i . pendahuluan - IPB Repository

advertisement
1
I . PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Biomassa sangat relevan dengan isu perubahan iklim serta berperan
penting dalam siklus karbon. Sebagai konsekuensi jika terjadi kerusakan hutan,
pembakaran, pembalakan dan sebagainya akan melepas dengan menambah jumlah
karbon di atmosfer. Biomassa merupakan total bahan organik yang dihasilkan
oleh suatu tanaman yang dinyatakan dalam satuan ton berat kering persatuan luas
(Brown, 1997). Dalam perkembangannya, pengukuran biomassa mencakup
seluruh biomassa yang hidup ada di atas dan di bawah permukaan. Biomassa
diatas permukaan mencakup batang, tunggul, kulit kayu, biji dan daun dari
vegetasi baik dari strata pohon dan strata tumbuhan bawah di lantai hutan,
sedangkan biomassa bawah permukaan mencakup semua biomassa dari akar
tumbuhan yang hidup (Sutaryo, 2009).
Estimasi biomassa dapat dilakukan dengan tiga pendekatan yaitu
modeling, pengukuran langsung di lapang dan Penginderaan Jauh (Lu, 2006).
Pengukuran langsung di lapang dipertimbangkan lebih dapat dipercaya dan lebih
teliti dibandingkan dua pendekatan lainnya. Namun, pendekatan ini memerlukan
waktu lama, keterbatasan pengulangan unit contoh dan tidak mencakup areal
vegetasi yang luas (de Gier, 2003). Dari ketiga pendekatan tersebut, pendekatan
dengan Penginderaan Jauh lebih dipilih karena dapat digunakan untuk kawasan
dengan luasan besar.
Salah satu pemanfaatan teknologi Penginderaan Jauh yaitu melalui citra
Landsat. Estimasi biomassa melalui Citra Landsat dilakukan dengan pendekatan
lndeks vegetasi. Indeks vegetasi merupakan cara untuk mendeteksi kerapatan
vegetasi melalui karakteristik spektral pada saluran-saluran yang peka terhadap
fenomena vegetasi pada kisaran spektrum radiasi merah dengan infra merah dekat
untuk mendapatkan suatu nilai yang mencerminkan kelimpahan atau kesehatan
vegetasi (Lillesand dan Kiefer, 1994).
Estimasi biomassa dengan pendekatan indeks vegetasi telah banyak
dilakukan antara lain: Orientasari (2005) melakukan estimasi biomassa dengan
pendekatan indeks vegetasi NDVI, TNDVI, RVI, DVI dan TRVI melalui citra
2
Landsat pada areal hutan tanaman industri. Ardiansyah et al., (2005) melakukan
pendugaan biomassa dan stok karbon atas permukaan menggunakan data
penginderaan jauh Landsat melalui indeks vegetasi NDVI pada Acacia mangium
dan Acacia crassicarpa. Boone et al., (2000) dan
Budi (2000) melakukan
pendugaan biomassa dalam memetakan mangrove pada beberapa indeks vegetasi
menggunakan citra Landsat. Forestian (2011) mengestimasi biomassa dan
kerapatan vegetasi mangrove menggunakan data Landsat melalui pendekatan
indeks vegetasi NDVI.
Namun
penelitian
tersebut
diatas
mengkonsentrasikan
pada
tipe
penggunaan lahan tertentu, terutama pada penggunaan lahan yang memiliki nilai
ekonomi seperti hutan tanaman industri (Eucalyptus grandis, Acacia mangium
dan Acacia crassicarpa). Dalam penelitian ini dilakukan estimasi biomassa atas
permukaan dari beberapa tipe penutupan lahan dengan pendekatan indeks
vegetasi. Adapun tipe indeks vegetasi yang digunakan adalah NDVI (Normalized
Difference Vegetation Index), TNDVI (Transformed Normalized Diferrent
Vegetation Index), RVI (Ratio Vegetation Index), dan TRVI (Transformed Ratio
Vegetation Index).
1.2.Tujuan
1. Interpretasi penutupan lahan dan mentransformasikan indeks vegetasi melalui
citra Landsat.
2. Membangun model hubungan antara biomassa atas permukaan dengan indeks
vegetasi.
3. Mengestimasi biomassa atas permukaan pada berbagai penutupan lahan di
Kabupaten Mamuju Utara.
Download