PENGARUH TINGKAT KONTROL SOSIAL SEKOLAH DAN INTENSITAS INTERAKSI ANTAR TEMAN SEBAYA TERHADAP INTENSITAS PELANGGARAN LALU LINTAS SISWA SMA DI KOTA MADIUN Sebuah Studi Korelasional Okkyq Endrastya Prastyawan NIM 071211432010 Mahasiswa Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Abstrak Penelitian ini meneliti tentang pengaruh tingkat kontrol sosial sekolah dan intensitas interaksi antara teman sebaya terhadap intensitas pelanggaran lalu lintas siswa SMA di kota Madiun. Tujuan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh tingkat kontrol sosial sekolah terhadap intensitas pelanggaran lalu lintas siswa, ada tidaknya pengaruh intensitas interaksi antar teman sebaya di sekolah terhadap intensitas pelanggaran lalu lintas, serta ada tidaknya pengaruh tingkat kontrol sosial sekolah dan intensitas interaksi antar teman sebaya di sekolah terhadap intensitas pelanggaran lalu lintas siswa. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, tipe penelitian korelasional. Pendekatan kuantitatif menggunakan intrumen penelitian berupa kuesioner. Teknik pengumpulan data menggunakan wawanacara ke 88 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan Multistage sampling dan proses penentuan jumlah responden menggunakan rumus Slovin. Reponden yang terpilih secara acak yakni siswa SMA di kota Madiun. Teori yang digunakan yakni teori kontrol sosial Albert J. Reiss dan teori belajar Edwin H. Sutherland. Kesimpulan dari penelitian ini yakni terdapat pengaruh tingkat kontrol sosial sekolah terhadap intensitas pelanggaran lalu lintas. Kedua, terdapat pengaruh intensitas interaksi antar teman sebaya di sekolah terhadap intensitas pelanggaran lalu lintas. Ketiga, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh tingkat kontrol sosial sekolah dan intensitas interaksi antar teman sebaya di sekolah terhadap intensitas pelanggaran lalu lintas siswa. Kata kunci: kontrol sosial, interaksi, intensitas, dan pelanggaran. Operasi di Jl. Ahmad Yani Kota Pendahuluan Pelanggaran lalu lintas di Indonesia mengalami peningkatan Madiun didominasi oleh pelajar dan pemuda.2 dari tahun ke tahun. Pelanggaran lalu Pelanggaran lalu lintas yang lintas di Indonesia dari tahun 2011 didominasi oleh pelajar atau remaja hingga 2012 mengalami peningkatan ini sebanyak 7 persen atau 8.223 kasus, umurnya dalam kepemilikan Surat dari 109.776 tindak pelanggaran Izin Mengemudi (SIM). Surat Izin kasus.1 Mengemudi merupakan salah satu Peningkatan jumlah pelanggaran lalu standart kelayakan individu dalam lintas sebesar 8.233 kasus, bukan mengendarai kendaraan bermotor. merupakan jumlah pelanggaran yang Surat sedikit. Tahun 2012 terjadi 117.999 diperoleh melalui berbagai ujian dari kasus, itu artinya dalam sehari terjadi Satlantas berkaitan cara berkendara 323 kasus pelanggaran lalu lintas, dan dibandingan dengan tahun 2011 bermotor. terjadi pelanggaran 300 kasus tiap memiliki SIM pada usia 17 tahun harinya. yang menjadi 117.999 Pelanggaran lalu lintas didominasi oleh golongan pelajar di berbagai Budianto daerah di mengatakan Izin ujian cukup Mengemudi berkendara Remaja dapat kendaraan baru bersamaannya dapat dengan (KTP). Menurut menjelaskan pelanggaran lalu lintas sepanjang perkembangan 1 2 Diakses dari news.metrotvnews.com pada tanggal 6 September 2015 belum kepemilikan Kartu Tanda Penduduk Indonesia. bahwa dikarenakan JJ. mengenai Rousseau tahapan Diakses dari solopost.com pada tanggal 7 September 2015 2 individu.Perkembangan individu pemberian memiliki tahapan merupakan tempat pendidikan dapat perkembangan yakni pada tahap menjadi tempat sosialisasi mengenai pertama seorang individu berusia 0-4 peraturan berlalu lintas. Lembaga atau 5 tahun merupakan masa kanak- negara satu dengan lainnya memiliki kanak (infancy). Tahapan berikutnya, sinergi dalam penegakkan peraturan individu tahun yang berlaku, namun jika dilihat dari mengalami proses masa nakalnya. hasil penelitian Anggilia Gustiana Pada tahapan ini individu berada di mengenai proses tahapan yang paling liar Mempengaruhi (savage stage). Kemudian individu Mengemudi Sepeda Motor Tanpa memasuki Memiliki Surat Izin Mengemudi empat berusia umur 5-12 12-15 tahun sanksi. Sekolah Faktor-Faktor (SIM) nalar (reason) dan kesadaran diri Pekanbaru), tata tertib di sekolah (self Tahapan yang berkaitan dengan membawa terakhir yakni tahapan remaja pada kendaraan bermotor hanya sebagai usia 15-20 tahun yakni pada masa aturan saja tanpa ada sanksi bagi kesempurnaan remaja (adolescence pelanggarnya. Begitu pula dengan proper) puncak penelitian Siti Nur Aisyah M (2015) emosi. menunjukkan bahwa sekolah kurang dan perkembangan merupakan (Juniarta,2011) SMP Negeri SMP mengalami kebangkitan akal (ratio), consciousness). (Studi Pelajar yang 34 memiliki kepedulian terhadap anak Kontrol sosial di sekolah didiknya yang masih di bawah umur melalui tata tertib terhadap siswanya membawa kendaraan bermotor ke memiliki kekuatan pemaksa melalui sekolah. Pergaulan remaja di dalam didiknya memiliki peran besar dalam lingkungannya termasuk di dalam pengambilan keputusan siswa untuk sekolah merupakan tempat belajar mengendarai yang baik bagi remaja. Lingkungan tanpa pergaulan ini memberikan pengaruh melakukan pelanggaran lalu lintas terhadap tindakan yang dilakukan dan oleh remaja. Menurut penelitian yang siswa di sekolah menjadi tempat dilakukan oleh Siti Nur Aisyah M belajar mengenai melakukan Tinjauan Kriminologis Terhadap Pelanggaran Lalu-Lintas kendaraan kepemilikan mungkin SIM juga bagi bermotor hingga teman-teman mereka segala untuk hal termasuk pelanggaran lalu lintas. yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Rumusan masalah yang diambil Kasus di Kabupaten Pangkep Tahun yakni Apakah terdapat pengaruh 2011-2013) menyatakan tingkat pelanggaran lalu lintas bahwa kontrol sosial sekolah yang terhadap intensitas pelanggaran lalu dilakukan oleh remaja dikarenakan lintas remaja Sekolah Menengah anak-anak di bawah umur telah Atas diajarkan cara berkendara kendaraan terdapat bermotor oleh teman-temannya dan interaksi antara teman sebaya di juga remaja tersebut melihat teman- sekolah temannya pelanggaran telah menggunakan kendaraan bermotor. Penelitian di kota Madiun? pengaruh Apakah intenstitas terhadap lalu intensitas lintas remaja Sekolah Menengah Atas di kota menarik Madiun? Apakah terdapat pengaruh dilakukan dikarenakan kontrol sosial tingkat kontrol sosial sekolah dan sosial intensitas interaksi antara teman sekolah ini terhadap anak 4 sebaya di sekolah terhadap intensitas pelanggaran lalu lintas remaja Penanaman sosial yang norma-norma berkaitan oleh Sekolah Menengah Atas di kota pelanggaran lalu lintas dilakukan Madiun? oleh pihak sekolah, karena sekolah Kontrol sosial Albert J. Reiss (Atmasasmita, 2010:42) telah menggabungkan konsep kepribadian dan sosialisasi sehingga menghasilkam teori kontrol sosial. Teori kontrol sosial Reiss terangkum dalam artikel berjudul “Delinquency as the Failure of Personal and Social remaja. Apabila sekolah mengalami kegagalan dalam sosialisasi peraturan berlalu lintas maka muridmuridnya akan melakukan pelanggaran lalu-lintas. Kedua, remaja akan melakukan penyimpangan apabila kontrol sosial menghilang. Siswa akan melakukan Controls”. Kontrol merupakan institusi pendidikan bagi sosial memiliki kompenan untuk fenomena kenakalan tiga menjelaskan remaja. Komponen tersebut yakni kurangnya kontrol internal, yang wajar selama masa anak-anak, hilangnya kontrol tersebut, dan tidak adanya normanorma sosial di sekolah, orang tua, atau lingkungan dekat. Reiss (Lilly,2015:110): Menurut pelanggaran peraturan lalu berlalu lintas apabila lintas gagal diberlakukan. Ketiga, tidak adanya norma-norma sosial atau konflik antara norma-norma dimaksud (di sekolah, orang tua atau lingkungan dekat). Siswa akan melakukan pelanggaran peraturan berlalu lintas apabila tidak terdapat peraturan mengenai lalu lintas tersebut. Teori Belajar Sutherland Kebiasaan menyimpang (Martasaputra,1969) dalam teori ini dipelajari menjelaskan mengenai remaja yang kelompoknya. Kelompok tersebut melakukan dikarenakan aktor di ini dalam penyimpangan bukan terdiri dari orang-orang yang sudah keturanannya sudah mengenal aktor. Kelompok tersebut menyimpang. Tindakan menyimpangkan bukanlah sesuatu memiliki tingkat interaksi yang tinggi. yang diturunkan turun temurun di Sesuai dalam keluarga, namun karena ada penelitian proses Kebiasaan maka studi ini merupakan penelitian merupakan kuantitatif dengan tipe penelitian pembelajaran yang didapatkan oleh korelasional. Pendekatan kuantitatif individu di dalam masyarakat. menggunakan intrumen penelitian pembelajaran. menyimpang Aktor akan melakukan perilaku menyimpang proses dikarenakan yang pertanyaan telah dijelaskan berupa kuesioner melalui wawancara ke responden. Kebiasaan Kota Madiun memiliki 43 SMA menyimpang didapatkan aktor dari yang tersebar di seluruh penjuru proses interaksi dengan orang lain kota. Populasi berjumlah 43 tersebut dalam proses komunikasi. Proses kemudian komunikasi yang biasanya terjadi sehingga mendapatkan tiga sampel secara sekolah, dipungkiri belajar. adanya dengan verbal, dapat namun tidak terjadi dengan menangkap kode-kode gesture. dijelaskan dipilih rincian pada secara metode bagian acak akan teknik pengambilan sampel. Sekolah yang terpilih secara acak adalah SMAN 02 6 Madiun, SMAN 03 Madiun, dan terhadap satu variabel dengan rumus SMAN 05 Madiun. korelasi ganda. Teknik pengambilan sampel yang saya gunakan bertahap yakni (Multistage Pembahasan penarikan berpendapat bahwa kontrol yang lemah Populasi dibagi menjadi beberapa akibat dari kegagalan mini internalisasi norma dan aturan yang populasi karakteristik populasi sampling). Reiss yang yang tersebut memiliki sama. Mini berawal dari memilih kota Madiun. Responden mengatur perilaku merupakan dalam agar sesuai dengan norma-norma system sosial yang mengandung hukuman legal. yang saya Data menyebutkan bahwa sebanyak gunakaan sebanyak 88 responden 47,74 yang mengetahui adanya peraturan tersebut. Saya menggunakan tingkat membawa kendaraan bermotor kesalahan 10% pribadi tersebar di tiga sekolah dan menggunakan persen ke responden sekolah. tidak Kurangnya Rumus Slovin. Jumlah total populasi pemahaman siswa terhadap peraturan saya yakni 786 siswa. Analisis tersebut terbagi menjadi tiga yakni univariat, lemahnya biavriat dan multivariate. Bivariat dilakukan oleh sekolah. Sebanyak menghubungkan dua variabel dengan 35,23 persen responden mengatakan menggunakan guru rumus product merupakan tidak akibat internalisasi pernah dari yang memberikan moment dan analisis multivariate sosialisasi kepada siswa mengenai menghubungkan peraturan dua variabel membawa pribadi ke sekolah. kendaraan Temuan data juga responden mengatakan menyebutkan bahwa sebanyak 35,23 kadang-kadang persen sosialisasi peraturan berkendara di responden bahwa guru memberitahu tidak pernah saat guru bahwa memberikan pembelajran bimbingan memberikan nasihat kepada siswa- konseling, 40,91 persen reponden siswanya untuk sering berkendara bermotor berhati-hati di jalan. mendapatkan peraturan berkendara sosialisasi pada saat Sebanyak 64,77 persen responden waktu istirahat sekolah dan sebesar mengatakan bahwa sekolah hanya 48,86 persen responden mengatakan kadang-kadang bahwa saja memberikan kadang-kadang sekolah sosialisasi untuk menataati peraturan memberikan nasihat agar menaati berlalu lintas di jalan. Indikator peraturan berlalu lintas di saat masuk waktu ke sekolah dan pulang sekolah. dan intensitas sosialisasi menunjukkan fakta bahwa sebanyak Sosialisasi peraturan yang 70,45 persen responden mengatakan rendah diakibatkan karena sekolah bahwa sosialisasi disampaikan pada telah memasang poster mengenai saat ketertiban upacara bendera memiliki tingkat intensitas yang sedang. Persentase responden 42,04 mendengarkan tempat persen guru berkendara di sekitar parkir kendaraan pribadi siswa. Data menunjukkan bahwa 67,04 persen sekolah hanya memasukkan sosialisasi ketertiban menempelkan poster di lingkungan berkendara bermotor di saat jam sekolah yang berisi peraturan berlalu pelajar menunjukkan intensitas yang lintas di jalan. Poster-poster yang sedang, ditempel sebanyak 73,87 persen di lingkungan sekolah 8 berisi aturan membawa kendaraan Kontrol sosial sekolah yang pribadi ke sekolah maupun aturan lemah untuk menaati peraturan lalu lintas di pemberian sanksi bagi pelaanggar jalan. perturan tersbeut, diberikan memperlihatkan Fakta di lapangan juga didukung dengan sanksi yang bahwa menyebutkan bahwa sekolah tidak sebagian besar tindak lanjut yang memberikat syarat dan ketetntuan dilakukan khusus mengenai mengatasi pelanggaran yakni tidak kepemilikan Surat Ijin Mengemudi diberikan sanksi sama sekali. Kontrol maupuan Nomor sosial yang lemah ini membuat membawa siswa-siswinya banyak melakukan kepada Surat siswa Tanda Kendaraan pada saat kendaraan bermotor pribadi ke oleh penyimpangan sekolah sosial dalam terhadap sekolah. Responden juga mangku peraturan berlalu lintas di jalan. bahwa sekolah tidak memberikan Reiss mengatakan bahwa penyebab sayarat maupun ketentuan khusus hilangnya mengenai kendaraan bermotor yang satunya di bawa ke sekolah haruslah sesuai sekolah terhadap perilaku siswa- dengan berlaku. siswinya. Pemberian sanksi yang Responden juga mengaku bahwa lemah juga mengakibatkan kontrol sekolah tidak memberikan syarat dan sosial ketentuan kepemilkan kelengkapan lemah. standart yang berkendara seperti helm yang harus sesuai dengan Indonesia. Standar Nasional kontrol yakni sekolah karena salah lemahnya tersebut kontrol menjadi Sanksi merupakan salah satu bentuk kontrol melalui hukuman. Sanksi diberikan kepada para pelanggar agar tidak melakukan pelanggaran yang sama. Sehingga, pelanggaran lalu lintas remaja di Kota Madiun tergolong tinggi. jika hukuman bagi pelanggaran atas Intensitas pelanggaran lalu peraturan tersebut tidak ada, maka lintas menunjukkan scoring yang aturan tersebut dapat dirasakan tidak tinggi ada persen. oleh siswanya. mengatakan kontrol Reiss mengenai sosial karena juga mengatakan persentase Kategori hilangnya ditunjukkan lemahnya responden pengendalian terhadap siswa. Reiss dengan 60,20 tinggi ini dengan tingginya yang sering mengemudikan kendaraan bermotor bahwa, tanpa menggunakan SIM, sebanyak delikuensi dan residivisme delikuen 42,05 dapat dipandang sebagai konsekuensi persentase dari kegagalan kelompok primer menunjukkan tingginya pelanggaran untuk memberi anak dengan peran rambu-rambu nondelinkuen yang tepat dan untuk dilakukan melaksanakan kontrol sosial atas pelanggaran tersebut antara lain 75 anak agar peran-peran itu diterima persen responden sering melanggar atau rambu-rambu dipatuhi kebutuhan. sesuai dengan (Lilly,2015:111) 78,41 persen yang merupakan tertinggi. lalu Data lintas oleh persen juga yang responden, dilarang berhenti, responden rambu-rambu sering lemahnya kontrol sosial sekolah melanggar mengenai peraturan berlalu lintas parkir, memberikan dampak kepada tingkat sering pelanggaran lalu lintas. Hasil temuan rambu-rambu jalan satu arah, 67,05 dapat menunjukkan bahwa intensitas persen responden sering melakukan 59,09 persen melakukan dilarang responden pelanggaran 10 pelanggaran rambu-rambu dilarang sosial sekolah yang lemah membuat berbelok. tingginya intensitas pelanggaran lalu Persentase responden 65,91 sering persen lintas di Kota Madiun. Data statistic melakukan juga menunjukkan angka -0,749, pelanggaran rambu-rambu dilarang memiliki berputar negative dan memiliki kekuatan yang balik, 45,45 responden sering pelanggaran rambu-rambu persen melakukan arti pengaruh bersifat kuat. batas Data telah kecepatan maksimal, 46,59 persen bahwa responden sering melanggar marka penyimpangan sosial benar adanya. jalan dan 44,32 persen responden Penyimpangan sosial atau kenakalan menunjukkan bahwa sering remaja dilakukannya pelanggaran lampu lemahnya kontrol sosial. Sehingga, lalu-lintas. Data bahwa kendaraan Reiss merupakan juga menunjukkan 72,86 sering lintas remaja akibat dari sosial sekolah. Sekolah memiliki tanpa peran dalam dan faslitas 40,91 persen peraturan sekolah bagi membawa SIM pribadi ke sekolah. STNk di dalam atas menunjukkan bahwa tingkat kontrol Edwin kendaraan H. (Martasaputra,1969) tersebut memberikan siswanya responden sering tidak membawa Data Madiun berkendara dikarenakan maupun Kota diakibatkan krena lemahnya kontrol bermotor sebanyak di persen menggunakan helm sesuai standar berkendara. mengenai tingginya intensitas pelanggaran lalu sebanyak responden asumsi membuktikan untuk bermotor Sutherland mengatakan bahwa pelanggaran lalu merupakan biasa berkendara kendaraan bermotor perilaku hasil pembelajaran dari tanpa lingkungan sosial. Pembelajran ini Mengemudi menunjukkan persentase didapatkan melalui proses interaksi 44,32 persen dengan kategori banyak dan komunikasi dengan kelompok teman yang biasa berkendara, namun intimnya. hanya beberapa teman yang memiliki Proses interaksi dan komunikasi menekankan pada memiliki SIM. Surat Ijin Intensitas responden dengan teman-teman konten dalam hubungan tersebut. berkendara Konten tersebut dapat berisi materi tersebut yakni menunjukkan kategori mengenai perilaku menyimpang dari sering sebanyak 44,32 persen. yang sederhana hingga paling komplek Data di atas menunjukkan bahwa Temuan data menunjukkan perilaku menyimpang idipelajari dari orang-orang terdekat bahwa scoring intensitas interaksi dengan antar teman sebaya mennunjukkan interaksi dan komunikasi dengan skor kategori tinggi yakni dengan lingkungan sekitar yang memiliki persentase 52,30 persen. Intensitas masalah interaksi ini tinggi kea rah perilaku lalu-lintas. menyimpang. bahwa Data menunjukkan responden. Intensitas penyimpangan di Data peraturan memperlihatkan sekolah, responden bahwa banyak teman responden yang dikelilingi oleh orang-orang yang mengemudikan kendaraan bermotor biasa melakukan yakni dalam kontek sebesar 73,86 persen penyimpangan berlalu lintas. responden banyak memiliki teman Sehingga, proses pembelajran dapat dengan criteria tersebut. Teman yang dengan mudah dipelajari oleh 12 responden di lingkungan sekolahnya mengenai cara menghindari operasi tiap saat. tilang polisi merupakan sikap-sikap Data menunjukkan bahwa dalam melakukan pelanggaran lalu- konten dalam proses komunikasi lintas. dengan teman sebaya di sekolah merupakan antara lain menunjukkan kategori untuk mengembangkan pengetahuan sedang untuk pembicaraan mengenai dalam diri pengalaman melanggar lalu-lintas tersebut dapat menjadi dasar dalam sebanyak 60,22 persen dan kategori perilaku sedang untuk pembicaraan mengenai dilakukan oleh responden dalam cara kontek pelangggaran berlalu-lintas. menghindari operasi tilang polisi sebanyak 56,82 persen. Konten dalam komunikasi menunjukkan Isi komunikasi tambahan indiviu. informasi Pengetahuan menyimpangan Data bahwa dari juga dalam yang menunjukkan proses interaksi mengenai materi yang dipelajari terdapat praktik langsung dalam dalam proses pembelajaran. Teman sekolah proses mengenai belajar. pengalaman lalu-lintas merupakan paling efektif Materi melanggar cara dalam yang proses responden menunjukkan kategori sering untuk melakukan pelanggaran rambu-rambu lalu dengan persen. Proses pembelajran, pengalaman merupakan persentase pendidikan yang paling efektif. interaksi di saat seperti ini akan Pengalaman pelanggaran akan melakukan memberikan 73,86 lintas memberikan mengenai banyak informasi sikap-sikap melakukan banyak pengetahuan praktis dalam pelanggaran lalu lintas. Skor tinggi penyimpangan. Materi pembicaraan untuk intensitas interaksi antar teman sebaya ini membuat tingginya intensitas pelanggaran lalu lintas. Temuan data menunjukkan tingginya pelanggaran rambu-rambu Intensitas pelanggaran lalu lalu lintas yang dilakukan oleh lintas menunjukkan scoring yang responden, tinggi antara lain 75 persen responden dengan persen. persentase Kategori ditunjukkan tinggi 60,20 ini sering pelanggaran melanggar tingginya yang sering responden sering melanggar rambu- mengemudikan kendaraan bermotor rambu dilarang parkir, 59,09 persen tanpa menggunakan SIM, sebanyak responden 42,05 merupakan pelanggaran rambu-rambu jalan satu persentase tertinggi. Pelanggaran ini arah, 67,05 persen responden sering merupakan hasil dari pembelajran melakukan yang rambu persen yang dilakukan proses responden pembelajran 78,41 sering melakukan pelanggaran dilarang persen berbelok, rambu65,91 teman persen responden sering melakukan sekolah untuk mengendari kendraaan pelanggaran rambu-rambu dilarang bermotor berputar tanpa sebelumnya terdapat dari dari berhenti, rambu-rambu dengan responden dilarang tersebut SIM. Data menyebutkan bahwa responden sering teman pelanggaran rambu-rambu kategori banyak balik, 45,45 persen melakukan batas responden yang biasa mengendarai kecepatan maksimal, 46,59 persen kendaraan namun responden sering melanggar marka beberapa teman saja yang memilki jalan dan 44,32 persen responden SIM. menunjukkan bahwa sering dilakukannya pelanggaran lampu bermotor, 14 lalu-lintas. Data ini didukung dengan antara kedua variabel tersebut yakni proses pembelajaran selama bersama 0,839, memiliki kekuatan pengaruh teman-teman yang sangat kuat. dalam dari pembicaraan komunikasi mengenai Penutup pengalaman melanggar lalu lintas Kesimpulan penelitian dan ajakan langsung dari teman lapangan untuk perhitungan melalui product moment melakukan pelanggaran rambu-rambu lalu lintas. Data bahwa juga responden 72,86 sering kendaraan tingkat kontrol sosial sekolah persen terhadap intensitas pelanggaran lalu berkendara lintas remaja Sekolah Menengah tanpa Atas di Kota Madiun. Angka product bermotor menggunakan helm sesuai standar moment menunjukkan dan memiliki arti sebanyak Hasil disimpulkan yakni terdapat pengaruh menunjukkan sebanyak menghasilkan: di 40,91 persen bahwa tingkat SIM dalam terhadap intensitas pelanggaran lalu dapat lintas remaja SMA di Kota Madiun intensitas bersifat negative dengan kekuatan sebaya kuat. Sifat hubungan negative yakni terhadap ketika tingkat kontrol sosial sekolah STNk berkendara.sehingga disimpulkan interaksi bahwa antar teman memiliki pengaruh intensitas pelanggaran sekolah lintas rendah maka menyebabkan tingginya melalui proses belajar. Selain itu, intensitas pelanggaran lalu lintas data remaja statistic juga lu sosial pengaruh responden sering tidak membawa maupun kontrol -0,743, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif SMA di Kota Madiun, kesimpulan ini juga berlaku sebaliknya. antara teman sebaya di sekolah terhadap intensitas pelanggaran lalu Hasil temuan di lapangan menyimpulkan bahwa terdapat lintas remaja Madiun. SMAN Hasil di Kota perhitungan pengaruh intensitas interaksi antara menunjukkan angka 0,867, berarti teman sebaya di sekolah terhadap pengaruh bersifat positif dengan intensitas pelanggaran lalu lintas kekuatan remaja SMA di Kota Madiun. Hasil Sehingga, ketika tingkat kontrol perhitungan moment sosial sekolah dan intensitas interaksi menunjukkan angka 0,839, berarti memiliki kekuatan yang tinggi maka terdapat memiliki product pengaruh yang bersifat yang sangat pengaruh kuat. terhadap positif dan memiliki kekuatan yang tingginya tingkat pelanggaran lalu sangat kuat. Pengaruh positif berarti lintas remaja SMA di Kota Madiun. ketika interaksi antar teman sebaya Penelitian ini hanya melihat di sekolah memiliki intensitas yang dari tinggi pengaruh sehingga saran yang diberikan masih intensitas berkaitan dengan sekolah. Saran saya pelanggaran lalu lintas remaja SMA untuk sekolah yakni agar dapat di memberikan kontrol sosial yang maka terhadap memiliki tingginya Kota Madiun, berlaku juga sebaliknya. menyimpulkan sekolah lingkungan sekolah, lebih ketat, pemberian sanksi bagi Temuan data di lapangan pengaruh sisi bahwa tingkat dan terdapat kontrol intensitas sosial interaksi pelanggaran harus tetap diberikan sanksi seperti aturan. Sekolah cenderung memberikan kebebasan siswa-siswi untuk membawa 16 kendaraan bermotor ke sekolah tanpa memberikan memberikan sesungguhnya. batasan apapun, inti dari masalah Permasalahan sehingga lebih baik adanya filter dari banyak sekolah untuk tersembunyi yang belum dapat diulas kebebasan namun dengan turan memberikan tetap yang sesuai berlaku. variabel yng ini masih dalam penelitian ini, semoga untuk selanjutnya dapat dikembangkan Penelitian ini masih jauh dari kata dengan berbagai variabel yang ada di sempurna, maka dari itu masih perlu lingkungan sosial. dilanjutkan pengembangan dengan untuk berbagai dapat Daftar Pustaka Buku: Atmasasmita, Romli. 2010. Teori dan Kapita Selekta: KRIMINOLOGI(ed.2). PT Refika Aditama: Bandung. Lilly,dkk.2015. TEORI Kriminologi: KONTEKS & KONSEKUENSI(ed.5). Kencana Prenada Media Group: Jakarta. Martasaputra, Momon. 1969. AZAS-AZAS KRIMINOLOGI. Penerbit Alumni: Bandung. Neumann, Laurence W. 2013. Metodologi Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Edisi 7. PT Indeks: Jakarta Noach, W.M.E, dan Heuvel, Grat Van Den. 1992. KRIMINOLOGI: SUATU PENGANTAR. PT Citra Aditya Bakti: Bandung. Noor, Juliansyah. 2015. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah. Kencana Prenada Media Group: Jakarta. Ritzer, George.2014. Teori Sosiologi Modern(ed.7). Kencana Prenada Media Group:Jakarta. Santoso, Topo, dan Eva Achjani Zulfa. 2001. KRIMINOLOGI. PT RajaGrafindo Persada: Jakarta. Surbakti, dkk. 2004. SOSIOLOGI TEKS PENGANTAR DAN TERAPAN(ed.4). Kencana Prenada Media Group: Jakarta. Jurnal, Skripsi dan Tesis: Asdar, andi dwi andriani.2008. Tinjauan Kriminologis Pelanggaran Lalu lintas yang Dilakukan Oleh Remaja di Wilayah Hukum Polres Parepare (studi kasus 2006 - 2011). Skripsi, Universitas Hasanuddin, Indonesia. Gusitiana, Anggilia.2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelajar SMP Mengemudikan Sepeda Motor Tanpa Memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) Studi SMP Negeri 34 Pekanbaru. Skripsi, Universitas Riau, Indonesia. Klavert,Irene.2007.Kedisplinan Berlalu Lintas Pengemudi Angkuta Kota Di Kota Semarang Ditinijau Dari Persepsi Terhdapa Pengakan Hukum Lalu Lintas.Skripsi, Universitas Katolik Soegijapranata, Indonesia. M,Siti Nur Aisyah.2015.Tinjauan Kriminologis Terhadap Pelanggaran Lalu Lintas Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Di kabupaten Pangkep Tahun 2011-2013).Skripsi, Universitas Hasanuddin, Indonesia. Pamungkas, Trio Adit.2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelajar SMP Mengemudikan Speda Motor Tanpa Memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM): Studi Kasusu Pelajar SMP negeri 17 Surabaya Dalam Pelaksanaan pasal 77 dan Pasal 81 UU Nomor 22 Tah.2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Skripsi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Indonesia. Pebrianti, Eka.2014. Tinjauan Sosiologi Hukum Terhadap Pelanggaran Lalu Lintas yang Dilakukan Oleh Anak Sekolah di Kota Makassar.Skripsi, Universitas Hasanuddin, Indonesia. Permana, Bambang Eka.2012.Faktor Penyebab Pelanggaran lalu Lintas Oleh Pengendara Sepeda Motor Di Kota Kuningan.Skripsi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia. Website: Adhi, Irawan Sapto. 2015. Pengendara Tak Berhelm SNI Dominasi Hasil Razia Polsek Mangunharjo. (Diakses 07 September 2015). http://m.solopos.com/2015/09/01/pelanggaran-lalu-lintas-pengendara-takberhelm-sni-dominasi-hasil-razia-polsek-mangunharjo-638453 Definisi Pengertian Tindak Pidana Kejahatan. 2015. (Diakses 17 September 2015). http://www.definisi-pengertian.com/2015/05/definisi-pengertiantindak-pidana-kejahatan.html Definisi Remaja. 2014. (Diakses 10 September 2015). http://www.psychoshare.com/file-104/psikologi-remaja/definisi-remaja.html Delik-Delik Khusus. 2011. (Diakses 11 September 2015). https://wonkdermayu.wordpress.com/kuliah-hukum/delik-delik-khusus/ Depa.2015. Pelajar Dominasi Pelanggaran Lalu Lintas. (Diakses 13 September 2015). http://jabar.pojoksatu.id/cianjur/2015/04/10/pelajar-dominasipelanggaran-lalu-lintas/ Habib, Muhammad Alhada Fuadillah. 2012. Kontrol Sosial Dan Perilaku Menyimpang. (Diakses 09 September 2015). http://alhadafisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45464-MakalahKontrol%20Sosial%20Dan%20Perilaku%20Menyimpang.html Interaksi Sosial-Pengertian, Bentuk, Ciri, Contoh, Syarat & Faktor. 2015. (Diakses 23 September 2015). http://www.artikelsiana.com/2015/08/interaksi-sosial-pengertian-bentukciri.html JIBI. 2014. Pengendara Motor Dominasi Kecelakaan Madiun. (Diakses 01 Oktober 2015). http://www.solopos.com/2014/12/28/catatan-2014pengendara-motor-dominasi-kecelakaan-madiun563159?mobile_switch=mobile Jumlah Kecelakaan Mudik Turun, Namun Pelanggaran Lalu Lintas Meningkat. 2015. (Diakses 11 September 2015). 18 http://ramadhan.kompas.com/read/2015/07/21/18553171/Jumlah.Kecelakaa n.Mudik.Turun.Pelanggaran.Lalu.Lintas.Naik Juniarta, Rendy Wira. 2011. Teori Perkembangan Masa Remaja. (Diakses 25 September 2015). http://rendywirajuniarta.blogspot.com/2011/04/teoriperkembangan-masa-remaja.html Kota Madiun.2015. (Diakses 12 September 2015). http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Madiun#Sosial_dan_budaya Kris, Kristiana. 2013. Teman Sebaya. (Diakses 07 September 2015). http://kristianakristiana.blogspot.co.id/2013/11/teman-sebaya.html Pelajar Dominasi Langgar Lalu Lintas. 2014. (Diakses 07 September 2015). http://gorontalopost.com/2014/10/07/pelajar-dominasi-langgar-lalu-lintas/ Pelanggaran Lalu Lintas Meningkat. 2013. (Diakses 06 September 2015). http://news.metrotvnews.com/read/2013/03/22/140386/pelanggaran-lalulintas-meningkat-7 Pengertian Perbuatan Melawan Hukum Menurut Para Ahli. 2014. (Diakses 12 September 2015). http://tesishukum.com/pengertian-perbuatan-melawanhukum-menurut-para-ahli/ Peran Pelajar Sebagai Pelopor Lalu Lintas. 2015. ( Diakses 10 September 2015). http://dishubllaj.jatimprov.go.id/?page=newsread&id=30 Profil Sekolah. 2013. (Diakses 10 Desember 2015). http://20534120.siapsekolah.com/sekolah-profil/ Rohmah, Ulfi A. 2013. Peer Group (teman Sebaya). (Diakses 07 September 2015). http://cuapfhiieear.blogspot.co.id/2013/02/peer-group-temansebaya.html Saputra, Ariansyah Eka. 2014. Teori Asosiasi Diferensial (Differential Association Theory) Dalam Kriminologi. (Diakses 10 Oktober 2015 ). http://www.kompasiana.com/ariansyahekasaputra/teori-asosiasi-diferensialdifferential-association-theory-dalamkriminologi_54f96eaaa3331178178b4d9b SMA Negeri 2 Madiun. 2015. (Diakses 08 Desember 2015). https://id.wikipedia.org/wiki/SMA_Negeri_2_Madiun SMA Negeri 2 Madiun. 2015. (Diakses 08 Desember 2015). http://sma2madiun.sch.id/ SMA Negeri 3 Madiun. 2015. (Diakses 9 Desember 2015). https://id.wikipedia.org/wiki/SMA_Negeri_3_Madiun SMA Negeri 5 Madiun. 2015. (Diakses 10 Desember 2015). http://sman5madiun.sch.id/ Stevani, Rika Louis. 2015. Polres Madiun Kota Tangani 254 Kasus Kecelakaan. (Diakses 09 September 2015). http://www.antarajatim.com/lihat/berita/170390/polres-madiun-kotatangani-254-kasus-kecelakaan STW, Herry. 2013. Teman Sebaya. (Diakses 07 September 2015). https://herrystw.wordpress.com/2013/01/05/teman-sebaya/ Undang-Undang Lalu Lintas. 2015. (Diakses 06 September 2015). https://lalulintasugm.wordpress.com/undang-undang-lalulintas/ Warid, Faisal. 2014. 1891 Kasus Pelanggaran Lalin Selama Operasi Zebra Semeru. (Diakses 08 September 2015). 19 http://www.rri.co.id/post/berita/125109/daerah/1891_kasus_pelanggaran_lal in_selama_operasi_zebra_semeru.html Wulan, Eka. 2015. Selama Operasi Patuh pelanggaran lalu Lintas Di Madiun Naik 201 Persen. (Diakses 17 Oktober 2015). http://www.rri.co.id/madiun/post/berita/173470/daerah/selama_operasi_patu h_pelanggaran_lalu_lintas_di_madiun_naik_201_persen.html YUD. 2015. Pelanggar Lalu Lintas Di Mamuju Didominasi Pelajar. (Diakses 09 September 2015). http://www.beritasatu.com/nasional/262994-pelanggarlalulintas-di-mamuju-didominasi-pelajar.html 20