Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta BMKG | KATA PENGANTAR i Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta KATA PENGANTAR MetAero Bulletin adalah buletin yang diterbitkan oleh Stasiun Meteorologi SoekarnoHatta Cengkareng yang merupakan suatu wadah bagi penyajian informasi Meteorologi penerbangan di Bandar Udara Soekarno-Hatta Cengkareng. menjadi media bagi pegawai Stasiun Meteorologi Buletin ini juga diharapkan dapat Kelas I Soekarno-Hatta dalam mengembangankan dan meningkatkan ilmu pengetahuan tentang meteorologi; khususnya yang berkaitan dengan meteorologi penerbangan. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Tim Redaksi MetAero yang telah bekerja keras walaupun dengan berbagai keterbatasan namun Buletin ini tetap dapat diterbitkan. Semoga isi dan kualitas buletin MetAero dapat terus ditingkatkan. Ucapan Terima kasih juga kami sampaikan kepada pegawai Stasiun Meteorologi Kelas I Soekarno-Hatta dan semua pihak yang telah berpartisipasi sehingga Buletin Ini dapat terbit dengan baik. Semoga Informasi yang kami sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih. Tangerang , Desember 2016 Kepala Stasiun Drs. EC Setio Wibowo BMKG | KATA PENGANTAR ii Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta TIM PENYUSUN PENASEHAT Drs. EC. Setio Wibowo DARI REDAKSI….. PENANGUNG JAWAB Rekso Hartono Pembaca yang terhormat, REDAKTUR KEPALA Siswahyanti , S.Si Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala Rahmat dan KaruniaNya Puji dan Syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat sehingga Bulletin MetAero masih dapat hadir menyapa REDAKTUR PELAKSANA 1. Yuli Ernani, ST 2. Soni Soeharsono pembaca hingga saat ini. Semoga apa yang kami sajikan dalam bulletin ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terima EDITOR R. Willem Takapente, S.Si kasih kami sampaikan kepada para pembaca yang budiman atas DESIGN GRAFIS Yus Prihatinina, S.Si Bulletin masih dapat terbit dan terpublikasi dengan baik hingga kritik saran dan masukan serta dukungannya sehingga MetAero memasuki tahun ke III. HUMAS Eko Budianto, ST Buletin MetAero edisi bulan Desember 2016 membahas tentang dinamika Atmosfer di Indonesia, prakiraan cuaca bulan Oktober 2016, Pantauan cuaca Skala Sinoptik, Informasi cuaca ekstrim dan Pelayanan Jasa meteorologi yang telah dilakukan oleh Stasiun Meteorologi Kelas I SoekarnoHatta. Rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya kami sampaikan kepada rekan rekan yang telah menuangkan ide pikirannya serta analisisnya dalam Buletin ini. Kami menyadari bahwa Buletin ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat kekurangan disana sini, untuk itu kami menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang budiman untuk kemajuan buletin ini. Selamat membaca, semoga bermanfaat. Salam, Redaksi BMKG | iii Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................................................................................................... ii DARI REDAKSI….. ...................................................................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................................................................. iv DINAMIKA ATMOSFER DI INDONESIA ................................................................................................... 1 I. FENOMENA DIPOLE MODE (DM). ................................................................................................ 2 II. FENOMENA MADDEN-JULIAN OSCILLATION (MJO) .......................................................... 2 III. FENOMENA SOUTHERN OSCILATION INDEX (SOI) ............................................................. 4 IV. FENOMENA OCEANIC NINO INDEX (ONI) ............................................................................. 5 ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER PADA BULAN SEPTEMBER 2016 ............................................ 6 I. INDEX DIPOLE MODE ..................................................................................................................... 6 V. FENOMENA SUHU MUKA LAUT ( SST ) ...................................................................................... 9 VII. FENOMENA OSILASI SELATAN / SOUTHERN OSCILATION INDEX (SOI) ..................... 10 KESIMPULAN ...................................................................................................................................... 11 PANTAUAN CUACA SKALA SYNOPTIK .............................................................................................. 12 A. DATA PARAMETER CUACA DI BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA CENGKARENG DAN SEKITARNYA BULAN NOPEMBER 2016 DAPAT DISAJIKAN SEBAGAI BERIKUT : ....... 12 B. KEADAAN CUACA DI BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA CENGKARENG................. 17 KESIMPULAN.......................................................................................................................................... 25 AERODROME CLIMATOLOGICAL SUMMARY .................................................................................... 26 1. SUHU UDARA ................................................................................................................................. 26 2. JARAK PANDANG (VISIBILITY).................................................................................................. 27 3. KELEMBABAN UDARA................................................................................................................. 28 4. KEADAAN CUACA ......................................................................................................................... 29 5. ARAH DAN KECEPATAN ANGIN ................................................................................................ 30 INFORMASI METEOROLOGI UNTUK PENERBANGAN ...................................................................... 31 A. PRODUK PELAYANAN JASA PENERBANGAN ........................................................................ 31 B. PELAYANAN FLIGHT DOCUMENT ............................................................................................ 33 C. HASIL VERIFIKASI TAFOR DAN TREND TYPE LANDING FORECAST ............................... 34 BMKG | DAFTAR ISI iv Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta BMKG | DAFTAR ISI v Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta DINAMIKA ATMOSFER DI INDONESIA Oleh : Soni Soeharsono Pendahuluan Kondisi cuaca yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh sirkulasi umum angin global, regional, dan lokal.Dengan letak Indonesia di wilayah tropis yang terdiri dari 2/3 perairan (lautan) dan 1/3 kepulauan (daratan) merupakan daerah yang mendapatkan aliran uap air cukup banyak dalam kondisi normal. Interaksi yang saling mempengaruhi antara sirkulasi umum tersebut dapat menentukan kondisi cuaca yang akan terjadi. Indonesia yang terletak didaerah tropis, musim yang terjadi dipengaruhi oleh phenomenaphenomena berskala regional atau global, sejauh ini sudah diketahui beberapa fenomena regional yang merupakan sirkulasi zonal ( Timur – Barat ) dan Meridional ( Utara – selatan ) , dimana sirkulasi itu bergeser dan mengalami perubahan secara periodik, diantaranya adalah BMKG | DINAMIKA ATMOSFER DI INDONESIA 1 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta I. Fenomena Dipole Mode (DM). Gambar 1.Ilustrasi skematis proses / mekanisme fenomena IOD yang menghasilkan nilai DMI positif dan negatif. Fenomena Dipole Mode (DM) yaitu tanda atau gejala akan menaiknya atau memanasnya Suhu Muka Laut (SML) dari kondisi normal di sepanjang Ekuator Samudera Hindia, khususnya di sebelah selatan India, yang diiringi dengan menurunnya suhu permukaan laut tidak normal di perairan Indonesia di wilayah pantai barat Sumatera (Yamagata, 2001). Pada keadaan normalnya, di sebelah barat lautan tropis Hindia suhu permukaan laut mengalami pendinginan, tetapi hangat di sebagian belahan timurnya ; ditandai dengan distribusi SML yang cukup merata di sekitar ekuator. Hasil perhitungan perbedaan nilai (selisih) antara anomali suhu muka laut di bagian barat dan sebelah timur samudera Hindia ini dikenal sebagai DMI (Dipole Mode Index).Dipole Mode dibagi menjadi dua fase yakniDipole Mode Positif dan Dipole Mode Negatif. Dipole Mode Positif (DMP) terjadi pada saat tekanan udara permukaan di atas wilayah barat Sumatera relatif bertekanan lebih tinggi dibandingkan wilayah timur Afrika yang bertekanan relatif rendah, sehingga udara mengalir dari bagian barat Sumatera ke bagian timur Afrika yang mengakibatkan pembentukkan awan-awan konvektif di wilayah Afrika dan menghasilkan curah hujan di atas normal, sedangkan di wilayah Sumatera terjadi kekeringan, begitu sebaliknya dengan Dipole Mode Negatif (DMN). Dalam kaitannya dengan pola curah hujan di BMI (Benua Maritim Indonesia), maka DMI positif berhubungan dengan berkurangnya intensitas curah hujan di bagian barat BMI.Sedang sebaliknya, DMI negatif berhubungan dengan bertambahnya intensitas curah hujan di bagian barat BMI.Ilustrasi proses / mekanisme fenomena IOD (Indian Ocean Dipole) secara skematis di sajikan dalam gambar 1. II. Fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) Madden Julian Oscillation merupakan suatu gelombang atau osilasi sub musiman yang terjadi di lapisan troposfer wilayah tropis, akibat dari sirkulasi sel skala besar di ekuatorial yang bergerak BMKG | DINAMIKA ATMOSFER DI INDONESIA 2 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta dari barat ke timur yaitu dari lautan Hindia ke lautan Pasifik Tengah dengan rentang daerah propagasi ( sebaran ) 15°LU - 15°LS. MJO secara alami terbentuk dari sistem interaksi laut dan atmosfer, dengan periode osilasi kurang lebih 30-60 hari (Madden dan Julian, 1971, 1972; Madden dan Julian, 1994). MJO dibagi menjadi 8 fase antara lain; FASE 1 2 3 4&5 6 7 8 POSISI 210° BB – 060° BT 060° BT – 080° BT 080° BT – 100° BT 100° BT – 140° BT 140° BT – 160° BT 160° BT – 180° BT 180° BT – 160° BB AREA KONVEKTIFITAS AFRIKA BAGIAN TIMUR SAMUDERA HINDIA BAGIAN BARAT SAMUDERA HINDIA BAGIAN TIMUR BENUA MARITIM INDONESIA KAWASAN PASIFIK BARAT PASIFIK TENGAH DAERAH KONVEKTIF DI BELAHAN BUMI BAGIAN BARAT Metode yang digunakan diatas adalah dengan Out Going Long Wave Range ( OLR).Radiasi gelombang panjang keluar (OLR) sering digunakan sebagai cara untuk mengidentifikasi tinggi, tebal, awan hujan konvektif. Peta ini menunjukkan perbedaan dari daerah yang berawan berdasarkan posisi MJO. Warna ungu dan biru tebal menunjukkan lebih tinggi dari keadaan normal,cuaca tropis lebih aktif ataulebih menguat, sedangkan oranye tebal menunjukkan lebih rendah dari normal atau kondisi ditekan. Arah dan panjang anak panah menunjukkan arah dan kekuatan anomali angin. Semakin gelap panah, yang lebih dapat diandalkan informasi tersebut. Hubungan dari MJO dengan pola cuaca tropis berubah dengan musim (yang bisa dipilih di atas peta tersebut). Besaran OLR dapat menunjukkan suhu puncak awan dan kandungan uap air awan, makin rendah suhu puncak awan dan makin tinggi kandungan uap airnya maka makin rendah nilai OLR-nya, yang berarti makin besar kemungkinan hujan yang ditimbulkannya. BMKG | DINAMIKA ATMOSFER DI INDONESIA 3 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta Sebaliknya nilai OLR yang tinggi berarti suhu puncak awannya tinggi dan kandungan uap airnya rendah sehingga kemungkinan hujan yang ditimbulkannya semakin kecil.(Kustiyo et.al., 1999). Fenomena MJO merupakan fenomena musiman yang berdasarkan pada pasangan empiris fungsi orthogonal (EOF) dikombinasikan medan angin rata-rata komponen Zonal (Timur – Barat ) lapisan 850 HPa dan 200 Hpa di sekitar garis ekuator dan berdasarkan observasi data satelit OLR Longwave (Outgoing Radiation). Ketika indeks MJO berada dalam pusat lingkaran maka fenomena Gambar 6. Fase MJO lemah.Semakin MJO berada di luar dari pusat lingkaran tersebut maka fenomena MJO semakin kuat. Siklus pergerakan MJO bergerak berlawanan arah jarum jam dari arah Barat ke Timur. III. Fenomena Southern Oscilation Index (SOI) Southern Oscilation Index SOI merupakan salah satu ukuran dari fluktuasi skala besar tekanan udara yang terjadi antara barat dan timur pasifik tropis ( yaitu keadaan Osilasi Selatan) selama episode El Nino dan La Nina. Secara umum, indeks ini dihitung berdasarkan perbedaan anomali tekanan udara antara Tahiti dan Darwin, Australia. Umumnya , metode smoothed time series dari SOI sangat baik dan sesuai dengan perubahan suhu laut di bagian timur Pasifik tropis. Fase negatif dari SOI mewakili tekanan di bawah normal udara di Tahiti dan tekanan udara di atas normal di Darwin. Periode panjang nilai SOI negatif bertepatan dengan Suhu MukaLaut menghangat abnormal di bagian timur Pasifik tropis ciri episode El Nino. Periode panjang nilai SOI positif bertepatan dengan Suhu Muka Laut normal dingin di bagian timur Pasifik tropis ciri episode La Nina.Nilai negatif yang berkelanjutan SOI dibawah nilai -8, biasanya menunjukkan BMKG | DINAMIKA ATMOSFER DI INDONESIA 4 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta periode El Nino.Nilai negatif ini biasanya disertai dengan pemanasan berkelanjutan di wilayah tropis Samudera Pasifik tengah dan timur, penurunan kekuatan angin Pasat di Pasifik, dan penurunan di musim dingin dan musim semi curah hujan banyak di Australia timur. Nilai-nilai positif berkelanjutan dari SOI di atas+8 merupakan ciri dari periode LaNiña. Hal ini terkait dengan menguatnya angin pasat di Pasifik dan suhu laut menghangat di sebelah utara Australia.Perairan di Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur menjadi lebih dingin selama ini. Bersama-sama ini memberikan kemungkinan peningkatan kandungan uap air di Australia timur dan utara akan basah dari biasanya. IV. Fenomena Oceanic Nino Index (ONI) Istilah Suhu Permukaan Laut mengacu pada suhu rata-rata laut dalam beberapa meter keatas. Operasional baru NOAA menjelaskan mengenai analisis Suhu permukaan laut, merupakan analisa data 7 hari dari in situ ( Kapal laut dan Buoy; Buoy merupakan alat pengamatan cuaca yang diletakan tetap diatas permukaan laut/stasioner) dan SST satelit. Analisis ini diproduksi secara mingguan dan harian menggunakan interpolasi optimum (IO) pada luasan grid 1° ( 1° ̴ 110km ). OceanicNinoIndex(ONI) sudah menjadi standar baku yang digunakan NOAA untuk mengidentifikasi adanya peristiwa ElNiño(suhu permukaan laut hangat)danLaNiña(suhu permukaan laut dingin)di Pasifiktropis. Hal ini merupakan proses pengolahan 3 bulanan rata-rata SST anomaly untuk Niño3.4 (yaitu, 5°N - 5°S dan 120°W - 170°W). Kejadiannya didefinisikan sebagai 5 bulan berturut-turut pada atau di atas anomaly 0,5°untuk kejadian hangat (El Niño) dan pada atau di bawah anomaly -0.5untuk kejadian dingin(La Niña). Batasan ini lebih lanjut dikategorikan menjadi kondisi Lemah (dengan 0,5 - 0,9 SST anomali), Sedang (1,0 - 1,4) dan Kuat(≥ 1,5). Untuk tujuan pelaporan ini sebuah kejadian untuk dikategorikan sebagai lemah, sedang atau kuat, hal itu harus menyamai atau melampaui ambang batas selama 3 bulan. Dengan kata lain pada momen berlangsungnya fenomena El Nino, Suhu Muka Laut daerah timur-tengah pasifik equator (Nino 3.4) menghangat, Jika Nilai anomaly SST Nino 3.4 kuat terjadi El Nino Kuat, semakin kuat anomalinya, Semakin kuat pula kejadian El Nino hal ini mengakibatkan terjadi pergeseran sirkulasi udara yang mengangkat massa udara tumbuh menjadi awan hujan dari wilayah maritim Indonesia yang relatif lebih dingin ke daerah Nino 3.4 yang relatif lebih Hangat, wilayah benua Maritim Indonesia akan mengalami kekeringan dan menyebabkan bergesernya musim hujan diwilayah ini. BMKG | DINAMIKA ATMOSFER DI INDONESIA 5 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta Gambar daerah wilayah kejadian El Nino dan La Nina Analisis Dinamika Atmosfer pada Bulan September 2016 I. Index Dipole Mode 07Nopember– 13Nopember2016 -0.25 14Nopember– 20Nopember2016 -0.06 21Nopember–27Nopember2016 -0.08 28Nopember– 04Desember2016 0.02 Tabel 1.Nilai IOD Periode Mingguan November 2016 (Sumberhttp://www.bom.gov.au/climate/iod.txt) Nilai IOD selama periode mingguan terakhir menghasilkan nilai positif yaitu 0.02, nilai ini berada dalam batas normal ( ± 0.4 ). Dari nilai indeks tersebut kumpulan uap air dan awan-awan konvektifmemiliki cukup peluang untuk tumbuh di wilayah barat BMI (Benua Maritim Indonesia). BMKG | DINAMIKA ATMOSFER DI INDONESIA 6 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta II. Analisis Komponen Angin Zonal Gambar 4.Fase Total anginlapisan 850 dan 200 hPa(Sumber :http://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/index.primjo.html) Komponen angin zonal pada paras 850 mb, angin bergerakdariSamuder Hindia dan dari Samudera Pasifik menuju wilayah Benua Maritim Indonesia. Pada paras 200 mb, pola anginbergerak menuju Samudera Hindiadan menujukawasan Samudera Pasifik dari kawasan Benua maritim Indonesia. Hal ini mengindikasikan pergerakan udara yang membawauap air dan mengalami pertukaran momentum dan kelembabandiatas wilayah Benua Maritim Indonesia. BMKG | DINAMIKA ATMOSFER DI INDONESIA 7 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta III. Analisis Out Going Long Wave Range Gambar 5.Anomaly OLR ; (Sumber :http://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/index.primjo.html) Analisa OLR pada bulan Nopember 2016, Jumlah Radiasi balik yang dilepaskan oleh permukaan bumi kecil terjadi diwilayah Indonesia bagian Tengah, sedangkan pada Wilayah bagian Barat dan Timur cukup besar. Hal ini mengindikasikan kanopi ( per-awanan ) yang menghalangi radiasi balik dari permukaan bumi sangat tebal pada wilayah yang nilai OLR kecil. IV. Analisis Posisi MJO Gambar 7. Analisa Fase MJO bulan Agustus 2016 BMKG | DINAMIKA ATMOSFER DI INDONESIA 8 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta Pada pekan awal bulan Nopember2016 Fase MJO berada pada posisi 1, 3 ,7 dan 8 selebihnya melemah. Fenomena MJO yang teramatitidak terjadi di wilayah BenuaMaritim Indonesia pada bulan ini. V. Prediksi Posisi MJO Gambar 8.Prakiraan Fase MJO bulan Desember 2016 ; (sumber : http://origin.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/CLIVAR/BOMM_phase_33m_full.gif ) Prakiraan Fase MJO untuk bulan Desember2016 berada padaFase5 yaitu di wilayah Benua Maritim Indonesia. V. Fenomena Suhu Muka Laut ( SST ) Gambar 10. Anomali SST (Sumber :http://www.esrl.noaa.gov/psd/map/clim/sst.shtml ) BMKG | DINAMIKA ATMOSFER DI INDONESIA 9 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta Kondisi suhu muka laut pada bulan Nopember diwilayah Indonesia pada umumnya menghangat bila dibandingkan dengan data klimatologi pada periode yang sama,kecuali pada wilayah sekitar Sulawesi Utara, anomali SST diwilayah tersebut mendingin, hal ini menjelaskan pada daerah yang mengalami pemanasan berpotensiterjadi penguapan yang menyebabkan pertumbuhan awan kemungkinan besar terjadi, pada bulan Nopemberdi wilayah perairan Indonesia penguapan relatif lebih tinggi dengan data klimatologinya pada periode bulan yang sama. VI. Analisis Ocean Nino Index Index Oktober Nopember Perubahan Temperatur Nino3 -0.3 -0.3 0.0 ; (Tetap) Nino3.4 -0.5 -0.3 0.2 ;(Menghanga t) Nino4 -0.2 -0.2 0.0 ; (Tetap) Tabel II. Index Nino (Sumber :http://www.bom.gov.au/climate/enso/index.shtml#tabs=Sea-surface) Pada wilayah perairan Pasifik yangditandai dengan daerah Nino 3.4 terjadi perubahan temperatur menjadi hangatdibandingkan dengan periode pada bulansebelumnya yang menyebabkan pasokan uap air dari wilayah pasifik menuju Benua Maritim Indonesia relatif tetap. VII. Fenomena Osilasi Selatan / Southern Oscilation Index (SOI) Gambar 9. Analisa SOI bulan November 2016 ; (sumber : http://www.bom.gov.au/climate/current/soi2.shtml) BMKG | DINAMIKA ATMOSFER DI INDONESIA 10 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta Dari grafik SOI periode Januari 2012 s/d April 2016 nampakkecenderungan nilai SOI dari tahun 2014 s/d 2016 bernilai negatif, namun sampai akhir periode bulan September 2016 bernilai positif ( + ); kemudian pada akhir periode bulan Nopember nilai SOI bernilai negatif ( - ) dengan besaran -0.07, hal ini menunjukan keadaan El Ninolemah yang mengindikasikan pasokan uap air sampai ke wilayah Indonesia relatif tetap. KESIMPULAN Dengan mempertimbangkan parameter-parameter pembentuk fenomena global yang terukur, analisa kondisi iklim untuk bulan Nopember2016, seperti nilai IOD 0.02 yang berada pada ambang batas normal kemudian fenomena MJO yang diperkirakanterjadi di wilayah BMI serta nilai SOI ( -0.07) yang berlangsungnya periode El Ninolemah; maka pasokan uap air untuk wilayah Indonesia bagian Timur sampai bagian Tengah relatif tetap, kemudian untuk bagian barat, pasokan uap air cukupsignifikan sampai periode ke depan pada bulanDesember, dengan kata lain dapat disimpulkan potensi ketersediaan uap air dari Samudra Hindia sebelah barat Sumatra ke wilayah Indonesia barat, cukup.Kondisi anomali suhu muka laut untuk bulan Nopember2016 yangterjadi di wilayah perairan Indonesiaumumnya menghangat. Keadaan ini dapat memicu menimbulkan adanya gangguan pola tekanan rendah dan penguapan yang besar pada perairan yang suhunya masih menghangat, pada daerah yang memiliki persediaan uap air yang dapat menghasilkan awan-awan hujan. Stasiun Meteorologi Soekarno-Hatta Cengkareng yang terletak di propinsi Banten Tangerang wilayah sebelah utaranya berada cukup dekat dengan pantai Utara Jawa dan sebelah Selatan banyak terdapat deretan perbukitan dari wilayah Pandeglang memanjang ke arah Timur hingga Bogor.Kondisi geografis ini dapat menghasilkan interaksi sirkulasi lokal yaitu angin darat-laut terkombinasi dengan sirkulasi angin lembah-gunung. Namun dengan adanya faktor pembentukan cuaca berskala regional serta global yang dapatmemperkuat distribusi ketersediaan uap air, maka untuk periodebulan Desember2016 wilayah Stasiun Meteorologi Soekarno-Hatta Cengkareng dan sekitarnya memiliki potensi pembentukan awan hujan dengan intensitas sedang - lebat disertai badai gunturyang disebabkan oleh awan-awan konvektif. BMKG | 11 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta PANTAUAN CUACA SKALA SYNOPTIK A. Data Parameter Cuaca di Bandar Udara Soekarno-Hatta Cengkareng dan sekitarnya bulan Nopember 2016 dapat disajikan sebagai berikut : 1. Suhu Udara. suhu udara berkisar antara 23.2oC – 33.8o C. Suhu udara rata-rata 27.9oC. Suhu udara tertinggi 33.8oC terjadi pada tanggal 6 Nopember 2016 sedangkan suhu udara terendah mencapai 23.2 oC terjadi pada tangga 13 Nopember 2016. 2. Intensitas Hujan Jumlah curah hujan yang terjadi selama bulan Nopember 2016 di wilayah Bandara Soekarno-Hatta sebanyak 72 mm, jumlah hari hujan = 12 hari. Intensitas curah hujan yang terjadi pada bulan Nopember 2016 bersifat dibawah normal , dimana normal curah hujan bulan Nopember antara 82-114 mm, sedangkan hari hujannya diatas normal,dimana normal hari hujan 10-14 hari Curah hujan tertinggi sebesar 15 mm terjadi pada tanggal 1 & 28 Nopember 2016 Data intensitas curah hujan maksimum per satuan waktu yang diamati Stasiun Meteorologi Soekarno-Hatta Cengkareng selama bulan Nopember 2016 disajikan sebagai berikut CURAH HUJAN PERIODE 3 JAM ( 1 - Nopember - 2016 ) BMKG | PANTAUAN CUACA SKALA SYNOPTIK 12 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta JAM (WIB) HUJAN 7-10 10-13 0 0 13-16 16-19 19-22 0 15.1 0.3 22-01 01-04 04-07 JUML 0 0 0 15.4 3. Lama Penyinaran Matahari. Pada bulan Nopember rata – rata penyinaran matahari 3.9 jam, lama penyinaran matahari tertinggi 9.5 jam terjadi pada tanggal 19 Nopember 2016, Sedangkan lama penyinaran matahari terendah 0 jam terjadi pada tanggal 5 Nopember 2016. 4. Tekanan Udara BMKG | PANTAUAN CUACA SKALA SYNOPTIK 13 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta Tekanan udara rata rata pada bulan Nopember sebesar 1008.1 mb Tekanan udara tertinggi 1012.2 mb terjadi pada tanggal 17 Nopember, jam 01.00 - 02.00 UTC (08.00 - 09.00 WIB ) sedangkan tekanan udara terendah 1003.3 mb terjadi tanggal 20 Nopember, jam 8.00 UTC ( 15.00 WIB ) 5. Kelembaban Udara Kelembaban udara rata-rata pada bulan Nopember 2016 sebesar 79 %, kelembaban udara terendah 52 % terjadi pada tanggal 22 Nopember jam 4.00 GMT (jam 11.00 WIB ) , sedangkan kelembaban udara tertinggi 97%. Terjadi pada tanggal 5 Nopember 2016 jam 22.00 GMT ( tanggal 6 jam 05.00 wib ). 6 Penguapan BMKG | PANTAUAN CUACA SKALA SYNOPTIK 14 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta Bulan Nopember 2016 penguapan rata – rata 4.2 milimeter, penguapan tertinggi 6.8 milimeter terjadi pada tanggal 21 & 22 Nopember sedangkan penguapan terendah 1.4 milimeter terjadi pada tanggal 26 Nopember 2016 7. Perawanan Berdasarkan data Sinoptik perawanan yang terjadi di Stasiun Meteorologi Soekarno-Hatta Cengkareng selama bulan Nopember 2016 sebagai berikut : a. Jumlah Keseluruhan Awan. Keterangan : BMKG | PANTAUAN CUACA SKALA SYNOPTIK 15 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta 0 – 2 Oktas 3 – 4 Oktas 5 – 7 Oktas 8 Oktas : Few ( Cerah ) : Scattered /SCT ( Berawan sebagian ) : Broken/ BKN ( Berawan ) : Overcast/ OVC ( Berawan banyak ) b. Jenis Awan Rendah Keterangan : CU : Awan Cumulus CB : Awan Cumulonimbus SC : Awan Strato Cumulus 8.Angin Permukaan Pada bulan Nopember 2016 Arah angin permukaan dominan di wilayah Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng bertiup dari arah Barat Daya, kecepatan angin maksimum 11- 17 kts (20-31 km/jam. ) Kecepatan angin maksimum yang terhadi pada bulan Nopember 2016, 14 kts ( 25km/jam ) terjadi pada tanggal 2 Nopember 2016 jam 04 GMT ( jam 11.00 wib ) Wind Rose dan grafik distribusi frekwensi angin permukaan seperti pada gambar dibawah ini BMKG | PANTAUAN CUACA SKALA SYNOPTIK 16 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta Gambar Distribusifrekwensi kecepatan angin permukaan Gambar Wind rose Angin permukaan B. Keadaan Cuaca di Bandar Udara Soekarno-Hatta Cengkareng. 1. Kondisi cuaca yang mengganggu Penerbangan. a. Jarak pandang ( Visibility ). Jarak pandang terendah 2 km terjadi tgl 25 Nopember 2016, jarak pandang < 5 km terjadi 262 kali V I S IB I L I T Y 0 - 2 KM < 5 KM 2 262 HAZE MIST LTG 353 9 22 DZ 2 TS RAIN TSRA 10 60 11 BMKG | PANTAUAN CUACA SKALA SYNOPTIK 17 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta 2. Informasi Cuaca Ekstrim Bulan Nopember 2015. KRITERIA EKSTRIM TANGGAL KEJADIAN Angin berkecepatan > 25 knot atau Nihil > 45 km/jam Suhu udara > 35oC atau < 17oC Nihil Curah hujan >20 mm/jam atau > 50mm/hari atau > 400mm/bulan Nihil Kelembaban udara < 40% Nihil Visibility < 1.5 km Nihil 3. Windrose Windrose adalah diagram yang menyederhanakan angin pada sebuah lokasi dalam periode tertentu (Encyclopedia Britannica). Selain itu windrose juga dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui Prosentase delapan arah mata angin dan besar kecepatan anginnya. Windrose bulan Nopember 2016 yang tercatat pada stasiun Meteorologi Soekarno-Hatta Cengkareng hasil pengamatan Radio Sonde jam 00.00 UTC dan 12.00 UTC dari berbagai lapisan adalah sebagai berikut : a. Permukaan Windrose lapisan permukaan pada jam 00.00 UTC Gambar : windrose Lapisan permukaan jam 00.00 UTC Gambar : Distribusi frekwensi kecepatan angin permukaan jam 00.00 UTC Bulan Nopember 2016 jam 00.00 UTC arah angin permukaan di Bandara SoekarnoHatta Cengkareng dominan dari arah Barat Daya dengan kecepatan angin tertinggi antara 17- 21kt (31-38km/jam ) dan persentasi angin calm sebesar 0 % BMKG | PANTAUAN CUACA SKALA SYNOPTIK 18 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta Kecepatan angin maksimum yang terjadi pada lapisan permukaan jam 00.00 UTC 20kt (36 km/jam ) terjadi pada tanggal 23 Nopember 2016. Windrose Lapisan permukaan pada jam 12.00 UTC Gambar : windrose Lapisan permukaan angin jam 12.00 UTC Pada jam 12.00 UTC dominan dari arah Utara Gambar : Distribusi frekwensi kecepatan angin permukaan jam 12.00 UTC arah angin permukaan di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng dengan kecepatan angin maksimum antara 17-21 kt ( 30-40 km/jam ) dan persentasi angin calm sebesar 3.6 %. Kecepatan angin maksimum yang terjadi pada lapisan permukaan jam 12.00 UTC sebesar 19 kt (34 km/jam ) pada tanggal 19 dan 29 Nopember 2016 b. Lapisan 3000 feet Windrose Lapisan 3000 feet Jam 00.00 UTC BMKG | PANTAUAN CUACA SKALA SYNOPTIK 19 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta Gambar : windrose Lapisan 3000 ft jam 00.00 UTC Gambar : Distribusi frekwensi kecepatan angin 3000 ft jam 00.00 UTC Pada bulan Nopember 2016 jam 00.00 UTC, arah angin dominan pada lapisan 3000 feet dari arah tenggara dan barat daya dengan kecepatan angin maksimum 11-17 knot ( 2031 km/jam ) dan persentasi angin calm sebesar 3.4%. Kecepatan angin maksimum 17 knot ( 32 km/jam ) terjadi pada tanggal 25 Nopember 2016 Windrose Lapisan 3000 feet Jam 12.00 UTC Gambar : windrose Lapisan 3000 ft jam 12.00 UTC Gambar : Distribusi frekwensi kecepatan angin 3000 ft jam 12.00 UTC Pada jam 12.00 UTC, arah angin dominan pada lapisan 3000 feet dari arah Barat dengan kecepatan angin maksimum 11-17knot (20-32 km/jam) dan persentasi angin calm sebesar 3.4%. Kecepatan maksimum yang terjadi pada lapisan 3000 ft jam 12.00 UTC sebesar 16 knot ( 29km/jam ) terjadi pada tanggal 15 Nopember 2016. a. Windrose Lapisan 850 mb / 5000 feet Jam 00.00 UTC BMKG | PANTAUAN CUACA SKALA SYNOPTIK 20 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta Gambar : windrose Lapisan 850 mb jam 00.00 UTC Gambar : Distribusi frekwensi kecepatan angin 850 mb jam 00.00 UTC Bulan Nopember 2016 arah angin dominan pada lapisan 850 mb atau sekitar 5000 feet dari arah Timur, Dengan kecepatan angin maksimum >21 kts (>40km/jam) dan persentasi angin calm sebesar 0 %. Kecepatan maksimum yang terjadi pada lapisan 850 mb / 5000 ft jam 00.00 UTC sebesar 24knot ( 43 km/jam) terjadi pada tanggal 24 Nopember 2016. Jam 12.00 UTC Gambar : windrose Lapisan 850 mb jam 12.00 UTC Gambar : Distribusi frekwensi kecepatan angin 850 mb jam 12.00 UTC Pada jam 12.00 UTC arah angin dominan lapisan 850 mb atau sekitar 5000 feet dari arah Timur dengan kecepatan angin maksimum 17-21 kts ( 31-40 km/jam) dan persentasi angin calm sebesar 3.3 %. Kecepatan angin maksimum yang terjadi pada lapisan 850 mb / 5000 ft jam 12.00 UTC sebesar 20 knots ( 36 km/jam) terjadi pada tanggal 15 Nopember 2016 . c. Lapisan 700 mb / 10000 feet BMKG | PANTAUAN CUACA SKALA SYNOPTIK 21 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta Jam 00.00 UTC Gambar: windrose Lapisan 700 mb jam 00.00 UTC Gambar : Distribusi frekwensi kecepatan angin 700 mb jam 00.00 UTC Bulan Nopember 2016 arah angin dominan pada lapisan 700 mb atau sekitar 10000 feet yaitu dari arah Timur kecepatan angin maksimum 17-21 kt (20-32 km/jam). Persentasi angin calm sebesar 0 %. Kecepatan maksimum yang terjadi pada lapisan 700 mb / 10000 ft jam 00.00 UTC sebesar 18 knot (32 km/jam ) terjadi pada tanggal 14 & 27 Nopember 2016. Jam 12.00 UTC Gambar : windrose Lapisan 700 mb jam 12.00 UTC Gambar : Distribusi frekwensi kecepatan angin 700 mb jam 12.00 UTC Pada Jam 12.00 UTC arah angin dominan pada lapisan 700 mb atau sekitar 10000 feet dari arah Timur. Kecepatan angin maksimum ≥21knot (≥40 km/jam). Persentasi angin calm sebesar 6.9 %. Kecepatan maksimum yang terjadi pada lapisan 700 mb / 10000 ft jam 12.00 UTC sebesar 26 knot ( 47 km/jam ) pada tanggal 25Nopember 2016. d. Lapisan 500 mb / 15000 feet BMKG | PANTAUAN CUACA SKALA SYNOPTIK 22 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta Jam 00.00 UTC Gambar : windrose Lapisan 500 mb jam 00.00 UTC Gambar : Distribusi frekwensi kecepatan angin 500 mb jam 00.00 UTC Bulan Nopember 2016 arah angin dominan pada lapisan 500 mb atau sekitar 15.000 feet yaitu dari arah Timur dengan kecepatan angin maksimum ≥ 22kt (≥ 41km/jam) dan persentasi angin calm sebesar 0 %. Kecepatan maksimum yang terjadi pada lapisan 500 mb / 15000 ft jam 00.00 UTC sebesar 24 kts (43km/jam ) terjadi pada tanggal 24 dan 28 Nopember 2016 Jam 12.00 UTC Gambar : windrose Lapisan 500 mb jam 12.00 UTC Gambar : Distribusi frekwensi kecepatan angin 500 mb jam 12.00 UTC Pada Jam 12.00 UTC arah angin dominan lapisan 500 mb atau sekitar 15.000 feet yaitu dari arah Timur dengan kecepatan angin maksimum 17-21 knots ( 32- 40 km/jam) dan persentasi angin calm sebesar 3.4 %. Kecepatan angin maksimum yang terjadi pada lapisan 500 mb / 15000 ft jam 12.00 UTC sebesar 32 knot ( 46 km/jam ) terjadi pada tanggal 25 Nopember 2016. BMKG | PANTAUAN CUACA SKALA SYNOPTIK 23 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta Grafik Komponen angin lapisan 3000 feet sebagai berikut : Dari grafik komponen angin pada ketinggian 3000 feet jam 00.00 UTC menunjukan bahwa komponen angin timur barat di tunjukan dengan grafik line berwarna merah, terlihat bahwa angin dominan bertiup dari arah Timur (grafik memiliki nilai Positip ). Untuk komponen utara selatan dimana ditunjukan dengan grafik line berwarna biru, terlihat bahwa angin dominan bertiup dari arah Selatan ( grafik memiliki nilai Negatip ). Sehingga dapat disimpulkan bahwa bulan Nopember 2016 pada pagi hari angin bertiup dari arah Timuran Grafik komponen angin pada ketinggian 3000 feet jam 12.00 UTC menunjukan bahwa komponen angin timur barat di tunjukan dengan grafik line berwarna merah, terlihat bahwa angin dominan bertiup dari arah Barat (grafik memiliki nilai Negatip). Untuk komponen utara selatan dimana ditunjukan dengan grafik line berwarna biru, terlihat bahwa angin dominan bertiup dari arah selatan ( grafik memiliki nilai Negatip ). Sehingga dapat disimpulkan bahwa bulan Nopember 2016 pada malam hari angin bertiup dari arah Baratan BMKG | PANTAUAN CUACA SKALA SYNOPTIK 24 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta KESIMPULAN Dari data unsur cuaca hasil pengamatan yang dilakukan oleh Stasiun Meteorologi Soekarno-Hatta Cengkareng pada bulan Nopember 2016 dapat disimpulkan sebagai berikut : No UNSUR CUACA 1 2 3 4 Suhu Udara Maksimum Rata-rata ( oC ) Suhu Udara Minimum Rata – rata ( oC ) Suhu Udara Maksimum Tertinggi ( oC ) Suhu Udara Minimum Terendah ( oC ) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Kelembaban Udara Maksimum Rata-rata (%) Kelembaban Udara Minimum Rata – rata (%) Kelembaban Udara Maksimum Tertinggi (%) Kelembaban Udara Minimum Terendah (%) Tekanan Udara Maksimum Rata-rata (mb) Tekanan Udara Minimum Rata – rata (mb) Tekanan Udara Maksimum Tertinggi (mb) Tekanan Udara Minimum Terendah (mb) Kecepatan Angin Maksimum (knot) Jumlah Curah Hujan ( mm ) Jumlah hari hujan ( hari ) OBSERVASI BULAN Nopember 2016 32.5 24.5 33.8 23.2 93 59 97 52 1009.9 1005.6 1012.2 1003.3 14 72 12 BMKG | PANTAUAN CUACA SKALA SYNOPTIK 25 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta AERODROME CLIMATOLOGICAL SUMMARY Aerodrome Climatological Summary yang selanjutnya disebut ACS adalah ringkasan data klimatologi di wilayah bandar udara yang berisi tentang unsur meteorologi tertentu yang berfungsi untuk mengetahui keadaan cuaca secara umum yang terjadi d Bandara Soekarno-Hatta. Unsur-unsur meteorologi pada bulan November 2016 yang kami sajikan sebagai berikut: 1. Suhu Udara FREKUENSI RELATIF SUHU UDARA S U H U U D A R A ( oC ) JAM UTC <21 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 0 - - - - 3,3 23,3 26,7 36,7 10 - - - - - - - - 1 - - - - - 6,7 6,7 26,7 26,7 16,7 16,7 - - - - - - 2 - - - - - - 3,3 3,3 6,7 23,3 40 20 3,3 - - - - 3 - - - - - - - 3,3 6,7 3,3 36,7 40 10 - - - - 4 - - - - - - - - 3,3 6,7 20 30 26,7 13,3 - - - 5 - - - - - - - - 3,3 6,7 13,3 23,3 26,7 26,7 - - - 6 - - - - - - - 3,3 3,3 6,7 16,7 26,7 36,7 6,7 - - - 7 - - - - - - - - 3,3 6,7 20 30 36,7 3,3 - - - 8 - - - - - 3,3 3,3 3,3 10 10 23,3 36,7 10 - - - - 9 - - - - - 6,7 6,7 16,7 3,3 13,3 30 16,7 6,7 - - - - 10 - - - - 3,3 6,7 13,3 13,3 16,7 23,3 23,3 - - - - - - 11 - - - 3,3 3,3 13,3 13,3 23,3 26,7 13,3 3,3 - - - - - - 12 - - - 3,3 3,3 10 30 26,7 23,3 3,3 - - - - - - - 13 - - - - 3,3 20 30 36,7 10 - - - - - - - - 14 - - - - 3,3 20 43,3 26,7 6,7 - - - - - - - - 15 - - - - 3,3 23,3 53,3 10 10 - - - - - - - - 16 - - - - 6,7 26,7 56,7 6,7 3,3 - - - - - - - - 17 - - - - 6,7 43,3 40 10 - - - - - - - - - 18 - - - - 10 50 40 - - - - - - - - - - 19 - - - - 16,7 50 33,3 - - - - - - - - - - 20 - - - - 23,3 50 26,7 - - - - - - - - - - 21 - - - - 46,7 40 13,3 - - - - - - - - - - 22 - - - - 50 46,7 3,3 - - - - - - - - - - 23 - - - - 26,7 60 13,3 - - - - - - - - - - MEAN - - - 0,3 8,8 20,8 19 10,3 7,2 5,6 10,1 9,3 6,5 2,1 - - - Pada Tabel diatas terlihat suhu udara tertinggi pada Bulan November 2016 sebesar 33°C yang terjadi pada jam 04.00 - 07.00 UTC. Dan suhu terendahnya sebesar 23 °C terjadi sebesar 0,3 % BMKG | AERODROME CLIMATOLOGICAL SUMMARY 26 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta 2. Jarak Pandang (Visibility) FREKUENSI RELATIF VISIBILITY VISIBILITY (m) <200 <300 <400 0 0 0 <10 0 <20 0 <40 0 <60 0 <80 0 <100 0 <150 0 <500 0 <700 0 <900 0 >900 0 0 - - - - - - - - - 10 13,3 60 16,7 - 1 - - - - - - - - - - 3,3 70 26,7 - 2 - - - - - - - - - - 3,3 43,3 43,3 10 3 - - - - - - 4 - - - - - - - - - - 3,3 20 43,3 33,3 - - - - - 10 53,3 36,7 5 - - - - - - - - - - - 10 33,3 56,7 6 - - - - - - - - - - - 6,7 36,7 56,7 7 - - - - - - - - - - - 3,3 46,7 50 8 - - - - - - - - - - - 16,7 43,3 40 9 - - - - - - - - - - - 20 43,3 36,7 10 - - - - - - - - - - 3,3 20 53,3 23,3 11 - - - - - - - - - - 6,7 26,7 60 6,7 12 - - - - - - - - - - 3,3 40 56,7 - 13 - - - - - - - - - - 6,7 53,3 40 - 14 - - - - - - - - - - 13,3 50 36,7 - 15 - - - - - - - - - - 20 53,3 26,7 - 16 - - - - - - - - - 3,3 20 60 16,7 - 17 - - - - - - - - - 3,3 16,7 60 20 - 18 - - - - - - - - - 10 23,3 43,3 23,3 - 19 - - - - - - - - - 13,3 26,7 50 10 - 20 - - - - - - - - 3,3 13,3 26,7 53,3 3,3 - 21 - - - - - - - - 3,3 13,3 20 60 3,3 - 22 - - - - - - - - 3,3 16,7 13,3 66,7 - - 23 - - - - - - - - 3,3 3,3 23,3 60 10 - MEA N - - - - - - - - 0,6 3,6 10,3 39,9 31,1 14,6 Pada Bulan November 2016, di Bandara Soekarno-Hatta, jarak pandang mendatar lebih dari 3000 meter, yang memiliki arti jarak pandang tidak mengganggu penerbangan. BMKG | AERODROME CLIMATOLOGICAL SUMMARY 27 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta 3. KELEMBABAN UDARA FREKUENSI RELATIF LEMBAB JAM NISBI LEMBAB NISBI (%) UTC < 50% 50-55 55-60 60-65 65-70 0 - - - - - 1 - - - - 13,3 2 - - - 23,3 40 3 - 3,3 6,7 40 4 - 3,3 23,3 5 - 3,3 6 - 7 70-75 75-80 80-85 85-90 90-94 95-97 > 97% - 20 26,7 26,7 26,7 - - 30 26,7 13,3 10 6,7 - - 20 10 - 3,3 3,3 - - 30 10 3,3 3,3 3,3 - - - 40 20 6,7 3,3 3,3 - - - - 40 20 23,3 6,7 3,3 3,3 - - - - 6,7 26,7 20 30 10 6,7 - - - - - - - 13,3 43,3 23,3 16,7 3,3 - - - - - 8 - - 13,3 23,3 20 20 16,7 3,3 - 3,3 - - 9 - - 3,3 26,7 16,7 23,3 10 3,3 3,3 13,3 - - 10 - - - 6,7 13,3 30 16,7 16,7 10 6,7 - - 11 - - - 3,3 - 20 33,3 20 6,7 16,7 - - 12 - - - - 6,7 10 30 23,3 13,3 16,7 - - 13 - - - - 3,3 3,3 23,3 30 16,7 20 3,3 - 14 - - - - 3,3 3,3 13,3 26,7 30 16,7 6,7 - 15 - - - - - 3,3 13,3 30 23,3 30 - - 16 - - - - - 3,3 3,3 26,7 26,7 33,3 6,7 - 17 - - - - - - 6,7 16,7 30 40 6,7 - 18 - - - - - - 3,3 10 43,3 43,3 - - 19 - - - - - - 3,3 10 30 50 6,7 - 20 - - - - - - 3,3 10 30 53,3 3,3 - 21 - - - - - - - 13,3 10 66,7 10 - 22 - - - - - - - 3,3 23,3 56,7 16,7 - 23 - - - - - - 6,7 - 16,7 63,3 13,3 - MEAN 1,3 0,7 5,4 11,7 15,4 9 10,8 12,2 16,5 26,4 6,1 49,6 Selama bulan November 2016, kelembaban udara tertinggi >97 frekuensi terjadinya 49,6%, sedangkan kelembaban udara terendah 50-55% dengan frekuensi terjadinya 0,7 %. BMKG | AERODROME CLIMATOLOGICAL SUMMARY 28 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta 4. KEADAAN CUACA FREKUENSI RELATIF KEADAAN CUACA PADA SAAT PENGAMATAN JAM HIDRO METEOR ELECTRO METEOR LITHO METEOR LAIN-LAIN MIS T FO G DRZ L VCR A RAI N SHW R HAI L TSG R TSR A VC TS LTN G HAZ E SMO K DUS T SQL L FNC L NSI G 0 - - - - 10 - - - - - - 73,3 - - - - 16, 7 1 - - - 3,3 3,3 - - - - - - 73,3 - - - - 2 - - - - 3,3 - - - - - - 53,3 - - - - 3 - - - - - - - - - - - 36,7 - - - - 4 - - - 3,3 - - - - - - - 20 - - - - 5 - - 3,3 6,7 - - - - - - - 10 - - - - 6 - - - 3,3 - - - - - - - 10 - - - - 7 - - - 6,7 3,3 - - - - 10 - 10 - - - - 8 - - - - 6,7 - - - 3,3 6,7 3,3 6,7 - - - - 20 43, 3 63, 3 76, 7 80 86, 7 70 73, 3 56, 7 9 - - - 6,7 3,3 - - - 6,7 13,3 - 13,3 - - - - 10 - - - - 10 - - - 3,3 20 - 16,7 - - - - 11 - - - - 10 - - - 10 3,3 3,3 26,7 - - - - 50 46, 7 12 - - - - - - - - 3,3 16,7 30 - - - - 30 13 - - - - 20 13, 3 - - - - - 10 46,7 - - - - 14 - - - - 6,7 - - - 3,3 - 6,7 60 - - - - 30 23, 3 15 - - - - 3,3 - - - - - 10 66,7 - - - - 20 16 3,3 - - - 6,7 - - - - - 3,3 80 - - - - 17 3,3 - - - - - - - - - 6,7 76,7 - - - - 18 - - - - - - - - - 6,7 - 80 - - - - 6,7 13, 3 13, 3 19 3,3 - - - 3,3 - - - - 3,3 3,3 80 - - - - 6,7 20 3,3 - - - 3,3 - - - 3,3 - 6,7 83,3 - - - - - 21 - - - 3,3 6,7 - - - 3,3 - 3,3 83,3 - - - - - 22 10 - - - 6,7 - - - 3,3 - - 76,7 - - - - 3,3 23 6,7 - - - 6,7 - - - 3,3 - - 76,7 - - - - 6,7 MEA N 1,3 - 0,1 1,4 5,3 - - - 1,7 2,8 3,1 49,6 - - - - 34, 9 Pada Bulan November 2016, keadaan cuaca disekitar bandara Soekarno-Hatta lebih didominasi dengan haze. Dimana Haze merupakan kekaburan udara yang disebabkan oleh partikel-partikel kering yang sangat kecil dan melayang-layang di udara sehingga menyebabkan jarak pandang (visibility) berkurang. BMKG | AERODROME CLIMATOLOGICAL SUMMARY 29 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta 5. ARAH DAN KECEPATAN ANGIN FREKUENSI RELATIF A R A H D A N K E C E P A T A N A N G I N KECEPATAN ANGIN (KNOT) ARAH ANGIN 02 - 07 08 - 12 13 - 17 18 - 22 23 - 27 > 28 TOTAL CALM VARIABEL 350ー-360ー-010ー 020ー-030ー-040ー 050ー-060ー-070ー 080ー-090ー-100ー 110ー-120ー-130ー 140ー-150ー-160ー 170ー-180ー-190ー 200ー-210ー-220ー 230ー-240ー-250ー 260ー-270ー-280ー 290ー-300ー-310ー 320ー-330ー-340ー 2,2 1,4 3,9 1,8 4,2 7,9 10,3 16,8 18,3 10 6 4,7 0,4 0,4 0,6 0,3 0,6 0,3 0,3 0,8 2,5 1,1 1,4 1,4 0,1 0,3 0,1 - - - - 1,3 2,6 1,8 4,4 2,1 4,7 8,2 10,6 17,8 21,1 11,1 7,5 6,1 TOTAL 87,5 10 0,6 - - - 100 Kecepatan angin maksimum lapisan permukaan pada bulan November 2016 mencapai 13-17 knot dengan frekuensi 0,6%. Pada bulan ini angin lebih dominan dari arah 230°-250° BMKG | AERODROME CLIMATOLOGICAL SUMMARY 30 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta INFORMASI METEOROLOGI UNTUK PENERBANGAN Stasiun Meteorologi Kelas I Soekarno-Hatta memiliki tugas pokok melaksanakan fungsi BMKG di bidang Pelayanan Meteorologi Penerbangan untuk menunjang keselamatan transportasi udara. Informasi meteorologi penerbangan yang diberikan harus bersifat cepat, tepat dan akurat karena memiliki peran dalam keselamatan penerbangan dan untuk peningkatan efisiensi dan efektivitas kegiatan penerbangan. A. Produk Pelayanan Jasa Penerbangan Produk pelayanan informasi meteorologi penerbangan yang dihasilkan oleh Stasiun Meteorologi Kelas I Soekarno-Hatta diantaranya data synop, Upper wind (PIbal, Rason, QAM, Metar, Speci, Trend Type Landing Forecast ,Rofor, Tafor, Sigmet, Analisa Upper Wind, Analisa synoptic, dan Flight Document. Produk ini kemudian ada yang disampaikan kepada Airline, ATC dan BMKG Pusat. BMKG | INFORMASI METEOROLOGI UNTUK PENERBANGAN 31 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta Grafik Jumlah Produk Pelayanan Jasa Meteorologi Penerbangan Keterangan : 1. Rofor / Route Forecast : prakiraan cuaca sepanjang jalur penerbangan dari bandara pemberangkatan sampai bandara tujuan 2. Tafor / Terminal Forecast : informasi meteorologi tentang prakiraan unsur-unsur cuaca di suatu bandara dalam jangka waktu 30 jam 3. Trend Type Landing Forecast : prakiraan cuaca dalam jangka pendek untuk mendarat dan tinggal landas pesawat terbang. 4. Analisa Synoptic : analisa data synoptic dan data angin lapisan 3000 feet pada peta Me71 5. QAM : Laporan cuaca bandara yang digunakan untuk pendaratan dan lepas landas 6. Metar : Kondisi cuaca disekitar suatu bandara yang dipertukarkan ke seluruh dunia lewat RODB (Regional Opmet Data Banks) Singapura . 7. Speci : Laporan cuaca khusus/ bermakna yang sedang berlangsung 8. Sigmet : informasi cuaca tentang adanya perubahan cuaca yang luar biasa atau fenomena yang signifikan disekitar bandara yang perlu diwaspadai 9. Analisa Upper Wind : analisa data udara atas dari beberapa lapisan pada peta 10. Berita Temp/ Radio Sonde : data tekanan, suhu, arah dan kecepatan angin serta kelembaban udara diberbagai lapisan. 11. Synop : kumpulan data unsur cuaca yang diperoleh dari hasil pengamatan yang dituangkan dalam bentuk sandi. BMKG | INFORMASI METEOROLOGI UNTUK PENERBANGAN 32 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta 12. Pibal / Pilot Balon : data untuk mengetahui laporan arah dan kecepatan angin lapisan udara atas untuk penerbangan B. Pelayanan Flight Document Flight Document adalah dokumen/kumpulan beberapa data meteorologi yang meliputi (Signification Weathear Prognose, Wind/ Temp, Aerodrome Forecast, Type Cloud, Sigmet Volcanic Ash, Foto Satelit) yang disampaikan kepada pihak airline. Stasiun Meteorologi Kelas I Soekarno-Hatta melayani Flight Document untuk penerbangan domestik (dari bandara Soekarno-Hatta ke seluruh bandara tujuan ,di Indonesia) dan Internasional (dari bandara Soekarno-Hatta ke bandara tujuan di Luar Negeri). Grafik Jumlah Pelayanan Flight Document Stasiun Meteorologi Kelas I Soekarno-Hatta pada bulan November 2016 telah memberikan pelayanan Jasa Flight Document sebanyak 2.640 kepada airlines. Flight Document tersebut terdiri dari Filght Document untuk penerbangan domestic sebanyak 1.560 sedangkan untuk Flight Document penerbangan Internasional sebanyak 1.080. Flight Document tersebut didistribusikan ke masing-masing airline lewat email, dan mereka akan menggandakan sesuai dengan jumlah penerbangan mereka. BMKG | INFORMASI METEOROLOGI UNTUK PENERBANGAN 33 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta Grafik Jumlah Pelayanan Flight Document Setiap Airlines Grafik diatas menunjukkan jumlah flight document yang dikirim lewat email ke masing-masing airlines. Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta mengirim flight dokumen setiap enam jam sekali. Pelayanan flight document ini diberikan kepada 14 airlines. C. Hasil Verifikasi Tafor dan Trend Type Landing Forecast Kegiatan verifikasi data merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pelayanan informasi meteorologi penerbangan. Dengan hasil verifikasi tersebut akan diketahui tingkat ketepatan data yang diberikan kepada pelanggan dan kemudian akan menjadi bahan kajian dan evaluasi . Data yang di verifikasi di Stasiun Meteorologi Kelas I Soekarno-Hatta diantaranya data Tafor dan data Trend Type Landing Forecast. Berikut ini hasil verifikasi data Tafor dan Trend Type Landing Forecast : 1. Verifikasi TAFOR Stasiun Meteorologi Kelas I Soekarno – Hatta BMKG | INFORMASI METEOROLOGI UNTUK PENERBANGAN 34 Stasiun Meteorologi kelas I Soekarno-Hatta Grafik Hasil Verifikasi Aerodrome Forecast 2. Verifikasi Trend Type Landing Forecast Stasiun Meteorologi Kelas I Soekarno-Hatta Grafik Hasil Verifikasi Trend Type Landing Forecast BMKG | INFORMASI METEOROLOGI UNTUK PENERBANGAN 35