bab i pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Handy Talkie pertama dikembangkan untuk digunakan militer selama
Perang Dunia II, dan menyebar ke keamanan publik dan akhirnya komersial dan
pekerjaan pekerjaan situs setelah perang.Khas Handy Talkie mirip handset
telepon, mungkin sedikit lebih besar tapi masih satu kesatuan, dengan antena
mencuat dari atas.Awal Handie-Talkies telah tabung dan berlari pada tanggal 4,
sel kering 45-volt atau Nikel-Cadmium 12V baterai.Surplus Motorola Handie
Talkies menemukan jalan mereka ke tangan ham radio operator segera setelah
Perang Dunia II.Handy Talkie yang banyak digunakan dalam setiap situasi di
mana komunikasi radio portabel yang diperlukan, termasuk bisnis, keamanan
publik, rekreasi di alam terbuka, dan sejenisnya, dan perangkat yang tersedia pada
titik harga yang banyak. Handy Talkie, berkat peningkatan penggunaan elektronik
miniatur, dapat dibuat sangat kecil, dengan beberapa cara dua pribadi-UHF radio
model yang lebih kecil dari satu pak rokok (meskipun VHF dan HF unit dapat
secara substansial karena kebutuhan lebih besar lebih besar antena dan aki).
Perangkat biaya terendah adalah sangat sederhana secara elektronik (satufrekuensi, kristal-terkendali, umumnya didasarkan pada rangkaian transistor
sederhana diskrit di mana "orang dewasa" chip menggunakan Handy Talkie),
dapat menggunakan receiver regeneratif super. Mereka bahkan mungkin kurang
kontrol volume, tetapi mereka tetap dapat dirancang rumit, sering dangkal mirip
lebih
"dewasa"
seperti
radio
FRS
atau
alat
keselamatan
publik.
Sebuah fitur yang tidak biasa, umum on-talkie talkie anak-anak tapi jarang
tersedia dinyatakan bahkan pada model-model amatir, adalah sebuah "kode
kunci", yaitu tombol yang memungkinkan operator untuk mengirimkan kode
Morse atau nada serupa kepada Handy Talkie beroperasi pada yang sama
frekuensi.Semakin berkembangnya teknologi informasi terutama radio, dimana
perkembangannya mengarah pada semakin banyaknya penggunaan frekuensi dan
semakin ketatnya persaingan. Karena semakin banyaknya frekuensi dan lebar
frekuensi yang tersedia terbatas, maka mengakibatkan semakin rapatnya jarak
antar chanel.
Di samping itu masalah komunikasi radio sering muncul akibat jauhnya
jarak antar pemancar dan penerima serta relief di suatu daerah yang
berbeda.Berdasarkan fenomena tersebut maka penguat sinyal frekuensi radio
sangatlah diperlukan, namun pada dasarnya di dalam rangkaian pemancar sudah
terdapat rangkaian penguatnya. Tetapi penguat sinyal eksternal masih diperlukan
dalam kondisi tertentu, penguat tersebut biasa dikenal dengan namabooster.
Memasuki era perkembangan sekarang ini yang bercirikan semakin
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya radio komunikasi
oleh karena itu teknologi informasi mengalami perkembangan yang sangat
pesat,salah satunya mengenai pada penguat (booster). Selama ini kita sering
mendengar beberapa jenis booster yang merupakan salah satu alat yang sangat
bermanfaat dalam komunikasi radio pada khususnya. Menimbang hal-hal tersebut,
maka sebagai syarat khusus kelulusan dari Diploma Elektronika dan
Instrumentasi,FMIPA UGM Yogyakarta maka dari itu penulis mencoba membuat
booster.
a. Rumusan masalah
Permasalahan-permasalahan
yang
t imbul
dapat
dirumuskan
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan menambah wawasan mengenai dunia teknologi
informasi, salah satunya mengenai penguat (booster).
2. Untuk melihat hasil dan menganalisis dari kerja t iap -t iap rangkaian
baik dari keseluruhan maupun kerja dari t iap -tiap bagian rangkaian.
b. Manfaat Penelitian
Manfaat dari pembuatan booster VHF adalah untuk menambah
jarak jangkauan handy talky tanpa membeli RIG yang harganya
lumayan mahal.
1.2. Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujun dari pembuatan alat adalah untuk
memenuhi persyaratan kelulusan studi progam Diploma elektronika dan
Instrumentasi UGM, Yogyakarta. Selain itu penulis mempunyai tuju an
yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh pendidikan di
program Diploma Elektronika dan Instrumentasi UGM, Yogyakarta.
2. Menerapakan ilmu yang telah didapatkan dibangku kuliah ke dalam
bentuk perancangan da n perakitan rangkaian booster sebagai penguat
pada perangkat radio komunikasi.
3. Mengetahui lebih dalam tentang prinsip kerja dari rangkaian booster,
komponen, dan karakterist iknya.
4. Memperluas wawasan dalam mengembangkan ilmu yang diperoleh
dalam lingkungan pendidikan.
1.3. Batasan Masalah
Ruang lingkup pembahasan laporan tugas akhir ini hanyan dibatasi
pada masalah-masalah sebagai berikut:
1. Analisis pada pembuatan, Cara kerja, dan hasil yang dikeluarkan oleh
rangkaian booster itu sendiri.
2. Frekuensi yang di gunakan adalah VHF.
3. Jarak jangkauan maksimal 3Km.
1.4. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan laporan tugas akhir, penulis menggunakan
sistemat ika sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Berisi latar belakang masalah, Permasalahan,maksud dan tujuan, ruang
lingkup masalah,metodologi, dan sistemat ika penulisan.
BAB II Dasar Teori
Berisi dasar teori tentang komponen yang membentuk perangkat
booster dan perangkat pendukung yang digunakan dalam pembuatan
dan penyelesaian tugas akhir. Tinjauan pustaka yang terkait dengan
perancangan booster.
BAB III Metodologi Penelitian
Meliput i metode yang digunakan,bahan,alat dan perancangan serta
pengambilan data penelit ian yang terkait dalam tugas akhir ini.
BAB IV Hasil dan Analisa
Berisi tentang analisis hasil dari kerja dari rangkaian booster dengan
radio komunikasi sehingga sesuai dengan yang diharapkan.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Berisi tentang kesimpulan secara teori maupun praktek, saran -saran
untuk penyempurnaan dan pengembangan yang dianggap perlu dan
diperhat ikan sehubungan dengan pembuatan tugas akhir ini.
Daftar Pustakaa
Lampiran
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Booster VHF 20W adalah suatu alat yang di gunakan untuk
menguatkan suatu sinyal dari Radio komunikasi atau sering disebut dengan
handy talky. Alat ini bekerja dengan menguatkan power dari handy talky
maksudnya power handy talky yang semula normal 5W, setelah masuk ke
booster bisa bertambah menjadi 20W.besar kecilnya power sangat berpengaruh
pada jarak jangkauan. Semakin besar maka jarak akan semakin jauh, begitu
pula sebaliknya. Alat yang saya buat ini hampir sama dengan booster FM pada
frekuensi 90MHz judul tugas akhir punya Ary (2009). Perbedaan terdapat pada
power,komponen yang digunakan dan kalau punya Ary di tambah rangkaian
pendukung.
Adapun bentuk diagram blok booster FM pada frekuensi 90MHz
seperti gambar 2.1 berikut:
PSA
Antena
MIC
SWR
Penguat
MIC
Exciter
Booster
Gambar 2.1 Diagram blok booster FM pada frekuensi 90MHz (Ary 2009)
Pada rangkaian diagram blok ini booster mempunyai alat
pendukung lain yaitu penguat MIC dan Exciter. Penelitian yang penulis
lakukan adalah penyederhanaan dari rangkaian tersebut dan pengembangan
dari alat tersebut. Perbedaannya terletak pada komponen yang digunakan,
input dan output alat. Parameter pembeda ditunjukkan pada table 2.1 sebagai
berikut :
Tabel 2.1 Parameter Pembeda
Nama Transistor
Rangkaian
Power
pendukung
output
Kegunaan
Ary
2SC1971
Exciter
10W
Sebagai pemancar
Sibas
2SC2630
Langsung
20W
Penguat sinyal dan
power
2.2 Dasar Teori
2.2.1 Radio Komunikasi
Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya tentang
sarana komunikasi dan informasi yang semakin mendunia, kini banyak sekali
penemuan alat – alat komunikasi berupa perangkat radio dua arah yang semakin
canggih, baik dalam kekutan daya pancarnya, ukuran / bentuknya yang semakin
kecil dan menarik maupun asesoris/perlengkapan lainnya yang semakin dalam
kapasitas sebagai stasiun tetap, stasiun bergerak, stasiun jingjing. Yang dimaksud
stasiun tetap adalah perangkat radio komunikasi dua arah yang didirikan dirumah
atau perkantoran dengan antenna yang agak tinggi dengan menggunakan tiang
pancang. Antena yang lazim digunakan saat ini adalah jenis telex lokal, f-23,
Assler. Agar pancarannya menjadi lebih bagus dan dapat diputar sesuai arah atau
lokasi lawan bicara biasanya ditambah dengan antena pengarah. Sedangkan
perangkat yang digunakan umumnya adalah jenis „ Rig „ bukan HT. Karena
kemampuan Handy Talky agak terbatas kecuali ditambahkan penguat daya
(Booster).
Untuk stasiun bergerak (Mobile Trasceiver) perangkat yang biasa mudah
dibawa, baik yangn dapat digantung di bagian dada. Maupun yang digantung di
pinggang. Yang inilah disebut seperti ring (ada icom, kenwood, alinco, jaezu,
motorola, dan sekarang ini sudah banyak beredar HT made in cina dan korea
dengan merek : starcom, suicom, dan werway, dengan daya pancarnya lebih kuat
serta memiliki beberapa fasilitas tambahan lainnya). Antena yang lazim
digunakan adalah jenis Super – Stik atau super – sky , yakni antena yang dapat
ditarik/diperpanjang jika sedang dipergunakan untuk berkomunikasi dan dapat
dipendekkan jika sedang dinonaktifkan, namun dengan kemajuan teknologi
sekarang ini para ”Breakeran” (para pengguna radio dua arah) lebih suka
menggunakan antena elical (ekor babi) saja berhubungan sudah merebaknya
didirikan stasiun radio pemancar ulang (RPU) atau Repeater, hampir di setiap
wilayah kabupaten , kecamatan bahkan sampai di pelosok pedesaan, seperti
misalnya : karangasem pada frekuensi 14.3300 MHz (RX) – 14.0300 MHz (TX),
Klungkung pada frekuensi 14.3520 MHz (RX) – 14.0120 MHz (TX), Denpasar
pada frekuensi 14.3480 MHz (RX) – 14.0480 (TX).
Dalam berkomunikasi radio dua arah sebenarnya oleh pemerintah RI di
ijinkan dua organisasi radio amatir untuk menggunakan frekuensi yang ditangani
soal izin amatir radionya oleh Departemen Perhubungan melalui Keputusan
Menteri Perhubungan RI Nomor : KM, 77 Tahun 2003, yaitu: ORARI (Organisasi
Radio Amatir Republik Indonesia), dan RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia),
untuk ORARI ijinnya disebut dengan IPPRA (Ijin Penguasaan Perangkat Radio
Amatir) dan untuk RAPI disebut dengan IPPKRAP (Ijin Penguasaan Perangkat
Komunikasi Radio Antar Penduduk).Sekitar tahun 80an hanya ORARI yang
menggunakan frekuensi VHF (Very High Frequency) yang disebut dengan istilah
”Dua – Meteran”, sedangkan RAPI saat itu masih menggunakan frekuensi HF
(High Frekuency) yang istilahnya : ”Sebelas Meteran” dan setelah terbitnya KM.
48/PT.307/MPPT-85, ada perubahan hak pakai baru frekuensi dari HF
(26.965MHz s.d 37. 405MHz) menjadi UHF (Ultra High Frequency)
yakni 476,425MHz s.d 477.400MHz, namun pada era 2000an malah RAPI Sudah
di ijinkan menggunakan frekuensi VHF pada 14.0000MHz ke bawah dan ORARI
dari 14.000 Mhz ke atas.
Penggunaan perangkat Radio dua arah , Handy – Talky (HT) dulunya
hanya dipakai oleh pihak kepolisian RI atau petugas keamanan/satpam , tetapi kini
sudah dipakai oleh semua anggota ORARI dan RAPI hampir diseluruh wilayah
indonesia, karena disamping biayanya lebih murah , juga tidak usah membeli
pulsa seperti hand phone (HP) namun para penggemar ” breakeran” tetap
diwajibkan membayar ijin penggunaan frekuensi yang dikeluarkan oleh Dinas
Perhubungan provinsi di wilayah masing – masing. Ijin amatir radio (IAR) atau
call sign (nama panggilan) biasanya berlaku selama tiga tahun dan dapat
diperpanjang lagi, yang besar biayanya selama tiga tahun sekitar tiga ratus ribu
rupiah, untuk RAPI memakai nama panggilan : JZ....... dan ORARI memakai:
YD.../YC./YB......
Untuk warga ”Brekeran” pada saat – saat tertentu seperti ada peristiwa bencana
alam, acara keagamaan di desa pakraman di bali, pilpres, pilgub, pilbup hingga
pilkel biasanya diikut sertakan untuk membantu dalam memperlancar /
mempercepat penyampaian informasi dan iktu menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat melalui udara. Dalam menyampaikan informasi setiap anggota RAPI
diharapkan sudah menguasai Ten Code (kode -10), seperti tertera berikut ini :
10 – 1 = Sulit didengar/Penerimaan buruk
10 – 2 = Didengar jelas/penerimaan baik
10 – 3 = Berhenti mengudara/memancar
10 – 4 = Benar/dimengerti
10 – 5 = Ada pesan untuk disampaikan
10 – 6 = Sedang sibuk, kecuali ada berita penting
10 – 7 = Mengalami kerusakan/tidak mengudara
10 – 8 = Tidak ada kerusakan/dapat mengudara
10 – 9 = Mohon diulangi
10 –10 = Penyampaian berita selesai
10 - 11 = Berita terlalu cepat
10 - 12 = Mengundurkan diri karena ada tamu
10 – 13 = Laporan keadaan cuaca/jalanan
10 - 14 = Informasi
10 – 15 = Informasi sudah disampaikan
10 – 16 = Mohon dijemput /diambil di....
10 – 17 = Ada urusan penting
10 – 18 = Sesuatu untuk kita
10 – 19 = Bukan untuk anda
10 – 20 = Lokasi/posisi
10 – 21 = Kontak/hubungan melalui telepon
10 – 22 = Melapor langsung ke...
10 – 23 = Menunggu/stand by
10 – 24 = Selesai melaksanakan tugas
10 – 25 = Dapatkah dihubungi / kontak dengan...?
10 – 26 = Pesanan terakhir kurang diperhatikan
10 – 27 = Pindah kejalur/frekuensi/channel...
10 – 28 = Nama panggilan/call sign
10 – 29 = Waktu berhubungan/kontak habis
10 – 30 = Tidak mentaati peraturan
10 – 31 = Antena yang digunakan
10 – 32 = Radio check/laporan signal dan modulasi
10 – 33 = Keadaan darurat/Emergency
10 – 34 = Butuh bantuan, ada kesulitan di stasiun ini
10 – 35 = Informasi Rahasia
10 – 36 = Jam berapa waktu tepat
10 – 37 = Perlu mobil derek/ kran di...
10 – 38 = Perlu ambulan di....
10 – 39 = Pesan sudah disampaikan
10 – 40 = Perlu dokter
10 – 41 = Mohon pindah ke jalur/frekuensi./channel..
10 – 42 = Ada kecelakaan di....
10 – 43 = Kemacetan lalu lintas di..
10 – 44 = Ada pesan untuk anda
10 – 45 = Dalam jangkauan mohon melapor
10 – 46 = Memerlukan montir
10 – 50 = Mohon dikosongkan jalur/frekuensi/channel
10 – 60 = Apakah ada pesan selanjutnya?
10 – 62 = Tidak dimengerti,melalui telepon saja
10 – 63 = Tugas pekerjaan dilanjutkan di......
10 – 64 = Pekerjaan telah selesai/bersih
10 – 65 = Menunggu berita selanjutnya
10 – 67 = Semua unit setuju
10 – 69 = Pesanan telah diterima
10 – 70 = Kebakaran di.....
10 – 71 = Pesawat KRAP/Rig yang dipakai
10 – 73 = Kurangi kecepatan di....
10 – 74 = Tidak/negatif
10 – 75 = Menyebabkan/penyebab pengguna
10 – 76 = Dalam perjalanan menuju ke..
10 – 77 = Belum/tidak kontak
10 – 81 = Pesankan kamar di hotel...
10 – 82 = Pesankan kamar untuk...
10 – 84 = Nomor telepon
10 – 85 = Alamat
10 – 89 = Butuh montir radio
10 – 90 = Gangguan pesawat TV
10 – 91 = Berbicara dekat mike
10 – 92 = Pemancar perlu distel
10 – 93 = Apakah frekuensi sudah tepat?
10 – 94 = Berbicara agak panjang (lng call tune)
10 – 95 = Mengudara dengan signal setiap 5 detik
10 – 97 = Test jarum di pesawat ( check )
10 – 99 = Tugas selesai, semua selamat
10 – 100 = Akan ke kamar mandi
10 – 200 = Perlu Bantuan Polisi di ....
10 – 300 = Perlu Pemadam Kebakaran
10 – 400 = Perlu Bantuan TIBUM
10 – 500 = Perlu Bantuan Provost
10 – 600 = Perlu Bantuan Garnizun
10 -700 = Perlu Bantuan S A R
10 – 800 = Perlu Bantuan P L N
Sedangkan untuk menyampaikan informasi bagi ORARI diharapkan setiap
anggota dapat menguasai Kode Q, seperti beberapa yang penting-penting saja
antara lain
QSY = Pindah Frekwensi ke ......
QTR = Jam berapa ?
QRT = Berhenti mengudara
QRA = Call Sign ( Nama Panggilan )
QRM = Penerimaan Buruk
QTH = Alamat / Rumah
QSL = Diterima jelas,dapat dimengerti
Untuk memulai memasuki frekuensi dipakai kata : BREAK/CONTACK/CHECK
IN, masuk lagi dengan mengucapkan : CHECK BACK, dan pada setiap
penerimaan awaal menjawab dipakai kata : ROGER ( artinya diterima dengan
jelas ).
2.2.2 Kompenen Booster
2.2.2.1 Transistor
Transistor berasal dari perpaduan dua kata, yakni “transfer” yang artinya
pemindahan dan “resistor” yang berarti penghambat.Dengan demikian transistor
dapat diartikan sebagai suatu pemindahan atau peralihan bahan setengah
penghantar menjadi penghantar pada suhu atau keadaan tertentu.
Gambar 2.2. Jenis-jenis Transistor
Transistor ditemukan pertama kali oleh William Shockley lihat gambar
2.2, John Barden, dan W. H Brattain pada tahun 1948.Mulai dipakai secara nyata
dalam praktik mereka pada tahun 1958. Transistor termasuk komponen semi
konduktor yang bersifat menghantar dan menahan arus listrik. Dalam gambar 2.1,
Ada 2 jenis transistor yaitu transistor tipe P – N – P dan transistor jenis N – P – N.
Transistor NPN adalah transistor positif dimana transistor dapat bekerja
mengalirkan arus listrik apabila basis dialiri tegangan arus positif. Sedangkan
transistor PNP adalah transistor negatif,dapat bekerja mengalirkan arus apabila
basis dialiri tegangan negatif.Fungsi transistor sangatlah besar dan mempunyai
peranan penting untuk memperoleh kinerja yang baik bagi sebuah rangkaian
elektronika. Dalam dunia elektronika, fungsi transistor ini adalah sebagai berikut:
a. Sebagai sebuah penguat (amplifier).
b. Sirkuit pemutus dan penyambung (switching).
c. Stabilisasi tegangan (stabilisator).
d. Sebagai perata arus.
e. Menahan sebagian arus.
f. Menguatkan arus.
g. Membangkitkan frekuensi rendah maupun tinggi.
h. Modulasi sinyal dan berbagai fungsi lainnya.
Dalam
rangkaian
analog,
transistor
digunakan
dalam
amplifier
(penguat).Rangkaian analog ini meliputi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan
penguat sinyal radio.Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan
sebagai saklar berkecepatan tinggi.Beberapa diantara transistor dapat juga
dirangkai sedemikian rupa sehingga fungsi transistor menjadi sebagai logic gate,
memori, dan komponen-komponen lainnya.
Jenis-Jenis Transistor dan cara kerja transistor pada umumnya dibagi
menjadi dua jenis yaitu; Transistor Bipolar (dwi kutub) dan Transistor Efek
Medan (FET – Field Effect Transistor).Transistor Bipolar adalah jenis transistor
yang
paling
banyak
di gunakan pada rangkaian elektronika. Jenis-Jenis
Transistor ini terbagi atas 3 bagian lapisan material semikonduktor yang terdiri
dari dua formasi lapisan yaitu lapisan P-N-P (Positif-Negatif-Positif) dan lapisan
N-P-N (Negatif-Positif-Negatif). Sehingga menurut dua formasi lapisan tersebut
transistor bipolar dibedakan kedalam dua jenis yaitu transistor PNP dan transistor
NPN.
Masing-masing
dari ketiga
kaki jenis-jenis
transistor ini
di
beri
nama B(Basis), K (Kolektor), dan E (Emitor). Fungsi transistor bipolar ini adalah
sebagai pengatur arus listrik (regulator arus listrik), dengan kata lain transistor
dapat
membatasi arus
yang
mengalir
dari
Kolektor ke Emiter
atau
sebaliknya (tergantung jenis transistor, PNP atau NPN).
Transistor mempunyai 3 jenis yaitu :
1. Uni Junktion Transistor (UJT)
2. Field Effect Transistor (FET)
3. MOSFET
1. Uni Junktion Transistor (UJT)
Gambar 2.3.simbol dan gambar transistor type UJT
Uni Junktion Transistor (UJT) adalah transistor yang mempunyai satu
kaki emitor dan dua basis. Kegunaan transistor ini adalah terutama untuk switch
elektronis. Ada Dua jenis UJT ialah UJT Kanal N dan UJT Kanal P. Yang di
tunjukkan Pada gambar 2.3.
2. Field Effect Transistor (FET)
Gambar 2.4.simbol dan gambar transistor tipe FET
Gambar 2.4 adalah simbol dan gambar transistor tipe FET.Beberapa
Kelebihan FET dibandingkan dengan transistor biasa ialah antara lain
penguatannya yang besar, serta desah yang rendah. Karena harga FET yang lebih
tinggi dari transistor, maka hanya digunakan pada bagian-bagian yang memang
memerlukan.
Bentuk fisik FET ada berbagai macam yang mirip dengan transistor. Jenis FET
ada dua yaitu Kanal N dan Kanal P. Kecuali itu terdapat pula macam FET ialah
Junktion FET (JFET) dan Metal Oxide Semiconductor FET(MOSFET).
3. MOSFET
Gambar 2.5.simbol dan gambar transistor tipe MOSFET
Gambar 2.5 adalah simbol dan gambar transistor tipe mosfet.
MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET) adalah suatu jenis FET yang
mempunyai satu Drain, satu Source dan satu atau dua Gate. MOSFET mempunyai
input impedance yang sangat tinggi. Mengingat harga yang cukup tinggi, maka
MOSFET
hanya
digunakan
pada
bagian
bagian
yang
benar-benar
memerlukannya.Penggunaannya misalnya sebagai RF amplifier pada receiver
untuk memperoleh amplifikasi yang tinggi dengan desah yang rendah. Dalam
pengemasan dan perakitan dengan menggunakan MOSFET perlu diperhatiakan
bahwa komponen ini tidak tahan terhadap elektrostatik, mengemasnya
menggunakan kertas timah, pematriannya menggunakan jenis solder yang khusus
untuk pematrian MOSFET. Seperti halnya pada FET, terdapat dua macam
MOSFET ialah Kanal P dan Kanal N.
Gambaran di atas menjelaskan konduksi disebabkan oleh pembawa muatan, yaitu
elektron atau lubang, namun dasarnya transistor bipolar adalah aksi kegiatan dari
pembawa muatan tersebut untuk menyebrangi daerah depletion zone.Depletion
zone ini terbentuk karena transistor tersebut diberikan tegangan bias terbalik, oleh
tegangan yang diberikan di antara basis dan emiter.Walau transistor terlihat
seperti dibentuk oleh dua diode yang disambungkan, sebuah transistor sendiri
tidak bisa dibuat dengan menyambungkan dua diode. Untuk membuat transistor,
bagian-bagiannya harus dibuat dari sepotong kristal silikon, dengan sebuah daerah
basis yang sangat tipis.
2.2.2.2. Kapasitor
Kapasitor atau kondensator adalah komponen listrik yang memiliki
kemampuan untuk menyimpan muatan listrik.Dari pengertian ini, dapat kita
lihat fungsi kapasitor yakni untuk menyimpan muatan listrik.Pada prinsipnya,
kapasitor terdiri atas dua permukaan konduktor yang dipisahkan oleh suatu bahan
isolator sehingga kedua permukaan konduktor tersebut memiliki kemampuan
untuk menyimpan muatan listrik. Lambang kapasitor ditunjukkan pada gambar
2.5 di bawah ini
Gambar 2.6. Lambang Kapasitor
Sekarang ini, ada tiga jenis kapasitor yang banyak digunakan dalam rangkaian
listrik,yang ditunjukkan pada gambar 2.6 yaitu:



Kapasitor kertas. Kertas pada kapasitor ini berfungsi sebagai penyekat di antara
kedua pelat logam.
Kapasitor variabel. Kapasitor ini digunakan dalam rangkaian penala pada pesawat
radio.
Kapasitor elektrolit (elco). Kapasitor jenis ini memiliki kapasitansi paling tinggi,
yaitu sampai dengan 100.000 pF.
Kapasitas suatu kapasitor didefinisikan sebagai perbandingan tetap antara
muatan (q) yang tersimpan dalam kapasitor dan beda potensial antara kedua pelat
konduktornya (V). Secara matematis, persamaan kapasitas kapasitor dirumuskan:
C = q / v……………….........(2.1)
Dimana; C = kapasitas kapasitor (Farad), q = muatan yang tersimpan dalam
kapasitor (Coulomb), dan V = beda potensial antara kedua pelat konduktor (Volt).
Salah satu jenis kapasitor adalah kapasitor keping sejajar. Kapasitor ini terdiri dari
dua buah keping metal sejajar yang dipisahkan oleh isolator yang disebut
dielektrik. Jika kapasitor ini dihubungkan ke baterai, kapasitor terisi hingga beda
potensial antara kedua terminalnya sama dengan tegangan baterai. Jika baterai
dicabut, muatan-muatan listrik akan habis dalam waktu yang sangat lama, kecuali
jika sebuah konduktor dihubungkan pada kedua terminal kapasitor.
Fungsi kapasitor dalam suatu rangkaian listrik, yaitu:

Untuk menyimpan muatan dan energi listrik.

Untuk memilih frekuensi pemancar pada pesawat radio.

Sebagai perata tegangan dalam catu daya (power supply).

Untuk menghilangkan percikan apai pada sistem pengapian mobil.
2.2.2.3. Dioda
Dioda adalah komponen aktif semikonduktor yang terdiri dari persambungan
(junction) P-N.Sifat dioda yaitu dapat menghantarkan arus pada tegangan maju
dan menghambat arus pada tegangan balik, sebagaimana di tunjukkan pada
gambar 2.7. Dioda berasal dari pendekatan kata dua elektroda yaitu anoda dan
katoda. Dioda semikonduktor hanya melewatkan arus searah saja (forward),
sehingga banyak digunakan sebagai komponen penyearah arus. Secara sederhana
sebuah dioda bisa kita asumsikan sebuah katup, dimana katup tersebut akan
terbuka manakala air yang mengalir dari belakang katup menuju kedepan,
sedangkan katup akan menutup oleh dorongan aliran air dari depan katup.
Gambar 2.7. Simbol dioda
Dioda disimbolkan dengan gambar anak panah yang pada ujungnya
terdapat garis yang melintang. Simbol tersebut sebenarnya adalah sebagai
perwakilan dari cara kerja dioda itu sendiri. Pada pangkal anak panah disebut juga
sebagai anoda (kaki positif = P) dan pada ujung anak panah disebut sebagai
katoda (kaki negative = N).
Fungsi Dioda
1. Sebagai penyearah, untuk dioda bridge
2. Sebagai penstabil tegangan (voltage regulator), untuk dioda zener
3. Pengaman / sekering
4. Sebagai rangkaian clipper, yaitu untuk memangkas / membuang level sinyal
yang ada di atas atau di bawah level tegangan tertentu.
5. Sebagai rangkaian clamper, yaitu untuk menambahkan komponen DC kepada
suatu sinyal AC
6. Sebagai pengganda tegangan.
7. Sebagai indikator, untuk LED (light emiting diode)
8. Sebagai sensor panas, contoh aplikasi pada rangkaian power amplifier
9. Sebagai sensor cahaya, untuk dioda photo
10. Sebagai rangkaian VCO (voltage controlled oscilator), untuk dioda varactor
Jenis Dioda
1. Dioda standar
Gambar 2.8. Dioda standar
Pada gambar 2.8 Dioda standar.Dioda jenis ini ada dua macam yaitu
silikon dan germanium.Dioda silikon mempunyai tegangan maju 0.6 V sedangkan
dioda germanium 0.3 V. Dioda jenis ini mempunyai beberapa batasan tertentu
tergantung spesifikasi. Batasan batasan itu seperti batasan tegangan reverse,
frekuensi, arus, dan suhu. Tegangan maju dari dioda akan turun 0.025 V setiap
kenaikan 1 derajat dari suhu normal.
Sesuai karakteristiknya dioda ini bisa dipakai untuk fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Penyearah sinyal AC
2. Pemotong level
3. Sensor suhu
4. Penurun tegangan
5. Pengaman polaritas terbalik pada DC input
Contoh dioda jenis ini adalah 1N400x (1A), 1N5392 (1.5A), dan 1N4148
(500mA).
2. LED (light emiting diode)
Gambar 2.9. Dioda LED
Pada gambar 2.9 Dioda jenis ini mempunyai lapisan fosfor yang bisa
memancarkan cahaya saat diberi polaritas pada kedua kutubnya.LED mempunyai
batasan arus maksimal yang mengalir melaluinya. Diatas nilai tersebut dipastikan
umur led tidak lama. Jenis led ditentukan oleh cahaya yang dipancarkan. Seperti
led merah, hijau, biru, kuning, oranye, infra merah dan laser diode. Selain sebagai
indikator beberapa LED mempunyai fungsi khusus seperti LED inframerah yang
dipakai untuk transmisi pada sistem remote control dan opto sensor juga laser
diode yang dipakai untuk optical pick-up pada sistem CD. Dioda jenis ini dibias
maju (forward).
3. Dioda Zener
Gambar 2.10. Dioda Zener
Fungsi dari dioda zener adalah sebagai penstabil tegangan. Selain itu dioda
zener juga dapat dipakai sebagai pembatas tegangan pada level tertentu untuk
keamanan rangkaian. Karena kemampuan arusnya yang kecil maka pada
penggunaan dioda zener sebagai penstabil tegangan untuk arus besar diperlukan
sebuah buffer arus.Dioda zener dibias mundur (reverse).yang terlihat pada gambar
2.10
4. Dioda Photo
Gambar 2.11 Dioda Photo
Dioda photo merupakan jenis komponen peka cahaya.Pada gambar 2.11
Dioda ini akan menghantar jika ada cahaya yang mauk dengan intensitas tertentu.
aplikasi dioda photo banyak pada sistem sensor cahaya (optical). Contoh : pada
optocoupler dan optical pick-up pada sistem CD. Dioda photo dibias maju
(forward).
5. Dioda Varactor
Gambar 2.12. Dioda Varactor
Dalam gambar 2.12 dioda varactor.Kelebihan dari dioda ini adalah mampu
menghasilkan nilai kapasitansi tertentu sesuai dengan besar tegangan yang
diberikan kepadanya.Dengan dioda ini maka sistem penalaan digital pada sistem
transmisi frekuensi tinggi mengalami kemajuan pesat, seperti pada radio dan
televisi.Contoh sistem penalaan dengan dioda ini adalah dengan sistem PLL
(Phase lock loop), yaitu mengoreksi oscilator dengan membaca penyimpangan
frekuensinya untuk kemudian diolah menjadi tegangan koreksi untuk oscilator.
Dioda varactor dibias reverse
KARAKTERISTIK DIODA
1. Bias Maju Dioda
Gambar 2.13 Dioda dengan bias maju
Pada gambar 2.13 Adalah cara pemberian tegangan luar ke terminal diode.
Jika anoda dihubungkan dengan kutub positif batere, dan katoda dihubungkan
dengan kutub negative batere, maka keadaan diode ini disebut bias maju (forward
bias). Aliran arus dari anoda menuju katoda, dan aksinya sama dengan rangkaian
tertutup. Pada kondisi bias ini akan terjadi aliran arus dengan ketentuan beda
tegangan yang diberikan ke diode dan akan selalu positif.
2. Bias Mundur Dioda
Gambar 2.14 Dioda dengan bias mundur
Pada gambar 2.14 Sebaliknya bila anoda diberi tegangan negative dan
katoda diberi tegangan positif, arus yang mengalir jauh lebih kecil dari pada
kondisi bias maju. Bias ini dinamakan bias mundur (reverse bias) pada arus maju
diperlakukan baterai tegangan yang diberikan dengan tidak terlalu besar maupun
tidak ada peningkatan yang cukup significant.Sebagai karakteristik dioda, pada
saat reverse, nilai tahanan diode tersebut relative sangat besar dan diode ini tidak
dapat menghantarkan arus listrik. Nilai-nilai yang didapat, baik arus maupun
tegangan tidak boleh dilampaui karena akan mengkibatkan rusaknya dioda.
2.2.2.4. Induktor
Sebuah induktor atau reaktor adalah
sebuah komponen
elektronika pasif
(kebanyakan berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan
magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Kemampuan
induktor untuk menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya, dalam
satuan Henry. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang
dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yangkuat
di dalam kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Induktor adalah salah
satu komponen elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus dan
tegangannya
berubah-ubah
dikarenakan
kemampuan
induktor
untuk
memproses arus bolak-balik.
Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan gabungan dari induktansi,
beberapa resistansi karena resistivitas kawat, dan beberapa kapasitansi.Pada suatu
frekuensi,
induktor
dapat
menjadi
sirkuit
resonansi
karena
kapasitas
parasitnya.Selain memboroskan daya pada resistansi kawat, induktor berinti
magnet juga memboroskan daya di dalam inti karena efek histeresis, dan pada
arus tinggi mungkin mengalami nonlinearitas karena penjenuhan.
Sebuah induktor ideal tidak menimbulkan kerugian terhadap arus yang melewati
lilitan.Tetapi, induktor pada umumnya memiliki resistansi lilitan dari kawat yang
digunakan untuk lilitan. Karena resistansi lilitan terlihat berderet dengan induktor,
ini sering disebut resistansi deret. Resistansi deret induktor mengubah arus listrik
menjad bahang, yang menyebabkan pengurangan kualitas induktif. Faktor kualitas
atau "Q" dari sebuah induktor adalah perbandingan reaktansi induktif dan
resistansi deret pada frekuensi tertentu, dan ini merupakan efisiensi induktor.
Semakin tinggi faktor Q dari induktor, induktor tersebut semakin mendekati
induktor ideal tanpa kerugian.
Faktor
Q dari sebuah induktor
dapat
dimana R merupakan resistansi internal dan
diketahui dari rumus
berikut,
adalah resistansi kapasitif atau
induktif pada resonansi:
Dengan menggunakan inti feromagnetik, induktansi dapat ditingkatkan untuk
jumlah tembaga yang sama, sehingga meningkatkan faktor Q. Inti juga
memberikan kerugian pada frekuensi tinggi. Bahan inti khusus dipilih untuk hasil
terbaik untuk jalur frekuensi tersebut.Pada VHF atau frekuensi yang lebih tinggi,
inti udara sebaiknya digunakan.Lilitan induktor pada inti feromagnetik mungkin
jenuh pada arus tinggi, menyebabkan pengurangan induktansi dan faktor Q yang
sangat signifikan.Hal ini dapat dihindari dengan menggunakan induktor inti
udara.Sebuah induktor inti udara yang didesain dengan baik dapat memiliki faktor
Q hingga beberapa ratus.
Sebuah kondensator nyaris ideal (faktor Q mendekati tak terhingga) dapat
dibuat dengan membuat lilitan dari kawat superkonduktor pada helium atau
nitrogen
cair.Ini
membuat
resistansi
kawat
menjadi
nol.
Karena
induktorsuperkonduktor hampir tanpa kerugian, ini dapat menyimpan sejumlah
besar energi listrik dalam lilitannya. Rumus induktansi dapat dilihat pada tabel 2.1
dibawah ini :
Tabel 2.2 Rumus induktansi
Konstruksi
Besaran (SI, kecuali
Rumus
disebutkan khusus)

L = induktansi

μ0 = permeabilitas
vakum
Lilitan silinder
Kawat lurus

K = koefisien Nagaoka

N = jumlah lilitan

r = jari-jari lilitan

l = panjang lilitan

L = induktansi

l = panjang kawat

d = diameter kawat

L = induktansi (µH)
Lilitan silinder

r = jari-jari lilitan (in)
pendek berinti udara

l = panjang lilitan (in)

N = jumlah lilitan

L = induktansi (µH)

r = rerata jari-jari
lilitan (in)
Lilitan berlapis-lapis

l = panjang lilitan (in)

N = jumlah lilitan

d = tebal lilitan (in)

L = induktansi
Lilitan spiral datar

r = rerata jari-jari spiral
berinti udara

N = jumlah lilitan

d = tebal lilitan

L = induktansi

μ0 = permeabilitas
berinti udara
vakum

μr = permeabilitas
relatif bahan inti
Inti toroid

N = jumlah lilitan

r = jari-jari gulungan

D = diameter
keseluruhan
Sebuah induktor menolak perubahan arus. Sebuah induktor ideal tidak
menunjukkan resistansi kepada arus rata, tetapi hanya induktor superkonduktor
yang benar-benar memiliki resistansi nol. Pada umumnya, hubungan antara
perubahan tegangan, induktansi, dan perubahan arus pada induktor ditentukan
oleh rumus diferensial:
Jika ada arus bolak-balik sinusoida melalui sebuah induktor, tegangan
sinusoida diinduksikan.Amplitudo tegangan sebanding dengan amplitudo arus dan
frekuensi arus.
Pada situasi ini, fase dari gelombang arus tertinggal 90 dari fase
gelombang tegangan..Jika sebuah induktor disambungkan ke sumber arus searah,
dengan harga "I" melalui sebuah resistansi "R" dan sumber arus berimpedansi nol,
persamaan diferensial diatas menunjukkan bahwa arus yang melalui induktor akan
dibuang secara eksponensial:
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan dan penelitian tugas akhir ini
adalah sebagai berikut:
`1. Studi Literatur
Mempelajari dan mengambil data – data dari pengetahuan pusataka, pengetahuan
kuliah, serta mengkaji referensi buku ,majalah, jurnal, artikel dari internet yang
kemudian dianalisis dan ditulis secara sistematis menjadi sebuah bahan penelitian.
2. Konsultasi dan Diskusi
Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan saran dan
masukan yang diperlukan untuk tugas akhir ini.
3. Pengumpulan bahan
Bahan – bahan yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini diantaranya
adalah handy talky,antena,konektor,kabel,transistor dan lain sebagainya.
4. Perancangan Sistem
Merancang dan merakit alat sehingga bias digunakan dengan baik.
5. Implementasi dan Pengujian
Menerapkan teori yang telah diperoleh dari studi – studi lainya yaitu melalui
proses perancangan alat, perakitan dan pembuatan PCB serta pengujian output
dari alat tersebut. Pengujian dilakukan dengan cara penmgukuran jarak jangkauan
dari suatu titik yang ditetapkan sebagai pusat lalu berpindah sesuai dengan jarak
yang di uji.
6. pembahasan
Pembahasan dilakukan dengan membahas hasil penelitian yang didapat dari hasil
pengujian alat tersebut dan dari alat tersebut dianalisis hasilnya.
3.2 Bahan Penelitian
1. IN4148
2. Relay 12V
3. Resistor 2k2
4. 2N2222
5. 2SC2628
6. Kawat tembaga
7. PCB
8. 2SC2630
9.1N4001
10. Mika plastic dan kabel
11. Dioda protect
3.3 Alat Penelitian
1. 2 buah handy talky
2. Catudaya 13,8Volt
3. Konektor HT, SMA-Female, SMA-Male, GM500, BNC, dll
4. Antena
5. SWR
6. Multimeter
7. Kabel dan konektor RG58
8. Dummy load
3.4 Perancangan Alat
Pada bab ini dibahas perancangan sistem yang terdiri dari rangkaian utama
yaitu rangkaian booster itu sendiri dan rangkaian pendukung booster agar bekerja
secara maksimal. Rangkaian pendukung yang dimaksud adalah catu daya,
rangkaian catu daya disini berfungsi untuk menyuplai tegangan input untuk
booster. Antena adlah bagian yang utama dari perangkat radio komunikasi tanpa
antena maka radio komunikasi tidak akan bekerja,maka untuk itu pemasangan
antena adalah bagian utama sebelum menyalakan sebuah radio komunikasi. Efek
terburuk jika radio tidak dipasang antena adalah akan terjadi kerusakan komponen
pada perangkat booster dan handy talky. Gambar 3.1
adalah gambar blok
diagram sistem secara keseluruhan.
Catu
Daya
Booster
Antena
SWR dan
Radio
Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem
Dari diagram di atas dapat dijelaskan secara singkat sebuah Catu daya
sebagai rangkaian yang menyuplai tegangan untuk sistem mengeluarkan output
tegangan Dc sebesar +13,8Volt. Tegangan ini menjadi masukan untuk kedalam
booster ,dari booster diteruskan ke antena untuk dipancarkan.Antena salah satu
perangkat yang sangat penting dalam sebuah pemancar. Karena berfungsi sebagai
alat yang dapat meradiasikan gelombang radio. Apabila sebuah pemancar tidak
diberi antenna maka pemancar akan cepat rusak.SWR untuk mengukur kekuatan
power dari booster, sedangkan radio handy talky untuk mengecek perbedaan
antara pancaran radio dengan booster dan tanpa booster.
Pada percobaan ini saya memakai Power supply Dakai AP-30D dengan
input voltage 110/220VAC – 6A/3A,output voltage 13,8VDC, dan pemakaian
daya maksimal 650VA. Seperti terlihat pada gambar 3.2
Gambar 3.2 Power Suply Dakai AP-30D
Lalu saya juga menggunakan SWR untuk mengukur daya yang
keluar dari booster dan handy talky. SWR yang saya gunakan adalah SWR SX400.SWR ini mempunyai karakteristik Bekerja pada frekuensi 140 –
525MHzPower bisa di tentukan dari 5W,20W sampai 200W,input 13,8VDC, dan
impedansi 50 Ohm. Seperti pada gambar 3.3
Gambar 3.3 SWR SX-40
Standing wave ratio disingkat SWR kadang-kadang disingkat dengan
nama VSWR (Voltage Standing Wave Ratio). Bila impedansi saluran transmisi
tidak sesuai dengan transceiver maka akan timbul daya refleksi (reflected power)
pada saluran yang berinterferensi dengan daya maju (forward power). Interferensi
ini menghasilkan gelombang berdiri (standing wave) yang besarnya tergantung
pada besarnya daya refleksi. VSWR didefinisikan sebagai perbandingan tegangan
maksimum dan tegangan minimum gelombang berdiri pada saluran transmisi :
VSWR =
Konstruksi
SWR dapat dinyatakan sebagai berikut :
Vf adalah tegangan maju ke antena (forward)
Vr adalah tegangan pantul dari antena (reflected)
Rangkaian SWR meter dapat dilihat pada gambar 3.4
Gambar 3.4 Rangkaian SWR
Konstruksi cukup sederhana, tetapi dapat diandalkan dan dapat dibuat
dengan komponen yang banyak terdapat di pasaran. Komponen utamanya adalah
kabel koaxial yang sesuai dengan saluran transmisi (RG 58 A/U, impedansi 50
ohm).Potonglah kabel koaxial sepanjang 3,75 inch (2,54 % 3,75 = 9,5 cm) lalu
ujungnya dikupas sepanjang 1/8 inch. Tepat di tengah-tengah, koaxial dikerat
dengan pisau yang tajam atau cutter. Kupaslah konduktor luar yang berupa
anyaman. Lalu isolator dikerat sehingga koduktor dalam terlihat. Kemudian
solderkan konduktor dalam dengan 100 ohm trimpot melalui sepotong kawat
kecil. Tahanan ini nantinya diatur sehingga sama dengan impedansi saluran.
Jagalah agar konduktor dalam dan luar tidak terhubung singkat (diisolasi dengan
cellotape). Selanjutnya ujung-ujung koaxial bagian luar disolder pada bagian
tengah kedua konektor.Salah satu komponen yang kritis adalah meter. Untuk ini
dipakai 0 – 1 mA linier, tetapi skalanya dikalibrasikan terhadap skala SWR. Letak
variabel resistor trimpot harus di tengah-tengah koaxial. Ini menentukan
kesetimbangan titik nol.Tegangan maju yang berupa titik imbas disearahkan oleh
D1 dan melalui Low Pass Filter C1 yang kemudian dideteksi M1. Sedangkan
tegangan pantul akan melalui D2 dan C2. Berilah tanda FWD dan REF pada
saklar S1, ANT, dan TX pada konektor yang sesuai.
Cara mengkalibrasi SWR
1. Hubungan SWR meter diantara TX dan antena atau dummy load pada
konektor yang sesuai (TX ke pesawat, ANT ke antena).
2. Letakkan saklar S1 pada posisi FWD. Hidupkan pesawat TX. Jarum akan
menunjuk ke suatu angka. Aturlah VR2 sehingga jarum mencapai skala
maksimum.
3. Ubah saklar pada REF. Jarum akan menunjuk ke suatu angka (misal 1,5).
4. Balikkan posisi SWR meter. TX ke antena dan pesawat ke ANT. Ulangi
prosedur 2 dan 3. Jarum harus menunjuk angka yang sama (misal 1,5).
5. Bila prosedur 4 tidak tercapai putar trimpot VR1. Bila hal ini tidak
menolong berarti VR1 sedikit ke kiri atau ke kanan.
6. Ulangi prosedur 1 sampai 5 berulang-ulang sampai penunjukan meter
sama.
Pengukuran SWR
Kadang-kadang SWR meter tidak menunjukkan harga standing wave ratio yang
sebenarnya, terutama bila SWR jauh dari 1 : 1. Ini akibat rugi-rugi pada saluran
transmisi. Hal ini dapat dilihat pada 3.5
Gambar 3.5 Pengukuran SWR
SWR meter diletakkan dekat pemancar. Misalkan tegangan maksimum
yang keluar dari TX adalah 10 volt. Karena rugi-rugi saluran, tegangan yang
sampai di antena adalah 9 volt. Tegangan pantul dari antena 3 volt. Tegangan ini
disalurkan ke TX yang juga mengalami redaman. Sampai di TX tinggal 2,7 volt.
Namun bila SWR diletakkan di dekat antena, SWR yang terbaca adalah :
Ternyata kedua pengukuran berbeda. Hasil yang benar adalah 1 : 2,0. Jadi bila
SWR meter diletakkan dekat TX SWR yang sesungguhnya lebih besar daripada
yang terukur. Kesalahan akan bertambah besar bila saluran transmisinya panjang.
Dalam praktek cara pertama boleh dipakai bila SWR menunjukkan rendah (SWR
1 : 1,1) karena penambahannya sedikit. Tetapi bila penunjukan 1 : 1,0 atau lebih
segeralah pindahkan SWR meter ke dekat antena agar penunjukannya tidak terlalu
banyak meleset. Apalagi bila koaxialnya panjang sekali (20 meter atau lebih) atur
kembali matching antena anda. Selamat bereksperimen.
Untuk memancarkan Handy talky yang masuk ke booster digunakan
antena.Antena adalah bagian yang paling penting dari sistem pemancar.Antena
berfungsi sebagai alat yang dapat meradiasikan gelombang radio.Sebagai bagian
dari system penerima, antenna berfungsi sebagai bagian yang dapat menangkap
radiasi gelombang radio. Antena yang ideal akan meradiasikan gelombang
radioke segala arah, antenna yang ideal disebut sebagai antenna isotropis. Sebagai
gambaran, jika antenna isotropis diletakkan pada titik pusat dari bola maka
antenna isotropis akan mengisi semua ruang yang ada pada bola tersebut dengan
radiasi gelombnag radio. Antena menggunakan polarisasi vertical karena sesuai
percobaan polarisasi vertical ini memberikan kualitas sinyal dan suara yang lebih
baik pada pesawat penerima dibandingkan dengan polarisasi horizontal. Pada
percobaan saya menggunakan jenis antena untuk RIG mobil sebenarnya. Antena
yang saya gunakan adalah jenis Super Gainer SG – M504.karakteristik antena
tersebut adalah Panjang 0.4m,berat 160g.Gain 2,15dBi(430MHz),maksimal power
100W,impedansi 50ohms. Seperti pada gambar 3.6
Gambar 3.6 Antena Super Gainer
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
4.1. Diagram Blok Sistem
Catu
Daya
Booster
Antena
SWR dan
Radio
Gambar 4.1 Diagram Blok Sistem
Dari diagram blokgambar 4.1 dapat dijelaskan secara singkat cara kerja
dari penguat booster. Pertama yang dilakukan dalam pengamatan kali ini adalah
menyiapkan alat yaitu Catu daya, Catu daya kali ini yang dipakai adalah catu daya
dengan kapasitas 40 A. setelah catu daya di hubungkan dengan listrik, maka
disetting output nya sehingga sama dengan input yang di booster.kalo lebih besar
maka booster akan rusak,kalo lebih kecil maka kerja penguat tidak maksimal.
Setelah itu PSA di sambung dengan Booster dan ground nya juga di
hubungkan.setelah itu output booster di hubungkan ke antenna sedangkan input
yang satu nya dihubungkan ke Handy Talky.
SWR dalam hal ini digunakan untuk mengukur keluaran dari Handy Talky
setelah menggunakan booster.Untuk pengukuran daya dari penguat tersebut di
gunakan alat yang disebut dummy load. Alat ini berfungsi sebagai pengganti
antena pada saat kita melakukan tunning pemancar atau "ngetrim", dan biasanya
beban ini berimpedansi 50 ohm. Dummy load ini pemakaiannya biasanya
bersamaan dengan alat ukur Power atau SWR meter, yang gunanya untuk melihat
besarnya daya output pemancar dengan beban. Adapun dummy load yang
digunakan pada percobaan kali ini adalah dummy load Coaxial Termination L52,
dengan DC – 1,5Gz, 50Ohm, VSWR < 1,1, REVEX made in Japan. Lihat gambar
4.2
Gambar 4.2 Dummy Load Revex L52
Perangkat Radio yang saya gunakan dalam pengamatan kali ini adalah Handy
Talky tipe Lupax T550.Lihat gambar 4.3
Gambar 4.3 Handy Talky Lupax T550
Prinsip kerja handy talky menggunakan jenis frekuensi yang digunakan
oleh radio komunikasi VHF(Very High Frequency) dan HF (High Frequency).
VHF biasanya digunakan untuk radio komunikasi jarak dekat dan beroperasi pada
frekuensi 100-300 Mhz. Hal ini disebabkan karena gelombang radio dipancarkan
secara garis lurus (horizontal). Sehingga jika pada jarak antara 2 stasiun terdapat
objek – objek seperti bangunan, pohon – pohon yang tinggi, ataupun pegunungan
yang lebih tinggi dari pancaran gelombang radio, maka sudah pasti transmisi yang
dikirimkan ataupun diterima akan terhambat. Gambarannya kira-kira seperti
gambar 4.4
Gambar 4.4 Cara kerja handy Talky
Dari ilustrasi tersebut kita bisa melihat ada 3 objek yang berpotensi
menghambat transmisi yaitu objek bangunan, dimana gelombang yang
dipancarkan berhenti dan hilang ketika mengenai objek penghalang, kemudian
objek pohon, diamana gelombang masih dapat dipancarkan sampai stasiun tujuan
tetapi dengan sangat lemah, sehingga bisa saja transmisi yang disampaikan tidak
dapat diterima dengan jelas. Terakhir adalah objek pegunungan, dimana
gelombang yang dipancarkan dipantulkan kembali, sehingga transmisi yang
dikirim sama sekali tidak dapat mencapai stasiun tujuan. Perhatikan bahwa
gelombang pertama yang dikirimkan melewati lapisan ionosphere dan memantul
kembali ke bumi menuju ke stasiun tujuan.Dan gelombang kedua yang terhambat
oleh objek, memantul secara terus menerus sampai ke stasiun tujuan.Dari kedua
jenis frekwensi diatas, kita dapat melihat perbedaan yang signifikan.Dan
penggunaan frekuensi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dari perorangan
ataupun institusi.Tetapi bagi kebanyakan institusi, mereka biasanya selalu
menggunakan radio komunikasi yang bekerja pada kedua frekuensi tersebut.HT
menggunakan gelombang High Freqwency (HF) yang panjang gelombangnya
relatif pendek namun dengan suara yang jernih. Frekuensi yang digunakan adalah
140Mhz – 160Mhz, tergantung dari jenis pesawat yang digunakan. HT
memerlukan antena untuk memancarkan atau menerima gelombang radio
(TX/RX), antena yang baik akan memaksimalkan daya pancar (transmit) dari
pesawathandy talky tersebut yang otomatis akan pada penerianya (recieve) akan
maksimal pula. Ada dua jenis antena yang digunakan pada HT ini, yaitu
antena directional dan antena omnidirectional. Masing-masing antena mempunyai
kelebihan dan kekurangan, antena directional mempunyai jangkauan area yang
luas baik pada saat transmit maupun recieve, tapi hanya pada daerah tertentu
sesuai dengan arah antena tersebut sedangkan antena omnidirectional dapat
melakukan transmitmaupun recieve dari semua arah namun dengan jangkauan
area yang sangat kecil bila dibandingkan dengan antena directional. Oleh karen
itulah kebanyakan pengguna pesawat HT menggunakan antena directional, karena
jangkauannya yang luas mampu mencapai daerah yang jauh, namun yang menjadi
masalah adalah antena yang digunakan harus selalu diarahkan sesuai dengan
posisi lawan bicara dari HT tersebut, hal ini tentu sangat menyulitkan.
Untuk
mengatasi
masalah
ini,
maka
diperlukanlah
sebuah
antena positioner untuk mengarahkan antena dari HT tersebut, alat ini pada
umumnya terdiri dari dua bagian, yaitu rotator yang berfungsi untuk
menggerakkan antena dan kontroler yang berfungsi untuk mengontrol rotator
supaya arah dari antena sesuai dengan yang diinginkan.Antene positioner yang
ada di pasaran sekarang, untuk mengerahkannya masih dengan cara manual,
operator HT itu sendiri yang harus mengarahkan antenanya. Hal ini tentu sangat
merepotkan.Permasalahan ini dapat di atasi bila antene positioner dibuat otomatis.
Antena akan mencari arah dari posisi lawan bicara HT secara otomatiss. Kontroler
dari antene positioner ini akan mengarahkan antena secara otomatis dengan tujuan
mencari sinyal yang diinginkan.
Tabel 4.1 Spesifikasi Lupax T550
Frekuensi
VHF 136 – 174MHz
Memori
199
CTCSS/DCS
50 group CTCSS 83*2 Group DCS
Spasi frekuensi
5, 10, 12.5, 20, 25, 30, 50 KHz
Modulasi
FM
Work Mode
Simplex
Impedansi Antena
50 ohm
Voltase
DC 7.4V 2100 mAH Li-ion
Daya pancar
5W
Radiasi permanen
60dB
Stabilitasi modulasi
2-20mV
Stabilitasi freq
5ppm
Sensitifitas
0.2 UV
kekuatan suara
>0.5w
Reaksi suara
300-3000Hz
Lebar gelombang
<16 KHz
Dari spesifikasi di dalam Tabel 4.1 di jelaskan frekuensi radio yang di bisa
dipakai yaitu antara 136 – 174MHz atau masuk dalam golongan VHF. Terdapat
199 memori, maksud nya dalam radio ini bisa di input 199 chanel dengan
frekuensi dan nama yang berbeda – beda. Spasi frekuensi digunakan untuk
memindah kan frekuensi mulai dari 5MHZ sampai 50MHz, yang dimaksud disini
menambahkan atau menggeser frekuensi secara manual. Radio ini bekerja pada
DC 7,4V dengan kapasitas baterai 2100mAH dan sudah litium. Daya pancar nya
sama dengan merk Radio lainya yaitu sekitar 5W. Saya memilih merk HT ini
Karena baterai nya awet sehingga untuk memancar sangat bagus jika ditambahkan
booster dan harga relative terjangkau. Setelah semua alat terhubung maka pada
percobaan ini saya akan mencoba membedakan jarak pancar Handy Talky, yang
tanpa booster mungkin hanya bisa memancar dengan jarak sekitar 1,5Km kalo
dengan penambahan penguat maka akan didapat penambahan jarak yang cukup
jauh.
4.2. Pengamatan dengan SWR dan Pengukuran Jarak Pancar
Tabel 4.2 Pengamatan nilai SWR pada 144MHz
Frekuensi (MHz)
Panjang Antena
SWR
P Foreward (watt)
(cm)
144
75
1,7
12
144
76
1,5
12
144
77
1,3
15
144
78
1,2
17
144
79
1,1
19
144
80
1,3
18
144
81
1,6
16
144
82
1,8
16
144
83
1,8
15
144
84
2
11
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa semakin kecil nilai SWR akandidapatkan
daya pancar yang lebih besar. Pada frekuensi 144MHz didapatkan hasil yang
paling baik yaitu pada panjang antena 79cm.
4.3. Pengamatan jarak dan jangkauan
Data yang dianalisa adalah jarak antara pemancar dengan penerima
(berupa radio VHF), dimana pada saat pemancar melakukan pengiriman sinyal
berupa suara apakah suara itu dapat diterima oleh radio penerima dengan
jelas.Dimana pada saat percobaan ini ketinggian antenna berada pada 5m diatas
permukaan tanah atau bisa diganti dengan damilod, dengan daya pemancar
20watt. Radio penerima dapat menerima sinyal yang dikirimkan oleh pemancar
pada jarak antara penerima dengan pemancar kurang lebih sekitar 3km. Melebihi
itu hasil yang diterima oleh pesawat kurang bagus.Pemakaian Booster sangat
membantu karena kalau hanya memakai perangkat radio saja jarak pancar nya
hanya sekitar 1,5km, kalo di tambah booster jangkauannya bisa 3Km.
Tabel 4.3 Hasil pengukuran jarak antara pemancar dengan penerima
Frekuensi (MHz)
Daya keluaran
Jarak Pemancar
Hasil
(Watt)
kepenerima (M)
Penerimaan
144
20
100
Bagus
144
20
500
Bagus
144
20
1000
Bagus
144
20
1500
Bagus
144
20
2000
Bagus
144
20
2500
Bagus
144
20
3000
Kurang bagus
144
20
3200
Kurang bagus
144
20
3500
Sunyal hilang
144
20
4000
Sinyal hilang
Tabel 4.3 merupakan hasil pengukuran jarak maksimal booster VHF
20watt, dengan ketinggian antena 5m diatas permukaan tanah.Pada percobaan ini
tinggi rendahnya antena sangat berpengaruh sekali pada jarak antara penerima ke
pemancar.Jadi apabila antena semakin tinggi jaraknya maka jarak pancarnya juga
semakin jauh asal tidak ada penghalang gedung-gedung yang lebih tinggi.
Pada hasil penerimaan yang dimaksud bagus yaitu jika sinyal bagus dan
suaranya bagus,dan yang dimaksud kurang bagus yaitu ketika suaranya tidak
jelas. Percobaan yang saya lakukan adalah dengan titik pusat yaitu di MAMAMIA
yang terletak di sebelah utara tugu,di daerah Jetis Yogyakarta. Pada jarak 100M
yaitu kira-kira dari titik pusat ke selatan tugu tepatnya didepan pos polisi dari situ
suara terdengar bagus,setelah itu 500M yaitu didepan malioboro dari situ masih
bagus sampai yang terakhir jarak 4Km yaitu dekat bantul itu suara sudah tidak ada
dan sinyal hilang.
4.4. Analisa Perbedaan Power pada Handy Talky
1. Power handy talky sebelum di tambah booster
Gambar 4.5 Power handy talky sebelum di tambah booster
Pada gambar 4.5 adalah gambar pecobaan ketika pesawat handy talky
dalam keadaan normal tidak di tambah booster, dari gambar terlihat besar power
setelah di ukur dengan SWR dengan skala maksimum 5W adalah 5W.
2. Power handy talky setelah di tambah booster
Gambar 4.6 Power handy talky setelah di tambah booster
Pada gambar 4.6 adalah percobaan ketika handy talky di tambah booster
dari gambar terlihat power terukur dengan SWR skala maksimum 20W adalah
20W. Pertambahan power ini berpengaruh pada jarak jangkauan dari handy talky.
Karakteristik handy talky tergantung besar kecilnya power,jika power besar maka
jangkauannya akan semakin jauh dan begitu sebaliknya.
4.5.
Skematik Booster
Gambar 4.7 Skematik booster
Pada gambar 4.7 adalah rangkaian skematik dari booster, alat ini
menggunakan tegangan maksimum 13,8Volt sebagai input.tegangan ini di
ambil dari PSA. Pertama yang di lakukan untuk menyalakan alat ini adalah
dengan menghubung kan PSA ke listrik dengan tegangan 220Volt, lalu
menghubungkan kabel plus dan minus dari PSA ke konektor booster.
Sebelummya PSA di setting pada 13,8Volt. Pada RF input booster di
hubungkan dengan pesawat handy talky dan pada RF out booster di
hubungkan dengan antenna super gainer yang sebelumnya di pasang
konektor. Setelah semua terpasang baik lalu PSA dan booster
dinyalakan,setelah itu handy talky dinyalakan dan di set frekuensinya.
Kalo semua sudah ON baru handy talky bias memancar.Kalo untuk
mengukur Power handy talky setelah di tambah booster adalah melepas
antena yang dibungkan ke booster lalu menggantinya dengan SWR, dan
ketika PTT handy talky di tekan maka SWR akan bergerak menunjukkan
kekuatan power.
Download