JAME JURNAL AKUNTANSI DAN MANAJEMEN ESA UNGGUL VOL. 1, NO. 1, April 2013 Pola Rasio Keuangan Pada Saat Up Stream Dan Down Stream Di Industri Makanan Dan Minuman Yang Go Public Alisa Analisis Loyalitas Pelanggan PT JNE Cimone Tangerang Ditinjau Dari Kualitas Jasa Dan Harga Dandy Kurniadi Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode 2006-2010) Erwanti Mengukur Sikap Dan Perilaku Konsumen Terhadap Produk Bedak Two Way Cake Sariayu Eva Ayu Afriyani Evaluasi Pengendalian Internal Atas Penjualan Kredit Dan Piutang Usaha Pada PT Aneka Komkar Utama Elliyanda Evaluasi Perlakuan Akuntansi Untuk Transaksi Dengan Menggunakan Mata Uang Asing Pada PT Teluti Sola Mina Fahrizal Amri Analisis Pengaruh Kinerja Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif di BEI Ferdy Romadony Evaluasi Atas Pencatatan Dan Perhitungan Sisa Hasil Usaha Serta Pengaruhnya Terhadap Laporan Keuangan Pada Koperasi Swakarya BRI Fika Indah Triana Analisis Sikap Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Produk Kartu Perdana Axis (Studi Kasus : Pengguna Kartu Axis Kawasan Jakarta Barat) Irvan Novenda Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pelayanan Nasabah Bank OCBC Nisp Tower Jakarta Ade Irnawati Evaluasi Pencatatan Transaksi Dan Pengaruhnya Kepada Laporan Keuangan Koperasi Guru-Guru “Hikmah” Di Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang Heni Rizqiyah Analisis Kinerja Keuangan PerusahaanDengan Menggunakan Metode Du Pont System (Studi Pada Perusahaan Food & Beverages Yang Terdaftar Di BEI Periode Tahun 2008-2010) Hildawati Analisis Pengendalian Intern Atas Persediaan Barang Dagang Pada PT Cahaya Agung Lesatari Indyah Sri Dadi Pelaksanaan Etika Profesi Bagi Auditor Eksternal Berdasarkan Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul Joel Alfredo Analisis Yang Mempengaruhi Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan Pelanggan Im3 Pada Layanan Blackberry Prima Aditya Nugraha Analisis Pengaruh Return On Equity (Roe), Debt To Equity Ratio (Der), Dan Current Ratio (Cr) Terhadap Price Book Value (PBV) Pada Perusahaan LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia Asep Ahmad Yani Pengaruh Produk Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Roti Breadtalk Baren Syahputra Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Freight Forwarding PT ACW Indonesia Cindar Utami Dewi Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal, Likuiditas Dan Non Performing Loan Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2012 Dedi Alamsah Analisis Hubungan Kepuasan Dengan Loyalitas Konsumen Terhadap Sepeda Motor Yamaha Vixion Pada Bengkel Abadi Motor Kebon Jeruk Jakarta Barat Machrano Dermawan Analisis Faktor Bauran Pemasaran Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Pasta Gigi Pepsodent (Studi Kasus Di Wilayah Cengkareng) Susanti Analisis Efektivitas Profitabilitas Berbasis Sistem Du Pont (Studi Kasus Pada 4 Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di Bei Periode 2006-2010 Rama Adi Pramudana Dampak Perputaran Persediaan Terhadap Laba Kotor Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007 sd 2010 Dian Purwitasari Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal, Likuiditas Dan Non Performing Loan Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2012 Dedi Alamsah Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Akuntansi Penjualan Tiket PT. Garuda Indonesia, Tbk Kurnia Iswari Dampak Tindakan Earning Management Terhadap Respon Pengguna Laporan Keuangan Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2007 sd 2009 Kurniawan Analsis Kinerja Keuangan Pada Industri Rokok Berdasarkan Laporan Keuangan Di Bursa Efek Indonesia Serta Kontribusinya terhadap Pendapatan Negara dari Sektor Pajak Melly Rahmawati Kinerja Keuangan PT. Bakrie Telecom Tbk Dengan PT Mobile-8 Telecom Tbk Tahun 2007-2010 Mellya Rosyana Analisis Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas, Laba Kotor, Earning Per Share (Eps) Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Yang Diterima Investor (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri F & B Serta Pharmaceuticals Di BEI Tahun 2006-2010) Nani Setiawati Analisis Laporan Keuangan Dengan Menggunakan Metode Z – Score Guna Memprediksi Kelangsungan Hidup Pada PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk Tahun 2007-2010 Pricilia Catrin JAME JURNAL AKUNTANSI DAN MANAJEMEN ESA UNGGUL VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL 2013, HAL 1 – 323 Terbit 2 kali dalam setahun pada Bulan April dan Oktober. Berisi artikel yang diangkat dari hasil-hasil riset mahasiswa dalam bentuk Skripsi baik Manajemen dan Akuntansi. KETUA PENYUNTING: MF Arrozi WAKIL KETUA PENYUNTING: Dihin Septyanto PENYUNTING AHLI: Hasyim Achmad Lia Amalia Sugiyanto PENYUNTING PELAKSANA: Sri Handayani Abdurrahman Adrie Putra Rina Anindita STAFF ADMINISTRASI Jaka Suharna Delfian Aldeni Evalina Silitonga Alamat Penyunting : JAME Fakultas ekonomi Universitas Esa Unggul. Jalan Terusan Arjuna No 09 Kebon Jeruk Jakarta Barat. Gedung Utama Lantai 3. Email : [email protected] Kebijakan Editorial dan Pedoman Penulisan Artikel Kebijakan Editorial Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Manajemen Esa Unggul diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul setiap enam bulan sekali dengan tujuan sebagai media pertukaran informasi dan karya ilmiah staf pengajar, alumni, mahasiswa dan masyarakat akademik yang tertarik pada penelitian dibidang akuntansi dan manajemen. Ruang Lingkup penelitian akuntansi dan manajemen yang dimuat dalam JAME meliputi bidang: akuntansi keuangan, pasar modal, akuntansi manajemen, akuntansi sektor publik, pemeriksaan akuntansi, perpajakan, sistem informasi (baik akuntansi dan manajemen), manajemen keuangan, manajemen pemasaran, manajemen sumberdaya manusia, manajemen operasional, manajemen bisnis, manajemen strategik, dan manajemen umum JAME menerima naskah/artikel yang belum pernah dipublikasikan/diterbitkan oleh media lain. Penentuan naskah yang diterbitkan dalam JAME melalui proses blind review oleh dewan redaksi JAME dengan mempertimbangkan: 1) Sesuai standar baku publikasi jurnal, 2) Metodologi penelitian yang digunakan, 3) Kontribusi penelitian dengan pengembangan pendidikan di bidang akuntansi dan manajemen. Dewan redaksi bertanggung jawab untuk memberikan telaah konstrukstif dan jika perlu menyampaikan hasil evaluasi kepada penulis artikel. Penulisan artikell dikirimkan ke alamat: JAME (Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Manajemen Esa Unggul) Gedung Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul Jakarta Ruang 301, Lantai 3 Jl. Arjuna Utara No. 9, Tol Tomang, Keboin Jeruk, Jakarta Barat. Telp (021) 5674223 Fax (021) 5674248 Pedoman Penulisan Naskah/Artikel 1. Sistematika pembahasan dalam artikel yang dikirimkan memuat beberapa bagian sebagai berikut: a. Abstrak memuat ringkasan penelitian yang terdiri: masalah dan tujuan penelitian, metode, temuan dan kontribusi hasil penelitian. Abstrak disajikan diawal teks dan terdiri antara 150 s/d 400 kata yang ditulis dalam satu paragrap( abstrak disajikan dalam Bahasa Inggris jika naskah /artikel ditulis dalam Bahasa Indonesia, jika artikel ditulis dalam Bahasa Inggris maka abstrak disajikan dalam Bahasa Indonesia). Dalam abstrak terdapat kata kunci (key word) untuk memudahkan penyusunan indeks artikel. b. Pendahuluan memuat latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan kontribusi penelitian. c. Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis memuat kerangka teoritis berdasarkan telaah literatur yang menjadi landasan logis dan mengembangkan hipotesis atau preposisi dan model penelitian. d. Metodologi Penelitian memuat metode pengumpulan data, pengukuran dan operasionalisasi variabel, dan metode analisis data. e. Analisis data memuat analisis data penelitian dan statistik deskriptif . f. Pembahasan dan simpulan memuat pembahasan dan hasil temuan penelitian. g. Implikasi dan Keterbatasan memuat implikasi hasil temuan dan keterbasan penelitian serta saransaran yang diberikan peneliti terhadap penelitian di masa akan datang. h. Daftar Pustaka memuat sumber-sumber yang dikutip dalam penulisan artikel. Sumber yang dimuat hanya yang diacu dalam penelitian yang bersangkutan. i. Lampiran memuat tabel, gambar dan instrumen(kuisioner) yang digunakan dalam penelitian tersebut. 2. Format Tulisan : a. Artikel diketik dengan jarak baris dua pada kertas kuarto (8,5” x 11”). Kutipan langsung yang panjang(lebih dari tiga setengah baris) diketik dengan jarak baris satu dengan indent style (bentuk berinden). b. Panjang artikel tidak lebih dari 15 sampai dengan 25 halaman kuarto. c. Margin atas, bawah, kiri dan kanan sekurang-kurangnya 1 inci. d. Halaman cover setidaknya menyebutkan judul artikel dan identitas penulis. e. Tabel dan gambar harus diberi judul dan keterangan yang jelas serta diberi nomor urut halaman. f. Tabel dan gambar sebaiknya disajikan pada halaman terpisah (pada bagian akhir naskah) dan menyebutkan. g. Kepustakaan yang diacu menggunakan sistem nama tahun yang mengacu pada daftar acuan. Jika dipandang perlu penulis dapat mencantumkan halaman karya acuan. Contoh: 1) Satu sumber kutipan dengan satu penulis: ( Galbraith, 1997). Jika disertai nomor halaman: (Galbraith,1997:23) 2) Satu sumber kutipan dengan dua penulis ( Smith dan Watts, 1992). 3) Satu sumber kutipan dengan lebih dari dua penulis ( Bathala et al, 1994 atau Bathala dkk, 1994) 4) Dua Sumber kutipan dengan penulis yang berbeda (Rozeff,1982; Easterbrook,1984) 5) Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama( Myer and Majluf, 1984a,1984b) 6) Sumber kutipan berasal dari institusi menyebutkan akronim institusi yang bersangkutan,(IAI, 1999). h. Daftar referensi hanya memuat sumber yang diacu serta disusun secara alfabetis sesuai dengan nama penulis atau nama institusi. Adapaun urutan susunan setiap referensi sebagai berikut: nama penulis, tahun publikasi, judul jurnal atau buku teks, nama jurnal atau penerbit, nomor halaman. Contoh: Anthony,R.N, and Vijay Govindarajan, 2000, Management Control System,Ninth Edition. Chicago,II: Irwin. Bapepam,1996, Himpunan Peraturan Pasar Modal Indonesia Diana, Nur, 2002, Analisis Hubungan Kompleksitas Organisasi, Keterlibatan Tim, Diversitas Ukuran Kinerja, Besar Kompensasi, Partisipasi Terhadap Kinerja Tim, Tesis, UGM, Tidak dipublikasikan. Mills,P.K, 1983, Sef Management: Its Control and Relationships to Other Organizational Properties. Academy of Management Review : 445-453. Rizzo, J.R., R.J. House, and S.I.Lirzman, 1970, Role Conflict and Abiguity in Complex Organizations, Administrative Science Quarterly, 150-163. Rockness, H.O, and M.D. Shields,1988. An Empirical Analysis of the Expenditure Budget in Research and Development, Contemporary Accounting Research: 568 –581. 3. Artikel diserahkan dalam bentuk 3 (tiga eksemplar) cetakan. JAME JURNAL AKUNTANSI DAN MANAJEMEN ESA UNGGUL VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL 2013 DAFTAR ISI Halaman Pola Rasio Keuangan Pada Saat Up Stream Dan Down Stream Di Industri Makanan Dan Minuman Yang Go Public Alisa 1 Analisis Loyalitas Pelanggan Pt. Jne Cimone Tangerang Ditinjau Dari Kualitas Jasa Dan Harga Dandy Kurniadi 25 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode 2006-2010) Erwanti 39 Mengukur Sikap Dan Perilaku Konsumen Terhadap Produk Bedak Two Way Cake Sariayu Eva Ayu Afriyani 49 Analisis Sikap Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Produk Kartu Perdana Axis (Studi Kasus : Pengguna Kartu Axis Kawasan Jakarta Barat) Irvan Novenda 57 Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pelayanan Nasabah Bank OCBC Nisp Tower Jakarta Ade Irnawati 65 Analisis Yang Mempengaruhi Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan Pelanggan Im3 Pada Layanan Blackberry Prima Aditya Nugraha 72 Analisis Pengaruh Return On Equity (Roe), Debt To Equity Ratio (Der), Dan Current Ratio (Cr) Terhadap Price Book Value (PBV) Pada Perusahaan LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia Asep Ahmad Yani 83 Pengaruh Produk Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Roti Breadtalk Baren Syahputra 105 Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Freight Forwarding PT ACW Indonesia Cindar Utami Dewi 112 Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal, Likuiditas Dan Non Performing Loan Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2012 Dedi Alamsah 118 Analisis Hubungan Kepuasan Dengan Loyalitas Konsumen Terhadap Sepeda Motor Yamaha Vixion Pada Bengkel Abadi Motor Kebon Jeruk Jakarta Barat Machrano Dermawan 130 Analisis Faktor Bauran Pemasaran Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Pasta Gigi Pepsodent (Studi Kasus Di Wilayah Cengkareng) Susanti 144 Analisis Efektivitas Profitabilitas Berbasis Sistem Du Pont (Studi Kasus Pada 4 Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di Bei Periode 2006-2010) Rama Adi Pramudana 151 Dampak Perputaran Persediaan Terhadap Laba Kotor Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007 sd 2010 Dian Purwitasari 158 Evaluasi Pengendalian Internal Atas Penjualan Kredit Dan Piutang Usaha Pada PT Aneka Komkar Utama Elliyanda 168 Evaluasi Perlakuan Akuntansi Untuk Transaksi Dengan Menggunakan Mata Uang Asing Pada PT Teluti Sola Mina Fahrizal Amri 177 Analisis Pengaruh Kinerja Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif di BEI Ferdy Romadony 192 Evaluasi Atas Pencatatan Dan Perhitungan Sisa Hasil Usaha Serta Pengaruhnya Terhadap Laporan Keuangan Pada Koperasi Swakarya BRI Fika Indah Triana 200 Evaluasi Pencatatan Transaksi Dan Pengaruhnya Kepada Laporan Keuangan Koperasi Guru-Guru “Hikmah” Di Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang Heni Rizqiyah 207 Analisis Kinerja Keuangan PerusahaanDengan Menggunakan Metode Du Pont System (Studi Pada Perusahaan Food & Beverages Yang Terdaftar Di BEI Periode Tahun 2008-2010) Hildawati 213 Analisis Pengendalian Intern Atas Persediaan Barang Dagang Pada PT Cahaya Agung Lesatari Indyah Sri Dadi 219 Pelaksanaan Etika Profesi Bagi Auditor Eksternal Berdasarkan Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul Joel Alfredo 228 Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal, Likuiditas Dan Non Performing Loan Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2012 Dedi Alamsah 244 Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Akuntansi Penjualan Tiket PT. Garuda Indonesia, Tbk Kurnia Iswari 256 Dampak Tindakan Earning Management Terhadap Respon Pengguna Laporan Keuangan Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2007 sd 2009 Kurniawan 264 Analsis Kinerja Keuangan Pada Industri Rokok Berdasarkan Laporan Keuangan Di Bursa Efek Indonesia Serta Kontribusinya terhadap Pendapatan Negara dari Sektor Pajak Melly Rahmawati 272 Kinerja Keuangan PT. Bakrie Telecom Tbk Dengan PT Mobile-8 Telecom Tbk Tahun 2007-2010 Mellya Rosyana 280 Analisis Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas, Laba Kotor, Earning Per Share (Eps) Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Yang Diterima Investor (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri F & B Serta Pharmaceuticals Di BEI Tahun 2006-2010) Nani Setiawati 291 Analisis Laporan Keuangan Dengan Menggunakan Metode Z – Score Guna Memprediksi Kelangsungan Hidup Pada PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk Tahun 2007-2010 Pricilia Catrin 305 POLA RASIO KEUANGAN PADA SAAT UP STREAM DAN DOWN STREAM DI INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG GO PUBLIC Alisa Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAK Studi ini bertujuan untuk mengetahui apa saja yang menjadi indikator siklus bisnis pada kondisi up stream atau down stream. Untuk mengetahui deskripsi apa saja yang dapat digunakan sebagai pengukur siklus bisnis pada industri makanan dan minuman. Untuk mengetahui perbedaan indikator rasio keuangan pada saat up stream dan down stream. Penelitian ini penulis menggunakan rasio keuangan berupa rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio antara aktiva dan modal saham, rasio pertumbuhan, rasio marjin laba dan rasio arus kas. Penelitian ini dilakukan di PT Bursa Efek Indonesia yang beralamat di Jakarta Stock Exchange Building, jalan Jenderal Sudirman kav. 52-53 Jakarta 12190, dengan waktu penelitian selama kurang lebih 8 tahun yaitu mulai tahun 2004-2011. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksplanatoris.Penelitian jenis eksplanatoris ini sesuai dengan pengertian yang dijelaskan oleh Singarimbun dan Effendi, yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud penjelasan (explanatory atau confirmatory), yang memberikan penjelasan tentang perbedaan indikator rasio keuangan pada saat up stream dan down stream melalui pengujian hipotesis. Populasi penelitian ini adalah perusahaan go public di sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) adalah sebanyak 17 perusahaan, dari 17 perusahaan tersebut hanya 8 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode Purposive Sampling yaitu sampel diambil berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga dapat diperoleh sampel yang representatif. Kata Kunci : Pola Rasio Keuangan, Industri Makanan Dan Minuman. PENDAHULUAN Perekonomian suatu negara selalu bergerak mengikuti suatu siklus dan hampir semua perusahaan dipengaruhi oleh siklus seperti masa ekspansi dan resesi yang akan merubah atau menciptakan faktor-faktor risiko investasi baru yang berperan penting dalam penentuan harga saham. Oleh sebab itu, business cycle merupakan sumber variasi waktu dalam kaitannya dengan relevansi nilai rasio keuangan. Risiko yang ditimbulkan oleh business cycle merupakan systematic risk (market risk) karena pada saat terjadi perubahan business cycle akan berpengaruh terhadap semua perusahaan dengan suatu pola tertentu, hanya saja intensitasnya berbeda antar perusahaan yang satu dengan yang lain. Ada perusahaan yang segera membaik (memburuk) pada saat kondisi perekonomian membaik (memburuk), tetapi ada pula yang hanya sedikit terpengaruh. Perusahaan yang sangat peka terhadap 1 perubahan kondisi perekonomian merupakan perusahaan yang mempunyai beta (risiko) tinggi. Sebaliknya perusahaan yang tidak peka terhadap perubahan kondisi perekonomian merupakan perusahaan yang mempunyai beta (risiko) rendah. Menunjukkan perlunya menghubungkan rasio keuangan perusahaan dengan keadaan perekonomian secara umum. Indonesia termasuk salah satu negara yang berkembang di dunia, hal ini terbukti dengan adanya pembangunan di segala bidang termasuk pembangunan sektor ekonomi. Perekonomian di Indonesia yang semakin membaik menyebabkan timbulnya gairah bagi para pengusaha untuk mengelola perusahaannya di Indonesia. Salah satu pengelolaan yang harus diperhatikan adalah masalah keuangan yang penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, keuangan suatu perusahaan berkaitan dengan sumber dana dan penggunaannya, semakin efisien penggunaan dan pengelolaan dana maka berarti semakin baik bagi perusahaan. Agar dana dalam perusahaan dapat dipenuhi secara cukup, maka dituntut adanya pengelolaan dan penentuan secara tepat terhadap sumber dana. Sumber dana dapat dipilih atau di tentukan apakah dari modal sendiri atau dari modal luar. Perusahaan besar umumnya mencari dana tambahan permodalan dengan cara melepas kepemilikan atau menerbitkan surat hutang kepada masyarakat (go public) di pasar modal ataupun di pasar uang. Keputusan ini dianggap tepat sebagai upaya mengantisipasi dampak lebih lanjut dari perkembangan ekonomi dan pesatnya kemajuan teknologi. Melalui go public, perusahaan dapat melakukan pembenahan dalam manajemen untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja. Di Indonesia perusahaan industri barang konsumsi makanan dan minuman semakin lama semakin meningkat jumlahnya karena barang konsumsi makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan primer manusia selain pakaian dan tempat tinggal, maka dari itu perusahaan industri barang konsumsi makanan dan minuman merupakan peluang usaha yang mempunyai prospek yang baik. Hal ini diiring pula dengan perkembangan perekonomian Indonesia yang semakin membaik. Perusahaan industri barang konsumsi makanan dan minuman pada umumnya melakukan go public untuk memperoleh modal tambahan. Berikut ini tabel daftar peningkatan perusahaan barang konsumsi makanan dan minuman yang listing di BEI. Tabel 1 Daftar Peningkatan Perusahaan Barang Konsumsi Makanan dan Minuman yang Listing di BEI Tahun 1980 Jumlah Perusahaan barang konsumsi makanan dan minuman yang Listing 3 perusahaan 1990 8 perusahaan 2000 19 perusahaan Sumber : www.idx. co.id Di Indonesia persaingan perusahaan barang konsumsi makanan dan minuman semakin lama menjadi semakin ketat sejak disahkannya organisasi perdagangan dunia (WTO / World Trade Organization) pada konfrensi tingkat menteri di Marakesh pada tanggal 15 April 1994 yang salah satu tujuannya untuk memberikan kebebasan kepada pemasok negara asing memasuki pasar lokal dan hal itu akan dimulai pada tahun 2020. Untuk itu perusahaan industri barang konsumsi makanan dan minuman di Indonesia memerlukan dana tambahan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan serta mampu bertahan di persaingan global. Perusahaan industri barang konsumsi makanan dan minuman memperoleh dana tambahan salah satunya dengan cara menerbitkan dan menjual saham di BEI melalui pialang 2 sebagai perantara antara emiten dan investor. Saham yang terjual akan menimbulkan kewajiban bagi perusahaan untuk membayar dividen kepada para investor atau pemegang saham yang merupakan proporsi laba perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliki investor tersebut. Berikut adalah gambaran siklus bisnis : Gambar 1 Siklus Nilai Pasar Dari grafiik ( Gambar 1 ) tersebut pergerakan indeks BEI dan kapitalisasi pasar yang searah dan pada tahun 2009 jadi penentu up stream dan down stream, pesatnya perkembangan industri makanan di tanah air patut dibanggakan karena membawa dampak ikutan yang sangat luas, tidak hanya industri bahan mentah untuk makanan saja, tetapi juga dapat membuka lapangan kerja dan jasa terkait. Hal ini terlihat dari jumlah investasi di sektor pengolahan bahan makanan yang terus meningkat secara signifikan. Industri makanan lokal juga semakin mampu meningkatkan kapasitas produksinya untuk memasok kebutuhan makanan dalam negeri sehingga mendorong terjadinya peningkatan kandungan lokal dan secara bertahap makanan impor semakin mengecil yang pada gilirannya dapat tergantikan oleh makanan lokal. Kemampuan industri pengolahan makanan dalam negeri dalam mengembangkan industri makanan merupakan bukti semakin tingginya kemampuan dan penguasaan teknologi yang dimiliki tenaga kerja Indonesia yang secara terus menerus berupaya meningkatkan kompetensinya. Lalu, kemana arah pengembangan industri makanan dan minuman nasional ? Sebagai negara agraris yang menghasilkan berbagai bahan makanan dan minuman, maka yang dipikirkan adalah bagaimana agar makanan dan minuman yang ada dapat dikembangkan di Indonesia dan menggunakan komponen serta tenaga kerja dari Indonesia. Dengan menghubungkan perubahan struktural perusahaan (indikator rasio keuangan) di sektor perusahaan makanan dan minuman dengan perubahan business cycle (up stream dan down stream) di pasar modal Indonesia, maka penelitian ini akan mengkaji perbedaan indikator rasio keuangan pada kondisi up stream dan kondisi down stream. 3 TINJAUAN PUSTAKA Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan hasil akhir dari proses akuntansi (proses mencatat, menggolongkan, meringkas atau menjumlah), kemudian melaporkan kejadian ekonomi atau keuangan perusahaan dengan cara yang informatif yang berguna bagi pengambil keputusan. Pengertian Up Stream dan Down Stream Business cycle (Brocato dan Steed, 1998: 130) adalah kulminasi dari perubahan cyclical kekuatan ekonomi makro dalam perekonomian. Kekuatan-kekuatan yang sama ini bertanggung jawab akan perubahan fundamental yang mempengaruhi harga saham. Penelitian tentang equity valuation menemukan hubungan positif dan signifikan antara harga saham dan kondisi ekonomi (misalnya, Joehnk dan Petty,) Gooding dan O‘Malley, Krueger dan Johnson dan Wiggens mendefinisikan business cycle sebagai up market dan down stream yang menunjukkan pada suatu kegiatan berulang. Perubahan business cycle antara ekspansi (up market) dan resesi (down stream) cukup lambat dan secara umum bersifat jangka panjang selama perekonomian masih ada (Diebold & Rudebusch). Hal tersebut dibuktikan dalam penelitian Osborn, Sensier dan Simpson bahwa di negara Inggris (UK), resesi merupakan suatu peristiwa yang jarang terjadi. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Oleh karena itu untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, perlu dilibatkan analisa dampak keuangan kumulatif. Dalam membahas metode penilaian kinerja keuangan, perusahaan harus didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan yang dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi keuangan yang berlaku umum. Laporan ini merupakan data yang paling umum yang tersedia untuk tujuan tersebut, walaupun seringkali tidak mewakili hasil dan kondisi ekonomi. Laporan keuangan disebut sebagai ―kartu skor‖ perperiodik yang memuat hasil investasi operasi dan pembiayaan perusahaan, maka fokus akan diarahkan pada hubungan dan indikator keuangan yang memungkinkan analisa penilaian kinerja masa lalu dan juga proyeksi hasil masa depan dimana akan menekankan pada manfaat serta keterbatasan yang terkandung didalamnya. Secara matematis, rasio keuangan tak lebih dari rasio di mana pembilang dan penyebut diambil dari data keuangan. Apakah kedengarannya sangat sederhana? Secara konsep, memang ya. Tujuan dari penggunaan suatu rasio saat menganalisis informasi yang akan dianalisis. 4 Rasio Keuangan Rasio keuangan dapat diklasifikasikan menjadi empat yaitu: pragmatical empiricism, pendekatan klasifikasi berorientasi data, pendekatan deduktif dan akhir-akhir ini timbul kombinasi antara pendekatan klasifikasi data dan pendekatan deduktif. 1. Pragmatical Empiricism (terminologi yang digunakan oleh Horrigan) Klasifikasi rasio keuangan dilakukan secara subyektif berdasarkan pada pengalaman praktis. Pada umumnya, klasifikasi dan rasio keuangan pada kategori berbeda akan menghasilkan perbedaan antar penulis sebagaimana ditunjukkan dalam tabulasi oleh Courtis. Dalam pengertian yang sangat umum, rasio keuangan di bagi menjadi tiga ketegori terdiri dari: profitabilitas, solvabilitas jangka panjang (struktur modal) dan solvabilitas jangka pendek (likuiditas). Di luar ketiga kategori di atas merupakan konsensus yang tidak jelas. Pendekatan pragmatical empiricism seperti ditunjukkan dalam buku teks antara lain oleh Weston dan Brigham 2. Pendekatan Deduktif (Deductive Approach) Pendekatan deduktif klasik di mulai pada tahun 1919 dengan menggunakan sistem segitiga du Pont (du Pont triangle system) yaitu profit/total asset; profit/sales; sales/total assets: Profit Sales Total assets Skema piramida rasio keuangan ini oleh Bayldon, Woods, dan Zafiris dievaluasi. Dari hasil evaluasinya menunjukkan bahwa skema piramida ini tidak berfungsi seperti apa yang diharapkan. Pendekatan deduktif untuk menentukan kategori rasio keuangan yang relevan telah didalilkan dan pendekatan ini telah tercampur dengan pendekatan konfirmatori. Courtis dan Laitenen merupakan contoh penelitian yang menggunakan pendekatan ini. 3. Pendekatan Induktif (Inductive Approach) Pendekatan induktif menekankan pada data dan metode statistik dalam mengklasifikasikan rasio keuangan seperti dalam studi proporsionalitas dan distribusi (empiris). Studi empiris yang mendukung pendekatan ini antara lain: Pinches, Mingo dan Caruthers. 4. Pendekatan Konfirmatori (Confirmatory Approach) Studi induktif tidak dapat menyetujui satu klasifikasi konsisten dari faktor-faktor rasio keuangan, setidaknya di luar tiga sampai lima faktor tersebut. Akibatnya sejumlah studi-studi berikutnya menghipotesiskan klasifikasi priori (sebelum penelitian) dan kemudian mencoba untuk menegaskan klasifikasi tersebut dengan bukti empiris. Ide ini dapat ditelusuri dalam Laurent di mana dia membandingkan hasil-hasil yang diperoleh dengan hasil-hasil deduktif yang diperoleh Courtis dan menemukan koresponden yang baik. Rasio keuangan telah digunakan secara luas untuk tujuan pembuatan model oleh praktisi dan peneliti. Berbagai pihak yang terkait dengan perusahaan (pemilik, manajemen, karyawan, konsumen, supplier, kompetitor, pemerintah dan akademisi) juga membutuhkan rasio keuangan. Masing-masing mempunyai pandangan dalam menerapkan analisa laporan keuangan 5 untuk mengevaluasi kinerja (Salmi & Martikainen). Praktisi menggunakan rasio keuangan untuk meramalkan keberhasilan perusahaan dimasa depan. Peneliti terutama tertarik untuk mengembangkan model eksploitasi dengan menggunakan rasio keuangan. Dari aspek tujuan analisis, rasio keuangan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok utama. Berdasarkan beberapa penelitian dan buku teks manajemen keuangan dapat dikemukakan bahwa klasifikasi rasio keuangan yang dapat mencerminkan seluruh aspek keuangan perusahaan. Rasio keuangan adalah sebuah indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu angka dengan lainnya. Business Cycle Business cycle adalah kulminasi dari perubahan cyclical kekuatan ekonomi makro dalam perekonomian. Kekuatan-kekuatan yang sama ini bertanggung jawab akan perubahan fundamental yang mempengaruhi harga saham. Tidaklah mengejutkan bahwa penelitian tentang equity valuation menemukan hubungan positif antara harga saham dan kondisi ekonomi yang signifikan. Gooding dan O‘Malley, Krueger dan Johnson dan Wiggens mendefinisikan business cycle sebagai up market dan down market yang menunjukkan pada suatu kegiatan berulang. Perubahan business cycle antara ekspansi (up market) dan resesi (down stream) cukup lambat dan secara umum bersifat jangka panjang selama perekonomian masih ada (Diebold & Rudebusch). Sebagaimana telah diteliti oleh Osborn, Sensier dan Simpson di negara Inggris (UK) bahwa resesi merupakan suatu peristiwa yang jarang terjadi. Business cyle dapat diidentifikasikan menjadi tiga komponen (Gaspersz), secara terpisah sebagai pola dasar yang menggambarkan karakteristik ekonomi dan bisnis sepanjang waktu tertentu. Ketiga komponen tersebut adalah kecenderungan (trend), siklik (cyclical) dan faktor musiman (seasonal factor). Penelitian Terdahulu Dampak Business Cycle terhadap Relevansi Rasio Keuangan Banyak studi telah melaporkan bahwa rasio-rasio keuangan seperti return on asset (ROA), earning to price, assets turnover dan sebagainya adalah nilai-nilai yang relevan terkait dengan stock return. Ou dan Penman dan Holthausen dan Larcker menjelaskan bahwa rasio keuangan dapat digunakan sebagai trading strategy untuk memperoleh abnormal return. Trading strategy yang dikembangkan oleh Ou dan Penman serta Holthausen dan Larcker akan menghasilkan abnormal return yang lebih besar selama aktivitas bisnis mengalami penurunan, misalnya resesi ekonomi karena pada saat resesi harga saham sangat jatuh sehingga pada saat dijual pada kondisi normal akan mendapatkan return yang lebih besar daripada return normal. Lev dan Thiagarajan secara spesifik menguji perubahan kontekstual dalam kaitannya dengan return. Mereka menunjukkan bahwa perbedaan level aktivitas bisnis mempengaruhi 6 hubungan tertentu berdasarkan sinyal-sinyal fundamental akuntansi dengan risk adjusted return. Pada penelitian-penelitian tersebut, ditunjukkan bahwa business cycle merupakan sumber variasi waktu dalam kaitannya dengan relevansi nilai rasio keuangan. Abarbanell dan Bushee, meneliti suatu strategi investasi berdasarkan pada sinyal-sinyal fundamental akuntansi untuk memperoleh abnormal return. Nissim dan Penman mengembangkan suatu paradigma untuk melakukan analisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio-rasio untuk memproyeksikan kondisi masa depan dan cash flow secara sistematis. Pada model-model yang tidak dikondisikan, rasio-rasio keuangan terkait dengan faktor-faktor risiko yang memicu expected return. Beberapa argumentasi menyatakan bahwa faktor-faktor antar waktu yang terkait dengan business cycle dapat diketahui melalui rasiorasio keuangan (Kane), yaitu: 1. Hubungan antara return dengan likuiditas termasuk current ratio dan quick ratio, akan dipengaruhi oleh business cycle. Secara intuitif, likuiditas yang besar akan mengurangi utang yang tidak dapat dibayar, maka seharusnya return pada business cycle berhubungan secara positif terkait dengan market valuation. Mohanram menunjukkan bahwa perusahaan dengan fundamental yang kuat akan tergantung pada dana internal sedangkan perusahaanperusahaan yang lemah akan menggunakan dana eksternal (utang). 2. Beberapa variabel dipengaruhi oleh strategi manajemen strategis yang terpengaruh oleh business cycle, misalnya strategi manajemen yang bertujuan meningkatkan volume penjualan, efektivitasnya dapat berbeda-beda pada setiap business cycle. Perusahaan yang mengupayakan pertumbuhan volume dan peningkatan kapasitas membutuhkan kesempatankesempatan exogenous. Permintaan barang dan jasa mengalami penurunan selama resesi, perusahaan yang tetap mempertahankan strategi pertumbuhan akan mengalami kinerja return masa lalu (ex post) yang lebih rendah selama resesi. Sebelum resesi akan terjadi tingkat perubahan yang tinggi dalam leverage, persediaan, depresiasi dan investasi modal. Proksi pertumbuhan seperti perubahan dalam penjualan dan total aktiva, akan menjadi indikator bagi perusahaan yang menekankan strategi pertumbuhan volume. Perusahaan yang menjalankan strategi pertumbuhan secara kaku (intractable growth-strategies) akan mengalami tingkat perubahan yang tinggi dalam penjualan dan total aktiva, sebelum terjadi resesi. Di sisi lain, jumlah pendapatan tidak selalu mencerminkan pertumbuhan volume dan kapasitas. Pada perusahaan yang bertumbuh dan berkembang, margin yang ada tetap datar sebagai akibat kebijakan penentuan harga yang kompetitif (competitive pricing policies) yang digunakan untuk meningkatkan market share dan penyebaran biaya tetap yang besar atas setiap unit volume. Namun akan terjadi peningkatan laba dan margin di masa yang akan datang. Efek dari ketidaksesuaian strategi ini (the strategy mis-match) tidak akan berubah secara tiba-tiba dengan expectation of expansion. Sebagai akibat resesi, pada awal ekspansi, banyak perusahaan memiliki kelebihan kapasitas. Kelebihan ini menghambat perusahaan untuk memulai strategi pertumbuhan baru karena menunggu bukti adanya peningkatan permintaan yang diperkirakan akan melebihi kapasitas perusahaan, yang pada saat resesi tidak digunakan. 3. Rasio-rasio berdasarkan persediaan (inventory-based ratios) dapat berfungsi sebagai suatu proksi yang menggambarkan harga komoditas perusahaan di seputar puncak business cycle, menunjukkan meningkatnya sensitivitas pada efek-efek resesi yang sudah diambang pintu. Fama dan French mendokumentasikan pembalikan dalam penentuan harga komoditas logam spot yang terjadi disekitar puncak business cycle. Jika tingkat persediaan inelastik, 7 ukuran persediaan seharusnya merupakan suatu proksi untuk menunjukkan perusahaan pada harga logam spot dan karenanya sensitif terhadap pergeseran beta yang terjadi akibat perubahan business cycle dalam pasar penentuan harga komoditas. Harga spot turun setelah resesi, tingginya persediaan akan mengurangi kesempatan perusahaan untuk memanfaat penentuan harga input secara lebih baik. Persediaan yang diukur seharusnya secara negatif berhubungan dengan stock return yang diukur dari permulaan resesi yang terkait dalam kejadian penilaian pasar (market valuation event). 4. Ahli-ahli strategi pemasaran telah lama mengidentifikasikan defensive stocks dengan dividend yields yang tinggi dimana kondisi cash flows-nya kurang terpengaruh oleh resesi. Perusahaanperusahaan dengan cash flow yang stabil dalam industri yang lebih dewasa (mature industries) seharusnya bersedia membayar lebih banyak dividen dari cash flow operasional dan mempertahankan lebih sedikit untuk melindungi terhadap kejutan-kejutan dimasa yang akan datang yang ditimbulkan oleh business cycle. Oleh karena itu, dividend ratio seperti dividen atas total aktiva, seharusnya berhubungan secara positif terkait dengan return yang diukur dalam business cycle. 5. Beberapa ukuran profitabilitas juga akan menunjukkan bahwa rasio profitabilitas sangat peka terhadap business cycle. Yang termasuk rasio ini adalah operating profit to sales, pre tax income to sales, dan net profit margin. Dalam tiap kasus, sebagai ringkasan kinerja, rasio-rasio yang didasarkan atas laba (income-based ratios) mengambarkan struktur perusahaan yang mempengaruhi perilaku kinerja dalam tahapan business cycle, misalnya sebuah perusahaan yang sangat agresif dalam penentuan harga sebelum terjadinya resesi mungkin akan kehilangan profit lebih besar ketika terjadi penurunan penjualan selama resesi. Rappaport menunjukkan bahwa rasio profit marjin, rasio arus kas, rasio perputaran modal dan rasio likuiditas merupakan value driver yang berguna sebagai dasar analisis (Dewi). Hipotesis Penelitian Proses penelitian dilakukan dengan mengklompokan kondisi pada saat up stream dan down stream berdasarkan HIS makanan dan minuman, lalu tahap berikutnya adalah menghitung ke-delapan variabel independen keuangan emiten sampel dengan mengunakan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba/rugi. Laporan keuangan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan diharapkan dapat memberikan informasi tentang kinerja keuangan dan pertanggung jawaban manajemen perusahaan tersebut kepada investor pada periode tertentu. Meskipun produk akuntansi keuangan ini bukan dirancang untuk mengukur secara langsung nilai suatu perusahaan, tetapi informasi akuntansi dapat membantu pihak lain yang memerlukan estimasi nilai dari perusahaan tersebut . Teknik-teknik yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan antara lain adalah analisis rasio-rasio keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses pertimbangan yang tujuan utamanya adalah mengidentifikasi perubahan pokok dalam kecenderungan, jumlah dan hubungan serta alasan yang mendasari perubahan tersebut (Gibson). Kerangka Pikir Informasi rasio keuangan tersebut dikelompokkan menjadi indikator rasio keuangan pada saat up stream dan indikator rasio keuangan pada saat down stream. Dengan 8 mengunakan Independent, indikator rasio keuangan tersebut, kemudian diuji untuk mengetahui indikator rasio keuangan mana yang berbeda pada kondisi up stream dan pada kondisi down stream (Gambar 2.1). Alasan utama dari penggunaan rasio-rasio keuangan adalah bahwa: rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksi kejadian-kejadian yang akan datang dengan menghubungkan antara rasio-rasio keuangan dengan fenomena-fenomena ekonomi (Ou, dan Mas‘ud); dan dari semua faktor yang dapat menyebabkan suatu siklus dalam perusahaan, faktor keuangan mencerminkan akumulasi dari semua kesalahan. Investor Feedback Independent T Test Model Hasil Analisis Kesimpulan Gambar 2 Model Pengelompokan Indikator Rasio Keuangan pada saat Up Stream dan Down Stream 9 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui berbedaan indikator rasio keuangan pada saat up stream dan down stream pada perusahaan di sektor makanan dan minuman, maka jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksplanatoris. Penelitian jenis eksplanatoris ini sesuai dengan pengertian yang dijelaskan oleh Singarimbun dan Effendi, yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud penjelasan (explanatory atau confirmatory), yang memberikan penjelasan tentang perbedaan indikator rasio keuangan pada saat up stream dan down stream melalui pengujian hipotesis. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah perusahaan go public di sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) adalah sebanyak 17 perusahaan, dari 17 perusahaan tersebut hanya 8 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode Purposive Sampling yaitu sampel diambil berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga dapat diperoleh sampel yang representatif. Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk memperoleh sampel meliputi: 1. Go public terakhir tahun 2004 dan masih terdaftar di Bursa Efek Jakarta sampai dengan 31 Desember 2011. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya bias yang disebabkan oleh adanya perbedaan umur perusahaan selama menjadi perusahaan publik. 2. Perusahaan harus mempunyai laporan keuangan tahunan mulai tahun 2004 sampai dengan 2011 yang berakhir pada tanggal 31 Desember. Perusahaan yang laporan keuangannya tidak berakhir tanggal 31 Desember atau tidak lengkap dikeluarkan dari sampel. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya pengaruh waktu parsial dalam pengukuran variabel. 3. Dengan menggunakan metode Purposive Sampling, maka dari populasi perusahaan di sektor makanan dan minuman sebanyak 17 emiten yang dapat dikategorikan menjadi sampel hanya 8 emiten. Tabel 2 Sampel Perusahaan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Kode Emitem ADES AISA CEKA DAVO DLTA ICBP INDF MLBI MYOR PSDN ROTI SKLT STTP ULTJ TBL AGM FFI Emiten Akasha Wira International Tbk Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Cahaya Kalbar Tbk Davomas Abadi Tbk Delta Djakarta Tbk Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Mayora Indah Tbk Prasidha Aneka Niaga Tbk Nippon Indosari Corpindo Tbk Sekar Laut Tbk Siantar Top Tbk Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk Tunas Baru Lampung Tbk Aqua Golden Missisipi Tbk Fast Food Indonesia Tbk Data Lengkap Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak Kategori Sampel Diterima Diterima Ditolak Ditolak Ditolak Ditolak Diterima Diterima Diterima Ditolak Ditolak Diterima Diterima Diterima Ditolak Ditolak Ditolak 10 Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh dari sumber-sumber yang diterbitkan oleh pemerintah, pihak swasta maupun pihak luar negeri. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif berupa time series dan cross sectional yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan di Bursa Efek Jakarta, Indonesian Capital Market Directory, Laporan Keuangan tahunan perusahaan makanan dan minuman, buku dan referensi lain yang memberikan informasi tentang kondisi industri sektor makanan dan minuman. Sedangkan pengumpulan data, menggunakan teknik dokumentasi dan hasil download dari situs (www.idx.co.id) Data sekunder yang diperoleh terdiri dari: 1. Data laporan keuangan setiap perusahaan di industri sektor makanan dan minuman yang terpilih sebagai sampel berupa Neraca (Balance Sheet) dan Laporan Laba/Rugi (Income Statement). Laporan tersebut diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory. 2. Indeks Harga Saham sektor makanan dan minuman Dimulai dari tanggal 31 Desember 2004 sampai dengan 31 Desember 2011. Metode Analisis Data 1. Metode pengukur up stream dan down stream Pengukur up stream dan down stream penelitian ini adalah skala nominal, yang mana dalam pengukurannya menggunakan data-data laporan keuangan perusahaan. Untuk menentukan satu range individual menjadi satu range indikator dilakukan dengan memberi skala kemudian dirata - ratakan, Sehingga dengan merata-rata IHS Sektor makanan dan minuman dari tahun 2004-2011 diperoleh cut of point. Rata - rata boleh di gunakan jika datanya tidak ekstrrim dan maksimal (10 – 15) periode kalau lebih dari itu harus menggunakan rumus. 2. Pengertian analisis Independent Analisis independent adalah teknik analisa, uji ini untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Jika tidak ada perbedaan maka akan dilihat dari rata - rata yang lebih tinggi. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. 3. Model analisis Independent Dalam studi ini permasalahan pokok yang akan diuji dalam penelitian ini, yaitu perbedaan indikator rasio keuangan emiten pada saat up stream dan down strem. Untuk memecahkan masalah tersebut, maka dalam penelitian ini digunakan alat analisis financial dan metode statistik. Alat analisis finansial yang digunakan ialah analisis rasio finansial untuk menghitung rasio finansial. Metode statistik yang digunakan ialah Independent T Test 11 untuk menentukan indikator rasio keuangan yang berbeda pada saat up stream dan down stream. Uji T : Langkah-langkah pengujian hipotesis : (J. Supranto) a. Ho : = 0 (Tidak ada perbedaan indikator rasio perputaran piutang pada saat up stream dan down stream). Ha : 0 (Ada perbedaan indikator rasio profitabilitas, rasio perputaran modal, rasio marjin laba, rasio antara aktiva dengan modal sendiri, rasio pertumbuhan, rasio likuiditas, rasio leverage dan rasio arus kas pada saat up stream dan down stream). b. Kesimpulan Jika nilai sig > 0,05, maka Ho diterima (tidak signifikan) Jika nilai sig < 0,05, maka Ho ditolak (signifikan) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Indikator siklus bisnis pada kondisi Up stream dan down stream Indikator up stream berasal dari data laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman sebanyak 8 perusahaan tahun 2009 – 2011. Sedangkan indikator data down stream berasal dari data laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman sebanyak 8 perusahaan dari tahun 2004 sampai dengan 2008. Up stream dan down stream merupakan suatu keadaan perekonomian secara umum mengenai suku bunga, Indeks Harga Saham Makanan dan Minuman, serta nilai tukar rupiah terhadap dolar. Perubahan up stream dan down stream akan mempengaruhi keputusan perusahaan baik keputusan investasi, keputusan pendanaan dan keputusan dividen. Perubahan ini akan tampak pada indikator rasio keuangan emiten yang meliputi: rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio antara aktiva dengan modal sendiri, rasio pertumbuhan, rasio marjin laba dan rasio arus kas. Pada penelitian ini penulis menggunakan data laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman sebanyak 8 perusahaan dari tahun 2004-2011 yang terdaftar di BEI. 12 Pengukur pada saat up stream dan down stream Pengukur up stream dalam penelitian ini adalah skala nominal, yang mana dalam pengukurannya menggunakan data - data laporan keuangan perusahaan. Perusahaan yang mengalami tingkat nilai HIS Makanan dan minuman lebih tinggi dari nilai rata-rata. Pada tahun 2009 nilai HIS Makanan dan minuman mengalami kenaikan sebesar 53.114 sampai tahun 2011 masih sebesar 35.175, dimana nilai HIS makanan dan minuman pada tahun 2009 - 2011 yaitu diatas nilai rata-rata > 30. Pengukur down stream Perusahaan yang mengalami tingkat nilai HIS Makanan dan minuman lebih rendah dari nilai rata-rata. Tahun 2004 nilai HIS Makanan dan minuman sebesar 15.162 sampai tahun 2008 sebesar 22.523, dimana nilai HIS Makanan dan minuman pada tahun 2004 - 2008 yaitu di bawah nilai rata -rata < 30. Selain itu juga dapat dilihat dari nilai rasio rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio antara aktiva dengan modal sendiri, rasio pertumbuhan, rasio margin laba dan rasio arus kas. Tabel 3 Perkembangan Kondisi di Pasar Modal Tahun 2004 – 2011 HIS Makanan & % Minuman 2004 1.000 15.162 2005 1.163 14,01% 16.976 10,68% 2006 1.806 35,60% 21.502 21,04% 2007 2.746 34,23% 23.152 7,12% 2008 1.355 -102,65% 22.523 -2,79% 2009 2.534 46,52% 53.114 57,59% 2010 3.704 31,58% 42.186 -25,90% 2011 3.679 -0,67% 35.175 -19,93% Sumber : Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI), Bank Indonesia Tahun IHSG % Kondisi Down stream Down stream Down stream Down stream Down stream Up stream Up stream Up stream Biasanya untuk menentukan satu range individual menjadi satu range indikator dilakukan dengan memberi skala kemudian dirata-ratakan. Sehingga dengan merata-rata IHS Sektor makanan dan minuman dari tahun 2004-2011 diperoleh cut of point sebesar 30 (229.79 / 8). Berdasarkan cut of point tersebut, kondisi up stream dan kondisi down stream dapat ditentukan dengan cara berikut ini : a. Jika kondisi dikatakan Up Stream apabila nilai Indek Harga Saham Makanan dan minuman > 30. b. Jika kondisi dikatakan Down Stream apabila nilai Indek Harga Saham Makanan dan minuman < 30. Pengelompokan Indikator Rasio Keuangan saat upstream dan downstream Hasil Analisis dari 8 perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI yaitu PT. Akasha Wira International Tbk (ADES), PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT. Mayora Indah Tbk (MYOR), PT. 13 Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI), PT. Sekar Laut Tbk (SKLT), PT. Siantar Top Tbk (STTP), PT. Ultra Jaya Milk Idustry & Trading Company Tbk (ULTJ) adalah sebagai berikut: 1. Rasio Keuangan Setiap Perusahaan Tabel 5.2 Hasil Analisis PT. Angkasa Wira Intenational Tbk. (ADES) Rasio Liquidity Leverage Activity Profitability Assets to Equity Growth Profit Margin Cash Flow Up Stream Down Stream Mean SD P Value Keterangan 1.28982 1.26763 .23341 .40569 .116 .011 .571 .065 Tidak Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan .1424 .23766 .832 Tidak Signifikan .1185 .1308 216340.0000 .0395 .10433 158020.29591 .723 .077 .002 Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Mean SD 1.9000 .2967 .7900 .0903 .51215 .09713 .14422 .00793 1.1840 1.1760 .7760 .6844 .2795 .24711 .2943 .3701 1850070.666 .05886 .01141 2892699.75845 Berdasarkan data perusahaan PT. Angkasa Wira International Tbk, terdapat dua rasio yang hasilnya signifikan yaitu leverage dan cash flow. Serta enam ratio yang hasilya tidak signifikan yaitu liquidity, activity, profitability, asset to equity, growth, profit margin. Rasio laverage dan arus kas kondisi ini karena pada saat down stream, Perusahaan ADES memiliki lost profit atau defisit sehingga pendapatan yang masuk digunakan untuk aktivitas pendanaan. Hal tersebut membuat perusahaan ADES menambah hutang jangka panjang untuk menjaga keseimbangan arus kas. Enam rasio lainya yang tidak signifikan karena pada kondisi up stream perusahaan ADES memiliki aktiva lancer yang stabil sehingga tidak mengalami kendala ketika melunasi hutang jangka panjang, hal ini juga di dukung oleh penjualan yang bagus sehingga menjaga total aktiva tetap stabil dan modal sendiri yang bertambah sebagai dampak dari hutang jangka panjang sehingga menjaga kestabilan equity dan pertumbuhan perusahaan ADES. Tabel 4 Hasil Analisis PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA) Up Stream Down Stream Rasio Liquidity Leverage Activity Profitability Assets to Equity Growth Profit Margin Cash Flow Mean SD Mean SD 1.4500 3.0133 .4167 .0370 .1401 .2024 .5005 168810109015. 3333 .38575 .50659 .06658 .00769 .17893 .04048 .43266 292267189266. 92820 .8620 1.3080 .7360 .0136 .1213 .1537 .3508 270689195532. 6000 .12950 .37386 .20477 .01847 .03962 .05123 .36417 411272625828. 04270 P Value Keterangan .038 .552 .061 .011 .010 .025 .630 Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Tidak Signifikan .709 Tidak Signifikan Berdasarkan data perusahaan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, terdapat empat rasio yang hasilnya signifikan yaitu liquidity, profitability, asset to equity dan growth. Serta empat ratio yang hasilya tidak signifikan yaitu leverage, cash flow, activity, dan profit margin. 14 Rasio yang signifikan likuiditas, profitabilitas, aktiva dengan modal sendiri dan pertumbuhan karena kondisi pada saat down stream ini disebabkan hutang jangka pendek yang terus meningkat serta banyaknya aktiva tetap yang tidak dipakai dan adanya penilaian kembali pada aktiva yang memiliki nilai rendah, hingga mengalami defisit dengan menurunya laba karena dalam keadaa harga penjualan yang meningkat, hal ini turut mempengaruhi perputaran modal dan pertumbuhan perusahaan AISA. Rasio yang tidak signifikan, laverage, aktiva, margin laba dan arus kas karena pada kondisi up stream, perusahaan AISA mampu menutupi utang dan seiring dengan kondisi penjualan yang membaik dan aktiva yang meningkat karena melakukan investasi dengan arus kas yang masuk, sehingga perputaran arus kas dan aktiva perusahaan AISA di industry makanan dan minuman bisa terus di tingkatkan. Tabel 4 Hasil Analisis PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) Up Stream Rasio Down Stream Mean SD Mean SD Liquidity Leverage Activity Profitability Assets to Equity Growth Profit Margin 1.17033 26.3033 .8633 .0818 .4918 .2521 .2938 .47501 1.78214 .06110 .01035 .11361 .05042 .02676 Cash Flow 8281529.3333 2201531.17333 1.1860 16.6120 1.1360 .0377 .4100 .0647 .2393 1179218750113.6 0000 .28789 8.43695 .17785 .01308 .15970 .02156 .01013 1733106586055.6 9700 P Value Keterangan .255 .067 .106 .596 .445 .088 .044 Tidak Signifikan TidakSignifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan .015 Signifikan Dari hasil analisa data PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, terdapat dua rasio yang signifikan yaitu profit margin ratio dan cash flow ratio. Serta enam rasio yang tidak signifikan yaitu liquidity, leverage, activity, profitability, asset to equity dan growth. Rasio margin laba dan arus kas pada saat down stream kondisi margin laba dengan beban penjualan tertentu akan mengakibatkan beban yang semakin bertambah dan kenaikan biaya yang lebih besar daripada penjualan sehingga berdampak pada menurunnya laba perusahaan. Begitu juga kondisi cash flow yang disebabkan bertambahnya utang jangka panjang, pengeluaran obligasi baru, membayar deviden dan minimnya uang kas untuk kebutuhan operasi. Perusahaan harus meningkatkan laba agar mampu membayar kewajiban - kewajiban yang harus dipenuhi. Rasio - rasio likuiditas, leverage, aktivitas, probabilitas, asset dengan modal sendiri dan pertumbuhan kondisi ini pada saat up stream, perusahaan INDF ini memiliki pengelolahan dana yang bagus hal itu terlihat dari pengelolahan hutang baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini juga dampak pada aktiva dengan modal sendiri yang stabil dan kemampuan dalam meningkatkan laba, sehingga pertumbuhaan perusahaan INDF berjalan dengan baik. 15 Tabel 5 Hasil analisis PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI) Rasio Liquidity Leverage Activity Profitability Assets to Equity Growth Profit Margin Cash Flow Up Stream Mean SD .8633 .17786 35.5067 5.78296 1.5733 .05508 .3827 .03689 1.3704 1.58830 .0784 .01568 .4604 .03038 197773955.5 115320994.0000 5555 Down Stream Mean SD .7440 .20477 19.6900 5.43633 1.4380 .11032 .1570 .04486 .2767 .31559 .1799 .05996 .4569 .02148 400878.000 117793.3658 0 5 P Value Keterangan .472 .742 .370 .837 .007 .281 .441 Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan .002 Signifikan Dari hasil analisa data PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, ada dua rasio yang signifikan yaitu assets to equity ratio dan cash flow ratio, Serta enam rasio yang tidak signifikan yaitu rasio liquidity, leverage, activity, profitability, growth and profit margin. Rasio aktiva dengan modal sendiri dan arus kas kondisi pada saat down stream ini, penggunaan kewajiban yang berlebihan menyebabkan beban kewajiban yang semakin berat atau pada saat yang sama utang perusahaan terus membengkak akibat perubahaan kurs rupiah terhadap dolar, dan pengurangan aktiva yang dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, kondisi ini juga memberi beban kepada arus kas yang diperoleh dari kegiatan dan pendanaan operasi sehingga berdampak besar kepada perputaran arus kas. Rasio – rasio likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas, pertumbuhan dan margin laba kondisi pada saat up stream ini, kemampuan PT. Multi Bintang Tbk dalam memenuhi hutang baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek menjadi efektif, hal ini juga tercermin dari kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia dari pendapatan yang meningkat dan pertumbuhan serta kemampuan kinerja yang stabil dan perlahan berkembang. Tabel 6 Hasil Analisis PT. Mayora Indah Tbk. (MYOR) Rasio Liquidity Leverage Activity Profitability Assets to Equity Growth Profit Margin Cash Flow Up Stream Mean SD 2.3633 0.19088 7.0900 3.42806 1.5133 .11150 .1016 .02459 .1879 .04940 .2980 .0596 .2163 .03542 1568296369053 1177050651361 .3333 .55570 Down Stream Mean SD 3.5360 1.09503 2.0580 1.30414 1.2700 .15764 .0622 .01692 .1236 .07842 .0687 .00229 .2283 .02540 506603850769. 4231014669289 2000 .49370 P Value Keterangan .159 .084 .595 .362 .601 .220 .433 Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan 0.038 Signifikan Dari hasil analisis data PT. Mayora Indah Tbk, terdapat satu rasio yang signifikan yaitu cash flow ratio, Serta tujuh rasio yang tidak signifikan yaitu pada rasio liquidity, leverage, activity, profitability, asset to equity, growth and profit margin. Hal ini terjadi karena aktivitas pendanaan PT. Mayora Indah Tbk pada saat down stream yang membengkak dibandingkan pada saat up stream, kondisi ini kemudian berdampak pada kesimbangan arus kas disebabkan bertambahnya utang jangka panjang 16 karena menurunnya laba sehingga banyaknya kewajiban yang harus dibayar dan minimnya kas untuk kebutuhan operasi menjadi perputaran arus kas tidak efektif. Rasio - rasio likuiditas, leverage, aktivitas, probabilitas, asset dengan modal sendiri, pertumbuhan dan margin laba kondisi ini pada saat up stream, perusahaan PT. Mayora Indah Tbk ini memiliki pengelolahan dana yang bagus hal itu terlihat dari pengelolahan hutang baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini juga dampak pada aktiva dengan modal sendiri yang stabil dan kemampuan dalam meningkatkan laba, sehingga pertumbuhaan perusahaan PT. Mayora Indah Tbk berjalan dengan baik. Tabel 6 Hasil Analisis PT.Sekar Laut Tbk. (SKLT) Up Stream Mean SD 1.8233 .10693 1.2300 .07937 1.5333 .10786 .0391 .2270 .0696 .02286 .2959 .05318 Down Stream Mean SD 1.3300 .61786 3.3860 5.38353 1.4120 .24530 .2862 .41141 .1288 .13029 .1479 .0493 Profit Margin .1992 .01046 .6441 Cash Flow 26151220758.3 333 5137604417. 11762 10205287465. 2000 Rasio Liquidity Leverage Activity Profitability Assets to Equity Growth P Value Keterangan .180 .099 .087 .067 .203 .012 Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan .02967 .095 Tidak Signifikan 1037172245 9.57620 .380 Tidak Signifikan Berdasarkan data perusahaan PT. Sekar Laut Tbk ada dua yang hasilnya signifikan yaitu Growth ratio, Serta yang tidak signifikan ada tujuh rasio yaitu rasio liquidity, leverage, activity, profitability, asset to equity, profit margin and cash flow. Rasio pertumbuhan pada kondisi down stream, Hal ini disebabkan banyaknya faktor penyebab pertumbuhan industri menurun yaitu daya beli konsumen yang menurun, sehingga perusahaan meningkatkan laba ditahan karena membutuhkan dana yang besar untuk pengembangan usaha dalam jangka panjang dan untuk mendapatkan dana yang terjangkau dilakukan dengan memperbesar laba ditahan. Tetapi pada kondisi up stream pada tujuh rasio yang tidak signifikan perusahaan PT. Sekar Laut Tbk kemampuan dalam mengelolah dana lebih baik dan bisa melunasi total hutang serta meningkatkan margin labanya, sehinga perputaran aktiva lancar dan arus kas bisa lebih baik. Tabel 7 Hasil Analisis PT. Siantar Top Tbk. (STTP) Rasio Liquidity Leverage Activity Profitability Assets to Equity Growth Profit Margin Cash Flow Up Stream Mean SD 1.4767 .38695 2.0100 1.21520 1.1367 .03512 .0621 .01493 .0169 .00335 .9890 .01978 .1072 .00645 289414432638. 26557908414 3333 2.14603 Down Stream Mean SD 1.9640 .53346 1.2940 .41223 1.2420 .19677 .0303 .01938 .0300 .02049 .0443 .01476 .1499 .01352 78247818928 43954276859 .4000 .22214 P Value Keterangan .735 .042 .086 .873 .012 .387 .175 Tidak Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan .011 Signifikan 17 Hasil dari analisa data PT. Siantar Top Tbk, terdapat tiga rasio yang signifikan yaitu rasio leverage, assets to equity ratio dan cash flow ratio. Serta lima yang tidak signifikan yaitu rasio liquidity, activity, profitability, growth and profit margin. Rasio leverage, asset to equity dan cash flow saat down stream, karena dalam kondisi ini perusahaan STTP cenderung membesar pinjaman dikarenakan memiliki lost profit pada tahun tertentu sehingga income yang masuk digunakan untuk membayar biaya produksi, gaji karyawan, perawatan dan sebagian besar untuk membayar hutang. Hal ini menyebabkan kondisi down stream yang mempengaruhi perputaran arus kas dan dampak bagi PT. Siantar Top Tbk akan semakin memburuk jika dibiarkan. Maka dari itu PT. Siantar Top Tbk harus meningkatkan laba agar bisa membayar kewajiban yang harus dipenuhi. Tetapi rasio likuiditas, aktiva, profitabilitas, pertumbuhan dan margin laba yang tidak signifikan kondisi pada saat up stream, perusahaan PT. Siantar Top Tbk. mampu menutupi hutang jangka pendek karena peningkatan pendapatan penjualan, hal ini membantu kinerja dan pertumbuhan yang akan membaik untuk PT. Siantar Top Tbk. Tabel 8 Hasil Analisis PT. Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (ULTJ) Rasio Liquidity Leverage Activity Profitability Assets to Equity Growth Profit Margin Cash Flow Mean 1.8800 1.1633 .9433 .0449 Up Stream SD .31749 .21079 .01528 .00945 Down Stream Mean SD 2.3700 1.43732 .9200 .11979 .5560 .16697 .0435 .07488 .2160 .06811 .1080 .3683 .07366 .1539 P Value Keterangan .232 .274 .049 .137 Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Tidak Signifikan .06308 .928 Tidak Signifikan .05113 .612 Tidak Signifikan .2913 .02732 .2919 .06234 .396 Tidak Signifikan 494445943785.6 667 358266479426.2 1920 250623882647.40 00 132288280715. 35017 .069 Tidak Signifikan Berdasarkan data perusahaan PT. Ultra Jaya Milk Industri ada satu yang hasilnya signifikan yaitu activity ratio, Serta tujuh rasio lainya tidak signifikan yaitu rasio liquidity, leverage, profitability, asset to equity, profit margin, growth and cash flow. Pada rasio activity ini saat kondisi up stream lebih tinggi dibandingkan kondisi down stream karena pada kondisi down stream, dengan penjualan tertentu menurun yang disebabkan kondisi perputaran nilai penjualan bersih sehingga berpengaruh besar terhadap jumlah aktiva perusahaan dan akan menanggung beban yang lebih besar sehingga pengolaan dana perusahaan tidak efektif. Tetapi Rasio yang tidak signifikan pada kondisi up stream, PT. Ultra Jaya Milk memikiki kemampuan yang lebih baik dalam menutup hutang, pembayaran deviden meningkatkan laba seiring dengan kondisi penjualan yang membaik dan aktiva yang meningkat karena melakukan investasi dengan arus kas yang masuk, sehingga pertumbuhan PT. Ultra Jaya Milk di industry makanan dan minuman bisa di pertahankan dan di tingkatkan. 18 2. Rasio Keuangan Menggabungkan Seluruh Data Perusahaan Tabel 8 Hasil Analisis Gabungan Data Perusahaan Up stream Down stream Rasio P Value Keterangan .47341 .052 Tidak Signifikan 8.8055 8.18080 .067 Tidak Signifikan .40634 1.0833 .34488 .299 Tidak Signifikan .2449 .11092 .2647 .28670 .087 Tidak Signifikan Assets to Equity .3465 .63605 .1676 .18533 .058 Tidak Signifikan Growth .4229 .54112 .3539 .44237 .155 Tidak Signifikan Profit Margin .0007 .00181 .0023 .00867 .286 Tidak Signifikan Cash Flow 318405440980.6250 637839780917.74650 2869448675334.3000 700533839148.41670 .784 Tidak Signifikan Mean SD Mean SD Liquidity 1.6825 .50846 1.6670 Leverage 9.6767 10.11491 Activity 1.0963 Profitability Dilihat dari data keseluruhan hasil analisa menunjukan bahwa Rasio Liquidity, Leverage, Activity, Profitability, Aset to Equity, Growth, Valuation dan Cash Flow dengan nilai signifikan > 0.05, maka Ho ditrima artinya tidak ada perbedaan varian antara kelompok Down Stream dan Up Stream pada Rasio Keuangan di delapan perusahaan yang diteliti selama 2004-2011. Hal ini menunjukan bahwa sektor makanan dan minuman kebal terhadap krisis ekonomi, dilihat dari hasil perbandingan data keseluruhan yang tidak berpengaruh besar, industri makanan dan minuman yang merupakan kebutuhan pokok setiap orang karena barang konsumsi makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: diuraikan pada bab 1. Indikator Up Stream berasal dari data laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman sebanyak delapan perusahaan tahun 2009 – 2011. Sedangkan indikator data Down Stream berasal dari data laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman sebanyak delapan perusahaan dari tahun 2004 sampai dengan 2008. Pengukur siklus bisnis rasio keuangan terdiri dari liquidity ratio, leverage ratio, activity ratio, profitability ratio, assets to equity ratio, growth ratio, profit margin ratio and cash flow ratio. Serta dikatakan kondisi pada saat Up Stream dan Down Stream dengan menggunakan Cut Of Point. 19 2. Indikator rasio keuangan (analisis fundamental) memiliki perbedaan pada kondisi up stream dan down stream. Indikator rasio probabilitas, rasio perputaraan modal sendiri, rasio margin laba, rasio antara aktiva dengan modal sendiri, rasio pertumbuhan, rasio likuiditas, rasio leverage dan rasio arus kas pada kondisi up stream lebih tinggi dibandingkan pada kondisi down stream. Hal ini disebabkan pada kondisi down stream dengan jumlah penjualan tertentu akan menanggung beban yang lebih besar. Dalam keadan harga naik perusahaan cenderung memperbesar pinjaman sehingga membuat beban bunga hutang bertambah besar dan pada akhirnya menyebabkan laba bersih perusahaan industry makanan dan minuman menjadi negatif (rugi). Akumulasi kerugian yang dialami perusahaan menyebabkan erosi permodalan dan pada saat yang sama utang perusahaan terus membengkak akibat perubahan kurs rupiah terhadap dolar, dan banyak aktiva tetap yang tidak produktif sehingga dijual atau adanya penilaian kembali aktiva dengan nilai rendah. Tetapi setelah menganalisa dengan menggabungkan keseluruhan data perusahaan pada rasio keuangan, Tidak terdapat perbedaan antara Rasio Keuangan pada kondisi Up Stream dan Down Stream. Bahwa hal ini menunjukan sektor makanan dan minuman kebal terhadap krisis ekonomi, industri makanan dan minuman juga mempunyai peran besar dalam mempengaruhi roda perekonomian di Indonesia. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mempunyai saran yang ingin disampaikan sebagai berikut: 1. Hendaknya tingkat perbedaan yang ada di indikator rasio keuangan pada kelompok Down Stream dan Up Stream pada perusahaan di industri makanan dan minuman dapat di gunakan oleh manajemen dan investor apabila terjadi penurunan pada indikator rasio keuangan harus segera direspon dengan meningkatkan penjualan dan melakukan perubahan pada strategi marketing. 2. Rekomendasi untuk pengembangan penelitian ini di masa yang akan datang, perlu menguji kembali konsistensi temuan penelitian ini dengan mengembangkan metodologi penelitiannya, pengembangan variabel, perluasan sampel penelitian, dan pengukuran variabel dengan menyempurnakan keterbatasan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Jurnal Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas http://www.petra.ac.id-puslit/journals/dir.php?DepartmentD=MAN Kristen Petra Abarbanell, J., and B. Bushee, 1997. Fundamental Analysis, Future Earning and Stock Prices, Journal of Accounting Research 35, Spring: 1 – 24. Aho, T., 1980. Empirical Classification of Financial Ratios, Management Science in Finland Proceedings, ed. C. Carlsson. Barnes. P., 1982. Methodological Implications of Non-Normally Distributed Financial Ratios, Journal of Business Finance and Accounting, Vol. 9. No. 1, 1982. 20 Barnes, P., 1986. The Statistical Validity of The Ratio Method in Financial Analysis: An Empirical Examination: A Comment, Journal of Business Finance and Accounting 13/4: 627 – 635. Bayldon, R.; Woods, A., and Zafiris, N., 1984. A Note On The Pyramid Technique of Financial Ratio Analysis of Firms Performance, Journal of Business Finance and Accounting 11/1: 99 – 106. Bernstein, L., 1989. Financial Statement Analysis: Theory, Application and Interpretation, 4 th ed. Richard D. Irwin. Homewood, Ilinois. Brealey, R., and Myers, Stewart C., 1988. Principles of Coorporate Finance, 3 th ed. McGraw-Hill. New York. Bringham, Eugene F. and Louis C. Gapenski., 1993. Financial Management: Theory and Practice, The Dryden Press, USA. Chen, N.F., Roll, R., and Ross, S.A., 1986. Economic Forces and The Stock, Journal of Finance 59: 383-403. Chen, K.H., and Shimerda, T.A., 1981. An Empirical Analysis of Useful Financial Ratios, Financial Management, Spring: 51 – 60. Courtis, J.K., 1987. Modeling A Financial Ratio, Catagoris Frame Work, Journal of Business Finance and Accounting, Winter: 20 1–224. Cowen, S.S., and Hoffer, J.A., 1982. Usefulness of Financial Ratios in A Single Industry, Journal of Business Research 10/1: 103 – 118. David S.H. NG., 2003. Financial Management Strategy. Pelanduk Publications (M) Sdn Bhd. Malaysia. Dewi, Ike Janita, 2004. Aksi Teori Dalam Praktik Man ajemen Keuangan. Penerbit Amara Books. Yogyakarta. Diebold, Francis X and Rudebusch, Glenn D, 2001.Five Question about Business Cycle,Economic Review – Federal Reserve Bank of San Fransisco. Ezzamel, M.; Brodie, J., and C. Mar-Molinero, 1987. Financial Patterns of UK Manufacturing Companies, Journal of Business Finance and Accounting 14/4: 519 – 536. FASB. 1978. Objective of Financial Reporting by Business Enterprices, Statement of Financial Accounting Concepts No.1. Fama, E. & K.R. French, 1988. Business Cycles and The Behavior of Metal Prices, Journal of Finance 43: 1075-1093. Foster, George, 1986. Financial Statement Analysis. Second Edition. Prentice Hall International. Englewood Cliffs, New Jersey. 21 Gaspersz, Vincent., 1990. Analisis Kuantitatif untuk Perencanaan, Penerbit Tarsito. Bandung. Gibson, Charles H., 1990. Financial Statement Analysis, Using Financial Accounting Information. Fourth Edition. Pws – Kent Publishing Company. Boston. Gombala, Michael J. and Edward Ketz, 1983. A Note on Cash Flow and Classification Pattern of Financial Ratio. The Accounting Review, January: 105 – 114. Gooding, A. E. and T.P. O‘Malley, 1977. Market Phase and The Stationarity of Beta, Journal of Financial and Quantitative Analysis 12, December: 833-857. Green, G.R., and Beckman, M.A. 1993. Business Cycle Indicators: Upcoming Revisions of Composite Leading Indicators, Survey of Current Business, 73: 44 – 51. Gujarati, Damodar, 1982. Basic Econometric, 2th ed. McGraw Hill. New York. Hisjam, Ridwan, 2005. Kemitraan Pembangunan Perumahan, Jawa Pos, 14 Mei 2005. h. 4. Holthausen, R.W. and D.F. Larcker, 1992. The Prediction of Stock Return Using Financial Statement Information, Journal of Accounting and Economic 15: 374 – 411. Horrigan, James O., 1968. A Short History of Financial Ratio Analysis, Journal of Accounting Review, Vol. 43, No.2, April: 48 – 60. Joehnk, M, and J.W. Petty, 1980. Interest Sensitivity of Common Stock Price, Journal of Portfolio Management 6:19 – 25. Johnson, M., 1992. Business Cycles and The Relation Between Security Returns and Earnings. Working paper, Ann Arbor, MI: University of Michigan. Johnson, W.B., 1979. The Cross-sectional Stability of Financial Ratio Patterns, Journal of Financial and Quantitative Analysis 14/5: 1035 – 1048. Johnson, WB. 1978. The Cross Sectional Stability of Financial Ratio Patterns, Journal of Business Finance and Accounting 5/2: 207-2 14. Jurnal Pasar Modal Indonesia. 1997. Tantangan Bisnis Sektor Properti: Aliran kredit Dibatasi, Pembangunan RS/RSS Diutamakan, Jurnal Pasar Modal No. 07/VIII/Juli 1997: 63-70. Jurnal Pasar Modal Indonesia, 1998. PT. Plaza Indonesia Realty, Jurnal Pasar Modal No. 08/IX/Agustus 1998: xx – xxiii. Kane, Gregory D, 1997. The Impact of Recession on The Value-Relevance of Accounting Ratios, The Mid-Atlantic Journal of Business, December: 203 – 215. Krueger, T.M. and K.H. Johnson, 1990. Anomaly Sensitivity to Business Condition, Akron Business and Economic Review, Spring: 27-37. Krugman, Paul. 2001. The Return of Depression Economics, 2000. W.W. Norton & Company, Inc. Kusnedi (penterjemah). 2001. Kembalinya Depresi Ekonomi. Penerbit ITB. Bandung. Laitinen, Erki K., 1991. Financial Ratio and Diferent Failure Processes, Journal of Business Finance and Accounting, Vol. 18, No. 5, September: 158–187. Laurent, C.R., 1979. Improving the Eficiency and Efectiveness of Financial Ratio Analysis, Journal of Business Finance, Vol. 5, No. 3: 355–371. 22 Lev B., and S.R. Thiagarajan, 1993. Fundamental Information Analysis, Journal of Accounting Research 31: 190-215. Machfoedz, Mas‘ud, 1994. The Usefulness of Financial Ratios in Indonesia, Jurnal KELOLA, September: 94 – 110. Martikainen T., and Ankelo, T., 1991. On The Instability of Financial Patterns of Failed Firms and The Predictability of Corporate Failure, Economics Letters 35/2: 209 – 214. Martikainen T.; Puhalainen, K., and Yli-Olli, P., 1994. On The Industry Efects On The Classification Patterns of Financial Ratios, Scandinavian Journal of Management 10/1: 59 – 68. Mohanram, Partha S., 2003. Is Fundamental Analysis Efective for Growth Stocks?, Stern School of Business, New York University, March: 1 – 32. Moore, G., 1983. Business Cycles, Inflation, and Forecasting. 2nd ed. Ballinger Publishing Co. Cambridge. Morley, M.F., 1984. Ratio Analysis, The Institute of Chartered Accountants of Scotland. Nissim, D. and S. Penman, 2001. Rasio Analysis and Equity Valuation: From Reseacrh to Practice, Review of Accounting Studies (6): 109 – 154. Osborn, Denise R., and Sensier, Marianne, 2002. The Prediction of Business Cycle Phases: Financial Variabel And International Linkages, National Institute Economic Review No. 182, October: 96 – 105. Osborn, Denise R; Sensier M., and Simpson, P.W., 2001. Forecasting and The UK Business Cycle, Chapter 7 in Hendry, D.F. and Ericsson, N.R. (eds), Understanding Economic Forecasts. Massachusetts, MIT Press. Cambridge. Ou., J. and S. Penman., 1989. Accounting Measures, Price Earning Ratio and The Information Content of Security Prices, Journal of Accounting Research 27, Supplement: 111 – 143. Pinches, G.E.; Mingo, K.A., and Caruthers, J.K., 1973. The Stability of Financial Patterns in Industrial Organizations, Journal of Finance, May: 389 – 396. Rees, B., 1995. Financial Analysis. Prentice Hall. Reilly, Frank K., 1989. Investment Analysis and Portfolio Management. 3th edition. The Dryden Press. New York, USA. Salmi, Timo and Martikainen, Teppo, 1994. A Review of the Theoretical and Empirical Basis of Financial Ratio Analysis, The Finnish Journal of Business Economic, April. Sanda, Abun, 2004. Menanti Gebrakan Pemerintah Baru, Kompas, 14 Oktober 2004. h. 37. Santoso, Budi, 2000. Realestat Sebuah Konsep Ilmu Dan Problema Pengem bang Indonesia. CAUS – School of Real Estate. Jakarta. Schwert, W., 1990. Indexes of United States Stock Prices From 1802 to 1987, Journal of Business 63: 399 – 426. Simanungkalit, Panangian, 2004. Bisnis Properti Menuju Crash Lagi? Pusat Studi Properti. Jakarta. Singarimbun, Masri, dan Effendi, Sofian (Editor)., 1995. Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta. Tamari, M., 1978. Financial Ratios: Analysis and Prediction. Paul Elek Ltd. London. Tippert. M, 1990. An Induced Theory of Financial Ratios, Accounting and Business Research, Vol 21, N0. 81. 23 Vernon Kam. 1986. Accounting Theory. New York: John Wiley & Son. Weston, J.F. and Bringham, EF., 1972. Managerial Finance. 4th edition. Holt, Rinehart and Winston. New York. White, G.I., Sondhi, A.C., and Fried D., 1994. The Analysis and Use of Financial Statements. John Wiley & Sons, Inc. New York. Wiggins, James. B., 1992. Betas in Up and Down Markets, The Financial Review Vol.27, No.1, February: 107-123. Yli-Olli, P., and Virtanen, I., 1989. On The Long-term Stability and Cross-country invariance of Financial Ratio Patterns, European Journal of Operational Research 39/1: 40 – 53. 24 ANALISIS LOYALITAS PELANGGAN PT. JNE CIMONE TANGERANG DITINJAU DARI KUALITAS JASA DAN HARGA Dandy Kurniadi Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta [email protected] ABSTRAKSI Sejalan dengan boomingnya trend bisnis online, sehingga jasa pengiriman barang pun menjadi semakin dibutuhkan tatkala mereka menjadi media penyambung antara penjual dan pembeli dalam media pendistribusian barang.Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui pengaruh reputasi perusahaan dan harga terhadap persepsi kualitas jasa, nilai pelanggan dan loyalitas pelanggan terhadap PT JNE yang berada di Cimone. Metode sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Probability Sampling, yaitu tiap pelanggan JNEyang memenuhi kriteria populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Analisis yang digunakan menggunakan software Lisrel 8.51 (Standardized Solution dan T-Values) dan SPSS 17 dengan uji validitas, reliabilitas, faktor skor, frekuensi dan anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara reputasi perusahaan terhadap kualitas jasa, nilai pelanggan terhadap reputasi perusahaan, kualitas jasa terhadap nilai pelanggan dan nilai pelangggan terhadap loyalitas pelanggan. Kata kunci : Reputasi Perusahaan, Kualitas Jasa, Nilai Pelanggan, Loyalitas Pelanggan, Harga. PENDAHULUAN Saat ini merupakan era dimana teknologi semakin maju dan berkembang pesat. Pertumbuhan manusia yang terus bertambah mengakibatkan permintaan kebutuhan hidup akan terus menerus naik serta tiada habisnya.Semakin banyaknya kebutuhan hidup manusia, menjadi peluang bisnis tersendiri bagi banyak pebisnis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Terkait dengan transportasi dan laju pengiriman barang, saat ini pergerakan bisnis yang semakin cepat dan padatnya aktivitas di dunia nyata (offline) telah melahirkan dunia baru yang disebut dengan dunia online (internet). Bisnis online pun kian bermunculan dan akibatnya transaksi online serta pengiriman barang online pun kian marak yang pada akhirnya berujung kepada meningkatnya kebutuhan jasa pengiriman barang. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis KPPUtentang data jasa ekpedisi pengiriman barang di seluruh pelosok Indonesia Menurut KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha), dari total transaksi jasa-jasa yang dikeluarkan untuk sektor transportasi apabila di asumsikan sekitar 10% - 11% saja yang baru tergarap oleh perusahaan jasa pos dan kurir, maka market size jasa pos dan kurir di Indonesia pada tahun 2001 mencapai Rp 5,7 Triliun, kemudian tahun 2002 menjadi 5,9 25 Triliun dan terus naik hingga mencapai 8,1 Triliun di tahun 2006, atau dengan laju pertumbuhan 7,4% per tahunnya. Jasa pengiriman barang di Indonesia sudah banyak sekali bermunculan. Simak saja JNE, Tiki, Cipa Ganti, DHL, FeDex, UPS dan berbagai jasa pengiriman barang lainnya yang telah menjamur di seluruh kawasan Indonesia. Terlebih pada saat ini sedang boomingnya trend bisnis online, sehingga jasa pengiriman barang pun menjadi semakin dibutuhkan tatkala mereka menjadi media penyambung antara penjual dan pembeli dalam media pendistribusian barang. TINJAUAN PUSTAKA Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata jasa mempunyai banyak arti, dari mulai pelayanan personal sampai jasa sebagian suatu produk.Weiss, Anderson dan Mac Innis (1999) dalam Cempakasari dan Yoestini (2003) menyatakan bahwa reputasi perusahaan adalah pandangan publik atas suatu perusahaan yang dinilai baik atau tidak yang dipandang secara global atas hal-hal seperti keterbukaan, kualitas dan lainnya sehingga dapat dikatakan sebagai pandangan atas gerak langkah perusahaan. Reputasi merupakan suatu intangible asset atau goodwill perusahaan yang memiliki efek positif pada penilaian pasar atas perusahaan. Perusahaan yang mempunyai reputasi baik, mampu menimbulkan kepercayaan, keyakinan dan dukungan daripada perusahaan yang mempunyai reputasi buruk (Dowling 2004). kualitas jasa adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan dan keramahtamahan yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen. Kualitas jasa (servicequality) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan/inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan.pengertian harga dari Saladin (2003:95) bahwa harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa. Produk atau jasa yang didapat merupakan manfaat yang dapat dinikmati oleh konsumen.Marwan Asri berkata bahwa harga adalah suatu nilai tukar untuk manfaat yang ditimbulkan oleh barang atau jasa tertentu bagi seseorang.Mulyadi (2001:7) mengatakan bahwa biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang dilakukan dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan mencapai untuk tujuan tersebut.Nilai Pelanggan (Customer Value) adalah selisih antara manfaat yang diperoleh pelanggan dengan memiliki dan menggunakan suatu produk dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperolehnya.Konsep nilai pelanggan memberikan gambaran tentang pelanggan suatu perusahaan, mempertimbangkan apa yang mereka inginkan, dan percaya bahwa mereka memperoleh manfaat dari suatu produk (Woodruff, 1997).Loyalitas secara harfiah diartikan sebagai kesetiaan, yaitu kesetiaan seseorang terhadap suatu objek. Oliver (dalam Huriyati, 2005) mengungkapkan definisi loyalitas pelanggan sebagai komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk/jasa secara konsisten di masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku. Riset Konsumen menunjukkan reputasi perusahaan digunakan sebagai heuristik untuk menilai kualitas dari penawaran (Dawar & Parker, 1994; Hoyer & Brown, 1990; Jacoby, Sybillo & Berning, 1976; Rao & Monroe, 1989). Riset lainnya menunjukkan bahwa pelanggan menggunakan sinyal atau ekstrinsik isyarat seperti iklan, citra merek atau reputasi 26 perusahaan untuk menyimpulkan kualitas produk dan untuk menyempurnakan pilihan mereka (Bolton & Drew, 1991; Richardson, Dick & Jain, 1994; Teas & Agarwal, 2000). Reputasi perusahaan memiliki gagasan yang lebih luas daripada citra merek dan hal tersebut memiliki lebih memiliki pengaruh yang kuat pada persepsi nilai pelanggan (de la Fuente Sabate & de Quevedo Puente, 2003). Secara khusus Mudambi et al (1997) menunjukkan bahwa aspek reputasi seperti menjadi kelas dunia, kepemimpinan teknis, dan kehadiran global memiliki potensi untuk mempengaruhi persepsi nilai pelanggan. Dalam industri jasa, asosiasi perusahaan dapat memainkan peranan penting yang tidak hanya menarik pelanggan tetapi juga mempertahankan pelanggan (Andreassen & Lindestad, 1998). Penelitian empiris yang menghubungkan efek dari reputasi perusahaan terhadap loyalitas mencakup studi oleh Ryan, Rayner, dan Morrison (1999), Raj (1985) dan Zins (2001). Ada pengalaman praktis dan empiris yang menunjukkan bahwa nilai pelanggan memiliki pengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan (Gale, 1994; Hurley & Laitamaki, 1995; Laitamaki & Kordupleski, 1997; Rust Danaher & Varki, 2000; Rust et al., 1995, 2000); Zeithaml, 1998). TUJUAN PENELITIAN Maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah reputasi perusahaan JNE memiliki pengaruh yang kuat terhadap kualitas produk dan layanannya. 2. Untuk mengetahui apakah reputasi perusahaan JNE memiliki pengaruh yang kuat terhadap nilai pelanggan. 3. Untuk mengetahui apakah JNE memiliki pengaruh yang kuat terhadap loyalitas pelanggan. 4. Untuk mengetahui apakah ada hubugan positif antara harga dengan nilai pelanggan. 5. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara kualitas dengan nilai pelanggan. 6. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara nilai pelanggan dengan loyalitas pelanggan METODOLOGI PENELITIAN Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari jawaban responden yang memakai jasa pengiriman JNEdan data sekunder seperti data mahasiswa setempat, studi kepustakaan. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalahorang yang menggunakan layanan jasa pengiriman barang di JNE Cimone, Tangerang dan telah mempunyai bisnis baik offline atau online. Metode sampelyang digunakan dalam penelitian ini adalah NonProbability Sampling, yaitu tiap pelanggan JNEyang memenuhi kriteria populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.Pemilihan unit sampel didasarkan pada pertimbangan atau penilaian subyektif dan tidak pada penggunaan teori probabilitas. Metode Non probability sampling yang digunakan adalah convenience sampling, dimana 27 pengambilan sampel dilakukan dari pelanggan JNE yang termudah diakses dan bersedia menjadi responden dengan mendatangi pelanggan JNE yang ada didalam ruangan JNE, menanyakan tentang bisnis yang mereka punya, kemudian memberikan kuesioner kepada mereka.Dalam penelitian ini, jumlah item pertanyaan dalam kuisioner adalah 24 item pertanyaan yang akan digunakan untuk mengukur 5 buah variabel, sehingga jumlah kuesioner yang digunakan adalah sebanyak 120 responden. Variabel Penelitian Variabel independen dalam penelitian ini adalah reputasi perusahaan dan harga. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas jasa, nilai pelanggan, dan loyalitas pelanggan. Definisi Operasional 1. 2. 3. 4. 5. Reputasi Perusahaan = X1 Merupakancitra perusahaan dan penilaian dari pihak luar terhadap kualitas perusahaan yang berasal dari kinerja di masa lampau, dinyatakan dengan Skala Likert 1-7. Kualitas Jasa (Service Quality) a. Tangibles (Keberwujudan) Merupakan faktor-faktor fisik yang dapat dijadikan parameter pengukuran kinerja penyedia jasa, dinyatakan dengan Skala Likert 1-7. b. Reliability (Kehandalan) Merupakan kehandalan dan kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi kebutuhan pelanggan dengan tepat waktu dan sesuai yang dijanjikan, dinyatakan dengan Skala Likert 1-7. c. Responsiviness (Kemampuan Merespon) Kemampuan dan kecepatan penyedia jasa dalam memberikan respon terhadap permintaan dan / atau permasalahan yang dihadapi pelanggan, dinyatakan dengan Skala Likert 1-7. d. Reassurance (Kepastian) Kemampuan penyedia jasa dalam memberikan kepastian dan rasa aman dalam menggunakan layanan. e. Empathy (Empati) Sikap dan perhatian yang diberikan oleh penyedia jasa terhadap kebutuhan pelanggan individual. Nilai Pelanggan (CustomerValue) Selisih antara manfaat yang diperoleh pelanggan dengan memiliki dan menggunakan suatu produk dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperolehnya, dinyatakan dengan Skala Likert 1-7. Loyalitas Konsumen (Customer Loyalty) Untuk mengukur loyalitas pelanggan adalah fokus kepada dimensi perilaku loyalitas Harga dan Biaya(Prices and Costs) Merupakan sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa. 28 Alat Analisis Dalam menganalisis data penelitian ini, akan dilakukan beberapa teknik pengolahan sebagai penelitian pendahuluan. Barlett test of sphericity dilakukan untuk menguji apakah ada korelasi diantara variabel-variabel. Kaiser Mesyer Olkin (KMO) digunakan untuk mengukur kecukupan pengambilan sampel. Measure Sampling Adequacy (MSA) digunakan untuk memperhitungkan kecukupan penggunaan analisis faktor. Lalu ANOVA merupakan lanjutan dari uji-t independen dimana kita memiliki dua kelompok percobaan atau lebih. ANOVA biasa digunakan untuk membandingkan mean dari dua kelompok sampel independen (bebas). Selanjutnya pengujian terhadap model penelitian dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) selain itu dikenal sebagai Analysis of Moment Structures. Analisis statistik ini digunakan untuk mengestimasi beberapa regresi yang terpisah tapi saling berhubungan secara bersamaan (simultaneously). Teknik pengolahan data structural equation modeling (SEM) dengan metode confirmatory factor analysis (CFA) digunakan dalam penelitian ini. Variabel-variabel teramati (indikatorindikator) menggambarkan satu variabel laten tertentu (latent dimension). Validitas dari indikator yang dipakai untuk mengukur konstruk dari model pengukuran dapat dilihat dari angka pengolahan data menggunakan LISREL 8.51. Hipotesis Berdasarkan permasalahan dan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang penulis akan uji dalam penelitian ini adalah : H1a. Reputasi Perusahaan Memiliki Pengaruh Positif Terhadap Persepsi Kualitas Jasa. H1b. Reputasi Perusahaan Memiliki Pengaruh Positif Terhadap Nilai Pelanggan. H1c. Reputasi Perusahaan Memiliki Pengaruh Positif Terhadap Loyalitas Pelanggan. H2. Ada pengaruh positif antara persepsi kualitas jasa dengan nilai pelanggan. H3. Ada pengaruh positif antara harga dan biaya dengan nilai pelanggan. H4. Nilai pelanggan memiliki pengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan. Kerangka Kerja (Frame Work) REPUTASI PERUSAHAAN KUALITAS JASA NILAI PELANGGAN LOYALITASP ELANGGAN HARGA DAN BIAYA Gambar 1.Model Konseptual 29 Dari kerangka kerja diatas, dapat dijabarkan sebagai berikut : Reputasi Perusahaan : Reputasi merupakan penghargaan yang didapat oleh perusahaan karena adanya keunggulan-keunggulan yang ada pada perusahaan tersebut, seperti kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga perusahaan akan terus dapat mengembangkan dirinya untuk terus dapat menciptakan hal-hal yang baru lagi bagi pemenuhan kebutuhan konsumen. Kualitas Jasa : Segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan dan keramahtamahan yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen. Nilai Pelanggan : Nilai pelanggan merupakan perbandingan antara manfaat (benefits) yang dirasakan oleh pelanggan dengan apa yang pelanggan (costs) untuk mendapatkan atau menkonsumsi produk tersebut. Sehingga nilai pelanggan merupakan suatu preferensi yang dirasakan oleh pelanggan dan evaluasi terhadap atribut-atribut produk serta berbagai konsekuensi yang timbul dari penggunaan suatu produk untuk mencapai tujuan dan maksud pelanggan (Wooddruff, 1997). Loyalitas Pelanggan : Loyalitas pelanggan sebagai komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk/jasa secara konsisten di masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Hasil analisis goodness of fit pada model penelitian ini adalah sebagai berikut di halaman selanjutnya : 30 Group Tabel 1. Analisa Goodness of Fit Indicator Value Degree of Freedom 1 Chi-square NCP Confidence Interval RMSEA 2 3 Confidence Interval 6 7 0.050 0.013 - 0.075 0.48 ECVI Model 1.54 ECVI Saturated 2.02 ECVI Independence 4.51 Confidence Interval 1.35 - 1.80 AIC Saturated 5 24.11 1.66 - 54.68 P Value AIC Model 4 81 110.52 183.11 240 AIC Independence 536.40 CAIC Model 330.82 CAIC Saturated 694.50 CAIC Independence 593.22 NFI 0.78 CFI 0.93 NNFI 0.90 IFI 0.93 RFI 0.72 PNFI 0.60 Critical N 123.23 Standardized RMR 0.073 GFI 0.077 AGFI 0.84 PGFI 0.60 Pengujian 1 : Statistic Chi-Square Chi Square (81) = 110.52, (p = 0,00) menunjukan kecocokan yang tidak mencukupi, karena nilai Chi Square nya besar dan propabilitas p kecil (p = 0,00) < 0,05. NCP = 24.11 diperoleh dari 110,52 - 81 menunjukkan discrepancy antara dengan ( ). Karena NCP bernilai kecil, menunjukkan kecocokan yang mencukupi. Confidence interval NCP: 1,66 sampai 54,68 menunjukkan interval yg lebar, maka kecocokan tidak mencukupi. Pengujian 2 : Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) RMSEA = 0,050 (< 0,05) menunjukkan good fit, maka kecocokannya adalah mencukupi. (dimana RMSEA < 0.05 adalahclose fit, RMSEA< 0.08 adalah good fit, 0.08<RMSEA<0.10 marginal fit, dan RMSEA > 0.10 poor-fit) Confidence intervals digunakan untuk menilai prestasi dari RMSEA estimates. Pada output terlihat 90 % confidence interval (antara 0,013 sampai 0,075) berada di sekitar RMSEA. 31 P-value for test of good fit (RMSEA < 0.05) = 0.048 ( P-value < 0.50). Untuk penelitian ini seharusnya P-value > 0,50 Pengujian 3 : Expected Cross Validation Index (ECVI) ECVI model (1,54) dibandingkan dengan ECVI saturated model (2,02) dan ECVI independence model (4,51) ECVI model sedikit lebih kecil dari ECVI saturated model dan jauh lebih kecil lagi daripada ECVI independence, atau dengan kata lain ECVI model lebih mendekati saturated daripada independence, Serta 90 % Confidence Interval adalah 1,35 sampai 1,80, maka diperoleh kecocokan yang baik. Pengujian 4 : Akaike Information Criterion (AIC) dan Consistent Akaike Information Creterion (CAIC) AIC model (183,11) dibandingkan dengan AIC saturated model (240) dan AICindependence model (536,40). AIC model sedikit lebih kecil dari AIC saturatedmodel dan jauh lebih kecil lagi dari AIC independence model. Maka menunjukkan kecocokan yang baik. CAIC model (330,82) jauh dari CAIC saturated model (694,50) dan juga jauh lagi dari CAIC independence (593,22), maka menunjukkan kecocokan yang tidak baik. Pengujian 5 : Fit Index Normed fit index (NFI) = 0.78 (dibawah 0,90) menunjukkan marginal fit CFI = 0,93 (< 0.90)menunjukkan good-fit. Tucker-Lewis Index atau Non normed fit index (NNFI) = 0,90 (> 0,90) menunjukkan good-fit Incremental Fit Index (IFI) = 0,93 (> 0,90) menunjukkangood-fit Relative Fit Index (RFI) = 0.72menunjukkan marginal-fit dan Comparative Fit Index (CFI) = 0,93 menunjukkangood-fit. Parsimonius Normed Fit Index (PNFI) = 0.60 digunakan untuk perbandingan model, menunjukkan kecocokan yang mencukupi. Pengujian 6 : Critical N Critical N (CN) = 123,23< 200 => model tidak mewakili sampel data Pengujian 7 : Goodness of Fit Root mean Square Residual (RMR) merupakan nilai rata-rata residual yg dihasilkan dari fitting antara variance-covariance matrix dari model dengan variance-covariance matrix dari sampel data. Standardized RMR = 0.073 (> 0.05) menunjukkan mediacore fit.. Baik Goodness of Fit Index (GFI) = 0.077 (<0,90) dan Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.84 (<0,90) menunjukkan marginal fit. Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.60 digunakan dalam perbandingan model, menunjukkan nilai diatas 0,6 maka kecocokan mencukupi. Dari analisis pada kelompok 1 sampai kelompok 7 beberapa pengujian menunjukkan kecocokan yang tidak mencukupi namun lebih banyak pengujian yang mencukupi kecocokannya. Karena itu dapat disimpulkan kecocokan keseluruh model (goodness of fit ) model ini memenuhi syarat. Selanjutnya penelitian ini menghasilkan path diagram seperti pada Gambar 2 dan Gambar 3sebagai berikut : 32 Gambar 2.Path Diagram Standardized Solution Gambar 3.Path Diagram T-Value Dalam penelitian ini, terdapat enam hipotesis yang diuji, dan berdasarkan hasil pengujian, diperoleh kesimpulan bahwa ada tiga hipotesis didukung oleh data, dua hipotesis dinyatakan tidak didukung data dan satu hipotesis tidak bisa disimpulkan karena ada bagian data yang error (harga). 33 Hipotesis Tabel 2. Pengujian Hubungan Model Struktural Pernyataan hipotesis Nilai-t Keterangan H1a Terdapat pengaruh positif antara reputasi perusahaan terhadap persepsi kualitas jasa 3,52 H1b Terdapat pengaruh positif antara reputasi perusahaan terhadap nilai pelanggan. -2,23 H1c Terdapat pengaruh positif antara reputasi perusahaan terhadap loyalitas pelanggan. -0,09 H2 H3 H4 Terdapat pengaruh positif antara persepsi kualitas jasa terhadap nilai pelanggan. Terdapat pengaruh positif antara harga terhadap nilai pelanggan. Terdapat pengaruh positif antara nilai pelanggan terhadap loyalitas pelanggan. 3,98 Data mendukung hipotesis Data tidak mendukung hipotesis Data tidak mendukung hipotesis Data mendukung hipotesis - Data error 3,86 Data mendukung hipotesis Dari Tabel 2yang menggambarkan uji signifikasi, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh positif antara persepsi reputasi perusahaan terhadap kualitas jasa. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas jasa dipengaruhi oleh persepsi reputasi perusahaan secara langsung. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh JNE telah mempunyai nama yang sudah terkenal di kawasan Indonesia. Banyaknya agen JNE di tiap daerah serta JNE yang mudah dikenali oleh orang-orang, membuat JNE semakin mudah dalam memasarkan jasanya kepada masyarakat. Selain itu, pengiriman JNE yang cepat, tepat, aman serta dapat diandalkan, merupakan hal utama yang membuat mengapa para pelanggan JNE mengacungi jempol kepada reputasi JNE. Hal ini pada akhirnya beurujung pada meningkatnya persepsi kualitas jasa yang diberikan JNE kepada para pelangganya. Sesuai dengan teori Weiss, Anderson dan Mac Innis (1999) dalam Cempakasari dan Yoestini (2003) menyatakan bahwa reputasi perusahaan adalah pandangan publik atas suatu perusahaan yang dinilai baik atau tidak yang dipandang secara global atas hal-hal seperti keterbukaan, kualitas dan lainnya sehingga dapat dikatakan sebagai pandangan atas gerak langkah perusahaan. Reputasi merupakan suatu intangible asset atau goodwill perusahaan yang memiliki efek positif pada penilaian pasar atas perusahaan. Reputasi merupakan suatu intangible asset atau goodwill perusahaan yang memiliki efek positif pada penilaian pasar atas perusahaan. Perusahaan yang mempunyai reputasi baik, mampu menimbulkan kepercayaan, keyakinan dan dukungan daripada perusahaan yang mempunyai reputasi buruk (Dowling 2004). 2. Tidak terdapat pengaruh positif antara reputasi perusahaan terhadap persepsi nilai pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa nilai pelanggan tidak dipengaruhi oleh persepsi reputasi perusahaan secara langsung. Malah, hasil data ini (Gambar 5.7) menunjukkan bahwa hipotesis ini terbalik. Persepsi nilai pelangganlah yang justru mempengaruhi reputasi perusahaan JNE secara langsung. Kondisi ini mungkin disebabkan jika nilai pelanggan terhadap JNE tinggi, justru akan meningkatkan reputasi perusahaan JNE secara tinggi pula. Hal ini dapat dijelaskan dengan manfaat yang diberikan JNE pada saat ini semakin banyak dan inovatif. Biaya yang 34 dikeluarkan pun menjadi lebih murah.JNE saat ini telah membuat fasilitas kartu membership untuk diskon ongkos kirim, yang dimana kartu tersebut mendapat sambutan hangat untuk para pelanggan JNE yang setia untuk menggunakan JNE sebagai jasa pengiriman barang yang sudah mereka percayai. Selain bermanfaat sebagai diskon, kartu ini juga berguna untuk mengidentifikasi para pelanggan JNE yang sudah terdaftar di data JNE, sehingga pelanggan tidak repot lagi untuk masalah pendataan profil pengirim barang. Dengan adanya fasilitas ini, biaya pengiriman pun menjadi sedikit lebih ringan dan mudah. Pada akhirnya, nilai pelanggan yang tinggi telah membuat persepsi reputasi perusahaan JNE di mata pelanggan menjadi semakin baik. 3. Tidak terdapat pengaruh positif antara reputasi perusahaan terhadap persepsi loyalitas pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa loyalitas pelanggan tidakdipengaruhi oleh persepsi reputasi perusahaan secara langsung. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh tindakan dari pelanggan itu sendiri. Pada saat ini para pelanggan telah lebih pintar dalam memilih mana jasa pengiriman yang terbaik bagi mereka. Mereka dapat membandingkan suatu jasa yang sama karena kebanyakan dari mereka hampir setiap hari memakai jasa pengiriman tersebut, sehingga jikalau mereka merasa JNE sedang bermasalah, mereka dapat dengan mudah beralih kepada jasa pengiriman lain yang serupa reputasinya dengan JNE. Sebagai contoh, TiKi merupakan kompetitor JNE yang membuat para pelanggan dapat dengan mudah menggunakan jasa pengiriman barang yang sama, baik dari faktor aman, cepat serta tepat. Reputasi JNE yang sudah tinggi, belum menjadi penentu tingginya loyalitas pelanggan untuk menggunakan kembali jasa JNE sebagai pilihan utama mereka dalam mengirim barang. Para kompetitor lain banyak yang menerapkan sistem yang hampir serupa dengan JNE. Para pengguna jasa pengiriman barang pun dapat dengan mudah beralih kepada para pesaing dari JNE. Hal inilah yang pada akhirnya membuat loyalitas pelanggan JNE tidak dipengaruhi reputasi perusahaan JNE yang sudah unggul dan terkenal dimanamana. 4. Terdapat pengaruh positif antara persepsi kualitas jasa terhadap nilai pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa nilai pelanggan dipengaruhi oleh persepsikualitas jasa secara langsung. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh mulai banyak dibukanya agen JNE di dalam kota dan komplek perumahan, serta dibuatnya fasilitas mobil penjemput barang, yang akhirnya lebih memudahkan pelanggan untuk menjangkau JNE dalam mengirim barang. Waktu operasional JNE yang menjadi 24 jam pun membuat para pelanggan tidak takut ketinggalan dalam mengirim barangnya kapan saja. Petugas yang menginput data pengiriman pun telah banyak menerapkan sistem salam, senyum dan sapa. Banyak pelanggan JNE termasuk penulis sendiri yang telah kenal langsung dengan petugas JNE karena mereka tidak kaku dan friendly. Hal ini sesuai dengan teori bahwa nilai pelangganmerupakan keseluruhan penilaian pelanggan tentang kegunaan suatu produk yang berdasar pada persepsi tentang apa yang diterima dan apa yang diberikan (Zeithami, 1987). Pada akhirnya, kualitas jasa JNE yang tinggi dan melebihi ekspektasi pelanggan membuat nilai pelanggan JNE menjadi semakin tinggi dan bernilai untuk dibanggakan kualitas jasanya. 5. Terdapat pengaruh positif antara harga terhadap persepsi loyalitas pelanggan. Hasil hipotesis tidak dapat dibuat karena adanya kesalahan penulis dalam memproses data. 35 Pada saat pretest, faktor harga sudah valid, tetapi pada saat pengujian yang sesungguhnya data menjadi tidak reliable (error). 6. Terdapat pengaruh positif antara persepsi nilai pelanggan terhadap loyalitas pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh nilai pelanggan secara langsung. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh JNE telah memberlakukan sistem kartu membership yang berguna untuk pengakumulasian poin yang berguna untuk penambahan diskon ongkos kirim untuk para pelanggannya yang setia mengirim barang di JNE. Jadi ketika para pelanggan yang membayar ongkos kirim puluhan bahkan ratusan ribu rupiah dalam sekali kirim, mereka akan mendapat potongan ongkos kirim 10% - 15% yang lumayan mengurangi beban ongkos kirim. Hal ini juga ditambahkan akan bertambahnya diskon ongkos kirim jika para pelanggan terus meningkatkan volume transaksi hingga mencapai limit tertentu yang membuat kartu membershipdiskon menjadi lebih besar. Hal diatas terkait dengan teori yang mengemukakan bahwa konsep nilai pelanggan memberikan gambaran tentang pelanggan suatu perusahaan, mempertimbangkan apa yang mereka inginkan, dan percaya bahwa mereka memperoleh manfaat dari suatu produk (Woodruff, 1997). Ditambah dengan adanya garansi layanan serta asuransi barang yang akan dikirim, membuat para pelanggan menjadi semakin menilai tinggi JNE yang pada akhirnya membuat para pelanggannya menjadi semakin loyal. Jasa dari JNE yang para pelanggan dapatkan jauh bernilai lebih tinggi ketimbang dengan biaya yang mereka keluarkan. Hal inilah yang membuat para pelanggan menilai JNE layak untuk dipakai oleh siapa saja yang mau mengirim barang dengan harga murah tetapi dengan manfaat yang berlimpah sehingga berujung kepada loyalnya para pelanggan untuk kembali menggunakan jasa JNE. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian mengenai pengaruh reputasi perusahaan dan harga terhadap persepsi kualitas jasa, nilai pelanggan dan loyalitas pelanggan pada pelanggan JNE di Cimone, maka telah diperoleh beberapa kesimpulan yaitu terdapat pengaruh positif antara persepsi reputasi perusahaan terhadap kualitas jasa. JNE yang selalu dapat diandalkan dalam mengirim barang karena cepat, aman, dan hampir selalu tepat waktu dalam mengirim barang membuat reputasi JNE senantiasa menjadi semakin tinggi sehingga membuat kualitas jasa yang diberikan terhadap pelanggan JNE pun semakin baik. Sehingga reputasi perusahaan JNE mempengaruhi persepsi kualitas jasa yang diterima oleh pelanggan. Selanjutnya terdapat pengaruh positif antara reputasi perusahaan terhadap persepsi nilai pelanggan. Hasil kesimpulan yang dapat ditarik adalah nilai pelanggan yang justru mempengaruhi reputasi perusahaan.Jika nilai pelanggan tinggi, maka reputasi perusahaan pun akan tinggi. Manfaat yang diberikan JNE pada saat ini seperti harga ongkos kirim yang murah ditambah dengan diberikannya diskon ongkos kirim kepada member JNE, membuat nilai pelanggan JNE menjadi semakin tinggi terhadap persepsi reputasi perusahaan JNE yang aman, murah, mudah serta cepat. Hasil selanjutnya tidak terdapat pengaruh positif antara reputasi perusahaan terhadap persepsi loyalitas pelanggan. Hasil kesimpulan yang dapat diambil adalah para pelanggan yang senang terhadap reputasi kehandalan JNE dalam mengirim barang secara cepat dan 36 murah, tidak terlalu loyal kepada JNE dikarenakan masih banyaknya kompetitor lain yang sistem pengiriman serta reputasinya hampir serupa dengan JNE. Hasil selanjutnya terdapat pengaruh positif antara persepsi kualitas jasa terhadap nilai pelanggan. Hasil kesimpulan yang dapat ditarik adalah lokasi agen JNE telah hampir tersedia di setiap daerah di Indonesia. Bahkan JNE pun mulai menerapkan sistem jemput bola yang dimana mereka menerima panggilan selama 24 jam bagi pelanggan yang mau mengirim barang dalam jumlah tertentu tetapi malas pergi ke JNE. Hasil selanjutnya terdapat pengaruh positif antara persepsi nilai pelanggan terhadap loyalitas pelanggan. Hasil kesimpulan yang dapat diambil dari hasil hipotesis ini adalah nilai pelanggan JNE yang tinggi karena JNE memberikan manfaat yang banyak. Adanya asuransi penggantian barang jika rusak, kartu member diskon serta biaya ongkos kirim yang murah membuat pelanggan menjadi semakin loyal terhadap JNE. Mereka menilai bahwa JNE patut untuk dipakai jasanya oleh siapa saja yang ingin mengirim barang secara cepat, aman, murah dan mudah. SARAN Saran - saran yang dapat penulis kemukakan setelah melakukan penelitian ini adalah : 1. Saran bagi perusahaan (PT.JNE Cimone) yaitu perusahaan harus lebih meningkatkan reputasi perusahaan dengan mengedepankan CSR (Corporate Social Responsibility) misalnya dengan membuat sistem beasiswa bagi anak yang berprestasi dibidang pendidikan dan harus lebih meningkatkan kualitas jasanya dalam segi kecepatan pengiriman barang. Pemberianreward dan hadiah khusus bagi pelanggan yang mempunyai transaksi pengiriman tinggi dan pembuatan nomor antrian seperti di bank agar pelanggan tidak didahului oleh orang lain yang datang berikutnya akan lebih baik. Perusahaan juga harus membuat ide-ide yang lebih kreatif dan inovatif untuk meningkatkan loyalitas pelanggan JNE. 2. Saran bagi penelitian selanjutnya adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh reputasi perusahaan dan harga terhadap persepsi kualitas layanan, nilai pelanggan dan loyalitas pelanggan di JNE terutama dikawasan kota. Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini hanya 4 hipotesis yang diterima.Sebaiknya dilakukan penelitian lebih menyeluruh, baik itu untuk pelanggan yang hanya sekedar mau mengirim surat dan nota yang dimana mereka belum mempunyai bisnis tetapi sering datang ke JNE untuk mengirim barang walaupun bukan barang mereka. TERIMA KASIH Alhamdulillahirobbil‘alamin, segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan nikmat dan kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Dalam menyelesaikan artikel ini, tidak sedikit kendala yang penulis alami karena terbatasnya pengalaman, pengetahuan dan kemampuan penulis, maka penulis sangat menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini masih banyak kekurangan tetapi berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, penulis dapat mengatasi kendala-kendala tersebut. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Tantri Yanuar Rahmat Syah, SE, MSM, selaku Dosen Pembimbing, Dra. Iin E. Mardiani, MM, selaku ketua Jurusan Program Studi Ekonomi Manajemen; Dr. MF. Arrozi, SE,Ak. M.Si, selaku Dekan fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul, dan Dr. Arief Kusuma, MBA, selaku Rektor Universitas Esa Unggul. Terima kasih pula saya ucapkan yang sebesar – besarnya bagi Dedeh Kurniasih dan Deni Suherdi, selaku ibu dan ayah yang penulis sayangi serta kasihi yang selalu menjadi 37 tempat bagi penulis untuk mencurahkan kasih sayang sekaligus tempat berbakti yang selalu penulis rindukan. Serta adik-adik penulis, Ranisa Kurniasari, Salma Raihanah dan Adi Wijaya yang selalu menjadi ―bara api‖ yang membuat penulis terus semangat untuk terus mewujudkan cita-cita penulis. DAFTAR PUSTAKA Albert Caruara, ―Service Loyalty : The Effects of Service Quality ang The Mediating role of customer satisfaction‖, European Journal of Marketing, 2002, val. 36 No. 7/8, pp. 811828. Alida Palilati, Pengaruh Nilai Pelanggan, Kepuasan Terhadap Loyalitas Nasabah Tabungan Perbankan. Bank Indonesia, Pariwisata, Potensi Sumber Devisa, Mei 2004 Basu Swasta DH. dan Ibnu Sukotjo, Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern. Edisi Kedua.Cetakan Pertama, Liberty, Yogyakarta, 1982, hal. 183. Cretu E. Anca, Brodie J. Roderick. The Influence of Brand Image and Company Reputation Where Manufactures Market to Small Firms : A Customer Value Perspective, 2005, New Zealand : University of Auckland. Hendra Halwan, dan Priyono H. Tjiptoherijanto,Perdagangan Internasional Pendekatan Ekonomi Micro dan Macro, Ghalia Indonsia, 1993. Kim Yun-Hwan, Financial Opening Under The WTO Agreement in Selected Asian Countries, Asian Development Bank, 2002 Kotler,Philip, ManajemenPemasaran, 1997, Prenhallindo, Jakarta. Marwa Asri, Marketing, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, BPFE dan LMP2M AMP – YKPN, Yogyakarta, 1986, hal. 279. Masamichi Kono, Opening Market in Financial Services and The Role of The GATS, Special Studies, WTO Secretariat Mattoo Aaditya, Financial Services and the WTO: Liberalization in the Developing and Transition Economies, WTO Publication, 1998 Oka A. Yoeti, Customer Service Cara Efektif Memuaskan Pelanggan, Cetakan KeduaPT. Pradana paramita, Jakarta.John T. Bowen and Shiang-LihCh. 2000. Pambayun, Ellys, L, 1998, Usahawan, No.3 / Maret 1998 Parasuraman, Zeithaml, V.A, A.A. Berry, L.L, 1995, Delivering Service Quality : Balancing Customer Perceptions and Expectation, The Free Press, New York. Philip Kotler and Gary Armstrong. Principle Marketing, ninth edition, 2001, New Jersey : Prentice Hall Inc. 38 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2006-2010) Erwanti Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul (UEU) Jakarta ABSTRAKSI Struktur modal adalah proporsi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan, dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi atau panduan sumber yang berasal dari dana jangka panjang yang terdiri dari dua sumber utama, yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan Peneliti mencoba meneliti dan mengadakan pembahasan terhadap faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan properti dengan metodologi penelitian yang peneliti gunakan adalah uji asumsi klasik, analisis regresi berganda dan uji hipotesis Dari hasil penelitian berdasarkan uji asumsi klasik, analisis regresi berganda dan uji hipotesis, bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independent (FTA, CR, NPM, GS, MBV, DTA t-1) terhadap variabel dependent (DTA-t) dan secara parsial variabel CR, NPM, DTA t-1 signifikan berpengaruh terhadap DTA-t pada perusahaan properti. Kata kunci : Current Rasio (CR), Net Profit Margin (NPM) dan Debt to Total Asset (DTA) PENDAHULUAN Pengembangan perusahaan merupakan cara untuk mengantisipasi persaingan pada saat sekarang ini yang akan selalu dilakukan oleh perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Upaya tersebut merupakan permasalahan tersendiri bagi perusahaan, karena menyangkut pemenuhan dana yang diperlukan, untuk mengatasi banyaknya pesaing dan perubahan bisnis maka perusahaan harus bersifat inovatif dan mampu untuk terus menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan yang sedang terjadi dan yang akan terjadi Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat terjadi akibat macetnya kredit properti (subprime mortgage). Subprime Mortgage merupakan kredit perumahan beresiko tinggi di Amerika Serikat karena kredit-kredit ini diberikan kepada nasabah dengan posisi keuangan mereka yang kurang sehat. Akibat peminjaman kredit ke nasabah yang mempunyai kodisi keuangan yang kurang sehat, maka banyak terjadi kredit macet,sehingga menimbulkan kerugian-kerugian yang besar pada beberapa investment bank. Efek dari kredit perumahan itu membuat beberapa perusahaan keuangan besar di Amerika bangkrut. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan sektor properti dan kredit perbankan sangat mempengaruhi perekonomian di Amerika Serikat. 39 Sektor properti merupakan indikator penting untuk menganalisis kesehatan ekonomi suatu negara. Krisis keuangan di Amerika Serikat sebenarnya tidak berpengaruh langsung terhadap keseluruhan kegiatan industri properti di Indonesia, hal ini ditandai dengan pesatnya laju kredit properti yang meliputi kredit konstruksi, real estate, serta kepemilikan rumah dan apartemen yang di atas pertumbuhan kredit sektor lainnya. Meningkatnya pertumbuhan properti di Indonesia ditandai dengan banyaknya masyarakat yang menginvestasikan modalnya di industri properti. Investasi di bidang properti pada umumnya bersifat jangka panjang dan akan bertumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Keputusan pendanaan merupakan keputusan yang penting secara langsung akan menentukan kemampuan perusahaan untuk dapat bertahan hidup dan berkembang Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan yang diharapkan dapat diperoleh adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan fixed asset to total asset, current ratio, net profit margin, growth sales, market to book value dan debt total asset t-1 terhadap struktur modal perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial fixed asset to total asset, current ratio, net profit margin, growth sales, market to book value dan debt to total asset t-1 terhadap struktur modal perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Proses penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berlokasi di Jl.Jend.Sudirman Kav.52-53, Jakarta 12190, Indonesia. Periode data yang digunakan dalam penelitian ini dimulai Januari 2006 sampai dengan Juni 2010, dan waktu yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dengan oktober 2011 sampai dengan Juni 2012. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif yaitu meliputi pengolahan angka-angka seperti mengitung fixed asset to total asset (FTA), current ratio (CR), net profit margin (NPM), growth sales (GS), market to book value (MBV), debt to total asset (DTA) dan laporan keuangan, sedangkan data kualitatif meliputi yang berbentuk skema, gambar, kalimat seperti gambaran umum perusahaan dan lain-lain. Sumber data yang diolah merupakan data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan tahunan yang diterbitkan oleh perusahaan properti yang akses melalui internet www.idx.co.id serta buku-buku penunjang lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Populasi dan Sample Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 38 perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan purposive sampling. Purposive sampling adalah metode penentuan sampel dengan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah: 40 a. b. c. Perusahaan properti yang aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2006 – 2010. Perusahaan properti yang mengeluarkan laporan keuangan dan dipublikasikan dalam bentuk laporan keuangan auditan secara lengkap selama 5 tahun berturut-turut dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 Perusahaan properti yang go-publik di BEI tahun 2006-2010 Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan purposive sampling. Purposive sampling adalah metode penentuan sampel dengan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah: a. b. c. Perusahaan properti yang aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2006 – 2010 Perusahaan properti yang mengeluarkan laporan keuangan dan dipublikasikan dalam bentuk laporan keuangan auditan secara lengkap selama 5 tahun berturut-turut dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 Perusahaan properti yang go-publik di BEI tahun 2006-2010 Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan studi keperpustakaan yaitu dengan membaca, mempelajari, mengkaji, meneliti menelaah buku-buku referensi dan jurnal yang ada diperpustakaan yang berhubungan dengan objek penelitian dan mecari data yang diperlukan melalui internet. Metode Analisis Data a. Uji Normalitas Data Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji ini merupakan pengujian yang paling banyak dilakukan untuk analisis statistik parametrik. Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistik parametrik, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut terdistribusi secara normal. Maksud data terdistribusi secara normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal. Distribusi normal data dengan bentuk distribusi normal dimana data memusatkan pada nilai rata-rata dan median. Untuk mengetahui bentuk distribusi data maka menggunakan grafik distribusi dan analisis statistik. Penggunaan grafik distribusi merupakan cara yang paling sederhana dan mudah. Cara ini dilakukan karena bentuk data yang terdistribusi secara normal akan mengikuti pola distribusi normal, dimana bentuk grafiknya mengikuti bentuk lonceng. Sedangkan analisis statistik menggunakan analisis keruncingan dan kemencengan kurva dengan indikator keruncingan dankemencengan. b. Uji Heteroskedastisitas Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut : 41 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbuh Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas c. Uji Multikolinieritas Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut : 1. Pada kolom VIF (Variance Inflation Factor) mempunyai persamaan : VIF = 1/toleransi. 2. Jika VIF > 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinieritas dengan variabel lainnya. 3. Jika VIF < 5, maka variabel tersebut tidak mempunyai persoalan multikolinieritas. d. Uji Autokorelasi Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: 1. Jika d lebih kecil dari dl atau lebih besar dari (4-dl) maka hipotesis nol ditolak, yang bearti terdapat autokorelasi. 2. Jika d terletak antara du dan (4-du), maka hipotesis nol diterima, yang bearti tidak ada autokorelasi. 3. Jika d terletak antar dl dan du, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti atau berada di daerah keragu-raguan. e. Uji-F Statistik ( Simultan ) Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah koefisien regresi tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak secara bersama sama antara Variable Independent (X) terhadap Variable Dependent (Y). Dasar pengambilan keputusan : 1. Jika F hitung > F table, maka mempunyai pengaruh yang signifikan. 2. Jika F hitung < F tabel, maka tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. Atau 1. Jika sig.> α (0,05), maka koefisien regresi tidak signifikan. 2. Jika sig.< α (0,05), maka koefisien regresi signifikan. f. Uji-t Statistik ( Parsial ) Pengujian ini digunakan untuk membuktikan apakah koefisien regresi tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak secara parsial antara Variable Independent (X) terhadap Variable Dependent (Y). Dasar pengambilan keputusan : 1. Jika t hitung > t table, maka mempunyai pengaruh yang signifikan. 2. Jika t hitung < t table, maka mempunyai pengaruh yang signifikan Atau 42 1. Jika sig.>α (0,05), maka koefisien regresi tidak signifikan. 2. Jika sig.<α (0,05), maka koefisien regresi signifika Hipotesis Penelitian 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Ha1 : Diduga secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara Fixed Asset To Total Asset, Current Ratio, Net Profit Margin, Growth Sales, Market to Book Value dan debt to total asset t-1 terhadap Debt To Total Asset perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Ha2 : Diduga secara parsial terdapat pengaruh secara positif dan signifikan antara Fixed Asset To Total Asset terhadap debt to total asset,perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ha3 : Diduga secara parsial terdapat pengaruh secara negatif dan signifikan antara Current Ratio terhadap debt to total asset,perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ha4 : Diduga secara parsial terdapat pengaruh secara negatif dan signifikan antara Net Profit Margin terhadap debt to total asset,perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ha5 : Diduga secara parsial terdapat pengaruh secara negatif dan signifikan antara Growth Sales terhadap debt to total asset,perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Ha6 : Diduga secara parsial terdapat pengaruh secara negatif dan signifikan antara Market to Book Value terhadap debt to total asse perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Ha7 : Diduga secara parsial terdapat pengaruh secara negatif dan signifikan antara debt to total asset t-1 terhadap debt to total asset (t) perusahaan properti yang terdaftar di bursa efek Indonesia. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang merupakan pengujian terhadap obyek penelitian, yaitu 26 perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan software SPSS versi 16 a. Uji Normalitas Gambar 5.1 Normal P-Plot Of Regression Standardized Residul 43 Gambar 5.1. diatas dapat disimpulkan bahwa data tersebut memenuhi asumsi normalitas, karena data tersebut menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mendekati dan mengikuti arah garis diagonal. Jadi data tersebut berdistribusi normal. b. Uji Heteroskedastisitas Gambar 5.2 Scatterplot Dari gambar 5.2 diatas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) dan tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu y. Hal ini berarti tidak terjadi heterosekedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk analisis berikutnya. Jadi kesimpulannya adalah tidak terdapat heterosekedastisitas pada penelitian ini. c. Uji Multikolinearitas Tabel 5.1 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa D Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) B Std. Error 4.658 1.920 FTA -.054 .036 CR -.006 NPM Standardized Coefficients Beta Collinearity Statistics t Sig. Tolerance VIF 2.426 .017 -.025 -1.486 .141 .866 1.155 .003 -.037 -2.086 .040 .761 1.314 -.014 .003 -.106 -4.429 .000 .419 2.388 GS -.008 .009 -.014 -.874 .385 .901 1.110 MBV -.006 .642 .000 -.010 .992 .830 1.205 .935 .026 .894 35.515 .000 .379 2.640 DTA t-1 44 Dari tabel 5.1 diatas, dapat diartikan bahwa : 1. Untuk variabel Fixed Asset To Total Asset (X1) memiliki nilai VIF (Variance Inflation Factor) lebih kecil dari 5 atau 1,155 < 5, sehingga tidak terjadi multikolinearitas. 2. Untuk variabel Current Ratio (X2) memiliki nilai VIF (Variance Inflation Factor) lebih kecil dari 5 atau 1,314 < 5, sehingga tidak terjadi multikolinearitas. 3. Untuk variabel Net Profit Margin (X3) memiliki nilai VIF (Variance Inflation Factor) lebih kecil dari 5 atau 2,388 < 5, sehingga tidak terjadi multikolinearitas. 4. Untuk variabel Growth Sales (X4) memiliki nilai VIF (Variance Inflation Factor) lebih kecil dari 5 atau 1,110 < 5, sehingga tidak terjadi multikolinearitas. 5. Untuk variabel Market To Book Value (X5) memiliki nilai VIF (Variance Inflation Factor) lebih kecil dari 5 atau 1,205 < 5, sehingga tidak terjadi multikolinearitas 6. Untuk variabel Debt To Total Asset t-1 (X6) memiliki nilai VIF (Variance Inflation Factor) lebih kecil dari 5 atau 2,640 < 5, sehingga tidak terjadi multikolinearitas. d. Uji Autokorelasi b Model Summary Model 1 R .989 R Square a .979 Adjusted R Square .977 Std. Error of the Estimate 6.00782 Durbin-Watson 1.877 Sumber: Data Hasil Olahan e. Analisis Regresi Berganda Dari tabel 5.1 diatas, maka bentuk persamaan regresi liniernya adalah sebagai berikut: Y(DTA) = 4,658– 0,054 (FTA) – 0,06 (CR) – 0,14 (NPM) – 0,08 (GS) – 0,006 (MBV) – 0,006 (MBV) + 0,935 (DTA-1) + e Dari persamaan diatas, dapat diartikan bahwa: 1. 2. Nilai konstan (a) sebesar 4,658 artinya apabila Fixed Asset to Total Asset, Current Ratio, Net Profit Margin, Growth Sales, Market to Book Value dan Debt to Total Asset t-1 adalah 0, maka nilai Debt to Total Asset adalah sebesar 4,658. Koefisien fixed asset to total asset sebesar -0,054 dan tidak signifikan (karena diatas α = 0,05), artinya setiap kenaikan 1% fixed asset to total asset akan menyebabkan penurunan debt to total asset sebesar 0,054 % dan sebaliknya jika fixed asset to total asset turun 1% maka akan menyebabkan kenaikan debt to total asset sebesar 0,054 %. Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis yang telah ditetapkan dalam bab dua bahwa FTA berpengaruh positif terhadap DTA, untuk mencapai struktur modal yang optimal, perusahaan perlu meningkatkan tangible asset dengan cara meningkatkan asset yang dimiliki perusahaan. 45 3. 4. 5. 6. 7. f. Koefisien current ratio sebesar -0,006 dan signifikan (karena dibawah α = 0,05), artinya setiap kenaikan 1% akan menyebabkan penurunan debt to total asset sebesar 0,006 % dan sebaliknya jika current ratio turun 1% maka akan menyebabkan kenaikan debt to total asset sebesar 0,006 %. Hasil ini membuktikan bahwa secara negatif mempengaruhi DTA, hal ini berarti bahwa semakin besar likuiditas (asset) perusahaan maka struktur modal (dalam hal ini hutang) akan semakin berkurang. Hal ini karena dalam pencatatan keuangan, assets perusahaan dibedakan atas aktiva lancar, nilai inventory, investasi asset dan fixed assets. Dari disclosure financial statement diketahui bahwa fixed asset terdiri dari mesin-mesin, alat berat, kendaraan, peralatan dan perlengkapan kantor sehingga proporsinya tidak terlalu besar. Koefisien net profit margin sebesar -0,014 dan signifikan (karena dibawah α = 0,05), artinya setiap kenaikan 1% akan menyebabkan penurunan debt to total asset sebesar 0,014% dan sebaliknya jika net profit margin turun 1% maka akan menyebabkan kenaikan debt to total asset sebesar 0,014 %. Ini disebabkan karena apabila perusahaan dalam menjalankan usahanya mendapatkan laba bersih yang tinggi maka akan mengurangi penggunaan tingkat hutangnya, perusahaan akan menggunakan laba ditahan untuk menjalankan kegiatan operasinya. Koefisien growth sales sebesar -0,008 dan tidak signifikan (karena diatas α = 0,05), artinya setiap kenaikan 1% akan menyebabkan penurunan debt to total asset sebesar 0,008% dan sebaliknya jika growth sales turun 1% maka akan menyebabkan kenaikan debt to total asset sebesar 0,008%. Pertumbuhan penjualan merupakan rasio dimana perusahaan dapat melihat peningkatan atau penurunan volume penjualan tahun ini yang dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Koefisien Market to book value sebesar -0,006 dan tidak signifikan (karena diatas α = 0,05), artinya setiap kenaikan 1% akan menyebabkan penurunan debt to total asset sebesar 0,006% dan sebaliknya jika Market to book value turun 1% maka akan menyebabkan kenaikan debt to total asset sebesar 0,006%. Semakin tinggi rasio market to book value maka DTA semakin turun. Hal ini mendukung terhadap teori Market timing karena harga saham tinggi perusahaan dapat mengandalkan tambahan dana dengan menerbitkan saham baru sehingga perusahaan tidak mengandalkan pada hutang dan yang akan membebankan perusahaan pada bunga hutang jangka panjang. Koefisien debt to total asset (t-1) sebesar 0,935 dan signifikan (karena dibawah α = 0,05) artinya debt to total asset satu tahun sebelumnya (t-1) berpengaruh langsung terhadap debt to total asset tahun ini (t) dan sebalikmya. Proporsi CA, FA, CL dari Perusahaan Properti, menunjukkan pada persusahaan property banyak mengandalkan Current asset. Hasil penelitian ini juga mendukung teori Packing Order Theory, ketika perusahaan menggunakan dana maka terlebih dahulu akan menggunakan dana ditahan sehingga penggunanaan hutang perusahaan tidak dibebankan pada bunga hutang jangka panjang. Uji-F Statistik ( secara simultan) Tabel 5.2 Uji-F b ANOVA Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares df Mean Square F Sig. 147217.661 6 24536.277 679.791 .000 3212.355 89 36.094 150430.016 95 a a. Predictors: (Constant), DTASEB, MBV, GS, FTA, CR, NPM b. Dependent Variable: DTA 46 Hasil regresi pada tabel 5.5 diatas, terlihat angka signifikan sebesar 0,000 < 0,05 , berarti Ha1 diterima dan koefisien regresi tersebut signifikan. Jadi kesimpulannya, secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara fixed asset to total asset, current ratio, net profit margin, growth sales, market to book value dan debt to total asset (t-1) terhadap debt to total asset pada perusahaan properti. f. Uji t-statistik (Uji Parsial) Berdasarkan tingkat signifikan masing – masing variabel independent, jika memiliki tingkat signifikan < 0,05, maka variabel tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent. Dari hasil pengolahan data dengan SPSS pada tabel 5.1 diatas dapat diketahui hasil Uji-t menunjukkan bahwa secara parsial variabel yang memberikan pengaruh signifikan terhadap DTA yaitu variabel current ratio, net profit margin dan debt to total asset t-1. Sedangkan variabel independent lainnya yaitu fixed asset to total asset, growth sales, dan market to book value tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent debt to total asset. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Januarino Aditya bahwa secara parsial current ratio signifikan berpengaruh terhadap debt to total asset dan mendukung hasil penelitian Laksmi Indri Hapsari bahwa secara parsial net profit margin signifikan berpengaruh terhadap debt to total asset. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. 2. Secara simultan, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel fixed asset to total asset, current ratio, net profit margin, growth sales, dan market to book value dan return on asset terhadap debt total asset pada perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian, variabel fixed asset to total asset, current ratio, net profit margin, growth sales dan market to book value dapat digunakan dalam memprediksi debt to tatal asset. Secara parsial, variabel, current ratio, net profit margin dan debt to total asset t-1 mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap debt to total asset, Sedangkan variabel lainnya yaitu fixed asset to total asset, growth sales dan market to book value tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap debt to total asset. Dengan demikian perusahaan harus terus neningkatkan dan mengelola dengan baik current ratio, net profit margin dan debt to total asset setiap tahunnya. SARAN Berdasarkan hasil kesimpulan menujukkan rasio CR, NPM, DTAt-1 signifikan berpengaruh terhadap DTA maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan aspek current ratio dan net profit margin karena sesuai dengan penelitian ini hal tersebut menjadi acuan bagi perusahaan dalam menentukan proporsi struktur modal yang baik. 47 2. 3. Bagi investor yang akan melakukan investasi sebaiknya memperhatikan aspek current ratio dan net profit margin, karena berdasarkan penelitian ini variabel tersebut mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Sebab dengan tingginya current ratio dan net profit margin yang ditetapkan perusahaan semakin besar keuntungan yang akan diterima oleh investor. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambah atau menguji variabel lain selain variabel yang sudah ada seperti variabel struktur aktiva dan retun on asset yang memiliki kemungkinan berpengaruh terhadap debt to total asset. DAFTAR PUSTAKA Aditya, Januarino. 2006. ‗Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur di Bursa efek Jakarta Periode 2000-2003‖. Astuti, Enny Andi.2009. ―Pengaruh Struktur Aktiva, Fixed Asset Turn Over dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia‖. Brigham, Joel F.Houaton, Eugane F.1999. Manajemn Keuangan. Jakarta: Gelora Aksara Pratama. Hapsari, Lakmini Indri. 2010. ― Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur yang Terdapat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008‖. Universitas Diponegoro. Prawira Triton, Budi. 2007. SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: Andi Offset. Pudjiastuti, Husnan.2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Rodoni, Ahmad & Herni Ali.2010.Manajemen Keuangan. Jakarta : Mitra Wahana Media. Rizal.2002. ― Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Ada di Bursa Efek Jakarta‖.Universitas Islam Indonesia. Santoso, Purbayu Budi. 2005. ― Analisis Statistik dengan MS.Excel dan SPSS‖. Yogyakarta. Santoso, Singgih. 2001. ― Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik‖, Komputindo‖. Jakarta: PT Elex Media Sjahrial, Dermawan. 2007. Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wahana Media. Suko, Asih Nugroho .2006.‖ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan property yang go-public di Bursa Efek Jakarta untuk periode 1994-2004‖. Universitas Diponegoro. Sutrisno.2007. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia. Yuhasril.2006. ― Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strktur Modal perusahaan Farmasi yang Telah Go Publik di Bursa Efek Jakarta‖. Http ://.idx.co.id Http :// .kompas.co.id 48 MENGUKUR SIKAP DAN PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PRODUK BEDAK TWO WAY CAKE SARIAYU Eva Ayu Afriyani Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul, Jakarta [email protected] ABSTRAK Mengukur sikap dan perilaku konsumen terhadap produk bedak Two Way Cake Sariayu di wilayah Jakarta Barat. Penelitian ini dibuat bertujuan untuk mengetaui bagaimana sikap dan perilaku konsumen bedak Two Way Cake Sariayu yang ditemui di wilayah Jakarta Barat. Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui sikap dan perilaku konsumen adalah metode analisis Fishbein. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa sikap responden terhadap produk bedak Two Way Cake Sariayu positif (15,71) masuk dalam kategori cukup baik dan perilaku konsumen terhadap produk bedak Two Way Cake Sariayu positif (14,481) masuk dalam kategori ragu – ragu dalam dalam melakukan pembelian ulang terhadap produk bedak Two Way Cake Sariayu atau tidak dan apakah akan merekomendasikan bedak Two Way Cake Sariayu ke orang lain atau tidak. Kata kunci : Sikap dan Perilaku Konsumen PENDAHULUAN Latar Belakang Banyaknya perusahaan kosmetik yang berusaha mendapatkan hati konsumennya. Beragam produk kosmetik mereka tawarkan guna menarik minat konsumen wanita. Salah satunya yaitu bedak Two Way Cake seiring dengan berkembangnya zaman bedak Two Way Cake makin diminati kalangan wanita ini terbukti dengan adanya pesaing – pesaing bedak Two Way Cake baru didalam negri yang bermunculan . Seperti, Mustika Ratu, Latulip, Wardha, Viva, Avon, Pac, Pixy, Caring, Pigeon, Inez, Red-A dan Marina. Melihat begitu banyak produk bedak Two Way Cake yang bermunculan membuat wanita harus cermat dalam memilih bedak Two Way Cake. Salah satunya yaitu produsen kosmetik Indonesia Martha Tilaar Group mencoba menawarkan produk bedak Two way Cake terbaiknya yang diberi nama Sariayu. Sariayu menawarkan produk kecantikannya yang dikenal dengan produk natural beauty care dimana Sariayu menggunakan bahan – bahan alami dan asli dari Indonesia untuk produk bedak Two Way Cake mereka. Salah satu contohnya adalah bedak Two Way Cake Sariayu Martha Tilaar yang mencoba menawarkan produk natural beauty care kepada konsumen dan untuk mengetahui dan mempelajari sikap dan perilaku konsumennya yang ditinjau dari produk dan harganya saja sehingga Sariayu dapat mengetahui apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumennya. Penelitian dilaksanakan bertempat di wilayah Jakarta Barat. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada perumusan masalah diatas, penulis dapat memberikan tujuan penelitian ini sebagai berikut : 49 1. Untuk mengetahui bagaimana sikap konsumen terhadap produk bedak Two Way Cake Sariayu. 2. Untuk mengetahui bagaimana perilaku konsumensetelah membeli produk bedak Two Way Cake Sariayu. Pengertian produk Banyak orang menganggap produk adalah suatu penawaran nyata, tapi produk lebih dari itu. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat property, organisasi, dan ide.1 Sedangkan menurut analisi Ali Hasan menyatakan bahwa terdapat 3 aspek yang dianggap penting, yaitu :2 a. Produk : Sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan need (kebutuhan) atau want (keinginan) target pasar. b. Produk : Barang, jasa, ide, kegiatan, tempat, pengalaman, peristiwa, atau informasi. c. Nilai : Manfaat yang diperoleh dari produk. Pengertian Harga Pengertian harga ialah sejumlah uang seseorang harus membayar untuk mendapatkan hak menggunakan produk. Menurut Philip Kotler & Gary Armstrong harga adalah sejumlah uang yang ditagih kan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Harga telah menjadi faktor utama yang mempengaruhi pilihan para pembeli dan beberapa faktor diluar harga menjadi semakin penting.3 Definisi lainnya harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya yang ditukar agar memperoleh hak kepemilikan atau kegunaan suatu barang / jasa. Pengertian ini sejalan dengan konsep pertukaran dalam pemasaran.4 Namun dalam kehidupan sehari – hari harga bisa didefinisikan sebagai alat tukar antara penjual dan pembeli. Pengertian Sikap Sikap biasanya dilandasi dengan tindakan konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Apakah konsumen mudah terpengaruhi dan mengarah untuk melakukan pembelian. Pengertian sikap adalah kecenderungan yang dipelajari dalam berperilaku dengan cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu objek tertentu.5 Sikap merupakan perasaan seseorang terhadap suatu objek yang menggambarkan senang tidak senang, suka tidak suka dan setuju atau tidak setuju. Objek dapat berupa barang dan jasa.6 Pengertian perilaku konsumen Banyak definisi tentang perilaku konsumen, akan tetapi pada dasarnya sama hanya berbeda cara pandangannya. Seperti halnya AMA (American Marketing Association) mendefinisikan perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara kognisi, afeksi, perilaku dan lingkungannya dimana 1 Philip kotler dan Kevin lane keller, Manajemen pemasaran, edisi 13, Erlangga: Jakarta, 2009, hal. 4 Ali Hasan, Marketing, MedPress: Yogjakarta, 2008, hal. 274 3 Supranto dan Nandan limakrisna, perilaku konsumen& stategi pemasaran, edisi 2, Mitra wacana media: Jakarta, 2011, hal. 12 4 Fandy tjiptono, Strategi pemasaran, edisi III, ANDI : Yogyajarta, 2008, hal. 151 5 Leon sciffman dan Leslie lazar kanuk, perilaku konsumen, edisi 7, Indeks: Jakarta 2008, hal. 222 6 Hasyim dan Rina anindita, prinsip – prinsip dasar metode riset bidang pemasaran, UEU: Jakarta, 2009, hal. 125 2 50 manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Definisi tersebut memuat 3 hal penting, yaitu :7 a. Perilaku konsumen bersifat dinamis, sehingga susah ditebak / diramalkan. b. Melibatkan interaksi : kognisi, afereksi, perilaku dan kejadian disekitar / dilingkungan konsumen. c. Melibatkan pertukaran, seperti menukar barang milik penjual dengan uang milik pembeli. METODE PENELITIAN Kerangka Pikir Penelitian Penulis melihat konsumen dari sikap dan perilaku, sikap mempunyai dua dimensi yaitu dimensi keyakinan dan evaluasi. Perilaku mempunyai dua dimensi yaitu dimensi keyakinan normatif dan motivasi. Untuk meilihat sikap dan perilaku penulis menggunkan analisis Fishbein untuk memperoleh hasilnya. Definisi Operasional Variabel Sikap adalah evaluasi, perasaan dan kecendrungan seseorang yang relatif konsisten terhadap suatu objek atau gagasan. Variabel sikap dihitung berdasarkan 1. Keyakinan Yaitu kepercayaan konsumen terhadap produk bedak Two Way Cake Sariayu. Keyakinan ini merupakan tanggapan konsumen atas atribut yang ada dalam produk bedak Two Way Cake tersebut. Adapun indikator – indikatornya diperoleh melalui wawancara informal kepada konsumen yang memakai produk bedak Two Way Cake Sariayu. Indikatornya adalah Kualitas Two Way Cake , Pengunaan Two Way Cake tahan lama , Merk Two Way Cake terkenal , Bentuk Two Way Cake praktis , Adanya variasi Two Way Cake , Two Way Cake mudah dipakai , Terdapat maanfaat dari Two Way Cake , Bedak Two Way Cake sesuai jenis kulit , Harga Two Way Cake terjangkau , Harga Two Way Cake sesuai kualitas. 2. Evaluasi Yaitu seberapa penting bedak Two Way Cake Sariayu dimata konsumen. Indikator untuk evaluasi ini sama dengan indikator dari keyakinan, karena diperlukan untuk mengevaluasi keyakinan konsumen akan suatu atribut yang ada dalam produk bedak Two Way Cake Sariayu. 7 Supranto dan Nandan Limakrisna, perilaku konsumen & stategi pemasaran, edisi 2, Mitra wacana media: Jakarta, 2011, hlm 3 51 Norma Subjektif merupakan sifat eksternal individu yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku individu atau perilaku konsumen. Variabel norma subyektif dapat diukur dari 2 dimensi, yaitu : a. Keyakinan Normatif Yaitu keyakinan konsumen akan mendapat kelompok referensi jika ia berperilaku tertentu. Menurut fishbein, indikator dari keyakinan normatif ini adalah promosi dan teman. b. Motivasi Seberapa jauh konsumen akan menuruti pendapat kelompok referensi. Indikator dari motivasi ini harus sama dengan indikator – indikator dari keyakinan normatif. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian oleh penulis dilakukan di wilayah Jakarta Barat. Waktu Penelitian Penulis melakukan penelitian ini pada bulan Januari 2012. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang ditemui di wilayah Jakarta Barat. Dalam hal ini jumlah populasi tidak diketahui. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Berdasarkan karakter tersebut maka penulis menetapkan sampel yang diambil sebanyak 100 responden untuk diteliti berdasarkan purposive sampling dengan menggunakan metode Quota. Adapun kriteria yang ditentukan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah : a. Wanita bekerja (formal) yang berumur minimal 19 tahun. b. Wanita bekerja (formal) yang sudah pernah memakai bedak Two Way Cake Sariayu minimal selama 3 bulan. Metode Analisis Data a. Validitas Adalah suatu bentuk pengujian terhadap kualitas data primer,dengan tujuan untuk mengukur sah tidaknya suatu pertanyaan dalam penelitian. Secara konsep, satu pertanyaan dianggap sah jika pertanyaan tersebut mengukur indikator/dimensi setiap variabel yang akan diukur.8 Dengan rumus teknik korelasi product moment :9 n XiY Rxy n Xi Xi Xi 2 Y n Uji Y Y 2 validitas dilakukan terhadap 30 responden, jika dikatakan valid bila nilai korelasi product moment) r >0,361(nilai b. Reliabilitas Adalah tingkat keandalan kuesioner,10 kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang akan menghasilkan data yang sama. teknik yang digunakan dengan koefisien alpha (α) dari Cronbach dengan rumus. r k 11 k 1 1 2 b 2 t 8 Hasyim dan Rina Anindita, Prinsip-prinsip dasar metode riset bidang pemasaran ,edisi pertama UIEUUniversity press, Jakarta, 2009 hlm.92 9 Ibid, hlm. 93 10 Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004, hal 63 52 c. Fishbein Mengukur Sikap terhadap Produk Model ini digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap sebuah produk (pelayanan/jasa) atau berbagai merek produk. Model ini digambarkan oleh formula berikut :11 n AB bi ei i 1 Menghitung Norma subjektif n SN bi mi i 1 Menghitung Perilaku Konsumen / Behavior Intention12 B BI W1 ( Ab) W2 ( SN ) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Fishbein Sikap konsumen bedak Two Way Cake Sariayu No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Atribut Kualitas Two Way Cake Sariayu baik Pengunaan Two Way Cake Sariayu tahan lama Merek Two Way Cake Sariayu terkenal Bentuk Two Way Cake Sariayu praktis Adanya variasi Two Way Cake Sariayu Two Way Cake Sariayu mudah dipakai Terdapat manfaat dari Two Way Cake Sariayu Two Way Cake Sariayu sesuai jenis kulit Harga Two Way Cake Sariayu terjangkau Harga Two Way Cake Sariayu sesuai kualitas Jumlah Sumber : Data diolah sendiri Belief 1,04 1,2 1,09 1,02 0,91 1,23 1,2 1,07 1,12 1,125 evaluasi 1,05 1,19 1,17 0,98 0,87 1,05 1,26 1,18 1,32 1,39 Sikap 1,092 1,428 1,275 0,9996 0,7917 1,2915 1,512 1,2626 1,4784 1,7375 15,71 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa atribut paling besar pada dimensi Belief adalah harga Two Way Cake sesuai kualitas dengan hasil (1,125) adalah nilai yang paling besar, dan adanya variasi Two Way Cake dengan hasil (0,91) yang paling kecil peniliannya. Pada dimensi Evaluasi atribut paling besar adalah harga Two Way Cake sesuai kualitas (1,39), selanjutnya adanya variasi Two Way Cake dengan hasil (0,87) yang paling kecil peniliannya. Dari hasil perhitungan tabel diatas diperoleh nilai sebesar 15,71 yang artinya nilai tersebut menunjukkan bahwa konsumen bersikap posiitif terhadap bedak Two Way Cake Sariayu. Norma Subyektif konsumen bedak Two Way Cake Sariayu Sumber : data diolah 11 12 Husein umar, Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen, Cetakan Keempat, Gramedia, Jakarta, 2005, hlm. 249 Bilson Simamora, Op.cit, hlm. 246 53 Dari tabel diatas pada keyakinan normative dapat dilihat bahwa promosi (0,92) lebih banyak mempengaruhi responden dibandingkan teman (0,77) dan juga pada kolom motivasi dapat dilihat bahwa responden lebih mengikuti promosi (0,23) dibandingkan teman (-0,09). Berdasarkan tabel diatas jumlah perilaku adalah 0, 14 jadi perilaku konsumen terhadap Two Way Cake Sariayu positif yang artinya mau melakukan pembelian kembali dan yang lebih mempengaruhi dalam pembelian adalah promosi (0,92).kolom motivasi dapat dilihat bahwa responden lebih mengikuti promosi (0,23) dibandingkan teman (-0,09). Hasil Analisa Bobot Konsumen Two Way Cake Sariayu. Sumber : data diolah dari hasil kuesioner Dari tabel diatas disimpulkan bahwa nilai rata-rata sikap yang lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata norma subyektif berarti konsumen cenderung memilih untuk menggunakan Two Way Cake Sariayu bukan karena mengikuti saran dari faktor eksternal melainkan memang karena menyukai Two Way Cake Sariayu. Hasil Analisa Perilaku Konsumen Two Way Cake Sariayu. NIlai Rata – Rata BI 14,481 sumber : hasil kuesioner yang diolah Nilai Behavior Intention yang positif (14,481) menunjukkan bahwa konsumen akan melakukan pembelian ulang atau menggunakan kembali Two Way Cake Sariayu atau akan merekomendasikan Two Way Cake Sariayu ke orang lain. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab – bab sebelumnya, maka untuk analisis perbandingan sikap dan perilaku konsumen pada produk bedak Two Way Cake Sariayu di wilayah Jakarta Barat dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil analisis sikap positif (15,71) masuk dalam kategori cukup setuju untuk di konsumsi oleh konsumen dapat diketahui bahwa pada dimensi : a. Belief, atribut yang menempati tempat tertinggi adalah harga Two Way Cake Sariayu sesuai kualitas. Hal tersebut dapat berarti kepercayaan responden menyukai produk Two Way Cake Sariayu adalah karena harga Two Way Cake Sariayu sesuai dengan kualitas. Dan nilai terendah ada pada variasi bedak Two Way Cake Sariayu hal tersebut dapat bearti konsumen merasa kurang puas terhadap variasi bedak Two Way Cake Sariayu. b. Evaluasi, atribut yang menempati tempat tertinggi adalah tetap pada harga Two Way Cake sesuai kualitas. Hal tersebut dapat berarti kepercayaan responden menyukai produk Two Way Cake adalah karena harga Two Way Cake sesuai dengan kualitas. Dan nilai terendah ada pada variasi bedak Two Way Cake hal tersebut dapat bearti konsumen merasa kurang puas terhadap variasi bedak Two Way Cake. 54 2. Dari analisis norma subyektif dan motivasi diketahui bahwa : a. Dimensi keyakinan normative terhadap Two Way Cake Sariayu, yang menempati tempat tertinggi adalah promosi, karena responden lebih cenderung terpengaruh promosi dibandingkan teman. b. Dimensi motivasi responden juga tetap terpengaruh pada promosi hal ini membuktikan bahwa melakukan promosi bagi produk sangat penting. 3. Dari interpretasi dan perilaku konsumen terhadap produk Two Way Cake Sariayu angka perilaku (BI) positif yang menyatakan bahwa secara keseluruhan konsumen memiliki perilaku positif sebesar 14,481 terhadap produk bedak Two Way Cake Sariayu. Oleh karena itu secara keseluruhan mereka akan melakukan pembelian ulang atau tidak, atau apakah akan merekomendasikan kepada orang lain atau tidak. Secara keseluruhan kesimpulan dari penelitian skiripsi ini adalah sikap konsumen yang positif akan diikuti oleh perilaku yang positif. Saran Adapun saran – saran yang penulis dapat dapat berikan adalah : 1. Dari hasil analisis sikap konsumen dapat diketahui bahwa pada dimensi : a. Karena data belief dan evaluasi menyatakan nilai tertinggi pada harga bedak Two Way Cake Sariayu sesuai kualitas maka diharapkan Sariayu dapat lebih mempertahan kualitas bedaknya seperti membuat bedak Two Way Cake lebih tahan menempel dikulit dan bedak tidak gampang luntur apabila konsumen berada di luar ruangan atau menambahkan pelindung kulit dari matahari (SPF) yang sesuai standar kualitas internasional pada kulit wajah. Dan tetap di imbangi dengan harga yang sesuai dengan kualitas sehingga konsumen menyukai Sariayu dan dapat melakukan pembelian yang berulang. b. Karena dari data belief dan evaluasi bedak Two Way Cake Sariayu hendaknya menambahkan variasi bedaknya agar konsumen menjadi tertarik terhadap bedak Two Way Cake Sariayu dengan adanya bermacam – macam varian atau jenis. Jika sekarang ini Sariayu hanya ada dua jenis varian yaitu : Putih langsat dan Dwiguna mungkin ada baik nya Sariayu menambahkan variannya mungkin dari minyak zaitun untuk kulit yang sensitive dan sebagainya. Hal tersebut dapat berarti faktor harga Two Way Cake sesuai kualitas yang paling penting dalam pembentukan sikap responden yang membuat responden merasa tertarik dan mempertimbangan untuk membeli produk Two Way Cake Sariayu. 2. Dari dimensi keyakinan normative dan motivasi konsumen lebih tertarik dengan adanya promosi baik untuk produk bedak Two Way Cake Sariayu maupun promosi lainya. Hal ini terbukti bahwa promosi mempengaruhi konsumen dalam pembelian sesuatu, jadi bagi Sariayu harus lebih sering melakukan promosi baik melalui iklan ataupun dengan menambah kan stan – stan Sariayu di setiap mal atau pada saat pameran kosmetik. Hal ini berarti promosi juga mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian bedak Two Way Cake Sariayu. Karena promosi yang membuat konsumen megenal dan menyukai Sariayu maka disarankan agar Sariayu lebih gencar mempromosikan produknya. Misalnya dengan melakukan kegiatan promosi tambahan seperti, mengadakan make – up class ke kampus- kampus, menjalin kerjasama dengan beberapa make –up artis dan juga mensponsori ajang – ajang pencarian bakat yang bisa juga mempromosikan produk Two Way Cake Sariayu. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dr. Arief Kusuma, MBA, selaku Rektor Universitas Esa Unggul. 2. Dr. MF Arrozi M.Si, selaku Dekan fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. 55 3. Dra. Iin E. Mardiani, ME, selaku ketua Jurusan Program Studi Ekonomi Manajemen. 4. Rina Anindita, SE, MM, selaku dosen pembimbing saya yang telah sabar meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya guna memberikan masukkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan proposal skripsi ini. 5. Para dosen Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul tercinta dan seluruh civitas Akademi Universitas Esa Unggul yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bernilai bagi penulis. 6. Kedua orang tua saya yang tercinta yang telah mencurahkan kasih sayangnya dan do‘anya kepadaku, serta terima kasih banyak atas kepercayaan dan kesempatan yang telah diberikan kepadaku. 7. Kakak-kakak saya tersayang dan saudara – saudara saya yang telah memberikan dukungan materi dan semangat serta do‘anya demi masa depan saya. 8. Teman-temanku manajemen angkatan 2008 yaitu, Retno, Desi Megasari, Wenita, Selvi, Putri, Niar, Vidi, Lita, Sinta, Emma, Pipit, Na, Ardi, Cendra, Titik, Puri, Dandy, Rama, Crisma, Fina, Taurina, Desy Tri, terimakasih atas canda tawa serta dukungan baik secara moril, fisik dan kebersamaan kalian semua yang dapat memberikan semangat penulis dalam penulisan skripsi ini. 9. Terima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah membantu saya dalam mengerjakan proposal skripsi ini, terima kasih banyak. DAFTAR PUSAKA Ali Hasan, 2008,Marketing, MedPress: Yogjakarta. Fandy tjiptono, 2008, Strategi pemasaran, edisi III, ANDI : Yogyajarta. Hasyim dan Rina anindita, 2009, prinsip – prinsip dasar metode riset bidang pemasaran, UEU: Jakarta. Husein umar, 2010, Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen, Cetakan Kelima, Gramedia, Jakarta. Sciffman Leon dan Leslie lazar kanuk, 2008, perilaku konsumen, edisi 7, Indeks: Jakarta. Kotler Philip & Keller Kevin Lane, 2009, Manajemen Pemasaran, edisi 13, Erlangga,Jakarta. Supranto & Nandan Limakrisna, 2011, Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran, edisi 2, Mitra Wacana Media, Jakarta. 56 ANALISIS SIKAP TERHADAP PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN PRODUK KARTU PERDANA AXIS (Studi kasus : Pengguna Kartu Axis Kawasan Jakarta Barat) Irvan Novenda Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta [email protected] ABSTRAKSI Studi ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian terhadap kartu perdana Axis yang ditinjau dari 4P ( Product, price ,place, promotion ) Metodologi yang digunakan pada pengambilan sampel adalah quota sampling dengan jumlah sampel yang diperlukan adalah 100 responden. Kartu perdana Axis merupakan salah satu provider terkemuka di Indonesia.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sikap terhadap perilaku konsumen dalam pembelian produk kartu perdana Axis. Populasi dalam penelitian ini adalah orang yang mengetahui, membeli dan menggunakan kartu perdana Axis. Jumlah sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan Quota Sampling yaitu sebanyak 100 responden.Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan kriteria orang yang berusia diatas 17 Tahun, telah menggunakan kartu Axis kurang lebih selama sebulan dan mengetahui fitur-fitur yang terdapat didalamnya.Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui sikap dan perilaku adalah metode analisis fishbein. Dari hasil penelitian diatas didapat hasil bahwa sikap responden terhadap produk kartu perdana Axis senilai 4,26 masuk dalam kategori baik. Perilaku konsumen terhadap produk kartu perdana Axis adalah senilai 2,4075 yang berati konsumen akan tetap menggunakan kartu perdana Axis atau akan mereferensikannya kepada orang lain. Kata kunci : 4P ( product, price, place, promotion) PENDAHULUAN Di Indonesia terdapat banyak perusahaan penyedia jasa layanan komunikasi, hal ini membuat konsumen lebih selektif dalam memilih penyedia layanan tersebut. AXIS adalah salah satu perusahaan penyedia jasa layanan komunikasi di Indonesia melalui jaringannya yang tersebar di beberapa pulau meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan serta Sulawesi. Pemegang Merek AXIS sendiri adalah Natrindo Telpon Seluler PT. Visi dari perusahaan ini adalah memberikan kenyamanan komunikasi yang maximal bagi konsumennya dari visi 57 inilah yang membuat AXIS bertekad untuk menyediakan layanan yang menarik, inovatif, dan terjangkau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia berkomunikasi. AXIS berkomitmen untuk membuat layanan komunikasi yang terjangkau untuk setiap orang. AXIS memang nama yang cukup unik untuk sebuah layanan telekomunikasi selular. AXIS satu – satunya operator memiliki hubungan dengan STC ( Saudi Telecom Company). Salah satu operator terbesar di Arab Saudi yang memberikan kenyamanan komunikasi maksimal kepada konsumennya pada saat menjalankan ibadah maupun umroh. STC hadir di lebih dari 10 negara, termasuk Turki, Yordania, Libanon, Afrika Selatan, Saudi Arabia, Bahrain, Kuwait, India, Malaysia dan Indonesia. Dalam waktu hanya tiga tahun beroperasi, AXIS telah menginvestasikan 1 Milyar dollar amerika dan telah menjangkau lebih dari 80% populasi di Indonesia dimana produk dan layannanya telah tersedia di 400 Kota. Pendapatan AXIS meningkat dua kali lipat di 2010 dibandingkan 2009. Sejak beroperasi tahun 2008, hingga kini Axis memiliki sekitar 15 juta pelanggan. Pendapatan perusahaan di kuartal III/2011 tercatat Rp 943,37 miliar, naik 267,9 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut , maka penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian skripsi ini dengan judul ― ANALISIS SIKAP TERHADAP PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN PRODUK KARTU PERDANA AXIS‖ ( Studi kasus pada orang yang membeli dan menggunakan kartu perdana AXIS yang berdomisili di wilayah Jakarta Barat. ) Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana sikap konsumen terhadap kartu perdana AXIS 2. Untuk mengetahui bagaimana perilaku konsumen terhadap kartu perdana AXIS Kerangka Pikir Perusahaan Natrindo Telpon Selular PT. ( AXIS ), selaku perusahaan provider, menghasilkan kartu perdana AXIS. Dari kartu perdana AXIS ini, menimbulkan keyakinan akan atribut dan evaluasi serta norma subyektif yang meliputi keyakinan dan motivasi yang dimana sikap dan norma subyektif muncul karena adanya pengaruh dari konsumen. Dan sikap dan norma subyektif inilah yang selanjutnya akan menghasilkan perilaku konsumen untuk membeli. Hasil analisis dilakukan guna mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian terhadap kartu perdana AXIS. 58 Natrindo Telpon Seluler PT. Konsumen Kartu Perdana AXIS Sikap Kepercayaan 4P F E E D -Product -Price -Place -Promotion F B A C K Evaluasi Norma Subyektif N Keyakinan Motivation to comply Perilaku Metode Analisis Fishbein Hasil Analisis METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kawasan tanjung duren Jakarta barat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan januari 2012 sampai dengan Februari 2012. Populasi dan Sample Populasi dalam penelitian ini adalah orang yang membeli, mengetahui dan menggunakan kartu perdana AXIS. Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah : Karena populasi tidak diketahui maka jumlah sampel dalam penelitian ini akan ditentukan dengan menggunakan metode cara kuota atau Quota sampling sebanyak 100 orang karena tidak diketahui jumlah penggunanya. Sedangkan pengambilan sampel dilakukan dengan Purposive Sampling. Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu yaitu orang yang mengetahui, membeli dan menggunakan produk kartu perdana AXIS yang sudah berusia > 17 tahun, menggunakan kartu perdana AXIS kurang lebih selama 1 bulan yang berdomisili di kawasan tanjung duren Jakarta Barat. Metode Analisis Data Analisis Fishbein Berdasarkan lampiran III diperoleh hasil perhitungan total sikap konsumen terhadap produk kartu perdana Axis dari 5 atribut yang dinilai oleh konsumen berdasarkan keyakinan dan evaluasi diperoleh hasil sebesar 4,26. Jika nilai tersebut dimasukkan kedalam rentang skala pada tabel.. maka diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut. 59 RS = Nilai Maximum – Nilai Minimum ------------------------------------------B RS = 15 ( -12 ) ---------------------------5 RS = 5,4 Tabel 5.1 Rentang Skala Skor Maksimum Keterangan Nilai Sikap STB -12 – ( -6,5 ) TB -6,6 – ( -1,19) CB -1,20 – 4,19 B 4,20 – 9,5 SB 9,6 – 15 Sumber : Data diolah penulis X----------X----------X----------X-----↓-----X----------X -12 -6,6 -1,2 4,20 4,26 9,6 15 Keterangan : STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik CB : Cukup Baik B : Baik SB : Sangat Baik Dari hasil perhitungan tersebut terlihat bahwa rata-rata sikap termasuk kategori baik, artinya dari 100 konsumen rata-rata memiliki sikap baik terhadap produk kartu perdana Axis berdasarkan atribut-atribut yang dinilai. 60 Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Sikap Konsumen Kartu Perdana Axis No 1 2 3 4 5 Atribut Sinyal Merek Tarif Kartu perdana Iklan Keyakinan 0,70 0,23 0,75 0,83 0,66 Kartu Perdana Axis Evaluasi Sikap 0,89 0,623 -0,01 -0,0023 0,01 0.0075 0,26 0,2158 -0,06 0,0396 4,26 Sumber : Data Pengolahan Kuesioner Dari tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa pada dimensi keyakinan (belief) responden terhadap produk kartu perdana Axis, atribut yang menempati urutan tertinggi adalah kartu perdana dengan nilai 0,83 yang dimana artinya adalah indikator kartu perdana dianggap oleh responden sebagai indicator yang paling disukai diantara yang lainnya dalam pembelian kartu perdana Axis. Lalu diikuti oleh tarif 0,75, sinyal 0,70 , iklan 0,66, dan yang terakhir adalah merek 0,23. Sedangkan pada dimensi evaluasi ( evaluation ) responden terhadap produk kartu perdana Axis, atribut yang menempati ukuran tertinggi adalah sinyal dengan nilai 0,89 yang dimana artinya adalah responden paling mempertimbangkan sinyal dalam membeli kartu perdana Axis dari indikator lainnya. Lalu diikuti oleh indikator kartu perdana 0,26, tarif 0,01, merek -0,01 dan yang terakhir adalah iklan -0,06. Berdasarkan tabel 5.9, jumlah sikap adalah 4.26 jadi sikap responden terhadap kartu perdana Axis adalah baik. Nilai sikap yang paling tinggi adalah 0,623 yakni sinyal. Jadi responden menilai bahwa sinyal adalah hal yang paling disukai dalam pembelian kartu perdana Axis. Untuk rentang dibawah ini dimulai dari sangat suka dan sangat tidak suka, maka rentang nilai sikap maksimum adalah +15 dan minimum adalah -12 dengan perhitungan sebagai berikut. Berdasarkan rentang skala diatas, maka hasil penelitian sikap responden terhadap produk kartu perdana Axis yang bernilai +4,26 termasuk didalam kategori cukup baik yang berati konsumen tetap menggunakan kartu perdana Axis atau akan mereferensikannya kepada orang lain. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Menghitung beberapa bobot untuk AB (dinamakan w1) dan norma subyektif (dinamakan w2) jumlah w1 dan w2 adalah 100% yang didapat dari pendapat responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5. Rata-rata dari w1 atau sikap 64,5% lebih menentukan dalam perilaku untuk tetap menggunakan kartu perdana Axis dibandingkan mengikuti pendapat kelompok referensi sebesar 35,5%. Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan sikap (AB), norma subyektif (SN), bobot w1 dan w2 lalu menghitung perilaku konsumen (B) atau tujuan berperilaku (B1) B – B1 = (w1 . AB) + (w2 . SN) = (64.5% . 4,26) + (35,5% . 2,46) 61 = 2,7477 = 3,621 + 0,8733 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka dapat dicari rentang skala linier dengan rumus : RS = Nilai Maximum – Nilai Minimum ─────────────────── B Karena skala penilaian yang dipakai berisikan lima kelas dengan skor tertinggi 12,8 maka skor terendah adalah – 11,4 maka rentang skala sebagai berikut : RS = 12,8 - (-11,4) ─────────── 5 RS = 4,84 Dengan rentang skor 4,84 maka skala penilaian untuk interprestasi terhadap skor sikap terhadap perilaku adalah sebagai berikut : Tabel 5.4 Hasil Interpretasi Perilaku Kartu Perdana Axis Responden Bobot (-11,4) - (-6,55) Jumlah 4 4% % (-6,56) - (-1,71) 6 6% (-1,72) - 3.11 58 58% 3,12 – 7,95 28 28% 7,96 – 12,8 4 4% Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner TM MTM RR Kategori Pasti tidak menggunakan kartu Axis lagi Mungkin tidak akan menggunakan kartu Axis lagi Ragu-ragu untuk menggunakan kartu Axis lagi Mungkin tetap menggunakan kartu Axis Pasti tetap menggunakan Kartu Axis MM M X----------X----------X--------↓--------X----------X----------X -11,4 -6,56 -1,72 2,40 3,12 7,96 12,8 62 Berdasarkan pada tabel diatas, hasil perilaku sebesar +2,4075 yaitu nilai yang positif berati perilaku konsumen terhadap kartu perdana Axis yaitu tetap menggunakan kartu Axis. Artinya konsumen akan tetap menggunakan kartu Axis atau akan mereferensikannya kepada orang lain, dan berada pada posisi (-1,72) – 3,02 yaitu ragu-ragu tetap menggunakan kartu perdana Axis. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitan dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka untuk analisa sikap dan perilaku konsumen produk kartu perdana Axis dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Sikap Sikap responden terhadap kartu perdana Axis sebesar +4,26 yang dimana masuk ke dalam kategori baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa responden menyukai produk kartu Axis dan menganggap sinyal Kartu Axis adalah yang paling disukai. 2. Perilaku Perilaku konsumen terhadap kartu perdana Axis adalah +2,4075 yang berati konsumen tetap menggunakan kartu perdana Axis, dan berada pada posisi ragu-ragu untuk tetap menggunakan kartu Axis lagi, dan konsumen menggunakan kartu perdana axis lebih dikarenakan mengikuti promosi dibandingkan saran teman dan tenaga penjual. Saran Adapun saran-saran yang dapat disampaikan oleh penulis adalah sebagai berikut : Kartu Axis tetap mempertahankan kekuatan sinyal karena konsumen sudah memiliki keyakinan akan sinyal pada saat menggunakan kartu Axis dan juga sebaiknya melakukan peningkatan yang lebih baik lagi untuk sinyal dari yang sekarang untuk kepuasan konsumen, dan juga melakukan perbaikan dan peningkatan terhadap Brand, tariff, distribusi Kartu perdana dan juga iklan. Perusahaan Natrindo Telpon Seluler sudah cukup baik dalam promosi untuk menarik minat konsumen membeli kartu perdana Axis. Yang harus perlu dilakukan adalah Iklan promosi dibuat menjadi lebih baik lagi dari yang sekarang dan juga peningkatan dukungan terhadap tenaga penjual yang mana adalah sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi dalam distribusi penjualan perdana Axis. DAFTAR PUSTAKA A.Anwar Prabu Mangkunegara, Perilaku Konsumen, Bandung. PT. Refika Aditama,2002. Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta. Gramedia.2002 Fajar Lasana, Manajemen Pemasaran, Yogyakarta, Graha Ilmu,2008. Husein Umar, Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen. Gramedia. Jakarta 2005. 63 Kotler.Philip dan Gary Amstrong. Dasar-Dasar Pemasaran. Terjemahan Alexander Sindoro, Jakarta, PT.Indeks,2004. Laseter M.Timothy,‖Supply Chain Management The Ins & Outs of Target Casting‖, Purchasing,1988. Rina Anindita dan Hasyim, Modul Metodologi Penelitian, Fakultas Ekonomi. Universitas Indonusa Esa Unggul, Jakarta. 2007. Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran, Bandung, Alfabeta,2008. Ristiyanti Prasetijo & John J.O.I Ihalauw, Perilaku Konsumen, Yogyakartam ANDI,2005. Rangkuti Freddy, The Power Brands, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2005. Tatik Suryani, Perilaku Konsumen, Yogyakarta, Graha Ilmu,2008 Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam pemasaran, Jakarta, PT. Ghalia Indonesia.2002 64 ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAYANAN NASABAH BANK OCBC NISP TOWER JAKARTA Ade Irnawati Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAKSI Studi ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara faktoR bauran pemasaran dengan faktor – faktor pelayanan yang diberikan bank OCBC NISP terhadap nasabahnya. Untuk mengetahui hubungan faktor-faktor bauran pemasaran dengan faktor – faktor pelayanan yang diberikan bank OCBC NISP terhadap nasabahnya menggunakan alat analisis uji KMO dan Barlett test, dalam pengujian terakhir didapat nilai KMO 0,637, nilai chi square 446.026 yang untuk derajat kebebasan 190 memiliki signifikan 0,000 jadi kesimpulannya tolak H0 dan terima Ha. Dengan kata lain analisis faktor layak dilakukan. Kata kunci : Produk, Kualitas Pelayanan, Kepuasan PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi sekarang ini dapat dilihat dari pertumbuhan perbankannya, semakin baik dunia perbankan maka semakin baik pula pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Bank adalah salah satu bisnis yang menawarkan jasa keuangan yang berlandaskan azas kepercayaan dari nasabahnya. Perbankan adalah satu bisnis yang bergerak dibidang jasa keuangan, keberadaan bank memang sangat membantu masyarakat dalam mengatur kegiatan keuangannya. Selain itu bank juga sangat membantu pemerintah didalam sektor perekonomian negara Indonesia. Perbankan adalah salah satu bisnis yang bergerak dibidang jasa yang berlandaskan kepercayaan dari masyarakat sehingga masyarakat mau menjadi nasabah bank tersebut. Untuk mendapatkan kepercayaan dari nasabah maka bank harus dapat merahasiakan semua data keuangan dana data pribadi nasabah tersebut. Selain merahasiakan semua data nasabah bank juga harus mempunyai pelayanan yang baik kepada nasabah agar nasabah tetap memilih bank tersebut untuk kegiatan transaksi keuangannya. Tidak dapat dipungkiri persaingan bisnis dunia perbankan sangatlah ketat antar bank yang ada di Indonesia. Untuk itu setiap bank saling berlomba memberikan pelayanan yang prima terhadap nasabahnya sehingga nasabah tersebut tidak memilih bank lain. Pelayanan yang prima dapat diberikan oleh bank kepada nasabahnya dengan cara pelayanan yang diberikan seluruh anggota bank terhadap nasabahnya. Selain pelayanan yang diberikan anggota bank terhadap nasabahnya sistem teknologi juga sangat mempengaruhi dalam pelayanan yang diberikan bank kepada nasabahnya. Di Jakarta ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dibidang perbankan baik yang didirikan oleh pemerintah ataupun yang didirikan oleh pihak swasta. Seperti contoh bank yang didirikan oleh pemerintah adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Mandiri dan Bank DKI, sedangkan untuk bank yang didirikan oleh 65 pihak swasta adalah Bank Central Asia (BCA), Bank International Indonesia (BII), Bank CIMB NIAGA, Bank OCBC NISP dan beberapa bank swasta lainnya. Dengan persaingan yang begitu banyak antar bank milik pemerintah dan bank milik swasta maka Bank Indonesia ingin membuat peraturan di tahun 2014 bank swasta yang diperbolehkan untuk menjalankan usaha di bidang perbankannya hanya 10 bank saja. Hal ini membuat persaingan yang sangat ketat antar bank milik swasta untuk tetap beroperasional. TUJUAN PENELITIAN Pertama, untuk mengetahui apakah faktor – faktor product, place, price dan promotion mempengaruhi pelayanan terhadap nasabah. Kedua, untuk mengetahui faktor – faktor mana yang paling berpengaruh antara product, place, price dan promotion terhadap pelayanan nasabah. MANFAAT PENELITIAN Pertama, bagi bank OCBC NISP diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan saran untuk meningkatkan kegiatan bisnis bank OCBC NISP dan pelayanan terhadap nasabah lebih baik lagi. Kedua, bagi penulis diharapkan dengan penelitian ini penulis dapat mengetahui apakah pelayanan yang diberikan bank OCBC NISP sudah sesuai dengan harapan nasabah dan keinginan nasabah sehingga nasabah merasa nyaman terhadap pelayanan yang diberikan oleh bank OCBC NISP. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran telah memberikan standar hidup yang layak kepada manusia melalui pemenuhan kebutuhan yang dilakukan berdasarkan proses jual beli. Tetapi maksud dari pemasaran sendiri bukanlah hanya kegiatan bisnis yang melakukan penjualan dan mendapatkan keuntungan. Penjual hanya merupakan salah satu bagian dari fungsi pemasaran dan bukan menjadi bagian yang paling utama. Pemasaran lebih tertuju pada keadaan bagaimana mengindetifikasi kebutuhan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga yang tepat, mendistribusikan dan mengkomunikasikan secara efektif. Pengertian pemasaran mempunyai definisi yang berbeda – beda satu sama lain dari para ahli pemasaran. Menurut Kotler dan Amstrong, marketing is social and managerial process by which individuals and groups obtain what they need and want through creating, offering, and exchanging products of value with others. Dari pernyataan diatas dapat dilihat bahwa pemasaran mencakup proses manajerial dan sosial di mana masing – masing individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk – produk yang bernilai satu sama lain. Sedangakan menurut AMA (The American Marketing Association), pemasaran adalah The process of planning and executing conception, pricing, promotion, and distribution of ideas, goods, and services to create exchange that satisfy individual and organizational goals. Dari pernyataan di atas, dapat dilihat pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, harga, promosi, dan distribusi dari gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi kepuasan individu dan tujuan organisasi. Berdasarkan kedua konsep pemasaran di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat persamaan arti yaitu pemasaran adalah sebuah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep – konsep untuk menciptakan suatu pertukaran atas produk dan jasa yang memiliki nilai di mana nilai tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan masing – masing individu. Sedangkan menurut Boyd et al. dalam bukunya yang berjudul manajemen pemasaran suatu pendekatan strategis dengan orientasi global menyatakan bahwa: Pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran. 66 Pengertian Bauran Pemasaran Definisi bauran pemasaran menurut Kotler. ―Bauran Pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus – menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Sedangkan definisi bauran pemasaran menurut Lamb, Hair dan McDaniel. ―Bauran pemasaran adalah paduan strategi produk, distribusi, promosi dan penentuan harga yang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan perputaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju‖. Menurut definisi tersebut dapat diketahui bahwa suatu perusahaan memiliki tujuan menghasilkan keuntungan atau laba, maka perusahaan tersebut harus berupaya lebih baik dalam meningkatkan mutu produknya agar menarik minat konsumen untuk membelinya karena pemasaran terletak pada kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat diketahui bahwa bauran pemasaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam merencanakan produk yang menarik, mendistribusikan dan mempromosikan serta menentukan harga produk barang dan jasa kepada konsumen. Konsep bauran pemasaran (marketing mix) adalah strategi pemasaran yang popular dimana terdapat empat variabel dalam bauran pemasaran yang lebih dikenal dengan 4P yaitu product (barang yang diproduksi), price (sistem harga), place (sistem distribusi), promotion (kegunaan promosi). Hipotesis 1. Diduga faktor yang mempengaruhi pelayanan adalah mesin ATM, hadiah, lahan parkir, point reward, biaya administrasi, iklan media cetak, suku bunga dan iklan media elektronik. 2. Diduga faktor yang paling dominan adalah mesin ATM yang paling mempengaruhi pelayanan terhadap nasabah bank OCBC NISP. METOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Waktu Pelaksanaan penelitian ini adalah bulan September 2011 sampai dengan Januari 2012.Penelitian dilakukan di bank OCBC NISP tower yang berlokasi di Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 25 Jakarta Selatan. Populasi Dan Sampel Menurut Sugiyono pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Sugiyono pengertian sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jenis dan Sumber Data Untuk penelitian ini memerlukan sejumlah data pendukung yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Oleh karena itu peneliti menggunakan jenis data. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik individu atau perorangan, seperti hasil wawancara atau pengisian kuesioner. Data primer pada penelitian ini berupa jawaban responden atas kuesioner tentang penilayan pelayanan bank OCBC NISP terhadap nasabah. Data sekunder merupakan data primer yang diperoleh lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer atau pihak lain. Penulis didalam mendapatkan data sekunder dengan cara mempelajari buku yang memuat teori mengenai pelayanan. METODE ANALISA DATA Pertama metode pengumpulan data dengan cara memberikan tanya jawab kepada pihak yang dapat membantu dalam menyelesaikan penelitian ini. 67 Kedua metode pengumpulan data dengan menyusun pertanyaan secara sistematis yang mudah dimengerti oleh para pelanggan untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tertera pada kuesioner. Analisis Deskriptif Untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap analisis pelayanan dan juga tingkat kepuasan konsumen digunakan analisa deskriptif dengan menggunakan survei melalui kuesioner dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan. Analisis Faktor Analisis faktor digunakan untuk menganalisis interaksi antar variabel. Semua variabel berstatus sama, tidak ada variabel independen yang menjadi prediktor bagi variabel independen. Analisis faktor dapat digunakan untuk mengidentifikasikan struktur hubungan antar variabel. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Gambaran Umum Perusahaan Bank OCBC NISP (sebelumnya dikenal dengan nama Bank NISP) merupakan bank tertua keempat di Indonesia, yang didirikan pada tanggal 4 April 1941 di Bandung dengan nama NV Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank. Bank OCBC NISP kemudian berkembang menjadi bank yang solid dan handal, terutama melayani segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Bank OCBC NISP resmi menjadi bank komersial pada tahun 1967, bank devisa pada tahun 1990 dan menjadi perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1994. Pada akhir tahun 1990-an, Bank OCBC NISP berhasil melewati krisis keuangan Asia dan jatuhnya sektor perbankan di Indonesia, tanpa dukungan obligasi rekapitalisasi pemerintah. Bank OCBC NISP pada saat itu menjadi salah satu bank di Indonesia yang melanjutkan penyaluran kreditnya segera setelah krisis. Inisiatif ini memungkinkan Bank mencatat pertumbuhan yang tinggi. Reputasi Bank OCBC NISP yang baik di industrinya dan pertumbuhannya yang menjanjikan, telah menarik perhatian International Finance Corporation (IFC), bagian dari Grup Bank Dunia, yang kemudian menjadi pemegang saham pada tahun 2001 - 2010 dan dari OCBC Bank Singapura yang kemudian menjadi pemegang saham Bank OCBC NISP dan akhirnya menjadi pemegang saham pengendali melalui serangkaian akuisisi dan penawaran tender sejak tahun 2004. OCBC BankSingapura saat ini memiliki saham sebesar 85.06% di Bank OCBC NISP. Dengan dukungan dari OCBC Bank-Singapura, Bank OCBC NISP telah menetapkan program yang agresif untuk memperkuat infrastruktur, termasuk sumber daya manusia, teknologi informasi dan jaringan kantor. Program ini yang kemudian memicu kepindahan kantor pusat ke OCBC NISP Tower di pusat Jakarta, yang memungkinkan Bank OCBC NISP memiliki akses langsung ke pusat bisnis di Indonesia. Bank OCBC NISP saat ini memiliki lebih dari 6.000 karyawan yang memiliki motivasi tinggi untuk melayani nasabah di 408 kantor yang meliputi 88 kota di Indonesia. Profil pemegang saham pengendali: OCBC Bank Singapura merupakan bank lokal tertua di Singapura, dengan jaringan, kantor perwakilan serta perusahaan afiliasi di 15 negara dan teritori termasuk Singapura, Malaysia, Indonesia, Cina, Hong Kong, Brunei, Jepang, Australia, Inggris dan Amerika. Anak perusahaan OCBC Bank, Great Eastern Holding, adalah grup asuransi terbesar di Singapura dan Malaysia dalam hal aset dan pangsa pasar. Sedangkan anak perusahaan yang bergerak di bidang manajemen aset, Lion Global Investors, adalah salah satu perusahaan manajemen investasi swasta terbesar di Asia Tenggara. 68 Visi dan Misi Menjadi Bank pilihan dengan standar dunia yang diakui kepeduliannya dan terpercaya. Bank OCBC NISP berusaha dan bekerja sebagai warga korporat terhormat yang mampu bertumbuhkembang bersama masyarakat secara berkelanjutan dengan cara : a. Menyediakan dan mengembangkan pelayanan keuangan yang inovatif, berkualitas dan melebihi harapan masyarakat yang dinamik dengan hasil terbaik. b. Membina jejaring kerjasama saling menguntungkan yang dilandasi rasa saling percaya. c. Menciptakan lingkungan kerja yang meningkatkan profesionalisme dan mendorong pembaharuan organisasional dengan semangat kekeluargaan. d. Membangun kepercayaan publik melalui perilaku etikal, peduli dan hati-hati (prudent). Strategi Bank OCBC NISP Di dalam suatu perusahaan perlu diadakan pembagian tugas, wewenang serta tanggung jawab pada masing-masing jawaban sebagai salah satu kesatuan organisasi yang terkoordinir. Struktur organisasi berdasarkan fungsi menghimpun semua orang yang terlibat dalam suatu aktivitas, atau beberapa aktivitas yang berkaitan dalam sebuah bagian. Struktur organisasi yang berdasrkan produk atau pasar adalah organisasi yang terbagi menurut divisi yang menghimpun dalam suatu unit kerja semua orang-orang yang terlibat dalam produksi dan pemasaran suatu produk atau sekelompok produk yang terkait dan di dalam struktur organisasi tersebut. Struktur bank OCBC NISP adalah sebagai berikut : Secara keseluruhan, struktur organisasi bank OCBC NISP saling mengontrol antara satu dengan yang lainnya. Hal ini bertujuan agar kinerja sumber daya manusianya dapat berjalan dengan baik dan maksimal. Analisis Data Responden Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Subjek dari penelitian ini adalah semua nasabah OCBC NISP gedung OCBC NISP Tower, Jakarta, yang berjumlah 100 orang. Responden yang digunakan dalam penelitian ini diklasifikasikan menurut jenis kelamin, kategori umur, pekerjaan, dan penghasilan. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Uji signifikan dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Jika r tiap butir lebih besar dari r tabel dan niali r positif maka butir atau pertanyaan tersebut dikatakan valid. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan uji satu sisi, taraf signifikan 5% dengan df = n-2. Uji Reliability Untuk mengukur reliability menggunakan teknik Cronbach Alpha karena menggunakan skala likert. Dimana secara umum yang dianggap reliabel apabila nilai cronbach alphanya > 0,61. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai cronbach alpha sebesar 0,801, karena nilai cronbach alpha hasil perhitungan berada diatas 0,61 sehingga dapat dikatakan kuesioner tersebut selain valid juga reliabel. Analisis Faktor Analisis faktor, mengalisis interaksi antar variabel, dimana semua variabel berstatus sama. 69 Hasil Uji Dari hasil pengujian yang telah dilakukan maka diketahui faktor 1 yang terdiri dari mesin ATM, hadiah, lahan parkir, point reward, biaya administrasi, iklan media cetak, suku bunga iklan media elektronik, dan faktor yang paling dominan adalah mesin ATM bank OCBC NISP yang dapat mempengaruhi pelayanan terhadap nasabah. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya mengenai analisis faktor – faktor yang mempengaruhi pelayanan nasabah bank OCBC NISP tower Jakarta dan dilakukan 12 indikator pertanyaan dari 100 orang responden dapat ditentukan, bahwa : Dari hasil uji yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan adanya pengaruh dari ATM, hadiah, lahan parkir, point reward, biaya administrasi, iklan media cetak, suku bunga iklan media elektronik Dari hasil uji yang sudah didapat faktor yang paling dominan dalam penelitian ini adalah mesin ATM dimana untuk mesin ATM OCBC NISP sudah tersedia dimana – mana dan mudah dijangkau oleh nasabah. Mesin ATM termasuk dalam kategori sub variabel place. SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka saran – saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut : Pertama, bank OCBC NISP harus lebih meningkatkan pelayanan tehadap nasabahnya dengan menambahkan karyawan bagian operasional agar nasabah dapat dilayani dengan cepat dan tidak menunggu antrian yang terlalu lama. Kedua, untuk bank OCBC NISP disarankan untuk membuka cabang baru agar nasabah lebih mudah untuk melakukan transaksi keuangannya. DAFTAR PUSTAKA Bilson Simamora, Panduan dan Riset Perilaku Konsumen, Jakarta, Gramedia, 2002 Bilson Simamora, 2005, Analisis Multivariat Pemasaran, PT Gramedia Pusaka Utama, Jakarta Boyd, Harper et.al. Manajemen Pemasaran: Suatu Pendekatan Strategis Dengan Orientasi Global. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. 2000 Darmadi Durianto, Strategi Menaklukkan Pasar, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2004 Husein Umar, Metode Riset Perilaku Jasa, Cetakan I, Jakarta, Ghalia Indonesia, 2003 Husein Umar, Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen, PT Gramedia Utama, Jakarta, 2005 Hasyim & Rina Anindita. Prinsip – prinsip dasar metode riset bidang pemasaran. UIEU – university press. 2009 J.Supranto, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, Cetakan 2, Jakarta 2001 Kotler Manajemen Pemasaran ; Pendekatan Praktis, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2008 Lamb, Hair, Mc Daniel. Pemasaran. Jilid 1. Edisi 1. Alih Bahasa: David Octarevia, Jakarta: Salemba Empat, 2001 Philip Kotler & Amstrong, Prinsip – Prinsip Pemasaran (terj.)oleh Damos Sihombing 1st edition, Jakarta, Erlangga, 2001 Philip Kotler dan Gary Armstrong, Dasar – Dasar Pemasaran. Alih bahasa: Drs, Alexander Sindoro Edisi Kesembilan, Jakarta: PT Indeks. 2003 Philips Kotler and Amstrong, Principles of Marketing, New Jersey, Prentice Hall, Inc., 2004 70 Ratih Huriyati , Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, Cetakan Pertama, Alfabeta, Bandung, 2005 Ristiyanti Prasetijo and John JOI Ihalauw, Perilaku Konsumen, Yogyakarta, Andi, 2005 Sugiyono. Metode Penelitian Administratif. Bandung : PT Alfabeta.2008 Zeithaml, Manajemen Pemasaran ; Pendekatan Praktis, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2008 71 ANALISIS YANG MEMPENGARUHI BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN IM3 PADA LAYANAN BLACKBERRY Prima Aditya Nugraha Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAKSI Adhitya Primacipta. Analisis yang Mempengaruhi Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan Pelanggan IM3 “ Pada Layanan Blackberry ” Sekolah Menengah Atas Al Azhar BSD Tangerang Selatan, Banten. (dibimbing oleh Ir.Jatmiko,MBA). Situasi persaingan yang semakin ketat di pasar telah menyebabkan perusahaan-perusahaan sulit meningkatkan jumlah pelanggan. Dipasar yang sudah ada, terlalu banyak produk dan berbagai keunggulan serta nilai lebih yang ditawarkan oleh para pesaing, sehingga sulit bagi perusahaan untuk merebut pangsa pasar. Dipihak lain, untuk memasuki pasar baru tentu memerlukan biaya yang lebih besar. Hal tersebut diatas berhubungan dengan kepuasan pelanggan yang bertujuan untuk mempertahankan pelanggan. Dalam hal ini, penulis menganalisis pengaruh bauran pemasaran terhadap kepuasan pelanggan IM3 pada layanan Blackberry untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran dengan tingkat kepuasan pelanggan IM3 khususnya pada layanan Blackberry. Metode yang digunakan adalah analisis regresi berganda dan analisis deskriptif, dari hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa produk, harga, distribusi dan promosi berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan dengan nilai signifikan ANOVA sebesar 0,000 < 0,005 yang berarti bauran pemasaran ( produk , harga, distribusi dan promosi ) berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan IM3 pada layanan Blacberry. Selain itu juga dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling berpengaruh atau dominan dari bauran pemasaran adalah jalur distribusi.Dimana, jalur distribusi sangat berpengaruh bagi siswa siswi SMA Al Azhar untuk mendapatkan produk IM3 khusunya pulsa.Disamping itu pula, persepsi konsumen berdasarkan bauran pemasaran pada operator seluler IM3 pada layanan Blackberry cukup puas atau cukup baik. Kata Kunci : Bauran Pemasaran, Kepuasan Pelanggan PENDAHULUAN Telekomunikasi seluler di Indonesia adalah sebuah substansi yang mencakup keseluruhan hal yang berhubungan perkembangan telekomunikasi seluler yang terjadi di Indonesia. Telekomunikasi seluler mulai dikenal sejak tahun 1984, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang paling awal mengadopsi teknologi seluler versi komersial. Masyarakat dunia menyadari hal tersebut sehingga mereka berupaya keras menghasilkan infrastruktur yang mampu menyampaikan informasi secara cepat artinya mereka sangat membutuhkan jaringan telekomuikasi yang memiliki kualifikasi.Penyedia layanan komunikasi di Indonesia baik GSM dan CDMA penuh dengan persaingan antar merek yang ada.Konsumen yang memilih kartu prabayar GSM dalam 72 berkomunikasi tentu dibingungkan oleh banyaknya merek, meskipun begitu konsumen pasti bisa memilih yang sesuai dengan kebutuhanya dan lebih selektif dalam memilih merek. Kartu IM3 merupakan produk kartu seluler prabayar yang dikeluarkan oleh PT. Indosat Tbk. selain kartu Mentari, Star one dan kartu Matrix. Keunggulan Kartu Prabayar IM3 dari Indosat, seperti keamanan (bebas dari penyadapan dan penggandaan), aksesbilitas, harga yang terjangkau, mutu prima serta jangkauan yang luas menjadikan IM3 mendapat nilai maksimal dari aneka pelayanan yang berkesinambungan dari kartu IM3. Harga paket layanan untuk Blackberry yang dimaksud dari produk IM3 ini adalah biaya pulsa yang berfariasi sesuai dengan keinginan pembelian konsumen terhadap layanan Blackberry.Berkisar antara Rp.4500,- untuk Registrasi paket harian. Paket BIS berisi features email (max 10 account personal email), chatting (YM, ICQ, Gtalk, MSN, AOL), browsing, social networking (facebook, myspace, etc), dan banyak aplikasi menarik lainnya. Paket ini mempunyai fungsi Wi-Fi dan semua fitur diatas dapat diakses melalui koneksi Wi-Fi, ada pula paket mingguan dengan harga Rp.25.000,- dengan Features BIS sama seperti diatas, ada pula paket bulanan dengan harga paket Rp.90.000,- dengan memberikan layanan Features BIS sama seperti diatas.Keunggulan IM3 adalah daya jelajahnya yang bisa menjangkau wilayah-wilayah di seluruh Nusantara sehingga konsumen mudah dihubungi dan menghubungi di mana saja dan yang terpenting tidak perlu repot dengan persyaratan administratif. Didalam menghadapi persaingan yang terjadi dalam industri ini, masing-masing merek mencoba menciptakan keunggulan atau karakteristik tertentu serta terus berinovasi untuk memenangkan persaingan ini. PT.Indosat,Tbk melalui IM3 nya dituntut bekerja lebih keras untuk terus memberikan pelayanan yang terbaik dan sesuai dengan kebutuhan maupun keinginan pelanggan. Hal ini harus dilakukan demi menjaga posisinya yang saat ini adalah market leader didalam bisnis jasa operator seluler untuk prabayar dan juga untuk membuat pelanggan tetap puas terhadap layanan Blackberry IM3. Perubahan dalam dunia usaha yang semakin cepat mengharuskan perusahaan untuk merespon perubahan yang terjadi, problem sentral yang dihadapi perusahaan-perusahaan saat ini adalah bagaimana perusahaan tersebut menarik pelanggan dan mempertahankanya agar perusahaan tersebut dapat bertahan dan berkembang, tujuan tersebut akan tercapai jika perusahaan melakukan proses pemasaran. Perhatian pada persaingan, menyebabkan konsumen merupakan pilar utama yang harus dijaga setiap perusahaan yang ingin berhasil menguasai dan mempertahankan pangsa pasarnya. Keberhasilan atau kegagalan setiap perusahaan sangat tergantung bagaimana pola dan respon pembelian atas produknya serta tingkat intensitas persaingannya, baik langsung maupun dengan substitusinya. Pada kalangan remaja saat ini,sangat banyak sekali penggunaan Blackberry, dari kalangan SD, SMP sampai SMA. Peneliti melihat kondisi perkembangan remaja sekarang ini, bahwa dikalangan remaja saat ini sangat banyak menggunakan layanan Blackberry .Disamping itu peneliti juga mencoba menduga, bahwa kebutuhan remaja di layanan Blackberry ini dikarenakan dari gaya hidup ataupun Life Style bukan dari faktor kebutuhan. Dalam hal ini, peneliti ingin meneliti produk IM3 pada layanan Blackberry lewat bauran pemasaran terhadap kepuasan pelanggan IM3. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mempertahankan kepuasan pelanggan adalah melalui paduan bauran pemasaran yang tepat dan sesuai. Dalam hal ini unsur bauran pemasaran yang ingin dianalisis adalah produk,harga,saluran,distribusi,dan promosi. Tujuan Penelitian Berdasarkan dengan perumusan masalah penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh produk terhadap kepuasan pelanggan. 2. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap kepuasan pelanggan. 3. Untuk mengetahui pengaruh distribusi terhadap kepuasan pelanggan. 4. Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap kepuasan pelanggan. 5. Untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran terhadap kepuasan pelanggan. 6. Untuk mengetahui persepsi pelanggan terhadap produk IM3 pada layanan Blackberry. 73 Kerangka Pikir Penelitian Dengan semakin majunya dunia teknologi saat ini khususnya di bidang teknologi informasi membuat perkembangan bisnis dalam penyediaan jasa operator seluler semakin pesat. Dengan terjadinya kondisi seperti ini, perusahaan yang berkecimpung dalam industry ini berlomba-lomba untuk terus melakukan inovasi agar dapat bersaing. Hal ini tentunya harus di dukung dengan program pemasaran perusahaan tersebut yang tepat. Pada penelitian ini pembahasan di fokuskan pada PT. INDOSAT Tbk dengan mengamati startegi bauran pemasaran untuk produk IM3 pada layanan Blackberry, kemudian dari program pemasaran diperkecil dengan melihat bauran pemasarannya , yaitu : Produk, harga, distribusi dan promosi. Dan penelitian ini juga akan membahas tinjauan dari segi konsumen tentang kepuasan pelanggan IM3 pada layanan Blackberry.Untuk penelitian ini penulis menggunakan kuesioner untuk mendapat data yang nantinya di olah dengan metode Regresi berganda untuk mengukur bauran pemasaran dengan kepuasan pelanggan terhadap produk IM3 pada layanan Blackberry. Dan juga metode analisis desktiptif dengan rumus rata-rata dan standar deviasi untuk mengetahui tingkatan kepuasan produk IM3 pada layanan Blackberry Tempat dan Waktu Penelitian Adapun tempat penelitian dan waktu penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai beikut: 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA AL AZHAR yang berlokasi di Jl. PUSPITA LOKA 3.2 Bumi Serpong Damai Tangerang Selatan, Banten 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 Jenis dan Sumber Data Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah data kualitatif . Data Kualitatif yaitu informasi yang tidak berbentuk angka tetapi informasi yang dinyatakan dalam kata atau keterangan. Metode Pengolahan Data Metode analisis data yang digunakan dalam skripsi ini disesuaikan dengan masing-masing permasalahan penelitian. Untuk menjawab permasalahan yang ada digunakan : 1. Uji Validitas Menunjukkan valid atau tidaknya pertanyaan yang terdapat pada kuesioner dilihat dari penelitian sebenarnya, jika lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan valid, sedangkan jika lebih besar dari 0,05 pada pertanyaan kuesioner maka dinyatakan tidak valid. 2. Uji Reliabilitas Adalah suatu bentuk pengajian terhadap kualitias data primer, dengan tujuan untuk mengukur konsistensi seluruh pertanyaan dalam penelitian. Secara konsep, pertanyaan dianggap konsisten jika menghasilkan jawaban Untuk mengukur reliabilitas dari suatu kuesioner maka digunakan rumus teknik cronbach, sebagai berikut : α= - 74 keterangan : α = Cronbach‘s alpha N = banyaknya pertanyaan σt² = variasi dari skor ∑σb² = jumlah variasi. 3. Analisa Deskriptif Untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran dan kepuasan pelanggan digunakan analisa deskripif dengan menggunakan survey melalui kuesioner dengan skala likert maka variabel yang akan di ukur dijabarkan menjadi indicator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai tolak ukur untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan. Skala likert yang digunakan untuk persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran dan kepuasan pelanggan dalam memberikan 5 penilaian dengan bobot Kemudian perhitungan untuk mendapatkan kumulatif terakhir: Bobot X penilaian 1. Nilai terendah 100 x 1 = 100 Dengan perkiraan semua responden memberikan jawaban tidak baik dan tidak setuju antara bauran pemasaran dan kepuasan pelanggan. 2. Nilai tertinggi 100 x 5 = 500 Dengan perkiraan semua responden memberikan jawaban sangat baik dan sangat setuju antara bauran pemasaran dan kepuasan pelanggan. Maka besarnya interval : N tertinggi – N terendah = 500-100 = 80 Interval Kelas 5 75 Berdasarkan besarnya interval, maka penilaian dapat dikelompokkan : Tabel 3.3Total Rentang Skala bauran pemasaran dan kepuasan pelanggan Bobot Bauran Pemasaran Kategori Kepuasan 100 – 179 Sangat tidak baik Sangat Tidak Puas 180 – 259 Tidak baik Tidak Puas 260 – 349 Cukup baik Cukup Puas 350 – 419 Baik Puas 420 – 500 Sangat baik Sangat Puas Sumber : Darmadi Durianto,Sugiarto,Tony Sitinjak, Strategi menaklukkan pasar melalui riset ekuitas dan perilaku merek, 2001, hal. 135 1. Hasil Uji Reliabilitas. a. Uji Reliabilitas Bauran Pemasaran Tabel 5.2 Hasil Uji Reliabilitas Bauran Pemasaran Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .889 26 Sumber: Hasil pengolahan SPSS Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat atau derajat ketepatan dan keakuratan dari instrument pengukuran. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha . Sebuah data dianggap reliabel apabila memiliki nilai sebesar 0,60. Hasil uji reliabilitas bauran pemasaran untuk kartu seluler IM3 pada layanan Blackberry siswa/i SMA AL AZHAR adalah sebesar 0,889 dengan kategori sangat reliabel. Artinya nilai cronbach‘s alpha yang didapat adalah sebesar 0,889 > 0,81 artinya secara keseluruhan data tersebut dikatakan sangat reliabel. Persepsi Konsumen Terhadap Bauran Pemasaran 1. Produk ( X1 ) a. Kualitas sinyal yang bagus dari IM3 Persepsi konsumen terhadap kualitas kinerja IM3 pada layanan Blackberry berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 359 berada pada posisi rentang skala 350 – 419. Jadi dapat disimpulkan persepsi konsumen terhadap kualitas kinerja IM3 yaitu Baik. b. Penilaian konsumen terhadap merek IM3 pada layanan Blackberry yang sudah terkenal Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen pada Penilaian konsumen terhadap merek IM3 pada layanan Blackberry yang sudah terkenal. dilihat pada tabel di bawah ini: 2. Harga menyesuaikan bagi pengguna Dari hasil perhitungan, penulis dapat menentukan persepsi konsumen terhadap Harga menyesuaikan bagi pengguna berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 308 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Harga menyesuaikan bagi pengguna yaitu Cukup Baik. 3. Distribusi ( X3 ) a. Kemudahan konsumen dalam memperoleh produk 76 Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen terhadap Kemudahan konsumen dalam memperoleh produk dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan persepsi konsumen terhadap Kemudahan konsumen dalam memperoleh produk berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 408 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat Kemudahan konsumen dalam memperoleh produk yaitu Cukup Baik. b. Terdapat penjualan pulsa diseluruh wilayah Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen terhadap Terdapat penjualan pulsa diseluruh wilayah dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan persepsi konsumen Terdapat penjualan pulsa diseluruh wilayah berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 246 berada pada posisi rentang skala 180 – 259. Jadi dapat disimpulkan Terdapat penjualan pulsa diseluruh wilayah yaitu Tidak Baik. c. Penempatan Galery IM3 yang strategis Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Penempatan Galery IM3 yang strategis dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Pendapat tentang Penempatan Galery IM3 yang strategis berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 318 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Penempatan Galery IM3 yang strategis d. Kenyamanan fasilitas untuk konsumen Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Kenyamanan fasilitas untuk konsumen dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Kenyamanan fasilitas untuk konsumen berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 272 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Kenyamanan fasilitas untuk konsumen yaitu Cukup Baik. e. Kenyamanan pada pelayanan di Costumer Service Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Kenyamanan pada pelayanan di Costumer Service dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Kenyamanan pada pelayanan di Costumer Service berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 316 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Kenyamanan pada pelayanan di Costumer Service yaitu Cukup Baik. 4. Promosi ( X4 ) a. Promosi penjualan yang disertai bonus-bonus menarik Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Promosi penjualan yang disertai bonus-bonus menarik dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Promosi penjualan yang disertai bonusbonus menarik berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 305 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Promosi penjualan yang disertai bonus-bonus menarik yaitu Cukup Baik. b. Promosi penjualan pada saat event tertentu dengan berbagai hadiah. 77 Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Promosi penjualan yang disertai bonus-bonus menarik dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Promosi penjualan pada saat event tertentu dengan berbagai hadiah berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 303 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Promosi penjualan pada saat event tertentu dengan berbagai hadiah yaitu Cukup Baik. c. Iklan-iklan produk terbaru yang sangat menarik dimedia cetak Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Iklan-iklan produk terbaru yang sangat menarik dimedia cetak dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Iklan-iklan produk terbaru yang sangat menarik dimedia cetak berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 294 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Iklan-iklan produk terbaru yang sangat menarik dimedia cetak yaitu Cukup Baik d. Promosi produk sangat menarik di media TV Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Promosi produk sangat menarik di media TV dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Promosi produk sangat menarik di media TV berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 305 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Promosi produk sangat menarik di media TV yaitu Cukup Baik. 5. Kepuasan Pelanggan ( Y ) a. Sering berpindah merek provider karena faktor harga Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Sering berpindah merek provider karena faktor harga dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Sering berpindah merek provider karena faktor harga berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 326 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Sering berpindah merek provider karena faktor harga yaitu Cukup Puas. b. Pembeli yang puas dengan produk yang dikonsumsinya Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Pembeli yang puas dengan produk yang dikonsumsinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan yang puas dengan produk yang dikonsumsinya berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 319 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan yang puas dengan produk yang dikonsumsinya yaitu Cukup Puas. c. Menemukan kepuasan dalam memakai produk Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Menemukan kepuasan dalam memakai produk dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Dari tabel diatas, penulis dapat Menemukan kepuasan dalam memakai produk berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 313 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Menemukan kepuasan dalam memakai produk yaitu Cukup Puas. d. Benar-benar menyukai produk 78 Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Benar-benar menyukai produk dapat dilihat pada tabel di bawah ini :Dari tabel diatas, penulis dapat Benar-benar menyukai produk berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 319 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Benar-benar menyukai produk yaitu Cukup Puas. e. Menyarankan atau mempromosikan ke orang lain untuk membeli produk Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Menyarankan atau mempromosikan ke orang lain untuk membeli produk dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Dari tabel diatas, penulis dapat Menyarankan atau mempromosikan ke orang lain untuk membeli produkberdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 341 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Menyarankan atau mempromosikan ke orang lain untuk membeli produk yaitu Cukup Puas. 6. Harga menyesuaikan bagi pengguna Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen terhadap Harga menyesuaikan bagi pengguna dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan persepsi konsumen terhadap Harga menyesuaikan bagi pengguna berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 308 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Harga menyesuaikan bagi pengguna yaitu Cukup Baik. 7. Distribusi ( X3 ) a. Kemudahan konsumen dalam memperoleh produk Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen terhadap Kemudahan konsumen dalam memperoleh produk dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan persepsi konsumen terhadap Kemudahan konsumen dalam memperoleh produk berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 408 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat Kemudahan konsumen dalam memperoleh produk yaitu Cukup Baik. b. Terdapat penjualan pulsa diseluruh wilayah Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen terhadap Terdapat penjualan pulsa diseluruh wilayah dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan persepsi konsumen Terdapat penjualan pulsa diseluruh wilayah berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 246 berada pada posisi rentang skala 180 – 259. Jadi dapat disimpulkan Terdapat penjualan pulsa diseluruh wilayah yaitu Tidak Baik. c. Penempatan Galery IM3 yang strategis Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Penempatan Galery IM3 yang strategis dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Pendapat tentang Penempatan Galery IM3 yang strategis berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 318 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Penempatan Galery IM3 yang strategis yaitu Cukup Baik. d. Kenyamanan fasilitas untuk konsumen Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Kenyamanan fasilitas untuk konsumen dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Kenyamanan fasilitas untuk konsumen berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 272 berada pada posisi 79 rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Kenyamanan fasilitas untuk konsumen yaitu Cukup Baik. e. Kenyamanan pada pelayanan di Costumer Service Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Kenyamanan pada pelayanan di Costumer Service dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Kenyamanan pada pelayanan di Costumer Service berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 316 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Kenyamanan pada pelayanan di Costumer Service yaitu Cukup Baik. 8. Promosi ( X4 ) a. Promosi penjualan yang disertai bonus-bonus menarik Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Promosi penjualan yang disertai bonus-bonus menarik dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Promosi penjualan yang disertai bonus-bonus menarik berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 305 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Promosi penjualan yang disertai bonus-bonus menarik yaitu Cukup Baik. b. Promosi penjualan pada saat event tertentu dengan berbagai hadiah. Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Promosi penjualan yang disertai bonus-bonus menarik dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Promosi penjualan pada saat event tertentu dengan berbagai hadiah berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 303 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Promosi penjualan pada saat event tertentu dengan berbagai hadiah yaitu Cukup Baik. c. Iklan-iklan produk terbaru yang sangat menarik dimedia cetak Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Iklan-iklan produk terbaru yang sangat menarik dimedia cetak dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Iklan-iklan produk terbaru yang sangat menarik dimedia cetak berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 294 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Iklan-iklan produk terbaru yang sangat menarik dimedia cetak yaitu Cukup Baik. d. Promosi produk sangat menarik di media TV Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Promosi produk sangat menarik di media TV dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Promosi produk sangat menarik di media TV berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 305 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Promosi produk sangat menarik di media TV yaitu Cukup Baik. 9. Kepuasan Pelanggan ( Y ) a. Sering berpindah merek provider karena faktor harga Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Sering berpindah merek provider karena faktor harga dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan Sering berpindah merek provider karena faktor harga berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 326 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Sering berpindah merek provider karena faktor harga yaitu Cukup Puas. b. Pembeli yang puas dengan produk yang dikonsumsinya 80 Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Pembeli yang puas dengan produk yang dikonsumsinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Dari tabel diatas, penulis dapat menentukan yang puas dengan produk yang dikonsumsinya berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 319 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan yang puas dengan produk yang dikonsumsinya yaitu Cukup Puas. c. Menemukan kepuasan dalam memakai produk Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Menemukan kepuasan dalam memakai produk dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Dari tabel diatas, penulis dapat Menemukan kepuasan dalam memakai produk berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 313 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Menemukan kepuasan dalam memakai produk yaitu Cukup Puas. d. Benar-benar menyukai produk Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Benar-benar menyukai produk dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Dari tabel diatas, penulis dapat Benar-benar menyukai produk berdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 319 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Benar-benar menyukai produk yaitu Cukup Puas. e. Menyarankan atau mempromosikan ke orang lain untuk membeli produk Dari hasil analisis mengenai persepsi konsumen Pendapat anda tentang Menyarankan atau mempromosikan ke orang lain untuk membeli produk dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Dari tabel diatas, penulis dapat Menyarankan atau mempromosikan ke orang lain untuk membeli produkberdasarkan skala likerts dari 100 responden yang berjumlah total 341 berada pada posisi rentang skala 260 – 349. Jadi dapat disimpulkan Menyarankan atau mempromosikan ke orang lain untuk membeli produk yaitu Cukup Puas. Kesimpulan Dari pengolahan data serta analisis pembahasan diatas, berkaitan dengan unsur-unsur yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel bauran pemasaran yang terdiri atas 4P (Produk, Harga, Distribusi dan Promosi) secara bersama-sama memiliki pengaruh positif atau signifikan terhadap kepuasan pelanggan IM3 pada layanan Blackberry. 2. Variabel Bauran pemasaran terdiri atas 4P (Produk, Harga, Distribusi dan Promosi) yang berpengaruh paling dominan adalah faktor Distribusi X3 dengan nilai yang signifikan 4,138 > 1,984 IM3 yang benar-benar memberikan pengaruh terhadap Y yaitu kepuasan pelanggan, IM3 layanan Blackberry dikalangan Pelajar siswa/i SMA AL AZHAR Tangerang Selatan,Banten. Sedangkan pada variabel produk, harga dan promosi tidak ada pengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Dengan nilai signifikan Produk X1 sebesar (– 1,407) < 1,984 maka tidak ada pengaruh terhadap Y yaitu kepuasan pelanggan, lalu dengan nilai signifikan harga X2 sebesar 2,252 > 1,984 maka ada pengaruh terhadap Y yaitu kepuasan pelanggan .Dengan nilai signifikan promosi X4 sebesar 1,718 < 1,984 maka promosi tidak ada pengaruh terhadap Y yaitu kepuasan pelanggan . 3. Variabel Kepuasan pelanggan IM3 pada layanan Blackberry berada pada persepsi Cukup Puas dengan rekapitulasi nilai 323,6 yang dimana tingkat kepuasan 260 – 349 adalah Cukup Puas 81 Saran Dari analisis pembahasan dan kesimpulan diatas, ada beberapa saran kepada Direktur IM3 khususnya di Layanan Blackberry dalam upaya meningkatkan mutu atau pelayanan atas jasa dan mempertahankan kepuasan pelanggan, dalam rangka menghadapi era persaingan pada bidang telekomunikasi seluler yang semakin kompetitif saat ini yaitu: 1. Dari hasil yang sudah dihitung maka didapatkan jawaban bahwa semua variabel 4P (Produk, Harga, Distribusi, dan Promosi) terdapat pengaruh terhadap Kepuasan pada Pelanggan.pada hal ini dapat menjadi masukan bagi pihak IM3 terutama kepada Direktur utama agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usaha-usaha demi kemajuan produk IM3 pada layanan Blackberry. 2. Variabel yang paling dominan pada penelitian ini adalah Distribusi. Penambahan pada jalur distribusi/agen-agen pulsa sangat berpengaruh bagi pelanggan IM3 pada layanan Blackberry, dan terutama pada penempatan atau tata letak agen-agen pulsa di tiap wilayah khususnya di Tangerang Selatan. 3. Kemudian di kualitas signal , PT.Indosat ,tbk bisa mendirikan tower-tower pemancar pada tiap-tiap wilayah di Tangerang Selatan,Banten agar Pelanggan IM3 khususnya pada layanan Blackberry mendapatkan kualitas Signal yang baik. DAFTAR PUSTAKA Ali Hasan, Marketing, Yogyakarta, Media Presindo, Jakarta, 2009 Bilson Simamora, Analisis Multivariat Pemasaran, PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2005 Darmadi Durianto, Strategi Menaklukan Pasar, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Edisi II, Andi Yogyakarta, 2008 Fajar Laksana,Pemasaran, Edisi Pertama, Yogyakarta,Graha Ilmu 2008 Husein Umar, Riset Pemasaran dan Prilaku Konsumen, PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2009 Husein Umar, Metode Penelitian, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.2007 Hasyim,Rina Anindita, Prinsip-prinsip Dasar Metode Riset Bidang Pemasaran, University Press Jakarta, 2009 M.Mursid, Manajemen Pemasaran, Bumi Aksara, Jakarta, 2006 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Benjamin Malon, Edisi Milenium, Prenhallindo, Jakarta, 2002 ----------------,,Gary Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran,Terjemah Alexander Sindoro, Edisi Kesembilan, PT Indeks,Jakarta,2004 Paul N Bloom dan Louise N Boone, Strategi Pemasaran Produk, PT Prestasi Pustakaraya, Jakarta, 2006 Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen,Penerbit ALFABETA,Bandung, 2005 Ronny Kountur, Metode Penelitian, PPM, Jakarta, 2007 Sugiono,Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesebelas ALFABETA, Bandung, 2008 82 ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), DAN CURRENT RATIO (CR)TERHADAP PRICE BOOK VALUE (PBV) PADA PERUSAHAAN LQ’45 DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2007– 2011 Asep Ahmad Yani Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen yaitu Return on Equity (ROE) Debt To Equty Ratio (DER),Dan Current Ratio (CR) terhadap Price book value (PBV) dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda. Sampel dalam penelitian menggunakan teknik penarikan sampel dengan metode purposive sampling dimana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 perusahaan dengan kriteria sebagai berikut setiap perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ’45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara konsisten selama 5 tahun berturut-turut dan mengeluarkan laporan keuangan setiap tahun yang telah di audit selama periode 2007 sampai dengan 2011. Perusahaan sampel memiliki dan menggunakan sumber dana baik dari sumber internal maupun eksternal, dan perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar didalam LQ 45 . Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan Return on Equity (ROE) terhadap Price book value (PBV), sedangkan Debt to Equity Ratio dan Current Ratio (CR) tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Price book value (PBV). Secara simultan Return on Equity (ROE) Debt To Equty Ratio (DER),Dan Current Ratio (CR) mempunyai pengaruh yang signifikan Terhadap Price book value (PBV) Kata Kunci: Return on Equity (ROE) Debt To Equty Ratio (DER),Dan Current Ratio (CR) Terhadap Price book value (PBV) PENDAHULUAN Investasi di pasar modal walaupun dalam prinsipnya sama dengan investasi di bidang lain, akan tetapi dalam kenyataan mempunyai kekhususan yaitu selain dana juga diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman serta naluri bisnis untuk menganalisa efek atau surat berharga yang akan dibeli dan efek yang sudah waktunya untuk dijual kembali. Bagi perusahaan yang sudah go publik, hendaknya menunjukkan kondisi keuangan yang baik, dikarenakan keuntungan yang diterima perusahaan menunjukkan kenaikan yang berarti dari waktu ke waktu. Hal tersebut dapat dilihat dan dibaca oleh masyarakat umum, terlebih lagi dengan pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan tersebut. Hal ini akan menjadi acuan bagi pemilik modal yaitu investor dan kreditur yang akan menanamkan modalnya atau menginvestasikan dana yang dimiliki kedalam perusahaan yang dirasa berpotensi untuk memberi keuntungan dan keamanan. 83 Investor dan calon investor dapat menentukan investasinya dengan tepat. Oleh karena itu dirasa perlu untuk melakukan penelitian,di mana penelitian tersebut pada kinerja keuangannya sehingga bisa memberikan informasi pada masyarakat terlebih pada investor yang hendak menginvestasikan dana atau modal yang dimiliki. Investor dapat mempertimbangkan rasio pasar modal seperti rasio harga pernilai buku (PBV) untuk membedakansaham mana yang harganya wajar, terlalu tinggi (overvalued), atau terlalu rendah(undervalued).Strategi ini umumnya menghubungkan rasio price to book value dengan nilai intrinsik saham yang diperkirakan berdasarkan model penilaiansaham. Biasanya dalam melihat laporan keuangan suatu perusahaan untuk menentukan seorang investor ingin membeli saham tersebut, investor akan melihat laporan keuangan perusahaan 5 tahun kebelakang, karena dengan melihat laporan keuangan 5 tahun kebelakang maka seorang investor dapat melihat perkembangan selanjutnya. Untuk itu penulis mencoba menganalisis Price Book Value (PBV) yang tergabung pada LQ45. Supaya harapan para investor sebelum memutuskan untuk membeli dan menjual saham, para investor harus memperhatikan nilai buku saham perusahaan maka dari itu penulis membuat grafik perkembangan rata-rata Price Book Value (PBV) pada perusahaan yang tergabung dalam LQ‘45 yang terlihat pada Gambar chard berikut ini Gambar 1.1 Pergerakkan rata-rata PBV dari tahun 2007-2011 Terlihat dari awal tahun 2007 PBV bernilai 5,5176 kali, kemudian tahun 2008 PBV turun sebesar nilai 3,23 kali . Pada tahun 2009 PBV meningkat menjadi 3,53 kali sedangkan tahun 2010 PBV meningkat kembali menjadi sebesar 3,991 kali dan di tahun 2011 kembali berubah menjadi rata-rata 3,90.Hal ini dapat disimpulkan bahwa PBV tidak konsiten dalam pergerakanya. Di lihat dari faktor fundamental, naik dan turunnya harga saham dapat dipengaruhi oleh factor eksternal dan factor internal. Pada faktor eksternal bisa dilihat pada perkembangan makro ekonomi. Sedangkan pada faktor internal biasanya dilihat pada kinerja perusahaan terutama Rasio keuangan, baik dari Rasio Profibilitas, Rasio Pasar, Rasio Hutang, Rasio Aktivitas, dan Rasio Likuiditas. Dimana rasio tersebut telah teruji dan memiliki pengaruh terhadap harga saham yang akan menyebabkan pengaruh pada Price Book Value (PBV). Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul “ ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), DAN CURRENT RATIO (CR)TERHADAP PRICE BOOK VALUE (PBV) PADA PERUSAHAAN LQ’45 DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2007– 2011 ” Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 84 1. Untuk mengetahui pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Current Ratio secara parsial terhadap Price Book Value Pada Perusahaan LQ 45 tahun 2007 -2011 2. Untuk mengetahui pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio,Current Ratio secara simultan terhadap Price Book Value Pada Perusahaan LQ 45 tahun 2007 -2011 Kerangka Pikir Gambaran Kerangka Pikir Penelitian adalah sebagai berikut : Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah diatas maka hipotesis penelitian yang akan diajukan adalah sebagai berikut : Ha1 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Return on Equity, Debt to Equity Ratiodan Current Ratio terhadap Price Book Value secara parsial. Ha2 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Current Ratio terhadap Price Book Value secara simultan. 85 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) pada gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terletak di jalan. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta Selatan 12190 Indonesia. 2. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan penulis untuk penelitian ini berlangsung dari tahun 2011 sampai dengan selesai. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Jenis data yang diperoleh adalah jenis data kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan. Disini data yang penulis ambil adalah Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Current Ratiodan hasil perhitungan Price Book Value selama tahun 20072011. 2. Sumber Data Sumber data yang diperoleh penulis yaitu data yang bersifat sekunder.Data sekunder adalah data yang sudah diolah oleh perusahaan berupa laporan keuangan dan kemudian digunakan oleh penulis untuk dapat diolah datanya lebih lanjut sebagai perhitungan hasil penulisan karya ilmiah.Jadi data yang sudah penulis peroleh dari PRPM di Bursa Efek, dan datanya diperoleh dari situs BEI (www.idx.co.id). Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi yang menjadi objek penelitian penulis merupakan perusahaan yang tergabung dalam LQ‘45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2007 sampai dengan 2011. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 perusahaan, pengambilan sampel yang dilakukan penulis dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan tehnik purposive sampling. Purposive sampling yaitu metode pemilihan sampel dengan beberapa kriteria atau pertimbangan tertentu. Adapun yang menjadi kriteria/pertimbangan adalah sebagai berikut : a. Perusahaan yang tergabung dalam LQ‘45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara konsisten selama 5 tahun berturut-turut pada Desember 2007-Desember 2011. b. Data laporan keuangan yang tersedia secara lengkap selama periode 2007 sampai dengan 2011. c. Terdapat 26 perusahaan yang tergabung dalam LQ‘45 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, diantaranya : 86 Tabel 3.1 Perusahaan Sebagai Objek Penelitian NO Nama perusahaan Emitmen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 PT.Astra Argo Lestari , Tbk PT.Aneka Tambang ,Tbk Bisi Internatonal Tbk Pt.Berlian Laju Tanker Tbk Pt.Bakrie Brother Tbk Pt.Indosat ,Tbk Pt.Barito Pasifik ,Tbk Pt.Bakrie Telecom ,Tbk Pt.Bakrie Sumatra Plantation Tbk Pt.Bumi Resources.Tbk Pt.Darma Henwa ,Tbk Pt.Sampoerna Argo,Tbk Pt.Bakrie Develoment,Tbk Pt.Energi Mega Persada ,Tbk Pt.Semen Gresik ,Tbk Pt.International Nickel Indonesia ,Tbk Pt.Indofood Sukses Makmur,Tbk Pt.Indo Tambang Raya Megah Tbk Pt.Medco Energi Intrnational,Tbk Pt.Perusahaan Gas Negara ,Tbk Pt.Bank Pan Negara ,Tbk Pt.Tambang Batu Bara Bukit Asam ,Tbk Pt.Unilever ,Tbk Pt.Telekomunikasi Indonesia ,Tbk Pt.Timah (Persero),Tbk Pt.Tempo Scand Pacifik,Tbk Aaeli ANTM BISI BLTA BNBR ISAT BRPT BTEL UNSP BUMI DEWA SGRO ELTY ENRG SMGR INCO INDF ITMG MEDC PGAS PNBN PTBA UNVR TLKM TINS TSPC Sumber : Objek Perusahaan diperoleh dari BEI Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan studi kepustakaan. Studi kepustakaan digunakan untuk memperoleh teori-teori yang diperlukan serta untuk dapat membahas sekaligus menjawab mengenai permasalahan yang penulis teliti. Penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan membaca, mempelajari, mengkaji, meneliti serta menelaah buku-buku referensi, jurnal, dan literatur lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yang akan dapat membantu penelitian dalam pembahasan masalah. Metode Analisis Data Pengujian hipotesis dengan metode analisis data yaitu dengan menggunakan software SPSS. Langkahlangkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data Menguji apakah dalam sebuah model regresi, antara variabel dependen dan variabel independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah data normal atau mendekati normal. Dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut : 1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji Multikolinearitas 87 Menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem Multikolinearitas (Multikol). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat besarnya VIF (Variance Inflation Factor). Apabila harga VIF lebih besar dari 5 (VIF > 5), mengidentifikasikan variabel tersebut mempunyai multikolinier dengan variabel independen yang lain. Uji Heterokedastisitas Menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi Heterokadastisitas. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi Heterokedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heterokedastisitas. Uji Autokorelasi Autokorelasi berarti terdapat korelasi antar anggota sampel atau data pengamatan yang diurutkan berdasarkan waktu, sehingga munculnya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya. Uji autokorelasi dilakukan dengan Durbin-Watson d statistics test (D-W test) dan melihat ada tidaknya autokorelasi dapat digunakan ketentuan sebagai berikut : Tabel 3.2 Kriteria Durbin Watson DW Kesimpulan < 1.10 Ada autokorelasi 1.10 sampai 1.54 Tanpa kesimpulan 1.55 sampai 2.46 Tidak ada autokorelasi 2.47 sampai 2.90 Tanpa kesimpulan > 2.91 Ada autokorelasi Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara setiap variabel bebas (variabel independen) terhadap variabel terikat (variabel dependen). Adapun bentuk persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y a b1 X 1 b2 X 2 b3 X 3 e Dimana : Y X1 X2 = Price Book Value = Debt to Equity Ratio = Konstanta = Current Ratio 88 = Koefisien Regresi X3 = Return on Equity Uji t (Parsial) Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan apakah koefisien regresi terebut mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak secara parsial antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Dasar pengambilan keputusan : a. Jika t hit t tabel , maka mempunyai pengaruh yang signifikan. b. Jika t hit a. Jika Sig. > b. Jika Sig. < t tabel , maka tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. atau (0.05), maka koefisien regresi tidak signifikan. (0.05), maka koefisien regresi signifikan. Uji F (Simultan) Uji F atau disebut uji signifikan serentak (bersama-sama) dilakukan untuk menguji apakah semua variabel independen (X) mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen (Y) secara simultan. Dasar pengambilan keputusan : a. Jika Fhit Ftabel , maka Terima H a b. Jika Fhit Ftabel , maka Tolak H o a. Jika nilai Sig. > atau (0.05), maka Terima H a b. Jika nilai Sig. < (0.05), maka Tolak H o Hipotesa : Ho > 0 = dependen. Ha < 0 = dependen. maka ada pengaruh secara simultan antara variabel independen terhadap variabel maka tidak ada pengaruh secara simultan antara variabel independen terhadap variabel Definisi Operasional Variabel Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda terdiri dari satu variabel dependen (Y) yaitu Price Book Value (PBV) dan terdiri empat variabel independen (X) yaitu Current Ratio(CR), Debt to Equity Ratio(DER), Return on Equity(ROE). Maka variabel-variabel tersebut didefinisikan sebagai berikut : 1) 2) Price Book Value Yaitu rasio untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi sebagai perusahaan yang terus tumbuh. Rasio Price Book Value merupakan perbandingan antara harga saham dengan nilai buku persaham. Return on Equity 89 Merupakan salah satu rasio profitabilitas yang merupakan hasil pengembalian atas ekuitas. Rasio ini mengukur pengembalian nilai buku kepada pemilik.Perhitungan Return on Equity di dapat dengan membagi net income dengan total equity. 3) Debt to Equity Ratio Yaitu rasio yang mengukur berapa besar hutang atau kewajiban perusahaan dibandingkan dengan modalnya. Rasio ini menjadi salah satu rasio yang mengukur solvabilitas perusahaan. Rasio hutang atas modal dapat dihitung dengan membagi jumlah hutang (baik lancar maupun jangka panjang) dengan jumlah modal/ekuitas. 4) Current Ratio Yaitu rasio yang mengukur jumlah aktia lancar dengan jumlah kewajiban lancar atau hutang jangka pendek. Rasio lancar akan lebih bermanfaat dari pada jumlah rupiah dalam modal kerja yang dilakukan untuk suatu perusahaan. Current Ratio ini menunjukkan tingkat keamanan ( margin of safety) kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Tetapi suatu perusahaan dengan current ratio yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan, misalnya jumlah persedian yang relatip tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan yang akan datang sehingga tingkat perputaran persedian rendah dan menunjukkan adanya over investment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang mungkin sulit untuk ditagih. Sejarah Singkat Perusahaan 1. PT Astra Agro Lestari, Tbk (AALI) PT Astra Agro Lestari Tbk didirikan dengan nama PT Suryaraya Cakrawala berdasarkan Akta Notaris Ny.Rukmasanti Hardjasatya,S.H No.12 tanggal 3 Oktober 1988, yang kemudian berubah menjadi PT Astra Agro Niaga. Pada tanggal 30 Juni 1997 perusahaan melakukan penggabungan usaha dengan PT Suryaraya Bahtera dan berubah menjadi PT Astra Agro Lestari Tbk. Ruang lingkup kegiatan perusahaan adalah perkebunan, perdagangan umum, perindustrian, pengangkutan, jasa dan konsultan. Perusahaan mempunyai investasi pada anak perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan industri kelapa sawit, karet, dan kakao. Pada tanggal 9 Desember 1997, perusahaan melakukan penawaran umum perdana saham perusahaan melalui Bursa Efek Indonesia. Kantor pusat perusahaan dan anak perusahaan berlokasi di Jalan Pulo Ayang Raya Blok OR No.1 Kawasan Industri Pulogadung Jakarta. 2. PT Aneka Tambang (Persero), Tbk (ANTM) PT Aneka Tambang (Persero) Tbk didirikan tanggal 5 Juli 1968 dengan nama PT Pertambangan Nickel Indonesia (PNI). PT Aneka Tambang Tbk merupakan pelopor dalam usaha pertambangan dan produksi mineral di Indonesia. Pada tanggal 21 Mei 1975, berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI status Aneka Tambang berubah menjadi perusahaan terbuka (PT Aneka Tambang Tbk). PT Aneka Tambang Tbk mendaftarkan diri di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 27 November 1997. Kantor Pusat PT Aneka Tambang Tbk beralamat di Jalan Letjen TB Simatupang No.1 Lingkar Selatan Tanjung Barat Jakarta. 3. PT Astra International, Tbk (ASII) PT Astra International Tbk didirikan dengan Akta Notaris Sie Khwan Djioe No.67 tanggal 20 Februari 1957 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dalam Surat Keputusan No.J.A.5/53/5 tanggal 1 Juli 1957. PT Astra International Tbk didirikan dengan nama PT Astra International Incorporated. Pada tahun 1990 Perseroan mengubah namanya menjadi PT Astra International Tbk. Perseroan ini berdomisili di Jalan Gaya Motor Raya No.8 Sunter II Jakarta. Ruang lingkup kegiatan 90 perseroan adalah perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan, dan jasa konstruksi. Ruang lingkup kegiatan utama anak perusahaan meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat-alat berat, pertambangan dan jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, dan teknologi informasi. PT Astra International mendaftarkan diri di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 4 April 1990. 4. PT International Nickel Indonesia, Tbk (INCO) PT International Nickel Indonesia Tbk merupakan produsen nikel terkemuka di dunia. Selama lebih dari tiga dasawarsa sejak penandatanganan Kontrak Karya dengan Pemerintah Indonesia pada tahun 1968, Perseroan telah menyediakan lapangan pekerjaan dan pelatihan, mewujudkan kepedulian terhadap keutuhan masyarakat sekitar, menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham dan memberikan sumbangan positif terhadap ekonomi Indonesia. PT International Nickel Indonesia Tbk menghasilkan nikel dan mette, produk setengah jadi yang diolah dari biji laterit di fasilitas pertambangan dan pengolahan terpadu dekat Surowako, Sulawesi. Seluruh produksi PT International Nickel Indonesia Tbk dijual dalam mata uang Amerika Serikat dalam kontrak-kontrak jangka panjang. Per 31 Desember 2005, 60,8% saham Perseroan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), dimiliki oleh PT International Nickel Indonesia Tbk Limited dari Kanada, salah satu produsen nikel terkemuka di dunia, dan 20,1 % saham oleh Sumitomo Metal Mining Co., Ltd sebuah Perseroan tambang dan peleburan penting di Jepang. Selain itu, 19,1% saham PT International Nickel Indonesia Tbk dimiliki oleh public dan pemegang saham lainnya. 5. PT Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF) PT Indofood Sukses Makmur Tbk didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma, berdasarka Akta Notaris Benny Kristianto, S.H No.228. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dalam Surat Keputusan tanggal 12 Juli 1991, dan diumumkan dalam Berita Negara RI No.12 Tambahan No.611 tanggal 11 Februari 1992. Ruang lingkup kegiatan perusahaan terdiri dari pembuatan mie, penggilingan mie, penggilingan tepung terigu, kemasan, jasa manajemen, serta penelitian dan pengembangan. Saat ini, perusahaan terutama bergerak dibidang pembuatan mie dan penggilingan tepung terigu. Kantor Pusat perusahaan berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 27 Jalan Jendral Sudirman Kav.76-78 Jakarta. Pada 14 Juli 1994 perusahaan melaksanakan penawaran umum saham baru kepada masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). 6. PT Indosat, Tbk (ISAT) PT Indosat Tbk didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No.1 Tahun 1967 berdasarkan Akta Notaris Mohamad Said Tadjoedin, S.H No.55 Tanggal 10 November 1967 di Negara Republik Indonesia. Pada tahun 1980, perusahaan dijual oleh American Cable and Radio Corporation, anak perusahaan dari International Telephone & Telegraph, kepada Pemerintah Republik Indonesia dan menjadi Badan Usaha Milik Negara (Persero). Pada tanggal 23 Agustus 2001, perusahaan memperoleh izin penyelenggaraan dari Menteri Perhubungan. Berdasarkan Surat Izin penyelenggaraan jaringan telekomunikasi tetap lokal dengan wilayah operasi Jakarta dan Surabaya. Pada tanggal 7 Februari 2003, perusahaan memperoleh persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal dalam Surat No.14/V/PMA/2003 atas perubahan status dari Badan Usaha Milik Negara (Persero) menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing. PT Indosat Tbk mendaftarkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 19 Oktober 1994. Perusahaan berkedudukan di Jalan Medan Merdeka Barat No.21 Jakarta dan memiliki 8 kantor regional yang terletak di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Palembang, Balikpapan, dan Makasar. 91 7. PT Medco Energi International, Tbk (MEDC) PT Medco Energi International Tbk didirikan pada tanggal 9 Juni 1980 oleh pengusaha muda Indonesia, BP.Arifin Panigoro. Beliau bersama Bp.Hertriono Kartowisastro (Direktur Utama PT Apexindo Pratama Duta Tbk) memulai usaha dibidang pengolahan minyak dan gas. Dengan bergabungnya BP.John Sadrak Karamoy di tahun 1992, PT Medco Energi International Tbk mulai memasuki usaha dibidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas. Saat ini PT Medco Energi International Tbk berkembang menjadi sebuah perusahaan energy terpadu yang memiliki kegiatan usaha dibidang eksplorasi dan produksi migas, jasa pengeboran, produksi methanol, serta yang terbaru adalah produksi LPG dan pembangkit tenaga listrik. Keterlibatan perseroan dalam bisnis eksplorasi dan produksi migas diawali dari pengambilalihan kontrak-kontrak eksplorasi dan produksi milik Tesoro di Kalimantan pada tahun 1992 dan pengambilalihan PT Stanvac Indonesia dari Exxon Mobil pada tahun 1995. Pada tanggal 12 Oktober 1994 PT Medco Energi International melakukan penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia dengan simbol saham MEDC. Kantor Pusat beralamat di Graha Niaga Building Lantai 16, Jalan Jendral Sudirman No.58 Jakarta. 8. PT Perusahaan Gas Negara, Tbk (PGAS) Semula pengusaha gas di Indonesia adalah perusahaan gas swasta Belanda yang bernama I.J.N. Eindhoven & Co berdiri pada tahun 1859 yang memperkenalkan penggunaan gas kota di Indonesia yang terbuat dari batu bara. Pada tahun 1958 perusahaan tersebut dinasionalisasi dan diubah menjadi PN Gas yang selanjutnya pada tanggal 13 Mei 1965 berubah menjadi Perusahaan Gas Negara. Tanggal inilah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi PGN pada tiap tahunnya. Perusahaan ini mulai menyalurkan gas alam menggantikan gas buatan dari batu bara dan minyak yang tidak ekonomis pada tahun 1974. Konsumennya adalah sektor rumah tangga, komersial dan industri. Penyaluran gas alam untuk pertama kali dilakukan di Cirebon tahun 1974, kemudian disusul berturutturut di wilayah Jakarta tahun 1979, Bogor tahun 1980, Medan tahun 1985, Surabaya tahun 1994, dan Palembang tahun 1996. Berdasarkan kinerjanya yang terus mengalami peningkatan, maka pada tahun 1984 statusnya berubah menjadi Perum dan pada tahun 1994 statusnya ditingkatkan lagi menjadi Persero dengan penambahan ruang lingkup usaha yang lebih luas yaitu selain di bidang distribusi gas bumi juga di bidang yang lebih ke sektor hulu yaitu di bidang transmisi, dimana PGN berfungsi sebagai transporter. PGN kemudian memasuki babak baru menjadi perusahaan terbuka ditandai dengan tercatatnya saham PGN pada tanggal 15 Desember 2003 di Bursa Efek Indonesia. 9. PT Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk (PTBA) PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk didirikan pada tanggal 2 Maret 1981 berdasarkan Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 1980 dengan Akta Notaris Mohamad Ali No.1, yang telah diubah dengan Akta Notaris No.5 tanggal 6 Maret 1984 dan No.51 tanggal 29 Mei 1985. Akta pendirian tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan tangal 28 November 1985 serta diumumkan dalam Berita Negara No.33 Tambahan No.550 tanggal 25 April 1986. Maksud dan tujuan perusahaan terutama bergerak dalam bidang industri tambang batubara meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitas, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan, pemeliharaan fasilitas dermaga khusus batubara baik untuk keperluan sendiri maupun pihak lain, pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap baik untuk keperluan sendiri maupun pihak lain dan memberikan jasajasa konsultasi dalam bidang industri pertambangan batubara. Pada tanggal 23 Desember 2002, perusahaan melakukan penawaran umum saham perdana. Kantor Pusat PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk beralamat di Menara Kadin Indonesia Lantai 9 dan 15, Jalan HR Rasuna Said X-5 Kav.2 & 3 Jakarta. 92 10. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TLKM) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk pada mulanya merupakan bagian dari “Post en Telegraafdienst”, yang didirikan pada tahun 1884 berdasarkan Keputusan Gubernur Jendral Hindia Belanda No.7 tanggal 27 Maret 1884 dan diumumkan dalam Berita Negara Hindia Belanda No.52 tanggal 3 April 1884. Pada tahun 1991, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.25 tahun 1991 status perusahaan diubah menjadi perseroan terbatas milik Negara (Persero). Perusahaan didirikan berdasarkan Akta Notaris Imas Fatimah, S.H No.128 tanggal 24 September 1991. Ruang lingkup kegiatan perusahaan adalah menyelenggarakan jaringan dan jasa telekomunikasi serta informatika, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kantor pusat perusahaan berlokasi di Jalan Japati No.1 Bandung, Jawa Barat. Kegiatan perusahaan dalam menyelenggarakan jasa telekomunikasi dalam negeri, meliputi telepon, teleks, telegram, satelit, sirkit langganan, surat elektronik, dan jasa komunikasi bergerak dan seluler. Pada tanggal 14 November 1995, perusahaan melakukan penawaran umum saham perdana. 11. PT Bakrie Sumatera Plantations, Tbk (UNSP) PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi perkebunan yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1983. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam bahan perkebunan. Perusahaan ini mempunyai lahan HGU di Kabupaten Asahan. 12. PT Indo Tambangraya Megah Tbk Didirikan berdasarkan Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No.13 tertanggal 2 September 1987 yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusan No. C2-640.HT.01.01.TH‘89 Tertanggal 20 Januari 1989. Anggaran dasar perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan anggaran dasar terakhir dilakukan berdasarkan Akta Notaris Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, S.H., Notaris di Jakarta. Bidang usaha utama Perusahaan adalah bidang pertambangan dengan melakukan investasi kepada anak-anak perusahaan dan jasa pemasaran untuk pihak yang memiliki hubungan istimewa. Anak-anak perusahaan yang dimilikinya bergerak dibidang industri pertambangan batubara. Kantor Pusat perusahaan berlokasi di Jakarta. 13. PT Darma Henwa Tbk PT Darma Henwa Tbk (―Perusahaan‖) dahulu PT HWE Indonesia, didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 8 Oktober 1991, dengan Akta Notaris Sp. Henny Shidik, S.H., No. 54, dalam kerangka Undang-undang Penanaman Modal Asing No. 1/1967 Republik Indonesia. Anggaran Dasar Perusahaan disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusan No. C26334.HT.01.01.TH.93 tanggal 19 Juli 1993 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 1346 tanggal 14 Februari 1995. Perusahaan memulai kegiatan operasionalnya pada tahun 1993. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah jasa kontraktor pertambangan umum serta pemeliharaan dan perawatan peralatan pertambangan. Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Menara Anugrah Kantor Taman E.3.3, Lantai 11 & 12, Jl. Mega Kuningan Lot 8.6 - 8.7, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta 12950 dan proyek Perusahaan berlokasi di Bengalon, Kalimantan Timur dan Asam-asam, Kalimantan Selatan. 14. PT Bakrie Telecom Tbk PT Bakrie Telecom (dahulu PT Radio Telepon Indonesia) (―Perusahaan‖) didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 13 Agustus 1993 berdasarkan Akta No. 94 dibuat dihadapan Muhani Salim, S.H., Notaris di Jakarta, sebagaimana diperbaiki dengan akta Pembetulan No. 13 tanggal 5 Nopember 1993 dan diubah dengan Akta No. 129 tanggal 27 Nopember 1993, keduanya dibuat dihadapan Abdurachman Kadir, S.H., Notaris pengganti dari Muhani Salim, S.H., Notaris di 93 Jakarta dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968, yang kemudian diperbaharui dengan Undang-Undang No. 12 tahun 1970. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi penyediaan jaringan dan penyelenggaraan jasa telekomunikasi dengan daerah operasi mencakup Jakarta, beberapa wilayah di Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantor pusat berlokasi di Wisma Bakrie, Lantai 2, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta Selatan dan memulai beroperasi secara komersial pada tanggal 1 Nopember 1995. 15. PT Berlian Laju Tanker Tbk PT Berlian Laju Tanker Tbk ("Perseroan") didirikan dengan nama PT Bhaita Laju Tanker pada tahun 1981 dan mulai beroperasi transshipment dengan kapal tanker minyak derek dari total kapasitas 12.050 DWT. Pada tahun 1988, Perusahaan resmi berganti nama menjadi PT Berlian Laju Tanker. Perusahaan berkedudukan di Jakarta dan memiliki dua cabang di Merak, Dumai dan kantor perwakilan di China, India, Brazil, Uni Emirat Arab dan Taiwan. Its kepala kantor terletak di Wisma Bina Surya Group (BSG) Lantai 10, Jalan Abdul Muis No 40, Jakarta. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup yang kegiatan terdiri dari pengiriman lokal dan luar negeri, termasuk tetapi tidak terbatas pada kapal tanker, tongkang dan kapal tunda yang beroperasi. Perusahaan saat ini bergerak dalam bidang pengiriman kargo dengan konsentrasi pada cairan kargo jasa transportasi di Indonesia, Asia, Eropa dan Amerika. Perusahaan mulai operasi komersial pada tahun 1981. Perusahaan memiliki 100% saham di Indigo Pacific Corporation, Diamond Pacific International Corporation, dan Asean Maritime Corporation (semua berdomisili di luar negeri negara), yang semuanya beroperasi sebagai perusahaan holding investasi. Perusahaan juga memiliki PT Banyu Laju Shipping, PT Brotojoyo Maritime dan PT Buana Listya Tama, pemilik dan operator kapal, yang seluruhnya berlokasi di Indonesia. Agustus 2010. 16. PT Bakrie & Brothers Tbk ("Perusahaan") didirikan di Republik Indonesia pada 13 Maret 1951, berdasarkan Akta Notaris 55 yang dibuat oleh Sie Khwan Djioe dengan nama dari "N.V. Bakrie & Brothers ". Akta Pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia per Keputusan Surat No JA8/81/6 tanggal Agustus 25, 1951. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang paling baru yang berdasarkan Akta Notaris tanggal 15 9 Juli 2008, yang dibuat oleh Agus Madjid, SH menjadi sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Perusahaan. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia per Surat Keputusan No AHU-49901.AH.01.02 tanggal Agustus 11, 2008. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi perdagangan umum, industri, terutama produksi pipa baja, membangun bahan dan produk konstruksi, sistem telekomunikasi, elektronik dan listrik barang dan penyertaan modal pada perusahaan lain. Perusahaan berdomisili di Jakarta dan kantor pusat berlokasi di Bakrie Tower, 35 37thFloor, Rasuna Episentrum Complex, Jln. H.R. Rasuna Said Kav. B-2, Jakarta Selatan. Itu Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1951. Perusahaan memiliki kepemilikan langsung pada anak perusahaan: PT Bakrie Building Industries, PT Bakrie Industri Logam, PT Bakrie Tosanjaya, PT Bakrie Telecom Tbk, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk, PT Bakrie Communications, Bakrie International Finance Company BV, PT Multipangan Selina, PT Agrokom Rekanusa, PT Bakrie Harper Corporation, Aset Bestday Limited, Bakrie (BSP) Limited, Blue Cape BV, Infrastruktur Capital International Limited, PT Bakrie Steel Industries, PT Bakrie Indo Infrastructure, Bakrie Fund Pte. Ltd, Bakrie Investment Pte. Ltd, Sebastopol Inc, Bakrie Energy International Pte. Ltd, Helix Investment Holding Ltd, PT Bakrie & Brother dan Jasa PT Kreasindo 94 Jaya Utama. Pada 30 Juni 2011, Perusahaan dan Anak perusahaan memiliki kurang lebih 4.239 karyawan tetap dan 6.796 karyawan non-permanen (tidak diaudit). 17. PT Barito Pacific Tbk ("Perusahaan") didirikan dalam rangka Modal Dalam Negeri Investasi Undang-undang Nomor 6 tahun 1968 berdasarkan Akta Notaris No 8 Kartini Muljadi, SH, tanggal 4 April 1979 dengan nama PT Bumi Raya Kalimantan Pura Mas. Berdasarkan Akta Notaris Nomor 33 Benny Kristianto SH, tertanggal 29 Agustus 2007 yang Perusahaan mengubah namanya menjadi PT Barito Pacific Tbk. Anggaran Dasar Perusahaan Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris No 19 tanggal 12 Desember 2007 dari Benny Kristianto, SH, Notaris di Jakarta, agar sesuai dengan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perusahaan berdomisili di Banjarmasin dengan pabrik berlokasi di Jelapat, Banjarmasin. Kantor Perusahaan di Jakarta terletak di Wisma Barito Pacific, Jln. Letjen S. Parman Kav. 62-63 Jakarta. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup Perusahaan kegiatan usaha terdiri dari kehutanan, pertanian, pertambangan, industri estate, real dan perdagangan. Perusahaan memiliki 2.008 karyawan pada tanggal 30 September 2010. Perusahaan memiliki kepemilikan pada anak perusahaan: PT Royal Indo Mandiri (99%), PT Tri Polyta Indonesia Tbk (75,95%) dan PT Chandra Asri (70%). 18. PT Energi Mega Persada Tbk ("Perusahaan") didirikan di Republik Indonesia berdasarkan Akta Notaris tanggal 16 Oktober 16, 2001 dari H. Rakhmat Syamsul Rizal, SH Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup yang kegiatan terdiri dari, antara lain: perdagangan, jasa dan pertambangan, serta menyediakan manajemen jasa di industri minyak dan gas. Saat ini, Perusahaan bergerak dalam eksplorasi dan produksi minyak dan gas. Kantor pusat Perusahaan terletak di Bakrie Lantai 32 Tower, Rasuna Epicentrum, Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta. Anak Perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas eksplorasi dan eksploitasi, dan kegiatan yang berlokasi di Kepulauan Kangean, Jawa Timur Provinsi, Riau, Jambi, Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Provinsi di Laut Timor dari Nusa Tenggara Timur. Pada 30 Juni 2011 Perusahaan dan Anak perusahaan memiliki sekitar 571 karyawan. 19. PT Bakrieland Development Tbk ("Perseroan") didirikan dengan Akta Notaris No 209 dari John Leonard Waworuntu, SH, tanggal 12 Juni 1990. Sesuai dengan Pasal 3 dari Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terdiri dari pembangunan, perdagangan dan jasa, termasuk jasa manajemen dan investasi di real estate dan properti, dan infrastruktur. Perusahaan berdomisili di Jakarta dan kantor pusatnya berlokasi di Wisma Bakrie 1 6 dan 7th Floor, Jalan Rasuna Said Kav H.R.. B1, Jakarta Selatan. Perusahaan dan Anak perusahaan memiliki properti di Jakarta, Bogor, Malang, Sukabumi, Bekasi, Lampung, Batam, Balikpapan, Tangerang dan Bali. Pada 30 Juni 2011, Perusahaan dan Anak perusahaan memiliki total 1.844 permanen karyawan. 20. PT Semen Gresik (Persero) Tbk. ("Perusahaan") didirikan pada tahun 1953 dengan Akta Notaris No 41 tanggal 17 April 1961 dari Raden Soewandi bernama NV Pabrik Semen Gresik. Itu Perusahaan yang bergerak dalam bisnis semen. Perusahaan memproduksi berbagai jenis semen. Jenis utama dari semen yang diproduksi adalah Tipe I Semen Portland (Portland Biasa Semen - OPC). Selain itu, berbagai tipe khusus dan semen campuran juga diproduksi, untuk terbatas 95 penggunaan dan dalam jumlah yang lebih kecil daripada OPC. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan dan anak perusahaan terlibat dalam berbagai industri kegiatan, tetapi aktivitas utamanya adalah industri semen. Plant dan anak perusahaan berlokasi di Gresik dan Tuban - Jawa Timur, Indarung Sumatera Barat dan Pangkep – Selatan Sulawesi. Produk perusahaan dan anak perusahaan dipasarkan di dalam negeri dan luar negeri. Perusahaan berdomisili di Gedung Utama Semen Gresik, Jln. Veteran, Gresik 61122. Anak perusahaan dari perusahaan yang ditetapkan sebagai Alat Strategis, dalam rangka memberikan kontribusi maksimal. Selain itu, keberadaan mereka diharapkan untuk mengeluarkan sinergi menguntungkan dalam rangka mencapai tujuan sesuai dengan bisnis inti ditetapkan. di bawah ini adalah anak perusahaan dari perusahaan: PT Semen Padang, PT Sepatim Batamtama, PT Bima Sepaja Abadi, PT Semen Tonasa, PT United Tractors Semen Gresik, PT Industri Kemasan Semen Gresik dan PT Kawasan Industri Gresik. Perusahaan dan Anak Perusahaan (Grup) memiliki 6362. 21. PT Bank Pan Indonesia Tbk ("Bank") didirikan dengan akta tanggal 17 Agustus 85, 1971 dari Notaris Juliaan Nimrod Siregar Gelar Mangaradja, SH Sesuai dengan Anggaran Dasar Bank Dasar, ruang lingkup kegiatan Bank adalah untuk melakukan bisnis perbankan umum di negeri dan luar negeri. Kantor pusat Bank berlokasi di Gedung Panin Pusat, Jln. Jend. Sudirman, Jakarta. Sebagai September 2010, Bank memiliki kantor cabang di Indonesia, 1 kantor perwakilan di Singapura, 1 kantor cabang di Kepulauan Cayman. Pada September 2010, Bank memiliki 4.793 karyawan. Bank yang tergabung dengan Grup Panin. Bank memiliki kepemilikan pada anak perusahaan: PT Clipan Finance Indonesia Tbk, PT Asuransi multi Argha Guna Tbk, PT Bank Panin Syariah (dahulu PT Bank Harfa), dan PT Verena Oto Finance Tbk. 22. PT Unilever Indonesia Tbk PT Unilever Indonesia Tbk ("Perseroan") didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 sebagai Lever Zeepfabrieken NV dengan akta No 23 dari Pak AH van Ophuijsen, Notaris di Batavia. Nama Perseroan diubah menjadi "PT Unilever Indonesia" dengan akta 171 tanggal Juli 22, 1980 dari notaris Ny Kartini Muljadi, SH Dengan akta No 92 tanggal 30 Juni 1997 dari notaris Tn Mudofir Hadi, SH, nama Perusahaan diubah menjadi "PT Unilever Indonesia Tbk ". Perusahaan bergerak di bidang manufaktur, pemasaran dan distribusi konsumen barang termasuk sabun, deterjen, margarin, makanan susu, es krim, kosmetik produk minuman teh, dengan sari buah. Portofolio Unilever Indonesia mencakup banyak terbaik di dunia dikenal dan dicintai merek, seperti Pepsodent, yang Pond, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Wall, Blue Band, Royco, Bango, dan banyak lagi. Kantor Perusahaan berlokasi di Jalan Jendral Gatot Subroto Kav. 15, Jakarta. itu Pabrik Perusahaan yang berlokasi di Jalan Jababeka 9 Blok D, Jalan Jababeka Raya Blok O; Jalan Jababeka V Blok V No 14-16, Jababeka Industrial Estate Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, dan Jalan Rungkut Industri IV No 5-11, Rungkut Industrial Estate, Surabaya, Jawa Timur. Perusahaan memiliki kepemilikan langsung pada anak perusahaan: PT Anugrah Lever dan PT Technopia Lever. Agustus 2011 disclaimer. 23. PT Timah (Persero) Tbk PT Timah (Persero) Tbk ("Perseroan") didirikan pada tahun 1976 dengan Akta Notaris No 1 tanggal 2 Agustus 1976 dari lmas Fatimah, S.H. PT Timah (Persero) Tbk. adalah milik negara perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan timah. Sebagai perusahaan penambangan timah terbesar di Indonesia serta eksportir terbesar dunia, PT Timah (Persero) Tbk. memiliki hak pertambangan timah untuk 522.460 hektar dengan jumlah total 114 izin pertambangan baik di darat dan lepas pantai dengan daerah operasi meliputi Provinsi Bangka Belitung dan Kepulauan Riau 96 Provinsi berdasarkan ada Sabuk Timah Indonesia. Perusahaan dan anak perusahaan tergabung dalam Grup Timah yang terlibat dalam bisnis pertambangan, industri, perdagangan, transportasi, dan jasa. Perusahaan utama aktivitas untuk bertindak sebagai perusahaan induk yang melakukan kegiatan pertambangan timah dan pemasaran kelompok layanan. Sebagai perusahaan induk, PT Timah (Persero) Tbk. membentuk lima anak perusahaan dan memperluas ruang lingkup bisnis ke bidang yang berbeda antara pertambangan hal layanan lain, rekayasa, eksplorasi layanan dan galangan kapal dan galangan kapal. Ini menciptakan, unik satu atap,tetapi juga untuk terus menawarkan produk dan layanan berkualitas tinggi. Selain itu, Perusahaan bertindak sebagai lembaga yang merumuskan pengendalian perusahaan, penganggaran modal, dan pengadaan, manajemen keuangan perusahaan, dan anak perusahaan, merumuskan norma-norma dan nilai-nilai, menentukan sikap dasar bisnis perusahaan pengembangan, baik akuisisi dan aliansi. Perusahaan memiliki kepemilikan langsung pada anak perusahaan: Indometal Corporation, Indometal (London) Limited, PT Dok Perkapalan Air Kantung Dan, PT Tambang Timah, PT Timah Industri, PT Timah Eksplomin dan PT Timah Investasi Mineral. Perusahaan dan anak perusahaan memiliki jumlah rata-rata 4.028 karyawan Maret 2011, masingmasing. Perusahaan dan anak perusahaan memiliki jumlah 4.243 dari karyawan tahun 2010. 24. PT Tempo Scan Pacific Tbk PT Tempo Scan Pacific Tbk ("Perusahaan") didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 20 Mei, 1970 dengan nama PT Scanchemie, berdasarkan Akta Notaris Ridwan Suselo, S.H., No 37. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan bergerak dalam bisnis farmasi dan kegiatan komersial dimulai sejak 1970. Perusahaan berdomisili di Gedung Bina Mulia II, Lantai 5, Jln. H.R. Rasuna Said Kav. 11, Jakarta 12950 dan pabrik berlokasi di Cikarang. Agustus 2010 25. PT Bumi Resources Tbk ("Perusahaan") didirikan di Republik Indonesia pada 26 Juni 1973 berdasarkan Akta Notaris No 130 dan No 103 tanggal 28 November 1973, keduanya dibuat dihadapan Djoko Soepadmo, SH, notaris di Surabaya dan disetujui oleh Departemen Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No YA5/433/12 pada tanggal 12 Desember, 1973, didaftarkan di Buku Register Kepaniteraan Pengadilan Negeri Surabaya No 1822/1973, No 1823/1973, No 1824/1973 tanggal 27 Desember 1973, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia, Nomor 1, Tambahan No 7, tanggal 2 Januari 1974. Itu Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada 17 Desember 1979. Menurut Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan terdiri eksplorasi dan eksploitasi kandungan batubara (termasuk pertambangan dan penjualan batubara) dan minyak eksplorasi. Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Wisma Bakrie 2 Lantai 7, Jln. H.R. Rasuna Said Kav. B-2, Jakarta 12920. Perusahaan telah menerima Perusahaan Asia terbaik di Pengakuan Tata Kelola Perusahaan Award 2010. Penyerahan penghargaan tersebut dilakukan oleh Asia Corporate Governance – Jurnal Corporate Governance di Asia, Hong Kong. Pada 30 Juni 2011, Perusahaan dan Anak perusahaan mempunyai 6.723 karyawan tetap, (tidak diaudit). Agustus 2011. 26. PT Sampoerna Agro Tbk adalah Indonesia berbasis kelapa produsen minyak. Dengan 26 anak perusahaan, Perseroan bergerak dalam produksi empat lini produk utama: produk sawit, yaitu minyak sawit mentah (CPO) dan palm kernel (PK), inti sawit produk (minyak inti sawit dan bungkil inti sawit), kelapa berkecambah benih dan non-kelapa sawit (karet dan sagu) produk. Produk sawit telah menjadi penyumbang terbesar pendapatan perusahaan. Wilayah operasional utama Perusahaan berlokasi di Sumatera Selatan, Riau, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Ia juga telah mengembangkan perkebunan Plasma dan mengelola kerjasama dengan petani lokal melalui beberapa bentuk skema plasma, seperti Kemitraan. Perseroan juga memproduksi benih kelapa sawit di Indonesia. 97 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskritif Data Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian. Berdasarkan deskriptif ini dapat diketahui jumlah sampel dan tingkat penyebaran data dari masing-masing sampel. Berikut gambaran karakteristik sampel yang digunakan : Tabel 5.1 Descriptive Statistics Descriptive Statistics PBV DER CR Mean Std. Deviation N 3.61 3.756 126 1.34 1.436 126 205.52 159.829 126 24.77 31.546 126 ROE 1. N atau jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 126 sampel penelitian. Berarti semua data tentang PBV, DER, CR, dan ROE. 2. Mean adalah nilai rata-rata dari seluruh sampel penelitian. Nilai mean dari PBV sebesar 3 .61 DER sebesar 1 .34, CR 205. 52 sebesar 1.8477 dan ROE sebesar 22.77 B. Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan pengujian regresi berganda, perlu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk model yang digunakan dalam penelitian. Pengujian asumsi klasik dilakukan agar model regresi berganda menjadi suatu model yang sah. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. 98 1. Uji Normalitas Uji normalitas data di lakukan untuk menguji apakah variabel-variabel di dalam sebuah model mempunyai ditribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Data yang didistribusikan normal dalam suatu regresi dapat dilihat dari grafik normal P- Plot dimana bila titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah diagonal, Maka data dikatakn berdistribusi normal. 2. Uji Multikolonieritas Model Summaryb R Squa re Model R 1 .643a .413 Adjusted R Square .398 Std. Error of the Estimat Durbine Watson 2.913 2.025 a. Predictors: (Constant), DER, DOL, DFL 99 Analisis : a. Untuk variabel Deft Equity Rasio tidak terdapat multikolinearitas, karna mempunyai nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10 yaitu 1.319 dan nilai Tolerance lebih besar dari 0.1 yaitu sebesar 0.758 maka variabel tersebut dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. b. Untuk variabel Curent ratio tidak terdapat multikolinearitas, karna mempunyai nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10 yaitu dan 1.292 nilai Tolerance lebih besar dari 0.1 yaitu sebesar 0.774 maka variabel tersebut dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. c. Untuk variabel return of equity tidak terdapat multikolinearitas, karna mempunyai nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10 yaitu 1.039 dan nilai Tolerance lebih besar dari 0.1 yaitu sebesar 0.963 maka variabel tersebut dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. 3. Uji Heterokedastisitas Gambar 5.2 Hasil Uji Heterokedastisitas Dari hasil di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas (gelombang, melebar kemudian menyempit). Dan tidak ada pola yang jelas, serta titiktitik menyebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk nalaisis berikutnya, Jadi, kesimpulannya adalah tidak terdapat heteroskedastisitas pada model ini. 4. Uji Autokorelasi Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai durbin- watson sebesar 2.025 dan masuk dalam kategori DW yang tidak masuk dalam autokorelasi. Maka dapat dipastikan bahwa kategori ini dapat digunakan untuk memprediksi variabel Price Book Vallue berdasarkan variabel-variabel independent tersebut. Uji Hipotesis Uji hipotesis bertujuan untuk memberikan jawaban atas perumusan masalah dalam penelitian yaitu sebagai berikut : 1. Uji t (Parsial) 100 Hipotesis : Ho1 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara DER terhadap PBV pada perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI perode 2007-2011. Ha1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara DER terhadap PBV pada perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI perode 2007-2011. Ho2 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Curent Ratio terhadap PBV pada perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI perode 2007-2011. Ha2 : terdapat pengaruh yang signifikan antara Curent Ratio terhadap PBV pada perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI perode 2007-2011. Ho3 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ROE terhadap PBV pada perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI perode 2007-2011. Ha3 : terdapat pengaruh yang signifikan antara ROE terhadap PBV pada perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI perode 2007-2011. Uji t (parsial0 dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan apakah variabel independen yaitu DER, CR dan ROE mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak secara parsial terhadap variabel dependen yaitu PBV. Analisis : a. Pengaruh DER terhadap PBV Hipotesis : Ho1 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara DER terhadap PBV pada perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI perode 2007-2011. Ha1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara DER terhadap PBV pada perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI perode 2007-2011. Pada tabel 5.4 berdasarkan nilai signifikan untuk hasil pengujian hipotesis penelitian 1 menunjukkan bahwa DER memiliki tingkat signifikan sebesar 0.726 karena lebih besar dari tingkat signifikan 0.05 maka kesimpulan untuk Ho1 diterima dan Ha1 ditolak. Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara DER terhadap PBV. Berarti dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa rasio pergerakan utang jangka baik hutang lancar maupun jangka panjang tidak mempengaruhi pergerakan nilai PBV. b. Pengaruh CR terhadap PBV Ho2 : Ha2 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Curent Ratio terhadap PBV pada perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI perode 2007-2011. terdapat pengaruh yang signifikan antara Curent Ratio terhadap PBV pada perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI perode 2007-2011. Pada tabel 5.4 berdasarkan nilai signifikan untuk hasil pengujian hipotesis penelitian 2 menunjukkan bahwa CR memiliki tingkat signifikan sebesar 0.218 karena lebih besar dari tingkat signifikan 0.05 maka kesimpulan untuk Ho1 diterima dan Ha1 ditolak. Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara CR dan PBV. Hal ini dapat disimpulkna bahwa tinggi rendahnya Curent ratio tidak mempengaruhi PBV karena walaupun curent rationya tinggi belum tentu perusahan akan terus membayar hutang jangka pendeknya hal inilah yang menyebabkan dalam penelitian ini Curent ratio tidak mempengaruhi Nilai PBV. 101 c. Pengaruh ROE terhadap PBV Ho3 : Ha3 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ROE terhadap PBV pada perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI perode 2007-2011. terdapat pengaruh yang signifikan antara ROE terhadap PBV pada perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI perode 2007-2011. Pada tabel 5.5 berdasarkan nilai signifikan untuk hasil pengujian hipotesis penelitian 3 menunjukkan bahwa ROE memiliki tingkat signifikan sebesar 0.00 karena lebih kecil dari tingkat signifikan 0.05 maka kesimpulan untuk Ho1 ditolak dan Ha1 diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara ROE dan PBV. Dari rasio profitabilitas (ROE) maka dapat dilihat bahwa investor masih mengacu pada tingkat laba perusahaan dimana ROE dicari dari Laba Bersih dibagi dengan Total Equity. Ini berarti Profitabilitas memiliki dampak yang cukup besar dalam mempengaruhi permintaan terhadap saham perusahaan yang ada pada industry LQ 45. 2. Uji F (Simultan) Hipotesis : Ho1 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara DER, CR dan ROE terhadap PBV pada perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI periode 2007-2011.. Ha1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara DER, CR dan ROE terhadap PBV pada perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI periode 2007-2011. Dalam Hal ini dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel DER, CR dan ROE berpengaruh terhadap PBV.. Analisis : Artinya Terdapat pengaruh yang signifikan antara DER, CR dan ROE terhadap PBV pada perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI periode 2007-2011. Return on Equity (ROE) adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki. Return on Equity merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan ekuitas pemegang saham. Semakin tinggi return yang dihasilkan sebuah perusahaan, akan semakin tinggi harga sahamnya yang membuat keuntungan perusahaan semakin besar, sedangkan untuk variabel Debt to Equity Ratio dan Current Ratio kurang memberikan dampak yang signifikan terhadap Price Book Value. Uji Regresi Berganda Estimasi model dilakukan untuk meramal suatu variabel dependen yaitu Nilai Perusahaanberdasarkan variabel independen yaitu Keputusan Pendanaan, Profitabilitas, dan Keputusan Investasi dalam suatu persamaan regresi berganda. Berdasarkan tabel 5.4 di atas, maka persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut : PBV = 1,885 - 0,073DER + 0,000CR + 0,076 ROE Keterangan : 1. Jika DER, CR dan ROE di anggap konstan atau tetap maka PBV akan sebesar 1,885% 2. Koefisien regresi DER sebesar - 0,073 menyatakan bahwa jika DER naik 1% maka PBV akan mengalami penurunan sebesar 0.073% dengan asumsi faktor-faktor yang lain di anggap tetap, ataupun sebaliknya. 3. Koefisien regresi CR sebesar 0,000 menyatakan bahwa jika CR naik 1% maka Nilai Perusahaan (NP) akan mengalami peningkatan sebesar 0,000% dengan asumsi faktor-faktor yang lain di anggap tetap, ataupun sebaliknya. 102 4. Koefisien regresi ROE sebesar 0.076 menyatakan bahwa jika ROE naik 1% maka PBV akan mengalami peningkatan sebesar 0.076% dengan asumsi faktor-faktor yang lain di anggap tetap, ataupun sebaliknya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang diuraikan, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Secara Parsial variabel DER yang bernilai 0,725 > 0,05 , CR yang bernilai 0,868 > 0,05 yang artinya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Price Book value, sedangkan ROE yang bernilai 0,000 < 0,05 yang artinya berpengaruh secara signifikan terhadap Price Book value pada perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI periode 2007-2011. 2. Secara Simultan variabel DER, CR dan ROE dengan nilai 0,000 < 0,05 yang artinya berpengaruh secara signifikan terhadap Price Book Value (PBV) pada Perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 yang terdaftar di BEI periode 2007-2011. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis ingin memberikan saran yang bermanfaat bagi pembaca yang akan melakukan penelitian seperti : 1. Untuk para investor, di sarankan untuk mempertimbangkan dan memperhatikan variabel DER, CR dan ROE dalam memprediksi Price Book value sebagai dasar pengambilan keputusan untuk berinvestasi. 2. Bagi perusahaan, di sarankan untuk mempertahankan nilai dari ROE terhadap Price Book Value. Karena rasio ini Merupakan salah satu rasio profitabilitas yang merupakan hasil pengembalian atas ekuitas. Rasio ini mengukur pengembalian nilai buku kepada pemilik.Perhitungan Return on Equity di dapat dengan membagi net income dengan total equity 3. Pada Penelitian yang dilakukan penulis ini masih terbatas pada Perusahaan yang ada dalam LQ 45 pada periode 2007-2011. Maka penulis menyarankan kepada peneliti yang akan melakukan penelitian untuk bias menggunakan GROUP Saham lainya yang ada di Indonesia. Disamping itu untuk peneliti selanjutnya dapat merubah atau menambah variabel independen yang diduga dapat mempengaruhi Price Book value. DAFTAR PUSTAKA Agus Sartono, Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta : FEUI, 2001 Andy Porman Tambunan, Menila Harga Wajar Saham (Stock Valuation), Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2007. Cornelius Trihendradi, Memecahkan Kasus Statistik: Deskriptif, Parametik, dan Non Parametik dengan SPSS 12,Andi, Yogyakarta, 2004 Dahlan Siamat, Manajemen lembaga Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta : BPFE Yogyakarta, 2004. Dyah Ratih Sulistyastuti, Saham an Obligasi Ringkasan Teori dan Soal Jawab, Yogyakarta, 2002. Hasan, M. Iqbal, Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif), Edisi II, Bumi Aksara, Jakarta. 2002. Keown, Arthur J., F. David dan Jay W, Pretty, Dasar-Dasar Manajemen, (Buku I: Terjemahan), Jakarta :SalembaEmpat, 1999 Lukman syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaan, Jakarta : PT Raja Grafindo, 2001. 103 Sharpe, William F dkk.,Investasi Jilid 1, Jakarta, 1999. Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametik, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2001. Suad Husanan, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 1998 Sulaiman, Wahid, Analisis Regresi Menggunakan SPSS Contoh Kasus Dan Pemecahannya ,Andi, Yogyakarta. 2004. Tri Nurindah yanti Yulian, Analisis Pengaruh Earning Per Share, Book Value dan Debt Equity Ratio Terhadap Harga Saham, Jurnal Ekonomi Vol.1 No.1, Jakarta, 2004. 104 PENGARUH PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN ROTI BREADTALK Baren Syahputra Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta Barat [email protected] ABSTRAK Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh produk dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen roti “BreadTalk” dan untuk mengetahui pengaruh apakah yang paling dominan antara produk dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen roti BreadTalk di Cibubur Junction Mall. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pelanggan atau konsumen “BreadTalk” di Cibubur Junction Mall. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang. Sedangkan metode yang digunakan adalah Uji Validitas, Uji Realibilitas dan Analisis Regresi. Setelah dilakukan pengolahan data diketahui pengaruh kepuasan konsumen roti “BreadTalk” di Cibubur Junction Mall adalah produk dan kualitas pelayanan. Sementara itu pengaruh yang paling dominan terhadap kepuasan konsumen roti “BreadTalk” di Cibubur Junction Mall adalah cita rasa yang merupakan bagian dari kualitas produk. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa produklah yang memberikan kontribusi terbesar untuk menaikkan nilai kepuasan yaitu sebesar 0,685, ini berarti dari sudut pandang konsumen BreadTalk salah satu hal yang menjadi prioritas dan perhatian mereka adalah produk BreadTalk itu sendiri. Kata Kunci : Produk, Kualitas Pelayanan, Kepuasan PENDAHULUAN Kesuksesan sebuah bisnis tergantung ide dan peluang. Pelaku sebuah bisnis harus mampu menciptakan suatu ide baru yang dapat memberikan nilai lebih (value) kepada konsumen. Selain itu juga pelaku bisnis juga harus melihat peluang bisnis yang sedang berkembang. Saat ini, salah satu bisnis dengan peluang yang cukup besar adalah waralaba. Dalam bisnis waralaba yang perlu diperhatikan adalah apakah bisnis waralaba tersebut memiliki suatu kelebihan, dan memberikan manfaat (benefit) baik itu nilai functional benefit maupun emotional benefit. Nilai functional benefit dalam sebuah waralaba adalah nilai kepuasan konsumen terhadap kualitas produk–produk yang ditawarkan oleh waralaba tersebut. Sedangkan nilai emotional benefit dalam sebuah waralaba dapat diukur dari seberapa besar tingkat kepuasan konsumen terhadap jasa dan fasilitas yang ada, misalnya pelayanan ramah dan cepat, dan juga 105 ruangan yang nyaman. Konsumen pada umumnya ingin mendapatkan kedua nilai tersebut. Jika mampu memberikan hal itu maka pada sisi emotional pelanggan akan tercipta experience yang baik. Lebih lanjut, konsumen mendapatkan sebuah experience dari product dan service. Dengan persaingan bisnis waralaba yang semakin ketat selama ini, kepuasan konsumen saja tidaklah cukup. BreadTalk tidak sekedar menjual rotinya yang enak, tetapi juga memberikan suasana yang menyenangkan dan pengalaman berkesan. Inilah wujud implementasi experiential marketing yang akhir – akhir ini sering dibicarakan oleh para pakar pemasaran. Experiential marketing yang diterapkan oleh BreadTalk menunjukkan bagaimana menciptakan suatu produk yang tidak hanya menawarkan manfaat fungsional, yaitu lezatnya roti.Tetapi, juga manfaat emosional berupa pengalaman.Sebuah pengalaman yang didapatkan oleh konsumen setelah membeli roti di BreadTalk memberikan sebuah memorable experience.Pada akhirnya, para konsumen akan terdorong untuk meyebarkan persepsi persepsi positif mereka tentang BreadTalk kepada teman – teman, kerabat dan sebagainya. Hal inilah yang membuat terbentuknya word of mouth (buzz word) dan membuat BreadTalk ramai dibicarakan orang. Sebuah buzz word yang bagus datang dari atribut dan keunggulan yang melekat dalam merek dan produk. Meski banyak bermunculan gerai roti modern di pusat perbelanjaan, konsumen tetap memilih untuk rela menunggu antrian hanya untuk mendapatkan beberapa potong roti BreadTalk. Dilihat dari kesuksesan BreadTalk melalui penerapan faktor experiential marketingnya seperti yang dijelaskan diatas, dan apabila dihubungkan dengan lima konsep experiental marketing yaitu sense – feel – think – act – relate, maka penulis dapat meneliti lebih lanjut mengenai ― Pengaruh Produk dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen Roti BreadTalk di Cibubur‖. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini: 1. Untuk mengetahui pengaruh produk dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen roti BreadTalk di Cibubur Junction Mall. 2. Untuk mengetahui pengaruh apakah yang dominan antara produk dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen roti BreadTalk di Cibubur Junction Mall. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada produk roti dengan merk BreadTalk, Cabang Cibubur Junction Mall. Penelitian dilakukan dari bulan November 2010 sampai dengan Januari 2011. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan bersumber dari data kualitatif yaitu data atau informasi dalam bentuk tertulis mengenai data kualitatif dari kuisioner, data Primer data yang diperoleh secara langsung dari responden, data Sekunder adalah laporan tertulis yang tersedia di perusahaan. 106 Populasi dan Sampel Populasi adalah keadaan yang menunjukkan jumlah objek penelitian secara keseluruhan yang memiliki karakteristik tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang melakukan pembelian roti ― BreadTalk‖ di Cibubur Junction Mall. Karena orang yang membeli setiap harinya tidak tentu jumlahnya dan pembelian berulang tidak dapat diamati maka populasi dianggap sulit untuk diidentifikasi jumlahnya secara tepat. Sampel adalah bagian kecil dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengumpulan sampel yang digunakan adalah metode Quota Sampling. Penelitian ini mengambil sampel yaitu konsumen atau pelanggan ―BreadTalk‖ di Cibubur Junction Mall‖, karena jumlah populasi sulit diidentifikasi maka penentuan jumlah sample dilakukan dengan metode quota sampling, dimana jumlah sample yang akan diambil ditetapkan sebanyak 100 orang responden. Metode Pengumpulan Data Ini dilakukan dengan memberikan kuisioner kepada responden yaitu konsumen yang berbelanja disana. Kuesioner ini berasa beberapa pertanyaan tertutup, yang berfungsi sebagai alat ukur mengenai kualitas pelayanan pada produk roti ―BreadTalk‖ di Cibubur Junction Mall, dengan tujuan untuk mencapai kepuasan konsumen. Model kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk pilihan ganda untuk pengukuran kualitas pelayanan pada roti ― BreadTalk‖ di Cibubur Junction Mall, untuk meningkatkan kepuasan konsumen dengan format jawaban berdasarkan skala likert. Penelitian dilakukan dengan pengamatan langsung ke gerai roti ―BreadTalk‖ di Cibubur Junction Mall, untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Metode Analisi Data Uji Validitas Untuk mendukung analisis regresi dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji valid atau tidak validnya kuesioner. Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi alat ukurannya. Pada penelitian ini uji validitas akan dilakukan dengan bantuan program SPS ( Statistical Package for Social Sciences ). Uji Reliabilitas Periset mengelompokan skor butir bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan genap sebagai belahan kedua. Hitung jumlah jawaban yang bernilai 1 atau Ya pada kelompok ganjil dan genap, selanjutnya mengkorelasi kedua kelompok tersebut. Untuk memperoleh indeks reliabilitas, dengan menggunakan rumus teknik Croncbach Alpha dimana secara umum yang dianggap reliable apabila nilai alfa Cronbachnya > 0,6. Tingkat Reabilitas dengan teknik alpha cronbach ini diukur berdasarkan skala alpha nol sampai satu. 107 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh antara produk dan keputusan pembelian, dengan menggunakan rumus yang dikutip dari buku Riduwan dan Akdon. Uji T Digunakan untuk membuktikan pengaruh yang dominan antara produk ( x1 ) kualitas pelayanan ( x2 ), terhadap keputusan pembelian ( Y ) Definisi Operasional Variabel Kualitas produk adalah suatu barang yang ditawarkan kepada pasar untuk digunakan atau dipakai untuk memuaskan konsumen. Kehandalan merupaka kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan cepat, tepat dan terpecaya. Daya tanggap yaitu keinginan para pelayan membantu para pelanggan dan member pelayanan dengan tanggap. Keyakinan yaitu mencakup pengetahuan, kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan. Empati yaitu member perhatian secara pribadi kepada pelanggan. Bukti langsung meliputi fasilitas fisik, perlengkapan pegawai, dan saran komunikasi. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Profil Bread Talk BreadTalk didirikan pada tahun 6 Maret 2003 oleh George Quek, seorang wirausahawan yang sebelumnya memulai jaringan food court yang sukses di Singapura, Food Junction. Konsepnya berbeda dibandingkan dengan toko-toko roti lainnya pada umumnya, dengan memperhatikan penampilan toko yang dirancang agar terlihat eksklusif serta memperlihatkan dapur pembuatan roti kepada para pengunjungnya melalui kaca transparan. Berkat strategi pemasaran pelanggan (consumer marketing) yang baik, saat pertama kali dibuka, toko-toko BreadTalk seringkali dipenuhi pengunjung yang rela antri untuk mencoba produknya. Rotinya yang paling terkenal adalah roti yang dibubuhi abon di atasnya. Roti ini merupakansignature food BreadTalk dan kini banyak ditiru oleh berbagai toko-toko roti lainnya. Di Australia, ada pula sebuah toko roti yang mempunyai nama, logo, serta konsep yang mirip, bernama BreadTop. Setiap produk yang dijual ―fresh from the oven‖. Konsep inilah yang ditawarkan dan mampu membuat konsumen penasaran. Dengan melihat secara langsung lewat kaca tranparan bagaimana para pekerja memproduksi roti mulai membuat adonan hingga akhir dengan menggunakan peralatan modern menjadi pemandangan seru bagi konsumen. Tidak hanya itu, setiap produk yang siap dibeli bisa dilihat dalam jarak dekat dan konsumen pun bisa memilih dan mengambil sendiri roti mana saja yang akan dibelinya. Konsep inilah yang membedakan BreadTalk dengan gerai roti pendahulunya. Dan konsep pemasaran yang dianut gerai ini adalah roti dapat berbicara dengan Anda. Setiap sepotong roti adalah unik dan memiliki suara yang dapat dilihat dalam kesenangan dan cerita yang menarik dibelakangnya. Dari latar belakang inilah nama BreadTalk dipilih. Besarnya antusiasme penggemar roti terhadap produk BreadTalk setidaknya bisa dilihat 108 dari kehadiran outletnya di seluruh negara Asia Tenggara dan Timur Tengah. Sebenarnya George Quek sendiri tidak menyangka jika kehadiran produknya akan diterima dengan baik di berbagai negara tersebut sejak tahun 2000 lalu. ―Saya tidak pernah membayangkan bahwa BreadTalk bisa tumbuh begitu cepat,‖ kata Quek. Harus diakui, kekuatan BreadTalk adalah kreasi dan inovasi nya dalam menghasilkan banyak produk dengan nama dan aneka rasa yang unik. Rasa yang ditawarkannya juga mengajak konsumen untuk berpetualang merasakan aneka roti yang mampu menghadirkan lima rasa dasar. Saat ini BreadTalk di Indonesia memiliki lebih dari 50 outlet yang terdapat di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Bali, Makassar, Manado, Pekanbaru, Jogja, Solo, Palembang, Batam, Samarinda dan Balikpapan. Di Indonesia Hadir pertama kali untuk menyapa konsumennya di Indonesia pada tanggal 28 Maret 2003, dengan gerai pertama di Mal Kelapa Gading 3. BreadTalk terus berinovasi dan melebarkan sayapnya untuk senantiasa memenuhi kebutuhan para konsumennya, hingga saat ini BreadTalk Indonesia memiliki outlet yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Surabaya, Semarang, Solo, Jogja, Bali, Makassar, Palembang, Manado, Pekanbaru, Padang, Jambi, Batam, Cirebon, Balikpapan, Magelang Lampung, Serang, Karawang, Cikarang, Gorontalo (soon) dan Ambon (soon). BreadTalk adalah produk franchise asal Singapura. Merupakan Premium Bakery Boutique pertama di Indonesia yang menghadirkan konsep open kitchen yang sangat modern, dimana para konsumen bisa langsung menyaksikan proses pembuatan roti hingga siap disajikan dalam keadaan fresh. Dengan menggunakan bahan baku berkualitas tinggi, kelembutan roti BreadTalk tidak diragukan lagi. BreadTalk juga terus berinovasi terhadap produk, terbukti dengan telah diciptakannya lebih dari 160 varian roti sampai saat ini yang mampu menawarkan gaya baru dalam menikmati roti. Pada tahun 2004, BreadTalk (Indonesia) berhasil meraih Best Seller Product versi majalah Marketing untuk product signature-nya, yaitu C’s Flosss dan Fire Flosss yang per harinya terjual sekitar 20.000 buah. Di negara asalnya, Singapura, BreadTalk juga mendapatkan penghargaan sebagai Singapore Promising Brand Award, Most Popular Brand 2002, Singapore Promising Brand Award, Most Distinctive Brand 2003-2004 versi Association of Small and Medium Enterprise Profil Responden Profil responden adalah gambaran (informasi) tentang responden yang diperoleh dari hasil jawaban responden pada kolom profil responden. Berikut ini adalah hasil dari jawaban responden yaitu: 1. Usia 2. Jenis kelamin 3. Tingkat Pendidikan 4. Jumlah berkunjung ke Bread talk dalam 1 bulan 5. Pendapatan Responden 109 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya sesuatu kuesioner. Uji signifikan dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r table. Jika r tiap butir lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir atau pertanyaan tersebut dikatakan valid. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan uji satu sisi, taraf signifikan 5% dengan df = n-2. Uji Reliabilitas Untuk mengukur Reliabilitas menggunakan teknik Croncbach Alpha karena menggunakan skala likert. Dimana secara umum yang dianggap reliabel apabila nilai alfa cronbachnya > 0,61 Dari hasil perhitungan diperlehlah nilai cronbach alpha 0,978 sehingga dapat dikatakan kuisioner tersebut selain valid juga reliabel. Analisis Regresi Dari hasil perhitungan pada lampiran 3 yang telah dilakukan diperoleh lah persamaan regresi sebagai berikut : Y = -0.263 + 0,685 x1+ 0,432 x2 Adapun makna dari persamaan regresi tersebut diatas adalah : 1. a = -0,263 artinya adalah tidak akan ada kepuasan jika tidak ada produk dan kualitas pelayanan 2. b1 x1 = 0,685 x1 artinya adalah jika terjadi kenaikkan sebesar 1 satuan pada produk akan menaikkan kepuasan sebesar 0,685. 3. b2 x2 = 0,432 x2 artinya adalah jika terjadi kenaikkan sebesar satu satuan terhadap kualitas pelayanan akan menaikkan kepuasan sebesar 0,432. Dari persamaan regresi diatas juga diketahui bahwa beta produklah yang memberikan kontribusi terbesar untuk menaikkan nilai kepuasan yaitu sebesar 0,685, ini berarti dari sudut pandang konsumen BreadTalk salah satu hal yang menjadi prioritas dan perhatian mereka adalah produk BreadTalk itu sendiri. Uji Hipotesis Dalam penelitian ini uji hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan 2 indikator yaitu t hitung dibandingkan dengan t tabel untuk uji hipotesis parsial, dan f hitung yang dibandingkan dengan f tabel untuk uji hipotesis simultan. Kesimpulan Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan pada bab 5 diperolehlah kesimpulan sebagai berikut: 1. Untuk hipotesis pertama yang berbunyi ―Diduga terdapat pengaruh produk terhadap kepuasan konsumen BreadTalk‖ dari hasil terbukti ada pengaruh antara produk terhadap kepuasan konsumen BreadTalk yaitu t hitung sebesar 11,532 > t tabel 1,66 dan nilai sig 0,000 < α 0,05 sehingga diperoleh hasil uji Tolak H0. 2. Untuk hipotesis kedua yang berbunyi ―Diduga terdapat pengaruh kualitas 110 3. pelayanan terhadap kepuasan konsumen BreadTalk‖ dari hasil perhitungan terbukti ada pengaruh antara pelayanan terhadap kepuasan konsumen BreadTalk yaitu t hitung sebesar 7,256 > t tabel 1,66 dan nilai sig 0,001 < α 0,05 sehingga diperoleh hasil uji Tolak H0. Dari persamaan regresi diketahui bahwa produk memberikan kontribusi lebih besar dibandingkan kualitas pelayanan. Saran 1. BreadTalk meningkatkan variasi produk mereka dan terus menambahkan varian baru secara berkala yang tidak hanya terbatas pada produk roti saja 2. Kualitas pelayanan harus ditingkatkan oleh Bread talk. Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh Bread talk dalam upaya meningkatkan atau memperbaiki kualitas pelayanan diantaranya : a. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan, ini diutamakan bagi seluruh karyawan yang berinteraksi langsung dengan pelanggan seperti kasir, penerima tamu dan lain-lain. b. Tanggung jawab. Berkaitan dengan penerimaan pesanan dan penanganan keluhan dari pelanggan. c. Menambah jumlah kasir untuk menguragi jumlah antrian. d. Menyediakan layanan antar DAFTAR PUSTAKA Basu Swastha dan Hani Handoko, Manajemen Pemasaran, BPFE, Yogyakarta, 2000 Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen, Edisi Kedua, Jakarta, 2004, Hal 1-2 Dharmmestadan Irawan, Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua, Yogyakarta, 2001 p 5 Fandi Tjiptono, Layanan Prima bidang Jasa, Andi Offset, Yogyakarta, 1996, hal. 45 Husein Umar, Metode Riset Perilaku Konsumen, Ghalia Indonesia, Cetakan 1, Jakarta, 2003 J. William Stanton, Fundamental of Marketing, 9 th ed, Mc Graw-Hill,Inc. 1994. Page 281 Philip Kotler & Gary Amstrong, Principles of Marketing, 10 th ed. Englewood Cliffs, Prentice Hall Inteenasional, Inc. 2004. Page 276 Kotler dan Amstrong, Prinsip-prinsip Marketing, Edisi Ketujuh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta Nugroho J Setiadi, 2003, Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Bisnis Pemasaran, Prenada Media, Jakarta, 2004 Rangkuti, Freddy, Measuring Customer Satisfaction, Cetakan Ketiga, Jakarta, 2002 p 56 Ristiyanti Prasetyo dan Jhon J.O.I Ihalau, Perilaku Konsumen, Edisi Kesatu, Jakarta, 2005, Hal 9-10 Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen, Ghalia Indonesia, 2003, hal. 323 NJ, 111 ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN FREIGHT FORWARDING PT. ACW INDONESIA Cindar Utami Dewi Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta Barat ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kualitas pelayanan Customer Service PT. ACW Indonesia, tingkat kepuasan pelanggan PT ACW Indonesia, untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan PT ACW Indonesia Metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sample dengan menggunakan metode Slovin sehingga diperoleh sample 100 orang. Instrumen penelitian dengan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu dengan hasil valid dan reliabel. Analisis data menggunakan Regresi Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap kualitas pelayanan dalam kategori baik dan terhadap tingkat kepuasan konsumen dalam kategori sangat puas, Untuk hasil regresi diperoleh koefisien untuk variabel Reliability (X1) 0.136, Emphaty (X2) 0.063, Responsiveness (X3) 0.232, Tangible (X4) 0.155 Assurance (X5) 0.544. dan ternyata variable empati yang paling mempengaruhi dari kelima variabel kualitas pelayanan. Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Kepuasan PENDAHULUAN Transportasi merupakan salah satu mata rantai yang sangat vital dalam suatu kegiatan perekonomian pada suatu negara. Tanpa adanya transportasi sebagai sarana penunjang maka tidak dapat diharapkan tercapainya suatu hasil yang maksimum dan memuaskan bagi perkembangan ekonomi di negara tersebut. Bermunculannya perusahaan-perusahaan jasa freight forwarding, terutama di kota-kota besar di Indonesia akan membuat masyarakat memiliki pilihan yang lebih banyak sebelum menentukan perusahaan jasa Freight forwarding mana yang memiliki service lebih baik dibandingkan dengan perusahaan jasa Freight forwarding lainnya. Dengan demikian perusahaan jasa freight forwading harus mampu memberikan service yang lebih baik agar kelangsungan perusahaan dapat terus terjaga. Pada bisnis jasa, pelanggan merasa puas jika telah mampu memenuhi keinginan atau minimal sesuai dengan harapan sehingga perusahaan harus meningkatkan kinerjanya guna memenuhi kebutuhan pelanggan, salah satunya adalah dalam hal ketepatan waktu pengiriman barang dengan aman sampai di tujuan. PT. ACW Indonesia adalah salah satu perusahaan jasa freigt forwarding yang bertaraf International dengan pelayanan yang khusus melayani jasa pengangkutan domestik dan International 112 seperti: jasa freight forwarding dan Expedisi Muatan Kapal (EMKL), Custom Clearance. yang lengkap dan memudahkan para pelanggannya melakukan pengiriman barang. Karena semua kegiatan pengiriman barang sudah tersedia, kepercayaan dan tanggung jawab setiap order sangat diperhatikan, karena ini adalah salah satu tujuan utama perusahaan untuk memberikan kepuasan terhadap pelanggannya. Pada bisnis jasa freight forwarding jika pelanggan telah mampu memenuhi keinginannya atau minimal sesuai dengan harapan. perusahaan harus lebih meningkatkan kinerjanya guna memenuhi kebutuhan pelanggan. Salah satunya adalah dalam hal ketepatan waktu pengiriman barang dengan aman sampai tujuan. Dalam hal ini PT. ACW Indonesia berusaha memberikan pelayanan yang optimal, dimana beberapa langkah untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan harapan pelanggan dengan memberikan pelayanan yang lebih, guna tercapai kepuasan pelanggan. Dan perusahaan juga perlu merumuskan strategi dengan terus meningkatkan kualitas pelayanannya agar pelanggan merasa puas yang pada akhirnya akan mempengaruhi peningkatan jumlah order. TUJUAN PENELITIAN Pertama, untuk mengetahui tingkat kualitas pelayanan Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, Emphaty terhadap PT. ACW Indonesia. Kedua, untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan PT ACW Indonesia. Ketiga, untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan PT ACW Indonesia. HIPOTESIS 1. Diduga tingkat kualitas pelayanan dimensi Tangibles cukup baik 2. Diduga tingkat kualitas pelayanan dimensi Reliability cukup baik 3. Diduga tingkat kualitas pelayanan dimensi Responsiveness cukup baik 4. Diduga tingkat kualitas pelayanan dimensi Assurance cukup baik 5. Diduga tingkat kualitas pelayanan dimensi Empathy cukup baik 6. Diduga tingkat kepuasan pelanggan PT ACW Indonesia cukup puas 7. Diduga ada pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di PT ACW Indonesia, yang berlokasi di Tomang No. 10 Jl. Mandala raya No. 10 Tomang Jakarta Barat. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan Agustus 2011 sampai dengan April 2012. JENIS DAN SUMBER DATA Data primer merupakan data yang berasal dari sumber asli atau yang pertama yaitu orang yang dijadikan obyek penelitian atau sebagai sarana untuk mendapatkan informasi maupun data. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh melalui wawancara atau berupa hasil jawaban responden dari kuesioner yang disebarkan. Data sekunder merupakan data yang didapat oleh penulis melalui perusahaan dan penelitian dari study kepustakaan, arsip, catatan, internet, online, dan referensi lain yang berguna dalam penelitian ini. POPULASI DAN SAMPEL Populasi merupakan keseluruhan unsur baik orang, benda, yang mempunyai karakteristik tertentu yang sama dan ditetapkan untuk menjadi obyek suatu penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah konsumen yang berkedudukan sebagai pengguna jasa PT ACW Indonesia. Jumlah populasi berdasarkan jumlah pelanggan yang aktif selama 6 bulan terakhir di tahun 2011 yang berjumlah sebanyak 1245 pelanggan. 113 Sampel adalah suatu segmen populasi yang dipilih yang mewakili keseluruhan populasi. Penulis menggunakan metode Purposive Sampling yaitu tehnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu untuk memilih anggota populasi dengan ciri tertentu dan menolak anggota populasi yang tidak memiliki ciri tersebut. METODE PENGUMPULAN DATA Pertama, yaitu metode pengumpulan data dengan menyusun pertanyaan secara sistematis yang mudah dimengerti oleh para pelanggan untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tertera pada kuesioner. Kedua, yaitu metode pengumpulan data dengan cara memberikan tanya jawab kepada pihak yang dapat membantu dalam menyelesaikan penelitian ini. METODE ANALISIS DATA Dalam menganalisis data untuk penyusunan ini penulis manggunakan uji validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas dan reliabilitas adalah proses menguji butir-butior pertanyaan yang ada pada kuesioner apakah isi dari butir-butir pertanyaan tersebut sudah Valid (sah) dan Reliable (andal). Jika butir-butir pertanyaan tersebut sudah valid dan reliable, maka butir-butir pertanyaan tersebut sudah bisa digunakan untuk mengukur dimensinya. 1. Uji Validitas Uji ini dilakukan agar kuesioner dapat dinyatakan valid\(sah), kuisioner disebut valid apabila butirbutir pertanyaan pada kuesioner tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan agar butir-butir pertanyaan dalam kuisioner terbukti konsisten dan stabil dari waktu ke waktu. ANALISA DESKRIPTIF Untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap kualitas pelayanan dan juga tingkat kepuasan konsumen digunakan analisa deskriptif dengan menggunakan survey melalui kuesioner dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan. ANALISA REGRESI BERGANDA Pengujian regresi berganda untuk melihat pengaruh variable independen terhadap variable dependen. Regresi berganda adalah suatu jenis alat analisis parametric yamg dapat memberikan pengaruh yeng lebih dari satu variable bebas (x1, x2, x3, x4, x5). Pada variable terikat, dimana pada variable terikat berhubungan linier terhadap seluruh variable bebas. Uji T adalah untuk mengetahui koefisien pengaruh masing-masing variable berdasarkan nilai uji T hitung. Pengujian uji F digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara variable independen (kualitas pelayanan) secara keseluruhan terhadap variable dependen (kepuasan konsumen). DEFINISI OPERASOIONAL VARIABEL KUALITAS PELAYANAN Kualitas pelayanan sebagai variable bebas atau independent (X) adalah segala sesuatu atribut yang diterima oleh pelanggan yang datang pada customer service PT ACW Indonesia. 114 KEPUASAN PELANGGAN Kepuasan pelanggan sebagai variable tidak bebas atau dependen (Y) adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannyadengan harapan. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. ACW Indonesia didirikan pada 20 Desember 2002. PT. ACW Indonesia dibentuk pada bulan Desember 2002 dengan 6 personil, yang di antara mereka telah mengumpulkan lebih dari 10 tahun pengalaman jasa pengangkutan dan manajemen bisnis dalam Pengiriman dan industri transportasi. Pada awal bisnis kami adalah LCL Samudera Transportasi inbound dari Asia dan Eropa. PT ACW Indonesia adalah perusahaan jasa dengan kualitas dan pendekatan respon cepat terhadap kebutuhan pelanggan kami dan persyaratan. Karyawan kami secara keseluruhan mengakui bahwa komitmen individu mereka untuk integritas kebutuhan tersebut adalah apa yang membuat suara perusahaan kami. Dengan latar belakang ini kita mampu menjalankan bisnis dengan standar tertinggi yang ingin membangun dan memelihara hubungan kelas satu dengan pelanggan, pemasok dan mitra luar negeri. Untuk mengembangkan hubungan kuat dengan subkontraktor spesialis dan pemasok jasa, lebih baik ditempatkan untuk menyediakan kami dengan fasilitas bea cukai, pergudangan dan distribusi, memungkinkan kita untuk menawarkan berbagai layanan yang komprehensif, selalu langsung di bawah manajemen dan kontrol. Beroperasi dalam lingkungan yang terkontrol dengan kualitas manajemen mutu kelas satu yang menjamin ekonomi dalam biaya jasa dan meningkatkan semua kinerja bulat mengarah ke kepuasan pelanggan lebih banyak dan daya saing pasar. PT. ACW Indonesia adalah operasional kapal netral non comon operator dan operator udara yang menyediakan Pengirim dan penerima biaya metode yang efektif dan tepat waktu pengiriman dengan transportasi laut, transportasi udara, dan penyediaan layanan pengiriman barang umum. Unsur-unsur fundamental dari strategi bisnis kami adalah penyediaan laut dan transportasi udara dan jasa pengiriman barang yang memenuhi standar kualitas tertinggi untuk semua pelanggan. Berbagai layanan kami meliputi: Udara, Laut dan Udara dikombinasikan jasa transportasi antara Asia dan Eropa. Tapi kita juga mencari kemungkinan untuk memperluas bisnis kami ke Amerika Utara dan Selatan. Pemberian dua arah LCL mingguan laut transportasi jasa antara Asia dan Eropa. Forwarding jasa angkutan termasuk formalitas ijin impor, berikat, gudang berikat rokok, Indonesia nasional dan lepas pantai pulau distribusi, dokumentasi dan pelanggan meja layanan. Truk jasa dalam wilayah Jakarta. Pergudangan: berikat, berikat non distribusi: Indonesia nasional dan lepas pantai pulau-pulau . PT. ACW Indonesia memiliki jaringan keagenan dan kerjasama baik dalam negeri maupun luar negeri dengan ruang lingkup yang cukup luas. PT. ACW Indonesia merupakan perusahaan yang telah terdaftar dalam suatu organisasi (INFA: International Freight Forwarders Association) dan juga ASAKINDO (Asosiasi Jasa Kepabeanan Indonesia). Didukung oleh staf-staf yang handal dalam melaksanakan tugas masing- masing demi memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan, maka peningkatan Sumber Daya Manusia merupakan prioritas utama. Sejalan dengan itu, perusahaan dan manajemen membuat suatu kebijakan dan sasaran mutu dari perusahaan yang mana kebijakan dan sasaran mutu tersebut bertujuan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan sekaligus menetapkan standar dari pada pelayanan yang akan diberikan pada konsumen. Selain didukung oleh staf-staf yang handal PT. ACW Indonesia juga didukung oleh jaringan freight forwarding yang ada diluar negeri. Karena keagenagen tersebutkan bertindak sebagai perantara dari PT. ACW Indonesia melaksanakan segala kegiatan penyerahan barang (cargo) ke pihak penerima barang berdasarkan kerjasama dengan pihak PT. ACW Indonesia. VISI DAN MISI Visi PT. ACW Indonesia adalah menciptakan perusahaan jasa logistik yang lengkap, terpercaya dan bertanggung jawab. Misi PT. ACW Indonesia adalah (1) Meningkatkan organisasi perusahaan dalam segala bidang secara terus menerus dan bertahap, (2) Memberikan pelayanan yang tepat dengan harapan 115 pelanggan dalam ha1 kualitas, biaya dan pengiriman secara transparan, (3) Memberikan solusi yang tepat, efektif, dan saling menguntungkan bagi pelanggan dan (4) Meningkatkan kemampuan perusahaan secara keseluruhan dengan terus menerus meningkatkan pengetahuan dan pengalaman karyawan. PT. ACW Indonesia untuk menjadi yang terbaik dalam jasa pengiriman tercemin pada sistem manajemen profesional yang mempunyai nilai lebih yaitu tanggung jawab, tepat waktu, keja sama dan komunikasi yang baik. Adapun kebijakan mutu PT. ACW Indonesia adalah mengejar kemajuan terus menerus dalam kualitas dengan menerapkan sistem manajemen kualitas secara konsisten yang ditangani oleh tim yang bekemampuan untuk menghasilkan jasa yang unggul, tepat waktu dan memuaskan sebagai solusi logistik yang lengkap. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa. Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. ACW Indonesia adalah bentuk organisasi garis atau line organization. Dimana para eksekutif ini mengambil keputusan-keputusan yang mengikat, dengan cara menjalankan otoritas komando, mempertahankan tanggung jawab yang tidak terbagi dan wewenang untuk memerintah. IDENTITAS RESPONDEN Selain mengetahui tentang perusahaan dan produk yang akan diteliti, satu hal yang penting untuk diketahui adalah bagaimana profil responden dari penelitian ini. Profil responden diperoleh dari jawaban kuisioner yang telah dibagikan. Adapun tujuan dari profil responden ini adalah mengetahui gambaran umum dari responden yang menjawab. Profil responden dalam penelitian ini terbagi menjadi 4 bagian yang terdiri dari jenis kelamin, berapa kali datang ke PT. ACW Indonesia, usia dan pekerjaan saat ini. ANALISIS DAN PEMBAHASAN UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa uji validitas untuk melihat apakah item pernyataan yang dibuat pada kuisioner telah valid atau mampu untuk digunakan pada penelitian atau tidak. Untuk uji validitas digunakan angka pembanding 0,361 sebagai dasar pengambilan keputusan valid atau tidaknya. Nilai cronbach alpha pada perhitungan adalah sebesar 0,981 dan 0,969 kedua nilai ini lebih besar dari nilai pembanding yaitu 0,6. Sehingga dapat dikatakan bahwa kuisioner telah lulus uji reliabilitas. ANALISIS DESKRIPTIF Sebelum dilakukan uji regresi, maka terlebih dahulu dilakukan analisis deskriptif untuk melihat bagaimana gambaran pendapat responden terhadap item-item pernyataan yang diberikan. Hasil dari analisis deskriptif terbagi menjadi 2 bagian yaitu deskriptif untuk kualitas pelayanan dan deskriptif untuk kepuasan konsumen. UJI REGRESI Selain uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini juga melakukan uji regresi. 116 KESIMPULAN DAN SARAN Pertama, hasil penelitian untuk persepsi konsumen terhadap kualitas pelayanan yang terdiri dari variabel assurance, tangible, reliability dan responsiveness masuk dalam kategori sangat baik Kedua, hasil penelitian untuk persepsi konsumen terhadap kepuasan pelayanan yang diberikan PT ACW Indonesia masuk dalam kategori sangat puas Ketiga, hasil penelitian terhadap variabel-variabel kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan hanya empat variabel (assurance, tangible, reliability da responsiveness) terbukti memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen PT ACW Indonesia. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka ada beberapa masukan bagi perusahaan yaitu: Pertama, dari hasil penelitian terhadap variabel-variabel kualitas pelayanan ternyata dari kelima variabel kualitas pelayanan variabel emphaty terbukti tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap kepuasan konsumen. Sementara variabel–variabel yang lain terbukti memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen PT ACW Indonesia. Kedua, perusahaan akan berusaha memperbaiki tingkat empathy yang baik untuk kepuasan pelanggan dan menyiapkan karyawan-karyawan yang memiliki emphaty yang baik, walaupun dalam penelitian ini variabel emphaty tidak memiliki pengaruh terhadap kepuasan. Ketiga, memperhatikan jaminan baik jaminan akan ketepatan waktu, maupun jaminan akan keamanan kiriman barang. DAFTAR PUSTAKA Abdul rahman ,peranan international freight forwarding dalam menunjang peningkatan pengiriman barang komoditi ekspor. Universitas sumatera utara 2007 Bovaird, Tony, & Elke. Public Management And Governance Routledge. London. 2003 Fandy, Tjiptono . Prinsip-prinsip Total Quality Service. Yogyakarta : Penerbit Andi. 2000 Hasyim, & Rina Anindita. Prinsip – prinsip dasar metode riset bidang pemasaran. UIEU – university press. 2009 Husein, Umar. Riset Pemasaran & Perilaku konsumen. Jakarta: PT Gramedia Utama. 2005 J.Supranto. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. 2001 Purnama, Nursya, Bani. Manajemen Kualitas Perspektif Global. Yogyakarta: Penerbit Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta. 2006 Rangkuti, F. Measureing Customer Satisfaction. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. 2006 Riyanto, A. Analisis Kepuasan Pelanggan Jasa Transportasi PO. Jakarta: Lorena Kelas Eksekutif Skripsi pada Departemen manajemen Fakultas Ekonomi. 2005 Triton P.B. Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: Penerbit Andi. 2006 Vincent, Gaspersz . Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. 2006 Yamit, Zulian. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Yogyakarta: Penerbit Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta. 2005 Hand out tentang Internasional Freight Forwarding 117 PENGARUH TINGKAT KECUKUPAN MODAL, LIKUIDITAS DAN NON PERFORMING LOAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008 - 2012 Dedi Alamsah Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta [email protected] ABSTRAKSI Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh rasio keuangan Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap kinerja bank yang diukur dengan Return On Asset (ROA) serta variabel-variabel manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pengumpulan data dan menelaah literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang dibahas berdasarkan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari 25 perusahaan dari sektor perbankan tahun 2008 – 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CAR, LDR dan NPL secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap ROA dilihat dari hasil uji F dengan nilai F hitung sebesar 3,629 dengan P value sebesar 0,015 kurang dari 0,05. Sedangkan pada uji t variabel CAR secara parsial tidak berpengaruh terhadap ROA dilihat dari nilai t hitung positif sebesar 0,853 dengan tingkat signifikan sebesar 0,395 yang berarti nilai P value lebih dari 0,05 dan variabel LDR secara parsial berpengaruh terhadap ROA dilihat dari nilai t hitung positif sebesar 2,380 dengan tingkat signifikan sebesar 0,019 yang berarti nilai P value kurang dari 0,05 serta variabel NPL secara parsial berpengaruh terhadap ROA dilihat dari nilai t hitung negatif sebesar -2,110 dengan tingkat signifikan sebesar 0,037 yang berarti nilai P value kurang dari 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel CAR, LDR dan NPL secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA sedangkan variabel CAR secara parsial bernilai positif dan tidak berpengaruh terhadap ROA serta variabel LDR yang bernilai positif dan NPL yang bernilai negatif secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA. Kata Kunci : Tingkat kecukupan modal (CAR), Likuiditas (LDR), Kredit bermasalah (NPL) dan Profitabilitas (ROA) 118 PENDAHULUAN Perkembangan industri di Indonesia saat ini maju sangat pesat. Ekonomi Indonesia pada akhir tahun 2010 mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi yakni sebesar 6,1% yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu tempat tujuan investasi yang menguntungkan. Pertumbuhan ekonomi yang pesat ini hampir dirasakan oleh semua sektor industri yang ada di Indonesia, diantaranya industri manufaktur, makanan, perkebunan, perikanan, perbankan dan lainnya. Ini mengakibatkan persaingan yang ketat antar industri yang ada. Tidak jarang banyak perusahaan yang yang melakukan strategi bisnis untuk dapat bersaing dan bertahan dalam industri tersebut. Termasuk juga didalamnya sektor perbankan yang mengalami pertumbuhan dengan banyaknya bank baru yang muncul baik bank swasta nasional maupun bank asing. Pada suatu bank salah satu yang harus diperhatikan adalah tingkat kesehatan atau kondisi keuangan bank yang merupakan kepentingan semua pihak yang terkait baik pemilik, pengelola, masyarakat pengguna jasa bank dan juga Bank Indonesia selaku otoritas pengawasan bank. Penilaian atas tingkat kesehatan bank diatur dalam peraturan BI No.6/10/PBI/2004 pasal 3-4 yang mencangkup permodalan (capital), kualitas aset (asset quality), manajemen (management), rentabilitas (earning), likuiditas (liquidity) dan sensitivitas terhadap risiko pasar (sensitivity to market risk). Berkaitan dengan masalah yang terjadi yaitu krisis pada dunia perbankan dan juga kasus pada beberapa bank yg likuid dapat diketahui betapa sulitnya mengelola bank agar sesuai dengan yang diharapkan. Permasalahan utama yang ada pada perbankan adalah pengelolaan aset yang kurang tepat sehingga berpengaruh terhadap likuiditas, CAR dan non performing loans (NPL). Likuiditas, CAR dan non performing loans (NPL) yang baik yang dimiliki oleh bank akan menambah kepercayaan masyarakat karena bank tersebut mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya maupun jangka panjang tepat waktu. Untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut, maka bank harus mempertahankan tingkat likuiditas, CAR dan non performing loans (NPL) yang aman sesuai dengan kebijakan manajemen bank. Berdasarkan penelitian terkait pengaruh CAR, LDR dan NPL terhadap ROA pada bank umum yang terdaftar di BEI menunjukkan bahwa adanya hubungan antara variabel CAR, LDR dan NPL secara simultan terhadap ROA serta hanya variabel CAR yang secara parsial tidak berpengaruh terhadap ROA. Hasil penelitian Wisnu Mawardi (2005) dan Ponttie PP (2007) menunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap ROA yang merupakan proksi dari kinerja keuangan bank umum. Hal ini terjadi karena peraturan Bank Indonesia yang mensyaratkan CAR minimal sebesar 8% mengakibatkan bankbank selalu berusaha menjaga agar CAR yang dimiliki sesuai dengan ketentuan. Namun bank cenderung menjaga CAR-nya tidak lebih dari 8% karena ini berarti pemborosan. Hal tersebut juga dapat terjadi karena bank belum dapat melempar kredit sesuai dengan yang diharapkan atau belum optimal. Basran Desfian (2005) menyatakan bahwa secara parsial variabel LDR berpengaruh positif terhadap ROA, hal ini dikarenakan kredit yang disalurkan oleh bank banyak memberikan kontribusi laba karena pada tahun tersebut terdapat gap yang tinggi diantara bank-bank yang beroperasi pada saat itu dalam mengucurkan kredit. Hal ini ditunjukkan rata-rata LDR pada tahun 2008-2012 sebesar 73,9820%. Jadi terdapat bank-bank yang mengoptimalkan dana pihak ketiga. Wisnu Mawardi (2005) yang menyatakan bahwa NPL adalah rasio kredit bermasalah dengan total kredit. NPL yang baik adalah NPL yang memiliki nilai dibawah 5%. NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung bank. Bank dengan NPL yang tinggi akan memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Dengan kata lain antara CAR, LDR dan non performing loans (NPL) terdapat suatu hubungan yang saling berkaitan dengan profitabilitas (ROA). Bila CAR suatu bank rendah, kemampuan bank untuk survive pada saat mengalami kerugian juga rendah. Modal sendiri cepat habis untuk menutup kerugian yang dialami, sehingga berakibat pada tingkat likuiditas (LDR) bank, dan berakibat pada masyarakat terhadap bank yang bersangkutan, akhirnya kelangsungan usaha bank menjadi terganggu. Pengaruh NPL 119 terhadap ROA menandakan bahwa semakin besar perusahaan perbankan melakukan operasionalnya terutama dalam pencairan kredit berarti bertambahnya resiko yang muncul akibat semakin kompleknya kegiatan perbankan yakni munculnya non performing loan (NPL) yang semakin besar. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan memilih judul : “Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR), Likuiditas (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Profitabilitas (ROA) Pada Bank Umum Yang Terdaftar di BEI ( Studi Kasus Tahun 2008 - 2012 )”. Tujuan Penelitian 1. Untuk melihat pengaruh tingkat kecukupan modal (CAR) terhadap profitabilitas (ROA) bank. 2. Untuk melihat pengaruh likuiditas (LDR) terhadap profitabilitas (ROA) bank. 3. Untuk melihat pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap profitabilitas (ROA) bank. 4. Untuk melihat pengaruh tingkat kecukupan modal (CAR), likuiditas (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap profitabilitas (ROA) bank. LANDASAN TEORI Teori Going Concern Going concern merupakan salah satu konsep penting akuntansi konvensional. Inti going concern terdapat pada balance sheet perusahaan yang harus merefleksikan nilai perusahaan untuk menentukan eksistensi dan masa depannya. Going concern adalah suatu keadaan di mana perusahaan dapat tetap beroperasi dalam jangka waktu ke depan, dimana hal ini dipengaruhi oleh keadaan financial dan non financial. Profitabilitas Merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau sejauh mana efektifitas pengelolaan perusahaan untuk memperoleh laba. ROA = EBIT x 100% Total Assets Kecukupan Modal (CAR) Tingkat yang menentukan kapasitas bank dalam hal memenuhi kewajiban waktu dan risiko lain seperti risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, dan lain-lain. CAR = Modal x 100% ATMR Likuiditas Alat ukur yang digunakan untuk menganalisis kemampuan bank dalam memenuhi kewajibankewajibannya. LDR = Jumlah Kredit yang diberikan x 100% Dana Pihak Ketiga Non Performing Loan (NPL) NPL adalah kredit bermasalah yang merupakan salah satu kunci untuk menilai kualitas kinerja bank. Non Performing Loan = KreditYangBermasalah KreditYangDisalurkan 120 Bank Menurut Undang-undang RI No.10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998, mendefinisikan pengertian dari bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Sedangkan menurut PSAK No.31 tahun 2009, mengatakan bahwa bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantarakeuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki danadan pihak yang membutuhkan dana serta sebagai lembaga yang berfumgsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan ( berarti ). Rasio keuangan bank adalah perhitungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan tersebut yang umumnya dinyatakan secara numerik baik itu dalam persentase atau kali. Kerangka Penelitian Hipotesis H1 = Diduga adanya pengaruh tingkat kecukupan modal (CAR) terhadap profitabilitas pada bank umum yang yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012. H2 = Diduga adanya pengaruh likuiditas (LDR) terhadap profitabilitas pada bank bank umum yang yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012. H3 = Diduga adanya pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap profitabilitas pada bank bank umum yang yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012. H4 = Diduga adanya pengaruh tingkat kecukupan modal (CAR), likuiditas (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap profitabilitas pada bank umum yang yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bank umum yang terdaftar di BEI dalam periode 2008-2012. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai. 121 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perbankan di Indonesia. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bank umum yang terdaftar di BEI pada periode 2008-2012. Metode Analisis Data a) Analisis Regresi Analisis regresi digunakan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linear antara dua variabel atau lebih. Adapun formula dari regresi berganda yaitu sebagai berikut : Y = a + bX + e b) Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. 2. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi terjadi bila terdapat hubungan yang signifikan antar dua data yang berdekatan. Autokorelasi adalah korelasi antara serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu atau menurut ruang. Cara mendeteksi adanya autokorelasi berdasarkan Durbin Watson melalui angka DW adalah apabila nilai statistik Durbin Watson mendekati angka 2, maka dapat dinyatakan bahwa pada pengamatan tersebut tidak memiliki autokorelasi dan sebaliknya. 3. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi adanya heterokedastisitas dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya). 4. Uji Multikoleniaritas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas Jika Tolerance < 1 atau nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas. Jika Tolerance > 1 atau nilai VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas. c) Pengujian Hipotesis 1. Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. Hasil uji F dilihat dalam tabel ANOVA dalam kolom sig. Sebagai contoh, kita menggunakan taraf signifikansi 5% (0,05), jika nilai probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat dan sebaliknya. 2. Uji t Uji t statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel independent. 122 Sama halnya dengan uji F jika nilai probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat dan sebaliknya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CAR 125 3.29 46.79 16.7909 5.91637 LDR 125 40.22 98.30 73.9820 14.68849 NPL 125 .13 6.25 1.5976 1.26354 ROA 125 .07 12.90 2.2286 1.56968 Valid N (listwise) 125 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata Capital Adequacy Ratio (CAR) pada tahun 20082012 sebesar 16,7909. Rata-rata nilai CAR bank-bank pada tahun 2008-2012 jauh lebih besar dibanding dengan nilai CAR yang disyaratkan oleh Bank Indonesia yaitu 8%. Akan tetapi masih ada bank yang memiliki nilai CAR terendah yaitu Bank Swadesi dengan nilai sebesar 3,29. Sedangkan perusahaan dengan nilai CAR tertinggi yaitu Bank Capital Indonesia. Rata-rata Loan To Deposit Ratio (LDR) dari 125 perusahaan perbankan pada tahun 2008-2012 sebesar 73,9820. Akan tetapi nilai standar deviasi yang dihasilkan tinggi yaitu sebesar 14,68849. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun tersebut terdapat gap yang tinggi diantara bank-bank yang beroperasi pada saat itu dalam mengucurkan kredit. Bank yang memiliki nilai LDR tertinggi yaitu Bank Danamon dengan nilai sebesar 98,30. Sedangkan bank yang memiliki nilai LDR terendah yaitu Bank Victoria International dengan nilai sebesar 40,22. Rata-rata Non Performing Loan (NPL) dari 125 bank pada tahun 2008-2012 sebesar 1,5976. Hal ini menunjukkan bahwa nilai NPL pada tahun tersebut masih dalam batas maksimum NPL yang disyaratkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5%. Bank yang mempunyai nilai NPL terendah yaitu Bank Ekonomi Raharja (lihat lampiran 2) dengan nilai sebesar 0,13. Sedangkan bank dengan nilai NPL tertinggi yaitu Bank ICB Bumi Putra dengan nilai sebesar 6,25. Rata-rata Return On Assets (ROA) dari 125 bank pada tahun 2008-2012 sebesar 2,2286. Bank yang mempunyai nilai ROA terendah yaitu Bank Internasional Indonesia dengan nilai sebesar 0,07. Sedangkan bank dengan nilai ROA tertinggi yaitu Bank Pundi Indonesia dengan nilai sebesar 12,90. 123 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parametersa Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. CAR LDR NPL ROA Unstandardi zed Residual 125 1.2026 .13943 .093 .087 -.093 1.039 .230 125 5.6874E3 2.11498E3 .097 .094 -.097 1.088 .187 125 .3733 .18296 .097 .097 -.059 1.088 .188 125 .4699 .18170 .055 .042 -.055 .610 .851 125 .0000000 .17404135 .066 .066 -.034 .735 .652 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai asymp. Sig. (2-tailed) bernilai > 0,05 baik residual data atau pun data asli per variabel. Hal ini berarti bahwa data yang akan diuji regresi merupakan data berdistribusi normal. (0,230 > 0,05; 0,187 > 0,05 ; 0,188 > 0,05 ; 0,851 > 0,05 dan 0,652 > 0,05). Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted Square 1 .287a .083 .060 a. Predictors: (Constant), NPL, LDR, CAR b. Dependent Variable: ROA R Std. Error of the Estimate Durbin-Watson .17619 1.678 Hasil uji autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson sebesar 1,678. Untuk n=125, dan k=2 diperoleh nilai DW tabel dL 1,6950 dan dU 1,7529. Nilai DW hitung 1,678 terdapat diantara -2 sampai +2, maka data tidak ada autokorelasi. (– 2 < 1,678 < 2). Uji Heterokedastisitas Hasil uji heterokedastisitas pada tampilan grafik scatter plot di atas tidak menunjukkan adanya pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada data. Uji Multikoleniaritas 124 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B Standardized Coefficients Std. Error Beta Collinearity Statistics t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) .316 .166 1.901 .060 CAR .101 .118 .078 .853 .395 .918 1.089 LDR 1.807E-5 .000 .210 2.380 .019 .970 1.030 NPL -.188 .089 -.189 -2.110 .037 .942 1.062 a. Dependent Variable: ROA Dengan melihat Nilai VIF diketahui bahwa variabel CAR, LDR, NPL dan ROA memiliki nilai VIF<10, serta mempunyai nilai tolerance lebih dari 0,10. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semua variabel independen terbebas dari masalah multikolinieritas. Uji F ANOVAb Model 1 Regression Sum of Squares df Mean Square F Sig. .338 .113 3.629 .015a 3 Residual 3.756 121 Total 4.094 124 a. Predictors: (Constant), NPL, LDR, CAR .031 b. Dependent Variable: ROA Dari hasil uji signifikansi terlihat bahwa nilai probabilitas adalah sebesar 0,015 (lebih kecil dari 0,05) sehingga H0 ditolak. Artinya variabel CAR, LDR dan NPL mempunyai pengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap ROA. Uji t Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) .316 CAR .101 LDR 1.807E-5 NPL -.188 a. Dependent Variable: ROA Std. Error .166 .118 .000 .089 Standardized Coefficients Collinearity Statistics Beta t Sig. Tolerance VIF .078 .210 -.189 1.901 .853 2.380 -2.110 .060 .395 .019 .037 .918 .970 .942 1.089 1.030 1.062 Hasil uji model parsial dengan memperhatikan nilai probilitas pada uji t memperoleh nilai sig. untuk CAR = 0,395 > 0,05 , LDR = 0,019 < 0,05 dan NPL = 0,037 < 0,05. Dilihat dari semua nilai Sig. tersebut menunjukkan bahwa variabel independen (CAR) tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel bebas (ROA) sedangkan variabel independen (LDR dan NPL) berpengaruh secara parsial terhadap variabel bebas (ROA). 125 Hasil Analisi Regresi Berganda Analisis regresi linear berganda dimaksudkan untuk menguji sejauh mana dan arah pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independent dalam penelitian ini adalah CAR (X1), LDR (X2) dan NPL (X3) sedangkan variabel dependentnya adalah ROA (Y). Adapun model teknik analisis regresi berganda yang dipakai adalah sebagai berikut : Y = a + bX1 + bX2 + bX3 + e Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan SPSS diatas maka didapat persamaan regresi linear berganda model regresi sebagai berikut : Y = 0,316 + 0,101X1 + 1,807 X2 + (-0,188)X3 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) .316 CAR .101 LDR 1.807E-5 NPL -.188 a. Dependent Variable: ROA Std. Error .166 .118 .000 .089 Standardized Coefficients Collinearity Statistics Beta t Sig. Tolerance VIF .078 .210 -.189 1.901 .853 2.380 -2.110 .060 .395 .019 .037 .918 .970 .942 1.089 1.030 1.062 Nilai konstanta sebesar 0,316 menyatakan bahwa jika tidak ada pengaruh CAR, LDR dan NPL terhadap ROA, maka ROA akan sebesar 0,316. Nilai koefisien regresi 0,101X1 pada variabel CAR terdapat hubungan positif dengan ROA. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 persen dari CAR akan menyebabkan kenaikan ROA yang diterima sebesar nilai koefisiennya sebesar 0,101. Nilai koefisien regresi 1,807X2 pada variabel LDR terdapat hubungan positif dengan ROA. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 persen dari LDR akan menyebabkan kenaikan ROA yang diterima sebesar nilai koefisiennya sebesar 1,807. Nilai koefisien regresi -0,188X3 pada variabel NPL terdapat hubungan negatif dengan ROA. Hal ini menunjukkan bahwa setiap penurunan 1 persen dari NPL akan menyebabkan kenaikan ROA yang diterima sebesar nilai koefisiennya sebesar -0,188. Pembahasan Berdasarkan analisa data diketahui bahwa secara simultan CAR, LDR dan NPL berpengaruh secara signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan tahun 2008-2012. Secara parsial CAR bernilai positif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Sedangkan variabel LDR bernilai positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Untuk NPL secara parsial bernilai negative dan berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Tidak berpengaruhnya CAR terhadap ROA disebabkan karena bank-bank yang beroperasi pada tahun tersebut tidak mengoptimalkan modal yang ada. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai CAR pada tahun 2008-2012 sebesar 16,7909. Hasil penelitian ini didukung oleh Wisnu Mawardi (2005) dan Ponttie PP (2007) menunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap ROA yang merupakan proksi dari kinerja keuangan bank umum. Hal ini terjadi karena peraturan Bank Indonesia yang mensyaratkan 126 CAR minimal sebesar 8% mengakibatkan bank-bank selalu berusaha menjaga agar CAR yang dimiliki sesuai dengan ketentuan. Namun bank cenderung menjaga CAR-nya tidak lebih dari 8% karena ini berarti pemborosan. Hal tersebut juga dapat terjadi karena bank belum dapat melempar kredit sesuai dengan yang diharapkan atau belum optimal. LDR berpengaruh terhadap ROA, hal ini dikarenakan kredit yang disalurkan oleh bank banyak memberikan kontribusi laba karena pada tahun tersebut terdapat gap yang tinggi diantara bank-bank yang beroperasi pada saat itu dalam mengucurkan kredit. Hal ini ditunjukkan rata-rata LDR pada tahun 20082012 sebesar 73,9820%. Jadi terdapat bank-bank yang mengoptimalkan dana pihak ketiga. Kondisi ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Basran Desfian (2005) yang menyatakan bahwa secara parsial variabel LDR berpengaruh positif terhadap ROA. Berpengaruhnya varaibel NPL terhadap ROA menandakan bahwa semakin besar perusahaan perbankan melakukan operasionalnya terutama dalam pencairan kredit berarti bertambahnya resiko yang muncul akibat semakin kompleknya kegiatan perbankan adalah munculnya non performing loan (NPL) yang semakin besar. Dari hasil persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini bernilai negatif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel NPL terhadap ROA adalah negatif. Hal ini terjadi karena rata-rata nilai NPL bank-bank yang beroperasi pada tahun 2008-2012 sebesar 1,5976% masih dalam batas maksimum NPL yang disyaratkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5%. Bank dapat menjalankan operasinya dengan baik jika mempunyai NPL dibawah 5%. Hasil penelitian ini didukung oleh Wisnu Mawardi (2005) yang mengatakan bahwa NPL adalah rasio kredit bermasalah dengan total kredit. NPL yang baik adalah NPL yang memiliki nilai dibawah 5%. NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung bank. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel CAR, LDR dan NPL secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. 2. Variabel CAR secara parsial bernilai positif dan tidak berpengaruh terhadap ROA. 3. Variabel LDR secara parsial bernilai positif dan memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA. 4. Variabel NPL secara parsial bernilai negatif dan berpengaruh signifikan terhadap ROA. Saran 1. Bagi Perusahaan a. Mengacu pada hasil penelitian sebaiknya bank lebih meningkatkan lagi kualitas penyaluran kreditnya dengan lebih aktif menyalurkan dana kepada masyarakat. Sampai batas yang diterapkan oleh Bank Indonesia sebesar 85% - 110% karena hasil yang dicapai oleh masing-masing bank masih dibawah standar tersebut. Sebagai salah satu cara adalah mempermudah syarat pengajuan kartu kredit, kredit kepemilikan rumah dan mempermudah pinjaman bagi pengusaha. b. Sebaiknya bank memperhatikan peningkatan modal yang berasal dari dana sendiri untuk kelangsungan usahanya. Karena apabila tingkat kecukupan modalnya rendah maka kemampuan bank untuk bertahan pada saat mengalami kerugian juga rendah sehingga kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya kepada masyarakat menjadi sangat diragukan. c. Bank juga harus terus menerus meningkatkan pemenuhan kebutuhan layanan perbankan serta pelindungan kepada nasabah agar masyarakat semakin percaya dengan kredibilitas bank yang bersangkutan. 127 2. Bagi Investor dan Calon Investor Untuk mengetahui kinerja perusahaan sebelum melakukan investasi sebaiknya para investor ataupun calon investor mencari tahu mengenai profil perusahaan secara lengkap. Profil perusahaan dapat diperoleh melalui Bursa Efek Indonesia dan Instansi Pemerintah yaitu Bapepam sebagai pihak yang menentukan kebijakan di Bursa Efek Indonesia dalam menjamin keakuratan data informasi keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas dengan sarana teknologi yang canggih sehingga kualitas laporan keuangan perusahaan lebih akurat dan relevan. Dan sebaiknya sebelum melakukan investasi, investor juga perlu melakukan analisis terhadap keuangan perusahaan tersebut agar para investor tidak tertipu oleh adanya isu / rumor terhadap perusahaan yang bersangkutan supaya dapat menghindari resiko yang tidak terduga. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan periode penelitian yang lebih panjang, sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil yang lebih komprehensif dari penelitian yang dilakukan. b. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah perusahaan sampel dan variabelvariabel penelitian yang lain, seperti BOPO, NIM dan lain-lain sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat dan mempunyai cakupan yang lebih luas. Terima Kasih Puji syukur kehadirat ALLAH SWT serta junjungan nabi besar Muhammad SAW atas rahmat dan hidayah-Nya. Terima kasih saya ucapkan kepada kedua orang tua saya Bapak H.Dahmudin dan Ibu Hayuni serta kakak dan adik saya, Bapak Dr. Ir. Arief Kusuma AP, MBA, selaku Rektor Universitas Esa Unggul Jakarta, Bapak Dr. MF. Arrozi, SE, M.Si, Akt, selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Bapak Adrie Putra, SE, MM, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan dosen pembimbing skripsi serta teman-teman Fakultas Ekonomi Akuntansi 2008. Terima kasih atas dukungan serta doanya. DAFTAR PUSTAKA Arthesa, Adhe., dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank, PT. Indeks, Jakarta, 2006. Harahap, Sofyan Syafri, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2008. http://ajidedim.wordpress.com/2009/01/29/going-concern-dalam-akuntansi-masih-perlu-dipertahankan/ di akses pada 25 April 2014 pukul 21.45 WIB. http://id.icbbumiputera.co.id/tentang/sejarah/ di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.11 WIB http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Central_Asia di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.14 WIB http://id.wikipedia.org/wiki/Profitabilitas di akses pada 17 April 2014 pukul 23.22 WIB http://profil.merdeka.com/indonesia/b/bank-mayapada-internasional/ di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.28 WIB http://profil.merdeka.com/indonesia/b/bank-himpunan-saudara-1906/ di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.34 WIB http://www.antikorupsi.org/en/content/audit-bpk-terhadap-century-harus-membuktikan-aliran-dana-dansiapa-yang-diuntungkan di akses pada 22 April 2014 pukul 22.42 WIB http://www.arthagraha.com/main/statics/sejarah-singkat/3 di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.28 WIB http://www.bankbba.co.id/Profil/sekilas.asp di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.19 WIB http://www.bankbnp.com/about-us/ di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.16 WIB http://www.bankcapital.co.id/id/index.php# di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.11 WIB http://www.bankekonomi.co.id/1/2/tentang-kami di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.14 WIB http://www.bankmandiri.co.id/corporate01/about_profile.asp di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.20 WIB 128 http://www.bankmega.com/tentang_kami.php di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.31 WIB http://www.bankpundi.id/tentang-bank-pundi.html di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.20 WIB http://www.bankwindu.com/corporate-inbrief.html di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.30 WIB http://www.bii.co.id/about/pages/overview.aspx di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.22 WIB http://www.bni.co.id/id-id/tentangkami/sejarah.aspx di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.15 WIB http://www.bri.co.id/articles/9 di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.16 WIB http://www.britama.com/index.php/2012/10/sejarah-dan-profil-singkat-bswd/di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.23 WIB http://www.btpn.com/tentang-kami/sekilas-btpn/ di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.24 WIB http://www.bukopin.co.id/read/83/Sekilas_Bank_Bukopin.html di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.14 WIB http://www.cimbniaga.com/index.php?ch=gen_about&pg=gen_about_us&ac=2 di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.21 WIB http://www.danamon.co.id/Home/AboutDanamon/InformasiUmum/CompanyProfile/tabid/223/language/i d-ID/Default.aspx di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.18 WIB http://www.ocbcnisp.com/Groups/Tentang-OCBC-NISP/Brief-History.aspx di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.32 WIB http://www.panin.co.id/pages/93/sekilas-panin-bank di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.32 WIB https://www.permatabank.com/TentangKami/ProfilKorporasi/Sekilas-PermataBank/ di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.22 WIB http://www.suarapembaruan.com/ekonomidanbisnis/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2010-sebesar-61persen/3417 di akses pada 22 April 2014 pukul 22.05 WIB http://www.victoriabank.co.id/sekilas-bank-victoria/ di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.25 WIB Kamsir, Bank dan Lembaga keuangan Lainnya, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2008. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1998 PSAK No.31 tahun 2009 Riyadi, Selamet, Banking Asset and Liability Management, Edisi Ketiga, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2006. Rusyansi , Imam, Asset Liability Management, UPP AMP YKPN, Jakarta, 2007. Sugiono, Arief, Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan, Grasindo, Jakarta, 2009. UU No.40 Tahun 2007 (UUPT) Pasal 1 angka 9 UU RI No.10 Tahun 1998 Pasal 1 ,3 dan 4 Warren, Reeve Fess Accounting Pengawas Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta, 2005. 129 ANALISIS HUBUNGAN KEPUASAN DENGAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SEPEDA MOTOR YAMAHA VIXION PADA BENGKEL ABADI MOTOR KEBON JERUK JAKARTA BARAT Machrano Dermawan Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul [email protected] ABSTRAK Dengan banyaknya perusahaan otomotif yang ada di Indonesia, maka konsumen akan lebih selektif dalam menentukan merek sepeda motor yang digunakan sebagai alat transportasi. Munculnya produsen sepeda motor dari Cina semakin memperketat persaingan industri sepeda motor di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan kepuasan dengan loyalitas konsumen terhadap motor Yamaha Vixion. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling secara aksidental (sampling aksidental). Populasi dalam penelitian ini adalah orang yang membeli dan menggunakan Sepeda Motor Yamaha Vixion di Bengkel Abadi Motor Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini tidak terhitung. Berdasarkan hasil penelitian kepada 100 orang responden dan pembahasan mengenai tingkat kepuasan konsumen dalam menggunakan sepeda motor Yamaha Vixion dapat disimpulkan bahwa konsumen motor Yamaha Vixion di Bengkel Abadi Motor Kebon Jeruk, Jakarta Barat termasuk kedalam kategori cukup puas. Dari lima tingkatan loyalitas merek, yaitu switcher, habitual buyer, satisfied buyer, liking the brand, dan commited buyer, berdasarkan hasil perhitungan tingkatan loyalitas dari 100 orang responden didapatkan bahwa konsumen di Bengkel Abadi Motor Kebon Jeruk, Jakarta Barat termasuk pada tingkatan commited buyer. Hal ini berarti konsumen setia terhadap Yamaha Vixion dan ikut mempromosikan kepada orang lain agar membeli motor merek Yamaha Vixion. Berdasarkan hasil pembahasan bahwa variabel kepuasan konsumen (X) mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan variabel loyalitas konsumen (Y). Hal ini terbukti dari nilai korelasi rank spearman. Kata kunci : Kepuasan konsumen, Loyalitas konsumen PENDAHULUAN Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat, karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat agar usahanya dapat bertahan dan memenangi persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai. Pada dasarnya semakin banyak pesaing maka 130 semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan harapannya. Sehingga konsekuensi dari perubahan tersebut adalah pelanggan menjadi lebih cermat dan pintar menghadapi setiap produk yang diluncurkan. Yamaha sebagai perusahaan otomotif yang sedang berkembang saat ini telah menyadari persaingan ini. Yamaha senantiasa memberikan keyakinan dan harapan kepada para pelanggannya untuk terus memberikan kepuasan kepada mereka. Di Indonesia banyak terdapat distributor produk Yamaha, salah satunya yaitu Bengkel Abadi Motor. Abadi Motor merupakan salah satu distributor sepeda motor Yamaha di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Di samping menjual berbagai macam item sepeda motor diantaranya Yamaha Vega, Yamaha Jupiter, Yamaha Nouvo, Yamaha Mio, Yamaha Jupiter MX, Yamaha F1ZR, Yamaha Scorpio, dan Yamaha V-Xion, Bengkel Abadi Motor juga membuka bengkel dan menjual spare part sepeda motor Yamaha. Strategi ini dilakukan untuk memberi pelayanan dan kemudahan bagi pelanggan jika terjadi kerusakan atau masalah pada sepeda motornya. Pentingnya kepuasan konsumen berkaitan dengan persaingan yang makin ketat, serta tingkat kerugian dan keuntungan perusahaan. Keuntungan, memang tidak selalu ditentukan oleh faktor kepuasan pelanggan, tetapi juga oleh kepercayaan dan kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk dan perusahaannya. Beberapa faktor itu jelas saling mempengaruhi karena di tengah ketatnya persaingan, kesetiaan pelanggan menjadi hal yang sangat sulit dipertahankan. Pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian sepeda motor diwarnai oleh pertimbangan rasional yang sangat bertumpu pada fungsional benefit. Sisi ekonomis menjadi pertimbangan utama sebagai pembentuk loyalitas. Reseller market sangat menentukan loyalitas ini. Saat ini banyak sekali bermunculan merek sepeda motor dengan berbagai model, desain, memberikan kualitas yang bagus, dan harga yang cukup bersaing. Dengan demikian melihat latar belakang yang penulis uraikan diatas, maka penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian mengenai ―Analisis Hubungan Kepuasan dengan Loyalitas Konsumen terhadap Sepeda Motor Yamaha Vixion di Bengkel Abadi Motor Kebon Jeruk Jakarta Barat. Perumusan Masalah 1. Kepuasan konsumen terhadap sepeda motor Yamaha Vixion. 2. Tingkat loyalitas konsumen terhadap produk sepeda motor Yamaha Vixion. 3. Apakah ada hubungan antara kepuasan konsumen dengan loyalitas konsumen terhadap produk sepeda motor Yamaha Vixion? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui kepuasan konsumen terhadap sepeda motor Yamaha Vixion. 2. Untuk mengetahui tingkat loyalitas konsumen terhadap produk sepeda motor Yamaha Vixion. 3. Untuk mengetahui hubungan antara kepuasan konsumen dengan loyalitas konsumen terhadap produk sepeda motor Yamaha Vixion. Kerangka Pikir Berdasarkan permasalahan di atas yang telah diuraikan sebelumnya, dapat dikemukakan kerangka berpikir penelitian ini yaitu kepuasan adalah persepsi konsumen bahwa harapannya telah terpenuhi atau terlampaui. Konsumen yang puas akan melakukan bisnis lebih banyak dan lebih sering dengan produk sepeda motor merek Yamaha. Pada penelitian ini penulis menggunakan kuesioner sebagai pengolahan data dengan analisis deskriftif dan rank spearman untuk mengukur tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen sepeda motor Yamaha Vixion. Dan hasil penelitian ini akan menjadi masukan untuk Bengkel Abadi Motor. 131 Berikut adalah gambar kerangka pikir pada penelitian ini : PT. Abadi Motor Feed Back Yamaha Vixion Konsumen Kepuasan konsumen (X) Loyalitas konsumen (Y) (ditinjau dari kualitas produk) 1. Berpindah-pindah (switcher) 2. Pembeli yang bersifat kebiasaan (habitual buyer) 3. Pembeli yang puas dengan biaya peralihan (satisfied buyer) 4. Menyukai merek (likes the brand) 5. Pembeli yang komit (committed buyer) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kinerja Keistimewaan Keandalan Kesesuaian Daya tahan Kemampuan pelayanan Nilai estetika Kualitas Deskriptif Rank Spearman Sumber : Data hasil olahan. Hasil/Kesimpulan Gambar 2.4 Kerangka Pikir METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bengkel Abadi Motor yang beralamat di Jl. Panjang No.17 Kebon Jeruk Jakarta Barat. Penulis melakukan penelitian ini dimulai pada bulan Februari– Maret 2012. Populasi dan Sample Populasi dalam penelitian ini adalah orang yang membeli dan menggunakan Sepeda Motor Yamaha Vixion di Bengkel Abadi Motor Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini tidak terhitung. 132 Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah : Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling secara aksidental (sampling aksidental). Sampling aksidental adalah teknik penentuan simpel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan ketemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data23. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini, setelah penulis melakukan penelitian selama 1 bulan yaitu sebesar 100 orang responden (pengguna sepeda motor Yamaha Vixion). Metode Analisis Data 1. Uji Validitas Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahan suatu istrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya bila tingkat validitasnya rendah maka istrumen tersebut kurang valid. Untuk mengukur validitas dari suatu kuesioner maka digunakan rumus teknik korelasi Produk Moment, yang rumusnya sebagai berikut : n XiY rxy n Xi Xi 2 Xi Y n Y Y 2 Keterangan : n = jumlah sampel Xi = jawaban responden untuk pertanyaan ke-i Y = total jawaban responden 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama . Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. dengan menggunakan Cronbach,s Alpha, dengan Rumus : N N 1 1 b2 2 Keterangan : N = Cronbach‘s alpha = banyaknya pertanyaan 133 2 b2 = variasi dari skor = jumlah variasi dari pertanyaan Hasil dari perhitungan reliabilitas berdasarkan rumus-rumus yang digunakan selanjutnya dipadukan dengan nilai atau ketentuan yang telah ditetapkan secara statistik.29 Tabel 3.1 Reliabilitas Kategori Bobot 0,0 – 0,2 Sangat tidak reliabel 0,21 – 0,4 Tidak reliabel 0,41 – 0,6 Cukup reliabel 0,61 – 0,8 Reliabel 0,81 – 1,0 Sangat reliabel Sumber : Hasyim, Rina Anindita, Prinsip – prinsip Dasar Medote Riset Pemasaran, University Press, Jakarta, 2009. hal. 100. a. Peneliti menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan survei melalui kuesioner dengan skala pengukuran likert. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan.30 Skala likert yang digunakan untuk mengetahui kepuasan pelanggan dalam memberikan penilaian dengan bobot sebagai berikut.31 Tabel 3.2 Jawaban Kuesioner Bobot Kategori 1 Sangat Tidak Puas 2 Tidak Puas 3 Cukup Puas 4 Puas 5 Sangat Puas Hasil dari rata – rata dan standar deviasi tersebut lalu dipetakan ke rentang skala yang mempertimbangkan informasi interval berikut : 29 30 Hasyim, op.cit, hal 100 Sugiono, op.cit, hal. 132 31 Johanes Supranto, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, Riena Cipta, Jakarta, 2006, hal. 240 134 interval : nilai tertinggi – nilai terendah banyaknya kelas 5 1 0,8 5 Setelah besarnya interval diketahui, dibuat rentang skala, sehingga dapat diketahui rata – rata penilaian terhadap setiap unsur diferensiasinya dan sejauh mana variasinya. Rentang skala tersebut adalah : Tabel 3.3 Rentang Skala Bobot Kategori 1,00 – 1,80 Sangat Tidak Puas 1,81 – 2,60 Tidak Puas 2,61 – 3,40 Cukup Puas 3,41 – 4,20 Puas 4,21 – 5,00 Sangat Puas b. Untuk mengetahui tingkatan loyalitas konsumen dalam menjawab perumusan masalah pada no. 2 maka digunakan loyalitas konsumen terhadap suatu merek, dengan tingkatan loyalitas sebagai berikut : 1) Switcher (berpindah – pindah). Keterkaitan ini dalam pergantian merek apabila bobot nilai jawaban sangat setuju dan setuju besar pada tingkatan ini. 2) Habitual buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan). Keterkaitan kuat dalam membeli suatu jenis barang dengan bersifat kebiasaan apabila bobot nilai jawaban sangat setuju dan setuju besar pada tingkatan ini. 3) Satisfied buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan). Keterkaitan kuat dalam kategori puas apabila mengkonsumsi suatu merek tertentu dengan biaya peralihan apabila bobot nilai jawaban sangat setuju dan setuju besar pada tingkat ini. 4) Likes the brand (menyukai merek). Keterkaitan kuat dalam kategori pembeli yang sungguh – sungguh menyukai suatu merek apabila bobot nilai sangat setuju dan setuju pada jawaban ini besar. 5) Commited buyer (pembeli yang komit). Keterkaitan kuat dalam kategori pelanggan yang setia apabila bobot nilai jawaban sangat setuju dan setuju besar pada tingkatan ini. c. Untuk mengukur hubungan variable X (tingkat kepuasan) dan Y (loyalitas konsumen), digunakan koefisien korelasi peringkat Spearmean (p) sebagai berikut :32 32 Sugiono, Statistik Non Parametris untuk penelitian, Alfabeta, Bandung, 2004, hal. 107 135 p 1 6 bi 2 n n2 1 Dimana : P = Koefisien korelasi peringkat Spearmean Σbi = Σ [R(x) – R(y)] bi = Perbedaan ranking setiap pasangan variabel n = Jumlah pasangan data Σ = Notasi jumlah. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Uji validitas dan reliabilitas Kepuasan Konsumen (X) Tabel 5.1 Uji Validitas Variabel Kepuasan Konsumen (X) INDIKATOR NILAI (r) 0,448 KETERANGAN Performa 0,466 Valid Motor sport dengan teknologi Fuel Injection 0,753 Valid Menggunakan Stang Jepit 0,445 Valid Konsumsi bahan bakar 0,535 Valid Irit bahan bakar 11:1 0,690 Valid Tipe transmisi 5 kecepatan 0,714 Valid Harga jual kembali yang stabil 0,633 Valid Rangka yang kuat dari Deltabox 0,595 Valid Harga yang terjangkau oleh konsumen 0,761 Valid Memiliki 4 valve Soch 0,679 Valid Design yang sporty dan body yang ramping 0,489 Valid Mudah dimodifikasi 0,538 Valid Kualitas terjamin 0,479 Valid Merek Yamaha Vixion mudah diingat 0,381 Valid Volume silinder 150 cc Valid Sumber : Hasil pengolahan SPSS 136 Analisis : Dengan melihat pada tabel uji validitas variabel Kepuasan Konsumen (X) dari sampel berjumlah 30 responden dengan jumlah soal sebanyak 15 pernyataan. Oleh karena secara keseluruhan hasilnya positif dan rhasil lebih besar dari rtabel 0,361 maka variabel Kepuasan Konsumen (X) dinyatakan valid. Hasil Dari 30 orang responden yang sama dilakukan uji reliabilitas mengenai variabel Kepuasan Konsumen (X) dengan nilai r hitung atau Alpha sebesar 0,848. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kuisioner yang digunakan terbukti reliabel. Untuk lebih jelas lihat tabel berikut ini. Tabel 5.2 Uji Reliabilitas Variabel Kepuasan Konsumen (X) Re liab ility Sta tis tics Cronb ac h's A lp ha .848 N o f Items 15 Sumber : Hasil pengolahan SPSS. 2. Uji Valaiditas dan Reliabilitas Variabel Loyalitas Konsumen (Y) Tabel 5.3 Uji Validitas Variabel Loyalitas Konsumen (Y) INDIKATOR Sering berpindah merek pelumas karena faktor harga NILAI (r) Valid 0,377 Membeli Sepeda Motor Yamaha Vixion karena faktor kebiasaan 0,399 Menemukan kepuasaan dalam menggunakan sepeda motor Yamaha Vixion 0,577 Benar-benar menyukai sepeda motor Yamaha Vixion 0,756 Merekomendasikan ke orang lain untuk membeli sepeda motor Yamaha Vixion Sumber : Hasil pengolahan SPSS. KETERANGAN Valid Valid Valid Valid 0,843 Dengan melihat pada tabel uji validitas variabel Loyalitas Konsumen (Y) dari sampel berjumlah 30 responden dengan jumlah soal sebanyak 5 pertanyaan. Oleh karena secara keseluruhan hasilnya positif dan rhasil lebih besar dari rtabel 0,361 maka variabel Loyalitas Konsumen (Y) dinyatakan valid. Dari 30 orang responden yang sama dilakukan Uji reliabilitas mengenai variabel 137 Loyalitas Konsumen (Y) dengan nilai r hitung atau Alpha sebesar 0,615, Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kuisioner yang digunakan terbukti reliabel. Untuk lebih jelas lihat tabel berikut ini. Tabel 5.4 Uji Relliabilitas Variabel Loyalitas Konsumen (Y) Re liab ilit y St a t is t ics Cr onb ac h's A lp ha .615 N o f Items 5 Sumber : Hasil pengolahan SPSS. 3. Pembahasan Tingkat Kepuasan Konsumen Berdasarkan variabelnya, tingkat kepuasan konsumen terdiri dari : kinerja, keistimewaan, keandalan, kesesuaian, ketahanan, kemampuan layanan, nilai estetika, dan kualitas. Kemudian dilakukan analisismengenai tingkat kepuasan konsumen terhadap sepeda motor Yamaha Vixion. Berikut adalah hasil analisis yang terdapat dalam kuisioner: Tabel 5.5 Tingkat Kepuasan Konsumen Yamaha Vixion No. 1 2 3 4 5 6 7 8 Indikator Kinerja a) Volume silinder 150 cc b) Performa Ciri atau keistimewaan a) Motor sport dengan teknologi Fuel Injection b) Menggunakan Stang Jepit Keandalan a) Konsumsi bahan bakar b) Irit bahan bakar 11:1 Kesesuaian a) Tipe transmisi 5 kecepatan b) Harga jual kembali yang stabil Daya tahan Rangka yang kuat dari Deltabox Kenyamanan a) Harga yang terjangkau oleh konsumen b) Memiliki 4 valve Soch Daya tarik a) Design yang sporty dan body yang ramping b) Mudah dimodifikasi Kualitas a) Kualitas terjamin b) Merek Yamaha Vixion mudah diingat dibenak konumen Rata-rata Keterangan 2,90 2,84 Cukup Puas Cukup Puas 2,73 Cukup Puas 2,59 Tidak Puas 2,58 2,59 Tidak Puas Tidak Puas 2,62 2,60 Cukup Puas Tidak Puas 2,77 Cukup Puas 3,03 Cukup Puas 2,91 Cukup Puas 2,78 Cukup Puas 2,91 Cukup Puas 2,84 Cukup Puas 2,92 Cukup Puas Sumber : Hasil tabulasi data Berdasarkan pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 15 pertanyaan pada kuisioner penelitian, semua pertanyaan bernilai pada rentang skala kategori cukup puas. 138 Tabel 5.6 Dimensi Tingkat Kepuasan Konsumen motor Yamaha Vixion No. 1 2 3 4 5 6 7 8 Dimensi Kinerja Ciri/Keistimewaan Keandalan Kesesuaian Daya Tahan Kenyamanan Daya Tarik Kualitas Jumlah Rata-rata Sumber : Hasil tabulasi data. Rata-rata 2,90 2,73 2,58 2,62 2,77 3,03 2,78 2,84 2,76 Keterangan Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan bahwa nilai rata-rata variabel Kepuasan Konsumen (X) sebesar 2,76 yang berada pada interval 2,61 – 3,40 dengan kategori cukup puas. Dengan demikian konsumen sepeda motor Yamaha Vixion yang ada di Bengkel Abadi Motor, Kebon Jeruk Jakarta Barat termasuk dalam kategori cukup puas. 4. Tingkat Loyalitas Konsumen Berdasarkan pada hasil/skorjawaban setiap pertanyaan yang penulis bagikan kepada 100 orang responden di Bengkel Abadi Motor, Kebon Jeruk Jakarta Barat. Maka dapat dijelaskan tingkat loyalitas konsumen sebagaimana dalam tabel berikut ini: Tabel 5.7 Tingkat Loyalitas Konsumen Motor Yamaha Vixion Tanggapan Responden Switcher Habitual Buyer Satisfied Buyer Likes The Brand Commited Buyer Total Frekuensi 0 0 21 11 68 100 Persentase 0,00% 0,00% 21,0% 11,0% 68,0% 100% Sumber : Hasil tabulasi data Dengan demikian dapat disimpulkan konsumen motor Yamaha Vixion di Bengkel Abadi Motor Kebon Jeruk, Jakarta Barat termasuk dalam kategori commited buyer atau pembeli yang bukan hanya setia kepada merek, tapi juga ikut mempromosikan merek Yamaha Vixion kepada orang lain. Hal tersebut dikarenakan nilai terbesar pada tingkat loyalitas adalah Commited Buyer yaitu sebanyak 68 responden dengan nilai persentase 68,0%. 5. Pembuktian Hipotesis Selanjutnya untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan positif antara variabel independen 139 yakni kepuasan konsumen (X) dengan variabel dependen yakni loyalitas konsumen (Y), maka penulis menggunakan analisis korelasi rank spearman dengan dibantu fasilitas komputer program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Versi 13, dengan hipotesis yang diajukan sebagai berikut: Ho : Diduga tidak mempunyai hubungan antara tingkat kepuasaan konsumen dan loyalitas konsumen terhadap Sepeda Motor Yamaha Vixion. Ha : Diduga mempunyai hubungan antara tingkat kepuasaan konsumen dan loyalitas konsumen terhadap Sepeda Motor Yamaha Vixion. Adapun hasil korelasi rank spearman sebagaimana pada tabel berikut ini : Tabel 5.8 Korelasi rank spearman Cor relations Spearman's rho Kepuas an Kons umen (X) Loyalitas Kons umen (Y) Correlation Coeffic ient Sig. (2-tailed) N Correlation Coeffic ient Sig. (2-tailed) N Kepuas an Kons umen (X) 1.000 . 100 .778** .000 100 Loyalitas Kons umen (Y) .778** .000 100 1.000 . 100 **. Correlation is s ignificant at the 0.01 lev el (2-tailed). Sumber : Hasil SPSS data. Dengan demikian dari tabel 5.8 di atasdapat dijelaskan bahwa adanya hubungan yang positif dan signifikan antara variabel kepuasan konsumen (X) dengan variabel loyalitas konsumen (Y), hal ini berarti semakin meningkatnya kepuasan konsumen, maka akan semakin meningkat pula loyalitas konsumen pada motor Yamaha Vixion. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan pada bab terdahulu mempunyai cukup bukti dari perolehan nilai korelasi rank spearman sebesar 0,778 dengan tingkat signifikan 0,000 dibawah 0,05%, jadi tingkat hubungannya kuat, karena berada di rentang 0,60 – 0,799 sebagaimana pada tabel berikut ini :13 Tabel 5.9 Nilai Koefisien Korelasi dan Interpretasi KOEFISIEN KORELASI INTERPRETASI 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, 2008 13 Sugiono, Statistik Non Parametris untuk penelitian, Alfabeta, Bandung, 2008, hal. 183 140 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai analisis hubungan kepuasan konsumen dengan loyalitas konsumen motor Yamaha Vixion di Bengkel Abadi Motor, Kebon Jeruk yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitan kepada 100 orang responden dan pembahasan mengenai tingkat kepuasan konsumen dalam menggunakan sepeda motor merek Yamaha Vixion dapat disimpulkan bahwa konsumen motor Yamaha Vixion di Bengkel Abadi Motor, Kebon Jeruk, Jakarta Barat termasuk dalam kategori cukup puas dalam menggunakan produk tersebut, hal ini berdasarkan nilai rata-rata tabel dimensi tingkat Kepuasan Konsumen (X) sebesar 2.76 yang berada pada interval 2,61 - 3,4. 2. Berdasarkan hasil perhitungan tingkatan loyalitas dari 100 orang responden didapatkan bahwa konsumen motor Yamaha Vixion di Bengkel Abadi Motor, Kebon Jeruk, Jakarta Barat termasuk pada tingkatan commited buyer dengan nilai tertinggi diantara tingkatan loyalitas yang lain yaitu sebesar 68,0%. Hal ini berarti sebagian besar konsumen di Bengkel Abadi Motor, Kebon Jeruk, Jakarta Barat setia terhadap Yamaha Vixion dan ikut mempromosikan kepada orang lain dengan cara memberi informasi dari mulut kemulut ( word of mouth ) agar membeli motor merek Yamaha Vixion. 3. Berdasarkan hasil pembahasan bahwa variable kepuasan konsumen (X) mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan variable loyalitas konsumen (Y), hal ini terbukti dari nilai korelasi rank spearman sebesar 0,778 dengan tingkat signifikan 0,000 dibawah 0,05%, jadi tingkat hubungannya kuat, karena berada di rentang 0,60 – 0,799, hal ini berarti semakin meningkatnya kepuasan konsumen, maka akan semakin meningkat pada loyalitas konsumen pada motor Yamaha Vixion. Saran-saran Dalam penelitian yang telah penulis lakukan ini, maka penulis ingin memberi saran antara lain: 1. Sebagai perusahaan besar, PT. Yamaha Indonesia hendaknya terus memperhatikan dan meningkatkan kepuasan pelanggan dan berusaha tetap loyal dengan cara menyempurnakan kualitas produk sepeda motor Yamaha Vixion. Dengan demikian para pengguna motor Yamaha Vixion tetap bertahan dan dapat menciptakan loyalitas konsumen sehingga dapat menjadi daya tarik untuk memanfaatkan Bengkel Yamaha Vixion. 2. Untuk menciptakan dan menjaga loyalitas konsumen terhadap motor Yamaha Vixion hendaknya PT. Yamaha Indonesia harus terus meningkatkan strategi promosi yang inovatif, efektif dan efesien baik melalui media cetak maupun elektronik. Hal lain yang dapat dilakukan untuk menjaga loyalitas konsumen adalah dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial, touring promosi sehingga loyalitas pada commited buyer akan melahirkan konsumen-konsumen baru yang prospektif. 3. Diharapkan PT. Yamaha Indonesia dapat memelihara hubungan baik serta meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen pemakai motor Yamaha Vixion khususnya, dan umumnya seluruh konsumen motor merek Yamaha Vixion yang lain. 141 4. Diharapkan PT. Yamaha Indonesia Harus meningkatkan kepuasan pelanggan khususnya para pengguna sepeda motor Yamaha Vixion dengan cara menyempurnakan kualitas produk sepeda motor Yamaha Vixion, Pelayanan dalam seluruh bengkel Yamaha yang ada di seluruh cabang Yamaha Motor Indonesia. Memberikan promosi - promosi yang menarik seperti discount spare part, meningkatkan kualitas performa dan suspensi yang halus terhadap getaran dan nyaman pada saat digunakan. Memberikan pelayanan service cepat dan memberikan garansi mesin selama 3 ( tiga ) tahun kepada pemilik sepeda motor Yamaha Vixion. Dengan demikian para pengguna motor Yamaha Vixion tetap bertahan dan dapat menciptakan daya tarik kepada calon pengguna yang lain agar menggunakan sepeda motor merek Yamaha Vixion. DAFTAR PUSTAKA Arif Rahman, Strategi Dahsyat Marketing Mix. Jakarta : Trans Media. 2010. Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung : Alfabeto. 2000. Darmadi Durianto, Sugiarto, Sitinjak Tony, Strategi Menaklukkan Pasar. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.2004. Hasyim – Rina Anindita, Prinsip-prinsip Dasar Metode Riset Bidang Pemasaran. Jakarta : University Press.2009. Johanes Supranto, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta : Rineka Cipta. 2006. Jusup Agus Suyono, Pemasaran Strategik. Jakarta : Inti Prima Promosindo. 2009. Kotler, Philip – Gary Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta : PT. Indeks. 2004. Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, Edisi kesebelas, Jakarta, PT Indeks, 2005 Rismiati-lg & Suratno, Pemasaran Barang dan Jasa, Yogyakarta : Kanisius, 2001. Ricard F. Gerson, Mengukur kepuasan pelanggan, Jakarta : PPM, 2004. Ronny Kountur, Metode Penelitian Bisnis. Jakarta : PPM. 2007. Sugiono, Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. ALFABETA. 2009. Sugiono, Statistik Non Parametris untuk Pembelian. Bandung : ALFABETA. 2004. Sumarwan, Ujang, Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, Cetakan Pertama, Penerbit : Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003. Tjiptono, Fandy, Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi Yogyakarta. 2000. Tjiptono, Fandy, Pemasaran Jasa, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Bayumedia Publishing, Malang, 2005. 142 ANALISIS FAKTOR BAURAN PEMASARAN YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PASTA GIGI PEPSODENT (STUDI KASUS DI WILAYAH CENGKARENG) Susanti Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta [email protected] ABSTRAKS Dewasa ini perkembangan dan kemajuan teknologi sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa lampau, teknologi dalam industri turut pula merombak kehidupan perekonomian ke arah yang lebih maju.Hal ini dapat di lihat semakin bertambahnya jumlah produk-produk baru yang di keluarkan perusahaan dengan kualitas yang berbeda untuk memenuhi keinginan konsumen.Konsumen adalah satusatunya yang dapat menilai baik tidaknya kualitas produk. Konsumen memilih produk tersebut dengan cara membandingkan produk yang mereka terima dengan produk yang mereka harapkan. Pada saat ini penggunaan pasta gigi dikalangan masyarakat sudah menjadi kebutuhan sehari-hari di karenakan untuk menjaga kesehatan gigi bagi anak-anak bahwa dibalik penggunaan pasta gigi dengan kadar flour yang tinggi dapat membahayakan kesehatan gigi, gusi dan bagian tubuh yang lainnya. Maka persaingan dalam pengembangan usaha ini juga semakin meningkat.Dalam hal ini konsumen dapat melihat dari faktor bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan tempat. Tujuan penlitian ini adalah untuk mengatahui variable apa saja yang signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian pasta gigi pepsodent dan untuk mengatahui bagaimana formula Z score yang terbentuk sehingga dapat diketahui kecenderungan seorang konsumen sering atau jarang membeli. Metode yang digunakan adalah analisis diskriminasi yaitu mengetahui variable yang signifikan mempengaruhi keputusan pembelian pasta gigi pepsodent dan kecenderungam seorang konsumen sering atau jarang membeli. Dari empat variable yang terdiri dari produk, harga, promosi dan tempat, hanya ada dua variable yang signifikan yang mempengaruhi keputusan pembelian dalam melakukan pembelian pasta gigi pepsodent adalah faktor promosi (0,011) dan harga (0,004) dengan formula zScore yang terbentuk adalah zScore=4809+0.646 harga +0.951 promos.i KataKunci : Pasta gigi pepsodent digunakan dikalangan masyarakat dan jadi kebutuhan sehari-hari. PENDAHULUAN Perkembangan dan kemajuan teknologi sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa lampau, teknologi dalam industri turut pula merombak kehidupan perekonomian kearah yang lebih maju.Hal ini dapat dilihat semakin bertambahnya jumlah produk-produk baru yang dikeluarkan perusahaan dengan kualitas yang berbeda untuk memenuhi keinginan konsumen.Pada saat ini penggunaan pasta gigi 143 dikalangan masyarakat sudah menjadi kebutuhan sehari-hari dikarenakan untuk menjaga kesehatan gigi, namun perlu diingat, untuk menjaga kesehatan gigi bagi anak-anak bahwa dibalik penggunaan pasta gigi dengan kadar flour yang tinggi dapat membahayakan kesehatan gigi, gusi dan bagian tubuh yang lainnya Hal itu berarti pemasaran haruslah betul-betul memahami seorang konsumen. Seorang pemasar haruslah membuat strategi pemasaran yang berdasarkan pada segmentasi pasar antara lain dengan menggunakan karakteristik demografi. Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi perilaku konsumen dalam menentukan pilihannya (pilihan produknya) antara lain jenis kelamin, usia, pendapatan, dan factor lainnya yang akan mempengaruhi persepsi atau pandangannya terhadap suatu produk tertentu. Kebutuhan dan keinginan yang berbeda membuat konsumen mempunyai dorongan untuk membeli berbagai macam produk yang berbeda. Konsumen pada umumya punya kecenderungan keinginan yang hampir tidak terbatas, akibatnya seorang konsumen memilih suatu produk pasta gigi dengan menghasilkan kepuasan tertinggi akan cita rasa yang mereka inginkan. Apabila keinginan ini didorong oleh daya beli, maka hal ini akan menjadi sesuatu yang disebut dengan permintaan yang nyata (actual). Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “Analisis Faktor Bauran Pemasaran Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Pasta Gigi Pepsodent (Studi Kasus Di Wilayah Cengkareng)” Perumusan Masalah 1. Faktor bauran pemasaran apakah yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian pasta gigi Pepsodent? 2. Bagaimana formula (Z Score) yang terbentuk sehingga dapat diketahui kecenderungan seorang konsumen untuk sering membeli atau jarang membeli? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui faktorbauran pemasaran apakah yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian pasta gigi Pepsodent. 2. Untuk mengetahui Bagaimana formula ( Z Score ) yang terbentuk sehingga dapat diketahui kecenderungan seorang konsumen untuk sering membeli atau jarang membeli. Kerangka Pikir Konsumen memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda. Hal inilah yang ditangkap oleh para marketer.Untuk mengetahui apakah produk, harga, tempat, dan promosi dapat mempengaruhi keputusan dalam melakukan pembelian pasta gigi Pepsodent.Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui faktor manakah yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian pasta gigi Pepsodent. Dari hasil analisis diskriminan dilakukan untuk menguji apakah produk, harga, tempat, dan promosi dapat mempengaruhi keputusan pembelian pasta gigi Pepsodent.Oleh karena itu hasil analisis ini diharapkan dapat memberi gambaran keputusan pembelian. 144 PT Unilever Konsumen Pasta Gigi Pepsodent Kebutuhan dan keinginan konsumen Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian : 1. 2. 3. 4. Keputusan Pembelian F E E D Produk (X1) Harga(X2) Tempat (X3) Promosi (X4) Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Analisis Diskriminan Dua Faktor METODE PENELITIAN B A C K Waktu dan Tempat Penelitian Kesimpulan Penelitian dilaksanakan pada wilayah Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian ini dilakukan oleh penulis dimulai pada bulan Juli 2008. Populasi dan Sampel Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen sejenis tetapi dapat dibedakan satu sama lain melalui adanya nilai karakteristik yang berlainan. Populasi dalam penelitian ini adalah para konsumen pasta gigi Pepsodent di wilayah Cengkareng Jakarta Barat. Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Tehnik pengambilan sample menggunakan quata sampling, yaitu suatu metode pengambilan sampel tidak acak yang mendasarkan pada karakteristik populasi dalam jumlah yang telah ditetapkan (kuota) dengan tujuan meningkatkan derajat keterwakilan masing-masing kelompok dalam populasi. Dalam hal ini penulis akan mengambil sampel sebanyak 100 orang dari penduduk wilayah Cengkareng. Metode Pengumpulan Data 1. Uji Validitas Adalah pertanyaan sampai sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuisioner dapat mengukur apa yang ingin diukur, dengan rumus: n (ΣΧΥ) (ΣΧΣΥ) rxy = ————————— 145 _________________ √ [nΣΧ²][nΣΥ²-(ΣΥ)²] Keterangan : r : Korelasi nilai butir total n : Jumlah responden X : Skor pertanyaan Y : Skor total 2. Uji Reliabilitas Adalah suatu nilai ukur yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukuran didalam mengukur gejala yang sama, dengan menggunakan Cronbach,s Alpha, dengan rumus. (k) r11 K-1 ( 1 - Σσb² ) = —— ————— σt² Keterangan : r11 : reliabilitas instrument k : banyak butir pertanyaan σt² : varians total Σσb² : jumlah varian butir 3. Analisis Faktor Untuk menganalisa tanggapan responden menggunakan Skala Likert yaitu responden diminta untuk memberi respon terhadap setiap pertanyaan dengan memilih salah satu dari 5 pilihan, yaitu dengan bobot dan kategori sebagai berikut: Bobot 1 2 3 4 5 Tabel 1.1 Jawaban kuisioner : Kategori Tidak Setuju Kurang Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Untuk mengetahui tingkat kecenderungan pengambilan keputusan dalam pembelian pasta gigi Pepsodent dengan memberikan kode dan kategori sebagai berikut: Tabel 1.2 Tingkat Kecenderungan Pengambilan Keputusan Kode Kategori 0 Sering Membeli 1 Jarang Membeli Tingkat kecenderungan pada tabel 3.2 dapat dijelaskan sebagai berikut : Sering membeli, kecenderungan sering membeli diberikan apabila responden membeli pasta gigi Pepsodentyang diproduksi oleh PT Unilever sebanyak sekali dalam satu minggu. 146 Jarang membeli, kecenderungan jarang membeli diberikan apabila responden membeli pasta gigi Pepsodent yang diproduksi oleh PT Unileversekalilebih dari satu minggu. Teknik Multiple Discriminant Analysis( MDA ) Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti keputusan konsumen dalam melakukan pembelian pada pasta gigi Pepsodent, apakah konsumen tersebut memiliki kecenderungan sering membeli atau jarang membeli. Data–data yang diperoleh akan diolah dengan teknik statistic Multiple Discriminant Analysis (MDA) dengan dibantu dengan Software SPSS 12.0 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Uji Validalitas Tabel 1.3 Uji Validitas dari hasil Tabel r untuk α 0.05 (product moment) No Hasil rtable Keterangan 1 0,530 0,3610 Valid 2 0,.384 0,3610 Valid 3 0,692 0,3610 Valid 4 0,439 0,3610 Valid 5 0,675 0,3610 Valid 6 0,582 0,3610 Valid 7 0,501 0,3610 Valid 8 0,703 0,3610 Valid 9 0,782 0,3610 Valid 10 0,529 0,3610 Valid 11 0,601 0,3610 Valid 12 0,463 0,3610 Valid Sumber : Data Pengolahan SPSS Dari tabel 5.1 diatas kita dapat melihat bahwa kuesioner yang terdiri dari pertanyaan skala likert yaitu opini atau tanggapan pembeli pasta gigi pepsodent, terdiri dari 12 pertanyaan. Dikatakan valid apabila hasilnya diatas 0,3610. 2. Hasil Uji Reliabilitas Sebelum kuesioner disebarkan untuk diisi oleh responden, terlebih dahulu akan diuji validitas seluruh pertanyaan. Dari pengujian tersebut dapat dilihat dari pada tabel 5.1 bahwa hasilnya tidak ada pertanyaan yang di buang karena hasilnya yang paling minimum diatas 0,361 (besarnya r tabel pada α 0,05 dengan df 30 – 2 = 28 akan didapat r tabel sebesar 0,361, maka seluruh pertanyaan yang diajukan dinyatakan valid/sah. Dari 30 reponden pada pra survei mengenai keputusan pembelian terhadap pasta gigi pepsodent yang dilaksanakan di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat sebagai berikut: Tabel 1.4 Uji Validitas dari hasil Tabel r untuk α 0.05 (product moment). No 1 2 3 4 5 6 Hasil 0,530 0,.384 0,692 0,439 0,675 0,582 rtable 0,3610 0,3610 0,3610 0,3610 0,3610 0,3610 Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid 147 7 0,501 8 0,703 9 0,782 10 0,529 11 0,601 12 0,463 Sumber : Data Pengolahan SPSS 0,3610 0,3610 0,3610 0,3610 0,3610 0,3610 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Dari tabel 1.4diatas kita dapat melihat bahwa kuesioner yang terdiri dari pertanyaan skala likert yaitu opini atau tanggapan pembeli pasta gigi pepsodent, terdiri dari 12 pertanyaan. Dikatakan valid apabila hasilnya diatas 0,3610. Dari uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel di atas , hal inimenandakan bahwa semua butir pertanyaan dinyatakan sangat reliabel karena memberi nilai cronbacch alpha diatas0,810. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan uraian pembahasan yang telah di kemukakan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Dari empat variable yang diteliti yaitu produk, harga, tempat dan promosi ternyata hanya ada dua variable yang mempengaruhi dalam keputusan pembelian pasta gigi Pepsodent.Hal ini didasarkan pada angka signifikansi 0,011 (Promosi) dan 0,004 (Harga).Hal mengindikasikan bahwa ada pengaruh faktor Promosi dan Harga terhadap keputusan pembelian terhadap pasta gigi pepsodent Sedangkan formula (Z Score) yang terbentuk sehingga dapat diketahui kecenderungan seorang konsumen untuk sering membeli atau jarang membeli adalah : z Score = -4.809+ 0.646Harga + 0.951 Promosi. Berdasarkan z Score yang terbentuk dapat diketahui kencenderungan responden untuk sering atau jarang membeli. Apabila bernilai positif berarti memiliki kecenderungan untuk sering membeli, sedangkan untuk yang bernilai negatif berarti memiliki kecenderungan untuk jarang membeli. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka diajukan saran-saran pada produsen pasta gigi pepsodent sebagai masukkan dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk meningkatkan penjualan guna memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen adalah sebagai berikut : 1. Faktor harga dapat menunjang konsumen untuk melakukan pembelian pasta gigi pepsodent, maka diharapkan produsen pasta gigi pepsodent melakukan penetapan harga yang sesuai dengan daya beli konsumen. 2. Faktor promosi dapat menunjang konsumen untuk melakukan pembelian pasta gigi pepsodent, maka diharapkan produsen pasta gigi pepsodent memperbanyak sarana promosi agar produk pasta gigi pepsodent lebih dikenal oleh para konsumen dan calon konsumen. DAFTAR PUSTAKA Ariyanto, Pengembangan Analisis Multivariate dengan SPSS 12, Penerbit Salemba Infotek, Jakarta, 2005. 148 Darmadi Durianto, Sugiarto, Tony Sitinjak., Strategi Penaklukan Pasar. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004. Husein Umar., Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003. ........................., Riset Pemasaran Dan Perilaku Konsumen, Cetakan Pertama, PT. Gramedia Pustaka, 2000. ........................, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Gramedia, Jakarta, 2003. Kotler, Philip., Manajemen Pemasaran,edisi sebelas, Edisi Indonesia, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta, 2005. Kotler, Philip and Gary Armstrong., Prinsip-prinsip manajemen pemasaran. Edisi Indonesia, Erlangga. Jakarta : 2001. Lingga Purnama., Strategic Marketing Plan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004. Wilson T. Michael., Manajemen PemasaranNo III, Edisi Indonesaia, PT Pustaka Binaman Presindo, Jakarta, 1992. 149 ANALISIS EFEKTIVITAS PROFITABILITAS BERBASIS SISTEM DU PONT (Studi Kasus pada 4 Perusahaan Properti yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2010) Rama Adi Pramudana Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAK Penelitian dilakukan pada 4 perusahaan properti. Yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas profitabilitas perusahaan – perusahaan tersebut dalam metode Du Pont. Penelitian ini menggunakan metode Du Pont yang menggunakan beberapa rasio seperti TATO, NPM, ROI, ROE, PBV dan PER.. Dalam penelitian ini sample diambil berdasarkan beberapa criteria yang ditetapkan. Teknik pengambilan sample menggunakan purpose sampling, yang pengambilan samplenya dengan pertimbangan tertentu. Populasi penelitian ini adalah perusahaan- perusahaan property / developer dengan jangka waktu penelitian dari 2006 -2010 dengan tingkat keyakinan kesalahan sebesar 5 % ( 0,5), maka sample yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling sebanyak 4 perusahaan yang masuk dalam kategori berdasarkan criteria penelitian. Penelitian ini menggunakan uji metode korelasi terhadap variable – variabel utama Du Pont. Dengan pengujian hipotesis dengan nilai α = 0,05 . Dengan demikian ditarik kesimpulan tidak adanya signifikansi korelasi efektivitas variabel – variabel utama Du Pont tersebut. Kata kunci : variabel – variabel Du Pont, efektivitas profitabilitas, ROI, ROE, PBV, PER, NPM. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan ekonomi nasional, industri properti pada umumnya juga mengalami peningkatan yang searah. Meningkatnya aktivitas pada industri properti dapat dijadikan petunjuk mulai membaiknya atau bangkitnya kembali kegiatan ekonomi. Dengan kata lain, kegiatan di bidang properti dapat dijadikan indikator seberapa aktifnya kegiatan ekonomi secara umum yang sedang berlangsung. Namun demikian, perkembangan industri properti perlu dicermati secara hati-hati karena dapat memberikan dampak pada dua sisi yang berbeda. Di satu sisi, industri properti dapat menjadi pendorong bagi kegiatan ekonomi karena meningkatnya kegiatan di bidang properti akan mendorong naiknya berbagai kegiatan di sektor-sektor lain yang terkait. Dalam hal ini sektor properti memiliki efek pelipatgandaan (multiplier effect) yakni dengan mendorong serangkaian aktivitas sektor ekonomi yang lain. 150 KERANGKA PIKIR Pelaku investasi yang memutuskan untuk berinvestasi di Bursa Efek Indonesia akan terlebih dahulu menganalisis bagaimana annual report atau laporan keuangannya. Dalam penelitian ini, perusahaan yang digunakan adalah perusahaan pada industri properti . Pada penelitian kali ini, rasio keuangan yang digunakan adalah rasio keuangan profitabilitas berbasis sistem Du Pont plus. Dengan menggunakan metode sistem Du Pont plus, kita dapat mengetahui variabel mana yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan seperti, Net Profit Margin ( NPM ), Total Asset Turn Over ( TATO ), Financial Leverage Multiplier ( FLM ) yang berpengaruh terhadap Return on Equity ( ROE ) sedangkan Book Value (BV) dan Earning Per Share ( EPS ) yang akan mempengaruhi harga pasar. Return On Equity (ROE ) merupakan produktivitas modal yang menunjukkan sebuah kinerja keuangan yang sesungguhnya mencerminkan profit perusahaan tersebut. Dari kualitas Return On Equity (ROE) dapat mempengaruhi harga saham yang akan beredar ataupun yang sudah beredar ke pasar bursa. Dalam mengukur efektifitas profitabilitas kita dapat melihat sebuah alternatif investasi yang dapat memberikan nilai lebih untuk perusahaan, yaitu dengan melihat perbandingan kinerja keuangan perusahaan Return On Equity (ROE) dengan suku bunga bank sentral. Dikatakan efektif apabila tingkat Return On Equity (ROE) lebih besar daripada suku bunga bank sentral. HIPOTESIS Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang dibentuk adalah sebagai berikut : 1. Diduga Net Profit Margin ( NPM ), Total Asset Turn Over ( TATO ), Financial Leverage Multiplier ( FLM ) terdapat korelasi ( hubungan ) secara signifikan dengan Price Book Value ( PBV ) dan Price Earning Ratio ( PER ). 2. Diduga terdapat korelasi ( hubungan ) secara parsial antara pertumbuhan penjualan dengan return On Equity ( ROE ). 3. Diduga terdapat korelasi ( hubungan ) secara parsial antara pertumbuhan penjualan dengan Return On Equity (ROE). 4. Diduga terdapat korelasi ( hubungan ) secara parsial antara pertumbuhan aset dengan Return On Equity ( ROE ). 5. Diduga terdapat korelasi ( hubungan ) secara parsial antara pertumbuhan ekuitas dengan Return On Equity ( ROE ). 6. Diduga terdapat korelasi ( hubungan ) secara parsial antara pertumbuhan utang dengan Return On Equity ( ROE ) METODE PENELITIAN Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif yaitu jenis data yang bukan berupa angka tetapi berbentuk pernyataan. Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh pengolahan data dari sumber asli. Data sekunder yang ada dalam penelitian ini merupakan hasil observasi dan laporan keuangan perusahaan . Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah perusahaan developer properti. Dalam penelitian ini sampel diambil dengan cara nonrandom sampling yaitu sampel yang diambil berdasarkan beberapa kriteria yang ditetapkan Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yang pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu dan dalam penelitian ini adalah 4 perusahaan property terdaftar di BEJ dengan tingkat keyakinan kesalahan sebesar 5% (0.5) Definisi Operasional Variabel Inilah beberapa variabel cakupan penelitian : 151 a) Net Profit Margin ( NPM ) antara laba bersih dibagi dengan penjualan bersih pada industri properti tahun 2006 – 2010 dalam satuan prosentase b) Total Asset Turn Over ( TATO ) antara penjualan bersih dibagi total aktiva pada industri properti tahun 2006 – 2010 dalam satuan prosentase. c) Financial Leverage multiplier ( FLM ) antara total kewajiban dibagi total modal pada industri properti tahun 2006 – 2010 dalam satuan prosentase d) Return On Equity ( ROE ) antara laba bersih dibagi total ekuitas dan bisa juga sebagai produktifitas modal sendiri pada industri properti tahun 2006 – 2010 dalam satuan prosentase e) Price Book Value ( PBV ) atau nilai perusahaan atau Value of firm ( VOF ) antara harga pasar per saham dibagi nila buku per saham pada industri properti tahun 2006 – 2010 dalam satuan prosentase. f) Price Earning Ratio ( PER ) atau nilai perusahaan atau Value of firm ( VOF ) antara harga per saham dibagi laba per saham pada industri properti tahun 2006 – 2010 dalam satuan prosentase. METODE ANALISIS DATA 1. Analisis Data Keuangan Tahap – tahap analisis data yaitu sebagai berikut : a) Menghitung Net Profit Margin ( NPM ) NPM = Laba Bersih Penjualan bersih b) Menghitung Total Asset Turn Over ( TATO ) TATO = Penjualan Bersih Total aktiva c) Menghitung Financial Leverage Multiplier ( FLM ) FLM = Total Kewajiban Total Modal d) Menghitung Return On Equity ( ROE ) ROE = Laba Bersih Total Equity e) Menghitung Price Book Value ( PBV ) Harga pasar per saham Nilai buku per saham 152 PBV = f) Menghitung Price Earning Ratio ( PER ) PER = Harga per saham Laba per saham 2. Statistik Deskriptif Statistik deskriftif lebih berhubungan dengan pengumpulan data – data dan peringkasan data, serta penyajian hasil ringkasan tersebut. Data – data statistic yang diperoleh dari hasil sensus, survey, atau pengamatan umumnya masih acak, mentah, dan tidak terorganisir dengan baik. Data – data tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Fungsi dari analisis deskriptif adalah memberikan gambaran umum tentang data yang diperoleh. Gambaran umum ini bisa menjadi acuan untuk melihat karakteristik data yang diperoleh 3. Korelasi Dalam bab ini akan dibahas Korelasi atau asosiasi ( hubungan antara variabel –variabel) yang diminati. Di sini akan disoroti dua aspek untuk analisis korelasi, yaitu apakah data sampel yang ada menyediakan bukti cukup bahwa ada kaitan antara variabel –variabel dalam populasi asal sampel. Dan yang kedua, jika ada hubungan, seberapa kuat hubungan antar variabel tersebut. Keeratan hubungan itu dinyatakan dengan nama koefisien korelasi ( atau dapat disebut korelasi saja ). Dalam sebuah tools software pengolah data pembahasan tentang korelasi ditempatkan pada menu CORRELATE, yang mempunyai submenu : Koefisien korelasi bivariate / product moment Pearson Mengukur keeratan hubungan di antara hasil – hasil pengamatan dari populasi yang mempunyai dua varian ( bivariate ). Perhitungan ini mensyaratkan bahwa populasi asal sampel mempunyai dua varian dan berdistribusi normal. Korelasi Pearson banyak digunakan untuk mengukur korelasi data interval atau rasio. Korelasi bivariate sering juga disebut dengan korelasi Product Moment Person, berguna untuk menguji korelasi antar dua variabel atau lebih. Hipotesis : H0 : Tidak ada hubungan ( korelasi ) antara dua variabel atau angka korelasi 0. Ha : Diduga terapat hubungan ( korelasi ) antara dua variabel atau angka korelasi tidak 0. Uji ini dilakukan dengan memperhatikan Test of Significant, yang terdiri dari 1. Two- tailed ( uji dua sisi ), digunakan untuk menguji test of significant dengan dua sisi. Cara ini digunakan dalam kondisi belum diketahui bentuk hubungan antar variabel. 2. One – tailed ( uji satu sisi ), digunakan untuk menguji test of significant dari 2 variabel, tetapi telah diketahui adanya arah kecenderungan hubungan negatif atau positif diantara dua variabel yang berhubungan. Dasar pengambilan keputusan : Jika probabilitas > 0, 05, H0 diterima Jika probabilitas < 0, 05, Ha ditolak 153 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tingkat Efektifitas Return On Equity Secara Umum Pada Industri Properti ROE secara umum rata –rata industri berdasarkan sampel jika dibandingkan dengan BI Rate terdapat tingkat efektifitas yang positif. Kita dapat melihatnya dari rata- rata ROE Average sebesar14, 048 % dan BI Rate sebesar 8,00 %. Hal ini dikatakan efektif karena ROE Average lebih besar dari BI Rate. B. Tingkat Efektivitas Return On Equity ( ROE ) PT. Bumi Serpong Damai, Tbk Pada setiap periodenya memberikan nilai dengan ekspektasi yang baik, tetapi di tahun 2006 memiliki nilai negatif. Namun keseluruhan periode rata – rata berlangsung baik atau efektif. Kinerja keuangan PT. Bumi Serpong Damai, Tbk menghasilkan kinerja dibawah rata – rata industri properti. Ini menunjukkan bahwa kinerja tersebut tidak selalu baik dalam setiap periodenya. C. Tingkat Efektifitas Return On Equity ( ROE ) pada PT. Alam Sutera Realty,Tbk Hasil kinerja perusahaan tersebut menunjukkan dibawah kinerja rata- rata industri dengan selisih 0,942 %. Pada tahun 2007 efektifitas ROE average menunjukkan hasil yang paling buruk, yaitu -17, 12 % D. Tingkat Efektivitas Return On Equity ( ROE ) PT. Summareon Agung, Tbk Selama 5 periode penelitian yang dilakukan, memberikan hasil bahwa nilai perusahaan selama 5 periode umumnya dikatakan efektif baik melihat dari sisi perusahaan maupun sisi investor. Hasilnya beragam dan bervariasi, tpi umumnya positif dan efektif, hanya tahun 2008 saja yang tidak efektif. E. Hubungan Antara NPM, TATO, dan FLM terhadap dengan PER secara total keseluruhan perusahaan Besarnya korelasi total dari PER terhadap NPM adalah -0.216 yang signifikansinya menunjukkan tidak signifikannya PER terhadap NPM keseluruhan karena hasil 0.187 > 0.05. Sedangkan pada korelasi PER dengan TATO , besarnya korelasi adalah -0.40 dengan signifikansi nya 0. 433 menunjukkan tidak adanya hubungan antara PER dengan TATO dari keseluruhan perusahaan karena hasil 0.433 > 0.05. Pada hasil korelasi PER dengan FLM menunjukkan angka negatif sebesar -0.412, dimana signifikansinya 0.276 yang menandakan tidak adanya hubungan, karena 0.276 > 0.05. F. Hubungan Antara NPM, TATO, dan FLM terhadap dengan PBV secara total keseluruhan perusahaan Besarnya korelasi total dari PBV terhadap NPM adalah -0.47 yang signifikansinya menunjukkan tidak signifikannya PBV terhadap NPM keseluruhan karena hasil 0.422 > 0.05. Sedangkan pada korelasi PBV dengan TATO , besarnya korelasi adalah -0.175 dengan signifikansi nya 0.230 menunjukkan tidak adanya hubungan antara PBV dengan TATO dari keseluruhan perusahaan karena hasil 0.230 > 0.05. Pada hasil korelasi PBV dengan FLM menunjukkan angka positif sebesar 1, dimana signifikansinya 0.22 yang menandakan tidak adanya hubungan, karena 0.22 > 0.05. G. Hubungan Antara ROE dengan pertumbuhan sales, modal, biaya dan cost total keseluruhan perusahaan Besarnya korelasi total dari ROE terhadap dts adalah 0.130 yang signifikansinya menunjukkan tidak signifikannya ROE terhadap ds keseluruhan karena hasil 0.293 > 0.05. 154 Sedangkan pada korelasi ROE dengan Dta , besarnya korelasi adalah -0.57 dengan signifikansi nya 0.405 menunjukkan tidak adanya hubungan antara ROE dengan dta dari keseluruhan perusahaan karena hasil 0.405 > 0.05. Pada hasil korelasi ROE dengan dtl menunjukkan angka positif sebesar -0.36, dimana signifikansinya 0.44 yang menandakan tidak adanya hubungan, karena 0.44 > 0.05. Pada hasil korelasi ROE dengan dtc menunjukkan angka positif sebesar 0.318, dimana signifikansinya 0.86 yang menandakan tidak adanya hubungan, karena 0.86 > 0.05. KESIMPULAN 1. Kinerja Keuangan Perusahaan yang ditinjau dari Return On Equity ( ROE ) versi Du Pont Dari hasil penelitian 4 perusahaan properti periode 2006 – 2010 dengan menggunakan metode analisis du pont memberikan bukti empiris bahwa kinerja keuangan perusahaan rata – rata negatif dan bisa dikatakan kurang efektif karena ketiga perusahaan tersebut belum dapat mencapai keuntungan yang dapat mengelola aset yang dijalankan, memaksimumkan kekayaan pemegang saham, dan kemampuan likuiditas perusahaan. 2. Tingkat efektifitas Return On Equity ( ROE ) jika dibandingkan dengan tingkat Sertifikat Bank Indonesia ( SBI ) pada masing – masing perusahaan. Dari hasil penelitian pada 4 perusahaan properti ini menunjukkan bahwa nilai ROE perusahaan rata – rata diatas nilai dari Sertifikat Bank Indonesia ( SBI ). Hal ini artinya ROE perusahaan efektif dan mampu menghasilkan profit yang lebih tinggi dibandingkan dengan SBI, dan cara ini pula untuk menarik perhatian para investor yang akan menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut daripada ke SBI yang risk free namun keci keuntungannya. 3. Korelasi antara pertumbuhan penjualan, pertumbuhan biaya, pertumbuhan asset, dan pertumbuhan utang dengan ROE. Dari hasil penelitian perusahaan properti ini korelasi antara pertumbuhan penjualan, pertumbuhan biaya, pertumbuhan asset, dan pertumbuhan utang tidak signifikan.. 4. Korelasi antara Net Profit Margin ( NPM ), Total Asset Turn Over ( TATO ), dan Financial Leverage Multiplier ( FLM ) dengan Price Earning Ratio ( PER ) dan Price Book Value ( PBV ). Dari ke 4 perusahaan properti ini disimpulkan bahwa korelasi antara NPM, TATO, dan FLM dengan PER tidak signifikan secara umum angkanya tidk ada yang < 0.05. Korelasi antara NPM, TATO, dan FLM dengan PBV tidak signifikan 5. Korelasi secara keseluruhan Dari keempat perusahan properti ini disimpulkan bahwa besarnya korelasi antara pertumbuhan penjualan, pertumbuhan biaya, pertumbuhan asset, dan pertumbuhan utang dengan ROE adalah negative Dan hubungan pertumbuhan penjualan, pertumbuhan biaya, pertumbuhan asset, dan pertumbuhan utang dengan ROE adalah positif namun tidak signifikan karena semua nilainya lebih besar dari alpha 0, 05. Sedangkan besarnya korelasi antara NPM, TATO, dan FLM dengan PBV dan PER adalah negative dan hubungan dari kelima variabel ini positif namun tidak signifikan karena nilainya melebihi alpha o, 05 SARAN Saran- saran yang dapat penulis kemukakan setelah melakukan penelitian ini adalah : 1. Apabila ada salah satu variabel yang signifikan berarti variabel tersebut harus ditingkatkan guna meningkatkan nilai Return On Equity ( ROE ) itu sendiri. 155 2. Untuk investor disarankan untuk memperhitungkan lebih dalam ketika ingin berinvestasi ke sebuah perusahaan baik dalam industri properti maupun industri yang lainnya. 3. Untuk perusahaan dalam melihat kinerja efektifitas profitabilitas dalam meningkatkan ROE perusahaan harus meningkatkan ROE kinerja perusahaan terlebih dahulu agar nilai ROE perusahanya juga secara otomatis meningkat. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Subagyo.2007. Studi Kelayakan Teori & Aplikasi. Jakarta : Alex Media Komputindo Arief Sugiono.2009.Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan.Jakarta : Grasindo Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.Yogyakarta : Andi. Eugene. F. Brigham & Joel F. Houston.2001.Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat Frank J. Fabozzi, Franco Modigliani dan G. Ferri.1990. Pasar dan Lembaga Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Harahap, Sofyan Syafri.2008.Teori Akuntansi. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Ikatan Akuntansi Indonesia.2007. Standar Akuntansi Keuangan, Kerangka Dasar penyusuna dan Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta : Salemba Empat J. Fred Weston & Thomas E. Copeland. 1995. Manajemen Keuangan. Edisi Kesembilan. Jakarta Barat : Binarupa Aksara Johar Arifin. 2007. Cara Cerdas Menilai Kinerja Perusahaan Berbasis Komputer. Jakarta : Gramedia. Jumingan.2005. Analisis Laporan Keuangan.Jakarta : Bumi Aksara. Sawidji Widiotmodjo.2008. Forex Online Trading. Jakarta : Alex Media Komputindo. Yadiati, Wiwin.2007. Teori Akuntansi Suatu Pengantar.Jakarta : Kencana. Yadiati, Wiwin, dan Ilham Wahyudi.2008. Pengantar Akuntansi. Jakarta : Kencana. 156 DAMPAK PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA KOTOR PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2007 s/d 2010 Dian Purwitasari Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul (UEU) Jakarta [email protected] ABSTRAKSI Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui apakah perputaran persediaan mempunyai pengaruh dengan laba kotor dan apa saja kebijakan akuntansi terhadap persediaan di masing – masing perusahaan. Pengumpulan data dengan menggunakan metode sampel jenuh, dimana semua populasi dijadikan sampel sebanyak 32 data dari 8 perusahaan Food And Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007 sampai 2010. Uji statistik yang digunakan adalah uji asumsi klasik, uji regresi sederhana, uji hipotesis, dan uji deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independent (perputaran persediaan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent (laba kotor). Dan dalam model analisis uji asumsi klasik yaitu tidak terdapat autokolerasi dan tidak terdapat heteroskedastisitas. Kata Kunci: Perputaran Persediaan dan Laba kotor PENDAHULUAN Perusahaan Food And Beverages adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di sektor makanan dan minuman. Dipilihnya perusahaan Food And Beverages sebagai objek penelitian ini dikarenakan perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang memegang peranan penting dalam kebutuhan konsumen dan bersifat paling resisten terhadap kondisi pasar, semakin besar pula persaingan dalam dunia usaha ini. Meskipun kondisi ekonomi di Indonesia saat ini tidak terlalu bagus, permintaan pasar akan kebutuhan makanan dan minuman ini tidak terpengaruh sedikitpun. Semakin tinggi perputaran persediaan, semakin tinggi biaya yang dapat ditekan sehingga semakin besar pula laba yang didapat. Sebaliknya semakin lambat perputaran persediaan, maka 157 semakin kecil laba yang diperoleh. Karena itu, untuk mencapai tingkat perputaran persediaan yang tinggi atau yang baik tidaklah mudah, ada banyak hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan, misalnya pengolahan persediaan secara teratur dan efisien, meningkatkan kualitas barang, serta memenuhi keinginan konsumen. Seperti kasus berikut, yang telah diambil dari data laporan tahunan terakhir milik Hero Supermarket dan Rimo Catur Lestari yang menjalankan Rimo Departemen Store. Perputaran persediaan pada Hero Supermarket adalah 8,47 kali dan Rimo Catur Lestari adalah 3,28 kali. Secara umum, semakin besar perputaran persediaan, semakin efisien dan efektif perusahaan mengelola persediaannya. Namun perbedaan dalam perusahaan dan industri begitu besarnya sehingga tidak memungkinkan secara khusus seberapa baik perputaran persediaan. Persediaan merupakan komponen paling penting dalam harga pokok penjualan. Apabila perputaran persediaan baik dan mempunyai barang yang berkualitas, serta biaya pembelian dapat ditekan seminimal mungkin, maka harga pokok penjualan semakin kecil, yang mengakibatkan laba kotor mengalami kenaikkan. Didalam menentukan laba kotor bagi perusahaan, besarnya harga pokok penjulan merupakan pengurangan terbesar terhadap hasil penjualan. Disamping itu investasi terbesar dalam perusahaan industri makanan dan minuman pada umumnya ditanamkan dalam persediaan, sehingga persediaan merupakan bagian terbesar dari aktiva lancar selain kas dan piutang. Pengelolaan persediaan merupakan fase yang paling penting dalam proses pengelolaan perusahaan dan mempengaruhi kelancaran produksi dan penjualan. Dalam hal ini perusahaan harus dapat menentukan jumlah persediaan yang optimal, dengan memperhatikan semua kebutuhan untuk produksi, pengaturan biaya dan keinginan pelanggan. Oleh karena itu, mengingat beberapa manfaat dari diadakannya perhitungan laba kotor, menunjukkan bahwa laba kotor merupakan salah satu analisis keuangan yang harus selalu digunakan oleh manajemen perusahaan, disamping analisis lainnya, sehingga penulis ingin mengetahui seberapa besar pengaruh perputaran persediaan terhadap laba kotor. Sehubungan dengan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk mengambil masalah penelitian sebagai berikut : 1. Seberapa besarkah pengaruh antara perputaran persediaan dengan laba kotor pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di BEI periode 2007 s/d 2010? 2. Bagaimana kebijakan akuntansi atas persediaan pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di BEI? 158 Bursa Efek Indonesia (BEI) (B Perusahaan Food And Beverages (B Laporan Keuangan 2007 - 2010 (B Neraca Persediaan Lap. L/R HPP Penj.bersih Bd Perputaran Laba Persediaan Kotor Persediaan Gambar 1. Kerangka Pikir METODE PENELITIAN Tempat penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia, gedung Bursa Efek Indonesia menara 2, lantai 1 Edukasi Jl. Jendral Sudirman kav. 52 - 53, Jakarta 12220. Waktu pelaksanaan penelitian, yaitu bulan Oktober 2011 sampai dengan selesai. Data yang dikumpulkan dalam penulisan skripsi ini terdiri dari data sekunder dan data tersebut merupakan gabungan data cross section yaitu merupakan data time series dari 8 perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di BEI periode 2007 – 2010, yang telah diolah untuk dijadikan bahan penulis, yang terdiri dari laporan keuangan yaitu neraca dan laporan laba rugi. Penelitian menggunakan data sekunder yang diperolah dari laporan keuangan dari pusat referensi pasar modal (PRPM) BEI dari tahun 2007 – 2010, dan buku-buku penunjang lainnya yang berhubungan dengan penelitian. Jenis sampel yang digunakan dalam penelitian ini porposis sampling dimana pemilihan sampel didasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai keterkaitan dengan populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Distribusi sampling proporsi dapat digunakan untuk mengetahui presentase atau perbandingan antara dua hal yang berkomplemen. Dalam Penelitian 159 ini metode analisis data nya berbentuk kualitatif dan deskriftif. Syarat jumlah sampel adalah sebagai berikut: a. Syarat sampel dalam penelitian adalah 30. b. Jumlah perusahaan selama 4 tahun adalah 8 perusahaan dari 10 perusahaan yang konstan. METODE ANALISIS DATA 1. Uji Kualitas Data (Normalisasi Data) Salah satu asumsi yang sering digunakan dalam analisis runtun waktu (dan analisis statistika secara umum) adalah asumsi data mengikuti distribusi normal. Dalam melakukan pengujian kenormalan data, kita dapat menggunakan metode/pendekatan grafik dan pendekatan inferensi statistika dengan uji hipotesis. Untuk menguji data berdistribusi normal atau tidak digunakan uji normalitas Kolmogrov Smirnov. Dasar pengembalian keputusan adalah sebagai berikut : 1) Jika angka signifikan (SIG) > 0,05 maka data berdistribusi normal. 2) Jika angka signifikan (SIG) < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal. 2. Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik dengan maksud agar dapat menghasilkan nilai parameter yang baik, yang terdiri atas : a. Uji Autokolerasi Autokolerasi merupakan salah satu pengujian asumsi klasik yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat atau tidaknya kolerasi antara sesame urutan pengamatan dari waktu ke waktu. Deteksi adanya kolerasi yaitu dengan melihat angka Durbin Watson (D-W). Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai Durbin Watson mendekati atau disekitar angka 2 maka model tersebut bebas dari asumsi klasik autokolerasi, karena angka 2 pada uji Durbin Watson terletak didaerah No Autokolerasi. b. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat nilai varians antara nilai lainnya, apakah sama atau heterogen. Data Cross Section, yaitu data yang dihasilkan pada suatu waktu dengan banyak responden, nilai varian antar pengamatan dapat bersifat homogen. Pendeteksian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1) Metode grafik, menghubungkan antar Y dan е², dimana apabila hubungan Y dan е² tidak sistematis seperti makin membesar atau mengecil seiring bertambahnya Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, dan 2) Uji korelasi rank spearman, digunakan untuk menguji heteroskedastisitas apabila nilai korelasi rank spearman lebih besar dari nilai t-tabel. 160 3. Uji Hipotesis Hipotesis merupakan pernyataan mengenai populasi yang perlu di uji kebenarannya. Untuk melakukan pengujian dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi, cara ini lebih mudah dibandingkan dengan menghitung seluruh anggota populasi. Setelah mendapatkan hasil statistik dari sampel, maka hasil tersebut dapat digunakan untuk menguji pernyataan populasi, apakah bukti empiris dari sampel mendukung atau menolak pernyataan mengenai populasi. 4. Analisis Regresi Sederhana Analisis regresi sederhana adalah untuk menganalisis besarnya hubungan dan pengaruh variabel independen yang jumlahnya lebih dari dua digunakan analisis regresi berganda. Adapun fungsi persamaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = a + b₁ X₁ + e Dimana : Y = Laba Kotor a = Konstanta b = Koefisien regresi X₁ = Perputaran Persediaan Е = eror HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Uji Nomalitas data 161 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Laba_Kotor N Normal Parametersa 32 Mean -1.0411116 Std. Deviation Most Extreme Differences 1.09284027E0 Absolute .141 Positive .141 Negative -.102 Kolmogorov-Smirnov Z .797 Asymp. Sig. (2-tailed) .548 a. Test distribution is Normal. Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai Kolmogrov – Smirnov adalah 0.797 dan signifikansi sebesar 0.548. Setelah melihat tabel di atas, dapat disimpukan bahwa perhitungan Kolmogrov – Smirnov (K – S) menunjukkan data dalam model regresi terdistribusi secara normal, dimana niai signifikansinya. lebih dari 0.05 (p = 0.548 > 0.05) maka Ho diterima. Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai – nilai observasi data telah terdistribusi secara normal. 2. Uji Asumsi Klasik a. Autokolerasi Ho: tidak ada autokolerasi Ha: ada autokolerasi Hipotesis nol Keputusan B eTidak ada autokolerasi positif Tolak rTidak ada autokolerasi positif No desicision dTidak ada autokolerasi negatif Tolak aTidak ada autokolerasi negatif No desicision sTidak ada autokolerasi, positif atau negative Tidak ditolak a b edasarkan hasil output uji autokolerasi dari SPSS: Jika 0 < d < dl dl < d < dl 4-du < d < 4 4-du < d < 4dl du < d < 4-du b Model Summary 162 Model R 1 .518 R Square a Adjusted R Square .269 Std. Error of the Estimate .244 Durbin-Watson .95003335 1.819 a. Predictors: (Constant), Perputaran_Persediaan b. Dependent Variable: Laba_Kotor Autokolerasi dl tidak ada Autokolerasi du 1.37 1,50 Autokolerasi 4-du 4-1.37 4-dl 4-1.37 b. Heteroskedastisitas 1) Jika pola tertentu seperti titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka dapat dipastikan terdapat Heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas. 163 3. Uji Hipotesis a. Uji Pengaruh Ho1 : tidak terdapat pengaruh antara peputaran persediaan (pp) dengan laba kotor (lk). Ha1 : terdapat pengaruh antara perputaran persediaan (pp) dengan laba kotor (lk). Coefficients a T a Model b 1 (Constant) e l Perputaran_Persediaan Unstandardized Coefficients B Std. Error -1.942 .319 .132 .040 Standardized Coefficients Beta t .518 Sig. -6.085 .000 3.320 .002 a. Dependent Variable: Laba_Kotor 5 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui Ha1 diterima, karena nilai sig = 0.002 kurang dari 0.05 yang artinya perputaran persediaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba kotor. 4. Uji Persamaan Regresi Uji regresi pada hubungan fungsional ataupun kasual antara variabel independent dengan satu variabel dependent. Adapun fungsi persamaan dalam penelitian ini sebagai berikut: Y = a + b₁ X₁ + e Y = - 1.942 + 0.132 X₁ + e Di mana: a. Konstanta (a) = - 1.942 Konstanta sebesar -1.942 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel Perputaran Persediaan (X = 0) maka akan mengalami rugi sebesar -1.942. b. Koefisien (b) = 0.132 Jika Perputaran Persediaan naik 1x maka berkurang menjadi -1.810. c. Koefisien (b) = 0.132 Jika Perputaran Persediaan dinaikkan lebih dari 14x dalam 1 tahun, maka laba tidak akan rugi. Misalnya, laba X₁ = 15, maka laba menjadi 0.038. 5. Kebijakan Akuntansi atas Persediaan Penggunaan kebijakan akuntansi persediaan yang berbeda akan mempengaruhi jumlah laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Perusahaan yang menggunakan metode FIFO pada perusahaan Food and Beverages adalah perusahaan ADES (Akasha Wira Internasional) dan INDF (Indofood Sukses Makmur). Metode FIFO (masuk pertama keluar pertama), mengasumsikan bahwa barang yang digunakan sesuai dengan urutan pembelinnya, dengan perkataan lain barang pertama yang dibeli adalah barang yang 164 pertama dijual, sehingga unsur nilai persediaan berasal dari barang yang terakhir dibeli. Salah satu tujuan dari metode FIFO adalah memperkirakan arus fisik dari barang mendekati identifikasi spesifik dan tidak memperkenankan manipulasi laba, karena perusahaan tidak bebas untuk mengambil pos harga pokok tertentu untuk dibebankan kepada harga pokok penjualan. Perusahaan lainnya yaitu perusahaan CEKA (Cahaya Kalbar), SKLT (Sekar Laut), dan SMART (smart) menggunakan metode rata – rata tertimbang (Weighted Average Method), sedangkan STTP (Siantar Top), MYOR (Mayora Indah), dan ULTJ (Ultra Jaya Milk) menggunakan metode rata – rata bergerak (Moving Average Method). Metode rata – rata tidaklah mencerminkan penandingan antara harga pokok penjualan sekarang seperti halnya metode LIFO yag memiliki kelebihan dalam penyajian harga pokok penjualan dalam laporan laba/ rugi. Metode ini juga tidak menghasilkan nilai persediaan akhir yang mendekati harga pokok sekarang pada neraca sebagaimana metode FIFO memiliki kelebihan tersebut. Keuntungan pengunaan dari metode eceran adalah praktis perhitungannya, sehingga akan menghemat waktu dan biaya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang tertera di Bab. V, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Perputaran persediaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba kotor yang terdaftar di BEI, dimana besarnya perputaran persediaan akan berpengaruh pada besarnya nilai laba kotor. Perusahaan – perusahaan Food And Beverages yang terdaftar di BEI periode 2007 s/d 2010, menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan tersebut memilih menggunakan metode rata – rata. Metode ini dapat digunakan baik pada sistem pencatatan periodik maupun pada sistem pencatatan perpetual. Penggunaan pada sistem pencatatan periodik disebut rata – rata tertimbang (Weighted Average Method), sedangkan pada sistem pencatatan perpetual disebut rata – rata bergerak (Moving Average Method). SARAN Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Dari hasil penelitian yang menunjukkan hubungan perusahaan antara perputaran persediaan dengan laba kotor, maka disarankan perusahaan senantiasa meningkatkan kecepatan perputaran persediaan agar dapat menghasilkan laba kotor semaksimal mungkin, guna menjaga kelagsungan hidup perushaan. 2. Penelitian selanjutnya menggunakan waktu pengamatan yang lebih lama sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih akurat. UCAPAN TERIMA KASIH Selesainya pembuatan jurnal ini berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dengan penuh rasa hormat kepada : 1. Bapak Dr. Arief Kusuma, MBA selaku Rektor Universitas Esa Unggul 165 2. Bapak Dr. MF. Arrozi Adhikara, SE, Ak. M. Si, selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul 3. Bapak Drs. Daulat Freddy Ak, MM Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. 4. Ibu Rilla Gantino, SE, Ak, MM selaku dosen pembimbing yang ditengah kesibukannya telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pemikirannya dalam memberikan bimbingan, pengarahan dan ide kepada penulis serta saran – saran yang sangat bermanfaat dalam penyusunan jurnal ini. 5. Ibu Sri Handayani yang memberikan masukan-masukan yang bermanfaat sehingga penulis dapat memperbaiki penyusunan jurnal ini. 6. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan dorongan, do‘a dan motivasi selama penyusunan jurnal ini sehingga penulis memiliki motivasi lebih dalam penyusunan jurnal ini. DAFTAR PUSTAKA Anoraga. Pandji, Manajemen Laba, Jakarta: Rineka Cipta, 2009 Ghozali. Imam dan Chairi. Anis, Teori Akuntansi – Edisi 3, Semarang: Universitas Diponegoro, 2007 Harahap. Sofyan S, Teori Akuntansi Edisi Revisi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007 Hermawan. Sigit, Akuntansi Perusahaan Manufaktur, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008 Prastowo. Dwi, dan Julianty. Rifka, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua, Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2008 Rangkuti. Freddy, Manajemen Persediaan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007 Reeve, Fees, dan Warren, Accounting 21e, Ohio: South Westren Publishing Co, 2005 Reeve. James M, Warren. Carl S, Duchac. Jonathan E, Wahyuni. Ersa Tri, Soepriyanto. Gatot, Jusuf. Amir Abadi, dan Djakman. Chaerul D, Pengantar Akuntansi – Adaptasi Indonesia, Jakarta: Salemba Empat, 2009 Rosadi. Dedi, Analisis Ekonometrika & Runtun Waktu Terapan dengan R, Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2011 Suharyadi dan Purwanto, Statistika, Edisi 2, Jakarta: Salemba Empat, 2009 166 EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT ANEKA KOMKAR UTAMA Elliyanda Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah PT.Aneka Komkar Utama telah memiliki prosedur dan kebijakan sebagai alat pengendalian internal atas pengelolaan penjualan kredit dan piutang usaha sesuai dengan standard persyaratan yang baik. Evaluasi pengendalian internal adalah suatu proses untuk mengetahui apakah pengendalian internal sudah sesuai dengan tujuan yang ditentukan dan untuk memberikan keyakinan yang memadai terhadap keandalan laporan keuangan juga dapat meminimalkan terjadinya kesalahan dan penyelewengan yang dapat merugikan perusahaan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian data deskriptif, teknik pengumpulan data dengan wawancara, pengamatan dan kuestioner sehingga dapat memberikan keterangan yang lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa PT.Aneka Komkar Utama telah memiliki prosedur dan kebijakan pengendalian internal atas pengelolaan penjualan kredit dan piutang usaha yang telah sesuai dengan standard persyaratan yang baik. Namun ada beberapa hal prosedur dan kebijakan tidak dilaksanakan, seperti tidak ada pengawasan nomor surat jalan, pengkreditan piutang tidak bisa dibuktikan karena pelanggan tidak mengirimkan bukti transfer, kartu piutang tidak bisa dibuktikan karena pelanggan tidak mengirimkan bukti transfer, kartu piutang masih dibuat secara sederhana/manual microsoft excel sehingga besar kemungkinannya terjadi kesalahan saat pengimputan data dan saat kartu piutang di Update, Perusahaan tidak pernah mengirimkan konfirmasi saldo piutang pada pelanggan sehingga sering terjadi perbedaan pengakuan jumlah piutang antara perusahaan dengan pelanggan, perusahaan belum melaksanakan pemeriksaan berkala yang memastikan bahwa semua invoice yang tercetak telah di input ke kartu piutang, sehingga berdampak pada tagihan yang tidak tertagih. Kata Kunci : Pengendalian Internal, Penjualan Kredit, Piutang Usaha. 167 PENDAHULUAN PT Aneka Komkar Utama adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri otomotif dan pertambangan yang mempunyai banyak pelanggan dan untuk memberikan keringanan bagi pelanggan juga merupakan strategi untuk meningkatkan volume penjualan maka perusahaan memberikan kebijakan kredit kepada pembelinya. Perusahaan menetapkan beberapa kebijakan dalam hal waktu pembayaran tergantung dari kredibilitas pelanggan. Karena adanya kebijakan tersebut maka PT Aneka Komkar Utama harus menerapkan sistem pengendalian internal untuk mengelola penjualan kredit dan piutang. Berdasarkan uraian atau indentifikasi masalah tersebut, penulis merumuskan apa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini,yaitu : a. Pencatatan atas piutang yang masih sederhana. b. Terjadinya selisih pengakuan jumlah piutang antara perusahaan dengan konsumen. c. Masih adanya piutang yang tak tertagih. Dari uraian pendahuluan di atas dapat diambil suatu rumusan masalah yaitu : 1. Bagaimana pengelolaan penjualan kredit dan piutang pada PT Aneka Komkar Utama ? 2. Apakah pengendalian internal atas penjualan kredit dan piutang usaha yang ditetapkan telah sesuai dengan standard pengendalian internal yang baik ? Penjualan adalah Arus masuk atau penambahan aktiva atau penyelesaian suatu kewajiban atau kombinasi dari keduanya yang berhasil dari penyerahan atau produksi barang yang merupakan operasi utama dari suatu perusahaan Dari sudut pandang perusahaan, penjualan merupakan penghasilan yang diakibatkan dari kegiatan perusahaan sebagai akibat dari pengalihan produk-produk kepada pihak lain dalam suatu periode tertentu. Piutang merupakan kalim keuangan terhadap perusahaan atau perorangan. Dua jenis utama piutang adalah piutang dagang dan piutang wesel. Piutang dagang perusahaan adalah jumlah yang harus ditagih dari pelanggan. Piutang dagang merupakan aktiva lancar atau disebut juga piutang usaha. Piutang wesel merupakan bentuk yang lebih formal dari piutang dagang. Debitor berjanji secara tertulis untuk membayar kreditor pada jumlah tertentu pada tanggal tertentu dimasa yang akan datang. Menurut Warren Reeve Fress pengendalian internal adalah Kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva perusahaan dari kesalahan penggunaan, memastikan bahwa informasi usaha yang disajikan akurat dan menyakinkan bahwa hukum serta peraturan telah diikuti. METODE PENELITIAN Tempat penulisan dalam melakukan penelitian untuk penulisan skripsi ini adalah di PT Aneka Komkar Utama, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri otomotif dan pertambangan yang memproduksi komponen-komponen karet, kantor yang beralamat di Jl. Gajah Tunggal No.16 Desa Gembor Jatiuwung Tangerang. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 sampai selesai. Jenis Data yang Digunakan 168 1. Data Primer Adalah data diambil pengamatan langsung dan diolah peneliti, yang diperoleh dari wawancara, yang dilakukan terhadap bagian unit kerja pada perusahaan. 2. Data Sekunder Adalah data yang diambil langsung dari objek peneliti yang terdiri dari: Prosedur penjualan kredit, kebijakan pengendalian kredit dan pengendalian piutang dan Questionaries. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan oleh penulisan adalah metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu dengan cara melakukan penelitian secara langsung untuk mendapatkan data dan informasi yang kemudian dianalisis sesuai dengan fakta yang ada. Hasil analisis biasanya berupa rekomendasi yang dapat digunakan oleh perusahaan sebagai arah untuk melakukan perbaikan dan kebijakan. HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem akuntansi atas penjualan kredit PT Aneka Komkar Utama meliputi dokumendokumen yang digunakan untuk mengidentifikasi, mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi yang terjadi agar pengendalian internal atas sistem akuntansi dan dokumen yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Purchase Order Merupakan dokumen pemesanan barang dari pelanggan untuk melakukan transaksi penjualan. b. Surat Jalan Merupakan surat yang dibuat oleh bagian Customer Service sebagai dokumen yang menyertai pengiriman barang oleh bagian pengiriman. Di dalam surat jalan tercantum secara lengkap alamat pelanggan, barang serta jumlah barang yang dikirim. c. Invoice Dokumen yang digunakan sebagai pernyataan tagihan yang harus dibayar oleh pelanggan sesuai dengan barang yang diterima dan harga yang telah ditentukan d. Faktur Pajak Dokumen ini dibuat sebagai bukti pemotongan pajak atas barang kena pajak yang dibeli oleh pelanggan e. Daftar penagihan Merupakan suatu list/daftar untuk mengetahui pelanggan mana yang telah jatuh tempo. 169 Tabel 1 Internal Control Questionnaires Penjualan Kredit & Piutang Usaha. Ya Tidak Bobot Penjualan Kredit 1.Apakah perusahaan menggunakan daftar harga 1 2.Apakah penyimpanan dari harga khusus harus disetujui oleh pejabat perusahaan yang berwenang 1 3.Apakah perusahaan mempunyai pedoman pemberian potongan harga secara tertulis 1 4.Apakah untuk setiap penjualan diminta surat pesanan purchase order dari pelanggan 1 5.Apakah pesanan dari pelanggan harus disetuji oleh pejabat perusahaan yang berwenang mengenai harga, syarat kredit dan syarat lainnya 6.Apakah digunakan formulir pesanan penjualan yang diberi nomor urut cetak 1 0 7.Apakah setiap pengiriman barang didasarkan pada surat jalan 1 8.Apakah surat jalan: a. Terkontrol dengan pemberian nomor urut tercetak b. Hanya orang tertentu yang berhak mengotorisasinya c. Barang yang dikirim terlebih dahulu dicocokkan dengan SJ d. Bagian akuntansi selalu mengawasi no urut surat jalan e. Langsung di kirim kepada faktur pembuat 9.Apakah faktur penjualan : a. Terkontrol dengan pemberian nomor urut tercetak b. Bagian akuntansi selalu mengawasi no urut faktur c. Bagian akuntansi memeriksa ketetapan: - Jumlah yang dikirim - Harga dan perhitungan - Syarat kredit 10.Apakah faktur yang batal tersimpan untuk pemeriksaan 11.Apakah nota kredit : a. Nota kredit sama dengan penjualan kredit b. Diotorisasi oleh orang tertentu 1 1 1 1 170 12.Apakah dibuat formulir-formulir : a. Pesanan penjualan b. Surat jalan c. Faktur d. Nota kredit 1 13.Retur penjualan : a. Apakah harus mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang b. Apakah dibuat berita acara penerimaan barang c. Apakah bagian akuntansi mencocokan nota kredit dengan formulir penerimaan barang 1 14.Apakah fungsi penjualan terpisah dari : a. Bagian akuntansi b. Bagian penagihan c. Bagian gudang 1 15.Apak penjualan dibawah ini prosedurnya sama dengan penjualan kredit : a. Penjualan tunai? b. Penjualan aktiva tetap? 0 16.Prosedur penjualan cukup efisien? 1 Klien: PT. Aneka Komkar Utama Dibuat oleh : Diisi oleh : Ya Tidak Bobot Piutang Dagang 1.Apakah jika kredit yang diberikan kepada pelanggan melewati batas dapat di deteksi oleh sistem 2.Apakah perusahaan mereview kredit yang diberikan kepada pelanggan secara berkala 1 3.Apakah perusahaan memiliki kolektor 1 4.Apakah sistem penerimaan uang yang diterapkan dapat menghindari penyelewengan 1 1 171 5.Apakah perusahaan menerapkan pembayaran pelanggan secara transfer 1 6.Jika iya, apakah perusahaan meminta bukti transfer untuk sebagai bukti pemotong piutang 0 7.Apakah bukti transfer dari pelanggan dicocokkan dengan rekening koran 8.Apakah jurnal atas penerimaan piutang dicatat pada hari yang sama dengan penerimaan yang ada 1 9.Apakah perusahaan menggunakan daftar piutang untuk alat pengendalian piutang 1 10.Apakah sistem penerimaan piutang yang diterapkan perusahaan telah terjamin aman dari tindakan penyelewengan 1 11.Perusahaan memberlakukan target pencapaian kepada fungsi penagihan 1 12.Secara periodik mengirimkan pernyataan piutang kepada pelanggan 1 13.Secara periodik diadakan rekonsiliasi antara buku Piutang dengan buku besar 1 14.Apakah perusahaan menerapkan metode cadangan Piutang tak tertagih? 1 15.Apakah perusahaan mempunyai buku pembantu Piutang tak tertagih? 1 16.Apakah buku pembantu Piutang di update setiap hari? 0 Klien: PT. Aneka Komkar Utama 0 Dibuat oleh : Diisi oleh : Berdasarkan ICQ tersebut dengan skala Guttman untuk jawaban ―Ya‖ memiliki nilai 1 atau ―Y=1‖ dan untuk jawaban ―Tidak‖ memiliki nilai 0 atau ―T=0‖. Total jawaban ―Ya‖ = 14 dan ―Tidak‖ = 2 untuk di bagian penjualan kredit, dan total jawaban ―Ya‖ = 13 dan ―Tidak‖ = 3 untuk di bagian piutamg dagang. Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat efektifitas terhadap pengendalian internal terhadap penjualan kredit yaitu : (14 : 16) X 100% = 88 % (dari yang diharapkan 100%) dan tingkat efektifitas terhadap pengendalian internal terhadap penjualan kredit yaitu : (13 : 16) X 100% = 81 % (dari yang diharapkan 100%) Batas kriteria : 172 Tidak Efektif = 0 – 50% Efektif = 51 – 100% Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari data ICQ tersebut maka skor yang didapatkan berada pada angka 88% untuk penjualan kredit dan angka 81% untuk piutang usaha maka pengendalian internal dinyatakan telah efektif dikarenakan berada pada batas kriteria efektif sebagaimana digambarkan berikut ini : 0% 50% Tidak efektif 100% Efektif 81% 88% Penilaian Internal Control Questionnaires : Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil data ICQ tersebut maka skor yang didapatkan berada pada angka 81% dan 88% yang artinya tingkat efektifitas terhadap pengendalian internal PT. Aneka Komkar Utama dinyatakan efektif dikarenakan berada pada batas kriteria efektif. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai evaluasi pengendalian internal atas pengelolaan penjualan kredit dan piutang usaha pada PT Aneka Komkar Utama, maka pada bab ini penulis akan mengemukakan kesimpulan yaitu : 1. Prosedur pengelolaan penjualan kredit dan piutang usaha yang diterapkan oleh PT Aneka Komkar Utama bertujuan menentukan secara tepat tugas dan kegiatan pada bagian customer service dan bagian penagihan yang disesuaikan dengan standard teori yang baik. 2. PT Aneka Komkar Utama mempunyai prosedur dan kebijakan mengenai penjualan kredit dan piutang usaha sebagai alat pengendalian internal yang berfungsi untuk mengarahkan kegiatan usaha sesuai dengan tujuan yang ditentukan. Sebagai contoh adalah penjualan secara kredit telah disetujui dan dicatat dengan tepat dan teliti, semua pengeluaran barang sesuai dengan dokumen yang ada, hasil penagihan dari pelanggan telah diperlakukan dengan tepat. 3. Sistem pengendalian yang diterapkan oleh PT Aneka Komkar Utama telah disesuaikan dengan standard pengendalian internal yang baik, dapat dilihat dari tabel evaluasi. Kebijakan yang ditentukan perusahaan sebagai pengendalian internal dalam menjaga harta perusahaan, memeriksa ketelitian, kebenaran data dan mendorong ditaatinya kebijakan tersebut. Berkaitan dengan proses penjualan kredit yang menimbulkan piutang usaha ditetapkan beberapa hal yaitu semua transaksi penjualan kredit harus diketahui dan disetujui oleh manajemen, perubahan mengenai kebijakan kepada pelanggan harus dilaporkan, direview dan ditinjau ulang oleh manajemen 93 secara periodik, dilanjutkan dengan mengupdate data ke dalam sistem. 173 SARAN Berdasarkan uraian-uraian yang dikemukakan sebelumnya, berikut ini adalah saransaran yang dipandang perlu oleh penulis yang dapat dijadikan masukan oleh PT Aneka Komkar Utama adalah : 1. Sebaiknya perusahaan melakukan pengecekan terhadap surat jalan yang telah dikeluarkan dengan mengurutkan nomor SJ tersebut, hal ini dilakukan sebagai kontrol dalam pengeluaran barang juga meminimalkan kesalahan dalam pemberian nomor. 2. Sebaiknya perusahaan tidak langsung percaya dengan informasi yang diberikan oleh pelanggan tentang jumlah piutang yang dibayar hanya melalui email tanpa melampirkan bukti transfer, hal ini memungkinkan bahwa informasi yang diberikan tidak sama dengan penerimaan yang ada sehingga jika ada selisih perusahaan tidak langsung mencatat sebagai biaya transfer. 3. Perusahaan lebih tegas dalam memberikan kredit dan batas pembayaran yang harus dilakukan oleh pelanggan, sehingga jika pelanggan melanggar komitmen, perusahaan tidak memberikan toleransi untuk melakukan transaksi selanjutnya. 4. Bagian Credit control atau penagihan dipisahkan dari bagian yang mencatat pengkreditan piutang. 5. Target penagihan dilaporkan pada awal bulan sesuai dengan anggaran yang ditentukan dan dilaporkan ke manajemen. Pada akhir periode bagian penagihan melaporkan pencapaian target tersebut. 6. Kartu piutang yang dibuat secara manual memiliki beberapa kelemahan, misalnya kelalaian dalam mengupdate kartu, kelalaian menyimpan data dan besar kemungkinan data terhapus secara tidak sengaja. Untuk menghindari hal-hal tersebut sebaiknya perusahaan mengoptimalkan fungsi dari sistem yang selama ini dipakai. Sebaiknya kartu piutang, statement, laporan aging dan laporan penjualan bisa diakses dan dicetak secara otomatis dari sistem yang dipakai. 7. Salah satu kelemahan perusahaan adalah tidak mengirimkan konfirmasi saldo piutang kepada pelanggan. Sebaiknya perusahaan melakukan prosedur ini karena pengiriman konfirmasi merupakan hal yang penting untuk dilakukan agar pengakuan saldo piutang valid dan memberikan informasi yang sebenarnya. 8. Perusahaan harus menambahkan staff pembukuan piutang agar prosedur pemeriksaan berkala atas tagihan bisa dilaksanakan. Kelalaian atas penginputan tagihan akan berdampak terhadap proses penagihan dan berpotensi menimbulkan piutang tak tertagih. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Syafi‘I Syukur, Intermediate Accounting, AV Publisher, Jakarta, 2009 Charles T Horngen,Watler T.Horisson Jr dan Linda Smith Bamber, Accounting, Edisi 6, Salemba Empat, Jakarta, 2007 Earl K.Stice,Phd.,James D.Stice,K.Pred Salemba Empat, Jakarta, 2005 Skounsen, Intermediate Accounting, Buku 1, 174 IAI,Standar Akuntansi Keuangan,Salemba Empat,Jakarta,2009 Imam Santoso,Akuntansi Keuangan Menengah,Buku 1, Refika Aditama, Jakarta, 2006 James A.Hall,Accounting Information System,Salemba Empat,Jakarta,2007 Sugiyono,Metode Penelitian Bisnis,CV Alfabeta,Bandung,2005 Marshall B.Romney,Paul John Steinbart,Accounting Information System, Salemba Empat, Jakarta, 2005 Warren Reeve Fess,Pengantar Akuntansi,Salemba Empat,Jakarta,2005 175 EVALUASI PERLAKUAN AKUNTANSI UNTUK TRANSAKSI DENGAN MENGGUNAKAN MATA UANG ASING PADA PT. TELUTI SOLA MINA Fahrizal Amri Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perlakuan selisih kurs yang diterapkan terhadap transasi dengan mata uang asing oleh PT. Teluti Sola Mina sudah sesuai dengan teori dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia. Selain itu untuk menganalisa bagaimana pengaruh selisih kurs tersebut terhadap laporan keuangan pada perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisa data deskriptif kuantitatif dengan menggambarkan dan menguraikan perlakuan kurs transaksi valuta asing dan membandingkan dengan teori-teori yang diperoleh dari data-data kepustakaan dengan perlakuan kurs transaksi valuta asing terhadap laporan keuangan laba rugi, neraca dan laporan laba ditahan. Fluktuasi nilai kurs yang sulit diperkirakan mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian atau keuntungan dari selisih kurs, yang berpengaruh pada laba atau rugi yang diperoleh perusahaan. Oleh sebab perusahaan tidak melakukan penyesuaian pada akhir periode akuntansi. Sehingga piutang valuta asing yang disajikan tidak mencerminkan laba atau rugi yang sesungguhnya. Untuk itu perlakuan akuntansi yang harus dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia. Kata kunci : neraca,aktiva,laporan laba rugi,laporan keuangan. PENDAHULUAN Pada era globalisasi saat ini, transaksi ekonomi perdagangan internasional antar negara atau lebih dikenal dengan kegiatan ekspor – impor merupakan hal yang biasa. Hal ini banyak dipengaruhi oleh meningkatnya daya beli masyarakat dari suatu negara, pengaruh kebudayaan dari negara lain, atau bahkan karena menurunnya kualitas barang dan jasa dari dalam negeri. Dalam kegiatan ekspor – impor, pasar akan menjadi luas atau tidak terbatas di dalam negeri, sehingga kita dapat menjual (mengekspor) produk luar negeri ataupun membeli (mengimpor) produk luar negeri. Untuk mempermudah transaksi antar negara, dikenal adanya sistem perbandingan nilai mata uang negara yang disebut sebagai kurs. Perusahaan yang usahanya mempunyai kaitan dengan mata uang asing adalah eksportir, importir, lembaga bank, non bank dan perusahaan jasa lainnya yang mempunyai hubungan bisnis dengan negara lain, sangatlah penting untuk mengetahui perubahan nilai mata uang rupiah terhadap mata uang asing. 176 Dengan adanya kurs, transaksi ekonomi internasional tersebut akan lebih mudah untuk diakui , diukur dan dilaporkan. Pada prakteknya perubahan kurs atau nilai tukar mata uang merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Pada kenyataannya setiap hari bahkan setiap jam terjadi perubahan nilai tukar dan seringkali perubahan nilai tukar ini tidak berdasarkan pada perubahan fundamental ekonomi saja tetapi lebih pada kejadian – kejadian yang sifatnya sentiment seperti masalah keamanan politik dan sentiment – sentiment non ekonomi lainnya. Perubahan nilai mata uang terhadap mata uang asing di Indonesia pada umumnya berupa naik turunnya nilai rupiah terhadap mata uang asing yang terjadi harian dan devaluasi nilai rupiah terhadap mata uang asing. Perubahan nilai tukar yang tidak stabil ini membawa dampak yang sangat besar dalam dunia usaha, oleh sebab itu diperlukan perlakuan yang tepat dalam pengungkapan selisih kurs tersebut. Faktor lain yang juga mempengaruhi selisih kurs adalah tingkat laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga, laju pertumbuhan eksport dan import, situasi keamanan negara. Transaksi – transaksi yang berhubungan dengan mata uang asing seperti transaksi jual beli valuta asing, pinjaman luar negeri, penjualan ekspor atau pembelian impor, akan menyebabkan tejadinya rugi atau laba dari selisih kurs, yang dampaknya sangat luar biasa bagi kelangsungan usaha suatu perusahaan. Dalam pencatatan transaksi keuangan dengan menggunakan mata uang asing yang jumlahnya tetap, tetapi jika dikonversi dengan kurs rupiah akan berubah tergantung fluktuasi mata uang asing tersebut. Hal ini mengakibatkan terjadinya selisih kurs dan berdampak langsung terhadap laporan keuangan perusahaan. Keuntungan atau kerugian transaksi tersebut kemudian dicatat dalam laporan keuangan, dimana laporan keuangan merupakan informasi tentang usaha dan kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu, serta berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan pihak – pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut, diharapkan dapat memberikan gambaran sebaik-baiknya mengenai keadaan suatu entitas usaha yang akan menjadi masukkan yang berguna bagi para pengambil keputusan dalam memilih bergabai alternatife tindakan sesuai dengan informasi yang diterima. Untuk itu, laporan keuangan sebagai suatu sistem informasi memiliki fungsi yang tidak statis, tetapi selalu berkembang mengikuti perkembangan dunia usaha. Adapun seluruh proses akuntansi keuangan serta penyajian laporan keuangan tersebut diselenggarakan sesuai ketentuan umu yang telah diterima dikalangan profesi akuntan, yaitu Standar Akuntansi Indonesia. Perlakuan akuntansi atas selisih kurs dalam transaksi ekspor impor harus sesuai dengan standar akuntansi yang diterima umum. Di Indonesia, perlakuan akuntansi mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) agar dapat dipergunakan oleh pihak – pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Dalam hal perlakuan akutansi atas selisih kurs ini, yang digunakan sebagai acuan adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 10 tentang transaksi dalam mata uang asing. PT. Teluti Solamina yang bergerak di bidang perdangagan perikanan laut dalam mengantisipasi transaksi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan menggunakan valuta asing tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Indonesia (SAK), karena perusahaan tidak mengakui adanya perubahan kurs yang terjadi. Transaksi penjualan dan pembayaran dengan menggunakan mata uang asing pada perusahaan tersebut berdasarkan kurs pada saat terjadinya transaksi, sehingga tidak mengakui perubahan kurs pada saat pembayaran yang dapat mengakibatkan laba rugi selisih kurs dan dapat berpengaruh terhadap laporan keuangan. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : ― PERLAKUAN AKUNTANSI UNTUK TRANSAKSI MENGGUNAKAN MATA UANG ASING PADA PT. TELUTI SOLA MINA ―. Perlakuan akuntansi atas transaksi dalam mata uang asing yang diterapkan perusahaan dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang menyebabkan kerugian dan keuntungan selisih kurs akan berdanpak sangat besar pada laporan keuangan perusahaan. Maka itu perlakuan atas selisih kurs yang dilakukan oleh perusahaan harus sesuai dengan perlakuan akuntansi yang diterima umum baik dalam hal pengukuran , pengakuan, definisi elemen, penyajian maupun pengungkapan. 177 METODOLOGI PENELITIAN Jenis Data a. Data Kualitatif Data kualitatif merupakan data yang bersifat deskriptif yang berupa informasi dari hasil penelitian yang masih merupakan fakta verbal atau keterangan atau dapat juga diartikan sebagai data yang berupa kata – kata tanpa angka, seperti sejarah singkat perusahaan, visi dan misi perusahaan. b. Data Kuantitatif Data kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka – angka yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan. Sumber Data Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yaitu fakta yang tertulis (dokumen) atau berupa arsip data. Dokumen tersebut bisa berasal dari data internal seperti dokumen, arsip, atau catatan orisinil yang diperoleh dari suatu organisasi, atau dari data eksternal, yaitu publikasi data yang diperoleh melalui orang lain yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti, diantaranya data yang berakhir 31 Desember 2010 seperti : a. Transaksi penjualan dalam valuta asing b. Laporan laba rugi perusahaan c. Neraca Metode Pengolahan / Analisis Data Metode analisis data yang digunakan penulis adalah metode kualitatif deskriptif yaitu analisis data dengan cara mengumpulkan data, menyusun, dan menginterpretasikan data yang berhubungan dengan pembahasan masalah sehingga diperoleh gambaran dan informasi yang lengkap dan tepat mengenai permasalahan yang dibahas. Dalam hal ini, penulis melakukan analisa dan meneliti data perusahaan berupa transaksi penjualan dalam mata uang asing yang telah dicatat oleh perusahaan kemudian mengolahnya dengan cara membandingkan laporan laba rugi perusahaan dengan laporan laba rugi hasil penelitian sesuai dengan permasalahan yang dibahas. Dalam menjalankan aktivitas perusahaan, penjualan merupakan awal dalam suatu proses untuk mendapatkan keuntungan. Penjualan dapat dilakukan secara tunai ataupun kredit sesuai dengan kesepakatan. Untuk transaksi penjualan yang menggunakan syarat pembayaran secara kredit, maka akan menimbulkan piutang usaha kaitannya dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah, jika perusahaan menggunakan kurs yen Jepang, maka fluktuasi kurs sangat mempengaruhi perusahaan dalam menghasilkan laba atau rugi yang dihasilkan dari transaksi penjualan secara kredit. Kecenderungan yang terjadi bahwa kurs pada saat transaksi dengan kurs pada saat pembayaran bisa mengalami perbedaan yang cukup besar, bisa menguntungkan ataupun merugikan akibat timbulnya pergerakan nilai tukar valuta asing. Dengan adanya perbedaan ini, maka setiap laba atau rugi dalam transaksi valuta asing harus dilakukan pencatatan, sehingga ketika pada akhir periode akuntansi posisi laba atau rugi dapat tercermin pada laporan keuangan perusahaan. Untuk memperlihatkan pencatatan transaksi penjualan yang dilakukan oleh PT. Teluti Sola Mina untuk penjualan kredit menggunakan valuta asing terdapat pada uraian berikut ini : Penjualan ikan selama tahun 2010 sebanyak 555.785 kg dengan harga JPY 140.419.498.90 Pengiriman barang dan pencatatan piutangnya terlihat sebagai berikut : 178 Tabel 1 Rekapitulasi Penjualan Tahun 2010 Bulan Tanggal Invoice Unit/Kg Price JPY/Kg Amount JPY(¥) Januari 25 Januari 94.535 255.25 24.130.058.75 Maret 27 Maret 100.677 240.75 24.237.987.75 Juni 23 Juni 83.588 288.45 24.110.958.60 Agustus 28 Agustus 76.456 275.56 21.068.215.36 Oktober 23 Oktober 99.388 199.34 19.812.003.92 Desember 19 Desember 101.141 267.55 27.060.274.55 TOTAL 555.785 140.419.498.90 Sumber : Diolah Penulis Terbatasnya bahan baku (raw material) menyebabkan sedikitnya transaksi yang terjadi dalam kurun waktu satu tahun. Sehingga selama tahun 2010 terjadi 6 kali transaksi penjualan dengan total bahan baku yang terjual 555.785 kg dan total penerimaan adalah sebesar JPY(¥) 140.419.498.90. Tabel 2 Rekapitulasi Penerimaan Tahun 2010 Tanggal Kurs Tgl Tanggal Invoice Jumlah Penerimaan Rp. Penerimaan Penerimaan 25 Januari 10 Februari Rp 102.4023 2.470.973.515 27 Maret 7 April Rp 101.3112 2.455.579.625 23 Juni 5 Juli Rp 102.7223 2.476.733.123 28 Agustus 10 September Rp 105.8234 2.229.510.181 23 Oktober 6 November Rp 107.6895 2.133.544.796 TOTAL 11.766.341.240 Sumber : Diolah Penulis 179 Rekapitulasi penerimaan selama tahun 2010 dengan total penerimaan sebesar Rp. 11.766.341.240 lebih kecil dibandingkan dengan total pesanan pembelian Rp. 14.560.605.080. Untuk transaksi tanggal 19 Desember baru akan dibayarkan pada tahun 2011. Untuk pembahasan penulis menggunakan transaksi yang terjadi pada tanggal 25 Januari 2010 dengan menggunakan mata uang asing. Jurnal pada saat tanggal transaksi dan pada saat pengakuan piutang usaha atas penjualan tidak dibuat Jurnal pada saat pembayaran tanggal 10 Februari 2010 untuk transaksi tanggal 25 Januari 2010 sebagai berikut : Bank Rp. 2.470.973.515 CIF/Biaya Angkut Rp 8.355.788 Penjualan Rp. 2.479.329.303 Transaksi pada perusahaan adalah kas basis dengan tahapan pencairan dana menggunakan LC (letter of credit) yang diterbitkan oleh Bank di Tokyo. Pencairan dapat dilakukan ketika barang telah di angkut ke kapal FOB (free on board) dan mendapatkan BL (bill of loading).Pajak untuk ekspor adalah 0%. Posisi piutang pada penjualan akhir tahun disajikan dengan kurs tengah Bank Indonesia. Perusahaan tidak mencatat selisih kurs yang terjadi. Pencatatan yang sama dilakukan untuk setiap barang dijual dengan pencairan dana dikirim ke Bank BCA . Sehingga dapat terlihat total penerimaan kas tersebut di atas. 180 Tabel 3. PT. Teluti Sola Mina INCOME STATEMENT DECEMBER 31 2010 Pendapatan dariPenjualan : Rp 11.766.341.240 Rp 6.195.686.460 Rp 5.570.654.780 Penjualan Bersih Harga PokokPenjualan Laba Kotor Beban Operasi : Beban Penjualan Packing Upah Borongan Transportasi Total Beban Penjualan Beban Administrasi Gaji Kantor Perlengkapan Sewa Gedung Asuransi Sewa Coldstorage Listrik, Air & Telepon Penyusutan&Peralatan Administrasi Lain - lain Total Beban Administrasi Beban Lain-Lain Beban Bunga Beban Pajak Rp Rp 212.300.000 670.500.000 Rp 558.100.000 Rp 1.440.900.000 Rp 810.000.000 Rp 54.838.520 Rp 100.000.000 Rp 95.830.500 Rp 220.000.000 Rp 43.080.000 Rp 78.720.300 Rp 43.300.520 Rp 1.445.769.840 Rp 235.800.500 Rp 335.800.000 Rp 571.600.500 Total Beban Operasi Laba Bersih Rp 3.458.270.340 Rp 2.112.384.440 181 Tabel 4 PT. Teluti Sola Mina BALANCE SHEET DECEMBER 31 2010 AKTIVA Aktiva Lancar Kas Bank Piutang Usaha Persediaan Barang Dagang Perlengkapan Kantor Asuransi dibayar dimuka Total Aktiva Lancar Aktiva Tetap Kapal Akumulasi Penyusutan Kapal Mesin Akumulasi Penyusutan Mesin Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 133,855,750 1,142.009.557 3,085,855,174 325,788,000 62,520,000 45,830,500 Rp 4,795,858,981 Rp 876,540,000 980,900,000 (392,360,000) 480,000,000 (192,000,000) Total Aktiva Tetap Total Aktiva Rp 5,672,398,981 KEWAJIBAN & MODAL Kewajiban Lancar Utang Usaha Utang Pajak Utang Gaji Sewa diterima dimuka Rp Rp Rp Rp 1,228,730,500 89,585,771 198,200,000 42,500,000 Total Kewajiban Rp 1,559,016,271 Rp 4,113,382,710 Modal Modal Saham Laba Ditahan Laba/rugi 2010 Total Modal Total Kewajiban dan Modal Rp Rp Rp 550,000,000 1,450,998,270 2,112,384,440 Rp 5,672,398,981 182 Tabel 5 PT. Teluti Sola Mina RETAINED EARNING STATEMENT December 31 2010 Keterangan Jumlah Laba Ditahan 1,450,998,270 Laba Bersih Tahun 2010 2,112,384,440 Dividen - Kenaikan Laba Ditahan 2,112,384,440 Laba Ditahan Tahun 2011 3,563,382,710 Sumber : PT. Teluti Sola Mina Hasil Penelitian Untuk Perbaikan sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) N0. 10 Paragraf 09 dan 14 Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 10 Paragraf 09 dan 14 ―Laporan keuangan yang disajikan harus sesuai dengan kurs pada tanggal neraca‖. Perusahaan seharusnya dalam penyajian laporan keuangan piutang dalam valuta asing sesuai dengan kurs pada saat transaksi. Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 10 menyatakan bahwa pada setiap tanggal neraca : 1. Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat kesulitan dalam menentukan kurs tanggal neraca maka dapat digunakan kurs tengah BI sebagai indicator objektif. 2. Pos non – moneter tidak boleh dilaporkan menggunakan kurs tanggal neraca tetapi tetap harus dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal transaksi. 3. Pos non – moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan. Jadi PSAK tersebut menyatakan nilai tukar Valuta Asing dalam pembukuan dapat meliputi : a. Kurs Transaksi (kurs riil, yang terjadi pada saat berlangsungnya transaksi, pembayaran atau penutupan kontrak) b. Kurs Neraca (kurs yang terjadi pada saat pembuatan neraca). Pernyataan ini menegaskan bahwa kurs yang dapat dipergunakan untuk pencatatan transaksi adalah kurs tengah Bank Indonesia atau kurs spot. Disini perusahaan dapa memilih menggunakan kurs tengah Bank Indonesia atau dapat menggunakan kurs spot dalah melakukan pencatatan. Dengan catatan bahwa penggunaan kurs mengikuti kurs spot suatu bank ataupun mengikuti kurs tengah Bank Indonesia harus diterapkan di perusahaan tersebut secara konsisten. Dalam hal ini, penulis akan menggunakan kurs spot untuk pencatatan akuntansinya dan sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Upaya perbaikan harus dilakukan perusahaan sesuai dengan standar akuntansi keuangan adalah membuat laporan keuangan pada akhir tahun yaitu dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Pada saat penerimaan pembayaran piutang dibuat juga jurnal dengan menggunakan kurs sesuai dengan tanggal pembayaran. Sehingga terlihat dengan jelas adanya perbedaan jumlah piutang pada saat penjualan, dan 183 pada saat membuat laporan keuangan, serta pada saat penerimaan pembayaran piutang tersebut sebagai akibat dari perubahan kurs pada saat tersebut Untuk lebih jelasnya pembahasan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat dilihat pembahasannya sebagai berikut: 1. Penyesuaian Pada Tanggal Neraca Pada akhir tahun buku 31 Desember 2010 ternyata kurs pada tanggal neraca untuk penyusunan laporan keuangan adalah JPY 1 adalah Rp. 106,8861,- sehingga perlu dilakukan penyesuaian saldo piutang usaha sesuai dengan kurs tutup buku dan juga sesuai dengan yang disarankan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK N0.10) sebagai berikut : Sehingga jumlah piutang dalam JPY dan Rupiah atas penjualan tanggal 19 Desember 2010 tersebut di atas yang tercatat adalah sebesar kurs tanggal transaksi Rp. 107,9011 x JPY 27.060.274.55 = Rp. 2.919.833.390 jika berdasarkan kurs pada akhir tahun sesuai dengan SAK dengan kurs tanggal neraca sebesar Rp. 106.8861,- maka diperoleh hasil sebagai berikut : Jumlah piutang JPY yang tercatat JPY 27.060.274.55 = Rp. 2.919.833.390 Jumlah sesuai kurs akhir tahun = JPY 27.060.274.55 X 106.8861,= Rp. 2.892.367.212 Rugi selisih kurs = Rp. 27.466.178 Karena telah dilakukan penyesuaian pada akhir tahun buku untuk semua piutang JPY dengan kurs JPY 1 = Rp. 106.8861,- maka setiap ada pembayaran dikemudian hari jumlah piutang tersebut tetap mengacu pada saldo piutang akhir tahun tersebut. Penerimaan pembayaran atas invoice yan diterbitkan dengan pengakuan piutang usaha yang tercatat dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian selisih kurs yang berdampak pada laporan keuangan perusahaan. Selain itu juga dapat mempegaruhi laba perusahaan. Menurut konsep konservatisme dalam pengakuan pendapatan dan beban : a. Beban yang belum pasti terjadi tetapi diperkirakan akan menjadi beban perusahaan pada periode yang diperiksa, jumlahnya bisa diestimasikan dan cukup material, harus dicatat sebagai beban. b. Pendapatan yang pasti terjadi, belum boleh dicatat sebagai pendapatan perusahaan, pengecualian : 1). Pengakuan pada saat penerimaan uang (penjualan tunai dan kredit) 2). Untuk perusahaan kontraktor, ada 2 metode : metode kontrak selesai dan metode prensentase penyelesaian. 3). Untuk barang jenis tertentu yang harga jualnya sudah pasti, barangnya pasti terjual atau cepat rusak, pendapatan diakui saat selesainya produksi. Tanggal 10 Januari 2011, diterima pembayaran sebesar Rp. 2.915.885.296 dengan kurs pada saat itu JPY 1 = Rp. 107.7552, maka jurnalnya adalah : Bank Rp.2.915.885.296 CIF/Biaya Angkut Rp. 9.788.935 Laba selisih kurs Rp. 23.518.084 Penjualan Rp. 2.902.156.147 2. Pencatatan pada saat pengakuan piutang dan pembayaran selama tahun 2010 a. Pada tanggal 25 Januari 2010 terjadi penjualan sebanyak 94.535 kg, senilai JPY 24.130.058.75 dengan menggunakan kurs pada saat itu dengan perhitungan sebagai berikut : JPY 24.130.058.75 X Rp. 100.4122,= Rp. 2.422.952.285,Jurnalnya adalah : Piutang Usaha Rp. 2.422.952.285 Penjualan Rp. 2.422.952.285 184 Penerimaan pembayaran dilakukan dengan menggunakan kurs pada tanggal pembayaran yaitu tanggal 10 Februari 2010 dengan kurs JPY 1 = Rp. 102.4023,Perhitungan : Jumlah piutang transaksi tanggal 25 Januari 2010 JPY 24.130.058.75 adalah : JPY 24.130.058.75 X Rp. 102.4023,= Rp. 2.470.973.515,Saldo menurut neraca : JPY 24.130.058.75 X Rp. 100.4122,= Rp. 2.422.952.285,Selisih Kurs (laba) = Rp. 48.021.230,Jurnalnya adalah : Kas/Bank Rp. 2.470.973.515,CIF/Biaya Angkut Rp. 7.350.900 Piutang Usaha Rp. 2.430.303.185,Selisih Kurs (laba) Rp. 48.021.230,b. Pada tanggal 27 Maret 2010 terjadi penjualan sebanyak 100.677 kg, senilai JPY 24.237.987.75 dengan menggunakan kurs pada saat itu dengan perhitungan sebagai berikut : JPY 24.237.987.75 X Rp. 96.8556,- = Rp. 2.347.584.846,Jurnalnya adalah : Piutang Usaha Rp. 2.347.584.846,Penjualan Rp. 2.347.584.846,Penerimaan pembayaran dilakukan dengan menggunakan kurs jual pada tanggal pembayaran yaitu tanggal 7 April 2010 dengan kurs JPY 1 = Rp. 101.3112,Perhitungan : Jumlah piutang transaksi tanggal 27 Maret 2010 JPY 24.237.987.75 adalah : JPY 24.237.987.75 X Rp. 101.3112,= Rp. 2.455.579.625,Saldo menurut neraca : JPY 24.237.987.75 X Rp. 96.8556,- = Rp. 2.347.584.846,Selisih Kurs (laba) = Rp. 107.994.779Jurnalnya adalah : Kas/Bank Rp. 2.455.579.625,CIF/Biaya Angkut Rp. 9.750.355 Piutang Usaha Rp. 2.357.335.201,Selisih Kurs (laba) Rp. 107.994.779,c. Pada tanggal 23 Juni 2010 terjadi penjualan sebanyak 83.588 kg, senilai JPY 24.110.958.60 dengan menggunakan kurs pada saat itu dengan perhitungan sebagai berikut : JPY 24.110.958.60 X Rp. 100.3021,= Rp. 2.418.379.781,Jurnalnya adalah : Piutang Usaha Rp. 2.418.379.781,Penjualan Rp. 2.418.379.781,Penerimaan pembayaran dilakukan dengan menggunakan kurs jual pada tanggal pembayaran yaitu tanggal 5 Juli 2010 dengan kurs JPY 1 = Rp. 102.7223,Perhitungan : Jumlah piutang transaksi tanggal 23 Juni 2010 JPY 24.110.958.60 adalah : JPY 24.110.958.60 X Rp. 102.7223,= Rp. 2.476.733.123,Saldo menurut neraca : JPY 24.110.958.60 X Rp. 100.3021,= Rp. 2.418.379.781,185 Selisih Kurs (laba) Jurnalnya adalah : Kas/Bank CIF/Biaya Angkut Piutang Usaha Selisih Kurs (laba) = Rp. 58.353.342Rp. 2.476.733.123,Rp. 8.970.350 Rp. 2.427.350.131,Rp. 58.353.342,- d. Pada tanggal 28 Agustus 2010 terjadi penjualan sebanyak 76.456 kg, senilai JPY 21.068.215.36 dengan menggunakan kurs pada saat itu dengan perhitungan sebagai berikut : JPY 21.068.215.36 X Rp. 107.9355,= Rp. 2.274.008.359,Jurnalnya adalah : Piutang Usaha Rp. 2.274.008.359,Penjualan Rp. 2.274.008.359,Penerimaan pembayaran dilakukan dengan menggunakan kurs jual pada tanggal pembayaran yaitu tanggal 10 September 2010 dengan kurs JPY 1 = Rp. 105.8234,Perhitungan : Jumlah piutang transaksi tanggal 28 Agustus 2010 JPY 21.068.215.36 adalah JPY 21.068.215.36 X Rp. 105.8234,= Rp. 2.229.510.181,Saldo menurut neraca : JPY 21.068.215.36 X Rp. 107.9355,= Rp. 2.274.008.359,Selisih Kurs (rugi) = Rp. 44.498.178Jurnalnya adalah : Kas/Bank Rp. 2.229.510.181,CIF/Biaya Angkut Rp. 6.750.700 Selisih Kurs (rugi) Rp. 44.498.178,Piutang Usaha Rp. 2.280.759.059,e. Pada tanggal 23 Oktober 2010 terjadi penjualan sebanyak 99.388 kg, senilai JPY 19.812.003.92 dengan menggunakan kurs pada saat itu dengan perhitungan sebagai berikut : JPY 19.812.003.92 X Rp. 109.9256,= Rp. 2.177.846.418,Jurnalnya adalah : Piutang Usaha Rp. 2.177.846.418,Penjualan Rp. 2.177.846.418,Penerimaan pembayaran dilakukan dengan menggunakan kurs jual pada tanggal pembayaran yaitu tanggal 6 November 2010 dengan kurs JPY 1 = Rp. 107.6895,Perhitungan : Jumlah piutang transaksi tanggal 23 Oktober 2010 JPY 19.812.003.92 adalah JPY 19.812.003.92 X Rp. 107.6895,= Rp. 2.133.544.796,Saldo menurut neraca : JPY 19.812.003.92 X Rp. 109.9256,= Rp. 2.177.846.418,Selisih Kurs (rugi) = Rp. 44.301.622Jurnalnya adalah : Kas/Bank Selisih Kurs (rugi) CIF/Biaya Angkut Piutang Usaha Rp. 2.133.544.796,Rp. 44.301.622,Rp. 5.700.980 Rp. 2.183.547.398,- 186 Menurut hasil perhitungan diatas, perusahaan mendapatkan keuntungan selisih kurs selama tahun 2010 sebesar Rp. 125.569.551. Laba rugi selisih kurs yang belum terealisir harus diakui sebagai capital maintenance adjustment dan dilaporkan secara terpisah pada komponen modal. Modal dipandang sebagai kekayaan pemegang saham. Hal ini berarti bahwa modal merupakan jumlah rupiah modal pemegang saham tanpa memperhatikan bentuk atau wujud aktiva fisiknya. Dengan demikian, pengertian modal difokuskan pada jumlah rupiah yang diinvestasikan pada suatu perusahaan. Laba akan diukur berdasarkan kenaikan jumlah rupiah yang diinvestasikan tersebut. Hasil Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunan metode pencatatan akuntansi yang berbeda dapat berdampak pada laporan keuangan perusahaan. Ini dapat dilihat dari laporan keuangan hasil perhitungan peneliti yang mengakui adanya laba rugi selisih kurs. 1. Penyajian neraca setelah penyesuaian Untuk mengetahui besarnya laba atau rugi yang dihasilkan dari selisih kurs atas penjualan dan piutang selama tahun 2010 sebagai berikut: 187 Tabel 6 PT. Teluti Sola Mina INCOME STATEMENT DECEMBER 31 2010 Keterangan Menurut Perusahaan Menurut Penelitian Pendapatan dariPenjualan : Penjualan Bersih Rp 11.766.341.240 Rp 11.640.968.250 Harga PokokPenjualan Rp 6.195.686.460 Rp. 5.570.654.780 Rp 6.195.686.460 Rp. 5.445.281.785 Packing Rp 212,300,000 Rp. 212.300.000 Upah Borongan Rp 670,500,000 Transportasi Rp 558,100,000 Rp. Rp. 670.500.000 558.100.000 Laba Kotor Beban Operasi : Beban Penjualan Total Beban Penjualan Rp. 1.440.900.000 Rp. 1.440.900.000 Gaji Kantor Rp Rp. 810.000.000 Perlengkapan Rp 54,838,520 Sewa Gedung Rp 100,000,000 Asuransi Rp 95,830,500 Sewa Coldstorage Rp 220,000,000 Listrik, Air & Telepon Rp 43,080,000 Penyusutan&Peralatan Rp 78,720,300 Administrasi Lain - lain Rp 43,300,520 Total beban administrasi Rp. 1,445,769,840 Rp. 43.300.520 Rp. 1,445,769,840 Beban Bunga Rp 235,800,500 Rp 235,800,500 Beban Pajak Rp 335,800,000 Rp 335,800,000 Rp. 571.600.500 Rp. 571.600.500 Beban Administrasi 810,000,000 Rp. 54.838.520 Rp. 100.000.000 Rp. 95.830.500 Rp. 220.000.000 Rp. Rp. 43.080.000 78.720.300 Beban Lain-Lain Total Beban lain - lain Total beban Operasi Pendapatan lain-lain Laba kurs Rugi kurs Laba Bersih Rp. 3,458,270,340 Rp . 3,458,270,340 - Rp. 214.369.351 - Rp. 88.996.356 Rp 2,112,384,440 Rp 2,112.384.440 188 Tabel 7 PT. Teluti Sola Mina RETAINED EARNING STATEMENT December 31 2010 Keterangan Jumlah Laba Ditahan 1,450,998,270 Laba Bersih Tahun 2010 2,112,384,440 Dividen - Kenaikan Laba Ditahan 2,112,384,440 Laba Ditahan Tahun 2011 3,563,382,710 Sumber : Diolah Penulis Pengaruh Pencatatan dan Pengakuan Selisih Kurs Terhadap Laporan Keuangan Perusahaan. Pencatatan dan pengakuan selisih kurs harus dilakukan dengan benar karena akan mampengaruhi posisi keuangan perusahaan. Pada penelitian ini, terlihat bahwa pencatatan dan pengakuan yang tidak tepat yang dilakukan perusahaan menyebabkan terjadinya selisih kurs (laba) selama tahun 2010 sebesar Rp. 125.372.995,-. Untuk lebih terincinya dapat dilihat pada perbandingan hasil menurut perusahaan dan menurut penelitian terhadap Laporan Keuangan berupa Neraca, Laporan Laba Rugi dan Laporan Laba Ditahan. Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan Dari uraian yang telah dijelaskan sebelumnya yang merupakan bahasan atas masalah yang dihadapi oleh perusahaan. Setelah dijabarkan, permasalahan tersebut dapat diatasi melelui langkah – langkah konkrit. Pembahasan tersebut pada akhirnya dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pencatatan atas transaksi penjualan kredit dalam mata uang asing pada PT. Teluti Sola Mina menggunakan metode kas basis sehingga tidak mempertimbangkan perubahan kurs yang terjadi setiap waktu. Seharusnya perusahaan menggunakan metode akrual basis. 2. Dengan adanya penyesuaian kurs terdapat akun pendapatn lain – lain berupa laba/rugi selisih kurs pada laporan laba rugi. Saran Adapun saran – saran yang dapat penulis berikan untuk kemajuan dan perkembangan PT. Teluti Sola Mina adalah sebagai berikut : 1. Sebaiknya bagian keuangan PT. Teluti Sola Mina mempelajari lebih banyak lagi Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia sehingga dapat menguasainya untuk dapat diterapkan pada perusahaan. 2. Dalam melakukan jurnal pencatatan transaksi harus memperhatikan kurs pada saat tanggal transaksi dan pada saat pembayaran yang dapat menimbulkan rugi atau laba selisih kurs. Oleh karena itu, 189 perusahaan harus menggunakan metode akrual basis. Maka laporan sesuai dengan SAK (Standar Akuntansi Keuangan) No. 10 Paragraf 09 dan 14. 3. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan kembali pada hasil laporan keuangan untuk menghindari terjadinya kesalahan sehingga laporan keuangan dapat disajikan dengan sebenar – benarnya dan bebas dari pengertian menyesatkan. Ucapan Terima Kasih Bapak Rudianto, SE, Ak, MM, selaku dosen pembimbing serta Bapak Drs. Daulat Freddy, SE, Ak, MM, selaku kaprodi akuntansi dan Bapak Drs. Djufri Rivai, Ak, MM , yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya guna memberikan petunjuk, bimbingan serta pengarahan yang sangat berharga, sehingga penulis dapat menyelesaikann penulisan Skripsi ini.Kedua orang tua tercinta yang sangat luar biasa memberikan semangat dan dorongan baik materi maupun dorongan moril serta tiada henti – hentinya mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan sebaik – baiknya. DAFTAR PUSTAKA Ahmed Riahi & Belkaouni, Teori Akuntansi, Buku 1, Edisi ke-5, Salemba Empat, Jakarta 2006. Beams, Floyd A., Anthony, Joseph H., Clement, Robin P., Akuntansi Lanjutan Jilid 2, Edisi VIII, PT. Indeks, Jakarta, 2007. Evi Maria, Akuntansi untuk Perusahaan Jasa, Penerbit Gava Media, Yogyakarta, 2007. Daniels. J., Radebaugh L., Sullivan D., International Business: environment and operations, 11th edition, Prentice Hall, 2007. Glorida Karyawati, M.Si. Ak, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Advanced Accounting), Penerbit Erlangga, Jakarta, 2009. Hady, Hamdy, Valas Untuk Manajer, Ghalia Idonesia, Jakarta, 2007. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2009, PSAK No.I. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2009, PSAK No.10. Raharjo, Budi, Laporan Keuangan Perusahaan, Edisi II, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2009. Rudianto, Pengantar Akuntansi, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2009. Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta 2007 Sugiono, Arif., Untung, Edy., Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan, Grasindo, Jakarta, 2008. Zebua F, Akuntansi Internasional, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2008 190 ANALISIS PENGARUH KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA Ferdy Romadony Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRACT This study aims to determine the effect of CR, DER, ROA, EPS, and SBI on stock prices, either partially or simultaneously. The research was conducted based on data drawn from companies in the automotive industry listed in Indonesia Stock Exchange the period 2008 to 2010 and data processed using Multiple Linear Regression analysis.……………………… Experiments were done using the method of data analysis consists of: Normality Test Data, Test Assumptions Classical, Hypothesis Tests (t Test, F Test) and Beta Coefficient Test. Normality test based on preliminary data indicate that the data is not normal, and subsequently transformed into the form of the Natural Logarithm (LN) in order to be normal.…… ………………………………………… …….... The results demonstrate that, in partial, DER, ROA, and EPS have a significant effect on stock prices, since a significant level of t test results of less than 0.05, while the CR and the SBI had no significant effect on stock prices as a result of a significant level of more than 0.05 . Simultaneously CR, DER, ROA, EPS and SBI has a significant influence on stock prices due to a significant level of less than 0.05. While the independent variables that have the most impact on stock prices through the Beta Coefficient Test is EPS. Keywords: Stock Price, Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), Interest Rate (SBI) PENDAHULUAN Untuk mengukur baik tidaknya kinerja keuangan suatu perusahaan, diperlukan alat pembanding rasio keuangan untuk menganalisis rasio fundamental perusahaan. Rasio yang banyak digunakan dalam pengambilan keputusan investasi adalah Current Ratio (CR), Return On Asset (ROA), Debt to Equity Rasio (DER) dan Earning Per Share (EPS). Investor dapat mempertimbangkan rasio-rasio tersebut guna memilih saham mana yang memberikan keuntungan besar dimasa yang akan datang. Likuiditas suatu perusahaan dapat diketahui dari neraca, antara lain dengan membandingkan jumlah aktiva lancar (current asset) disuatu pihak dengan utang lancar (current liabilities) di lain pihak, hasil perbandingan tersebut ialah “Current Rasio” (CR). Keberadaan likuiditas yang baik sudah tidak terbantahkan lagi penting untuk eksistensi perusahaan. Besarnya current ratio menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Dengan demikian current rasio penting untuk dikelola melalui cara-cara yang menuntut keputusan orientasi tujuan terlebih dahulu (aman dan atau keuntungan optimal). 191 Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham menjadi faktor penting yang diperhatikan oleh para investor dalam menilai kinerja perusahaan. Ada beberapa rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, diantaranya yaitu “Return On Asset’’ (ROA) yang digunakan dalam penelitian ini. ROA memberikan ukuran produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian kepada pemegang saham dan kreditur. Pada tingkat ROA yang relatif terus naik dan tinggi menunjukan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba dengan menggunakan dana investasi yang diperolehnya dari para investor. Dengan demikian, perusahaan banyak diminati oleh para investor. Mengapa? Karena dengan memiliki tingkat ROA yang tinggi, hal ini dapat diartikan bahwa manajemen perusahaan mampu mengelola dengan baik dana yang diperolehnya dari para investor, sehingga para investor dapat memperoleh keuntungan dari dividen yang dibagikan perusahaan. Apabila perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya dipenuhi dari dana yang berasal dari pinjaman dikatakan perusahaan itu melakukan pendanaan utang atau pembelanjaan utang (debt financing). Kalau kebutuhan dana diperoleh dari emisi atau penerbitan saham baru dikatakan perusahaan itu melakukan pendanaan atau pembelanjaan modal sendiri (equity financing). Paduan pendanaan dari utang dan pendanaan dari ekuitas yang tepat sangat berpengaruh dalam peningkatan pengembalian kepada para pemegang saham. Perbandingan antara utang dan ekuitas yang dimiliki perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan rasio utang-ekuitas “Debt to Equity Ratio’’ (DER). Kinerja suatu perusahaan dikatakan kurang bagus apabila memiliki tingkat “Earning Per Share’’ (EPS) yang rendah. Sebaliknya, perusahaan tersebut dikatakan berhasil apabila memiliki EPS yang tinggi. Dengan adanya peningkatan EPS akan mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan. EPS atau laba per-lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar saham yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Laba per-lembar saham atau EPS diperoleh dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata-rata saham biasa yang beredar, dan akan dipakai oleh pimpinan perusahaan untuk menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan. Naik turunnya harga saham suatu perusahaan juga sangat dipengaruhi oleh “Tingkat Suku Bunga’’ dari negara dimana perusahaan itu berada. Tingkat suku bunga dengan harga saham memiliki korelasi negatif dimana penurunan tingkat suku bunga berarti peningkatan pada harga saham. Penurunan suku bunga meningkatkan daya beli masyarakat terhadap saham yang juga berdampak pada peningkatan harga saham pada perusahaan. Peningkatan .suku .bunga .mengakibatkan .pengalihan .dana .investor .yang tertanam pada saham perusahaan ke instrumen keuangan lain seperti deposito yang dapat memberikan return yang lebih tinggi. Berdasarkan beberapa pandangan di atas, penelitian ini ditujukan untuk menguji kembali sejauh mana pengaruh kinerja perusahaan terhadap harga saham industri otomotif tahun 2008 sampai dengan 2010 dilihat dari rasio keuangan perusahan yang diwakili rasio-rasio sebagai berikut : Curren Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS), penelitian ini juga menggunakan suku bunga SBI sebagai variabel diluar rasio keuangan perusahaan dan untuk melihat pengaruhnya terhadap harga saham industri otomotif. Karena luasnya pembahasan masalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham, serta upaya penulis agar penelitian dapat dilakukan secara lebih terfokus, maka penelitian ini hanya membatasi masalah pada hal-hal berikut : 1. Penulis hanya meneliti pengaruh kinerja perusahaan yang diukur dengan Current Rasio (CR), Return On Asset (ROA), Debt Equity Rasio (DER), Earning Per Share (EPS), dan tingkat suku bunga (SBI) terhadap harga saham. 2. Penelitian ini menggunakan informasi keuangan berupa Current Rasio (CR), Return On Asset (ROA), Debt Equity Rasio (DER), Earning Per Share (EPS) dan tingkat suku bunga (SBI) sebagai tolak ukur untuk mengetahui pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan. 192 3. Penelitian hanya dilakukan terhadap industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010. Perumusan Masalah 1. Apakah secara partial, kinerja perusahaan yang diukur dengan CR, ROA, DER, EPS dan tingkat suku bunga berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada industri otomotif di BEI? 2. Apakah secara simultan, kinerja perusahaan yang diukur dengan CR, ROA, DER, EPS dan tingkat suku bunga berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada industri otomotif di BEI? 3. Diantara CR, ROA, DER, EPS dan tingkat suku bunga, manakah yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap harga saham pada industri otomotif di BEI? Hipotesis.... Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ho1 : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS) dan SBI terhadap Harga Saham secara partial. Ha1 : Terdapat pengaruh signifikan antara variabel Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS) dan SBI terhadap Harga Saham secara partial. Ho2 Ha2 : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS) dan SBI terhadap Harga Saham secara simultan. : Terdapat pengaruh signifikan antara variabel Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS) dan SBI terhadap Harga Saham secara simultan. METODE PENELITIAN Obyek penelitian dalam penelitian ini terdiri atas variabel terikat (dependent) yaitu harga saham (Y) dan variabel bebas (independent) yaitu : Current Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2), Return On Asset (X3), Earning Per Share (X4) dan Suku bunga SBI (X5). Penelitian ini menggunakan sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel di karenakan jumlah populasi industri otomotif relatif kecil dan kurang dari 30. Definisi Operasional Variabel dan pengukuran variabel : 1. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Harga Saham adalah harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk oleh mekanisme di bursa saham. Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini sebagai parameter harga pasar saham perusahaan adalah harga saham penutupan periode 2008 sampai dengan 2010. Harga saham dalam penelitian ini menggunakan Logaritma Natural (LN), dikarenakan nilai satuan harga saham adalah rupiah dan memiliki nilai yang relatif besar. 2. Variabel Bebas (Independent Variable) a. Current Ratio (CR) Rumus Current Ratio = Aktiva Lancar (Current Assets) 193 Utang lancar (Current Liabilities) Current ratio merupakan rasio untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban yang jatuh tempo. (periode 2007 sampai dengan 2009) b. Debt to Equity Ratio (DER) Rumus Debt to Equity Ratio = Total Utang (debt) Ekuitas (Equity) Debt to Equity Ratio merupakan pengukuran dari pengaruh keuangan perusahaan dihitung berdasarkan hasil bagi antara total hutang dengan ekuitas stockholder. (periode 2007 sampai dengan 2009) c. Return On Asset (ROA) Rumus Return On Asset = Net Income Total Assets Return on Asset merupakan indikator seberapa menguntungkan suatu perusahaan dan dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri yang sama. (periode 2007 sampai dengan 2009) d. Earning Per Share (EPS) Rumus Earning Per Share = Laba saham biasa Saham biasa yang beredar Earning per share adalah Rasio laba per-lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku, merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. (periode 2007 sampai dengan 2009) Earning Per Share (EPS) dalam penelitian ini menggunakan Logaritma Natural (LN), dikarenakan nilai satuan EPS adalah rupiah dan memiliki nilai yang relatif besar. e. Tingkat Suku bunga (SBI) Suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh, dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman. (periode 2008 sampai dengan 2010) Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik regresi berganda atau multiple regression untuk menguji pengaruh CR, DER, ROA, EPS dan SBI terhadap harga saham. Model regresi berganda adalah teknik analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Pengujian hipotesis ini meliputi : a. Pengujian koefisien regresi secara partial (Uji t) b. Pengujian koefisien regresi secara simultan (Uji F) c. Pengujian koefisien beta 194 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hasil Uji Koefisien Regresi Secara Partial (Uji t) Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 Collinearity Statistics Std. Error Beta t Sig. (Constant) 4.928 .920 5.359 .000 CR .000 .002 -.010 -.079 DER .073 .037 .258 ROA .065 .026 LNEPS .423 .104 SBI B Standardized Coefficients -.059 .083 a. Dependent Variable: LNHS Tolerance VIF .937 .881 1.135 1.976 .045 .759 1.318 .350 2.475 .019 .644 1.554 .585 4.058 .000 .620 1.612 -.082 -.712 .482 .959 1.043 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. Variabel CR memiliki nilai signifikan sebesar 0,937 yang artinya variabel ini tidak berpengaruh signifikan secara partial terhadap harga saham karena nilai signifikannya lebih dari 0,05. Dengan demikian, Ho1 diterima dan Ha1 ditolak. Variabel DER memiliki nilai signifikan sebesar 0,045 yang artinya variabel ini berpengaruh signifikan secara partial terhadap harga saham karena nilai signifikannya kurang dari 0,05. Dengan demikian, Ho1 ditolak dan Ha1 diterima. Variabel ROA memiliki nilai signifikan sebesar 0,019 yang artinya variabel ini berpengaruh signifikan secara partial terhadap harga saham karena nilai signifikannya kurang dari 0,05. Dengan demikian, Ho1 ditolak dan Ha1 diterima. Variabel EPS memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 yang artinya variabel ini berpengaruh signifikan secara partial terhadap harga saham karena nilai signifikannya kurang dari 0,05. Dengan demikian, Ho1 ditolak dan Ha1 diterima. Variabel SBI memiliki nilai signifikan sebesar 0,482 yang artinya variabel ini tidak berpengaruh signifikan secara partial terhadap harga saham karena nilai signifikannya lebih dari 0,05. Dengan demikian, Ho1 diterima dan Ha1 ditolak. 195 Tabel 2. Hasil Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F) ANOVAb Model Sum Squares 1 Regression Residual of df Mean Square F Sig. 49.463 5 9.893 .000a 31.157 30 1.039 9.525 Total 80.620 35 a. Predictors: (Constant), SBI, ROA, CR, DER, LNEPS b. Dependent Variable: LNHS Berdasarkan tabel Uji F diatas, dapat disimpulkan variabel Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS) dan SBI memiliki nilai signifikan 0,000 yang berarti bahwa variabel-variabel ini berpengaruh secara simultan terhadap harga saham karena nilai signifikannya kurang dari 0,05. Dengan demikian, Ho2 ditolak sedangkan Ha2 diterima. Tabel 3. Hasil Uji Koefisien Beta Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 B Standardized Coefficients Collinearity Statistics Std. Error Beta t Sig. (Constant) 4.928 .920 5.359 .000 CR .000 .002 -.010 -.079 DER .073 .037 .258 ROA .065 .026 LNEPS .423 .104 SBI -.059 .083 a. Dependent Variable: LNHS Tolerance VIF .937 .881 1.135 1.976 .045 .759 1.318 .350 2.475 .019 .644 1.554 .585 4.058 .000 .620 1.612 -.082 -.712 .482 .959 1.043 Tujuan digunakannya koefisien beta adalah untuk menemukan variabel bebas manakah yang memiliki pengaruh paling besar terhadap variabel terikat. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat : 1. Koefisien beta dari Current Ratio (CR) sebesar 0,000 2. Koefisien beta dari Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 0,073 3. Koefisien beta dari Return On Asset (ROA) sebesar 0,065 4. Koefisien beta dari Earning Per Share (EPS) sebesar 0,423 5. Koefisien beta dari SBI sebesar -0,059 Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yang memiliki pengaruh paling besar terhadap Harga Saham adalah Earning Per Share (EPS) yaitu sebesar 0,423. 196 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil keputusan sebagai berikut : 1. Dari lima variabel independen yang di analisis dalam penelitian ini, variabel yang secara partial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen harga saham pada perusahaan industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008 sampai dengan 2010 melalui Uji t (partial) adalah Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 0,045, Return On Asset (ROA) sebesar 0,019 dan Earning Per Share (EPS) sebesar 0,000. Sedangkan CR dan SBI secara partial tidak berpengaruh signifikan. 2. Variabel independen Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS) dan SBI secara simultan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008 sampai dengan 2010 melalui Uji F, yaitu dengan nilai signifikan sebesar 0,000. 3. Dari lima variabel independen yang di analisis dalam penelitian ini yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS) dan SBI. Variabel yang paling besar berpengaruh terhadap harga saham perusahaan industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008 sampai dengan 2010 melalui Uji Koefisien Beta adalah Earning Per Share (EPS) dengan nilai sebesar 0,423. Keterbatasan Penelitian 1. Penelitian hanya dilakukan terhadap industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010, sehingga tidak mencerminkan reaksi dari pasar modal secara keseluruhan. 2. Penulis hanya meneliti pengaruh kinerja perusahaan yang diwakili dengan Current Rasio (CR), Return On Asset (ROA), Debt Equity Rasio (DER), Earning Per Share (EPS), dan tingkat suku bunga (SBI) terhadap harga saham. Sehingga terdapat kemungkinan rasio-rasio keuangan lainnya lebih signifikan pengaruhnya terhadap perubahan harga saham. 3. Keterbatasan dalam mengambil periode penelitian, dengan periode yang cukup pendek yaitu hanya 3 tahun (2008-2010), sehingga hasil yang diperoleh kemungkinan tidak konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya. SARAN 1. Bagi investor, terkait dengan pasar modal baik domestik maupun global yang dewasa ini sedang mengalami keterpurukan, kiranya investor tidak hanya menggunakan informasi dari faktor fundamental saja, tetapi juga informasi dari faktor teknikal seperti, inflasi, Kurs, suku bunga, issue, gejolak politik dan lain-lain agar dapat lebih bijak dalam menginvestasikan modal ke saham suatu perusahaan dan agar dapat mengurangi resiko kerugian dalam berinvestasi saham di masa yang akan datang. 2. Bagi perusahaan, pada dasarnya investor akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang dapat memberikan return saham berupa dividen dan capital gain yang tinggi, hal tersebut tentunya dibutuhkan kinerja keuangan dan manajemen yang baik di dalam suatu perusahaan, dalam hal ini perusahaan khususnya pada industri otomotif harus selalu memperbaiki kinerja perusahaan dan harus selalu berusaha secara konsisten memberikan dividen kepada investor, sehingga investor dan calon investor akan tertarik pada saham perusahaan dan pada akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahaan. 3. Bagi pembaca, apabila tertarik melakukan penelitian selanjutnya yang memiliki topik tidak jauh berbeda, sebaiknya menggunakan horizon waktu pengamatan yang lebih panjang, sehingga 197 penelitian yang diperoleh memberikan hasil yang lebih akurat dan sebaiknya menggunakan variabel yang lebih banyak serta bervariasi. DAFTAR PUSTAKA Anoraga, Pandji dan Pakarti, Piji, Pengantar Pasar Modal, Edisi Revisi, Cetakan Kelima, PT.Rineka Cipta, Jakarta, 2006 Brigham, Eugine F., Houston Joel F., Dasar – Dasar Manajemen Keuangan, Edisi sepuluh, Buku Kedua, Alih Bahasa oleh Ali Akbar Yulianto, Salemba Empat, Jakarta, 2006 Darmadji Tjiptono dan Fakhruddin Hendy M., Pasar Modal Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta, 2006 Fahmi, Irham, Analisis kinerja Keuangan, Cetakan Pertama, ALFABETA, cv., Jakarta, 2011 Harahap, Sofyan Syafri, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama, PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Keempat, PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011 Nurida, Farah, Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jakarta Islamic Index yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Univ.EsaUnggul, Jakarta, 2010 Salim, Joko, Cara Gampang Bermain Saham, Cetakan Pertama, Visimedia, Jakarta, 2010 Simatupang, Mangasa, Pengetahuan Praktis Investasi Saham dan Reksa Dana, Edisi Pertama, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2010 Siregar, Madona, Pengaruh Laba Bersih, Price Earning Ratio dan Debt Ratio Terhadap Harga Saham di Industri Food and Beverages, Univ.EsaUnggul, Jakarta, 2009 Situmorang, M.Paulus, Pengantar Pasar Modal, Edisi Pertama, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2008 Sulistyo, Joko, 6 Hari Jago SPSS 17, Cetakan Kedua, Cakrawala, Yogyakarta, 2011 Tambunan, Andy Porman, Menilai Harga Wajar Saham, PT.Elex Media Komputindo, Jakarta 2007 198 EVALUASI ATAS PENCATATAN DAN PERHITUNGAN SISA HASIL USAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI SWAKARYA BRI Fika Indah Triana Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAKSI Laporan keuangan adalah laporan yang menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, serta perubahan posisi keuangan. Selain itu laporan keuangan koperasi juga merupakan laporan pertanggung jawaban pengurus koperasi atas hasil usaha koperasi pada suatu periode tertentu dan posisi keuangan koperasi pada akhir periode tersebut. Laporan keuangan koperasi yang disusun dan dibuat berdasarkan standar akuntansi keuangan yang diberlakukan di Indonesia yaitu PSAK No.27 tentang akuntansi perkoperasian, akan membuat informasi yang disajikan menjadi lebih mudah dipahami bagi pengguna ataupun pemakai laporan keuangan baik pihak eksternal maupun pihak internal koperasi. Penelitian ini memfokuskan pada perbandingan pencatatan klasifikasi rekening dan laporan keuangan pada Koperasi Swakarya BRI dengan PSAK No.27 serta perhitungan dan pembagian sisa hasil usaha pada Koperasi Swakarya BRI dengan Undang-Undang No.25 Tahun 1992. Maksud dari penelitian ini yaitu, penulis mengevaluasi kembali pencatatan transaksi, laporan keuangan, perhitungan dan pembagian sisa hasil usaha yang disajikan Koperasi Swakarya BRI dengan yang disajikan penulis yang berdasarkan pada PSAK No.27 dan Undang-Undang No.25 Tahun 1992. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, berdasarkan penelitian tersebut perbandingan pada masing-masing laporan keuangan serta perhitungan dan pembagian sisa hasil usaha dapat terlihat bahwa tidak sesuai dengan PSAK No. 27 dan Undang-Undang No.25 Tahun 1992. Kata Kunci : Laporan Keuangan Koperasi, PSAK 27 dan UU No.25/1992 PENDAHULUAN Koperasi merupakan organisasi yang terbuka, terutama bagi para anggotanya. Pembangunan koperasi sebagai badan usaha ditujukan pada penguatan dan perluasan basis usaha, peningkatan mutu sumber daya manusia terutama pengurus, pengelola dan anggotanya saling membantu antara yang satu dengan yang lainnya, termasuk kewirausahaan profesionalisme koperasi, sehingga dengan kinerja yang semakin sehat, kompetitif dan mandiri serta koperasi mampu menjadi bagian usaha utama dalam perekonomian. Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi juga memiliki banyak perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya, namun bila dilihat dari segi kebutuhannya terhadap jasa akuntansi, 199 koperasi juga membutuhkan jasa akuntansi baik untuk mengolah data keuangan guna menghasilkan informasi keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi maupun untuk meningkatkan mutu pengawasan terhadap praktek pengelolaan usahanya. Untuk mengolah data keuangan koperasi harus melewati proses yang disebut dengan siklus akuntansi. Pencatatan tersebut dimulai dari pengumpulan dokumen dasar sebagai bukti transaksi seperti faktur, nota dll kemudian akan dilanjutkan dengan membuat jurnal dari transaksi tersebut lalu diposting ke buku besar dan kemudian hasil akhir dari siklus akuntansi yaitu pembuatan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan laporan pertanggung jawaban atas hasil usaha pada suatu periode tertentu dan posisi keuangan pada akhitr periode. Laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi yang menyangkut tentang posisi keuangan dalam mengambil keputusan ekonomi. Informasi laporan keuangan tersebut harus relevan dan andal agar dapat berguna bagi pemakainya. Di dalam laporan keuangan, tercatat semua transaksi yang terjadi pada koperasi selama satu periode akuntansi sesuai dengan standar akuntansi keuangan koperasi yang telah ditetapkan dalam PSAK 27. Standar akuntansi keuangan adalah pedoman pokok penyusunan dalam penyajian laporan keuangan yang harus diacu oleh setiap perusahaan ataupun koperasi dalam penyusunan laporan keuangannya. Koperasi tidak menggunakan istilah laba atau keuntungan untuk selisih penghasilan yang diterima selama periode tertentu, selisih ini dalam koperasi disebut dengan sisa hasil usaha. Sisa hasil usaha merupakan pendapatan yang diperoleh koperasi dalam satu tahun yang dikurangi dengan biayabiaya yang terdapat di koperasi. Dalam UU No.25/1992 menyebutkan bahwa pembagian sisa hasil usaha kepada anggota berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi serta pembagian sisa hasil usaha dibagikan secara senioritas dan secara kontribusi yang artinya pembagian secara senioritas merupakan pembagian SHU akan dibagikan kepada anggota yang sudah lama menjadi anggota didalam koperasi, sedangkan pembagian secara kontribusi merupakan pembagian SHU akan dibagikan kepada anggota yang meminjam uang dengan jumlah yang cukup besar pada koperasi. Sisa Hasil Usaha yang didapat oleh koperasi akan dialokasikan melalui dana-dana dan cadangan sesuai dengan AD/ART pada masing-masing koperasi. Perumusan Masalah Sesuai dengan judul penelitian yang akan menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini, maka masalah yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah klasifikasi rekening pada Koperasi Swakarya BRI telah sesuai dengan PSAK No. 27 ? 2. Apakah penyajian laporan keuangan pada Koperasi Swakarya BRI telah sesuai dengan PSAK No. 27 ? 3. Apakah perhitungan dan pembagian sisa hasil usaha pada Koperasi Swakarya BRI sesuai dengan Undang-Undang RI No.25 Tahun 1992 ? Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kesesuaian klasifikasi rekening pada Koperasi Swakarya BRI dengan PSAK No.27 2. Untuk mengetahui kesesuaian penyajian laporan keuangan pada Koperasi Swakarya BRI dengan PSAK No.27 3. Untuk mengetahui kesesuaian perhitungan sisa hasil usaha pada Koperasi Swakarya BRI dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.25/1992 Metode Analisi Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode analisis deskriptif kualitatif. Dalam metode ini analisis dilakukan dengan cara membandingkan antara klasifikasi rekening dan penyajian 200 laporan keuangan Koperasi Swakarya BRI dengan PSAK No.27 serta perhitungan dan pembagian sisa hasil usaha pada Koperasi Swakarya BRI dengan UU No.25/1992, kemudian menginterprestasikan data yang telah di analisis akan mendapatkan hasil lalu dari hasil analisis tersebut dihubungkan dengan teoriteori yang telah ada, selanjutnya akan dibuatkan suatu kesimpulan dari analisis perbandingan tersebut. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa variabel. Beberapa definisi operasional yang perlu diketahui yaitu sebagai berikut : 1. Sisa Hasil Usaha Sisa Hasil Usaha adalah Pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurang dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. 2. Laporan Keuangan Laopran keuangan adalah laporan pertanggung jawaban pengurus koperasi atas hasil usaha koperasi pada satu periode tertentu dan posisi keuangan koperasi pada akhir periode tersebut. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Perbandingan Laporan Keuangan Neraca dan Laporan Perhitungan Hasil Usaha TABEL 1 Perbandingan Neraca Koperasi dengan Evaluasi Peneliti Keterangan Aktiva Aktiva Lancar : Kas Tabungan Piutang Persediaan Aktiva Tetap : Nilai buku Aktiva lain-lain Aktiva pajak tangguhan Total aktiva Kewajiban dan Ekuitas Kewajiban : Pinjaman bank jangka pendek Simpanan sukarela Sisa dana-dana pembagian SHU tahun 2009 Dana anggota koperasi Dana pendidikan Dana sosial Dana pengurus&pengawas Dana pengelola Hutang lain-lain Beban yang harus dibayar Kewajiban Jangka Panjang : Hutang kepada YKP PT.BRI Ekuitas : Simpanan pokok Simpanan wajib Simpanan terbeku Modal Donasi Neraca Koperasi Swakarya BRI Evaluasi Neraca Koperasi Swakarya BRI Selisih 261.827.607 1.622.401.532 39.848.062.695 23.056.080 261.827.607 1.622.401.532 39.848.062.695 23.056.080 16.363.316.161 4.649.647.508 210.355.283 62.978.666.866 16.363.316.161 4.649.647.508 210.355.283 62.978.666.866 15.439.314.952 635.056.192 558.618.925 15.439.314.952 635.056.192 558.618.925 0 0 0 33.050.661.945 1.314.251.903 131.425.190 131.425.190 131.425.190 131.425.190 33.050.661.945 1.314.251.903 131.425.190 131.425.190 131.425.190 131.425.190 0 0 0 5.000.000.000 176.050.000 4.614.882.476 377.384.967 58.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5.000.000.000 0 176.050.000 4.614.882.476 377.384.967 58.000.000 0 0 0 0 201 Sisa cadangan koperasi tahun 2009 Donasi YKP BRI Cadangan umum Sisa hasil usaha setelah pajak Total Kewajiban dan Ekuitas 436.329.104 3.884.500 2.628.503.805 62.978.666.866 436.329.104 3.884.500 788.551.142 62.978.666.866 0 0 788.551.142 2.628.503.805 0 Dari perbandingan neraca diatas terdapat selisih antara neraca Koperasi Swakarya BRI dengan evaluasi neraca Koperasi Swakarya BRI dan dapat dijelaskan bahwa Pada neraca Koperasi Swakarya BRI tidak menunjukkan adanya saldo yang terdapat didalam dana-dana dan cadangan tetapi neraca yang disajikan oleh koperasi dicatat sebagai SHU yang didapat oleh koperasi sebesar 2.628.503,805 sedangkan pada evaluasi neraca Koperasi Swakarya BRI telah menunjukkan adanya saldo yang terdapat di dalam dana anggota koperasi sebesar 1.314.251.903, dana pendidikan sebesar 131.425.190, dana sosial sebesar 131.425.190, dana pengurus & pengawas sebesar 131.425.190, dana pengelola sebesar 131.425.190 dan cadangan umum sebesar 788.551.142. hal ini disebabkan karena Koperasi Swakarya BRI tidak mencatat akunnya secara terperinci dan tidak membuat jurnal penutup yang tujuannya untuk menutup semua akun laba rugi ke akun neraca, sehingga tidak dapat memisahkan antara pencatatan alokasi dana dan cadangan. Sedangkan evaluasi neraca Koperasi Swakarya BRI yang disajikan oleh penulis pencatatan akun-akunnya lebih terperinci dan membuat jurnal penutup, sehingga di dalam jurnal penutup tersebut dapat dihitung alokasi pembagian dana dan cadangan sesuai dengan AD/ART koperasi. 202 TABEL 2 Laporan Perhitungan Hasil Usaha Koperasi dengan Evaluasi Peneliti Keterangan Partisipasi bruto anggota: Partisipasi jasa simpanan Partisipasi jasa provisi Tot partisipasi bruto anggota Pendapatan non anggota: Penjualan barang Harga pokok penjualan Total pendapatan nonanggota Pendapatan jasa Pendapatan operasional Beban operasional Pendapatan/(beban lain) Pajak penghasilan: Kini Tangguhan Sisa Hasil Usaha Laporan Perhitungan Hasil Usaha Koperasi Swakarya BRI Evaluasi Laporan Perhitungan Hasil Usaha 0 0 0 Selisih 966.331.473 715.625 967.047.098 966.331.473 715.625 967.047.098 153.686.219.388 151.019.572.986 2.666.646.402 9.040.073.303 468.647.672 8.884.178.920 450.104.065 153.686.219.388 151.019.572.986 2.666.646.402 8.073.741.830 476.932.047 8.884.178.920 450.104.065 0 0 0 966.331.473 715.625 0 0 1.323.144.000 210.355.283 2.628.503.805 1.323.144.000 210.355.283 2.628.503.805 0 0 0 Dari perbandingan laporan perhitungan hasil usaha diatas terdapat selisih antara laporan perhitungan hasil usaha Koperasi Swakarya BRI dengan evaluasi laporan perhitungan hasil usaha Koperasi Swakarya BRI dan dapat dijelaskan bahwa : a. Pada perhitungan hasil usaha Koperasi Swakarya BRI : - Koperasi tidak mencatat akun partisipasi jasa simpanan, partisipasi jasa provisi yang akan menghasilkan total partsisipasi bruto, hal ini disebabkan karena Koperasi Swakarya BRI hanya melakukan pencatatan pendapatan yang didapat dari non anggota saja sebesar 2.666.646.402 dan pendapatan dari anggota (partisipasi bruto anggota) tidak dicatat dalam laporan tersebut, sehingga tidak diketahui apakah pendapatan anggota lebih besar dibandingkan dengan pendapatan yang berasal dari non anggota ataupun sebaliknya. b. Pada evaluasi laporan perhitungan hasil usaha: - Pada evaluasi yang dilakukan oleh penulis mencatat akun partisipasi jasa simpanan sebesar 966.331.473 yang didapat dari pendapatan jasa yaitu yang berasal dari jasa bunga pinjaman sebesar 958.331.473 ditambahkan dengan jasa bunga pinjaman khusus sebesar 8.000.000 dan partisipasi jasa provisi sebesar 715.625 yang didapat dari pendapatan operasional yaitu yang berasal dari pendapatan provisi pinjaman anggota kemudian total pendapatan yang berasal dari non anggota sebesar 2.666.646.402, sehingga dapat diketahui bahwa pendapatan yang didapatkan oleh koperasi dari non anggota lebih besar dibandingkan dengan pandapatan yang didapat dari anggota. - Selisih yang terjadi pada pencatatan pendapatan jasa yang disajikan oleh koperasi sebesar 9.040.073.303 sedangkan evaluasi laporan perhitungan hasil usaha yang disajikan oleh penulis sebesar 8.073.741.830 jadi selisihnya sebesar 966.331.473, hal ini disebabkan karena selisih tersebut merupakan partisipasi jasa simpanan tidak akan dicatat kembali didalam pendapatan jasa. Pencatatan pendapatan operasional yang disajikan oleh Koperasi Swakarya BRI sebesar 468.647.672 sedangkan laporan perhitungan hasil usaha yang disajikan oleh penulis sebesar 203 476.932.047 jadi selisihnya sebesar 715.625, hal ini disebabkan karena selisih tersebut merupakan partisipasi jasa provisi dan tidak akan dicatat kembali didalam pendapatan operasional. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan permasalahan dan pembahasan yang telah peneliti lakukan pada bab-bab sebelumnya, maka peneliti membuat beberapa kesimpulan yang mungkin berguna bagi Koperasi di masa yang akan datang. Adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pada klasifikasi rekening yang terdapat didalam pencatatan transaksi yang telah disajikan oleh Koperasi Swakarya BRI tidak sesuai dengan PSAK 27 hal ini dikarenakan pencatatan accountnya belum disajikan secara tepat. Kemudian setelah dilakukan evaluasi pencatatan oleh penulis, maka terdapat perbedaan pencatatan account pada semua transaksi. 2. Pada penyajian laporan keuangan yang disajikan oleh Koperasi Swakarya BRItidak sesuai dengan PSAK 27 karena : a. Didalam laporan keuangan yang disajikan Koperasi Swakarya BRI tidak terdapat jurnal penutup sebagai tanda telah berakhirnya pencatatan dan pelaporan akuntansi untuk periode tersebut dan proses penutupan buku suatu koperasi dengan cara memindahkan akun-akun nominal (semua akun laba rugi) ke akun rill (semua akun neraca). b. Pada laporan perhitungan hasil usaha yang disajikan Koperasi Swakarya BRI, koperasi tidak mencatat pendapatan dari anggota (partisipasi bruto anggota) melainkan koperasi hanya mencatat pendapatan dari non anggota saja sebesar Rp 2.666.646.402, sehingga dalam laporan keuangan tersebut tidak dapat diketahui apakah pendapatan yang didapat dari anggota lebih besar dibandingkan dengan pendapatan yang berasal dari non anggota ataupun sebaliknya. c. Pada laporan arus kas yang disajikan oleh koperasi sudah sesuai dengan PSAK 27, karena laporan keuangan tersebut telah menyajikan secara terperinci dan secara jelas pada saat keluar masuknya kas koperasi, baik dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan juga aktivitas pendaan. 3. Pada perhitungan dan Pembagian sisa hasil usaha yang akan dialokasikan baik ke dalam cadangan dan dana-dana, pada presentase pembagian sisa hasil usaha sudah di tetapkan dalam AD/ART dan sesuai dengan Undang-Undang No.25 Tahun 1992. Namun Koperasi tidak menyajikan perhitungan antara SHU Jasa Modal dengan SHU jasa transaksi, karena menurut koperasi sisa hasil usaha yang didapat oleh koperasi merupakan gabungan antara SHU jasa transaksi dengan SHU Jasa modal yang akan dibagikan kepada anggota koperasi. Selain itu, SHU yang diberikan kepada anggota tidak semuanya diberikan kepada para anggota. Jadi 50% diberikan kepada anggota dan 50% sebagai simpanan. Saran Berdasarkan hasil analisis, penilaian dan kesimpulan yang dibuat oleh penulis, maka penulis akan memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat memperbaiki kelemahan yang terdapat di Koperasi Swakarya BRI. Adapun saran yang di berikan oleh oleh penulis kepada Koperasi Swakarya BRI adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengantisipasi kerugian atau penurunan laba yang mungkin terjadi pada tahun-tahun yang akan datang, maka sebaiknya Koperasi Swakarya BRI memperbaiki kualitas sumber daya manusia dan kinerja keuangannya. Kemudian dalam melakukan pencatatan account pada transaksi dan pembuatan laporan keuangan, sebaiknya Koperasi Swakarya BRI mengikuti aturanaturan yang diberlakukan dalam standar akuntasi keuangan koperasi yang berlaku di Indonesia 204 yaitu PSAK No.27 tentang perkoperasian, karena hal ini juga akan sangat membantu dalam kelangsungan hidup koperasi di masa yang akan datang. 2. Pihak Koperasi perlu membuat suatu sistem pengendalian internal yang lebih baik dan efektif, terutama pada sistem akuntansinya, dengan tujuan agar perusahaan mampu untuk terus mempertahankan segala kebaikan-kebaikan ataupun keunggulan pada koperasi dan memperbaiki kelemahan pada koperasi terutama pada kinerja atau pembuatan laporan keuangan. DAFTAR PUSTAKA American Institute of Certifeied Public Accounting, Teori Akuntansi, Edisi revisi 9, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007 Drs. Sugiyarso Gervasius, Akuntansi Koperasi (Sistem Metode dan Analisis Laporan Keuangan) Cetakan pertama, PT. Buku Seru, Yogyakarta, 2011 Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2009 Muhanad Gade, Teori Akuntansi, Almahira, Jakarta, 2006 Prof. Dr. Partomo Sartika Titik M.S, Ekonomi Koperasi, Cimahi-Bogor, 2009 Rudianto, Akuntansi Koperasi Konsep dan Penyusunan Laporan Keuangan. Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta, 2010 Rudianto, Akuntansi Manajemen, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2006 Tuti Trisnawani, Akuntansi untuk koperasi dan UKM, Salemba Empat, Jakarta, 2009, Undang-Undang No.25/1992 Republik Indonesia Yadiati Winwin, Teori Akuntansi, Edisi Pertama. Cetakan kesatu, Pernada Media Group, Jakarta 2007 205 EVALUASI PENCATATAN TRANSAKSI DAN PENGARUHNYA KEPADA LAPORAN KEUANGAN KOPERASI GURU-GURU “HIKMAH” DI KECAMATAN CIKUPA. KABUPATEN TANGERANG Heni Rizqiyah Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta ABTRAKSI Laporan Keuangan Koperasi adalah laporan keuangan koperasi yang merupakan laporan keuangan yang menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan pengurus, atau pertanggungjawaban pengurus atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Laporan keuangan koperasi yang disusun berdasarkan PSAK, akan membuat informasi yang disajikan menjadi lebih mudah dipahami, mempunyai relevansi, keandalan, dan mempunyai daya banding yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi Pencatatan transaksi dan pengaruhnya kepada laporan keuangan koperasi. Serta membandingkan laporan keuangan yang dibuat oleh suatu lembaga/instansi koperasi Guru-guru kec. Cikupa atau tidak dengan laporan kauangan yang telah ditentukan berdasarkan PSAK No. 27 tahun 2007. Kata Kunci : Laporan Keuangan Koperasi PSAK No 27 tahun 2007 PENDAHULUAN Secara umum tujuan suatu koperasi didirikan adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, setiap koperasi mampu menghasilkan SHU. Untuk menghasilkan SHU suatu harus memiliki produk yang dapat dijual kepada masyarakat dan anggota. Laporan Keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta arus kas suatu perusahaan yang bermanfaat bagi para pemakai laporan keuangan dalam mengambil keputusan ekonomi. Informasi dalam laporan keuangan tersebut harus relevan dan andal agar dapat berguna bagi pemakai. Informasi mempunyai kualitas relevan bila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai, yaitu dengan cara dapat berguna untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Sedangkan, informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Berdasarkan PSAK No. 27 tahun 2007 koperasi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis koperasi, yaitu : ―koperasi simpan pinjam, kperasi konsumen, koperasi pemasaran, koperasi produsen. Bidang usaaha mencerminkan jenis produksi yang dijual kepada masyarakat.” Berbeda dengan perusahaan komersil, khususnya perseroan terbatas dan firma yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki modal yang cukup nbesar untuk memulai usaha, koperasi biasanya didirikan 206 oleh sekumpulan orang dengan modal lemah. Bagi perusahaan komersial, perseroan terbatas dan firma dan instansi pemerintahan, koperasi merupakan salah satu unsur penting dalam perekonomian mereka, karena dalam koperasi selalu ada unsur sosial maupun unsur ekonomi. Berdasarkan uraian dalam penulisan ini penulis memilih judul “EVALUASI ATAS PENCATATAN TRANSAKSI DAN PENGARUHNYA KEPADA LAPORAN KOPERASI GURU-GURU CIKUPA “HIKMAH” DI KECAMATAN CIKUPA KABUPATEN TANGERANG.” Berdasarkan identifikasi masalah tersebut penulis hanya menekankan seluruh pencatan dan pengaruhnya kepada laporan keuangan koperasi yaitu : 1. Soal pencatatan dan pelaporan transaksi keuangan koperasi dibatasi dari periode awal tahun 2010 sampai akhir 2010. 2. Laporan keuangan dianalisis dan dibandingkan dengan laporan keuangan yang sesuai dengan peraturan laporan keuangan PSAK No.27 Tahun 2007 Tujuan Penelitian 1. 2. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah : Untuk mengetahui apakah pencatatan transaksi keuangan Koperasi Guru-guru Cikupa ―Hikmah‖ sesuai dengan penulis yang berdasarkan PSAK No. 27 Tahun 2007 atau tidak. Untuk mengetahui apakah laporan keuangan di Koperasi Guru-guru ―Hikmah‖ sesuai dengan penulis yang berdasarkan PSAK No. 27 Tahun 2007 atau tidak. METODE PENELITIAN Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian yaitu data kuantitatif yang berupa laporan keuangan Koperasi Guru-guru Cikupa ―Hikmah‖. Laporan keuangan disini hanya pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi beserta laporan RAT tahun 2010. Definisi Operasional Variabel a. Transaksi Transaksi adalah satu atau beberapa aksi program aplikasi yang mengakses atau mengubah isi basis data. b. Laporan Keuangan Koperasi Laporan pertanggungjawaban pengurus koperasi atas hasil usaha koperasi selama satu periode tertentu dan posisi keuangan koperasi pada periode tersebut. 207 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Perbandingan Transaksi dan Laporan keuangan Versi Koperasi Guru-guru Cikupa “Hikmah” dengan versi Penulis berdasarkan PSAK No. 27 tahun 2007 No Keterangan 1. 2. 3. 4. Partisipasi Bruto Biaya-biaya SHU Neraca : Aktiva Lancar Kas Kas hasil penjualan tanah Piutang uang Piutang barang Piutang Motor Total Aktiva Lancar 4. Aktiva Tetap Investasi di PKPRI Inventaris Akum.peny.Inventaris Gedung Akum.peny.Gedung Tanah Total Aktiva Tetap Kewajiban Lancar Simpanan hasil penjualan tanah Simpanan Sukarela Dana Pendidikan Dana Sosial Dana Pembangunan Infaq yang belum dibagikan Utang Pajak Total Kewajiban Lancar Kewajiban Bersih : Simpanan Pokok Simpanan Wajib Simpanan Cadangan Dana Resiko Dana Anggota Dana Pengurus Dana Pengawasan SHU Total Kewajiban Bersih Ttotal Neraca Jurnal penutup Versi Koperasi Guru-guru kec. Cikupa Rp. 427.122.000 Rp. 113.221.800 Rp. 358.900.200 Versi PSAK No 27 tahun 2007 Rp. 427.122.000 Rp. 113.221.800 Rp.358.900.200 Selisih Rp. 487.260.768 Rp. 169.165.950 Rp.1.551.384.712 Rp. 60.805.500 Rp. 85.437.900 Rp. 2.344.054.830 Rp. 487.260.768 Rp. 169.165.950 Rp.1.551.384.712 Rp. 60.805.500 Rp. 85.437.900 Rp.2.344.054.830 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 73.638.710 Rp. 4.131.000 Rp. 3.381.435 Rp. 61.005.021 Rp. 44.198.754 Rp. 103.210.000 Rp.2.538.459.372 Rp. 73.638.710 Rp. 4.131.000 Rp. 3.381.435 Rp. 61.005.021 Rp. 44.198.754 Rp. 103.210.000 Rp.2.538.459.372 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 127.928.360 Rp. 127.928.360 Rp. 0 Rp. 809.282.610 Rp. 23.885.161 Rp. 39.500.480 Rp. 39.308.499 Rp. 18.907.318 Rp. 809.282.610 Rp. 40.702.061 Rp. 47.908.980 Rp. 47.716.999 Rp. 9.934.818 Rp. 0 Rp. 16. 816.900 Rp. 8.408.500 Rp. 8.408.500 Rp. 8.972.500 Rp. 0 Rp. 1.058.812.428 Rp. 10.000.000 Rp. 10.000.000 Rp.1.093.473.828 Rp. Rp. Rp. Rp. 4.004.000 Rp. 749.816.975 Rp. 359.558.419 Rp. 7.367.350 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 0 Rp. 358.900.200 Rp.1.479.646.944 Rp.2.538.459.372 Rp. 4.004.000 Rp. 749.816.975 Rp. 359.558.419 Rp. 10.956.350 Rp. 218.620.200 Rp. 25.225.400 Rp. 16.225.400 Rp.1.427.040.544 Rp.2.538.459.372 Rp. 0 Rp. 0 Rp.0 Rp. 3.589.000 Rp. 218.620.200 Rp. 25.225.400 Rp. 16.225.400 Rp. 358.900.200 Rp. 52.606.400 Rp. 0 Tidak memakai jurnal, tidak ada jurnal penutup dan hanya sampai dengan laporan sisa hasil usaha dan neraca saja Memakai jurnal, jurnal penutup, laporan sisa hasil usaha, jurnal penutup, neraca Rp.0 Rp.0 Rp.0 10.000.000 10.000.000 34.661.400 Maka dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa, penyusunan atas laporan keuangan yang disusun oleh versi Koperasi Guru-guru Cikupa ―Hikmah‖ tidak memenuhi standr kualitas laporan 208 keuangan dimana kualitas laporan keuangan sejauh mana laporan keuanngan yang disajikan menunjukkan informasi yang benar dan berkualitas. Artinya laporan tersebut harus dipertanggungjawabkan karena tidak memenuhi standar atas laporan keuangan koperasi. Karena setiap koperasi memiliki bidang dan karakteristik bidang usaha dan karakteristik yang berbeda satu dengan lainya, maka rincian laporan keuangan satu koperasidengan koperasi yang lainnya juga berbeda. Namun, setiap laporan kaeuangan yang dihasilkan oleh setiap institut harus memiliki beberapa standar kualitas berikut ini : 1. Relevan, dalam kasus ini, laporan kaeuangn yang disusun oleh koperasi relevan hanya saja banyak yang tidak bermaksud kepada penggunaannya. 2. Dapat Dipahami, laporan kaeungan Koperasi Guru-guru Cikupa ―Hikmah‖ dapat dipahami hanya saja ada kesalahan seperti tidak memakai standar-standar yang sesuai dengan peraturan laporan keuangn koperasi menurut PSAK No 27 tahun 2007 sepertidalam kasus ini, laporan keuangan koperasi Guruguru Cikupa ―Hikmah‖ tidak memaki jurnal pada saat aktiviitas transaksinya, dan memakai jurnal penutup pada saat melakukan penyusunan laporan keuangan. 3. Daya Uji, informasi keuangan yang dihasilkan oleh Koperasi Guru-guru Cikupa ―Hikmah‖ setelah diuji kebenarannya banyak sekali kesalahan-kesalahan yang disusun oleh Koperasi Guru-guru Cikupa ―Hikmah‖ yaitu pada saat akan melakukan transaksi tidak memaki jurnal, dan pada saat melakukan neraca masih tercantum SHU dan saat penutupan atau jurnal penutup Koperasi tidak melakukan penyusunan tersebut. 4. Netral, informasi keuangan harus diajukan pada tujuan umum pemakai, dari kasus tersebut 5. Tepat Waktu, laporan keuangan harus dapat disajikan sedini mungkin agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan koperasi.laporan yang terlambat penyampaiannya akan membuat pengambilan keputusan koperasi menjadi tertunda dan tidak relevan lagi dengan waktu dibutuhkannya informasi tersebut. Maka dari hasil penelitian laporan keuangan Koperasi Guru-guru Cikupa ―Hikmah‖ menyajikan laporan keuangannya sudah tepat waktu. 6. Daya Banding, laporan keuangan koperasi harus dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau dengan koperasi lain yang sejenis pada periode yang sama. Maka jika laporan keuangn Koperasi Guru-guru Cikupa ―Hikmah‖ jika dibandingkan laporan keuangan dengan koperasi yang lain ada beberapa kekurangan seperti dalam penyusunan laporan keuangnnya tidak menggunakan laporan keuangn berdasarkan standar yang berlaku di peraturan standar laporan keuang Koperasi yang sudah ditetapkan seperti tidak adanya jurnal, penyusunan neraca yang sedikit kesalahan dan tidak ada jurnal penutup. 7. Lengkap, informasi keuangn harus disajikan semua fakta keuangan yang penting sekaligus menyajikan fakta-fakta tersebut sedemikian rupa sehingga tidak akan menyesatkan para pembacanya. Jadi harus ada klasifikasi, susunan, serta istilah yang layak dalam laporan keuangan. Dan dalam laporan keuangan Koperasi Guru-guru Cikupa ―Hikmah‖ dalam penyusunan laporan keuangan adanya ketidak lengkapan seperti tidak ada jurnal, jurnal penutup, dan penyusunan neracanya pun ada kesalahan terdapat SHU yang tercantum, sedangkan dalam peraturan standar laporan keuangan koperasi harusnya tidak ada lagi tercantum SHU karena sudah dialokasikan ke dana-dana. 209 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan permasalahan dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada bab-bab sebelumnya, maka didapat kesimpulan sebagai berikut : 1. Pencatatan transaksi Koperasi Guru-guru Cikupa ―Hikmah‖ yang disusun oleh Koperasi Guruguru Cikupa ―Hikmah‖ tidak memiliki kualitas laporan keuangan yang baik karena dalam penyusunan laporannya tidak diikuti dengan penyusunan laporan sesuai dengan ketentuan standar yang telah ditentukkan oleh PSAK No. 27 tahun 2007 misalkan dalam kasus di bab 5 pada saat melakukan transaksi tidak diikuti dengan jurnal sebagai pencatatan suatu kejadian transaksi. 2. Laporan keuangan Koperasi Cikupa ―Hikmah‖ yang disusun oleh Koperasi Guru-guru ―Hikmah‖ adalah sebagai berikut: a. Total asset di Neraca yang dimiliki Koperasi Guru-guru kec. Cikupa kab. Tangerang Rp. 2.538.459.372. b. Pendapatan yang dimiliki koperasi setelah dihitung adalah dari Bidang usaha yang dimiliki oleh Koperasi Guru-guru kec. Cikupa kab. Tangerang setelah dihitung, dari simpan pinjam diperoleh Rp. 420.275.000 yang merupakan jasa uang dalam 1 tahun. Jasa pelayanan barang yang diperoleh dari jasa sebesar Rp. 9.120.000 dan dari jasa sepeda motor yang telah disalurkan 10 kendaraan sebesar Rp. 87.000.000 dan diperoleh jasa sebesar Rp. 23.055.000.kemudian dari hasil sewa gedung Rp. 17.500.000, SHU dari PKPRI sebesar Rp. 2.172.000 maka jumalah seluruh pendapatn sebesar Rp. 472.122.000. c. Biaya – biaya yang dikeluarkan pada tahun 2010 dari biata RAT tahun 2009 sebesar Rp. 75.630.000, honor pengurus dan pengawas Rp. 19.800.000, biaya adminstrasi Rp. 1.560.000, biaya rapat Rp. 2.500.000, penyusuran gedung Rp. 3.050.000, penyusutan inventaris Rp. 206.550, rehabilitasi gedung koperasi Rp. 500.000. jadi total biaya yang dikeluarkan koperasi guru-guru kec. Cikupa sebesar Rp. 113.221.800. d. Sisa Hasil Usaha untuk tahun buku 2010 Rp. 358.900.200 dari Jasa usaha simpanan pinjam Rp. 420.275.000, jasa usaha kredit motor Rp. 23.055.000 dan biaya-biaya seperti RAT tahun 2009 Rp. 75.630.000, honor pengurus dan pengawas Rp. 19.800.000, biaya adminstrasi Rp. 1.560.000, biaya pemeriksaan Rp. 7.625.000, transport Rp. 2.350.000, biaya rapat Rp. 2.500.000, penyusutan gedung Rp. 3.050.250, penyusutan inventaris Rp. 206.550, rehab gedung koperasi Rp. 500.000, total biaya-biaya Rp. 113.221.800, jadi ditotal jika dijumlahkan menjadi Rp. 358.900.200. Jadi laporan Keuangan yang disusun oleh Koperasi Guru-guru Cikupa ―Hikmah‖ tidak memiliki kualitas laporan keuangan yang baik karena dalam penyusunan laporannya tidak diikuti dengan penyusunan laporan sesuai dengan ketentuan standar yang telah ditentukkan oleh PSAK No. 27 tahun 2007 seperti di bab 5 laporan keuangan Koperasi guru-guru Cikupa ―Hikmah‖ pada neraca masih terdapat SHU dan tidak memakai jurnal penutup seharusnya dalam ketentuannya dalam neraca sudah tidak ada lagi tercantum SHU karena sudah dialokasikan kedalam dana-dana pada saat melakukan jurnal penutup setelah itu disusunlah neraca dan SHU jangan di masukkan kembali ke dalam neraca.. 210 Saran-saran Atas kesimpulan yang penulis peroleh tersebut diatas, akhirnya penulis mencoba untuk mengemukakan beberapa saran yang mungkin dapat berguna bagi Koperasi Guru-guru kec. Cikupa. 1. Setelah dilakukan kesimpulan mengenai perhitungan mulai dari transaksi sampai ke laporan keuangan dengan menggunakan perbandingan dan analisis yang sesuai dengan PSAK no 27 tahun 2007, maka penulis menyarankan Koperasi guru-guru Cikupa ―Hikmah‖ dalam penyusunan laporan keuangan harus sesuai dengan standar dan ketentuan yang telah diterapkan dalam PSAK No 27 tahun 2007 dimana laporan keuang koperasi meliputi, perhitungan hasil usaha, neraca, laporan arus kas, dan laporan promosi ekonomi anggota. 2. Pemberian latihan kepada pengurus dan anggota tentang bagaimana tatacara penyusunan laporan keuangn koperasi, hal ini untuk menambah pengetahuan bagi pengurus dan anggota yang bersangkutan, sehingga penerapan dalam penyusunan laporan keuangan dapat berjalan lebih baik dan akurat. 3. Koperasi Guru-guru Cikupa ―Hikmah‖ sebaiknya menggunakan biaya seminim mungkin agar tidak terjadi pembesaran biaya yang dapat mempengaruhi Sisa Hasil Usaha. 4. Pihak Koperasi ini perlu membuat sistem pengendalian internal dengan baik dan efisien baik dala sistem akuntansinya. Salah satu tujuannya agar pihak koperasi tersebut dapat terus menjalankan kegiatan sebaik-baiknya. 5. Hendaknya koperasi tersebut senantiasa mengikuti perkembangan peraturan-peraturan sistem akuntansi koperasi yang baru, sehingga koperasi tersebut dapat bisa menjalankan kegitannya lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Charles T. Horngren, Horrison, Walter T. Akuntansi. Edisi 7, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2007. Earl K. Stice, James D. Stice, Skouesen, K. Fred. Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2007. H.Lili M. Sadeli, Dasar-dasar Akuntansi, Bumi Aksara, Jakarta, 2006 IAI, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2007 Ikatan Akuntan Indonesia, PSAK No. 27 tahun 2007, Salemba empat, Jakarta, 2007 Rudianto, Akuntansi Koperasi, Erlangga, Jakarta, 2010 Tim Guru Akuntansi, Akuntansi Keuangan A, Inti Prima, Jakarta, 2007 Tim Guru Akuntansi, Akuntansi Keuangan B, Inti Prima, Jakarta, 2007 Undang-Undang Republik Indonesia Pasal 1 Nomor 25/1992, Koperasi Indonesia. Winwin, Yadiati. Teori Akuntansi, Edisi Pertama, Penerbit Pernada Media Group, Jakarta, 2007. 211 ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DU PONT SYSTEM (Studi pada perusahaan Food & Beverages yang terdaftar di BEI Periode Tahun 2008-2010) HILDAWATI Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAK Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk melihat kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan tingkat pengembalian investasi Return On Investment (ROI) selama 3 tahun. Salah satu metode yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan khususnya tingkat pengembalian investasi adalah metode Du Pont. Dengan metode Du Pont dapat diketahui secara terperinci faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan tingkat pengembalian investasi (ROI) pada setiap periode. Studi ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan pada sepuluh perusahaan Food & Beverages dalam menghasilkan tingkat pengembalian investasi di periode 2008-2010. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan dari sepuluh perusahaan Food & Beverages yang terbaik adalah PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, dimana tingkat pengembalian investasinya dari tahun 2008-2010 mengalami peningkatan terus menerus setiap tahunnya. Hal tersebut dikarenakan perusahaan dapat menghasilkan laba bersih yang positif setiap tahunnya. Kata Kunci: Laba Operasi Bersih Terhadap Total Aktiva, Marjin Laba Bersih Terhadap Penjualan, Perputaran aktiva tetap PENDAHULUAN Dalam beberapa tahun belakangan ini, kinerja perekonomian Indonesia sangat dipengaruhi oleh krisis ekonomi yang sedang terjadi. Ada beberapa indikator ekonomi yang menunjukkan bahwa kondisi perekonomian saat ini masih kurang menggembirakan. Indikator tersebut antara lain tingginya laju pertumbuhan penduduk dan tingginya tingkat inflasi. Selain itu, kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dalam mengatasi masalah ini juga mempengaruhi kepercayaan investor asing dalam menanam modalnya di Indonesia. Untuk itu para investor dalam menanamkan suatu investasi, diperlukan suatu penganalisisan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang wajar dapat membantu pihak manajemen untuk pengambilan keputusan secara tepat mengenai kinerja perusahaan baik di masa lalu maupun sekarang dan masa yang akan datang. Fenomena diatas menjelaskan bahwa perusahaan sebagai organisasi Profit Oriented untuk selalu meningkatkan kuantitas serta kualitas usahanya sehingga keuntungan yang diharapkan akan tercapai. Sebagai pihak manajemen dituntut untuk mengantisipasi kondisi seperti ini dengan selalu 212 mengintrospeksi kondisi perusahaan terutama dari segi financial, karena hal tersebut memegang kunci hidup matinya perusahaan. Kondisi perusahaan yang harus selalu dipantau, dapat dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan sendiri yang pada umumnya terdiri dari laporan neraca dan laporan laba/rugi. Laporan neraca dan laba/rugi ini bersifat saling berkaitan dan melengkapi. Neraca menggambarkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu, sedangkan laporan laba rugi menunjukkan hasil usaha dan biayabiaya selama periode akuntansi. Laporan keuangan tersebut akan lebih informatif dan bermanfaat, maka pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi keuangan harus melakukan analisa terlebih dahulu. Melalui analisis laporan keuangan dapat diketahui keberhasilan tercapainya prestasi yang ditunjukkan oleh sehat tidaknya laporan keuangan tersebut, yang merupakan dasar penilaian prestasi / hasil kerja seluruh departemen atau bagian yang ada di perusahaan. Salah satu dasar yang dijadikan pertimbangan sebagai acuan dalam mengukur kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang penting bagi perusahaan. Untuk itu informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu sering digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja keuangan dimasa depan, karena banyaknya perusahaan yang sejenis mengakibatkan kebimbangan investor untuk menanamkan modalnya, oleh sebab itu agar prediksi yang dilakukan dalam penerapan pengambilan keputusan dalam mencari investor atau kepercayaan investor atas kinerja keuangan sangatlah penting untuk usaha perusahaan dalam penjualan sahamnya, maka perlu dilakukan sebuah analisis kinerja keuangan perusahaan salah satunya dengan menggunakan metode Du Pont System. Metode Du Pont ini memberikan informasi mengenai berbagai faktor yang menyebabkan naik turunnya kinerja keuangan sebuah perusahaan, caranya sebenarnya hampir sama dengan analisis laporan keuangan biasa, namun pendekatannya lebih integrative dengan menggunakan komposisi laporan keuangan sebagai elemen analisisnya, dan mengurangi pos-pos laporan keuangan sampai mendetail, yaitu dengan menganalisis rasio keuangan agar perusahaan dapat mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi efektivitasnya dalam mengelola sumber daya yang perusahaan miliki sehingga perencanaan keuangannya akan lebih baik dimasa yang akan datang. Tujuan analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas perusahaan dalam memutar modalnya, sehingga analisis ini mencakup berbagai rasio. Du Pont System ini didalamnya menggabungkan rasio aktivitas / perputaran aktiva dengan rasio laba / Profit margin atas penjualan dan menunjukkan bagaimana keduanya berinteraksi dalam menentukan Return On Investment (ROI), yaitu Profitabilitas atas aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio laba atas penjualan (profit margin) dipengaruhi oleh tingkat penjualan dan laba bersih yang dihasilkan. Berarti profit margin ini mencakup pula seluruh biaya yang digunakan dalam operasional perusahaan. Rasio aktivitas sendiri dipengaruhi oleh penjualan dan total aktiva. Dapat dikatakan bahwa analisis ini tidak hanya menfokuskan pada laba yang dicapai, tetapi juga pada investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Semakin besar ROI semakin baik pula perkembangan perusahaan tersebut dalam mengelola asset yang di milikinya dalam menghasilkan laba. Hal ini disebabkan karena ROI tersebut terdiri dari beberapa unsur yaitu penjualan, aktiva yang digunakan, dan laba atas penjualan yang diperoleh perusahaan. Angka ROI ini akan memberikan informasi yang penting jika dibandingkan dengan pembanding yang digunakan sebagai standart. Jadi perbandingan ROI selama beberapa periode berturut-turut akan lebih akurat. Berdasarkan dari kecenderungan ROI ini dapat dinilai perkembangan efektivitas operasional usaha perusahaan, apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan. Du Pont System ini lebih tepat jika diterapkan pada perusahaan cabang/ divisi/ departemen/ pusat investasi. Melalui analisis ini perusahaan dapat menilai kinerja keuangan divisi/ departemen/ pusat investasinya dengan melihat efektivitas penggunaan aktiva dalam memperoleh laba bersih, sehingga pada akhirnya perusahaan pusat dapat mengambil kebijaksanaan yang tepat atas divisi / pusat investasinya. Guna melihat dan menilai tingkatan efektivitas operasional suatu perusahaan, tidak hanya menggunakan kepekaan dan ketajaman para manajer secara kualitatif , tetapi harus menggunakan metode 213 secara kuantitatif. Du Pont System merupakan suatu metode yang digunakan untuk menilai efektivitas operasional perusahaan tersebut, karena dalam analisis ini mencakup unsur penjualan, aktiva yang digunakan serta laba yang dihasilkan perusahaan. Atas dasar inilah penulis mengambil judul :―ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DU PONT SYSTEM (STUDI PADA PERUSAHAAN FOOD & BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE TAHUN 2008-2010)‖ METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini populasinya adalah perusahaan-perusahaan Food & Beverages yang tercatat di Bursa efek Indonesia. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan Food & Beverages tahun 2008 sampai dengan 2010, berjumlah 10 perusahaan yang konsisten. Jenis dan Sumber Data Sumber data yang digunakan penulis adalah data sekunder, yaitu laporan keuangan Tahun 20082010 sepuluh perusahaan food & beverages, serta data-data lain yang mendukung laporan tersebut. Definisi Operasional Variabel 1) Rasio Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin Ratio) Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan. 2) Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover Ratio) Rasio yang digunakan untuk mengukur kecepatan perputaran aktiva yang digunakan perusahaan dalam suatu periode tertentu. 3) Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (Return On Investment) Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menggunakan seluruh aktiva atau harta yang diinvestasikan kedalam perusahaan dalam menghasilkan laba bersih. Analisis Data Dalam penyusunan skripsi ini metode pengolahan data yang dipakai penulis adalah metode kualitatif, dimana metode yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan menggunakan metode Du Pont yang mengacu pada analisis perbandingan yang dapat membedakan dua perusahaan yang sejenis dan teori yang berhubungan dengan topik penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 5.22 Analisis Perbandingan Tingkat Pengembalian Investasi (ROI ) Sepuluh Perusahaan Food & Beverages dengan rata-rata Industri Sejenis Tahun 2008 – 2010 214 2008 NO Rata - Rata NAMA PERUSAHAAN ROI 1 PT.Ades Waters Indonesia, Tbk 2 2009 Industri Sejenis 2010 Rata - Rata ROI Industri Sejenis Rata - Rata ROI Industri Sejenis -8,22% 6,45% 9,15% 10,57% 9,76% 10,74% PT.Tiga Pilar Sejahtera Food,Tbk 2,82% 6,45% 2,81% 10.57% 3,92% 10.74% 3 PT.Cahaya Kalbar,Tbk 4,61% 6,45% 8,71% 10.57% 3,48% 10.74% 4 PT. Delta Djakarta,Tbk 11,99% 6,45% 16,64% 10.57% 19,70% 10.74% 5 PT. Indofood sukses makmur,Tbk 2,61% 6,45% 5,14% 10.57% 6,25% 10.74% 6 PT. Mayora Indah,Tbk 6,71% 6,45% 11,46% 10.57% 11,00% 10.74% 7 PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk 23,61% 6,45% 34,27% 10.57% 38,95% 10.74% 8 PT.Ultra Jaya Milk, Tbk 17,45% 6,45% 3,53% 10.57% 5,34% 10.74% 9 PT. Siantar Top, Tbk 0,77% 6,45% 7,49% 10.57% 6,57% 10.74% 10 PT. Sekar Laut, Tbk 2,12% 6,45% 6,53% 10.57% 2,42% 10.74% Jika dilihat pada tabel diatas, tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh sepuluh perusahaan food & beverages pada 3 (tiga) tahun pertama yaitu pada tahun 2008 tingkat pengembalian yang tertinggi diperoleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar 23,61%, tahun 2009 sebesar 34,27%, dan tahun 2010 sebesar 38,95% dapat dikatakan lebih baik dibandingkan dengan rata-rata industri sejenis pada periode tersebut tahun 2008 sebesar 6,45%, tahun 2009 sebesar 10,57% dan tahun 2010 sebesar 10,74%. Hal ini dikarenakan PT.Multi Bintang Indonesia Tbk mampu meengelola aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan laba bersih yang besar dibanding rata- rata industri. Sedangkan PT. Ades Waters Indonesia pada tahun 2008 dengan tingkat pengembalian minus sebesar 8,22% dibandingkan dengan Return On Investment (ROI) rata-rata industri yang sama atau sejenis pada periode yang sama, yaitu tahun 2008 sebesar 6,45%. Hal ini disebabkan perusahaan tidak mampu menghasilkan laba pada periode tersebut dengan kata lain perusahaan mengalami kerugian. Tingkat pengembalian PT. Multi Bintang Indonesia Tbk dari tahun ke tahun semakin meningkat. Bahwa perusahaan membuktikan kinerja yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Disamping itu perusahaan mampu menghasilkan Return On Investment (ROI) yang positif dan terus meningkat dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab V, mengenai analisis kinerja keuangan sepuluh perusahaan Food & Beverages berdasarkan metode Du Pont serta komponen-komponen yang mempengaruhi tingkat pengembalian investasi pada sepuluh perusahaan Food & Beverages periode tahun 2008-2010, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 215 1. Dari sepuluh perusahaan Food & Beverages periode tahun 20082010 pada dasarnya baik, tapi dapat dilihat dari tingkat pengembalian investasinya yang dihasilkan dari margin laba bersih dan perputaran aktiva. Pada PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, tingkat pengembalian investasinya dari tahun 2008-2010 mengalami peningkatan terus menerus setiap tahunnya. hal tersebut dikarenakan perusahaan dapat menghasilkan laba bersih yang positif setiap tahunnya. Kinerja dalam perusahaan tersebut sangat baik, dikarenakan tingkat pengembalian investasinya diatas rata-rata industri sejenis. 2. Fluktuasi pada tingkat pengembalian investasi atau ROI dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti faktor penyusun ROI itu sendiri yaitu margin laba bersih dan perputaran total aktiva. Margin laba bersih diperoleh dari laba (rugi) bersih dibagi dengan penjualan pada setiap periode, sehingga margin laba bersih dipengaruhi oleh besarnya penjualan, beban pokok penjualan, beban usaha yang terdiri dari beban penjualan serta beban administrasi dan umum, dan beban lain-lain bersih yang dikeluarkan guna menghasilkan laba bersih pada setiap periode. Perputaran total aktiva juga merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian investasi atau ROI, yang diperoleh dari penjualan dibagi dengan total aktiva perusahaan setiap periode. Sehingga perputaran total aktiva dipengaruhi oleh besarnya aktiva yang dimiliki perusahaan yang terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tidak lancar yang ilainya berbeda dalam setiap periode. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka penulis ingin memberikan saran yang diharapkan dapat membantu perusahaan dalam upaya meningkatkan kembali kinerja keuangannya, sehingga dengan sendirinya dapat meningkatkan tingkat pengembalian investasi atau ROI perusahaan. Saran-saran yang ingin penulis berikan adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan harus dapat meningkatkan penjualannya untuk dapat membiayai seluruh beban yang dikeluarkan perusahaan dalam setiap periode, sehingga dapat menghasilkan laba bersih dan berdampak langsung dengan peningkatan return on investment (ROI) secara signifikan. Walaupun dalam kurun waktu 3 tahun berturut-turut menghasilkan pengembalian investasi yang diatas rata-rata industri sejenis. Dengan kata lain perusahaan harus dapat meningkatkan penjualan, apakah melakukan strategi pemasaran dengan jemput bola atau memperbanyak program yang mendatangkan pendapatan dan sebagainya. 2. Melakukan efisiensi biaya untuk meningkatkan laba bersih, seperti dibawah ini: a. Tidak melakukan investasi dengan menggunakan fasilitas kredit perbankan yang tingkat suku bunganya tinggi, mungkin dapat dengan mencari investor dari segala lapisan, karena bila menggunakan kredit perbankan dapat membuat beban lain-lain menjadi besar. b. membuat strategi yang tepat dengan bekerja sama dengan industri – industri perusahaan yang sejenis dan terkemuka untuk dapat bersaing di dunia internasional, pada gilirannya meningkatkan penjualan dari menjual hasil produksi yang diakui oleh masyarakat luas dan tidak ada beban penyisihan nilai persediaan yang tidak menghasilkan margin laba. Semua ini harus dilakukan oleh perusahaan, sehingga dapat menekan biaya dan pada akhirny dapat meningkatkan laba. Efisiensi biaya harus efektif. Karena efisiensi yang tidak efektif hanya akan membuat pemborosan juga. Jika biaya dapat ditekan dengan efektif, sehingga menghasilkan laba dan hal ini dapat meningkatkan return on investment (ROI) perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Amril M. Said, Analisa Pembuktian Laporan Keuangan Atas Penyajian Laporan Keuangan, Djambatan, Jakarta 2008, hal 1 Penerbit 216 Arief Sugiono dan Edy Untung, Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan, Jakarta 2008, hal 3 Eva Maria, Akuntansi Untuk Perusahaan Jasa, Gaya Media, Salatiga 2007, hal 39 Grasindo, IAI, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta 2007, hal 1.1 Mahmud M.Hanafi dan Abdul Halim, Analisis Laporan Keuangan, UPP STIM YKPN, Yogyakarta 2009, hal 5 Payaman J. Simanjuntak, Manajemen & Evaluasi Kinerja, Fakultas Ekonomi UI, Jakarta 2011, hal 1 Sofyan S.Harahap, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Grafindo, Jakarta 2006, hal 105 Sofyan S.Harahap, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Grafindo, Jakarta 2007, hal 7-9 Winwin Yadiati, Teori Akuntansi Suatu Pengantar, Kencana Prenada Media Group, Jakarta 2007, hal 217 ANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT CAHAYA AGUNG LESATARI Indyah Sri Dadi Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul [email protected] ABSTRAKSI Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut sudah terdapat pengendalian internal control yang baik dan mengetahui bagaimana sistem dan prosedur pencatatan persediaan di perusahaan tersebut. Persediaan merupakan salah satu unsur aktiva lancar yang ada didalam neraca. Untuk itu diperlukan pengamanan secara baik dan bijaksana agar perusahaan dapat memperoleh hasil yang optimal dalam aktivitasnya. Pengendalian internal atas persediaan harus dilakukan agar menghindari adanya suatu kesalahan yang terjadi karena kesalhan manusia (Human Erorr) dalam hal salah perhitungan persediaan, maka perlu diadakanya pemeriksaan fisik (Stock Opname) secara berkala serta menghindari adanya kerusakan dari persediaan tersebut. Penulis melakukan analisis terhadap sistem pengendalian internal atas persediaan barang dagang PT Cahaya Agung Lestari dengan metode Deskriptif kualitatif komparatif yang bertujuan untuk menguraikan, membandingkan dan menjelaskan hasil – hasil analisis yang penulis bahas. Ditinjau dari struktur organisasi, metode pencatatan persediaan, sistem dan prosedur persediaan, serta pengendalian internal atas persediaan, ditetapkan bahwa PT Cahaya Agung Lestari telah melaksanakan internal control dengan baik. Ini ditandai dengan aktivitas dan kondisi perusahaan yang berjalan dengan baik. Kata Kunci : Pengendalian barang, persediaan barang PENDAHULUAN Pergerakan ekonomi saat ini sudah sangat cepat, setiap perusahaan yang tumbuh berkembang memerlukan suatu pengendalian internal dalam mengendalikan kegiatan operasionalnya agar mampu bekerja secara efektif dan efisien. Tujuannya yaitu untuk dapat bersaing dan mampu untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan serta mendapatkan laba maksimal untuk mengembangkan usahanya. Dalam setiap jenis perusahaan, persediaan memegang peranan penting ditinjau dari segi nilai dan kuantitas, karena persediaan berdampak langsung terhadap keuntungan dan besarnya aktiva lancar perusahaan. Tingkat persediaan yang berlebihan akan mengakibatkan timbulnya biaya pemeliharaan dan 218 penyimpanan, serta kemungkinan adanya kerusakan. Sebaliknya persediaan yang terlalu sedikit akan mengakibatkan terhambatnya perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Persediaan juga merupakan harta sensitif terhadap keusangan, pencurian dan penurunan harga pasar. Untuk itu perusahaan harus dapat memperkirakan jumlah persediaan optimal yang harus tersedia dan memperhatikan sistem pengendalian internal atas persediaan. PT Cahaya Agung Lestari adalah salah satu perusahaan yang sedang mengalami perkembangan di Indonesia, perusahaan ini dipercayai menjadi distributor oli shell resmi di Indonesia dan telah memiliki jangkauan yang luas. Sebagai perusahaan distribusi banyak sekali kendala – kendala yang terjadi khususnya dalam persediaan. PT Cahaya Agung Lestari berkordinasi dan memesan barang stocknya pada PT Shell Indonesia. Dalam hubungan ini sering terjadi masalah – masalah, seperti keterlambatan pengiriman, jumlah pemesanan yang bertambah sewaktu – waktu, dan penambahan anggaran jika terjadi hal – hal diluar kendali. Perusahaan harus memiliki stock yang cukup untuk mendistribusikan ke dealer – dealer dan memiliki suatu sistem pengendalian terutama dibagian persediaan untuk meminimalisasikan kesalahan – kesalahan yang terjadi baik dari sistem, kesalahan manusia (Humman Erorr) ataupun hal – hal yang diluar dugaan. Dengan adanya sistem pengendalian internal terhadap persediaan, diharapkan dapat memberikan dampak yang positif bagi perusahaan. Karena dengan adanya sistem pengendalian internal atas persediaan tersebut akan dapat menekan terjadinya kesalahan dan penyelewengan - penyelewengan dari para karyawan perusahaan, disamping itu dengan adanya pengendalian internal, perusahaan akan berjalan dengan sistem dan prosedur yang direncanakan semula. Mengingat bahwa pengendalian intern persediaan sangat penting bagi perusahaan dalam mencapai efisiensi dan efektifitas, maka penulis tertarik untuk mengangkat hal tersebut dalam sebuah karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul ―Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagang Pada PT Cahaya Agung Lestari‖. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia mendefinisikan sistem pengendalian internal sebagai berikut : ― Pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : a) Keandalan pelaporan keuangan b) Kepatuhan terhadap hokum dan perarturan yang berlaku c) Efektivitas dan efisiensi operasi ― Menurut Hongren, Harrison, dan Bamber Pengendalian internal adalah: ― Perencanaan Organisasi dan semua tindakan (measure) yang terkait yang diterapkan oleh entitas (entity) untuk mencapai empat tujuan yaitu mengamankan aktiva, mendorong para karyawan untuk mengikuti kebijakan perusahaan, meningkatkan efisiensi operasional dan memastikan pencatatan akuntansi yang akurat dan dapat diandalkan‖. Menurut Wareen Reeve Fess mendifinisikan pengendalian internal (Internal Control) adalah : ―Kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva perusahaan dari kesalahan penggunaan, memastikan bahwa informasi usaha yang disajikan akurat dan meyakinkan bahwa hokum dan peraturan telah diakui‖. Tujuan Pengendalian Internal Tujuan dari sistem pengendalian internal yang efektif adalah : a. Mengamankan aktiva perusahaan b. Memastikan akurasi dan keandalan berbagai catatan dan informasi akuntansi c. Menyebarluaskan efisiensi dalam operasi perusahaan 219 d. Mengukur ketaatan dengan berbagai kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh pihak manajemen. METODOLOGI PENELITIAN Populasi Adalah kumpulan dari seluruh elemen sejenis tetapi dapat dibedakan satu sama lain melalui adanya nilai karakteristik yang berlainan. Populasi dlam penelitian ini yaitu seluruh karyawan yang bekerja di PT Cahaya Agung Lestari. Jumlah karyawa saat ini yang aktif bekerja di PT Cahaya Agung Lestari yaitu 30 Orang. Sampel Adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode pengumpulan sampel yang digunakan adalah purposive sampling (judgment sampling) yaitu sampel diambil berdasarkan kriteria yang dikehendaki peneliti dan kemudian dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujua peneliti. Kriteria pengambilan sampel yaitu : a. Karyawan yang bekerja di PT Cahaya Agung Lestari b. Karyawan setingkat Manager/Kepala Bagian di PT cahaya Agung Lestari c. Karyawan yang berhubungan dengan persediaan barang dagang di PT Cahaya Agung Lestari Dengan klasifikasi yang telah ditentukan oleh penulis maka sampel yang digunakan sebanyak 3 orang, yaitu manager bagian finance, manager bagian sales , manager pergudangan. Alat Analisis Analisa data dan pembahasan rumusan masalah dilakukan dengan menggunakan metode analisa Deskriptif Kualitatif dan Komparatif, yaitu melakukan analisa dengan cara menginterpetasikan data yang telah dianalisa dari analisis tersebut, dihubungkan dengan teori-teori yang telah ada, serta dengan melakukan analisa dan membandingkannya kemudian baru diambil suatu kesimpulan dan saran dari hasil analisa tersebut. Kerangka Pikir dan Hipotesis Transaksi Permintaan barang Proses Penerimaan Barang Pengendalian Internal ICQ Proses Penyimpanan Barang Pengendalian internal persediaan barang dagang dilihat dari transaksi permintaan barang dagang, proses penerimaan barang dan proses penyimpanan barang. Dengan menggunakan Internal Control Quotioners (ICQ) sebagai alat untuk melihat keefektivitasan system pengendalian internal apakah sudah berjalan dengan secara optimal atau belum. 220 A. Hasil INTERNAL CONTROL QUETIONERES (ICQ) PERSEDIAAN Pertanyaan PT Cahaya Agung lestari Ya Tidak Tidak Komentar Relevan I. Daftar pertanyaan yang berhubungan dengan persediaan ? 1. Apakah pada saat pengeluaran barang digudang ada surat perintah ? √ 2. Apakah perhitungan persediaan barang dagang selalu ditutup setiap bulannya? Apakah bagian penerimaan & penyimpanan selalu memeriksa keadaan fisik barang & mencocokan dengan kartu stock? Apakah dalam penyimpanan barang digudang sudah diatur menurut masing- masing jenis barang √ Apakah setiap pengeluaran barang digunakan selalu diketahui oleh bagian gudang? Apakah dalam perhitungan HPP menggunakan metode FIFO? Berapa lama kurun waktu dilakukan stock opname? √ 3. 4. 5. 6. 7. √ √ √ √ II. Daftar pertanyaan yang berkaitan dengan anggaran. 1. 2. 3. 4. Apakah perusahaan membuat anggaran dalam pembelian barang? Apakah anggaran ditetapkan langsung oleh manajemen puncak? Apakah dalam penyusunan anggaran pembelian barang semua bagian diikut sertakan? Apakah ada kebijakan atau ketentuan mengenai jumlah pembelian barang dalam menyusun anggaran? III. Daftar pertanyaan yang berhubungan dengan pengendalian internal. 1. Apakah perusahaan sering mengalami jumlah persediaan yang tidak sesuai dengan jumlah kartu stock persediaan barang? 2. Bila terjadi penyimpangan terhadap catatan persediaan dengan fisik, apakah dilakukan pemeriksaan? 3. Apakah penyimpangan itu menjadi evaluasi dan umpan balik untuk perbaikan dimasa yang akan datang? 4. Apakah informasi akuntansi menjadi alat ukur kinerja dalam hal pelaksanaannya? √ √ √ √ √ √ √ √ IV. Daftar pertanyaan yang berhubungan dengan sistem otorisasi 221 yang sehat. 1. Apakah order pembelian barang dibuat oleh bagian pembelian disesuaika permintaan pembelian barang yang dibuat oleh bagian penerimaan serta selalu di otorisasi oleh bagian gudang? 2. Apakah sering terjadi retur penjualan ? 3. Jika ya, apakah retur tersebut dibuat tanda terima? 4. Apakah setiap retur penjualan diketahui oleh bagian gudang? 5. Apakah pernah terjadi pengeluaran barang tanpa diketahui oleh bagian gudang ? 6. Apakah Order Pembelian barang (Purchase order) : a. b. c. d. e. Dibuat untuk semua pembelian ? Diotorisasi penjabat tertentu ? Diberi nomor urut cetak ? Tersimpan lengkap ? Tembusan dikirim kepada : 1) 2) Administrasi logistic dan fakturis untuk dicocokan dengan bukti terima barang (BTB) dan Surat Jalan (SJ) Stock Keeper sebagai otorisasi untuk enerima barang ? √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ V. Daftar Pertanyaan Pengadaan Persediaan Barang Dagang : 1. Apakah Persediaan : √ √ √ Dipisahkan atas kelompok : 2. 3. a. Bahan Baku? b. Barang Jadi? c. Bahan Pembantu (Supplier) ? Diatur secara rapih dan tertib? Tercegah dari : √ √ a. b. c. 4. 5. 6. 7. Pencurian? Kerusakan/kadaluarsa? Kebakaran, banjir dan resiko lain? Apakah persediaan di bawah pengawasan seorang penjaga gudang atau orang tertentu lainnya? Apakah kecuali petugas gudang dilarang masuk ke gudang? Apakah setiap pengeluaran barang jadi/bang dagang harus berdasarkan D.O atau sejenisnya yang diotorisasi pejabat PT Cahaya Agung Lestari yang berwenang? Apakah terdapat pos – pos penjaga yang mengawasi arus keluar masuk barang dengan efektif? √ √ √ √ √ √ 222 VI. Daftar Pertanyaan tentang penyimpanan persediaan 1. Apakah yang mengawasi/melakukan perhitungan atau menyusun ikhtisaar hasil perhitungan terlepas dari : a. 2. 3. 4. 5. Penguasaan secara fisik atas barang (penjagaan dan sebagainya) b. Pencatatan kartu persediaan ? Apakah dibuat intruksi tertulis untuk pelaksanaan stock opname dan dijelaskan kepada pelaksanaan stock opname ? Apakah dilakukan cut-off atas penerimaan dan pengeluaran barang selama stock opname ? Apakah hasil stock opname dicocokan dengan perkiraan Buku Besar ? Apakah persediaan akhir dinilai secara konsisten dengan tahun sebelumnya ? √ √ √ √ √ √ VII. Daftar Pertanyaan Mengenai Pembukuan Persediaan 1. Dalam pencatatan persediaan perusahaan menggunakan metode perpectual, bila dalam pencatatan menggunakan metode perpectual : √ a. b. c. d. e. f. g. Apakah dibuat kartu persediaan untuk barang ? Apakah kartu persediaan tersebut dikerjakan oleh petugas yang tidak menguasai persediaan secara fisik ? Apakah total jumlah menurut kartu persediaan tersebut secara berkala dicocokan dengan perkiraan control (Buku Besar) persediaan ? Apakah saldo kartu persediaan dicocokan dengan hasil stock opname paling sedikit setahun sekali ? Bila terdapat selisih, apakah diinnvestigasi oleh orang yang tidak menguasai persediaan secara fisik atau pemegang kartu persediaan ? Apakah adjustment atas selisih diotorisasi oleh petugas berwenang? Apakah diadakan Stock opname secara berkala? Kapan ? √ √ √ √ √ √ 2. Bila menggunakan Periodic system, sebutkan prosedur dan pengawasan yang dilakukan ? √ Berdasarkan hasil dari Internal Control Quetioner (ICQ) diatas, dapat dilihat tingkat efektifitasnya terdapat pengendalian internal pada PT Cahaya Agung Lestari sebagai berikut : 1. Jumlah pertanyaan yang diajukan secara keseluruhan 51 2. Skor ideal (Kriterium) tertinggi (jawaban Ya) = ‖1‖ Skor ideal (Kriterium) terendah (jawaban Tidak) = ―0‖ 3. Jawaban Ya ―Y‖ = 42 = 42 x 1 = 42 Jawaban Tidak ―T‖ = 9 = 10 x 0 = 0 + 42 223 4. Batas tertinggi skor ideal : jumlah pertanyaan x skor ideal kriterium tertinggi skor ideal tertinggi 41 x 1 = 42 Batas terendah skor ideal : jumlah pertanyaan x skor ideal kriterium terendah Skor ideal terndah 9 x 0 = 0 5. Rumus tingkat keefektifitas : (a-b) x 100% 42 X 100% = 82.35 % 51 0% 50% 82.35% 100% Complieance Test NO 1 Purchase Order Surat jalan Bukti Bank Kluar Vendor A B C No Tanggal No Tanggal No Tangal 125/CAL/V 8/08/2011 0005/SJ/CAL/8 18/8/2011 30/BKI 28/8/2011 PT Shell Indonesia √ √ √ 12/09/2011 0008/SJ/CAL/9 22/9/2011 50/BKI 3/10/2011 PT Shell Indonesia √ √ √ 11/10/2011 0005/SJ/CAL/1 19/10/2011 75/BKI 28/10/2011 PT Shell Indonesia √ √ √ 11/11/2011 84/BK 23/11/2011 PT Shell Indonesia √ √ √ 11/01/2012 PT Shell Indonesia √ √ √ III/8 2 138/CAL/I X/9 3 153/CAL/X /10 4 162/CAL/X 0 3/11/2011 I/11 5 170//CAL// 0006/SJ/CAL/1 1 23/12/2011 XII/12 0009/SJ/CAL/1 I 4/01/2012 92/BKI 2 Keterangan : A : Kelengkapan Bukti Pendukung (bernomor urut cetak) B : Otorisasi C : Kebenaran perhitungan Matematis Klien : PT . Victory Retailindo Skedul : Compliance Test Persediaan Barang Dagang Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Indeks : Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Indeks : Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan bukti – bukti sudah sesuai dengan sistem yang ada. Dengan begitu pengendalian internal persediaan barang dagangan PT Cahaya Agung Lestari telah efektif. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil dari pembahasan dan analisis yang dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa : 224 1. Prosedur pencatatan persediaan barang yang dilaksanakan pada PT Cahaya Agung Lestari adalah dimulai dari bagian gudang yang telah memeriksa jumlah stock minimum, jika jumlah stock sudah sampai batas minimum maka bagian gudang mengajukan Surat Permintaan Pembelian kepada bagian pembelian yang dibuat dua rangkap, satu untuk bagian pembelian dan satu lagi untuk arsip,. Kemudian bagian pembelian membuatkan Purchase Order (PO) dari surat permintaan pembelian yang dibuar rangkap tiga, untuk PT Shell Indonesia, penyimpanan barang, dan arsip. Jika barang yang sudah datang dan diterima oleh bagian gudang, maka bagian gudanng akan mencocokan dengan Purchase Order (PO) dan Surat Jalan (SJ) dari pemasok, setelah semuanya sudah cocok maka bagian gudang membuat laporan penerimaan barang yang dibuat sebanyak dua rangkap, dan bagian gudang memcatatnya kedalam kartu persediaan barang dagangan baik secara manual maupun secara komputerisasi. Pengendalian internal atas prosedur pencatatan persediaan barang yang dilaksanakan pada PT Cahaya Agung Lestari adalah : a. Adanya prosedur yang efisien yang tercermin dari arus dokumen sejak dari barang diminta dan dipesan sampai dengan diterima dan disimpan di dalam gudang. b. Adanya perlindungan terhadap barang yang ada di gudang untuk mencegah adanya bahaya kerusakan dan pencurian dengan melakukan stock opname secara berkala. c. Penggunaan sistem perpectual dalam metode pencatatan persediaan, karena barang yang terdapat didalam perusahaan memiliki berbagai jenis dan dalam berbagai kemasan. d. Secara berkala perusahaan melakukan stock opname untuk menjamin ketepatan jumlah persediaan yang dilaporkan ke bagian keuangan. e. Adanya pemisahan wewenang dan fungsi yang terdapat pada PT Cahaya Agung Lestari yang dapat dilihat dari adanya bagian gudang (Logistic), bagian Keuangan, bagian Admin. f. Adanya otorisasi dari setiap transaksi yang terjadi yang dilakukan oleh pihak – pihak yang memiliki wewenang atas setiap transaksi tersebut. Surat Perintah Pembelian diotorisasi oleh Pihak Keuangan, dan laporan bukti penerimaa barang diotorisasi oleh bagian gudang. 2. Pengendalian internal di PT Cahaya Agung Lestari memiliki tingkat keefektifan 82.35 % dari jumlah maksimal 100% , artinya pengendalian yang sudah ada di PT Cahaya Agung Lestari sangat berperan dalam menunjang kefektifitasan yang ada didalam Perusahaan. Namun, ada beberapa aspek dalam pengendalian internal yang tidak dilaksanakan oleh perusahaan yaitu sebesar 17.65% . Pengendalian internal yang berkaitan dengan anggaran persediaan dilakukan oleh pihak – pihak yang berhubungan langsung dengan persediaan, sehingga jumlah persediaan yang harus dibeli sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan tidak terdapat kebijakan tertentu dalam penyusunan anggarannya. Dalam arus keluar - masuk barang tidak terdapat pos – pos pengendalian, sehingga bagian gudang memiliki otoritas secara penuh tentang persediaan dan tidak ada pos – pos pengontrol lainnya. Fungsi pengendalian internal atas prosedur pencatatan persediaan pada PT Cahaya Agung Lestari sudah sesuai dengan teori yang berlaku yang dilihat dari adanya kesesuaian antara teori yang ada dengan hasil analisis yang dilakukan penulis. 3. Saran 1. 2. Berdasarkan kesimpulan tersebut, penulis menyarankan kepada perusahaan agar : Perusahaan harus mengoptimalkan sistem dan segala keamanan untuk mencegah adanya kerusakan dan pencurian pada barang dagangan untuk menghindari kerugian dan kesalahpahaman. Sebaiknya terdapat bagian Stock keeper untuk bagian menerima barang dagangan, agar otorisasi tidak hanya dikendalikan seluruhnya oleh bagian gudang. Sehingga terdapat pengendali yang mengawasi pergudangan dan meminimalisir kesalahan – kesalahan seperti input data persediaan 225 3. 4. yang sering kali mengakibatkan selisih jumlah antara yang terdapat dikartu persediaan dengan jumlah fisik persediaan. Sebaiknya seluruh surat keterangan ataupun surat pesanan dibuat dengan komputerisasi, agar dapat menelusuri data berdasarkan nomor urut, nama pembuat surat atau penanggungjawab, serta untuk penyimpanan data secara otomatis sebagai backup data jika tejadi suatu hal yang tidak diinginkan. Sebaiknya kartu persediaan juga dibuat backup data dalam komputer, agar lebih memudah kan stockkeeper dalam melakukan stock opname dan meminimalkan kesalahan selisih jumah yang sering kali terjadi diperusahaan. Ucapan Terimakasih Berbagai rasa telah terungkapkan dengan berhasilnya penulis menyusun jurnal ini, terutama rasa syukur kepada Tuhan yang begitu besar atas rahmat yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan jurnal ini. Drs.Daulat Fredy, Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Ekonomi Universita Esa Unggul, dan selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya guna memberikan petunjuk, bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan jurnal ini .Kedua orang tua tercinta yang sangat luar biasa memberikan semangat dan dorongan baik materi maupun dorongan moril serta tiada henti-hentinya mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan jurnal ini dengan sebaik-baiknya. Amril M. Said, Analisa Pembuktian Laporan Keuangan Atas Penyajian Laporan Keuangan, Penerbit Djambatan, Jakarta 2008, hal 1 Arief Sugiono dan Edy Untung, Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan, Grasindo, Jakarta 2008, hal 3 Eva Maria, Akuntansi Untuk Perusahaan Jasa, Gaya Media, Salatiga 2007, hal 39 IAI, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta 2007, hal 1.1 Mahmud M.Hanafi dan Abdul Halim, Analisis Laporan Keuangan, UPP STIM YKPN, Yogyakarta 2009, hal 5 Payaman J. Simanjuntak, Manajemen & Evaluasi Kinerja, Fakultas Ekonomi UI, Jakarta 2011, hal 1 Sofyan S.Harahap, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Grafindo, Jakarta 2006, hal 105 226 PELAKSANAAN ETIKA PROFESI BAGI AUDITOR EKSTERNAL BERDASARKAN PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL Joel Alfredo Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta [email protected] ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah auditor eksternal mematuhi dan menjalankan kegiatan audit sesuai dengan etika profesi berdasarkan persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Uji Validitas untuk mengukur tingkat validitas pertanyaan yang diberikan melalui kuisioner, Uji Reliabilitas untuk mengukur sejauh mana jawaban dari Mahasiswa dapat dipercaya dan metode analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis adalah uji kategorisasi . Hasil penelitian menunjukkan dari data jumlah responden bahwa persepsi mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul mengenai etika profesi ada dalam kategori tinggi, hal ini dapat dilihat dari penilaian Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul terhadap dimensi integritas, independensi, objektivitas yang tinggi sebagai indikator dalam terwujudnya etika profesi yang baik dalam menjalankan tugas audit, sehingga pengguna jasa auditor eksternal dapat mengandalkan kinerja auditor eksternal dan dapat dijadikan acuan dalam mengambil keputusan. Kata kunci : Etika profesi, integritas, independensi, objektivitas, persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. PENDAHULUAN Auditor eksternal merupakan profesi yang lahir dan besar dari tuntutan publik akan adanya mekanisme komunikasi independen atas entitas ekonomi dengan para stakeholder terutama berkaitan dengan akuntabilitas entitas yang bersangkutan. Jasa profesional auditor eksternal merupakan hak eksklusif auditor eksternal, dan hasil pekerjaan auditor eksternal digunakan oleh publik / pengguna laporan keuangan. Dengan meningkatnya kompetisi dan perubahan global, profesi auditor eksternal pada saat ini dan 227 masa mendatang menghadapi tantangan yang semakin berat. Keruntuhan perusahaan – perusahaan terkemuka di dunia menempatkan kepercayaan publik atau pengguna laporan keuangan sebagai hasil profesionalisme akuntan publik semakin memudar. Titik awal memudarnya kepercayaan masyarakat bermula pada kasus Enron,Worldcom,Dynegy,Global Crossing, HIH, Tyco, kasus Bank Lippo, kasus PT Citra Marga Nusapala Persada, Bank Duta , Xerox dan Merck(Imung, 2002) dan yang lebih disayangkan lagi yaitu adanya fakta bahwa perusahaan – perusahaan besar yang mempunyai masalah tersebut dinaungi oleh kantor akuntan publik yang sudah mempunyai nama besar yaitu KAP Arthur Andersen pada kasus Enron dan KAP KPMG pada kasus Xerox. Seperti yang kita tahu maraknya kecurangan di laporan keuangan, secara langsung maupun tidak langsung mengarah pada profesi auditor eksternal. Sederet kecurangan yang terjadi seperti di PT Kimia Farma, kebohongan yang dilakukan manajemen PT Bank Lippo, ditambah dengan penolakan laporan keuangan PT Telkom oleh SEC semakin menambah daftar panjang ketidakpercayaan terhadap profesi auditor eksternal(Wirakusumah, 2003) bahkan perusahaan BUMN seperti PT KAI pun ikut meramaikan pembicaraan mengenai kualitas atau profesionalisme dari auditor eksternal, karena adanya perbedaan pandangan antara manajemen dan komisaris, khususnya ketua komite audit. Di mana komisaris menolak menyetujui dan menandatangani laporan keuangan yang sudah di audit oleh auditor eksternal. Dan komisaris meminta untuk dilakukannya audit ulang agar laporan keuangan dapat disajikan secara transparan dan sesuai dengan fakta – fakta yang ada. Perbedaan pandangan antara manajemen dan komisaris bersumber pada perbedaan pendapat mengenai masalah piutang PPN, masalah beban yang ditangguhkan yang berasal dari penurunan persediaan, masalah persediaan dalam perjalanan, masalah uang muka gaji, masalah bantuan pemerintah yang belum ditentukan statusnya dan penyertaan modal Negara. Di sisi lain banyak kasus yang membutuhkan penyelesaian dengan meminta jasa dari auditor eksternal. Hal tersebut menunjukkan bahwa keberadaan auditor eksternal masih diakui dan diperlukan. Sehubungan dengan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk mengambil masalah penelitian mengenai bagaimana persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul mengenai etika profesi pada saat auditor eksternal menjalankan tugas audit? METODE PENELITIAN Tempat penelitian dilakukan di Universitas Esa Unggul Jakarta,gedung Universitas Esa Unggul Jakarta Fakultas Ekonomi lantai 3, Jalan Arjuna Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510. Waktu pelaksanaan penelitian yaitu bulan Desember 2011. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu data yang disajikan atau dinyatakan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan melalui kuesioner yang akan diberikan oleh peneliti dan diteliti berdasarkan ilmu statistik yang nantinya akan menghasilkan angka angka yang nantinya akan diolah oleh peneliti. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Data dikumpulkan melalui survey dengan mengisi kuesioner yang dikirimkan kepada responden, teknik pengambilan sampel dengan cara random sampling yaitu 228 mengambil sampel secara acak namun sesuai dengan ketentuan atau persyaratan sampel dari populasi tertentu yang paling mudah didapatkan atau dijangkau. Populasi yang akan diteliti adalah semua pendapat atau persepsi mahasiswa Fakultas Ekonomi reguler yang masih aktif Angkatan 2008-2009 yang sudah mempelajari mata kuliah audit mengenai etika profesi auditor eksternal. Kriteria pengambilan sampel sebagai berikut : a. b. c. d. Jumlah responden 54 orang Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi angkatan 2008-2009 Sudah mengambil mata kuliah audit Mahasiswa reguler Universitas Esa Unggul Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner, yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang etika profesionalisme. Kemudian ntuk mengukur skor dari responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner, digunakan teknik perhitungan dari skala likert yang terdiri dari 5 alternatif jawaban untuk mengukur sikap responden, sebagai berikut: 5 = Sangat Setuju (SS) 4 = Setuju (S) 3 = Kurang Setuju (KS) 2 = Tidak Setuju (TS) 1 = Sangat Tidak Setuju (STS) Alternatif Jawaban Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Skala Interval 5 4 3 2 1 Sumber : Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. Responden diminta untuk menjawab tiap pernyataan, apakah ia menyenangi ( + ) atau tidak menyenanginya ( - ). Responsi tersebut dikumpulkan dari jawaban yang memberikan indikasi menyenangi diberi skor tertinggi. Tidak ada masalah untuk memberikan skor 5 untuk yang tertinggi dan skor 1 untuk yang terendah, yang penting adalah sikap konsistensi dari arah sikap yang diperlihatkan . Demikian juga apakah jawaban ―setuju‖ atau ―tidak setuju‖ disebut yang disenangi, tergantung dari isi pernyataan dan isi dari item-item yang disusun. 229 Ikatan Akuntan Indonesia Integritas Etika Profesi Independensi Persepsi Mahasiswa Objektivitas Kerangka Pikir METODE ANALISIS DATA 1. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah semua pertanyaan (instrumen) penelitian yang diajukan untuk mengukur variabel penelitiaan adalah valid. Jika valid berarti instrumen itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Dalam pelaksanaan uji validitas data dapat diambil hipotesis sebagai berikut : Ho : tidak ada korelasi antara butir pernyataan 1 dengan skor total (tidak valid) Ha : ada korelasi antara butir pernyataan 1 dengan skor total (valid) Adapun dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas : Jika signifikansi dari t-statistik < 0,04 maka Ho ditolak (valid) Jika signifikansi dari t-statistik > 0,04 maka Ho diterima (tidak valid) 2. Uji Reliabilitas Uji ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, jika dlakukan dua kali atau lebih. Metode yang digunakan untuk pengujian reliabilitas adalah metode cronbach alpha. Adapun dasar pengambilan keputusan berdasarkan Uji reliabilitas probabilitas : Jika cronbach‘s alpha > 0,6 maka construct reliable Jika cronbach‘s alpha < 0,6 maka construct tidak reliable 3. Uji Kategorisasi Untuk menjawab perumusan masalah yang ada dalam penelitian ini penulis menggunakan metode uji kategorisasi. Skor keseluruhan dari hasil kuisioner mengenai dimensi integritas, independensi, dan objektivitas yang telah diolah akan dimasukkan ke dalam tiga kategori yaitu kategori tinggi, sedang, dan rendah. Untuk mengolah data tersebut digunakan perhitungan interpretasi skor berdasarkan nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi (Azwar, 2007). 230 Pembagian kategori tersebut menggunakan perhitungan sebagai berikut : X ≥ (µ + 0.5 SD) (µ - 0.5 SD) ≤ X < (µ + 0.5 SD) X < (µ - 0.5 SD) Keterangan simbol : µ = mean = Tinggi = Sedang = Rendah SD = Standar Deviasi X = Skor Persepsi Mahasiswa HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan untuk menguji pernyataan-pernyataan setiap variabelnya. Adapun dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut : Membandingkan antara tingkat signifikan (P-value) dengan level of signifikan yang digunakan yaitu 4% - Jika P- Value < 0,04 maka dikatakan valid - Jika P-Value > 0,04 maka dikatakan tidak valid 1NTEGRITAS VAR VAR00 VAR00 0000 VAR00 VAR0000 VAR00001 002 003 4 005 6 VAR00001 Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) N VAR00002 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00003 .303* -.130 .154 .151 .535** .759 .026 .350 .267 .276 .000 54 54 54 54 -.168 -.018 .298* -.059 .362** .224 .897 .029 .671 .007 54 54 54 54 54 54 -.043 1 .759 54 54 .303* -.168 1 .048 .061 .004 .586** .026 .224 .732 .660 .978 .000 54 54 54 54 54 54 54 -.130 -.018 .048 1 .066 -.304* .163 .350 .897 .732 .635 .025 .238 54 54 54 54 54 54 54 Pearson Correlation .154 .298* .061 .066 1 .241 .630** Sig. (2-tailed) .267 .029 .660 .635 .079 .000 Pearson Correlation N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00005 -.043 54 Sig. (2-tailed) VAR00004 skor_total 54 231 N VAR00006 54 54 54 54 54 54 54 Pearson Correlation .151 -.059 .004 .304* .241 1 .369** Sig. (2-tailed) .276 .671 .978 .025 .079 54 54 .535** N skor_total Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 54 .006 54 54 54 54 .362** .586** .163 .630** .369** 1 .000 .007 .000 .238 .000 .006 54 54 54 54 54 54 54 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed). INDEPENDENSI pert_7 pert_7 pert_8 Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) N pert_8 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N pert_9 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N pert_10 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N pert_11 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N skor_tot Pearson Correlation al Sig. (2-tailed) N pert_9 .391 ** pert_10 .442 ** .356 pert_11 skor_total ** .135 .776** .003 .001 .008 .331 .000 54 54 54 54 54 54 ** 1 .090 .195 .088 .588** .519 .157 .526 .000 54 54 54 54 .149 ** .652** .283 .000 .000 .391 .003 54 55 ** .090 .001 .519 54 54 54 54 54 54 ** .195 .149 1 .011 .621** .008 .157 .283 .939 .000 54 54 54 54 54 54 .135 .088 ** .011 1 .439** .331 .526 .000 .939 54 54 54 54 54 54 ** ** ** ** ** 1 .442 .356 .776 .588 1 .491 .652 .621 .491 .001 .439 .000 .000 .000 .000 .001 54 54 54 54 54 54 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). 232 OBJEKTIVITAS pert_12 pert_13 pert_12 Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) N 54 pert_13 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Sig. (2-tailed) N pert_15 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N pert_16 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N pert_17 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N skor_tot Pearson Correlation al Sig. (2-tailed) pert_15 .294* .348** .242 .546** .024 .705 .031 .010 .078 .000 54 54 54 54 54 54 .010 ** .258 ** .703** .940 .000 .060 .002 .000 54 54 54 54 54 .133 .195 * .386** .339 .158 .049 .004 54 54 54 54 1 ** * .767** .011 .000 1 54 .053 .010 .705 .940 54 54 * ** .133 .000 .339 .031 skor_tot al pert_17 .053 .024 .294 pert_16 .308* * 54 pert_14 Pearson Correlation N .308 pert_14 .544 .544 1 54 .404 .002 .410 .269 .342 54 54 54 54 54 54 54 .348** .258 .195 .404** 1 .311* .660** .010 .060 .158 .002 .022 .000 54 54 54 54 54 54 54 .242 ** * * * 1 .689** .410 .269 .342 .311 .078 .002 .049 .011 .022 54 54 54 54 54 54 54 ** ** ** ** ** ** 1 .546 .703 .386 .767 .660 .000 .689 .000 .000 .004 .000 .000 .000 54 54 54 54 54 54 54 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Dimensi Integritas Pertanyaan 1.Auditor eksternal tidak mengetahuiapakahpenugasannya memberikan citra buruk bagi profesi atau organisasinya. 2.Auditor eksternal tidak menerima pemberian apapun dalam penugasannya 3.Auditor memberikan opini sebelum pemeriksaan laporan keuangan selesai dilakukan 4.Pengungkapan data rahasia klien harus berdasarkan izin pihak yang bersangkutan 5Auditor eksternal menjamin bahwa laporan keuangan klien atau perusahaan telah sesuai dengan peraturan perusahaan dan standar umum yang berlaku 6.Auditor eksternal menyusun laporan rekomendasi P-Value keterangan 0,000 0,007 Valid Tidak Valid 0,000 Valid 0,238 Tidak valid 0,000 Valid 0,006 Tidak Valid 233 Independensi Objektivitas yang lengkap dan melakukan analisis informasi yang memadai. 7.Setiap auditor eksternal menghindari hal yang dapat menimbulkan conflict of interest 8. Seorang auditor pada KAP Yang juga merupakan staf internal audit pada perusahaan klien atau pada suatu lembaga negara tidak menerima penugasan audit karena dapat mempengaruhi ndependensi 9.Auditor eksternal tidak memihak kepada siapapun dalam pelaksanaan tugas audit 10. Auditor eksternal tidak diperbolehkan memberikan jasanya kepada isteri maupun suami walaupun memegang teguh kode etik. 11.Auditor eksternal bertindak dalam rangka pelayananpublik,menghormati kepercayaan publik dan menunjukkan komitmen atas profesionalismenya. 12. Semua temuan harus didukung oleh bukti-bukti yang cukup dan objektif. 13. Auditor eksternal menolak untuk menerima tugas atau mengundurkan diri jika merasa dirinya tidaka mempertahankan objektivitas. 14.Auditor eksternal menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukan 15. Tidak melakukan proteksi terhadap ketidakberesan yang terjadi pada perusahaan tempat ia bekerja atau perusahaan klien. 16. Mengungkapkan semua informasi relevan yang mempengaruhi pemahaman pengguna laporan 17. Menghindari diri dari situasi yang dapat membuat profesionalisme auditor eksternal ternoda. 0,000 Valid 0,000 Valid 0,000 Valid 0,000 Valid 0,001 Valid 0,000 Valid 0,000 Valid 0,004 Valid 0,000 Valid 0,000 Valid 0,000 Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari data tabel hasil validitas di atas dengan 54 responden yaitu Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul yang terdiri dari angkatan 2008 dan 2009 dapat dilihat bahwa semua pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner dapat dikatakan valid yaitu dapat dilihat dari P-Value masing-masing pertanyaan yang lebih kecil dari α (0,04) kecuali pada pertanyaan yang ke dua, empat, dan 6 yang memiliki P-Value lebih besar dari α (0,04) sehingga pertanyaan ke dua, empat,dan ke enam dinyatakan tidak valid. 2. Uji Reliabilitas - Dasar pengambilan uji reliabilitas yaitu dengan melihat Hasil cronbach’s alpha coefficient adalah sebagai berikut : Jika cronbach’s alpha > 0,06 maka dikatakan reliabel Jika cronbach’s alpha < 0,06 maka dikatakan tidak reliable 234 Case Processing Summary N Cases % Valid a Excluded Total 54 100.0 0 .0 54 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .669 16 Item-Total Statistics Scale Mean Scale Corrected Cronbach's if Item Variance if Item-Total Alpha if Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted pert_1 59.7407 34.082 -.061 .695 pert_2 58.6481 29.364 .329 .647 pert_3 59.8148 34.607 -.142 .737 pert_5 58.7222 29.450 .410 .637 pert_6 58.7037 33.118 .024 .687 pert_7 58.5741 27.079 .624 .603 pert_8 58.6481 29.440 .436 .634 pert_9 58.2222 29.836 .405 .638 pert_10 58.7037 29.420 .348 .644 pert_11 58.2963 32.024 .284 .656 pert_12 58.2222 32.176 .271 .657 pert_13 58.5556 29.535 .469 .632 pert_14 58.4444 32.629 .189 .664 pert_15 58.9259 28.976 .417 .634 pert_16 58.5000 31.009 .303 .652 pert_17 58.7222 29.336 .468 .631 235 dimensi Integritas Independensi Objektivitas pertanyaan Pertanyaan 1 Pertanyaan 3 Pertanyaan 5 Pertanyaan 7 Pertanyaan 8 Pertanyaan 9 Pertanyaan 10 Pertanyaan 11 Pertanyaan 12 Pertanyaan 13 Pertanyaan 14 Pertanyaan 15 Pertanyaan 16 Pertanyaan 17 Cronbach’s alpha 0,695 0,737 0,637 0,603 0,634 0,638 0,644 0,656 0,657 0,632 0,664 0,634 0,652 0,631 keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari tabel hasil uji validitas di atas dapat dinyatakan bahwa semua pertanyaan yang diberikan melalui kuisoner adalah reliabel, karena memiliki nilai cronbach’s alpha > 0,06 3. Uji Kategorisasi a. Pengkategorisasian Tingkat Integritas Dari Auditor Eksternal Dalam Menjalankan Tugas Audit Berdasarkan Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. Perhitungan kategorisasi tingkat integritas dimulai dengan mencari hasil total dari 5 pertanyaan yang mewakili dimensi integritas pada kuisioner yang telah diisi oleh responden, dan skor tertinggi yang diperoleh = 24, sedangkan skor terendah = 9. Dengan bantuan program SPSS Statistics versi 16.0 for windows, maka peneliti mendapatkan nilai standar deviasi sebesar 2,92946 dan mean sebesar 17,7222 untuk mengkategorisasikan integritas dari auditor eksternal berdasarkan persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. Langkah selanjutnya adalah mencari kategori tinggi dengan menggunakan mean ditambah setengah dari standar deviasi, sedangkan untuk yang rendah mean dikurangi setengah standar deviasi. Hasilnya adalah sebagai berikut : X < 16,25747 = Rendah 16,25747 ≤ X < 19,18693 = Sedang X ≥ 19,18693 = Tinggi Pembahasan mengenai kategori tingkat integritas auditor eksternal dalam menjalankan tugas audit berdasarkan persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul hanya akan mengambil responden dengan kategori tinggi dan rendah saja. Pengkategorisasian responden dapat dilihat dari tabel berikut ini : 236 Kategori Jumlah Persentase Tinggi 22 55 % Rendah 18 45 % Sumber : Hasil Pengolahan Data Berdasarkan data yang telah diolah, terdapat 22 responden yang memberikan penilaian yang tinggi terhadap integritas auditor eksternal atau sebesar 55 % dan 18 responden memberikan penilaian yang rendah atau sebesar 45 %. Hasil dari kategorisasi integritas auditor eksternal tersebut menunjukkan bahwa dalam menjalankan tugas audit integritas yang dimiliki oleh auditor eksternal dapat dikatakan tinggi sehingga segala sesuatu yang dilakukan oleh auditor eksternal yang berkaitan dengan integritas dalam pengambilan keputusan dapat dipercaya. b. Kategorisasi Tingkat Independensi Dari Auditor Eksternal Dalam Menjalankan Tugas Audit Berdasarkan Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. Perhitungan kategorisasi tingkat inependensi dimulai dengan mencari hasil total dari 5 pertanyaan yang mewakili dimensi independensi pada kuisioner yang telah diisi oleh responden, dan skor tertinggi yang diperoleh = 25, sedangkan skor terendah = 14. dengan bantuan program SPSS Statistics versi 16.0 for windows, maka peneliti mendapatkan nilai standar deviasi sebesar 2,68599 dan mean sebesar 20,7407 untuk mengkategorisasikan tingkat independensi dari auditor eksternal berdasarkan persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. Langkah selanjutnya adalah mencari kategori tinggi dengan menggunakan mean ditambah setengah dari standar deviasi, sedangkan untuk yang rendah mean dikurangi setengah standar deviasi. Hasilnya adalah sebagai berikut : X < 19,397705 = Rendah 19,397705 ≤ X < 22,083695 = Sedang X ≥ 22,083695 = Tinggi Pembahasan mengenai kategori tingkat independensi auditor eksternal berdasarkan persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul hanya akan mengambil subjek dengan kategori tinggi dan rendah saja. Pengkategorisasian subjek dapat dilihat dari tabel berikut ini : Kategori Jumlah Persentase Tinggi 19 52,8 % Rendah 17 47,2 % Sumber : Hasil Pengolahan Data 237 Berdasarkan data yang telah diolah, terdapat 19 responden yang memberikan penilaian yang tinggi terhadap tingkat independensi auditor eksternal atau sebesar 52,8 % dan 17 responden meberikan penilaian yang rendah atau sebesar 47,2 %. Hasil dari kategorisasi independensi auditor eksternal tersebut menunjukkan bahwa dalam menjalankan tugas audit independensi yang dimiliki auditor eksternal dapat dikatakan tinggi sehingga segala sesuatu yang dilakukan oleh auditor eksternal yang berkaitan dengan independensi dalam pengambilan keputusan dapat dipercaya c. Kategorisasi Tingkat Objektivitas Dari Auditor Eksternal Dalam Menjalankan Tugas Audit Berdasarkan Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. Perhitungan kategorisasi tingkat objektivitas auditor eksternal dimulai dengan mencari hasil total dari 6 pertanyaan yang telah dijawab oleh responden melalui kuisioner, dan skor tertinggi yang diperoleh = 30, sedangkan skor terendah = 19. dengan bantuan program SPSS Statistics versi 16.0 for windows, maka peneliti mendapatkan nilai standar deviasi 2,94232 dan mean sebesar 24,3889 untuk mengkategorisasikan tingkat objektivitas auditor eksternal berdasarkan persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. Langkah selanjutnya adalah mencari kategori tinggi dengan menggunakan mean ditambah setengah dari standar deviasi, sedangkan untuk yang rendah mean dikurangi setengah standar deviasi. Hasilnya adalah sebagai berikut : X < 22,91774 = Rendah 22,91774 ≤ X < 25,86006 = Sedang X ≥ 25,86006 = Tinggi Pembahasan mengenai kategori tingkat objektivitas auditor eksternal berdasarkan persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul hanya akan mengambil responden dengan kategori tinggi dan rendah saja. Pengkategorisasian responden dapat dilihat dari tabel berikut ini : Kategori Jumlah Persentase Tinggi 14 58,33 % Rendah 10 41,67 % Sumber : Hasil Pengolahan Data Berdasarkan data yang telah diolah, terdapat 14 responden yang memberikan penilaian yang tinggi terhadap objektivitas auditor eksternal atau sebesar 58,33 % dan 10 responden memberikan penilaian yang rendah terhadap objektivitas auditor eksternal atau sebesar 41,67 %. Hasil dari kategorisasi objektivitas auditor eksternal tersebut menunjukkan bahwa dalam menjalankan tugas audit objektivitas auditor eksternal dapat dikatakan tinggi sehingga segala sesuatu yang dilakukan auditor eksternal yang berkaitan dengan objektivitas dalam mengambil keputusan dapat dipercaya. 238 d. Pengkategorisasian Ketiga Dimensi Etika Profesi Dimensi Persentase Jumlah Responden 55 % 22 Independensi 52,8 % 18 Objektivitas 58,33 % 14 Integritas Sumber : Hasil Pengolahan Data Berdasarkan data dari tabel di atas maka dpat dilihat bahwa persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul terhadap ketiga dimensi berada dalam kategori tinggi, hal ini menunjukkan bahwa dalam melaksanakan tugas audit, auditor eksternal mematuhi etika profesi yang telah ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia(IAI) namun auditor eksternal harus lebih meningkatkan objektivitasnya karena memiliki nilai yang paling rendah, sehingga para pengguna jasa auditor eksternal dapat mempercayai kinerja dari auditor eksternal. Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation integritas 54 9.00 24.00 17.7222 2.92946 independensi 54 14.00 25.00 20.7407 2.68599 objektivitas 54 19.00 30.00 24.3889 2.94232 Valid N (listwise) 54 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Dari hasil penelitian melalui kuisioner yang telah disebarkan pada responden maka dapat disimpulkan bahwa persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Ungul terhadap kinerja auditor eksternal baik hal ini dapat dibuktikan dengan tingginya tingkat penilaian yang diberikan oleh Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul terhadap integritas, 239 independensi, dan objektivitas sebagai dimensi dalam terciptanya etika profesi yang baik dan auditor eksternal dianggap sudah mematuhi ketiga dimensi etika profesi dengan kategori tinggi sehingga hasil akhir dari tugas audit yang diberikan oleh auditor eksternal dapat dipercaya. SARAN Adapun saran-saran yang ingin disampaikan oleh penulis dari penelitian ini adalah : 1. Bagi KAP, diharapkan dapat meningkatkan kualitas auditor eksternal nya melalui penambahan kegiatan-kegiatan seperti seminar pendidikan, diklat/workshop dan menetapkan standar yang tinggi dalam perekrutan auditor eksternal. 2. Bagi auditor eksternal, hasil temuan yang didapat dari penelitian ini menunjukkan adanya kepercayaan terhadap profesi auditor eksternal dalam menjalankan tugas audit, artinya auditor eksternal dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat akan jasa professional auditor eksternal untuk itu diharapkan di masa mendatang auditor dapat menjaga kepercayaan masyarakat dengan memperbaiki dan meningkatkan kinerja auditor eksternal sehingga pemakai laporan keuangan tidak salah dalam mengambil keputusan. 3. Berdasarkan hasil penelitian pada skripsi ini dimensi objektivitas memiliki jarak yang paling dekat antara kategori tinggi dan rendah sehingga ke depan nya auditor eksternal diharapkan mampu meningkatkan dimensi objektivitasnya agar kepercayaan masyarakat semakin meningkat. 4. Bagi kalangan akademik yang ingin melakukan penelitian selanjutnya yang memilki topik yang tidak jauh berbeda sebaiknya memperluas jumlah sampel sehingga penelitian yang diproleh memberikan hasil yang lebih akurat dan sebaiknya menggunakan variabel yang lebih banyak serta bervariasi UCAPAN TERIMA KASIH Selesainya pembuatan jurnal ini berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dengan penuh rasa hormat kepada : 1. Bapak Dr. Arief Kusuma, MBA selaku Rektor Universitas Esa Unggul 2. Bapak Dr. MF. Arrozi Adhikara, SE, Ak. M. Si, selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul 3. Bapak Drs. Daulat Freddy Ak, MM Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. 4. Ibu Rilla Gantino, SE, Ak, MM selaku dosen pembimbing yang ditengah kesibukannya telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pemikirannya dalam memberikan bimbingan, 240 pengarahan dan ide kepada penulis serta saran – saran yang sangat bermanfaat dalam penyusunan jurnal ini. 5. Ibu Sri Handayani yang memberikan masukan-masukan yang bermanfaat sehingga penulis dapat memperbaiki penyusunan jurnal ini. 6. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan dorongan, do‘a dan motivasi selama penyusunan jurnal ini sehingga penulis memiliki motivasi lebih dalam penyusunan jurnal ini. DAFTAR PUSTAKA Arens, Alvin A, Elder, Randal J, Beasley, Mark S, Auditing Dan Jasa Assurance, Jilid 1, Edisi Kedua Belas, Erlangga, Jakarta, 2008 Dede Rahmat Hidayat, Ilmu Perilaku Manusia, Trans Info Media, Jakarta, 2009 Hery, Auditing 1 Dasar-Dasar Pemeriksaan Akuntansi, Kencana, Jakarta, 2011 Imung, Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, Vol 7, Fakultas Ekonomi Jakarta, 2007 Universitas Trisakti, I Wayan Suartana, Akuntansi Keprilakuan Teori Dan Implementasi, Andi, Yogyakarta, 2010 Wirakusumah, Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, Vol 7, Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Jakarta, 2007 241 PENGARUH TINGKAT KECUKUPAN MODAL, LIKUIDITAS DAN NON PERFORMING LOAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008 - 2012 Dedi Alamsah Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta [email protected] ABSTRAKSI Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh rasio keuangan Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap kinerja bank yang diukur dengan Return On Asset (ROA) serta variabel-variabel manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pengumpulan data dan menelaah literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang dibahas berdasarkan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari 25 perusahaan dari sektor perbankan tahun 2008 – 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CAR, LDR dan NPL secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap ROA dilihat dari hasil uji F dengan nilai F hitung sebesar 3,629 dengan P value sebesar 0,015 kurang dari 0,05. Sedangkan pada uji t variabel CAR secara parsial tidak berpengaruh terhadap ROA dilihat dari nilai t hitung positif sebesar 0,853 dengan tingkat signifikan sebesar 0,395 yang berarti nilai P value lebih dari 0,05 dan variabel LDR secara parsial berpengaruh terhadap ROA dilihat dari nilai t hitung positif sebesar 2,380 dengan tingkat signifikan sebesar 0,019 yang berarti nilai P value kurang dari 0,05 serta variabel NPL secara parsial berpengaruh terhadap ROA dilihat dari nilai t hitung negatif sebesar -2,110 dengan tingkat signifikan sebesar 0,037 yang berarti nilai P value kurang dari 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel CAR, LDR dan NPL secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA sedangkan variabel CAR secara parsial bernilai positif dan tidak berpengaruh terhadap ROA serta variabel LDR yang bernilai positif dan NPL yang bernilai negatif secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA. Kata Kunci : Tingkat kecukupan modal (CAR), Likuiditas (LDR), Kredit bermasalah (NPL) dan Profitabilitas (ROA) 242 PENDAHULUAN Perkembangan industri di Indonesia saat ini maju sangat pesat. Ekonomi Indonesia pada akhir tahun 2010 mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi yakni sebesar 6,1% yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu tempat tujuan investasi yang menguntungkan. Pertumbuhan ekonomi yang pesat ini hampir dirasakan oleh semua sektor industri yang ada di Indonesia, diantaranya industri manufaktur, makanan, perkebunan, perikanan, perbankan dan lainnya. Ini mengakibatkan persaingan yang ketat antar industri yang ada. Tidak jarang banyak perusahaan yang yang melakukan strategi bisnis untuk dapat bersaing dan bertahan dalam industri tersebut. Termasuk juga didalamnya sektor perbankan yang mengalami pertumbuhan dengan banyaknya bank baru yang muncul baik bank swasta nasional maupun bank asing. Pada suatu bank salah satu yang harus diperhatikan adalah tingkat kesehatan atau kondisi keuangan bank yang merupakan kepentingan semua pihak yang terkait baik pemilik, pengelola, masyarakat pengguna jasa bank dan juga Bank Indonesia selaku otoritas pengawasan bank. Penilaian atas tingkat kesehatan bank diatur dalam peraturan BI No.6/10/PBI/2004 pasal 3-4 yang mencangkup permodalan (capital), kualitas aset (asset quality), manajemen (management), rentabilitas (earning), likuiditas (liquidity) dan sensitivitas terhadap risiko pasar (sensitivity to market risk). Berkaitan dengan masalah yang terjadi yaitu krisis pada dunia perbankan dan juga kasus pada beberapa bank yg likuid dapat diketahui betapa sulitnya mengelola bank agar sesuai dengan yang diharapkan. Permasalahan utama yang ada pada perbankan adalah pengelolaan aset yang kurang tepat sehingga berpengaruh terhadap likuiditas, CAR dan non performing loans (NPL). Likuiditas, CAR dan non performing loans (NPL) yang baik yang dimiliki oleh bank akan menambah kepercayaan masyarakat karena bank tersebut mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya maupun jangka panjang tepat waktu. Untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut, maka bank harus mempertahankan tingkat likuiditas, CAR dan non performing loans (NPL) yang aman sesuai dengan kebijakan manajemen bank. Berdasarkan penelitian terkait pengaruh CAR, LDR dan NPL terhadap ROA pada bank umum yang terdaftar di BEI menunjukkan bahwa adanya hubungan antara variabel CAR, LDR dan NPL secara simultan terhadap ROA serta hanya variabel CAR yang secara parsial tidak berpengaruh terhadap ROA. Hasil penelitian Wisnu Mawardi (2005) dan Ponttie PP (2007) menunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap ROA yang merupakan proksi dari kinerja keuangan bank umum. Hal ini terjadi karena peraturan Bank Indonesia yang mensyaratkan CAR minimal sebesar 8% mengakibatkan bankbank selalu berusaha menjaga agar CAR yang dimiliki sesuai dengan ketentuan. Namun bank cenderung menjaga CAR-nya tidak lebih dari 8% karena ini berarti pemborosan. Hal tersebut juga dapat terjadi karena bank belum dapat melempar kredit sesuai dengan yang diharapkan atau belum optimal. Basran Desfian (2005) menyatakan bahwa secara parsial variabel LDR berpengaruh positif terhadap ROA, hal ini dikarenakan kredit yang disalurkan oleh bank banyak memberikan kontribusi laba karena pada tahun tersebut terdapat gap yang tinggi diantara bank-bank yang beroperasi pada saat itu dalam mengucurkan kredit. Hal ini ditunjukkan rata-rata LDR pada tahun 2008-2012 sebesar 73,9820%. Jadi terdapat bank-bank yang mengoptimalkan dana pihak ketiga. Wisnu Mawardi (2005) yang menyatakan bahwa NPL adalah rasio kredit bermasalah dengan total kredit. NPL yang baik adalah NPL yang memiliki nilai dibawah 5%. NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung bank. Bank dengan NPL yang tinggi akan memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Dengan kata lain antara CAR, LDR dan non performing loans (NPL) terdapat suatu hubungan yang saling berkaitan dengan profitabilitas (ROA). Bila CAR suatu bank rendah, kemampuan bank untuk survive pada saat mengalami kerugian juga rendah. Modal sendiri cepat habis untuk menutup kerugian yang dialami, sehingga berakibat pada tingkat likuiditas (LDR) bank, dan berakibat pada masyarakat 243 terhadap bank yang bersangkutan, akhirnya kelangsungan usaha bank menjadi terganggu. Pengaruh NPL terhadap ROA menandakan bahwa semakin besar perusahaan perbankan melakukan operasionalnya terutama dalam pencairan kredit berarti bertambahnya resiko yang muncul akibat semakin kompleknya kegiatan perbankan yakni munculnya non performing loan (NPL) yang semakin besar. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan memilih judul : “Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR), Likuiditas (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Profitabilitas (ROA) Pada Bank Umum Yang Terdaftar di BEI ( Studi Kasus Tahun 2008 - 2012 )”. Tujuan Penelitian 5. 6. 7. 8. Untuk melihat pengaruh tingkat kecukupan modal (CAR) terhadap profitabilitas (ROA) bank. Untuk melihat pengaruh likuiditas (LDR) terhadap profitabilitas (ROA) bank. Untuk melihat pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap profitabilitas (ROA) bank. Untuk melihat pengaruh tingkat kecukupan modal (CAR), likuiditas (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap profitabilitas (ROA) bank. LANDASAN TEORI Teori Going Concern Going concern merupakan salah satu konsep penting akuntansi konvensional. Inti going concern terdapat pada balance sheet perusahaan yang harus merefleksikan nilai perusahaan untuk menentukan eksistensi dan masa depannya. Going concern adalah suatu keadaan di mana perusahaan dapat tetap beroperasi dalam jangka waktu ke depan, dimana hal ini dipengaruhi oleh keadaan financial dan non financial. Profitabilitas Merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau sejauh mana efektifitas pengelolaan perusahaan untuk memperoleh laba. ROA = EBIT x 100% Total Assets Kecukupan Modal (CAR) Tingkat yang menentukan kapasitas bank dalam hal memenuhi kewajiban waktu dan risiko lain seperti risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, dan lain-lain. CAR = Modal x 100% ATMR Likuiditas Alat ukur yang digunakan untuk menganalisis kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya. LDR = Jumlah Kredit yang diberikan Dana Pihak Ketiga x 100% 244 Non Performing Loan (NPL) NPL adalah kredit bermasalah yang merupakan salah satu kunci untuk menilai kualitas kinerja bank. Non Performing Loan = KreditYangBermasalah KreditYangDisalurkan Bank Menurut Undang-undang RI No.10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998, mendefinisikan pengertian dari bank adalah sebagai berikut : ― Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. ― Sedangkan menurut PSAK No.31 tahun 2009, mengatakan bahwa bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantarakeuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki danadan pihak yang membutuhkan dana serta sebagai lembaga yang berfumgsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan ( berarti ). Rasio keuangan bank adalah perhitungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan tersebut yang umumnya dinyatakan secara numerik baik itu dalam persentase atau kali. A. Kerangka Penelitian Hipotesis H1 = Diduga adanya pengaruh tingkat kecukupan modal (CAR) terhadap profitabilitas pada bank umum yang yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012. H2 = Diduga adanya pengaruh likuiditas (LDR) terhadap profitabilitas pada bank bank umum yang yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012. H3 = Diduga adanya pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap profitabilitas pada bank bank umum yang yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012. H4 Diduga adanya pengaruh tingkat kecukupan modal (CAR), likuiditas (LDR) dan Non = Performing Loan (NPL) terhadap profitabilitas pada bank umum yang yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012. 245 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bank umum yang terdaftar di BEI dalam periode 2008-2012. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perbankan di Indonesia. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bank umum yang terdaftar di BEI pada periode 2008-2012. Metode Analisis Data a. Analisis Regresi Analisis regresi digunakan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linear antara dua variabel atau lebih. Adapun formula dari regresi berganda yaitu sebagai berikut : Y = a + bX + e b. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. 2) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi terjadi bila terdapat hubungan yang signifikan antar dua data yang berdekatan. Autokorelasi adalah korelasi antara serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu atau menurut ruang. Cara mendeteksi adanya autokorelasi berdasarkan Durbin Watson melalui angka DW adalah apabila nilai statistik Durbin Watson mendekati angka 2, maka dapat dinyatakan bahwa pada pengamatan tersebut tidak memiliki autokorelasi dan sebaliknya. 3) Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi adanya heterokedastisitas dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya). 4) Uji Multikoleniaritas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas Jika Tolerance < 1 atau nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas. Jika Tolerance > 1 atau nilai VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas. c. Pengujian Hipotesis a. Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. Hasil uji F dilihat dalam tabel ANOVA dalam kolom sig. Sebagai contoh, kita menggunakan taraf signifikansi 5% (0,05), jika nilai probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat dan sebaliknya. 246 b. Uji t Uji t statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel independent. Sama halnya dengan uji F jika nilai probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat dan sebaliknya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CAR 125 3.29 46.79 16.7909 5.91637 LDR 125 40.22 98.30 73.9820 14.68849 NPL 125 .13 6.25 1.5976 1.26354 ROA 125 .07 12.90 2.2286 1.56968 Valid N (listwise) 125 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata Capital Adequacy Ratio (CAR) pada tahun 20082012 sebesar 16,7909. Rata-rata nilai CAR bank-bank pada tahun 2008-2012 jauh lebih besar dibanding dengan nilai CAR yang disyaratkan oleh Bank Indonesia yaitu 8%. Akan tetapi masih ada bank yang memiliki nilai CAR terendah yaitu Bank Swadesi dengan nilai sebesar 3,29. Sedangkan perusahaan dengan nilai CAR tertinggi yaitu Bank Capital Indonesia. Rata-rata Loan To Deposit Ratio (LDR) dari 125 perusahaan perbankan pada tahun 2008-2012 sebesar 73,9820. Akan tetapi nilai standar deviasi yang dihasilkan tinggi yaitu sebesar 14,68849. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun tersebut terdapat gap yang tinggi diantara bank-bank yang beroperasi pada saat itu dalam mengucurkan kredit. Bank yang memiliki nilai LDR tertinggi yaitu Bank Danamon dengan nilai sebesar 98,30. Sedangkan bank yang memiliki nilai LDR terendah yaitu Bank Victoria International dengan nilai sebesar 40,22. Rata-rata Non Performing Loan (NPL) dari 125 bank pada tahun 2008-2012 sebesar 1,5976. Hal ini menunjukkan bahwa nilai NPL pada tahun tersebut masih dalam batas maksimum NPL yang disyaratkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5%. Bank yang mempunyai nilai NPL terendah yaitu Bank Ekonomi Raharja (lihat lampiran 2) dengan nilai sebesar 0,13. Sedangkan bank dengan nilai NPL tertinggi yaitu Bank ICB Bumi Putra dengan nilai sebesar 6,25. Rata-rata Return On Assets (ROA) dari 125 bank pada tahun 2008-2012 sebesar 2,2286. Bank yang mempunyai nilai ROA terendah yaitu Bank Internasional Indonesia dengan nilai sebesar 0,07. Sedangkan bank dengan nilai ROA tertinggi yaitu Bank Pundi Indonesia dengan nilai sebesar 12,90. 247 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test CAR N Normal Parametersa Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) b. Test distribution is Normal. LDR 125 125 1.2026 5.6874E3 .13943 2.11498E3 .093 .097 .087 .094 -.093 -.097 1.039 1.088 .230 .187 NPL ROA 125 .3733 .18296 .097 .097 -.059 1.088 .188 125 .4699 .18170 .055 .042 -.055 .610 .851 Unstandardi zed Residual 125 .0000000 .17404135 .066 .066 -.034 .735 .652 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai asymp. Sig. (2-tailed) bernilai > 0,05 baik residual data atau pun data asli per variabel. Hal ini berarti bahwa data yang akan diuji regresi merupakan data berdistribusi normal. (0,230 > 0,05; 0,187 > 0,05 ; 0,188 > 0,05 ; 0,851 > 0,05 dan 0,652 > 0,05). Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R R Square a Adjusted R Square 1 .287 .083 a. Predictors: (Constant), NPL, LDR, CAR b. Dependent Variable: ROA .060 Std. Error of the Estimate .17619 Durbin-Watson 1.678 Hasil uji autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson sebesar 1,678. Untuk n=125, dan k=2 diperoleh nilai DW tabel dL 1,6950 dan dU 1,7529. Nilai DW hitung 1,678 terdapat diantara -2 sampai +2, maka data tidak ada autokorelasi. (– 2 < 1,678 < 2). Uji Heterokedastisitas Hasil uji heterokedastisitas pada tampilan grafik scatter plot di atas tidak menunjukkan adanya pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada data. 248 Uji Multikoleniaritas Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B Standardized Coefficients Std. Error Collinearity Statistics Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) .316 .166 1.901 .060 CAR .101 .118 .078 .853 .395 .918 1.089 LDR 1.807E-5 .000 .210 2.380 .019 .970 1.030 NPL -.188 .089 -.189 -2.110 .037 .942 1.062 a. Dependent Variable: ROA Dengan melihat Nilai VIF diketahui bahwa variabel CAR, LDR, NPL dan ROA memiliki nilai VIF<10, serta mempunyai nilai tolerance lebih dari 0,10. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semua variabel independen terbebas dari masalah multikolinieritas. Uji F ANOVAb Model 1 Sum of Squares Regression df Mean Square .338 Residual 3.756 Total 4.094 a. Predictors: (Constant), NPL, LDR, CAR 3 .113 121 124 .031 F Sig. 3.629 .015a b. Dependent Variable: ROA Dari hasil uji signifikansi terlihat bahwa nilai probabilitas adalah sebesar 0,015 (lebih kecil dari 0,05) sehingga H0 ditolak. Artinya variabel CAR, LDR dan NPL mempunyai pengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap ROA. Uji t Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) .316 CAR .101 LDR 1.807E-5 NPL -.188 a. Dependent Variable: ROA Std. Error .166 .118 .000 .089 Standardized Coefficients Beta Collinearity Statistics t 1.901 .078 .853 .210 2.380 -.189 -2.110 Sig. .060 .395 .019 .037 Tolerance .918 .970 .942 VIF 1.089 1.030 1.062 Hasil uji model parsial dengan memperhatikan nilai probilitas pada uji t memperoleh nilai sig. untuk CAR = 0,395 > 0,05 , LDR = 0,019 < 0,05 dan NPL = 0,037 < 0,05. Dilihat dari semua nilai Sig. tersebut menunjukkan bahwa variabel independen (CAR) tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel bebas 249 (ROA) sedangkan variabel independen (LDR dan NPL) berpengaruh secara parsial terhadap variabel bebas (ROA). Hasil Analisi Regresi Berganda Analisis regresi linear berganda dimaksudkan untuk menguji sejauh mana dan arah pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independent dalam penelitian ini adalah CAR (X1), LDR (X2) dan NPL (X3) sedangkan variabel dependentnya adalah ROA (Y). Adapun model teknik analisis regresi berganda yang dipakai adalah sebagai berikut : Y = a + bX1 + bX2 + bX3 + e Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan SPSS diatas maka didapat persamaan regresi linear berganda model regresi sebagai berikut : Y = 0,316 + 0,101X1 + 1,807 X2 + (-0,188)X3 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B Std. Error Standardized Coefficients Beta Collinearity Statistics t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) .316 .166 1.901 .060 CAR .101 .118 .078 .853 .395 .918 1.089 LDR 1.807E-5 .000 .210 2.380 .019 .970 1.030 NPL -.188 .089 -.189 -2.110 .037 .942 1.062 a. Dependent Variable: ROA Nilai konstanta sebesar 0,316 menyatakan bahwa jika tidak ada pengaruh CAR, LDR dan NPL terhadap ROA, maka ROA akan sebesar 0,316. Nilai koefisien regresi 0,101X1 pada variabel CAR terdapat hubungan positif dengan ROA. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 persen dari CAR akan menyebabkan kenaikan ROA yang diterima sebesar nilai koefisiennya sebesar 0,101. Nilai koefisien regresi 1,807X2 pada variabel LDR terdapat hubungan positif dengan ROA. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 persen dari LDR akan menyebabkan kenaikan ROA yang diterima sebesar nilai koefisiennya sebesar 1,807. Nilai koefisien regresi -0,188X3 pada variabel NPL terdapat hubungan negatif dengan ROA. Hal ini menunjukkan bahwa setiap penurunan 1 persen dari NPL akan menyebabkan kenaikan ROA yang diterima sebesar nilai koefisiennya sebesar -0,188. Pembahasan Berdasarkan analisa data diketahui bahwa secara simultan CAR, LDR dan NPL berpengaruh secara signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan tahun 2008-2012. Secara parsial CAR bernilai positif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Sedangkan variabel LDR bernilai positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Untuk NPL secara parsial bernilai negative dan berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Tidak berpengaruhnya CAR terhadap ROA disebabkan karena bank-bank yang beroperasi pada tahun tersebut tidak mengoptimalkan modal yang ada. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai CAR 250 pada tahun 2008-2012 sebesar 16,7909. Hasil penelitian ini didukung oleh Wisnu Mawardi (2005) dan Ponttie PP (2007) menunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap ROA yang merupakan proksi dari kinerja keuangan bank umum. Hal ini terjadi karena peraturan Bank Indonesia yang mensyaratkan CAR minimal sebesar 8% mengakibatkan bank-bank selalu berusaha menjaga agar CAR yang dimiliki sesuai dengan ketentuan. Namun bank cenderung menjaga CAR-nya tidak lebih dari 8% karena ini berarti pemborosan. Hal tersebut juga dapat terjadi karena bank belum dapat melempar kredit sesuai dengan yang diharapkan atau belum optimal. LDR berpengaruh terhadap ROA, hal ini dikarenakan kredit yang disalurkan oleh bank banyak memberikan kontribusi laba karena pada tahun tersebut terdapat gap yang tinggi diantara bank-bank yang beroperasi pada saat itu dalam mengucurkan kredit. Hal ini ditunjukkan rata-rata LDR pada tahun 20082012 sebesar 73,9820%. Jadi terdapat bank-bank yang mengoptimalkan dana pihak ketiga. Kondisi ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Basran Desfian (2005) yang menyatakan bahwa secara parsial variabel LDR berpengaruh positif terhadap ROA. Berpengaruhnya varaibel NPL terhadap ROA menandakan bahwa semakin besar perusahaan perbankan melakukan operasionalnya terutama dalam pencairan kredit berarti bertambahnya resiko yang muncul akibat semakin kompleknya kegiatan perbankan adalah munculnya non performing loan (NPL) yang semakin besar. Dari hasil persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini bernilai negatif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel NPL terhadap ROA adalah negatif. Hal ini terjadi karena rata-rata nilai NPL bank-bank yang beroperasi pada tahun 2008-2012 sebesar 1,5976% masih dalam batas maksimum NPL yang disyaratkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5%. Bank dapat menjalankan operasinya dengan baik jika mempunyai NPL dibawah 5%. Hasil penelitian ini didukung oleh Wisnu Mawardi (2005) yang mengatakan bahwa NPL adalah rasio kredit bermasalah dengan total kredit. NPL yang baik adalah NPL yang memiliki nilai dibawah 5%. NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung bank. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel CAR, LDR dan NPL secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. 2. Variabel CAR secara parsial bernilai positif dan tidak berpengaruh terhadap ROA. 3. Variabel LDR secara parsial bernilai positif dan memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA. 4. Variabel NPL secara parsial bernilai negatif dan berpengaruh signifikan terhadap ROA. Saran 1. Bagi Perusahaan a. Mengacu pada hasil penelitian sebaiknya bank lebih meningkatkan lagi kualitas penyaluran kreditnya dengan lebih aktif menyalurkan dana kepada masyarakat. Sampai batas yang diterapkan oleh Bank Indonesia sebesar 85% - 110% karena hasil yang dicapai oleh masing-masing bank masih dibawah standar tersebut. Sebagai salah satu cara adalah mempermudah syarat pengajuan kartu kredit, kredit kepemilikan rumah dan mempermudah pinjaman bagi pengusaha. b. Sebaiknya bank memperhatikan peningkatan modal yang berasal dari dana sendiri untuk kelangsungan usahanya. Karena apabila tingkat kecukupan modalnya rendah maka kemampuan bank untuk bertahan pada saat mengalami kerugian juga rendah sehingga kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya kepada masyarakat menjadi sangat diragukan. 251 c. Bank juga harus terus menerus meningkatkan pemenuhan kebutuhan layanan perbankan serta pelindungan kepada nasabah agar masyarakat semakin percaya dengan kredibilitas bank yang bersangkutan. 2. Bagi Investor dan Calon Investor Untuk mengetahui kinerja perusahaan sebelum melakukan investasi sebaiknya para investor ataupun calon investor mencari tahu mengenai profil perusahaan secara lengkap. Profil perusahaan dapat diperoleh melalui Bursa Efek Indonesia dan Instansi Pemerintah yaitu Bapepam sebagai pihak yang menentukan kebijakan di Bursa Efek Indonesia dalam menjamin keakuratan data informasi keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas dengan sarana teknologi yang canggih sehingga kualitas laporan keuangan perusahaan lebih akurat dan relevan. Dan sebaiknya sebelum melakukan investasi, investor juga perlu melakukan analisis terhadap keuangan perusahaan tersebut agar para investor tidak tertipu oleh adanya isu / rumor terhadap perusahaan yang bersangkutan supaya dapat menghindari resiko yang tidak terduga. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan periode penelitian yang lebih panjang, sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil yang lebih komprehensif dari penelitian yang dilakukan. b. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah perusahaan sampel dan variabelvariabel penelitian yang lain, seperti BOPO, NIM dan lain-lain sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat dan mempunyai cakupan yang lebih luas. Terima Kasih Puji syukur kehadirat ALLAH SWT serta junjungan nabi besar Muhammad SAW atas rahmat dan hidayah-Nya. Terima kasih saya ucapkan kepada kedua orang tua saya Bapak H.Dahmudin dan Ibu Hayuni serta kakak dan adik saya, Bapak Dr. Ir. Arief Kusuma AP, MBA, selaku Rektor Universitas Esa Unggul Jakarta, Bapak Dr. MF. Arrozi, SE, M.Si, Akt, selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Bapak Adrie Putra, SE, MM, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan dosen pembimbing skripsi serta teman-teman Fakultas Ekonomi Akuntansi 2008. Terima kasih atas dukungan serta doanya. DAFTAR PUSTAKA Arthesa, Adhe., dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank, PT. Indeks, Jakarta, 2006. Harahap, Sofyan Syafri, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2008. http://ajidedim.wordpress.com/2009/01/29/going-concern-dalam-akuntansi-masih-perlu-dipertahankan/ di akses pada 25 April 2014 pukul 21.45 WIB. http://id.icbbumiputera.co.id/tentang/sejarah/ di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.11 WIB http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Central_Asia di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.14 WIB http://id.wikipedia.org/wiki/Profitabilitas di akses pada 17 April 2014 pukul 23.22 WIB http://profil.merdeka.com/indonesia/b/bank-mayapada-internasional/ di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.28 WIB http://profil.merdeka.com/indonesia/b/bank-himpunan-saudara-1906/ di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.34 WIB http://www.antikorupsi.org/en/content/audit-bpk-terhadap-century-harus-membuktikan-aliran-dana-dansiapa-yang-diuntungkan di akses pada 22 April 2014 pukul 22.42 WIB http://www.arthagraha.com/main/statics/sejarah-singkat/3 di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.28 WIB 252 http://www.bankbba.co.id/Profil/sekilas.asp di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.19 WIB http://www.bankbnp.com/about-us/ di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.16 WIB http://www.bankcapital.co.id/id/index.php# di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.11 WIB http://www.bankekonomi.co.id/1/2/tentang-kami di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.14 WIB http://www.bankmandiri.co.id/corporate01/about_profile.asp di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.20 WIB http://www.bankmega.com/tentang_kami.php di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.31 WIB http://www.bankpundi.id/tentang-bank-pundi.html di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.20 WIB http://www.bankwindu.com/corporate-inbrief.html di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.30 WIB http://www.bii.co.id/about/pages/overview.aspx di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.22 WIB http://www.bni.co.id/id-id/tentangkami/sejarah.aspx di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.15 WIB http://www.bri.co.id/articles/9 di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.16 WIB http://www.britama.com/index.php/2012/10/sejarah-dan-profil-singkat-bswd/di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.23 WIB http://www.btpn.com/tentang-kami/sekilas-btpn/ di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.24 WIB http://www.bukopin.co.id/read/83/Sekilas_Bank_Bukopin.html di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.14 WIB http://www.cimbniaga.com/index.php?ch=gen_about&pg=gen_about_us&ac=2 di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.21 WIB http://www.danamon.co.id/Home/AboutDanamon/InformasiUmum/CompanyProfile/tabid/223/language/i d-ID/Default.aspx di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.18 WIB http://www.ocbcnisp.com/Groups/Tentang-OCBC-NISP/Brief-History.aspx di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.32 WIB http://www.panin.co.id/pages/93/sekilas-panin-bank di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.32 WIB https://www.permatabank.com/TentangKami/ProfilKorporasi/Sekilas-PermataBank/ di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.22 WIB http://www.suarapembaruan.com/ekonomidanbisnis/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2010-sebesar-61persen/3417 di akses pada 22 April 2014 pukul 22.05 WIB http://www.victoriabank.co.id/sekilas-bank-victoria/ di akses pada 8 Juli 2014 pukul 08.25 WIB Kamsir, Bank dan Lembaga keuangan Lainnya, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2008. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1998 PSAK No.31 tahun 2009 Riyadi, Selamet, Banking Asset and Liability Management, Edisi Ketiga, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2006. Rusyansi , Imam, Asset Liability Management, UPP AMP YKPN, Jakarta, 2007. Sugiono, Arief, Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan, Grasindo, Jakarta, 2009. UU No.40 Tahun 2007 (UUPT) Pasal 1 angka 9 UU RI No.10 Tahun 1998 Pasal 1 ,3 dan 4 Warren, Reeve Fess Accounting Pengawas Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta, 2005. 253 EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN TIKET PT. GARUDA INDONESIA, TBK Kurnia Iswari Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul, Jakarta Email : [email protected] ABSTRAKSI Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengendalian internal atas sistem dan prosedur penjualan tiket online pada PT. Garuda Indonesia, Tbk sehingga dapat menghasilkan informasi laporan penjualan yang dapat digunakan untuk prngambilan keputusan. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan data primer dimana data sekunder di peroleh dari Laporan Penjualan Tiket Online PT. Garuda Indonesia, Tbk dan data primer di peroleh dari ICQ yang penulis berikan kepada seluruh karyawan yang berhubungan dengan Penjualan Tiket Online PT. Garuda Indonesia. Evaluasi pengendalian internal ini menggunakan ICQ yang hasilnya adalah penerapan pengendalian internal sudah sesuai dengan SOP perusahaan dengan hasil ICQ adalah 72 %. Untuk akurasi data masih belum akurat di karenakan dalam pelaporan buku bank dengan data customers sales report masih belum menunjukan keadaan yang sebenarnya di karenakan pencatatan refund menunggu rekening koran bank terpotong. Kata Kunci : Laporan Penjualan, Pengendalian Internal, Sistem Akuntansi, dan Online Ticketing. PENDAHULUAN Usaha yang bergerak dalam bidang transporasi adalah usaha yang menawarkan jasa dan pelayanan terhadap pengguna jasa transportasi. Jasa pelayanan yang di tawarkan pesawat terbang adalah jasa pelayanan pemesanan tiket. Pelayanan pemesanan tiket merupakan pintu gerbang pertama perusahaan maskapai penerbangan dalam mendapatkan pendapatan, maka dari itu sering sekali timbul permasalahanpermasalahan yang berkaitan dengan pemesanan tiket tersebut. Pemesanan tiket pesawat terbang di bagi menjadi 2, yaitu dengan cara non-online (sales office) dan online (e-ticketing). Dalam hal ini pemesanan ticket melalui online service lebih di minati karena pemesanan yang cukup mudah, dengan adanya koneksi internet, pemesanan tiket dapat di lakukan. Selain itu, pemesanan tiket secara online terkadang harga yang di tawarkan bisa lebih murah di bandingkan dengan pemesanan melalui non online (sales office). Sistem akuntansi yang terbentuk di dalam perusahaan tidak semua berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam suatu perusahaan banyak dijumpai ketidaksesuaian penerapan sistem akuntansi dalam praktek hingga terjadi kecurangan dalam perusahaan. Untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan yang dapat merugikan perusahaan sangat diperlukan prosedur penjualan yang dapat membantu manajemen 254 dalam mengkoordinir dan mengawasi jalannya kegiatan penjualan terutama dalam penjualan tiket secara online (e-tiketing). Motivasi penulis melakukan penelitian ini di karenakan adanya pihak ketiga dari operasional penjualan tiket melalui web yaitu pihak bank. Pihak bank bekerja sama dengan PT. Garuda Indonesia untuk memberikan pelayanan pembayaran untuk penumpang agar mudah melakukan transaksi. Hal ini membuat data laporan penjualan pada transaksi penjualan tiket melalui web sering terjadi ketidakakuratan data laporan penjualan. Oleh sebab itu dalam skripsi ini menjadi unik di karenakan skripsi ini akan mengevaluasi keakuratan data laporan penjualan tiket online agar laporan penjualan dapat memberikan informasi bagi manajemen untuk pengambilan keputusan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengendalian internal atas sistem dan prosedur penjualan tiket online pada PT. Garuda Indonesia, Tbk sehingga dapat menghasilkan informasi laporan penjualan yang dapat digunakan untuk prngambilan keputusan. Manfaat penelitian adalah memberikan wacana atau sumbangan pikiran dalam mengatasi persoalan yang berkaitan dengan prosedur dan pelaksanaan sistem akuntansi penjualan tiket online pada maskapai penerbangan. METODE PENELITIAN Populasi, Sampel Populasi yang digunakan adalah karyawan yang terkait dengan penjualan di PT. Garuda Indonesia, Tbk. Sampel adalah beberapa anggota atau bagian yang di pilih dari populasi. Yang menjadi koresponden sampel dalam penelitian ini adalah tim akuntansi termasuk manager akuntansi dan tim operasional penjualan di PT. Garuda Indonesia, Tbk. Metode Pengolahan Data Pengolahan data yang di lakukan oleh penulis adalah dengan analisis deskriptif kualitatif. Data yang telah di peroleh akan di uraikan dan di jelaskan secara terperinci terkait dengan subjek pembahasan dan di hubungan dengan teori yang mendukung topik penulisan skripsi ini. Evaluasi pengendalian internal dapat di lakukan dengan cara : a. Membandingkan SOP dengan aplikasi sistem penjualan e-ticketing di PT. Garuda Indonesia, Tbk yang berjalan. b. Melalui penerapan efektifitas dari sistem penjualan E-Ticketing c. Menggunakan ICQ (Internal Control Questionnaires) adalah suatu cara yang digunakan untuk menilai pengendalian internal dalam suatu perusahaan yang didalamnya terdapat beberapa pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut tentang pengendalian internal guna menilai kebenaran informasi dari penjualan ticket Garuda Indonesia agar dapat di gunakan untuk perencanaan. Jenis Data a. Data Kualitatif Data Kualitatif yaitu data yang di gunakan berbentuk kalimat atau pernyataan dari pihak – pihak terkait. Data kualitatif di peroleh dengan berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisa dokumen, diskusi atau observasi yang di tuangkan dalam catatan lapangan. Data ini merupakan data singkat perusahaan, struktur organisasi dan kegiatan usaha perusahaan. 255 b. Data Kuantitatif Data Kuantitatif adalah data yang merupakan angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah di analisa menggunakan menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Data ini merupakan data – data penjualan seperti data daftar penjualan dan data perhitungan menggunakan kuisioner. 1. Sumber Data Data yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan skripsi ini adalah Data primer yang berupa kuisioner untuk menilai efektifitas. Selain data primer penulis juga menggunakan data sekunder yang mana data tersebut di kumpulkan dari arsip – arsip perusahaan yang berhubungan dengan transaksi atas penjualan tiket online ataupun non online. Data sekunder yang di gunakan untuk membandingkan SOP (Standar Operasional Prosedur) dengan penerapan di lapangan. Data sekunder berupa sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, kegiatan usaha perusahaan, sistem dan prosedur penjualan, dan list data penjualan. 2. Definisi Operasional Variable Dalam skripsi ini beberapa variable yang di gunakan oleh penulis diantaranya adalah : a. Evaluasi Evaluasi adalah suatu pemeriksaan terhadap pelaksanaan suatu prosedur yang telah dilakukan dan yang akan digunakan untuk meramalkan, memperhitungkan, dan mengendalikan pelaksanaan prosedur kedepannya agar lebih jauh lebih baik. b. Sistem Adalah sekelompok komponen atau subsistem yang saling menunjang atau berhubungan yang memiliki tujuan yang sama. c. Prosedur Kegiatan yang telah di tetapkan oleh menejemen perusahaan untuk menjalankan suatu kegiatan transaksi. Kegiatan ini terdiri dari beberapa langkah – langkah yang berurutan dan tidak dapat di rubah. d. Pengendalian Internal Pengendalian Internal (Internal Control) adalah rencana organisasi dan metode yang di gunakan untuk menjaga dan melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat di percaya, memperbaiki efisiensi dan untuk mendorong di taatinya kebijakan manajemen. Yang bertujuan untuk memberikan keyakinan tenang tujuan perusahaan yaitu : 1) Keandalan dan keakuratan laporan keuangan 2) Efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan 3) Kepatuhan terhadap hukum, peraturan dan kebijakan yang berlaku. e. Penjualan Penjualan adalah usaha dimana objek memberikan barang yang di butuhkan kepada mereka yang memerlukan dengan imbalan suatu harga yang telah di sepakati bersama. f. Evaluasi Pengendalian Internal Evaluasi Pengendalian Internal adalah membandingkan antara sistem pengendalian internal dengan sistem pengendalian pada praktik seharusnya. 256 3. Model Penelitian SOP PT. Garuda Indonesia Aktivitas Penjualan Aktivitas Penjualan Tiket Sistem Informasi Penjualan Tiket Online Sistem Penjualan Tiket Online Internal Control Internal Control Laporan Penjualan Perbandingan Laporan Penjualan Analisis dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran 257 ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Dalam melakukan pengisian daftar pertanyaan ICQ ini, penulis memberikan daftar pertanyaan kepada responden dan meminta untuk mengisi kuisioner. Hal ini di lakukan agar dapat mengetahui pelaksanaan prosedur atas SOP yang berlaku apakah sudah sesuai atau belum dengan ketentuan yang ada dalam operasional Garuda Indonesia. Terlampir perhitungan tabulasi dari hasil ICQ yang di bagikan ke karyawan PT. Garuda Indonesia Batas efektif dan tidak efektif 5 0 0% Tidak efektif Efektif 50% 72% 10 100% Pengendalian internal dikatakan baik jika terpenuhi nya unsur unsur pengendalian internal seperti : a. Adanya otorisasi b. Adanya pemisahan fungsi dan tugas c. Pemeriksaan periodic pihak yang independen d. Terjaganya harta perusahaan e. Adanya konfirmasil Dari hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa pengendalian internal atas sistem dan prosedur PT. Garuda Indonesia telah mencapai angka 72% telah melewati batas indikator efektif dan tidak efektif. Indikasi kesempurnaan adalah 100% dan sebanyak 28% lainnya berasal dari otorisasi responsif bagian operasional dalam melayani refund dari customer dan pengecekan harian report pembelian tiket yang belum tentu di lakukan setiap harinya. Pengecekan laporan harian CSR dengan buku bank baru di lakukan pada saat rekening Koran dari bank pemeroses datang ke kantor Garuda Indonesia. Rekening Koran tersebut tidak datang setiap hari, terkadang dua hari sekali baru datang Pengendalian internal sistem dan prosedur penjualan pada PT. Garuda Indonesia sudah di katakan efektif bukan hanya karena melewati batas indicator ICQ tetapi dalam sistem penjualan PT. Garuda Indonesia sudah berjalan nya unsur unsur pengendalian internal yang baik, seperti adanya pengecekan pada laporan penjualan, adanya konfirmasi kepada penumpang yang menggalami kendala dalam proses pembelian tiket, adanya otorisasi dari Manager Operasional dan Manager Akuntansi dalam rekonsiliasi bank, dan adanya pemisahan tugas setiap karyawannya. Akurasi data laporan penjualan Dalam penjualan tiket online web ada terjadi kendala – kendala seperti pada saat melakukan transaksi kartu kredit ataupun debit telah terpotong tetapi tiket tidak terbentuk. Jika hal seperti ini maka pihak garuda akan melakukan konfirmasi dengan penumpang apakah uang yang masuk akan di kembalikan ke kartu kredit ataupun debit penumpang atau akan di bentuk tiket baru. Konfirmasi dari pihak garuda baru dapat di lakukan pada saat garuda melakukan reporting harian pada H+1 transaksi. Pihak Garuda Indonesia akan mencocokan antara laporan penjualan harian pada H+1 transaksi dengan laporan bank, 258 jika terjadi ketidakcocokan maka dari pihak Garuda akan menelpon customer, apakah dana yang sudah masuk akan di bantuk tiket baru atau akan di kembalikan uangnya ke rekening customer. Jika penumpang yang menyadari tiket yang di beli tidak terbentuk maka dapat melakukan complain ke call center Garuda, dan pihak Garuda akan menawarkan pembentukan tiket kembali atau melakukan proses pengembalian uang kembali. Penumpang yang memilih pembentukan tiket kembali, maka Garuda akan membuat tiket manual untuk pelanggan yang tiketnya tidak terbentuk tadi. Dan penumpang yang menginginkan pengembalian uang (refund) maka proses melakukan refund untuk pembayaran dengan kartu debit adalah 5 hari kerja. Dan untuk refund untuk pembayaran dengan kartu kredit adalah 7 hari kerja proses di Garuda, dari pihak Garuda menyerahkan kepada Bank rekanan untuk di proses lebih lanjut. Untuk proses pengembalian saldo kredit dari bank yang berbeda dari bank rekanan Garuda misal seperti pembelian dengan kartu kredit Bank Danamon ke Bank rekanan Garuda yaitu BCA hal ini yang seringkali mengalami proses yang panjang dan membutuhkan waktu berbulanbulan. Proses refund di Garuda hanya 7 hari kerja tetapi proses antar bank penumpang dengan bank rekanan Garuda yang memiliki proses yang panjang karena sistem antar bank berbeda-beda. Bank rekanan Garuda Indonesia yang memproses transaksi dengan menggunakan kartu debit adalah Bank Mandiri dan BCA sedangkan Bank yang memproses transaksi dengan menggunakan Kartu Kredit adalah Bank Citibank, Mandiri dan BNI. Proses refund pembayaran dengan kartu kredit ataupun kartu debit lebih cepat jika menggunakan email ke [email protected] di bandingkan dengan datang langsung ke kantor penjualan. Di karenakan dari kantor penjualan hanya menerbitkan refund request form yang akan di ambil oleh kurir Bank yang bersangkutan secara kolektif. Pengambilan refund request form biasanya di ambil setiap seminggu sekali ke kantor penjualan Garuda Indonesia namun bahkan beberapa bank melakukan pengambilan refund request form tersebut dua minggu sekali. Jika refund di lakukan dengan menggunakan email, maka pihak bagian operasional akan mengakses email tersebut yang kemudian membuat refund request form. Setalah refund request form tersebut telah terbit maka akan di otorisasi dan verifikasi oleh manager operasional dan dikirimkan ke pihak bank tersebut dengan menggunakan email. Hal ini yang membedakan antara refund dengan menggunakan email ataupun datang langsung ke kantor penjualan. Jika penerimaan refund request form terjadi pada akhir bulan maka penjualan tiket yang melakukan refund tetap di akui sebagai penjualan di tanggal refund request form tersebut di terima. Pengurangan nominal refund pada laporan penjualan baru akan di lakukan setelah Bank pemeroses memotong saldo rekening Garuda Indonesia di bulan berikutnya. Bank tidak memberikan laporan rekening Koran secara bulanan, tetapi secara harian yang akan di cocokan dengan laporan CSR Garuda Indonesia. SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI Simpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap evaluasi pengendalian internal sistem dan prosedur akuntansi penjualan melalui wawancara, ICQ dan data penjualan yang di peroleh pada PT. Garuda Indonesia, maka dapat di simpulkan bahwa sistem dan prosedur sudah berfungsi dengan baik sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang di tetapkan oleh perusahaan. Namun penerapan pengecekan data CSR dan buku bank yang masih tidak sesuai dengan standar. Standar pengecekan buku bank dengan CSR Garuda Indonesia adalah H+1 tetapi ternyata penerapannya adalah tergantung pada rekening Koran bank yang di terima oleh Garuda Indonesia. Rekening yang datang tidak selalu H+1 tetapi bisa H+2 ataupun H+3 sehingga data penjualan belum menunjukan kondisi yang sebenernya pada laporan penjualan. Prosedur dari awal transaksi sampai dengan laporan penjualan terbentuk sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Jika ada proses pengembalian uang di karenakan kesalahan sistem pembelian tiket 259 ataupun ada pembatalan penerbangan dapat melakukan refund dengan prosedur refund yang telah di tetapkan. Jangka waktu pengembalian refund adalah 14 hari kerja. Refund request form yang di lakukan pada akhir bulan akan tetap diakui sebagai penjualan tiket, rekonsiliasi buku bank baru di lakukan pada saat bank telah memotong saldo rekening perusahaan untuk pengembalian refund tiket. Hal ini di lakukan perusahaan agar saldo bank dengan laporan penjualan CSR sama. Namun sebagai akibat dari menunggu rekening Koran bank untuk melakukan pengecekan data refund maka akurasi data belum akurat. Keterbatasan Keterbatasan penelitian ini adalah dalam ruang lingkup penelitian dimana penelitian ini hanya membatasi lingkup penjualan tiket online sedangkan dalam lingkup penjualan tiket direct selling dan phone booking pun banyak terjadi kendala. Rekomendasi Sebaiknya adanya buku besar pembantu untuk memcatat permintaan refund. Karena refund request form jika sudah ada approve oleh bagian yang berwenang seperti manager sudah sah dalam pencatatan laporan keuangan tidak perlu menunggu pengurangan saldo rekening perusahaan. Untuk penelitian yang akan datang dapat membahas kendala kesalahan sistem dalam penjualan tiket direct selling dan phone booking dan bagaimana prosedur dari pihak bank dalam melayani proses refund tiket dari maskapai Garuda Indonesia. UCAPAN TERIMA KASIH Dengan terlaksananya tugas akhir ini, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, terutama kepada yang terhormat : 1. Bapak Dr Ir Arief Kusuma AP, MBA, selaku Rektor Universitas Esa Unggul 2. Bapak Dr MF. Arrozy, SE, Msi, Akt. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Univrsitas Esa Unggul. 3. Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Esa Unggul 4. Ibu Rilla Gantino SE. Ak, MM Selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan bimbingan dan nasehat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 5. Para dosen yang selama ini telah mendidik dan membekali ilmu selama penulis kuliah di Fakultas Ekonomi Univeritas Esa Unggul. 6. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa, dukungan yang tidak henti-hentinya yang diberikan kepada penulis. Daftar Pustaka Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley., 2008, Auditing dan Jasa Assurance, Jilid Satu, Edisi 12 Jakarta: Erlangga. Baridwan, Zaki, 2008, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua, Yogyakarta: BPFE - Yogyakarta. Gondodiyoto, Sanyoto, 2007, Audit Sistem Informasi, Jakarta: Mitra Wacana Media. http://komplain.info/?p=714 diakses tanggal 27/10/2011, pukul 00.42 WIB http://www.scribd.com/doc/72467179/JurnalAkuntansi diakses tanggal 05/11/2011, pukul 23:23 WIB James A. Hall, Accounting Information System, 2007, Buku 1, Edisi Keempat, Jakarta: Salemba Empat. Krismiaji, 2010, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Ketiga, Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Menejemen YKPN – Yogyakarta. Marshall B. Romney, 2009, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kesembilan, Jakarta: Salemba Empat. 260 Marom, Chairul, 2001, Pedoman Penyajian Pelaporan Keuangan, Jakarta: Grasindo, hal 6 – 10 Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Jakarta: Salemba Empat. Narko, 2007, Sistem Akuntansi, Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama. Winarno, Wing Wahyu, 2006, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua, Yogyakarta: UPP STIM YKPM. 261 DAMPAK TINDAKAN EARNING MANAGEMENT TERHADAP RESPON PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2007 SAMPAI DENGAN 2009 Kurniawan Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAKSI Manajemen laba adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen yang menaikkan atau menurunkan laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikkan atau penurunan profitabilitas perusahaan untuk jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mencari Pengaruh kuantitatif antara variabel manajemen laba sebagai variabel independen terhadap return saham sebagai variabel dependen. Penelitian menyimpulkan bahwa seluruh perusahaan yang diuji terbukti melakukan praktek manajemen laba dengan menurunkan nilai laba dan manajemen laba berpengaruh secara negatif atau berbanding terbalik terhadap return saham tetapi tidak secara signifikan berpengaruh. Kata kunci : Manajemen laba, Return saham PENDAHULUAN Laporan keuangan mempunyai fungsi utama sebagai media komunikasi yang digunakan untuk mengurangi asimetri informasi antara emiten dan investor. Kondisi dari keuangan perusahaan tercermin dalam laporan keuangan yang digunakan oleh investor untuk melakukan penilaian sebelum pengambilan keputusan dalam melakukan transaksi membeli atau menjual instrumen saham. Salah satu aspek dalam laporan keuangan yang dapat digunakan oleh para investor untuk mengukur kinerja perusahaan adalah kemampuan emiten dalam menghasilkan laba. Implikasinya adalah harga saham akan bereaksi terhadap informasi laba yang dipublikasikan melalui laporan keuangan. Berdasarkan kenyataan yang ada seringkali perhatian para pengguna laporan keuangan hanya tertuju pada informasi kuantitas dari laba tanpa memperhatikan bagaimana laba tersebut dihasilkan. Hal ini dapat mendorong manajemen perusahaan selaku para manajer untuk melakukan beberapa tindakan yang disebut manajemen laba. Perhatian para investor yang hanya terpusat pada kuantitas laba tanpa 262 memperhatikan prosedur dan standar yang digunakan dapat mendorong pihak manajemen untuk melalukan manajemen laba. Terdapat dua jenis tipe investor, yang pertama adalah investor sophisticated yang merupakan tipe investor yang sangat mempertimbangkan baik-baik laba yang dihasilkan melalui laporan keuangan dengan memperhatikan sistem dan prosedur dalam mendapatkan nilai laba tersebut sebelum memutuskan untuk melakukan transaksi saham. Tipe jenis ini yang diharapkan ada pada setiap investor di Indonesia. Tipe investor yang kedua adalah investor naif yang mempertimbangkan untuk melakukan transaksi saham lebih berdasarkan isu yang beredar dan nilai kuantitas dari laba saja, yang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk terkena dari kebijakan manajemen laba. Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Maka sebagai 3 pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Akan tetapi informasi yang disampaikan kadang diterima tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya. Kondisi ini dikenal sebagai informasi yang tidak simetris atau asimetris informasi. Asimetri antara manajemen dengan pemilik dapat memberikan kesempatan kepada manajer melakukan manajemen laba. Pihak manajemen lebih memungkinkan melakukan praktek manajemen laba dikarenakan menyatakan bahwa agen berada posisi yang mempunyai informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja dan perusahaan serta keseluruhan dibandingkan dengan prinsipal. Dengan asumsi bahwa setiap individu bertindak untuk memaksimalkan kepentingan diri sendiri. Maka dengan informasi asimetri yang dimilikinya akan mendorong agen untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui prinsipal (Yushita : 2010). Pemahaman atas manajemen laba menjadi dua. Pertama, melihatnya sebagai perilaku opurtunistik pihak manajer untuk memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang dan political costs. Kedua, dengan memandang manajemen laba dari sudut pandang efficient contracting, dimana manajemen laba memberi manajer suatu keleluasan untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi masalah yang tidak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Dengan demikian, manajer dapat mempengaruhi nilai pasar saham perusahaannya melalui manajemen laba, contohnya dengan membuat perataan lama (income smoothing) dan pertumbuhan laba sepanjang waktu (Kurnaini: 2009). Fenomena dari return saham menjadi sangat menarik dimana nilai return yang dihasilkan dari perubahan harga saham pada suatu periode dapat menjadi acuan para investor untuk melakukan transaksi saham, sebagai contoh jika nilai return saham terus meningkat dapat merangsang para investor untuk melakukan permintaan atas jumlah lembar saham, sehingga secara signifikan meningkatkan nilai saham tersebut. Tetapi ketika nilai return saham sudah sangat tinggi malah berdampak kepada para investor untuk melepas atau menjual lembar saham tersebut untuk mendapatkan keuntungan dari selisih harga saham tersebut, dan mengakibatkan return saham tersebut menjadi negatif. Penelitian ini secara empirikal menguji perilaku manajemen laba yang diukur dengan akrual diskresioner sebagai alat pengukur. Ada beberapa alasan mengapa penelitian tentang manajemen laba difokuskan kepada proses akrual. Pertama, akrual adalah hasil dari GAAP dan apabila laba diatur menurut GAAP maka manajemen laba terjadi melalui akrual. Kedua, dengan memfokuskan penelitian kearah pada penggunaan basis akrual akan mengurangi permasalahan yang terjadi di dalam meneliti manajemen laba yang disebabkan oleh keterbatasan untuk melakukan pengukuran terhadap pengaruh pilihan akuntansi. Ketiga, jika manajemen laba berasal dari komponen diluar kebijakan akrual maka investor akan dapat mengetahui indikasi manajemen laba pada laba yang dilaporkan (Sokarina Ayudia : 2009) Perusahaan food and beverages digunakan dalam penelitian ini karena perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang mampu bertahan dalam kondisi kebijakan apapun karena produknya dapat dikategorikan sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia sehingga seburuk apapun kebijakan yang dibuat hampir pasti produk perusahaan ini tetap dibeli dan dinikmati oleh konsumen. Apabila kegiatan 263 produksi tersebut tersendat beberapa waktu maka hal tersebut dapat menjadi berita buruk bagi perusahaan karena proses produksinya memerlukan waktu yang relatif lama. Untuk itu perusahaan harus memperkuat faktor internal agar dapat berkembang dan bertahan. Dan salah satu usaha untuk memperkuat faktor internalnya adalah menjaga kestabilan return. Hal ini dapat mendorong pihak perusahaan untuk melakukan manajemen laba untuk meningkatkan return saham pada pasar modal. Bertitik tolak dari latar belakang masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah telah terjadi manajemen laba pada perusahaan food and beverages yang go public di bursa efek Indonesia periode tahun 2007 sampai dengan 2009. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh manajemen laba terhadap return saham pada perusahaan food and beverages yang go public di bursa efek Indonesia periode tahun 2007 sampai dengan 2009. METODE PENELITIAN Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha1 : Manajemen laba secara signifikan berpengaruh secara negatif terhadap return saham. Penelitian ini dilakukan pada Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia Jl.Jend Sudirman Kav 24-25, Jakarta Pusat. waktu penelitian dilakukan dari bulan Oktober 2011 sampai dengan Januari 2012. Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder, data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak lansung dan dikumpulkan dari hasil publikasi pihak lain. Data tersebut adalah annual report dan data perubahan harga saham perusahaan food and beverages yang go public di bursa efek Indonesia periode tahun 2007 sampai dengan 2009. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek 5 Indonesia (BEI), periodisasi populasi penelitian ini mencakup data tahun 2007-2009. Jumlah untuk tahun 2007 adalah 18 perusahaan Jumlah untuk tahun 2008 adalah 18 perusahaan Jumlah untuk tahun 2009 adalah 18 perusahaan Total seluruh penelitian adalah 54 perusahaan Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara sampling Jenuh, yaitu pengambilan sampel secara menyeluruh dari data yang akan diuji, pengambilan sampel yang akan diuji tesebut sebagai berikut, Perusahaan food and beverages dan komponennya yang selalu konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2009. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan Data sekunder yang digunakan dalam penelitian kuantitatif berupa daftar perusahaan food and beverages yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009 juga melalui website www.idx.co.id sedangkan data sekunder yang digunakan dalam penelitian kuantitatif berupa data laporan keuangan yang diperoleh dari prospektus perusahaan food and beverages yang terdaftar di Pusat Referensi Pasar Modal di BEI. Model Hipotesis Earning Management Return Saham Penelitian ini untuk menguji bagaimana dampak dari earning management pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terhadap perilaku pengguna laporan keuangan yaitu 264 investor yang tercermin dalam return saham, apakah dampak earning management tersebut berpengaruh positif atau negatif terhadap return saham. Uji F digunakan untuk menguji apakah terdapat pengaruh secara simultan antara variabel independen yaitu manajemen laba (X) terhadap variabel dependen yaitu return saham (Y). Dasar pengambilan keputusan : i. Jika Sig < 0,05 maka Ha diterima. ii. Jika Sig > 0,05 maka Ha ditolak. Pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan regresi sederhana (single regression) persamaan regresinya adalah sebagai berikut : 6 Y=a+bX Dimana : Y = Return Saham a = Konstanta / Intercept Persamaan Regresi X = Manajemen Laba Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya statistik, Uji kualitas data dilakukan dengan menggunakan uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi variabel dependen dan variabel independen memiliki distribusi normal atau tidak dengan menggunakan normal probability plot jika titik mendekati garis diagonal maka data tersebut dianggap normal. Uji autokorelasi terjadi apabila terdapat hubungan yang signifikan antar dua data yang berdekatan. Autokorelasi adalah korelasi antara serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (time series) atau menurut ruang (cross sectional). Cara mendeteksi adanya autokorelasi berdasarkan Durbin Watson melalui angka D-W adalah apabila nilai statistik Durbin Watson mendekati angka 2, maka dapat dinyatakan bahwa pada pengamatan tersebut tidak memiliki autokorelasi dan sebaliknya. Uji heterokedastisitas untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat kesamaan atau ketidaksamaan varian antara satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Dampak dari adanya heterokedastisitas adalah kesalahan baku koefisien regresi akan berpengaruh sehingga akan memberikan indikasi yang salah dan koefisien determinasi memperhatikan daya penjelasan yang terlalu besar. Cara mendeteksi adanya heterokedastisitas apabila pada gambar titik-titik yang ada menyebar maka berarti tidak terjadi heterokedastisitas. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 54 Perusahaan food and Beverages yang go public di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007 sampai dengan 2009. Dan terindikasi secara 265 7 menyeluruh telah melakukan praktek manajemen laba dengan menurunkan laba secara negatif sebesar means -2,6953. CODE NAMA Manajemen laba (Akrual diskresioner) 2007 2008 2009 ADES Ades Alfindo Tbk -549673,3859 -357271,476 -372100,5637 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk -541036,1856 -668542,3516 -1381478,155 AQUA Aqua Golden Mississi Tbk -987177,5355 -1076211,334 -1344281,741 CEKA Cahaya Kalbar Tbk -107898,5357 -313269,989 -533626,5276 DAVO Davomas Abadi Tbk -4123052,073 -6151521,733 -7427743,744 DLTA Delta Djakarta Tbk -479922,7893 -553752,3927 -515322,816 FAST Fast Food Indonesia Tbk -402675,9739 -464535,8459 -591605,3077 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk -19976849,05 -22016465,02 -26174323,14 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk -1141713,665 -1306033,374 -1612743,85 MYOR Mayora Indah Tbk -2270414,091 -2455991,585 -3089685,545 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk -383567,2437 -371375,5394 -388214,4429 PTSP Pioneerindo Gourmet Int l Tbk -89026,67074 -67358,63993 -89124,65501 SIPD Sierad Produce Tbk -1270638,874 -1452260,937 -1447985,022 SKLT Sekar Laut Tbk -207732,8938 -198853,8279 -208639,5944 SMAR SMART Tbk -3177950,883 -4456609,296 -7028065,202 STTP Siantar TOP Tbk -734088,078 -853882,6404 -1026050,694 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk -1958756,331 -2673362,089 -2216071,532 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk -1820598,533 -2200977,527 -2237908,448 Hasil dari Uji F adalah : Tabel 5.3 Hasil uji F Coefficients a Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) m.laba Std. Error .293 .149 -2.836E-8 .000 Coefficients Beta T -.152 Sig. 1.974 .054 -1.112 .271 a. Dependent Variable: r.saham Sumber : Hasil uji pengolahan data statistik 266 Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa: 1. Ha1 ditolak Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara manajemen laba terhadap return saham. Dimana variabel manajemen laba mempunyai nilai signifikansi 0,271 atau lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Hal ini berarti bahwa variabel manajemen laba tidak dapat dipakai sebagai penduga yang signifikan pada taraf keyakinan 95%. Hasil pengujian regresi antara variabel manajemen laba terhadap return saham pada perusahaan-perusahaan food and beverages yang go public di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007 sampai dengan 2009, menunjukkan pengaruh yang negatif atau berbanding terbalik dari manajemen laba terhadap return saham sebesar nilai regresi -2,836. Walaupun tidak terbukti secara signifikan berpengaruh. Hal tersebut disebabkan ketika pihak manajemen melakukan praktek manajemen laba dengan menurunkan nilai laba yang dilaporkan, dan hal tersebut diketahui oleh pihak investor sehingga menjadi citra negatif bagi investor untuk menanamkan sahamnya kepada perusahaan yang terindikasi melakukan manajemen laba tersebut. Respon negatif investor terhadap perusahaan yang terindikasi melakukan praktek manajemen laba ditunjukkan dengan keenganan pihak investor dalam melakukan transaksi permintaan saham, dengan asumsi nilai penawaran saham yang tetap, maka dapat berakibat merosotnya harga saham sehingga berdampak negatif terhadap return saham perusahaan yang melakukan praktek manajemen laba. KESIMPULAN Berdasarkan pengaruh manajemen laba terhadap return saham pada perusahaan food and beverages yang go public pada periode tahun 2007 sampai dengan 2009 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Perusahaan-perusahaan yang diuji dalam penelitian ini sebanyak 54 perusahaan terbukti telah melakukan praktek manajemen laba secara menyeluruh (100%) dengan menurunkan nilai laba yang dilaporkan pada laporan keuangan. 2. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel manajemen laba berpengaruh secara negatif terhadap return saham dengan tidak secara signifikan. SARAN Melihat hasil dari penelitian ini dan melihat kesimpulan yang diperoleh maka dapat diajukan saran sebagai berikut: 1. Bagi Emiten : agar perusahaan emiten tidak perlu melakukan tindakan praktek manajemen laba, karena tidak signifikan berpengaruh terhadap return saham. Malah mengindikasikan berpengaruh secara negatif terhadap return saham. Dan mempunyai resiko yang besar apabila terungkap oleh pihak investor bahwa perusahaan emiten telah melakukan manajemen laba, sehingga citra buruk bagi perusahaan emiten itu sendiri. 267 2. Bagi Investor : agar menjadi lebih sophisticated dan berhati-hati dalam menilai kualitas laba yang telah dilaporkan, dikarenakan penelitian ini membuktikan seluruh perusahaan yang diuji melakukan manajemen laba dengan menurunkan nilai laba yang dilaporkan. 3. Bagi penelitian selanjutnya : sebaiknya menambah jumlah sampel pada penelitian selanjutnya dan jangan hanya terbatas pada perusahaan food and beverages saja, namun dapat mengambil sampel perusahaan dari bidang lainnya agar di dapat hasil yang lebih maksimal. Dapat juga menambah 10 jumlah variabel yang ikut berpengaruh bersama-sama dengan variabel manajemen laba yang berpengaruh terhadap return saham. UCAPAN TERIMA KASIH Selesainya pembuatan jurnal ilmiah ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dengan penuh rasa hormat kepada: 1. Bapak Dr. Arief Kusuma, MBA selaku Rektor Universitas Esa Unggul. 2. Bapak Dr. MF. Arrozi Adhikara, SE,Ak.M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. 3. Bapak Drs. Daulat Freddy, Ak. MM, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Esa Unggul. 4. Ibu Sri Handayani, SE. MM, selaku Pembimbing. Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya, guna memberikan petunjuk, bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan jurnal ini. 5. Pada dosen yang selama ini telah mendidik, membekali ilmu pengetahuan, memberikan inspirasi dan semangat selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. 6. Kepada orangtua tercinta yang selalu mendukung, mendoakan dan memberikan dukungan baik moril maupun materil sehingga peneliti dapat menyelesaikan pembuatan jurnal ini dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Kurnaini Ika, Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Sokarina Ayudia, Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Return Saham, 2006 Yushita A.Novi, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia Vol. VIII. No. 1, 2010 268 ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA INDUSTRI ROKOK BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN NEGARA DARI SEKTOR PAJAK Melly Rahmawaty Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRACT This study aims to determine the cigarette industry's financial performance based on financial statements as well as its contribution to tax revenues from the sector by using financial ratio analysis. The author took the tobacco industry research firm that is registered in IDX (Indonesia Stock Exchange). The data analysis method used is descriptive quantitative method is the method of data analysis that describes the financial performance based on financial ratios is liquidity ratios, solvency ratios, profitability ratios and then using the company's health standards and describes the contribution of taxes to the state in the past, namely 2006 to 2010. Conclusion This study shows that the performance of the tobacco industry as a whole as measured by the standard of health is said to be healthy because it has a value of liquidity, solvency, and profitability is always above the standard set of corporate health. And PT.HM Sampoerna Tbk, in the past is the largest tax contributions to state revenues. PENDAHULUAN Kinerja perusahaan mencerminkan prestasi kerja yang telah dicapai oleh perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Untuk dapat bertahan dalam krisis global yang sedang melanda dunia pada saat ini, maka kinerja perusahaan harus baik. Untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahaan maka harus dinilai kinerjanya dan untuk menilai kinerja perusahaan dapat menggunakan analisa laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Adanya analisis laporan keuangan selain dapat menilai kinerja keuangan perusahaan, aspek penting dapat memberikan gambaran mengenai kondisi kesehatan keuangan suatu perusahaan. Dengan adanya gambaran mengenai kondisi kesehatan keuangan tersebut, maka pihak manajemen dan para investor dapat mengetahui baik atau tidaknya kondisi kesehatan suatu perusahaan. Adanya analisis laporan keuangan selain dapat menilai kinerja keuangan perusahaan, aspek penting dapat memberikan gambaran mengenai kondisi kesehatan keuangan suatu perusahaan. Dengan 269 adanya gambaran mengenai kondisi kesehatan keuangan tersebut, maka pihak manajemen dan para investor dapat mengetahui baik atau tidaknya kondisi kesehatan suatu perusahaan. Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pihak pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan. Dengan menggunakan rasio keuangan untuk menganalisa neraca akan dapat diketahui atau diperoleh gambaran posisi keuangan perusahaan, sedangkan analisa terhadap laba rugi akan memberikan gambaran tentang hasil dan perkembangan perusahaan. Agar tidak meluasnya analisis ini, maka penulis membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut : 1. Penulis meneliti berdasarkan laporan keuangan yang sudah diaudit, yang hanya pada Laporan Posisi Keuangan, dan Laporan Laba Rugi. 2. Penulis dalam mengukur kinerja keuangan industri rokok menggunakan analisis rasio yaitu, rasio likuiditas ( rasio lancar, rasio cepat), rasio solvabilitas (rasio kewajiban terhadap aset dan rasio kewajiban terhadap ekuitas ), rasio profitabilitas ( margin laba kotor, margin laba bersih, ROE dan ROA), rasio aktivitas ( rasio perputaran persediaan dan rasio perputaran aktiva. 3. Penelitian hanya dilakukan terhadap industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010. Perumusan Masalah 1. Bagaimana kinerja keuangan industri rokok di Bursa Efek Indonesia bila dilihat dari perhitungan analisis rasio keuangan ( rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio akivitas ) untuk tahun 2006-2010 ? 2. Manakah diantara perusahaan HM.Sampoerna Tbk, Bentoel International Investama Tbk dan Gudang Garam Tbk, yang kontribusi pajak paling besar terhadap pendapatan negara dimasa lalu, bila dilihat dari kinerja laporan keuangannya ? Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. 2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan industri rokok di Bursa Efek Indonesia yang dilihat dari hasil perhitungan analisis rasio keuangan. Untuk mengetahui manakah diantara perusahaan HM.Sampoerna Tbk, Bentoel International Investama Tbk dan Gudang Garam Tbk, yang kontribusi pajak paling besar terhadap pendapatan negara di masa lalu, bila dilihat dari kinerja laporan keuangannya. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan serta pengalaman yang bermanfaat, yaitu dengan mempelajari sistem dan aktivitas perusahaan sehingga dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh. 2. Bagi Perusahaan 270 Penulis mengharapkan agar data dan informasi yang di peroleh dan dikumpulkan dalam skripsi ini, dapat menjadi masukan dalam meneruskan kebijakan dan tindakan-tindakan selanjutnya sehubungan dengan analisis laporan keuangan. 3. Bagi Pihak Lain Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk bahan penelitian bagi peneliti yang berminat dalam bidang yang serupa. METODE PENELITIAN Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian yaitu data kuantitatif yang berupa laporan keuangan industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010. Laporan keuangan disini hanya pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi. Populasi dan Sampel Yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Sampel Jenuh yaitu teknik penentuan sampel karena semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Yang menjadi sampel jenuh dalam penelitian ini yaitu semua perusahaan industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 – 2010. Definisi Operasional Variabel Operasional Variabel dalam skripsi ini adalah : 1. Kinerja keuangan merupakan suatu hasil atas prestasi yang telah dicapai perusahaan dalam menjalankan fungsinya dan pengelolaan dana perusahaan secara efektif dan efisien selama periode tertentu. analisis kinerja perlu dilakukan suatu perusahaan untuk dapat mengetahui bagaimana perencanaan kedepannya atau dapat menjadikan bahan masukan untuk melakukan suatu perencanaan.. 2. Analisis rasio keuangan merupakan salah satu tolak ukur yang sering digunakan yang menghubungkan dua data keuangan satu dengan yang lainya. a. Rasio Likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang jangka pendeknya yang jatuh tempo. Dalam penelitian ini penulis hanya memakai dua rasio yaitu : 1. Rasio Lancar ( current ratio ), Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban – kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio Lancar = Aktiva Lancar Hutang Lancar 2. Rasio Cepat ( quick ratio ), menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi utang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Rasio Cepat = Aktiva Lancar – Persediaan Kewajiban Lancar 271 3. Rasio Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutangnya baik dalam hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Dalam penelitian ini penulis hanya memakai dua rasio yaitu : a. Rasio Kewajiban tehadap aset ( Debt to asset ratio ), menunjukan sejauh mana utang dapat di tutupi oleh aktiva jika lebih besar rasionya maka lebih aman. DAR = Total Kewajiban Total Aktiva b. Rasio Kewajiban terhadap ekuitas ( Debt to equity ratio ), menunjukan sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang – utang kepada pihak luar, semakin kecil rasio ini semakin baik. DER = Total Hutang Total Ekuitas 4. Rasio profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Dalam penelitian ini penulis memakai empat rasio yaitu : 1. Margin laba kotor ( gross profit margin ), menunjukan margin kotor yang diperoleh perusahaan. GPM = Laba Kotor Penjualan bersih 2. Margin laba bersih ( net profit margin ), berapa besar pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. NPM = Laba Bersih Setelah Pajak Penjualan 3. Return On Asset ( ROA ), untuk mengetahui seberapa besar jumlah aset yang digunakan untuk menghasilkan laba perusahaan. ROA = Laba Bersih Setelah Pajak Total Aktiva 4. Return On Equity ( ROE ), untuk mengetahui seberapa besar hasil yang diperoleh dari penanaman modal perusahaan. ROE = Laba Bersih Setelah Pajak Total Ekuitas 5. Rasio Aktivitas merupakan kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari – hari . Dalam penelitian ini penulis hanya memakai dua rasio yaitu : 1. Perputaran persediaan ( Inventory Turn Over ), menunjukan berapa kali persediaan barang dijual dan diadakan kembali selama satu periode. Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan Rata – rata Persediaan 272 2. Perputaran total aktiva ( Total Asset Turn Over ), menunjukan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Perputaran Aktiva (TATO ) = Penjualan Total Aktiva 6. Pendapatan negara, semua penerimaan negara yang berasal dari penerimaan perpajakan, penerimaan yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa yang dimiliki dan dihasilkan oleh pemerintah. Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan yaitu pendekatan pendapatan, pendekatan produksi dan pendekatan pengeluaran. Faktor – faktor yang mempengaruhi pendapatan negara / nasional yaitu adanya penawaran dan permintaan, konsumsi dan tabungan ,dan investasi. Salah pendapatan terbesar negara yaiu berasal dari sektor pajak atau penerimaan perpajakan. Pajak salah satu sumber pendapatan negara karna pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran – pengeluaran negara. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Ringkasan Nilai Kesehatan Perusahaan Industri Rokok Periode 2006 – 2010 Dari tabel di atas dapat disimpulkan yang memiliki kinerja paling baik yaitu PT. Gudang Garam Tbk, karena PT. Gudang Garam Tbk dinyatakan sehat sekali dari tahun Rasio Keuangan Rasio Rasio Solvabilitas Profitabilitas 184,19% 54,34% 195,06% 66,28% 199,58% 72,03% 244,34% 68,95% 199,08% 85,64% Perusahaan A. PT HM Sampoerna Tbk, 2006 PT HM Sampoerna Tbk, 2007 PT HM Sampoerna Tbk, 2008 PT HM Sampoerna Tbk, 2009 PT HM Sampoerna Tbk, 2010 Rasio Likuiditas 168,05% 177,97% 144,43% 188,06% 161,25% B. PT Gudang Garam Tbk, 2006 PT Gudang Garam Tbk, 2007 PT Gudang Garam Tbk, 2008 PT Gudang Garam Tbk, 2009 PT Gudang Garam Tbk, 2010 188,61% 195,14% 221,73% 245,99% 270,08% 253,93% 246,66% 281,43% 307,74% 326,33% 12,18% 15,16% 17,11% 26,38% 26,56% Sehat Sekali Sehat Sekali Sehat Sekali Sehat Sekali Sehat Sekali C. PT Bentoel Investama Tbk, 2006 PT Bentoel Investama Tbk, 2007 PT Bentoel Investama Tbk, 2008 PT Bentoel Investama Tbk, 2009 PT Bentoel Investama Tbk, 2010 160,72% 353,24% 247,83% 207,76% 249,99% 202,94% 166,51% 163,48% 164,04% 176,79% 15,07% 18,23% 14,11% 12,20% 17,25% Sehat Sekali Sehat Sehat Sehat Sehat Kesimpulan Sehat Sehat Sehat Sehat Sekali Sehat 273 2006 sampai dengan tahun 2010, dibandingkan dengan PT. HM Sampoerna dan PT. Bentoel Investama Tbk. Namun walaupun PT. Gudang Garam Tbk, memiliki kinerja yang paling baik, PT. Gudang Garam Tbk memiliki nilai likuiditas yang over likuid, yaitu nilai yang terlalu besar dari standar kesehatan yang ditetapkan, maksudnya perusahaan terlalu berlebihan dalam melunasi hutang jangka pendeknya ( likuiditas ) sehingga bisa berdampak banyaknya uang yang menganggur atau terlalu boros, bisa juga berdampak kurangnya investasi perusahaan untuk dimasa depan. Tabel 2 Kontribusi Pajak Industri Rokok Periode 2006-2010 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 TOTAL PT. Hm Sampoerna 1.787.404.000.000 1.712.231.000.000 1.900.169.000.000 2.124.156.000.000 2.325.481.000.000 9.849.441.000.000 Perusahaan PT. Gudang Garam 593.935.000.000 758.892.000.000 775.852.000.000 1.342.312.000.000 1.416.507.000.000 4.887.498.000.000 PT. Bentoel Investama 34.028.346.610 38.167.204.324 5.039.304.547 2.431.000.000 9.052.000.000 88.717.855.481 Dari lima tahun terakhir total kontribusi pajak yang diberikan industri rokok yang paling besar adalah PT. HM Sampoerna Tbk, yaitu sebesar Rp. 9.849.441.000.000 dilihat dari segi persentase kontribusi pajak, PT. HM Sampoerna Tbk, naik dan turun, dalam arti selama lima tahun terakhir PT. HM Sampoerna Tbk, sempat terjadi penurunan sebesar 4,20% di tahun 2007, dan terjadi peningkatan di tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Jika dilihat dari kontribusi kenaikan pajak dalam lima tahun terakhir, yang cenderung selalu meningkat setiap tahunnya yaitu pada PT. Gudang Garam Tbk, karena PT. Gudang Garam Tbk, total kontribusi pajak untuk lima tahun terakhir yaitu sebesar Rp. 4.887.498.000.000 dilihat dari persentase setiap tahunnya PT. Gudang Garam Tbk, cenderung selalu menunjukan peningkatan, untuk tahun 2006 ke tahun 2007 terjadi kenaikan sebesar 27,77%, tahun 2007 ke tahun 2008 sebesar 2,23%, tahun 2008 ke tahun 2009 sebesar 73,01% dan tahun 2009 ke tahun 2010 sebesar 5,52%. 274 Tabel 3 Ringkasan Kontribusi Pajak (%) industri rokok periode 2006-2010 Tahun PT. HM Sampoerna Tbk PT. Gudang Garam Tbk PT. Bentoel Investama Tbk 2006 2007 -4,20% 27,77% 12,16% 2007 2008 10,97% 2,23% -86,79% 2008 2009 11,78% 73,01% -51,75% 2009 2010 9,48% 5,52% 272,35% Jika dilihat dari tabel 1 yaitu ringkasan nilai kesehatan perusahaan industri rokok periode 2006-2010 yang memiliki kinerja paling baik yaitu PT. Gudang Garam Tbk, karena PT. Gudang Garam Tbk dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 dinyatakan sehat sekali dibanding PT. HM Sampoerna Tbk dan PT. Bentoel Investama Tbk. Pada tabel 3 yaitu ringkasan kontribusi pajak (%) industri rokok periode 2006-2010 yang menunjukan kenaikan persentase kontribusi pajak yaitu PT. Gudang Garam Tbk sehingga dapat disimpulkan walaupun PT. Gudang Garam Tbk bukan yang memberikan kontribusi pajak paling besar, tetapi dari segi penilaian kinerja PT. Gudang Garam yang paling baik dan konsisten memberikan kenaikan persentase kontribusi pajak. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan uraian dan analisis pada bab-bab sebelumnya mengenai kinerja keuangan Perusahaan yang terdapat pada Industri Rokok, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kinerja keuangan Industri Rokok bila dilihat dari perhitungan rasio keuangan, hasilnya baik. Dan dari perhitungan rasio dengan menggunakan standar kesehatan perusahaan dari ketiga perusahaan yaitu PT. HM Sampoerna Tbk, PT. Gudang Garam Tbk,dan PT. Bentoel Investama Tbk, untuk nilai likuiditas adalah baik karena nilai likuiditas selalu berada diatas 100% yang berarti nilai likuiditas nya sehat. Untuk nilai Profitabilitas juga sangat baik, karena nilai profitabilitasnya selalu berada diatas 12%, dan untuk nilai solvabilitas nya adalah baik, karena selalu berada diatas 150%. Maka secara keseluruhan kinerja industri rokok baik karena memenuhi standar kesehatan perusahaan. 2. Dilihat dari lima tahun terakhir, menunjukan bahwa yang memberikan kontribusi pajak kepada negara yang paling besar dalam lima tahun terakhir yaitu PT. HM Sampoerna Tbk, yang mana memiliki total kontribusi pajak dalam lima tahun terakhir, dibanding kan dengan PT. Gudang Garam Tbk, dan PT. Bentoel Investama Tbk. 275 SARAN Berdasarkan kesimpulan, maka saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut : 1. Untuk PT. HM Sampoerna Tbk PT. HM Sampoerna Tbk, memiliki kinerja sangat baik diantara yang lain karena memberikan kontribusi pajak terhadap negara yang paling besar meskipun sempat mengalami penurunan pada tahun 2007, diharapkan dapat mempertahankan kestabilan kinerjanya dengan peningkatan yang terarah setiap tahunnya. 2. Untuk PT. Gudang Garam Tbk PT. Gudang Garam Tbk, cukup baik karena mampu meningkatkan kontribusi pajak setiap tahunnya. Diharapkan perusahaan ini mampu meningkatkan kinerjanya sehingga menghasilkan laba yang tinggi dan mampu bersaing dengan industri sejenis, selain itu sebaiknya PT. Gudang Garam lebih meningkatkan kualitas dan promosi penjualan sehingga dapat meningkatkan penjualan. Serta PT. Gudang Garam Tbk, harus lebih memperhatikan keuangan jangka pendeknya sehingga tingkat likuiditas perusahaan tidak over likuid. 3. Untuk PT. Bentoel Investama Tbk, PT. Bentoel Investama Tbk, cukup buruk karena perusahaan menunjukan penurunan yang cukup tinggi dari tahun 2007 ke tahun 2008, sehingga perusahaan ini memberikan kontribusi pajak terhadap negara paling rendah. Diharapkan perusahaan ini mampu meningkatkan penjualan dan lebih meningkatkan kinerja perusahaan atau setidaknya mampu mempertahankan kinerjanya. 4. Bagi pembaca, apabila tertarik melakukan penelitian selanjutnya yang memiliki topik tidak jauh berbeda, sebaiknya menggunakan variabel yang lebih banyak serta bervariasi DAFTAR PUSTAKA Harahap, Sofyan Syafri, Analisis Kritis Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada, 2007 Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta, 2007 Jumingan, Analisis Laporan Keuangan. PT Bumi Aksara. Jakarta, 2006 Kasmir, Analisa Lapoan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010 Meliala, Tulis S., Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Mitra Wacan Media, Jakarta, 2006 Prihadi, Toto, 7 Deteksi Cepat Kondisi Keuangan Analisa Rasio Keuangan. Jakarta, Penerbit PPM, 2008 Raharjo, Budi, Keuangan dan Akuntansi Untuk Manager Non Keuangan. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2007 Rudianto, Akuntansi Manajemen. Grasindo, Jakarta, 2006 Sugiono, Arief dan Untung Edy, Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan. Jakarta, Grasindo, 2008 Suhayati, Ely dan Anggadini Sri Dewi, Akuntansi Keuangan. Graha Ilmu, Jakarta, 2009 276 KINERJA KEUANGAN PT. BAKRIE TELECOM Tbk DENGAN PT. MOBILE-8 TELECOM Tbk TAHUN 2007-2010 Mellya Rosyana Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAKSI Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisa tingkat kekuatan dan kelemahan perusahaan melalui rasio likuiditas, profitabilitas, solvabilitas dan aktivitas dalam rangka mengetahui kinerja perusahaan dalam mengelola keuangannya. Penelitian ini dilakukan dengan cara menggunakan deskriftif komparatif dengan cara menganalisia data kuantitatif dan diuji dengan Independent sample T test untuk melihat apakah ada perperbedaan rata-rata dari dua variabel dalam satu grup data. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kinerja PT. Bakrie Telecom Tbk dalam kondisi sehat dan PT. Mobile-8 Telecom Tbk tidak sehat. Karena terjadi adanya penurunan rasio likuiditas dan profitabilitas lebih disebabkan karena adanya faktor laba bersih yang mengalami penurunan hingga terdapat nilai minus dan juga perputaran total aktiva yang terus melambat. Kata kunci : Kinerja Keuangan PENDAHULUAN Ada banyak keunggulan yang dimiliki CDMA sehingga berhasil merebut pasar pengguna ponsel dan berpotensi menggeser dominasi GSM. Pertama, tarif layanan CDMA lebih murah ketimbang GSM. Murahnya tarif itu dimungkinkan berkat jangkauan sinyal menara pemancar base transceiver station (BTS) CDMA yang lebih luas daripada GSM sehingga menara dapat dipasang dengan jarak yang lebih jauh. Berbagai operator CDMA kini sedang bersaing dalam memperebutkan pangsa pasarnya dengan berbagai macam inovasi pelayanannya, Selain dengan tawaran melalui berbagai fitur yang dapat dipergunakan dan diakses melalui perangkat nirkabel tersebut, para operator penyedia layanan telekomunikasi CDMA juga memberikan kemudahan bagi penggunanya untuk memiliki perangkat handset telepon maupun registrasi nomer telepon atau aksesnya. Di sisi lain, inovasi-inovasi yang dilakukan oleh penyedia layanan telekomunikasi CDMA tersebut, juga saling berjuang dalam memperebutkan pasar dengan memberikan tarif murah bagi setiap 277 kali layanan yang mereka berikan untuk ditanggung oleh penggunanya. Tarif murah tersebut dilakukan untuk fasilitas pesan singkat maupun suara, termasuk juga bebas biaya untuk beberapa kondisi yang diisyaratkan penyedia layanan tersebut terhadap penggunanya (berlaku untuk sesama pengguna layanan produk dari operator yang sama) untuk lebih aktif mempergunakan fasilitas yang disediakan tersebut dengan cara mengundang pengguna baru atau yang ada, untuk memiliki layanan dari operator CDMA yang sama. Berdasarkan masalah yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan menganalisa tingkat kekuatan dan kelemahan perusahaan dari rasio likuiditas, profitabilitas, solvabilitas dan aktivitas. 2. Untuk menilai kinerja keuangan PT. Bakrie Telecom Tbk dibandingkan dengan PT. Mobile-8 Telecom Tbk. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab perbedaan dari hasil kinerja keuangannya. Laporan keuangan perusahaan yang memperlihatkan kekayaan, hutang, dan modal pada suatu waktu. Jumlah kekayaan sama dengan kewajiban dan modal. Ikhtisar yang menggambarkan posisi harta, kewajiban, dan modal sendiri suatu badan usaha pada saat tertentu disebut karena kenyataannya terjadi keseimbangan antara harta disatu pihak dengan kewajiban dan modal dipihak lain. Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Pada tahap pertama seorang analis tidak akan mampu melakukan pengamatan langsung ke suatu perusahaan dan seandainya hal itu dilakukan, analis tidak akan dapat mengetahui banyak tentang situasi perusahaan. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi bagi analis dalam proses pengambilan keputusann. Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antara pos tersebut dan dapat membandingkannya dengan rasio lainnya sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan informasi penilaian. Ada Empat kelompok besar rasio keuangan yang terdiri dari : 1. Rasio Likuiditas. Bahwa likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo serta menunjukan jumlah waktu yang diharapkan sampai suatu aktiva terealisasi menjadi kas atau sampai kewajiban perusahaan dilunasi. 2. Rasio Profitabilitas. Menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. 3. Rasio Solvabilitas. ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. 4. Rasio Aktivitas menunjukan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset untuk memperoleh penjualan Kontribusi Penelitian a. Bagi Perusahaans Laporan ini dapat digunakan sebagai masukan yang berguna agar lebih memperhatikan faktor-faktor di masa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi usahanya. 278 b. Bagi Akademis Merupakan tambahan ilmu pengetahuan dari dunia praktisi sebagai pembandingan antara praktik akuntansi dengan ilmu pengetahuan teroritis yang diperoleh di Universitas Esa Unggul. c. Bagi Investor Dapat dijadikan bahan kajian untuk lebih memahami bagaimana kinerja dilihat dari posisi keuangan dan juga untuk meramalkan jumlah pengembalian yang akan diterima dan mempertimbangkan resiko yang berkaitan dengan pengembalian tersebut. METODE PENELITIAN HIPOTESIS Ho : Ha : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rasio PT. Bakrie Mobile-8 Telecom Tbk. Telecom Tbk dengan PT. Terdapat perbedaan yang signifikan antara rasio rasio PT. Bakrie Telecom Tbk dengan PT. Mobile-8 Telecom Tbk. Populasi terdapat 7 perusahaan industri telekomunikasi yang masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai dengan tahun 2010. No. Kode Nama Perusahaan 1. TLKM PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk 2. ISAT PT. Indosat Tbk 3. EXCL PT. Excelcomindo Pratama Tbk 4. FREN PT. Mobile-8 Telecom Tbk 5. BTEL PT. Bakrie Telecom Tbk 6. IATG PT. Infoasia Teknologi Global Tbk 7. SMAR PT. Smart Tbk Kriteria yang digunakan untuk memilih sample adalah sebagai berikut : 1. Emiten yang sudah menyerahkan laporan keuangan per 31 Desember 2007-2010. 2. Perusahaan telekomunikasi yang berjaringan CDMA. 3. Perusahaan yang masih konsisten bertahan dari tahun 2007-2010. Uji Independent Sampel T Test Independent sampel T test merupakan metode untuk membandingkan dua rata-rata dua grup yang tidak berhubungan. 279 Jika : Nilai sig > 0,05 maka Ho di terima. Nilai sig < 0,05 maka Ho di tolak 1. Hasil Perhitungan Rasio Keuangan a. PT. Bakrie Telecom Tbk 500% Rasio Likuiditas Cash 400% Rasio Likuiditas NWC 300% Rasio profitabilitas NPM 200% Rasio profitabilitas ROA 100% Rasio profitabilitas ROE Rasio Solvabilitas DER 0% -100% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Rasio Aktivitas TATO 1. Cash Ratio : Penurunan berarti perusahaan ini mempunyai tingkat rasio yang kurang baik karena adanya penurunan jumlah kas untuk membayar kewajiban masih memerlukan waktu untuk menjual sebagian dari aktiva lancar lainnya. 2. Net Working Capital : Berdasarkan hasil perhitungan Rasio modal kerja PT. Bakrie Telecom Tbk pada bulan Maret 2007 sebesar 34%, Juni 2007 sebesar 18%, September 2007 sebesar 143%, Desember 2007 sebesar 80% lalu bulan Maret 2008 sampai Desember meningkat. Pada PT. Mobile-8 Telecom bulan Maret 2008 sebesar 454% sampai dengan September 2008 sebesar 134% meningkat berada diatas 100%. PT. Bakrie Telecom bulan Desember 2009 sebesar -14% sampai dengan bulan Desember sebesar -18%. 3. Net Profit Margin : Pada bulan Maret 2007 NPM sebesar 7% dan meningkat sampai bulan September 2007 sebesar 8% dan bulan berikutnya mengalami fluktuasi bulan Maret 2009 dan Juni 2010 berada angka 0 yaitu Maret 2009 sebesar 0,8%, Juni 2010 sebesar 0,2%, Desember 2010 sebesar 0,3%, ini menunjukan adanya penurunan margin laba bersih menunjukkan semakin rendahnya kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih dengan pendapatan. 4. Return On Assets : Berdasarkan hasil perhitungan diatas, PT. Bakrie Telecom Tbk pada tahun 2007 berturut-turut sebesar 1% dan pada bulan Maret 2008 meningkat sebesar 2% dan maret 2009 sebesar 0,1%, Maret dan Juni 2010 Desember 2010 berada dibawah 0 artinya perusahaan kurang efektifitas dalam operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. 5. Return On Equity : Berdasarkan hasil perhitungan diatas, PT. Bakrie Telecom pada bulan Maret 2007 sebesar 1%, Juni dan September 2007 sebesar 2% dan Desember 2007 sebesar 3% artinya perusahaan meningkat dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin baik karena memberikan tingkat pengembalian terhadap modal yang lebih besar pada pemegang saham. Tetapi pada bulan Maret 2009 sebesar 0,1% perusahaan kurang efisien dalam pengembalian terhadap modal. 6. Debt Equity Ratio : Berdasarkan hasil perhitungan DER PT.Bakrie Telecom Tbk bulan Maret 2007 sebesar 51% dan Juni 2007 sebesar 53% dan Maret 2008 sampai Maret 2009 berada dibawah 100% artinya perusahaan dalam keadaan baik , sedangkan bulan September dan 280 Desember 2007 berada diatas 100% yaitu sebesar 144% dan 149% artinya perusahaan menunjukan besarnya hutang jangka panjang yang berasal dari kreditor maka perusahaan dapat mengalami masalah dalam pembayaran angsuran hutang beserta bunganya. 7. Total Assets Turn Over : Berdasarkan perhitungan diatas penulis berpendapat bahwa TATO PT. Bakrie Telecom Tbk pada bulan Maret 2007 sebesar 0.10X menunjukan bahwa penjualan yang dihasilkan dengan menggunakan aktiva sebanyak 0.10X. Bulan Juni 2007 sebesar 0.19X menunjukan bahwa penjualan yang dihasilkan dengan aktiva mengalami kenaikan sebesar 0.19X, September 2007 sebesar 0.11X, Desember 2007 sebesar 0.20X, Maret 2008 sebesar 0.19X, Juni 2008 sebesar 0.12X. Tingkat kecepatan perputaran total aktiva dari bulan ke bulan terus mengalami fluktuasi ini menunjukan bahwa perusahaan kurang efisien dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh pendapatan yang sesuai dengan aktiva yang diinvestasikan oleh perusahaan. Pada bulan Desember 2008 menunjukan angka meningkat yaitu sebesar 0,26x. b. PT. Mobile-8 Telecom Tbk 500% Rasio Likuiditas Cash 400% Rasio Likuiditas NWC 300% Rasio profitabilitas NPM 200% Rasio profitabilitas ROA 100% Rasio profitabilitas ROE Rasio Solvabilitas DER 0% -100% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Rasio Aktivitas TATO Penjelasan : 1. Cash Rasio: Bulan Maret-Desember 2007 sampai dengan bulan September 2008 mempunyai tingkat rasio yang baik. Semakin tingginya rasio ini maka semakin baik. Tetapi pada bulan Desember 2009 sampai dengan 2010 mengalami penurunan yang sangat pesat. 2. Net Working Capital : Bulan Desember 2008 sebesar -34 sampai dengan Desember 2010 sebesar -78 artinya masing-masing perusahaan mengalami penurunan yang drastis rasio modal kerja bersih menunjukan nilai minus artinya perusahaan menunjukan sedikitnya pendapatan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh untuk tiap modal kerjanya Hal tersebut menunjukan bahwa perusahaan kurang efektif dalam menggunakan modal kerja. 3. Net Profit Margin : Menurun dari bulan Maret 2008 sampai Desember 2010 terdapat nilai minus artiya adanya penurunan margin laba bersih menunjukkan semakin rendahnya kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih dengan pendapatan 4. Return On Assets : Pada bulan Maret sampai September 2007 sebesar 1% lalu Desember 2007 meningkat sebesar 3%. Tetapi pada bulan Maret 2008 sampai Desember 2008 terdapat nilai minus, artinya perusahaan dalam keadaan rugi . 281 5. Return On Equity : Bulan Maret 2007 sebesar 2%, Juni dan September 2007 sebesar 3%, artinya perusahaan meningkat dalam menghasilkan laba. Maret 2008 sampai Maret 2010 menghasilkan nilai minus artinya perusahaan mengalami penurunan dalam menghasilkan laba dan tidak efisien dalam menggunakan modal sendiri. Tetapi bulan Juni 2010 sebesar 377%, September 2010 sebesar 169%, Desember 2010 sebesar 117%. Artinya perusahaan mulai meningkat jumlah modalnya dan kenaikan laba bersih yang diperoleh. 6. Debt Equity Ratio : Nilai DER bulan Maret 2007 sebesar 96%, Juni 2007 sebesar 99%dan Maret 2008 sebesar 65% berada dibawah 100% artinya perusahaan dalam keadaan baik karena hutangnya lebih kecil dari modalnya, sedangkan bulan Maret 2009 sampai Maret 2010 berada diatas 100% dimana hutang perusahaan lebih tinggi daripada total modalnya artinya perusahaan menunjukan besarnya hutang jangka panjang yang berasal dari kreditor maka perusahaan dapat mengalami masalah dalam pembayaran angsuran hutang beserta bunganya, sehingga sahamnya menjadi kurang ideal secara fundamental. 7. Total Assets Turn Over : Pada bulan Maret 2007 sebesar 0.06X menunjukan bahwa penjualan yang dihasilkan dengan menggunakan aktiva sebanyak 0.06X. Bulan Juni 2007 sebesar 0.12X menunjukan bahwa penjualan yang dihasilkan dengan aktiva mengalami kenaikan sebesar 0.12X, September 2007 sebesar 0.15X, Desember 2007 sebesar 0.28X, Maret 2008 sebesar 0.05X, Juni 2008 sebesar 0.10X. Tingkat kecepatan perputaran total aktiva dari bulan ke bulan terus mengalami fluktuasi ini menunjukan bahwa perusahaan kurang efisien dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh pendapatan yang sesuai dengan aktiva yang diinvestasikan oleh perusahaan. Pada bulan Desember 2008 menunjukan angka meningkat yaitu sebesar 0,46x. Hasil Analisis Uji Independent Sampel T Test 1. Cash Ratio : Nilai Sig 0.585 (sig > 0.05) artinya data homogen yang artinya tidak ada perbedaan antara nilai cash perusahaan Bakrie dan Mobile-8.terlihat juga dari nilai t sebesar 0.686 (>0.05) yang artinya Ho diterima dimana tidak ada perbedaan yang signifikan antara cash ratio perusahaan bakrie dan mobile.dan dari nilai mean dapat dilihat bakrie 100.6250 dan mobile 71.4375 yang artinya Bakrie memiliki jumlah kas lebih baik dibandingkan mobile-8 walaupun perbedaannya tidak terlalu signifikan. 2. Net Working Capital : Nilai Sig 0.59 (sig > 0.05) artinya data homogen yang artinya tidak ada perbedaan antara nilai NWC perusahaan Bakrie dan Mobile-8 .Terlihat juga dari nilai t sebesar 0.54 (>0.05) yang artinya Ho diterima dimana tidak ada perbedaan yang signifikan antara NWC perusahaan Bakrie dan Mobile-8 .dan dari nilai mean dapat dilihat bakrie 100.3125 dan Mobile-8 96.8750 yang artinya Bakrie memiliki NWC lebih baik dibandingkan Mobile-8 walaupun perbedaannya tidak terlalu signifikan. 3. Net Pofit Margin : Nilai Sig 0.000 (sig < 0.05) artinya data tidak homogen yang artinya t ada perbedaan antara nilai NPM perusahaan Bakrie dan Mobile-8. Terlihat juga dari nilai t sebesar 3.570 (>0.05) yang artinya Ho ditolak dimana ada perbedaan yang signifikan antara NPM perusahaan Bakrie dan Mobile-8. Yang menjadi penyebab adanya perbedaan tersebut dikarenakan adanya peningkatan pendapatan yang akan meningkatkan beban usaha dan pajak pendapatan yang harus dibayar, sehingga akan mengurangi laba bersih perusahaan yang mana akan mengakibatkan NPM perusahaan hanya mengalami peningkatan yang kecil. Dan dari nilai mean dapat dilihat Bakrie 5.2250 dan Mobile -112.3125 yang artinya Bakrie memiliki NPM lebih baik dibandingkan Mobile-8 . 4. Return On Assets: Nilai Sig 0.000 (sig < 0.05) artinya data tidak homogen yang artinya t ada perbedaan antara nilai ROA perusahaan Bakrie dan Mobile-8. Terlihat juga dari nilai t sebesar 2.947 282 (>0.05) yang artinya Ho ditolak dimana ada perbedaan yang signifikan antara ROA perusahaan Bakrie dan Mobile-8. Yang menjadi penyebab perbedaan tersebut dikarenakan adanya penurunan nilai aktiva dan dibebankan ke tahun berjalan dan aktiva yang tidak digunaka lagi yang dijual akan dikeluarkan dari kelompok aktiva mengakibatkan akumulasi penyusutannya besar.. Dari nilai mean dapat dilihat Bakrie 0.9075 dan Mobile-8 -6.1563 yang artinya Bakrie memiliki ROA lebih baik dibandingkan Mobile-8. 5. Return On Equity : Nilai Sig 0.002 (sig < 0.05) artinya data tidak homogen yang artinya t ada perbedaan antara nilai ROE perusahaan bakrie dan Mobile-8. Terlihat juga dari nilai t sebesar -0.546 (>0.05) yang artinya Ho ditolak dimana ada perbedaan yang signifikan antara ROE perusahaan Bakrie dan Mobile-8.Yang menjadi penyebab perbedaan tersebut dikarenakan adanya kerugian usaha penyebabnya adalah volume penjualan dan pendapatan jasa yang tidak efektif. Dari nilai mean dapat dilihat Bakrie 1.5875 dan Mobile-8 18.000 yang artinya Mobile-8 memiliki ROE lebih baik dibandingkan Bakrie. 6. Debt Equity Ratio : Nilai Sig 0.003 (sig < 0.05) artinya data tidak homogen yang artinya t ada perbedaan antara nilai DER perusahaan Bakrie dan Mobile-8. Terlihat juga dari nilai t sebesar -0.594 (<0.05) yang artinya Ho ditolak dimana ada perbedaan yang signifikan antara DER perusahaan Bakrie dan Mobile-8. Yang menjadi penyebab perbedaan tersebut adalah adanya melakukan pinjaman uang baik jangka pendek dan jangka panjang yang lebih banyak kepada bank. dan dari nilai mean dapat dilihat Bakrie 99.8125 dan Mobile-8 163.7500 yang artinya Mobile-8 memiliki DER lebih baik dibandingkan Bakrie. 7. Total Assets Turn Over: nilai Sig 0.316 (sig > 0.05) artinya data homogen yang artinya t tidak ada perbedaan antara nilai TATO perusahaan Bakrie dan Mobile-8. Terlihat juga dari nilai t sebesar 1.515 (>0.05) yang artinya Ho ditterima dimana tidak ada perbedaan yang signifikan antara TATO perusahaan bakrie dan mobile.dan dari nilai mean dapat dilihat bakrie 0.1600 dan mobile 0.1119 yang artinya Bakrie memiliki TATO lebih baik dibandingkan Mobile-8. 8. Kinerja Keuangan: Nilai Sig 0.000 (sig < 0.05) artinya data tidak homogen yang artinya t ada perbedaan antara nilai kinerja perusahaan bakrie dan mobile.terlihat juga dari nilai t sebesar 7.512 (>0.05) yang artinya Ho diterima dimana ada perbedaan yang signifikan antara kinerja perusahaan bakrie dan mobile.dan jadi hasil analisi perbandingan antara Bakie dan Mobile-8 dilihat dari nilai mean dapat dilihat bakrie 24.4375 dan mobile-8 0.3438 yang artinya Bakrie memiliki kinerja lebih baik dibandingkan Mobile-8. 3 Faktor-faktor yang menjadi penyebab adanya perbedaan 1. Faktor pertama yang paling penting dalam perusahaan adalah jumlah kas. Kas merupakan suatu alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi. Dalam neraca, kas merupakan aktiva yang paling lancar, dalam arti paling sering berubah. Hampir pada setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Dilihat dari laporan keuangan bahwa PT. Bakrie Telecom Tbk memiliki jumlah kas yang lebih besar daripada PT. Mobile-8 Telecom Tbk. Jumlah kas PT. Mobile-8 itu disebabkan karena dimana pembayaran kas kepada pemasok dan karyanan lebih besar daripada penerimaan uang dari pelanggan, tidak adanya penjualan, pembayaran pajak penghasilan, pembayaran beban bunga yang tinggi, dan pembayaran hutang sewa. 2. Faktor kedua yaitu jumlah hutang. PT. Bakrie Telecom Tbk lebih besar hutangnya daripada PT. Mobile-8. Penyebab tersebut karena PT. Bakrie melakukan pinjaman uang baik jangka pendek 283 3. 4. 5. 6. dan jangka panjang yang lebih banyak kepada bank , pembayaran sewa, adanya beban interkoneksi yang belum dibayar oleh PT. Bakrie dan perusahaan melakukan aktifitas penambahan aset tetap dalam jumlah yang besar yang didominasi oleh aset peralatan jaringan. Faktor ketiga yaitu jumlah aktiva. Dimana nilai jumlah aktiva PT. Mobile-8 lebih kecil daripada PT. Bakrie . Penyebab tersebut karena adanya penurunan nilai aktiva dan dibebankan ke tahun berjalan, dan aktiva yang tidak digunakan lagi yang dijual dikeluarkan dari kelompok aktiva dan akumulasi penyusutannya besar. Faktor keempat yaitu jumlah Modal. Dimana nilai jumlah modal PT. Mobile-8 lebih kecil daripada PT. Bakrie. Penyebab tersebut karena adanya kerugian usaha dikarenakan volume penjualan dan pendapatan jasa yang tidak efektif, adanya piutang yang tidak kembali, beban naik sementara penjualan jasa menurun, adanya kerugian di akibatkan turunnya harga pasar, dan kegagalan dalam mendapatkan tambahan modal untuk pada waktu mengadakan perluasan usaha. Faktor kelima yaitu laba bersih. Dimana nilai laba bersih PT. Mobile-8 lebih kecil daripada PT. Bakrie. Penyebab tersebut karena biaya operasional yang tidak menetap, karena biaya operasional untuk kegiatan operasi perusahaan akan menghasilkan laba operasi yang akhirnya akan menambah jumlah laba perusahaan dan keuntungan penjualan menurun, dan beban pajaknya tinggi. Faktor keenam yaitu jumlah pendapatan usaha. Dimana nilai jumlah pendapatan usaha PT. Bakrie lebih besar daripada PT. Mobile-8. Penyebab tersebut karena menurunnya jasa sewa jaringan domestik dan internasional, terutama disebabkan oleh meningkatnya persaingan dan menurunnya tarif layanan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan : 1. Hasil analisis rasio likuiditas PT. Bakrie Telecom Tbk dan PT. Mobile-8 Telecom Tbk menggambarkan bahwa secara keseluruhan perusahaan masih belum mampu dalam membayar kewajiban jangka pendek dari bulan ke bulan karena dari bulan ke bulan terjadi penurunan. Meskipun rasio kas terdapat hasil yang terlalu likuid terutama pada PT. Bakrie Telecom Tbk bulan Maret 2008 dan PT. Mobile-8 Telecom Tbk bulan Maret 2007, sehingga banyak dana perusahaan yang menganggur pada bulan tersebut. Modal kerja bersih juga mengalami penurunan dari setiap bulan, terutama PT. Bakrie Telecom Tbk pada bulan Juni 2010 dan PT. Mobile-8 Telecom Tbk pada bulan Desember 2008 terdapat nilai minus artinya bahwa perusahaan menunjukan sedikitnya penjualan jasa (dalam rupiah) yang dapat diperoleh untuk tiap rupiah moda kerja. 2. Hasil analisis rasio profitabilitas PT. Bakrie Telecom Tbk menggambarkan bahwa secara keseluruhan perusahaan masih kurang dalam mengelolah pendapatannya dengan menggunakan aktiva yang dimilikiya. Rasio ini dari bulan ke bulan dalam keadaan fluktuasi. Sedangkan PT. Mobile-8 Telecom Tbk menggambarkan secara keseluruhan perusahaan masih belum mampu untuk mengelolah pendapatannya dengan menggunakan aktiva yang dimilikinya. Karena pada rasio margin laba bersih, perusahaan mengalami penurunan dalam menghasilkan laba bersih sehingga terjadi kerugian. 3. Hasil analisis rasio solvabilitas PT. Bakrie Telecom Tbk menggambarkan bahwa secara keseluruhan memiliki tingkat solvabilitas yang cukup baik dari bulan ke bulan keadaan meningkat untuk menutupi hutang-hutangya kepada pihak luar. Sedangkan PT. Mobile-8 Telecom Tbk menggambarkan bahwa secara keseluruhan kurang dalam menutupi hutang-hutangya kepada pihak luar. 4. Hasil analisis rasio aktivitas PT. Bakrie Telecom Tbk menggambarkan bahwa secara keseluruhan perputaran total aktiva pada bulan Maret 2009 dan Maret 2010 masih belum mampu menciptakan keefektivitasan atau efisiensi dalam menggunakan sumber daya yang dimilikinya. Sedangkan pada 284 bulan Desember 2008 dan 2009 rasio ini mengalami peningkatan . Pada PT. Mobile-8 Telecom Tbk menggambarkan bahwa secara keseluruhan perputaran total aktiva pada bulan Maret 2009 dan Maret 2010 masih belum mampu menciptakan keefektivitasan atau efisiensi dalam menggunakan sumber daya yang dimilikinya. Sedangkan pada bulan Desember 2007 dan Desember 2008 rasio ini mengalami peningkatan. 5. Hasil analisis perbandingan kinerja keuangan PT. Bakrie Telecom Tbk dengan PT. Mobile-8 Telecom Tbk , dengan menggunakan uji Independent sampel T test menggambarkan bahwa kinerja PT. Bakrie Telecom Tbk lebih baik daripada PT. Mobile-8 Telecom Tbk dimana nilai mean kinerja PT. Bakrie Telecom Tbk sebesar 24.4375 sedangkan PT. Mobile-8 sebesar 0.3438. 6. Hasil secara keseluruhan faktor yang menjadi penyebab perbedaaan tersebut dari segi jumlah kas, modal, hutang, aktiva, laba bersih dan juga pendapatan adalah dimana perusahaan membayaran kas kepada pemasok dan karyanan lebih besar daripada penerimaan uang dari pelanggan, biaya operasional yang tidak menetap, melakukan pinjaman uang baik jangka pendek dan jangka panjang yang lebih banyak kepada bank, dan disebabkan oleh meningkatnya persaingan dan menurunnya tarif layanan. Saran Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan di Bab 5 dan kesimpulan yang telah dikemukakan, selanjutnya penulis mempunyai saran sekiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi masing-masing perusahaan sebagai berikut : 1. Untuk PT. Bakrie Telecom Tbk, untuk dari segi likuiditas perusahaan, disarankan agar perusahaan dapat mempertimbangkan untuk memanfaatkan kelebihan dan secara optimal yaitu dengan melakukan investasi. Dari segi profitabilitas perusahaan melakukan efisiensi biaya infrastruktur tanpa mengurangi efektifitas penjualan yang dilakukan oleh perusahaan dan mengurangi pendanaan dengan hutang sebab nilai hutang perusahaan terus meningkat. Pengurangan hutang dapat dilakukan dengan cara menerbitkan saham baru agar perusahaan dapat membayar hutang dari hasil penjualan saham tersebut sehingga dapat mengurangi biaya bunga serta memperbaiki struktur modal perusahaan. 2. Untuk PT. Mobile-8 Telecom Tbk, untuk dari segi profitabilitas perusahaan, disarankan berusaha meningkatkan penjualan jasa dan menekankan biaya-biaya yang digunakan, mengurangi pendanaan dengan hutang sebab nilai hutang terus meningkat dan meningkatkan efisiensi penggunaan aktiva. Dan untuk meningkatkan kinerja perusahaan lebih baik, perusahaan harus dapat meningkatkan laba dan profitabilitas agar perusahaan dapat bertahan dan mampu lebih baik lagi. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang dengan tulus dan ikhlas membantu selama proses penyusunan penelitian ini baik secara moril dan materil. Ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bapak Dr. Ir. Arief Kusuma, MBA selaku Rektor Universitas Esa Unggul. 2. Bapak Dr. MF. Arrozi Adhikara, SE, AK.MSi, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. 3. Bapak Drs. Daulat Freddy, Ak, MM, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. 4. Bapak Darmansyah selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan peneliti motivasi, pengarahan dan bimbingannya. 285 5. Semua Pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung, mendoakan, membantu Peneliti dalam penyusunan penelitian. Semoga semua budi baik yang telah diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan dari Allah SWT. Tak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini, untuk itu peneliti menyadari betapa penulisan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga masih ditemukan kekurangan dan kesalahan didalamnya. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan tersebut. Akhir kata semoga penulisan skripsi ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Penulis mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyajian penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Agnes Sawir, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005. Budi Rahadjo, Keuangan dan Akuntansi Untuk Manajer Non Keuangan, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2007. Dwi Prastowo, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Kedua, Yogyakarta, 2005. Gede Edy Prasetya, Penyusunan dan Analisis Laporan Keuangan Pemerintah daerah, Yogyakarta : ANDI, 2005. Harahap, Sofyan Syafri, Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta : Salemba 4, 2004. Indra Bastian, Akuntansi Sektor Publik, Jakarta : Erlangga, 2006. Jumingan, Analisis Laporan Keuangan , Edisi Kedua, Yogyakarta, 2005. Kuswadi, Memahami Rasio-rasio Keuangan Bagi Orang Awam, Jakarta : PT. Gramedia, 2006. Rudianto, Akuntansi Manajemen, Jakarta, 2006. Sadeli, Lili M., Dasar-dasar Akuntansi, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009. 286 ANALISIS PENGARUH INFORMASI LAPORAN ARUS KAS, LABA KOTOR, EARNING PER SHARE (EPS) DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM YANG DITERIMA INVESTOR (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri F & B serta Pharmaceuticals Di BEI Tahun 2006-2010) Nani Setiawati Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRACT Investors will analyze the company performance to make investment decision. To measure the company performance can be analyzed from financial statemensts and company financial characteristics. Financial statement information can be measured by cash flow and gross profit. Company financial characteristics can be measured by earnings per share and company’s size. This research use signalling theory and value relevance theory to support investors to make decision. The research tests and builds empherical evidence whether cash flow statement information, gross profit, earnings per share and company’s size influence significantly the stock return in manufacturing industry F & B and Pharmaceuticals companies listed on the Indonesian stock exchange during the period 2006-2010. Sample firms conducted by purposive sampling method. Samples are taken 24 manufacturing companies. The data used are secondary data. The statistics method used is multiple linear regression method. The result indicates that variable of operation cash flow does not influence stock return significantly in partial, while variable gross profit, earning per share and company’s size influence stock return significantly in partial. In simultan, variable of operation cash flow, gross profit, earning per share and company’s size influence stock return significantly. Keywords : Signalling Theory, Value Relevance Theory , Cash Profit, Earning Per Share and Company’s Size. Flow Statements, Gross Pendahuluan Perkembangan industri sekarang ini, menunjukkan banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan. Hal ini menyebabkan kondisi lingkungan bisnis semakin agresif dan kompetitif. Sehingga menuntut perusahaan untuk lebih inovatif dan kreatif dalam mendapatkan sumber dana dari internal maupun eksternal perusahaan. Untuk mendapatkan sumber dana dari lingkungan eksternal, perusahaan287 perusahaan mulai go public dengan memasuki pasar modal. Pasar modal merupakan suatu jaringan yang kompleks dari individu, lembaga, dan pasar yang timbul sebagai upaya dalam mempertemukan mereka yang memiliki uang (dana) untuk melakukan pertukaran efek dan surat berharga (Gumanti:2011). Investor membutuhkan informasi-informasi yang berhubungan dengan perusahaan yang ada di pasar modal, hal ini dilakukan untuk menilai kinerja perusahaan tersebut. Sinyal positif terhadap pengumuman atas informasi tersebut akan meningkatkan harapan investor untuk berinvestasi. Sebaliknya apabila sinyal negatif yang muncul, maka membuat investor tidak berniat untuk berinvestasi. Signalling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Salah satu yang menjadi sinyal informasi bagi investor di pasar modal adalah perubahan harga saham. Ketika pengumuman tentang perubahan harga saham, investor akan menganalisis informasi tersebut apakah sinyal positif atau sinyal negatif. Apabila pengumuman informasi menunjukkan sinyal yang positif, maka harga saham di pasar modal akan naik. Dengan naiknya harga saham, maka investor akan mendapatkan return yang tinggi. Selain signalling theory, penulis menggunakan teori relevansi nilai untuk mengukur kemampuan informasi laporan keuangan untuk menangkap berbagai macam informasi yang mempengaruhi nilai saham. Relevansi nilai (value relevance) informasi akuntansi juga mempunyai arti kemampuan informasi akuntansi untuk menjelaskan nilai perusahaan. Informasi perusahaan yang mendapat perhatian utama dalam laporan keuangan bagi investor dan kreditor adalah laba dan laporan arus kas (Daniati Ninna dan Suhairi:2006). Untuk mengetahui keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu, para investor dapat menganalisis laporan laba rugi perusahaan. Dalam laporan tersebut, investor dapat melihat besarnya laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. Laporan arus kas menggambarkan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Sehingga para investor dan kreditor dapat mengetahui bagaimana kondisi kinerja perusahaan untuk prospek yang lebih baik dimasa mendatang. Selain kedua ukuran kinerja tersebut, investor juga harus mengetahui karakteristik perusahaan. Karakteristik perusahaan yang akan diteliti disini adalah earning per share (EPS) dan ukuran perusahaan. Investor akan tertarik terhadap earning per share (EPS) yang tinggi, sehingga mempengaruhi keputusan untuk berinvestasi. Eaning per share (EPS) menggambarkan jumlah rupiah yang akan diterima investor untuk setiap lembar saham. Ukuran perusahaan merupakan suatu skala untuk mengukur apakah perusahaan tersebut dapat digolongkan besar atau kecil, salah satu caranya adalah total asset. Terdapat dua aspek yang terdapat pada suatu investasi yaitu return yang diharapkan tercapai dan risiko tidak tercapainya return yang diharapkan. Karena adanya kondisi uncertainty ini menyebabkan investor yang rasional untuk mempertimbangkan risiko dan return yang akan diterima. Karena semakin tinggi return yang diterima maka semakin tinggi risikonya, semakin kecil return yang diterima maka semakin kecil pula tingkat risikonya (high risk high return, low risk low return).(Auliyah:2006). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suadi (1994) menyatakan bahwa pembayaran dividen yang dilakukan oleh perusahaan terhadap investor setiap tahunnya ternyata mempunyai hubungan dengan laporan arus kas perusahaan. Hal ini menggambarkan bahwa laporan arus kas perusahaan bermanfaat bagi investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi. Selain itu, Hasil penelitian Ali (1994) dengan model non linear memberikan bukti adanya nilai tambah kandungan informasi arus kas operasi untuk kelompok perusahaan dengan nilai absolute unexpected cashflows from operations yang tinggi. Namun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Daniati Ninna dan Suhairi (2006) yang menjelaskan bahwa perubahan arus kas dari aktivitas operasi tidak berpengaruh terhadap expected return saham sedangkan arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh terhadap expected return saham. 288 Untuk menentukan pengaruh return saham yang diterima investor dalam laporan laba rugi, penulis menggunakan angka laba kotor perusahaan. Hal ini berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Febrianto (2005) yang membuktikan bahwa angka laba kotor memiliki kualitas laba yang lebih baik dalam laporan laba rugi, lebih operatif, dan lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan antara laba dengan harga saham. Apabila laba kotor meningkat diharapkan harga saham tinggi, maka return yang akan diterima oleh investor pun tinggi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Endang Kurniati (2009) menjelaskan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa earning per share memiliki hubungan yang signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap return saham perusahaan manufaktur. Perusahaan yang memiliki earning per share yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik, hal ini dikarenakan perusahaan dapat menghasilkan laba yang tinggi sehingga memiliki earning per share yang tinggi. Investor tentunya tertarik terhadap laba yang tinggi dan earning yang tinggi atas per lembar saham yang diinvestasikannya. Dengan EPS yang tinggi, diindikasikan harga saham perusahaan akan tinggi dan berdampak pada return yang akan diterima investor. Ukuran perusahaan merupakan salah satu skala untuk mengukur kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan yang digunakan penulis adalah total asset. Total asset ini akan digunakan untuk mengetahui hubungannya dengan return saham yang diterima oleh investor. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Miswanto (1999) tentang pengaruh leverage, cyclicity, dan ukuran perusahaan terhadap risiko bisnis menemukan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang positif terhadap risiko bisnis. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian Chastina Yolana dan Dwi Martani (2005) membuktikan bahwa skala perusahaan terbukti mendukung theory uncertainty yaitu ketidakpastian nilai perusahaan di masa mendatang akan membuat investor ragu-ragu menginvestasikan uangnya di saham emiten. Ketika investor membaca protectus, menganalisis skala perusahaan atau total aktivanya dan menilai bahwa total aktiva dapat dipergunakan untuk menambah penghasilan emiten dan mampu menutupi kewajibannya, maka risiko ketidakpastian di masa mendatang dapat diperkecil. Hasil ini membuktikan bahwa ukuran perusahaan dapat mempengaruhi risiko dalam berinvestasi sehingga akan mempengaruhi juga terhadap return yang akan diterima pada saat berinvestasi. Selain informasi laporan keuangan dan karakteristik perusahaan yang dapat mempengaruhi investor membuat keputusan berinvestasi, ternyata rumor yang berkembang di pasar ikut mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan. Rumor yang berkembang mengenai keputusan Amerika menghentikan impor minyak sawit dari Indonesia pada tanggal 31 Januari 2012 membuat investor panik dengan melepas saham-saham perkebunan. Akibatnya harga 10 saham sektor perkebunan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) langsung menurun. Dengan adanya rumor tersebut membuat investor mengalami kerugian karena harga saham melemah. Rumor tersebut membuat investor tidak mendapatkan capital gain atas investasinya, melainkan capital loss. Hal ini tentunya membuat investor maupun calon investor untuk lebih berhati-hati mengambil keputusan dalam berinvestasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rumor yang berkembang di pasar dapat mempengaruhi minat investor dalam berinvestasi. Motivasi penelitian ini adalah pemilihan perusahaan manufaktur sektor industri F & B serta Pharmaceuticals dalam penelitian ini karena perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Maksudnya, bahwa perusahaan F & B merupakan perusahaan yang memproduksi makanan dan minuman yang dibutuhkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan perusahaan Pharmaceuticals merupakan perusahaan farmasi yang menjual obat-obatan yang dibutuhkan oleh masyarakat apabila sedang sakit. Selain itu, perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang sensitif terhadap perubahan harga saham sehingga mempengaruhi return saham. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian terdahulu dan penemuan-penemuan fakta baru di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh informasi laporan arus kas (arus kas dari aktivitas operasi,investasi dan pendanaan), laba kotor, earning per share dan ukuran perusahaan terhadap return 289 saham yang diterima investor. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ninna Daniati dan Suhairi (2006). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penambahan satu variabel independen yaitu earning per share dan perbedaan variabel dependen yaitu menggunakan realized return. Kerangka pikir penelitian dari pola hubungan antar variabel independen dengan variabel dependen adalah sebagai berikut : Arus Kas Dari Aktivitas Operasi Arus Kas Dari Aktivitas Investasi Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan H2 H3 H4 H1 Laba Kotor H5 Earning Per Share H6 Ukuran Perusahaan RETURN SAHAM H7 Variabel Independen Kerangka Pikir Penelitian dan Perumusan Hipotesis 1. Pengaruh arus kas dari aktivitas operasi terhadap return saham. Arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suadi (1998) menunjukkan bahwa laporan arus kas mempunyai hubungan dengan jumlah pembayaran dividen yang merupakan salah satu return yang di dapat oleh investor dalam berinvestasi. Selain itu, hasil penelitian Ali (1994) dengan model non linear memberikan bukti adanya nilai tambah kandungan informasi arus kas operasi untuk kelompok perusahaan dengan nilai absolute unexpected cashflows from operations yang tinggi. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Daniati Ninna dan Suhairi (2006). Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa arus kas dari aktivitas operasi tidak pengaruh terhadap expected return saham. 290 H2 : Diduga perubahan arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh signifikan terhadap return saham. 2. Pengaruh arus kas dari aktivitas investasi terhadap return saham. Miller & Rock (1985). Penelitian dengan judul Dividend Policy Under Asymetric Information. Penelitian ini menguji pengaruh arus kas investasi pada return saham. Hasil studi ini menemukan bahwa peningkatan arus kas investasi berhubungan dengan peningkatan arus kas masa yang akan datang dan mempunyai pengaruh yang positif dengan return saham pada saat pengumuman investasi baru yang pada akhirnya akan meningkatkan harga saham. H3 : Diduga perubahan arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh signifikan terhadap return saham. 3. Pengaruh antara arus kas dari aktivitas pendanaan terhadap return saham. Miller & Rock (1985) dengan signalling theory menjelaskan bahwa pasar akan bereaksi negatif terhadap pengumuman pendanaan dari kas karena akan berpengaruh terhadap arus kas dari operasi yang lebih rendah untuk masa yang akan datang, selain itu ia juga mengidentifikasi adanya sinyal lain yang berpengaruh terhadap arus kas dari pendanaan yaitu perubahan dividen yang sangat erat hubungannya dengan return saham. Arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah penting karena berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penyedia modal entitas. Adanya aktivitas-aktivitas yang dapat meningkatkan sumber pendanaan perusahaan seperti penerbitan obligasi maupun emisi saham baru mampu meningkatkan struktur modal perusahaan. H4 : Diduga perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap return saham. 4. Pengaruh laba kotor terhadap return saham. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Febrianto (2005) yang berjudul Tiga Angka Laba Akuntansi : Mana yang Lebih Bermakna Bagi Investor?. Penelitian ini membuktikan bahwa angka laba kotor memiliki kualitas laba yang lebih baik dibandingkan laba operasi dan laba bersih yang disajikan dalam laporan laba rugi. Karena laba kotor dinilai lebih operatif dan lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan antara laba dengan harga saham. Dengan melihat laba kotor perusahaan, investor dapat mengetahui laba dari kegiatan utama perusahaan. Apakah dengan laba tersebut, perusahaan dapat membayar atau membiayai pengeluaran-pengeluran diluar kegiatan utama perusahaan atau tidak. Apabila perusahaan dapat membayar semua biayanya, maka dapat diprediksikan bahwa perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik. H5 : Diduga laba kotor berpengaruh signifikan terhadap return saham. 5. Pengaruh earning per share terhadap return saham. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Endang Kurniati (2009) menunjukkan bahwa earning per share memiliki hubungan yang signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap return saham perusahaan manufaktur. Informasi keuangan perusahaan yang tercantum dalam annual report (laporan tahunan) perusahaan khususnya laba per lembar saham (earning per share) sangat diperhatikan dan diperlukan oleh investor dalam menganalisis tingkat kinerja perusahaan saat ini maupun dimasa yang akan datang. Hal 291 tersebut dikarenakan semua hasil yang dicapai perusahaan akan berakibat langsung dalam tingkat keuntungan yang akan didapatkan oleh investor dimasa yang akan datang. H6 : Diduga earning per share berpengaruh signifikan terhadap return saham. 6. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap return saham Chastina Yolana dan Dwi Martani (2005). Penelitian dengan judul Variabel-variabel yang Mempengaruhi Fenomena Underpricing Pada Penawaran Saham Perdana, membuktikan bahwa skala perusahaan terbukti mendukung theory uncertainty of company value yaitu ketidakpastian nilai perusahaan di masa mendatang akan membuat investor raguragu menginvestasikan uangnya disaham emiten. Ketika investor membaca prospectus, menganalisa skala perusahaan atau total aktivanya dan menilai bahwa total aktiva dapat dipergunakan untuk menambah penghasilan emiten dan mampu menutupi kewajibannya, maka risiko ketidakpastian di masa mendatang dapat diperkecil. Berdasarkan penelitian tersebut, total asset perusahaan mempunyai sinyal yang positif bagi investor untuk melakukan investasi. H7 : Diduga ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap return saham. Metode Penelitian 1. Populasi, Sampel dan Sumber Data Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor industri manufaktur yang berjumlah 149 perusahaan berdasarkan data ICMD 2010 dan sahamnya listing di Bursa Efek Indonesia selama periode 2006-2010. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling, yaitu pemilihan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut didasarkan pada kriteria-kriteria atau tujuan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan termasuk kategori sektor industri food & beverages dan pharmaceuticals berdasarkan klasifikasi ICMD yang terdaftar di BEI selam periode 2006-2010. 2. Perusahaan tidak delisting selama periode 2006-2010 dan tahun buku berakhir pada tanggal 31 Desember. 3. Saham perusahaan aktif diperdagangkan selama periode 2006-2010. Setelah dilakukan pemilihan sampel berdasarkan purposive sampling diperoleh 24 perusahaan manufaktur sektor industri F & B serta Pharmaceuticals selama tahun 20062010. Sehingga sampel pengamatan yang diolah menjadi 120. 2. Pengukuran Variabel dan Model Penelitian Variabel independen dalam penelitian ini adalah arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, di proxy dari total arus kas masing-masing aktivitas yang terdapat dalam laporan arus kas perusahaan. Laba kotor diproxy dari total laba kotor dalam laporan laba rugi, earning per share merupakan tingkat keuntungan bersih untuk setiap lembar 292 sahamnya yang mampu dicapai perusahaan pada saat menjalankan operasinya dan ukuran perusahaan diproxy dari total assets perusahaan. Earning per share dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut: EPS = Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham. Return saham merupakan hasil atau keuntungan yang diperoleh pemegang saham sebagai hasil investasinya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan return realisasi (realized return). Return saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham selama periode 2006 sampai dengan 2010. Return realisasi masing-masing saham dihitung dengan rumus sebagai berikut : = = Return saham i pada tahun t = Harga penutupan saham i pada tahun t = Harga penutupan saham i pada tahun t-1 Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dari beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Bentuk persamaan regresi linear berganda untuk pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: = + + + + + + + = Return saham perusahaan i pada periode t = Koefisien konstanta = Koefisien regresi variabel independent = Perubahan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode t = Perubahan arus kas dari aktivitas investasi perusahaan i pada periode t 293 = Perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan perusahaan i pada periode t = Laba kotor perusahaan i pada periode t = Earning per share (EPS) perusahaan i pada periode t = Ukuran perusahaan i pada periode t = Standard Error perusahaan i pada periode t Pengujian data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Uji Kualitas Data Pengujian kualitas data terhadap sampel perusahaan dilakukan dengan pengujian normalitas data. Uji normalitas yang digunakan adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov Test (KS), yang dijelaskan oleh Ghozali (2005) Bila nilai signifikan < 0.05 berarti distribusi data tidak normal. Sebaliknya bila nilai signifikan > 0.05 berarti distribusi data normal. Berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa semua data yang diuji berdistribusi tidak normal. Untuk membuat data menjadi berdistribusi normal maka data ditransformasikan ke dalam bentuk LN untuk variabel independen dan SQRT untuk variabel dependen. Setelah dilaukan transformasi data maka dihasilkan nilai variabel arus kas operasi sebesar 0.591, laba kotor sebesar 0.516, earning per share sebesar 0.520, total asset sebesar 0.876 dan return saham sebesar 0.433 dengan nilai signifikan untuk semua variabel > 0.05. 2. Uji Asumsi Klasik Uji Asumsi klasik dilakukan untuk memperoleh model regresi menunjukkan hubungan yang signifikan dan representative. sehingga nilai koefisien regresi yang dihasilkan baik atau tidak bias. Dalam penelitian ini ada tiga uji asumsi klasik yang akan diujikan, yaitu : a. Uji Multikolinieritas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah antarvariabel independen ada korelasi atau tidak. Uji Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0.1 , maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas VIF=1/Tolerance, jika VIF=10 maka Tolerance=1/10=0.1. Setelah dilakukan uji multikolinearitas, ternyata data variabel arus kas investasi dan pendanaan mengalami gejala multikolinearitas karena data arus kas investasi dan pendanaan memiliki nilai tolerance < 0.1 dan nilai VIF > 10. Untuk menghasilkan nilai parameter penduga yang layak, penulis mengeluarkan variabel arus kas investasi dan pendanaan baik secara parsial maupun simultan. Sehingga observasi penelitian menjadi 66. b. Uji Autokorelasi Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Dengan menggunakan program spss, deteksi adanya problem autokorelasi adalah dengan melihat besaran Durbin-Watson yaitu panduan mengenai angka D-W (Durbin Watson) pada tabel D-X. Mengacu pada pendapat Santoso,Singgih bahwa angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa nilai DW sebesar 1.355 . Angka D-W tersebut berada diantara -2 sampai +2 berarti tidak terjadi autokorelasi. 294 c. Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah varians residual absolut sama atau tidak sama untuk semua observasi data. Menurut Ghozali (2005) deteksi heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik scatterplot. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa grafik scatterplot menunjukkan tidak adanya pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3. Pengujian Hipotesis Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Nilai koefisiensi korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi (R Square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Tabel 1.1 R R square Adj R square SSE F Sig F DW 0.410 0.168 0.114 0.49817 3.084 0.022 1.355 Berdasarkan Tabel 1.1 diatas , Nilai Adjusted R Square sebesar 0.114. Hal ini menunjukkan bahwa 11.4% variasi atau perubahan dalam return saham dapat dijelaskan oleh variabel arus kas operasi, laba kotor, earning per share dan total asset. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 88.6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam model penelitian. Faktor-faktor lain yang dimaksud seperti kinerja keuangan yang tercermin berdasarkan rasio-rasio keuangan, inflasi, suku bunga dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa informasi laporan keuangan penting untuk melakukan keputusan dalam berinvestasi, karena adanya pengaruh arus kas operasi, laba kotor, earning per share dan total asset terhadap return saham. Selain itu, nilai perusahaan (value of the firm) juga penting bagi investor dalam melakukan investasi. Karena value of the firm tidak hanya dinilai dari laporan keuangan, namun dinilai dari saham perusahaan tersebut. Perusahaan umumnya menggunakan nilai perusahaan untuk mencapai tujuannya dalam mendapatkan modal dari lingkungan eksternal perusahaan pada saat proses IPO (initial public offering) karena dapat meningkatkan prospek/potensi perusahaan. Apabila nilai perusahaan meningkat maka hal ini akan menarik minat investor untuk membeli saham perusahaan tersebut, sehingga diindikasikan pendapatan perusahaan akan meningkat dimasa yang akan datang. Tingginya harga saham perusahaan di pasar modal maka akan semakin tinggi nilai perusahaan, yang berdampak pada meningkatnya keuntungan yang diperoleh investor. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai F-hitung sebesar 3.084 dengan tingkat signifikansi 0.022. Berdasarkan hasil data tersebut dapat disimpulkan bahwa perubahan arus kas operasi, laba kotor, earning per share dan total asset secara simultan 295 berpengaruh signifikan terhadap return saham, karena tingkat signifikan (p<0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa H1 diterima H0 ditolak. Tabel 1.2 Koefisien Regresi Keterangan Konstanta Koefisien T Sig 0.565 0.922 0.360 Arus Kas Operasi -0.022 -0.245 0.807 Laba Kotor -0.271 -2.232 0.029 Earning Per Share 0.081 2.679 0.009 Ukuran Perusahaan 0.271 2.866 0.006 Dari nilai-nilai koefisien berdasarkan Tabel 1.2, persamaan regresi linear berganda untuk variabel arus kas operasi, laba kotor, earning per share dan total asset dapat disusun sebagai berikut: = + + + Dari persamaan regresi yang telah disusun dapat disimpulkan bahwa arus kas operasi memiliki koefisien regresi sebesar -0.022, artinya apabila terjadi kenaikan variabel arus kas operasi sebesar 1% akan menyebabkan penurunan return saham sebesar 0.022 atau 2,2% dan sebaliknya. Laba Kotor memiliki koefisien regresi sebesar -0.271, artinya apabila terjadi kenaikan variabel laba kotor sebesar 1% akan menyebabkan penurunan return saham sebesar 0.271 atau 27.1 % dan sebaliknya. Earning Per Share memiliki koefisien regresi sebesar 0.081, artinya apabila terjadi kenaikan variabel earning per share sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan return saham sebesar 0.081 atau 8.1% dan sebaliknya. Total Asset memiliki koefisien regresi sebesar 0.271, artinya apabila terjadi kenaikan variabel total asset sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan return saham sebesar 0.271 atau 27.1% dan sebaliknya. Berdasarkan hasil uji statistik t yang terdapat pada tabel 1.2 koefisien regresi, dapat diambil kesimpulan yaitu : 1. Hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa variabel arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel return saham, karena nilai signifikansi arus kas operasi sebesar 0.087 (p>0.05) dengan nilai t-hitung sebesar -0.245. Hal ini berarti H2 ditolak , H0 diterima, karena nilainya tidak signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa investor tidak tertarik untuk melihat laporan arus kas operasi perusahaan dalam mengambil keputusan berinvestasi. Hal ini disebabkan karena informasi laporan arus kas operasi berisi mengenai penerimaan dan pengeluaran modal kerja perusahaan seperti pembelian persediaan (stok 296 barang) , bayar hutang, piutang dan biaya-biaya operasional perusahaan lainnya sehingga mengurangi income perusahaan dan mengakibatkan investor memperoleh keuntungan yang diperkecil, hal ini akan berdampak pada kepercayaan investor terhadap return yang akan diterima. Informasi arus kas operasi juga hanya memberikan informasi arus kas masuk dan arus kas keluar, sehingga tidak ada kepastian informasi bahwa investor akan mendapatkan dividen karena pembagian dividen tidak hanya terletak pada dana kas perusahaan namun terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pembagian dividen. Sehingga informasi arus kas operasi tidak menarik minat investor dalam mengambil keputusan. Selain itu, pada saat tingkat penjualan menurun, biaya operasional tetap harus dikeluarkan sehingga terjadi ketidakseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran yang mengakibatkan keuntungan perusahaan yang diperoleh menurun. Hal tersebut menjadi tidak menarik lagi bagi investor untuk mengambil keputusan berinvestasi. 2. Hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa variabel laba kotor berpengaruh signifikan terhadap variabel return saham, karena nilai signifikansi laba kotor sebesar 0.029 (p<0.05) dengan nilai t-hitung sebesar -2.232. Hal ini berarti H5 diterima H0 ditolak karena nilainya signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba kotor merupakan salah satu variabel yang menarik bagi investor dalam mengambil keputusan berinvestasi. Karena laba kotor merupakan laba (keuntungan) yang berasal dari kegiatan utama perusahaan. Dengan laba kotor yang tinggi, perusahaan akan mampu membiayai atau membayar pengeluaranpengeluran diluar kegiatan utama perusahaan. Hal ini memberikan sinyal positif bagi investor bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik karena memiliki core bisnis yang baik. Perusahaan yang memiliki kinerja baik, akan menghasilkan tingkat penjualan (pendapatan) yang tinggi, dan menghasilkan laba yang meningkat, sehingga permintaan akan sahampun meningkat. Maka harga jual saham perusahaan naik, sehingga investor mendapat capital gain atas investasinya tersebut. Namun dalam penelitian ini, terdapat hubungan yang berlawanan antara laba kotor dan return saham yaitu apabila terjadi kenaikan variabel laba kotor sebesar 1% akan menyebabkan penurunan return saham sebesar 0.271 atau 27.1%, meskipun keduanya memiliki pengaruh yang signifikan. Hal tersebut terjadi karena penelitian dilakukan selama periode 2006-2010. Pada saat tahun 2008-2009 terjadi krisis global, yang menyebabkan daya beli investor terhadap saham menurun.Karena fluktuasi perekonomian yang sedang tidak stabil membuat para investor lebih berhati-hati dalam menanamkan modal mereka. Investor khawatir apabila mengalami kerugian dalam berinvestasi karena krisis glogal yang terjadi. Sehingga walaupun laba kotor mengalami kenaikan yang signifikan pada periode 2008-2009, namun kurangnya daya beli investor terhadap saham, menyebabkan harga saham turun dan berdampak pada dividen maupun capital gain yang diperoleh. 3. Hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa variabel earning per share berpengaruh signifikan terhadap variabel return saham, karena nilai signifikansi earning per share sebesar 0.009 (p<0.05) dengan nilai t-hitung sebesar 2.679. Hal ini berarti H6 diterima H0 ditolak karena nilainya signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa earning per share merupakan salah satu variabel yang dapat menarik minat investor dalam berinvestasi, karena dengan melihat earning per share perusahaan, investor dapat menganalisis kinerja keuangan perusahaan di masa sekarang dan masa yang akan datang. Dengan melihat perkembangan earning per share yang tinggi akan mengindikasikan bahwa perusahaan mampu untuk mengatur pengalokasian dana yang diperoleh secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan perusahaan, salah satunya adalah memperoleh laba (keuntungan). Hal ini membuat investor yakin bahwa perusahaan memiliki potensi yang baik dimasa yang akan datang, sehingga return tinggi yang diharapkan tercapai. Semakin tinggi EPS perusahaan, maka investor akan tertarik untuk berinvestasi. Sehingga permintaan saham naik dan harga saham 297 akan meningkat. Apabila saham tersebut terjual dengan harga yang tinggi maka investor akan mendapatkan capital gain atas investasinya tersebut. 4. Hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa variabel total asset berpengaruh signifikan terhadap variabel return saham, karena nilai signifikansi total asset sebesar 0.006 (p<0.05) dengan nilai t-hitung 2.866. Hal ini berarti H7 diterima H0 ditolak karena nilainya signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa total asset merupakan salah satu variabel yang menarik bagi investor dalam mengambil keputusan berinvestasi. Karena total asset merupakan total kekayaan yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang memiliki total asset yang besar mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek dan potensi yang baik di masa yang akan datang, hal ini karena dengan total asset yang besar dapat menambah pendapatan perusahaan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan, dengan meningkatnya laba maka permintaan akan harga saham meningkat, sehingga harga saham naik dan return berupa dividen maupun capital gain yang akan diterima investor meningkat. Selain itu, uang kas yang digunakan untuk membeli asset perusahaan dapat mengurangi risiko bisnis dalam berinvestasi. Maksudnya, uang kas perusahaan tersedia dalam jumlah yang likuid. Uang kas tersebut digunakan untuk investasi jangka pendek dalam bentuk asset. Investasi jangka pendek yang dilakukan perusahaan dapat berupa surat berharga untuk kurun waktu kurang dari satu tahun. Objek investasi jangka pendek dapat berupa surat berharga seperti saham dan obligasi. Investasi tersebut dapat dianggap sebagai investasi jangka pendek atau sementara karena surat berharga mudah untuk diperjualbelikan, sehingga dapat dijual dan dijadikan uang tunai setiap saat dibutuhkan, selain itu manajemen perusahaan segera menjualnya, setiap saat diperlukan uang tunai. Selain itu, Perusahaan yang memiliki asset yang besar mampu untuk membayar kewajiban-kewajibannya. Pembahasan dan Simpulan Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris bahwa terdapat pengaruh informasi laporan arus kas, laba kotor, earning per share dan ukuran perusahaan terhadap return saham. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis H5, H6, H7 diterima karena nilainya signifikan sedangkan H2 ditolak karena hasil penelitian menunjukkan nilainya tidak signifikan. Selain itu dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini mendukung signalling theory dan teori relevansi nilai, bahwa informasi laporan keuangan mempengaruhi harga saham karena mengandung nilai intrinsik saham sehingga berpengaruh terhadap harga saham. Selain itu, informasi laporan keuangan memiliki kemampuan untuk menangkap berbagai macam informasi yang mempengaruhi nilai saham perusahaan sehingga akan mempengaruhi return yang akan diterima investor. Keterbatasan penelitian dan saran Periode penelitian hanya meliputi 5 tahun pengamatan yaitu selama periode 2006-2010. Hal ini menjadi keterbatasan karena menyangkut keterbatasan data yang berhasil dikumpulkan sehingga mengakibatkan daya komparabilitasnya sangat rendah. Sehingga disarankan untuk peneliti selanjutnya agar menambah jumlah periode pengamatan dan menambah jumlah perusahaan, agar hasil yang didapat lebih akurat dan relevan. Penulis menyarankan kepada perusahaan manufaktur untuk meningkatkan kinerja perusahaan, memaksimalisasikan nilai perusahaan dan menyampaikan informasi-informasi yang tepat mengenai perkembangan perusahaan. Salah satu cerminan kinerja perusahaan adalah informasi laporan keuangan. Informasi laporan keuangan merupakan salah satu informasi penting yang harus diketahui investor dalam mengambil keputusan berinvestasi. 298 Variabel-variabel independen yang digunakan dalam memberikan pengaruh terhadap return saham masih tergolong lemah. Oleh sebab itu, bagi para investor atau calon investor yang akan menggunakan informasi dari penelitian ini perlu untuk mempertimbangkan faktor fundamental lainnya, seperti menganalisis rasio-rasio keuangan perusahaan, inflasi, suku bunga dan lain sebagainya, agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Untuk peneliti selanjutnya dianjurkan menggunakan analisis teknikal untuk dikombinasikan dengan analisis fundamental. DAFTAR PUSTAKA Anoraga, pandji dan Piji Pakarti. 2008. Pengantar Pasar Modal Cetakan 3. Jakarta: Rineka Cipta. Daniati, Ninna dan Suhairi. 2006. Pengaruh Kandungan Informasi komponen arus kas , laba kotor, dan size perusahaan terhadap expected return saham (Survey pada industri textile dan automotive yang terdaftar di BEJ) SNA IX . Padang: Universitas Andalas. Darmadji, Tjiptono dan Fakhrudin Hendy M. 2006. Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat. Erlina. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Kedua. USU Press. Medan. Febrianto, Rahmat dan Erna Widiastuty. 2005. Tiga Angka Laba Akuntansi : Mana yang Lebih Bermakna Bagi Investor?. Simposium Nasional Akuntansi VIII (Solo) : 159-169. Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Edisi Kedua. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gumanti, Tatang Ary. 2011. Manajemen Investasi Konsep, Teori, dan Aplikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media. Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Teori Akuntansi Edisi Revisi. Jakarta: PT.Raja Grafindo. Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Teori Akuntansi Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Kurniati, Endang. 2009. Analisis Pengaruh Kinerja Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods Yang Terdaftar Dalam BEJ Tahun 2003-2007. Medan: Universitas Sumatera Utara. Manurung, Adler Haymans. 2008. Wealth Management : Menuju Kebebasan Finansial,Kompas, Jakarta. Martani, Dwi dan Yolana Chastina. 2005. Variable-variabel yang Mempengaruhi Fenomena Underpricing Pada Penawaran Saham Perdana Di BEJ Tahun1994-2001 SNA VIII.Jakarta. Moeljadi. 2007. Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Jilid 1, Malang: Bayu Media Publishing. Miller, Merton and Kevin Rock. 1985 . Dividend Policy Under Asymetric Information. Journal of Finance 4 : 1031-1052. Miswanto dan Suad Husnan. 1999. The Effect of Operating Leverage,cyclicality, and firm size on Business Risk”.Gadjah Mada International Journal of Business.Vol 1 No.1 (Mei): 29-43. Munawir S. 2007. Analisis Laporan Keuangan Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty. Nachrowi D. Hardius Usman. 2006. Ekonometrika-Pendekatan Populer dan praktis untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Robiatul Auliyah dan Ardi Hamzah. 2006. Analisa Karakteristik Perusahaan, Industri Dan Ekonomi Makro terhadap Return dan Beta Saham Syariah di Bursa Efek Indonesia Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. Padang. Universitas Trunojoyo. Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. 2010. Manajemen Keuangan Edisi Pertama. Jakarta: Mitra Wacana Media. Sari, Ratna C dan Zuhrohtun. 2006 . Keinformatifan Laba Di Pasar Obligasi Dan Saham:Uji Liquidation Option Hypothesis, Jurnal SNA 9 Padang. 299 Rahardjo, Sapto. 2006. Kiat Membangun Aset Kekayaan. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Santoso, Singgih.2002. Buku Latihan SPSS Statistik Parametik. PT.Elex Media Komputindo. Jakarta. Suadi, Arief. 1998. Penelitian Tentang Manfaat Laporan Arus Kas Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol 13 No.2 :91-97. Yadiati, Winwin. 2007. Teori Akuntansi Suatu Pengantar Edisi Pertama. Jakarta: Kencana. www.idx.co.id www.inilah.com http://arixsthecoolest.blogspot.com/2008/02/pengaruh-eps-terhadapreturnsaham.html. http://akuntansibisnis.wordpress.com/2010/06/16/value-relevance/,Harry Andrian Simbolon SE. 300 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE Z – SCORE GUNA MEMPREDIKSI KELANGSUNGAN HIDUP PADA PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY, Tbk TAHUN 2007-2010 Pricilia Catrin Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAKSI Studi ini bertujuan untuk mengetahui Laporan Keuangan Dengan Menggunakan Metode Z-Score Guna Memprediksi Kelangsungan Hidup Pada PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk Tahun 2007-2010 Di Bursa Efek Indonesia. Penelitian yang dilakukan pada perusahaan PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk selama empat tahun yaitu tahun 2007-2010, bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan analisis Z-Score Altman apakah berada pada posisi sehat, rawan (grey area), dan bangkrut serta untuk mengetahui kelangsungan usaha perusahaan pada tahun mendatang yaitu 6, 8, dan 10 tahun mendatang. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sedangkan sumber dan jenis data adalah data sekunder yang berupa laporan laba rugi dan neraca yang telah dipublikasikan dan terdapat di pusat Refrensi Pasar Modal di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan pada PT. Ultrajaya Milk Industry selama empat tahun terakhir yaitu dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 bila dilihat dari rasio keuangannya perusahaan berada dalam kondisi keuangan yang sehat dan tidak mempunyai permasalahan dengan keuangan (non-bankrupt company). Key Word : Prediksi Kebangkrutan, Z Score PENDAHULUAN Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Maka dengan didirikanya sebuah perusahaan tujuannya bukanlah untuk mengalami kebangkrutan melainkan berorientasi untuk kelangsungan usahanya dimasa yang akan datang sebagai prinsip utama dalam mendirikan perusahaan yaitu untuk dapat melakukan usahanya secara terus menerus (going concern). Prediksi tentang perusahaan yang kesulitan keuangan (Financial distress), yang kemudian mengalami kebangkrutan dapat diamati dan diprediksi dengan mencermati memburuknya rasio-rasio keuangan dari tahun ke tahun serta dengan metode-metode perhitungan kelangsungan usaha salah satunya dengan menggunakan metode Z-Score Altman. Analisis Z-score Altman dikenal sebagai analisi kebangkrutan karena dari skor yang dihasilkan dapat dilihat apakah suatu perusahaan mempunyai kondisi keuangan yang sehat, menunjukan tanda-tanda kebangkrutan atau perusahaan malah berada dalam kondisi terparah yaitu kebangkrutan. Hasil dari 301 analisis Z-score dapat digunakan oleh manajemen perusahaan untuk menjaga atau memperbaiki kinerja perusahaan agar dapat mempertahankan kelangsungan usahanya dimasa yang akan datang. Dengan demikian Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE Z-SCORE GUNA MEMPREDIKSI KELANGSUNGAN HIDUP PADA PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk TAHUN 20072010” Perumusan Masalah Dalam pembahasan masalah ini, penulis merumuskan permasalahan yang akan diteliti dalam bentuk pertanyaan diantaranya : 1. Bagaimana kelangsungan usaha PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk dengan menggunakan analisa Z-Score Altman ? 2. Bagaimana prediksi kelangsungan usaha di masa yang akan datang pada PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk untuk 6, 8, 10 tahun berikutnya dari tahun 2010 ? Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang dihadapi, maka penulisan penelitian ini mempunyai tujuan, diantaranya sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kelangsungan usaha PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk dengan menggunakan analisa Z-Score Altman ? 2. Untuk mengetahui hasil prediksi kelangsungan usaha di masa yang akan datang pada PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk untuk 6, 8, 10 tahun berikutnya dari tahun 2010 ? METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Penelitian ini dilaksanakan bulan Januari 2012. Sumber Data dan Jenis Data Sumber data yang penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data yang telah tersedia di dalam laporan keuangan pada PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk dari tahun 2007-2010 yang terdaftar di BEI. Jenis Data a. Data Kuantitatif Adalah suatu analisis data yang akan digunakan memberikan informasi dalam bentuk angka-angka. Informasi yang diperoleh kemudian diolah sehingga menghasilkan suatu analisis. Diharapkan dengan informasi ini akan memberikan gambaranterkait dari keseluruhan data yang diperoleh dan memberikan saran serta masukan bagi perusahaan yang diteliti. 302 b. Data Kualitatif Data yang dihasilkan berupa analisis atau pernyataan dari berbagai pihak yang bersangkutan, yang dapat mendukung penelitian yang dilakukan oleh penulis. Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yaitu menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Metode ini menggunakan perhitungan-perhitungan dan metode-metode penerapan yang bisa dinilai dengan satuan tertentu, sehingga hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya dapat dinilai berdasarkan nilai kuantitasnya. Definisi Operasional Variabel Variabel adalah objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk memperoleh informasi agar dapat ditarik suatu kesimpulan. Variabel-variabel operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Analisis metode Z-score Dengan menghitung nilai Z, dapat diketahui apakah perusahaan menghadapi masalah yang serius atau tidak. Dengan analisa Z-score manajemen dapat memprediksi bagaimana prospek perusahaan dimasa yang akan datang dan bisa mengambil suatu kebijakan untuk menyelamatkan perusahaan jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Tujuan dilakukannya perhitungan Z adalah memperingatkan adanya masalah keuangan, dimana membutuhkan perhatian serius dan pengarahan bila nilai Z lebih rendah dari nilai Z yang diharapkan, maka kita harus memeriksa apa yang terjadi penyebabnya. Model Z-score dapat membantu menganalisa dan mencari penyebab masalah yang terjadi di dalam perusahaan. 2. Working Capital to Total asset ( ) Rasio ini dapat mengukur likuiditas dengan membandingkan aktiva liquid dengan modal aktiva. Rumus yang digunakan adalah : (aktiva lancar dikurangi hutang lancar) yang dibagi dengan total aktiva. 3. Reatained Earning to total asset ( ) Rasio ini dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham (laba ditahan) dari keseluruhan total aktiva. Perusahaan menahan laba terutama untuk memperluas usaha. Rumus yang digunakan adalah : laba ditahan dibagi dengan total aktiva. 4. Earning Before Interest and Tax (EBIT) to Total Asset ( ) Rasio ini dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yaitu tingkat pengembalian dari aktiva yang dihitung dengan membagi laba sebelum pajak dan bunga (EBIT) dengan total aktiva. 5. Market Value of Equity to Book Value of Debt ( ) Rasio ini digunakan untuk menghitung seberapa banyak modal perusahaan dapat menutupi besarnya hutang pada perusahaan. Rumus yang digunakan adalah : total modal dibagi dengan total hutang. 303 6. Sales to Total Asset ( ) Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan penjualan dari aktiva perusahaan. Rumus yang digunakan adalah : total penjualan dibagi dengan total aktiva. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Komponen-komponen Pembentuk Variabel Z-Score Keterangan Aktiva Lancar Kewajiban Lancar Modal Kerja* Total Aktiva Laba Ditahan EBIT Nilai Pasar Ekuitas ** Total Hutang Penjualan Jumlah Saham 2007 2008 557.946 232.730 325.216 1.362.829 1.752.402 39.103 1.877.200 5.304.917 190.711.945 2.888 2009 826.609 813.389 445.865 384.341 380.744 429.048 1.740.646 1.732.701 4.789.517 5.627.763 268.782 98.278 2.310.400 1.617.280 6.039.958 5.381.642 271.322.394 231.978.120 2.888 2.888 2010 955.441 477.557 477.884 2.006.595 6.691.488 202.923 3.494.480 7.054.723 331.528.142 2.888 Keterangan : *)Modal Kerja = Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar **) Nilai Pasar Ekuitas = Harga Pasar Saham Perlembar x Jumlah Saham 2. Data Hasil Perhitungan Variabel X1 Nilai Rasio Likuiditas Tahun 2007 Modal Kerja (1) 325.216 Total Aktiva (2) 1.362.829 Nilai (1 : 2) 0.238.633 2008 380.744 1.740.646 0.218.737 2009 429.048 1.732.701 0.247.618 2010 477.884 2.006.595 0.238.156 Likuiditas perusahaan kita dapat mengamati dengan cara melihat aktiva-aktiva perusahaan yang relatif likuid sifatnya dan membandingkan aktiva-aktiva tersebut dengan sejumlah kewajiban yang jatuh tempo dan akan dibayar pada tahun itu juga. Dapat dilihat juga apakah aktiva perusahaan yang likuid dapat diubah menjadi kas seperti piutang usaha dan persediaan. 304 3. Data Hasil Perhitungan Variabel X2 Nilai Rasio Profitabilitas Tahun 2007 Laba Ditahan (1) 1.752.402 Total Aktiva (2) 1.362.829 Nilai X2 (1 : 2) 1.285.856 2008 4.789.517 1.740.646 2.751.574 2009 5.627.763 1.732.701 3.247.917 2010 6.691.488 2.006.595 3.334.747 Rasio ini menunjukan tingkat besarnya keuntungan yang berhasil diperoleh perusahaan pada tiap tahunnya, jadi jika rasio perhitungan yang dihasilkan semakin besar maka menunjukan tingkat keuntungan yang baik bagi perusahaan. 4. Data Hasil Perhitungan Variabel X3 Nilai Rasio Profitabilitas Tahun EBIT (1) Total Aktiva (2) Nilai X3 (1 : 2) 2007 39.103 1.362.829 0.028.692 2008 268.782 1.740.646 0.154.415 2009 98.278 1.732.701 0.056.719 2010 202.923 2.006.595 0.101.128 Dari tahun ke tahun total aktiva meningkat hal ini menunjukan bahwa kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva secara keseluruhannya untuk dapat menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak sangat baik. Jadi Rasio profitabilitas dalam X3 menggambarkan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan penjualan dan mengurangi beban-beban perusahaan. 305 5. Data Hasil Perhitungan Variabel X4 Nilai Rasio Solvabilitas Tahun Nilai Pasar Saham (1) Nilai Buku Total Hutang (2) Nilai X4 (1 : 2) 2007 1.877.200 5.304.917 0.353.860 2008 2.310.400 6.039.958 0.382.519 2009 1.617.280 5.381.642 0.300.517 2010 3.494.480 7.054.723 0.495.339 Rasio Solvabilitas menunjukan tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya, apabila perusahaan likuidasi. Solvabilitas ini juga digunakan untuk meningkatkan hasil pengembalian pemegang saham. 6. Data Hasil Perhitungan Variabel X5 Nilai Rasio Aktivitas Tahun Penjualan (1) Total Aktiva (2) Nilai X5 (1 : 2) 2007 3.192.159 1.362.829 2.342.303 2008 3.807.442 1.740.646 2.187.372 2009 4.290.479 1.732.701 2.476.179 2010 4.778.841 2.006.595 2.381.567 Rasio aktivitas perusahaan, yaitu rasio ini menunjukan tingkat kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva yang dimilikinya sehingga dapat menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. 306 7. Data Hasil Perhitungan Z-Score Tahun 1,2 1,4 3,3 0,6 1,0 Z-Score (1) (2) (3) (4) (5) 2007 0.286.359 1.800.198 0.037.299 0.212.316 2.342.303 4.142.502 2008 0.262.484 3.852.204 0.509.569 0.229.511 2.187.372 3.852.205 2009 0.297.141 4.547.159 0.187.172 0.180.310 2.476.179 7.687.961 2010 0.285.787 4.668.645 0.334.224 0.297.203 2.381.567 7.050.212 Dari tahun ketahun nilai Z-Score PT. Ultrajaya meningkat ini menunjukkan perusahaan dalam kondisi keuangan yang sehat dan tidak mempunyai permasalahan dengan keuangan (nonbankrupt company). 8. Prediksi Nilai Z-Score di Masa Mendatang untuk Mengetahui Kelangsungan Usaha PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk Nilai Z-Score Tahun n ∑ ( ) . 2007 1 4.142 1 4.710 2008 2 3.852 4 7.704 2009 3 7.687 9 23.061 2010 4 7.050 16 28.200 Jumlah 10 22.731 30 63.675 = = 4 (dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010) 10 307 ∑ Jadi, X = ∑ = 22.731 Jadi, Y = ∑ = 30 ∑ . = ∑ = . 10 = 2.5 = . 22.731 = 5.682 63.675 Y = a + bX Y = 2.259 + 1.3695 X Melakukan peramalan terhadap nilai Z untuk 6, 8, dan 10 tahun mendatang yaitu sebagai berikut : a. Tahun 2007 sampai tahun 2010 adalah 4 tahun, maka X = 4 Untuk 6 tahun mendatang (tahun 2016), X = 4 + 6 Maka, Y = 2.259 + 1.3695 X = 2.259 + 1.3695 . (10) = 2.259 + 13.695 = 15.954 b. Prediksi untuk 8 tahun mendatang (tahun 2018), X = 4 + 8 Maka, Y = 2.259 + 1.3695 (X) = 2.259 + 1.3695. (12) = 2.259 + 16.434 = 18.693 c. Prediksi untuk 10 tahun mendatang (tahun 2020), X = 4 + 10 Maka, Y = 2.259 + 1.3695 X = 2.259 + 1.3695. (14) = 2.259 + 19.173 = 21.432 Dari tahun ketahun hasil perhitungan persamaan garis trend PT. Ultrajaya meningkat ini menunjukkan perusahaan dalam kondisi keuangan yang sehat dan tidak mempunyai permasalahan dengan keuangan (non-bankrupt company). 308 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Kinerja keuangan PT. Ultrajaya tidak terlalu mengalami penurunan setiap tahunnya. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penyebabnya adalah modal kerja perusahaan yang tidak stabil karena dari tahun ke tahun kewajiban lancar perusahaan terus mengalami peningkatan yang diimbangi juga dengan peningkatan total aktiva. Nilai pasar saham juga yang tadinya terus mengalami peningkatan namun di tahun 2009 mengalami penurunan diimbangi dengan penurunan jumlah saham yang dipasarkan. Sedangkan untuk penjualan, EBIT dan laba ditahan tetap terus menunjukkan peningkatan walaupun tidak terlalu tinggi setiap tahunnya. 2. Dari hasil perhitungan nilai Z-Score dan Prediksi nilai trend dari tahun ketahun nilai Z-Score PT. Ultrajaya mengalami peningkatan dan berada di Z > 2,99 ini menunjukkan perusahaan dalam kondisi keuangan yang sehat dan tidak mempunyai permasalahan dengan keuangan (non-bankrupt company). Saran 1. Perusahaan diharapkan untuk dapat mempertahankan dan melakukan analisis laporan keuangannya manajemen perusahaan, sehingga perusahaan dapat terus berjalan dari waktu ke waktu untuk menilai kinerja dan kondisi keuangan agar dapat mempertahankan kelangsungan usaha perusahaan dimasa yang akan datang sehingga dapat memperkecil resiko dalam hal kesulitan keuangan. 2. Untuk PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk perusahaan diharapkan menaikkan harga pasar saham per lembar dengan cara meningkatkan laba perusahaan pada tahun berjalan, jika laba perusahaan naik dan pembagian deviden tinggi tentu saja dapat menarik investor-investor pihak external untuk dapat menanamkan modalnya pada perusahaan dan permintaan terhadap saham perusahaan dapat meningkat. Terima Kasih Dalam penulisan jurnal ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari semua pihak, baik berupa motivasi yang bersifat moril maupun materil, jurnal ini tidak mungkin terwujud sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. MF Arrozi, Akt, Msi, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. 2. Bapak Drs. Daulat Freddy, Akt, MM, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul. 3. Bapak Adrie Putra, SE, MM selaku Dosen Pembimbing, yang telah banyak menyediakan waktu dan memberikan pengarahan, perhatian, saran serta bimbingannya dalam menyusun jurnal ini. 4. Kepada kedua orang tuaku tercinta atas doa restu, curahan kasih sayang, perhatian dan nasihat serta dukungan moril dan materil yang tiada putusnya, dan kepada mereka semua penulis persembahkan laporan jurnal ini. Terima kasih untuk selalu menjadi sumber motivasi dan tempat menyandarkan rasa letih. 5. Kepada Kakak Ivan, adik Audi dan Nabillah terimakasih atas dukungan dan doanya. 6. Kepada Ramdani Nugroho, terima kasih selalu mendukung dan membantu dalam menyelesaikan jurnal ini. 309 DAFTAR PUSTAKA Ayu, dkk, Analisis Prediksi Kebangkrutan Menggunakan Metode Z-Score Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Siasat Bisnis, 2009. Darsono dan Ashuri, Pedoman Memahami Laporan Keuanga, Andi, Yogyakarta: 2005. Halim Juniar Analisis Z-Score Altman Untuk Penilaian Kinerja Keuangan dan Pengaruhnya Terhadap Kelangsungan Usaha Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tahun 2004-2008, Skripsi Akuntansi, 2010. Harun, dkk, Analisis Laporan Keuangan Dengan Metode Z-Score Untuk Memprediksi Kebangkrutan Pada PT. Bakrie Tbk, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Akuntansi, 2007. Harapan, Sofyan Syafari, Teori Akuntansi, PT. Graha Grafindo Persada, Jakarta: 2007. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, Salemba Empat, Jakarta: 2007. Jumingan, Analisi Laporan Keuangan, Kencana, Jakarta: 2007. Lyn, M.F., Aileen Ormiston, Memahami Laporan Keuangan, Indeks, Indonesia: 2008. M Said Amril, Analisa Pembuktian Laporan Keuangan atas Penyajian Laporan Keuangan, Djambata: 2008. Purba, P. Marisi, Asumsi Going Concern, Graha Ilmu, Yogyakarta: 2009. Rahardjo Budi, Laporan Keuangan Perusahaan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta: 2009. Yadiati wiwin, Teori Akuntansi Suatu Pengantar, Kencana, Jakarta: 2007. 310 ANALISIS EFEKTIVITAS PROFITABILITAS BERBASIS SISTEM DU PONT (Studi Kasus pada 4 Perusahaan Properti yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2010) Rama Adi Pramudana Fakultas Ekonomi/Akuntansi Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAK Penelitian dilakukan pada 4 perusahaan properti. Yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas profitabilitas perusahaan – perusahaan tersebut dalam metode Du Pont. Penelitian ini menggunakan metode Du Pont yang menggunakan beberapa rasio seperti TATO, NPM, ROI, ROE, PBV dan PER.. Dalam penelitian ini sample diambil berdasarkan beberapa criteria yang ditetapkan. Teknik pengambilan sample menggunakan purpose sampling, yang pengambilan samplenya dengan pertimbangan tertentu. Populasi penelitian ini adalah perusahaan- perusahaan property / developer dengan jangka waktu penelitian dari 2006 -2010 dengan tingkat keyakinan kesalahan sebesar 5 % ( 0,5), maka sample yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling sebanyak 4 perusahaan yang masuk dalam kategori berdasarkan criteria penelitian. Penelitian ini menggunakan uji metode korelasi terhadap variable – variabel utama Du Pont. Dengan pengujian hipotesis dengan nilai α = 0,05 . Dengan demikian ditarik kesimpulan tidak adanya signifikansi korelasi efektivitas variabel – variabel utama Du Pont tersebut. Kata kunci : variabel – variabel Du Pont, efektivitas profitabilitas, ROI, ROE, PBV, PER, NPM. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan ekonomi nasional, industri properti pada umumnya juga mengalami peningkatan yang searah. Meningkatnya aktivitas pada industri properti dapat dijadikan petunjuk mulai membaiknya atau bangkitnya kembali kegiatan ekonomi. Dengan kata lain, kegiatan di bidang properti dapat dijadikan indikator seberapa aktifnya kegiatan ekonomi secara umum yang sedang berlangsung. Namun demikian, perkembangan industri properti perlu dicermati secara hati-hati karena dapat memberikan dampak pada dua sisi yang berbeda. Di satu sisi, industri properti dapat menjadi pendorong bagi kegiatan ekonomi 311 karena meningkatnya kegiatan di bidang properti akan mendorong naiknya berbagai kegiatan di sektor-sektor lain yang terkait. Dalam hal ini sektor properti memiliki efek pelipatgandaan (multiplier effect) yakni dengan mendorong serangkaian aktivitas sektor ekonomi yang lain. KERANGKA PIKIR Pelaku investasi yang memutuskan untuk berinvestasi di Bursa Efek Indonesia akan terlebih dahulu menganalisis bagaimana annual report atau laporan keuangannya. Dalam penelitian ini, perusahaan yang digunakan adalah perusahaan pada industri properti . Pada penelitian kali ini, rasio keuangan yang digunakan adalah rasio keuangan profitabilitas berbasis sistem Du Pont plus. Dengan menggunakan metode sistem Du Pont plus, kita dapat mengetahui variabel mana yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan seperti, Net Profit Margin ( NPM ), Total Asset Turn Over ( TATO ), Financial Leverage Multiplier ( FLM ) yang berpengaruh terhadap Return on Equity ( ROE ) sedangkan Book Value (BV) dan Earning Per Share ( EPS ) yang akan mempengaruhi harga pasar. Return On Equity (ROE ) merupakan produktivitas modal yang menunjukkan sebuah kinerja keuangan yang sesungguhnya mencerminkan profit perusahaan tersebut. Dari kualitas Return On Equity (ROE) dapat mempengaruhi harga saham yang akan beredar ataupun yang sudah beredar ke pasar bursa. Dalam mengukur efektifitas profitabilitas kita dapat melihat sebuah alternatif investasi yang dapat memberikan nilai lebih untuk perusahaan, yaitu dengan melihat perbandingan kinerja keuangan perusahaan Return On Equity (ROE) dengan suku bunga bank sentral. Dikatakan efektif apabila tingkat Return On Equity (ROE) lebih besar daripada suku bunga bank sentral. HIPOTESIS Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang dibentuk adalah sebagai berikut : 1. Diduga Net Profit Margin ( NPM ), Total Asset Turn Over ( TATO ), Financial Leverage Multiplier ( FLM ) terdapat korelasi ( hubungan ) secara signifikan dengan Price Book Value ( PBV ) dan Price Earning Ratio ( PER ). 2. Diduga terdapat korelasi ( hubungan ) secara parsial antara pertumbuhan penjualan dengan return On Equity ( ROE ). 3. Diduga terdapat korelasi ( hubungan ) secara parsial antara pertumbuhan penjualan dengan Return On Equity (ROE). 4. Diduga terdapat korelasi ( hubungan ) secara parsial antara pertumbuhan aset dengan Return On Equity ( ROE ). 5. Diduga terdapat korelasi ( hubungan ) secara parsial antara pertumbuhan ekuitas dengan Return On Equity ( ROE ). 6. Diduga terdapat korelasi ( hubungan ) secara parsial antara pertumbuhan utang dengan Return On Equity ( ROE ) METODE PENELITIAN Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif yaitu jenis data yang bukan berupa angka tetapi berbentuk pernyataan. Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh pengolahan data dari sumber asli. Data sekunder yang ada dalam penelitian ini merupakan hasil observasi dan laporan 312 keuangan perusahaan . Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah perusahaan developer properti. Dalam penelitian ini sampel diambil dengan cara nonrandom sampling yaitu sampel yang diambil berdasarkan beberapa kriteria yang ditetapkan Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yang pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu dan dalam penelitian ini adalah 4 perusahaan property terdaftar di BEJ dengan tingkat keyakinan kesalahan sebesar 5% (0.5) Definisi Operasional Variabel Inilah beberapa variabel cakupan penelitian : a. Net Profit Margin ( NPM ) antara laba bersih dibagi dengan penjualan bersih pada industri properti tahun 2006 – 2010 dalam satuan prosentase b. Total Asset Turn Over ( TATO ) antara penjualan bersih dibagi total aktiva pada industri properti tahun 2006 – 2010 dalam satuan prosentase. c. Financial Leverage multiplier ( FLM ) antara total kewajiban dibagi total modal pada industri properti tahun 2006 – 2010 dalam satuan prosentase d. Return On Equity ( ROE ) antara laba bersih dibagi total ekuitas dan bisa juga sebagai produktifitas modal sendiri pada industri properti tahun 2006 – 2010 dalam satuan prosentase e. Price Book Value ( PBV ) atau nilai perusahaan atau Value of firm ( VOF ) antara harga pasar per saham dibagi nila buku per saham pada industri properti tahun 2006 – 2010 dalam satuan prosentase. f. Price Earning Ratio ( PER ) atau nilai perusahaan atau Value of firm ( VOF ) antara harga per saham dibagi laba per saham pada industri properti tahun 2006 – 2010 dalam satuan prosentase. METODE ANALISIS DATA 1. Analisis Data Keuangan Tahap – tahap analisis data yaitu sebagai berikut : a. Menghitung Net Profit Margin ( NPM ) NPM = Laba Bersih Penjualan bersih b. Menghitung Total Asset Turn Over ( TATO ) TATO = Penjualan Bersih Total aktiva 313 c. Menghitung Financial Leverage Multiplier ( FLM ) Total Kewajiban FLM = Total Modal d. Menghitung Return On Equity ( ROE ) Laba Bersih ROE = Total Equity e. Menghitung Price Book Value ( PBV ) PBV = Harga pasar per saham Nilai buku per saham f. Menghitung Price Earning Ratio ( PER ) Harga per saham PER = Laba per saham 2. Statistik Deskriptif Statistik deskriftif lebih berhubungan dengan pengumpulan data – data dan peringkasan data, serta penyajian hasil ringkasan tersebut. Data – data statistic yang diperoleh dari hasil sensus, survey, atau pengamatan umumnya masih acak, mentah, dan tidak terorganisir dengan baik. Data –data tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Fungsi dari analisis deskriptif adalah memberikan gambaran umum tentang data yang diperoleh. Gambaran umum ini bisa menjadi acuan untuk melihat karakteristik data yang diperoleh 1. Korelasi 314 Dalam bab ini akan dibahas Korelasi atau asosiasi ( hubungan antara variabel – variabel) yang diminati. Di sini akan disoroti dua aspek untuk analisis korelasi, yaitu apakah data sampel yang ada menyediakan bukti cukup bahwa ada kaitan antara variabel –variabel dalam populasi asal sampel. Dan yang kedua, jika ada hubungan, seberapa kuat hubungan antar variabel tersebut. Keeratan hubungan itu dinyatakan dengan nama koefisien korelasi ( atau dapat disebut korelasi saja ). Dalam sebuah tools software pengolah data pembahasan tentang korelasi ditempatkan pada menu CORRELATE, yang mempunyai submenu : a) Bivariate Pembahasan mengenai besar hubungan antara dua (bi) variabel. b) Koefisien korelasi bivariate / product moment Pearson Mengukur keeratan hubungan di antara hasil – hasil pengamatan dari populasi yang mempunyai dua varian ( bivariate ). Perhitungan ini mensyaratkan bahwa populasi asal sampel mempunyai dua varian dan berdistribusi normal. Korelasi Pearson banyak digunakan untuk mengukur korelasi data interval atau rasio. Korelasi bivariate sering juga disebut dengan korelasi Product Moment Person, berguna untuk menguji korelasi antar dua variabel atau lebih. Hipotesis : H0 : Tidak ada hubungan ( korelasi ) antara dua variabel atau angka korelasi 0. Ha : Diduga terapat hubungan ( korelasi ) antara dua variabel atau angka korelasi tidak 0. Uji ini dilakukan dengan memperhatikan Test of Significant, yang terdiri dari c) Two- tailed ( uji dua sisi ), digunakan untuk menguji test of significant dengan dua sisi. Cara ini digunakan dalam kondisi belum diketahui bentuk hubungan antar variabel. d) One – tailed ( uji satu sisi ), digunakan untuk menguji test of significant dari 2 variabel, tetapi telah diketahui adanya arah kecenderungan hubungan negatif atau positif diantara dua variabel yang berhubungan. Dasar pengambilan keputusan : Jika probabilitas > 0, 05, H0 diterima Jika probabilitas < 0, 05, Ha ditolak HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tingkat Efektifitas Return On Equity Secara Umum Pada Industri Properti ROE secara umum rata –rata industri berdasarkan sampel jika dibandingkan dengan BI Rate terdapat tingkat efektifitas yang positif. Kita dapat melihatnya dari rata- rata ROE Average sebesar14, 048 % dan BI Rate sebesar 8,00 %. Hal ini dikatakan efektif karena ROE Average lebih besar dari BI Rate. B. Tingkat Efektivitas Return On Equity ( ROE ) PT. Bumi Serpong Damai, Tbk Pada setiap periodenya memberikan nilai dengan ekspektasi yang baik, tetapi di tahun 2006 memiliki nilai negatif. Namun keseluruhan periode rata – rata berlangsung baik atau efektif. Kinerja keuangan PT. Bumi Serpong Damai, Tbk menghasilkan kinerja dibawah rata – rata industri properti. Ini menunjukkan bahwa kinerja tersebut tidak selalu baik dalam setiap periodenya. 315 C. Tingkat Efektifitas Return On Equity ( ROE ) pada PT. Alam Sutera Realty,Tbk Hasil kinerja perusahaan tersebut menunjukkan dibawah kinerja rata- rata industri dengan selisih 0,942 %. Pada tahun 2007 efektifitas ROE average menunjukkan hasil yang paling buruk, yaitu -17, 12 % D. Tingkat Efektivitas Return On Equity ( ROE ) PT. Summareon Agung, Tbk Selama 5 periode penelitian yang dilakukan, memberikan hasil bahwa nilai perusahaan selama 5 periode umumnya dikatakan efektif baik melihat dari sisi perusahaan maupun sisi investor. Hasilnya beragam dan bervariasi, tpi umumnya positif dan efektif, hanya tahun 2008 saja yang tidak efektif. E. Hubungan Antara NPM, TATO, dan FLM terhadap dengan PER secara total keseluruhan perusahaan Besarnya korelasi total dari PER terhadap NPM adalah -0.216 yang signifikansinya menunjukkan tidak signifikannya PER terhadap NPM keseluruhan karena hasil 0.187 > 0.05. Sedangkan pada korelasi PER dengan TATO , besarnya korelasi adalah -0.40 dengan signifikansi nya 0. 433 menunjukkan tidak adanya hubungan antara PER dengan TATO dari keseluruhan perusahaan karena hasil 0.433 > 0.05. Pada hasil korelasi PER dengan FLM menunjukkan angka negatif sebesar -0.412, dimana signifikansinya 0.276 yang menandakan tidak adanya hubungan, karena 0.276 > 0.05. F. Hubungan Antara NPM, TATO, dan FLM terhadap dengan PBV secara total keseluruhan perusahaan Besarnya korelasi total dari PBV terhadap NPM adalah -0.47 yang signifikansinya menunjukkan tidak signifikannya PBV terhadap NPM keseluruhan karena hasil 0.422 > 0.05. Sedangkan pada korelasi PBV dengan TATO , besarnya korelasi adalah -0.175 dengan signifikansi nya 0.230 menunjukkan tidak adanya hubungan antara PBV dengan TATO dari keseluruhan perusahaan karena hasil 0.230 > 0.05. Pada hasil korelasi PBV dengan FLM menunjukkan angka positif sebesar 1, dimana signifikansinya 0.22 yang menandakan tidak adanya hubungan, karena 0.22 > 0.05. G. Hubungan Antara ROE dengan pertumbuhan sales, modal, biaya dan cost total keseluruhan perusahaan Besarnya korelasi total dari ROE terhadap dts adalah 0.130 yang signifikansinya menunjukkan tidak signifikannya ROE terhadap ds keseluruhan karena hasil 0.293 > 0.05. Sedangkan pada korelasi ROE dengan Dta , besarnya korelasi adalah -0.57 dengan signifikansi nya 0.405 menunjukkan tidak adanya hubungan antara ROE dengan dta dari keseluruhan perusahaan karena hasil 0.405 > 0.05. Pada hasil korelasi ROE dengan dtl menunjukkan angka positif sebesar -0.36, dimana signifikansinya 0.44 yang menandakan tidak adanya hubungan, karena 0.44 > 0.05. Pada hasil korelasi ROE dengan dtc menunjukkan angka positif sebesar 0.318, dimana signifikansinya 0.86 yang menandakan tidak adanya hubungan, karena 0.86 > 0.05. KESIMPULAN 1. Kinerja Keuangan Perusahaan yang ditinjau dari Return On Equity ( ROE ) versi Du Pont Dari hasil penelitian 4 perusahaan properti periode 2006 – 2010 dengan menggunakan metode analisis du pont memberikan bukti empiris bahwa kinerja keuangan perusahaan rata – rata negatif dan 316 2. 3. 4. 5. bisa dikatakan kurang efektif karena ketiga perusahaan tersebut belum dapat mencapai keuntungan yang dapat mengelola aset yang dijalankan, memaksimumkan kekayaan pemegang saham, dan kemampuan likuiditas perusahaan. Tingkat efektifitas Return On Equity ( ROE ) jika dibandingkan dengan tingkat Sertifikat Bank Indonesia ( SBI ) pada masing – masing perusahaan. Dari hasil penelitian pada 4 perusahaan properti ini menunjukkan bahwa nilai ROE perusahaan rata – rata diatas nilai dari Sertifikat Bank Indonesia ( SBI ). Hal ini artinya ROE perusahaan efektif dan mampu menghasilkan profit yang lebih tinggi dibandingkan dengan SBI, dan cara ini pula untuk menarik perhatian para investor yang akan menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut daripada ke SBI yang risk free namun keci keuntungannya. Korelasi antara pertumbuhan penjualan, pertumbuhan biaya, pertumbuhan asset, dan pertumbuhan utang dengan ROE. Dari hasil penelitian perusahaan properti ini korelasi antara pertumbuhan penjualan, pertumbuhan biaya, pertumbuhan asset, dan pertumbuhan utang tidak signifikan.. Korelasi antara Net Profit Margin ( NPM ), Total Asset Turn Over ( TATO ), dan Financial Leverage Multiplier ( FLM ) dengan Price Earning Ratio ( PER ) dan Price Book Value ( PBV ). Dari ke 4 perusahaan properti ini disimpulkan bahwa korelasi antara NPM, TATO, dan FLM dengan PER tidak signifikan secara umum angkanya tidk ada yang < 0.05. Korelasi antara NPM, TATO, dan FLM dengan PBV tidak signifikan Korelasi secara keseluruhan Dari keempat perusahan properti ini disimpulkan bahwa besarnya korelasi antara pertumbuhan penjualan, pertumbuhan biaya, pertumbuhan asset, dan pertumbuhan utang dengan ROE adalah negative Dan hubungan pertumbuhan penjualan, pertumbuhan biaya, pertumbuhan asset, dan pertumbuhan utang dengan ROE adalah positif namun tidak signifikan karena semua nilainya lebih besar dari alpha 0, 05. Sedangkan besarnya korelasi antara NPM, TATO, dan FLM dengan PBV dan PER adalah negative dan hubungan dari kelima variabel ini positif namun tidak signifikan karena nilainya melebihi alpha o, 05. SARAN Saran- saran yang dapat penulis kemukakan setelah melakukan penelitian ini adalah : 1. Apabila ada salah satu variabel yang signifikan berarti variabel tersebut harus ditingkatkan guna meningkatkan nilai Return On Equity ( ROE ) itu sendiri. 2. Untuk investor disarankan untuk memperhitungkan lebih dalam ketika ingin berinvestasi ke sebuah perusahaan baik dalam industri properti maupun industri yang lainnya. 3. Untuk perusahaan dalam melihat kinerja efektifitas profitabilitas dalam meningkatkan ROE perusahaan harus meningkatkan ROE kinerja perusahaan terlebih dahulu agar nilai ROE perusahanya juga secara otomatis meningkat. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Subagyo.2007. Studi Kelayakan Teori & Aplikasi. Jakarta : Alex Media Komputindo Arief Sugiono.2009.Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan.Jakarta : Grasindo 317 Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.Yogyakarta : Andi. Eugene. F. Brigham & Joel F. Houston.2001.Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat Frank J. Fabozzi, Franco Modigliani dan G. Ferri.1990. Pasar dan Lembaga Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Harahap, Sofyan Syafri.2008.Teori Akuntansi. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Ikatan Akuntansi Indonesia.2007. Standar Akuntansi Keuangan, Kerangka Dasar penyusuna dan Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta : Salemba Empat J. Fred Weston & Thomas E. Copeland. 1995. Manajemen Keuangan. Edisi Kesembilan. Jakarta Barat : Binarupa Aksara Johar Arifin. 2007. Cara Cerdas Menilai Kinerja Perusahaan Berbasis Komputer. Jakarta : Gramedia. Jumingan.2005. Analisis Laporan Keuangan.Jakarta : Bumi Aksara. Sawidji Widiotmodjo.2008. Forex Online Trading. Jakarta : Alex Media Komputindo. Yadiati, Wiwin.2007. Teori Akuntansi Suatu Pengantar.Jakarta : Kencana. Yadiati, Wiwin, dan Ilham Wahyudi.2008. Pengantar Akuntansi. Jakarta : Kencana. 318