identifikasi dan pengukuran potensi erosi alur serta dampaknya di

advertisement
IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN POTENSI EROSI ALUR SERTA
DAMPAKNYA DI AREAL PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
Aang Kuvaini
Abstrak
Penelitian tentang identifikasi potensi erosi alur dan dampaknya pada areal perkebunan kelapa
sawit dilakukan di PT Gemareksa Mekarsari, Nanga Mentajai, Kecamatan Bulik, Kabupaten
Lamandau, Propinsi Kalimantan Tengah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
potensi erosi alur dan dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya erosi alur pada areal
perkebunan kelapa sawit. Metode kajian yang digunakan meliputi observasi lahan yang
terkena erosi alur selama tiga minggu, mengukur titik yang terkena erosi alur, identifikasi
pencemaran dan kerusakan lingkungan yang disebabkan erosi alur. Parameter yang diamati
adalah jalan dan saluran air. Berdasarkan hasil pengamatan, terlihat bahwa tanah yang hilang
akibat terjadinya ersi alur pada jalan dengan luas 2,1 ha adalah 1.161.424,64 cm3 (1,162 m3).
Erosi alur yang terjadi menimbulkan kerusakan pada jalan dan pendangkalan serta
pencemaran saluran air/sungai.
Kata kunci: Erosi Alur, Kerusakan tanah, Pencemaran air
Untuk
PENDAHULUAN
pengembangan
perkebunan
kelapa sawit banyak hal yang perlu
diperhatikan,
Perkebunan kelapa sawit adalah salah
seperti
tanah.
Tanah
di
satu perkebunan terbesar di Indonesia.
perkebunan kelapa sawit adalah hal utama
Perkebunan
memberikan
yang berperan penting dalam keberhasilan
keuntungan yang besar bagi negara, serta
produktivitas buah kelapa sawit. Tanah
memberikan
kepada
yang ada di perkebunan kelapa sawit pada
perkebunan
musim hujan biasanya sering terjadi erosi,
masyarakat.
kelapa
kelapa
sawit
peluang
Pelaku
sawit
di
kerja
usaha
Indonesia
terutama
semakin
pada
daerah
yang
berbukit
meningkat tiap tahunnya. Peningakatan ini
maupun daerah yang jumlah vegetasinya
terjadi
sedikit.
karena
adanya
tuntutan
dan
permintaan minyak kelapa sawit secara
Istilah erosi dalam bidang geologi
global. Pengembangan perkebunan kelapa
untuk menggambarkan proses pembentukan
sawit dilakukan harus secara berkelanjutan
alur-alur atau parit dan penghanyutan
agar produksi minyak kelapa sawit dapat
bahan-bahan padat oleh aliran air. Proses
memenuhi permintaan, baik dari pasar lokal
erosi
maupun secara global.
(slopewash).
1
lereng
dimulai
dari
pencucian
Erosi
dan
yang
Biaya yang dikeluarkan apa bila
diakibatkan oleh air hujan atau aliran air
sudah terjadi erosi akan lebih tinggi karena
terdiri dari 3 proses utama, yaitu:
adanya
1. Pelepasan (detachment)
pencucian parit. Selain itu juga biaya
2. Pemindahan (transportation)
pemupukan akan semakin tinggi, karena
3. Pengendapan (deposition)
adanya pencucian tanah serta tingkat
Erosi
sedimentasi
pekerjaan
seperti
menyebabkan
kemasaman tanah akan semakin meningkat.
berkurangnya kapasitas saluran air atau
Oleh karena itu erosi di perkebunan kelapa
parit
sawit harus dikendalikan agar dampak dari
dan
dapat
tambahan
sungai
akibat
pengendapan
material hasil erosi. Dengan berjalannya
terajdinya erosi dapat diminimalkan.
waktu, aliran air limpasan terkonsentrasi
kedalam suatu lintasan-lintasan alur, dan
mengangkut partikel tanah
METODOLOGI
kemudian
diendapkan ke daerah dibawanya yang
Waktu dan Tempat
mungkin berupa sungai, waduk, saluran
Penelitian ini dilakukan bertempat
irigasi, ataupun area pemukiman penduduk.
di Jalan Blok 9 Afdeling Bravo-Barvo,
Selain itu juga erosi dapat menyebabkan
Angsana Estate, PT Gemareksa Mekarsari,
tumbangnya tanaman kelapa sawit karena
Nanga
tanah tempat akar mencengkram semakin
Kabupaten Lamandau, Propinsi Kalimantan
sedikit.
Tengah.
Mentajai,
Kecamatan
Bulik,
Untuk mengontrol atau mencegah
pencucian
atau
terkikisnya
permukaan
Alat dan Bahan Pendukung
tanah, maka diperlukan pemahaman proses
Alat dan bahan pendukung yang
degradasi permukaan tanah dan faktor-
digunakan dalam penelitian ini diantaranya
faktor
adalah : Meteran, Penggaris, Bambu, Alat
yang
mengontrolnya.
Proses
degradasi tanah ini banyak terjadi di daerah
tulis, Kamera dan lain lain.
pegunungan atau daerah yang berbukitbukit, dimana pada lokasi-lokasi ini terjadi
Metode Penelitian
degradasi
1.
permukaan
tanah
umumnya
Penentuan tempat penelitian
berupa erosi permukaan (surficial erosion)
dan
gerakan
masa
(mass
Penentuan tempat yang digunakan
movement).
untuk
melakukan
penelitian
dilakukan
Gravitasi merupakan gaya penggerak utama
dengan menetapkan tempat untuk penelitian
gerakan massa tanah, sedangkan tanah dan
yang terkena erosi alur, dan tempat yang
aliran air merupakan sumber terjadinya
digunakan jalan koleksi dan jalan utama
erosi.
yang mengelilingi blok.
2
2.
2. Melakukan
Tahapan penelitian
a. Tahap persiapan
data
untuk setiap erosi alur dengan
1. Mencari titik terjadinya erosi alur
menetapkan
 Luas penampang alur (A cm2)
pada jalan,
2. Menyiapkan alat yang digunakan
untuk
penghitungan
melakukan
𝐴 =PxĀ
 Volume alur loka tererosi (V
pengukuran
erosi alur.
cm2)
b. Tahap pelaksanaan
V=AxD
Tahapan pengukuran dilakukan
 Massa tanah yang telah hilang
dengan cara mengukur bagian panjang,
tererosi (E) dari alur dengan
lebar, serta kedalaman erosi alur.
ketentuan
Pengukuran panjang erosi dilakukan
asumsikan berisi 1 ton tanah
satu kali untuk satu titik erosi alur,
dengan bobot isi 1 g/cm3.
sedangkan untuk lebar dan kedalaman
setiap
m3
1
di
c. Tahapan pengamatan
erosi dilakukan dengan mencari rata-
Melakukan pengamatan dampak
rata dalam satu erosi alur. Pengukuran
terjadinya
erosi dilakukan ini dilakukan dengan
lingkungan di perkebunan kelapa sawit,
tahap sebagai berikut:
dan objek yang di amati adalah jalan,
1.
Melakukan analisa data untuk
saluran
menetapkan
Pengamatan
 Panjang tererosi (P cm)
melakukan pengukuran erosi alur.
 Lebar (L cm) diukur pada lima
d. Pembuatan peta
titik untuk
satu
erosi
kemudian
alur
erosi
air
Pembuatan
dilakukan
dilakukan
penghitungan rata-rata.
alur
atau
terhadap
parit
dilakukan
peta
letak
setelah
kebun.
setelah
erosi
alur
melakukan
pengamatan dilapangan.
 Dalam (D) diukur pada lima
3. Analisa data
titik alur untuk satu erosi alur,
Analisa
data
dilakukan
dengan
setiap titik diukur pada tiga
menggunakan analisa deskriftif. Analisa
bagian
deskriptif
yaitu
samping
kiri,
merupakan
analisis
yang
tengah, dan samping kanan
memaparkan data hasil pengamatan tanpa
pada
melakukan pengujian statistik.
satu
erosi
kemudian
dihitung rata-rata. Dari hasil
rata-rata
untuk
lima
selanjutnya
titik,
dilakukan
penghitungan rataan.
3
pengukuran lebar dan dalam pada satu erosi
HASIL DAN PEMBAHASAN
alur.
Hasil Pengukuran Erosi Alur
Data hasil pengukuran erosi alur
disajikan dalam tabel 3 dan 4
Parameter
pengamatan
dalam
melakukan penelitian mengenai identifikasi
potensi erosi alur dan dampaknya pada
Gambar 1. Pengukuran panjang erosi alur
pada jalan koleksi
areal perkebunan kelapa sawit adalah
panjang, lebar, dan kedalman erosi alur
b. Pengukuran lebar erosi alur
pada jalan. Dari data hasil pengukuran
Pengukuran lebar erosi alur yaitu
yang sudah didapat, untuk mengetahui
pengukuran jarak antara bibir erosi yang
volume tanah yang tererosi maka dihitung
menggunakan rumus
kiri dengan bagian bibir erosi yang kanan
V = P x L x D.
pada satu erosi alur, dapat dilihat pada
Volume tanah yang tererosi dihitung dalam
gambar 2. Pengukuran lebar dilakukan
bentuk centimeter kubik (cm3), maka untuk
menggunakan meteran dan dilakukan pada
diubah menjadi meter kubik (m3) maka
lima titik yang telah ditandai pada saat
dibagi dengan 1.000.000. Total volume
pengukuran panjang erosi alur. Pengukuran
tanah pada jalan koleksi bagian selatan dan
lebar dilakuakan dengan menggunakan
utara blok BB adalah:
satuan centimeter, dilakukan pengukuran
618.609,54 cm3 + 542.815,10 cm3 =
lima titik bertujuan untuk mendapatkan
1.161.424,64 cm3 (1,162 m3).
nilai rata-rata lebar untuk satu erosi alur.
a. Pengukuran panjang erosi alur
Dari pengukuran erosi alur yang telah
Pengukuran panjang erosi alur yaitu
dilakukan rata-rata kedalaman erosi alur
pengukuran batas titik awal dan titik akhir
pada jalan koleksi bagian selatan dan jalan
erosi pada satu erosi alur. Panjang erosi alur
koleksi bagian utara <50 cm.
diukur menggunakan meteran, pada saat
pengukuran panjang, erosi alur dibagi
menjadi 4 bagian yang sama, dapat dilihat
pada Gambar 1. Dengan cara diberi batas
menggunakan bambu yang sudah dibelah
tipis seperti penggaris. Selain itu, belahan
Gambar 2. Pengukuran lebar erosi alur
pada jalan koleksi
bambu juga digunakan untuk menandai
lima titik dengan jarak yang sama pada saat
4
terjadi. Ketika hujan turun, air mengalir dari
c. Pengukuran dalam erosi alur
Pengukuran
alur
tempat yang tinggi ke tempat yang paling
dilakukan untuk mengetahui kedalaman
rendah, sehingga ketika ada bagian tanah
pada erosi alur, pengukuran dilakukan pada
yang lebih rendah dan membentuk garis
lima titik yang sama dengan titik pada saat
atau alur kecil, maka air limpasan yang
pengukuran lebar erosi alur, akan tetapi
mengalir akan terkonsentrasi pada satu titik
pengukuran dalamnya erosi alur dilakukan
tersebut yang mengikuti bentuk pola garis
tiga kali pada satu titik yaitu pada bagian
yang sudah ada. Curah hujan yang jatuh
samping kiri, tengah dan samping kanan
secara langsung atau tidak langsung dapat
erosi alur, dapat dilihat pada gambar 4. Dari
mengikis permukaan tanah secara perlahan
ketiga
dengan pertambahan waktu dan akumulasi
pengukuran
dalam
erosi
tersebut
dilakukan
penghitungan rata-rata kedalaman erosi alur
intensitas
hujan
setiap titik pada satu erosi alur.
mendatangkan
erosi
tersebut
(Kironto,
akan
2000).
Dengan terjadinya hal tersebut, maka garis
alur kecil yang sering dilalui air akan
tererosi dan membentuk alur yang lebih
besar.
Erosi alur pada jalan di perkebunan
kelapa sawit terjadi karena hujan jatuh
Gambar 4. Pengukuran kedalaman erosi
alur pada jalan koleksi
bebas pada tanah di permukaan jalan
disebabkan
Proses Terjdinya Erosi
tidak adanya vegetasi yang
mempengaruhi
menahan air hujan dan laju aliran permukan
erosi tanah adalah hujan tanah, kemiringan,
sehingga jalan di perkebunan kelapa sawit
vegetasi, dan manusia (Utomo, 1994),
lebih mudah tererosi dibandingkan pada
sehingga erosi dinyatakan dalam rumus:
areal tanam. Pada areal tanam tidak mudah
E= f (i, r, v, t, m). E adalah erosi, i (iklim),
tererosi karena karena areal tanam di
r (topografi), v (vegetasi), t (tanah), m
perkebunan kelapa sawit di PT Gemariksa
(manusia). Dari hasil penelitian erosi alur
Mekarsari sudah diatas 9 tahun, sehingga
pada jalan yang telah dilakukan, semua
perakaran kelapa sawit sudah menyebar dan
erosi
yang
daun kelapa sawit dapat mengurangi laju air
bertoporafi miring. Kemiringan suatu areal
hujan apada saat jatuh. Sistem perakaran
sangat berpengaruh pada laju air yang
yang luas dan pada dapat mengurangi erosi
mengalir ketika terjadi hujan dan dapat
(Utomo, 1994).
Faktor-faktor
alur
terjadi
yang
pada
tanah
Pada saat berlangsungnya proses erosi
menentukan besar kecilnya erosi yang
terjadi pengikisan butiran-butiran tanah,
5
kemudian aliran air mengangkut butiran-
pendangkalan, dapat dilihat pada gambar 4.
butiran tanah tersebut sampai aliran air
Saluran air atau parit kebun yang dangkal
tersebut tidak mampu lagi mengangkutnya,
akan
maka tanah akan diendapkan. Pengendapan
kemampuan untuk menampung air yang
ini akan terjadi pada daerah yang lebih
masuk ketika hujan. Pendangkalan saluran
rendah seperti saluran air atau parit.
air atau parit juga tidak hanya terjadi akibat
mengakibatkan
sedikitnya
erosi alur saja, akan tetapi adanya erosi lain
Dampak Terjadinya Erosi Alur
seperti erosi percikan dan erosi lembar.
a.
Dampak erosi alur tehadap saluran
Secara garis besar kerusakan yang timbul
air atau parit
kibat adanya erosi tanah yaitu penurunan
Setelah dilakukannya penelitian pada
kesuburan
tanah
dan
timbulnya
jalan di perkebunan kelapa sawit PT
pendangkalan akibat proses sedimentasi
Gemreksa Mekarsari diketahui tanah yang
(Wudianto, 1998). Kedua akibat tersebut
hilang akibat erosi alur adalah 1.162 m3
pada akhirnya menjadi penyebab kualitas
(1,162 ton), dari luas jalan yang di amati
tanah menjadi menurun.
yaitu 2,1 ha ( tanah yang hilang 0,553
ton/ha) , dan jumlah hilangnya tanah akibat
erosi alur ini terjadi dengan proses erosi >2
tahun.
Hilangnya tanah akibat erosi alur
tersebut masih di bawah ambang toleransi.
Erosi yang terjadi memiliki batas toleransi
Gambar 4. Pendangkalan saluran air dan
pengikisan tanah sebagai akibat
dari erosi alur pada jalan
koleksi
sebagai berikut:
Tabel 2. Kelas bahaya erosi
Kelas Bahaya Erosi (ton/ha/th)
I
< 15
II
15-60
III
60-180
IV
180-480
V
> 480
Sumber: Suripin (2001)
Ket.
SR
R
S
B
SB
Dengan berkurangnya kemampuan
saluran
air
atau
parit
kebun
dalam
menampung volume air yang masuk saat
hujan akan mengakibatkan terjadinya erosi
limpasan, dan limpasan tersebut akan
Walaupun erosi alur yang terjadi
menggenangi tanaman kelapa sawit yang
masih di bawah ambang toleransi akan
ada di sekitar saluran air atau parit kebun,
tetapi dampak terjadinya erosi alur yang
dapat dilihat pada gambar 5. Apabila saat
ditimbulkan sudah dapat dilihat yaitu
hujan volume air yang masuk melebihi
mengendapnya butiran
tanah dan batuan
kapasitas pada saluran air atau parit kebun,
pada saluran air atau parit, sehingga terjadi
maka akan terjadi aliran permukaan pada
6
areal
tanam
pengangkutan
yang
mengakibatkan
material
tanah
tanah terhadap air (Sarief, 1985). Dampak
serta
lain yang ditimbulkan
penggenangan air yang akan semakin luas.
akibat terjadinya
pengendapan butiran-butiran tanah pada
saluran
air
atau
mengakibatkan
parit
kebun
kerusakan
akan
ekosistem
perairan, seperti ikan. Ikan yang ada pada
air akan berkurang atau mati karena
menurunnya
Gambar 5. Pengikisan permukaan tanah
atas (erosi permukaan) dengan
penggenangan
air
akibat
pendangkalan alur-alur parit.
oksigen
dan
menurunnya
kualitas air yang tercemar oleh tanah yang
tererosi
dan
hilangnya
tempat
perkembangbiakan ikan. Selain itu dengan
pada
menurunnya kualitas air, maka air tidak
tanaman kelapa sawit akibat limpasan,
dapat dikonsumsi atau digunakan untuk
maka akan menimbulkan kerugian yaitu
kegiatan sehari-hari yang ada di perkebunan
sulitnya akses panen, brondolan sulit
kelapa sawit.
Terjadinya
penggenangan
Untuk
dikutip, dan perawatan tanaman akan
terhambat.
Selain
penggenangan
permukaan
itu
air,
yang
dengan
dan
terjadi
mengakibatkan
air
mengakibatkan
adanya
yang
kualitas
tercemar
hasil
juga
semprot
aliran
kurang maksimal, serta alat semprot yang
erosi
digunakan akan cepat rusak karena lumpur
kesuburan tanah berkurang karena adanya
akan
pencucian oleh air. Biota tanah yag tidak
menyebabkan nozlle mudah tersumbat.
tahan akan air seperti cacing tanah juga
Untuk air yang tercemar dan sama sekali
karena
menyebabkan
tidak dapat digunakan untuk kegiatan
berkurangnnya oksigen yang masuk dalam
penyemprotan, maka penyemprotan akan
tanah. Pada saat lapisan tanah tererosi dan
semakin lambat karena harus mencari air
terangkut, bersamaan dengan itu pula telah
yang dapat digunakan untuk menyemprot,
terangkut sejumlah jasad hidup dan bahan
dengan demikian maka prestasi kerja akan
organik
lebih sedikit.
penggengan
sebagai
air
sumber
persediaan
Keadaan ini juga akan mengakibatkan
pada
pada
tangki,
dan
b. Dampak erosi alur terhadap jalan
makanan bagi setiap organisme tersebut.
perubahan-perubahan
mengendap
Erosi alur yang terjadi pada jalan di
faktor-faktor
perkebunan kelapa sawit mengakibatkan
lingkungan hidup mikroorganisme tersebut.
jalan menjadi rusak karena terkikisnya
Perubahan ini bisa meliputi perubahan pH
partikel tanah pada titik-titik tertentu yang
tanah, temperatur tanah, kelembaban tanah,
membentuk alur, sehingga badan jalan akan
kandungan bahan organik,daya pegang
7
rusak dan menjadi tempat mengalirnya air
pengangkut TBS akan mengakibatkan tanah
menuju tempat yang lebih rendah, dapat
endapan menjadi lumpur, sehingga jalan
dilihat pada gambar 6.
akan menjadi licin dan sulit untuk dilewati.
Kerugian dari terbentuknya erosi alur
di perkebunan kelapa sawit juga sangat
berdampak pada transportasi, terutama pada
saat angkut tandan buah segar (TBS) ke
pabrik pengolahan kelapa sawit. Dengan
Gambar 6. Badan jalan yang rusak akibat
terbentuknya erosi alur
terhambatnya pengakutan karena kendala
jalan, maka pengangkutan buah akan lebih
Erosi alur pada badan jalan akan lebih
lama yang mengakibatkan buah tidak cepat
mudah terjadi, karena tanah yang ada pada
terangkut dan menjadi restan. Alur yang
badan jalan sudah menggunakan tanah
terbentuk
timbunan, selain itu juga pada badan jalan
maka TBS harus dilangsir menggunakan
air mengalir dari tempat yang tinggi ke
rendah
akan
yang terserosi tersebut. Dengan demikian
alur terjadi pada tanah yang miring, karena
paling
jalan
terutama dump truk untuk melewati jalan
laju air dan yang jatuh ketika hujan. Erosi
yang
dengan
menyulitkan kendaraan pengangkut buah
tidak ada tumbuhan yang dapat menahan
tempat
searah
traktor, sehingga biaya pengangkutan TBS
yang
akan bertambah.
mengakibatkan semakin tinggi kemiringan
tanah, maka semakin cepat laju aliran yang
c. Metode pengendalian erosi alur
Pengendalian erosi alur yang terjadi
mengakibatkan tanah lebih cepat tererosi.
Tanah yang terangkut oleh air akan
pada jalan koleksi dapat dilakukan dengan
mengendap pada tempat yang lebih rendah,
metode mekanis dan manual. Pengendalian
sehingga erosi alur yang terjadi akan
erosi alur secara mekanis dilakukan dengan
mengakibatkan penumpukan tanah. Apabila
cara pengerasan jalan menggunakan alat
tidak ada saluran air atau parit kebun maka
berat, dimana pengerasan jalan bertujuan
tanah akan diangkut oleh air melalui badan
untuk memadatkan tanah sehingga tanah
jalan menuju badan jalan yang posisinya
tidak mudah terkikis, pengerasan jalan juga
lebih rendah dari tempat terjadinya erosi
dilakukan
alur. Penumpukan tanah hasil erosi alur
membentuk badan jalan yang sudah rusak
akan mengakibatkan badan jalan mudah
terkena erosi. Selain itu metode mekanis
becek apabila terjadi hujan, karena tanah
juga dapat dilakukan untuk menampung
endapan yang terkena air hujan kemudian
dan
dilewati kendaraan terutama dump truk
kekuatan yang tidak merusak dengan cara
8
untuk
menyalurkan
memperbaiki
aliran
air
dan
dengan
pembuatan saluran dan penampung air
manusia
langsung
tanpa
menggunkan
(rorak) yang di buat dalam blok dan tidak
bantuan alat berat, dan prestasi kerja
jauh dari badan jalan. Air mengalir melalui
menggunakan metode manual lebih kecil
saluran air yang dibuat kemudin tertampung
dibandingkan dengan metode mekanis.
pada rorak, setelah air tertampung pada
PENUTUP
rorak maka selanjutnya air akan meresap
1. Kesimpulan
dalam tanah, kemudian air dapat diserap
Erosi alur terjadi pada tanah yang
oleh tanaman kelapa sawit. Selain itu juga
rorak
yang
dibuat
akan
memiliki
menampung
topgrafi
miring.
Erosi
alur
butiran-butiran tanah yang terangkut oleh
terbentuk dari air hujan yang mengalir pada
aliran air sehingga butiran-butiran tanah
tanah yang membentuk garis alur kecil dan
tersebut tidak langsung mengendap pada
terkonsentrasi
saluran air atau parit kebun atau tempat
mengikuti pola garis yang sudah ada.
yang lebih rendah dari tempat terjadinya
Dengan terjadinya aliran air terus menerus,
erosi, dengan demikian pencemaran dan
maka semakin lama garis alur kecil yang
endapan pada saluran air atau parit akan
dilalui air tersebut akan membentuk alur
lebih sedikit.
yang semakin besar.
pada
satu
titik
yang
Pembuatan rorak dan tali air juga
Terjadinya erosi alur berdampak pada
dapat dilakukan dengan cara manual,
jalan saluran air atau parit kebun di
pembuatan rorak dengan cara manual
perkebunan kelapa sawit. Dampak lain
biasanya menggunakan alat seperti cangkul.
terjadinya erosi alur pada saluran air atau
Pembuatan rorak dan tali air yang dibuat
parit kebun yaitu pendangkalan saluran air
dengan
atau parit kebun dan tercemarnya air.
metode
mekanik
dan
metode
manual mempunyai fungsi yang sama.
Tercemarnya air
Pengendalian erosi alur dengan cara manual
perkembangbiakan ekosistem air seperti
juga dapat dilakukan dengan perawatan
ikan dan air juga tidak dapat dikonsumsi
jalan dan parit. Perawatan jalan dan parit
atau
bertujuan
atau
perkebunan
dan
agronomis
menjaga
untuk
jalan
menanggulangi
agar
tidak
rusak
juga berdampak pada
digunakan
untuk
kelapa
merupakan
kegiatan
sawit.
usaha
di
Metode
untuk
mengalirkan air hujan pada parit sehingga
melindungi tanah, metode mekanis untuk
air tidak mengalir melalui badan jalan.
mengendalikan aliran permukaan yang
Metode manual untuk pengendalian erosi
erosif,
pada jalan koleksi ini pada dasarnya sama
meningkatkan daya tahan tanah (Suripin,
dengan pengendalian erosi secara mekanis,
2002).
hanya saja secara manual dilakukan oleh
9
dan
metode
kimia
untuk
Kironto. 2000. Pengaruh prosedur perkiraan
laju erosi terhadap konsistensi nisbah
pengangkutan
sedimen.
Jurnal
SMRTek. 6(3):135-143.
2. Saran
Saran
yang
diberikan
setelah
melakukan penelitian “Identifikasi potensi
erosi alur dan dampaknya pada areal
Purwowidodo. 2002. Konservasi Tanah dan
Air. Bogor [ID]. Institut Pertanian
Bogor.
perkebunan kelapa sawit” yaitu:
1.
Erosi alur yang yang sudah terjadi pada
Saefudin Sarif. 1985. Pengendalian erosi
tanah sebagai upaya melestarikan
kemampuan
fungsi
lingkungan.
Geomedia. 4(2):93-116.
jalan perlu penanganan yang khusus.
2.
Perlunya adanya penanganan khusus
untuk
mencegah
terjadinya
untuk
Suripin.
2001a.
Pengaruh
prosedur
perkiraan
laju
erosi
terhadap
konsistensi nisbah pengangkutan
sedimen. Jurnal SMRTek. 6(3):135143.
meminimalkan terjadinya erosi alur.
3.
Perlu penelitian lebih lanjut mengenai
hubungan erosi alur dan erosi lainnya
di perkebunan kelapa sawit.
Utomo. (1994). Pengaruh erosivitas dan
topografi terhadap kehilangan tanah
pada erosi alur di daerah aliran
Sungai Secang Desa hargotirto
Kecamatan
Kokap
Kabupaten
Kulonprogo. Kulonprogo.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad Sitanala. 1989a. Kajian morfometri
lereng untuk konservasi tanah di
Kecamatan Jatisrono Kabupaten
Wonogiri [skripsi]. Surakarta (ID).
Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Wudianto Rini. (1998). Pengendalian erosi
tanah sebagai upaya melestarikan
kemampuan
fungsi
lingkungan.
Geomedia. 4(2):93-116.
Arsyad Sitanala. 1989b. Pengendalian erosi
tanah sebagai upaya melestarikan
kemampuan fungsi lingkungan.
Geomedia. 4(2):93-116.
Sarief. 1985. Pengaruh laju erosi tanah
terhadap binatang tanah pada
berbagai penutupan tanah [skripsi].
Bogor (ID). Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor.
Hardjowigeno. 2003. Analisa tingkat
bahaya erosi pada das bondoyudo
lumajang
dengan
menggunakan
metode musle (In press). Jurnal
Keteknikan Pertanian Tropis dan
Biosistem. 4(2):9-17.
Hudson. 1976. Analisa tingkat bahaya erosi
pada das bondoyudo lumajang dengan
menggunakan metode musle (In
press). Jurnal Keteknikan Pertanian
Tropis dan Biosistem. 4(2):9-17.
Kartasapoetra. 1991. Pengendalian erosi
tanah sebagai upaya melestarikan
kemampuan
fungsi
lingkungan.
Geomedia. 4(2):93-116.
10
Tabel 3. Hasil pengukuran erosi alur pada jalan koleksi bagian selatan blok 9 Afdeling BB
Lokasi
Pengukuran
P
cm
500
Jalan koleksi
sebelah
selatan dari
blok BB
480
465
Bagian Erosi Alur
Titik Ukur L (cm)
D (cm)
1
2
3
4
5
Rataan
1
2
3
4
5
Rataan
1
2
3
4
5
Rataan
52,00
39,00
26,00
10,00
14,00
28,20
65,00
22,00
38,00
37,00
37,00
39,80
38,00
38,00
35,00
40,00
35,00
37,20
13,33
19,33
18,55
8,33
7,67
13,43
5,50
9,00
12,50
5,67
2,17
6,97
4,67
5,33
6,67
8,00
6,17
6,17
Total
Sumber: Data olahan
Volume
cm3
m3
378.726,00
0,379
133.154,88
0,133
106.728,66
618.609,54
0,107
0.619
Tabel 4. Hasil pengukuran erosi alur pada jalan koleksi bagian utara blok 9 Afdeling BB
Lokasi
Pengukuran
P
cm
1.500
Jalan koleksi
sebelah utara
dari blok BB
470
Bagian Erosi Alur
Titik Ukur
L (cm)
D (cm)
1
2
3
4
5
Rataan
1
2
3
4
5
Rataan
36,67
40,67
43,33
34,33
30,00
37,00
50,10
30,00
20,20
20,80
30,50
30,32
Total
Sumber: Data olahan
11
6,71
7,11
5,89
9,83
12,61
8,43
5,16
7,00
4,67
5,83
3,67
5,26
Volume
cm3
m3
467.865,00
0,468
74.950,10
542.815,10
0,075
0,543
Download