BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti samasama disini maksudnya adalah sama makna.3 Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapakan.4 Komunikasi adalah penyampaian informasi, ide, emosi, keterlampilan, dan lain-lain melalui penggunaan simbol kata, gambar, angka, grafik, dan lain-lain. Untuk itu maka komunikator harus mempunyai kemampuan agar pesannya itu dapat dimengerti, diterima dan bahkan dilakukan oleh komunikan. Dengan kata lain pesan itu merupakan pikiran bersama antara komunikator dan komunikan.5 Onong Uchjana, Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2001), hal 13. 4 Ibid. 5 Onong Uchjana, Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1984), hal 31. 3 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 Komunikasi juga dapat diartikan sebagai suatu kebutuhan pokok bagi manusia, fungsi komunikasi sebagai komunikan sosial dapat mengisyaratkan bahwa komunikasi ini sangat penting untuk membangun konsep dalam diri, untuk mengaktualisasikan diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, dan terhindar dari ketegangan dan tekanan antara lain dengan melalui komunikasi yang menghibur, dan juga untuk memupuk hubungan yang luas dengan orang lain.6 2.2. Komunikasi Instruksional Komunikasi instruksional merupakan kegiatan komunikasi dengan sasaran kelompok yang berisi pengajaran tentang suatu pengetahuan atau keterlampilan. Dalam komunikasi instruksional baik yang formal, tujuan utama yang harus dicapai didalamnya adalah terjadinya perilaku pada peserta didik7. Menurut Pawit M. Yusup (2010:57) istilah instruksional berasal dari kata instruction, artinya pengajaran, pelajaran, atau bahkan perintah atau instruksi. Sebenarnya instruksional merupakan himpunan bagian dari pendidikan. Sehingga pendidikan mempunyai bidang kajian yang lebih luas dari pada instruksional. Demikian pula apabila komunikasi “dikawinkan” dengan pendidikan dan instruksional, terjadilah istilah komunikasi pendidikan lebih luas dari pada komunikasi instuksional. Komunikasi instruksional pada dasarnya mempunyai Deddy, Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal 41 7 Nina Winangsih, Syam. Perencanaan Pesan dan Media (Jakarta: Pusat Penerbitan UT, 2002), hal 21 6 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 tujuan, yaitu untuk memahamkan pihak sasaran (komunikan) dalam hal adanya perubahan perilaku kearah yang lebih baik di masa yang akan datang. Perubahan perilaku yang dimaksud terutama pada aspek kognitif, afeksi, dan psikomotor.8 Di dalam dunia pendidikan, kata instruksional tidak diartikan perintah, tetapi pengajaran dan atau pelajaran, atau lebih dikenal dengan nama pembelajaran. Di dalam dunia pendidikan sekarang, istilah pengajaran ataupun pelajaran mempunyai makna yang berbeda meskipun kedua istilah tersebut berasal dari kata yang sama : instruction. Istilah pengajaran lebih bermakna pemberi ajar. Mengajar artinya memindahkan sebagian pengetahuan guru (pengajar) kepada murid-muridnya. Sedangkan arti pelajaran lebih menitik beratkan pada bahan belajar atau materi yang disampaikan atau diajarkan oleh guru atau dosen. Dengan pengertian lain, informasi yang mengandung pesan belajar itulah yang diutamakan (Yusuf, 1990: 18).9 Dalam komunikasi, mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum disebut dengan pesan. Namun, bukan wadah mata pelajaran itu sendiri yang dinamakan pesan. Pesan adalah informasi yang ditransmisikan atau diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, ajaran, fakta, makna, nilai, ataupun data. Jadi, informasi yang terkandung dalam setiap mata pelajaran itulah yang namanya pesan. Dalam hal ini, Pawit M, Yusuf. Komunikasi Instruksional. (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal 57. Pawit M Yusuf. Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), hal 18. 8 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 tentunya pesan belajar, pesan yang dirancang khusus untuk tujuan belajar dan untuk mempermudah terjadinya proses belajar (Yusuf, 1990:20).10 Komunikasi dalam sistem instruksional ini kedudukannya dikembalikan kepada fungsinya yang asal, yaitu sebagai alat untuk mengubah perilaku sasaran (edukatif). Proses komunikasi diciptakan secara wajar, akrab, dan terbuka dengan ditunjang oleh faktor-faktor pendukung lainnya, baik sebagai sarana maupun sebagai fasilitas lain, dengan tujuan supaya mempunyai efek perubahan perilaku pihak sasaran. Kegiatan instruksional bisa berhasil dengan efektif hanya apabila komunikasi bisa berjalan atau berproses dengan baik. Oleh karena itu, kegiatan instruksional pada zaman informasi ini mendapat perhatian yang lebih dititik beratkan pada unsur sasaran didik dengan cara mengoptimalkan pemanfaatan sumber-sumber informasi edukatif (sumber-sumber belajar) yang ada, bukannya lebih banyak ditentukan oleh faktor guru dan para pendidik lainnya. Menurut Hart, Scott, dan McCroskey (1978, dalam Yusuf 1990: 28-30), proses instruksional sebenarnya bisa dibagi ke dalam seperangkat langkah berurutan sebagai berikut : Komunikasi instruksional dalam dunia pendidikan mempunyai pengertian sebagai komunikasi yang lebih ditunjukkan kepada aspek-aspek operasionalisasi pendidikan, terutama aspek pembelajaran sasaran, kredibilitas komunikator, situasi dan kondisi lingkungan, metode, dan termasuk bahasa yang digunakan komunikator 10 Ibid, hal 20. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 sengaja dipersiapkan secara khusus untuk mencapai efek perubahan perilaku pada diri sasaran (Yusuf, 1990:17).11 1. Spesifikasi isi dan tujuan instuksional Variabel-variabel komunikasinya ialah penambahan informasi, penyandian, dan penafsiran atau pembacaan sandi. Informasi yang disampaikan secara oral oleh pengajar atau instruktur tidak selalu ditafsirkan persis sama oleh sasaran (komunikan) seperti apa yang dimaksudkannya. Akibatnya, sasaran bisa gagal memola perilakunya sesuai dengan harapan komunikator atau pengajar. Untuk menghindari hal tersebut caranya, antara lain, ialah dengan mengkhususkan isi dan tujuan-tujuan instruksionalnya. Terutama hal ini ditulis dalam kerangka persiapan komunikator sebelum melaksanakan tugasnya. Bila lebih banyak rincian informasi yang disampaikan untuk suatu isi, diharapkan akan menjadi lebih jelas apa yang dimaksudkannya. 2. Penafsiran perilaku mula Variabel-variabel komunikainya adalah faktor manusia, umpan balik, dan penyandian. Sebelum mulai melaksanakan kegiatan instruksioanal, perkiraan mula yang perlu diperhatikan ialah mencoba memahami situasi dan kondisi sasaran 11 Ibid, hal 17. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 termasuk kemampuan awal yang dimilikinya. Menentukan tujuan belajar apakah mampu atau tidak untuk mencapai tujuan belajarnya. Setelah merencanakan pokok bahasan, mengetahui karakter, menentukan tujuan belajar, dan isi pokok bahasan, maka tibalah pada penjajakan terhadap siswa. Tujuannya adalah untuk menguji, apakah perencanaan yang telah disusun pada empat langkah sebelumnya dapat diteruskan ke langkah selanjutnya, yaitu kegiatan belajar mengajar. 3. Penetapan strategi instruksional Variabel komunikasinya ialah penggunaan saluran. Strategi apa yang akan digunakan oleh komunikator dalam suatu kegiatan instruksional banyak ditentukan oleh situasi dan kondisi medan. Istilah strategi berarti rencana yang menyeluruh untuk mencapai target, meskipun tidak ada jaminan keberhasilannya. Strategi instruksional adalah pendekatan menyeluruh atas proses belajar mengajar dalam sistem instruksional. Ia merupakan perencanaan penuh perhitungan yang kemungkinan – kemungkinan kegiatannya yang bakal ditempuh dalam pelaksanaan nanti dirinci dengan sadar. Upaya-upaya atau kegiatan lanjut dari strategi ini adalah metode, teknik, dan taktik. Ketiga istilah terakhir ini mempunyai arti penjabaran yang lebih operasional dari pada strategi. Kegiatan-kegiatan yang biasa dikelompokkan ke dalam strategi instruksional pada kasus pengajaran, antara lain kegiatan penugasan yang dilakukan oleh instruktur kepada sasarannya untuk mempelajari sumber-sumber bahan yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 ditunjuk, dan kegiatan lain yang menyangkut tugas-tugas instruksional dari guru. Sementara itu, metode yang digunakan akan bermacam-macam. Misalnya diskusi, ceramah, atau tanya jawab. Selanjutnya tekniknya bisa berbentuk ceramah, penggunaan teknik pada stiap orang berbeda-beda bergantung pada pengalaman, keahlian, dan kebiasan masing-masing, meskipun metode yang digunakan bisa sama. 4. Organisasi satuan-satuan acara instruksional Variabel komunikasinya ialah pesan, penyandian, dan pengartian sandi. Pengelolaan satuan-satuan yang bergantung pada isi yang akan disampaikan. Satuan acara instruksional (SAI) merupakan pola persiapan untuk kegiatan instruksional, bergantung pada konteks mana pola itu diperuntukkan. Manfaat SAI yang terpenting adalah sebagai bahan pedoman bagi seorang komunikator dalam melakukan kegiatannya mengkomunikasikan ide atau gagasannya kepada sasaran. Secara ringkas, pembuatan SAI dapat menganut berbagai cara, baik berupa topik-topik yang diuraikan mapun berupa kolom-kolom yang perlu diisi sesuai dengan item yang disediakan. Umumnya, butir-butir yang termuat dalam SAI terdiri dari bidang ilmu, sub bidang ilmu, topik atau pokok bahasan, sasaran, pokokpokok materi, media yang digunakan, waktu yang disediakan, evaluasi, dan buku sumber referensi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 5. Umpan balik Umpan balik mempunyai arti yang sangat penting dalam setiap proses intruksional karena melalui umpan balik ini kegiatan instruksional akan dapat dinilai, apakah berhasil atau sebaliknya. Umpan balik ini juga bisa digunakan sebagi alat untuk mengetahui sejauh mana strategi komunikasi yang dijalankan bisa mempunyai efek yang jelas. Yang terpenting ialah, dengan adanya umpan balik ini, penguasaan materi yang sudah direncanakan sesuai dengan tujuan-tujuan instruksional yang bisa diketahui dengan baik. 2.3. Komunikasi Antar Pribadi Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian seseorang terhadap orang lain.12 R. Wayne Pace (1979) mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi atau communication interpersonal merupakan proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka dimana pengirim dapat 12 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm 9. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung.13 Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk verbal atau nonverbal, seperti komunikasi pada umumnya komunikasi interpersonal selalu mencakup dua unsur pokok yaitu isi pesan dan bagaimana isi pesan dikatakan atau dilakukan secara verbal atau nonverbal. Dua unsur tersebut sebaiknya diperhatikan dan dilakukan berdasarkan pertimbangan situasi, kondisi, dan keadaan penerima pesan. Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan aktif bukan pasif. Komunikasi interpersonal bukan hanya komunikasi dari pengirim pada penerima pesan, begitupula sebaliknya, melainkan komunikasi timbal balik antara pengirim dan penerima pesan. Komunikasi interpersonal bukan sekedar serangkaian rangsangan-tanggapan, stimulus-respon, akan tetapi serangkaian proses saling menerima, penyeraan dan penyampaian tanggapan yang telah diolah oleh masingmasing pihak. Komunikasi Interpersonal juga berperan untuk saling mengubah dan mengembangkan. Dan perubahan tersebut melalui interaksi dalam komunikasi, pihak-pihak yang terlibat untuk memberi inspirasi, semangat, dan dorongan agar dapat merubah pemikiran, perasaan, dan sikap sesuai dengan topik yang dikaji bersama. Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih di 13 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1998) hal.32 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 dari suatu kelompok manusia kecil dengan berbagai efek dan umpan balik (feed back).14 Agar komunikasi interpersonal yang dilakukan menghasilkan hubungan interpersonal yang efektif dan kerjasama bisa ditingkatkan maka kita perlu bersikap terbuka, sikap percaya, sikap mendukung, dan terbuka yang mendorong timbulnya sikap yang paling memahami, menghargai, dan saling mengembangkan kualitas. Hubungan interpersonal perlu ditumbuhkan dan ditingkatkan dengan memperbaiki hubungan dan kerjasama antara berbagai pihak. Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. A. Fungsi Komunikasi Interpersonal Fungsi komunikasi antar pribadi atau komunikasi interpersonal adalah berusaha meningkatkan hubungan insani, menghindari dan mengatasi konflikkonflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagai pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.15 14 W. A , Widjaja. Komunikasi dan Hubungan Mayarakat, (Jakarta: Bumi Askara), hal.8 15 Hafied, Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 33 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 Komunikasi interpersonal, dapat meningkatkan hubungan kemanusiaan diantara pihak-pihak yang berkomunikasi. Dalam hidup bermasyarakat seseorang bisa memperoleh kemudahan dalam hidupnya karena memiliki pasangan hidup. Melalui komunikasi interpersonal juga dapat berusaha membina hubungan baik, sehingga menghindari dan mengatasi terjadinya konflik-konflik yang terjadi.16 Adapun fungsi lain dari komunikasi interpersonal adalah : a. Mengenal diri sendiri dan orang lain. b. Komunikasi antar pribadi memungkinkan kita untuk mengetahui lingkungan kita secara baik. c. Menciptakan dan memelihara hubungan baik antar personal. d. Mengubah sikap dan perilaku. e. Bermain dan mencari hiburan dengan berbagai kesenangan pribadi. f. Membantu orang lain dalam menyelesaikan masalah. Fungsi global dari pada komunikasi antar pribadi adalah menyampaikan pesan yang umpan baliknya diperoleh saat proses komunikasi tersebut berlangsung. 16 Ibid, hal. 56 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 B. Sifat-sifat Komunikasi Menurut sifatnya, komunikasi antar pribadi dapat dibedakan atas dua macam yaitu:17 1. Komunikasi Diadik (Dyadic Communication) ialah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orag dalam situasi tatap muka. Komunikasi Diadik menurut Pace dapat dilakukan dalam 3 bentuk yakni : • Percakapan : berlgsung dalam suasana yang bersahabat dan informal. • Dialog : berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam dan lebih personal. • Wawancara : sifatnya lebih serius, yakni adanya pihak yang dominan pada posisi bertanya dan lainnya berada pada posisi menjawab. 2. Komunikasi kelompok kecil (Small Group Communication) ialah proses komunikasi yang berlangsung tiga orang atau lebih secara tatap muka, dimana anggotanya saling berinteraksi satu sama lain. Dan komunikasi kecil ini banyak dinilai dari sebagai type komunikasi antar pribadi karena : a. Anggotanya terlibat dalam suatu proses komunikasi yang berlangsung secara tatap muka. 17 Hafied, Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada, 2004) hal.32 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 b. Pembicaraan berlangsung secara terpotong-potong dimana semua pesertabisa berbicara dalam kedudukan yang sama, dengan kata lain tidak ada pembicaraan tunggal yang mendominasi. c. Sumber penerima sulit di identifikasi. Dalam situasi seperti saat ini, semua anggota bisa brperan sebagai sumber dan juga sebagai penerima. Karena itu, pengaruhnya bisa bermacam-macam. Misalanya : si A isa terpengaruh dari si B, dan si C bisa mempengaruhi si B. Proses komunikasi seperti ini biasanya banyak ditemukan dalam kelompok studi dan kelompok diskusi. Tidak ada batas yang menentukan secara tegas berapa besar jumlah anggota suatu kelompok kecil. Biasanya antara 2-3 atau bahkan ada yang mengembangkan sampai 20-30 orang, tetapi tidak ada yang lebih dari 50 orang. Sebenarnya untuk memberi batasan pengertian teehadap konsep komunikasi interpersonal tidak begitu mudah. Hal ini disebabkan adanya pihak yag memberi definisi komunikasi interpersonal sebagai proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau secara tatap muka. C. Perspektif Komunikasi Interpersonal Komunikasi antar pribadi dapat menjadi sangat efektif dan juga bisa menjadi sangat tidak efektif. Konflik yang terjadi dalam sebuah hubungan seperti hubungan rumah tangga menjadikan komunikasi interpersonal berjalan tidak efektif. Untuk menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal perlu http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 meningkatkan kualitas komunikasi dengan memperbaiki hubungan dan kerjasama antara berbagai pihak. Berikut ini terdapat tiga perspektif yang membahas tentang karakteristik komunikasi interpersonal yang efektif, diantaranya : 1. Perspektif humanistc Perspektif humanistic menekankan pada keterbukaan, empati sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan menciptakan interkasi yang bermakna, jujur, dan memuaskan. Berikut penjabaran uyang lebih luas dalam sudut pandang ini :18 a) Keterbukaan (openness) Memiliki pengertian bahwa dalam komunikasi antarpribadi yang efektif, individu harus terbuka pada pasangan yang di ajak berinteraksi, kesediaan untuk membuka diri dan memberikan informasi, lalu kesediaan untuk mengakui perasaan dan pikiran yang dimiliki, dan juga mempertanggung jawabkannya. Agar komunikasi interpersonal yang dilakukan menghasilkan hubungan interpersonal yang efektif dan kerja sama bisa ditingkatkan, maka kita perlu bersikap terbuka. b) Empati (empathy) Empati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada posisi atau peranan orang lain. Dalam arti bahwa seseorang secara 18 Josep Devito, Op.Cit, hal. 259 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 emosional maupun intelektual mampu memahami apa yang dirasakan dan dialami orang lain. c) Sikap mendukung (supportiveness) Komunikasi interpersonal akan efektif apabila dalam diriseseorang ada perilaku supportiveness. Maksudnya satu dengan yang lainnya saling memberikan dukungan terhadap pesan yang disampaikan. Sikap mendukung adalah sikap yang mengurangi sikap defensive dalam berkomunikasi yang dapat terjadi karena faktor-faktor personal seperti ketakutan, kecemasan, dan lain sebagainya yang menyebabkan komunikasi interpersonal akan gagal, karena orang defensive akan lebih banyak melindungi diri sendiri dari ancaman yang ditanggapi dalam komunikasi dibandingkan memahami orang lain. d) Sikap positif (positiveness) Memiliki perilaku positif yakni berfikir secara positif terhadap diri sendiri dan orang lain. e) Kesetaraan (equality) Keefektifan komunikasi interpersonal juga ditentukan oleh kesamaan-kesamaan yang dimiliki pelakunya. Seperti nilai, sikap, watak, perilaku, kebiasaan, pengalama, dan sebagainya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 2. Perspektif pragmatis Perspektif pragmatis memusatkan pada manajemen dan kesegaran interaksi yang digunakan oleh komunikator melalui perilaku yang spesifik untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Model ini menawarkan lima kualitas efektivitas, yakni: a. Kepercayaan diri (confidence) Komunikator yang efektif memiliki kepercayaan diri dalam bersosialisai, dimana hal tersebut dapat dilihat pada kemampuanya untuk menghadirkan suasana nyaman pada saat interkasi terjadi pada orang-orang yang merasa gelisah, pemalu, atau khawatir dan membuat mereka merasa lebih nyaman. b. Kebersatuan (immediacy) Mengacu pada penggabungan antara komunikan dan komunikator, dimana terciptanya rasa kebersamaan dan kesatuan yang mengisyaratkan minat dan perhatian untuk mau mendengarkan. c. Manajemen interkasi (interaction management) Dalam melakukan suatu komunikasi dapat mengendalikan interaksi untuk kepuasan kedua pihak, sehingga tidak seorangpun merasa diabaikan atau merasa menjadi pihak tokoh yang paling penting. Beberapa cara yang tepat untuk melakukannya adalah dengan menjaga peran sebagai komunikan dan komunikator melaui gerakan mata, ekspresi vocal, gerakan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 tubuh dan wajah yang sesuai, dan juga dengan saling memberikan kesempatan untuk berbicara. Hal ini merupakan wujud dari sebuah manajemen interkasi. d. Daya ekspresi (expressiveness) Mengacu pada kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang ingin disampaikan dengan aktif, bukan dengan menarik diri atau melemparkan tanggung jawab kepada orang lain. e. Orientasi ke pihak lain (other orientation) Dalam hal ini dimaksudkan untuk lebih menyesuaikan diri pada lawan bicara dan mengkomunikasikan perhatian dan minat terhadap apa yang dikatakan oleh lawan bicara. Mengkomunikasikan keinginan untuk bekerja sama dalam mencari pemecahan masalah. 3. Perspektif Pergaulan Sosial Perspektif pergaulan sosial pada model ekonomi imbalan (reward) dan biaya(cost). Suatu hubungan daisumsikan sebagai suatu kemitraan dimana imbalan dan biaya saling dipertukarkan. Ketiga perspektif ini tidak dapat dipasahkan satu persatu, melainkan harus saling melengkapi, karena setiap perspektif tersebut membantu kita untuk dapat memahami komunikasi dalam menyelesaikan konflik sebuah hubungan secara efektif. Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertmuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 D. Faktor-Faktor Menumbuhkan Interpersonal dalam Komunikasi Interpersonal Banyak hal yang menjadi faktor-faktor yang meningkatkan hubungan interpersonal, misalnya dari kwalitas komunikasi itu sendiri. Faktor yang mempengaruhinya antara lain :19 1) Percaya (Trust) Dari berbagai faktor yang paling mempengaruhi komunikasi antar pribadi adalah faktor kepercayaan. Apabila antara suami dan istri memiliki rasa saling percaya maka akan terbina saling pengertian sehingga terbentuk sikap saling terbuka, saling mengisi, saling mengerti dan terhindar dari kesalahpahaman. Sejak tahap perkenalan dan tahap peneguhan, kepercayaan menentukan efektivitas komunikasi. Ada tiga faktor utama yang menumbuhkan sikap percaya yaitu : a. Menerima, adalah kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan tanpa berusaha mengendalikannya. Sikap menerima tidak semudah yang 19 Jalaluddin rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung, Remaja Rosdakarya, Cetakan Kedua 1986) hal. 129-138 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 dikatakan. Kita selalu cenderung menilai dan sukar menerima. Akibatnya, hubungan interpersonal tidak dapat berlangsung seperti yang diharapkan. b. Empati, hal ini dianggap sebagai memahami orang lain yang tidak mempunyai arti emosional bagi kita. c. Kejujuran, menyebabkan perilaku kita dapat diduga. Ini mendorong orang lain untuk dapat percaya pada kita. Dalam proses komunikasi interpersonal pada pasangan suami istri, kejujuran dalam berkomunikasi amatlah penting. Menurut psikologi humanistik, pemahaman interpersonal terjadi melalui self disclousure, feedback, dan sensitivity to the disclousure of other. Kesalahpahaman dan ketidakpuasan dalam suatu jalinan antar pribadi diakibatkan oleh ketidakjujuran, tidak adanya keselarasan antaratindakan dan perasaan, serta terhambatnya pengungkapan diri. 2) Sikap Suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam berkomunikasi yang dapat terjadi karena faktor-faktor personal seperti ketakutan, kecemasan, dan lain sebagainya yang menyebabkan komunikasi interpersonal gagl, karena orang defensif akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam komunikasi dibandingkan memahami pesan orang lain. 3) Sikap Terbuka http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 Sikap ini amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Dengan komunikasi yang terbuka diharapkan tidak aka nada hal-hal yang tertutup, sehingga apa yang ada pada diri suami juga diketahui oleh istri, demikian sebaliknya. Dengan sikap saling percaya dan supportif, sikap terbuka mendorong timbulnya saling pengertian, saling menghargai, dan paling penting saling mengembangkan kualitas hubungan interpersonal. Walaupun berkomunikasi merupakan salah satu kebiasaan dengan kegiatan sepanjang kehidupan, namun tidak selamanya akan memberikan hasil seperti yang diharapkan. Dalam buku Psikologi Komunikasi karya Jalaluddin Rakhmat, M,sc. Terdapat beberapa tahap untuk hubungan interpersonal diantaranya yaitu:20 1. Pembentukan Hubungan Interpersonal, dimana pada tahap ini sering disebut sebaya tahap perkenalan yang ditandai dengan usaha kedua belah pihak dalam menggali secepatnya identitas, sikap, dan nilai dari pihak lain. Dan apabila mereka ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Bila mereka merasa berbeda, merek akan berusaha menyembunyikan diri. 2. Peneguhan Hubungan Interpersonal, untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal ini ada empat faktor yang amat penting diantaranya : keakraban, kontrol, respon yang tepat, dan nada emosional yang tepat. 20 Ibid, 125-129 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 3. Pemutusan Hubugan Interpersonal, hal ini dapat terjadi apabila hubungan interpersonal terdapat sebuah konflik atau hubungan yang tidak sehat dalam artian adalah penyebab dari putusnya hubungan interpesonal tersebut. Menurut analisis R.D. Nye (1973) ada 5 sumber konflik yang menyebabkan putusnya hubungan interpersonal, diantaranya : (1) kompetisi – salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu dengan mengorbakan orag lain. (2) dominasi – salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak lain sehingga orang itu merasakan hak-haknya dilanggar. (3) kegagalan – masing-masing berusaha mengendalikan pihak lain sehingga orang itu merasakan hak-haknya dilanggar. (4) provokasi – salah satu pihak terus menerus berbuat sesuatu yang ia ketahui menyinggung perasaan orang lain. (5) perbedaan nialic- kedua belah pihak tidak sepakat tentag nilai-nilai yang mereka anut. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 2.4. Guru Guru merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensi di bidang pembangunan21. Guru adalah seorang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan dalam kepentingan untuk anak didik, menunjang hubungan sebaik-baiknya, dalam kerangka menjunjung tinggi, mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang menyangkut agama, kebudayan, dan keilmuan.22 2.5. Siswa Siswa merupakan pelajar yang duduk dimeja belajar setrata sekolah dasar (SD) maupun menengah pertama (SMP), sekolah menengah keatas (SMA). Siswasiswa tersebut belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan untuk mencapai pemahaman ilmu yang telah didapat dunia pendidikan. Siswa atau peserta didik adalah mereka yang secara khusus diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah, dengan tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, berketrampilan, berpengalaman, berkepribadian, berakhlak mulia, dan mandiri (Kompas, 1985).23 Sardiman, A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: CV Rajawali, 1986), hal 123. 22 Syafruddin, Nurdin. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. (Jakarta: Ciputat Press, 2003), hal 8. 23 http://digilib.uinsby.ac.id/10711/6/bab%202.pdf 21 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 2.6. Proses Belajar Mengajar Belajar adalah berubahnya kemampuan seesorang untuk melihat, berfikir, merasakan, mengerjakan sesuatu, melalui berbagai pengalaman-pengalaman yang sebagiannya bersifat perceptual, sebagiannya bersifat intelektual, emsoional maupun motorik.24 Menurut Suryosubroto (2009 : 19), mengajar pada hakekatnya adalah melakukan kegiatan belajar, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Proses belajar mengajar yaitu meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran25. Menurut Martinis Yamin (2007 : 59), proses belajar mengajar merupakan proses yang sistematik, artinya proses yang dilakukan oleh guru dan siswa di tempat belajar dengan melibatkan sub-sub, bagian, komponen-komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan26. Proses belajar mengajar yang dilakukan guru dengan siswa kelas VI di SDN Grogol Selatan 13 agar dapat menghasilkan prestasi adalah dengan proses pembelajaran sesuai dengan kurikulum dan silabus yang ada. Tidak hanya itu saja, dalam proses belajar mengajar guru kelas VI juga menggunakan buku untuk menyampaikan materi, selain buku yang digunakan dalam menyampaikan materi, Tadjab. Ilmu Jiwa Pendidikan. (Surabaya : Karya Abditama, 1994), hal 46-47. Suryosubroto. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2009), hal 19. 26 Martinis, Yamin. Strategi pembelajaran. (Jakarta : GP Press, 2007), hal 59. 24 25 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 film tentang ilmu pengetahuan juga dilakukan guru tersebut. Dalam mengembangkan pengetahuan terhadap anak didik guru juga memberikan melalui tugas, dan dilatih tanya jawab seminggu tiga kali, berkaitan dengan materi yang sudah diberikan agar murid mampu memahami apa yang sudah disampaikan oleh guru agar dapat menghasilkan prestasi. 2.7. Prestasi Menurut Sardiman A. M (2001:46) “Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar.27 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dikerjakan. Misal, prestasi akademik adalah prestasi dari hasil pelajarann yang di dapat dari kegiatan belajar di bangku perguruan tinggi. Sifat dari prestasi di dunia akademis adalah kognitif dan biasanya yang disebut prestasi sengaja ditentukan dengan pengukuran dan penilaian. Prestasi Belajar adalah hasil yang dicapai atau ditunjukkan oleh peserta didik sebagai hasil belajarnya yang diperoleh melalui pengalaman dan latihan. Hal ini biasanya berupa angka-angka, huruf, serta tindakan yang dicapai masing-masing peserta didik dalam waktu tertentu. Sardiman, A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hal 46. 27 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 Dari berbagai pengertian tentang prestasi belajar di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebenarnya prestasi belajar peserta didik tidak selamanya merupakan gambaran dari kemampuan yang sebenarnya. Dengan demikian prestasi belajar di sekolah tidak selalu di wujudkan dengan kecakapan-kecakapan, namun kecakapan itu hanya merupakan sabagian dari unsur pertumbuhan, dan pembentukan dari suatu prestasi belajar. Suatu aktifitas dapat dikatakan atau dikategorikan prestasi atau hasil belajar apabila memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: 1. Adanya perubahan tingkah laku. 2. Perubahan terjadi dari hasil latihan atau pengalaman. 3. Perubahan itu menyangkut beberapa aspek, yaitu aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik. Kemampuan-kamampuan peserta didik dalam proses belajar mengajar oleh Benyamin Bloom yang dikutip oleh Nana Sudjana, 2009 mengklasifikasikan secara garis besar menjadi tiga ranah sebagai berikut: 1. Ranah Kognitif Ranah Kognitif berkenaan dengan sikap hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yang meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 2. Ranah Afektif Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari lima aspek, yaitu kepekaan dalam menerima rangsangan, jawaban atas reaksi, penilaian,organisasi,dan internalisasi. 3. Ranah Psikomotorik Ranah Psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para pendidik di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam menguasi isi bahan pengajaran. Macam-Macam Prestasi Ada beberapa prestasi yang dapat dicapai oleh setiap orang, diantaranya: Prestasi Belajar Hasil yang diperoleh untuk usaha untuk belajar. Prestasi siswa misalnya di sekolah, menjadi juara umum setiap tahun. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 Prestasi Kerja Adalah hasil yang diperoleh dari usaha kerja yang telah dilakukan. Misalnya promosi kerja keras mereka selama bertahun-tahun. Contoh penghargaan untuk pencapaian artistic. Prestasi Seni Adalah hasil yang diperoleh dari bisnis seni. Misalnya, pencapaian penyanyi atau bentuk lain dari seniman upeti. Prestasi Olah raga Hasil yang diperoleh untuk usaha dan kerja keras di bidang olahraga. Sebagai contoh, seorang atlet mendapat medali emas di tempat pertama diraih saat menghadiri Pekan Olahraga Nasional (PON). Prestasi Lingkungan Hidup Kinerja lingkungan adalah sebuah prestasi yang diperoleh oleh upaya untuk menyelamatkan lingkungan. Misalnya individu atau kelompok mendapatkan penghargaan untuk upaya konservasi lingkungan seperti penanaman pohon atau penghijauan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 Arti Penting Prestasi Prestasi dapat digunakan untuk meningkatkan potensi seseorang. Berikut ini adalah prestasi penting: 1. Prestasi adalah wujud nyata dari kualitas dan kuantitas yang diperoleh oleh seseorang di bisnis yang diperoleh. 2. Prestasi adalah sebuah pengalaman yang orang mengalami dan bisa menjadi pelajaran berharga untuk masa depan. 3. Prestasi adalah kebanggaan bagi diri sendiri, keluarga, kelompok, masyarakat, bangsa dan negara. 4. Prestasi digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan seseorang, kelompok, masyarakat, bangsa dan negara. Sikap dalam Berprestasi Sikap yang mendukung seseorang dalam brepestasi diantaranya: 1. Berorientasi masa depan dan cita-cita 2. Keberhasilan berorientasi 3. Berani mengambil atau berisiko 4. Sebuah rasa tanggung jawab yang besar 5. Menerima dan menggunakan kritik sebagai umpan balik 6. Memiliki sikap kreatif dan inovatif, dan mampu mengatur waktu dengan baik. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 Semua orang berperilaku benar-benar dalam memproduksi sesuatu. Namun, prestasi atau keberhasilan yang dicapai tidak terlepas dari bantuan orang lain. Misalnya membantu spiritual, material, dan bantuan lainnya. Dalam proses mencapai kesuksesan, semua orang akan menghadapi tantangan, termasuk: Berasal dari diri-sendiri Tantangan dari diri-sendiri adalah bakat, potensi, kecerdasan atau kecerdasan, minat, motivasi, kebiasaan, emosi, kesehatan dan pengalaman pribadi. Berasal dari lingkungan Tantangan lingkungan dalam bentuk tantangan dari keluarga, sekolah, masyarakat, infrastruktur, fasilitas, gizi, dan tempat tinggal. http://digilib.mercubuana.ac.id/