Alveolar Osteitis (Dry Socket) Definisi Setelah pencabutan

advertisement
Alveolar Osteitis (Dry Socket)
Definisi
Setelah pencabutan gigi terbentuk bekuan darah di tempat pencabutan, di mana bekuan ini terbentuk
oleh jaringan granulasi, dan akhirnya terjadi pembentukan tulang secara perlahan-lahan. Bila bekuan
darah ini rusak maka pemulihan akan terhambat dan menyebabkan sindroma klinis yg disebut alveolar
osteitis (dry socket). Alveolar osteitis ini terjadi karena adanya perubahan plasminogen menjadi
plasmin yang menyebabkan fibrinolisis pada bekuan darah di soket bekas pencabutan.
Penyebab
Kerusakan bekuan darah ini dapat disebabkan oleh trauma pada saat ekstraksi (ekstraksi dengan
komplikasi), dokter gigi yang kurang berhati-hati, penggunaan kontrasepsi oral, penggunaan
kortikosteroid, dan suplai darah (suplai darah di rahang bawah lebih sedikit daripada rahang atas).
Kurangnya irigasi saat dokter gigi melakukan tindakan juga dapat menyebabkan dry socket. Gerakan
menghisap dan menyedot seperti kumur-kumur dan merokok segera setelah pencabutan dapat
mengganggu dan merusak bekuan darah.
Selain itu, kontaminasi bakteri adalah faktor penting, oleh karena itu, orang dengan kebersihan mulut
yang buruk lebih beresiko mengalami dry socket paska pencabutan gigi. Demikian juga pasien yang
menderita gingivitis (radang gusi), periodontitis (peradangan pada jaringan penyangga gusi), dan
perikoronitis (peradangan gusi di sekitar mahkota gigi molar tiga yang impaksi).
Gambaran klinis
Daerah paska pencabutan yang mengalami dry socket awalnya terisi oleh bekuan darah yang berwarna
keabu-abuan yang kotor, kemudian bekuan ini hilang dan meninggalkan soket tulang yang kosong (dry
socket). Tulang terekspos dan sangat sensitif. Penderita biasanya mengeluhkan sakit yang parah, dan
dapat timbul bau tak sedap. Hal ini dapat terjadi kurang dari 24 jam setelah gigi dicabut, namun dapat
juga terjadi 3-4 hari paska pencabutan. Kadang-kadang dapat terjadi pembengkakan dan limfadenopati.
Frekuensi alveolar osteitis lebih tinggi pada rahang bawah dan di gigi daerah belakang (posterior). Dry
socket dapat saja terjadi pada setiap pencabutan gigi, namun lebih sering terjadi pada saat pencabutan
gigi molar tiga impaksi. Kemungkinan terjadinya dry socket paling besar pada kelompok umur 40
tahun.
Perawatan
Bila pasien mengeluhkan rasa sakit paska pencabutan gigi, perlu dilakukan pemeriksaan radiograf
untuk mengetahui apakah ada ujung akar yang tertinggal atau ada benda asing.
Dry socket adalah suatu reaksi peradangan, namun dapat terinfeksi oleh bakteri. Oleh karena itu, tidak
setiap kejadian dry socket membutuhkan perawatan dengan antibiotik. Hal penting dalam perawatan
dry socket adalah irigasi. Irigasi dilakukan dengan larutan saline, atau hidrogen peroksida 3 % bila
sudah terjadi infeksi.
Dry socket dapat dicegah dengan beberapa cara.
Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral lebih beresiko mengalami dry socket saat pencabutan. Oleh
karena itu sebaiknya tindakan pencabutan dijadwalkan pada hari di mana kadar estrogen rendah (yaitu
saat tidak ada suplementasi estrogen, sekitar hari ke-22 hingga 28 dari siklus menstruasi).
Irigasi yang baik selama tindakan pencabutan juga dapat mencegah terjadinya dry socket.
Beberapa penelitian menganjurkan pemakaian obat kumur chlorhexidine 0.12 % segera setelah
pencabutan dan 7 hari paska pencabutan dapat mencegah terjadinya dry socket.
Download