ORAL RENAL RENIN INHIBITION Prof.DR.Dr. Djanggan Sargowo, SpPD, SpJP(K), FIHA, FACC, FAPSC FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2008 Ringkasan Penggunaan obat untuk menghambat system renin-angiotensin merupakan cara efektif untuk mengintervensi patogenesis penyakit kardiovaskuler dan ginjal. Ide untuk mengeblok system renin sudah berlangsung 30 tahun. Penghambatan renin akan mensupresi pembentukan angiotensin II. Generasi pertama oral aktif renin inhibitor tidak pernah digunakan secara klinis karena bioavaibilitas yang rendah dan aktifitas penurun tekanan darah yang rendah. Sekarang, aliskiren merupakan oral renin inhibitor non-peptide dalam perkembangan menuju trial klinik fase III. Ini mungkin menjadi renin inhibitor pertama yang diindikasikan untuk pengobatan hipertensi, penyakit kardiovaskuler dan ginjal. Bahan-bahan baru dengan bioavaibilitas, spesifisitas dan efikasi oral sekarang dalam perkembangan pre-klinik. Tulisan ini merangkum pengkembangan renin inhibitor oral dan farmakokinetik, farmakodinamik, dan berfokus pada aliskiren. Summary Use of drugs that inhibit the renin-angiotensin system is an effective way to intervene in the pathogenesis of cardiovascular and renal disorders. The idea of blocking the renin system at its origin by inhibition of renin has existed for more than 30 years. Renin inhibition suppresses the generation of the active peptide angiotensin II. The first generation of orally active renin inhibitors were never used clinically because of low bioavailability and weak blood-pressure-lowering activity. At present, aliskiren is the first non-peptide orally active renin inhibitor to progress to phase-III clinical trials. It might become the first renin inhibitor with indications for the treatment of hypertension and cardiovascular and renal disorders. Novel compounds with improved oral bioavailability, specificity, and efficacy are now in preclinical development. This Review summarises the development of oral renin inhibitors and their pharmacokinetic and pharmacodynamic properties, with a focus on aliskiren. 1 I. Pendahuluan Penghambatan sistem renin angiotensin merupakan cara efektif untuk mengintervensi mengkontrol patogenesis langkah penyakit pertama dalam kardiovaskuler limitasi dan system ginjal. dan Renin memecah angiotensinogen menjadi dekapeptide angiotensin I inaktif. Oktapeptide angiotesin II aktif dibentuk dari angiotensin I oleh enzim converting angiotensin. Angiotensin II bekerja melalui reseptor angiotensin II tipe 1 (AT1) untuk meningkatkan tonus arteri, sekresi aldosteron adrenal, reabsorpsi sodium, neurotransmitter simpatis dan pertumbuhan sel. Sistem renin dapat dihambat melalui beberapa titik (Gambar 1). Buhler dan kolega yang pertama kali menunjukkan hahwa β bloker menurunkan pelepasan renin dari apparatus juxtaglomerular dan menurunkan tekamm darah. ACE inhibitor menujukkan konversi angiotensin I melalui angiotensin II. ACE inhibitor juga menghambat inaktivasi bradikinin dan substansi Peptida ini menyebabkan beberapa efek samping dari ACE inhibitor seperti batuk dan angioedema. Angiotensin reseptor bloker menginterfensi interaksi angiotensin II dengan reseptor AT1, tetapi tidak meneng-oposisi stimulasi reseptor angiotensin II tipe 2. Penghambatan system renin akan menghambat sistem renin pada tempat asalnya. ACE inhibitor, angiotensin reseptor bloker dan renin inhibitor menginterupsi feedback supresi yang normal sekresi renin dari ginjal (Gambar 1). Peningkatan renin aktif dalam sirkulasi menyebabkan peningkatan angiotensin I 2 yang juga akan meningkatkan angiotensin II melalui jalur dependen maupun independen. ACE (Gambar 1) Renin inhibitor tidak menghambat renin-like enzim seperti cathepsin D atau tonins, yang terdapat dalam dinding pembuluh darah dan yang mengeluarkan angiotensin I dari angiotensinogen (Gambar 1). Renin mempunyai spesifisitas yang unik dimana hanya mengenali substrat fisiologis, angiotensinogen. Tahun 1957, Skeggs telah menggaris-bawahi keuntungan potensial dari penghambatan yang spesifik dengan mengurangi aktivitas renin tanpa mengintervensi jalur metabolik lain. II. Perkembangan renin inhibitor oral Akibat dari renin berbeda pada setiap spesies, sehingga studi preklinik tentang renin inhibitor harus dilakukan pada primata, seperti marmut atau tikus untuk renin dan angiotensinogen manusia. Percobaan pertama untuk mengeblok sistem renin dipercaya bahwa peningkatan antibodi akan menghambat renin. Penghambatan renin secara imunologik akan menurunkan tekanan darah marmut yang normotensi dan menyediakan bukti tentang konsep renin inhibitor. 3 Gambar 1. Sistem renin-angiotensin-aldosteron (Steanson, JA, Lancet, 368, 2006) 4 Tabel 1. Efek sistem renin inhibitor terhadap enzim, substrat dan end-product (Steanson, JA, Lancet, 368, 2006) Enzymes PRA Substrates PRC Angiotensinogen Angiotensin I β blockers End-products Bradikinin Angiotensin II Aldosterone NA NA NA NA NA Renin inhibitors ↓ ↑ NA ↓ NA ↓ ↓ ACE inhibitors ↑ ↑ ↓ ↑ ↑ ↓ ↓ ARB ↑ ↑ ↓ ↑ NA ↑ ↓ ACE inhibitors plus ARB ↑↑ ↑↑ ↓↓ ↑↑ ↑ NA ↓ Renin inhibitors plus ARB ↓ ↑↑ NA NA NA NA ↓↓ PRA-enzymatic activity of plasma rennin- ie. the rate of generation of angiotensin I PRC-the plasma concentration of rennin, not including prorenin, PRC is also referred to as circulating active rennin. NA=data available. Renin inhibitor sintesis pertama adalah pepstatin. Generasi pertama renin merupakan analog peptida dari prosegmen renin atau analog substrat dari amino terminal sisa dari angiotensinogen yang berisi potongan renin. Mereka harus diberikan secara parenteral, tetapi mereka efektif dalam menghambat aktivitas renin dan menurunkan tekanan darah binatang dan manusia. Modifikasi kimia terkini mulai meningkatkan bahan-bahan seperti CGP29287 yang memiliki stabilitas besar dan durasi aksi yang lama. CGP29287 merupakan inhibitor renin pertama. untuk menunjukkan aktivitas yang diberikan secara oral, yang aktif secara oral pada marmut jika diberikan dalam dosis tinggi. Pada pertengahan 1980, beberapa perusahaan obat mengembangkan renin inhibitor yang memiliki berat molekul yang tetrapeptide. Molekul ini (Gambar 2) termasuk enalkiren (A 64662; Abbott, Abbott Park, II, USA), CGP38560A (CibiaGeigy,Brusseel, Switzerland), remikiren (Ro 425892; Hoffmann-La Roche, Basel, Switzerland), dan aliskiren (A 72517; Abbott). Ketika diberikan per oral, mereka mempunyai 5 bioavaibilitas kurang dari 2%, 11/2 pendek dan aktifitas penurun tekanan darah yang rendah (tabel 2). Kristalografi dan model komputerisasi molekular dimulai dari kerjasama komponen- komponen perpustakaan, Hoffman-La Roche mengembangkan dan optimis mengganti renin inhibitor piperidin, yang kemudian dilarang penggunaannya setelah studi preklinik. Pada waktu bersamaan, CibaGeigy (sekarang Novartis, Basel, Switzerland) menemukan bahan yang aktif secara oral yaitu aliskiren (CGP 60536B, gambar 2). Meskipun demikian, jalur untuk sintesis ini dipatenkan pada tahun 1995, mempunyai banyak langkah dan tidak cocok untuk industri. Tahun 1999, aliskiren dikelurkan oleh Speedel AG (Basel, Switzerland), yang sukses dalam mendesain suatu metode produktif yang cost-efektif. Setelah kesuksesan test secara preklinik maupun klinik aliskiren (SPP 100) oleh Speedel, Novartis melatih kembali beberapa option untuk perkembangan lebih lanjut dari aliskiren dalam trial klinik fase III. Tahun 2001, Hoffman-La Roche meniru strategi yang dikeluarkan olah Speedel. Sebuah subklas renin inhibitor baru yang dikenal sebagai SPP 600 dan sekarang masih dalam penelitian. April 2003, Speedel bergabung dengan Locus Phermaceuticals (Blue Bell, PA, USA) yang menggunakan hak milik mereka atas teknologi komputerisasi untuk mengidentifikasi pemimpin baru. Juni 2005, Speedel mengumumkan penemuan tentang komposisi baru (seri SSP 800), yang sudah masuk dalam penelitian farmakologi pada model binatang, dengan tujuan menyeleksi kandidat preklinik tahun 2006. 6 III. Penelitian generasi pertama renin inhibitor oral Hemodinamik dan efek endokrin Pada normotensi primata dan manusia, renin inhibitor yang diberikan secara perenteral atau oral menyebabkan secara akut dan dosis dependen penurunan aktivitas plasma renin, konsentrasi plasma angiotensin I dan angiotensin II, (tabel 1) dan tekanan darah tanpa menginduksi reflek takikardi. Tabel 3 merangkum efek dari remikiren oral dan zankiren pada tekanan darah dan aktivitas renin plasma dalam randomised clinical trials, dengan menyingkirkan penelitian dengan open desain. Secara umum, aktivitas penurunan tekanan darah lemah karena penghambatan feed-back normal dicampuri oleh angiotensin II (tabel 1), penghambatan renin secara konsisten menghilangkan peningkatan renin aktif yang bersirkulasi. Gambar 2. Struktur kimia renin inhibitor oral (Steanson, JA. Lancet, 368, 2006) 7 Proses pelarian ini, yang juga terjadi selama pengobatan dengan ACE inhibitor dan angiotensin reseptor bloker, menjelaskan kenapa ketiga kelas obat ini termasuk penghambat sistem renin yang inkomplet. Meskipun renin inhibitor juga meningkatkan sensitivitas insulin, seperti ACE inhibitor dan angiotensin reseptor bloker, masih perlu diteliti lagi. Pada kebanyakan penelitian (tabel 3), penurunan tekanan darah paralel dengan penghambatan aktivitas renin dan penurunan angioensin I dan angiotensin II plasma. Meski demikian, beberapa penelitian menunjukkan disinkronisasi antara efek hemodinamik dan endokrin secara in vitro pada penelitian aktivitas renin plasma menimbulkan overestimasi dari renin inhibitor. Klinert dan asisten menginfus enalkiren dosis 0,1mg/BB, 1mg/BB dan 10mg/BB pada monyet anephric, human-renin diinfuskan pada monyet anephric dan kontrol monyet normal. Dosis terendah enalkiren inaktif pada monyet anephric, tetapi tekanan darah turun selama pemberian human-renin. Pada dosis tinggi secara konsisten menurunkan tekanan darah pada ketiga model. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas penurun tekanan darah oleh renin inhibitor pasti disebabkan oleh penghambatan renin plasma. Tetapi pada dosis tinggi mungkin menggunakan jalur lain (Gambar 1). Penelitian selanjutnya harus mengklarifikasi aturan renin jaringan dalam penurunan tekanan darah. Renin ginjal yang merupakan gabungan cardiac dan vaskular renin, tetapi tidak untuk organ lain, seperti otak dan testis. Renin inhibitor mungkin melewati blood-testis barier. AT1 reseptor terdapat pada traktus reproduktif laki dan 8 perempuan dan angiotensin II menstimulasi mobilitas sperma. Meskipun penelitian fase I aliskiren tidak menunjukkan toksisitas, penggunaan renin inhibitor jangka panjang masih perlu diteliti lagi. IV. Efek pada vaskular Kebanyakan renin di pembuluh darah berasal dari plasma. Penelitian menunjukkan bahwa renin inhibitor, seperti ACE inhibitor, mensupresi angiotensin II di vaskular dan menurunkan formasi, neointima setelah kerusakan pembuluh darah. Dibandingkan dengan placebo, ACE inhibitor menurunkan rata-rata progresi penebalan intima media pembuluh carotis, tetapi kemungkinan efek renin inbibitor dalam atherogenesis manusia masih belum diketahui. V. Efek pada ginjal Sistem renin intrarenal merupakan aturan utama dalam regulasi aliran darah dalam ginjal. Pada anjing, renin inhibitor ciprokiren (RO 449375, Hoffman-La Roche, Basel, Switzerland) mencegah penurunan aliran darah dan peningkatan resistensi arteri renalis yang mempakan respon penurunan tekanan perfusi. Hal yang sama terjadi pada monyet dengan penghilangan sodium dan normotensive marmut, enalapril dan renin inhibitor enalkiren dan remikiren secara konsisten menurunkan resistensi pmbuluh darah renal dan meningkatkan aliran darah renal dengan atau tanpa peningkatan glomerular filtration rate dan ekskresi sodium fraksional. 9 Fisher dan kolega meneliti manusia yang sehat dan hipertensi dengan deplesi sodium berdasarkan ketidak responsifan sirkulasi renal terhadap angiotensin II dalam kaitannya dengan plasebo, enalkiren atau captopril. Dibandingkan dengan placebo, kedua obat tersebut meningkatkan aliran darah renal selama infus angiotensin II. Pada penelitian 14 pasien hipertensi dengan normal atau kerUsakan fungsi ginjal, remikiren diberikan sekali sehari 600 mg menurunkan MAP dari baseline 11,2% pada konsentrasi plasma puncak dan 6,0% dari garis rendah. Resistensi pembuluh darah renal dan fraksi filtrasi turun 15% dan 10%, tanpa perubahan glomerular filtration rate. Pada 6 pasien dengan disfungsi renal, remikiren juga menurunkan proteinuria 27% dari baseline. Adanya efek renoprotektif dalam 8 hari pemakaian remikiren berbading terbalik dengan aktifitasnya yang lemah dalam menurunkan tekanan darah dan kemungkinan merefleksikan spesifik up-take obat oleh ginjal. VI. Efek pada Jantung Pada anjing, tikus dan domba dengan gagal ventrikel kiri, renin inhibitor mempunyai efek hemodinamik yang menguntungkan, sebagai contoh berupa penurunan end-diastolic pressure ventrikel kiri dan sistolik afterload. Pada tikus hipertensi, spesifik renin inhibitor menurunkan tekanan darah dan menyebabkan regresi yang serupa dengan hiprtrofi ventrikel kiri, jika dibandingkan dengan ACE inhibitor atau angiotensin reseptor bloker. 10 Pada double-blind trial oleh Kiowski dan co-worker, 36 pasien dengan gagal jantung kronik (New York Heart Association Class 2 or 3) secara random diinfus remikiren, enalapril atau kombinasi. Remikiren dan enaliprat diasosiasikan dengan penurunan yang cepat resistensi pembuluh darah sistemik dan tekanan darah. Perubahan hemodinamik ini proporsional dengan aktivitas renin plasma. Kedua obat ini juga sama-sama menurunkan teknan darah di atrium kanan dan arteri pulmonal dan juga pulmonary capillary wedge pressure. Selama latihan, remikiren dan enaliprat sama-sama meningkatkan index stroke volume dan menurunkan pulmonary capillary wedge pressure. Kombinasi kedua obat tidak menginduksi tambahan perubahan hemodinamik. Neuberg dan kolega melaporkan hasil hemodinamik serupa pada 9 pasien dengan gagal ginjal kronik yang diterapi dengan enalkiren i.v. saat istirahat. VII. Pembatasan renin inhibitor oral pertama Perkembangan klinik dari aktif renin inhibitor oral sangat menantang dibandingkan dari yang diharapkan sebelumnya. Rintangan terbesar adalah bioavilibilitas yang rendah disertai absorpsi gastrointestinal yang rendah dengan variabilitas yang besar antara individu dan substansi metabolisme fase pertama, durasi kerja yang pendek, aktivitas penurun tekanan darah yang rendah dan kesuksesan pemasaran ACE, inhibitor dan angotensin reseptor bloker tahun 1990. Tidak ada satupun renin inhibitor yang sukses menyelesaikan test secara klinik. 11 VIII. Aliskiren Farmakokinetik Aliskiren merupakan satu-satunya renin inhibitor oral aktif yahg berkembang ke fase III clinica trial. Pada marmut, aliskiren mencapai kadar puncak plasma 1-2 jam setelah dosis oral single 10mg/kgBB. T ½ 2-3 jam dan bioavaibilitasnya 16,3%. Pada sukarelawan kesehatan, setelah aliskiren oral pada dosis 40-640 mg/hari, konsentrasi plasma yang dependen terhadap dosis akan meningkat, dengan puncak konsentrasi setelah 3-6 jam. T ½ plasa sekitar 23,7 jam (range 20-45 jam), membuat bahan ini sesuai untuk penggunaan sekali sehari. Bioavaibilitas oral 2-7% (tabel 2). Konsentrasi steady-state plasma setelah 5-8 hari pengobatan. Eliminasi utama melalui ekskresi biliaris sebagai obat unmetabolisme. Kurang dari 1% aliskiren oral diekskresikan melalui urin. Dibandingkan dengan oral inhibitor lain, seperti remikiren atau enalkiren, aliskiren merupakan bahan poten yang belum diidentifikasi dengan spesifisitas yang tinggi pada renin primata (tabel 2). Aliskiren tidak dimetabolisme oleh cytochrome P450, tidak mencampuri aktiviitas warfarin dan menunjukkan interaksi farmakokinetik klinik yang relevan dengan lovastatin, atenolol, celecoxib, atau cimetidin. 12 Tabel 2. Farmakokinetik renin inhibitor oral (Steanson, JA, Lancet, 368, 2006) Bioavailability, IC (nmol/L) % Plasma half life, h (SD) Aliskiren 2.7 0.6 23.7 (7.6) CGP 38560 <1.0 0.7 1.1 Enalkiren NA 14.0 1.6 (0.4) Remikiren <1.0 0.8 9.4 (4.1) Zankiren NA 1.1 NA IC is the concentration needed for 50% inhibition of human rennin, NA=data not available IX. Farmakodinamik Pada marmut dengan deplesi sodium, aliskiren pada dosis 1 mg/kg dan 3 mg/kg menyebabkan penghambatan komplit aktivitas renin setelah 6 dan 24 jam. Single dose oral (1-30mg/kg) menurunkun tekanan darah dengan bergantung pada dosis. Pada dosis 3 mg/kg, MAP turun 30 mmHg setelah l jam intake dan penurunan ini persisten lebih dari 24 jam. Single dose aliskiren 3 mg/kg lebih efektif dari remikiren atau zankiren pada dosis yang sama. Aliskiren 10 mg/kg sama efekif dengan 10 mg/kg valsartan atau benazepril. Pilz dan kolega membandingkan efek aliskiren (0-3 mg/kgfhari dan 3 mg/kg/hari), valsartan (1 mg/kg/hari dan 10 mg/kg/hari) dengan tanpa perawatan yang berhubungan dengan kerusakan target organ pada tikus hipertensi transgenik untuk renin dan angiotensinogen manusia. Kedua dosis aliskiren dan 13 dosis tinggi valsartan menurunkan tekanan darah dan albumunuria lebih efektif daripada dosis rendah valsartan. Setelah 3 minggu, tidak satupun tikus yang hidup dibandingkan 74% kelompok dengan dosis rendah valsartan dan 100% kelompok lain. Pada percobaan binatang, renin inhibitor dibandingkan dengan AT1 reseptor bloker untuk mencegah kerusakan target organ. Pada penelitian dengan double blind dan randomisasi crossover, 18 laki-laki normotensi dengan diet sodium yang konstan (100 mmol/hari) mendapatkan 2 dosis oral aliskiren (40mg dan 80 mg atau 160 mg dan 640 mg sekali sehari), enalapril 20 mg/hari atau plasebo. Aliskiren dengan dosis dependen menurunkan aktivitas renin plasma dan konsentrasi plasma dari angiotensin I dan II. Dibandingkan dengan plasebo, dosis yang tinggi dari aliskiren menurunkan angiotensin II sekitar 80%, meskipun konsentrasi renin plasma meningkat 10 kali. Enalapril 20 mg/hari dan aliskiren 160 mg/hari menyebabkan penurunan angiotensin II plasma yang serupa. Aliskiren pada dosis harian 80 mg/hari atau lebih tetapi tidak 40 mg, menurunkan tekanan darah dan aldosteron urin sekitar 40-50%. Tekanan darah dan denyut nadi tidak berubah pada aliskiren dan enalapril, kemungkinan akibat peningkatan renin aktif yang bersirkulasi. Pada percobaan pendahuluan yang kecil dengan 4 periode randomisasi crossover, Azizi dan kolega memberikan single dose 300 mg aliskiren, 160 mg valsartan, kombinasi aliskiren 150 mg dan 80 mg valsartan dan plasebo pada 12 laki-laki dengan deplesi natrium. Aliskiren menurunkan aktivitas renin plasma dan 14 angiotensin I dan II plasma dalam 48 jam. Dibandingkan dengan valsartan, aliskiren lebih kuat menstimulasi pelepasan renin aktif ke sirkulasi (sekitar 10 kali dibandingkan dengan 15 kali) sementara menghambat aktivitas renin plasma, dan menurunkan ekskresi aldosteron urin dengan periode yang lama (8 vs. 48 jam). Efek kombinasi dosis rendah aliskiren dan valsartan mirip dengan 300 mg, aliskiren dan dosis yang lebih tinggi dari 160 mg valsartan. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada dosis rendah, renin inhibitor dan angiotensin reseptor bloker mungkin mempunyai efek sinergetik pada sistem renin. Aliskiren juga menumpulkan peningkatan aktivitas renin plasma dan konsentrasi angiotensin I dan II plasma yang diinduksi oleh valsartan. Obat aktif menurunkan MAP5-7 mmHg setelah intake 4 jam, tetapi respon tekanan darah tidak muncul dalam 24 jam (tabel 3). X. Clinical trial faase II pada pasien hipertensi Stanton dan kolega memasukkan 226 pasien, 21-70 tahun dengan hipertensi ringan dan sedang secara rendom, penelitian double blind selama 4 minggu dengan aliskiren dengan losartan 100 mg/hari sebagai pembanding aktif. Tekanan darah sistolik yang terukur merupakan tujuan terakhir ini secara gradual menurun dengan peningkatan dosis aliskiren (37,5 mg, 75 mg, 150 mg, dan 300 mg sehari). Penurunan tekanan sistolik sama dengan dosis tinggi aliskiren dan losartan, rata-rata 8-11 mmHg. Aktivitas penurunan tekanan darah pada dosis 300 mg persisten dalam 24 jam (gambar 3). Dengan aliskiren, aktivitas renin 15 plasma turun secara dependen terhadap dosis 50-80% jika ditambahkan losartan. Sebagai tambahan, 2 pasien dengan aliskiren 300 mg/hari menderita hipotensi berat atau rasa berat pada dada dengan EKG menunjukkan iskemia. Meski demikian, efek samping yang berat tidak terjadi pada aliskiren dengan dosis harian 300 mg atau lebih. Pada double blind, randomisasi grup paralel, Gradman dan kolega memasukkan 652 pasien hipertensi dengan dosis sekali sehari 150 mg, 300 mg, atau 600 mg aliskiren, 150 mg irbsartan atau plasebo. Penurunan tekanan darah (sistol/diastol) dapat diukur setelah 8 minggu dan mencapai baseline dan berbeda dengan plasebo rata-rata 6-1/2-9 mmHg, 10-5/5-4 mmHg, 10-4/5-2 mmHg dan 7-2/2-5 mmHg pada peningkatan dosis aliskiren dan irbestan (tabel 3). Pada dosis tinggi aliskiren menurunkan diastol secara signifikan lebih dari irbesartan (p=0,01). Frekuensi efek samping serupa dengan plasebo dan aliskiren dengan pengecualian diare yang berasosiasi dengan dosis 600 mg/hari (1-5 vs 6-9%). 16 Tabel 3. Efek renin inhibitor oral terhadap tekanan pembuluh darah dan aktivitas renin plasma dalam randomized clinical trials (Steanson, JA, Lancet 368, 2006). Characteristics of study Design Main results on maximum dose Number Mean age Blood Sodium Dose Days Change in SBP/ DBP, (range), pressure intake mg/day Total mm Hg years class in mmol/ (women) Peak Trough Change in PRA, % Peak Trough day Renin inhibitor study Remikiren Camenzind SB, PC 24 (0) NA (21-30) NT U 100-1200 1 -0/-0 -0/-0 -76 +37 Kleinbloesem DB, PC, CO 55 (0) 26 (NA) NT U 100-1600 1 -0/-0 -0/-0 -81 -17 Kobrin DB, PC 24 (0) 55 (20-65) HT U 600 8 NA/-9.8 NA/-8.6 -100 -40 MacFadyen DB, PC, CO 12 (0) 28 (NA) NT 40 30-1000 1 -12.7/-14.1 -1.0/-4.7 -100 -82 Rongen DB, PC 49 (23) 54 (20-68) HT U 300-600 8 -11.0/-3.1 -5.9/+1.2 -72 -0 Van den Meiracker SB, AC, CO 8 (1) 52 (28-63) HT U 600 8 -8.2/-5.4 -5.1/-3.5 -83 -0 Van Paassen DB, PC, CO 16 (3) 54 (37-67) HT 50 600 1 -10.0/-7.0 NA/NA -87 NA Viskoper DB, PC 25 (2) 55 (NA) HT U 100 8 NA/-6.0 NA/-2.7 NA NA Fisher Open, CO 12 (0) 12 (0) NT 10 5-250 1 -4.6‡ NA -95 -90 Menard DB, PC 24 (0) 24 (0) NT 100 10-250 1 -6.4/-7.7 +5.3/+2.3 -100 -80 DB, PAC, CO 12 (0) NA (18-35) NT 30 300 1 -4.6‡ +0.1‡ -96 -39 +1.7† +1.2† DB, PAC 652 (325) NA/NA -10.4/-5.2 NA NA DB, PAC, CO 18 (0) +4.0/+3.0† +8.8/+4.1† Zankiren Aliskiren Azizi Grandman Nussberger Stanton 56 (≥18) Ht U 150-600 56 -3.2/-2.6† NA (20-34) Nt 100 DB, AC 197 (67) 52 (21-70) HT U 40-640 8 37.5-300 28 -0/-0 -0/-0 -75 -58 -1.8/-0 -4/-0 NA -83 SB=single-blind trial; PC=placebo-controlled trial; NT=normotensive; U=diet unrestricted for sodium; DB=double-blind trial; CO=cross-over trial; HT=hypertensive patients; AC=activity controlled trial; PAC=placebo and actively controlled trial; SBP/DBP=systolic/diastolic blood pressure; PRA=plasma rennin activity, active comparator enalapril 20 mg/day in studies 46 and 25; valsartan 160 mg/day in study 49; irbesartan 150 mg/day in study 51; and losartan 100 mg/day in study 50. † Difference versus active comparator. ‡ Mean arterial pressure in mmHg. NA=data not available. 17 Gambar 3. Tekanan Darah Dalam 24 Jam Setelah Bloking Sistem renin (Steanson, JA, Lancet, 368, 2006. XI. Perkembangan lebih lanjut Novartis yang sekarang sedang melakukan penelitian fase III pada aliskiren untuk mengetahui efek pada marker intermediate pada kerusakm target organ. Pada penelitian hipertrofi ventrikel kiri dengan aliskiren (ALLAY, nomor registrasi (http://clinicaltrial.gov) NCT00219141), pasien hipertensi dengan hipertrofi ventrikel kiri secara random dimasukkan aliskiren, losartan atau kombinasi. Tujuan terakhir adalah pengukuran massa dan geometri ventrikel kiri dengan MRI. Lebih lanjut, pada Aliskiren ObservAtion of Heart Failure Treatment (ALOFT, NCT00219011), aliskiren dibandingkan dengan plasebo diberikan untuk terapi standart. Tujuan terakhir adalah penuruan konsentrasi plasma peptida natriuretic otak. Pada akhirnya, dalam Aliskiren in the Evaluation of Proteinuria In 18 Diabetes (AVOID, NCT00219206), aliskiren atau plasebo akan ditambahkan pada terapi dengan losartan untuk meneliti penurunan rasio albumin-kreatinin urin. Masing-masing penelitian ini akan memasukkan 300-500 pasien. Pada 127 clnical trial dengan meta-analysis, Casas dan kolega menunjukkan efek renoprotektif dari ACE inhibitor dan angiotensin reseptor bloker diluar penurunan tekanan darah masih dipertanyakan pada pasien diabetes maupun tidak. Serupa dengan itu, metaregression menggaris-bawahi bahwa perbedaan kecil dalam pencapaian sistolik merupakan pembeda utama pada keluaran kardiovaskular pada prevensi primer dan sekunder. Interpretasi untuk meneruskan penelitian aliskiren akan tidak mudah. Terdapat perbedaan kecil tekanan darah dalam kelompok dengan kontrol plasebo pada penelitian ALOFT dan AVOID demikian juga pada ALLAY antara monoterapi dan kombanasi. Sebagai alternatif untuk mencapai efek tekanan darah yang sama pada percobaan dengan aliskiren didapatkan bahwa latar belakang pengobatan dapat menjadi pengacau dalam hasil. Lebih lanjut, langkah yang berguna dalam perkembangan aliskiren dengan menunjukkan regresi dari endpoints intermediate vs. plasebo atau perawatan standart. Meski demikian, untuk menetapkan obat kelas baru membutuhkan efek yang menguntungkan dari segi morbiditas maupun mortalitas. Untuk aliskiren, misi yang menantang ini mungkin membutuhkan waktu 7-8 tahun. 19 XII. Kesimpulan Selama 20 tahun, perkembangan renin inhibitor oral menemui permasalahan besar. Perkembangan klinik dari aliskiren merupakan terobosan yang signifikan. Meski demikian, pencarian agen yang meningkatkan bioavaibilitas oral, spesifik terhadap renin manusia, dan efikasi masih berlangsung. Dibandingkan dengan ACE inhibitor, renin inhibitor mempunyai beberapa efek samping, tetapi dibandingkan angiotensin reseptor bloker, kekuatan renin inhibitor lebih kecil dalam menurunkan tekanan darah, karena mereka tidak mengeblok degradasi bradikinin (gambar 1). Renin inhibitor mungkin secara klinik diindikasikan dalam terapi kombinasi dengan obat yang meningkatkan aktivitas renin plasma seperti deuritik, ACE inhibitor dan angiotensin reseptor bloker. Renin inhibitor mungkin berguna pada pasien muda dan kulit putih yang memiliki sistem renin lebih aktif dibandingkan orang tua dan tidak kulit putih. Renin inhibitor juga kemungkinan berguna pada pasien intoleran dengan ACE inhibitor untuk pengobatan kerusakan dengan angiotensin II yang berkontribusi pada patogenesis dan prevensi sekunder pada penyakit kardiovaskular. Lebih lajut, renin inhibitor memiliki keamanan untuk pasien dengan penyakit kardiovaskular dan disertai disfungsi ginjal, karena eliminasi via hepar dan tidak terlalu banyak berinteraksi dengan obat lain. Seperti ACE inhibitor, renin inhibitor sebagai vasodilator yang secara potensial meningkatkan elastisitas arteri besar. Sebaliknya, dikontraindikasikan pada kehamilan dan sterosis arteri renal bilateral. 20 Daftar Pustaka Allikmets K. Aliskiren Speedel. Curr Opin Invest Drugs 2002; 3: 1479-82. Bolis G. Fung AKL, Greer J, et al. Renin inhibitors: dipeptide analogues of angiotensinogen incorporating transition-state, nonpeptidic replacements at the scissile bond. J Med Chem 1987; 30: 1729-37. Cordero P., Fisher ND., Moore TJ., Gleason R., Williams GH., Hollenberg NK. Renal and endocrine responses to a renin inhibitor, enalkiren in normal humans. Hypertension 1991; 17: 510-16. Cumin F. Evin G. Fehrentz JA. et al. Inhibition of human renin by synthetic peptides derived from its prosegment. J Biol Chem 1985; 260: 9154-57. Deodar SD. Haas E. Goldblatt H. Production of antirenin to homologous renin and its effect on experimental renal hypertension. J Exp Med 1964; 119: 425-31. Dzau V. The cardiovascular continuum and renin-angiotensin aldosterone system blockade. J Hypertens Suppl 2005; 23: S9-17. Fisher NDL. Hollenberg NK. Renin inhibition: what are the therapeutic opportunities? J Am Sac Nephrol 2005; 16: 592-99. Kim S. Iwao H. Molecular and cellular mechanisms of angiotensin II mediated cardiovascular and renal diseases. Pharmacol Rev 2000; 52: 11-34. Menard J, Boger RS., Moyse DM., Guyene TT., Glassman HN., Kleinert HD. Dose-dependent effects of the renin inhibitor zankiren HCI after a single oral dose in mildly sodium-depleted normotensive subjects. Circulation 1995; 91: 330-38. Nussberger J., Wuerzner G., Jensen C., Brunner HR. Angiotensin II suppression in humans by the orally active renin inhibitor aliskiren (SPP100). Comparison with enalapril. Hypertension 2002; 39: el-8. Pilz B. Shagdarsuren E. Wellner M. et al. Aliskiren a human renin inhibitor, ameliorates cardiac and renal damage in doubletransgenic rats. Hypertension 2005: 46; 569-76. Wakerlin G E. Antibodies to renin as proof of the pathogenesis of sustained renal hypertension. Circulation 1953; 17: 653-57. Wood JM, Gulati N, Forgiarini P, Fuhrer W, Hofbauer KG. Effects of a specific and long-acting renin inhibitor in the marmoset. Hypertension 1985; 7: 797-803. Wood JM. Cumin F. Maibaum J. Pharmacology of renin inhibitors and their application to the treatment of hypertension. Pharmacol Ther. 1994; 61: 325-44. 21