eJournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (3) : 536-550 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2017 PENGARUH PERSEPSI PELANGGAN TENTANG PRODUK TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA J.CP DONUTS & COFFEE CABANG PLAZA MULIA SAMARINDA Arum Puspaning Wang1 Abstrak J.CO Donuts & Coffee cabang Plaza Mulia Samarinda merupakan perusahaan swasta yang bergerak dibidang food & beverages, dimana tingkat persaingan bisnis ini cukup ketat. Untuk dapat memenuhi kepuasan pelanggannya, perusahan dituntut untuk dapat menciptakan produk-produk yang kreatif dan unik agar dapat memenuhi keinginan pelanggan sehingga pelanggan menjadi puas terhadap produk-produk yang ditawarkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan pada J.CO Donuts & Coffee cabang Plaza Mulia Samarinda. Penenlitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan empat variabel, yang meliputi Persepsi Pelanggan tentang Merek (X1), Persepsi Pelanggan tentang Kemasan (X2), Persepsi Pelanggan tentang Kualitas (X3) sebagai variabel bebas dan Kepuasan Pelanggan (Y) sebagai variabel terikat. Hasil analisis dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Services Solution) versi 20 menunjukkan bahwa variabel Persepsi Pelanggan tentang Merek (X1), Persepsi Pelanggan tentang Kemasan (X2), Persepsi Pelanggan tentang Kualitas (X3) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan (Y), namun secara parsial variabel Persepsi Pelanggan tentang Merek (X1), Persepsi Pelanggan tentang Kemasan (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan (Y). Saran yang dapat diberikan kepada J.CO Donuts & Coffee cabang Plaza Mulia Samarinda adalah meningkatkan promosi agar merek semakin dikenal oleh konsumen serta perusahaan diharapkan untuk dapat membuat kemasan yang lebih inovatif yang dapat memudahkan pelanggan dalam membawa produk tersebut. Kata Kunci : Persepsi Pelanggan, Merek, Kemasan, Kualitas, dan Kepuasan. Pendahuluan Semakin banyaknya produk-produk baru yang bermunculan dan pesatnya perkembangan teknologi yang terjadi saat ini, hampir tidak mungkin ada perusahaan yang dapat luput dari pengaruh 2 (dua) hal tersebut. Cepat atau lambat, produk-produk yang ada saat ini akan hilang dari pasar dan akan digantikan dengan produk-produk baru yang lebih inovatif, sehingga pertumbuhan dan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang akan 1 Mahasiswa Program S1 Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected] Pengaruh Persepsi Pelanggan Tentang Produk (Arum Puspaning Wang) tergantung dari produk yang dihasilkan. Dalam kondisi saat ini, dimana perkembangan pasar sangat dinamis dan penuh persaingan, perusahaan akan sulit mempertahankan eksistensinya jika hanya bertahan pada produknya yang ada pada saat ini. Oleh karena itu, pengembangan produk baru merupakan suatu hal yang penting bagi perusahaan. Pengembangan tersebut meliputi pembuatan pruduk baru atau penyempurnaan produk yang sudah ada. Sebagai pemain baru di pasar food and beverages, J.CO Donuts & Coffee cabang Plaza Mulia Samarinda tentunya memiliki beberapa pesaing yang juga menawarkan jenis produk yang sama, seperti Dunkin Donuts yang telah memiliki jam terbang kurang lebih 64 tahun. Maka dari itu, J.CO Donuts & Coffee cabang Plaza Mulia Samarinda harus mampu menciptakan produkproduk yang kreatif dan unik yang mampu menarik pelanggan agar dapat bertahan di pasar. Salah satu cara yang dilakukan oleh J.CO Donuts & Coffee cabang Plaza Mulia Samarinda adalah dengan melakukan pengembangan terhadap produk-produknya, yaitu menciptakan produk terbaru mereka yang diberi nama Dazling Queen Donut, donat dengan topping kelapa dan strawberry. Selain meluncurkan varian rasa baru pada produk donatnya, J.CO Donuts & Coffee cabang Plaza Mulia Samarinda juga meluncurkan produk lain yaitu Assorted Pastry and Cake yang terdiri dari rainbow cake, sandwich, red velvet, tuna puff. Selain itu juga, J.CO Donuts & Coffee cabang Plaza Mulia Samarinda juga melakukan pengembangan terhadap kemasan dari produkproduk yang mereka tawarkan, salah satu contohnya adalah dengan membuat kemasan yang disesuaikan dengan hari raya keagamaan, dan masih banyak varian lainnya yang diharapkan dapat menarik perhatian konsumen, dan dapat memenuhi keinginan dari konsumen, serta tentunya juga diharapkan dapat meningkatkan penjualan perusahaan. Tidak hanya dalam hal menciptakan varian rasa baru dan membuat kemasan yang unik, merek J.CO Donuts & Coffee cabang Plaza Mulia Samarinda juga memiliki daya tarik tersendiri bagi pelanggannya, yang membuat pelanggan tetap memilih untuk membeli produkproduk dari J.CO Donuts & Coffee cabang Plaza Mulia Samarinda dari pada membeli dari produk-produk pesaingnya. Kerangka Dasar Teori Pengertian Bauran Pemasaran Pengertian bauran pemasaran menurut Kotler (2005:18) bahwa bauran pemasaran adalah perangkat alat yang digunakan oleh pemasar untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka. Sedangkan menurut Saladin (2006:5) yang dikutip dari Philip Kotler menyatakan bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat variable pemasaran yang dapat dikuasai oleh perusahaan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran. Kotler dan Amstrong (2004:78) menyatakan bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan produk, harga, 537 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 3, 2017: 536-550 tempat (distribusi), promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran. Dalam bauran pemasaran terdapat 4 (empat) unsur yang dapat dikendalikan oleh perusahaan, yaitu : a. Produk Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan, sedangkan dalam makna sempit, produk adalah sekumpulan atribut fisik yang terkait dalam sebuah bentuk yang dapat di identifikasi. b. Harga Harga adalah sejumlah uang yang akan dibayarkan oleh konsumen atau pelanggan untuk mendapatkan suatu produk dari perusahaan. c. Promosi Promosi adalah aktivitas untuk mengomunikasikan berbagai keunggulan yang dimiliki suatu produk, dan mempengaruhi target market untuk membeli produk tersebut. d. Distribusi Distribusi merupakan tempat termasuk berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan agar produk dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen. Persepsi Pelanggan Menurut Kotler dan Keller (2007:228) persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik, tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Jika konsumen memberikan persepsi yang positif terhadap seluruh atribut yang melekat pada suatu produk, maka timbul tanggapan bahwa produk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Persepsi menurut Berelson dan Stainer yang dikutip oleh Kotler dan Keller (2007:228), persepsi merupakan proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterprestasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Sedangkan menurut L.G. Schiffman dan L.L Kanuk yang dikutip oleh Saladin dan Oesman (2002:54) bahwa persepsi adalah proses bagaimana seorang individu menyeleksi, mengorganisasikan, dan menginterprestasikan stimulus kedalam suatu yang bermakna dan melekat di ingatannya. Kepuasan Pelanggan Menurut Kotler, kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan dibandingkan dengan harapannya (Kotler dkk, 2000:52). Sedangkan menurut Tse OK Pe dan Wilton dalam Lupiyoado (2004:349) kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya. 538 Pengaruh Persepsi Pelanggan Tentang Produk (Arum Puspaning Wang) Kepuasan pelanggan terhadap suatu produk ataupun jasa, sebenarnya sesuatu yang sulit untuk didapat jika perusahaan jasa atau industri tersebut tidak benar-benar mengerti apa yang diharapkan oleh konsumen. Untuk produk atau layanan dengan kualitas yang sama, dapat memberikan tingkat kepuasan yang berbeda-beda bagi konsumen yang berbeda. Oleh karena itu, suatu perusahaan harus selalu memperhatikan kualitas produk maupun pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Kepuasan pelanggan merupakan respons pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannya setelah pemakaian (Rangkuti, 2002:30). Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh persepsi kualitas jasa, kualitas produk, harga dan faktor-faktor yang bersifat pribadi serta yang bersifat situasi sesaat. Zeithaml, dkk (2003:105) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh spesifik produk atau fitur layanan, persepsi kualitas produk dan pelayanan, dan harga. Tidak hanya hal tersebut, salah satu hal yang diperhitungkan konsumen dalam membeli produk adalah merek yang merupakan nama, lambing, tanda, desain, atau kombinasi dari semuanya untuk mengidentifikasikan produk atau jasa yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan dan untuk membedakan dari merek perusahaan lain dan merek berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan (Machfoedz 2010:79). Kotler dan Keller (2007:31) yang mengatakan bahwa komponen estetik dan fungsional kemasan harus dipilih dengan cermat agar tujuan pemasaran merek dan memuaskan keinginan konsumen dapat tercapai. Hal tersebut menunjukan bahwa kemasan memiliki peran penting dalam sebuah produk untuk mencapai kepuasan pelanggan. Zeithaml dan Bitner (2000:76) mengatakan bahwa kualitas yang dirasakan menjadi petunjuk penting dalam penentuan kepuasan konsumen. Pendapat yang sama juga dinyatakan oleh Kotler dan Armstrong (2003:310) yang menyebutkan bahwa tingkat kualitas yang tinggi akan menghasilkan kepuasan yang tinggi. Metode Penelitian Model analisis yang di gunakan adalah model analisis regresi linear berganda (multiple regression analisys).model analisis ini di pilih karena penilitian ini di gunakan untuk meneliti pengaruh lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat. Regresi linear berganda dengan rumus yaitu : Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Dimana : Y = Kepuasan pelanggan a = Konstanta b1 = Koefisien regresi dari variabel X1 X1 = Persepsi pelanggan tentang merek b2 = Koefisien regresi dari variabel X2 X2 = Persepsi pelanggan tentang kemasan b3 = Koefisien regresi dari variabel X3 539 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 3, 2017: 536-550 X3 = Persepsi pelanggan tentang kualitas e = Standart Error Untuk menyelesaikan analisis data ini secara keseluruhan, digunakan Software Program SPSS, dan semua hasil output data yang dihasilkan kemudian diintepretasikan satu per satu termasuk didalamnya menentukan koefisien korelasi (R) untuk mengukur tingkat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dan koefisien determinasi (R2) untuk mengukur pengaruh antara variabel bebas dan terikat. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Cara pengujian validitas dengan menghitung kolerasi antara skor masing-masing pernyataan dan skor total dengan menggunakan rumus kolerasi Product Moment, dengan menggunakan alat bantu komputer dengan program SPSS Versi 20.00 diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel Hasil Pengujian Validitas Butir Koefisien Kesimpulan Pernyataan Korelasi X1a 0.627 Valid X1b 0.560 Valid X1c 0.579 Valid X1d 0.622 Valid X2a 0.610 Valid X2b 0.297 Valid X2c 0.367 Valid X2d 0.308 Valid X3a 0.650 Valid X3b 0.429 Valid X3c 0.618 Valid X3d 0.491 Valid Ya 0.570 Valid Yb 0.635 Valid Yc 0.543 Valid Yd 0.382 Valid Sumber: Data diolah, 2016 Tabel di atas menyatakan bahwa seluruh butiran pernyataan (X1a, X1b, X1c, X1d, X2a, X2b, X2c, X2d, X3a, X3b, X3c, X3d, Ya, Yb, Yc, Yd) mempunyai koefisien lebih besar dari r-tabel (nilai r-tabel untuk N=100 sehingga df = 100-2 = 98 dengan tingkat signifikasi dua arah 5%, 0,05) diperoleh nilai r-tabel adalah 0,197. Dengan demikian seluruh butir pernyataan dinyatakan valid. 540 Pengaruh Persepsi Pelanggan Tentang Produk (Arum Puspaning Wang) Analisis reliabilitas menunjukan sejauh mana suatu instrumen dapat memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih. Tabel Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach's Kesimpulan Alpha X1 0.820 Reliabel X2 0.583 Reliabel X3 0.731 Reliabel Y 0.749 Reliabel Sumber: Data diolah, 2016 Dari table di atas menyatakan bahwa nilai Cronbach’s Alpha semua variabel > 0,197 dengan demikian seluruh butir pernyataan dinyatakan reliabel. Hasil Uji Asumsi Klasik Hasil uji asumsi klasik atau uji persyaratan analisis regresi linier berganda yang meliputi uji asumsi normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedasitas, adalah sebagai berikut : Hasil uji normalitas dengan metode Kolmogorov-Smirnov dengan alat bantu software SPSS menghasilkan nilai sebagai berikut: Sig. Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardi zed Residual N 100 Mean 0E-7 Normal Parametersa,b Std. 1.87943675 Deviation Absolute .110 Most Extreme Positive .096 Differences Negative -.110 Kolmogorov-Smirnov Z 1.096 Asymp. Sig. (2-tailed) .181 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Data diolah (Output SPSS), 2016 Dalam tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Sig. Kolmogorov Smirnov.hitung sebesar 0,181 > Alpha 0,05, berarti residu berdistribusi normal. Hasil uji autokorelasi dengan metode Durbin Waston Test (DW) menggunakan alat bantu software SPSS adalah sebagaimana pada tabel berikut: 541 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 3, 2017: 536-550 Ikhtisiar Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Std. Error of DurbinSquare the Estimate Watson a 1 .650 .422 .404 1.909 1.594 a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y Sumber: Data diolah (Output SPSS), 2016 Output SPSS menghasilkan nilai d = 1,594. Selanjutnya dari tabel DW dengan n (jumlah observasi) = 100, k (jumlah variabel bebas) = 3. Menurut Sunyoto (2011:91), jika nilai DW berada di antara -2 dan + 2 atau -2 ≤ DW ≤ +2 maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. Hasil metode multikolinieritas dengan metode Variance inflation Facktor (VIF) dan tolerance menggunakan alat bantu software SPSS 20.00 dapat dilihat pada Tabel berikut: Uji Multikolinieritas Coefficientsa Model Unstandardized Standardize T Sig. Collinearity Coefficients d Statistics Coefficients B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant) 2.239 1.507 1.485 .141 X1 .163 .089 .182 1.827 .071 .608 1.645 1 X2 .132 .100 .120 1.329 .187 .743 1.346 X3 .465 .099 .459 4.691 .000 .629 1.589 a. Dependent Variable: Y Sumber: Data diolah (Output SPSS), 2016 Keterangan : a. Nilai tolerance persepsi pelanggan tentang merek (X1) 0,608 > 0,10 dan VIF 1,645 < 10, dapat diartikan tidak terjadi multikolinieritas varibel persepsi pelanggan tentang merek (X1) dengan variabel lainnya. b. Nilai tolerance persepsi pelanggan tentang kemasan (X2) 0,743 > 0,10 dan VIF 1,346 < 10, dapat diartikan tidak terjadi multikolinieritas varibel persepsi pelanggan tentang kemasan (X1) dengan variabel lainnya. c. Nilai tolerance persepsi pelanggan tentang kualitas (X3) 0,629 > 0,10 dan VIF 1,589 < 10, dapat diartikan tidak terjadi multikolinieritas varibel persepsi pelanggan tentang kualitas (X3) dengan variabel lainnya. Persamaan Regresi Adapun hasil regresi linier berganda pengaruh persepsi pelanggan tentang merek (X1), persepsi pelanggan tentang kemasan (X2), dan persepsi pelanggan tentang kualitas (X3) terhadap kepuasan pelanggan (Y) adalah sebagai berikut: 542 Pengaruh Persepsi Pelanggan Tentang Produk (Arum Puspaning Wang) Persamaan Regresi Coefficientsa Model Unstandardized Standardiz Collinearity Coefficients ed Statistics Coefficien T Sig. ts B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant) 2.239 1.507 1.485 .141 X1 .163 .089 .182 1.827 .071 .608 1.645 1 X2 .132 .100 .120 1.329 .187 .743 1.346 X3 .465 .099 .459 4.691 .000 .629 1.589 a. Dependent Variable: Y Sumber: Data diolah (Output SPSS), 2016 Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh persamaan regresi linier berganda dari variabel persepsi pelanggan tentang merek (X1), persepsi pelanggan tentang kemasan (X2), dan persepsi pelanggan tentang kualitas (X3), terhadap kepuasan pelanggan (Y) sebagai berikut: Y= 0.163+0.132+0.465+e a. Nilai konstanta 2.239 penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa jika variabel persepsi pelanggan tentang merek (X1), persepsi pelanggan tentang kemasan (X2), persepsi pelanggan tentang kualitas (X3) nilainya 0 (nol) maka kepuasan pelanggan (konstan) sebesar 2.239. b. Nilai koefisien regresi persepsi pelanggan tentang merek (X1) sebesar 0.163 menunjukkan bahwa variabel persepsi pelanggan tentang merek (X1) mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan yang berarti setiap kenaikan satu-satuan variabel persepsi pelanggan tentang merek (X1) dapat menaikan atau menurunkan kepuasan pelanggan (Y) sebesar 0.163 dengan mengasumsikan variabel lain konstan. c. Nilai koefisien regresi persepsi pelanggan tentang kemasan (X2) sebesar 0.132 menunjukkan bahwa variabel persepsi pelanggan tentang kemasan (X2) mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan yang berarti setiap kenaikan satu-satuan variabel harga akan menaikan kepuasan pelanggan (Y) sebesar 0,132 dengan mengasumsikan variabel lain konstan. d. Nilai koefisien regresi persepsi pelanggan tentang kualitas (X3) sebesar 0,465 menunjukkan bahwa variabel persepsi pelanggan tentang kualitas (X3) mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan yang berarti setiap kenaikan satu-satuan variabel persepsi pelanggan tentang kualitas (X3) akan menaikan kepuasan pelanggan (Y) sebesar 0,465 dengan mengasumsikan variabel lain konstan. 543 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 3, 2017: 536-550 Perhitungan Koefisien Korelasi (R) dan Perhitungan Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi menunjukkan seberapa besar prosentase variasi variabel bebas yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel terikat. Untuk mengetahui Koefisien Determinasi, digunakan nilai R2 dikalikan 100%. Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Std. Error of DurbinSquare the Estimate Watson a 1 .650 .422 .404 1.909 1.594 a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y Sumber: Data diolah (Output SPSS), 2016 Dari hasil di atas didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,650 atau 65% yang berarti tingkat hubungan antara variabel persepsi pelanggan tentang merek (X1), persepsi pelanggan tentang kemasan (X2), persepsi pelanggan tentang kualitas (X3) secara bersama-sama terhadap kepuasan pelanggan (Y) termasuk dalam tingkat kuat. Dari pengolahan data diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,422 atau 42,2% hal ini menunjukkan besarnya proporsi sumbangan variabel persepsi pelanggan tentang merek (X1), persepsi pelanggan tentang kemasan (X2), dan persepsi pelanggan tentang kualitas (X3) sebesar 42,2% terhadap kepuasan pelanggan (Y), sedangkan sisanya sebesar 57.8% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini. Hasil Uji F Untuk lebih meyakinkan akan kebenaran uji koefesien korelasi dan koefesien determinasi di atas maka dapat diketahui melalui uji Anova atau Uji Uji Statistik F ANOVAa Model Sum of df Mean F Sig. Squares Square Regression 255.614 3 85.205 23.391 .000b 1 Residual 349.696 96 3.643 Total 605.310 99 a. Dependent Variable: Y b. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 Sumber: Data diolah (Output SPSS), 2016 Dari hasil uji Anova diperoleh nilai Sig. Fhitung = 0,000 < alpha 0,05 maka secara simultan variabel persepsi pelanggan tentang merek (X1), persepsi pelanggan tentang kemasan (X2), dan persepsi pelanggan tentang kualitas (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan (Y). 544 Pengaruh Persepsi Pelanggan Tentang Produk (Arum Puspaning Wang) Hasil Uji t Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari setiap variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial, maka dapat dilakukan melalui Uji t. Untuk Uji-t dengan t-hitung, maka nilainya dibandingkan dengan t-tabel, dengan kriteria sebagai berikut: Uji Statistik t Coefficientsa Standardize Unstandardized d Collinearity Coefficients Coefficient Statistics Model T Sig. s Toleran B Std. Error Beta VIF ce (Constant) 2.239 1.507 1.485 .141 X1 .163 .089 .182 1.827 .071 .608 1.645 1 X2 .132 .100 .120 1.329 .187 .743 1.346 X3 .465 .099 .459 4.691 .000 .629 1.589 a. Dependent Variable: Y Sumber: Data diolah (Output SPSS), 2016 Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen yang terdiri dari persepsi pelanggan tentang merek (X1), persepsi pelanggan tentang kemasan (X2), dan persepsi pelanggan tentang kualitas (X3) secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kepuasan pelanggan (Y) dengan menggunakan nilai Sig. yang dibandingkan dengan Alpha. a. Nilai Sig. thitung persepsi pelanggan tentang merek (X1) 0,071 > Alpha 0,05, berarti variabel persepsi pelanggan tentang merek (X1) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan pelanggan (Y). b. Nilai Sig. thitung persepsi pelanggan tentang kemasan (X2) 0,187 > Alpha 0,05, berarti variabel persepsi pelanggan tentang kemasan (X2) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan pelanggan (Y). c. Nilai Sig. thitung persepsi pelanggan tentang kualitas (X3) 0,000 < Alpha 0,05, berarti variabel persepsi pelanggan tentang kualitas (X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan pelanggan (Y). Berdasarkan nilai Sig. dapat terlihat bahwa variabel persepsi pelanggan tentang kualitas (X3) 0,000 nilainya lebih kecil dari Alpha 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel persepsi pelanggan tentang kualitas (X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan (Y). Sedangkan variabel persepsi pelanggan tentang merek (X1) dan persepsi pelanggan tentang kemasan (X2) menunjukan nilai Sig. lebih besar dari Alpha 0,05 yang berarti kedua variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan (Y). 545 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 3, 2017: 536-550 Pembahasan Pengaruh Persepsi Pelanggan tentang Produk (X) terhadap Kepuasan Pelanggan (Y) Dilihat dari hasil penelitian di atas, dapat dinyatakan bahwa variabel persepsi pelanggan tentang produk yang terdiri dari persepsi pelanggan tentang merek (X1), persepsi pelanggan tentang kemasan (X2), dan persepsi pelanggan tentang kualitas (X3) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini dapat dilihat dari nilai f yang diperoleh yaitu 23,391 dengan tingkat signifikan 0,000 yang lebih kecil dari alpha 0,05 yang berarti variable persepsi pelanggan tentang produk yang terdiri dari persepsi pelanggan tentang merek (X1), persepsi pelanggan tentang kemasan (X2), dan persepsi pelanggan tentang kualitas (X3) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan (Y). Hasil penelitian ini juga didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Zeithaml, dkk (2003:105) bahwa kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh spesifik produk atau fitur layanan, persepsi kualitas produk dan pelayanan, dan harga. Teori tersebut disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan dapat dipengaruhi oleh spesifikasi produk atau fitur layanan, adanya persepsi terhadap suatu kualitas produk dan pelayanan serta bagaimana harga yang diberikan perusahaan terhadap produk tersebut. Pengaruh Persepsi Pelanggan tentang Merek (X1) terhadap Kepuasan Pelanggan (Y) Dari hasil penelitian di atas, dapat dilihat bahwa variabel persepsi pelanggan tentang merek (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t sebesar 1,827 dengan tingkat signifikan 0,071 yang lebih besar dari 0,05, artinya bahwa variabel persepsi pelanggan tentang merek (X1) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Windi Fibrianita (2015) yang menyatakan bahwa merek secara parsial pengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Sejalan dengan Windi Fibrianita (2015), Machfoedz (2010:79) mengatakan bahwa salah satu yang diperhitungkan konsumen dalam membeli produk adalah merek yang merupakan nama, lambing, tanda, desain, atau kombinasi dari semuanya untuk mengidentifikasikan produk atau jasa yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan lain, dan merek akan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Berdasarkan fakta di lapangan, tanggapan responden terhadap setiap pernyataan mengenai persepsinya terhadap merek mayoritas menyatakan setuju. Namun dari hasil SPSS menunjukkan tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel pengaruh persepsi pelanggan tentang merek terhadap kepuasan pelanggan. Artinya responden setuju bahwa merek J.CO Donuts & Coffee cabang Plaza Mulia Samarinda adalah merek yang mudah diingat, mudah diucapkan, memiliki logo yang menarik, dan memiliki warna khas 546 Pengaruh Persepsi Pelanggan Tentang Produk (Arum Puspaning Wang) tersendiri akan tetapi hal tersebut bukan merupakan hal yang penting atau miliki pengaruh yang cukup kuat untuk membuat pelanggan puas dengan produk yang telah dibeli. Menurut hasil observasi dilapangan, peneliti menemukan bahwa image dari sebuah merek itu lebih penting untuk menetukan tingkat kepuasan pelanggan karena sebagian besar responden adalah pelanggan di bawah satu tahun, dimana pada masa tersebut pelanggan masih mempemperhatikan image dari sebuah merek apakah baik atau tidak di pasar sebagai pertimbangan. Pengaruh Persepsi Pelanggan tentang Kemasan (X2) terhadap Kepuasan Pelanggan (Y) Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa variabel persepsi pelanggan tentang kemasan (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t sebesar 1,329 dengan tingkat signifikan 0,187 yang lebih besar dari 0,05, artinya bahwa variabel persepsi pelanggan tentang kemasan (X2) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini terjadi dikarenakan kemasan yang digunakan oleh J.CO Donuts & Coffee cabang Plaza Mulia Samarinda dianggap tidak mudah dibawa oleh pelanggan J.CO Donuts & Coffee cabang Plaza Mulia Samarinda. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Windi Fibrianita (2015) yang menyatakan bahwa variabel kemasan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Penelitian ini juga tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2007:31) yang mengatakan bahwa komponen estetik dan fungsional kemasan harus dipilih dengan cermat agar tujuan pemasaran merek dan memuaskan keinginan konsumen dapat tercapai. Hal tersebut menunjukan bahwa kemasan memiliki peran penting dalam sebuah produk untuk mencapai kepuasan pelanggan. Menurut Stanton dalam bukunya Sunyoto (2012:278) kemasan harus didesain, diberi warna sedemikian rupa, sehingga menarik perhatian orang yang melihatnya. Adanya perhatian ini akan menimbulkan kesan pertama bagi calon konsumen, kemudian emosi konsumen dirangsang dan meningkat menjadi keinginan membeli. Apabila keinginan membeli konsumen telah diciptakan maka diharapkan bahwa konsumen yang bersangkutan akan membeli barang tersebut (action). Namun hal ini tidak hanya harus berhenti pada action dalam pembelian itu saja tetapi semuanya itu dapat dikatakan sempurna apabila pada akhirnya konsumen tersebut merasa puas dengan pembeliannya sehingga konsumen tersebut bersedia untuk membeli kembali. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa kemasan pada dasarnya hanya menarik perhatian konsumen sehingga membeli, tetapi kepuasan konsumen setelah membeli produk tersebut tidak lagi di pengaruhi oleh kemasan itu sendiri. Berdasarkan fakta di lapangan, tanggapan responden terhadap pernyataan pertama, kedua, dan ketiga mengenai persepsinya terhadap kemasan mayoritas menyatakan setuju, namun pada pernyataan yang keempat mayoritas responden 547 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 3, 2017: 536-550 menjawab tidak setuju. Fakta ini membuktikan bahwa responden tidak memperhatikan kemasan sebagai alasan untuk puas terhadap suatu produk. Menurut hasil observasi yang telah dilakukan oleh penulis, tidak signifikannya pengaruh kemasan terhadap kepuasan pelanggan disebabkan oleh kemasan yang digunakan oleh J.CO Donuts & Coffee cabang Plaza Mulia Samarinda tidak mudah dibawa. Hal ini terlihat dari jawaban responden pada butir pernyataan keempat mengenai kemudahan dalam membawa kemasan yang mayoritas responden menjawab tidak setuju. Pengaruh Persepsi Pelanggan tentang Kualitas (X3) terhadap Kepuasan Pelanggan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa variabel persepsi pelanggan tentang kualitas (X3) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t sebesar 4,691 dengan tingkat signifikan 0,000 yang lebih kecil dari 0,05, artinya bahwa variabel persepsi pelanggan tentang kualitas (X3) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini terjadi dikarenakan produk-produk yang ditawarkan oleh J.CO Donuts & Coffee cabang Plaza Mulia Samarinda memiliki rasa yang enak, empuk, dan memiliki banyak varian rasa menurut pelanggan J.CO Donuts & Coffee cabang Plaza Mulia Samarinda. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nirma Kurriwati (2015) yang mengatakan bawa kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan.hasil penelitian ini juga sejalan dengan pernyataan yang nyatakan oleh Zeithaml dan Bitner (2000:76) bahwa kualitas yang dirasakan menjadi petunjuk penting dalam penentuan kepuasan konsumen. Kotler dan Armstrong (2003:310) juga menyebutkan bahwa tingkat kualitas yang tinggi akan menghasilkan kepuasan yang tinggi. Berdasarkan fakta di lapangan, tanggapan responden mengenai kualitas mayoritas menyatakan setuju pada setiap butir pernyataan mengenai persepsi pelanggan tentang kualitas. Fakta ini menunjukan bahwa responden menyetujui produk J.CO Donuts & Coffee cabang Plaza Mulia Samarinda memilik rasa yang enak, renyah(empuk), kebersihan yang terjaga, dan tahan lama sehingga responden merasa puas dengan produk yang telah dibelinya. Hal tersebut tidak lepas dari usaha pihak J.CO Donuts & Coffee cabang Plaza Mulia Samarinda dalam menjaga kualitas produk yang ditawarkannya, dimana setiap produk donat dibuat menggunakan mesin-mesin, baik saat mencampurkan bahan-bahan, memasak dan membuat topping donat. Satusatunya tenaga manusia yang dilibatkan hanya pada saat pencetakan donat yang juga menggunakan alat bantu cetakan. Semua mesin yang digunakan sepenuhnya diimpor dari USA(United States of America, begitu pula dengan bahan-bahan dasar yang lebih dari 50% diimpor dari luar negeri seperti cokelat yang diimpor dari Belgia dan susu dari Selandia Baru. 548 Pengaruh Persepsi Pelanggan Tentang Produk (Arum Puspaning Wang) Penutup Variabel persepsi pelanggan tentang merek (X1), persepsi pelanggan tentang kemasan (X2), dan persepsi pelanggan tentang kualitas (X3) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan (Y). Variabel persepsi pelanggan tentang merek (X1) dan variabel persepsi pelanggan tentang kemasan (X2) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan (Y), namun variabel persepsi pelanggan tentang kualitas (X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan (Y). Variabel persepsi pelanggan tentang kualitas (X3) adalah variabel yang paling berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan (Y). Melihat hasil penelitian yang menunjukkan bahwa secara parsial hanya persepsi pelanggan tentang kualitas (X3) yang berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan, sehingga perusahaan disarankan untuk tetap menjaga kualitas produknya agar dapat bersaing dengan perusahaan sejenis serta mampu bertahan di industri food & beverage. Selain itu juga disarankan kepada perusahaan untuk dapat membuat desain kemasan yang bisa memudahkan pelanggan untuk membawa produk yang ditawarkan mengingat pada butir pernyataan mengenai kemudahan membawa kemasan mayoritas responden menjawab tidak setuju. `Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan variabelvariabel lain di luar variabel yang telah digunakan dalam penelitian ini agar memperoleh hasil yang lebih bervariatif yang dapat menggambarkan hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan. Daftra Pustaka Alma, Buchari. 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi Revisi. Bandung: Alfabeta. Armstrong, dan Philip Kotler. 2003. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1. Edisi Kesembilan. Jakarta: PT. Indeks Gramedia. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivarite dengan SPSS. Cetakan Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ginting, Hartimbul F. Nembah. 2011. Manajemen Pemasaran. Bandung: CV. Yrama Widya. Gujarati, Damonar. 2004. Basic Econometrics (Ekonometrika Dasar). Alih bahasa Sumarno Zain. Jakarta: Penerbit Erlangga. Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran. Jilid 2. Jakarta: Prenhallindo. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasara. Edisi Kesebelas. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia. Kotler, Philip dkk. 2000. Manajemen Pemasaran. Perspektif Asia. Yogyakarta: Andi Kotler, Philip dan Gary Amsrtong. 2004. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi Kesembilan. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia. 549 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 3, 2017: 536-550 Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Keduabelas. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia. Kusnadi. 2004. Cara Mengukur Kepuasan Karyawan. Jakarta: Elex Media Kumputindo. Lupiyoadi, Rambat. 2004. Manajemen Pemasaran Jasa, Teori, dan Praktek. Jakarta: Salemba Empat. Machfoedz, Mahmud. 2010. Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta: Cakra Ilmu. Malhotra, Naresh K. 2005. Riset Pemasaran : Pendekatan Terapan. Jilid 1. Jakarta: Indeks. Nazir, Moh. Ph.D. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Prasetijo, Ristiyanti dan John J.O.I Ihalaw. 2005. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Andi. Rangkuti, Freddy. 2002. Riset Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Saladin, Djaslim. 2006. Manajemen Pemasaran. Edisi Keempat. Bandung: Linda Karya. Saladin, Djaslim dan Yevis Marty Oesman. 2002. Perilaku Konsumen dan Pemasaran Strategik. Jakarta: Balai Pustaka. Stanton, William J. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1. Cetakan Ketujuh. Jakarta: Erlangga. Singarimbun, Masri dan Sifian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sunyoto, Dadang. 2011. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta: CAPS. Swastha, Basu dan Irawan. 2003. Manajemen Pemasaran Modern. Cetakan Kedelapan. Edisi 2. Bandung: Alfabeta. Setiadi, Nugrojo J(Ed). 2003. Perilaku Konsumen dan Implikasi dalam Strategi Pemasaran. Jakarta: Prenada Media. Tjiptono, Fandy. 2003. Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. Yogyakarta: Andi. Umar, Husein. 2007. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Zeithaml, Valeri A. dan Marry Jo Bitner. 2000. Service Marketing: Integating Customer Focus Across The Firm. Irwin Mc Graw Hill. 550