah
pendataan profil pengirim barang. Dengan adanya fasilitas ini, biaya pengiriman pun
menjadi sedikit lebih ringan dan mudah. Pada akhirnya, nilai pelanggan yang tinggi
telah membuat persepsi reputasi perusahaan JNE di mata pelanggan menjadi semakin
baik.
3. Tidak terdapat pengaruh positif antara reputasi perusahaan terhadap persepsi loyalitas
pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa loyalitas pelanggan tidakdipengaruhi oleh
persepsi reputasi perusahaan secara langsung. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh
tindakan dari pelanggan itu sendiri. Pada saat ini para pelanggan telah lebih pintar
dalam memilih mana jasa pengiriman yang terbaik bagi mereka. Mereka dapat
membandingkan suatu jasa yang sama karena kebanyakan dari mereka hampir setiap
hari memakai jasa pengiriman tersebut, sehingga jikalau mereka merasa JNE sedang
bermasalah, mereka dapat dengan mudah beralih kepada jasa pengiriman lain yang
serupa reputasinya dengan JNE. Sebagai contoh, TiKi merupakan kompetitor JNE
yang membuat para pelanggan dapat dengan mudah menggunakan jasa pengiriman
barang yang sama, baik dari faktor aman, cepat serta tepat. Reputasi JNE yang sudah
tinggi, belum menjadi penentu tingginya loyalitas pelanggan untuk menggunakan
kembali jasa JNE sebagai pilihan utama mereka dalam mengirim barang. Para
kompetitor lain banyak yang menerapkan sistem yang hampir serupa dengan JNE.
Para pengguna jasa pengiriman barang pun dapat dengan mudah beralih kepada para
pesaing dari JNE. Hal inilah yang pada akhirnya membuat loyalitas pelanggan JNE
tidak dipengaruhi reputasi perusahaan JNE yang sudah unggul dan terkenal dimanamana.
4. Terdapat pengaruh positif antara persepsi kualitas jasa terhadap nilai pelanggan. Hal
ini menunjukkan bahwa nilai pelanggan dipengaruhi oleh persepsikualitas jasa secara
langsung. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh mulai banyak dibukanya agen JNE di
dalam kota dan komplek perumahan, serta dibuatnya fasilitas mobil penjemput
barang, yang akhirnya lebih memudahkan pelanggan untuk menjangkau JNE dalam
mengirim barang.
Waktu operasional JNE yang menjadi 24 jam pun membuat para pelanggan tidak
takut ketinggalan dalam mengirim barangnya kapan saja. Petugas yang menginput
data pengiriman pun telah banyak menerapkan sistem salam, senyum dan sapa.
Banyak pelanggan JNE termasuk penulis sendiri yang telah kenal langsung dengan
petugas JNE karena mereka tidak kaku dan friendly. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa nilai pelangganmerupakan keseluruhan penilaian pelanggan tentang kegunaan
suatu produk yang berdasar pada persepsi tentang apa yang diterima dan apa yang
diberikan (Zeithami, 1987). Pada akhirnya, kualitas jasa JNE yang tinggi dan melebihi
ekspektasi pelanggan membuat nilai pelanggan JNE menjadi semakin tinggi dan
bernilai untuk dibanggakan kualitas jasanya.
5. Terdapat pengaruh positif antara harga terhadap persepsi loyalitas pelanggan. Hasil
hipotesis tidak dapat dibuat karena adanya kesalahan penulis dalam memproses data.
35
Pada saat pretest, faktor harga sudah valid, tetapi pada saat pengujian yang
sesungguhnya data menjadi tidak reliable (error).
6. Terdapat pengaruh positif antara persepsi nilai pelanggan terhadap loyalitas
pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh
nilai pelanggan secara langsung. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh JNE telah
memberlakukan sistem kartu membership yang berguna untuk pengakumulasian poin
yang berguna untuk penambahan diskon ongkos kirim untuk para pelanggannya yang
setia mengirim barang di JNE.
Jadi ketika para pelanggan yang membayar ongkos kirim puluhan bahkan ratusan ribu
rupiah dalam sekali kirim, mereka akan mendapat potongan ongkos kirim 10% - 15%
yang lumayan mengurangi beban ongkos kirim. Hal ini juga ditambahkan akan
bertambahnya diskon ongkos kirim jika para pelanggan terus meningkatkan volume
transaksi hingga mencapai limit tertentu yang membuat kartu membershipdiskon
menjadi lebih besar.
Hal diatas terkait dengan teori yang mengemukakan bahwa konsep nilai pelanggan
memberikan gambaran tentang pelanggan suatu perusahaan, mempertimbangkan apa
yang mereka inginkan, dan percaya bahwa mereka memperoleh manfaat dari suatu
produk (Woodruff, 1997).
Ditambah dengan adanya garansi layanan serta asuransi barang yang akan dikirim,
membuat para pelanggan menjadi semakin menilai tinggi JNE yang pada akhirnya
membuat para pelanggannya menjadi semakin loyal. Jasa dari JNE yang para
pelanggan dapatkan jauh bernilai lebih tinggi ketimbang dengan biaya yang mereka
keluarkan. Hal inilah yang membuat para pelanggan menilai JNE layak untuk dipakai
oleh siapa saja yang mau mengirim barang dengan harga murah tetapi dengan manfaat
yang berlimpah sehingga berujung kepada loyalnya para pelanggan untuk kembali
menggunakan jasa JNE.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian mengenai pengaruh reputasi perusahaan dan harga terhadap
persepsi kualitas jasa, nilai pelanggan dan loyalitas pelanggan pada pelanggan JNE di
Cimone, maka telah diperoleh beberapa kesimpulan yaitu terdapat pengaruh positif antara
persepsi reputasi perusahaan terhadap kualitas jasa. JNE yang selalu dapat diandalkan dalam
mengirim barang karena cepat, aman, dan hampir selalu tepat waktu dalam mengirim barang
membuat reputasi JNE senantiasa menjadi semakin tinggi sehingga membuat kualitas jasa
yang diberikan terhadap pelanggan JNE pun semakin baik. Sehingga reputasi perusahaan
JNE mempengaruhi persepsi kualitas jasa yang diterima oleh pelanggan.
Selanjutnya terdapat pengaruh positif antara reputasi perusahaan terhadap persepsi
nilai pelanggan. Hasil kesimpulan yang dapat ditarik adalah nilai pelanggan yang justru
mempengaruhi reputasi perusahaan.Jika nilai pelanggan tinggi, maka reputasi perusahaan pun
akan tinggi. Manfaat yang diberikan JNE pada saat ini seperti harga ongkos kirim yang
murah ditambah dengan diberikannya diskon ongkos kirim kepada member JNE, membuat
nilai pelanggan JNE menjadi semakin tinggi terhadap persepsi reputasi perusahaan JNE yang
aman, murah, mudah serta cepat.
Hasil selanjutnya tidak terdapat pengaruh positif antara reputasi perusahaan terhadap
persepsi loyalitas pelanggan. Hasil kesimpulan yang dapat diambil adalah para pelanggan
yang senang terhadap reputasi kehandalan JNE dalam mengirim barang secara cepat dan
36
murah, tidak terlalu loyal kepada JNE dikarenakan masih banyaknya kompetitor lain yang
sistem pengiriman serta reputasinya hampir serupa dengan JNE.
Hasil selanjutnya terdapat pengaruh positif antara persepsi kualitas jasa terhadap nilai
pelanggan. Hasil kesimpulan yang dapat ditarik adalah lokasi agen JNE telah hampir tersedia
di setiap daerah di Indonesia. Bahkan JNE pun mulai menerapkan sistem jemput bola yang
dimana mereka menerima panggilan selama 24 jam bagi pelanggan yang mau mengirim
barang dalam jumlah tertentu tetapi malas pergi ke JNE.
Hasil selanjutnya terdapat pengaruh positif antara persepsi nilai pelanggan terhadap
loyalitas pelanggan. Hasil kesimpulan yang dapat diambil dari hasil hipotesis ini adalah nilai
pelanggan JNE yang tinggi karena JNE memberikan manfaat yang banyak. Adanya asuransi
penggantian barang jika rusak, kartu member diskon serta biaya ongkos kirim yang murah
membuat pelanggan menjadi semakin loyal terhadap JNE. Mereka menilai bahwa JNE patut
untuk dipakai jasanya oleh siapa saja yang ingin mengirim barang secara cepat, aman, murah
dan mudah.
SARAN
Saran - saran yang dapat penulis kemukakan setelah melakukan penelitian ini adalah :
1. Saran bagi perusahaan (PT.JNE Cimone) yaitu perusahaan harus lebih meningkatkan
reputasi perusahaan dengan mengedepankan CSR (Corporate Social Responsibility)
misalnya dengan membuat sistem beasiswa bagi anak yang berprestasi dibidang
pendidikan dan harus lebih meningkatkan kualitas jasanya dalam segi kecepatan
pengiriman barang. Pemberianreward dan hadiah khusus bagi pelanggan yang
mempunyai transaksi pengiriman tinggi dan pembuatan nomor antrian seperti di bank
agar pelanggan tidak didahului oleh orang lain yang datang berikutnya akan lebih baik.
Perusahaan juga harus membuat ide-ide yang lebih kreatif dan inovatif untuk
meningkatkan loyalitas pelanggan JNE.
2. Saran bagi penelitian selanjutnya adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
pengaruh reputasi perusahaan dan harga terhadap persepsi kualitas layanan, nilai
pelanggan dan loyalitas pelanggan di JNE terutama dikawasan kota. Hal ini dikarenakan
dalam penelitian ini hanya 4 hipotesis yang diterima.Sebaiknya dilakukan penelitian
lebih menyeluruh, baik itu untuk pelanggan yang hanya sekedar mau mengirim surat dan
nota yang dimana mereka belum mempunyai bisnis tetapi sering datang ke JNE untuk
mengirim barang walaupun bukan barang mereka.
TERIMA KASIH
Alhamdulillahirobbil‘alamin, segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan
nikmat dan kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Dalam
menyelesaikan artikel ini, tidak sedikit kendala yang penulis alami karena terbatasnya
pengalaman, pengetahuan dan kemampuan penulis, maka penulis sangat menyadari dalam
menyelesaikan skripsi ini masih banyak kekurangan tetapi berkat bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, penulis dapat mengatasi kendala-kendala tersebut. Untuk itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Tantri Yanuar Rahmat
Syah, SE, MSM, selaku Dosen Pembimbing, Dra. Iin E. Mardiani, MM, selaku ketua Jurusan
Program Studi Ekonomi Manajemen; Dr. MF. Arrozi, SE,Ak. M.Si, selaku Dekan fakultas
Ekonomi Universitas Esa Unggul, dan Dr. Arief Kusuma, MBA, selaku Rektor Universitas
Esa Unggul. Terima kasih pula saya ucapkan yang sebesar – besarnya bagi Dedeh Kurniasih
dan Deni Suherdi, selaku ibu dan ayah yang penulis sayangi serta kasihi yang selalu menjadi
37
tempat bagi penulis untuk mencurahkan kasih sayang sekaligus tempat berbakti yang selalu
penulis rindukan. Serta adik-adik penulis, Ranisa Kurniasari, Salma Raihanah dan Adi
Wijaya yang selalu menjadi ―bara api‖ yang membuat penulis terus semangat untuk terus
mewujudkan cita-cita penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Albert Caruara, ―Service Loyalty : The Effects of Service Quality ang The Mediating role
of customer satisfaction‖, European Journal of Marketing, 2002, val. 36 No. 7/8, pp. 811828.
Alida Palilati, Pengaruh Nilai Pelanggan, Kepuasan Terhadap Loyalitas Nasabah Tabungan
Perbankan.
Bank Indonesia, Pariwisata, Potensi Sumber Devisa, Mei 2004
Basu Swasta DH. dan Ibnu Sukotjo, Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern. Edisi
Kedua.Cetakan Pertama, Liberty, Yogyakarta, 1982, hal. 183.
Cretu E. Anca, Brodie J. Roderick. The Influence of Brand Image and Company Reputation
Where Manufactures Market to Small Firms : A Customer Value Perspective, 2005, New
Zealand : University of Auckland.
Hendra Halwan, dan Priyono H. Tjiptoherijanto,Perdagangan Internasional Pendekatan
Ekonomi Micro dan Macro, Ghalia Indonsia, 1993.
Kim Yun-Hwan, Financial Opening Under The WTO Agreement in Selected Asian
Countries, Asian Development Bank, 2002
Kotler,Philip, ManajemenPemasaran, 1997, Prenhallindo, Jakarta.
Marwa Asri, Marketing, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, BPFE dan LMP2M AMP –
YKPN, Yogyakarta, 1986, hal. 279.
Masamichi Kono, Opening Market in Financial Services and The Role of The GATS, Special
Studies, WTO Secretariat
Mattoo Aaditya, Financial Services and the WTO: Liberalization in the Developing and
Transition Economies, WTO Publication, 1998
Oka A. Yoeti, Customer Service Cara Efektif Memuaskan Pelanggan, Cetakan KeduaPT.
Pradana paramita, Jakarta.John T. Bowen and Shiang-LihCh. 2000.
Pambayun, Ellys, L, 1998, Usahawan, No.3 / Maret 1998 Parasuraman, Zeithaml, V.A, A.A.
Berry, L.L, 1995, Delivering Service Quality : Balancing Customer Perceptions and
Expectation, The Free Press, New York.
Philip Kotler and Gary Armstrong. Principle Marketing, ninth edition, 2001, New Jersey :
Prentice Hall Inc.
38
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR
MODAL PERUSAHAAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA (PERIODE 2006-2010)
Erwanti
Fakultas Ekonomi/Manajemen
Universitas Esa Unggul (UEU) Jakarta
ABSTRAKSI
Struktur modal adalah proporsi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan,
dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi atau panduan sumber yang berasal dari dana
jangka panjang yang terdiri dari dua sumber utama, yakni yang berasal dari dalam dan luar
perusahaan
Peneliti mencoba meneliti dan mengadakan pembahasan terhadap faktor yang mempengaruhi
struktur modal perusahaan properti dengan metodologi penelitian yang peneliti gunakan adalah uji
asumsi klasik, analisis regresi berganda dan uji hipotesis
Dari hasil penelitian berdasarkan uji asumsi klasik, analisis regresi berganda dan uji hipotesis,
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independent (FTA, CR, NPM, GS, MBV,
DTA t-1) terhadap variabel dependent (DTA-t) dan secara parsial variabel CR, NPM, DTA t-1
signifikan berpengaruh terhadap DTA-t pada perusahaan properti.
Kata kunci : Current Rasio (CR), Net Profit Margin (NPM) dan Debt to Total Asset (DTA)
PENDAHULUAN
Pengembangan perusahaan merupakan cara untuk mengantisipasi persaingan pada saat
sekarang ini yang akan selalu dilakukan oleh perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Upaya
tersebut merupakan permasalahan tersendiri bagi perusahaan, karena menyangkut pemenuhan dana
yang diperlukan, untuk mengatasi banyaknya pesaing dan perubahan bisnis maka perusahaan harus
bersifat inovatif dan mampu untuk terus menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan yang
sedang terjadi dan yang akan terjadi
Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat terjadi akibat macetnya kredit properti
(subprime mortgage). Subprime Mortgage merupakan kredit perumahan beresiko tinggi di Amerika
Serikat karena kredit-kredit ini diberikan kepada nasabah dengan posisi keuangan mereka yang
kurang sehat. Akibat peminjaman kredit ke nasabah yang mempunyai kodisi keuangan yang kurang
sehat, maka banyak terjadi kredit macet,sehingga menimbulkan kerugian-kerugian yang besar pada
beberapa investment bank. Efek dari kredit perumahan itu membuat beberapa perusahaan keuangan
besar di Amerika bangkrut. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan sektor properti dan kredit
perbankan sangat mempengaruhi perekonomian di Amerika Serikat.
39
Sektor properti merupakan indikator penting untuk menganalisis kesehatan ekonomi suatu
negara. Krisis keuangan di Amerika Serikat sebenarnya tidak berpengaruh langsung terhadap
keseluruhan kegiatan industri properti di Indonesia, hal ini ditandai dengan pesatnya laju kredit
properti yang meliputi kredit konstruksi, real estate, serta kepemilikan rumah dan apartemen yang di
atas pertumbuhan kredit sektor lainnya. Meningkatnya pertumbuhan properti di Indonesia ditandai
dengan banyaknya masyarakat yang menginvestasikan modalnya di industri properti. Investasi di
bidang properti pada umumnya bersifat jangka panjang dan akan bertumbuh sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi. Keputusan pendanaan merupakan keputusan yang penting secara langsung
akan menentukan kemampuan perusahaan untuk dapat bertahan hidup dan berkembang
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan yang diharapkan dapat diperoleh adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan fixed asset to total asset, current ratio, net profit
margin, growth sales, market to book value dan debt total asset t-1 terhadap struktur modal
perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial fixed asset to total asset, current ratio, net profit
margin, growth sales, market to book value dan debt to total asset t-1 terhadap struktur modal
perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Proses penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berlokasi di Jl.Jend.Sudirman
Kav.52-53, Jakarta 12190, Indonesia. Periode data yang digunakan dalam penelitian ini dimulai
Januari 2006 sampai dengan Juni 2010, dan waktu yang digunakan dalam penelitian ini dimulai
dengan oktober 2011 sampai dengan Juni 2012.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif yaitu meliputi pengolahan
angka-angka seperti mengitung fixed asset to total asset (FTA), current ratio (CR), net profit margin
(NPM), growth sales (GS), market to book value (MBV), debt to total asset (DTA) dan laporan
keuangan, sedangkan data kualitatif meliputi yang berbentuk skema, gambar, kalimat seperti
gambaran umum perusahaan dan lain-lain. Sumber data yang diolah merupakan data sekunder yang
bersumber dari laporan keuangan tahunan yang diterbitkan oleh perusahaan properti yang akses
melalui internet www.idx.co.id serta buku-buku penunjang lainnya yang berhubungan dengan
penelitian ini.
Populasi dan Sample
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 38 perusahaan properti yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan
purposive sampling. Purposive sampling adalah metode penentuan sampel dengan kriteria-kriteria
tertentu. Kriteria yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah:
40
a.
b.
c.
Perusahaan properti yang aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode
2006 – 2010.
Perusahaan properti yang mengeluarkan laporan keuangan dan dipublikasikan dalam bentuk
laporan keuangan auditan secara lengkap selama 5 tahun berturut-turut dari tahun 2006 sampai
dengan tahun 2010
Perusahaan properti yang go-publik di BEI tahun 2006-2010
Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan purposive sampling. Purposive
sampling adalah metode penentuan sampel dengan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria yang dijadikan
sampel dalam penelitian ini adalah:
a.
b.
c.
Perusahaan properti yang aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode
2006 – 2010
Perusahaan properti yang mengeluarkan laporan keuangan dan dipublikasikan dalam bentuk
laporan keuangan auditan secara lengkap selama 5 tahun berturut-turut dari tahun 2006 sampai
dengan tahun 2010
Perusahaan properti yang go-publik di BEI tahun 2006-2010
Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan studi
keperpustakaan yaitu dengan membaca, mempelajari, mengkaji, meneliti menelaah buku-buku
referensi dan jurnal yang ada diperpustakaan yang berhubungan dengan objek penelitian dan mecari
data yang diperlukan melalui internet.
Metode Analisis Data
a.
Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji ini merupakan
pengujian yang paling banyak dilakukan untuk analisis statistik parametrik. Penggunaan uji
normalitas karena pada analisis statistik parametrik, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah
bahwa data tersebut terdistribusi secara normal. Maksud data terdistribusi secara normal adalah
bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal. Distribusi normal data dengan bentuk
distribusi normal dimana data memusatkan pada nilai rata-rata dan median. Untuk mengetahui
bentuk distribusi data maka menggunakan grafik distribusi dan analisis statistik. Penggunaan
grafik distribusi merupakan cara yang paling sederhana dan mudah. Cara ini dilakukan karena
bentuk data yang terdistribusi secara normal akan mengikuti pola distribusi normal, dimana
bentuk grafiknya mengikuti bentuk lonceng. Sedangkan analisis statistik menggunakan analisis
keruncingan dan kemencengan kurva dengan indikator keruncingan dankemencengan.
b.
Uji Heteroskedastisitas
Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :
41
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbuh Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas
c.
Uji Multikolinieritas
Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :
1. Pada kolom VIF (Variance Inflation Factor) mempunyai persamaan : VIF = 1/toleransi.
2. Jika VIF > 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinieritas dengan variabel
lainnya.
3. Jika VIF < 5, maka variabel tersebut tidak mempunyai persoalan multikolinieritas.
d.
Uji Autokorelasi
Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
1. Jika d lebih kecil dari dl atau lebih besar dari (4-dl) maka hipotesis nol ditolak, yang bearti
terdapat autokorelasi.
2. Jika d terletak antara du dan (4-du), maka hipotesis nol diterima, yang bearti tidak ada
autokorelasi.
3. Jika d terletak antar dl dan du, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti atau berada di
daerah keragu-raguan.
e.
Uji-F Statistik ( Simultan )
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah koefisien regresi tersebut mempunyai
pengaruh yang signifikan atau tidak secara bersama sama antara Variable Independent (X)
terhadap Variable Dependent (Y). Dasar pengambilan keputusan :
1. Jika F hitung > F table, maka mempunyai pengaruh yang signifikan.
2. Jika F hitung < F tabel, maka tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.
Atau
1. Jika sig.> α (0,05), maka koefisien regresi tidak signifikan.
2. Jika sig.< α (0,05), maka koefisien regresi signifikan.
f.
Uji-t Statistik ( Parsial )
Pengujian ini digunakan untuk membuktikan apakah koefisien regresi tersebut mempunyai
pengaruh yang signifikan atau tidak secara parsial antara Variable Independent (X) terhadap
Variable Dependent (Y). Dasar pengambilan keputusan :
1. Jika t hitung > t table, maka mempunyai pengaruh yang signifikan.
2. Jika t hitung < t table, maka mempunyai pengaruh yang signifikan
Atau
42
1. Jika sig.>α (0,05), maka koefisien regresi tidak signifikan.
2. Jika sig.<α (0,05), maka koefisien regresi signifika
Hipotesis Penelitian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Ha1 : Diduga secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara Fixed Asset To Total
Asset, Current Ratio, Net Profit Margin, Growth Sales, Market to Book Value dan debt to total
asset t-1 terhadap Debt To Total Asset perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
Ha2 : Diduga secara parsial terdapat pengaruh secara positif dan signifikan antara Fixed Asset
To Total Asset terhadap debt to total asset,perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Ha3 : Diduga secara parsial terdapat pengaruh secara negatif dan signifikan antara Current Ratio
terhadap debt to total asset,perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Ha4 : Diduga secara parsial terdapat pengaruh secara negatif dan signifikan antara Net Profit
Margin terhadap debt to total asset,perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Ha5 : Diduga secara parsial terdapat pengaruh secara negatif dan signifikan antara Growth Sales
terhadap debt to total asset,perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Ha6 : Diduga secara parsial terdapat pengaruh secara negatif dan signifikan antara Market to
Book Value terhadap debt to total asse perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
Ha7 : Diduga secara parsial terdapat pengaruh secara negatif dan signifikan antara debt to total
asset t-1 terhadap debt to total asset (t) perusahaan properti yang terdaftar di bursa efek
Indonesia.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang merupakan pengujian terhadap obyek penelitian, yaitu 26 perusahaan
properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan software SPSS versi 16
a.
Uji Normalitas
Gambar 5.1
Normal P-Plot Of Regression Standardized Residul
43
Gambar 5.1. diatas dapat disimpulkan bahwa data tersebut memenuhi asumsi normalitas, karena
data tersebut menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mendekati dan mengikuti
arah garis diagonal. Jadi data tersebut berdistribusi normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 5.2 Scatterplot
Dari gambar 5.2 diatas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak
membentuk pola tertentu yang jelas (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) dan tidak
ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada
sumbu y. Hal ini berarti tidak terjadi heterosekedastisitas pada model regresi, sehingga model
regresi layak dipakai untuk analisis berikutnya. Jadi kesimpulannya adalah tidak terdapat
heterosekedastisitas pada penelitian ini.
c.
Uji Multikolinearitas
Tabel 5.1 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
D
Unstandardized Coefficients
Model
1 (Constant)
B
Std. Error
4.658
1.920
FTA
-.054
.036
CR
-.006
NPM
Standardized
Coefficients
Beta
Collinearity Statistics
t
Sig.
Tolerance
VIF
2.426
.017
-.025
-1.486
.141
.866
1.155
.003
-.037
-2.086
.040
.761
1.314
-.014
.003
-.106
-4.429
.000
.419
2.388
GS
-.008
.009
-.014
-.874
.385
.901
1.110
MBV
-.006
.642
.000
-.010
.992
.830
1.205
.935
.026
.894
35.515
.000
.379
2.640
DTA t-1
44
Dari tabel 5.1 diatas, dapat diartikan bahwa :
1. Untuk variabel Fixed Asset To Total Asset (X1) memiliki nilai VIF (Variance Inflation
Factor) lebih kecil dari 5 atau 1,155 < 5, sehingga tidak terjadi multikolinearitas.
2. Untuk variabel Current Ratio (X2) memiliki nilai VIF (Variance Inflation Factor) lebih kecil
dari 5 atau 1,314 < 5, sehingga tidak terjadi multikolinearitas.
3. Untuk variabel Net Profit Margin (X3) memiliki nilai VIF (Variance Inflation Factor) lebih
kecil dari 5 atau 2,388 < 5, sehingga tidak terjadi multikolinearitas.
4. Untuk variabel Growth Sales (X4) memiliki nilai VIF (Variance Inflation Factor) lebih kecil
dari 5 atau 1,110 < 5, sehingga tidak terjadi multikolinearitas.
5. Untuk variabel Market To Book Value (X5) memiliki nilai VIF (Variance Inflation Factor)
lebih kecil dari 5 atau 1,205 < 5, sehingga tidak terjadi multikolinearitas
6. Untuk variabel Debt To Total Asset t-1 (X6) memiliki nilai VIF (Variance Inflation Factor)
lebih kecil dari 5 atau 2,640 < 5, sehingga tidak terjadi multikolinearitas.
d. Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Model
1
R
.989
R Square
a
.979
Adjusted R
Square
.977
Std. Error of the
Estimate
6.00782
Durbin-Watson
1.877
Sumber: Data Hasil Olahan
e.
Analisis Regresi Berganda
Dari tabel 5.1 diatas, maka bentuk persamaan regresi liniernya adalah sebagai berikut:
Y(DTA) = 4,658– 0,054 (FTA) – 0,06 (CR) – 0,14 (NPM) – 0,08 (GS) – 0,006 (MBV)
– 0,006 (MBV) + 0,935 (DTA-1) + e
Dari persamaan diatas, dapat diartikan bahwa:
1.
2.
Nilai konstan (a) sebesar 4,658 artinya apabila Fixed Asset to Total Asset, Current Ratio,
Net Profit Margin, Growth Sales, Market to Book Value dan Debt to Total Asset t-1
adalah 0, maka nilai Debt to Total Asset adalah sebesar 4,658.
Koefisien fixed asset to total asset sebesar -0,054 dan tidak signifikan (karena diatas α =
0,05), artinya setiap kenaikan 1% fixed asset to total asset akan menyebabkan penurunan
debt to total asset sebesar 0,054 % dan sebaliknya jika fixed asset to total asset turun 1%
maka akan menyebabkan kenaikan debt to total asset sebesar 0,054 %. Hasil penelitian ini
tidak mendukung hipotesis yang telah ditetapkan dalam bab dua bahwa FTA berpengaruh
positif terhadap DTA, untuk mencapai struktur modal yang optimal, perusahaan perlu
meningkatkan tangible asset dengan cara meningkatkan asset yang dimiliki perusahaan.
45
3.
4.
5.
6.
7.
f.
Koefisien current ratio sebesar -0,006 dan signifikan (karena dibawah α = 0,05), artinya
setiap kenaikan 1% akan menyebabkan penurunan debt to total asset sebesar 0,006 % dan
sebaliknya jika current ratio turun 1% maka akan menyebabkan kenaikan debt to total
asset sebesar 0,006 %. Hasil ini membuktikan bahwa secara negatif mempengaruhi DTA,
hal ini berarti bahwa semakin besar likuiditas (asset) perusahaan maka struktur modal
(dalam hal ini hutang) akan semakin berkurang. Hal ini karena dalam pencatatan
keuangan, assets perusahaan dibedakan atas aktiva lancar, nilai inventory, investasi asset
dan fixed assets. Dari disclosure financial statement diketahui bahwa fixed asset terdiri
dari mesin-mesin, alat berat, kendaraan, peralatan dan perlengkapan kantor sehingga
proporsinya tidak terlalu besar.
Koefisien net profit margin sebesar -0,014 dan signifikan (karena dibawah α = 0,05),
artinya setiap kenaikan 1% akan menyebabkan penurunan debt to total asset sebesar
0,014% dan sebaliknya jika net profit margin turun 1% maka akan menyebabkan kenaikan
debt to total asset sebesar 0,014 %. Ini disebabkan karena apabila perusahaan dalam
menjalankan usahanya mendapatkan laba bersih yang tinggi maka akan mengurangi
penggunaan tingkat hutangnya, perusahaan akan menggunakan laba ditahan untuk
menjalankan kegiatan operasinya.
Koefisien growth sales sebesar -0,008 dan tidak signifikan (karena diatas α = 0,05),
artinya setiap kenaikan 1% akan menyebabkan penurunan debt to total asset sebesar
0,008% dan sebaliknya jika growth sales turun 1% maka akan menyebabkan kenaikan debt
to total asset sebesar 0,008%. Pertumbuhan penjualan merupakan rasio dimana perusahaan
dapat melihat peningkatan atau penurunan volume penjualan tahun ini yang dibandingkan
dengan tahun sebelumnya.
Koefisien Market to book value sebesar -0,006 dan tidak signifikan (karena diatas α =
0,05), artinya setiap kenaikan 1% akan menyebabkan penurunan debt to total asset sebesar
0,006% dan sebaliknya jika Market to book value turun 1% maka akan menyebabkan
kenaikan debt to total asset sebesar 0,006%. Semakin tinggi rasio market to book value
maka DTA semakin turun. Hal ini mendukung terhadap teori Market timing karena harga
saham tinggi perusahaan dapat mengandalkan tambahan dana dengan menerbitkan saham
baru sehingga perusahaan tidak mengandalkan pada hutang dan yang akan membebankan
perusahaan pada bunga hutang jangka panjang.
Koefisien debt to total asset (t-1) sebesar 0,935 dan signifikan (karena dibawah α = 0,05)
artinya debt to total asset satu tahun sebelumnya (t-1) berpengaruh langsung terhadap debt
to total asset tahun ini (t) dan sebalikmya. Proporsi CA, FA, CL dari Perusahaan Properti,
menunjukkan pada persusahaan property banyak mengandalkan Current asset. Hasil
penelitian ini juga mendukung teori Packing Order Theory, ketika perusahaan
menggunakan dana maka terlebih dahulu akan menggunakan dana ditahan sehingga
penggunanaan hutang perusahaan tidak dibebankan pada bunga hutang jangka panjang.
Uji-F Statistik ( secara simultan)
Tabel 5.2 Uji-F
b
ANOVA
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
147217.661
6
24536.277
679.791
.000
3212.355
89
36.094
150430.016
95
a
a. Predictors: (Constant), DTASEB, MBV, GS, FTA, CR, NPM
b. Dependent Variable: DTA
46
Hasil regresi pada tabel 5.5 diatas, terlihat angka signifikan sebesar 0,000 < 0,05 ,
berarti Ha1 diterima dan koefisien regresi tersebut signifikan. Jadi kesimpulannya, secara
simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara fixed asset to total asset, current ratio, net
profit margin, growth sales, market to book value dan debt to total asset (t-1) terhadap debt to
total asset pada perusahaan properti.
f.
Uji t-statistik (Uji Parsial)
Berdasarkan tingkat signifikan masing – masing variabel independent, jika memiliki
tingkat signifikan < 0,05, maka variabel tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependent. Dari hasil pengolahan data dengan SPSS pada tabel 5.1 diatas
dapat diketahui hasil Uji-t menunjukkan bahwa secara parsial variabel yang memberikan
pengaruh signifikan terhadap DTA yaitu variabel current ratio, net profit margin dan debt to
total asset t-1. Sedangkan variabel independent lainnya yaitu fixed asset to total asset, growth
sales, dan market to book value tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependent debt to total asset. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Januarino Aditya bahwa secara parsial current ratio signifikan berpengaruh terhadap debt to
total asset dan mendukung hasil penelitian Laksmi Indri Hapsari bahwa secara parsial net
profit margin signifikan berpengaruh terhadap debt to total asset.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.
2.
Secara simultan, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel fixed asset to total asset,
current ratio, net profit margin, growth sales, dan market to book value dan return on asset
terhadap debt total asset pada perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Dengan demikian, variabel fixed asset to total asset, current ratio, net profit margin, growth
sales dan market to book value dapat digunakan dalam memprediksi debt to tatal asset.
Secara parsial, variabel, current ratio, net profit margin dan debt to total asset t-1 mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap debt to total asset, Sedangkan variabel lainnya yaitu fixed
asset to total asset, growth sales dan market to book value tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap debt to total asset. Dengan demikian perusahaan harus terus neningkatkan
dan mengelola dengan baik current ratio, net profit margin dan debt to total asset setiap
tahunnya.
SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan menujukkan rasio CR, NPM, DTAt-1 signifikan berpengaruh terhadap
DTA maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1.
Bagi perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan aspek current ratio dan net profit margin
karena sesuai dengan penelitian ini hal tersebut menjadi acuan bagi perusahaan dalam
menentukan proporsi struktur modal yang baik.
47
2.
3.
Bagi investor yang akan melakukan investasi sebaiknya memperhatikan aspek current ratio
dan net profit margin, karena berdasarkan penelitian ini variabel tersebut mempunyai pengaruh
terhadap struktur modal. Sebab dengan tingginya current ratio dan net profit margin yang
ditetapkan perusahaan semakin besar keuntungan yang akan diterima oleh investor.
Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambah atau menguji variabel lain selain variabel
yang sudah ada seperti variabel struktur aktiva dan retun on asset yang memiliki kemungkinan
berpengaruh terhadap debt to total asset.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, Januarino. 2006. ‗Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa efek Jakarta Periode 2000-2003‖.
Astuti, Enny Andi.2009. ―Pengaruh Struktur Aktiva, Fixed Asset Turn Over dan Pertumbuhan
Penjualan Terhadap Struktur Modal Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia‖.
Brigham, Joel F.Houaton, Eugane F.1999. Manajemn Keuangan. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.
Hapsari, Lakmini Indri. 2010. ― Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur yang Terdapat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008‖.
Universitas Diponegoro.
Prawira Triton, Budi. 2007. SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: Andi Offset.
Pudjiastuti, Husnan.2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Rodoni, Ahmad & Herni Ali.2010.Manajemen Keuangan. Jakarta : Mitra Wahana Media.
Rizal.2002. ― Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur
yang Ada di Bursa Efek Jakarta‖.Universitas Islam Indonesia.
Santoso, Purbayu Budi. 2005. ― Analisis Statistik dengan MS.Excel dan SPSS‖. Yogyakarta.
Santoso, Singgih. 2001. ― Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik‖,
Komputindo‖.
Jakarta: PT Elex Media
Sjahrial, Dermawan. 2007. Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wahana Media.
Suko, Asih Nugroho .2006.‖ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan
property yang go-public di Bursa Efek Jakarta untuk periode 1994-2004‖. Universitas
Diponegoro.
Sutrisno.2007. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.
Yuhasril.2006. ― Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strktur Modal perusahaan Farmasi yang
Telah Go Publik di Bursa Efek Jakarta‖.
Http ://.idx.co.id
Http :// .kompas.co.id
48
MENGUKUR SIKAP DAN PERILAKU KONSUMEN TERHADAP
PRODUK BEDAK TWO WAY CAKE SARIAYU
Eva Ayu Afriyani
Fakultas Ekonomi/Manajemen
Universitas Esa Unggul, Jakarta
[email protected]
ABSTRAK
Mengukur sikap dan perilaku konsumen terhadap produk bedak Two Way Cake Sariayu di wilayah
Jakarta Barat. Penelitian ini dibuat bertujuan untuk mengetaui bagaimana sikap dan perilaku
konsumen bedak Two Way Cake Sariayu yang ditemui di wilayah Jakarta Barat. Metode penelitian
yang digunakan untuk mengetahui sikap dan perilaku konsumen adalah metode analisis Fishbein.
Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa sikap responden terhadap produk bedak Two Way
Cake Sariayu positif (15,71) masuk dalam kategori cukup baik dan perilaku konsumen terhadap
produk bedak Two Way Cake Sariayu positif (14,481) masuk dalam kategori ragu – ragu dalam
dalam melakukan pembelian ulang terhadap produk bedak Two Way Cake Sariayu atau tidak dan
apakah akan merekomendasikan bedak Two Way Cake Sariayu ke orang lain atau tidak.
Kata kunci : Sikap dan Perilaku Konsumen
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Banyaknya perusahaan kosmetik yang berusaha mendapatkan hati konsumennya. Beragam
produk kosmetik mereka tawarkan guna menarik minat konsumen wanita. Salah satunya yaitu bedak
Two Way Cake seiring dengan berkembangnya zaman bedak Two Way Cake makin diminati kalangan
wanita ini terbukti dengan adanya pesaing – pesaing bedak Two Way Cake baru didalam negri yang
bermunculan . Seperti, Mustika Ratu, Latulip, Wardha, Viva, Avon, Pac, Pixy, Caring, Pigeon, Inez,
Red-A dan Marina. Melihat begitu banyak produk bedak Two Way Cake yang bermunculan membuat
wanita harus cermat dalam memilih bedak Two Way Cake.
Salah satunya yaitu produsen kosmetik Indonesia Martha Tilaar Group mencoba menawarkan
produk bedak Two way Cake terbaiknya yang diberi nama Sariayu. Sariayu menawarkan produk
kecantikannya yang dikenal dengan produk natural beauty care dimana Sariayu menggunakan bahan
– bahan alami dan asli dari Indonesia untuk produk bedak Two Way Cake mereka.
Salah satu contohnya adalah bedak Two Way Cake Sariayu Martha Tilaar yang mencoba menawarkan
produk natural beauty care kepada konsumen dan untuk mengetahui dan mempelajari sikap dan
perilaku konsumennya yang ditinjau dari produk dan harganya saja sehingga Sariayu dapat
mengetahui apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumennya. Penelitian dilaksanakan bertempat di
wilayah Jakarta Barat.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah diatas, penulis dapat memberikan tujuan penelitian ini sebagai
berikut :
49
1. Untuk mengetahui bagaimana sikap konsumen terhadap produk bedak Two Way Cake Sariayu.
2. Untuk mengetahui bagaimana perilaku konsumensetelah membeli produk bedak Two Way Cake
Sariayu.
Pengertian produk
Banyak orang menganggap produk adalah suatu penawaran nyata, tapi produk lebih dari itu.
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan
atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat property, organisasi,
dan ide.1
Sedangkan menurut analisi Ali Hasan menyatakan bahwa terdapat 3 aspek yang dianggap
penting, yaitu :2
a. Produk : Sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan need (kebutuhan) atau want
(keinginan) target pasar.
b. Produk : Barang, jasa, ide, kegiatan, tempat, pengalaman, peristiwa, atau informasi.
c. Nilai : Manfaat yang diperoleh dari produk.
Pengertian Harga
Pengertian harga ialah sejumlah uang seseorang harus membayar untuk mendapatkan hak
menggunakan produk.
Menurut Philip Kotler & Gary Armstrong harga adalah sejumlah uang yang ditagih kan atas suatu
produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat
dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Harga telah menjadi faktor utama yang
mempengaruhi pilihan para pembeli dan beberapa faktor diluar harga menjadi semakin penting.3
Definisi lainnya harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya yang ditukar agar
memperoleh hak kepemilikan atau kegunaan suatu barang / jasa. Pengertian ini sejalan dengan konsep
pertukaran dalam pemasaran.4
Namun dalam kehidupan sehari – hari harga bisa didefinisikan sebagai alat tukar antara penjual
dan pembeli.
Pengertian Sikap
Sikap biasanya dilandasi dengan tindakan konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Apakah
konsumen mudah terpengaruhi dan mengarah untuk melakukan pembelian.
Pengertian sikap adalah kecenderungan yang dipelajari dalam berperilaku dengan cara yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu objek tertentu.5
Sikap merupakan perasaan seseorang terhadap suatu objek yang menggambarkan senang tidak
senang, suka tidak suka dan setuju atau tidak setuju. Objek dapat berupa barang dan jasa.6
Pengertian perilaku konsumen
Banyak definisi tentang perilaku konsumen, akan tetapi pada dasarnya sama hanya berbeda cara
pandangannya. Seperti halnya AMA (American Marketing Association) mendefinisikan perilaku
konsumen merupakan interaksi dinamis antara kognisi, afeksi, perilaku dan lingkungannya dimana
1
Philip kotler dan Kevin lane keller, Manajemen pemasaran, edisi 13, Erlangga: Jakarta, 2009, hal. 4
Ali Hasan, Marketing, MedPress: Yogjakarta, 2008, hal. 274
3
Supranto dan Nandan limakrisna, perilaku konsumen& stategi pemasaran, edisi 2, Mitra wacana media:
Jakarta, 2011, hal. 12
4
Fandy tjiptono, Strategi pemasaran, edisi III, ANDI : Yogyajarta, 2008, hal. 151
5
Leon sciffman dan Leslie lazar kanuk, perilaku konsumen, edisi 7, Indeks: Jakarta 2008, hal. 222
6
Hasyim dan Rina anindita, prinsip – prinsip dasar metode riset bidang pemasaran, UEU: Jakarta, 2009, hal.
125
2
50
manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Definisi tersebut memuat 3 hal penting,
yaitu :7
a. Perilaku konsumen bersifat dinamis, sehingga susah ditebak / diramalkan.
b. Melibatkan interaksi : kognisi, afereksi, perilaku dan kejadian disekitar / dilingkungan konsumen.
c. Melibatkan pertukaran, seperti menukar barang milik penjual dengan uang milik pembeli.
METODE PENELITIAN
Kerangka Pikir Penelitian
Penulis melihat konsumen dari sikap dan perilaku, sikap mempunyai dua dimensi yaitu
dimensi keyakinan dan evaluasi. Perilaku mempunyai dua dimensi yaitu dimensi keyakinan normatif
dan motivasi. Untuk meilihat sikap dan perilaku penulis menggunkan analisis Fishbein untuk
memperoleh hasilnya.
Definisi Operasional Variabel
Sikap adalah evaluasi, perasaan dan kecendrungan seseorang yang
relatif konsisten terhadap
suatu objek atau gagasan. Variabel sikap dihitung berdasarkan
1. Keyakinan
Yaitu kepercayaan konsumen terhadap produk bedak Two Way Cake Sariayu. Keyakinan ini
merupakan tanggapan konsumen atas atribut yang ada dalam produk bedak Two Way Cake
tersebut. Adapun indikator – indikatornya diperoleh melalui wawancara informal kepada
konsumen yang memakai produk bedak Two Way Cake Sariayu. Indikatornya adalah Kualitas
Two Way Cake , Pengunaan Two Way Cake tahan lama , Merk Two Way Cake terkenal , Bentuk
Two Way Cake praktis , Adanya variasi Two Way Cake , Two Way Cake mudah dipakai , Terdapat
maanfaat dari Two Way Cake , Bedak Two Way Cake sesuai jenis kulit , Harga Two Way Cake
terjangkau , Harga Two Way Cake sesuai kualitas.
2. Evaluasi
Yaitu seberapa penting bedak Two Way Cake Sariayu dimata konsumen. Indikator untuk evaluasi
ini sama dengan indikator dari keyakinan, karena diperlukan untuk mengevaluasi keyakinan
konsumen akan suatu atribut yang ada dalam produk bedak Two Way Cake Sariayu.
7
Supranto dan Nandan Limakrisna, perilaku konsumen & stategi pemasaran, edisi 2, Mitra wacana media:
Jakarta, 2011, hlm 3
51
Norma Subjektif merupakan sifat eksternal individu yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku
individu atau perilaku konsumen. Variabel norma subyektif dapat diukur dari 2 dimensi, yaitu :
a. Keyakinan Normatif
Yaitu keyakinan konsumen akan mendapat kelompok referensi jika ia berperilaku tertentu.
Menurut fishbein, indikator dari keyakinan normatif ini adalah promosi dan teman.
b. Motivasi
Seberapa jauh konsumen akan menuruti pendapat kelompok referensi. Indikator dari motivasi
ini harus sama dengan indikator – indikator dari keyakinan normatif.
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian oleh penulis dilakukan di wilayah Jakarta Barat.
Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian ini pada bulan Januari 2012.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang ditemui di wilayah Jakarta Barat. Dalam hal ini
jumlah populasi tidak diketahui.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling
yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria yang ditetapkan.
Berdasarkan karakter tersebut maka penulis menetapkan sampel yang diambil sebanyak 100
responden untuk diteliti berdasarkan purposive sampling dengan menggunakan metode Quota.
Adapun kriteria yang ditentukan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah :
a. Wanita bekerja (formal) yang berumur minimal 19 tahun.
b. Wanita bekerja (formal) yang sudah pernah memakai bedak Two Way Cake Sariayu minimal
selama 3 bulan.
Metode Analisis Data
a. Validitas
Adalah suatu bentuk pengujian terhadap kualitas data primer,dengan tujuan untuk mengukur
sah tidaknya suatu pertanyaan dalam penelitian. Secara konsep, satu pertanyaan dianggap sah jika
pertanyaan tersebut mengukur indikator/dimensi setiap variabel yang akan diukur.8 Dengan rumus
teknik korelasi product moment :9
n XiY
Rxy
n
Xi
Xi
Xi
2
Y
n
Uji
Y
Y
2
validitas dilakukan terhadap 30 responden, jika dikatakan valid bila nilai
korelasi product moment)
r >0,361(nilai
b. Reliabilitas
Adalah tingkat keandalan kuesioner,10 kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila
dicobakan secara berulang-ulang akan menghasilkan data yang sama. teknik yang digunakan
dengan koefisien alpha (α) dari Cronbach dengan rumus.
r
k
11
k 1
1
2
b
2
t
8
Hasyim dan Rina Anindita, Prinsip-prinsip dasar metode riset bidang pemasaran ,edisi pertama UIEUUniversity press, Jakarta, 2009 hlm.92
9
Ibid, hlm. 93
10
Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004, hal 63
52
c. Fishbein
Mengukur Sikap terhadap Produk
Model ini digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap sebuah produk (pelayanan/jasa)
atau berbagai merek produk. Model ini digambarkan oleh formula berikut :11
n
AB
bi
ei
i 1
Menghitung Norma subjektif
n
SN
bi
mi
i 1
Menghitung Perilaku Konsumen / Behavior Intention12
B BI W1 ( Ab) W2 ( SN )
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Fishbein
Sikap konsumen bedak Two Way Cake Sariayu
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Atribut
Kualitas Two Way Cake Sariayu baik
Pengunaan Two Way Cake Sariayu tahan lama
Merek Two Way Cake Sariayu terkenal
Bentuk Two Way Cake Sariayu praktis
Adanya variasi Two Way Cake Sariayu
Two Way Cake Sariayu mudah dipakai
Terdapat manfaat dari Two Way Cake Sariayu
Two Way Cake Sariayu sesuai jenis kulit
Harga Two Way Cake Sariayu terjangkau
Harga Two Way Cake Sariayu sesuai kualitas
Jumlah
Sumber : Data diolah sendiri
Belief
1,04
1,2
1,09
1,02
0,91
1,23
1,2
1,07
1,12
1,125
evaluasi
1,05
1,19
1,17
0,98
0,87
1,05
1,26
1,18
1,32
1,39
Sikap
1,092
1,428
1,275
0,9996
0,7917
1,2915
1,512
1,2626
1,4784
1,7375
15,71
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa atribut paling besar pada dimensi Belief adalah harga
Two Way Cake sesuai kualitas dengan hasil (1,125) adalah nilai yang paling besar, dan adanya variasi
Two Way Cake dengan hasil (0,91) yang paling kecil peniliannya.
Pada dimensi Evaluasi atribut paling besar adalah harga Two Way Cake sesuai kualitas (1,39),
selanjutnya adanya variasi Two Way Cake dengan hasil (0,87) yang paling kecil peniliannya.
Dari hasil perhitungan tabel diatas diperoleh nilai sebesar 15,71 yang artinya nilai tersebut
menunjukkan bahwa konsumen bersikap posiitif terhadap bedak Two Way Cake Sariayu.
Norma Subyektif konsumen bedak Two Way Cake Sariayu
Sumber : data diolah
11
12
Husein umar, Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen, Cetakan Keempat, Gramedia, Jakarta, 2005, hlm. 249
Bilson Simamora, Op.cit, hlm. 246
53
Dari tabel diatas pada keyakinan normative dapat dilihat bahwa promosi (0,92) lebih banyak
mempengaruhi responden dibandingkan teman (0,77) dan juga pada kolom motivasi dapat dilihat
bahwa responden lebih mengikuti promosi (0,23) dibandingkan teman (-0,09).
Berdasarkan tabel diatas jumlah perilaku adalah 0, 14 jadi perilaku konsumen terhadap Two Way
Cake Sariayu positif yang artinya mau melakukan pembelian kembali dan yang lebih mempengaruhi
dalam pembelian adalah promosi (0,92).kolom motivasi dapat dilihat bahwa responden lebih
mengikuti promosi (0,23) dibandingkan teman (-0,09).
Hasil Analisa Bobot Konsumen Two Way Cake Sariayu.
Sumber : data diolah dari hasil kuesioner
Dari tabel diatas disimpulkan bahwa nilai rata-rata sikap yang lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata
norma subyektif berarti konsumen cenderung memilih untuk menggunakan Two Way Cake Sariayu
bukan karena mengikuti saran dari faktor eksternal melainkan memang karena menyukai Two Way
Cake Sariayu.
Hasil Analisa Perilaku Konsumen Two Way Cake Sariayu.
NIlai Rata – Rata
BI
14,481
sumber : hasil kuesioner yang diolah
Nilai Behavior Intention yang positif (14,481) menunjukkan bahwa konsumen akan melakukan
pembelian ulang atau menggunakan kembali Two Way Cake Sariayu atau akan merekomendasikan
Two Way Cake Sariayu ke orang lain.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab – bab
sebelumnya, maka untuk analisis perbandingan sikap dan perilaku konsumen pada produk bedak Two
Way Cake Sariayu di wilayah Jakarta Barat dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil analisis sikap positif (15,71) masuk dalam kategori cukup setuju untuk di konsumsi
oleh konsumen dapat diketahui bahwa pada dimensi :
a. Belief, atribut yang menempati tempat tertinggi adalah harga Two Way Cake Sariayu sesuai
kualitas. Hal tersebut dapat berarti kepercayaan responden menyukai produk Two Way Cake
Sariayu adalah karena harga Two Way Cake Sariayu sesuai dengan kualitas. Dan nilai
terendah ada pada variasi bedak Two Way Cake Sariayu hal tersebut dapat bearti konsumen
merasa kurang puas terhadap variasi bedak Two Way Cake Sariayu.
b. Evaluasi, atribut yang menempati tempat tertinggi adalah tetap pada harga Two Way Cake
sesuai kualitas. Hal tersebut dapat berarti kepercayaan responden menyukai produk Two Way
Cake adalah karena harga Two Way Cake sesuai dengan kualitas. Dan nilai terendah ada pada
variasi bedak Two Way Cake hal tersebut dapat bearti konsumen merasa kurang puas terhadap
variasi bedak Two Way Cake.
54
2. Dari analisis norma subyektif dan motivasi diketahui bahwa :
a. Dimensi keyakinan normative terhadap Two Way Cake Sariayu, yang menempati tempat
tertinggi adalah promosi, karena responden lebih cenderung terpengaruh promosi
dibandingkan teman.
b. Dimensi motivasi responden juga tetap terpengaruh pada promosi hal ini membuktikan bahwa
melakukan promosi bagi produk sangat penting.
3. Dari interpretasi dan perilaku konsumen terhadap produk Two Way Cake Sariayu angka perilaku
(BI) positif yang menyatakan bahwa secara keseluruhan konsumen memiliki perilaku positif
sebesar 14,481 terhadap produk bedak Two Way Cake Sariayu. Oleh karena itu secara
keseluruhan mereka akan melakukan pembelian ulang atau tidak, atau apakah akan
merekomendasikan kepada orang lain atau tidak.
Secara keseluruhan kesimpulan dari penelitian skiripsi ini adalah sikap konsumen yang positif
akan diikuti oleh perilaku yang positif.
Saran
Adapun saran – saran yang penulis dapat dapat berikan adalah :
1. Dari hasil analisis sikap konsumen dapat diketahui bahwa pada dimensi :
a. Karena data belief dan evaluasi menyatakan nilai tertinggi pada harga bedak Two Way Cake
Sariayu sesuai kualitas maka diharapkan Sariayu dapat lebih mempertahan kualitas bedaknya
seperti membuat bedak Two Way Cake lebih tahan menempel dikulit dan bedak tidak
gampang luntur apabila konsumen berada di luar ruangan atau menambahkan pelindung kulit
dari matahari (SPF) yang sesuai standar kualitas internasional pada kulit wajah. Dan tetap di
imbangi dengan harga yang sesuai dengan kualitas sehingga konsumen menyukai Sariayu dan
dapat melakukan pembelian yang berulang.
b. Karena dari data belief dan evaluasi bedak Two Way Cake Sariayu hendaknya menambahkan
variasi bedaknya agar konsumen menjadi tertarik terhadap bedak Two Way Cake Sariayu
dengan adanya bermacam – macam varian atau jenis. Jika sekarang ini Sariayu hanya ada dua
jenis varian yaitu : Putih langsat dan Dwiguna mungkin ada baik nya Sariayu menambahkan
variannya mungkin dari minyak zaitun untuk kulit yang sensitive dan sebagainya.
Hal tersebut dapat berarti faktor harga Two Way Cake sesuai kualitas yang paling penting
dalam pembentukan sikap responden yang membuat responden merasa tertarik dan
mempertimbangan untuk membeli produk Two Way Cake Sariayu.
2. Dari dimensi keyakinan normative dan motivasi konsumen lebih tertarik dengan adanya promosi
baik untuk produk bedak Two Way Cake Sariayu maupun promosi lainya. Hal ini terbukti bahwa
promosi mempengaruhi konsumen dalam pembelian sesuatu, jadi bagi Sariayu harus lebih sering
melakukan promosi baik melalui iklan ataupun dengan menambah kan stan – stan Sariayu di
setiap mal atau pada saat pameran kosmetik.
Hal ini berarti promosi juga mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian bedak
Two Way Cake Sariayu. Karena promosi yang membuat konsumen megenal dan menyukai Sariayu
maka disarankan agar Sariayu lebih gencar mempromosikan produknya. Misalnya dengan melakukan
kegiatan promosi tambahan seperti, mengadakan make – up class ke kampus- kampus, menjalin
kerjasama dengan beberapa make –up artis dan juga mensponsori ajang – ajang pencarian bakat yang
bisa juga mempromosikan produk Two Way Cake Sariayu.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Arief Kusuma, MBA, selaku Rektor Universitas Esa Unggul.
2. Dr. MF Arrozi M.Si, selaku Dekan fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul.
55
3. Dra. Iin E. Mardiani, ME, selaku ketua Jurusan Program Studi Ekonomi Manajemen.
4. Rina Anindita, SE, MM, selaku dosen pembimbing saya yang telah sabar meluangkan waktu,
tenaga, dan pikirannya guna memberikan masukkan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan proposal skripsi ini.
5. Para dosen Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul tercinta dan seluruh civitas Akademi
Universitas Esa Unggul yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bernilai bagi
penulis.
6. Kedua orang tua saya yang tercinta yang telah mencurahkan kasih sayangnya dan do‘anya
kepadaku, serta terima kasih banyak atas kepercayaan dan kesempatan yang telah diberikan
kepadaku.
7. Kakak-kakak saya tersayang dan saudara – saudara saya yang telah memberikan dukungan materi
dan semangat serta do‘anya demi masa depan saya.
8. Teman-temanku manajemen angkatan 2008 yaitu, Retno, Desi Megasari, Wenita, Selvi, Putri,
Niar, Vidi, Lita, Sinta, Emma, Pipit, Na, Ardi, Cendra, Titik, Puri, Dandy, Rama, Crisma, Fina,
Taurina, Desy Tri, terimakasih atas canda tawa serta dukungan baik secara moril, fisik dan
kebersamaan kalian semua yang dapat memberikan semangat penulis dalam penulisan skripsi ini.
9. Terima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah
membantu saya dalam mengerjakan proposal skripsi ini, terima kasih banyak.
DAFTAR PUSAKA
Ali Hasan, 2008,Marketing, MedPress: Yogjakarta.
Fandy tjiptono, 2008, Strategi pemasaran, edisi III, ANDI : Yogyajarta.
Hasyim dan Rina anindita, 2009, prinsip – prinsip dasar metode riset bidang pemasaran, UEU:
Jakarta.
Husein umar, 2010, Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen, Cetakan Kelima, Gramedia, Jakarta.
Sciffman Leon dan Leslie lazar kanuk, 2008, perilaku konsumen, edisi 7, Indeks: Jakarta.
Kotler Philip & Keller Kevin Lane, 2009, Manajemen Pemasaran, edisi 13, Erlangga,Jakarta.
Supranto & Nandan Limakrisna, 2011, Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran, edisi 2, Mitra
Wacana Media, Jakarta.
56
ANALISIS SIKAP TERHADAP PERILAKU KONSUMEN DALAM
PEMBELIAN PRODUK KARTU PERDANA AXIS
(Studi kasus : Pengguna Kartu Axis Kawasan Jakarta Barat)
Irvan Novenda
Fakultas Ekonomi/Manajemen
Universitas Esa Unggul
Jakarta
[email protected]
ABSTRAKSI
Studi ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen
dalam melakukan pembelian terhadap kartu perdana Axis yang ditinjau dari 4P ( Product,
price ,place, promotion )
Metodologi yang digunakan pada pengambilan sampel adalah quota sampling dengan
jumlah sampel yang diperlukan adalah 100 responden.
Kartu perdana Axis merupakan salah satu provider terkemuka di Indonesia.penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana sikap terhadap perilaku konsumen dalam pembelian
produk kartu perdana Axis. Populasi dalam penelitian ini adalah orang yang mengetahui,
membeli dan menggunakan kartu perdana Axis.
Jumlah sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan Quota Sampling yaitu
sebanyak 100 responden.Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling dengan kriteria orang yang berusia diatas 17 Tahun, telah
menggunakan kartu Axis kurang lebih selama sebulan dan mengetahui fitur-fitur yang
terdapat didalamnya.Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui sikap dan perilaku
adalah metode analisis fishbein.
Dari hasil penelitian diatas didapat hasil bahwa sikap responden terhadap produk kartu
perdana Axis senilai 4,26 masuk dalam kategori baik. Perilaku konsumen terhadap produk
kartu perdana Axis adalah senilai 2,4075 yang berati konsumen akan tetap menggunakan
kartu perdana Axis atau akan mereferensikannya kepada orang lain.
Kata kunci : 4P ( product, price, place, promotion)
PENDAHULUAN
Di Indonesia terdapat banyak perusahaan penyedia jasa layanan komunikasi, hal ini
membuat konsumen lebih selektif dalam memilih penyedia layanan tersebut. AXIS adalah
salah satu perusahaan penyedia jasa layanan komunikasi di Indonesia melalui jaringannya
yang tersebar di beberapa pulau meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan serta Sulawesi.
Pemegang Merek AXIS sendiri adalah Natrindo Telpon Seluler PT. Visi dari perusahaan ini
adalah memberikan kenyamanan komunikasi yang maximal bagi konsumennya dari visi
57
inilah yang membuat AXIS bertekad untuk menyediakan layanan yang menarik, inovatif,
dan terjangkau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia berkomunikasi. AXIS
berkomitmen untuk membuat layanan komunikasi yang terjangkau untuk setiap orang.
AXIS memang nama yang cukup unik untuk sebuah layanan telekomunikasi
selular. AXIS satu – satunya operator memiliki hubungan dengan STC ( Saudi Telecom
Company). Salah satu operator terbesar di Arab Saudi yang memberikan kenyamanan
komunikasi maksimal kepada konsumennya pada saat menjalankan ibadah maupun umroh.
STC hadir di lebih dari 10 negara, termasuk Turki, Yordania, Libanon, Afrika Selatan,
Saudi Arabia, Bahrain, Kuwait, India, Malaysia dan Indonesia.
Dalam waktu hanya tiga tahun beroperasi, AXIS telah menginvestasikan 1 Milyar
dollar amerika dan telah menjangkau lebih dari 80% populasi di Indonesia dimana produk
dan layannanya telah tersedia di 400 Kota. Pendapatan AXIS meningkat dua kali lipat di
2010 dibandingkan 2009. Sejak beroperasi tahun 2008, hingga kini Axis memiliki sekitar
15 juta pelanggan. Pendapatan perusahaan di kuartal III/2011 tercatat Rp 943,37 miliar,
naik 267,9 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan hal tersebut , maka penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian
skripsi ini dengan judul ― ANALISIS SIKAP TERHADAP PERILAKU KONSUMEN
DALAM PEMBELIAN PRODUK KARTU PERDANA AXIS‖ ( Studi kasus pada
orang yang membeli dan menggunakan kartu perdana AXIS yang berdomisili di wilayah
Jakarta Barat. )
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana sikap konsumen terhadap kartu perdana AXIS
2. Untuk mengetahui bagaimana perilaku konsumen terhadap kartu perdana AXIS
Kerangka Pikir
Perusahaan Natrindo Telpon Selular PT. ( AXIS ), selaku perusahaan provider, menghasilkan
kartu perdana AXIS. Dari kartu perdana AXIS ini, menimbulkan keyakinan akan atribut dan
evaluasi serta norma subyektif yang meliputi keyakinan dan motivasi yang dimana sikap dan
norma subyektif muncul karena adanya pengaruh dari konsumen. Dan sikap dan norma
subyektif inilah yang selanjutnya akan menghasilkan perilaku konsumen untuk membeli.
Hasil analisis dilakukan guna mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
konsumen dalam melakukan pembelian terhadap kartu perdana AXIS.
58
Natrindo Telpon Seluler
PT.
Konsumen
Kartu Perdana
AXIS
Sikap
Kepercayaan
4P
F
E
E
D
-Product
-Price
-Place
-Promotion
F
B
A
C
K
Evaluasi
Norma Subyektif
N
Keyakinan
Motivation to
comply
Perilaku
Metode Analisis
Fishbein
Hasil Analisis
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kawasan tanjung duren Jakarta barat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan januari 2012 sampai dengan Februari 2012.
Populasi dan Sample
Populasi dalam penelitian ini adalah orang yang membeli, mengetahui dan menggunakan
kartu perdana AXIS.
Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah :
Karena populasi tidak diketahui maka jumlah sampel dalam penelitian ini akan ditentukan
dengan menggunakan metode cara kuota atau Quota sampling sebanyak 100 orang karena
tidak diketahui jumlah penggunanya. Sedangkan pengambilan sampel dilakukan dengan
Purposive Sampling.
Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu yaitu
orang yang mengetahui, membeli dan menggunakan produk kartu perdana AXIS yang sudah
berusia > 17 tahun, menggunakan kartu perdana AXIS kurang lebih selama 1 bulan yang
berdomisili di kawasan tanjung duren Jakarta Barat.
Metode Analisis Data
Analisis Fishbein
Berdasarkan lampiran III diperoleh hasil perhitungan total sikap konsumen terhadap produk
kartu perdana Axis dari 5 atribut yang dinilai oleh konsumen berdasarkan keyakinan dan
evaluasi diperoleh hasil sebesar 4,26. Jika nilai tersebut dimasukkan kedalam rentang skala
pada tabel.. maka diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut.
59
RS
=
Nilai Maximum – Nilai Minimum
------------------------------------------B
RS
=
15
( -12 )
---------------------------5
RS
=
5,4
Tabel 5.1 Rentang Skala Skor Maksimum
Keterangan
Nilai Sikap
STB
-12 – ( -6,5 )
TB
-6,6 – ( -1,19)
CB
-1,20 – 4,19
B
4,20 – 9,5
SB
9,6 – 15
Sumber : Data diolah penulis
X----------X----------X----------X-----↓-----X----------X
-12
-6,6
-1,2
4,20 4,26 9,6
15
Keterangan :
STB
:
Sangat Tidak Baik
TB
:
Tidak Baik
CB
:
Cukup Baik
B
:
Baik
SB
:
Sangat Baik
Dari hasil perhitungan tersebut terlihat bahwa rata-rata sikap termasuk kategori baik, artinya
dari 100 konsumen rata-rata memiliki sikap baik terhadap produk kartu perdana Axis
berdasarkan atribut-atribut yang dinilai.
60
Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Sikap Konsumen Kartu Perdana Axis
No
1
2
3
4
5
Atribut
Sinyal
Merek
Tarif
Kartu perdana
Iklan
Keyakinan
0,70
0,23
0,75
0,83
0,66
Kartu Perdana Axis
Evaluasi
Sikap
0,89
0,623
-0,01
-0,0023
0,01
0.0075
0,26
0,2158
-0,06
0,0396
4,26
Sumber : Data Pengolahan Kuesioner
Dari tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa pada dimensi keyakinan
(belief)
responden terhadap produk kartu perdana Axis, atribut yang menempati urutan tertinggi
adalah kartu perdana dengan nilai 0,83 yang dimana artinya adalah indikator kartu perdana
dianggap oleh responden sebagai indicator yang paling disukai diantara yang lainnya dalam
pembelian kartu perdana Axis. Lalu diikuti oleh tarif 0,75, sinyal 0,70 , iklan 0,66, dan yang
terakhir adalah merek 0,23.
Sedangkan pada dimensi evaluasi ( evaluation ) responden terhadap produk kartu
perdana Axis, atribut yang menempati ukuran tertinggi adalah sinyal dengan nilai 0,89 yang
dimana artinya adalah responden paling mempertimbangkan sinyal dalam membeli kartu
perdana Axis dari indikator lainnya. Lalu diikuti oleh indikator kartu perdana 0,26, tarif 0,01,
merek -0,01 dan yang terakhir adalah iklan -0,06. Berdasarkan tabel 5.9, jumlah sikap adalah
4.26 jadi sikap responden terhadap kartu perdana Axis adalah baik. Nilai sikap yang paling
tinggi adalah 0,623 yakni sinyal. Jadi responden menilai bahwa sinyal adalah hal yang paling
disukai dalam pembelian kartu perdana Axis. Untuk rentang dibawah ini dimulai dari sangat
suka dan sangat tidak suka, maka rentang nilai sikap maksimum adalah +15 dan minimum
adalah -12 dengan perhitungan sebagai berikut.
Berdasarkan rentang skala diatas, maka hasil penelitian sikap responden terhadap
produk kartu perdana Axis yang bernilai +4,26 termasuk didalam kategori cukup baik yang
berati konsumen tetap menggunakan kartu perdana Axis atau akan mereferensikannya kepada
orang lain.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Menghitung beberapa bobot untuk AB (dinamakan w1) dan norma subyektif (dinamakan w2)
jumlah w1 dan w2 adalah 100% yang didapat dari pendapat responden. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada lampiran 5. Rata-rata dari w1 atau sikap 64,5% lebih menentukan dalam
perilaku untuk tetap menggunakan kartu perdana Axis dibandingkan mengikuti pendapat
kelompok referensi sebesar 35,5%.
Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan sikap (AB), norma subyektif (SN), bobot w1 dan
w2 lalu menghitung perilaku konsumen (B) atau tujuan berperilaku (B1)
B – B1
=
(w1 . AB) +
(w2 . SN)
=
(64.5% . 4,26) +
(35,5% . 2,46)
61
=
2,7477
=
3,621
+
0,8733
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka dapat dicari rentang skala linier dengan rumus :
RS
=
Nilai Maximum – Nilai Minimum
───────────────────
B
Karena skala penilaian yang dipakai berisikan lima kelas dengan skor tertinggi 12,8 maka
skor terendah adalah – 11,4 maka rentang skala sebagai berikut :
RS
=
12,8 - (-11,4)
───────────
5
RS
=
4,84
Dengan rentang skor 4,84 maka skala penilaian untuk interprestasi terhadap skor sikap
terhadap perilaku adalah sebagai berikut :
Tabel 5.4 Hasil Interpretasi Perilaku Kartu Perdana Axis
Responden
Bobot
(-11,4) - (-6,55)
Jumlah
4
4%
%
(-6,56) - (-1,71)
6
6%
(-1,72) - 3.11
58
58%
3,12 – 7,95
28
28%
7,96 – 12,8
4
4%
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner
TM
MTM
RR
Kategori
Pasti tidak menggunakan kartu Axis
lagi
Mungkin tidak akan menggunakan
kartu Axis lagi
Ragu-ragu untuk menggunakan kartu
Axis lagi
Mungkin tetap menggunakan kartu
Axis
Pasti tetap menggunakan Kartu Axis
MM
M
X----------X----------X--------↓--------X----------X----------X
-11,4
-6,56
-1,72
2,40
3,12
7,96
12,8
62
Berdasarkan pada tabel diatas, hasil perilaku sebesar +2,4075 yaitu nilai yang positif berati
perilaku konsumen terhadap kartu perdana Axis yaitu tetap menggunakan kartu Axis. Artinya
konsumen akan tetap menggunakan kartu Axis atau akan mereferensikannya kepada orang
lain, dan berada pada posisi (-1,72) – 3,02 yaitu ragu-ragu tetap menggunakan kartu perdana
Axis.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitan dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab
sebelumnya, maka untuk analisa sikap dan perilaku konsumen produk kartu perdana Axis
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Sikap
Sikap responden terhadap kartu perdana Axis sebesar +4,26 yang dimana masuk ke dalam
kategori baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa responden menyukai produk kartu Axis
dan menganggap sinyal Kartu Axis adalah yang paling disukai.
2. Perilaku
Perilaku konsumen terhadap kartu perdana Axis adalah +2,4075 yang berati konsumen
tetap menggunakan kartu perdana Axis, dan berada pada posisi ragu-ragu untuk tetap
menggunakan kartu Axis lagi, dan konsumen menggunakan kartu perdana axis lebih
dikarenakan mengikuti promosi dibandingkan saran teman dan tenaga penjual.
Saran
Adapun saran-saran yang dapat disampaikan oleh penulis adalah sebagai berikut : Kartu Axis
tetap mempertahankan kekuatan sinyal karena konsumen sudah memiliki keyakinan akan
sinyal pada saat menggunakan kartu Axis dan juga sebaiknya melakukan peningkatan yang
lebih baik lagi untuk sinyal dari yang sekarang untuk kepuasan konsumen, dan juga
melakukan perbaikan dan peningkatan terhadap Brand, tariff, distribusi Kartu perdana dan
juga iklan.
Perusahaan Natrindo Telpon Seluler sudah cukup baik dalam promosi untuk menarik minat
konsumen membeli kartu perdana Axis. Yang harus perlu dilakukan adalah Iklan promosi
dibuat menjadi lebih baik lagi dari yang sekarang dan juga peningkatan dukungan terhadap
tenaga penjual yang mana adalah sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi dalam
distribusi penjualan perdana Axis.
DAFTAR PUSTAKA
A.Anwar Prabu Mangkunegara, Perilaku Konsumen, Bandung. PT. Refika
Aditama,2002.
Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta. Gramedia.2002
Fajar Lasana, Manajemen Pemasaran, Yogyakarta, Graha Ilmu,2008.
Husein Umar, Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen. Gramedia. Jakarta 2005.
63
Kotler.Philip dan Gary Amstrong. Dasar-Dasar Pemasaran. Terjemahan Alexander
Sindoro, Jakarta, PT.Indeks,2004.
Laseter M.Timothy,‖Supply Chain Management The Ins & Outs of Target Casting‖,
Purchasing,1988.
Rina Anindita dan Hasyim, Modul Metodologi Penelitian, Fakultas Ekonomi.
Universitas Indonusa Esa Unggul, Jakarta. 2007.
Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran, Bandung, Alfabeta,2008.
Ristiyanti Prasetijo & John J.O.I Ihalauw, Perilaku Konsumen, Yogyakartam
ANDI,2005.
Rangkuti Freddy, The Power Brands, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2005.
Tatik Suryani, Perilaku Konsumen, Yogyakarta, Graha Ilmu,2008
Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam pemasaran,
Jakarta, PT. Ghalia Indonesia.2002
64
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PELAYANAN NASABAH BANK OCBC NISP TOWER JAKARTA
Ade Irnawati
Fakultas Ekonomi/Manajemen
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRAKSI
Studi ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara faktoR bauran pemasaran dengan
faktor – faktor pelayanan yang diberikan bank OCBC NISP terhadap nasabahnya.
Untuk mengetahui hubungan faktor-faktor bauran pemasaran dengan faktor – faktor pelayanan yang
diberikan bank OCBC NISP terhadap nasabahnya menggunakan alat analisis uji KMO dan Barlett
test, dalam pengujian terakhir didapat nilai KMO 0,637, nilai chi square 446.026 yang untuk derajat
kebebasan 190 memiliki signifikan 0,000 jadi kesimpulannya tolak H0 dan terima Ha. Dengan kata lain
analisis faktor layak dilakukan.
Kata kunci : Produk, Kualitas Pelayanan, Kepuasan
PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi sekarang ini dapat dilihat dari pertumbuhan perbankannya, semakin
baik dunia perbankan maka semakin baik pula pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Bank adalah
salah satu bisnis yang menawarkan jasa keuangan yang berlandaskan azas kepercayaan dari
nasabahnya.
Perbankan adalah satu bisnis yang bergerak dibidang jasa keuangan, keberadaan bank
memang sangat membantu masyarakat dalam mengatur kegiatan keuangannya. Selain itu bank juga
sangat membantu pemerintah didalam sektor perekonomian negara Indonesia. Perbankan adalah salah
satu bisnis yang bergerak dibidang jasa yang berlandaskan kepercayaan dari masyarakat sehingga
masyarakat mau menjadi nasabah bank tersebut. Untuk mendapatkan kepercayaan dari nasabah maka
bank harus dapat merahasiakan semua data keuangan dana data pribadi nasabah tersebut. Selain
merahasiakan semua data nasabah bank juga harus mempunyai pelayanan yang baik kepada nasabah
agar nasabah tetap memilih bank tersebut untuk kegiatan transaksi keuangannya.
Tidak dapat dipungkiri persaingan bisnis dunia perbankan sangatlah ketat antar bank yang ada
di Indonesia. Untuk itu setiap bank saling berlomba memberikan pelayanan yang prima terhadap
nasabahnya sehingga nasabah tersebut tidak memilih bank lain. Pelayanan yang prima dapat diberikan
oleh bank kepada nasabahnya dengan cara pelayanan yang diberikan seluruh anggota bank terhadap
nasabahnya. Selain pelayanan yang diberikan anggota bank terhadap nasabahnya sistem teknologi
juga sangat mempengaruhi dalam pelayanan yang diberikan bank kepada nasabahnya.
Di Jakarta ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dibidang perbankan baik yang
didirikan oleh pemerintah ataupun yang didirikan oleh pihak swasta. Seperti contoh bank yang
didirikan oleh pemerintah adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank
Tabungan Negara (BTN), Bank Mandiri dan Bank DKI, sedangkan untuk bank yang didirikan oleh
65
pihak swasta adalah Bank Central Asia (BCA), Bank International Indonesia (BII), Bank CIMB
NIAGA, Bank OCBC NISP dan beberapa bank swasta lainnya.
Dengan persaingan yang begitu banyak antar bank milik pemerintah dan bank milik swasta
maka Bank Indonesia ingin membuat peraturan di tahun 2014 bank swasta yang diperbolehkan untuk
menjalankan usaha di bidang perbankannya hanya 10 bank saja. Hal ini membuat persaingan yang
sangat ketat antar bank milik swasta untuk tetap beroperasional.
TUJUAN PENELITIAN
Pertama, untuk mengetahui apakah faktor – faktor product, place, price dan promotion
mempengaruhi pelayanan terhadap nasabah.
Kedua, untuk mengetahui faktor – faktor mana yang paling berpengaruh antara product,
place, price dan promotion terhadap pelayanan nasabah.
MANFAAT PENELITIAN
Pertama, bagi bank OCBC NISP diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan
saran untuk meningkatkan kegiatan bisnis bank OCBC NISP dan pelayanan terhadap nasabah lebih
baik lagi.
Kedua, bagi penulis diharapkan dengan penelitian ini penulis dapat mengetahui apakah
pelayanan yang diberikan bank OCBC NISP sudah sesuai dengan harapan nasabah dan keinginan
nasabah sehingga nasabah merasa nyaman terhadap pelayanan yang diberikan oleh bank OCBC NISP.
TINJAUAN PUSTAKA
Pemasaran telah memberikan standar hidup yang layak kepada manusia melalui pemenuhan
kebutuhan yang dilakukan berdasarkan proses jual beli. Tetapi maksud dari pemasaran sendiri
bukanlah hanya kegiatan bisnis yang melakukan penjualan dan mendapatkan keuntungan. Penjual
hanya merupakan salah satu bagian dari fungsi pemasaran dan bukan menjadi bagian yang paling
utama. Pemasaran lebih tertuju pada keadaan bagaimana mengindetifikasi kebutuhan konsumen,
mengembangkan produk, menetapkan harga yang tepat, mendistribusikan dan mengkomunikasikan
secara efektif.
Pengertian pemasaran mempunyai definisi yang berbeda – beda satu sama lain dari para ahli
pemasaran. Menurut Kotler dan Amstrong, marketing is social and managerial process by which
individuals and groups obtain what they need and want through creating, offering, and exchanging
products of value with others.
Dari pernyataan diatas dapat dilihat bahwa pemasaran mencakup proses manajerial dan sosial
di mana masing – masing individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk – produk yang bernilai satu sama
lain.
Sedangakan menurut AMA (The American Marketing Association), pemasaran adalah The
process of planning and executing conception, pricing, promotion, and distribution of ideas, goods,
and services to create exchange that satisfy individual and organizational goals. Dari pernyataan di
atas, dapat dilihat pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, harga,
promosi, dan distribusi dari gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi
kepuasan individu dan tujuan organisasi.
Berdasarkan kedua konsep pemasaran di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat persamaan
arti yaitu pemasaran adalah sebuah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep – konsep untuk
menciptakan suatu pertukaran atas produk dan jasa yang memiliki nilai di mana nilai tersebut dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan masing – masing individu.
Sedangkan menurut Boyd et al. dalam bukunya yang berjudul manajemen pemasaran suatu
pendekatan strategis dengan orientasi global menyatakan bahwa:
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang
memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran.
66
Pengertian Bauran Pemasaran
Definisi bauran pemasaran menurut Kotler. ―Bauran Pemasaran adalah seperangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus – menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar
sasaran.
Sedangkan definisi bauran pemasaran menurut Lamb, Hair dan McDaniel. ―Bauran
pemasaran adalah paduan strategi produk, distribusi, promosi dan penentuan harga yang bersifat unik
yang dirancang untuk menghasilkan perputaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju‖.
Menurut definisi tersebut dapat diketahui bahwa suatu perusahaan memiliki tujuan
menghasilkan keuntungan atau laba, maka perusahaan tersebut harus berupaya lebih baik dalam
meningkatkan mutu produknya agar menarik minat konsumen untuk membelinya karena pemasaran
terletak pada kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat diketahui bahwa bauran pemasaran
adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam merencanakan produk yang menarik, mendistribusikan
dan mempromosikan serta menentukan harga produk barang dan jasa kepada konsumen. Konsep
bauran pemasaran (marketing mix) adalah strategi pemasaran yang popular dimana terdapat empat
variabel dalam bauran pemasaran yang lebih dikenal dengan 4P yaitu product (barang yang
diproduksi), price (sistem harga), place (sistem distribusi), promotion (kegunaan promosi).
Hipotesis
1. Diduga faktor yang mempengaruhi pelayanan adalah mesin ATM, hadiah, lahan parkir, point
reward, biaya administrasi, iklan media cetak, suku bunga dan iklan media elektronik.
2. Diduga faktor yang paling dominan adalah mesin ATM yang paling mempengaruhi pelayanan
terhadap nasabah bank OCBC NISP.
METOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu Pelaksanaan penelitian ini adalah bulan September 2011 sampai dengan Januari
2012.Penelitian dilakukan di bank OCBC NISP tower yang berlokasi di Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 25
Jakarta Selatan.
Populasi Dan Sampel
Menurut Sugiyono pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek
atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Sugiyono pengertian sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Jenis dan Sumber Data
Untuk penelitian ini memerlukan sejumlah data pendukung yang berasal dari dalam maupun
dari luar perusahaan. Oleh karena itu peneliti menggunakan jenis data. Data primer merupakan data
yang didapat dari sumber pertama baik individu atau perorangan, seperti hasil wawancara atau
pengisian kuesioner. Data primer pada penelitian ini berupa jawaban responden atas kuesioner tentang
penilayan pelayanan bank OCBC NISP terhadap nasabah.
Data sekunder merupakan data primer yang diperoleh lebih lanjut dan disajikan baik oleh
pengumpul data primer atau pihak lain. Penulis didalam mendapatkan data sekunder dengan cara
mempelajari buku yang memuat teori mengenai pelayanan.
METODE ANALISA DATA
Pertama metode pengumpulan data dengan cara memberikan tanya jawab kepada pihak yang
dapat membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.
67
Kedua metode pengumpulan data dengan menyusun pertanyaan secara sistematis yang mudah
dimengerti oleh para pelanggan untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tertera pada
kuesioner.
Analisis Deskriptif
Untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap analisis pelayanan dan juga tingkat kepuasan
konsumen digunakan analisa deskriptif dengan menggunakan survei melalui kuesioner dengan skala
likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa
pertanyaan.
Analisis Faktor
Analisis faktor digunakan untuk menganalisis interaksi antar variabel. Semua variabel
berstatus sama, tidak ada variabel independen yang menjadi prediktor bagi variabel independen.
Analisis faktor dapat digunakan untuk mengidentifikasikan struktur hubungan antar variabel.
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Gambaran Umum Perusahaan
Bank OCBC NISP (sebelumnya dikenal dengan nama Bank NISP) merupakan bank tertua
keempat di Indonesia, yang didirikan pada tanggal 4 April 1941 di Bandung dengan nama NV
Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank. Bank OCBC NISP kemudian berkembang menjadi
bank yang solid dan handal, terutama melayani segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Bank
OCBC NISP resmi menjadi bank komersial pada tahun 1967, bank devisa pada tahun 1990 dan
menjadi perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1994.
Pada akhir tahun 1990-an, Bank OCBC NISP berhasil melewati krisis keuangan Asia dan
jatuhnya sektor perbankan di Indonesia, tanpa dukungan obligasi rekapitalisasi pemerintah. Bank
OCBC NISP pada saat itu menjadi salah satu bank di Indonesia yang melanjutkan penyaluran
kreditnya segera setelah krisis. Inisiatif ini memungkinkan Bank mencatat pertumbuhan yang tinggi.
Reputasi Bank OCBC NISP yang baik di industrinya dan pertumbuhannya yang menjanjikan,
telah menarik perhatian International Finance Corporation (IFC), bagian dari Grup Bank Dunia, yang
kemudian menjadi pemegang saham pada tahun 2001 - 2010 dan dari OCBC Bank Singapura yang
kemudian menjadi pemegang saham Bank OCBC NISP dan akhirnya menjadi pemegang saham
pengendali melalui serangkaian akuisisi dan penawaran tender sejak tahun 2004. OCBC BankSingapura saat ini memiliki saham sebesar 85.06% di Bank OCBC NISP.
Dengan dukungan dari OCBC Bank-Singapura, Bank OCBC NISP telah menetapkan program
yang agresif untuk memperkuat infrastruktur, termasuk sumber daya manusia, teknologi informasi
dan jaringan kantor. Program ini yang kemudian memicu kepindahan kantor pusat ke OCBC NISP
Tower di pusat Jakarta, yang memungkinkan Bank OCBC NISP memiliki akses langsung ke pusat
bisnis di Indonesia.
Bank OCBC NISP saat ini memiliki lebih dari 6.000 karyawan yang memiliki motivasi tinggi
untuk melayani nasabah di 408 kantor yang meliputi 88 kota di Indonesia.
Profil pemegang saham pengendali: OCBC Bank Singapura merupakan bank lokal tertua di
Singapura, dengan jaringan, kantor perwakilan serta perusahaan afiliasi di 15 negara dan teritori
termasuk Singapura, Malaysia, Indonesia, Cina, Hong Kong, Brunei, Jepang, Australia, Inggris dan
Amerika. Anak perusahaan OCBC Bank, Great Eastern Holding, adalah grup asuransi terbesar di
Singapura dan Malaysia dalam hal aset dan pangsa pasar. Sedangkan anak perusahaan yang bergerak
di bidang manajemen aset, Lion Global Investors, adalah salah satu perusahaan manajemen investasi
swasta terbesar di Asia Tenggara.
68
Visi dan Misi
Menjadi Bank pilihan dengan standar dunia yang diakui kepeduliannya dan terpercaya. Bank
OCBC NISP berusaha dan bekerja sebagai warga korporat terhormat yang mampu bertumbuhkembang bersama masyarakat secara berkelanjutan dengan cara :
a. Menyediakan dan mengembangkan pelayanan keuangan yang inovatif,
berkualitas dan melebihi harapan masyarakat yang dinamik dengan hasil terbaik.
b. Membina jejaring kerjasama saling menguntungkan yang dilandasi rasa saling
percaya.
c. Menciptakan lingkungan kerja yang meningkatkan profesionalisme dan
mendorong pembaharuan organisasional dengan semangat kekeluargaan.
d. Membangun kepercayaan publik melalui perilaku etikal, peduli dan hati-hati
(prudent).
Strategi Bank OCBC NISP
Di dalam suatu perusahaan perlu diadakan pembagian tugas, wewenang serta tanggung jawab
pada masing-masing jawaban sebagai salah satu kesatuan organisasi yang terkoordinir.
Struktur organisasi berdasarkan fungsi menghimpun semua orang yang terlibat dalam suatu
aktivitas, atau beberapa aktivitas yang berkaitan dalam sebuah bagian. Struktur organisasi yang
berdasrkan produk atau pasar adalah organisasi yang terbagi menurut divisi yang menghimpun dalam
suatu unit kerja semua orang-orang yang terlibat dalam produksi dan pemasaran suatu produk atau
sekelompok produk yang terkait dan di dalam struktur organisasi tersebut. Struktur bank OCBC NISP
adalah sebagai berikut :
Secara keseluruhan, struktur organisasi bank OCBC NISP saling mengontrol antara satu
dengan yang lainnya. Hal ini bertujuan agar kinerja sumber daya manusianya dapat berjalan dengan
baik dan maksimal.
Analisis Data Responden
Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Subjek dari penelitian ini adalah semua nasabah OCBC NISP gedung OCBC NISP Tower, Jakarta,
yang berjumlah 100 orang. Responden yang digunakan dalam penelitian ini diklasifikasikan menurut
jenis kelamin, kategori umur, pekerjaan, dan penghasilan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Uji
signifikan dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Jika r tiap butir lebih
besar dari r tabel dan niali r positif maka butir atau pertanyaan tersebut dikatakan valid. Pengujian
validitas dilakukan dengan menggunakan uji satu sisi, taraf signifikan 5% dengan df = n-2.
Uji Reliability
Untuk mengukur reliability menggunakan teknik Cronbach Alpha karena menggunakan skala
likert. Dimana secara umum yang dianggap reliabel apabila nilai cronbach alphanya > 0,61.
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai cronbach alpha sebesar 0,801, karena nilai cronbach
alpha hasil perhitungan berada diatas 0,61 sehingga dapat dikatakan kuesioner tersebut selain valid
juga reliabel.
Analisis Faktor
Analisis faktor, mengalisis interaksi antar variabel, dimana semua variabel berstatus sama.
69
Hasil Uji
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan maka diketahui faktor 1 yang terdiri dari mesin
ATM, hadiah, lahan parkir, point reward, biaya administrasi, iklan media cetak, suku bunga iklan
media elektronik, dan faktor yang paling dominan adalah mesin ATM bank OCBC NISP yang dapat
mempengaruhi pelayanan terhadap nasabah.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya
mengenai analisis faktor – faktor yang mempengaruhi pelayanan nasabah bank OCBC NISP tower
Jakarta dan dilakukan 12 indikator pertanyaan dari 100 orang responden dapat ditentukan, bahwa :
Dari hasil uji yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan adanya pengaruh dari ATM, hadiah, lahan
parkir, point reward, biaya administrasi, iklan media cetak, suku bunga iklan media elektronik Dari
hasil uji yang sudah didapat faktor yang paling dominan dalam penelitian ini adalah mesin ATM
dimana untuk mesin ATM OCBC NISP sudah tersedia dimana – mana dan mudah dijangkau oleh
nasabah. Mesin ATM termasuk dalam kategori sub variabel place.
SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka saran – saran yang dapat penulis berikan
adalah sebagai berikut :
Pertama, bank OCBC NISP harus lebih meningkatkan pelayanan tehadap nasabahnya dengan
menambahkan karyawan bagian operasional agar nasabah dapat dilayani dengan cepat dan tidak
menunggu antrian yang terlalu lama.
Kedua, untuk bank OCBC NISP disarankan untuk membuka cabang baru agar nasabah lebih mudah
untuk melakukan transaksi keuangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Bilson Simamora, Panduan dan Riset Perilaku Konsumen, Jakarta, Gramedia, 2002
Bilson Simamora, 2005, Analisis Multivariat Pemasaran, PT Gramedia Pusaka Utama, Jakarta
Boyd, Harper et.al. Manajemen Pemasaran: Suatu Pendekatan Strategis Dengan Orientasi Global.
Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. 2000
Darmadi Durianto, Strategi Menaklukkan Pasar, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2004
Husein Umar, Metode Riset Perilaku Jasa, Cetakan I, Jakarta, Ghalia Indonesia, 2003
Husein Umar, Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen, PT Gramedia Utama, Jakarta, 2005
Hasyim & Rina Anindita. Prinsip – prinsip dasar metode riset bidang pemasaran. UIEU – university
press. 2009
J.Supranto, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, Cetakan 2, Jakarta 2001
Kotler Manajemen Pemasaran ; Pendekatan Praktis, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2008
Lamb, Hair, Mc Daniel. Pemasaran. Jilid 1. Edisi 1. Alih Bahasa: David Octarevia, Jakarta: Salemba
Empat, 2001
Philip Kotler & Amstrong, Prinsip – Prinsip Pemasaran (terj.)oleh Damos Sihombing 1st edition,
Jakarta, Erlangga, 2001
Philip Kotler dan Gary Armstrong, Dasar – Dasar Pemasaran. Alih bahasa: Drs, Alexander Sindoro
Edisi Kesembilan, Jakarta: PT Indeks. 2003
Philips Kotler and Amstrong, Principles of Marketing, New Jersey, Prentice Hall, Inc., 2004
70
Ratih Huriyati , Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, Cetakan Pertama, Alfabeta, Bandung,
2005
Ristiyanti Prasetijo and John JOI Ihalauw, Perilaku Konsumen, Yogyakarta, Andi, 2005
Sugiyono. Metode Penelitian Administratif. Bandung : PT Alfabeta.2008
Zeithaml, Manajemen Pemasaran ; Pendekatan Praktis, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2008
71
ANALISIS YANG MEMPENGARUHI BAURAN PEMASARAN
TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN IM3 PADA LAYANAN
BLACKBERRY
Prima Aditya Nugraha
Fakultas Ekonomi/Manajemen
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRAKSI
Adhitya Primacipta. Analisis yang Mempengaruhi Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan
Pelanggan IM3 “ Pada Layanan Blackberry ” Sekolah Menengah Atas Al Azhar BSD Tangerang
Selatan, Banten. (dibimbing oleh Ir.Jatmiko,MBA).
Situasi persaingan yang semakin ketat di pasar telah menyebabkan perusahaan-perusahaan sulit
meningkatkan jumlah pelanggan. Dipasar yang sudah ada, terlalu banyak produk dan berbagai
keunggulan serta nilai lebih yang ditawarkan oleh para pesaing, sehingga sulit bagi perusahaan
untuk merebut pangsa pasar. Dipihak lain, untuk memasuki pasar baru tentu memerlukan biaya yang
lebih besar. Hal tersebut diatas berhubungan dengan kepuasan pelanggan yang bertujuan untuk
mempertahankan pelanggan.
Dalam hal ini, penulis menganalisis pengaruh bauran pemasaran terhadap kepuasan pelanggan IM3
pada layanan Blackberry untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran dengan tingkat kepuasan
pelanggan IM3 khususnya pada layanan Blackberry.
Metode yang digunakan adalah analisis regresi berganda dan analisis deskriptif, dari hasil
penelitian, penulis menyimpulkan bahwa produk, harga, distribusi dan promosi berpengaruh
terhadap kepuasan pelanggan dengan nilai signifikan ANOVA sebesar 0,000 < 0,005 yang berarti
bauran pemasaran ( produk , harga, distribusi dan promosi ) berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan IM3 pada layanan Blacberry. Selain itu juga dapat disimpulkan bahwa variabel yang
paling berpengaruh atau dominan dari bauran pemasaran adalah jalur distribusi.Dimana, jalur
distribusi sangat berpengaruh bagi siswa siswi SMA Al Azhar untuk mendapatkan produk IM3
khusunya pulsa.Disamping itu pula, persepsi konsumen berdasarkan bauran pemasaran pada
operator seluler IM3 pada layanan Blackberry cukup puas atau cukup baik.
Kata Kunci : Bauran Pemasaran, Kepuasan Pelanggan
PENDAHULUAN
Telekomunikasi seluler di Indonesia adalah sebuah substansi yang mencakup keseluruhan
hal yang berhubungan perkembangan telekomunikasi seluler yang terjadi di Indonesia.
Telekomunikasi seluler mulai dikenal sejak tahun 1984, menjadikan Indonesia sebagai salah
satu negara yang paling awal mengadopsi teknologi seluler versi komersial. Masyarakat dunia
menyadari hal tersebut sehingga mereka berupaya keras menghasilkan infrastruktur yang mampu
menyampaikan informasi secara cepat artinya mereka sangat membutuhkan jaringan telekomuikasi
yang memiliki kualifikasi.Penyedia layanan komunikasi di Indonesia baik GSM dan CDMA penuh
dengan persaingan antar merek yang ada.Konsumen yang memilih kartu prabayar GSM dalam
72
berkomunikasi tentu dibingungkan oleh banyaknya merek, meskipun begitu konsumen pasti bisa
memilih yang sesuai dengan kebutuhanya dan lebih selektif dalam memilih merek.
Kartu IM3 merupakan produk kartu seluler prabayar yang dikeluarkan oleh PT. Indosat Tbk.
selain kartu Mentari, Star one dan kartu Matrix. Keunggulan Kartu Prabayar IM3 dari Indosat, seperti
keamanan (bebas dari penyadapan dan penggandaan), aksesbilitas, harga yang terjangkau, mutu prima
serta jangkauan yang luas menjadikan IM3 mendapat nilai maksimal dari aneka pelayanan yang
berkesinambungan dari kartu IM3. Harga paket layanan untuk Blackberry yang dimaksud dari produk
IM3 ini adalah biaya pulsa yang berfariasi sesuai dengan keinginan pembelian konsumen terhadap
layanan Blackberry.Berkisar antara Rp.4500,- untuk Registrasi paket harian. Paket BIS berisi features
email (max 10 account personal email), chatting (YM, ICQ, Gtalk, MSN, AOL), browsing, social
networking (facebook, myspace, etc), dan banyak aplikasi menarik lainnya. Paket ini mempunyai
fungsi Wi-Fi dan semua fitur diatas dapat diakses melalui koneksi Wi-Fi, ada pula paket mingguan
dengan harga Rp.25.000,- dengan Features BIS sama seperti diatas, ada pula paket bulanan dengan
harga paket Rp.90.000,- dengan memberikan layanan Features BIS sama seperti diatas.Keunggulan
IM3 adalah daya jelajahnya yang bisa menjangkau wilayah-wilayah di seluruh Nusantara sehingga
konsumen mudah dihubungi dan menghubungi di mana saja dan yang terpenting tidak perlu repot
dengan persyaratan administratif.
Didalam menghadapi persaingan yang terjadi dalam industri ini, masing-masing merek
mencoba menciptakan keunggulan atau karakteristik tertentu serta terus berinovasi untuk
memenangkan persaingan ini. PT.Indosat,Tbk melalui IM3 nya dituntut bekerja lebih keras untuk
terus memberikan pelayanan yang terbaik dan sesuai dengan kebutuhan maupun keinginan pelanggan.
Hal ini harus dilakukan demi menjaga posisinya yang saat ini adalah market leader didalam bisnis jasa
operator seluler untuk prabayar dan juga untuk membuat pelanggan tetap puas terhadap layanan
Blackberry IM3. Perubahan dalam dunia usaha yang semakin cepat mengharuskan perusahaan untuk
merespon perubahan yang terjadi, problem sentral yang dihadapi perusahaan-perusahaan saat ini
adalah bagaimana perusahaan tersebut menarik pelanggan dan mempertahankanya agar perusahaan
tersebut dapat bertahan dan berkembang, tujuan tersebut akan tercapai jika perusahaan melakukan
proses pemasaran.
Perhatian pada persaingan, menyebabkan konsumen merupakan pilar utama yang harus dijaga
setiap perusahaan yang ingin berhasil menguasai dan mempertahankan pangsa pasarnya. Keberhasilan
atau kegagalan setiap perusahaan sangat tergantung bagaimana pola dan respon pembelian atas
produknya serta tingkat intensitas persaingannya, baik langsung maupun dengan substitusinya.
Pada kalangan remaja saat ini,sangat banyak sekali penggunaan Blackberry, dari kalangan SD,
SMP sampai SMA. Peneliti melihat kondisi perkembangan remaja sekarang ini, bahwa dikalangan
remaja saat ini sangat banyak menggunakan layanan Blackberry .Disamping itu peneliti juga mencoba
menduga, bahwa kebutuhan remaja di layanan Blackberry ini dikarenakan dari gaya hidup ataupun
Life Style bukan dari faktor kebutuhan.
Dalam hal ini, peneliti ingin meneliti produk IM3 pada layanan Blackberry lewat bauran
pemasaran terhadap kepuasan pelanggan IM3. Salah satu cara bagi perusahaan untuk
mempertahankan kepuasan pelanggan adalah melalui paduan bauran pemasaran yang tepat dan
sesuai. Dalam hal ini unsur bauran pemasaran yang ingin dianalisis adalah
produk,harga,saluran,distribusi,dan promosi.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan dengan perumusan masalah penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh produk terhadap kepuasan pelanggan.
2. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap kepuasan pelanggan.
3. Untuk mengetahui pengaruh distribusi terhadap kepuasan pelanggan.
4. Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap kepuasan pelanggan.
5. Untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran terhadap kepuasan pelanggan.
6. Untuk mengetahui persepsi pelanggan terhadap produk IM3 pada layanan Blackberry.
73
Kerangka Pikir Penelitian
Dengan semakin majunya dunia teknologi saat ini khususnya di bidang teknologi informasi
membuat perkembangan bisnis dalam penyediaan jasa operator seluler semakin pesat. Dengan
terjadinya kondisi seperti ini, perusahaan yang berkecimpung dalam industry ini berlomba-lomba
untuk terus melakukan inovasi agar dapat bersaing. Hal ini tentunya harus di dukung dengan program
pemasaran perusahaan tersebut yang tepat.
Pada penelitian ini pembahasan di fokuskan pada PT. INDOSAT Tbk dengan mengamati
startegi bauran pemasaran untuk produk IM3 pada layanan Blackberry, kemudian dari program
pemasaran diperkecil dengan melihat bauran pemasarannya , yaitu : Produk, harga, distribusi dan
promosi.
Dan penelitian ini juga akan membahas tinjauan dari segi konsumen tentang kepuasan
pelanggan IM3 pada layanan Blackberry.Untuk penelitian ini penulis menggunakan kuesioner untuk
mendapat data yang nantinya di olah dengan metode Regresi berganda untuk mengukur bauran
pemasaran dengan kepuasan pelanggan terhadap produk IM3 pada layanan Blackberry. Dan juga
metode analisis desktiptif dengan rumus rata-rata dan standar deviasi untuk mengetahui tingkatan
kepuasan produk IM3 pada layanan Blackberry
Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun tempat penelitian dan waktu penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai beikut:
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA AL AZHAR yang berlokasi di Jl. PUSPITA LOKA 3.2 Bumi
Serpong Damai Tangerang Selatan, Banten
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012
Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah data kualitatif . Data Kualitatif
yaitu informasi yang tidak berbentuk angka tetapi informasi yang dinyatakan dalam kata atau
keterangan.
Metode Pengolahan Data
Metode analisis data yang digunakan dalam skripsi ini disesuaikan dengan masing-masing
permasalahan penelitian. Untuk menjawab permasalahan yang ada digunakan :
1. Uji Validitas
Menunjukkan valid atau tidaknya pertanyaan yang terdapat pada kuesioner dilihat dari penelitian
sebenarnya, jika lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan valid, sedangkan jika lebih besar dari
0,05 pada pertanyaan kuesioner maka dinyatakan tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Adalah suatu bentuk pengajian terhadap kualitias data primer, dengan tujuan untuk mengukur
konsistensi seluruh pertanyaan dalam penelitian. Secara konsep, pertanyaan dianggap konsisten
jika menghasilkan jawaban
Untuk mengukur reliabilitas dari suatu kuesioner maka digunakan rumus teknik cronbach,
sebagai berikut :
α=
-
74
keterangan :
α
= Cronbach‘s alpha
N
= banyaknya pertanyaan
σt²
= variasi dari skor
∑σb²
= jumlah variasi.
3. Analisa Deskriptif
Untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran dan kepuasan
pelanggan digunakan analisa deskripif dengan menggunakan survey melalui kuesioner dengan
skala likert maka variabel yang akan di ukur dijabarkan menjadi indicator variabel, kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai tolak ukur untuk menyusun item-item instrument yang dapat
berupa pertanyaan. Skala likert yang digunakan untuk persepsi konsumen terhadap bauran
pemasaran dan kepuasan pelanggan dalam memberikan 5 penilaian dengan bobot
Kemudian perhitungan untuk mendapatkan kumulatif terakhir:
Bobot X penilaian
1. Nilai terendah 100 x 1 = 100
Dengan perkiraan semua responden memberikan jawaban tidak baik dan tidak setuju antara
bauran pemasaran dan kepuasan pelanggan.
2. Nilai tertinggi 100 x 5 = 500
Dengan perkiraan semua responden memberikan jawaban sangat baik dan sangat setuju antara
bauran pemasaran dan kepuasan pelanggan.
Maka besarnya interval :
N tertinggi – N terendah = 500-100 = 80
Interval Kelas
5
75
Berdasarkan besarnya interval, maka penilaian dapat dikelompokkan :
Tabel 3.3Total Rentang Skala bauran pemasaran dan kepuasan pelanggan
Bobot
Bauran Pemasaran
Kategori Kepuasan
100 – 179
Sangat tidak baik
Sangat Tidak Puas
180 – 259
Tidak baik
Tidak Puas
260 – 349
Cukup baik
Cukup Puas
350 – 419
Baik
Puas
420 – 500
Sangat baik
Sangat Puas
Sumber : Darmadi Durianto,Sugiarto,Tony Sitinjak, Strategi menaklukkan pasar melalui riset
ekuitas dan perilaku merek, 2001, hal. 135
1. Hasil Uji Reliabilitas.
a. Uji Reliabilitas Bauran Pemasaran
Tabel 5.2 Hasil Uji Reliabilitas Bauran Pemasaran
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.889
26
Sumber: Hasil pengolahan SPSS
Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat atau derajat ketepatan dan keakuratan dari
instrument pengukuran. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha . Sebuah
data dianggap reliabel apabila memiliki nilai sebesar 0,60. Hasil uji reliabilitas bauran pemasaran untuk
kartu seluler IM3 pada layanan Blackberry siswa/i SMA AL AZHAR adalah sebesar 0,889 dengan
kategori sangat reliabel. Artinya nilai cronbach‘s alpha yang didapat adalah sebesar 0,889 > 0,81 artinya
secara keseluruhan data tersebut dikatakan sangat reliabel.
Persepsi Konsumen Terhadap Bauran Pemasaran
1. Produk ( X1 )
a. Kualitas sinyal yang bagus dari IM3
Persepsi konsumen terhadap kualitas kinerja IM3 pada layanan Blackberry berdasarkan
skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 359 berada pada posisi rentang skala
350 – 419. Jadi dapat disimpulkan persepsi konsumen terhadap kualitas kinerja IM3 yaitu
Baik.
b. Penilaian konsumen terhadap merek IM3 pada layanan Blackberry yang sudah
terkenal
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen pada Penilaian konsumen terhadap
merek IM3 pada layanan Blackberry yang sudah terkenal. dilihat pada tabel di bawah ini:
2. Harga menyesuaikan bagi pengguna
Dari hasil perhitungan, penulis dapat menentukan persepsi konsumen terhadap Harga
menyesuaikan bagi pengguna berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total
308 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Harga menyesuaikan
bagi pengguna yaitu Cukup Baik.
3. Distribusi ( X3 )
a. Kemudahan konsumen dalam memperoleh produk
76
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen terhadap Kemudahan konsumen
dalam memperoleh produk dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan persepsi konsumen terhadap Kemudahan
konsumen dalam memperoleh produk berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang
berjumlah total 408 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat Kemudahan
konsumen dalam memperoleh produk yaitu Cukup Baik.
b. Terdapat penjualan pulsa diseluruh wilayah
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen terhadap Terdapat penjualan pulsa
diseluruh wilayah dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan persepsi konsumen Terdapat penjualan
pulsa diseluruh wilayah berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total
246 berada pada posisi rentang skala 180 – 259. Jadi dapat disimpulkan Terdapat penjualan
pulsa diseluruh wilayah yaitu Tidak Baik.
c. Penempatan Galery IM3 yang strategis
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Penempatan
Galery IM3 yang strategis dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Pendapat tentang Penempatan Galery IM3
yang strategis berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 318 berada
pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Penempatan Galery IM3 yang
strategis
d. Kenyamanan fasilitas untuk konsumen
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Kenyamanan
fasilitas untuk konsumen dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Kenyamanan fasilitas untuk konsumen
berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 272 berada pada posisi
rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Kenyamanan fasilitas untuk konsumen
yaitu Cukup Baik.
e. Kenyamanan pada pelayanan di Costumer Service
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Kenyamanan
pada pelayanan di Costumer Service dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Kenyamanan pada pelayanan di
Costumer Service berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 316
berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Kenyamanan pada
pelayanan di Costumer Service yaitu Cukup Baik.
4. Promosi ( X4 )
a. Promosi penjualan yang disertai bonus-bonus menarik
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Promosi
penjualan yang disertai bonus-bonus menarik dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Promosi penjualan yang disertai bonusbonus menarik berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 305
berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Promosi penjualan yang
disertai bonus-bonus menarik yaitu Cukup Baik.
b. Promosi penjualan pada saat event tertentu dengan berbagai hadiah.
77
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Promosi
penjualan yang disertai bonus-bonus menarik dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Promosi penjualan pada saat event
tertentu dengan berbagai hadiah berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah
total 303 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Promosi
penjualan pada saat event tertentu dengan berbagai hadiah yaitu Cukup Baik.
c. Iklan-iklan produk terbaru yang sangat menarik dimedia cetak
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Iklan-iklan
produk terbaru yang sangat menarik dimedia cetak dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Iklan-iklan produk terbaru yang sangat menarik
dimedia cetak berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 294 berada
pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Iklan-iklan produk terbaru yang
sangat menarik dimedia cetak yaitu Cukup Baik
d. Promosi produk sangat menarik di media TV
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Promosi
produk sangat menarik di media TV dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Promosi produk sangat menarik di media TV
berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 305 berada pada posisi
rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Promosi produk sangat menarik di media
TV yaitu Cukup Baik.
5. Kepuasan Pelanggan ( Y )
a. Sering berpindah merek provider karena faktor harga
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Sering
berpindah merek provider karena faktor harga dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Sering berpindah merek provider karena
faktor harga berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 326 berada
pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Sering berpindah merek
provider karena faktor harga yaitu Cukup Puas.
b. Pembeli yang puas dengan produk yang dikonsumsinya
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Pembeli yang
puas dengan produk yang dikonsumsinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan yang puas dengan produk yang dikonsumsinya
berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 319 berada pada posisi
rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan yang puas dengan produk yang
dikonsumsinya yaitu Cukup Puas.
c. Menemukan kepuasan dalam memakai produk
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Menemukan
kepuasan dalam memakai produk dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari tabel diatas, penulis dapat Menemukan kepuasan dalam memakai produk
berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 313 berada pada posisi
rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Menemukan kepuasan dalam memakai
produk yaitu Cukup Puas.
d. Benar-benar menyukai produk
78
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Benar-benar
menyukai produk dapat dilihat pada tabel di bawah ini :Dari tabel diatas, penulis dapat
Benar-benar menyukai produk berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah
total 319 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Benar-benar
menyukai produk yaitu Cukup Puas.
e. Menyarankan atau mempromosikan ke orang lain untuk membeli produk
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Menyarankan
atau mempromosikan ke orang lain untuk membeli produk dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
Dari tabel diatas, penulis dapat Menyarankan atau mempromosikan ke orang lain untuk
membeli produkberdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 341
berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Menyarankan atau
mempromosikan ke orang lain untuk membeli produk yaitu Cukup Puas.
6. Harga menyesuaikan bagi pengguna
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen terhadap Harga menyesuaikan bagi
pengguna dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan persepsi konsumen terhadap Harga
menyesuaikan bagi pengguna berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah
total 308 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Harga
menyesuaikan bagi pengguna yaitu Cukup Baik.
7. Distribusi ( X3 )
a. Kemudahan konsumen dalam memperoleh produk
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen terhadap Kemudahan konsumen
dalam memperoleh produk dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan persepsi konsumen terhadap Kemudahan
konsumen dalam memperoleh produk berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang
berjumlah total 408 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat Kemudahan
konsumen dalam memperoleh produk yaitu Cukup Baik.
b. Terdapat penjualan pulsa diseluruh wilayah
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen terhadap Terdapat penjualan pulsa
diseluruh wilayah dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan persepsi konsumen Terdapat penjualan
pulsa diseluruh wilayah berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total
246 berada pada posisi rentang skala 180 – 259. Jadi dapat disimpulkan Terdapat penjualan
pulsa diseluruh wilayah yaitu Tidak Baik.
c. Penempatan Galery IM3 yang strategis
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Penempatan
Galery IM3 yang strategis dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Pendapat tentang Penempatan Galery IM3
yang strategis berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 318 berada
pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Penempatan Galery IM3 yang
strategis
yaitu Cukup Baik.
d. Kenyamanan fasilitas untuk konsumen
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Kenyamanan
fasilitas untuk konsumen dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Kenyamanan fasilitas untuk konsumen
berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 272 berada pada posisi
79
rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Kenyamanan fasilitas untuk konsumen
yaitu Cukup Baik.
e. Kenyamanan pada pelayanan di Costumer Service
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Kenyamanan
pada pelayanan di Costumer Service dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Kenyamanan pada pelayanan di Costumer
Service berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 316 berada pada
posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Kenyamanan pada pelayanan di
Costumer Service yaitu Cukup Baik.
8. Promosi ( X4 )
a. Promosi penjualan yang disertai bonus-bonus menarik
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Promosi
penjualan yang disertai bonus-bonus menarik dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Promosi penjualan yang disertai bonus-bonus
menarik berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 305 berada pada
posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Promosi penjualan yang disertai
bonus-bonus menarik yaitu Cukup Baik.
b. Promosi penjualan pada saat event tertentu dengan berbagai hadiah.
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Promosi
penjualan yang disertai bonus-bonus menarik dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Promosi penjualan pada saat event
tertentu dengan berbagai hadiah berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah
total 303 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Promosi
penjualan pada saat event tertentu dengan berbagai hadiah yaitu Cukup Baik.
c. Iklan-iklan produk terbaru yang sangat menarik dimedia cetak
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Iklan-iklan
produk terbaru yang sangat menarik dimedia cetak dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Iklan-iklan produk terbaru yang sangat menarik
dimedia cetak berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 294 berada
pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Iklan-iklan produk terbaru yang
sangat menarik dimedia cetak yaitu Cukup Baik.
d. Promosi produk sangat menarik di media TV
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Promosi
produk sangat menarik di media TV dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Promosi produk sangat menarik di media TV
berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 305 berada pada posisi
rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Promosi produk sangat menarik di media
TV yaitu Cukup Baik.
9. Kepuasan Pelanggan ( Y )
a. Sering berpindah merek provider karena faktor harga
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Sering
berpindah merek provider karena faktor harga dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Sering berpindah merek provider karena faktor
harga berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 326 berada pada
posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Sering berpindah merek provider
karena faktor harga yaitu Cukup Puas.
b. Pembeli yang puas dengan produk yang dikonsumsinya
80
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Pembeli yang
puas dengan produk yang dikonsumsinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan yang puas dengan produk yang dikonsumsinya
berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 319 berada pada posisi
rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan yang puas dengan produk yang
dikonsumsinya yaitu Cukup Puas.
c. Menemukan kepuasan dalam memakai produk
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Menemukan
kepuasan dalam memakai produk dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari tabel diatas, penulis dapat Menemukan kepuasan dalam memakai produk berdasarkan
skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 313 berada pada posisi rentang skala
260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Menemukan kepuasan dalam memakai produk yaitu
Cukup Puas.
d. Benar-benar menyukai produk
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Benar-benar
menyukai produk dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari tabel diatas, penulis dapat Benar-benar menyukai produk berdasarkan skala likerts dari
100 responden yang berjumlah total 319 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi
dapat disimpulkan Benar-benar menyukai produk yaitu Cukup Puas.
e. Menyarankan atau mempromosikan ke orang lain untuk membeli produk
Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Menyarankan
atau mempromosikan ke orang lain untuk membeli produk dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
Dari tabel diatas, penulis dapat Menyarankan atau mempromosikan ke orang lain untuk
membeli produkberdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 341
berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Menyarankan atau
mempromosikan ke orang lain untuk membeli produk yaitu Cukup Puas.
Kesimpulan
Dari pengolahan data serta analisis pembahasan diatas, berkaitan dengan unsur-unsur yang mempengaruhi
kepuasan pelanggan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel bauran pemasaran yang terdiri atas 4P (Produk, Harga, Distribusi dan Promosi) secara
bersama-sama memiliki pengaruh positif atau signifikan terhadap kepuasan pelanggan IM3 pada
layanan Blackberry.
2. Variabel Bauran pemasaran terdiri atas 4P (Produk, Harga, Distribusi dan Promosi) yang
berpengaruh paling dominan adalah faktor Distribusi X3 dengan nilai yang signifikan 4,138 > 1,984
IM3 yang benar-benar memberikan pengaruh terhadap Y yaitu kepuasan pelanggan, IM3 layanan
Blackberry dikalangan Pelajar siswa/i SMA AL AZHAR Tangerang Selatan,Banten. Sedangkan
pada variabel produk, harga dan promosi tidak ada pengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Dengan
nilai signifikan Produk X1 sebesar (– 1,407) < 1,984 maka tidak ada pengaruh terhadap Y yaitu
kepuasan pelanggan, lalu dengan nilai signifikan harga X2 sebesar 2,252 > 1,984 maka ada
pengaruh terhadap Y yaitu kepuasan pelanggan .Dengan nilai signifikan promosi X4 sebesar 1,718 <
1,984 maka promosi tidak ada pengaruh terhadap Y yaitu kepuasan pelanggan .
3. Variabel Kepuasan pelanggan IM3 pada layanan Blackberry berada pada persepsi Cukup Puas
dengan rekapitulasi nilai 323,6 yang dimana tingkat kepuasan 260 – 349 adalah Cukup Puas
81
Saran
Dari analisis pembahasan dan kesimpulan diatas, ada beberapa saran kepada Direktur IM3
khususnya di Layanan Blackberry dalam upaya meningkatkan mutu atau pelayanan atas jasa dan
mempertahankan kepuasan pelanggan, dalam rangka menghadapi era persaingan pada bidang
telekomunikasi seluler yang semakin kompetitif saat ini yaitu:
1. Dari hasil yang sudah dihitung maka didapatkan jawaban bahwa semua variabel 4P (Produk, Harga,
Distribusi, dan Promosi) terdapat pengaruh terhadap Kepuasan pada Pelanggan.pada hal ini dapat
menjadi masukan bagi pihak IM3 terutama kepada Direktur utama agar dapat mempertahankan dan
mengembangkan usaha-usaha demi kemajuan produk IM3 pada layanan Blackberry.
2. Variabel yang paling dominan pada penelitian ini adalah Distribusi. Penambahan pada jalur
distribusi/agen-agen pulsa sangat berpengaruh bagi pelanggan IM3 pada layanan Blackberry, dan
terutama pada penempatan atau tata letak agen-agen pulsa di tiap wilayah khususnya di Tangerang
Selatan.
3. Kemudian di kualitas signal , PT.Indosat ,tbk bisa mendirikan tower-tower pemancar pada tiap-tiap
wilayah di Tangerang Selatan,Banten agar Pelanggan IM3 khususnya pada layanan Blackberry
mendapatkan kualitas Signal yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Hasan, Marketing, Yogyakarta, Media Presindo, Jakarta, 2009
Bilson Simamora, Analisis Multivariat Pemasaran, PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2005
Darmadi Durianto, Strategi Menaklukan Pasar, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Edisi II, Andi Yogyakarta, 2008
Fajar Laksana,Pemasaran, Edisi Pertama, Yogyakarta,Graha Ilmu 2008
Husein Umar, Riset Pemasaran dan Prilaku Konsumen, PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2009
Husein Umar, Metode Penelitian, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.2007
Hasyim,Rina Anindita, Prinsip-prinsip Dasar Metode Riset Bidang Pemasaran, University Press Jakarta,
2009
M.Mursid, Manajemen Pemasaran, Bumi Aksara, Jakarta, 2006
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Benjamin Malon, Edisi Milenium, Prenhallindo, Jakarta, 2002
----------------,,Gary Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran,Terjemah Alexander Sindoro, Edisi Kesembilan,
PT Indeks,Jakarta,2004
Paul N Bloom dan Louise N Boone, Strategi Pemasaran Produk, PT Prestasi Pustakaraya, Jakarta, 2006
Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen,Penerbit ALFABETA,Bandung, 2005
Ronny Kountur, Metode Penelitian, PPM, Jakarta, 2007
Sugiono,Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesebelas ALFABETA, Bandung, 2008
82
ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), DEBT TO EQUITY
RATIO (DER), DAN CURRENT RATIO (CR)TERHADAP PRICE BOOK
VALUE (PBV) PADA PERUSAHAAN LQ’45 DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2007– 2011
Asep Ahmad Yani
Fakultas Ekonomi/Manajemen
Universitas Esa Unggul
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen yaitu Return on Equity (ROE)
Debt To Equty Ratio (DER),Dan Current Ratio (CR) terhadap Price book value (PBV) dengan
menggunakan teknik analisis regresi berganda.
Sampel dalam penelitian menggunakan teknik penarikan sampel dengan metode purposive sampling
dimana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu. Perusahaan yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak 30 perusahaan dengan kriteria sebagai berikut setiap perusahaan yang
tergabung dalam indeks LQ’45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara konsisten selama 5 tahun
berturut-turut dan mengeluarkan laporan keuangan setiap tahun yang telah di audit selama periode 2007
sampai dengan 2011. Perusahaan sampel memiliki dan menggunakan sumber dana baik dari sumber
internal maupun eksternal, dan perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan-perusahaan yang
terdaftar didalam LQ 45 .
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan Return on Equity
(ROE) terhadap Price book value (PBV), sedangkan Debt to Equity Ratio dan Current Ratio (CR) tidak
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Price book value (PBV). Secara simultan Return on Equity
(ROE) Debt To Equty Ratio (DER),Dan Current Ratio (CR) mempunyai pengaruh yang signifikan
Terhadap Price book value (PBV)
Kata Kunci: Return on Equity (ROE) Debt To Equty Ratio (DER),Dan Current Ratio (CR) Terhadap
Price book value (PBV)
PENDAHULUAN
Investasi di pasar modal walaupun dalam prinsipnya sama dengan investasi di bidang lain, akan
tetapi dalam kenyataan mempunyai kekhususan yaitu selain dana juga diperlukan pengetahuan yang
cukup, pengalaman serta naluri bisnis untuk menganalisa efek atau surat berharga yang akan dibeli dan
efek yang sudah waktunya untuk dijual kembali. Bagi perusahaan yang sudah go publik, hendaknya
menunjukkan kondisi keuangan yang baik, dikarenakan keuntungan yang diterima perusahaan
menunjukkan kenaikan yang berarti dari waktu ke waktu. Hal tersebut dapat dilihat dan dibaca oleh
masyarakat umum, terlebih lagi dengan pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan tersebut.
Hal ini akan menjadi acuan bagi pemilik modal yaitu investor dan kreditur yang akan menanamkan
modalnya atau menginvestasikan dana yang dimiliki kedalam perusahaan yang dirasa berpotensi untuk
memberi keuntungan dan keamanan.
83
Investor dan calon investor dapat menentukan investasinya dengan tepat. Oleh karena itu dirasa
perlu untuk melakukan penelitian,di mana penelitian tersebut pada kinerja keuangannya sehingga bisa
memberikan informasi pada masyarakat terlebih pada investor yang hendak menginvestasikan dana atau
modal yang dimiliki.
Investor dapat mempertimbangkan rasio pasar modal seperti rasio harga pernilai buku (PBV) untuk
membedakansaham mana yang harganya wajar, terlalu tinggi (overvalued), atau terlalu
rendah(undervalued).Strategi ini umumnya menghubungkan rasio price to book value dengan nilai
intrinsik saham yang diperkirakan berdasarkan model penilaiansaham. Biasanya dalam melihat laporan
keuangan suatu perusahaan untuk menentukan seorang investor ingin membeli saham tersebut, investor
akan melihat laporan keuangan perusahaan 5 tahun kebelakang, karena dengan melihat laporan keuangan
5 tahun kebelakang maka seorang investor dapat melihat perkembangan selanjutnya.
Untuk itu penulis mencoba menganalisis Price Book Value (PBV) yang tergabung pada LQ45.
Supaya harapan para investor sebelum memutuskan untuk membeli dan menjual saham, para investor
harus memperhatikan nilai buku saham perusahaan maka dari itu penulis membuat grafik perkembangan
rata-rata Price Book Value (PBV) pada perusahaan yang tergabung dalam LQ‘45 yang terlihat pada
Gambar chard berikut ini
Gambar 1.1
Pergerakkan rata-rata PBV dari tahun 2007-2011
Terlihat dari awal tahun 2007 PBV bernilai 5,5176 kali, kemudian tahun 2008 PBV turun sebesar
nilai 3,23 kali . Pada tahun 2009 PBV meningkat menjadi 3,53 kali sedangkan tahun 2010 PBV
meningkat kembali menjadi sebesar 3,991 kali dan di tahun 2011 kembali berubah menjadi rata-rata
3,90.Hal ini dapat disimpulkan bahwa PBV tidak konsiten dalam pergerakanya.
Di lihat dari faktor fundamental, naik dan turunnya harga saham dapat dipengaruhi oleh factor
eksternal dan factor internal. Pada faktor eksternal bisa dilihat pada perkembangan makro ekonomi.
Sedangkan pada faktor internal biasanya dilihat pada kinerja perusahaan terutama Rasio keuangan, baik
dari Rasio Profibilitas, Rasio Pasar, Rasio Hutang, Rasio Aktivitas, dan Rasio Likuiditas. Dimana rasio
tersebut telah teruji dan memiliki pengaruh terhadap harga saham yang akan menyebabkan pengaruh
pada Price Book Value (PBV).
Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul “
ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), DAN
CURRENT RATIO (CR)TERHADAP PRICE BOOK VALUE (PBV) PADA PERUSAHAAN
LQ’45 DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2007– 2011 ”
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
84
1. Untuk mengetahui pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Current Ratio secara parsial
terhadap Price Book Value Pada Perusahaan LQ 45 tahun 2007 -2011
2. Untuk mengetahui pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio,Current Ratio secara simultan
terhadap Price Book Value Pada Perusahaan LQ 45 tahun 2007 -2011
Kerangka Pikir
Gambaran Kerangka Pikir Penelitian adalah sebagai berikut :
Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka hipotesis penelitian yang akan diajukan adalah sebagai
berikut :
Ha1
: Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Return on Equity, Debt to Equity Ratiodan
Current Ratio terhadap Price Book Value secara parsial.
Ha2
: Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan
Current Ratio terhadap Price Book Value secara simultan.
85
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) pada gedung Bursa
Efek Indonesia (BEI) yang terletak di jalan. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta Selatan 12190
Indonesia.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan penulis untuk penelitian ini berlangsung dari tahun 2011 sampai dengan
selesai.
Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang diperoleh adalah jenis data kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk
angka, atau data kualitatif yang diangkakan. Disini data yang penulis ambil adalah Return on Equity,
Debt to Equity Ratio, Current Ratiodan hasil perhitungan Price Book Value selama tahun 20072011.
2. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh penulis yaitu data yang bersifat sekunder.Data sekunder adalah data
yang sudah diolah oleh perusahaan berupa laporan keuangan dan kemudian digunakan oleh penulis
untuk dapat diolah datanya lebih lanjut sebagai perhitungan hasil penulisan karya ilmiah.Jadi data
yang sudah penulis peroleh dari PRPM di Bursa Efek, dan datanya diperoleh dari situs BEI
(www.idx.co.id).
Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi yang menjadi objek penelitian penulis merupakan perusahaan yang tergabung dalam
LQ‘45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2007 sampai dengan 2011.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 perusahaan, pengambilan sampel yang dilakukan
penulis dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan tehnik purposive sampling. Purposive
sampling yaitu metode pemilihan sampel dengan beberapa kriteria atau pertimbangan tertentu.
Adapun yang menjadi kriteria/pertimbangan adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan yang tergabung dalam LQ‘45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara
konsisten selama 5 tahun berturut-turut pada Desember 2007-Desember 2011.
b. Data laporan keuangan yang tersedia secara lengkap selama periode 2007 sampai dengan 2011.
c. Terdapat 26 perusahaan yang tergabung dalam LQ‘45 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini,
diantaranya :
86
Tabel 3.1 Perusahaan Sebagai Objek Penelitian
NO
Nama perusahaan
Emitmen
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
PT.Astra Argo Lestari , Tbk
PT.Aneka Tambang ,Tbk
Bisi Internatonal Tbk
Pt.Berlian Laju Tanker Tbk
Pt.Bakrie Brother Tbk
Pt.Indosat ,Tbk
Pt.Barito Pasifik ,Tbk
Pt.Bakrie Telecom ,Tbk
Pt.Bakrie Sumatra Plantation Tbk
Pt.Bumi Resources.Tbk
Pt.Darma Henwa ,Tbk
Pt.Sampoerna Argo,Tbk
Pt.Bakrie Develoment,Tbk
Pt.Energi Mega Persada ,Tbk
Pt.Semen Gresik ,Tbk
Pt.International Nickel Indonesia ,Tbk
Pt.Indofood Sukses Makmur,Tbk
Pt.Indo Tambang Raya Megah Tbk
Pt.Medco Energi Intrnational,Tbk
Pt.Perusahaan Gas Negara ,Tbk
Pt.Bank Pan Negara ,Tbk
Pt.Tambang Batu Bara Bukit Asam ,Tbk
Pt.Unilever ,Tbk
Pt.Telekomunikasi Indonesia ,Tbk
Pt.Timah (Persero),Tbk
Pt.Tempo Scand Pacifik,Tbk
Aaeli
ANTM
BISI
BLTA
BNBR
ISAT
BRPT
BTEL
UNSP
BUMI
DEWA
SGRO
ELTY
ENRG
SMGR
INCO
INDF
ITMG
MEDC
PGAS
PNBN
PTBA
UNVR
TLKM
TINS
TSPC
Sumber : Objek Perusahaan diperoleh dari BEI
Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan studi kepustakaan. Studi kepustakaan
digunakan untuk memperoleh teori-teori yang diperlukan serta untuk dapat membahas sekaligus
menjawab mengenai permasalahan yang penulis teliti. Penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan
membaca, mempelajari, mengkaji, meneliti serta menelaah buku-buku referensi, jurnal, dan literatur
lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yang akan dapat membantu penelitian dalam
pembahasan masalah.
Metode Analisis Data
Pengujian hipotesis dengan metode analisis data yaitu dengan menggunakan software SPSS. Langkahlangkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Menguji apakah dalam sebuah model regresi, antara variabel dependen dan variabel independen, atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah data normal atau
mendekati normal. Dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut :
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka regresi
memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Uji Multikolinearitas
87
Menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem Multikolinearitas (Multikol). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Ada tidaknya multikolinearitas dapat
dilihat besarnya VIF (Variance Inflation Factor). Apabila harga VIF lebih besar dari 5 (VIF > 5),
mengidentifikasikan variabel tersebut mempunyai multikolinier dengan variabel independen yang lain.
Uji Heterokedastisitas
Menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap, maka disebut Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
Heterokadastisitas. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi Heterokedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi Heterokedastisitas.
Uji Autokorelasi
Autokorelasi berarti terdapat korelasi antar anggota sampel atau data pengamatan yang diurutkan
berdasarkan waktu, sehingga munculnya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya. Uji autokorelasi
dilakukan dengan Durbin-Watson d statistics test (D-W test) dan melihat ada tidaknya autokorelasi dapat
digunakan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 3.2 Kriteria Durbin Watson
DW
Kesimpulan
< 1.10
Ada autokorelasi
1.10 sampai 1.54
Tanpa kesimpulan
1.55 sampai 2.46
Tidak ada autokorelasi
2.47 sampai 2.90
Tanpa kesimpulan
> 2.91
Ada autokorelasi
Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara setiap
variabel bebas (variabel independen) terhadap variabel terikat (variabel dependen). Adapun bentuk
persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y
a b1 X 1 b2 X 2
b3 X 3
e
Dimana :
Y
X1
X2
= Price Book Value
= Debt to Equity Ratio
= Konstanta
= Current Ratio
88
= Koefisien Regresi
X3
= Return on Equity
Uji t (Parsial)
Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan apakah koefisien regresi terebut mempunyai
pengaruh yang signifikan atau tidak secara parsial antara variabel independen (X) terhadap variabel
dependen (Y).
Dasar pengambilan keputusan :
a. Jika t hit t tabel , maka mempunyai pengaruh yang signifikan.
b. Jika t hit
a. Jika Sig. >
b. Jika Sig. <
t tabel , maka tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.
atau
(0.05), maka koefisien regresi tidak signifikan.
(0.05), maka koefisien regresi signifikan.
Uji F (Simultan)
Uji F atau disebut uji signifikan serentak (bersama-sama) dilakukan untuk menguji apakah semua
variabel independen (X) mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen (Y)
secara simultan.
Dasar pengambilan keputusan :
a. Jika Fhit Ftabel , maka Terima H a
b. Jika Fhit
Ftabel , maka Tolak H o
a. Jika nilai Sig. >
atau
(0.05), maka Terima H a
b. Jika nilai Sig. <
(0.05), maka Tolak H o
Hipotesa :
Ho > 0 =
dependen.
Ha < 0 =
dependen.
maka ada pengaruh secara simultan antara variabel independen terhadap variabel
maka tidak ada pengaruh secara simultan antara variabel independen terhadap variabel
Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda terdiri dari
satu variabel dependen (Y) yaitu Price Book Value (PBV) dan terdiri empat variabel independen (X)
yaitu Current Ratio(CR), Debt to Equity Ratio(DER), Return on Equity(ROE).
Maka variabel-variabel tersebut didefinisikan sebagai berikut :
1)
2)
Price Book Value
Yaitu rasio untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Rasio ini mengukur nilai yang
diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi sebagai perusahaan yang terus tumbuh.
Rasio Price Book Value merupakan perbandingan antara harga saham dengan nilai buku persaham.
Return on Equity
89
Merupakan salah satu rasio profitabilitas yang merupakan hasil pengembalian atas ekuitas.
Rasio ini mengukur pengembalian nilai buku kepada pemilik.Perhitungan Return on Equity di dapat
dengan membagi net income dengan total equity.
3) Debt to Equity Ratio
Yaitu rasio yang mengukur berapa besar hutang atau kewajiban perusahaan dibandingkan
dengan modalnya. Rasio ini menjadi salah satu rasio yang mengukur solvabilitas perusahaan. Rasio
hutang atas modal dapat dihitung dengan membagi jumlah hutang (baik lancar maupun jangka
panjang) dengan jumlah modal/ekuitas.
4) Current Ratio
Yaitu rasio yang mengukur jumlah aktia lancar dengan jumlah kewajiban lancar atau hutang
jangka pendek. Rasio lancar akan lebih bermanfaat dari pada jumlah rupiah dalam modal kerja yang
dilakukan untuk suatu perusahaan.
Current Ratio ini menunjukkan tingkat keamanan ( margin of safety) kreditor jangka pendek, atau
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Tetapi suatu perusahaan dengan
current ratio yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah
jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan, misalnya
jumlah persedian yang relatip tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan yang akan datang
sehingga tingkat perputaran persedian rendah dan menunjukkan adanya over investment dalam
persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang mungkin sulit untuk ditagih.
Sejarah Singkat Perusahaan
1. PT Astra Agro Lestari, Tbk (AALI)
PT Astra Agro Lestari Tbk didirikan dengan nama PT Suryaraya Cakrawala berdasarkan Akta
Notaris Ny.Rukmasanti Hardjasatya,S.H No.12 tanggal 3 Oktober 1988, yang kemudian berubah
menjadi PT Astra Agro Niaga. Pada tanggal 30 Juni 1997 perusahaan melakukan penggabungan usaha
dengan PT Suryaraya Bahtera dan berubah menjadi PT Astra Agro Lestari Tbk. Ruang lingkup
kegiatan perusahaan adalah perkebunan, perdagangan umum, perindustrian, pengangkutan, jasa dan
konsultan. Perusahaan mempunyai investasi pada anak perusahaan yang bergerak dalam bidang
perkebunan dan industri kelapa sawit, karet, dan kakao. Pada tanggal 9 Desember 1997, perusahaan
melakukan penawaran umum perdana saham perusahaan melalui Bursa Efek Indonesia. Kantor pusat
perusahaan dan anak perusahaan berlokasi di Jalan Pulo Ayang Raya Blok OR No.1 Kawasan Industri
Pulogadung Jakarta.
2. PT Aneka Tambang (Persero), Tbk (ANTM)
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk didirikan tanggal 5 Juli 1968 dengan nama PT
Pertambangan Nickel Indonesia (PNI). PT Aneka Tambang Tbk merupakan pelopor dalam usaha
pertambangan dan produksi mineral di Indonesia. Pada tanggal 21 Mei
1975,
berdasarkan
Keputusan Menteri Kehakiman RI status Aneka Tambang berubah menjadi perusahaan terbuka (PT
Aneka Tambang Tbk). PT Aneka Tambang Tbk mendaftarkan diri di Bursa Efek Indonesia pada
tanggal 27 November 1997. Kantor Pusat PT Aneka Tambang Tbk beralamat di Jalan Letjen TB
Simatupang No.1 Lingkar Selatan Tanjung Barat Jakarta.
3. PT Astra International, Tbk (ASII)
PT Astra International Tbk didirikan dengan Akta Notaris Sie Khwan Djioe No.67 tanggal 20
Februari 1957 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dalam Surat Keputusan No.J.A.5/53/5
tanggal 1 Juli 1957. PT Astra International Tbk didirikan dengan nama PT Astra International
Incorporated. Pada tahun 1990 Perseroan mengubah namanya menjadi PT Astra International Tbk.
Perseroan ini berdomisili di Jalan Gaya Motor Raya No.8 Sunter II Jakarta. Ruang lingkup kegiatan
90
perseroan adalah perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian,
pembangunan, dan jasa konstruksi. Ruang lingkup kegiatan utama anak perusahaan meliputi perakitan
dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat-alat
berat, pertambangan dan jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, dan teknologi
informasi. PT Astra International mendaftarkan diri di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 4 April
1990.
4. PT International Nickel Indonesia, Tbk (INCO)
PT International Nickel Indonesia Tbk merupakan produsen nikel terkemuka di dunia. Selama
lebih dari tiga dasawarsa sejak penandatanganan Kontrak Karya dengan Pemerintah Indonesia pada
tahun 1968, Perseroan telah menyediakan lapangan pekerjaan dan pelatihan, mewujudkan kepedulian
terhadap keutuhan masyarakat sekitar, menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham dan
memberikan sumbangan positif terhadap ekonomi Indonesia. PT International Nickel Indonesia Tbk
menghasilkan nikel dan mette, produk setengah jadi yang diolah dari biji laterit di fasilitas
pertambangan dan pengolahan terpadu dekat Surowako, Sulawesi. Seluruh produksi PT International
Nickel Indonesia Tbk dijual dalam mata uang Amerika Serikat dalam kontrak-kontrak jangka
panjang. Per 31 Desember 2005, 60,8% saham Perseroan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI),
dimiliki oleh PT International Nickel Indonesia Tbk Limited dari Kanada, salah satu produsen nikel
terkemuka di dunia, dan 20,1 % saham oleh Sumitomo Metal Mining Co., Ltd sebuah Perseroan
tambang dan peleburan penting di Jepang. Selain itu, 19,1% saham PT International Nickel Indonesia
Tbk dimiliki oleh public dan pemegang saham lainnya.
5. PT Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF)
PT Indofood Sukses Makmur Tbk didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 14 Agustus
1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma, berdasarka Akta Notaris Benny Kristianto, S.H
No.228. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dalam Surat Keputusan tanggal 12
Juli 1991, dan diumumkan dalam Berita Negara RI No.12 Tambahan No.611 tanggal 11 Februari
1992. Ruang lingkup kegiatan perusahaan terdiri dari pembuatan mie, penggilingan mie, penggilingan
tepung terigu, kemasan, jasa manajemen, serta penelitian dan pengembangan. Saat ini, perusahaan
terutama bergerak dibidang pembuatan mie dan penggilingan tepung terigu. Kantor Pusat perusahaan
berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 27 Jalan Jendral Sudirman Kav.76-78 Jakarta.
Pada 14 Juli 1994 perusahaan melaksanakan penawaran umum saham baru kepada masyarakat
melalui Bursa Efek Indonesia (BEI).
6. PT Indosat, Tbk (ISAT)
PT Indosat Tbk didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No.1
Tahun 1967 berdasarkan Akta Notaris Mohamad Said Tadjoedin, S.H No.55 Tanggal 10 November
1967 di Negara Republik Indonesia. Pada tahun 1980, perusahaan dijual oleh American Cable and
Radio Corporation, anak perusahaan dari International Telephone & Telegraph, kepada Pemerintah
Republik Indonesia dan menjadi Badan Usaha Milik Negara (Persero). Pada tanggal 23 Agustus 2001,
perusahaan memperoleh izin penyelenggaraan dari Menteri Perhubungan. Berdasarkan Surat Izin
penyelenggaraan jaringan telekomunikasi tetap lokal dengan wilayah operasi Jakarta dan Surabaya.
Pada tanggal 7 Februari 2003, perusahaan memperoleh persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman
Modal dalam Surat No.14/V/PMA/2003 atas perubahan status dari Badan Usaha Milik Negara
(Persero) menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing. PT Indosat Tbk mendaftarkan diri di Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 19 Oktober 1994. Perusahaan berkedudukan di Jalan Medan
Merdeka Barat No.21 Jakarta dan memiliki 8 kantor regional yang terletak di Jakarta, Bandung,
Semarang, Surabaya, Medan, Palembang, Balikpapan, dan Makasar.
91
7. PT Medco Energi International, Tbk (MEDC)
PT Medco Energi International Tbk didirikan pada tanggal 9 Juni 1980 oleh pengusaha muda
Indonesia, BP.Arifin Panigoro. Beliau bersama Bp.Hertriono Kartowisastro (Direktur Utama PT
Apexindo Pratama Duta Tbk) memulai usaha dibidang pengolahan minyak dan gas. Dengan
bergabungnya BP.John Sadrak Karamoy di tahun 1992, PT Medco Energi International Tbk mulai
memasuki usaha dibidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas. Saat ini PT Medco Energi
International Tbk berkembang menjadi sebuah perusahaan energy terpadu yang memiliki kegiatan
usaha dibidang eksplorasi dan produksi migas, jasa pengeboran, produksi methanol, serta yang terbaru
adalah produksi LPG dan pembangkit tenaga listrik. Keterlibatan perseroan dalam bisnis eksplorasi
dan produksi migas diawali dari pengambilalihan kontrak-kontrak eksplorasi dan produksi milik
Tesoro di Kalimantan pada tahun 1992 dan pengambilalihan PT Stanvac Indonesia dari Exxon Mobil
pada tahun 1995. Pada tanggal 12 Oktober 1994 PT Medco Energi International melakukan
penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia dengan simbol saham MEDC. Kantor Pusat
beralamat di Graha Niaga Building Lantai 16, Jalan Jendral Sudirman No.58 Jakarta.
8. PT Perusahaan Gas Negara, Tbk (PGAS)
Semula pengusaha gas di Indonesia adalah perusahaan gas swasta Belanda yang bernama
I.J.N. Eindhoven & Co berdiri pada tahun 1859 yang memperkenalkan penggunaan gas kota di
Indonesia yang terbuat dari batu bara. Pada tahun 1958 perusahaan tersebut dinasionalisasi dan diubah
menjadi PN Gas yang selanjutnya pada tanggal 13 Mei 1965 berubah menjadi Perusahaan Gas
Negara. Tanggal inilah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi PGN pada tiap tahunnya.
Perusahaan ini mulai menyalurkan gas alam menggantikan gas buatan dari batu bara dan minyak yang
tidak ekonomis pada tahun 1974. Konsumennya adalah sektor rumah tangga, komersial dan industri.
Penyaluran gas alam untuk pertama kali dilakukan di Cirebon tahun 1974, kemudian disusul berturutturut di wilayah Jakarta tahun 1979, Bogor tahun 1980, Medan tahun 1985, Surabaya tahun 1994, dan
Palembang tahun 1996. Berdasarkan kinerjanya yang terus mengalami peningkatan, maka pada tahun
1984 statusnya berubah menjadi Perum dan pada tahun 1994 statusnya ditingkatkan lagi menjadi
Persero dengan penambahan ruang lingkup usaha yang lebih luas yaitu selain di bidang distribusi gas
bumi juga di bidang yang lebih ke sektor hulu yaitu di bidang transmisi, dimana PGN berfungsi
sebagai transporter. PGN kemudian memasuki babak baru menjadi perusahaan terbuka ditandai
dengan tercatatnya saham PGN pada tanggal 15 Desember 2003 di Bursa Efek Indonesia.
9. PT Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk (PTBA)
PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk didirikan pada tanggal 2 Maret 1981 berdasarkan
Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 1980 dengan Akta Notaris Mohamad Ali No.1, yang telah diubah
dengan Akta Notaris No.5 tanggal 6 Maret 1984 dan No.51 tanggal 29 Mei 1985. Akta pendirian
tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan tangal 28 November 1985 serta
diumumkan dalam Berita Negara No.33 Tambahan No.550 tanggal 25 April 1986. Maksud dan tujuan
perusahaan terutama bergerak dalam bidang industri tambang batubara meliputi kegiatan penyelidikan
umum, eksplorasi, eksploitas, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan, pemeliharaan
fasilitas dermaga khusus batubara baik untuk keperluan sendiri maupun pihak lain, pengoperasian
pembangkit listrik tenaga uap baik untuk keperluan sendiri maupun pihak lain dan memberikan jasajasa konsultasi dalam bidang industri pertambangan batubara. Pada tanggal 23 Desember 2002,
perusahaan melakukan penawaran umum saham perdana. Kantor Pusat PT Tambang Batubara Bukit
Asam Tbk beralamat di Menara Kadin Indonesia Lantai 9 dan 15, Jalan HR Rasuna Said X-5 Kav.2 &
3 Jakarta.
92
10. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TLKM)
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk pada mulanya merupakan bagian dari “Post en
Telegraafdienst”, yang didirikan pada tahun 1884 berdasarkan Keputusan Gubernur Jendral Hindia
Belanda No.7 tanggal 27 Maret 1884 dan diumumkan dalam Berita Negara Hindia Belanda No.52
tanggal 3 April 1884. Pada tahun 1991, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.25 tahun 1991 status
perusahaan diubah menjadi perseroan terbatas milik Negara (Persero). Perusahaan didirikan
berdasarkan Akta Notaris Imas Fatimah, S.H No.128 tanggal 24 September 1991. Ruang lingkup
kegiatan perusahaan adalah menyelenggarakan jaringan dan jasa telekomunikasi serta informatika,
dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kantor pusat perusahaan
berlokasi di Jalan Japati No.1 Bandung, Jawa Barat. Kegiatan perusahaan dalam menyelenggarakan
jasa telekomunikasi dalam negeri, meliputi telepon, teleks, telegram, satelit, sirkit langganan, surat
elektronik, dan jasa komunikasi bergerak dan seluler. Pada tanggal 14 November 1995, perusahaan
melakukan penawaran umum saham perdana.
11. PT Bakrie Sumatera Plantations, Tbk (UNSP)
PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk merupakan perusahaan multinasional yang
memproduksi perkebunan yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun
1983. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam bahan perkebunan. Perusahaan ini
mempunyai lahan HGU di Kabupaten Asahan.
12. PT Indo Tambangraya Megah Tbk
Didirikan berdasarkan Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No.13 tertanggal 2 September
1987 yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusan No.
C2-640.HT.01.01.TH‘89 Tertanggal 20 Januari 1989. Anggaran dasar perusahaan telah beberapa kali
mengalami perubahan. Perubahan anggaran dasar terakhir dilakukan berdasarkan Akta Notaris Popie
Savitri Martosuhardjo Pharmanto, S.H., Notaris di Jakarta. Bidang usaha utama Perusahaan adalah
bidang pertambangan dengan melakukan investasi kepada anak-anak perusahaan dan jasa pemasaran
untuk pihak yang memiliki hubungan istimewa. Anak-anak perusahaan yang dimilikinya bergerak
dibidang industri pertambangan batubara. Kantor Pusat perusahaan berlokasi di Jakarta.
13. PT Darma Henwa Tbk
PT Darma Henwa Tbk (―Perusahaan‖) dahulu PT HWE Indonesia, didirikan di Republik
Indonesia pada tanggal 8 Oktober 1991, dengan Akta Notaris Sp. Henny Shidik, S.H., No. 54, dalam
kerangka Undang-undang Penanaman Modal Asing No. 1/1967 Republik Indonesia. Anggaran Dasar
Perusahaan disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusan No. C26334.HT.01.01.TH.93 tanggal 19 Juli 1993 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 1346 tanggal
14 Februari 1995. Perusahaan memulai kegiatan operasionalnya pada tahun 1993. Ruang lingkup
kegiatan Perusahaan adalah jasa kontraktor pertambangan umum serta pemeliharaan dan perawatan
peralatan pertambangan. Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Menara Anugrah Kantor Taman E.3.3,
Lantai 11 & 12, Jl. Mega Kuningan Lot 8.6 - 8.7, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta 12950 dan
proyek Perusahaan berlokasi di Bengalon, Kalimantan Timur dan Asam-asam, Kalimantan Selatan.
14. PT Bakrie Telecom Tbk
PT Bakrie Telecom (dahulu PT Radio Telepon Indonesia) (―Perusahaan‖) didirikan di
Republik Indonesia pada tanggal 13 Agustus 1993 berdasarkan Akta No. 94 dibuat dihadapan
Muhani Salim, S.H., Notaris di Jakarta, sebagaimana diperbaiki dengan akta Pembetulan No. 13
tanggal 5 Nopember 1993 dan diubah dengan Akta No. 129 tanggal 27 Nopember 1993, keduanya
dibuat dihadapan Abdurachman Kadir, S.H., Notaris pengganti dari Muhani Salim, S.H., Notaris di
93
Jakarta dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968, yang
kemudian diperbaharui dengan Undang-Undang No. 12 tahun 1970. Ruang lingkup kegiatan
Perusahaan meliputi penyediaan jaringan dan penyelenggaraan jasa telekomunikasi dengan daerah
operasi mencakup Jakarta, beberapa wilayah di Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali,
Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantor pusat berlokasi
di Wisma Bakrie, Lantai 2, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta Selatan dan memulai beroperasi
secara komersial pada tanggal 1 Nopember 1995.
15. PT Berlian Laju Tanker Tbk
PT Berlian Laju Tanker Tbk ("Perseroan") didirikan dengan nama PT Bhaita Laju Tanker
pada tahun 1981 dan mulai beroperasi transshipment dengan kapal tanker minyak derek dari total
kapasitas 12.050 DWT. Pada tahun 1988, Perusahaan resmi berganti nama menjadi PT Berlian Laju
Tanker. Perusahaan berkedudukan di Jakarta dan memiliki dua cabang di Merak, Dumai dan kantor
perwakilan di China, India, Brazil, Uni Emirat Arab dan Taiwan. Its kepala kantor terletak di Wisma
Bina Surya Group (BSG) Lantai 10, Jalan Abdul Muis No 40, Jakarta. Sesuai dengan pasal 3
Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup yang kegiatan terdiri dari pengiriman lokal dan luar negeri,
termasuk tetapi tidak terbatas pada kapal tanker, tongkang dan kapal tunda yang beroperasi.
Perusahaan saat ini bergerak dalam bidang pengiriman kargo dengan konsentrasi pada cairan kargo
jasa transportasi di Indonesia, Asia, Eropa dan Amerika. Perusahaan mulai operasi komersial pada
tahun 1981. Perusahaan memiliki 100% saham di Indigo Pacific Corporation, Diamond Pacific
International Corporation, dan Asean Maritime Corporation (semua berdomisili di luar negeri negara),
yang semuanya beroperasi sebagai perusahaan holding investasi. Perusahaan juga
memiliki PT Banyu Laju Shipping, PT Brotojoyo Maritime dan PT Buana Listya Tama, pemilik dan
operator kapal, yang seluruhnya berlokasi di Indonesia. Agustus 2010.
16. PT Bakrie & Brothers Tbk
("Perusahaan") didirikan di Republik Indonesia pada 13 Maret 1951, berdasarkan Akta
Notaris 55 yang dibuat oleh Sie Khwan Djioe dengan nama dari "N.V. Bakrie & Brothers ". Akta
Pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia per Keputusan
Surat No JA8/81/6 tanggal Agustus 25, 1951. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa
kali perubahan, yang paling baru yang berdasarkan Akta Notaris tanggal 15 9 Juli 2008, yang dibuat
oleh Agus Madjid, SH menjadi sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas Perusahaan. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia per Surat Keputusan No AHU-49901.AH.01.02 tanggal
Agustus 11, 2008. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perusahaan
meliputi perdagangan umum, industri, terutama produksi pipa baja, membangun bahan dan produk
konstruksi, sistem telekomunikasi, elektronik dan listrik barang dan penyertaan modal pada
perusahaan lain. Perusahaan berdomisili di Jakarta dan kantor pusat berlokasi di Bakrie Tower, 35 37thFloor, Rasuna Episentrum Complex, Jln. H.R. Rasuna Said Kav. B-2, Jakarta Selatan. Itu
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1951. Perusahaan memiliki kepemilikan
langsung pada anak perusahaan: PT Bakrie Building Industries, PT Bakrie Industri Logam, PT Bakrie
Tosanjaya, PT Bakrie Telecom Tbk, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk, PT Bakrie
Communications, Bakrie International Finance Company BV, PT Multipangan Selina, PT Agrokom
Rekanusa, PT Bakrie Harper Corporation, Aset Bestday Limited, Bakrie (BSP) Limited, Blue Cape
BV, Infrastruktur Capital International Limited, PT Bakrie Steel Industries, PT Bakrie Indo
Infrastructure, Bakrie Fund Pte. Ltd, Bakrie Investment Pte. Ltd, Sebastopol Inc, Bakrie Energy
International Pte. Ltd, Helix Investment Holding Ltd, PT Bakrie & Brother dan Jasa PT Kreasindo
94
Jaya Utama. Pada 30 Juni 2011, Perusahaan dan Anak perusahaan memiliki kurang lebih 4.239
karyawan tetap dan 6.796 karyawan non-permanen (tidak diaudit).
17. PT Barito Pacific Tbk
("Perusahaan") didirikan dalam rangka Modal Dalam Negeri Investasi Undang-undang
Nomor 6 tahun 1968 berdasarkan Akta Notaris No 8 Kartini Muljadi, SH, tanggal 4 April 1979
dengan nama PT Bumi Raya Kalimantan Pura Mas. Berdasarkan Akta Notaris Nomor 33 Benny
Kristianto SH, tertanggal 29 Agustus 2007 yang Perusahaan mengubah namanya menjadi PT Barito
Pacific Tbk. Anggaran Dasar Perusahaan Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan,
terakhir dengan Akta Notaris No 19 tanggal 12 Desember 2007 dari Benny Kristianto, SH, Notaris di
Jakarta, agar sesuai dengan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Perusahaan berdomisili di Banjarmasin dengan pabrik berlokasi di Jelapat, Banjarmasin. Kantor
Perusahaan di Jakarta terletak di Wisma Barito Pacific, Jln. Letjen S. Parman Kav. 62-63 Jakarta.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup Perusahaan
kegiatan usaha terdiri dari kehutanan, pertanian, pertambangan, industri estate, real dan perdagangan.
Perusahaan memiliki 2.008 karyawan pada tanggal 30 September 2010. Perusahaan memiliki
kepemilikan pada anak perusahaan: PT Royal Indo Mandiri (99%), PT Tri Polyta Indonesia Tbk
(75,95%) dan PT Chandra Asri (70%).
18. PT Energi Mega Persada Tbk
("Perusahaan")
didirikan
di
Republik
Indonesia
berdasarkan Akta Notaris tanggal 16 Oktober 16, 2001 dari H. Rakhmat Syamsul Rizal, SH Sesuai
dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup yang kegiatan terdiri dari, antara lain:
perdagangan, jasa dan pertambangan, serta menyediakan manajemen jasa di industri minyak dan gas.
Saat ini, Perusahaan bergerak dalam eksplorasi dan produksi minyak dan gas. Kantor pusat
Perusahaan terletak di Bakrie Lantai 32 Tower, Rasuna Epicentrum, Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta.
Anak Perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas eksplorasi dan eksploitasi, dan kegiatan
yang berlokasi di Kepulauan Kangean, Jawa Timur Provinsi, Riau, Jambi, Sumatera Utara,
Kalimantan Timur dan Provinsi di Laut Timor dari Nusa Tenggara Timur. Pada 30 Juni 2011
Perusahaan dan Anak perusahaan memiliki sekitar 571 karyawan.
19. PT Bakrieland Development Tbk
("Perseroan")
didirikan
dengan
Akta
Notaris
No
209
dari
John
Leonard
Waworuntu,
SH,
tanggal
12
Juni
1990.
Sesuai dengan Pasal 3 dari Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terdiri dari
pembangunan, perdagangan dan jasa, termasuk jasa manajemen dan investasi di real estate dan
properti, dan infrastruktur. Perusahaan berdomisili di Jakarta dan kantor pusatnya berlokasi di Wisma
Bakrie 1 6 dan 7th Floor, Jalan Rasuna Said Kav H.R.. B1, Jakarta Selatan. Perusahaan dan Anak
perusahaan memiliki properti di Jakarta, Bogor, Malang, Sukabumi, Bekasi, Lampung, Batam,
Balikpapan, Tangerang dan Bali. Pada 30 Juni 2011, Perusahaan dan Anak perusahaan memiliki total
1.844 permanen karyawan.
20. PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
("Perusahaan")
didirikan
pada
tahun
1953
dengan
Akta
Notaris
No 41 tanggal 17 April 1961 dari Raden Soewandi bernama NV Pabrik Semen Gresik. Itu Perusahaan
yang bergerak dalam bisnis semen. Perusahaan memproduksi berbagai jenis semen. Jenis utama dari
semen
yang
diproduksi
adalah
Tipe
I
Semen
Portland
(Portland
Biasa
Semen - OPC). Selain itu, berbagai tipe khusus dan semen campuran juga diproduksi, untuk terbatas
95
penggunaan dan dalam jumlah yang lebih kecil daripada OPC. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan
dan anak perusahaan terlibat dalam berbagai industri kegiatan, tetapi aktivitas utamanya adalah
industri semen. Plant dan anak perusahaan berlokasi di Gresik dan Tuban - Jawa Timur, Indarung Sumatera Barat dan Pangkep – Selatan Sulawesi. Produk perusahaan dan anak perusahaan dipasarkan
di dalam negeri dan luar negeri. Perusahaan berdomisili di Gedung Utama Semen Gresik, Jln.
Veteran, Gresik 61122. Anak perusahaan dari perusahaan yang ditetapkan sebagai Alat Strategis,
dalam
rangka
memberikan
kontribusi maksimal. Selain itu, keberadaan mereka diharapkan untuk mengeluarkan sinergi
menguntungkan dalam rangka mencapai tujuan sesuai dengan bisnis inti ditetapkan. di bawah ini
adalah anak perusahaan dari perusahaan: PT Semen Padang, PT Sepatim Batamtama, PT Bima Sepaja
Abadi, PT Semen Tonasa, PT United Tractors Semen Gresik, PT Industri Kemasan Semen Gresik dan
PT Kawasan Industri Gresik. Perusahaan dan Anak Perusahaan (Grup) memiliki 6362.
21. PT Bank Pan Indonesia Tbk
("Bank") didirikan dengan akta tanggal 17 Agustus 85, 1971 dari Notaris Juliaan Nimrod
Siregar Gelar Mangaradja, SH Sesuai dengan Anggaran Dasar Bank Dasar, ruang lingkup kegiatan
Bank adalah untuk melakukan bisnis perbankan umum di negeri dan luar negeri. Kantor pusat Bank
berlokasi di Gedung Panin Pusat, Jln. Jend. Sudirman, Jakarta. Sebagai September 2010, Bank
memiliki kantor cabang di Indonesia, 1 kantor perwakilan di Singapura, 1 kantor cabang di Kepulauan
Cayman. Pada September 2010, Bank memiliki 4.793 karyawan. Bank yang tergabung dengan Grup
Panin. Bank memiliki kepemilikan pada anak perusahaan: PT Clipan Finance Indonesia Tbk, PT
Asuransi multi Argha Guna Tbk, PT Bank Panin Syariah (dahulu PT Bank Harfa), dan PT Verena Oto
Finance Tbk.
22. PT Unilever Indonesia Tbk
PT Unilever Indonesia Tbk ("Perseroan") didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 sebagai
Lever Zeepfabrieken NV dengan akta No 23 dari Pak AH van Ophuijsen, Notaris di Batavia. Nama
Perseroan diubah menjadi "PT Unilever Indonesia" dengan akta 171 tanggal Juli 22, 1980 dari notaris
Ny Kartini Muljadi, SH Dengan akta No 92 tanggal 30 Juni 1997 dari notaris Tn Mudofir Hadi, SH,
nama Perusahaan diubah menjadi "PT Unilever Indonesia Tbk ". Perusahaan bergerak di bidang
manufaktur, pemasaran dan distribusi konsumen barang termasuk sabun, deterjen, margarin, makanan
susu, es krim, kosmetik produk minuman teh, dengan sari buah. Portofolio Unilever Indonesia
mencakup banyak terbaik di dunia dikenal dan dicintai merek, seperti Pepsodent, yang Pond, Lux,
Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Wall, Blue Band, Royco,
Bango, dan banyak lagi. Kantor Perusahaan berlokasi di Jalan Jendral Gatot Subroto Kav. 15, Jakarta.
itu
Pabrik Perusahaan yang berlokasi di Jalan Jababeka 9 Blok D, Jalan Jababeka Raya Blok O; Jalan
Jababeka V Blok V No 14-16, Jababeka Industrial Estate Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, dan Jalan
Rungkut Industri IV No 5-11, Rungkut Industrial Estate, Surabaya, Jawa Timur. Perusahaan memiliki
kepemilikan langsung pada anak perusahaan: PT Anugrah Lever dan PT Technopia Lever. Agustus
2011 disclaimer.
23. PT Timah (Persero) Tbk
PT Timah (Persero) Tbk ("Perseroan") didirikan pada tahun 1976 dengan Akta Notaris No 1
tanggal 2 Agustus 1976 dari lmas Fatimah, S.H. PT Timah (Persero) Tbk. adalah milik negara
perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan timah. Sebagai perusahaan penambangan timah
terbesar di Indonesia serta eksportir terbesar dunia, PT Timah (Persero) Tbk. memiliki hak
pertambangan timah untuk 522.460 hektar dengan jumlah total 114 izin pertambangan baik di darat
dan lepas pantai dengan daerah operasi meliputi Provinsi Bangka Belitung dan Kepulauan Riau
96
Provinsi berdasarkan ada Sabuk Timah Indonesia. Perusahaan dan anak perusahaan tergabung dalam
Grup Timah yang terlibat dalam bisnis pertambangan, industri, perdagangan, transportasi, dan jasa.
Perusahaan utama aktivitas untuk bertindak sebagai perusahaan induk yang melakukan kegiatan
pertambangan timah dan pemasaran kelompok layanan. Sebagai perusahaan induk, PT Timah
(Persero)
Tbk.
membentuk
lima
anak
perusahaan
dan
memperluas
ruang lingkup bisnis ke bidang yang berbeda antara pertambangan hal layanan lain, rekayasa,
eksplorasi layanan dan galangan kapal dan galangan kapal. Ini menciptakan, unik satu atap,tetapi juga
untuk
terus
menawarkan
produk
dan
layanan
berkualitas
tinggi.
Selain itu, Perusahaan bertindak sebagai lembaga yang merumuskan pengendalian perusahaan,
penganggaran modal, dan pengadaan, manajemen keuangan perusahaan, dan anak perusahaan,
merumuskan norma-norma dan nilai-nilai, menentukan sikap dasar bisnis perusahaan pengembangan,
baik akuisisi dan aliansi. Perusahaan memiliki kepemilikan langsung pada anak perusahaan:
Indometal Corporation, Indometal (London) Limited, PT Dok Perkapalan Air Kantung Dan, PT
Tambang Timah, PT Timah Industri, PT Timah Eksplomin dan PT Timah Investasi Mineral.
Perusahaan dan anak perusahaan memiliki jumlah rata-rata 4.028 karyawan Maret 2011, masingmasing. Perusahaan dan anak perusahaan memiliki jumlah 4.243 dari karyawan tahun 2010.
24. PT Tempo Scan Pacific Tbk
PT Tempo Scan Pacific Tbk ("Perusahaan") didirikan di Republik Indonesia
pada tanggal 20 Mei, 1970 dengan nama PT Scanchemie, berdasarkan Akta Notaris Ridwan Suselo,
S.H., No 37. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan bergerak dalam bisnis farmasi dan kegiatan
komersial dimulai sejak 1970. Perusahaan berdomisili di Gedung Bina Mulia II, Lantai 5, Jln. H.R.
Rasuna Said Kav. 11, Jakarta 12950 dan pabrik berlokasi di Cikarang. Agustus 2010
25. PT Bumi Resources Tbk
("Perusahaan") didirikan di Republik Indonesia pada 26 Juni 1973 berdasarkan Akta Notaris
No 130 dan No 103 tanggal 28 November 1973, keduanya dibuat dihadapan Djoko Soepadmo, SH,
notaris di Surabaya dan disetujui oleh Departemen Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No YA5/433/12 pada tanggal 12 Desember, 1973, didaftarkan di Buku Register
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Surabaya No 1822/1973, No 1823/1973, No 1824/1973 tanggal 27
Desember 1973, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia, Nomor 1, Tambahan No
7, tanggal 2 Januari 1974. Itu Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada 17 Desember 1979.
Menurut Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan terdiri eksplorasi dan eksploitasi
kandungan batubara (termasuk pertambangan dan penjualan batubara) dan minyak eksplorasi. Kantor
pusat Perusahaan berlokasi di Wisma Bakrie 2 Lantai 7, Jln. H.R. Rasuna Said Kav. B-2, Jakarta
12920. Perusahaan telah menerima Perusahaan Asia terbaik di Pengakuan Tata Kelola Perusahaan
Award 2010. Penyerahan penghargaan tersebut dilakukan oleh Asia Corporate Governance – Jurnal
Corporate Governance di Asia, Hong Kong. Pada 30 Juni 2011, Perusahaan dan Anak perusahaan
mempunyai 6.723 karyawan tetap, (tidak diaudit). Agustus 2011.
26. PT Sampoerna Agro Tbk
adalah Indonesia berbasis kelapa produsen minyak. Dengan 26 anak perusahaan, Perseroan
bergerak dalam produksi empat lini produk utama: produk sawit, yaitu minyak sawit mentah (CPO)
dan palm kernel (PK), inti sawit produk (minyak inti sawit dan bungkil inti sawit), kelapa
berkecambah benih dan non-kelapa sawit (karet dan sagu) produk. Produk sawit telah menjadi
penyumbang terbesar pendapatan perusahaan. Wilayah operasional utama Perusahaan berlokasi di
Sumatera Selatan, Riau, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Ia juga telah mengembangkan
perkebunan Plasma dan mengelola kerjasama dengan petani lokal melalui beberapa bentuk skema
plasma, seperti Kemitraan. Perseroan juga memproduksi benih kelapa sawit di Indonesia.
97
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskritif Data
Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik sampel yang digunakan dalam
penelitian. Berdasarkan deskriptif ini dapat diketahui jumlah sampel dan tingkat penyebaran data
dari masing-masing sampel. Berikut gambaran karakteristik sampel yang digunakan :
Tabel 5.1 Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
PBV
DER
CR
Mean
Std. Deviation
N
3.61
3.756
126
1.34
1.436
126
205.52
159.829
126
24.77
31.546
126
ROE
1. N atau jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 126 sampel penelitian. Berarti semua
data tentang PBV, DER, CR, dan ROE.
2. Mean adalah nilai rata-rata dari seluruh sampel penelitian. Nilai mean dari PBV sebesar 3 .61
DER sebesar 1 .34, CR 205. 52 sebesar 1.8477 dan ROE sebesar 22.77
B. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian regresi berganda, perlu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk model
yang digunakan dalam penelitian. Pengujian asumsi klasik dilakukan agar model regresi berganda
menjadi suatu model yang sah. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.
98
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data di lakukan untuk menguji apakah variabel-variabel di dalam sebuah model
mempunyai ditribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik mempunyai distribusi data normal atau
mendekati normal. Data yang didistribusikan normal dalam suatu regresi dapat dilihat dari grafik normal
P- Plot dimana bila titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah
diagonal, Maka data dikatakn berdistribusi normal.
2. Uji Multikolonieritas
Model Summaryb
R
Squa
re
Model
R
1
.643a .413
Adjusted R
Square
.398
Std.
Error of
the
Estimat Durbine
Watson
2.913
2.025
a. Predictors: (Constant), DER, DOL,
DFL
99
Analisis :
a. Untuk variabel Deft Equity Rasio tidak terdapat multikolinearitas, karna mempunyai nilai Variance
Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10 yaitu 1.319 dan nilai Tolerance lebih besar dari 0.1 yaitu
sebesar 0.758 maka variabel tersebut dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.
b. Untuk variabel Curent ratio tidak terdapat multikolinearitas, karna mempunyai nilai Variance
Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10 yaitu dan 1.292 nilai Tolerance lebih besar dari 0.1 yaitu
sebesar 0.774 maka variabel tersebut dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.
c. Untuk variabel return of equity tidak terdapat multikolinearitas, karna mempunyai nilai Variance
Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10 yaitu 1.039 dan nilai Tolerance lebih besar dari 0.1 yaitu
sebesar 0.963 maka variabel tersebut dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.
3. Uji Heterokedastisitas
Gambar 5.2 Hasil Uji Heterokedastisitas
Dari hasil di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola
tertentu yang jelas (gelombang, melebar kemudian menyempit). Dan tidak ada pola yang jelas, serta titiktitik menyebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk nalaisis berikutnya,
Jadi, kesimpulannya adalah tidak terdapat heteroskedastisitas pada model ini.
4. Uji Autokorelasi
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai durbin- watson sebesar 2.025 dan masuk dalam
kategori DW yang tidak masuk dalam autokorelasi. Maka dapat dipastikan bahwa kategori ini dapat
digunakan untuk memprediksi variabel Price Book Vallue berdasarkan variabel-variabel independent
tersebut.
Uji Hipotesis
Uji hipotesis bertujuan untuk memberikan jawaban atas perumusan masalah dalam penelitian yaitu
sebagai berikut :
1. Uji t (Parsial)
100
Hipotesis :
Ho1 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara DER terhadap PBV pada perusahaan yang
tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI perode 2007-2011.
Ha1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara DER terhadap PBV pada perusahaan yang tergabung
dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI perode 2007-2011.
Ho2 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Curent Ratio terhadap PBV pada perusahaan
yang tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI perode 2007-2011.
Ha2 : terdapat pengaruh yang signifikan antara Curent Ratio terhadap PBV pada perusahaan yang
tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI perode 2007-2011.
Ho3 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ROE terhadap PBV pada perusahaan yang
tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI perode 2007-2011.
Ha3 : terdapat pengaruh yang signifikan antara ROE terhadap PBV pada perusahaan yang tergabung
dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI perode 2007-2011.
Uji t (parsial0 dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan apakah variabel independen yaitu
DER, CR dan ROE mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak secara parsial terhadap variabel
dependen yaitu PBV.
Analisis :
a. Pengaruh DER terhadap PBV
Hipotesis :
Ho1 :
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara DER terhadap PBV pada perusahaan
yang tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI perode 2007-2011.
Ha1 :
Terdapat pengaruh yang signifikan antara DER terhadap PBV pada perusahaan yang
tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI perode 2007-2011.
Pada tabel 5.4 berdasarkan nilai signifikan untuk hasil pengujian hipotesis penelitian 1
menunjukkan bahwa DER memiliki tingkat signifikan sebesar 0.726 karena lebih besar dari tingkat
signifikan 0.05 maka kesimpulan untuk Ho1 diterima dan Ha1 ditolak. Artinya tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara DER terhadap PBV. Berarti dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa
rasio pergerakan utang jangka baik hutang lancar maupun jangka panjang tidak mempengaruhi
pergerakan nilai PBV.
b. Pengaruh CR terhadap PBV
Ho2 :
Ha2 :
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Curent Ratio terhadap PBV pada
perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI perode 2007-2011.
terdapat pengaruh yang signifikan antara Curent Ratio terhadap PBV pada perusahaan
yang tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI perode 2007-2011.
Pada tabel 5.4 berdasarkan nilai signifikan untuk hasil pengujian hipotesis penelitian 2
menunjukkan bahwa CR memiliki tingkat signifikan sebesar 0.218 karena lebih besar dari tingkat
signifikan 0.05 maka kesimpulan untuk Ho1 diterima dan Ha1 ditolak. Artinya tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara CR dan PBV. Hal ini dapat disimpulkna bahwa tinggi rendahnya
Curent ratio tidak mempengaruhi PBV karena walaupun curent rationya tinggi belum tentu perusahan
akan terus membayar hutang jangka pendeknya hal inilah yang menyebabkan dalam penelitian ini
Curent ratio tidak mempengaruhi Nilai PBV.
101
c. Pengaruh ROE terhadap PBV
Ho3 :
Ha3 :
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ROE terhadap PBV pada perusahaan
yang tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI perode 2007-2011.
terdapat pengaruh yang signifikan antara ROE terhadap PBV pada perusahaan yang
tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI perode 2007-2011.
Pada tabel 5.5 berdasarkan nilai signifikan untuk hasil pengujian hipotesis penelitian 3 menunjukkan
bahwa ROE memiliki tingkat signifikan sebesar 0.00 karena lebih kecil dari tingkat signifikan 0.05
maka kesimpulan untuk Ho1 ditolak dan Ha1 diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan
antara ROE dan PBV. Dari rasio profitabilitas (ROE) maka dapat dilihat bahwa investor masih
mengacu pada tingkat laba perusahaan dimana ROE dicari dari Laba Bersih dibagi dengan Total
Equity. Ini berarti Profitabilitas memiliki dampak yang cukup besar dalam mempengaruhi
permintaan terhadap saham perusahaan yang ada pada industry LQ 45.
2. Uji F (Simultan)
Hipotesis :
Ho1 :
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara DER, CR dan ROE terhadap PBV pada
perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI periode 2007-2011..
Ha1 :
Terdapat pengaruh yang signifikan antara DER, CR dan ROE terhadap PBV pada
perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI periode 2007-2011.
Dalam Hal ini dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel DER, CR dan
ROE berpengaruh terhadap PBV..
Analisis :
Artinya Terdapat pengaruh yang signifikan antara DER, CR dan ROE terhadap PBV pada perusahaan
yang tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI periode 2007-2011. Return on Equity (ROE) adalah
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki. Return on
Equity merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan ekuitas
pemegang saham. Semakin tinggi return yang dihasilkan sebuah perusahaan, akan semakin tinggi harga
sahamnya yang membuat keuntungan perusahaan semakin besar, sedangkan untuk variabel Debt to
Equity Ratio dan Current Ratio kurang memberikan dampak yang signifikan terhadap Price Book Value.
Uji Regresi Berganda
Estimasi model dilakukan untuk meramal suatu variabel dependen yaitu Nilai
Perusahaanberdasarkan variabel independen yaitu Keputusan Pendanaan, Profitabilitas, dan Keputusan
Investasi dalam suatu persamaan regresi berganda.
Berdasarkan tabel 5.4 di atas, maka persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut :
PBV = 1,885 - 0,073DER + 0,000CR + 0,076 ROE
Keterangan :
1. Jika DER, CR dan ROE di anggap konstan atau tetap maka PBV akan sebesar 1,885%
2. Koefisien regresi DER sebesar - 0,073 menyatakan bahwa jika DER naik 1% maka PBV akan
mengalami penurunan sebesar 0.073% dengan asumsi faktor-faktor yang lain di anggap tetap,
ataupun sebaliknya.
3. Koefisien regresi CR sebesar 0,000 menyatakan bahwa jika CR naik 1% maka Nilai Perusahaan (NP)
akan mengalami peningkatan sebesar 0,000% dengan asumsi faktor-faktor yang lain di anggap tetap,
ataupun sebaliknya.
102
4. Koefisien regresi ROE sebesar 0.076 menyatakan bahwa jika ROE naik 1% maka PBV akan
mengalami peningkatan sebesar 0.076% dengan asumsi faktor-faktor yang lain di anggap tetap,
ataupun sebaliknya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang diuraikan, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara Parsial variabel DER yang bernilai 0,725 > 0,05 , CR yang bernilai 0,868 > 0,05 yang artinya
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Price Book value, sedangkan ROE yang bernilai 0,000 <
0,05 yang artinya berpengaruh secara signifikan terhadap Price Book value pada perusahaan yang
tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI periode 2007-2011.
2. Secara Simultan variabel DER, CR dan ROE dengan nilai 0,000 < 0,05 yang artinya berpengaruh
secara signifikan terhadap Price Book Value (PBV) pada Perusahaan yang tergabung dalam LQ 45
yang terdaftar di BEI periode 2007-2011.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis ingin memberikan saran yang bermanfaat bagi
pembaca yang akan melakukan penelitian seperti :
1. Untuk para investor, di sarankan untuk mempertimbangkan dan memperhatikan variabel DER, CR
dan ROE dalam memprediksi Price Book value sebagai dasar pengambilan keputusan untuk
berinvestasi.
2. Bagi perusahaan, di sarankan untuk mempertahankan nilai dari ROE terhadap Price Book Value.
Karena rasio ini Merupakan salah satu rasio profitabilitas yang merupakan hasil pengembalian atas
ekuitas. Rasio ini mengukur pengembalian nilai buku kepada pemilik.Perhitungan Return on Equity
di dapat dengan membagi net income dengan total equity
3. Pada Penelitian yang dilakukan penulis ini masih terbatas pada Perusahaan yang ada dalam LQ 45
pada periode 2007-2011. Maka penulis menyarankan kepada peneliti yang akan melakukan
penelitian untuk bias menggunakan GROUP Saham lainya yang ada di Indonesia. Disamping itu
untuk peneliti selanjutnya dapat merubah atau menambah variabel independen yang diduga dapat
mempengaruhi Price Book value.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sartono, Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta : FEUI, 2001
Andy Porman Tambunan, Menila Harga Wajar Saham (Stock Valuation), Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, 2007.
Cornelius Trihendradi, Memecahkan Kasus Statistik: Deskriptif, Parametik, dan Non Parametik
dengan SPSS 12,Andi, Yogyakarta, 2004
Dahlan Siamat, Manajemen lembaga Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta : BPFE Yogyakarta,
2004.
Dyah Ratih Sulistyastuti, Saham an Obligasi Ringkasan Teori dan Soal Jawab, Yogyakarta,
2002.
Hasan, M. Iqbal, Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif), Edisi II, Bumi Aksara,
Jakarta. 2002.
Keown, Arthur J., F. David dan Jay W, Pretty, Dasar-Dasar Manajemen, (Buku I: Terjemahan),
Jakarta :SalembaEmpat, 1999
Lukman syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaan, Jakarta : PT Raja Grafindo, 2001.
103
Sharpe, William F dkk.,Investasi Jilid 1, Jakarta, 1999.
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametik, Elex Media Komputindo, Jakarta,
2001.
Suad Husanan, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta : UPP AMP
YKPN, 1998
Sulaiman, Wahid, Analisis Regresi Menggunakan SPSS Contoh Kasus Dan Pemecahannya
,Andi, Yogyakarta. 2004.
Tri Nurindah yanti Yulian, Analisis Pengaruh Earning Per Share, Book Value dan Debt Equity
Ratio Terhadap Harga Saham, Jurnal Ekonomi Vol.1 No.1, Jakarta, 2004.
104
PENGARUH PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP
KEPUASAN KONSUMEN ROTI BREADTALK
Baren Syahputra
Fakultas Ekonomi/Manajemen
Universitas Esa Unggul
Jakarta Barat
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh produk dan kualitas
pelayanan terhadap kepuasan konsumen roti “BreadTalk” dan untuk mengetahui pengaruh
apakah yang paling dominan antara produk dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan
konsumen roti BreadTalk di Cibubur Junction Mall.
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pelanggan atau konsumen “BreadTalk”
di Cibubur Junction Mall. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang. Sedangkan
metode yang digunakan adalah Uji Validitas, Uji Realibilitas dan Analisis Regresi.
Setelah dilakukan pengolahan data diketahui pengaruh kepuasan konsumen roti “BreadTalk”
di Cibubur Junction Mall adalah produk dan kualitas pelayanan. Sementara itu pengaruh yang
paling dominan terhadap kepuasan konsumen roti “BreadTalk” di Cibubur Junction Mall
adalah cita rasa yang merupakan bagian dari kualitas produk.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa produklah yang memberikan kontribusi terbesar untuk
menaikkan nilai kepuasan yaitu sebesar 0,685, ini berarti dari sudut pandang konsumen
BreadTalk salah satu hal yang menjadi prioritas dan perhatian mereka adalah produk
BreadTalk itu sendiri.
Kata Kunci : Produk, Kualitas Pelayanan, Kepuasan
PENDAHULUAN
Kesuksesan sebuah bisnis tergantung ide dan peluang. Pelaku sebuah bisnis harus
mampu menciptakan suatu ide baru yang dapat memberikan nilai lebih (value) kepada
konsumen. Selain itu juga pelaku bisnis juga harus melihat peluang bisnis yang sedang
berkembang. Saat ini, salah satu bisnis dengan peluang yang cukup besar adalah waralaba.
Dalam bisnis waralaba yang perlu diperhatikan adalah apakah bisnis waralaba tersebut memiliki
suatu kelebihan, dan memberikan manfaat (benefit) baik itu nilai functional benefit maupun
emotional benefit. Nilai functional benefit dalam sebuah waralaba adalah nilai kepuasan
konsumen terhadap kualitas produk–produk yang ditawarkan oleh waralaba tersebut. Sedangkan
nilai emotional benefit dalam sebuah waralaba dapat diukur dari seberapa besar tingkat kepuasan
konsumen terhadap jasa dan fasilitas yang ada, misalnya pelayanan ramah dan cepat, dan juga
105
ruangan yang nyaman. Konsumen pada umumnya ingin mendapatkan kedua nilai tersebut. Jika
mampu memberikan hal itu maka pada sisi emotional pelanggan akan tercipta experience yang
baik. Lebih lanjut, konsumen mendapatkan sebuah experience dari product dan service.
Dengan persaingan bisnis waralaba yang semakin ketat selama ini, kepuasan konsumen
saja tidaklah cukup. BreadTalk tidak sekedar menjual rotinya yang enak, tetapi juga memberikan
suasana yang menyenangkan dan pengalaman berkesan. Inilah wujud implementasi experiential
marketing yang akhir – akhir ini sering dibicarakan oleh para pakar pemasaran. Experiential
marketing yang diterapkan oleh BreadTalk menunjukkan bagaimana menciptakan suatu produk
yang tidak hanya menawarkan manfaat fungsional, yaitu lezatnya roti.Tetapi, juga manfaat
emosional berupa pengalaman.Sebuah pengalaman yang didapatkan oleh konsumen setelah
membeli roti di BreadTalk memberikan sebuah memorable experience.Pada akhirnya, para
konsumen akan terdorong untuk meyebarkan persepsi persepsi positif mereka tentang BreadTalk
kepada teman – teman, kerabat dan sebagainya. Hal inilah yang membuat terbentuknya word of
mouth (buzz word) dan membuat BreadTalk ramai dibicarakan orang. Sebuah buzz word yang
bagus datang dari atribut dan keunggulan yang melekat dalam merek dan produk.
Meski banyak bermunculan gerai roti modern di pusat perbelanjaan, konsumen tetap
memilih untuk rela menunggu antrian hanya untuk mendapatkan beberapa potong roti
BreadTalk. Dilihat dari kesuksesan BreadTalk melalui penerapan faktor experiential marketingnya seperti yang dijelaskan diatas, dan apabila dihubungkan dengan lima konsep experiental
marketing yaitu sense – feel – think – act – relate, maka penulis dapat meneliti lebih lanjut
mengenai ― Pengaruh Produk dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen Roti
BreadTalk di Cibubur‖.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini:
1. Untuk mengetahui pengaruh produk dan kualitas pelayanan terhadap
kepuasan
konsumen roti BreadTalk di Cibubur Junction Mall.
2. Untuk mengetahui pengaruh apakah yang dominan antara produk dan
kualitas
pelayanan terhadap kepuasan konsumen roti BreadTalk di Cibubur Junction Mall.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada produk roti dengan merk BreadTalk, Cabang Cibubur
Junction Mall. Penelitian dilakukan dari bulan November 2010 sampai dengan Januari 2011.
Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan bersumber dari data kualitatif yaitu data atau
informasi dalam bentuk tertulis mengenai data kualitatif dari kuisioner, data Primer data yang
diperoleh secara langsung dari responden, data Sekunder adalah laporan tertulis yang tersedia di
perusahaan.
106
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keadaan yang menunjukkan jumlah objek penelitian secara keseluruhan
yang memiliki karakteristik tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen
yang melakukan pembelian roti ― BreadTalk‖ di Cibubur Junction Mall. Karena orang yang
membeli setiap harinya tidak tentu jumlahnya dan pembelian berulang tidak dapat diamati maka
populasi dianggap sulit untuk diidentifikasi jumlahnya secara tepat.
Sampel adalah bagian kecil dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Teknik pengumpulan sampel yang digunakan adalah metode Quota Sampling.
Penelitian ini mengambil sampel yaitu konsumen atau pelanggan
―BreadTalk‖ di Cibubur
Junction Mall‖, karena jumlah populasi sulit diidentifikasi maka penentuan jumlah sample
dilakukan dengan metode quota sampling, dimana jumlah sample yang akan diambil ditetapkan
sebanyak 100 orang responden.
Metode Pengumpulan Data
Ini dilakukan dengan memberikan kuisioner kepada responden yaitu konsumen yang
berbelanja disana. Kuesioner ini berasa beberapa pertanyaan tertutup, yang berfungsi sebagai
alat ukur mengenai kualitas pelayanan pada produk roti ―BreadTalk‖ di Cibubur Junction Mall,
dengan tujuan untuk mencapai kepuasan konsumen. Model kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini berbentuk pilihan ganda untuk pengukuran kualitas pelayanan pada roti ―
BreadTalk‖ di Cibubur Junction Mall, untuk meningkatkan kepuasan konsumen dengan format
jawaban berdasarkan skala likert. Penelitian dilakukan dengan pengamatan langsung ke gerai
roti ―BreadTalk‖ di Cibubur Junction Mall, untuk mengumpulkan data yang
diperlukan.
Metode Analisi Data
Uji Validitas
Untuk mendukung analisis regresi dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas
dalam penelitian ini digunakan untuk menguji valid atau tidak validnya kuesioner. Validitas
menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
alat ukurannya. Pada penelitian ini uji validitas akan dilakukan dengan bantuan program SPS (
Statistical Package for Social Sciences ).
Uji Reliabilitas
Periset mengelompokan skor butir bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan genap
sebagai belahan kedua. Hitung jumlah jawaban yang bernilai 1 atau Ya pada kelompok ganjil
dan genap, selanjutnya mengkorelasi kedua kelompok tersebut. Untuk memperoleh indeks
reliabilitas, dengan menggunakan rumus teknik Croncbach Alpha dimana secara umum yang
dianggap reliable apabila nilai alfa Cronbachnya > 0,6. Tingkat Reabilitas dengan teknik alpha
cronbach ini diukur berdasarkan skala alpha nol sampai satu.
107
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh antara produk dan keputusan
pembelian, dengan menggunakan rumus yang dikutip dari buku Riduwan dan Akdon.
Uji T
Digunakan untuk membuktikan pengaruh yang dominan antara produk ( x1 ) kualitas
pelayanan ( x2 ), terhadap keputusan pembelian ( Y )
Definisi Operasional Variabel
Kualitas produk adalah suatu barang yang ditawarkan kepada pasar untuk digunakan atau
dipakai untuk memuaskan konsumen.
Kehandalan merupaka kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan cepat,
tepat dan terpecaya.
Daya tanggap yaitu keinginan para pelayan membantu para pelanggan dan member
pelayanan dengan tanggap.
Keyakinan yaitu mencakup pengetahuan, kemampuan mereka untuk menimbulkan
kepercayaan dan keyakinan.
Empati yaitu member perhatian secara pribadi kepada pelanggan.
Bukti langsung meliputi fasilitas fisik, perlengkapan pegawai, dan saran komunikasi.
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Profil Bread Talk
BreadTalk didirikan pada tahun 6 Maret 2003 oleh George Quek, seorang wirausahawan
yang sebelumnya memulai jaringan food court yang sukses di Singapura, Food Junction.
Konsepnya berbeda dibandingkan dengan toko-toko roti lainnya pada umumnya, dengan
memperhatikan penampilan toko yang dirancang agar terlihat eksklusif serta memperlihatkan
dapur pembuatan roti kepada para pengunjungnya melalui kaca transparan. Berkat strategi
pemasaran pelanggan (consumer marketing) yang baik, saat pertama kali dibuka, toko-toko
BreadTalk seringkali dipenuhi pengunjung yang rela antri untuk mencoba produknya.
Rotinya yang paling terkenal adalah roti yang dibubuhi abon di atasnya. Roti ini
merupakansignature food BreadTalk dan kini banyak ditiru oleh berbagai toko-toko roti lainnya.
Di Australia, ada pula sebuah toko roti yang mempunyai nama, logo, serta konsep yang mirip,
bernama BreadTop.
Setiap produk yang dijual ―fresh from the oven‖. Konsep inilah yang ditawarkan dan mampu
membuat konsumen penasaran. Dengan melihat secara langsung lewat kaca tranparan bagaimana
para pekerja memproduksi roti mulai membuat adonan hingga akhir dengan menggunakan
peralatan modern menjadi pemandangan seru bagi konsumen. Tidak hanya itu, setiap produk
yang siap dibeli bisa dilihat dalam jarak dekat dan konsumen pun bisa memilih dan mengambil
sendiri roti mana saja yang akan dibelinya. Konsep inilah yang membedakan BreadTalk dengan
gerai roti pendahulunya. Dan konsep pemasaran yang dianut gerai ini adalah roti dapat berbicara
dengan Anda. Setiap sepotong roti adalah unik dan memiliki suara yang dapat dilihat dalam
kesenangan dan cerita yang menarik dibelakangnya. Dari latar belakang inilah nama BreadTalk
dipilih. Besarnya antusiasme penggemar roti terhadap produk BreadTalk setidaknya bisa dilihat
108
dari kehadiran outletnya di seluruh negara Asia Tenggara dan Timur Tengah. Sebenarnya
George Quek sendiri tidak menyangka jika kehadiran produknya akan diterima dengan baik di
berbagai negara tersebut sejak tahun 2000 lalu. ―Saya tidak pernah membayangkan bahwa
BreadTalk bisa tumbuh begitu cepat,‖ kata Quek. Harus diakui, kekuatan BreadTalk adalah
kreasi dan inovasi nya dalam menghasilkan banyak produk dengan nama dan aneka rasa yang
unik. Rasa yang ditawarkannya juga mengajak konsumen untuk berpetualang merasakan aneka
roti yang mampu menghadirkan lima rasa dasar. Saat ini BreadTalk di Indonesia memiliki lebih
dari 50 outlet yang terdapat di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Bali, Makassar, Manado,
Pekanbaru, Jogja, Solo, Palembang, Batam, Samarinda dan Balikpapan.
Di Indonesia Hadir pertama kali untuk menyapa konsumennya di Indonesia pada tanggal 28
Maret 2003, dengan gerai pertama di Mal Kelapa Gading 3. BreadTalk terus berinovasi dan
melebarkan sayapnya untuk senantiasa memenuhi kebutuhan para konsumennya, hingga saat ini
BreadTalk Indonesia memiliki outlet yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti Jakarta, Bogor,
Bandung, Surabaya, Semarang, Solo, Jogja, Bali, Makassar, Palembang, Manado, Pekanbaru,
Padang, Jambi, Batam, Cirebon, Balikpapan, Magelang Lampung, Serang, Karawang, Cikarang,
Gorontalo (soon) dan Ambon (soon). BreadTalk adalah produk franchise asal Singapura.
Merupakan Premium Bakery Boutique pertama di Indonesia yang menghadirkan konsep open
kitchen yang sangat modern, dimana para konsumen bisa langsung menyaksikan proses
pembuatan roti hingga siap disajikan dalam keadaan fresh. Dengan menggunakan bahan baku
berkualitas tinggi, kelembutan roti BreadTalk tidak diragukan lagi. BreadTalk juga terus
berinovasi terhadap produk, terbukti dengan telah diciptakannya lebih dari 160 varian roti
sampai saat ini yang mampu menawarkan gaya baru dalam menikmati roti. Pada tahun 2004,
BreadTalk (Indonesia) berhasil meraih Best Seller Product versi majalah Marketing
untuk product signature-nya, yaitu C’s Flosss dan Fire Flosss yang per harinya terjual sekitar
20.000 buah. Di negara asalnya, Singapura, BreadTalk juga mendapatkan penghargaan
sebagai Singapore Promising Brand Award, Most Popular Brand 2002, Singapore Promising
Brand Award, Most Distinctive Brand 2003-2004 versi Association of Small and Medium
Enterprise
Profil Responden
Profil responden adalah gambaran (informasi) tentang responden yang diperoleh dari hasil
jawaban responden pada kolom profil responden. Berikut ini adalah hasil dari jawaban
responden yaitu:
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Tingkat Pendidikan
4. Jumlah berkunjung ke Bread talk dalam 1 bulan
5. Pendapatan Responden
109
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya sesuatu kuesioner. Uji
signifikan dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r table. Jika r tiap butir
lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir atau pertanyaan tersebut dikatakan valid.
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan uji satu sisi, taraf signifikan 5% dengan df =
n-2.
Uji Reliabilitas
Untuk mengukur Reliabilitas menggunakan teknik Croncbach Alpha karena
menggunakan skala likert. Dimana secara umum yang dianggap reliabel apabila nilai alfa
cronbachnya > 0,61
Dari hasil perhitungan diperlehlah nilai cronbach alpha 0,978 sehingga dapat dikatakan
kuisioner tersebut selain valid juga reliabel.
Analisis Regresi
Dari hasil perhitungan pada lampiran 3 yang telah dilakukan diperoleh lah persamaan
regresi sebagai berikut :
Y = -0.263 + 0,685 x1+ 0,432 x2
Adapun makna dari persamaan regresi tersebut diatas adalah :
1. a = -0,263 artinya adalah tidak akan ada kepuasan jika tidak ada produk dan
kualitas pelayanan
2. b1 x1 = 0,685 x1 artinya adalah jika terjadi kenaikkan sebesar 1 satuan pada
produk akan menaikkan kepuasan sebesar 0,685.
3. b2 x2 = 0,432 x2 artinya adalah jika terjadi kenaikkan sebesar satu satuan terhadap
kualitas pelayanan akan menaikkan kepuasan sebesar 0,432.
Dari persamaan regresi diatas juga diketahui bahwa beta produklah yang memberikan
kontribusi terbesar untuk menaikkan nilai kepuasan yaitu sebesar 0,685, ini berarti dari sudut
pandang konsumen BreadTalk salah satu hal yang menjadi prioritas dan perhatian mereka adalah
produk BreadTalk itu sendiri.
Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini uji hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan 2 indikator yaitu t
hitung dibandingkan dengan t tabel untuk uji hipotesis parsial, dan f hitung yang dibandingkan
dengan f tabel untuk uji hipotesis simultan.
Kesimpulan
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan pada bab 5 diperolehlah kesimpulan sebagai
berikut:
1. Untuk hipotesis pertama yang berbunyi ―Diduga terdapat pengaruh produk
terhadap kepuasan konsumen BreadTalk‖ dari hasil terbukti ada pengaruh antara
produk terhadap kepuasan konsumen BreadTalk yaitu t hitung sebesar 11,532 >
t tabel 1,66 dan nilai sig 0,000 < α 0,05 sehingga diperoleh hasil uji Tolak H0.
2. Untuk hipotesis kedua yang berbunyi ―Diduga terdapat pengaruh kualitas
110
3.
pelayanan terhadap kepuasan konsumen BreadTalk‖ dari hasil perhitungan
terbukti ada pengaruh antara pelayanan terhadap kepuasan konsumen BreadTalk
yaitu t hitung sebesar 7,256 > t tabel 1,66 dan nilai sig 0,001 < α 0,05 sehingga
diperoleh hasil uji Tolak H0.
Dari persamaan regresi diketahui bahwa produk memberikan kontribusi lebih
besar dibandingkan kualitas pelayanan.
Saran
1. BreadTalk meningkatkan variasi produk mereka dan terus menambahkan varian
baru secara berkala yang tidak hanya terbatas pada produk roti saja
2. Kualitas pelayanan harus ditingkatkan oleh Bread talk. Ada banyak cara yang bisa
dilakukan oleh Bread talk dalam upaya meningkatkan atau memperbaiki kualitas
pelayanan diantaranya :
a. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan, ini diutamakan
bagi seluruh karyawan yang berinteraksi langsung dengan pelanggan seperti
kasir, penerima tamu dan lain-lain.
b. Tanggung jawab. Berkaitan dengan penerimaan pesanan dan penanganan
keluhan dari pelanggan.
c. Menambah jumlah kasir untuk menguragi jumlah antrian.
d. Menyediakan layanan antar
DAFTAR PUSTAKA
Basu Swastha dan Hani Handoko, Manajemen Pemasaran, BPFE, Yogyakarta, 2000
Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen, Edisi Kedua, Jakarta, 2004, Hal
1-2
Dharmmestadan Irawan, Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua, Yogyakarta, 2001 p 5
Fandi Tjiptono, Layanan Prima bidang Jasa, Andi Offset, Yogyakarta, 1996, hal. 45
Husein Umar, Metode Riset Perilaku Konsumen, Ghalia Indonesia, Cetakan 1, Jakarta,
2003
J. William Stanton, Fundamental of Marketing, 9 th ed, Mc Graw-Hill,Inc. 1994.
Page 281
Philip Kotler & Gary Amstrong, Principles of Marketing, 10 th ed. Englewood Cliffs,
Prentice Hall Inteenasional, Inc. 2004. Page 276
Kotler dan Amstrong, Prinsip-prinsip Marketing, Edisi Ketujuh, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta Nugroho J Setiadi, 2003, Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi
Untuk Strategi dan Penelitian Bisnis Pemasaran, Prenada Media, Jakarta, 2004
Rangkuti, Freddy, Measuring Customer Satisfaction, Cetakan Ketiga, Jakarta, 2002 p
56
Ristiyanti Prasetyo dan Jhon J.O.I Ihalau, Perilaku Konsumen, Edisi Kesatu, Jakarta,
2005, Hal 9-10
Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen, Ghalia Indonesia, 2003, hal. 323
NJ,
111
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP
KEPUASAN PELANGGAN FREIGHT FORWARDING PT. ACW
INDONESIA
Cindar Utami Dewi
Fakultas Ekonomi/Manajemen
Universitas Esa Unggul
Jakarta Barat
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kualitas pelayanan Customer Service
PT. ACW Indonesia, tingkat kepuasan pelanggan PT ACW Indonesia, untuk mengetahui
pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan PT ACW Indonesia
Metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan pendekatan kuantitatif.
Pengambilan sample dengan menggunakan metode Slovin sehingga diperoleh sample 100
orang. Instrumen penelitian dengan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu dengan hasil
valid dan reliabel. Analisis data menggunakan Regresi Berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap kualitas pelayanan
dalam kategori baik dan terhadap tingkat kepuasan konsumen dalam kategori sangat puas,
Untuk hasil regresi diperoleh koefisien untuk variabel Reliability (X1) 0.136, Emphaty (X2)
0.063, Responsiveness (X3) 0.232, Tangible (X4) 0.155 Assurance (X5) 0.544. dan ternyata
variable empati yang paling mempengaruhi dari kelima variabel kualitas pelayanan.
Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Kepuasan
PENDAHULUAN
Transportasi merupakan salah satu mata rantai yang sangat vital dalam suatu kegiatan
perekonomian pada suatu negara. Tanpa adanya transportasi sebagai sarana penunjang maka tidak dapat
diharapkan tercapainya suatu hasil yang maksimum dan memuaskan bagi perkembangan ekonomi di
negara tersebut.
Bermunculannya perusahaan-perusahaan jasa freight forwarding, terutama di kota-kota besar di
Indonesia akan membuat masyarakat memiliki pilihan yang lebih banyak sebelum menentukan perusahaan
jasa Freight forwarding mana yang memiliki service lebih baik dibandingkan dengan perusahaan jasa
Freight forwarding lainnya. Dengan demikian perusahaan jasa freight forwading harus mampu
memberikan service yang lebih baik agar kelangsungan perusahaan dapat terus terjaga. Pada bisnis jasa,
pelanggan merasa puas jika telah mampu memenuhi keinginan atau minimal sesuai dengan harapan
sehingga perusahaan harus meningkatkan kinerjanya guna memenuhi kebutuhan pelanggan, salah satunya
adalah dalam hal ketepatan waktu pengiriman barang dengan aman sampai di tujuan.
PT. ACW Indonesia adalah salah satu perusahaan jasa freigt forwarding yang bertaraf
International dengan pelayanan yang khusus melayani jasa pengangkutan domestik dan International
112
seperti: jasa freight forwarding dan Expedisi Muatan Kapal (EMKL), Custom Clearance. yang lengkap
dan memudahkan para pelanggannya melakukan pengiriman barang. Karena semua kegiatan pengiriman
barang sudah tersedia, kepercayaan dan tanggung jawab setiap order sangat diperhatikan, karena ini
adalah salah satu tujuan utama perusahaan untuk memberikan kepuasan terhadap pelanggannya. Pada
bisnis jasa freight forwarding jika pelanggan telah mampu memenuhi keinginannya atau minimal sesuai
dengan harapan. perusahaan harus lebih meningkatkan kinerjanya guna memenuhi kebutuhan pelanggan.
Salah satunya adalah dalam hal ketepatan waktu pengiriman barang dengan aman sampai tujuan. Dalam
hal ini PT. ACW Indonesia berusaha memberikan pelayanan yang optimal, dimana beberapa langkah
untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan harapan pelanggan dengan memberikan pelayanan yang
lebih, guna tercapai kepuasan pelanggan. Dan perusahaan juga perlu merumuskan strategi dengan terus
meningkatkan kualitas pelayanannya agar pelanggan merasa puas yang pada akhirnya akan
mempengaruhi peningkatan jumlah order.
TUJUAN PENELITIAN
Pertama, untuk mengetahui tingkat kualitas pelayanan Tangibles, Reliability, Responsiveness,
Assurance, Emphaty terhadap PT. ACW Indonesia.
Kedua, untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan PT ACW Indonesia.
Ketiga, untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan PT ACW Indonesia.
HIPOTESIS
1. Diduga tingkat kualitas pelayanan dimensi Tangibles cukup baik
2. Diduga tingkat kualitas pelayanan dimensi Reliability cukup baik
3. Diduga tingkat kualitas pelayanan dimensi Responsiveness cukup baik
4. Diduga tingkat kualitas pelayanan dimensi Assurance cukup baik
5. Diduga tingkat kualitas pelayanan dimensi Empathy cukup baik
6. Diduga tingkat kepuasan pelanggan PT ACW Indonesia cukup puas
7. Diduga ada pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan terhadap
kepuasan pelanggan
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan di PT ACW Indonesia, yang berlokasi di Tomang No. 10 Jl. Mandala raya No.
10 Tomang Jakarta Barat. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan Agustus 2011 sampai
dengan April 2012.
JENIS DAN SUMBER DATA
Data primer merupakan data yang berasal dari sumber asli atau yang pertama yaitu orang yang
dijadikan obyek penelitian atau sebagai sarana untuk mendapatkan informasi maupun data. Dalam
penelitian ini, data primer diperoleh melalui wawancara atau berupa hasil jawaban responden dari
kuesioner yang disebarkan.
Data sekunder merupakan data yang didapat oleh penulis melalui perusahaan dan penelitian dari
study kepustakaan, arsip, catatan, internet, online, dan referensi lain yang berguna dalam penelitian ini.
POPULASI DAN SAMPEL
Populasi merupakan keseluruhan unsur baik orang, benda, yang mempunyai karakteristik tertentu
yang sama dan ditetapkan untuk menjadi obyek suatu penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi
populasi adalah konsumen yang berkedudukan sebagai pengguna jasa PT ACW Indonesia. Jumlah
populasi berdasarkan jumlah pelanggan yang aktif selama 6 bulan terakhir di tahun 2011 yang berjumlah
sebanyak 1245 pelanggan.
113
Sampel adalah suatu segmen populasi yang dipilih yang mewakili keseluruhan populasi. Penulis
menggunakan metode Purposive Sampling yaitu tehnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
untuk memilih anggota populasi dengan ciri tertentu dan menolak anggota populasi yang tidak memiliki
ciri tersebut.
METODE PENGUMPULAN DATA
Pertama, yaitu metode pengumpulan data dengan menyusun pertanyaan secara sistematis yang
mudah dimengerti oleh para pelanggan untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tertera pada
kuesioner.
Kedua, yaitu metode pengumpulan data dengan cara memberikan tanya jawab kepada pihak yang dapat
membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.
METODE ANALISIS DATA
Dalam menganalisis data untuk penyusunan ini penulis manggunakan uji validitas dan reliabilitas.
Pengujian validitas dan reliabilitas adalah proses menguji butir-butior pertanyaan yang ada pada
kuesioner apakah isi dari butir-butir pertanyaan tersebut sudah Valid (sah) dan Reliable (andal). Jika
butir-butir pertanyaan tersebut sudah valid dan reliable, maka butir-butir pertanyaan tersebut sudah bisa
digunakan untuk mengukur dimensinya.
1. Uji Validitas
Uji ini dilakukan agar kuesioner dapat dinyatakan valid\(sah), kuisioner disebut valid apabila butirbutir pertanyaan pada kuesioner tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner
tersebut.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan agar butir-butir pertanyaan dalam kuisioner terbukti konsisten dan stabil dari
waktu ke waktu.
ANALISA DESKRIPTIF
Untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap kualitas pelayanan dan juga tingkat kepuasan
konsumen digunakan analisa deskriptif dengan menggunakan survey melalui kuesioner dengan skala
likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indicator tersebut
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan.
ANALISA REGRESI BERGANDA
Pengujian regresi berganda untuk melihat pengaruh variable independen terhadap variable
dependen. Regresi berganda adalah suatu jenis alat analisis parametric yamg dapat memberikan pengaruh
yeng lebih dari satu variable bebas (x1, x2, x3, x4, x5). Pada variable terikat, dimana pada variable terikat
berhubungan linier terhadap seluruh variable bebas. Uji T adalah untuk mengetahui koefisien pengaruh
masing-masing variable berdasarkan nilai uji T hitung. Pengujian uji F digunakan untuk mengetahui
apakah ada pengaruh antara variable independen (kualitas pelayanan) secara keseluruhan terhadap
variable dependen (kepuasan konsumen).
DEFINISI OPERASOIONAL VARIABEL
KUALITAS PELAYANAN
Kualitas pelayanan sebagai variable bebas atau independent (X) adalah segala sesuatu atribut
yang diterima oleh pelanggan yang datang pada customer service PT ACW Indonesia.
114
KEPUASAN PELANGGAN
Kepuasan pelanggan sebagai variable tidak bebas atau dependen (Y) adalah tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannyadengan harapan.
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
PT. ACW Indonesia didirikan pada 20 Desember 2002. PT. ACW Indonesia dibentuk pada bulan
Desember 2002 dengan 6 personil, yang di antara mereka telah mengumpulkan lebih dari 10 tahun
pengalaman jasa pengangkutan dan manajemen bisnis dalam Pengiriman dan industri transportasi. Pada
awal bisnis kami adalah LCL Samudera Transportasi inbound dari Asia dan Eropa.
PT ACW Indonesia adalah perusahaan jasa dengan kualitas dan pendekatan respon cepat terhadap
kebutuhan pelanggan kami dan persyaratan. Karyawan kami secara keseluruhan mengakui bahwa
komitmen individu mereka untuk integritas kebutuhan tersebut adalah apa yang membuat suara
perusahaan kami. Dengan latar belakang ini kita mampu menjalankan bisnis dengan standar tertinggi
yang ingin membangun dan memelihara hubungan kelas satu dengan pelanggan, pemasok dan mitra luar
negeri. Untuk mengembangkan hubungan kuat dengan subkontraktor spesialis dan pemasok jasa, lebih
baik ditempatkan untuk menyediakan kami dengan fasilitas bea cukai, pergudangan dan distribusi,
memungkinkan kita untuk menawarkan berbagai layanan yang komprehensif, selalu langsung di bawah
manajemen dan kontrol.
Beroperasi dalam lingkungan yang terkontrol dengan kualitas manajemen mutu kelas satu yang
menjamin ekonomi dalam biaya jasa dan meningkatkan semua kinerja bulat mengarah ke kepuasan
pelanggan lebih banyak dan daya saing pasar.
PT. ACW Indonesia adalah operasional kapal netral non comon operator dan operator udara yang
menyediakan Pengirim dan penerima biaya metode yang efektif dan tepat waktu pengiriman dengan
transportasi laut, transportasi udara, dan penyediaan layanan pengiriman barang umum. Unsur-unsur
fundamental dari strategi bisnis kami adalah penyediaan laut dan transportasi udara dan jasa pengiriman
barang yang memenuhi standar kualitas tertinggi untuk semua pelanggan.
Berbagai layanan kami meliputi: Udara, Laut dan Udara dikombinasikan jasa transportasi antara
Asia dan Eropa. Tapi kita juga mencari kemungkinan untuk memperluas bisnis kami ke Amerika Utara
dan Selatan. Pemberian dua arah LCL mingguan laut transportasi jasa antara Asia dan Eropa. Forwarding
jasa angkutan termasuk formalitas ijin impor, berikat, gudang berikat rokok, Indonesia nasional dan lepas
pantai pulau distribusi, dokumentasi dan pelanggan meja layanan. Truk jasa dalam wilayah Jakarta.
Pergudangan: berikat, berikat non distribusi: Indonesia nasional dan lepas pantai pulau-pulau .
PT. ACW Indonesia memiliki jaringan keagenan dan kerjasama baik dalam negeri maupun luar negeri
dengan ruang lingkup yang cukup luas. PT. ACW Indonesia merupakan perusahaan yang telah terdaftar
dalam suatu organisasi (INFA: International Freight Forwarders Association) dan juga ASAKINDO
(Asosiasi Jasa Kepabeanan Indonesia). Didukung oleh staf-staf yang handal dalam melaksanakan tugas
masing- masing demi memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan, maka peningkatan Sumber
Daya Manusia merupakan prioritas utama. Sejalan dengan itu, perusahaan dan manajemen membuat suatu
kebijakan dan sasaran mutu dari perusahaan yang mana kebijakan dan sasaran mutu tersebut bertujuan
untuk meningkatkan produktivitas perusahaan sekaligus menetapkan standar dari pada pelayanan yang
akan diberikan pada konsumen. Selain didukung oleh staf-staf yang handal PT. ACW Indonesia juga
didukung oleh jaringan freight forwarding yang ada diluar negeri. Karena keagenagen tersebutkan
bertindak sebagai perantara dari PT. ACW Indonesia melaksanakan segala kegiatan penyerahan barang
(cargo) ke pihak penerima barang berdasarkan kerjasama dengan pihak PT. ACW Indonesia.
VISI DAN MISI
Visi PT. ACW Indonesia adalah menciptakan perusahaan jasa logistik yang lengkap, terpercaya
dan bertanggung jawab. Misi PT. ACW Indonesia adalah (1) Meningkatkan organisasi perusahaan dalam
segala bidang secara terus menerus dan bertahap, (2) Memberikan pelayanan yang tepat dengan harapan
115
pelanggan dalam ha1 kualitas, biaya dan pengiriman secara transparan, (3) Memberikan solusi yang tepat,
efektif, dan saling menguntungkan bagi pelanggan dan (4) Meningkatkan kemampuan perusahaan secara
keseluruhan dengan terus menerus meningkatkan pengetahuan dan pengalaman karyawan. PT. ACW
Indonesia untuk menjadi yang terbaik dalam jasa pengiriman tercemin pada sistem manajemen
profesional yang mempunyai nilai lebih yaitu tanggung jawab, tepat waktu, keja sama dan komunikasi
yang baik. Adapun kebijakan mutu PT. ACW Indonesia adalah mengejar kemajuan terus menerus dalam
kualitas dengan menerapkan sistem manajemen kualitas secara konsisten yang ditangani oleh tim yang
bekemampuan untuk menghasilkan jasa yang unggul, tepat waktu dan memuaskan sebagai solusi logistik
yang lengkap.
STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada
pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.
Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan
yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik
harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa.
Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. ACW Indonesia adalah bentuk organisasi garis atau
line organization. Dimana para eksekutif ini mengambil keputusan-keputusan yang mengikat, dengan cara
menjalankan otoritas komando, mempertahankan tanggung jawab yang tidak terbagi dan wewenang untuk
memerintah.
IDENTITAS RESPONDEN
Selain mengetahui tentang perusahaan dan produk yang akan diteliti, satu hal yang penting untuk
diketahui adalah bagaimana profil responden dari penelitian ini. Profil responden diperoleh dari jawaban
kuisioner yang telah dibagikan. Adapun tujuan dari profil responden ini adalah mengetahui gambaran
umum dari responden yang menjawab. Profil responden dalam penelitian ini terbagi menjadi 4 bagian
yang terdiri dari jenis kelamin, berapa kali datang ke PT. ACW Indonesia, usia dan pekerjaan saat ini.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa uji validitas untuk melihat apakah item
pernyataan yang dibuat pada kuisioner telah valid atau mampu untuk digunakan pada penelitian atau
tidak. Untuk uji validitas digunakan angka pembanding 0,361 sebagai dasar pengambilan keputusan valid
atau tidaknya.
Nilai cronbach alpha pada perhitungan adalah sebesar 0,981 dan 0,969 kedua nilai ini lebih besar dari
nilai pembanding yaitu 0,6. Sehingga dapat dikatakan bahwa kuisioner telah lulus uji reliabilitas.
ANALISIS DESKRIPTIF
Sebelum dilakukan uji regresi, maka terlebih dahulu dilakukan analisis deskriptif untuk melihat
bagaimana gambaran pendapat responden terhadap item-item pernyataan yang diberikan. Hasil dari
analisis deskriptif terbagi menjadi 2 bagian yaitu deskriptif untuk kualitas pelayanan dan deskriptif untuk
kepuasan konsumen.
UJI REGRESI
Selain uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini juga melakukan uji regresi.
116
KESIMPULAN DAN SARAN
Pertama, hasil penelitian untuk persepsi konsumen terhadap kualitas pelayanan yang terdiri dari
variabel assurance, tangible, reliability dan responsiveness masuk dalam kategori sangat baik
Kedua, hasil penelitian untuk persepsi konsumen terhadap kepuasan pelayanan yang diberikan
PT ACW Indonesia masuk dalam kategori sangat puas
Ketiga, hasil penelitian terhadap variabel-variabel kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan
hanya empat variabel (assurance, tangible, reliability da responsiveness) terbukti memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap kepuasan konsumen PT ACW Indonesia.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka ada beberapa masukan bagi perusahaan yaitu:
Pertama, dari hasil penelitian terhadap variabel-variabel kualitas pelayanan ternyata dari kelima
variabel kualitas pelayanan variabel emphaty terbukti tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap
kepuasan konsumen. Sementara variabel–variabel yang lain terbukti memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan konsumen PT ACW Indonesia.
Kedua, perusahaan akan berusaha memperbaiki tingkat empathy yang baik untuk kepuasan
pelanggan dan menyiapkan karyawan-karyawan yang memiliki emphaty yang baik, walaupun dalam
penelitian ini variabel emphaty tidak memiliki pengaruh terhadap kepuasan.
Ketiga, memperhatikan jaminan baik jaminan akan ketepatan waktu, maupun jaminan akan
keamanan kiriman barang.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul rahman ,peranan international freight forwarding dalam menunjang peningkatan pengiriman
barang komoditi ekspor. Universitas sumatera utara 2007
Bovaird, Tony, & Elke. Public Management And Governance Routledge. London. 2003
Fandy, Tjiptono . Prinsip-prinsip Total Quality Service. Yogyakarta : Penerbit Andi. 2000
Hasyim, & Rina Anindita. Prinsip – prinsip dasar metode riset bidang pemasaran. UIEU – university
press. 2009
Husein, Umar. Riset Pemasaran & Perilaku konsumen. Jakarta: PT Gramedia Utama. 2005
J.Supranto. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
2001
Purnama, Nursya, Bani. Manajemen Kualitas Perspektif Global. Yogyakarta: Penerbit Ekonisia Kampus
Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta. 2006
Rangkuti, F. Measureing Customer Satisfaction. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. 2006
Riyanto, A. Analisis Kepuasan Pelanggan Jasa Transportasi PO. Jakarta: Lorena Kelas Eksekutif Skripsi
pada Departemen manajemen Fakultas Ekonomi. 2005
Triton P.B. Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: Penerbit Andi. 2006
Vincent, Gaspersz . Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama. 2006
Yamit, Zulian. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Yogyakarta: Penerbit Ekonisia Kampus Fakultas
Ekonomi UII Yogyakarta. 2005
Hand out tentang Internasional Freight Forwarding
117
PENGARUH TINGKAT KECUKUPAN MODAL, LIKUIDITAS DAN NON
PERFORMING LOAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK
UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE
2008 - 2012
Dedi Alamsah
Fakultas Ekonomi/Manajemen
Universitas Esa Unggul
Jakarta
[email protected]
ABSTRAKSI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh rasio keuangan Capital
Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap kinerja
bank yang diukur dengan Return On Asset (ROA) serta variabel-variabel manakah yang paling dominan
berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pengumpulan data dan menelaah
literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang dibahas berdasarkan data sekunder berupa
laporan keuangan tahunan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari 25 perusahaan
dari sektor perbankan tahun 2008 – 2012.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CAR, LDR dan NPL secara bersama-sama
mempunyai pengaruh signifikan terhadap ROA dilihat dari hasil uji F dengan nilai F hitung sebesar
3,629 dengan P value sebesar 0,015 kurang dari 0,05. Sedangkan pada uji t variabel CAR secara parsial
tidak berpengaruh terhadap ROA dilihat dari nilai t hitung positif sebesar 0,853 dengan tingkat
signifikan sebesar 0,395 yang berarti nilai P value lebih dari 0,05 dan variabel LDR secara parsial
berpengaruh terhadap ROA dilihat dari nilai t hitung positif sebesar 2,380 dengan tingkat signifikan
sebesar 0,019 yang berarti nilai P value kurang dari 0,05 serta variabel NPL secara parsial berpengaruh
terhadap ROA dilihat dari nilai t hitung negatif sebesar -2,110 dengan tingkat signifikan sebesar 0,037
yang berarti nilai P value kurang dari 0,05.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel CAR, LDR dan NPL secara simultan atau
bersama-sama mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA sedangkan variabel CAR
secara parsial bernilai positif dan tidak berpengaruh terhadap ROA serta variabel LDR yang bernilai
positif dan NPL yang bernilai negatif secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA.
Kata Kunci
: Tingkat kecukupan modal (CAR), Likuiditas (LDR), Kredit bermasalah (NPL) dan
Profitabilitas (ROA)
118
PENDAHULUAN
Perkembangan industri di Indonesia saat ini maju sangat pesat. Ekonomi Indonesia pada akhir
tahun 2010 mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi yakni sebesar 6,1% yang menjadikan Indonesia
sebagai salah satu tempat tujuan investasi yang menguntungkan. Pertumbuhan ekonomi yang pesat ini
hampir dirasakan oleh semua sektor industri yang ada di Indonesia, diantaranya industri manufaktur,
makanan, perkebunan, perikanan, perbankan dan lainnya. Ini mengakibatkan persaingan yang ketat antar
industri yang ada. Tidak jarang banyak perusahaan yang yang melakukan strategi bisnis untuk dapat
bersaing dan bertahan dalam industri tersebut. Termasuk juga didalamnya sektor perbankan yang
mengalami pertumbuhan dengan banyaknya bank baru yang muncul baik bank swasta nasional maupun
bank asing.
Pada suatu bank salah satu yang harus diperhatikan adalah tingkat kesehatan atau kondisi
keuangan bank yang merupakan kepentingan semua pihak yang terkait baik pemilik, pengelola,
masyarakat pengguna jasa bank dan juga Bank Indonesia selaku otoritas pengawasan bank. Penilaian atas
tingkat kesehatan bank diatur dalam peraturan BI No.6/10/PBI/2004 pasal 3-4 yang mencangkup
permodalan (capital), kualitas aset (asset quality), manajemen (management), rentabilitas (earning),
likuiditas (liquidity) dan sensitivitas terhadap risiko pasar (sensitivity to market risk).
Berkaitan dengan masalah yang terjadi yaitu krisis pada dunia perbankan dan juga kasus pada
beberapa bank yg likuid dapat diketahui betapa sulitnya mengelola bank agar sesuai dengan yang
diharapkan. Permasalahan utama yang ada pada perbankan adalah pengelolaan aset yang kurang tepat
sehingga berpengaruh terhadap likuiditas, CAR dan non performing loans (NPL). Likuiditas, CAR dan
non performing loans (NPL) yang baik yang dimiliki oleh bank akan menambah kepercayaan masyarakat
karena bank tersebut mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya maupun jangka panjang
tepat waktu. Untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut, maka bank harus
mempertahankan tingkat likuiditas, CAR dan non performing loans (NPL) yang aman sesuai dengan
kebijakan manajemen bank.
Berdasarkan penelitian terkait pengaruh CAR, LDR dan NPL terhadap ROA pada bank umum
yang terdaftar di BEI menunjukkan bahwa adanya hubungan antara variabel CAR, LDR dan NPL secara
simultan terhadap ROA serta hanya variabel CAR yang secara parsial tidak berpengaruh terhadap ROA.
Hasil penelitian Wisnu Mawardi (2005) dan Ponttie PP (2007) menunjukkan bahwa CAR tidak
berpengaruh terhadap ROA yang merupakan proksi dari kinerja keuangan bank umum. Hal ini terjadi
karena peraturan Bank Indonesia yang mensyaratkan CAR minimal sebesar 8% mengakibatkan bankbank selalu berusaha menjaga agar CAR yang dimiliki sesuai dengan ketentuan. Namun bank cenderung
menjaga CAR-nya tidak lebih dari 8% karena ini berarti pemborosan. Hal tersebut juga dapat terjadi
karena bank belum dapat melempar kredit sesuai dengan yang diharapkan atau belum optimal.
Basran Desfian (2005) menyatakan bahwa secara parsial variabel LDR berpengaruh positif
terhadap ROA, hal ini dikarenakan kredit yang disalurkan oleh bank banyak memberikan kontribusi laba
karena pada tahun tersebut terdapat gap yang tinggi diantara bank-bank yang beroperasi pada saat itu
dalam mengucurkan kredit. Hal ini ditunjukkan rata-rata LDR pada tahun 2008-2012 sebesar 73,9820%.
Jadi terdapat bank-bank yang mengoptimalkan dana pihak ketiga.
Wisnu Mawardi (2005) yang menyatakan bahwa NPL adalah rasio kredit bermasalah dengan total
kredit. NPL yang baik adalah NPL yang memiliki nilai dibawah 5%. NPL mencerminkan risiko kredit,
semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung bank. Bank dengan NPL yang tinggi
akan memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi
terhadap kerugian bank.
Dengan kata lain antara CAR, LDR dan non performing loans (NPL) terdapat suatu hubungan
yang saling berkaitan dengan profitabilitas (ROA). Bila CAR suatu bank rendah, kemampuan bank untuk
survive pada saat mengalami kerugian juga rendah. Modal sendiri cepat habis untuk menutup kerugian
yang dialami, sehingga berakibat pada tingkat likuiditas (LDR) bank, dan berakibat pada masyarakat
terhadap bank yang bersangkutan, akhirnya kelangsungan usaha bank menjadi terganggu. Pengaruh NPL
119
terhadap ROA menandakan bahwa semakin besar perusahaan perbankan melakukan operasionalnya
terutama dalam pencairan kredit berarti bertambahnya resiko yang muncul akibat semakin kompleknya
kegiatan perbankan yakni munculnya non performing loan (NPL) yang semakin besar.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan memilih judul :
“Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR), Likuiditas (LDR) dan Non Performing Loan (NPL)
terhadap Profitabilitas (ROA) Pada Bank Umum Yang Terdaftar di BEI ( Studi Kasus Tahun 2008
- 2012 )”.
Tujuan Penelitian
1. Untuk melihat pengaruh tingkat kecukupan modal (CAR) terhadap profitabilitas (ROA) bank.
2. Untuk melihat pengaruh likuiditas (LDR) terhadap profitabilitas (ROA) bank.
3. Untuk melihat pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap profitabilitas (ROA) bank.
4. Untuk melihat pengaruh tingkat kecukupan modal (CAR), likuiditas (LDR) dan Non Performing
Loan (NPL) terhadap profitabilitas (ROA) bank.
LANDASAN TEORI
Teori Going Concern
Going concern merupakan salah satu konsep penting akuntansi konvensional. Inti going concern
terdapat pada balance sheet perusahaan yang harus merefleksikan nilai perusahaan untuk menentukan
eksistensi dan masa depannya. Going concern adalah suatu keadaan di mana perusahaan dapat tetap
beroperasi dalam jangka waktu ke depan, dimana hal ini dipengaruhi oleh keadaan financial dan non
financial.
Profitabilitas
Merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau sejauh mana efektifitas
pengelolaan perusahaan untuk memperoleh laba.
ROA =
EBIT
x 100%
Total Assets
Kecukupan Modal (CAR)
Tingkat yang menentukan kapasitas bank dalam hal memenuhi kewajiban waktu dan risiko lain
seperti risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, dan lain-lain.
CAR = Modal x 100%
ATMR
Likuiditas
Alat ukur yang digunakan untuk menganalisis kemampuan bank dalam memenuhi kewajibankewajibannya.
LDR = Jumlah Kredit yang diberikan x 100%
Dana Pihak Ketiga
Non Performing Loan (NPL)
NPL adalah kredit bermasalah yang merupakan salah satu kunci untuk menilai kualitas kinerja
bank.
Non Performing Loan = KreditYangBermasalah
KreditYangDisalurkan
120
Bank
Menurut Undang-undang RI No.10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998, mendefinisikan
pengertian dari bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Sedangkan menurut PSAK No.31 tahun 2009,
mengatakan bahwa bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantarakeuangan (financial
intermediary) antara pihak yang memiliki danadan pihak yang membutuhkan dana serta sebagai lembaga
yang berfumgsi memperlancar lalu lintas pembayaran.
Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan
keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan ( berarti ). Rasio
keuangan bank adalah perhitungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk
menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan tersebut yang umumnya dinyatakan secara numerik
baik itu dalam persentase atau kali.
Kerangka Penelitian
Hipotesis
H1
= Diduga adanya pengaruh tingkat kecukupan modal (CAR) terhadap profitabilitas pada bank
umum yang yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012.
H2
= Diduga adanya pengaruh likuiditas (LDR) terhadap profitabilitas pada bank bank umum yang
yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012.
H3
= Diduga adanya pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap profitabilitas pada bank bank
umum yang yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012.
H4
= Diduga adanya pengaruh tingkat kecukupan modal (CAR), likuiditas (LDR) dan Non
Performing Loan (NPL) terhadap profitabilitas pada bank umum yang yang terdaftar di BEI
tahun 2008-2012.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bank umum yang terdaftar di BEI dalam periode 2008-2012.
Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai.
121
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perbankan di Indonesia. Sedangkan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah laporan keuangan bank umum yang terdaftar di BEI pada periode 2008-2012.
Metode Analisis Data
a) Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linear antara dua variabel
atau lebih. Adapun formula dari regresi berganda yaitu sebagai berikut :
Y = a + bX + e
b) Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan
variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak.
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi terjadi bila terdapat hubungan yang signifikan antar dua data yang berdekatan.
Autokorelasi adalah korelasi antara serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu atau
menurut ruang. Cara mendeteksi adanya autokorelasi berdasarkan Durbin Watson melalui angka
DW adalah apabila nilai statistik Durbin Watson mendekati angka 2, maka dapat dinyatakan
bahwa pada pengamatan tersebut tidak memiliki autokorelasi dan sebaliknya.
3. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi adanya
heterokedastisitas dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dimana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y
sesungguhnya).
4. Uji Multikoleniaritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas
Jika Tolerance < 1 atau nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.
Jika Tolerance > 1 atau nilai VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas.
c) Pengujian Hipotesis
1. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan)
terhadap variabel terikat. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi.
Hasil uji F dilihat dalam tabel ANOVA dalam kolom sig. Sebagai contoh, kita menggunakan
taraf signifikansi 5% (0,05), jika nilai probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan terdapat
pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat dan
sebaliknya.
2. Uji t
Uji t statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara
individual dalam menerangkan variasi variabel independent.
122
Sama halnya dengan uji F jika nilai probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan terdapat
pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat dan
sebaliknya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
CAR
125
3.29
46.79
16.7909
5.91637
LDR
125
40.22
98.30
73.9820
14.68849
NPL
125
.13
6.25
1.5976
1.26354
ROA
125
.07
12.90
2.2286
1.56968
Valid N (listwise)
125
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata Capital Adequacy Ratio (CAR) pada tahun 20082012 sebesar 16,7909. Rata-rata nilai CAR bank-bank pada tahun 2008-2012 jauh lebih besar dibanding
dengan nilai CAR yang disyaratkan oleh Bank Indonesia yaitu 8%. Akan tetapi masih ada bank yang
memiliki nilai CAR terendah yaitu Bank Swadesi dengan nilai sebesar 3,29. Sedangkan perusahaan
dengan nilai CAR tertinggi yaitu Bank Capital Indonesia.
Rata-rata Loan To Deposit Ratio (LDR) dari 125 perusahaan perbankan pada tahun 2008-2012
sebesar 73,9820. Akan tetapi nilai standar deviasi yang dihasilkan tinggi yaitu sebesar 14,68849. Hal ini
menunjukkan bahwa pada tahun tersebut terdapat gap yang tinggi diantara bank-bank yang beroperasi
pada saat itu dalam mengucurkan kredit. Bank yang memiliki nilai LDR tertinggi yaitu Bank Danamon
dengan nilai sebesar 98,30. Sedangkan bank yang memiliki nilai LDR terendah yaitu Bank Victoria
International dengan nilai sebesar 40,22.
Rata-rata Non Performing Loan (NPL) dari 125 bank pada tahun 2008-2012 sebesar 1,5976. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai NPL pada tahun tersebut masih dalam batas maksimum NPL yang disyaratkan
oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5%. Bank yang mempunyai nilai NPL terendah yaitu Bank Ekonomi
Raharja (lihat lampiran 2) dengan nilai sebesar 0,13. Sedangkan bank dengan nilai NPL tertinggi yaitu
Bank ICB Bumi Putra dengan nilai sebesar 6,25.
Rata-rata Return On Assets (ROA) dari 125 bank pada tahun 2008-2012 sebesar 2,2286. Bank yang
mempunyai nilai ROA terendah yaitu Bank Internasional Indonesia dengan nilai sebesar 0,07. Sedangkan
bank dengan nilai ROA tertinggi yaitu Bank Pundi Indonesia dengan nilai sebesar 12,90.
123
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parametersa
Mean
Std. Deviation
Most
Extreme Absolute
Differences
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
CAR
LDR
NPL
ROA
Unstandardi
zed Residual
125
1.2026
.13943
.093
.087
-.093
1.039
.230
125
5.6874E3
2.11498E3
.097
.094
-.097
1.088
.187
125
.3733
.18296
.097
.097
-.059
1.088
.188
125
.4699
.18170
.055
.042
-.055
.610
.851
125
.0000000
.17404135
.066
.066
-.034
.735
.652
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai asymp. Sig. (2-tailed) bernilai > 0,05 baik residual data atau
pun data asli per variabel. Hal ini berarti bahwa data yang akan diuji regresi merupakan data berdistribusi
normal. (0,230 > 0,05; 0,187 > 0,05 ; 0,188 > 0,05 ; 0,851 > 0,05 dan 0,652 > 0,05).
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted
Square
1
.287a
.083
.060
a. Predictors: (Constant), NPL, LDR, CAR
b. Dependent Variable: ROA
R Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
.17619
1.678
Hasil uji autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson sebesar 1,678. Untuk n=125, dan k=2
diperoleh nilai DW tabel dL 1,6950 dan dU 1,7529. Nilai DW hitung 1,678 terdapat diantara -2 sampai
+2, maka data tidak ada autokorelasi. (– 2 < 1,678 < 2).
Uji Heterokedastisitas
Hasil uji heterokedastisitas pada tampilan grafik scatter plot di atas tidak menunjukkan adanya pola
yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat dikatakan
bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada data.
Uji Multikoleniaritas
124
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
B
Standardized
Coefficients
Std. Error Beta
Collinearity
Statistics
t
Sig.
Tolerance VIF
1
(Constant) .316
.166
1.901 .060
CAR
.101
.118
.078
.853
.395 .918
1.089
LDR
1.807E-5 .000
.210
2.380 .019 .970
1.030
NPL
-.188
.089
-.189
-2.110 .037 .942
1.062
a. Dependent Variable: ROA
Dengan melihat Nilai VIF diketahui bahwa variabel CAR, LDR, NPL dan ROA memiliki nilai
VIF<10, serta mempunyai nilai tolerance lebih dari 0,10. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semua
variabel independen terbebas dari masalah multikolinieritas.
Uji F
ANOVAb
Model
1
Regression
Sum of Squares df
Mean Square
F
Sig.
.338
.113
3.629
.015a
3
Residual
3.756
121
Total
4.094
124
a. Predictors: (Constant), NPL, LDR, CAR
.031
b. Dependent Variable: ROA
Dari hasil uji signifikansi terlihat bahwa nilai probabilitas adalah sebesar 0,015 (lebih kecil dari
0,05) sehingga H0 ditolak. Artinya variabel CAR, LDR dan NPL mempunyai pengaruh secara simultan
(bersama-sama) terhadap ROA.
Uji t
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant) .316
CAR
.101
LDR
1.807E-5
NPL
-.188
a. Dependent Variable: ROA
Std.
Error
.166
.118
.000
.089
Standardized
Coefficients
Collinearity
Statistics
Beta
t
Sig.
Tolerance VIF
.078
.210
-.189
1.901
.853
2.380
-2.110
.060
.395
.019
.037
.918
.970
.942
1.089
1.030
1.062
Hasil uji model parsial dengan memperhatikan nilai probilitas pada uji t memperoleh nilai sig. untuk
CAR = 0,395 > 0,05 , LDR = 0,019 < 0,05 dan NPL = 0,037 < 0,05. Dilihat dari semua nilai Sig. tersebut
menunjukkan bahwa variabel independen (CAR) tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel bebas
(ROA) sedangkan variabel independen (LDR dan NPL) berpengaruh secara parsial terhadap variabel
bebas (ROA).
125
Hasil Analisi Regresi Berganda
Analisis regresi linear berganda dimaksudkan untuk menguji sejauh mana dan arah pengaruh
variabel-variabel independen terhadap variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel
independent dalam penelitian ini adalah CAR (X1), LDR (X2) dan NPL (X3) sedangkan variabel
dependentnya adalah ROA (Y).
Adapun model teknik analisis regresi berganda yang dipakai adalah sebagai berikut :
Y = a + bX1 + bX2 + bX3 + e
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan SPSS diatas maka didapat
persamaan regresi linear berganda model regresi sebagai berikut :
Y = 0,316 + 0,101X1 + 1,807 X2 + (-0,188)X3
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant) .316
CAR
.101
LDR
1.807E-5
NPL
-.188
a. Dependent Variable:
ROA
Std.
Error
.166
.118
.000
.089
Standardized
Coefficients
Collinearity
Statistics
Beta
t
Sig.
Tolerance VIF
.078
.210
-.189
1.901
.853
2.380
-2.110
.060
.395
.019
.037
.918
.970
.942
1.089
1.030
1.062
Nilai konstanta sebesar 0,316 menyatakan bahwa jika tidak ada pengaruh CAR, LDR dan NPL
terhadap ROA, maka ROA akan sebesar 0,316. Nilai koefisien regresi 0,101X1 pada variabel CAR
terdapat hubungan positif dengan ROA. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 persen dari CAR
akan menyebabkan kenaikan ROA yang diterima sebesar nilai koefisiennya sebesar 0,101. Nilai koefisien
regresi 1,807X2 pada variabel LDR terdapat hubungan positif dengan ROA. Hal ini menunjukkan bahwa
setiap kenaikan 1 persen dari LDR akan menyebabkan kenaikan ROA yang diterima sebesar nilai
koefisiennya sebesar 1,807. Nilai koefisien regresi -0,188X3 pada variabel NPL terdapat hubungan
negatif dengan ROA. Hal ini menunjukkan bahwa setiap penurunan 1 persen dari NPL akan
menyebabkan kenaikan ROA yang diterima sebesar nilai koefisiennya sebesar -0,188.
Pembahasan
Berdasarkan analisa data diketahui bahwa secara simultan CAR, LDR dan NPL berpengaruh
secara signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan tahun 2008-2012. Secara parsial CAR
bernilai positif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Sedangkan variabel LDR bernilai
positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Untuk NPL secara parsial bernilai negative dan
berpengaruh secara signifikan terhadap ROA.
Tidak berpengaruhnya CAR terhadap ROA disebabkan karena bank-bank yang beroperasi pada
tahun tersebut tidak mengoptimalkan modal yang ada. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai CAR
pada tahun 2008-2012 sebesar 16,7909. Hasil penelitian ini didukung oleh Wisnu Mawardi (2005) dan
Ponttie PP (2007) menunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap ROA yang merupakan proksi
dari kinerja keuangan bank umum. Hal ini terjadi karena peraturan Bank Indonesia yang mensyaratkan
126
CAR minimal sebesar 8% mengakibatkan bank-bank selalu berusaha menjaga agar CAR yang dimiliki
sesuai dengan ketentuan. Namun bank cenderung menjaga CAR-nya tidak lebih dari 8% karena ini berarti
pemborosan. Hal tersebut juga dapat terjadi karena bank belum dapat melempar kredit sesuai dengan
yang diharapkan atau belum optimal.
LDR berpengaruh terhadap ROA, hal ini dikarenakan kredit yang disalurkan oleh bank banyak
memberikan kontribusi laba karena pada tahun tersebut terdapat gap yang tinggi diantara bank-bank yang
beroperasi pada saat itu dalam mengucurkan kredit. Hal ini ditunjukkan rata-rata LDR pada tahun 20082012 sebesar 73,9820%. Jadi terdapat bank-bank yang mengoptimalkan dana pihak ketiga. Kondisi ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Basran Desfian (2005) yang menyatakan bahwa secara
parsial variabel LDR berpengaruh positif terhadap ROA.
Berpengaruhnya varaibel NPL terhadap ROA menandakan bahwa semakin besar perusahaan
perbankan melakukan operasionalnya terutama dalam pencairan kredit berarti bertambahnya resiko yang
muncul akibat semakin kompleknya kegiatan perbankan adalah munculnya non performing loan (NPL)
yang semakin besar.
Dari hasil persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini bernilai negatif, sehingga
dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel NPL terhadap ROA adalah negatif. Hal ini
terjadi karena rata-rata nilai NPL bank-bank yang beroperasi pada tahun 2008-2012 sebesar 1,5976%
masih dalam batas maksimum NPL yang disyaratkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5%. Bank dapat
menjalankan operasinya dengan baik jika mempunyai NPL dibawah 5%. Hasil penelitian ini didukung
oleh Wisnu Mawardi (2005) yang mengatakan bahwa NPL adalah rasio kredit bermasalah dengan total
kredit. NPL yang baik adalah NPL yang memiliki nilai dibawah 5%. NPL mencerminkan risiko kredit,
semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung bank.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Variabel CAR, LDR dan NPL secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA.
2. Variabel CAR secara parsial bernilai positif dan tidak berpengaruh terhadap ROA.
3. Variabel LDR secara parsial bernilai positif dan memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA.
4. Variabel NPL secara parsial bernilai negatif dan berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Saran
1. Bagi Perusahaan
a. Mengacu pada hasil penelitian sebaiknya bank lebih meningkatkan lagi kualitas penyaluran
kreditnya dengan lebih aktif menyalurkan dana kepada masyarakat. Sampai batas yang diterapkan
oleh Bank Indonesia sebesar 85% - 110% karena hasil yang dicapai oleh masing-masing bank
masih dibawah standar tersebut. Sebagai salah satu cara adalah mempermudah syarat pengajuan
kartu kredit, kredit kepemilikan rumah dan mempermudah pinjaman bagi pengusaha.
b. Sebaiknya bank memperhatikan peningkatan modal yang berasal dari dana sendiri untuk
kelangsungan usahanya. Karena apabila tingkat kecukupan modalnya rendah maka kemampuan
bank untuk bertahan pada saat mengalami kerugian juga rendah sehingga kemampuan bank untuk
memenuhi kewajibannya kepada masyarakat menjadi sangat diragukan.
c. Bank juga harus terus menerus meningkatkan pemenuhan kebutuhan layanan perbankan serta
pelindungan kepada nasabah agar masyarakat semakin percaya dengan kredibilitas bank yang
bersangkutan.
127
2. Bagi Investor dan Calon Investor
Untuk mengetahui kinerja perusahaan sebelum melakukan investasi sebaiknya para investor
ataupun calon investor mencari tahu mengenai profil perusahaan secara lengkap. Profil perusahaan
dapat diperoleh melalui Bursa Efek Indonesia dan Instansi Pemerintah yaitu Bapepam sebagai pihak
yang menentukan kebijakan di Bursa Efek Indonesia dalam menjamin keakuratan data informasi
keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas dengan sarana teknologi yang canggih
sehingga kualitas laporan keuangan perusahaan lebih akurat dan relevan. Dan sebaiknya sebelum
melakukan investasi, investor juga perlu melakukan analisis terhadap keuangan perusahaan tersebut
agar para investor tidak tertipu oleh adanya isu / rumor terhadap perusahaan yang bersangkutan
supaya dapat menghindari resiko yang tidak terduga.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan periode penelitian yang lebih panjang,
sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil yang lebih komprehensif dari penelitian yang
dilakukan.
b. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah perusahaan sampel dan variabelvariabel penelitian yang lain, seperti BOPO, NIM dan lain-lain sehingga hasil yang diperoleh
lebih akurat dan mempunyai cakupan yang lebih luas.
Terima Kasih
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT serta junjungan nabi besar Muhammad SAW atas rahmat dan
hidayah-Nya. Terima kasih saya ucapkan kepada kedua orang tua saya Bapak H.Dahmudin dan Ibu
Hayuni serta kakak dan adik saya, Bapak Dr. Ir. Arief Kusuma AP, MBA, selaku Rektor Universitas Esa
Unggul Jakarta, Bapak Dr. MF. Arrozi, SE, M.Si, Akt, selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Bapak Adrie
Putra, SE, MM, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan dosen pembimbing skripsi
serta teman-teman Fakultas Ekonomi Akuntansi 2008. Terima kasih atas dukungan serta doanya.
DAFTAR PUSTAKA
Arthesa, Adhe., dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank, PT. Indeks, Jakarta, 2006.
Harahap, Sofyan Syafri, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2008.
http://ajidedim.wordpress.com/2009/01/29/going-concern-dalam-akuntansi-masih-perlu-dipertahankan/ di
akses pada 25 April 2014 pukul 21.45 WIB.
http://id.icbbumiputera.co.id/tentang/sejarah/ di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.11 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Central_Asia di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.14 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Profitabilitas di akses pada 17 April 2014 pukul 23.22 WIB
http://profil.merdeka.com/indonesia/b/bank-mayapada-internasional/ di akses pada 8 Juli 2014 pukul
08.28 WIB
http://profil.merdeka.com/indonesia/b/bank-himpunan-saudara-1906/ di akses pada 8 Juli 2014 pukul
08.34 WIB
http://www.antikorupsi.org/en/content/audit-bpk-terhadap-century-harus-membuktikan-aliran-dana-dansiapa-yang-diuntungkan di akses pada 22 April 2014 pukul 22.42 WIB
http://www.arthagraha.com/main/statics/sejarah-singkat/3 di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.28 WIB
http://www.bankbba.co.id/Profil/sekilas.asp di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.19 WIB
http://www.bankbnp.com/about-us/ di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.16 WIB
http://www.bankcapital.co.id/id/index.php# di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.11 WIB
http://www.bankekonomi.co.id/1/2/tentang-kami di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.14 WIB
http://www.bankmandiri.co.id/corporate01/about_profile.asp di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.20 WIB
128
http://www.bankmega.com/tentang_kami.php di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.31 WIB
http://www.bankpundi.id/tentang-bank-pundi.html di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.20 WIB
http://www.bankwindu.com/corporate-inbrief.html di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.30 WIB
http://www.bii.co.id/about/pages/overview.aspx di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.22 WIB
http://www.bni.co.id/id-id/tentangkami/sejarah.aspx di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.15 WIB
http://www.bri.co.id/articles/9 di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.16 WIB
http://www.britama.com/index.php/2012/10/sejarah-dan-profil-singkat-bswd/di akses pada 8 Juli 2014
pukul 08.23 WIB
http://www.btpn.com/tentang-kami/sekilas-btpn/ di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.24 WIB
http://www.bukopin.co.id/read/83/Sekilas_Bank_Bukopin.html di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.14
WIB
http://www.cimbniaga.com/index.php?ch=gen_about&pg=gen_about_us&ac=2 di akses pada 8 Juli 2014
pukul 08.21 WIB
http://www.danamon.co.id/Home/AboutDanamon/InformasiUmum/CompanyProfile/tabid/223/language/i
d-ID/Default.aspx di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.18 WIB
http://www.ocbcnisp.com/Groups/Tentang-OCBC-NISP/Brief-History.aspx di akses pada 8 Juli 2014
pukul 08.32 WIB
http://www.panin.co.id/pages/93/sekilas-panin-bank di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.32 WIB
https://www.permatabank.com/TentangKami/ProfilKorporasi/Sekilas-PermataBank/ di akses pada 8 Juli
2014 pukul 08.22 WIB
http://www.suarapembaruan.com/ekonomidanbisnis/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2010-sebesar-61persen/3417 di akses pada 22 April 2014 pukul 22.05 WIB
http://www.victoriabank.co.id/sekilas-bank-victoria/ di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.25 WIB
Kamsir, Bank dan Lembaga keuangan Lainnya, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2008.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1998
PSAK No.31 tahun 2009
Riyadi, Selamet, Banking Asset and Liability Management, Edisi Ketiga, Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2006.
Rusyansi , Imam, Asset Liability Management, UPP AMP YKPN, Jakarta, 2007.
Sugiono, Arief, Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan, Grasindo, Jakarta, 2009.
UU No.40 Tahun 2007 (UUPT) Pasal 1 angka 9
UU RI No.10 Tahun 1998 Pasal 1 ,3 dan 4
Warren, Reeve Fess Accounting Pengawas Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta, 2005.
129
ANALISIS HUBUNGAN KEPUASAN DENGAN LOYALITAS KONSUMEN
TERHADAP SEPEDA MOTOR YAMAHA VIXION PADA BENGKEL
ABADI MOTOR KEBON JERUK JAKARTA BARAT
Machrano Dermawan
Fakultas Ekonomi/Manajemen
Universitas Esa Unggul
[email protected]
ABSTRAK
Dengan banyaknya perusahaan otomotif yang ada di Indonesia, maka konsumen akan lebih selektif
dalam menentukan merek sepeda motor yang digunakan sebagai alat transportasi. Munculnya produsen
sepeda motor dari Cina semakin memperketat persaingan industri sepeda motor di Indonesia. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan kepuasan dengan loyalitas konsumen
terhadap motor Yamaha Vixion.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling secara aksidental
(sampling aksidental). Populasi dalam penelitian ini adalah orang yang membeli dan menggunakan
Sepeda Motor Yamaha Vixion di Bengkel Abadi Motor Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Adapun jumlah
populasi dalam penelitian ini tidak terhitung.
Berdasarkan hasil penelitian kepada 100 orang responden dan pembahasan mengenai tingkat kepuasan
konsumen dalam menggunakan sepeda motor Yamaha Vixion dapat disimpulkan bahwa konsumen motor
Yamaha Vixion di Bengkel Abadi Motor Kebon Jeruk, Jakarta Barat termasuk kedalam kategori cukup
puas.
Dari lima tingkatan loyalitas merek, yaitu switcher, habitual buyer, satisfied buyer, liking the brand, dan
commited buyer, berdasarkan hasil perhitungan tingkatan loyalitas dari 100 orang responden didapatkan
bahwa konsumen di Bengkel Abadi Motor Kebon Jeruk, Jakarta Barat termasuk pada tingkatan
commited buyer. Hal ini berarti konsumen setia terhadap Yamaha Vixion dan ikut mempromosikan
kepada orang lain agar membeli motor merek Yamaha Vixion.
Berdasarkan hasil pembahasan bahwa variabel kepuasan konsumen (X) mempunyai hubungan positif
dan signifikan dengan variabel loyalitas konsumen (Y). Hal ini terbukti dari nilai korelasi rank
spearman.
Kata kunci : Kepuasan konsumen, Loyalitas konsumen
PENDAHULUAN
Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat, karena setiap perusahaan senantiasa
berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat
menentukan strategi pemasaran yang tepat agar usahanya dapat bertahan dan memenangi persaingan,
sehingga tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai. Pada dasarnya semakin banyak pesaing maka
130
semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan harapannya.
Sehingga konsekuensi dari perubahan tersebut adalah pelanggan menjadi lebih cermat dan pintar
menghadapi setiap produk yang diluncurkan.
Yamaha sebagai perusahaan otomotif yang sedang berkembang saat ini telah menyadari
persaingan ini. Yamaha senantiasa memberikan keyakinan dan harapan kepada para pelanggannya untuk
terus memberikan kepuasan kepada mereka. Di Indonesia banyak terdapat distributor produk Yamaha,
salah satunya yaitu Bengkel Abadi Motor. Abadi Motor merupakan salah satu distributor sepeda motor
Yamaha di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Di samping menjual berbagai macam item sepeda motor
diantaranya Yamaha Vega, Yamaha Jupiter, Yamaha Nouvo, Yamaha Mio, Yamaha Jupiter MX, Yamaha
F1ZR, Yamaha Scorpio, dan Yamaha V-Xion, Bengkel Abadi Motor juga membuka bengkel dan menjual
spare part sepeda motor Yamaha. Strategi ini dilakukan untuk memberi pelayanan dan kemudahan bagi
pelanggan jika terjadi kerusakan atau masalah pada sepeda motornya.
Pentingnya kepuasan konsumen berkaitan dengan persaingan yang makin ketat, serta tingkat
kerugian dan keuntungan perusahaan. Keuntungan, memang tidak selalu ditentukan oleh faktor kepuasan
pelanggan, tetapi juga oleh kepercayaan dan kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk dan
perusahaannya. Beberapa faktor itu jelas saling mempengaruhi karena di tengah ketatnya persaingan,
kesetiaan pelanggan menjadi hal yang sangat sulit dipertahankan.
Pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian sepeda motor diwarnai oleh pertimbangan
rasional yang sangat bertumpu pada fungsional benefit. Sisi ekonomis menjadi pertimbangan utama
sebagai pembentuk loyalitas. Reseller market sangat menentukan loyalitas ini. Saat ini banyak sekali
bermunculan merek sepeda motor dengan berbagai model, desain, memberikan kualitas yang bagus, dan
harga yang cukup bersaing.
Dengan demikian melihat latar belakang yang penulis uraikan diatas, maka penulis sangat tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai ―Analisis Hubungan Kepuasan dengan Loyalitas Konsumen
terhadap Sepeda Motor Yamaha Vixion di Bengkel Abadi Motor Kebon Jeruk Jakarta Barat.
Perumusan Masalah
1. Kepuasan konsumen terhadap sepeda motor Yamaha Vixion.
2. Tingkat loyalitas konsumen terhadap produk sepeda motor Yamaha Vixion.
3. Apakah ada hubungan antara kepuasan konsumen dengan loyalitas konsumen terhadap produk sepeda
motor Yamaha Vixion?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kepuasan konsumen terhadap sepeda motor Yamaha Vixion.
2. Untuk mengetahui tingkat loyalitas konsumen terhadap produk sepeda motor Yamaha Vixion.
3. Untuk mengetahui hubungan antara kepuasan konsumen dengan loyalitas konsumen terhadap produk
sepeda motor Yamaha Vixion.
Kerangka Pikir
Berdasarkan permasalahan di atas yang telah diuraikan sebelumnya, dapat dikemukakan kerangka
berpikir penelitian ini yaitu kepuasan adalah persepsi konsumen bahwa harapannya telah terpenuhi atau
terlampaui. Konsumen yang puas akan melakukan bisnis lebih banyak dan lebih sering dengan produk
sepeda motor merek Yamaha. Pada penelitian ini penulis menggunakan kuesioner sebagai pengolahan
data dengan analisis deskriftif dan rank spearman untuk mengukur tingkat kepuasan dan loyalitas
konsumen sepeda motor Yamaha Vixion. Dan hasil penelitian ini akan menjadi masukan untuk Bengkel
Abadi Motor.
131
Berikut adalah gambar kerangka pikir pada penelitian ini :
PT. Abadi Motor
Feed Back
Yamaha Vixion
Konsumen
Kepuasan konsumen (X)
Loyalitas konsumen (Y)
(ditinjau dari kualitas produk)
1. Berpindah-pindah (switcher)
2. Pembeli yang bersifat kebiasaan
(habitual buyer)
3. Pembeli yang puas dengan biaya
peralihan (satisfied buyer)
4. Menyukai merek (likes the brand)
5. Pembeli yang komit (committed
buyer)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kinerja
Keistimewaan
Keandalan
Kesesuaian
Daya tahan
Kemampuan pelayanan
Nilai estetika
Kualitas
Deskriptif
Rank Spearman
Sumber : Data hasil olahan.
Hasil/Kesimpulan
Gambar 2.4
Kerangka Pikir
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bengkel Abadi Motor yang beralamat di Jl. Panjang No.17 Kebon
Jeruk Jakarta Barat.
Penulis melakukan penelitian ini dimulai pada bulan Februari– Maret 2012.
Populasi dan Sample
Populasi dalam penelitian ini adalah orang yang membeli dan menggunakan Sepeda Motor
Yamaha Vixion di Bengkel Abadi Motor Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Adapun jumlah populasi
dalam penelitian ini tidak terhitung.
132
Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah :
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling secara aksidental
(sampling aksidental).
Sampling aksidental adalah teknik penentuan simpel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan ketemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang
orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data23. Adapun jumlah sampel dalam
penelitian ini, setelah penulis melakukan penelitian selama 1 bulan yaitu sebesar 100 orang
responden (pengguna sepeda motor Yamaha Vixion).
Metode Analisis Data
1.
Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahan suatu
istrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya bila
tingkat validitasnya rendah maka istrumen tersebut kurang valid.
Untuk mengukur validitas dari suatu kuesioner maka digunakan rumus teknik korelasi
Produk Moment, yang rumusnya sebagai berikut :
n XiY
rxy
n
Xi
Xi
2
Xi
Y
n
Y
Y
2
Keterangan :
n = jumlah sampel
Xi = jawaban responden untuk pertanyaan ke-i
Y = total jawaban responden
2.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukan konsistensi suatu alat pengukur
didalam mengukur gejala yang sama . Setiap alat pengukur seharusnya memiliki
kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. dengan menggunakan
Cronbach,s Alpha, dengan Rumus :
N
N 1
1
b2
2
Keterangan :
N
= Cronbach‘s alpha
= banyaknya pertanyaan
133
2
b2
= variasi dari skor
= jumlah variasi dari pertanyaan
Hasil dari perhitungan reliabilitas berdasarkan rumus-rumus yang digunakan selanjutnya
dipadukan dengan nilai atau ketentuan yang telah ditetapkan secara statistik.29
Tabel 3.1 Reliabilitas
Kategori
Bobot
0,0 – 0,2
Sangat tidak reliabel
0,21 – 0,4
Tidak reliabel
0,41 – 0,6
Cukup reliabel
0,61 – 0,8
Reliabel
0,81 – 1,0
Sangat reliabel
Sumber : Hasyim, Rina Anindita, Prinsip – prinsip Dasar Medote Riset Pemasaran,
University Press, Jakarta, 2009. hal. 100.
a.
Peneliti menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan survei melalui kuesioner
dengan skala pengukuran likert. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik
tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan.30 Skala likert
yang digunakan untuk mengetahui kepuasan pelanggan dalam memberikan penilaian dengan
bobot sebagai berikut.31
Tabel 3.2 Jawaban Kuesioner
Bobot
Kategori
1
Sangat Tidak Puas
2
Tidak Puas
3
Cukup Puas
4
Puas
5
Sangat Puas
Hasil dari rata – rata dan standar deviasi tersebut lalu dipetakan ke rentang skala yang
mempertimbangkan informasi interval berikut :
29
30
Hasyim, op.cit, hal 100
Sugiono, op.cit, hal. 132
31
Johanes Supranto, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, Riena Cipta, Jakarta, 2006, hal. 240
134
interval :
nilai tertinggi – nilai terendah
banyaknya kelas
5 1
0,8
5
Setelah besarnya interval diketahui, dibuat rentang skala, sehingga dapat diketahui rata – rata
penilaian terhadap setiap unsur diferensiasinya dan sejauh mana variasinya. Rentang skala
tersebut adalah :
Tabel 3.3 Rentang Skala
Bobot
Kategori
1,00 – 1,80
Sangat Tidak Puas
1,81 – 2,60
Tidak Puas
2,61 – 3,40
Cukup Puas
3,41 – 4,20
Puas
4,21 – 5,00
Sangat Puas
b. Untuk mengetahui tingkatan loyalitas konsumen dalam menjawab perumusan masalah
pada no. 2 maka digunakan loyalitas konsumen terhadap suatu merek, dengan
tingkatan loyalitas sebagai berikut :
1) Switcher (berpindah – pindah). Keterkaitan ini dalam pergantian merek apabila
bobot nilai jawaban sangat setuju dan setuju besar pada tingkatan ini.
2) Habitual buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan). Keterkaitan kuat dalam membeli
suatu jenis barang dengan bersifat kebiasaan apabila bobot nilai jawaban sangat
setuju dan setuju besar pada tingkatan ini.
3) Satisfied buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan). Keterkaitan kuat
dalam kategori puas apabila mengkonsumsi suatu merek tertentu dengan biaya
peralihan apabila bobot nilai jawaban sangat setuju dan setuju besar pada tingkat
ini.
4) Likes the brand (menyukai merek). Keterkaitan kuat dalam kategori pembeli yang
sungguh – sungguh menyukai suatu merek apabila bobot nilai sangat setuju dan
setuju pada jawaban ini besar.
5) Commited buyer (pembeli yang komit). Keterkaitan kuat dalam kategori pelanggan
yang setia apabila bobot nilai jawaban sangat setuju dan setuju besar pada tingkatan
ini.
c. Untuk mengukur hubungan variable X (tingkat kepuasan) dan Y (loyalitas konsumen),
digunakan koefisien korelasi peringkat Spearmean (p) sebagai berikut :32
32
Sugiono, Statistik Non Parametris untuk penelitian, Alfabeta, Bandung, 2004, hal. 107
135
p 1
6
bi 2
n n2 1
Dimana :
P = Koefisien korelasi peringkat Spearmean
Σbi = Σ [R(x) – R(y)]
bi = Perbedaan ranking setiap pasangan variabel
n = Jumlah pasangan data
Σ = Notasi jumlah.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil Uji validitas dan reliabilitas Kepuasan Konsumen (X)
Tabel 5.1 Uji Validitas Variabel Kepuasan Konsumen (X)
INDIKATOR
NILAI
(r)
0,448
KETERANGAN
Performa
0,466
Valid
Motor sport dengan teknologi Fuel Injection
0,753
Valid
Menggunakan Stang Jepit
0,445
Valid
Konsumsi bahan bakar
0,535
Valid
Irit bahan bakar 11:1
0,690
Valid
Tipe transmisi 5 kecepatan
0,714
Valid
Harga jual kembali yang stabil
0,633
Valid
Rangka yang kuat dari Deltabox
0,595
Valid
Harga yang terjangkau oleh konsumen
0,761
Valid
Memiliki 4 valve Soch
0,679
Valid
Design yang sporty dan body yang ramping
0,489
Valid
Mudah dimodifikasi
0,538
Valid
Kualitas terjamin
0,479
Valid
Merek Yamaha Vixion mudah diingat
0,381
Valid
Volume silinder 150 cc
Valid
Sumber : Hasil pengolahan SPSS
136
Analisis :
Dengan melihat pada tabel uji validitas variabel Kepuasan Konsumen (X) dari sampel
berjumlah 30 responden dengan jumlah soal sebanyak 15 pernyataan. Oleh karena secara
keseluruhan hasilnya positif dan rhasil lebih besar dari rtabel 0,361 maka variabel Kepuasan
Konsumen (X) dinyatakan valid.
Hasil Dari 30 orang responden yang sama dilakukan uji reliabilitas mengenai variabel
Kepuasan Konsumen (X) dengan nilai r hitung atau Alpha sebesar 0,848. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa kuisioner yang digunakan terbukti reliabel. Untuk lebih jelas lihat
tabel berikut ini.
Tabel 5.2 Uji Reliabilitas Variabel Kepuasan Konsumen (X)
Re liab ility Sta tis tics
Cronb ac h's
A lp ha
.848
N o f Items
15
Sumber : Hasil pengolahan SPSS.
2.
Uji Valaiditas dan Reliabilitas Variabel Loyalitas Konsumen (Y)
Tabel 5.3 Uji Validitas Variabel Loyalitas Konsumen (Y)
INDIKATOR
Sering berpindah merek pelumas karena
faktor harga
NILAI
(r)
Valid
0,377
Membeli Sepeda Motor Yamaha Vixion
karena faktor kebiasaan
0,399
Menemukan kepuasaan dalam menggunakan
sepeda motor Yamaha Vixion
0,577
Benar-benar menyukai sepeda motor Yamaha
Vixion
0,756
Merekomendasikan ke orang lain untuk
membeli sepeda motor Yamaha Vixion
Sumber : Hasil pengolahan SPSS.
KETERANGAN
Valid
Valid
Valid
Valid
0,843
Dengan melihat pada tabel uji validitas variabel Loyalitas Konsumen (Y) dari sampel
berjumlah 30 responden dengan jumlah soal sebanyak 5 pertanyaan. Oleh karena secara
keseluruhan hasilnya positif dan rhasil lebih besar dari rtabel 0,361 maka variabel Loyalitas
Konsumen (Y) dinyatakan valid.
Dari 30 orang responden yang sama dilakukan Uji reliabilitas mengenai variabel
137
Loyalitas Konsumen (Y) dengan nilai r hitung atau Alpha sebesar 0,615, Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa kuisioner yang digunakan terbukti reliabel. Untuk lebih jelas lihat
tabel berikut ini.
Tabel 5.4 Uji Relliabilitas Variabel Loyalitas Konsumen (Y)
Re liab ilit y St a t is t ics
Cr onb ac h's
A lp ha
.615
N o f Items
5
Sumber : Hasil pengolahan SPSS.
3. Pembahasan Tingkat Kepuasan Konsumen
Berdasarkan variabelnya, tingkat kepuasan konsumen terdiri dari : kinerja, keistimewaan,
keandalan, kesesuaian, ketahanan, kemampuan layanan, nilai estetika, dan kualitas.
Kemudian dilakukan analisismengenai tingkat kepuasan konsumen terhadap sepeda motor
Yamaha Vixion. Berikut adalah hasil analisis yang terdapat dalam kuisioner:
Tabel 5.5 Tingkat Kepuasan Konsumen Yamaha Vixion
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Indikator
Kinerja
a) Volume silinder 150 cc
b) Performa
Ciri atau keistimewaan
a) Motor sport dengan teknologi Fuel
Injection
b) Menggunakan Stang Jepit
Keandalan
a) Konsumsi bahan bakar
b) Irit bahan bakar 11:1
Kesesuaian
a) Tipe transmisi 5 kecepatan
b) Harga jual kembali yang stabil
Daya tahan
Rangka yang kuat dari Deltabox
Kenyamanan
a) Harga
yang
terjangkau
oleh
konsumen
b) Memiliki 4 valve Soch
Daya tarik
a) Design yang sporty dan body yang
ramping
b) Mudah dimodifikasi
Kualitas
a) Kualitas terjamin
b) Merek Yamaha Vixion mudah diingat
dibenak konumen
Rata-rata
Keterangan
2,90
2,84
Cukup Puas
Cukup Puas
2,73
Cukup Puas
2,59
Tidak Puas
2,58
2,59
Tidak Puas
Tidak Puas
2,62
2,60
Cukup Puas
Tidak Puas
2,77
Cukup Puas
3,03
Cukup Puas
2,91
Cukup Puas
2,78
Cukup Puas
2,91
Cukup Puas
2,84
Cukup Puas
2,92
Cukup Puas
Sumber : Hasil tabulasi data
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 15 pertanyaan pada kuisioner
penelitian, semua pertanyaan bernilai pada rentang skala kategori cukup puas.
138
Tabel 5.6 Dimensi Tingkat Kepuasan Konsumen motor Yamaha Vixion
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Dimensi
Kinerja
Ciri/Keistimewaan
Keandalan
Kesesuaian
Daya Tahan
Kenyamanan
Daya Tarik
Kualitas
Jumlah Rata-rata
Sumber : Hasil tabulasi data.
Rata-rata
2,90
2,73
2,58
2,62
2,77
3,03
2,78
2,84
2,76
Keterangan
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan bahwa nilai rata-rata variabel Kepuasan Konsumen
(X) sebesar 2,76 yang berada pada interval 2,61 – 3,40 dengan kategori cukup puas. Dengan
demikian konsumen sepeda motor Yamaha Vixion yang ada di Bengkel Abadi Motor, Kebon
Jeruk Jakarta Barat termasuk dalam kategori cukup puas.
4. Tingkat Loyalitas Konsumen
Berdasarkan pada hasil/skorjawaban setiap pertanyaan yang penulis bagikan kepada 100
orang responden di Bengkel Abadi Motor, Kebon Jeruk Jakarta Barat. Maka dapat dijelaskan
tingkat loyalitas konsumen sebagaimana dalam tabel berikut ini:
Tabel 5.7 Tingkat Loyalitas Konsumen Motor Yamaha Vixion
Tanggapan Responden
Switcher
Habitual Buyer
Satisfied Buyer
Likes The Brand
Commited Buyer
Total
Frekuensi
0
0
21
11
68
100
Persentase
0,00%
0,00%
21,0%
11,0%
68,0%
100%
Sumber : Hasil tabulasi data
Dengan demikian dapat disimpulkan konsumen motor Yamaha Vixion di Bengkel Abadi
Motor Kebon Jeruk, Jakarta Barat termasuk dalam kategori commited buyer atau pembeli
yang bukan hanya setia kepada merek, tapi juga ikut mempromosikan merek Yamaha Vixion
kepada orang lain. Hal tersebut dikarenakan nilai terbesar pada tingkat loyalitas adalah
Commited Buyer yaitu sebanyak 68 responden dengan nilai persentase 68,0%.
5. Pembuktian Hipotesis
Selanjutnya untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan positif antara variabel independen
139
yakni kepuasan konsumen (X) dengan variabel dependen yakni loyalitas konsumen (Y), maka
penulis menggunakan analisis korelasi rank spearman dengan dibantu fasilitas komputer
program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Versi 13, dengan hipotesis yang
diajukan sebagai berikut:
Ho : Diduga tidak mempunyai hubungan antara tingkat kepuasaan konsumen dan loyalitas
konsumen terhadap Sepeda Motor Yamaha Vixion.
Ha : Diduga mempunyai hubungan antara tingkat kepuasaan konsumen dan loyalitas
konsumen terhadap Sepeda Motor Yamaha Vixion.
Adapun hasil korelasi rank spearman sebagaimana pada tabel berikut ini :
Tabel 5.8 Korelasi rank spearman
Cor relations
Spearman's rho
Kepuas an
Kons umen (X)
Loyalitas
Kons umen (Y)
Correlation Coeffic ient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coeffic ient
Sig. (2-tailed)
N
Kepuas an
Kons umen
(X)
1.000
.
100
.778**
.000
100
Loyalitas
Kons umen
(Y)
.778**
.000
100
1.000
.
100
**. Correlation is s ignificant at the 0.01 lev el (2-tailed).
Sumber : Hasil SPSS data.
Dengan demikian dari tabel 5.8 di atasdapat dijelaskan bahwa adanya hubungan yang positif
dan signifikan antara variabel kepuasan konsumen (X) dengan variabel loyalitas konsumen
(Y), hal ini berarti semakin meningkatnya kepuasan konsumen, maka akan semakin
meningkat pula loyalitas konsumen pada motor Yamaha Vixion.
Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan pada bab terdahulu mempunyai cukup bukti
dari perolehan nilai korelasi rank spearman sebesar 0,778 dengan tingkat signifikan 0,000
dibawah 0,05%, jadi tingkat hubungannya kuat, karena berada di rentang 0,60 – 0,799
sebagaimana pada tabel berikut ini :13
Tabel 5.9 Nilai Koefisien Korelasi dan Interpretasi
KOEFISIEN KORELASI
INTERPRETASI
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, 2008
13
Sugiono, Statistik Non Parametris untuk penelitian, Alfabeta, Bandung, 2008, hal. 183
140
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai analisis hubungan kepuasan konsumen dengan
loyalitas konsumen motor Yamaha Vixion di Bengkel Abadi Motor, Kebon Jeruk yang telah
dibahas pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitan kepada 100 orang responden dan pembahasan mengenai tingkat
kepuasan konsumen dalam menggunakan sepeda motor merek Yamaha Vixion dapat
disimpulkan bahwa konsumen motor Yamaha Vixion di Bengkel Abadi Motor, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat termasuk dalam kategori cukup puas dalam menggunakan produk tersebut, hal
ini berdasarkan nilai rata-rata tabel dimensi tingkat Kepuasan Konsumen (X) sebesar 2.76
yang berada pada interval 2,61 - 3,4.
2. Berdasarkan hasil perhitungan tingkatan loyalitas dari 100 orang responden didapatkan bahwa
konsumen motor Yamaha Vixion di Bengkel Abadi Motor, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
termasuk pada tingkatan commited buyer dengan nilai tertinggi diantara tingkatan loyalitas
yang lain yaitu sebesar 68,0%. Hal ini berarti sebagian besar konsumen di Bengkel Abadi
Motor, Kebon Jeruk, Jakarta Barat setia terhadap Yamaha Vixion dan ikut mempromosikan
kepada orang lain dengan cara memberi informasi dari mulut kemulut ( word of mouth ) agar
membeli motor merek Yamaha Vixion.
3. Berdasarkan hasil pembahasan bahwa variable kepuasan konsumen (X) mempunyai hubungan
positif dan signifikan dengan variable loyalitas konsumen (Y), hal ini terbukti dari nilai
korelasi rank spearman sebesar 0,778 dengan tingkat signifikan 0,000 dibawah 0,05%, jadi
tingkat hubungannya kuat, karena berada di rentang 0,60 – 0,799, hal ini berarti semakin
meningkatnya kepuasan konsumen, maka akan semakin meningkat pada loyalitas konsumen
pada motor Yamaha Vixion.
Saran-saran
Dalam penelitian yang telah penulis lakukan ini, maka penulis ingin memberi saran antara lain:
1. Sebagai perusahaan besar, PT. Yamaha Indonesia hendaknya terus memperhatikan dan
meningkatkan kepuasan pelanggan dan berusaha tetap loyal dengan cara menyempurnakan
kualitas produk sepeda motor Yamaha Vixion. Dengan demikian para pengguna motor
Yamaha Vixion tetap bertahan dan dapat menciptakan loyalitas konsumen sehingga dapat
menjadi daya tarik untuk memanfaatkan Bengkel Yamaha Vixion.
2. Untuk menciptakan dan menjaga loyalitas konsumen terhadap motor Yamaha Vixion
hendaknya PT. Yamaha Indonesia harus terus meningkatkan strategi promosi yang inovatif,
efektif dan efesien baik melalui media cetak maupun elektronik. Hal lain yang dapat
dilakukan untuk menjaga loyalitas konsumen adalah dengan mengadakan kegiatan-kegiatan
yang bersifat sosial, touring promosi sehingga loyalitas pada commited buyer akan
melahirkan konsumen-konsumen baru yang prospektif.
3. Diharapkan PT. Yamaha Indonesia dapat memelihara hubungan baik serta meningkatkan
kepuasan dan loyalitas konsumen pemakai motor Yamaha Vixion khususnya, dan umumnya
seluruh konsumen motor merek Yamaha Vixion yang lain.
141
4.
Diharapkan PT. Yamaha Indonesia Harus meningkatkan kepuasan pelanggan khususnya
para pengguna sepeda motor Yamaha Vixion dengan cara menyempurnakan kualitas produk
sepeda motor Yamaha Vixion, Pelayanan dalam seluruh bengkel Yamaha yang ada di
seluruh cabang Yamaha Motor Indonesia. Memberikan promosi - promosi yang menarik
seperti discount spare part, meningkatkan kualitas performa dan suspensi yang halus
terhadap getaran dan nyaman pada saat digunakan. Memberikan pelayanan service cepat dan
memberikan garansi mesin selama 3 ( tiga ) tahun kepada pemilik sepeda motor Yamaha
Vixion. Dengan demikian para pengguna motor Yamaha Vixion tetap bertahan dan dapat
menciptakan daya tarik kepada calon pengguna yang lain agar menggunakan sepeda motor
merek Yamaha Vixion.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Rahman, Strategi Dahsyat Marketing Mix. Jakarta : Trans Media. 2010.
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung : Alfabeto. 2000.
Darmadi Durianto, Sugiarto, Sitinjak Tony, Strategi Menaklukkan Pasar. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.2004.
Hasyim – Rina Anindita, Prinsip-prinsip Dasar Metode Riset Bidang Pemasaran. Jakarta :
University Press.2009.
Johanes Supranto, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta : Rineka Cipta. 2006.
Jusup Agus Suyono, Pemasaran Strategik. Jakarta : Inti Prima Promosindo. 2009.
Kotler, Philip – Gary Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta : PT. Indeks. 2004.
Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, Edisi kesebelas, Jakarta, PT Indeks, 2005
Rismiati-lg & Suratno, Pemasaran Barang dan Jasa, Yogyakarta : Kanisius, 2001.
Ricard F. Gerson, Mengukur kepuasan pelanggan, Jakarta : PPM, 2004.
Ronny Kountur, Metode Penelitian Bisnis. Jakarta : PPM. 2007.
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. ALFABETA. 2009.
Sugiono, Statistik Non Parametris untuk Pembelian. Bandung : ALFABETA. 2004.
Sumarwan, Ujang, Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, Cetakan
Pertama, Penerbit : Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003.
Tjiptono, Fandy, Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi Yogyakarta. 2000.
Tjiptono, Fandy, Pemasaran Jasa, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Bayumedia Publishing,
Malang, 2005.
142
ANALISIS FAKTOR BAURAN PEMASARAN YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PASTA
GIGI PEPSODENT (STUDI KASUS DI WILAYAH CENGKARENG)
Susanti
Fakultas Ekonomi/Manajemen
Universitas Esa Unggul
Jakarta
[email protected]
ABSTRAKS
Dewasa ini perkembangan dan kemajuan teknologi sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa
lampau, teknologi dalam industri turut pula merombak kehidupan perekonomian ke arah yang lebih
maju.Hal ini dapat di lihat semakin bertambahnya jumlah produk-produk baru yang di keluarkan
perusahaan dengan kualitas yang berbeda untuk memenuhi keinginan konsumen.Konsumen adalah satusatunya yang dapat menilai baik tidaknya kualitas produk. Konsumen memilih produk tersebut dengan
cara membandingkan produk yang mereka terima dengan produk yang mereka harapkan. Pada saat ini
penggunaan pasta gigi dikalangan masyarakat sudah menjadi kebutuhan sehari-hari di karenakan
untuk menjaga kesehatan gigi bagi anak-anak bahwa dibalik penggunaan pasta gigi dengan kadar flour
yang tinggi dapat membahayakan kesehatan gigi, gusi dan bagian tubuh yang lainnya. Maka persaingan
dalam pengembangan usaha ini juga semakin meningkat.Dalam hal ini konsumen dapat melihat dari
faktor bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan tempat.
Tujuan penlitian ini adalah untuk mengatahui variable apa saja yang signifikan dalam mempengaruhi
keputusan pembelian pasta gigi pepsodent dan untuk mengatahui bagaimana formula Z score yang
terbentuk sehingga dapat diketahui kecenderungan seorang konsumen sering atau jarang membeli.
Metode yang digunakan adalah analisis diskriminasi yaitu mengetahui variable yang signifikan
mempengaruhi keputusan pembelian pasta gigi pepsodent dan kecenderungam seorang konsumen sering
atau jarang membeli.
Dari empat variable yang terdiri dari produk, harga, promosi dan tempat, hanya ada dua variable yang
signifikan yang mempengaruhi keputusan pembelian dalam melakukan pembelian pasta gigi pepsodent
adalah faktor promosi (0,011) dan harga (0,004) dengan formula zScore yang terbentuk adalah zScore=4809+0.646 harga +0.951 promos.i
KataKunci : Pasta gigi pepsodent digunakan dikalangan masyarakat dan jadi kebutuhan sehari-hari.
PENDAHULUAN
Perkembangan dan kemajuan teknologi sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa lampau,
teknologi dalam industri turut pula merombak kehidupan perekonomian kearah yang lebih maju.Hal ini
dapat dilihat semakin bertambahnya jumlah produk-produk baru yang dikeluarkan perusahaan dengan
kualitas yang berbeda untuk memenuhi keinginan konsumen.Pada saat ini penggunaan pasta gigi
143
dikalangan masyarakat sudah menjadi kebutuhan sehari-hari dikarenakan untuk menjaga kesehatan gigi,
namun perlu diingat, untuk menjaga kesehatan gigi bagi anak-anak bahwa dibalik penggunaan pasta gigi
dengan kadar flour yang tinggi dapat membahayakan kesehatan gigi, gusi dan bagian tubuh yang lainnya
Hal itu berarti pemasaran haruslah betul-betul memahami seorang konsumen. Seorang pemasar
haruslah membuat strategi pemasaran yang berdasarkan pada segmentasi pasar antara lain dengan
menggunakan karakteristik demografi. Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi perilaku konsumen
dalam menentukan pilihannya (pilihan produknya) antara lain jenis kelamin, usia, pendapatan, dan factor
lainnya yang akan mempengaruhi persepsi atau pandangannya terhadap suatu produk tertentu.
Kebutuhan dan keinginan yang berbeda membuat konsumen mempunyai dorongan untuk
membeli berbagai macam produk yang berbeda. Konsumen pada umumya punya kecenderungan
keinginan yang hampir tidak terbatas, akibatnya seorang konsumen memilih suatu produk pasta gigi
dengan menghasilkan kepuasan tertinggi akan cita rasa yang mereka inginkan. Apabila keinginan ini
didorong oleh daya beli, maka hal ini akan menjadi sesuatu yang disebut dengan permintaan yang nyata
(actual). Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian
mengenai “Analisis Faktor Bauran Pemasaran Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam
Melakukan Pembelian Pasta Gigi Pepsodent (Studi Kasus Di Wilayah Cengkareng)”
Perumusan Masalah
1. Faktor bauran pemasaran apakah yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian pasta
gigi Pepsodent?
2. Bagaimana formula (Z Score) yang terbentuk sehingga dapat diketahui kecenderungan seorang
konsumen untuk sering membeli atau jarang membeli?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui faktorbauran pemasaran apakah yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan
pembelian pasta gigi Pepsodent.
2. Untuk mengetahui Bagaimana formula ( Z Score ) yang terbentuk sehingga dapat diketahui
kecenderungan seorang konsumen untuk sering membeli atau jarang membeli.
Kerangka Pikir
Konsumen memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda. Hal inilah yang ditangkap oleh para
marketer.Untuk mengetahui apakah produk, harga, tempat, dan promosi dapat mempengaruhi keputusan
dalam melakukan pembelian pasta gigi Pepsodent.Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui faktor
manakah yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian pasta gigi Pepsodent.
Dari hasil analisis diskriminan dilakukan untuk menguji apakah produk, harga, tempat, dan promosi dapat
mempengaruhi keputusan pembelian pasta gigi Pepsodent.Oleh karena itu hasil analisis ini diharapkan
dapat memberi gambaran keputusan pembelian.
144
PT Unilever
Konsumen
Pasta Gigi Pepsodent
Kebutuhan dan
keinginan konsumen
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pembelian :
1.
2.
3.
4.
Keputusan Pembelian
F
E
E
D
Produk (X1)
Harga(X2)
Tempat (X3)
Promosi (X4)
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Analisis Diskriminan Dua Faktor
METODE PENELITIAN
B
A
C
K
Waktu dan Tempat Penelitian
Kesimpulan
Penelitian dilaksanakan pada wilayah Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian ini dilakukan oleh penulis
dimulai pada bulan Juli 2008.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen sejenis tetapi dapat dibedakan satu sama lain melalui
adanya nilai karakteristik yang berlainan. Populasi dalam penelitian ini adalah para konsumen pasta gigi
Pepsodent di wilayah Cengkareng Jakarta Barat.
Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Tehnik
pengambilan sample menggunakan quata sampling, yaitu suatu metode pengambilan sampel tidak acak
yang mendasarkan pada karakteristik populasi dalam jumlah yang telah ditetapkan (kuota) dengan tujuan
meningkatkan derajat keterwakilan masing-masing kelompok dalam populasi. Dalam hal ini penulis akan
mengambil sampel sebanyak 100 orang dari penduduk wilayah Cengkareng.
Metode Pengumpulan Data
1. Uji Validitas
Adalah pertanyaan sampai sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuisioner dapat mengukur
apa yang ingin diukur, dengan rumus:
n (ΣΧΥ) (ΣΧΣΥ)
rxy = —————————
145
_________________
√ [nΣΧ²][nΣΥ²-(ΣΥ)²]
Keterangan :
r
: Korelasi nilai butir total
n
: Jumlah responden
X
: Skor pertanyaan
Y
: Skor total
2. Uji Reliabilitas
Adalah suatu nilai ukur yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukuran didalam mengukur
gejala yang sama, dengan menggunakan Cronbach,s Alpha, dengan rumus.
(k)
r11
K-1
( 1 - Σσb² )
= —— —————
σt²
Keterangan :
r11
: reliabilitas instrument
k
: banyak butir pertanyaan
σt²
: varians total
Σσb² : jumlah varian butir
3. Analisis Faktor
Untuk menganalisa tanggapan responden menggunakan Skala Likert yaitu responden diminta untuk
memberi respon terhadap setiap pertanyaan dengan memilih salah satu dari 5 pilihan, yaitu dengan
bobot dan kategori sebagai berikut:
Bobot
1
2
3
4
5
Tabel 1.1 Jawaban kuisioner :
Kategori
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Cukup Setuju
Setuju
Sangat Setuju
Untuk mengetahui tingkat kecenderungan pengambilan keputusan dalam pembelian pasta gigi
Pepsodent dengan memberikan kode dan kategori sebagai berikut:
Tabel 1.2 Tingkat Kecenderungan Pengambilan Keputusan
Kode
Kategori
0
Sering Membeli
1
Jarang Membeli
Tingkat kecenderungan pada tabel 3.2 dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sering membeli, kecenderungan sering membeli diberikan apabila responden membeli pasta gigi
Pepsodentyang diproduksi oleh PT Unilever sebanyak sekali dalam satu minggu.
146
Jarang membeli, kecenderungan jarang membeli diberikan apabila responden membeli pasta gigi
Pepsodent yang diproduksi oleh PT Unileversekalilebih dari satu minggu.
Teknik Multiple Discriminant Analysis( MDA )
Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti keputusan konsumen dalam melakukan pembelian pada pasta
gigi Pepsodent, apakah konsumen tersebut memiliki kecenderungan sering membeli atau jarang membeli.
Data–data yang diperoleh akan diolah dengan teknik statistic Multiple Discriminant Analysis (MDA)
dengan dibantu dengan Software SPSS 12.0
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil Uji Validalitas
Tabel 1.3 Uji Validitas dari hasil Tabel r untuk α 0.05 (product moment)
No
Hasil
rtable
Keterangan
1
0,530
0,3610
Valid
2
0,.384
0,3610
Valid
3
0,692
0,3610
Valid
4
0,439
0,3610
Valid
5
0,675
0,3610
Valid
6
0,582
0,3610
Valid
7
0,501
0,3610
Valid
8
0,703
0,3610
Valid
9
0,782
0,3610
Valid
10
0,529
0,3610
Valid
11
0,601
0,3610
Valid
12
0,463
0,3610
Valid
Sumber : Data Pengolahan SPSS
Dari tabel 5.1 diatas kita dapat melihat bahwa kuesioner yang terdiri dari pertanyaan skala likert
yaitu opini atau tanggapan pembeli pasta gigi pepsodent, terdiri dari 12 pertanyaan. Dikatakan valid
apabila hasilnya diatas 0,3610.
2. Hasil Uji Reliabilitas
Sebelum kuesioner disebarkan untuk diisi oleh responden, terlebih dahulu akan diuji validitas
seluruh pertanyaan. Dari pengujian tersebut dapat dilihat dari pada tabel 5.1 bahwa hasilnya tidak
ada pertanyaan yang di buang karena hasilnya yang paling minimum diatas 0,361 (besarnya r tabel
pada α 0,05 dengan df 30 – 2 = 28 akan didapat r tabel sebesar 0,361, maka seluruh pertanyaan yang
diajukan dinyatakan valid/sah.
Dari 30 reponden pada pra survei mengenai keputusan pembelian terhadap pasta gigi pepsodent
yang dilaksanakan di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat sebagai berikut:
Tabel 1.4 Uji Validitas dari hasil Tabel r untuk α 0.05 (product moment).
No
1
2
3
4
5
6
Hasil
0,530
0,.384
0,692
0,439
0,675
0,582
rtable
0,3610
0,3610
0,3610
0,3610
0,3610
0,3610
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
147
7
0,501
8
0,703
9
0,782
10
0,529
11
0,601
12
0,463
Sumber : Data Pengolahan SPSS
0,3610
0,3610
0,3610
0,3610
0,3610
0,3610
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Dari tabel 1.4diatas kita dapat melihat bahwa kuesioner yang terdiri dari pertanyaan skala likert yaitu
opini atau tanggapan pembeli pasta gigi pepsodent, terdiri dari 12 pertanyaan. Dikatakan valid apabila
hasilnya diatas 0,3610.
Dari uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel di atas , hal inimenandakan bahwa semua butir pertanyaan
dinyatakan sangat reliabel karena memberi nilai cronbacch alpha diatas0,810.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan yang telah di kemukakan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Dari empat variable yang diteliti yaitu produk, harga, tempat dan promosi ternyata hanya ada dua variable
yang mempengaruhi dalam keputusan pembelian pasta gigi Pepsodent.Hal ini didasarkan pada angka
signifikansi 0,011 (Promosi) dan 0,004 (Harga).Hal mengindikasikan bahwa ada pengaruh faktor Promosi
dan Harga terhadap keputusan pembelian terhadap pasta gigi pepsodent
Sedangkan formula (Z Score) yang terbentuk sehingga dapat diketahui kecenderungan seorang konsumen
untuk sering membeli atau jarang membeli adalah :
z Score = -4.809+ 0.646Harga + 0.951 Promosi.
Berdasarkan z Score yang terbentuk dapat diketahui kencenderungan responden untuk sering atau jarang
membeli. Apabila bernilai positif berarti memiliki kecenderungan untuk sering membeli, sedangkan untuk
yang bernilai negatif berarti memiliki kecenderungan untuk jarang membeli.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka diajukan saran-saran pada produsen
pasta gigi pepsodent sebagai masukkan dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk
meningkatkan penjualan guna memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen adalah sebagai berikut :
1. Faktor harga dapat menunjang konsumen untuk melakukan pembelian pasta gigi pepsodent, maka
diharapkan produsen pasta gigi pepsodent melakukan penetapan harga yang sesuai dengan daya beli
konsumen.
2. Faktor promosi dapat menunjang konsumen untuk melakukan pembelian pasta gigi pepsodent, maka
diharapkan produsen pasta gigi pepsodent memperbanyak sarana promosi agar produk pasta gigi
pepsodent lebih dikenal oleh para konsumen dan calon konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanto, Pengembangan Analisis Multivariate dengan SPSS 12, Penerbit Salemba Infotek, Jakarta,
2005.
148
Darmadi Durianto, Sugiarto, Tony Sitinjak., Strategi Penaklukan Pasar. PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2004.
Husein Umar., Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003.
........................., Riset Pemasaran Dan Perilaku Konsumen, Cetakan Pertama, PT. Gramedia Pustaka,
2000.
........................, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Gramedia, Jakarta, 2003.
Kotler, Philip., Manajemen Pemasaran,edisi sebelas, Edisi Indonesia, PT. Indeks Kelompok Gramedia,
Jakarta, 2005.
Kotler, Philip and Gary Armstrong., Prinsip-prinsip manajemen pemasaran. Edisi Indonesia, Erlangga.
Jakarta : 2001.
Lingga Purnama., Strategic Marketing Plan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004.
Wilson T. Michael., Manajemen PemasaranNo III, Edisi Indonesaia, PT Pustaka Binaman Presindo,
Jakarta, 1992.
149
ANALISIS EFEKTIVITAS PROFITABILITAS BERBASIS SISTEM DU
PONT (Studi Kasus pada 4 Perusahaan Properti yang Terdaftar di BEI
Periode 2006-2010)
Rama Adi Pramudana
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRAK
Penelitian dilakukan pada 4 perusahaan properti. Yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas
profitabilitas perusahaan – perusahaan tersebut dalam metode Du Pont.
Penelitian ini menggunakan metode Du Pont yang menggunakan beberapa rasio seperti TATO, NPM,
ROI, ROE, PBV dan PER..
Dalam penelitian ini sample diambil berdasarkan beberapa criteria yang ditetapkan. Teknik
pengambilan sample menggunakan purpose sampling, yang pengambilan samplenya dengan
pertimbangan tertentu. Populasi penelitian ini adalah perusahaan- perusahaan property / developer
dengan jangka waktu penelitian dari 2006 -2010 dengan tingkat keyakinan kesalahan sebesar 5 % ( 0,5),
maka sample yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling sebanyak 4 perusahaan
yang masuk dalam kategori berdasarkan criteria penelitian.
Penelitian ini menggunakan uji metode korelasi terhadap variable – variabel utama Du Pont. Dengan
pengujian hipotesis dengan nilai α = 0,05 . Dengan demikian ditarik kesimpulan tidak adanya
signifikansi korelasi efektivitas variabel – variabel utama Du Pont tersebut.
Kata kunci : variabel – variabel Du Pont, efektivitas profitabilitas, ROI, ROE, PBV, PER, NPM.
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan ekonomi nasional, industri properti pada umumnya juga
mengalami peningkatan yang searah. Meningkatnya aktivitas pada industri properti dapat dijadikan
petunjuk mulai membaiknya atau bangkitnya kembali kegiatan ekonomi.
Dengan kata lain, kegiatan di bidang properti dapat dijadikan indikator seberapa aktifnya kegiatan
ekonomi secara umum yang sedang berlangsung. Namun demikian, perkembangan industri properti perlu
dicermati secara hati-hati karena dapat memberikan dampak pada dua sisi yang berbeda. Di satu sisi,
industri properti dapat menjadi pendorong bagi kegiatan ekonomi karena meningkatnya kegiatan di
bidang properti akan mendorong naiknya berbagai kegiatan di sektor-sektor lain yang terkait. Dalam hal
ini sektor properti memiliki efek pelipatgandaan (multiplier effect) yakni dengan mendorong serangkaian
aktivitas sektor ekonomi yang lain.
150
KERANGKA PIKIR
Pelaku investasi yang memutuskan untuk berinvestasi di Bursa Efek Indonesia akan terlebih
dahulu menganalisis bagaimana annual report atau laporan keuangannya. Dalam penelitian ini,
perusahaan yang digunakan adalah perusahaan pada industri properti . Pada penelitian kali ini, rasio
keuangan yang digunakan adalah rasio keuangan profitabilitas berbasis sistem Du Pont plus. Dengan
menggunakan metode sistem Du Pont plus, kita dapat mengetahui variabel mana yang dapat
mempengaruhi kinerja keuangan seperti, Net Profit Margin ( NPM ), Total Asset Turn Over ( TATO ),
Financial Leverage Multiplier ( FLM ) yang berpengaruh terhadap Return on Equity ( ROE ) sedangkan
Book Value (BV) dan Earning Per Share ( EPS ) yang akan mempengaruhi harga pasar. Return On Equity
(ROE ) merupakan produktivitas modal yang menunjukkan sebuah kinerja keuangan yang sesungguhnya
mencerminkan profit perusahaan tersebut. Dari kualitas Return On Equity (ROE) dapat mempengaruhi
harga saham yang akan beredar ataupun yang sudah beredar ke pasar bursa. Dalam mengukur efektifitas
profitabilitas kita dapat melihat sebuah alternatif investasi yang dapat memberikan nilai lebih untuk
perusahaan, yaitu dengan melihat perbandingan kinerja keuangan perusahaan Return On Equity (ROE)
dengan suku bunga bank sentral. Dikatakan efektif apabila tingkat Return On Equity (ROE) lebih besar
daripada suku bunga bank sentral.
HIPOTESIS
Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang dibentuk adalah sebagai berikut :
1. Diduga Net Profit Margin ( NPM ), Total Asset Turn Over ( TATO ), Financial Leverage Multiplier
( FLM ) terdapat korelasi ( hubungan ) secara signifikan dengan Price Book Value ( PBV ) dan Price
Earning Ratio ( PER ).
2. Diduga terdapat korelasi ( hubungan ) secara parsial antara pertumbuhan penjualan dengan return On
Equity ( ROE ).
3. Diduga terdapat korelasi ( hubungan ) secara parsial antara pertumbuhan penjualan dengan Return On
Equity (ROE).
4. Diduga terdapat korelasi ( hubungan ) secara parsial antara pertumbuhan aset dengan Return On
Equity ( ROE ).
5. Diduga terdapat korelasi ( hubungan ) secara parsial antara pertumbuhan ekuitas dengan Return On
Equity ( ROE ).
6. Diduga terdapat korelasi ( hubungan ) secara parsial antara pertumbuhan utang dengan Return On
Equity ( ROE )
METODE PENELITIAN
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif yaitu jenis
data yang bukan berupa angka tetapi berbentuk pernyataan. Sumber Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh pengolahan data dari sumber asli. Data
sekunder yang ada dalam penelitian ini merupakan hasil observasi dan laporan keuangan perusahaan .
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah perusahaan developer properti. Dalam penelitian ini
sampel diambil dengan cara nonrandom sampling yaitu sampel yang diambil berdasarkan beberapa
kriteria yang ditetapkan Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yang
pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu dan dalam penelitian ini adalah 4 perusahaan
property terdaftar di BEJ dengan tingkat keyakinan kesalahan sebesar 5% (0.5)
Definisi Operasional Variabel
Inilah beberapa variabel cakupan penelitian :
151
a) Net Profit Margin ( NPM ) antara laba bersih dibagi dengan penjualan bersih pada industri properti
tahun 2006 – 2010 dalam satuan prosentase
b) Total Asset Turn Over ( TATO ) antara penjualan bersih dibagi total aktiva pada industri properti
tahun 2006 – 2010 dalam satuan prosentase.
c) Financial Leverage multiplier ( FLM ) antara total kewajiban dibagi total modal pada industri
properti tahun 2006 – 2010 dalam satuan prosentase
d) Return On Equity ( ROE ) antara laba bersih dibagi total ekuitas dan bisa juga sebagai produktifitas
modal sendiri pada industri properti tahun 2006 – 2010 dalam satuan prosentase
e) Price Book Value ( PBV ) atau nilai perusahaan atau Value of firm ( VOF ) antara harga pasar per
saham dibagi nila buku per saham pada industri properti tahun 2006 – 2010 dalam satuan prosentase.
f) Price Earning Ratio ( PER ) atau nilai perusahaan atau Value of firm ( VOF ) antara harga per saham
dibagi laba per saham pada industri properti tahun 2006 – 2010 dalam satuan prosentase.
METODE ANALISIS DATA
1. Analisis Data Keuangan
Tahap – tahap analisis data yaitu sebagai berikut :
a) Menghitung Net Profit Margin ( NPM )
NPM =
Laba Bersih
Penjualan bersih
b) Menghitung Total Asset Turn Over ( TATO )
TATO =
Penjualan Bersih
Total aktiva
c) Menghitung Financial Leverage Multiplier ( FLM )
FLM =
Total Kewajiban
Total Modal
d) Menghitung Return On Equity ( ROE )
ROE =
Laba Bersih
Total Equity
e) Menghitung Price Book Value ( PBV )
Harga pasar per saham
Nilai buku per saham
152
PBV =
f) Menghitung Price Earning Ratio ( PER )
PER =
Harga per saham
Laba per saham
2. Statistik Deskriptif
Statistik deskriftif lebih berhubungan dengan pengumpulan data – data dan peringkasan data,
serta penyajian hasil ringkasan tersebut. Data – data statistic yang diperoleh dari hasil sensus,
survey, atau pengamatan umumnya masih acak, mentah, dan tidak terorganisir dengan baik. Data –
data tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
Fungsi dari analisis deskriptif adalah memberikan gambaran umum tentang data yang diperoleh.
Gambaran umum ini bisa menjadi acuan untuk melihat karakteristik data yang diperoleh
3. Korelasi
Dalam bab ini akan dibahas Korelasi atau asosiasi ( hubungan antara variabel –variabel) yang
diminati. Di sini akan disoroti dua aspek untuk analisis korelasi, yaitu apakah data sampel yang ada
menyediakan bukti cukup bahwa ada kaitan antara variabel –variabel dalam populasi asal sampel.
Dan yang kedua, jika ada hubungan, seberapa kuat hubungan antar variabel tersebut. Keeratan
hubungan itu dinyatakan dengan nama koefisien korelasi ( atau dapat disebut korelasi saja ).
Dalam sebuah tools software pengolah data pembahasan tentang korelasi ditempatkan pada menu
CORRELATE, yang mempunyai submenu :
Koefisien korelasi bivariate / product moment Pearson
Mengukur keeratan hubungan di antara hasil – hasil pengamatan dari populasi yang mempunyai dua
varian ( bivariate ). Perhitungan ini mensyaratkan bahwa populasi asal sampel mempunyai dua varian
dan berdistribusi normal. Korelasi Pearson banyak digunakan untuk mengukur korelasi data interval
atau rasio.
Korelasi bivariate sering juga disebut dengan korelasi Product Moment Person, berguna untuk
menguji korelasi antar dua variabel atau lebih.
Hipotesis :
H0 : Tidak ada hubungan ( korelasi ) antara dua variabel atau angka korelasi 0.
Ha : Diduga terapat hubungan ( korelasi ) antara dua variabel atau angka korelasi tidak 0.
Uji ini dilakukan dengan memperhatikan Test of Significant, yang terdiri dari
1. Two- tailed ( uji dua sisi ), digunakan untuk menguji test of significant dengan dua sisi. Cara ini
digunakan dalam kondisi belum diketahui bentuk hubungan antar variabel.
2. One – tailed ( uji satu sisi ), digunakan untuk menguji test of significant dari 2 variabel, tetapi
telah diketahui adanya arah kecenderungan hubungan negatif atau positif diantara dua variabel
yang berhubungan.
Dasar pengambilan keputusan :
Jika probabilitas > 0, 05, H0 diterima
Jika probabilitas < 0, 05, Ha ditolak
153
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tingkat Efektifitas Return On Equity Secara Umum Pada Industri Properti
ROE secara umum rata –rata industri berdasarkan sampel jika dibandingkan dengan BI Rate
terdapat tingkat efektifitas yang positif. Kita dapat melihatnya dari rata- rata ROE Average sebesar14,
048 % dan BI Rate sebesar 8,00 %. Hal ini dikatakan efektif karena ROE Average lebih besar dari BI
Rate.
B. Tingkat Efektivitas Return On Equity ( ROE ) PT. Bumi Serpong Damai, Tbk
Pada setiap periodenya memberikan nilai dengan ekspektasi yang baik, tetapi di tahun 2006
memiliki nilai negatif. Namun keseluruhan periode rata – rata berlangsung baik atau efektif. Kinerja
keuangan PT. Bumi Serpong Damai, Tbk menghasilkan kinerja dibawah rata – rata industri properti.
Ini menunjukkan bahwa kinerja tersebut tidak selalu baik dalam setiap periodenya.
C. Tingkat Efektifitas Return On Equity ( ROE ) pada PT. Alam Sutera Realty,Tbk
Hasil kinerja perusahaan tersebut menunjukkan dibawah kinerja rata- rata industri dengan selisih
0,942 %. Pada tahun 2007 efektifitas ROE average menunjukkan hasil yang paling buruk, yaitu -17,
12 %
D. Tingkat Efektivitas Return On Equity ( ROE ) PT. Summareon Agung, Tbk
Selama 5 periode penelitian yang dilakukan, memberikan hasil bahwa nilai
perusahaan
selama 5 periode umumnya dikatakan efektif baik melihat dari sisi perusahaan maupun sisi investor.
Hasilnya beragam dan bervariasi, tpi umumnya positif dan efektif, hanya tahun 2008 saja yang tidak
efektif.
E. Hubungan Antara NPM, TATO, dan FLM terhadap dengan PER secara total keseluruhan
perusahaan
Besarnya korelasi total dari PER terhadap NPM adalah -0.216 yang signifikansinya
menunjukkan tidak signifikannya PER terhadap NPM keseluruhan karena hasil 0.187 > 0.05.
Sedangkan pada korelasi PER dengan TATO , besarnya korelasi adalah -0.40 dengan
signifikansi nya 0. 433 menunjukkan tidak adanya hubungan antara PER dengan TATO dari
keseluruhan perusahaan karena hasil 0.433 > 0.05.
Pada hasil korelasi PER dengan FLM menunjukkan angka negatif sebesar -0.412, dimana
signifikansinya 0.276 yang menandakan tidak adanya hubungan, karena 0.276 > 0.05.
F. Hubungan Antara NPM, TATO, dan FLM terhadap dengan PBV secara total keseluruhan
perusahaan
Besarnya korelasi total dari PBV terhadap NPM adalah -0.47 yang signifikansinya menunjukkan
tidak signifikannya PBV terhadap NPM keseluruhan karena hasil 0.422 > 0.05.
Sedangkan pada korelasi PBV dengan TATO , besarnya korelasi adalah -0.175 dengan
signifikansi nya 0.230 menunjukkan tidak adanya hubungan antara PBV dengan TATO dari
keseluruhan perusahaan karena hasil 0.230 > 0.05.
Pada hasil korelasi PBV dengan FLM menunjukkan angka positif sebesar 1, dimana
signifikansinya 0.22 yang menandakan tidak adanya hubungan, karena 0.22 > 0.05.
G. Hubungan Antara ROE dengan pertumbuhan sales, modal, biaya dan cost total keseluruhan
perusahaan
Besarnya korelasi total dari ROE terhadap dts adalah 0.130 yang signifikansinya
menunjukkan tidak signifikannya ROE terhadap ds keseluruhan karena hasil 0.293 > 0.05.
154
Sedangkan pada korelasi ROE dengan Dta , besarnya korelasi adalah -0.57 dengan
signifikansi nya 0.405 menunjukkan tidak adanya hubungan antara ROE dengan dta dari keseluruhan
perusahaan karena hasil 0.405 > 0.05.
Pada hasil korelasi ROE dengan dtl menunjukkan angka positif sebesar -0.36, dimana
signifikansinya 0.44 yang menandakan tidak adanya hubungan, karena 0.44 > 0.05.
Pada hasil korelasi ROE dengan dtc menunjukkan angka positif sebesar 0.318, dimana
signifikansinya 0.86 yang menandakan tidak adanya hubungan, karena 0.86 > 0.05.
KESIMPULAN
1. Kinerja Keuangan Perusahaan yang ditinjau dari Return On Equity ( ROE ) versi Du Pont
Dari hasil penelitian 4 perusahaan properti periode 2006 – 2010 dengan menggunakan metode
analisis du pont memberikan bukti empiris bahwa kinerja keuangan perusahaan rata – rata negatif dan
bisa dikatakan kurang efektif karena ketiga perusahaan tersebut belum dapat mencapai keuntungan
yang dapat mengelola aset yang dijalankan, memaksimumkan kekayaan pemegang saham, dan
kemampuan likuiditas perusahaan.
2. Tingkat efektifitas Return On Equity ( ROE ) jika dibandingkan dengan tingkat Sertifikat Bank
Indonesia ( SBI ) pada masing – masing perusahaan. Dari hasil penelitian pada 4 perusahaan properti
ini menunjukkan bahwa nilai ROE perusahaan rata – rata diatas nilai dari Sertifikat Bank Indonesia (
SBI ). Hal ini artinya ROE perusahaan efektif dan mampu menghasilkan profit yang lebih tinggi
dibandingkan dengan SBI, dan cara ini pula untuk menarik perhatian para investor yang akan
menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut daripada ke SBI yang risk free namun keci
keuntungannya.
3. Korelasi antara pertumbuhan penjualan, pertumbuhan biaya, pertumbuhan asset, dan pertumbuhan
utang dengan ROE.
Dari hasil penelitian perusahaan properti ini korelasi antara pertumbuhan penjualan, pertumbuhan
biaya, pertumbuhan asset, dan pertumbuhan utang tidak signifikan..
4. Korelasi antara Net Profit Margin ( NPM ), Total Asset Turn Over ( TATO ), dan Financial Leverage
Multiplier ( FLM ) dengan Price Earning Ratio ( PER ) dan Price Book Value ( PBV ).
Dari ke 4 perusahaan properti ini disimpulkan bahwa korelasi antara NPM, TATO, dan FLM dengan
PER tidak signifikan secara umum angkanya tidk ada yang < 0.05. Korelasi antara NPM, TATO, dan
FLM dengan PBV tidak signifikan
5. Korelasi secara keseluruhan
Dari keempat perusahan properti ini disimpulkan bahwa besarnya korelasi antara pertumbuhan
penjualan, pertumbuhan biaya, pertumbuhan asset, dan pertumbuhan utang dengan ROE adalah
negative
Dan hubungan pertumbuhan penjualan, pertumbuhan biaya, pertumbuhan asset, dan pertumbuhan
utang dengan ROE adalah positif namun tidak signifikan karena semua nilainya lebih besar dari alpha
0, 05.
Sedangkan besarnya korelasi antara NPM, TATO, dan FLM dengan PBV dan PER adalah negative
dan hubungan dari kelima variabel ini positif namun tidak signifikan karena nilainya melebihi alpha
o, 05
SARAN
Saran- saran yang dapat penulis kemukakan setelah melakukan penelitian ini adalah :
1. Apabila ada salah satu variabel yang signifikan berarti variabel tersebut harus ditingkatkan guna
meningkatkan nilai Return On Equity ( ROE ) itu sendiri.
155
2. Untuk investor disarankan untuk memperhitungkan lebih dalam ketika ingin berinvestasi ke sebuah
perusahaan baik dalam industri properti maupun industri yang lainnya.
3. Untuk perusahaan dalam melihat kinerja efektifitas profitabilitas dalam meningkatkan ROE
perusahaan harus meningkatkan ROE kinerja perusahaan terlebih dahulu agar nilai ROE perusahanya
juga secara otomatis meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Subagyo.2007. Studi Kelayakan Teori & Aplikasi. Jakarta : Alex Media Komputindo
Arief Sugiono.2009.Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan.Jakarta : Grasindo
Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.Yogyakarta : Andi.
Eugene. F. Brigham & Joel F. Houston.2001.Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat
Frank J. Fabozzi, Franco Modigliani dan G. Ferri.1990. Pasar dan Lembaga Keuangan. Jakarta : Salemba
Empat.
Harahap, Sofyan Syafri.2008.Teori Akuntansi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Ikatan Akuntansi Indonesia.2007. Standar Akuntansi Keuangan, Kerangka Dasar penyusuna dan
Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta : Salemba Empat
J. Fred Weston & Thomas E. Copeland. 1995. Manajemen Keuangan. Edisi Kesembilan. Jakarta Barat :
Binarupa Aksara
Johar Arifin. 2007. Cara Cerdas Menilai Kinerja Perusahaan Berbasis Komputer. Jakarta :
Gramedia.
Jumingan.2005. Analisis Laporan Keuangan.Jakarta : Bumi Aksara.
Sawidji Widiotmodjo.2008. Forex Online Trading. Jakarta : Alex Media Komputindo.
Yadiati, Wiwin.2007. Teori Akuntansi Suatu Pengantar.Jakarta : Kencana.
Yadiati, Wiwin, dan Ilham Wahyudi.2008. Pengantar Akuntansi. Jakarta : Kencana.
156
DAMPAK PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA
KOTOR PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2007 s/d 2010
Dian Purwitasari
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul (UEU) Jakarta
[email protected]
ABSTRAKSI
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui apakah perputaran persediaan
mempunyai pengaruh dengan laba kotor dan apa saja kebijakan akuntansi terhadap persediaan
di masing – masing perusahaan.
Pengumpulan data dengan menggunakan metode sampel jenuh, dimana semua populasi
dijadikan sampel sebanyak 32 data dari 8 perusahaan Food And Beverages yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2007 sampai 2010.
Uji statistik yang digunakan adalah uji asumsi klasik, uji regresi sederhana, uji hipotesis, dan uji
deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independent (perputaran
persediaan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent (laba kotor). Dan
dalam model analisis uji asumsi klasik yaitu tidak terdapat autokolerasi dan tidak terdapat
heteroskedastisitas.
Kata Kunci: Perputaran Persediaan dan Laba kotor
PENDAHULUAN
Perusahaan Food And Beverages adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di sektor
makanan dan minuman. Dipilihnya perusahaan Food And Beverages sebagai objek penelitian ini
dikarenakan perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang memegang peranan penting
dalam kebutuhan konsumen dan bersifat paling resisten terhadap kondisi pasar, semakin besar
pula persaingan dalam dunia usaha ini. Meskipun kondisi ekonomi di Indonesia saat ini tidak
terlalu bagus, permintaan pasar akan kebutuhan makanan dan minuman ini tidak terpengaruh
sedikitpun.
Semakin tinggi perputaran persediaan, semakin tinggi biaya yang dapat ditekan sehingga
semakin besar pula laba yang didapat. Sebaliknya semakin lambat perputaran persediaan, maka
157
semakin kecil laba yang diperoleh. Karena itu, untuk mencapai tingkat perputaran persediaan
yang tinggi atau yang baik tidaklah mudah, ada banyak hal yang harus diperhatikan oleh
perusahaan, misalnya pengolahan persediaan secara teratur dan efisien, meningkatkan kualitas
barang, serta memenuhi keinginan konsumen.
Seperti kasus berikut, yang telah diambil dari data laporan tahunan terakhir milik Hero
Supermarket dan Rimo Catur Lestari yang menjalankan Rimo Departemen Store. Perputaran
persediaan pada Hero Supermarket adalah 8,47 kali dan Rimo Catur Lestari adalah 3,28 kali.
Secara umum, semakin besar perputaran persediaan, semakin efisien dan efektif perusahaan
mengelola persediaannya. Namun perbedaan dalam perusahaan dan industri begitu besarnya
sehingga tidak memungkinkan secara khusus seberapa baik perputaran persediaan.
Persediaan merupakan komponen paling penting dalam harga pokok penjualan. Apabila
perputaran persediaan baik dan mempunyai barang yang berkualitas, serta biaya pembelian dapat
ditekan seminimal mungkin, maka harga pokok penjualan semakin kecil, yang mengakibatkan
laba kotor mengalami kenaikkan. Didalam menentukan laba kotor bagi perusahaan, besarnya
harga pokok penjulan merupakan pengurangan terbesar terhadap hasil penjualan. Disamping itu
investasi terbesar dalam perusahaan industri makanan dan minuman pada umumnya ditanamkan
dalam persediaan, sehingga persediaan merupakan bagian terbesar dari aktiva lancar selain kas
dan piutang.
Pengelolaan persediaan merupakan fase yang paling penting dalam proses pengelolaan
perusahaan dan mempengaruhi kelancaran produksi dan penjualan. Dalam hal ini perusahaan
harus dapat menentukan jumlah persediaan yang optimal, dengan memperhatikan semua
kebutuhan untuk produksi, pengaturan biaya dan keinginan pelanggan.
Oleh karena itu, mengingat beberapa manfaat dari diadakannya perhitungan laba kotor,
menunjukkan bahwa laba kotor merupakan salah satu analisis keuangan yang harus selalu
digunakan oleh manajemen perusahaan, disamping analisis lainnya, sehingga penulis ingin
mengetahui seberapa besar pengaruh perputaran persediaan terhadap laba kotor.
Sehubungan dengan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk mengambil
masalah penelitian sebagai berikut :
1. Seberapa besarkah pengaruh antara perputaran persediaan dengan laba kotor pada perusahaan
food and beverages yang terdaftar di BEI periode 2007 s/d 2010?
2. Bagaimana kebijakan akuntansi atas persediaan pada perusahaan food and beverages yang
terdaftar di BEI?
158
Bursa Efek Indonesia
(BEI)
(B
Perusahaan
Food And Beverages
(B
Laporan Keuangan
2007 - 2010
(B
Neraca
Persediaan
Lap. L/R
HPP
Penj.bersih
Bd
Perputaran
Laba
Persediaan
Kotor
Persediaan
Gambar 1. Kerangka Pikir
METODE PENELITIAN
Tempat penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia, gedung Bursa Efek Indonesia
menara 2, lantai 1 Edukasi Jl. Jendral Sudirman kav. 52 - 53, Jakarta 12220. Waktu pelaksanaan
penelitian, yaitu bulan Oktober 2011 sampai dengan selesai. Data yang dikumpulkan dalam
penulisan skripsi ini terdiri dari data sekunder dan data tersebut merupakan gabungan data cross
section yaitu merupakan data time series dari 8 perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di
BEI periode 2007 – 2010, yang telah diolah untuk dijadikan bahan penulis, yang terdiri dari
laporan keuangan yaitu neraca dan laporan laba rugi. Penelitian menggunakan data sekunder
yang diperolah dari laporan keuangan dari pusat referensi pasar modal (PRPM) BEI dari tahun
2007 – 2010, dan buku-buku penunjang lainnya yang berhubungan dengan penelitian. Jenis
sampel yang digunakan dalam penelitian ini porposis sampling dimana pemilihan sampel
didasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai keterkaitan dengan populasi
yang sudah diketahui sebelumnya. Distribusi sampling proporsi dapat digunakan untuk
mengetahui presentase atau perbandingan antara dua hal yang berkomplemen. Dalam Penelitian
159
ini metode analisis data nya berbentuk kualitatif dan deskriftif. Syarat jumlah sampel adalah
sebagai berikut:
a. Syarat sampel dalam penelitian adalah 30.
b. Jumlah perusahaan selama 4 tahun adalah 8 perusahaan dari 10 perusahaan yang konstan.
METODE ANALISIS DATA
1. Uji Kualitas Data (Normalisasi Data)
Salah satu asumsi yang sering digunakan dalam analisis runtun waktu (dan analisis statistika
secara umum) adalah asumsi data mengikuti distribusi normal. Dalam melakukan pengujian
kenormalan data, kita dapat menggunakan metode/pendekatan grafik dan pendekatan
inferensi statistika dengan uji hipotesis.
Untuk menguji data berdistribusi normal atau tidak digunakan uji normalitas Kolmogrov
Smirnov. Dasar pengembalian keputusan adalah sebagai berikut :
1) Jika angka signifikan (SIG) > 0,05 maka data berdistribusi normal.
2) Jika angka signifikan (SIG) < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik
dengan maksud agar dapat menghasilkan nilai parameter yang baik, yang terdiri atas :
a. Uji Autokolerasi
Autokolerasi merupakan salah satu pengujian asumsi klasik yang digunakan untuk
mengetahui apakah terdapat atau tidaknya kolerasi antara sesame urutan pengamatan dari
waktu ke waktu.
Deteksi adanya kolerasi yaitu dengan melihat angka Durbin Watson (D-W). Dasar
pengambilan keputusannya adalah jika nilai Durbin Watson mendekati atau disekitar
angka 2 maka model tersebut bebas dari asumsi klasik autokolerasi, karena angka 2 pada
uji Durbin Watson terletak didaerah No Autokolerasi.
b. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat nilai varians antara nilai lainnya, apakah
sama atau heterogen. Data Cross Section, yaitu data yang dihasilkan pada suatu waktu
dengan banyak responden, nilai varian antar pengamatan dapat bersifat homogen.
Pendeteksian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1) Metode grafik, menghubungkan antar Y dan е², dimana apabila hubungan Y dan е²
tidak sistematis seperti makin membesar atau mengecil seiring bertambahnya Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas, dan
2) Uji korelasi rank spearman, digunakan untuk menguji heteroskedastisitas apabila nilai
korelasi rank spearman lebih besar dari nilai t-tabel.
160
3. Uji Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan mengenai populasi yang perlu di uji kebenarannya.
Untuk melakukan pengujian dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi, cara ini
lebih mudah dibandingkan dengan menghitung seluruh anggota populasi. Setelah
mendapatkan hasil statistik dari sampel, maka hasil tersebut dapat digunakan untuk
menguji pernyataan populasi, apakah bukti empiris dari sampel mendukung atau menolak
pernyataan mengenai populasi.
4. Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana adalah untuk menganalisis besarnya hubungan dan pengaruh
variabel independen yang jumlahnya lebih dari dua digunakan analisis regresi berganda.
Adapun fungsi persamaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = a + b₁ X₁ + e
Dimana :
Y
= Laba Kotor
a
= Konstanta
b
= Koefisien regresi
X₁
= Perputaran Persediaan
Е
= eror
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Uji Nomalitas data
161
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Laba_Kotor
N
Normal Parametersa
32
Mean
-1.0411116
Std. Deviation
Most Extreme Differences
1.09284027E0
Absolute
.141
Positive
.141
Negative
-.102
Kolmogorov-Smirnov Z
.797
Asymp. Sig. (2-tailed)
.548
a. Test distribution is Normal.
Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai Kolmogrov – Smirnov adalah 0.797 dan
signifikansi sebesar 0.548. Setelah melihat tabel di atas, dapat disimpukan bahwa
perhitungan Kolmogrov – Smirnov (K – S) menunjukkan data dalam model regresi
terdistribusi secara normal, dimana niai signifikansinya. lebih dari 0.05 (p = 0.548 > 0.05)
maka Ho diterima. Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai –
nilai observasi data telah terdistribusi secara normal.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Autokolerasi
Ho: tidak ada autokolerasi
Ha: ada autokolerasi
Hipotesis nol
Keputusan
B
eTidak ada autokolerasi positif
Tolak
rTidak ada autokolerasi positif
No desicision
dTidak ada autokolerasi negatif
Tolak
aTidak ada autokolerasi negatif
No desicision
sTidak ada autokolerasi, positif atau negative Tidak ditolak
a
b
edasarkan hasil output uji autokolerasi dari SPSS:
Jika
0 < d < dl
dl < d < dl
4-du < d < 4
4-du < d < 4dl
du < d < 4-du
b
Model Summary
162
Model
R
1
.518
R Square
a
Adjusted R
Square
.269
Std. Error of the
Estimate
.244
Durbin-Watson
.95003335
1.819
a. Predictors: (Constant), Perputaran_Persediaan
b. Dependent Variable: Laba_Kotor
Autokolerasi
dl
tidak ada Autokolerasi
du
1.37
1,50
Autokolerasi
4-du
4-1.37
4-dl
4-1.37
b. Heteroskedastisitas
1) Jika pola tertentu seperti titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka dapat dipastikan terdapat
Heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
163
3. Uji Hipotesis
a. Uji Pengaruh
Ho1 : tidak terdapat pengaruh antara peputaran persediaan (pp) dengan laba kotor
(lk).
Ha1 : terdapat pengaruh antara perputaran persediaan (pp) dengan laba kotor (lk).
Coefficients
a
T
a
Model
b
1
(Constant) e
l
Perputaran_Persediaan
Unstandardized Coefficients
B
Std. Error
-1.942
.319
.132
.040
Standardized
Coefficients
Beta
t
.518
Sig.
-6.085
.000
3.320
.002
a. Dependent Variable: Laba_Kotor
5
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui Ha1 diterima, karena nilai sig = 0.002
kurang dari 0.05 yang artinya perputaran persediaan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap laba kotor.
4. Uji Persamaan Regresi
Uji regresi pada hubungan fungsional ataupun kasual antara variabel independent dengan
satu variabel dependent.
Adapun fungsi persamaan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Y = a + b₁ X₁ + e
Y = - 1.942 + 0.132 X₁ + e
Di mana:
a. Konstanta (a) = - 1.942
Konstanta sebesar -1.942 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel Perputaran
Persediaan (X = 0) maka akan mengalami rugi sebesar -1.942.
b. Koefisien (b) = 0.132
Jika Perputaran Persediaan naik 1x maka berkurang menjadi -1.810.
c. Koefisien (b) = 0.132
Jika Perputaran Persediaan dinaikkan lebih dari 14x dalam 1 tahun, maka laba tidak
akan rugi. Misalnya, laba X₁ = 15, maka laba menjadi 0.038.
5. Kebijakan Akuntansi atas Persediaan
Penggunaan kebijakan akuntansi persediaan yang berbeda akan mempengaruhi
jumlah laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Perusahaan yang menggunakan metode
FIFO pada perusahaan Food and Beverages adalah perusahaan ADES (Akasha Wira
Internasional) dan INDF (Indofood Sukses Makmur). Metode FIFO (masuk pertama
keluar pertama), mengasumsikan bahwa barang yang digunakan sesuai dengan urutan
pembelinnya, dengan perkataan lain barang pertama yang dibeli adalah barang yang
164
pertama dijual, sehingga unsur nilai persediaan berasal dari barang yang terakhir dibeli.
Salah satu tujuan dari metode FIFO adalah memperkirakan arus fisik dari barang
mendekati identifikasi spesifik dan tidak memperkenankan manipulasi laba, karena
perusahaan tidak bebas untuk mengambil pos harga pokok tertentu untuk dibebankan
kepada harga pokok penjualan. Perusahaan lainnya yaitu perusahaan CEKA (Cahaya
Kalbar), SKLT (Sekar Laut), dan SMART (smart) menggunakan metode rata – rata
tertimbang (Weighted Average Method), sedangkan STTP (Siantar Top), MYOR
(Mayora Indah), dan ULTJ (Ultra Jaya Milk) menggunakan metode rata – rata bergerak
(Moving Average Method). Metode rata – rata tidaklah mencerminkan penandingan
antara harga pokok penjualan sekarang seperti halnya metode LIFO yag memiliki
kelebihan dalam penyajian harga pokok penjualan dalam laporan laba/ rugi. Metode ini
juga tidak menghasilkan nilai persediaan akhir yang mendekati harga pokok sekarang
pada neraca sebagaimana metode FIFO memiliki kelebihan tersebut. Keuntungan
pengunaan dari metode eceran adalah praktis perhitungannya, sehingga akan menghemat
waktu dan biaya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang tertera di Bab. V, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
Perputaran persediaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba kotor yang terdaftar di
BEI, dimana besarnya perputaran persediaan akan berpengaruh pada besarnya nilai laba kotor.
Perusahaan – perusahaan Food And Beverages yang terdaftar di BEI periode 2007 s/d 2010,
menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan tersebut memilih menggunakan metode rata –
rata. Metode ini dapat digunakan baik pada sistem pencatatan periodik maupun pada sistem
pencatatan perpetual. Penggunaan pada sistem pencatatan periodik disebut rata – rata tertimbang
(Weighted Average Method), sedangkan pada sistem pencatatan perpetual disebut rata – rata
bergerak (Moving Average Method).
SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Dari hasil penelitian yang menunjukkan hubungan perusahaan antara perputaran persediaan
dengan laba kotor, maka disarankan perusahaan senantiasa meningkatkan kecepatan
perputaran persediaan agar dapat menghasilkan laba kotor semaksimal mungkin, guna
menjaga kelagsungan hidup perushaan.
2. Penelitian selanjutnya menggunakan waktu pengamatan yang lebih lama sehingga dapat
diperoleh hasil yang lebih akurat.
UCAPAN TERIMA KASIH
Selesainya pembuatan jurnal ini berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dengan penuh rasa
hormat kepada :
1. Bapak Dr. Arief Kusuma, MBA selaku Rektor Universitas Esa Unggul
165
2. Bapak Dr. MF. Arrozi Adhikara, SE, Ak. M. Si, selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Esa Unggul
3. Bapak Drs. Daulat Freddy Ak, MM Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Esa Unggul.
4. Ibu Rilla Gantino, SE, Ak, MM selaku dosen pembimbing yang ditengah kesibukannya telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pemikirannya dalam memberikan bimbingan,
pengarahan dan ide kepada penulis serta saran – saran yang sangat bermanfaat dalam
penyusunan jurnal ini.
5. Ibu Sri Handayani yang memberikan masukan-masukan yang bermanfaat sehingga penulis
dapat memperbaiki penyusunan jurnal ini.
6. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan dorongan, do‘a dan motivasi selama
penyusunan jurnal ini sehingga penulis memiliki motivasi lebih dalam penyusunan jurnal ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga. Pandji, Manajemen Laba, Jakarta: Rineka Cipta, 2009
Ghozali. Imam dan Chairi. Anis, Teori Akuntansi – Edisi 3, Semarang: Universitas Diponegoro,
2007
Harahap. Sofyan S, Teori Akuntansi Edisi Revisi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007
Hermawan. Sigit, Akuntansi Perusahaan Manufaktur, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008
Prastowo. Dwi, dan Julianty. Rifka, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua, Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2008
Rangkuti. Freddy, Manajemen Persediaan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007
Reeve, Fees, dan Warren, Accounting 21e, Ohio: South Westren Publishing Co, 2005
Reeve. James M, Warren. Carl S, Duchac. Jonathan E, Wahyuni. Ersa Tri, Soepriyanto.
Gatot, Jusuf. Amir Abadi, dan Djakman. Chaerul D, Pengantar Akuntansi – Adaptasi
Indonesia, Jakarta: Salemba Empat, 2009
Rosadi. Dedi, Analisis Ekonometrika & Runtun Waktu Terapan dengan R, Yogyakarta: Andi
Yogyakarta, 2011
Suharyadi dan Purwanto, Statistika, Edisi 2, Jakarta: Salemba Empat, 2009
166
EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PENJUALAN KREDIT
DAN PIUTANG USAHA PADA PT ANEKA KOMKAR UTAMA
Elliyanda
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah PT.Aneka Komkar Utama telah memiliki
prosedur dan kebijakan sebagai alat pengendalian internal atas pengelolaan penjualan kredit
dan piutang usaha sesuai dengan standard persyaratan yang baik. Evaluasi pengendalian
internal adalah suatu proses untuk mengetahui apakah pengendalian internal sudah sesuai
dengan tujuan yang ditentukan dan untuk memberikan keyakinan yang memadai terhadap
keandalan laporan keuangan juga dapat meminimalkan terjadinya kesalahan dan
penyelewengan yang dapat merugikan perusahaan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian data deskriptif, teknik pengumpulan data
dengan wawancara, pengamatan dan kuestioner sehingga dapat memberikan keterangan yang
lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa PT.Aneka Komkar Utama telah memiliki prosedur dan
kebijakan pengendalian internal atas pengelolaan penjualan kredit dan piutang usaha yang
telah sesuai dengan standard persyaratan yang baik. Namun ada beberapa hal prosedur dan
kebijakan tidak dilaksanakan, seperti tidak ada pengawasan nomor surat jalan, pengkreditan
piutang tidak bisa dibuktikan karena pelanggan tidak mengirimkan bukti transfer, kartu piutang
tidak bisa dibuktikan karena pelanggan tidak mengirimkan bukti transfer, kartu piutang masih
dibuat secara sederhana/manual microsoft excel sehingga besar kemungkinannya terjadi
kesalahan saat pengimputan data dan saat kartu piutang di Update, Perusahaan tidak pernah
mengirimkan konfirmasi saldo piutang pada pelanggan sehingga sering terjadi perbedaan
pengakuan jumlah piutang antara perusahaan dengan pelanggan, perusahaan belum
melaksanakan pemeriksaan berkala yang memastikan bahwa semua invoice yang tercetak telah
di input ke kartu piutang, sehingga berdampak pada tagihan yang tidak tertagih.
Kata Kunci : Pengendalian Internal, Penjualan Kredit, Piutang Usaha.
167
PENDAHULUAN
PT Aneka Komkar Utama adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri otomotif dan
pertambangan yang mempunyai banyak pelanggan dan untuk memberikan keringanan bagi
pelanggan juga merupakan strategi untuk meningkatkan volume penjualan maka perusahaan
memberikan kebijakan kredit kepada pembelinya.
Perusahaan menetapkan beberapa
kebijakan dalam hal waktu pembayaran tergantung dari kredibilitas pelanggan. Karena adanya
kebijakan tersebut maka PT Aneka Komkar Utama harus menerapkan sistem pengendalian
internal untuk mengelola penjualan kredit dan piutang.
Berdasarkan uraian atau indentifikasi masalah tersebut, penulis merumuskan apa yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini,yaitu :
a. Pencatatan atas piutang yang masih sederhana.
b. Terjadinya selisih pengakuan jumlah piutang antara perusahaan dengan konsumen.
c. Masih adanya piutang yang tak tertagih.
Dari uraian pendahuluan di atas dapat diambil suatu rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana pengelolaan penjualan kredit dan piutang pada PT Aneka Komkar Utama ?
2. Apakah pengendalian internal atas penjualan kredit dan piutang usaha yang ditetapkan telah
sesuai dengan standard pengendalian internal yang baik ?
Penjualan adalah Arus masuk atau penambahan aktiva atau penyelesaian suatu kewajiban
atau kombinasi dari keduanya yang berhasil dari penyerahan atau produksi barang yang
merupakan operasi utama dari suatu perusahaan
Dari sudut pandang perusahaan, penjualan merupakan penghasilan yang diakibatkan dari
kegiatan perusahaan sebagai akibat dari pengalihan produk-produk kepada pihak lain dalam
suatu periode tertentu. Piutang merupakan kalim keuangan terhadap perusahaan atau
perorangan. Dua jenis utama piutang adalah piutang dagang dan piutang wesel. Piutang dagang
perusahaan adalah jumlah yang harus ditagih dari pelanggan. Piutang dagang merupakan aktiva
lancar atau disebut juga piutang usaha. Piutang wesel merupakan bentuk yang lebih formal dari
piutang dagang. Debitor berjanji secara tertulis untuk membayar kreditor pada jumlah tertentu
pada tanggal tertentu dimasa yang akan datang.
Menurut Warren Reeve Fress pengendalian internal adalah Kebijakan dan prosedur yang
melindungi aktiva perusahaan dari kesalahan penggunaan, memastikan bahwa informasi usaha
yang disajikan akurat dan menyakinkan bahwa hukum serta peraturan telah diikuti.
METODE PENELITIAN
Tempat penulisan dalam melakukan penelitian untuk penulisan skripsi ini adalah di PT
Aneka Komkar Utama, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri otomotif dan
pertambangan yang memproduksi komponen-komponen karet, kantor yang beralamat di Jl.
Gajah Tunggal No.16 Desa Gembor Jatiuwung Tangerang. Waktu penelitian dilakukan pada
bulan Oktober 2011 sampai selesai.
Jenis Data yang Digunakan
168
1. Data Primer
Adalah data diambil pengamatan langsung dan diolah peneliti, yang diperoleh dari
wawancara, yang dilakukan terhadap bagian unit kerja pada perusahaan.
2. Data Sekunder
Adalah data yang diambil langsung dari objek peneliti yang terdiri dari:
Prosedur penjualan kredit, kebijakan pengendalian kredit dan pengendalian piutang dan
Questionaries.
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan oleh penulisan adalah metode analisis deskriptif
kualitatif, yaitu dengan cara melakukan penelitian secara langsung untuk mendapatkan data dan
informasi yang kemudian dianalisis sesuai dengan fakta yang ada. Hasil analisis biasanya berupa
rekomendasi yang dapat digunakan oleh perusahaan sebagai arah untuk melakukan perbaikan
dan kebijakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sistem akuntansi atas penjualan kredit PT Aneka Komkar Utama meliputi dokumendokumen yang digunakan untuk mengidentifikasi, mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi
yang terjadi agar pengendalian internal atas sistem akuntansi dan dokumen yang digunakan
adalah sebagai berikut :
a. Purchase Order
Merupakan dokumen pemesanan barang dari pelanggan untuk melakukan transaksi
penjualan.
b. Surat Jalan
Merupakan surat yang dibuat oleh bagian Customer Service sebagai dokumen yang
menyertai pengiriman barang oleh bagian pengiriman. Di dalam surat jalan tercantum secara
lengkap alamat pelanggan, barang serta jumlah barang yang dikirim.
c. Invoice
Dokumen yang digunakan sebagai pernyataan tagihan yang harus dibayar oleh pelanggan
sesuai dengan barang yang diterima dan harga yang telah ditentukan
d. Faktur Pajak
Dokumen ini dibuat sebagai bukti pemotongan pajak atas barang kena pajak yang dibeli oleh
pelanggan
e. Daftar penagihan
Merupakan suatu list/daftar untuk mengetahui pelanggan mana yang telah jatuh tempo.
169
Tabel 1
Internal Control Questionnaires Penjualan Kredit & Piutang Usaha.
Ya
Tidak
Bobot
Penjualan Kredit
1.Apakah perusahaan menggunakan daftar harga
1
2.Apakah penyimpanan dari harga khusus harus disetujui oleh
pejabat perusahaan yang berwenang
1
3.Apakah perusahaan mempunyai pedoman pemberian
potongan harga secara tertulis
1
4.Apakah untuk setiap penjualan diminta surat pesanan
purchase order dari pelanggan
1
5.Apakah pesanan dari pelanggan harus disetuji oleh pejabat
perusahaan yang berwenang mengenai harga, syarat kredit dan
syarat lainnya
6.Apakah digunakan formulir pesanan penjualan yang diberi
nomor urut cetak
1
0
7.Apakah setiap pengiriman barang didasarkan pada surat jalan
1
8.Apakah surat jalan:
a. Terkontrol dengan pemberian nomor urut tercetak
b. Hanya orang tertentu yang berhak mengotorisasinya
c. Barang yang dikirim terlebih dahulu dicocokkan dengan SJ
d. Bagian akuntansi selalu mengawasi no urut surat jalan
e. Langsung di kirim kepada faktur pembuat
9.Apakah faktur penjualan :
a. Terkontrol dengan pemberian nomor urut tercetak
b. Bagian akuntansi selalu mengawasi no urut faktur
c. Bagian akuntansi memeriksa ketetapan:
- Jumlah yang dikirim
- Harga dan perhitungan
- Syarat kredit
10.Apakah faktur yang batal tersimpan untuk pemeriksaan
11.Apakah nota kredit :
a. Nota kredit sama dengan penjualan kredit
b. Diotorisasi oleh orang tertentu
1
1
1
1
170
12.Apakah dibuat formulir-formulir :
a. Pesanan penjualan
b. Surat jalan
c. Faktur
d. Nota kredit
1
13.Retur penjualan :
a. Apakah harus mendapat persetujuan dari pejabat yang
berwenang
b. Apakah dibuat berita acara penerimaan barang
c. Apakah bagian akuntansi mencocokan nota kredit dengan
formulir penerimaan barang
1
14.Apakah fungsi penjualan terpisah dari :
a. Bagian akuntansi
b. Bagian penagihan
c. Bagian gudang
1
15.Apak penjualan dibawah ini prosedurnya sama dengan
penjualan kredit :
a. Penjualan tunai?
b. Penjualan aktiva tetap?
0
16.Prosedur penjualan cukup efisien?
1
Klien:
PT. Aneka Komkar Utama
Dibuat oleh :
Diisi oleh :
Ya
Tidak
Bobot
Piutang Dagang
1.Apakah jika kredit yang diberikan kepada pelanggan melewati
batas dapat di deteksi oleh sistem
2.Apakah perusahaan mereview kredit yang diberikan kepada
pelanggan secara berkala
1
3.Apakah perusahaan memiliki kolektor
1
4.Apakah sistem penerimaan uang yang diterapkan dapat
menghindari penyelewengan
1
1
171
5.Apakah perusahaan menerapkan pembayaran pelanggan secara
transfer
1
6.Jika iya, apakah perusahaan meminta bukti transfer untuk
sebagai bukti pemotong piutang
0
7.Apakah bukti transfer dari pelanggan dicocokkan dengan
rekening koran
8.Apakah jurnal atas penerimaan piutang dicatat pada hari yang
sama dengan penerimaan yang ada
1
9.Apakah perusahaan menggunakan daftar piutang untuk alat
pengendalian piutang
1
10.Apakah sistem penerimaan piutang yang diterapkan
perusahaan telah terjamin aman dari tindakan penyelewengan
1
11.Perusahaan memberlakukan target pencapaian kepada fungsi
penagihan
1
12.Secara periodik mengirimkan pernyataan piutang kepada
pelanggan
1
13.Secara periodik diadakan rekonsiliasi antara buku Piutang
dengan buku besar
1
14.Apakah perusahaan menerapkan metode cadangan Piutang
tak tertagih?
1
15.Apakah perusahaan mempunyai buku pembantu Piutang tak
tertagih?
1
16.Apakah buku pembantu Piutang di update setiap hari?
0
Klien:
PT. Aneka Komkar Utama
0
Dibuat oleh :
Diisi oleh :
Berdasarkan ICQ tersebut dengan skala Guttman untuk jawaban ―Ya‖ memiliki nilai 1 atau
―Y=1‖ dan untuk jawaban ―Tidak‖ memiliki nilai 0 atau ―T=0‖. Total jawaban ―Ya‖ = 14 dan
―Tidak‖ = 2 untuk di bagian penjualan kredit, dan total jawaban ―Ya‖ = 13 dan ―Tidak‖ = 3
untuk di bagian piutamg dagang. Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat efektifitas terhadap
pengendalian internal terhadap penjualan kredit yaitu : (14 : 16) X 100% = 88 % (dari yang
diharapkan 100%) dan tingkat efektifitas terhadap pengendalian internal terhadap penjualan
kredit yaitu : (13 : 16) X 100% = 81 % (dari yang diharapkan 100%)
Batas kriteria :
172
Tidak Efektif = 0 – 50%
Efektif
= 51 – 100%
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari data ICQ tersebut maka skor yang didapatkan berada
pada angka 88% untuk penjualan kredit dan angka 81% untuk piutang usaha maka pengendalian
internal dinyatakan telah efektif dikarenakan berada pada batas kriteria efektif sebagaimana
digambarkan berikut ini :
0%
50%
Tidak efektif
100%
Efektif
81% 88%
Penilaian Internal Control Questionnaires :
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil data ICQ tersebut maka skor yang
didapatkan berada pada angka 81% dan 88% yang artinya tingkat efektifitas terhadap
pengendalian internal PT. Aneka Komkar Utama dinyatakan efektif dikarenakan berada pada
batas kriteria efektif.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai evaluasi pengendalian internal
atas pengelolaan penjualan kredit dan piutang usaha pada PT Aneka Komkar Utama, maka pada
bab ini penulis akan mengemukakan kesimpulan yaitu :
1. Prosedur pengelolaan penjualan kredit dan piutang usaha yang diterapkan oleh PT Aneka
Komkar Utama bertujuan menentukan secara tepat tugas dan kegiatan pada bagian customer
service dan bagian penagihan yang disesuaikan dengan standard teori yang baik.
2. PT Aneka Komkar Utama mempunyai prosedur dan kebijakan mengenai penjualan kredit
dan piutang usaha sebagai alat pengendalian internal yang berfungsi untuk mengarahkan
kegiatan usaha sesuai dengan tujuan yang ditentukan. Sebagai contoh adalah penjualan
secara kredit telah disetujui dan dicatat dengan tepat dan teliti, semua pengeluaran barang
sesuai dengan dokumen yang ada, hasil penagihan dari pelanggan telah diperlakukan dengan
tepat.
3. Sistem pengendalian yang diterapkan oleh PT Aneka Komkar Utama telah disesuaikan
dengan standard pengendalian internal yang baik, dapat dilihat dari tabel evaluasi. Kebijakan
yang ditentukan perusahaan sebagai pengendalian internal dalam menjaga harta perusahaan,
memeriksa ketelitian, kebenaran data dan mendorong ditaatinya kebijakan tersebut.
Berkaitan dengan proses penjualan kredit yang menimbulkan piutang usaha ditetapkan
beberapa hal yaitu semua transaksi penjualan kredit harus diketahui dan disetujui oleh
manajemen, perubahan mengenai kebijakan kepada pelanggan harus dilaporkan, direview
dan ditinjau ulang oleh manajemen
93 secara periodik, dilanjutkan dengan mengupdate data ke
dalam sistem.
173
SARAN
Berdasarkan uraian-uraian yang dikemukakan sebelumnya, berikut ini adalah saransaran yang dipandang perlu oleh penulis yang dapat dijadikan masukan oleh PT Aneka Komkar
Utama adalah :
1. Sebaiknya perusahaan melakukan pengecekan terhadap surat jalan yang telah dikeluarkan
dengan mengurutkan nomor SJ tersebut, hal ini dilakukan sebagai kontrol dalam
pengeluaran barang juga meminimalkan kesalahan dalam pemberian nomor.
2. Sebaiknya perusahaan tidak langsung percaya dengan informasi yang diberikan oleh
pelanggan tentang jumlah piutang yang dibayar hanya melalui email tanpa melampirkan
bukti transfer, hal ini memungkinkan bahwa informasi yang diberikan tidak sama dengan
penerimaan yang ada sehingga jika ada selisih perusahaan tidak langsung mencatat sebagai
biaya transfer.
3. Perusahaan lebih tegas dalam memberikan kredit dan batas pembayaran yang harus
dilakukan oleh pelanggan, sehingga jika pelanggan melanggar komitmen, perusahaan tidak
memberikan toleransi untuk melakukan transaksi selanjutnya.
4. Bagian Credit control atau penagihan dipisahkan dari bagian yang mencatat pengkreditan
piutang.
5. Target penagihan dilaporkan pada awal bulan sesuai dengan anggaran yang ditentukan dan
dilaporkan ke manajemen. Pada akhir periode bagian penagihan melaporkan pencapaian
target tersebut.
6. Kartu piutang yang dibuat secara manual memiliki beberapa kelemahan, misalnya kelalaian
dalam mengupdate kartu, kelalaian menyimpan data dan besar kemungkinan data terhapus
secara tidak sengaja. Untuk menghindari hal-hal tersebut sebaiknya perusahaan
mengoptimalkan fungsi dari sistem yang selama ini dipakai. Sebaiknya kartu piutang,
statement, laporan aging dan laporan penjualan bisa diakses dan dicetak secara otomatis dari
sistem yang dipakai.
7. Salah satu kelemahan perusahaan adalah tidak mengirimkan konfirmasi saldo piutang
kepada pelanggan. Sebaiknya perusahaan melakukan prosedur ini karena pengiriman
konfirmasi merupakan hal yang penting untuk dilakukan agar pengakuan saldo piutang valid
dan memberikan informasi yang sebenarnya.
8. Perusahaan harus menambahkan staff pembukuan piutang agar prosedur pemeriksaan
berkala atas tagihan bisa dilaksanakan. Kelalaian atas penginputan tagihan akan berdampak
terhadap proses penagihan dan berpotensi menimbulkan piutang tak tertagih.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Syafi‘I Syukur, Intermediate Accounting, AV Publisher, Jakarta, 2009
Charles T Horngen,Watler T.Horisson Jr dan Linda Smith Bamber, Accounting, Edisi 6, Salemba
Empat, Jakarta, 2007
Earl
K.Stice,Phd.,James
D.Stice,K.Pred
Salemba Empat, Jakarta, 2005
Skounsen, Intermediate Accounting, Buku 1,
174
IAI,Standar Akuntansi Keuangan,Salemba Empat,Jakarta,2009
Imam Santoso,Akuntansi Keuangan Menengah,Buku 1, Refika Aditama, Jakarta, 2006
James A.Hall,Accounting Information System,Salemba Empat,Jakarta,2007
Sugiyono,Metode Penelitian Bisnis,CV Alfabeta,Bandung,2005
Marshall B.Romney,Paul John Steinbart,Accounting Information System, Salemba Empat,
Jakarta, 2005
Warren Reeve Fess,Pengantar Akuntansi,Salemba Empat,Jakarta,2005
175
EVALUASI PERLAKUAN AKUNTANSI UNTUK TRANSAKSI DENGAN
MENGGUNAKAN MATA UANG ASING PADA PT. TELUTI SOLA MINA
Fahrizal Amri
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perlakuan selisih kurs yang diterapkan
terhadap transasi dengan mata uang asing oleh PT. Teluti Sola Mina sudah sesuai dengan teori
dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia. Selain itu untuk
menganalisa bagaimana pengaruh selisih kurs tersebut terhadap laporan keuangan pada
perusahaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisa data
deskriptif kuantitatif dengan menggambarkan dan menguraikan perlakuan kurs transaksi valuta
asing dan membandingkan dengan teori-teori yang diperoleh dari data-data kepustakaan
dengan perlakuan kurs transaksi valuta asing terhadap laporan keuangan laba rugi, neraca dan
laporan laba ditahan.
Fluktuasi nilai kurs yang sulit diperkirakan mengakibatkan perusahaan mengalami
kerugian atau keuntungan dari selisih kurs, yang berpengaruh pada laba atau rugi yang
diperoleh perusahaan. Oleh sebab perusahaan tidak melakukan penyesuaian pada akhir periode
akuntansi. Sehingga piutang valuta asing yang disajikan tidak mencerminkan laba atau rugi
yang sesungguhnya. Untuk itu perlakuan akuntansi yang harus dilakukan oleh perusahaan
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia.
Kata kunci : neraca,aktiva,laporan laba rugi,laporan keuangan.
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi saat ini, transaksi ekonomi perdagangan internasional antar negara atau lebih
dikenal dengan kegiatan ekspor – impor merupakan hal yang biasa. Hal ini banyak dipengaruhi oleh
meningkatnya daya beli masyarakat dari suatu negara, pengaruh kebudayaan dari negara lain, atau bahkan
karena menurunnya kualitas barang dan jasa dari dalam negeri. Dalam kegiatan ekspor – impor, pasar
akan menjadi luas atau tidak terbatas di dalam negeri, sehingga kita dapat menjual (mengekspor) produk
luar negeri ataupun membeli (mengimpor) produk luar negeri. Untuk mempermudah transaksi antar
negara, dikenal adanya sistem perbandingan nilai mata uang negara yang disebut sebagai kurs.
Perusahaan yang usahanya mempunyai kaitan dengan mata uang asing adalah eksportir, importir,
lembaga bank, non bank dan perusahaan jasa lainnya yang mempunyai hubungan bisnis dengan negara
lain, sangatlah penting untuk mengetahui perubahan nilai mata uang rupiah terhadap mata uang asing.
176
Dengan adanya kurs, transaksi ekonomi internasional tersebut akan lebih mudah untuk diakui ,
diukur dan dilaporkan. Pada prakteknya perubahan kurs atau nilai tukar mata uang merupakan salah
satu faktor penting yang harus diperhatikan. Pada kenyataannya setiap hari bahkan setiap jam terjadi
perubahan nilai tukar dan seringkali perubahan nilai tukar ini tidak berdasarkan pada perubahan
fundamental ekonomi saja tetapi lebih pada kejadian – kejadian yang sifatnya sentiment seperti masalah
keamanan politik dan sentiment – sentiment non ekonomi lainnya. Perubahan nilai mata uang terhadap
mata uang asing di Indonesia pada umumnya berupa naik turunnya nilai rupiah terhadap mata uang asing
yang terjadi harian dan devaluasi nilai rupiah terhadap mata uang asing. Perubahan nilai tukar yang tidak
stabil ini membawa dampak yang sangat besar dalam dunia usaha, oleh sebab itu diperlukan perlakuan
yang tepat dalam pengungkapan selisih kurs tersebut. Faktor lain yang juga mempengaruhi selisih kurs
adalah tingkat laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga, laju pertumbuhan eksport dan
import, situasi keamanan negara.
Transaksi – transaksi yang berhubungan dengan mata uang asing seperti transaksi jual beli valuta
asing, pinjaman luar negeri, penjualan ekspor atau pembelian impor, akan menyebabkan tejadinya rugi
atau laba dari selisih kurs, yang dampaknya sangat luar biasa bagi kelangsungan usaha suatu perusahaan.
Dalam pencatatan transaksi keuangan dengan menggunakan mata uang asing yang jumlahnya tetap, tetapi
jika dikonversi dengan kurs rupiah akan berubah tergantung fluktuasi mata uang asing tersebut. Hal ini
mengakibatkan terjadinya selisih kurs dan berdampak langsung terhadap laporan keuangan perusahaan.
Keuntungan atau kerugian transaksi tersebut kemudian dicatat dalam laporan keuangan, dimana
laporan keuangan merupakan informasi tentang usaha dan kondisi keuangan perusahaan pada suatu
periode tertentu, serta berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan pihak – pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan tersebut, diharapkan dapat memberikan gambaran sebaik-baiknya
mengenai keadaan suatu entitas usaha yang akan menjadi masukkan yang berguna bagi para pengambil
keputusan dalam memilih bergabai alternatife tindakan sesuai dengan informasi yang diterima.
Untuk itu, laporan keuangan sebagai suatu sistem informasi memiliki fungsi yang tidak statis,
tetapi selalu berkembang mengikuti perkembangan dunia usaha. Adapun seluruh proses akuntansi
keuangan serta penyajian laporan keuangan tersebut diselenggarakan sesuai ketentuan umu yang telah
diterima dikalangan profesi akuntan, yaitu Standar Akuntansi Indonesia.
Perlakuan akuntansi atas selisih kurs dalam transaksi ekspor impor harus sesuai dengan standar
akuntansi yang diterima umum. Di Indonesia, perlakuan akuntansi mengacu pada Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) agar dapat dipergunakan oleh pihak – pihak yang berkepentingan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Dalam hal perlakuan akutansi atas selisih kurs ini, yang
digunakan sebagai acuan adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 10 tentang
transaksi dalam mata uang asing.
PT. Teluti Solamina yang bergerak di bidang perdangagan perikanan laut dalam mengantisipasi
transaksi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan menggunakan valuta asing tidak sesuai dengan
Standar Akuntansi Indonesia (SAK), karena perusahaan tidak mengakui adanya perubahan kurs yang
terjadi. Transaksi penjualan dan pembayaran dengan menggunakan mata uang asing pada perusahaan
tersebut berdasarkan kurs pada saat terjadinya transaksi, sehingga tidak mengakui perubahan kurs pada
saat pembayaran yang dapat mengakibatkan laba rugi selisih kurs dan dapat berpengaruh terhadap laporan
keuangan. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : ―
PERLAKUAN AKUNTANSI UNTUK TRANSAKSI MENGGUNAKAN MATA UANG ASING
PADA PT. TELUTI SOLA MINA ―.
Perlakuan akuntansi atas transaksi dalam mata uang asing yang diterapkan perusahaan dengan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang menyebabkan kerugian dan keuntungan selisih kurs akan
berdanpak sangat besar pada laporan keuangan perusahaan. Maka itu perlakuan atas selisih kurs yang
dilakukan oleh perusahaan harus sesuai dengan perlakuan akuntansi yang diterima umum baik dalam hal
pengukuran , pengakuan, definisi elemen, penyajian maupun pengungkapan.
177
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Data
a. Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang bersifat deskriptif yang berupa informasi dari hasil
penelitian yang masih merupakan fakta verbal atau keterangan atau dapat juga diartikan sebagai data
yang berupa kata – kata tanpa angka, seperti sejarah singkat perusahaan, visi dan misi perusahaan.
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka – angka yang terdapat dalam
laporan keuangan perusahaan.
Sumber Data
Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yaitu fakta yang tertulis (dokumen) atau berupa
arsip data. Dokumen tersebut bisa berasal dari data internal seperti dokumen, arsip, atau catatan orisinil
yang diperoleh dari suatu organisasi, atau dari data eksternal, yaitu publikasi data yang diperoleh melalui
orang lain yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti, diantaranya data yang berakhir 31
Desember 2010 seperti :
a. Transaksi penjualan dalam valuta asing
b. Laporan laba rugi perusahaan
c. Neraca
Metode Pengolahan / Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan penulis adalah metode kualitatif deskriptif yaitu analisis
data dengan cara mengumpulkan data, menyusun, dan menginterpretasikan data yang berhubungan
dengan pembahasan masalah sehingga diperoleh gambaran dan informasi yang lengkap dan tepat
mengenai permasalahan yang dibahas. Dalam hal ini, penulis melakukan analisa dan meneliti data
perusahaan berupa transaksi penjualan dalam mata uang asing yang telah dicatat oleh perusahaan
kemudian mengolahnya dengan cara membandingkan laporan laba rugi perusahaan dengan laporan laba
rugi hasil penelitian sesuai dengan permasalahan yang dibahas.
Dalam menjalankan aktivitas perusahaan, penjualan merupakan awal dalam suatu proses untuk
mendapatkan keuntungan. Penjualan dapat dilakukan secara tunai ataupun kredit sesuai dengan
kesepakatan. Untuk transaksi penjualan yang menggunakan syarat pembayaran secara kredit, maka akan
menimbulkan piutang usaha kaitannya dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah, jika perusahaan
menggunakan kurs yen Jepang, maka fluktuasi kurs sangat mempengaruhi perusahaan dalam
menghasilkan laba atau rugi yang dihasilkan dari transaksi penjualan secara kredit.
Kecenderungan yang terjadi bahwa kurs pada saat transaksi dengan kurs pada saat
pembayaran bisa mengalami perbedaan yang cukup besar, bisa menguntungkan ataupun merugikan akibat
timbulnya pergerakan nilai tukar valuta asing. Dengan adanya perbedaan ini, maka setiap laba atau rugi
dalam transaksi valuta asing harus dilakukan pencatatan, sehingga ketika pada akhir periode akuntansi
posisi laba atau rugi dapat tercermin pada laporan keuangan perusahaan.
Untuk memperlihatkan pencatatan transaksi penjualan yang dilakukan oleh PT. Teluti Sola Mina
untuk penjualan kredit menggunakan valuta asing terdapat pada uraian berikut ini :
Penjualan ikan selama tahun 2010 sebanyak 555.785 kg dengan harga JPY 140.419.498.90 Pengiriman
barang dan pencatatan piutangnya terlihat sebagai berikut :
178
Tabel 1
Rekapitulasi Penjualan Tahun 2010
Bulan
Tanggal
Invoice
Unit/Kg
Price JPY/Kg
Amount JPY(¥)
Januari
25 Januari
94.535
255.25
24.130.058.75
Maret
27 Maret
100.677
240.75
24.237.987.75
Juni
23 Juni
83.588
288.45
24.110.958.60
Agustus
28 Agustus
76.456
275.56
21.068.215.36
Oktober
23 Oktober
99.388
199.34
19.812.003.92
Desember
19 Desember
101.141
267.55
27.060.274.55
TOTAL
555.785
140.419.498.90
Sumber : Diolah Penulis
Terbatasnya bahan baku (raw material) menyebabkan sedikitnya transaksi yang terjadi dalam kurun
waktu satu tahun. Sehingga selama tahun 2010 terjadi 6 kali transaksi penjualan dengan total bahan
baku yang terjual 555.785 kg dan total penerimaan adalah sebesar JPY(¥) 140.419.498.90.
Tabel 2
Rekapitulasi Penerimaan Tahun 2010
Tanggal
Kurs Tgl
Tanggal Invoice
Jumlah Penerimaan Rp.
Penerimaan
Penerimaan
25 Januari
10 Februari
Rp 102.4023
2.470.973.515
27 Maret
7 April
Rp 101.3112
2.455.579.625
23 Juni
5 Juli
Rp 102.7223
2.476.733.123
28 Agustus
10 September
Rp 105.8234
2.229.510.181
23 Oktober
6 November
Rp 107.6895
2.133.544.796
TOTAL
11.766.341.240
Sumber : Diolah Penulis
179
Rekapitulasi penerimaan selama tahun 2010 dengan total penerimaan sebesar Rp. 11.766.341.240 lebih
kecil dibandingkan dengan total pesanan pembelian Rp. 14.560.605.080. Untuk transaksi tanggal 19
Desember baru akan dibayarkan pada tahun 2011.
Untuk pembahasan penulis menggunakan transaksi yang terjadi pada tanggal 25 Januari 2010
dengan menggunakan mata uang asing. Jurnal pada saat tanggal transaksi dan pada saat pengakuan
piutang usaha atas penjualan tidak dibuat
Jurnal pada saat pembayaran tanggal 10 Februari 2010 untuk transaksi tanggal 25 Januari 2010 sebagai
berikut :
Bank
Rp. 2.470.973.515
CIF/Biaya Angkut
Rp
8.355.788
Penjualan
Rp. 2.479.329.303
Transaksi pada perusahaan adalah kas basis dengan tahapan pencairan dana menggunakan LC
(letter of credit) yang diterbitkan oleh Bank di Tokyo. Pencairan dapat dilakukan ketika barang telah di
angkut ke kapal FOB (free on board) dan mendapatkan BL (bill of loading).Pajak untuk ekspor adalah
0%. Posisi piutang pada penjualan akhir tahun disajikan dengan kurs tengah Bank Indonesia.
Perusahaan tidak mencatat selisih kurs yang terjadi.
Pencatatan yang sama dilakukan untuk setiap barang dijual dengan pencairan dana dikirim ke
Bank BCA . Sehingga dapat terlihat total penerimaan kas tersebut di atas.
180
Tabel 3. PT. Teluti Sola Mina
INCOME STATEMENT
DECEMBER 31 2010
Pendapatan dariPenjualan
:
Rp
11.766.341.240
Rp
6.195.686.460
Rp
5.570.654.780
Penjualan Bersih
Harga PokokPenjualan
Laba Kotor
Beban Operasi :
Beban Penjualan
Packing
Upah Borongan
Transportasi
Total Beban
Penjualan
Beban
Administrasi
Gaji Kantor
Perlengkapan
Sewa Gedung
Asuransi
Sewa Coldstorage
Listrik, Air & Telepon
Penyusutan&Peralatan
Administrasi Lain - lain
Total Beban
Administrasi
Beban Lain-Lain
Beban Bunga
Beban Pajak
Rp
Rp
212.300.000
670.500.000
Rp
558.100.000
Rp 1.440.900.000
Rp 810.000.000
Rp
54.838.520
Rp
100.000.000
Rp
95.830.500
Rp 220.000.000
Rp
43.080.000
Rp
78.720.300
Rp
43.300.520
Rp 1.445.769.840
Rp
235.800.500
Rp
335.800.000
Rp 571.600.500
Total Beban Operasi
Laba Bersih
Rp
3.458.270.340
Rp
2.112.384.440
181
Tabel 4
PT. Teluti Sola Mina
BALANCE SHEET
DECEMBER 31 2010
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas
Bank
Piutang Usaha
Persediaan Barang Dagang
Perlengkapan Kantor
Asuransi dibayar dimuka
Total Aktiva Lancar
Aktiva Tetap
Kapal
Akumulasi Penyusutan Kapal
Mesin
Akumulasi Penyusutan Mesin
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
133,855,750
1,142.009.557
3,085,855,174
325,788,000
62,520,000
45,830,500
Rp
4,795,858,981
Rp
876,540,000
980,900,000
(392,360,000)
480,000,000
(192,000,000)
Total Aktiva Tetap
Total Aktiva
Rp
5,672,398,981
KEWAJIBAN & MODAL
Kewajiban Lancar
Utang Usaha
Utang Pajak
Utang Gaji
Sewa diterima dimuka
Rp
Rp
Rp
Rp
1,228,730,500
89,585,771
198,200,000
42,500,000
Total
Kewajiban
Rp
1,559,016,271
Rp
4,113,382,710
Modal
Modal Saham
Laba Ditahan
Laba/rugi 2010
Total Modal
Total Kewajiban dan Modal
Rp
Rp
Rp
550,000,000
1,450,998,270
2,112,384,440
Rp
5,672,398,981
182
Tabel 5
PT. Teluti Sola Mina
RETAINED EARNING STATEMENT
December 31 2010
Keterangan
Jumlah
Laba Ditahan
1,450,998,270
Laba Bersih Tahun 2010
2,112,384,440
Dividen
-
Kenaikan Laba Ditahan
2,112,384,440
Laba Ditahan Tahun 2011
3,563,382,710
Sumber : PT. Teluti Sola Mina
Hasil Penelitian Untuk Perbaikan sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) N0. 10
Paragraf 09 dan 14
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 10 Paragraf 09 dan 14
―Laporan keuangan yang disajikan harus sesuai dengan kurs pada tanggal neraca‖. Perusahaan seharusnya
dalam penyajian laporan keuangan piutang dalam valuta asing sesuai dengan kurs pada saat transaksi.
Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 10
menyatakan bahwa pada setiap tanggal neraca :
1. Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah
dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat kesulitan dalam menentukan kurs tanggal
neraca maka dapat digunakan kurs tengah BI sebagai indicator objektif.
2. Pos non – moneter tidak boleh dilaporkan menggunakan kurs tanggal neraca tetapi tetap harus
dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal transaksi.
3. Pos non – moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan dengan
menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan.
Jadi PSAK tersebut menyatakan nilai tukar Valuta Asing dalam pembukuan dapat meliputi :
a. Kurs Transaksi (kurs riil, yang terjadi pada saat berlangsungnya transaksi, pembayaran atau
penutupan kontrak)
b. Kurs Neraca (kurs yang terjadi pada saat pembuatan neraca).
Pernyataan ini menegaskan bahwa kurs yang dapat dipergunakan untuk pencatatan transaksi adalah
kurs tengah Bank Indonesia atau kurs spot. Disini perusahaan dapa memilih menggunakan kurs tengah
Bank Indonesia atau dapat menggunakan kurs spot dalah melakukan pencatatan. Dengan catatan bahwa
penggunaan kurs mengikuti kurs spot suatu bank ataupun mengikuti kurs tengah Bank Indonesia harus
diterapkan di perusahaan tersebut secara konsisten. Dalam hal ini, penulis akan menggunakan kurs spot
untuk pencatatan akuntansinya dan sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.
Upaya perbaikan harus dilakukan perusahaan sesuai dengan standar akuntansi keuangan adalah
membuat laporan keuangan pada akhir tahun yaitu dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Pada saat
penerimaan pembayaran piutang dibuat juga jurnal dengan menggunakan kurs sesuai dengan tanggal
pembayaran. Sehingga terlihat dengan jelas adanya perbedaan jumlah piutang pada saat penjualan, dan
183
pada saat membuat laporan keuangan, serta pada saat penerimaan pembayaran piutang tersebut sebagai
akibat dari perubahan kurs pada saat tersebut
Untuk lebih jelasnya pembahasan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat dilihat
pembahasannya sebagai berikut:
1. Penyesuaian Pada Tanggal Neraca
Pada akhir tahun buku 31 Desember 2010 ternyata kurs pada tanggal neraca untuk penyusunan
laporan keuangan adalah JPY 1 adalah Rp. 106,8861,- sehingga perlu dilakukan penyesuaian saldo
piutang usaha sesuai dengan kurs tutup buku dan juga sesuai dengan yang disarankan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK N0.10) sebagai berikut :
Sehingga jumlah piutang dalam JPY dan Rupiah atas penjualan tanggal 19 Desember 2010 tersebut di
atas yang tercatat adalah sebesar kurs tanggal transaksi Rp. 107,9011 x JPY 27.060.274.55 = Rp.
2.919.833.390 jika berdasarkan kurs pada akhir tahun sesuai dengan SAK dengan kurs tanggal neraca
sebesar Rp. 106.8861,- maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Jumlah piutang JPY yang tercatat JPY 27.060.274.55 = Rp. 2.919.833.390
Jumlah sesuai kurs akhir tahun =
JPY 27.060.274.55 X 106.8861,= Rp. 2.892.367.212
Rugi selisih kurs
= Rp. 27.466.178
Karena telah dilakukan penyesuaian pada akhir tahun buku untuk semua piutang JPY dengan kurs
JPY 1 = Rp. 106.8861,- maka setiap ada pembayaran dikemudian hari jumlah piutang tersebut tetap
mengacu pada saldo piutang akhir tahun tersebut.
Penerimaan pembayaran atas invoice yan diterbitkan dengan pengakuan piutang usaha yang
tercatat dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian selisih kurs yang berdampak pada laporan
keuangan perusahaan. Selain itu juga dapat mempegaruhi laba perusahaan.
Menurut konsep konservatisme dalam pengakuan pendapatan dan beban :
a. Beban yang belum pasti terjadi tetapi diperkirakan akan menjadi beban perusahaan pada periode
yang diperiksa, jumlahnya bisa diestimasikan dan cukup material, harus dicatat sebagai beban.
b. Pendapatan yang pasti terjadi, belum boleh dicatat sebagai pendapatan perusahaan, pengecualian :
1). Pengakuan pada saat penerimaan uang (penjualan tunai dan kredit)
2). Untuk perusahaan kontraktor, ada 2 metode : metode kontrak selesai dan metode prensentase
penyelesaian.
3). Untuk barang jenis tertentu yang harga jualnya sudah pasti, barangnya pasti terjual atau cepat
rusak, pendapatan diakui saat selesainya produksi.
Tanggal 10 Januari 2011, diterima pembayaran sebesar Rp. 2.915.885.296 dengan kurs pada
saat itu JPY 1 = Rp. 107.7552, maka jurnalnya adalah :
Bank
Rp.2.915.885.296
CIF/Biaya Angkut
Rp.
9.788.935
Laba selisih kurs
Rp. 23.518.084
Penjualan
Rp. 2.902.156.147
2. Pencatatan pada saat pengakuan piutang dan pembayaran selama tahun 2010
a. Pada tanggal 25 Januari 2010 terjadi penjualan sebanyak 94.535 kg, senilai JPY 24.130.058.75
dengan menggunakan kurs pada saat itu dengan perhitungan sebagai berikut :
JPY 24.130.058.75 X Rp. 100.4122,= Rp. 2.422.952.285,Jurnalnya adalah :
Piutang Usaha
Rp. 2.422.952.285
Penjualan
Rp. 2.422.952.285
184
Penerimaan pembayaran dilakukan dengan menggunakan kurs pada tanggal pembayaran
yaitu tanggal 10 Februari 2010 dengan kurs JPY 1 = Rp. 102.4023,Perhitungan :
Jumlah piutang transaksi tanggal 25 Januari 2010 JPY 24.130.058.75 adalah :
JPY 24.130.058.75 X Rp. 102.4023,= Rp. 2.470.973.515,Saldo menurut neraca :
JPY 24.130.058.75 X Rp. 100.4122,= Rp. 2.422.952.285,Selisih Kurs (laba)
= Rp. 48.021.230,Jurnalnya adalah :
Kas/Bank
Rp. 2.470.973.515,CIF/Biaya Angkut
Rp.
7.350.900
Piutang Usaha
Rp. 2.430.303.185,Selisih Kurs (laba)
Rp. 48.021.230,b. Pada tanggal 27 Maret 2010 terjadi penjualan sebanyak 100.677 kg, senilai JPY
24.237.987.75 dengan menggunakan kurs pada saat itu dengan perhitungan sebagai berikut :
JPY 24.237.987.75 X Rp. 96.8556,- = Rp. 2.347.584.846,Jurnalnya adalah :
Piutang Usaha
Rp. 2.347.584.846,Penjualan
Rp. 2.347.584.846,Penerimaan pembayaran dilakukan dengan menggunakan kurs jual pada tanggal pembayaran
yaitu tanggal 7 April 2010 dengan kurs JPY 1 = Rp. 101.3112,Perhitungan :
Jumlah piutang transaksi tanggal 27 Maret 2010 JPY 24.237.987.75 adalah :
JPY 24.237.987.75 X Rp. 101.3112,= Rp. 2.455.579.625,Saldo menurut neraca :
JPY 24.237.987.75 X Rp. 96.8556,- =
Rp. 2.347.584.846,Selisih Kurs (laba)
= Rp. 107.994.779Jurnalnya adalah :
Kas/Bank
Rp. 2.455.579.625,CIF/Biaya Angkut
Rp.
9.750.355
Piutang Usaha
Rp. 2.357.335.201,Selisih Kurs (laba)
Rp. 107.994.779,c. Pada tanggal 23 Juni 2010 terjadi penjualan sebanyak 83.588 kg, senilai JPY 24.110.958.60
dengan menggunakan kurs pada saat itu dengan perhitungan sebagai berikut :
JPY 24.110.958.60 X Rp. 100.3021,= Rp. 2.418.379.781,Jurnalnya adalah :
Piutang Usaha
Rp. 2.418.379.781,Penjualan
Rp. 2.418.379.781,Penerimaan pembayaran dilakukan dengan menggunakan kurs jual pada tanggal pembayaran
yaitu tanggal 5 Juli 2010 dengan kurs JPY 1 = Rp. 102.7223,Perhitungan :
Jumlah piutang transaksi tanggal 23 Juni 2010 JPY 24.110.958.60 adalah :
JPY 24.110.958.60 X Rp. 102.7223,= Rp. 2.476.733.123,Saldo menurut neraca :
JPY 24.110.958.60 X Rp. 100.3021,= Rp. 2.418.379.781,185
Selisih Kurs (laba)
Jurnalnya adalah :
Kas/Bank
CIF/Biaya Angkut
Piutang Usaha
Selisih Kurs (laba)
= Rp. 58.353.342Rp. 2.476.733.123,Rp.
8.970.350
Rp. 2.427.350.131,Rp. 58.353.342,-
d. Pada tanggal 28 Agustus 2010 terjadi penjualan sebanyak 76.456 kg, senilai JPY
21.068.215.36 dengan menggunakan kurs pada saat itu dengan perhitungan sebagai berikut :
JPY 21.068.215.36 X Rp. 107.9355,= Rp. 2.274.008.359,Jurnalnya adalah :
Piutang Usaha
Rp. 2.274.008.359,Penjualan
Rp. 2.274.008.359,Penerimaan pembayaran dilakukan dengan menggunakan kurs jual pada tanggal pembayaran
yaitu tanggal 10 September 2010 dengan kurs JPY 1 = Rp. 105.8234,Perhitungan :
Jumlah piutang transaksi tanggal 28 Agustus 2010 JPY 21.068.215.36 adalah
JPY 21.068.215.36 X Rp. 105.8234,= Rp. 2.229.510.181,Saldo menurut neraca :
JPY 21.068.215.36 X Rp. 107.9355,= Rp. 2.274.008.359,Selisih Kurs (rugi)
= Rp. 44.498.178Jurnalnya adalah :
Kas/Bank
Rp. 2.229.510.181,CIF/Biaya Angkut
Rp.
6.750.700
Selisih Kurs (rugi)
Rp. 44.498.178,Piutang Usaha
Rp. 2.280.759.059,e. Pada tanggal 23 Oktober 2010 terjadi penjualan sebanyak 99.388 kg, senilai JPY
19.812.003.92 dengan menggunakan kurs pada saat itu dengan perhitungan sebagai berikut :
JPY 19.812.003.92 X Rp. 109.9256,= Rp. 2.177.846.418,Jurnalnya adalah :
Piutang Usaha
Rp. 2.177.846.418,Penjualan
Rp. 2.177.846.418,Penerimaan pembayaran dilakukan dengan menggunakan kurs jual pada tanggal pembayaran
yaitu tanggal 6 November 2010 dengan kurs JPY 1 = Rp. 107.6895,Perhitungan :
Jumlah piutang transaksi tanggal 23 Oktober 2010 JPY 19.812.003.92 adalah
JPY 19.812.003.92 X Rp. 107.6895,= Rp. 2.133.544.796,Saldo menurut neraca :
JPY 19.812.003.92 X Rp. 109.9256,= Rp. 2.177.846.418,Selisih Kurs (rugi)
= Rp. 44.301.622Jurnalnya adalah :
Kas/Bank
Selisih Kurs (rugi)
CIF/Biaya Angkut
Piutang Usaha
Rp. 2.133.544.796,Rp. 44.301.622,Rp.
5.700.980
Rp. 2.183.547.398,-
186
Menurut hasil perhitungan diatas, perusahaan mendapatkan keuntungan selisih kurs
selama tahun 2010 sebesar Rp. 125.569.551. Laba rugi selisih kurs yang belum terealisir harus
diakui sebagai capital maintenance adjustment dan dilaporkan secara terpisah pada komponen
modal. Modal dipandang sebagai kekayaan pemegang saham. Hal ini berarti bahwa modal
merupakan jumlah rupiah modal pemegang saham tanpa memperhatikan bentuk atau wujud
aktiva fisiknya. Dengan demikian, pengertian modal difokuskan pada jumlah rupiah yang
diinvestasikan pada suatu perusahaan. Laba akan diukur berdasarkan kenaikan jumlah rupiah
yang diinvestasikan tersebut.
Hasil
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunan metode pencatatan akuntansi yang
berbeda dapat berdampak pada laporan keuangan perusahaan. Ini dapat dilihat dari laporan
keuangan hasil perhitungan peneliti yang mengakui adanya laba rugi selisih kurs.
1. Penyajian neraca setelah penyesuaian
Untuk mengetahui besarnya laba atau rugi yang dihasilkan dari selisih kurs atas penjualan dan
piutang selama tahun 2010 sebagai berikut:
187
Tabel 6
PT. Teluti Sola Mina
INCOME STATEMENT
DECEMBER 31 2010
Keterangan
Menurut Perusahaan
Menurut Penelitian
Pendapatan dariPenjualan :
Penjualan Bersih
Rp 11.766.341.240
Rp 11.640.968.250
Harga PokokPenjualan
Rp 6.195.686.460
Rp. 5.570.654.780
Rp 6.195.686.460
Rp. 5.445.281.785
Packing
Rp
212,300,000
Rp.
212.300.000
Upah Borongan
Rp
670,500,000
Transportasi
Rp
558,100,000
Rp.
Rp.
670.500.000
558.100.000
Laba Kotor
Beban Operasi :
Beban Penjualan
Total Beban Penjualan
Rp. 1.440.900.000
Rp. 1.440.900.000
Gaji Kantor
Rp
Rp. 810.000.000
Perlengkapan
Rp
54,838,520
Sewa Gedung
Rp
100,000,000
Asuransi
Rp
95,830,500
Sewa Coldstorage
Rp
220,000,000
Listrik, Air & Telepon
Rp
43,080,000
Penyusutan&Peralatan
Rp
78,720,300
Administrasi Lain - lain
Rp
43,300,520
Total beban administrasi
Rp. 1,445,769,840
Rp. 43.300.520
Rp. 1,445,769,840
Beban Bunga
Rp
235,800,500
Rp
235,800,500
Beban Pajak
Rp
335,800,000
Rp
335,800,000
Rp.
571.600.500
Rp.
571.600.500
Beban Administrasi
810,000,000
Rp.
54.838.520
Rp. 100.000.000
Rp.
95.830.500
Rp. 220.000.000
Rp.
Rp.
43.080.000
78.720.300
Beban Lain-Lain
Total Beban lain - lain
Total beban Operasi
Pendapatan lain-lain
Laba kurs
Rugi kurs
Laba Bersih
Rp. 3,458,270,340
Rp . 3,458,270,340
-
Rp.
214.369.351
-
Rp.
88.996.356
Rp 2,112,384,440
Rp 2,112.384.440
188
Tabel 7
PT. Teluti Sola Mina
RETAINED EARNING STATEMENT
December 31 2010
Keterangan
Jumlah
Laba Ditahan
1,450,998,270
Laba Bersih Tahun 2010
2,112,384,440
Dividen
-
Kenaikan Laba Ditahan
2,112,384,440
Laba Ditahan Tahun 2011
3,563,382,710
Sumber : Diolah Penulis
Pengaruh Pencatatan dan Pengakuan Selisih Kurs Terhadap Laporan Keuangan Perusahaan.
Pencatatan dan pengakuan selisih kurs harus dilakukan dengan benar karena akan mampengaruhi
posisi keuangan perusahaan. Pada penelitian ini, terlihat bahwa pencatatan dan pengakuan yang tidak
tepat yang dilakukan perusahaan menyebabkan terjadinya selisih kurs (laba) selama tahun 2010
sebesar Rp. 125.372.995,-.
Untuk lebih terincinya dapat dilihat pada perbandingan hasil menurut perusahaan dan menurut
penelitian terhadap Laporan Keuangan berupa Neraca, Laporan Laba Rugi dan Laporan Laba Ditahan.
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan
Dari uraian yang telah dijelaskan sebelumnya yang merupakan bahasan atas masalah yang dihadapi
oleh perusahaan. Setelah dijabarkan, permasalahan tersebut dapat diatasi melelui langkah – langkah
konkrit. Pembahasan tersebut pada akhirnya dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pencatatan atas transaksi penjualan kredit dalam mata uang asing pada PT. Teluti Sola Mina
menggunakan metode kas basis sehingga tidak mempertimbangkan perubahan kurs yang terjadi
setiap waktu. Seharusnya perusahaan menggunakan metode akrual basis.
2. Dengan adanya penyesuaian kurs terdapat akun pendapatn lain – lain berupa laba/rugi selisih kurs
pada laporan laba rugi.
Saran
Adapun saran – saran yang dapat penulis berikan untuk kemajuan dan perkembangan PT. Teluti Sola
Mina adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya bagian keuangan PT. Teluti Sola Mina mempelajari lebih banyak lagi Standar Akuntansi
Keuangan yang berlaku di Indonesia sehingga dapat menguasainya untuk dapat diterapkan pada
perusahaan.
2. Dalam melakukan jurnal pencatatan transaksi harus memperhatikan kurs pada saat tanggal transaksi
dan pada saat pembayaran yang dapat menimbulkan rugi atau laba selisih kurs. Oleh karena itu,
189
perusahaan harus menggunakan metode akrual basis. Maka laporan sesuai dengan SAK (Standar
Akuntansi Keuangan) No. 10 Paragraf 09 dan 14.
3. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan kembali pada hasil laporan keuangan untuk menghindari
terjadinya kesalahan sehingga laporan keuangan dapat disajikan dengan sebenar – benarnya dan
bebas dari pengertian menyesatkan.
Ucapan Terima Kasih
Bapak Rudianto, SE, Ak, MM, selaku dosen pembimbing serta Bapak Drs. Daulat Freddy, SE, Ak,
MM, selaku kaprodi akuntansi dan Bapak Drs. Djufri Rivai, Ak, MM ,
yang telah berkenan
meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya guna memberikan petunjuk, bimbingan serta pengarahan
yang sangat berharga, sehingga penulis dapat menyelesaikann penulisan Skripsi ini.Kedua orang tua
tercinta yang sangat luar biasa memberikan semangat dan dorongan baik materi maupun dorongan moril
serta tiada henti – hentinya mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan sebaik –
baiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed Riahi & Belkaouni, Teori Akuntansi, Buku 1, Edisi ke-5, Salemba Empat, Jakarta 2006.
Beams, Floyd A., Anthony, Joseph H., Clement, Robin P., Akuntansi Lanjutan Jilid 2, Edisi
VIII, PT. Indeks, Jakarta, 2007.
Evi Maria, Akuntansi untuk Perusahaan Jasa, Penerbit Gava Media, Yogyakarta, 2007.
Daniels. J., Radebaugh L., Sullivan D., International Business: environment and operations, 11th
edition, Prentice Hall, 2007.
Glorida Karyawati, M.Si. Ak, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Advanced Accounting), Penerbit
Erlangga, Jakarta, 2009.
Hady, Hamdy, Valas Untuk Manajer, Ghalia Idonesia, Jakarta, 2007.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2009, PSAK
No.I.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2009, PSAK
No.10.
Raharjo, Budi, Laporan Keuangan Perusahaan, Edisi II, Gajah Mada University Press,
Yogyakarta, 2009.
Rudianto, Pengantar Akuntansi, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2009.
Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta 2007
Sugiono, Arif., Untung, Edy., Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan, Grasindo,
Jakarta, 2008.
Zebua F, Akuntansi Internasional, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2008
190
ANALISIS PENGARUH KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP HARGA
SAHAM PADA INDUSTRI OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA
Ferdy Romadony
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of CR, DER, ROA, EPS, and SBI on stock prices,
either partially or simultaneously. The research was conducted based on data drawn from
companies in the automotive industry listed in Indonesia Stock Exchange the period 2008 to
2010 and data processed using Multiple Linear Regression analysis.………………………
Experiments were done using the method of data analysis consists of: Normality Test Data, Test
Assumptions Classical, Hypothesis Tests (t Test, F Test) and Beta Coefficient Test. Normality test
based on preliminary data indicate that the data is not normal, and subsequently transformed
into the form of the Natural Logarithm (LN) in order to be normal.……
………………………………………… ……....
The results demonstrate that, in partial, DER, ROA, and EPS have a significant effect on stock
prices, since a significant level of t test results of less than 0.05, while the CR and the SBI had no
significant effect on stock prices as a result of a significant level of more than 0.05 .
Simultaneously CR, DER, ROA, EPS and SBI has a significant influence on stock prices due to a
significant level of less than 0.05. While the independent variables that have the most impact on
stock prices through the Beta Coefficient Test is EPS.
Keywords: Stock Price, Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset
(ROA), Earning Per Share (EPS), Interest Rate (SBI)
PENDAHULUAN
Untuk mengukur baik tidaknya kinerja keuangan suatu perusahaan, diperlukan alat pembanding
rasio keuangan untuk menganalisis rasio fundamental perusahaan. Rasio yang banyak digunakan dalam
pengambilan keputusan investasi adalah Current Ratio (CR), Return On Asset (ROA), Debt to Equity
Rasio (DER) dan Earning Per Share (EPS). Investor dapat mempertimbangkan rasio-rasio tersebut guna
memilih saham mana yang memberikan keuntungan besar dimasa yang akan datang.
Likuiditas suatu perusahaan dapat diketahui dari neraca, antara lain dengan membandingkan
jumlah aktiva lancar (current asset) disuatu pihak dengan utang lancar (current liabilities) di lain pihak,
hasil perbandingan tersebut ialah “Current Rasio” (CR). Keberadaan likuiditas yang baik sudah tidak
terbantahkan lagi penting untuk eksistensi perusahaan. Besarnya current ratio menunjukan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Dengan demikian
current rasio penting untuk dikelola melalui cara-cara yang menuntut keputusan orientasi tujuan terlebih
dahulu (aman dan atau keuntungan optimal).
191
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham menjadi faktor
penting yang diperhatikan oleh para investor dalam menilai kinerja perusahaan. Ada beberapa rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, diantaranya yaitu “Return
On Asset’’ (ROA) yang digunakan dalam penelitian ini. ROA memberikan ukuran produktivitas aktiva
dalam memberikan pengembalian kepada pemegang saham dan kreditur.
Pada tingkat ROA yang relatif terus naik dan tinggi menunjukan bahwa perusahaan mampu
menghasilkan laba dengan menggunakan dana investasi yang diperolehnya dari para investor. Dengan
demikian, perusahaan banyak diminati oleh para investor. Mengapa? Karena dengan memiliki tingkat
ROA yang tinggi, hal ini dapat diartikan bahwa manajemen perusahaan mampu mengelola dengan baik
dana yang diperolehnya dari para investor, sehingga para investor dapat memperoleh keuntungan dari
dividen yang dibagikan perusahaan.
Apabila perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya dipenuhi dari dana yang berasal dari
pinjaman dikatakan perusahaan itu melakukan pendanaan utang atau pembelanjaan utang (debt
financing). Kalau kebutuhan dana diperoleh dari emisi atau penerbitan saham baru dikatakan perusahaan
itu melakukan pendanaan atau pembelanjaan modal sendiri (equity financing). Paduan pendanaan dari
utang dan pendanaan dari ekuitas yang tepat sangat berpengaruh dalam peningkatan pengembalian kepada
para pemegang saham. Perbandingan antara utang dan ekuitas yang dimiliki perusahaan dapat dihitung
dengan menggunakan rasio utang-ekuitas “Debt to Equity Ratio’’ (DER).
Kinerja suatu perusahaan dikatakan kurang bagus apabila memiliki tingkat “Earning Per Share’’
(EPS) yang rendah. Sebaliknya, perusahaan tersebut dikatakan berhasil apabila memiliki EPS yang
tinggi. Dengan adanya peningkatan EPS akan mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang
ditanamkan. EPS atau laba per-lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar saham
yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Laba per-lembar saham atau EPS
diperoleh dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata-rata saham biasa
yang beredar, dan akan dipakai oleh pimpinan perusahaan untuk menentukan besarnya dividen yang akan
dibagikan.
Naik turunnya harga saham suatu perusahaan juga sangat dipengaruhi oleh “Tingkat Suku
Bunga’’ dari negara dimana perusahaan itu berada. Tingkat suku bunga dengan harga saham memiliki
korelasi negatif dimana penurunan tingkat suku bunga berarti peningkatan pada harga saham. Penurunan
suku bunga meningkatkan daya beli masyarakat terhadap saham yang juga berdampak pada peningkatan
harga saham pada perusahaan. Peningkatan .suku .bunga .mengakibatkan .pengalihan .dana .investor
.yang tertanam pada saham perusahaan ke instrumen keuangan lain seperti deposito yang dapat
memberikan return yang lebih tinggi.
Berdasarkan beberapa pandangan di atas, penelitian ini ditujukan untuk menguji kembali sejauh
mana pengaruh kinerja perusahaan terhadap harga saham industri otomotif tahun 2008 sampai dengan
2010 dilihat dari rasio keuangan perusahan yang diwakili rasio-rasio sebagai berikut : Curren Ratio (CR),
Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS), penelitian ini juga
menggunakan suku bunga SBI sebagai variabel diluar rasio keuangan perusahaan dan untuk melihat
pengaruhnya terhadap harga saham industri otomotif.
Karena luasnya pembahasan masalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham,
serta upaya penulis agar penelitian dapat dilakukan secara lebih terfokus, maka penelitian ini hanya
membatasi masalah pada hal-hal berikut :
1. Penulis hanya meneliti pengaruh kinerja perusahaan yang diukur dengan Current Rasio (CR), Return
On Asset (ROA), Debt Equity Rasio (DER), Earning Per Share (EPS), dan tingkat suku bunga (SBI)
terhadap harga saham.
2. Penelitian ini menggunakan informasi keuangan berupa Current Rasio (CR), Return On Asset
(ROA), Debt Equity Rasio (DER), Earning Per Share (EPS) dan tingkat suku bunga (SBI) sebagai
tolak ukur untuk mengetahui pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan.
192
3.
Penelitian hanya dilakukan terhadap industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2008-2010.
Perumusan Masalah
1. Apakah secara partial, kinerja perusahaan yang diukur dengan CR, ROA, DER, EPS dan tingkat
suku bunga berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada industri otomotif di BEI?
2. Apakah secara simultan, kinerja perusahaan yang diukur dengan CR, ROA, DER, EPS dan tingkat
suku bunga berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada industri otomotif di BEI?
3. Diantara CR, ROA, DER, EPS dan tingkat suku bunga, manakah yang mempunyai pengaruh paling
besar terhadap harga saham pada industri otomotif di BEI?
Hipotesis....
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ho1 : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio
(DER), Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS) dan SBI terhadap Harga Saham secara
partial.
Ha1 : Terdapat pengaruh signifikan antara variabel Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER),
Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS) dan SBI terhadap Harga Saham secara partial.
Ho2
Ha2
: Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio
(DER), Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS) dan SBI terhadap Harga Saham secara
simultan.
: Terdapat pengaruh signifikan antara variabel Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER),
Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS) dan SBI terhadap Harga Saham secara
simultan.
METODE PENELITIAN
Obyek penelitian dalam penelitian ini terdiri atas variabel terikat (dependent) yaitu harga saham
(Y) dan variabel bebas (independent) yaitu : Current Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2), Return On
Asset (X3), Earning Per Share (X4) dan Suku bunga SBI (X5). Penelitian ini menggunakan sampel jenuh
yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel di karenakan
jumlah populasi industri otomotif relatif kecil dan kurang dari 30.
Definisi Operasional Variabel dan pengukuran variabel :
1.
Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Harga Saham adalah harga pasar
dari saham perusahaan yang terbentuk oleh mekanisme di bursa saham. Harga saham yang
digunakan dalam penelitian ini sebagai parameter harga pasar saham perusahaan adalah harga saham
penutupan periode 2008 sampai dengan 2010.
Harga saham dalam penelitian ini menggunakan Logaritma Natural (LN), dikarenakan nilai satuan
harga saham adalah rupiah dan memiliki nilai yang relatif besar.
2.
Variabel Bebas (Independent Variable)
a. Current Ratio (CR)
Rumus Current Ratio
=
Aktiva Lancar (Current Assets)
193
Utang lancar (Current Liabilities)
Current ratio merupakan rasio untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan yaitu
kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban yang jatuh tempo. (periode 2007
sampai dengan 2009)
b. Debt to Equity Ratio (DER)
Rumus Debt to Equity Ratio
= Total Utang (debt)
Ekuitas (Equity)
Debt to Equity Ratio merupakan pengukuran dari pengaruh keuangan perusahaan dihitung
berdasarkan hasil bagi antara total hutang dengan ekuitas stockholder. (periode 2007 sampai
dengan 2009)
c. Return On Asset (ROA)
Rumus Return On Asset
=
Net Income
Total Assets
Return on Asset merupakan indikator seberapa menguntungkan suatu perusahaan dan
dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri yang sama. (periode 2007
sampai dengan 2009)
d. Earning Per Share (EPS)
Rumus Earning Per Share
=
Laba saham biasa
Saham biasa yang beredar
Earning per share adalah Rasio laba per-lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku,
merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi
pemegang saham. (periode 2007 sampai dengan 2009)
Earning Per Share (EPS) dalam penelitian ini menggunakan Logaritma Natural (LN),
dikarenakan nilai satuan EPS adalah rupiah dan memiliki nilai yang relatif besar.
e. Tingkat Suku bunga (SBI)
Suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari
pinjaman yang diperoleh, dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah
pinjaman. (periode 2008 sampai dengan 2010)
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik regresi berganda atau
multiple regression untuk menguji pengaruh CR, DER, ROA, EPS dan SBI terhadap harga saham. Model
regresi berganda adalah teknik analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara variabel dependen
dengan beberapa variabel independen.
Pengujian hipotesis ini meliputi :
a. Pengujian koefisien regresi secara partial (Uji t)
b. Pengujian koefisien regresi secara simultan (Uji F)
c. Pengujian koefisien beta
194
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil Uji Koefisien Regresi Secara Partial (Uji t)
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
Collinearity Statistics
Std. Error Beta
t
Sig.
(Constant) 4.928
.920
5.359
.000
CR
.000
.002
-.010
-.079
DER
.073
.037
.258
ROA
.065
.026
LNEPS
.423
.104
SBI
B
Standardized
Coefficients
-.059
.083
a. Dependent
Variable: LNHS
Tolerance
VIF
.937
.881
1.135
1.976
.045
.759
1.318
.350
2.475
.019
.644
1.554
.585
4.058
.000
.620
1.612
-.082
-.712
.482
.959
1.043
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
Variabel CR memiliki nilai signifikan sebesar 0,937 yang artinya variabel ini tidak berpengaruh
signifikan secara partial terhadap harga saham karena nilai signifikannya lebih dari 0,05. Dengan
demikian, Ho1 diterima dan Ha1 ditolak.
Variabel DER memiliki nilai signifikan sebesar 0,045 yang artinya variabel ini berpengaruh
signifikan secara partial terhadap harga saham karena nilai signifikannya kurang dari 0,05. Dengan
demikian, Ho1 ditolak dan Ha1 diterima.
Variabel ROA memiliki nilai signifikan sebesar 0,019 yang artinya variabel ini berpengaruh
signifikan secara partial terhadap harga saham karena nilai signifikannya kurang dari 0,05. Dengan
demikian, Ho1 ditolak dan Ha1 diterima.
Variabel EPS memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 yang artinya variabel ini berpengaruh
signifikan secara partial terhadap harga saham karena nilai signifikannya kurang dari 0,05. Dengan
demikian, Ho1 ditolak dan Ha1 diterima.
Variabel SBI memiliki nilai signifikan sebesar 0,482 yang artinya variabel ini tidak berpengaruh
signifikan secara partial terhadap harga saham karena nilai signifikannya lebih dari 0,05. Dengan
demikian, Ho1 diterima dan Ha1 ditolak.
195
Tabel 2. Hasil Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)
ANOVAb
Model
Sum
Squares
1 Regression
Residual
of
df
Mean Square F
Sig.
49.463
5
9.893
.000a
31.157
30
1.039
9.525
Total
80.620
35
a. Predictors: (Constant), SBI, ROA, CR, DER, LNEPS
b. Dependent Variable: LNHS
Berdasarkan tabel Uji F diatas, dapat disimpulkan variabel Current Ratio (CR), Debt to Equity
Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS) dan SBI memiliki nilai signifikan 0,000
yang berarti bahwa variabel-variabel ini berpengaruh secara simultan terhadap harga saham karena nilai
signifikannya kurang dari 0,05. Dengan demikian, Ho2 ditolak sedangkan Ha2 diterima.
Tabel 3. Hasil Uji Koefisien Beta
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
Standardized
Coefficients
Collinearity Statistics
Std. Error Beta
t
Sig.
(Constant) 4.928
.920
5.359
.000
CR
.000
.002
-.010
-.079
DER
.073
.037
.258
ROA
.065
.026
LNEPS
.423
.104
SBI
-.059
.083
a. Dependent Variable: LNHS
Tolerance
VIF
.937
.881
1.135
1.976
.045
.759
1.318
.350
2.475
.019
.644
1.554
.585
4.058
.000
.620
1.612
-.082
-.712
.482
.959
1.043
Tujuan digunakannya koefisien beta adalah untuk menemukan variabel bebas manakah yang
memiliki pengaruh paling besar terhadap variabel terikat. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat :
1. Koefisien beta dari Current Ratio (CR) sebesar 0,000
2. Koefisien beta dari Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 0,073
3. Koefisien beta dari Return On Asset (ROA) sebesar 0,065
4. Koefisien beta dari Earning Per Share (EPS) sebesar 0,423
5. Koefisien beta dari SBI sebesar -0,059
Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yang memiliki pengaruh paling besar terhadap
Harga Saham adalah Earning Per Share (EPS) yaitu sebesar 0,423.
196
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil keputusan
sebagai berikut :
1. Dari lima variabel independen yang di analisis dalam penelitian ini, variabel yang secara partial
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen harga saham pada perusahaan industri otomotif
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008 sampai dengan 2010 melalui Uji t
(partial) adalah Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 0,045, Return On Asset (ROA) sebesar 0,019
dan Earning Per Share (EPS) sebesar 0,000. Sedangkan CR dan SBI secara partial tidak
berpengaruh signifikan.
2. Variabel independen Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA),
Earning Per Share (EPS) dan SBI secara simultan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan
industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008 sampai dengan 2010
melalui Uji F, yaitu dengan nilai signifikan sebesar 0,000.
3. Dari lima variabel independen yang di analisis dalam penelitian ini yaitu Current Ratio (CR), Debt to
Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS) dan SBI. Variabel yang
paling besar berpengaruh terhadap harga saham perusahaan industri otomotif yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2008 sampai dengan 2010 melalui Uji Koefisien Beta adalah Earning
Per Share (EPS) dengan nilai sebesar 0,423.
Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian hanya dilakukan terhadap industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2008-2010, sehingga tidak mencerminkan reaksi dari pasar modal secara keseluruhan.
2. Penulis hanya meneliti pengaruh kinerja perusahaan yang diwakili dengan Current Rasio (CR),
Return On Asset (ROA), Debt Equity Rasio (DER), Earning Per Share (EPS), dan tingkat suku bunga
(SBI) terhadap harga saham. Sehingga terdapat kemungkinan rasio-rasio keuangan lainnya lebih
signifikan pengaruhnya terhadap perubahan harga saham.
3. Keterbatasan dalam mengambil periode penelitian, dengan periode yang cukup pendek yaitu hanya 3
tahun (2008-2010), sehingga hasil yang diperoleh kemungkinan tidak konsisten dengan hasil
penelitian sebelumnya.
SARAN
1. Bagi investor, terkait dengan pasar modal baik domestik maupun global yang dewasa ini sedang
mengalami keterpurukan, kiranya investor tidak hanya menggunakan informasi dari faktor
fundamental saja, tetapi juga informasi dari faktor teknikal seperti, inflasi, Kurs, suku bunga, issue,
gejolak politik dan lain-lain agar dapat lebih bijak dalam menginvestasikan modal ke saham suatu
perusahaan dan agar dapat mengurangi resiko kerugian dalam berinvestasi saham di masa yang akan
datang.
2. Bagi perusahaan, pada dasarnya investor akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang dapat
memberikan return saham berupa dividen dan capital gain yang tinggi, hal tersebut tentunya
dibutuhkan kinerja keuangan dan manajemen yang baik di dalam suatu perusahaan, dalam hal ini
perusahaan khususnya pada industri otomotif harus selalu memperbaiki kinerja perusahaan dan harus
selalu berusaha secara konsisten memberikan dividen kepada investor, sehingga investor dan calon
investor akan tertarik pada saham perusahaan dan pada akhirnya akan meningkatkan harga saham
perusahaan.
3. Bagi pembaca, apabila tertarik melakukan penelitian selanjutnya yang memiliki topik tidak jauh
berbeda, sebaiknya menggunakan horizon waktu pengamatan yang lebih panjang, sehingga
197
penelitian yang diperoleh memberikan hasil yang lebih akurat dan sebaiknya menggunakan variabel
yang lebih banyak serta bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji dan Pakarti, Piji, Pengantar Pasar Modal, Edisi Revisi, Cetakan Kelima, PT.Rineka
Cipta, Jakarta, 2006
Brigham, Eugine F., Houston Joel F., Dasar – Dasar Manajemen Keuangan, Edisi sepuluh, Buku Kedua,
Alih Bahasa oleh Ali Akbar Yulianto, Salemba Empat, Jakarta, 2006
Darmadji Tjiptono dan Fakhruddin Hendy M., Pasar Modal Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab, Edisi
Kedua, Salemba Empat, Jakarta, 2006
Fahmi, Irham, Analisis kinerja Keuangan, Cetakan Pertama, ALFABETA, cv., Jakarta, 2011
Harahap, Sofyan Syafri, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama, PT.RajaGrafindo
Persada, Jakarta, 2007
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Keempat, PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011
Nurida, Farah, Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Earning Per Share Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Jakarta Islamic Index yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
Univ.EsaUnggul, Jakarta, 2010
Salim, Joko, Cara Gampang Bermain Saham, Cetakan Pertama, Visimedia, Jakarta, 2010
Simatupang, Mangasa, Pengetahuan Praktis Investasi Saham dan Reksa Dana, Edisi Pertama, Mitra
Wacana Media, Jakarta, 2010
Siregar, Madona, Pengaruh Laba Bersih, Price Earning Ratio dan Debt Ratio Terhadap Harga Saham di
Industri Food and Beverages, Univ.EsaUnggul, Jakarta, 2009
Situmorang, M.Paulus, Pengantar Pasar Modal, Edisi Pertama, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2008
Sulistyo, Joko, 6 Hari Jago SPSS 17, Cetakan Kedua, Cakrawala, Yogyakarta, 2011
Tambunan, Andy Porman, Menilai Harga Wajar Saham, PT.Elex Media Komputindo, Jakarta 2007
198
EVALUASI ATAS PENCATATAN DAN PERHITUNGAN SISA HASIL
USAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN
PADA KOPERASI SWAKARYA BRI
Fika Indah Triana
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRAKSI
Laporan keuangan adalah laporan yang menyediakan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan, serta perubahan posisi keuangan. Selain itu laporan keuangan koperasi juga
merupakan laporan pertanggung jawaban pengurus koperasi atas hasil usaha koperasi pada suatu
periode tertentu dan posisi keuangan koperasi pada akhir periode tersebut. Laporan keuangan koperasi
yang disusun dan dibuat berdasarkan standar akuntansi keuangan yang diberlakukan di Indonesia yaitu
PSAK No.27 tentang akuntansi perkoperasian, akan membuat informasi yang disajikan menjadi lebih
mudah dipahami bagi pengguna ataupun pemakai laporan keuangan baik pihak eksternal maupun pihak
internal koperasi.
Penelitian ini memfokuskan pada perbandingan pencatatan klasifikasi rekening dan laporan
keuangan pada Koperasi Swakarya BRI dengan PSAK No.27 serta perhitungan dan pembagian sisa hasil
usaha pada Koperasi Swakarya BRI dengan Undang-Undang No.25 Tahun 1992. Maksud dari penelitian
ini yaitu, penulis mengevaluasi kembali pencatatan transaksi, laporan keuangan, perhitungan dan
pembagian sisa hasil usaha yang disajikan Koperasi Swakarya BRI dengan yang disajikan penulis yang
berdasarkan pada PSAK No.27 dan Undang-Undang No.25 Tahun 1992.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, berdasarkan penelitian tersebut perbandingan pada
masing-masing laporan keuangan serta perhitungan dan pembagian sisa hasil usaha dapat terlihat
bahwa tidak sesuai dengan PSAK No. 27 dan Undang-Undang No.25 Tahun 1992.
Kata Kunci : Laporan Keuangan Koperasi, PSAK 27 dan UU No.25/1992
PENDAHULUAN
Koperasi merupakan organisasi yang terbuka, terutama bagi para anggotanya. Pembangunan
koperasi sebagai badan usaha ditujukan pada penguatan dan perluasan basis usaha, peningkatan mutu
sumber daya manusia terutama pengurus, pengelola dan anggotanya saling membantu antara yang satu
dengan yang lainnya, termasuk kewirausahaan profesionalisme koperasi, sehingga dengan kinerja yang
semakin sehat, kompetitif dan mandiri serta koperasi mampu menjadi bagian usaha utama dalam
perekonomian.
Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi juga memiliki banyak perbedaan
dengan bentuk perusahaan lainnya, namun bila dilihat dari segi kebutuhannya terhadap jasa akuntansi,
199
koperasi juga membutuhkan jasa akuntansi baik untuk mengolah data keuangan guna menghasilkan
informasi keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi maupun untuk meningkatkan mutu
pengawasan terhadap praktek pengelolaan usahanya. Untuk mengolah data keuangan koperasi harus
melewati proses yang disebut dengan siklus akuntansi. Pencatatan tersebut dimulai dari pengumpulan
dokumen dasar sebagai bukti transaksi seperti faktur, nota dll kemudian akan dilanjutkan dengan
membuat jurnal dari transaksi tersebut lalu diposting ke buku besar dan kemudian hasil akhir dari siklus
akuntansi yaitu pembuatan laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan laporan pertanggung jawaban atas hasil usaha pada suatu periode
tertentu dan posisi keuangan pada akhitr periode. Laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi
yang menyangkut tentang posisi keuangan dalam mengambil keputusan ekonomi. Informasi laporan
keuangan tersebut harus relevan dan andal agar dapat berguna bagi pemakainya. Di dalam laporan
keuangan, tercatat semua transaksi yang terjadi pada koperasi selama satu periode akuntansi sesuai
dengan standar akuntansi keuangan koperasi yang telah ditetapkan dalam PSAK 27. Standar akuntansi
keuangan adalah pedoman pokok penyusunan dalam penyajian laporan keuangan yang harus diacu oleh
setiap perusahaan ataupun koperasi dalam penyusunan laporan keuangannya.
Koperasi tidak menggunakan istilah laba atau keuntungan untuk selisih penghasilan yang
diterima selama periode tertentu, selisih ini dalam koperasi disebut dengan sisa hasil usaha. Sisa hasil
usaha merupakan pendapatan yang diperoleh koperasi dalam satu tahun yang dikurangi dengan biayabiaya yang terdapat di koperasi. Dalam UU No.25/1992 menyebutkan bahwa pembagian sisa hasil usaha
kepada anggota berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi serta pembagian sisa hasil
usaha dibagikan secara senioritas dan secara kontribusi yang artinya pembagian secara senioritas
merupakan pembagian SHU akan dibagikan kepada anggota yang sudah lama menjadi anggota didalam
koperasi, sedangkan pembagian secara kontribusi merupakan pembagian SHU akan dibagikan kepada
anggota yang meminjam uang dengan jumlah yang cukup besar pada koperasi. Sisa Hasil Usaha yang
didapat oleh koperasi akan dialokasikan melalui dana-dana dan cadangan sesuai dengan AD/ART pada
masing-masing koperasi.
Perumusan Masalah
Sesuai dengan judul penelitian yang akan menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini,
maka masalah yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah klasifikasi rekening pada Koperasi Swakarya BRI telah sesuai dengan PSAK No. 27 ?
2. Apakah penyajian laporan keuangan pada Koperasi Swakarya BRI telah sesuai dengan PSAK No. 27
?
3. Apakah perhitungan dan pembagian sisa hasil usaha pada Koperasi Swakarya BRI sesuai dengan
Undang-Undang RI No.25 Tahun 1992 ?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kesesuaian klasifikasi rekening pada Koperasi Swakarya BRI dengan PSAK No.27
2. Untuk mengetahui kesesuaian penyajian laporan keuangan pada Koperasi Swakarya BRI dengan
PSAK No.27
3. Untuk mengetahui kesesuaian perhitungan sisa hasil usaha pada Koperasi Swakarya BRI dengan
Undang-Undang Republik Indonesia No.25/1992
Metode Analisi Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode analisis deskriptif kualitatif. Dalam
metode ini analisis dilakukan dengan cara membandingkan antara klasifikasi rekening dan penyajian
200
laporan keuangan Koperasi Swakarya BRI dengan PSAK No.27 serta perhitungan dan pembagian sisa
hasil usaha pada Koperasi Swakarya BRI dengan UU No.25/1992, kemudian menginterprestasikan data
yang telah di analisis akan mendapatkan hasil lalu dari hasil analisis tersebut dihubungkan dengan teoriteori yang telah ada, selanjutnya akan dibuatkan suatu kesimpulan dari analisis perbandingan tersebut.
Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa variabel. Beberapa definisi operasional yang perlu
diketahui yaitu sebagai berikut :
1. Sisa Hasil Usaha
Sisa Hasil Usaha adalah Pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurang dengan
biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
2. Laporan Keuangan
Laopran keuangan adalah laporan pertanggung jawaban pengurus koperasi atas hasil usaha koperasi
pada satu periode tertentu dan posisi keuangan koperasi pada akhir periode tersebut.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Hasil Perbandingan Laporan Keuangan Neraca dan Laporan Perhitungan Hasil Usaha
TABEL 1
Perbandingan Neraca Koperasi dengan Evaluasi Peneliti
Keterangan
Aktiva
Aktiva Lancar :
Kas
Tabungan
Piutang
Persediaan
Aktiva Tetap :
Nilai buku
Aktiva lain-lain
Aktiva pajak tangguhan
Total aktiva
Kewajiban dan Ekuitas
Kewajiban :
Pinjaman bank jangka pendek Simpanan
sukarela
Sisa dana-dana pembagian SHU tahun 2009
Dana anggota koperasi
Dana pendidikan
Dana sosial
Dana pengurus&pengawas
Dana pengelola
Hutang lain-lain
Beban yang harus dibayar
Kewajiban Jangka Panjang :
Hutang kepada YKP PT.BRI
Ekuitas :
Simpanan pokok
Simpanan wajib
Simpanan terbeku
Modal Donasi
Neraca Koperasi
Swakarya BRI
Evaluasi Neraca
Koperasi Swakarya
BRI
Selisih
261.827.607
1.622.401.532
39.848.062.695
23.056.080
261.827.607
1.622.401.532
39.848.062.695
23.056.080
16.363.316.161
4.649.647.508
210.355.283
62.978.666.866
16.363.316.161
4.649.647.508
210.355.283
62.978.666.866
15.439.314.952
635.056.192
558.618.925
15.439.314.952
635.056.192
558.618.925
0
0
0
33.050.661.945
1.314.251.903
131.425.190
131.425.190
131.425.190
131.425.190
33.050.661.945
1.314.251.903
131.425.190
131.425.190
131.425.190
131.425.190
0
0
0
5.000.000.000
176.050.000
4.614.882.476
377.384.967
58.000.000
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5.000.000.000
0
176.050.000
4.614.882.476
377.384.967
58.000.000
0
0
0
0
201
Sisa cadangan koperasi tahun 2009
Donasi YKP BRI
Cadangan umum
Sisa hasil usaha setelah pajak
Total Kewajiban dan Ekuitas
436.329.104
3.884.500
2.628.503.805
62.978.666.866
436.329.104
3.884.500
788.551.142
62.978.666.866
0
0
788.551.142
2.628.503.805
0
Dari perbandingan neraca diatas terdapat selisih antara neraca Koperasi Swakarya BRI
dengan evaluasi neraca Koperasi Swakarya BRI dan dapat dijelaskan bahwa Pada neraca
Koperasi Swakarya BRI tidak menunjukkan adanya saldo yang terdapat didalam dana-dana dan
cadangan tetapi neraca yang disajikan oleh koperasi dicatat sebagai SHU yang didapat oleh
koperasi sebesar 2.628.503,805 sedangkan pada evaluasi neraca Koperasi Swakarya BRI telah
menunjukkan adanya saldo yang terdapat di dalam dana anggota koperasi sebesar 1.314.251.903,
dana pendidikan sebesar 131.425.190, dana sosial sebesar 131.425.190, dana pengurus &
pengawas sebesar 131.425.190, dana pengelola sebesar 131.425.190 dan cadangan umum
sebesar 788.551.142. hal ini disebabkan karena Koperasi Swakarya BRI tidak mencatat akunnya
secara terperinci dan tidak membuat jurnal penutup yang tujuannya untuk menutup semua akun
laba rugi ke akun neraca, sehingga tidak dapat memisahkan antara pencatatan alokasi dana dan
cadangan. Sedangkan evaluasi neraca Koperasi Swakarya BRI yang disajikan oleh penulis
pencatatan akun-akunnya lebih terperinci dan membuat jurnal penutup, sehingga di dalam jurnal
penutup tersebut dapat dihitung alokasi pembagian dana dan cadangan sesuai dengan AD/ART
koperasi.
202
TABEL 2
Laporan Perhitungan Hasil Usaha Koperasi dengan Evaluasi Peneliti
Keterangan
Partisipasi bruto anggota:
Partisipasi jasa simpanan
Partisipasi jasa provisi
Tot partisipasi bruto anggota
Pendapatan non anggota:
Penjualan barang
Harga pokok penjualan
Total pendapatan nonanggota
Pendapatan jasa
Pendapatan operasional
Beban operasional
Pendapatan/(beban lain)
Pajak penghasilan:
Kini
Tangguhan
Sisa Hasil Usaha
Laporan Perhitungan
Hasil Usaha Koperasi
Swakarya BRI
Evaluasi Laporan
Perhitungan Hasil
Usaha
0
0
0
Selisih
966.331.473
715.625
967.047.098
966.331.473
715.625
967.047.098
153.686.219.388
151.019.572.986
2.666.646.402
9.040.073.303
468.647.672
8.884.178.920
450.104.065
153.686.219.388
151.019.572.986
2.666.646.402
8.073.741.830
476.932.047
8.884.178.920
450.104.065
0
0
0
966.331.473
715.625
0
0
1.323.144.000
210.355.283
2.628.503.805
1.323.144.000
210.355.283
2.628.503.805
0
0
0
Dari perbandingan laporan perhitungan hasil usaha diatas terdapat selisih antara laporan
perhitungan hasil usaha Koperasi Swakarya BRI dengan evaluasi laporan perhitungan hasil
usaha Koperasi Swakarya BRI dan dapat dijelaskan bahwa :
a. Pada perhitungan hasil usaha Koperasi Swakarya BRI :
- Koperasi tidak mencatat akun partisipasi jasa simpanan, partisipasi jasa provisi yang akan
menghasilkan total partsisipasi bruto, hal ini disebabkan karena Koperasi Swakarya BRI
hanya melakukan pencatatan pendapatan yang didapat dari non anggota saja sebesar
2.666.646.402 dan pendapatan dari anggota (partisipasi bruto anggota) tidak dicatat
dalam laporan tersebut, sehingga tidak diketahui apakah pendapatan anggota lebih besar
dibandingkan dengan pendapatan yang berasal dari non anggota ataupun sebaliknya.
b. Pada evaluasi laporan perhitungan hasil usaha:
- Pada evaluasi yang dilakukan oleh penulis mencatat akun partisipasi jasa simpanan
sebesar 966.331.473 yang didapat dari pendapatan jasa yaitu yang berasal dari jasa bunga
pinjaman sebesar 958.331.473 ditambahkan dengan jasa bunga pinjaman khusus sebesar
8.000.000 dan partisipasi jasa provisi sebesar 715.625 yang didapat dari pendapatan
operasional yaitu yang berasal dari pendapatan provisi pinjaman anggota kemudian total
pendapatan yang berasal dari non anggota sebesar 2.666.646.402, sehingga dapat
diketahui bahwa pendapatan yang didapatkan oleh koperasi dari non anggota lebih besar
dibandingkan dengan pandapatan yang didapat dari anggota.
-
Selisih yang terjadi pada pencatatan pendapatan jasa yang disajikan oleh koperasi sebesar
9.040.073.303 sedangkan evaluasi laporan perhitungan hasil usaha yang disajikan oleh penulis
sebesar 8.073.741.830 jadi selisihnya sebesar 966.331.473, hal ini disebabkan karena selisih
tersebut merupakan partisipasi jasa simpanan tidak akan dicatat kembali didalam pendapatan jasa.
Pencatatan pendapatan operasional yang disajikan oleh Koperasi Swakarya BRI sebesar
468.647.672 sedangkan laporan perhitungan hasil usaha yang disajikan oleh penulis sebesar
203
476.932.047 jadi selisihnya sebesar 715.625, hal ini disebabkan karena selisih tersebut
merupakan partisipasi jasa provisi dan tidak akan dicatat kembali didalam pendapatan
operasional.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan dan pembahasan yang telah peneliti lakukan pada bab-bab
sebelumnya, maka peneliti membuat beberapa kesimpulan yang mungkin berguna bagi Koperasi di
masa yang akan datang.
Adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pada klasifikasi rekening yang terdapat didalam pencatatan transaksi yang telah disajikan oleh
Koperasi Swakarya BRI tidak sesuai dengan PSAK 27 hal ini dikarenakan pencatatan accountnya
belum disajikan secara tepat. Kemudian setelah dilakukan evaluasi pencatatan oleh penulis, maka
terdapat perbedaan pencatatan account pada semua transaksi.
2. Pada penyajian laporan keuangan yang disajikan oleh Koperasi Swakarya BRItidak
sesuai
dengan PSAK 27 karena :
a. Didalam laporan keuangan yang disajikan Koperasi Swakarya BRI tidak terdapat jurnal
penutup sebagai tanda telah berakhirnya pencatatan dan pelaporan akuntansi untuk periode
tersebut dan proses penutupan buku suatu koperasi dengan cara memindahkan akun-akun
nominal (semua akun laba rugi) ke akun rill (semua akun neraca).
b. Pada laporan perhitungan hasil usaha yang disajikan Koperasi Swakarya BRI, koperasi tidak
mencatat pendapatan dari anggota (partisipasi bruto anggota) melainkan koperasi hanya
mencatat pendapatan dari non anggota saja sebesar Rp 2.666.646.402, sehingga dalam laporan
keuangan tersebut tidak dapat diketahui apakah pendapatan yang didapat dari anggota lebih
besar dibandingkan dengan pendapatan yang berasal dari non anggota ataupun sebaliknya.
c. Pada laporan arus kas yang disajikan oleh koperasi sudah sesuai dengan PSAK 27, karena
laporan keuangan tersebut telah menyajikan secara terperinci dan secara jelas pada saat keluar
masuknya kas koperasi, baik dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan juga aktivitas
pendaan.
3. Pada perhitungan dan Pembagian sisa hasil usaha yang akan dialokasikan baik ke dalam
cadangan dan dana-dana, pada presentase pembagian sisa hasil usaha sudah di tetapkan dalam
AD/ART dan sesuai dengan Undang-Undang No.25 Tahun 1992. Namun Koperasi tidak
menyajikan perhitungan antara SHU Jasa Modal dengan SHU jasa transaksi, karena menurut
koperasi sisa hasil usaha yang didapat oleh koperasi merupakan gabungan antara SHU jasa
transaksi dengan SHU Jasa modal yang akan dibagikan kepada anggota koperasi. Selain itu, SHU
yang diberikan kepada anggota tidak semuanya diberikan kepada para anggota. Jadi 50%
diberikan kepada anggota dan 50% sebagai simpanan.
Saran
Berdasarkan hasil analisis, penilaian dan kesimpulan yang dibuat oleh penulis, maka penulis akan
memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat memperbaiki kelemahan yang terdapat di
Koperasi Swakarya BRI. Adapun saran yang di berikan oleh oleh penulis kepada Koperasi Swakarya
BRI adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengantisipasi kerugian atau penurunan laba yang mungkin terjadi pada tahun-tahun yang
akan datang, maka sebaiknya Koperasi Swakarya BRI memperbaiki kualitas sumber daya
manusia dan kinerja keuangannya. Kemudian dalam melakukan pencatatan account pada
transaksi dan pembuatan laporan keuangan, sebaiknya Koperasi Swakarya BRI mengikuti aturanaturan yang diberlakukan dalam standar akuntasi keuangan koperasi yang berlaku di Indonesia
204
yaitu PSAK No.27 tentang perkoperasian, karena hal ini juga akan sangat membantu dalam
kelangsungan hidup koperasi di masa yang akan datang.
2. Pihak Koperasi perlu membuat suatu sistem pengendalian internal yang lebih baik dan efektif,
terutama pada sistem akuntansinya, dengan tujuan agar perusahaan mampu untuk terus
mempertahankan segala kebaikan-kebaikan ataupun keunggulan pada koperasi dan memperbaiki
kelemahan pada koperasi terutama pada kinerja atau pembuatan laporan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
American Institute of Certifeied Public Accounting, Teori Akuntansi, Edisi revisi 9, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2007
Drs. Sugiyarso Gervasius, Akuntansi Koperasi (Sistem Metode dan Analisis Laporan Keuangan)
Cetakan pertama, PT. Buku Seru, Yogyakarta, 2011
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2009
Muhanad Gade, Teori Akuntansi, Almahira, Jakarta, 2006
Prof. Dr. Partomo Sartika Titik M.S, Ekonomi Koperasi, Cimahi-Bogor, 2009
Rudianto, Akuntansi Koperasi Konsep dan Penyusunan Laporan Keuangan. Edisi Kedua,
Erlangga, Jakarta, 2010
Rudianto, Akuntansi Manajemen, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2006
Tuti Trisnawani, Akuntansi untuk koperasi dan UKM, Salemba Empat, Jakarta, 2009,
Undang-Undang No.25/1992 Republik Indonesia
Yadiati Winwin, Teori Akuntansi, Edisi Pertama. Cetakan kesatu, Pernada Media Group, Jakarta
2007
205
EVALUASI PENCATATAN TRANSAKSI DAN PENGARUHNYA
KEPADA LAPORAN KEUANGAN KOPERASI GURU-GURU “HIKMAH”
DI KECAMATAN CIKUPA. KABUPATEN TANGERANG
Heni Rizqiyah
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABTRAKSI
Laporan Keuangan Koperasi adalah laporan keuangan koperasi yang merupakan laporan
keuangan yang menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan pengurus, atau
pertanggungjawaban pengurus atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Laporan keuangan
koperasi yang disusun berdasarkan PSAK, akan membuat informasi yang disajikan menjadi lebih mudah
dipahami, mempunyai relevansi, keandalan, dan mempunyai daya banding yang tinggi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi Pencatatan transaksi dan pengaruhnya
kepada laporan keuangan koperasi. Serta membandingkan laporan keuangan yang dibuat oleh suatu
lembaga/instansi koperasi Guru-guru kec. Cikupa atau tidak dengan laporan kauangan yang telah
ditentukan berdasarkan PSAK No. 27 tahun 2007.
Kata Kunci : Laporan Keuangan Koperasi PSAK No 27 tahun 2007
PENDAHULUAN
Secara umum tujuan suatu koperasi didirikan adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi
para anggotanya. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, setiap koperasi mampu menghasilkan SHU. Untuk
menghasilkan SHU suatu harus memiliki produk yang dapat dijual kepada masyarakat dan anggota.
Laporan Keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja serta arus kas suatu perusahaan yang bermanfaat bagi para pemakai laporan keuangan dalam
mengambil keputusan ekonomi. Informasi dalam laporan keuangan tersebut harus relevan dan andal agar
dapat berguna bagi pemakai. Informasi mempunyai kualitas relevan bila dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai, yaitu dengan cara dapat berguna untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini
atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Sedangkan, informasi
memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat
diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Berdasarkan PSAK No. 27 tahun
2007 koperasi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis koperasi, yaitu : ―koperasi simpan pinjam,
kperasi konsumen, koperasi pemasaran, koperasi produsen. Bidang usaaha mencerminkan jenis produksi
yang dijual kepada masyarakat.”
Berbeda dengan perusahaan komersil, khususnya perseroan terbatas dan firma yang didirikan oleh
orang-orang yang memiliki modal yang cukup nbesar untuk memulai usaha, koperasi biasanya didirikan
206
oleh sekumpulan orang dengan modal lemah. Bagi perusahaan komersial, perseroan terbatas dan firma
dan instansi pemerintahan, koperasi merupakan salah satu unsur penting dalam perekonomian mereka,
karena dalam koperasi selalu ada unsur sosial maupun unsur ekonomi. Berdasarkan uraian dalam
penulisan ini penulis memilih judul “EVALUASI ATAS PENCATATAN TRANSAKSI DAN
PENGARUHNYA KEPADA LAPORAN KOPERASI GURU-GURU CIKUPA “HIKMAH” DI
KECAMATAN CIKUPA KABUPATEN TANGERANG.”
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut penulis hanya menekankan seluruh pencatan dan
pengaruhnya kepada laporan keuangan koperasi yaitu :
1. Soal pencatatan dan pelaporan transaksi keuangan koperasi dibatasi dari periode awal tahun 2010
sampai akhir 2010.
2. Laporan keuangan dianalisis dan dibandingkan dengan laporan keuangan yang sesuai dengan
peraturan laporan keuangan PSAK No.27 Tahun 2007
Tujuan Penelitian
1.
2.
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah :
Untuk mengetahui apakah pencatatan transaksi keuangan Koperasi Guru-guru Cikupa ―Hikmah‖
sesuai dengan penulis yang berdasarkan PSAK No. 27 Tahun 2007 atau tidak.
Untuk mengetahui apakah laporan keuangan di Koperasi Guru-guru ―Hikmah‖ sesuai dengan
penulis yang berdasarkan PSAK No. 27 Tahun 2007 atau tidak.
METODE PENELITIAN
Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian yaitu data kuantitatif yang berupa laporan keuangan
Koperasi Guru-guru Cikupa ―Hikmah‖. Laporan keuangan disini hanya pada laporan posisi keuangan dan
laporan laba rugi beserta laporan RAT tahun 2010.
Definisi Operasional Variabel
a. Transaksi
Transaksi adalah satu atau beberapa aksi program aplikasi yang mengakses atau mengubah isi basis
data.
b. Laporan Keuangan Koperasi
Laporan pertanggungjawaban pengurus koperasi atas hasil usaha koperasi selama satu periode
tertentu dan posisi keuangan koperasi pada periode tersebut.
207
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 1
Perbandingan Transaksi dan Laporan keuangan Versi Koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” dengan versi
Penulis berdasarkan PSAK No. 27 tahun 2007
No
Keterangan
1.
2.
3.
4.
Partisipasi Bruto
Biaya-biaya
SHU
Neraca :
Aktiva Lancar
Kas
Kas hasil penjualan tanah
Piutang uang
Piutang barang
Piutang Motor
Total Aktiva Lancar
4.
Aktiva Tetap
Investasi di PKPRI
Inventaris
Akum.peny.Inventaris
Gedung
Akum.peny.Gedung
Tanah
Total Aktiva Tetap
Kewajiban Lancar
Simpanan hasil penjualan tanah
Simpanan Sukarela
Dana Pendidikan
Dana Sosial
Dana Pembangunan
Infaq yang belum dibagikan
Utang Pajak
Total Kewajiban Lancar
Kewajiban Bersih :
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
Simpanan Cadangan
Dana Resiko
Dana Anggota
Dana Pengurus
Dana Pengawasan
SHU
Total Kewajiban Bersih
Ttotal Neraca
Jurnal penutup
Versi Koperasi Guru-guru
kec. Cikupa
Rp. 427.122.000
Rp. 113.221.800
Rp. 358.900.200
Versi PSAK No 27
tahun 2007
Rp. 427.122.000
Rp. 113.221.800
Rp.358.900.200
Selisih
Rp. 487.260.768
Rp. 169.165.950
Rp.1.551.384.712
Rp. 60.805.500
Rp. 85.437.900
Rp. 2.344.054.830
Rp. 487.260.768
Rp. 169.165.950
Rp.1.551.384.712
Rp. 60.805.500
Rp. 85.437.900
Rp.2.344.054.830
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 73.638.710
Rp.
4.131.000
Rp.
3.381.435
Rp. 61.005.021
Rp. 44.198.754
Rp. 103.210.000
Rp.2.538.459.372
Rp. 73.638.710
Rp.
4.131.000
Rp.
3.381.435
Rp. 61.005.021
Rp. 44.198.754
Rp. 103.210.000
Rp.2.538.459.372
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 127.928.360
Rp. 127.928.360
Rp. 0
Rp. 809.282.610
Rp. 23.885.161
Rp. 39.500.480
Rp. 39.308.499
Rp. 18.907.318
Rp. 809.282.610
Rp. 40.702.061
Rp. 47.908.980
Rp. 47.716.999
Rp.
9.934.818
Rp. 0
Rp. 16. 816.900
Rp.
8.408.500
Rp.
8.408.500
Rp.
8.972.500
Rp. 0
Rp. 1.058.812.428
Rp. 10.000.000
Rp. 10.000.000
Rp.1.093.473.828
Rp.
Rp.
Rp.
Rp. 4.004.000
Rp. 749.816.975
Rp. 359.558.419
Rp. 7.367.350
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 358.900.200
Rp.1.479.646.944
Rp.2.538.459.372
Rp. 4.004.000
Rp. 749.816.975
Rp. 359.558.419
Rp. 10.956.350
Rp. 218.620.200
Rp. 25.225.400
Rp. 16.225.400
Rp.1.427.040.544
Rp.2.538.459.372
Rp. 0
Rp. 0
Rp.0
Rp. 3.589.000
Rp. 218.620.200
Rp. 25.225.400
Rp. 16.225.400
Rp. 358.900.200
Rp. 52.606.400
Rp. 0
Tidak memakai jurnal,
tidak ada jurnal penutup
dan hanya sampai dengan
laporan sisa hasil usaha
dan neraca saja
Memakai jurnal, jurnal
penutup, laporan sisa
hasil usaha, jurnal
penutup, neraca
Rp.0
Rp.0
Rp.0
10.000.000
10.000.000
34.661.400
Maka dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa, penyusunan atas laporan keuangan yang
disusun oleh versi Koperasi Guru-guru Cikupa ―Hikmah‖ tidak memenuhi standr kualitas laporan
208
keuangan dimana kualitas laporan keuangan sejauh mana laporan keuanngan yang disajikan menunjukkan
informasi yang benar dan berkualitas. Artinya laporan tersebut harus dipertanggungjawabkan karena tidak
memenuhi standar atas laporan keuangan koperasi. Karena setiap koperasi memiliki bidang dan
karakteristik bidang usaha dan karakteristik yang berbeda satu dengan lainya, maka rincian laporan
keuangan satu koperasidengan koperasi yang lainnya juga berbeda. Namun, setiap laporan kaeuangan
yang dihasilkan oleh setiap institut harus memiliki beberapa standar kualitas berikut ini :
1. Relevan, dalam kasus ini, laporan kaeuangn yang disusun oleh koperasi relevan hanya saja banyak
yang tidak bermaksud kepada penggunaannya.
2. Dapat Dipahami, laporan kaeungan Koperasi Guru-guru Cikupa ―Hikmah‖ dapat dipahami hanya saja
ada kesalahan seperti tidak memakai standar-standar yang sesuai dengan peraturan laporan keuangn
koperasi menurut PSAK No 27 tahun 2007 sepertidalam kasus ini, laporan keuangan koperasi Guruguru Cikupa ―Hikmah‖ tidak memaki jurnal pada saat aktiviitas transaksinya, dan memakai jurnal
penutup pada saat melakukan penyusunan laporan keuangan.
3. Daya Uji, informasi keuangan yang dihasilkan oleh Koperasi Guru-guru Cikupa ―Hikmah‖ setelah
diuji kebenarannya banyak sekali kesalahan-kesalahan yang disusun oleh Koperasi Guru-guru Cikupa
―Hikmah‖ yaitu pada saat akan melakukan transaksi tidak memaki jurnal, dan pada saat melakukan
neraca masih tercantum SHU dan saat penutupan atau jurnal penutup Koperasi tidak melakukan
penyusunan tersebut.
4. Netral, informasi keuangan harus diajukan pada tujuan umum pemakai, dari kasus tersebut
5. Tepat Waktu, laporan keuangan harus dapat disajikan sedini mungkin agar dapat digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan koperasi.laporan yang terlambat penyampaiannya akan membuat
pengambilan keputusan koperasi menjadi tertunda dan tidak relevan lagi dengan waktu dibutuhkannya
informasi tersebut. Maka dari hasil penelitian laporan keuangan Koperasi Guru-guru Cikupa
―Hikmah‖ menyajikan laporan keuangannya sudah tepat waktu.
6. Daya Banding, laporan keuangan koperasi harus dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya atau dengan koperasi lain yang sejenis pada periode yang sama. Maka jika laporan
keuangn Koperasi Guru-guru Cikupa ―Hikmah‖ jika dibandingkan laporan keuangan dengan koperasi
yang lain ada beberapa kekurangan seperti dalam penyusunan laporan keuangnnya tidak menggunakan
laporan keuangn berdasarkan standar yang berlaku di peraturan standar laporan keuang Koperasi yang
sudah ditetapkan seperti tidak adanya jurnal, penyusunan neraca yang sedikit kesalahan dan tidak ada
jurnal penutup.
7. Lengkap, informasi keuangn harus disajikan semua fakta keuangan yang penting sekaligus menyajikan
fakta-fakta tersebut sedemikian rupa sehingga tidak akan menyesatkan para pembacanya. Jadi harus
ada klasifikasi, susunan, serta istilah yang layak dalam laporan keuangan. Dan dalam laporan
keuangan Koperasi Guru-guru Cikupa ―Hikmah‖ dalam penyusunan laporan keuangan adanya ketidak
lengkapan seperti tidak ada jurnal, jurnal penutup, dan penyusunan neracanya pun ada kesalahan
terdapat SHU yang tercantum, sedangkan dalam peraturan standar laporan keuangan koperasi harusnya
tidak ada lagi tercantum SHU karena sudah dialokasikan ke dana-dana.
209
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada bab-bab
sebelumnya, maka didapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Pencatatan transaksi Koperasi Guru-guru Cikupa ―Hikmah‖ yang disusun oleh Koperasi Guruguru Cikupa ―Hikmah‖ tidak memiliki kualitas laporan keuangan yang
baik karena dalam penyusunan laporannya tidak diikuti dengan penyusunan laporan sesuai
dengan ketentuan standar yang telah ditentukkan oleh PSAK No. 27 tahun 2007 misalkan dalam
kasus di bab 5 pada saat melakukan transaksi tidak diikuti dengan jurnal sebagai pencatatan suatu
kejadian transaksi.
2. Laporan keuangan Koperasi Cikupa ―Hikmah‖ yang disusun oleh Koperasi Guru-guru ―Hikmah‖
adalah sebagai berikut:
a. Total asset di Neraca yang dimiliki Koperasi Guru-guru kec. Cikupa kab. Tangerang Rp.
2.538.459.372.
b. Pendapatan yang dimiliki koperasi setelah dihitung adalah dari Bidang usaha yang dimiliki
oleh Koperasi Guru-guru kec. Cikupa kab. Tangerang setelah dihitung, dari simpan pinjam
diperoleh Rp. 420.275.000 yang merupakan jasa uang dalam 1 tahun. Jasa pelayanan barang
yang diperoleh dari jasa sebesar Rp. 9.120.000 dan dari jasa sepeda motor yang telah
disalurkan 10 kendaraan sebesar Rp. 87.000.000 dan diperoleh jasa sebesar Rp.
23.055.000.kemudian dari hasil sewa gedung Rp. 17.500.000, SHU dari PKPRI sebesar Rp.
2.172.000 maka jumalah seluruh pendapatn sebesar Rp. 472.122.000.
c. Biaya – biaya yang dikeluarkan pada tahun 2010 dari biata RAT tahun 2009 sebesar Rp.
75.630.000, honor pengurus dan pengawas Rp. 19.800.000, biaya adminstrasi Rp. 1.560.000,
biaya rapat Rp. 2.500.000, penyusuran gedung Rp. 3.050.000, penyusutan inventaris Rp.
206.550, rehabilitasi gedung koperasi Rp. 500.000. jadi total biaya yang dikeluarkan koperasi
guru-guru kec. Cikupa sebesar Rp. 113.221.800.
d. Sisa Hasil Usaha untuk tahun buku 2010 Rp. 358.900.200 dari Jasa usaha simpanan pinjam
Rp. 420.275.000, jasa usaha kredit motor Rp. 23.055.000 dan biaya-biaya seperti RAT tahun
2009 Rp. 75.630.000, honor pengurus dan pengawas Rp. 19.800.000, biaya adminstrasi Rp.
1.560.000, biaya pemeriksaan Rp. 7.625.000, transport Rp. 2.350.000, biaya rapat Rp.
2.500.000, penyusutan gedung Rp. 3.050.250, penyusutan inventaris Rp. 206.550, rehab
gedung koperasi Rp. 500.000, total biaya-biaya Rp. 113.221.800, jadi ditotal jika dijumlahkan
menjadi Rp. 358.900.200.
Jadi laporan Keuangan yang disusun oleh Koperasi Guru-guru Cikupa ―Hikmah‖ tidak
memiliki kualitas laporan keuangan yang baik karena dalam penyusunan laporannya tidak
diikuti dengan penyusunan laporan sesuai dengan ketentuan standar yang telah ditentukkan
oleh PSAK No. 27 tahun 2007 seperti di bab 5 laporan keuangan Koperasi guru-guru Cikupa
―Hikmah‖ pada neraca masih terdapat SHU dan tidak memakai jurnal penutup seharusnya
dalam ketentuannya dalam neraca sudah tidak ada lagi tercantum SHU karena sudah
dialokasikan kedalam dana-dana pada saat melakukan jurnal penutup setelah itu disusunlah
neraca dan SHU jangan di masukkan kembali ke dalam neraca..
210
Saran-saran
Atas kesimpulan yang penulis peroleh tersebut diatas, akhirnya penulis mencoba untuk
mengemukakan beberapa saran yang mungkin dapat berguna bagi Koperasi Guru-guru kec. Cikupa.
1. Setelah dilakukan kesimpulan mengenai perhitungan mulai dari transaksi sampai ke laporan keuangan
dengan menggunakan perbandingan dan analisis yang sesuai dengan PSAK no 27 tahun 2007, maka
penulis menyarankan Koperasi guru-guru Cikupa ―Hikmah‖ dalam penyusunan laporan keuangan
harus sesuai dengan standar dan ketentuan yang telah diterapkan dalam PSAK No 27 tahun 2007
dimana laporan keuang koperasi meliputi, perhitungan hasil usaha, neraca, laporan arus kas, dan
laporan promosi ekonomi anggota.
2. Pemberian latihan kepada pengurus dan anggota tentang bagaimana tatacara penyusunan laporan
keuangn koperasi, hal ini untuk menambah pengetahuan bagi pengurus dan anggota yang
bersangkutan, sehingga penerapan dalam penyusunan laporan keuangan dapat berjalan lebih baik dan
akurat.
3. Koperasi Guru-guru Cikupa ―Hikmah‖ sebaiknya menggunakan biaya seminim mungkin agar tidak
terjadi pembesaran biaya yang dapat mempengaruhi Sisa Hasil Usaha.
4. Pihak Koperasi ini perlu membuat sistem pengendalian internal dengan baik dan efisien baik dala
sistem akuntansinya. Salah satu tujuannya agar pihak koperasi tersebut dapat terus menjalankan
kegiatan sebaik-baiknya.
5. Hendaknya koperasi tersebut senantiasa mengikuti perkembangan peraturan-peraturan sistem
akuntansi koperasi yang baru, sehingga koperasi tersebut dapat bisa menjalankan kegitannya lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Charles T. Horngren, Horrison, Walter T. Akuntansi. Edisi 7, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2007.
Earl K. Stice, James D. Stice, Skouesen, K. Fred. Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2007.
H.Lili M. Sadeli, Dasar-dasar Akuntansi, Bumi Aksara, Jakarta, 2006
IAI, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2007
Ikatan Akuntan Indonesia, PSAK No. 27 tahun 2007, Salemba empat, Jakarta, 2007
Rudianto, Akuntansi Koperasi, Erlangga, Jakarta, 2010
Tim Guru Akuntansi, Akuntansi Keuangan A, Inti Prima, Jakarta, 2007
Tim Guru Akuntansi, Akuntansi Keuangan B, Inti Prima, Jakarta, 2007
Undang-Undang Republik Indonesia Pasal 1 Nomor 25/1992, Koperasi Indonesia.
Winwin, Yadiati. Teori Akuntansi, Edisi Pertama, Penerbit Pernada Media Group, Jakarta, 2007.
211
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
DENGAN MENGGUNAKAN METODE DU PONT SYSTEM
(Studi pada perusahaan Food & Beverages yang terdaftar di BEI
Periode Tahun 2008-2010)
HILDAWATI
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk melihat kinerja keuangan perusahaan dalam
menghasilkan tingkat pengembalian investasi Return On Investment (ROI) selama 3 tahun. Salah satu
metode yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan khususnya tingkat pengembalian investasi
adalah metode Du Pont. Dengan metode Du Pont dapat diketahui secara terperinci faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi perubahan tingkat pengembalian investasi (ROI) pada setiap periode.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan pada sepuluh perusahaan
Food & Beverages dalam menghasilkan tingkat pengembalian investasi di periode 2008-2010.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan dari
sepuluh perusahaan Food & Beverages yang terbaik adalah PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, dimana
tingkat pengembalian investasinya dari tahun 2008-2010 mengalami peningkatan terus menerus setiap
tahunnya. Hal tersebut dikarenakan perusahaan dapat menghasilkan laba bersih yang positif setiap
tahunnya.
Kata Kunci: Laba Operasi Bersih Terhadap Total Aktiva, Marjin Laba Bersih Terhadap Penjualan,
Perputaran aktiva tetap
PENDAHULUAN
Dalam beberapa tahun belakangan ini, kinerja perekonomian Indonesia sangat dipengaruhi oleh
krisis ekonomi yang sedang terjadi. Ada beberapa indikator ekonomi yang menunjukkan bahwa kondisi
perekonomian saat ini masih kurang menggembirakan. Indikator tersebut antara lain tingginya laju
pertumbuhan penduduk dan tingginya tingkat inflasi. Selain itu, kepercayaan masyarakat kepada
pemerintah dalam mengatasi masalah ini juga mempengaruhi kepercayaan investor asing dalam menanam
modalnya di Indonesia.
Untuk itu para investor dalam menanamkan suatu investasi, diperlukan suatu penganalisisan
terhadap laporan keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk
memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan
yang bersangkutan, yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang wajar dapat membantu pihak
manajemen untuk pengambilan keputusan secara tepat mengenai kinerja perusahaan baik di masa lalu
maupun sekarang dan masa yang akan datang.
Fenomena diatas menjelaskan bahwa perusahaan sebagai organisasi Profit Oriented untuk selalu
meningkatkan kuantitas serta kualitas usahanya sehingga keuntungan yang diharapkan akan tercapai.
Sebagai pihak manajemen dituntut untuk mengantisipasi kondisi seperti ini dengan selalu
212
mengintrospeksi kondisi perusahaan terutama dari segi financial, karena hal tersebut memegang kunci
hidup matinya perusahaan.
Kondisi perusahaan yang harus selalu dipantau, dapat dilakukan dengan menganalisa laporan
keuangan sendiri yang pada umumnya terdiri dari laporan neraca dan laporan laba/rugi. Laporan neraca
dan laba/rugi ini bersifat saling berkaitan dan melengkapi. Neraca menggambarkan keadaan keuangan
suatu perusahaan pada periode tertentu, sedangkan laporan laba rugi menunjukkan hasil usaha dan biayabiaya selama periode akuntansi. Laporan keuangan tersebut akan lebih informatif dan bermanfaat, maka
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi keuangan harus melakukan analisa terlebih dahulu.
Melalui analisis laporan keuangan dapat diketahui keberhasilan tercapainya prestasi yang
ditunjukkan oleh sehat tidaknya laporan keuangan tersebut, yang merupakan dasar penilaian prestasi /
hasil kerja seluruh departemen atau bagian yang ada di perusahaan. Salah satu dasar yang dijadikan
pertimbangan sebagai acuan dalam mengukur kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan
keuangan merupakan sumber informasi yang penting bagi perusahaan.
Untuk itu informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu sering digunakan sebagai
dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja keuangan dimasa depan, karena banyaknya
perusahaan yang sejenis mengakibatkan kebimbangan investor untuk menanamkan modalnya, oleh sebab
itu agar prediksi yang dilakukan dalam penerapan pengambilan keputusan dalam mencari investor atau
kepercayaan investor atas kinerja keuangan sangatlah penting untuk usaha perusahaan dalam penjualan
sahamnya, maka perlu dilakukan sebuah analisis kinerja keuangan perusahaan salah satunya dengan
menggunakan metode Du Pont System.
Metode Du Pont ini memberikan informasi mengenai berbagai faktor yang menyebabkan naik
turunnya kinerja keuangan sebuah perusahaan, caranya sebenarnya hampir sama dengan analisis laporan
keuangan biasa, namun pendekatannya lebih integrative dengan menggunakan komposisi laporan
keuangan sebagai elemen analisisnya, dan mengurangi pos-pos laporan keuangan sampai mendetail, yaitu
dengan menganalisis rasio keuangan agar perusahaan dapat mengetahui berbagai faktor yang
mempengaruhi efektivitasnya dalam mengelola sumber daya yang perusahaan miliki sehingga
perencanaan keuangannya akan lebih baik dimasa yang akan datang.
Tujuan analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas perusahaan dalam
memutar modalnya, sehingga analisis ini mencakup berbagai rasio. Du Pont System ini didalamnya
menggabungkan rasio aktivitas / perputaran aktiva dengan rasio laba / Profit margin atas penjualan dan
menunjukkan bagaimana keduanya berinteraksi dalam menentukan Return On Investment (ROI), yaitu
Profitabilitas atas aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio laba atas penjualan (profit margin) dipengaruhi
oleh tingkat penjualan dan laba bersih yang dihasilkan. Berarti profit margin ini mencakup pula seluruh
biaya yang digunakan dalam operasional perusahaan. Rasio aktivitas sendiri dipengaruhi oleh penjualan
dan total aktiva. Dapat dikatakan bahwa analisis ini tidak hanya menfokuskan pada laba yang dicapai,
tetapi juga pada investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
Semakin besar ROI semakin baik pula perkembangan perusahaan tersebut dalam mengelola asset
yang di milikinya dalam menghasilkan laba. Hal ini disebabkan karena ROI tersebut terdiri dari beberapa
unsur yaitu penjualan, aktiva yang digunakan, dan laba atas penjualan yang diperoleh perusahaan. Angka
ROI ini akan memberikan informasi yang penting jika dibandingkan dengan pembanding yang digunakan
sebagai standart. Jadi perbandingan ROI selama beberapa periode berturut-turut akan lebih akurat.
Berdasarkan dari kecenderungan ROI ini dapat dinilai perkembangan efektivitas operasional usaha
perusahaan, apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan.
Du Pont System ini lebih tepat jika diterapkan pada perusahaan cabang/ divisi/ departemen/ pusat
investasi. Melalui analisis ini perusahaan dapat menilai kinerja keuangan divisi/ departemen/ pusat
investasinya dengan melihat efektivitas penggunaan aktiva dalam memperoleh laba bersih, sehingga pada
akhirnya perusahaan pusat dapat mengambil kebijaksanaan yang tepat atas divisi / pusat investasinya.
Guna melihat dan menilai tingkatan efektivitas operasional suatu perusahaan, tidak hanya
menggunakan kepekaan dan ketajaman para manajer secara kualitatif , tetapi harus menggunakan metode
213
secara kuantitatif. Du Pont System merupakan suatu metode yang digunakan untuk menilai efektivitas
operasional perusahaan tersebut, karena dalam analisis ini mencakup unsur penjualan, aktiva yang
digunakan serta laba yang dihasilkan perusahaan. Atas dasar inilah penulis mengambil judul :―ANALISIS
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DU PONT
SYSTEM (STUDI PADA PERUSAHAAN FOOD & BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BEI
PERIODE TAHUN 2008-2010)‖
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini populasinya adalah perusahaan-perusahaan Food & Beverages yang tercatat
di Bursa efek Indonesia. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan Food & Beverages tahun 2008
sampai dengan 2010, berjumlah 10 perusahaan yang konsisten.
Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan penulis adalah data sekunder, yaitu laporan keuangan Tahun 20082010 sepuluh perusahaan food & beverages, serta data-data lain yang mendukung laporan tersebut.
Definisi Operasional Variabel
1) Rasio Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin Ratio)
Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan.
2) Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover Ratio)
Rasio yang digunakan untuk mengukur kecepatan perputaran aktiva yang digunakan perusahaan
dalam suatu periode tertentu.
3) Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (Return On Investment)
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menggunakan seluruh aktiva atau
harta yang diinvestasikan kedalam perusahaan dalam menghasilkan laba bersih.
Analisis Data
Dalam penyusunan skripsi ini metode pengolahan data yang dipakai penulis adalah
metode kualitatif, dimana metode yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan
menggunakan metode Du Pont yang mengacu pada analisis perbandingan yang dapat membedakan dua
perusahaan yang sejenis dan teori yang berhubungan dengan topik penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 5.22 Analisis Perbandingan Tingkat Pengembalian Investasi (ROI ) Sepuluh Perusahaan Food
& Beverages dengan rata-rata Industri Sejenis Tahun 2008 – 2010
214
2008
NO
Rata - Rata
NAMA PERUSAHAAN
ROI
1
PT.Ades Waters Indonesia, Tbk
2
2009
Industri
Sejenis
2010
Rata - Rata
ROI
Industri
Sejenis
Rata - Rata
ROI
Industri
Sejenis
-8,22%
6,45%
9,15%
10,57%
9,76%
10,74%
PT.Tiga Pilar Sejahtera Food,Tbk
2,82%
6,45%
2,81%
10.57%
3,92%
10.74%
3
PT.Cahaya Kalbar,Tbk
4,61%
6,45%
8,71%
10.57%
3,48%
10.74%
4
PT. Delta Djakarta,Tbk
11,99%
6,45%
16,64%
10.57%
19,70%
10.74%
5
PT. Indofood sukses makmur,Tbk
2,61%
6,45%
5,14%
10.57%
6,25%
10.74%
6
PT. Mayora Indah,Tbk
6,71%
6,45%
11,46%
10.57%
11,00%
10.74%
7
PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk
23,61%
6,45%
34,27%
10.57%
38,95%
10.74%
8
PT.Ultra Jaya Milk, Tbk
17,45%
6,45%
3,53%
10.57%
5,34%
10.74%
9
PT. Siantar Top, Tbk
0,77%
6,45%
7,49%
10.57%
6,57%
10.74%
10
PT. Sekar Laut, Tbk
2,12%
6,45%
6,53%
10.57%
2,42%
10.74%
Jika dilihat pada tabel diatas, tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh sepuluh perusahaan food
& beverages pada 3 (tiga) tahun pertama yaitu pada tahun 2008 tingkat pengembalian yang tertinggi
diperoleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar 23,61%, tahun 2009 sebesar 34,27%, dan tahun 2010
sebesar 38,95% dapat dikatakan lebih baik dibandingkan dengan rata-rata industri sejenis pada periode
tersebut tahun 2008 sebesar 6,45%, tahun 2009 sebesar 10,57% dan tahun 2010 sebesar 10,74%. Hal ini
dikarenakan PT.Multi Bintang Indonesia Tbk mampu meengelola aktiva yang dimilikinya untuk
menghasilkan laba bersih yang besar dibanding rata- rata industri.
Sedangkan PT. Ades Waters Indonesia pada tahun 2008 dengan tingkat pengembalian minus
sebesar 8,22% dibandingkan dengan Return On Investment (ROI) rata-rata industri yang sama atau sejenis
pada periode yang sama, yaitu tahun 2008 sebesar 6,45%. Hal ini disebabkan perusahaan tidak mampu
menghasilkan laba pada periode tersebut dengan kata lain perusahaan mengalami kerugian.
Tingkat pengembalian PT. Multi Bintang Indonesia Tbk dari tahun ke tahun semakin meningkat.
Bahwa perusahaan membuktikan kinerja yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Disamping itu
perusahaan mampu menghasilkan Return On Investment (ROI) yang positif dan terus meningkat dalam
kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab V, mengenai analisis kinerja keuangan
sepuluh perusahaan Food & Beverages berdasarkan metode Du Pont serta komponen-komponen yang
mempengaruhi tingkat pengembalian investasi pada sepuluh perusahaan Food & Beverages periode tahun
2008-2010, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
215
1. Dari sepuluh perusahaan Food & Beverages periode tahun 20082010 pada dasarnya baik, tapi dapat dilihat dari tingkat pengembalian investasinya yang dihasilkan
dari margin laba bersih dan perputaran aktiva. Pada PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, tingkat
pengembalian investasinya dari tahun 2008-2010 mengalami peningkatan terus menerus setiap
tahunnya. hal tersebut dikarenakan perusahaan dapat menghasilkan laba bersih yang positif setiap
tahunnya. Kinerja dalam perusahaan tersebut sangat baik, dikarenakan tingkat pengembalian
investasinya diatas rata-rata industri sejenis.
2. Fluktuasi pada tingkat pengembalian investasi atau ROI dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti
faktor penyusun ROI itu sendiri yaitu margin laba bersih dan perputaran total aktiva. Margin laba
bersih diperoleh dari laba (rugi) bersih dibagi dengan penjualan pada setiap periode, sehingga margin
laba bersih dipengaruhi oleh besarnya penjualan, beban pokok penjualan, beban usaha yang terdiri
dari beban penjualan serta beban administrasi dan umum, dan beban lain-lain bersih yang dikeluarkan
guna menghasilkan laba bersih pada setiap periode. Perputaran total aktiva juga merupakan faktor
yang mempengaruhi tingkat pengembalian investasi atau ROI, yang diperoleh dari penjualan dibagi
dengan total aktiva perusahaan setiap periode. Sehingga perputaran total aktiva dipengaruhi oleh
besarnya aktiva yang dimiliki perusahaan yang terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tidak lancar yang
ilainya berbeda dalam setiap periode.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka penulis ingin memberikan
saran yang diharapkan dapat
membantu perusahaan dalam upaya meningkatkan kembali kinerja
keuangannya, sehingga dengan sendirinya dapat meningkatkan tingkat pengembalian investasi atau ROI
perusahaan. Saran-saran yang ingin penulis berikan adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan harus dapat meningkatkan penjualannya untuk dapat membiayai seluruh beban yang
dikeluarkan perusahaan dalam setiap periode, sehingga dapat menghasilkan laba bersih dan
berdampak langsung dengan peningkatan return on investment (ROI) secara signifikan. Walaupun
dalam kurun waktu 3 tahun berturut-turut menghasilkan pengembalian investasi yang diatas rata-rata
industri sejenis. Dengan kata lain perusahaan harus dapat meningkatkan penjualan, apakah melakukan
strategi pemasaran dengan jemput bola atau memperbanyak program yang mendatangkan pendapatan
dan sebagainya.
2. Melakukan efisiensi biaya untuk meningkatkan laba bersih, seperti dibawah ini:
a. Tidak melakukan investasi dengan menggunakan fasilitas kredit
perbankan yang tingkat suku bunganya tinggi, mungkin dapat dengan mencari investor dari
segala lapisan, karena bila menggunakan kredit perbankan dapat membuat beban lain-lain
menjadi besar.
b. membuat strategi yang tepat dengan bekerja sama dengan industri – industri perusahaan yang
sejenis dan terkemuka untuk dapat bersaing di dunia internasional, pada gilirannya meningkatkan
penjualan dari menjual hasil produksi yang diakui oleh masyarakat luas dan tidak ada beban
penyisihan nilai persediaan yang tidak menghasilkan margin laba. Semua ini harus dilakukan oleh
perusahaan, sehingga dapat menekan biaya dan pada akhirny dapat meningkatkan laba. Efisiensi
biaya harus efektif. Karena efisiensi yang tidak efektif hanya akan membuat pemborosan juga.
Jika biaya dapat ditekan dengan efektif, sehingga menghasilkan laba dan hal ini dapat
meningkatkan return on investment (ROI) perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Amril M. Said, Analisa Pembuktian Laporan Keuangan Atas Penyajian Laporan Keuangan,
Djambatan, Jakarta 2008, hal 1
Penerbit
216
Arief Sugiono dan Edy Untung, Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan,
Jakarta 2008, hal 3
Eva Maria, Akuntansi Untuk Perusahaan Jasa, Gaya Media, Salatiga 2007, hal 39
Grasindo,
IAI, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta 2007, hal 1.1
Mahmud M.Hanafi dan Abdul Halim, Analisis Laporan Keuangan, UPP STIM
YKPN,
Yogyakarta 2009, hal 5
Payaman J. Simanjuntak, Manajemen & Evaluasi Kinerja, Fakultas Ekonomi UI, Jakarta 2011, hal
1
Sofyan S.Harahap, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Grafindo, Jakarta
2006, hal 105
Sofyan S.Harahap, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Grafindo, Jakarta
2007, hal 7-9
Winwin Yadiati, Teori Akuntansi Suatu Pengantar, Kencana Prenada Media Group, Jakarta 2007, hal
217
ANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN
BARANG DAGANG PADA PT CAHAYA AGUNG LESATARI
Indyah Sri Dadi
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
[email protected]
ABSTRAKSI
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut sudah
terdapat pengendalian internal control yang baik dan mengetahui bagaimana sistem dan
prosedur pencatatan persediaan di perusahaan tersebut.
Persediaan merupakan salah satu unsur aktiva lancar yang ada didalam neraca. Untuk
itu diperlukan pengamanan secara baik dan bijaksana agar perusahaan dapat memperoleh hasil
yang optimal dalam aktivitasnya. Pengendalian internal atas persediaan harus dilakukan agar
menghindari adanya suatu kesalahan yang terjadi karena kesalhan manusia (Human Erorr)
dalam hal salah perhitungan persediaan, maka perlu diadakanya pemeriksaan fisik (Stock
Opname) secara berkala serta menghindari adanya kerusakan dari persediaan tersebut.
Penulis melakukan analisis terhadap sistem pengendalian internal atas persediaan
barang dagang PT Cahaya Agung Lestari dengan metode Deskriptif kualitatif komparatif yang
bertujuan untuk menguraikan, membandingkan dan menjelaskan hasil – hasil analisis yang
penulis bahas.
Ditinjau dari struktur organisasi, metode pencatatan persediaan, sistem dan prosedur
persediaan, serta pengendalian internal atas persediaan, ditetapkan bahwa PT Cahaya Agung
Lestari telah melaksanakan internal control dengan baik. Ini ditandai dengan aktivitas dan
kondisi perusahaan yang berjalan dengan baik.
Kata Kunci : Pengendalian barang, persediaan barang
PENDAHULUAN
Pergerakan ekonomi saat ini sudah sangat cepat, setiap perusahaan yang tumbuh berkembang
memerlukan suatu pengendalian internal dalam mengendalikan kegiatan operasionalnya agar mampu
bekerja secara efektif dan efisien. Tujuannya yaitu untuk dapat bersaing dan mampu untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan serta mendapatkan laba maksimal untuk
mengembangkan usahanya.
Dalam setiap jenis perusahaan, persediaan memegang peranan penting ditinjau dari segi nilai dan
kuantitas, karena persediaan berdampak langsung terhadap keuntungan dan besarnya aktiva lancar
perusahaan. Tingkat persediaan yang berlebihan akan mengakibatkan timbulnya biaya pemeliharaan dan
218
penyimpanan, serta kemungkinan adanya kerusakan. Sebaliknya persediaan yang terlalu sedikit akan
mengakibatkan terhambatnya perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Persediaan juga
merupakan harta sensitif terhadap keusangan, pencurian dan penurunan harga pasar. Untuk itu
perusahaan harus dapat memperkirakan jumlah persediaan optimal yang harus tersedia dan
memperhatikan sistem pengendalian internal atas persediaan.
PT Cahaya Agung Lestari adalah salah satu perusahaan yang sedang mengalami perkembangan di
Indonesia, perusahaan ini dipercayai menjadi distributor oli shell resmi di Indonesia dan telah memiliki
jangkauan yang luas. Sebagai perusahaan distribusi banyak sekali kendala – kendala yang terjadi
khususnya dalam persediaan. PT Cahaya Agung Lestari berkordinasi dan memesan barang stocknya pada
PT Shell Indonesia. Dalam hubungan ini sering terjadi masalah – masalah, seperti keterlambatan
pengiriman, jumlah pemesanan yang bertambah sewaktu – waktu, dan penambahan anggaran jika terjadi
hal – hal diluar kendali. Perusahaan harus memiliki stock yang cukup untuk mendistribusikan ke dealer –
dealer dan memiliki suatu sistem pengendalian terutama dibagian persediaan untuk meminimalisasikan
kesalahan – kesalahan yang terjadi baik dari sistem, kesalahan manusia (Humman Erorr) ataupun hal –
hal yang diluar dugaan.
Dengan adanya sistem pengendalian internal terhadap persediaan, diharapkan dapat memberikan
dampak yang positif bagi perusahaan. Karena dengan adanya sistem pengendalian internal atas persediaan
tersebut akan dapat menekan terjadinya kesalahan dan penyelewengan - penyelewengan dari para
karyawan perusahaan, disamping itu dengan adanya pengendalian internal, perusahaan akan berjalan
dengan sistem dan prosedur yang direncanakan semula.
Mengingat bahwa pengendalian intern persediaan sangat penting bagi perusahaan dalam
mencapai efisiensi dan efektifitas, maka penulis tertarik untuk mengangkat hal tersebut dalam sebuah
karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul ―Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang
Dagang Pada PT Cahaya Agung Lestari‖.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia mendefinisikan sistem pengendalian internal sebagai berikut : ―
Pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan
personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan
tujuan berikut ini :
a) Keandalan pelaporan keuangan
b) Kepatuhan terhadap hokum dan perarturan yang berlaku
c) Efektivitas dan efisiensi operasi ―
Menurut Hongren, Harrison, dan Bamber Pengendalian internal adalah:
― Perencanaan Organisasi dan semua tindakan (measure) yang terkait yang diterapkan oleh entitas (entity)
untuk mencapai empat tujuan yaitu mengamankan aktiva, mendorong para karyawan untuk mengikuti
kebijakan perusahaan, meningkatkan efisiensi operasional dan memastikan pencatatan akuntansi yang
akurat dan dapat diandalkan‖.
Menurut Wareen Reeve Fess mendifinisikan pengendalian internal (Internal Control) adalah :
―Kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva perusahaan dari kesalahan penggunaan, memastikan
bahwa informasi usaha yang disajikan akurat dan meyakinkan bahwa hokum dan peraturan telah diakui‖.
Tujuan Pengendalian Internal
Tujuan dari sistem pengendalian internal yang efektif adalah :
a. Mengamankan aktiva perusahaan
b. Memastikan akurasi dan keandalan berbagai catatan dan informasi akuntansi
c. Menyebarluaskan efisiensi dalam operasi perusahaan
219
d. Mengukur ketaatan dengan berbagai kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh pihak
manajemen.
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi
Adalah kumpulan dari seluruh elemen sejenis tetapi dapat dibedakan satu sama lain melalui adanya nilai
karakteristik yang berlainan.
Populasi dlam penelitian ini yaitu seluruh karyawan yang bekerja di PT Cahaya Agung Lestari. Jumlah
karyawa saat ini yang aktif bekerja di PT Cahaya Agung Lestari yaitu 30 Orang.
Sampel
Adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode pengumpulan
sampel yang digunakan adalah purposive sampling (judgment sampling) yaitu sampel diambil
berdasarkan kriteria yang dikehendaki peneliti dan kemudian dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu
sesuai dengan tujua peneliti.
Kriteria pengambilan sampel yaitu :
a. Karyawan yang bekerja di PT Cahaya Agung Lestari
b. Karyawan setingkat Manager/Kepala Bagian di PT cahaya Agung Lestari
c. Karyawan yang berhubungan dengan persediaan barang dagang di PT Cahaya Agung Lestari
Dengan klasifikasi yang telah ditentukan oleh penulis maka sampel yang digunakan sebanyak 3 orang,
yaitu manager bagian finance, manager bagian sales , manager pergudangan.
Alat Analisis
Analisa data dan pembahasan rumusan masalah dilakukan dengan menggunakan metode analisa
Deskriptif Kualitatif dan Komparatif, yaitu melakukan analisa dengan cara menginterpetasikan data yang
telah dianalisa dari analisis tersebut, dihubungkan dengan teori-teori yang telah ada, serta dengan
melakukan analisa dan membandingkannya kemudian baru diambil suatu kesimpulan dan saran dari hasil
analisa tersebut.
Kerangka Pikir dan Hipotesis
Transaksi Permintaan
barang
Proses Penerimaan
Barang
Pengendalian Internal
ICQ
Proses Penyimpanan
Barang
Pengendalian internal persediaan barang dagang dilihat dari transaksi permintaan barang dagang,
proses penerimaan barang dan proses penyimpanan barang. Dengan menggunakan Internal Control
Quotioners (ICQ) sebagai alat untuk melihat keefektivitasan system pengendalian internal apakah sudah
berjalan dengan secara optimal atau belum.
220
A. Hasil
INTERNAL CONTROL QUETIONERES (ICQ) PERSEDIAAN
Pertanyaan
PT Cahaya Agung lestari
Ya
Tidak
Tidak
Komentar
Relevan
I. Daftar pertanyaan yang berhubungan dengan persediaan ?
1.
Apakah pada saat pengeluaran barang digudang
ada surat perintah ?
√
2.
Apakah perhitungan persediaan barang dagang
selalu ditutup setiap bulannya?
Apakah bagian penerimaan & penyimpanan
selalu memeriksa keadaan fisik barang & mencocokan
dengan kartu stock?
Apakah dalam penyimpanan barang digudang
sudah diatur menurut masing- masing jenis barang
√
Apakah setiap pengeluaran barang digunakan
selalu diketahui oleh bagian gudang?
Apakah dalam perhitungan HPP menggunakan
metode FIFO?
Berapa lama kurun waktu dilakukan stock
opname?
√
3.
4.
5.
6.
7.
√
√
√
√
II. Daftar pertanyaan yang berkaitan dengan anggaran.
1.
2.
3.
4.
Apakah perusahaan membuat anggaran dalam
pembelian barang?
Apakah anggaran ditetapkan langsung oleh
manajemen puncak?
Apakah dalam penyusunan anggaran pembelian
barang semua bagian diikut sertakan?
Apakah ada kebijakan atau ketentuan mengenai
jumlah pembelian barang dalam menyusun anggaran?
III. Daftar pertanyaan yang berhubungan dengan pengendalian
internal.
1.
Apakah perusahaan sering mengalami jumlah
persediaan yang tidak sesuai dengan jumlah kartu stock
persediaan barang?
2.
Bila terjadi penyimpangan terhadap catatan
persediaan dengan fisik, apakah dilakukan pemeriksaan?
3.
Apakah penyimpangan itu menjadi evaluasi dan
umpan balik untuk perbaikan dimasa yang akan datang?
4.
Apakah informasi akuntansi menjadi alat ukur
kinerja dalam hal pelaksanaannya?
√
√
√
√
√
√
√
√
IV. Daftar pertanyaan yang berhubungan dengan sistem otorisasi
221
yang sehat.
1. Apakah order pembelian barang dibuat oleh bagian
pembelian disesuaika permintaan pembelian barang yang
dibuat oleh bagian penerimaan serta selalu di otorisasi oleh
bagian gudang?
2. Apakah sering terjadi retur penjualan ?
3. Jika ya, apakah retur tersebut dibuat tanda terima?
4. Apakah setiap retur penjualan diketahui oleh bagian gudang?
5. Apakah pernah terjadi pengeluaran barang tanpa diketahui
oleh bagian gudang ?
6. Apakah Order Pembelian barang (Purchase order) :
a.
b.
c.
d.
e.
Dibuat untuk semua pembelian ?
Diotorisasi penjabat tertentu ?
Diberi nomor urut cetak ?
Tersimpan lengkap ?
Tembusan dikirim kepada :
1)
2)
Administrasi logistic dan fakturis untuk dicocokan
dengan bukti terima barang (BTB) dan Surat Jalan
(SJ)
Stock Keeper sebagai otorisasi untuk enerima
barang ?
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
V. Daftar Pertanyaan Pengadaan Persediaan Barang Dagang :
1. Apakah Persediaan :
√
√
√
Dipisahkan atas kelompok :
2.
3.
a.
Bahan Baku?
b.
Barang Jadi?
c.
Bahan Pembantu (Supplier) ?
Diatur secara rapih dan tertib?
Tercegah dari :
√
√
a.
b.
c.
4.
5.
6.
7.
Pencurian?
Kerusakan/kadaluarsa?
Kebakaran, banjir dan resiko lain?
Apakah persediaan di bawah pengawasan seorang penjaga
gudang atau orang tertentu lainnya?
Apakah kecuali petugas gudang dilarang masuk ke gudang?
Apakah setiap pengeluaran barang jadi/bang dagang harus
berdasarkan D.O atau sejenisnya yang diotorisasi pejabat PT
Cahaya Agung Lestari yang berwenang?
Apakah terdapat pos – pos penjaga yang mengawasi arus
keluar masuk barang dengan efektif?
√
√
√
√
√
√
222
VI. Daftar Pertanyaan tentang penyimpanan persediaan
1. Apakah yang mengawasi/melakukan perhitungan atau
menyusun ikhtisaar hasil perhitungan terlepas dari :
a.
2.
3.
4.
5.
Penguasaan secara fisik atas barang (penjagaan dan
sebagainya)
b. Pencatatan kartu persediaan ?
Apakah dibuat intruksi tertulis untuk pelaksanaan stock
opname dan dijelaskan kepada pelaksanaan stock opname ?
Apakah dilakukan cut-off atas penerimaan dan pengeluaran
barang selama stock opname ?
Apakah hasil stock opname dicocokan dengan perkiraan
Buku Besar ?
Apakah persediaan akhir dinilai secara konsisten dengan
tahun sebelumnya ?
√
√
√
√
√
√
VII. Daftar Pertanyaan Mengenai Pembukuan Persediaan
1. Dalam pencatatan persediaan perusahaan menggunakan
metode perpectual, bila dalam pencatatan menggunakan
metode perpectual :
√
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Apakah dibuat kartu persediaan untuk barang ?
Apakah kartu persediaan tersebut dikerjakan oleh
petugas yang tidak menguasai persediaan secara fisik ?
Apakah total jumlah menurut kartu persediaan tersebut
secara berkala dicocokan dengan perkiraan control
(Buku Besar) persediaan ?
Apakah saldo kartu persediaan dicocokan dengan hasil
stock opname paling sedikit setahun sekali ?
Bila terdapat selisih, apakah diinnvestigasi oleh orang
yang tidak menguasai persediaan secara fisik atau
pemegang kartu persediaan ?
Apakah adjustment atas selisih diotorisasi oleh petugas
berwenang?
Apakah diadakan Stock opname secara berkala? Kapan
?
√
√
√
√
√
√
2.
Bila menggunakan Periodic system, sebutkan prosedur dan
pengawasan yang dilakukan ?
√
Berdasarkan hasil dari Internal Control Quetioner (ICQ) diatas, dapat dilihat tingkat efektifitasnya
terdapat pengendalian internal pada PT Cahaya Agung Lestari sebagai berikut :
1. Jumlah pertanyaan yang diajukan secara keseluruhan 51
2. Skor ideal (Kriterium) tertinggi (jawaban Ya) = ‖1‖
Skor ideal (Kriterium) terendah (jawaban Tidak) = ―0‖
3. Jawaban Ya ―Y‖
= 42 = 42 x 1 = 42
Jawaban Tidak ―T‖
= 9 = 10 x 0 = 0 +
42
223
4. Batas tertinggi skor ideal : jumlah pertanyaan x skor ideal kriterium tertinggi skor ideal tertinggi
41 x 1 = 42
Batas terendah skor ideal : jumlah pertanyaan x skor ideal kriterium terendah
Skor ideal terndah 9 x 0 = 0
5. Rumus tingkat keefektifitas : (a-b) x 100%
42 X 100% = 82.35 %
51
0%
50%
82.35%
100%
Complieance Test
NO
1
Purchase Order
Surat jalan
Bukti Bank Kluar
Vendor
A
B
C
No
Tanggal
No
Tanggal
No
Tangal
125/CAL/V
8/08/2011
0005/SJ/CAL/8
18/8/2011
30/BKI
28/8/2011
PT Shell Indonesia
√
√
√
12/09/2011
0008/SJ/CAL/9
22/9/2011
50/BKI
3/10/2011
PT Shell Indonesia
√
√
√
11/10/2011
0005/SJ/CAL/1
19/10/2011
75/BKI
28/10/2011
PT Shell Indonesia
√
√
√
11/11/2011
84/BK
23/11/2011
PT Shell Indonesia
√
√
√
11/01/2012
PT Shell Indonesia
√
√
√
III/8
2
138/CAL/I
X/9
3
153/CAL/X
/10
4
162/CAL/X
0
3/11/2011
I/11
5
170//CAL//
0006/SJ/CAL/1
1
23/12/2011
XII/12
0009/SJ/CAL/1
I
4/01/2012
92/BKI
2
Keterangan :
A : Kelengkapan Bukti Pendukung (bernomor urut cetak)
B : Otorisasi
C : Kebenaran perhitungan Matematis
Klien :
PT . Victory Retailindo
Skedul :
Compliance Test
Persediaan Barang
Dagang
Dibuat Oleh :
Diperiksa Oleh :
Indeks :
Dibuat Oleh :
Diperiksa Oleh :
Indeks :
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan bukti – bukti sudah sesuai dengan sistem
yang ada. Dengan begitu pengendalian internal persediaan barang dagangan PT Cahaya Agung Lestari
telah efektif.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan dan analisis yang dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa :
224
1. Prosedur pencatatan persediaan barang yang dilaksanakan pada PT Cahaya Agung Lestari adalah
dimulai dari bagian gudang yang telah memeriksa jumlah stock minimum, jika jumlah stock sudah
sampai batas minimum maka bagian gudang mengajukan Surat Permintaan Pembelian kepada bagian
pembelian yang dibuat dua rangkap, satu untuk bagian pembelian dan satu lagi untuk arsip,.
Kemudian bagian pembelian membuatkan Purchase Order (PO) dari surat permintaan pembelian
yang dibuar rangkap tiga, untuk PT Shell Indonesia, penyimpanan barang, dan arsip. Jika barang yang
sudah datang dan diterima oleh bagian gudang, maka bagian gudanng akan mencocokan dengan
Purchase Order (PO) dan Surat Jalan (SJ) dari pemasok, setelah semuanya sudah cocok maka bagian
gudang membuat laporan penerimaan barang yang dibuat sebanyak dua rangkap, dan bagian gudang
memcatatnya kedalam kartu persediaan barang dagangan baik secara manual maupun secara
komputerisasi. Pengendalian internal atas prosedur pencatatan persediaan barang yang dilaksanakan
pada PT Cahaya Agung Lestari adalah :
a. Adanya prosedur yang efisien yang tercermin dari arus dokumen sejak dari barang diminta dan
dipesan sampai dengan diterima dan disimpan di dalam gudang.
b. Adanya perlindungan terhadap barang yang ada di gudang untuk mencegah adanya bahaya
kerusakan dan pencurian dengan melakukan stock opname secara berkala.
c. Penggunaan sistem perpectual dalam metode pencatatan persediaan, karena barang yang terdapat
didalam perusahaan memiliki berbagai jenis dan dalam berbagai kemasan.
d. Secara berkala perusahaan melakukan stock opname untuk menjamin ketepatan jumlah
persediaan yang dilaporkan ke bagian keuangan.
e. Adanya pemisahan wewenang dan fungsi yang terdapat pada PT Cahaya Agung Lestari yang
dapat dilihat dari adanya bagian gudang (Logistic), bagian Keuangan, bagian Admin.
f. Adanya otorisasi dari setiap transaksi yang terjadi yang dilakukan oleh pihak – pihak yang
memiliki wewenang atas setiap transaksi tersebut. Surat Perintah Pembelian diotorisasi oleh
Pihak Keuangan, dan laporan bukti penerimaa barang diotorisasi oleh bagian gudang.
2.
Pengendalian internal di PT Cahaya Agung Lestari memiliki tingkat keefektifan 82.35 % dari jumlah
maksimal 100% , artinya pengendalian yang sudah ada di PT Cahaya Agung Lestari sangat berperan
dalam menunjang kefektifitasan yang ada didalam Perusahaan. Namun, ada beberapa aspek dalam
pengendalian internal yang tidak dilaksanakan oleh perusahaan yaitu sebesar 17.65% . Pengendalian
internal yang berkaitan dengan anggaran persediaan dilakukan oleh pihak – pihak yang
berhubungan langsung dengan persediaan, sehingga jumlah persediaan yang harus dibeli sesuai
dengan kebutuhan perusahaan dan tidak terdapat kebijakan tertentu dalam penyusunan anggarannya.
Dalam arus keluar - masuk barang tidak terdapat pos – pos pengendalian, sehingga bagian gudang
memiliki otoritas secara penuh tentang persediaan dan tidak ada pos – pos pengontrol lainnya.
Fungsi pengendalian internal atas prosedur pencatatan persediaan pada PT Cahaya Agung Lestari
sudah sesuai dengan teori yang berlaku yang dilihat dari adanya kesesuaian antara teori yang ada
dengan hasil analisis yang dilakukan penulis.
3.
Saran
1.
2.
Berdasarkan kesimpulan tersebut, penulis menyarankan kepada perusahaan agar :
Perusahaan harus mengoptimalkan sistem dan segala keamanan untuk mencegah adanya
kerusakan dan pencurian pada barang dagangan untuk menghindari kerugian dan
kesalahpahaman.
Sebaiknya terdapat bagian Stock keeper untuk bagian menerima barang dagangan, agar otorisasi
tidak hanya dikendalikan seluruhnya oleh bagian gudang. Sehingga terdapat pengendali yang
mengawasi pergudangan dan meminimalisir kesalahan – kesalahan seperti input data persediaan
225
3.
4.
yang sering kali mengakibatkan selisih jumlah antara yang terdapat dikartu persediaan dengan
jumlah fisik persediaan.
Sebaiknya seluruh surat keterangan ataupun surat pesanan dibuat dengan komputerisasi, agar
dapat menelusuri data berdasarkan nomor urut, nama pembuat surat atau penanggungjawab, serta
untuk penyimpanan data secara otomatis sebagai backup data jika tejadi suatu hal yang tidak
diinginkan.
Sebaiknya kartu persediaan juga dibuat backup data dalam komputer, agar lebih memudah kan
stockkeeper dalam melakukan stock opname dan meminimalkan kesalahan selisih jumah yang
sering kali terjadi diperusahaan.
Ucapan Terimakasih
Berbagai rasa telah terungkapkan dengan berhasilnya penulis menyusun jurnal ini, terutama rasa
syukur kepada Tuhan yang begitu besar atas rahmat yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis
mampu menyelesaikan penyusunan jurnal ini. Drs.Daulat Fredy, Selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Ekonomi Universita Esa Unggul, dan selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu,
tenaga serta pikirannya guna memberikan petunjuk, bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan jurnal ini .Kedua orang tua tercinta yang sangat luar
biasa memberikan semangat dan dorongan baik materi maupun dorongan moril serta tiada henti-hentinya
mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan jurnal ini dengan sebaik-baiknya.
Amril M. Said, Analisa Pembuktian Laporan Keuangan Atas Penyajian Laporan Keuangan,
Penerbit
Djambatan, Jakarta 2008, hal 1
Arief Sugiono dan Edy Untung, Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan,
Grasindo,
Jakarta 2008, hal 3
Eva Maria, Akuntansi Untuk Perusahaan Jasa, Gaya Media, Salatiga 2007, hal 39
IAI, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta 2007, hal 1.1
Mahmud M.Hanafi dan Abdul Halim, Analisis Laporan Keuangan, UPP STIM
YKPN,
Yogyakarta 2009, hal 5
Payaman J. Simanjuntak, Manajemen & Evaluasi Kinerja, Fakultas Ekonomi UI, Jakarta 2011, hal
1
Sofyan S.Harahap, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Grafindo, Jakarta
2006, hal 105
226
PELAKSANAAN ETIKA PROFESI BAGI AUDITOR EKSTERNAL
BERDASARKAN PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
Joel Alfredo
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
[email protected]
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah auditor eksternal mematuhi dan
menjalankan kegiatan audit sesuai dengan etika profesi berdasarkan persepsi Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan Uji Validitas untuk mengukur tingkat validitas
pertanyaan yang diberikan melalui kuisioner, Uji Reliabilitas untuk mengukur sejauh mana
jawaban dari Mahasiswa dapat dipercaya dan metode analisis data yang digunakan untuk
menjawab hipotesis adalah uji kategorisasi .
Hasil penelitian menunjukkan dari data jumlah responden bahwa persepsi mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul mengenai etika profesi ada dalam kategori tinggi,
hal ini dapat dilihat dari penilaian Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul
terhadap dimensi integritas, independensi, objektivitas yang tinggi sebagai indikator dalam
terwujudnya etika profesi yang baik dalam menjalankan tugas audit, sehingga pengguna jasa
auditor eksternal dapat mengandalkan kinerja auditor eksternal dan dapat dijadikan acuan
dalam mengambil keputusan.
Kata kunci : Etika profesi, integritas, independensi, objektivitas, persepsi Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul.
PENDAHULUAN
Auditor eksternal merupakan profesi yang lahir dan besar dari tuntutan publik
akan adanya mekanisme komunikasi independen atas entitas ekonomi dengan para
stakeholder terutama berkaitan dengan akuntabilitas entitas yang bersangkutan. Jasa
profesional auditor eksternal merupakan hak eksklusif auditor eksternal, dan hasil pekerjaan
auditor eksternal
digunakan oleh publik / pengguna laporan keuangan. Dengan
meningkatnya kompetisi dan perubahan global, profesi auditor eksternal pada saat ini dan
227
masa mendatang menghadapi tantangan yang semakin berat. Keruntuhan perusahaan –
perusahaan terkemuka di dunia menempatkan kepercayaan publik atau pengguna laporan
keuangan sebagai hasil profesionalisme akuntan publik semakin memudar.
Titik awal memudarnya kepercayaan masyarakat
bermula pada kasus
Enron,Worldcom,Dynegy,Global Crossing, HIH, Tyco, kasus Bank Lippo, kasus PT Citra
Marga Nusapala Persada, Bank Duta , Xerox dan Merck(Imung, 2002) dan yang lebih
disayangkan lagi yaitu adanya fakta bahwa perusahaan – perusahaan besar yang mempunyai
masalah tersebut dinaungi oleh kantor akuntan publik yang sudah mempunyai nama besar
yaitu KAP Arthur Andersen pada kasus Enron dan KAP KPMG pada kasus Xerox. Seperti
yang kita tahu maraknya kecurangan di laporan keuangan, secara langsung maupun tidak
langsung mengarah pada profesi auditor eksternal.
Sederet kecurangan yang terjadi seperti di PT Kimia Farma, kebohongan yang
dilakukan manajemen PT Bank Lippo, ditambah dengan penolakan laporan keuangan PT
Telkom oleh SEC semakin menambah daftar panjang ketidakpercayaan terhadap profesi
auditor eksternal(Wirakusumah, 2003) bahkan perusahaan BUMN seperti PT KAI pun ikut
meramaikan pembicaraan mengenai kualitas atau profesionalisme dari auditor eksternal,
karena adanya perbedaan pandangan antara manajemen dan komisaris, khususnya ketua
komite audit. Di mana komisaris menolak menyetujui dan menandatangani laporan keuangan
yang sudah di audit oleh auditor eksternal. Dan komisaris meminta untuk dilakukannya audit
ulang agar laporan keuangan dapat disajikan secara transparan dan sesuai dengan fakta –
fakta yang ada. Perbedaan pandangan antara manajemen dan komisaris bersumber pada
perbedaan pendapat mengenai masalah piutang PPN, masalah beban yang ditangguhkan yang
berasal dari penurunan persediaan, masalah persediaan dalam perjalanan, masalah uang muka
gaji, masalah bantuan pemerintah yang belum ditentukan statusnya dan penyertaan modal
Negara. Di sisi lain banyak kasus yang membutuhkan penyelesaian dengan meminta jasa
dari auditor eksternal. Hal tersebut menunjukkan bahwa keberadaan auditor eksternal masih
diakui dan diperlukan. Sehubungan dengan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik
untuk mengambil masalah penelitian mengenai bagaimana persepsi Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Esa Unggul mengenai etika profesi pada saat auditor eksternal
menjalankan tugas audit?
METODE PENELITIAN
Tempat penelitian dilakukan di Universitas Esa Unggul Jakarta,gedung Universitas
Esa Unggul Jakarta Fakultas Ekonomi lantai 3, Jalan Arjuna Utara, Kebon Jeruk, Jakarta
Barat 11510. Waktu pelaksanaan penelitian yaitu bulan Desember 2011. Jenis data yang
digunakan pada penelitian ini adalah data
kualitatif, yaitu data yang disajikan atau
dinyatakan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan melalui kuesioner yang akan diberikan
oleh peneliti dan diteliti berdasarkan ilmu statistik yang nantinya akan menghasilkan angka
angka yang nantinya akan diolah oleh peneliti. Sumber data yang digunakan pada penelitian
ini adalah data primer, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli. Data dikumpulkan melalui survey dengan mengisi kuesioner yang dikirimkan
kepada responden, teknik pengambilan sampel dengan cara random sampling yaitu
228
mengambil sampel secara acak namun sesuai dengan ketentuan atau persyaratan sampel dari
populasi tertentu yang paling mudah didapatkan atau dijangkau. Populasi yang akan diteliti
adalah semua pendapat atau persepsi mahasiswa Fakultas Ekonomi reguler yang masih aktif
Angkatan 2008-2009 yang sudah mempelajari mata kuliah audit mengenai etika profesi
auditor eksternal. Kriteria pengambilan sampel sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
Jumlah responden 54 orang
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi angkatan 2008-2009
Sudah mengambil mata kuliah audit
Mahasiswa reguler Universitas Esa Unggul
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
kuesioner, yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang etika profesionalisme.
Kemudian ntuk mengukur skor dari responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
dalam kuesioner, digunakan teknik perhitungan dari skala likert yang terdiri dari 5 alternatif
jawaban untuk mengukur sikap responden, sebagai berikut:
5 = Sangat Setuju (SS)
4 = Setuju (S)
3 = Kurang Setuju (KS)
2 = Tidak Setuju (TS)
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
Alternatif Jawaban
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Skala Interval
5
4
3
2
1
Sumber : Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis.
Responden diminta untuk menjawab tiap pernyataan, apakah ia menyenangi ( + ) atau
tidak menyenanginya ( - ). Responsi tersebut dikumpulkan dari jawaban yang memberikan
indikasi menyenangi diberi skor tertinggi. Tidak ada masalah untuk memberikan skor 5
untuk yang tertinggi dan skor 1 untuk yang terendah, yang penting adalah sikap konsistensi
dari arah sikap yang diperlihatkan . Demikian juga apakah jawaban ―setuju‖ atau ―tidak
setuju‖ disebut yang disenangi, tergantung dari isi pernyataan dan isi dari item-item yang
disusun.
229
Ikatan Akuntan
Indonesia
Integritas
Etika Profesi
Independensi
Persepsi
Mahasiswa
Objektivitas
Kerangka Pikir
METODE ANALISIS DATA
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah semua pertanyaan (instrumen)
penelitian yang diajukan untuk mengukur variabel penelitiaan adalah valid. Jika valid
berarti instrumen itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Dalam
pelaksanaan uji validitas data dapat diambil hipotesis sebagai berikut :
Ho : tidak ada korelasi antara butir pernyataan 1 dengan skor total (tidak valid)
Ha : ada korelasi antara butir pernyataan 1 dengan skor total (valid)
Adapun dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas :
Jika signifikansi dari t-statistik < 0,04 maka Ho ditolak (valid)
Jika signifikansi dari t-statistik > 0,04 maka Ho diterima (tidak valid)
2. Uji Reliabilitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten, jika dlakukan dua kali atau lebih. Metode yang digunakan untuk pengujian
reliabilitas adalah metode cronbach alpha. Adapun dasar pengambilan keputusan
berdasarkan Uji reliabilitas probabilitas :
Jika cronbach‘s alpha > 0,6 maka construct reliable
Jika cronbach‘s alpha < 0,6 maka construct tidak reliable
3. Uji Kategorisasi
Untuk menjawab perumusan masalah yang ada dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode uji kategorisasi. Skor keseluruhan dari hasil kuisioner mengenai
dimensi integritas, independensi, dan objektivitas yang telah diolah akan dimasukkan ke
dalam tiga kategori yaitu kategori tinggi, sedang, dan rendah. Untuk mengolah data
tersebut digunakan perhitungan interpretasi skor berdasarkan nilai rata-rata (mean) dan
standar deviasi (Azwar, 2007).
230
Pembagian kategori tersebut menggunakan perhitungan sebagai berikut :
X ≥ (µ + 0.5 SD)
(µ - 0.5 SD) ≤ X < (µ + 0.5 SD)
X < (µ - 0.5 SD)
Keterangan simbol :
µ
= mean
= Tinggi
= Sedang
= Rendah
SD = Standar Deviasi
X = Skor Persepsi Mahasiswa
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk menguji pernyataan-pernyataan setiap
variabelnya. Adapun dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :
Membandingkan antara tingkat signifikan (P-value) dengan level of signifikan yang
digunakan yaitu 4%
- Jika P- Value < 0,04 maka dikatakan valid
- Jika P-Value > 0,04 maka dikatakan tidak valid
1NTEGRITAS
VAR
VAR00 VAR00 0000 VAR00 VAR0000
VAR00001 002
003
4
005
6
VAR00001
Pearson
Correlation
1
Sig. (2-tailed)
N
VAR00002
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
VAR00003
.303* -.130
.154
.151
.535**
.759
.026 .350
.267
.276
.000
54
54
54
54
-.168 -.018
.298*
-.059
.362**
.224 .897
.029
.671
.007
54
54
54
54
54
54
-.043
1
.759
54
54
.303*
-.168
1 .048
.061
.004
.586**
.026
.224
.732
.660
.978
.000
54
54
54
54
54
54
54
-.130
-.018
.048
1
.066
-.304*
.163
.350
.897
.732
.635
.025
.238
54
54
54
54
54
54
54
Pearson
Correlation
.154
.298*
.061 .066
1
.241
.630**
Sig. (2-tailed)
.267
.029
.660 .635
.079
.000
Pearson
Correlation
N
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
VAR00005
-.043
54
Sig. (2-tailed)
VAR00004
skor_total
54
231
N
VAR00006
54
54
54
54
54
54
54
Pearson
Correlation
.151
-.059
.004
.304*
.241
1
.369**
Sig. (2-tailed)
.276
.671
.978 .025
.079
54
54
.535**
N
skor_total
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
54
.006
54
54
54
54
.362**
.586** .163
.630**
.369**
1
.000
.007
.000 .238
.000
.006
54
54
54
54
54
54
54
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).
INDEPENDENSI
pert_7
pert_7
pert_8
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
N
pert_8
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
pert_9
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
pert_10 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
pert_11 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
skor_tot Pearson Correlation
al
Sig. (2-tailed)
N
pert_9
.391
**
pert_10
.442
**
.356
pert_11
skor_total
**
.135
.776**
.003
.001
.008
.331
.000
54
54
54
54
54
54
**
1
.090
.195
.088
.588**
.519
.157
.526
.000
54
54
54
54
.149
**
.652**
.283
.000
.000
.391
.003
54
55
**
.090
.001
.519
54
54
54
54
54
54
**
.195
.149
1
.011
.621**
.008
.157
.283
.939
.000
54
54
54
54
54
54
.135
.088
**
.011
1
.439**
.331
.526
.000
.939
54
54
54
54
54
54
**
**
**
**
**
1
.442
.356
.776
.588
1
.491
.652
.621
.491
.001
.439
.000
.000
.000
.000
.001
54
54
54
54
54
54
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
232
OBJEKTIVITAS
pert_12
pert_13
pert_12 Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
N
54
pert_13 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Sig. (2-tailed)
N
pert_15 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
pert_16 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
pert_17 Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
skor_tot Pearson Correlation
al
Sig. (2-tailed)
pert_15
.294*
.348**
.242
.546**
.024
.705
.031
.010
.078
.000
54
54
54
54
54
54
.010
**
.258
**
.703**
.940
.000
.060
.002
.000
54
54
54
54
54
.133
.195
*
.386**
.339
.158
.049
.004
54
54
54
54
1
**
*
.767**
.011
.000
1
54
.053
.010
.705
.940
54
54
*
**
.133
.000
.339
.031
skor_tot
al
pert_17
.053
.024
.294
pert_16
.308*
*
54
pert_14 Pearson Correlation
N
.308
pert_14
.544
.544
1
54
.404
.002
.410
.269
.342
54
54
54
54
54
54
54
.348**
.258
.195
.404**
1
.311*
.660**
.010
.060
.158
.002
.022
.000
54
54
54
54
54
54
54
.242
**
*
*
*
1
.689**
.410
.269
.342
.311
.078
.002
.049
.011
.022
54
54
54
54
54
54
54
**
**
**
**
**
**
1
.546
.703
.386
.767
.660
.000
.689
.000
.000
.004
.000
.000
.000
54
54
54
54
54
54
54
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dimensi
Integritas
Pertanyaan
1.Auditor eksternal tidak
mengetahuiapakahpenugasannya memberikan citra
buruk bagi profesi atau organisasinya.
2.Auditor eksternal tidak menerima pemberian
apapun dalam penugasannya
3.Auditor memberikan opini sebelum pemeriksaan
laporan keuangan selesai dilakukan
4.Pengungkapan data rahasia klien harus berdasarkan
izin pihak yang bersangkutan
5Auditor eksternal menjamin bahwa laporan
keuangan klien atau perusahaan telah sesuai dengan
peraturan perusahaan dan standar umum yang
berlaku
6.Auditor eksternal menyusun laporan rekomendasi
P-Value
keterangan
0,000
0,007
Valid
Tidak Valid
0,000
Valid
0,238
Tidak valid
0,000
Valid
0,006
Tidak Valid
233
Independensi
Objektivitas
yang lengkap dan melakukan analisis informasi yang
memadai.
7.Setiap auditor eksternal menghindari hal yang
dapat menimbulkan conflict of interest
8. Seorang auditor pada KAP Yang juga merupakan
staf internal audit pada perusahaan klien atau pada
suatu lembaga negara tidak menerima penugasan
audit karena dapat mempengaruhi ndependensi
9.Auditor eksternal tidak memihak kepada siapapun
dalam pelaksanaan tugas audit
10. Auditor eksternal tidak diperbolehkan
memberikan jasanya kepada isteri maupun suami
walaupun memegang teguh kode etik.
11.Auditor eksternal
bertindak
dalam rangka
pelayananpublik,menghormati kepercayaan publik
dan
menunjukkan
komitmen
atas
profesionalismenya.
12. Semua temuan harus didukung oleh bukti-bukti
yang cukup dan objektif.
13. Auditor eksternal menolak untuk menerima
tugas atau mengundurkan diri jika merasa dirinya
tidaka mempertahankan objektivitas.
14.Auditor eksternal menggunakan pertimbangan
moral dan profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukan
15.
Tidak
melakukan
proteksi
terhadap
ketidakberesan yang terjadi pada perusahaan tempat
ia bekerja atau perusahaan klien.
16. Mengungkapkan semua informasi relevan yang
mempengaruhi pemahaman pengguna laporan
17. Menghindari diri dari situasi yang dapat
membuat profesionalisme auditor eksternal ternoda.
0,000
Valid
0,000
Valid
0,000
Valid
0,000
Valid
0,001
Valid
0,000
Valid
0,000
Valid
0,004
Valid
0,000
Valid
0,000
Valid
0,000
Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari data tabel hasil validitas di atas dengan 54 responden yaitu Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Esa Unggul yang terdiri dari angkatan 2008 dan 2009 dapat dilihat
bahwa semua pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner dapat dikatakan valid yaitu dapat
dilihat dari P-Value masing-masing pertanyaan yang lebih kecil dari α (0,04) kecuali pada
pertanyaan yang ke dua, empat, dan 6 yang memiliki P-Value lebih besar dari α (0,04)
sehingga pertanyaan ke dua, empat,dan ke enam dinyatakan tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
-
Dasar pengambilan uji reliabilitas yaitu dengan melihat
Hasil cronbach’s alpha coefficient adalah sebagai berikut :
Jika cronbach’s alpha > 0,06 maka dikatakan reliabel
Jika cronbach’s alpha < 0,06 maka dikatakan tidak reliable
234
Case Processing Summary
N
Cases
%
Valid
a
Excluded
Total
54
100.0
0
.0
54
100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.669
16
Item-Total Statistics
Scale Mean
Scale
Corrected
Cronbach's
if Item
Variance if
Item-Total
Alpha if Item
Deleted
Item Deleted
Correlation
Deleted
pert_1
59.7407
34.082
-.061
.695
pert_2
58.6481
29.364
.329
.647
pert_3
59.8148
34.607
-.142
.737
pert_5
58.7222
29.450
.410
.637
pert_6
58.7037
33.118
.024
.687
pert_7
58.5741
27.079
.624
.603
pert_8
58.6481
29.440
.436
.634
pert_9
58.2222
29.836
.405
.638
pert_10
58.7037
29.420
.348
.644
pert_11
58.2963
32.024
.284
.656
pert_12
58.2222
32.176
.271
.657
pert_13
58.5556
29.535
.469
.632
pert_14
58.4444
32.629
.189
.664
pert_15
58.9259
28.976
.417
.634
pert_16
58.5000
31.009
.303
.652
pert_17
58.7222
29.336
.468
.631
235
dimensi
Integritas
Independensi
Objektivitas
pertanyaan
Pertanyaan 1
Pertanyaan 3
Pertanyaan 5
Pertanyaan 7
Pertanyaan 8
Pertanyaan 9
Pertanyaan 10
Pertanyaan 11
Pertanyaan 12
Pertanyaan 13
Pertanyaan 14
Pertanyaan 15
Pertanyaan 16
Pertanyaan 17
Cronbach’s alpha
0,695
0,737
0,637
0,603
0,634
0,638
0,644
0,656
0,657
0,632
0,664
0,634
0,652
0,631
keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel hasil uji validitas di atas dapat dinyatakan bahwa semua
pertanyaan yang diberikan melalui kuisoner adalah reliabel, karena memiliki nilai
cronbach’s alpha > 0,06
3. Uji Kategorisasi
a. Pengkategorisasian Tingkat Integritas Dari Auditor Eksternal Dalam
Menjalankan Tugas Audit Berdasarkan Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Esa Unggul.
Perhitungan kategorisasi tingkat integritas dimulai dengan mencari hasil total dari 5
pertanyaan yang mewakili dimensi integritas pada kuisioner yang telah diisi oleh
responden, dan skor tertinggi yang diperoleh = 24, sedangkan skor terendah = 9. Dengan
bantuan program SPSS Statistics versi 16.0 for windows, maka peneliti mendapatkan
nilai standar deviasi sebesar 2,92946 dan mean sebesar 17,7222 untuk
mengkategorisasikan integritas dari auditor eksternal berdasarkan persepsi Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. Langkah selanjutnya adalah mencari kategori
tinggi dengan menggunakan mean ditambah setengah dari standar deviasi, sedangkan
untuk yang rendah mean dikurangi setengah standar deviasi. Hasilnya adalah sebagai
berikut :
X < 16,25747
= Rendah
16,25747 ≤ X < 19,18693
= Sedang
X ≥ 19,18693
= Tinggi
Pembahasan mengenai kategori tingkat integritas auditor eksternal dalam menjalankan
tugas audit berdasarkan persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul
hanya akan mengambil responden dengan kategori tinggi dan rendah saja.
Pengkategorisasian responden dapat dilihat dari tabel berikut ini :
236
Kategori
Jumlah
Persentase
Tinggi
22
55 %
Rendah
18
45 %
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan data yang telah diolah, terdapat 22 responden yang memberikan penilaian
yang tinggi terhadap integritas auditor eksternal atau sebesar 55 % dan 18 responden
memberikan penilaian yang rendah atau sebesar 45 %. Hasil dari kategorisasi integritas
auditor eksternal tersebut menunjukkan bahwa dalam menjalankan tugas audit integritas
yang dimiliki oleh auditor eksternal dapat dikatakan tinggi sehingga segala sesuatu yang
dilakukan oleh auditor eksternal yang berkaitan dengan integritas dalam pengambilan
keputusan dapat dipercaya.
b. Kategorisasi Tingkat Independensi Dari Auditor Eksternal Dalam Menjalankan
Tugas Audit Berdasarkan Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa
Unggul.
Perhitungan kategorisasi tingkat inependensi dimulai dengan mencari hasil total dari 5
pertanyaan yang mewakili dimensi independensi pada kuisioner yang telah diisi oleh
responden, dan skor tertinggi yang diperoleh = 25, sedangkan skor terendah = 14. dengan
bantuan program SPSS Statistics versi 16.0 for windows, maka peneliti mendapatkan
nilai standar deviasi sebesar 2,68599 dan mean sebesar 20,7407 untuk
mengkategorisasikan tingkat independensi dari auditor eksternal berdasarkan persepsi
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. Langkah selanjutnya adalah
mencari kategori tinggi dengan menggunakan mean ditambah setengah dari standar
deviasi, sedangkan untuk yang rendah mean dikurangi setengah standar deviasi. Hasilnya
adalah sebagai berikut :
X < 19,397705
= Rendah
19,397705 ≤ X < 22,083695
= Sedang
X ≥ 22,083695
= Tinggi
Pembahasan mengenai kategori tingkat independensi auditor eksternal berdasarkan
persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul hanya akan mengambil
subjek dengan kategori tinggi dan rendah saja. Pengkategorisasian subjek dapat dilihat
dari tabel berikut ini :
Kategori
Jumlah
Persentase
Tinggi
19
52,8 %
Rendah
17
47,2 %
Sumber : Hasil Pengolahan Data
237
Berdasarkan data yang telah diolah, terdapat 19 responden yang memberikan penilaian
yang tinggi terhadap tingkat independensi auditor eksternal atau sebesar 52,8 % dan 17
responden meberikan penilaian yang rendah atau sebesar 47,2 %. Hasil dari kategorisasi
independensi auditor eksternal tersebut menunjukkan bahwa dalam menjalankan tugas
audit independensi yang dimiliki auditor eksternal dapat dikatakan tinggi sehingga segala
sesuatu yang dilakukan oleh auditor eksternal yang berkaitan dengan independensi dalam
pengambilan keputusan dapat dipercaya
c. Kategorisasi Tingkat Objektivitas Dari Auditor Eksternal Dalam Menjalankan
Tugas Audit Berdasarkan Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa
Unggul.
Perhitungan kategorisasi tingkat objektivitas auditor eksternal dimulai dengan mencari
hasil total dari 6 pertanyaan yang telah dijawab oleh responden melalui kuisioner, dan
skor tertinggi yang diperoleh = 30, sedangkan skor terendah = 19. dengan bantuan
program SPSS Statistics versi 16.0 for windows, maka peneliti mendapatkan nilai standar
deviasi 2,94232 dan mean sebesar 24,3889 untuk mengkategorisasikan tingkat
objektivitas auditor eksternal berdasarkan persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Esa Unggul. Langkah selanjutnya adalah mencari kategori tinggi dengan
menggunakan mean ditambah setengah dari standar deviasi, sedangkan untuk yang
rendah mean dikurangi setengah standar deviasi. Hasilnya adalah sebagai berikut :
X < 22,91774
= Rendah
22,91774 ≤ X < 25,86006
= Sedang
X ≥ 25,86006
= Tinggi
Pembahasan mengenai kategori tingkat objektivitas auditor eksternal berdasarkan
persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul hanya akan mengambil
responden dengan kategori tinggi dan rendah saja. Pengkategorisasian responden dapat
dilihat dari tabel berikut ini :
Kategori
Jumlah
Persentase
Tinggi
14
58,33 %
Rendah
10
41,67 %
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan data yang telah diolah, terdapat 14 responden yang memberikan penilaian
yang tinggi terhadap objektivitas auditor eksternal atau sebesar 58,33 % dan 10
responden memberikan penilaian yang rendah terhadap objektivitas auditor eksternal atau
sebesar 41,67 %. Hasil dari kategorisasi objektivitas auditor eksternal tersebut
menunjukkan bahwa dalam menjalankan tugas audit objektivitas auditor eksternal dapat
dikatakan tinggi sehingga segala sesuatu yang dilakukan auditor eksternal yang berkaitan
dengan objektivitas dalam mengambil keputusan dapat dipercaya.
238
d. Pengkategorisasian Ketiga Dimensi Etika Profesi
Dimensi
Persentase
Jumlah Responden
55 %
22
Independensi
52,8 %
18
Objektivitas
58,33 %
14
Integritas
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan data dari tabel di atas maka dpat dilihat bahwa persepsi Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Esa Unggul terhadap ketiga dimensi berada dalam kategori tinggi,
hal ini menunjukkan bahwa dalam melaksanakan tugas audit, auditor eksternal mematuhi
etika profesi yang telah ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia(IAI) namun auditor
eksternal harus lebih meningkatkan objektivitasnya karena memiliki nilai yang paling
rendah, sehingga para pengguna jasa auditor eksternal dapat mempercayai kinerja dari
auditor eksternal.
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
integritas
54
9.00
24.00
17.7222
2.92946
independensi
54
14.00
25.00
20.7407
2.68599
objektivitas
54
19.00
30.00
24.3889
2.94232
Valid N (listwise)
54
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Dari hasil penelitian melalui kuisioner yang telah disebarkan pada responden maka dapat
disimpulkan bahwa persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Ungul terhadap
kinerja auditor eksternal baik hal ini dapat dibuktikan dengan tingginya tingkat penilaian yang
diberikan oleh Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul terhadap integritas,
239
independensi, dan objektivitas sebagai dimensi dalam terciptanya etika profesi yang baik dan
auditor eksternal dianggap sudah mematuhi ketiga dimensi etika profesi dengan kategori tinggi
sehingga hasil akhir dari tugas audit yang diberikan oleh auditor eksternal dapat dipercaya.
SARAN
Adapun saran-saran yang ingin disampaikan oleh penulis dari penelitian ini adalah :
1. Bagi KAP, diharapkan dapat meningkatkan kualitas auditor eksternal nya melalui
penambahan kegiatan-kegiatan seperti seminar pendidikan, diklat/workshop dan menetapkan
standar yang tinggi dalam perekrutan auditor eksternal.
2. Bagi auditor eksternal, hasil temuan yang didapat dari penelitian ini menunjukkan adanya
kepercayaan terhadap profesi auditor eksternal dalam menjalankan tugas audit, artinya
auditor eksternal dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat akan jasa
professional auditor eksternal untuk itu diharapkan di masa mendatang auditor dapat menjaga
kepercayaan masyarakat dengan memperbaiki dan meningkatkan kinerja auditor eksternal
sehingga pemakai laporan keuangan tidak salah dalam mengambil keputusan.
3. Berdasarkan hasil penelitian pada skripsi ini dimensi objektivitas memiliki jarak yang paling
dekat antara kategori tinggi dan rendah sehingga ke depan nya auditor eksternal diharapkan
mampu meningkatkan dimensi objektivitasnya agar kepercayaan masyarakat semakin
meningkat.
4. Bagi kalangan akademik yang ingin melakukan penelitian selanjutnya yang memilki topik
yang tidak jauh berbeda sebaiknya memperluas jumlah sampel sehingga penelitian yang
diproleh memberikan hasil yang lebih akurat dan sebaiknya menggunakan variabel yang
lebih banyak serta bervariasi
UCAPAN TERIMA KASIH
Selesainya pembuatan jurnal ini berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dengan penuh rasa
hormat kepada :
1. Bapak Dr. Arief Kusuma, MBA selaku Rektor Universitas Esa Unggul
2. Bapak Dr. MF. Arrozi Adhikara, SE, Ak. M. Si, selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Esa Unggul
3. Bapak Drs. Daulat Freddy Ak, MM Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Esa Unggul.
4. Ibu Rilla Gantino, SE, Ak, MM selaku dosen pembimbing yang ditengah kesibukannya telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pemikirannya dalam memberikan bimbingan,
240
pengarahan dan ide kepada penulis serta saran – saran yang sangat bermanfaat dalam
penyusunan jurnal ini.
5. Ibu Sri Handayani yang memberikan masukan-masukan yang bermanfaat sehingga penulis
dapat memperbaiki penyusunan jurnal ini.
6. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan dorongan, do‘a dan motivasi selama
penyusunan jurnal ini sehingga penulis memiliki motivasi lebih dalam penyusunan jurnal ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A, Elder, Randal J, Beasley, Mark S, Auditing Dan Jasa Assurance, Jilid 1, Edisi Kedua
Belas, Erlangga, Jakarta, 2008
Dede Rahmat Hidayat, Ilmu Perilaku Manusia, Trans Info Media, Jakarta, 2009
Hery, Auditing 1 Dasar-Dasar Pemeriksaan Akuntansi, Kencana, Jakarta, 2011
Imung, Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, Vol 7, Fakultas Ekonomi
Jakarta, 2007
Universitas Trisakti,
I Wayan Suartana, Akuntansi Keprilakuan Teori Dan Implementasi, Andi, Yogyakarta, 2010
Wirakusumah, Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, Vol 7, Fakultas Ekonomi Universitas
Trisakti, Jakarta, 2007
241
PENGARUH TINGKAT KECUKUPAN MODAL, LIKUIDITAS DAN NON
PERFORMING LOAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK
UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE
2008 - 2012
Dedi Alamsah
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
[email protected]
ABSTRAKSI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh rasio keuangan Capital
Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap kinerja
bank yang diukur dengan Return On Asset (ROA) serta variabel-variabel manakah yang paling dominan
berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pengumpulan data dan menelaah
literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang dibahas berdasarkan data sekunder berupa
laporan keuangan tahunan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari 25 perusahaan
dari sektor perbankan tahun 2008 – 2012.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CAR, LDR dan NPL secara bersama-sama
mempunyai pengaruh signifikan terhadap ROA dilihat dari hasil uji F dengan nilai F hitung sebesar
3,629 dengan P value sebesar 0,015 kurang dari 0,05. Sedangkan pada uji t variabel CAR secara parsial
tidak berpengaruh terhadap ROA dilihat dari nilai t hitung positif sebesar 0,853 dengan tingkat
signifikan sebesar 0,395 yang berarti nilai P value lebih dari 0,05 dan variabel LDR secara parsial
berpengaruh terhadap ROA dilihat dari nilai t hitung positif sebesar 2,380 dengan tingkat signifikan
sebesar 0,019 yang berarti nilai P value kurang dari 0,05 serta variabel NPL secara parsial berpengaruh
terhadap ROA dilihat dari nilai t hitung negatif sebesar -2,110 dengan tingkat signifikan sebesar 0,037
yang berarti nilai P value kurang dari 0,05.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel CAR, LDR dan NPL secara simultan atau
bersama-sama mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA sedangkan variabel CAR
secara parsial bernilai positif dan tidak berpengaruh terhadap ROA serta variabel LDR yang bernilai
positif dan NPL yang bernilai negatif secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA.
Kata Kunci
: Tingkat kecukupan modal (CAR), Likuiditas (LDR), Kredit bermasalah (NPL) dan
Profitabilitas (ROA)
242
PENDAHULUAN
Perkembangan industri di Indonesia saat ini maju sangat pesat. Ekonomi Indonesia pada akhir
tahun 2010 mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi yakni sebesar 6,1% yang menjadikan Indonesia
sebagai salah satu tempat tujuan investasi yang menguntungkan. Pertumbuhan ekonomi yang pesat ini
hampir dirasakan oleh semua sektor industri yang ada di Indonesia, diantaranya industri manufaktur,
makanan, perkebunan, perikanan, perbankan dan lainnya. Ini mengakibatkan persaingan yang ketat antar
industri yang ada. Tidak jarang banyak perusahaan yang yang melakukan strategi bisnis untuk dapat
bersaing dan bertahan dalam industri tersebut. Termasuk juga didalamnya sektor perbankan yang
mengalami pertumbuhan dengan banyaknya bank baru yang muncul baik bank swasta nasional maupun
bank asing.
Pada suatu bank salah satu yang harus diperhatikan adalah tingkat kesehatan atau kondisi
keuangan bank yang merupakan kepentingan semua pihak yang terkait baik pemilik, pengelola,
masyarakat pengguna jasa bank dan juga Bank Indonesia selaku otoritas pengawasan bank. Penilaian atas
tingkat kesehatan bank diatur dalam peraturan BI No.6/10/PBI/2004 pasal 3-4 yang mencangkup
permodalan (capital), kualitas aset (asset quality), manajemen (management), rentabilitas (earning),
likuiditas (liquidity) dan sensitivitas terhadap risiko pasar (sensitivity to market risk).
Berkaitan dengan masalah yang terjadi yaitu krisis pada dunia perbankan dan juga kasus pada
beberapa bank yg likuid dapat diketahui betapa sulitnya mengelola bank agar sesuai dengan yang
diharapkan. Permasalahan utama yang ada pada perbankan adalah pengelolaan aset yang kurang tepat
sehingga berpengaruh terhadap likuiditas, CAR dan non performing loans (NPL). Likuiditas, CAR dan
non performing loans (NPL) yang baik yang dimiliki oleh bank akan menambah kepercayaan masyarakat
karena bank tersebut mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya maupun jangka panjang
tepat waktu. Untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut, maka bank harus
mempertahankan tingkat likuiditas, CAR dan non performing loans (NPL) yang aman sesuai dengan
kebijakan manajemen bank.
Berdasarkan penelitian terkait pengaruh CAR, LDR dan NPL terhadap ROA pada bank umum
yang terdaftar di BEI menunjukkan bahwa adanya hubungan antara variabel CAR, LDR dan NPL secara
simultan terhadap ROA serta hanya variabel CAR yang secara parsial tidak berpengaruh terhadap ROA.
Hasil penelitian Wisnu Mawardi (2005) dan Ponttie PP (2007) menunjukkan bahwa CAR tidak
berpengaruh terhadap ROA yang merupakan proksi dari kinerja keuangan bank umum. Hal ini terjadi
karena peraturan Bank Indonesia yang mensyaratkan CAR minimal sebesar 8% mengakibatkan bankbank selalu berusaha menjaga agar CAR yang dimiliki sesuai dengan ketentuan. Namun bank cenderung
menjaga CAR-nya tidak lebih dari 8% karena ini berarti pemborosan. Hal tersebut juga dapat terjadi
karena bank belum dapat melempar kredit sesuai dengan yang diharapkan atau belum optimal.
Basran Desfian (2005) menyatakan bahwa secara parsial variabel LDR berpengaruh positif
terhadap ROA, hal ini dikarenakan kredit yang disalurkan oleh bank banyak memberikan kontribusi laba
karena pada tahun tersebut terdapat gap yang tinggi diantara bank-bank yang beroperasi pada saat itu
dalam mengucurkan kredit. Hal ini ditunjukkan rata-rata LDR pada tahun 2008-2012 sebesar 73,9820%.
Jadi terdapat bank-bank yang mengoptimalkan dana pihak ketiga.
Wisnu Mawardi (2005) yang menyatakan bahwa NPL adalah rasio kredit bermasalah dengan total
kredit. NPL yang baik adalah NPL yang memiliki nilai dibawah 5%. NPL mencerminkan risiko kredit,
semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung bank. Bank dengan NPL yang tinggi
akan memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi
terhadap kerugian bank.
Dengan kata lain antara CAR, LDR dan non performing loans (NPL) terdapat suatu hubungan
yang saling berkaitan dengan profitabilitas (ROA). Bila CAR suatu bank rendah, kemampuan bank untuk
survive pada saat mengalami kerugian juga rendah. Modal sendiri cepat habis untuk menutup kerugian
yang dialami, sehingga berakibat pada tingkat likuiditas (LDR) bank, dan berakibat pada masyarakat
243
terhadap bank yang bersangkutan, akhirnya kelangsungan usaha bank menjadi terganggu. Pengaruh NPL
terhadap ROA menandakan bahwa semakin besar perusahaan perbankan melakukan operasionalnya
terutama dalam pencairan kredit berarti bertambahnya resiko yang muncul akibat semakin kompleknya
kegiatan perbankan yakni munculnya non performing loan (NPL) yang semakin besar.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan memilih judul :
“Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR), Likuiditas (LDR) dan Non Performing Loan (NPL)
terhadap Profitabilitas (ROA) Pada Bank Umum Yang Terdaftar di BEI ( Studi Kasus Tahun 2008
- 2012 )”.
Tujuan Penelitian
5.
6.
7.
8.
Untuk melihat pengaruh tingkat kecukupan modal (CAR) terhadap profitabilitas (ROA) bank.
Untuk melihat pengaruh likuiditas (LDR) terhadap profitabilitas (ROA) bank.
Untuk melihat pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap profitabilitas (ROA) bank.
Untuk melihat pengaruh tingkat kecukupan modal (CAR), likuiditas (LDR) dan Non Performing
Loan (NPL) terhadap profitabilitas (ROA) bank.
LANDASAN TEORI
Teori Going Concern
Going concern merupakan salah satu konsep penting akuntansi konvensional. Inti going
concern terdapat pada balance sheet perusahaan yang harus merefleksikan nilai perusahaan untuk
menentukan eksistensi dan masa depannya. Going concern adalah suatu keadaan di mana perusahaan
dapat tetap beroperasi dalam jangka waktu ke depan, dimana hal ini dipengaruhi oleh keadaan financial
dan non financial.
Profitabilitas
Merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau sejauh mana efektifitas
pengelolaan perusahaan untuk memperoleh laba.
ROA =
EBIT
x 100%
Total Assets
Kecukupan Modal (CAR)
Tingkat yang menentukan kapasitas bank dalam hal memenuhi kewajiban waktu dan risiko
lain seperti risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, dan lain-lain.
CAR = Modal x 100%
ATMR
Likuiditas
Alat ukur yang digunakan untuk menganalisis kemampuan bank dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya.
LDR = Jumlah Kredit yang diberikan
Dana Pihak Ketiga
x 100%
244
Non Performing Loan (NPL)
NPL adalah kredit bermasalah yang merupakan salah satu kunci untuk menilai kualitas kinerja
bank.
Non Performing Loan = KreditYangBermasalah
KreditYangDisalurkan
Bank
Menurut Undang-undang RI No.10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998, mendefinisikan
pengertian dari bank adalah sebagai berikut :
― Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. ―
Sedangkan menurut PSAK No.31 tahun 2009, mengatakan bahwa bank adalah lembaga yang
berperan sebagai perantarakeuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki danadan pihak
yang membutuhkan dana serta sebagai lembaga yang berfumgsi memperlancar lalu lintas pembayaran.
Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan
keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan ( berarti ). Rasio
keuangan bank adalah perhitungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk
menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan tersebut yang umumnya dinyatakan secara numerik
baik itu dalam persentase atau kali.
A.
Kerangka Penelitian
Hipotesis
H1
=
Diduga adanya pengaruh tingkat kecukupan modal (CAR) terhadap profitabilitas pada
bank umum yang yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012.
H2
= Diduga adanya pengaruh likuiditas (LDR) terhadap profitabilitas pada bank bank umum yang
yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012.
H3
=
Diduga adanya pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap profitabilitas pada bank
bank umum yang yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012.
H4
Diduga adanya pengaruh tingkat kecukupan modal (CAR), likuiditas (LDR) dan Non
=
Performing Loan (NPL) terhadap profitabilitas pada bank umum yang yang terdaftar di BEI
tahun 2008-2012.
245
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bank umum yang terdaftar di BEI dalam periode 2008-2012.
Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perbankan di Indonesia. Sedangkan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah laporan keuangan bank umum yang terdaftar di BEI pada periode 2008-2012.
Metode Analisis Data
a. Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linear antara dua variabel
atau lebih. Adapun formula dari regresi berganda yaitu sebagai berikut :
Y = a + bX + e
b. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan
variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak.
2) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi terjadi bila terdapat hubungan yang signifikan antar dua data yang berdekatan.
Autokorelasi adalah korelasi antara serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu atau
menurut ruang. Cara mendeteksi adanya autokorelasi berdasarkan Durbin Watson melalui angka
DW adalah apabila nilai statistik Durbin Watson mendekati angka 2, maka dapat dinyatakan
bahwa pada pengamatan tersebut tidak memiliki autokorelasi dan sebaliknya.
3) Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi adanya
heterokedastisitas dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dimana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y
sesungguhnya).
4) Uji Multikoleniaritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas
Jika Tolerance < 1 atau nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.
Jika Tolerance > 1 atau nilai VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas.
c. Pengujian Hipotesis
a. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan)
terhadap variabel terikat. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi.
Hasil uji F dilihat dalam tabel ANOVA dalam kolom sig. Sebagai contoh, kita menggunakan
taraf signifikansi 5% (0,05), jika nilai probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan terdapat
pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat dan
sebaliknya.
246
b. Uji t
Uji t statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara
individual dalam menerangkan variasi variabel independent.
Sama halnya dengan uji F jika nilai probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan terdapat
pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat dan
sebaliknya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
CAR
125
3.29
46.79
16.7909
5.91637
LDR
125
40.22
98.30
73.9820
14.68849
NPL
125
.13
6.25
1.5976
1.26354
ROA
125
.07
12.90
2.2286
1.56968
Valid N (listwise)
125
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata Capital Adequacy Ratio (CAR) pada tahun 20082012 sebesar 16,7909. Rata-rata nilai CAR bank-bank pada tahun 2008-2012 jauh lebih besar dibanding
dengan nilai CAR yang disyaratkan oleh Bank Indonesia yaitu 8%. Akan tetapi masih ada bank yang
memiliki nilai CAR terendah yaitu Bank Swadesi dengan nilai sebesar 3,29. Sedangkan perusahaan
dengan nilai CAR tertinggi yaitu Bank Capital Indonesia.
Rata-rata Loan To Deposit Ratio (LDR) dari 125 perusahaan perbankan pada tahun 2008-2012
sebesar 73,9820. Akan tetapi nilai standar deviasi yang dihasilkan tinggi yaitu sebesar 14,68849. Hal ini
menunjukkan bahwa pada tahun tersebut terdapat gap yang tinggi diantara bank-bank yang beroperasi
pada saat itu dalam mengucurkan kredit. Bank yang memiliki nilai LDR tertinggi yaitu Bank Danamon
dengan nilai sebesar 98,30. Sedangkan bank yang memiliki nilai LDR terendah yaitu Bank Victoria
International dengan nilai sebesar 40,22.
Rata-rata Non Performing Loan (NPL) dari 125 bank pada tahun 2008-2012 sebesar 1,5976. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai NPL pada tahun tersebut masih dalam batas maksimum NPL yang disyaratkan
oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5%. Bank yang mempunyai nilai NPL terendah yaitu Bank Ekonomi
Raharja (lihat lampiran 2) dengan nilai sebesar 0,13. Sedangkan bank dengan nilai NPL tertinggi yaitu
Bank ICB Bumi Putra dengan nilai sebesar 6,25.
Rata-rata Return On Assets (ROA) dari 125 bank pada tahun 2008-2012 sebesar 2,2286. Bank yang
mempunyai nilai ROA terendah yaitu Bank Internasional Indonesia dengan nilai sebesar 0,07. Sedangkan
bank dengan nilai ROA tertinggi yaitu Bank Pundi Indonesia dengan nilai sebesar 12,90.
247
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
CAR
N
Normal Parametersa
Mean
Std. Deviation
Most Extreme
Absolute
Differences
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
b. Test distribution is Normal.
LDR
125
125
1.2026 5.6874E3
.13943 2.11498E3
.093
.097
.087
.094
-.093
-.097
1.039
1.088
.230
.187
NPL
ROA
125
.3733
.18296
.097
.097
-.059
1.088
.188
125
.4699
.18170
.055
.042
-.055
.610
.851
Unstandardi
zed Residual
125
.0000000
.17404135
.066
.066
-.034
.735
.652
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai asymp. Sig. (2-tailed) bernilai > 0,05 baik residual data atau
pun data asli per variabel. Hal ini berarti bahwa data yang akan diuji regresi merupakan data berdistribusi
normal. (0,230 > 0,05; 0,187 > 0,05 ; 0,188 > 0,05 ; 0,851 > 0,05 dan 0,652 > 0,05).
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
R
R Square
a
Adjusted R
Square
1
.287
.083
a. Predictors: (Constant), NPL, LDR, CAR
b. Dependent Variable: ROA
.060
Std. Error of the
Estimate
.17619
Durbin-Watson
1.678
Hasil uji autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson sebesar 1,678. Untuk n=125, dan k=2
diperoleh nilai DW tabel dL 1,6950 dan dU 1,7529. Nilai DW hitung 1,678 terdapat diantara -2 sampai
+2, maka data tidak ada autokorelasi. (– 2 < 1,678 < 2).
Uji Heterokedastisitas
Hasil uji heterokedastisitas pada tampilan grafik scatter plot di atas tidak menunjukkan adanya pola yang
jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat dikatakan bahwa
tidak terjadi heterokedastisitas pada data.
248
Uji Multikoleniaritas
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
B
Standardized
Coefficients
Std. Error
Collinearity
Statistics
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
1
(Constant)
.316
.166
1.901 .060
CAR
.101
.118
.078
.853 .395
.918 1.089
LDR
1.807E-5
.000
.210 2.380 .019
.970 1.030
NPL
-.188
.089
-.189 -2.110 .037
.942 1.062
a. Dependent Variable: ROA
Dengan melihat Nilai VIF diketahui bahwa variabel CAR, LDR, NPL dan ROA memiliki nilai
VIF<10, serta mempunyai nilai tolerance lebih dari 0,10. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semua
variabel independen terbebas dari masalah multikolinieritas.
Uji F
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
Regression
df
Mean Square
.338
Residual
3.756
Total
4.094
a. Predictors: (Constant), NPL, LDR, CAR
3
.113
121
124
.031
F
Sig.
3.629
.015a
b. Dependent Variable: ROA
Dari hasil uji signifikansi terlihat bahwa nilai probabilitas adalah sebesar 0,015 (lebih kecil dari
0,05) sehingga H0 ditolak. Artinya variabel CAR, LDR dan NPL mempunyai pengaruh secara simultan
(bersama-sama) terhadap ROA.
Uji t
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant)
.316
CAR
.101
LDR
1.807E-5
NPL
-.188
a. Dependent Variable: ROA
Std.
Error
.166
.118
.000
.089
Standardized
Coefficients
Beta
Collinearity
Statistics
t
1.901
.078 .853
.210 2.380
-.189 -2.110
Sig.
.060
.395
.019
.037
Tolerance
.918
.970
.942
VIF
1.089
1.030
1.062
Hasil uji model parsial dengan memperhatikan nilai probilitas pada uji t memperoleh nilai sig. untuk
CAR = 0,395 > 0,05 , LDR = 0,019 < 0,05 dan NPL = 0,037 < 0,05. Dilihat dari semua nilai Sig. tersebut
menunjukkan bahwa variabel independen (CAR) tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel bebas
249
(ROA) sedangkan variabel independen (LDR dan NPL) berpengaruh secara parsial terhadap variabel
bebas (ROA).
Hasil Analisi Regresi Berganda
Analisis regresi linear berganda dimaksudkan untuk menguji sejauh mana dan arah pengaruh
variabel-variabel independen terhadap variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel
independent dalam penelitian ini adalah CAR (X1), LDR (X2) dan NPL (X3) sedangkan variabel
dependentnya adalah ROA (Y).
Adapun model teknik analisis regresi berganda yang dipakai adalah sebagai berikut :
Y = a + bX1 + bX2 + bX3 + e
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan SPSS diatas maka didapat
persamaan regresi linear berganda model regresi sebagai berikut :
Y = 0,316 + 0,101X1 + 1,807 X2 + (-0,188)X3
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
B
Std.
Error
Standardized
Coefficients
Beta
Collinearity
Statistics
t
Sig.
Tolerance
VIF
1
(Constant)
.316
.166
1.901
.060
CAR
.101
.118
.078
.853
.395
.918
1.089
LDR
1.807E-5
.000
.210 2.380
.019
.970
1.030
NPL
-.188
.089
-.189 -2.110
.037
.942
1.062
a. Dependent Variable: ROA
Nilai konstanta sebesar 0,316 menyatakan bahwa jika tidak ada pengaruh CAR, LDR dan NPL
terhadap ROA, maka ROA akan sebesar 0,316.
Nilai koefisien regresi 0,101X1 pada variabel CAR terdapat hubungan positif dengan ROA. Hal
ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 persen dari CAR akan menyebabkan kenaikan ROA yang
diterima sebesar nilai koefisiennya sebesar 0,101.
Nilai koefisien regresi 1,807X2 pada variabel LDR terdapat hubungan positif dengan ROA. Hal
ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 persen dari LDR akan menyebabkan kenaikan ROA yang
diterima sebesar nilai koefisiennya sebesar 1,807.
Nilai koefisien regresi -0,188X3 pada variabel NPL terdapat hubungan negatif dengan ROA. Hal
ini menunjukkan bahwa setiap penurunan 1 persen dari NPL akan menyebabkan kenaikan ROA yang
diterima sebesar nilai koefisiennya sebesar -0,188.
Pembahasan
Berdasarkan analisa data diketahui bahwa secara simultan CAR, LDR dan NPL berpengaruh
secara signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan tahun 2008-2012. Secara parsial CAR
bernilai positif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Sedangkan variabel LDR bernilai
positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Untuk NPL secara parsial bernilai negative dan
berpengaruh secara signifikan terhadap ROA.
Tidak berpengaruhnya CAR terhadap ROA disebabkan karena bank-bank yang beroperasi pada
tahun tersebut tidak mengoptimalkan modal yang ada. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai CAR
250
pada tahun 2008-2012 sebesar 16,7909. Hasil penelitian ini didukung oleh Wisnu Mawardi (2005) dan
Ponttie PP (2007) menunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap ROA yang merupakan proksi
dari kinerja keuangan bank umum. Hal ini terjadi karena peraturan Bank Indonesia yang mensyaratkan
CAR minimal sebesar 8% mengakibatkan bank-bank selalu berusaha menjaga agar CAR yang dimiliki
sesuai dengan ketentuan. Namun bank cenderung menjaga CAR-nya tidak lebih dari 8% karena ini berarti
pemborosan. Hal tersebut juga dapat terjadi karena bank belum dapat melempar kredit sesuai dengan
yang diharapkan atau belum optimal.
LDR berpengaruh terhadap ROA, hal ini dikarenakan kredit yang disalurkan oleh bank banyak
memberikan kontribusi laba karena pada tahun tersebut terdapat gap yang tinggi diantara bank-bank yang
beroperasi pada saat itu dalam mengucurkan kredit. Hal ini ditunjukkan rata-rata LDR pada tahun 20082012 sebesar 73,9820%. Jadi terdapat bank-bank yang mengoptimalkan dana pihak ketiga. Kondisi ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Basran Desfian (2005) yang menyatakan bahwa secara
parsial variabel LDR berpengaruh positif terhadap ROA.
Berpengaruhnya varaibel NPL terhadap ROA menandakan bahwa semakin besar perusahaan
perbankan melakukan operasionalnya terutama dalam pencairan kredit berarti bertambahnya resiko yang
muncul akibat semakin kompleknya kegiatan perbankan adalah munculnya non performing loan (NPL)
yang semakin besar.
Dari hasil persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini bernilai negatif, sehingga
dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel NPL terhadap ROA adalah negatif. Hal ini
terjadi karena rata-rata nilai NPL bank-bank yang beroperasi pada tahun 2008-2012 sebesar 1,5976%
masih dalam batas maksimum NPL yang disyaratkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5%. Bank dapat
menjalankan operasinya dengan baik jika mempunyai NPL dibawah 5%. Hasil penelitian ini didukung
oleh Wisnu Mawardi (2005) yang mengatakan bahwa NPL adalah rasio kredit bermasalah dengan total
kredit. NPL yang baik adalah NPL yang memiliki nilai dibawah 5%. NPL mencerminkan risiko kredit,
semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung bank.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Variabel CAR, LDR dan NPL secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA.
2. Variabel CAR secara parsial bernilai positif dan tidak berpengaruh terhadap ROA.
3. Variabel LDR secara parsial bernilai positif dan memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA.
4. Variabel NPL secara parsial bernilai negatif dan berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Saran
1. Bagi Perusahaan
a. Mengacu pada hasil penelitian sebaiknya bank lebih meningkatkan lagi kualitas penyaluran
kreditnya dengan lebih aktif menyalurkan dana kepada masyarakat. Sampai batas yang diterapkan
oleh Bank Indonesia sebesar 85% - 110% karena hasil yang dicapai oleh masing-masing bank
masih dibawah standar tersebut. Sebagai salah satu cara adalah mempermudah syarat pengajuan
kartu kredit, kredit kepemilikan rumah dan mempermudah pinjaman bagi pengusaha.
b. Sebaiknya bank memperhatikan peningkatan modal yang berasal dari dana sendiri untuk
kelangsungan usahanya. Karena apabila tingkat kecukupan modalnya rendah maka kemampuan
bank untuk bertahan pada saat mengalami kerugian juga rendah sehingga kemampuan bank untuk
memenuhi kewajibannya kepada masyarakat menjadi sangat diragukan.
251
c. Bank juga harus terus menerus meningkatkan pemenuhan kebutuhan layanan perbankan serta
pelindungan kepada nasabah agar masyarakat semakin percaya dengan kredibilitas bank yang
bersangkutan.
2. Bagi Investor dan Calon Investor
Untuk mengetahui kinerja perusahaan sebelum melakukan investasi sebaiknya para investor
ataupun calon investor mencari tahu mengenai profil perusahaan secara lengkap. Profil perusahaan
dapat diperoleh melalui Bursa Efek Indonesia dan Instansi Pemerintah yaitu Bapepam sebagai pihak
yang menentukan kebijakan di Bursa Efek Indonesia dalam menjamin keakuratan data informasi
keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas dengan sarana teknologi yang canggih
sehingga kualitas laporan keuangan perusahaan lebih akurat dan relevan. Dan sebaiknya sebelum
melakukan investasi, investor juga perlu melakukan analisis terhadap keuangan perusahaan tersebut
agar para investor tidak tertipu oleh adanya isu / rumor terhadap perusahaan yang bersangkutan
supaya dapat menghindari resiko yang tidak terduga.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan periode penelitian yang lebih panjang,
sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil yang lebih komprehensif dari penelitian yang
dilakukan.
b. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah perusahaan sampel dan variabelvariabel penelitian yang lain, seperti BOPO, NIM dan lain-lain sehingga hasil yang diperoleh
lebih akurat dan mempunyai cakupan yang lebih luas.
Terima Kasih
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT serta junjungan nabi besar Muhammad SAW atas rahmat dan
hidayah-Nya. Terima kasih saya ucapkan kepada kedua orang tua saya Bapak H.Dahmudin dan Ibu
Hayuni serta kakak dan adik saya, Bapak Dr. Ir. Arief Kusuma AP, MBA, selaku Rektor Universitas Esa
Unggul Jakarta, Bapak Dr. MF. Arrozi, SE, M.Si, Akt, selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Bapak Adrie
Putra, SE, MM, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan dosen pembimbing skripsi
serta teman-teman Fakultas Ekonomi Akuntansi 2008. Terima kasih atas dukungan serta doanya.
DAFTAR PUSTAKA
Arthesa, Adhe., dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank, PT. Indeks, Jakarta, 2006.
Harahap, Sofyan Syafri, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2008.
http://ajidedim.wordpress.com/2009/01/29/going-concern-dalam-akuntansi-masih-perlu-dipertahankan/ di
akses pada 25 April 2014 pukul 21.45 WIB.
http://id.icbbumiputera.co.id/tentang/sejarah/ di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.11 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Central_Asia di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.14 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Profitabilitas di akses pada 17 April 2014 pukul 23.22 WIB
http://profil.merdeka.com/indonesia/b/bank-mayapada-internasional/ di akses pada 8 Juli 2014 pukul
08.28 WIB
http://profil.merdeka.com/indonesia/b/bank-himpunan-saudara-1906/ di akses pada 8 Juli 2014 pukul
08.34 WIB
http://www.antikorupsi.org/en/content/audit-bpk-terhadap-century-harus-membuktikan-aliran-dana-dansiapa-yang-diuntungkan di akses pada 22 April 2014 pukul 22.42 WIB
http://www.arthagraha.com/main/statics/sejarah-singkat/3 di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.28 WIB
252
http://www.bankbba.co.id/Profil/sekilas.asp di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.19 WIB
http://www.bankbnp.com/about-us/ di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.16 WIB
http://www.bankcapital.co.id/id/index.php# di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.11 WIB
http://www.bankekonomi.co.id/1/2/tentang-kami di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.14 WIB
http://www.bankmandiri.co.id/corporate01/about_profile.asp di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.20 WIB
http://www.bankmega.com/tentang_kami.php di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.31 WIB
http://www.bankpundi.id/tentang-bank-pundi.html di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.20 WIB
http://www.bankwindu.com/corporate-inbrief.html di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.30 WIB
http://www.bii.co.id/about/pages/overview.aspx di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.22 WIB
http://www.bni.co.id/id-id/tentangkami/sejarah.aspx di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.15 WIB
http://www.bri.co.id/articles/9 di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.16 WIB
http://www.britama.com/index.php/2012/10/sejarah-dan-profil-singkat-bswd/di akses pada 8 Juli 2014
pukul 08.23 WIB
http://www.btpn.com/tentang-kami/sekilas-btpn/ di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.24 WIB
http://www.bukopin.co.id/read/83/Sekilas_Bank_Bukopin.html di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.14
WIB
http://www.cimbniaga.com/index.php?ch=gen_about&pg=gen_about_us&ac=2 di akses pada 8 Juli 2014
pukul 08.21 WIB
http://www.danamon.co.id/Home/AboutDanamon/InformasiUmum/CompanyProfile/tabid/223/language/i
d-ID/Default.aspx di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.18 WIB
http://www.ocbcnisp.com/Groups/Tentang-OCBC-NISP/Brief-History.aspx di akses pada 8 Juli 2014
pukul 08.32 WIB
http://www.panin.co.id/pages/93/sekilas-panin-bank di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.32 WIB
https://www.permatabank.com/TentangKami/ProfilKorporasi/Sekilas-PermataBank/ di akses pada 8 Juli
2014 pukul 08.22 WIB
http://www.suarapembaruan.com/ekonomidanbisnis/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2010-sebesar-61persen/3417 di akses pada 22 April 2014 pukul 22.05 WIB
http://www.victoriabank.co.id/sekilas-bank-victoria/ di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.25 WIB
Kamsir, Bank dan Lembaga keuangan Lainnya, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2008.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1998
PSAK No.31 tahun 2009
Riyadi, Selamet, Banking Asset and Liability Management, Edisi Ketiga, Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2006.
Rusyansi , Imam, Asset Liability Management, UPP AMP YKPN, Jakarta, 2007.
Sugiono, Arief, Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan, Grasindo, Jakarta, 2009.
UU No.40 Tahun 2007 (UUPT) Pasal 1 angka 9
UU RI No.10 Tahun 1998 Pasal 1 ,3 dan 4
Warren, Reeve Fess Accounting Pengawas Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta, 2005.
253
EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL SISTEM AKUNTANSI
PENJUALAN TIKET PT. GARUDA INDONESIA, TBK
Kurnia Iswari
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul, Jakarta
Email : [email protected]
ABSTRAKSI
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengendalian internal atas sistem dan prosedur penjualan
tiket online pada PT. Garuda Indonesia, Tbk sehingga dapat menghasilkan informasi laporan penjualan
yang dapat digunakan untuk prngambilan keputusan.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dan data primer dimana data sekunder di peroleh dari
Laporan Penjualan Tiket Online PT. Garuda Indonesia, Tbk dan data primer di peroleh dari ICQ yang
penulis berikan kepada seluruh karyawan yang berhubungan dengan Penjualan Tiket Online PT. Garuda
Indonesia. Evaluasi pengendalian internal ini menggunakan ICQ yang hasilnya adalah penerapan
pengendalian internal sudah sesuai dengan SOP perusahaan dengan hasil ICQ adalah 72 %. Untuk
akurasi data masih belum akurat di karenakan dalam pelaporan buku bank dengan data customers sales
report masih belum menunjukan keadaan yang sebenarnya di karenakan pencatatan refund menunggu
rekening koran bank terpotong.
Kata Kunci : Laporan Penjualan, Pengendalian Internal, Sistem Akuntansi, dan Online Ticketing.
PENDAHULUAN
Usaha yang bergerak dalam bidang transporasi adalah usaha yang menawarkan jasa dan pelayanan
terhadap pengguna jasa transportasi. Jasa pelayanan yang di tawarkan pesawat terbang adalah jasa
pelayanan pemesanan tiket. Pelayanan pemesanan tiket merupakan pintu gerbang pertama perusahaan
maskapai penerbangan dalam mendapatkan pendapatan, maka dari itu sering sekali timbul permasalahanpermasalahan yang berkaitan dengan pemesanan tiket tersebut.
Pemesanan tiket pesawat terbang di bagi menjadi 2, yaitu dengan cara non-online (sales office) dan
online (e-ticketing). Dalam hal ini pemesanan ticket melalui online service lebih di minati karena
pemesanan yang cukup mudah, dengan adanya koneksi internet, pemesanan tiket dapat di lakukan. Selain
itu, pemesanan tiket secara online terkadang harga yang di tawarkan bisa lebih murah di bandingkan
dengan pemesanan melalui non online (sales office).
Sistem akuntansi yang terbentuk di dalam perusahaan tidak semua berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan. Dalam suatu perusahaan banyak dijumpai ketidaksesuaian penerapan sistem akuntansi dalam
praktek hingga terjadi kecurangan dalam perusahaan. Untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan yang
dapat merugikan perusahaan sangat diperlukan prosedur penjualan yang dapat membantu manajemen
254
dalam mengkoordinir dan mengawasi jalannya kegiatan penjualan terutama dalam penjualan tiket secara
online (e-tiketing).
Motivasi penulis melakukan penelitian ini di karenakan adanya pihak ketiga dari operasional
penjualan tiket melalui web yaitu pihak bank. Pihak bank bekerja sama dengan PT. Garuda Indonesia
untuk memberikan pelayanan pembayaran untuk penumpang agar mudah melakukan transaksi. Hal ini
membuat data laporan penjualan pada transaksi penjualan tiket melalui web sering terjadi ketidakakuratan
data laporan penjualan. Oleh sebab itu dalam skripsi ini menjadi unik di karenakan skripsi ini akan
mengevaluasi keakuratan data laporan penjualan tiket online agar laporan penjualan dapat memberikan
informasi bagi manajemen untuk pengambilan keputusan.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengendalian internal atas sistem dan prosedur penjualan
tiket online pada PT. Garuda Indonesia, Tbk sehingga dapat menghasilkan informasi laporan penjualan
yang dapat digunakan untuk prngambilan keputusan.
Manfaat penelitian adalah memberikan wacana atau sumbangan pikiran dalam mengatasi persoalan
yang berkaitan dengan prosedur dan pelaksanaan sistem akuntansi penjualan tiket online pada maskapai
penerbangan.
METODE PENELITIAN
Populasi, Sampel
Populasi yang digunakan adalah karyawan yang terkait dengan penjualan di PT. Garuda Indonesia,
Tbk. Sampel adalah beberapa anggota atau bagian yang di pilih dari populasi. Yang menjadi koresponden
sampel dalam penelitian ini adalah tim akuntansi termasuk manager akuntansi dan tim operasional
penjualan di PT. Garuda Indonesia, Tbk.
Metode Pengolahan Data
Pengolahan data yang di lakukan oleh penulis adalah dengan analisis deskriptif kualitatif. Data yang
telah di peroleh akan di uraikan dan di jelaskan secara terperinci terkait dengan subjek pembahasan dan di
hubungan dengan teori yang mendukung topik penulisan skripsi ini.
Evaluasi pengendalian internal dapat di lakukan dengan cara :
a. Membandingkan SOP dengan aplikasi sistem penjualan e-ticketing di PT. Garuda Indonesia, Tbk
yang berjalan.
b. Melalui penerapan efektifitas dari sistem penjualan E-Ticketing
c. Menggunakan ICQ (Internal Control Questionnaires) adalah suatu cara yang digunakan untuk
menilai pengendalian internal dalam suatu perusahaan yang didalamnya terdapat beberapa
pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut tentang pengendalian internal guna menilai kebenaran
informasi dari penjualan ticket Garuda Indonesia agar dapat di gunakan untuk perencanaan.
Jenis Data
a. Data Kualitatif
Data Kualitatif yaitu data yang di gunakan berbentuk kalimat atau pernyataan dari pihak –
pihak terkait. Data kualitatif di peroleh dengan berbagai macam teknik pengumpulan data
misalnya wawancara, analisa dokumen, diskusi atau observasi yang di tuangkan dalam
catatan lapangan. Data ini merupakan data singkat perusahaan, struktur organisasi dan
kegiatan usaha perusahaan.
255
b. Data Kuantitatif
Data Kuantitatif adalah data yang merupakan angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya,
data kuantitatif dapat diolah di analisa menggunakan menggunakan teknik perhitungan
matematika atau statistika. Data ini merupakan data – data penjualan seperti data daftar
penjualan dan data perhitungan menggunakan kuisioner.
1. Sumber Data
Data yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan skripsi ini adalah Data primer yang
berupa kuisioner untuk menilai efektifitas. Selain data primer penulis juga menggunakan data
sekunder yang mana data tersebut di kumpulkan dari arsip – arsip perusahaan yang berhubungan
dengan transaksi atas penjualan tiket online ataupun non online. Data sekunder yang di gunakan
untuk membandingkan SOP (Standar Operasional Prosedur) dengan penerapan di lapangan. Data
sekunder berupa sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, kegiatan usaha perusahaan,
sistem dan prosedur penjualan, dan list data penjualan.
2. Definisi Operasional Variable
Dalam skripsi ini beberapa variable yang di gunakan oleh penulis diantaranya adalah :
a. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu pemeriksaan terhadap pelaksanaan suatu prosedur yang telah dilakukan
dan yang akan digunakan untuk meramalkan, memperhitungkan, dan mengendalikan
pelaksanaan prosedur kedepannya agar lebih jauh lebih baik.
b. Sistem
Adalah sekelompok komponen atau subsistem yang saling menunjang atau berhubungan
yang memiliki tujuan yang sama.
c. Prosedur
Kegiatan yang telah di tetapkan oleh menejemen perusahaan untuk menjalankan suatu
kegiatan transaksi. Kegiatan ini terdiri dari beberapa langkah – langkah yang berurutan dan
tidak dapat di rubah.
d. Pengendalian Internal
Pengendalian Internal (Internal Control) adalah rencana organisasi dan metode yang di
gunakan untuk menjaga dan melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan
dapat di percaya, memperbaiki efisiensi dan untuk mendorong di taatinya kebijakan
manajemen. Yang bertujuan untuk memberikan keyakinan tenang tujuan perusahaan yaitu :
1) Keandalan dan keakuratan laporan keuangan
2) Efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan
3) Kepatuhan terhadap hukum, peraturan dan kebijakan yang berlaku.
e. Penjualan
Penjualan adalah usaha dimana objek memberikan barang yang di butuhkan kepada mereka
yang memerlukan dengan imbalan suatu harga yang telah di sepakati bersama.
f. Evaluasi Pengendalian Internal
Evaluasi Pengendalian Internal adalah membandingkan antara sistem pengendalian internal
dengan sistem pengendalian pada praktik seharusnya.
256
3. Model Penelitian
SOP
PT. Garuda Indonesia
Aktivitas Penjualan
Aktivitas Penjualan
Tiket
Sistem Informasi
Penjualan Tiket
Online
Sistem Penjualan
Tiket Online
Internal Control
Internal Control
Laporan Penjualan
Perbandingan
Laporan Penjualan
Analisis dan
Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
257
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam melakukan pengisian daftar pertanyaan ICQ ini, penulis memberikan daftar pertanyaan kepada
responden dan meminta untuk mengisi kuisioner. Hal ini di lakukan agar dapat mengetahui pelaksanaan
prosedur atas SOP yang berlaku apakah sudah sesuai atau belum dengan ketentuan yang ada dalam
operasional Garuda Indonesia.
Terlampir perhitungan tabulasi dari hasil ICQ yang di bagikan ke karyawan PT. Garuda Indonesia
Batas efektif dan tidak efektif
5
0
0%
Tidak efektif
Efektif
50%
72%
10
100%
Pengendalian internal dikatakan baik jika terpenuhi nya unsur unsur pengendalian internal seperti
:
a. Adanya otorisasi
b. Adanya pemisahan fungsi dan tugas
c. Pemeriksaan periodic pihak yang independen
d. Terjaganya harta perusahaan
e. Adanya konfirmasil
Dari hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa pengendalian internal atas sistem dan prosedur PT.
Garuda Indonesia telah mencapai angka 72% telah melewati batas indikator efektif dan tidak efektif.
Indikasi kesempurnaan adalah 100% dan sebanyak 28% lainnya berasal dari otorisasi responsif bagian
operasional dalam melayani refund dari customer dan pengecekan harian report pembelian tiket yang
belum tentu di lakukan setiap harinya.
Pengecekan laporan harian CSR dengan buku bank baru di lakukan pada saat rekening Koran dari
bank pemeroses datang ke kantor Garuda Indonesia. Rekening Koran tersebut tidak datang setiap hari,
terkadang dua hari sekali baru datang
Pengendalian internal sistem dan prosedur penjualan pada PT. Garuda Indonesia sudah di katakan
efektif bukan hanya karena melewati batas indicator ICQ tetapi dalam sistem penjualan PT. Garuda
Indonesia sudah berjalan nya unsur unsur pengendalian internal yang baik, seperti adanya pengecekan
pada laporan penjualan, adanya konfirmasi kepada penumpang yang menggalami kendala dalam proses
pembelian tiket, adanya otorisasi dari Manager Operasional dan Manager Akuntansi dalam rekonsiliasi
bank, dan adanya pemisahan tugas setiap karyawannya.
Akurasi data laporan penjualan
Dalam penjualan tiket online web ada terjadi kendala – kendala seperti pada saat melakukan transaksi
kartu kredit ataupun debit telah terpotong tetapi tiket tidak terbentuk. Jika hal seperti ini maka pihak
garuda akan melakukan konfirmasi dengan penumpang apakah uang yang masuk akan di kembalikan ke
kartu kredit ataupun debit penumpang atau akan di bentuk tiket baru. Konfirmasi dari pihak garuda baru
dapat di lakukan pada saat garuda melakukan reporting harian pada H+1 transaksi. Pihak Garuda
Indonesia akan mencocokan antara laporan penjualan harian pada H+1 transaksi dengan laporan bank,
258
jika terjadi ketidakcocokan maka dari pihak Garuda akan menelpon customer, apakah dana yang sudah
masuk akan di bantuk tiket baru atau akan di kembalikan uangnya ke rekening customer.
Jika penumpang yang menyadari tiket yang di beli tidak terbentuk maka dapat melakukan complain
ke call center Garuda, dan pihak Garuda akan menawarkan pembentukan tiket kembali atau melakukan
proses pengembalian uang kembali. Penumpang yang memilih pembentukan tiket kembali, maka Garuda
akan membuat tiket manual untuk pelanggan yang tiketnya tidak terbentuk tadi.
Dan penumpang yang menginginkan pengembalian uang (refund) maka proses melakukan refund
untuk pembayaran dengan kartu debit adalah 5 hari kerja. Dan untuk refund untuk pembayaran dengan
kartu kredit adalah 7 hari kerja proses di Garuda, dari pihak Garuda menyerahkan kepada Bank rekanan
untuk di proses lebih lanjut. Untuk proses pengembalian saldo kredit dari bank yang berbeda dari bank
rekanan Garuda misal seperti pembelian dengan kartu kredit Bank Danamon ke Bank rekanan Garuda
yaitu BCA hal ini yang seringkali mengalami proses yang panjang dan membutuhkan waktu berbulanbulan. Proses refund di Garuda hanya 7 hari kerja tetapi proses antar bank penumpang dengan bank
rekanan Garuda yang memiliki proses yang panjang karena sistem antar bank berbeda-beda.
Bank rekanan Garuda Indonesia yang memproses transaksi dengan menggunakan kartu debit adalah
Bank Mandiri dan BCA sedangkan Bank yang memproses transaksi dengan menggunakan Kartu Kredit
adalah Bank Citibank, Mandiri dan BNI.
Proses refund pembayaran dengan kartu kredit ataupun kartu debit lebih cepat jika menggunakan email ke
[email protected] di bandingkan dengan datang langsung ke kantor penjualan. Di
karenakan dari kantor penjualan hanya menerbitkan refund request form yang akan di ambil oleh kurir
Bank yang bersangkutan secara kolektif. Pengambilan refund request form biasanya di ambil setiap
seminggu sekali ke kantor penjualan Garuda Indonesia namun bahkan beberapa bank melakukan
pengambilan refund request form tersebut dua minggu sekali. Jika refund di lakukan dengan
menggunakan email, maka pihak bagian operasional akan mengakses email tersebut yang kemudian
membuat refund request form. Setalah refund request form tersebut telah terbit maka akan di otorisasi dan
verifikasi oleh manager operasional dan dikirimkan ke pihak bank tersebut dengan menggunakan email.
Hal ini yang membedakan antara refund dengan menggunakan email ataupun datang langsung ke kantor
penjualan.
Jika penerimaan refund request form terjadi pada akhir bulan maka penjualan tiket yang
melakukan refund tetap di akui sebagai penjualan di tanggal refund request form tersebut di terima.
Pengurangan nominal refund pada laporan penjualan baru akan di lakukan setelah Bank pemeroses
memotong saldo rekening Garuda Indonesia di bulan berikutnya. Bank tidak memberikan laporan
rekening Koran secara bulanan, tetapi secara harian yang akan di cocokan dengan laporan CSR Garuda
Indonesia.
SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap evaluasi pengendalian internal sistem dan prosedur akuntansi
penjualan melalui wawancara, ICQ dan data penjualan yang di peroleh pada PT. Garuda Indonesia, maka
dapat di simpulkan bahwa sistem dan prosedur sudah berfungsi dengan baik sesuai dengan kebijakan dan
peraturan yang di tetapkan oleh perusahaan.
Namun penerapan pengecekan data CSR dan buku bank yang masih tidak sesuai dengan standar.
Standar pengecekan buku bank dengan CSR Garuda Indonesia adalah H+1 tetapi ternyata penerapannya
adalah tergantung pada rekening Koran bank yang di terima oleh Garuda Indonesia. Rekening yang
datang tidak selalu H+1 tetapi bisa H+2 ataupun H+3 sehingga data penjualan belum menunjukan kondisi
yang sebenernya pada laporan penjualan.
Prosedur dari awal transaksi sampai dengan laporan penjualan terbentuk sudah sesuai dengan
prosedur yang berlaku. Jika ada proses pengembalian uang di karenakan kesalahan sistem pembelian tiket
259
ataupun ada pembatalan penerbangan dapat melakukan refund dengan prosedur refund yang telah di
tetapkan. Jangka waktu pengembalian refund adalah 14 hari kerja. Refund request form yang di lakukan
pada akhir bulan akan tetap diakui sebagai penjualan tiket, rekonsiliasi buku bank baru di lakukan pada
saat bank telah memotong saldo rekening perusahaan untuk pengembalian refund tiket. Hal ini di lakukan
perusahaan agar saldo bank dengan laporan penjualan CSR sama. Namun sebagai akibat dari menunggu
rekening Koran bank untuk melakukan pengecekan data refund maka akurasi data belum akurat.
Keterbatasan
Keterbatasan penelitian ini adalah dalam ruang lingkup penelitian dimana penelitian ini hanya
membatasi lingkup penjualan tiket online sedangkan dalam lingkup penjualan tiket direct selling dan
phone booking pun banyak terjadi kendala.
Rekomendasi
Sebaiknya adanya buku besar pembantu untuk memcatat permintaan refund. Karena refund request
form jika sudah ada approve oleh bagian yang berwenang seperti manager sudah sah dalam pencatatan
laporan keuangan tidak perlu menunggu pengurangan saldo rekening perusahaan.
Untuk penelitian yang akan datang dapat membahas kendala kesalahan sistem dalam penjualan tiket
direct selling dan phone booking dan bagaimana prosedur dari pihak bank dalam melayani proses refund
tiket dari maskapai Garuda Indonesia.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan terlaksananya tugas akhir ini, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya, terutama kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr Ir Arief Kusuma AP, MBA, selaku Rektor Universitas Esa Unggul
2. Bapak Dr MF. Arrozy, SE, Msi, Akt. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Univrsitas Esa Unggul.
3. Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Esa Unggul
4. Ibu Rilla Gantino SE. Ak, MM Selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu,
memberikan bimbingan dan nasehat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Para dosen yang selama ini telah mendidik dan membekali ilmu selama penulis kuliah di Fakultas
Ekonomi Univeritas Esa Unggul.
6. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa, dukungan yang tidak henti-hentinya yang diberikan
kepada penulis.
Daftar Pustaka
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley., 2008, Auditing dan Jasa Assurance, Jilid Satu, Edisi
12 Jakarta: Erlangga.
Baridwan, Zaki, 2008, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua, Yogyakarta: BPFE - Yogyakarta.
Gondodiyoto, Sanyoto, 2007, Audit Sistem Informasi, Jakarta: Mitra Wacana Media.
http://komplain.info/?p=714 diakses tanggal 27/10/2011, pukul 00.42 WIB
http://www.scribd.com/doc/72467179/JurnalAkuntansi diakses tanggal 05/11/2011, pukul 23:23 WIB
James A. Hall, Accounting Information System, 2007, Buku 1, Edisi Keempat, Jakarta: Salemba Empat.
Krismiaji, 2010, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Ketiga, Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Menejemen
YKPN – Yogyakarta.
Marshall B. Romney, 2009, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kesembilan, Jakarta: Salemba Empat.
260
Marom, Chairul, 2001, Pedoman Penyajian Pelaporan Keuangan, Jakarta: Grasindo, hal 6 – 10
Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Jakarta: Salemba Empat.
Narko, 2007, Sistem Akuntansi, Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.
Winarno, Wing Wahyu, 2006, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua, Yogyakarta: UPP STIM YKPM.
261
DAMPAK TINDAKAN EARNING MANAGEMENT TERHADAP RESPON
PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND
BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE TAHUN 2007 SAMPAI DENGAN 2009
Kurniawan
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRAKSI
Manajemen laba adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen yang menaikkan
atau menurunkan laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya yang tidak
mempunyai hubungan dengan kenaikkan atau penurunan profitabilitas perusahaan untuk jangka
panjang.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari Pengaruh kuantitatif antara variabel manajemen laba
sebagai variabel independen terhadap return saham sebagai variabel dependen.
Penelitian menyimpulkan bahwa seluruh perusahaan yang diuji terbukti melakukan praktek
manajemen laba dengan menurunkan nilai laba dan manajemen laba berpengaruh secara
negatif atau berbanding terbalik terhadap return saham tetapi tidak secara signifikan
berpengaruh.
Kata kunci : Manajemen laba, Return saham
PENDAHULUAN
Laporan keuangan mempunyai fungsi utama sebagai media komunikasi yang digunakan untuk
mengurangi asimetri informasi antara emiten dan investor. Kondisi dari keuangan perusahaan tercermin
dalam laporan keuangan yang digunakan oleh investor untuk melakukan penilaian sebelum pengambilan
keputusan dalam melakukan transaksi membeli atau menjual instrumen saham. Salah satu aspek dalam
laporan keuangan yang dapat digunakan oleh para investor untuk mengukur kinerja perusahaan adalah
kemampuan emiten dalam menghasilkan laba. Implikasinya adalah harga saham akan bereaksi terhadap
informasi laba yang dipublikasikan melalui laporan keuangan.
Berdasarkan kenyataan yang ada seringkali perhatian para pengguna laporan keuangan hanya
tertuju pada informasi kuantitas dari laba tanpa memperhatikan bagaimana laba tersebut dihasilkan. Hal
ini dapat mendorong manajemen perusahaan selaku para manajer untuk melakukan beberapa tindakan
yang disebut manajemen laba. Perhatian para investor yang hanya terpusat pada kuantitas laba tanpa
262
memperhatikan prosedur dan standar yang digunakan dapat mendorong pihak manajemen untuk
melalukan manajemen laba.
Terdapat dua jenis tipe investor, yang pertama adalah investor sophisticated yang merupakan tipe
investor yang sangat mempertimbangkan baik-baik laba yang dihasilkan melalui laporan keuangan
dengan memperhatikan sistem dan prosedur dalam mendapatkan nilai laba tersebut sebelum memutuskan
untuk melakukan transaksi saham. Tipe jenis ini yang diharapkan ada pada setiap investor di Indonesia.
Tipe investor yang kedua adalah investor naif yang mempertimbangkan untuk melakukan transaksi saham
lebih berdasarkan isu yang beredar dan nilai kuantitas dari laba saja, yang mempunyai kemungkinan lebih
besar untuk terkena dari kebijakan manajemen laba.
Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek
perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Maka sebagai
3 pengelola,
manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Akan tetapi
informasi yang disampaikan kadang diterima tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya. Kondisi
ini dikenal sebagai informasi yang tidak simetris atau asimetris informasi. Asimetri antara manajemen
dengan pemilik dapat memberikan kesempatan kepada manajer melakukan manajemen laba.
Pihak manajemen lebih memungkinkan melakukan praktek manajemen laba dikarenakan
menyatakan bahwa agen berada posisi yang mempunyai informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan
kerja dan perusahaan serta keseluruhan dibandingkan dengan prinsipal. Dengan asumsi bahwa setiap
individu bertindak untuk memaksimalkan kepentingan diri sendiri. Maka dengan informasi asimetri yang
dimilikinya akan mendorong agen untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui
prinsipal (Yushita : 2010).
Pemahaman atas manajemen laba menjadi dua. Pertama, melihatnya sebagai perilaku opurtunistik
pihak manajer untuk memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang
dan political costs. Kedua, dengan memandang manajemen laba dari sudut pandang efficient contracting,
dimana manajemen laba memberi manajer suatu keleluasan untuk melindungi diri mereka dan perusahaan
dalam mengantisipasi masalah yang tidak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam
kontrak. Dengan demikian, manajer dapat mempengaruhi nilai pasar saham perusahaannya melalui
manajemen laba, contohnya dengan membuat perataan lama (income smoothing) dan pertumbuhan laba
sepanjang waktu (Kurnaini: 2009).
Fenomena dari return saham menjadi sangat menarik dimana nilai return yang dihasilkan dari
perubahan harga saham pada suatu periode dapat menjadi acuan para investor untuk melakukan transaksi
saham, sebagai contoh jika nilai return saham terus meningkat dapat merangsang para investor untuk
melakukan permintaan atas jumlah lembar saham, sehingga secara signifikan meningkatkan nilai saham
tersebut. Tetapi ketika nilai return saham sudah sangat tinggi malah berdampak kepada para investor
untuk melepas atau menjual lembar saham tersebut untuk mendapatkan keuntungan dari selisih harga
saham tersebut, dan mengakibatkan return saham tersebut menjadi negatif.
Penelitian ini secara empirikal menguji perilaku manajemen laba yang diukur dengan akrual
diskresioner sebagai alat pengukur. Ada beberapa alasan mengapa penelitian tentang manajemen laba
difokuskan kepada proses akrual. Pertama, akrual adalah hasil dari GAAP dan apabila laba diatur menurut
GAAP maka manajemen laba terjadi melalui akrual. Kedua, dengan memfokuskan penelitian kearah pada
penggunaan basis akrual akan mengurangi permasalahan yang terjadi di dalam meneliti manajemen laba
yang disebabkan oleh keterbatasan untuk melakukan pengukuran terhadap pengaruh pilihan akuntansi.
Ketiga, jika manajemen laba berasal dari komponen diluar kebijakan akrual maka investor akan dapat
mengetahui indikasi manajemen laba pada laba yang dilaporkan (Sokarina Ayudia : 2009)
Perusahaan food and beverages digunakan dalam penelitian ini karena perusahaan tersebut
merupakan perusahaan yang mampu bertahan dalam kondisi kebijakan apapun karena produknya dapat
dikategorikan sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia sehingga seburuk apapun kebijakan yang
dibuat hampir pasti produk perusahaan ini tetap dibeli dan dinikmati oleh konsumen. Apabila kegiatan
263
produksi tersebut tersendat beberapa waktu maka hal tersebut dapat menjadi berita buruk bagi perusahaan
karena proses produksinya memerlukan waktu yang relatif lama. Untuk itu perusahaan harus memperkuat
faktor internal agar dapat berkembang dan bertahan. Dan salah satu usaha untuk memperkuat faktor
internalnya adalah menjaga kestabilan return. Hal ini dapat mendorong pihak perusahaan untuk
melakukan manajemen laba untuk meningkatkan return saham pada pasar modal.
Bertitik tolak dari latar belakang masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah telah terjadi manajemen laba pada perusahaan food and beverages yang
go public di bursa efek Indonesia periode tahun 2007 sampai dengan 2009.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh manajemen laba terhadap return saham pada
perusahaan food and beverages yang go public di bursa efek Indonesia periode tahun 2007 sampai
dengan 2009.
METODE PENELITIAN
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ha1 : Manajemen laba secara signifikan berpengaruh secara negatif terhadap return saham.
Penelitian ini dilakukan pada Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia
Jl.Jend Sudirman Kav 24-25, Jakarta Pusat. waktu penelitian dilakukan dari bulan Oktober 2011 sampai
dengan Januari 2012.
Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder, data sekunder adalah data
yang diperoleh secara tidak lansung dan dikumpulkan dari hasil publikasi pihak lain. Data tersebut adalah
annual report dan data perubahan harga saham perusahaan food and beverages yang go public di bursa
efek Indonesia periode tahun 2007 sampai dengan 2009.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek
5
Indonesia (BEI), periodisasi populasi penelitian ini mencakup data tahun 2007-2009.
Jumlah untuk tahun 2007 adalah 18 perusahaan
Jumlah untuk tahun 2008 adalah 18 perusahaan
Jumlah untuk tahun 2009 adalah 18 perusahaan
Total seluruh penelitian adalah
54 perusahaan
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara sampling Jenuh, yaitu pengambilan
sampel secara menyeluruh dari data yang akan diuji, pengambilan sampel yang akan diuji tesebut sebagai
berikut, Perusahaan food and beverages dan komponennya yang selalu konsisten terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2007-2009.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan Data sekunder yang digunakan
dalam penelitian kuantitatif berupa daftar perusahaan food and beverages yang terdapat di Bursa Efek
Indonesia periode 2007-2009 juga melalui website www.idx.co.id sedangkan data sekunder yang
digunakan dalam penelitian kuantitatif berupa data laporan keuangan yang diperoleh dari prospektus
perusahaan food and beverages yang terdaftar di Pusat Referensi Pasar Modal di BEI.
Model Hipotesis
Earning
Management
Return Saham
Penelitian ini untuk menguji bagaimana dampak dari earning management pada perusahaan food
and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terhadap perilaku pengguna laporan keuangan yaitu
264
investor yang tercermin dalam return saham, apakah dampak earning management tersebut berpengaruh
positif atau negatif terhadap return saham.
Uji F digunakan untuk menguji apakah terdapat pengaruh secara simultan antara variabel
independen yaitu manajemen laba (X) terhadap variabel dependen yaitu return saham (Y).
Dasar pengambilan keputusan :
i. Jika Sig < 0,05 maka Ha diterima.
ii. Jika Sig > 0,05 maka Ha ditolak.
Pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan regresi sederhana (single regression) persamaan
regresinya adalah sebagai berikut :
6
Y=a+bX
Dimana :
Y = Return Saham
a
= Konstanta / Intercept Persamaan Regresi
X = Manajemen Laba
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau
populasi sebagaimana adanya statistik, Uji kualitas data dilakukan dengan menggunakan uji
normalitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi
variabel dependen dan variabel independen memiliki distribusi normal atau tidak dengan
menggunakan normal probability plot jika titik mendekati garis diagonal maka data tersebut
dianggap normal.
Uji autokorelasi terjadi apabila terdapat hubungan yang signifikan antar dua data yang
berdekatan. Autokorelasi adalah korelasi antara serangkaian observasi yang diurutkan menurut
waktu (time series) atau menurut ruang (cross sectional). Cara mendeteksi adanya autokorelasi
berdasarkan Durbin Watson melalui angka D-W adalah apabila nilai statistik Durbin Watson
mendekati angka 2, maka dapat dinyatakan bahwa pada pengamatan tersebut tidak memiliki
autokorelasi dan sebaliknya.
Uji heterokedastisitas untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat kesamaan
atau ketidaksamaan varian antara satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Dampak dari
adanya heterokedastisitas adalah kesalahan baku koefisien regresi akan berpengaruh sehingga
akan memberikan indikasi yang salah dan koefisien determinasi memperhatikan daya penjelasan
yang terlalu besar. Cara mendeteksi adanya heterokedastisitas apabila pada gambar titik-titik
yang ada menyebar maka berarti tidak terjadi heterokedastisitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 54 Perusahaan food and Beverages yang go
public di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007 sampai dengan 2009. Dan terindikasi secara
265
7
menyeluruh telah melakukan praktek manajemen laba dengan menurunkan laba secara negatif
sebesar means -2,6953.
CODE
NAMA
Manajemen laba (Akrual diskresioner)
2007
2008
2009
ADES
Ades Alfindo Tbk
-549673,3859
-357271,476
-372100,5637
AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
-541036,1856
-668542,3516
-1381478,155
AQUA
Aqua Golden Mississi Tbk
-987177,5355
-1076211,334
-1344281,741
CEKA
Cahaya Kalbar Tbk
-107898,5357
-313269,989
-533626,5276
DAVO
Davomas Abadi Tbk
-4123052,073
-6151521,733
-7427743,744
DLTA
Delta Djakarta Tbk
-479922,7893
-553752,3927
-515322,816
FAST
Fast Food Indonesia Tbk
-402675,9739
-464535,8459
-591605,3077
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
-19976849,05
-22016465,02
-26174323,14
MLBI
Multi Bintang Indonesia Tbk
-1141713,665
-1306033,374
-1612743,85
MYOR
Mayora Indah Tbk
-2270414,091
-2455991,585
-3089685,545
PSDN
Prasidha Aneka Niaga Tbk
-383567,2437
-371375,5394
-388214,4429
PTSP
Pioneerindo Gourmet Int l Tbk
-89026,67074
-67358,63993
-89124,65501
SIPD
Sierad Produce Tbk
-1270638,874
-1452260,937
-1447985,022
SKLT
Sekar Laut Tbk
-207732,8938
-198853,8279
-208639,5944
SMAR
SMART Tbk
-3177950,883
-4456609,296
-7028065,202
STTP
Siantar TOP Tbk
-734088,078
-853882,6404
-1026050,694
TBLA
Tunas Baru Lampung Tbk
-1958756,331
-2673362,089
-2216071,532
ULTJ
Ultra Jaya Milk Tbk
-1820598,533
-2200977,527
-2237908,448
Hasil dari Uji F adalah :
Tabel 5.3
Hasil uji F
Coefficients
a
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
m.laba
Std. Error
.293
.149
-2.836E-8
.000
Coefficients
Beta
T
-.152
Sig.
1.974
.054
-1.112
.271
a. Dependent Variable: r.saham
Sumber : Hasil uji pengolahan data statistik
266
Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Ha1 ditolak
Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara manajemen laba terhadap return saham.
Dimana variabel manajemen laba mempunyai nilai signifikansi 0,271 atau lebih besar dari tingkat
signifikansi 0,05. Hal ini berarti bahwa variabel manajemen laba tidak dapat dipakai sebagai penduga
yang signifikan pada taraf keyakinan 95%.
Hasil pengujian regresi antara variabel manajemen laba terhadap return saham pada
perusahaan-perusahaan food and beverages yang go public di Bursa Efek Indonesia periode tahun
2007 sampai dengan 2009, menunjukkan pengaruh yang negatif atau berbanding terbalik dari
manajemen laba terhadap return saham sebesar nilai regresi -2,836. Walaupun tidak terbukti secara
signifikan berpengaruh. Hal tersebut disebabkan ketika pihak manajemen melakukan praktek
manajemen laba dengan menurunkan nilai laba yang dilaporkan, dan hal tersebut diketahui oleh pihak
investor sehingga menjadi citra negatif bagi investor untuk menanamkan sahamnya kepada perusahaan
yang terindikasi melakukan manajemen laba tersebut.
Respon negatif investor terhadap perusahaan yang terindikasi melakukan praktek manajemen
laba ditunjukkan dengan keenganan pihak investor dalam melakukan transaksi permintaan saham,
dengan asumsi nilai penawaran saham yang tetap, maka dapat berakibat merosotnya harga saham
sehingga berdampak negatif terhadap return saham perusahaan yang melakukan praktek manajemen
laba.
KESIMPULAN
Berdasarkan pengaruh manajemen laba terhadap return saham pada perusahaan food and
beverages yang go public pada periode tahun 2007 sampai dengan 2009 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perusahaan-perusahaan yang diuji dalam penelitian ini sebanyak 54 perusahaan terbukti telah
melakukan praktek manajemen laba secara menyeluruh (100%) dengan menurunkan nilai laba yang
dilaporkan pada laporan keuangan.
2. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel manajemen laba berpengaruh secara negatif terhadap
return saham dengan tidak secara signifikan.
SARAN
Melihat hasil dari penelitian ini dan melihat kesimpulan yang diperoleh maka dapat diajukan
saran sebagai berikut:
1. Bagi Emiten : agar perusahaan emiten tidak perlu melakukan tindakan praktek manajemen laba,
karena tidak signifikan berpengaruh terhadap return saham. Malah mengindikasikan berpengaruh
secara negatif terhadap return saham. Dan mempunyai resiko yang besar apabila terungkap oleh
pihak investor bahwa perusahaan emiten telah melakukan manajemen laba, sehingga citra buruk bagi
perusahaan emiten itu sendiri.
267
2. Bagi Investor : agar menjadi lebih sophisticated dan berhati-hati dalam menilai kualitas laba yang
telah dilaporkan, dikarenakan penelitian ini membuktikan seluruh perusahaan yang diuji melakukan
manajemen laba dengan menurunkan nilai laba yang dilaporkan.
3. Bagi penelitian selanjutnya : sebaiknya menambah jumlah sampel pada penelitian selanjutnya dan
jangan hanya terbatas pada perusahaan food and beverages saja, namun dapat mengambil sampel
perusahaan dari bidang lainnya agar di dapat hasil yang lebih maksimal. Dapat juga menambah
10
jumlah variabel yang ikut berpengaruh bersama-sama dengan variabel manajemen
laba yang
berpengaruh terhadap return saham.
UCAPAN TERIMA KASIH
Selesainya pembuatan jurnal ilmiah ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, pada
kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dengan penuh rasa hormat
kepada:
1. Bapak Dr. Arief Kusuma, MBA selaku Rektor Universitas Esa Unggul.
2. Bapak Dr. MF. Arrozi Adhikara, SE,Ak.M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Esa
Unggul.
3. Bapak Drs. Daulat Freddy, Ak. MM, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Esa Unggul.
4. Ibu Sri Handayani, SE. MM, selaku Pembimbing. Pembimbing yang telah berkenan meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya, guna memberikan petunjuk, bimbingan dan pengarahan yang sangat
berharga, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan jurnal ini.
5. Pada dosen yang selama ini telah mendidik, membekali ilmu pengetahuan, memberikan inspirasi dan
semangat selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul.
6. Kepada orangtua tercinta yang selalu mendukung, mendoakan dan memberikan dukungan baik moril
maupun materil sehingga peneliti dapat menyelesaikan pembuatan jurnal ini dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Kurnaini Ika, Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Sokarina Ayudia, Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Return Saham, 2006
Yushita A.Novi, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia Vol. VIII. No. 1, 2010
268
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA INDUSTRI ROKOK
BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA
SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN NEGARA DARI
SEKTOR PAJAK
Melly Rahmawaty
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRACT
This study aims to determine the cigarette industry's financial performance based on
financial statements as well as its contribution to tax revenues from the sector by using financial
ratio analysis. The author took the tobacco industry research firm that is registered in IDX
(Indonesia Stock Exchange).
The data analysis method used is descriptive quantitative method is the method of data
analysis that describes the financial performance based on financial ratios is liquidity ratios,
solvency ratios, profitability ratios and then using the company's health standards and describes
the contribution of taxes to the state in the past, namely 2006 to 2010.
Conclusion This study shows that the performance of the tobacco industry as a whole as
measured by the standard of health is said to be healthy because it has a value of liquidity,
solvency, and profitability is always above the standard set of corporate health. And PT.HM
Sampoerna Tbk, in the past is the largest tax contributions to state revenues.
PENDAHULUAN
Kinerja perusahaan mencerminkan prestasi kerja yang telah dicapai oleh perusahaan
dalam kurun waktu tertentu. Untuk dapat bertahan dalam krisis global yang sedang melanda
dunia pada saat ini, maka kinerja perusahaan harus baik. Untuk mengetahui bagaimana kinerja
perusahaan maka harus dinilai kinerjanya dan untuk menilai kinerja perusahaan dapat
menggunakan analisa laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap terdiri atas neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
Adanya analisis laporan keuangan selain dapat menilai kinerja keuangan perusahaan, aspek
penting dapat memberikan gambaran mengenai kondisi kesehatan keuangan suatu perusahaan. Dengan
adanya gambaran mengenai kondisi kesehatan keuangan tersebut, maka pihak manajemen dan para
investor dapat mengetahui baik atau tidaknya kondisi kesehatan suatu perusahaan.
Adanya analisis laporan keuangan selain dapat menilai kinerja keuangan perusahaan, aspek
penting dapat memberikan gambaran mengenai kondisi kesehatan keuangan suatu perusahaan. Dengan
269
adanya gambaran mengenai kondisi kesehatan keuangan tersebut, maka pihak manajemen dan para
investor dapat mengetahui baik atau tidaknya kondisi kesehatan suatu perusahaan.
Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pihak pemerintah dan para pemakai
laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan. Dengan menggunakan rasio keuangan untuk
menganalisa neraca akan dapat diketahui atau diperoleh gambaran posisi keuangan perusahaan,
sedangkan analisa terhadap laba rugi akan memberikan gambaran tentang hasil dan perkembangan
perusahaan.
Agar tidak meluasnya analisis ini, maka penulis membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut
:
1. Penulis meneliti berdasarkan laporan keuangan yang sudah diaudit, yang hanya pada Laporan Posisi
Keuangan, dan Laporan Laba Rugi.
2. Penulis dalam mengukur kinerja keuangan industri rokok menggunakan analisis rasio yaitu, rasio
likuiditas ( rasio lancar, rasio cepat), rasio solvabilitas (rasio kewajiban terhadap aset dan rasio
kewajiban terhadap ekuitas ), rasio profitabilitas ( margin laba kotor, margin laba bersih, ROE dan
ROA), rasio aktivitas ( rasio perputaran persediaan dan rasio perputaran aktiva.
3. Penelitian hanya dilakukan terhadap industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2006-2010.
Perumusan Masalah
1. Bagaimana kinerja keuangan industri rokok di Bursa Efek Indonesia bila dilihat dari perhitungan
analisis rasio keuangan ( rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio akivitas )
untuk tahun 2006-2010 ?
2. Manakah diantara perusahaan HM.Sampoerna Tbk, Bentoel International Investama Tbk dan Gudang
Garam Tbk, yang kontribusi pajak paling besar terhadap pendapatan negara dimasa lalu, bila dilihat
dari kinerja laporan keuangannya ?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
2.
Untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan industri rokok di Bursa Efek Indonesia yang dilihat
dari hasil perhitungan analisis rasio keuangan.
Untuk mengetahui manakah diantara perusahaan HM.Sampoerna Tbk, Bentoel International
Investama Tbk dan Gudang Garam Tbk, yang kontribusi pajak paling besar terhadap pendapatan
negara di masa lalu, bila dilihat dari kinerja laporan keuangannya.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan serta pengalaman yang bermanfaat, yaitu dengan
mempelajari sistem dan aktivitas perusahaan sehingga dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh.
2. Bagi Perusahaan
270
Penulis mengharapkan agar data dan informasi yang di peroleh dan dikumpulkan dalam skripsi ini,
dapat menjadi masukan dalam meneruskan kebijakan dan tindakan-tindakan selanjutnya sehubungan
dengan analisis laporan keuangan.
3. Bagi Pihak Lain
Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk bahan penelitian bagi peneliti yang berminat
dalam bidang yang serupa.
METODE PENELITIAN
Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian yaitu data kuantitatif yang berupa laporan keuangan
industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010. Laporan keuangan
disini hanya pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi.
Populasi dan Sampel
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu industri rokok yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2006-2010. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Sampel Jenuh
yaitu teknik penentuan sampel karena semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Yang
menjadi sampel jenuh dalam penelitian ini yaitu semua perusahaan industri rokok yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2006 – 2010.
Definisi Operasional Variabel
Operasional Variabel dalam skripsi ini adalah :
1. Kinerja keuangan merupakan suatu hasil atas prestasi yang telah dicapai perusahaan dalam
menjalankan fungsinya dan pengelolaan dana perusahaan secara efektif dan efisien selama periode
tertentu. analisis kinerja perlu dilakukan suatu perusahaan untuk dapat mengetahui bagaimana
perencanaan kedepannya atau dapat menjadikan bahan masukan untuk melakukan suatu
perencanaan..
2. Analisis rasio keuangan merupakan salah satu tolak ukur yang sering digunakan yang
menghubungkan dua data keuangan satu dengan yang lainya.
a. Rasio Likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang jangka pendeknya
yang jatuh tempo. Dalam penelitian ini penulis hanya memakai dua rasio yaitu :
1. Rasio Lancar ( current ratio ), Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi
kewajiban – kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar
semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Rasio Lancar =
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
2. Rasio Cepat ( quick ratio ), menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu
menutupi utang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik.
Rasio Cepat =
Aktiva Lancar – Persediaan
Kewajiban Lancar
271
3. Rasio Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutangnya baik
dalam hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Dalam penelitian ini penulis
hanya memakai dua rasio yaitu :
a. Rasio Kewajiban tehadap aset ( Debt to asset ratio ), menunjukan sejauh mana utang
dapat di tutupi oleh aktiva jika lebih besar rasionya maka lebih aman.
DAR =
Total Kewajiban
Total Aktiva
b. Rasio Kewajiban terhadap ekuitas ( Debt to equity ratio ), menunjukan sejauh mana
modal pemilik dapat menutupi utang – utang kepada pihak luar, semakin kecil rasio ini
semakin baik.
DER =
Total Hutang
Total Ekuitas
4. Rasio profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu. Dalam penelitian ini penulis memakai empat rasio yaitu :
1. Margin laba kotor ( gross profit margin ), menunjukan margin kotor yang diperoleh
perusahaan.
GPM =
Laba Kotor
Penjualan bersih
2. Margin laba bersih ( net profit margin ), berapa besar pendapatan bersih yang diperoleh
dari setiap penjualan.
NPM =
Laba Bersih Setelah Pajak
Penjualan
3. Return On Asset ( ROA ), untuk mengetahui seberapa besar jumlah aset yang digunakan
untuk menghasilkan laba perusahaan.
ROA =
Laba Bersih Setelah Pajak
Total Aktiva
4. Return On Equity ( ROE ), untuk mengetahui seberapa besar hasil yang diperoleh dari
penanaman modal perusahaan.
ROE =
Laba Bersih Setelah Pajak
Total Ekuitas
5. Rasio Aktivitas merupakan kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari –
hari . Dalam penelitian ini penulis hanya memakai dua rasio yaitu :
1. Perputaran persediaan ( Inventory Turn Over ), menunjukan berapa kali persediaan
barang dijual dan diadakan kembali selama satu periode.
Perputaran Persediaan =
Harga Pokok Penjualan
Rata – rata Persediaan
272
2. Perputaran total aktiva ( Total Asset Turn Over ), menunjukan perputaran total aktiva
diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva
menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.
Perputaran Aktiva (TATO ) =
Penjualan
Total Aktiva
6. Pendapatan negara, semua penerimaan negara yang berasal dari penerimaan perpajakan,
penerimaan yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa yang dimiliki dan dihasilkan oleh
pemerintah. Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan yaitu pendekatan
pendapatan, pendekatan produksi dan pendekatan pengeluaran. Faktor – faktor yang
mempengaruhi pendapatan negara / nasional yaitu adanya penawaran dan permintaan,
konsumsi dan tabungan ,dan investasi. Salah pendapatan terbesar negara yaiu berasal dari
sektor pajak atau penerimaan perpajakan. Pajak salah satu sumber pendapatan negara karna
pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran – pengeluaran negara.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 1
Ringkasan Nilai Kesehatan Perusahaan Industri Rokok Periode 2006 – 2010
Dari tabel di atas dapat disimpulkan yang memiliki kinerja paling baik yaitu PT.
Gudang Garam Tbk, karena PT. Gudang Garam Tbk dinyatakan sehat sekali dari tahun
Rasio Keuangan
Rasio
Rasio
Solvabilitas Profitabilitas
184,19%
54,34%
195,06%
66,28%
199,58%
72,03%
244,34%
68,95%
199,08%
85,64%
Perusahaan
A. PT HM Sampoerna Tbk, 2006
PT HM Sampoerna Tbk, 2007
PT HM Sampoerna Tbk, 2008
PT HM Sampoerna Tbk, 2009
PT HM Sampoerna Tbk, 2010
Rasio
Likuiditas
168,05%
177,97%
144,43%
188,06%
161,25%
B. PT Gudang Garam Tbk, 2006
PT Gudang Garam Tbk, 2007
PT Gudang Garam Tbk, 2008
PT Gudang Garam Tbk, 2009
PT Gudang Garam Tbk, 2010
188,61%
195,14%
221,73%
245,99%
270,08%
253,93%
246,66%
281,43%
307,74%
326,33%
12,18%
15,16%
17,11%
26,38%
26,56%
Sehat Sekali
Sehat Sekali
Sehat Sekali
Sehat Sekali
Sehat Sekali
C. PT Bentoel Investama Tbk, 2006
PT Bentoel Investama Tbk, 2007
PT Bentoel Investama Tbk, 2008
PT Bentoel Investama Tbk, 2009
PT Bentoel Investama Tbk, 2010
160,72%
353,24%
247,83%
207,76%
249,99%
202,94%
166,51%
163,48%
164,04%
176,79%
15,07%
18,23%
14,11%
12,20%
17,25%
Sehat Sekali
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Kesimpulan
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat Sekali
Sehat
273
2006 sampai dengan tahun 2010, dibandingkan dengan PT. HM Sampoerna dan PT.
Bentoel Investama Tbk. Namun walaupun PT. Gudang Garam Tbk, memiliki kinerja
yang paling baik, PT. Gudang Garam Tbk memiliki nilai likuiditas yang over likuid, yaitu
nilai yang terlalu besar dari standar kesehatan yang ditetapkan, maksudnya perusahaan
terlalu berlebihan dalam melunasi hutang jangka pendeknya ( likuiditas ) sehingga bisa
berdampak banyaknya uang yang menganggur atau terlalu boros, bisa juga berdampak
kurangnya investasi perusahaan untuk dimasa depan.
Tabel 2
Kontribusi Pajak Industri Rokok Periode 2006-2010
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
TOTAL
PT. Hm Sampoerna
1.787.404.000.000
1.712.231.000.000
1.900.169.000.000
2.124.156.000.000
2.325.481.000.000
9.849.441.000.000
Perusahaan
PT. Gudang Garam
593.935.000.000
758.892.000.000
775.852.000.000
1.342.312.000.000
1.416.507.000.000
4.887.498.000.000
PT. Bentoel Investama
34.028.346.610
38.167.204.324
5.039.304.547
2.431.000.000
9.052.000.000
88.717.855.481
Dari lima tahun terakhir total kontribusi pajak yang diberikan industri rokok yang paling
besar adalah PT. HM Sampoerna Tbk, yaitu sebesar Rp. 9.849.441.000.000 dilihat dari segi
persentase kontribusi pajak, PT. HM Sampoerna Tbk, naik dan turun, dalam arti selama lima
tahun terakhir PT. HM Sampoerna Tbk, sempat terjadi penurunan sebesar 4,20% di tahun 2007,
dan terjadi peningkatan di tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Jika dilihat dari kontribusi
kenaikan pajak dalam lima tahun terakhir, yang cenderung selalu meningkat setiap tahunnya
yaitu pada PT. Gudang Garam Tbk, karena PT. Gudang Garam Tbk, total kontribusi pajak untuk
lima tahun terakhir yaitu sebesar Rp. 4.887.498.000.000 dilihat dari persentase setiap tahunnya
PT. Gudang Garam Tbk, cenderung selalu menunjukan peningkatan, untuk tahun 2006 ke tahun
2007 terjadi kenaikan sebesar 27,77%, tahun 2007 ke tahun 2008 sebesar 2,23%, tahun 2008 ke
tahun 2009 sebesar 73,01% dan tahun 2009 ke tahun 2010 sebesar 5,52%.
274
Tabel 3
Ringkasan Kontribusi Pajak (%) industri rokok periode 2006-2010
Tahun
PT. HM
Sampoerna Tbk
PT. Gudang
Garam Tbk
PT. Bentoel
Investama Tbk
2006
2007
-4,20%
27,77%
12,16%
2007
2008
10,97%
2,23%
-86,79%
2008
2009
11,78%
73,01%
-51,75%
2009
2010
9,48%
5,52%
272,35%
Jika dilihat dari tabel 1 yaitu ringkasan nilai kesehatan perusahaan industri rokok periode
2006-2010 yang memiliki kinerja paling baik yaitu PT. Gudang Garam Tbk, karena PT. Gudang
Garam Tbk dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 dinyatakan sehat sekali dibanding PT.
HM Sampoerna Tbk dan PT. Bentoel Investama Tbk. Pada tabel 3 yaitu ringkasan kontribusi
pajak (%) industri rokok periode 2006-2010 yang menunjukan kenaikan persentase kontribusi
pajak yaitu PT. Gudang Garam Tbk sehingga dapat disimpulkan walaupun PT. Gudang Garam
Tbk bukan yang memberikan kontribusi pajak paling besar, tetapi dari segi penilaian kinerja PT.
Gudang Garam yang paling baik dan konsisten memberikan kenaikan persentase kontribusi
pajak.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dan analisis pada bab-bab sebelumnya mengenai kinerja keuangan
Perusahaan yang terdapat pada Industri Rokok, maka penulis menarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Kinerja keuangan Industri Rokok bila dilihat dari perhitungan rasio keuangan, hasilnya baik. Dan dari
perhitungan rasio dengan menggunakan standar kesehatan perusahaan dari ketiga perusahaan yaitu
PT. HM Sampoerna Tbk, PT. Gudang Garam Tbk,dan PT. Bentoel Investama Tbk, untuk nilai
likuiditas adalah baik karena nilai likuiditas selalu berada diatas 100% yang berarti nilai likuiditas nya
sehat. Untuk nilai Profitabilitas juga sangat baik, karena nilai profitabilitasnya selalu berada diatas
12%, dan untuk nilai solvabilitas nya adalah baik, karena selalu berada diatas 150%. Maka secara
keseluruhan kinerja industri rokok baik karena memenuhi standar kesehatan perusahaan.
2. Dilihat dari lima tahun terakhir, menunjukan bahwa yang memberikan kontribusi pajak kepada negara
yang paling besar dalam lima tahun terakhir yaitu PT. HM Sampoerna Tbk, yang mana memiliki total
kontribusi pajak dalam lima tahun terakhir, dibanding kan dengan PT. Gudang Garam Tbk, dan PT.
Bentoel Investama Tbk.
275
SARAN
Berdasarkan kesimpulan, maka saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :
1. Untuk PT. HM Sampoerna Tbk
PT. HM Sampoerna Tbk, memiliki kinerja sangat baik diantara yang lain karena memberikan
kontribusi pajak terhadap negara yang paling besar meskipun sempat mengalami penurunan pada
tahun 2007, diharapkan dapat mempertahankan kestabilan kinerjanya dengan peningkatan yang
terarah setiap tahunnya.
2. Untuk PT. Gudang Garam Tbk
PT. Gudang Garam Tbk, cukup baik karena mampu meningkatkan kontribusi pajak setiap tahunnya.
Diharapkan perusahaan ini mampu meningkatkan kinerjanya sehingga menghasilkan laba yang tinggi
dan mampu bersaing dengan industri sejenis, selain itu sebaiknya PT. Gudang Garam lebih
meningkatkan kualitas dan promosi penjualan sehingga dapat meningkatkan penjualan. Serta PT.
Gudang Garam Tbk, harus lebih memperhatikan keuangan jangka pendeknya sehingga tingkat
likuiditas perusahaan tidak over likuid.
3. Untuk PT. Bentoel Investama Tbk,
PT. Bentoel Investama Tbk, cukup buruk karena perusahaan menunjukan penurunan yang cukup
tinggi dari tahun 2007 ke tahun 2008, sehingga perusahaan ini memberikan kontribusi pajak terhadap
negara paling rendah. Diharapkan perusahaan ini mampu meningkatkan penjualan dan lebih
meningkatkan kinerja perusahaan atau setidaknya mampu mempertahankan kinerjanya.
4. Bagi pembaca, apabila tertarik melakukan penelitian selanjutnya yang memiliki topik tidak jauh
berbeda, sebaiknya menggunakan variabel yang lebih banyak serta bervariasi
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Syafri, Analisis Kritis Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada, 2007
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta, 2007
Jumingan, Analisis Laporan Keuangan. PT Bumi Aksara. Jakarta, 2006
Kasmir, Analisa Lapoan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010
Meliala, Tulis S., Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Mitra Wacan Media, Jakarta, 2006
Prihadi, Toto, 7 Deteksi Cepat Kondisi Keuangan Analisa Rasio Keuangan. Jakarta, Penerbit PPM, 2008
Raharjo, Budi, Keuangan dan Akuntansi Untuk Manager Non Keuangan. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2007
Rudianto, Akuntansi Manajemen. Grasindo, Jakarta, 2006
Sugiono, Arief dan Untung Edy, Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan. Jakarta, Grasindo,
2008
Suhayati, Ely dan Anggadini Sri Dewi, Akuntansi Keuangan. Graha Ilmu, Jakarta, 2009
276
KINERJA KEUANGAN
PT. BAKRIE TELECOM Tbk DENGAN PT. MOBILE-8 TELECOM Tbk
TAHUN 2007-2010
Mellya Rosyana
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRAKSI
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisa tingkat kekuatan dan kelemahan
perusahaan melalui rasio likuiditas, profitabilitas, solvabilitas dan aktivitas dalam rangka mengetahui
kinerja perusahaan dalam mengelola keuangannya.
Penelitian ini dilakukan dengan cara menggunakan deskriftif komparatif dengan cara
menganalisia data kuantitatif dan diuji dengan Independent sample T test untuk melihat apakah ada
perperbedaan rata-rata dari dua variabel dalam satu grup data.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kinerja PT. Bakrie
Telecom Tbk dalam kondisi sehat dan PT. Mobile-8 Telecom Tbk tidak sehat. Karena terjadi adanya
penurunan rasio likuiditas dan profitabilitas lebih disebabkan karena adanya faktor laba bersih yang
mengalami penurunan hingga terdapat nilai minus dan juga perputaran total aktiva yang terus
melambat.
Kata kunci : Kinerja Keuangan
PENDAHULUAN
Ada banyak keunggulan yang dimiliki CDMA sehingga berhasil merebut pasar pengguna ponsel
dan berpotensi menggeser dominasi GSM. Pertama, tarif layanan CDMA lebih murah ketimbang GSM.
Murahnya tarif itu dimungkinkan berkat jangkauan sinyal menara pemancar base transceiver station
(BTS) CDMA yang lebih luas daripada GSM sehingga menara dapat dipasang dengan jarak yang lebih
jauh. Berbagai operator CDMA kini sedang bersaing dalam memperebutkan pangsa pasarnya dengan
berbagai macam inovasi pelayanannya, Selain dengan tawaran melalui berbagai fitur yang dapat
dipergunakan dan diakses melalui perangkat nirkabel tersebut, para operator penyedia layanan
telekomunikasi CDMA juga memberikan kemudahan bagi penggunanya untuk memiliki perangkat
handset telepon maupun registrasi nomer telepon atau aksesnya.
Di sisi lain, inovasi-inovasi yang dilakukan oleh penyedia layanan telekomunikasi CDMA
tersebut, juga saling berjuang dalam memperebutkan pasar dengan memberikan tarif murah bagi setiap
277
kali layanan yang mereka berikan untuk ditanggung oleh penggunanya. Tarif murah tersebut dilakukan
untuk fasilitas pesan singkat maupun suara, termasuk juga bebas biaya untuk beberapa kondisi yang
diisyaratkan penyedia layanan tersebut terhadap penggunanya (berlaku untuk sesama pengguna layanan
produk dari operator yang sama) untuk lebih aktif mempergunakan fasilitas yang disediakan tersebut
dengan cara mengundang pengguna baru atau yang ada, untuk memiliki layanan dari operator CDMA
yang sama.
Berdasarkan masalah yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisa tingkat kekuatan dan kelemahan perusahaan dari rasio likuiditas,
profitabilitas, solvabilitas dan aktivitas.
2. Untuk menilai kinerja keuangan PT. Bakrie Telecom Tbk dibandingkan dengan PT. Mobile-8
Telecom Tbk.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab perbedaan dari hasil kinerja keuangannya.
Laporan keuangan perusahaan yang memperlihatkan kekayaan, hutang, dan modal pada suatu
waktu. Jumlah kekayaan sama dengan kewajiban dan modal. Ikhtisar yang menggambarkan posisi harta,
kewajiban, dan modal sendiri suatu badan usaha pada saat tertentu disebut karena kenyataannya terjadi
keseimbangan antara harta disatu pihak dengan kewajiban dan modal dipihak lain. Bagi para analis,
laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis
suatu perusahaan. Pada tahap pertama seorang analis tidak akan mampu melakukan pengamatan langsung
ke suatu perusahaan dan seandainya hal itu dilakukan, analis tidak akan dapat mengetahui banyak tentang
situasi perusahaan. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi bagi analis dalam
proses pengambilan keputusann. Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang
menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat
menilai secara cepat hubungan antara pos tersebut dan dapat membandingkannya dengan rasio lainnya
sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan informasi penilaian.
Ada Empat kelompok besar rasio keuangan yang terdiri dari :
1.
Rasio Likuiditas. Bahwa likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban
jangka pendeknya pada saat jatuh tempo serta menunjukan jumlah waktu yang diharapkan sampai
suatu aktiva terealisasi menjadi kas atau sampai kewajiban perusahaan dilunasi.
2.
Rasio Profitabilitas. Menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua
kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah
cabang, dan sebagainya.
3.
Rasio Solvabilitas. ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi.
4.
Rasio Aktivitas menunjukan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset untuk
memperoleh penjualan
Kontribusi Penelitian
a. Bagi Perusahaans
Laporan ini dapat digunakan sebagai masukan yang berguna agar lebih memperhatikan faktor-faktor
di masa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi
usahanya.
278
b. Bagi Akademis
Merupakan tambahan ilmu pengetahuan dari dunia praktisi sebagai pembandingan antara praktik
akuntansi dengan ilmu pengetahuan teroritis yang diperoleh di Universitas Esa Unggul.
c. Bagi Investor
Dapat dijadikan bahan kajian untuk lebih memahami bagaimana kinerja dilihat dari posisi keuangan
dan juga untuk meramalkan jumlah pengembalian yang akan diterima dan mempertimbangkan resiko
yang berkaitan dengan pengembalian tersebut.
METODE PENELITIAN
HIPOTESIS
Ho :
Ha :
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rasio PT. Bakrie
Mobile-8 Telecom Tbk.
Telecom Tbk dengan PT.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara rasio rasio PT. Bakrie Telecom Tbk dengan PT.
Mobile-8 Telecom Tbk.
Populasi terdapat 7 perusahaan industri telekomunikasi yang masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sampai dengan tahun 2010.
No.
Kode
Nama Perusahaan
1.
TLKM
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
2.
ISAT
PT. Indosat Tbk
3.
EXCL
PT. Excelcomindo Pratama Tbk
4.
FREN
PT. Mobile-8 Telecom Tbk
5.
BTEL
PT. Bakrie Telecom Tbk
6.
IATG
PT. Infoasia Teknologi Global Tbk
7.
SMAR
PT. Smart Tbk
Kriteria yang digunakan untuk memilih sample adalah sebagai berikut :
1. Emiten yang sudah menyerahkan laporan keuangan per 31 Desember 2007-2010.
2. Perusahaan telekomunikasi yang berjaringan CDMA.
3. Perusahaan yang masih konsisten bertahan dari tahun 2007-2010.
Uji Independent Sampel T Test
Independent sampel T test merupakan metode untuk membandingkan dua rata-rata dua grup yang
tidak berhubungan.
279
Jika :
Nilai sig > 0,05 maka Ho di terima.
Nilai sig < 0,05 maka Ho di tolak
1. Hasil Perhitungan Rasio Keuangan
a. PT. Bakrie Telecom Tbk
500%
Rasio Likuiditas Cash
400%
Rasio Likuiditas NWC
300%
Rasio profitabilitas NPM
200%
Rasio profitabilitas ROA
100%
Rasio profitabilitas ROE
Rasio Solvabilitas DER
0%
-100%
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16
Rasio Aktivitas TATO
1. Cash Ratio : Penurunan berarti perusahaan ini mempunyai tingkat rasio yang kurang baik karena
adanya penurunan jumlah kas untuk membayar kewajiban masih memerlukan waktu
untuk menjual sebagian dari aktiva lancar lainnya.
2. Net Working Capital : Berdasarkan hasil perhitungan Rasio modal kerja PT. Bakrie Telecom
Tbk pada bulan Maret 2007 sebesar 34%, Juni 2007 sebesar 18%, September 2007 sebesar 143%,
Desember 2007 sebesar 80% lalu bulan Maret 2008 sampai Desember meningkat. Pada PT.
Mobile-8 Telecom bulan Maret 2008 sebesar 454% sampai dengan September 2008 sebesar
134% meningkat berada diatas 100%. PT. Bakrie Telecom bulan Desember 2009 sebesar -14%
sampai dengan bulan Desember sebesar -18%.
3. Net Profit Margin : Pada bulan Maret 2007 NPM sebesar 7% dan meningkat sampai bulan
September 2007 sebesar 8% dan bulan berikutnya mengalami fluktuasi bulan Maret 2009 dan
Juni 2010 berada angka 0 yaitu Maret 2009 sebesar 0,8%, Juni 2010 sebesar 0,2%, Desember
2010 sebesar 0,3%, ini menunjukan adanya penurunan margin laba bersih menunjukkan semakin
rendahnya kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih dengan pendapatan.
4. Return On Assets : Berdasarkan hasil perhitungan diatas, PT. Bakrie Telecom Tbk pada tahun
2007 berturut-turut sebesar 1% dan pada bulan Maret 2008 meningkat sebesar 2% dan maret
2009 sebesar 0,1%, Maret dan Juni 2010 Desember 2010 berada dibawah 0 artinya perusahaan
kurang efektifitas dalam operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
5. Return On Equity : Berdasarkan hasil perhitungan diatas, PT. Bakrie Telecom pada bulan Maret
2007 sebesar 1%, Juni dan September 2007 sebesar 2% dan Desember 2007 sebesar 3% artinya
perusahaan meningkat dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin
baik karena memberikan tingkat pengembalian terhadap modal yang lebih besar pada pemegang
saham. Tetapi pada bulan Maret 2009 sebesar 0,1% perusahaan kurang efisien dalam
pengembalian terhadap modal.
6. Debt Equity Ratio : Berdasarkan hasil perhitungan DER PT.Bakrie Telecom Tbk bulan Maret
2007 sebesar 51% dan Juni 2007 sebesar 53% dan Maret 2008 sampai Maret 2009 berada
dibawah 100% artinya perusahaan dalam keadaan baik , sedangkan bulan September dan
280
Desember 2007 berada diatas 100% yaitu sebesar 144% dan 149% artinya perusahaan
menunjukan besarnya hutang jangka panjang yang berasal dari kreditor maka perusahaan dapat
mengalami masalah dalam pembayaran angsuran hutang beserta bunganya.
7. Total Assets Turn Over : Berdasarkan perhitungan diatas penulis berpendapat bahwa TATO
PT. Bakrie Telecom Tbk pada bulan Maret 2007 sebesar 0.10X menunjukan bahwa penjualan
yang dihasilkan dengan menggunakan aktiva sebanyak 0.10X. Bulan Juni 2007 sebesar 0.19X
menunjukan bahwa penjualan yang dihasilkan dengan aktiva mengalami kenaikan sebesar 0.19X,
September 2007 sebesar 0.11X, Desember 2007 sebesar 0.20X, Maret 2008 sebesar 0.19X, Juni
2008 sebesar 0.12X. Tingkat kecepatan perputaran total aktiva dari bulan ke bulan terus
mengalami fluktuasi ini menunjukan bahwa perusahaan kurang efisien dalam memanfaatkan
aktivanya untuk memperoleh pendapatan yang sesuai dengan aktiva yang diinvestasikan oleh
perusahaan. Pada bulan Desember 2008 menunjukan angka meningkat yaitu sebesar 0,26x.
b. PT. Mobile-8 Telecom Tbk
500%
Rasio Likuiditas Cash
400%
Rasio Likuiditas NWC
300%
Rasio profitabilitas NPM
200%
Rasio profitabilitas ROA
100%
Rasio profitabilitas ROE
Rasio Solvabilitas DER
0%
-100%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Rasio Aktivitas TATO
Penjelasan :
1. Cash Rasio: Bulan Maret-Desember 2007 sampai dengan bulan September 2008 mempunyai
tingkat rasio yang baik. Semakin tingginya rasio ini maka semakin baik. Tetapi pada bulan
Desember 2009 sampai dengan 2010 mengalami penurunan yang sangat pesat.
2. Net Working Capital : Bulan Desember 2008 sebesar -34 sampai dengan Desember 2010
sebesar -78 artinya masing-masing perusahaan mengalami penurunan yang drastis rasio modal
kerja bersih menunjukan nilai minus artinya perusahaan menunjukan sedikitnya pendapatan
(dalam rupiah) yang dapat diperoleh untuk tiap modal kerjanya Hal tersebut menunjukan bahwa
perusahaan kurang efektif dalam menggunakan modal kerja.
3. Net Profit Margin : Menurun dari bulan Maret 2008 sampai Desember 2010 terdapat nilai minus
artiya adanya penurunan margin laba bersih menunjukkan semakin rendahnya kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba bersih dengan pendapatan
4. Return On Assets : Pada bulan Maret sampai September 2007 sebesar 1% lalu Desember 2007
meningkat sebesar 3%. Tetapi pada bulan Maret 2008 sampai Desember 2008 terdapat nilai
minus, artinya perusahaan dalam keadaan rugi .
281
5. Return On Equity : Bulan Maret 2007 sebesar 2%, Juni dan September 2007 sebesar 3%, artinya
perusahaan meningkat dalam menghasilkan laba. Maret 2008 sampai Maret 2010 menghasilkan
nilai minus artinya perusahaan mengalami penurunan dalam menghasilkan laba dan tidak efisien
dalam menggunakan modal sendiri. Tetapi bulan Juni 2010 sebesar 377%, September 2010
sebesar 169%, Desember 2010 sebesar 117%. Artinya perusahaan mulai meningkat jumlah
modalnya dan kenaikan laba bersih yang diperoleh.
6. Debt Equity Ratio : Nilai DER bulan Maret 2007 sebesar 96%, Juni 2007 sebesar 99%dan Maret
2008 sebesar 65% berada dibawah 100% artinya perusahaan dalam keadaan baik karena
hutangnya lebih kecil dari modalnya, sedangkan bulan Maret 2009 sampai Maret 2010 berada
diatas 100% dimana hutang perusahaan lebih tinggi daripada total modalnya artinya perusahaan
menunjukan besarnya hutang jangka panjang yang berasal dari kreditor maka perusahaan dapat
mengalami masalah dalam pembayaran angsuran hutang beserta bunganya, sehingga sahamnya
menjadi kurang ideal secara fundamental.
7. Total Assets Turn Over : Pada bulan Maret 2007 sebesar 0.06X menunjukan bahwa penjualan
yang dihasilkan dengan menggunakan aktiva sebanyak 0.06X. Bulan Juni 2007 sebesar 0.12X
menunjukan bahwa penjualan yang dihasilkan dengan aktiva mengalami kenaikan sebesar 0.12X,
September 2007 sebesar 0.15X, Desember 2007 sebesar 0.28X, Maret 2008 sebesar 0.05X, Juni
2008 sebesar 0.10X. Tingkat kecepatan perputaran total aktiva dari bulan ke bulan terus
mengalami fluktuasi ini menunjukan bahwa perusahaan kurang efisien dalam memanfaatkan
aktivanya untuk memperoleh pendapatan yang sesuai dengan aktiva yang diinvestasikan oleh
perusahaan. Pada bulan Desember 2008 menunjukan angka meningkat yaitu sebesar 0,46x.
Hasil Analisis Uji Independent Sampel T Test
1. Cash Ratio : Nilai Sig 0.585 (sig > 0.05) artinya data homogen yang artinya tidak ada perbedaan antara
nilai cash perusahaan Bakrie dan Mobile-8.terlihat juga dari nilai t sebesar 0.686 (>0.05) yang artinya
Ho diterima dimana tidak ada perbedaan yang signifikan antara cash ratio perusahaan bakrie dan
mobile.dan dari nilai mean dapat dilihat bakrie 100.6250 dan mobile 71.4375 yang artinya Bakrie
memiliki jumlah kas lebih baik dibandingkan mobile-8 walaupun perbedaannya tidak terlalu
signifikan.
2. Net Working Capital : Nilai Sig 0.59 (sig > 0.05) artinya data homogen yang artinya tidak ada
perbedaan antara nilai NWC perusahaan Bakrie dan Mobile-8 .Terlihat juga dari nilai t sebesar 0.54
(>0.05) yang artinya Ho diterima dimana tidak ada perbedaan yang signifikan antara NWC
perusahaan Bakrie dan Mobile-8 .dan dari nilai mean dapat dilihat bakrie 100.3125 dan Mobile-8
96.8750 yang artinya Bakrie memiliki NWC lebih baik dibandingkan Mobile-8 walaupun
perbedaannya tidak terlalu signifikan.
3. Net Pofit Margin : Nilai Sig 0.000 (sig < 0.05) artinya data tidak homogen yang artinya t ada
perbedaan antara nilai NPM perusahaan Bakrie dan Mobile-8. Terlihat juga dari nilai t sebesar 3.570
(>0.05) yang artinya Ho ditolak dimana ada perbedaan yang signifikan antara NPM perusahaan
Bakrie dan Mobile-8. Yang menjadi penyebab adanya perbedaan tersebut dikarenakan adanya
peningkatan pendapatan yang akan meningkatkan beban usaha dan pajak pendapatan yang harus
dibayar, sehingga akan mengurangi laba bersih perusahaan yang mana akan mengakibatkan NPM
perusahaan hanya mengalami peningkatan yang kecil. Dan dari nilai mean dapat dilihat Bakrie 5.2250
dan Mobile -112.3125 yang artinya Bakrie memiliki NPM lebih baik dibandingkan Mobile-8 .
4. Return On Assets: Nilai Sig 0.000 (sig < 0.05) artinya data tidak homogen yang artinya t ada
perbedaan antara nilai ROA perusahaan Bakrie dan Mobile-8. Terlihat juga dari nilai t sebesar 2.947
282
(>0.05) yang artinya Ho ditolak dimana ada perbedaan yang signifikan antara ROA perusahaan Bakrie
dan Mobile-8. Yang menjadi penyebab perbedaan tersebut dikarenakan adanya penurunan nilai aktiva
dan dibebankan ke tahun berjalan dan aktiva yang tidak digunaka lagi yang dijual akan dikeluarkan
dari kelompok aktiva mengakibatkan akumulasi penyusutannya besar.. Dari nilai mean dapat dilihat
Bakrie 0.9075 dan Mobile-8 -6.1563 yang artinya Bakrie memiliki ROA lebih baik dibandingkan
Mobile-8.
5. Return On Equity : Nilai Sig 0.002 (sig < 0.05) artinya data tidak homogen yang artinya t ada
perbedaan antara nilai ROE perusahaan bakrie dan Mobile-8. Terlihat juga dari nilai t sebesar -0.546
(>0.05) yang artinya Ho ditolak dimana ada perbedaan yang signifikan antara ROE perusahaan Bakrie
dan Mobile-8.Yang menjadi penyebab perbedaan tersebut dikarenakan adanya kerugian usaha
penyebabnya adalah volume penjualan dan pendapatan jasa yang tidak efektif. Dari nilai mean dapat
dilihat Bakrie 1.5875 dan Mobile-8 18.000 yang artinya Mobile-8 memiliki ROE lebih baik
dibandingkan Bakrie.
6. Debt Equity Ratio : Nilai Sig 0.003 (sig < 0.05) artinya data tidak homogen yang artinya t ada
perbedaan antara nilai DER perusahaan Bakrie dan Mobile-8. Terlihat juga dari nilai t sebesar -0.594
(<0.05) yang artinya Ho ditolak dimana ada perbedaan yang signifikan antara DER perusahaan Bakrie
dan Mobile-8. Yang menjadi penyebab perbedaan tersebut adalah adanya melakukan pinjaman uang
baik jangka pendek dan jangka panjang yang lebih banyak kepada bank. dan dari nilai mean dapat
dilihat Bakrie 99.8125 dan Mobile-8 163.7500 yang artinya Mobile-8 memiliki DER lebih baik
dibandingkan Bakrie.
7. Total Assets Turn Over: nilai Sig 0.316 (sig > 0.05) artinya data homogen yang artinya t tidak ada
perbedaan antara nilai TATO perusahaan Bakrie dan Mobile-8. Terlihat juga dari nilai t sebesar 1.515
(>0.05) yang artinya Ho ditterima dimana tidak ada perbedaan yang signifikan antara TATO
perusahaan bakrie dan mobile.dan dari nilai mean dapat dilihat bakrie 0.1600 dan mobile 0.1119 yang
artinya Bakrie memiliki TATO lebih baik dibandingkan Mobile-8.
8. Kinerja Keuangan: Nilai Sig 0.000 (sig < 0.05) artinya data tidak homogen yang artinya t ada
perbedaan antara nilai kinerja perusahaan bakrie dan mobile.terlihat juga dari nilai t sebesar 7.512
(>0.05) yang artinya Ho diterima dimana ada perbedaan yang signifikan antara kinerja perusahaan
bakrie dan mobile.dan jadi hasil analisi perbandingan antara Bakie dan Mobile-8 dilihat dari nilai
mean dapat dilihat bakrie 24.4375 dan mobile-8 0.3438 yang artinya Bakrie memiliki kinerja lebih
baik dibandingkan Mobile-8.
3
Faktor-faktor yang menjadi penyebab adanya perbedaan
1. Faktor pertama yang paling penting dalam perusahaan adalah jumlah kas. Kas merupakan suatu
alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi. Dalam neraca, kas
merupakan aktiva yang paling lancar, dalam arti paling sering berubah. Hampir pada setiap
transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Dilihat dari laporan keuangan bahwa PT.
Bakrie Telecom Tbk memiliki jumlah kas yang lebih besar daripada PT. Mobile-8 Telecom Tbk.
Jumlah kas PT. Mobile-8 itu disebabkan karena dimana pembayaran kas kepada pemasok dan
karyanan lebih besar daripada penerimaan uang dari pelanggan, tidak adanya penjualan,
pembayaran pajak penghasilan, pembayaran beban bunga yang tinggi, dan pembayaran hutang
sewa.
2. Faktor kedua yaitu jumlah hutang. PT. Bakrie Telecom Tbk lebih besar hutangnya daripada PT.
Mobile-8. Penyebab tersebut karena PT. Bakrie melakukan pinjaman uang baik jangka pendek
283
3.
4.
5.
6.
dan jangka panjang yang lebih banyak kepada bank , pembayaran sewa, adanya beban
interkoneksi yang belum dibayar oleh PT. Bakrie dan perusahaan melakukan aktifitas
penambahan aset tetap dalam jumlah yang besar yang didominasi oleh aset peralatan jaringan.
Faktor ketiga yaitu jumlah aktiva. Dimana nilai jumlah aktiva PT. Mobile-8 lebih kecil daripada
PT. Bakrie . Penyebab tersebut karena adanya penurunan nilai aktiva dan dibebankan ke tahun
berjalan, dan aktiva yang tidak digunakan lagi yang dijual dikeluarkan dari kelompok aktiva dan
akumulasi penyusutannya besar.
Faktor keempat yaitu jumlah Modal. Dimana nilai jumlah modal PT. Mobile-8 lebih kecil
daripada PT. Bakrie. Penyebab tersebut karena adanya kerugian usaha dikarenakan volume
penjualan dan pendapatan jasa yang tidak efektif, adanya piutang yang tidak kembali, beban naik
sementara penjualan jasa menurun, adanya kerugian di akibatkan turunnya harga pasar, dan
kegagalan dalam mendapatkan tambahan modal untuk pada waktu mengadakan perluasan usaha.
Faktor kelima yaitu laba bersih. Dimana nilai laba bersih PT. Mobile-8 lebih kecil daripada PT.
Bakrie. Penyebab tersebut karena biaya operasional yang tidak menetap, karena biaya operasional
untuk kegiatan operasi perusahaan akan menghasilkan laba operasi yang akhirnya akan
menambah jumlah laba perusahaan dan keuntungan penjualan menurun, dan beban pajaknya
tinggi.
Faktor keenam yaitu jumlah pendapatan usaha. Dimana nilai jumlah pendapatan usaha PT. Bakrie
lebih besar daripada PT. Mobile-8. Penyebab tersebut karena menurunnya jasa sewa jaringan
domestik dan internasional, terutama disebabkan oleh meningkatnya persaingan dan menurunnya
tarif layanan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :
1. Hasil analisis rasio likuiditas PT. Bakrie Telecom Tbk dan PT. Mobile-8 Telecom Tbk
menggambarkan bahwa secara keseluruhan perusahaan masih belum mampu dalam membayar
kewajiban jangka pendek dari bulan ke bulan karena dari bulan ke bulan terjadi penurunan. Meskipun
rasio kas terdapat hasil yang terlalu likuid terutama pada PT. Bakrie Telecom Tbk bulan Maret 2008
dan PT. Mobile-8 Telecom Tbk bulan Maret 2007, sehingga banyak dana perusahaan yang
menganggur pada bulan tersebut. Modal kerja bersih juga mengalami penurunan dari setiap bulan,
terutama PT. Bakrie Telecom Tbk pada bulan Juni 2010 dan PT. Mobile-8 Telecom Tbk pada bulan
Desember 2008 terdapat nilai minus artinya bahwa perusahaan menunjukan sedikitnya penjualan jasa
(dalam rupiah) yang dapat diperoleh untuk tiap rupiah moda kerja.
2. Hasil analisis rasio profitabilitas PT. Bakrie Telecom Tbk menggambarkan bahwa secara keseluruhan
perusahaan masih kurang dalam mengelolah pendapatannya dengan menggunakan aktiva yang
dimilikiya. Rasio ini dari bulan ke bulan dalam keadaan fluktuasi. Sedangkan PT. Mobile-8 Telecom
Tbk menggambarkan secara keseluruhan perusahaan masih belum mampu untuk mengelolah
pendapatannya dengan menggunakan aktiva yang dimilikinya. Karena pada rasio margin laba bersih,
perusahaan mengalami penurunan dalam menghasilkan laba bersih sehingga terjadi kerugian.
3. Hasil analisis rasio solvabilitas PT. Bakrie Telecom Tbk menggambarkan bahwa secara keseluruhan
memiliki tingkat solvabilitas yang cukup baik dari bulan ke bulan keadaan meningkat untuk menutupi
hutang-hutangya kepada pihak luar. Sedangkan PT. Mobile-8 Telecom Tbk menggambarkan bahwa
secara keseluruhan kurang dalam menutupi hutang-hutangya kepada pihak luar.
4. Hasil analisis rasio aktivitas PT. Bakrie Telecom Tbk menggambarkan bahwa secara keseluruhan
perputaran total aktiva pada bulan Maret 2009 dan Maret 2010 masih belum mampu menciptakan
keefektivitasan atau efisiensi dalam menggunakan sumber daya yang dimilikinya. Sedangkan pada
284
bulan Desember 2008 dan 2009 rasio ini mengalami peningkatan . Pada PT. Mobile-8 Telecom Tbk
menggambarkan bahwa secara keseluruhan perputaran total aktiva pada bulan Maret 2009 dan Maret
2010 masih belum mampu menciptakan keefektivitasan atau efisiensi dalam menggunakan sumber
daya yang dimilikinya. Sedangkan pada bulan Desember 2007 dan Desember 2008 rasio ini
mengalami peningkatan.
5. Hasil analisis perbandingan kinerja keuangan PT. Bakrie Telecom Tbk dengan PT. Mobile-8 Telecom
Tbk , dengan menggunakan uji Independent sampel T test menggambarkan bahwa kinerja PT. Bakrie
Telecom Tbk lebih baik daripada PT. Mobile-8 Telecom Tbk dimana nilai mean kinerja PT. Bakrie
Telecom Tbk sebesar 24.4375 sedangkan PT. Mobile-8 sebesar 0.3438.
6. Hasil secara keseluruhan faktor yang menjadi penyebab perbedaaan tersebut dari segi jumlah kas,
modal, hutang, aktiva, laba bersih dan juga pendapatan adalah dimana perusahaan membayaran kas
kepada pemasok dan karyanan lebih besar daripada penerimaan uang dari pelanggan, biaya
operasional yang tidak menetap, melakukan pinjaman uang baik jangka pendek dan jangka panjang
yang lebih banyak kepada bank, dan disebabkan oleh meningkatnya persaingan dan menurunnya
tarif layanan.
Saran
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan di Bab 5 dan kesimpulan yang telah
dikemukakan, selanjutnya penulis mempunyai saran sekiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
masing-masing perusahaan sebagai berikut :
1. Untuk PT. Bakrie Telecom Tbk, untuk dari segi likuiditas perusahaan, disarankan agar perusahaan
dapat mempertimbangkan untuk memanfaatkan kelebihan dan secara optimal yaitu dengan
melakukan investasi. Dari segi profitabilitas perusahaan melakukan efisiensi biaya infrastruktur tanpa
mengurangi efektifitas penjualan yang dilakukan oleh perusahaan dan mengurangi pendanaan dengan
hutang sebab nilai hutang perusahaan terus meningkat. Pengurangan hutang dapat dilakukan dengan
cara menerbitkan saham baru agar perusahaan dapat membayar hutang dari hasil penjualan saham
tersebut sehingga dapat mengurangi biaya bunga serta memperbaiki struktur modal perusahaan.
2. Untuk PT. Mobile-8 Telecom Tbk, untuk dari segi profitabilitas perusahaan, disarankan berusaha
meningkatkan penjualan jasa dan menekankan biaya-biaya yang digunakan, mengurangi pendanaan
dengan hutang sebab nilai hutang terus meningkat dan meningkatkan efisiensi penggunaan aktiva.
Dan untuk meningkatkan kinerja perusahaan lebih baik, perusahaan harus dapat meningkatkan laba
dan profitabilitas agar perusahaan dapat bertahan dan mampu lebih baik lagi.
UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang dengan
tulus dan ikhlas membantu selama proses penyusunan penelitian ini baik secara moril dan
materil. Ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Arief Kusuma, MBA selaku Rektor Universitas Esa Unggul.
2. Bapak Dr. MF. Arrozi Adhikara, SE, AK.MSi, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Esa Unggul.
3. Bapak Drs. Daulat Freddy, Ak, MM, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Esa Unggul.
4. Bapak Darmansyah selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan peneliti motivasi,
pengarahan dan bimbingannya.
285
5. Semua Pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung, mendoakan,
membantu Peneliti dalam penyusunan penelitian.
Semoga semua budi baik yang telah diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan dari
Allah SWT. Tak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini, untuk itu peneliti menyadari betapa
penulisan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga masih ditemukan kekurangan
dan kesalahan didalamnya. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan tersebut. Akhir kata semoga
penulisan skripsi ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Penulis
mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyajian penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Agnes Sawir, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2005.
Budi Rahadjo, Keuangan dan Akuntansi Untuk Manajer Non Keuangan, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2007.
Dwi Prastowo, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Kedua, Yogyakarta, 2005.
Gede Edy Prasetya, Penyusunan dan Analisis Laporan Keuangan Pemerintah daerah, Yogyakarta :
ANDI, 2005.
Harahap, Sofyan Syafri, Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2007.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta : Salemba 4, 2004.
Indra Bastian, Akuntansi Sektor Publik, Jakarta : Erlangga, 2006.
Jumingan, Analisis Laporan Keuangan , Edisi Kedua, Yogyakarta, 2005.
Kuswadi, Memahami Rasio-rasio Keuangan Bagi Orang Awam, Jakarta : PT. Gramedia, 2006.
Rudianto, Akuntansi Manajemen, Jakarta, 2006.
Sadeli, Lili M., Dasar-dasar Akuntansi, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009.
286
ANALISIS PENGARUH INFORMASI LAPORAN ARUS KAS, LABA
KOTOR, EARNING PER SHARE (EPS) DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP RETURN SAHAM YANG DITERIMA INVESTOR
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri F & B serta
Pharmaceuticals Di BEI Tahun 2006-2010)
Nani Setiawati
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRACT
Investors will analyze the company performance to make investment decision. To measure the
company performance can be analyzed from financial statemensts and company financial
characteristics. Financial statement information can be measured by cash flow and gross
profit. Company financial characteristics can be measured by earnings per share and
company’s size. This research use signalling theory and value relevance theory to support
investors to make decision.
The research tests and builds empherical evidence whether cash flow statement information,
gross profit, earnings per share and company’s size influence significantly the stock return in
manufacturing industry F & B and Pharmaceuticals companies listed on the Indonesian stock
exchange during the period 2006-2010. Sample firms conducted by purposive sampling method.
Samples are taken 24 manufacturing companies. The data used are secondary data. The
statistics method used is multiple linear regression method.
The result indicates that variable of operation cash flow does not influence stock return
significantly in partial, while variable gross profit, earning per share and company’s size
influence stock return significantly in partial. In simultan, variable of operation cash flow, gross
profit, earning per share and company’s size influence stock return significantly.
Keywords
: Signalling Theory, Value Relevance Theory , Cash
Profit, Earning Per Share and Company’s Size.
Flow
Statements, Gross
Pendahuluan
Perkembangan industri sekarang ini, menunjukkan banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang
bermunculan. Hal ini menyebabkan kondisi lingkungan bisnis semakin agresif dan kompetitif. Sehingga
menuntut perusahaan untuk lebih inovatif dan kreatif dalam mendapatkan sumber dana dari internal
maupun eksternal perusahaan. Untuk mendapatkan sumber dana dari lingkungan eksternal, perusahaan287
perusahaan mulai go public dengan memasuki pasar modal. Pasar modal merupakan suatu jaringan yang
kompleks dari individu, lembaga, dan pasar yang timbul sebagai upaya dalam mempertemukan mereka
yang memiliki uang (dana) untuk melakukan pertukaran efek dan surat berharga (Gumanti:2011).
Investor membutuhkan informasi-informasi yang berhubungan dengan perusahaan yang ada di
pasar modal, hal ini dilakukan untuk menilai kinerja perusahaan tersebut. Sinyal positif terhadap
pengumuman atas informasi tersebut akan meningkatkan harapan investor untuk berinvestasi. Sebaliknya
apabila sinyal negatif yang muncul, maka membuat investor tidak berniat untuk berinvestasi. Signalling
Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada
pengguna laporan keuangan. Salah satu yang menjadi sinyal informasi bagi investor di pasar modal
adalah perubahan harga saham. Ketika pengumuman tentang perubahan harga saham, investor akan
menganalisis informasi tersebut apakah sinyal positif atau sinyal negatif. Apabila pengumuman informasi
menunjukkan sinyal yang positif, maka harga saham di pasar modal akan naik. Dengan naiknya harga
saham, maka investor akan mendapatkan return yang tinggi. Selain signalling theory, penulis
menggunakan teori relevansi nilai untuk mengukur kemampuan informasi laporan keuangan untuk
menangkap berbagai macam informasi yang mempengaruhi nilai saham. Relevansi nilai (value relevance)
informasi akuntansi juga mempunyai arti kemampuan informasi akuntansi untuk menjelaskan nilai
perusahaan.
Informasi perusahaan yang mendapat perhatian utama dalam laporan keuangan bagi investor dan
kreditor adalah laba dan laporan arus kas (Daniati Ninna dan Suhairi:2006). Untuk mengetahui
keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu, para investor dapat menganalisis laporan laba rugi
perusahaan. Dalam laporan tersebut, investor dapat melihat besarnya laba atau rugi yang diperoleh
perusahaan selama periode tertentu. Laporan arus kas menggambarkan informasi yang relevan tentang
penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu dengan
mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Sehingga para
investor dan kreditor dapat mengetahui bagaimana kondisi kinerja perusahaan untuk prospek yang lebih
baik dimasa mendatang.
Selain kedua ukuran kinerja tersebut, investor juga harus mengetahui karakteristik perusahaan.
Karakteristik perusahaan yang akan diteliti disini adalah earning per share (EPS) dan ukuran perusahaan.
Investor akan tertarik terhadap earning per share (EPS) yang tinggi, sehingga mempengaruhi keputusan
untuk berinvestasi. Eaning per share (EPS) menggambarkan jumlah rupiah yang akan diterima investor
untuk setiap lembar saham. Ukuran perusahaan merupakan suatu skala untuk mengukur apakah
perusahaan tersebut dapat digolongkan besar atau kecil, salah satu caranya adalah total asset.
Terdapat dua aspek yang terdapat pada suatu investasi yaitu return yang diharapkan tercapai dan
risiko tidak tercapainya return yang diharapkan. Karena adanya kondisi uncertainty ini menyebabkan
investor yang rasional untuk mempertimbangkan risiko dan return yang akan diterima. Karena semakin
tinggi return yang diterima maka semakin tinggi risikonya, semakin kecil return yang diterima maka
semakin kecil pula tingkat risikonya (high risk high return, low risk low return).(Auliyah:2006).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suadi (1994) menyatakan bahwa pembayaran
dividen yang dilakukan oleh perusahaan terhadap investor setiap tahunnya ternyata mempunyai
hubungan dengan laporan arus kas perusahaan. Hal ini menggambarkan bahwa laporan arus kas
perusahaan bermanfaat bagi investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi. Selain itu, Hasil
penelitian Ali (1994) dengan model non linear memberikan bukti adanya nilai tambah kandungan
informasi arus kas operasi untuk kelompok perusahaan dengan nilai absolute unexpected cashflows from
operations yang tinggi. Namun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Daniati Ninna dan Suhairi (2006) yang menjelaskan bahwa perubahan arus kas dari aktivitas operasi tidak
berpengaruh terhadap expected return saham sedangkan arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh
terhadap expected return saham.
288
Untuk menentukan pengaruh return saham yang diterima investor dalam laporan laba rugi,
penulis menggunakan angka laba kotor perusahaan. Hal ini berdasarkan pada hasil penelitian yang
dilakukan oleh Febrianto (2005) yang membuktikan bahwa angka laba kotor memiliki kualitas laba yang
lebih baik dalam laporan laba rugi, lebih operatif, dan lebih mampu memberikan gambaran yang lebih
baik tentang hubungan antara laba dengan harga saham. Apabila laba kotor meningkat diharapkan harga
saham tinggi, maka return yang akan diterima oleh investor pun tinggi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Endang Kurniati (2009) menjelaskan bahwa hasil
penelitian menunjukkan bahwa earning per share memiliki hubungan yang signifikan baik secara
simultan maupun parsial terhadap return saham perusahaan manufaktur. Perusahaan yang memiliki
earning per share yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik, hal
ini dikarenakan perusahaan dapat menghasilkan laba yang tinggi sehingga memiliki earning per share
yang tinggi. Investor tentunya tertarik terhadap laba yang tinggi dan earning yang tinggi atas per lembar
saham yang diinvestasikannya. Dengan EPS yang tinggi, diindikasikan harga saham perusahaan akan
tinggi dan berdampak pada return yang akan diterima investor.
Ukuran perusahaan merupakan salah satu skala untuk mengukur kinerja perusahaan. Dalam
penelitian ini, ukuran perusahaan yang digunakan penulis adalah total asset. Total asset ini akan
digunakan untuk mengetahui hubungannya dengan return saham yang diterima oleh investor. Berdasarkan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Miswanto (1999) tentang pengaruh leverage, cyclicity, dan
ukuran perusahaan terhadap risiko bisnis menemukan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang
positif terhadap risiko bisnis. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian Chastina Yolana dan Dwi Martani
(2005) membuktikan bahwa skala perusahaan terbukti mendukung theory uncertainty yaitu ketidakpastian
nilai perusahaan di masa mendatang akan membuat investor ragu-ragu menginvestasikan uangnya di
saham emiten. Ketika investor membaca protectus, menganalisis skala perusahaan atau total aktivanya
dan menilai bahwa total aktiva dapat dipergunakan untuk menambah penghasilan emiten dan mampu
menutupi kewajibannya, maka risiko ketidakpastian di masa mendatang dapat diperkecil. Hasil ini
membuktikan bahwa ukuran perusahaan dapat mempengaruhi risiko dalam berinvestasi sehingga akan
mempengaruhi juga terhadap return yang akan diterima pada saat berinvestasi.
Selain informasi laporan keuangan dan karakteristik perusahaan yang dapat mempengaruhi
investor membuat keputusan berinvestasi, ternyata rumor yang berkembang di pasar ikut mempengaruhi
investor dalam mengambil keputusan. Rumor yang berkembang mengenai keputusan Amerika
menghentikan impor minyak sawit dari Indonesia pada tanggal 31 Januari 2012 membuat investor panik
dengan melepas saham-saham perkebunan. Akibatnya harga 10 saham sektor perkebunan yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia (BEI) langsung menurun. Dengan adanya rumor tersebut membuat investor
mengalami kerugian karena harga saham melemah. Rumor tersebut membuat investor tidak mendapatkan
capital gain atas investasinya, melainkan capital loss. Hal ini tentunya membuat investor maupun calon
investor untuk lebih berhati-hati mengambil keputusan dalam berinvestasi. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa rumor yang berkembang di pasar dapat mempengaruhi minat investor dalam berinvestasi.
Motivasi penelitian ini adalah pemilihan perusahaan manufaktur sektor industri F & B serta
Pharmaceuticals dalam penelitian ini karena perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang dibutuhkan
oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
Maksudnya, bahwa perusahaan F & B merupakan perusahaan yang memproduksi makanan dan minuman
yang dibutuhkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan perusahaan Pharmaceuticals
merupakan perusahaan farmasi yang menjual obat-obatan yang dibutuhkan oleh masyarakat apabila
sedang sakit. Selain itu, perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang sensitif terhadap perubahan
harga saham sehingga mempengaruhi return saham.
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian terdahulu dan penemuan-penemuan fakta baru di atas,
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh informasi laporan arus kas (arus kas dari aktivitas
operasi,investasi dan pendanaan), laba kotor, earning per share dan ukuran perusahaan terhadap return
289
saham yang diterima investor. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Ninna Daniati dan Suhairi (2006). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
adalah penambahan satu variabel independen yaitu earning per share dan perbedaan variabel dependen
yaitu menggunakan realized return.
Kerangka pikir penelitian dari pola hubungan antar variabel independen dengan variabel
dependen adalah sebagai berikut :
Arus Kas Dari Aktivitas Operasi
Arus Kas Dari Aktivitas Investasi
Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan
H2
H3
H4
H1
Laba Kotor
H5
Earning Per Share
H6
Ukuran Perusahaan
RETURN SAHAM
H7
Variabel Independen
Kerangka Pikir Penelitian dan Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh arus kas dari aktivitas operasi terhadap return saham.
Arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah perusahaan
dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan
operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan
sumber pendanaan dari luar.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suadi (1998) menunjukkan bahwa
laporan arus kas mempunyai hubungan dengan jumlah pembayaran dividen yang merupakan
salah satu return yang di dapat oleh investor dalam berinvestasi. Selain itu, hasil penelitian
Ali (1994) dengan model non linear memberikan bukti adanya nilai tambah kandungan
informasi arus kas operasi untuk kelompok perusahaan dengan nilai absolute unexpected
cashflows from operations yang tinggi. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Daniati Ninna dan Suhairi (2006). Hasil penelitian tersebut
membuktikan bahwa arus kas dari aktivitas operasi tidak pengaruh terhadap expected return
saham.
290
H2 : Diduga perubahan arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh signifikan terhadap return
saham.
2. Pengaruh arus kas dari aktivitas investasi terhadap return saham.
Miller & Rock (1985). Penelitian dengan judul Dividend Policy Under Asymetric
Information. Penelitian ini menguji pengaruh arus kas investasi pada return saham. Hasil
studi ini menemukan bahwa peningkatan arus kas investasi berhubungan dengan peningkatan
arus kas masa yang akan datang dan mempunyai pengaruh yang positif dengan return saham
pada saat pengumuman investasi baru yang pada akhirnya akan meningkatkan harga saham.
H3 : Diduga perubahan arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh signifikan terhadap
return saham.
3. Pengaruh antara arus kas dari aktivitas pendanaan terhadap return saham.
Miller & Rock (1985) dengan signalling theory menjelaskan bahwa pasar akan
bereaksi negatif terhadap pengumuman pendanaan dari kas karena akan berpengaruh
terhadap arus kas dari operasi yang lebih rendah untuk masa yang akan datang, selain itu ia
juga mengidentifikasi adanya sinyal lain yang berpengaruh terhadap arus kas dari pendanaan
yaitu perubahan dividen yang sangat erat hubungannya dengan return saham. Arus kas yang
berasal dari aktivitas pendanaan adalah penting karena berguna untuk memprediksi klaim
atas arus kas masa depan oleh para penyedia modal entitas. Adanya aktivitas-aktivitas yang
dapat meningkatkan sumber pendanaan perusahaan seperti penerbitan obligasi maupun emisi
saham baru mampu meningkatkan struktur modal perusahaan.
H4 : Diduga perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap
return saham.
4. Pengaruh laba kotor terhadap return saham.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Febrianto (2005) yang berjudul Tiga Angka
Laba Akuntansi : Mana yang Lebih Bermakna Bagi Investor?. Penelitian ini membuktikan
bahwa angka laba kotor memiliki kualitas laba yang lebih baik dibandingkan laba operasi
dan laba bersih yang disajikan dalam laporan laba rugi. Karena laba kotor dinilai lebih
operatif dan lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan antara
laba dengan harga saham. Dengan melihat laba kotor perusahaan, investor dapat mengetahui
laba dari kegiatan utama perusahaan. Apakah dengan laba tersebut, perusahaan dapat
membayar atau membiayai pengeluaran-pengeluran diluar kegiatan utama perusahaan atau
tidak. Apabila perusahaan dapat membayar semua biayanya, maka dapat diprediksikan
bahwa perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik.
H5 : Diduga laba kotor berpengaruh signifikan terhadap return saham.
5. Pengaruh earning per share terhadap return saham.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Endang Kurniati (2009) menunjukkan
bahwa earning per share memiliki hubungan yang signifikan baik secara simultan maupun
parsial terhadap return saham perusahaan manufaktur. Informasi keuangan perusahaan yang
tercantum dalam annual report (laporan tahunan) perusahaan khususnya laba per lembar
saham (earning per share) sangat diperhatikan dan diperlukan oleh investor dalam
menganalisis tingkat kinerja perusahaan saat ini maupun dimasa yang akan datang. Hal
291
tersebut dikarenakan semua hasil yang dicapai perusahaan akan berakibat langsung dalam
tingkat keuntungan yang akan didapatkan oleh investor dimasa yang akan datang.
H6 : Diduga earning per share berpengaruh signifikan terhadap return saham.
6. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap return saham
Chastina Yolana dan Dwi Martani (2005). Penelitian dengan judul Variabel-variabel
yang Mempengaruhi Fenomena Underpricing Pada Penawaran Saham Perdana,
membuktikan bahwa skala perusahaan terbukti mendukung theory uncertainty of company
value yaitu ketidakpastian nilai perusahaan di masa mendatang akan membuat investor raguragu menginvestasikan uangnya disaham emiten. Ketika investor membaca prospectus,
menganalisa skala perusahaan atau total aktivanya dan menilai bahwa total aktiva dapat
dipergunakan untuk menambah penghasilan emiten dan mampu menutupi kewajibannya,
maka risiko ketidakpastian di masa mendatang dapat diperkecil. Berdasarkan penelitian
tersebut, total asset perusahaan mempunyai sinyal yang positif bagi investor untuk
melakukan investasi.
H7 : Diduga ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Metode Penelitian
1. Populasi, Sampel dan Sumber Data
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor industri manufaktur yang
berjumlah 149 perusahaan berdasarkan data ICMD 2010 dan sahamnya listing di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2006-2010.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling, yaitu
pemilihan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut didasarkan pada
kriteria-kriteria atau tujuan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Adapun kriteria
yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan termasuk kategori sektor industri food & beverages dan pharmaceuticals
berdasarkan klasifikasi ICMD yang terdaftar di BEI selam periode 2006-2010.
2. Perusahaan tidak delisting selama periode 2006-2010 dan tahun buku berakhir pada
tanggal 31 Desember.
3. Saham perusahaan aktif diperdagangkan selama periode 2006-2010.
Setelah dilakukan pemilihan sampel berdasarkan purposive sampling diperoleh 24
perusahaan manufaktur sektor industri F & B serta Pharmaceuticals selama tahun 20062010. Sehingga sampel pengamatan yang diolah menjadi 120.
2. Pengukuran Variabel dan Model Penelitian
Variabel independen dalam penelitian ini adalah arus kas dari aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan, di proxy dari total arus kas masing-masing aktivitas yang terdapat
dalam laporan arus kas perusahaan. Laba kotor diproxy dari total laba kotor dalam laporan
laba rugi, earning per share merupakan tingkat keuntungan bersih untuk setiap lembar
292
sahamnya yang mampu dicapai perusahaan pada saat menjalankan operasinya dan ukuran
perusahaan diproxy dari total assets perusahaan. Earning per share dihitung berdasarkan
rumus sebagai berikut:
EPS =
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham. Return saham
merupakan hasil atau keuntungan yang diperoleh pemegang saham sebagai hasil
investasinya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan return realisasi (realized return).
Return saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham selama periode 2006
sampai dengan 2010. Return realisasi masing-masing saham dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
=
= Return saham i pada tahun t
= Harga penutupan saham i pada tahun t
= Harga penutupan saham i pada tahun t-1
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik regresi
linear berganda. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui hubungan dan
pengaruh dari beberapa variabel independen terhadap variabel dependen.
Bentuk persamaan regresi linear berganda untuk pengujian hipotesis adalah sebagai
berikut:
=
+
+
+
+
+
+
+
= Return saham perusahaan i pada periode t
= Koefisien konstanta
= Koefisien regresi variabel independent
= Perubahan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada
periode t
= Perubahan arus kas dari aktivitas investasi perusahaan i pada periode t
293
= Perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan perusahaan i pada periode t
= Laba kotor perusahaan i pada periode t
= Earning per share (EPS) perusahaan i pada periode t
= Ukuran perusahaan i pada periode t
= Standard Error perusahaan i pada periode t
Pengujian data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Uji Kualitas Data
Pengujian kualitas data terhadap sampel perusahaan dilakukan dengan pengujian
normalitas data. Uji normalitas yang digunakan adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov Test (KS), yang dijelaskan oleh Ghozali (2005) Bila nilai signifikan < 0.05 berarti distribusi data tidak
normal. Sebaliknya bila nilai signifikan > 0.05 berarti distribusi data normal.
Berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa semua data yang diuji berdistribusi
tidak normal. Untuk membuat data menjadi berdistribusi normal maka data ditransformasikan ke
dalam bentuk LN untuk variabel independen dan SQRT untuk variabel dependen. Setelah
dilaukan transformasi data maka dihasilkan nilai variabel arus kas operasi sebesar 0.591, laba
kotor sebesar 0.516, earning per share sebesar 0.520, total asset sebesar 0.876 dan return saham
sebesar 0.433 dengan nilai signifikan untuk semua variabel > 0.05.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi klasik dilakukan untuk memperoleh model regresi menunjukkan hubungan
yang signifikan dan representative. sehingga nilai koefisien regresi yang dihasilkan baik atau
tidak bias. Dalam penelitian ini ada tiga uji asumsi klasik yang akan diujikan, yaitu :
a. Uji Multikolinieritas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah antarvariabel independen ada korelasi
atau tidak. Uji Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF)
tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0.1 , maka dapat dikatakan tidak
terjadi multikolinearitas VIF=1/Tolerance, jika VIF=10 maka Tolerance=1/10=0.1.
Setelah dilakukan uji multikolinearitas, ternyata data variabel arus kas investasi dan
pendanaan mengalami gejala multikolinearitas karena data arus kas investasi dan
pendanaan memiliki nilai tolerance < 0.1 dan nilai VIF > 10. Untuk menghasilkan nilai
parameter penduga yang layak, penulis mengeluarkan variabel arus kas investasi dan
pendanaan baik secara parsial maupun simultan. Sehingga observasi penelitian menjadi
66.
b. Uji Autokorelasi
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1.
Dengan menggunakan program spss, deteksi adanya problem autokorelasi adalah dengan
melihat besaran Durbin-Watson yaitu panduan mengenai angka D-W (Durbin Watson)
pada tabel D-X. Mengacu pada pendapat Santoso,Singgih bahwa angka D-W di antara -2
sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,
diketahui bahwa nilai DW sebesar 1.355 . Angka D-W tersebut berada diantara -2
sampai +2 berarti tidak terjadi autokorelasi.
294
c. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah varians residual absolut sama atau
tidak sama untuk semua observasi data. Menurut Ghozali (2005) deteksi
heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik scatterplot. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan bahwa grafik scatterplot menunjukkan tidak adanya pola yang jelas serta titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3. Pengujian Hipotesis
Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan
antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Nilai koefisiensi korelasi
dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi
(R Square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel
dependennya.
Tabel 1.1
R
R square
Adj R square
SSE
F
Sig F
DW
0.410
0.168
0.114
0.49817
3.084
0.022
1.355
Berdasarkan Tabel 1.1 diatas , Nilai Adjusted R Square sebesar 0.114. Hal ini
menunjukkan bahwa 11.4% variasi atau perubahan dalam return saham dapat dijelaskan
oleh variabel arus kas operasi, laba kotor, earning per share dan total asset. Sedangkan
sisanya yaitu sebesar 88.6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan
kedalam model penelitian. Faktor-faktor lain yang dimaksud seperti kinerja keuangan
yang tercermin berdasarkan rasio-rasio keuangan, inflasi, suku bunga dan lain
sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa informasi laporan
keuangan penting untuk melakukan keputusan dalam berinvestasi, karena adanya
pengaruh arus kas operasi, laba kotor, earning per share dan total asset terhadap return
saham. Selain itu, nilai perusahaan (value of the firm) juga penting bagi investor dalam
melakukan investasi. Karena value of the firm tidak hanya dinilai dari laporan keuangan,
namun dinilai dari saham perusahaan tersebut. Perusahaan umumnya menggunakan nilai
perusahaan untuk mencapai tujuannya dalam mendapatkan modal dari lingkungan
eksternal perusahaan pada saat proses IPO (initial public offering) karena dapat
meningkatkan prospek/potensi perusahaan. Apabila nilai perusahaan meningkat maka hal
ini akan menarik minat investor untuk membeli saham perusahaan tersebut, sehingga
diindikasikan pendapatan perusahaan akan meningkat dimasa yang akan datang.
Tingginya harga saham perusahaan di pasar modal maka akan semakin tinggi nilai
perusahaan, yang berdampak pada meningkatnya keuntungan yang diperoleh investor.
Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai F-hitung sebesar 3.084 dengan tingkat
signifikansi 0.022. Berdasarkan hasil data tersebut dapat disimpulkan bahwa perubahan
arus kas operasi, laba kotor, earning per share dan total asset secara simultan
295
berpengaruh signifikan terhadap return saham, karena tingkat signifikan (p<0.05). Hasil
ini menunjukkan bahwa H1 diterima H0 ditolak.
Tabel 1.2
Koefisien Regresi
Keterangan
Konstanta
Koefisien
T
Sig
0.565
0.922
0.360
Arus Kas Operasi
-0.022
-0.245
0.807
Laba Kotor
-0.271
-2.232
0.029
Earning Per Share
0.081
2.679
0.009
Ukuran Perusahaan
0.271
2.866
0.006
Dari nilai-nilai koefisien berdasarkan Tabel 1.2, persamaan regresi linear berganda untuk
variabel arus kas operasi, laba kotor, earning per share dan total asset dapat disusun sebagai
berikut:
=
+
+
+
Dari persamaan regresi yang telah disusun dapat disimpulkan bahwa arus kas operasi
memiliki koefisien regresi sebesar -0.022, artinya apabila terjadi kenaikan variabel arus kas
operasi sebesar 1% akan menyebabkan penurunan return saham sebesar 0.022 atau 2,2% dan
sebaliknya. Laba Kotor memiliki koefisien regresi sebesar -0.271, artinya apabila terjadi kenaikan
variabel laba kotor sebesar 1% akan menyebabkan penurunan return saham sebesar 0.271 atau
27.1 % dan sebaliknya. Earning Per Share memiliki koefisien regresi sebesar 0.081, artinya
apabila terjadi kenaikan variabel earning per share sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan
return saham sebesar 0.081 atau 8.1% dan sebaliknya. Total Asset memiliki koefisien regresi
sebesar 0.271, artinya apabila terjadi kenaikan variabel total asset sebesar 1% akan menyebabkan
kenaikan return saham sebesar 0.271 atau 27.1% dan sebaliknya.
Berdasarkan hasil uji statistik t yang terdapat pada tabel 1.2 koefisien regresi, dapat
diambil kesimpulan yaitu :
1. Hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa variabel arus kas operasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel return saham, karena nilai signifikansi arus kas operasi sebesar
0.087 (p>0.05) dengan nilai t-hitung sebesar -0.245. Hal ini berarti H2 ditolak , H0 diterima,
karena nilainya tidak signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa investor tidak
tertarik untuk melihat laporan arus kas operasi perusahaan dalam mengambil keputusan
berinvestasi. Hal ini disebabkan karena informasi laporan arus kas operasi berisi mengenai
penerimaan dan pengeluaran modal kerja perusahaan seperti pembelian persediaan (stok
296
barang) , bayar hutang, piutang dan biaya-biaya operasional perusahaan lainnya sehingga
mengurangi income perusahaan dan mengakibatkan investor memperoleh keuntungan yang
diperkecil, hal ini akan berdampak pada kepercayaan investor terhadap return yang akan
diterima. Informasi arus kas operasi juga hanya memberikan informasi arus kas masuk dan
arus kas keluar, sehingga tidak ada kepastian informasi bahwa investor akan mendapatkan
dividen karena pembagian dividen tidak hanya terletak pada dana kas perusahaan namun
terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pembagian dividen. Sehingga informasi
arus kas operasi tidak menarik minat investor dalam mengambil keputusan. Selain itu, pada
saat tingkat penjualan menurun, biaya operasional tetap harus dikeluarkan sehingga terjadi
ketidakseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran yang mengakibatkan keuntungan
perusahaan yang diperoleh menurun. Hal tersebut menjadi tidak menarik lagi bagi investor
untuk mengambil keputusan berinvestasi.
2. Hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa variabel laba kotor berpengaruh signifikan
terhadap variabel return saham, karena nilai signifikansi laba kotor sebesar 0.029 (p<0.05)
dengan nilai t-hitung sebesar -2.232. Hal ini berarti H5 diterima H0 ditolak karena nilainya
signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba kotor merupakan salah satu variabel
yang menarik bagi investor dalam mengambil keputusan berinvestasi. Karena laba kotor
merupakan laba (keuntungan) yang berasal dari kegiatan utama perusahaan. Dengan laba
kotor yang tinggi, perusahaan akan mampu membiayai atau membayar pengeluaranpengeluran diluar kegiatan utama perusahaan. Hal ini memberikan sinyal positif bagi investor
bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik karena memiliki core bisnis yang baik.
Perusahaan yang memiliki kinerja baik, akan menghasilkan tingkat penjualan (pendapatan)
yang tinggi, dan menghasilkan laba yang meningkat, sehingga permintaan akan sahampun
meningkat. Maka harga jual saham perusahaan naik, sehingga investor mendapat capital gain
atas investasinya tersebut. Namun dalam penelitian ini, terdapat hubungan yang berlawanan
antara laba kotor dan return saham yaitu apabila terjadi kenaikan variabel laba kotor sebesar
1% akan menyebabkan penurunan return saham sebesar 0.271 atau 27.1%, meskipun
keduanya memiliki pengaruh yang signifikan. Hal tersebut terjadi karena penelitian dilakukan
selama periode 2006-2010. Pada saat tahun 2008-2009 terjadi krisis global, yang
menyebabkan daya beli investor terhadap saham menurun.Karena fluktuasi perekonomian
yang sedang tidak stabil membuat para investor lebih berhati-hati dalam menanamkan modal
mereka. Investor khawatir apabila mengalami kerugian dalam berinvestasi karena krisis
glogal yang terjadi. Sehingga walaupun laba kotor mengalami kenaikan yang signifikan pada
periode 2008-2009, namun kurangnya daya beli investor terhadap saham, menyebabkan
harga saham turun dan berdampak pada dividen maupun capital gain yang diperoleh.
3. Hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa variabel earning per share berpengaruh
signifikan terhadap variabel return saham, karena nilai signifikansi earning per share sebesar
0.009 (p<0.05) dengan nilai t-hitung sebesar 2.679. Hal ini berarti H6 diterima H0 ditolak
karena nilainya signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa earning per share
merupakan salah satu variabel yang dapat menarik minat investor dalam berinvestasi, karena
dengan melihat earning per share perusahaan, investor dapat menganalisis kinerja keuangan
perusahaan di masa sekarang dan masa yang akan datang. Dengan melihat perkembangan
earning per share yang tinggi akan mengindikasikan bahwa perusahaan mampu untuk
mengatur pengalokasian dana yang diperoleh secara efektif dan efisien dalam mencapai
tujuan perusahaan, salah satunya adalah memperoleh laba (keuntungan). Hal ini membuat
investor yakin bahwa perusahaan memiliki potensi yang baik dimasa yang akan datang,
sehingga return tinggi yang diharapkan tercapai. Semakin tinggi EPS perusahaan, maka
investor akan tertarik untuk berinvestasi. Sehingga permintaan saham naik dan harga saham
297
akan meningkat. Apabila saham tersebut terjual dengan harga yang tinggi maka investor akan
mendapatkan capital gain atas investasinya tersebut.
4. Hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa variabel total asset berpengaruh signifikan
terhadap variabel return saham, karena nilai signifikansi total asset sebesar 0.006 (p<0.05)
dengan nilai t-hitung 2.866. Hal ini berarti H7 diterima H0 ditolak karena nilainya signifikan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa total asset merupakan salah satu variabel yang
menarik bagi investor dalam mengambil keputusan berinvestasi. Karena total asset
merupakan total kekayaan yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang memiliki total asset
yang besar mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek dan potensi yang
baik di masa yang akan datang, hal ini karena dengan total asset yang besar dapat menambah
pendapatan perusahaan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan, dengan meningkatnya
laba maka permintaan akan harga saham meningkat, sehingga harga saham naik dan return
berupa dividen maupun capital gain yang akan diterima investor meningkat. Selain itu, uang
kas yang digunakan untuk membeli asset perusahaan dapat mengurangi risiko bisnis dalam
berinvestasi. Maksudnya, uang kas perusahaan tersedia dalam jumlah yang likuid. Uang kas
tersebut digunakan untuk investasi jangka pendek dalam bentuk asset. Investasi jangka
pendek yang dilakukan perusahaan dapat berupa surat berharga untuk kurun waktu kurang
dari satu tahun. Objek investasi jangka pendek dapat berupa surat berharga seperti saham dan
obligasi. Investasi tersebut dapat dianggap sebagai investasi jangka pendek atau sementara
karena surat berharga mudah untuk diperjualbelikan, sehingga dapat dijual dan dijadikan
uang tunai setiap saat dibutuhkan, selain itu manajemen perusahaan segera menjualnya, setiap
saat diperlukan uang tunai. Selain itu, Perusahaan yang memiliki asset yang besar mampu
untuk membayar kewajiban-kewajibannya.
Pembahasan dan Simpulan
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris bahwa terdapat pengaruh
informasi laporan arus kas, laba kotor, earning per share dan ukuran perusahaan terhadap return saham.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis H5, H6, H7 diterima karena nilainya signifikan
sedangkan H2 ditolak karena hasil penelitian menunjukkan nilainya tidak signifikan. Selain itu dapat
disimpulkan bahwa hasil penelitian ini mendukung signalling theory dan teori relevansi nilai, bahwa
informasi laporan keuangan mempengaruhi harga saham karena mengandung nilai intrinsik saham
sehingga berpengaruh terhadap harga saham. Selain itu, informasi laporan keuangan memiliki
kemampuan untuk menangkap berbagai macam informasi yang mempengaruhi nilai saham perusahaan
sehingga akan mempengaruhi return yang akan diterima investor.
Keterbatasan penelitian dan saran
Periode penelitian hanya meliputi 5 tahun pengamatan yaitu selama periode 2006-2010. Hal ini
menjadi keterbatasan karena menyangkut keterbatasan data yang berhasil dikumpulkan sehingga
mengakibatkan daya komparabilitasnya sangat rendah. Sehingga disarankan untuk peneliti selanjutnya
agar menambah jumlah periode pengamatan dan menambah jumlah perusahaan, agar hasil yang didapat
lebih akurat dan relevan.
Penulis menyarankan kepada perusahaan manufaktur untuk meningkatkan kinerja perusahaan,
memaksimalisasikan nilai perusahaan dan menyampaikan informasi-informasi yang tepat mengenai
perkembangan perusahaan. Salah satu cerminan kinerja perusahaan adalah informasi laporan keuangan.
Informasi laporan keuangan merupakan salah satu informasi penting yang harus diketahui investor dalam
mengambil keputusan berinvestasi.
298
Variabel-variabel independen yang digunakan dalam memberikan pengaruh terhadap return
saham masih tergolong lemah. Oleh sebab itu, bagi para investor atau calon investor yang akan
menggunakan informasi dari penelitian ini perlu untuk mempertimbangkan faktor fundamental lainnya,
seperti menganalisis rasio-rasio keuangan perusahaan, inflasi, suku bunga dan lain sebagainya, agar tidak
terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan berinvestasi.
Untuk peneliti selanjutnya dianjurkan menggunakan analisis teknikal untuk dikombinasikan
dengan analisis fundamental.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, pandji dan Piji Pakarti. 2008. Pengantar Pasar Modal Cetakan 3. Jakarta: Rineka Cipta.
Daniati, Ninna dan Suhairi. 2006. Pengaruh Kandungan Informasi komponen arus kas , laba kotor, dan
size perusahaan terhadap expected return saham (Survey pada industri textile dan automotive
yang terdaftar di BEJ) SNA IX . Padang: Universitas Andalas.
Darmadji, Tjiptono dan Fakhrudin Hendy M. 2006. Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab.
Jakarta: Salemba Empat.
Erlina. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Kedua. USU Press.
Medan.
Febrianto, Rahmat dan Erna Widiastuty. 2005. Tiga Angka Laba Akuntansi : Mana
yang Lebih
Bermakna Bagi Investor?. Simposium Nasional Akuntansi VIII (Solo) : 159-169.
Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Edisi Kedua. Semarang :
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gumanti, Tatang Ary. 2011. Manajemen Investasi Konsep, Teori, dan Aplikasi. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Teori Akuntansi Edisi Revisi. Jakarta: PT.Raja Grafindo.
Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Teori Akuntansi Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Kurniati, Endang. 2009. Analisis Pengaruh Kinerja Terhadap Return Saham Pada Perusahaan
Manufaktur Jenis Consumer Goods Yang Terdaftar Dalam BEJ Tahun 2003-2007.
Medan: Universitas Sumatera Utara.
Manurung, Adler Haymans. 2008. Wealth Management : Menuju Kebebasan Finansial,Kompas, Jakarta.
Martani, Dwi dan Yolana Chastina. 2005. Variable-variabel yang Mempengaruhi Fenomena
Underpricing Pada Penawaran Saham Perdana Di BEJ Tahun1994-2001 SNA VIII.Jakarta.
Moeljadi. 2007. Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Jilid 1, Malang: Bayu
Media Publishing.
Miller, Merton and Kevin Rock. 1985 . Dividend Policy Under Asymetric Information. Journal of
Finance 4 : 1031-1052.
Miswanto dan Suad Husnan. 1999. The Effect of Operating Leverage,cyclicality, and firm size on
Business Risk”.Gadjah Mada International Journal of Business.Vol 1 No.1 (Mei): 29-43.
Munawir S. 2007. Analisis Laporan Keuangan Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty.
Nachrowi D. Hardius Usman. 2006. Ekonometrika-Pendekatan Populer dan praktis untuk Analisis
Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Robiatul Auliyah dan Ardi Hamzah. 2006. Analisa Karakteristik Perusahaan, Industri Dan Ekonomi
Makro terhadap Return dan Beta Saham Syariah di Bursa Efek Indonesia Simposium Nasional
Akuntansi 9 Padang. Padang. Universitas Trunojoyo.
Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. 2010. Manajemen Keuangan Edisi Pertama. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Sari, Ratna C dan Zuhrohtun. 2006 . Keinformatifan Laba Di Pasar Obligasi Dan Saham:Uji Liquidation
Option Hypothesis, Jurnal SNA 9 Padang.
299
Rahardjo, Sapto. 2006. Kiat Membangun Aset Kekayaan. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Santoso, Singgih.2002. Buku Latihan SPSS Statistik Parametik. PT.Elex Media Komputindo. Jakarta.
Suadi, Arief. 1998. Penelitian Tentang Manfaat Laporan Arus Kas Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia.
Vol 13 No.2 :91-97.
Yadiati, Winwin. 2007. Teori Akuntansi Suatu Pengantar Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.
www.idx.co.id
www.inilah.com
http://arixsthecoolest.blogspot.com/2008/02/pengaruh-eps-terhadapreturnsaham.html.
http://akuntansibisnis.wordpress.com/2010/06/16/value-relevance/,Harry Andrian Simbolon SE.
300
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN
METODE Z – SCORE GUNA MEMPREDIKSI KELANGSUNGAN HIDUP
PADA PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY, Tbk TAHUN 2007-2010
Pricilia Catrin
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRAKSI
Studi ini bertujuan untuk mengetahui Laporan Keuangan Dengan Menggunakan Metode Z-Score
Guna Memprediksi Kelangsungan Hidup Pada PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk Tahun 2007-2010 Di
Bursa Efek Indonesia.
Penelitian yang dilakukan pada perusahaan PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk selama empat tahun
yaitu tahun 2007-2010, bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan
analisis Z-Score Altman apakah berada pada posisi sehat, rawan (grey area), dan bangkrut serta untuk
mengetahui kelangsungan usaha perusahaan pada tahun mendatang yaitu 6, 8, dan 10 tahun mendatang.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sedangkan
sumber dan jenis data adalah data sekunder yang berupa laporan laba rugi dan neraca yang telah
dipublikasikan dan terdapat di pusat Refrensi Pasar Modal di Bursa Efek Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan pada PT. Ultrajaya Milk Industry selama
empat tahun terakhir yaitu dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 bila dilihat dari rasio
keuangannya perusahaan berada dalam kondisi keuangan yang sehat dan tidak mempunyai
permasalahan dengan keuangan (non-bankrupt company).
Key Word : Prediksi Kebangkrutan, Z Score
PENDAHULUAN
Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi
untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan
dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Maka dengan didirikanya sebuah perusahaan tujuannya
bukanlah untuk mengalami kebangkrutan melainkan berorientasi untuk kelangsungan usahanya dimasa
yang akan datang sebagai prinsip utama dalam mendirikan perusahaan yaitu untuk dapat melakukan
usahanya secara terus menerus (going concern).
Prediksi tentang perusahaan yang kesulitan keuangan (Financial distress), yang kemudian
mengalami kebangkrutan dapat diamati dan diprediksi dengan mencermati memburuknya rasio-rasio
keuangan dari tahun ke tahun serta dengan metode-metode perhitungan kelangsungan usaha salah satunya
dengan menggunakan metode Z-Score Altman.
Analisis Z-score Altman dikenal sebagai analisi kebangkrutan karena dari skor yang dihasilkan
dapat dilihat apakah suatu perusahaan mempunyai kondisi keuangan yang sehat, menunjukan tanda-tanda
kebangkrutan atau perusahaan malah berada dalam kondisi terparah yaitu kebangkrutan. Hasil dari
301
analisis Z-score dapat digunakan oleh manajemen perusahaan untuk menjaga atau memperbaiki kinerja
perusahaan agar dapat mempertahankan kelangsungan usahanya dimasa yang akan datang. Dengan
demikian Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS LAPORAN
KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE Z-SCORE GUNA MEMPREDIKSI
KELANGSUNGAN HIDUP PADA PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk TAHUN 20072010”
Perumusan Masalah
Dalam pembahasan masalah ini, penulis merumuskan permasalahan yang akan diteliti dalam bentuk
pertanyaan diantaranya :
1. Bagaimana kelangsungan usaha PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk dengan menggunakan
analisa Z-Score Altman ?
2. Bagaimana prediksi kelangsungan usaha di masa yang akan datang pada PT. ULTRAJAYA MILK
INDUSTRY Tbk untuk 6, 8, 10 tahun berikutnya dari tahun 2010 ?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dihadapi, maka penulisan penelitian ini mempunyai tujuan, diantaranya
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kelangsungan usaha PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk dengan
menggunakan analisa Z-Score Altman ?
2. Untuk mengetahui hasil prediksi kelangsungan usaha di masa yang akan datang pada PT.
ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk untuk 6, 8, 10 tahun berikutnya dari tahun 2010 ?
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta
Penelitian ini dilaksanakan bulan Januari 2012.
Sumber Data dan Jenis Data
Sumber data yang penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data yang telah tersedia di dalam
laporan keuangan pada PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk dari tahun 2007-2010 yang terdaftar di BEI.
Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Adalah suatu analisis data yang akan digunakan memberikan informasi dalam bentuk
angka-angka. Informasi yang diperoleh kemudian diolah sehingga menghasilkan suatu analisis.
Diharapkan dengan informasi ini akan memberikan gambaranterkait dari keseluruhan data yang
diperoleh dan memberikan saran serta masukan bagi perusahaan yang diteliti.
302
b. Data Kualitatif
Data yang dihasilkan berupa analisis atau pernyataan dari berbagai pihak yang bersangkutan, yang
dapat mendukung penelitian yang dilakukan oleh penulis.
Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yaitu menggunakan metode
deskriptif kuantitatif. Metode ini menggunakan perhitungan-perhitungan dan metode-metode penerapan
yang bisa dinilai dengan satuan tertentu, sehingga hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya
dapat dinilai berdasarkan nilai kuantitasnya.
Definisi Operasional Variabel
Variabel adalah objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk
memperoleh informasi agar dapat ditarik suatu kesimpulan. Variabel-variabel operasional yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Analisis metode Z-score
Dengan menghitung nilai Z, dapat diketahui apakah perusahaan menghadapi masalah yang
serius atau tidak. Dengan analisa Z-score manajemen dapat memprediksi bagaimana prospek
perusahaan dimasa yang akan datang dan bisa mengambil suatu kebijakan untuk
menyelamatkan perusahaan jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan.
Tujuan dilakukannya perhitungan Z adalah memperingatkan adanya masalah keuangan,
dimana membutuhkan perhatian serius dan pengarahan bila nilai Z lebih rendah dari nilai Z
yang diharapkan, maka kita harus memeriksa apa yang terjadi penyebabnya. Model Z-score
dapat membantu menganalisa dan mencari penyebab masalah yang terjadi di dalam perusahaan.
2.
Working Capital to Total asset ( )
Rasio ini dapat mengukur likuiditas dengan membandingkan aktiva liquid dengan modal
aktiva. Rumus yang digunakan adalah : (aktiva lancar dikurangi hutang lancar) yang dibagi
dengan total aktiva.
3.
Reatained Earning to total asset ( )
Rasio ini dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tidak
dibagikan kepada pemegang saham (laba ditahan) dari keseluruhan total aktiva. Perusahaan
menahan laba terutama untuk memperluas usaha. Rumus yang digunakan adalah : laba ditahan
dibagi dengan total aktiva.
4.
Earning Before Interest and Tax (EBIT) to Total Asset ( )
Rasio ini dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yaitu tingkat
pengembalian dari aktiva yang dihitung dengan membagi laba sebelum pajak dan bunga (EBIT)
dengan total aktiva.
5.
Market Value of Equity to Book Value of Debt ( )
Rasio ini digunakan untuk menghitung seberapa banyak modal perusahaan dapat menutupi
besarnya hutang pada perusahaan. Rumus yang digunakan adalah : total modal dibagi dengan
total hutang.
303
6.
Sales to Total Asset ( )
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan penjualan dari
aktiva perusahaan. Rumus yang digunakan adalah : total penjualan dibagi dengan total aktiva.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Komponen-komponen Pembentuk Variabel Z-Score
Keterangan
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Modal Kerja*
Total Aktiva
Laba Ditahan
EBIT
Nilai Pasar Ekuitas **
Total Hutang
Penjualan
Jumlah Saham
2007
2008
557.946
232.730
325.216
1.362.829
1.752.402
39.103
1.877.200
5.304.917
190.711.945
2.888
2009
826.609
813.389
445.865
384.341
380.744
429.048
1.740.646
1.732.701
4.789.517
5.627.763
268.782
98.278
2.310.400
1.617.280
6.039.958
5.381.642
271.322.394 231.978.120
2.888
2.888
2010
955.441
477.557
477.884
2.006.595
6.691.488
202.923
3.494.480
7.054.723
331.528.142
2.888
Keterangan :
*)Modal Kerja = Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar
**) Nilai Pasar Ekuitas = Harga Pasar Saham Perlembar x Jumlah Saham
2. Data Hasil Perhitungan Variabel X1 Nilai Rasio Likuiditas
Tahun
2007
Modal Kerja
(1)
325.216
Total Aktiva
(2)
1.362.829
Nilai
(1 : 2)
0.238.633
2008
380.744
1.740.646
0.218.737
2009
429.048
1.732.701
0.247.618
2010
477.884
2.006.595
0.238.156
Likuiditas perusahaan kita dapat mengamati dengan cara melihat aktiva-aktiva perusahaan
yang relatif likuid sifatnya dan membandingkan aktiva-aktiva tersebut dengan sejumlah
kewajiban yang jatuh tempo dan akan dibayar pada tahun itu juga. Dapat dilihat juga apakah
aktiva perusahaan yang likuid dapat diubah menjadi kas seperti piutang usaha dan persediaan.
304
3. Data Hasil Perhitungan Variabel X2 Nilai Rasio Profitabilitas
Tahun
2007
Laba Ditahan
(1)
1.752.402
Total Aktiva
(2)
1.362.829
Nilai X2
(1 : 2)
1.285.856
2008
4.789.517
1.740.646
2.751.574
2009
5.627.763
1.732.701
3.247.917
2010
6.691.488
2.006.595
3.334.747
Rasio ini menunjukan tingkat besarnya keuntungan yang berhasil diperoleh perusahaan
pada tiap tahunnya, jadi jika rasio perhitungan yang dihasilkan semakin besar maka menunjukan
tingkat keuntungan yang baik bagi perusahaan.
4. Data Hasil Perhitungan Variabel X3 Nilai Rasio Profitabilitas
Tahun
EBIT
(1)
Total Aktiva
(2)
Nilai X3
(1 : 2)
2007
39.103
1.362.829
0.028.692
2008
268.782
1.740.646
0.154.415
2009
98.278
1.732.701
0.056.719
2010
202.923
2.006.595
0.101.128
Dari tahun ke tahun total aktiva meningkat hal ini menunjukan bahwa kemampuan
perusahaan dalam mengelola aktiva secara keseluruhannya untuk dapat menghasilkan laba
sebelum bunga dan pajak sangat baik. Jadi Rasio profitabilitas dalam X3 menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam meningkatkan penjualan dan mengurangi beban-beban
perusahaan.
305
5. Data Hasil Perhitungan Variabel X4 Nilai Rasio Solvabilitas
Tahun
Nilai Pasar Saham
(1)
Nilai Buku Total Hutang
(2)
Nilai X4
(1 : 2)
2007
1.877.200
5.304.917
0.353.860
2008
2.310.400
6.039.958
0.382.519
2009
1.617.280
5.381.642
0.300.517
2010
3.494.480
7.054.723
0.495.339
Rasio Solvabilitas menunjukan tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya, apabila perusahaan likuidasi.
Solvabilitas ini juga digunakan untuk meningkatkan hasil pengembalian pemegang saham.
6. Data Hasil Perhitungan Variabel X5 Nilai Rasio Aktivitas
Tahun
Penjualan
(1)
Total Aktiva
(2)
Nilai X5
(1 : 2)
2007
3.192.159
1.362.829
2.342.303
2008
3.807.442
1.740.646
2.187.372
2009
4.290.479
1.732.701
2.476.179
2010
4.778.841
2.006.595
2.381.567
Rasio aktivitas perusahaan, yaitu rasio ini menunjukan tingkat kemampuan perusahaan
dalam mengelola aktiva yang dimilikinya sehingga dapat menghasilkan pendapatan bagi
perusahaan.
306
7. Data Hasil Perhitungan Z-Score
Tahun
1,2
1,4
3,3
0,6
1,0
Z-Score
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
2007
0.286.359
1.800.198
0.037.299
0.212.316
2.342.303
4.142.502
2008
0.262.484
3.852.204
0.509.569
0.229.511
2.187.372
3.852.205
2009
0.297.141
4.547.159
0.187.172
0.180.310
2.476.179
7.687.961
2010
0.285.787
4.668.645
0.334.224
0.297.203
2.381.567
7.050.212
Dari tahun ketahun nilai Z-Score PT. Ultrajaya meningkat ini menunjukkan perusahaan
dalam kondisi keuangan yang sehat dan tidak mempunyai permasalahan dengan keuangan (nonbankrupt company).
8. Prediksi Nilai Z-Score di Masa Mendatang untuk Mengetahui Kelangsungan Usaha PT.
ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk
Nilai Z-Score
Tahun
n
∑
( )
.
2007
1
4.142
1
4.710
2008
2
3.852
4
7.704
2009
3
7.687
9
23.061
2010
4
7.050
16
28.200
Jumlah
10
22.731
30
63.675
=
=
4 (dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010)
10
307
∑
Jadi, X
=
∑
= 22.731
Jadi, Y
=
∑
= 30
∑
.
=
∑
= . 10 = 2.5
= . 22.731 = 5.682
63.675
Y = a + bX
Y = 2.259 + 1.3695 X
Melakukan peramalan terhadap nilai Z untuk 6, 8, dan 10 tahun mendatang yaitu sebagai
berikut :
a.
Tahun 2007 sampai tahun 2010 adalah 4 tahun, maka X = 4 Untuk 6 tahun
mendatang (tahun 2016), X = 4 + 6
Maka,
Y
= 2.259 + 1.3695 X
= 2.259 + 1.3695 . (10)
= 2.259 + 13.695
= 15.954
b. Prediksi untuk 8 tahun mendatang (tahun 2018), X = 4 + 8
Maka,
Y
= 2.259 + 1.3695 (X)
= 2.259 + 1.3695. (12)
= 2.259 + 16.434
= 18.693
c. Prediksi untuk 10 tahun mendatang (tahun 2020), X = 4 + 10
Maka,
Y
= 2.259 + 1.3695 X
= 2.259 + 1.3695. (14)
= 2.259 + 19.173
= 21.432
Dari tahun ketahun hasil perhitungan persamaan garis trend PT. Ultrajaya meningkat ini
menunjukkan perusahaan dalam kondisi keuangan yang sehat dan tidak mempunyai
permasalahan dengan keuangan (non-bankrupt company).
308
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Kinerja keuangan PT. Ultrajaya tidak terlalu mengalami penurunan setiap tahunnya. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa penyebabnya adalah modal kerja perusahaan yang tidak stabil karena dari tahun ke
tahun kewajiban lancar perusahaan terus mengalami peningkatan yang diimbangi juga dengan
peningkatan total aktiva. Nilai pasar saham juga yang tadinya terus mengalami peningkatan namun di
tahun 2009 mengalami penurunan diimbangi dengan penurunan jumlah saham yang dipasarkan.
Sedangkan untuk penjualan, EBIT dan laba ditahan tetap terus menunjukkan peningkatan walaupun
tidak terlalu tinggi setiap tahunnya.
2. Dari hasil perhitungan nilai Z-Score dan Prediksi nilai trend dari tahun ketahun nilai Z-Score PT.
Ultrajaya mengalami peningkatan dan berada di Z > 2,99 ini menunjukkan perusahaan dalam kondisi
keuangan yang sehat dan tidak mempunyai permasalahan dengan keuangan (non-bankrupt company).
Saran
1. Perusahaan diharapkan untuk dapat mempertahankan dan melakukan analisis laporan keuangannya
manajemen perusahaan, sehingga perusahaan dapat terus berjalan dari waktu ke waktu untuk menilai
kinerja dan kondisi keuangan agar dapat mempertahankan kelangsungan usaha perusahaan dimasa
yang akan datang sehingga dapat memperkecil resiko dalam hal kesulitan keuangan.
2. Untuk PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk perusahaan diharapkan menaikkan harga pasar saham per
lembar dengan cara meningkatkan laba perusahaan pada tahun berjalan, jika laba perusahaan naik dan
pembagian deviden tinggi tentu saja dapat menarik investor-investor pihak external untuk dapat
menanamkan modalnya pada perusahaan dan permintaan terhadap saham perusahaan dapat meningkat.
Terima Kasih
Dalam penulisan jurnal ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari
semua pihak, baik berupa motivasi yang bersifat moril maupun materil, jurnal ini tidak mungkin terwujud
sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Bapak Dr. MF Arrozi, Akt, Msi, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul.
2. Bapak Drs. Daulat Freddy, Akt, MM, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Esa Unggul.
3. Bapak Adrie Putra, SE, MM selaku Dosen Pembimbing, yang telah banyak menyediakan waktu
dan memberikan pengarahan, perhatian, saran serta bimbingannya dalam menyusun jurnal ini.
4. Kepada kedua orang tuaku tercinta atas doa restu, curahan kasih sayang, perhatian dan nasihat
serta dukungan moril dan materil yang tiada putusnya, dan kepada mereka semua penulis
persembahkan laporan jurnal ini. Terima kasih untuk selalu menjadi sumber motivasi dan
tempat menyandarkan rasa letih.
5. Kepada Kakak Ivan, adik Audi dan Nabillah terimakasih atas dukungan dan doanya.
6. Kepada Ramdani Nugroho, terima kasih selalu mendukung dan membantu dalam
menyelesaikan jurnal ini.
309
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, dkk, Analisis Prediksi Kebangkrutan Menggunakan Metode Z-Score Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Siasat Bisnis, 2009.
Darsono dan Ashuri, Pedoman Memahami Laporan Keuanga, Andi, Yogyakarta: 2005.
Halim Juniar Analisis Z-Score Altman Untuk Penilaian Kinerja Keuangan dan Pengaruhnya Terhadap
Kelangsungan Usaha Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tahun 2004-2008, Skripsi Akuntansi,
2010.
Harun, dkk, Analisis Laporan Keuangan Dengan Metode Z-Score Untuk Memprediksi Kebangkrutan
Pada PT. Bakrie Tbk, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Akuntansi, 2007.
Harapan, Sofyan Syafari, Teori Akuntansi, PT. Graha Grafindo Persada, Jakarta: 2007.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan, Salemba Empat, Jakarta: 2007.
Jumingan, Analisi Laporan Keuangan, Kencana, Jakarta: 2007.
Lyn, M.F., Aileen Ormiston, Memahami Laporan Keuangan, Indeks, Indonesia: 2008.
M Said Amril, Analisa Pembuktian Laporan Keuangan atas Penyajian Laporan Keuangan, Djambata:
2008.
Purba, P. Marisi, Asumsi Going Concern, Graha Ilmu, Yogyakarta: 2009.
Rahardjo Budi, Laporan Keuangan Perusahaan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta: 2009.
Yadiati wiwin, Teori Akuntansi Suatu Pengantar, Kencana, Jakarta: 2007.
310
ANALISIS EFEKTIVITAS PROFITABILITAS BERBASIS SISTEM DU
PONT (Studi Kasus pada 4 Perusahaan Properti yang Terdaftar di BEI
Periode 2006-2010)
Rama Adi Pramudana
Fakultas Ekonomi/Akuntansi
Universitas Esa Unggul
Jakarta
ABSTRAK
Penelitian dilakukan pada 4 perusahaan properti. Yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas
profitabilitas perusahaan – perusahaan tersebut dalam metode Du Pont.
Penelitian ini menggunakan metode Du Pont yang menggunakan beberapa rasio seperti TATO, NPM,
ROI, ROE, PBV dan PER.. Dalam penelitian ini sample diambil berdasarkan beberapa criteria yang
ditetapkan. Teknik pengambilan sample menggunakan purpose sampling, yang pengambilan samplenya
dengan pertimbangan tertentu. Populasi penelitian ini adalah perusahaan- perusahaan property /
developer dengan jangka waktu penelitian dari 2006 -2010 dengan tingkat keyakinan kesalahan sebesar
5 % ( 0,5), maka sample yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling sebanyak 4
perusahaan yang masuk dalam kategori berdasarkan criteria penelitian. Penelitian ini menggunakan uji
metode korelasi terhadap variable – variabel utama Du Pont. Dengan pengujian hipotesis dengan nilai α
= 0,05 . Dengan demikian ditarik kesimpulan tidak adanya signifikansi korelasi efektivitas variabel –
variabel utama Du Pont tersebut.
Kata kunci : variabel – variabel Du Pont, efektivitas profitabilitas, ROI, ROE, PBV, PER, NPM.
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan ekonomi nasional, industri properti pada umumnya juga
mengalami peningkatan yang searah. Meningkatnya aktivitas pada industri properti dapat
dijadikan petunjuk mulai membaiknya atau bangkitnya kembali kegiatan ekonomi.
Dengan kata lain, kegiatan di bidang properti dapat dijadikan indikator seberapa aktifnya
kegiatan ekonomi secara umum yang sedang berlangsung. Namun demikian, perkembangan
industri properti perlu dicermati secara hati-hati karena dapat memberikan dampak pada dua sisi
yang berbeda. Di satu sisi, industri properti dapat menjadi pendorong bagi kegiatan ekonomi
311
karena meningkatnya kegiatan di bidang properti akan mendorong naiknya berbagai kegiatan di
sektor-sektor lain yang terkait. Dalam hal ini sektor properti memiliki efek pelipatgandaan
(multiplier effect) yakni dengan mendorong serangkaian aktivitas sektor ekonomi yang lain.
KERANGKA PIKIR
Pelaku investasi yang memutuskan untuk berinvestasi di Bursa Efek Indonesia akan terlebih
dahulu menganalisis bagaimana annual report atau laporan keuangannya. Dalam penelitian ini,
perusahaan yang digunakan adalah perusahaan pada industri properti . Pada penelitian kali ini, rasio
keuangan yang digunakan adalah rasio keuangan profitabilitas berbasis sistem Du Pont plus. Dengan
menggunakan metode sistem Du Pont plus, kita dapat mengetahui variabel mana yang dapat
mempengaruhi kinerja keuangan seperti, Net Profit Margin ( NPM ), Total Asset Turn Over ( TATO ),
Financial Leverage Multiplier ( FLM ) yang berpengaruh terhadap Return on Equity ( ROE ) sedangkan
Book Value (BV) dan Earning Per Share ( EPS ) yang akan mempengaruhi harga pasar. Return On Equity
(ROE ) merupakan produktivitas modal yang menunjukkan sebuah kinerja keuangan yang sesungguhnya
mencerminkan profit perusahaan tersebut. Dari kualitas Return On Equity (ROE) dapat mempengaruhi
harga saham yang akan beredar ataupun yang sudah beredar ke pasar bursa. Dalam mengukur efektifitas
profitabilitas kita dapat melihat sebuah alternatif investasi yang dapat memberikan nilai lebih untuk
perusahaan, yaitu dengan melihat perbandingan kinerja keuangan perusahaan Return On Equity (ROE)
dengan suku bunga bank sentral. Dikatakan efektif apabila tingkat Return On Equity (ROE) lebih besar
daripada suku bunga bank sentral.
HIPOTESIS
Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang dibentuk adalah sebagai berikut :
1. Diduga Net Profit Margin ( NPM ), Total Asset Turn Over ( TATO ), Financial Leverage
Multiplier ( FLM ) terdapat korelasi ( hubungan ) secara signifikan dengan Price Book Value
( PBV ) dan Price Earning Ratio ( PER ).
2. Diduga terdapat korelasi ( hubungan ) secara parsial antara pertumbuhan penjualan dengan
return On Equity ( ROE ).
3. Diduga terdapat korelasi ( hubungan ) secara parsial antara pertumbuhan penjualan dengan
Return On Equity (ROE).
4. Diduga terdapat korelasi ( hubungan ) secara parsial antara pertumbuhan aset dengan Return
On Equity ( ROE ).
5. Diduga terdapat korelasi ( hubungan ) secara parsial antara pertumbuhan ekuitas dengan
Return On Equity ( ROE ).
6. Diduga terdapat korelasi ( hubungan ) secara parsial antara pertumbuhan utang dengan
Return On Equity ( ROE )
METODE PENELITIAN
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif yaitu
jenis data yang bukan berupa angka tetapi berbentuk pernyataan. Sumber Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh pengolahan data dari sumber
asli. Data sekunder yang ada dalam penelitian ini merupakan hasil observasi dan laporan
312
keuangan perusahaan . Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah perusahaan developer
properti. Dalam penelitian ini sampel diambil dengan cara nonrandom sampling yaitu sampel
yang diambil berdasarkan beberapa kriteria yang ditetapkan Teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling, yang pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu dan
dalam penelitian ini adalah 4 perusahaan property terdaftar di BEJ dengan tingkat keyakinan
kesalahan sebesar 5% (0.5)
Definisi Operasional Variabel
Inilah beberapa variabel cakupan penelitian :
a. Net Profit Margin ( NPM ) antara laba bersih dibagi dengan penjualan bersih pada industri
properti tahun 2006 – 2010 dalam satuan prosentase
b. Total Asset Turn Over ( TATO ) antara penjualan bersih dibagi total aktiva pada industri
properti tahun 2006 – 2010 dalam satuan prosentase.
c. Financial Leverage multiplier ( FLM ) antara total kewajiban dibagi total modal pada
industri properti tahun 2006 – 2010 dalam satuan prosentase
d. Return On Equity ( ROE ) antara laba bersih dibagi total ekuitas dan bisa juga sebagai
produktifitas modal sendiri pada industri properti tahun 2006 – 2010 dalam satuan prosentase
e. Price Book Value ( PBV ) atau nilai perusahaan atau Value of firm ( VOF ) antara harga
pasar per saham dibagi nila buku per saham pada industri properti tahun 2006 – 2010 dalam
satuan prosentase.
f. Price Earning Ratio ( PER ) atau nilai perusahaan atau Value of firm ( VOF ) antara harga
per saham dibagi laba per saham pada industri properti tahun 2006 – 2010 dalam satuan
prosentase.
METODE ANALISIS DATA
1. Analisis Data Keuangan
Tahap – tahap analisis data yaitu sebagai berikut :
a. Menghitung Net Profit Margin ( NPM )
NPM =
Laba Bersih
Penjualan bersih
b. Menghitung Total Asset Turn Over ( TATO )
TATO =
Penjualan Bersih
Total aktiva
313
c. Menghitung Financial Leverage Multiplier ( FLM )
Total Kewajiban
FLM =
Total Modal
d. Menghitung Return On Equity ( ROE )
Laba Bersih
ROE =
Total Equity
e. Menghitung Price Book Value ( PBV )
PBV =
Harga pasar per saham
Nilai buku per saham
f. Menghitung Price Earning Ratio ( PER )
Harga per saham
PER =
Laba per saham
2. Statistik Deskriptif
Statistik deskriftif lebih berhubungan dengan pengumpulan data – data dan peringkasan
data, serta penyajian hasil ringkasan tersebut. Data – data statistic yang diperoleh dari hasil
sensus, survey, atau pengamatan umumnya masih acak, mentah, dan tidak terorganisir
dengan baik. Data –data tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur sebagai dasar
untuk pengambilan keputusan.
Fungsi dari analisis deskriptif adalah memberikan gambaran umum tentang data yang
diperoleh. Gambaran umum ini bisa menjadi acuan untuk melihat karakteristik data yang
diperoleh
1. Korelasi
314
Dalam bab ini akan dibahas Korelasi atau asosiasi ( hubungan antara variabel –
variabel) yang diminati. Di sini akan disoroti dua aspek untuk analisis korelasi, yaitu
apakah data sampel yang ada menyediakan bukti cukup bahwa ada kaitan antara
variabel –variabel dalam populasi asal sampel. Dan yang kedua, jika ada hubungan,
seberapa kuat hubungan antar variabel tersebut. Keeratan hubungan itu dinyatakan
dengan nama koefisien korelasi ( atau dapat disebut korelasi saja ).
Dalam sebuah tools software pengolah data pembahasan tentang korelasi ditempatkan
pada menu CORRELATE, yang mempunyai submenu :
a) Bivariate
Pembahasan mengenai besar hubungan antara dua (bi) variabel.
b) Koefisien korelasi bivariate / product moment Pearson
Mengukur keeratan hubungan di antara hasil – hasil pengamatan dari populasi
yang mempunyai dua varian ( bivariate ). Perhitungan ini mensyaratkan bahwa
populasi asal sampel mempunyai dua varian dan berdistribusi normal. Korelasi
Pearson banyak digunakan untuk mengukur korelasi data interval atau rasio.
Korelasi bivariate sering juga disebut dengan korelasi Product Moment Person,
berguna untuk menguji korelasi antar dua variabel atau lebih.
Hipotesis :
H0 : Tidak ada hubungan ( korelasi ) antara dua variabel atau angka korelasi 0.
Ha : Diduga terapat hubungan ( korelasi ) antara dua variabel atau angka korelasi
tidak 0.
Uji ini dilakukan dengan memperhatikan Test of Significant, yang terdiri dari
c) Two- tailed ( uji dua sisi ), digunakan untuk menguji test of significant dengan
dua sisi. Cara ini digunakan dalam kondisi belum diketahui bentuk hubungan
antar variabel.
d) One – tailed ( uji satu sisi ), digunakan untuk menguji test of significant dari 2
variabel, tetapi telah diketahui adanya arah kecenderungan hubungan negatif atau
positif diantara dua variabel yang berhubungan.
Dasar pengambilan keputusan :
Jika probabilitas > 0, 05, H0 diterima
Jika probabilitas < 0, 05, Ha ditolak
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tingkat Efektifitas Return On Equity Secara Umum Pada Industri Properti
ROE secara umum rata –rata industri berdasarkan sampel jika dibandingkan dengan BI Rate
terdapat tingkat efektifitas yang positif. Kita dapat melihatnya dari rata- rata ROE Average sebesar14,
048 % dan BI Rate sebesar 8,00 %. Hal ini dikatakan efektif karena ROE Average lebih besar dari BI
Rate.
B. Tingkat Efektivitas Return On Equity ( ROE ) PT. Bumi Serpong Damai, Tbk
Pada setiap periodenya memberikan nilai dengan ekspektasi yang baik, tetapi di tahun 2006
memiliki nilai negatif. Namun keseluruhan periode rata – rata berlangsung baik atau efektif. Kinerja
keuangan PT. Bumi Serpong Damai, Tbk menghasilkan kinerja dibawah rata – rata industri properti.
Ini menunjukkan bahwa kinerja tersebut tidak selalu baik dalam setiap periodenya.
315
C. Tingkat Efektifitas Return On Equity ( ROE ) pada PT. Alam Sutera Realty,Tbk
Hasil kinerja perusahaan tersebut menunjukkan dibawah kinerja rata- rata industri dengan selisih
0,942 %. Pada tahun 2007 efektifitas ROE average menunjukkan hasil yang paling buruk, yaitu -17,
12 %
D. Tingkat Efektivitas Return On Equity ( ROE ) PT. Summareon Agung, Tbk
Selama 5 periode penelitian yang dilakukan, memberikan hasil bahwa nilai
perusahaan
selama 5 periode umumnya dikatakan efektif baik melihat dari sisi perusahaan maupun sisi investor.
Hasilnya beragam dan bervariasi, tpi umumnya positif dan efektif, hanya tahun 2008 saja yang tidak
efektif.
E. Hubungan Antara NPM, TATO, dan FLM terhadap dengan PER secara total
keseluruhan perusahaan
Besarnya korelasi total dari PER terhadap NPM adalah -0.216 yang signifikansinya
menunjukkan tidak signifikannya PER terhadap NPM keseluruhan karena hasil 0.187 > 0.05.
Sedangkan pada korelasi PER dengan TATO , besarnya korelasi adalah -0.40 dengan
signifikansi nya 0. 433 menunjukkan tidak adanya hubungan antara PER dengan TATO dari
keseluruhan perusahaan karena hasil 0.433 > 0.05.
Pada hasil korelasi PER dengan FLM menunjukkan angka negatif sebesar -0.412, dimana
signifikansinya 0.276 yang menandakan tidak adanya hubungan, karena 0.276 > 0.05.
F. Hubungan Antara NPM, TATO, dan FLM terhadap dengan PBV secara total
keseluruhan perusahaan
Besarnya korelasi total dari PBV terhadap NPM adalah -0.47 yang signifikansinya menunjukkan
tidak signifikannya PBV terhadap NPM keseluruhan karena hasil 0.422 > 0.05.
Sedangkan pada korelasi PBV dengan TATO , besarnya korelasi adalah -0.175 dengan
signifikansi nya 0.230 menunjukkan tidak adanya hubungan antara PBV dengan TATO dari
keseluruhan perusahaan karena hasil 0.230 > 0.05.
Pada hasil korelasi PBV dengan FLM menunjukkan angka positif sebesar 1, dimana
signifikansinya 0.22 yang menandakan tidak adanya hubungan, karena 0.22 > 0.05.
G. Hubungan Antara ROE dengan pertumbuhan sales, modal, biaya dan cost total
keseluruhan perusahaan
Besarnya korelasi total dari ROE terhadap dts adalah 0.130 yang signifikansinya
menunjukkan tidak signifikannya ROE terhadap ds keseluruhan karena hasil 0.293 > 0.05.
Sedangkan pada korelasi ROE dengan Dta , besarnya korelasi adalah -0.57 dengan
signifikansi nya 0.405 menunjukkan tidak adanya hubungan antara ROE dengan dta dari keseluruhan
perusahaan karena hasil 0.405 > 0.05.
Pada hasil korelasi ROE dengan dtl menunjukkan angka positif sebesar -0.36, dimana
signifikansinya 0.44 yang menandakan tidak adanya hubungan, karena 0.44 > 0.05.
Pada hasil korelasi ROE dengan dtc menunjukkan angka positif sebesar 0.318, dimana
signifikansinya 0.86 yang menandakan tidak adanya hubungan, karena 0.86 > 0.05.
KESIMPULAN
1. Kinerja Keuangan Perusahaan yang ditinjau dari Return On Equity ( ROE ) versi Du Pont
Dari hasil penelitian 4 perusahaan properti periode 2006 – 2010 dengan menggunakan metode
analisis du pont memberikan bukti empiris bahwa kinerja keuangan perusahaan rata – rata negatif dan
316
2.
3.
4.
5.
bisa dikatakan kurang efektif karena ketiga perusahaan tersebut belum dapat mencapai keuntungan
yang dapat mengelola aset yang dijalankan, memaksimumkan kekayaan pemegang saham, dan
kemampuan likuiditas perusahaan.
Tingkat efektifitas Return On Equity ( ROE ) jika dibandingkan dengan tingkat Sertifikat Bank
Indonesia ( SBI ) pada masing – masing perusahaan. Dari hasil penelitian pada 4 perusahaan properti
ini menunjukkan bahwa nilai ROE perusahaan rata – rata diatas nilai dari Sertifikat Bank Indonesia (
SBI ). Hal ini artinya ROE perusahaan efektif dan mampu menghasilkan profit yang lebih tinggi
dibandingkan dengan SBI, dan cara ini pula untuk menarik perhatian para investor yang akan
menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut daripada ke SBI yang risk free namun keci
keuntungannya.
Korelasi antara pertumbuhan penjualan, pertumbuhan biaya, pertumbuhan asset, dan pertumbuhan
utang dengan ROE.
Dari hasil penelitian perusahaan properti ini korelasi antara pertumbuhan penjualan, pertumbuhan
biaya, pertumbuhan asset, dan pertumbuhan utang tidak signifikan..
Korelasi antara Net Profit Margin ( NPM ), Total Asset Turn Over ( TATO ), dan Financial Leverage
Multiplier ( FLM ) dengan Price Earning Ratio ( PER ) dan Price Book Value ( PBV ).
Dari ke 4 perusahaan properti ini disimpulkan bahwa korelasi antara NPM, TATO, dan FLM dengan
PER tidak signifikan secara umum angkanya tidk ada yang < 0.05. Korelasi antara NPM, TATO, dan
FLM dengan PBV tidak signifikan
Korelasi secara keseluruhan
Dari keempat perusahan properti ini disimpulkan bahwa besarnya korelasi antara pertumbuhan
penjualan, pertumbuhan biaya, pertumbuhan asset, dan pertumbuhan utang dengan ROE adalah
negative
Dan hubungan pertumbuhan penjualan, pertumbuhan biaya, pertumbuhan asset, dan pertumbuhan
utang dengan ROE adalah positif namun tidak signifikan karena semua nilainya lebih besar dari alpha
0, 05.
Sedangkan besarnya korelasi antara NPM, TATO, dan FLM dengan PBV dan PER adalah negative
dan hubungan dari kelima variabel ini positif namun tidak signifikan karena nilainya melebihi alpha
o, 05.
SARAN
Saran- saran yang dapat penulis kemukakan setelah melakukan penelitian ini adalah :
1. Apabila ada salah satu variabel yang signifikan berarti variabel tersebut harus ditingkatkan
guna meningkatkan nilai Return On Equity ( ROE ) itu sendiri.
2. Untuk investor disarankan untuk memperhitungkan lebih dalam ketika ingin berinvestasi ke
sebuah perusahaan baik dalam industri properti maupun industri yang lainnya.
3. Untuk perusahaan dalam melihat kinerja efektifitas profitabilitas dalam meningkatkan ROE
perusahaan harus meningkatkan ROE kinerja perusahaan terlebih dahulu agar nilai ROE
perusahanya juga secara otomatis meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Subagyo.2007. Studi Kelayakan Teori & Aplikasi. Jakarta : Alex Media Komputindo
Arief Sugiono.2009.Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan.Jakarta : Grasindo
317
Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.Yogyakarta : Andi.
Eugene. F. Brigham & Joel F. Houston.2001.Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat
Frank J. Fabozzi, Franco Modigliani dan G. Ferri.1990. Pasar dan Lembaga Keuangan. Jakarta :
Salemba Empat.
Harahap, Sofyan Syafri.2008.Teori Akuntansi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Ikatan Akuntansi Indonesia.2007. Standar Akuntansi Keuangan, Kerangka Dasar penyusuna dan
Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta : Salemba Empat
J. Fred Weston & Thomas E. Copeland. 1995. Manajemen Keuangan. Edisi Kesembilan. Jakarta
Barat : Binarupa Aksara
Johar Arifin. 2007. Cara Cerdas Menilai Kinerja Perusahaan Berbasis Komputer. Jakarta :
Gramedia.
Jumingan.2005. Analisis Laporan Keuangan.Jakarta : Bumi Aksara.
Sawidji Widiotmodjo.2008. Forex Online Trading. Jakarta : Alex Media Komputindo.
Yadiati, Wiwin.2007. Teori Akuntansi Suatu Pengantar.Jakarta : Kencana.
Yadiati, Wiwin, dan Ilham Wahyudi.2008. Pengantar Akuntansi. Jakarta : Kencana.
318
Download