BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Sistem
a. Pengertian Sistem
1) Suatu
sistem
pada
dasarnya
terdiri
dari kumpulan unsur
yang saling mendukung untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
“Sistem merupakan jaringan prosedur yang dibuat menurut pola
yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan”
(Sutabri, 2004 : 18).
2) Sistem terdiri dari subsistem yang berhubungan dengan prosedur
yang membantu pencapaian tujuan” (Sukoco, 2007 : 31). Sistem
adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang
terpadu untuk melaksanakan kegiatan perusahaan.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah prosedurprosedur yang saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya
dalam rangkaian secara menyeluruh untuk berfungsi bersama-sama
dalam mencapai tujuan tertentu.
b. Karakteristik sistem
Menurut Tata Sutabri (2005:11) terdapat beberapa karakteristik sistem,
antara lain :
1) Komponen sistem (components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan.
Komponen – komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk
subsistem.
2) Batasan sistem (boundary)
Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara
sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan
luarnya.
9
3) Lingkungan luar sistem (environtment)
Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem
yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar
sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan
dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar
yang mengunutngkan merupakan energi bagi sistem tersebut.
4) Penghubung sistem (interface)
Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut
penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan
sumber – sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem
lain.
5) Masukan sistem (input)
Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem,
yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal
(signal input).
6) Keluaran sistem (output)
Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang
berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain.
7) Pengolah sistem (proses)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah
masukan menjadi keluaran.
8) Sasaran sistem (objective)
Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat
deterministic.
c. Jenis-Jenis Sistem
Menurut Krismiaji (2002:4) konsep sistem dikelompokan kedalam
empat kelompok, yaitu:
1) Sistem Tertutup
Sistem yang secara total terisolasi dari lingkungannya. Tidak ada
penghubung dengan pihak eksternal, sehinggga sistem ini tidak
10
memiliki pengaruh terhadap
lingkungan
dan
pengaruh oleh
lingkungan yang berada dalam diluar batas sistem.
2) Sistem Relatif Tertutup
Sistem yang berinteraksi dengan lingkungannya secara terkendali,
sistem semacam ini memiliki penghubung yang menghubungkan
sistem dengan lingkungan.
3) Sistem Terbuka
Sistem yang berinteraksi dengan lingkungan secara tidak terkendali,
disamping memperoleh input dari lingkungan dan memberikan
output bagi lingkungan.
4) Sistem Umpan bilik
Sistem yang menggunakan sebagian output menjadi salah satu input
untuk proses yang sama dimasa berikutnya.
Menurut Tata Sutabri (2005:13) sistem dapat diklasifikasikan dari
beberapa sudut pandangan, di antaranya :
1) Sistem abstrak dan sistem fisik
Menurut Tata Sutabri (2005:13) sistem abstrak adalah “sistem yang
berupa pemikiran atau ide–ide yang tidak tampak secara fisik,
misalnya sistem teologis, yaitu sistem yang berupa pemikiran
hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik
merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer,
sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia,
dan lain sebagainya.”
2) Sistem alamiah dan sistem buatan manusia
Menurut Tata Sutabri (2005:13) sistem alamiah adalah “sistem yang
terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya
sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, pergantian musim.”
Sedangkan sistem manusia merupakan “sistem yang melibatkan
interaksi manusia dengan mesin, yang disebut human machine
system.”
11
3) Sistem deterministik dan sistem probabilistik
Menurut Tata Sutabri (2005:13) “sistem yang beroperasi dengan
tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministik.”
Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah “sistem yang
kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung
unsur probabilistik.”
4) Sistem terbuka dan sistem tertutup
Menurut Tata Sutabri (2005:13) sistem tertutup merupakan “sistem
yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan
luarnya.” Sedangkan sistem terbuka adalah “sistem yang berhubungan
dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya.
2. Rekrutmen
a. Pengertian Rekrutmen
Salah satu cara dalam mencari sumber daya manusia yang
berkualitas, yaitu melalui sistem rekrutmen. Berbicara mengenai sistem
rekrutmen sangat menarik untuk dicermati. Kita tahu dan menyadari
bahwa sistem rekrutmen yang diterapkan setiap organisasi baik pabrik
maupun privat berbeda satu sama lain. Perekrutan merupakan cara
untuk mencari tenaga baru yang sesuai dengan jabatan, kebutuhan
perusahaan atau pekerjaan untuk suatu organisasi. Menurut Samsudin
(2006:81) “Rekrutmen adalah proses pengumpulan calon pemegang
jabatan yang sesuai dengan rencana sumber daya manusia untuk
menduduki suatu jabatan atau pekerjaan tertentu”. Rekrutmen pada
hakikatnya merupakan proses menentukan dan menarik pelamar yang
mampu untuk bekerja dalam suatu perusahaan. Proses ini dimulai ketika
para pelamar dicari dan berakhir ketika lamaran-lamaran mereka
diserahkan. Hasilnya merupakan sekumpulan pelamar calon karyawan
baru untuk diseleksi dan dipilih.
Untuk dapat memperoleh SDM yang berkualitas dan dengan
jumlah yang memadai, dibutuhkan suatu metode rekrutmen yang dapat
12
digunakan dalam proses penarikan tersebut. Agar efektivitas dan
efisiensi organisasi terwujud diperlukan proses rekrutmen yang tepat
dengan dilandasi perencanaan yang matang.
Rekrutmen merupakan suatu proses mencari, mengadakan,
menemukan, dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam suatu
organisasi.
Singodimedjo
(2000:135),
mengatakan
rekrutmen
merupakan proses mencari, menemukan, dan menarik para pelamar
untuk dipekerjakan dalam suatu organisasi.
Proses rekrutmen sumber daya manusia tidak boleh diabaikan,
hal ini disebabkan untuk menjaga supaya tidak terjadi ketidaksesuaian
antara apa yang diinginkan dan apa yang didapat. Artinya, perusahaan
tersebut tidak memperoleh karyawan yang tepat, dalam arti baik
kualitas maupun kuantitasnya. Apabila tidak terjadi sesuai yang
diharapkan oleh organisasi tersebut dapat dikatakan kemungkinan
aktivitas kerja kurang efektif dan efisien, maka perusahaan tersebut
akan mengalami kegagalan. Agar dapat memperoleh sumber daya
manusia yang berkualitas dan dengan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan, dibutuhkan suatu metode rekrutmen yang dapat digunakan
dalam proses penarikan dengan dilandasi suatu perencanaan yang
benar-benar matang.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa rekrutmen adalah
proses mencari, menemukan, mengajak, dan menetapkan sejumlah
orang dari dalam maupun luar perusahaan sebagai calon tenaga kerja
yang telah memenuhi karaktristik yang tertentu seperti yang telah
ditentukan dalam perencanaan sumber daya manusia
b. Ketentuan Perekrutan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 mengatur tentang tata
cara perekrutan, penggunaan tenaga kerja anak dan perempuan, serta
tenaga kerja asing.
Dalam perekrutan calon karyawan, organisasi/perusahaan diberi
kebebasan untuk memilih apakah melakukan perekrutan sendiri ataukan
13
menggunakan jasa penempatan tenaga kerja. Pasal 35 ayat (1) UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003 menyatakan bahwa pemberi kerja yang
memerlukan tenaga kerja dapat merekrut sendiri tenaga kerja yang
dibutuhkan atau melalui pelaksana penempatan tenaga kerja. Pelaksana
penempatan tenaga kerja ini bisa instansi pemerintah yang bertanggung
jawab bidang ketenagakerjaan atau lembaga swasta berbadan hukum
yang
telah
memiliki
ijin
usaha
dari
menteri
terkait.
Jika
organisasi/perusahaan menyerahkan proses perekrutan tersebut kepada
pelaksana penempatan tenaga kerja, maka pelaksana penempatan tenaga
kerja ini wajib memerikan perlindungan kepada calon tenaga kerja
tersebut sejak mulai perekrutan sampai penempatan. Oleh karena
tanggungjawabnya inilah maka pelaksana penempatan tenaga kerja
swasta boleh memungut biaya penempatan tenaga kerja dari pengusaha
atau dari calon tenaga kerja.
c. Tujuan Rekrutmen
Menurut Henry Simamora (1997:214), tujuan rekrutmen antara lain:
1) Untuk memikat sekumpulan besar pelamar kerja
sehingga
organisasi akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk
melakukan pemilihan terhadap calon- calon pekerja yang dianggap
memenuhi standar kualifikasi organisasi.
2) Tujuan pasca pengangkatan (post-hiring goals) adalah penghasilan
karyawan-karyawan yang merupakan pelaksana-pelaksana yang
baik dan akan tetap bersama dengan perusahaan sampai jangka
waktu yang masuk akal.
3) Upaya-upaya perekrutan hendaknya mempunyai efek luberan
(spillover effects) yakni citra umum organisasi haruslah menanjak,
dan bahkan pelamar-pelamar yang gagal haruslah mempunyai kesankesan positif terhadap perusahaan.
4) Tujuan utama dari proses rekrutmen dan seleksi adalah untuk
mendapatkan orang yang tepat bagi suatu jabatan tertentu, sehingga
orang tersebut mampu bekerja secara optimal dan dapat bertahan di
14
perusahaan untuk waktu yang lama. Meskipun tujuannya terdengar
sangat sederhana, proses tersebut ternyata sangat kompleks,
memakan waktu cukup lama dan biaya yang tidak sedikit dan sangat
terbuka peluang untuk melakukan kesalahan dalam menentukan orang
yang tepat. Kesalahan dalam memilih orang yang tepat sangat besar
dampaknya bagi perusahaan atau organisasi. Hal tersebut bukan saja
karena proses rekrutmen & seleksi itu sendiri telah menyita waktu, biaya
dan tenaga, tetapi juga karena menerima orang yang salah untuk suatu
jabatan akan berdampak pada efisiensi, produktivitas, dan dapat
merusak moral kerja pegawai yang bersangkutan dan orang-orang
di sekitarnya.
d. Metode-Metode Rekrutmen Calon Karyawan
Menurut DR.B.Siswanto dalam buku yang berjudul Manajemen
Tenaga Kerja Indonesia pendekatan administrasi dan operasional
(2002:140-148) metode rekrutmen ada dua cara, yaitu :
1) Perekrutan dari Dalam Perusahaan (Internal)
Yang
dimaksud
dengan
mencari dari
dalam
adalah
memanfaatkan sumber-sumber atau cara yang sudah tersedia di
dalam organisasi sebelum mencari di luar atau keluar perusahaan.
Bagi perusahaan besar, perekrutan dari dalam perlu mendapatkan
pertimbangan rasional karena banyak berpengaruh pada kebijakan
penentuan sumber tenaga kerja dari dalam perusahaan. sumber
tenaga kerja yang perlu mendapatkan perhatian utama adalah
pemanfaatan tenaga kerja yang ada. Dari tenaga kerja yang ada perlu
dibina dan dikembangkan, baik dari tenaga kerja sendiri maupun
oleh perusahaan. Pemanfaatan tenaga kerja dalam perusahaan
terutama dalam rangka promosi dan mutasi. Jabatan tenaga kerja
yang ada tinggal dinaikan ke jenjang yang lebih tinggi, atau tenaga
kerja dipindahkan ke jabatan yang berbeda tetapi masih dalam satu
tingakatan. Kegiatan ini untuk memperoleh tenaga kerja yang cakap
sesuai dengan jabatan yang memerlukan tenaga kerja. Banyak segi
15
yang dapat dilihat dari tenaga kerja yang cukup lama mengabdikan
dirinya dalam perusahaan.
Tindakan manajemen tugas kerja yang paling baik dalam
menghindari hal-hal yang dipandang negatif adalah bersikap hatihati atau tidak tergesa-gesa dalam menempatkan tenaga kerja untuk
menduduki suatu jabatan yang tinggi maupun jabatan yang setingkat.
Serta masukan-masukan dari rekan sejawat perlu dijadikan bahan.
2) Perekrutan dari Luar Perusahaan (Eksternal)
Organisasi memliki sumber eksternal yang luas untuk
merekrut personil. Rekrutmen dari sumber eksternal diperlukan bagi
organisasi
yang
membutuhkan
mengalami
karyawan
pertumbuhan
teknik,
pesat
terampil,
atau
atau
yang
manajerial.
Perekrutan karyawan dari luar perusahaan memerlukan perencanaan
yang matang, khususnya menyangkut imbalan sebagai konsekuensi
pekerjaan. Keseimbangan atara kuantitas keluaran produksi yang
direncanakan dengan imbalan yang akan diberikan kepada calon
karyawan perlu dipertimbangkan secara rinci.
Pada umumnya penentuan sumber tenaga kerja dari luar
perusahaan dapat dilakukan melalui beberapa cara. Cara yang biasa
ditempuh, antara lain melalui departemen/dinas tenaga kerja,
lembaga pendidikan sekolah maupun luar sekolah, teman-teman
karyawan perusahaan, iklan (media massa cetak dan elektronik), seta
badan maupun organisasi lain. Uraian tentang cara perekrutan tenaga
kerja dari luar perusahaan akan diuraikan pada pokok bahasan
berikut.
a) Melalui Departemen/Dinas Tenaga Kerja
Perhatian
pemerintah
yang
cukup
besar
terhadap
perkembangan badan usaha maupun perusahaan beserta masalah
ketenagakerjaan tercemin pada beberapa kebijakan pemerintah
yang diambil untuk hal tersebut. Munculnya Departemen/ Dinas
Tenaga Kerja di tengah-tengah derap lajunya pembangunan di
16
Indonesia merupakan salah satu perwujudan perhatian pemerintah
dalam menjembatani dan memberikan kebijakan baik yang
menyangkut masalah pencarian lapangan kerja dan tenaga kerja.
Terbatasnya daya serap tenaga kerja (lapangan kerja yang
tersedia) yang tidak seimbang dengan laju tumbuhnya tenaga
kerja yang begitu pesat makin memberikan perhatian pemerintah
yang lebih serius. Campur tangan pemerintah dalam menangani
masalah ketenagakerjaan maupun lapangan kerja yang tersedia
telah mendapat tantangan positif, khususnya bagi kalangan dunia
usaha yang memerlukan sejumlah tenaga kerja untuk menjalankan
usaha.
Tanggapan positif terbukti dengan makin meningkatnya
perusahaan
yang
Departemen/Dinas
mencari
Tenaga
tenaga
Kerja.
kerja
Bahkan,
melalui
ada
jasa
sebagian
perusahaan yang menentukan salah satu kreteria syarat pengajuan
lamaran dengan kartu tanda bukti tercatat pada Departemen/Dinas
Tenaga Kerja setempat.
Jasa tersebut tidak saja mendapat tanggapan dari kalangan
pencari tenaga kerja., tetapi pencari kerja pun memberikan respon
positif dengan harapan menyalurkan dirinya pada lapangan kerja
yang tersedia. Pengusahaan tenaga kerja dan pencari lapangan
kerja melalui Departemen/Dinas Tenaga Kerja mempunyai sisi
positif dan sisi negatif.
b) Melalui Lembaga Pendidikan (Sekolah dan Luar Sekolah)
Cara ini dilakukan beberapa perusahaan, khususnya
perusahaan
seminasional,
besar,
baik
misalnya
perusahaan
Pertamina,
nasional
Caltex
maupun
Pacific,
Bank
Indonesia, dan sebagainya. Cara ini dilakukan dengan jalan
memberikan beasiswa khasus kepada mahasiswa salah satu
perguruan tinggi yang dipandang relevan dengan bidang yang
diperlukan biasanya pada mahasiswa tingkat tiga ke atas. Dengan
17
harapan
setelah
menamatkan
studinya,
mahasiswa
yang
bersangkutan langsung bisa dipekerjakan pada perusahaan yang
memberikan beasiswa tersebut. Cara ini disebut sebagai
perekrutan
tenaga
kerja
melalui
lembaga
pendidikan
formal/sekolah. Perusahaan besar biasanya mengutamakan tenaga
muda yang energik dan baru menyelesaikan studi pada
pendidikan formal, meskipun pengalaman kerja sama sekali
belum ada padanya.
c) Melalui Teman Karyawan Perusahaan
Rasa puas pimpinan terhadap hasil kerja karyawan tidak
hanya terbatas pada sejumlah imbalan materiil yang diberikan
kepada karyawan yang bersangkutan. Imbalan materiil seringkali
hanya dalam jangka pendek (relatif singkat), cepat dan tak akan
tampak lagi, sebaliknya imbalan berupa kepercayaan diri
mungkin abadi dan sulit dihilangkan.
Kepercayaan
seorang
pimpinan
terhadap
bawahan
mungkin merupakan modal utama untuk menyongsong masa
depan
tenaga
kerja
yang
bersangkutan.
Imbalan
berupa
kepercayaan (immateriil) pada suatu saat akan menuntut imbalan
berupa
materiil
(wujud
harta
benda).
Sebaliknya,
ketidakpercayaan seorang pimpinan terhadap tenaga kerjanya
merupakan malapetaka bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
Lebih mulia mengundurkan diri secara terhormat daripada
diberhentikan
dari
pekerjaan
pada
suatu
saat.
Pepatah
mengatakan, kepercayaan merupakan hal yang berharga bagi
setiap diri manusia.
Kepercayaan pimpinan terhadap bawahannya makin
meningkat
sejalan
dengan
derap
lajunya
perkembangan
perusahaan. Salah satu wujud kepercayaan pimpinan terhadap
tenaga kerja adalah partisipasi untuk mencalonkan tenaga kerja
yang dianggap sesuai dengan posisi lowongan yang ada dalam
18
perusahaan, terutama bagi calon tenaga kerja yang telah
dikenalnya
dengan
baik.
Cara
ini
dimaksudkan
selain
memberikan kepercayaan bawahannya, juga dimaksudkan untuk
menjamin segala resiko yang mungkin terjadi atas diri tenaga
kerja yang direkrutnya.
Cara perekrutan tenaga kerja melalui teman-teman
karyawan perusahaan dipandang memiliki keunggulan, karena
telah mengenal karakter pribadi dan kecakapan calon tenaga kerja
dan dianggap mampu memikul beban tugas dan tanggung jawab
pekerjaan yang akan diserahkan kepadanya. Di sisi lain, segi
negatifnya
adalah
apabila
tenaga
kerja
yang
diberikan
kepercayaan mencari calon tenaga kerja yang akan diserahi tugas
dan tanggung jawab, hanya mengutamakan keluarga tanpa
memandang karakter pribadi akan kecakapan yang dimiliki
Manajemen tenaga kerja dituntut untuk lebih bijaksana dalam
memberikan kepercayaan kepada bawahannya.
d) Melalui Iklan di Media Massa
Tidak sedikit lembaran surat kabar, majalah, televisi, dan
radio dimanfaatkan sebagai sarana untuk merekrut pencari
pekerjaan. Cara ini dipandang menguntungkan kedua belah pihak,
baik pencari kerja, maupun pencari tenaga kerja (perusahaan).
Dengan cara ini pemilihan calon tenaga kerja yang sesuai dengan
kualifikasi dan kecakapan dapat ditentukan secara selektif. Makin
banyak pencari kerja yang melamar, akan lebih mudah memilih
kualitas tenaga kerja sebagaimana yang diharapkan. Sebaliknya
makin sedikit pelamar, maka sedikit pula kesempatan untuk
memilih tenaga kerja sebagaimana lowongan pekerjaan yang ada
dalam perusahaan.
Bagi pencari kerja, kesempatan ini dianggap lebih baik,
karena harapan untuk bekerja pada tempat yang sesuai dengan
cita-cita dan keinginannya dapat terkabul.
19
Bagi
perusahaan
besar
biasanya
lebih
banyak
menggunakan jasa surat kabar atau majalah yang terkenal, iklan
radio, serta iklan televisi. Dengan begitu diharapkan diperoleh
tenaga kerja yang cakap dari segi kuantitas maupun kualitasnya
sesuai dengan gaji, bonus, dan tunjangan yang memadai pul.
Sebaliknya, bagi perusahaan baru, biasanya lebih suka mencari
tenaga kerja dengan menggunakan surat kabar harian dengan
kolom teratas. Namun seringkali ada juga perusahaan yang
berspekulasi dua-duanya.
Perekrutan tenaga kerja melalui iklan atau advertensi
biasanya memuat bidang pekerjaan yang diperlukan, gambaran
pekerjaan yang ada, serta syarat yang harus dipenuhi oleh tenaga
kerja.
Contoh:
Jenis pekerjaan: Store Manager dan Assistand Store Manager,
dengan syarat:
1) Pendidikan
: Sarjana Jurusan Ekonomi/Manajemen
2) Jenis kelamin
: Laki-laki/Perempuan
3) Usia
: 25-35 tahun
4) Pengalaman
: Di bidang sales/marketing
5) Kesediaan
: Sanggup bekerja keras
6) Dan sebagainya
e) Melalui Badan maupun Organisasi Lain
Pemanfaatan badan organisasi lain di luar perusahaan
sebagai perekrutan tenaga kerja telah banyak dimanfaatkan
perusahaan, baik perusahaan swasta, pemerintah, maupun
gabungan swasta dan pemerintah. Jalinan kerja sama antara
perusahaan dan badan di luar perusahaan memberikan keuntungan
kedua belah pihak.
Banyak perusahaan yang merekrut tenaga kerja dari salah
satu badan/organisasi profesional. Misalnya PLN atau Bank
20
Swasta sering mengambil tenaga kerja dari perkumpulan sepak
bola dan ikatan volley ball. Hal ini dimaksudkan selain untuk
membina bibit olahraga dalam perusahaan, diharapkan dapat
dibentuk sebuah tim olahraga dalam perusahaan. Selain itu, unsur
kepercayaan perusahaan terhadap organisasi olahraga tidak bisa
diabaikan. Bagi organisasi profesi selain merupakan penghargaan
yang
tinggi,
juag
merupakan
kesempatan
besar
untuk
meningkatkan kualitas para anggotanya..
Di Indonesia menjelang tahun milenium ketiga belum
seluurh perusahaan merekrut tenaga kerja melalui badan maupun
organisasi lain yang ada di daerahnya. Kalaupun ada hanya
beberapa perusahaan saja yang memanfaatkan jasa tersebut, itu
pun dengan motif yang berorientasi pada sejumlah keuntungan.
e. Proses Rekrutmen Tenaga Kerja
Menurut Samsudin (2006), langkah-langkah yang umumnya
dilakukan dalam pelaksanaan rekrutmen antara lain:
1) Mengidentifikasi jabatan yang lowong.
2) Mencari informasi jabatan melalui analisis jabatan.
3) Menentukan calon yang tepat.
4) Memilih metode-metode rekrutmen yang paling tepat.
5) Memanggil calon yang dianggap memenuhi persyaratan jabatan.
6) Menyaring atau menyeleksi kandidat.
7) Membuat penawaran kerja.
8) Mulai bekerja
Proses rekrutmen dimulai pada waktu diambil langkah mencari
pelamar dan berakhir ketika para pelamar mengajukan lamarannya.
Artinya, secara konseptual dapat dikatakan bahwa langkah yang
segera mengikuti proses rekrutmen, yaitu
seleksi, bukan lagi
merupakan bagian dari rekrutmen. Jika proses rekrutmen ditempuh
dengan tepat dan baik, hasilnya ialah adanya sekelompokpelamar
yang kemudian diseleksi guna menjamin bahwa hanya yang paling
21
memenuhi semua persyaratanlah yang diterima sebagai pekerja dalam
organisasi yang memerlukannya.
f. Kelemahan dan Kelebihan Metode Rekrutmen
Menurut DR.B.Siswanto dalam buku yang berjudul Manajemen
Tenaga Kerja Indonesia pendekatan administrasi dan operasional
(2002:140-148) metode rekrutmen ada dua cara, yaitu
1) Kelebihan dan Kelemahan Metode Rekrutmen dari dalam
perusahaan (Internal)
a) Kelebihan perekrutan dari dalam perusahaan, antara lain :
(1) Kenaikan jabatan yang lebih tinggi dari jabatan sebelumnya
akan mendorong tenaga kerja untuk meningkatkan kuantitas
dan kualitas kerjanya.
(2) Pemindahan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan yang lain
dalam satu tingkatan dapat menghindarkan kejenuhan dan
kebosanan terhadap pekerjaan lama yang sifatnya itu-itu juga.
(3) Promosi dan mutasi menimbulkan semangat dan kegairahan
kerja lebih tinggi bagi tenaga kerja.
(4) Alokasi dana dalam promosi dan mutasi dapat lebih rendah
daripada usaha pencarian tenaga kerja dari luar perusahaan.
(5) Alokasi waktu relatif singkat sehingga kekosongan jabatan
dapat segera diduduki oleh tenaga kerja dalam perusahaan.
(6) Karaktristik pribadi dan kecakapan tenaga kerja dari dalam
perusahaan yang akan menduduki suatu jabatan telah
diketahui dengan nyata, sedangkan tenaga kerja dari luar
perusahaan belum jelas.
b) Kelemahan perekrutan dari dalam perusahaan, antara lain:
(1) Serangkaian promosi dan mutasi mungkin mengakibatkan
keadaan tidak stabil. Misalnya, akibat promosi dapat
menghilangkan keseimbangan semangat dan kegairahan
kerja, kesetiaan, ketaatan, kejujuran, tanggung jawab, dan
produktivitas kerja.
22
(2) Promosi dan mutasi umumnya mengakibatkan kekosongan
jabatan yang harus diisi dari luar perusahaan. Setiap
pemindahan mengakibatkan suatu jabatan harus diisi, dan hal
ini mengakibatkan serangkaian pemindahan. Pengisian akibat
pemindahan tersebut memerlukan pengusahaan tenaga kerja
dari luar perusahaan.
(3) Penentuan seorang calon untuk promosi di antara tenaga
kerja yang sederajat dapat menimbulkan rasa iri atau tidak
puas di antara tenaga kerja.
(4) Promosi dari dalam perusahaan membatasi opini dan input
yang datang dari luar perusahaan.
(5) Pengisian kekosongan pekerjaan dari dalam perusahaan
cenderung mengabadikan atau mengekalkan status quo dan
praktek lama yang mungkin kurang baik.
2) Kelebihan dan Kelemahan Metode Rekrutmen dari luar
perusahaan (Eksternal)
a) Kelebihan perekrutan dari luar perusahaan, antara lain:
(1) Kelompok calon karyawan yang berbakat jumlahnya lebih
banyak bila dibandingkan dengan yang ada di dalam
perusahaan (sumber internal).
(2) Karyawan yang direkrut dari luar akan memberikan
pengetahuan atau perspektif baru bagi perusahaan.
(3) Merekrut tenaga teknik, terampil, atau menajer dari luar lebih
murah dan lebih mudah bila dibandingkan dari sumber
internal
(karena
harus
melatih
dan
mengembangkan
karyawan yang ada).
b) Kelemahan perekrutan dari luar perusahaan, antara lain :
(1) Menarik, menghubungi, dan mengevaluasi calon karyawan
yang potensial lebih sulit.
(2) Memerlukan masa penyesuaian atau orientasi yang lebih
lama.
23
(3) Menimbulkan masalah moral kerja bagi karyawan internal
yang merasa memliki kualifikasi yang sesuai untuk
melakukan hal tersebut.
g. Seleksi Karyawan
1) Pengertian Seleksi
a) Seleksi pegawai adalah salah satu bagian yang sangat penting
dalam keseluruhan proses manajemen sumber daya manusia.
Dikatakan demikian karena didalam sebuah organisasi terdapat
sekelompok pegawai yang dapat memenuhi
organisasi
atau
tuntutan
tidak sangat tergantung pada cernat tidaknya
proses seleksi itu dilakukan. Jadi seleksi merupakan tahap –
tahap khusus yang digunakan untuk memutuskan pelamar mana
yang akan diterima.
b) Menurut Malayu S.P. Hasbuan (2006:46) Seleksi adalah usaha
pertama
karyawan
harus
dilakukan
perusahaan
untuk
memperoleh
yang qualified dan kompeten yang akan menjabat
serta mengerjakan semua pekerjaan pada perusahaan. Kiranya
hal inilah yang mendorong
pentingnya pelaksanaan seleksi
penerimaan karyawan baru bagi setiap perusahaan. Pelaksanaan
seleksi harus dilakukan secara jujur, cermat dan obyektif supaya
karyawan yang diterima benar-benar qualified untuk menjabat
dan melaksanakan pekerjaan.
c) Menurut Mondy (2008:90) seleksi adalah proses memilih dari
sekelompok pelamar, orang yang paling sesuai untuk menempati
posisi tertentu dan untuk organisasi.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa seleksi adalah usaha
pertama yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh karyawan
yang kualifikasi dan berkompeten yang akan menjabat serta
mengerjakan semua pekerjaan pada perusahaan. Seleksi juga
memiliki arti suatu proses ketika calon karyawan dibagi menjadi
dua bagian, yaitu yang akan diterima atau yang ditolak.
24
2) Sistem Seleksi
Menurut Fendy Suhariadi dalam buku Manajemen Sumber
Daya Manusia dalam pendekatan teoritis-praktis (2002:84). Sistem
seleksi yang digunakan pada saat ini secara garis besar dapat
dibedakan dalam dua pendekatan yang berbeda, yaitu sebagai
berikut:
a) Pendekatan Implisit
Pendekatan ini mendasarkan pada referensi pribadi dari seseorang
yang sudah dikenal dan wawancara informal pada pendekatan ini
layak tidaknya seseorang calon karyawan dinilai dari melekatnya
nilai-nilai seperti kejujuran, loyalitas, dedikasi dan etos kerja pada
dirinya.
b) Pendekatan Eksplisit (Ilmiah)
Pendekatan ini menekankan bahwa proses rekrutmen dijalankan
oleh bagian atau departemen tersendiri dengan menggunakan
serangkaian teknik meliputi wawancara terstruktur, penggunaan
alat tes tertentu untuk melihat kualifikasi calon karyawan.
3) Faktor yang Mempengaruhi Seleksi
Proses seleksi yang terstandar, bagaimanapun tidak dapat
terhindar dari munculnya beragam devisi akibat situasi tertentu yang
memang membutuhkan pengecualian. Adapun pengecualian itu
sering muncul yang disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain
sebagai berikut :
a) Kecepatan Pengembalian Keputusan
Waktu yang tersedia untuk mengambil keputusan seleksi
berpengaruh besar pada proses seleksi. Pada posisi yang krusial
dan mendesak, proses seleksi harus dilakukan dengan cepat,
misalnya seorang yang posisinya sangat vital di bagian produksi
sehingga ketika posisi itu kosong produksi harus berhenti.
Sebaiknya pada posisi dengan tanggung jawab besar, seperti
25
pimpinan di universitas tidak mungkin dilakukan dalam waktu
yang singkat bahkan mungkin memerlukan waktu berbulan-bulan.
b) Hierarki Organisasi
Pendekatan dan sistem seleksi mungkin akan berbeda untuk setiap
level jabatan yang berbeda. Misalnya selesi untuk level top
manager akan berbeda dengan seleksi untuk kasir.
c) Jumlah Pelamar
Jika jumlah pelamar jauh lebih banyak dari jumlah lowongan,
maka rekruter akan lebih mudah menerapkan sistem seleksi.
Sebaliknya jika jumlah pelamar relatif sedikit, maka rekruter akan
kesulitan karena mungkin jumlah pelamar yang dimiliki
kualifikasi yang dibutuhkan akan lebih sedikit daripada lowongan
yang ada. Situasi ini berakibat rekruter akan terpaksa menerima
karyawan dengan kualifikasi yang lebih rendah daripada
diinginkan atau rekruter harus melakukan rekrutmen ulang.
d) Jenis Organisasi
Jenis perusahaan yang berbeda akan membedakan seleksinya.
Antara perusaan swasta yang berorientasi pada profit, lembaga
nonprofit dengan lembaga pemerintah mungkin berbeda sistem
seleksinya. Perusahaan profit akan mencari karyawan yang
potensial menghasilkan profit sebanyak mungkin, sedangkan
lembaga nonprofit yang memberi gaji yang tidak begitu besar
akan mencari orang yang memiliki dedikasi tinggi pada pekerjaan
seperti ini.
e) Masa Percobaan
Beberapa perusahaan biasanya menerapkan masa percobaan.
Karyawan yang berhasil menunjukkan kinerja baik mungkin tidak
perlu dites lagi.
4) Proses Seleksi
Menurut
Mangkuprawira
(2004:108)
langkah-langkah
perusahaan untuk melakukan seleksi meliputi :
sebuah
26
a) Pemeriksaan Awal
Pemeriksaan awal dimaksudkan untuk meminimalkan waktu yang
digunakan departemen sumber daya manusia selama proses
penyeleksian
dengan
mengeliminasi
pelamar
yang
tidak
memenuhi syarat yang diajukan perusahaan.
b) Pengisian Formulir Lamaran
Pengisian formulir lamaran adalah proses pencatatan formal
tentang lamaran kerja para pelamar secara individu.
c) Penggunaan Formulir Lamaran
Penggunaan formulir lamaran hal ini yaitu setelah pelamar
mengisi formulir lamaran, bagian personalia atau sumber daya
manusia perusahaan tersebut akan menggunakan formulir lamaran
tersebut sebagai alat penyaringan untuk menghasilkan penilaian
dan memeriksa latar belakang pelamar yang akan dikembangkan
dalam proses wawancara
d) Pengujian
Penggunaan
pengujian
dalam
suatu
proses
penyeleksian
terkadang diadakan, tetapi di lain kesempatan tidak diadakan,
tergantung kegunaan dan jenis pekerjaannya.
5) Standar-standar Metode Seleksi
Menurut Noe (2010:201) Seleksi karyawan merupakan
proses dimana perusahaan-perusahaan memutuskan orang yang akan
atau tidak akan diizinkan masuk ke organisasi. Beberapa standar
umum yang harus dipenuhi pada saat proses seleksi antara lain :
a) Keandalan (Reliability)
Konsistensi ukuran kinerja, sejauh apa ukuran kinerja bebas dari
kesalahan acak
b) Keabsahan (Validity)
Sejauh apa ukuran kinerja mengukur seluruh aspek yang penting
dan hanya layak, yaitu aspek kinerja.
27
c) Generalisasi (Generalizability)
Sejauh apa keabsahan dari metode seleksi yang diterapkan dalam
suatu konteks berkembang pada konteks-konteks yang lain.
d) Pemanfaatan (Utility)
Sejauh apa informasi-informasi yang harus diberikan oleh
metode-metode seleksi akan memberikan efektifitas seleksi
karyawan pada organisasi-organisasi yang nyata.
e) Legalitas
Seluruh metode seleksi harus sesuai dengan undang-undang dan
aturan hukum yang ada.
6) Kualifikasi Seleksi
Menurut Malayu S.P. Hasbuan (2006:54). Penyeleksi harus
mengetahui secara jelas kualifikasi yang akan diseleksi dari pelamar.
Hal ini sangat penting supaya sasaran dapat dicapai dengan baik.
Tanpa
mengetahui
secara
jelas
kualifikasi
seleksi
akan
mengakibatkan sasaran yang dicapai menyimpang. Kualifikasi dalam
proses seleksi antara lain adalah sebagai berikut :
a) Umur
Umur harus mendapat perhatian karena akan mempengaruhi
kondisi fisik, mental, kemampuan kerja dan tanggung jawab
seseorang. Umur pekerja juga diatur oleh undang-undang
perburuhan. Karyawan muda umumnya mempunyai fisik yang
lebih kuat, dinamis, dan kreatif. Akan tetapi cepat bosan, kurang
bertanggung jawab, cenderung absensi dan turnover nya tinggi.
Karyawan yang umumnya lebih tua kondisi fisiknya kurang,
tetapi bekerja ulet, tanggung jawabnya besar serta absensi dan
turnover nya rendah.
b) Keahlian
Keahlian harus mendapat perhatian utama kualifikasi seleksi. Hal
ini
yang
akan
menentukan
mampu
tidaknya
seseorang
menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Keahlian
28
ini mencakup technical skill, human skill, conceptual skill,
kecakapan untuk memanfaatkan kesempatan, serta kecermatan
menggunakan
peralatan
yang
dimiliki
perusahaan
dalam
mencapai tujuan.
c) Kesehatan fisik
Kesehatan fisik sangat penting untuk dapat menduduki suatu
jabatan. Tidak mungkin seseorang dapat menyelesaikan tugastugasnya dengan baik jikasering sakit. Bahkan, perusahaan akan
dibebani pengeluaran biaya perawatan yang cukup besar.
d) Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu indikator yang mencerminkan
kemampuan
seseorang
untuk
dapat
menyelesaikan
suatu
pekerjaan. Dengan latar belakang pendidikan pula seseorang
dianggap akan mampu menduduki suatu jabatan tertentu.
e) Jenis kelamin
Jenis kelamin harus diperhatikan berdasarkan sifat pekerjaan,
waktu mengerjakan dan peraturan perburuhan. Misalnya untuk
pekerjaan berat atau untuk jaga malam kurang pantas apabila
dijabat kaum wanita. Demikian juga untuk merawat bayi kurang
cocok dilakukan oleh pria.
f) Tampang
Tampang adalah keseluruhan penampilan dan kerapian diri
seseorang yang tampak dari luar. Tampang hanyalah merupakan
kualifikasi tambahan. Artinya untuk jabatan tertentu tampang akan
turut membantu keberhasilan seseorang dalam melaksanakan
tugasnya.
g) Bakat
Bakat (mental aptitude) perlu mendapat perhatian, karena orang
yang berbakat lebih cepat berkembang dan mudah menangkap
pengarahan yang diberikan. Biasanya orang yang berbakat lebih
kreatif mengembangkan dirinya.
29
h) Temperamen
Temperamen adalah pembawaan seseorang yang sulit dipengaruhi
oleh lingkungandan melekat pada dirinya. Penilaian temperamen
calon karyawan agak sulit, untuk penilaian biasanya kepada
psikolog.
i) Karakter
Karakter atau kepribadian berbeda dengan temperamen walaupun
ada hubungan yang erat antara keduanya. Karakter merupakan sifat
pembawaan seseorang yang dapat diubah dengan lingkungan atau
pendidikan, sedangkan temperamen tidak dapat diubah oleh
lingkungan.
j) Pengalaman kerja
Pengalaman kerja seorang pelamar hendaknya
pertimbangan
utama
dalam
proses
seleksi.
mendapat
Orang
yang
berpemerupakan calon karyawan yang telah siap pakai.
k) Kerja sama
Kerja sama harus diperhatikan dalam proses seleksi karena
kesediaan kerja sama baik vertikal maupun kunci keberhasilan
perusahaan asalkan kerja sama itu sifatnya positif serta berasaskan
kemampuan.
l) Kejujuran
Kejujuran merupakan kualifikasi seleksi yang sangat penting
karena kejujuran merupakan kunci untuk mendelegasikan tugas
kepada seseorang. Perusahaan tidak akan mendelegasikan
wewenang kepada sesorang
yang tidak jujur dan tidak
bertanggung jawab.
m)Kedisiplinan
Kedisiplinan perlu diperhatikan dalam proses seleksi karena untuk
dapat menyelesaikan tugas dengan baik seseorang harus disiplin
baik pada dirinya sendiri maupun pada peraturan perusahaan.
Karyawan yang kurang disiplin sulit diharapkan mendapat hasil
30
kerja yang baik.
n) Inisiatif dan kreatif
Inisiatif dan kreatif merupakan kualifikasi seleksi yang penting
karena inisiatif dan kreativitas dapat membuat seseorang mandiri
dalam menyelesaikan pekerjaannya.
7) Tujuan Seleksi
Menurut Malayu S.P. Hasbuan (2006:49) Seleksi penerimaan pegawai
baru adalah bertujuan untuk mendapatkan hal-hal sebagai berikut:
a) Karyawan yang qualified dan potensial.
b) Karyawan yang jujur dan berdisiplin.
c) Karyawan yang cakap dengan penempatannya yang tepat.
d) Karyawan yang terampil dan bersemangat dalam bekerja.
e) Karyawan yang memenuhi persyaratan undang-undang perburuhan.
f) Karyawan yang dapat bekerja sama baik secara vertikal maupun
horizontal.
g) Karyawan yang dinamis dan kreatif.
h) Karyawan yang inovatif dan bertanggung jawab sepenuhnya.
i) Karyawan yang loyal dan berdedikasi tinggi.
j) Mengurangi tingkat absensi dan turnover karyawan.
k) Karyawan yang mudah dikembangkan pada masa depan.
l) Karyawan yang dapat bekerja secara mandiri.
m) Karyawan yang mempunyai perilaku dan budaya malu.
h. Penempatan Karyawan
1) Pengertian Penempatan Karyawan
Penempatan karyawan adalah tindak lanjut dari proses seleksi.
Pengertian karyawan memiliki beberapa pengertian, yaitu :
a) Menurut
Siswanto
Sastrohadiwiryo
(2002:169)
Penempatan
karyawan merupakan suatu proses pemberian tugas dan pekerjaan
kepada tenaga kerja yang lulus dalam seleksi untuk dijalankan
secara berkesinambungan dengan kekuasaan dan tanggung jawab
sebesar
kondisi
yang
telah
ditetapkan,
serta
mampu
31
mempertanggung jawabkan segala resiko dan kemungkinan yang
terjadi atas tugas dan pekerjaan, kekuasaan dan tanggung jawab.
b) Menurut Suradji (2009:44) Penempatan karyawan dalam suatu
jabatan dilaksanakan dengan prinsip profesionalisme sesuai dengan
kompetensi, prestasi kerja, jenjang pangkat, jenjang pangkat dan
syarat obyektif lainnya yaitu disiplin kerja, kesetiaan, pengabdian,
pengalaman, kerjasama dan dapat dipercaya. Pegawai diangkat
dalam jabatan dan pangkat tertentu. Yang dimaksud dengan
jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak seorang karyawan dalam satuan
organisasi negara. Calon karyawan belum bisa diangkat dalam
jabatan struktural apabila calon karyawan masih dalam masa
percobaan dan kepadanya belum diberikan pangkat, sedangkan
untuk menduduki jabatan struktural jabatan antara lain disyaratkan
pangkat sesuai dengan tingkat eselonnya.
Menurut Siswanto Sastrohadiwiryo (2002:169) Faktor-faktor yang
harus dipertimbangkan dalam penempatan antara lain adalah :
a) Prestasi akademis.
b) Pengalaman.
c) Kesehatan fisik dan mental.
d) Status perkawinan.
e) Usia
3. Karyawan
a. Pengertian Karyawan
Pengertian karyawan menurut para ahli yaitu :
1) Pegawai (karyawan) juga sesungguhnya adalah pekerja berasal dari
kata gawe atau karya yang berarti kerja. Sedangkan arti pekerja
(worker) adalah tenaga kerja yang bekerja,baik di dalam maupun di
luar hubungan kerja. (Mutiara Sibarani Panggabean,2002:114).
32
2) Karyawan adalah penduduk yang siap, mau dan mampu memberi
sumbangan terhadap usaha pencapaian tujuan organisasional (the
people who are ready, willing and able to contribute to
organizational goal). (Sjafri Mangku Prawira, 2003:7).
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
karyawan secara umum adalah mereka yang berkerja pada suatu badan
usaha atau perusahaan baik swasta maupun pemerintahan dan diberikan
imbalan kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku baik yang bersifat harian, mingguan, maupun bulanan yang
biasanya imbalan tersebut diberikan secara mingguan.
Karyawan tetap merupakan karyawan yang telah memiliki
kontrak ataupun perjanjian kerja dengan perusahaan dalam jangka
waktu yang tidak ditetapkan (permanent). Karyawan tetap biasanya
cenderung memiliki hak yang jauh lebih besar dibandingkan dengan
karyawan tidak tetap. Selain itu, karyawan tetap juga cenderung jauh
lebih aman (dalam hal kepastian lapangan pekerjaan) dibandingkan
dengan karyawan tidak tetap dan Karyawan tidak tetap merupakan
karyawan yang hanya dipekerjakan ketika perusahaan membutuhkan
tenaga kerja tambahan saja. Karyawan tidak tetap biasanya dapat
diberhentikan sewaktu-waktu oleh perusahaan ketika perusahaan sudah
tidak membutuhkan tenaga tambahan lagi. Jika dibandingkan dengan
karyawan tetap, karyawan tidak tetap cenderung memiliki hak yang
jauh lebih sedikit dan juga cenderung sedikit tidak aman (dalam hal
kepastian lapangan pekerjaan).
4. Sistem Rekrutmen Karyawan
a. Perencanaan Karyawan
Menurut Suradji (2009:32) Perencanaan karyawan merupakan peramalan
kebutuhan pegawai pada masa yang akan datang dari berbagai jenis
pekerjaan. Peramalan pengadaan pegawai pada saat ini dan masa yang
akan datang dengan berbagai jenis pekerjaan atas dasar tuntutan
33
organisasi. Peramalan pengadaan pegawai baik untuk keperluan saat
sekarang maupun yang akan datang berarti menentukan jumlah pegawai
yang diperlukan dengan berbagai kualifikasi latar belakang pendidikan
yang
dibutuhkan.
Peramalan
kebutuhan
pegawai
secara
umum
mendasarkan pada permintaan dan unit-unit yang ada di dalam suatu
organisasi, mendasarkan pada analisis beban kerja organisasi dan
ketersediaan anggaran. Peramalan pengadaan kebutuhan pegawai untuk
memenuhi
kebutuhan
jangka
pendek
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan pendekatan teknik peramalan jangka pendek dengan
mendasarkan pada ketersediaan anggaran dari beban kerja yang ada.
Sedangkan teknik peramalan jangka panjang dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa teknik seperti mendengar dari orang-orang ahli
yang mendasarkan pada permintaan unit-unit dan menggunakan berbagai
analisis yang ada. Misalnya menggunakan analisis trend.
b. Pengadaan Karyawan
Menurut Suradji (2009:36) Pengadaan karyawan dilakukan berdasarkan
kebutuhan untuk mengisi formasi yang lowong.
Lowongan formasi
suatu organisasi pada umumnya disebabkan karena adanya pegawai yang
berhenti, pensiun, meninggal, dunia atau adanya perluasan organisasi.
Oleh karena itu lowongan formasi tersebut harus diumumkan seluasluasnya melalui media masa yang berisikan informasi yang dibutuhkan.
Proses pengadaan pegawai sesungguhnya melalui tahap-tahap mulai dari
pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi, penempatan hingga
pengangkatan.
Menurut A.W. Widjaja (1986:50) Proses pengadaan tersebut antara lain
sebagai berikut :
1) Pengumuman Lowongan
Pengumuman tentang adanya lowongan formasi harus diumumkan
seluas-luasnya melalui media masa yang berisikan informasi yang
dibutuhkan oleh pihak instansi. Pengumuman lowongan setidaknya
dilakukan sekurang-kurangnya satu bulan sebelum tanggal penutupan
34
lamaran. Informasi yang harus ada dalam pengumuman lowongan
antara lain adalah :
a) Jumlah dan jenis jabatan yang lowong.
b) Syarat-syarat jabatan yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar.
c) Alamat dan tempat lamaran ditujukan.
d) Batas waktu pengajuan lamaran.
e) Lain-lain yang dipandang perlu sesuai dengan kebutuhan.
2) Penyaringan
Tahap-tahap didalam proses penyaringan antara lain adalah :
a) Pemeriksaan administratif
Panitia meneliti surat lamaran yang masuk apakah telah memenuhi
syarat yang telah ditentukan dalam pengumuman. Pemeriksaan ini
dilakukan secara fungsional oleh pejabat yang diserahi kewenangan
oleh pihak kepegawaian. Surat lamaran yang tidak memenuhi
syarat yang ditentukan akan dikembalikan kepada pelamar yang
besangkutan disertai dengan alasannya. Dan surat lamaran yang
telah memenuhi persyaratan akan disusun dan didaftar secara tertib
untuk memudahkan pemanggilan.
(1) Pemanggilan pelamar
Pelamar yang memenuhi syarat akan dipanggil untuk
mengikuti ujian. Pemanggilan dapat dilakukan dengan surat
pemanggilan atau melalui pengumuman baik media cetak
ataupun
media lain. Didalam pemberitahuan tersebut akan
tercantum kapan, dimana dan kepada siapa pelamar harus
melaporkan diri. Pelamar yang telah melaporkan diri akan
diberikan nomor ujian serta diberitahukan tentang tanggal dan
tempat pelaksanaan ujian.
(2) Pelaksanaan ujian
(3) Penentuan peserta ujian yang lolos
35
Nama peserta ujian yang lolos akan disusun oleh panitia ujian
daln suatu daftar dan disusun berdasarkan nomor urut peserta
yang lolos. Kemudian daftar tersebut diserahkan kepada
pejabat yang berwenang untuk digunakan sebagaimana
mestinya dan keputusan dari panitia ujian tidak dapat diganggu
gugat.
(4) Pengumuman penggilan pelamar yang diterima
Dalam pengumuman akan diumumkan nam atau nomor ujian
dari peserta yang telah diterima. Didalam pengumuman
tersebut juga ditentukan kapan, dimana, kepada siapa dan
batas waktu melaporkan diri.
(5) Pengusulan
Pelamar yang telah diputuskan untuk diterima akan diusulkan
pengangkatannya kepada kepala BKN untuk diusulkan
menjadi pegawai tetap di instansi terkait.
3) Penempatan karyawan
Penempatan adalah penugasan seorang pekerja pada suatu jabatan
atau unit kerja di lingkungan suatu organisasi/perusahaan. Dengan
kata lain calon karyawan yang ditempatkan harus memiliki
kompetensi yang diperlukan untuk dapat melaksanakan pekerjaan
dalam suatu jabatan secara efektif dan efisien.
Dalam tahapan ini terdiri dari :
a) Penempatan di unit bagian
b) Masa percobaan
4) Pengangkatan sebagai karyawan
Calon karyawan akan diangkat sebagai karyawan apabila telah
menjalankan masa percobaan dan telah memenuhi syarat sebagai
berikut :
a) Telah menunjukan kesetiaan dan ketaatan penuh kepada Pancasila,
UUD 1945, Negara dan Pemerintah.
b) Telah menunjukan sikap dan budi pekerti yang baik.
36
c) Telah menunjukan kecakapan dalam melaksanakan tugas.
d) Telah memenuhi syarat-syarat sehat jasmani dan rohani.
37
B. Metode Pengamatan
1. Lokasi Pengamatan
Dalam
pengamatan
ini
penulis
mengambil
di
Bagian
Kepegawaian Bidang Sumber Daya Manusia PT Perkebunan Nusantara
IX Pabrik Gula Tasikmadu Desa Ngijo Kecamatan Tasikmadu
Karanganyar untuk melakukan analisis tentang Sistem Perekrutan
Karyawan PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Gula Tasikmadu
Karanganyar, dengan pertimbangan berikut :
a. Dalam lokasi ini pengamatan terdapat masalah yang ingin diamati
dalam pengamatan ini yaitu sistem perekrutan.
b. Dalam lokasi pengamatan penulis mendapatkan ijin untuk melakukan
pengamatan yang memungkinkan penulis mendapatkan informasi dan
data-data yang diperlukan.
2. Jenis Pengamatan
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan diatas,
bentuk pengamatan yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan
metode deskriptif kualitatif yaitu untuk menangkap berbagai informasi
kualitatif dengan deskripsi teliti dan penuh nuansa, yang lebih berharga
daripada sekedar pernyataan jumlah atau frekuensi dalam bentuk angka
(Sutopo,2002:183).
Bentuk pengamatan yang digunakan ini adalah pengamatan
deskriptif dengan menggunakan observasi. Pengamatan deskriptif dapat
diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang diselidiki dengan
melukiskan keadaan subyek dan obyek penelitian pada saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta yang terlihat dan bagaimana adanya.
Dengan menggunakan metode pengamatan deskriptif kualitatif,
maka penulis berharap memperoleh informasi-informasi dengan utuh
sehingga dapat menggambarkan realitas yang ada secara terperinci dan
mendalam serta menarik kesimpulan terhadap hubungan antara gejala
social.
38
3. Sumber Data
Sumber data pengamatan ini diperoleh dari :
a. Narasumber
Menurut H.B Sutopo (2002: 50) dalam penelitian kualitatif
posisi sumber data manusia (narasumber) sangat penting perannya
sebagai individu yang memiliki informasinya. Peneliti dan narasumber
disini memiliki posisi yang sama dan narasumber bukan sekedar
memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi ia bisa lebih
memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki.
Karena posisi ini, sumber data yang berupa manusia didalam
penelitian kualitatif lebih tepat disebut sebagai informan daripada
sebagai responden.
Pada penelitian kualitatif ini, peneliti memilih sampel pada
beberapa orang yang dipandang memiliki sumber data penting
berkaitan dengan masalah yang diamati. Peneliti menggunakan
narasumber
sebagai
informan
adalah
karyawan
Administrasi
Keuangan dan Umum khususnya bagian SDM.
Kepala SDM, dan STAFF SDM.
b. Peristiwa
Menurut H.B Sutopo (2002: 52) tempat atau lokasi yang
berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga
merupakan salah satu jenis sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh
peneliti. Dari pemahaman lokasi dan lingkungannya peneliti bisa
secara cermat mencoba mengkaji dan secara kritis menarik
kemungkinan
simpulan
yang
berkaitan
dengan
permasalahan
penelitian. Tempat kejadian yang dilakukan oleh peneliti adalah di
Bagian Keuangan & Umum PT Perkebunan Nusantara IX PG.
Tasikmadu, Karanganyar.
c. Dokumen
Menurut Robert C. Bogdan seperti yang dikutip Sugiyono
(2005; 82) dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu,
39
bisa berbentuk tulisan, gambar, karya-karya monumental dari
seseorang.
Dari pengertian di atas, maka dapat ditarik benang merahnya
bahwa dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk
melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar
(foto), dan karya-karya monumental, yang semuanya itu memberikan
informasi bagi proses penelitian.
Dalam pengamatan ini, data yang diperlukan dari dokumendokumen yang mendukung pengamatan ini yaitu :
1) Dokumen Buku Perjanjian Kerja Bersama (PKB) periode 20142015 antara PT Perkebunan Nusantara IX dengan SP BUN
Nusantara IX untuk dijadikan pedoman hubungan kerja dengan
karyawan.
2) Dokumen Laporan Masa Trainee.
4. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan jenis penelitian kualitatif pengumpulan data yang
digunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan menggunakan
metode:
a) Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data atau informasi
melalui komunikasi secara langsung dengan responden dalam hal ini
bisa bagian A.K.U khususnya bagian SDM yang berkompeten dan
memahami
tentang
sistem
perekrutan
dilakukan
dengan
mengajukan
karyawan.
Wawancara
pertanyaan-pertanyaan
yang
diperlukan, dirancang dan disusun terlebih dahulu yang ditujukan
pada bagian SDM. Hal ini bertujuan untuk memperoleh data tentang
sistem perekrutan karyawan.
b) Observasi
Pengumpulan data dengan cara ini dilakukan secara observasi
langsung yang berarti dilakukan dengan cara mengamati semua
kegiatan
atau
keadaan
dimana
dilakukan
observasi
tersebut
40
berlangsung pada bagian A.K.U di PT Perkebunan Nusantara IX PG.
Tasikmadu, Karanganyar. Dalam observasi langsung, dapat melihat
proses terjadinya sistem perekrutan karyawan untuk mengumpulkan
data tentang sistem perekrutan karyawan.
c) Pengkajian Dokumen
Pengumpulan data dengan menggunakan metode dokumentasi
merupakan metode pokok dalam pengamatan ini. Karena pengolahan
data lebih banyak menggunakan dokumentasi yang ada.
5. Teknik Analisa Data
Dalam teknik Analisis data penulis menggunakan model analisis
interaktif (interaktif model of analisis), yaitu data yang dikumpulkan
akan dianalisa melalui tiga tahap yaitu pengumpulan data, mereduksi
data, menyajikan data dan menarik kesimpulan. Dalam model ini
dilakukan suatu proses siklus antar tahap-tahap, sehingga data yang
terkumpul akan berhubungan dengan satu sama lain dan benar-benar
data yang
mendukung penyusunan laporan penelitian (Sutopo,
2002:35-37). Tahap- tahap itu dapat dijabarkan sebagai berikut :
1) Reduksi Data
Adalah proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi
data (kasar) dari catatan yang ada di lapangan sehingga kesimpulan
akhir dapat diperoleh. Reduksi Data tidak terpisah dari analisis, tetapi
bagian dari analisis, tapi merupakan bagian dari analisis. Pada saat
pengumpulan data berlangsung, reduksi data dapat berupa tingkatan,
coding, memusatkan tema, dan membuat batas-batas penelitian.
2) Sajian Data
Adalah suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan
kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian ini merupakan rakitan
kalimat yang disusun secara logis dan sistematis sehingga bisa dibaca
akan bisa dipahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan
peneliti untuk membuat sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain
41
berdasarkan pada pengalamanya tersebut. Sajian data juga dapat
berupa jenis matriks, gambar atau skema, tabel dan jaringan kerja
yang saling berkaitan agar memudahkan peneliti untuk mengerti dan
menjelaskan apa yang terjadi serta mengaanalisis datanya.
3) Penarikan Simpulan dan Verifikasi
Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan aktivitas
pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali
dengan cepat. Verifikasi juga dapat berupa kegiatan yang dilakukan
dengan lebih mengembangkan ketelitian dengan cara berdiskusi
secara kelompok. Verifikasi bahkan juga dapat dilakukan dengan
usaha yang lebih luas yaitu dengan melakukan replikasi dalam satuan
data yang lain. Pada dasar makna data harus diuju validitasnya
supaya simpulan penelitian menjadi lebih kokoh dan lebih bisa
dipercaya.
Download