Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE ! Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223) Kritik dan saran : [email protected] Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasehat : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL, Rm Wenz MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi, Betty, Fr. Anis, MGL, Betty, Mariana, Daniel, Yance, Adhy Hane, Iwan Setiawan Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke : BCA No Rek: 4040400007 An: H B Hady Setiawan Renungan-renungan bulan ini banyak bercerita tentang Kerajaan Surga. Suatu tujuan dari hidup kita semua yang ada didunia ya... Kita berharap bila saatnya tiba, kita boleh bersama-sama dengan Yesus dalam kemuliaanNya di Surga. Dalam injil juga dikatakan jalan menuju Surga sempit dan sulit. Tapi kita percaya sabda Tuhan Yesus: “Dirumah BapaKu banyak tempat.” Tempat yang disediakan bagi kita semua yang boleh tetap setia padaNya. Semoga, kita boleh belajar untuk selalu setia kepadaNya. Setia dalam setiap tugas pelayanan yang diberikan pada kita. Walaupun kecil. Tapi bila kita melakukan dengan hati yang tulus, sukacita dan damai sejahtera akan menaungi kita. Dan membuat kita semakin kuat untuk setia dalam tugas-tugas yang besar sampai akhirnya. Salam Fresh Juice Nathasa Fresh JUICE ! Vol. 44/2013 Puji Tuhan untuk setiap kasih dan karuniaNya, sehingga kita bisa bertemu kembali dalam keadaan yang sehat dan baik. Tuhan memberkati kita semua.... Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi. managed by : Syalommm.... www.DOJCC.com www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 1 1 Juli 2013 : Syarat mengikuti Yesus Kej. 18:16-33; Mzm. 103:1-2,3-4,8-9,10-11; Mat. 8:18-22 Matius 8:22 Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka.” Yesus sedang berjalan bersama murid-muridnya dan seseorang datang dan berkata, “Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” Jelaslah bahwa orang ini sangat terkesan dengan kehidupan dan pengajaran Yesus yang mendorongnya untuk mengungkapkan komitmen yang luar biasa ini, “Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi”. Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Apakah makna yang sesungguhnya dari ucapan Yesus itu? Dia berkata kepada orang itu, “Aku tidak punya tempat untuk meletakkan kepalaku.” Apa itu artinya? Kita tentu akan selalu bisa menemukan tempat untuk meletakkan kepala, bahkan di taman-taman umum sekalipun. Selalu ada tempat untuk meletakkan kepala, tapi bukan di dalam gereja lho. Yesus bisa saja pergi ke padang gurun dan berbaring di sembarang tempat. Bukan itu maksudnya. Maksud dari perkataan Yesus adalah, “Jika kamu mau ikut aku, maka dunia ini tidak bisa menjadi rumah-mu.” Inilah poin pertama yang bisa saya cerna: Jika kita ingin menjadi murid sejati Kristus, maka harus jelas bagaimana kita akan berhubungan dengan dunia. Jika kita mengasihi dunia, sebagaimana yang dikatakan di 1 Yohanes 2:15, Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Kita tidak bisa melayani Allah dan uang di saat yang bersamaan. Dan karena banyak orang yang tidak memastikan sikap mereka terhadap dunia, maka mereka tidak bisa bertahan lama sebagai orang Kristen. Penyebabnya adalah karena selalu menginginkan yang terbaik dari kedua sisi yaitu memperoleh uang dari dunia sekaligus memperoleh Kerajaan Allah juga. Memiliki uang bukanlah suatu dosa. Sikap terhadap uang itulah yang sangat menentukan. Cinta akan uang adalah hal yang akan menghancurkan kita. Marilah kita berdoa, Tuhan Yesus Kristus ajar kami untuk menjadi muridMu yang sejati. Ingatkan kami jika kami mulai larut dalam kehidupan dunia yang tidak baik. Ampuni kami dan tuntun kami kembali ke jalanMu untuk mengikuti Engkau. Amin Yudi - Yogyakarta JADWAL KEGIATAN DOJ BULAN JULI 2013 6-7 JULI TUGAS PARKIR 7 JULI GATHERING PK 11.30 RUANG SEKAMI dengan Tim Kirk (Ketua DOJ Pusat) 7 Juli KOOR ENGLISH PK 18.00 14 JULI GATHERING PK 11.30 RUANG SEKAMI Renungan ‘CINTA SEJATI” oleh : Rm Pungki Setiawan, SVD 15 - 19 JULI MISI MAUMERE 17 JULI DOA KONTEMPLASI pk. 18.30 21 JULI GATHERING PK 11.30 RUANG SEKAMI - Sharing Team Misi Maumere 27 JULI CELEBRATION MEAL RUMAH BU ANITA pk. 18.30 28 JULI TUGAS TATIB DI GEREJA FX 31 JULI FORMATION TEACHING - SHARING GROUP (Dinner) di Rumah YoviSasa pk 18.30 2 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 44/2013 2 Juli 2013 : Angin Ribut Datang? Tetap Tenang, Diam dan Sederhana Bernardino Realino, Fransiskus Regis, Fransiskus J-rome, Yulianus Maunoir, Antonius Baldinucci Kej. 19:15-29; Mzm. 26:2-3,9-10,11-12; Mat. 8:23-27 Matius 8:26 “Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.” Dalam bacaan injil hari ini menceritakan peristiwa Yesus dan murid-muridNya menyeberangi danau. Pada saat diperjalanan itu Yesus tertidur diperahu sementara datang angin ribut yang membuat murid-murid Yesus dipenuhi ketakutan yang luar biasa. Mereka berpikir “celaka” ada angin ribut!!! Pikiran tersebut membuat mereka lupa bahwa ada Tuhan didalam Perahu tersebut. Ketika mereka membangunkan Yesus maka Yesus menunjukkan kuasaNya dengan menenangkan angin ribut tersebut. Melalui peristiwa ini kita kembali diingatkan bahwa sering sekali didalam perjalan hidup ini kita seperti murid-murid Yesus. Kelemahan murid-murid terlihat dari ketidak mampuan mereka melihat dan mengenal kemahakuasaan Yesus. Ketika dihadapkan dengan masalah (angin ribut) maka yang muncul adalah ungkapan “celakalah kita” . Sampai di dalam kehidupan jaman sekarang ini banyak juga orang yang tidak mampu melihat atau menghadapi masalah dengan mengandalkan iman percayanya kepada Yesus. Justru yang ada adalah dengan mengandalkan kekuatan diri sendiri menghadapi masalah tersebut sampai akhirnya yang ada di dalam benak pikiran kita adalah “bahaya, celaka” yang justru membuat kita tidak dapat hidup dengan tenang. Ini juga pengalaman pribadi saya lho! Bukan sekali dua kali tapi sering... Mengapa hal ini terjadi....? Jelas semuanya itu karena saya atau maaf mungkin Anda senantiasa “membiarkan Yesus Tidur” di dalam kehidupan. Artinya karena kita tidak lagi berseru, berserah bahkan memanggil, berhubungan denganNya. Kita hanya sibuk dengan urusan, perjuangan, pekerjaan atau setiap aktivitas, maka sama saja menidurkan Yesus didalam diri ini. Akibatnya kita akan selalu merasa takut bahkan menganggap persoalan yang dihadapi begitu beratnya bahkan sampai tidak ada jalan keluar. Lewat bacaan injil hari ini, saya selalu akan ingat Ada Yesus yang akan tetap setia dan menolong. Mari kita selalu “membangunkan Dia” didalam kehidupan dengan cara selalu berseru kepadaNya melalui doa dan ibadah. Dengan kata lain menjaga hubungan yang harmonis dengan Tuhan, maka ketika berhadapan dengan masalah kehidupan ini tidak takut karena ada Tuhan yang akan menolong. Pasti semuanya ini akan membawa ketenangan di dalam menjalani Hidup Yang Sungguh Sangat Terlalu InDaH ini. Terimakasih Tuhan buat firmanMu hari ini yang membuat kami akan selalu Ingat akan Engkau. Kami akan tetap tenang, diam dan sederhana serta selalu mendengar suaraMu jika menghadapi “Angin Ribut” dalam kehidupan ini. Kami percaya Engkau akan menolong menyelesaikan banyak hal termasuk masalah seberat apapun yang kami dihadapi. Tuhan langsung menjawab” Anakku Aku ada disini menolongmu....” Luar biasa Tuhan kita..... Amin Yudi Vol. 44/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 3 3 Juli 2013 : Ya Tuhanku dan Allahku Pesta St Tomas . Ef. 2:19-22; Mzm. 117:1,2; Yoh. 20:24-29 Yohanes 20 : 28: Tomas menjawab Dia : “ Ya Tuhanku dan Allahku “!” Di dalam kehidupan kita ini, tidak ada yang abadi. Ada yang berubah, ada yang datang dan pergi. Yang pergi mungkin akan kembali, mungkin juga tidak kembali. Tetapi, bagaimana dengan kematian? Apakah mungkin sebuah kematian yang telah terjadi , orang yang telah pergi dan tak kembali, bisa mendatangi kita lagi? Dengan mimpi..mungkin bisa. Tetapi secara nyata dan manusiawi, itu suatu hal yang tidak mungkin. Sama seperti yang terjadi pada Yesus. Murid-murid bersedih dan meratapi Dia setelah Dia wafat di kayu salib. Walaupun mereka yakin, bahwa saat kebangkitan akan tiba, iman mereka belum teruji sampai pada hari itu tiba. Saat yesus menampakkan diri kepada 12 rasul kecuali Tomas yang tidak ada di tempat itu, baru mereka percaya bahwa Yesus telah bangkit. Iman Tomas, bisa dikatakan seperti iman kita dewasa ini. Iman yang mengalami dinamika. Iman yang up and down. Tidak dipungkiri bahwa Tomas sangat mengasihi Yesus dengan tulus dan rasa keberanian yang besar. Tetapi Tomas menolak percaya akan sesuatu hal yang tidak dia alami sendiri. Pada saat kedatangan Yesus, Tomas tidak percaya. Padahal semua teman-temannya yang ada di situ yang melihat sudah mengatakan kepada Tomas : kami telah melihat Tuhan. Sebenarnya itu sebuah penguatan dan peneguhan bagi Tomas, yang tidak mengalami hal itu, tapi tetap saja tidak percaya. Melihat hal itu, Yesus tidak marah. Bahkan dengan kasihNya, Dia kembali menemui Tomas untuk meminta Tomas mencucukkan jarinya ke luka di tanganNya. Dan melihat itu, Tomas langsung mengakui imannya : Ya Tuhanku dan Allahku. Iman Tomas, sama persis dengan iman kita di dunia ini. Saat kita bisa bicara dengan iman dan mengatakan bahwa kita beriman, tetapi kadang kita mempunyai keraguan iman yang seringkali kita sembunyikan karena tidak mau dianggap tidak beriman. Sama dengan Tomas, saat kita mengalami krisis iman, kita malahan menarik diri dan dengan diam-diam menghadapinya. Padahal, Tuhan akan menolong kita menghadapi krisis iman, melalui orang-orang di sekitar kita yang akan bisa memberi peneguhan iman pada kita saat mengalami krisis. Kita harus rela mengakui bahwa pada saat kita mengalami krisis ketidakpercayaan, kita memerlukan orang lain untuk membantu kita, seperti dalam Efesus 20 : 19, bahwa kita merupakan kawan sewarga orang-orang kudus dan anggota keluarga-keluarga Allah. Sehingga kita bisa belajar kejadian Tomas, saat krisis iman dan orang-orang di sekitar menguatkan kita, kita bisa tetap bilang dan percaya : Ya Tuhanku dan Allahku. Walau kita tidak melihat langsung Allah menolong kita, tetapi Allah menggunakan orang lain untuk menolong kita. Alin 4 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 44/2013 4 Juli 2013 : Yakinkah Dosa Kita Sudah Diampuni ? Elisabet dr Portugal,Pierre Georges Frassati,Maria Crocifissa Curcio Kej. 22:1-19; Mzm. 116:1-2,3-4,5-6,8-9; Mat. 9:1-8 Mat 9:6 “Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa, lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu –“Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” Sebelum saya mengalami sentuhan kasih Tuhan, saya hampir tidak pernah kegereja bertahun-tahun. Tetapi setelah merasakan jamahanNya, saya mulai mau melayani di gereja, entah bernyanyi ataupun bantu bantu berbersih dan angkat kursi. Sepertinya ada yang memotivasi saya untuk melakukan ini dengan senang hati. Pelayananpun semakin tahun semakin bertambah frekuensi dan bobotnya. Saya semakin aktif di gereja dan di perkumpulan anak-anak muda Katolik Indonesia di kota tempat saya tinggal. Akhirnya saya sampai melayani secara full time dalam suatu musikal Katolik, berakting, bernyanyi, melatih, dan berorganisasi, kadang sampai keluar kota atau ke negara lain. Semua ini, walaupun banyak kesulitan dan suka duka, terasa ringan dihati. Suatu ketika saya merenungkan mengapa saya bisa berubah sedemikian drastisnya. Teringat bahwa saat saya mulai suka kegereja, ada seorang pastur yang sangat baik, dan entah kenapa, saya bisa mulai membuka diri dan mengaku dosa dengan dia. Karena sudah kira kira 10 tahun tidak menerima sakramen pengakuan, satu jam rasanya tidak cukup untuk mengaku, dan saya kembali lagi beberapa minggu kemudian, sampai akhirnya sang pastur dengan sabarnya mengatakan bahwa semua dosa saya sudah diampuni. Tetapi sang pastur tidak hanya memberikan absolusi di sakramen pertobatan ini, iapun memberikan saya kesempatan untuk memimpin nyanyian didalam Misa setiap bulan. Saya merasa sekarang bahwa sang pastur, seperti Yesus, mengatakan kepada saya “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah kerumahmu! (Mat 9:6). Saya dibangunkan dari kelumpuhan rohani saya, kemalasan saya, dan dipulangkanlah saya kerumah sesungguhnya yaitu rumah Bapa di gereja. Saya menjadi sadar bahwa segala keaktifan saya adalah suatu tanda bahwa dosa dosa saya sudah diampuni. Memang Yesus berkuasa mengampuni dosa, dan kuasa ini sudah Ia berikan kepada para pastur didalam sakramen pertobatan. Teman teman terkasih dalam Kristus, mari janganlah kita sia-siakan sakramen pertobatan ini. Yesus sudah mati dikayu salib untuk menebus segala dosa kita. Mari kita dengan rendah hati dan penuh iman datang mengakui dosa-dosa kita, sehingga kita semakin lagi dipulihkan dari segala kelumpuhan kita, baik jasmani ataupun rohani. Inilah mukjizat yang Tuhan dambakan terjadi, lebih daripada mukjizat kesembuhan jasmani, yaitu bahwa kita mau bertobat dan terbuka untuk menerima belas kasihnya yang selalu baru setiap hari. Amin. Frater David Lemewu MGL Vol. 44/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 5 5 Juli 2013 : Bukan Untuk Orang Saleh Antonius Maria Zakkaria Kej. 23:1-4,19;24:1-8,62-67; Mzm. 106:1-2,3-4a,4b-5; Mat. 9:9-13 Apakah Anda pernah berdosa?? Berapa kali sehari? 3 kali sehari, atau malah lebih?? Hari ini Yesus memanggil Matius, si pemungut cukai, menjadi pengikut-Nya. Yesus tidak segan-segan untuk makan bersama dengan para pendosa dan pemungut cukai. Tindakan Yesus itu dinilai merendahkan martabat para rabi dan ahli Taurat dari Kaum Farisi, karena mereka biasanya menghindar untuk makan bersama dengan orang yang mereka anggap berdosa. “Dosa” menurut kaum Farisi dan ahli Taurat adalah tidak mentaati hukum dan adat istiadat keagamaan Yahudi. Orang yang dapat mentaati hukum itu adalah kalangan terbatas: para rabi, sementara umat tidak mungkin melaksanakan karena keterbatasan pengetahuan ataupun keuangan (untuk biaya membeli bahan persembahan di kenisah sesuai dengan aturan). Mereka membuat aturan dari mencuci tangan dan kaki sebelum makan, sampai soal penghormatan mutlak terhadap Hukum Sabat dengan tidak berbuat apapun juga. Pemungut cukai dianggap orang pendosa berat karena memang kerap kali menarik cukai di luar kewajaran. Namun mengapa Yesus memanggil Matius? Yesus mau menjungkirbalikkan jalan pikiran orang Farisi dan ahli Taurat yang beranggapan bahwa mereka dapat menyelamatkan diri sendiri dari hukuman kekal dengan usahanya sendiri berbuat baik, yakni ketaatan terhadap hukum Taurat dan adat istiadat Yahudi. Jadi orang yang tidak taat akan mengalami kebinasaan. Sikap Yesus yang mau makan bersama dengan orang pendosa dan pemungut cuka mengubah radikal jalan pikiran “keselamatan” itu. Keselamatan bukan melulu diusahakan manusia melainkan pertama-tama karunia Allah yang serta merta cumacuma. Allah berinisiatif memanggil orang berdosa untuk kembali menjadi anak-Nya. Keselamatan itu buah kasih Allah yang maharahim. Karena itu, yang dimohon dari pihak manusia bukanlah kesombongan: merasa diri menjadi orang saleh, tetapi justru pengakuan sebagai orang berdosa. Bagaikan sebuah botol berisi air keruh, mustahil dapat diisi air jernih kalau tidak dikeluarkan dulu, demikian juga, hati manusia tidak mungkin dimurnikan kalau manusia tidak terbuka untuk dibersihkan hatinya oleh Allah. Siapakah kita? Kita akan menjadi orang yang mengaku diri yang sakit dan berdosa dan mohon pengampunan, atau mengaku diri orang yang merasa sehat dan saleh sehingga tidak lagi membutuhkan Yesus? B. Slamet Lasmunadi, Pr. Sumber dari: Pondokrenungan.com 6 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 44/2013 6 Juli 2013 : Hidup Maria Goreti Maria Goretti Kej. 27:1-5,15-29; Mzm. 135:1-2,3-4,5-6; Mat. 9:14-17 Mat 9:15 Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai lakilaki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Di dalam kisah Injil hari ini kita mendengarkan kisah di mana murid-murid Yohanes datang kepada Yesus. Mereka heran melihat kelakuan para murid Yesus. Mereka tidak menjalankan ajaran-ajaran agama dan tradisi. Mereka bertanya mengapa para muridmurid Yesus tidak berpuasa sedangkan mereka dan orang-orang Yahudi berpuasa. Lalu Yesus menjelaskan kepada mereka apa arti sesungguhnya hidup keagamaan sesuai dengan situasi dan keadaan. Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabatsahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Hari ini kit ajuga memperingati Pesta St. Maria Goreti. Maria Goreti meninggal ketika ia berumur 11 tahun. Dia mati ditikam dengan pisau sebanyak 12 kali oleh Aleksander. Dia menolak Aleksander yang memaksa dia untuk melayani nafsu bejatnya. Setelah dia ditikam, Maria tidak mati seketika. Lalu Maria dibawa ke rumah sakit terdekat. Beberapa saat setibanya di rumah sakit, Maria menghembuskan nafasnya yang terakhir. Aleksander kemudian ditangkap dan dimasukkan ke penjara. Suatu ketika dia berrmimpi bahwa dia bertemu Maria. Maria tersenyum melihat Aleksander dan memberikan dia setangkai bunga lili. Keesokkan harinya Aleksander pergi menjenguk Assunta, Ibunda dari Maria. Dia meminta maaf kepada Assunta, Ibu Maria. Yesus telah menjelaskan kepada para murid Yohanes dan Orang-orang Farisi tetang bagaimana dan kapan kita harus berpuasa. Maria Goreti di dalam hidupnya selalu menuruti nasihat Injil. Dia mempertahankan diri dari pengaruh dan tipu daya setan. Walau akhirnya dia harus mati. Sering kita tidak tahu menempatkan diri, seperti para murid Yohanes dan orang-orang Farisi. Namun Yesus mengajak kita untuk selalu menjaga diri dan menempatkan diri sesuai dengan situasi dan keadaan. Rm. Joseph, MGL Vol. 44/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 7 7 Juli 2013 : Membawa Damai Sejahtera Yes. 66:10-14c; Mzm. 66:1-3a,4-5,6-7a,16,20; Gal. 6:14-18; Luk. 10:1-12,17-20 Luk. 10:5 “Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu Damai sejahtera bagi rumah ini“ Gereja di Keuskupan Agung Melbourne saat ini sedang diganggu oleh pesan-pesan yang membingungkan dan mencemaskan. Pesan-pesan berkisar tentang kedatangan Kristus yang kedua yang sudah dekat, tinggal menunggu waktu. Kemudian yang lebih mencemaskan adalah bahwa pengunduran diri Paus Benedicktus XVI telah diramalkan sebelumnya dan yang menggantikannya adalah seorang Anti Paus, yaitu Paus Fransiskus, yang sengaja diselundupkan ke dalam Gereja Katholik oleh musuh-musuh Gereja. Ada beberapa umat saya yang percaya akan pesan-pesan ini, malah saya sendiri kebanjiran artikel-artikel dan booklet tentang pesan-pesan akhir jaman tersebut dari mereka. Yang membuat saya heran, adalah justru umat saya yang percaya akan pesan-pesan ini adalah orang yang rajin misa tiap hari dan punya devosi yang kuat. Pesan-pesan ini memang meresahkan sampai Uskup Agung Melbourne sendiri mengeluarkan pernyataan untuk melarang penyebaran-penyebaran pesan-pesan yang bisa memecah Gereja ini. Kisah Injil hari ini berceritera tentang perutusan 72 murid untuk pergi berdua-dua. Mereka memang ditugaskan untuk menyembuhkan yang sakit dan menyampaikan bahwa Kerajaan Surga sudah dekat, tetapi pesan yang pertama yang Yesus amanatkan untuk mereka adalah, ketika masuk ke rumah seseorang katakanlah Damai sejahtera bagi rumah ini (Luk 10:5). Ketika mereka diutus, mereka dilarang membawa pundi-pundi, bekal, dan kasut (Luk 10:4). Sebagai murid Kristus yang diutus, tugas kita pertama-tama adalah membawa damai sejahtera. Bekal kita hanya damai sejahtera, bukan uang dan barang-barang material bahkan bukan juga kemampuan untuk membuat mukjizat. Kita tidak diutus untuk membuat mukjizat. Kita diutus untuk membawa damai sejahtera Allah kepada dunia, kepada keluarga kita dan kemana pun kita diutus utus untuk mengabdi dalam karya kita di dunia dan di Gereja. Pesan-pesan kita, nasehat-nasehat kita, pengajaranpengajaran kita, cara kita berpakaian, cara kita bertingkah laku, bertutur kata, cara kita bergaul harus bisa menciptakan damai sejahtera, bukan malah menimbulkan keresahan. Nah, kalau memang kehadiran kita masih menciptakan keresahan, maka itu artinya kita tidak mengerti akan tugas perutusan kita untuk membawa damai sejahtera. Rm. Wenz, MGL 8 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 44/2013 8 Juli 2013 : Iman yang Menyelamatkan ! Eugenius III Kej. 28:10-22a; Mzm. 91:1-2,3-4,14-15ab; Mat. 9:18-26 Mat 9:22 Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu. Tidak sengaja waktu melihat siaran liputan 6 SCTV beberapa hari yang lalu, kok ada yang beda nich ya berita-nya !! Ada seorang ibu berbaring di tempat tidur, dan memberikan kuliah umum kepada mahasiswa/i di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Di akhir tayangan, dia berbagi pesan kepada murid didiknya dan para staf pengajar mengenai makna hidup. Banyak yang hadir saat itu meneteskan air mata, tidak terkecuali kaum Adam. Ibu Een Sukaesih, adalah sosok perempuan tangguh ini !! Ia meraih Liputan 6 Award untuk jasa dan pengabdiannya di dalam bidang pendidikan. Selama 32 tahun Bu Een menderita penyakit Rheumatoid Arthritis (RA). Penyakitnya itu membuat ia lumpuh selama 26 tahun. Namun, ia masih tetap bersemangat untuk memberikan yang terbaik untuk orang banyak. Ia menyadari, kelumpuhannya mungkin merepotkan banyak orang. Namun, Bu Een ingin penyakitnya itu tak menghentikan dirinya memberikan yang terbaik untuk banyak orang. “Untuk saudara-saudara saya yang sependeritaan. Semoga tetap bersabar atas segala yang kita terima. Berprasangka baiklah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan begitu, kita akan yakin segala yang kita terima pasti yang terbaik untuk kita”. Sebuah pesan mengenai makna kehidupan, yang sangat meneguhkan kita semua. Yesus dalam bacaan hari ini mengadakan mukjizat penyembuhan. Hanya dengan menyentuh jubah-Nya saja, maka perempuan itu sembuh. Eitts, lantas jangan langsung kita percaya dengan benda atau barang-barang seperti itu !! Yesus juga menegaskan, bahwa iman-Nya yang telah menyembuhkan perempuan itu. Bukan jubah Yesus atau benda lainnya. Fenemona dukun cilik Ponari waktu itu juga membuat semua orang geger. Semua ingin datang dan minta penyembuhan dari Ponari, melalui batu yang ia celupkan di dalam air. Seperti kisah Ibu Een, kita belajar juga untuk senantiasa percaya dan tetap berprasangka baik kepada Tuhan untuk setiap rencana-Nya, bahkan rencana yang mungkin bagi kita adalah hal yang terburuk. Imannya yang kuat membuat ia sembuh secara mental, melalui semangat yang tak kenal lelah memberikan pengajaran kepada anak-anak yang datang kepadanya. Jadi, bagi kita yang mungkin saat ini sedang sakit, atau saudara dan orang-orang yang kita cintai sedang terbaring lemah tak berdaya, marilah kita semakin menguatkan iman dan pengharapan kita akan Dia, Sang Tabib sejati – yang menyembuhkan dan menguduskan kita seturut kuasa dan kebesaran kasih-Nya. KRIS Vol. 44/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 9 9 Juli 2013 : Berkata-kata Antonius Fantosat, Gregorius Grassi, Agustinus Zhao Rong, Hermina, Fransiskus Diaz, Leo Ignasius Mangin Kej. 32:22-32; Mzm. 17:1,2-3,6-7,8b,15; Mat. 9:32-38 Mat 9:32-33 “Sedang kedua orang buta itu keluar, dibawalah kepada Yesus seorang bisu yang kerasukan setan. Dan setelah setan itu di usir, dapatlah orang bisu itu berkatakata…….” Ada sebuah kisah dari seorang teman di kantor saya yang dahulu, sebut saja Yeni. Yeni ini sebenarnya adalah teman yang baik untuk saya, anaknya cuek dan kalau bicara sama orang dia seakan tidak pernah peduli apa orang itu tersinggung atau tidak. Kantor saya dulu adalah perusahaan International yang tentunya ownernya adalah orang asing, dan owner saya ini sangat menyukai sifat yeni yang suka blak-blak an. Lain halnya dengan teman-teman dan para staff yang orang Indonesia, ucapan yeni seperti pedang yang menusuk hati. Bahkan beberapa teman laki-laki sering emosi hampir menampar Yeni, setiap kali ada masalah pekerjaan. Seringkali kami teman-teman yang perempuan mengingatkan Yeni untuk menjaga ucapan-ucapan ke orang lain agar tidak pedas dan melukai hati orang lain. Tapi malah kami yang di omelin dengan kata-kata yang pedas. Akhirnya kami lebih memilih diam, sampai dia merasa bersalah akan ucapannya. Suatu ketika seorang teman mengajak Yeni ke gereja, karena Yeni ke gereja hanya Paskah dan Natal saja. Sehari setelah dari gereja, tiba-tiba Yeni berubah, kami semua sangat heran. Biasanya tidak pernah berhenti ngomong, sering nyakitin kalo bicara dan kadang sering lucu juga. Tiba-tiba ini menjadi orang yang pendiam. Beberapa hari kemudian kami staff yang beragama Nasrani mengadakan pujian penyembahan di kantor dan Yeni ikut serta. Pada saat puji-pujian dan penyembahan tiba-tiba dia menangis sangat kencang, sepertinya Tuhan telah menyapa dia melalui kuasa Roh Kudus. Setelah kejadian tersebut, hatinya seperti tergerak meminta maaf kepada semua teman-teman yang telah dia sakiti dengan ucapan-ucapannya. Kejadian tersebut telah berlalu 12 tahun yang lalu, dan saya bertemu dengannya kembali, saya begitu kaget. Yeni yang sekarang mempunyai tutur kata yang lembut dan berubah 180 derajat, bahkan Yeni yang sekarang lebih memilih melayani Tuhan dengan mengajar anak-anak jalanan di Jakarta. Sahabat…. Dari sharing saya diatas, seringkali bibir kita juga masih sulit mengucapkan hal-hal baik tentang Tuhan, kita masih sering lupa untuk bersyukur dan masih sering tanpa disengaja atau sengaja ucapan kita melukai hati orang lain. Melalui perikop hari ini Tuhan mau mengingatkan kita semua, untuk menggunakan bibir ini untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Sehingga kita tidak seperti orang bisu dalam perikop tersebut yang tidak bisa berkata-kata. Senantiasa berdoalah memohon Roh Kudus untuk selalu membimbing setiap ucapan kita hari ini…… GBU (Rina) 10 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 44/2013 10 Juli 2013 : Let’s set the world on fire Yohana Scopelli, Nikolaus Pick, Veronika Yuliani Kej. 41:55-57; 42:5-7a,17-24a; Mzm. 33:2-3,10-11,18-19; Mat. 10:1-7 Matius 10 :7 “Pergilah dan beritakanlah Kerajaan Sorga sudah dekat” Sekiranya kita ada di antara kawanan pengikut Yesus dan pada waktu itu Yesus menyampaikan “Saya akan memanggil dua belas dari antara kalian untuk menjadi rasul..” Kira-kira … Kita berharap dipilih menjadi rasul? Atau tetap dalam kumpulan pengikut saja? Dari dulu saya merasakan dorongan untuk “terlibat” lebih, dalam pelayanan;”menjadi rasul bukan hanya sekedar murid”.Namun di satu sisi saya belum “click” dengan komunitas komunitas yang saya ikuti, belum menemukan spirit yang “gua banget” alias “jodoh”. Di sisi lain saya juga merasa “Jangan saya deh” karena saya tidak mau dosa kesombongan nantinya mengikuti saya. Kalau urusan dunia saya sombong itu masih bisa saya maklumi. Tapi kalau urusan rohani saya sombong, wah jangan sampai deh! Saya begini saja, biasa-biasa saja, tetap jadi pengikut yang baik. Demikianlah “kerendahan hati” saya; yang sesungguhnya adalah kesombongan rohani yang even worse. Karena sesungguhnya, setiap dari kita DIPANGGIL secara spesial bukan untuk menjadi yang biasa-biasa. Takdir kitapun bukan takdir yang biasa-biasa, kita adalah ahli waris kerajaan Allah. Dan bersamaan dengan panggilan itu, kita dilengkapi dengan KUASA. Suatu kuasa yang maha tinggi, yang memampukan kita mengalahkan apapun di luar diri kita, maupun di dalam diri kita(kelemahan kita, ketakutan kita, keraguan kita). Di dalam injil Lukas, pada kisah yang sama, Yesus bahkan berpesan kepada para rasul “Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan” Itu juga sekali lagi meneguhkan bahwa kuasa yang diberikan, akan mencukupkan segala yang dibutuhkan dalam perjalanan panggilan kita. Kita dapat bersandar penuh padaNya dalam pelayanan panggilan kita, karena Ia akan mencukupi kita. Dengan kuasa itu, kita DIUTUS. GO and MAKE DISCIPLES! Bagikan kabar gembira betapa Tuhan mencintai umatNya. Bahwa kerajaan surga sudah dekat. Dan bukan hanya mengenakan jubah iman yang suam suam kuku, tapi set the world on fire! ON FIRE! Nyalakan api cinta Tuhan di muka bumi ini! Kita dipanggil, diutus, dimampukan dengan kuasa dariNya, dari DIA yang telah mengorbankan anak TunggalNya untuk menyelamatkan kita, Bapa yang janjinya senantiasa Ya dan Amin. So…Mari temukan panggilan khusus kita, kita ada untuk suatu maksud. Kita bukan seseorang yang biasa-biasa, kita ini biji mata Tuhan, kita ini anak-anak Allah, kita pribadi yang special. INILAH AKU, PANGGILAH AKU, UTUSLAH AKU! Mari terlibat lebih dalam dan lebih dalam lagi, untuk Kemuliaan Dia yang mengasihi kita. Yustina Vol. 44/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 11 11 Juli 2013 : Respon Konkret Peringatan Wajib St. Benediktus Kej. 44:18-21,23b-29; 45:1-5; Mzm. 105:16-17,18-19,20-21; Mat. 10:7-15 Ams. 2:9 “kemudian engkau akan mengerti keadilan, ketajaman dan kejujuran dalam membeda-bedakan dan keteguhan kepada ajaran agama yakni semua yang membawa engkau kepada kebahagiaan” Ketika merenungkan perikop ini, saya teringat akan pengalamanku ketika mengikuti salah-satu mata-kuliah di Universitas Katholik Teologi Melbourne baru-baru ini. Terasa sangat tidak menyenangkan ketika saya mengikuti mata-kuliah Moral Teologi Katholik. Hal itu membuatku tidak sanggup untuk berkonsentrasi atau mengikuti kuliah secara serius dan bahkan pada saat yang sama berkeinginan untuk meninggalkan kelas. Saya merasa tidak senang karena berbicara atau mengajar mengenai sikap dan tanggungjawab sebagai seorang yang menjadi pengikut Kristus dalam kehidupan setiap hari. Singkatnya, mengajar bagaimana mempraktekkan apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus di dalam kehidupan nyata setiap hari. Dengan kata lain, sejujurnya bahwa saya tidak perlu mengikuti kuliah tersebut karena saya telah mempelajarinya sebelum bergabung dengan MGL. Akan tetapi beberapa bulan kemudian, perasaan tidak senang mulai berubah menjadi hal yang sangat menyenangkan dan membahagiakan. Saya merasa bangga menjadi pengikut Kristus dan berkeinginan agar setiap orang yang kujumpai memperoleh hal yang sama yakni menemukan Kristus sebagai sumber hidup satu-satunya. Ternyata apa yang diajarkan adalah hakekat dari iman Katholik, sekaligus panggilan bagi setiap umat beriman yakni menjadi pembawa kabar sukacita Kristus kepada dunia. Bertolak dari pengalaman di atas, saya menyadari bahwa selama ini hidupku sebagai pengikut Kristus sesungguhnya belum sanggup melihat kebenaran iman Katholik yakni Kristus adalah satu-satunya sumber kebahagiaan dan tujuan hidup dalam hidup serta pelayananku sehari-hari. Dua hal yang mau disampaikan oleh Tuhan melalui bacaan-bacaan suci hari ini; Pertama; dalam Amsal Tuhan digambarkan seperti seorang ayah memberikan pengajaran dan nasehat kepada anak-anaknya mengenai hidup yang berkenan di hadapan Tuhan; “anakku, jika engkau mendengarkan kata-kataku, perintahperintahku…..maka engkau akan mengerti takut akan Tuhan, dan engkau akan menemukan pengetahuan tentang Allah…..Karena Tuhan memberikan kebijaksanaan dan dari mulut-Nya datangalah pengetahuan dan pengertian” (Ams. 2:1-6) Kedua; dalam bacaan injil, dalam diri Tuhan Yesus, Allah berkeinginan kabar sukacitaNya juga diwartakan kepada setiap orang; “pergilah dan beritakanlah warta ini: kerajaan surga sudah dekat” (Mat. 10:7). Apa respon konkret saya dan anda hari ini terhadap sabda dan ajaran Tuhan Yesus? Fr.Anis, MGL 12 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 44/2013 12 Juli 2013 : Bekal Kehidupan Yohanes Gualbertus, Yohanes Jones, Yohanes Wall Kej. 46:1-7,28-30; Mzm. 37:3-4,18-19,27-28,39-40; Mat. 10:16-23 Mat 10 : 16 “Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.” Setelah membaca bacaan hari ini, terpikirkan satu hal bagi saya : domba, diutus ke tengah – tengah serigala. Hm.. bagi saya, itu pasti keadaan yang sangat berbahaya dan menakutkan. Jelas – jelas si domba akan menjadi mangsa empuk bagi serigala. Pasti si domba ketakutan luar biasa jika hal itu sampai terjadi. Domba juga tidak memiliki senjata untuk melawan serigala, jadi yang bisa dia lakukan paling hanya berlari untuk melawan si serigala. Nah, hal yang menarik bagi saya disini adalah, terkadang saya merasa seperti domba tersebut. Adakalanya, tiba suatu masa, dimana saya seperti bertemu dengan kawanan serigala – serigala. Dan disaat masa itu tiba, saya seolah – olah tidak mampu untuk berbuat apa – apa. Tentunya serigala yang saya hadapi bukan hewan betulan ya. Serigala ini bisa berbentuk permasalahan, ketidak nyamanan dalam hidup, ataupun tantangan – tantangan dalam kehidupan yang seringkali saya temui. Nah, di dalam bacaan kali ini mengingatkan saya, bahwa Tuhan sebenarnya membekali saya untuk saya bisa bertahan dari serigala – serigala tersebut. Seperti tertulis “hendaknya kamu cerdik seperti ular, dan tulus seperti merpati”. Cerdik, otomatis berhubungan dengan kemampuan berpikir, sedangkan tulus berhubungan dengan perasaan / hati. Jadi, Tuhan telah memberikan bekal yang berupa pikiran untuk berpikir secara cerdik untuk menghadapi serigala, dan memberikan hati nurani, untuk terus menuntun hidup saya agar sesuai dengan jalanNya. Dengan kedua bekal ini, Tuhan tahu kita bisa memenangkan pertempuran dengan serigala – serigala tersebut. Saya yakin Anda juga pernah mendengar, Tuhan tidak mengijinkan pencobaan – pencobaan yang terjadi pada kita melebihi kekuatan kita. Sudahkah kita menggunakan kedua bekal Tuhan ini dengan maksimal? Salam Hangat, Daniel Anugroho, S.E, C.Ht-QHI Vol. 44/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 13 13 Juli 2013 : Takutlah Hanya Pada Tuhan Henrikus, Teresia Yesus dr Andes Kej 49:29-32, 50:15-24, Mat 10:24-33 Mat 10:28: “Janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka” Injil hari ini mengingatkan kita bahwa di dunia ini sesungguhnya tidak ada seorangpun atau sesuatupun yang layak untuk ditakuti kecuali Dia yang berkuasa atas tubuh dan jiwa kita, yaitu Dia yang telah menciptakan dunia beserta seluruh isinya termasuk juga manusia. Dia juga yang telah mengutus PutraNya untuk menebus jiwa manusia dari kematian yang kekal, yang diakibatkan oleh dosa asal dan dosa-dosa manusia itu sendiri. Tuhan Yesus telah rela menderita sengsara sampai wafat di salib demi keselamatan jiwa kita karena jiwa kita itu sangat penting karena sifatnya yang kekal, yang berarti keadaan yang dialami oleh jiwa seseorang setelah kematiannya akan tetap untuk selamanya dan tidak akan berubah lagi, kalau keadaannya baik ya baik untuk selamanya, demikian juga kalau keadaannya buruk juga akan buruk untuk selamanya. Jadi demi keselamatan jiwa kita yang kekal, kita diharapkan untuk pertama-tama selalu takut dan taat pada Tuhan dan hanya memberikan tempat kedua untuk segala sesuatu yang bersifat sementara di dunia ini. Hal ini mudah untuk diucapkan, tetapi sulit untuk dilaksanakan, terutama ketika datang saatnya menghadapi godaan hebat duniawi atau cobaan yang berat seperti penderitaan, dipenjara atau juga ancaman kematian, sehinggga hati yang paling tangguh sekalipun akan menjadi goyah dan gentar. Dalam kehidupan sehari-hari, entah karena keadaan lingkungan atau sedang dihadapkan pada suatu masalah, kita sering menjadi tidak takut dan tidak taat pada Tuhan, sehingga kita akan mengabaikan perintahNya yang dapat “membahayakan keselamatan jiwa” kita. Salah satu dari sepuluh perintah Allah yang sering dilanggar yaitu jangan berdusta. Berikut ini adalah uraian dari St. Thomas Aquinas tentang berdusta atau berbohong, beliau membagi kebohongan menjadi tiga kelompok: 1) kebohongan untuk menghibur; 2) kebohongan untuk kebaikan orang lain yang disebut ‘white lie‘ 3) kebohongan yang merugikan orang lain. Kebohongan untuk menghibur dan demi kebaikan orang lain termasuk dosa ringan, sedangkan kebohongan yang merugikan orang lain termasuk dosa berat. Jadi sebaiknya jangan berbohong karena bapa dari segala kebohongan adalah Iblis dan keselamatan jiwa kita yang kekal adalah taruhannya. Doa: Bapa kami yang berada didalam ke-kekal-an, tolong kami untuk berani menghadapi godaan dan tantangan dalam hidup kami yang singkat dan hanya sementara di dunia ini dengan senantiasa takut dan taat pada perintahMu. Kirimkanlah Roh KudusMu untuk membimbing kami agar kami jangan sampai lebih mementingkan yang kelihatan yang bersifat sementara dan mengabaikan keselamatan jiwa kami yang kekal yang telah ditebus oleh PutraMu, Tuhan kami Yesus Kristus. Amin. Betty 14 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 44/2013 14 Juli 2013 : Cinta Tuhan dan Sesama Ul 30:10-14Kol 1:15-20Luk 10:25-37 Luk 10:27, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Salah satu perkataan Santo Anselmus yang selalu menggema di dalam hatiku adalah “Kucari wajahMu ya Tuhan, dan kutemukan dalam mencintaiMu dan sesamaku”. Dan inipun lebih diteguhkan dengan lagu, “Kucari wajahmu, temukan kasihMu, Kau bukan Tuhan yang jauh dariku...” Bacaan Injil hari ini sangatlah sederhana. Saking sederhananya, kita lupa mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari kita. Tuhan Yesus mengajak kita untuk mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati-jiwa-kekuatan-akal budi. Dengan kata lain, mencintai Tuhan dengan seluruh yang ada dalam keberadaan kita. Mencintai Tuhan bukan berarti mencintai “konsep” Tuhan yang ada dalam kepala kita, tetapi mencintai Tuhan yang merupakan satu “pribadi”. Nah, “pribadi” Tuhan itu dapat kita lihat dengan mata kepala kita melalui mencintai sesama kita. Nah, dengan itulah Yesus memberikan perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati. Orang Samaria dianggap sebagai orang yang tidak percaya Allah, tetapi mereka mempraktekkan kehidupan sebagai orang yang percaya kepada Allah dengan mencintai sesamanya bahkan, mencintai orang yang tidak mereka kenal seperti perumpaan dalam Injil hari ini. Mencari Wajah Tuhan tidak perlu berfantasi ke arah yang tidak jelas. Banyak sekali “wajah-wajah” Tuhan di sekitar kita yakti mereka yang kesepian, tersingkir dari masyarakat, yang miskin dan papa dan lain sebagainya. Ketika kita menyatakan bahwa kita mencintai Tuhan, kita juga harus mempraktekkannya dengan mencintai sesama kita dalam kehidupan kita sehari-hari. Nah, kita mempunyai tantangan tersendiri dalam kehidupan kita sehari-hari. Bagaimana kita mencintai istri atau suami kita sendiri, daripada mencintai istri atau suami orang lain? Bagaimana aku mencintai saudaraku sendiri yang tinggal satu atap denganku daripada lebih mencintai orang lain? Marilah kita mulai mencintai orang lain, dengan mencintai orang-orang terdekat di sekitar kita. Amin Rm. Vincent, MGL Vol. 44/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 15 15 Juli 2013 : Panggilan dan Perutusan Peringatan Wajib St. Bonaventura Kel. 1:8-14,22; Mzm. 124:1-3,4-6,7-8; Mat. 10:34-11:1 Matius 10:39 “Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” Mewujudkan damai sering menimbulkan konflik dan perpecahan. Di sepanjang hidupNya, Yesus membawa damai dan mengajarkan damai, tetapi di mana Dia ada, di situ selalu terjadi pertentangan. Yesus memang datang untuk membawa damai. Tetapi bukan damai yang semu, damai tanpa perjuangan. Damai yang diajarkan oleh Yesus adalah keberanian untuk menghadapi pertentangan dan dunia yang jahat di sekitar kehidupan. Yesus mengajar kita untuk memfokuskan diri pada kepasrahan total dan komitmen seutuhnya kepada Allah. Bagaimana Dia memanggil dan mengutus kita sebagai muridNya. Ketika saya membaca Matius 10:37 yang berbunyi “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.” Saya terkejut sejenak dan berkata dalam hati, mengapa sampai begitunya ya? Apa maksudnya.... Ayat 37 tidak dapat diartikan bahwa Tuhan Yesus menghendaki keluarga kita tercerai berai, melainkan ini adalah pernyataan kehendak Tuhan Yesus bahwa sebagai muridNya, kita harus lebih mengutamakan Dia, bahkan lebih dari ikatan yang paling kuat sekalipun seperti keluarga. Tuhan Yesus sama sekali tidak bermaksud agar orang-orang membenci orangtua dan keluarganya. Mengikut Yesus membutuhkan komitmen dan kesungguhan yang melebihi komitmen dan kesungguhan dari hubungan-hubungan apapun yang kita miliki dengan sesama manusia. Marilah kita berdoa, Tuhan Yesus terimakasih Engkau mengingatkan kami akan penghalang kesetiaan panggilan dan perutusan yang sering tidak kami sadari. Yesus ajar kami lebih setia lagi kepada Mu akan panggilan dan perutusan sebagai muridMu setiap hari. Amin Berkah Dalem... Yudi_Yogyakarta 16 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 44/2013 16 Juli 2013 : Yesus Mengecam Beberapa Kota Maria dr Gunung Karmel Kel. 2:1-15a; Mzm. 69:3,14,30-31,33-34; Mat. 11:20-24 Matius 11:20 “Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya” Tuhan Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat (Mat. 11:20). Di kota-kota itu, Tuhan beranugerah dengan melakukan banyak mujizat namun ironis, orang justru tidak bertobat. Jangan pernah berpikir bahwa kalau Tuhan melakukan mujizat di suatu tempat maka disitu orang pasti diselamatkan. Tidak! Disini, Tuhan Yesus mengkaitkan antara kota-kota yang pernah mendapat mujizat dengan kota Sodom dan Tirus, tanggungan kota Sodom dan Tirus ini akan lebih ringan. Perhatikan, di balik mujizat ada suatu tuntutan tertentu yang mengharuskan manusia menyadari inti dan arti dari mujizat. Ketika manusia tidak lagi menempatkan Tuhan di posisi pertama dan utama maka semua yang kita lakukan, perbuatan baik apapun yang dilakukan tidak akan bernilai di mata Allah dan semua itu akan dibuang percuma. Pada Injil hari ini, Tuhan mengkritik dua kota besar, yakni Khorazim dan kota Betsaida. Nama Khorazim tidak banyak disebut dalam Alkitab namun orang lebih banyak menyebutnya dengan Kapernaum karena jaraknya yang berdekatan. Tuhan Yesus melakukan banyak mujizat di kota Kapernaum namun mujizat itu tidak membuat orang bertobat artinya mereka hanya ingin mendapatkan kenikmatan mujizat tetapi mereka tidak menghargai Kristus. Kota Betsaida terletak di pinggir danau Galilea, yakni tempat dimana Tuhan Yesus membuat mujizat memberi makan 5000 orang laki-laki dengan 5 roti 2 ikan. Ironisnya, mujizat yang dahsyat itu tidak membuat orang mengaku bahwa Kristus adalah Tuhan. Orang menikmati mujizat, mereka mengikut Yesus karena mereka kenyang dan terbukti ketika Tuhan Yesus menegur dengan keras apa yang menjadi motivasi mereka itu, mereka langsung pergi. Berati kesimpulannya adalah ketika orang tidak merasa perlu maka Yesus dilupakan. Bagaimana dengan kita? Apakah kita pernah melakukannya? Marilah berdoa: Bapa yang ada di dalam surga maafkan kami jika seringkali meminta mujizat dan tanda. Engkau sudah memberikannya, tetapi kami masih tidak bertobat dan melakukan dosa kebiasaan yang lama. Saat ini kami bersujud memohon ampun dan kasih pertobatan yang sejati dariMu. Amin Yudi Vol. 44/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 17 17 Juli 2013 : Penyertaan Tuhan merupakan Sumber Kekuatan Maria Magdalena Postel, Teresia dr S. Agustinus, Magdalena Albrici dr Como Kel. 3:1-6.9-12; Mzm. 103:1-2,3-4,6-7; Mat. 11:25-27 Matius 11 : 25 : pada waktu itu berkatalah Yesus : “ Aku bersyukur kepadaMu; Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi engkau nyatakan kepada orang kecil” Injil dan bacaan hari ini, sama-sama tentang bercerita tentang orang kecil. Pada keluaran, kita belajar tentang Musa yang merasa bukan siapa-siapa tetapi menjadi ‘siapa’ karena di utus Allah untuk mengeluarkan umat Israel keluar dari Mesir. Musa merasa tidak sanggup dan tidak mampu karena tidak mempunyai kekuatan tetapi dijawab oleh Allah , bahwa Allah menyertai Musa. Sedangkan Injil hari ini, berkata tentang hal-hal yang oleh Allah disembunyikan bagi orang besar, tetapi dinyatakan bagi orang kecil. Orang kecil yang berkenan kepada Tuhan, yang mengenal baik Anak. Banyak peristiwa yang terjadi pada kita yang seringkali membuat kita merasa tidak bisa menghadapi. Sanggupkah aku, bisakah aku. Kita seringkali lupa, tidak menyadari bahwa kita memiliki Allah yang Maha kuat, Maha bisa, Maha sanggup, Maha segalagalanya. Seringkali, karena kita merasa kecil, kita merasa tidak layak mendapat perhatian dari Tuhan. Kita merasa bukan siapa-siapa, sehingga kita merasa takut untuk meminta kekuatan dari Tuhan. Dan pada saat Tuhan memberi kita suatu hal yang dirasa kita tidak sanggup menghadapinya, justru itu dilakukan Tuhan, untuk menunjukkan betapa kuatNya penyertaanNya kepada kita. Seringkali kita terpaku pada hal besar yang diberikan kepada Tuhan yang tidak sanggup kita lakukan, padahal poin Tuhan bukan ketidakmampuan kita akan hal besar yang diberikan itu. Poin Tuhan adalah , kekuatan mengagumkan yang akan diberikan Tuhan kepada kita untuk menghadapi hal besar itu. Yang akhirnya akan membuat kita senantiasa bersyukur kepada Tuhan atas penyertaan Tuhan kepada kita, orang-orang kecil ini. Pada saat kita mengalami permasalahan hidup, setelah kita bisa menghadapinya, justru hal itu akan menjadi kekuatan kita karena kita sudah bisa menghadapinya. Dan kekuatan itu, bisa kita bagikan kepada orang-orang di sekitar kita yang sedang mengalami hal yang sama dengan kita. Banyak dewasa ini, kejadian-kejadian yang buruk dirasa lebih banyak menimpa orang kecil ketimbang orang-orang besar. Seperti krisis ekonomi misalnya, menjadikan yang kecil semakin kecil yang besar semakin besar. Padahal justru itu, membuat yang kecil semakin kuat. Dengan kekuatan yang diberikan Tuhan kepada kita, kita bagikan kepada orang lain, sehingga orang lain bisa lebih mengenal Tuhan dan membuat orang lain menjadi bersyukur bahwa dia adalah orang kecil yang terberkati. Alin 18 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 44/2013 18 Juli 2013 : Yesus tidak tepat janji ? Odila Kel. 3:13-20; Mzm. 105:1,5,8-9,24-25,26-27; Mat. 11:28-30 Mat 11: 29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Seorang pria bermasalah dan terbebani berdoa meminta Tuhan untuk mengangkat bebannya. Setelah berhari hari memohon, Yesus datang kepada pria itu dan bertanya, “Anakku, apa masalahmu?” Pria itu menjawab bahwa hidupnya telah menjadi terlalu berat untuk ditanggung. Yesus merasakan penderitaan orang itu, lalu memutuskan untuk membantunya. Ia membawanya kesebuah ruangan penuh dengan salib, salib kecil, salib besar, salib raksasa. Yesus menawarkannya kesempatan untuk memilih bebannya. Pria itu, begitu gembira bahwa ia akhirnya bisa memiliki kontrol atas hidupnya, melihat sekeliling ruangan untuk salib yang tepat. Dia melihat sebuah salib kecil di sudut ruangan. Itu adalah salib terkecil di sana. Setelah berpikir sejenak, ia menunjuk ke salib itu dan berkata, “Yang satu itu, Tuhan, aku ingin yang satu itu.” Yesus bertanya, “Apakah kau yakin, anakku?” Pria itu dengan cepat menjawab, “Ya, pasti!” Yesus lalu berkata, “Anakku, engkau telah memilih salibmu sendiri. Ini adalah beban yang sudah kau bawa.” Pernahkah teman-teman merasa seperti pria dicerita ini? Apa sih maksudnya Yesus di Injil hari ini “pikullah kuk yang Kupasang” ? Apakah ini artinya kalau kita datang pada Yesus, Dia akan mengangkat persoalan kita yang berat, dan langsung diganti dengan yang ringan? Wah kalau tidak, apakah ini artinya Yesus tidak tepati janji? Tetapi Yesus tidak menjanjikan kita bahwa Dia akan mengangkat atau mengganti persoalan hidup kita. Seperti orang tua yang ingin anaknya bisa berjalan, dan tumbuh dewasa secara jasmani dan rohani, Yesus membiarkan kita bergumul dengan persoalan hidup kita sehari hari supaya kita bisa semakin dewasa dan kuat. Yang Yesus tawarkan adalah sikap hati yang sesuai dengan sikap hatinya yang lembut dan rendah hati. Rendah hati itu bukanlah rendah diri, tetapi kenal diri, tahu segala kekurangan dan kelebihan kita - apa adanya kita dimata Tuhan, bagaimana kita dikasihi-Nya walaupun kita tidak pantas lagi menikmatinya karena dosa-dosa kita. Persoalan hidup tetaplah sama, tetapi Yesus ingin agar kita belajar dari-Nya mengenai bagaimana seharusnya kita menanggapi beban hidup ini. Yesus ingin membebaskan kita dari tipu-muslihat si ilbis yang selalu membebani kita dengan tuntutan hidup yang tidak realistis: keberhasilan, kekayaan, kedamaian yang semu, kesempurnaan dan kenikmatan semata. Mari belajar dari Yesus yang taat menanggung salib-Nya, yang walaupun berat tetapi mampu ditanggung-Nya karena Ia mengenal Bapa-Nya yang sangat mengasihi-Nya. Selama hidup-Nya Yesus sudah mengalami kasih sang Bapa sehingga Ia bisa percaya pada-Nya sepenuh hati. Walaupun hidupnya didunia akan berakhir dikayu salib, dan Ia tidak bisa merasakan lagi kehadiran sang Bapa, jiwaNya tetap teguh… yakin bahwa semuanya adalah yang terbaik dari sang Bapa untuknya. Sang Bapapun membangkitkan Putra-Nya, dan dengan kebangkitannya, kematianpun yang adalah puncak kegagalan hidup, dikalahkan. Ya Yesus, ajarlah kami selalu bagaimana menanggung salib kami dengan kerendahan hati, sehingga dipuncak persoalan hidup kami, jiwa kami tenang karena kami bisa teguh percaya seperti Engkau, bahwa Bapa selalu mengasihi kami. Amin Frater David Lemewu MGL Vol. 44/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 19 19 Juli 2013 : Menghakimi Apollinaris, Elia Kel. 11:10-12:14; Mzm. 116:12-13,15-16bc,17-18; Mat. 12:1-8 Mat 12:7 Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Dalam hidup bersama, kita seringkali mengevaluasi hidup orang lain berdasarkan aturan. Tidak jarang, kita menghakimi orang lain sebagai orang yang tidak taat. Atau jika aturan itu berhubungan dengan hidup beragama, kita mengecam orang lain sebagai orang kafir atau orang berdosa. Kita menjadi orang yang sangat legalistik, tetapi picik! Yesus mengevaluasi cara berpikir orang Farisi yang sangat legalistik-sempit. Hal ini terjadi ketika orang Farisi melihat para murid Yesus memetik gandum pada hari sabat. Bagi orang Farisi tindakan para murid itu adalah sesuatu yang dilarang hukum. Para murid harus ditegur karena mereka tidak memelihara hari sabat. Tetapi, sesungguhnya yang terjadi pada para murid adalah mereka sedang lapar dan tidak bermaksud melanggar aturan hidup. Melihat cara berpikir orang Farisi yang legalistik-sempit, Yesus menegur mereka: “Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.” Yesus mengajak orang farisi untuk melihat maksud hukum taurat yang lebih menekankan belas kasih atau kebaikan bagi manusia. Yesus mengajak orang Farisi untuk tidak menjadi orang yang kaku dalam menerapkan aturan yang belum sepenuhnya mereka mengerti. Kita juga seringkali jatuh pada menghakimi orang lain seperti yang dilakukan oleh orang Farisi. Kita menjadi orang yang lebih suka-senang mengamati dan mengevaluasi hidup orang lain demi menindas mereka. Kita menjadi orang yang sangat kaku dan ditakuti. MAKA, hari ini Tuhan Yesus mengundang kita untuk belajar memahami daripada lebih suka menghakimi orang lain! (Rm. Bastian, CM) Sumber dari: www.diamsejenak.com 20 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 44/2013 20 Juli 2013 : Manaruh Harapan pada Yesus Kel. 12:37-42; Mzm. 136:1,23-24,10-12,13-15; Mat. 12:14-21 Mat. 12:18-19 “Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. Yesus adalah Anak Allah yang dipilih dan diutus datang kedunia untuk menebus dosa manusia. Salah satu misi di dunia ini adalah menyembuhkan orang sakit. Dia membuat banyak tanda heran. Ke mana saja Dia pergi banyak orang mengerumuni Dia dan mereka takjub melihat mujizat-mujizat itu. Namun demikian banyak orang Yahudi yang tidak mengenal dia sebagai seorang yang diutus Allah. Kita dapat mendengarkannya di dalam kisah Injil hari ini. Para pemimpin Yahudi berusaha untuk menangkap dan membunuhnya. Mereka percaya bahwa Yesus dan perbuatanNya itu adalah perbuatan menghujat Allah dan perintah-perintahNya. Oleh karena itu Dia melarang agar orang untuk memberitahukan siapa saja tentang Dia. Yesus tidak ingin agar orang salah mengerti tujuan dan misiNya di dunia ini. Di sini Yesus bersaksi akan apa yang dikatakan di dalam kitab Yesaya. “Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsabangsa. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. Kita sering kali berusaha untuk menghindar dari suara panggilan Tuhan di dalam hidup kita. Kita cemas dan takut. Kita tidak mempunyai keberanian dan iman yang teguh untuk menjawabi panggilan Tuhan itu. Dilemma, apakah ingin mengikuti pengaruh dunia di mana kita berada? Ataukah mengikuti Dia yang datang dan berdiri di hadapan kita. Dia ingin menyembuhkan luka-luka hati kita. Dia ingin memberikan damai yang sepenuhnya. Saudara/i marilah kita merenungkan hidup kita sehari-hari. Sejauh mana kita berjalan, menelusuri lorong-lorong panggilan Tuhan? Marilah kita menaruh harapan kita pada Dia yang datang di tengah-tengah kita. Doa: Yesus yang murah hati, jamahlah hati kami, curahkanlah Roh kekuatan di dalam hidup kami agar selalu setia pada janji-janjiMu. Sinarilah jalan-jalan kami dengan cahaya kebangkitanMu dan hantarkanlah kami dekat padaMu selalu. Amin. Rm. Joseph, MGL Vol. 44/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 21 21 Juli 2013 : Allah yang dekat dengan kita Kej. 18:1-10a; Mzm. 15:2-3ab,3cd-4ab,5; Kol. 1:24-28; Luk. 10:38-42 Luk 10:39 „Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya“ Entah apa yang dibicarakan antara Yesus dan Maria, yang jelas Martha menganggap Maria membuang-buang waktu, lebih baik dia membantunya di dapur dan membiarkan Yesus beristirahat. Mari sekarang kita lihat secara logis saja situasinya; Yesus sedang dalam perjalanan, yang pasti dia lelah, lapar dan butuh istirahat, karena itu, tidak mungkin Yesus sedang mengajarkan Maria sesuatu yang penting, paling-paling sekedar bertukar kabar dan ceritera. Dan saya kira Martha pun bukan orang yang tidak tahu sopan santun ketika datang menegur Maria yang seolah tidak memberi kesempatan kepada Yesus untuk beristirahat. Teguran Yesus kepada Martha kali ini mengingatkan saya akan kisah para murid yang melarang anak-anak untuk mengerubungi Yeus. Waktu itu Yesus berkata kepada para rasul untuk membiarkan anak-anak itu datang kepada-Nya. Apa pesan kisah ini untuk kita? Yesus adalah Allah dalam rupa manusia, bayangkan, Allah sendiri mau susah-susah menjadi manusia, harus jalan kaki keliling daerah Galilea dan sekitarnya, harus merasakan lapar, digoda setan, bahkan susah-susah mati disalib. Apa maksud semua ini? Tentunya untuk menyelamatkan atau menebus manusia dari belenggu dosa, begitu ajaran iman kita. Saya kira kalau hanya sekedar untuk menyelamatkan manusia, Allah tidak perlu susah-susah menjadi manusia. Tujuan Allah menjadi manusia adalah untuk selalu berhubungan dengan kita. Supaya kita mengalami enaknya berteman dengan Allah sendiri, seperti Maria yang keasyikan mendengarkan ceritera-ceritera Yesus dalam perjalanan-Nya keliling Galilea. Seperti anak-anak yang senang menerima berkat dari Yesus. Kita dipilih menjadi murid Kristus untuk merasakan enaknya berteman dengan Allah sendiri. Kita dipanggil untuk mengalami senangnya dekat dengan Tuhan. Itulah tujuan kita sebagai umat Katholik. Kemudian baru kita diutus untuk menceriterakan kepada orang-orang lain, kepada dunia, bagaimana enaknya punya teman seperti Yesus. Bagaimana istimewanya bisa mengalami Kasih Allah lewat Yesus. Itulah yang saya khotbahkan sebagai imam, itulah yang Anda sharingkan dalam pengajaranpengajaran atau kesaksian-kesaksian. Kita tidak diutus untuk menceriterakan mukjizatmukjizat yang kita alami sebagai murid Kristus, itu juga penting, tetapi yang lebih penting adalah mewartakan kepada dunia bahwa Allah ingin selalu dekat dengan kita, inilah bagian yang terbaik,hyang tidak akan diambil dari padanya (Luk 10:42). Rm. Wenz, MGL 22 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 44/2013 22 Juli 2013 : Mulutku Menceritakan KasihMU Peringantan Wajib St. Maria Magdalena Kid. 3:1-4a atau 2Kor. 5:14-17; Mzm. 63:2,3-4,5-6,8-9; Yoh. 20:1,11-18 Yoh 20:18 Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: “Aku telah melihat Tuhan!” dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya. Siapa yang tidak senang mendengar berita jika kita mendapatkan hadiah, tidak tanggung-tanggung hadiahnya adalah rumah mewah dan segala isinya !! Ada gak ya hadiah kaya gitu ?? (mimpi boleh kali ya ?). Mendapat berita kelahiran putra/putri tercinta, pasti akan membuat kita bahagia dan kadang speechles bagaimana cara mengungkapkan kebahagiaan itu. Beda lagi kalau kita mendengar mengenai infotainment. Isinya dari awal pasti sebagian besar gosip-gosip yang belum tentu kebenarannya. Di gosok terus, makin sip !! GOSIP !! Tapi, tidak jarang dari kita yang malahan suka dengan hal tersebut. Satu hari tanpa nge-gosip kayana gimana gitu !! Gak enak kalau nich mulut gak cuap-cuap ke sana kemari. Bacaan Injil hari ini mengungkapkan mengenai berita bahwa Yesus telah bangkit dari kubur-Nya. Maria yang melihat sendiri bahwa orang tersebut adalah Yesus, merasa gembira. Yesus pun meminta Maria untuk memberitakan hal itu kepada murid-murid-Nya dan ke semua orang. Berita ini adalah berita sukacita dan sungguh-sungguh nyata, tidak dikarang-karang bahwa Yesus telah bangkit dari kubur-Nya. Dalam kehidupan kita sebagai pelayan Tuhan, hendaknya kita bersikap seperti Maria, yang mau taat dan setia menuruti perintah Tuhan. Maria pergi dan memberitakan kabar sukacita yang sudah pasti kebenaran-Nya kepada muridmurid Yesus dan kepada semua orang. Begitupun kita hendaknya bisa memilahmilah, mana yang merupakan berita/kabar sukacita, yang mendatangkan damai dan ketentraman bagi yang mendengarkan. Jangan malahan kita memberitakan hal yang belum tentu kebenarannya, dan mendatangkan perselisihan ataupun persepsi yang salah satu sama lain. Jangan sampai mulut kita menjadi alat pemecah belah ataupun pembawa permusuhan bagi saudara-saudari seiman di sekitar ruang pelayanan kita. Marilah kita gunakan sebagai alat pewartaan cinta kasih Tuhan bagi sesama di sekitar kita !! MAIA Vol. 44/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 23 23 Juli 2013 : Tanda Dilarang Masuk Birgitta, Kunigunda Kel. 14:21-15:1; MT Kel. 15:8-9,10,12,17; Mat. 12:46-50 Kel 14 : 31 “Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan Tuhan terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada Tuhan dan mereka percaya kepada Tuhan dan kepada Musa hambaNya itu.” Suatu hari saya bercakap-cakap dengan seorang teman yang mendorong saya untuk melangkah dan melakukan suatu hal tertentu. Tanpa berpikir dua kali saya langsung berkata padanya,”Oh saya tidak bisa melakukan hal itu!” Bukan karena saya tidak ingin melakukannya. Saya membuat alasan dalam waktu yang begitu lama sehingga saya yakin tidak dapat melakukan hal itu. Nanti sesudahnya saya berpikir, Mengapa aku tidak dapat melakukannya? Mungkin aku benar-benar tidak dapat melakukannya. Sampai saya menyadari bahwa sampai dititik itu saya mendapati tanda DILARANG MASUK tergantung dipintu pikiran saya sehubungan dengan hal tersebut. Bahkan ketika saya tidak berhenti memikirkannya sekalipun, semua yang saya lihat hanyalah tanda DILARANG MASUK. Dalam benak saya, kita tidak akan pernah sampai kesana. Pernahkan anda mengatakan pada diri anda sendiri, “ Aku tidak dapat melakukannya: Aku tidak berbakat : Aku tidak punya uang : Aku belum menyelesaikan dalam waktu yang begitu lama : Aku sudah terlalu tua : Aku sering sakit-sakitan. Marilah kita ubah pola kebiasaan kita dengan tidak membiarkan diri kita membuat alasan, karena jika anda terbiasa membuat alasan dalam waktu yang panjang, maka anda akan mulai mempercayainya, maka hal itu akan terjadi. Sebaiknya undanglah Tuhan dalam setiap sisi kehidupan anda. Turunkanlah tanda DILARANG MASUK, karena Tuhan ingin menunjukan bahwa diriNya kuat dalam setiap bidang kehidupan. Ingatkah Anda dengan Musa? Ya, seorang Nabi yang besar juga memulai dengan tanda DILARANG MASUK didalam pikirannya. Ketika Allah memilihnya untuk menuntun bangsa Israel keluar dari perbudakan, pernyataan pertama yang keluar dari mulutnya adalah “ Aku tidak bisa Tuhan, aku tidak pandai bicara”. Sesungguhnya Musa ingin menolong bangsa Israel, tetapi dia membuat banyak alasan sehingga dia tidak percaya pada dirinya sendiri. Tetapi Tuhan mau menolong Musa. Dia memberikan kuasa kepadanya. Seperti firman Tuhan pada hari ini. Sama seperti Tuhan menolong Musa, menyatakan kuasaNya melalui pelayanan Musa. Dia Tuhan yang sama ingin menolong anda menyelesaikan hal-hal yang besar dalam hidup anda. Jika anda menurunkan tanda DILARANG MASUK dan mencoba lagi, Dia ada disana, siap bersedia dan sanggup menolong untuk memberi anda kuasa serta memperlengkapi anda. Dia akan mengirimkan orang yang tepat ke jalan anda. Percayalah padaNya dengan seluruh keberadaan kita, karena Dia setia. Bukalah tanda pikiran anda, turunkanlah tanda DILARANG MASUK dan bersiaplah untuk sesuatu yang ajaib Dia lakukan dalam hidup anda. lulu 24 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 44/2013 24 Juli 2013 : Menjadi Pelaku FirmanNYA Niceforus, Yohanes Soret, Luisa dr Savoyen Kel. 16:1-5,9-15; Mzm. 78:18-19,23-24,25-26,27-28; Mat. 13:1-9 Mat 13:8-9 “Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar !” Bacaan ini mungkin sudah sering kita dengar. Perumpamaan tentang seorang penabur. Pada ayat lanjutannya, yaitu ayat ke 18-23 Tuhan Yesus sendiri menjelaskan arti dari perumpamaan ini. “Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang kerajaan Surga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah berbatu- batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan bertahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad. Benih yang ditabur di tengah semak berduri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu, sehingga tidak berbuah. Benih yang ditabur di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu dia berbuah.” Perumpamaan ini mengingatkan kembali kita untuk “bercermin” pada diri kita sendiri. Sudahkah setiap firman yang kita terima bukan hanya sekedar di dengar, tetapi kita mampu menjadi pelaku dari firman tersebut ? Dari bacaan diatas, Tuhan hanya meminta hal sederhana,yaitu menjadikan hati kita seperti tanah yang baik. Saat tanah yang baik ditabur benih, akan berbuah bahkan berkali-kali lipat. Saat kita mendengar firmanNya, jadikan hati dan hidup kita sebagai tanah yang baik, sehingga setiap firman yang kita terima, juga akan “berbuah” bagi diri kita dan tentunya bagi sesama, sehingga namaNya semakin dimuliakan. Seperti kasih, tentu tidak mudah mengasihi orang yang telah mengecewakan kita, apalagi menyakiti kita. Tapi, menyertakan Dia dalam semua bagian kehidupan kita, tentu semua akan bisa kita lewati. Proses yang kita lewati dalam belajar mengasihi, akan menjadikan kita lebih dari pemenang. Mari kita belajar bersama dalam sekolah “kehidupan” ini. Belajar untuk menjadi pelaku firmanNya. Gbu !! Hilda Vol. 44/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 25 25 Juli 2013 : Peranan Roh Kudus Pesta St. Yakobus 2Kor. 4:7-15; Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6; Mat. 20:20-28 2Kor. 4:13 “Aku percaya, dan sebab itu aku berbicara” Beberapa bulan sebelum berangkat ke Australia, saya mengikuti seminar hidup dalam roh yang diselenggarakan oleh PERDUKI St. Yakobus Kelapa Gading (salah satu kelompok doa karismatik Katholik di Jakarta). Pertama kali mengikuti seminar tersebut, saya tidak begitu tertarik khususnya dengan cara atau gaya doa karismatik. Menjelang berakhirnya seminar tersebut, kami diharapkan untuk mengaku dosa sebelum tim doa berdoa mohon bimbingan Roh Kudus. Ternyata dalam dan melalui persekutuan doa karismatik, saya mengalami pembaharuan rohani dan menyadari peranan Roh Kudus dalam hidupku. Berkaitan dengan pengalaman di atas, kelompok ini diibaratkan dengan bejana tanah liat dalam surat yang dituliskanan oleh St. Paulus kepada jemaat di Korintus hari ini. “Akan tetapi harta ini kami bawa dalam bejana tanah liat untuk menyatakan bahwa kuasa yang luar biasa ini bukanlah kuasa kami, tetapi kuasa Allah (2Kor. 4:7).” Saya percaya bahwa Tuhan menggunakan kelompok doa ini untuk menyadari panggilanku sebagai orang Katholik. Kepercayaan itu memampukan saya untuk semakin membuka hati dan pikiran terhadap rencana dan kehendak Tuhan dalam hidupku. Pelbagai pengalaman hidup di masa yang lalu dan yang sedang kulalui saat ini diberi arti dan makna oleh Roh Kudus. Setelah hidup dan belajar bersama komunitas karismatik, saya menyadari betapa indah rencana Tuhan untuk hidupku. Hal ini tampak dalam pengalaman hidupku selama kurang lebih tiga tahun sebagai biarawan. Rahmat Tuhan Yesus terus memampukan saya untuk senantiasa berpaling kepada-Nya setiap saat, terutama ketika mengalami ketidakpastian dalam hidup dan panggilanku. Mengakhiri refleksi kali ini, saya dan anda diajak sejenak untuk merenungkan dan menyadari kehadiran dan peranan Roh Kudus dalam memberi arti dan makna baik untuk hidup komunitas murid-murid Yesus maupun dalam hidup menggereja selama ini. Saya percaya bahwa, ketika kita menyadari kehadiran dan peranan Roh Kudus dalam hidup bersama, maka saya dan anda akan menjadi pembawa damai, terang, sukacita dan juga memberi arti kepada penderitaan yang kita hadapi dalam hidup pelayanan sehari-hari. Fr. Anis, MGL 26 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 44/2013 26 Juli 2013 : Berbahagialah.... Peringatan Wajib St. Yoakim dan Anna, Orangtua SP Maria Sir. 44:1,10-15; Mzm. 132:11,13-14,17-18; Mat. 13:16-17 Matius 13:16 Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Membaca bacaan hari ini langsung mengingatkan saya pada paroki St. Francis Xavier di Petaling Jaya Malaysia, pertama kali mengikuti misa di sini. Ada satu hal yang menarik perhatian saya. Di tempat duduk kiri bagian depan merupakan tempat khusus untuk saudara-saudara kita yang kekurangan dalam hal pendengaran. Mereka dibantu oleh petugas gereja yang menggunakan bahasa tubuh. Jadi walaupun mereka tidak bisa mendengarkan Firman Tuhan, Homili Romo, Nyanyian-Nyanyian dan lain-lain, mereka tetap terbantu dengan adanya petugas gereja yang berkomunikasi menterjemahkan setiap Firman Tuhan ke dalam bahasa tubuh, bahasa yang bisa dimengerti oleh mereka. Kita yang dilahirkan secara normal dengan memiliki lima indera secara lengkap yang dua di antaranya adalah mata yang berfungsi untuk melihat dan telinga berfungsi untuk mendengar. Tetapi sering dalam bahasa kiasan dikatakan bahwa kita memiliki mata tetapi tidak melihat dan kita memiliki telinga tetapi tidak mendengar. Tuhan telah mengaruniakan kepada kita indera mata untuk melihat keagungan Tuhan di dalam alam ini maupun diri manusia, membaca Sabda Allah yang menguatkan iman kita. Tuhan juga mengaruniakan kepada kita telinga untuk mendengarkan Firman Tuhan, mendengarkan suara manusia, bunyi-bunyian, kicauan burung, menikmati alunan musik yang indah. Mari kita fungsikan telinga untuk mendengarkan Firman Tuhan dan mengerti serta melaksanakannya supaya kita mengalami suka cita dan damai sejahtera. Pemanfaatan fungsi mata dan telinga secara baik dan tepat inilah yang dipuji Tuhan Yesus dengan mengatakan berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar -Santo- Vol. 44/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 27 27 Juli 2013 : Gandum dan Ilalang Titus Brandsma, Maria Magdalena Martinengo Kel. 24:3-8; Mzm. 50:1-2,5-6,14-15; Mat. 13:24-30 Mat 13:24 “Hal kerajaan Surga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya” Pernah ga teman-teman capek karena rumput di depan rumah selalu tumbuh, walau kita terus bersihkan, belum lagi tanaman liar yang tumbuh? Hal ini yang juga saya rasakan didepan rumah, banyak sekali tumbuhan liar, sudah dipotong masih aja tumbuh lagi, rumput-rumput juga ga kalah berlomba untuk tumbuh, ‘padahal’ saya ga pernah nanem rumput tersebut. Sama seperti perumpamaan di Injil Matius ini, pada saat benih yang baik ditabur, ada juga yang menabur bibit ilalang, dan tanah ga bisa menolak untuk tidak menumbuhkan ilalangnya, sama seperti kehidupan kita didunia ini banyak sekali karakter orang, sifat orang yang berbeda beda, tetapi keadaan tidak bisa menghindarkan kita dari yang tidak baik. Tetapi kita yang merupakan ‘bibit gandum’ harus berjuang ditengah gempuran ‘ilalang’, baik disekolah, kantor,dan lingkungan sekitar. Kita berbuat baik tetap aja disalahkan, masih belum sempurna dan lain lainnya. Sehingga kita terkadang malas untuk berbuat baik lagi, dan juga Ilalang tidak hanya menghimpit gandumnya, tetapi pertumbuhan gandum pun akan terganggu. Ilalang ini sebenernya bukan hanya situasi orang orang sekitar yang selalu mediskreditkan perbuatan kita, tetapi ilalang akan menghambat pertumbuhan “rohani’ kita, dengan adanya ilalang mungkin akan tumbuh pikiran pikiran buruk yang timbul didalam hati kita, sehingga ‘gandum’ pun tidak tumbuh dengan baik (atau isi bulirnya tidak penuh) Kita sebagai ‘gandum’ harus tetap bertumbuh, sampai saat panen raya tiba, sehingga kita pun bisa tinggal didalam ‘gudang gandum’nya Tuhan. sedangkan ilalang akan dibakar dan dilempar ke neraka. Mari kita bertumbuh didalamNYA walau banyak sekali tantangan yang kita hadapi, baik dari dalam sendiri atau dari orang lain. GBU prast 28 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 44/2013 28 Juli 2013 : DOA Kej 18:20-32 Kol 2:12-14 Luk 11:1-13 Luk 11:1b, “Tuhan ajarlah kami berdoa!” Ketika menghadiri acara Youth Camp ada seorang anak muda mendekati aku dan bertanya, “Father, I can’t pray!” (Romo, saya gak bisa berdoa). Lalu dengan senyuman lebar aku katakan saja dengan santai, “Can you say to God exactly as you’ve just said to me before – Father, I can’t pray - ? (Bisakan kamu katakan kepada Tuhan, sama seperti apa yang kamu baru saja katakan – Bapa, saya tidak bisa berdoa -?) Kadangkala memang dalam hidup yang serba susah, penuh dengan masalah dan pikiran yang tidak fokus dan menentu, kita mengeluarkan keluhan seperti anak muda di atas, “Tuhan, saya tidak bisa berdoa!” Nah, ironisnya, ketika kita benar-benar dan sepenuh hati mengatakan kepada Tuhan, “Tuhan, saya tidak bisa berdoa” ternyata adalah suatu DOA. Sebuah doa sama seperti para rasul dalam Injil hari ini yang mengatakan, “Tuhan, ajarlah kami berdoa” (karena mereka tidak bisa berdoa). Dengan kata lain, ketika kita mengatakan, “Tuhan, aku tidak bisa berdoa” berarti membiarkan Roh Kudus membantu kita dalam berdoa seperti dikatakan oleh Santo Paulus di salah satu suratnya. Di dalam konteks Injil, Yesus sendiri mengajarkan para muridNya berdoa sesuai dengan permintaan mereka. Doa yang sudah kita hafal dan hampir tiap hari kita doakan, yaitu doa BAPA KAMI. Nah, menjadi tantangan dalam hidup doa kita adalah bagaimana kita benar-benar mendoakan doa Bapa Kami ketika kita “tidak bisa berdoa”. Dari pengalamanku sendiri, ketika lelah, capek dan banyak pikiran, aku hanya duduk tenang dan setelah beberapa menit, mendaraskan doa bapa kami secara perlahan-lahan, seolah-olah aku berdoa bersama Yesus kepada Allah Bapa di surga. Hasilnya…, sungguh luar biasa. Pertama kita diajak untuk memuji Allah Bapa di surga, kemudian diajak untuk berserah akan Kehendak Tuhan, lalu meminta rejeki yang cukup (bukan melimpah, walaupun terkadang kita diberikan berkelimpahan), setelah itu diajak untuk saling mengampuni. Doa yang luar biasa. Nah, apakah kita mau mendoakan “doa yang diajarkan Yesus kepada kita” ketika kita “tidak bisa berdoa”? Rm. Vincent, MGL Vol. 44/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 29 29 Juli 2013 : Sahabat Dan Kasih Sejati Marta, Maria, dan Lazarus Kel:15-24, 30-34 Yoh.11:19-27 Yoh 11:25 Jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, Saudara-saudari terkasih dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, Hari ini gereja merayakan peringatan wajib Sta.Marta,Maria,dan Lazarus.Marta adalah saudari Maria dan Lazarus. Mereka tinggal di sebuah kota kecil bernama Betania, dekat Yerusalem. Ketiga bersaudara itu adalah sahabat-sahabat Yesus. Yesus seringkali datang mengunjungi mereka. .” Marta dengan senang hati melayani Yesus apabila Ia datang mengunjungi mereka.demekianlah yesus adalah sahabat bagi mereka. Sahabat sejati memang dapat dipercaya dan mempercayai yang lain atau hidup dalam persahabatan sejati berarti saling percaya satu sama lain. Kehadiran sahabat atau pertemuan dengan sahabat pasti akan membahagiakan, menggairahkan dan menyelamatkan, apalagi jika sahabat tersebut lebih dari kita dalam hal segala sesuatu. Dalam rangka mengenangkan para sahabat Tuhan hari ini, kita semua sebagai orang beriman juga dipanggil untuk menjadi sahabat-sahabat Tuhan. Sebagaimana Yesus, Tuhan, mengunjungi sahabat-sahabatNya serta membangkitkan Lazarus, sahabatNya, yang telah meninggal dunia, maka kita sebagai sahabat Tuhan juga dipanggil meneladan Dia, dimana kedatangan kita kemanapun dan kapanpun akan membangkitkan dan menggairahkan mereka yang letih, lesu, tak bergairah atau putus asa dan mereka yang kita datangi atau kunjungi akan berkata “Aku percaya bahwa engkau datang untuk membahagiakan, menggairahkan dan menyembuhkan aku”. Dalam hidup ini, orang selalu mendambakan apa yang disebut situasi Kasih. kasih dalam keluarga, dalam persahabatan dan dalam hidup muda-mudi. hari ini juga Yesus mengajarkan kepada kita bagaimana kasih yang sempurna . Yesus menyatakan kasih sempurna dengan membangkitkan lasarus.. Kita pun dapat belajar untuk bangkit, semangat dalam menjalankan misi kasih kita di dunia ini. menyatakan kasih kepada seorang sahabat, teman, saudara berarti menghadirkan kasih Allah dalam dunia ini. Seperti halnya Sta.Marta,Maria dan Lazarus,kitapun dapat menjadi sahabat dan sinar kasiih Yesus.dengan pertama-tama percaya kepada-Nya sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup, yang datang menyelamatkan kita, dan membangkitkan kita pada akhir zaman. Kedua , berbagilah dengan Yesus, sahabat sejati dan sumber kasih kita , yang tampak dalam diri mereka yang paling membutuhkan uluran tangan kasih, mereka yang sakit, miskin, dan tak berdaya, yang hatinya terluka dan kesepian. Jadilah sahabat bagi mereka semua, maka dengan demikian kita telah menjadi sahabat dan duta kasih Yesus yang sejati. Adhi hane 30 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 44/2013 30 Juli 2013 : Hidup ini adalah Pilihan Petrus Krisologus,Yustinus de Yakobis Kel. 33:7-11; 34:5b-9,28; Mzm. 103:6-7,8-9,10-11,12-13; Mat. 13:36-43 Mat 13:37 Ia menjawab, kata-Nya: “Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; Seperti syair dalam sebuah lagu rohani yang menjadi salah satu lagu favorit saya: “Hidup yang kupilih, Membuatku berarti, Karna Yesus Tuhan tempatku percaya dan berharap”. Kita sebagai manusia ciptaan Allah yang paling mulia dan dikasihinya, sehingga Tuhan memberikan “hak pilih yang bebas” bagi manusia. Apakah kita akan memilih untuk berjalan bersama Yesus, atau berjalan menurut keinginan kita sendiri atau jalan yang tidak seturut kehendak Allah. Dalam injil hari ini dijelaskan benih yang baik, atau sesuatu yang baik berasal dari Tuhan. Sedangkan benih yang tidak baik berasal dari yang jahat. Dan saatnya nanti semua pilihan itu harus bisa dipertanggungjawabkan. Terkadang sulit dan menjadi dilema bila kita dihadapkan pada dua pilihan dan kita tidak tahu mana yang baik dan yang seturut kehendak Tuhan. Dan ini membuat kita stress dan takut melangkah. Hanya satu hal yang bisa kita lakukan, kembalikan setiap beban kita dihadapan Tuhan, mohon roh kebijaksaan agar kita boleh mengerti kehendakNya dalam hidup kita. Mungkin kita bisa juga men-sharingkan dengan orang lain yang memang bisa dipercaya. Hal ini bisa membantu kita untuk lebih lega. Dan terkadang Tuhan berbicara melalui orang-orang disekitar kita yang menguatkan dan membuat kita semakin dekat dengan Tuhan. Marilah kita belajar untuk boleh lebih bijaksana dalam hidup kita, menghadapi pilihan-pilihan dalam hidup. Bukan hanya memilih sesuatu yang kelihatannya menyenangkan saja tapi benar-benar memilih yang sesuai dengan kehendakNya. Doa: Ajar kami Tuhan untuk menjadi orang-orang yang bijaksanan dalam mengahdapi berbagai pilihan dalam hidup kami. Amin Nathasa Vol. 44/2013 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 31 31 Juli 2013 : The Beautiful Gift Kel. 34:29-35; Mzm. 99:5,6,7,9; Mat. 13:44-46 Mat. 13 : 46 “ Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu. Bacaan injil hari ini mengingatkan saya, saat saya masih duduk di bangku kelas 4 SD di Surabaya. Saat itu saya mengikuti sebuah kuis alkitab yang diadakan oleh sebuah majalah anak - anak kristiani di sekolah mengenai perikop ini. Pertanyaannya seputar pendapat saya mengenai bacaan injil mutiara yang terpendam. Dengan pemikiran dan kosakata terbatas dari seorang anak kelas 4 SD, saya berusaha menjawab semaksimal saya, di satu sisi juga tidak berharap banyak akan memenangkan kuis itu, karena se-Indonesia juga sedang mengikuti kuis tersebut. Yaahh.. Walo tetep ngarep sih.. Hehe :) Sebulan sesudahnya, ada satu kejadian yg cukup berarti dalam hidup saya, ayah saya meninggal dunia karena sakit stroke. Jelas, ingatan bahwa saya sedang menunggu pengumuman hasil kuis terlupakan, karena kesedihan yg saya alami. Saat- saat itu saya banyak mengalami peneguhan dan penguatan dari guru - guru dan teman - teman di sekolah. Dan, kemudian saya dipanggil oleh wali kelas saya dan dinyatakan memenangkan kuis tersebut. Sungguh, hal itu merupakan suatu penghiburan untuk saya yg sedang dirundung duka. Tuhan sungguh - sungguh tidak pernah melupakan umatnya.. Tuhan sungguh - sungguh mengerti segala yg kita alami. Bersyukur saya dan anda mengimani dan percaya kepada Allah yg hidup.. Amin :) Nana Ferdinandez 32 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 44/2013