IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN POTENSI EROSI ALUR SERTA DAMPAKNYA DI AREAL PERKEBUNAN KELAPA SAWIT Aang Kuvaini Abstrak Penelitian tentang identifikasi potensi erosi alur dan dampaknya pada areal perkebunan kelapa sawit dilakukan di PT Gemareksa Mekarsari, Nanga Mentajai, Kecamatan Bulik, Kabupaten Lamandau, Propinsi Kalimantan Tengah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi erosi alur dan dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya erosi alur pada areal perkebunan kelapa sawit. Metode kajian yang digunakan meliputi observasi lahan yang terkena erosi alur selama tiga minggu, mengukur titik yang terkena erosi alur, identifikasi pencemaran dan kerusakan lingkungan yang disebabkan erosi alur. Parameter yang diamati adalah jalan dan saluran air. Berdasarkan hasil pengamatan, terlihat bahwa tanah yang hilang akibat terjadinya ersi alur pada jalan dengan luas 2,1 ha adalah 1.161.424,64 cm3 (1,162 m3). Erosi alur yang terjadi menimbulkan kerusakan pada jalan dan pendangkalan serta pencemaran saluran air/sungai. Kata kunci: Erosi Alur, Kerusakan tanah, Pencemaran air Untuk PENDAHULUAN pengembangan perkebunan kelapa sawit banyak hal yang perlu diperhatikan, Perkebunan kelapa sawit adalah salah seperti tanah. Tanah di satu perkebunan terbesar di Indonesia. perkebunan kelapa sawit adalah hal utama Perkebunan memberikan yang berperan penting dalam keberhasilan keuntungan yang besar bagi negara, serta produktivitas buah kelapa sawit. Tanah memberikan kepada yang ada di perkebunan kelapa sawit pada perkebunan musim hujan biasanya sering terjadi erosi, masyarakat. kelapa kelapa sawit peluang Pelaku sawit di kerja usaha Indonesia terutama semakin pada daerah yang berbukit meningkat tiap tahunnya. Peningakatan ini maupun daerah yang jumlah vegetasinya terjadi sedikit. karena adanya tuntutan dan permintaan minyak kelapa sawit secara Istilah erosi dalam bidang geologi global. Pengembangan perkebunan kelapa untuk menggambarkan proses pembentukan sawit dilakukan harus secara berkelanjutan alur-alur atau parit dan penghanyutan agar produksi minyak kelapa sawit dapat bahan-bahan padat oleh aliran air. Proses memenuhi permintaan, baik dari pasar lokal erosi maupun secara global. (slopewash). 1 lereng dimulai dari pencucian Erosi dan yang Biaya yang dikeluarkan apa bila diakibatkan oleh air hujan atau aliran air sudah terjadi erosi akan lebih tinggi karena terdiri dari 3 proses utama, yaitu: adanya 1. Pelepasan (detachment) pencucian parit. Selain itu juga biaya 2. Pemindahan (transportation) pemupukan akan semakin tinggi, karena 3. Pengendapan (deposition) adanya pencucian tanah serta tingkat Erosi sedimentasi pekerjaan seperti menyebabkan kemasaman tanah akan semakin meningkat. berkurangnya kapasitas saluran air atau Oleh karena itu erosi di perkebunan kelapa parit sawit harus dikendalikan agar dampak dari dan dapat tambahan sungai akibat pengendapan material hasil erosi. Dengan berjalannya terajdinya erosi dapat diminimalkan. waktu, aliran air limpasan terkonsentrasi kedalam suatu lintasan-lintasan alur, dan mengangkut partikel tanah METODOLOGI kemudian diendapkan ke daerah dibawanya yang Waktu dan Tempat mungkin berupa sungai, waduk, saluran Penelitian ini dilakukan bertempat irigasi, ataupun area pemukiman penduduk. di Jalan Blok 9 Afdeling Bravo-Barvo, Selain itu juga erosi dapat menyebabkan Angsana Estate, PT Gemareksa Mekarsari, tumbangnya tanaman kelapa sawit karena Nanga tanah tempat akar mencengkram semakin Kabupaten Lamandau, Propinsi Kalimantan sedikit. Tengah. Mentajai, Kecamatan Bulik, Untuk mengontrol atau mencegah pencucian atau terkikisnya permukaan Alat dan Bahan Pendukung tanah, maka diperlukan pemahaman proses Alat dan bahan pendukung yang degradasi permukaan tanah dan faktor- digunakan dalam penelitian ini diantaranya faktor adalah : Meteran, Penggaris, Bambu, Alat yang mengontrolnya. Proses degradasi tanah ini banyak terjadi di daerah tulis, Kamera dan lain lain. pegunungan atau daerah yang berbukitbukit, dimana pada lokasi-lokasi ini terjadi Metode Penelitian degradasi 1. permukaan tanah umumnya Penentuan tempat penelitian berupa erosi permukaan (surficial erosion) dan gerakan masa (mass Penentuan tempat yang digunakan movement). untuk melakukan penelitian dilakukan Gravitasi merupakan gaya penggerak utama dengan menetapkan tempat untuk penelitian gerakan massa tanah, sedangkan tanah dan yang terkena erosi alur, dan tempat yang aliran air merupakan sumber terjadinya digunakan jalan koleksi dan jalan utama erosi. yang mengelilingi blok. 2 2. 2. Melakukan Tahapan penelitian a. Tahap persiapan data untuk setiap erosi alur dengan 1. Mencari titik terjadinya erosi alur menetapkan Luas penampang alur (A cm2) pada jalan, 2. Menyiapkan alat yang digunakan untuk penghitungan melakukan 𝐴 =PxĀ Volume alur loka tererosi (V pengukuran erosi alur. cm2) b. Tahap pelaksanaan V=AxD Tahapan pengukuran dilakukan Massa tanah yang telah hilang dengan cara mengukur bagian panjang, tererosi (E) dari alur dengan lebar, serta kedalaman erosi alur. ketentuan Pengukuran panjang erosi dilakukan asumsikan berisi 1 ton tanah satu kali untuk satu titik erosi alur, dengan bobot isi 1 g/cm3. sedangkan untuk lebar dan kedalaman setiap m3 1 di c. Tahapan pengamatan erosi dilakukan dengan mencari rata- Melakukan pengamatan dampak rata dalam satu erosi alur. Pengukuran terjadinya erosi dilakukan ini dilakukan dengan lingkungan di perkebunan kelapa sawit, tahap sebagai berikut: dan objek yang di amati adalah jalan, 1. Melakukan analisa data untuk saluran menetapkan Pengamatan Panjang tererosi (P cm) melakukan pengukuran erosi alur. Lebar (L cm) diukur pada lima d. Pembuatan peta titik untuk satu erosi kemudian alur erosi air Pembuatan dilakukan dilakukan penghitungan rata-rata. alur atau terhadap parit dilakukan peta letak setelah kebun. setelah erosi alur melakukan pengamatan dilapangan. Dalam (D) diukur pada lima 3. Analisa data titik alur untuk satu erosi alur, Analisa data dilakukan dengan setiap titik diukur pada tiga menggunakan analisa deskriftif. Analisa bagian deskriptif yaitu samping kiri, merupakan analisis yang tengah, dan samping kanan memaparkan data hasil pengamatan tanpa pada melakukan pengujian statistik. satu erosi kemudian dihitung rata-rata. Dari hasil rata-rata untuk lima selanjutnya titik, dilakukan penghitungan rataan. 3 pengukuran lebar dan dalam pada satu erosi HASIL DAN PEMBAHASAN alur. Hasil Pengukuran Erosi Alur Data hasil pengukuran erosi alur disajikan dalam tabel 3 dan 4 Parameter pengamatan dalam melakukan penelitian mengenai identifikasi potensi erosi alur dan dampaknya pada Gambar 1. Pengukuran panjang erosi alur pada jalan koleksi areal perkebunan kelapa sawit adalah panjang, lebar, dan kedalman erosi alur b. Pengukuran lebar erosi alur pada jalan. Dari data hasil pengukuran Pengukuran lebar erosi alur yaitu yang sudah didapat, untuk mengetahui pengukuran jarak antara bibir erosi yang volume tanah yang tererosi maka dihitung menggunakan rumus kiri dengan bagian bibir erosi yang kanan V = P x L x D. pada satu erosi alur, dapat dilihat pada Volume tanah yang tererosi dihitung dalam gambar 2. Pengukuran lebar dilakukan bentuk centimeter kubik (cm3), maka untuk menggunakan meteran dan dilakukan pada diubah menjadi meter kubik (m3) maka lima titik yang telah ditandai pada saat dibagi dengan 1.000.000. Total volume pengukuran panjang erosi alur. Pengukuran tanah pada jalan koleksi bagian selatan dan lebar dilakuakan dengan menggunakan utara blok BB adalah: satuan centimeter, dilakukan pengukuran 618.609,54 cm3 + 542.815,10 cm3 = lima titik bertujuan untuk mendapatkan 1.161.424,64 cm3 (1,162 m3). nilai rata-rata lebar untuk satu erosi alur. a. Pengukuran panjang erosi alur Dari pengukuran erosi alur yang telah Pengukuran panjang erosi alur yaitu dilakukan rata-rata kedalaman erosi alur pengukuran batas titik awal dan titik akhir pada jalan koleksi bagian selatan dan jalan erosi pada satu erosi alur. Panjang erosi alur koleksi bagian utara <50 cm. diukur menggunakan meteran, pada saat pengukuran panjang, erosi alur dibagi menjadi 4 bagian yang sama, dapat dilihat pada Gambar 1. Dengan cara diberi batas menggunakan bambu yang sudah dibelah tipis seperti penggaris. Selain itu, belahan Gambar 2. Pengukuran lebar erosi alur pada jalan koleksi bambu juga digunakan untuk menandai lima titik dengan jarak yang sama pada saat 4 terjadi. Ketika hujan turun, air mengalir dari c. Pengukuran dalam erosi alur Pengukuran alur tempat yang tinggi ke tempat yang paling dilakukan untuk mengetahui kedalaman rendah, sehingga ketika ada bagian tanah pada erosi alur, pengukuran dilakukan pada yang lebih rendah dan membentuk garis lima titik yang sama dengan titik pada saat atau alur kecil, maka air limpasan yang pengukuran lebar erosi alur, akan tetapi mengalir akan terkonsentrasi pada satu titik pengukuran dalamnya erosi alur dilakukan tersebut yang mengikuti bentuk pola garis tiga kali pada satu titik yaitu pada bagian yang sudah ada. Curah hujan yang jatuh samping kiri, tengah dan samping kanan secara langsung atau tidak langsung dapat erosi alur, dapat dilihat pada gambar 4. Dari mengikis permukaan tanah secara perlahan ketiga dengan pertambahan waktu dan akumulasi pengukuran dalam erosi tersebut dilakukan penghitungan rata-rata kedalaman erosi alur intensitas hujan setiap titik pada satu erosi alur. mendatangkan erosi tersebut (Kironto, akan 2000). Dengan terjadinya hal tersebut, maka garis alur kecil yang sering dilalui air akan tererosi dan membentuk alur yang lebih besar. Erosi alur pada jalan di perkebunan kelapa sawit terjadi karena hujan jatuh Gambar 4. Pengukuran kedalaman erosi alur pada jalan koleksi bebas pada tanah di permukaan jalan disebabkan Proses Terjdinya Erosi tidak adanya vegetasi yang mempengaruhi menahan air hujan dan laju aliran permukan erosi tanah adalah hujan tanah, kemiringan, sehingga jalan di perkebunan kelapa sawit vegetasi, dan manusia (Utomo, 1994), lebih mudah tererosi dibandingkan pada sehingga erosi dinyatakan dalam rumus: areal tanam. Pada areal tanam tidak mudah E= f (i, r, v, t, m). E adalah erosi, i (iklim), tererosi karena karena areal tanam di r (topografi), v (vegetasi), t (tanah), m perkebunan kelapa sawit di PT Gemariksa (manusia). Dari hasil penelitian erosi alur Mekarsari sudah diatas 9 tahun, sehingga pada jalan yang telah dilakukan, semua perakaran kelapa sawit sudah menyebar dan erosi yang daun kelapa sawit dapat mengurangi laju air bertoporafi miring. Kemiringan suatu areal hujan apada saat jatuh. Sistem perakaran sangat berpengaruh pada laju air yang yang luas dan pada dapat mengurangi erosi mengalir ketika terjadi hujan dan dapat (Utomo, 1994). Faktor-faktor alur terjadi yang pada tanah Pada saat berlangsungnya proses erosi menentukan besar kecilnya erosi yang terjadi pengikisan butiran-butiran tanah, 5 kemudian aliran air mengangkut butiran- pendangkalan, dapat dilihat pada gambar 4. butiran tanah tersebut sampai aliran air Saluran air atau parit kebun yang dangkal tersebut tidak mampu lagi mengangkutnya, akan maka tanah akan diendapkan. Pengendapan kemampuan untuk menampung air yang ini akan terjadi pada daerah yang lebih masuk ketika hujan. Pendangkalan saluran rendah seperti saluran air atau parit. air atau parit juga tidak hanya terjadi akibat mengakibatkan sedikitnya erosi alur saja, akan tetapi adanya erosi lain Dampak Terjadinya Erosi Alur seperti erosi percikan dan erosi lembar. a. Dampak erosi alur tehadap saluran Secara garis besar kerusakan yang timbul air atau parit kibat adanya erosi tanah yaitu penurunan Setelah dilakukannya penelitian pada kesuburan tanah dan timbulnya jalan di perkebunan kelapa sawit PT pendangkalan akibat proses sedimentasi Gemreksa Mekarsari diketahui tanah yang (Wudianto, 1998). Kedua akibat tersebut hilang akibat erosi alur adalah 1.162 m3 pada akhirnya menjadi penyebab kualitas (1,162 ton), dari luas jalan yang di amati tanah menjadi menurun. yaitu 2,1 ha ( tanah yang hilang 0,553 ton/ha) , dan jumlah hilangnya tanah akibat erosi alur ini terjadi dengan proses erosi >2 tahun. Hilangnya tanah akibat erosi alur tersebut masih di bawah ambang toleransi. Erosi yang terjadi memiliki batas toleransi Gambar 4. Pendangkalan saluran air dan pengikisan tanah sebagai akibat dari erosi alur pada jalan koleksi sebagai berikut: Tabel 2. Kelas bahaya erosi Kelas Bahaya Erosi (ton/ha/th) I < 15 II 15-60 III 60-180 IV 180-480 V > 480 Sumber: Suripin (2001) Ket. SR R S B SB Dengan berkurangnya kemampuan saluran air atau parit kebun dalam menampung volume air yang masuk saat hujan akan mengakibatkan terjadinya erosi limpasan, dan limpasan tersebut akan Walaupun erosi alur yang terjadi menggenangi tanaman kelapa sawit yang masih di bawah ambang toleransi akan ada di sekitar saluran air atau parit kebun, tetapi dampak terjadinya erosi alur yang dapat dilihat pada gambar 5. Apabila saat ditimbulkan sudah dapat dilihat yaitu hujan volume air yang masuk melebihi mengendapnya butiran tanah dan batuan kapasitas pada saluran air atau parit kebun, pada saluran air atau parit, sehingga terjadi maka akan terjadi aliran permukaan pada 6 areal tanam pengangkutan yang mengakibatkan material tanah tanah terhadap air (Sarief, 1985). Dampak serta lain yang ditimbulkan penggenangan air yang akan semakin luas. akibat terjadinya pengendapan butiran-butiran tanah pada saluran air atau mengakibatkan parit kebun kerusakan akan ekosistem perairan, seperti ikan. Ikan yang ada pada air akan berkurang atau mati karena menurunnya Gambar 5. Pengikisan permukaan tanah atas (erosi permukaan) dengan penggenangan air akibat pendangkalan alur-alur parit. oksigen dan menurunnya kualitas air yang tercemar oleh tanah yang tererosi dan hilangnya tempat perkembangbiakan ikan. Selain itu dengan pada menurunnya kualitas air, maka air tidak tanaman kelapa sawit akibat limpasan, dapat dikonsumsi atau digunakan untuk maka akan menimbulkan kerugian yaitu kegiatan sehari-hari yang ada di perkebunan sulitnya akses panen, brondolan sulit kelapa sawit. Terjadinya penggenangan Untuk dikutip, dan perawatan tanaman akan terhambat. Selain penggenangan permukaan itu air, yang dengan dan terjadi mengakibatkan air mengakibatkan adanya yang kualitas tercemar hasil juga semprot aliran kurang maksimal, serta alat semprot yang erosi digunakan akan cepat rusak karena lumpur kesuburan tanah berkurang karena adanya akan pencucian oleh air. Biota tanah yag tidak menyebabkan nozlle mudah tersumbat. tahan akan air seperti cacing tanah juga Untuk air yang tercemar dan sama sekali karena menyebabkan tidak dapat digunakan untuk kegiatan berkurangnnya oksigen yang masuk dalam penyemprotan, maka penyemprotan akan tanah. Pada saat lapisan tanah tererosi dan semakin lambat karena harus mencari air terangkut, bersamaan dengan itu pula telah yang dapat digunakan untuk menyemprot, terangkut sejumlah jasad hidup dan bahan dengan demikian maka prestasi kerja akan organik lebih sedikit. penggengan sebagai air sumber persediaan Keadaan ini juga akan mengakibatkan pada pada tangki, dan b. Dampak erosi alur terhadap jalan makanan bagi setiap organisme tersebut. perubahan-perubahan mengendap Erosi alur yang terjadi pada jalan di faktor-faktor perkebunan kelapa sawit mengakibatkan lingkungan hidup mikroorganisme tersebut. jalan menjadi rusak karena terkikisnya Perubahan ini bisa meliputi perubahan pH partikel tanah pada titik-titik tertentu yang tanah, temperatur tanah, kelembaban tanah, membentuk alur, sehingga badan jalan akan kandungan bahan organik,daya pegang 7 rusak dan menjadi tempat mengalirnya air pengangkut TBS akan mengakibatkan tanah menuju tempat yang lebih rendah, dapat endapan menjadi lumpur, sehingga jalan dilihat pada gambar 6. akan menjadi licin dan sulit untuk dilewati. Kerugian dari terbentuknya erosi alur di perkebunan kelapa sawit juga sangat berdampak pada transportasi, terutama pada saat angkut tandan buah segar (TBS) ke pabrik pengolahan kelapa sawit. Dengan Gambar 6. Badan jalan yang rusak akibat terbentuknya erosi alur terhambatnya pengakutan karena kendala jalan, maka pengangkutan buah akan lebih Erosi alur pada badan jalan akan lebih lama yang mengakibatkan buah tidak cepat mudah terjadi, karena tanah yang ada pada terangkut dan menjadi restan. Alur yang badan jalan sudah menggunakan tanah terbentuk timbunan, selain itu juga pada badan jalan maka TBS harus dilangsir menggunakan air mengalir dari tempat yang tinggi ke rendah akan yang terserosi tersebut. Dengan demikian alur terjadi pada tanah yang miring, karena paling jalan terutama dump truk untuk melewati jalan laju air dan yang jatuh ketika hujan. Erosi yang dengan menyulitkan kendaraan pengangkut buah tidak ada tumbuhan yang dapat menahan tempat searah traktor, sehingga biaya pengangkutan TBS yang akan bertambah. mengakibatkan semakin tinggi kemiringan tanah, maka semakin cepat laju aliran yang c. Metode pengendalian erosi alur Pengendalian erosi alur yang terjadi mengakibatkan tanah lebih cepat tererosi. Tanah yang terangkut oleh air akan pada jalan koleksi dapat dilakukan dengan mengendap pada tempat yang lebih rendah, metode mekanis dan manual. Pengendalian sehingga erosi alur yang terjadi akan erosi alur secara mekanis dilakukan dengan mengakibatkan penumpukan tanah. Apabila cara pengerasan jalan menggunakan alat tidak ada saluran air atau parit kebun maka berat, dimana pengerasan jalan bertujuan tanah akan diangkut oleh air melalui badan untuk memadatkan tanah sehingga tanah jalan menuju badan jalan yang posisinya tidak mudah terkikis, pengerasan jalan juga lebih rendah dari tempat terjadinya erosi dilakukan alur. Penumpukan tanah hasil erosi alur membentuk badan jalan yang sudah rusak akan mengakibatkan badan jalan mudah terkena erosi. Selain itu metode mekanis becek apabila terjadi hujan, karena tanah juga dapat dilakukan untuk menampung endapan yang terkena air hujan kemudian dan dilewati kendaraan terutama dump truk kekuatan yang tidak merusak dengan cara 8 untuk menyalurkan memperbaiki aliran air dan dengan pembuatan saluran dan penampung air manusia langsung tanpa menggunkan (rorak) yang di buat dalam blok dan tidak bantuan alat berat, dan prestasi kerja jauh dari badan jalan. Air mengalir melalui menggunakan metode manual lebih kecil saluran air yang dibuat kemudin tertampung dibandingkan dengan metode mekanis. pada rorak, setelah air tertampung pada PENUTUP rorak maka selanjutnya air akan meresap 1. Kesimpulan dalam tanah, kemudian air dapat diserap Erosi alur terjadi pada tanah yang oleh tanaman kelapa sawit. Selain itu juga rorak yang dibuat akan memiliki menampung topgrafi miring. Erosi alur butiran-butiran tanah yang terangkut oleh terbentuk dari air hujan yang mengalir pada aliran air sehingga butiran-butiran tanah tanah yang membentuk garis alur kecil dan tersebut tidak langsung mengendap pada terkonsentrasi saluran air atau parit kebun atau tempat mengikuti pola garis yang sudah ada. yang lebih rendah dari tempat terjadinya Dengan terjadinya aliran air terus menerus, erosi, dengan demikian pencemaran dan maka semakin lama garis alur kecil yang endapan pada saluran air atau parit akan dilalui air tersebut akan membentuk alur lebih sedikit. yang semakin besar. pada satu titik yang Pembuatan rorak dan tali air juga Terjadinya erosi alur berdampak pada dapat dilakukan dengan cara manual, jalan saluran air atau parit kebun di pembuatan rorak dengan cara manual perkebunan kelapa sawit. Dampak lain biasanya menggunakan alat seperti cangkul. terjadinya erosi alur pada saluran air atau Pembuatan rorak dan tali air yang dibuat parit kebun yaitu pendangkalan saluran air dengan atau parit kebun dan tercemarnya air. metode mekanik dan metode manual mempunyai fungsi yang sama. Tercemarnya air Pengendalian erosi alur dengan cara manual perkembangbiakan ekosistem air seperti juga dapat dilakukan dengan perawatan ikan dan air juga tidak dapat dikonsumsi jalan dan parit. Perawatan jalan dan parit atau bertujuan atau perkebunan dan agronomis menjaga untuk jalan menanggulangi agar tidak rusak juga berdampak pada digunakan untuk kelapa merupakan kegiatan sawit. usaha di Metode untuk mengalirkan air hujan pada parit sehingga melindungi tanah, metode mekanis untuk air tidak mengalir melalui badan jalan. mengendalikan aliran permukaan yang Metode manual untuk pengendalian erosi erosif, pada jalan koleksi ini pada dasarnya sama meningkatkan daya tahan tanah (Suripin, dengan pengendalian erosi secara mekanis, 2002). hanya saja secara manual dilakukan oleh 9 dan metode kimia untuk Kironto. 2000. Pengaruh prosedur perkiraan laju erosi terhadap konsistensi nisbah pengangkutan sedimen. Jurnal SMRTek. 6(3):135-143. 2. Saran Saran yang diberikan setelah melakukan penelitian “Identifikasi potensi erosi alur dan dampaknya pada areal Purwowidodo. 2002. Konservasi Tanah dan Air. Bogor [ID]. Institut Pertanian Bogor. perkebunan kelapa sawit” yaitu: 1. Erosi alur yang yang sudah terjadi pada Saefudin Sarif. 1985. Pengendalian erosi tanah sebagai upaya melestarikan kemampuan fungsi lingkungan. Geomedia. 4(2):93-116. jalan perlu penanganan yang khusus. 2. Perlunya adanya penanganan khusus untuk mencegah terjadinya untuk Suripin. 2001a. Pengaruh prosedur perkiraan laju erosi terhadap konsistensi nisbah pengangkutan sedimen. Jurnal SMRTek. 6(3):135143. meminimalkan terjadinya erosi alur. 3. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai hubungan erosi alur dan erosi lainnya di perkebunan kelapa sawit. Utomo. (1994). Pengaruh erosivitas dan topografi terhadap kehilangan tanah pada erosi alur di daerah aliran Sungai Secang Desa hargotirto Kecamatan Kokap Kabupaten Kulonprogo. Kulonprogo. DAFTAR PUSTAKA Arsyad Sitanala. 1989a. Kajian morfometri lereng untuk konservasi tanah di Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri [skripsi]. Surakarta (ID). Universitas Muhamadiyah Surakarta. Wudianto Rini. (1998). Pengendalian erosi tanah sebagai upaya melestarikan kemampuan fungsi lingkungan. Geomedia. 4(2):93-116. Arsyad Sitanala. 1989b. Pengendalian erosi tanah sebagai upaya melestarikan kemampuan fungsi lingkungan. Geomedia. 4(2):93-116. Sarief. 1985. Pengaruh laju erosi tanah terhadap binatang tanah pada berbagai penutupan tanah [skripsi]. Bogor (ID). Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Hardjowigeno. 2003. Analisa tingkat bahaya erosi pada das bondoyudo lumajang dengan menggunakan metode musle (In press). Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. 4(2):9-17. Hudson. 1976. Analisa tingkat bahaya erosi pada das bondoyudo lumajang dengan menggunakan metode musle (In press). Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. 4(2):9-17. Kartasapoetra. 1991. Pengendalian erosi tanah sebagai upaya melestarikan kemampuan fungsi lingkungan. Geomedia. 4(2):93-116. 10 Tabel 3. Hasil pengukuran erosi alur pada jalan koleksi bagian selatan blok 9 Afdeling BB Lokasi Pengukuran P cm 500 Jalan koleksi sebelah selatan dari blok BB 480 465 Bagian Erosi Alur Titik Ukur L (cm) D (cm) 1 2 3 4 5 Rataan 1 2 3 4 5 Rataan 1 2 3 4 5 Rataan 52,00 39,00 26,00 10,00 14,00 28,20 65,00 22,00 38,00 37,00 37,00 39,80 38,00 38,00 35,00 40,00 35,00 37,20 13,33 19,33 18,55 8,33 7,67 13,43 5,50 9,00 12,50 5,67 2,17 6,97 4,67 5,33 6,67 8,00 6,17 6,17 Total Sumber: Data olahan Volume cm3 m3 378.726,00 0,379 133.154,88 0,133 106.728,66 618.609,54 0,107 0.619 Tabel 4. Hasil pengukuran erosi alur pada jalan koleksi bagian utara blok 9 Afdeling BB Lokasi Pengukuran P cm 1.500 Jalan koleksi sebelah utara dari blok BB 470 Bagian Erosi Alur Titik Ukur L (cm) D (cm) 1 2 3 4 5 Rataan 1 2 3 4 5 Rataan 36,67 40,67 43,33 34,33 30,00 37,00 50,10 30,00 20,20 20,80 30,50 30,32 Total Sumber: Data olahan 11 6,71 7,11 5,89 9,83 12,61 8,43 5,16 7,00 4,67 5,83 3,67 5,26 Volume cm3 m3 467.865,00 0,468 74.950,10 542.815,10 0,075 0,543