pengaruh tingkat kontrol sosial sekolah dan

advertisement
PENGARUH TINGKAT KONTROL SOSIAL SEKOLAH DAN
INTENSITAS INTERAKSI ANTAR TEMAN SEBAYA TERHADAP
INTENSITAS PELANGGARAN LALU LINTAS SISWA SMA DI KOTA
MADIUN
Sebuah Studi Korelasional
Okkyq Endrastya Prastyawan
NIM 071211432010
Mahasiswa Departemen Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Airlangga
Abstrak
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh tingkat kontrol sosial sekolah dan
intensitas interaksi antara teman sebaya terhadap intensitas pelanggaran lalu lintas
siswa SMA di kota Madiun. Tujuan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh tingkat kontrol sosial sekolah terhadap intensitas pelanggaran lalu lintas
siswa, ada tidaknya pengaruh intensitas interaksi antar teman sebaya di sekolah
terhadap intensitas pelanggaran lalu lintas, serta ada tidaknya pengaruh tingkat
kontrol sosial sekolah dan intensitas interaksi antar teman sebaya di sekolah
terhadap intensitas pelanggaran lalu lintas siswa. Penelitian menggunakan
pendekatan kuantitatif, tipe penelitian korelasional. Pendekatan kuantitatif
menggunakan intrumen penelitian berupa kuesioner. Teknik pengumpulan data
menggunakan wawanacara ke 88 responden. Teknik pengambilan sampel
menggunakan Multistage sampling dan proses penentuan jumlah responden
menggunakan rumus Slovin. Reponden yang terpilih secara acak yakni siswa
SMA di kota Madiun. Teori yang digunakan yakni teori kontrol sosial Albert J.
Reiss dan teori belajar Edwin H. Sutherland. Kesimpulan dari penelitian ini yakni
terdapat pengaruh tingkat kontrol sosial sekolah terhadap intensitas pelanggaran
lalu lintas. Kedua, terdapat pengaruh intensitas interaksi antar teman sebaya di
sekolah terhadap intensitas pelanggaran lalu lintas. Ketiga, disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh tingkat kontrol sosial sekolah dan intensitas interaksi antar
teman sebaya di sekolah terhadap intensitas pelanggaran lalu lintas siswa.
Kata kunci: kontrol sosial, interaksi, intensitas, dan pelanggaran.
Operasi di Jl. Ahmad Yani Kota
Pendahuluan
Pelanggaran lalu lintas di
Indonesia mengalami peningkatan
Madiun didominasi oleh pelajar dan
pemuda.2
dari tahun ke tahun. Pelanggaran lalu
Pelanggaran lalu lintas yang
lintas di Indonesia dari tahun 2011
didominasi oleh pelajar atau remaja
hingga 2012 mengalami peningkatan
ini
sebanyak 7 persen atau 8.223 kasus,
umurnya dalam kepemilikan Surat
dari 109.776 tindak pelanggaran
Izin Mengemudi (SIM). Surat Izin
kasus.1
Mengemudi merupakan salah satu
Peningkatan jumlah pelanggaran lalu
standart kelayakan individu dalam
lintas sebesar 8.233 kasus, bukan
mengendarai kendaraan bermotor.
merupakan jumlah pelanggaran yang
Surat
sedikit. Tahun 2012 terjadi 117.999
diperoleh melalui berbagai ujian dari
kasus, itu artinya dalam sehari terjadi
Satlantas berkaitan cara berkendara
323 kasus pelanggaran lalu lintas,
dan
dibandingan dengan tahun 2011
bermotor.
terjadi pelanggaran 300 kasus tiap
memiliki SIM pada usia 17 tahun
harinya.
yang
menjadi
117.999
Pelanggaran
lalu
lintas
didominasi oleh golongan pelajar di
berbagai
Budianto
daerah
di
mengatakan
Izin
ujian
cukup
Mengemudi
berkendara
Remaja
dapat
kendaraan
baru
bersamaannya
dapat
dengan
(KTP).
Menurut
menjelaskan
pelanggaran lalu lintas sepanjang
perkembangan
1
2
Diakses dari news.metrotvnews.com pada
tanggal 6 September 2015
belum
kepemilikan Kartu Tanda Penduduk
Indonesia.
bahwa
dikarenakan
JJ.
mengenai
Rousseau
tahapan
Diakses dari solopost.com pada tanggal 7
September 2015
2
individu.Perkembangan
individu
pemberian
memiliki
tahapan
merupakan tempat pendidikan dapat
perkembangan yakni pada tahap
menjadi tempat sosialisasi mengenai
pertama seorang individu berusia 0-4
peraturan berlalu lintas. Lembaga
atau 5 tahun merupakan masa kanak-
negara satu dengan lainnya memiliki
kanak (infancy). Tahapan berikutnya,
sinergi dalam penegakkan peraturan
individu
tahun
yang berlaku, namun jika dilihat dari
mengalami proses masa nakalnya.
hasil penelitian Anggilia Gustiana
Pada tahapan ini individu berada di
mengenai
proses tahapan yang paling liar
Mempengaruhi
(savage stage). Kemudian individu
Mengemudi Sepeda Motor Tanpa
memasuki
Memiliki Surat Izin Mengemudi
empat
berusia
umur
5-12
12-15
tahun
sanksi.
Sekolah
Faktor-Faktor
(SIM)
nalar (reason) dan kesadaran diri
Pekanbaru), tata tertib di sekolah
(self
Tahapan
yang berkaitan dengan membawa
terakhir yakni tahapan remaja pada
kendaraan bermotor hanya sebagai
usia 15-20 tahun yakni pada masa
aturan saja tanpa ada sanksi bagi
kesempurnaan remaja (adolescence
pelanggarnya. Begitu pula dengan
proper)
puncak
penelitian Siti Nur Aisyah M (2015)
emosi.
menunjukkan bahwa sekolah kurang
dan
perkembangan
merupakan
(Juniarta,2011)
SMP
Negeri
SMP
mengalami kebangkitan akal (ratio),
consciousness).
(Studi
Pelajar
yang
34
memiliki kepedulian terhadap anak
Kontrol sosial di sekolah
didiknya yang masih di bawah umur
melalui tata tertib terhadap siswanya
membawa kendaraan bermotor ke
memiliki kekuatan pemaksa melalui
sekolah.
Pergaulan remaja di dalam
didiknya memiliki peran besar dalam
lingkungannya termasuk di dalam
pengambilan keputusan siswa untuk
sekolah merupakan tempat belajar
mengendarai
yang baik bagi remaja. Lingkungan
tanpa
pergaulan ini memberikan pengaruh
melakukan pelanggaran lalu lintas
terhadap tindakan yang dilakukan
dan
oleh remaja. Menurut penelitian yang
siswa di sekolah menjadi tempat
dilakukan oleh Siti Nur Aisyah M
belajar
mengenai
melakukan
Tinjauan
Kriminologis
Terhadap Pelanggaran Lalu-Lintas
kendaraan
kepemilikan
mungkin
SIM
juga
bagi
bermotor
hingga
teman-teman
mereka
segala
untuk
hal
termasuk
pelanggaran lalu lintas.
yang Dilakukan Oleh Anak (Studi
Rumusan masalah yang diambil
Kasus di Kabupaten Pangkep Tahun
yakni Apakah terdapat pengaruh
2011-2013)
menyatakan
tingkat
pelanggaran
lalu
lintas
bahwa
kontrol
sosial
sekolah
yang
terhadap intensitas pelanggaran lalu
dilakukan oleh remaja dikarenakan
lintas remaja Sekolah Menengah
anak-anak di bawah umur telah
Atas
diajarkan cara berkendara kendaraan
terdapat
bermotor oleh teman-temannya dan
interaksi antara teman sebaya di
juga remaja tersebut melihat teman-
sekolah
temannya
pelanggaran
telah
menggunakan
kendaraan bermotor.
Penelitian
di
kota
Madiun?
pengaruh
Apakah
intenstitas
terhadap
lalu
intensitas
lintas
remaja
Sekolah Menengah Atas di kota
menarik
Madiun? Apakah terdapat pengaruh
dilakukan dikarenakan kontrol sosial
tingkat kontrol sosial sekolah dan
sosial
intensitas interaksi antara teman
sekolah
ini
terhadap
anak
4
sebaya di sekolah terhadap intensitas
pelanggaran
lalu
lintas
remaja
Penanaman
sosial
yang
norma-norma
berkaitan
oleh
Sekolah Menengah Atas di kota
pelanggaran lalu lintas dilakukan
Madiun?
oleh pihak sekolah, karena sekolah
Kontrol sosial Albert J. Reiss
(Atmasasmita,
2010:42)
telah
menggabungkan konsep kepribadian
dan
sosialisasi
sehingga
menghasilkam teori kontrol sosial.
Teori kontrol sosial Reiss terangkum
dalam artikel berjudul “Delinquency
as the Failure of Personal and Social
remaja. Apabila sekolah mengalami
kegagalan
dalam
sosialisasi
peraturan berlalu lintas maka muridmuridnya
akan
melakukan
pelanggaran lalu-lintas.
Kedua, remaja akan melakukan
penyimpangan apabila kontrol sosial
menghilang. Siswa akan melakukan
Controls”.
Kontrol
merupakan institusi pendidikan bagi
sosial
memiliki
kompenan
untuk
fenomena
kenakalan
tiga
menjelaskan
remaja.
Komponen tersebut yakni kurangnya
kontrol internal, yang wajar selama
masa anak-anak, hilangnya kontrol
tersebut, dan tidak adanya normanorma sosial di sekolah, orang tua,
atau lingkungan dekat.
Reiss (Lilly,2015:110):
Menurut
pelanggaran
peraturan
lalu
berlalu
lintas
apabila
lintas
gagal
diberlakukan. Ketiga, tidak adanya
norma-norma sosial atau konflik
antara norma-norma dimaksud (di
sekolah, orang tua atau lingkungan
dekat).
Siswa akan melakukan
pelanggaran peraturan berlalu lintas
apabila
tidak
terdapat
peraturan
mengenai lalu lintas tersebut.
Teori
Belajar
Sutherland
Kebiasaan
menyimpang
(Martasaputra,1969) dalam teori ini
dipelajari
menjelaskan mengenai remaja yang
kelompoknya. Kelompok tersebut
melakukan
dikarenakan
aktor
di
ini
dalam
penyimpangan
bukan
terdiri dari orang-orang yang sudah
keturanannya
sudah
mengenal aktor. Kelompok tersebut
menyimpang.
Tindakan
menyimpangkan bukanlah sesuatu
memiliki
tingkat
interaksi
yang
tinggi.
yang diturunkan turun temurun di
Sesuai
dalam keluarga, namun karena ada
penelitian
proses
Kebiasaan
maka studi ini merupakan penelitian
merupakan
kuantitatif dengan tipe penelitian
pembelajaran yang didapatkan oleh
korelasional. Pendekatan kuantitatif
individu di dalam masyarakat.
menggunakan intrumen penelitian
pembelajaran.
menyimpang
Aktor akan melakukan perilaku
menyimpang
proses
dikarenakan
yang
pertanyaan
telah
dijelaskan
berupa kuesioner melalui wawancara
ke responden.
Kebiasaan
Kota Madiun memiliki 43 SMA
menyimpang didapatkan aktor dari
yang tersebar di seluruh penjuru
proses interaksi dengan orang lain
kota. Populasi berjumlah 43 tersebut
dalam proses komunikasi. Proses
kemudian
komunikasi yang biasanya terjadi
sehingga mendapatkan tiga sampel
secara
sekolah,
dipungkiri
belajar.
adanya
dengan
verbal,
dapat
namun
tidak
terjadi
dengan
menangkap kode-kode gesture.
dijelaskan
dipilih
rincian
pada
secara
metode
bagian
acak
akan
teknik
pengambilan sampel. Sekolah yang
terpilih secara acak adalah SMAN 02
6
Madiun, SMAN 03 Madiun, dan
terhadap satu variabel dengan rumus
SMAN 05 Madiun.
korelasi ganda.
Teknik pengambilan sampel yang
saya
gunakan
bertahap
yakni
(Multistage
Pembahasan
penarikan
berpendapat
bahwa
kontrol
yang
lemah
Populasi dibagi menjadi beberapa
akibat
dari
kegagalan
mini
internalisasi norma dan aturan yang
populasi
karakteristik
populasi
sampling).
Reiss
yang
yang
tersebut
memiliki
sama.
Mini
berawal
dari
memilih kota Madiun.
Responden
mengatur
perilaku
merupakan
dalam
agar
sesuai
dengan norma-norma system sosial
yang mengandung hukuman legal.
yang
saya
Data menyebutkan bahwa sebanyak
gunakaan sebanyak 88 responden
47,74
yang
mengetahui
adanya
peraturan
tersebut. Saya menggunakan tingkat
membawa
kendaraan
bermotor
kesalahan 10%
pribadi
tersebar
di
tiga
sekolah
dan menggunakan
persen
ke
responden
sekolah.
tidak
Kurangnya
Rumus Slovin. Jumlah total populasi
pemahaman siswa terhadap peraturan
saya yakni 786 siswa. Analisis
tersebut
terbagi menjadi tiga yakni univariat,
lemahnya
biavriat dan multivariate. Bivariat
dilakukan oleh sekolah. Sebanyak
menghubungkan dua variabel dengan
35,23 persen responden mengatakan
menggunakan
guru
rumus
product
merupakan
tidak
akibat
internalisasi
pernah
dari
yang
memberikan
moment dan analisis multivariate
sosialisasi kepada siswa mengenai
menghubungkan
peraturan
dua
variabel
membawa
pribadi ke sekolah.
kendaraan
Temuan
data
juga
responden
mengatakan
menyebutkan bahwa sebanyak 35,23
kadang-kadang
persen
sosialisasi peraturan berkendara di
responden
bahwa
guru
memberitahu
tidak
pernah
saat
guru
bahwa
memberikan
pembelajran
bimbingan
memberikan nasihat kepada siswa-
konseling, 40,91 persen reponden
siswanya
untuk
sering
berkendara
bermotor
berhati-hati
di
jalan.
mendapatkan
peraturan
berkendara
sosialisasi
pada
saat
Sebanyak 64,77 persen responden
waktu istirahat sekolah dan sebesar
mengatakan bahwa sekolah hanya
48,86 persen responden mengatakan
kadang-kadang
bahwa
saja
memberikan
kadang-kadang
sekolah
sosialisasi untuk menataati peraturan
memberikan nasihat agar menaati
berlalu lintas di jalan. Indikator
peraturan berlalu lintas di saat masuk
waktu
ke sekolah dan pulang sekolah.
dan
intensitas
sosialisasi
menunjukkan fakta bahwa sebanyak
Sosialisasi
peraturan
yang
70,45 persen responden mengatakan
rendah diakibatkan karena sekolah
bahwa sosialisasi disampaikan pada
telah memasang poster mengenai
saat
ketertiban
upacara
bendera
memiliki
tingkat intensitas yang sedang.
Persentase
responden
42,04
mendengarkan
tempat
persen
guru
berkendara
di
sekitar
parkir kendaraan pribadi
siswa. Data menunjukkan bahwa
67,04
persen
sekolah
hanya
memasukkan sosialisasi ketertiban
menempelkan poster di lingkungan
berkendara bermotor di saat jam
sekolah yang berisi peraturan berlalu
pelajar menunjukkan intensitas yang
lintas di jalan. Poster-poster yang
sedang,
ditempel
sebanyak
73,87
persen
di
lingkungan
sekolah
8
berisi aturan membawa kendaraan
Kontrol sosial sekolah yang
pribadi ke sekolah maupun aturan
lemah
untuk menaati peraturan lalu lintas di
pemberian sanksi bagi pelaanggar
jalan.
perturan
tersbeut,
diberikan
memperlihatkan
Fakta
di
lapangan
juga
didukung
dengan
sanksi
yang
bahwa
menyebutkan bahwa sekolah tidak
sebagian besar tindak lanjut yang
memberikat syarat dan ketetntuan
dilakukan
khusus
mengenai
mengatasi pelanggaran yakni tidak
kepemilikan Surat Ijin Mengemudi
diberikan sanksi sama sekali. Kontrol
maupuan
Nomor
sosial yang lemah ini membuat
membawa
siswa-siswinya banyak melakukan
kepada
Surat
siswa
Tanda
Kendaraan
pada
saat
kendaraan
bermotor
pribadi
ke
oleh
penyimpangan
sekolah
sosial
dalam
terhadap
sekolah. Responden juga mangku
peraturan berlalu lintas di jalan.
bahwa sekolah tidak memberikan
Reiss mengatakan bahwa penyebab
sayarat maupun ketentuan khusus
hilangnya
mengenai kendaraan bermotor yang
satunya
di bawa ke sekolah haruslah sesuai
sekolah terhadap perilaku siswa-
dengan
berlaku.
siswinya. Pemberian sanksi yang
Responden juga mengaku bahwa
lemah juga mengakibatkan kontrol
sekolah tidak memberikan syarat dan
sosial
ketentuan kepemilkan kelengkapan
lemah.
standart
yang
berkendara seperti helm yang harus
sesuai
dengan
Indonesia.
Standar
Nasional
kontrol
yakni
sekolah
karena
salah
lemahnya
tersebut
kontrol
menjadi
Sanksi merupakan salah satu
bentuk kontrol melalui hukuman.
Sanksi
diberikan
kepada
para
pelanggar agar tidak
melakukan
pelanggaran yang sama. Sehingga,
pelanggaran lalu lintas remaja di
Kota Madiun tergolong tinggi.
jika hukuman bagi pelanggaran atas
Intensitas pelanggaran lalu
peraturan tersebut tidak ada, maka
lintas menunjukkan scoring yang
aturan tersebut dapat dirasakan tidak
tinggi
ada
persen.
oleh
siswanya.
mengatakan
kontrol
Reiss
mengenai
sosial
karena
juga
mengatakan
persentase
Kategori
hilangnya
ditunjukkan
lemahnya
responden
pengendalian terhadap siswa.
Reiss
dengan
60,20
tinggi
ini
dengan
tingginya
yang
sering
mengemudikan kendaraan bermotor
bahwa,
tanpa menggunakan SIM, sebanyak
delikuensi dan residivisme delikuen
42,05
dapat dipandang sebagai konsekuensi
persentase
dari kegagalan kelompok primer
menunjukkan tingginya pelanggaran
untuk memberi anak dengan peran
rambu-rambu
nondelinkuen yang tepat dan untuk
dilakukan
melaksanakan kontrol sosial atas
pelanggaran tersebut antara lain 75
anak agar peran-peran itu diterima
persen responden sering melanggar
atau
rambu-rambu
dipatuhi
kebutuhan.
sesuai
dengan
(Lilly,2015:111)
78,41
persen
yang
merupakan
tertinggi.
lalu
Data
lintas
oleh
persen
juga
yang
responden,
dilarang
berhenti,
responden
rambu-rambu
sering
lemahnya kontrol sosial sekolah
melanggar
mengenai peraturan berlalu lintas
parkir,
memberikan dampak kepada tingkat
sering
pelanggaran lalu lintas. Hasil temuan
rambu-rambu jalan satu arah, 67,05
dapat menunjukkan bahwa intensitas
persen responden sering melakukan
59,09
persen
melakukan
dilarang
responden
pelanggaran
10
pelanggaran rambu-rambu dilarang
sosial sekolah yang lemah membuat
berbelok.
tingginya intensitas pelanggaran lalu
Persentase
responden
65,91
sering
persen
lintas di Kota Madiun. Data statistic
melakukan
juga menunjukkan angka -0,749,
pelanggaran rambu-rambu dilarang
memiliki
berputar
negative dan memiliki kekuatan yang
balik,
45,45
responden
sering
pelanggaran
rambu-rambu
persen
melakukan
arti
pengaruh
bersifat
kuat.
batas
Data
telah
kecepatan maksimal, 46,59 persen
bahwa
responden sering melanggar marka
penyimpangan sosial benar adanya.
jalan dan 44,32 persen responden
Penyimpangan sosial atau kenakalan
menunjukkan
bahwa
sering
remaja
dilakukannya
pelanggaran
lampu
lemahnya kontrol sosial. Sehingga,
lalu-lintas.
Data
bahwa
kendaraan
Reiss
merupakan
juga
menunjukkan
72,86
sering
lintas
remaja
akibat
dari
sosial sekolah. Sekolah memiliki
tanpa
peran
dalam
dan
faslitas
40,91
persen
peraturan
sekolah
bagi
membawa
SIM
pribadi ke sekolah.
STNk
di
dalam
atas
menunjukkan bahwa tingkat kontrol
Edwin
kendaraan
H.
(Martasaputra,1969)
tersebut
memberikan
siswanya
responden sering tidak membawa
Data
Madiun
berkendara
dikarenakan
maupun
Kota
diakibatkan krena lemahnya kontrol
bermotor
sebanyak
di
persen
menggunakan helm sesuai standar
berkendara.
mengenai
tingginya intensitas pelanggaran lalu
sebanyak
responden
asumsi
membuktikan
untuk
bermotor
Sutherland
mengatakan
bahwa pelanggaran lalu merupakan
biasa berkendara kendaraan bermotor
perilaku hasil pembelajaran dari
tanpa
lingkungan sosial. Pembelajran ini
Mengemudi menunjukkan persentase
didapatkan melalui proses interaksi
44,32 persen dengan kategori banyak
dan komunikasi dengan kelompok
teman yang biasa berkendara, namun
intimnya.
hanya beberapa teman yang memiliki
Proses interaksi dan
komunikasi
menekankan
pada
memiliki
SIM.
Surat
Ijin
Intensitas
responden
dengan
teman-teman
konten dalam hubungan tersebut.
berkendara
Konten tersebut dapat berisi materi
tersebut yakni menunjukkan kategori
mengenai perilaku menyimpang dari
sering sebanyak 44,32 persen.
yang
sederhana
hingga
paling
komplek
Data di atas menunjukkan
bahwa
Temuan data menunjukkan
perilaku
menyimpang
idipelajari dari orang-orang terdekat
bahwa scoring intensitas interaksi
dengan
antar teman sebaya mennunjukkan
interaksi dan komunikasi dengan
skor kategori tinggi yakni dengan
lingkungan sekitar yang memiliki
persentase 52,30 persen. Intensitas
masalah
interaksi ini tinggi kea rah perilaku
lalu-lintas.
menyimpang.
bahwa
Data
menunjukkan
responden.
Intensitas
penyimpangan
di
Data
peraturan
memperlihatkan
sekolah,
responden
bahwa banyak teman responden yang
dikelilingi oleh orang-orang yang
mengemudikan kendaraan bermotor
biasa
melakukan
yakni
dalam
kontek
sebesar
73,86
persen
penyimpangan
berlalu
lintas.
responden banyak memiliki teman
Sehingga, proses pembelajran dapat
dengan criteria tersebut. Teman yang
dengan
mudah
dipelajari
oleh
12
responden di lingkungan sekolahnya
mengenai cara menghindari operasi
tiap saat.
tilang polisi merupakan sikap-sikap
Data
menunjukkan
bahwa
dalam melakukan pelanggaran lalu-
konten dalam proses komunikasi
lintas.
dengan teman sebaya di sekolah
merupakan
antara lain menunjukkan kategori
untuk mengembangkan pengetahuan
sedang untuk pembicaraan mengenai
dalam diri
pengalaman melanggar lalu-lintas
tersebut dapat menjadi dasar dalam
sebanyak 60,22 persen dan kategori
perilaku
sedang untuk pembicaraan mengenai
dilakukan oleh responden dalam
cara
kontek pelangggaran berlalu-lintas.
menghindari
operasi
tilang
polisi sebanyak 56,82 persen. Konten
dalam
komunikasi
menunjukkan
Isi
komunikasi
tambahan
indiviu.
informasi
Pengetahuan
menyimpangan
Data
bahwa
dari
juga
dalam
yang
menunjukkan
proses
interaksi
mengenai materi yang dipelajari
terdapat praktik langsung dalam
dalam
proses pembelajaran. Teman sekolah
proses
mengenai
belajar.
pengalaman
lalu-lintas merupakan
paling
efektif
Materi
melanggar
cara
dalam
yang
proses
responden
menunjukkan
kategori
sering untuk melakukan pelanggaran
rambu-rambu
lalu
dengan
persen.
Proses
pembelajran, pengalaman merupakan
persentase
pendidikan yang paling efektif.
interaksi di saat seperti ini akan
Pengalaman
pelanggaran
akan
melakukan
memberikan
73,86
lintas
memberikan
mengenai
banyak
informasi
sikap-sikap
melakukan
banyak pengetahuan praktis dalam
pelanggaran lalu lintas. Skor tinggi
penyimpangan. Materi pembicaraan
untuk intensitas interaksi antar teman
sebaya
ini
membuat
tingginya
intensitas pelanggaran lalu lintas.
Temuan data menunjukkan
tingginya pelanggaran rambu-rambu
Intensitas pelanggaran lalu
lalu lintas yang dilakukan oleh
lintas menunjukkan scoring yang
responden,
tinggi
antara lain 75 persen responden
dengan
persen.
persentase
Kategori
ditunjukkan
tinggi
60,20
ini
sering
pelanggaran
melanggar
tingginya
yang
sering
responden sering melanggar rambu-
mengemudikan kendaraan bermotor
rambu dilarang parkir, 59,09 persen
tanpa menggunakan SIM, sebanyak
responden
42,05
merupakan
pelanggaran rambu-rambu jalan satu
persentase tertinggi. Pelanggaran ini
arah, 67,05 persen responden sering
merupakan hasil dari pembelajran
melakukan
yang
rambu
persen
yang
dilakukan
proses
responden
pembelajran
78,41
sering
melakukan
pelanggaran
dilarang
persen
berbelok,
rambu65,91
teman
persen responden sering melakukan
sekolah untuk mengendari kendraaan
pelanggaran rambu-rambu dilarang
bermotor
berputar
tanpa
sebelumnya
terdapat
dari
dari
berhenti,
rambu-rambu
dengan
responden
dilarang
tersebut
SIM.
Data
menyebutkan
bahwa
responden
sering
teman
pelanggaran
rambu-rambu
kategori
banyak
balik,
45,45
persen
melakukan
batas
responden yang biasa mengendarai
kecepatan maksimal, 46,59 persen
kendaraan
namun
responden sering melanggar marka
beberapa teman saja yang memilki
jalan dan 44,32 persen responden
SIM.
menunjukkan
bahwa
sering
dilakukannya
pelanggaran
lampu
bermotor,
14
lalu-lintas. Data ini didukung dengan
antara kedua variabel tersebut yakni
proses pembelajaran selama bersama
0,839, memiliki kekuatan pengaruh
teman-teman
yang sangat kuat.
dalam
dari
pembicaraan
komunikasi
mengenai
Penutup
pengalaman melanggar lalu lintas
Kesimpulan
penelitian
dan ajakan langsung dari teman
lapangan
untuk
perhitungan melalui product moment
melakukan
pelanggaran
rambu-rambu lalu lintas.
Data
bahwa
juga
responden
72,86
sering
kendaraan
tingkat
kontrol
sosial
sekolah
persen
terhadap intensitas pelanggaran lalu
berkendara
lintas remaja Sekolah Menengah
tanpa
Atas di Kota Madiun. Angka product
bermotor
menggunakan helm sesuai standar
moment
menunjukkan
dan
memiliki
arti
sebanyak
Hasil
disimpulkan yakni terdapat pengaruh
menunjukkan
sebanyak
menghasilkan:
di
40,91
persen
bahwa
tingkat
SIM
dalam
terhadap intensitas pelanggaran lalu
dapat
lintas remaja SMA di Kota Madiun
intensitas
bersifat negative dengan kekuatan
sebaya
kuat. Sifat hubungan negative yakni
terhadap
ketika tingkat kontrol sosial sekolah
STNk
berkendara.sehingga
disimpulkan
interaksi
bahwa
antar
teman
memiliki
pengaruh
intensitas
pelanggaran
sekolah
lintas
rendah maka menyebabkan tingginya
melalui proses belajar. Selain itu,
intensitas pelanggaran lalu lintas
data
remaja
statistic
juga
lu
sosial
pengaruh
responden sering tidak membawa
maupun
kontrol
-0,743,
menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh positif
SMA
di
Kota
Madiun,
kesimpulan
ini
juga
berlaku
sebaliknya.
antara teman sebaya di sekolah
terhadap intensitas pelanggaran lalu
Hasil temuan di lapangan
menyimpulkan
bahwa
terdapat
lintas
remaja
Madiun.
SMAN
Hasil
di
Kota
perhitungan
pengaruh intensitas interaksi antara
menunjukkan angka 0,867, berarti
teman sebaya di sekolah terhadap
pengaruh bersifat positif dengan
intensitas pelanggaran lalu lintas
kekuatan
remaja SMA di Kota Madiun. Hasil
Sehingga, ketika tingkat kontrol
perhitungan
moment
sosial sekolah dan intensitas interaksi
menunjukkan angka 0,839, berarti
memiliki kekuatan yang tinggi maka
terdapat
memiliki
product
pengaruh
yang
bersifat
yang
sangat
pengaruh
kuat.
terhadap
positif dan memiliki kekuatan yang
tingginya tingkat pelanggaran lalu
sangat kuat. Pengaruh positif berarti
lintas remaja SMA di Kota Madiun.
ketika interaksi antar teman sebaya
Penelitian ini hanya melihat
di sekolah memiliki intensitas yang
dari
tinggi
pengaruh
sehingga saran yang diberikan masih
intensitas
berkaitan dengan sekolah. Saran saya
pelanggaran lalu lintas remaja SMA
untuk sekolah yakni agar dapat
di
memberikan kontrol sosial yang
maka
terhadap
memiliki
tingginya
Kota
Madiun,
berlaku
juga
sebaliknya.
menyimpulkan
sekolah
lingkungan
sekolah,
lebih ketat, pemberian sanksi bagi
Temuan data di lapangan
pengaruh
sisi
bahwa
tingkat
dan
terdapat
kontrol
intensitas
sosial
interaksi
pelanggaran harus tetap diberikan
sanksi
seperti
aturan.
Sekolah
cenderung memberikan kebebasan
siswa-siswi
untuk
membawa
16
kendaraan bermotor ke sekolah tanpa
memberikan
memberikan
sesungguhnya.
batasan
apapun,
inti
dari
masalah
Permasalahan
sehingga lebih baik adanya filter dari
banyak
sekolah
untuk
tersembunyi yang belum dapat diulas
kebebasan
namun
dengan
turan
memberikan
tetap
yang
sesuai
berlaku.
variabel
yng
ini
masih
dalam penelitian ini, semoga untuk
selanjutnya
dapat
dikembangkan
Penelitian ini masih jauh dari kata
dengan berbagai variabel yang ada di
sempurna, maka dari itu masih perlu
lingkungan sosial.
dilanjutkan
pengembangan
dengan
untuk
berbagai
dapat
Daftar Pustaka
Buku:
Atmasasmita, Romli. 2010. Teori dan Kapita Selekta: KRIMINOLOGI(ed.2). PT
Refika Aditama: Bandung.
Lilly,dkk.2015. TEORI Kriminologi: KONTEKS & KONSEKUENSI(ed.5).
Kencana Prenada Media Group: Jakarta.
Martasaputra, Momon. 1969. AZAS-AZAS KRIMINOLOGI. Penerbit Alumni:
Bandung.
Neumann, Laurence W. 2013. Metodologi Penelitian Sosial: Pendekatan
Kualitatif dan Kuantitatif Edisi 7. PT Indeks: Jakarta
Noach, W.M.E, dan Heuvel, Grat Van Den. 1992. KRIMINOLOGI: SUATU
PENGANTAR. PT Citra Aditya Bakti: Bandung.
Noor, Juliansyah. 2015. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya
Ilmiah. Kencana Prenada Media Group: Jakarta.
Ritzer, George.2014. Teori Sosiologi Modern(ed.7). Kencana Prenada Media
Group:Jakarta.
Santoso, Topo, dan Eva Achjani Zulfa. 2001. KRIMINOLOGI. PT RajaGrafindo
Persada: Jakarta.
Surbakti, dkk. 2004. SOSIOLOGI TEKS PENGANTAR DAN TERAPAN(ed.4).
Kencana Prenada Media Group: Jakarta.
Jurnal, Skripsi dan Tesis:
Asdar, andi dwi andriani.2008. Tinjauan Kriminologis Pelanggaran Lalu lintas
yang Dilakukan Oleh Remaja di Wilayah Hukum Polres Parepare (studi
kasus 2006 - 2011). Skripsi, Universitas Hasanuddin, Indonesia.
Gusitiana, Anggilia.2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelajar SMP
Mengemudikan Sepeda Motor Tanpa Memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM)
Studi SMP Negeri 34 Pekanbaru. Skripsi, Universitas Riau, Indonesia.
Klavert,Irene.2007.Kedisplinan Berlalu Lintas Pengemudi Angkuta Kota Di Kota
Semarang Ditinijau Dari Persepsi Terhdapa Pengakan Hukum Lalu
Lintas.Skripsi, Universitas Katolik Soegijapranata, Indonesia.
M,Siti Nur Aisyah.2015.Tinjauan Kriminologis Terhadap Pelanggaran Lalu
Lintas Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Di kabupaten Pangkep
Tahun 2011-2013).Skripsi, Universitas Hasanuddin, Indonesia.
Pamungkas, Trio Adit.2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelajar
SMP Mengemudikan Speda Motor Tanpa Memiliki Surat Ijin Mengemudi
(SIM): Studi Kasusu Pelajar SMP negeri 17 Surabaya Dalam Pelaksanaan
pasal 77 dan Pasal 81 UU Nomor 22 Tah.2009 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan. Skripsi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”,
Indonesia.
Pebrianti, Eka.2014. Tinjauan Sosiologi Hukum Terhadap Pelanggaran Lalu
Lintas yang Dilakukan Oleh Anak Sekolah di Kota Makassar.Skripsi,
Universitas Hasanuddin, Indonesia.
Permana, Bambang Eka.2012.Faktor Penyebab Pelanggaran lalu Lintas Oleh
Pengendara Sepeda Motor Di Kota Kuningan.Skripsi, Universitas Negeri
Semarang, Indonesia.
Website:
Adhi, Irawan Sapto. 2015. Pengendara Tak Berhelm SNI Dominasi Hasil Razia
Polsek
Mangunharjo.
(Diakses
07
September
2015).
http://m.solopos.com/2015/09/01/pelanggaran-lalu-lintas-pengendara-takberhelm-sni-dominasi-hasil-razia-polsek-mangunharjo-638453
Definisi Pengertian Tindak Pidana Kejahatan. 2015. (Diakses 17 September
2015).
http://www.definisi-pengertian.com/2015/05/definisi-pengertiantindak-pidana-kejahatan.html
Definisi
Remaja.
2014.
(Diakses
10
September
2015).
http://www.psychoshare.com/file-104/psikologi-remaja/definisi-remaja.html
Delik-Delik
Khusus.
2011.
(Diakses
11
September
2015).
https://wonkdermayu.wordpress.com/kuliah-hukum/delik-delik-khusus/
Depa.2015. Pelajar Dominasi Pelanggaran Lalu Lintas. (Diakses 13 September
2015).
http://jabar.pojoksatu.id/cianjur/2015/04/10/pelajar-dominasipelanggaran-lalu-lintas/
Habib, Muhammad Alhada Fuadillah. 2012. Kontrol Sosial Dan Perilaku
Menyimpang.
(Diakses
09
September
2015).
http://alhadafisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45464-MakalahKontrol%20Sosial%20Dan%20Perilaku%20Menyimpang.html
Interaksi Sosial-Pengertian, Bentuk, Ciri, Contoh, Syarat & Faktor. 2015.
(Diakses
23
September
2015).
http://www.artikelsiana.com/2015/08/interaksi-sosial-pengertian-bentukciri.html
JIBI. 2014. Pengendara Motor Dominasi Kecelakaan Madiun. (Diakses 01
Oktober
2015).
http://www.solopos.com/2014/12/28/catatan-2014pengendara-motor-dominasi-kecelakaan-madiun563159?mobile_switch=mobile
Jumlah Kecelakaan Mudik Turun, Namun Pelanggaran Lalu Lintas Meningkat.
2015.
(Diakses
11
September
2015).
18
http://ramadhan.kompas.com/read/2015/07/21/18553171/Jumlah.Kecelakaa
n.Mudik.Turun.Pelanggaran.Lalu.Lintas.Naik
Juniarta, Rendy Wira. 2011. Teori Perkembangan Masa Remaja. (Diakses 25
September 2015). http://rendywirajuniarta.blogspot.com/2011/04/teoriperkembangan-masa-remaja.html
Kota
Madiun.2015.
(Diakses
12
September
2015).
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Madiun#Sosial_dan_budaya
Kris, Kristiana. 2013. Teman Sebaya. (Diakses 07 September 2015).
http://kristianakristiana.blogspot.co.id/2013/11/teman-sebaya.html
Pelajar Dominasi Langgar Lalu Lintas. 2014. (Diakses 07 September 2015).
http://gorontalopost.com/2014/10/07/pelajar-dominasi-langgar-lalu-lintas/
Pelanggaran Lalu Lintas Meningkat. 2013. (Diakses 06 September 2015).
http://news.metrotvnews.com/read/2013/03/22/140386/pelanggaran-lalulintas-meningkat-7
Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Menurut Para Ahli. 2014. (Diakses 12
September 2015). http://tesishukum.com/pengertian-perbuatan-melawanhukum-menurut-para-ahli/
Peran Pelajar Sebagai Pelopor Lalu Lintas. 2015. ( Diakses 10 September 2015).
http://dishubllaj.jatimprov.go.id/?page=newsread&id=30
Profil Sekolah. 2013. (Diakses 10 Desember 2015). http://20534120.siapsekolah.com/sekolah-profil/
Rohmah, Ulfi A. 2013. Peer Group (teman Sebaya). (Diakses 07 September
2015).
http://cuapfhiieear.blogspot.co.id/2013/02/peer-group-temansebaya.html
Saputra, Ariansyah Eka. 2014. Teori Asosiasi Diferensial (Differential
Association Theory) Dalam Kriminologi. (Diakses 10 Oktober 2015 ).
http://www.kompasiana.com/ariansyahekasaputra/teori-asosiasi-diferensialdifferential-association-theory-dalamkriminologi_54f96eaaa3331178178b4d9b
SMA Negeri 2 Madiun. 2015. (Diakses 08 Desember 2015).
https://id.wikipedia.org/wiki/SMA_Negeri_2_Madiun
SMA Negeri 2 Madiun. 2015. (Diakses 08 Desember 2015).
http://sma2madiun.sch.id/
SMA Negeri 3 Madiun. 2015. (Diakses 9 Desember 2015).
https://id.wikipedia.org/wiki/SMA_Negeri_3_Madiun
SMA Negeri 5 Madiun. 2015. (Diakses 10 Desember 2015).
http://sman5madiun.sch.id/
Stevani, Rika Louis. 2015. Polres Madiun Kota Tangani 254 Kasus Kecelakaan.
(Diakses
09
September
2015).
http://www.antarajatim.com/lihat/berita/170390/polres-madiun-kotatangani-254-kasus-kecelakaan
STW, Herry. 2013. Teman Sebaya. (Diakses 07 September 2015).
https://herrystw.wordpress.com/2013/01/05/teman-sebaya/
Undang-Undang Lalu Lintas. 2015. (Diakses 06 September 2015).
https://lalulintasugm.wordpress.com/undang-undang-lalulintas/
Warid, Faisal. 2014. 1891 Kasus Pelanggaran Lalin Selama Operasi Zebra
Semeru.
(Diakses
08
September
2015).
19
http://www.rri.co.id/post/berita/125109/daerah/1891_kasus_pelanggaran_lal
in_selama_operasi_zebra_semeru.html
Wulan, Eka. 2015. Selama Operasi Patuh pelanggaran lalu Lintas Di Madiun
Naik
201
Persen.
(Diakses
17
Oktober
2015).
http://www.rri.co.id/madiun/post/berita/173470/daerah/selama_operasi_patu
h_pelanggaran_lalu_lintas_di_madiun_naik_201_persen.html
YUD. 2015. Pelanggar Lalu Lintas Di Mamuju Didominasi Pelajar. (Diakses 09
September 2015). http://www.beritasatu.com/nasional/262994-pelanggarlalulintas-di-mamuju-didominasi-pelajar.html
20
Download