ringkasan eksekutif - SiforenMonev

advertisement
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
DEPUTI BIDANG SAINS ANTARIKSA DAN ATMOSFER
LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 2
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur ke hadirat Allah SWT
penyusunan Laporan Kinerja (LAKIN) Pusat Sains dan Teknologi
Atmosfer – LAPAN tahun anggaran 2016 dapat terselesaikan.
Laporan Kinerja (LAKIN) ini merupakan pertanggungjawaban
Pusat
Sains
dan
Teknologi
Atmosfer
–
LAPAN
dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2016 ini disusun sebagai
laporan kinerja atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi berdasarkan atas: (1)
Keputusan
Kepala
Lembaga
Penerbangan
dan
Antariksa
Nasional
nomor:
KEP/116/IX/2002 tentang uraian tugas di lingkungan Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional, dan yang terakhir diperbaiki kembali dengan Peraturan Kepala
LAPAN Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja LAPAN, Pasal 73, (2)
Renstra Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional 2015 – 2019, (3) Renstra
Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer-LAPAN 2015 – 2019, dan (4) Rencana Kerja
Tahunan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2016. (5) DIPA Pusat Sains dan
Teknologi Atmosfer tahun 2016.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah juga merupakan suatu media yang dapat
digunakan sebagai sarana komunikasi pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja
instansi pemerintah, yang dalam hal ini adalah Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer
– Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Tentunya media ini sangat penting
untuk digunakan sebagai umpan balik pengambilan keputusan pihak-pihak terkait
dalam mengevaluasi akuntabilitas kinerja lembaga termasuk individu atau pejabat
publik yang bertanggung jawab atas mandat tersebut.
Dalam LAKIN Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – LAPAN ini disajikan target
dan capaian kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – LAPAN di dalam
melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya selama tahun anggaran 2016.
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 3
Dengan rasa penuh kesadaran bahwa Laporan ini masih jauh dari sempurna,
oleh
karena
itu
kritik
dan
saran
kami
harapkan
untuk
perbaikan
atau
penyempurnaan dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah di tahuntahun mendatang.
Akhirul kata, semoga Laporan Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer –
LAPAN
ini
dapat
bermanfaat
dan
dapat
dijadikan
landasan
untuk
kesinambungan/kebijakan program dan kegiatan dalam membangun Pusat Sains dan
Teknologi Atmosfer – LAPAN di masa yang akan datang.
Bandung,
Januari 2017
Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – LAPAN
Kepala
Ir. Halimurrahman, MT
196705031991011001
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 4
RINGKASAN EKSEKUTIF
Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada pada pertemuan dua
samudera dan dua benua serta hutan tropis yang luas, menjadikan dinamika
atmosfer di atas wilayah Indonesia merupakan wilayah energi tinggi, turbulen,
disipatif, non-adiabatik dan non-linear sehingga lebih sulit untuk diprediksi
dibandingkan dengan wilayah di lintang tinggi. Wilayah ini menjadi penting karena
merupakan penggerak sirkulasi atmosfer global dan sumber ketidakpastian serta
wilayah kunci perubahan iklim global. Isu Perubahan iklim merupakan salah satu isu
strategis
yang perlu mendapat
perhatian khusus
di
samping peningkatan
pemahaman mekanisme dinamika atmosfer Indonesia sendiri.
Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer mengambil peran dalam penelitian
atmosfer Indonesia meliputi (i) sirkulasi atmosfer lokal, regional dan global; (ii)
penelitian fisika atmosfer termasuk proses konveksi, awan dan hujan; (iii) penelitian
variabilitas, anomali, ekstrimitas dan perubahan atmosfer termasuk monsun,
fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), El-Nino Southern Oscillation (ENSO),
Indian Ocean Dipole (IOD), perubahan iklim; (iv) penelitian interaksi atmosfer
dengan daratan dan lautan; (v) penelitian hubungan matahari dan atmosfer bumi,
dan (vi) pemodelan, simulasi dan prediksi atmosfer jangka pendek, menengah dan
panjang serta (vii) penelitian tentang komposisi atmosfer di Indonesia meliputi ozon,
aerosol, gas rumah kaca, polusi udara, hujan asam, kualitas udara beserta
dampaknya.
Untuk mendukung penelitian di bidang sains atmosfer tersebut di atas sangat
dibutuhkan penelitian dan pengembangan teknologi atmosfer seperti (i) sistem
pengamatan atmosfer berbasis satelit, radar dan insitu; (ii) pengembangan sensor
CO2, payload roket sonda, sensor satelit, mini-lidar; (iii) pengembangan database
atmosfer Indonesia; dan (iv) pengembangan sistem peringatan dini berbasis satelit.
Pusat Sains dan Teknologi Amosfer mempunyai VISI
menjadi “Pusat Keunggulan
Sains Atmosfer”, dengan tujuan: “Terwujudnya pengelolaan kegiatan penelitian dan
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 5
pengembangan di bidang sains dan teknologi atmosfer yang optimal dan
Terwujudnya layanan prima di bidang sains dan teknologi atmosfer ”.
Dalam Penetapan Kinerja PSTA tahun 2016 terdapat 6 Indikator Kinerja
Utama (IKU) anatara lain IKU-1 jumlah model pemanfaatan iptek di bidang atmosfer
yang operasional untuk pemantauan lingkungan, mitigasi bencana dan perubahan
iklim dengan target 2 model, IKU-2 jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang
sains atmosfer dengan target 15 Makalah, IKU-3 jumlah publikasi internasional yang
terindeks di bidang sains atmosfer dengan target 4 makalah, IKU-4 jumlah HKI yang
diusulkan di bidang sains atmosfer dengan target 1 judul, IKU-5 jumlah instansi
pengguna yang memanfaatkan layanan iptek di bidang sains atmosfer dengan target
25 instansi serta IKU-6 Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan iptek di bidang
sains atmosfer dengan target nilai 78,5.
Hasil kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2016 memperlihatkan
capaian kinerja PSTA yang didasarkan pada Penetapan Kinerja 2016, diperoleh nilai
rata-rata 108%, nilai tersebut diperoleh dari persentase capaian IKU-1 sebesar
150%, IKU-2 sebesar 33%, IKU-3 sebesar 100%, IKU-4 100%, IKU-5 156%, IKU-6
111%. Dalam pencapaian indikator kinerja, masih ada beberapa kendala yang
dihadapi, yaitu belum optimumnya para peneliti dalam menerbitkan hasil-hasil karya
penelitiannya pada jurnal nasional.
Sementara nilai daya serap penggunaan dana/anggaran DIPA 2016 mencapai
94,78% atau Rp. 21.036.700.817,- (Dua puluh satu miliar tiga puluh enam juta tujuh
ratus ribu delapan ratus tujuh belas rupiah) dari nilai pagu 22.196.000.000,- (Dua
puluh dua miliar seratus sembilan puluh enam juta rupiah) setelah mengalami revisi
dari pagu awal sebesar Rp. 22.441.000.000,- (Dua puluh dua miliar empat ratus
empat puluh satu juta rupiah). Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
hasil capaian kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2016 adalah baik
dengan rata-rata sebesar 108%. Keberhasilan tersebut didukung oleh usaha keras
dan kerjasama yang baik antara pejabat struktural, fungsional dan seluruh staf
administrasi, dengan memanfaatkan seluruh sarana dan prasarana yang ada dengan
sebaik-baiknya.
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 6
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 13
1.1.LATAR BELAKANG .......................................................................................................................... 13
1.1.1 TUGAS POKOK DAN FUNGSI ................................................................................................... 14
1.1.2 STRUKTUR ORGANISASI ......................................................................................................... 15
2.1. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI DAN PERMASALAHAN UTAMA ......................................... 16
2.2. SUMBER DAYA MANUSIA DAN FASILITAS ............................................................................... 26
1.3.1 SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) ........................................................................................... 26
1.3.2 FASILITAS ................................................................................................................................... 27
2.3. SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN ......................................................................................... 34
BAB 2 PERENCANAAN KINERJA ............................................................................................................. 36
2.1. VISI DAN MISI .................................................................................................................................. 37
2.2. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS ........................................................................................... 39
2.2.1 TUJUAN STRATEGIS ................................................................................................................. 39
2.2.2 SASARAN STRATEGIS .............................................................................................................. 39
2.2 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) ............................................................................................. 40
2.3 RENCANA KINERJA TAHUN 2016 .................................................................................................. 41
2.4 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2016: ............................................................................................ 44
BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................................................................... 46
3.1. ANALISIS CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016 ................................................................................ 46
3.1.1 JUMLAH MODEL PEMANFAATAN IPTEK DI BIDANG ATMOSFER YANG OPERASIONAL
UNTUK PEMANTAUAN LINGKUNGAN, MITIGASI BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM ...... 48
3.1.2 JUMLAH PUBLIKASI NASIONAL ............................................................................................. 56
3.1.3 JUMLAH PUBLIKASI INTERNASIONAL ................................................................................. 57
3.1.4 JUMLAH HKI............................................................................................................................... 59
3.1.5 JUMLAH INSTANSI PENGGUNA .............................................................................................. 61
3.1.6 INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ...................................................................................... 74
3.2 PERBANDINGAN REALISASI IKU TERHADAP TAHUN SEBELUMNYA ................................... 75
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 7
3.3 CAPAIAN LAIN ................................................................................................................................. 76
3.3.1 PUBLIKASI LAINNYA ............................................................................................................... 76
3.3.2 KERJASAMA ............................................................................................................................... 85
3.3.3 STANDAR PENGOLAHAN DATA ............................................................................................. 86
3.3.4 STANDAR PENGELOLAAN DATA ........................................................................................... 87
3.3.5 COMPETENCY GAP INDEX ...................................................................................................... 88
3.3.6 NILAI AKIP.................................................................................................................................. 89
3.3.7 PUI DAN AKREDITASI LAB KIMIA ......................................................................................... 89
3.3.8 PENGEMBANGAN PERALATAN .............................................................................................. 92
3.3.9 WBK/WBBM ................................................................................................................................ 95
3.3.10 KEGIATAN TRAINING ............................................................................................................. 97
3.3.11 SEMINAR, OPEN HOUSE, PAMERAN, ULANG TAHUN EAR KE-15..................................104
3.3.12 LAUNCHING DSS MARITIM, BENCANA, SRIKANDI, SANTANU .....................................107
3.3.13 LAYANAN INFORMASI VARIABILITAS IKLIM, MONITORING BENCANA DAN WEBSITE
PSTA........................ .............................................................................................................................110
3.4 AKUNTABILITAS KEUANGAN ......................................................................................................113
BAB 4 PENUTUP ........................................................................................................................................117
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 8
DAFTAR GAMBAR
BAB 1
Gambar 1. 1. Bagan Struktur Organisasi Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer - LAPAN ... 15
Gambar 1. 2. Siklus Akuntabilitas Lembaga Litbang ............................................................ 21
Gambar 1. 3. Hubungan Lembaga Litbang dengan Pembangunan ........................................ 22
Gambar 1. 4. Sistem Matahari - Bumi ................................................................................... 24
Gambar 1. 5. Sistem Pendukung Keputusan .......................................................................... 25
Gambar 1. 6. Komposisi SDM Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer berdasarkan (a)
Golongan dan (b) Jabatan Fungsional Khusus (JFK) pada Desember 2016 .......................... 26
Gambar 1. 7. Komposisi SDM Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Berdasarkan Pendidikan
pada Desember 2016 .............................................................................................................. 27
Gambar 1. 8. Kantor Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer yang Berlokasi di Jl. Dr.
Djundjunan No. 133 Bandung................................................................................................ 28
Gambar 1. 9. Sistem Komputasi Kinerja Tinggi, Komputasi Prediksi Numerik Atmosfer
(KRESNA) ............................................................................................................................. 31
Gambar 1. 10. Server Basis Data Atmosfer Indonesia (BISMA) .......................................... 31
Gambar 1. 11. (a) Air Quality Monitoring System (b) Ion Cromatography .......................... 32
Gambar 1. 12. Equatorial Atmospheric Radar di Balai Pengamatan Dirgantara Agam,
Sumatera Barat ....................................................................................................................... 33
Gambar 1. 13. Balai Pengamatan Dirgantara LAPAN .......................................................... 34
BAB 2
Gambar 2. 1. Kerangka Penyusunan Renstra PSTA 2015-2019 ............................................ 37
BAB 3
Gambar 3. 1. Satellite Disaster Early Warning System (SADEWA) .................................... 49
Gambar 3. 2. Tampilan Aplikasi SEMAR ............................................................................. 52
Gambar 3. 3. Konsep SEMAR ............................................................................................... 52
Gambar 3. 4. Tampilan Display Semar .................................................................................. 52
Gambar 3. 5. Foto Bersama dengan Dinas Perikanan DI. Yogyakarta .................................. 53
Gambar 3. 6. Dokumentasi Launching DSS Semar ............................................................... 53
Gambar 3. 7. Tampilan online SRIKANDI ........................................................................... 55
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 9
Gambar 3. 8. Sistem Peluncuran Gondola dengan Balon yang dilengkapi Parasut dan Pemcah
dari Kawat Panas .................................................................................................................... 60
Gambar 3. 9. Perpektif Keseluruhan Sistem Pemecah Balon ................................................ 61
Gambar 3. 10. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di PSTA ............................ 64
Gambar 3. 11. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di PSTA ............................ 66
Gambar 3. 12. Foto Bersama Bimtek Sistem Pemantauan Cuaca Ekstrem Berbasis SADEWA
dan SEMAR ........................................................................................................................... 68
Gambar 3. 13. Foto Bersama Para Peserta Bimtek DSS Berbasis Atmosfer di PSTA
(SADEWA, SEMAR dan SRIKANDI) ................................................................................. 69
Gambar 3. 14. Foto bersama Bimtek Dampak Perubahan Iklim ........................................... 70
Gambar 3. 15. Foto Bersama Bimtek Deposisi Asam dan Sosialisasi Hasil Penelitian dan
Pengembangan Lingkungan Atmosfer ................................................................................... 71
Gambar 3. 16. Pelaksanaan Kegiatan Bimtek Penggunaan Data Cuaca SADEWA dan
SENTANU LAPAN ............................................................................................................... 71
Gambar 3. 17. Foto Bersama Bimtek Decision Support System Sistem Embaran Maritim
(DSS SEMAR) ....................................................................................................................... 72
Gambar 3. 18. Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi Hasil Litbang PSTA................................ 73
Gambar 3. 19. Buku Bunga Rampai PSTA Tahun 2016 ....................................................... 77
Gambar 3. 20. Buletin Antasena Edisi 1 ................................................................................ 84
Gambar 3. 21. Buletin Antasena Edisi 2 ................................................................................ 84
Gambar 3. 22. Penandatanganan PKS antara LAPAN dengan UBD Palembang di Palembang
29 Nopember 2016 ................................................................................................................. 86
Gambar 3. 23. Kegiatan Asesment Laboratorium Kimia ....................................................... 92
Gambar 3. 24. Penilaian Mandiri WBK/WBBM ................................................................... 97
Gambar 3. 25. Sosialisasi WBK/WBBM ............................................................................... 97
Gambar 3. 26. Training Equatorial Atmospheric Radar (Ear) Dan Radio Accoustics Sounding
System (Rass) Di PSTA - LAPAN ........................................................................................ 98
Gambar 3. 27. Training Equatorial Atmospheric Radar (Ear) Dan Radio Accoustics Sounding
System (Rass) Di BPAA AGAM - LAPAN .......................................................................... 99
Gambar 3. 28. Kegiatan Bimtek Penggunaan Automatic Identification System (AIS)
Terresttrial untuk DSS SEMAR ............................................................................................. 99
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 10
Gambar 3. 29. Foto Bersama Kegiatan Training ISO17025 ................................................ 101
Gambar 3. 30. Foto Bersama Peserta ESQ .......................................................................... 102
Gambar 3. 31. Dokumentasi Kegiatan Seminar SNSA Tanggal 21 April 2016 .................. 104
Gambar 3. 32. Dokumentasi Kegiatan Open House "PARACITA ATMALOKA" Di PSTA –
LAPAN ................................................................................................................................ 105
Gambar 3. 33. Dokumentasi Kegiatan International Symposium on 15th of EAR ............. 107
Gambar 3. 34. Launching DSS Maritim, Bencana, Srikandi, Santanu Di Hadiri oleh Wakil
Presiden ................................................................................................................................ 107
Gambar 3. 35. Tim DSS PSTA LAPAN berfoto bersama dengan Deputi bidang Sains
Antariksa dan Atmosfer dan Kepala PSTA di depan produk-produk litbang Decission Support
System (DSS) ....................................................................................................................... 109
Gambar 3. 36. Tampilan Layanan Varibilitas Iklim ............................................................ 110
Gambar 3. 37. Tampilan Layanan Monitoring Bencana ...................................................... 111
Gambar 3. 38. Tampilan Layanan Informasi Sains dan Teknologi Atmosfer Online pada
website LAPAN ................................................................................................................... 112
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 11
DAFTAR TABEL
BAB 2
Tabel 2. 1. Indikator Kinerja Utama (IKU)............................................................................ 40
Tabel 2. 2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) PSTA TA. 2016 ............................................. 43
Tabel 2. 3. Bukti Penetapan Kinerja (PK) PSTA TA. 2016 .................................................. 44
BAB 3
Tabel 3. 1. Analisis Capaian Kinerja Tahun 2016 ................................................................... 46
Tabel 3. 2. Model Pemanfaatan Iptek Di Bidang Atmosfer ..................................................... 48
Tabel 3. 3. Litbang Potensi Bencana Hidrometeorologis ........................................................ 50
Tabel 3. 4. Litbang Atmosfer Maritim ..................................................................................... 51
Tabel 3. 5. Litbang Lingkungan Atmosfer ............................................................................... 55
Tabel 3. 6. Judul publikasi ilmiah nasional terakreditasi. ....................................................... 56
Tabel 3. 7. Judul makalah ilmiah yang terbit/submit pada jurnal internasional terakreditasi . 58
Tabel 3. 8. HKI yang Diusulkan PSTA.................................................................................... 59
Tabel 3. 9. Jumlah Instansi pengguna yang memanfaatkan layanan Iptek di bidang sains
atmosfer .................................................................................................................................... 62
Tabel 3. 10. Pelatihan teknis sains dan teknologi atmosfer Tahun 2016 ................................. 63
Tabel 3. 11. Rekapitulasi Layanan Kunjungan Instansi Tahun 2016 ...................................... 64
Tabel 3. 12. Permohonan data dan informasi sains atmosfer Tahun 2016 ............................. 66
Tabel 3. 13. Kegiatan Bimbingan Teknis Tahun 2016 ............................................................ 67
Tabel 3. 14. Tabel Sosialisasi Hasil Litbang PSTA Tahun 2016 ............................................ 73
Tabel 3. 15. Rekapitulasi Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) .............................................. 74
Tabel 3. 16. Perbandingan Realisasi IKU Tahun 2015 dan Tahun 2016 ................................. 75
Tabel 3. 17. Capaian Lain Di Luar IKU................................................................................... 76
Tabel 3. 18. Judul Makalah Ilmiah Pada Buku Bunga Rampai ............................................... 77
Tabel 3. 19. Judul Prosiding Internasional ............................................................................... 78
Tabel 3. 20. Judul Prosiding Nasional ..................................................................................... 80
Tabel 3. 21. Judul Makalah Ilmiah Pada Buletin Antasena ..................................................... 83
Tabel 3. 22. Judul Publikasi Ilmiah Pada Majalah Non- Akreditasi ........................................ 84
Tabel 3. 23. Kerjasama PSTA Tahun 2016.............................................................................. 85
Tabel 3. 24. Standar Pengolahan Data ..................................................................................... 86
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 12
Tabel 3. 25. Nilai AKIP PSTA Tahun 2016 ............................................................................ 89
Tabel 3. 26. Informasi Perencanaan dan Penyiapan Dokumen ................................................ 90
Tabel 3. 27. Informasi Assessment-Audit ................................................................................ 91
Tabel 3. 28. Nilai WBK/WBBM PSTA Tahun 2016............................................................... 96
Tabel 3. 29. Rekapitulasi Training yang di Ikuti Pegawai PSTA Tahun 2016 ...................... 103
Tabel 3. 30. Realisasi Penerbitan Informasi Variabilitas Iklim ............................................. 110
Tabel 3. 31. Informasi Monitoring Bencana .......................................................................... 111
Tabel 3. 32. Realisasi Anggaran PSTA TA. 2016 ................................................................. 113
Tabel 3. 33. Realisasi Anggaran PSTA TA 2016 (Per Komponen)....................................... 113
Tabel 3. 34 Capaian IKU dan Realisasi Anggaran Per Sasaran Tahun 2016 ........................ 114
Tabel 3. 35. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja ................................................. 115
Tabel 3. 36. Perbandingan PAGU Anggaran dan Realisasi PSTA Tahun 2015 dan 2016 .... 116
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 13
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Dalam rangka mewujudkan Pemerintahan yang baik (Good Governance)
sejalan dengan Ketetapan MPR No. XI/1998 dan Undang-Undang No. 28 Tahun
1999,
mengharuskan
pemerintahan
yang
instansi
transparan,
pemerintah
partisipatif,
menyelenggarakan
akuntabel,
manajemen
berdayaguna
dan
berhasilguna serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Untuk mewujudkan
kondisi tersebut, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer harus mampu menciptakan
suatu sistem yang kondusif bagi terlaksananya proses pembangunan sejak dari
langkah awal yaitu perencanaan hingga proses evaluasinya. Sehingga apa yang
diharapkan dari setiap program kegiatan dapat terwujud dan bermanfaat bagi
masyarakat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer
tahun
2016 ini disusun sebagai laporan kinerja atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
berdasarkan atas : (1) Keputusan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional nomor : KEP/116/IX/2002 tentang uraian tugas di lingkungan Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional, dan yang terakhir diperbaiki kembali dengan
Peraturan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor 8 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional, Pasal 73, (2) Rencana Strategis Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional 2015 – 2019, (3) Rencana Strategis Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer –
LAPAN 2015 – 2019, dan (4) Rencana Kerja Tahunan Pusat Sains dan Teknologi
Atmosfer tahun 2016, (5) DIPA Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2016.
Tahun 2016 merupakan tahun kedua pelaksanaan Rencana Strategis
(Renstra) Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer 2015-2019 yang merujuk pada
Rencana Strategis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional 2015-2019.
Guna mengukur pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran, telah pula dibuat
Indikator Kinerja Utama (IKU), baik IKU di tingkat LAPAN, Deputi Bidang Sains
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 14
Antariksa dan Atmosfer serta IKU di tingkat teknis atau Satuan Kerja Pusat Sains dan
Teknologi Atmosfer.
1.1.1 TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor
8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja LAPAN, Pasal 73, PSTA mempunyai
tugas melaksanakan penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan
serta penyelenggaraan keantariksaan di bidang sains dan teknologi atmosfer. Dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Perka LAPAN Nomor 8 tahun
2015 Pasal 73 tersebut, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer menyelenggarakan
fungsi:
a. penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran di bidang sains dan
teknologi atmosfer;
b. penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis di bidang sains dan teknologi
atmosfer;
c. penelitian, pengembangan, dan perekayasaan serta pemanfaatan sains dan
teknologi atmosfer;
d. pengelolaan
fasilitas
penelitian,
pengembangan,
perekayasaan,
dan
pemanfaatan di bidang sains dan teknologi atmosfer;
e. pelaksanaan
kegiatan
diseminasi
hasil
penelitian,
pengembangan,
perekayasaan, dan pemanfaatan di bidang sains dan teknologi atmosfer;
f. pembinaan dan pemberian bimbingan di bidang penelitian, pengembangan,
perekayasaan, dan pemanfaatan sains dan teknologi atmosfer;
g. pelaksanaan kerja sama teknis di bidang sains dan teknologi atmosfer; dan
pelaksanaan administrasi keuangan, penatausahaan Barang Milik Negara,
pengelolaan rumah tangga, sumber daya manusia aparatur, dan tata usaha
pusat.
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 15
1.1.2 STRUKTUR ORGANISASI
Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer adalah unsur pelaksana sebagian tugas
dan fungsi Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer dan meyelenggarakan
fungsi penelitian dan
pengembangan
sains dan teknologi atmosfer serta
pemanfaatannya.
Sesuai Peraturan Kepala LAPAN Nomor 8 tahun 2015, sebagaimana dimaksud
Pasal 75 bahwa Susunan Organisasi Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer terdiri
dari :
a. Kepala Pusat
b. Bagian Administrasi terdiri dari :
a) Sub Bagian Keuangan dan Barang Milik Negara
b) Sub Bagian Sumber Daya Manusia dan Tata usaha
c. Bidang Program dan Fasilitas
d. Bidang Diseminasi
e. Kelompok Jabatan Fungsional
Adapun Struktur Organisasi Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer berdasarkan
Peraturan Kepala LAPAN Nomor 8 tahun 2015 Pasal 75 tampak pada Gambar 1.1.
Gambar 1. 1. Bagan Struktur Organisasi Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer –
LAPAN
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 16
2.1. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI DAN PERMASALAHAN UTAMA
Atmosfer merupakan lapisan tipis gas yang menyelimuti planet bumi.
Atmosfer memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan di atas planet
bumi. Atmosfer berperan dalam metabolisme mahluk hidup, memberikan habitat,
kehangatan dan perlindungan bagi kehidupan, media bagi distribusi massa dan
energi di seluruh planet bumi, serta media bagi tranportasi melalui udara. Oleh
karena itu, sangat penting untuk memahami atmosfer, termasuk komposisi,
dinamika, proses dan perubahan yang terjadi di dalamnya, dalam rangka
meningkatkan kualitas kehidupan di muka bumi.
Salah satu aplikasi utama dari kegiatan keantariksaan adalah mengamati
atmosfer planet bumi dari ruang angkasa untuk mempelajari dan memahami
bagaimana atmosfer bekerja serta memprediksi perilaku dan perubahan atmosfer di
masa yang akan datang. Pengamatan atmosfer dari ruang angkasa dengan
memanfaatkan satelit penginderaan jauh memiliki beberapa keunggulan antara lain
wilayah cakupan yang luas di atas daratan maupun lautan, pengamatan yang
seragam, bersamaan, dan terus-menerus, serta dapat menjangkau wilayah yang
sulit untuk diakses. Satelit penginderaan jauh digunakan untuk mendukung
pengamatan dan prakiraan cuaca melalui asimilasi data satelit. Pengamatan yang
luas dan terintegrasi telah membantu pemahaman mengenai pemanasan global dan
perubahan iklim.
Planet bumi tidak menerima energi radiasi matahari secara merata. Wilayah
ekuator memiliki karakteristik yang unik karena menerima energi yang paling besar,
sementara wilayah kutub menerima energi yang paling kecil. Hal itu terjadi karena
wilayah ekuator menerima sinar matahari secara tegak lurus, sehingga fluks energi
yang diterima per satuan luas menjadi lebih besar. Surplus energi yang diterima di
wilayah ekuator kemudian didistribusikan ke wilayah lain di lintang yang lebih tinggi
terutama melalui proses konveksi baik di daratan maupun di lautan.
Wilayah
ekuator umumnya merupakan wilayah yang hangat dengan banyak uap air,
keduanya merupakan pendorong terjadinya proses konveksi aktif yang menghasilkan
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
awan dan hujan terbesar di dunia.
TGL. 11-01-2016
HAL. 17
Wilayah ekuator juga merupakan wilayah
konvergensi angin dari arah utara dan selatan, sehingga proses konveksi yang
terjadi cenderung terkunci dengan konvergensi dan membentuk zona konvergensi
inter-tropis (ITCZ) yang menghasilkan banyak hujan di mana panas laten yang
dibebaskan merupakan penggerak sirkulasi global. Wilayah ekuator juga memiliki
efek Coriolis yang kecil sehingga dinamika atmosfer di wilayah ini banyak diatur oleh
kesetimbangan hidrostropis antara gaya gravitasi dan gaya apung (buoyancy).
Kesetimbangan antara kedua gaya ini menghasilkan gelombang atmosfer sedangkan
ketidaksetimbangan menghasilkan konveksi. Dengan demikian dinamika atmosfer
wilayah katulistiwa banyak didominasi oleh gelombang atmosfer dan konveksi yang
saling mempengaruhi.
Wilayah Benua Maritim Indonesia merupakan wilayah yang penting dari sudut
pandang dinamika atmosfer maupun lautan global. Wilayah ini berada di antara dua
samudera yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, serta berada di antara dua
benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia.
Wilayah ini dibentuk oleh banyak
kepulauan besar dan kecil dengan topografi pegunungan yang kompleks. Komposisi
daratan-lautan
di
wilayah
Benua
Maritim
memberikan
efek
hotspot
dan
meningkatkan modulasi diurnal konveksi, sedangkan pegunungan memberikan efek
orografis yang mengangkat udara dan mendorong terbentuknya awan dan hujan
orografis. Secara umum wilayah Benua Maritim banyak dipengaruhi oleh sirkulasi
monsunal yang menghasilkan perbedaan yang mencolok antara musim basah dan
musim kering. Namun kondisi musim yang terjadi juga banyak dipengaruhi oleh
beberapa fenomena yang lain seperti Madden Julian Oscillation (MJO), El-Nino
Southern Oscillation (ENSO), Indian Ocean Dipole Mode (IODM), dan juga efek
siklon tropis yang tidak pernah terjadi di wilayah Indonesia namun dapat
mempengaruhinya.
Wilayah ekuator Benua Maritim Indonesia merupakan wilayah yang unik dan
penting dari sudut pandang dinamika atmosfer global maupun lokal.
Dari sudut
pandang dinamika atmosfer, wilayah ini secara umum merupakan wilayah energi
tinggi, turbulen, disipatif, non-adiabatik dan non-linear sehingga lebih sulit untuk
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 18
diprediksi dibandingkan dengan wilayah di lintang tinggi. Wilayah ini menjadi penting
karena merupakan penggerak sirkulasi atmosfer global dan sumber ketidakpastian
serta wilayah kunci perubahan iklim global. Namun demikian, masih terdapat banyak
kekurangan dalam pengamatan, pengetahuan maupun model atmosfer yang
representatif untuk wilayah ini.
Kegiatan penelitian mengenai atmosfer merupakan bagian penting dari
kegiatan keantariksaan di LAPAN. Pertama, atmosfer merupakan media yang
mendukung kegiatan penerbangan (aeronautika) seperti roket dan pesawat terbang.
Kedua, atmosfer merupakan media yang paling dekat dengan kehidupan dan sangat
mempengaruhi kehidupan di bumi. Sebagai lembaga keantariksaan, maka salah satu
tujuan dari pemanfaatan teknologi keantariksaan seperti satelit adalah untuk
mengamati atmosfer bumi serta memahami proses-proses dan perubahan yang
terjadi di dalamnya dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan di muka bumi.
Pengamatan atmosfer melalui satelit penginderaan jauh memiliki beberapa
keunggulan antara lain wilayah cakupan yang luas di atas daratan maupun lautan,
pengamatan yang seragam, bersamaan, terus-menerus, serta dapat menjangkau
wilayah yang sulit untuk diakses. Sebagai lembaga keantariksaan, maka LAPAN
memandang atmosfer sebagai bagian dari sistem matahari-bumi yang lebih luas di
mana dinamika atmosfer terkait langsung dengan energi radiasi matahari yang
menggerakkannya. Sebagai negara kepulauan yang berada di wilayah katulistiwa,
maka perhatian khusus diberikan pada dinamika atmosfer di wilayah katulistiwa yang
juga berpengaruh pada dinamika atmosfer global. Dengan demikian, kegiatan
penelitian mengenai atmosfer di LAPAN berada di hulu untuk mendukung kegiatan
pengembangan teknologi aeronautika, namun juga berada di hilir untuk mendukung
kegiatan aplikasi untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Kegiatan ini
merupakan bagian dari kegiatan kedeputian sains yang terdiri dari sains atmosfer
dan antariksa.
Wilayah Indonesia dikenal sebagai wilayah yang ekstrim secara geologis
karena berada di wilayah pertemuan lempeng dunia, sehingga sangat rentan
terhadap kejadian bencana geologis seperti gempa bumi, tsunami dan gunung
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 19
meletus. Namun yang masih kurang dikenal adalah bahwa wilayah Indonesia juga
merupakan wilayah yang ekstrim secara hidro-meteorologis karena merupakan
wilayah dengan banyak uap air dan hujan yang merupakan penggerak dari sirkulasi
atmosfer. Kejadian ekstrim dapat terjadi karena pada dasarnya atmosfer merupakan
sebuah sistem kompleks yang digerakkan secara perlahan oleh energi dari matahari,
sehingga memperlihatkan perilaku kekritisan yang diatur-sendiri (Self-Organized
Criticallity/SOC) di mana pada waktu-waktu tertentu terjadi pengumpulan energi
yang cukup besar dan dilepaskan sebagai kejadian ekstrim. Selain itu, wilayah
Indonesia banyak dipengaruhi oleh gelombang-gelombang atmosfer yang pada
waktu-waktu tertentu dapat saling menguatkan atau melemahkan sehingga
menimbulkan kejadian-kejadian ekstrim. Bencana hidro-meteorologis yang banyak
terjadi di Indonesia antara lain terkait dengan kondisi hujan ekstrim seperti banjir,
longsor, putting beliung dan juga kekeringan. Data dari BNPB menunjukkan bahwa
frekuensi kejadian bencana yang paling tinggi di Indonesia merupakan bencana yang
bersifat hidro-meteorologis, walaupun jumlah korban yang paling banyak umumnya
diakibatkan
oleh
bencana
geologis.
Kejadian
bencana
ini
tentunya
dapat
menimbulkan gangguan terhadap aktivitas masyarakat, pemerintahan dan dunia
usaha, kerusakan infrastruktur dan kerugian harta benda, bahkan korban cedera dan
hilangnya jiwa manusia. Adalah bagian dari tugas pemerintah pusat maupun daerah
untuk melindungi seluruh masyarakat Indonesia dari resiko bencana. Pengetahuan
mengenai atmosfer dapat berkontribusi untuk memahami dan memprediksi kejadian
ekstrim dalam rangka mengurangi resiko bencana.
Informasi yang akurat dan tepat waktu mengenai kondisi atmosfer serta
prediksi dan proyeksinya sangat dibutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan
manajemen dan kebijakan untuk meningkatkan kinerja di berbagai sektor
pembangunan seperti pertanian, perhubungan, energi, lingkungan hidup, sumber
daya air, kesehatan dan penanggulangan bencana. Peningkatan jumlah penduduk
Indonesia dalam 25 tahun ke depan
berpotensi untuk menimbulkan berbagai
tantangan yang berkaitan antara lain dengan krisis pangan, krisis air, krisis energi,
perubahan iklim, bencana, kerusakan lingkungan, penyakit, konflik/perang
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
dan
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 20
sebagainya. Masalah perubahan iklim global dipandang sebagai tantangan terbesar
bagi umat manusia di bumi pada saat ini dan di masa yang akan datang.
Pengetahuan mengenai atmosfer dan bumi tempat kita hidup dapat berkontribusi
terhadap solusi dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Pengetahuan dan
informasi mengenai atmosfer sangat dibutuhkan dalam pengembangan teknologi
pertanian presisi dan pertanian cerdas-iklim; pengelolaan sumber daya air;
pengelolaan sumber daya energi terbarukan seperti energi hidro, matahari, angin
dan gelombang; proyeksi, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim; pengelolaan resiko
bencana dan peringatan dini; pengelolaan lingkungan; peringatan dini epidemi
penyakit; serta pertahanan dan keamanan. Tantangan tersebut merupakan
tantangan nasional yang harus dijawab melalui pemberdayaan seluruh kelembagaan
secara nasional.
Sebagai lembaga litbang yang merupakan bagian dari pemerintah, maka
kegiatan litbang atmosfer di LAPAN berada di bagian hulu dalam rangka untuk
mendukung pemerintah termasuk badan-badan operasional terkait dalam rangka
meningkatkan kinerja di sektor-sektor pembangunan. Di lain pihak, sebagai lembaga
pemerintah maka kegiatan litbang yang dilakukan perlu lebih difokuskan pada topiktopik terapan untuk memastikan akuntabilitas terhadap anggaran negara dan
pembayar pajak. Dengan demikian, kegiatan litbang sains atmosfer di LAPAN berada
di antara dunia akademik dan badan-badan operasional. Dalam hal ini LAPAN
merupakan pengguna dari dunia akademik dalam bentuk sumber daya manusia
terlatih serta pengetahuan dasar, di mana kedua hal tersebut digunakan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan melalui kegiatan penelitian dan membangun
solusi-solusi untuk mendukung proses pembangunan yang dilaksanakan oleh badanbadan operasional terkait. Dengan demikian, peran LAPAN dalam litbang sains
atmosfer perlu ditempatkan secara strategis dalam kerangka pemberdayaan
kelembagaan untuk menjawab dan memberi solusi atas permasalahan bangsa dan
negara. Salah satu tantangan yang perlu dihadapi adalah bagaimana litbang sains
atmosfer yang dilakukan dapat memberikan kontribusi terhadap pengambilan
keputusan kebijakan dan keputusan manajemen di sektor-sektor pembangunan.
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 21
Beberapa instansi pemerintah yang menjadi pengguna informasi atmosfer antara lain
Badan
Meteorologi
Klimatologi
dan
Geofisika
(BMKG),
Badan
Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementrian Kelautan dan Perikanan, Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementrian Lingkungan Hidup (KLH),
Kementrian Pertanian, Kementrian Perhubungan, Kementrian Energi dan Sumber
Daya Mineral, Kementrian Pertahanan, Kementrian Pendidikan Nasional, Kementrian
Kesehatan, Pemerintah Daerah, dan Perguruan Tinggi.
Gambar 1.2. di bawah ini memperlihatkan siklus akuntabilitas di mana
lembaga litbangyasa yang dibiayai oleh masyarakat dan pembayar pajak melalui
APBN diharapkan dapat mengembalikan manfaat litbangyasa kepada masyarakat
antara lain melalui pemerintah pusat, pemerintah daerah, atau badan-badan
operasional terkait.
Gambar 1. 2. Siklus Akuntabilitas Lembaga Litbang
Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer sebagai bagian dari lembaga litbangyasa perlu
meningkatkan akuntabilitas dan bekerjasama dengan pemerintah pusat, pemerintah
daerah dan badan-badan operasional terkait untuk meningkatkan dampak sosioekonomi terhadap masyarakat.
Sebagai bagian dari lembaga litbangyasa pemerintah, maka Pusat Sains dan
Teknologi Atmosfer perlu menempatkan diri sebagai penguna dari dunia pendidikan
serta memberikan masukan kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah dan
badan-badan operasional terkait dalam rangka meningkatkan kinerja pembangunan.
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 22
Gambar 1. 3. Hubungan Lembaga Litbang dengan Pembangunan
Dengan mempertimbangkan tujuan dari pembangunan nasional dalam 5 tahun ke
depan, maka tujuan dari Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer adalah memberikan
dukungan pembangunan nasional di bidang maritim, pangan, energi, perhubungan,
lingkungan hidup, perubahan iklim dan kebencanaan serta pendidikan melalui
aplikasi dari sains dan teknologi atmosfer (pengamatan, pengetahuan, prediksi,
teknologi) sehingga memberikan dampak pada keunggulan kompetitif ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, maka fokus dari kegiatan
litbangyasa
di
Pusat
Sains
dan
Teknologi
Atmosfer
adalah
meningkatkan
kemampuan prediksi atmosfer untuk jangka pendek, menengah dan panjang,
melalui pemahaman mengenai dinamika dan komposisi atmosfer terutama di wilayah
Benua Maritim Indonesia, yang didukung oleh kemampuan pemodelan dan teknologi
pengamatan atmosfer. Dinamika atmosfer meliputi pemahaman terhadap proses
konveksi, angin darat/laut, siklus diurnal, lapisan batas, Madden Julian Oscilation
(MJO), Monsun, Indian Ocean Dipole (IOD), El-Nino Southern Oscillation (ENSO),
Inter-Tropical Convergenze Zone (ITCZ), pengaruh Tropical Cyclone (TC), interaksi
daratan-lautan-atmosfer, perubahan iklim, serta interaksi antara atmosfer dengan
lingkungan antariksa. Komposisi atmosfer meliputi proses-proses dan variabilitas
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 23
terkait lapisan ozon, radiasi dan fotokimia, gas rumah kaca, aerosol, kualitas udara,
polusi udara, dan deposisi asam. Kegiatan litbangyasa didukung oleh kemampuan
teknologi pengamatan atmosfer, pengolahan data serta pengelolaan data atmosfer.
Sebagai bagian dari lembaga keantariksaan, Pusat Sains dan Teknologi
Atmosfer mempelajari atmosfer sebagai bagian dari planet bumi dan sistem
matahari-bumi, sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar 1.4. Dari sudut
pandang keantariksaan, atmosfer dipandang sebagai bagian dari sistem bumi, yang
pada gilirannya merupakan bagian dari sistem matahari-bumi. Bumi merupakan
satu-satunya planet yang diketahui dapat menopang kehidupan pada saat ini, dan
satu-satunya planet bagi umat manusia. Sistem bumi terdiri dari lithosfer (daratan),
hidrosfer (lautan), kreosfer (es), atmosfer (udara), dan biosfer (kehidupan). Seluruh
komponen sistem bumi ini berinteraksi secara dinamis dan terus-menerus sehingga
menciptakan suatu kondisi kesetimbangan yang sesuai untuk kehidupan di
dalamnya. Energi yang diterima oleh sistem bumi berasal dari energi radiasi
matahari, sehingga dinamika di dalam sistem bumi merupakan bagian dari dinamika
sistem matahari-bumi. Hampir 30% energi radiasi matahari yang diterima bumi
digunakan untuk menggerakan siklus hidrologi. Melalui proses fotosintesis, energi
matahari juga digunakan untuk pertumbuhan tanaman. Lingkungan radiasi matahari
di sekeliling planet bumi sesungguhnya merupakan lingkungan esktrim energi tinggi
yang sangat dinamis sehingga tidak memungkinkan untuk mendukung kehidupan.
Namun, planet bumi dilindungi oleh medan geomagnet dan lapisan ozon yang
memberikan kepompong pelindung dan stabilisator yang melindungi kehidupan di
muka bumi.
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 24
Gambar 1. 4. Sistem Matahari - Bumi
Salah satu aplikasi utama dari kegiatan keantariksaan adalah mengamati
atmosfer planet bumi dari ruang angkasa untuk mempelajari dan memahami
bagaimana atmosfer bekerja serta memprediksi perilaku dan perubahan atmosfer di
masa yang akan datang. Pengamatan atmosfer dari ruang angkasa dengan
memanfaatkan satelit penginderaan jauh memiliki beberapa keunggulan antara lain
wilayah cakupan yang luas di atas daratan maupun lautan, pengamatan yang
seragam, bersamaan, dan terus-menerus, serta dapat menjangkau wilayah yang
sulit untuk diakses. Satelit penginderaan jauh digunakan untuk mendukung
pengamatan dan prakiraan cuaca melalui asimilasi data satelit. Pengamatan yang
luas dan terintegrasi telah membantu pemahaman mengenai pemanasan global dan
perubahan iklim.
Sebagai bagian dari lembaga litbangyasa, untuk mendukung kegiatan layanan
informasi yang berorientasi kepada kebutuhan pengguna, maka strategi yang
dikembangkan adalah dengan mengembangkan Sistem Pendukung Keputusan atau
Decision Support System (DSS). DSS merupakan sistem berbasis komputer yang
berfungsi untuk membantu pengguna dengan informasi yang dibutukan dalam
proses pengambilan keputusan. Pembangunan DSS merupakan kemitraan untuk
memastikan informasi yang dihasilkan (output) dapat meningkatkan kinerja
pengguna (outcome) dan memberikan manfaat bagi stakeholder (impact), sehingga
meningkatkan akuntabilitas. Gambar 1.5. di bawah ini memperlihatkan Sistem
Pendukung Keputusan.
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 25
Gambar 1. 5. Sistem Pendukung Keputusan
Informasi yang akurat dan tepat waktu mengenai kondisi atmosfer serta prediksi dan
proyeksinya sangat dibutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen
dan kebijakan untuk meningkatkan kinerja di berbagai sektor pembangunan seperti
pertanian, perhubungan, energi, lingkungan hidup, sumber daya air, kesehatan dan
penanggulangan bencana. Peningkatan jumlah penduduk Indonesia dalam 25 tahun
ke depan berpotensi untuk menimbulkan berbagai tantangan yang berkaitan antara
lain dengan krisis pangan, krisis air, krisis energi, perubahan iklim, bencana,
kerusakan lingkungan, penyakit, konflik/perang dan sebagainya. Masalah perubahan
iklim global dipandang sebagai tantangan terbesar bagi umat manusia di bumi pada
saat ini dan di masa yang akan datang. Pengetahuan mengenai atmosfer dan bumi
tempat kita hidup dapat berkontribusi terhadap solusi dalam menghadapi tantangantantangan tersebut. Pengetahuan dan informasi mengenai atmosfer sangat
dibutuhkan dalam pengembangan teknologi pertanian presisi dan pertanian cerdasiklim, pengelolaan sumber daya air, pengelolaan sumber daya energi terbarukan
seperti energi hidro, matahari, angin dan gelombang, proyeksi, mitigasi dan adaptasi
perubahan iklim, pengelolaan resiko bencana dan peringatan dini, pengelolaan
lingkungan, peringatan dini epidemi penyakit,serta pertahanan dan keamanan. Halhal tersebut yang menjadi aspek strategis dan sekaligus merupakan tantangan
dalam program kegiatan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer. Tantangan tersebut
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 26
juga merupakan tantangan nasional yang harus dijawab melalui pemberdayaan
seluruh kelembagaan secara nasional. Oleh karena itu Pusat Sains dan Teknologi
Atmosfer berupaya merealisasikan dengan suatu kegiatan yang melibatkan beberapa
lembaga/instansi terkait dalam suatu wadah pembangunan Sistem Pendukung
Keputusan (Decision Support Sistem / DSS). Pada tahun 2016 ini terdapat 2 kegiatan
pembangunan DSS yaitu DSS Maritim dan DSS Kebencanaan.
2.2. SUMBER DAYA MANUSIA DAN FASILITAS
1.3.1 SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
Sumber Daya Manusia (SDM) di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer sampai
dengan Desember 2016 berjumlah 79 orang yang terdiri dari golongan II (5 orang),
golongan III (50) orang dan golongan IV (24) orang, sebagaimana yang tampak
pada Gambar 1.6. (a). Berdasarkan jabatan fungsional, dari 79 SDM tersebut,
sebanyak 64 orang (81.01%) memiliki Jabatan Fungsional Khusus (JFK) dan 15
orang (18.99%) memiliki Jabatan Fungsional Umum (JFU). Komposisi SDM
berdasarkan JFK tersebut dapat dirinci yaitu sebagai fungsional Peneliti sebanyak 44
orang (68,75%), perekayasa sebanyak 7 orang (10,94%), teknisi litkayasa sebanyak
5 orang (7,81%), pranata humas sebanyak 1 orang (1,56%), arsiparis sebanyak 6
orang (9,38%), dan analisis kepegawaian sebanyak 1 orang (1,56%) seperti yang
tampak pada Gambar 1.6. (b).
(a)
(b)
Gambar 1. 6. Komposisi SDM Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer berdasarkan (a)
Golongan dan (b) Jabatan Fungsional Khusus (JFK) pada Desember 2016
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 27
Sedangkan komposisi SDM berdasarkan tingkat pendidikan adalah S3 sebanyak 8
orang (10,13%), S2 sebanyak 30 orang (37.97%), S1 sebanyak 27 orang (34,18%),
Diploma III sebanyak 2 orang (2,53%), SLTA sebanyak 10 orang (12.66%), SLTP
sebanyak 2 orang (2,53%) seperti yang tampak pada Gambar 1.7.
30
30
27
25
S3
S2
S1
D3
SLTA
SMP
20
15
10
8
10
2
5
2
0
Gambar 1. 7. Komposisi SDM Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Berdasarkan
Pendidikan pada Desember 2016
1.3.2
FASILITAS
Untuk mendukung kegiatan penelitian maupun pelayanan, Pusat Sains dan Teknologi
Atmosfer didukung oleh 4 Laboratorium utama, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
Laboratorium
Laboratorium
Laboratorium
Laboratorium
Laboratorium
1.3.2.1
Elektronika
Observasi
Komputasi
Kimia
Program
GEDUNG DAN BANGUNAN
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan litbangyasa di Pusat Sains dan
Teknologi Atmosfer, telah tersedia sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung
lainnya. Prasarana bangunan mencakup lahan dan bangunan gedung yang meliputi
ruang kerja, ruang laboratorium, ruang diseminasi, prasarana olahraga. Prasarana
umum meliputi air, listrik, jaringan telekomunikasi, internet, sarana ibadah, parkir
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 28
kendaraan, dan taman. Prasarana ini berlokasi di Jl. Dr. Djundjunan No. 133
Bandung.
Gambar 1. 8. Kantor Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer yang Berlokasi di Jl. Dr.
Djundjunan No. 133 Bandung
1.3.2.2
LABORATORIUM OBSERVASI
Laboratorium Observasi memiliki tugas untuk: (1) Pengelolaan fasilitas pengamatan
atmosfer di lingkungan
PSTA; (2) Operasional pemantauan atmosfer untuk
mendukung penelitian/pelayanan/DSS; (3) Pengembangan sistem pemantauan
atmosfer otomatis, real time & online, serta integrasi seluruh peralatan dengan
Bisma.
Fasilitas di Laboratorium Observasi antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Brewer Spectrophotometer
Ozone Monitor DASIBI
Automatic Weather Station
Air Quality Monitoring System
Light Detection and Ranging (LIDAR)
Radiation Instrument
Portable Air Pollution Monitoring System
Transportable X-Band Radar
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 29
9. Radar Furuno
10. Himawari receiver
11. Sensor CO2
12. Radiosonde receiver
13. Perangkat Lunak
a. ENVI dan IDL
b. Matlab
c. Fortran Compiler
d. Arc Gis
e. Arc View
f. PCI Geomatika
g. Visual Studio
h. RAOB
1.3.2.3
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
Laboratorium Elektronika mempunyai tugas untuk: (1) Pengelolaan fasilitas
laboratorium elektronika & mekanik; (2) Dukungan pengembangan & perbaikan
sensor pengamatan atmosfer untuk mendukung penelitian/pelayanan/DSS; (3)
Dukungan untuk pengajuan paten.
Fasilitas di Laboratorium Elektronika antara lain:
1. Osiloskop 1 GHz Digital
2. Osiloskop 600 MHz Analog
3. Spectrum Analyzer 3 GHz Digital
4. Signal generator
5. Multimeter Digital
6. Antena analyzer
7. Vector network analyzer
8. Variable power supply
9. Microcontroller simulator
10. DJI phantom 2 + GoPro 3
11. Automatic Antena Tracker
12. Solder
13. Toolset
14. Mesin Drill/Bor
15. Analog Barometric Sensor
16. Mesin CNC
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 30
17. Software
a. PSTRotator
b. Serial Splitter
c. Free CAD Design
d. Arduino IDE
e. DipTrace
f. ArtCam Pro
1.3.2.4
LABORATORIUM KOMPUTASI
Laboratorium Komputasi mempunyai tugas: (1) Mengelola fasilitas komputasi di
lingkungan
PSTA
untuk
mendukung
kegiatan
penelitian/pelayanan/DSS;
(2)
Mengembangkan infrastruktur untuk mendukung DSS (termasuk infrastruktur sistem
observasi, sistem prediksi, database, dan server DSS).
Fasilitas Laboratorium Komputasi antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Server HPC
PC-Cluster
Server
Storage
Hardware, Jaringan, Internet
Ruang Edukasi dan Media Center Astina
Relational Database Management System (RDBMS) Oracle.
8. Model Atmosfer:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Weather Research and Forecasting (WRF).
The Consortium for Small-scale Modeling (COSMO).
Conformal-Cubic Atmospheric Model (CCAM).
Division Atmospheric Research Limited Area Model (DARLAM).
General Circulation Model (GCM)
FLEXPART.
The Air Pollution Model (TAPM).
Taiwan Air Quality Model (TAQM).
SimCLIM.
Sistem Komputasi Kinerja Tinggi (High Performance Computing - HPC) yang terdiri
dari 1.400 core processor, Disk Array 270 TB, 1 Master dan 23 Node Server. HPC
digunakan sebagai sarana menjalankan model atmosfer resolusi tinggi seperti CCAM,
COSMO, WRF, DARLAM dan model atmosfer global.
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 31
Gambar 1. 9. Sistem Komputasi Kinerja Tinggi, Komputasi Prediksi Numerik
Atmosfer (KRESNA)
Gambar 1. 10. Server Basis Data Atmosfer Indonesia (BISMA)
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
1.3.2.5
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 32
LABORATORIUM KIMIA
Laboratorium Kimia mempunyai tugas: (1) Mengelola fasilitas laboratorium kimia; (2)
Memberikan layanan fasilitas laboratorium kimia dan pengujian/analisis untuk
mendukung penelitian/pelayanan; (3) Menyiapkan akreditasi laboratorium kimia.
Peralatan di Laboratorium Kimia antara lain:
1. Ion Chromatography
2. Spectrophotometer
3. Atomic Absorption Spectrometer
4. Automatic Rain Sampler
5. Filter Pack
6. Passive Sampler
7. Rain Gauge
8. High Volume Sampler
9. pH meter
10. Electric Conductivity Meter
11. Peralatan Handheld (CO/CO2 Monitor, Digital Dust Indicator (DDI), Sound
Meter Level, ECOM)
(a)
(b)
Gambar 1. 11. (a) Air Quality Monitoring System (b) Ion Cromatography
1.3.2.6
STASIUN PENGAMATAN ATMOSFER
Stasiun Pengamatan Atmosfer Agam, Sumatera Barat dengan fasilitas pengamatan
atmosfer bekerjasama dengan Kyoto University:
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016

Equatorial Atmospheric Radar (EAR)

Radiometer

X Band Radar

Ceilometer

Disdrometer

LIDAR

Radio Accoustic Sounding System (RASS)

Micro Rain Radar

Optical Rain Gauge

Automatic Weather Station (AWS)

CO2
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 33
Gambar 1. 12. Equatorial Atmospheric Radar di Balai Pengamatan Dirgantara
Agam, Sumatera Barat
Balai Pengamatan Dirgantara Pasuruan, Sumedang, Pontianak, Biak, Pare-pare,
Garut, melakukan pengamatan atmosfer:

Automatic Weather Station

CO2
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016






NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 35
Ringkasan Eksekutif yang menyajikan ringkasan pencapaian kinerja Pusat
Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2016;
BAB I : Pendahuluan yang menjelaskan secara ringkas latar belakang,
tugas pokok, fungsi dan struktur organisasi, aspek strategis organisasi dan
permasalahan utama, sumber daya manusia serta fasilitas Pusat Sains dan
Teknologi Atmosfer;
BAB II : Perencanaan dan Perjanjian Kinerja yang menjelaskan
Rencana Strategis 2015-2019 dan Rencana Kinerja Tahun 2016 serta
Perjanjian Kinerja Tahun 2016 serta perubahannya. Pada bab ini Renstra
2015-2019 akan disampaikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis serta
Indikator Kinerja Utama program kegiatan Tahun 2016;
BAB III : Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016 yang menyajikan
pengukuran kinerja (perbandingan antara target dan realisasi kinerja), dan
pencapaian sasaran Renstra Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer 2015-2019
pada tahun 2016 serta akuntabilitas keuangannya;
BAB IV : Penutup yang menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari Laporan
Kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2015 dan rekomendasi
yang diperlukan untuk peningkatan kinerja pada tahun berikutnya;
Lampiran : Dokumen-dokumen pendukung LAKIN PSTA Tahun 2016,
Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Perjanjian Kinerja 2016, Pengukuran Kinerja
Tahun 2016, Capaian Target Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019
pada Tahun 2016 dan Strategy Map 2015-2019 dengan Balance Scorecard
(BSC);
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 36
BAB 2 PERENCANAAN KINERJA
Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, rencana strategis
merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja. Perencanaan
strategis instansi pemerintah memerlukan integrasi antara kepakaran sumber daya
manusia, sumber daya peralatan dan sumber daya keuangan (dana), agar mampu
menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis nasional maupun global.
Rencana strategis Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Tahun 2015-2019
merujuk kepada Renstra Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Tahun
2015-2019. Renstra PSTA 2015-2019 merupakan perangkat untuk mencapai
harmonisasi pencapaian pembangunan program penelitian yang menyeluruh,
terpadu, efisien dan sinergi dengan prioritas pembangunan dirgantara lainnya yang
tertuang dalam RPJMN 2015-2019 dan Renstra LAPAN sehingga dapat memberikan
kontribusi pencapaian tujuan pembangunan nasional. Renstra PSTA digunakan
sebagai arahan kebijakan dan strategi program PSTA serta untuk memberikan
pemahaman
yang
sama
tentang
tantangan
dan
komitmen
PSTA
dalam
mengembangkan dan meningkatkan pelayanan bagi para pengguna serta
memenuhi tuntutan pengguna pada khususnya dan pembangunan nasional pada
umumnya.
Renstra PSTA 2015-2019 telah dibangun dengan mempertimbangkan
berbagai masukan sebagaimana digambarkan dalam Gambar 2.1. di bawah ini.
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 37
Gambar 2. 1. Kerangka Penyusunan Renstra PSTA 2015-2019
Agar
instansi
pemerintah
tetap
mampu
eksis
dan
unggul
serta
berkompetensi tinggi dengan tupoksinya, dalam menghadapi kondisi yang semakin
ketat dimana lingkungan yang berubah secara cepat, maka instansi pemerintah
harus terus menerus melakukan perubahan ke arah perbaikan, yang disusun dalam
suatu tahapan yang konsisten dan berkelanjutan. Pada tahapan awal yang harus
dilakukan adalah penyusunan visi dan misi instansi atau satuan kerja, dalam hal ini
Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer.
2.1. VISI DAN MISI
Visi dan misi merupakan panduan yang memberikan pandangan dan arah ke depan
sebagai dasar acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam mencapai sasaran
atau target yang ditetapkan. Visi dari Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA)
adalah: “Menjadi Pusat Keunggulan Sains Atmosfer”. Visi ini secara harafiah
ditujukan agar Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer dapat menjadi pusat yang
unggul dalam bidang sains dan teknologi sistem pemantau atmosfer berbasis
satelit dan terestrial serta layanan informasinya.
Melalui Visi tersebut, PSTA mampu menjadi pusat yang menyelenggarakan
kegiatan penelitan dan pengembangan di tingkat nasional yang bertaraf
internasional di bidang sains atmosfer dengan standar hasil yang sangat tinggi
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 38
serta relevan dengan kebutuhan pengguna, untuk mendukung visi dan misi LAPAN
yaitu menjadi “Pusat Unggulan Penerbangan dan Antariksa Untuk Mewujudkan
Indonesia yang Maju dan Mandiri.”
Untuk mewujudkan visi Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer menjadi kenyataan,
maka diperlukan misi dalam pelaksanaannya, yaitu :
1. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia dan
organisasi di bidang sains dan teknologi atmosfer.
2. Meningkatkan kualitas hasil penelitian dan pengembangan di bidang sains
dan teknologi atmosfer
3. Meningkatkan kualitas layanan informasi di bidang sains dan teknologi
atmosfer kepada pengguna.
Sesuai dengan misi tersebut maka Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer perlu
memiliki peneliti dan perekayasa yang kompeten dan juga memiliki infrastruktur
penelitian dan pengembangan yang terbaik, sehingga dapat maju dan unggul di
bidang sains dan teknologi atmosfer, memimpin dan menjadi rujukan nasional di
bidang sains dan teknologi atmosfer, berkontribusi dan memberikan solusi kepada
pemerintah, diakui oleh pengguna dan stakeholder terkait, mampu bekerjasama
dengan mitra internasional dan siap menghadapi kompetisi global.
Nilai-nilai organisasi Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (core values) dicanangkan
untuk membawa dan mengajak seluruh komponen sumber daya manusia di Pusat
Sains dan Teknologi Atmosfer agar melaksanakan dan mentaati nilai-nilai ini,
sehingga menciptakan suasana kerja yang kondusif menuju sistem tata kelola
kepemerintahan yang baik dan berkinerja tinggi, yaitu:

Pembelajar: Mempunyai kemauan belajar dan kemampuan beradaptasi
dengan hal-hal yang baru.

Rasional: Apapun yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan secara
hukum dan ilmiah.
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016

NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 39
Konsisten: Pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan rencana
jangka pendek, menengah dan panjang yang sudah ditetapkan.

Akuntabel: Anggaran dan kegiatan dapat dipertanggungjawabkan mulai dari
proses perencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi.

Berorientasi kepada layanan publik: Berupaya memberikan layanan prima
sesuai dengan kebutuhan publik.
2.2. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
2.2.1 TUJUAN STRATEGIS
Tujuan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer :
1. Terwujudnya pengelolaan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang
sains dan teknologi atmosfer yang optimal.
2. Terwujudnya layanan prima di bidang sains dan teknologi atmosfer.
2.2.2 SASARAN STRATEGIS
Sasaran strategis Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer selama 5 tahun
(2015-2019) yang merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan, yaitu
sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh
Pusat Sains dan Teknologi
Atmosfer dalam jangka waktu tahunan, mulai 2015 sampai dengan 2019.
Penetapan sasaran strategis ini diperlukan guna memberikan fokus pada
penyusunan kegiatan dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan, atau
operasional organisasi setiap tahunnya.
Adapun sasaran stategis PSTA adalah sebagai berikut :
1. Penguasaan iptek di bidang sains atmosfer yang maju
2. Layanan data dan informasi sains atmosfer yang prima
3. Dihasilkannya publikasi nasional terakreditasi, publikasi internasional, dan
HKI di bidang sains atmosfer
4. Meningkatnya kapasitas iptek di bidang sains atmosfer
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 40
5. Tersedianya DSS yang operasional di bidang sains atmosfer untuk mitigasi
bencana dan perubahan iklim
6. Tersedianya pedoman dan standard pengolahan data serta pengelolaan data
dan informasi sains atmosfer
7. Terlaksananya pelayanan teknis yang efektif di bidang sains atmosfer
8. Terwujudnya reformasi birokrasi di lingkungan PSTA
2.2
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
Tabel 2. 1. Indikator Kinerja Utama (IKU)
SASARAN STRATEGIS
TARGET
IKU
2016
STAKEHOLDER
PERSPECTIVE
1 Penguasaan iptek di
1
Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang
bidang sains atmosfer
sains atmosfer yang operasional untuk
yang maju
pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi
2
bencana dan perubahan iklim
CUSTOMER
PERSPECTIVE
2 Layanan data dan
2
informasi sains atmosfer
yang prima
Jumlah pengguna yang memanfaatkan
30
layanan IPTEK di bidang sains atmosfer.
3
Indeks kepuasan masyarakat atas layanan
78,5
IPTEK di bidang sains atmosfer. (skala likert 15).
3 Dihasilkannya publikasi
4
nasional terakreditasi,
publikasi internasional,
5
Jumlah publikasi internasional yang terindeks
4
di bidang sains atmosfer.
6
Jumlah HKI yang diusulkan di bidang sains
atmosfer.
DISIAPKAN OLEH
NSI
15
bidang sains atmosfer.
dan HKI di bidang sains
atmosfer
Jumlah publikasi nasional terakreditasi di
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
1
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 41
INTERNAL PROCESS
PERSPECTIVE
4 Meningkatnya kapasitas
7
Jumlah kerjasama yang meningkatkan kualitas
iptek di bidang sains
SDM dan fasilitas litbangyasa di bidang sains
atmosfer
atmosfer.
8
Jumlah pusat unggulan di bidang sains
2
0
atmosfer.
5 Tersedianya DSS yang
operasional di bidang
9
Jumlah DSS lintas sektoral yang operasional di
1
bidang sains atmosfer.
sains atmosfer untuk
mitigasi bencana dan
perubahan iklim
6 Tersedianya pedoman
dan standard pengolahan
data serta pengelolaan
data dan informasi sains
10 Jumlah pedoman dan standard pengolahan
4
data sains atmosfer
11 Jumlah pedoman dan standard pengelolaan
1
data dan informasi sains atmosfer.
atmosfer
7 Terlaksananya pelayanan
teknis yang efektif di
12 Competency gap index peserta bimbingan
50
teknis di bidang sains atmosfer
bidang sains atmosfer
LEARN AND GROWTH
PERSPECTIVE
8 Terwujudnya reformasi
13 Nilai Akip di bidang sains atmosfer
84
birokrasi di lingkungan
Pusat Sains dan Teknologi
Atmosfer
2.3
RENCANA KINERJA TAHUN 2016
Cara pencapaian tujuan dan sasaran sebagaimana telah dicanangkan dalam
perencanaan strategis di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – LAPAN, maka telah
disusun Rencana Kinerja Tahun 2016. Rangkaian kegiatan dan sasaran serta
indikator kinerja dapat dilihat pada Tabel 2.2.
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 42
Guna pencapaian sasaran sebagaimana tersebut di atas, yaitu penguatan
litbang dan layanan informasi sains atmosfer kepada pengguna maka telah disusun
sub kegiatan penelitian, sosialisasi, diseminasi dan kegiatan seminar serta layanan
yang dilakukan oleh seluruh komponen SDM di Pusat Sains dan Teknologi
Atmosfer, yaitu Kelompok Penelitian Lingkungan Atmosfer, Kelompok Penelitian
Potensi Bencana Hidrometeorologis, Kelompok Penelitian Atmosfer Maritim, dan
Kelompok Penelitian Perubahan Iklim.
Kegiatan dan sub kegiatan yang dilakukan meliputi :
1. Sub-Kegiatan Model Litbang Sains Atmosfer akan menghasilkan 2 model
melalui :

Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Atmosfer

Penelitian dan Pengembangan Potensi Bencana Hidrometeorologis
Atmosfer

Penelitian dan Pengembangan Atmosfer Maritim.

Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim.
2. Layanan Pengguna Bidang Sains Atmosfer (25 Instansi)
a. Seminar Sains dan Teknologi Atmosfer
b. Seminar Dalam Negeri
c. Seminar Luar Negeri /Konferensi Internasional
d. Forum Ilmiah Sains dan Teknologi Atmosfer (FGD)
e. Pembuatan Buku Sains dan Teknologi Atmosfer
f. Sosialisasi/Diseminasi Hasil Litbang PSTA
3. Layanan Perkantoran

Pembayaran Gaji dan Tunjangan

Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran
4. Pengadaan Peralatan Pengolah Data dan Komunikasi
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 43
5. Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
Tabel 2. 2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) PSTA TA. 2016
Triwulan I
(%) TW-1
25
Proses
pengembang
an model
Triwulan II
(%) TW-2
50
Proses
pengembang
an model
Triwulan III
(%)
TW-3
75
Proses
pengemban
gan dan
aplikasi
model
25
Pendataan,
analisis, dan
proses
penulisan,
submitted
jurnal
nasional
terakreditasi
di bidang
sains
atmosfer
50
Pendataan,
analisis, dan
proses
penulisan,
submitted
jurnal
nasional
terakreditasi
di bidang
sains
atmosfer
75
Pendataan,
analisis, dan
proses
penulisan,
submitted
jurnal
nasional
terakreditasi
di bidang
sains
atmosfer
25
Pendataan,
analisis, dan
proses
penulisan,
submitted
jurnal
internasional
terindeks di
bidang sains
atmosfer
50
Pendataan,
analisis, dan
proses
penulisan,
submitted
jurnal
internasional
terindeks di
bidang sains
atmosfer
75
25
Proses,
perbaikan
teknis,
penyusunan
administrasi
50
Proses,
perbaikan
teknis,
penyusunan
administrasi
75
Pendataan,
analisis, dan
proses
penulisan,
submitted
internasiona
l terindeks
terakreditasi
di bidang
sains
atmosfer
Proses,
perbaikan
teknis,
penyusunan
administrasi,
usulan
17
Melayani
iptek sains
atmosfer
sebanyak 5
33
Melayani
iptek sains
atmosfer
sebanyak 10
66
DISIAPKAN OLEH
NSI
Melayani
iptek sains
atmosfer
sebanyak 20
DIPERIKSA OLEH
DSI
Triwulan IV
(%) TW-4
100 Proses
pengembang
an dan
aplikasi
model dan
layanan
100 Pendataan,
analisis, dan
proses
penulisan,
submitted
jurnal
nasional
terakreditasi
di bidang
sains
atmosfer.
Penerbitan
100 Pendataan,
analisis, dan
proses
penulisan,
submitted
internasional
terindeks di
bidang sains
atmosfer.
Penerbitan
Uraian
100
Bidang
Program
dan
fasilitas
Bidang
Diseminasi
Bagian
administra
si
Pokjabfung
100
Proses,
perbaikan
teknis,
penyusunan
administrasi,
terdaftar ddi
Kementerian
Hukum dan
HAM melalui
Biro SDM dan
Hukum
Melayani
iptek sains
atmosfer
sebanyak 30
Bidang
Program
dan
fasilitas
Bidang
Diseminasi
Bidang
Program
dan
fasilitas
Bidang
Diseminasi
Bagian
administra
si
Pokjabfung
Bidang
Program
dan
fasilitas
Bidang
Diseminasi
Bagian
administra
si
Pokjabfung
Program
dan
fasilitas
Bidang
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
instansi
25
2.4
Sosialisasi,
diseminasi,
Kuesioner
instansi
50
Sosialisasi,
diseminasi,
Kuesioner
instansi
75
Sosialisasi,
diseminasi,
Kuesioner
TGL. 11-01-2016
HAL. 44
instansi
100
Sosialisasi,
diseminasi,
Kuesioner
Diseminasi
Bagian
administra
si
Pokjabfung
Program
dan
fasilitas
Bidang
Diseminasi
Bagian
administra
si
Pokjabfung
PENETAPAN KINERJA TAHUN 2016:
Target kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2016 ditunjukkan pada
Tabel 2.3. Seluruh kegiatan dilaksanakan dengan anggaran semula sebesar Rp.
22.441.000.000,- (Dua puluh dua miliar empat ratus empat puluh satu juta rupiah),
setelah adanya kebijakan penghematan anggaran pemerintah pusat menjadi Rp.
22.196.000.000,- (Dua puluh dua miliar seratus sembilan puluh enam juta rupiah)
Tabel 2. 3. Penetapan Kinerja (PK) PSTA TA. 2016
NO
(1)
1
SASARAN STRATEGIS
(2)
Meningkatnya
penguasaan dan
kemandirian iptek di
bidang sains atmosfer
yang maju
(3)
1
2
3
4
2
Meningkatnya layanan
data dan informasi sains
atmosfer yang prima
5
6
INDIKATOR KINERJA
(4)
Jumlah model pemanfaatan iptek di
bidang atmosfer yang operasional untuk
pemantauan lingkungan, mitigasi bencana
dan perubahan iklim
Jumlah publikasi nasional terakreditasi di
bidang sains atmosfer
Jumlah publikasi internasional yang
terindeks di bidang sains atmosfer
Jumlah HKI yang diusulkan di bidang
sains atmosfer
Jumlah instansi pengguna yang
memanfaatkan layanan iptek di bidang
sains atmosfer
Indeks kepuasan masyarakat atas layanan
iptek di bidang sains atmosfer
TARGET
(5)
2 Model
15 Makalah
4 Makalah
1 Judul
25 Instansi
78,5
Pada tahun 2016, terjadi perubahan target IKU PSTA, yaitu indikator kinerja jumlah
model pemanfaatan iptek di bidang atmosfer yang operasional untuk pemantauan
lingkungan, mitigasi bencana dan perubahan iklim, dari semula 3 (tiga) model
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 45
menjadi 2 (dua) model dan indikator kinerja jumlah instansi pengguna yang
memanfaatkan layanan iptek di bidang sains atmosfer dari semula 30 (tiga puluh)
instansi menjadi 25 (dua puluh lima) instansi, yang disebabkan oleh kebijakan
penghematan anggaran pemerintah pusat.
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 46
BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA
3.1.
ANALISIS CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016
Tabel 3. 1. Analisis Capaian Kinerja Tahun 2016
INDIKATOR KINERJA
Jumlah model pemanfaatan
iptek di bidang sains atmosfer
yang operasional untuk
pemantauan lingkungan,
mitigasi bencana dan
perubahan iklim
Jumlah publikasi nasional
terakreditasi di bidang sains
atmosfer
Jumlah publikasi internasional
yang terindeks di bidang sains
atmosfer
Jumlah HKI yang diusulkan di
bidang sains atmosfer
Jumlah instansi pengguna
yang memanfaatkan layanan
iptek di bidang sains atmosfer
SATUAN
TARGET
2016
CAPAIAN
2016
CAPAIAN
%
Model
2
3
150
Makalah
15
5
33
Makalah
4
4
100
Judul
1
1
100
Instansi
25
39
156
78,5
87,1
111
Indeks kepuasan masyarakat
atas layanan iptek di bidang
Nilai
sains atmosfer
Nilai Rata-Rata
KET
108
Guna penilaian atas keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program, kegiatan/
sub kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam
rangka mewujudkan misi dan visi, maka dilakukan penilaian pengukuran kinerja
yang telah ditetapkan sebagaimana Penetapan Kinerja 2016.
Atas dasar hasil-hasil yang telah dicapai dari pengukuran kinerja kegiatan,
selanjutnya dilakukan pengukuran kinerja sasaran melalui indikator-indikator
kinerja pencapaian sasaran sebagaimana telah ditetapkan target dalam rencana
kinerja dan penetapan kinerja 2016. Pengukuran kinerja adalah membandingkan
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 47
antara target kinerja (performance plan) yang telah ditetapkan pada penetapan
kinerja TA. 2016 dengan realisasinya (performance result). Dengan cara
pembandingan tersebut akan diketahui celah kinerja ( performance gap),
sebagaimana Tabel 3.1. Hasil Pengukuran Kinerja TA. 2016,
dianalisis
untuk
mengetahui
penyebab
ketidakberhasilan
yang kemudian
dan
selanjutnya
mengubah strategi atau memperbaiki strategi untuk meningkatkan kinerja di tahun
mendatang (performance improvement).
Dengan metode tersebut di atas diatas maka dapat diperoleh nilai capaian
yang menggambarkan kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, baik untuk
capaian kegiatan maupun capaian sasaran kinerja secara menyeluruh.
Nilai capaian kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer pada tahun anggaran
2016, dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya adalah
sebagaimana
dijelaskan pada Tabel 3.1. Pengukuran kinerja kegiatan.
Pengukuran kinerja kegiatan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer yang
didasarkan pada Penetapan Kinerja 2016, diperoleh nilai rata-rata 108%, dari
beberapa indikator yaitu 150% capaian indikator jumlah model pemanfaatan iptek
di bidang atmosfer yang operasional untuk pemantauan lingkungan, mitigasi
bencana dan perubahan iklim, 33 % dari capaian indikator jumlah publikasi
nasional
terakreditasi
di
bidang
sains
atmosfer,
100%
jumlah
publikasi
internasional yang terindeks di bidang sains atmosfer, 100% jumlah HKI yang
diusulkan di bidang sains atmosfer, 156% jumlah instansi pengguna yang
memanfaatkan layanan iptek di bidang sains atmosferdan 111% dari indeks
kepuasan masyarakat atas layanan iptek di bidang sains atmosfer . Untuk capaian
daya serap penggunaan anggaran DIPA 2016 mencapai mencapai
94.78 % atau
sebesar Rp. 21.036.700.817,- (Dua puluh satu miliar tiga puluh enam juta tujuh
ratus ribu delapan ratus tujuh belas rupiah), dari nilai pagu Rp. 22.441.000.000,(Dua puluh dua miliar empat ratus empat puluh satu juta rupiah), setelah
mengalami penghematan anggaran menjadi Rp. 22.196.000.000,- (Dua puluh dua
miliar seratus sembilan puluh enam juta rupiah).
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 48
3.1.1 JUMLAH MODEL PEMANFAATAN IPTEK DI BIDANG ATMOSFER
YANG OPERASIONAL UNTUK PEMANTAUAN LINGKUNGAN, MITIGASI
BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM
Tabel 3. 2. Model Pemanfaatan Iptek Di Bidang Atmosfer
NO
1
NAMA MODEL
Model Peringatan Dini
VERSI
Sadewa 4.0
Bencana
FUNGSI
Memberikan informasi pengamatan dan
prediksi hujan ekstrim yang berpotensi
menimbulkan bencana seperti banjir dan
longsor di seluruh wilayah Indonesia
2
Model Kemaritiman
Semar 1.0
Memberikan informasi pengamatan dan
prediksi kondisi atmosfer, lautan, zona
potensi penangkapan ikan, posisi kapal,
dan komunikasi radio untuk wilayah pantai
selatan DIY
3
Model Lingkungan Atmosfer
Srikandi 1.0
Memberikan informasi pengamatan dan
prediksi komposisi atmosfer di seluruh
wilayah Indonesia
3.1.1.1 MODEL PERINGATAN DINI BENCANA SADEWA
Satellite
Disaster
Early
Warning
System
(Sadewa)
atau
Sistem
Peringatan Dini Bencana Berbasis Satelit merupakan salah satu produk
litbang PSTA dalam bentuk Sistem Pendukung Keputusan (DSS) untuk mendukung
pengelolaan resiko bencana hidro-meteorologis. Sadewa merupakan aplikasi
berbasis web yang terdiri dari sistem pemantauan atmosfer berbasis satelit
Himawari-8, sistem prediksi atmosfer berbasis model WRF, dan sistem peringatan
dini hujan ekstrim. Sadewa berfungsi untuk memantau kondisi atmosfer secara
real time, memprediksi kemungkinan terjadinya hujan ekstrim, dan memberikan
informasi peringatan dini kepada pihak-pihak yang terkait dalam penanggulangan
bencana. Sadewa meliputi seluruh wilayah Indonesia dengan resolusi spasial 5 km,
resolusi waktu 1 jam, dengan jangkauan prediksi 24 jam ke depan. Informasi
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 49
Sadewa diupdate secara otomatis setiap jam dan dapat dilihat di alamat website
http://sadewa.sains.lapan.go.id.
Informasi Sadewa diupdate setiap jam dan dapat diakses secara online:



Informasi Pengamatan (Himawari-8, wilayah Indonesia resolusi 5 km)
o Awan
o Ketinggian awan
o Ketebalan awan
o Mikrofisika awan
o Awan cumulonimbus
o Pertumbuhan awan
o Puncak awan konvektif
o Awan hujan dan potensi hujan ekstrem
o Zona Konvergensi Inter-tropis (ITCZ)
Informasi Prediksi (Model WRF, wilayah Indonesia resolusi 5 km)
o Awan
o Hujan
o Suhu Permukaan
o Tekanan
o Uap air
o Angin 10m
o Angin 850mb
o Angin 200mb
Peringatan dini hujan ekstrem (via website & SMS).
Gambar 3. 1. Satellite Disaster Early Warning System (SADEWA)
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
Kegiatan
pengembangan
model
peringatan
dini
TGL. 11-01-2016
HAL. 50
bencanas
SADEWA
dilaksanakan dengan dukungan kegiatan penelitian yang dilaksanakan kelompok
penelitian litbang Potensi Bencana Hidrometeorologis.
Tabel 3. 3. Litbang Potensi Bencana Hidrometeorologis
NO
1
2
3
4
5
JUDUL PENELITIAN
Identifikasi potensi bencana
hidrometeorologis berbasis luaran
SADEWA untuk kasus banjir di beberapa
daerah di Sumatera dan Jawa
Kestabilan atmosfer berbasis EAR dan
RASS
Pengembangan sistem observasi atmosfer
Pengembangan dan validasi SADEWA
(Satellite-based Disaster Early Warning
System)
Analisis perilaku curah hujan ekstrem di
atas kawasan barat Indonesia berbasis
hasil analisis data iklim global, khususnya
data indeks MJO dan validasinya
PENELITI UTAMA
Drs. Arief Suryantoro, M.Si.
Dr.Ir. Ina Juaeni, M.Si
Dr. Teguh Harjana, M.Sc
Krismianto, M.Si
Prof.Dr.Ir. Eddy Hermawan, M.Sc
Sadewa telah berhasil digunakan untuk menganalisis berbagai kejadian bencana
yang terjadi pada tahun 2016 seperti Banjir di Kabupaten Garut, Kota Bandung dan
Kota Bima. Sadewa juga berhasil digunakan untuk mendukung peluncuran roket
dan UAV Aero TeraScan di Pamengpeuk.
3.1.1.2
MODEL KEMARITIMAN SEMAR
Dinamika atmosfer dan lautan memberikan pengaruh yang luas terhadap
aktivitas di sektor kemaritiman. Oleh karena itu, informasi mengenai kondisi
atmosfer dan lautan serta prediksinya sangat penting dalam mendukung kinerja
pembangunan di sektor kelautan dan perikanan.
Sistem Embaran Maritim (Semar) merupakan sebuah DSS di bidang
kemaritiman yang dibangun untuk mendukung pengambilan keputusan oleh
kementrian/dinas terkait dalam rangka peningkatan produksi perikanan tangkap
serta keselamatan dan keamanan pelayaran.
Semar terdiri dari dua komponen input, yaitu: (1) Sistem pemantauan dan
pengukuran dari satelit, sensor-sensor di daratan dan sensor-sensor di lautan, dan
(2) model atmosfer dan lautan yang merupakan kepanjangan dari sistem
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 51
pengamatan untuk memprediksi kondisi ke depan. Output berupa data observasi
secara near real time dan prediksi ke depan merupakan komponen utama dari
Semar. Informasi dari Sistem Pendukung Keputusan ini diharapkan dapat
meningkatkan kinerja di sektor keselamatan pelayaran dan peningkatan produksi
perikanan tangkap sebagai outcome, dan pada akhirnya dapat memberikan
dampak untuk keselamatan dan kesejahteraan para nelayan.
Semar memberikan informasi pengamatan berbasis satelit, radar, sensor
daratan dan sensor lautan secara near real time serta prediksi kondisi atmosfer
dan lautan di wilayah perairan selatan Yogyakarta berbasis model atmosfer/laut
sebagai dasar pengambilan keputusan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan untuk
mendukung keselamatan pelayaran dan peningkatan produksi perikanan tangkap.
Kegiatan pengembangan model kemaritiman SEMAR dilaksanakan dengan
dukungan kegiatan penelitian yang dilaksanakan kelompok penelitian litbang
Atmosfer Maritim.
Tabel 3. 4. Litbang Atmosfer Maritim
NO
1
2
3
4
JUDUL PENELITIAN
Variabilitas Diurnal dan Sifat Klimatologis
Parameter Atmosfer di Jawa dan Bali
Pengaruh Monsun Terhadap Variabel
Interaksi Atmosfer-Laut di Selatan JawaBali dan Lombok
Evaluasi Kinerja Sistem Prediksi Musim
POAMA untuk Wilayah Indonesia
Pengembangan DSS-Maritim Semar
DISIAPKAN OLEH
NSI
PENELITI UTAMA
Nurzaman Adikusumah, M.Si
Dr. Dadang Subarna, M.Si
Suaydhi, M.Sc
Suaydhi, M.Sc
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 52
Gambar 3. 2. Tampilan Aplikasi SEMAR
Gambar 3. 3. Konsep SEMAR
Gambar 3. 4. Tampilan Display Semar
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 53
Gambar 3. 5. Foto Bersama dengan Dinas Perikanan DI. Yogyakarta
Gambar 3. 6. Dokumentasi Launching DSS Semar
Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) mengenai Semar telah dilaksanakan di
Yogyakarta pada Bulan April dan Oktober 2016. Kegiatan Sosialisai dan Bimbingan
Teknis Semar telah dilaksanakan pada Bulan November dan Desember 2016.
Kegiatan pengembangan Semar didanai oleh PSTA dan Dinas Kelautan dan
Perikanan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan Soft Launching
Semar telah dilaksanakan pada saat peluncuran satelit LAPAN-A3 di Pusat
Teknologi Satelit yang dihadiri oleh Wakil Presiden RI.
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
3.1.1.3
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 54
MODEL LINGKUNGAN SRIKANDI
Sistem Informasi Komposisi Atmosfer Indonesia (SRIKANDI) merupakan
salah satu sistem pendukung keputusan (Decision Support System) berbasis web
yang dibangun oleh Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) LAPAN. Tujuan
dari pengembangan SRIKANDI adalah untuk menyediakan informasi komposisi
atmosfer Indonesia berupa pengamatan berbasis satelit, pengukuran in situ dan
prediksi berbasis model transpor kimia untuk mendukung pengambilan keputusan
terutama terkait dampak aktivitas manusia dan kebakaran hutan terhadap kualitas
udara. Fitur SRIKANDI berupa pemantauan harian komposisi atmosfer (CO, O 3,
CH4, SO2, NO2, Aerosol) dari sensor satelit yaitu AIRS-Aqua, OMI-Aura, MODISAqua, VIIRS-SNPP, dan Himawari. Prediksi setiap jam selama 24 jam komposisi
atmosfer (CO, O3, SO2, NO2, PM10, PM2,5) menggunakan WRF-Chem versi 3.6.1
yang di-overlay terhadap arah angin dalam bentuk online di : http://182.23.27.39/
seperti tampak pada gambar 3.7.
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 55
Gambar 3. 7. Tampilan online SRIKANDI
Kegiatan pengembangan model lingkungan SRIKANDI dilaksanakan dengan
dukungan kegiatan penelitian yang dilaksanakan kelompok penelitian litbang
Lingkungan Atmosfer.
Tabel 3. 5. Litbang Lingkungan Atmosfer
NO
1
2
3
4
5
JUDUL PENELITIAN
Kenaikan Suhu Permukaan Bumi sebagai
Akibat Kenaikan GRK di Indonesia
Berdasarkan Model Atmosfer Multilayer.
Kualitas Udara di Sumatra dan Kalimantan
PENELITI UTAMA
Drs. Sri Kaloka Probotosari
Distribusi Vertikal dan Zonal Komposisi
Atmosfer di Indonesia
Pengembangan DSS Komposisi Atmosfer
Indonesia
Pengembangan Laboratorium Terbang
YMC
Dr. Ninong Komala
Ir. Tuti Budiwati, M.Eng
Novita Ambarsari, M.T
Dra. Sumaryati, MT
Pada tahun 2016, Potensi pemanfaatan Srikandi telah dituangkan dalam kerjasama
antara PSTA dengan Universitas Bina Dharma Palembang, Sumatera Selatan.
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 56
Potensi pemanfaatan Srikandi juga telah dikaji dalam acara Focus Group Discussion
dengan Kementrian Lingkungan Lidup dan Kehutanan.
3.1.2 JUMLAH PUBLIKASI NASIONAL
Beberapa makalah hasil penelitian yang dilakukan di PSTA, telah diterbitkan pada
beberapa jurnal yang terakreditasi secara nasional. Untuk tahun 2016, target
indikator kinerja ini sebanyak 15 makalah ilmiah terbit di publikasi nasional
terakreditasi.
Hasil capaian dari indikator kinerja untuk jumlah karya ilmiah tentang sains
atmosfer yang dipublikasikan di jurnal nasional terakreditasi pada tahun 2016
sebanyak 5 judul. Tabel 3.6. Menunjukkan judul-judul makalah ilmiah yang terbit di
publikasi ilmiah nasional terakreditasi.
Tabel 3. 6. Judul publikasi ilmiah nasional terakreditasi.
NO
JUDUL
1
Effect of Global Warming on
Chlorophyll-a Concentratration in the
Indonesia
Martono
2
Dampak El Niño 1997 dan El Niño
2015 Terhadap Konsentrasi Klorofil-A
Di Perairan Selatan Jawa dan BaliSumbawa
Precipitation Event Analysis Using
Image Processing Based On The
Rainfall Detection Radar
(RDR) Observation On March 9 2014
During Landslide Event In West Java
Seasonal Interanual Variations Of sea
Surface Temperature In Indonesia
Waters.
Impact of Climate Change ( El-Nino,
La Nina, and sea level) On the
Coastal Cilacap District.
Analisis, Design dan Pengukuran
Antena ArrayMicrostrip untuk Radar
Furuno
Martono
3
4
5
6
7
Karakteritik angin zonal musiamn
PENULIS
PENERBIT
KET
Makara Journal of
Science, March
2016 / Vol. 20 /
No. 1
Jurnal GLOBE
Terbit
Ginaldi Ari
Jurnal Teknologi
Indonesia LIPI.
Vol 39, No.2 2016
Terbit
Martono
Jurnal Forum
Geografi
Terbit
Lilik S Supriatin
and Martono
Jurnal Geografi,
vol 30, No. 2
Desember 2016
JNTETI, Jurnal
elektro UGM
Terbit
Jurnal BMKG
Submit
Jurnal Manusia
Submit
Soni Aulia
Joko Suryana
Laras Tursilowati
Halimurrahman
Ginaldi Ari
Martono
Terbit
Submit
pada saat upwelling di Selatan jawa.
8
Penentuan Musim Tanam, Jenis
DISIAPKAN OLEH
NSI
Lilik S Supriatin
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
9
10
11
Varietas, dan Teknik Budidaya
Tanaman Padi terkait Mitigasi Emisi
Metan (CH4).
Karakteristik temporal pencemar
udara ambien di kota Surabaya
TGL. 11-01-2016
HAL. 57
dan Lingkungan,
UGM
Dessy Gusnita
Karakter parameter atmosfer Padang
dan Selaparang dalam tinjauan
Statistik
Analisis Perbedaan Distribusi
Temperatur Dan Uap Air Berbasis
Satelit Terra/Aqua (Modis, Level-2).
Ina Juaeni
Sinta Berliana dan
Krismianto
Jurnal Kimia dan
Pendidikan Kimia.
UNS-Solo
Jurnal Globe
Submit
Jurnal Indraja
2016- LAPAN
Submit
Submit
Kendala yang terjadi pada capaian indikator kinerja jumlah publikasi nasional
terkreditasi pada umumnya terkait dengan proses review dan penerbitan jurnal
memakan waktu yang lama serta produktifitas penulisan di jurnal terakreditasi
belum maksimal.
Oleh karena itu upaya perbaikan pencapaian target kinerja yang perlu
dilakukan oleh PSTA untuk mencapai target pada tahun mendatang ialah dengan
langkah sebagai berikut:
1. Meningkatkan dan intensifikasi komunikasi ilmiah (kolokium dan FGD)
2. Training penulisan karya tulis ilmiah
3. Manajemen penelitian kelompok penelitian
4. Memberikan penghargaan kepada peneliti yang produktif menghasilkan
publikasi di jurnal nasional terkarediatsi
5. Memotivasi peneliti/perekayasa mempublikasikan tulisan di jurnal nasional
terakreditasi.
3.1.3 JUMLAH PUBLIKASI INTERNASIONAL
Capaian indikator untuk jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang
sains atmosfer pada tahun 2016 adalah sebanyak 4 publikasi internasional yang
sudah tebit, dan masih ada 1 makalah yang masih dalam proses submit.
Persentase capaian publikasi internasional tahun ini adalah 100% dari target 4
publikasi internasional yang terbit.
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 58
Tabel 3.7. menunjukkan judul-judul makalah ilmiah yang terbit pada jurnal
internasional terakreditasi baik yang sudah terbit maupun yang masih dalam proses
penerbitan.
Tabel 3. 7. Judul makalah ilmiah yang terbit/submit pada jurnal internasional
terakreditasi
NO
1
JUDUL
PENULIS
PENERBIT
KET
Development of Oceanic
Convective Systems Inducing
the Heavy Rainfal over the
Western Coast of Sumatra on
28 October 2007
Chemical Characteristics of
Rainwater in Sumatera,
Indonesia, during 2001–2010
Trismidianto
SOLA, Vol 12
Terbit
Tuti Budiwati
Terbit
3
Global Distribution of Vertical
Wave Number Spectra in the
Lower Stratosphere Observed
using High Vertical
Resolution Temperature
Profiles from COSMIC GPSRadio Occultation
Noersomadi,
T. Tsuda
4
Axial Ratio Enhancement of
Equatorial Triangular-Ring
Slot Antenna Using Coupled
Diagonal Line Slots
Variabilitas Ozon dan Bahan
Perusak Ozon (BPO) di
Indonesia Berbasis Data
MLS-AURA
Asif Awaludin et
al.
Hindawi Publishing
Corporation
International Journal
of Atmospheric
Sciences Volume 2016,
Article ID 1876046, 11
pages.
http://dx.doi.org/10.11
55/2016/1876046
Ann. Geophys., 34,
203–213, 2016
www.anngeophys.net/34/203/2
016/
doi:10.5194/angeo-34203-2016 © Author(s)
2016. CC Attribution
3.0 License
Progress in
Electromagnetics
Research C, Vol. 70,
99-109, 2016
Internasional Journal
of Remote Sensing and
Earth Sciences
(IJReSES) – Pusat
Pemanfaatan
Pengindraab JauhLAPAN
2
5
Ninong Komala
dan Novita
Ambarsari
Terbit
Terbit
Submit
Keberhasilan PSTA dalam mencapai target capaian ini dikarenakan upaya-upaya
yang dilakukan oleh semua pihak, upaya-upaya tersebut antara lain :
1. Program pendidikan S2/S3 di PT luar negeri
2. Supervisi yang intensif dari pembimbing
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 59
3. Tersedianya dukungan anggaran penerbitan publikasi internasional
Selain itu, untuk lebih memacu peneliti/perekayasa menerbitkan makalah ilmiah
dalam jurnal internasional diperlukan upaya-upaya lanjutan antara lain:
1. Kerjasama riset dalam dan luar negeri
2. Peningkatan supervisi pakar dalam bentuk FGD
3. Dukungan anggaran untuk publikasi
4. Pengelolaan pencapaian SKP
3.1.4 JUMLAH HKI
Tabel 3. 8. HKI yang Diusulkan PSTA
NO
1
JUDUL
Sistem Instrumen dan Metode
Pemecah Balon Atmosfer
Menggunakan Pegas dan
Kawat Panas Dengan Moda
Terprogram
PENULIS
Ginaldi Ari
PENERBIT
Kementrian
Hukum dan Hak
Asasi Manusia
KETERANGAN
Dalam proses di
Kementrian
Hukum dan Hak
Asasi Manusia
Indikator Kinerja Jumlah HKI yang diusulkan di bidang sains atmosfer
sebagaimana direncanakan/ditargetkan berjumlah 1 judul. Pada tahun 2016,
jumlah HKI yang diusulkan adalah 1 judul, sehingga diperoleh capaian sebesar
100%. Pada tahun ini judul HKI yang di usulkan tersebut adalah “Sistem Instrumen
dan Metode Pemecah Balon Atmosfer Menggunakan Pegas dan Kawat Panas
Dengan Moda Terprogram”.
Secara teknis, invensi ini berhubungan dengan sistem instrumen pemecah
balon atmosfer untuk pengamatan atmosfer dengan ketinggian terprogram. Secara
khusus invensi ini berhubungan dengan perekayasaan sistem instrumen dan
metode pemecah balon dengan pegas dan kawat panas yang berada pada
pembungkus (casing) sistem yang dikendalikan dengan moda terprogram. Hal ini
bertujuan untuk membatasi ketinggian balon agar tidak mengganggu aktifitas
penerbangan.
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 60
Untuk membatasi ketinggian luncur balon atmosfer agar sesuai dengan
ketinggian setpoint yang diinginkan, maka perlu pengembangan dan perancangan
pemecah balon atmosfer yang dilengkapi parasut agar tidak ada klaim gangguan.
Pemecah balon atmosfer yang dibuat ini diprogram sesuai dengan ketinggian
yang dikehendaki yang dikoreksi berdasarkan 2 metode deteksi yakni sensor
tekanan dan penentu titik koordinat. Sistem pemecah ini mampu bekerja sesuai
dengan ketinggian yang dikehendaki serta mampu bekerja pada balon atmosfer
dengan bahan karet. Oleh karena itu tidak digunakan pemecah dengan tearpanel
maupun dengan sifat alaminya seperti yang telah diungkapkan diatas.
Pemecah balon dengan sistem pegas dan kawat panas pada invensi ini
menjadi solusi pemecah balon yang lebih mudah, aman dan berhasil guna pada
peluncuran balon atmosfer, dan sudah digunakan berulangkali. Dari penentu titik
koordinat didapat trayektori dan lokasi hasil letusan balon dan perangkat
pemecah yang dibawa oleh parasut.
Gambar 3. 8. Sistem Peluncuran Gondola dengan Balon yang dilengkapi Parasut
dan Pemcah dari Kawat Panas
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 61
Gambar 3. 9. Perpektif Keseluruhan Sistem Pemecah Balon
Keberhasilan PSTA dalam mencapai target capaian ini dikarenakan upaya-upaya
yang dilakukan oleh semua pihak, upaya-upaya tersebut antara lain :
1. Adanya kebutuhan teknologi dengan spesifikasi yang jelas
2. Adanya SDM, sarana dan prasarna yang memadai
3. Semangat dan komunikasi dalam Tim
4. Dukungan dan kerjasama dari Biro SDM Orkum LAPAN
Untuk peningkatan capaian HKI dibutuhkan:
1. Peningkatan fasilitas laboratorium elektronika
2. Peningkatan wawasan dan kemampuan teknis SDM
3.1.5
JUMLAH INSTANSI PENGGUNA
Indikator kinerja jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan
Iptek di bidang sains atmosfer sebagaimana direncanakan/ditargetkan berjumlah
25 instansi pengguna atau user,
baik instansi pemerintah, swasta, pelajar dan
mahasiswa ataupun masyarakat umum. Pada tahun 2016, instansi pengguna yang
memanfaatkan layanan Iptek di bidang sains atmosfer berjumlah 39 instansi,
dengan persentase capaian sebesar 156%. Tahun ini nilai capaian instansi
pengguna melebihi dari target disebabkan oleh meningkatnya permintaan data
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 62
yang berkaitan dengan sains atmosfer maupun data lainnya. Indikator kinerja ini
terdiri dari kegiatan Pelatihan Teknis Sains dan Teknologi Atmosfer (Praktek Kerja
Lapangan), Layanan Kunjungan Instansi, Permohonan data dan informasi sains
atmosfer serta Bimbingan Teknis Sains dan Teknologi Atmosfer. Rekapitulasi
jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan Iptek di bidang sains
atmosfer disajikan dalam Tabel 3.9. berikut :
Tabel 3. 9. Jumlah Instansi pengguna yang memanfaatkan layanan Iptek di
bidang sains atmosfer
No
1
2
3
4
5
Jumlah
Instansi
Layanana Iptek Sains Atmosfer
Pelatihan Teknis Sains dan Teknologi Atmosfer (Praktek Kerja
Lapangan)
Layanan Kunjungan Instansi
Permohonan data dan informasi sains atmosfer
Bimbingan Teknis Sains dan Teknologi Atmosfer
Sosialisasi/Diseminasi Hasil Litbang PSTA
15
Jumlah
39
9
7
5
3
Keberhasilan PSTA dalam mencapai target capaian ini dikarenakan upaya-upaya
yang dilakukan oleh semua pihak, upaya-upaya tersebut antara lain :
1. Meningkatnya minat pengguna akibat keberhasilan kegiatan diseminasi
berupa sosialisasi, bimtek dan layanan berbasis web.
2. Ketersediaan data dan informasi serta kompetensi SDM PSTA sesuai dengan
kebutuhan pengguna.
3. Manajemen layanan termasuk prosedur dan yang jelas dan mudah
dilaksanakan oleh pengguna dan tim layanan PSTA
4. Produk hasil litbang PSTA semakin dikenal oleh Pengguna
 Pelatihan Teknis Sains dan Teknologi Atmosfer (Praktek Kerja
Lapangan)
Pelatihan teknis
sains
dan teknologi
atmosfer
merupakan kegiatan
bimbingan dan pelayanan kepada pelajar sekolah menegah atas ataupun
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 63
mahasiswa perguruan tinggi yang dilaksanakan di PSTA. Kegiatan ini berupa
Praktek Kerja Lapangan (PKL). Tahun 2016 ini pelatihan teknis sains dan teknologi
atmosfer diikuti oleh 15 instansi seperti yang terlihat dalam Tabel 3.10 .
Tabel 3. 10. Pelatihan teknis sains dan teknologi atmosfer Tahun 2016
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Instansi
Waktu
UNPAD
PENS
4 Januari – 4 Februari 2016
27 Januari – 28 Februari
2016
Politeknik POS Indonesia 29 Februari – 31 Mei 2016
UPI
Februari – Maret 2016
Sekolah Tinggi ARIYANTI 1 Maret – 1 Juni 2016
Telkom University
Mei – Juli 2016
UNPAS
15 Juni – 15 Juli 2016
ITB
1 Juni 2016 – 1 Juli 2016
IPB
11 Juli – 11 Agustus 2016
Sekolah Tinggi Teknologi 14 April – 29 Juni 2016
Nuklir
UNJANI
Juli – Agustus 2016
UNIKOM
1 Agustus – 1 September
2016
STIMLOG
22 Agustus – 22 September
2016
Politeknik Caltex Riau
5 September – Desember
2016
Kodiklat TNI AD Malang
3 Oktober – 8 Oktober 2016
Praktek Kerja Lapangan Telkom University
DISIAPKAN OLEH
NSI
Keterangan
Bidang Program dan Fasilitas
Bidang Program dan Fasilitas
Bagian Administrasi
Bidang Program dan
Bagian administrasi
Bidang Program dan
Bagian Administrasi
Bidang Program dan
Bidang Program dan
Bidang Program dan
Fasilitas
Fasilitas
Fasilitas
Fasilitas
Bidang Program dan Fasilitas
Bidang Program dan Fasilitas
Bagian Administrasi
Bidang Proram dan Fasilitas
Bidang Program dan Fasilitas
Praktek Kerja Lapangan Sekolah Tinggi
ARIYANTI Bandung
DIPERIKSA OLEH
DSI
Fasilitas
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
Praktek Kerja Lapangan Kodiklat TNI AD
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 64
Praktek Kerja Lapangan Caltex Riau
Gambar 3. 10. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di PSTA
 Layanan Kunjungan Instansi
Selain program pelatihan teknis sains dan teknologi atmosfer, PSTA juga memiliki
kegiatan layanan kunjungan untuk instansi pemerintah, perguruan tinggi, serta
masyrakat umum. Pada tahun 2016, layanan kunjungan instansi bidang sains
atmosfer telah melibatkan 9 instansi. Rekapitulasi kunjungan intansi bidang sains
atmosfer disajikan dalam Tabel 3.11. berikut :
Tabel 3. 11. Rekapitulasi Layanan Kunjungan Instansi Tahun 2016
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Instansi
Waktu
Politeknik negeri Ujung Pandang
Universitas Prof. Dr. Hazarin
Universitas Islam Negeri
BPPT
UIN Raden Fatah Palembang
STIMIK Prabumulih
Universitas Brawijaya
Universitas Jember
Asosiasi Arsiparis Indonesia
(AAI)
25 Januari 2016
23 Februari 2016
19 April 2016
20 April 2016
25 Mei 2016
2 Agustus 2016
31 Agustus 2016
24 November 2016
27 Desember 2016
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
Keterangan
30 mahasiswa,
70 mahasiswa,
66 mahasiswa,
4 orang
75 orang
78 mahasiswa,
60 orang
86 mahasiswa,
6 Orang
1 Dosen
6 Dosen
2 dosen
10 dosen
4 dosen
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
Kunjungan Politeknik Negeri Ujung Pandang
(25 Januari 2016)
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 65
Kunjungan Universitas Islam Negeri
(19 April 2016)
Kunjungan BPPT (20 April 2016)
Kunjungan UIN Raden Fatah Palembang
(25 Mei 2016)
Kunjungan STIMIK Prabumulih
(2 Agustus 2016)
Kunjungan Universitas Brawijaya
(31 Agustus 2016)
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
Kunjungan Universitas Jember
(24 November 2016)
TGL. 11-01-2016
HAL. 66
Kunjungan Asosiasi Arsiparis Indonesia
(27 Desember 2016)
Gambar 3. 11. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di PSTA
 Permohonan data dan informasi sains atmosfer
Program pelayanan permohonan data dan informasi sains atmosfer
merupakan salah satu jenis kegiatan dalam indikator kinerja jumlah instansi
pengguna yang memanfaatkan layanan Iptek di bidang sains atmosfer. Hingga
akhir tahun 2016 terdapat 8 permohonan data dan informasi sains atmosfer.
Secara lebih detail mengenai pelayanan permohonan data dan informasi sains
atmosfer yang diberikan oleh PSTA dapat dilihat pada Tabel 3.12.
Tabel 3. 12. Permohonan data dan informasi sains atmosfer Tahun 2016
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Instansi
STIA – LAN
University of Tsukuba
Universitas Hasanudin
BPTP Yogyakarta
Harian Pikiran Rakyat
BMKG
Kementrian Pertanian
Balai Klimat dan Hidrologi
Kementrian Pertanian Bogor
Universitas Riau
DISIAPKAN OLEH
NSI
Data/Informasi
Data Administrasi
Data Cuaca Sumedang
Data El-Nino, Dipole Mode & Pola Monsun
Informasi awal musim
Informasi Cuaca Ekstrim
Informasi awal musim
Informasi awal musim
Informasi awal musim
Informasi kondisi ozon di Indonesia
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 67
 Bimbingan Teknis Sains dan Teknologi Atmosfer
Bimbingan teknis untuk pengguna di bidang sains dan teknologi atmosfer
merupakan salah satu jenis kegiatan dalam indikator kinerja jumlah instansi
pengguna yang memanfaatkan layanan Iptek di bidang sains atmosfer. Hingga
akhir tahun 2016 capaian bimbingan dan layanan teknis yang dilakukan sebanyak 6
kali, Jumlah instansi yang di hitung dalam pelayanan bimbingan teknis ini sebanyak
5 instansi. Adapun instansi yang telah mendapatkan bimbingan teknis adalah
Satker-Satker Internal LAPAN, BMKG Cilacap, KLH Kota Cirebon, LSM Garda Caah,
Dinas Kelautan dan Perikanan DIY. Secara lebih detail mengenai bimbingan teknis
yang diberikan oleh PSTA dapat dilihat pada Tabel 3.13.
Tabel 3. 13. Kegiatan Bimbingan Teknis Tahun 2016
No
1
2
3
4
5
6
Kegiatan
Bimtek Sistem
Pemantauan Cuaca
Ekstrem Berbasis
SADEWA dan SEMAR
Bimbingan Teknik DSS
Berbasis Sains Atmosfer
di Pusat Sains dan
Teknologi Atmosfer
(SADEWA, SEMAR dan
SRIKANDI)
Bimtek Dampak
Perubahan Iklim
Bimtek Deposisi Asam
dan Sosialisasi Hasil
Penelitian dan
Pengembangan
Lingkungan Atmosfer
Bimtek Penggunaan Data
Cuaca SADEWA dan
SENTANU LAPAN
Bimtek Decision Support
System Sistem Embaran
Maritim (DSS SEMAR)
DISIAPKAN OLEH
NSI
Tempat & Waktu
Keterangan
Di Kantor BPAA
Pontianak
Tanggal :
18-19 Agustus 2016
Di Kantor LAPAN
Bandung
Tanggal :
5 September 2016
BPAA Pontianak LAPAN
Di Kantor BMKG
Cilacap
Tanggal :
13 Oktober 2016
Di Hotel Zamrud,
Cirebon
Tanggal :
2 November 2016
BMKG Cilacap
Di Kantor LAPAN
Bandung
Tanggal :
10 November 2016
Di Kantor DKP DIY
Tanggal :
6-7 Desember 2016
LSM Garda Caah
DIPERIKSA OLEH
DSI
Satker Internal LAPAN
KLH (Kantor Lingkungan
Hidup) Kota Cirebon
Dinas Kelautan dan
Perikanan Daerah Iistimewa
Yogyakarta
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 68
1. Bimtek Sistem Pemantauan Cuaca Ekstrem Berbasis SADEWA dan
SEMAR
Kegiatan Bimtek Sistem Pemantauan Cuaca Ekstrem Berbasis SADEWA dan
SEMAR dilaksanakan di BPAA LAPAN Pontianak pada tanggal 18-19 Agustus 2016.
Peserta Bimtek dari SKPD di lingkungan Pemda Pontianak, perwakilan Balai
dibawah Desains dan internal BPAA LAPAN Pontianak sebanyak 35 orang. Tujuan
dari kegiatan ini untuk memberikan bimbingan teknis pemanfaatan produk litbang
PSTA. Produk litbang yang disampaikan adalah DSS SADEWA untuk pemantauan
potensi bencana hidrometeorologi, DSS SEMAR untuk keselamatan pelayaran dan
DSS Srikandi untuk kualitas udara.
Gambar 3. 12. Foto Bersama Bimtek Sistem Pemantauan Cuaca Ekstrem Berbasis
SADEWA dan SEMAR
2. Bimbingan Teknik DSS Berbasis Sains Atmosfer di Pusat Sains dan
Teknologi Atmosfer (SADEWA, SEMAR dan SRIKANDI)
Kegiatan Bimtek DSS Berbasis Sains Atmosfer (SADEWA, SEMAR, SRIKANDI)
dilaksanakan di Kantor PSTA LAPAN Bandung pada tanggal 5 September 2016.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bimbingan teknis kepada pegawai di
lingkungan PSTA LAPAN yang mempunyai tugas pelayanan dan diseminasi.
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 69
Sehingga dalam menjalankan tugasnya, para pegawai tersebut dapat
memberikan informasi terkait produk litbang yang ada di PSTA. Produk litbang
yang disampaikan adalah DSS SADEWA untuk pemantauan potensi bencana
hidrometeorologi, DSS SEMAR untuk keselamatan pelayaran dan DSS Srikandi
untuk kualitas udara.
Gambar 3. 13. Foto Bersama Para Peserta Bimtek DSS Berbasis Atmosfer di PSTA
(SADEWA, SEMAR dan SRIKANDI)
3. Bimtek Dampak Perubahan Iklim
Kegiatan Bimtek Dampak Perubahan Iklim dilakasanakan di Kantor BMKG
Cilacap pada tanggal 13 Oktober 2016. Tujuan dari bimtek ini ialah memberikan
bimbingan
teknik
simulasi
komputasi
tentang
dampak
perubahan
iklim,
menginformasikan hasil-hasil penelitian tentang dampak perubahan iklim yang
telah dilakukan oleh kelompok penelitian perubahan iklim, PSTA – LAPAN. Selain itu
kegiatan bimtek ini juga bertujuan untuk membuka peluang kerja sama antara
PSTA dengan BMKG. Peserta kegiatan ini berjumlah kurang lebih 50 orang yang
berasal dari LAPAN, BMKG kantor wilayah Cilacap serta peserta undangan lainnya.
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 70
Gambar 3. 14. Foto bersama Bimtek Dampak Perubahan Iklim
4. Bimtek Deposisi Asam dan Sosialisasi
Pengembangan Lingkungan Atmosfer
Hasil
Penelitian
dan
Kegiatan Bimtek Deposisi Asam dan Sosialisasi Hasil Penelitian dan
Pengembangan Lingkungan Atmosfer dilaksanakan di Hotel Zamrud, Cirebon, pada
tanggal 2 November 2016. Bimtek ini bertujuan untuk memberikan bimbingan
prosedural teknik analisis air hujan serta menginformasikan hasil-hasil penelitian
tentang polusi udara, hujan asam, GRK, trayektori polutan serta sistem pendukung
keputusan mengenai informasi yang berkaitan dengan komposisi atmosfer
SRIKANDI (Sistem Informasi Komposisi Atmosfer Indonesia) oleh Kelompok
Penelitian Lingkungan Atmosfer, PSTA – LAPAN. Peserta Kegiatan ini berjumlah
kurang lebih 50 orang yang berasal dari LAPAN, KLH Kota Cirebon serta peserta
undangan lainnya.
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 71
Gambar 3. 15. Foto Bersama Bimtek Deposisi Asam dan Sosialisasi Hasil
Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Atmosfer
5. Bimtek Penggunaan Data Cuaca SADEWA dan SENTANU LAPAN
Kegiatan Bimtek Penggunaan Data Cuaca SADEWA dan SENTANU LAPAN
dilaksanakan di Kantor PSTA-LAPAN Bandung pada tanggal 10 November 2016.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan bimbingan teknis kepada masyarakat
dalam memanfaatkan produk Litbang PSTA yaitu DSS SADEWA untuk potensi
bencana hidrometeorologi dan DSS Santanu untuk pemantauan hujan secara
spasial. Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama antara PSTA LAPAN dengan
lembaga swadaya masyarakat yang peduli lingkungan, yaitu LSM Garda Caah
Bandung.
Gambar 3. 16. Pelaksanaan Kegiatan Bimtek Penggunaan Data Cuaca SADEWA
dan SENTANU LAPAN
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 72
6. Bimtek Decision Support System Sistem Embaran Maritim (DSS
SEMAR)
Kegiatan Bimtek Decision Support System Sistem Embaran Maritim (DSS SEMAR)
dilaksanakan di Ruang Pertemuan Kantor DKP Daerah Istimewa Yogyakarta pada
tanggal 6 sampai 7 Desember 2016. Pelaksanaan Bimtek ini bertujuan untuk
memberikan
wawasan
tentang
peran
ilmu
pengetahuan
atmosfer
dalam
pembangunan maritim dan pengetahan tentang teknologi sistem informasi serta
pelatihan teknis operasional DSS SEMAR yang dibangun oleh PSTA LAPAN dan DKP
DIY. Kegiatan ini dihadiri oleh peserta dari lingkungan Dinas Kelautan dan
Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 25 orang.
Gambar 3. 17. Foto Bersama Bimtek Decision Support System Sistem Embaran
Maritim (DSS SEMAR)
 Sosialisasi Hasil Litbang PSTA
Kegiatan sosialisasi hasil litbang PSTA dilaksanakan di Universitas Bina Darma
Palembang tanggal 7 Maret 2016. Kegiatan tersebut berkaitan dengan penelitian
sains atmosfer saat fenomena gerhana matahari total (GMT) 9 Maret 2016 yang
melintasi kota Palembang, Sumatera Selatan. Selanjutnya rencana kegiatan
KOMBAT 2017 dan femomena GMT juga disosialisasikan di UPT Graha Teknologi
Sriwijaya Palembang Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Selatan dengan
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 73
mengundang perwakilan mahasiswa teknik yang ada di Sumatera Selatan.
Sosialisasi hasil litbang PSTA juga disosialisasikan di kabupaten AGAM propinsi
Sumatera Barat.
Tujuan dari kegiatan ini untuk mensosialisaikan hasil litbang
terkait potensii bencana hidrometeorologi dan kualitas udara akibat kebakaran
hutan. Sosialiasi selanjutnya dilaksanakan pada tanggal 9 November 2016 di DKP
Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuan dari kegiatan ini untuk mensosialisakan hasil
litbang terkait Atmosfer Maritim untuk keselamatan pelayaran.
Tabel 3. 14. Tabel Sosialisasi Hasil Litbang PSTA Tahun 2016
No
1
2
3
4
Instansi
Waktu
Pemda Kabupaten AGAM Sumbar
Grahatek Sriwijaya Dinas Pendidikan
Sumatera Selatan
Universitas Bina Darma Palembang
DKP Propinsi DI Yogyakarta
19 Sept 2016
8 Maret 2016
7 Maret 2016
9 Nopember 2016
Sosialisasi di UBD Palembang
Sosialisasi di Graha Teknologi Sriwijaya
Sosialisasi di Agam
Sosialisai di DKP Yogya
Gambar 3. 18. Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi Hasil Litbang PSTA
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
3.1.6
TGL. 11-01-2016
HAL. 74
INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT
PSTA memberikan pelayanan publik sesuai dengan amanat UU No 25 tahun
2009 tentang Pelayanan Publik dan peraturan Menteri PANRB No 16 tahun 2014
tentang pedoman survey kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan
pelayanan publik. Jenis pelayanan publik yang diberikan PSTA mencakup pelayanan
kunjungan tamu, pelayanan bimbingan kepada mahasiswa yang melaksanakan
tugas akhir seperti praktek kerja lapangan dan penelitian serta permohonan data
untuk penelitian. Survey diberikan dengan memberikan kuesioner kepada
pengguna layanan PSTA setelah menerima pelayanan. Nilai kepuasan masyarakat
merupakan hasil konversi dari bentuk kualitatif ke dalam angka kuantitatif. Hasil
penilaian kepuasan masyarakat dapat dilihat pada Tabel 3.15. berikut ini:
Tabel 3. 15. Rekapitulasi Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
No
1
2
3
Uraian
Kunjungan Tamu
Bimbingan Tugas Akhir
Data
Rata-rata
TW-1
91,5
80,3
85,9
TW-2
93,5
92,1
87,0
90,9
TW-3
89,7
86,1
68,5
81,4
TW-4
96,3
98,3
75,8
90,1
Keterangan
Layanan data mulai triwulan 2
87,1
Keberhasilan PSTA dalam mencapai target capaian ini dikarenakan upaya-upaya
yang dilakukan oleh semua pihak, upaya-upaya tersebut antara lain :
1. Dilaksanakannya layanan PSTA secara prima
2. Tersedianya fasilitas ruang edukasi dan media center ASTINA
3. Tersedianya SDM yang kompeten
4. Tersedianya anggaran untuk kegiatan layanan
5. Tersedianya media promosi seperti leaflet, banner, sticker
Selain itu, untuk meningkatkan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat deperlukan
upaya lanjutan antara lain :
1. Peningkatan modul edukasi dan simulasi sains atmosfer
2. Peningkatan kapasitas SDM kehumasan
3. Tersedianya sarana teleconference
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
3.2
TGL. 11-01-2016
HAL. 75
PERBANDINGAN REALISASI IKU TERHADAP TAHUN SEBELUMNYA
Tabel 3. 16. Perbandingan Realisasi IKU Tahun 2015 dan Tahun 2016
SASARAN
STRATEGIS
Meningkatnya
penguasaan
dan
kemandirian
iptek di bidang
sains atmosfer
yang maju
Meningkatnya
layanan data
dan informasi
sains atmosfer
yang prima
INDIKATOR KINERJA
REALISASI
Jumlah model pemanfaatan iptek di bidang atmosfer
yang operasional untuk pemantauan lingkungan,
mitigasi bencana dan perubahan iklim
Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains
atmosfer
Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang
sains atmosfer
Jumlah HKI yang diusulkan di bidang sains atmosfer
Jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan
iptek di bidang sains atmosfer
Indeks kepuasan masyarakat atas layanan iptek di
bidang sains atmosfer
Nilai Rata-Rata
2015
2016
-
150%
-
33%
-
100%
100%
100%
128%
156%
-
111%
131%
108%
Tabel 3.16.menunjukkan perbandingan perolehan nilai indikator kegiatan
2015 dan 2016. Karena pada tahun anggaran 2016 telah dilakukan beberapa
perubahan terkait indikator kinerja yang harus dicapai, seperti jumlah produk
litbang sains atmosfer yang dihasilkan, jumlah usulan HKI (Paten & Hak Cipta),
Jumlah Publikasi Internasional dan Nasional Terakreditasi, Jumlah Pengguna
model/Modul/Prototipe serta data dan informasi dan jumlah bimbingan dan
pelayanan teknis di bidang sains atmosfer kepada pengguna. Maka cukup sulit
untuk membandingkan antara capaian dari tahun ke tahun. hanya ada beberapa
yang dapat dibandingkan, yaitu capaian indikator kinerja jumlah instansi pengguna
yang memanfaatkan layanan informasi sains atmosfer pada tahun 2016 yang
tampak meningkat dari 128% pada tahun 2015 menjadi 156% pada tahun ini dan
capaian kinerja jumlah HKI yang diusulkan di bidang sains atmosfer yang tampak
tetap sama dengan tahun sebelumnya yaitu 100%.
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
3.3
TGL. 11-01-2016
HAL. 76
CAPAIAN LAIN
Tabel 3. 17. Capaian Lain Di Luar IKU
INDIKATOR KINERJA
Jumlah kerjasama yang
meningkatkan kualitas SDM dan
fasilitas litbangyasa di bidang
sains atmosfer.
Jumlah pusat unggulan di bidang
sains atmosfer.
SATUAN
TARGET
2016
CAPAIAN
2016
CAPAIAN
%
PKS
2
2
100
Pusat
Unggulan
0
0
100
1
1
100
4
4
100
1
1
100
50
16
312
Jumlah DSS lintas sektoral yang
operasional di bidang sains
DSS
atmosfer.
Jumlah pedoman dan standard
Dokumen
pengolahan data sains atmosfer
Jumlah pedoman dan standard
pengelolaan data dan informasi
Dokumen
sains atmosfer.
Competency gap index peserta
bimbingan teknis di bidang sains
Nilai
atmosfer
Nilai Rata-Rata
3.3.1
KET
135
PUBLIKASI LAINNYA
 BUKU BUNGA RAMPAI
Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) adalah salah satu pusat penelitian
dan pengembangan di bawah Kedeputian Sains Antariksa dan Sains Atmosfer,
Lembaga
Penerbangan
dan
Antariksa
Nasional
(LAPAN)
yang
bertugas
melaksanakan penelitian dan pengembangan sains dan teknologi atmosfer serta
pemanfaatannya.
Untuk
mencapai
misi
PSTA
yaitu
meningkatkan
pemanfaatan
dan
pemasyarakatan sains atmosfer, dipandang perlu untuk meningkatkan jumlah
publikasi ilmiah, salah satunya adalah dengan menerbitkan Buku Bunga Rampai
PSTA Tahun 2016 yang mengambil judul dan tema “Sains dan Teknologi Atmosfer
Benua Maritim Indonesia”. Buku ini memiliki dua sisi fungsi untuk penulis dan
pembaca.
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 77
Gambar 3. 19. Buku Bunga Rampai PSTA Tahun 2016
Tabel 3.18. berikut menunjukan judul makalah ilmiah nasional lainnya yang di
publikasikan melalui buku bunga rampai.
Tabel 3. 18. Judul Makalah Ilmiah Pada Buku Bunga Rampai
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
JUDUL
Penentuan Zona Iklim Di Pulau
Jawa Dan Madura
Analisis Korelasi Suhu
Permukaan Laut, Kecepatan
Angin Di Benua Maritim
Indonesia Dan Indeks Osilasi
Selatan
Proyeksi Dan
Anomaliangin Horisontal
Tahun 2050
Berdasarkan Conformal
Cubic Atmospheric
Model (Ccam) Di
Wilayah Indonesia
Bagian Tengah Selatan
Variabilitas Profil Suhu Vertikal
Dan Keterkaitan Dengan Efek
Rumah Kaca Di Indonesia
Estimasi Lokasi Sumber
Pencemar Udara Jarak Jauh Di
Kota Bandung
Karakteristik Angin Permukaan
Di Atas Laut Indonesia
DISIAPKAN OLEH
NSI
PENULIS
PENERBIT
KET
Dadang Subarna
Buku ilmiah
LAPAN
TERBIT
Iis Sofiati
Buku ilmiah
LAPAN
TERBIT
Buku ilmiah
LAPAN
TERBIT
Buku ilmiah
LAPAN
TERBIT
Buku ilmiah
LAPAN
TERBIT
Buku ilmiah
LAPAN
TERBIT
Ina Juaeni
Indah Susanti, Waluyo
Eko Cahyono, dan
Rosida
Lilik S Supriatin
Martono
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
7.
8.
9.
10.
11.
Distribusi Spasial - Temporal
Aerosol Black Carbon Di
Indonesia
Pergeseran Pola Intensitas
Radiasi Matahari Pada Saat
Gerhana Matahari Total 2016
Dampak Perubahan Iklim
(Khususnya Curah Hujan Dan
Temperatur) Di Das Cimanuk
(Jawa Barat) Berbasis Hasil
Analisis Data Cru Dan Model
Variasi Ice Water Content
(Iwc) Berbasis Aura/Mls
Rosida
Saipul Hamdi,
Sumaryati, Waluyo
Eko Cahyono
Sinta Berliana
Sipayung, Fanny A.
Putri dan Amalia
Nurlatifah
Tiin Sinatra, Nani
Cholianawati, dan
Arief Suryantoro
Metode Statistik NonParametrik Untuk Studi
Karakteristik Polutan Pada
Udara Ambien Wilayah
Perkotaan (Studi Kasus: Kota
Bandung)
TGL. 11-01-2016
HAL. 78
Buku ilmiah
LAPAN
TERBIT
Buku ilmiah
LAPAN
TERBIT
Buku ilmiah
LAPAN
TERBIT
Buku ilmiah
LAPAN
TERBIT
Buku ilmiah
LAPAN
TERBIT
 PROSIDING INTERNASIONAL
Tabel 3. 19. Judul Prosiding Internasional
No
1.
Judul
Penulis
PENERBIT
Ket
th
Hail Detection By a Low Cost Local
Weather Radar Operated For
Disaster Early Warning System
Ginaldi Ari N,
Tiin Sinatra,
Asif Awaludin,
Halimurrahman,
Dian Handiana
The 7 Indonesian
Japan Joint Scientific
Symposium (IJJSS
2016. Ciba 20-24 Nov
2016
2.
Pemanfaatan Data Citra MODIS
NRT Untuk Analisis Kejadian Banjir
di Pulau Jawa Bagian Barat (Studi
Kasus: Maret 2016
Shaila Rustiana,
Sinta Berliana S
Adi Witono,
Eddy Hermawan
Prosiding Nasional
Sinas-Indraja 2016
Terbit
3.
Pemanfaatan Data Chirps Dalam
Menginvestigasi Kemungkinan
Terjadinya Dampak La-Nina di
Pulau Jawa Setelah Pertengahan
2016 (Studi Kasus: Malang)
Rainfall Prediction Of Cimanuk
Watershed Regions With Canonical
Correction Analysis (CCA)
Eddy Hermawan,
Adi Witono,
Sinta Berliana S,
Shaila Rustiana
Prosiding Nasional
Sinas-Indraja 2016
Terbit
4.
5.
Development of Statistical ARIMA
Model: An Application for Predicting
the Upcoming of MJO Index
DISIAPKAN OLEH
NSI
Shaila R, Sinta
Berliana, Budi
Nurani R, Atje SA,
I Gede N Mj,
Krismantoro, Eddy
Hermawan
Eddy Hermawan,
Budi Nurani
Ruchjana, Atje
DIPERIKSA OLEH
DSI
Di Proceeding Of
Asian Mathematical
Conference 2016.
Dipresentasikan pada
acara “the Asian
Mathematical
DISETUJUI OLEH
HAL
Terbit
Sedang
proses
cetak
Dalam
Proses
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
Setiawan
Abdullah, I Gede
Nyoman Mindra
Jaya, Sinta
Berliana, dan
Shailla Rustiana
6.
7.
Identification of HydroMeteorological Disaster In Padang,
West Sumatera Indonesia Through
The Analysis Of Temporal Variation
In Rainfall Based On Surface And
GPM Satellite Data
Impact Of El Niño 2015/2016
Events On SST, Sea Surface Wind
And Rainfall Pattern In Indonesia
Continent Maritime
Arief Suryantoro
Dadang Subarna,
et. al
8.
Vertical Wind And Vertical Wind
Shear During Rainfall Event In EAR
Kototabang On March 2016.
Ginaldi Ari, et. al
9.
Equatorial Atmosphere Radar (EAR)
Based Wind Observations At The
Flood In Padang On June16, 2016
Krismianto
10.
Variability Of Sammer Monsoon
Rainfall In Relation To IOD and
ENSO (Case Study: Cilacap and
Sleman, Yogyakarta)
Eddy Hermawan,
et. al
11.
The Development Of Method Of
Determining The Total Water Vapor
From The GPS Data
Syafrijon, et. al
Extreme Rainfall Events When
Active Madden-Julian Oscillation
Entering The Western Region Of
Indonesia (case study: Flood
Events In Padang and Purworejo
On June 2016)
Seasonal Analysis For Extreme
Hourly Rainfall Over Indonesian
Maritime Continent And Its
relationship With The Occurrences
Of Mesoscale Convective
Complexes (MCC)
Shaila Rustiana
Eddy Hermawan,
Adi Witono
12.
13.
DISIAPKAN OLEH
NSI
Trismidianto, et.
al
DIPERIKSA OLEH
DSI
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 79
Conference (AMC)” di
Bali, July 25-29, 2016
Internasional
Symposium on the
15th Anniversary og
the Equatorial
Atmosphere Radar
(EAR)
Internasional
Symposium on the
15th Anniversary og
the Equatorial
Atmosphere Radar
(EAR)
Internasional
Symposium on the
15th Anniversary og
the Equatorial
Atmosphere Radar
(EAR)
Internasional
Symposium on the
15th Anniversary og
the Equatorial
Atmosphere Radar
(EAR)
Internasional
Symposium on the
15th Anniversary og
the Equatorial
Atmosphere Radar
(EAR)
Internasional
Symposium on the
15th Anniversary og
the Equatorial
Atmosphere Radar
(EAR)
Internasional
Symposium on the
15th Anniversary og
the Equatorial
Atmosphere Radar
(EAR)
Internasional
Symposium on the
15th Anniversary og
the Equatorial
Atmosphere Radar
(EAR)
DISETUJUI OLEH
HAL
Penerbitan
SUBMIT
SUBMIT
SUBMIT
SUBMIT
SUBMIT
SUBMIT
SUBMIT
SUBMIT
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
14.
Climatology Of mesoscale
Convective Complexes Over Irian
Jaya And Surrounding Area During
15-Year Period
15
Emission Factor from Small Scale
Peat Combustion.
Wiwiek Setyawati,
Enri Damanhuri,
Puji Lestari, Kania
Dewi
16
Using WRF-ARW to Simulate Liquid
Water Content (LWC) in Soroako
Area.
Rahmawati
Syahdiza,
Nurjanna
Trilaksono,
Erwin Mulyana
Trismidianto, et.
al
TGL. 11-01-2016
HAL. 80
Internasional
Symposium on the
15th Anniversary og
the Equatorial
Atmosphere Radar
(EAR)
Internasional
Symposium on the
15th Anniversary og
the Equatorial
Atmosphere Radar
(EAR)
Internasional
Symposium on the
15th Anniversary og
the Equatorial
Atmosphere Radar
(EAR)
SUBMIT
SUBMIT
SUBMIT
 PROSIDING NASIONAL
Tabel 3. 20. Judul Prosiding Nasional
No.
Judul
1.
Dampak Pemanasan Global
Terhadap Lingkungan Atmosfer
dan Pantai di Wilayah Pesisir
Pameungpeuk Garut
2.
Penyebaran Pencemar Udara Kota
Yogyakarta.
3.
Analisa Kondisi Hujan untuk
Kejadian Banjir di Bandung dan
Sekitarnya Pada Tanggal 12 Maret
2016 Berdasarkan Data GFMS dan
Radar SPHS. “Analysis of Rain
Penulis
Martono
Waluyo Eko
Cahyono
Sartika,
Ginaldi Ari
Media Publikasi
Seminar Nasional II
Pengolahan Pesisir
dan Daerah Aliran
Sungai, Yogyakarta,
12 Mei 2016
Seminar Nasional
Pendidikan Biologi
dan Saintex 2016
Seminar Nasional
Pengindraan Jauh
2016
Ket
TERBIT
TERBIT
TERBIT
Condition for Genesis Flood in
Bandung Area On March12, 2016
Based on GFMS and SPHS Radar
Data”
4.
5.
6.
Penelitian Variabilitas Ozon, Co,
Ch4 dan Uap air di Provinsi Riau
Berbasis Data Satelit AQUA-AIRS
Karakteristik Awal dan Panjang
Musim di Indonesia.
Ninong Komala
Suaydhi
Dampak Kejadian Indian Ocean
DISIAPKAN OLEH
NSI
Prosiding Pelestarian
Lingkungan &
Mitigasi Bencana, 28
Mei 2016
Prosiding Pertemuan
Ilmiah XXX HFI
Jateng & DIY,
Salatiga 28 Mei 2016
Seminar Badan
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
TERBIT
TERBIT
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
7.
8.
9.
10
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Dipole Terhadap Intensitas
Upweling Di Perairan Selatan Jawa
Seminar Badan Informasi
Geospasial (BIG), 5 Okt 2016.
Martono
Pola Harian CO2 Permukaan di
Palembang Berdasarkan Waktu
Matahari untuk Pengamatan
Dampak GMT terhadap Perubahan
Laju Fotosintesa
Identifikasi Dan Perbedaan Siang
Malam Terhadap Ozon (O3) Dan
Sulfur Dioksida (So2) Di Semarang
Sumaryati, Ginaldi
Ari
Pengaruh Bilangan Sun Spot (Ssn)
Terhadap Variasi Ozon Di Lapisan
Mesosfer Dan Termosfer
Indonesia
Profil Vertikal Asam Nitrat (HNO3)
di Stratosfer Indonesia Berbasis
Satelit
Identifikasi Sumber Polutan
Berdasarkan trayektori Massa
Udara di Semarang.
Potensi long-range transport
Polutan udara dari Cekungan
Bandung.
Variabilitas Disvergensi Fluks
Radiasi Di Indonesia
Estimasi Konsentrasi SO2 Ambien
dengan Aerosol Optical
Depth(AOD)
Aktivitas Konvektif Klimatologis
Wilayah Monsun Australia dan
Trend nya
Analisis Pola Spasio-Temporal dan
Komparasi Hasil Downscaling
CCAM untuk Parameter Curah
Hujan tiga(3) jam-an
Hubungan Sirkulasi Lokal
Ekuatorrial dan Lintang Menengah
dengan Sirkulasi Skala Makro
Variasi Spasial dan Temporal
ketebalan Optik Aerosol di
Indonesia.
Anomali Curah Hujan Bulanan di
BMI Selama Fenomena El Niño
2015/2016 Pada Musim
Basah.
DISIAPKAN OLEH
NSI
Lilik S Supriatin
Martono
Tuti Budiwati,
Sumaryati,
Dyah Aries
Tanti ,Asri
Indrawati
Ninong
Komalasari Novita
Ambarsari
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 81
Informasi Geospasial
(BIG), 5 Okt 2016.
Proseding Seminar
Nasional Geomatika
2016
SNSA-2015, Sainsa
SNSA-2015, Sainsa
SNSA-2015, Sainsa
TERBIT
TERBIT
TERBIT
TERBIT
TERBIT
Novita Ambarsari
SNSA-2016
SUBMIT
Tuti Budiwati, dkk
SNSA-2016
SUBMIT
SNSA-2016
SUBMIT
Rosida,dkk
SNSA-2016
SUBMIT
Asri Indrawati,
dkk
SNSA-2016
SUBMIT
Krismianto
SNSA-2016
SUBMIT
Haries
Satyawardhana.
SNSA-2016
SUBMIT
Ina Juaeni,
Syafrijon
SNSA-2016
SUBMIT
SNSA-2016
SUBMIT
SNSA-2016
SUBMIT
Nani Chosilawati,
Rosida
Dadang Subarna,
dkk
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
21.
22.
23.
24.
25.
26.
Penentuan Musim tanam, Jenis
Varietas dan Teknik Budidaya
Tanaman Padi Terkait Mitigasi
Emisi Metana (Ch4)
Metode Estimasi Konsentrasi Gas
Rumah Kaca Waktu Lampau
(Paleooklimatologi)
Analisis Korelasi Angin ZonalMeridional Luaran Model Dinamik
dan Data EAR di Kototabang
Sumatra Barat.
Pola Diurnal Curah Hujan di Jawa
dan Bali Pada Episode Netral.
Analisis Profil Vertikal CO di
Indonesia Berbasis Data Satelit
AQUA-AIRS
:Lilik S Supriatin
HAL. 82
SNSA-2016
SUBMIT
SNSA-2016
SUBMIT
Iis Sofiati
Seminar UNY 2016Jogyakarta
SUBMIT
Lely Qodrita
Seminar UNY 2016Jogyakarta
Seminar Nasional
Pengindraan Jauh
(SINASJA – 2016)
SUBMIT
Seminar Nasional
Pengindraan Jauh
(SINASJA – 2016)
SUBMIT
Lilik S. Supriatin
Ninong Komala,
Novita Ambarsari
Variasi Spasial-Temporal CO dan
Ozon di Troposfer Atas di
Indonesia Berbasis Satelit
AQUA/AIRS.
TGL. 11-01-2016
Ninong Komala,
Novita Ambarsari
SUBMIT
 BULETIN PSTA
Buletin ANTASENA adalah media komunikasi, diseminasi dan sosialisasi serta
edukasi sains dan teknologi atmosfer dari penelitian/perekayasaan dan fungsional
Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) lainnya kepada publik. News Value
ANTASENA adalah masyarakat mendapatkan informasi tentang atmsofer khususnya
kondisi Benua Maritim Indonesia (BMI) termasuk kebijakan yang berlaku. Atmosfer
BMI adalah unik karena berada di wilayah ekuator di mana energi terbesar berada
dan dikenal sebagai penggerak mula dinamika global. Perubahan iklim global
seperti suhu akan berdampak kepada wilayah Indonesia. Upaya umat manusia
untuk
mitigasi
dan
adaptasi
perubahan
iklim
terus
dilakukan.
Teknologi
pengamatan bumi dan pengembangan model atmosfer terus dilakukan, demikian
juga infrastruktur terus dikembangkan. Buletin ANTASENA dapat menyapa
pembacanya dua kali dalam setahun.
Adapun Publikasi Ilmiah yang di publikasikan dalam Buletin ANTASENA adalah
sebagai berikut:
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 83
Tabel 3. 21. Judul Makalah Ilmiah Pada Buletin Antasena
No.
Judul
1.
Kemarau Basah dan Keraguan
Petani
2.
Mencermati banjir dan longsor
di Purworejo Jawa Tengah Juni
2016 melalui satelit GPM(Global
Precipitation Measurement)
Sistem Pemantauan Hujan
(SANTANU).
Uji Kinerja Conforma; Cubic
Atmospheric Model (CCAM)
Menuju Model Presdiksi).
3.
4.
Penulis
Erma Yulihastin
Arief Suryantoro
Ginaldi Ari,
Tiin Sinatra
Ina Juaeni
5.
Berburu Tropopause Dengan
RASS di Kototabang
Soni Aulia Rahayu,
Ina Juaeni, Ginaldi Ari
6.
Ice Water Content (IWC) dari
MLS/AURA
Tiin Sinatra,
Nani Cholianawati
7.
Yang Unik dari Srikandi
Novita Ambar sari, W.
Eko Cahyono, Rosida,
Nani Cholianawati
8.
Mengapa Angin Lembah Terjadi
pada Siang hari dan Angin
Gunung pada Malam Hari.
Komunikasi Pimpinan Tingkat
Kinerja Organisasi
Bulat atau Datar?
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Lilik S Supriatin
Sudirman
Saipul Hamdi
Visualisasi Produk Profil
Atmosfer (Modo7 Menggunakan
IDL/ENVI
Tutorial dasar-dasar mengolah
data Modis (level 2) dengan
Python (Anaconda) (Windows).
Nani Cholianawat
Management Emisi Ch4 (Metan)
Untuk Lingkungan Bumi yang
Berkelanjutan
Banjir di Bandung.
Lilik S Supriatin
Mengulas Dampak Kebakaran
Hutan dan Lahan terhadap
Polusi Udara di Indonesia
Amonia di Atmosfer.
DISIAPKAN OLEH
NSI
Candra Nur Ihsan
Tiin Sinatra,
Sinta Berliana
Dessy Gusnita
Asri Indrawati
DIPERIKSA OLEH
DSI
Media Publikasi
Ket
Buletin Antasena
Edisi Jan s.d Juni
2016
Buletin Antasena
Edisi Jan s.d Juni
2016
Terbit
Buletin Antasena
Edisi Jan s.d Juni
Buletin Antasena
Edisi Jan s.d Juni
2016
Terbit
Buletin Antasena
Edisi Jan s.d Juni
2016
Buletin Antasena
Edisi Jan s.d Juni
2016
Buletin Antasena
Edisi Jan s.d Juni
2016
Terbit
Buletin Antasena
Edisi Jan s.d Juni
2016
Buletin Antasena
Edisi Jan s.d Juni
Buletin Antasena
Edisi Jan s.d Juni
2016
Buletin Antasena
Edisi Jan s.d Juni
2016
Buletin Antasena
Edisi Jan s.d Juni
2016
Terbit
Buletin Antasena
Edisi Jul s.d Des
2016
Buletin Antasena
Edisi Jul s.d Des
2016
Buletin Antasena
Edisi Jul s.d Des
2016
Buletin Antasena
Edisi Jul s.d Des
2016
Terbit
DISETUJUI OLEH
HAL
Terbit
Terbit
Terbit
Terbit
Terbit
Terbit
Terbit
Terbit
Terbit
Terbit
Terbit
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
17.
Duka kembali menyapa, banjir
bandang terjadi di Garut pada
20 September 2016.
Arief Suryantoro,
Krismianto, Sartika,
Shaila Rostiana.
Gambar 3. 20. Buletin Antasena Edisi 1
TGL. 11-01-2016
HAL. 84
Buletin Antasena
Edisi Jul s.d Des
2016
Terbit
Gambar 3. 21. Buletin Antasena Edisi 2
(Januari-Juni 2016)
(Juli-Desember 2016)
 Majalah Non-Akreditasi
Tabel 3. 22. Judul Publikasi Ilmiah Pada Majalah Non- Akreditasi
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Judul
Penulis
Media Publikasi
Keterangan
Aspek Positif Transportasi Online
Pada Kualitas Udara
Instalasi Pengolah Udara
Berlimbah Gas Rumah Kaca (Co2
dan CH4)
Modifikasi Cuaca dari Dahulu
hingga Kini
Analisis hasil hindcast POAMA
untuk wilayah Indonesia
Aspek Positif Gojek dan
Transportasi on line pada
kualitas udara
Rainfall Evapotranspirasi dan
Perubahan Iklim.
Lilik S Supriatin
Media Dirgantara
TERBIT
Lilik S Supriatin
Media Dirgantara
TERBIT
Lilik S Supriatin
Media Dirgantara
TERBIT
Sumaryati
Media Dirgantara
SUBMIT
Lilik S Supriatin
Media Dirgantara
SUBMIT
Fanny,
Sinta Berlianan.
Media Dirgantara
SUBMIT
Kabut Menyelimuti Indonesia
Tuti Budiwati
Media Dirgantara
SUBMIT
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
3.3.2
TGL. 11-01-2016
HAL. 85
KERJASAMA
Pada tahun 2016 Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer telah melakukan dua
kerjasama yaitu dengan PT Aero Terra Indonesia Bandung dan dengan Universitas
Bina Darma Palembang.
Tabel 3. 23. Kerjasama PSTA Tahun 2016

No.
1.
Institusi
PT. Aero Terra
Indonesia
Bidang
Waktu
Penelitian dan pengembangan
23 Agustus 2016
Teknologi penerbangan nirawak
bersama, melaksanakan penelitian dan
pengembangan teknologi observasi
atmosfer vertical bersama dengan
melaksanakan pengembangan misi
dan muatan pesawat terbang nirawak
bersama.
2.
Universitas Bina Darma
Penelitian, pengembangan,
perekayasaan, dan diseminasi
informasi kualitas udara untuk
wilayah Sumatera
Selatan dan sekitarnya.
29 November 2016
Kerjasama Dengan Universitas Bina Darma Palembang
Kerjasama antara PSTA dan Universitas Bina Darma telah ditandatangani
pada 29 November 2016 di Palembang. Maksud Perjanjian Kerja Sama ini adalah
untuk mensinergikan sumber daya kedua belah pihak untuk mendukung kegiatan
diseminasi informasi kualitas udara berbasis satelit. Selain itu juga untuk
mengatur pelaksanaan kerjasama penelitian, pengembangan, perekayasaan dan
diseminasi informasi kualitas udara untuk wilayah Sumatera Selatan dan
sekitarnya.
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 86
Gambar 3. 22. Penandatanganan PKS antara LAPAN dengan UBD Palembang di
Palembang 29 Nopember 2016

Kerjasama Dengan PT Aero Terra Indonesia Bandung
Kerjasama antara LAPAN dengan PT. AERO TERRA INDONESIA telah
disepakati dalam dokumen resmi pada 23 Agustus 2016 di Jakarta. Maksud dan
tujuan dari Perjanjian Kerja Sarna ini adalah sebagai dasar kedua belah pihak
dalarn melaksanakan penelitian, pengernbangan dan pernanfaatan teknologi
penerbangan nirawak.
Melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi
penerbangan nirawak bersama, melaksanakan
teknologi
observasi
atmosfer
vertikal
penelitian dan pengembangan
bersama
dengan
melaksanakan
pengembangan misi dan muatan pesawat terbang nirawak bersama. Dalam
pelaksanaan ini LAPAN diwakili oleh Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, Pusat
Teknologi Penerbangan dan Biro Kerja Sama, Humas dan Umum.
3.3.3
STANDAR PENGOLAHAN DATA
Tabel 3. 24. Standar Pengolahan Data
No
Standar Pengolahan Data
1
Pedoman Standar Pengolahan Data Modis Satelit Tera/Aqua Produk Atmosfer
2
Pedoman Standar Pengolahan Data MTSAT/Himawari-8 Produk Atmosfer
3
Pedoman Pengolahan Data Radar X-Band untuk Parameter Atmosfer
4
Pedoman Pengolahan Data Atmosfer
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 87
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2016 di Pusat Sains dan
Teknologi
Atmosfer
adalah
penyusunan
dokumen
pedoman
dan
standar
pengolahan data atmosfer dari satelit Himawari-8, yang merupakan bagian dari
tugas dan indikator kinerja LAPAN sebagai instansi yang memiliki tugas dalam
bidang
satelit
penginderaan
jauh.
Satelit
Himawari-8
merupakan
satelit
geostasioner yang dioperasikan oleh Japan Meteorologial Agency (JMA) dengan
misi multi-fungsi termasuk pemantauan cuaca. Satelit ini berada di ekuator pada
145° BT serta dapat memantau wilayah Indonesia secara terus-menerus, sehingga
sangat penting untuk memantau kondisi atmosfer di atas wilayah Indonesia. Satelit
ini memiliki imager multi-spektral dengan 16 kanal panjang gelombang termasuk
visible, near infra-red, dan infra-red untuk pengamatan awan.
Hasil dari kegiatan ini adalah draft pedoman dan standar pengolahan data
Himawari-8 yang selanjutnya akan diproses oleh Pusat Teknologi Informasi dan
Standarisasi Penerbangan dan Antariksa menjadi sebuah pedoman dan standar
yang berlaku di lingkungan LAPAN dan di lingkungan nasional. Untuk itu telah
diusulkan pembentukan sebuah Komisi Teknis yang terdiri dari perwakilan dari
pemerintah, perguruan tinggi dan dunia usaha untuk memproses lebih lanjut
mengenai pengajuan dan penetapan pedoman ini.
3.3.4
STANDAR PENGELOLAAN DATA
Data atmosfer dan knowledge base atmosfer merupakan hasil produk Pusat
Sains dan Teknologi Atmosfer yang nyata dan mempunyai nilai yang tak terhingga.
Dengan melimpahnya data, membutuhkan pengelolaan data dalam bentuk sistem
basis data atmosfer yang mengterintegrasikan sistem pengamatan, jaringan
komunikasi dan layanan informasi sains dan teknologi atmosfer kepada pengguna.
Pelayanan data harus menghasilkan layanan Informasi Publik yang
berkualitas. Kualitas adalah ukuran seberapa dekat produk/jasa sesuai dengan
standar tertentu. Standar berkaitan dengan waktu, bahan, kinerja, keandalan, atau
karakteristik yang dapat di kuantifikasikan.
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 88
Dalam rangka pelaksanaan Program Basis Data Atmosfer Indonesia, Pusat
Sains dan Teknologi Atmosfer, dipandang perlu untuk menetapkan Tatakelola
Inventarisasi, Pengelolaan dan Pendistribusian Data.
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2016 adalah penyusunan
pedoman dan standar pengelolaan data di lingkungan LAPAN yang dimaksudkan
sebagai acuan di lingkungan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer dalam
pengumpulan, pengelolaan, pelayanan data, juga standar operasional prosedur.
Tujuan dari kegiatan ini adalah:
a. Pusat
Sains
dan
Teknologi
Atmosfer
mampu
mengumpulkan,
mengelolaan, melayanani data, juga standar operasional prosedur
tentang kegiatan dan produk unit kerjanya secara akurat dan tidak
menyesatkan;
b. Pusat
Sains
dan
Teknologi
Atmosfer
mampu
mengumpulkan,
mengelolaan, melayanani data, juga standar operasional prosedur secara
cepat dan tepat waktu;
c. Pejabat Pengelola data
mampu memberikan pelayanan data
secara
cepat dan tepat waktu dengan biaya ringan dan cara sederhana.
Pedoman dan standar pengelolaan data ini meliputi penjelasan mengenai
pengumpulan, pengelolaan, pelayanan data, juga standar operasional prosedur di
lingkungan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN.
3.3.5
COMPETENCY GAP INDEX
 Cilacap: Bimtek Poklit Perubahan Iklim. Hasil rata-rata pre-test 83,81 dan posttest 89,23 sehingga terdapat selisih 5,42. Dengan demikian kenaikan
prosentasi keberhasilan sekitar 6,47%
 Cirebon: Bimtek Poklit Lingkungan Atmosfer. Bimtek Deposisi Asam dan
Sosialisasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Atmosfer dapat
disebut berhasil dengan keberhasilan perbedaan sebelum dan setelah
pemaparan materi oleh narasumber sebesar 25%
 Bandung: Bimtek Poklit Potensi Bencana Hidrometeorologi
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 89
 Yogyakarta: Bimtek Poklit Atmosfer Maritim.
3.3.6
NILAI AKIP
Dalam rangka Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006
tentang pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP), Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer telah di evaluasi oleh
Inspektora. Evaluasi dilaksanakan terhadap 5 (lima) komponen besar manajemen
kinerja, yang meliputi: Perencanaan Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Internal
dan Capaian Kinerja. Hasil Evaluasi tersebut dituangkan dalam bentuk nilai dengan
kisaran 0 s.d 100. Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer mendapat nilai 81,64 atau
dengan predikat penilaian “A (Memuaskan)”. Adapun rincian hasil penilaian dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. 25. Nilai AKIP PSTA Tahun 2016
Komponen yang Dinilai
a
b
c
d
e
Perencanaan Kinerja
Pengukuran Kinerja
Pelaporan Kinerja
Evaluasi Internal
Capaian Kinerja
Nilai Hasil Evaluasi
3.3.7
2014
Bobot
Nilai
35
20
15
10
20
100
26,28
15,98
12,79
5,33
16,67
77,05
2015
Bobot
Nilai
30
25
15
10
20
100
27,09
15,83
13,53
6,69
18,50
81,64
Nilai Rata –
rata Tahun
2015
24,17
15,70
12,46
6,93
17,44
76,70
PUI DAN AKREDITASI LAB KIMIA
 AKREDITASI LABORATORIUM KIMIA PSTA
Akreditasi diperlukan untuk menjamin mutu dari suatu lembaga penelitian.
Selain itu untuk masyarakat umum, akreditasi juga bisa menjadi alat untuk
mengukur kesiapan dan kehandalan suatu litbang dalam melakukan proses
penelitian. Laboratorium kimia PSTA yang telah dikembangkan sejak tahun 1980an untuk pengukuran parameter kimia air hujan perlu diakreditasi untuk
meningkatkan kepercayaan masyarakat umum. Untuk itu laboratorium kimia PSTA
melakukan proses akreditasi ke KAN untuk menjamin pengakuan yang diberikan
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 90
oleh Badan Akreditasi mengenai kompetensi dan kemampuan laboratorium untuk
menghasilkan data yang dapat diterima oleh pengguna tanpa ada keraguan.
Proses akreditasi yang telah dilakukan meliputi penyiapan dokumendokumen, pelatihan audit internal manajemen mutu sesuai SNI ISO/IEC 17025,
pelaksanaan audit internal dan kaji ulang manajemen, kemudian mendaftarkan
semua dokumen dan kelengkapan persyaratan ke KAN, setelah itu dilakukan
assessment awal oleh assessor dari KAN untuk ditindaklanjuti dalam bentuk
tindakan perbaikan.
a) Matriks Informasi Perencanaan dan Penyiapan Dokumen
Rekapitulasi informasi aktivitas perencanaan-penyiapan dokumen dalam
rangka akreditasi laboratorium kimia PSTA tahun 2016 ditampilkan pada
Tabel 3.26 berikut:
Tabel 3. 26. Informasi Perencanaan dan Penyiapan Dokumen
No
Aktivitas dalam
Perencanaan Akreditasi
Pembuatan, penyiapan dan
finalisasi dokumen
Deskripsi Singkat
Perkembangan
Dokumen telah
disiapkan sejak bulan
Maret hingga Juni 2016
2
Implementasi Sistem Mutu
3
Pelatihan Audit Internal
(teori & praktek)
4
Pelaksanaan Audit Internal
Implementasi system
mutu dilakukan sejak
bulan Juni hingga
Desember 2016
Pelatihan audit internal
telah dilakukan pada
bulan Juni 2016 agar
personil memahami
kegiatan audit internal
yang akan dilakukan
Pelaksanaan audit
internal dilakukan di
Bulan Juli 2016
5
Pelaksanaan Kaji Ulang
Manajemen
1
DISIAPKAN OLEH
NSI
Kaji ulang manajemen
telah dilakukan di bulan
Agustus tahun 2016
DIPERIKSA OLEH
DSI
Rencana Tindak
Lanjut
Perbaikan-perbaikan
dokumen terus
dilengkapi hingga
pelaksanaan
pendaftaran dan proses
assessment I
Akan terus dilanjutkan
di tahun 2017
Setelah dilakukan
pelatihan, tindak
lanjutnya adalah
pelaksanaan audit
internal
Hasil yang diperoleh
pada kegiatan audit
internal dibahas lebih
lanjut pada kegiatan
kaji ulang manajemen
Tindak lanjut kaji ulang
manajemen akan
dilaksanakan oleh
setiap personil dan
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
6
Pendaftaran ke KAN
Pendaftaran dilakukan
pada bulan Agustus
tahun 2016 minggu ke3
7
Pelaksanaan assessment I
Assessment I dilakukan
pada bulan November
2016 dan ditemukan 16
butir ketidaksesuaian
8
Saat ini masih dilakukan
tindakan perbaikan hingga
batas waktu yang sudah
ditentukan
TGL. 11-01-2016
HAL. 91
perbaikan sistem mutu
laboratorium
Setelah pendaftaran
kemudian diperoleh
informasi dari KAN
mengenai pelaksanaan
assessment awal
Perbaikan
ketidaksesuaian
dilakukan hingga batas
waktu tanggal 17
Februari 2016
b) Matrik informasi assessment-audit
Rekapitulasi informasi aktivitas assessment-audit dalam rangka akreditasi
laboratorium kimia PSTA tahun 2016 ditampilkan pada table berikut:
Tabel 3. 27. Informasi Assessment-Audit
No
1
2
Aktivitas dalam AssessmentAudit
Aktivitas audit internal meliputi :
 Pemeriksaan
dokumen
dan
kelengkapan persyaratan akreditasi
laboratorium
 Pengisian daftar periksa evaluasi
kinerja
laboratorium
untuk
pengujian parameter lingkungan
berdasarkan
SNI
ISO/IEC
17025:2008
 Pemeriksaan kondisi laboratorium
Aktivitas dalam assessment awal
Deskripsi
Singkat
Perkembangan
Rencana
Tindak Lanjut
8 temuan minor
berupa
ketidaklengkapan
dokumen
melengkapi/
memperbaiki
dokumen hingga
batas
waktu
maksimal di awal
September 2016
meliputi :
 Asesmen persyaratan manajemen :
tinjauan penerapan dan
pelaksanaan sistem mutu, audit
internal, kajiulang manajemen,
pengendalian rekaman, program
penjaminan mutu, programprogram improvemen, pelaporan
DISIAPKAN OLEH
NSI
Telah
ditemukan Rencana
penyelesaian
16
butir
tindakan
ketidaksesuaian
perbaikan
hasil
assessment I :
dengan
rincian
tanggal
17
Februari 2017
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
hasil, rekaman personil, progam
pelatihan, daftar inventaris alat dan
status kalibarasi, bahan kimia dan
bahan acuan dan wawancara calon
penanda tangan sertifkat hasil uji.
 Asesmen persyaratan teknis
pengujian air dan udara
 Pembuatan laporan dan konfirmasi
temuan
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 92
sebagai berikut :
Kategori 1 : 1
Kategori 2 : 12
Kategori 3 : 3
c) Tahapan yang sudah dilakukan sampai dengan proses assessment atau
verifikasi oleh tim asesor dari KAN yang sudah dilakukan pada tanggal 17-18
November 2016. Dari hasil assessment diperoleh beberapa temuan
ketidaksesuaian yang dapat diperbaiki hingga batas waktu selama tiga bulan
dari proses assessment dilakukan. Adapun status proses akreditasi
laboratorium kimia PSTA saat ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3. 23. Kegiatan Asessment Laboratorium Kimia
3.3.8
PENGEMBANGAN PERALATAN
3.3.8.1 SISTEM PENERIMA SATELIT HIMAWARI-8
Salah satu sasaran strategis dari PSTA adalah tersedianya Sistem Pendukung
Keputusan atau Decision Support System (DSS) berbasis pengamatan, prediksi dan
pengetahuan sains atmosfer untuk mendukung pengambilan keputusan kebijakan
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 93
dan manajemen oleh kementerian-kementerian terkait dalam rangka meningkatkan
kinerja pembangunan. Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support System
(DSS) merupakan sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu
pengambil keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang tak terstruktur.
Sistem Pendukung Keputusan (DSS)
meningkatkan kualitas keputusan kebijakan dan manajemen oleh kementeriankementerian terkait dengan memanfaatkan data dan informasi yang cepat, tepat,
akurat serta mudah diakses dan diperoleh.
DSS sangat mebutuhkan data observasi terutama data cuaca atau
parameter atmosfer. Salah satu data atmosfer yang sangat penting untuk DSS
adalah data hasil atmosfer hasil dari observasi satelit karena datanya dapat
diperoleh secara nearrealtime dengan cakupan wilayah yang luas. Salah satu jenis
satelit yang mampu memantau cuaca adalah satelit Geostationary Meteorological
Satellites
(GMS)/Satelit
Meteorologi
Geostasioner
yaitu
salah
satu
satelit
meteorologi berorbit geostasioner yang dioperasikan oleh Japan Meteorological
Agency (JMA). Selama beberapa tahun beroperasi, satelit GMS telah mengalami
beberapa kali pergantian satelit yaitu mulai dari GMS, GMS-1, GMS-2, GMS-3, GMS4, GMS-5, Multifunctional Transport Satellites (MTSAT)-1R, MTSAT-2, dan hingga
saat ini yang operasional adalah satelit Himawari-8.
Sejak tahun 2009, PSTA-LAPAN telah memiliki sistem penerima dan akuisisi
data MTSAT. Sistem penerima dan akuisisi data MTSAT sangat berguna bagi PSTA.
Dengan memiliki sistem tersebut, PSTA dapat memperoleh data MTSAT dengan
sangat cepat sehingga dapat dikembangkan menjadi produk-produk yang dapat
langsung dimanfaatkan oleh masyarakat seperti Satellite Disaster Early Warning
System (SADEWA) dan Sitem Informasi Liputan Awan (SILAW). Data MTSAT yang
dapat diperoleh dengan sangat cepat tersebut juga sangat berguna untuk analisis
kebencanaan terkait atmosfer seperti analisis kecelakaan pesawat terbang terkait
cuaca, bencana banjir, bencana tanah longsor, dan lain-lain. Data MTSAT juga
sangat berguna bagi para peneliti di lingkungan PSTA karena dapat menunjukkan
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 94
kondisi atmosfer dalam area yang sangat luas dengan resolusi temporal yang
sangat tinggi.
Mulai 4 Desember 2015, operasional satelit MTSAT-2 sudah berakhir dan
digantikan secara sepenuhnya oleh satelit Himawari-8. Sistem penerima satelit
Himawari-8 sangat berbeda dengan sistem penerima data satelit MTSAT sehingga
sejak 4 Desember 2015, PSTA sudah tidak menerima data satelit cuaca MTSAT lagi
padahal datanya sangat penting. Terkait dengan hal tersebut maka PSTA sangat
perlu memiliki sistem penerima data satelit Himawari-8 sehingga penelitian dan
pelayanan serta pengembangan produk-produk yang menggunakan data satelit
cuaca dapat dilanjutkan.
Sebetulnya data Himawari-8 sudah dapat diunduh secara online namun tidak
bisa secara near realtime (ada jeda waktu yang cukup lama). Padalah sesuai untuk
kebutuhannya, data Himawari-8 harus diperoleh dengan near realtime sehingga
meskipun data Himawari-8 sudah dapat diunduh secara online namun PSTA tetap
harus memiliki receiver sendiri karena kebutuhan data Himawari 8 bagi PSTA
adalah near realtime.
Untuk mencapai sasaran-sasaran sebagaimana telah diuraikan di bagian
latar belakang, maka salah satu kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2016 di
PSTA adalah kegiatan Sistem Penerima dan pengolah Data GMS. Program Kegiatan
Pengadaan Pengadaan Sistem Penerima dan pengolah Data GMS ini bertujuan
untuk meningkatkan sumber daya pengamatan observasi di PSTA sehingga sesuai
dengan kebutuhan tupoksi untuk keperluan observasi data parameter atmosfer
dengan cakupan observasi yang luas dan near realtime.
3.3.8.2 SISTEM PENERIMA RADIOSONDE
Teknologi Roket LAPAN semakin berkembang, diameter roket yang
dihasilkan semakin besar. Butuh kerja keras dan dana yang sangat besar untuk
pengembangan roket tersebut. Melihat dari upayanya yang sangat besar maka
keberhasilan peluncuran roket sangat mutlak. Faktor sekecil apapun yang dapat
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 95
mengakibatkan kegagalan dalam peluncuran roket harus diantisipasi dan cuaca
merupakan salah satu faktor yang harus diantisipasi.
Dalam peluncuran roket, parameter atmosfer secara vertikal wajib diketahui
untuk antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terkait dengan kondisi cuaca.
Parameter atmosfer secara vertikal dapat diketahui dengan menggunakan
radiosonede. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu komponen dari
DSS adalah fasilitas observasi sehingga untuk membantu kelancaran peluncuran
roket yang semakin berkembang maka PSTA harus memiliki sistem pemantau
parameter atmosfer secara vertikal seperti radioseonde.
Untuk mencapai sasaran-sasaran sebagaimana telah diuraikan di bagian
latar belakang, maka salah satu kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2016 di
PSTA adalah kegiatan Pengadaan Sistem Pemantau Parameter Atmosfer Vertikal.
Program Kegiatan Pengadaan Pengadaan Sistem Pemantau Parameter Atmosfer
Vertikal ini bertujuan untuk meningkatkan sumber daya pengamatan observasi di
PSTA sehingga sesuai dengan kebutuhan tupoksi untuk keperluan observasi data
parameter atmosfer secara vertical yang dapat digunakan untuk penelitian maupun
untuk membantu dalam persiapan peluncuran roket LAPAN yang semakin
berkembang.
3.3.9
WBK/WBBM
Terkait Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (Permenman RB) Nomor 52 tahun 2014. Permenpan tersebut mengatur
tentang Zona Integras menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi
Bersih
Melayani
(WBBM).
WBK
dan
WBBM
bukan
untuk
katagori
kementrian/lembaga tetapi untuk unit kerja atau satuan kerja dibawah suatu
kemetrian/lembaga. Tahun ini LAPAN mengajukan Pusat Sains dan Teknologi
Atmosfer (PSTA) menjadi kandidat WBK dan WBBM.
Zona integritas merupakan predikat yang diberikan kepada instansi
pemerintah yang pimpinan/jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 96
WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi
dan peningkatan kualitas layanan publik.
Evaluasi/penilaian mandiri dilaksanakan terhadap 6 (enam) komponen
pengungkit
Tatalaksana,
Penguatan
dengan
bobot
Penataan
Pengawasan
60%
yaitu:
Manajemen
dan
SDM,
Manajemen
Penguatan
Peningkatan
Kualitas
Perubahan,
Penataan
Akuntabilitas
Kinerja,
Pelayanan
Publik.
Evaluasi/Penilaian mandiri juga menilai hasil terhadap 2 (dua) sasran utama yang
merupakan unsur indikator hasil dari tujuan dasasaran reformasi birokrasi dengan
bobot 40% yaitu: terwujudnya Pemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN, dan
Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Kepada Masyarakat.
Hasil evaluasi yang dituangkan dalam bentuk nilai dengan kisaran mulai 0
s.d 100, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer mendapat nilai 81,50 atau dengan
predikat penilaian “A (Memuaskan)”. Adapun rincian hasil penilaian, adalah
sebagai berikut:
Tabel 3. 28. Nilai WBK/WBBM PSTA Tahun 2016
I.Komponen Pengungkit (60%)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Bobot
Manajemen Perubahan
Penataan Tatalaksana
Penataan Sistem Manajemen SDM
Penguatan Akuntabilitas Kinerja
Penguatan Pengawasan
Penguatan Kualitas Pelayanan Publik
5,00
5,00
15,00
10,00
15,00
10,00
60
Total Pengungkit
II. Unsur Indikator Hasil (40%)
Bobot
Nilai
2,39
2,92
14,09
9,76
8,99
8,36
46,50
Nilai
Capaian
47,72%
58,40%
93,93%
97,64%
59,90%
83,58%
77,51%
Capaian
a.
Terwujudnya Pemerintahan yang Bersih dan
Bebas KKN
- Nilai persepsi korupsi (survei eksternal)
- Persentase penyelesaian THLP
20,00
18,50
92,50%
b.
Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan
Publik kepada Masyarakat
- Nilai persepsi kualitas pelayanan (survei
eksternal)
20,00
16,50
82,50%
40
100
35,00
81,50
87,50%
81,50%
Total Hasil
Nilai Evaluasi Reformasi Birokrasi
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 97
Gambar 3. 24. Penilaian Mandiri WBK/WBBM
Gambar 3. 25. Sosialisasi WBK/WBBM
3.3.10
KEGIATAN TRAINING
3.3.10.1 TRAINING EQUATORIAL ATMOSPHERIC RADAR (EAR) DAN
RADIO ACCOUSTICS SOUNDING SYSTEM (RASS)
Peningkatan pengetahuan dalam mikrofisika dan dinamika atmosfer dapat
diperoleh dengan riset proses yang komprehensif dan didukung oleh peralatan
pendukung observasi dengan resolusi yang sangat tinggi, seperti radar atmosfer
Equatorial Atmospheric Radar (EAR). Manfaat data EAR, RASS dan Radiosonde
bagi penelitian di Indonesia sudah sangat jelas akan tetapi pada kenyataannya
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 98
penelitian tidak berkembang sesuai harapan. Kemampuan mengoperasikan dan
wawasan peneliti tentang tiga alat tersebut di atas sangat terbatas. Publikasi ilmiah
terkait penggunaan tiga alat di atas juga sangat minim, terutama yang berskala
Internasional. Berdasarkan hal tersebut dipandang perlu untuk melakukan
pelatihan secara komprehensif (teori dan praktek) dengan mendatangkan
narasumber yang menguasai secara lengkap EAR dan RASS. Tempat pelatihan
dipilih di Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer AGAM, Sumatera Barat dengan
alasan agar teori dasar yang diperoleh dapat secara langsung diaplikasikan karena
semua instrument berada disana dan di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer
Bandung.
Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 1 - 4 November 2016 bertempat di
Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, Bandung dan tanggal 21 – 24 November 2016
bertempat di BPAA Agam dan di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA).
Pelatihan ini bertujuan untuk menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan
peneliti tentang cara mengoperasikan, membaca dan mengolah data EAR dan
RASS, serta melihat secara langsung operasional EAR dan RASS. Narasumber untuk
pelatihan ini adalah Prof. Toshitaka Tsuda dan Prof. Hiroyuki Hasiguchi, mereka
dari RISH, Kyoto University yang merupakan penggagas adanya peralatan tersebut
di Indonesia.
Gambar 3. 26. Training Equatorial Atmospheric Radar (Ear) Dan Radio Accoustics
Sounding System (Rass) Di PSTA - LAPAN
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 99
Gambar 3. 27. Training Equatorial Atmospheric Radar (Ear) Dan Radio Accoustics
Sounding System (Rass) Di BPAA AGAM - LAPAN
3.3.10.2 Training Penggunaan Automatic Identification System (AIS)
Terrestrial untuk DSS SEMAR
Kegiatan
Bimtek
Penggunaan Automatic
Identification System (AIS)
Terresttrial untuk DSS SEMAR dilakasanakan di Kantor PSTA-LAPAN Bandung pada
tanggal 28 Oktober 2016. Tujuan dari kegiatan ini untuk memberikan bimbingan
teknis dari Pusteksat ke internal PSTA terkait pemanfaatan data AIS LAPAN A2 dan
tool peralatan yang digunakan.
Gambar 3. 28. Kegiatan Bimtek Penggunaan Automatic Identification System
(AIS) Terresttrial untuk DSS SEMAR
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 100
3.3.10.3 Training ISO17025
Untuk memenuhi kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium
kalibrasi, Laboratorium Kimia Basah Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN
harus memenuhi persyaratan SNI ISO/IEC 17025: 2008, serta memenuhi syarat
dan aturan akreditasi laboratorium penguji parameter kualitas lingkungan asesmen
gabungan KAN dengan KNLH
Hal
ini
sesuai
Keputusan
Menteri
Negara
Riset
dan
Teknologi
Nomor
465/IV.2.06/HK.01. 04/9/92 tahun 1992 yang diperbarui dengan Keputusan
Presiden Nomor 13 tahun 1997 dan terakhir dengan Keputusan Prsiden Nomor 78
Tahun 2001 tentang Komite Akreditasi Nasional. Komite Akreditasi Nasional (KAN)
adalah
badan
yang
berwenang
untuk
mengakreditasi
kegiatan
penilaian
kesesuaian/standardisasi di Indonesia. Dengan melakukan akreditasi tersebut maka
laboratorium kimia basah Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer akan mempunyai
kemampuan/kompeten dalam pengujian/kalibrasi dan pengambilan contoh air
hujan dan sampel udara. Untuk itu dalam mengembangkan sistem mutu,
administrasi
dan
teknis
dalam
melakukan
kegiatannya
harus
memenuhi
persyaratan ISO/IEC 17025: 2008, sehingga laboratorium akan menghasilkan data
yang
memenuhi
syarat
QA/QC
(Quality
Assurance/Quality
Control) untuk
menunjang kegiatan keilmiahan di lingkungan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer.
Berdasarkan peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 06 Tahun 2009
Tentang Laboratorium Lingkungan dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 06 Tahun 2006 tentang Pedoman Umum Standardisasi Kompetensi
Personil dan Lembaga Jasa Lingkungan; yaitu berkaitan dengan tanggung jawab
laboratorium
untuk menjamin akuntabilitas jasa pengujian parameter kualitas
lingkungan bagi penyedia dan pengguna jasa, diperlukan laboratorium lingkungan
yang memenuhi persyaratan kompetensi. Untuk mendapatkan sertifikat akreditasi
sebagaimana dimaksud diatas, maka laboratorium harus memenuhi:
ISO/IEC
17025 edisi termutakhir tentang persyaratan umum kompetensi laboratorium
pengujian dan laboratorium kalibrasi.
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 101
Mengingat perlunya membangun sistem manajemen mutu di lingkungan Pusat
Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) LAPAN. Untuk itu perlu dilakukan suatu diklat
yang dapat mendorong peningkatan pemahaman manajemen dan data-data
produk pengukuran dari alat dan labororatorium yang terkalibrasi dan dioperasikan
oleh tenaga yang kompeten di bidangnya yaitu dalam In House Training. Selain itu
untuk menjadi pusat unggulan maka diperlukan pemahaman manajemen dan
teknis standarisasi laboratorium. Maka diperlukan diklat audit sistem manajemen
mutu berdasarkan SNI ISO 19011: 2005. Oleh karena itu PSTA telah melaksanakan
kegiatan In House Training audit internal sistem manajemen mutu sesuai SNI ISO
19011: 2005 pada tanggal 23 Juni 2016 dengan jumlah peserta 39 orang.
Gambar 3. 29. Foto Bersama Kegiatan Training ISO17025
3.3.10.4 ESQ
Untuk mencapai visi PSTA, selain didukung faktor utama kompetensi SDM dan
fasilitas pranata litbang, perlu didukung budaya kerja dan penerapan sistem nilai
luhur organisasi. Sistem nilai itu adalah:
1. Pembelajar, yaitu selalu berusaha menambah ilmu/pengetahuan, keahlian
sert menyesuaikan diri dengan prubahan
2. Rasional, semua kegiatan haru bisa dipertanggungjawabkan secra ilmiah,
dipahami oleh akal sehat
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 102
3. Konsisten, semua kegiatan dilaksanakan sesuai perencanaan yang telah
ditetapkan,jangka pendek, menengah dan panjang
4. Akuntabel,
biaya
kegiatan
yang
dilaksanakan
harus
bisa
dipertanggungjawabkan melalui mekanisme audit internal dan eksternal
5. Orientasi layanan publik, selalu berusaha memberikan layanan kepada
pengguna sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Budaya kerja dan sistem nilai itu harus dipahami dan melekat di setiap jiwa SDM
PSTA, sebagai dasar moril pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing. Untuk
memberikan refreshsing pemahaman dan kekuatan mental spiritual, PSTA telah
melaksanakan Training Internalisasi Budaya Kerja dan ESQ Capacity Building
kepada seluruh personil yang terlibat di PSTA. Kegiatan dilaksanakan bekerjasama
dengan pihak-pihak yang kompeten di bidangnya. Training ESQ dilaksanakan pada
hari Rabu 7 September 2016 di Nature Hill, Cisarua-Lembang, Kabupaten Bandung.
Peserta ESQ sebanyak 117 orang yaitu seluruh pegawai PSTA.
Gambar 3. 30. Foto Bersama Peserta ESQ
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 103
3.3.10.5 Training Lainnya
Untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan pegawai selama tahun
2016, pegawai Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer telah mengikuti beberapa
training atau bimtek, adapun rekapitulasinya sebagai berikut:
Tabel 3. 29. Rekapitulasi Training yang di Ikuti Pegawai PSTA Tahun 2016
JUMLAH PESERTA
JUMLAH
PESERTA
TANGGAL
PELAKSANAAN
TEMPAT
I. DIKLAT/BIMTEK ADMINISTRASI
Diklat dan Ujian Sertifikasi
Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Tahun 2016
4 Pegawai
Kantor LAPAN Pusat,
Jakarta
1-4 Agustus 2016
Bimtek Sertifikasi Fungsional
Arsiparis Tk. Ahli
2 Pegawai
27-28 September 2016
di Arsip Nasioanl RI
Jl. Ampera No. 7
Jakarta.
Sosialisasi Pedoman Tata Naskah
Dinas dan Bimbingan Teknis ETakah
3 Pegawai
28-29 September 2016
di Hotel Salak Tower
Jl. Salak No.38-40,
Bogor, Jawa Barat.
Diklat Arsiparis Tingkat Ahli
1 Pegawai
21 September – 21
Oktober 2016
Hotel Ibis, Bandung
Diklat Agen Perubahan Lanjutan
(Pelatih Utama)
2 Pegawai
31 Oktober s.d 1
November 2016
Kantor LAPAN Pusat,
Jakarta
Bimtek Kehumasan LAPAN
1 Pegawai
7-15 November 2016
Kantor LAPAN Pusat,
Jakarta
Bimtekdan praktek penyelesaian
kusus disiplin pegawai dan
penyelesaian kasus perceraian
2 Pegawai
14-15 November 2016
Kantor LAPAN Pusat,
Jakarta
Pendidikan dan Pelatihan Change
Leader,
1 Pegawai
7-10 Desember 2016
di Hotel Grand
Wahid, Salatiga,
Jawa Tengah.
Bimtek Teknis Drafting Paten
4 Pegawai
30-31 Agustus 2016
LAPAN Pusat,
Jakarta
Bimtek Teknis Metodologi
Penelitian (Biaya: Ditjen Sumber
Daya IPTEK dan Perguruan Tinggi)
3 Pegawai
7-10 November 2016
Hemangini Hotel, Jl.
Dr. Setiabudi No.
66, Bandung
II. DIKLAT/BIMTEK TEKNIS
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
3.3.11
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 104
SEMINAR, OPEN HOUSE, PAMERAN, ULANG TAHUN EAR KE-15
 Seminar Nasional Sains Atmosfer (SNSA)
Pada tanggal 21 April 2016, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer
menyelenggarakan seminar dengan tema “Kontribusi Sains dan Teknologi Atmosfer
serta Aplikasinya untuk Meningkatkan Daya Saing Nasional”. Seminar Nasional
Sains Atmosfer (SNSA) 2016 telah dilaksanakan sebagai suatu seminar tahunan
yang difasilitasi oleh LAPAN untuk mempertemukan para pakar dan peneliti dari
berbagai instansi dan perguruan tinggi serta pengguna terkait untuk saling
berdiskusi membangun jejaring tentang cuaca dan iklim, komposisi atmosfer,
perkembangan teknologi atmosfer, dan ruang lingkup sains atmosfer lainnya.
Selain itu, seminar ini diharapkan juga menjadi tempat untuk saling bertukar
informasi dan pengetahuan di dalam menghadapi fenomena-fenomena atmosfer
dan iklim yang terjadi saat ini yang pada akhirnya diharapkan akan memacu
kualitas penelitian dan pengembangan sains dan teknologi atmosfer yang dapat
berkontribusi dalam peningkatan daya saing nasional. Peserta seminar ini terdiri
dari peserta pemakalah dan peserta undangan. Total peserta yang hadir pada
SNSA 2016 adalah sebanyak 167 orang yang terdiri dari 65 orang pemakalah dan
98 orang undangan.
Gambar 3. 31. Dokumentasi Kegiatan Seminar SNSA Tanggal 21 April 2016
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 112
3.3.13.3 WEBSITE PSTA
Layanan informasi online ini bertujuan untuk memudahkan pengguna
layanan informasi baik itu instansi pemerintah, swasta maupun masyarakat umum
untuk mengakses informasi mengenai variabilitas PSTA.
Gambar 3. 38. Tampilan Layanan Informasi Sains dan Teknologi Atmosfer Online
pada website LAPAN
Layanan mengenai PSTA dapat diakses melalui tautan : http://psta.lapan.go.id
Informasi yang dapat diakses melalai web PSTA yaitu:
1. Profil PSTA mencakup SDM, Struktur Organisasi, Fasilitas, Tugas Pokok dan
Fungsi serta Dokumen Kinerja
2. Layanan Data dan Informasi mencakup Basis Data Atmosfer Indonesia
(BISMA), Informasi Dini Bencana Berbasis Satelit (SADEWA), Bimtek Online,
Variabilitas Iklim Indonesia, Informasi Komposisi Atmosfer Indonesia
3. Publikasi dan Artikel mencakup Publikasi ilmiah peneliti PSTA berupa
Prosiding, Jurnal dan Buku Ilmiah serta Artikel di Majalah dan Buletin
4. Berita mencakup Berita PSTA, PSTA@Media dan Berita Sains
5. Peta Situs
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
3.4
TGL. 11-01-2016
HAL. 113
AKUNTABILITAS KEUANGAN
Tahun anggaran 2016, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer memiliki sumber
dana dari DIPA sebesar Rp. 22.441.000.000,- (dua puluh dua miliar empat ratus
empat puluh satu juta rupiah), setelah mengalami penghematan anggaran menjadi
Rp. 22.196.000.000,- (dua puluh dua miliar seratus sembilan puluh enam juta
rupiah). Nilai daya serap penggunaan dana/anggaran DIPA 2016 sampai dengan
bulan Desember 2016, mencapai
94.78 % atau sebesar Rp. 21.036.700.817,-
(dua puluh satu miliar tiga puluh enam juta tujuh ratus ribu delapan ratus tujuh
belas rupiah).
Sumber daya keuangan (Dana) Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer-LAPAN
adalah bersal dari Anggaran Pendapatan Belanja negara (APBN),
Tabel 3.32.
berikut menunjukkan anggaran Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun
anggaran 2016 sampai bulan Desember 2016:
Tabel 3. 32. Realisasi Anggaran PSTA TA. 2016
PAGU AWAL
22.441.000.000
PAGU SETELAH
PENGHEMATAN
22.196.000.000
REALISASI
Rp
%
21.036.700.817
94.78
Alokasi anggaran Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer terbagi dalam lima
output : (1) Model Litbang Sains Atmosfer (2) Layanan Pengguna Bidang Sains
Atmosfer (3) Layanan Perkantoran (4) Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
(5) Peralatan dan Fasilitas Perkantoran. Realisasi Anggaran per output dan
perkomponen pada Tahun 2016 disajikan dalam Tabel 3.33.
Tabel 3. 33. Realisasi Anggaran PSTA TA 2016 (Per Komponen)
KODE
KEGIATAN/OUTPUT/KOMPONEN
3530
Pengembangan Sains Atmosfer
ANGGARAN
(Rp.)
22.196.000.000
REALISASI
(Rp.)
21.036.700.817
%
94,78
5.766.926.000
1.903.549.000
5.191.977.327
1.807.421.647
90,03
94,95
13.430.380.000
13.014.367.930
96,90
001
002
Model Litbang Sains Atmosfer
Layanan Pengguna Bidang Sains Atmosfer
994
Layanan Perkantoran
996
Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
719.535.000
665.461.913
92,48
997
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
375.610.000
357.472.000
95,17
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 114
Pada Tabel 3.33. diatas menunjukan realisasi anggaran PSTA menurut
kegiatan atau output dengan realisasi untuk output model litbang sains atmosfer
sebesar Rp.5.191.977.327,- (lima miliar seratus sembilan puluh satu juta sembilan
ratus tujuh puluh tujuh ribu tiga ratus dua puluh tujuh rupiah) atau sebesar
90,03%, Layanan Pengguna Bidang Sains Atmosfer sebesar Rp.1.807.421.647,(satu miliar delapan ratus tujuh juta empat ratus dua puluh satu ribu enam ratus
empat puluh tujuh rupiah) atau sebesar 94,95%, Layanan Perkantoran sebesar
Rp.13.014.367.930,- (tiga belas miliar empat belas juta tiga ratus enam puluh
tujuh ribu sembilan ratus tiga puluh rupiah) atau sebesar 96,90%, Perangkat
Pengolah Data dan Komunikasi sebesar Rp.665.461.913,- (enam ratus enam puluh
lima juta empat ratus enam puluh satu ribu sembilan ratus tiga belas rupiah) atau
sebesar 92,48% dan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran sebesar Rp.357.472.000,(tiga ratus lima puluh tujuh juta empat ratus tujuh puluh dua ribu rupiah) atau
sebesar 95,17%.
Alokasi dana PSTA selain berdasarkan jenis output juga dapat dilihat
berdasarkan Capaian IKU dan Realisasi Anggaran Per Sasaran Tahun 2016 seperti
dituangkan dalam Tabel 3.34. berikut :
Tabel 3. 34 Capaian IKU dan Realisasi Anggaran Per Sasaran Tahun 2016
SASARAN
STRATEGIS
Sasaran
Starategis 1:
Meningkatnya
penguasaan
dan
kemandirian
iptek di bidang
sains atmosfer
yang maju
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN
IKU
Jumlah model pemanfaatan
iptek di bidang atmosfer yang
operasional untuk pemantauan
lingkungan, mitigasi bencana
dan perubahan iklim
3 model
150%
Jumlah publikasi nasional
terakreditasi di bidang sains
atmosfer
5 Makalah
33%
Jumlah publikasi internasional
yang terindeks di bidang sains
atmosfer
4 Makalah
100%
Jumlah HKI yang diusulkan di
bidang sains atmosfer
1 Judul
100%
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
PAGU
ANGGARAN
(Rp)
REALISASI
(RP)
6.486.461.000
5.857.439.240
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
Sasaran
Strategis 2:
Jumlah instansi pengguna
yang memanfaatkan layanan
iptek di bidang sains atmosfer
Meningkatnya
layanan data
dan informasi
sains atmosfer
yang prima
TGL. 11-01-2016
HAL. 115
39 Instansi
156%
Indeks kepuasan masyarakat
atas layanan iptek di bidang
sains atmosfer
87,1
111%
Layanan
Perkantoran
Total
2.279.159.000
2.164.893.647
13.430.380.000
13.014.367.930
22.196.000.000
21.036.700.817
Pada Tabel 3.34 di atas menjelaskan bahwa dari sisi penganggaran, alokasi
terbesar adalah untuk Sasaran Strategis 1 yaitu Meningkatnya Penguasaan dan
Kemandirian Iptek di bidang sains atmosfer yang maju dengan Indikator Kinerja
utama yaitu IKU 1, IKU 2, IKU 3 dan IKU 4 dengan alokasi dana sebesar
Rp5.857.439.240,- (lima miliar delapan ratus lima puluh tujuh juta empat ratus tiga
puluh sembilan ribu dua ratus empat puluh rupiah). Sasaran Strategis 2 yaitu
Meningkatnya Layanan Data dan Informasi Sains Atmosfer yang Prima dengan
Indikator Kinerja Utama yaitu IKU 5 dan IKU 6 dengan alokasi dana sebesar
Rp2.164.893.647,- (dua miliar seratus enam puluh empat juta delapan ratus
sembilan puluh tiga ribu enam ratus empat puluh tujuh rupiah)
Selain realisasi menurut jenis kegiatan/output/komponen. PSTA juga
mencatat realisasi anggaran berdasarkan jenis belanja. Alokasi dana PSTA
berdasarkan jenis belanja dituangkan dalam Tabel 3.35. berikut:
Tabel 3. 35. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja
Jenis Belanja
Belanja Pegawai
PAGU
Realisasi
Peresentase
Realisasi
10.191.600.000
9.907.653.443
97,21
Belanja Barang
7.558.905.000
6.793.161.761
89,87
Belanja Modal
4.445.495.000
4.335.885.613
97,53
22.196.000.000
21.036.700.817
94,78
Pada tabel tersebut menjelaskan bahwa realisasi alokasi dana PSTA
berdasarkan jenis belanja yaitu belanja pegawai sebesar Rp.9.907.653.443,(sembilan miliar sembilan ratus tujuh juta enam ratus lima puluh tiga ribu empat
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 116
ratus empat puluh tiga rupiah) atau sebesar 97,21%, belanja barang sebesar
Rp.6.793.161.761,- (enam miliar tujuh ratus sembilan puluh tiga juta seratus enam
puluh satu ribu tujuh ratus enam puluh satu rupiah) atau sebesar 89,87%, dan
belanja modal sebesar Rp. 4.335.885.613,- (e
mpat miliar tiga ratus tiga puluh lima juta delapan ratus delapan puluh lima
ribu enam ratus tiga belas rupiah) atau sebesar 97,53%.
Perbandingan PAGU anggaran dan realisasi PSTA Tahun anggaran 2015 dan
2016, untuk persentase realisasi pada tahun 2015 sebesar 93,12% dari PAGU
Anggaran Rp.22.973.782.000,- sedangkan untuk tahun 2016 persentase capaian
realisasi
anggaran
sebesar
94,78%
dari
PAGU
Anggaran
sebesar
Rp.21.196.000.000,-. Secara lebih rinci perbandingan PAGU anggaran dan realisasi
PSTA Tahun 2015 dan 2015 di paparkan dalam Tabel 3.36. berikut :
Tabel 3. 36. Perbandingan PAGU Anggaran dan Realisasi PSTA Tahun 2015 dan
2016
Perbandingan PAGU Anggaran dan Realisasi PSTA Tahun 2015 dan 2016
Kegiatan
Tahun 2015
PAGU
Realisasi
Anggaran
Pengembangan 22.973.782.000 21.392.502.077
Sains Atmosfer
(93,12)
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
Tahun 2016
PAGU
Realisasi
Anggaran
22.196.000.000 21.036.700.817
(94,78)
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 117
BAB 4 PENUTUP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIN) Pusat Sains
dan Teknologi Atmosfer ini merupakan media akuntabilitas yang dapat digunakan
sebagai alat komunikasi pertanggung jawaban dan peningkatan kinerja instansi
pemerintah.
Dari hasil perhitungan kinerja kegiatan Pusat Sains dan Teknologi
Atmosfer tahun 2016 memperlihatkan capaian Pengukuran kinerja kegiatan Pusat
Sains dan Teknologi Atmosfer yang didasarkan pada Penetapan Kinerja 2016,
diperoleh nilai rata-rata 108%, yaitu 150% dari capaian indikator Jumlah model
pemanfaatan iptek di bidang atmosfer yang operasional untuk pemantauan
lingkungan, mitigasi bencana dan perubahan iklim, 33% dari capaian indikator
jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains atmosfer, 100% dari capaian
indikator jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains atmosfer,
100% dari capaian indikator jumlah HKI yang diusulkan di bidang sains atmosfer,
156% dari capaian indikator jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan
layanan iptek di bidang sains atmosfer, dan 111% dari capaian indikator Indeks
kepuasan masyarakat atas layanan iptek di bidang sains atmosfer. Capaian
Indikator Kinerja untuk beberapa IKU telah mencapai target, namun pada IKU
jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains atmosfer tidak mencapai
target. Oleh karena itu upaya perbaikan pencapaian target kinerja yang perlu
dilakukan oleh PSTA untuk mencapai target pada tahun mendatang ialah dengan
meningkatkan dan intensifikasi komunikasi ilmiah (kolokium dan FGD), training
penulisan
karya
tulis
ilmiah,
manajemen
penelitian
kelompok
penelitian,
memberikan penghargaan kepada peneliti yang produktif menghasilkan publikasi di
jurnal nasional terkarediatsi, Memotivasi peneliti/perekayasa mempublikasikan
tulisan di jurnal nasional terakreditasi.
Sementara nilai daya serap penggunaan dana/anggaran DIPA 2016
mencapai 94,78% atau Rp. 21.036.700.817,- (dua puluh satu miliar tiga puluh
enam juta tujuh ratus ribu delapan ratus tujuh belas rupiah) dari nilai pagu Rp.
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
NO. LAKIN-2016-15
TGL. 11-01-2016
HAL. 118
22.196.000.000,- (dua puluh dua miliar seratus sembilan puluh enam juta rupiah),
setelah mengalami revisi dari pagu awal sebesar Rp. 22.441.000.000,- (dua puluh
dua miliar empat ratus empat puluh satu juta rupiah).
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
NO. LAKIN-2016-15
LAPORAN KINERJA
PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
TAHUN 2016
TGL. 11-01-2016
HAL. 119
DAFTAR LAMPIRAN
NO
LAMPIRAN
JUDUL LAMPIRAN
1.
Lampiran 1
Rencana Kinerja Tahununan PSTA TA.2016
2.
Lampiran 2
Penetapan Kinerja PSTA TA. 2016
3.
Lampiran 3
Revisi Penetapan Kinerja PSTA TA.2016
4.
Lampiran 4
Rencana Aksi PSTA TA.2016
5.
Lampiran 5
Pengukuran Kinerja Tahun 2016
6.
Lampiran 6
7.
Lampiran 7
Strategy Map 2015-2019 dengan Balance Scorecard
(BSC)
Capaian Tahun 2016 Terhadap Target Pembangunan
Jangka Menengah 2015-2019
DISIAPKAN OLEH
NSI
DIPERIKSA OLEH
DSI
DISETUJUI OLEH
HAL
,/
I.APAN
REIIISI
PER.'ANJIAN KINEzuA TAIIUN 2016
PUSAT SAIITS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER
PUSAT SAINS DAN TEKT{OLOGI ATMOSFER
LEMBAGA PENERBA}IGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL
Jl Dr. Djundjunan 133 Bandung
Telp.(022) 6037 445,6037446; Fax. (0221 6037443,6014998
http:/ / psta.lapan. go. id
,/
I.APAN
REVISI PERJANJI,AN KINERJA TAHUN 2016
Dalam ra-ngka mewujudkar manajemen pemerintahan yang efektif,
transparan dart akuntabel serta berorientasi pada hasil, yanS bertanda
tangan dibawah ini
Nama
Jabatan
:
:
Ir. Halimurralmarr, MT
: Kepala Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer
Selanjutnya disebut
Narna
Jabatan
S€laku atasan
pttet pcrtaaa
: Drs. Afif Budiyono, MT
: Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atnosfer
plhat Dertaro.,
SeLanjutnya disebut
pth.k tcdu.
Plh.L pcrtaEr bedanji akan mewujudkan target kinerja yarg seharusnya
sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinela jangka
menengah seperti yang telah ditetapkan da.lam dokumen perenc.rnaan.
Keberhasilan dan kegagalar pencapaian target kineda tersebut menjadi
tanggung jawab kami.
Plhat tcd[a akan memberikan supervisi yang dipertukan serta
akan
metakukan waluasi akuntabilitas kinerja terhadap capaisrl kine{a dari
pedanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka
pemberian penghargaandan sanksi.
Bandung, Juli 2016
Piiak Kedua
Drs. Afif Budiyono, MT
Pihak
Ir. Halimurrahman, MT
REVISI PER-IAIIIJIAIT KINERJA TAHUN 2016
PUSAT SAINS DA.!T TEKI'IOLOGI ATMOSFER
I{o
Sasaran Strategls
lr)
t2l
1
Meningkatnya penguasaan
dan kemandidan Iptek di
Indlka,tor KiaerJa
1
Jumlah model pemanfaatan Iptek di bidang atmosfer yang
operasional
untuk pemantauan [ngkungan, mitigasi
bencana dan perubahan iklim.
2
Jumlah pub[kasi nasional terakreditasi
atmosfer.
2
Meningkatnya Layanan data
dan informasi sains atnosfer
yang prima.
(s)
l4l
bidang sains atmosfer yang
maiu.
Target
t3)
di
bidang sains
2
Model
15
Makalah
3
Jumlal publikasi internasional yang terindeks
4
sains atrnoster.
Jumlah HKI yang diusulkan di bidang sains atinosfer.
di
bidang
5
Jurnlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan
6
Iptek di bidang sains atmosfer.
Indeks kepuasan masyarakat atas layanan Iptek
sains atmosfer.
4
Makalah
1
Judul
25
Instansi
di bidang
78,5
Jumlah Pagu Anggaran: Rp. 21.821.000.000,Program Pengembangan Teknologi Penerbangan dan Antariksa
Kegiatan Pengembangan Sa.ins AtmosGr
Jakarta, Juli 2016
ti Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer
Drs. Afif Budiyono, MT
Kepala Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer
Ir. Halimurraiman, MT
Strategy Map
Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer 2015-2019
Gambar di Bawah ini, memperlihatkan peta strategis dari PSTA yang
dituangkan dalam empat perspektif Balance Score Card (BSC), yaitu
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learn and growth perspective),
perspektif proses internal (internal process perspective), perspektif
pelanggan (customer perspective), dan perspektif pemangku kepentingan
(stakeholder perspective). Peta strategis PSTA merupakan turunan
(cascading) dari peta strategis LAPAN dan menunjukkan hubungan sebabakibat dari sasaran-sasaran strategis PSTA dalam empat perspektif BSC.
Dari perspektif stakeholder, yang menjadi sasaran strategis PSTA adalah
penguasaan iptek di bidang sains atmosfer yang maju (SS1).
PSTA memiliki dua customer utama, yaitu 1) masyarakat ilmiah, dan 2)
pemerintah, pengguna, dan masyarakat umum. Ekspektasi pengguna
terhadap PSTA, dituangkan menjadi sasaran strategis dalam customer
perspective. Untuk memenuhi ekspektasi customer kelompok masyarakat
ilmiah, sasaran strategis yang dirumuskan adalah dihasilkannya publikasi
nasional terakreditasi, publikasi internasional, dan HKI di bidang sains
atmosfer (SS3). Adapun untuk memenuhi ekspektasi customer kelompok
pemerintah, pengguna, dan masyarakat umum, sasaran strategis yang
dirumuskan adalah layanan data dan informasi sains atmosfer yang prima
(SS2).
Hal yang harus dilakukan dalam mencapai sasaran strategis dalam customer
dan stakeholder perspective, dituangkan dalam 4 (empat) sasaran strategis
pada internal process perspective, yaitu 1) meningkatnya kapasitas iptek di
bidang sains atmosfer (SS4), 2) tersedianya DSS yang operasional di bidang
sains atmosfer untuk mitigasi bencana dan perubahan iklim (SS5), 3)
tersedianya pedoman dan standar pengolahan data serta pengelolaan data
dan informasi sains atmosfer (SS6), dan 4) terlaksananya pelayanan teknis
yang efektif di bidang sains atmosfer (SS7). Semua itu dilandasi pada
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan melalui terwujudnya reformasi
birokrasi di lingkungan PSTA.
Peta strategis BSC Level 2 PSTA.
CAPAIAN TAHUN 2016 TERHADAP TARGET PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
2015-2019
Capaian kinerja Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer tahun 2016 terhadap target PK yang
ditetapkan dan evaluasi capaian kinerja terhadap target RENSTRA 2015-2019 sebagai target
Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 maka capaian tahun 2016 adalah:
a. Diperoleh 3 Sistem Pendukung Keputusan / Decission Support System (DSS), yaitu
1. DSS untuk mendukung pengelolaan resiko bencana hidrometeorologi yang disebut
dengan SADEWA (Satellite-based Disaster Early Warning System). SADEWA
merupakan aplikasi berbasis web yang terdiri dari sistem pemantauan
atmosfer berbasis satelit, sistem prediksi atmosfer berbasis model WRF, dan
sistem peringatan dini hujan ekstrim. SADEWA berfungsi untuk memantau
kondisi atmosfer secara real time, memprediksi kemungkinan terjadinya
hujan ekstrim, dan memberikan informasi peringatan dini kepada pihakpihak yang terkait dalam penanggulangan bencana. SADEWA meliputi
seluruh wilayah Indonesia dengan resolusi spasial 5 km, resolusi waktu 1
jam, dengan jangkauan prediksi 24 jam ke depan. Informasi SADEWA
diupdate secara otomatis setiap jam dan dapat dilihat di alamat website
http://sadewa.sains.lapan.go.id.
Tahun 2016 SADEWA dilengkapi dengan data citra awan dari satelit HIMAWARI 8
yang update setiap 10 menit dan untuk kota Bandung dan sekitarnya (Cimahi,
Majalaya sebagian Sumedang dan Purwakarta) monitoring curah hujan dipantau
dengan menggunakan radar X-band update setiap 2 menit dan data disajikan
secara on-line dan real time. SADEWA telah berhasil digunakan untuk
menganalisis berbagai kejadian bencana yang terjadi pada tahun 2016
seperti Banjir di Kabupaten Garut, Kota Bandung dan Kota Bima. SADEWA
juga berhasil digunakan untuk mendukung peluncuran roket dan UAV Aero
TeraScan di Pamengpeuk.
2. DSS yang dibangun untuk mendukung pengambilan keputusan oleh
kementrian/dinas terkait dalam rangka peningkatan produksi perikanan
tangkap serta keselamatan dan keamanan pelayaran, yang disebut dengan
DSS SEMAR (Sistem Embaran Maritim). Output Semar terdiri dari dua
komponen, yaitu: (1) Sistem pemantauan dan pengukuran atmosfer dan
lautan serta posisi kapal dari satelit, sensor-sensor di daratan dan sensorsensor di lautan, dan (2) model atmosfer dan lautan memprediksi kondisi
atmosfer dan lautan ke depan. Informasi SEMAR diharapkan dapat
meningkatkan kinerja di sektor keselamatan pelayaran dan peningkatan
produksi perikanan tangkap sebagai outcome, dan pada akhirnya dapat
memberikan dampak untuk keselamatan dan kesejahteraan para nelayan.
Untuk tahap awal pengembangan DSS SEMAR, PSTA bekerjasama dengan
Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama
tahun 2015-2017.
Tahun 2016 DSS SEMAR dibangun dan diluncurkan sebagai produk mendukung
program kemaritiman. Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) mengenai Semar
telah dilaksanakan di Yogyakarta pada Bulan April dan Oktober 2016. Kegiatan
Sosialisai dan Bimbingan Teknis Semar telah dilaksanakan pada Bulan November
dan Desember 2016. Kegiatan pengembangan Semar didanai oleh PSTA dan Dinas
Kelautan dan Perikanan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan Soft
Launching Semar telah dilaksanakan pada saat peluncuran satelit LAPAN-A3 di
Pusat Teknologi Satelit yang dihadiri oleh Wakil Presiden RI.
3. DSS guna mendukung pengambilan keputusan terkait kualitas udara sebagai
dampak dampak aktivitas manusia dan kebakaran hutan, yang disebut dengan
SRIKANDI (Informasi Komposisi Atmosfer Indonesia). SRIKANDI menyediakan
informasi komposisi atmosfer Indonesia berupa pengamatan berbasis satelit,
pengukuran in situ dan prediksi berbasis model transpor kimia. Fitur SRIKANDI
berupa pemantauan harian komposisi atmosfer (CO, O3, CH4, SO2, NO2, Aerosol)
dari sensor satelit yaitu AIRS-Aqua, OMI-Aura, MODIS-Aqua, VIIRS-SNPP, dan
Himawari. Prediksi setiap jam selama 24 jam komposisi atmosfer (CO, O3, SO2,
NO2, PM10, PM2,5) menggunakan WRF-Chem versi 3.6.1 yang di-overlay terhadap
arah angin dalam bentuk online.
Tahun 2016, SRIKANDI dalam tahap pengembangan dengan mitra Universitas Bina
Darma Palembang.
b. Litbang sains atmosfer yang mendukung pembangunan 3 DSS di atas dan kajian perubahan
iklim.
c. PSTA dibina sebagai Pusat Unggulan Iptek Ristekdikti bidang Pemodelan Atmosfer.
Download