10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Desain Kemasan Sejarah awal desain kemasan dimulai dari kebutuhan manusia untuk memiliki barang, dan sejak 8000 SM material-material alami seperti anyaman rumput dan kain, kulit pohon, daun, kerang, kerajinan tanah liat, dan peralatan kaca yang kasar digunakan sebagai peti kemas untuk menyimpan barang. Sayur labu yang berongga dan kandung kemih binatang mengilhami bentuk botol kaca, dan kulit binatang serta daun merupakan asal muasal kantung kertas dan pembungkus plastik1. Sejarah desain kemasan berkaitan erat dengan setiap aspek perubahan budaya manusia. Perkembangan teknologi, material, produksi, dan kondisi masyarakat konsumen yang terus berubah mengakibatkan peningkatan perlunya kemasan untuk melindungi, menyimpan, dan mengirimkan barang. Desain kemasan menjadi sarana untuk mengkomunikasikan isi produk secara visual, perspektif sejarah yang padat berikut ini akan mengeksplorasi bagaimana perkembangan peradaban, peningkatan perdagangan, penemuan-penemuan manusia, penemuan teknologi, dan berbagai kejadian global membantu memfasilitasi kelahiran dan evolusi desain kemasan. Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra, A. Krasovec. 2007. Desain Kemasan Perencanaan Merek Produk yang Berhasil Mulai dari Konsep sampai Penjualan. Jakarta: Erlangga, hal 1. 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 2.2 Profil PT. Miwon Indonesia PT. Miwon Indonesia merupakan perusahaan pangan terbesar di Indonsesia. Setelah lebih dari tiga dasawarsa menjalankan usahanya di Indonesia, group Miwon tidak hanya berhasil bertahan sampai sekarang melainkan juga tumbuh dan berkembang. Di samping kapasitas produksinya meningkat, bidang usaha dan diversifikasi produknya juga bertambah banyak. Jumlah tenaga kerja yang terserap dari kegiatan produksi dan perdagangan serta dari kegiatan-kegiatan usaha yang muncul akibat adanya kegiatan usaha group Miwon sangat banyak. Sehingga tidak berlebihan bila dikatakan group Miwon Indonesia ikut berperan di dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia pada umumnya dan karyawan beserta keluarga khususnya. Miwon Indonesia merupakan group perusahaan yang terdiri dari PT. Miwon Indonesia, PT. Jico Agung dan PT. Aneka Boga Nusantara yang semuanya merupakan anak perusahaan dari Daesang Corporation, Korea. Usaha Group Miwon di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1973 melalui PT. Miwon Indonesia yang bergerak dibidang industri penyedap rasa, kemudian PT. Jico Agung yang memfokuskan bidang usahanya pada distribusi atau perdagangan dalam negeri, dan dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen di bidang makanan dan minuman yang terus berkembang, didirikanlah PT. Aneka Boga Nusantara. PT. Miwon Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 1973 secara konsisten sampai dengan saat memfokuskan diri pada Industri Monosodium Glutamate (MSG) atau di kalangan masyarakat di kenal dengan istilah penyedap rasa. MI- http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 WON adalah salah satu merek dagang perusahaan yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat luas. Loyalitas masyarakat terhadap penyedap rasa MI-WON inilah yang membuat perusahaan tetap dapat bertahan dan terus berkembang, di Indonesia sampai dengan saat ini. 2.3 Komunikasi Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata latin Comunis yang berarti sama, communico, communication atau communicare yang berarti “membuat sama”2. Komunikasi efektif adalah komunikasi yang dipahami dan dimengerti oleh orang yang menerima pesan, sehingga apa yang dimaksud oleh si pengirim dapat ditangkap jelas oleh penerima pesan. Komunikasi adalah suatu proses melalui nama individu dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi, dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungan dan orang lain3. Para ahli mendefinisikan komunikasi menurut sudut pandang mereka masing-masing. Ingat bahwa sejarah ilmu komunikasi, dikembangkan dari ilmuwan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu. Sarah Trenholm dan Arthur Jensen (1996: 4) mendefinisikan komunikasi demikian: “A process by which a source transmits a message to a reciever Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosda Karya, hal 41. 3 Muhammad, Arni.2005. Komunikasi Organisasi.Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, hal 10. 2 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 through some channel.” (Komunikasi adalah suatu proses di mana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran.) Sedangkan Bernard Berelson dan Gary A. Steiner (1964: 527) mendefinisikan komunikasi, sebagai berikut: “Communication : the transmission of information, ideas, emotions, skills, etc. by the uses of symbol ...” (Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.) Definisi-definisi sebagaimana dikemukakan di atas, tentu belum mewakili semua definisi yang telah dibuat oleh para ahli. Namun, paling tidak kita telah memperoleh gambaran tentang apa yang dimaksud komunikasi, sebagaimana yang diungkapkan oleh Shannon dan Weaver (1949), bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi4. Berdasarkan kedua definisi tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi merupakan suatu proses interaksi pertukaran informasi yang melibatkan dua orang atau lebih yang terdiri dari komunikator dan komunikan hingga menghasilkan feedback pada seseorang atau khalayak yang dituju. Hakikat komunikasi adalah: “Proses pernyataan antar manusia, dimana yang dinyatakan itu adalah pikiran, perasaan seseorang kepada orang lain, dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya” (Effendy, 1993:28). 4 Wiryanto. 2004. Pengertian Ilmu Komunikasi.Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, hal 5-6. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 Namun pengertian komunikasi secara etimologis, menurut Wilbur Schramm berasal dari bahasa latin “communicatio” (pemberitahuan, pemberian bagian, pertukaran, ikut ambil bagian, pergaulan, persatuan, peran serta atau kerjasama). Asal katanya sendiri dari kata “communis” yang berarti “common” (bersifat umum, sama atau bersama-sama). Sedangkan kata kerjanya “comunicare” yang berarti berdialog, berunding atau bermusyawarah. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. Pengertian komunikasi yang demikian sangat terbatas, karena komunikasi menyangkut banyak tahap, sehingga sifatnya tidak statis akan tetapi dinamis, yaitu bergerak atau berkembang, dari tahap satu ke tahap lainnya, karena itu sebuah kegiatan komunikasi disebut sebagai sebuah “Proses komunikasi”. Komunikasi juga mengacu pada tindakan, baik oleh satu orang ataupun lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik (Joseph A.Devito, 1997:23)5. Ada tiga pengertian utama komunikasi, yaitu pengertian secara etimologis, terminologis, dan paradigmatis. 1. Secara etimologis, komunikasi dipelajari menurut asal usul kata, yaitu komunikasi berasal dari bahasa Latin ‘communicatio’ dan perkataan ini bersumber pada kata ‘comminis’ yang berarti sama makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan. 5 Rosmawaty. 2010. Mengenal Ilmu Komunikasi. Jakarta:Penerbit Widya Padjadjaran, hal 14. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 2. Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. 3. Secara paragdimatis, komunikasi berarti pola yang meliputi sejumlah komponen berkorelasi satu sama lain secara fungsional untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Contohnya adalah ceramah, kuliah, dakwah, diplomasi, dan sebagainya. Demikian pula pemberitahuan surat kabar dan majalah, penyiaran radio dan televisi atau pertunjukkan film di gedung bioskop, dan lain-lain6. Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. Akan tetapi, pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas sifatnya dasariah, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan Tommy, Suprapto. 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi dan Peran Manajemen Dalam Komunikasi. Yogyakarta: Cap, hal. 5-13. 6 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain7. Proses psikologis diasosialisasikan dengan interpretasi dan pemberian makna terhadap orang atau objek tertentu, dikenal sebagai persepsi. Dengan mengutip Cohen, fisher di kemukakan bahwa persepsi di definisikan sebagai interpretasi terhadap berbagai sensasi representasi dari objek-objek eksternal, jadi persepsi adalah pengetahuan tentang apa yang dapat di tangkap oleh panca indera kita. Definisi ini melibatkan sejumlah karakteristik yang mendasari upaya kita untuk memahami proses antarapribadi. Pertama suatu tindakan persepsi mensyaratkan kehadiran objek eksternal untuk dapat ditangkap oleh indera kita. Dalam hal perspektif terhadap diri pribadi, kehadirannya sebagai objek eksternal mungkin kurang nyata tetapi keberadaannya jelas dapat kita rasakan. Kedua, adanya informasi untuk diinterpretasikan. Informasi yang di maksud di sini adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui sensasi atau indera yang kita miliki. Karakteristik ketiga menyangkut sifat representatif dari penginderaan. Maksudnya, kita tidak dapat mengartikan makna suatu objek secara langsung, karena kita sebenarnya hanya mengartikan makna dari informasi yang kita anggap mewakili objek tersebut8. Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosda Karya, hal 9. 8 Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi: Teori & Praktek. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu, hal 149-150. 7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 2.4 Teori Perilaku Konsumen 2.4.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang/jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Ada dua elemen penting dari perilaku konsumen itu: proses pengambilan keputusan, dan kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang/jasa secara ekonomis. 2.4.2 Teori-Teori Perilaku Konsumen Ada berbagai macam faktor yang memengaruhi mengapa seseorang membeli suatu produk tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Antara kebutuhan dan keinginan terdapat suatu perbedaan. Kebutuhan bersifat naluriah. Sedangkan keinginan merupakan kebutuhan buatan yang dibentuk oleh lingkungan hidup seperti lingkungan keluarga, tempat bekerja, kelompok sosial, tetangga dans ebagainya. Untuk mengetahui dan memahami serta dapat mengarahkan perilaku konsumen dalam melakukan kegiatan, perlu dipelajari teori-teori perilaku konsumen antara lain: teori mikro, teori psikologis, teori sosiologis, dan teori antropologis (Basu Swastha dan T. Hani Handoko, 1997: 26). 1. Teori Ekonomi Mikro Menurut teori ini keputusan untuk membeli merupakan hasil perhitungan ekonomis, rasional yang sadar. Pembeli individu berusaha menggunakan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 barang-barang yang memberikan kegunaan (kepuasan) paling banyak, sesuai dengan selera dan harga yang relatif. 2. Teori Psikologis Teori psikologis ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang selalu dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. 3. Teori Sosiologis Teori sosiologis atau disebut juga teori psikologis sosial, lebih menitikberatkan pada hubungan dan pengaruh antara individu-individu yang dikaitkan dengan perilaku mereka. 4. Teori Antropologis Teori antropologis menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas seperti kebudayaan, subbudaya dan kelas sosial9. 2.5 Keputusan Pembeli 2.5.1 Struktur Keputusan Pembelian Penjual perlu menyusun keputusan membeli secara keseluruhan untuk membantu konsumen dalam mengambil keputusan tentang pembeliannya. Setiap keputusan membeli mempunyai suatu struktur sebanyak tujuh. Komponenkomponen tersebut adalah: 1. Keputusan tentang jenis produk. Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk. 9 Sunyoto, Danang. 2012. Konsep Dasar Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Penerbit CAPS, hal 251-257. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 2. Keputusan tentang bentuk produk. Keputusan ini menyangkut ukuran, mutu, corak, dan sebagainya. 3. Keputusan tentang merk. Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. 4. Keputusan tentang penjualnya. Konsumen harus mengambil keputusan di mana produk tersebut akan dibeli. 5. Keputusan tentang jumlah produk. Konsumen harus mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. 6. Keputusan tentang waktu pembelian. Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. 7. Keputusan tentang cara pembayaran. Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang akan dibeli10. 2.6 Komunikasi Visual Komunikasi ini mempergunakan mata sebagai alat penglihatan. Komunikasi visual adalah komunikasi menggunakan bahasa visual, dimana unsur dasar bahasa visual (yang menjadi kekuatan utama dalam penyampaian pesan) adalah segala sesuatu yang dapat dilihat dan dapat dipakai untuk menyampaikan arti, makna, atau pesan. Metodologi dalam desain komunikasi visual merupakan sebuah proses kreatif. Berikut istilah-istilah yang berhubungan dengan visual : Sunyoto, Danang. Ibid., hal 278-279. 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 1. Visual Lzanguage, yakni ilmu yang mempelajari bahasa visual. Visualisasi, yakni kegiatan menerjemahkan atau mewujudkan informasi dalam bentuk visual. 2. Visualiser, yaitu orang yang pekerjaannya menangani masalah visual atau mewujudkan suatu ide ke dalam bentuk visual dalam suatu proyek desain. 3. Visual Effect, membuat efek-efek tipuan seolah-olah terjadi suatu keadaan atau kejadian yang sulit dilakukan manusia. 4. Visual Information, adalah informasi melalui penglihatan, misalnya lambaian tangan, senyuman, baju baru, mobil baru, dll. 5. Visual Litteracy, yaitu kumpulan atau daftar karya visual11. 2.7 Desain Komunikasi Visual Desain komunikasi visual adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta komposisi warna serta layout (tata letak atau perwajahan). Dengan demikian, gagasan bisa diterima oleh orang atau kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan12. 11 Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penerbit Andi, hal 10. Ibid., hal 2. 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 2.8 Simbol Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk merujuk sesuatu lainnya (simbolisasi), berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Simbol meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku nonverbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama. Makna sebenarnya ada pada diri kita, bukan terletak pada simbol itu sendiri. Pada umumnya simbol memang memiliki makna, atau lebih tepatnya ialah simbol tersebut yang mendorong manusia untuk memberi makna (yang telah disetujui bersama)13. Hampir setiap kebudayaan memiliki seperangkat simbol masing-masing. Simbol-simbol kebudayaan ini biasanya hanya dimengerti oleh mereka yang menjalani serta sepakat atas simbol tersebut. Sebagai makhluk yang menggunakan simbol, manusia sering lebih mementingkan simbol dari pada hakikat yang disimbolkannya14. Semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk ke dalam kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Pesan verbal itu sendiri terpisahpisah, artinya orang dapat mengawali dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang mempresentasikan berbagai aspek realitas individual kita. Bahasa dapat dianggap juga sebagai sistem kode verbal. Bahasa dapat 13 Mulyana, Deddy. 2007.Ibid., hal 65. Ibid., hal 343. 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 didefinisikan sebagai simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbolsimbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas15. 2.9 Unsur – Unsur Visual 2.9.1 Titik Titik adalah salah satu unsur visual yang wujudnya relatif kecil, dimana dimensi memanjang dan melebarnya dianggap tidak berarti. Titik cenderung ditampilkan dalam bentuk kelompok, dengan variasi jumlah, susunan, dan kepadatan tertentu. 2.9.2 Garis Garis dianggap sebagai unsur visual yang banyak berpengaruh terhadap pembentukan suatu objek sehingga garis selain dikenal sebagai goresan atau coretan, juga menjadi batas limit suatu bidang atau warna. Ciri khas garis adalah terdapatnya arah serta dimensi memanjang. Garis dapat tampil dalam bentuk lurus, lengkung, gelombang, zigzag, dan lainnya. Kualitas garis ditentukan oleh tiga hal, yaitu orang yang membuatnya, alat yang digunakan serta bidang dasar tempat garis digoreskan. Sementara kata orang, bahwa garis merupakan dua titik yang dihubungkan. Pada dunia seni rupa sering kali kehadiran “garis” bukan saja hanya sebagai garis tetapi kadang sebagai simbol emosi yang diungkapkan lewat garis, atau lebih tepat disebut goresan. Goresan atau garis yang dibuat oleh seorang 15 Mulyana, Deddy. 2007. Ibid., hal 260. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 seniman akan memberikan kesan psikologis yang berbeda pada setiap garis yang dihadirkan. Sehingga dari kesan yang kesan yang berbeda maka garis mempunyai karakter yang berbeda pada setiap goresan yang lahir dari seniman16. 2.9.3 Bidang Bidang merupakan unsur visual yang berdimensi panjang dan lebar. Ditinjau dari bentuknya, bidang bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu bidang geometri/beraturan dan bidang nongeometri alias tidak beraturan. Bidang geometri adalah bidang yang relatif mudah diukur keluasannya. Bidang bisa dihadirkan dengan menyusun titik maupun garis dalam kepadatan tertentu, dan dapat pula dihadirkan dengan mempertemukan potongan hasil goresan satu garis atau lebih. 2.9.4 Ruang Ruang dapat dihadirkan dengan adanya bidang. Pembagian bidang atau jarak antarobjek berunsur titik, garis, bidang, dan warna. Ruang lebih mengarah pada perwujudan tiga dimensi sehingga ruang dapat dibagi dua, yaitu ruang nyata dan semu. Keberadaan ruang sebagai salah satu unsur visual sebenarnya tidak dapat diraba tetapi dapat dimengerti. Kartika, Dharsono Sony. 2004. Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains, hal 40. 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 2.9.5 Warna Warna sebagai unsur visual yang berkaitan dengan bahan yang mendukung keberadaaannya ditentukan oleh jenis pigmennya. Kesan yang diterima oleh mata lebih ditentukan oleh cahaya. Permasalahan mendasar dari warna diantaranya adalah Hue (spektrum warna), Saturation (nilai kepekaan), dan Lightness (nilai cahaya dari gelap ke terang). Ketiga unsur tersebut memiliki nilai 0 hingga 100. Hal yang paling menentukan adalah Lightness. Jika ia bernilai 0, maka seluruh palet warna akan menjadi hitam (gelap tanpa cahaya), sebaliknya jika Lightness bernilai 100, warna akan berubah menjadi putih, alias berwarna karena terlalu silau. Pada nilai 40 hingga 40, kita akan dapat melihat warna-warna dengan jelas. 2.9.6 Tekstur Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan. Secara fisik tekstur dibagi menjadi tekstur kasar dan halus, dengan kesan pantul mengkilap dan kusam. Ditinjau dari efek tampilannya, tekstur digolongkan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu. Disebut tekstur nyata bila ada kesamaan antara hasil raba dan penglihatan. Misalnya, bila suatu permukaan terlihat kasar dan ketika diraba juga terasa kasar. Sementara itu pada tekstur semu terdapat perbedaan antara hasil penglihatan dan perabaan. Misalnya, bila dilihat tampak kasar, tetapi ketika diraba ternyata sebaliknya, yaitu terasa halus. Dalam penerapannya, tekstur dapat berpengaruh terhadap unsur visual lainnya, yaitu kejelasan titik, kualitas garis, keluasan bidang dan ruang, serta intensitas warna. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 2.10 Tipografi 2.10.1 Tipografi dan Desain Kemasan Dalam desain kemasan, tipografi adalah medium utama untuk mengkomunikasikan nama, fungsi, dan faka, produk bagi konsumen luas. Pemilihan tipografi, tata letak, dan penerapan huruf dan kata-kata mempengaruhi bagaimana cetakan dibaca. Akhirnya tipografi pada desain kemasan menjadi salah satu elemen paling penting dan ekspresi visual produk. Tipografi diturunkan dari kata-kata Yunani typos (“impresi”) dan graphein (“menulis”). Tipografi adalah penggunaan bentuk huruf untuk mengkomunikasikan secara visual suatu bahasa lisan. Oleh karena huruf dibentuk oleh budaya asal huruf, penggunaan huruf sebagai sarana tipografi adalah bagian dari bahasa visual suatu budaya. Seperti yang dikatakan desainer huruf Eric Gil, dalam bukunya An Essay on Typography, ia menyatakan, “Huruf adalah benda, bukan penggambaran benda-benda”17. 2.10.2 Kategori Tipe Huruf Pemahaman kategori tipe huruf membantu desainer mengenali kesamaan dan perbedaan karakteristik antar kelompok bentuk huruf. Kategori ini memungkinkan desainer membuat pilihan secara tepat untuk teks judul, dan teksteks lain. Manajemen huruf berdasarkan teknologi baru dan organisasi software serta search engine memungkinkan kita memasukkan deskripsi seperti “hangat,” “dingin,” “feminin,” “berani,” dan ringan untuk menghasilkan daftar tipe huruf Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra, A. Krasovec. 2007. Ibid., hal87. 17 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 yang sesuai dengan gaya, memungkinkan desainer bermanuver dengan ribuan gaya huruf yang tersedia. Pemahaman dasar mengenai kategori tipe bentuk huruf dan atribut desainnya dapat memfasilitasi proses seleksi. Huruf Old Style meliputi Times New Roman, Bembo, Palatino, Goudy, New Baskerville, Garamond, dan Janson. Huruf tersebut: Mewakili tulisan tangan resmi; Mempunyai penampilan yang rapi; Mempunyai kontras yang rendah (goresan tebal dan tipis tidak terlalu berbeda satu sama lin); Mempunyai serif pada huruf kecil yang miring; Mempunyai serif yang diberi tanda kurung; Mempunyai goresan utama yang melengkung, tidak tajam; Pilihan yang tepat untuk badan teks yang panjang. Huruf Modern/Serif meliputi Bodoni, Times, Fenice, dan Madrone. Huruf ini mempunyai: Kontras tebal dan tipis yang sangat berbeda; Bagian tipis huruf sebagai penekanan vertikal; Serif yang horizontal, tidak diberi tanda kurung, dan titik temu goresan mempunyai sudut yang tajam. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 Huruf Slab Serif/Egyptian/Square Serif meliputi Clarendon, New Century Schoolbook, Memphis, Rockwell, dan Aahen. Huruf ini meliputi: Sedikit kekontrasan atau tidak ada kontras antara goresan tebal dan tipis; Garis vertikal yang diberi tekanan; Serif yang meliputi garis horizontal yang tebal. Huruf San Serif meliputi Avant Garde, Gill Sans, Fanklin Gothic, Frutiger, Helvetica, dan Futura. Huruf tersebut: Tanpa serif; Ketinggian-X yang cukup tinggi (ketinggian huruf kecil); Tidak ada kontras atau penekanan vertikal; Tidak ada perbedaan dalam bobot goresan baik vertikal maupun horizontal. Huruf Script meliputi Zapt Chancery dan Edwardian Decorative. Huruf ini: Mewakili tulisan tangan atau kaligrafi; Mempunyai huruf besar awal yang besar; Huruf Decorative Memiliki estetika dekoratif; Tidak didesain untuk mudah dibaca18. Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra, A. Krasovec. Ibid., hal 87-89. 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 2.10.3 Prinsip Tipografi Untuk Desain Kemasan Tipografi desain kemasan digunakan untuk mengkomunikasikan pesan pemasaran pada media tiga dimensi dan awalnya terlihat dari kejauhan oleh konsumen masyarakat dari berbagai latar budaya, sosial dan etnis yang berbeda, dalam waktu yang singkat, aturan tipografi diarahkan oleh masing-masing individu. Tipografi untuk Desain Kemasan haruslah: Dapat dibaca dan mudah dibaca dari jarak beberapa kaki jauhnya; Didesain pada skala dan bentuk struktur tiga dimensi; Dapat dimengerti oleh sejumlah pengamat yang berbeda-beda latar belakangnya; Dapat dipercaya dan informatif dalam mengkomunikasikan informasi produk. Berbeda dari bentuk komunikasi dua dimensi, seperti majalah atau buku, komposisi tipografi dalam desain kemasan tidaklah mempunyai formula penggunaan sistem. Prinsip-prinsip berikut ini menyediakan kerangka pengambilan keputusan tipografi untuk desain kemasan: Prinsip 1: Definisikan Kepribadian Tipografi Tipografi harus mendefinisikan kepribadian desain kemasan. Kepribadian visual adalah apa yang mengkomunikasikan bagaimana konsumen menerjemahkan sebuah desain. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 Prinsip 2: Batasi Tipe Huruf Berilah pertimbangan yang hati-hati mengenai berapa banyak tipe huruf yang diperlukan untuk mengkomunikasian sebuah konsep. Tiga tipe huruf adalah batas umum untuk semua panel display utama (PDP) dalam desain kemasan. Prinsip 3: Ciptakan Hirarki Tipografi Hirarki tipografi, organisasi informasi visual, menyediakan kerangka bagaimana informasi dibaca menurut tingkat kepentingan; yang paling penting hingga yang tidak penting-ini merupakan cara bagaimana konsumen mengetahui dengan sekilas pandang apa yang “didapat” dari desain kemasan. Hirarki dapat dibuat dengan mengelompokkan item-item yang tidak berkaitan menjadi satu dan menjauhkan item-item yang tidak berkaitan. Prinsip 4: Definisikan Posisi Tipografi Posisi tipografi adalah peletakan fisik tipografi di dalam area display utama; lokasi masing-masing huruf, kata, dan teks dalam kaitannya dengan elemen desain lainnya. Prinsip 5: Menentukan Pengurutan Huruf Pengurutan mendefinisikan keseluruhan arsitektur tata letak. Pengurutan setiap kata pada desain kemasan harus dipertimbangkan dengan hati-hati karena kata yang ditempatkan ditengah, rata kiri, rata kanan atau rata kanan kiri mengkomunikasikan dengan cara yang berbeda. Pengurutan tipografi dasar bisa berupa: Tengah-masing-masing kata atau baris teks ditempatkan di tengah panel display utama atau area yang spesifik; http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 Rata kiri-masing-masing kata atau baris teks diratakan ke kiri, sering kali digunakan dalam budaya Barat,di mana pembacaan dimulai dari kiri ke kanan; Rata kanan-masing-masing kata atau baris teks diratakan ke kanan, ini bisa menjadi pilihan yang aneh ketika terdapat sejumlah teks lain untuk dibaca konsumen; Rata kanan kiri-kata-kata atau baris teks ditarik sedemikian rupa sehingga sisi kanan dan kiri kemasan memiliki lebar yang sama, namun dalam kasus ini penentuan spasi huruf dan kata dapat sangat menantang. Prinsip 6: Memvariasikan Skala Tipografi Dalam tipografi, skala biasanya mengacu pada pembesaran atau pengecilan ukuran poin (suatu huruf/karakter). Dalam tipografi untuk desain kemasan, skala mengacu pada keterkaitan ukuran elemen-elemen tipografi satu sama lain. Sebagai contoh, identitas merek (nama merek, logo merek, dll) biasanya lebih besar skalanya daripada penjelasan produk (atau ragam produk). Prinsip 7: Memilih Kekontrasan Tipe huruf yang kontras adalah salah satu sarana untuk mengkomunikasikan kata atau baris teks yang mungkin sama pentingnya tetapi sangat berbeda. Kekontrasan tipografi-tipis vs tebal, italic vs roman, serif vs san serif-memungkinkan desainer untuk mengorganisir informasi ke konsumen dan menambah daya tarik tata letak. Prinsip 8: Bereksperimen dengan Huruf Bereksperimen dengan tipe huruf, karakter, bentuk huruf, ligatur, kerning, dan tata letak adalah bagian penting dari proses desain. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 Prinsip 9: Tumpuk Huruf dengan Hati-Hati Aturan umum dalam desain kemasan adalah tidak menumpuk huruf/karakter. Karakter yang menumpuk pada suatu desain kemasan dapat membingungkan pada saat penyusunan di rak karena orientasi vertikal atau horisontal yang tepat bagi produk tersebut dapat menjadi tidak jelas. Prisnsip 10: Buang Bias Visual Karena setiap desainer memiliki pemahaman visual dalam konteks yang berbedabeda, maka penting bahwa selera pribadi desainer tidak menginterfensi eksperimen-eksperimen tipografinya. Prinsip 11: Buatlah Desain Tipografi yang Khas Nama merek dan nama produk adalah apa yang membuat konsumen terkait ke produk secara mental dan emosional, sehingga tipografi yang digunakan harus unik terasa khas milik produk itu. Prinsip 12: Konsisten Pemakaian tipe huruf yang konsisten dalam kepribadian, gaya, penempatan posisi dan hirarki menciptakan tampilan yang seragam dalam grup merek atau lini produk,menghasilkan kekuatan keberadaan pada rak penjualan. Prinsip 13: Penyempurnaan Keindahan Tipografi Penyempurnaan adalah proses memeriksa dan memodifikasi tipografi dengan tujuan kesempurnaan tipografi. Kesempurnaan tipografi dicapai ketika tipe huruf memiliki kekuatan ekspresif yang berpengaruh pada desain kemasan yaitu menimbulkan kesan langsung ke konsumen, menarik konsumen untuk membeli19. Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra, A. Krasovec. Ibid., hal 92-97. 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 2.11 Warna 2.11.1 Warna Membedakan Desain Kemasan Warna adalah salah satu aspek yang paling berpengaruh dari desain kemasan. Konsumen lebih mengidentifikasi warna kemasan atau produk sebelum fitur visual lainnya. Warna membedakan kepribadian, menarik perhatian ke atribut-atribut lainnya, dan memungkinkan untuk membuat perbedaan dari kompetitor dalam lingkungan ritel yang ramai. Keputusan pembeli sering dibuat berdasarkan hal tersebut. Warna dapat mengindikasikan budaya, jenis kelamin, usia, etnis, daerah lokal, dan harga, atau membedakan elemen-elemen visual dan elemen-elemen tipografi. Penggunaan warna dengan tepat, dapat menerobos kategori produk dan mendiferensiasi ragam produk-komposisi, rasa, atau baudalam suatu lini produk. 2.11.2 Asosiasi Warna Bervariasi Konotasi warna adalah spesifikasi produk dan spesifikasi kategori, bagaimanapun pemahaman mengenai asosiasi warna adalah faktor penting dalam proses desain. Warna Merah melambangkan warna yang hangat dalam spektrum warna, diasosiaikan dengan matahari dan panas, dan menggambarkan cinta, api, nafsu, agresif, sifat impulsif, mendebarkan, berani, dan kuat. Dalam desain kemasan, warna merah umumnya digunakan sebagai penarik perhatian. Warna merah dapat melambangkan intensitas rasa (panggang, pedas, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 panas) atau kekayaan rasa buah strawberi, raspberi, apel, atau ceri. Warna Oranye sama dengan merah, sering diasosiasikan dengan kehangatan sinar matahari, energi, suka cita, antusiasme, petualangan, ceria, dan kepuasan. Warna oranye dapat mengkomunikasikan merek yang kuat dan energik dalam satu kategori dan mengkomunikasikan rasa segar, pedas, atau rasa buah-buahan. Warna Kuning melambangkan kehidupan, matahari, kehangatan, idealisme, energi, dan sportif. Dalam kategori produk makanan, warna kuning sering dipakai untuk mengkomunikasikan rasa jeruk atau mentega, sinar matahari, kesehatan, dan kesan segar langsung dari peternakan. Warna Hijau melambangkan warna yang membumi, damai, hidup, muda, segar, dan organik. Dalam pemakaian warna untuk penjelasan rasa pada desain kemasan, warna hijau melambangkan mint, asam, apel, dan jeruk nipis. Dalam lingkungan pemasaran yang kompetitif, warna hijau semakin banyak dipakai dalam desain kemasan untuk menandakan produk yang bermanfaat untuk kesehatan. Warna Biru melambangkan otoritas, harga diri, kesetian, kebenaran, dan kebijaksanaan tetapi juga dapat melambangkan rasa depresi, kesedihan, dan kesepian. Biru bukanlah warna yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 biasa ditemukan di alam dan karena itu mempunyai konotasi negatif dalam desain kemasan makanan (biru bisa mengindikasikan karakter yang berbeda), tetapi sekarang warna biru cukup sering digunakan. Warna Ungu melambangkan kepuasan, kebangsawanan, kemewahan, kemakmuran, kebijaksanaan, priritual, sensual, misteri, nafsu, dan keberanian (seperti pada istilah Purple Heart). Dalam desain kemasan untuk produk yang berorientasi pada anak muda, warna ungu melambangkan perasaan segar, eksotik, fun, dan berani, dan warna ungu berada di antara dua warna primer: warna biru yang konservatif dan warna merah yang provokatif. Warna Hitam melambangkan keras kepala, dapat diandalkan, konstan, dan kebijaksanaan, serta mengesankan kekuatan. Pemakaian warna hitam dalam desain kemasan bisa membantu menonjolkan warna-warna lain dan membuat warna-warna lain itu “terlihat.” Warna Putih mengkomunikasikan kemurnian, kesegaran, kesucian, kebersihan, kefektifan, kebenaran, dan kontemporer. Dalam kemasan yang mewah, putih merupakan warna yang kaya dan klasik, tetapi juga generic dan nondeskriptif.20 Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra, A. Krasovec. Ibid., hal 107-112. 20 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 2.12 Berkomunikasi Dengan Citra 2.12.1 Penggunaan Citra Secara Efektif Bila digunakan secara efektif dalam desain kemasan, citra-baik berupa ilustrasi maupun foto-dapat memberikan impresi visual yang kuat. Dampaknya dapat tidak diharapkan atau tidak terantisipasi dan dapat meningkatkan ketertarikan konsumen. Konsumen melihat gambar sebelum melihat teks. Bila digunakan secara benar citra bisa menjadi alat desain yang efektif, benar kata papatah (“Sebuah gambar bermakna seribu kata”)21. Pencitraan dapat digunakan dalam desain kemasan untuk: Memperlihatkan produk, Menggambarkan konsumen target, Menetapkan mood (lanskap, bunga, pemandangan); Menyediakan kredibilitas (citra tersendiri); Menggugah selera. 2.12.2 Penggugah Selera Makanan Ilustrasi penggugah selera makanan atau fotografi dapat mencantumkan “saran penyajian”-produk yang disiapkan ditata dengan piring yang sesuai, peralatan makan, dan perlengkapannya yang menampilkan kesan elegan dan member daya tarik. Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra, A. Krasovec. Ibid.,hal 119 21 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 2.12.3 Cropping dan Menentukan Skala Citra Citra harus didesain agar sesuai dengan konteks tata letak, bukan sebaliknya. Cropping dan penentuan skala citra dapat menyediakan cara agar citra masuk ke dalam suatu desain. Penempatan bingkai atau garis tepi pada gambar memungkinkan citra untuk dilihat secara terpisahdari konteksnya. Metode ini dapat membantu mengidentifikasi aspek citra mana yang mewakili seluruh tujuan komunikasi desain. 2.12.4 Ilustrasi Instruksional Ilustrasi instruksional atau petunjuk penggunaan didefinisikan sebagai pencitraan yang informatif, fungsional, atau mendidik. Tipe visual ini biasanya digunakan dalam desain kemasan untuk mencantumkan suatu proses “bagaimana cara”. Ilustrasi ini terpisah dan elemen visual yang lebih estetis dan mempunyai tujuan penting untuk member pengarahan bagi konsumen. Ilustrtasi instruksional dapat digunakan untuk menjelaskan secara visual: Bagaimana cara membuka kemasan Bagaimana cara menutup atau menyegel ulang kemasan Bagaimana cara menggunakan atau menyiapkan produk Peringatan hati-hati atau bahaya22. Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra, A. Krasovec. Ibid., hal 125-126. 22 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 2.12.5 Karakter Karakter dapat dikembangkan untuk mendukung komunikasi merek, mempromosikan atribut produk, dan menjadi perwujudan kepribadian merek. Oleh karena kemungkinan kualitas, kekhasan, dan fitur karakter-karakter ini adalah banyak sekali, menciptakan suatu karakter yang tepat untuk mengkomunikasikan kepribadian merek bisa menjadi suatu tantangan tersendiri. Sebuah karakter bisa berbentuk manusia atau hewan, dicantumkan dengan ilustrasi atau fotografi, atau dengan tokoh kartun yang tidak mirip manusia23. 2.12.6 Perangkat Grafis Elemen desain dasar seperti garis, bentuk, warna, tekstur, dan tipe huruf menyediakan kemungkinan desain yang tak terbatas. Elemen grafis dapat digunakan untuk menuntun konsumen melalui desain kemasan dengan mengarahkan mata untuk “membaca” hirarki informasi. 2.12.7 Simbol - Simbol dan Ikon Simbol-simbol dan ikon dapat berupa diagram grafis yang sederhana atau tata letak yang detail. Dalam pengembangan simbol-simbol dan ikon untuk desain kemasan, adalah penting untuk memperhatikan makna simbol bagi kebudayaankebudayaan, yang bisa bertentangan24. Rosner Klimchuck, Marianne dan Sandra, A. Krasovec.Ibid., hal 128. Ibid., hal 131-132. 23 24 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 2.13 Struktur dan Material 2.13.1 Stuktur dan Material Dalam Desain Kemasan Struktur dan material digunakan sebagai tempat penyimpanan, perlindungan, dan transportasi produk dan menyediakan permukaan fisik bagi desain kemasan. Keputusan struktural dan material bisa menjadi isu yang paling penting karena keputusan ini mengarah pada perlindungan dan transportsi yang efektif, dan pada akhirnya kepuasan konsumen. Struktur dan material bisa dibagi ke dalam beberapa kategori umum yaitu: 1. Kardus Kardus bisa menjadi kemasan yang fungsional, murah, dan dapat didaur ulang. Sifat fungsional kardus memungkinkan kreativitas structural dan bahkan karton lipat sederhana bisa menjadi solusi yang baik karena permukaannya yang luas dan datar dapat berfungsi sebagai tempat untuk membangun billboarding bagi identitas merek. Kardus atau paperboard adalah istilah umum dalam industry kertas untuk lembaran yang terbuat dari serat kayu murni atau kertas daur ulang.Berat material kardus diukur dengan lapisan, kerapatan, atau dengan ketebalan dalam perseribu inci menggunakan instrument pengukur ketebalan atau caliper gauge. Kardus dibedakan dari kertas berdasarkan ketebalannya. Material yang ketebalannya kurang dari 0,010 inci disebut kertas; sementara semua yang lebih tebal dari 0,010 inci disebut kardus. Umumnya kardus dibuat dalam ukuran ketebalan antara 0,010 dan 0,040 inci, dan juga memakai satuan poin (0,010 = 10 poin, 0,040 = 40 poin). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 Kardus yang paling umum adalah: SBS (solid bleached sulfate) dibuat dengan kandungan utama berupa serat murni yang diputihkan. Kardus iniadalah yang paling mahal, biasanya dilapisi dengan tanah liat agar permukaan cetak premium putih solid dan terutama digunakan untuk mengemas makanan, produk susu, kosmetik, obat-obatan, dan produk farmasi. SUS (solid unbleached sulfate) dibuat dengan kandungan utama berupa serat murni yang tidak diputihkan. Kardus Kraft alami ini tersedia dalam bentuk permukaan yang dilapisi dan tanpa dilapisi. Kekuatan material ini membuat SUS menjadi pilihan umum bagi kemasan minuman, produk hardware, dan perlengkapan kantor. Daur ulang (recycled) adalah material multilapis yang 100 persen terbuat dari kertas dan kardus daur ulang, dan tersedia dalam lembaran yang sudah dilapisi. Kardus tanpa dilapisi digunakan untuk tabung komposit (silinder dengan gulungan spiral) dan drum serat. Kardus berlapis digunakan untuk kemasan makanan kering termasuk biskuit, dan kue serta barang peralatan rumah tangga lainnya, misalnya produk-produk kertas dan deterjan bubuk. Plain chipboard (shirtboard) terbuat dari kertas limbah dan biasanya berwarna abu-abu atau sawo matang. Kertas ini digunakan untuk kotak jadi (biasanya struktur kaku yang ditutup kertas dekoratif atau material lain yang biasa digunakan untuk hadiah seperti parfum dan barang pecah belah). Material ini juga digunakan untuk karton lipat lainnya, karton latar pada kemasan blister, kemasan kelas bawah (murah), dan untuk struktur bagian http://digilib.mercubuana.ac.id/ 40 dalam kemasan yang tidak terlihat di rak. Biasanya plain chipboard tidak cocok untuk dicetak langsung. 2. Kardus Gelombang (Corrugated Paperboard) Corrugated Paperboard atau containerboard terdiri dari dua kardus sebagai “medium” yang dilapis dan disisipkan pada lapisan kardus yang rata. Kardus bertuliskan huruf cetak dapat dilapiskan pada kardus gelombang untuk kemasan primer produk-produk berat: perkakas, peralatan masak, peralatan rumah tangga/elektrik (setrika, pemanggang roti, piring, pecah belah, dan sebagainya), dan elektronik (komputer, kamera, dan sebagainya). 3. Karton Lipat Karton lipat biasanya di desain dengan konstruksi selembar kardus atau kardus gelombang yang di press, kemudian ditindas atau diberi alur untuk dilipat, dan disteples atau dilem untuk menghasilkan sebuah bentuk struktur. 4. Kotak Jadi Kotak jadi struktur kaku yang telah dicetak dengan bagian atas dan bagian bawah. Sering digunakan untuk kosmetik, permen, perhiasan, dan produk kelas atas lainnya, struktur ini merupakan struktur rumit yang memberikan kesan mewah dan menambah daya tarik visual bagi produk. 5. Canisters Canisters adalah gulungan spiral kardus sehingga silinder dan diproduksi dalam variasi tebal dan panjang. Canisters kelas bawah biasanya merupakan kardus polos sementara canisters kelas atas seringkali digunakan sebagai http://digilib.mercubuana.ac.id/ 41 struktur premium untuk kosmetika, pakaian dalam, aksesori busana, dan produk mewah dan juga untuk makanan dan kotak minuman keras. 6. Struktur Kertas dan Kardus Lainnya Baki, tabung, kantung, tas adalah stuktur-struktur lain yang digunakan sebagai desain kemasan primer, untuk struktur kemasan bagian dalam, atau sebagai kombinasi dalam sistem deain kemasan yang lengkap. 7. Plastik Jenis plastik yang paling umum digunakan sebagai kemasan adalah sebagai berikut: Low-density polyethylene (LDPE) digunakan untuk container dan tas untuk pakaian dan makanan, dalam bentuk film pembungkus yang disusutkan maupun direnggangkan. High density polyethylene ((HDPE) adalah kaku dan opaq dan digunakan untuk susu, deterjen, cairan pembersih rumah tangga, produk perawatan pribadi, dan botol kosmetika. Polyethylene terephtalate (PET) adalah bening seperti kaca dan digunakan untuk produk air dan minuman berkarbonasi; makanan seperti mustard, selai kacang, minyak edible, dan sirup; kantung untuk makanan dan produk kesehatan. Polypropylene digunakan utnuk botol, tutup botol, dan pembungkus yang tahan kelembaban. Polystyrene diproduksi dalam berbagai bentuk.Kristal polystyrene digunakan untuk membuat kotak tempat CD dan botol-botol pil. Dengan pengaplikasian http://digilib.mercubuana.ac.id/ 42 panas dan tekanan, polystyrene tahan banting digunakan untuk membuat container untuk produk susu. Foamedpolystyrene digunakan untuk membuat gelas, dan container makanan bika-kait (hamburger), baki daging, dan karton pengemas telur. 8. Kemasan Bloster Jenis lain struktur plastik kaku adalah kemasan blister. Struktur ini dibentuk dalam suhu dan tekanan tinggi dan ditempatkan di depan produk, sehingga memungkinkan produk tersebut untuk terlihat melalui plastik yang transparan. Mainan, kosmetik produksi massa, produl perawatan pribadi, obat bebas, baterai, elektronik, dan hardware seperti paku, baut, dan barang kecil lainnya adalah contoh-contoh produk yang dijual dalam kemasan blister. 9. Kaca Container kaca dikenalkan dalam bentuk, ukuran dan warna yang sangat bervariasi dan merupakan struktur yang umum dalam hampir semua kategori produk konsumsi. Secara alamiah, sifat kaca yang inert (tidak bereaksi dengan isi yang dikandungnya) membuat lebih sesuai dibandingkan material lainnya yang cenderung untuk berinteraksi dan mempengaruhi makanan, obat-obatan dan beberapa produk lain. Kaca merupakan material kemasan yang diutamakan untuk produk parfum, kosmetika, obat-obatan, minuman, dan makanan gourmet serta produk mewah. 10. Logam Kemasan logam dibuat dari timah, alumunium dan baja. Ketersediaan produksi telah membuat material kemasan ini sebagai struktur berbiaya http://digilib.mercubuana.ac.id/ 43 rendah untuk dapat diproduksi. Makanan hasil olahan, aerosol, cat, bahan kimia, dan produk-produk otomotif adalah beberapa produk konsumsi umum yang menggunakan kaleng dan botol baja. Aluminium seringkali digunakan dalam kategori produk minuman berkarbonasi serta kategori kesehatan dan kecantikan, container yang terbuat dari aluminium foil digunakan untuk produk bakery, produk daging dan makanan siap saji. 11. Kaleng Saat ini kaleng logam sangat ringan dan seringkali dilapisi dengan material yang mencegah interaksi dengan produk. Kaleng diproduksi dalam desain dua bagian atau tiga bagian. Pada kaleng dua bagian, pertama dicetak bagian dasar serta dinding silinder, dan bagian atas dibuat tersendiri. Kaleng minuman berkarbonasi permukaannya telah merupakan dicetak contoh grafis. kaleng Kaleng dua-bagian tiga-bagian yang umumnya menggunakan label kertas untuk menampilkan identitas merek dan informasi produk, seperti pada sayuran dan sup kaleng. Kaleng merupakan benda yang kuat, hemat ruang dan dapat didaur ulang. 12. Tube Tube logam biasanya terbuat dari aluminium dan seirng digunakan untuk produk obat-obatan, kesehatan dan kecantikan seperti pasta gigi, krim, gel balsam, pelumas pribadi, dan barang semi padat lainnya dan juga untuk lem, sealant, anti bocor, cat, dan produk perbaikan rumah lainnya, peralatan rumah tangga dan produk-produk industri. Dengan pelapisan khusus untuk http://digilib.mercubuana.ac.id/ 44 mencegah interaksi dengan produk, tube memberikan perlindungan efektif terhadap produk, serta ringan. 13. Kemasan Fleksibel Kemasan fleksibel mencakup beragam struktur dan material atau kombinasi material-material. Umumnya kertas dan plastik yang tidak kaku. Bentuk fleksibel yang umum adalah tas, kantung, tabung, atau pembungkus dari film. Struktur kemasan fleksibel biasanya diisi dengan produk (roti) atau membungkus disekitar sebuah stuktur (sabun). Meskipun material fleksibel tidak dapat di daur ulang, pemakaian material kemasan biasanya lebih sedikit, mudah dilipat dan memakan sedikit ruang di tempat sampah25. 2.14 Prinsip Dasar Desain Pengetahuan prinsip dasar desain dua dimensi adalah komponen penting bagi setiap tugas penyelesaian masalah visual. Prinsip dasar desain, sebagaimana terkait dengan penggunaan elemen-elemen desain seperti garis, bentuk, warna dan tekstur, menyediakan panduan yang membentuk komunikasi visual dan kemampuan untuk bermanuver dalam proses desain kemasan. Desain dua dimensi dimulai dengan suatu pemahaman mengenai tata letak, yaitu susunan elemen-elemen desain yang memiliki tujuan untuk membentuk komunikasi visual. Tujuan pokok tata letak adalah untuk menciptakan organisasi visual yang memuaskan, menstimulasi, menggugah oikiran, dan nyaman bagi mata. Beberapa tata letak mengikuti grid (kerangka kerja yang menyediakan Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra, A. Krasovec. Ibid., hal 137-156. 25 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 45 sistem tetap untuk tata letak), sementara lainnya dipandu dengan menganalisis elemen-elemen desain dan bagaimana fungsi setiap elemen dalam posisinya masing-masing. Langkah pertama mencapai tujuan tersebut yaitu memahami prinsip desain, bagaimana elemen desain dipengaruhi oleh hubungannya satu sama lain, dan bagaimana pengaruhnya terhadap komunikasi visual secara keseluruhan. Ada berbagai konsep yang berbeda-beda yang berkaitan dengan prinsip dasar desain. Konsep tersebut dapat menjadi spesifik dalam kaitannya dengan disiplin ilmu khusus atau dapat menjadi umum ketika mengacu pada suatu garis besar komposisional. Prinsip-prinsip yang didefinisikan di sini dapat memperluas pemahaman mengenai apa yang membuat suatu tata letak desain kemasan efektif sementara tata letak lainnya tampak meragukan26. 2.15 Prinsip-Prinsip Desain Kemasan Dalam desain kemasan, prinsip dasar desain disesuaikan untuk memenuhi tujuan setiap tugas-tugas desain. Prinsip-prinsip desain tersebut terdiri dari warna, tipografi, struktur, dan citra yang diaplikasikan dalam suatu tata letak desain untuk menciptakan kesan keseimbangan, intensitas, proporsi, dan penampilan yang tepat. Inilah yang membuat elemen-elemen desain membentuk atribut komunikatif suatu desain kemasan. Ada banyak variabel yang mempengaruhi bagaimana dan mengapa desain kemasan menarik konsumen. Dari suatu perspektif murni (memindahkan variabel pemasaran lain seperti harga, lokasi, dan Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra, A. Krasovec. 2007. Desain Kemasan Perencanaan Merek Produk yang Berhasil Mulai dari Konsep sampai Pnejualan. Jakarta: Erlangga, hal. 79. 26 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 46 kesetiaan merek) terdapat elemen-elemen penting yang menangkap perhatian konsumen dengan sangat baik dan menerobos kerumunan visual dalam kompetisi ritel. Empat penarik perhatian utama Warna Struktur fisik atau bentuk Simbol dan Angka Tipografi Daya tarik elemen desain adalah berdasarkan: Prinsip dasar desain + tujuan pemasaran yang jelas + pemakaian empat penarik perhatian utama dengan efektif = desain kemasan konsumen yang dirancang dengan baik. Desain kemasan yang bisa melayani target pasar yang dituju haruslah: Sesuai dengan budaya setempat Tatanan bahasa yang tepat dan akurat Logis secara visual Dirancang secara kompetitif27. Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra, A. Krasovec. Ibid., hal 82. 27 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 47 2.16 Dasar-Dasar Penyusunan Penyusunan atau komposisi dari unsur-unsur estetik merupakan prinsip pengorganisasian unsur dalam desain. Dasar-dasar penyusunan dibagi menjadi: 1. Harmoni (Selaras) Harmoni atau selaras merupakan paduan unsur-unsur yang berbeda dekat. Jika unsur-unsur estetika dipadu secara berdampingan maka akan timbul kombinasi tertentu dan timbul keserasian (harmony). Interval sedang menimbulkan laras dan desain yang halus umumnya berwatak laras. Namun harmonis bukan berarti merupakan syarat untuk semua komposisi/susunan yang baik. Acapkali diisyaratkan pengguna susunan harmonis banyak disukai pada masyarakat konservatif. 2. Kontras Kontras merupakan paduan unsur-unsur yang berbeda tajam. Semua matra (dimensi) sangat berbeda (interval besar), gelombang panjang pendek yang tertangkap oleh mata/telinga menimbulkan warna/suara. Tanggapan halus, licin, dengan alat raba menimbulkan sensasi yang kontras; pertentangan adalah dinamik dari eksistensi menarik perhatian. Kontras merangsang minat, kontras menghidupkan desain; kontras merupakan bumbu komposisi dalam pencapaian bentuk. Tetapi perlu diingat bahwa kontras yang berlebihan akan merusak komposisi, ramai dan berserakan. 3. Repetisi (Irama) Repetisi merupakan pengulangan unsur-unsur pendukung karya seni. Repetisi atau ulang merupakan selisih antara dua wujud yang terletak pada ruang dan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 48 waktu, maka sifat paduannya bersifat satu matra yang dapat diukur dengan interval ruang, serupa dengan interval waktu antara dua nada musik beruntun yang sama. Interval ruang atau kekosongan atau jarak antar objek adalah bagian penting di dalam desain visual seperti interval waktu adalah kesunyian antara suara adalah bagian penting. Puisi, desain, musik, dan semua unsur dalam kesenian memungkinkan adanya repetisi (ulang). 4. Gradasi Gradasi merupakan satu sistem paduan dari laras menuju ke kontras, dengan meningkatkan masa dari unsur yang dihadirkan. Gradasi merupakan paduan dari interval kecil ke interval besar, yang dilakukan dengan penambahan atau pengurangan secara laras dan bertahap. Gradasi merupakan keselarasan yang dinamik, dimana terjadi perpaduan antara kehalusan dan kekasaran yang hadir bersama seperti halnya kehidupan. Gradasi merupakan penggambaran susunan monoton menuju dinamika yang menarik. Sistem ini banyak dijumpai pada kesenian klasik tradisional seperti pemakaian sungging pada pewarnaan tradisi28. 2.17 1. Hukum Penyusunan (Azas Desain) Kesatuan (Unity) Kesatuan adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi. Kesatuan merupakan efek yang dicapai dalam suatu susunan atau komposisi di antara hubungan unsur Kartika, Dharsono Sony. 2004.Ibid., hal 54-58. 28 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 49 pendukung karya, sehingga secara keseluruhan menampilkan kesan tanggapan secara utuh. Berhasil tidaknya pencapaian bentuk estetik suatu karya ditandai oleh menyatunya unsur-unsur estetik, yang ditentukan oleh kemampuan memadu keseluruhan. Dapat dikatakan bahwa tidak ada komposisi yang tidak utuh. 2. Keseimbangan (Balance) Keseimbangan dalam penyusunan adalah keadaan atau kesamaan antara kekuatan yang saling berhadapan dan menimbulkan adanya kesan seimbang secara visual ataupun secara intensitas kekaryaan. Bobot visual ditentukan oleh ukuran, wujud, warna, tekstur, dan kehadiran semua unsur dipertimbangkan dan memperhatikan keseimbangan. Ada dua macam keseimbangan yang diperhatikan dalam penyusunan bentuk, yaitu keseimbangan formal (formal balance) dan keseimbangan informal (informal balance). 1. Formal Balance (Keseimbangan Formal) Keseimbangan formal adalah keseimbangan pada dua pihak berlawanan dari satu poros. Keseimbangan formal kebanyakan simetris secara eksak atau ulangan berbalik pada sebelah menyebelah. Ia dicapai dengan menyusun unsur-unsur sejenis dan mempunyai identitas visual pada jarak yang sama terhadap suatu titik pusat yang imajiner. Meskipun keseimbangan forma bersifat statis menampakkan kesan membosankan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ dan tenang, tetapi tidak 50 2. Informal Balance (Keseimbangan Informal) Keseimbangan informal adalah keseimbangan sebelah menyebelah dari susunan unsur yang menggunakan prinsip susunan ketidaksamaan atau kontras dan selalu asimetris. Konsep dari keseimbangan ini digambarkan seperti berat dan anak timbangan. Penggambaran tersebut dimaksud hanya sebagai abstraksi, bahwa konsep tersebut meliputi keseimbangan massa, berat yang terjadi pada karya seni, patung, arsitektur, dan lukisan. Juga berlaku di dalam musik, dan semua kesenian mempertimbangkan keseimbangan. Keseimbangan informal ini lebih rumit, tetapi lebih menarik perhatian karena punya kesan dinamika yang memberi kemungkinan variasi yang lebih banyak. Ia mempuyai keunikan yang didasarkan atas perhitungan kesan bobot visual dari unsur-unsur yang dihadirkan ataupun ukuran bentuk yang dominan. Disamping itu juga harus mempertimbangkan karakter pada masing-masing unsur; misalnya tekstur kasar punya bobot visual lebih berat dari tekstur halus atau licin, demikian juga pada warna dan unsur yang lain ditentukan dari bobot visual secara intensitas unsurnya. 3. Simplicity (Kesederhanaan) Kesederhanaan dalam desain, pada dasarnya adalah kesederhanaan selektif dan kecermatan pengelompokkan unsur-unsur artistik dalam desain. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 51 4. Emphasis (Aksentuasi) Desain yang baik mempunyai titik berat untuk menarik perhatian (center of interest). Ada berbagai cara untuk menarik perhatian kepada titik berat tersebut, yaitu dapat dicapai dengan melalui perulangan ukuran serta kontras antara tekstur, nada warna, garis, ruang, bentuk atau motif. Susunan beberapa unsur visual atau penggunaan ruang dan cahaya bisa menghasilkan titik perhatian pada fokus tertentu29. 2.18 Desain Kemasan 2.18.1 Desain Kemasan Sebagai Alat Komunikasi Desain kemasan adalah bisnis kreatif yang mengkaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi, dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Desain kemasan berlaku untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi, dan membedakan sebuah produk di pasar. Pada akhirnya desain kemasan berlaku sebagai pemasaran produk dengan mengkomunikasikan kepribadian atau fungsi produk konsumsi secara unik. Desain kemasan harus berfungsi sebagai sarana estetika untuk berkomunikasi dengan semua orang dari berbagai latar belakang, minat, dan pekerjaan yang berbeda, karena itu, pengetahuan tentang antropologi, sosiologi, psikologi, etnografi, dapat memberi manfaat dalam proses desain dan pilihan desain yang tepat. Khususnya, pengetahuan terhadap keragaman sosial dan 29 Kartika, Dharsono Sony. 2004. Ibid., hal 59-64. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 52 budaya, perilaku manusia secara nonbiologis, dan selera kebudayaan serta perbedaan budaya dapat membantu memahami bagaimana elemen visual dapat mengkomunikasikan dengan baik suatu produk. Penyelesaian masalah visualisasi adalah inti dari desain kemasan. Masalah visualisasi itu bisa berupa perkenalan produk baru atau peningkatan penampilan produk yang sudah ada, kreativitas-dari menentukan konsep dan sketsa hingga desain tiga dimensi, analisis desain, dan penyelesaian masalah teknis-merupakan cara penyelesaian masalah desain hingga menjadi solusi inovatif. Tujuannya bukanlah untuk menciptakan penampilan desain yang menarik secara visual karena desain kemasan yang hanya indah dipandang tidak bisa menggaet pasar dengan sukses. Pencapaian tujuan yang strategis dan target pemasaran secara kreatif melalui desain yang tepat adalah fungsi utama desain kemasan. Sebagai alat penyalur kreativitas, desain kemasan menjadi sarana untuk berekspresi. Bukan berlebihan bila dikatakan desain kemasan adalah ekspresi produk, bukan ekspresi pribadi, dan bahwa pandangan pribadi desainer atau tenaga pemasaran-baik warna, bentuk, material, atau gaya tipografi-seharusnya hanya sedikit mempengaruhi sebuah desain kemasan. Ekspresi produk, sesuatu yang menarik konsumen target pangsa pasar, dicapai melalui proses kreatif di mana elemen fisik dan visual bersama-sama mengkomunikasikan emosi, budaya, sosial, psikologi, dan informasi kepada konsumen target30. Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra, A. Krasovec. 2007. Ibid., hal. 33-34. 30 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 53 2.18.2 Desain Kemasan Sebagai Alat Identifikasi Dalam Pemasaran Pemasaran didefinisikan sebagai perencanaan dan eksekusi konsep dan pengembangan, penentuan harga, penempatan, promosi, dan distribusi ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi tujuan individu dan organisasi. Sebagai suatu aktivitas bisnis yang terlibat dalam pergerakan barang dari produsen ke konsumen, pemasaran meliputi periklanan dan desain kemasan, perdagangan dan penjualan. Sebagai suatu komponen masyarakat, produk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memenuhi kebutuhan manusia untuk memberdayakan sumber daya fisik. Dengan pertumbuhan konsumerisme yang terus berlanjut, maka berlipatgandalah produk dan jasa. Di kebanyakan supermarket ada puluhan ribu produk berbeda yang berderet di rak. Departement store, toko grosir, toko grosir, toko barang-barang khusus, outlet, dan internet merupakan peluang ritel, dan dalam lingkungan ini produk lebih ditonjolkan dengan desain kemasannya. Kenyataannya, produk telah menyatu kedalam semua aspek kehidupan kita sehingga produk bukan lagi merupakan barang kebutuhan tetapi keinginan.31 2.18.3 Identitas Merek Identitas merek adalah aspek nyata suatu merek-komponen yang penting termasuk nama, warna, simbol, dan elemen desain lainnya. Representasi visual dari elemen-elemen ini dan kombinasinya mendefinisikan merek dan membedakan produk dan atau jasa dari satu tenaga pemasaran dengan tenaga Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra, A. Krasovec. 2007.Ibid., hal 35. 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 54 pemasaran lainnya. Identitas merek menciptakan keterkaitan emosional dengan konsumen. Apakah itu ide abstrak maupun ide konkrit tentang suatu produk, ketika masuk dalam pikiran konsumen, identitas tersebut menjadi gambar mental atau persepsi atas produk. Keterkaitan merek dengan konsumen tersebut adalah sesuatu “yang-harus-dimiliki” untuk kesuksesan pemasaran32. 2.18.4 Desain Kemasan dan Masyarakat Sebagai bagian material yang cepat dibuang, desain kemasan banyak menampilkan nilai budaya pasar. Oleh karena keberadaaan desain kemasan utamanya adalah di pasar (supermarket, outlet penjualan grosir, atau department store), di mana orang-orang dengan berbagai latar belakang budaya dan nilai berkumpul, desain kemasan harus mampu menarik perhatian konsumen dengan segera. Hal ini dicapai dengan menerapkan elemen visual dan desain yang menarik target konsumen. Melalui riset pasar yang ekstensif dan penerapan elemen desain yang terencana, simbol-simbol budaya mampu mengkomunikasikan nilai-nilai budaya. Desain kemasan yang benar-benar efektif membuat konsumen “melihat” diri sendiri dan keinginan diri sendiri lewat elemen-elemen desain pada kemasan33. 32 33 Ibid., hal 40. Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra, A. Krasovec. 2007. Ibid., hal 46. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 55 2.19 Fotografi 2.19.1 Fotografi Fotografi berasal dari kata photography (bahasa Inggris) yang terdiri dari dua kata, yaitu photo (cahaya) dan graph (tulisan atau lukisan). Fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tidak ada cahaya berarti tidak ada foto yang bisa dibuat34. 2.19.2 Teknik dan Bahasa Fotografi Berbagai macam teknik ada di dalam fotografi. Teknik-teknik itu dapat memperindah hasil dan menambah kesan artistik dalam foto yang dibuat. Variasi dan kombinasi teknik yang tepat dalam membuat sebuah foto dapat menjadikan foto itu enak dilihat. Sebuah foto pada dasarnya dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu foreground dan background. Foreground adalah bagian utama yang ada di suatu foto. Bagian ini berada paling dalam pada komposisi foto. Background adalah latar yang berada paling belakang dalam komposisi foto. Dalam fotografi, ada puluhan teknik yang biasa dipakai fotografer untuk mempercantik gambarnya. Semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing ketika diaplikasikan pada sebuah gambar. Namun, ada beberapa 34 Darwis, Edward. 2011. Langkah Untuk Fotografer Pemula. Yogyakarta: Penerbit Rona Publishing, hal 11. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 56 teknik dasar yang bisa dikembangkan menjadi teknik yang rumit. Teknik dasar tersebut adalah sebagai berikut. 1. Blurring Cara menghasilkan foto dengan teknik blurring adalah dengan menggunakan Shutter Speed yang rendah. Objek yang akan dibuat menjadi blur harus bergerak lebih cepat dari Shuter Speed yang disetel. 2. Freezing Cara mendapatkan foto dengan teknik freezing adalah fokus pada shutter speed. Pasanglah shutter speed pada tingkat yang tinggi. Usahakan gerakan si objek tidak lebih cepat daripada shutter speed yang kita seting. 3. Panning Foto panning dibuat dengan memperhatikan hal, yaitu kecepatan objek yang bergerak dan focusing yang tepat. Pertama-tama, lakukan dulu focusing terhadap objek yang ingin dibuat tegas, jangan lupa memperkirakan kecepatannya. Setel shutter speed lebih rendah daripada gerakan objek, jika disamakan yang tercipta adalah efek freezing. Setelah merasa benar-benar fokus dan sesuai, tekan tombol rana sambil gerakkan kamera mengikuti arah objek. 4. Zooming Cara pertama adalah lakukan focusing pada objek yang akan anda foto. Ingat, arahkan fokus pada titik dimana lensa akan berehenti diputar. Setelah itu, kunci focusing yang tadi kita dapatkan. Selanjutnya, putar zoom lensa ke arah yang diinginkan (zoom in atau zoom out) perbedaan putaran akan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 57 menghasilkan efek yang berbeda pula. Pakailah shutter speed yang tidak terlalu tinggi. 5. Permainan Depth of Field Depth of field (DOF) adalah teknik memainkan ketajaman objek. Dalam kamera, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi sempit atau luasnya depth of field, yaitu diafragma, jarak pengambilan objek, dan focal length yang terdapat pada lensa. Diafragma atau f/number Cara yang paling mudah untuk mengontrol depth of field. Angka f/number yang semakin kecil akan mempersempit depth of field sempit akan mempersempit jarak fokus. Jadi, sebagian foto akan terkesan blur. Begitupun sebaliknya, diafragma yang besar akan memperlebar depth of field. Efeknya adalah fokus akan terlihat merata di seluruh foto. Semuanya terlihat tegas. Jarak Pemotretan Semakin dekat dengan objek, objek utama akan tampak lebih tajam. Namun, sekelilingnya yang berada di luar fokus akan tampak blur. Ini bisa jadi alternatif untuk mempersempit depth of field. Focal Length Semakin jauh anda memutar zoom pada kamera ke arah yang lebih dekat, depth of field yang dihasilkan akan lebih sempit. Mengapa panjang focal length bisa mempengaruhi ketajaman ruang gambar? Karena panjang focal length bertalian dengan F-stop. Misalnya, pada lensa yang diseting http://digilib.mercubuana.ac.id/ 58 pada focal length 70mm akan berbeda bukaan aperture-nya denga lensa yang diseting pada focal length 18mm. 6. Multiple Exposure Ada beberapa perhitungan yang harus anda lakukan jika ingin menggunakan teknik foto ini. Untuk memulainya lebih baik anda melakukannya di tempat yang gelap. Alat yang dibutuhkan adalah tripod dan flash eksternal. Seting shutter kamera anda menjadi bulp. Jangan lupa untuk menyeting flash yang akan dipakai sesuai dengan kebutuhan pencahayaan. Taruh kamera diatas tripod dan berikan ruang yang cukup dalam viewfinder bagi obyek untuk bergerak. Setelah anda memastikan itu semua dalam posisi yang benar, tekanlah tombol shutter dan jangan lepaskan. Lalu tembakkanlah flash secara terpisah. Setelah flash pertama ditembakkan, pindahkan obyek ke tempat lain. Atau, jika obyek yang diambil merupakan benda hidup, persilakan dia untuk berpindah tempat. Akan tetapi, ingat bahwa sang obyek harus tetap berada dalam jangkauan viewfinder. Sekarang, anda lepas tombol rana yang ditekan tadi dan nikmati hasilnya35. 2.20 Aksi Memotret 2.20.1 Komposisi Langkah pertama dalam membuat komposisi yang baik adalah memulai dari memilih latar belakang. Latar belakang yang bersih atau polos adalah langkah Aditiawan, Rangga dan Bianca, Ferren. 2011. Belajar Fotografi Untuk Hobi dan Bisnis. Jakarta: Dunia Komputer, hal 65-75. 35 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 59 awal yang baik. Kemudian posisikan obyek dalam lapisan-lapisan. Aturlah sedemikian rupa sehingga komposisi foto terlihat menarik. 2.20.2 Kualitas dan Arah Cahaya Mengetahui kualitas dan arah cahaya sangat mempengaruhi suasana foto. Secara umum, ada tiga jenis cahaya, yaitu: Cahaya yang Keras (Hard Light) Biasanya diperoleh dari sumber cahaya yang relatif kecil atau terkonsentrasi, misalnya cahaya matahari, lampu kilat kamera, dan senter. Cahaya (Soft Light) Biasanya diperoleh dari sumber cahaya yang relatif besar, misalnya soft box, reflektor, dan permukaan langit-langit. Cahaya yang Menyebar (Diffused Light) Cahaya model ini berasal dari sumber cahaya yang relatif sangat besar, misalnya langit di saat mendung atau tertutup awan. 2.20.3 Timing Putuskan apakah waktu dalam pengambilan gambar menjadi hal penting atau tidak bagi anda. Untuk foto still life (obyek tidak bergerak), timing mungkin tidak terlalu penting. Tapi untuk candid, terutama foto olahraga, timing menjadi sangat penting. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 60 Bila demikian, berlatihlah untuk bisa mengambil foto dengan timing yang tepat. Cobalah berlatih antisipasi dan kesabaran. Kuasahilah kamera anda sehinggaa bisa mengambil dengan timing yang optimal. 2.20.4 Eye Level Viewing Eye level viewing adalah pemotretan sebatas pandangan mata. Ini merupakan teknik yang paling umum di dalam fotografi. Teknik ini biasanya ditemukan pada foto standar. Gambar yang dihasilkan pun wajar atau biasa saja karena tidak menimbulkan efek khusus yang luar biasa kecuali apabila anda menggunakan efek-efek yang dihasilkan oleh pemakaian lensa-lensa tertentu. 2.20.5 Bird Eye Viewing Bird eye viewing adalah pemotretan pandangan burung dan biasanya dilakukan dengan melakukan bidikan dari atas sehingga gambar yang dipotret menimbulkan efek obyek jepretan terlihat lebih rendah, pendek, dan kecil. 2.20.6 Low Angle Camera Low angle camera adalah pengambilan gambar yang dilakukan dari bawah sehingga efek gambar yang ditimbulkan mengacaukan perspektif yang secara kasat mata bisa menurunkan kualitas dari gambar yang anda hasilkan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 61 2.20.7 Frog Eye Viewing Frog eye viewing adalah teknik memfoto dengan pandangan sebatas mata katak. Teknik ini memposisikan kamera berada di bawah, hampir sejajar dengan permukaan tanah. Teknik ini tidak mengarahkan kamera ke atas namun mendatar dan biasanya diterapkan sambil bertiarap36. 2.21 Studio Lighting Pencahayaan studio sebenarnya mengacu pada sifat cahaya dari matahari, arah cahaya yang ditimbulkan harus searah sehingga bayangan yang timbul hanya satu, seperti sifat cahaya dari matahari. 2.21.1 Ruang Studio Tidak ada ukuran maksimal atau minimal dari studio tersebut. Pada prinsipnya, studio foto mempertimbangkan perlengkapan yang harus digunakan, seperti kamera, lampu background, dan lain-lain. 2.21.2 Peralatan Studio Foto 1. Electronic Flash Head Electronic Flash Head atau lampu flash studio adalah lampu yang menyalurkan gas seketika dan memroduksi cahaya berdurasi singkat atau kilat. Lampu flash ada dua macam, yaitu: flash yang biasa dipasang di body kamera dan bisa dibawa kemana-mana, dan flash yang terpisah dengan Darwis, Edward. 2011. Langkah Untuk Fotografer Pemula. Yogyakarta: Penerbit Rona Publishing, hal 96-98. 36 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 62 kamera dan diletakkan pada stand studio foto. Ada beberapa pilihan mode lampu flash pada kamera. Mode Normal/Auto, ialah flash mengatur intensitas secara automatis sesuai kompensasi eksposur kamera. Mode ini membatasi shutter speed paling lambat 1/60 detik (kecepatan sinkron). Mode Slow, ialah flash untuk menampilkan pencahayaan sekitar objek dan merekam gambar dengan kecepatan lebih lambat dati 1 detik. Mode Rear, ialah flash meyala setelah tombol rana ditekan, flash baru menyala sesaat sebelum rana tertutup sehingga menimbulkan efek objek tampak bergerak secara natural, tidak bergerak mundur. 2. Continuous Light Continuous Light ialah lampu yang menyala terus menerus. Karakter cahayanya berintensitas konstan sehingga cahaya yang mengenai objek dapat terkontrol dengan baik. 3. Kabel Sinkron, Triger dan Receiver Kabel ini berfungsi sebagai pemicu agar lampu studio menyala. Kabel ini menghubungkan kamera dengan lampu studio atau flash meter sehingga nyala lampu flash sinkron dengan shutter speed kamera. 4. Alat Pengukur Cahaya (flash meter/Light meter) Alat ini mengukur cahaya yang dikeluarkan oleh lampu studio dan digunakan untuk menentukan bukaan diafragma yang seharusnya dipakai dikamera. 5. Alat Pengukur Suhu Warna (Color Meter) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 63 Untuk mengetahui suhu warna/white balance yang tepat dari sumber cahaya yang digunakan pada saat pemotretan berlangsung, digunakan alat pengukur suhu warna atau color meter. 6. Standar Reflector Biasanya setiap pembelian lampu flash studio dilengkapi dengan standar reflector yang menghasilkan cahaya yang langsung dan keras. 7. Reflektor Reflektor digunakan untuk memberikan cahaya tambahan yang merupakan pantulan dari cahaya utama. 8. Payung Studio Payung studio digunakan untuk menghasilkan efek bayangan yang lebih halus serta pancaran cahaya yang lebih luas dibandingkan dengan standar reflektor. 9. Softbox Softbox merupakan box kedap cahaya pada sisi-sisi sampingnya yang menggunakan lapisan kain putih susu transparan pada bagian depan sebagai filter. 10. Snoot Snoot digunakan untuk mengarahkan pencahayaan ke bagian tertentu saja agar mendapatkan efek spot. Alat ini biasanya digunakan di atas dan di belakang objek untuk menyinari rambut sehingga objek terpisah dengan latar belakang, misalnya untuk hairlight. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 64 11. Barndoors Bandoors merupakan jendela arah cahaya yang bisa di atur dan juga sebagai dudukan honeycomb dan filter color. 12. Honeycomb Honeycomb adalah aksesoris lighting yang berfungsi untuk mengendalikan bentuk sorotan lampu37. 2.22 Brand Identity Strategy Brand adalah tanda yang dikenakan produsen untuk membedakan satu produk dengan produk yang lainnya. Penggunaan brand memerlukan strategi agar dapat tumbuh kembang menjadi identitas dan citra yang kuat dibenak masyarakat. Ada tiga brand identity strategy untuk membangun brand dengan menggunakan pendekatan identitas visual, seperti pnggunaan logo, warna, jenis huruf dan symbol-simbol lainnya dalam perusahaan. 1. Monolithic Identity A characteristic of the monolithic identity is longevity. Most companies in the oil business have had versions of their identity for a very long time, in many cases for nearly a century. Although these identities are regularly monitored and modified where this seems appropriate, fundamentally they don’t change much. Karakteristik monolithic identity adalah waktu yang lama. Sebagian besar perusahaan bisnis minyak memiliki identitas untuk waktu yang sangat lama, Nugroho, Yulius Widi. 2011. Jepret! Panduan Fotografi dengan Kamera Digital dan DSLR. Yogyakarta: Penerbit Familia, hal 77-92. 37 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 65 dalam banyak kasus hampir selama satu abad. Meskipun identitas ini dipantau secara teratur dan dimodifikasi dengan tepat, namun pada dasarnya mereka tidak banyak melakukan perubahan. 2. Endorsed Identity An endorsed identity structure is based around concept that the individual parts of an organization can be readily identified but are also seen as part of a larger whole. Struktur endorsed identity didasarkan keseluruhan konsep bahwa sebagian individu dari suatu organisasi dapat dengan mudah diidentifikasi, tetapi juga dilihat sebagai bagian dari keseluruhan yang lebih besar. 3. Branded Identity Branding is one of most powerful ways of promoting a product. The greatest single strength of the brand is that, because it is created carefully and deliberately to appeal to a particular group of people at a particular poin in time, it can be imbued with powerful, complex, highly charged and immediate symbolism aimed at a specific marketplace. Branding adalah salah satu cara yang paling ampuh untuk mempromosikan suatu produk. Kekuatan tunggal terbesar pada brand yaitu branding, karena dibuat dengan teliti dan berhati-hati untuk menarik sekelompok orang pada waktu tertentu, dapat dijiwai dengan kuat, kompleks, sangat dituntut dan simbolisme langsung ditujukan pada pasar tertentu38. 38 Olins, Wally. 1996. Corporate Identity. Spain: Artes Graficas Toledo SA, hal 82-115. http://digilib.mercubuana.ac.id/