BAB II LANDASAN TEORI

advertisement
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Sejarah Desain Kemasan
Sejarah awal desain kemasan dimulai dari kebutuhan manusia untuk
memiliki barang, dan sejak 8000 SM material-material alami seperti anyaman
rumput dan kain, kulit pohon, daun, kerang, kerajinan tanah liat, dan peralatan
kaca yang kasar digunakan sebagai peti kemas untuk menyimpan barang. Sayur
labu yang berongga dan kandung kemih binatang mengilhami bentuk botol kaca,
dan kulit binatang serta daun merupakan asal muasal kantung kertas dan
pembungkus plastik1.
Sejarah desain kemasan berkaitan erat dengan setiap aspek perubahan
budaya manusia. Perkembangan teknologi, material, produksi, dan kondisi
masyarakat konsumen yang terus berubah mengakibatkan peningkatan perlunya
kemasan untuk melindungi, menyimpan, dan mengirimkan barang. Desain
kemasan menjadi sarana untuk mengkomunikasikan isi produk secara visual,
perspektif sejarah yang padat berikut ini akan mengeksplorasi bagaimana
perkembangan
peradaban,
peningkatan
perdagangan,
penemuan-penemuan
manusia, penemuan teknologi, dan berbagai kejadian global membantu
memfasilitasi kelahiran dan evolusi desain kemasan.
Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra, A. Krasovec. 2007. Desain Kemasan Perencanaan
Merek Produk yang Berhasil Mulai dari Konsep sampai Penjualan. Jakarta: Erlangga, hal 1.
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
2.2
Profil PT. Miwon Indonesia
PT. Miwon Indonesia merupakan perusahaan pangan terbesar di
Indonsesia. Setelah lebih dari tiga dasawarsa menjalankan usahanya di Indonesia,
group Miwon tidak hanya berhasil bertahan sampai sekarang melainkan juga
tumbuh dan berkembang. Di samping kapasitas produksinya meningkat, bidang
usaha dan diversifikasi produknya juga bertambah banyak.
Jumlah tenaga kerja yang terserap dari kegiatan produksi dan perdagangan
serta dari kegiatan-kegiatan usaha yang muncul akibat adanya kegiatan usaha
group Miwon sangat banyak. Sehingga tidak berlebihan bila dikatakan group
Miwon Indonesia ikut berperan di dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Indonesia pada umumnya dan karyawan beserta keluarga khususnya.
Miwon Indonesia merupakan group perusahaan yang terdiri dari PT.
Miwon Indonesia, PT. Jico Agung dan PT. Aneka Boga Nusantara yang
semuanya merupakan anak perusahaan dari Daesang Corporation, Korea. Usaha
Group Miwon di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1973 melalui PT. Miwon
Indonesia yang bergerak dibidang industri penyedap rasa, kemudian PT. Jico
Agung yang memfokuskan bidang usahanya pada distribusi atau perdagangan
dalam negeri, dan dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen di bidang
makanan dan minuman yang terus berkembang, didirikanlah PT. Aneka Boga
Nusantara.
PT. Miwon Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 1973 secara konsisten
sampai dengan saat memfokuskan diri pada Industri Monosodium Glutamate
(MSG) atau di kalangan masyarakat di kenal dengan istilah penyedap rasa. MI-
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
WON adalah salah satu merek dagang perusahaan yang sudah sangat dikenal oleh
masyarakat luas. Loyalitas masyarakat terhadap penyedap rasa MI-WON inilah
yang membuat perusahaan tetap dapat bertahan dan terus berkembang, di
Indonesia sampai dengan saat ini.
2.3
Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari
kata latin Comunis yang berarti sama, communico, communication atau
communicare yang berarti “membuat sama”2. Komunikasi efektif adalah
komunikasi yang dipahami dan dimengerti oleh orang yang menerima pesan,
sehingga apa yang dimaksud oleh si pengirim dapat ditangkap jelas oleh penerima
pesan.
Komunikasi
adalah suatu
proses melalui
nama individu
dalam
hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi, dan dalam masyarakat
menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi
lingkungan dan orang lain3.
Para ahli mendefinisikan komunikasi menurut sudut pandang mereka
masing-masing. Ingat bahwa sejarah ilmu komunikasi, dikembangkan dari
ilmuwan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu.
Sarah Trenholm dan Arthur Jensen (1996: 4) mendefinisikan komunikasi
demikian: “A process by which a source transmits a message to a reciever
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Penerbit PT. Remaja
Rosda Karya, hal 41.
3
Muhammad, Arni.2005. Komunikasi Organisasi.Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, hal 10.
2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
through some channel.” (Komunikasi adalah suatu proses di mana sumber
mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran.)
Sedangkan Bernard Berelson dan Gary A. Steiner (1964: 527)
mendefinisikan komunikasi, sebagai berikut: “Communication : the transmission
of information, ideas, emotions, skills, etc. by the uses of symbol ...” (Komunikasi
adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya.
Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.)
Definisi-definisi sebagaimana dikemukakan di atas, tentu belum mewakili
semua definisi yang telah dibuat oleh para ahli. Namun, paling tidak kita telah
memperoleh gambaran tentang apa yang dimaksud komunikasi, sebagaimana
yang diungkapkan oleh Shannon dan Weaver (1949), bahwa komunikasi adalah
bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau
tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam
hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi4.
Berdasarkan kedua definisi tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
komunikasi merupakan suatu proses interaksi pertukaran informasi yang
melibatkan dua orang atau lebih yang terdiri dari komunikator dan komunikan
hingga menghasilkan feedback pada seseorang atau khalayak yang dituju.
Hakikat komunikasi adalah: “Proses pernyataan antar manusia, dimana
yang dinyatakan itu adalah pikiran, perasaan seseorang kepada orang lain, dengan
menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya” (Effendy, 1993:28).
4
Wiryanto. 2004. Pengertian Ilmu Komunikasi.Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia, hal 5-6.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Namun pengertian komunikasi secara etimologis, menurut Wilbur
Schramm berasal dari bahasa latin “communicatio” (pemberitahuan, pemberian
bagian, pertukaran, ikut ambil bagian, pergaulan, persatuan, peran serta atau
kerjasama). Asal katanya sendiri dari kata “communis” yang berarti “common”
(bersifat
umum,
sama
atau
bersama-sama).
Sedangkan
kata
kerjanya
“comunicare” yang berarti berdialog, berunding atau bermusyawarah. Jadi
komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang
disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan.
Pengertian komunikasi yang demikian sangat terbatas, karena komunikasi
menyangkut banyak tahap, sehingga sifatnya tidak statis akan tetapi dinamis, yaitu
bergerak atau berkembang, dari tahap satu ke tahap lainnya, karena itu sebuah
kegiatan komunikasi disebut sebagai sebuah “Proses komunikasi”. Komunikasi
juga mengacu pada tindakan, baik oleh satu orang ataupun lebih, yang mengirim
dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu
konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk
melakukan umpan balik (Joseph A.Devito, 1997:23)5.
Ada tiga pengertian utama komunikasi, yaitu pengertian secara etimologis,
terminologis, dan paradigmatis.
1.
Secara etimologis, komunikasi dipelajari menurut asal usul kata, yaitu
komunikasi berasal dari bahasa Latin ‘communicatio’ dan perkataan ini
bersumber pada kata ‘comminis’ yang berarti sama makna mengenai sesuatu
hal yang dikomunikasikan.
5
Rosmawaty. 2010. Mengenal Ilmu Komunikasi. Jakarta:Penerbit Widya Padjadjaran, hal 14.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
2.
Secara
terminologis,
komunikasi
berarti
proses
penyampaian
suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.
3.
Secara paragdimatis, komunikasi berarti pola yang meliputi sejumlah
komponen berkorelasi satu sama lain secara fungsional untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Contohnya adalah ceramah, kuliah, dakwah, diplomasi, dan
sebagainya. Demikian pula pemberitahuan surat kabar dan majalah, penyiaran
radio dan televisi atau pertunjukkan film di gedung bioskop, dan lain-lain6.
Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari
kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Sama di sini maksudnya adalah sama makna.
Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk
percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan
makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan
dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna yang
dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat
dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang
dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan.
Akan tetapi, pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas sifatnya
dasariah, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung
kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena
kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan
Tommy, Suprapto. 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi dan Peran Manajemen Dalam Komunikasi.
Yogyakarta: Cap, hal. 5-13.
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham
atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain7.
Proses psikologis diasosialisasikan dengan interpretasi dan pemberian
makna terhadap orang atau objek tertentu, dikenal sebagai persepsi. Dengan
mengutip Cohen, fisher di kemukakan bahwa persepsi di definisikan sebagai
interpretasi terhadap berbagai sensasi representasi dari objek-objek eksternal, jadi
persepsi adalah pengetahuan tentang apa yang dapat di tangkap oleh panca indera
kita. Definisi ini melibatkan sejumlah karakteristik yang mendasari upaya kita
untuk memahami proses antarapribadi.
Pertama suatu tindakan persepsi mensyaratkan kehadiran objek eksternal
untuk dapat ditangkap oleh indera kita. Dalam hal perspektif terhadap diri pribadi,
kehadirannya sebagai objek eksternal mungkin kurang nyata tetapi keberadaannya
jelas dapat kita rasakan. Kedua, adanya informasi untuk diinterpretasikan.
Informasi yang di maksud di sini adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui
sensasi atau indera yang kita miliki. Karakteristik ketiga menyangkut sifat
representatif dari penginderaan. Maksudnya, kita tidak dapat mengartikan makna
suatu objek secara langsung, karena kita sebenarnya hanya mengartikan makna
dari informasi yang kita anggap mewakili objek tersebut8.
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Penerbit PT.
Remaja Rosda Karya, hal 9.
8
Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi: Teori & Praktek. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu, hal
149-150.
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
2.4
Teori Perilaku Konsumen
2.4.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai
kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang-barang/jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan
keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Ada dua
elemen penting dari perilaku konsumen itu: proses pengambilan keputusan, dan
kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan,
dan mempergunakan barang/jasa secara ekonomis.
2.4.2 Teori-Teori Perilaku Konsumen
Ada berbagai macam faktor yang memengaruhi mengapa seseorang
membeli suatu produk tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
Antara kebutuhan dan keinginan terdapat suatu perbedaan. Kebutuhan bersifat
naluriah. Sedangkan keinginan merupakan kebutuhan buatan yang dibentuk oleh
lingkungan hidup seperti lingkungan keluarga, tempat bekerja, kelompok sosial,
tetangga dans ebagainya. Untuk mengetahui dan memahami serta dapat
mengarahkan perilaku konsumen dalam melakukan kegiatan, perlu dipelajari
teori-teori perilaku konsumen antara lain: teori mikro, teori psikologis, teori
sosiologis, dan teori antropologis (Basu Swastha dan T. Hani Handoko, 1997: 26).
1. Teori Ekonomi Mikro
Menurut teori ini keputusan untuk membeli merupakan hasil perhitungan
ekonomis, rasional yang sadar. Pembeli individu berusaha menggunakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
barang-barang yang memberikan kegunaan (kepuasan) paling banyak, sesuai
dengan selera dan harga yang relatif.
2. Teori Psikologis
Teori psikologis ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu
yang selalu dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan.
3. Teori Sosiologis
Teori sosiologis atau disebut juga teori psikologis sosial, lebih menitikberatkan
pada hubungan dan pengaruh antara individu-individu yang dikaitkan dengan
perilaku mereka.
4. Teori Antropologis
Teori antropologis menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok
masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas seperti kebudayaan, subbudaya
dan kelas sosial9.
2.5
Keputusan Pembeli
2.5.1 Struktur Keputusan Pembelian
Penjual perlu menyusun keputusan membeli secara keseluruhan untuk
membantu konsumen dalam mengambil keputusan tentang pembeliannya. Setiap
keputusan membeli mempunyai suatu struktur sebanyak tujuh. Komponenkomponen tersebut adalah:
1. Keputusan tentang jenis produk. Konsumen dapat mengambil keputusan
untuk membeli sebuah produk.
9
Sunyoto, Danang. 2012. Konsep Dasar Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Yogyakarta:
Penerbit CAPS, hal 251-257.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
2. Keputusan tentang bentuk produk. Keputusan ini menyangkut ukuran,
mutu, corak, dan sebagainya.
3. Keputusan tentang merk. Konsumen harus mengambil keputusan tentang
merek mana yang akan dibeli.
4. Keputusan tentang penjualnya. Konsumen harus mengambil keputusan di
mana produk tersebut akan dibeli.
5. Keputusan tentang jumlah produk. Konsumen harus mengambil keputusan
tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat.
6. Keputusan tentang waktu pembelian. Konsumen dapat mengambil
keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian.
7. Keputusan tentang cara pembayaran. Konsumen harus mengambil
keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang akan dibeli10.
2.6
Komunikasi Visual
Komunikasi
ini
mempergunakan
mata
sebagai
alat
penglihatan.
Komunikasi visual adalah komunikasi menggunakan bahasa visual, dimana unsur
dasar bahasa visual (yang menjadi kekuatan utama dalam penyampaian pesan)
adalah segala sesuatu yang dapat dilihat dan dapat dipakai untuk menyampaikan
arti, makna, atau pesan.
Metodologi dalam desain komunikasi visual merupakan sebuah proses
kreatif. Berikut istilah-istilah yang berhubungan dengan visual :
Sunyoto, Danang. Ibid., hal 278-279.
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
1. Visual Lzanguage, yakni ilmu yang mempelajari bahasa visual. Visualisasi,
yakni kegiatan menerjemahkan atau mewujudkan informasi dalam bentuk
visual.
2. Visualiser, yaitu orang yang pekerjaannya menangani masalah visual atau
mewujudkan suatu ide ke dalam bentuk visual dalam suatu proyek desain.
3. Visual Effect, membuat efek-efek tipuan seolah-olah terjadi suatu keadaan atau
kejadian yang sulit dilakukan manusia.
4. Visual Information, adalah informasi melalui penglihatan, misalnya lambaian
tangan, senyuman, baju baru, mobil baru, dll.
5. Visual Litteracy, yaitu kumpulan atau daftar karya visual11.
2.7
Desain Komunikasi Visual
Desain komunikasi visual adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan
mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai
media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola
elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta
komposisi warna serta layout (tata letak atau perwajahan). Dengan demikian,
gagasan bisa diterima oleh orang atau kelompok yang menjadi sasaran penerima
pesan12.
11
Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penerbit Andi, hal 10.
Ibid., hal 2.
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
2.8
Simbol
Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk merujuk
sesuatu lainnya (simbolisasi), berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Simbol
meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku nonverbal, dan objek yang maknanya
disepakati bersama. Makna sebenarnya ada pada diri kita, bukan terletak pada
simbol itu sendiri. Pada umumnya simbol memang memiliki makna, atau lebih
tepatnya ialah simbol tersebut yang mendorong manusia untuk memberi makna
(yang telah disetujui bersama)13.
Hampir setiap kebudayaan memiliki seperangkat simbol masing-masing.
Simbol-simbol kebudayaan ini biasanya hanya dimengerti oleh mereka yang
menjalani serta sepakat atas simbol tersebut. Sebagai makhluk yang menggunakan
simbol, manusia sering lebih mementingkan simbol dari pada hakikat yang
disimbolkannya14.
Semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir
semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk ke dalam kategori pesan
verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk
berhubungan dengan orang lain secara lisan. Pesan verbal itu sendiri terpisahpisah, artinya orang dapat mengawali dan maksud kita. Bahasa verbal
menggunakan kata-kata yang mempresentasikan berbagai aspek realitas individual
kita. Bahasa dapat dianggap juga sebagai sistem kode verbal. Bahasa dapat
13
Mulyana, Deddy. 2007.Ibid., hal 65.
Ibid., hal 343.
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
didefinisikan sebagai simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbolsimbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas15.
2.9
Unsur – Unsur Visual
2.9.1
Titik
Titik adalah salah satu unsur visual yang wujudnya relatif kecil, dimana
dimensi memanjang dan melebarnya dianggap tidak berarti. Titik cenderung
ditampilkan dalam bentuk kelompok, dengan variasi jumlah, susunan, dan
kepadatan tertentu.
2.9.2
Garis
Garis dianggap sebagai unsur visual yang banyak berpengaruh terhadap
pembentukan suatu objek sehingga garis selain dikenal sebagai goresan atau
coretan, juga menjadi batas limit suatu bidang atau warna. Ciri khas garis adalah
terdapatnya arah serta dimensi memanjang. Garis dapat tampil dalam bentuk
lurus, lengkung, gelombang, zigzag, dan lainnya. Kualitas garis ditentukan oleh
tiga hal, yaitu orang yang membuatnya, alat yang digunakan serta bidang dasar
tempat garis digoreskan.
Sementara kata orang, bahwa garis merupakan dua titik yang
dihubungkan. Pada dunia seni rupa sering kali kehadiran “garis” bukan saja hanya
sebagai garis tetapi kadang sebagai simbol emosi yang diungkapkan lewat garis,
atau lebih tepat disebut goresan. Goresan atau garis yang dibuat oleh seorang
15
Mulyana, Deddy. 2007. Ibid., hal 260.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
seniman akan memberikan kesan psikologis yang berbeda pada setiap garis yang
dihadirkan. Sehingga dari kesan yang kesan yang berbeda maka garis mempunyai
karakter yang berbeda pada setiap goresan yang lahir dari seniman16.
2.9.3
Bidang
Bidang merupakan unsur visual yang berdimensi panjang dan lebar.
Ditinjau dari bentuknya, bidang bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu bidang
geometri/beraturan dan bidang nongeometri alias tidak beraturan. Bidang
geometri adalah bidang yang relatif mudah diukur keluasannya. Bidang bisa
dihadirkan dengan menyusun titik maupun garis dalam kepadatan tertentu, dan
dapat pula dihadirkan dengan mempertemukan potongan hasil goresan satu garis
atau lebih.
2.9.4
Ruang
Ruang dapat dihadirkan dengan adanya bidang. Pembagian bidang atau
jarak antarobjek berunsur titik, garis, bidang, dan warna. Ruang lebih mengarah
pada perwujudan tiga dimensi sehingga ruang dapat dibagi dua, yaitu ruang nyata
dan semu. Keberadaan ruang sebagai salah satu unsur visual sebenarnya tidak
dapat diraba tetapi dapat dimengerti.
Kartika, Dharsono Sony. 2004. Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains, hal 40.
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
2.9.5 Warna
Warna sebagai unsur visual yang berkaitan dengan bahan yang
mendukung keberadaaannya ditentukan oleh jenis pigmennya. Kesan yang
diterima oleh mata lebih ditentukan oleh cahaya. Permasalahan mendasar dari
warna diantaranya adalah Hue (spektrum warna), Saturation (nilai kepekaan), dan
Lightness (nilai cahaya dari gelap ke terang). Ketiga unsur tersebut memiliki nilai
0 hingga 100. Hal yang paling menentukan adalah Lightness. Jika ia bernilai 0,
maka seluruh palet warna akan menjadi hitam (gelap tanpa cahaya), sebaliknya
jika Lightness bernilai 100, warna akan berubah menjadi putih, alias berwarna
karena terlalu silau. Pada nilai 40 hingga 40, kita akan dapat melihat warna-warna
dengan jelas.
2.9.6
Tekstur
Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan. Secara fisik tekstur dibagi
menjadi tekstur kasar dan halus, dengan kesan pantul mengkilap dan kusam.
Ditinjau dari efek tampilannya, tekstur digolongkan menjadi tekstur nyata dan
tekstur semu. Disebut tekstur nyata bila ada kesamaan antara hasil raba dan
penglihatan. Misalnya, bila suatu permukaan terlihat kasar dan ketika diraba juga
terasa kasar. Sementara itu pada tekstur semu terdapat perbedaan antara hasil
penglihatan dan perabaan. Misalnya, bila dilihat tampak kasar, tetapi ketika diraba
ternyata sebaliknya, yaitu terasa halus. Dalam penerapannya, tekstur dapat
berpengaruh terhadap unsur visual lainnya, yaitu kejelasan titik, kualitas garis,
keluasan bidang dan ruang, serta intensitas warna.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
2.10
Tipografi
2.10.1 Tipografi dan Desain Kemasan
Dalam
desain
kemasan,
tipografi
adalah
medium
utama
untuk
mengkomunikasikan nama, fungsi, dan faka, produk bagi konsumen luas.
Pemilihan tipografi, tata letak, dan penerapan huruf dan kata-kata mempengaruhi
bagaimana cetakan dibaca. Akhirnya tipografi pada desain kemasan menjadi salah
satu elemen paling penting dan ekspresi visual produk.
Tipografi diturunkan dari kata-kata Yunani typos (“impresi”) dan graphein
(“menulis”).
Tipografi
adalah
penggunaan
bentuk
huruf
untuk
mengkomunikasikan secara visual suatu bahasa lisan. Oleh karena huruf dibentuk
oleh budaya asal huruf, penggunaan huruf sebagai sarana tipografi adalah bagian
dari bahasa visual suatu budaya. Seperti yang dikatakan desainer huruf Eric Gil,
dalam bukunya An Essay on Typography, ia menyatakan, “Huruf adalah benda,
bukan penggambaran benda-benda”17.
2.10.2 Kategori Tipe Huruf
Pemahaman kategori tipe huruf membantu desainer mengenali kesamaan
dan perbedaan karakteristik antar kelompok bentuk huruf. Kategori ini
memungkinkan desainer membuat pilihan secara tepat untuk teks judul, dan teksteks lain. Manajemen huruf berdasarkan teknologi baru dan organisasi software
serta search engine memungkinkan kita memasukkan deskripsi seperti “hangat,”
“dingin,” “feminin,” “berani,” dan ringan untuk menghasilkan daftar tipe huruf
Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra, A. Krasovec. 2007. Ibid., hal87.
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
yang sesuai dengan gaya, memungkinkan desainer bermanuver dengan ribuan
gaya huruf yang tersedia.
Pemahaman dasar mengenai kategori tipe bentuk huruf dan atribut
desainnya dapat memfasilitasi proses seleksi.
Huruf Old Style meliputi Times New Roman, Bembo, Palatino, Goudy, New
Baskerville, Garamond, dan Janson. Huruf tersebut:
 Mewakili tulisan tangan resmi;
 Mempunyai penampilan yang rapi;
 Mempunyai kontras yang rendah (goresan tebal dan tipis tidak terlalu berbeda
satu sama lin);
 Mempunyai serif pada huruf kecil yang miring;
 Mempunyai serif yang diberi tanda kurung;
 Mempunyai goresan utama yang melengkung, tidak tajam;
 Pilihan yang tepat untuk badan teks yang panjang.
Huruf Modern/Serif meliputi Bodoni, Times, Fenice, dan Madrone. Huruf ini
mempunyai:
 Kontras tebal dan tipis yang sangat berbeda;
 Bagian tipis huruf sebagai penekanan vertikal;
 Serif yang horizontal, tidak diberi tanda kurung, dan titik temu goresan
mempunyai sudut yang tajam.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Huruf Slab Serif/Egyptian/Square Serif meliputi Clarendon, New Century
Schoolbook, Memphis, Rockwell, dan Aahen. Huruf ini meliputi:
 Sedikit kekontrasan atau tidak ada kontras antara goresan tebal dan tipis;
 Garis vertikal yang diberi tekanan;
 Serif yang meliputi garis horizontal yang tebal.
Huruf San Serif meliputi Avant Garde, Gill Sans, Fanklin Gothic, Frutiger,
Helvetica, dan Futura. Huruf tersebut:
 Tanpa serif;
 Ketinggian-X yang cukup tinggi (ketinggian huruf kecil);
 Tidak ada kontras atau penekanan vertikal;
 Tidak ada perbedaan dalam bobot goresan baik vertikal maupun horizontal.
Huruf Script meliputi Zapt Chancery dan Edwardian Decorative. Huruf ini:
 Mewakili tulisan tangan atau kaligrafi;
 Mempunyai huruf besar awal yang besar;
Huruf Decorative
 Memiliki estetika dekoratif;
 Tidak didesain untuk mudah dibaca18.
Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra, A. Krasovec. Ibid., hal 87-89.
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
2.10.3 Prinsip Tipografi Untuk Desain Kemasan
Tipografi desain kemasan digunakan untuk mengkomunikasikan pesan
pemasaran pada media tiga dimensi dan awalnya terlihat dari kejauhan oleh
konsumen masyarakat dari berbagai latar budaya, sosial dan etnis yang berbeda,
dalam waktu yang singkat, aturan tipografi diarahkan oleh masing-masing
individu.
Tipografi untuk Desain Kemasan haruslah:
 Dapat dibaca dan mudah dibaca dari jarak beberapa kaki jauhnya;
 Didesain pada skala dan bentuk struktur tiga dimensi;
 Dapat dimengerti oleh sejumlah pengamat yang berbeda-beda latar
belakangnya;
 Dapat dipercaya dan informatif dalam mengkomunikasikan informasi produk.
Berbeda dari bentuk komunikasi dua dimensi, seperti majalah atau buku,
komposisi tipografi dalam desain kemasan tidaklah mempunyai formula
penggunaan sistem.
Prinsip-prinsip berikut ini menyediakan kerangka pengambilan keputusan
tipografi untuk desain kemasan:
Prinsip 1: Definisikan Kepribadian Tipografi
Tipografi harus mendefinisikan kepribadian desain kemasan. Kepribadian visual
adalah apa yang mengkomunikasikan bagaimana konsumen menerjemahkan
sebuah desain.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Prinsip 2: Batasi Tipe Huruf
Berilah pertimbangan yang hati-hati mengenai berapa banyak tipe huruf yang
diperlukan untuk mengkomunikasian sebuah konsep. Tiga tipe huruf adalah batas
umum untuk semua panel display utama (PDP) dalam desain kemasan.
Prinsip 3: Ciptakan Hirarki Tipografi
Hirarki tipografi, organisasi informasi visual, menyediakan kerangka bagaimana
informasi dibaca menurut tingkat kepentingan; yang paling penting hingga yang
tidak penting-ini merupakan cara bagaimana konsumen mengetahui dengan
sekilas pandang apa yang “didapat” dari desain kemasan. Hirarki dapat dibuat
dengan mengelompokkan item-item yang tidak berkaitan menjadi satu dan
menjauhkan item-item yang tidak berkaitan.
Prinsip 4: Definisikan Posisi Tipografi
Posisi tipografi adalah peletakan fisik tipografi di dalam area display utama;
lokasi masing-masing huruf, kata, dan teks dalam kaitannya dengan elemen desain
lainnya.
Prinsip 5: Menentukan Pengurutan Huruf
Pengurutan mendefinisikan keseluruhan arsitektur tata letak. Pengurutan setiap
kata pada desain kemasan harus dipertimbangkan dengan hati-hati karena kata
yang ditempatkan ditengah, rata kiri, rata kanan atau rata kanan kiri
mengkomunikasikan dengan cara yang berbeda.
Pengurutan tipografi dasar bisa berupa:
 Tengah-masing-masing kata atau baris teks ditempatkan di tengah panel
display utama atau area yang spesifik;
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
 Rata kiri-masing-masing kata atau baris teks diratakan ke kiri, sering kali
digunakan dalam budaya Barat,di mana pembacaan dimulai dari kiri ke
kanan;
 Rata kanan-masing-masing kata atau baris teks diratakan ke kanan, ini bisa
menjadi pilihan yang aneh ketika terdapat sejumlah teks lain untuk dibaca
konsumen;
 Rata kanan kiri-kata-kata atau baris teks ditarik sedemikian rupa sehingga
sisi kanan dan kiri kemasan memiliki lebar yang sama, namun dalam kasus
ini penentuan spasi huruf dan kata dapat sangat menantang.
Prinsip 6: Memvariasikan Skala Tipografi
Dalam tipografi, skala biasanya mengacu pada pembesaran atau pengecilan
ukuran poin (suatu huruf/karakter). Dalam tipografi untuk desain kemasan, skala
mengacu pada keterkaitan ukuran elemen-elemen tipografi satu sama lain.
Sebagai contoh, identitas merek (nama merek, logo merek, dll) biasanya lebih
besar skalanya daripada penjelasan produk (atau ragam produk).
Prinsip 7: Memilih Kekontrasan
Tipe huruf yang kontras adalah salah satu sarana untuk mengkomunikasikan kata
atau baris teks yang mungkin sama pentingnya tetapi sangat berbeda. Kekontrasan
tipografi-tipis vs tebal, italic vs roman, serif vs san serif-memungkinkan desainer
untuk mengorganisir informasi ke konsumen dan menambah daya tarik tata letak.
Prinsip 8: Bereksperimen dengan Huruf
Bereksperimen dengan tipe huruf, karakter, bentuk huruf, ligatur, kerning, dan
tata letak adalah bagian penting dari proses desain.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Prinsip 9: Tumpuk Huruf dengan Hati-Hati
Aturan umum dalam desain kemasan adalah tidak menumpuk huruf/karakter.
Karakter yang menumpuk pada suatu desain kemasan dapat membingungkan pada
saat penyusunan di rak karena orientasi vertikal atau horisontal yang tepat bagi
produk tersebut dapat menjadi tidak jelas.
Prisnsip 10: Buang Bias Visual
Karena setiap desainer memiliki pemahaman visual dalam konteks yang berbedabeda, maka penting bahwa selera pribadi desainer tidak menginterfensi
eksperimen-eksperimen tipografinya.
Prinsip 11: Buatlah Desain Tipografi yang Khas
Nama merek dan nama produk adalah apa yang membuat konsumen terkait ke
produk secara mental dan emosional, sehingga tipografi yang digunakan harus
unik terasa khas milik produk itu.
Prinsip 12: Konsisten
Pemakaian tipe huruf yang konsisten dalam kepribadian, gaya, penempatan posisi
dan hirarki menciptakan tampilan yang seragam dalam grup merek atau lini
produk,menghasilkan kekuatan keberadaan pada rak penjualan.
Prinsip 13: Penyempurnaan Keindahan Tipografi
Penyempurnaan adalah proses memeriksa dan memodifikasi tipografi dengan
tujuan kesempurnaan tipografi. Kesempurnaan tipografi dicapai ketika tipe huruf
memiliki kekuatan ekspresif yang berpengaruh pada desain kemasan yaitu
menimbulkan kesan langsung ke konsumen, menarik konsumen untuk membeli19.
Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra, A. Krasovec. Ibid., hal 92-97.
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
2.11
Warna
2.11.1 Warna Membedakan Desain Kemasan
Warna adalah salah satu aspek yang paling berpengaruh dari desain
kemasan. Konsumen lebih mengidentifikasi warna kemasan atau produk sebelum
fitur visual lainnya. Warna membedakan kepribadian, menarik perhatian ke
atribut-atribut lainnya, dan memungkinkan untuk membuat perbedaan dari
kompetitor dalam lingkungan ritel yang ramai. Keputusan pembeli sering dibuat
berdasarkan hal tersebut. Warna dapat mengindikasikan budaya, jenis kelamin,
usia, etnis, daerah lokal, dan harga, atau membedakan elemen-elemen visual dan
elemen-elemen tipografi. Penggunaan warna dengan tepat, dapat menerobos
kategori produk dan mendiferensiasi ragam produk-komposisi, rasa, atau baudalam suatu lini produk.
2.11.2 Asosiasi Warna Bervariasi
Konotasi warna adalah spesifikasi produk dan spesifikasi kategori,
bagaimanapun pemahaman mengenai asosiasi warna adalah faktor penting dalam
proses desain.

Warna Merah melambangkan warna yang hangat dalam
spektrum warna, diasosiaikan dengan matahari dan panas, dan
menggambarkan cinta, api, nafsu, agresif, sifat impulsif,
mendebarkan, berani, dan kuat. Dalam desain kemasan, warna
merah umumnya digunakan sebagai penarik perhatian. Warna
merah dapat melambangkan intensitas rasa (panggang, pedas,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
panas) atau kekayaan rasa buah strawberi, raspberi, apel, atau
ceri.

Warna Oranye sama dengan merah, sering diasosiasikan dengan
kehangatan sinar matahari, energi, suka cita, antusiasme,
petualangan,
ceria,
dan
kepuasan.
Warna
oranye
dapat
mengkomunikasikan merek yang kuat dan energik dalam satu
kategori dan mengkomunikasikan rasa segar, pedas, atau rasa
buah-buahan.

Warna Kuning melambangkan kehidupan, matahari, kehangatan,
idealisme, energi, dan sportif. Dalam kategori produk makanan,
warna kuning sering dipakai untuk mengkomunikasikan rasa
jeruk atau mentega, sinar matahari, kesehatan, dan kesan segar
langsung dari peternakan.

Warna Hijau melambangkan warna yang membumi, damai,
hidup, muda, segar, dan organik. Dalam pemakaian warna untuk
penjelasan rasa pada desain kemasan, warna hijau melambangkan
mint, asam, apel, dan jeruk nipis. Dalam lingkungan pemasaran
yang kompetitif, warna hijau semakin banyak dipakai dalam
desain kemasan untuk menandakan produk yang bermanfaat
untuk kesehatan.

Warna Biru melambangkan otoritas, harga diri, kesetian,
kebenaran, dan kebijaksanaan tetapi juga dapat melambangkan
rasa depresi, kesedihan, dan kesepian. Biru bukanlah warna yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
biasa ditemukan di alam dan karena itu mempunyai konotasi
negatif
dalam
desain
kemasan
makanan
(biru
bisa
mengindikasikan karakter yang berbeda), tetapi sekarang warna
biru cukup sering digunakan.

Warna
Ungu
melambangkan
kepuasan,
kebangsawanan,
kemewahan, kemakmuran, kebijaksanaan, priritual, sensual,
misteri, nafsu, dan keberanian (seperti pada istilah Purple Heart).
Dalam desain kemasan untuk produk yang berorientasi pada anak
muda, warna ungu melambangkan perasaan segar, eksotik, fun,
dan berani, dan warna ungu berada di antara dua warna primer:
warna biru yang konservatif dan warna merah yang provokatif.

Warna Hitam melambangkan keras kepala, dapat diandalkan,
konstan, dan kebijaksanaan, serta mengesankan kekuatan.
Pemakaian warna hitam dalam desain kemasan bisa membantu
menonjolkan warna-warna lain dan membuat warna-warna lain
itu “terlihat.”

Warna
Putih
mengkomunikasikan
kemurnian,
kesegaran,
kesucian, kebersihan, kefektifan, kebenaran, dan kontemporer.
Dalam kemasan yang mewah, putih merupakan warna yang kaya
dan klasik, tetapi juga generic dan nondeskriptif.20
Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra, A. Krasovec. Ibid., hal 107-112.
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
2.12
Berkomunikasi Dengan Citra
2.12.1 Penggunaan Citra Secara Efektif
Bila digunakan secara efektif dalam desain kemasan, citra-baik berupa
ilustrasi maupun foto-dapat memberikan impresi visual yang kuat. Dampaknya
dapat tidak diharapkan atau tidak terantisipasi dan dapat meningkatkan
ketertarikan konsumen. Konsumen melihat gambar sebelum melihat teks. Bila
digunakan secara benar citra bisa menjadi alat desain yang efektif, benar kata
papatah (“Sebuah gambar bermakna seribu kata”)21.
Pencitraan dapat digunakan dalam desain kemasan untuk:
 Memperlihatkan produk,
 Menggambarkan konsumen target,
 Menetapkan mood (lanskap, bunga, pemandangan);
 Menyediakan kredibilitas (citra tersendiri);
 Menggugah selera.
2.12.2 Penggugah Selera Makanan
Ilustrasi penggugah selera makanan atau fotografi dapat mencantumkan
“saran penyajian”-produk yang disiapkan ditata dengan piring yang sesuai,
peralatan makan, dan perlengkapannya yang menampilkan kesan elegan dan
member daya tarik.
Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra, A. Krasovec. Ibid.,hal 119
21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
2.12.3 Cropping dan Menentukan Skala Citra
Citra harus didesain agar sesuai dengan konteks tata letak, bukan
sebaliknya. Cropping dan penentuan skala citra dapat menyediakan cara agar citra
masuk ke dalam suatu desain. Penempatan bingkai atau garis tepi pada gambar
memungkinkan citra untuk dilihat secara terpisahdari konteksnya. Metode ini
dapat membantu mengidentifikasi aspek citra mana yang mewakili seluruh tujuan
komunikasi desain.
2.12.4 Ilustrasi Instruksional
Ilustrasi instruksional atau petunjuk penggunaan didefinisikan sebagai
pencitraan yang informatif, fungsional, atau mendidik. Tipe visual ini biasanya
digunakan dalam desain kemasan untuk mencantumkan suatu proses “bagaimana
cara”. Ilustrasi ini terpisah dan elemen visual yang lebih estetis dan mempunyai
tujuan penting untuk member pengarahan bagi konsumen.
Ilustrtasi instruksional dapat digunakan untuk menjelaskan secara visual:
 Bagaimana cara membuka kemasan
 Bagaimana cara menutup atau menyegel ulang kemasan
 Bagaimana cara menggunakan atau menyiapkan produk
 Peringatan hati-hati atau bahaya22.
Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra, A. Krasovec. Ibid., hal 125-126.
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
2.12.5 Karakter
Karakter dapat dikembangkan untuk mendukung komunikasi merek,
mempromosikan atribut produk, dan menjadi perwujudan kepribadian merek.
Oleh karena kemungkinan kualitas, kekhasan, dan fitur karakter-karakter ini
adalah
banyak
sekali,
menciptakan
suatu
karakter
yang
tepat
untuk
mengkomunikasikan kepribadian merek bisa menjadi suatu tantangan tersendiri.
Sebuah karakter bisa berbentuk manusia atau hewan, dicantumkan dengan
ilustrasi atau fotografi, atau dengan tokoh kartun yang tidak mirip manusia23.
2.12.6 Perangkat Grafis
Elemen desain dasar seperti garis, bentuk, warna, tekstur, dan tipe huruf
menyediakan kemungkinan desain yang tak terbatas. Elemen grafis dapat
digunakan untuk menuntun konsumen melalui desain kemasan dengan
mengarahkan mata untuk “membaca” hirarki informasi.
2.12.7 Simbol - Simbol dan Ikon
Simbol-simbol dan ikon dapat berupa diagram grafis yang sederhana atau
tata letak yang detail. Dalam pengembangan simbol-simbol dan ikon untuk desain
kemasan, adalah penting untuk memperhatikan makna simbol bagi kebudayaankebudayaan, yang bisa bertentangan24.
Rosner Klimchuck, Marianne dan Sandra, A. Krasovec.Ibid., hal 128.
Ibid., hal 131-132.
23
24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
2.13
Struktur dan Material
2.13.1 Stuktur dan Material Dalam Desain Kemasan
Struktur
dan
material
digunakan
sebagai
tempat
penyimpanan,
perlindungan, dan transportasi produk dan menyediakan permukaan fisik bagi
desain kemasan. Keputusan struktural dan material bisa menjadi isu yang paling
penting karena keputusan ini mengarah pada perlindungan dan transportsi yang
efektif, dan pada akhirnya kepuasan konsumen. Struktur dan material bisa dibagi
ke dalam beberapa kategori umum yaitu:
1. Kardus
Kardus bisa menjadi kemasan yang fungsional, murah, dan dapat didaur
ulang. Sifat fungsional kardus memungkinkan kreativitas structural dan
bahkan karton lipat sederhana bisa menjadi solusi yang baik karena
permukaannya yang luas dan datar dapat berfungsi sebagai tempat untuk
membangun billboarding bagi identitas merek. Kardus atau paperboard
adalah istilah umum dalam industry kertas untuk lembaran yang terbuat dari
serat kayu murni atau kertas daur ulang.Berat material kardus diukur dengan
lapisan, kerapatan, atau dengan ketebalan dalam perseribu inci menggunakan
instrument pengukur ketebalan atau caliper gauge. Kardus dibedakan dari
kertas berdasarkan ketebalannya. Material yang ketebalannya kurang dari
0,010 inci disebut kertas; sementara semua yang lebih tebal dari 0,010 inci
disebut kardus. Umumnya kardus dibuat dalam ukuran ketebalan antara 0,010
dan 0,040 inci, dan juga memakai satuan poin (0,010 = 10 poin, 0,040 = 40
poin).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
Kardus yang paling umum adalah:
 SBS (solid bleached sulfate) dibuat dengan kandungan utama berupa serat
murni yang diputihkan. Kardus iniadalah yang paling mahal, biasanya dilapisi
dengan tanah liat agar permukaan cetak premium putih solid dan terutama
digunakan untuk mengemas makanan, produk susu, kosmetik, obat-obatan,
dan produk farmasi.
 SUS (solid unbleached sulfate) dibuat dengan kandungan utama berupa
serat murni yang tidak diputihkan. Kardus Kraft alami ini tersedia dalam
bentuk permukaan yang dilapisi dan tanpa dilapisi. Kekuatan material ini
membuat SUS menjadi pilihan umum bagi kemasan minuman, produk
hardware, dan perlengkapan kantor.
 Daur ulang (recycled) adalah material multilapis yang 100 persen terbuat
dari kertas dan kardus daur ulang, dan tersedia dalam lembaran yang sudah
dilapisi. Kardus tanpa dilapisi digunakan untuk tabung komposit (silinder
dengan gulungan spiral) dan drum serat. Kardus berlapis digunakan untuk
kemasan makanan kering termasuk biskuit, dan kue serta barang peralatan
rumah tangga lainnya, misalnya produk-produk kertas dan deterjan bubuk.
 Plain chipboard (shirtboard) terbuat dari kertas limbah dan biasanya
berwarna abu-abu atau sawo matang. Kertas ini digunakan untuk kotak jadi
(biasanya struktur kaku yang ditutup kertas dekoratif atau material lain yang
biasa digunakan untuk hadiah seperti parfum dan barang pecah belah).
Material ini juga digunakan untuk karton lipat lainnya, karton latar pada
kemasan blister, kemasan kelas bawah (murah), dan untuk struktur bagian
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
dalam kemasan yang tidak terlihat di rak. Biasanya plain chipboard tidak
cocok untuk dicetak langsung.
2. Kardus Gelombang (Corrugated Paperboard)
Corrugated Paperboard atau containerboard terdiri dari dua kardus sebagai
“medium” yang dilapis dan disisipkan pada lapisan kardus yang rata. Kardus
bertuliskan huruf cetak dapat dilapiskan pada kardus gelombang untuk
kemasan primer produk-produk berat: perkakas, peralatan masak, peralatan
rumah tangga/elektrik (setrika, pemanggang roti, piring, pecah belah, dan
sebagainya), dan elektronik (komputer, kamera, dan sebagainya).
3. Karton Lipat
Karton lipat biasanya di desain dengan konstruksi selembar kardus atau
kardus gelombang yang di press, kemudian ditindas atau diberi alur untuk
dilipat, dan disteples atau dilem untuk menghasilkan sebuah bentuk struktur.
4. Kotak Jadi
Kotak jadi struktur kaku yang telah dicetak dengan bagian atas dan bagian
bawah. Sering digunakan untuk kosmetik, permen, perhiasan, dan produk
kelas atas lainnya, struktur ini merupakan struktur rumit yang memberikan
kesan mewah dan menambah daya tarik visual bagi produk.
5. Canisters
Canisters adalah gulungan spiral kardus sehingga silinder dan diproduksi
dalam variasi tebal dan panjang. Canisters kelas bawah biasanya merupakan
kardus polos sementara canisters kelas atas seringkali digunakan sebagai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
struktur premium untuk kosmetika, pakaian dalam, aksesori busana, dan
produk mewah dan juga untuk makanan dan kotak minuman keras.
6. Struktur Kertas dan Kardus Lainnya
Baki, tabung, kantung, tas adalah stuktur-struktur lain yang digunakan
sebagai desain kemasan primer, untuk struktur kemasan bagian dalam, atau
sebagai kombinasi dalam sistem deain kemasan yang lengkap.
7. Plastik
Jenis plastik yang paling umum digunakan sebagai kemasan adalah sebagai
berikut:
Low-density polyethylene (LDPE) digunakan untuk container dan tas untuk
pakaian dan makanan, dalam bentuk film pembungkus yang disusutkan
maupun direnggangkan.
High density polyethylene ((HDPE) adalah kaku dan opaq dan digunakan
untuk susu, deterjen, cairan pembersih rumah tangga, produk perawatan
pribadi, dan botol kosmetika.
Polyethylene terephtalate (PET) adalah bening seperti kaca dan digunakan
untuk produk air dan minuman berkarbonasi; makanan seperti mustard, selai
kacang, minyak edible, dan sirup; kantung untuk makanan dan produk
kesehatan.
Polypropylene digunakan utnuk botol, tutup botol, dan pembungkus yang
tahan kelembaban.
Polystyrene diproduksi dalam berbagai bentuk.Kristal polystyrene digunakan
untuk membuat kotak tempat CD dan botol-botol pil. Dengan pengaplikasian
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
panas dan tekanan, polystyrene tahan banting digunakan untuk membuat
container untuk produk susu. Foamedpolystyrene digunakan untuk membuat
gelas, dan container makanan bika-kait (hamburger), baki daging, dan karton
pengemas telur.
8. Kemasan Bloster
Jenis lain struktur plastik kaku adalah kemasan blister. Struktur ini dibentuk
dalam suhu dan tekanan tinggi dan ditempatkan di depan produk, sehingga
memungkinkan produk tersebut untuk terlihat melalui plastik yang
transparan. Mainan, kosmetik produksi massa, produl perawatan pribadi, obat
bebas, baterai, elektronik, dan hardware seperti paku, baut, dan barang kecil
lainnya adalah contoh-contoh produk yang dijual dalam kemasan blister.
9. Kaca
Container kaca dikenalkan dalam bentuk, ukuran dan warna yang sangat
bervariasi dan merupakan struktur yang umum dalam hampir semua kategori
produk konsumsi. Secara alamiah, sifat kaca yang inert (tidak bereaksi
dengan isi yang dikandungnya) membuat lebih sesuai dibandingkan material
lainnya yang cenderung untuk berinteraksi dan mempengaruhi makanan,
obat-obatan dan beberapa produk lain. Kaca merupakan material kemasan
yang diutamakan untuk produk parfum, kosmetika, obat-obatan, minuman,
dan makanan gourmet serta produk mewah.
10. Logam
Kemasan logam dibuat dari timah, alumunium dan baja. Ketersediaan
produksi telah membuat material kemasan ini sebagai struktur berbiaya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
rendah untuk dapat diproduksi. Makanan hasil olahan, aerosol, cat, bahan
kimia, dan produk-produk otomotif adalah beberapa produk konsumsi umum
yang menggunakan kaleng dan botol baja. Aluminium seringkali digunakan
dalam kategori produk minuman berkarbonasi serta kategori kesehatan dan
kecantikan, container yang terbuat dari aluminium foil digunakan untuk
produk bakery, produk daging dan makanan siap saji.
11. Kaleng
Saat ini kaleng logam sangat ringan dan seringkali dilapisi dengan material
yang mencegah interaksi dengan produk. Kaleng diproduksi dalam desain dua
bagian atau tiga bagian. Pada kaleng dua bagian, pertama dicetak bagian
dasar serta dinding silinder, dan bagian atas dibuat tersendiri. Kaleng
minuman
berkarbonasi
permukaannya
telah
merupakan
dicetak
contoh
grafis.
kaleng
Kaleng
dua-bagian
tiga-bagian
yang
umumnya
menggunakan label kertas untuk menampilkan identitas merek dan informasi
produk, seperti pada sayuran dan sup kaleng. Kaleng merupakan benda yang
kuat, hemat ruang dan dapat didaur ulang.
12. Tube
Tube logam biasanya terbuat dari aluminium dan seirng digunakan untuk
produk obat-obatan, kesehatan dan kecantikan seperti pasta gigi, krim, gel
balsam, pelumas pribadi, dan barang semi padat lainnya dan juga untuk lem,
sealant, anti bocor, cat, dan produk perbaikan rumah lainnya, peralatan rumah
tangga dan produk-produk industri. Dengan pelapisan khusus untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
mencegah interaksi dengan produk, tube memberikan perlindungan efektif
terhadap produk, serta ringan.
13. Kemasan Fleksibel
Kemasan fleksibel mencakup beragam struktur dan material atau kombinasi
material-material. Umumnya kertas dan plastik yang tidak kaku. Bentuk
fleksibel yang umum adalah tas, kantung, tabung, atau pembungkus dari film.
Struktur kemasan fleksibel biasanya diisi dengan produk (roti) atau
membungkus disekitar sebuah stuktur (sabun). Meskipun material fleksibel
tidak dapat di daur ulang, pemakaian material kemasan biasanya lebih sedikit,
mudah dilipat dan memakan sedikit ruang di tempat sampah25.
2.14
Prinsip Dasar Desain
Pengetahuan prinsip dasar desain dua dimensi adalah komponen penting
bagi setiap tugas penyelesaian masalah visual. Prinsip dasar desain, sebagaimana
terkait dengan penggunaan elemen-elemen desain seperti garis, bentuk, warna dan
tekstur, menyediakan panduan yang membentuk komunikasi visual dan
kemampuan untuk bermanuver dalam proses desain kemasan.
Desain dua dimensi dimulai dengan suatu pemahaman mengenai tata letak,
yaitu susunan elemen-elemen desain yang memiliki tujuan untuk membentuk
komunikasi visual. Tujuan pokok tata letak adalah untuk menciptakan organisasi
visual yang memuaskan, menstimulasi, menggugah oikiran, dan nyaman bagi
mata. Beberapa tata letak mengikuti grid (kerangka kerja yang menyediakan
Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra, A. Krasovec. Ibid., hal 137-156.
25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
sistem tetap untuk tata letak), sementara lainnya dipandu dengan menganalisis
elemen-elemen desain dan bagaimana fungsi setiap elemen dalam posisinya
masing-masing. Langkah pertama mencapai tujuan tersebut yaitu memahami
prinsip desain, bagaimana elemen desain dipengaruhi oleh hubungannya satu
sama lain, dan bagaimana pengaruhnya terhadap komunikasi visual secara
keseluruhan.
Ada berbagai konsep yang berbeda-beda yang berkaitan dengan prinsip
dasar desain. Konsep tersebut dapat menjadi spesifik dalam kaitannya dengan
disiplin ilmu khusus atau dapat menjadi umum ketika mengacu pada suatu garis
besar komposisional. Prinsip-prinsip yang didefinisikan di sini dapat memperluas
pemahaman mengenai apa yang membuat suatu tata letak desain kemasan efektif
sementara tata letak lainnya tampak meragukan26.
2.15
Prinsip-Prinsip Desain Kemasan
Dalam desain kemasan, prinsip dasar desain disesuaikan untuk memenuhi
tujuan setiap tugas-tugas desain. Prinsip-prinsip desain tersebut terdiri dari warna,
tipografi, struktur, dan citra yang diaplikasikan dalam suatu tata letak desain
untuk menciptakan kesan keseimbangan, intensitas, proporsi, dan penampilan
yang tepat. Inilah yang membuat elemen-elemen desain membentuk atribut
komunikatif suatu desain kemasan. Ada banyak variabel yang mempengaruhi
bagaimana dan mengapa desain kemasan menarik konsumen. Dari suatu
perspektif murni (memindahkan variabel pemasaran lain seperti harga, lokasi, dan
Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra, A. Krasovec. 2007. Desain Kemasan Perencanaan
Merek Produk yang Berhasil Mulai dari Konsep sampai Pnejualan. Jakarta: Erlangga, hal. 79.
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
kesetiaan merek) terdapat elemen-elemen penting yang menangkap perhatian
konsumen dengan sangat baik dan menerobos kerumunan visual dalam kompetisi
ritel.
Empat penarik perhatian utama
 Warna
 Struktur fisik atau bentuk
 Simbol dan Angka
 Tipografi
Daya tarik elemen desain adalah berdasarkan:
Prinsip dasar desain + tujuan pemasaran yang jelas + pemakaian empat penarik
perhatian utama dengan efektif = desain kemasan konsumen yang dirancang
dengan baik.
Desain kemasan yang bisa melayani target pasar yang dituju haruslah:
 Sesuai dengan budaya setempat
 Tatanan bahasa yang tepat dan akurat
 Logis secara visual
 Dirancang secara kompetitif27.
Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra, A. Krasovec. Ibid., hal 82.
27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
2.16
Dasar-Dasar Penyusunan
Penyusunan atau komposisi dari unsur-unsur estetik merupakan prinsip
pengorganisasian unsur dalam desain. Dasar-dasar penyusunan dibagi menjadi:
1. Harmoni (Selaras)
Harmoni atau selaras merupakan paduan unsur-unsur yang berbeda dekat.
Jika unsur-unsur estetika dipadu secara berdampingan maka akan timbul
kombinasi tertentu dan timbul keserasian (harmony). Interval sedang
menimbulkan laras dan desain yang halus umumnya berwatak laras. Namun
harmonis bukan berarti merupakan syarat untuk semua komposisi/susunan
yang baik. Acapkali diisyaratkan pengguna susunan harmonis banyak disukai
pada masyarakat konservatif.
2. Kontras
Kontras merupakan paduan unsur-unsur yang berbeda tajam. Semua matra
(dimensi) sangat berbeda (interval besar), gelombang panjang pendek yang
tertangkap oleh mata/telinga menimbulkan warna/suara. Tanggapan halus,
licin, dengan alat raba menimbulkan sensasi yang kontras; pertentangan
adalah dinamik dari eksistensi menarik perhatian. Kontras merangsang minat,
kontras menghidupkan desain; kontras merupakan bumbu komposisi dalam
pencapaian bentuk. Tetapi perlu diingat bahwa kontras yang berlebihan akan
merusak komposisi, ramai dan berserakan.
3. Repetisi (Irama)
Repetisi merupakan pengulangan unsur-unsur pendukung karya seni. Repetisi
atau ulang merupakan selisih antara dua wujud yang terletak pada ruang dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
waktu, maka sifat paduannya bersifat satu matra yang dapat diukur dengan
interval ruang, serupa dengan interval waktu antara dua nada musik beruntun
yang sama. Interval ruang atau kekosongan atau jarak antar objek adalah
bagian penting di dalam desain visual seperti interval waktu adalah kesunyian
antara suara adalah bagian penting. Puisi, desain, musik, dan semua unsur
dalam kesenian memungkinkan adanya repetisi (ulang).
4. Gradasi
Gradasi merupakan satu sistem paduan dari laras menuju ke kontras, dengan
meningkatkan masa dari unsur yang dihadirkan. Gradasi merupakan paduan
dari interval kecil ke interval besar, yang dilakukan dengan penambahan atau
pengurangan secara laras dan bertahap. Gradasi merupakan keselarasan yang
dinamik, dimana terjadi perpaduan antara kehalusan dan kekasaran yang
hadir bersama seperti halnya kehidupan. Gradasi merupakan penggambaran
susunan monoton menuju dinamika yang menarik. Sistem ini banyak
dijumpai pada kesenian klasik tradisional seperti pemakaian sungging pada
pewarnaan tradisi28.
2.17
1.
Hukum Penyusunan (Azas Desain)
Kesatuan (Unity)
Kesatuan adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan, yang
merupakan isi pokok dari komposisi. Kesatuan merupakan efek yang
dicapai dalam suatu susunan atau komposisi di antara hubungan unsur
Kartika, Dharsono Sony. 2004.Ibid., hal 54-58.
28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
pendukung karya, sehingga secara keseluruhan menampilkan kesan
tanggapan secara utuh. Berhasil tidaknya pencapaian bentuk estetik suatu
karya ditandai oleh menyatunya unsur-unsur estetik, yang ditentukan oleh
kemampuan memadu keseluruhan. Dapat dikatakan bahwa tidak ada
komposisi yang tidak utuh.
2.
Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan dalam penyusunan adalah keadaan atau kesamaan antara
kekuatan yang saling berhadapan dan menimbulkan adanya kesan
seimbang secara visual ataupun secara intensitas kekaryaan. Bobot visual
ditentukan oleh ukuran, wujud, warna, tekstur, dan kehadiran semua unsur
dipertimbangkan dan memperhatikan keseimbangan. Ada dua macam
keseimbangan yang diperhatikan dalam penyusunan bentuk, yaitu
keseimbangan formal (formal balance) dan keseimbangan informal
(informal balance).
1. Formal Balance (Keseimbangan Formal)
Keseimbangan formal adalah keseimbangan pada dua pihak berlawanan
dari satu poros. Keseimbangan formal kebanyakan simetris secara eksak
atau ulangan berbalik pada sebelah menyebelah. Ia dicapai dengan
menyusun unsur-unsur sejenis dan mempunyai identitas visual pada jarak
yang sama terhadap suatu titik pusat yang imajiner. Meskipun
keseimbangan
forma
bersifat
statis
menampakkan kesan membosankan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dan
tenang,
tetapi
tidak
50
2. Informal Balance (Keseimbangan Informal)
Keseimbangan informal adalah keseimbangan sebelah menyebelah dari
susunan unsur yang menggunakan prinsip susunan ketidaksamaan atau
kontras dan selalu asimetris. Konsep dari keseimbangan ini digambarkan
seperti berat dan anak timbangan. Penggambaran tersebut dimaksud
hanya sebagai abstraksi, bahwa konsep tersebut meliputi keseimbangan
massa, berat yang terjadi pada karya seni, patung, arsitektur, dan lukisan.
Juga berlaku di dalam musik, dan semua kesenian mempertimbangkan
keseimbangan. Keseimbangan informal ini lebih rumit, tetapi lebih
menarik perhatian karena punya kesan dinamika yang memberi
kemungkinan variasi yang lebih banyak. Ia mempuyai keunikan yang
didasarkan atas perhitungan kesan bobot visual dari unsur-unsur yang
dihadirkan ataupun ukuran bentuk yang dominan. Disamping itu juga
harus mempertimbangkan karakter pada masing-masing unsur; misalnya
tekstur kasar punya bobot visual lebih berat dari tekstur halus atau licin,
demikian juga pada warna dan unsur yang lain ditentukan dari bobot
visual secara intensitas unsurnya.
3. Simplicity (Kesederhanaan)
Kesederhanaan dalam desain, pada dasarnya adalah kesederhanaan
selektif dan kecermatan pengelompokkan unsur-unsur artistik dalam
desain.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
4. Emphasis (Aksentuasi)
Desain yang baik mempunyai titik berat untuk menarik perhatian (center
of interest). Ada berbagai cara untuk menarik perhatian kepada titik berat
tersebut, yaitu dapat dicapai dengan melalui perulangan ukuran serta
kontras antara tekstur, nada warna, garis, ruang, bentuk atau motif.
Susunan beberapa unsur visual atau penggunaan ruang dan cahaya bisa
menghasilkan titik perhatian pada fokus tertentu29.
2.18
Desain Kemasan
2.18.1 Desain Kemasan Sebagai Alat Komunikasi
Desain kemasan adalah bisnis kreatif yang mengkaitkan bentuk, struktur,
material, warna, citra, tipografi, dan elemen-elemen desain dengan informasi
produk agar produk dapat dipasarkan. Desain kemasan berlaku untuk
membungkus,
melindungi,
mengirim,
mengeluarkan,
menyimpan,
mengidentifikasi, dan membedakan sebuah produk di pasar. Pada akhirnya desain
kemasan berlaku sebagai pemasaran produk dengan mengkomunikasikan
kepribadian atau fungsi produk konsumsi secara unik.
Desain
kemasan harus
berfungsi
sebagai
sarana
estetika untuk
berkomunikasi dengan semua orang dari berbagai latar belakang, minat, dan
pekerjaan yang berbeda, karena itu, pengetahuan tentang antropologi, sosiologi,
psikologi, etnografi, dapat memberi manfaat dalam proses desain dan pilihan
desain yang tepat. Khususnya, pengetahuan terhadap keragaman sosial dan
29
Kartika, Dharsono Sony. 2004. Ibid., hal 59-64.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
budaya, perilaku manusia secara nonbiologis, dan selera kebudayaan serta
perbedaan budaya dapat membantu memahami bagaimana elemen visual dapat
mengkomunikasikan dengan baik suatu produk.
Penyelesaian masalah visualisasi adalah inti dari desain kemasan. Masalah
visualisasi itu bisa berupa perkenalan produk baru atau peningkatan penampilan
produk yang sudah ada, kreativitas-dari menentukan konsep dan sketsa hingga
desain tiga dimensi, analisis desain, dan penyelesaian masalah teknis-merupakan
cara penyelesaian masalah desain hingga menjadi solusi inovatif. Tujuannya
bukanlah untuk menciptakan penampilan desain yang menarik secara visual
karena desain kemasan yang hanya indah dipandang tidak bisa menggaet pasar
dengan sukses. Pencapaian tujuan yang strategis dan target pemasaran secara
kreatif melalui desain yang tepat adalah fungsi utama desain kemasan.
Sebagai alat penyalur kreativitas, desain kemasan menjadi sarana untuk
berekspresi. Bukan berlebihan bila dikatakan desain kemasan adalah ekspresi
produk, bukan ekspresi pribadi, dan bahwa pandangan pribadi desainer atau
tenaga pemasaran-baik warna, bentuk, material, atau gaya tipografi-seharusnya
hanya sedikit mempengaruhi sebuah desain kemasan. Ekspresi produk, sesuatu
yang menarik konsumen target pangsa pasar, dicapai melalui proses kreatif di
mana elemen fisik dan visual bersama-sama mengkomunikasikan emosi, budaya,
sosial, psikologi, dan informasi kepada konsumen target30.
Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra, A. Krasovec. 2007. Ibid., hal. 33-34.
30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
2.18.2 Desain Kemasan Sebagai Alat Identifikasi Dalam Pemasaran
Pemasaran didefinisikan sebagai perencanaan dan eksekusi konsep dan
pengembangan, penentuan harga, penempatan, promosi, dan distribusi ide,
barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi tujuan individu
dan organisasi. Sebagai suatu aktivitas bisnis yang terlibat dalam pergerakan
barang dari produsen ke konsumen, pemasaran meliputi periklanan dan desain
kemasan, perdagangan dan penjualan.
Sebagai suatu komponen masyarakat, produk mendorong pertumbuhan
ekonomi dan memenuhi kebutuhan manusia untuk memberdayakan sumber daya
fisik.
Dengan pertumbuhan konsumerisme
yang terus
berlanjut,
maka
berlipatgandalah produk dan jasa. Di kebanyakan supermarket ada puluhan ribu
produk berbeda yang berderet di rak. Departement store, toko grosir, toko grosir,
toko barang-barang khusus, outlet, dan internet merupakan peluang ritel, dan
dalam lingkungan ini produk lebih ditonjolkan dengan desain kemasannya.
Kenyataannya, produk telah menyatu kedalam semua aspek kehidupan kita
sehingga produk bukan lagi merupakan barang kebutuhan tetapi keinginan.31
2.18.3 Identitas Merek
Identitas merek adalah aspek nyata suatu merek-komponen yang penting
termasuk nama, warna, simbol, dan elemen desain lainnya. Representasi visual
dari
elemen-elemen
ini
dan
kombinasinya
mendefinisikan
merek
dan
membedakan produk dan atau jasa dari satu tenaga pemasaran dengan tenaga
Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra, A. Krasovec. 2007.Ibid., hal 35.
31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
pemasaran lainnya. Identitas merek menciptakan keterkaitan emosional dengan
konsumen. Apakah itu ide abstrak maupun ide konkrit tentang suatu produk,
ketika masuk dalam pikiran konsumen, identitas tersebut menjadi gambar mental
atau persepsi atas produk. Keterkaitan merek dengan konsumen tersebut adalah
sesuatu “yang-harus-dimiliki” untuk kesuksesan pemasaran32.
2.18.4 Desain Kemasan dan Masyarakat
Sebagai bagian material yang cepat dibuang, desain kemasan banyak
menampilkan nilai budaya pasar. Oleh karena keberadaaan desain kemasan
utamanya adalah di pasar (supermarket, outlet penjualan grosir, atau department
store), di mana orang-orang dengan berbagai latar belakang budaya dan nilai
berkumpul, desain kemasan harus mampu menarik perhatian konsumen dengan
segera. Hal ini dicapai dengan menerapkan elemen visual dan desain yang
menarik target konsumen. Melalui riset pasar yang ekstensif dan penerapan
elemen
desain
yang
terencana,
simbol-simbol
budaya
mampu
mengkomunikasikan nilai-nilai budaya. Desain kemasan yang benar-benar efektif
membuat konsumen “melihat” diri sendiri dan keinginan diri sendiri lewat
elemen-elemen desain pada kemasan33.
32
33
Ibid., hal 40.
Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra, A. Krasovec. 2007. Ibid., hal 46.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
2.19
Fotografi
2.19.1 Fotografi
Fotografi berasal dari kata photography (bahasa Inggris) yang terdiri dari
dua kata, yaitu photo (cahaya) dan graph (tulisan atau lukisan). Fotografi berarti
proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan
merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka
cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tidak
ada cahaya berarti tidak ada foto yang bisa dibuat34.
2.19.2 Teknik dan Bahasa Fotografi
Berbagai macam teknik ada di dalam fotografi. Teknik-teknik itu dapat
memperindah hasil dan menambah kesan artistik dalam foto yang dibuat. Variasi
dan kombinasi teknik yang tepat dalam membuat sebuah foto dapat menjadikan
foto itu enak dilihat.
Sebuah foto pada dasarnya dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu
foreground dan background. Foreground adalah bagian utama yang ada di suatu
foto. Bagian ini berada paling dalam pada komposisi foto. Background adalah
latar yang berada paling belakang dalam komposisi foto.
Dalam fotografi, ada puluhan teknik yang biasa dipakai fotografer untuk
mempercantik gambarnya. Semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing ketika diaplikasikan pada sebuah gambar. Namun, ada beberapa
34
Darwis, Edward. 2011. Langkah Untuk Fotografer Pemula. Yogyakarta: Penerbit Rona
Publishing, hal 11.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
teknik dasar yang bisa dikembangkan menjadi teknik yang rumit. Teknik dasar
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Blurring
Cara menghasilkan foto dengan teknik blurring adalah dengan menggunakan
Shutter Speed yang rendah. Objek yang akan dibuat menjadi blur harus
bergerak lebih cepat dari Shuter Speed yang disetel.
2. Freezing
Cara mendapatkan foto dengan teknik freezing adalah fokus pada shutter
speed. Pasanglah shutter speed pada tingkat yang tinggi. Usahakan gerakan si
objek tidak lebih cepat daripada shutter speed yang kita seting.
3. Panning
Foto panning dibuat dengan memperhatikan hal, yaitu kecepatan objek yang
bergerak dan focusing yang tepat. Pertama-tama, lakukan dulu focusing
terhadap objek yang ingin dibuat tegas, jangan lupa memperkirakan
kecepatannya. Setel shutter speed lebih rendah daripada gerakan objek, jika
disamakan yang tercipta adalah efek freezing. Setelah merasa benar-benar
fokus dan sesuai, tekan tombol rana sambil gerakkan kamera mengikuti arah
objek.
4. Zooming
Cara pertama adalah lakukan focusing pada objek yang akan anda foto. Ingat,
arahkan fokus pada titik dimana lensa akan berehenti diputar. Setelah itu,
kunci focusing yang tadi kita dapatkan. Selanjutnya, putar zoom lensa ke arah
yang diinginkan (zoom in atau zoom out) perbedaan putaran akan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
menghasilkan efek yang berbeda pula. Pakailah shutter speed yang tidak
terlalu tinggi.
5. Permainan Depth of Field
Depth of field (DOF) adalah teknik memainkan ketajaman objek. Dalam
kamera, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi sempit atau luasnya
depth of field, yaitu diafragma, jarak pengambilan objek, dan focal length
yang terdapat pada lensa.
 Diafragma atau f/number
Cara yang paling mudah untuk mengontrol depth of field. Angka
f/number yang semakin kecil akan mempersempit depth of field sempit
akan mempersempit jarak fokus. Jadi, sebagian foto akan terkesan blur.
Begitupun sebaliknya, diafragma yang besar akan memperlebar depth of
field. Efeknya adalah fokus akan terlihat merata di seluruh foto.
Semuanya terlihat tegas.
 Jarak Pemotretan
Semakin dekat dengan objek, objek utama akan tampak lebih tajam.
Namun, sekelilingnya yang berada di luar fokus akan tampak blur. Ini
bisa jadi alternatif untuk mempersempit depth of field.
 Focal Length
Semakin jauh anda memutar zoom pada kamera ke arah yang lebih dekat,
depth of field yang dihasilkan akan lebih sempit. Mengapa panjang focal
length bisa mempengaruhi ketajaman ruang gambar? Karena panjang
focal length bertalian dengan F-stop. Misalnya, pada lensa yang diseting
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
pada focal length 70mm akan berbeda bukaan aperture-nya denga lensa
yang diseting pada focal length 18mm.
6. Multiple Exposure
Ada beberapa perhitungan yang harus anda lakukan jika ingin menggunakan
teknik foto ini. Untuk memulainya lebih baik anda melakukannya di tempat
yang gelap. Alat yang dibutuhkan adalah tripod dan flash eksternal. Seting
shutter kamera anda menjadi bulp. Jangan lupa untuk menyeting flash yang
akan dipakai sesuai dengan kebutuhan pencahayaan. Taruh kamera diatas
tripod dan berikan ruang yang cukup dalam viewfinder bagi obyek untuk
bergerak. Setelah anda memastikan itu semua dalam posisi yang benar,
tekanlah tombol shutter dan jangan lepaskan. Lalu tembakkanlah flash secara
terpisah. Setelah flash pertama ditembakkan, pindahkan obyek ke tempat lain.
Atau, jika obyek yang diambil merupakan benda hidup, persilakan dia untuk
berpindah tempat. Akan tetapi, ingat bahwa sang obyek harus tetap berada
dalam jangkauan viewfinder. Sekarang, anda lepas tombol rana yang ditekan
tadi dan nikmati hasilnya35.
2.20
Aksi Memotret
2.20.1 Komposisi
Langkah pertama dalam membuat komposisi yang baik adalah memulai
dari memilih latar belakang. Latar belakang yang bersih atau polos adalah langkah
Aditiawan, Rangga dan Bianca, Ferren. 2011. Belajar Fotografi Untuk Hobi dan Bisnis. Jakarta:
Dunia Komputer, hal 65-75.
35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
awal yang baik. Kemudian posisikan obyek dalam lapisan-lapisan. Aturlah
sedemikian rupa sehingga komposisi foto terlihat menarik.
2.20.2 Kualitas dan Arah Cahaya
Mengetahui kualitas dan arah cahaya sangat mempengaruhi suasana foto.
Secara umum, ada tiga jenis cahaya, yaitu:
 Cahaya yang Keras (Hard Light)
Biasanya diperoleh dari sumber cahaya yang relatif kecil atau terkonsentrasi,
misalnya cahaya matahari, lampu kilat kamera, dan senter.
 Cahaya (Soft Light)
Biasanya diperoleh dari sumber cahaya yang relatif besar, misalnya soft box,
reflektor, dan permukaan langit-langit.
 Cahaya yang Menyebar (Diffused Light)
Cahaya model ini berasal dari sumber cahaya yang relatif sangat besar,
misalnya langit di saat mendung atau tertutup awan.
2.20.3 Timing
Putuskan apakah waktu dalam pengambilan gambar menjadi hal penting
atau tidak bagi anda. Untuk foto still life (obyek tidak bergerak), timing mungkin
tidak terlalu penting. Tapi untuk candid, terutama foto olahraga, timing menjadi
sangat penting.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
Bila demikian, berlatihlah untuk bisa mengambil foto dengan timing yang
tepat. Cobalah berlatih antisipasi dan kesabaran. Kuasahilah kamera anda
sehinggaa bisa mengambil dengan timing yang optimal.
2.20.4 Eye Level Viewing
Eye level viewing adalah pemotretan sebatas pandangan mata. Ini
merupakan teknik yang paling umum di dalam fotografi. Teknik ini biasanya
ditemukan pada foto standar. Gambar yang dihasilkan pun wajar atau biasa saja
karena tidak menimbulkan efek khusus yang luar biasa kecuali apabila anda
menggunakan efek-efek yang dihasilkan oleh pemakaian lensa-lensa tertentu.
2.20.5 Bird Eye Viewing
Bird eye viewing adalah pemotretan pandangan burung dan biasanya
dilakukan dengan melakukan bidikan dari atas sehingga gambar yang dipotret
menimbulkan efek obyek jepretan terlihat lebih rendah, pendek, dan kecil.
2.20.6 Low Angle Camera
Low angle camera adalah pengambilan gambar yang dilakukan dari bawah
sehingga efek gambar yang ditimbulkan mengacaukan perspektif yang secara
kasat mata bisa menurunkan kualitas dari gambar yang anda hasilkan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
2.20.7 Frog Eye Viewing
Frog eye viewing adalah teknik memfoto dengan pandangan sebatas mata
katak. Teknik ini memposisikan kamera berada di bawah, hampir sejajar dengan
permukaan tanah. Teknik ini tidak mengarahkan kamera ke atas namun mendatar
dan biasanya diterapkan sambil bertiarap36.
2.21
Studio Lighting
Pencahayaan studio sebenarnya mengacu pada sifat cahaya dari matahari,
arah cahaya yang ditimbulkan harus searah sehingga bayangan yang timbul hanya
satu, seperti sifat cahaya dari matahari.
2.21.1 Ruang Studio
Tidak ada ukuran maksimal atau minimal dari studio tersebut. Pada
prinsipnya, studio foto mempertimbangkan perlengkapan yang harus digunakan,
seperti kamera, lampu background, dan lain-lain.
2.21.2 Peralatan Studio Foto
1. Electronic Flash Head
Electronic Flash Head atau lampu flash studio adalah lampu yang
menyalurkan gas seketika dan memroduksi cahaya berdurasi singkat atau
kilat. Lampu flash ada dua macam, yaitu: flash yang biasa dipasang di body
kamera dan bisa dibawa kemana-mana, dan flash yang terpisah dengan
Darwis, Edward. 2011. Langkah Untuk Fotografer Pemula. Yogyakarta: Penerbit Rona
Publishing, hal 96-98.
36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
kamera dan diletakkan pada stand studio foto. Ada beberapa pilihan mode
lampu flash pada kamera.
 Mode Normal/Auto, ialah flash mengatur intensitas secara automatis
sesuai kompensasi eksposur kamera. Mode ini membatasi shutter speed
paling lambat 1/60 detik (kecepatan sinkron).
 Mode Slow, ialah flash untuk menampilkan pencahayaan sekitar objek
dan merekam gambar dengan kecepatan lebih lambat dati 1 detik.
 Mode Rear, ialah flash meyala setelah tombol rana ditekan, flash baru
menyala sesaat sebelum rana tertutup sehingga menimbulkan efek objek
tampak bergerak secara natural, tidak bergerak mundur.
2. Continuous Light
Continuous Light ialah lampu yang menyala terus menerus. Karakter
cahayanya berintensitas konstan sehingga cahaya yang mengenai objek dapat
terkontrol dengan baik.
3. Kabel Sinkron, Triger dan Receiver
Kabel ini berfungsi sebagai pemicu agar lampu studio menyala. Kabel ini
menghubungkan kamera dengan lampu studio atau flash meter sehingga
nyala lampu flash sinkron dengan shutter speed kamera.
4. Alat Pengukur Cahaya (flash meter/Light meter)
Alat ini mengukur cahaya yang dikeluarkan oleh lampu studio dan digunakan
untuk menentukan bukaan diafragma yang seharusnya dipakai dikamera.
5. Alat Pengukur Suhu Warna (Color Meter)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
Untuk mengetahui suhu warna/white balance yang tepat dari sumber cahaya
yang digunakan pada saat pemotretan berlangsung, digunakan alat pengukur
suhu warna atau color meter.
6. Standar Reflector
Biasanya setiap pembelian lampu flash studio dilengkapi dengan standar
reflector yang menghasilkan cahaya yang langsung dan keras.
7. Reflektor
Reflektor digunakan untuk memberikan cahaya tambahan yang merupakan
pantulan dari cahaya utama.
8. Payung Studio
Payung studio digunakan untuk menghasilkan efek bayangan yang lebih
halus serta pancaran cahaya yang lebih luas dibandingkan dengan standar
reflektor.
9. Softbox
Softbox merupakan box kedap cahaya pada sisi-sisi sampingnya yang
menggunakan lapisan kain putih susu transparan pada bagian depan sebagai
filter.
10. Snoot
Snoot digunakan untuk mengarahkan pencahayaan ke bagian tertentu saja
agar mendapatkan efek spot. Alat ini biasanya digunakan di atas dan di
belakang objek untuk menyinari rambut sehingga objek terpisah dengan latar
belakang, misalnya untuk hairlight.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
11. Barndoors
Bandoors merupakan jendela arah cahaya yang bisa di atur dan juga sebagai
dudukan honeycomb dan filter color.
12. Honeycomb
Honeycomb adalah aksesoris lighting yang berfungsi untuk mengendalikan
bentuk sorotan lampu37.
2.22
Brand Identity Strategy
Brand adalah tanda yang dikenakan produsen untuk membedakan satu
produk dengan produk yang lainnya. Penggunaan brand memerlukan strategi agar
dapat tumbuh kembang menjadi identitas dan citra yang kuat dibenak masyarakat.
Ada tiga brand identity strategy untuk membangun brand dengan menggunakan
pendekatan identitas visual, seperti pnggunaan logo, warna, jenis huruf dan
symbol-simbol lainnya dalam perusahaan.
1. Monolithic Identity
A characteristic of the monolithic identity is longevity. Most companies in the
oil business have had versions of their identity for a very long time, in many
cases for nearly a century. Although these identities are regularly monitored
and modified where this seems appropriate, fundamentally they don’t change
much.
Karakteristik monolithic identity adalah waktu yang lama. Sebagian besar
perusahaan bisnis minyak memiliki identitas untuk waktu yang sangat lama,
Nugroho, Yulius Widi. 2011. Jepret! Panduan Fotografi dengan Kamera Digital dan DSLR.
Yogyakarta: Penerbit Familia, hal 77-92.
37
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
dalam banyak kasus hampir selama satu abad. Meskipun identitas ini
dipantau secara teratur dan dimodifikasi dengan tepat, namun pada dasarnya
mereka tidak banyak melakukan perubahan.
2. Endorsed Identity
An endorsed identity structure is based around concept that the individual
parts of an organization can be readily identified but are also seen as part of
a larger whole.
Struktur endorsed identity didasarkan keseluruhan konsep bahwa sebagian
individu dari suatu organisasi dapat dengan mudah diidentifikasi, tetapi juga
dilihat sebagai bagian dari keseluruhan yang lebih besar.
3. Branded Identity
Branding is one of most powerful ways of promoting a product. The greatest
single strength of the brand is that, because it is created carefully and
deliberately to appeal to a particular group of people at a particular poin in
time, it can be imbued with powerful, complex, highly charged and immediate
symbolism aimed at a specific marketplace.
Branding adalah salah satu cara yang paling ampuh untuk mempromosikan
suatu produk. Kekuatan tunggal terbesar pada brand yaitu branding, karena
dibuat dengan teliti dan berhati-hati untuk menarik sekelompok orang pada
waktu tertentu, dapat dijiwai dengan kuat, kompleks, sangat dituntut dan
simbolisme langsung ditujukan pada pasar tertentu38.
38
Olins, Wally. 1996. Corporate Identity. Spain: Artes Graficas Toledo SA, hal 82-115.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download