BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indeks Massa

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan
indeks sederhana yang berguna untuk menentukan status berat badan seseorang,
apabila status berat badan ≥ 23 kg/m2 maka orang tersebut mengalami overweight
atau obesitas. IMT dapat digunakan untuk menghitung prevalensi maupun resikoresiko yang ditimbulkan dari obesitas (WHO et al, 2000). Overweight dan
obesitas merupakan masalah utama kesehatan baik di negara-negara maju maupun
negara-negara berkembang. Sepertiga dari populasi negara tersebut menderita
obesitas (Hubbard, 2000; Seidel et al, 2011). Perubahan gaya hidup ,
penyimpangan pola makan dan aktivitas fisik berperan pada munculnya
overweight dan obesitas (Sallis et al, 2012).
Obesitas yang menjadi permasalahan di seluruh dunia, mempunyai
kecenderungan meningkat dari tahun ketahunnya. World Health Organization
(WHO) mengungkapkan bahwa angka obesitas baik di seluruh dunia meningkat
dua kali lipat sejak tahun 1980. Tahun 2008 lebih dari 200 juta pria dan hampir
300 juta wanita di seluruh dunia menderita obesitas (WHO, 2014). Indonesia
sendiri mempunyai prevalensi sebesar 19,1% . Secara nasional prevalensi obesitas
pada laki-laki lebih rendah dibandingkan dengan perempuan, masing – masing
sebesar 13,9% dan 23,8% (Riskerdas, 2007). Kecenderungan prevalensi obesitas
yang semakin meningkat, meningkatkan pula resiko yang ditimbulkan dari
obesitas tersebut. Overweight dan obesitas merupakan faktor resiko untuk
2
timbulnya sindroma metabolik dan memicu munculnya beberapa faktor resiko
penyakit kardiovaskuler. Penyakit pada pembuluh darah di tubuh akibat dari
obesitas antara lain penyakit jantung koroner, penyakit arteri perifer, stroke, dan
tromboemboli vena (Darvall et al, 2007; Farinelli , 2011). Overweight dan
obesitas masuk dalam salah satu kriteria sindroma metabolik, meskipun begitu
sindroma metabolik belum menunjukkan sebagai prediktor independen untuk
trombosis vena (Ageno et al, 2006; Kaur , 2014). Penelitian lain mengungkapkan
hal yang berbeda bahwa salah satu kriteria dari sindroma metabolik yaitu obesitas
secara konsisten memperlihatkan berperan sebagai faktor resiko independen
terjadinya tromboemboli vena (Ageno et al, 2008;
Freeman et al, 2010).
Penyebab tromboemboli vena sudah dikemukakan oleh Virchow pada abad
kesembilan belas yang terkenal dengan Triad Virchow yaitu; koagulasi darah,
stagnasi dan kerusakan pembuluh darah ( Silverstein et al, 2007; Kyrle dan
Eichinger, 2009). Penumpukan lemak dalam tubuh pada penderita overweight dan
obesitas menyebabkan trombosis melalui mekanisme peningkatan koagulasi ,
menurunkan fibrinolisis dan meningkatkan konsentrasi plasma dari faktor
pembekuan. Mekanisme tersebut dapat menyebabkan inflamasi, stress oksidatif,
dan disfungsi dari endotel.(Willenberg et al, 2010; Farinelli, 2011; Willenberg et
al, 2011).
Pemeriksaan velositas vena femoralis dilakukan dengan ultrasonografi
(USG). USG Doppler dapat melakukan pemeriksaan terhadap aliran vena
ekstremitas inferior (Willenberg et al, 2010). USG Doppler merupakan
pemeriksaan terkini untuk menilai inkompetensi dari katub vena atau adanya
3
obstruksi vena. Pemeriksaan USG Doppler berlangsung singkat, tidak invasif dan
mempunyai harga yang terjangkau. Selain itu USG Doppler mempunyai
sensitivitas sebesar 93% dan spesifisitas sebesar 73% dalam mendeteksi refluks
vena dibandingkan dengan phlebografi (Siedel et al, 2011). Temuan USG
Doppler berupa menurunnya aliran vena femoralis pada penderita obesitas dapat
meningkatkan resiko terjadinya tromboemboli vena dan insufisiensi kronis vena
(Willenberg et al, 2010; Vlajinac et al, 2012).
B. Rumusan Permasalahan
1. Overweight dan Obesitas merupakan salah satu faktor resiko terjadinya
sindroma metabolik dan penyakit kardiovaskuler. Pemeriksaan untuk
mengetahui seseorang menderita overweight dan obesitas menggunakan IMT.
2. Penumpukan
lemak
pada
penderita
overweight
dan
obesitas
dapat
menyebabkan gangguan pada endotel pembuluh darah , gangguan koagulasi
darah, dan menyebabkan stasis vena. Akibat dari hal tersebut menurut Virchow
dapat menyebabkan tromboemboli vena.
3. Penurunan velositas vena femoralis pada penderita obesitas meningkatkan
resiko terjadinya tromboemboli vena dan insufisiensi kronis vena. Penurunan
velositas vena femoralis dapat diketahui dengan pemeriksaan USG Doppler.
Selanjutnya dalam penelitian ini akan difokuskan pada korelasi IMT dengan
velositas vena femoralis yang didapatkan dengan pemeriksaan USG Doppler.
4
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti
merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : Apakah terdapat korelasi
IMT dengan velositas vena femoralis ?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi IMT dengan velositas
vena femoralis.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi penderita overweight dan obesitas
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran
tentang faktor resiko overweight dan obesitas.
2. Bagi pelayanan kesehatan
Penelitian
ini
dapat
membantu
memberikan
masukan
dalam
mengedukasi penderita overweight dan obesitas.
3. Bagi peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan
peneliti, khususnya mengenai pemeriksaan USG Doppler vena femoralis.
4. Bagi pendidikan
Penelitian ini merupakan proses pendidikan untuk melatih cara berfikir
dan meneliti peserta didik, serta menambah khasanah ilmu pengetahuan.
5. Bagi pengembangan penelitian
Bermanfaat sebagai sumber kepustakaan bagi penelitian selanjutnya.
5
F. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang korelasi IMT dengan velositas vena femoralis , menurut
pengetahuan penulis belum pernah dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat
(RSUP) Dr. Sardjito Yogyakarta dan sejauh penelusuran penulis juga belum
pernah dilakukan di Indonesia. Penulis menemukan laporan penelitian yang
berkaitan dengan IMT dan perubahan velositas vena. Penjelasan tentang beberapa
laporan penelitian yang ditemukan oleh penulis akan dipaparkan dalam tabel 1.
Laporan penelitian tersebut juga digunakan sebagai sumber acuan pada penelitian
ini.
Tabel 1. Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan IMT dan perubahan velositas
vena.
Peneliti,
Tahun
Willenberg
et al, 2010
Subyek
Topik
Hasil
23 non
obese dan
22 obese
Membandingkan
hemodinamik
vena ekstremitas
inferior pada
pasien obese dan
non obese
Terdapat
korelasi terbalik
yang signifikan
antara WHR dan
WC dengan
velositas vena
femoralis
Persamaan dan
Perbedaan
- Sama-sama
mengukur
velositas vena
femoralis
- Tidak
mengkorelasikan
dengan IMT
Willenberg
et al, 2011
16 non
obese
dengan
perlakuan
dan 22
obese tanpa
perlakuan
Memperlihatkan
dari tekanan
abdominal
terhadap aliran
vena
Obesitas
abdominal dapat
menyebabkan
tahanan aliran
balik vena dari
ekstremitas
inferior
- Sama-sama
mengukur
velositas vena
femoralis
- Menggunakan
perlakuan pada
subyek
Vlajinac et
al, 2013
1116
subyek
dengan
CVD
primer
Hubungan
overweight dan
obesitas dengan
kategori klinis
CVD
Kategori klinis
CVD secara
signifikan
berhubungan
dengan
overweight dan
obesitas
- Sama-sama
menggunakan
IMT
- Tidak dilakukan
pemeriksaan USG
6
Penelitian terkait yang dilaporkan dibandingkan dengan penelitian yang
dilaksanakan memiliki perbedaan pada pengelompokan subyek berdasarkan IMT.
Penelitian ini menggunakan subyek dengan IMT ≥ 18,5 kg/m2 yang kemudian
dikorelasikan dengan velositas vena femoralis yang didapatkan dari peneriksaan
USG Doppler. Laporan penelitian yang terdahulu tidak melakukan pengkorelasian
statistik pada IMT dengan velositas vena femoralis.
Download