penatalaksanaan ultrasound dan terapi latihan

advertisement
PENATALAKSANAAN ULTRASOUND DAN
TERAPI LATIHAN PADA PASIEN SPRAIN
ANKLE DEXTRA
Oleh :
Sarti Rahayu
P27226015085
Program Studi Diploma III Fisioterapi
Politeknik Kesehatan Surakarta
Karanganyar
2016
Kaki merupakan salah satu anggota gerak tubuh yang
paling sering digunakan baik dalam aktivitas sehari-hari
maupun bidang pekerjaan. Apabila fungsi kaki
mengalami gangguan atau disfungsi maka akan
menghambat aktivitas sehari-hari bahkan penurunan
kinerja dan produktivitas. Cedera tungkai adalah yang
paling sering terjadi, terutama pada atlet olahraga
karena tekanan dan tarikan pada ligamen penyusun sendi
ankle (Apley, 1995).
Tanda dan gejala yang sering timbul pada penderita
sprain ankle umumnya adalah rasa nyeri pada
pergelangan kaki.
Sprain ankle ringan biasanya terjadi keseleo pada pergelangan kaki yang
ringan menyebabkan ketidaknyamanan pada kaki, pembengkakan ringan,
sedikit atau adanya memar, titik nyeri yang ringan dan penderita mampu
berjalan mengangkat beban tanpa bantuan dan tingkat stabilitas ankle
menurun.
Sprain ankle sedang dapat menimbulkan rasa nyeri yang luar biasa pada sekitar
bagian luar, timbul pembengkakan dan memar, terdapat extreme tenderness dan
kehilangan fungsi ankle namun mampu untuk berjalan jarak dekat. Sprain ankle parah
keseleo ini merupakan jenis cedera yang serius. Ditandai terjadinya robekan didaerah
yang mengalami cedera, nyeri akan meningkat kemudian dilanjut dengan sulit bahkan
tidak bisa berjalan.
SPRAIN ANKLE
• Definisi sprain ankle
Sprain ankle biasanya diartikan sebagai cidera olahraga tapi dapat juga terjadi
pada aktifitas sehari-hari. Sprain ankle adalah terulurnya ligamen penyusun sendi ankle
karena gerakan yang mendadak pada posisi kaki terpuntir kesalah satu sisi yang
menyebabkan ligamen tertarik melebihi batas normal elastisitasnya (Jonh, 2011).
Cedera sprain adalah cedera yang biasa terkena pada ligamen lateral ankle di sekitar
persendian tulang yang dibentuk oleh permukaan tulang rawan sendi yang
membungkus tulang-tulang yang berdampingan. Kerusakan serat ligamen sering
dibarengi oleh perdarahan yang menyebar di sekeliling jaringan dan terlihat sebagai
memar (Aronen, 2009
• Anatomi fungsional sendi pergelangan kaki (ankle joint)
Tulang
Sendi pergelangan kaki terbentuk dari deretan tulang-tulang. Pedis (ossa tarsi) tersusun atas: os
tarsus, os metatarsus dan os phalanges. Tarsus tersusun atas: os talus, os calcaneus, os naviculare, ossa
cuneiforme lateral- intermadium-mediale dan os cuboideum. Os metatarsus tersusun atas metatarsale I- V,
yang terbagi atas basis, corpus dan caput. Basis metatarsal I terdiri atas phalanx proximalis dan phalanx
distal, sedangkan phalange II- V, terdiri atas phalanx media dan phalanx distal. Phalange tersusun atas
phalanx I-V. Untuk os phalange I terdiri atas phalanx proximalis dan distalis, sedangkan phalange II-V,
terdiri atas phalanx proximalis, phalanx media dan phalanx distalis.
Ligamentum
Ligamen di kedua sisi ankle berfungsi untuk menopang tulang- tulang yang ada di persendian ankle.
Ligamen pada ankle terbagi menjadi dua kelompok yaitu ligamen colateral lateral dan ligamen colateral
medial. Ligamen colateral lateral terdiri dari ligamen talofibula anterior, ligamen calcaneofibular, ligamen
talocalcaneal, dan ligamen talofibular posterior. Ligamen talofibular anterior melewati maleolus lateralis
menuju talus bagian anterior dan berfungsi untuk membatasi gerakan plantar fleksi. Ligamen
calcaneofibular dan ligamen talocalcaneal berjalan melewati maleolus lateral menuju calcaneus dan
berfungsi untuk membatasi gerak dorsi fleksi ankle. Ligamen colateral medial atau ligamen deltoid terdiri
atas ligamen tibionavicular, ligamen calcaneotibial, ligamen talotibial anterior dan ligamen talotibial
posterior. Ligamen tibionavicular berjalan melewati bagian depan maleolus dan berfungsi untuk
menghambat gerakan abduksi.
Otot
Otot penggerak gerakan ankle joint yaitu gerakan dorsi fleksi dilakukan oleh m. tibialis anterior dan
gerakan plantar fleksi oleh m. gastrocnemius dan m. soleus. Otot- otot penggerak utama inversi m.
tibialis posterior, sedangkan otot- otot penggerak utama eversi adalah m. peroneus longus dan m.
peroneus brevis
Problematika Fisioterapi yang sering muncul :
•
Impairment
Pada tingkat impairment, problematika yang muncul adalah adanya nyeri pada
sendi pergelangan kaki dan adanya keterbatasan LGS kaki (Taylor,1997).
• Functional limitation
Dilihat dari impairmentnya maka penderita merasakan ketidaknyamanan dan
mengalami gangguan dalam aktivitas fungsional kaki seperti keterbatasan kemampuan
jari-jari untuk bergerak , menendang bola, berjalan, berlari, dan lain-lain (Taylor, 1997).
• Participation restriction
Merupakan permasalahan yang dihadapi seseorang dalam berinteraksi dengan
masyarakat, pada atlet sepak bola mengalami kesulitan saat bermain dilapangan,
kegiatan gotong- royong, dan lain-lain.
JENIS TERAPI LATIHAN
Active movement
Active movment adalah gerakan yang timbul dari kekuatan kontraksi otot pasien itu
sendiri secara sadar (Kisner, 1996). Teknik active movement yang digunakan adalah :
Free active movementFree active movement merupakan suatu gerakan aktif yang
dilakukan oleh adanya kekuatan otot dan anggota tubuh itu sendiri tanpa adanya bantuan
dan tahanan kekuatan otot dari luar. Free active movement berfungsi untuk memperlancar
sirkulasi darah sehingga bisa mengurangi oedema, dengan mengurangi oedema sekitar ankle
maka akan mengurangi nyeri dan apabila latihan ini dilakukan secara berulang- ulang dapat
memelihara kekuatan otot. Tujuan latihan ini adalah untuk menambah lingkup gerak sendi
(LGS), menjaga elastisitas jaringan, mencegah pemendekan otot dan mengurangi nyeri
(Kisner, 1996).
Teknik active movement yang
digunakan adalah :
Free active movement
Free active movement merupakan suatu gerakan aktif yang dilakukan oleh adanya kekuatan
otot dan anggota tubuh itu sendiri tanpa adanya bantuan dan tahanan kekuatan otot dari luar. Free
active movement berfungsi untuk memperlancar sirkulasi darah sehingga bisa mengurangi oedema,
dengan mengurangi oedema sekitar ankle maka akan mengurangi nyeri dan apabila latihan ini
dilakukan secara berulang- ulang dapat memelihara kekuatan otot. Tujuan latihan ini adalah untuk
menambah lingkup gerak sendi (LGS), menjaga elastisitas jaringan, mencegah pemendekan otot
dan mengurangi nyeri (Kisner, 1996).
Resisted Active Movement
Resisted active movement merupakan salah satu gerakan aktif dengan diberikan kekuatan
dari luar berupa tahanan terhadap otot – otot yang sedang berkontraksi. Tahanan ini bisa berasal
tahanan terapis yang menggunakan alat bantu seperti karet elastis dan berat badan pasien sendiri.
Salah satu cara untuk meningkatkan kekekuatan otot adalah dengan meningkatkan tahanan secara
bertahap. Active movement dengan tahanan merupakan latihan stabilisasi ankle yang bertujuan
untuk membantu melindungi serta memperbaiki problem yang muncul akibat instabilitas atau nyeri
yang di akibatkan oleh kelemahan otot. Latihan stabilisasi juga memperbaiki sistem peredaran
darah oleh adanya pumping action sehingga mengatasi terjadinya pembengkakan yang dapat
mengganggu gerak dan fungsi sendi dan mampu mengurangi nyeri pada level sensorik. Dengan
berkurangnya nyeri, lingkup gerak sendi (LGS) bertambah akan menimbulkan peningkatan
kemampuan menyangga beban tubuh sehingga meningkatkan kemampuan (Raymond, 1998).
Download