efektivitas komunikasi antarpribadi remaja bermasalah

advertisement
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
REMAJA BERMASALAH DAN PETUGAS DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA (PSBR)
BUDI SATRIA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Oleh :
Agus Mulyana, Artini Suparmo, Deli Anhar
UNISKA Muhammad Arsyad Al Banjary Banjarmasin
Abstract
The background of this research is that the client / student / student is a troubled teen who is
identified can always disturbing growth of the public who are not can not be expected in the
community. So researchers are interested in knowing how kefektivitas komunikasiny between
troubled teens with the officers in Children's Social Development of Youth (PSBR) Budi Satria
South Kalimantan Province.
The method used is descriptive quantitative method with the object of study is the
effectiveness of interpersonal communication officer and troubled teens in the PSBR. Theories used
include Interpersonal Communication Theories, effective interpersonal communication is a
humanistic perspective, and understanding of youth. Its population of 125 troubled teens by using
the formula as much as 30 teenagers Taro Yamani.
The results showed the effectiveness of the communication officers in troubled teens and
Teens Children's Social Development (PSBR) Budi Satria South Kalimantan high category
(65.36%) as there are in the range of 60.1 to 80%, the level of communication among troubled teens
or clients with the officers established a good communication and efktiv. The implications of this
study is that the pattern of development that has been used in the Children's Social Development of
Youth (PSBR) Budi Satria South Kalimantan province have been said better.
Keywords: Effectiveness of interpersonal communication
Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen
Vol. 1, No. 1 Januari 2014
PENDAHULUAN
mendapat
Panti Sosial Bina Remaja (PSBR)
instansi
pelaksana
pemerintah
teknis
daerah
di
dalam
berkomunikasi.
Budi Satria Provinsi Kalimantan Selatan
adalah
kesulitan
Begitu
juga
dalam
menerima
unit
bimbingan dari para petugas yang ada di
bidang
PSBR Budi Satria Provinsi Kalimantan
pembinaan kesejahteraan sosial remaja
Selatan,
yang
pelayanan
hambatan dalam berkomunikasi. Hal ini
kesejahteraan sosial bagi para remaja
disebabkan oleh karena mereka terdiri
berupa
dari para remaja yang berlatar belakang
memberikan
pelayanan
dan
pembinaan
Teknis
dan
Informasi
(Petunjuk
Pelayanan
Kesejahteraan
Sosial
mereka
sering
mengalami
pendidikan yang berbeda beda.
Bagi
Perilaku
dari
para
remaja
Remaja Di Panti Sosial Bina Remaja Budi
bermasalah yang ada di Panti Sosial Bina
Satria Kalimantan Selatan Tahun 2013).
Remaja (PSBR)
Remaja di PSBR berasal dari keluarga
Kalimantan Selatan banyak sekali yang
kurang
mengalami
menyimpang dan seringkali melanggar
hambatan dalam pemenuhan kebutuhan
peraturan yang ada. Pelanggaran yang
dan pengembangan dirinya, sehingga
sering terjadi adalah mereka sering bolos
sulit melanjutkan sekolah ke jenjang
belajar, sering melanggar ketentuan ijin
lebih tinggi.
pulang atau ijin keluar yang diberikan,
mampu,
juga
Para remaja tersebut berasal dari
Budi Satria Provinsi
membuat keonaran seperti bertengkar
13 Kabupaten Kota yang ada di Provinsi
bahkan
Kalimantan
melanggar peraturan yang lainnya yaitu
bimbingan
Selatan
fisik,
guna
perkelahian,
pacaran, merokok, dan bahkan ada yang
Mereka ditempatkan di
mengkonsumsi obat terlarang. Sehingga
beberapa asrama yang berpenghuni 12
mereka sering kena teguran-teguran atau
sampai dengan 14 orang.
Dalam satu
sangsi baik berupa lisan maupun tertulis,
asrama biasanya dicampur dari satu
dan bahkan jika sudah kelewat batas
kabupaten
tidak
lainnya
dengan
sehingga
sosial
terjadi
dan
keterampilan.
mental
mengikuti
sampai
kabupaten
mereka
yang
sering
Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen
segan
segan
mereka
sampai
dikeluarkan dari panti.
Vol. 1, No. 1 Januari 2014
Mereka berlatar
belakang
dari
dirinya sendiri dan mengerti orang lain,
keluarga tidak mampu, sehingga tingkat
juga
pendidikannya pun beragam dari mulai
dibutuhkannya dan apa yang dibutuhkan
tingkat
orang lain. Manusia yang normal akan
tinggi
yaitu
tamat
sekolah
dapat
memahami
komunikasi
yang
lanjutan tingkat atas atas SLTA sampai
selalu
dengan lulusan Sekolah Dasar
melakukan interaksi dengan sesamanya
atau
terlibat
apa
bahkan Drop Out Sekolah Dasar. Dengan
sepanjang
demikian
dan
komunikasi pula, segala aspek kehidupan
menerima pelajaran dari para petugas
manusia di dunia tersentuh. Besarnya
baik pengasuh, pekerja sosial fungsional
peranan komunikasi dalam kehidupan
dan
manusia
memancing
penelitian
secara
dalam
bahkan
berkomunikasi
dari
para
instruktur
keterampilan relatif kurang.
Sementara
metode
bimbingan
kehidupannya.
dalam
mengetahui
Melalui
timbulnya
ilmiah
jumlah
waktu
yang
yang sering digunakan dalam pemberian
digunakan
motivasi
berupa
berkomunikasi
bimbingan perorangan dan bimbingan
berkomunikasi
kelompok.
kegiatan
komunikasi yang begitu akrab di dalam
secara
interaksi sesama manusia adalah bentuk
bimbingan
dan
konseling
Pelaksanaan
bisa
berlangsung
formal ataupun informal, yaitu bisa
manusia
untuk
serta
itu
untuk
keefektivan
sendiri.
Bentuk
komunikasi antarpribadi.
dilaksanakan pada jam kerja di dalam
Komunikasi antarpribadi adalah
ruangan sampai pelaksanaan bimbingan
komunikasi seputar diri seorang, baik
di
bisa
dalam fungsinya sebagai komunikator
dialaksanakan pada sore dan malam hari
maupun komunikan (Effendy, 2003:57).
yang terkadang juga dilaksanakan di luar
Komunikasi antarpribadi sebagai salah
ruangan.
satu bentuk komunikasi adalah salah satu
luar
jam
Pembinaan
kerja
dalam
bahkan
PSBR
Budi
cara yang dipakai dalam pembinaan di
Satria Provinsi Kalimantan Selatan tidak
PSBR Budi Satria Provinsi Kalimantan
terlepas dari proses komunikasi. Dengan
Selatan. Sesuai dengan cara pembinaan
berkomunikasi orang dapat mengerti
yang
Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen
melibatkan
semua
unsur
Vol. 1, No. 1 Januari 2014
(masyarakat, petugas dan Klien) maka
Peneliti tertarik meneliti mengenai
proses komunikasi antarpribadi yang
Efektivitas
terjalin di PSBR Budi Satria Provinsi
Remaja Bermasalah dan Petugas Di PSBR
Kalimantan Selatan diharapkan dapat
Budi Satria Provinsi Kalimantan Selatan,
berperan
karena Klien/Siswa/siswi yaitu remaja
dalam
membina
dan
membentuk kepribadian klien.
dimaksudkan
Antarpribadi
bermasalah identik sebagai orang yang
Peranan komunikasi antarpribadi
yang
Komunikasi
adalah
dapat
meresahkan masyarakat luas, dalam arti
lain yaitu sebagai orang yang
tumbuh
mengajak, dan mengubah pola pikirnya
kembangnya tidak bisa untuk diharapkan
dari
dalam masyarakat.
semula
menjadi
selalu
baik
berpikiran
serta
jahat
Jadi peneliti ingin
mampu
mengetahui sejauhmana keefektivannya
menumbuhkan rasa harga diri Klien
komunikasi antar pribadi petugas dan
yaitu remaja yang mendapat pelayanan
remaja bermasalah
dan pembinaan di Panti Sosial Bina
pendidikan dan pembinaan di Panti
Remaja Budi Satria Provinsi Kalimantan
Sosial Bina Remaja (PSBR) Budi Satria
Selatan. Dengan demikian setelah masa
Provinsi
pendidikan dan pembinaan Klien atau
keberhasilan mereka dalam masyarakat.
remaja selesai, dia benar-benar telah siap
selama menjalani
Kalimantan
Selatan
serta
Berdasarkan hasil survey awal
untuk hidup mandiri ditengah-tengah
peneliti,
masyarakat.
menjadi 2 (dua) bagian asrama: 4 (empat)
Sebagai
mahluk
individu,
ia
asrama
penempatan
berupa
klien
cottage
dibagi
untuk
siswi
merupakan suatu kesatuan jiwa raga
perempuan, dan 5 (lima) asrama berupa
yang berkegiatan secara keseluruhan dan
barak untuk siswa laki-laki.
sebagai mahluk sosial manusia adalah
Bimbingan
petugas
selalu
itulah
Kalimantan Selatan, saat melaksanakan
manusia dapat merealisasikan kehidupan
tugasnya berupa bimbingan fisik, mental
secara individual.
sosial, dan keterampilan. Bimbingan fisik
Interaksi
Budi
Satria
dilakukan
bagian dari anggota masyarakat yang
berinteraksi.
PSBR
yang
Provinsi
berupa kegiatan Permildas: Baris Berbaris
Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen
Vol. 1, No. 1 Januari 2014
dan outbound, Olahraga dan lain lain.
Berdasarkan uraian di atas dapat
Bimbingan mental sosial dapat berupa
diajukan
beimbingan kemandirian, kedisiplinan,
berikut:
wirausaha,
keagamaan,
bimbingan
Komunikasi
perorangan
maupun
kelompok.
Bermasalah dan Petugas Di Panti Sosial
berupa
Bina Remaja (PSBR) Budi Satria Provinsi
Bimbingan
keterampilan
keterampilan
komputer,
menjahit,
otomotif,
tatarias,
servis
rumusan
masalah
Bagaimana
sebagai
Efektivitas
Antarpribadi
Remaja
Kalimantan Selatan?
bengkel
Tujuan penelitian secara umum
sepeda motor, mebeulair aluminium, dan
adalah
keterampilan servise hand phone (liflet:
bagaimana
informasi PSBR Budi Satria Prov Kalsel).
Antarpribadi Remaja Bermasalah dan
Berdasarkan pemaparan di atas
penelitian
“Efektivitas
Antarpribadi
Remaja
Komunikasi
Bermasalah
dan
untuk
menggambarkan
Efektivitas
Komunikasi
Petugas Di Panti Sosial Bina Remaja
(PSBR) Budi Satria Provinsi Kalimantan
Selatan.
Petugas Di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR)
Dalam latar belakang masalah
Budi Satria Provinsi Kalimantan Selatan”,
yang menjadi pokok permasalahan yang
menjadi signifikan.
telah penulis rumuskan dengan judul
Untuk menghindari ruang lingkup
tesis
“Efektivitas
Komunikasi
penelitian yang terlalu luas sehingga
Antarpribadi Remaja Bermasalah dan
dapat mengaburkan penelitian, maka
Petugas Di Panti Sosial Bina Remaja
penulis membatasi masalah yang akan
(PSBR)
diteliti.
Kalimantan Selatan”. Dilihat dari judul
Penelitian
Efektivitas
ini
dibatasi
Komunikasi
pada
Antarpribadi
Remaja Bermasalah dan Petugas Di Panti
Sosial Bina Remaja (PSBR) Budi Satria
Provinsi
Kalimantan
Selatan.
Objek
tesis
“Budi
di
atas
Satria”
terdiri
Provinsi
dari
dua
permasalahan yang ada yaitu :
Pertama:
Efektivitas komunikasi
antarpribadi petugas panti sosial dalam
penelitian adalah petugas dan remaja
melakukan
bermasalah yang berada di PSBR Budi
yaitu: Keterbukaan, Perilaku Suportif,
Satria Provinsi Kalimantan Selatan.
Perilaku Positif, Empati, dan Kesamaan
Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen
interaksi
dengan
remaja
Vol. 1, No. 1 Januari 2014
Kedua:
bermasalah
antaranya
Penanganan
remaja
yang pernah dilakukan di
adalah:
Ekonomi,
Putus
ganda,
masing-masing
pembicara
dan
menjadi
pendengar
secara
bergantian (Effendy, 2003).
Sekolah, Keluarga, Kenakalan Remaja.
Dibanding dengan bentuk-bentuk
Secara teoritis penelitian ini diharapkan
komunikasi
dapat
konstribusi
antarpribadi dinilai paling ampuh dalam
ilmu
komunikasi
kegiatan mengubah sikap, kepercayaan,
komunikasi
antarpribadi.
opini dan perilaku komunikan. Hal ini
memberi
pengembangan
terutama
lainnya,
komunikasi
Secara praktis, penelitian ini diharapkan
disebabkan
komunikasi
dapat memberi masukan pada Panti
umumnya
Sosial Bina Remaja (PSBR) Budi Satria
muka (face to face). Pada saat tatap muka
Provinsi Kalimantan Selatan, keluarga
antara
dan masyarakat mengenai pentingnya
terjadi kontak pribadi (personal contact).
komunikasi antar pribadi.
Pribadi komunikator menyentuh pribadi
berlangsung
pembicara
antarpribadi
secara
dengan
tatap
pendengar
komunikan. Ketika pesan disampaikan,
Kerangka Teori
umpan
Pentingnya
antarpribadi
situasi
ialah
memungkinkan
komunikasi
karena
prosesnya
berlangsung
secara
dialogis. Komunikasi yang berlangsung
(immediate
balik
berlangsung
feedback),
komunikator
pada
dapat
seketika
saat
itu
mengetahui
tanggapan komunikan terhadap pesan
yang disampaikan (Effendy, 2003).
secara dialogis selalu lebih baik daripada
Effedy (2003) menyatakan tidaklah
monologis. Monolog menunjukan suatu
mudah untuk melakukan komunikasi
bentuk komunikasi dimana seseorang
yang benar-benar efektif. Ada banyak
berbicara
menjadi
hambatan yang bisa merusak komunikasi
pendengar, jadi tidak terjadi interaksi.
di antaranya (1) gangguan mekanik dan
Dialog
semantik, (2) kepentingan, (3) motivasi
dan
adalah
antarpribadi
yang
bentuk
yang
lain
komunikasi
menunjukkan
terpendam dan (4) prasangka.
terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat
Komunikasi antarpribadi, menurut
dalam komunikasi bentuk ini berfungsi
devito, adalah proses pengiriman dan
Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen
Vol. 1, No. 1 Januari 2014
penerimaan
pesan-pesan
antara
dua
orang atau diantara sekelompok kecil
Karakteristik Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi
antarpribadi
orang-orang, dengan beberapa efek dan
berlangsung
beberapa umpan balik seketika (Effendy,
karenanya pemahaman komunikasi dan
2003).
hubungan antar pribadi menempatkan
Menurut
Wiryanto
(2005)
antar
dua
komunikasi antarpribadi (interpersonal
pemahaman
communication) merupakan komunikasi
dalam proses psikologis. Setiap individu
yang berlangsung dalam situasi tatap
dalam tindakan komunikasi memiliki
muka antara dua orang atau lebih, baik
pemahaman dan makna pribadi terhadap
secara
setiap hubungan dimana dia terlibat di
terorganisasi
maupun
pada
kerumunan orang. Trenholm dan Jensen
juga
dalam
Wiryanto
mengenai
individu,
komunikasi
dalamnya.
(2005)
Hal
mendefinisikan komunikasi antarpribadi
psikologis
sebagai komunikasi antara dua orang
asumsi bahwa diri pribadi individu
yang
terletak dalam diri individu dan tidak
berlangsung secara tatap muka.
Sementara
mendefinisikan
terpenting
dalam
diamati
dari
aspek
komunikasi
adalah
Muhammad
(2009)
mungkin
secara
sebagai
proses
Artinya dalam komunikasi antar pribadi
pertukaran informasi antara seseorang
pengamatan
dengan paling kurang seorang lainnya
dilakukan melalui perilakunya dengan
atau biasanya diantara dua yang dapat
mendasarkan pada persepsi si pengamat.
langsung diketahui balikannya.
Dengan
Dari beberapa pengertian diatas
mencakup
terhadap
langsung.
demikian
aspek
pengamatan
seseorang
psikologis
pada
dua
dapat disimpulkan bahwa komunikasi
dimensi, yaitu internal dan eksternal.
antarpribadi adalah proses pertukaran
Namun, kita mengetahui bahwa dimensi
informasi antara seseorang dengan paling
eksternal tidaklah selalu sama dengan
kurang seorang lainnya atau biasanya
dimensi internalnya.
diantara
dua
yang
dapat
langsung
diketahui balikannya.
Fungsi psikologis dari komunikasi
adalah untuk menginterpretasikan tandatanda melalui tindakan atau perilaku
Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen
Vol. 1, No. 1 Januari 2014
yang dapat diamati. Proses interpretasi
demikian proses psikologis dari tiap
ini setiap individu berbeda. Karena setiap
individu
individu
memiliki
yang
komunikasi antar pribadi yang pada
berbeda,
yang
karena
gilirannya juga mempengaruhi hubungan
kepribadian
terbentuk
pengalaman yang berbeda pula
pasti
mempengaruhi
antarpribadi.
Dalam sudut pandang psikologis
komunikasi antar pribadi merupakan
Efektivitas
kegiatan yang melibatkan dua orang atau
Perspektif Humanistic
lebih yang memiliki tingkat kesamaan
Komunikasi
Komunikasi
Antarpribadi
antarpribadi
ini
diri. Saat dua orang berkomunikasi maka
sepertinya tidak jauh berbeda dengan
keduanya
harus
bentuk perilaku orang-orang, adakalanya
tertentu,
katakanlah
memiliki
kesamaan
laki-laki
dan
efektif dan adakalanya tidak efektif.
perempuan. Mereka secara individual
Devito
dan serempak memperluas diri pribadi
efektivitas
masing-masing
tindakan
mempunyai lima ciri sebagai berikut : (1)
komunikasi melalui pemikiran, perasaan,
Keterbukaan (Openess) adalah kemauan
keyakinan, atau dengan kata lain melalui
menanggapi
proses psikologis mereka. Proses ini
informasi
berlangsung terus menerus sepanjang
menghadapi hubungan antarpribadi; (2)
keduanya masih terlibat dalam tindak
Empati (Empathy) adalah merasakan apa
komunikasi.
yang dirasakan orang lain; (3) Dukungan
Pentingnya
hendaknya
ke
dalam
proses
komunikasi
dengan
yang
(Supportiveness)
menyatakan
antar
senang
diterima
adalah
pribadi
hati
didalam
situasi
yang
terbuka untuk mendukung komunikasi
dari
berlangsung efektif; (4) Rasa positif
partisipan komunikasi bukanlah hal yang
(Positiveness), seseorang harus memiliki
sama dengan hubungan antarpribadi.
perasaan
Apa yang terjadi dalam diri individu
mendorong
bukanlah
antarpribadi
berpartisipasi, dan menciptakan situasi
melainkan proses psikologis. Meskipun
komunikasi kondusif untuk interaksi
proses
secara
2007)
cermat,
artinya
dipahami
psikologis
(Thoha,
intrapribadi
komunikasi
Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen
positif
terhadap
orang
lain
dirinya,
lebih
aktif
Vol. 1, No. 1 Januari 2014
yang efektif; (5) Kesamaan
adalah
pengakuan
secara
(Equality)
diam-diam
penghayatan mengenai kebijakan yang
diambil,
sehingga
tercipta
kesediaan
melebur
bahwa kedua belah pihak menghargai,
kesadaran
berguna dan mempunyai sesuatu yang
keinginan individu demi terpadunya
penting untuk disumbangkan.
kepentingan
Keterbukaan
(Openness),
adalah
dan
akan
bersama
menghasilkan
integrasi
tujuan
yang
cukup
kemauan menanggapi dengan senang
kokoh,
hati informasi yang diterima di dalam
produktif dan kreatif untuk mencapai
menghadapi
sasaran atau tujuan bersama (Hasibuan,
hubungan
antarpribadi.
Keterbukaan atau sikap terbuka sangat
berpengaruh
dalam
mendorong
dengan
kerjasama
yang
1999).
menumbuhkan
Empati
(Empathy),
adalah
komunikasi antarpribadi yang efektif.
merasakan apa yang dirasakan orang
Keterbukaan
lain. Empati berasal dari bahasa Yunani
adalah
pengungkapan
reaksi atau tanggapan kita terhadap
yang
situasi
serta
Sehingga dapat didefinisikan sebagai
memberikan informasi tentang masa lalu
kemampuan seseorang untuk mengenali,
yang
mempersepsi dan merasakan perasaan
yang
sedang
relevan
dihadapi
untuk
memberikan
tanggapan kita di masa kini tersebut.
berarti
“ketertarikan
fisik”.
orang lain.
Secara psikologis, apabila individu mau
Menurut Bullmer (Wiryanto, 2004),
membuka diri kepada orang lain, maka
empati
orang lain yang diajak bicara akan
seseorang merasakan perasaan orang lain
merasa
dan
aman
dalam
melakukan
adalah
suatu
menangkap
arti
proses
ketika
perasaan
itu,
komunikasi antarpribadi yang akhirnya
kemudian
orang lain tersebut akan turut membuka
dengan kepekaan
diri (Thoha, 2007). Keterbukaan dalam
hingga menunjukkan bahwa ia sungguh-
komunikasi
didefinisikan
sungguh mengerti perasaan orang lain
sebagai suatu proses penyampaian pesan
itu. Bullmer menganggap empati lebih
secara terbuka dalam hubungan kerja
merupakan pemahaman terhadap orang
sehingga
lain ketimbang suatu diagnosis dan
dapat
terjadi
juga
saling
pengertian,
Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen
mengkomunikasikannya
sedemikian rupa
Vol. 1, No. 1 Januari 2014
evaluasi terhadap orang lain. Empati
mempunyai
menekankan kebersamaan dengan orang
berpartisipasi dalam setiap kesempatan
lain lebih daripada sekadar hubungan
sehingga bermanfaat untuk mengefektif
yang menempatkan orang lain sebagai
kerjasama (Thoha, 2007)
obyek
manipulatif.
(Supportiveness)
terbuka
Dukungan
adalah
untuk
situasi
mendukung
keberanian
untuk
lebih
Orang yang memiliki konsep diri
yang
positif,
bersikap
agar
kompetisi,
optimis
akan
terhadap
terungkap
dari
komunikasi berlangsung efektif. Menurut
kemauannya bersaing dengan orang lain
Rakhmat (2007) yang mengutip Devito,
dalam membuat prestasi. Dari konsep
menyatakan sikap suportif adalah sikap
positif ini lahir pola perilaku komunikasi
yang mengurangi sikap defensif dalam
antarpribadi yang positif pula, yakni
komunikasi. Orang bersikap defensif bila
melakukan persepsi yang lebih cermat
ia tidak menerima, tidak jujur dan tidak
dan mengungkapkan petunjuk-petunjuk
empatis.
yang membuat orang lain menafsirkan
Orang
defensif
akan
lebih
banyak melindungi diri dari ancaman
yang
ditanggapinya
situasi
Rakhmat (2005) mengemukakan
komunikasi ketimbang memahami pesan
bahwa persamaan atau kesetaraan adalah
orang lain. Komunikasi defensif dapat
sikap memperlakukan orang lain secara
terjadi
horizontal
karena
dalam
kita dengan cermat pula (Rahmat, 2005)
faktor-faktor
personal
dan
demokratis.
(ketakutan, kecemasan, harga diri yang
persamaan
rendah,
dan
perbedaan, artinya tidak mengggurui,
sebagainya) atau faktor-faktor situasional
tetapi berbincang pada tingkat yang
seperti perilaku komunikasi orang lain.
sama,
pengalaman
Komunikasi
defensif
antarpribadi
tidak
Dalam
yaitu
mempertegas
mengkomunikasikan
akan
penghargaan dan rasa hormat pada
efektif jika seseorang mempunyai rasa
perbedaan pendapat merasa nyaman,
positif
dan
yang akhirnya proses komunikasi akan
lain,
berjalan dengan baik dan lancar.
terhadap
dikomunikasikan
dirinya
kepada
orang
akan membuat orang lain juga memiliki
rasa positif,
merasa lebih baik dan
Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen
Komunikasi
akan
berlangsung
efektif kalau sumber dan penerimanya
Vol. 1, No. 1 Januari 2014
memiliki
dekat
kanak-kanak dan selanjutnya pada masa
kesamaan diantara orang-orang dalam
remaja. Hubungan sosial anak pertama-
berkomunikasi,
semakin
besar
tama masing sangat terbatas dengan
kemungkinan
terjadinya
saling
orang tuanya dalam kehidupan keluarga,
pengertian diantara mereka. Komunikasi
khususnya dengan ibu dan berkembang
antarpribadi akan lebih bisa efektif dalam
semakin
mencapai tujuan organisasi bila orang-
keluarga lain, teman bermain dan teman
orang yang
sejenis maupun lain jenis
suasana
persamaan.
Semakin
berkomunikasi ada dalam
kesetaraan/kesamaan
(Thoha,
2007)
meluas
Kenakalan
dengan
remaja
anggota
atau
dalam
bahasa Inggrisnya dikenal dengan istilah
juvenile
Pengertian Remaja
Istilah
adolescence
deliquency
patologis
atau
remaja
sosial
merupakan
pada
gejala
remaja
yang
disebabkan oleh satu bentuk pengabaian
berasal dari kata lain adolecere (kata
sosial.
belanda, adolescentia yang berarti remaja)
bentuk perilaku menyimpang (Kartono).
yang
tumbuh
Kenakalan remaja merupakan kumpulan
menjadi dewasa. Istiliah adosecence seperti
dari berbagai perilaku remaja yang tidak
yang dipergunakan saat ini mempunyai
dapat
arti yang luas mencakup kematangan
terjadi tindakan kriminal.
berarti
tumbuh
atau
mental, emosional, spasial dan fisik
(Hurlock dalam Sarwono, 2011).
Hurlock
dalam
(Sarwono,2011)
Akibatnya,
mengembangkan
diterima secara sosial
Kenakalan
remaja
hingga
biasanya
dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal
dalam
menjalani
proses-proses
juga menjelaskan bahwa berdasarkan
perkembangan jiwanya, baik pada saat
usia adalah antara 13-18 tahun .Masa ini
remaja
dibagi menjadi usia 13-16 tahun sebagai
kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa
masaremaja awal dan usia 16-18 tahun
remaja
disebut sebagai masa remaja akhir.
dengan perkembangan fisik, psikis, dan
Perkembangan sosial anak telah
dimulai sejak bayi, kemudian pada masa
Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen
emosi
maupun
pada
berlangsung
yang
begitu
masa
begitu
cepat.
kanak-
singkat,
Secara
psikologis, kenakalan remaja merupakan
Vol. 1, No. 1 Januari 2014
wujud dari konflik-konflik yang tidak
rata dan tabulasi tunggal dengan rumus
terselesaikan dengan baik pada masa
sebagai berikut:
kanak-kanak
maupun
remaja
para
P= F/N X 100 persen
pelakunya. Seringkali didapati bahwa
Keterangan :
ada
P = Prosentase
trauma
dalam
perlakuan
lalunya,
dan
tidak
kasar
menyenangkan
maupun
masa
dari
trauma
lingkungan,
seperti
F = Frekuensi
lingkungannya,
terhadap
kondisi
kondisi
ekonomi
N = Sampel
Tabel 1. Operasional Variabel Efektivitas
Komunikasi Antarpribadi remaja
yang membuatnya merasa rendah diri,
bermasalah dan Petugas
dan sebagainya.
Variabe
l
METODE PENELITIAN
Metode Pendekatan
Metode
pendekatan
penelitian
yang digunakan adalah metode deskriptif
kuantitatif
adalah
dengan
objek
Efektivitas
penelitian
Komunikasi
Antarpribadi Remaja Bermasalah dan
Petugas Di PSBR.
Dengan digunakannya metodelogi
pendekatan deskriptif kuantitatif dengan
alasan dengan angka-angka kemudian
data itu diolah menjadi metode statistik.
Spesifikasi Penelitian
Spesifikasi
dilakukan
penelitian
penelitian
dengan
deskriptif
yang
menggunakan
dengan
menggunakan analisis persentase rataJurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen
Dimens
i
Indikator
Kemauan
membuka
diri
Kejujuran
Keterbu
Keteruster
kaan
angan
Menerima
orang lain
Efektvit
apa adanya
as
Sikap
komuni
spontanitas
kasi
Mengharga
antarpr
i orang lain
ibadi
Perilak Sikap
petugas
u
berfikir
dan
suportif terbuka
remaja
Menerima
bermas
pendapat
alah
orang lain
Tidak egois
Pandangan
positif
Perilak terhadap
u positif diri sendiri
Perasaan
positif
Penguk
uran
Skala
likert
Skala
likert
Skala
likert
Vol. 1, No. 1 Januari 2014
terhadap
orang lain
Ikut
merasakan
orang lain
Tidak
Empati menilai
orang lain
Memahami
sikap
orang lain
Memiliki
kesamaan
pandangan
Kesama
atau nilai
an
Kesamaan
dalamperc
akapan
(de Vito: 2009)
Populasi
Kalimantan
Skala
likert
Selatan.
jumlah
populasi penelitian mencapai lebih dari
pengambilan
menggunakan
sampel
rumus
dengan
Taro
Yamani.
Sampel adalah individu-individu dari
Skala
likert
anggota
populasi
(Jalaludin
Rahmat,
penelitian
ini
yang
1985:2).
yang
terpilih
Dalam
menjadi
sampel
adalah remaja bermasalah di Panti Sosial
Bina Remaja (PSBR) Budi Satria Provinsi
menggunakan dua sumber
yaitu data
Kalimantan Selatan.
Besarnya
sampel
ditetapkan
dengan
rumus:
primer dan data sekunder :
N
Data primer yaitu data diperoleh
responden
n
melalui
kuesioner.
Kuesioner adalah daftar
pertanyaan
yang
harus
Karena
100 (seratus) remaja, maka akan teknik
dengan
dari
ini
tinggal di PSBR Budi Satria Provinsi
diperoleh
langsung
penelitian
adalah para remaja bermasalah yang
Metode pengumpulan Data
Data
dalam
diisi
=
(Taro Yamane, 1962:99)
N d2 + 1
oleh
responden disebut juga dengan angket
n adalah besar sampel
(Kriyantono 2006:93), dan Data sekunder
N adalah Populasi
yaitu data pendukungnyang diperoleh
d
dari juklak, juknis, liflet, laporan tahunan
kesalahan sampel)
dan lainnya yang mendukung dalam
1 adalah konstans
penelitian ini.
adalah
Hasil
sampling
kuesioner
error
(tingkat
atau
angket
kepada responden secara tertutup yang
Populasi dan sampel
Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen
diberikan
kepada
responden
Vol. 1, No. 1 Januari 2014
menggunakan skor skala likert dengan
melakukan
nilai :
dilakukan.
apa
Menurut
yang
seharusnya
1. Sangat setuju
skor 5
Sugiyono
(2008:248)
2. Setuju
skor 4
untuk mengukur tingkat validitas butir
3. Ragu-ragu
skor 3
angket digunakan product moment sebagai
4. Tidak setuju
skor 2
berikut :
5. Sangat tidak setuju skor 1
Uji Instrumen
Setelah menentukan populasi dan
sampel lalu dilakukan uji instrumen
sebanyak
30
validitas
responden dengan uji
dan
uji
reliabilitas
menggunakan SPSS 16.
Instrumen
dikatakan baik sebagai alat pengukur bila
memenuhi
beberapa
syarat.
Dimana :
Rxy
moment
N
= Jumlah responden
i
= Total skor item soal
x
= Skor total jawaban
Dalam
mengevaluasi skala pengukuran, harus
diperhatikan dua hal yaitu :
= Koefiesien korelasi product
Setelah diperoleh harga koefien
korelasi
product
perhitungan,
moment
kemudian
dari
hasil
harga
rhitung
tersebut dibandingkan dengan harga rtabel
Uji Validitas
Uji
tabel product moment. Jika harga rhitung >
validitas
yang
digunakan
rtabel maka dapat dikatakan valid.
adalah untuk menguji ketepatan ukuran
data
dan
instrument.
pengukuran
disebut
melakukan
apa
Suatu
valid
yang
skala
bila
ia
seharusnya
dilakukan dan mengukur apa yang
seharusnya diukur. Bila skalanya tidak
valid maka ia tidak bermanfaat bagi
peneliti karena tidak mengukur atau
Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen
Reliabilitas
Selanjutnya, jika alat ukur telah
dinyatakan valid maka reliabilitas alat
ukur tersebut diuji. Reliabilitas adalah
suatu
nilai
yang
menunjukkan
konsistensi suatu alat pengukur di dalam
mengukur
gejala
yang
sama.
Vol. 1, No. 1 Januari 2014
Implikasinya, hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya apabila dalam beberapa
kali pelaksanaan terhadap kelompok
2.
3.
subjek yang sama diperoleh hasil yang
relatif sama, selama aspek dalam diri
subjek yang diukur memang belum
berubah.
4.
5.
6.
Untuk menguji tingkat reliabilitas
instrumen dalam penelitian ini dilakukan
7.
melalui uji internal concistency dengan
8.
menggunakan koefisien reliabilitas (Alpha
Cronbach).
kurang
Secara
dari
seandalan
umum,
0,60
dalam
keandalan
dianggap
kisaran
buruk,
0,70
bisa
9.
10.
11.
diterima dan lebih dari 0,80 adalah baik
12.
(Sugiono, 2008:18).
Pengujian
validitas
instrumen
kuesioner dalam penelitian ini dilakukan
13.
14.
pada responden dalam jumlah 30 orang
responden
dengan
perhitungan
statistik
menggunakan
program
SPSS.
Adapun hasil perhitungan dapat dilihat
15.
16.
17.
pada tabel berikut:
18.
Tabel 2. Hasil Uji Validitas dan
Reliabilitas
19.
Validitas
N
o.
R
Ket
1.
0,51
Vali
Reliabilitas
Alph
a
Alp
Ket
Partia
ha
l
0,927 Relia 0,92
Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen
20.
Ket
Reli
21.
22.
5
0,38
7
0,53
1
0,38
3
0,49
7
0,45
9
0,42
4
0,58
4
0,57
0
0,58
1
0,42
5
0,57
9
0,48
4
0,41
8
0,39
4
0,58
6
0,69
3
0,71
6
0,46
5
0,63
3
0,58
1
0,67
3
d
Vali
d
Vali
d
Vali
d
Vali
d
Vali
d
Vali
d
Vali
d
Vali
d
Vali
d
Vali
d
Vali
d
Vali
d
Vali
d
Vali
d
Vali
d
Vali
d
Vali
d
Vali
d
Vali
d
Vali
d
Vali
d
0,928
0,927
0,929
0,928
0,929
0,928
0,926
0,927
0,926
0,928
0,926
0,927
0,928
0,929
0,926
0,926
0,925
0,928
928
926
925
bel
Relia
bel
Relia
bel
Relia
bel
Relia
bel
Relia
bel
Relia
bel
Relia
bel
Relia
bel
Relia
bel
Relia
bel
Relia
bel
Relia
bel
Relia
bel
Relia
bel
Relia
bel
Relia
bel
Relia
bel
Relia
bel
Relia
bel
Relia
bel
Relia
bel
9
abel
Vol. 1, No. 1 Januari 2014
nilai alpha yang lebih besar dari 0,6
0,46 Vali
Relia
928
3
d
bel
0,52 Vali
Relia
24.
927
6
d
bel
0,72 Vali
Relia
25.
925
7
d
bel
0,47 Vali
Relia
26.
927
4
d
bel
0,53 Vali
Relia
27.
927
1
d
bel
0,84 Vali
Relia
28.
923
1
d
bel
0,66 Vali
Relia
29.
925
7
d
bel
0,46 Vali
Relia
30.
928
9
d
bel
0,56 Vali
Relia
31.
927
7
d
bel
0,47 Vali
Relia
32.
928
4
d
bel
0,43 Vali
Relia
33.
928
6
d
bel
0,70 Vali
Relia
34.
925
2
d
bel
0,42 Vali
Relia
35.
928
2
d
bel
0,47 Vali
Relia
36.
928
1
d
bel
0,65 Vali
Relia
37.
926
7
d
bel
Sumber : Data Diolah, 2013
23.
Hasil
uji
validitas
sehingga dapat dinyatakan reliabel.
Metode Penyajian Data
Metode penyajian data penelitian
ini penulis menggunakan perhitungan
komputerisasi program SPSS versi 16
(Statistical Product and Service Solutions),
yaitu suatu program komputer statistik
yang mampu memproses data statistik
secara cepat dan tepat menjadi berbagai
hasil yang diinginkan oleh para peneliti.
Metode Analisa Data
Penelitian
ini
dengan
menggunakan analisa persentase ratarata
dengan
Selanjutnya
tabulasi
data
yang
tunggal.
terkumpul
dianalisa secara kuantitatif yaitu dengan
mengumpulkan
lapangan
data
hasil
khususnya
penelitian
kuesioner.
Sedangkan analisis data yang digunakan
di
atas
menunjukkan bahwa seluruh item soal
dinyatakan valid, karena nilai r yang
didapat lebih besar dari nilai R tabel
(tabulasi nilai R dengan N= 30 = 0,361).
Pada uji reliabilitas, menunjukkan bahwa
seluruh indikator penelitian memiliki
dengan cara menstabulasikan data dari
angket dan kemudian di deskripsikan
dan dituangkan kedalam tabel distribusi
frekuensi
selanjutnya
perhitungan persentase.
dilakukan
Untuk masing
masing-masing jawaban dari responden
akan diberi bobot nilai tertinggi 5 (lima)
dan terendah 1 (satu). Hasil penjumlahan
Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen
Vol. 1, No. 1 Januari 2014
skor
setiap
pertanyaan
akan
dibagi
produktif dalam pembangunan. Adapun
dengan jumlah responden sehingga akan
prinsip pelayanan yang dilaksanakan
diperoleh
pada PSBR”Budi Satria”adalah bersifat
rata-rata
skor/nilai
(Singarimbun & Effendy, 1995:272).
sementara selama 6 bulan, sedangkan
Pengertian panti pada dasarnya
adalah
merupakan
pembinaan selanjutnya berada dalam
tempat
untuk
yang
berupa
dengan
kepada
Satria”Provinsi Kalimantan Selatan lebih
penerima manfaat yang tidak dapat
mengutamakan hubungan sosial dan
melaksanakan fungsi sosialnya. Oleh
perubahan
karena itu pelayanan di dalam panti
pelayanan, sedangkan bimbingan dan
harus dirancang sedemikian rupa agar
latihan keterampilan berumur 15 s.d. 20
dapat memberikan pemecahan masalah
tahun, belum menikah dan memenuhi
yang dihadapi penerima manfaat. Sejalan
persyaratan administrasi. Prioritas utama
dengan
pengertian
diberikan kepada remaja-remaja dipanti
seperti dikemukakan oleh para ahli,
asuhan, karang taruna dan organisasi
maka
Bina
sosial lain atau pilar-pilar masyarakat
yang
lainnya. Dari pelaksanaan pelayanan di
dirumuskan oleh Departemen Sosial RI
PSBR”Budi Satria”Provinsi Kalimantan
yaitu suatu lembaga kesejahteraan sosial
Selatan diawali dari tahaf pendekatan
yang mempunyai tanggungjawab untuk
awal,
memberikan
rehabilitasi dan pengembangan sosial,
memberikan
pelayanan
bantuan
dan
pelatihan
beberapa
pengertian
Remaja”Budi
pokok
Panti
Satria”
Sosial
(PSBR)
pelayanan
kesejahteraan
keluarga dan masyarakat. Sehubungan
itu,
maka
perilaku
seleksi,
PSBR”Budi
sosial
assesment,
pelayanan,
sosial kepada remaja putus sekolah
resosialisasi,
dalam
lanjut dan terakhir dengan terminasi.
keadaan
menumbuhkan
dan
terlantar,
guna
penyaluran,
penerima
mengembangkan
keterampilan sosial dan keterampilan
Hasil Analisis
kerja sehingga mereka dapat berfungsi
Efektivitas
sebagai
Dimensi Keterbukaan
anggota
pembinaan
masyarakat
yang
terampil dan aktif berpartisipasi secara
Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen
Komunikasi
Penilaian
terhadap
Berdasarkan
Efektivitas
Vol. 1, No. 1 Januari 2014
komunikasi
berdasarkan
dimensi
berdasarkan dimensi keterbukaan ini
keterbukaan ditinjau dari hasil jawaban
didasarkan atas pendapat
responden yang diperoleh menunjukkan
yaitu
total skor sebesar 1616. Nilai tersebut
mengemukakan bahwa selama ini belum
diperhitungkan tingkat persentase untuk
ada tindakan yang efektif dari petugas
menentukan kategori sebagai berikut:
panti untuk memberikan dorongan dan
1. 80,1% – 100%
motivasi kepada mereka untuk dapat
=
Kategori
Sangat
Tinggi
remaja
responden
bermasalah
yang
terbuka dalam mengemukakan pendapat
2. 60,1% – 80%
= Kategori Tinggi
dan apa yang dirasakan. Selain itu juga
3. 40,1% – 60%
= Kategori Rendah
didasarkan
4. 20% – 40%
=
tindakan petugas panti dalam mendekati
Kategori
Sangat
Rendah
remaja
Adapun
kurang
bermasalah
efektifnya
dengan
cara-cara
perhitungan
yang lebih menyentuh sehingga terjalin
komunikasi
hubungan yang familiar, harmonis dan
berdasarkan dimensi keterbukaan adalah
akrab. Hal ini sangat diperlukan untuk
sebagai berikut:
mencapai
persentase
hasil
pada
Efektivitas
Nilai Skor
Maksimal
Nilai Skor
Total
Kategori
=
mengumpulkan
X
100
=
bahwa
berdasarkan
memiliki
berada pada
dalam
data
dan
dalam menangani remaja bermasalah.
Efektivitas
Komunikasi
Berdasarkan
Dimensi Perilaku Suportif
51,81
tersebut
menunjukkan
Efektivitas
komunikasi
dimensi
keterbukaan
kategori
baik
mengidentifikasi sumber permasalahan
Hasil
Hasil
yang
sehingga didapatkan solusi yang tepat
1741
X 100
3360
=
hasil
Rendah
Efektivitas
perhitungan
komunikasi
Rendahnya Efektivitas komunikasi
Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen
berdasarkan
dimensi perilaku suportif adalah sebagai
berikut:
karena
interval 40,1% – 60%.
persentase
Kategor
i=
Nilai
X
Skor
10
Maksima
0
l
Vol. 1, No. 1 Januari 2014
positif.
Nilai
Skor
Total
Efektivitas
Komunikasi
Berdasarkan
Dimensi Perilaku Positif
169
0
252
0
=
X 100
Efektivitas
Efektivitas
perhitungan
persentase
komunikasi
berdasarkan
dimensi perilaku positif adalah sebagai
=
67,06
tersebut
menunjukkan
Hasil
bahwa
Hasil
berikut:
Nilai
Skor
Maksima X
l
10
0
Nilai
Skor
Total
komunikasi
Kategor
i=
berdasarkan dimensi perilaku suportif
memiliki kategori Tinggi karena berada
pada interval 60,1% – 80%.
Tingginya Efektivitas komunikasi
=
139
5
168
0
=
83
berdasarkan dimensi perilaku suportif ini
didasarkan pada sikap yang baik dari
remaja
bermasalah
terhadap
sesama
rekan maupun petugas, mau menjawab
X 100
atau merespon apa yang disampaikan
oleh petugas, dan selalu bersikap yang
baik dengan tindakan menyesuaikan diri,
tidak memaksakan kehendak, dan tidak
memotong
pembicaraan
orang
lain.
Sikap-sikap seperti ini sangat baik untuk
dikembangkan
sehingga
dapat
petugas
panti
dan
dipertahankan,
memudahkan
dalam
pihak
melakukan
pendekatan dan pemberian arahan guna
menggali
potensi
remaja
bermasalah
menuju ke arah perkembangan yang
Hasil
bahwa
berdasarkan
tersebut
menunjukkan
Efektivitas
komunikasi
dimensi
perilaku
positif
memiliki kategori Sangat Tinggi karena
berada pada interval 80,1% – 100%.
Tingginya Efektivitas komunikasi
berdasarkan dimensi perilaku positif ini
menunjukkan bahwa pada dasarnya sifat
dan karakter remaja bermasalah adalah
orang-orang
yang
selalu
aktif,
komunikatif dan memiliki pergaulan
yang cukup. Hal ini terbukti bahwa
Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen
Vol. 1, No. 1 Januari 2014
mereka selalu berusaha untuk rileks,
bahwa
bercanda, mendorong temannya untuk
berdasarkan dimensi empati memiliki
berbicara,
bersedia
kategori
Tinggi karena berada pada
untuk menyampaikan sesuatu meskipun
interval
60,1% – 80%.
antusias,
bahkan
belum secara menyeluruh ataupun lugas.
Efektivitas
komunikasi
Tingginya Efektivitas komunikasi
Sifat dan sikap yang positif ini sangat
berdasarkan
dimensi
diperlukan untuk mendorong mereka
menunjukkan
bahwa
dalam
dan
remaja bermasalah memiliki kecerdasan
keinginan untuk menjadi lebih baik, serta
yang cukup. Hal ini tercermin dalam
memiliki kepercayaan diri bahwa mereka
sikap mereka yang dapat menangkap
mempunyai
pesan petugas, merasakan apa yang
menimbulkan
suatu
semangat
kelebihan
dalam
bergaul.
empati
pada
ini
dasarnya
dirasakan rekannya, dapat memahami
Efektivitas
Komunikasi
Berdasarkan
Dimensi Empati
perasaan orang lain, sensitif terhadap
materi komunikasi dan adanya keinginan
untuk
Hasil
Efektivitas
perhitungan
persentase
komunikasi
berdasarkan
dimensi empati adalah sebagai berikut:
Kategor
i=
=
Nilai
Skor
Maksima X
l
10
0
Nilai
Skor
Total
110
8
168
0
X 100
mengerti
Hasil
tersebut
66
Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen
yang
Sifat dan sikap seperti tersebut di
atas sangat baik untuk dikembangkan,
dimana hal ini menjadi modal dasar
untuk merubah sesuatu yang buruk
menjadi
hal-hal
yang
baik
dan
bermanfaat bagi diri mereka sendiri dan
orang lain.
Efektivitas
Komunikasi
Berdasarkan
Dimensi Kesamaan
Efektivitas
menunjukkan
apa
menjadi suatu keharusan.
Hasil
=
terhadap
dimensi
perhitungan
komunikasi
kesamaan
persentase
berdasarkan
adalah
sebagai
Vol. 1, No. 1 Januari 2014
berikut:
kepercayaan diri dan keinginan yang
Nilai
Skor
Maksima X
l
10
0
Nilai
Skor
Total
Kategor
i=
837
140
0
=
sebelumnya.
Kesimpulan
Hasil
bahwa
bahwa
komunikasi
dimensi
kesamaan
kategori
menunjukkan
Efektivitas
Komunikasi
Petugas Di Panti Sosial Bina Remaja
Efektivitas
berdasarkan
penelitian
Antarpribadi Remaja Bermasalah dan
X 100
=
59,79
tersebut
menunjukkan
Hasil
memiliki
positif untuk menjadi lebih baik dari
Rendah
karena
berada pada interval 40,1% – 60%.
(PSBR) Budi Satria Provinsi Kalimantan
Selatan,
berdasarkan
seluruh
analisis dan perhitungan statistik, maka
dapat
ditarik
kesimpulan
sebagai berikut:
Rendahnya Efektivitas komunikasi
didasarkan
petugas
dimensi
pada
panti
kesamaan
usaha
dari
maupun
ini
pihak
remaja
bermasalah dalam menyesuaikan diri
yang belum mencapai suatu kesamaan
pandangan, seperti adanya komunikasi
yang baik antara remaja dengan petugas,
dengan
sesama
rekan
dan
diperlukan, mengingat bahwa remaja
bermasalah memerlukan perhatian secara
agar
mereka
berdasarkan
memiliki
Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen
komunikasi
dimensi
keterbukaan
memiliki kategori yang rendah, dimana
hal ini menunjukkan bahwa masih belum
efektivnya komunikasi diantara mereka
yaitu para remaja bermasalah dengan
petugas di Panti Sosial Bina Remaja
(PSBR) Budi Satria Provinsi Kalimantan
Selatan dalam dimensi keterbukaan.
dengan
lingkungan sekitar panti. Hal ini sangat
khusus
untuk
menjawab perumusan masalah adalah
Efektivitas
berdasarkan
hasil
Ini
dikarenakan
belum
ada
tindakan yang efektif dari petugas panti
untuk
memberikan
dorongan
dan
motivasi kepada mereka untuk dapat
terbuka dalam mengemukakan pendapat
Vol. 1, No. 1 Januari 2014
dan apa yang dirasakan. Selain itu juga
tidak memaksakan kehendak, dan tidak
didasarkan
memotong
pada
kurang
efektifnya
pembicaraan
orang
lain.
tindakan petugas panti dalam mendekati
Sikap-sikap seperti ini sangat baik untuk
remaja
dikembangkan
bermasalah
dengan
cara-cara
dan
dipertahankan,
yang lebih menyentuh sehingga terjalin
sehingga
dapat
hubungan yang familiar, harmonis dan
petugas
panti
akrab. Hal ini sangat diperlukan untuk
pendekatan dan pemberian arahan guna
mencapai
menggali
hasil
yang
mengumpulkan
baik
dalam
data
dan
mengidentifikasi sumber permasalahan
Efektivitas
dalam
potensi
pihak
melakukan
remaja
bermasalah
menuju ke arah perkembangan yang
positif.
sehingga didapatkan solusi yang tepat
dalam menangani remaja bermasalah.
memudahkan
Efektivitas
berdasarkan
komunikasi
dimensi
perilaku
positif
komunikasi
memiliki kategori yang sangat tinggi,
berdasarkan dimensi perilaku suportif
dimana hal ini menunjukkan bahwa
memiliki kategori efektifitas yang tinggi,
sikap dan tindakan remaja bermasalah
dimana hal ini menunjukkan bahwa
adalah baik, dan mereka bersikap positif
remaja bermasalah memiliki sikap yang
dan
baik dalam menghargai orang lain, ini
komunikasinya selama di panti.
efektiv
dalam
melaksanakan
menunjukkan bahwa telah terjalinnya
Tingginya Efektivitas komunikasi
komunikasi yang efektif diantara mereka
berdasarkan dimensi perilaku positif ini
dalam perilaku yang suportif.
menunjukkan bahwa pada dasarnya sifat
Tingginya Efektivitas komunikasi
dan karakter remaja bermasalah adalah
berdasarkan dimensi perilaku suportif ini
orang-orang
didasarkan pada sikap yang baik dari
komunikatif dan memiliki pergaulan
remaja
sesama
yang cukup. Hal ini terbukti bahwa
rekan maupun petugas, mau menjawab
mereka selalu berusaha untuk rileks,
atau merespon apa yang disampaikan
bercanda, mendorong temannya untuk
oleh petugas, dan selalu bersikap yang
berbicara,
baik dengan tindakan menyesuaikan diri,
untuk menyampaikan sesuatu meskipun
bermasalah
terhadap
Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen
yang
antusias,
selalu
bahkan
aktif,
bersedia
Vol. 1, No. 1 Januari 2014
belum secara menyeluruh ataupun lugas.
materi komunikasi dan adanya keinginan
Sifat dan sikap yang positif ini sangat
untuk
diperlukan untuk mendorong mereka
menjadi suatu keharusan.
dalam
menimbulkan
terhadap
apa
yang
dan
Sifat dan sikap seperti tersebut di
keinginan untuk menjadi lebih baik, serta
atas sangat baik untuk dikembangkan,
memiliki kepercayaan diri bahwa mereka
dimana hal ini menjadi modal dasar
mempunyai
untuk merubah sesuatu yang buruk
suatu
semangat
mengerti
kelebihan
dalam
bergaul.
menjadi
Efektivitas
komunikasi
berdasarkan dimensi empati memiliki
kategori yang sangat tinggi, dimana hal
ini
menunjukkan
bermasalah
bahwa
memiliki
remaja
perasaan
hal-hal
yang
baik
dan
bermanfaat bagi diri mereka sendiri dan
orang lain.
Efektivitas
komunikasi
berdasarkan dimensi kesamaan memiliki
dan
efektifitas yang rendah, dimana hal ini
anggapan yang baik terhadap rekan dan
menunjukkan bahwa petugas dan remaja
petugas.
bermasalah
Mereka bisa saling mengerti
belum
dapat
menjalin
terhadap apa yang dirasakan oleh teman-
komunikasi yang baik, namun belum
temannya, sehingga dengan demikian
dapat mengarahkan mereka untuk dapat
mereka
beradaptasi terhadap lingkungan panti.
telah
sangat
baik
dalam
berkomunikasi dengan sesama temannya
di panti.
Rendahnya Efektivitas komunikasi
berdasarkan
Tingginya Efektivitas komunikasi
berdasarkan
dimensi
menunjukkan
bahwa
empati
pada
ini
didasarkan
petugas
dimensi
pada
panti
kesamaan
usaha
dari
maupun
ini
pihak
remaja
dasarnya
bermasalah dalam menyesuaikan diri
remaja bermasalah memiliki kecerdasan
yang belum mencapai suatu kesamaan
yang cukup. Hal ini tercermin dalam
pandangan, seperti adanya komunikasi
sikap mereka yang dapat menangkap
yang baik antara remaja dengan petugas,
pesan petugas, merasakan apa yang
dengan
dirasakan rekannya, dapat memahami
lingkungan sekitar panti. Hal ini sangat
perasaan orang lain, sensitif terhadap
diperlukan, mengingat bahwa remaja
Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen
sesama
rekan
dan
dengan
Vol. 1, No. 1 Januari 2014
bermasalah memerlukan perhatian secara
khusus
agar
mereka
memiliki
kepercayaan diri dan keinginan yang
positif untuk menjadi lebih baik dari
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dunia Psikologi : Teori Perkembangan
Masa
Remaja
(2011)
teoriperkembangan-masa-remaja.
Devito, Joseph
A,
1997,
Human
Communication, Jakarta, Profesional
Books.
Effendy, Onong, Uchana. 2003. Ilmu,
Teori, dan Filsafat Komunikasi.
Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
Effendy, Onong, Uchana. (2002). Ilmu,
Teori dan Praktek Komunikasi. PT
Citra Aditya Bakti, Bandung.
Krisyantono Rahmat, 2006 Teknis Praktis
Riset Komunikasi, Prenada Media
Group Jakarta
Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antar
Pribadi. Bandung : Citra Aditya.
Riset Media, Public Relations, Advertising,
Komunikasi Organisasi, Komunikasi
Pemasaran.
Jakarta:
Kencana
Prenada Media Group.
Rakhmat,
Jalaludin.
2004.
Metode
Penelitian Komunikasi: Rosdakarya
Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi.
1995. Metode Peneltian Survey.
Jakarta : PT Pustaka LP3ES
Indonesia.
Sarlito Wirawan Sarwono (2006) Psikologi
Remaja – Jakarta = RajaRaja
Gratiudo Persada.
Sumber lain:
Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen
Anonim, 2009, Undang-Undang RI no 11
Tahun 2009 Tentang kesejahteraan
Sosial, Jakarta.
Anonim, 2002, Pedoman Penyelengaraan
Panti Sosial Bina Remaja, Jakarta,
Depsos.
Petunjuk Teknis dan informasi pelayanan
kesejahteraan sosial bagi remaja di
PSBR Budi Satria Kalimantan Selatan
Tahun 2013
http://Kohler.blog
spot.com(1981),
Komunikasi - yang – Efektif. html
Wikipedia.
Google.
http://id.wikipedia.org/wiki/Googl
e
Vol. 1, No. 1 Januari 2014
Download