A. Kesimpulan 1. Pendaftaran jaminan fidusia secara

advertisement
119
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pendaftaran jaminan fidusia secara elektronik dalam hal domisili pemberi
fidusia tidak sesuai dengan identitas asli, pada dasarnya tidak sesuai
dengan prinsip-prinsip pendaftaran Jaminan Fidusia yang terdapat dalam
UUJF dan PP No. 86 Tahun 2000. Di dalam Permenkumham No. 10
Tahun 2013 tidak terdapat ketentuan yang mengatur mengenai kewajiban
pemohon untuk melampirkan surat kuasa atau surat pendelegasian
wewenang bilamana pemohon bukan merupakan penerima Fidusia
melainkan kuasa atau wakilnya menyebabkan formulir aplikasi dalam
sistem pendaftaran Jaminan Fidusia secara elektronik (online system) tidak
terdapat kolom pengisian data mengenai surat kuasa atau surat
pendelegasian wewenang. Tidak adanya kolom pengisian data mengenai
surat kuasa atau surat pendelegasian wewenang menyebabkan tidak
terpenuhinya salah satu syarat pendaftaran Jaminan Fidusia (surat kuasa),
sehingga perbuatan hukum yang dilakukan oleh notaris dalam hal ini
pendaftaran Jaminan Fidusia secara elektronik (online system) kurang
memberikan kepastian hukum. Sedangkan masalah domisili yang berbeda
dengan identitas asli ini tidak berpengaruh dalam pendaftaran fidusia, yang
penting adalah uraian tentang benda yang dijaminakan juga dicatat serta
120
domisilinya juga dicatat. Pencatatan identitas, uraian mengenai bendanya
serta domisili sudah cukup untuk memberikan kepastian hukum bagi
penerima fidusia.
2. Perlindungan hukum bagi penerima fidusia dalam hal debitor wanprestasi,
maka eksekusi terhadap jaminan fidusia tetap dapat dilaksanakan
meskipun debitor yang wanprestasi berpindah-pindah domisilinya. Hal ini
sesuai dengan ketentuan Pasal 20 UUJF yang menyatakan fidusia tetap
mengikuti benda yang menjadi objek Jaminan fidusia dalam tangan
siapapun benda tersebut berada, kecuali pengalihan atas benda tersebut,
kecuali pengalihan atas benda persediaan yang menjadi objek Jaminan
Fidusia.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas dapat ditarik saran sebagai berikut :
a.
Bagi Direktur Jendral Administrasi Hukum Umum
Diharapkan Direktur Jendral Administrasi Hukum Umum dapat
melakukan penyempurnaan sistem administrasi pendaftaran jaminan
fidusia secara elektronik dan perlu adanya penyadaran hukum dan
sosialisasi mengenai pelaksanaan fidusia sehingga kelemahan-kelemahan
yang
terdapat
dalam
Undang-Undang
Jaminan
Fidusia
dapat
diminimalisasi dalam suatu perjanjian fidusia, misalnya dengan
membentuk kesepakatan pengawasan terhadap obyek fidusia, serta
121
diperhatikan tentang pembentukan lembaga eksekusi terhadap perjanjian
jaminan fidusia.
b.
Bagi Notaris
Diharapkan Notaris selaku kuasa dari penerima fidusia selalu
menerapkan prinsip kehati-hatian dalam membuat perjanjian jaminan
fidusia dan pada saat pendaftaran jaminan fidusia, serta selalu mengikuti
sosialisasi dari Ditjen AHU.
c.
Bagi para pihak dalam pendaftaran jaminan fidusia
Diharapkan para pihak, khususnya penerima fidusia selalu
melakukan pendaftaran terhadap objek jaminan fidusia sehingga menjadi
kreditor preferen agar dapat mencegah risiko, mengingat bahwa fidusia
merupakan lembaga jaminan atas benda bergerak yang penguasaan
fisiknya oleh pemberi fidusia, sehingga secara logika rawan untuk
berpindah tangan.
Download