Agribusiness Review ISSN.2354-8320 Vol 1, No 1 (Desember 2013), hal 65-77 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PETANI DALAM MENENTUKAN PEMBELIAN KE TOKO SAPRODI DI KABUPATEN BLORA Sasono Kurniadi, Suprapti Supardi, Kusnandar Magister Agribisnis Program Pascasarjana UNS [email protected] Abstrak Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Lokasi penelitian terletak di toko saprodi Kabupaten Blora. Dengan tahapan pelaksanaan, membuat kuesioner, mengumpulkan data, cooding, analisis data, dan menyimpulkan dari hasil penelitian. Hasil penelitiannya adalah a) Variabel pelayanan (X3) memiliki nilai tingkat signifikansi yang paling tinggi yaitu sebesar t hitung 2,571 terhadap pembelian. b) Hasil Uji Simultan menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 129,087 sedangkan nilai F table sebesar 3,94. Dapat dikatakan bahwa Harga, Produk, Pelayanan, Promosi dan Lokasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap pembelian (Y). c) Hasil Uji determinasi bahwa R2 adalah 0,867. Hal ini berarti 86,7% variasi Pembelian (Y) dapat dijelaskan ke lima variabel independen Harga, Produk, Pelayanan, Promosi dan Lokasi. Sedangkan sisanya (100%-86,7% = 13,3%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar dari variabel independen. Strategi pemasaran berdasarkan analisa SWOT yang digunakan adalah a) SO Strategis, mengoptimalkan faktor kekuatan yang terdiri dari pelayanan, kelengkapan produk dan variasi pilihan harga dalam strategi pemasaran untuk memperbesar target penjualan. b) WO Strategis, meminimalkan biaya promosi dan meningkatkan pelayanan untuk mengurangi biaya operasional. c) ST Strategis, meningkatkan variasi dan jenis produk, meningkatkan mutu pelayanan, dan menjaga adanya variasi tingkatan harga diberbagai pilihan produk untuk meminimalisir ancaman eksternal yaitu adanya promosi besar-besaran oleh kompetitor, khususnya yang menggunakan strategi Multi Level Marketing. d) WT Strategis, meningkatkan pelayanan dalam bentuk penyuluhan lapangan secara berkala, guna menjaga loyalitas konsumen. Kata Kunci: Perilaku, Konsumen, Pembelian konsumen yang tidak tahu apa yang mereka PENDAHULUAN Memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan tidak selalu mudah. Sebagian pelanggan memiliki kebutuhan yang tidak inginkan dalam suatu produk (Kotler, 2009: 13). Tantangan yang penyedia dihadapi perlengkapan oleh sepenuhnya mereka sadari, atau mereka pengusaha ke- tidak dapat mengartikulasikan kebutuhan butuhan pertanian tidak saja berkompetisi ini. Terkadang mereka menggunakan kata- dengan sesama pengusaha bisnis serupa, kata yang membutuhkan interpretasi. Hanya namun juga harus mampu untuk mem- melayani kebutuhan yang dinyatakan saja pertahankan konsumen. Diharapkan apabila berarti tidak memberi pelanggan apa yang konsumen menaruh sikap positif dalam benar-benar dibutuhkannya. Karena banyak evaluasi membeli kebutuhan perlengkapan 65 Agribusiness Review ISSN.2354-8320 Vol 1, No 1 (Desember 2013), hal 65-77 pertanian tersebut memberikan Kabupaten Blora. Dari hasil penelitian ini kepuasan. Kepuasan yang terus-menerus diharapkan akan dalam mendalami ilmu akan tentang agribisnis, khususnya tentang bisnis mengakibatkan akan pembelian yang berulang-ulang dan loyalitas konsumen. Loyalitas konsumen merupakan ukuran dari keberhasilan penjualan. Loyalitas konsumen ritel di bidang pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang merupakan keunggulan pencapaian dari mempengaruhi perilaku petani dalam sebuah usaha bisnis sekaligus dapat menjadi menentukan sarana promosi yang paling efektif. Perilaku Saprodi di Kabupaten Blora. konsumen semacam ini dapat memberikan gambaran terhadap memetakan penting segmen dalam pembelian ke Toko 2. Mendeskripsikan strategi pemasaran pengusaha dalam yang tepat dalam mengembangkan toko pasar sangat Saprodi Kabupaten Blora. memberikan dan pelayanan, Kotler, (2009: 166) menyatakan melakukan promosi dan strategi bisnis perilaku konsumen adalah studi tentang lainnya. bagaimana individu, kelompok dan Sementara itu toko Saprodi adalah organisasi memilih, membeli, menggunakan salah satu bisnis ritel di bidang pertanian. dan bagaimana barang, jasa, ide atau Dengan adanya cabang di setiap Kecamatan pengalaman untuk memuaskan kebutuhan di Kabupaten Blora, toko Saprodi telah dan keinginan mereka. dapat bersinergi dengan petani yang saling Faktor-faktor yang mempengaruhi menguntungkan. Di satu sisi Toko Saprodi konsumen dalam pembelian produk: mampu berkembang, kemudian di sisi lain 1. Harga petani sangat terbantu dengan kelengkapan Menurut Kotler (2000:518) produk yang ada di toko tersebut. Dalam hal menyatakan bahwa harga berperan sebagai ini, peneliti akan melakukan penelitian di penentu atas pemilihan pembeli, para lima lokasi toko Saprodi. Pemilihan toko ini konsumen didasarkan pada luas lahan dalam skala mendorong para pengecer untuk menurun- kecamatan di kabupaten blora. kan harga mereka, pengecer selanjutnya Melihat fenomena menarik tersebut, menekan berbelanja produsen secara untuk hati-hati, menurunkan maka peneliti tertarik untuk mengkaji dan harga. Hasilnya adalah pasar yang ditandai menganalisis berkaitan tentang faktor-faktor oleh diskon dan promosi besar-besaran. yang mempengaruhi perilaku petani dalam melakukan pembelian ke toko Saprodi di 66 Agribusiness Review ISSN.2354-8320 Vol 1, No 1 (Desember 2013), hal 65-77 2. Produk disertakan dengan produk yang berbentuk Menurut Dharmesta (2002:94) fisik. Aspek pelayanan semakin hari “Produk adalah suatu sifat yang kompleks semakin nyata perannya, secara umum baik diraba maupun tidak diraba, termasuk pelayanan tersebut meliputi bagaimana bungkus, warna, harga, prestise perusahaan kecepatan melayani pelanggan sebelum dan pengecer, pelayanan perusahaan dan berbelanja dan pada saat berbelanja. Dengan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk demikian memuaskan keinginan atau kebutuhannya”. mencoba sedemikian rupa agar pelayanan Menurut Lupiyoadi (2001: 58) usaha eceran harus yang dirasakan pelanggan meningkat serta “Produk adalah keseluruhan konsep objek sesuai dengan kehendak pelanggan. atau proses yang memberikan jumlah 4. Promosi sejumlah nilai atau manfaat mampu kepada Menurut Tjiptono “Dalam diuraikan bahwa pada dasarnya konsumen memperkenalkan produk dan menyakinkan membeli sekumpulan sifat fisik dan kimia serta meningkatkan kembali manfaat produk sebagai alat pemuas kebutuhan. Setiap kepada kombinasi tersebut harapan mereka tergerak hatinya dan secara merupakan produk yang tersendiri, sebab suka rela membeli produk”. Maka dari itu setiap promosi sebagai suatu faktor penentu sifat-sifat kombinasi akan memberikan para pembeli suatu 62), konsumen”. Dari pendapat di atas dapat dari pemasaran (2005: kegiatan sasaran dengan kepuasan yang berbeda-beda. keberhasilan dalam pemasaran. Kegiatan 3. Pelayanan tersebut dapat dilakukan secara langsung Menurut (2000:427), oleh pejabat teras perusahaan atau petugas pelayanan pelanggan adalah: “Service is khusus yaitu wiraniaga. Perusahaan saling any act or performance that one party can menggunakan teknik promosi penjualan be offer to another that is essentially seperti pameran dan peragaan sebagai intangible the bagian dari promotion mix untuk barang ownership of anything it’s production may konsumsi adalah penjualan, yang terdiri dari not be head a physical product”. alat-alat promosi yang beraneka ragam and Kotler doesn’t resul in Pelayanan adalah setiap tindakan dirancang untuk merangsang respon pasar atau keterampilan yang dapat ditawarkan secara lebih cepat dan lebih kuat. oleh apapun juga yang pada dasarnya tidak 5. Lokasi berwujud kepemilikan dan tidak sesuatu, menyebabkan pelayanan dapat Menurut pemilihan lokasi Amir (2004: memang 189), merupakan 67 Agribusiness Review ISSN.2354-8320 Vol 1, No 1 (Desember 2013), hal 65-77 keputusan strategis dalam usaha eceran. H2 :Terdapat strategi pemasaran yang tepat Lokasi yang benar atau salah adalah dari dalam mengembangkan toko Saprodi kesuksesan atau kegagalan usaha eceran, di Kabupaten Blora. diperlukan pengamatan yang menyeluruh dan mendalam mengenai kestrategisan METODE PENELITIAN lokasi. Kedekatan dengan pasar sasaran dan Tempat dan Waktu keamanan lokasi agar penentuan lokasi Penelitian ini dilakukan di Toko Saprodi tidak keliru. yang ada di Kabupaten Blora. Peneliti Menurut Kurtz (2008,45), SWOT analisis adalah memilih 5 kecamatan antara lain: 1) suatu alat perencanaan Kunduran, 2) Kedungtuban, 3) Todanan, 4) strategik yang penting untuk membantu Ngawen, 5) Blora. Alasan pemilihan lokasi perencana untuk membandingkan kekuatan tersebut dikarenakan banyaknya petani yang dan kelemahan internal organisasi dengan berkunjung di Toko Saprodi tersebut. Toko kesempatan dan ancaman dari eksternal. Saprodi yang digunakan sebagai tempat Menurut Robert W.Duncan (2007, penelitian adalah: UD. Sumber Tani Rejeki 142), menganalisa lingkungan internal dan di Kecamatan Ngawen, UD. Seger Tani di eksternal merupakan hal penting dalam Kecamatan Blora, UD. Tani Mulyo di proses perencanaan strategi. Faktor-faktor Kecamatan Kunduran, UD. Mitra Tani di lingkungan internal didalam perusahaan Kecamatan Kedungtuban, dan UD. Sumber biasanya Barokah di Kecamatan Todanan. dapat digolongkan sebagai Strength (S) atau Weakness (W), dan lingkungan eksternal perusahaan dapat Jenis Penelitian diklasifikasikan sebagai Opportunities (O) Jenis penelitian yang digunakan adalah atau Threat (T). Analisis lingkungan strategi kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif ini disebut sebagai analisis SWOT. dapat diartikan sebagai metode penelitian Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah: H1 digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan :Terdapat perilaku yang pengaruh petani pelayanan, menentukan faktor-faktor (Harga, produk, promosi, pembelian lokasi) ke toko data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Saprodi di Kabupaten Blora. 68 Agribusiness Review ISSN.2354-8320 Vol 1, No 1 (Desember 2013), hal 65-77 Populasi dan Sampel Teknik Analisis Data Populasi adalah wilayah generalisasi yang Uji Validitas dan Reabilitas Data terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai Gozhali, (2009: 45) Reabilitas kualitas dan karakteristik tertentu yang adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari yang merupakan indikator dari variable atau kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable 2008: 80). Populasi dalam penelitian ini atau handal jika jawaban seseorang terhadap adalah orang yang berkunjung ke toko pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari Saprodi. Pada penelitian ini populasinya waktu kewaktu. Salah satu uji reliabilitas diambil dari 5 (lima) Toko Saprodi yang data adalah dengan menggunakan one Shot ada di Kabupaten Blora. Pemilihan lokasi yaitu uji statistik Cronbach Alpha. Suatu toko diambil toko terbesar yang ada di lima konstruk atau variable dikatakan reliable Kecamatan jika memberikan nilai Cronbach Alpha > yang memiliki pengunjung terbanyak. Dari data 5 toko tersebut, rata- 0,60. rata pengunjung setiap bulannya sebanyak Gozhali, (2009: 49) Uji Validitas 7348. Data ini diambil 3 bulan terakhir dari digunakan untuk mengukur sah atau valid bulan April 2011- Juni 2011. tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada Teknik Pengumpulan Data kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu Peneliti menggunakan kuesioner sebagai yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. alat untuk mengumpulkan data. Sugiyono Setelah data terkumpul kemudian diolah (2008: kuesioner menggunakan program SPSS 15.0 jika hasil adalah teknik pengumpulan data yang t hitung > t table maka Ho dapat ditolak dilakukan dengan cara memberi seperangkat atau r memang berkorelasi positif atau pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada indikator adalah valid. Tingkat kesalahan responden yang digunakan adalah 5% (0,05) 142) mendefinisikan untuk dijawabnya. Dengan menggunakan kuesioner ini, peneliti dapat Uji Statistik Regresi Linier Berganda mengetahui ukuran dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian. Regresi digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata perubahan pada variabel-variabel independen terhadap nilai pada variable dependen. Rumus yang digunakan untuk menghitung dalam Persamaan Regresi adalah sebagai berikut: 69 Agribusiness Review ISSN.2354-8320 Vol 1, No 1 (Desember 2013), hal 65-77 Y = a + b 1 X1 + b 2 X2 + b 3 X3 + b4X4 + b5X5+ e data. Uji normalitas dilakukan dengan (Setiaji, 2008: 23) menggunakan Normal Probality Plot, yaitu Keterangan: observasi atau pengamatan diplot ber- Y=Perilaku petani untuk berkunjung ke pasangan Toko Saprodi diharapkan. Nilai data yang teramati diplot a = konstanta pada sumbu horisontal, sementara nilai b1= koefisienregresi X1 terhadap Y standar yang diharapkan diplot pada sumbu b2= koefisienregresi X2 terhadap Y vertikal. b3= koefisienregresi X3terhadap Y probability b4= koefisienregresi X4 terhadap Y mempresentasikan b5= koefisienregresi X5terhadap Y data, yakni pada titik-titik yang pada sumbu X1= Harga horisontal maupun vertikalnya sama-sama X2= kelengkapan produk menunjukkan nilai standar yang diharapkan. X3= pelayanan penjaga toko Apabila distribusi data suatu variabel adalah X4= program promosi normal, maka plotting nilai data yang X5= lokasi teramati dengan pasangan nilai standar yang e= standart error diharapkannya akan berada di sekitar garis Uji KetetapanModel lurus ini (Utomo, 2009: 135). Uji F yaitu uji statistik yang digunakan untuk Garis nilai lurus plot standar pada adalah normal garis normalitas yang yang distribusi Uji Heteroskedastisitas kebenaran Adalah uji yang digunakan untuk hipotesis yang disusun dalam penelitian. Uji menyelidiki varian yang konstan, yaitu F adalah perbandingan perbandingan antara rentangan e kurang lebih sama (Setiaji, variasi yang dapat 2008: 57). Uji heteroskedastisitas dilakukan variabel-variabel dengan Uji Langrang Multiplier (LM) test, independen yang digunakan dalam model yaitu dengan membandingkan nilai R2 x N dibanding dengan variabel-variabel lainnya dengan nilai Chi Square dari tabel sebesar di luar model. 7,815 (α=5%). variabel dijelaskan mengecek dengan dependen oleh Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Adalah uji yang digunakan untuk Pengujiannya adalah sebagai berikut: Jika R2 x N > 7,815 maka standart error menyelidiki seberapa jauh data bergeser mengalami heteroskedastisitas. dari normal secara lebih akurat derajat Jika R2 x N < 7,815 maka standart error kenormalan atau ketidaknormalan distribusi tidak mengalami heteroskedastisitas. 70 Agribusiness Review ISSN.2354-8320 Vol 1, No 1 (Desember 2013), hal 65-77 Heteroskedastisitas terjadi karena Uji Multikolinearitas sampel yang kurang homogen. Diharapkan Adalah uji yang digunakan untuk nilai dari R2 x N < 7,815 sehingga data yang mengetahui adanya korelasi yang sempurna digunakan atau pasti diantara satu atau lebih variabel tidak mengalami heteros- kedastisitas. independen dalam model (Utomo, 2009: Uji Otokorelasi 161). Jika diantara variabel independen ada Adalah uji yang digunakan untuk yang memiliki korelasi tinggi maka hal mengetahui adanya trend di dalam variabel tersebut mengindikasikan adanya problem dependen sehingga mengakibatkan e juga multikorelasional. Misalnya jika diantara mengalami mengaburkan variabel independen X1 dengan X2 terjadi independen. multikorelasional, maka keduanya saling pengaruh Otokorelasi trend dari dan variabel sendiri bermakna adanya korelasi data yang diurutkan dengan order mewakili dalam mempengaruhi variabel dependen Y. waktu (dalam data time series) atau antar tempat (dalam data cross section). Uji HASIL DAN PEMBAHASAN otokorelasi dilakukan dengan Uji Durbin PENELITIAN Watson (DW) (Setiaji, 2008: 69). Berdasarkan Pengujiannya adalah sebagai analisis data dan hasil penelitian yang telah dijelaskan di atas berikut: bahwa dari kelima aspek yang merupakan Jika 1,5<d<2 maka data tidak mengalami bagian dari bauran pemasaran yang terdiri otokorelasi. dari Harga, Produk, Pelayanan, Promosi, Jika 0<d<1,5 maka data memiliki otokorelasi positif. Jika 2,5<d<4 dan Lokasi. Maka dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yang berpengaruh terhadap maka data memiliki pembelian di toko saprodi kabupaten Blora otokorelasi negatif. hádala 1) pelayanan, 2) Harga, 3) Lokasi, 4) Jika d=2 maka data tidak terjadi otokorelasi produk dan 5) promosi. Berikut merupakan sempurna. pembahasan pada tiap variabelnya. Diharapkan nilai DW yang diperoleh adalah sebesar 2, artinya data Pertama variable pelayanan (X3) tidak memiliki nilai tingkat signifikansi yang mengalami otokorelasi (perubahan yang paling tinggi yaitu sebesar t hitung 2,571 terjadi pada variabel dependen merupakan terhadap pembelian. Hal ini dikarenakan pengaruh dari variabel independen). bahwa pelayanan adalah merupakan aspek kunci dalam penjualan. Dimana semakin 71 Agribusiness Review ISSN.2354-8320 Vol 1, No 1 (Desember 2013), hal 65-77 baik penjual melayani calon pembeli maka orang di kalangan menengah kebawah, semakin banyak juga peluang calon pembeli maka pertimbangan harga biasanya menjadi untuk membeli produk yang dijualnya. pertimbangan utama. Hal ini sesuai dengan teori Kotler Hasil penelitian ini sejalan dengan yang mengatakan bahwa pelayanan adalah teori Kotler (2000:518) yang menyatakan setiap tindakan atau keterampilan yang bahwa harga berperan sebagai penentu atas dapat ditawarkan oleh apapun juga yang pemilihan pada dasarnya tidak berwujud dan tidak berbelanja secara hati-hati, mendorong para menyebabkan sesuatu, pengecer untuk menurunkan harga mereka, pelayanan dapat disertakan dengan produk pengecer selanjutnya menekan produsen yang berbentuk fisik. Aspek pelayanan untuk menurunkan harga. kepemilikan semakin hari semakin nyata perannya, pembeli, Ketiga Lokasi para (X4) konsumen merupakan secara umum pelayanan tersebut meliputi tempat dimana toko saprodi itu didirikan. bagaimana kecepatan melayani pelanggan Lokasi juga merupakan faktor-faktor yang sebelum saat mempengaruhi pembelian. Hal ini dapat berbelanja. Dengan demikian usaha eceran dilihat dari aspek strategis atau tidak harus mampu mencoba sedemikian rupa lokasinya. Semakin strategis maka peluang agar pelayanan yang dirasakan pelanggan orang berkunjung lebih besar, sehingga itu meningkat serta sesuai dengan kehendak berbanding lurus dengan pembelian. Lokasi pelanggan. adalah faktor yang sangat penting dalam berbelanja Kedua dan Harga (X1) bauran pemasaran ritel (retail marketing tidak kalah mix). Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai pentingnya dalam cakupan faktor-faktor akan lebih sukses dibanding gerai yang yang mempengaruhi perilaku konsumen lainnya yang berlokasi kurang strategis. dalam ini Dalam menentukan lokasi, pengecer harus dikarenakan, harga adalah titik dimana mempertimbangkan konsumen sasarannya penjual dan pembeli sama-sama sepakat karena konsumen sering mencari toko untuk eceran yang paling dekat dengan tempat merupakan variabel pada aspek pembelian melakukan yang produk. transaksi. Hal Dengan memiliki latar beragam calon pembeli, tinggalnya maka harga juga mempengaruhi terhadap ditempat-tempat strategis akan memudah- pembelian kan konsumen untuk berbelanja ditoko produk. Bagi orang yang mengedepankan kualitas biasanya harga dan juga pemilihan lokasi tersebut. mahal tidak menjadi masalah, namun bagi 72 Agribusiness Review ISSN.2354-8320 Vol 1, No 1 (Desember 2013), hal 65-77 Hal ini sejalan dengan teori dari M. konsumen terhadap suatu produk, karena Taufik Amir (2004:189), pemilihan lokasi produk yang dihasilkan akan menarik memang merupakan keputusan strategis perhatian konsumen dan akan meningkatkan dalam usaha eceran. Lokasi yang benar atau volume penjualan bagi perusahaan. salah adalah dari kesuksesan atau kegagalan Kelima Promosi (X4) termasuk dari usaha eceran, diperlukan pengamatan yang bauran pemasaran yang sangat penting menyeluruh keberadaannya. Semakin sering penjual dan mendalam mengenai kestrategisan lokasi. melakukan promosi berarti calon pembeli Keempat Produk (X2) merupakan semakin tahu tentang produk tersebut. barang yang dijual belikan di toko saprodi. Namun Artinya calon pembeli datang, tujuannya promosi (X4) tidak berpengaruh terhadap adalah membeli sarana produksi pertanian pembelian. Hal ini dikarenakan, karakter yang mereka butuhkan. Oleh karena itu, pangsa pasar yang sudah mengakar dibenak kelengkapan dan jenis produk tentunya para petani. Maksudnya jika, petani sudah mempengaruhi dari minat calon pembeli mempercayai salah satu produk tertentu itu untuk datang. Semakin lengkap produknya sulit untuk diubah. Dengan demikian, maka semakin banyak pula pembelian atau sebesar apapun promosi yang dilakukan transaksi yang terjadi. maka tidak akan menggoyahkan emage Hal ini sejalan dengan teori Angiopora (2002: 26) yang mengatakan produk dalam penelitian ini, variabel yang telah diyakini mampu meningkatkan hasil pertaniannya. keberadaan produk dapat dikatakan sebagai Dari hasil analisis data dengan titik sentral dari kegiatan marketing, karena menggunakan analisis SWOT didapatkan kegiatan dari unsur-unsur marketing mix bahwa toko saprodi pada saat ini sedang lainnya tumbuh dan berkembang. Langkah strategis berawal dari produk yang dihasilkan. Pengenalan terhadap keberadaan yang dapat dilakukan adalah dengan produk dapat dilihat dalam bauran produk melakukan penetrasi pasar, artinya lingkup yang unsur-unsurnya terdiri dari variasi pangsa pasarnya diperluas. produk, kualitas, desain, bentuk produk, a. SO Strategis kemasan, ukuran, dan pelayanan. Usaha Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan perusahaan dalam pengenalan suatu produk peluang. Strategi pemasaran yang tepat bagi serta dengan variasi produk yang dihasilkan, toko saprodi adalah dengan mengoptimal- maka perusahaan semakin banyak melayani kan faktor kekuatan yang terdiri dari berbagai macam kebutuhan dan keinginan pelayanan, kelengkapan produk, dan variasi 73 Agribusiness Review ISSN.2354-8320 Vol 1, No 1 (Desember 2013), hal 65-77 pilihan harga dalam strategi pemasaran menerapkan strategi pemasaran Multi Level untuk Marketing. memperbesar target penjualan, berdasarkan pangsa pasar yang belum terserap sepenuhnya. KESIMPULAN DAN SARAN b. WO Strategis Variabel pelayanan (X3) memiliki nilai WO Strategis, meminimalkan biaya tingkat signifikansi yang paling tinggi yaitu promosi dan meningkatkan pelayanan untuk sebesar t hitung 2,571 terhadap pembelian. mengurangi biaya operasional. Dengan Hal ini dikarenakan bahwa pelayanan demikian toko saprodi dapat meningkatkan adalah merupakan aspek kunci dalam penjualan tanpa harus mengeluarkan biaya penjualan. Dimana semakin baik penjual promosi, yaitu dengan memaksimalkan melayani calon pembeli maka semakin pelayanan. banyak juga peluang calon pembeli untuk c. ST Strategies membeli produk yang dijualnya. ST Strategis, meningkatkan variasi dan jenis Hasil Uji Simultan menunjukkan produk, meningkatkan mutu pelayanan bahwa dengan bahasa yang mudah dipahami oleh sedangkan nilai F table sebesar 3,94. Secara pengunjung toko dan menjaga adanya spesifiknya dapat dikatakan bahwa Harga, variasi tingkatan harga diberbagai pilihan Produk, Pelayanan, Promosi dan Lokasi produk secara bersama-sama berpengaruh terhadap untuk meminimalisir ancaman eksternal yaitu adanya promosi besar- strategi Multi Level F hitungsebesar 129,087 pembelian (Y). besaran oleh kompetitor, khususnya yang menggunakan nilai Hasil Uji determinasi menunjukkan bahwa R2 adalah 0,867. Hal ini berarti Marketing. 86,7% d. WT Strategies dijelaskan ke lima variabel independen WT Strategis, meningkatkan pelayanan Harga, Produk, Pelayanan, Promosi dan dalam bentuk penyuluhan lapangan secara Lokasi. Sedangkan sisanya (100%-86,7% = berkala tentang cara bertani yang benar dan 13,3%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain langkah apa saja yang dilakukan jika terjadi diluar dari variabel independen tersebut. hambatan dalam proses bercocok tanam, SO guna menjaga loyalitas konsumen terhadap kekuatan ancaman yang muncul berupa adanya toko- kelengkapan produk dan variasi pilihan toko pertanian skala kecil dan promosi harga dalam strategi pemasaran untuk besar-besaran memperbesar target penjualan berdasarkan dari perusahaan yang variasi Strategis, Pembelian (Y) mengoptimalkan yang terdiri dapat faktor dari pelayanan, 74 Agribusiness Review ISSN.2354-8320 Vol 1, No 1 (Desember 2013), hal 65-77 pangsa pasar yang belum terserap sepenuhnya. a. Sebaiknya manajemen toko saprodi lebih menekankan lagi dalam kualitas WO Strategis, meminimalkan biaya pelayanan baik berupa sikap yang ramah promosi dan meningkatkan pelayanan untuk dan kemampuan penguasaan teknologi mengurangi biaya operasional. Dengan budidaya pertanian demikian toko saprodi dapat meningkatkan b. Sebaiknya keberlangsungan distribusi penjualan tanpa harus mengeluarkan biaya produk diuasahakan sesuai waktu yang promosi, yaitu dengan memaksimalkan ditentukan pelayanan. kelengkapan produk di toko saprodi. guna menjaga stock ST Strategis, meningkatkan variasi c. Sebaiknya terdapat kegiatan penyuluhan dan jenis produk, meningkatkan mutu yang berkelanjutan agar toko saprodi pelayanan dengan bahasa yang mudah dapat memberikan edukasi bagi petani. dipahami oleh pengunjung toko dan d. Sebaiknya penelitian selanjutnya lebih menjaga adanya variasi tingkatan harga banyak diberbagai untuk mengangkat tema perilaku konsumen meminimalisir ancaman eksternal yaitu dan bauran pemasaran, karena ada adanya oleh banyak temuan penelitian yang secara kompetitor, khususnya yang menggunakan teoritis dan di lapangan tidak terjadi strategi Multi Level Marketing. kesamaan. Sehingga akan mendorong pilihan promosi WT pelayanan produk besar-besaran Strategis, dalam bentuk meningkatkan penyuluhan adanya lagi teori yang baru tertarik sebagai dalam bentuk penyempurnaan dari teori sebelumnya. lapangan secara berkala tentang cara bertani yang benar dan langkah apa saja yang dilakukan jika terjadi hambatan dalam proses bercocok tanam, guna menjaga loyalitas konsumen terhadap ancaman yang muncul berupa adanya toko-toko pertanian skala kecil dan promosi besar-besaran dari perusahaan yang menerapkan strategi pemasaran Multi Level Marketing. Saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut: 75 Agribusiness Review ISSN.2354-8320 Vol 1, No 1 (Desember 2013), hal 65-77 REFERENSI Angipora, Marisu P. 2002. DasardasarPemasaran, edisi ke-2.PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Anova, An Noor Rizza. 2009.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Berbelanja di Tulip Swalayan Banjarmasin. Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Banjarmasin. Asseal, Henry. 1996. Consumer Behavior and Marketing Action, Fourth Edition PWS, Kent Publishing Company, Boston. Dunne, A. Peter, James, G. Barnes, 1995, Internal Marketing: A Relationship, Value Creation View,: dalam Internal Marketing: Directions for Management, ed. Barbara R. Lewis and Richard J. Varey, London: Routledge. David, Fred R. 2004 ManajemenStrategisKonsepkonsep.Edisi ke9.AlihbahasaKresnoSansu.Indek s,Jakarta 2006. Manajemen Strategis. Edisi Sepuluh Salemba 4, AlihbahasaKresnoSansu. Indeks Jakarta. Dharmesta & Irawan. 2005. Manajemen Pemasaran Modern. Edisi Kedua. Yogyakarta: Liberty. Engel, James, F., R.D Blackwell, Paul, W, Miniard 1968.Consumer Behavior. Illinois: The Dryden Press. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Semarang: Undip Haliana. 2009. Analisis Factor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Mie Instan Merek Indomie. Jurnal Penelitian. Hartono, Budi. 2011. Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Bakso di Malang. Jurnal penelitian Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya,Vol. 35(2): 137-142, Juni 2011. Indriantoro, Nur & Supomo, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Iasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara 1994. Consumer Behavior. Jakarta: Binarupa Aksara. Kotler, Philip. 2002. ManajemenPemasaran,Jilid 2. EdisiMilenium. Jakarta: Prenhallindo Kotler, Philip & Armstrong, Gary. 2008. Prinsip-prinsipPemasaran, Jilid 2. Edisikeduabelas. Jakarta: Erlangga. Kotler, Philip dan Susanto. 2000. Manajemen Pemasaran Di Indonesia: Analisis, Perencanaan, Implementasi Dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat. Kotler, Philip dan Lane, Kevin. 2009. Manajemen Pemasaran.Jakarta: Erlangga. Kurtz, David L., 2008, Principles of contemporary marketing, SouthWesternducational Publishing, Stamford. Lupiyoadi, Rambat, 2001, Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba Empat, Jakarta. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Perilaku Konsumen. Bandung: Refika Aditama. Santosa, Singgih. 2001. Riset PemasaranKonsep dan Aplikasi SPSS. Jakarta PT Elex Komputindo. Loudon danBitta, 1984.Consumer Behavior: Concept and Applications. The United State of America: By McGraw Hill Inc. Pearce, John A. and Robinson Richard B. Jr. 2003.Strategic Management Formulation, Implementation 76 Agribusiness Review ISSN.2354-8320 Vol 1, No 1 (Desember 2013), hal 65-77 and Control.McGraw hill, Boston. Prasetyo, Bambang, Jannah, Miftahul. 2005. MetodePenelitianKuantitatifTeor idanAplikasi.Jakarta: PT Raja Grasindo Persada Setiaji, Bambang, 2008, Cara MudahAnalisisKuantitatif. Surakarta: Al-Es’af University Press. Sudiyarto. 2006. Kajian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Membeli/Mengkonsumsi Buah Lokal. Jurnal penelitian. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Taufiq. Amir, M. 2005. Dinamika Pemasaran: Jelajahi & Rasakan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Tjiptono, Fandy. 2005. Pemasaran Jasa, Ed 1. Malang: Bayu Media Thompson. Jhon Kent Mattews, 2008. The Economic of Banking 2nd Edition, New York: John Wiley & Sons LTD. Utami, Christina Whidya. 2006, Manajemen Riset Strategi dan Implementasi Riset Modern, Salemba Empat, Jakarta. Utomo. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta Http://www.pemkabblora.go.id. Letak Geografis Kabupaten Blora. Zaltman dan Wallendorf, 1979. Consumer Behavior: Basic Findings and Management Implications. The United States of America: By John Willey & Sons Inc. 77