Untitled

advertisement
Kimia Kelas X
1
1.1 M e m a h a m i
struktur atom
berdasarkan
teori atom Bohr,
sifat-sifat unsur,
massa
atom
relatif, dan sifatsifat periodik
unsur dalam
tabel periodik
serta menyadari
keteraturannya
melalui pemahaman konfigurasi elektron.
Nilai dan
Materi yang
Diintegrasikan
2. Mengkaji literatur
untuk mengetahui
partikel-partikel
dasar penyusun
atom.
3. Menentukan isotop,
isoton, dan isobar
suatu unsur berdasarkan literatur.
(•)
Nomor atom,
nomor massa,
isotop,
dan
elektron valensi
1. Mengkaji literatur
tentang perkembangan teori atom. (*)
Kegiatan
Pembelajaran
Partikel-partikel
penyusun atom
Ekonomi
kreatif
(•) Pantang
Menyerah
Perkembangan P e n d i d i k a n
teori atom
karakter
(*) G e m a r
Membaca
Materi Pokok/
Pembelajaran
•
•
•
Siswa
mampu
mengklasifikasikan
unsur ke dalam
isotop, isobar, dan
isoton.
Siswa mampu menentukan partikel
dasar
(proton,
elektron, dan neutron) penyusun
atom.
Siswa
mampu
menjelaskan perkembangan teori
atom untuk menunjukkan kelemahan
dan kelebihan tiaptiap teori atom
berdasarkan fakta
eksperimen.
Indikator Pencapaian
Kompetensi
: 1. Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia
Standar Kompetensi
Kompetensi
Dasar
: ....
: X/1
: Kimia
Sekolah
Kelas/Semester
Silabus
Tes
tertulis
Tes
tertulis
Tes
tertulis
Teknik
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Bentuk
Instrumen
e.
d.
c.
b.
16A dan 12B
7
5
13M dan 13Z
6
8
34 Cl dan 35 Cl
17
17
12Mg2+ dan 8O2–
Kelompok atom yang
merupakan isoton adalah
....
a. 157X dan 179Y
Partikel yang menimbulkan radiasi berdaya
tembus tinggi dan bersifat
netral ditemukan oleh
James Chadwick. Partikel
itu disebut . . . .
a. proton
b. neutron
c. nukleon
d. elektron
e. inti atom
Atom tersusun dari inti
atom yang bermuatan
positif dengan elektron
bergerak mengelilinginya.
Teori tersebut dikemukakan oleh . . . .
a. Niels Bohr
b. John Dalton
c. E. Rutherford
d. J.J. Thomson
e. Schrödinger
Contoh Instrumen
Penilaian
4 × 45
menit
1. Buku PG Kimia
Kelas X
Semester 1,
Intan Pariwara
halaman 1–26
2. Buku PR Kimia
Kelas X
Semester 1,
Intan Pariwara
halaman 1–18
3. BSE Kimia X,
Depdiknas
Alokasi Alat dan Sumber
Belajar
Waktu
2
Silabus
1.1 M e m a h a m i
struktur atom
berdasarkan
teori atom Bohr,
sifat-sifat unsur,
massa
atom
relatif, dan sifatsifat periodik
unsur dalam
tabel periodik
serta menyadari
keteraturannya
melalui pemahaman konfigurasi elektron.
Kompetensi
Dasar
Massa atom
relatif (Ar) dan
sifat keperiodikan unsur
Perkembangan
dasar pengelompokan
unsur-unsur
Materi Pokok/
Pembelajaran
Ekonomi
kreatif
(•) Kreatif
Pendidikan
karakter
(*) G e m a r
Membaca
Nilai dan
Materi yang
Diintegrasikan
3. Menentukan massa
atom relatif suatu
unsur melalui perhitungan apabila
diketahui massa
atom relatif unsur
lainnya.
2. Menjelaskan pembagian unsur logam,
nonlogam, dan metaloid pada tabel
periodik unsur berdasarkan konfigurasi
elektron. (•)
1. Diskusi informasi
tentang pengelompokan unsur-unsur.
(*)
4. Menuliskan konfigurasi
elektron
beberapa atom unsur
untuk menentukan
elektron valensinya.
Kegiatan
Pembelajaran
•
•
•
•
Siswa mampu menentukan massa
atom relatif berdasarkan tabel
periodik.
Siswa
mampu
mengklasifikasikan
unsur ke dalam
logam, nonlogam,
dan metaloid.
Siswa mampu menjelaskan dasar pengelompokan unsurunsur.
Siswa mampu menentukan konfigurasi elektron dan
elektron valensi.
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Tes
tertulis
Tes
tertulis
Tes
tertulis
Tes
tertulis
Teknik
Uraian
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Bentuk
Instrumen
Jika unsur Br berada satu
Triade dengan unsur Cl
dan I, sedangkan unsur
Sr berada satu Triade
dengan unsur Ca dan Ba,
tentukan massa atom
relatif unsur Br dan Sr!
Diketahui massa atom
relatif beberapa unsur
sebagai berikut.
Cl = 35
I = 127
Ca = 40
Ba = 137
Di antara unsur-unsur
berikut yang termasuk
unsur logam adalah . . . .
a. kalsium
b. fosfor
c. oksigen
d. silikon
e. boron
Pada sistem periodik
modern unsur-unsur
yang berada dalam satu
periode disusun berdasarkan . . . .
a. kemiripan sifat
b. jumlah elektron valensi
c. kenaikan nomor massa
d. jumlah kulit atom
e. kenaikan nomor atom
Nomor atom unsur K =
19. Banyaknya elektron
valensi dalam ion K +
adalah . . . .
a. 1
b. 3
c. 5
d. 7
e. 8
Contoh Instrumen
Penilaian
4 × 45
menit
1. Buku PG Kimia
Kelas X
Semester 1,
Intan Pariwara
halaman 27–54
2. Buku PR Kimia
Kelas X
Semester 1,
Intan Pariwara
halaman 19–38
3. BSE Kimia X,
Depdiknas
Alokasi Alat dan Sumber
Belajar
Waktu
Kimia Kelas X
3
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran
Nilai dan
Materi yang
Diintegrasikan
•
•
•
•
5. Mengkaji literatur
untuk mengetahui
keteraturan energi
ionisasi atom suatu
unsur dalam tabel
periodik.
6. Mengkaji literatur
untuk mengetahui
keteraturan afinitas
elektron atom suatu
unsur dalam tabel
periodik.
7. Mengkaji literatur
untuk mengetahui
keteraturan
keelektronegatifan
atom suatu unsur
dalam tabel periodik.
Siswa mampu menentukan keteraturan keelektronegatifan atom
suatu unsur dalam
tabel periodik.
Siswa mampu menentukan keteraturan afinitas
elektron suatu
unsur dalam tabel
periodik.
Siswa mampu menentukan keteraturan energi ionisasi atom suatu
unsur dalam tabel
periodik.
Siswa mampu menentukan keteraturan jari-jari atom
suatu unsur dalam
tabel periodik.
Indikator Pencapaian
Kompetensi
4. Mengkaji literatur
untuk mengetahui
keteraturan jari-jari
atom suatu unsur
dalam tabel periodik.
Kegiatan
Pembelajaran
Tes
tertulis
Tes
tertulis
Tes
tertulis
Tes
tertulis
Teknik
Uraian
Pilihan
ganda
Uraian
Uraian
Bentuk
Instrumen
Tentukan unsur yang
keelektronegatifannya
paling besar dan paling
kecil!
Diberikan unsur-unsur
beserta nomor atomnya
sebagai berikut.
a. 4Be
b. 7N
c. 9 F
d. 13Al
e. 14S
Di antara unsur-unsur
dan 34Se
yang memiliki afinitas
elektron terbesar adalah
....
a. 8 O
b. 9 F
c. 16S
d. 17Cl
e. 34Se
8O, 9F, 16S, 17Cl,
Bagaimanakah kecenderungan energi ionisasi
suatu unsur dalam sistem
periodik?
Dalam sistem periodik
unsur, jari-jari atom
dalam satu golongan dari
atas ke bawah semakin
besar dan dalam satu
periode dari kiri ke kanan
semakin kecil. Jelaskan
alasannya!
Contoh Instrumen
Penilaian
Alokasi Alat dan Sumber
Belajar
Waktu
4
Silabus
Materi Pokok/
Pembelajaran
Ikatan ion
1.2 Membandingkan Terbentuknya
proses pemben- ikatan kimia
tukan ikatan ion,
ikatan kovalen,
ikatan koordinasi,
dan ikatan logam
serta hubungannya dengan sifat
fisika senyawa
yang terbentuk.
Kompetensi
Dasar
Ekonomi
kreatif
(•) Kreatif
Pendidikan
karakter
(*) R a s a
I n g i n
Tahu
Nilai dan
Materi yang
Diintegrasikan
Menyebutkan unsurunsur yang cenderung
mencapai kestabilan
dengan melepas atau
menerima elektron.
3. Menuliskan pembentukan ion positif,
ion negatif, dan
ikatan ion dalam
senyawa ion.
2. Menuliskan konfigurasi elektron
atom gas mulia dan
bukan gas mulia
serta menggambarkan rumus struktur
Lewis.
1.
Kegiatan
Pembelajaran
•
•
•
Siswa mampu menjelaskan proses terbentuknya ikatan
ion.
Siswa mampu
menggambarkan
susunan elektron
valensi atom gas
mulia (duplet dan
oktet) dan elektron valensi bukan
gas mulia (struktur Lewis).
Siswa mampu menjelaskan kecenderungan suatu
unsur untuk mencapai kestabilannya.
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Tes
tertulis
Pilihan
ganda
Tes
tertulis
Tes
tertulis
Bentuk
Teknik
Instrumen
20
Nomor
massa
Jumlah
neutron
B
22
40
C
8
16
D
10
20
Unsur A memiliki nomor
atom 12 dan senyawa B
memiliki nomor atom 9.
Berikut ini merupakan
pernyataan yang benar
mengenai unsur A dan B
....
a. membentuk senyawa
ion AB2
b. tidak larut dalam air
c. saat dalam bentuk
leburan bersifat isolator
d. saat dalam bentuk
padatan
bersifat
konduktor
e. membentuk senyawa
ion AB
Berdasarkan tabel tersebut, atom yang dapat
membentuk ikatan ion
yaitu . . . .
a. A dan D
b. A dan C
c. B dan C
d. B dan D
e. C dan D
A
40
Atom
Perhatikan tabel di bawah
ini!
Suatu unsur A memiliki
jumlah elektron 13. Maka
untuk mencapai kestabilan
harus membentuk ion . . . .
a. A2–
d. A2+
–
b. A
e. A3+
c. A+
Contoh Instrumen
Penilaian
8 × 45
menit
1. Buku PG Kimia
Kelas X
Semester 1,
Intan Pariwara
halaman 55–80
2. Buku PR Kimia
Kelas X
Semester 1,
Intan Pariwara
halaman 39–54
3. BSE Kimia X,
Depdiknas
4. Statif, buret,
corong, ebonit
batangan, dan
gelas kimia
5. Benzena, nitro
benzena,
trikloro
metana, dan
karbon
tetraklorida
Alokasi Alat dan Sumber
Belajar
Waktu
Kimia Kelas X
5
Kompetensi
Dasar
Ikatan kovalen
dan ikatan
logam
Materi Pokok/
Pembelajaran
Nilai dan
Materi yang
Diintegrasikan
•
•
•
•
5. Memilih senyawa
yang
berikatan
kovalen koordinasi
di antara senyawasenyawa lain. (*)
6. Melakukan percobaan untuk mengetahui sifat kepolaran
suatu
larutan. (•)
7. Mengenali proses
pembentukan ikatan
logam dan hubungannya dengan sifat
fisis logam.
8.
Mengenali jenis ikatan
pada beberapa senyawa yang memiliki
sifat fisis tertentu.
•
Siswa mampu mendeskripsikan proses pembentukan
ikatan logam dan
hubungannya
dengan sifat fisik
logam.
Siswa mampu
menghubungkan
sifat fisis materi
dengan
jenis
ikatannya.
Siswa mampu menyelidiki kepolaran
beberapa senyawa
dan hubungannya
dengan keelektronegatifan melalui
percobaan.
Siswa mampu menjelaskan proses
terbentuknya ikatan
kovalen koordinasi
pada beberapa
senyawa.
Siswa mampu menjelaskan proses terbentuknya ikatan
kovalen tunggal,
rangkap dua, dan
rangkap tiga.
Indikator Pencapaian
Kompetensi
4. Memilih senyawa
yang
berikatan
rangkap tiga di
antara beberapa
senyawa.
Kegiatan
Pembelajaran
Bentuk
Instrumen
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Uji
petik
kerja
prosedur
Uraian
Uraian
Teknik
Tes
tertulis
Tes
tertulis
Tes
unjuk
kerja
Tes
tertulis
Tes
tertulis
b.
c.
e.
d.
Unsur X bersama unsur
klor membentuk senyawa
dengan rumus kimia XCl4.
Senyawa tersebut mempunyai titik leleh –23°C dan
titik didih 77°C.
a. Tentukan jenis ikatan
XCl4.
b. Apakah unsur X bersifat logam atau nonlogam?
Peralatan rumah tangga
sebagian besar terbuat
dari aluminium. Menurut
Anda mengapa aluminium dipilih untuk
peralatan memasak?
Isi buret dengan benzena.
Alirkan benzena dari buret,
dekatkan ebonit pada aliran
benzena, dan amati yang
terjadi. Dengan langkah
yang sama, ganti benzena
dengan nitro benzena,
trikloro benzena, dan
karbon tetraklorida. Amati
yang terjadi. Berdasarkan
percobaan, bahan apa
sajakah yang bersifat polar dan bahan apa sajakah
yang bersifat nonpolar?
Senyawa yang mempunyai ikatan kovalen
koordinasi adalah . . . .
a. CO 2
d. CH 4
b. C2H 5OH e. H 2 O
c. HClO4
a.
Struktur Lewis yang tepat
untuk molekul nitrogen
yaitu . . . .
Contoh Instrumen
Penilaian
Alokasi Alat dan Sumber
Belajar
Waktu
6
Silabus
Persamaan
reaksi kimia
sederhana
2.1 Mendeskripsi- Tata nama sekan tata nama nyawa
s e n y a w a
anorganik dan
o r g a n i k
sederhana serta
persamaan
reaksinya.
Materi Pokok/
Pembelajaran
Ekonomi
kreatif
(•) Kreatif
Pendidikan
karakter
(*) B e k e r j a
Sama
(**) R a s a
Ingin Tahu
Nilai dan
Materi yang
Diintegrasikan
•
•
•
3. Menentukan nama
senyawa asam,
basa, dan hidrat. (*)
4. Menyetarakan persamaan reaksi sederhana. (**)(•)
•
Siswa mampu menyetarakan reaksi
sederhana dengan
diberikan namanama zat yang
terlibat dalam reaksi
atau sebaliknya.
Siswa mampu menuliskan nama senyawa organik sederhana.
Siswa mampu menuliskan nama senyawa poliatomik.
Siswa mampu menuliskan nama senyawa biner.
Indikator Pencapaian
Kompetensi
2. Menentukan nama
senyawa poliatomik
berdasarkan aturan
penamaannya.
1. Menentukan nama
senyawa biner berdasarkan aturan
penamaannya.
Kegiatan
Pembelajaran
Tes
tertulis
Tes
tertulis
Tes
tertulis
Tes
tertulis
Teknik
Uraian
Uraian
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Bentuk
Instrumen
Selesaikan persamaan
reaksi berikut!
KMnO4 + H2SO4 + FeSO4
→ K 2 SO 4 + MnSO 4 +
Fe2(SO4)3 + H2O
Tuliskan nama beberapa
senyawa hidrat berikut!
a. K2C2O4 · 2H2O
b. MgSO4 · 7H2O
c. Na2SO4 · 5H2O
Pasangan antara rumus
kimia dan nama senyawa
berikut yang tepat adalah
....
a. Mg(NO 3 ) 2 ; magnesium nitrit
b. NaSO4; natrium sulfat
c. NH 4 NO 3 ; amonium
nitrit
d. Fe(OH) 3 ; besi(III)
hidroksida
e. K2CO3; kalium bikarbonat
SnCl2 merupakan senyawa
biner yang mempunyai
nama . . . .
a. timah klorida
b. timah(I) klorida
c. timah(II) klorida
d. timah(IV) klorida
e. timah diklorida
Contoh Instrumen
Penilaian
: 2. Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri)
Standar Kompetensi
Kompetensi
Dasar
: ....
: X/1
: Kimia
Sekolah
Kelas/Semester
Silabus
10 × 45 1. Buku PG Kimia
menit
Kelas X
Semester 1,
Intan Pariwara
halaman 91–116
2. Buku PR Kimia
Kelas X
Semester 1,
Intan Pariwara
halaman 59–74
3. BSE Kimia X,
Depdiknas
Alokasi Alat dan Sumber
Belajar
Waktu
Kimia Kelas X
7
Materi Pokok/
Pembelajaran
Hukum dasar
kimia
– Hukum
Lavoisier
– Hukum
Proust
– Hukum
Dalton
– Hukum Gay
Lussac
– Hukum
Avogadro
Kompetensi
Dasar
2.1 M e m b u k t i k a n
dan mengkomunikasikan berlakunya hukumhukum dasar
kimia melalui
percobaan serta
menerapkan
konsep mol dalam
menyelesaikan
perhitungan
kimia.
Ekonomi
kreatif
(•) Skill/keterampilan
Pendidikan
karakter
(*) Jujur
(**) K e r j a
Keras
Nilai dan
Materi yang
Diintegrasikan
•
•
3. Melakukan
perhitungan tentang
hukum kelipatan perbandingan atau perbandingan berganda
(hukum Dalton).
•
Siswa
mampu
menganalisis
senyawa untuk
membuktikan berlakunya hukum
kelipatan
perbandingan atau
perbandingan
berganda (hukum
Dalton).
Siswa mampu membuktikan hukum
Proust.
Siswa mampu membuktikan hukum
Lavoisier melalui percobaan.
Indikator Pencapaian
Kompetensi
2. Membuktian hukum
Proust melalui perhitungan berdasarkan data percobaan.
1. Melakukan percobaan untuk membuktikan
hukum
Kekekalan Massa
dan menarik kesimpulan dari hasil
percobaan. (*)
Kegiatan
Pembelajaran
Tes
tertulis
Portofolio
Tes
unjuk
kerja
Uraian
Dokumen
Perkerjaan
Uji petik
kerja
prosedur
Bentuk
Teknik
Instrumen
2,13
0,355
Tentukan perbandingan
massa unsur tersebut
berdasarkan
hukum
Perbandingan Berganda!
Perhatikan data berikut!
Apa kesimpulan dari hasil
percobaan tersebut jika
dihubungkan dengan
hukum Perbandingan
Proust?
1,38
0,23
Massa Massa
Massa
Klor
Natrium
Garam
dari
dari
(gram)
Cuplikan
Cuplikan
(gram) (gram)
Cuplikan I 3,51
Cuplikan II 0,585
Cuplikan
Amati data percobaan
tentang massa dua unsur
yang bersenyawa menghasilkan dua cuplikan
dari dua daerah yang
berbeda.
Bandingkan massa
campuran antara larutan
perak nitrat dengan
natrium klorida sebelum
dan sesudah reaksi
dengan cara menimbang
larutan-larutan tersebut
sebelum direaksikan dan
setelah direaksikan atau
dicampur!
Contoh Instrumen
Penilaian
15 × 45 1. Buku PG Kimia
menit
Kelas X
Semester 1,
Intan Pariwara
halaman 117–
166
2. Buku PR Kimia
Kelas X
Semester 1,
Intan Pariwara
halaman 75–
103
3. BSE Kimia X,
Depdiknas
4. Alat dan bahan
percobaan
hukum
Kekekalan
Massa
Alokasi Alat dan Sumber
Belajar
Waktu
8
Silabus
Kompetensi
Dasar
Perhitungan
kimia
Materi Pokok/
Pembelajaran
Nilai dan
Materi yang
Diintegrasikan
Siswa
mampu
menggunakan data
percobaan untuk
membuktikan
hukum Avogadro.
Siswa mampu
mengkonversikan
jumlah mol dengan
jumlah partikel
massa dan volume zat.
•
6. M e n y e l e s a i k a n
soal-soal tentang
hubungan
mol
dengan
jumlah
partikel. (**)
Siswa mampu menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum
Perbandingan
Volume (hukum
Gay Lussac).
•
•
Indikator Pencapaian
Kompetensi
5. Melakukan
perhitungan untuk membuktikan
hukum
Avogadro.
4. M e n y e l e s a i k a n
soal-soal tentang
hukum Perbandingan Volume.
Kegiatan
Pembelajaran
Tes
tertulis
Tes
tertulis
Tes
tertulis
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Bentuk
Teknik
Instrumen
Jumlah molekul yang dikandung oleh 0,25 gram
gula tebu (C 12 H 22 O 11 )
yaitu . . . (Ar : C = 12, H = 1,
O = 16, dan L = 6,02 · 1023)
a. 2,19 · 1020
b. 3,20 · 1020
c. 4,39 · 1020
d. 6,02 · 1022
e. 7,30 · 1023
Pada suhu dan tekanan
sama, 20 ml P 2 tepat
habis bereaksi dengan 50
ml Q2 menghasilkan 20 ml
gas PxQy. Harga x dan y
berturut-turut adalah . . . .
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 2 dan 5
pada suhu dan tekanan
yang sama, perbandingan
volume gas-gas yang
bereaksi dan hasil reaksi
adalah . . . .
a. 1 : 1 : 2
b. 1 : 2 : 1
c. 1 : 2 : 3
d. 1 : 3 : 2
e. 2 : 3 : 1
masing-masing gas diukur
Pada reaksi N 2 (g) +
H2(g) → NH3(g) apabila
Contoh Instrumen
Penilaian
Alokasi Alat dan Sumber
Belajar
Waktu
Kimia Kelas X
9
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran
Nilai dan
Materi yang
Diintegrasikan
•
•
•
8. M e n y e l e s a i k a n
soal-soal tentang
hubungan
mol
dengan volume zat.
9. M e n y e l e s a i k a n
soal-soal tentang
rumus empiris dan
rumus molekul.
Siswa mampu menentukan rumus
empiris dan rumus
molekul.
Siswa mampu menentukan hubungan antara mol
dengan volume zat
Siswa mampu menentukan hubungan antara mol
dengan massa zat
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Menyelesaikan soalsoal tentang hubungan mol dengan massa
zat. (•)
7.
Kegiatan
Pembelajaran
Tes
tertulis
Tes
tertulis
Tes
tertulis
Uraian
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Bentuk
Teknik
Instrumen
Analisis suatu senyawa
memperoleh data bahwa
dalam senyawa tersebut
terkandung 26,53% kalium, 35,37% kromium,
dan 38,10% oksigen. Jika
diketahui Ar K = 39, Cr =
52, dan O = 16 serta Mr
senyawa adalah 294
g/mol, tentukan rumus
empiris dan rumus molekul
senyawa tersebut!
Volume (STP) dan volume
pada suhu 25°C, tekanan
0,8 atm untuk 2,2 gram
CO2 berturut-turut adalah
. . . . (Ar : C = 12, O = 16)
a. 0,56 L dan 1,53 L
b. 0,56 L dan 3,06 L
c. 1,12 L dan 1,53 L
d. 1,12 L dan 3,06 L
e. 2,24 L dan 1,53 L
Sebanyak 38 gram
campuran gas metana dan
etana dibakar sempurna
sehingga dihasilkan 110
gram gas CO2. Jika Ar
C = 2, H = 1, dan O = 16,
massa gas metana dalam
campuran gas tersebut
adalah . . . gram
a. 3
d. 30
b. 6
e. 80
c. 8
Contoh Instrumen
Penilaian
Alokasi Alat dan Sumber
Belajar
Waktu
10
Silabus
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran
Nilai dan
Materi yang
Diintegrasikan
Siswa mampu menentukan kadar
zat dalam suatu
senyawa.
Siswa mampu menentukan pereaksi
pembatas dalam
suatu reaksi.
Siswa mampu menentukan banyak
zat pereaksi atau
hasil reaksi.
•
•
11. Menghitung kadar
zat dalam suatu
senyawa.
12. Menentukan pereaksi pembatas,
banyak zat pereaksi,
dan hasil reaksi melalui perhitungan.
•
Siswa mampu menentukan rumus
air kristal.
•
Indikator Pencapaian
Kompetensi
10. Menyelesaikan soalsoal tentang rumus
air kristal.
Kegiatan
Pembelajaran
Cuplikan serbuk besi
sebanyak 10 gram
dipanaskan dengan gas
klor menghasilkan 20
gram besi(II) klorida
(FeCl2). Jika diketahui Ar
Fe = 56 dan Cl = 35,5,
kadar besi dalam cuplikan
adalah . . . %.
a. 4,41
b. 14,20
c. 71,00
d. 88,20
e. 98,80
Pilihan
ganda
Uraian
Tes
tertulis
Tes
tertulis
Apabila Ar : Pb = 207, S = 32,
O = 16, tentukan:
a. zat sisa,
b. pereaksi pembatas,
dan
c. massa endapan yang
terbentuk!
Sebanyak 100 cm3 larutan
natrium sulfat 0,5 M dicampur dengan 500 cm3
larutan timbal(II) nitrat 0,2 M
secukupnya sehingga bereaksi menurut persamaan:
Na2SO4(aq) + Pb(NO3)2(aq)
→ PbSO4(s) + 2NaNO3(aq)
Kristal Zn(NO3)2 · xH2O
dipanaskan hingga semua
air kristalnya menguap,
ternyata berat kristal yang
tersisa 63,46%. Tentukan
rumus kristal senyawa
tersebut! (Mr : Zn(NO3)2
= 189, H2O = 18)
Uraian
Contoh Instrumen
Tes
tertulis
Bentuk
Teknik
Instrumen
Penilaian
Alokasi Alat dan Sumber
Belajar
Waktu
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Bab I Struktur Atom
Sekolah
Kelas/Semester
Mata Pelajaran
Alokasi Waktu
:
:
:
:
..........
X/1
Kimia
4 × 45 menit
Standar Kompetensi : 1.
Kompetensi Dasar
Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia.
: 1.1 Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa
atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari
keteraturannya melalui pemahaman konfigurasi elektron.
Indikator Pencapaian Kompetensi
•
Menjelaskan perkembangan teori atom untuk menunjukkan kelemahan dan kelebihan masing-masing teori
atom berdasarkan fakta eksperimen.
•
Menentukan partikel dasar (proton, elektron, dan neutron) penyusun atom.
•
Mengklasifikasikan unsur ke dalam isotop, isobar, dan isoton.
•
Menentukan konfigurasi elektron dan elektron valensi.
Alokasi Waktu: 4 jp (2 × pertemuan)
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1. mengkaji literatur tentang perkembangan teori atom;
2. mengkaji literatur untuk mengetahui partikel-partikel dasar penyusun atom;
3. menentukan isotop, isoton, dan isobar suatu unsur berdasarkan literatur;
4. menuliskan konfigurasi elektron beberapa atom unsur untuk menentukan elektron valensinya.
Nilai dan Materi yang Diintegrasikan
1. Pendidikan karakter: Gemar Membaca.
2. Ekonomi kreatif: Pantang Menyerah.
Materi Pembelajaran
1. Perkembangan Teori Atom
2. Partikel-Partikel Penyusun Atom
3. Nomor Atom, Nomor Massa, Isotop, dan Elektron Valensi
Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran
a. Direct Instruction (DI)
b. Cooperative Learning (CL)
2. Metode
a. Diskusi informasi
b. Tanya jawab
Langkah-Langkah Kegiatan
Pertemuan Pertama
1.
Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
a. Motivasi
•
Menanyakan kepada siswa tentang pengertian atom.
b. Prasyarat pengetahuan
•
Siswa mengetahui tentang atom dan sifat-sifatnya.
Kimia Kelas X
11
2.
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
•
Guru menjelaskan tentang perkembangan teori atom dari model atom Dalton hingga model atom
modern.
•
Guru menggambarkan model atom Dalton, Thomson, Rutherford, dan Bohr.
•
Menjelaskan kelemahan setiap teori atom.
b. Elaborasi
•
Guru menunjuk beberapa siswa agar menjelaskan teori atom. Dalam kegiatan ini, siswa disarankan
untul lebih gemar membaca mengenai perkembangan teori atom melalui berbagai referensi lain. (*)
•
Guru menunjuk beberapa siswa agar menggambarkan beberapa model atom sesuai penemunya.
(*) Pendidikan karakter (Gemar Membaca).
c. Konfirmasi
•
Guru bertanya kepada siswa tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
3.
Kegiatan Penutup
Guru menugasi siswa untuk mencari informasi di internet tentang perkembangan teori atom.
Pertemuan Kedua
1.
Kegiatan Pendahuluan
a. Motivasi
•
Guru menanyakan kepada siswa tentang partikel penyusun atom.
b. Prasyarat pengetahuan
•
Siswa mengetahui bahwa atom tersusun atas partikel-partikel.
2.
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
•
Guru menjelaskan tentang partikel-partikel penyusun atom (proton, neutron, elektron).
•
Guru menjelaskan tentang nomor massa dan nomor atom.
•
Guru menuliskan konfigurasi elektron valensi suatu atom.
b. Elaborasi
•
Guru menunjuk siswa untuk menentukan jumlah proton, elektron, dan neutron suatu atom.
•
Guru menunjuk siswa untuk menentukan isotop suatu atom. Guru dapat menyisipkan arahan kepada
siswa agar tidak pantang menyerah dalam menyelesaikan soal-soal latihan sehingga saat ujian
berlangsung siswa akan lebih mudah mengerjakannya.(•)
•
Guru menunjuk siswa untuk memberikan contoh atom-atom yang merupakan isobar dan isoton.
•
Guru menunjuk siswa untuk menuliskan konfigurasi elektron dan menentukan elektron valensinya.
(•) Ekonomi kreatif (Pantang Menyerah).
c. Konfirmasi
Guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum diketahui.
3.
Kegiatan Penutup
Guru menugasi siswa untuk mengerjakan soal-soal di uji kompetensi Bab I.
Alat Sumber Belajar
1. Buku PG Kimia Kelas X Semester 1, Intan Pariwara, 2012
2. Buku PR Kimia Kelas X Semester 1, Intan Pariwara, 2012
3. BSE Kimia X, Depdikas, 2009
Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen
a. Teknik Penilaian
•
Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen
Pilihan ganda
12
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2.
Contoh Instrumen
Pilihan ganda
Atom tersusun dari inti atom yang bermuatan positif dengan elektron bergerak mengelilinginya. Teori tersebut
dikemukakan oleh . . . .
a. Niels Bohr
b. John Dalton
c. E. Rutherford
d. J.J. Thomson
e. Schrödinger
________, ______________
Mengetahui
Kepala SMA ______________
Guru Mata Pelajaran
........................
____________________________
NIP _______________________
.........................
_____________________________
NIP _________________________
Kimia Kelas X
13
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Bab II Sistem Periodik Unsur
Sekolah
Kelas/Semester
Mata Pelajaran
Alokasi Waktu
:
:
:
:
..........
X/1
Kimia
4 × 45 menit
Standar Kompetensi : 1.
Kompetensi Dasar
Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia.
: 1.1 Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa
atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari
keteraturannya melalui pemahaman konfigurasi elektron.
Indikator Pencapaian Kompetensi
•
Menjelaskan dasar pengelompokan unsur-unsur.
•
Mengklasifikasi unsur ke dalam logam, nonlogam, dan metaloid.
•
Menentukan massa atom relatif berdasarkan tabel periodik.
•
Menentukan keteraturan jari-jari atom suatu unsur dalam tabel periodik.
•
Menentukan keteraturan energi ionisasi atom suatu unsur dalam tabel periodik.
•
Menentukan keteraturan afinitas elektron suatu unsur dalam tabel periodik.
•
Menentukan keteraturan keelektronegatifan atom suatu unsur dalam tabel periodik.
Alokasi Waktu: 4 jp (2 × pertemuan)
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1. menjelaskan dasar pengelompokan unsur-unsur;
2. mengelompokkan unsur ke dalam logam, nonlogam, dan metaloid pada tabel periodik unsur berdasarkan
konfigurasi elektron;
3. menghitung massa suatu atom jika diketahui massa atom relatifnya;
4. mengkaji literatur untuk mengetahui keteraturan jari-jari atom suatu unsur dalam tabel periodik;
5. mengkaji literatur untuk mengetahui keteraturan energi ionisasi atom suatu unsur dalam tabel periodik;
6. mengkaji literatur untuk mengetahui keteraturan afinitas elektron atom suatu unsur dalam tabel periodik;
7. mengkaji literatur untuk mengetahui keteraturan keelektronegatifan atom suatu unsur dalam tabel periodik.
Nilai dan Materi yang Diintegrasikan
1. Pendidikan karakter: Gemar Membaca.
2. Ekonomi kreatif: Kreatif.
Materi Pembelajaran
1. Perkembangan Dasar Pengelompokan Unsur-Unsur
2. Massa Atom Relatif (Ar) dan Sifat Keperiodikan Unsur
Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran
a. Direct Instruction (DI)
b. Cooperative Learning (CL)
2. Metode
a. Diskusi informasi
b. Tanya jawab
14
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Langkah-Langkah Kegiatan
Pertemuan Pertama
1.
Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
a. Motivasi
•
Menanyakan kepada siswa tentang berbagai unsur yang ada dalam SPU.
b. Prasyarat pengetahuan
•
Siswa mengetahui unsur-unsur yang terletak dalam berbagai golongan atau periode dalam SPU.
2.
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
•
Diskusi informasi tentang dasar pengelompokan unsur-unsur.
•
Menjelaskan kepada siswa tentang pengelompokan unsur logam dan nonlogam. Dalam kegiatan
ini, guru dapat memotivasi siswa agar gemar membaca mengenai karakteristik unsur-unsur yang
ada di alam sehingga siswa akan mengenal berbagai unsur-unsur yang ada di sekitarnya. (*)
•
Menjelaskan kepada siswa tentang pengelompokan unsur berdasarkan tabel periodik Lavoisier.
•
Menjelaskan kepada siswa tentang pengelompokan unsur berdasarkan Triade Dobereiner.
•
Mendiskusikan tentang pengelompokan unsur berdasarkan Oktaf Newlands.
•
Menjelaskan penyusunan unsur-unsur dalam tabel periodik berdasarkan hukum Mendeleyev.
•
Menjelaskan kepada siswa tentang pengelompokan unsur menurut Lothar Meyen.
•
Menceritakan tentang susunan unsur-unsur dalam tabel periodik Modern dari Moseley. Dalam kegiatan
ini, guru dapat mengarahkan siswa untuk mengembangkan daya kreativitasnya, seperti membuat
kembang api dari bahan garam dapur dan kertas magnesium yang mudah ditemukan. (•)
•
Menjelaskan kepada siswa pengertian dari golongan dan periode.
(*) Pendidikan karakter (Gemar Membaca).
(•) Ekonomi kreatif (Kreatif).
b. Elaborasi
Guru menunjuk beberapa siswa untuk menyebutkan unsur-unsur yang termasuk dalam triade.
c. Konfirmasi
Guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
3.
Kegiatan Penutup
Guru mengakhiri pembelajaran dengan menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan menugasi
siswa mempelajari subbab berikutnya.
Pertemuan Kedua
1.
Kegiatan Pendahuluan
a. Motivasi
•
Guru menanyakan kepada siswa tentang massa atom relatif suatu unsur.
b. Prasyarat pengetahuan
•
Siswa mengetahui arti dari massa atom relatif suatu unsur.
2.
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
•
Guru menjelaskan kepada siswa cara menentukan massa atom relatif suatu unsur dalam tabel periodik.
•
Guru menjelaskan kepada siswa tentang sifat-sifat keperiodikan unsur dalam tabel periodik unsur,
yang meliputi jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan.
b. Elaborasi
•
Guru menunjuk beberapa siswa untuk menghitung massa suatu unsur jika diketahui massa atom
relatifnya.
•
Guru menunjuk beberapa siswa untuk menggambarkan grafik keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi,
afinitas elektron, dan keelektronegatifan suatu unsur dalam tabel periodik.
c. Konfirmasi
Guru menanyakan kepada siswa pengertian golongan dan periode.
Kimia Kelas X
15
3.
Kegiatan Penutup
Guru mengakhiri pembelajaran dengan menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan menugasi
siswa mempelajari subbab berikutnya.
Alat Sumber Belajar
1. Buku PG Kimia Kelas X Semester 1, Intan Pariwara, 2012
2. Buku PR Kimia Kelas X Semester 1, Intan Pariwara, 2012
3. BSE Kimia X, Depdikas, 2009
Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen
a. Teknik Penilaian
•
Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen
1) Pilihan ganda
2) Uraian
2.
Contoh Instrumen
a. Pilihan ganda
Pada sistem periodik modern unsur-unsur yang berada dalam satu periode disusun berdasarkan . . . .
a. kemiripan sifat
b. jumlah elektron valensi
c. kenaikan nomor massa
d. jumlah kulit atom
e. kenaikan nomor atom
b.
Uraian
Dalam sistem periodik unsur, jari-jari atom dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin besar dan
dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin kecil. Jelaskan alasannya!
________, ______________
Mengetahui
Kepala SMA ______________
Guru Mata Pelajaran
........................
_____________________________
NIP _______________________
.........................
_____________________________
NIP ________________________
16
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Bab I Struktur Atom
A.
Pilihan Ganda
1. Jawaban: a
Dalton mengemukakan beberapa pokok pikiran
tentang atom sebagai berikut.
1) Atom merupakan bagian terkecil dari materi
yang tidak dapat dibagi lagi.
2) Atom digambarkan sebagai bola pejal yang
sangat kecil.
3) Suatu unsur tersusun dari atom-atom yang
identik sedangkan senyawa tersusun dari
atom-atom yang berbeda sesuai unsur
penyusunnya.
4) Atom-atom bergabung membentuk senyawa
dengan perbandingan bilangan bulat dan
sederhana.
5) Reaksi kimia merupakan pemisahan, penggabungan, atau penyusunan kembali atomatom sehingga atom tidak dapat diciptakan
atau dimusnahkan.
2. Jawaban: e
Thomson melakukan percobaan tabung sinar
katode sehingga menemukan suatu partikel yang
bermuatan negatif. Partikel bermuatan negatif ini
dinamakan elektron. Menurut Thomson, elektron
merupakan partikel penyusun atom.
3. Jawaban: c
Teori atom Rutherford menyatakan bahwa atom
tersusun dari inti atom bermuatan positif dengan
elektron bergerak mengelilingi inti atom.
4. Jawaban: b
Niels Bohr mengemukakan bahwa atom terdiri atas
inti bermuatan positif yang dikelilingi oleh elektron
bermuatan negatif di dalam lintasannya. Elektronelektron tersebut berkedudukan pada tingkattingkat energi tertentu yang disebut kulit-kulit atom.
5. Jawaban: a
Heisenberg mengemukakan teori ketidakpastian
yang dikenal dengan ketidakpastian Heisenberg.
Ketidakpastian Heisenberg menyatakan bahwa
kedudukan dan kecepatan gerak elektron tidak
dapat ditentukan secara pasti, yang dapat
ditentukan hanyalah kemungkinan terbesar
keberadaan elektron dalam ruang tertentu yang
dikenal dengan orbital atau kulit elektron.
6. Jawaban: b
Niels Bohr menyempurnakan teori atom Rutherford.
Bohr menyatakan sebagai berikut.
1) Atom terdiri atas inti atom bermuatan positif
dan dikelilingi elektron bermuatan negatif
menurut lintasan-lintasan tertentu seperti
susunan tata surya, tanpa menyerap atau
memancarkan energi.
2) Elektron dapat berpindah dari suatu lintasan
ke lintasan yang lain sambil menyerap atau
memancarkan energi. Apabila berpindah dari
lintasan tinggi ke rendah, akan memancarkan
energi, sedangkan dari lintasan rendah ke
tinggi akan menyerap energi.
7. Jawaban: d
Teori atom modern menyatakan bahwa elektronelektron yang bergerak mengelilingi inti berada pada
orbital-orbital di seputar inti atom. Sementara itu,
teori yang menyatakan bahwa elektron berkedudukan pada tingkat energi tertentu, atom terdiri
atas kulit-kulit atom tempat elektron berada, dan
elektron dapat berpindah ke lintasan lain dengan
menyerap atau memancarkan energi merupakan
teori atom yang dikemukakan oleh Niels Bohr.
8. Jawaban: c
Elektron-elektron bergerak mengelilingi inti dengan
jarak tertentu dan elektron ini mempunyai tingkat
energi tertentu pula sehingga tidak akan jatuh ke
inti sesuai dengan model atom Bohr.
9. Jawaban: a
Rutherford tidak dapat menjelaskan alasan elektron
tidak jatuh ke dalam inti. Oleh karena itu, model
atom Rutherford dianggap lemah.
10. Jawaban: b
Dalton dalam menggambarkan model atomnya
belum mampu mengemukakan adanya partikel
penyusun suatu atom.
Kimia Kelas X
17
B. Uraian B. Kerjakan soal-soal berikut!
1. Teori atom Dalton dianggap tidak sesuai dengan
kenyataan atom yang sesungguhnya karena pada
teori atom Dalton menyatakan bahwa atom adalah
bagian terkecil suatu unsur. Berarti atom tidak
dapat dibagi lagi menjadi partikel-partikel penyusun
atom. Pada kenyataannya, Thomson menemukan
partikel-partikel penyusun atom, yaitu elektron
yang bermuatan negatif. Selain Thomson, Rutherford juga menemukan proton dalam inti atom.
2. Gambaran model atom menurut Thomson yaitu
atom berupa bola padat bermuatan positif yang di
dalamnya tersebar elektron-elektron yang
bermuatan negatif.
3. a. Belum menggambarkan letak dan lintasan
elektron dalam suatu atom.
b. Tidak dapat menerangkan penyebab elektron
tidak jatuh ke inti, sedangkan menurut teori
fisika klasik, jika elektron mengelilingi inti yang
muatannya berlawanan, elektron akan
kehilangan energi sehingga jatuh ke inti.
c. Hanya tepat untuk atom-atom dengan nomor
atom kecil.
4. Niels Bohr mampu mengatasi kelemahan model
atom Rutherford dan menjelaskan model atom
Rutherford dengan gambaran model atomnya.
Dalam teorinya, Rutherford menggambarkan bahwa
di dalam atom terdapat lintasan stasioner dengan
tingkat energi tertentu. Lintasan stasioner ini
merupakan tempat elektron beredar mengitari inti
(kulit atom) tanpa disertai penyerapan dan
pemancaran energi. Sementara itu, menurut Niels
Bohr pada keadaan normal, elektron menempati
tingkat energi terendah atau berada dalam tingkat
dasar. Elektron dapat berpindah dari satu kulit ke
kulit lain dengan memancarkan atau menyerap
energi dalam jumlah tertentu. Elektron yang
berpindah ke kulit yang lebih luar akan menyerap
energi, sedangkan jika berpindah ke kulit yang
lebih dalam akan memancarkan energi. Gambaran
atom seperti ini menjawab kelemahan model atom
Rutherford yang tidak dapat menjelaskan alasan
mengapa elektron tidak jatuh ke inti.
5. Dalam model atom modern digambarkan bahwa
elektron di dalam atom dapat dipandang sebagai
partikel dan gelombang. Dengan dasar ini,
Heisenberg, fisikawan Jerman, mengemukakan teori
ketidakpastian yang menyatakan bahwa kedudukan
dan kecepatan gerak elektron tidak dapat ditentukan
secara pasti, yang dapat ditentukan hanyalah
kemungkinan terbesarnya atau probabilitasnya.
Dengan demikian, kedudukan dan kecepatan gerak
elektron dalam atom ditemukan dalam ruang tertentu
disebut orbital. Teori mengenai elektron berada dalam
orbital-orbital di seputar inti atom inilah yang
merupakan pokok teori atom modern.
18
Kunci Jawaban dan Pembahasan
A.
Pilihan Ganda
1. Jawaban: d
Niels Bohr bukan menemukan proton, melainkan
kulit atom. Sementara itu, Goldstein menemukan
proton, Chadwick menemukan neutron, J.J.
Thomson menemukan elektron, dan Rutherford
menemukan muatan positif pada inti atom.
2. Jawaban: e
Millikan menemukan muatan elektron sebesar
1,6 × 10–19 C berdasarkan percobaan tetes minyak
dalam tabung yang bermuatan listrik. Sementara
itu, Goldstein menemukan massa proton
= 1,6726 × 10–24 g. Chadwick menemukan neutron,
Thomson menemukan elektron, dan Rutherford
menemukan inti atom bermuatan positif.
3. Jawaban: e
Sinar katode merupakan sinar perpendaran hasil
radiasi katode menuju anode yang membentur
kaca tabung sehingga kaca berpendar.
4. Jawaban: a
Millikan menyemprotkan minyak ke dalam tabung
yang bermuatan listrik. Dari percobaan tetes
minyak ditemukan muatan elektron sebesar
1,6022 × 10–19C. Sementara itu, dari percobaan
hamburan sinar α ditemukan proton, dari percobaan
tabung gas berkatode ditemukan elektron, dan dari
pembelokkan sinar katode oleh medan listrik
ditemukan muatan elektron.
5. Jawaban: b
Sinar anode atau proton merupakan radiasi partikel,
bukan merupakan gelombang elektromagnetik.
Sinar proton bermuatan positif sehingga dibelokkan
ke kutub negatif, dengan muatan partikel sebesar
1,6 × 10–19 C, dan perbandingan e/m dimiliki oleh
atom hidrogen.
6. Jawaban: d
Ilmuwan yang menemukan inti atom adalah Ernest
Rutherford. Ernest Rutherford menemukan inti atom
melalui eksperimen hamburan sinar alfa, dan
Eugene Goldstein menemukan proton. Niels Bohr
menemukan orbital elektron, J.J. Thomson menemukan elektron, dan James Chadwick menemukan
neutron.
7. Jawaban: a
Hipotesis Rutherford pada percobaan hamburan
sinar alfa yaitu atom tersusun atas inti atom yang
bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang
bermuatan negatif sehingga atom bersifat netral.
Pilihan jawaban b merupakan hasil eksperimen
Eugene Goldstein tentang proton. Pilihan jawaban
c merupakan hasil eksperimen James Chadwick
tentang neutron. Pilihan jawaban d merupakan
hasil eksperimen J.J. Thomson tentang elektron.
Pilihan jawaban e merupakan bukti kelemahan dari
eksperimen yang dilakukan oleh G.J. Stoney
tentang elektron.
4. Sifat-sifat neutron sebagai berikut.
a. Merupakan radiasi partikel.
b. Tidak dipengaruhi oleh medan magnet dan
medan listrik, karena neutron tidak bermuatan.
c. Massa neutron hampir sama dengan massa
proton yaitu 1,6728 × 10–24 g.
8. Jawaban: b
Neutron adalah partikel atom yang tidak bermuatan
dan mempunyai pancaran radiasi yang sangat
tinggi. Neutron ditemukan oleh James Chadwick.
Sementara itu, proton bermuatan positif ditemukan
oleh Goldstein. Elektron bermuatan negatif
ditemukan oleh J.J. Thomson. Inti atom atau
nukleon berisi proton dan neutron.
5. Tahun 1886 Eugene Goldstein membuat percobaan yang sama dengan Thomson, tetapi memberi
lubang pada katode dan mengisi tabung dengan
gas hidrogen. Dari percobaan ini didapat sinar yang
disebut sinar anode. Sinar anode bermuatan positif
dan disebut proton.
9. Jawaban: b
Elektron bermuatan –1 dan tidak bermassa,
dilambangkan –10e. Proton bermuatan +1 dan
bermassa 1, di lambangkan 11p. Neutron tidak
bermuatan dan bermassa 1, dilambangkan 01n.
10. Jawaban: c
Muatan 1 elektron = 1,6 × 10–19 C. Jika dalam
percobaan diperoleh muatan 1 tetes minyak
= 9,6 × 10 –19 C, maka jumlah elektron yang
ditangkap =
B.
× −
× − = 6 elektron.
Uraian
1. Partikel subatomik adalah partikel-partikel
penyusun suatu atom yang terdiri atas proton,
elektron, dan neutron. Proton bermuatan positif,
elektron bermuatan negatif, dan neutron tidak
bermuatan. Jumlah muatan antara proton dengan
elektron sama sehingga atom bermuatan netral.
2.
Partikel
Proton (p)
Neutron (n)
Elektron (e)
3.
a.
b.
Simbol
1p
1
1n
0
0
–1e
Letak
Penemu
di dalam inti
E. Goldstein
di dalam inti
J. Chadwick
mengelilingi inti
J.J. Thomson
Elektron adalah salah satu partikel penyusun
atom yang bermuatan negatif satu dan tidak
bermassa. Elektron dituliskan dengan
notasi –10 e.
Sifat-sifat elektron sebagai berikut.
1) Dipancarkan oleh katode dalam sebuah
tabung hampa yang diberi arus listrik
bertegangan tinggi.
2) Merambat lurus menuju anode.
3) Bermuatan negatif, karena dibelokkan ke
kutub positif oleh medan listrik.
A.
Pilihan Ganda
1. Jawaban: e
Jumlah neutron Y = 15
Nomor atom Y = 16
Nomor massa Y = jumlah neutron + nomor atom
= 15 + 16 = 31
Jadi, nomor massa Y 31.
2. Jawaban: c
Konfigurasi elektron pada kulit ketiga atom adalah
2.8.5. Jumlah elektron = 2 + 8 + 5 = 15.
Jumlah elektron = nomor atom = 15.
Jadi, nomor atom unsur tersebut 15.
3. Jawaban: d
Nomor massa X = 72
Nomor atom = jumlah elektron = jumlah proton
= 28
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
= 72 – 28
= 44
Jadi, unsur X mempunyai jumlah neutron, proton,
dan elektron berturut-turut sebanyak 44, 28, dan
28.
4. Jawaban: b
Jumlah neutron A = 23
Nomor massa = 57
Nomor atom = nomor massa – jumlah neutron
= 57 – 23
= 34
Jadi, unsur A dilambangkan dengan .
5. Jawaban: c
Lambang atom Y = Nomor massa Y = 39
Nomor atom Y = jumlah proton = 19
Jumlah neutron = nomor massa – jumlah proton
= 39 – 19 = 20
Jadi, jumlah neutron unsur Y adalah 20.
Kimia Kelas X
19
6. Jawaban: c
Elektron valensi pada:
13K : 2.8.3 → 3
19N : 2.8.8.1 → 1
L
:
2.8.5
→
5
15
20O : 2.8.8.2 → 2
M
:
2.8.7
→
7
17
Jadi, unsur yang elektron valensinya paling banyak
adalah unsur dengan lambang 17M.
7. Jawaban: e
Nomor massa Fe = 56
Jumlah elektron Fe = jumlah proton = nomor atom
= 26
Jumlah neutron Fe = 56 – 26 = 30.
Pernyataan yang tepat tentang unsur dengan
lambang atom 56
26Fe adalah p = 26, e = 26, n = 30.
8. Jawaban: a
Isoton adalah atom-atom yang mempunyai jumlah
neutron sama, seperti pada 157 X dan 179 Y.
Sementara itu, 136M dan 138Z merupakan isobar
34Cl dan
karena mempunyai massa atom sama. 17
35Cl membentuk isotop karena nomor atom kedua
17
atom sama.
9. Jawaban: e
Konfigurasi elektron unsur 19K : 2.8.8.1
Ion K+ terbentuk saat unsur K melepas satu
elektron sehingga jumlah elektron pada K+ = 18.
Konfigurasi elektron ion K+ = 2.8.8.
Jadi, elektron valensi K+ sebanyak 8.
10. Jawaban: d
Konfigurasi elektron: 2.8.18.3
Jumlah elektron: 2 + 8 + 18 + 3 = 31
Jumlah elektron = jumlah proton = nomor atom = 31
Elektron valensi = 3
Jumlah elektron di kulit ketiga = 18
11. Jawaban: b
Misal atom tersebut adalah X maka lambang atom
X: 127
53X
Nomor massa X = 127
Nomor atom X = 53
Jumlah elektron = nomor atom = jumlah proton = 53
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
= 127 – 53
= 74
Jadi, atom dengan nomor atom 53 dan massa atom
127 terdiri atas 53 elektron dan 74 neutron.
12. Jawaban: c
Lambang atom Fe = 56
26Fe
Nomor massa Fe = 56
Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron = 26
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
= 56 – 26
= 30
20
Kunci Jawaban dan Pembahasan
Ion Fe3+ terbentuk jika atom Fe kehilangan tiga
elektron. Dengan demikian, jumlah elektron pada
ion Fe3+ adalah 26 – 3 = 23.
Jadi, dalam ion Fe3+ terdapat 26 proton, 30 neutron,
dan 23 elektron.
13. Jawaban: b
Susunan elektron dengan jumlah kulit 3 dan
elektron valensi 6 adalah 2.8.6. Jadi, nomor atom
unsur tersebut 2 + 8 + 6 = 16.
14. Jawaban: e
20A = 2.8.8.2 → elektron valensi = 2
16B = 2.8.6 → elektron valensi = 6
14C = 2.8.4 → elektron valensi = 4
10D = 2.8 → elektron valensi = 8
6E = 2.4 → elektron valensi = 4
15. Jawaban: c
40 A = 2.8.8.2 → jumlah kulit = 4
20
12B
6
= 2.4 → jumlah kulit = 2
16C
8
= 2.6 → jumlah kulit = 2
24 D =
12
15E
7
B.
2.8.2 → jumlah kulit = 3
= 2.5 → jumlah kulit = 2
Uraian
1. a.
b.
c.
2. a.
b.
Unsur P, nomor atom = 27, jumlah neutron
= 32
Nomor massa = nomor atom + jumlah neutron
= 27 + 32 = 59
Jadi, lambang atom P = 59
27P
Unsur Q, nomor atom = 42, jumlah neutron =
54
Nomor massa = nomor atom + jumlah neutron
= 42 + 54 = 96
Jadi, lambang atom Q = 96
42Q
Unsur R, nomor atom = 58, jumlah neutron
= 82
Nomor massa = nomor atom + jumlah neutron
= 58 + 82 = 140
Jadi, lambang atom R = 140
58R
16A+
8
Jumlah proton = jumlah elektron = 8
Jumlah neutron = 16 – 8 = 8
Ion 168A+ terjadi karena atom A kehilangan satu
elektron sehingga jumlah elektron = 7
Konfigurasi elektron: 2.5
Jadi, ion 168A+ mempunyai jumlah proton 8,
jumlah elektron = 7, jumlah neutron = 8, dan
konfigurasi elektron = 2.5.
40 B2+
18
Jumlah proton = jumlah elektron = 18
Jumlah neutron = 40 – 18 = 22
c.
d.
2+ terjadi karena atom B kehilangan
Ion 40
18B
dua elektron sehingga jumlah elektron = 16
Konfigurasi elektron : 2.8.6
2+
Jadi, ion 40
18B mempunyai jumlah proton 18,
jumlah elektron 16, jumlah neutron 22, dan
konfigurasi elektron 2.8.6.
73 C–
32
Jumlah proton = jumlah elektron = 32
Jumlah neutron = 73 – 32 = 41
–
Ion 73
32C terjadi karena atom C menangkap
satu elektron sehingga jumlah elektron = 33
Konfigurasi elektron = 2.8.18.5
–
Jadi, ion 73
32C mempunyai jumlah proton = 32,
jumlah elektron 33, jumlah neutron = 41, dan
konfigurasi elektron 2.8.18.5
201 D2–
80
Jumlah proton = jumlah elektron = 80
Jumlah neutron = 201 – 80 = 121
2–
Ion 201
80D terjadi karena atom D menangkap
dua elektron sehingga jumlah elektron = 82
Konfigurasi elektron = 2.8.18.32.18.4
2– mempunyai jumlah proton
Jadi, ion 201
80D
= 80, jumlah elektron 82, jumlah neutron
= 121, dan konfigurasi elektron 2.8.18.32.18.4
3. Gambar tersebut memiliki elektron sebanyak 6,
proton sebanyak 4, dan neutron sebanyak 3. Pada
atom netral, jumlah proton sama dengan jumlah
elektron, sedangkan pada gambar tersebut terdapat
kelebihan 2 elektron. Oleh karena itu, gambar
tersebut merupakan ion bermuatan negatif 2.
Lambang ion dituliskan = 4X2–.
4. a.
b.
c.
d.
5. a.
b.
12Mg
Konfigurasi elektron: 2.8.2
Elektron valensi = 2
29Cu
Konfigurasi elektron: 2.8.18.1
Elektron valensi = 1
34Se
Konfigurasi elektron: 2.8.18.6
Elektron valensi = 6
51Sb
Konfigurasi elektron: 2.8.18.18.5
Elektron valensi = 5
Konfigurasi elektron atom unsur 63
29A adalah
2.8.18.1.
Jumlah elektron pada kulit terluar unsur 29A
adalah 1 (satu).
Misal: 63
29A sebanyak 72,5%
NM2 sebanyak (100 – 72,5)%
Ar A = (72,5% × NM1) + (27,5% × NM2)
63,55 = (0,725 × 63) + (0,275 × NM2)
NM2 =
− NM2 = 65
Jadi, nomor massa isotop yang lainnya adalah
65.
A. Pilihan Ganda
1. Jawaban: d
Kelemahan teori atom Niels Bohr adalah teori atom
Niels Bohr hanya sesuai untuk atom-atom yang
sederhana. Teori Niels Bohr menyimpang atau tidak
sesuai untuk atom yang lebih besar dari hidrogen.
2. Jawaban: e
Teori atom modern muncul setelah ada teori atom
yang dikemukakan oleh de Broglie, Schrödinger,
dan Heisenberg. de Broglie mengemukakan teori
sifat gelombang dari materi, Heisenberg
mengemukakan prinsip ketidakpastian Heisenberg,
dan Schrödinger mengemukakan persamaan
gelombang partikel. Berdasarkan teori-teori
tersebut, ketiga ilmuwan tersebut berhasil
menemukan teori atom modern atau disebut juga
teori mekanika kuantum.
3. Jawaban: e
Rutherford menemukan inti atom melalui percobaan
hamburan sinar alfa oleh lempeng emas tipis.
Sementara itu, Goldstein menemukan proton,
Chadwick menemukan neutron, dan Becquerel
menemukan gejala keradioaktifan dari suatu unsur.
4. Jawaban: a
Ion 11Na+ mempunyai elektron sebanyak 10 karena
satu elektronnya dilepas untuk membentuk muatan
+1. Ion 9F– juga mempunyai elektron sebanyak 10
karena menangkap satu elektron membentuk
muatan –1. Jadi, antara ion 11 Na + dan 9 F –
mempunyai jumlah elektron sama sehingga disebut
isoelektron. Sementara itu, isobar adalah atom-atom
unsur berbeda yang mempunyai nomor massa
sama, isoton adalah atom-atom unsur berbeda yang
mempunyai jumlah neutron sama, isotop adalah
atom unsur sejenis yang mempunyai nomor atom
sama tetapi nomor massanya berbeda, dan
isoelektronik adalah unsur-unsur berbeda yang
mempunyai jumlah elektron valensi sama.
5. Jawaban: a
Lambang atom Na = 35
17Cl
Nomor massa = 35
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
= 35 –17 = 18
Jadi, unsur klor tersebut mempunyai 17 proton dan
18 neutron.
Kimia Kelas X
21
6. Jawaban: d
Nomor atom K = jumlah elektron = 19
Konfigurasi elektron = 2.8.8.1
Sementara itu, konfigurasi elektron:
2.8.7
→ nomor atom 17
2.8.8
→ nomor atom 18
2.8.9
→ penulisan salah, seharusnya 2.8.8.1
2.8.8.3 → penulisan salah, untuk jumlah
elektron 21 seharusnya konfigurasi
elektronnya 2.8.9.2
7. Jawaban: d
Nomor atom Ca = 20
Nomor atom = jumlah elektron = jumlah proton = 20
Ion Ca2+ terjadi karena atom Ca melepas dua
elektron, sehingga jumlah elektron pada ion Ca2+
sebanyak 18.
Jadi, dalam ion Ca2+ terdapat 20 proton dan 18
elektron.
8. Jawaban: c
13C : jumlah elektron = 6, jumlah neutron = 7
6
jumlah neutron > jumlah elektron
37 Cl : jumlah elektron = 17, jumlah neutron = 20
17
jumlah neutron > jumlah elektron
16 O2– : jumlah elektron = 8 + 2 = 10
8
jumlah neutron = 8
jumlah neutron < jumlah elektron
34 S2– : jumlah elektron = 16 + 2 = 18
16
jumlah neutron = 18
jumlah neutron = jumlah elektron
40 Ca2+ : jumlah elektron =20 – 2 = 18
20
jumlah neutron = 20
jumlah neutron > jumlah elektron
Jadi, ion O2– mempunyai jumlah neutron lebih
sedikit daripada jumlah elektronnya.
9. Jawaban: b
Lambang atom P: 23
11P
Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron = 11
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
= 23 – 11
= 12
Jadi, atom P mempunyai 11 proton dan 12 neutron.
Lambang atom Q: 31
15Q
Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron = 15
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
= 31 – 15
= 16
Jadi, atom Q mempunyai 15 proton dan 16 neutron.
10. Jawaban: b
19 F : jumlah neutron = 19 – 9 = 10
9
24 Mg : jumlah neutron = 24 – 12 = 12
12
20 Ne : jumlah neutron = 20 – 10 = 10
10
23 Na : jumlah neutron = 23 – 11 = 10
11
22
Kunci Jawaban dan Pembahasan
Jadi, pasangan unsur yang mempunyai jumlah
neutron sama banyak adalah unsur F dan Ne atau
Mg dan Na.
11. Jawaban: e
Isotop adalah unsur-unsur yang mempunyai nomor
atom sama, tetapi nomor massanya berbeda. Notasi
23 24
24
unsur-unsur tersebut adalah 23
11K, 12L, 12M, 11N, dan
23 O. Jadi, unsur yang merupakan isotop adalah 23K
10
11
23
24
dan 24
11N atau 12L dan 12M.
12. Jawaban: b
Nomor atom menunjukkan jumlah elektron. Atom
litium membentuk ion Li + jika melepaskan 1
elektron sehingga jumlah elektronnya menjadi 2.
Atom natrium membentuk ion Na+ jika melepaskan
1 elektron sehingga jumlah elektron menjadi 10.
Atom fosfor membentuk ion F– jika menangkap 1
elektron sehingga jumlah elektron menjadi 16. Atom
klor membentuk Cl– jika menangkap 1 elektron
sehingga jumlah elektron menjadi 18. Atom kalium
membentuk ion K+ jika melepas 1 elektron sehingga
jumlah elektron menjadi 18.
13. Jawaban: c
Jumlah proton = jumlah elektron = nomor atom = 28
Nomor massa = jumlah neutron + jumlah proton
= 31 + 28 = 59
Lambang atom unsur: AZX = 59
28X
Jadi, unsur yang dimaksud adalah 59
28Ni.
14. Jawaban: c
Jumlah neutron dalam atom-atom tersebut sebagai
berikut.
a. 136C ⇒ neutron = 13 – 6 = 7
14N
⇒ neutron = 14 – 7 = 7
7
b. 177N ⇒ neutron = 17 – 7 = 10
20
10 Ne ⇒ neutron = 20 – 10 = 10
24Na ⇒ neutron = 24 – 11 = 13
c. 11
27
⇒ neutron = 27 – 13 = 14
13 Al
⇒ neutron = 207 – 82 = 125
⇒ neutron = 209 – 84 = 125
e.
⇒ neutron = 238 – 92 = 146
⇒ neutron = 240 – 94 = 146
Jadi, pasangan atom yang jumlah neutronnya
24Na dan 27Al.
berbeda adalah 11
13
d.
207 Pb
82
209Po
84
238 U
92
240 U
94
15. Jawaban: c
Isotop uranium dilambangkan dengan 233
92U.
Jumlah elektron = jumlah proton = nomor atom = 92
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
= 233 – 92
= 141
Jadi, dalam isotop uranium 233
92U terdapat 92 proton,
92 elektron, dan 141 neutron.
16. Jawaban: e
12Mg : 2.8.2
2+
12Mg : 2.8
: 2.8.8
18Ar
: 2.5
7N
3–
N
: 2.8
7
elektron valensi = 2
elektron valensi = 8
elektron valensi = 8
elektron valensi = 5
elektron valensi = 8
17. Jawaban: c
A=p+n
65 = p + 35
p = 30
Jumlah proton = jumlah elektron = nomor atom = 30
Konfigurasi elektron = 2 . 8 . 18 . 2
18. Jawaban: a
Konfigurasi ion Y2– = 2.8.7
Jumlah elektron pada ion Y2– = 2 + 8 + 7 = 17
Ion Y2– terbentuk karena atom Y menangkap dua
elektron. Dengan demikian, jumlah elektron pada
unsur Y adalah 17 – 2 = 15.
19. Jawaban: e
Nomor massa atom = 80
Jumlah neutron = 45
Jumlah elektron = 80 – 45 = 35
Konfigurasi elektron: K L M N
2 8 18 7
Jumlah elektron pada kulit terluar = 7.
20. Jawaban: d
T dan U mempunyai proton (nomor atom) yang
sama (17), tetapi keduanya memiliki nomor massa
yang berbeda sehingga disebut isotop. Sementara
itu, R dan S bukan isotop melainkan atom yang
sama. Atom R merupakan atom S yang kehilangan
1 elektron. Oleh karena itu, atom R = atom S+. S
dan T bukan isobar karena nomor massanya
berbeda. Isobar merupakan atom yang unsur-unsur
berbeda dengan nomor atom berbeda, tetapi nomor
massa sama. Neutron R dan T tidak sama.
Neutron R = 12, sedangkan neutron T = 18.
21. Jawaban: c
Notasi unsur X: 27
13X
Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron = 13
Konfigurasi elektron = 2.8.3
Jumlah elektron valensi = 3
22. Jawaban: a
Ion X2+ mempunyai 12 proton.
Jumlah proton = jumlah elektron
Jumlah elektron pada ion X2+ = 12 – 2 = 10
Konfigurasi elektron unsur X = 2.8
23. Jawaban: a
Atom yang dalam intinya memiliki jumlah neutron
lebih sedikit dari jumlah protonnya adalah 32He.
Jumlah neutron = 3 – 2 = 1.
Jumlah proton = 2.
24. Jawaban: d
Berdasarkan gambar struktur atom tersebut
diperoleh data sebagai berikut.
1) Jumlah neutron sebesar 15 dan jumlah
elektron sebesar 13. Jadi, jumlah neutron lebih
besar daripada jumlah elektron.
2) Nomor massa atom sebanyak 28.
3) Jumlah proton sama dengan jumlah elektron
yaitu 13.
4) Atom tersebut memiliki 3 elektron valensi pada
kulit terluar.
5) Atom tersebut merupakan atom aluminium.
25. Jawaban: c
Ar Sr =
× + × + × = 87,73 ≈ 87,8
Jadi, massa atom relatif unsur stronsium sebesar
87,8.
26. Jawaban: b
43,7 =
× × a : b = 15 : 85
27. Jawaban: c
Jumlah elektron dalam atom sama dengan jumlah
proton dalam atom. Namun, jumlah elektron ini
sama dengan jumlah proton dengan catatan tidak
menerima atau melepaskan elektron.
28. Jawaban: d
Berdasarkan tabel tersebut, yang merupakan
pasangan-pasangan isotop yaitu:
Pasangan Pertama
a. P dan R (isotop)
b. P dan S (tidak ada hubungan)
c. P dan T (tidak ada hubungan)
d. P dan R (isotop)
e. P dan Q (isoton)
Pasangan Kedua
a. R dan T (bukan isotop/tidak ada hubungan)
b. Q dan R (isobar)
c. R dan S (isoton)
d. Q dan T (isotop)
e. R dan S (isoton)
Jadi, pada pilihan d merupakan pasangan yang
keduanya termasuk isotop.
29. Jawaban: d
Tabel pada soal menunjukkan jumlah proton,
neutron, dan elektron dalam lima ion. Data yang
+
tepat berdasarkan tabel tersebut yaitu .
+
−
−
+
+
⇒ p = 20, n = 20, e = 18
⇒ p = 9, n = 10, e = 10
⇒ p = 8, n = 8, e = 10
⇒ p = 11, n = 12, e = 10
⇒ p = 1, n = 0, e = 0
Kimia Kelas X
23
30. Jawaban: b
Isoton adalah unsur yang berbeda mempunyai
jumlah neutron sama. Isoton terdapat dalam 40
20Ca
dan 39
K.
Jumlah
neutron
kedua
unsur
tersebut
19
214
adalah 20. Sementara itu, unsur 210
82Pb dan 82Pb
merupakan isotop karena nomor atomnya sama
sedangkan nomor massanya berbeda, unsur 214
82Pb
dan 214
Po
merupakan
isobar
karena
nomor
84
massanya sama, sedangkan nomor atomnya
berbeda.
B.
5. a.
b.
Uraian
1. Sifat-sifat proton sebagai berikut.
a. Merupakan radiasi partikel.
b. Bermuatan positif.
c. Dalam medan magnet dan listrik dibelokkan
ke kutub negatif.
2. Pada tahun 1930, W. Bothe bersama H. Becker
melakukan percobaan, yaitu menembaki inti atom
berilium dengan partikel alfa. Pada percobaan ini
dihasilkan suatu radiasi partikel yang mempunyai
daya tembus tinggi. James Chadwick, pada tahun
1932, melakukan percobaan yang sama. Hasil
percobaan membuktikan bahwa radiasi tersebut
merupakan partikel netral (tidak bermuatan) yang
massanya hampir sama dengan massa proton.
Oleh Chadwick partikel ini dinamai neutron.
3. Robert Millikan menemukan muatan elektron
melalui percobaan tetes minyak. Pada tahun 1909,
Millikan melakukan percobaan dengan tetes minyak
untuk menentukan muatan 1 elektron. Pada
percobaan ini, tetes minyak dapat menangkap satu,
dua, tiga, atau lebih elektron. Millikan menemukan
muatan tetes minyak tersebut sebesar
1 × 1,6 × 10–19 C, 2 × 1,6 × 10–19 C, 3 × 1,6 × 10–19 C,
dan seterusnya. Berdasarkan percobaan ini
Millikan menyimpulkan muatan 1 elektron adalah
1,6 × 10–19 C dan diberi tanda –1.
4.
b.
Jumlah neutron dalam inti atom Cl = 35,5
– 17 = 18,5.
Susunan elektron dalam setiap kulitnya
sebagai berikut.
KLM
! = 2.8.7
Kunci Jawaban dan Pembahasan
Nomor massa = 103
Nomor atom = 45
Jumlah elektron = jumlah proton = nomor atom
= 45
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
= 103 – 45 = 58
b.
Nomor massa = 266
Nomor atom = 106
Jumlah elektron = jumlah proton = nomor atom
= 106
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
= 266 – 106 = 160
c.
Nomor massa = 159
Nomor atom = 65
Jumlah elektron = jumlah proton = nomor atom
= 65
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
= 159 – 65 = 94
35,5 Cl adalah lambang klor
17
a.
24
6. a.
Atom A
Jumlah neutron = 22
Nomor massa = 40
Nomor atom = nomor massa – jumlah neutron
= 40 – 22
= 18
Nomor atom = jumlah elektron = 18
Konfigurasi elektron: 2.8.8
Jumlah elektron valensi = 8
Lambang atom A = 40
18A
Atom B
Jumlah neutron = 30
Jumlah proton = 25
Jumlah proton = jumlah elektron = nomor atom
= 25
Nomor massa = jumlah elektron + jumlah
neutron
= 25 + 30 = 55
Konfigurasi elektron: 2.8.13.2
Jumlah elektron valensi = 2
Lambang atom B = 55
25B
d.
Nomor massa = 265
Nomor atom = 103
Jumlah elektron = jumlah proton = nomor atom
= 103
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
= 265 – 103 = 162
7.
Jumlah
Nomor Nomor
Massa Atom Elektron Proton Neutron
Atom
Magnesium
Fosfor
Stronsium
Xenon
Osmium
24
31
88
131
190
12
15
38
54
76
12
15
38
54
76
12
16
50
77
114
12
15
38
54
76
8. a.
Partikel
Subatom
b.
c.
d.
e.
Jumlah
Partikel
Subatom
Nama
Partikel
Subatom
Nomor
Massa
Partikel
Besar
Muatan
Partikel
4
3
4
elektron
neutron
proton
0
1
1
–1
0
+1
Lambang partikel elektron: –10e, neutron : 01n,
dan proton : 11p.
Jumlah nukleus dalam atom unsur X = p + n
=4+3=7
Konfigurasi elektron unsur X = 2.2.
Elektron valensi unsur X = 2.
9. Isotop merupakan unsur-unsur yang memiliki
nomor atom yang sama tetapi nomor massanya
berbeda. Jika salah satu isotop perak memiliki
nomor atom 47, berarti isotop yang lain juga
memiliki nomor atom 47. Jika nomor massa perak
109 maka lambang isotop yang lain 109
47Ag.
10. Ar = (a% × NMI) + (b% × NMII)
= (70% × 14) + (30% × 13)
= 13,7
Jadi, massa atom rata-rata N adalah 13,7.
Bab II
Sistem Periodik Unsur
2. Jawaban: a
Unsur-unsur dalam kelompok triade adalah unsurunsur yang terdiri atas tiga unsur dan mempunyai
sifat-sifat kimia hampir sama. Contoh unsur Mn,
Cr, dan Fe.
3. Jawaban: d
Mendeleyev menyusun unsur-unsur dalam sistem
periodik berdasarkan kenaikan massa atom
relatifnya. Oleh karena itu, Mendeleyev memberi
ruang kosong dalam tabel periodik untuk memberi
tempat bagi unsur-unsur yang belum ditemukan.
4. Jawaban: c
Kelemahan tabel periodik Mendeleyev adalah
penempatan unsur tidak sesuai dengan kenaikan
massa atom relatifnya karena penempatan unsur
mempertahankan kemiripan sifat unsur dalam satu
golongan. Sementara itu, (a) dan (e) adalah
kelemahan pengelompokan unsur-unsur dari
Newlands.
5. Jawaban: e
Golongan IIA disebut golongan alkali tanah.
Halogen adalah golongan VIIA, kalkogen adalah
golongan VIA, dan nitrogen adalah golongan VA.
6. Jawaban: d
Unsur-unsur yang berada dalam satu periode pada
sistem periodik modern disusun berdasarkan
jumlah kulit atom.
7. Jawaban: b
Hukum Oktaf dikemukakan oleh Newlands.
Sementara itu, Dobereiner mengemukakan hukum
Triade, Mendeleyev menyusun unsur-unsur berdasarkan persamaan sifat, Moseley menemukan
urutan unsur dalam tabel periodik berdasarkan
kenaikan nomor atom, dan Dalton adalah ilmuwan
yang pertama kali menyampaikan teori atom.
8. Jawaban: a
Ar Br =
! "
=
+ = 81,25
Massa atom relatif bromin menurut hukum Triade
ini mendekati harga unsur bromin yang ditemukan,
yaitu 80.
A. Pilihan Ganda
1. Jawaban: b
Hukum Triade dikemukakan oleh John Wolfgang
Dobereiner. Dobereiner menemukan bahwa massa
atom relatif suatu unsur berdekatan dengan massa
atom relatif rata-rata dua unsur lain. Misal massa
atom relatif Na merupakan rata-rata dari massa
atom relatif Li dan K.
9. Jawaban: c
Nomor atom unsur: 32.
Konfigurasi elektron: 2 . 8 . 18 . 4.
Elektron valensi unsur: 4.
Dengan demikian, unsur tersebut dalam sistem
periodik terletak pada golongan IVA.
10. Jawaban: b
Konfigurasi semua elektron: 2 . 2.
Konfigurasi elektron pada kulit L = 2.
L merupakan kulit ke-2 dengan elektron valensi
= 2 sehingga unsur tersebut terletak di golongan IIA.
Kimia Kelas X
25
11. Jawaban: d
Unsur-unsur sesuai golongannya sebagai berikut.
Gas mulia : He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn
Alkali tanah : Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra
Halogen
: F, Cl, Br, I, dan At
Alkali
: H, Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr
Kalkogen : O, S, Se, Te, dan Po
12. Jawaban: c
Unsur yang mempunyai elektron valensi sama
berada dalam golongan yang sama. Unsur-unsur
yang terdapat dalam satu golongan yaitu He, Ne,
Ar, dan Kr, yaitu anggota golongan VIIIA.
13. Jawaban: e
Unsur-unsur dalam satu golongan mempunyai
jumlah elektron valensi sama. Unsur-unsur yang
mempunyai elektron valensi sama juga mempunyai
sifat kimia sama. Oleh karena itu, unsur-unsur
dalam satu golongan mempunyai kemiripan sifat
kimia.
14. Jawaban: a
NA 20 = 2 . 8 . 8 . 2
Elektron valensi = 2
Jumlah kulit = 4
Jadi, atom terletak pada golongan IIA periode 4.
15. Jawaban: e
Jumlah elektron = nomor atom
Nomor atom = nomor massa – jumlah neutron
= 80 – 45
= 35
Nomor atom 35= 2 . 8 . 18 . 7 (golongan VIIA periode 4).
B.
Uraian
1. a.
b.
2. a.
b.
Golongan adalah lajur-lajur vertikal dalam
sistem periodik. Golongan dibedakan menjadi
dua, yaitu golongan A (golongan utama),
berjumlah 8 dan golongan B (golongan
tambahan), berjumlah 8.
Periode adalah lajur-lajur horizontal dalam
sistem periodik, terdiri atas 7 periode.
Mendeleyev menyusun sistem periodik
berdasarkan persamaan sifat unsur yang
berulang secara periodik sesuai dengan
kenaikan massa atomnya.
Sistem periodik modern disusun oleh Henry
G.J. Moseley. Sistem periodik modern disusun
berdasarkan kenaikan nomor atom dan
kemiripan sifat.
3. Penentuan golongan dan periode suatu unsur
dalam sistem periodik didasarkan pada konfigurasi
elektron suatu unsur. Jumlah elektron valensi
menunjukkan nomor golongan, sedangkan jumlah
26
Kunci Jawaban dan Pembahasan
kulit atom menunjukkan periode. Contoh: unsur Al,
nomor atom = 13. Konfigurasi elektron: 2 . 8 . 3.
Jumlah elektron valensi = 3, maka unsur Al terletak
pada golongan IIIA. Jumlah kulit atom = 3, maka
unsur Al terletak pada periode 3.
Jadi, unsur Al dalam sistem periodik terletak pada
golongan IIIA, periode 3.
4. a.
b.
c.
5.
A.
Unsur A, elektron valensi = 5, jumlah kulit = 3.
Unsur A terletak pada golongan VA, periode 3.
Unsur B, elektron valensi = 2, jumlah kulit = 4.
Unsur B terletak pada golongan IIA, periode 4.
Unsur C, elektron valensi = 4, jumlah kulit = 2.
Unsur C terletak pada golongan IVA, periode 2.
11Na=
2 . 8 . 1 (golongan IA periode 3)
18Ar = 2 . 8 . 8 (golongan VIIIA periode 3)
14Si = 2 . 8 . 4 (golongan IVA periode 3)
15P = 2 . 8 . 5 (golongan VA periode 3)
Pilihan Ganda
1. Jawaban: e
Unsur-unsur dalam sistem periodik, dari kiri ke
kanan jari-jari atomnya semakin kecil. Unsur Li
terletak pada golongan IA, unsur Be terletak di
golongan IIA, unsur B terletak di golongan IIIA,
unsur C terletak di golongan IVA, dan unsur O
terletak di golongan VIA. Di antara unsur-unsur
tersebut, unsur O terletak paling kanan. Dengan
demikian, unsur O memiliki jari-jari atom paling
pendek/kecil.
2. Jawaban: c
Energi ionisasi unsur Li, Na, K, Rb, dan Cs semakin
berkurang karena jari-jari atom semakin panjang.
Dalam satu golongan, dari atas ke bawah jari-jari
atom semakin panjang sehingga semakin mudah
melepas elektron. Semakin mudah unsur netral
melepaskan 1 elektron maka energi ionisasi
semakin kecil.
3. Jawaban: e
Dalam sistem periodik, dari kiri ke kanan dan dari
bawah ke atas, afinitas elektron semakin besar.
Unsur K terletak di golongan IA, unsur Mg di
golongan IIA, unsur Al di golongan IIIA, unsur I
dan F di golongan VIIA. Unsur I dan F memiliki
afinitas elektron besar tetapi unsur F afinitas
elektronnya lebih besar dari I karena F terletak di
periode 2 sedangkan I di periode 5.
4. Jawaban: e
Unsur-unsur dalam sistem periodik, semakin ke
kiri dan ke bawah, jari-jari atomnya semakin besar.
Dengan demikian, jari-jari unsur K adalah yang
terbesar (2,77) karena K terletak di golongan IA
dan di bawah Na. Unsur Mg terletak pada golongan
IIA, C pada golongan IVA, dan Se pada golongan
VIA.
5. Jawaban: a
Keelektronegatifan unsur-unsur dalam sistem periodik
dari kiri ke kanan dan dari bawah ke atas semakin
besar. Jika dikehendaki unsur kedua memiliki
keelektronegatifan lebih kecil dari unsur pertama
maka unsur kedua dalam sistem periodik harus
terletak di sebelah kiri atau bawah unsur pertama.
Pasangan unsur tersebut adalah F dan Cl. F terletak
di periode 2, sedangkan Cl di periode 3. Dengan
demikian keelektronegatifan Cl lebih kecil dari F.
6. Jawaban: d
Jika jari-jari atom semakin kecil maka energi
ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifannya semakin besar sehingga semakin mudah
membentuk ion negatif dan semakin sukar membentuk ion positif.
7. Jawaban: e
Sifat keperiodikan unsur dari atas ke bawah:
1) Jari-jari atom, sifat logam, sifat basa, dan sifat
reduktor semakin besar.
2) Energi ionisasi, keelektronegatifan, afinitas
elektron, muatan inti, dan sifat oksidasi semakin kecil.
8. Jawaban: b
Energi ionisasi unsur-unsur dalam sistem periodik
dari kiri ke kanan semakin besar. Artinya, energi
ionisasi unsur golongan VIIIA lebih besar dari unsur
golongan IA dan IIA, sedangkan energi ionisasi
unsur golongan IIA lebih besar dari unsur golongan
IA. Jadi, urutan energi ionisasi yang mungkin
adalah Ar – K – Ca.
9. Jawaban: b
Dalam sistem periodik, afinitas elektron unsurunsur dalam satu periode dari kiri ke kanan
semakin besar, dalam satu golongan dari atas ke
bawah semakin kecil. Di antara unsur O, F, S, Cl,
dan Se, unsur F terletak di sebelah kanan dan
posisi paling atas. Dengan demikian, afinitas
elektron unsur-unsur F paling besar.
10. Jawaban: d
Unsur Na, Al, P, Si, dan Mg terletak dalam satu
periode, yaitu periode ketiga. Energi ionisasi unsurunsur periode ketiga ada penyimpangan dari unsur
Mg ke Al, yaitu energi ionsisasi Al lebih rendah
dari Mg. Urutan energi ionisasi pada unsur-unsur
periode ketiga adalah Na < Mg > Al < Si < P, tetapi
Na < Al. Dengan demikian, besar energi ionisasi
unsur-unsur tersebut adalah 519 < 898 > 802 <
1.403 < 1.087. Jadi, energi ionisasi Al sebesar 802
kJ/mol.
11. Jawaban: e
Suatu atom akan mudah melepas elektronnya jika
keelektronegatifannya kecil. Dalam satu golongan
dari atas ke bawah keelektronegatifan semakin
kecil. Oleh karena itu, unsur yang mempunyai
keelektronegatifan kecil adalah unsur yang
mempunyai nomor atom paling besar yaitu 82.
12. Jawaban: d
Energi ionisasi unsur meningkat dari kiri ke kanan
atau dari bawah ke atas. Urutan energi ionisasi
yang benar adalah B, C, N, dan S; I, Br, Cl, dan F;
Rb, K, Na, dan Li; serta Na, Mg, Al, dan Si.
13. Jawaban: c
Konfigurasi elektron P: 2 . 7.
Unsur P menempati golongan VIIA, periode 2.
Konfigurasi elektron Q: 2 . 8 . 4.
Unsur Q menempati golongan IVA periode 3.
Konfigurasi elektron R: 2 . 8.
Unsur R menempati golongan VIIIA, periode 2.
Konfigurasi elektron S: 2 . 8 . 8 . 1.
Unsur S menempati golongan IA periode 4.
Konfigurasi elektron T: 2 . 8 . 3.
Unsur T menempati golongan IIIA, periode 3.
Dalam sistem periodik, keelektronegatifan unsur
akan bertambah dari bawah ke atas atau dari kiri
ke kanan. Jadi, di antara unsur tersebut yang
keelektronegatifannya paling besar adalah unsur
R.
14. Jawaban: e
Unsur A dan unsur B terletak dalam satu periode.
Unsur A terletak di sebelah kiri sementara itu unsur
B terletak di sebelah kanan. Dalam satu periode,
dari kiri ke kanan sifat-sifat keperiodikan unsur
adalah:
1) jari-jari atom-atomnya semakin kecil;
2) energi ionisasi semakin besar;
3) afinitas elektron semakin besar;
4) keelektronegatifan semakin besar; dan
5) titik didih dan titik leleh semakin rendah.
Jadi, pernyataan yang benar adalah keelektronegatifan unsur B lebih besar dari unsur A.
15. Jawaban: a
Letak unsur dalam SPU:
Gol.
Periode
2
3
4
VIIA
VIIIA
F
Cl
Br
Ne
Ar
Kr
Kimia Kelas X
27
Neon memiliki energi ionisasi paling tinggi dalam
periode kedua, artinya dalam satu periode semakin
ke kanan energi ionisasi unsurnya semakin besar.
Energi ionisasi bromin lebih rendah daripada klorin,
artinya dalam satu golongan semakin ke atas
energi ionisasi unsurnya semakin besar.
Jadi, unsur argon memiliki energi ionisasi
maksimum dalam periode ketiga, tetapi lebih
rendah dari neon.
B.
20D:
2.8.8.2
2 . 8 . 18 . 8 . 1
Unsur A menempati golongan IIA periode 3.
Unsur B menempati golongan VIIA periode 3.
Unsur C menempati golongan IA periode 4.
Unsur D menempati golongan IIA periode 4.
Unsur E menempati golongan IA periode 5.
Afinitas elektron unsur-unsur dalam sistem periodik
semakin besar dari kiri ke kanan dan dari bawah
ke atas. Jadi, unsur yang mempunyai afinitas
elektron terbesar adalah unsur B karena terletak
paling kanan (golongan VIIA) dan periode 3 (lebih
atas daripada periode 4 dalam tabel periodik unsur).
37E:
Uraian
1. Energi ionisasi unsur-unsur dalam sistem periodik,
dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin besar
dan dalam satu golongan dari atas ke bawah
semakin kecil.
5. a.
Nomor atom
2. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom
semakin besar karena dalam satu golongan dari atas
ke bawah kulit atom bertambah berarti periode
bertambah sehingga jari-jari atom juga bertambah
besar. Dalam satu periode dari kiri ke kanan jari-jari
atom semakin kecil karena dalam satu periode dari
kiri ke kanan, jumlah kulit atom tetap, tetapi muatan
inti (nomor atom) dan jumlah elektron pada kulit
bertambah. Keadaan ini mengakibatkan gaya tarikmenarik antara inti dengan elektron di kulit terluar
semakin besar sehingga jari-jari atom semakin kecil.
3. Konfigurasi elektron dan letak unsur-unsur tersebut
dalam sistem periodik sebagai berikut.
a. 4Be : 2 . 2
; terletak pada golongan IIA
periode 2
b. 7N : 2 . 5
; terletak pada golongan VA
periode 2
c. 9F : 2 . 7
; terletak pada golongan VIIA
periode 2
d. 13Al : 2 . 8 . 3 ; terletak pada golongan IIIA
periode 3
e. 14Si : 2 . 8 . 4 ; terletak pada golongan IVA
periode 3
Dalam satu golongan dari atas ke bawah harga
keelektronegatifan semakin kecil. Sementara itu,
dalam satu periode dari kiri ke kanan harga
keelektronegatifannya semakin besar. Oleh karena
itu, unsur yang keelektronegatifannya paling kecil
adalah unsur yang terletak di sebelah kiri bawah,
yaitu unsur Be karena berada pada golongan IIA
(sebelah kiri). Sementara itu, unsur yang
keelektronegatifannya paling besar adalah unsur
yang terletak di sebelah kanan atas yaitu unsur F
karena berada pada golongan VIIA (sebelah kanan).
4. Konfigurasi elektron dari unsur-unsur tersebut
sebagai berikut.
12A: 2 . 8 . 2
17B: 2 . 8 . 7
19C: 2 . 8 . 8. 1
28
Kunci Jawaban dan Pembahasan
9
8
7
6
5
4
3
0
Keelektronegatifan
1 1,5 2 2,5 3 3,5 4
b.
c.
A.
Unsur yang mempunyai keelektronegatifan
tertinggi adalah 9F. Unsur yang mempunyai
keelektronegatifan terendah adalah 3Li.
Unsur yang paling mudah bermuatan negatif
adalah 9 F karena unsur ini mempunyai
keelektronegatifan yang besar.
Pilihan Ganda
1. Jawaban: a
Henry G.J. Moseley menyusun unsur-unsur dalam
tabel periodik sesuai dengan kenaikan nomor atom.
Sistem periodik Moseley dinamakan sistem
periodik bentuk panjang yang terdiri atas lajur
vertikal sebagai golongan dan lajur horizontal
sebagai periode.
2. Jawaban: e
Nitrogen
→ golongan VA
Silikon
→ golongan IVA
Indium
→ golongan IIIA
Magnesium → golongan IIA
Natrium
→ golongan IA
3. Jawaban: a
Unsur yang paling reaktif terdapat di lajur paling
kiri, yaitu golongan IA dan IIA. Di antara unsurunsur anggota golongan IA dan IIA, unsur kalium
adalah unsur yang paling reaktif.
4. Jawaban: c
Unsur anggota golongan IVA adalah C, Si, Ge, Sn,
dan Pb. Sementara itu, unsur Li, K, Cs, dan Fr
merupakan unsur golongan IA. Unsur Al, In, B,
dan TI merupakan unsur golongan IIIA. Unsur Be,
Ca, Ba, dan Ra merupakan unsur golongan IIA,
sedangkan unsur Ne, Kr, Xe, dan Ne merupakan
unsur golongan VIIIA.
5. Jawaban: d
Konfigurasi elektron: 2 . 8 . 8 . 2.
Jumlah elektron valensi: 2 → golongan IIA
Jumlah kulit atom: 4 → periode 4.
Unsur tersebut menempati golongan IIA, periode 4.
6. Jawaban: e
Unsur yang mudah membentuk ion positif berarti
unsur tersebut mempunyai energi ionisasi kecil.
Unsur yang mempunyai energi ionisasi kecil dalam
sistem periodik terletak di sebelah kiri dan bawah.
Berdasarkan konfigurasi elektron tersebut, unsur
P terletak pada golongan IA periode 3, unsur Q
terletak pada golongan IIA periode 3, unsur R
terletak pada golongan VIIA periode 3, unsur S
terletak pada golongan VIIIA periode 3, dan unsur
T terletak pada golongan IA periode 4. Jadi, unsur
yang paling mudah membentuk ion positif adalah
unsur T.
7. Jawaban: b
Unsur-unsur golongan IA dan IIA berwujud logam,
golongan IA berupa logam alkali, sedangkan
golongan IIA berupa logam alkali tanah. Unsurunsur golongan IIB merupakan unsur logam
peralihan atau logam transisi, unsur-unsur
golongan IVA merupakan unsur nonlogam, dan
unsur-unsur golongan VIIIA merupakan unsur-unsur
berwujud gas.
8. Jawaban: d
Nomor atom suatu unsur dapat digunakan untuk
menentukan golongan atom unsur. Apabila
golongan atom unsur sudah diketahui maka sifatsifat kimia unsur dapat diketahui.
9. Jawaban: b
Dalam sistem periodik unsur modern terdapat 7
periode dan 18 golongan. Periode terbanyak berisi
32 unsur, sedangkan golongan terbanyak berisi 7
unsur. Selain itu, terdapat pula golongan transisi
luar dan transisi dalam.
10. Jawaban: d
Atom-atom unsur yang terletak dalam suatu
golongan ditentukan oleh jumlah elektron
valensinya. Jika jumlah elektron valensi suatu
unsur sama maka unsur-unsur tersebut terletak
dalam satu golongan.
11. Jawaban: d
Unsur transisi dalam terdiri atas dua deret yaitu
Lantanida dan Aktinida. Dalam deret sistem
periodik, lantanida menempati periode 6 dan
aktinida menempati periode 7.
12. Jawaban: a
Energi ionisasi adalah energi minimum yang
diperlukan untuk melepaskan satu elektron dari
atom netral dalam wujud gas. Akibat dari pelepasan
elektron ini atom berubah menjadi ion positif.
13. Jawaban: a
Dalam sistem periodik, dalam satu golongan dari
atas ke bawah jari-jari atom semakin besar. Dalam
satu periode, dari kiri ke kanan jari-jari atom
semakin kecil. Unsur A terletak pada golongan
VIIIA periode 2, unsur B terletak pada golongan
IIA periode 3, unsur C terletak pada golongan VIIA
periode 3, unsur D terletak pada golongan VIIIA
periode 3, dan unsur E terletak pada golongan IB
periode 4. Jadi, unsur yang mempunyai jari-jari
atom paling kecil adalah unsur A.
14. Jawaban: d
Periode pada sistem periodik dinyatakan dengan
jumlah kulit atom. Unsur yang mempunyai jumlah
kulit atom sama terletak dalam satu periode.
15. Jawaban: e
Unsur-unsur Cl, Br, dan I terletak dalam satu
golongan sehingga ketiganya mempunyai sifat
kimia yang sama.
16. Jawaban: c
Nomor atom Na = 11, sedangkan nomor atom
F = 9. Unsur Na terletak di sebelah kiri atom F dan
unsur Mg berada di sebelah kanan unsur Na. Urutan
letak ketiga unsur tersebut Na-Mg-F. Semakin ke
kanan harga energi ionisasi suatu unsur semakin
besar. Oleh karena itu, harga energi ionisasi Mg
lebih besar dari energi ionisasi Na, tetapi lebih kecil
dari energi ionisasi F. Jadi, harga energi ionisasi
yang mungkin untuk Mg adalah 740 kJ/mol.
17. Jawaban: e
Unsur yang paling mudah melepaskan elektron
memiliki energi ionisasi paling kecil. Unsur dengan
energi ionisasi paling kecil dalam sistem periodik
terletak di sebelah kiri dan bawah. Jadi, unsur yang
paling mudah melepaskan elektron adalah unsur
Na karena terletak pada golongan IA.
Kimia Kelas X
29
18. Jawaban: d
Jumlah kulit atom menunjukkan periode.
Konfigurasi elektron dari unsur-unsur dengan nomor
atom tersebut sebagai berikut.
Nomor atom 2: 2
→ periode 1
Nomor atom 5: 2 . 3
→ periode 2
Nomor atom 6: 2 . 4
→ periode 2
Nomor atom 14: 2 . 8 . 4
→ periode 3
Nomor atom 7: 2 . 5
→ periode 2
Nomor atom 11: 2 . 8 . 1
→ periode 3
Nomor atom 12: 2 . 8 . 2
→ periode 3
Nomor atom 17: 2 . 8 . 7
→ periode 3
Nomor atom 15: 2 . 8 . 5
→ periode 3
Nomor atom 20: 2 . 8 . 8 . 2 → periode 4
Jadi, unsur yang terletak dalam satu periode adalah
unsur dengan nomor atom 12 dan 17.
19. Jawaban: b
a. 5B : 2 . 3
; terletak pada golongan
IIIA periode 2
b. 14Si : 2 . 8 . 4
; terletak pada golongan
IVA periode 3
c. 8O : 2 . 6
; terletak pada golongan
VIA periode 2
d. 16S : 2 . 8 . 6
; terletak pada golongan
VIA periode 3
e. 34Se : 2 . 8 . 18 . 6 ; terletak pada golongan
VIA periode 4
Jadi, unsur yang terdapat dalam golongan IVA
adalah unsur 14Si.
20. Jawaban: d
Jumlah elektron unsur x = 16, konfigurasi
elektronnya: 2 . 8 . 6. Jumlah elektron valensi = 6,
jumlah kulit atom = 3. Jadi unsur x terletak pada
golongan VIA, periode 3.
21. Jawaban: d
Konfigurasi unsur-unsur tersebut dalam sistem
periodik sebagai berikut.
Nomor atom 7: 2 . 5 → golongan VA, periode 2
Nomor atom 11: 2 . 8 . 1 → golongan IA, periode 3
Nomor atom 14: 2 . 8 . 4 → golongan IVA, periode 3
Nomor atom 18: 2 . 8 . 8 → golongan VIIIA, periode 3
Nomor atom 19: 2 . 8 . 8 . 1 → golongan IA, periode 4
Unsur yang paling sukar membentuk ion positif
adalah unsur yang paling sukar melepas elektron.
Unsur tersebut memiliki energi ionisasi besar.
Energi ionisasi besar, dalam sistem periodik dimiliki
oleh unsur-unsur yang berada di sebelah atas dan
kanan. Jadi, unsur yang paling sukar membentuk
ion positif adalah unsur dengan nomor atom 18.
22. Jawaban: d
Unsur y mempunyai 17 elektron. Konfigurasi
elektron unsur y = 2 . 8 . 7. Elektron valensi y = 7,
berarti golongan VIIA, kulit atom y = 3, berarti
periode 3. Jadi, unsur y terletak pada golongan
VIIA, periode 3.
30
Kunci Jawaban dan Pembahasan
23. Jawaban: b
Keelektronegatifan unsur-unsur dalam satu periode
dari kiri ke kanan semakin besar. Jadi, urutan unsurunsur tersebut dalam satu periode dari kiri ke kanan
adalah T, Q, R, P, dan S.
24. Jawaban: e
Konfigurasi unsur-unsur tersebut dalam sistem
periodik sebagai berikut.
4Be : 2 . 2 → golongan IIA, periode 2
12Mg: 2 . 8 . 2 → golongan IIA, periode 3
20Ca : 2 . 8 . 8 . 2 → golongan IIA, periode 4
38Sr : 2 . 8 . 18 . 8 . 2 → golongan IIA, periode 5
56Ba : 2 . 8 . 18 . 18 . 8 . 2 → golongan IIA, periode 6
Unsur-unsur tersebut terletak dalam 1 golongan.
Dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari
atom semakin panjang. Dengan demikian, unsur
yang memiliki jari-jari atom paling panjang adalah
unsur 56Ba.
25. Jawaban: c
Unsur yang terletak di golongan VIA periode 2
berarti pada konfigurasi elektronnya memiliki
elektron valensi sejumlah 6 dan kulit atomnya 2.
Konfigurasi elektron unsur tersebut adalah 2 . 6.
Jumlah elektron unsur tersebut = 8. Jumlah
elektron = nomor atom. Jadi, nomor atom unsur
tersebut = 8.
26. Jawaban: c
Nomor atom X = 13. Konfigurasi elektron unsur
X : 2 . 8 . 3. Atom X terletak pada golongan IIIA
karena elektron valensinya 3 dan terletak pada
periode 3 karena jumlah kulit elektronnya 3.
27. Jawaban: c
Keelektronegatifan unsur-unsur dalam satu
golongan dari atas ke bawah semakin kecil. Jadi,
urutan unsur-unsur dalam satu golongan dari atas
ke bawah yaitu K, L, O, M, dan N.
28. Jawaban: d
Konfigurasi elektron unsur 52Te : 2 . 8 . 18 . 18 . 6.
Jumlah kulit atom Te = 5. Jadi unsur Te berada
pada periode 5.
29. Jawaban: b
Ion Ca2+ terbentuk karena atom Ca melepas
2 elektron. Konfigurasi atom Ca: 2 . 8 . 8 . 2.
Karena elektron valensi Ca = 2 dan jumlah kulitnya
= 4 maka Ca terletak pada golongan IIA periode 4.
30. Jawaban: c
Unsur A terletak pada golongan IA periode 3,
Unsur B terletak pada golongan IIA periode 3,
Unsur C terletak pada golongan VIIA periode 3,
Unsur D terletak pada golongan IVA periode 4, dan
Unsur E terletak pada golongan IA periode 4.
Suatu unsur akan sukar melepas elektron jika
energi ionisasinya besar. Dalam satu golongan dari
atas ke bawah energi ionisasi semakin kecil. Dalam
satu periode dari kiri ke kanan energi ionisasi
semakin besar. Jadi, unsur yang paling sukar
melepas elektron adalah unsur yang terletak di
sebelah kanan atas. Unsur tersebut adalah C
karena terletak pada golongan VIIA periode 3.
B.
Uraian
1. Massa atom relatif unsur X
=
#$$ &'& &*# ?@$? [
× #$$ &*# '
63,782 = #$$ &'& &*# ?@$? [
Massa rata-rata 1 atom unsur X
= 63,782 ×
d.
5. Konfigurasi unsur-unsur N, Ne, Si, P, dan Cl sebagai
berikut.
→ golongan VA, priode 2
7N : 2 . 5
Ne:
2
.
8
→ golongan VIIIA, priode 2
10
Si
:
2
.
8
.
4
→ golongan IVA, priode 3
14
P
:
2
.
8
.
5
→ golongan VA, priode 3
15
Cl
:
2
.
8
.
7
→ golongan VIIA, priode 3
17
Jadi, unsur yang terletak dalam satu golongan
adalah unsur N dan P.
6. a.
× 12,000 sma
b.
= 63,782 sma
2. Berdasarkan hukum Triade, massa atom relatif
unsur kedua dalam satu triade adalah rata-rata dari
massa atom relatif unsur pertama dan ketiga.
a. Unsur Br terletak di antara unsur Cl dan I
Ar Br =
b.
! + "
=
+ = 81
Unsur Sr terletak di antara unsur Ca dan Ba.
Ar Sr =
+ \
=
+ = 88,5
Jadi, massa atom relatif unsur Br = 81 sedangkan
Sr = 88,5.
3. a. Unsur P:
Jumlah elektron valensi = 8 → golongan VIIIA
Jumlah kulit atom = 3 → periode 3
b. Unsur Q:
Jumlah elektron valensi = 1 → golongan IA
Jumlah kulit atom = 4 → periode 4
c. Unsur S:
Jumlah elektron valensi = 2 → golongan IIA
Jumlah kulit atom = 4 → periode 4
d. Unsur T:
Jumlah elektron valensi = 3 → golongan IIIA
Jumlah kulit atom = 4 → periode 4
4. a.
b.
c.
Unsur A terletak pada golongan IA dan periode
6. Elektron valensi A = 1, jumlah kulit atom A
= 6. Konfigurasi elektron A: 2 . 8 . 18 . 18 . 8 . 1.
Jumlah elektron A = nomor atom A = 55.
Unsur B terletak pada golongan IIIA, periode
2. Elektron valensi B = 3, jumlah kulit atom B
= 2. Konfigurasi elektron B: 2 . 3. Jumlah
elektron B = nomor atom B = 5.
Unsur C terletak pada golongan VIIA, periode
4. Elektron valensi C = 7, jumlah kulit atom C
= 4. Konfigurasi elektron C: 2 . 8 . 18 . 7. Jumlah
elektron C = nomor atom C = 35.
Unsur D terletak pada golongan VIIIA, periode
5. Elektron valensi D = 8, jumlah kulit atom d
= 5. Konfigurasi elektron A: 2 . 8 . 18 . 18 . 8.
Jumlah elektron D = nomor atom D = 54.
7. a.
Unsur transisi dalam adalah unsur-unsur yang
elektronnya mengisi subkulit 4f dan 5f.
Unsur transisi dalam dibedakan menjadi dua
golongan sebagai berikut.
1) Golongan lantanida, yaitu golongan yang
terdiri atas 14 unsur yang memiliki sifat
mirip dengan lantanium.
Contoh: Ce, Pr, dan Nd.
2) Golongan aktinida, yaitu golongan yang
terdiri atas 14 unsur yang memiliki sifat
mirip unsur aktinium.
Contoh: Th, Pa, dan U.
= 2 . 8 . 8 → periode 3 golongan VIIIA.
33B = 2 . 8 . 18 . 5 → periode 4 golongan VA.
16C = 2 . 8 . 6 → periode 3 golongan VIA.
14D = 2 . 8 . 4 → periode 3 golongan IVA.
36E = 2 . 8 . 18 . 8 → periode 4 golongan VIIIA.
18A
Gol.
IVA
VA
VIA
VIIA
VIIIA
Periode
3
4
b.
8. a.
b.
D
C
B
A
E
Jari-jari terbesar = B
Energi ionisasi terkecil = D
Keelektronegatifan terkecil = D
Dalam satu golongan dari atas ke bawah daya
tarik inti terhadap elektron terluar semakin
kecil. Akibatnya, elektron semakin mudah
dilepas. Dengan demikian energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron cenderung
semakin kecil.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, daya
tarik inti terhadap elektron terluar semakin
besar sehingga elektron semakin sukar
dilepas. Dengan demikian energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron cenderung
semakin besar.
Kimia Kelas X
31
9. Konfigurasi elektron
16S : 2 . 8 . 6, terletak pada periode 3 golongan VIA
17Cl : 2 . 8 . 7, terletak pada periode 3 golongan VIIA
18Ar : 2 . 8 . 8, terletak pada periode 3 golongan VIIIA
19K : 2 . 8 . 8 . 1, terletak pada periode 4 golongan IA
20Ca : 2 . 8 . 8 . 2, terletak pada periode 4 golongan IIA
a. Urutan unsur-unsur menurut bertambahnya
jari-jari atom Ar – Cl – S – Ca – K.
b. Urutan unsur-unsur menurut bertambahnya
energi ionisasi K – Ca – S – Cl – Ar.
10. Langkah-langkah:
a. Membuat konfigurasi elektron tiap-tiap unsur:
7A = 2 . 5
8B = 2 . 6
15C = 2 . 8 . 5
16D = 2 . 8 . 6
b. Menentukan golongan dan periode tiap-tiap
unsur.
c.
Unsur
Gol.
Priode
A
B
C
D
VA
VIA
VA
VIA
2
2
3
3
Meletakkan unsur-unsur dalam potongan
SPU.
Gol.
VA
VIA
A
C
B
D
Periode
2
3
d.
Dari potongan SPU terlihat unsur yang
memiliki energi ionisasi terbesar dan terkecil.
Energi ionisasi terbesar = B
Energi ionisasi terkecil = C
Bab III
A.
Ikatan Kimia
Pilihan Ganda
1. Jawaban: e
Konfigurasi elektron unsur A yaitu 2 . 8 . 3. Unsur A
memiliki elektron valensi 3. Dengan demikian,
untuk memenuhi kaidah oktet maka unsur A harus
melepas 3 elektronnya membentuk ion A3+.
32
Kunci Jawaban dan Pembahasan
2. Jawaban: b
Unsur 199Z memiliki 9 proton, 9 elektron, dan
10 neutron. Saat membentuk ion Z–, jumlah elektron
bertambah 1 menjadi 10 elektron. Dengan
demikian, ion Z– memiliki 9 proton, 10 elektron, dan
10 neutron.
3. Jawaban: e
Beberapa sifat gas neon sebagai berikut.
1) Merupakan golongan gas mulia.
2) Memiliki konfigurasi elektron 2 . 8.
3) Telah memenuhi aturan oktet.
4) Termasuk golongan VIIIA.
Gas neon tidak membentuk ikatan ion karena keadaannya telah stabil.
4. Jawaban: d
36Kr = 2 . 8 . 18 . 8
Elektron valensi Kr = 8 sehingga termasuk unsur
golongan VIIIA (gas mulia). Unsur gas mulia bersifat
stabil sehingga sukar bereaksi dengan unsur lain.
5. Jawaban: b
Konfigurasi elektron 12Mg: 2 . 8 . 2.
Unsur ini cenderung melepaskan 2 elektron agar
stabil seperti unsur-unsur gas mulia (unsur Ne).
2+
–
12Mg(2 . 8 . 2) → Mg (2 . 8) + 2e
6. Jawaban: c
Ion klor (Cl–) menangkap satu elektron agar stabil
seperti unsur argon. Apabila jumlah nomor atom
klor = 17, jumlah elektron klor juga 17. Jika dalam
bentuk ion, jumlah elektron klor bertambah menjadi
18 karena menangkap satu elektron.
7. Jawaban: a
Konfigurasi elektron unsur 37Rb yaitu 2 . 8 . 18 . 8 . 1.
Oleh karena itu, unsur Rb dapat mencapai kestabilan
dengan melepas 1 elektron membentuk ion positif
Rb+.
8. Jawaban: d
Unsur dengan konfigurasi elektron 2 . 8 . 2 dapat
mencapai kestabilan dengan cara melepaskan
2 elektron terluar membentuk ion positif bermuatan
+2. Ion ini dapat berikatan dengan unsur nonlogam
membentuk ikatan ion. Unsur tersebut berelektron
valensi 2 berarti termasuk golongan IIA.
9. Jawaban: a
Atom-atom yang mencapai kestabilan dengan
mengikuti kaidah duplet atau cenderung memiliki
konfigurasi elektron gas helium yaitu atom-atom
yang mempunyai nomor atom kecil, dari hidrogen
hingga boron. Atom-atom tersebut yaitu hidrogen
(nomor atom = 1), litium (nomor atom = 3), berilium
(nomor atom = 4), dan boron (nomor atom 5).
10. Jawaban: e
Unsur
Jumlah
Proton
Jumlah
Elektron
Konfigurasi Elektron
Sebelum Membentuk Ion
A
B
C
D
E
9
12
13
14
17
10
10
13
14
18
2.7
2.8.2
2.8.3
2.8.4
2.8.7
Berdasarkan tabel tersebut maka unsur-unsur yang
mempunyai elektron valensi 7 akan masuk ke
dalam golongan VIIA. Unsur yang mempunyai
elektron valensi 7 yaitu A dan E.
B.
5. Jumlah elektron = nomor massa – jumlah neutron
a. Jumlah elektron = 133 – 78 = 55
Konfigurasi elektron = 2 . 8 . 18 . 18 . 8 . 1
Mencapai kestabilan dengan melepas 1
elektron, membentuk ion positif bermuatan +1.
b. Jumlah elektron = 210 – 125 = 85
Konfigurasi elektron = 2 . 8 . 18 . 32 . 18 . 7
Mencapai kestabilan dengan menangkap
1 elektron membentuk ion negatif bermuatan
–1.
Uraian
A.
1. a.
b.
Suatu atom dikatakan telah stabil apabila telah
memenuhi aturan oktet atau duplet. Suatu
atom dikatakan telah memenuhi aturan oktet
jika elektron valensinya 8 dan suatu atom
dikatakan telah memenuhi aturan duplet jika
elektron valensinya berjumlah 2.
Suatu atom dapat mencapai kestabilan
dengan dua cara, yaitu:
1) melakukan serah terima elektron;
2) melakukan penggunaan pasangan
elektron secara bersama-sama.
2.
Atom Konfigurasi
a.
b.
c.
d.
3. a.
b.
c.
d.
e.
f.
12Mg
13Al
16S
19K
2.8.2
2.8.3
2.8.6
2.8.8.1
Elektron
Valensi
Cara Mencapai
Kestabilan
2
3
6
1
Melepas 2e–
Melepas 3e–
Menangkap 2e–
Melepas 1e–
80 Br– : 2 . 8 . 18 . 8 (menangkap satu elektron
35
sehingga jumlah elektron menjadi 36).
40 Ca 2+ : 2 . 8 . 8 (melepas dua elektron
20
sehingga jumlah elektron menjadi 18).
27 Al3+ : 2 . 8 (melepas tiga elektron sehingga
13
jumlah elektron menjadi 10).
39 K+ : 2 . 8 . 8 (melepas satu elektron sehingga
19
jumlah elektron menjadi 18).
16O2– : 2 . 8 (menangkap dua elektron sehingga
8
jumlah elektron menjadi 10).
137 Ba2+ : 2 . 8 . 18 . 18 . 8 (melepas dua elektron
56
sehingga jumlah elektron menjadi 54).
4. Ion positif terbentuk karena atom melepaskan
elektron untuk mencapai kestabilan seperti gas
mulia sehingga jumlah elektron dalam atom
menjadi berkurang. Sementara itu, ion negatif
terbentuk karena atom menangkap elektron untuk
mencapai kestabilan seperti gas mulia sehingga
jumlah elektron dalam atom bertambah.
Pilihan Ganda
1. Jawaban: e
Sifat-sifat senyawa ion sebagai berikut.
1) Dalam bentuk lelehannya bersifat konduktor.
2) Titik didih tinggi.
3) Dalam bentuk padatannya bersifat isolator.
4) Tidak larut dalam larutan karbon tetraklorida.
5) Memiliki bentuk kristal yang besar.
2. Jawaban: b
Nomor Jumlah Jumlah Konfigurasi Keadaan
Unsur Massa Neutron Elektron
Elektron
Stabil
A
B
C
D
40
40
16
20
20
22
8
10
20
18
8
10
2.8.8.2
2.8.8
2.6
2.8
A2+
B
C2–
D
Unsur yang dapat membentuk senyawa ion yaitu
unsur A dan C, yaitu terbentuk senyawa ion AC.
3. Jawaban: e
Unsur A memiliki nomor atom 13 sehingga
konfigurasi elektron A: 2 . 8 . 3. Unsur B memiliki
nomor atom 17 sehingga konfigurasi elektron B: 2
8 . 7. Unsur A mencapai kestabilan dengan melepas
3e– dan membentuk ion A3+, sedangkan unsur B
dapat mencapai kestabilan dengan menangkap 1e–
dan membentuk ion B–. Dengan demikian, A3+ dan
B– dapat membentuk senyawa ion AB3.
4. Jawaban: c
Kalium terletak pada golongan IA, berarti memiliki
elektron valensi 1. Unsur tersebut akan melepas
satu elektron untuk mencapai kestabilan seperti
gas mulia. Apabila berikatan dengan brom, satu
elektron tersebut akan diberikan pada satu atom
brom. Sementara itu, satu atom brom akan
menangkap satu elektron dari satu atom kalium.
Dengan demikian, terjadi serah terima elektron
antara kalium dengan brom membentuk ikatan ion
dengan susunan yang stabil.
Kimia Kelas X
33
K
→ K+ + e– (melepas 1 elektron)
–
Br + e → Br –
(menangkap 1 elektron)
––––––––––––––––
K + Br → K+ + Br –
sedangkan oksigen termasuk nonlogam. Rumus
kimia senyawa tersebut adalah MnO2. Sementara
itu, karbon dioksida, nitrogen dioksida, sulfur
dioksida, dan nitrogen monoksida merupakan
senyawa-senyawa yang tersusun atas atom-atom
nonlogam. Keempat senyawa tersebut bukan
termasuk senyawa ionik.
KBr
5. Jawaban: c
Nama Senyawa
a.
b.
c.
d.
e.
Karbon dioksida
Karbon monoksida
Kalsium klorida
Nitrogen monoksida
Amonia
Jenis Ikatan
Ikatan
Ikatan
Ikatan
Ikatan
Ikatan
10. Jawaban: e
a.
b.
c.
d.
e.
kovalen
kovalen
ion
kovalen
kovalen
Kalsium klorida (CaCl2) merupakan senyawa ion
dari ion positif Ca2+ dan ion negatif Cl–. Kalsium
merupakan unsur logam, sedangkan klor merupakan
unsur nonlogam.
6. Jawaban: b
Ion X 3+ merupakan logam X yang melepas
3 elektronnya. Jika berikatan dengan klor, akan
membentuk rumus kimia XCl3. Satu atom klor
hanya mampu menangkap satu elektron dari
atom X. Jika atom X melepas 3 elektron, berarti
diperlukan 3 atom klor untuk menangkap ketiga
elektron tersebut.
X
→ X3+ + 3e– × 1 (melepas 3 elektron)
Cl + e– → Cl–
× 3 (menangkap 1 elektron)
–––––––––––––––––
X + 3Cl → X3+ + 3Cl–
B.
9. Jawaban: b
Senyawa ionik ditandai dengan gabungan antara
ion logam dengan ion nonlogam. Mangan dioksida
termasuk senyawa ionik. Mangan termasuk logam,
34
Kunci Jawaban dan Pembahasan
BeO
tidak dapat membentuk senyawa
MgS
tidak dapat membentuk senyawa
CaCl2
1.
Unsur
Penyusun
No.
Konfigurasi
Unsur
Penyusun
Ion
Penyusun
Senyawa
Ion yang
Terbentuk
13Al
= 2.8.3
8O = 2.6
Al3+
O2–
Al2O3
a.
13Al
b.
11Na
dan 8O
11Na
= 2.8.1
O
=
2.6
8
Na+
O2–
Na 2 O
c.
20Ca
dan 17Cl
20Ca
Ca2+
Cl–
CaCl2
d.
3Li
LiF
e.
13Al
Li+
F–
Al3+
Cl–
2. a.
8. Jawaban: d
2P = 2 → stabil (gas mulia)
10Q = 2 . 8 → stabil (gas mulia)
17R = 2 . 8 . 7 → menangkap 1 elektron
19S = 2 . 8 . 8 . 1 → melepas 1 elektron
Ikatan ion dibentuk oleh unsur yang melepaskan
elektron dengan unsur yang menangkap elektron.
dan 8O
Na
dan 12Mg
11
12Mg dan 16S
1H dan 19K
20Ca dan 17Cl
Uraian
XCl3
7. Jawaban: a
Unsur A memiliki nomor atom 12 dan unsur B
memiliki nomor atom 9. Unsur A memiliki
konfigurasi elektron 2 . 8 . 2. Unsur B memiliki
konfigurasi elektron 2 . 7. Unsur A membentuk ion
A2+ (melepas 2 elektron) dan unsur B membentuk
ion B– (menangkap 1 elektron). Dengan demikian,
A dan B akan membentuk senyawa ion AB2.
Senyawa ion memiliki ciri-ciri larut dalam air,
leburannya bersifat konduktor, dan padatannya
bersifat isolator.
4Be
b.
dan 8O
dan 9F
dan 17Cl
= 2.8.8.2
Cl
=
2.8.7
17
3Li
= 2.1
9F = 2.7
13Al = 2.8.3
17Cl = 2.8.7
AlCl3
Unsur-unsur dari golongan IIA memiliki elektron
valensi 2. Sementara itu, unsur-unsur dari
golongan IIIA memiliki elektron valensi 3.
Unsur-unsur dari golongan IIA cenderung
melepaskan 2e–, sedangkan unsur-unsur dari
golongan IIIA cenderung melepaskan 3e–.
Kedua atom tersebut tidak dapat membentuk
senyawa ion karena keduanya sama-sama
cenderung melepaskan elektron, sedangkan
pada senyawa ion, ada atom yang
melepaskan elektron dan ada pula atom yang
menangkap elektron.
Unsur golongan IIA memiliki energi ionisasi
yang rendah, sehingga untuk membentuk
senyawa ion, membutuhkan unsur dengan
afinitas elektron tinggi, seperti unsur dalam
golongan VIIA dan VIA. Unsur dalam golongan
VIIA memerlukan 1e – untuk membentuk
struktur gas mulia. Rumus senyawa ion
dengan unsur golongan IIA adalah AX 2,
A = unsur golongan IIA, X = unsur halogan(VIIA).
Sementara itu, unsur dalam golongan VIA
memerlukan 2e– untuk membentuk struktur
gas mulia. Rumus senyawa ion dengan unsur
golongan IIA adalah AY, A = unsur golongan
IIA, Y = unsur golongan VIA.
3. Jika perbedaan elektronegativitas semakin besar,
ikatan ioniknya semakin kuat.
BeBr2 = 2,6 – 1,57 = 1,03
MgBr2 = 2,6 – 1,3 = 1,3
CaBr2 = 2,6 – 1 = 1,6
SrBr2 = 2,6 – 0,95 = 1,65
BaBr2 = 2,6 – 0,89 = 1,71
Urutan kekuatan ikatan ion dari yang terkecil sampai
yang terbesar:
BeBr2 < MgBr2 < CaBr2 < SrBr2 < BaBr2.
4. Senyawa yang berikatan ion terbentuk dari unsur
logam dengan unsur nonlogam. Senyawa-senyawa
tersebut adalah NaCl, KBr, BaCl2, NaBr, KCl, dan
LiF. Unsur Na, K, Ba, dan Li merupakan unsur logam.
Unsur Cl, Br, dan F termasuk unsur nonlogam.
5. Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan oleh
suatu atom untuk melepaskan 1 elektron pada kulit
terluarnya. Afinitas Elektron adalah kemampuan
suatu atom untuk menangkap 1 elektron pada kulit
terluarnya.
Pada senyawa ion, salah satu atom penyusunnya
memiliki energi ionisasi yang tinggi dan afinitas
elektron yang tinggi. Atom ini akan membentuk
ion negatif. Sementara itu, atom penyusun yang
lain memiliki energi ionisasi rendah dan afinitas
elektron yang rendah sehingga akan membentuk
ion positif. Oleh karena itu, pada kedua atom ini
akan terbentuk senyawa ion yang kuat dari ion
positif dan ion negatif.
2)
Terbentuk dari penggunaan bersama pasangan
elektron.
Elektron yang digunakan untuk berikatan
berupa elektron valensi.
3)
4. Jawaban: e
Metana (CH 4) merupakan senyawa nonpolar
sehingga tidak memiliki gaya antardipol tetapi
memiliki gaya London pada molekul-molekulnya.
5. Jawaban: c
Dua elektron berasal dari atom N yang digunakan
bersama-sama dengan atom B.
6. Jawaban: b
Karbon dioksida (CO2)
]]
]
]
Nitrogen (N2)
•
•
ikatan kovalen
rangkap dua
]]
]] •• •• ]] ]] → O == C == O
]]
]
]
]
ikatan kovalen rangkap tiga
]] → N ≡≡ N
Asam klorida (HCl)
ikatan kovalen tunggal
]]
! → H – Cl
]
•
]
]
]]
Metana (CH4)
H
|
•]
•] •] → H – C – H
•]
|
H
ikatan kovalen tunggal
Asam sulfida (H2S)
ikatan kovalen tunggal
••
•] •] → H – S – H
••
A.
Pilihan Ganda
7. Jawaban: d
1. Jawaban: c
1) Cl2 terbentuk melalui ikatan kovalen tunggal
2) H2O merupakan senyawa kovalen polar
3) CCl4 merupakan senyawa kovalen nonpolar
4) KCl terbentuk melalui ikatan ion
5) CH4 terbentuk melalui ikatan kovalen tunggal
o x
oo o x
O
x
xo
xo
o
o
Jawaban: b
NO2 merupakan senyawa yang menyimpang dari
kaidah oktet karena atom pusat N dikelilingi
9 elektron. Berikut rumus Lewis senyawa tersebut.
o
o
2.
N Oo
o
kovalen koordinasi
]
]
]]
kovalen tunggal
]
]
]] ** ]]
•
•
*
*
] ] ] ]
kovalen tunggal
]]
kovalen tunggal
]
]
**
]
]
]]
kovalen tunggal
]]
kovalen koordinasi
Jadi, terdapat 4 ikatan kovalen tunggal dan 2 ikatan
kovalen koordinasi.
8. Jawaban: a
Nitrogen (N2), memiliki konfigurasi elektron: 2 . 5.
*
*
* ]
** ]] ]]
9. Jawaban: d
]]
3. Jawaban: c
Beberapa ciri-ciri ikatan kovalen sebagai berikut.
1) Terbentuk dari unsur nonlogam dengan
nonlogam.
a.
]]
*] \
]]
*
]
b.
**
*] ]* *]
]
*
**
Kimia Kelas X
35
H2O
]
*
c.
*
]
*
]
]
••
d.
••
]•
•
12. Jawaban: c
Berikut struktur dari senyawa-senyawa tersebut.
a.
H H H H
|
| |
|
H–C–C–C–C–H
|
| |
|
H H H H
••
•
! ••] !
^ •] • ! ••
•]
••
•
•
]•
••
! •• •• !••
••
••
]
*
e.
*
]
b.
H H
|
|
H–C=C–H
c.
d.
H–C≡C–H
Cl
|
Cl – C – Cl
|
H
]
*
]* *] ]* *] *
]
]
*
*
]
Jadi, senyawa yang tidak mengikuti kaidah oktet
dan duplet adalah PCl5 karena atom P mempunyai
5 pasang elektron berikatan (10 elektron).
10. Jawaban: c
Struktur Lewis dari NH3 dan NH4+ yaitu:


]
]


 • ] ] ] • 
•




•
]
• ] ] ]]
•
+
NH3
NH4+
Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui
bahwa NH3 memiliki 1 elektron bebas, sedangkan
NH4+ tidak memiliki elektron bebas.
11. Jawaban: c
CO2
]]
*]
]]
]]
C2H5OH
•*
]]
]•
•*
]]
]
]
]
]
• * * • → 8 ikatan kovalen tunggal
HClO4
•
•
••
•
•
••
••
]]
•
••
•
]
] ! ] ] → 3 ikatan kovalen koordinasi dan
••
]]
•
•
••
••
••
2 ikatan kovalen tunggal
CH4
*]
]
* → 4 ikatan kovalen tunggal
*]
(tidak memenuhi kaidah oktet karena
C dikelilingi oleh 10 elektron)
]
*
36
Cl
Cl
G PH
Cl | Cl
Cl
Jadi, senyawa yang memiliki ikatan rangkap tiga
adalah senyawa C4H2.
13. Jawaban: d
8O = 2 . 6
]]
••
]]
•
• ]
O3 → ]] • • ]
]]
]]
satu ikatan kovalen koordinasi
]]
]•
e.
O ← O == O
] * * ] → 2 ikatan kovalen rangkap dua
]*
*
**
]
*
•
•
**
* ] → 2 ikatan kovalen tunggal
]* *] ]*
Kunci Jawaban dan Pembahasan
satu ikatan kovalen rangkap dua
14. Jawaban: a
Selain mengacu pada harga momen dipol,
kepolaran senyawa yang terdiri dari dua atom
(diatomik) dapat pula ditentukan dari perbedaan
keelektronegatifan antara dua atom tersebut.
Perbedaan keelektronegatifan
BrF = 4,1 – 2,7 = 1,4
HBr = 2,7 – 2,1 = 0,6
HF = 4,1 – 2,1 = 2,0
Semakin besar perbedaan keelektronegatifannya,
maka semakin polar senyawanya dan sebaliknya.
Jadi, urutan kepolaran yang semakin kecil yaitu
HF, BrF, dan HBr.
15. Jawaban: d
Di antara senyawa NH3 dan H2O memiliki ikatan
hidrogen. Ikatan ini sangat kuat sehingga mengakibatkan titik didih kedua senyawa tersebut tinggi.
B.
Uraian
b.
1. Berikut gambar struktur Lewis dari senyawa NH4Cl.
+
 
••
 • •  [Cl–]
]
 ] 
]•
 


Berdasarkan gambar tersebut, terlihat bahwa NH4Cl
merupakan senyawa yang berikatan ion dan kovalen.
NH4Cl disebut sebagai senyawa ion karena terdapat
ikatan antara ion amonium (NH4+) dan ion klorida
(Cl–). Sementara itu, ion amonium merupakan
senyawa yang memiliki 3 buah ikatan kovalen
tunggal dan sebuah ikatan koordinasi seperti yang
ditunjukkan pada gambar.
2. a.
CS2
••
••
•
]•
]•
]• ] • •
••
•
•
ikatan kovalen rangkap dua
b.
OF2
•
•
••
]]
•]
]]
]]
ikatan kovalen tunggal
]]
c.
Cl2O3
]]
]
]
•
•
ikatan kovalen tunggal
••
••
]]
]
•
]
]
!
! ••
••
]]
d.
•
•
b.
c.
•
•
]]
••
••
ikatan kovalen koordinasi
NH3 merupakan senyawa kovalen dari unsur
nonlogam nitrogen dan unsur nonlogam
hidrogen. Selain itu, NH3 disebut sebagai
senyawa kovalen karena terjadi penggunaan
pasangan elektron secara bersama.
7N = 2 . 5 dan 1H= 1
Gambar titik elektron NH3:
]•
]
• ]]
]•
H3PO4
]]
]
]
• • ]]
•
]
•
•
• ] ^] ] ] ]] •
]]
]
]
]]
]•
]]
e.
4. Senyawa bersifat polar jika mempunyai perbedaan
keelektronegatifan.
OCl = 3,5 – 2,8 = 0,7 → polar
FCl = 4,1 – 2,8 = 1,3 → polar
BrCl = 2,8 – 2,7 = 0,1 → polar
PH = 2,1 – 2,1 = 0 → nonpolar
Semakin besar perbedaan harga keelektronegatifannya maka semakin besar pula tingkat
kepolarannya. Jadi, urutan kepolaran yang semakin
besar yaitu BrCl < OCl < FCl.
5. a.
]• ]]
]
]
Gaya London (dipol sesaat)
Gaya London terjadi pada molekul-molekul
nonpolar dan ini hanya terjadi sesaat saja.
Berdasarkan hal tersebut maka gaya yang terdapat
dalam senyawa berikut adalah:
= gaya antardipol
a. H2O
b. CH2Cl2 = gaya London (dipol sesaat)
c. CH4
= gaya London (dipol sesaat)
d. HCl
= gaya antardipol
e. Cl2
= gaya London (dipol sesaat)
]
]
d.
ikatan kovalen koordinasi
e.
ikatan kovalen tunggal
Ikatan kovelan pada NH3 merupakan ikatan
kovalen tunggal.
NH3 bersifat polar karena memiliki pasangan
elektron bebas.
PF3
]]
]
]
••
]]
•]
]]
]• ^ ]• ]]
]]
]
]
A.
]]
Pilihan Ganda
]]
ikatan kovalen tunggal
f.
HClO3
•
•
••
]]
••
]
]
•
] ! • ] ••
]]
••
•
•
••
ikatan kovalen tunggal
••
ikatan kovalen koordinasi
Jadi, senyawa-senyawa yang memiliki ikatan kovalen
koordinasi adalah Cl2O3, H3PO4, dan HClO3.
3. Gaya antarmolekul dalam senyawa kovalen ada
dua macam sebagai berikut.
a. Gaya antardipol
Gaya dipol terjadi pada molekul-molekul polar.
1. Jawaban: b
23 X = 2 . 8 . 1 (melepas 1 elektron)
11
32 Z = 2 . 8 . 6 (menangkap 2 elektron)
16
X
→ X+ + e–
×2
–
Z + 2e → Z2–
×1
––––––––––––––––––––––
2X + Z → 2X+ + Z2–
X2Z
Ikatan yang terbentuk adalah ikatan ion karena
terjadi serah terima elektron.
Kimia Kelas X
37
2. Jawaban: a
a. NH3 : Amonia (NH3) merupakan senyawa
kovalen polar karena selain berikatan
secara kovalen, senyawa ini juga
memiliki sepasang elektron bebas,
sehingga mengakibatkan amonia
bersifat polar.
b. NaF : Ikatan ion.
c. CCl4 : Ikatan kovalen nonpolar.
d. BF3 : Ikatan kovalen nonpolar karena
momen dipolnya nol.
e. CaO : Ikatan ion.
3. Jawaban: b
9 F memiliki konfigurasi 2 . 7 sehingga saat
menangkap 1 elektron maka konfigurasi elektron
menjadi 2 . 8. Konfigurasi elektron ini dimiliki oleh
unsur neon.
a. Helium = 2
b. Neon = 2 . 8
c. Argon = 2 . 8 . 8
d. Kripton = 2 . 8 . 18 . 8
e. Xenon = 2 . 8 . 18 . 18 . 8
4. Jawaban: e
Konfigurasi elektron unsur 5A = 2 . 3.
Unsur A harus melepaskan 3e– untuk membentuk
ion A3+.
Unsur A dapat membentuk ikatan dengan unsur
golongan VIIA (dilambangkan dengan B) dengan
rumus molekul A2B3.
5. Jawaban: b
Kepolaran ditinjau dari harga perbedaan keelektronegatifan. Semakin besar perbedaannya, maka
akan semakin polar. Harga kepolaran senyawasenyawa tersebut sebagai berikut.
a. H2 = 2,2 – 2,2
=0
b. HCl = 3,16 – 2,2
= 0,96
c. HBr = 2,96 – 2,2
= 0,76
d. HI = 2,66 – 2,2
= 0,46
e. F2 = 3,98 – 3,98 = 0
6. Jawaban: c
Ion O2– memiliki konfigurasi elektron 2 . 8. Ion O2–
dengan konfigurasi tersebut telah mendapatkan 2
donor elektron sehingga saat menjadi atom O maka
2 elektron dihilangkan. Dengan demikian,
konfigurasi elektronnya menjadi 2 . 6.
7. Jawaban: d
A memiliki konfigurasi elektron 1.
B memiliki konfigurasi elektron 2 . 7.
Kedua unsur tersebut tidak melakukan serah terima
elektron, melainkan menggabungkan elektronnya
membentuk pasangan elektron untuk dipakai secara
bersama-sama (berikatan kovalen) dan membentuk
senyawa AB.
38
Kunci Jawaban dan Pembahasan
8. Jawaban: b
→ menangkap 4 elektron
6P = 2 . 4
Q
=
2
.
7
→
menangkap 1 elektron
9
R
=
2
.
8
.
1
→
melepas 1 elektron
11
18S = 2 . 8 . 8 → stabil
Ikatan ion dibentuk oleh unsur yang melepaskan
elektron dengan unsur yang menangkap elektron.
9. Jawaban: c
Senyawa karbon tetraklorida memiliki rumus molekul
CCl4 dan berikatan kovalen. Rumus molekul seperti
ini memiliki bentuk yang simetris sehingga momen
dipolnya nol. Senyawa dengan momen dipol nol
tidak memiliki perbedaan keelektronegatifan
sehingga bersifat nonpolar.
10. Jawaban: e
Senyawa Al2O3 jika terion akan memiliki jumlah
ion 5 yaitu 2 ion Al3+ dan 3 ion O2–.
11. Jawaban: b
••
]]
]
]
]• • • •]
]]
H – N – O – H (ada 4 ikatan kovalen tunggal)
|
H
12. Jawaban: a
Senyawa yang menyimpang dari kaidah oktet dan
duplet yaitu senyawa PCl5 karena atom pusat P
dikelilingi oleh 9 elektron dan 1 atom Cl dikelilingi
oleh 7 elektron.
13. Jawaban: d
Berdasarkan gambar tersebut, diperoleh data
bahwa:
Jumlah proton = 49, jumlah neutron = 66, jumlah
elektron = 46. Hal ini menandakan bahwa jumlah
proton > jumlah elektron, sehingga proton – elektron
= 3 maka akan membentuk ion +3. Jadi gambar
tersebut merupakan ion +3.
14. Jawaban: b
6C = 2 . 4 → elektron valensi = 4
16S = 2 . 8 . 6 → elektron valensi = 6
•
•
••
••
•• ] ] •• •• → S = C = S
]
]
Atom C dijadikan atom pusat agar strukturnya stabil.
Pasangan elektron bebas dimiliki oleh atom S.
Atom pusat memenuhi aturan oktet. Semua ikatannya berupa ikatan rangkap dua dan tidak terdapat
ikatan kovalen koordinasi.
15. Jawaban: a
A = unsur nonlogam, sedangkan B = unsur logam.
Dengan demikian, antara unsur A dan B dapat
terjadi ikatan ion. Ikatan kovalen merupakan ikatan
yang terjadi antara unsur nonlogam dengan
nonlogam.
••
Elektron valensi Cl ⇒ •• ! •
••
••
16. Jawaban: b
Nomor atom Ne = 10
10Ne = 2 . 8
+
11Na = 2 . 8 (sama dengan jumlah elektron Ne)
–
17Cl = 2 . 8 . 8
2– = 2 . 8 (sama dengan jumlah elektron Ne)
8O
2+
38Sr = 2 . 8 . 18 . 8
+ =2.8.8
19K
Jadi, ion yang mempunyai jumlah elektron sama
dengan atom neon adalah Na+ dan O2–.
17. Jawaban: c
KF : Ikatan ion
Cl2 : Ikatan kovalen
HF : Ikatan kovalen
H2O : Ikatan kovalen
NH3 : Ikatan kovalen
NaO : Ikatan ion
H2 : Ikatan kovalen
BF3 : Ikatan kovalen
NaCl : Ikatan ion
KCl : Ikatan ion
LiF : Ikatan ion
MgO : Ikatan ion
Na2O: Ikatan ion
•
•
••
! ••
•]
Pasangan elektron yang terjadi: •• ! ]• {
••
•
•
]•
]
]
! ••
••
Jadi, ada 3 unsur Cl yang digunakan untuk
membentuk senyawa dengan G. Rumus senyawa
yang terjadi: GCl3, jenis ikatannya kovalen.
22. Jawaban: b
5 = ikatan kovalen rangkap 2
4 = ikatan kovalen koordinasi
3 = ikatan kovalen tunggal
2 = ikatan kovalen tunggal
1 = ikatan kovalen tunggal
23. Jawaban: e
HCl
]
]
]]
! ]• (hanya ikatan kovalen)
]]
NaCl
Na
→ Na+ + e– (hanya ikatan ion)
–
Cl + e
→ Cl–
––––––––––––––––––
Na + Cl → Na+ + Cl–
18. Jawaban: d
Jumlah elektron yang digunakan untuk berikatan
pada ikatan kovalen rangkap dua adalah dua
pasang elektron, berarti ada 4 elektron.
NaCl
MgBr2
Mg
→ Mg2+ + 2e– × 1 (hanya ikatan ion)
–
Br + e
→ Br–
×2
––––––––––––––––––––––––
Mg + 2Br → Mg2+ + 2Br –
MgBr2
19. Jawaban: d
Cara suatu unsur mencapai susunan elektron yang
stabil yaitu sesuai aturan oktet. Oleh karena itu,
unsur-unsur yang berikatan akan melakukan serah
terima elektron dan menggunakan bersama
pasangan elektronnya.
H2SO4
20. Jawaban: c
Susunan elektron X menjadi stabil dengan melepas
satu elektron yang akan ditangkap oleh unsur yang
konfigurasi elektronnya kekurangan satu elektron,
yaitu 2.8.7.
• • • ] ] • • •
• ]]•
Mg(NO3)2 → Mg2+ + 2  • • ]• •] • • 
 •• •• 

 21. Jawaban: c
Jumlah elektron G = 15
Konfigurasi elektron G = 2.8.5
Jumlah elektron Cl = 17
Konfigurasi elektron Cl = 2.8.7
Untuk mencapai susunan elektron gas mulia unsur
G dan Cl menggunakan pasangan elektron
bersama-sama.
]
Elektron valensi G ⇒ ] { ]]
]
•
•
••
•
•
] ] ••
•
]
]
• • ]• ] (hanya ikatan kovalen)
•• ] ] ••
•
•
••
••
••
Mg(NO3)2
–
(memiliki ikatan ion sekaligus ikatan
kovalen)
24. Jawaban: b
Senyawa yang tidak menyimpang dari kaidah oktet
dan duplet adalah senyawa karbon dioksida. Struktur
Lewis dari CO2 digambarkan sebagai berikut.
**
*]
**
*] ]*
]* **
**
25. Jawaban: e
A2SO4 terdiri atas ion 2A + dan SO42–. Hal ini
menunjukkan bahwa untuk mencapai kestabilan,
atom A membentuk ion A + dengan melepas
Kimia Kelas X
39
1 elektron. Hal ini berarti atom A memiliki elektron
valensi 1. Dari kelima pilihan jawaban tersebut
yang memiliki elektron valensi 1 yaitu pilihan
jawaban e (2 . 8 . 8 . 1). Sementara itu, konfigurasi
elektron:
2 . 8 . 5 → elektron valensi 5
2 . 8 . 6 → elektron valensi 6
2 . 8 . 7 → elektron valensi 7
2 . 8 . 8 → elektron valensi 8
26. Jawaban: b
P memiliki 5 elektron valensi. Saat P bersenyawa
dengan unsur Cl membentuk PCl3 maka tiga elektron
P digunakan untuk berikatan dengan Cl sehingga
atom P masih memiliki sepasang elektron bebas.
B.
Uraian
1. Urutan kekuatan ikatan yaitu:
HF > HI > HBr > HCl
HF memiliki ikatan yang lebih kuat dibandingkan
ketiga senyawa tersebut karena HF memiliki ikatan
hidrogen. Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang
sangat kuat. Sementara itu, ikatan HI > HBr > HCl
karena jumlah elektron I > Br > Cl. Semakin banyak
elektronnya kekuatan ikatannya akan semakin
besar, karena gaya tarik antara elektron dan inti
semakin kuat.
2. a.
27. Jawaban: d
Antara unsur logam (golongan IA atau II) dengan
nonlogam (golongan VIA atau VIIA) cenderung
membentuk senyawa ionik, bukan senyawa kovalen.
28. Jawaban: c
Atom Mg, Al, Zn, Ba, Na, Li, dan Co termasuk
atom logam sehingga ikatan yang terbentuk dengan
nonlogam termasuk ikatan ion.
HI
••
•] •"• •• atau H – I
H2SO3
]]
••
]]
•
]
] • atau H – O – S – O – H
]• ]• ••
]]
]]
]
]
]]
b.
]]
SiO2
•
•
••
3. a.
••
30. Jawaban: c
Beberapa sifat dari senyawa air sebagai berikut.
1) Bersifat polar.
2) Dapat menghantarkan arus listrik.
3) Memiliki ikatan hidrogen.
4) Ikatannya sangat kuat.
5) Memiliki titik didih (100°C) lebih tinggi daripada etanol (79°C).
Gambar struktur Lewis SO3:
** *
*
**
*
* ]]
*
]*
*
]*
]]
*
*
*
*
**
•• ]] } ]] •• •• atau O == Si == O
29. Jawaban: b
Ikatan hidrogen dimiliki oleh senyawa yang
mengandung atom H. Ikatan hidrogen merupakan
ikatan yang sangat kuat, terjadi pada atom H
dengan atom N, O, dan F sehingga yang memiliki
ikatan hidrogen adalah HF.
A = 2 . 8 . 1 → melepas 1e–
B = 1 → menangkap 1e–
C = 2 . 8 . 18 . 7 → menangkap 1e–
Dari ketiga data tersebut, maka unsur A dapat
bergabung dengan unsur C, karena terdapat
serah terima elektron. A agar stabil harus
melepas satu elektron. Elektron yang dilepas
tersebut akan ditangkap oleh C untuk mencapai
kestabilan. Dengan demikian, akan terbentuk
senyawa ion AC.
Unsur B akan bergabung dengan unsur C
untuk sama-sama memakai elektron tersebut.
1 elektron B akan dipakai oleh C dan 1
elektron C akan dipakai oleh B sehingga akan
terjadi pemakaian bersama pasangan elektron
dalam mencapai kestabilan. Akibatnya, akan
terbentuk senyawa kovalen BC.
Senyawa ion yang terbentuk yaitu AC dan
senyawa kovalen yang terbentuk yaitu BC.
b.
Jenis ikatannya adalah ikatan kovalen
rangkap dua dan ikatan kovalen koordinasi.
4. Dalam molekul polar atom pusatnya harus
mempunyai pasangan elektron bebas. Molekul XY3
memenuhi kaidah oktet, maka atom pusat
dikelilingi oleh 8 elektron atau 4 pasang elektron.
Oleh karena terdapat 3 pasang elektron ikatan antara
atom X dan Y, maka jumlah pasangan elektron
bebasnya harus = 4 – 3 = 1 pasang elektron bebas.
5. Senyawa natrium hidroksida merupakan campuran
antara ikatan ion dan ikatan kovalen. Natrium
hidroksida merupakan gabungan antara ion natrium
(Na+) dan ion hidroksida (OH–). Sementara itu, ion
hidroksida (OH–) merupakan senyawa kovalen
antara atom H dan atom O. Struktur Lewis dari ion
hidroksida digambarkan sebagai berikut.
 ** 
+  ** ]] 
 ** 
40
Kunci Jawaban dan Pembahasan
−
6. a.
7.
PCl4+
+


]
]
]
 ] ] ] !

•]
]]
 ]] ! •] ^ •] ! ]] 
 ] ] • ] ] ]  (memenuhi kaidah oktet)
] ! ]
]
]


]]


NCl3
]]
b.
••
]]
]
]
•
]
!
]]
]
]
Li → Li+ + e–
F + e– → F–
––––––––––––––––
Li + F → Li+ + F–
LiF
Be → Be2+ + 2e– × 1
×2
F + e– → F–
–––––––––––––––––
Be → Be2+ + 2e–
2F + 2e– → 2F–
––––––––––––––––––
Be + 2F → Be2+ + 2F–
]]
! ]]
SF4
]]
]
]
• •• •
]
]
]]
]]
]•
]
]
]]
]]
]
]
]]
]]
d.
•
]
(tidak memenuhi oktet,
jumlah elektron valensi S
pada SF4 menjadi 10)
]]
BF4–
MgO
−
]]
f.
]•
]•
]]
••
••
]]
•
•
]
] [~ ] ]
]]
]]
••
(tidak memenuhi kaidah oktet,
jumlah elektron valensi Xe
pada XeF2 menjadi 10)
BH3
•]
\ •] •]
h.
CO32–
(tidak memenuhi kaidah oktet, jumlah
elektron valensi B pada BH3 hanya 6)
 ] ] ] • •] ] ] ] 
• •] ]
 ]

]]
••
]
]


]]
]]


i.
(memenuhi kaidah oktet)
SCl2
]]
]
]
j.
−
••
]]
]• ]• ! ]] (memenuhi kaidah oktet)
]]
]]
••
ClF3
]
]
•• ] ]
] ] ••
(tidak memenuhi kaidah oktet,
•
]
]• !
] ]
]
•
]]
jumlah elektron valensi Cl pada
]]
]
]
] ]
ClF3 menjadi 10)
]]
N2O
•
•
• ]
••
•• ]] ]] ••
••
atau N ≡≡ N → O
H2O
••
•
] atau H – O – H
•] ••
MgO
Ca → Ca2+ + 2e–
O + 2e– → O2–
––––––––––––––––
Ca + O → Ca2+ + O2–
(tidak memenuhi kaidah oktet,
jumlah elektron valensi N pada
NO hanya 7)
•
•
XeF2
]
]
g.
••
••
CaO
NO
]
••
]• \ ]• •• atau F – B – F
•• • ] ••
|
•
•
• •
••
F
Mg → Mg2+ + 2e–
O + 2e– → O2–
––––––––––––––––
Mg + O → Mg2+ + O2–
••


•
•
•
 •• • 
•]
••
 •• •] \ •] ••  (memenuhi kaidah oktet)
 • • • • ]• • • 
• •


••


e.
BeF2
••
•] atau F – H
••
BF 3
BeF 2
]]
]]
•
•
•
•
]]
c.
HF
LiF
]• ! ]] (memenuhi kaidah oktet)
•]
Ikatan Kovalen
Ikatan Ion
CaO
8. Aluminium merupakan salah satu unsur logam. Di
dalam aluminium terdapat ikatan logam antara
atom pusat Al dengan elektron-elektron yang
mengelilinginya, dan saling tumpang tindih.
Elektron-elektron ini berikatan sangat kuat dengan
atom pusat sehingga aluminium mudah ditempa
dan tidak mudah hancur. Oleh karena mudah
ditempa maka aluminium akan mudah dibentuk
menjadi beberapa macam peralatan, termasuk
peralatan memasak. Elektron-elektron yang saling
tumpang tindih juga mengakibatkan elektron
bergerak leluasa. Keadaan inilah yang mengakibatkan aluminium bersifat konduktor panas yang baik.
9. a.
Kepolaran suatu senyawa ditentukan beberapa
hal berikut.
1) Jumlah momen dipol. Jika jumlah momen
dipol = 0, bersifat nonpolar.
2) Perbedaan keelektronegatifan. Jika harga
perbedaan keelektronegatifan mendekati
nol (0), bersifat nonpolar.
3) Bentuk molekul. Apabila bentuk
molekulnya simetris, biasanya bersifat
nonpolar.
4) Keberadaan pasangan elektron bebas.
Jika tidak mempunyai pasangan elektron
bebas, bersifat nonpolar.
Kimia Kelas X
41
b.
1)
2)
3)
4)
5)
10.
CH4 bersifat nonpolar
H
|
H–C–H
|
H
CH4 tidak memiliki pasangan elektron
bebas sehingga pasangan elektron
tertarik sama kuat ke seluruh atom.
NH3 bersifat polar
Atom pusat memiliki pasangan elektron
bebas sehingga pasangan elektron akan
tertarik ke salah satu atom. Selain itu,
NH 3 memiliki perbedaan keelektronegatifan sebesar 0,9.
H 2O bersifat polar, karena memiliki
perbedaan keelektronegatifan sebesar
1,4.
HF bersifat polar dengan perbedaan
keelektronegatifan sebesar 1,9.
O 2 bersifat nonpolar karena bentuk
molekulnya simetris dan perbedaan
keelektronegatifannya = 0.
2 . 8 . 6 → elektron valensi = 6
F
=
2.7
→ elektron valensi = 7
9
16S =
SF6
]]
]
]
]]
]]
•] •
•
]
]
•
]] ]•
]
•]
]
]
]
]
]] ]
]
]]
]
]
]]
]]
]]
]]
]]
]]
]]
Elektron valensi S pada SF6 menjadi 12. Hal ini
menunjukkan adanya penyimpangan dari kaidah
oktet (elektron valensi = 8).
Latihan Ulangan Tengah Semester
A.
Pilihan Ganda
1. Jawaban: e
Elektron ditemukan oleh Thomson, proton
ditemukan oleh Goldstein, dan neutron ditemukan
oleh Chadwick.
2. Jawaban: a
Pada peredaran hamburan sinar α, sebagian besar
sinar α diteruskan. Berarti dalam atom banyak
terdapat ruang kosong. Saat sebagian sinar α
dipantulkan, berarti sinar α mengenai suatu benda
pejal yang massanya lebih besar dari massa sinar
α. Inti atom yang terpusat pada atom bermuatan
positif karena sebagian sinar α yang bermuatan
negatif dibelokkan.
42
Kunci Jawaban dan Pembahasan
3. Jawaban: a
Atom natrium dengan nomor massa 23 dan nomor
atom 11 mempunyai 11 proton, 11 elektron, dan
12 neutron.
4. Jawaban: d
Unsur yang mempunyai neutron sebanyak 24 mempunyai nomor massa 45 dan proton sebanyak 21,
karena jumlah neutron merupakan selisih antara
nomor massa (jumlah inti) dengan nomor atom (jumlah
proton).
5. Jawaban: b
Atom 32
16S terdiri atas 16 elektron.
27 Al3+ mempunyai elektron sebanyak 13 – 3 = 10
13
40 Ar2+
18
32 S+
16
mempunyai elektron sebanyak 18 – 2 = 16
mempunyai elektron sebanyak 16 – 1 = 15
35 Cl– mempunyai elektron sebanyak 17 + 1 = 18
17
32 S2– mempunyai elektron sebanyak 16 + 2 = 18
16
Jadi, spesi yang elektronnya sama dengan jumlah
40
2+
elektron dalam 32
16S adalah 18Ar .
6. Jawaban: c
Nomor atom unsur A = 58
Nomor massa isotop A = 140
Isotop adalah atom yang mempunyai nomor atom
sama tetapi nomor massanya berbeda. Dengan
demikian atom unsur A dilambangkan 140
58A. Jumlah
elektron A = nomor atom = jumlah proton = 58.
Jumlah neutron = nomor massa – jumlah elektron
= 140 – 58 = 82
Jadi, unsur A mempunyai 58 proton, 82 neutron,
dan 58 elektron.
7. Jawaban: a
238 U nomor atom = 92
92
jumlah proton = jumlah elektron = nomor
atom = 92
nomor massa = 238 = massa atom
jumlah neutron = nomor massa – jumlah elektron
= 238 – 92 = 146
Jadi, dalam unsur uranium dengan lambang 238
92U
terdapat 92 proton, 92 elektron, 146 neutron, dan
massa atom 238.
8. Jawaban: d
Elektron valensi suatu unsur dapat ditentukan dari
konfigurasi elektronnya. Konfigurasi unsur C, Na,
Ca, Se, dan Rb sebagai berikut.
: 2 . 4 → elektron valensi = 4
6C
11Na : 2 . 8 . 1 → elektron valensi = 1
20Ca : 2 . 8 . 8 . 2 → elektron valensi = 2
34Se : 2 . 8 . 18 . 6 → elektron valensi = 6
37Rb : 2 . 8 . 18 . 8 . 1 → elektron valensi = 1
Jadi, unsur yang mempunyai elektron valensi 6
adalah unsur Se.
9. Jawaban: e
Atom A;
Σ proton =
=
=
Σ neutron =
20 =
A=
Simbol atom A=
Atom B;
Σ proton =
=
=
Σ neutron =
21 =
A=
Σ elektron
nomor atom (Z)
18
nomor massa (A) – nomor atom (Z)
A – 18
20 + 18 = 38
Σ elektron
nomor atom (Z)
17
nomor massa (A) – nomor atom (Z)
A – 17
21 + 17 = 38
Simbol atom A= \
Jadi, antara atom A dan B merupakan isobar
(nomor massa sama dan nomor atom berbeda).
10. Jawaban: d
Jumlah proton, neutron, dan elektron dalam ionion tersebut sebagai berikut.
2+
a. 40
20Ca , terdapat 20 proton, 20 neutron, dan
18 elektron
b. 199F–, terdapat 9 proton, 10 neutron, dan
10 elektron
c. 188O2–, terdapat 8 proton, 10 neutron, dan
10 elektron
+
d. 23
11Na , terdapat 11 proton, 12 neutron, dan 10
elektron
e. 94Be2+, terdapat 4 proton, 5 neutron, dan
2 elektron
11. Jawaban: d
Massa atom relatif X =
Ar X =
× + ×  + 
= 152
Jadi, massa atom relatif X adalah 152.
12. Jawaban: c
Atom 40
20C mempunyai elektron sebanyak 20.
Konfigurasi elektron: 2 . 8 . 8 . 2.
13. Jawaban: e
Isobar adalah unsur-unsur berbeda yang
mempunyai nomor massa sama tetapi nomor atom
berbeda. Jadi, unsur-unsur yang merupakan isobar adalah unsur D dan E karena nomor massanya
sama, yaitu 238. Sementara itu, unsur A dengan
unsur C disebut isotop karena nomor atomnya
sama, yaitu 48.
14. Jawaban: b
Jumlah kulit unsur Q: 4
Jumlah elektron di kulit ke empat: 7
Konfigurasi elektron: 2 . 8 . 18 . 7
Jumlah elektron: 2 + 8 + 18 + 7 = 35
Nomor atom = jumlah elektron = 35
Jadi, nomor atom unsur Q sebanyak 35.
15. Jawaban: d
Posisi suatu unsur dalam tabel periodik ditentukan
oleh jumlah elektron valensi. Unsur-unsur dengan
jumlah elektron valensi sama menempati golongan
yang sama. Unsur-unsur dengan jumlah kulit
elektron valensi sama menempati periode yang
sama.
16. Jawaban: c
Dalam salah satu golongan dari atas ke bawah
reaktivitas suatu unsur semakin bertambah karena
jari-jari atom semakin bertambah sehingga
semakin mudah melepaskan elektron dan
berikatan dengan elektron unsur lain.
17. Jawaban: b
Konfigurasi elektron 85At: 2 . 8 . 18 . 32 . 18 . 7.
Elektron valensi At = 7. Untuk mencapai kestabilan
seperti gas mulia unsur At menangkap satu
elektron sehingga terpenuhi aturan oktet.
Konfigurasi elektron yang dicapai adalah:
2 . 8. 18 . 32 . 18 . 8.
18. Jawaban: e
Konfigurasi elektron 29X: 2 . 8 . 18 . 1.
Kulit pertama maksimal berisi 2 elektron.
Kulit ke dua maksimal berisi 8 elektron.
Kulit ke tiga maksimal berisi 18 elektron.
Kulit ke empat berisi elektron valensi sebanyak
satu elektron.
19. Jawaban: a
Unsur dengan jumlah proton 7 juga mempunyai
jumlah elektron 7 karena proton dan elektron
dinyatakan dengan nomor atom. Konfigurasi
elektron unsur tersebut adalah 2 . 5. Jumlah elektron
valensi unsur tersebut 5 dan jumlah kulit
elektronnya 2. Jadi, unsur tersebut terletak dalam
golongan VA periode 2.
20. Jawaban: d
Konfigurasi elektron unsur Z = 2 · 8 · 18 · 18 · 5
Jumlah kulit atom = 5 → periode 5
Jumlah elektron valensi = 5 → golongan VA
Jadi, unsur Z dalam sistem periodik unsur terletak
pada golongan VA dan periode 5.
Kimia Kelas X
43
21. Jawaban: c
Jumlah proton unsur 55.
Jumlah elektron unsur tersebut = jumlah proton = 55.
Konfigurasi elektron = 2 . 8 . 18 . 18 . 8 . 1.
Jumlah kulit atom = 6 → periode 6
Jumlah elektron valensi = 1 → golongan IA
Jadi, unsur dengan jumlah proton 55 terletak pada
periode 6 golongan IA.
22. Jawaban: e
Konfigurasi elektron dari unsur-unsur tersebut
sebagai berikut.
6W: 2 . 4; terletak pada golongan IVA
10X: 2 . 8; terletak pada golongan VIIIA
17Y: 2 . 8 . 7; terletak pada golongan VIIA
19Z: 2 . 8 . 8 . 1; terletak pada golongan IA
23. Jawaban: a
Jumlah proton = nomor atom = jumlah elektron.
Dalam satu golongan, jumlah elektron valensi
setiap unsur adalah sama. Jumlah proton Y = 9,
maka konfigurasi elektronnya: 2 . 7. Elektron valensi
Y = 7. Oleh karena itu, elektron valensi unsur X
juga harus 7.
Konfigurasi elektron dari unsur-unsur dengan nomor
atom pada pilihan jawaban sebagai berikut.
1) 17: 2 . 8 . 7 → elektron valensi 7
2) 18: 2 . 8 . 8 → elektron valensi 8
3) 19: 2 . 8 . 8 . 1→ elektron valensi 1
4) 20: 2 . 8 . 8 . 2 → elektron valensi 2
5) 21: 2 . 8 . 8 . 3 → elektron valensi 3
Jadi, jumlah proton unsur X adalah 17 karena
mempunyai elektron valensi 7.
24. Jawaban: b
Unsur X menggantikan unsur hidrogen. Unsur
hidrogen mempunyai jumlah elektron 1 sehingga
elektron valensinya juga 1. Unsur yang juga
mempunyai elektron valensi 1 akan mempunyai
sifat-sifat kimia sama dengan unsur hidrogen.
Konfigurasi elektron yang berelektron valensi 1
adalah 2 . 8 . 1.
25. Jawaban: b
Dianggap unsur tersebut adalah X.
Nomor massa X = 137
Jumlah neutron X = 81
Nomor atom X = jumlah proton = jumlah elektron
Jumlah elektron = nomor massa – jumlah neutron
= 137 – 81
= 56
Konfigurasi elektron X = 2 . 8 . 18 . 18. 8 . 2
Elektron valensi X = 2 → golongan IIA
Golongan IIA merupakan golongan unsur-unsur
alkali tanah. Sementara itu, unsur golongan alkali
adalah unsur golongan IA, unsur golongan nitrogen
merupakan golongan VA, unsur golongan halogen
merupakan unsur golongan VIIA, dan unsur
golongan gas mulia merupakan golongan VIIIA.
44
Kunci Jawaban dan Pembahasan
26. Jawaban: e
Konfigurasi unsur-unsur tersebut sebagai berikut.
16P: 2 . 8 . 6 → golongan VIA periode 3
11Q: 2 . 8 . 1 → golongan IA periode 3
21R: 2 . 8 . 8 . 3 → golongan IIIB periode 4
Jari-jari atom akan bertambah jika unsur pada tabel
periodik berada di sebelah kiri dan bawah. Jadi,
urutan unsur-unsur sesuai kenaikan jari-jari
atomnya yaitu unsur P, R, dan Q.
27. Jawaban: a
Konfigurasi elektron unsur-unsur tersebut sebagai
berikut.
12X: 2 . 8 . 2 → golongan IIA periode 3
15Y: 2 . 8 . 5 → golongan VA periode 3
17X: 2 . 8 . 7 → golongan VIIA periode 3
Unsur X, Y, dan Z berada dalam satu periode,
dengan urutan tempat: X, Y, dan Z.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan sifat keperiodikan unsur-unsur tersebut sebagai berikut.
1) Jari-jari atom berkurang dengan urutan
X > Y > Z.
2) Elektronegativitas bertambah dengan urutan
X < Y < Z.
3) X dan Y berwujud monoatomik karena
merupakan logam padat, sedangkan Z berberwujud diatomik karena berwujud gas.
4) X dan Y bersifat konduktor listrik dan panas
sedangkan Y bersifat nonkonduktor.
28. Jawaban: b
a. Mg2O → ion (ion Mg2+ dan ion O2-)
b. CO2 →
kovalen
c. NaF → ion (ion Na+ dan F-)
d. LiBr → ion (ion Li+ dan Br-)
e. Al2O3 → ion (ion Al3+ dan O2-)
29. Jawaban: b
Senyawa
Nomor Atom
Konfigurasi
A
B
C
D
3
12
16
36
2.1
2.8.2
2.8.6
2 . 8 . 18 . 8
A dan B tidak dapat membentuk senyawa ion
karena sama-sama melepas elektron
B dan C dapat membentuk senyawa ion dengan
rumus senyawa BC (B melepas 2
elektron dan C menangkap 2 elektron)
C dan D tidak dapat membentuk senyawa ion
karena D merupakan gas mulia yang
bersifat stabil.
A dan D tidak dapat membentuk senyawa ion
karena D merupakan gas mulia yang
bersifat stabil
• ו
×
34. Jawaban: b
a. Amonium klorida merupakan senyawa kovalen
yang bersifat polar.
b. Karbon tetraklorida merupakan senyawa
kovalen nonpolar karena simetris.
c. Asam klorida merupakan senyawa kovalen
polar karena memiliki perbedaan keelektronegatifan.
d. Asam fluorida merupakan senyawa kovalen
polar karena memiliki perbedaan keelektronegatifan.
e. Magnesium klorida merupakan senyawa ion
sehingga bersifat polar.
••
33. Jawaban: d
a. P → 4 = 2 . 2
melepaskan 2 elektron, membentuk ion P2+
b. Q → 8 = 2 . 6
menangkap 2 elektron, membentuk ion Q2–
c. R → 6 = 2 . 4
menangkap atau melepaskan 4 elektron
d. S → 11 = 2 . 8 . 1
melepaskan 1 elektron, membentuk ion S+
e. T → 12 = 2 . 8 . 2
melepaskan 2 elektron, membentuk ion T2+
Berdasarkan konfigurasi elektron tersebut, akan
dapat terbentuk senyawa ion PQ.
× ×
32. Jawaban: d
a. unsur memiliki jumlah proton 16
b. unsur tersebut untuk mencapai kestabilan
perlu menangkap 2 elektron
c. unsur tersebut tidak dapat membentuk
senyawa ion dengan golongan VIIA
d. unsur tersebut memiliki elektron valensi 6
(32 – 16 = 16 elektron, konfigurasi elektron
= 2 · 8 · 6 sehingga elektron valensi = 6)
e. unsur tersebut merupakan golongan VIA
O C O
••
→ melepaskan 1 elektron
→ menangkap 1 elektron
→ melepaskan 2 elektron
→ menangkap 2 elektron
→ melepaskan 3 elektron
• •
31. Jawaban: e
a. 19K = 2 . 8 . 8 . 1
b. 17Cl = 2 . 8 . 7
c. 20Ca = 2 . 8 . 8 . 2
d. 8O = 2 . 6
e. 5B = 2 . 3
36. Jawaban: c
Senyawa karbon dioksida (CO2) memiliki 2 buah
ikatan kovalen rangkap dua seperti yang
digambarkan di bawah ini.
••
30. Jawaban: a
a. Cl2 → ikatan kovalen tunggal
b. N2 → ikatan kovalen rangkap tiga
c. O2 → ikatan kovalen rangkap dua
d. MgO → ikatan ion
e. K2O → ikatan ion
35. Jawaban: c
Pada gambar struktur senyawa NH4Cl jelas terlihat
bahwa:
1 = ikatan kovalen tunggal
2 = ikatan kovalen tunggal
3 = ikatan kovalen koordinasi
4 = ikatan kovalen tunggal
5 = pasangan elektron bebas
••
B dan D tidak dapat membentuk senyawa ion
karena D merupakan gas mulia yang
bersifat stabil
37. Jawaban: d
Kepolaran suatu senyawa dapat ditentukan dari
selisih harga keelektronegatifan unsur-unsur penyusun senyawa.
a. MgO = 3,44 – 1,31 = 2,13
b. HF
= 3,98 – 2,20 = 1,78
c. Na2O = 3,44 – 0,93 = 2,51
d. NaF = 3,98 – 0,93 = 3,05
e. MgF2 = 3,98 – 1,31 = 2,67
Berdasarkan perbedaan keelektronegatifan
tersebut, senyawa yang paling polar ditunjukkan
oleh senyawa yang memiliki perbedaan keelektronegatifan paling banyak, yaitu NaF.
38. Jawaban: b
ACl2 → A2+ + 2Cl–
Hal ini menunjukkan bahwa A melepaskan
2 elektron. Golongan yang memiliki 2 elektron
valensi dan cenderung melepaskannya untuk
membentuk ion +2 adalah golongan IIA (golongan
alkali tanah)
a. alkali = memiliki 1 elektron valensi = cenderung
membentuk ion +1
b. alkali tanah = memiliki 2 elektron valensi =
cenderung membentuk ion +2
c. oksigen = memiliki 6 elektron valensi =
cenderung membentuk ion -2
d. halogen = memiliki 7 elektron valensi =
cenderung membentuk ion -1
e. gas mulia = merupakan golongan yang stabil,
sehingga tidak membentuk ion
39. Jawaban: b
Unsur Ca, memenuhi susunan elektron yang stabil
dengan cara melepaskan 2 elektron, membentuk
ion Ca2+. Klorin menangkap elektron yang dilepas
Ca sehingga terbentuk ion Cl –. Ikatan yang
terbentuk adalah ikatan ion.
Kimia Kelas X
45
Nomor atom = 31
Jumlah neutron = 70 – 31 = 39
× + × 3. Ar Ga =
 + 
=
Jumlah Proton
Jumlah Neutron
16 O
8
8
8
18 O
8
8
10
b.
5. a.
2.8.6
Elektron valensi = 6
Unsur A terletak pada golongan VIA
b. 20Ba: 2 . 8. 8 . 2
Elektron valensi = 2
Unsur B terletak pada golongan IIA
c. 34C: 2 . 8 . 18 . 6
Elektron valensi = 6
Unsur C terletak pada golongan VIA
d. 49D: 2 . 8 . 18 . 18 . 3
Elektron valensi = 3
Unsur D terletak pada golongan IIIA
e. 52E: 2 . 8 . 18 . 18 . 6
Elektron valensi = 6
Unsur D terletak pada golongan VIA
Jadi, unsur yang terletak dalam satu golongan
adalah unsur A, C, dan E. Ketiganya terletak pada
golongan VIA.
Konfigurasi elektron kedua isotop sebagai
berikut.
16 O : 2 . 6
8
18 O
8
c.
:2.6
Elektron valensi pada kedua isotop adalah 6.
Isotop yang mempunyai jumlah proton sama
dengan jumlah neutron adalah 168O.
Gambar struktur atom pada atom 168O sebagai
berikut.
Keterangan:
= neutron
= proton
= elektron
2. a.
b.
c.
1)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Senyawa
Ion
✓
✓
–
–
–
KOH
MgO
Cl2
HCN
CH3NO2
Rangkap
2
Rangkap
3
Koordinasi
✓
–
✓
✓
✓
–
–
–
–
✓
–
–
–
✓
✓
–
–
–
✓
✓
××
××
××
C O
××
××
•×
××
••
Cl P Cl
×× × • ××
Cl
××
××
••
S O
O
×× • •
•×
••
••
××
••
O
××
e.
••
c.
F B F
××
F
××
×× × •
××
b.
××
•×
d.
••
•×
H O H
Tunggal
××
••
•×
8. a.
Jenis Ikatan
Kovalen
••
••
××
Kunci Jawaban dan Pembahasan
7.
××
Unsur P mempunyai elektron valensi 3
maka unsur P terletak pada golongan
IIIA.
2) Unsur Q mempunyai elektron valensi 8
maka unsur Q terletak pada golongan
VIIIA.
3) Unsur R mempunyai elektron valensi 3
maka unsur R terletak pada golongan
IIIA.
Jumlah neutron unsur P, Q, dan R sebagai
berikut.
1) 27
13P : Nomor massa = 27
Nomor atom = 13
Jumlah neutron = 27 – 13 = 14
40
2) 18Q : Nomor massa = 40
Nomor atom = 18
Jumlah neutron = 40– 18 = 22
70
3) 31R : Nomor massa = 70
6. Harga keelektronegatifan unsur dalam satu periode
dari kiri ke kanan akan semakin besar. Oleh karena
itu, urutan unsur-unsur tersebut dari kiri-ke kanan
juga sesuai harga keelektronegatifannya, yaitu B,
E, D, A, dan C.
•×
46
Konfigurasi elektron unsur P, Q, dan R sebagai
berikut.
1) 27
13P : 2 · 8 · 3
40
2) 18Q : 2 · 8 · 8
3) 70
31R : 2 · 8 · 18 · 3
16A:
••
Atom
= 69,8
R(2.7), paling mudah menangkap 1 elektron
untuk membentuk konfigurasi oktet.
S(2.8), sudah stabil sehingga sangat sulit
melepas atau menangkap elektron.
••
b.
4. a.
× ××
1. a.
×
Uraian
••
B.
••
40. Jawaban: b
Pasangan elektron di antara N dan B merupakan
milik atom N. Pasangan elektron antara N dan H
serta B dan F (nomor 1, 3, dan 5) merupakan ikatan
kovalen tunggal. Pasangan elektron nomor 4
merupakan pasangan elektron bebas.
9. a.
Logam memiliki ikatan logam yang terdiri atas
beberapa atom pusat berupa ion positif (ion
atom logam) dan elektron-elektron di
sekitarnya.
b. Elektron-elektron tersebut saling tumpang
tindih satu sama lain mengakibatkan elektron
mudah berpindah.
c. Elektron-elektron tersebut saling memegang
erat atom pusat yang berupa ion positif logam.
d. Oleh karena ikatannya yang kuat, saat
dipukul-pukul logam tidak akan pecah dan
hancur, tetapi hanya menggeser kedudukan
ion-ion di dalamnya.
Dengan demikian, logam bersifat ulet, mudah
ditempa, dan dapat diulur menjadi kawat.
10. a.
b.
c.
d.
e.
Padatan senyawa kovalen bersifat lunak dan
rapuh.
Tidak menghantarkan arus listrik.
Mempunyai titik didih dan titik leleh rendah.
Pada suhu kamar berwujud gas, cair (Br2), dan
padat (I2).
Larut dalam pelarut polar.
Bab IV Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana
A.
Pilihan Ganda
1. Jawaban: c
Logam Na mempunyai kation Na+ saja. Logam Mg
mempunyai kation Mg 2+ saja. Logam Au
mempunyai kation Au + dan Au 3+. Logam Cr
mempunyai kation Cr2+ dan Cr3+. Logam Hg
mempunyai kation Hg+ dan Hg2+.
2. Jawaban: c
SnCl2 tersusun dari ion timah(II) (Sn2+) dan ion
klorida (Cl –). Nama senyawa SnCl 2 adalah
timah(II) klorida. Timah klorida, timah(I) klorida,
dan timah diklorida merupakan penamaan yang
salah. Timah(IV) klorida mempunyai rumus kimia
SnCl4.
3. Jawaban: d
Br – : ion bromida
BrO– : ion hipobromit
BrO2– : ion bromit
BrO3– : ion bromat
BrO4– : ion perbromat
4. Jawaban: d
Berdasarkan pernyataan dalam soal, karbit
bereaksi dengan air menghasilkan gas yang mudah
terbakar. Hal ini berarti rumus kimia karbit adalah
CaC2. Senyawa CaC2 tersusun atas ion kalsium
(Ca2+) dan ion karbida (C–). Dengan demikian,
nama CaC2 adalah kalsium karbida.
5. Jawaban: a
Senyawa utama bauksit tersebut berupa Al2O3.
Al2O3 terbentuk dari ion aluminium (Al3+) dan ion
oksida (O 2– ). Aluminium hanya mempunyai
bilangan oksidasi 3+ saja sehingga penamaan tidak
perlu menggunakan angka, seperti II atau III.
Dengan demikian, nama senyawa Al2O3 yaitu
aluminium oksida.
6. Jawaban: e
NH4Cl terbentuk dari kation amonium (NH4+) dan
anion klorida (Cl–). Jadi, nama senyawanya adalah
amonium klorida. Amonium sulfat mempunyai
rumus (NH4)2SO4. Natrium klorida mempunyai
rumus NaCl. Amonium karbonat mempunyai rumus
(NH4)2CO3. Natrium sulfat mempunyai rumus
(Na)2SO4.
7. Jawaban: c
Senyawa nitrogen(V) oksida dinamakan juga
dinitrogen pentaoksida. Bilangan oksidasi atom N
= +5 sehingga rumus senyawa nitrogen(V) oksida
adalah N2O5.
8. Jawaban: c
Senyawa merkuri(I) nitrat mengandung kation Hg+
dan anion NO–3. Dengan demikian, rumus kimia
merkuri(I) nitrat = HgNO3.
9. Jawaban: c
Kalsium oksida mempunyai rumus kimia CaO. Jika
direaksikan dengan air (H2O) akan menghasilkan
basa atau hidroksida yaitu kalsium hidroksida.
Kalsium hidroksida mempunyai rumus kimia
Ca(OH)2.
10. Jawaban: c
Senyawa hidrat merupakan beberapa senyawa
yang berwujud kristal yang mampu mengikat air
dari udara atau bersifat higroskopis. Penamaan
senyawa hidrat seperti penamaan senyawa
lainnya, tetapi ditambahkan angka Yunani yang
menyatakan banyaknya air kristal hidrat, sebelum
kata hidrat. MgSO 4·7H 2O mempunyai nama
magnesium sulfat heptahidrat.
11. Jawaban: e
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Rumus Kimia
Nama Kimia
Al2(C2O4)3
K2 O
HCN
BaO
K2MnO4
aluminium oksalat
kalium oksida
asam sianida
barium oksida
kalium manganat
Kimia Kelas X
47
12. Jawaban: e
Senyawa poliatom adalah senyawa yang terdiri
atas lebih dari dua macam unsur penyusun yang
berbeda. Misal kalsium sianida (Ca(CN)2) dan
amonium nitrat (NH4NO3). Kalsium klorida (CaCl2),
perak bromida (AgBr), barium sulfida (BaS2),
besi(III) oksida (Fe2O3) merupakan senyawa biner
yang terdiri atas unsur logam dan nonlogam.
Natrium hidroksida (NaOH) merupakan senyawa
poliatom yang berupa basa. Asam iodida (HI)
merupakan senyawa asam. Diklor trioksida (Cl2O3)
dan fosfor pentaklorida (PCl5) merupakan senyawa
biner yang terdiri atas unsur nonlogam dan
nonlogam.
2. a.
b.
c.
d.
e.
Al2(SO4)3 : Al3+ dan SO42–
Sn(CO3)2 : Sn4+ dan CO32–
Mg(CN)2 : Mg2+ dan CN–
CaF2
: Ca2+ dan F–
CH3COOH : CH3COO– dan H+
3. a.
b.
c.
Kalium oksalat dihidrat
Magnesium sulfat heptahidrat
Natrium sulfat pentahidrat
4.
silikon tetrahidrida
(SiH4)
belerang diklorida
(SCl2)
asam iodida
(HI)
krom(III) klorida
(CrCl3)
13. Jawaban: b
Ion Ca2+ = ion kalsium
Ion SiO32– = ion silikat
Ca2+ + SiO32– → CaSiO3
Senyawa CaSiO3 mempunyai nama kalsium silikat.
Bilangan oksidasi kalsium hanya satu jenis (2+)
sehingga tidak ada angka Romawi setelah nama
unsur depan. Ion antimonit = SbO33–, ion antimonat
= SbO43–, dan ion tiosulfat = S2O32–.
14. Jawaban: d
FeS (besi(II) sulfida) merupakan senyawa biner
yang tersusun dari unsur logam dan nonlogam. HCl
(asam klorida) merupakan senyawa asam yang
tersusun dari unsur nonlogam dan nonlogam. FeCl2
(bes(II) klorida) merupakan senyawa biner yang
tersusun dari unsur logam dan nonlogam. H2S
(asam sulfida) merupakan senyawa asam anorganik.
15. Jawaban: b
Natrium tiosulfat mempunyai rumus kimia
Na2S2O3. Senyawa tersebut terbentuk dari ion Na+
dan S2O32–. C2O42– merupakan ion oksalat. SbO33–
merupakan ion antimonit. SbO43– merupakan ion
antimonat. Natrium hanya mempunyai satu jenis
bilangan oksidasi (1+).
B.
1.
Uraian
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
48
Rumus
SO 3
N2O 4
FePO 4
Mg3N2
Al(OH)3
H2CO 3
Nama Kimia
belerang trioksida
dinitrogen tetraoksida
besi(III) fosfat
magnesium nitrida
aluminium hidroksida
asam karbonat
Kunci Jawaban dan Pembahasan
Senyawa Biner
Senyawa Poliatom
asam format
(HCOOH)
asam kromat
(H 2 CrO 4)
magnesium silikat
(MgSiO3)
barium hipoiodat
(Ba(IO)2)
5. (NH4)2Cr2O7 terbentuk dari ion NH4+ dan Cr2O72–.
Nama kimianya amonium dikromat. Senyawa
tersebut termasuk senyawa poliatom. Cr 2O 3
terbentuk dari ion Cr3+ dan O2–. Nama kimianya
krom(III) oksida. Senyawa tersebut termasuk
senyawa biner yang terbentuk dari unsur logam
dan nonlogam.
A.
Pilihan Ganda
1. Jawaban: d
Reaksi pembakaran senyawa organik selalu
membutuhkan O2 (oksigen). Reaksi pembakaran
sempurna menghasilkan gas CO2 dan H2O. Reaksi
pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO
dan H2O.
2. Jawaban: a
Reaktan merupakan zat pereaksi. Zat yang
merupakan reaktan adalah Al dan H 2 SO 4 .
Sementara itu, Al2(SO4)3 dan H2 merupakan produk
(hasil reaksi).
3. Jawaban: e
Misal persamaan reaksi:
aCu(s) + bHNO3(aq) → cCu(NO3)2(aq) + dH2O( )
+ eNO(g)
a=1
Cu: a = c
c=1
H: b = 2d . . . (1)
N: b = 2c + e . . . (2)
O: 3b = 6c + d + e . . . (3)
3b = 6c + b + e
2 b = 6c + e . . . (4)
Persamaan reaksi (2) dan 4)
2 (2c + e) = 6c + e
5c + 2 e = 6c + e
5 + 2 e = 6 + e
1 e = 1
e = b = 2c + e
b = 2 + b=2
b = 2d
2d = 2 2d = d = Jadi, persamaan reaksi setara:
Cu(s) + HNO3(aq) → Cu(NO3)2(aq) + H2O( )
+ NO(g)
Jika dikalikan 3, persamaan reaksi menjadi:
3Cu(s) + 8HNO3(aq) → 3Cu(NO3)2(aq) + 4H2O( )
+ 2NO(g)
4. Jawaban: a
Reaksi yang terjadi adalah:
Aluminium + besi(III) oksida → aluminium oksida + besi
→
Al2O3
+ Fe
Al
+
Fe2O3
Jumlah Al di sebelah kiri berbeda dengan jumlah
Al di sebelah kanan. Demikian juga jumlah Fe di
sebelah kiri berbeda dengan jumlah Fe di sebelah
kanan. Agar persamaan reaksi setara, jumlah Al
di sebelah kiri disamakan dengan jumlah Al di
sebelah kanan, begitu pula dengan jumlah Fe.
Persamaan reaksi menjadi:
2Al + Fe2O3 → Al2O3 + 2Fe
5. Jawaban: e
Misal: a = 1
Al: a = 2c
1 = 2c
c = O: 2b = 3c
2b = b = Persamaan laju reaksi setara:
Al + O2 → Al2O3
Jika dikalikan 4, persamaan laju reaksi menjadi:
4Al + 3O2 → 2Al2O3
Jadi, koefisien a = 4, b = 3, dan c = 2.
6. Jawaban: c
Misal persamaan reaksi:
aKNO3 + bS + cC → dK2S + eCO2 + fN2
a=1
K: a = 2d
S: b = d
b = 1 = 2d
d = N: a = 2f
1 = 2f
C:
c = 2e
c=3
f = O: 3a = 2e
3 = 2e
e = Jadi, persamaan reaksi tersebut setara jika c = 2e.
7. Jawaban: b
Pada suatu persamaan reaksi, larutan disimbolkan
dengan (aq). Larutan yang terdapat dalam persamaan reaksi di atas terdiri atas larutan asam
klorida (HCl(aq)) dan larutan mangan(II) klorida
(MnCl2(aq)). Namun, larutan yang merupakan
produk hanya mangan(II) klorida.
8. Jawaban: c
aHNO2 → bNO + HNO3 + H2O
Jumlah H sebelah kiri = a
a=3
Jumlah H sebelah kanan = 3
Jumlah N sebelah kiri = a = 3
3=b+1
Jumlah N sebelah kanan = b + 1 b = 2
9. Jawaban: a
Misal: a = 1
Fe: 2a = 2c
2 = 2c
c=1
O: 3a + 4b = 12c + d
3 + 4b = 12 + d
4b – d = 9 . . . (1)
H:
2b = 2d
2b – 2d = 0 . . . (2)
S: b = 3c
b=3
Persamaan (2)
2b – 2d = 0
6 – 2d = 0
d=3
Kimia Kelas X
49
Jadi, persamaan reaksi setaranya sebagai berikut.
Fe2O3 + 3H2SO4 → Fe2(SO4)3 + 3H2O
Perbandingan antara koefisien b dan d = 3 : 3 = 1 : 1.
10. Jawaban: c
Gas karbon dioksida (CO2) jika direaksikan dengan
gas amonia (NH3) akan menghasilkan serbuk
amonium sianida (NH4CN) dan uap air (H2O).
Serbuk NH 4 CN berwujud padat sehingga
disimbolkan dengan fase (s) sedangkan uap air
berwujud gas sehingga disimbolkan dengan fase
(g). Dengan demikian, persamaan reaksi yang
belum setara untuk reaksi tersebut sebagai berikut.
CO2(g) + NH3(g) → NH4CN(s) + H2O(g)
B.
Uraian
1. Berbagai wujud zat dalam persamaan reaksi
sebagai berikut:
a. zat padat (s),
b. zat cair ( ),
c. larut dalam air (aq), dan
d. gas (g).
2. a.
2HNO3(aq) + Ba(OH)2(aq) → Ba(NO3)2(aq) + 2H2O(s)
asam nitrat
b.
CO(g) +
karbon
monoksida
barium hidroksida
O (g)
2
oksigen
barium nitrat
→ CO2(g)
karbon
dioksida
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
c.
magnesium
asam klorida
magnesium
klorida
hidrogen
3. Persamaan reaksi:
aBr2 + bKOH → cKBr + dKBrO3 + eH2O
Misal: a = 1
Br: 2a = c + d
2 = c + d . . . (1)
K: b = c + d . . . (2)
O: b = 3d + e . . . (3)
H: b = 2e . . . (4)
Persamaan (1) dan (2)
b=c+d
2=c+d
b=2
Persamaan (4)
b = 2e
2 = 2e
e=1
Persamaan (3)
b = 3d + e
2 = 3d + 1
1 = 3d
d= 50
Kunci Jawaban dan Pembahasan
air
Persamaan (2)
b=c+d
2=c+ c=1
= Persamaan reaksi setara:
Br2 + 2KOH → KBr + KBrO3 + H2O
Jika dikalikan 3, persamaan reaksi menjadi:
3Br2 + 6KOH → 5KBr + KBrO3 + 3H2O
Jadi, perbandingan koefisien reaksi antara Br2 dan
KBrO3 = 3 : 1.
4. Terlebih dahulu disamakan salah satu unsur sejenis
di ruas kiri dan ruas kanan. Unsur yang disamakan
dapat dipilih salah satu, yaitu K, Mn, H, dan Fe.
Misalkan pada reaksi ini yang disamakan adalah
unsur K. Unsur K di ruas kiri ada satu, sedangkan
di ruas kanan ada dua sehingga KMnO4 diberi
angka 2 dan koefisien K2SO4 diberi angka 1.
Pada koefisien senyawa yang lain diisi dengan
abjad sehingga persamaan reaksi sebagai berikut.
2KMnO 4 + aH 2SO 4 + bFeSO 4 → 1K 2 SO 4 +
cMnSO4 + dFe2(SO4)3 + eH2O
Persamaan ruas → ruas kiri = ruas kanan
K⇒2=2
Mn ⇒ 2 = c → c = 2
O ⇒ 8 + 4a + 4b = 4 + 4c + 12d + e
H ⇒ 2a = 2e → a = e
S ⇒ a + b = 1 + c + 3d
Fe ⇒ b = 2d → d = b
Persamaan O:
8 + 4a + 4b = 4 + 4c + 12d + e → substitusi c =
2, e = a, dan d = b, sehingga persamaannya
sebagai berikut.
3a – 2b = 4 . . .(persamaan 1)
Persamaan S:
a + b = 1 + c + 3d → subtitusi c = 2 dan d = b,
persamaan menjadi:
a+b=1+2+1b
a – b = 3 . . .(persamaan 2)
Selanjutnya salah satu variabel dalam persamaan
1 dan persamaan 2 dieliminasi.
Persamaan 1 : 3a – 2b = 4 ×1 3a – 2b = 4
Persamaan 2 : a –
b=3
×4
4a – 2b = 12
–a = –8
a =8
a=e
e=8
Substitusi nilai a ke salah satu persamaan,
misalnya persamaan 1.
3 × 8 – 2b = 4 ⇔ b = 10, d = × 10 = 5
Jadi, persamaan reaksinya sebagai berikut.
2KMnO 4 + 8H 2SO 4 + 10FeSO 4 → K 2 SO 4 +
2MnSO4 + 5Fe2(SO4)3 + 8H2O
5. Reaksi pembakaran glukosa sebagai berikut.
C6H12O6 + O2 → CO2 + H2O (belum setara)
Misal persamaan reaksi:
aC6H12O6 + bO2 → cCO2 + dH2O
a=1
C: 6a = c
6= c
c=6
H: 12a = 2d
12 = 2d
d=6
O: 6a + 2b = 2c + d
6 + 2b = 12 + 6
2b = 12
b=6
Jadi, persamaan reaksi pembakaran glukosa yang
sudah setara sebagai berikut.
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O
A.
Pilihan Ganda
1. Jawaban: d
Ion aluminium hanya mempunyai bilangan oksidasi
+3, sedangkan ion sulfat mempunyai bilangan
oksidasi –2. Jika ion Al3+ dan SO42– membentuk
senyawa maka rumus yang terbentuk sebagai
berikut.
Al3+ + SO42– → Al2(SO4)3
2. Jawaban: a
Ca 3 (PO 4 ) 2 merupakan senyawa poliatom.
Penamaan unsur depan tidak diikuti angka Romawi
karena kalsium hanya mempunyai satu macam
kation saja. Jadi, nama yang tepat untuk senyawa
Ca3(PO4)2 adalah kalsium fosfat.
3. Jawaban: c
P2O5 merupakan senyawa biner yang terdiri atas
unsur nonlogam dan nonlogam. Aturan penamaannya ditandai dengan awalan angka Yunani yang
menyatakan jumlah atom nonlogam, diikuti dengan
nama unsur dan diakhiri dengan akhiran -ida. Jadi,
P2O5 mempunyai nama difosfor pentaoksida atau
difosfor pentoksida.
4. Jawaban: c
Kalium nitrida mempunyai rumus kimia K3N. Jadi,
kalium nitrida terbentuk dari satu ion K+ dan satu
ion N3–.
5. Jawaban: c
Al2Se3 merupakan senyawa biner antara unsur
logam dan nonlogam. Al2Se3 terbentuk dari ion Al3+
dan Se2–. Nama senyawanya adalah aluminium
selenida karena aluminium hanya mempunyai satu
kation saja (+3).
6. Jawaban: c
Jika ion-ion Ag+, Zn2+, dan Al3+ bergabung dengan
ion hidroksida (OH–) maka rumus basa yang
terbentuk sebagai berikut.
Ag+ + OH– → AgOH (perak hidroksida)
Zn2+ + OH– → Zn(OH)2 (zink hidroksida)
Al3+ + OH– → Al(OH)3 (aluminium hidroksida)
7. Jawaban: e
Senyawa NaH2PO4 terbentuk dari ion Na+ dan ion
H2PO4– (ion dihidrogen fosfat) sehingga memiliki
nama natrium dihidrogen fosfat. Hal ini berbeda
dengan senyawa Na2HPO4 yang tersusun atas dua
ion Na+ dan ion HPO42– (ion hidrogen fosfat).
8. Jawaban: b
Dinitrogen tetraoksida merupakan senyawa biner
yang terdiri atas unsur nonlogam dan nonlogam.
Aturan penamaannya ditandai dengan awalan
angka Yunani yang menyatakan jumlah atom-atom
nonlogam, diikuti dengan nama unsur dan diakhiri
dengan akhiran-ida. Jadi, senyawa dinitrogen
tetraoksida terdiri atas dua unsur nitrogen dan
empat unsur oksigen. Rumus kimianya N2O4.
9. Jawaban: b
Natrium hipoklorit terbentuk dari kation natrium
(Na+) dan anion hipoklorit (ClO–). Jadi, rumus
senyawa natrium hipoklorit yaitu NaClO. NaCl
mempunyai nama natrium klorida. NaClO2 mempunyai nama natrium klorit. NaClO3 mempunyai
nama natrium klorat. NaClO4 mempunyai nama
natrium perklorat.
10. Jawaban: d
Rumus senyawa yang dapat terbentuk dari kation
dan anion tersebut sebagai berikut.
Na+ + CN– → NaCN
Na+ + SO32– → Na2SO3
Na+ + PO43– → Na3PO4
Ca2+ + CN– → Ca(CN)2
Ca2+ + SO32– → CaSO3
Ca2+ + PO43– → Ca3(PO4)2
Kimia Kelas X
51
NaHCO3 + H + → Na+ + H2O + CO2
Jumlah muatan reaktan sama dengan jumlah
muatan produk sebesar 1+.
Au3+ + CN– → Au(CN)3
Au3+ + SO32– → Au2(SO3)3
Au3+ + PO43– → AuPO4
11. Jawaban: e
Senyawa tembaga(II) perklorat heksahidrat
merupakan senyawa hidrat yang mempunyai
rumus kimia Cu(ClO4)2·6H2O. Senyawa tersebut
mengandung 1 atom Cu, 2 atom Cl, ((4 × 2) + 6 =
14) atom O, dan (6 × 2) = 12 atom H.
12. Jawaban: d
Mg(NO3)2 = magnesium nitrat
Rumus kimia magnesium nitrit = Mg(NO2)2
NaSO 4 merupakan rumus kimia yang salah,
seharusnya Na2SO4.
NH4NO3 = amonium nitrat
Rumus kimia amonium nitrit = NH4NO2
Fe(OH)3 = besi(III) hidroksida
K2CO3 = kalium karbonat
Rumus kimia kalium bikarbonat = KHCO3.
13. Jawaban: c
Tembaga(I) oksida terbentuk dari ion Cu+ dan O2–
sehingga rumus kimianya Cu2O. Besi(II) oksida
terbentuk dari ion Fe2+ dan O2– sehingga rumus
kimianya FeO. Tembaga mempunyai bilangan
oksidasi +1 dan +2 sehingga jika berikatan dengan
oksigen akan membentuk senyawa Cu2O dan
CuO. Besi mempunyai bilangan oksidasi +2 dan
+3 sehingga jika berikatan dengan oksigen akan
membentuk senyawa FeO dan Fe2O3.
14. Jawaban: e
Senyawa Al 2(SO 4) 3·10H 2O (aluminium sulfat
dekahidrat) mengandung 2 atom Al, 3 atom S,
((4 × 3) + 10 = 22) atom O, dan (10 × 2 = 20)
atom H.
15. Jawaban: c
Oksida nonlogam CO2 (karbon dioksida) yang
bereaksi dengan air akan membentuk asam
karbonat. Reaksinya:
CO2
+ H2O → H2CO3
karbon dioksida
air
asam karbonat
Asam nitrat mempunyai rumus kimia HNO3. Asam
sulfat mempunyai rumus kimia H2SO4. Asam
kromat mempunyai rumus kimia H2CrO4. Asam
oksalat mempunyai rumus kimia H2C2O4.
16. Jawaban: c
Jumlah atom di sebelah kiri dan di sebelah kanan
dalam persamaan reaksi harus sama. Selain itu,
jumlah muatan reaktan juga harus sama dengan
jumlah muatan produk. Dengan demikian, persamaan reaksi NaHCO3 dengan asam sebagai berikut.
52
Kunci Jawaban dan Pembahasan
17. Jawaban: b
aAl(s) + bHNO3(aq) → cAl(NO3)3(aq) + dH2(g)
Misal: a = 1
Al: a = c
c=1
H: b = 2d
N: b = 3c
b=3
O: 3b = 9c
3·3=9·1
9=9
b = 2d
3 = 2d
d= Persamaan reaksi setara sebagai berikut.
Al(s) + 3HNO3(aq) → Al(NO3)3(aq) + H2(g)
Jika dikalikan 2, persamaan reaksi menjadi:
2Al(s) + 6HNO3(aq) → 2Al(NO3)3(aq) + 3H2(g)
Jadi, zat yang mempunyai koefisien sama adalah
Al dan Al(NO3)3 dengan koefisien 2.
18. Jawaban: e
Misal: a = 1
Cl: 2a = c + d
2 = c + d . . . (1)
Na b = c + d . . . (2)
O: b = 3d + e . . . (3)
H: b = 2e . . . (4)
Persamaan (1) dan (2)
2=c+d
b=c+d
b=2
Persamaan (4)
b = 2e
2 = 2e
e=1
Persamaan (3)
b = 3d + e
2 = 3d + 1
3d = 1
d= Persamaan (2)
b=c+d
2=c+ c=1
Persamaan reaksi setara:
Cl2(g) + 2NaOH(aq) → 1 NaCl(aq) + NaClO3(aq)
+ H2O( )
Jika dikalikan 3, persamaan reaksi menjadi:
3Cl2(g) + 6NaOH(aq) → 5NaCl(aq) + NaClO3(aq) +
3H2O( )
Jadi, harga a, b, c, d, dan e secara berturut-turut
adalah 3, 6, 5, 1, dan 3.
19. Jawaban: c
Fe2O3: besi(III) oksida, simbol s berwujud padat
H2SO4: asam sulfat, simbol aq berwujud larutan
Fe2(SO4)3: besi(III) sulfat, simbol aq berwujud larutan
H2O: air, simbol berwujud cair
Jadi, persamaan reaksi dalam bentuk nama kimia
menjadi:
padatan besi(III) oksida + larutan asam sulfat →
larutan besi(III) sulfat + air
20. Jawaban: a
Misal: a = 1, maka pada atom:
N; 2a = e
e =2
H; 8a + b = 2d + 3e
8 + b = 2d + 6
b – 2d = –2 . . . (i)
S; a = c
c =1
O; 4a + b = 4c + d
4+b =4+d
b–d =0
b =d
Substitusi ke persamaan (i)
b – 2d = –2
d – 2d = –2
–d = –2
d =2
b =2
Na; b = 2c
2 = 2c → c = 1
Jadi persamaan reaksi sebagai berikut.
(NH4)2SO4(s) + 2NaOH(s) → Na2SO4 (s) + 2H2O( )
+ 2NH3(g)
Perbandingan koefisien reaksi antara NaOH dan
H2O yaitu = NaOH : H2O = 2 : 2 = 1 : 1
21. Jawaban: b
aFeS2 + 5O2 → bFeO + 4SO2
Jumlah atom sebagai berikut.
Fe; a = b
S; 2a = 4
a =2
O; 10 = b + 8
b =2
Jadi, persamaan reaksi
2FeS2 + 5O2 → 2FeO + 4SO2
Koefisien a = 2, b = 2
22. Jawaban: b
Senyawa yang digunakan sebagai bahan pembuatan sulfur dioksida merupakan senyawa yang
bertindak sebagai reaktan. Senyawa tersebut
adalah Na2SO3 dan HCl. Nama kimia senyawa
tersebut adalah natrium sulfit (Na2SO3) dan asam
klorida (HCl).
23. Jawaban: e
Pada reaksi:
NaHCO3 + KHC4H4O6 → NaKC4H4O6 + H2O + CO2
Seluruh perbandingan koefisien antarzatnya sama.
Oleh karena reaksi sudah setara maka perbandingan koefisien antarzatnya adalah 1 : 1. Soda kue
(NaHCO 3 ) mempunyai nama kimia natrium
bikarbonat. Cream of tartar mempunyai rumus
KHC4H4O6. NaHCO3 terbentuk dari ion Na+ dan
HCO3–.
24. Jawaban: d
Misal persamaan reaksi:
aC2H5OH + bO2 → cCO2 + dH2O
a=1
C: 2a = c
c=2
H: 6a = 2d
6 = 2d
d=3
O: a + 2b = 2c + d
1 + 2b = 4 + 3
2b = 6
b=3
Jadi, persamaan reaksi setaranya:
C2H5OH + 3O2 → 2CO2 + 3H2O
Perbandingan koefisien senyawa-senyawa yang
terlibat dalam reaksi adalah 1 : 3 : 2 : 3.
25. Jawaban: c
Seng sulfat memiliki rumus kimia ZnSO4. Senyawa
ini dihasilkan dari reaksi antara CuSO4 dan Zn
seperti pada persamaan reaksi berikut.
CuSO4(aq) + Zn(s) → ZnSO4(aq) + Cu(s)
26. Jawaban: e
Misal persamaan reaksi:
aBa(OH)2(aq) + bHBr(aq) → cBaBr2(aq) + dH2O( )
a=1
Ba: a = c
c=1
O: 2a = d
d=2
H: 2a + b = 2d
2+b=4
b=2
Br: b = 2c
2=2
Kimia Kelas X
53
Persamaan reaksi setara:
Ba(OH)2(aq) + 2HBr(aq) → BaBr2(aq) + 2H2O( )
Jadi, senyawa yang mempunyai perbandingan
koefisien 1 : 2 adalah Ba(OH)2 dan HBr.
27. Jawaban: e
Persamaan reaksi dimisalkan:
aSiO2 + bCaF2 + cH2SO4 → dCaSO4 + eSiF4 +
fH2O
Misal: a = 1
Jumlah atom sebagai berikut.
Si; a = e
e =1
O; 2a + 4c = 4d + f
2 + 4c = 4d + f . . . (1)
Ca; b = d . . . (2)
F; 2b= 4e
2b = 4
b =2
Persamaan (2)
b =d
d =2
H; 2c= 2f . . . (3)
S; c = d
c =2
Persamaan (3)
2c = 2f
2f = 4
f =2
Persamaan (1)
2 + 4c = 4d + f
2+8 =8+2
Jadi, a = 1, b = 2, c = 2, d = 2, e = 1, dan f = 2
Persamaan reaksi setara:
SiO2 + 2CaF2 + 2H2SO4 → 2CaSO4 + SiF4 + 2H2O
Spesi-spesi reaksi yang mempunyai koefisien 2
yaitu CaF2, H2SO4, CaSO4, dan H2O.
28. Jawaban: c
Garam dapur (NaCl) jika direaksikan dengan larutan
perak nitrat (AgNO3) akan menghasilkan larutan
natrium nitrat dan endapan putih perak klorida.
Persamaan reaksi setaranya sebagai berikut.
NaCl(aq) + AgNO3(aq) → NaNO3(aq) + AgCl(s)
garam
dapur
perak
nitrat
natrium
nitrat
perak
klorida
29. Jawaban: a
Persamaan reaksi:
aNa(s) + bC2H5OH(aq) → cC2H5ONa(aq) + dH2(g)
Misal: a = 1
Na: a = c
c=1
C: 2b = 2c
2b = 2
b=1
54
Kunci Jawaban dan Pembahasan
H: 6b = 5c + 2d
6 = 5 + 2d
1 = 2d
d= O: b = c
1=1
Persamaan reaksi setara:
Na(s) + C2H5OH(aq) → C2H5ONa(aq) +
H (g)
2
Jika dikalikan 2, persamaan reaksi menjadi:
2Na(s) + 2C2H5OH(aq) → 2C2H5ONa(aq) + H2(g)
Jadi, koefisien H2 jika reaksi sudah setara adalah 1.
30. Jawaban: d
Belerang dibakar menghasilkan belerang trioksida.
Persamaan reaksinya:
2S(s) + 3O2(g) → 2SO3(g)
Selanjutnya, belerang trioksida dengan air
menghasilkan asam sulfat. Persaman reaksinya:
SO3(g) + H2O( ) → H2SO4(aq)
Belerang trioksida berwujud gas. Koefisien oksigen
adalah 3. Rumus kimia asam sulfat adalah H2SO4.
Perbandingan koefisien S : O2 = 2 : 3. Perbandingan
koefisien SO3 : H2O sama dengan H2O : H2SO4 =
1 : 1.
B.
Uraian
1. Penamaan senyawa asam sebagai berikut.
a. Penamaan yang tidak mengandung O dengan
cara menyebut asam yang menggantikan
nama hidrogen kemudian diikuti nama atom
yang berikatan dan diakhiri dengan -ida.
Contoh HCl = asam klorida.
b. Asam yang mengandung O ada dua
kemungkinan, yaitu untuk atom yang terikat
dengan bilangan oksidasi besar berakhiran
-at dan kecil berakhiran -it. Contoh H2SO4 =
asam sulfat dan H2SO3 = asam sulfit.
Penamaan senyawa basa dengan menyebutkan
nama atom yang terikat –OH dan diikuti dengan
menyebut hidroksida. Contoh NaOH = natrium
hidroksida.
2. a. Senyawa biner logam dan nonlogam: NaBr,
Li2S, dan KI.
b. Senyawa biner nonlogam dan nonlogam: HCl,
N2O3, dan CO2.
c. Senyawa poliatom: H 3 PO 4, HSCN, dan
Zn(OH)2.
d. Senyawa asam: HCl, H3PO4, dan HSCN.
e. Senyawa basa: Zn(OH)2.
f. Senyawa hidrat: Na2CO3·5H2O.
3. a.
b.
c.
d.
e.
Li3N
: kalium nitrida
CuO
: tembaga(II) oksida
Ba3(PO3)2 : barium fosfit
CaC2O4 : kalium oksalat
Zn(OH)2 : zat hidroksida
4. a.
Perak fluorida
Satu Ag+ dan satu F– = AgF
Natrium sulfida
Dua Na+ dan satu S2– = Na2S
Karbon tetraklorida
Satu C4+ dan empat Cl– = CCl4
Fosfor pentaklorida
Satu P5+ dan lima Cl– = PCl5
Asam kromat
Dua H+ dan satu CrO42– = H2CrO4
b.
c.
d.
e.
3)
8. a.
5. Pereaksi:
FeS = besi(II) sulfida
HCl = asam klorida
Hasil reaksi:
FeCl2 = besi(II) klorida
H2S = asam sulfida
6. Angka koefisien adalah angka di depan unsur atau
senyawa yang terlibat dalam persamaan reaksi.
Sementara itu, angka indeks adalah angka yang
menunjukkan perbandingan unsur-unsur dalam tiap
senyawa. Misal pada persamaan reaksi berikut.
= (8)
=4
Jadi, persamaan reaksi setara sebagai
berikut.
2Na(s) + 2H2O( ) → 2NaOH(aq) + 1H2(g)
H2SO4(aq) + 8HI(aq) → H2S(g) + 4I2(g) +
4H2O( )
angka indeks
7. a.
b.
Persamaan reaksi yang setara
1) Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(s) + H2(g)
2) 2H2(s) + O2(g) → 2H2O( )
Persamaan reaksi yang belum setara:
1) Mg(s) + O2(g) → MgO(s)
Jumlah atom O di sebelah kanan
disamakan dengan jumlah atom O di
sebelah kiri. Setelah itu, jumlah atom Mg
di sebelah kanan disamakan dengan
jumlah Mg di sebelah kiri.
2Mg(s) + O2(g) → 2MgO(s)
2) CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g)
Jumlah atom H di sebelah kanan dikalikan
2 agar sama dengan jumlah atom H di
sebelah kiri. Dengan demikian, jumlah
atom O di sebelah kanan menjadi 4
sedangkan di sebelah kiri hanya 2
aH2SO4(aq) + bHI(aq) → cH2S(g) + d I2(g) +
eH2O( )
atom H : 2a + b = 2c + 2e
atom S :
a= c
atom O :
4a = e
atom I :
b = 2d
misal: a = 1, maka a = c = 1
e = 4(1) = 4
2(1) + b = 2(1) + 2(4)
b=8
d = b
angka koefisien
Angka koefisien dan angka indeks satu tidak perlu
ditulis. Angka indeks tidak boleh diubah (harus tetap).
sehingga koefisien O2 menjadi 2. Atom
C di sebelah kanan dan kiri sudah sama.
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)
CaCO 3(s) + HCl(aq) → CaCl 2(aq) +
H2O( ) + CO2(g)
Jumlah atom Ca, atom C, dan atom O di
sebelah kanan dan kiri sudah sama.
Koefisien HCl diubah menjadi 2 sehingga
jumlah atom H dan atom Cl di sebelah
kanan dan kiri sama.
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) +
H2O( ) + CO2(g)
b.
Zat-zat yang bertindak sebagai pereaksi:
H2SO4 = asam sulfat
HI
= asam iodida
c.
Zat-zat yang bertindak sebagai hasil reaksi
H2S = asam sulfida
I2
= iodin
H2O = air
9. a.
aKClO3(s) → bKCl(s) + cO2(g)
Misal a = 1
K: a = b
b=1
Cl: a = b
O: 3a = 2c
3 = 2c
c= Persamaan reaksi setara:
KClO3(s) → KCl(s) + O2(g)
Jika dikalikan 2, persamaan reaksi menjadi:
2KClO3(s) → 2KCl(s) + 3O2(g)
Kimia Kelas X
55
Perbandingan koefisien reaksi:
KClO3 : KCl : O2 = 2 : 2 : 3
Persamaan reaksi menggunakan nama
senyawa:
kalium klorat padat → kalium klorida + oksigen
b.
aFeSO4(s) + bH2O( ) → cFeSO4·10H2O(s)
Persamaan reaksi setara tinggal mengganti
koefisien b menjadi 10. Jadi, persamaan reaksi
setara:
FeSO4(s) + 10H2O( ) → FeSO4·10H2O(s)
Persamaan reaksi menggunakan nama
senyawa:
besi(II) sulfat + air → besi sulfat dekahidrat
10. a.
56
b.
aMnO4(s) + bHCl(aq) → cMnCl2(aq) + dH2O( )
+ eCl2(g)
Misal a = 1
Mn: a = c
c=1
O: 4a = d
d=4
H: b = 2d
b=8
Cl: b = 2c + 2e
8 = 2 + 2e
6 = 2e
e=3
Persamaan reaksi setara:
MnO4(s) + 8HCl(aq) → MnCl2(aq) + 4H2O( )
+ 3Cl2(g)
Perbandingan koefisien reaksi:
MnO4 : HCl : MnCl2 : H2O = 1 : 8 : 1 : 4 : 3
Persamaan reaksi menggunakan nama
senyawa:
mangan(VIII) oksida + asam klorida →
mangan(II) klorida + air + klorida
c.
Persamaan reaksi setaranya:
C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4H2O(g)
Bahan bakar elpiji propana (C3H8) dibakar
dengan oksigen menghasilkan gas karbon
dioksida dan uap air.
Persamaan reaksinya:
aC3H8(g) + bO2(g) → cCO2(g) + dH2O(g)
Misal: a = 1
C: 3a = c
c=3
H: 8a = 2d
8 = 2d
d=4
O: 2b = 2c + d
2b = 6 + 4
2b = 10
b=5
Kunci Jawaban dan Pembahasan
Logam natrium direaksikan dengan larutan
etanol (C2H5OH) menghasilkan larutan natrium
etanolat dan gas hidrogen.
Persamaan reaksinya:
aNa(s) + bC2H5OH(aq) → cC2H5ONa(aq)
+ dH2(g)
Misal: a = 1
Na: a = c
c=1
C: 2b = 2c
b=1
H: 6b = 5c + 2d
6 = 5 + 2d
1 = 2d
d= O: b = c
1=1
Persamaan reaksi setaranya:
Na(s) + C2H5OH(aq) → C2H5ONa(aq) + H2(g)
Jika dikalikan 2, persamaan reaksi menjadi:
2Na(s) + 2C2H5OH(aq) → 2C2H5ONa(aq) + H2(g)
c.
Logam tembaga direaksikan dengan larutan
asam nitrat menghasilkan larutan tembaga(II)
nitrat, air, dan gas nitrogen dioksida.
Persamaan reaksinya:
aCu(s) + bHNO3(aq) → cCu(NO3)2(aq) +
dH2O( ) + eNO2(g)
Misal: a = 1
Cu: a = c
c=1
H: b = 2d . . . (1)
N: b = 2c + e
b = 2 + e . . . (2)
O: 3b = 6c + d + 2e
3b = 6 + d + 2e . . . (3)
Persamaan (1) dan (2):
b=2+e
2d = 2 + e . . . (4)
Persamaan (1) dan (3):
3b = 6 + d + 2e
3(2d) = 6 + d + 2e
6d = 6 + d + 2e
5d = 6 + 2e . . . (5)
Persamaan (4) dan (5):
2d = 2 + e
× 2 4d = 4 + 2e
5d = 6 + 2e × 1 5d = 6 + 2e
––––––––––– –
–d = –2
d=2
Persamaan (4):
2d = 2 + e
2(2) = 2 + e
4=2+e
e=2
Persamaan (1):
b = 2d
b = 2(2) = 4
Persamaan reaksi setaranya:
Cu(s) + 4HNO 3 (aq) → Cu(NO 3 ) 2 (aq) +
2H2O( ) + 2NO2(g)
c.
Belerang + tembaga → tembaga sulfida
S
+
Cu
→
CuS
32 gram + 64 gram =
96 gram
Massa Cu dalam CuS jika massa S = 32 gram
d.
= × 32 gram
= 64 gram (terbukti)
Tembaga + oksigen → tembaga oksida
Cu
+
O
→
CuO
16 gram + 4 gram =
20 gram
Massa O dalam CuO jika massa Cu = 16 gram
Bab V
A.
Hukum Dasar Kimia
Pilihan Ganda
1. Jawaban: d
Hukum Kekekalan Massa menyatakan bahwa
massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah
tetap. Hal ini berarti jumlah zat sebelum reaksi
sama dengan jumlah zat sesudah reaksi atau
jumlah molekul sebelum dan sesudah reaksi selalu
sama.
2. Jawaban: c
Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Fe(s) + S(s) → FeS(s)
Massa pereaksi = massa hasil reaksi
Massa Fe + massa S = massa FeS
Massa Fe + 1,6 gram = 4,4 gram
Massa Fe = 2,8 gram
3. Jawaban: e
Reaksi yang mengikuti hukum Kekekalan Massa
sebagai berikut.
a. Hidrogen + oksigen → air
H2
+
O2 → H2O
3 gram + 24 gram = 27 gram
Massa O2 dalam H2O jika massa H2 = 3 gram
b.
= × 3 gram
= 24 gram (terbukti)
Besi + belerang → besi belerang
Fe +
S
→
FeS
7 gram + 4 gram =
11 gram
Massa S dalam FeS jika massa Fe = 7 gram
= × 7 gram
= 4 gram (terbukti)
e.
= × 16 gram
= 4 gram (terbukti)
Magnesium + nitrogen → magnesium nitrida
3Mg
+ N2 →
Mg3N2
24 gram + 28 gram =
52 gram
Massa N 2 dalam Mg 3 N 2 jika massa Mg
= 24 gram
= × 24 gram
= 9,33 gram (tidak terbukti)
Jadi, pada pilihan jawaban e tidak mengikuti hukum
Kekekalan Massa.
4. Jawaban: e
Menurut hukum Lavoisier, massa pereaksi =
massa hasil reaksi.
Massa Mg + massa O2 = massa MgO
4,8 gram + massa O2 = 8 gram
massa O2 = 3,2 gram
5. Jawaban: b
Massa H : O = 1 : 8
Massa hidrogen yang bereaksi = 5 gram sehingga
perbandingannya 5 gram : massa O = 1 : 8.
Massa O = × 5 gram = 40 gram
Jadi, massa air yang dihasilkan
= 5 gram + 40 gram
= 45 gram.
6. Jawaban: b
2MgO → 2Mg + O2
20 gram
?
8 gram
Massa Mg = massa MgO – massa O2
= (20 – 8) gram
= 12 gram
7. Jawaban: c
Persamaan reaksinya sebagai berikut.
I2(s) + H2(g) → 2HI(g)
Massa I2 + massa H2 = massa HI
Massa I2 = 5 gram
Massa H2 = 5 gram
Kimia Kelas X
57
Massa HI = 1,25 gram
Massa zat yang tidak bereaksi
= massa zat sebelum reaksi – massa zat sesudah
reaksi
= (5 + 5) gram – 1,25 gram
= (5 + 5) – 1,25 gram
8. Jawaban: b
CaCO3 + 2HCI → CaCI2(aq) + H2O( ) + CO2(g)
Y gram + 5,81 gram =
13,78 gram
Y gram = (13,78 – 5,81) gram
Y = 7,97 gram
Jadi, massa kalsium karbonat yang direaksikan
sebesar 7,97 gram.
9. Jawaban: d
Serbuk garam inggris jika direaksikan dengan
larutan amonia akan mengalami reaksi menurut
persamaan berikut.
MgSO4(s) + 2NH4OH(aq) → Mg(OH)2(s)
+ (NH4)2SO4(aq)
Massa MgSO4 ditambah NH4OH sama dengan
massa Mg(OH)2 ditambah (NH4)2SO4.
Jadi, jika massa tabung beserta zat sebelum
direaksikan = 60 gram maka massa tabung beserta
zat setelah direaksikan = 60 gram.
10. Jawaban: e
Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
CH3COOH(aq) + NaHCO3(s) → CH3COONa(aq) +
H2O( )
+ CO2(g)
Massa zat sebelum reaksi = massa zat sesudah
reaksi
Massa asam asetat + massa soda kue = massa
zat sesudah reaksi
3 gram + 2,5 gram = massa zat sesudah reaksi
Massa zat sesudah reaksi = 5,5 gram.
Jadi, massa zat hasil reaksi dan gas yang terbentuk
yaitu 5,5 gram dan CO2 (karbon dioksida).
B.
Uraian
1. Percobaan yang dilakukan oleh Lavoisier yaitu
pembakaran merkuri oksida yang berwarna merah
menghasilkan logam merkuri dan sebaliknya logam
merkuri dibakar dengan oksigen menghasilkan
merkuri oksida. Berdasarkan percobaan tersebut
ternyata jika merkuri oksida dipanaskan akan
menghasilkan logam merkuri dan gas oksigen
dengan massa gas oksigen sama dengan yang
dibutuhkan untuk mengubah logam merkuri menjadi
merkuri oksida kembali. Oleh karena itu, Lavoisier
selanjutnya menyimpulkan dan mengemukakan
hukum Kekekalan Massa yang berbunyi ”massa
58
Kunci Jawaban dan Pembahasan
total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama
dengan massa total zat-zat hasil reaksi”.
2. Persamaan reaksinya sebagai berikut.
Mg + S → MgS
6 gram + S = 14 gram
S = (14 – 6) gram = 8 gram
Jadi, massa serbuk belerang yang telah bereaksi
sebanyak 8 gram.
3. Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut.
4Cu(s) + O2(g) → 2Cu2O(s)
Massa reaktan
= massa produk
Massa Cu + massa O2 = massa Cu2O
64 gram + 8 gram
= massa Cu2O
Massa Cu2O
= 72 gram
4. Massa AgNO3 + massa NaCl = massa AgCl +
massa NaNO3
51 gram + 17,55 gram = massa AgCl + 25,5 gram
Massa AgCl= (68,55 – 25,5) gram = 43,05 gram
Jadi, massa endapan AgCl yang terbentuk sebesar
43,05 gram.
5. Reaksi yang terjadi:
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O
9 gram + x = 13,2 gram + 5,4 gram
9 gram + x = 18,6 gram
x = 9,6 gram
Jadi, oksigen yang diperlukan pada pembakaran
tersebut adalah 9,6 gram.
A.
Pilihan Ganda
1. Jawaban: c
Perbandingan C : O = 3 : 8
C + O2 → CO2
4 g 10 g
Massa C yang bereaksi
= × massa O2
= × 10 g = 3,75 g
Jadi, karbon masih tersisa = (4 – 3,75) g = 0,25 g.
Massa yang terbentuk = (3,75 + 10) g = 13,75 g.
2. Jawaban: a
‚$$ ƒ!# ‚$$ =
× ‚ ‚$$ ƒ!# × =
× + × + × ‚$$ ƒ!# =
‚$$ ƒ!# × × + × + × =
+ + Massa H dalam C12H22O11 = = 0,32 gram
= × massa hidrogen
=
7. Jawaban: a
Massa Na2SO4 murni = × 200 gram
= 142 gram
Na2SO4 murni mengandung:
3. Jawaban: b
Massa oksigen yang bereaksi
Massa kalsium mula-mula = massa kalsium yang
bereaksi + massa kalsium sisa
Massa kalsium mula-mula = (0,375 + 0,05)gram
= 0,425 gram
Massa Na =
× 4 gram = 32 gram
‚ × massa Na2SO4 murni
= × 142
= 46 gram
Massa air yang terjadi
= massa oksigen + massa hidrogen
= 32 gram + 4 gram = 36 gram
Massa S =
4. Jawaban: a
#$$„&&~!?&
× 100%
#$$&*&!†#‡?@
1,34% =
× 100%
#$$&*&!}ˆ}
‰
= 74,6 g
massa total bijih = 1 g ×
‰
5. Jawaban: b
Percobaan 1
Massa oksigen yang bereaksi = (20 – 18) gram
= 2 gram
Perbandingan Mg : O = 3 : 2.
Percobaan 2
Massa oksigen yang bereaksi = (10 – 6) gram
= 4 gram
Perbandingan Mg : O = 6 : 4 = 3 : 2.
Percobaan 3
Massa magnesium yang bereaksi
= (45 – 33) gram = 12 gram
Perbandingan Mg : O = 12 : 8 = 3 : 2.
Percobaan 4
Massa magnesium yang bereaksi
= (45 – 21) gram = 24 gram
Perbandingan Mg : O = 24 : 16 = 3 : 2.
Jadi, perbandingan massa magnesium dan oksigen
dalam senyawa magnesium oksida adalah 3 : 2.
6. Jawaban: b
Perbandingan massa kalsium : massa belerang:
massa kalsium belerang = 0,75 : 0,60 : 1,35
=5:4:9
Massa kalsium yang bereaksi = × 0,3 gram
= 0,375 gram
× massa Na2SO4 murni
= × 142 = 32 gram
%b/b =
Jadi, massa bijih mineral argentit yang harus diolah
sebanyak 74,6 g.
‚ Massa O =
=
× massa Na2SO4
‚ × 142 = 64 gram
murni
Jadi, jawaban yang tepat yaitu mengandung
46 gram Na.
8. Jawaban: d
Perbandingan massa unsur dalam CaO
Massa Ca : massa O = 1 × Ar Ca : 1 × Ar O
= 1 × 40 : 1 × 16
= 40 : 16
=5:2
Massa Ca yang bereaksi = × massa O
= × 0,5 gram
= 1,25 gram
Massa CaO yang terbentuk
= massa Ca + massa O
= (1,25 + 0,5) gram = 1,75 gram
9. Jawaban: b
Massa Ag dalam uang perak = Massa Ag dalam
AgCI
=
=
‚ "
× massa AgCI
× 7,2 gram = 5,4 gram
Kadar Ag dalam uang perak
=
=
‚$$ ‚$$ ?@‡~Š
× 100%
× 100% = 92,8%
Kimia Kelas X
59
10. Jawaban: d
2Mg + O2 → 2MgO
Massa Mg dalam MgO
=
=
=
‚
‚ + + ×5
Massa Ca yang bereaksi
= × 2,8 gram = 12 gram
Massa Ca3N2 yang terbentuk
= 12 gram + 2,8 gram = 14,8 gram
Zat sisa berupa kalsium dengan massa
sebesar
= 21 gram (mula-mula) – 12 gram (reaksi)
= 9 gram
× massa MgO
b.
× 5 gram
gram = 3 gram
Kemurnian serbuk magnesium
=
=
B.
#$$ ‚ ƒ!# ‚
#$$ $~?Š #@~$}?#
× 100% = 75%
4. Misalnya, massa KBr = a gram maka massa
NaBr = (0,56 – a) gram.
Massa Br dalam KBr + massa Br dalam NaBr =
Massa Br dalam AgBr
× 100%
 ⋅ \ 
 ⋅ \ 
 (massa NaBr)

 (massa KBr) + 
 ‚ \ 
 ‚ ‹\ 
Uraian
1. Perbandingan massa unsur-unsur penyusun pupuk
urea sebagai berikut.
Massa C : massa O : massa N : massa H
= 1 × Ar C : 1 × Ar O : 2 × Ar N : 4 × Ar H
= 1 × 12 : 1 × 16 : 2 × 14 : 4 × 1
= 12 : 16 : 28 : 4
=3:4:7:1
Jadi, perbandingan massa dari unsur-unsur
penyusun pupuk urea yaitu
C : O : N : H = 3 : 4 : 7 : 1.
2. Mr magnesium sulfat (MgSO4)
= Ar Mg + Ar S + (4 × Ar O)
= 24 + 32 + (4 × 16)
= 24 + 32 + 64
= 120
% Mg dalam MgSO4 =
 ⋅ \ 
 (massa AgBr)
 ‚ \ 
= 
 
 
(0,94)

 (a) + 
 (0,56 – a) =
 
 
=
=
× =
=
=
× × 100%
× 100%
= 53,3%
3. a.
60
=
× 100%
× ‚ ‚ = 0,005
‚$$ ‹\
‚$$ †#‡?@
× 100%
× 100%
5. Persentase N dalam urea (CO(NH2)2)
× 100%
= 26,7%
% O dalam MgSO4 =
= 58,9%
× % S dalam MgSO4 =
=
103a + 66,64 – 119a = (119)(103)(0,005)
–16a = –5,355
a = 0,33
Jadi, massa KBr = a gram = 0,33 gram
× 100%
= × 100%
= 20%
× ‚ ‚ − − %KBr =
× ‚
‚ ‚ +
Perbandingan massa dalam Ca3N2
Massa Ca : massa N = (3)Ar Ca : (2)Ar N
= (3)(40) : (2)(14)
= 120 : 28
= 30 : 7
Kunci Jawaban dan Pembahasan
× ‚ × 100%
× ×
× + × + × + × × × 100%
× + × + × + × = × 100%
= 46,7%
Kandungan N dalam pupuk urea
= × 100%
= 42%
Kemurnian pupuk urea =
= 90%
× 100%
100%
Perbandingan massa oksigen pada kedua senyawa
sebagai berikut.
16 : ] = 2 : 3
A.
Pilihan Ganda
1. Jawaban: b
Jika massa unsur nitrogen pada kedua senyawa
sama, data tersebut dapat dimasukkan ke dalam
tabel berikut.
Senyawa
Massa
Nitrogen Oksida Unsur Nitrogen
Senyawa I
Senyawa II
46,66%
46,66%
Massa
Unsur Oksigen
53,33%
106,66%
Massa oksigen yang bergabung dengan 46,66%
unsur nitrogen mempunyai perbandingan = 53,33%
: 106,66% = 1 : 2. Perbandingan massa oksigen
yang bergabung dengan nitrogen merupakan
bilangan bulat yang sederhana (hukum Perbandingan
Berganda atau hukum Dalton).
2. Jawaban: d
Jika massa unsur P tetap pada kedua senyawa,
data tersebut dapat dimasukkan ke dalam tabel
berikut.
Senyawa
Komposisi P
Komposisi Q
I
II
6
6
4
6
3. Jawaban: a
Data tersebut dapat dimasukkan dalam tabel
berikut.
Belerang dioksida
Belerang trioksida
Massa
Belerang (g)
Massa
Oksigen (g)
8
x
16
12
Jika massa belerang pada kedua senyawa dibuat
sama yaitu 8 gram, data menjadi seperti tabel
berikut.
Senyawa
Belerang dioksida
Belerang trioksida
Massa
Belerang (g)
Massa
Oksigen (g)
8
8
16
12x
]
= = 48
x = 4 gram
4. Jawaban: d
massa C = 12 gram
Ar C = 12
Ar H = 1
CH4 → massa H =
=
]
× massa C
= × 12 gram = 4 gram
C2H6 → massa H =
=
C2H4 → massa H =
=
C2H2 → massa H =
=
Massa Q yang bergabung dengan 6 g unsur P
mempunyai perbandingan = 4 : 6 = 2 : 3. Perbandingan massa Q yang bergabung dengan unsur
P merupakan bilangan bulat yang sederhana.
Senyawa
Œ]
]
× massa C
× 12 gram = 3 gram
× massa C
× 12 gram = 2
gram
× massa C
× 12 gram = 1 gram
Jadi, perbandingan massa hidrogen dalam CH4,
C2H6, C2H4, dan C2H2 yaitu 4 : 3 : 2 : 1.
5. Jawaban: b
Perbandingan volume = perbandingan koefisien
NxO + S →
SOy
+ N2
70 ml
(105 – 70) ml = 35 ml 70 ml
––––––––––––––––––––––––––––––––––– : 35
2NxO + S → SOy + 2N2
Jumlah atom sebelum dan setelah reaksi adalah
tetap.
2NxO = 2N2
2Nx = 2N2
x=2
2N2O= SOy
2O = Oy
y=2
Jadi, persamaan reaksi yang terjadi yaitu:
2N2O(g) + S(s) → SO2(g) + 2N2(g)
Kimia Kelas X
61
6. Jawaban: d
Menurut Gay Lussac, pada suhu dan tekanan yang
sama perbandingan volume gas-gas yang bereaksi
dan hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat.
Perbandingan volume sama dengan perbandingan
koefisien reaksi.
aN2(g) + bH2(g) → cNH3(g)
Misal: a = 1
N : 2a = c
c=2
H : 2b = 3c
2b = 6
b=3
Persamaan reaksi setara:
N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)
Perbandingan volume = perbandingan koefisien =
1 : 3 : 2.
7. Jawaban: c
Persamaan reaksi:
5CxHy + 20O2 → 15CO2 + 10H2O
C : 5x = 15
x=3
H : 5y = 20
y=4
Jadi, rumus hidrokarbon tersebut C3H4.
8. Jawaban: c
Persamaan reaksi setara sebagai berikut.
2C4H10(g) + 13O2(g) → 8CO2(g) + 10H2O(g)
*!?#~ *!?#~ =
=
10. Jawaban: c
Persamaan reaksi setara:
PCl3(g) + Cl2(g) → PCl5(g)
Volume gas PCl5 yang dihasilkan
= × volume PCl3
= × 5 ml = 5 ml
Volume gas klor yang bereaksi
= × volume PCl3
= × 5 ml = 5 ml
Jadi, volume gas klor yang tersisa = (7 – 5) ml
= 2 ml.
B.
1.
Uraian
Senyawa
Massa Unsur X
Massa Unsur Cl
1
2
3
4
72,16%
56,44%
50,90%
46,35%
27,84%
43,56%
49,10%
53,65%
Jika massa unsur X pada keempat senyawa sama,
data tersebut dapat dimasukkan ke dalam tabel
berikut.
Senyawa
Massa Unsur X
Massa Unsur Cl
1
2
3
4
72,16%
72,16%
72,16%
72,16%
27,84%
55,69%
69,61%
83,52%
Volume C4H10 = × volume CO2
=
× 40 L = 10 L
9. Jawaban: c
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(l)
C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4H2O(l)
Misal: volume CH4 = y ml
volume C3H8 = (10 – y) ml
Volume O2 pada reaksi CH4 = × volume CH4
= × y ml = 2y ml
Volume O2 pada reaksi C3H8 = × (10 –y) ml
= 50 – 5y ml
Jika volume O2 yang habis bereaksi = 38 liter
maka: 2y + (50 – 5y) = 38 liter
–3y = –12 liter
y = 4 liter
Jadi, volume CH4 4 liter dan volume C3H8 6 liter.
62
Kunci Jawaban dan Pembahasan
Massa Cl yang bergabung dengan 72,16%
unsur X mempunyai perbandingan = 27,84% :
55,69% : 69,61% : 83,52% = 1 : 2 : 2,5 : 3
= 2 : 4 : 5 : 6.
2. Data nomor 1:
a. Jika massa Fe dalam senyawa I dan senyawa
II dibuat sama yaitu 7 gram maka perbandingan massa O dalam senyawa I dan
senyawa II yaitu 2 : 3.
b. Jika massa O dalam senyawa I dan
senyawa II dibuat sama yaitu 48 gram maka
perbandingan massa Fe dalam senyawa I dan
senyawa II yaitu168 : 112 = 3 : 2.
Data nomor 2:
a. Dengan massa Cu yang sama yaitu
63,5 gram, maka perbandingan massa S
dalam senyawa I dan senyawa II yaitu
16 : 32 = 1 : 2.
b. Jika massa S dalam senyawa I dan
senyawa II dibuat sama yaitu 32 gram maka
perbandingan massa Cu dalam senyawa I dan
senyawa II yaitu 127 : 63,5 = 2 : 1.
3. Persamaan rekasi pembakaran gas elpiji sebagai
berikut.
aC3H8(g) + bO2(g) → cCO2(g) + dH2O( )
Misal: a = 1
C : 3a = c
c=3
H : 8a = 2d
8 = 2d
d=4
O : 2b = 2c + d
2b = 6 + 4
2b = 10
b=5
Persamaan reaksi setara:
C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4H2O( )
Perbandingan koefisien reaksi = perbandingan
volume
Volume gas oksigen = × volume C3H8
= × 10 L = 50 L
Jadi, volume gas oksigen yang diperlukan pada
pembakaran tersebut sebesar 50 L.
4. N2 + 3H2 → 2NH3
Perbandingan volume = perbandingan koefisien
Volume nitrogen yang bereaksi
= × volume H2
= × 5,6 liter
= 1,87 liter
Volume gas nitrogen yang direaksikan
= (1,87 + 1,49) liter
= 3,36 liter
Volume gas amonia yang terbentuk
= × 5,6 liter
= 3,73 liter
Jadi, volume gas nitrogen (N2) yang direaksikan
sebesar 3,36 liter dan volume gas amonia (NH3)
yang terbentuk sebesar 3,73 liter.
5. Volume
Volume
metana (CH4) = × 1 L = 0,6 L
etana (C2H6) = × 1 L = 0,4 L
Persamaan reaksi:
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
0,6 L
Volume O2 = × volume CH4
= × 0,6 L
= 1,2 L
2C2H6 + 7O2 → 4CO2 + 6H2O
0,4 L
Volume O2 = × volume C2H6
= × 0,4 L
= 1,4 L
Volume oksigen yang diperlukan dalam proses
oksidasi = 1,2 L + 1,4 L = 2,6 L.
A.
Pilihan Ganda
1. Jawaban: e
Perbandingan volume = perbandingan koefisien
Persamaan reaksi:
20P2 + 50Q2 → 20PxQy
P ; 40 = 20x
x=2
Q ; 100 = 20y
y=5
Jadi, harga x = 2 dan y = 5.
2. Jawaban: b
1 mol suatu senyawa = 6,02 × 1023
0,2 mol = 0,2 × 6,02 × 1023
3. Jawaban: e
Mr Fe2O3 · 7H2O
= ((2 × Ar Fe) + (10 × Ar O) + (14 × Ar H)) g/mol
= ((2 × 56) + (10 × 16) + (14 × 1)) g/mol
= (112 + 160 + 14) g/mol = 286 g/mol
4. Jawaban: c
Volume molar gas pada STP = 22,4 liter
1 mol gas pada STP = 22,4 liter
4 liter gas = 4 L ×
#*!
= 0,179 mol
Mr gas =
#$$
#*!
=
#
#*!
= 17 g/mol
Gas yang mempunyai massa sebesar 3,043 gram
dalam volume 4 L harus mempunyai massa rumus
relatif sebesar 17 g/mol.
Mr NO2 = ((1 × Ar N) + (2 × Ar O)) g/mol
= ((1 × 14) + (2 × 16)) g/mol
= (14 + 32) g/mol
= 46 g/mol
Kimia Kelas X
63
Mr CO2 = ((1 × Ar C) + (2 × Ar O)) g/mol
= ((1 × 12) + (2 × 16)) g/mol
= (12 + 32) g/mol
= 44 g/mol
Mr NH3 = ((1 × Ar N) + (3 × Ar H)) g/mol
= ((1 × 14) + (3 × 1)) g/mol
= (14 + 3) g/mol
= 17 g/mol
Mr SO3 = ((1 × Ar S) + (3 × Ar O)) g/mol
= ((1 × 32) + (3 × 16)) g/mol
= (32 + 48) g/mol
= 80 g/mol
Mr CH4 = ((1 × Ar C) + (4 × Ar H)) g/mol
= ((1 × 12) + (4 × 1)) g/mol
= (12 + 4) g/mol
= 16 g/mol
Jadi, gas tersebut adalah NH3.
5. Jawaban: c
Mr C12H22O11 = 342
mol C12H22O11 =
#$$
‚ = = 7,3 · 10–4
Jumlah molekul C12H22O11 = mol × L
= 7,3 · 10–4 × 6,02 · 1023
= 4,39 · 1020
6. Jawaban: b
Massa atom relatif Ne
Σ #$$ ~ + Σ #$$ ~
?#! $~!?? &*# ~ ƒ} !#
=
Misal kelimpahan
22Ne = (100 – x)%
20Ne
= x% maka kelimpahan
mol CO2 = × 0,01 mol = 0,01 mol
1 mol gas menempati volume 24 dm3
Volume CO2 = 0,01 × 24 dm3
= 24 × 10–2 dm3 = 240 cm3
8. Jawaban: c
Volume (STP)
mol CO2 =
=
=
=
9. Jawaban: c
a.
7. Jawaban: e
CaCO3 + 2HCl → CaCl2 + H2O + CO2
mol CaCO3 =
=
=
64
#$$ ‚ + + = 0,01 mol
Kunci Jawaban dan Pembahasan
mol Cu2S =


= 6,99 × 10–2 mol
#*!
 −
#*!
M Cu2S =  =
= 0,139 M
b.
M NaCl =  =
= 0,16 M
c.
mol C2H5OH =


#*!
= 2 × 10–2 mol
 −
M C2H5OH =  =
= 0,04 M (paling kecil)
] +  − ]
2.020 = 20x + 2.200 – 22x
2x = 180
x = 90%
Jadi, kelimpahan isotop 22Ne di alam adalah
(100 – 90)% = 10%.
+ + Œ#*!
+ Œ#*!
= 0,05 mol
Œ#*!
Volume (STP) = mol × 22,4 L/mol
= 0,05 mol × 22,4 L/mol
= 1,12 L
Volume (suhu 25°C dan tekanan 0,8 atm)
PV = nRT
0,8 · V = 0,05 · 0,082 · (25 + 273)
0,8 V = 1,2218
V = 1,53 L
20,2 = ] + − ]
20,2 =
#$$ ‚ d.
e.
#*!
M C12H22O11 =  = = 0,06 M
massa Pb(CH3COO)2 = 32,5 gram
Mr Pb(CH3COO)2 = 325 gram/mol
mol Pb(CH3COO)2 = = 0,1 mol
#*!
M Pb(CH3COO)2 =  =
= 0,2 M
Jadi, konsentrasi terkecil dimiliki oleh etanol.
4. Persamaan reaksi penguraian kalium klorat
(KClO3) sebagai berikut.
2KClO3(s) → 2KCl(s) + 3O2(g)
10. Jawaban: d
ˆ?#! &*# ~$}
× × mol besi =
=
× = 1 mol
mol N2 =
= × 1 mol
= 1,5 mol
Pada kondisi yang sama dengan 1 gram gas O2
(Mr = 32) volume 1 liter, volume H2 sebagai berikut.
#$$ ‚ #*! ‘*!?#~ =
#*! ‘*!?#~ #*!
!}&~
=
#*!
‘*!?#~ =
#
#Œ#*!
= 0,03 mol
3 mol
N2 + 2O2
1,5 mol
3 mol
→ N2 + O2
2NO
3 mol
1,5 mol
1,5 mol
Mol N2 total = 1,5 mol + 1,5 mol = 3 mol
Mol O2 total = 3 mol + 1,5 mol = 4,5 mol
Pada tekanan dan suhu sama, perbandingan mol
= perbandingan volume.
Perbandingan volume N2 : O2 = 3 : 4,5 = 2 : 3.
2. CxHy +
4 liter
O2 → CO2 + H2O
20 liter
12 liter
Perbandingan volume = perbandingan koefisien
= 4 : 20 : 12 = 1 : 5 : 3 sehingga menjadi
CxHy + 5O2 → 3CO2 + H2O
Jumlah atom reaktan = jumlah atom produk
CxHy + 5O2 → 3CO2 + 4H2O
C:x=3
H:y=8
Jadi, rumus molekul senyawa hidrokarbon tersebut
yaitu C3H8 (propana).
n =
=
Π#*!
#*! ‘*!?#~ =
#*! ‘*!?#~ #*! !}&~
=
#*!
!}&~
mol O2 = 0,003 mol
mol KClO3 = × mol O2
5. Mr Fe2O3 = 160
Vkarat = p × × t
= 20 × 3 × 1,2
= 72 cm3
= 7,2 × 10–2 dm3
a. Volume Fe2O3 = n × 22,4
7,2 × 10–2 = n × 22,4
n = 3,2 × 10–3 mol
Massa karat pada keadaan STP
= nFe2O3 × Mr Fe2O3
= 3,2 × 10–3 mol × 160 g/mol = 0,512 gram
Jadi, massa karat (STP) sebanyak 0,512 gram.
b.
†#
P = †# × 1 atm
= 0,356 atm
V = 7,2 × 10–2 liter
R = 0,082 L atm/mol K
T = 67 + 273
= 340 K
PV = nRT
^
n = 3. T = 273 K
P = 76 cmHg = 1 atm
V = 2,24 L

Π#*!
= 0,025 mol
Uraian
1. 2NO2 →
#
#Œ#*!
= × 0,003 mol = 0,002 mol
Massa KClO3 = mol KClO3 × Mr KClO3
= 0,002 mol × 122,5 gram/mol
= 0,245 gram
Jadi, kalium klorat yang terurai sebanyak
0,245 gram.
Volume H2 = 50 liter.
B.
=
Gas oksigen diukur pada keadaan saat 0,58 liter
gas N2 beratnya 0,7 gram.
mol H2 = × mol Fe
mol O2 =
#$$ ‚ n=
= 0,1 mol
Jumlah molekul
= 0,1 mol × 6,02 × 1023 molekul/mol
= 6,02 × 1022 molekul
× × −
× mol
= 9,2 × 10–4 mol
Massa karat (pada 0,356 atm, 340 K)
= nFe2O3 × Mr Fe2O3
= 9,2 × 10–4 × 160
= 1,472 × 10–1 gram
Jadi, massa karat (pada tekanan 27 cmHg,
suhu 67°C) sebanyak 1,472 × 10–1 gram.
Kimia Kelas X
65
A.
Pilihan Ganda
1. Jawaban: d
Senyawa karbon + O2 → CO2 + H2O
46 gram
88 gram 54 gram
Massa C dalam CO2
× × massa CO2
× + × × =
× 88 gram
× + × =
× 88 gram = 24 gram
= 5,17 : 10,34 : 1,7
=3:6:1
Jadi, rumus empiris senyawa tersebut (C3H6O)n.
Rumus molekul ditentukan dengan terlebih dahulu
mencari Mr-nya.
Massa gas = 1,45 g
Volume gas = 743 ml
= 0,743 liter
Tekanan = 37 cmHg
=
=
Massa H dalam H2O
× × massa H2O
× + × ×
=
× 54 gram
× + × =
× 54 gram = 6 gram
=
Massa O dalam senyawa karbon
= massa senyawa karbon – (massa C + massa H)
= (46 – (24 + 6)) gram
= (46 – 30) gram
= 16 gram
Perbandingan massa C : H : O = 24 : 6 : 16
Perbandingan mol C : H : O =
:
:
=2:6:1
Jadi, rumus empiris senyawa karbon tersebut
C2H6O.
2. Jawaban: e
#$$
‚
=
‚
=
ˆ?#! ‡&}Š~!
× × × Mr = 179,99 ≈ 180
(CH2O)n = 180
12n + 2n + 16n = 180
30n = 180
n=6
Jadi, rumus molekul senyawa tersebut adalah
C6H12O6.
3. Jawaban: b
Rumus empiris senyawa ditentukan berdasarkan
perbandingan molnya.
mol C : H : O =
=
66
#$$ #$$ #$$ :
:
: : Kunci Jawaban dan Pembahasan
37
76
atm = 0,486 atm
Suhu = 80°C
= (80 + 273) K = 353 K
PV = nRT
=
#$$ $
‚ $
Mr gas =
=
×R×T
#$$ $ × × ^׍
⋅ ⋅ ⋅ = 116
Rumus empiris = (C3H6O)n
Mr senyawa = 116
Mr (C3H6O)n = 116
(36 + 6 + 16)n = 116
n =2
Jadi, rumus molekul senyawa yang mempunyai
rumus empiris (C3H6O)2 = C6H12O2.
4. Jawaban: d
Na2SO4 · xH2O → Na2SO4 + xH2O
11,6 g
=
7,1 g + 4,5 g
mol Na2SO4 : mol H2O
#$$ ‚ :
+ + :
:
#$$ ‚ + 0,05 : 0,25
1:5
Jadi, rumus molekul senyawa hidrat tersebut
Na2SO4 · 5H2O.
5. Jawaban: e
mol CO2 =
=
‘*!?#~ Œ#*!
=
Œ#*!
0,05 mol
Na2CO3(s) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) + H2O( )
+ CO2(g)
mol Na2CO3 = × mol CO2
= × 0,05 mol = 0,05 mol
Massa Na2CO3
= mol Na2CO3 × Mr Na2CO3
= 0,05 mol × ((2 × 23) + (1 × 12) + (3 × 16)) g/mol
= 0,05 mol × (46 + 12 + 48) g/mol
= 5,3 gram
Na2CO3 · nH2O → Na2CO3 + nH2O
14,3 gram
5,3 gram
mol Na2CO3 : mol H2O
0,05 mol :
#
#Œ#*!
Zat N2O4 habis bereaksi → bertindak sebagai
pereaksi pembatas
massa NO = mol NO × Mr NO
= 0,51 × 30 = 15,3 gram
9. Jawaban: d
mol I2 =
(14,3 – 5,3) gram
= 9 gram
Mg
+ I2
→ MgI2
Mula-mula : 0,2 mol
0,05 mol
–
Reaksi
: 0,05 mol
0,05 mol
0,05 mol
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa
: 0,15 mol
–
0,05 mol
#
#Œ#*!
Massa Mg yang tersisa = mol Mg × Ar Mg
= 0,15 mol × 24 g/mol
= 3,6 gram
10. Jawaban: d
= 0,25 mol
mol Fe2O3 =
mol O2 yang terbentuk
=
#$$ ‚ =
#
#Œ#*!
=
= 0,075 mol
=
2HgO(s) → 2Hg( )
+ O 2(g)
Mula-mula : 0,25 mol
–
–
Terurai
: 0,150 mol
0,150 mol 0,075 mol
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa
: 0,100 mol
0,150 mol 0,075 mol
#*! &~?}
% HgO yang terurai = #*! #?!'#?! × 100%
= × 100%
=
mol Al =
mol NO =
mol
8. Jawaban: a
Mula-mula:
+ N2 H 4
→ 6NO
#
#Œ#*!
= 5 mol
Massa zat yang tersisa (Al)
= mol Al × Ar Al
= 4 mol × 27 g/mol
= 108 gram
= × 0,5 mol = 0,5 mol
Massa NO = mol NO × Mr NO
= 0,5 mol × (14 + 16) g/mol
= 0,5 mol × 30 g/mol
= 15 gram
2N2O4
=
Massa besi yang dihasilkan
= mol Fe × Ar Fe
= 1 mol × 56 g/mol
= 56 gram
‘*!?#~ Œ#*!
= 0,5
Œ#*!
× mol NH3
#$$ !
!
Fe 2O3 (s) + 2Al(s) → Al2O3(s) + 2Fe( )
Mula-mula: 0,5 mol
5 mol
–
–
Reaksi
: 0,5 mol
1 mol
0,5 mol
1 mol
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa
: –
4 mol
0,5 mol
1 mol
7. Jawaban: a
=
#$$ ~ ‚ ~ #
× + × #Œ#*!
#
+ #Œ#*!
#
= 0,5 mol
#Œ#*!
Persamaan reaksi setara:
= 60%
mol NH3 =
0,2 mol
=1:n
6. Jawaban: c
mol HgO mula-mula
=
= 0,05 mol
mol Mg =
=1:n
n = 10
Jadi, jumlah air kristal dalam natrium karbonat
tersebut adalah 10.
#$$ ‚ #
× #Œ#*!
#$$ ‚
#
=
=
‚
#Œ#*!
=
=1:n
0,05 mol : 0,05 mol
=
#$$ "
‚ "
+ 2H 2 O
0,17 mol
0,15 mol
Reaksi
: 0,17 mol
0,085 mol
0,51 mol 0,17 mol
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa
: –
0,065 mol
0,51 mol 0,17 mol
B.
Uraian
1. Misal massa senyawa 100 gram maka
massa K = 26,53 gram, Cr = 35,37 gram, dan
O = 38,10 gram.
Perbandingan mol atom-atom:
K : Cr : O =
:
:
= 0,6802 : 0,6802 : 2,3812
=
1
: 1
: 3,5
=
2
: 2
: 7
Rumus empiris senyawa tersebut adalah K2Cr2O7
(K2Cr2O7)n = 294.
Kimia Kelas X
67
P·V=n·R·T
0,5 · 98,4 = n · 0,082 · 300
78n + 104n + 112n = 294
294n = 294
n=1
Jadi, rumus molekul senyawa = rumus empiris
senyawa yaitu K2Cr2O7.
n = = 2 mol
Jumlah molekul CO2 = 6,02 × 1023 × mol
= 6,02 × 1023 × 2
= 12,04 × 1023 molekul
2. Misal berat kristal = 100 gram
Massa kristal yang tersisa (Zn(NO3)2) = 63,46% =
63,46 gram
Massa H2O = (100 – 63,46) gram = 36,54 gram
Zn(NO3)2 · xH2O → Zn(NO3)2 + xH2O
Perbandingan mol Zn(NO3)2 : H2O
= : = 0,34 : 2,03
=1:6
Harga x = 6, sehingga rumus kimia kristal hidrat
adalah Zn(NO3)2 · 6H2O.
3. M + O2 → MO2
mol O2 =
mol M =
mol M =
#$$ =
= 0,05 mol
‚ Œ#*!
× mol O2 = × 0,05 mol = 0,05
#$$ ‚
= ‚
‚
0,05 mol =
mol
‚
Ar M = 55
4. mol Na2SO4 mula-mula = (V · M)Na2SO4
= 0,1 liter × 0,5 M
= 0,05 mol
mol Pb(NO3)2 mula-mula = (V · M)Pb(NO3)2
= 0,5 liter × 0,2 M
= 0,1 mol
Na2SO4 + Pb(NO3)2 → PbSO4 + 2NaNO 3
Mula-mula : 0,05 mol 0,1 mol
Reaksi
: 0,05 mol 0,05 mol
0,05 mol 0,1 mol
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa
:
–
0,05 mol
0,05 mol 0,1 mol
a.
b.
c.
zat sisa = Pb(NO3)2 sebesar 0,05 mol
Pereaksi pembatas = Na2SO4
Endapan yang terbentuk = PbSO4 (karena
wujud zatnya : padat)
massa PbSO4 = 0,05 mol × Mr PbSO4
= 0,05 mol × 303 g/mol
= 15,15 g
†#
5. P = †# × 1 atm = 0,5 atm
T = 27 + 273 = 300 K
R = 0,082 liter atm/mol K
V = 98,4 L
68
Kunci Jawaban dan Pembahasan
A.
Pilihan Ganda
1. Jawaban: a
Menurut hukum Kekekalan Massa bahwa massa
sebelum bereaksi sama dengan massa setelah
bereaksi, sehingga erlenmeyer beserta isinya
tersebut jika ditimbang tetap sama 240 gram.
Pb(NO3)2(aq) + 2KI(aq) → PbI2(aq) + 2KNO3(aq)
massa Pb(NO3)2 + KI = massa PbI2 + KNO3
2. Jawaban: c
Fe + S → FeS
20 g 4 g
Perbandingan massa Fe dan S dalam FeS
= 1 × Ar Fe : 1 × Ar S
= 1 × 56 : 1 × 32
= 56 : 32
=7:4
Jika semua besi habis maka S yang diperlukan
= × massa besi
= × 20 gram
= 11,43 gram (tidak mungkin karena S hanya
tersedia 4 gram)
Jika semua belerang habis maka Fe yang diperlukan
= × 4 gram = 7 gram
Massa FeS yang terbentuk
= massa Fe + massa S
= 7 g + 4g
= 11 g
3. Jawaban: e
&#
P = 1.520 mmHg × ## = 2 atm
V = 500 ml = 0,5 liter
T = 24°C + 273 = 297 K
P·V=n·R·T
2 · 0,5 =
‚ $
· 0,082 · 297
Mr gas = 33,998 ≈ 34
Mr tersebut dimiliki oleh gas H2S
4. Jawaban: e
Pada senyawa I, massa belerang = 50%
massa oksigen = (100 – 50)%
= 50%
Pada senyawa II, massa belerang = 40%
massa oksigen = (100 – 40)%
= 60%
Jika massa belerang pada kedua senyawa sama,
data tersebut dapat dimasukkan ke dalam tabel
berikut.
Senyawa
Massa
Massa
Belerang Oksigen Unsur Belerang Unsur Oksigen
Senyawa I
Senyawa II
50%
50%
50%
75%
Massa oksigen yang bergabung dengan 50% unsur
belerang
mempunyai
perbandingan
= 50% : 75% = 2 : 3. Perbandingan massa belerang
yang bergabung dengan oksigen merupakan
bilangan bulat yang sederhana (hukum
Perbandingan Berganda).
5. Jawaban: d
#$$ !
!
mol Al =
#
#Œ#*!
=
= 2 mol
Persamaan reaksi setara:
2Al(s) + 3H2SO4(aq) → Al2(SO4)3(aq) + 3H2(g)
mol H2 = × mol Al
= × 2 mol = 3 mol
#*! ‘*!?#~ #*!
‘*!?#~ =
#*! ‘*!?#~ =
#*!
7. Jawaban: b
Na3PO4·12H2O → Na3PO4 + 12H2O
16,4 gram
mol Na3PO4
#$$ ^ × + × ^ + × #
=
× + × + × #Œ#*!
#
=
+ + #Œ#*!
#
=
#Œ#*!
=
= 0,1 mol
#*! ^ #*! #*!
#*! ƒ^
ƒ
8. Jawaban: d
Na2CO3 + CaCl2 → CaCO3 + 2 NaCl
#$$ ‚ ^
^^ ^^
=
=
=
=
#$$ ‚ #$$ % kemurnian Na2CO3 =
^
^^ ^
=
massa Na2CO3 =

=
= mol H2O = 1,2 mol
Massa H2O
= mol H2O × Mr H2O
= mol H2O × ((2 × Ar H) + (1 × Ar O)) g/mol
= 1,2 mol × ((2 × 1) + (1 × 16)) g/mol
= 1,2 mol × 18 g/mol
= 21,6 gram
Massa Na3PO4·12H2O
= massa Na3PO4 + Massa H2O
= 16,4 gram + 21,6 gram
= 38 gram
volume H2 = 60 L
6. Jawaban: c
= 
^
&*
‹
&*
‹
= 1,10
dSTP = 1,10 d2
= (1,10)(1,35 kg/m3)
= 1,48 kg/m3
× 100%
= 91,8% ≈ 92%
^
× 106 = 1,1024
9. Jawaban: e
a. besi
+ belerang → besi(II) sulfida
7 gram + 4 gram → 11 gram
Massa besi dalam besi(II) sulfida
=
~
~ + × massa FeS
= + × 11
= × 11
= 7 gram
Kimia Kelas X
69
b.
Massa belerang dalam besi(II) sulfida
= 11 gram – 7 gram = 4 gram
Reaksi tersebut mengikuti hukum Kekekalan
Massa.
hidrogen + oksigen → air
2 gram + 16 gram → 18 gram
Massa hidrogen dalam air
=
× × + = 52 gram – 37,44 gram = 14,56 gram
Reaksi tersebut tidak mengikuti hukum
Kekekalan Massa.
10. Jawaban: d
Fe + Cl2 → FeCl2
mol FeCl2 =
× massa H2O
×
= × + × 18
c.
= × 18 = 2 gram
Massa oksigen dalam air
= 18 gram – 2 gram = 16 gram
Reaksi tersebut mengikuti hukum Kekekalan
Massa.
tembaga + oksigen → tembaga(II) oksida
8 gram + 2 gram → 10 gram
Massa tembaga dalam tembaga(II) oksida
=
?
? + × massa CuO
d.
= + × 10 = 8 gram
Massa oksigen dalam tembaga(II) oksida
= 10 gram – 8 gram = 2 gram
Reaksi tersebut mengikuti hukum Kekekalan
Massa.
tembaga + belerang → tembaga(II) sulfida
64 gram + 32 gram → 96 gram
Massa tembaga dalam tembaga(II) sulfida
=
?
? + × massa CuS
e.
× massa Mg3N2
× = × + × × 52
= + × 52
= × 52 = 37,44 gram
Massa nitrogen
70
× + × Œ#*!
=
Œ#*!
= mol
= × = mol
Massa Fe = mol Fe × Ar Fe
= mol × 56 g/mol

= gram
Kadar Fe dalam 10 gram cuplikan

= × × 100% = 88,19%
11. Jawaban: c
#$$ mol Ag =
= 7,26 × 10–3 mol
Œ#*!
mol HNO3 = × mol Ag
= × 7,26 × 10–3 mol
=
volume HNO3 =
× 96 = 64 gram
× ‚
× ‚ + × =
= 9,68 × 10–3 mol
Massa belerang dalam tembaga(II) sulfida
= 96 gram – 64 gram = 32 gram
Reaksi tersebut mengikuti hukum Kekekalan
Massa.
magnesium + nitrogen → magnesium nitrida
24 gram + 28 gram → 52 gram
Massa magnesium dalam magnesium nitrida
=
#$$ ~!
× ~ + × !
=
=
mol Fe = × mol FeCl2
= + × 96
#$$ ~!
‚ ~!
Kunci Jawaban dan Pembahasan
=
#$$ ‚ × −
#*!
‚
= 8,42 × 10–3 liter = 8,42 ml
12. Jawaban: c
Misal gas tersebut mempunyai rumus molekul CxHy
massa total = 100 gram
massa C = 92,3 gram
massa H = 7,7 gram
Perbandingan mol C : mol H
=
#$$ :
#$$ = : = 7,69 : 7,7 = 1 : 1
Jadi, rumus empirisnya CH.
!}&~Œ#*!
!}&~
=
!}&~Œ#*!
#$$ ]’
Mr CxHy =
=
Jadi, rumus molekul oksida gas X yang mungkin
adalah SO2.
‘*!?#~ ]’
mol CxHy =
#*! ]’
#
=
#*!
15. Jawaban: e
= 0,2 mol
mol H2 =
mol X =
26 gram/mol
(CH)n = 26
12n + 4n = 26
13n = 26
n=2
Jadi, gas tersebut berupa gas C2H2(etuna).
=
Ar X =
#$$ [
#*! [
#
#*!
=
× 16 gram
× massa S
× 16 gram
= 24 gram
Jadi, perbandingan massa O dalam SO2 dan SO3
= 16 : 24 = 2 : 3.
14. Jawaban: d
mol CO2 =
#*! ‘*!?#~ #$$ ‚ =
=
Œ#*!
= 0,00227 mol
#*! [
‘*!?#~ [
= #*! [
mol X = 0,00312 mol
Mr X =
#$$ [
#*! [
=
= 56 gram/mol
16. Jawaban: b
× massa S
mol Mg =
=
= 16 gram
Massa O dalam SO3 =
= 0,125 mol
= 0,125 mol
=
13. Jawaban: b
Misal: massa S = 16 gram
Massa O dalam SO2 =
=
!}&~
‘*!?#~ =
!}&~Œ#*!
!}&~Œ#*!
× mol H2
× 0,125 mol
#*!
Mr NO2 = (1 × Ar N) + (2 × Ar O)
= (1 × 14) + (2 × 16)
= 14 + 32 = 46
Mr NO = (1 × Ar N) + (1 × Ar O)
= (1 × 14) + (1 × 16)
= 14 + 16 = 30
Mr SO3 = (1 × Ar S) + (3 × Ar O)
= (1 × 32) + (3 × 16)
= 32 + 48 = 80
Mr SO2 = (1 × Ar S) + (2 × Ar O)
= (1 × 32) + (2 × 16)
= 32 + 32 = 64
Mr CO = (1 × Ar C) + (1 × Ar O)
= (1 × 12) + (1 × 16)
= 12 + 16 = 28
= 64,1 g/mol
#$$ ‚
‚
#
#Œ#*!
= 0,5 mol
#$$ !
‚ !
mol HCl =
#
+ #Œ#*!
=
= 0,5 mol
Jika Mg habis bereaksi, keadaan yang terjadi
sebagai berikut.
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
Mula-mula : 0,5 mol
0,5 mol
–
–
Reaksi
: 0,5 mol
1,0 mol
0,5 mol
0,5 mol
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa
: –
–0,5 mol
0,5 mol
0,5 mol
Keadaan tersebut tidak mungkin terjadi karena
jumlah HCl yang bereaksi lebih banyak daripada
jumlah HCl mula-mula.
Jika HCl habis bereaksi, keadaan yang terjadi
sebagai berikut.
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
Mula-mula : 0,5 mol
0,5 mol
–
–
Reaksi
: 0,25 mol 0,5 mol
0,25 mol
0,25 mol
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa
: 0,25 mol
–
0,25 mol
0,25 mol
massa Mg = mol Mg × Ar Mg
= 0,25 mol × 24 gram/mol
= 6 gram
Jadi, jika reaksi berlangsung sempurna maka
keadaan pada pereaksi adalah pereaksi sisa 6
gram magnesium.
17. Jawaban: a
P·V=n·R·T
Dari data di atas diperoleh:
P · 0,257 =
‚ $
· 0,082 · 313
P · Mr gas =
· 0,082 · 313
= 38,9
Kimia Kelas X
71
Volume gas ideal pada suhu 20°C(293 K):
P · Mr gas =
38,9 =
#$$$
·R

· 0,082 ·

Pb(NO3)2 + 2HCl → PbCl2 + 2HNO3
·T
Mula-mula : 4 mmol
18 mmol
–
–
Reaksi
: 4 mmol
8 mmol 4 mmol 8 mmol
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
–
Setimbang :
–
10 mmol 4 mmol 8 mmol
293
V = 0,24 liter
18. Jawaban: b
mol HCl = MHCl × volume HCl
= 0,1 M × 14 × 10–3 L
= 1,4 × 10–3 mol
Na2CO3 + 2HCl → 2NaCl + H2O + CO2
1,4 × 10–3 mol
mol Na2CO3 =
=
=
× mol HCl
× 1,4 × 10–3 mol
× 100% = 49,47%
19. Jawaban: a
Oksigen yang diperlukan = 56 ml = 0,056 L
mol oksigen (STP) =
Œ#*!
= 0,0025 mol
Reaksi pembakaran karbon:
C + O2 → CO2
mol C = × O2
mol C = × 0,0025 mol = 0,0025 mol
Massa karbon yang dibakar
mol C × Ar C = 0,0025 mol × 12 g/mol
= 0,03 gram
Jadi, persentase karbon dalam zat
=
× 100% = 25%
20. Jawaban: d
mmol Pb(NO3)2 = 40 ml × 0,1 M = 4 mmol
mol HCl = 60 ml × 0,3 M = 18 mmol
Pb(NO3)2 + 2HCl → PbCl2 + 2HNO3
4 mmol
72
Endapan yang terbentuk berupa endapan PbCl2
Massa PbCl2 = mmol PbCl2 × Mr PbCl2
= 4 mmol × (207 + 71) mg/mmol
= 4 mmol × 278 mg/mmol
= 1,112 mg = 1,112 g
% PbCl2 = × 100% = 96,04% ≈ 96%
= 0,7 × 10–3 mol
Massa Na2CO3
= mol Na2CO3 × Mr Na2CO3
= 0,7 × 10–3 mol × ((2 × 23) + (1 × 12)
+ (3 × 16)) gram/mol
= 0,7 × 10–3 mol × (46 + 12 + 48) gram/mol
= 0,7 × 10–3 mol × 106 gram/mol
= 7,42 × 10–2 gram
% kadar natrium karbonat dalam sampel
× −
Pereaksi pembatasnya yaitu Pb(NO3)2
18 mmol
Kunci Jawaban dan Pembahasan
21. Jawaban: b
Massa kalsium fosfida (Ca3P2)
= × massa karbid
= × 50 gram = 4,55 gram
mol Ca3P2 =
#$$ ^
‚ ^
=
#
× + × #Œ#*!
=
#
+ #Œ#*!
=
#
#Œ#*!
= 0,025 mol
Persamaan reaksi setara:
Ca3P2(s) + 6H2O( ) → 3Ca(OH)2(aq) + 2PH3(g)
mol PH3 = × mol Ca3P2
= × 0,025 mol = 0,050 mol
massa PH3
= mol PH3 × Mr PH3
= 0,050 mol × ((1 × 31) + (3 × 1)) g/mol
= 0,050 mol × 34 g/mol = 1,7 gram
22. Jawaban: c
Perbandingan volume = perbandingan koefisien =
perbandingan mol
Tiap liter bensin menghasilkan 0,28 kg CO, berarti
tiap 1 mol bensin mengandung = 0,01 mol CO.
Jadi, jika 100 liter bensin dibakar maka:
mol CO = × 0,01 mol = 1 mol
massa CO = mol × Mr CO = 1 × 28 = 28 kg
23. Jawaban: a
mol CO2 pada pembakaran CH4
#$$ ‚ #
#Œ#*!
mol CaCO3 =
=
= 0,25 mol
Jika CaCO3 habis bereaksi maka keadaan yang
terjadi sebagai berikut.
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O( ) + CO2(g)
Mula-mula : 0,25 mol 0,4 mol
–
–
–
Reaksi
: 0,25 mol 0,50 mol 0,25 mol
0,25 mol
0,25
mol
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
––––
Setimbang :
–
–0,10 mol 0,25 mol
0,25 mol
0,25 mol
Keadaan tersebut tidak mungkin terjadi karena
jumlah HCl yang bereaksi lebih besar daripada
jumlah HCl mula-mula.
Jika HCl habis bereaksi maka keadaan yang terjadi
sebagai berikut.
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O( ) + CO2(g)
Mula-mula : 0,25 mol 0,4 mol
–
–
–
Reaksi
: 0,20 mol 0,4 mol
0,20 mol
0,20 mol
0,20
mol
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
––––
Setimbang :
0,05 mol
–
0,20 mol
0,20
mol
0,20 mol
Jadi, pereaksi pembatas (yang habis) adalah HCl.
24. Jawaban: b
#
mol C2H6 = #Œ#*! = 0,25 mol
#*! ‘*! #*! = ‘*! #*!
=
#*! mol 2 = 0,025 mol
#
Mr = #*! = 71 gram/mol
Mr X2 = 71 gram/mol
2 × Ar X = 71 gram/mol
Ar X = 35,5 gram/mol
Jadi, X merupakan atom Cl dengan
Ar = 35,5 gram/mol
25. Jawaban: c
Misal massa CH4 = X gram
massa C2H6 = (38 – X) gram
Persamaan reaksinya sebagai berikut.
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O( )
C2H6(g) +
O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O( )
=
#$$
‚ =
[ #
[
=
mol
× #Œ#*!
mol CO2 pada pembakaran C2H6
=2×
#$$ ‚ =2×
− [ #
× × #Œ#*!
− [ #
#Œ#*!
− [
=
mol
#$$
=2×
mol CO2 hasil =
‚ #
=
+ × #Œ#*!
#
=
= 2,5 mol
#Œ#*!
mol CO2 pada pembakaran CH4 + mol CO2 pada
pembakaran C2H6 = mol CO2 hasil
− [
[
mol +
mol = 2,5 mol
[ + − [
= 2,5
[ + − [
= 2,5
–X + 608 = 600
X = 8 gram
Jadi, massa gas metana 8 gram.
26. Jawaban: d
Zn + 2HCl → ZnCl2 + H2
massa larutan HCl = volume larutan HCl ×
densitas larutan HCl
= 129 cm3 × 1,18 g/cm3
= 152,22 g
massa HCl = × 152,22 g = 53,27 g
mol HCl =
=
#$$!
#*!!
Œ#*!
= 1,46 mol
mol Zn = × mol HCl
= × 1,46 g
= 0,73 mol
massa Zn = mol × Ar Zn
= 0,73 × 65,4 = 47,7 g
%Zn =
=
#$$$~@
× 100%
#$$$#‡~!
× 100% = 86,7%
Kimia Kelas X
73
27. Jawaban: d
B.
mol NaBH4 =
=
× mol B2H6
Uraian
1. a.
× 0,2 mol
= 0,3 mol
Jika reaksi mempunyai rendemen 70% maka mol
NaBH4 yang harus direaksikan
N:O=
28. Jawaban: a
a. Reaksi antara nitrogen dan hidrogen
menghasilkan amonia.
N2 + 3H2 → 2NH3
1 mol
~
2 mol
b. Oksidasi dari amonia menghasilkan
nitrogen(IV) oksida dan air.
N:O=
N:O=
29. Jawaban: d
Rumus molekul vanillin pada gambar yaitu
C6H3(OH)(OCH3)(CHO).
Mr vanillin = 152 g/mol
massa vanillin = 23,6 g
=
b.
= 0,155 mol
:
:
Kunci Jawaban dan Pembahasan
:
:
= 2,63 : 5,26
=1:2
=2:4
Dengan massa N sama-sama 2, maka perbandingan massa O = 1,3 : 2,66 : 4
=1:3:4
Jadi, data tersebut sesuai dengan hukum
Dalton.
Jika rumus kimia senyawa II adalah N2O3
maka rumus kimia senyawa I = N2O dan
senyawa III = N2O4.
= 1,26 : 1,27 : 1,90
= 1 : 1 : 1,5
=2:2:3
Jadi, rumus kimianya Na2S2O3. Rumus molekul
anion belerang dalam senyawa tersebut S2O32–.
74
2. Misal massa total = 100 gram
massa O = 28 gram
massa Fe = (100 – 28) gram = 72 gram
Perbandingan mol = Fe : O
30. Jawaban: b
Misal massa total
= 100 gram
massa natrium = 29,08 gram
massa belerang = 40,56 gram
massa oksigen = 30,36 gram
Perbandingan mol = Na : S : O
=
:
= 3,33 : 4,44
= 1 : 1,33
= 2 : 2,66
Senyawa III
N = 36,84%
O = 63,16%
Perbandingan massa
2NH3 + O2 → N2O4 + 3H2O
2 mol
~
1 mol
c. Reaksi antara nitrogen(IV) oksida dengan air
menghasilkan asam nitrat dan nitrogen(III)
oksida.
2N2O4 + H2O → 2HNO3 + N2O3
1 mol
~
1 mol
Jadi, secara teoritis jumlah mol asam nitrat yang
dihasilkan dari 1 mol nitrogen adalah 1 mol.
#$$‘@}!!}@
‚ ‘@}!!}@
= 4,546 : 3,03
= 1,5 : 1
= 2 : 1,3
Senyawa II
N = 46,67%
O = 53,33%
Perbandingan massa
= × 0,3 mol = 0,429 mol
mol vanillin =
Senyawa I
N = 63,64%
O = 36,36%
Perbandingan massa
= : = 1,29 : 1,75
= 1 : 1,36
=3:4
Jadi, rumus empiris oksida tersebut Fe3O4.
3. Misalmassa NaOH = X gram
massa KOH = (7,6 – X) gram
mol Mg(OH)2 dari reaksi NaOH
= ×
#$$ ‚ [ #
= × 0,4 mol
= 0,6 mol
[
mol SO2 = × mol ZnS
#$$ ‹
‚ ‹
− [ #
= × 0,4 mol
= 0,4 mol
= ×
#Œ#*!
=
mol
mol Mg(OH)2 hasil =
=
#$$ ‚
‚ ‚
#
#Œ#*!
= 0,075 mol
mol Mg(OH)2 dari reaksi NaOH + mol Mg(OH)2 dari
reaksi KOH = mol Mg(OH)2 hasil
[
− [
+
[ + − [

[ + 
= 0,075
= 0,075
4. Misal persamaan reaksi:
aZnS + bO2 → cZnO + dSO2
a=1
Zn: a = c
c=1
S: a = d
d=1
O: 2b = c + 2d
2b = 1 + 2
2b = 3
Persamaan reaksi setara:
ZnS + O2 → ZnO + SO2
Jika dikalikan dua, persamaan reaksi menjadi:
2ZnS + 3O2 → 2ZnO + 2SO2
mol ZnS =
=
#*! ‘*!?#~ =
#*! ‘*!?#~ #*!
!}&~
=
#*!
‘*!?#~ Volume SO2 = 20 liter
Jadi, volume gas yang ada setelah reaksi
berlangsung (volume gas SO2) adalah 20 liter.
5. Pada suhu 0°C, 1 atm → STP
= 0,075 mol
32X = 64
X = 2 gram
Jadi, massa NaOH = 2 gram dan massa KOH =
(7,6 – 2) gram = 5,6 gram.
b=
= 0,4 mol
= mol
mol Mg(OH)2 dari reaksi KOH
− [
#
#Œ#*!
mol O2 = × mol ZnS
= ×
#Œ#*!
= ×
=
#$$ ”@
‚ ”@
#
× + × #Œ#*!
mol N2 = = 0,0446 mol
massa N2 = mol N2 × Mr N2
= 0,0446 × 28
= 1,25 gram
massa gas A = × massa N2
= × 1,25
= 1,43 gram
#$$$
#*!$
= 32
mol gas A (STP) =
Mr gas A =
=
6. mol CO2 =
=
‘*!?#~ Œ#*!
=
Œ#*!
= 0,0446 mol
0,05 mol
K2CO3 + 2HCl → 2KCl + H2O + CO2
0,05 mol
~
0,05 mol
massa K2CO3
= mol K2CO3 × Mr K2CO3
= 0,05 mol × ((2 × 39) + (1 × 12)
+ (3 × 16)) gram/mol
= 0,05 mol × (78 + 12 + 48) gram/mol
= 0,05 mol × 138 gram/mol
= 6,9 gram
K2CO3 · xH2O → K2CO3 + xH2O
Kimia Kelas X
75
massa H2O
= massa K2CO3 · xH2O – massa K2CO3
= 10,5 gram – 6,9 gram
= 3,6 gram
#*! ‹ #*! #
# Π#*!
#
# Π#*!
#*!
#*!
=
9. V = 1 L
T = 25°C + 273 = 298 K
P = 1 atm
]
= ]
^
n = #*!
7. C7H8 + 9O2 → 7CO2 + 4H2O
Perbandingan volume = perbandingan koefisien
misal volume O2 = 9 liter maka perbandingan
C7H8 : O2 = 1 : 9.
Volume udara = × volume O2
= × 9 liter = 45 liter
Perbandingan uap udara: C7H8O2 : O2 = 45 : 1 : 9.
Dengan demikian, perbandingan uap udara : toluena
= 45 : 1.
Reaksi setara:
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
mol Mg =
=
mol HCl =
#
#Œ#*!
#$$ !
‚ !
&# × !}&~
⋅ &# #*!− ‹ − × ‹
= 0,04 mol
Jumlah molekul O2
= × 0,04 mol × 6,02 × 1023molekul/mol
= 4,816 × 1021 molekul
Jumlah atom O
= 2 × 4,816 × 1021
= 9,632 × 1021 atom
10. mol CO2
=
#$$ ‚ =
#
+ × #Œ#*!
=
#
#Œ#*!
= 0,5 mol
#
#Œ#*!
mol MCO3 = × mol CO2
= × 0,015 mol
= 0,015 mol
= 0,1 mol
Jika Mg habis bereaksi, maka keadaan reaksi
sebagai berikut.
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
Mula-mula : 0,5 mol 0,1 mol
–
–
Reaksi
: 0,5 mol 1,0 mol
0,5 mol
0,5 mol
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
SIsa
:
–
–0,9 mol
0,5 mol
0,5 mol
Keadaan tersebut tidak mungkin terjadi.
Jika HCl habis bereaksi, maka keadaan reaksi
sebagai berikut.
Mg(s)
=
= 0,015 mol
#$$ ‚
‚ ‚
=
+ 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
Mula-mula : 0,5 mol
0,1 mol
–
–
Reaksi
: 0,05 mol 0,1 mol
0,05 mol
0,05 mol
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa
: 0,45 mol
–
0,05 mol
0,05 mol
Jadi, pereaksi pembatasnya berupa HCl.
76
Volume H2 sebagai berikut.
P·V=n·R·T
1 · V = 0,05 · 0,082 · (27 + 273)
V = 1,23 liter
Jadi, volume gas hidrogen yang dihasilkan
adalah 1,23 liter.
= ]
x = #*! = 4
Jadi, jumlah air kristal (x) adalah 4 dan rumus
kristal garamnya K2CO3 · 4H2O.
8. a.
b.
Kunci Jawaban dan Pembahasan
Mr MCO3 =
=
#$$ ‚ #*! ‚ #
#*!
= 124,73 gram/mol
Mr MCO3 = (1 × Ar M) + (1 × Ar C) + (3 × Ar O)
124,73 = (1 × Ar M) + (1 × 12) + (3 × 16)
124,73 = Ar M + 12 + 48
Ar M
= 64,73 ≈ 65
Jadi, logam M adalah Zn (zink) karena Mr-nya 65.
Latihan Ulangan Akhir Semester
A.
Pilihan Ganda
1. Jawaban: b
Jumlah kulit atom X = 4, jumlah elektron di kulit
ke empat = 2. Konfigurasi elektron unsur
X = 2 · 8 · 8 · 2. Jumlah elektron pada unsur
X = 20. Ion X2+ terbentuk saat atom X melepas
dua elektron. Dengan demikian, jumlah elektron
pada ion X2+ sebanyak 20 – 2 = 18.
2. Jawaban: b
Nomor massa Y = 86, nomor atom Y = 37.
Nomor atom = jumlah elektron = jumlah proton = 37.
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
= 86 – 37 = 49
Unsur Y stabil dalam keadaan ion, yaitu ion Y+
karena melepas satu elektron. Dengan demikian,
jumlah elektron pada ion Y+ = 37 – 1 = 36.
Jadi, pada kondisi stabil, yaitu dalam bentuk Y+,
terdapat 37 proton dan 36 elektron.
3. Jawaban: b
Jumlah elektron = nomor atom.
Ion negatif terjadi jika atom unsur menangkap
elektron, sedangkan ion positif terjadi saat atom
unsur melepas elektron. Besarnya muatan
sebanding dengan jumlah elektron yang dilepas
atau ditangkap. Jumlah elektron pada F– = 10, Na+
= 10, S2– = 18, K+ = 18, dan Cl– = 18.
Jadi, spesi unsur yang sama jumlah elektronnya
adalah K+, Cl–, dan S2–.
4. Jawaban: c
Unsur-unsur yang mempunyai jumlah elektron
valensi sama dapat diketahui dari konfigurasi
elektronnya. Konfigurasi elektron unsur-unsur
tersebut sebagai berikut.
23 V : 2 · 8 · 1 → elektron valensi = 1
11
27 W : 2 · 8 · 3 → elektron valensi = 3
13
32
16 X : 2 · 8 · 6 → elektron valensi = 6
39 Y : 2 · 8 · 8 · 1 → elektron valensi = 1
19
40 Z : 2 · 8 · 8 · 2 → elektron valensi = 2
20
Jadi, unsur-unsur yang mempunyai jumlah elektron
valensi sama yaitu unsur V dan Y.
5. Jawaban: d
Natrium karbonat (Na2CO3) memiliki rumus Lewis
sebagai berikut:
Natrium karbonat memiliki ikatan ion dan kovalen
rangkap dua.
6. Jawaban: b
Sifat fisik senyawa dengan ikatan kovalen nonpolar yaitu:
1) tidak menghantarkan arus listrik;
2) padatannya lunak dan tidak rapuh;
3) titik leleh dan titik didih rendah; dan
4) tidak larut dalam air.
Sifat fisik senyawa dengan ikatan ion yaitu:
1) lelehan dan larutannya dapat menghantarkan
arus listrik;
2) titik didih dan titik leleh tinggi;
3) pada suhu kamar berwujud padat; dan
4) larut dalam air.
7. Jawaban: e
Unsur Z memiliki nomor atom 12, sehingga
konfigurasi elektronnya 2 · 8 · 2. Artinya unsur Z
memiliki 2 elektron valensi. Unsur Z yang memiliki
2 elektron valensi dapat membentuk ion +2.
a. ZSO4 → Z2+ + SO42–
b. ZO
→ Z2+ + O2–
c. ZBr2 → Z2+ + 2Br–
d. Z(OH)2 → Z2+ + 2OH–
e. ZF
→ Z+ + F– (seharusnya ZF2)
8. Jawaban: d
Unsur 35Br memiliki konfigurasi elektron 2 · 8 · 18 · 7.
Dengan demikian, unsur Br memiliki sifat-sifat
sebagai berikut.
a. Tidak dapat membentuk senyawa OBr karena
atom O dan Br sama-sama membutuhkan
elektron.
b. Merupakan golongan VIIA karena memiliki
elektron valensi 7.
c. Membentuk ion -1 dengan menarik 1 elektron
atom pasangannya untuk memenuhi aturan
oktet.
d. Dapat membentuk senyawa ion KBr.
9. Jawaban: c
Konfigurasi elektron G : 2 . 8 . 5.
Struktur Lewis:
×
×G ×
××
Konfigurasi elektron Cl = 2 . 8 . 7
Struktur Lewis Cl :
••
•
•
Cl •
••
Struktur Lewis senyawa yang terbentuk:
•
•
••
Cl
••
×
•
××
G
××
×
•
••
Cl
•
•
••
Untuk memenuhi kaidah oktet, unsur G dan unsur
Cl menggunakan pasangan elektron secara
bersama-sama sehingga terbentuk ikatan kovalen.
Rumus senyawanya GCl3.
Kimia Kelas X
77
10. Jawaban: b
Muatan ion
Rumus ion
Perbandingan
Rumus kimia
:+1
: Na+
: 2
: Na2CO3
–2
CO32–
1
11. Jawaban: d
Senyawa Cu(CN)2 merupakan senyawa poliatom
yang terbentuk dari ion Cu2+ (tembaga(II)) dan CN–
(sianida). Jadi, nama senyawa tersebut adalah
tembaga(II) sianida. Tembaga mempunyai bilangan
oksidasi +1 dan +2. Jika tembaga mempunyai
bilangan oksidasi +1 (ion Cu+) maka senyawa yang
terbentuk adalah CuCN (tembaga(I) sianida).
12. Jawaban: c
Zink memiliki muatan 2+ sehingga ion zink, Zn2+.
Fosfida memiliki muatan 3– sehingga ion fosfida,
P3–. Rumus kimia zink fosfida = Zn3P2.
13. Jawaban: c
Garam glauber (Na2SO4) ditemukan oleh J.R.
Glauber. Garam tersebut terbentuk dari ion Na+
(natrium) dan SO42– (sulfat). Dengan demikian,
nama kimia senyawa tersebut adalah natrium
sulfat. Natrium hanya mempunyai satu macam
bilangan oksidasi sehingga tidak perlu menambahkan angka Romawi di belakang nama
natrium.
14. Jawaban: c
Ion timah(IV) jika bergabung dengan ion karbonat
akan membentuk senyawa timah(IV) karbonat.
Sn4+ + CO32– → Sn(CO3)2
Jadi, rumus kimia timah(IV) karbonat adalah
Sn(CO3)2.
Timah mempunyai bilangan oksidasi +2 dan +4.
Jika ion timah(II) bergabung dengan ion karbonat
akan membentuk senyawa timah(II) karbonat
(SnCO3).
15. Jawaban: c
Senyawa plumbi iodida mempunyai nama lain
timbal(IV) iodida. Rumus kimia senyawa tersebut
adalah PbI4. Senyawa PbI4, terbentuk dari ion Pb4+
dan I–. Unsur timbal mempunyai dua bilangan
oksidasi yaitu +2 dan +4. Pb2+ merupakan ion
plumbo, sedangkan Pb4+ merupakan ion plumbi.
16. Jawaban: b
Ca(OH)2 = Kalsium hidroksida
KOH
= Kalium hidroksida
KMnO4 = Kalium permanganat
HNO3
= Asam nitrat
HNO2
= Asam nitrit
Al2(SO4)3 = Aluminium sulfat
Na3PO4 = Natrium fosfat
78
Kunci Jawaban dan Pembahasan
17. Jawaban: e
Senyawa kimia yang dapat dibentuk dari ion-ion
tersebut sebagai berikut.
CuOH = tembaga(I) hidroksida
CuNO3 = tembaga(I) nitrat
Cu2SO4 = tembaga(I) sulfat
Cu3AsO3 = tembaga(I) arsenit
Fe(OH)2 = besi(II) hidroksida
Fe(NO3)2 = besi(II) nitrat
FeSO4 = besi(II) sulfat
Fe3(AsO3)2 = besi(II) arsenit
Mg(OH)2 = magnesium hidroksida
Mg(NO3)2 = magnesium nitrat
MgSO4 = magnesium sulfat
Mg3(AsO3)2 = magnesium arsenit
Fe (OH)3 = besi(III) hidroksida
Fe(NO3)3 = besi(III) nitrat
Fe2(SO4)3 = besi(III) sulfat
FeAsO3 = besi(III) arsenit
Al(OH)3 = aluminium hidroksida
Al(NO3)3 = aluminium nitrat
Al2(SO4)3 = aluminium sulfat
AlAsO3 = aluminium arsenit
18. Jawaban: e
Karat besi (Fe2O3) jika bereaksi dengan gas karbon
monoksida (CO) akan menghasilkan padatan besi
(Fe) dan gas karbon dioksida (CO2). Persamaan
reaksinya:
Fe2O3(s) + CO(g) → Fe(s) + CO2(g)
(belum setara)
Jika dimisalkan persamaan reaksi:
aFe2O3(s) + bCO(g) → cFe(s) + dCO2(g)
a=1
Fe : 2a = c
2= c
c= 2
O : 3a + b= 2d
3 + b = 2d . . . (1)
C:b=d
. . . (2)
Persamaan (1) dan (2)
3 + b = 2d
3 + d = 2d
d=3
b=d
b=3
Jadi, persamaan reaksi setara sebagai berikut.
Fe2O3(s) + 3CO(g) → 2Fe(s) + 3CO2(g)
19. Jawaban: c
CaC2(s) + 2H2O( ) → Ca(OH)2(aq) + C2H2(g)
kalsium
karbida
air
kalsium
hidroksida
asetilena
20. Jawaban: d
aMnO2(aq) + bHCl(g) → cMnCl2(aq) + dH2O( ) + eCl2(g)
Misal: a = 1
Mn : a = c
c=1
O : 2a = d
2= d
d= 2
H : b = 2d
b= 4
Cl : b = 2c + 2e
4 = 2 + 2e
2 = 2e
e= 1
Persamaan reaksi setara:
MnO2(aq) + 4HCl(g) → MnCl2(aq) + 2H2O( ) + Cl2(g)
Jadi, perbandingan b dan e yaitu 4 : 1.
21. Jawaban: b
1) 2Pb(NO3)2(s) → 2PbO(s) + 4NO2(g) + O2(g)
2) 2HCl(aq) + Na 2 S 2 O 3 (aq) → 2NaCl(aq)
+ SO2(g) + S(s) + H2O( )
3) CuCO 3(s) + 2HNO3(aq) → Cu(NO 3)2(aq)
+ CO2(g) + H2O( )
4) Zn(s) + 2HCl (aq) → ZnCl2(aq) + H2(g)
22. Jawaban: b
Logam tembaga (Cu) jika direaksikan dengan
larutan asam nitrat (HNO3) akan menghasilkan
larutan tembaga(II) nitrat (Cu(NO3)2), air (H2O), dan
gas nitrogen monoksida (NO). Persamaan reaksinya sebagai berikut.
aCu(s) + bHNO3(aq) → cCu(NO3)2(aq) + dH2O( ) + eNO(g)
Misal: a = 1
Cu : a = c
c=1
H : b = 2d
N : b = 2c + e
b=2+e
O : 3b = 6c + d + e
3b = 6 + d + e
Persamaan (1) dan (2)
b = 2d
b=2+e
2d = 2 + e
Persamaan (1) dan (3)
b = 2d
3b = 6 + d + e
3(2d) = 6 + d + e
6d = 6 + d + e
5d = 6 + e
Persamaan (4) dan (5)
2d = 2 + e
5d = 6 + e
––––––––– –
–3d = –4
d= Persamaan (4)
2d = 2 + e
2( ) = 2 + e
=2+e
e= Persamaan (1)
b = 2d
b= Persamaan reaksi setara sebagai berikut:
Cu(s) +
HNO3(aq) → Cu(NO3)2(aq) +
NO(g)
Jadi, senyawa yang mempunyai perbandingan
koefisien sama adalah Cu : Cu(NO3)2 = 3 : 3.
23. Jawaban: b
Asam adipat, HOOC(CH2)4COOH, digunakan
dalam pembuatan nilon. Jika massa molarnya
146,26 g/mol, jumlah atom asam adipat dengan
massa 1,0 g sebesar 4,1 · 1021.
Massa asam adipat = 1,0 g
Mr asam adipat
= 146,26 g/mol
=
Œ#*!
= 6,84 · 10–3 mol
Jumlah atom asam adipat = mol · 6,02 · 1023
= 6,84 · 10–3 · 6,02 · 1023
= 4,1 · 1021
24. Jawaban: d
mol CuO =
. . . (4)
H2O( ) +
3Cu(s) + 8HNO3(aq) → 3Cu(NO3)2(aq) + 4H2O( ) + 2NO(g)
. . . (1)
. . . (3)
Jika dikalikan 3, persamaan reaksi menjadi:
mol asam adipat
. . . (2)
. . . (5)
#$$ ?
‚ ?
=
#$$ ?
× ? + × =
#
× + × # Œ #*!
=
#
# Π#*!
= 0,2 mol
Kimia Kelas X
79
mol Cu = × mol CuO
= × 0,2 mol = 0,2 mol
Massa Cu = mol Cu × Ar Cu
= 0,2 mol × 63,5 gram/mol = 12,7 gram
Jadi, massa Cu yang dihasilkan 12,7 gram.
25. Jawaban: d
Misal: massa total = 100 gram
massa X = 32 gram
massa SO4 = (100 – 32) gram = 68 gram
Perbandingan mol X : SO4 dalam senyawa X2SO4
=
× [
=
[
=
:
+ × 28. Jawaban: d
Volume O2 yang diperlukan
= × volume C2H6
= × 11,2 liter
= 39,2 liter (memungkinkan reaksi berlangsung)
: + × [
27. Jawaban: c
Massa kafein
= mol kafein × Mr kafein
= mol kafein × ((4 × Ar C) + (5 × Ar H) (2 × Ar N)
+ (1 × ArO))
= 0,05 mol × ((4 × 12) + (5 × 1) + (2 × 14)
+ (1 × 16) g/mol
= 0,05 mol × (48 + 5 + 28 + 16) g/mol
= 0,05 mol × 97 g/mol = 4,85 gram
Volume CO2 = × volume C2H6
: 2Ar X = 45,176471
Ar X = 22,588 ≈ 23
Jadi, X adalah unsur Na.
= × 11,2 liter
= 22,4 liter
26. Jawaban: a
Persamaan reaksi pembakaran sebagai berikut.
C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4H2O(g)
2C4H10(g) + 13O2(g) → 8CO2(g) + 10H2O(g)
Misal volume C3H8 = x liter
volume C4H10 = (10 – x) liter
Volume O2 untuk pembakaran C3H8
= × volume C3H8
mol CO2 =
‘*!?#~
!}&~ Π#*!
=
!}&~
!}&~ Π#*!
Jumlah partikel CO2
= 1 × 6,02 × 1023 = 6,02 × 1023molekul.
29. Jawaban: a
mol CCl2F2 =
= 5x liter
= × volume C4H10
#
× + × ! + × #Œ#*!
=
#
× + × + × #Œ#*!
#
= × (10 – x) liter
= 65 – 6,5 x liter
Volume O2 untuk pembakaran C3H8 + Volume O2
untuk pembakaran C4H10 = volume O2 murni.
5x + (65 – 6,5x) = 51
1,5x = 14
x = 9,33 liter
Volume C3H8 = 9,33 liter dan volume C4H10 =
(10 – 9,33) liter = 0,67 liter
Jadi, kadar C4H10 dalam gas elpiji = × 100 %
= 6,7 %.
#$$ ! ‚ ! =
Volume O2 untuk pembakaran C4H10
= 1 mol
= #Œ#*!
= 0,02 mol
Volume CCl2F2 = mol CCl2F2 × 22,4 liter/mol
= 0,02 mol × 22,4 liter/mol
= 0,448 liter
1)
mol NH3 =
#$$ ‚ =
#
× + × #Œ#*!
=
#
× + × #Œ#*!
=
#
#Œ#*!
= 0,02 mol
80
Kunci Jawaban dan Pembahasan
Volume NH3 = mol NH3 × 22,4 liter/mol
= 0,02 mol × 22,4 liter/mol
= 0,448 liter
2)
mol CO2 =
#$$ ‚ =
#
× + × #Œ#*!
=
#
× + × #Œ#*!
=
#
#Œ#*!
mol SO2 =
#$$ ‚ =
#
× + × #Œ#*!
=
#
× + × #Œ#*!
=
#
#Œ#*!
mol CH4 =
mol Co =
Œ#*!
mol Mo =
Œ#*!
= 0,264 mol
mol Cl =
Œ#*!
= 1,45 mol
= 0,396 mol
mol Co : mol Mo : mol Cl
= 0,02 gram/mol
Volume SO2 = mol SO2 × 22,4 liter/mol
= 0,02 mol × 22,4 liter/mol
= 0,448 liter
4)
= : : = 0,15 : 0,3 : 0,15
=1:2:1
Jadi, rumus empirisnya adalah CH2O
Mr = (CH2O)n
60 = 12n + 2n + 16n
60 = 30n
n= 2
Rumus molekulnya C2H4O2 atau CH3COOH.
31. Jawaban: e
= 0,02 mol
Volume CO2 = mol CO2 × 22,4 liter/mol
= 0,02 mol × 22,4 liter/mol
= 0,448 liter
3)
Perbandingan mol C : H : O
#$$ ‚ =
#
× + × #Œ#*!
=
#
× + × #Œ#*!
=
#
#Œ#*!
:
30. Jawaban: e
Massa CxHyOz = 4,5 gram
Massa C = 1,8 gram
Massa H = 0,3 gram
Massa O = massa CxHyOz – (massa C + massa H)
= 4,5 gram – (1,8 + 0,3) gram
= 4,5 gram – 2,1 gram
= 2,4 gram
:
1,5 : 1,0 : 5,5
3
:
2
: 11
Jadi, rumus empiris katalis Co3Mo2Cl11.
32. Jawaban: b
Misal massa kristal barium klorida = 100 gram
massa air = 14,75 gram
massa barium klorida = (100 – 14,75) gram
= 85,25 gram
BaCl2 · xH2O → BaCl2 + xH2O
mol BaCl2 =
#$$ \!
‚ \!
=
#
# Π#*!
= 0,408 mol
mol H2O =
= 0,04 mol
Volume CH4 = mol CH4 × 22,4 liter/mol
= 0,04 mol × 22,4 liter/mol
= 0,896 liter
Jadi, gas yang mempunyai volume sama dengan
2,42 g CCl2F2 adalah amonia, karbon dioksida, dan
belerang dioksida.
#$$ ‚ =
#
# Π#*!
= 0,819 mol
#*! \!
‚*! = =
]
]
x=2
Jadi, rumus kristal barium klorida BaCl2 · 2H2O.
33. Jawaban: e
mol CO2 pada tabung A =
=
mol CO2 pada tabung B =
=
ˆ?#!‡&}Š~!

9,03× 10
= 1,5 mol
6,02× 1023
massa CO2
Mr CO2
99 gram
(12 + 32) gram/mol
Kimia Kelas X
81
=
99 gram
44 gram/mol
= 2,25 mol
mol CO2 pada tabung A
mol CO2 pada tabung B
=
volume CO2 pada tabung A volume CO2 pada tabung B
1,5 mol
12,8 liter
=
2,25 mol
volume CO2 pada tabung B
Volume CO2 pada tabung B = 19,2 liter.
34. Jawaban: c
massa asetaminofen
Mr asetaminofen = mol asetaminofen
=
0,0302 g
0,0002 mol
= 151 g/mol
a.
C8H9NO
Mr = (8 × Ar C) + (9 × Ar H) + (1 × Ar N)
+ (1 × Ar O)
= (8 × 12) + (9 × 1) + (1 × 14) + (1 × 16)
= 96 + 9 + 14 + 16 = 135 g/mol
b. C8H8NO2
Mr = (8 × Ar C) + (8 × Ar H) + (1 × Ar N)
+ (2 × Ar O)
= (8 × 12) + (8 × 1) + (1 × 14) + (2 × 16)
= 96 + 8 + 14 + 32 = 150 g/mol
c. C8H9NO2
Mr = (8 × Ar C) + (9 × Ar H) + (1 × Ar N)
+ (2 × Ar O)
= (8 × 12) + (9 × 1) + (1 × 14) + (2 × 16)
= 96 + 9 + 14 + 32 = 151 g/mol
d. C8H8N2O
Mr = (8 × Ar C) + (8 × Ar H) + (2 × Ar N)
+ (1 × Ar O)
= (8 × 12) + (8 × 1) + (2 × 14) + (1 × 16)
= 96 + 8 + 28 + 16 = 148 g/mol
e. C8H9N2O
Mr = (8 × Ar C) + (9 × Ar H) +(2 × Ar N)
+ (1 × Ar O)
= (8 × 12) + (9 × 1) + (2 × 14) + (1 × 16)
= 96 + 9 + 28 + 16 = 149 g/mol
Jadi, rumus molekul asetaminofen adalah
C8H9NO2.
35. Jawaban: b
mol HCl = volume HCl × molaritas HCl
= 200 ml × 0,1 M
= 20 mmol
= 0,02 mol
mol CaCO3 =
massa CaCO3
Mr CaCO3
=
2 gram
100 gram / mol
= 0,02 mol
2HCl(aq) + CaCO3(s) → CaCl2(aq) + H2O( ) + CO2(g)
Mula-mula : 0,02 mol
0,02 mol
–
–
–
Reaksi
: 0,02 mol
0,01 mol
0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa
:
–
0,01 mol
0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol
Pereaksi pembatas (pereaksi yang habis lebih
dahulu) adalah HCl.
CaCO3 yang tersisa
= mol CaCO3 sisa × Mr CaCO3
= 0,01 mol × 100 gram/mol = 1 gram
Volume gas CO2 = mol CO2 × 22,4 liter/mol
= 0,01 mol × 22,4 liter/mol
= 0,224 liter/mol
36. Jawaban: c
P=
38 cmHg
76 cmHg
× 1 atm = 0,5 atm
V = 15 liter
R = 0,082 L atm/mol K
T = 27 + 273 = 300 K
P·V=n·R·T
0,5 · 15 = n · 0,082 · 300
n=
7,5
24,6
Mr gas X =
= 0,305 mol
massa gas X
Mol gas X
Kunci Jawaban dan Pembahasan
13,41 gram
0,305 mol
= 43,97 gram/mol ≈ 44 gram/mol.
37. Jawaban: d
25NxOy → 50NO + 12,5O2
N = 25x = 50
x=2
O = 25y = 50 + 25
25y = 75
y=3
Jadi, rumus kimia oksida nitrogen tersebut adalah
N2O3.
38. Jawaban: c
Massa 1 mol XCl sebesar 74,5 g.
Massa atom relatif X adalah:
Mr XCl =
74,5 g
massa
= 1mol
mol
= 74,5 g/mol
Mr XCl = Ar X + Ar Cl
74,5 = Ar X + 35,5
Ar X = 39
39. Jawaban: b
Jumlah molekul C19H26O3
= mol C19H26O3 × L
=
massa C19H26O 3
Mr C19H26O 3
×L
15,1g
= ((19 × A C) + (26 × A H) + (3 × A O)) g/mol
r
r
r
× (6 × 1023 mol–1)
82
=
4.
15,1g
Nama Oksida Basa
= ((19 × 12) + (26 × 1) + (3 × 16)) g/mol × (6 × 1023 mol–1)
15,1g
= (228 + 26 + 48) g/mol × (6 × 1023 mol–1)
=
15,1g
302 g/mol
× (6 ×
1023
mol–1)
=3×
1022
Jadi, jumlah molekul C19H26O3 dalam 15,1 g
= 3 × 1022.
40. Jawaban: b
76,3 % =
x × Ar C
Mr vitamin K
× 100 %
x ×12
76,3 % = 173 × 100 %
1.200x = 13.199,9
x = 10,99 ≈ 11
Jadi, jumlah atom karbon pada setiap molekul
vitamin K adalah 11.
Na2O = natrium oksida
NaOH = natrium hidroksida
K2O = kalium oksida
KOH = kalium hidroksida
CaO = kalsium oksida
Ca(OH)2 = kalsium hidroksida
BaO = barium oksida
Ba(OH)2 = barium hidroksida
Al2O3 = aluminium oksida
Al(OH)3 = aluminium hidroksida
5. a.
b.
c.
d.
e.
f.
6. a.
Ba3N2 = barium nitrida
PbI2 = timbal(II) iodida
N2O5 = dinitrogen pentaoksida
NH3 = amonia
Al2S3 = aluminium sulfida
CF4 = karbon tetrafluorida
Ca(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2(g)
kalsium
B.
Uraian
1. Jumlah kulit elektron = 3, yaitu K, L, dan M.
Jumlah elektron valensi = 1, berarti 2 elektron
menempati kulit K, 8 elektron menempati kulit L,
dan 1 elektron menempati kulit M. Jika jumlah
neutron = 12, jumlah elektron = 2 + 8 + 1 = 11,
maka nomor massa atau nukleusnya adalah 23
karena nomor massa = neutron + jumlah elektron.
Jadi, unsur tersebut mempunyai nomor atom
11 dan nomor massa 23, sedangkan lambangnya
adalah 23
11X.
2. Urutan titik didih dari yang paling tinggi yaitu:
NaCl > HF > N2O > SO2 > C4H10
Alasan:
a. NaCl = merupakan senyawa ion yang memiliki
kristal ionik yang besar dan kuat.
b. HF = memiliki ikatan hidrogen yaitu ikatan
yang terjadi antara atom yang sangat
elektronegatif (N, O, dan F) dengan atom H.
c. N2O = merupakan senyawa kovalen polar yang
memiliki gaya antardipol.
d. SO2 = merupakan senyawa kovalen nonpolar
yang memiliki gaya London dan Mr sebesar
64.
e. C4H10 =merupakan senyawa kovalen nonpolar
yang memiliki gaya London dan Mr sebesar
58.
3. Unsur X menyumbangkan 4 elektronnya untuk
digunakan secara bersama-sama dengan 2 buah
unsur Y agar mencapai kestabilan. Setiap unsur Y
menyumbangkan 2 elektron untuk digunakan
bersama-sama dengan 1 buah unsur X.
X: 2 · 4 (golongan IVA)
Y: 2 · 6 (golongan VIA)
Nama Senyawa Basa
b.
asam klorida
etanol
7. a.
kalsium klorida hidrogen
C2H5OH(aq) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O( )
mol Bi =
oksigen
massa Bi
Ar Bi
=
karbon dioksida
15 gram
209 gram/mol
air
= 0,072 mol
1
mol Bi(NO3)3 · 5H2O = 1 × mol Bi
1
= 1 × 0,072 mol
= 0,072 mol
Massa Bi(NO3)3 · 5H2O
= mol Bi(NO3)3 · 5H2O × Mr Bi(NO3)3 · 5H2O
= 0,072 mol × ((1 × Ar Bi) + (3 × Ar N)
+ (14 × Ar O) + (10 × Ar H)) g/mol
= 0,072 mol × ((1 × 209) + (3 × 14)
+ (14 × 16) + (10 × 1)) g/mol
= 0,072 mol × (209 + 42 + 224 + 10) g/mol
= 0,072 mol × 485 g/mol
= 34,92 gram
Jadi, massa Bi(NO3)3 · 5H2O = 34,92 gram.
b.
4
mol HNO3 = 1 × mol Bi
4
= 1 × 0,072 mol = 0,288 mol
Larutan mengandung 30% HNO3.
Massa larutan
100
= 30 × massa HNO3
100
= 30 × mol HNO3 × Mr HNO3
100
= 30 × 0,288 mol × ((1 × Ar H) + (1 × Ar N)
+ (3 × Ar O)) g/mol
Kimia Kelas X
83
100
Bijih yang harus tersedia
100
= 0,2 × 10 kg
= 5.000 kg
= 5 ton
Biji yang harus diolah sebanyak 5 ton.
= 30 × 0,288 mol × ((1 × 1) + (1 × 14)
+ (3 × 16)) g/mol
= 30 × 0,288 mol × 63 g/mol
= 60,48 gram
Jadi, massa larutan 30% asam nitrat
60,48 gram.
100
10. a.
8. Massa asam oksalat = 45 gram
Volume larutan = 500 cm3 = 0,5 dm3
Mr(COOH)2 = 90 g/mol
WO3 + 3C → 3CO + W
MrWO3 = 232 g/mol
massa
45 g
Konsentrasi (COOH)2 dalam g/dm3 = 0,5 dm3
= 90 g/dm3
3
Konsentrasi (COOH)2 dalam mol/dm
mol C
45 g
= 90 g / mol × 0,5 dm3 = 1 mol/dm3.
Jadi, konsentrasi asam oksalat 1 mol/dm3.
9. Kalaverit mengandung 40 % emas, artinya dalam
100 kg kalaverit terdapat 40 kg emas. Oleh karena
itu, untuk memperoleh 4 kg emas diperlukan
kalaverit sebanyak:
4
= 40 × 100 kg
= 10 kg
Bijih hanya mengandung 2.000 bpj kalaverit
2.000
= 106 × 100 % = 0,2 %
84
Kunci Jawaban dan Pembahasan
116 g
mol WO3 = M WO = 232 g/mol
r
3
= 0,5 mol
b.
3
= 1 × 0,5 mol
= 1,5 mol
massa C = mol C × ArC
= 1,5 × 12
= 18 gram
Jadi, massa karbon yang diperlukan sebanyak
18 gram.
mol WO3 = mol W
= 0,5 mol
massa W = mol W × Ar W
= 0,5 × 184
= 92 gram
Jadi, wolfram yang diperoleh (maksimal)
sebanyak 92 gram.
Download