EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI REMAJA BERMASALAH DAN PETUGAS DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA (PSBR) BUDI SATRIA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Oleh : Agus Mulyana, Artini Suparmo, Deli Anhar UNISKA Muhammad Arsyad Al Banjary Banjarmasin Abstract The background of this research is that the client / student / student is a troubled teen who is identified can always disturbing growth of the public who are not can not be expected in the community. So researchers are interested in knowing how kefektivitas komunikasiny between troubled teens with the officers in Children's Social Development of Youth (PSBR) Budi Satria South Kalimantan Province. The method used is descriptive quantitative method with the object of study is the effectiveness of interpersonal communication officer and troubled teens in the PSBR. Theories used include Interpersonal Communication Theories, effective interpersonal communication is a humanistic perspective, and understanding of youth. Its population of 125 troubled teens by using the formula as much as 30 teenagers Taro Yamani. The results showed the effectiveness of the communication officers in troubled teens and Teens Children's Social Development (PSBR) Budi Satria South Kalimantan high category (65.36%) as there are in the range of 60.1 to 80%, the level of communication among troubled teens or clients with the officers established a good communication and efktiv. The implications of this study is that the pattern of development that has been used in the Children's Social Development of Youth (PSBR) Budi Satria South Kalimantan province have been said better. Keywords: Effectiveness of interpersonal communication Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen Vol. 1, No. 1 Januari 2014 PENDAHULUAN mendapat Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) instansi pelaksana pemerintah teknis daerah di dalam berkomunikasi. Budi Satria Provinsi Kalimantan Selatan adalah kesulitan Begitu juga dalam menerima unit bimbingan dari para petugas yang ada di bidang PSBR Budi Satria Provinsi Kalimantan pembinaan kesejahteraan sosial remaja Selatan, yang pelayanan hambatan dalam berkomunikasi. Hal ini kesejahteraan sosial bagi para remaja disebabkan oleh karena mereka terdiri berupa dari para remaja yang berlatar belakang memberikan pelayanan dan pembinaan Teknis dan Informasi (Petunjuk Pelayanan Kesejahteraan Sosial mereka sering mengalami pendidikan yang berbeda beda. Bagi Perilaku dari para remaja Remaja Di Panti Sosial Bina Remaja Budi bermasalah yang ada di Panti Sosial Bina Satria Kalimantan Selatan Tahun 2013). Remaja (PSBR) Remaja di PSBR berasal dari keluarga Kalimantan Selatan banyak sekali yang kurang mengalami menyimpang dan seringkali melanggar hambatan dalam pemenuhan kebutuhan peraturan yang ada. Pelanggaran yang dan pengembangan dirinya, sehingga sering terjadi adalah mereka sering bolos sulit melanjutkan sekolah ke jenjang belajar, sering melanggar ketentuan ijin lebih tinggi. pulang atau ijin keluar yang diberikan, mampu, juga Para remaja tersebut berasal dari Budi Satria Provinsi membuat keonaran seperti bertengkar 13 Kabupaten Kota yang ada di Provinsi bahkan Kalimantan melanggar peraturan yang lainnya yaitu bimbingan Selatan fisik, guna perkelahian, pacaran, merokok, dan bahkan ada yang Mereka ditempatkan di mengkonsumsi obat terlarang. Sehingga beberapa asrama yang berpenghuni 12 mereka sering kena teguran-teguran atau sampai dengan 14 orang. Dalam satu sangsi baik berupa lisan maupun tertulis, asrama biasanya dicampur dari satu dan bahkan jika sudah kelewat batas kabupaten tidak lainnya dengan sehingga sosial terjadi dan keterampilan. mental mengikuti sampai kabupaten mereka yang sering Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen segan segan mereka sampai dikeluarkan dari panti. Vol. 1, No. 1 Januari 2014 Mereka berlatar belakang dari dirinya sendiri dan mengerti orang lain, keluarga tidak mampu, sehingga tingkat juga pendidikannya pun beragam dari mulai dibutuhkannya dan apa yang dibutuhkan tingkat orang lain. Manusia yang normal akan tinggi yaitu tamat sekolah dapat memahami komunikasi yang lanjutan tingkat atas atas SLTA sampai selalu dengan lulusan Sekolah Dasar melakukan interaksi dengan sesamanya atau terlibat apa bahkan Drop Out Sekolah Dasar. Dengan sepanjang demikian dan komunikasi pula, segala aspek kehidupan menerima pelajaran dari para petugas manusia di dunia tersentuh. Besarnya baik pengasuh, pekerja sosial fungsional peranan komunikasi dalam kehidupan dan manusia memancing penelitian secara dalam bahkan berkomunikasi dari para instruktur keterampilan relatif kurang. Sementara metode bimbingan kehidupannya. dalam mengetahui Melalui timbulnya ilmiah jumlah waktu yang yang sering digunakan dalam pemberian digunakan motivasi berupa berkomunikasi bimbingan perorangan dan bimbingan berkomunikasi kelompok. kegiatan komunikasi yang begitu akrab di dalam secara interaksi sesama manusia adalah bentuk bimbingan dan konseling Pelaksanaan bisa berlangsung formal ataupun informal, yaitu bisa manusia untuk serta itu untuk keefektivan sendiri. Bentuk komunikasi antarpribadi. dilaksanakan pada jam kerja di dalam Komunikasi antarpribadi adalah ruangan sampai pelaksanaan bimbingan komunikasi seputar diri seorang, baik di bisa dalam fungsinya sebagai komunikator dialaksanakan pada sore dan malam hari maupun komunikan (Effendy, 2003:57). yang terkadang juga dilaksanakan di luar Komunikasi antarpribadi sebagai salah ruangan. satu bentuk komunikasi adalah salah satu luar jam Pembinaan kerja dalam bahkan PSBR Budi cara yang dipakai dalam pembinaan di Satria Provinsi Kalimantan Selatan tidak PSBR Budi Satria Provinsi Kalimantan terlepas dari proses komunikasi. Dengan Selatan. Sesuai dengan cara pembinaan berkomunikasi orang dapat mengerti yang Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen melibatkan semua unsur Vol. 1, No. 1 Januari 2014 (masyarakat, petugas dan Klien) maka Peneliti tertarik meneliti mengenai proses komunikasi antarpribadi yang Efektivitas terjalin di PSBR Budi Satria Provinsi Remaja Bermasalah dan Petugas Di PSBR Kalimantan Selatan diharapkan dapat Budi Satria Provinsi Kalimantan Selatan, berperan karena Klien/Siswa/siswi yaitu remaja dalam membina dan membentuk kepribadian klien. dimaksudkan Antarpribadi bermasalah identik sebagai orang yang Peranan komunikasi antarpribadi yang Komunikasi adalah dapat meresahkan masyarakat luas, dalam arti lain yaitu sebagai orang yang tumbuh mengajak, dan mengubah pola pikirnya kembangnya tidak bisa untuk diharapkan dari dalam masyarakat. semula menjadi selalu baik berpikiran serta jahat Jadi peneliti ingin mampu mengetahui sejauhmana keefektivannya menumbuhkan rasa harga diri Klien komunikasi antar pribadi petugas dan yaitu remaja yang mendapat pelayanan remaja bermasalah dan pembinaan di Panti Sosial Bina pendidikan dan pembinaan di Panti Remaja Budi Satria Provinsi Kalimantan Sosial Bina Remaja (PSBR) Budi Satria Selatan. Dengan demikian setelah masa Provinsi pendidikan dan pembinaan Klien atau keberhasilan mereka dalam masyarakat. remaja selesai, dia benar-benar telah siap selama menjalani Kalimantan Selatan serta Berdasarkan hasil survey awal untuk hidup mandiri ditengah-tengah peneliti, masyarakat. menjadi 2 (dua) bagian asrama: 4 (empat) Sebagai mahluk individu, ia asrama penempatan berupa klien cottage dibagi untuk siswi merupakan suatu kesatuan jiwa raga perempuan, dan 5 (lima) asrama berupa yang berkegiatan secara keseluruhan dan barak untuk siswa laki-laki. sebagai mahluk sosial manusia adalah Bimbingan petugas selalu itulah Kalimantan Selatan, saat melaksanakan manusia dapat merealisasikan kehidupan tugasnya berupa bimbingan fisik, mental secara individual. sosial, dan keterampilan. Bimbingan fisik Interaksi Budi Satria dilakukan bagian dari anggota masyarakat yang berinteraksi. PSBR yang Provinsi berupa kegiatan Permildas: Baris Berbaris Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen Vol. 1, No. 1 Januari 2014 dan outbound, Olahraga dan lain lain. Berdasarkan uraian di atas dapat Bimbingan mental sosial dapat berupa diajukan beimbingan kemandirian, kedisiplinan, berikut: wirausaha, keagamaan, bimbingan Komunikasi perorangan maupun kelompok. Bermasalah dan Petugas Di Panti Sosial berupa Bina Remaja (PSBR) Budi Satria Provinsi Bimbingan keterampilan keterampilan komputer, menjahit, otomotif, tatarias, servis rumusan masalah Bagaimana sebagai Efektivitas Antarpribadi Remaja Kalimantan Selatan? bengkel Tujuan penelitian secara umum sepeda motor, mebeulair aluminium, dan adalah keterampilan servise hand phone (liflet: bagaimana informasi PSBR Budi Satria Prov Kalsel). Antarpribadi Remaja Bermasalah dan Berdasarkan pemaparan di atas penelitian “Efektivitas Antarpribadi Remaja Komunikasi Bermasalah dan untuk menggambarkan Efektivitas Komunikasi Petugas Di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Budi Satria Provinsi Kalimantan Selatan. Petugas Di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Dalam latar belakang masalah Budi Satria Provinsi Kalimantan Selatan”, yang menjadi pokok permasalahan yang menjadi signifikan. telah penulis rumuskan dengan judul Untuk menghindari ruang lingkup tesis “Efektivitas Komunikasi penelitian yang terlalu luas sehingga Antarpribadi Remaja Bermasalah dan dapat mengaburkan penelitian, maka Petugas Di Panti Sosial Bina Remaja penulis membatasi masalah yang akan (PSBR) diteliti. Kalimantan Selatan”. Dilihat dari judul Penelitian Efektivitas ini dibatasi Komunikasi pada Antarpribadi Remaja Bermasalah dan Petugas Di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Budi Satria Provinsi Kalimantan Selatan. Objek tesis “Budi di atas Satria” terdiri Provinsi dari dua permasalahan yang ada yaitu : Pertama: Efektivitas komunikasi antarpribadi petugas panti sosial dalam penelitian adalah petugas dan remaja melakukan bermasalah yang berada di PSBR Budi yaitu: Keterbukaan, Perilaku Suportif, Satria Provinsi Kalimantan Selatan. Perilaku Positif, Empati, dan Kesamaan Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen interaksi dengan remaja Vol. 1, No. 1 Januari 2014 Kedua: bermasalah antaranya Penanganan remaja yang pernah dilakukan di adalah: Ekonomi, Putus ganda, masing-masing pembicara dan menjadi pendengar secara bergantian (Effendy, 2003). Sekolah, Keluarga, Kenakalan Remaja. Dibanding dengan bentuk-bentuk Secara teoritis penelitian ini diharapkan komunikasi dapat konstribusi antarpribadi dinilai paling ampuh dalam ilmu komunikasi kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, komunikasi antarpribadi. opini dan perilaku komunikan. Hal ini memberi pengembangan terutama lainnya, komunikasi Secara praktis, penelitian ini diharapkan disebabkan komunikasi dapat memberi masukan pada Panti umumnya Sosial Bina Remaja (PSBR) Budi Satria muka (face to face). Pada saat tatap muka Provinsi Kalimantan Selatan, keluarga antara dan masyarakat mengenai pentingnya terjadi kontak pribadi (personal contact). komunikasi antar pribadi. Pribadi komunikator menyentuh pribadi berlangsung pembicara antarpribadi secara dengan tatap pendengar komunikan. Ketika pesan disampaikan, Kerangka Teori umpan Pentingnya antarpribadi situasi ialah memungkinkan komunikasi karena prosesnya berlangsung secara dialogis. Komunikasi yang berlangsung (immediate balik berlangsung feedback), komunikator pada dapat seketika saat itu mengetahui tanggapan komunikan terhadap pesan yang disampaikan (Effendy, 2003). secara dialogis selalu lebih baik daripada Effedy (2003) menyatakan tidaklah monologis. Monolog menunjukan suatu mudah untuk melakukan komunikasi bentuk komunikasi dimana seseorang yang benar-benar efektif. Ada banyak berbicara menjadi hambatan yang bisa merusak komunikasi pendengar, jadi tidak terjadi interaksi. di antaranya (1) gangguan mekanik dan Dialog semantik, (2) kepentingan, (3) motivasi dan adalah antarpribadi yang bentuk yang lain komunikasi menunjukkan terpendam dan (4) prasangka. terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat Komunikasi antarpribadi, menurut dalam komunikasi bentuk ini berfungsi devito, adalah proses pengiriman dan Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen Vol. 1, No. 1 Januari 2014 penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil Karakteristik Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi orang-orang, dengan beberapa efek dan berlangsung beberapa umpan balik seketika (Effendy, karenanya pemahaman komunikasi dan 2003). hubungan antar pribadi menempatkan Menurut Wiryanto (2005) antar dua komunikasi antarpribadi (interpersonal pemahaman communication) merupakan komunikasi dalam proses psikologis. Setiap individu yang berlangsung dalam situasi tatap dalam tindakan komunikasi memiliki muka antara dua orang atau lebih, baik pemahaman dan makna pribadi terhadap secara setiap hubungan dimana dia terlibat di terorganisasi maupun pada kerumunan orang. Trenholm dan Jensen juga dalam Wiryanto mengenai individu, komunikasi dalamnya. (2005) Hal mendefinisikan komunikasi antarpribadi psikologis sebagai komunikasi antara dua orang asumsi bahwa diri pribadi individu yang terletak dalam diri individu dan tidak berlangsung secara tatap muka. Sementara mendefinisikan terpenting dalam diamati dari aspek komunikasi adalah Muhammad (2009) mungkin secara sebagai proses Artinya dalam komunikasi antar pribadi pertukaran informasi antara seseorang pengamatan dengan paling kurang seorang lainnya dilakukan melalui perilakunya dengan atau biasanya diantara dua yang dapat mendasarkan pada persepsi si pengamat. langsung diketahui balikannya. Dengan Dari beberapa pengertian diatas mencakup terhadap langsung. demikian aspek pengamatan seseorang psikologis pada dua dapat disimpulkan bahwa komunikasi dimensi, yaitu internal dan eksternal. antarpribadi adalah proses pertukaran Namun, kita mengetahui bahwa dimensi informasi antara seseorang dengan paling eksternal tidaklah selalu sama dengan kurang seorang lainnya atau biasanya dimensi internalnya. diantara dua yang dapat langsung diketahui balikannya. Fungsi psikologis dari komunikasi adalah untuk menginterpretasikan tandatanda melalui tindakan atau perilaku Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen Vol. 1, No. 1 Januari 2014 yang dapat diamati. Proses interpretasi demikian proses psikologis dari tiap ini setiap individu berbeda. Karena setiap individu individu memiliki yang komunikasi antar pribadi yang pada berbeda, yang karena gilirannya juga mempengaruhi hubungan kepribadian terbentuk pengalaman yang berbeda pula pasti mempengaruhi antarpribadi. Dalam sudut pandang psikologis komunikasi antar pribadi merupakan Efektivitas kegiatan yang melibatkan dua orang atau Perspektif Humanistic lebih yang memiliki tingkat kesamaan Komunikasi Komunikasi Antarpribadi antarpribadi ini diri. Saat dua orang berkomunikasi maka sepertinya tidak jauh berbeda dengan keduanya harus bentuk perilaku orang-orang, adakalanya tertentu, katakanlah memiliki kesamaan laki-laki dan efektif dan adakalanya tidak efektif. perempuan. Mereka secara individual Devito dan serempak memperluas diri pribadi efektivitas masing-masing tindakan mempunyai lima ciri sebagai berikut : (1) komunikasi melalui pemikiran, perasaan, Keterbukaan (Openess) adalah kemauan keyakinan, atau dengan kata lain melalui menanggapi proses psikologis mereka. Proses ini informasi berlangsung terus menerus sepanjang menghadapi hubungan antarpribadi; (2) keduanya masih terlibat dalam tindak Empati (Empathy) adalah merasakan apa komunikasi. yang dirasakan orang lain; (3) Dukungan Pentingnya hendaknya ke dalam proses komunikasi dengan yang (Supportiveness) menyatakan antar senang diterima adalah pribadi hati didalam situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi dari berlangsung efektif; (4) Rasa positif partisipan komunikasi bukanlah hal yang (Positiveness), seseorang harus memiliki sama dengan hubungan antarpribadi. perasaan Apa yang terjadi dalam diri individu mendorong bukanlah antarpribadi berpartisipasi, dan menciptakan situasi melainkan proses psikologis. Meskipun komunikasi kondusif untuk interaksi proses secara 2007) cermat, artinya dipahami psikologis (Thoha, intrapribadi komunikasi Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen positif terhadap orang lain dirinya, lebih aktif Vol. 1, No. 1 Januari 2014 yang efektif; (5) Kesamaan adalah pengakuan secara (Equality) diam-diam penghayatan mengenai kebijakan yang diambil, sehingga tercipta kesediaan melebur bahwa kedua belah pihak menghargai, kesadaran berguna dan mempunyai sesuatu yang keinginan individu demi terpadunya penting untuk disumbangkan. kepentingan Keterbukaan (Openness), adalah dan akan bersama menghasilkan integrasi tujuan yang cukup kemauan menanggapi dengan senang kokoh, hati informasi yang diterima di dalam produktif dan kreatif untuk mencapai menghadapi sasaran atau tujuan bersama (Hasibuan, hubungan antarpribadi. Keterbukaan atau sikap terbuka sangat berpengaruh dalam mendorong dengan kerjasama yang 1999). menumbuhkan Empati (Empathy), adalah komunikasi antarpribadi yang efektif. merasakan apa yang dirasakan orang Keterbukaan lain. Empati berasal dari bahasa Yunani adalah pengungkapan reaksi atau tanggapan kita terhadap yang situasi serta Sehingga dapat didefinisikan sebagai memberikan informasi tentang masa lalu kemampuan seseorang untuk mengenali, yang mempersepsi dan merasakan perasaan yang sedang relevan dihadapi untuk memberikan tanggapan kita di masa kini tersebut. berarti “ketertarikan fisik”. orang lain. Secara psikologis, apabila individu mau Menurut Bullmer (Wiryanto, 2004), membuka diri kepada orang lain, maka empati orang lain yang diajak bicara akan seseorang merasakan perasaan orang lain merasa dan aman dalam melakukan adalah suatu menangkap arti proses ketika perasaan itu, komunikasi antarpribadi yang akhirnya kemudian orang lain tersebut akan turut membuka dengan kepekaan diri (Thoha, 2007). Keterbukaan dalam hingga menunjukkan bahwa ia sungguh- komunikasi didefinisikan sungguh mengerti perasaan orang lain sebagai suatu proses penyampaian pesan itu. Bullmer menganggap empati lebih secara terbuka dalam hubungan kerja merupakan pemahaman terhadap orang sehingga lain ketimbang suatu diagnosis dan dapat terjadi juga saling pengertian, Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen mengkomunikasikannya sedemikian rupa Vol. 1, No. 1 Januari 2014 evaluasi terhadap orang lain. Empati mempunyai menekankan kebersamaan dengan orang berpartisipasi dalam setiap kesempatan lain lebih daripada sekadar hubungan sehingga bermanfaat untuk mengefektif yang menempatkan orang lain sebagai kerjasama (Thoha, 2007) obyek manipulatif. (Supportiveness) terbuka Dukungan adalah untuk situasi mendukung keberanian untuk lebih Orang yang memiliki konsep diri yang positif, bersikap agar kompetisi, optimis akan terhadap terungkap dari komunikasi berlangsung efektif. Menurut kemauannya bersaing dengan orang lain Rakhmat (2007) yang mengutip Devito, dalam membuat prestasi. Dari konsep menyatakan sikap suportif adalah sikap positif ini lahir pola perilaku komunikasi yang mengurangi sikap defensif dalam antarpribadi yang positif pula, yakni komunikasi. Orang bersikap defensif bila melakukan persepsi yang lebih cermat ia tidak menerima, tidak jujur dan tidak dan mengungkapkan petunjuk-petunjuk empatis. yang membuat orang lain menafsirkan Orang defensif akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya situasi Rakhmat (2005) mengemukakan komunikasi ketimbang memahami pesan bahwa persamaan atau kesetaraan adalah orang lain. Komunikasi defensif dapat sikap memperlakukan orang lain secara terjadi horizontal karena dalam kita dengan cermat pula (Rahmat, 2005) faktor-faktor personal dan demokratis. (ketakutan, kecemasan, harga diri yang persamaan rendah, dan perbedaan, artinya tidak mengggurui, sebagainya) atau faktor-faktor situasional tetapi berbincang pada tingkat yang seperti perilaku komunikasi orang lain. sama, pengalaman Komunikasi defensif antarpribadi tidak Dalam yaitu mempertegas mengkomunikasikan akan penghargaan dan rasa hormat pada efektif jika seseorang mempunyai rasa perbedaan pendapat merasa nyaman, positif dan yang akhirnya proses komunikasi akan lain, berjalan dengan baik dan lancar. terhadap dikomunikasikan dirinya kepada orang akan membuat orang lain juga memiliki rasa positif, merasa lebih baik dan Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen Komunikasi akan berlangsung efektif kalau sumber dan penerimanya Vol. 1, No. 1 Januari 2014 memiliki dekat kanak-kanak dan selanjutnya pada masa kesamaan diantara orang-orang dalam remaja. Hubungan sosial anak pertama- berkomunikasi, semakin besar tama masing sangat terbatas dengan kemungkinan terjadinya saling orang tuanya dalam kehidupan keluarga, pengertian diantara mereka. Komunikasi khususnya dengan ibu dan berkembang antarpribadi akan lebih bisa efektif dalam semakin mencapai tujuan organisasi bila orang- keluarga lain, teman bermain dan teman orang yang sejenis maupun lain jenis suasana persamaan. Semakin berkomunikasi ada dalam kesetaraan/kesamaan (Thoha, 2007) meluas Kenakalan dengan remaja anggota atau dalam bahasa Inggrisnya dikenal dengan istilah juvenile Pengertian Remaja Istilah adolescence deliquency patologis atau remaja sosial merupakan pada gejala remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian berasal dari kata lain adolecere (kata sosial. belanda, adolescentia yang berarti remaja) bentuk perilaku menyimpang (Kartono). yang tumbuh Kenakalan remaja merupakan kumpulan menjadi dewasa. Istiliah adosecence seperti dari berbagai perilaku remaja yang tidak yang dipergunakan saat ini mempunyai dapat arti yang luas mencakup kematangan terjadi tindakan kriminal. berarti tumbuh atau mental, emosional, spasial dan fisik (Hurlock dalam Sarwono, 2011). Hurlock dalam (Sarwono,2011) Akibatnya, mengembangkan diterima secara sosial Kenakalan remaja hingga biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses juga menjelaskan bahwa berdasarkan perkembangan jiwanya, baik pada saat usia adalah antara 13-18 tahun .Masa ini remaja dibagi menjadi usia 13-16 tahun sebagai kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa masaremaja awal dan usia 16-18 tahun remaja disebut sebagai masa remaja akhir. dengan perkembangan fisik, psikis, dan Perkembangan sosial anak telah dimulai sejak bayi, kemudian pada masa Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen emosi maupun pada berlangsung yang begitu masa begitu cepat. kanak- singkat, Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan Vol. 1, No. 1 Januari 2014 wujud dari konflik-konflik yang tidak rata dan tabulasi tunggal dengan rumus terselesaikan dengan baik pada masa sebagai berikut: kanak-kanak maupun remaja para P= F/N X 100 persen pelakunya. Seringkali didapati bahwa Keterangan : ada P = Prosentase trauma dalam perlakuan lalunya, dan tidak kasar menyenangkan maupun masa dari trauma lingkungan, seperti F = Frekuensi lingkungannya, terhadap kondisi kondisi ekonomi N = Sampel Tabel 1. Operasional Variabel Efektivitas Komunikasi Antarpribadi remaja yang membuatnya merasa rendah diri, bermasalah dan Petugas dan sebagainya. Variabe l METODE PENELITIAN Metode Pendekatan Metode pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif adalah dengan objek Efektivitas penelitian Komunikasi Antarpribadi Remaja Bermasalah dan Petugas Di PSBR. Dengan digunakannya metodelogi pendekatan deskriptif kuantitatif dengan alasan dengan angka-angka kemudian data itu diolah menjadi metode statistik. Spesifikasi Penelitian Spesifikasi dilakukan penelitian penelitian dengan deskriptif yang menggunakan dengan menggunakan analisis persentase rataJurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen Dimens i Indikator Kemauan membuka diri Kejujuran Keterbu Keteruster kaan angan Menerima orang lain Efektvit apa adanya as Sikap komuni spontanitas kasi Mengharga antarpr i orang lain ibadi Perilak Sikap petugas u berfikir dan suportif terbuka remaja Menerima bermas pendapat alah orang lain Tidak egois Pandangan positif Perilak terhadap u positif diri sendiri Perasaan positif Penguk uran Skala likert Skala likert Skala likert Vol. 1, No. 1 Januari 2014 terhadap orang lain Ikut merasakan orang lain Tidak Empati menilai orang lain Memahami sikap orang lain Memiliki kesamaan pandangan Kesama atau nilai an Kesamaan dalamperc akapan (de Vito: 2009) Populasi Kalimantan Skala likert Selatan. jumlah populasi penelitian mencapai lebih dari pengambilan menggunakan sampel rumus dengan Taro Yamani. Sampel adalah individu-individu dari Skala likert anggota populasi (Jalaludin Rahmat, penelitian ini yang 1985:2). yang terpilih Dalam menjadi sampel adalah remaja bermasalah di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Budi Satria Provinsi menggunakan dua sumber yaitu data Kalimantan Selatan. Besarnya sampel ditetapkan dengan rumus: primer dan data sekunder : N Data primer yaitu data diperoleh responden n melalui kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus Karena 100 (seratus) remaja, maka akan teknik dengan dari ini tinggal di PSBR Budi Satria Provinsi diperoleh langsung penelitian adalah para remaja bermasalah yang Metode pengumpulan Data Data dalam diisi = (Taro Yamane, 1962:99) N d2 + 1 oleh responden disebut juga dengan angket n adalah besar sampel (Kriyantono 2006:93), dan Data sekunder N adalah Populasi yaitu data pendukungnyang diperoleh d dari juklak, juknis, liflet, laporan tahunan kesalahan sampel) dan lainnya yang mendukung dalam 1 adalah konstans penelitian ini. adalah Hasil sampling kuesioner error (tingkat atau angket kepada responden secara tertutup yang Populasi dan sampel Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen diberikan kepada responden Vol. 1, No. 1 Januari 2014 menggunakan skor skala likert dengan melakukan nilai : dilakukan. apa Menurut yang seharusnya 1. Sangat setuju skor 5 Sugiyono (2008:248) 2. Setuju skor 4 untuk mengukur tingkat validitas butir 3. Ragu-ragu skor 3 angket digunakan product moment sebagai 4. Tidak setuju skor 2 berikut : 5. Sangat tidak setuju skor 1 Uji Instrumen Setelah menentukan populasi dan sampel lalu dilakukan uji instrumen sebanyak 30 validitas responden dengan uji dan uji reliabilitas menggunakan SPSS 16. Instrumen dikatakan baik sebagai alat pengukur bila memenuhi beberapa syarat. Dimana : Rxy moment N = Jumlah responden i = Total skor item soal x = Skor total jawaban Dalam mengevaluasi skala pengukuran, harus diperhatikan dua hal yaitu : = Koefiesien korelasi product Setelah diperoleh harga koefien korelasi product perhitungan, moment kemudian dari hasil harga rhitung tersebut dibandingkan dengan harga rtabel Uji Validitas Uji tabel product moment. Jika harga rhitung > validitas yang digunakan rtabel maka dapat dikatakan valid. adalah untuk menguji ketepatan ukuran data dan instrument. pengukuran disebut melakukan apa Suatu valid yang skala bila ia seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Bila skalanya tidak valid maka ia tidak bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen Reliabilitas Selanjutnya, jika alat ukur telah dinyatakan valid maka reliabilitas alat ukur tersebut diuji. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Vol. 1, No. 1 Januari 2014 Implikasinya, hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan terhadap kelompok 2. 3. subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek dalam diri subjek yang diukur memang belum berubah. 4. 5. 6. Untuk menguji tingkat reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan 7. melalui uji internal concistency dengan 8. menggunakan koefisien reliabilitas (Alpha Cronbach). kurang Secara dari seandalan umum, 0,60 dalam keandalan dianggap kisaran buruk, 0,70 bisa 9. 10. 11. diterima dan lebih dari 0,80 adalah baik 12. (Sugiono, 2008:18). Pengujian validitas instrumen kuesioner dalam penelitian ini dilakukan 13. 14. pada responden dalam jumlah 30 orang responden dengan perhitungan statistik menggunakan program SPSS. Adapun hasil perhitungan dapat dilihat 15. 16. 17. pada tabel berikut: 18. Tabel 2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 19. Validitas N o. R Ket 1. 0,51 Vali Reliabilitas Alph a Alp Ket Partia ha l 0,927 Relia 0,92 Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen 20. Ket Reli 21. 22. 5 0,38 7 0,53 1 0,38 3 0,49 7 0,45 9 0,42 4 0,58 4 0,57 0 0,58 1 0,42 5 0,57 9 0,48 4 0,41 8 0,39 4 0,58 6 0,69 3 0,71 6 0,46 5 0,63 3 0,58 1 0,67 3 d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d 0,928 0,927 0,929 0,928 0,929 0,928 0,926 0,927 0,926 0,928 0,926 0,927 0,928 0,929 0,926 0,926 0,925 0,928 928 926 925 bel Relia bel Relia bel Relia bel Relia bel Relia bel Relia bel Relia bel Relia bel Relia bel Relia bel Relia bel Relia bel Relia bel Relia bel Relia bel Relia bel Relia bel Relia bel Relia bel Relia bel Relia bel 9 abel Vol. 1, No. 1 Januari 2014 nilai alpha yang lebih besar dari 0,6 0,46 Vali Relia 928 3 d bel 0,52 Vali Relia 24. 927 6 d bel 0,72 Vali Relia 25. 925 7 d bel 0,47 Vali Relia 26. 927 4 d bel 0,53 Vali Relia 27. 927 1 d bel 0,84 Vali Relia 28. 923 1 d bel 0,66 Vali Relia 29. 925 7 d bel 0,46 Vali Relia 30. 928 9 d bel 0,56 Vali Relia 31. 927 7 d bel 0,47 Vali Relia 32. 928 4 d bel 0,43 Vali Relia 33. 928 6 d bel 0,70 Vali Relia 34. 925 2 d bel 0,42 Vali Relia 35. 928 2 d bel 0,47 Vali Relia 36. 928 1 d bel 0,65 Vali Relia 37. 926 7 d bel Sumber : Data Diolah, 2013 23. Hasil uji validitas sehingga dapat dinyatakan reliabel. Metode Penyajian Data Metode penyajian data penelitian ini penulis menggunakan perhitungan komputerisasi program SPSS versi 16 (Statistical Product and Service Solutions), yaitu suatu program komputer statistik yang mampu memproses data statistik secara cepat dan tepat menjadi berbagai hasil yang diinginkan oleh para peneliti. Metode Analisa Data Penelitian ini dengan menggunakan analisa persentase ratarata dengan Selanjutnya tabulasi data yang tunggal. terkumpul dianalisa secara kuantitatif yaitu dengan mengumpulkan lapangan data hasil khususnya penelitian kuesioner. Sedangkan analisis data yang digunakan di atas menunjukkan bahwa seluruh item soal dinyatakan valid, karena nilai r yang didapat lebih besar dari nilai R tabel (tabulasi nilai R dengan N= 30 = 0,361). Pada uji reliabilitas, menunjukkan bahwa seluruh indikator penelitian memiliki dengan cara menstabulasikan data dari angket dan kemudian di deskripsikan dan dituangkan kedalam tabel distribusi frekuensi selanjutnya perhitungan persentase. dilakukan Untuk masing masing-masing jawaban dari responden akan diberi bobot nilai tertinggi 5 (lima) dan terendah 1 (satu). Hasil penjumlahan Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen Vol. 1, No. 1 Januari 2014 skor setiap pertanyaan akan dibagi produktif dalam pembangunan. Adapun dengan jumlah responden sehingga akan prinsip pelayanan yang dilaksanakan diperoleh pada PSBR”Budi Satria”adalah bersifat rata-rata skor/nilai (Singarimbun & Effendy, 1995:272). sementara selama 6 bulan, sedangkan Pengertian panti pada dasarnya adalah merupakan pembinaan selanjutnya berada dalam tempat untuk yang berupa dengan kepada Satria”Provinsi Kalimantan Selatan lebih penerima manfaat yang tidak dapat mengutamakan hubungan sosial dan melaksanakan fungsi sosialnya. Oleh perubahan karena itu pelayanan di dalam panti pelayanan, sedangkan bimbingan dan harus dirancang sedemikian rupa agar latihan keterampilan berumur 15 s.d. 20 dapat memberikan pemecahan masalah tahun, belum menikah dan memenuhi yang dihadapi penerima manfaat. Sejalan persyaratan administrasi. Prioritas utama dengan pengertian diberikan kepada remaja-remaja dipanti seperti dikemukakan oleh para ahli, asuhan, karang taruna dan organisasi maka Bina sosial lain atau pilar-pilar masyarakat yang lainnya. Dari pelaksanaan pelayanan di dirumuskan oleh Departemen Sosial RI PSBR”Budi Satria”Provinsi Kalimantan yaitu suatu lembaga kesejahteraan sosial Selatan diawali dari tahaf pendekatan yang mempunyai tanggungjawab untuk awal, memberikan rehabilitasi dan pengembangan sosial, memberikan pelayanan bantuan dan pelatihan beberapa pengertian Remaja”Budi pokok Panti Satria” Sosial (PSBR) pelayanan kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Sehubungan itu, maka perilaku seleksi, PSBR”Budi sosial assesment, pelayanan, sosial kepada remaja putus sekolah resosialisasi, dalam lanjut dan terakhir dengan terminasi. keadaan menumbuhkan dan terlantar, guna penyaluran, penerima mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan Hasil Analisis kerja sehingga mereka dapat berfungsi Efektivitas sebagai Dimensi Keterbukaan anggota pembinaan masyarakat yang terampil dan aktif berpartisipasi secara Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen Komunikasi Penilaian terhadap Berdasarkan Efektivitas Vol. 1, No. 1 Januari 2014 komunikasi berdasarkan dimensi berdasarkan dimensi keterbukaan ini keterbukaan ditinjau dari hasil jawaban didasarkan atas pendapat responden yang diperoleh menunjukkan yaitu total skor sebesar 1616. Nilai tersebut mengemukakan bahwa selama ini belum diperhitungkan tingkat persentase untuk ada tindakan yang efektif dari petugas menentukan kategori sebagai berikut: panti untuk memberikan dorongan dan 1. 80,1% – 100% motivasi kepada mereka untuk dapat = Kategori Sangat Tinggi remaja responden bermasalah yang terbuka dalam mengemukakan pendapat 2. 60,1% – 80% = Kategori Tinggi dan apa yang dirasakan. Selain itu juga 3. 40,1% – 60% = Kategori Rendah didasarkan 4. 20% – 40% = tindakan petugas panti dalam mendekati Kategori Sangat Rendah remaja Adapun kurang bermasalah efektifnya dengan cara-cara perhitungan yang lebih menyentuh sehingga terjalin komunikasi hubungan yang familiar, harmonis dan berdasarkan dimensi keterbukaan adalah akrab. Hal ini sangat diperlukan untuk sebagai berikut: mencapai persentase hasil pada Efektivitas Nilai Skor Maksimal Nilai Skor Total Kategori = mengumpulkan X 100 = bahwa berdasarkan memiliki berada pada dalam data dan dalam menangani remaja bermasalah. Efektivitas Komunikasi Berdasarkan Dimensi Perilaku Suportif 51,81 tersebut menunjukkan Efektivitas komunikasi dimensi keterbukaan kategori baik mengidentifikasi sumber permasalahan Hasil Hasil yang sehingga didapatkan solusi yang tepat 1741 X 100 3360 = hasil Rendah Efektivitas perhitungan komunikasi Rendahnya Efektivitas komunikasi Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen berdasarkan dimensi perilaku suportif adalah sebagai berikut: karena interval 40,1% – 60%. persentase Kategor i= Nilai X Skor 10 Maksima 0 l Vol. 1, No. 1 Januari 2014 positif. Nilai Skor Total Efektivitas Komunikasi Berdasarkan Dimensi Perilaku Positif 169 0 252 0 = X 100 Efektivitas Efektivitas perhitungan persentase komunikasi berdasarkan dimensi perilaku positif adalah sebagai = 67,06 tersebut menunjukkan Hasil bahwa Hasil berikut: Nilai Skor Maksima X l 10 0 Nilai Skor Total komunikasi Kategor i= berdasarkan dimensi perilaku suportif memiliki kategori Tinggi karena berada pada interval 60,1% – 80%. Tingginya Efektivitas komunikasi = 139 5 168 0 = 83 berdasarkan dimensi perilaku suportif ini didasarkan pada sikap yang baik dari remaja bermasalah terhadap sesama rekan maupun petugas, mau menjawab X 100 atau merespon apa yang disampaikan oleh petugas, dan selalu bersikap yang baik dengan tindakan menyesuaikan diri, tidak memaksakan kehendak, dan tidak memotong pembicaraan orang lain. Sikap-sikap seperti ini sangat baik untuk dikembangkan sehingga dapat petugas panti dan dipertahankan, memudahkan dalam pihak melakukan pendekatan dan pemberian arahan guna menggali potensi remaja bermasalah menuju ke arah perkembangan yang Hasil bahwa berdasarkan tersebut menunjukkan Efektivitas komunikasi dimensi perilaku positif memiliki kategori Sangat Tinggi karena berada pada interval 80,1% – 100%. Tingginya Efektivitas komunikasi berdasarkan dimensi perilaku positif ini menunjukkan bahwa pada dasarnya sifat dan karakter remaja bermasalah adalah orang-orang yang selalu aktif, komunikatif dan memiliki pergaulan yang cukup. Hal ini terbukti bahwa Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen Vol. 1, No. 1 Januari 2014 mereka selalu berusaha untuk rileks, bahwa bercanda, mendorong temannya untuk berdasarkan dimensi empati memiliki berbicara, bersedia kategori Tinggi karena berada pada untuk menyampaikan sesuatu meskipun interval 60,1% – 80%. antusias, bahkan belum secara menyeluruh ataupun lugas. Efektivitas komunikasi Tingginya Efektivitas komunikasi Sifat dan sikap yang positif ini sangat berdasarkan dimensi diperlukan untuk mendorong mereka menunjukkan bahwa dalam dan remaja bermasalah memiliki kecerdasan keinginan untuk menjadi lebih baik, serta yang cukup. Hal ini tercermin dalam memiliki kepercayaan diri bahwa mereka sikap mereka yang dapat menangkap mempunyai pesan petugas, merasakan apa yang menimbulkan suatu semangat kelebihan dalam bergaul. empati pada ini dasarnya dirasakan rekannya, dapat memahami Efektivitas Komunikasi Berdasarkan Dimensi Empati perasaan orang lain, sensitif terhadap materi komunikasi dan adanya keinginan untuk Hasil Efektivitas perhitungan persentase komunikasi berdasarkan dimensi empati adalah sebagai berikut: Kategor i= = Nilai Skor Maksima X l 10 0 Nilai Skor Total 110 8 168 0 X 100 mengerti Hasil tersebut 66 Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen yang Sifat dan sikap seperti tersebut di atas sangat baik untuk dikembangkan, dimana hal ini menjadi modal dasar untuk merubah sesuatu yang buruk menjadi hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi diri mereka sendiri dan orang lain. Efektivitas Komunikasi Berdasarkan Dimensi Kesamaan Efektivitas menunjukkan apa menjadi suatu keharusan. Hasil = terhadap dimensi perhitungan komunikasi kesamaan persentase berdasarkan adalah sebagai Vol. 1, No. 1 Januari 2014 berikut: kepercayaan diri dan keinginan yang Nilai Skor Maksima X l 10 0 Nilai Skor Total Kategor i= 837 140 0 = sebelumnya. Kesimpulan Hasil bahwa bahwa komunikasi dimensi kesamaan kategori menunjukkan Efektivitas Komunikasi Petugas Di Panti Sosial Bina Remaja Efektivitas berdasarkan penelitian Antarpribadi Remaja Bermasalah dan X 100 = 59,79 tersebut menunjukkan Hasil memiliki positif untuk menjadi lebih baik dari Rendah karena berada pada interval 40,1% – 60%. (PSBR) Budi Satria Provinsi Kalimantan Selatan, berdasarkan seluruh analisis dan perhitungan statistik, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Rendahnya Efektivitas komunikasi didasarkan petugas dimensi pada panti kesamaan usaha dari maupun ini pihak remaja bermasalah dalam menyesuaikan diri yang belum mencapai suatu kesamaan pandangan, seperti adanya komunikasi yang baik antara remaja dengan petugas, dengan sesama rekan dan diperlukan, mengingat bahwa remaja bermasalah memerlukan perhatian secara agar mereka berdasarkan memiliki Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen komunikasi dimensi keterbukaan memiliki kategori yang rendah, dimana hal ini menunjukkan bahwa masih belum efektivnya komunikasi diantara mereka yaitu para remaja bermasalah dengan petugas di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Budi Satria Provinsi Kalimantan Selatan dalam dimensi keterbukaan. dengan lingkungan sekitar panti. Hal ini sangat khusus untuk menjawab perumusan masalah adalah Efektivitas berdasarkan hasil Ini dikarenakan belum ada tindakan yang efektif dari petugas panti untuk memberikan dorongan dan motivasi kepada mereka untuk dapat terbuka dalam mengemukakan pendapat Vol. 1, No. 1 Januari 2014 dan apa yang dirasakan. Selain itu juga tidak memaksakan kehendak, dan tidak didasarkan memotong pada kurang efektifnya pembicaraan orang lain. tindakan petugas panti dalam mendekati Sikap-sikap seperti ini sangat baik untuk remaja dikembangkan bermasalah dengan cara-cara dan dipertahankan, yang lebih menyentuh sehingga terjalin sehingga dapat hubungan yang familiar, harmonis dan petugas panti akrab. Hal ini sangat diperlukan untuk pendekatan dan pemberian arahan guna mencapai menggali hasil yang mengumpulkan baik dalam data dan mengidentifikasi sumber permasalahan Efektivitas dalam potensi pihak melakukan remaja bermasalah menuju ke arah perkembangan yang positif. sehingga didapatkan solusi yang tepat dalam menangani remaja bermasalah. memudahkan Efektivitas berdasarkan komunikasi dimensi perilaku positif komunikasi memiliki kategori yang sangat tinggi, berdasarkan dimensi perilaku suportif dimana hal ini menunjukkan bahwa memiliki kategori efektifitas yang tinggi, sikap dan tindakan remaja bermasalah dimana hal ini menunjukkan bahwa adalah baik, dan mereka bersikap positif remaja bermasalah memiliki sikap yang dan baik dalam menghargai orang lain, ini komunikasinya selama di panti. efektiv dalam melaksanakan menunjukkan bahwa telah terjalinnya Tingginya Efektivitas komunikasi komunikasi yang efektif diantara mereka berdasarkan dimensi perilaku positif ini dalam perilaku yang suportif. menunjukkan bahwa pada dasarnya sifat Tingginya Efektivitas komunikasi dan karakter remaja bermasalah adalah berdasarkan dimensi perilaku suportif ini orang-orang didasarkan pada sikap yang baik dari komunikatif dan memiliki pergaulan remaja sesama yang cukup. Hal ini terbukti bahwa rekan maupun petugas, mau menjawab mereka selalu berusaha untuk rileks, atau merespon apa yang disampaikan bercanda, mendorong temannya untuk oleh petugas, dan selalu bersikap yang berbicara, baik dengan tindakan menyesuaikan diri, untuk menyampaikan sesuatu meskipun bermasalah terhadap Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen yang antusias, selalu bahkan aktif, bersedia Vol. 1, No. 1 Januari 2014 belum secara menyeluruh ataupun lugas. materi komunikasi dan adanya keinginan Sifat dan sikap yang positif ini sangat untuk diperlukan untuk mendorong mereka menjadi suatu keharusan. dalam menimbulkan terhadap apa yang dan Sifat dan sikap seperti tersebut di keinginan untuk menjadi lebih baik, serta atas sangat baik untuk dikembangkan, memiliki kepercayaan diri bahwa mereka dimana hal ini menjadi modal dasar mempunyai untuk merubah sesuatu yang buruk suatu semangat mengerti kelebihan dalam bergaul. menjadi Efektivitas komunikasi berdasarkan dimensi empati memiliki kategori yang sangat tinggi, dimana hal ini menunjukkan bermasalah bahwa memiliki remaja perasaan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi diri mereka sendiri dan orang lain. Efektivitas komunikasi berdasarkan dimensi kesamaan memiliki dan efektifitas yang rendah, dimana hal ini anggapan yang baik terhadap rekan dan menunjukkan bahwa petugas dan remaja petugas. bermasalah Mereka bisa saling mengerti belum dapat menjalin terhadap apa yang dirasakan oleh teman- komunikasi yang baik, namun belum temannya, sehingga dengan demikian dapat mengarahkan mereka untuk dapat mereka beradaptasi terhadap lingkungan panti. telah sangat baik dalam berkomunikasi dengan sesama temannya di panti. Rendahnya Efektivitas komunikasi berdasarkan Tingginya Efektivitas komunikasi berdasarkan dimensi menunjukkan bahwa empati pada ini didasarkan petugas dimensi pada panti kesamaan usaha dari maupun ini pihak remaja dasarnya bermasalah dalam menyesuaikan diri remaja bermasalah memiliki kecerdasan yang belum mencapai suatu kesamaan yang cukup. Hal ini tercermin dalam pandangan, seperti adanya komunikasi sikap mereka yang dapat menangkap yang baik antara remaja dengan petugas, pesan petugas, merasakan apa yang dengan dirasakan rekannya, dapat memahami lingkungan sekitar panti. Hal ini sangat perasaan orang lain, sensitif terhadap diperlukan, mengingat bahwa remaja Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen sesama rekan dan dengan Vol. 1, No. 1 Januari 2014 bermasalah memerlukan perhatian secara khusus agar mereka memiliki kepercayaan diri dan keinginan yang positif untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA Dunia Psikologi : Teori Perkembangan Masa Remaja (2011) teoriperkembangan-masa-remaja. Devito, Joseph A, 1997, Human Communication, Jakarta, Profesional Books. Effendy, Onong, Uchana. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti Effendy, Onong, Uchana. (2002). Ilmu, Teori dan Praktek Komunikasi. PT Citra Aditya Bakti, Bandung. Krisyantono Rahmat, 2006 Teknis Praktis Riset Komunikasi, Prenada Media Group Jakarta Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung : Citra Aditya. Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Rakhmat, Jalaludin. 2004. Metode Penelitian Komunikasi: Rosdakarya Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 1995. Metode Peneltian Survey. Jakarta : PT Pustaka LP3ES Indonesia. Sarlito Wirawan Sarwono (2006) Psikologi Remaja – Jakarta = RajaRaja Gratiudo Persada. Sumber lain: Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen Anonim, 2009, Undang-Undang RI no 11 Tahun 2009 Tentang kesejahteraan Sosial, Jakarta. Anonim, 2002, Pedoman Penyelengaraan Panti Sosial Bina Remaja, Jakarta, Depsos. Petunjuk Teknis dan informasi pelayanan kesejahteraan sosial bagi remaja di PSBR Budi Satria Kalimantan Selatan Tahun 2013 http://Kohler.blog spot.com(1981), Komunikasi - yang – Efektif. html Wikipedia. Google. http://id.wikipedia.org/wiki/Googl e Vol. 1, No. 1 Januari 2014