bab xvii peralatan non kesehatan terbatas

advertisement
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
BAB I
ii
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
KEBIJAKAN
A. KEBIJAKAN UMUM
5
B. KEBIJAKAN KHUSUS
6
C. RUANG LINGKUP
7
D. MEKANISME PENGALOKASIAN
10
E. KRITERIA TEKNIS DAN FORMULASI ANGGARAN
11
POSKESDES
A. PEMBANGUNAN BARU
13
B. PENINGKATAN
15
PUSKESMAS PERAWATAN
A. PEMBANGUNAN BARU
17
B. PENINGKATAN
19
C. REHABILITASI
20
PUSKESMAS
A.
PEMBANGUNAN BARU
22
B.
PENINGKATAN
23
C.
REHABILITASI
25
D.
PERLUASAN
26
PUSKESMAS PEMBANTU
A.
BAB VII
BAB VIII
1
REHABILITASI
28
RUMAH DINAS DOKTER, PERAWAT DAN BIDAN PUSKESMAS
A.
PEMBANGUNAN BARU
29
B.
REHABILITASI
30
PUSKESMAS KELILING
A.
PENGADAAN
32
B.
REHABILITASI
34
ii
BAB IX
KENDARAAN OPERASIONAL RODA 2
36
BAB X
PERALATAN KESEHATAN
37
BAB XI
SARANA DAN PRASARANA INSTALASI FARMASI
KABUPATEN/KOTA
BAB XII
A.
PEMBANGUNAN BARU
40
B.
REHABILITASI
41
C.
SARANA PENDUKUNG
42
PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN INSTALASI
44
GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT
BAB XIII
PENINGKATAN SARANA PRASARANA DAN
49
PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN UNTUK
RUMAH SAKIT SIAP PONEK
BAB XIV
UNIT TRANSFUSI DARAH RUMAH SAKIT
A.
PEMBANGUNAN BARU
57
B.
REHABILITASI UTDRS
60
C.
PEMENUHAN KEBUTUHAN PERALATAN UTDRS
60
BAB XV
BANK DARAH RUMAH SAKIT
64
BAB XVI
FASILITAS TEMPAT TIDUR KELAS III RUMAH SAKIT
68
BAB XVII
PERALATAN NON KESEHATAN TERBATAS
A. SISTIM INFORMASI KESEHATAN
72
B. PERALATAN PROMOSI KESEHATAN
77
C. PENGADAAN PERALATAN PERAGA PELATIHAN
79
TENAGA KESEHATAN
BAB XVIII PERENCANAAN
81
BAB XIX
PELAPORAN
83
BAB XX
PEMANTAUAN
84
BAB XXI
PENUTUP
86
LAMPIRAN
1.
DEFINISI OPERASIONAL
87
2.
FORM EVALUASI 1
94
3.
FORM EVALUASI 2
95
4.
FORM EVALUASI 3
97
5.
DAFTAR NAMA PULAU TERLUAR
98
iii
6.
DAFTAR 101 PUSKESMAS PRIORITAS
100
7.
DATA 199 KABUPATEN TERTINGGAL DAN PPK TERLUAR
104
8.
STANDAR PERALATAN & LOGISTIK POSKESDES
106
9.
RUANG KONSULTASI GIZI
110
10.
DAFTAR PRIORITAS PERALATAN DITJEN PP & PL
111
11.
STANDAR FASILITAS MEDIS INSTALASI GAWAT DARURAT
117
12.
PERALATAN PONEK
122
13.
BAGIAN YANG DAPAT DIHUBUNGI
124
14.
ALOKASI DAK KESEHATAN TAHUN 2009
125
15.
KEBUTUHAN PERALATAN PELAYANAN KESEHATAN IBU
142
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen
bangsa
Pembangunan
dalam
yang
rangka
dilaksanakan
mencapai
harus
tujuan
dapat
bernegara.
menjamin
bahwa
manfaatnya dapat diterima oleh semua pihak, berdampak adil bagi
perempuan dan laki laki (responsif gender).
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu
hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan
sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 28 ayat 1 dan Undang Undang
Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
Dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM), indikator status kesehatan
merupakan
salah
satu
pendapatan per kapita.
komponen
utama
selain
pendidikan
dan
Dengan demikian pembangunan kesehatan
merupakan suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya
manusia dalam mendukung percepatan pembangunan nasional.
Pembangunan bidang kesehatan juga menjadi perhatian penting dalam
komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millennium Development
Goals (MDGs). Dalam MDGs terdapat target target yang terkait langsung
dengan bidang kesehatan yaitu target 4 (menurunkan angka kematian
anak), target 5 (meningkatkan kesehatan ibu) dan target 6 (memerangi
HIV dan AIDS, malaria serta penyakit lainnya), serta 2 target lainya yg
tidak terkait langsung yaitu target 1 (memberantas kemiskinan dan
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
1
kelaparan ekstrem) dan target 3 (mendorong kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan). Departemen Kesehatan telah menyusun
strategi untuk pencapaian target-target tersebut.
Upaya
penjabaran
dari
pelaksanaan MDGs juga dituangkan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Arah
kebijakan pembangunan kesehatan dalam RPJMN antara lain diarahkan
pada
peningkatan
jumlah,
jaringan
dan
kualitas
Puskesmas
pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas kesehatan dasar.
serta
Salah
satu strategi untuk mewujudkan visi Departemen Kesehatan (Depkes)
adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
yang berkualitas seperti yang tercantum dalam Rencana Strategis
(Renstra) Depkes Tahun 2005-2009.
Sesuai dengan Undang Undang No 33 Tahun 2004, dalam rangka
pelaksanaan otonomi daerah/desentralisasi, terdapat pembagian peran
dan
wewenang
antara
pemerintah
pusat
dan
daerah.
Dalam
pembangunan kesehatan, pemerintah pusat dan daerah menyediakan
pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan berkualitas.
Melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), pemerintah pusat memberikan
anggaran pada daerah untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan
urusan daerah dan merupakan prioritas nasional.
DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 difokuskan pada pelayanan kesehatan
dasar
(Puskesmas dan jaringannya) khususnya pembangunan Pos
Kesehatan Desa (Poskesdes) dalam rangka pencapaian 100% desa
menjadi desa siaga pada tahun 2009.
Disamping itu digunakan untuk
pelayanan kesehatan rujukan (Rumah Sakit Provinsi/Kabupaten/Kota) dan
kegiatan penunjang terbatas (Instalasi Farmasi, penyedian peralatan
pelatihan bidan/tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota).
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
2
DAK
pelayanan kesehatan dasar dimanfaatkan untuk
pembangunan,
peningkatan, perbaikan dan pengadaan sarana prasarana serta peralatan
kesehatan Puskesmas dan jaringannya, Poskesdes serta penyediaan
sarana/prasarana penunjang pelayanan kesehatan di kabupaten/kota
DAK pelayanan kesehatan rujukan dimanfaatkan untuk pembangunan,
peningkatan, perbaikan dan pengadaan sarana prasarana serta peralatan
kesehatan RS Provinsi/Kabupaten/Kota serta Unit Transfusi Darah.
DAK
Bidang
Kesehatan
Tahun
2009
juga
dapat
digunakan
untuk
merehabilitasi institusi pelayanan kesehatan dasar paska terjadinya
bencana/kerusuhan atau membangun institusi pelayanan kesehatan dasar
sebagai akibat dari pemekaran suatu daerah maupun untuk dapat
mengatasi suatu permasalahan kesehatan sebagai dampak perubahan
lingkungan/pembangunan dan pertimbangan politik untuk keutuhan dan
integritas negara Indonesia.
Buku Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
berisi penjelasan rinci pemanfaatan DAK, dilengkapi informasi dalam
pelaksanaan DAK Bidang Kesehatan di daerah dan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dengan buku petunjuk teknis/pelaksanaan lainnya.
Apabila dalam pelaksanaannya, daerah akan merubah hal hal yang
tercantum dalam buku ini maka daerah harus mengirimkan surat
permohonan ke Departemen Kesehatan untuk mendapatkan persetujuan.
Usulan perubahan pelaksanaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
dikirimkan
kepada
Menteri
Kesehatan
up.
Direktur
Jenderal
Bina
Kesehatan Masyarakat (untuk pelayanan kesehatan dasar) dan Direktur
Jenderal Bina Pelayanan Medik (untuk pelayanan kesehatan rujukan).
Selanjutnya buku petunjuk teknis ini menjadi pedoman pelaksanaan DAK
Bidang Kesehatan Tahun 2009.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
3
B. Tujuan
1. Umum
Membantu mendanai kegiatan fisik bidang kesehatan yang merupakan
urusan
daerah sesuai dengan prioritas pembangunan kesehatan
nasional tahun 2009.
2. Khusus
Meningkatkan pemerataan, jangkauan dan mutu sarana pelayanan
kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan pendukungnya, serta Upaya
Kesehatan Bersumber-daya Masyarakat (UKBM) di Kabupaten/Kota
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
4
BAB II
KEBIJAKAN
A. Kebijakan Umum
1. DAK
Bidang
Kesehatan
merupakan
bantuan
kepada
daerah
tertentu untuk mendanai dukungan pelayanan kesehatan yang
merupakan kewenangan dan tanggung jawab daerah ke arah
peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.
2. DAK Bidang Kesehatan untuk membantu daerah membiayai
kebutuhan fisik sarana, prasarana dan peralatan kesehatan yang
merupakan urusan daerah dan merupakan prioritas nasional di
bidang kesehatan.
3. DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 difokuskan pada pelayanan
kesehatan
dasar
(Puskesmas
dan
jaringannya)
khususnya
pembangunan Poskesdes dalam rangka pencapaian 100% desa
menjadi desa siaga pada tahun 2009.
untuk
pelayanan
kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota)
dan
Disamping itu digunakan
rujukan
kegiatan
(Rumah
penunjang
Sakit
terbatas
(Instalasi Farmasi, peralatan pelatihan bidan/tenaga kesehatan).
4. Dalam
pelaksanaan
kegiatan,
Pemerintah
Daerah
harus
menyediakan pembiayaan yang bersumber dari daerah untuk
biaya operasional, pemeliharaan/perawatan sarana dan peralatan
kesehatan, ketersediaan tenaga pelaksana, serta aspek lainnya
sebagai akibat pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Kesehatan.
5. Bupati/Walikota
diberikan
kewenangan
mengusulkan
kepada
Menteri Kesehatan tentang perubahan pemanfaatan ruang lingkup
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
5
kegiatan DAK Bidang Kesehatan sebagai akibat terjadinya bencana
atau kerusuhan di daerah tersebut atau adanya peraturan/instruksi
Presiden/Menteri Kesehatan tentang kebijakan kesehatan yang
alokasi
anggarannya
belum
tertampung
di
tahun
2009.
Selanjutnya apabila telah disetujui oleh Menteri Kesehatan atau
pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. Proses selanjutnya
akan dibahas dan ditetapkan pemerintah daerah bersama DPRD
Kabupaten/Kota tersebut.
6. Alokasi
pagu
anggaran
DAK
Bidang
Kesehatan
terdiri
dari
anggaran untuk sarana, prasarana dan peralatan kesehatan
pelayanan kesehatan dasar termasuk penunjang serta sarana
pelayanan kesehatan rujukan di provinsi/kabupaten/kota.
7. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung
jawab
untuk anggaran sarana pelayanan kesehatan dasar dan Direktur
RS
Provinsi/Kabupaten/Kota
bertanggung
jawab
terhadap
anggaran untuk sarana pelayanan kesehatan rujukan.
B. Kebijakan Khusus
Penggunaan DAK Bidang Kesehatan diprioritaskan untuk :
1. Mendukung pencapaian target MDGs no 1,3,4,5, 6 (memberantas
kemiskinan dan kelaparan ekstrem, mendorong kesetaraan gender
dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian
anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV dan AIDS,
malaria serta penyakit lainnya).
2. Mendukung pelaksanaan program pengembangan Desa Siaga
melalui
pembangunan
Poskesdes
atau
peningkatan
Polindes
menjadi Poskesdes sehingga tercapai seluruh desa menjadi desa
siaga pada tahun 2009.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
6
3. Mendukung
peningkatan
akses,
pemerataan
dan
kualitas
pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya serta
mendukung kegiatan penunjang terbatas di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
4. Menunjang
percepatan
kesehatan
di
kepulauan
termasuk
pembangunan
wilayah
terpencil,
pulau-pulau
sarana
tertinggal,
kecil
dan
prasarana
perbatasan
terluar
atau
dan
daerah
pemekaran.
5. Mempercepat pelaksanaan rehabilitasi sarana pelayanan kesehatan
dasar
akibat
terjadinya
suatu
bencana/kerusuhan/dampak
kerusakan suatu lingkungan di daerah tersebut.
6. Menyediakan penambahan fasilitas rawat inap kelas III RS di
Provinsi/Kabupaten/Kota.
7. Membangun Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) dan Bank
Darah
Rumah
peningkatan
Sakit
fasilitas
(BDRS)
sarana,
Provinsi/Kabupaten/Kota
prasarana
dan
serta
peralatan
RS
Pertolongan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK).
8. Mempercepat
RS
menjadi
safe
community
center
dengan
melengkapi peralatan kesehatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
RS.
C. Ruang Lingkup
DAK Bidang Kesehatan tahun 2009 diarahkan untuk kegiatan :
1. Penyediaan Sarana Prasarana dan Peralatan Kesehatan untuk
Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas dan jaringannya, Pos
Kesehatan Desa dan Penunjang Pelayanan Kesehatan terbatas di
Kabupaten/Kota.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
7
Menu Utama
a. Pembangunan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) termasuk alat:
1)
Pembangunan baru
2)
Peningkatan Pondok Bersalin Desa (Polindes) menjadi
Poskesdes
b. Pembangunan Puskesmas Perawatan di pulau pulau terluar
yang
berpenduduk (termasuk alat dan rumah dinas)
1) Pembangunan baru
2) Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan
c. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar melalui :
1) Peningkatan Puskesmas Pembantu menjadi Puskesmas
2) Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan
3) Pembangunan Puskesmas baru
d. Melengkapi Puskesmas Perawatan mampu Pertolongan Obstetri
Neonatal Emergency Dasar (PONED) minimal 4 Puskesmas
Perawatan per Kabupaten/Kota melalui pengadaan alat medis :
1) Penyediaan/penggantian kerusakan PONED kit, bidan kit, KB
kit
2) Penyediaan alat deteksi pencegahan komplikasi kebidanan
(protein dan glukosa urine/dip stick,hemoglobin/Hb Sahli,
golongan darah)
3) Alat deteksi khusus (malaria/rapid diagnostik test untuk
daerah malaria dan malaria kit, HIV/rapid test 3 jenis untuk
daerah dengan kasus HIV tinggi, alat diagnostik TB untuk
pemeriksaan sputum/dahak, alat diagnosis leptotex untuk
avian influenza)
4) Alat cold chain untuk vaksin, dengan tenaga surya (daerah
tidak punya listrik).
5) Alat pengolahan limbah cair
e. Pengadaan roda 2 untuk petugas Puskesmas dan Bidan di
desa
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
8
f. Pengadaan Puskesmas Keliling (Pusling) dan Perairan roda 4
g. Pengadaan
dan
atau
penggantian
sarana
pendukung
penyimpanan vaksin/obat di Instalasi Farmasi
Menu Pilihan
a. Rehabilitas Puskesmas Pembantu, Puskesmas, Puskesmas
Perawatan yang rusak berat.
b. Pembangunan
dan
rehabilitasi
rumah
dinas
dokter
dan
paramedis yang rusak berat.
c. Peningkatan Puskesmas Pembantu menjadi Puskesmas yang
dapat melaksanakan pertolongan persalinan di dalam gedung.
d. Pengadaan alat kesehatan tertentu yang responsif gender
untuk peningkatan pelayanan kesehatan dasar di Poskesdes,
Puskesmas Perawatan, Puskesmas, Puskesmas Pembantu,
Puskesmas Keliling.
e. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan sesuai dengan
SIKNAS on line.
f. Pengadaan peralatan peraga pelatihan tenaga kesehatan di
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
g. Pengadaan paket peralatan penyuluhan untuk Puskesmas.
h. Pembangunan
baru
Instalasi
Farmasi
khusus
daerah
pemekaran.
i. Pengadaan dan atau penggantian sarana pendukung distribusi
Instalasi Farmasi.
2.
Penyediaan Sarana Prasarana dan Peralatan Kesehatan
untuk
Pelayanan
Kesehatan
Rujukan
(RS
Provinsi/Kabupaten/Kota)
a. Pemenuhan peralatan IGD RS
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
9
b. Pembangunan sarana prasarana dan pemenuhan peralatan
PONEK RS
c. Pembangunan, rehabilitasi dan pemenuhan peralatan UTD RS
dan BDRS
d. Peningkatan fasilitas tempat tidur kelas III RS
1) Pembangunan bangsal rawat inap kelas III
2) Pemenuhan set tempat tidur kelas III dan kelengkapannya
D. Mekanisme Pengalokasian Tahun 2009
Penghitungan alokasi DAK dilakukan melalui 2 (dua) tahapan, yaitu:
1. Penentuan daerah tertentu yang menerima DAK
2. Penentuan besaran alokasi DAK masing masing daerah.
Penentuan
daerah
tertentu
yang
mendapatkan
alokasi
DAK
harus
memenuhi kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis. Kriteria
umum dan kriteria khusus merupakan kewenangan dari Departemen
Keuangan,
sedangkan
kriteria
teknis
merupakan
kewenangan
dari
Departemen Kesehatan.
Besaran
alokasi
DAK
masing
masing
daerah
ditentukan
dengan
penghitungan indeks berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus dan
kriteria teknis.
Usulan ruang lingkup kegiatan dan besaran alokasi DAK
kemudian
dibahas dan diputuskan oleh Panitia Kerja Belanja Daerah DPR RI.
Kaidah-kaidah mengenai mekanisme pengalokasian DAK dapat dilihat
pada PP No 55 tahun 2005
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
10
E. Kriteria Teknis dan Formulasi Alokasi Anggaran
1. Penyediaan Sarana Prasarana dan Peralatan Kesehatan untuk
Pelayanan
Kesehatan
Dasar,
Pos
Kesehatan
Desa
dan
Penunjang Pelayanan Kesehatan di Kabupaten/Kota
Kriteria teknisnya mempertimbangkan :
a. Indeks Kemiskinan Masyarakat dengan bobot 5%
b. Index
jumlah
dan
kondisi
Puskesmas
(perawatan
dan
non
perawatan), Puskesmas Pembantu (Pustu), Pusling (perairan dan
roda 4) yang rusak berat dan rusak total dengan bobot 40 %
c. Index luas wilayah dengan bobot 15 %
d. Index jumlah penduduk dengan bobot 15 %
e. Index kinerja laporan DAK tahun tahun sebelumnya dengan bobot
5%
f. Index cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga
kesehatan dengan bobot 20 %
2. Penyediaan Sarana Prasarana dan Peralatan Kesehatan untuk
Pelayanan Kesehatan Rujukan (RS Provinsi/Kabupaten/Kota)
Kriteria teknisnya mempertimbangkan :
a. Bobot IGD RS 30% jika memenuhi persyaratan mendapatkan
peralatan IGD RS maka mendapat bobot 1, jika tidak maka bobot
0.
b. Bobot PONEK 25%, jika memenuhi persyaratan sebagai RS PONEK
maka mendapat bobot 1, jika tidak maka bobot 0.
c. Bobot untuk UTDRS/BDRS 20%
1) Pendirian UTDRS dengan bobot 0,4
2) Renovasi UTDRS dengan bobot 0,4
3) Pendirian BDRS dengan bobot 0,2
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
11
d. Bobot untuk TT kelas III 15%
1) Indeks BOR kelas III dengan bobot 0,6
2) Indeks TT kelas III dengan bobot 0,3
3) Indeks rasio TT kelas III terhadap total TT RS dengan bobot 0,1
e. Indeks jumlah penduduk 5%
f. Indeks Kemiskinan Masyarakat 5%
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
12
BAB III
POS KESEHATAN DESA
A. Pembangunan Baru
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat
(UKBM)
yang
dibentuk
di
desa
dalam
rangka
mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat
desa. Pembangunan Poskesdes adalah sebagai upaya untuk mewujudkan
Desa
Siaga
dan
dibangun
dengan
mempertimbangkan
persyaratan
sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum
a. Pembangunan baru Poskesdes pada setiap desa yang belum ada
Poskesdes atau Polindes.
b. Di daerah yang masyarakatnya tidak mampu membangun secara
swadaya.
c. Bentuk lain Poskesdes
Bagi desa yang sudah tersedia sarana pelayanan kesehatan maka
bangunan Poskesdes dapat menumpang di fasilitas desa yang sudah
ada atau dibangunkan dengan tata ruang tanpa tempat pelayanan
kesehatan/hanya ruang administrasi.
d. Lokasi Poskesdes :
1) Mempertimbangkan ketersediaan lahan yang berada di tengah
pemukiman.
2) Mudah dijangkau oleh masyarakat (transportasi).
3) Mempertimbangkan keamanan petugas kesehatan.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
13
4) Mempertimbangkan jarak dari fasilitas pelayanan kesehatan yang
ada.
2. Persyaratan Teknis
a. Luas bangunan
1) Luas ruangan/bangunan sesuai dengan kondisi setempat dengan
memperhatikan
kebutuhan
minimal
pelayanan/kegiatan
dan
kesetaraan gender laki – laki dan perempuan
2) Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan
yang dilaksanakan.
3) Pembangunan
baru
Poskesdes
dapat
menggunakan
bahan
bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat.
b. Denah tata-ruang
Rancangan
tata-ruang/bangunan
Poskesdes
agar
tetap
memperhatikan fungsinya sebagai sarana pelayanan kesehatan dan
juga memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender dengan
mempertimbangkan
kebutuhan
bagi
laki-laki
dan
perempuan
dengan mengacu pada pedoman yang ada.
c. Peralatan kesehatan
Kebutuhan jenis dan jumlah peralatan minimal Poskesdes mengacu
pada buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan
Pos Kesehatan Desa, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2006.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
14
B. Peningkatan Polindes menjadi Poskesdes
Pembangunan Poskesdes yang berasal dari peningkatan Pondok Bersalin
Desa (Polindes) wajib dilakukan, sehingga tahun 2009 seluruh Polindes
menjadi Poskesdes, dengan mempertimbangkan persyaratan berikut ini :
1. Persyaratan Umum
Seluruh Polindes yang sudah ada di desa ditingkatkan menjadi
Poskesdes , dengan catatan Polindes yang dimaksud adalah milik desa.
2. Persyaratan Teknis
a. Luas lahan dan bangunan
Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan
yang dilaksanakan. Guna meningkatkan fungsi pelayanannya, luas
lahan
yang
diperlukan
untuk
peningkatan
Polindes
menjadi
Poskesdes, minimal dengan rincian kebutuhan tata ruangnya adalah
sebagai berikut :
1) Ruang untuk fungsi pelayanan dan atau administrasi.
2) Ruang untuk tempat tinggal tenaga kesehatan.
b. Peningkatan Polindes menjadi Poskesdes
Dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah
setempat.
c. Denah tata-ruang
Rancangan
tata-ruang/bangunan
Poskesdes
agar
tetap
memperhatikan fungsinya sebagai sarana pelayanan kesehatan dan
memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.
ruang mengacu pada
Denah dan tata
buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
15
Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa, Ditjen Bina Kesmas Tahun
2006.
c. Peralatan kesehatan
Kebutuhan jenis dan jumlah peralatan minimal Poskesdes mengacu
pada buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan
Pos Kesehatan Desa, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2006.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
16
BAB IV
PUSKESMAS PERAWATAN
A. Pembangunan Baru
Pembangunan baru Puskesmas Perawatan dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan jangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
bermutu dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang perlu dirawat.
Pembangunan baru Puskesmas Perawatan terutama diprioritaskan untuk
wilayah tertinggal, terpencil, kepulauan dan perbatasan. Pembangunan
Puskesmas Perawatan tersebut termasuk peralatan kesehatan dan rumah
dinas petugas kesehatan.
1. Persyaratan Umum
Harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini :
a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas Perawatan, diutamakan di
wilayah terpencil, tertinggal, kepulauan dan perbatasan dengan
negara lain (101 Puskesmas terlampir).
b. Lokasi Puskesmas berada dalam waktu tempuh lebih dari 2 jam ke
rumah sakit.
c. Kabupaten pemekaran yang belum memiliki rumah sakit.
2. Persyaratan Teknis
a. Luas lahan dan bangunan
Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan
yang dilaksanakan, dengan luas sesuai ketentuan.
Pembangunan
Puskesmas Perawatan, rumah dokter dan rumah petugas kesehatan
harus berada dalam satu lokasi.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
17
b. Denah tata-ruang
1) Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi
sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan hal-hal
yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan laki-laki dan
perempuan.
2) Setiap Puskesmas Perawatan harus dilengkapi dapur gizi dan
peralatannya yang mengacu pada Buku Pedoman Peralatan
Puskesmas, Departemen Kesehatan, Tahun 2007.
3) Setiap Puskesmas Perawatan harus dilengkapi ruang konsultasi
gizi (terlampir)
4) Setiap Puskesmas Perawatan harus dilengkapi dengan UGD yang
dapat
memberikan
pelayanan
PONED.
Pelayanan
PONED
mengacu pada buku acuan Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Dasar, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007.
5) Puskesmas Perawatan harus mempertimbangkan nilai – nilai
privasi dari pasien.
6) Khusus wilayah terpencil dan kepulauan, ruang rawat inap
minimal 2 tempat tidur. Denah tata-ruang mengacu pada buku
Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun
2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman
program.
c. Peralatan kesehatan
Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada buku
Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran
pedoman yang disempurnakan.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
18
B. Peningkatan
Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan dilaksanakan
dalam rangka pengembangan pelayanan dan rujukan kesehatan. Setiap
peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan dilengkapi dengan
penyediaan alat dan rumah dinas dokter/paramedis (bila belum ada).
1. Persyaratan Umum
a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas Perawatan, antara lain pada :
(harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini)
1) Puskesmas
di
wilayah
terpencil,
tertinggal,
kepulauan,
perbatasan dengan negara lain, tepi jalan raya atau daerah
pengembangan
2) Kabupaten pemekaran yang belum tersedia rumah sakit
3) Peningkatan kebutuhan akan pelayanan rujukan tetapi daerah
belum mampu membangun rumah sakit.
b. Lokasi Puskesmas :
(harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini)
1) Wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan
2) Waktu tempuh lebih dari 2 jam dengan menggunakan sarana
transportasi yang tersedia
3) Pada jalur lalu lintas ramai dan rawan kecelakaan, prioritas pada
lintas Sumatera, jalur Pantura, trans Sulawesi, trans Kalimantan
4) Berdekatan dengan embarkasi haji, pelabuhan laut (transito)
5) Daerah pariwisata dan kawasan industri
6) Daerah dengan jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi
tinggi
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
19
c. Persyaratan Puskesmas :
1) Kunjungan Puskesmas tinggi.
2) Tidak digunakan untuk menjadikan Puskesmas Perawatan pra
rumah sakit.
3) Adanya telaahan kebutuhan Puskesmas.
4) Ketersediaan tenaga kesehatan oleh pemerintah daerah.
2. Persyaratan Teknis
a.
Luas lahan dan bangunan
Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan
yang dilaksanakan. Peningkatan dilakukan antara lain dengan :
1) Menambah
ruang
sesuai
dengan
jenis
pelayanan
yang
dibutuhkan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.
2) Membangun rumah dokter dan/atau dokter gigi bila belum ada
3) Membangun rumah petugas kesehatan (perawat, bidan) bila
belum ada.
4) Sedapat mungkin Puskesmas, rumah dokter dan rumah petugas
kesehatan dalam satu lokasi.
b. Denah tata-ruang mengacu pada pembangunan baru Puskesmas
Perawatan.
c. Peralatan kesehatan mengacu pada pembangunan baru Puskesmas
Perawatan.
C. Rehabilitasi
Guna menunjang serta meningkatkan pelayanan secara optimal di
Puskesmas Perawatan, perlu adanya rehabilitasi fisik pada bangunan yang
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
20
mengalami kerusakan. Pelaksanaan rehabilitasi fisik Puskesmas Perawatan
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum
a. Puskesmas Perawatan dengan kondisi rusak berat.
b. Untuk peningkatan mutu pelayanan.
c. Untuk peningkatan penampilan.
2. Persyaratan Teknis
a. Denah tata-ruang bangunan mengacu pada buku Pedoman Tata
Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007.
b. Rehabilitasi dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan
oleh wilayah setempat.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
21
BAB V
PUSKESMAS
A. Pembangunan Baru
Pembangunan baru Puskesmas ditujukan untuk peningkatan jangkauan
pelayanan
kesehatan
Pembangunan
baru
yang
Puskesmas
berkualitas
tersebut
kepada
termasuk
masyarakat.
penyediaan
alat
kesehatan dan rumah dinas petugas kesehatan (bila belum ada)
Persyaratan pembangunan baru Puskesmas adalah :
1. Persyaratan Umum
a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas, antara lain pada :
(harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini)
1) Wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan.
2) Kecamatan pemekaran yang tidak mempunyai Puskesmas.
3) Kepadatan penduduk tinggi, jumlah penduduk lebih dari 30.000
penduduk.
4) Wilayah kerja sangat luas.
5) Relokasi Puskesmas yang disebabkan adanya bencana alam, jalur
hijau, perubahan rencana tata ruang/wilayah, atau terjadinya
masalah hukum pada lokasi fisik bangunan.
b. Lokasi Puskesmas :
1) Di area yang mudah terjangkau baik dari segi jarak maupun
sarana transportasi, dari seluruh wilayah kerjanya.
2) Pertimbangan lainnya yang ditetapkan oleh daerah.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
22
c. Persyaratan Puskesmas :
1) Adanya telaahan kebutuhan Puskesmas.
2) Ketersediaan tenaga kesehatan oleh pemerintah daerah.
2. Persyaratan Teknis
a. Luas lahan dan bangunan
Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan
yang dilaksanakan guna memberikan pelayanan yang optimal.
b. Denah tata-ruang
1) Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi
sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan
keadilan dan kesetaraan gender dengan mengacu pada Buku
Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Binakesmas Tahun
2007.
2) Setiap Puskesmas perlu dilengkapi ruang konsultasi gizi
(terlampir)
3) Puskesmas harus mempertimbangkan nilai - nilai privasi dari
pasien
c. Peralatan kesehatan
Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada buku
Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta
lampiran pedoman yang disempurnakan.
B.
Peningkatan
Peningkatan Puskesmas Pembantu (Pustu) menjadi Puskesmas termasuk
penyediaan alat kesehatan dan rumah dinas petugas kesehatan.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
23
Peningkatan tersebut perlu mempertimbangkan persyaratan berikut ini :
1. Persyaratan Umum
a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas, antara lain pada :
(Harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini)
1) Kecamatan pemekaran yang tidak mempunyai Puskesmas.
2) Kepadatan penduduk tinggi, jumlah penduduk lebih dari 30.000
penduduk.
3) Wilayah kerja sangat luas.
4) Relokasi Puskesmas yang disebabkan adanya bencana alam, jalur
hijau, perubahan rencana tata ruang/wilayah, atau terjadinya
masalah hukum pada lokasi fisik bangunan.
b. Lokasi Pustu pada wilayah dengan :
1) Pertumbuhan penduduk tinggi, baik dari kelahiran maupun
migrasi, atau;
2) Perkebunan Inti Rakyat atau pemukiman transmigrasi, atau;
3) Berdekatan dengan sentra-sentra ekonomi baru, atau;
4) Wilayah yang akan berkembang.
5) Persyaratan :
a. Adanya telaahan kebutuhan Puskesmas
b. Ketersediaan tenaga kesehatan oleh pemerintah daerah
2) Persyaratan Teknis
Peningkatan
Pustu
menjadi
Puskesmas,
diharapkan
mempertimbangkan persyaratan teknis sebagai berikut :
a. Luas lahan dan bangunan
Apabila
ketersediaan
lahan
tidak
memungkinkan,
dapat
mempertimbangkan untuk peningkatan dengan pembangunan ke
atas (bertingkat). Alternatif lain adalah dengan meningkatkan ruang
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
24
untuk fungsi pelayanan (Puskesmas Induk) seluas 135m2, dengan
catatan lokasi rumah dinas dokter
dan tenaga kesehatan tetap
berada di wilayah kerja Puskesmas tersebut. Peningkatan Pustu
menjadi Puskesmas dapat menggunakan bahan bangunan yang
dihasilkan oleh wilayah setempat.
b. Denah tata-ruang
Rancangan
tata-ruang/bangunan
agar
memperhatikan
fungsi
sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan
dan kesetaraan gender. Denah tata ruang mengacu pada buku
Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen. Bina Kesmas Tahun 2007
serta
lampiran
pedoman
yang
disempurnakan
dan
pedoman
program.
c. Peralatan kesehatan
Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada buku
Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran
pedoman yang disempurnakan.
C. Rehabilitasi
Guna
menunjang
serta
meningkatkan
pelayanan
kesehatan
yang
berkualitas di Puskesmas, perlu adanya rehabilitasi fisik pada bangunan
yang mengalami kerusakan. Pelaksanaan rehabilitasi fisik Puskesmas
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Persyaratan Umum
a. Puskesmas dengan kondisi rusak berat
b. Untuk peningkatan mutu pelayanan.
c. Untuk peningkatan penampilan.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
25
2. Persyaratan Teknis
a. Denah
tata-ruang
bangunan
mengacu
pada
buku
Pedoman
Peralatan dan Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun
2007.
b. Rehabilitasi dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan
oleh wilayah setempat.
D. Perluasan
Guna
menunjang
berkualitas
di
dilaksanakan
serta
meningkatkan
Puskesmas,
pada
perlu
pelayanan
adanya
bangunan/sarana
perluasan
yang
kesehatan
fisik.
membutuhkan
yang
Perluasan
perluasan.
Persyaratan perluasan fisik, adalah sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum
Adanya kebutuhan :
a. Tambahan ruangan untuk meningkatkan pelayanan agar lebih
optimal.
b. Peningkatan pelayanan akan tetapi tidak memungkinkan untuk
peningkatan menjadi Puskesmas Perawatan.
2. Persyaratan Teknis
a. Luas lahan dan bangunan
Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan
yang dibutuhkan. Perluasan sarana fisik bangunan, antara lain
berupa penambahan ruangan untuk :
1) Pelayanan gawat darurat.
2) Pelayanan laboratorium yang dilengkapi dengan kran air serta
pembuangan air kotor.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
26
3) Pelayanan konsultasi yang dibutuhkan sebagai upaya promotif
dan preventif (contoh : ruang laktasi ).
4) Pelayanan penyuluhan dan ruang pertemuan sebagai upaya
promotif dan penggalangan kemitraan dengan berbagai pihak
terkait serta dapat digunakan untuk kegiatan Lokakarya Mini
Puskesmas.
Luas ruangan/bangunan disesuaikan kondisi setempat dengan tetap
memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan dan mengacu pada
pedoman yang ada.
b. Denah tata-ruang
Rancangan
tata-ruang/bangunan
agar
memperhatikan
fungsi
sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan
dan kesetaraan gender mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang
Puskesmas, Ditjen. Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran
pedoman yang disempurnakan dan pedoman program.
c. Peralatan kesehatan
Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada
Buku
Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran
pedoman yang disempurnakan.
d. Perluasan dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan
oleh wilayah setempat.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
27
BAB VI
PUSKESMAS PEMBANTU
Rehabilitasi
Guna menunjang serta meningkatkan pelayanan secara optimal di
Puskesmas
Pembantu,
perlu
adanya
rehabilitasi
fisik.
Adapun
persyaratannya adalah sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum
Rehabilitasi dilaksanakan bagi bangunan dengan kondisi rusak berat.
2. Persyaratan Teknis
a. Rehabilitasi
Pustu
dapat
pula
untuk
penyediaan
air
bersih,
pembuatan sarana pembuangan limbah serta sarana penunjang
lainnya.
b. Denah tata-ruang
Rancangan
tata-ruang/bangunan
agar
memperhatikan
fungsi
sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan
dan kesetaraan gender.
Denah tata ruang mengacu pada buku
Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen. Bina Kesmas tahun 2007
serta
lampiran
pedoman
yang
disempurnakan
dan
pedoman
program.
c. Rehabilitasi dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan
oleh wilayah setempat.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
28
BAB VII
RUMAH DINAS DOKTER, PERAWAT
DAN BIDAN PUSKESMAS
A. Pembangunan Baru
Dalam rangka memberikan dukungan fasilitas pada tenaga kesehatan
khususnya tenaga dokter, bidan dan perawat agar dapat memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara optimal, maka perlu
dukungan penyediaan fasilitas rumah dinas di areal Puskesmas atau
sekitar Puskesmas. Hal tersebut agar pelayanan di luar jam kerja
khususnya gawat darurat dapat tertangani secara cepat. Pembangunan
rumah dinas merupakan 1 paket pembangunan dengan pembangunan
Puskesmas Perawatan dan Puskesmas baru dengan memperhatikan
persyaratan sebagai berikut:
1. Persyaratan Umum
a. Adanya kebutuhan yang bertujuan untuk :
1) Melengkapi unit Puskesmas yang belum ada rumah dokter,
perawat dan bidan Puskesmas.
2) Melengkapi
Puskesmas
Pembantu
yang
statusnya
telah
ditingkatkan menjadi Puskesmas.
3) Melengkapi
Puskesmas
yang
statusnya
telah
ditingkatkan
menjadi Puskesmas Perawatan.
4) Melengkapi pembangunan Puskesmas baru dengan rumah dinas
dokter, perawat dan bidan Puskesmas
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
29
b. Lokasi pembangunan rumah dinas dokter, perawat dan bidan
Puskesmas, diusahakan dalam satu halaman dengan Puskesmas.
Jika
tidak
memungkinkan
Puskesmas,
tetapi
dapat
berdekatan
dibangun
dengan
di
luar
halaman
Puskesmas,
sehingga
kelancaran pelayanan dapat terjamin.
2. Persyaratan Teknis
a. Luas bangunan
Jumlah serta luas ruangan, disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan.
b. Rancangan tata-ruang
Rancangan
tata-ruang/bangunan
agar
memperhatikan
fungsi
sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan
dan kesetaraan gender. Denah dan tata-ruang mengacu pada buku
Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007.
c. Persyaratan teknis pembangunan sesuai peraturan yang berlaku.
B. Rehabilitasi
Guna menunjang pelayanan kesehatan secara optimal, telah dialokasikan
kegiatan rehabilitasi rumah dokter, perawat dan bidan Puskesmas, dengan
persyaratan sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum
a. Prioritas rehabilitasi adalah pada wilayah pasca kerusuhan/konflik,
wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan.
b. Rehabilitasi dilaksanakan dengan memperhatikan tingkat kerusakan
bangunan, yaitu :
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
30
1) Kerusakan bertambah parah dan atau
2) Tidak dapat dimanfaatkan
c. Rehabilitasi rumah dinas dokter, perawat dan
bidan Puskesmas,
yang berada pada lokasi di luar halaman Puskesmas tetapi masih
dalam wilayah kerja yang sama.
2. Persyaratan Teknis
a. Persyaratan
teknis
rehabilitasi
sesuai
dengan
peraturan
yang
berlaku.
b. Rencana tata-ruang
Rancangan
tata-ruang/bangunan
agar
memperhatikan
fungsi
sebagai sarana pelayanan kesehatan. Tata-ruang dan jenis ruangan
mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina
Kesmas Tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan
dan pedoman program.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
31
BAB VIII
PUSKESMAS KELILING
A. Pengadaan
Dalam rangka memperluas, memperlancar dan meningkatkan jangkauan
pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas serta menunjang
pelaksanaan
rujukan
medis
dan
kesehatan,
maka
perlu
diadakan
Puskesmas Keliling baik roda 4 (empat) maupun perairan.
1. Puskesmas Keliling Roda Empat (Pusling R-4)
a. Persyaratan Umum
1) Kebutuhan
akan
adanya
Pusling
R-4
diharapkan
mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :
a) Untuk mendukung pelayanan dan meningkatkan jangkauan
pelayanan Puskesmas.
b) Tersedianya sarana jalan di wilayah kerja Puskesmas
yang
dapat dilalui oleh kendaraan roda empat.
c) Pemenuhan ratio 1 Puskesmas memiliki 1 Puskesmas Keliling.
d) Agar memperhatikan spesifikasi teknis dalam pengadaannya.
2) Tidak
boleh
mengalihfungsikan
menjadi
kendaraan
penumpang/pribadi.
b. Persyaratan Teknis
1) Jenis kendaraan dapat disesuaikan dengan kebutuhan daerah
dengan
mempertimbangkan
kondisi
geografi
dan
topografi
wilayah kerja.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
32
2) Dapat mengadakan jenis kendaraan roda empat berpenggerak 2
roda (single gardan)
ataupun berpenggerak 4 roda
(double
gardan).
3) Ukuran kendaraan dapat memenuhi fungsi :
a) Pelayanan kesehatan dasar.
b) Rujukan.
c) Transportasi petugas.
d) Promosi kesehatan.
e) Pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan.
4) Kendaraan
Pusling
R-4
harus
memenuhi
aksesibilitas/
kemudahan bagi pasien.
5) Peralatan kesehatan penunjangnya mengacu pada buku Pedoman
Peralatan Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007.
2. Puskesmas Keliling (Pusling) Perairan
a. Persyaratan Umum
1) Kebutuhan
akan
adanya
Pusling
Perairan
diharapkan
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a) Untuk mendukung pelayanan dan memperluas jangkauan
pelayanan Puskesmas.
b) Kondisi geografis wilayah kerja Puskesmas terdiri dari perairan
baik kepulauan atau sungai.
2) Pemerintah Daerah setempat agar menyediakan perlindungan
jiwa melalui asuransi, bagi petugas pelaksana.
3) Pusling
Perairan
yang
diadakan
agar
direncanakan
dan
disesuaikan dengan fungsi serta kondisi perairan setempat.
4) Proses persiapan, pengadaannya dilaksanakan dengan kerjasama
lintas
sektor
terkait,
seperti
Dinas
Perhubungan
(ASDP),
Syahbandar dan lain sebagainya.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
33
5) Pusling
Perairan
agar
dilengkapi
dengan
alat
keselamatan
petugas dan alat komunikasi dalam pelayaran.
6) Pemerintah
daerah
menyediakan
biaya
operasional
dan
pemeliharaan serta dermaga.
b. Persyaratan Teknis :
1) Spesifikasi teknis, disesuaikan dengan kebutuhan wilayah kerja
setempat, setelah mengadakan konsultasi dengan pihak yang
berkompeten.
2) Bentuk, desain, material dan mesin perahu/kapal disesuaikan
dengan peraturan pelayaran dan harus disesuaikan dengan
kondisi daerah.
3) Bentuk, desain perahu/kapal dapat menampung fungsi yang
direncanakan.
4) Kendaraan
Pusling
Perairan
harus
memenuhi
aksesibilitas/kemudahan bagi pasien.
5) Peralatan
kesehatan
direncanakan
sesuai
mengacu
dengan
pada
buku
jenis
pelayanan
Pedoman
yang
Peralatan
Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007.
B. Rehabilitasi
Rehabilitasi fisik Pusling R-4 dan Perairan, agar mempertimbangkan
persyaratan sebagai berikut :
1. Rehabilitasi fisik (perbaikan) Pusling (Roda Empat dan Perairan),
dilaksanakan bagi Pusling yang kondisinya rusak sedang dan berat,
sehingga dapat berfungsi kembali.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
34
2. Rehabilitasi hanya digunakan untuk kendaraan, tidak digunakan untuk
mengadakan bahan habis pakai, seperti pembelian busi, ban, dan lain
sebagainya.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
35
BAB IX
KENDARAAN OPERASIONAL RODA DUA
Tujuan
pengadaan
kendaraan
operasional
roda
dua
adalah
untuk
meningkatkan mobilitas petugas dan bidan Puskesmas dalam memberikan
pelayanan
kesehatan
kepada
masyarakat.
Pengadaan
kendaraan
operasional roda dua harus memperhatikan persyaratan berikut ini :
1. Persyaratan Umum
Alokasi pengadaan, diprioritaskan bagi Puskesmas yang mempunyai
wilayah kerja dengan kondisi geografi/topografi relatif sulit dan tidak
dapat ditempuh oleh sarana Puskesmas Keliling Roda Empat .
2. Persyaratan Teknis
a. Pengadaan sepeda motor dilaksanakan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
b. Jenis dan spesifikasi teknis serta jumlah sepeda motor, disesuaikan
dengan
kebutuhan
spesifik
wilayah
kerja
(termasuk
dapat
digunakan untuk memenuhi fungsi promosi kesehatan)
dan
ketersediaan dana.
c. Mempertimbangkan ketersediaan layanan perawatan dan suku
cadang.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
36
BAB X
PERALATAN KESEHATAN
Pengadaan peralatan kesehatan (medis dan non medis) adalah untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar dan diperuntukkan bagi
Poskesdes/Puskesmas Pembantu/Puskesmas/Puskesmas Perawatan.
Dukungan peralatan kesehatan diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan
minimal pelayanan Pos Kesehatan Desa, pelayanan kesehatan ibu dan
anak (KIA), Keluarga Berencana (KB),
pelayanan
bayi dan balita, gizi,
kesehatan kerja, kesehatan lingkungan, penyakit menular, penyakit tidak
menular, keperawatan dan laboratorium.
Pengadaan
peralatan
kesehatan,
harus
memperhatikan
persyaratan
sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum
a. Pengadaan
peralatan
kesehatan
harus
mempertimbangkan
kebutuhan dan ketersediaan peralatan yang telah tersedia di sarana
pelayanan kesehatan dasar, masalah kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas dan jaringannya serta dapat dimanfaatkan oleh petugas
kesehatan.
b. Diupayakan
tersedia
dengan
mudah
penggantian
peralatan
kesehatan tersebut.
c. Mutu peralatan kesehatan menjadi pertimbangan utama untuk
pemilihan peralatan tersebut.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
37
2. Persyaratan Teknis
a. Spesifikasi pengadaan peralatan mengacu pada standar peralatan
yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan.
b. Mutu peralatan kesehatan mengacu pada standar yang berlaku.
c. Peralatan kesehatan dapat mengacu pada :
1)
Buku Pedoman Standar Peralatan Kesehatan Lingkungan di
Daerah, Ditjen PP-PL, Tahun 2006.
2)
Buku
Kebijakan
Dasar
Pusat
Kesehatan
Masyarakat
(Puskesmas), SK Menkes No 128/Menkes/SK/II/2004.
3) Buku Acuan Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Dasar, Ditjen Bina Kesmas, Tahun 2007
4) Buku Pedoman Peralatan, Ditjen. Bina Kesmas, Tahun 2007
5) Buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan Pos
Kesehatan Desa, Ditjen Bina Kesmas, Tahun 2006
6) Buku Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulose, Depkes RI
Edisi 2 Cet. Pertama, Tahun 2006
7) Buku Pedoman Pemeriksaan Mikroskopis Tuberkulosis, Ditjen PP
& PL, Depkes RI tahun 2008
8) Buku Pedoman Nasional Pemberantasan Penyakit Kusta Ditjen PP
& PL Depkes RI Cet. XVIII, Tahun 2006
9) Buku Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas Ditjen PP &
PL Depkes RI. Tahun 2006, Penerbit:Unicef
10) Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan
Akut, Untuk Penanggulangan Pneumonia pada Balita Direktorat
P2ML, Ditjen PP & PL Depkes RI Cet. XVIII, Tahun 2006
11) Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia Ditjen PP &
PL Depkes RI Cet. XVIII, Tahun 2006
12) Buku Pencegahan dan Pemberantasan Deman Berdarah Dengue
di Indonesia Ditjen PP & PL Depkes RI, Tahun 2005
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
38
13) Pedoman
Surveilans
Epidemiologi
Penyakit
Jantung
dan
Pembuluh Darah, Depkes RI, Tahun 2007
14) Pedoman Teknis Penemuan & Tatalaksana Penyakit Hipertensi,
Depkes RI, Tahun 2006
15) Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus & Penyakit Metabolik,
Depkes RI, Tahun 2007
16) Petunjuk Teknis Penemuan & Tatalaksana Akibat Kecelakaan
Lalulintas, Depkes RI, Tahun 2007
17) Pedoman Pengendalian Asma, Depkes RI, Tahun 2007
18) Pedoman Penemuan & Tatalaksana Penyakit Paru Obstruktif
Kronis (PPOK), Depkes RI, Tahun 2007
19) Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi (KB), Dit. Bina
Kesehatan Ibu, Ditjen. Bina Kesmas Cetakan Ke 2, Tahun 2006.
20) Buku Pedoman Tata Laksana Anak Gizi Buruk, Dit. Bina Gizi
Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas, tahun 2006.
21) Buku Pedoman Pengarus Utamaan
Gender bidang Kesehatan,
Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas, cetakan ke 5,
Tahun 2007.
22) Pedoman Konseling Menyusui, Dit. Bina Gizi Masyarakat, Ditjen
Bina Kesmas, Tahun 2007.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
39
BAB XI
SARANA DAN PRASARANA
INSTALASI FARMASI KABUPATEN/KOTA
Sesuai dengan tujuan Kebijakan Obat Nasional (KONAS), penggunaan
DAK Program Obat dan Perbekalan Kesehatan adalah untuk menjamin
ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat essensial generik
dan perbekalan kesehatan rumah tangga di sarana pelayanan kesehatan
dasar. Oleh karena itu dibutuhkan sarana dan prasarana Instalasi Farmasi
yang memadai.
A. Pembangunan Baru
Pembangunan
menjamin
baru
Instalasi
ketersediaan,
Farmasi
pemerataan,
dilaksanakan
mutu,
dalam
rangka
keterjangkauan
obat
essensial generik dan perbekalan kesehatan.
1.
Persyaratan Umum
Pembangunan baru Instalasi Farmasi diprioritaskan pada:
(Harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini)
a)
Daerah pemekaran
b)
Perpindahan lokasi/kantor
c)
Pemerintah daerah yang belum mempunyai Instalasi Farmasi
d)
Relokasi Instalasi Farmasi yang disebabkan bencana alam, jalur
hijau, perubahan rencana tata ruang/wilayah atau terjadinya
masalah hukum pada lokasi fisik bangunan.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
40
2.
Persyaratan Teknis
a) Luas lahan dan bangunan yang diperlukan, disesuaikan dengan
kebutuhan daerah berupa volume obat dan perbekalan kesehatan
yang harus disediakan.
b) Denah tata ruang
Rencana
tata
ruang/bangunan
sebagai
sarana
penyimpanan
kesehatan
serta
Penyimpanan
Obat
mengacu
agar
obat
pada
Publik dan
memperhatikan
publik
buku
Perbekalan
dan
fungsi
perbekalan
Standar
Sarana
Kesehatan,
yang
diterbitkan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan
Ditjen
Bina
Kefarmasian
dan
Alat
Kesehatan
Departemen Kesehatan tahun 2005.
c) Pemerintah Daerah harus menyediakan peralatan mebeler, biaya
operasional,
Instalasi
biaya
pemeliharaan
pada
pembangunan
baru
Farmasi dari sumber anggaran lainnya.
B. Rehabilitasii/Revitalisasi INSTALASI
1.
Persyaratan Umum
Rehabilitasi Instalasi Farmasi diprioritaskan pada Instalasi Farmasi
yang mengalami kerusakan berat.
2.
Persyaratan Teknis
a.
Luas lahan dan bangunan disesuaikan dengan kebutuhan daerah
berupa volume obat dan perbekalan kesehatan yang harus
disediakan.
b.
Denah tata ruang
Rencana tata ruang/bangunan rehabilitasi agar memperhatikan
fungsi sebagai sarana penyimpanan obat publik dan perbekalan
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
41
kesehatan
serta
mengacu
pada
buku
Standar
Sarana
Penyimpanan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, yang
diterbitkan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan
Ditjen
Bina
Kefarmasian
dan
Alat
Kesehatan
Departemen Kesehatan Tahun 2005
C.
Sarana Pendukung
Pengadaan dan atau penggantian sarana pendukung Instalasi Farmasi
ditujukan untuk mendukung pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas.
Sarana pendukung Instalasi Farmasi dapat berupa sarana penyimpanan
produk biologis sistem rantai dingin/cold chain (termasuk pemeliharaan
sistem rantai dingin/cold chain dalam distribusi produk biologis) dan
sarana distribusi (roda empat/roda dua/perahu bermotor)
1.
Persyaratan Umum
a.
Diprioritaskan pada daerah yang Instalasi Farmasinya belum
memiliki sarana pendukung.
b.
2.
a)
Sebagai pengganti sarana pendukung yang rusak berat
Persyaratan Teknis
Penggantian sarana pendukung Instalasi Farmasi yang telah
habis
masa
pakainya
(absolete)
harus
dilakukan
dengan
spesifikasi teknis dan kapasitas yang sama
b)
Pengadaan
atau
pertimbangan
penggantian
operasional
sarana
distribusi
berdasarkan
serta
kondisi
dan
letak
geografis/topografi daerah.
c)
Pengadaan
sarana
pendukung
Instalasi
Farmasi
Kab/Kota
disesuaikan dengan kebutuhan, mengacu pada buku Standar
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
42
Sarana Penyimpanan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan,
yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan
Ditjen
Bina
Kefarmasian
dan
Alat
Kesehatan
Departemen Kesehatan Tahun 2005.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
43
BAB XII
PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN
INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
RUMAH SAKIT
Pengadaan peralatan kesehatan Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah
sakit
dimaksudkan
untuk
mewujudkan
rumah
sakit
sebagai
Safe
Community Center yang mendukung Desa Siaga.
Sebagai perwujudan dari konsep Safe Community maka dikembangkan
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Secara umum
SPGDT menyangkut penanganan penderita gawat darurat pra rumah sakit
(di tengah masyarakat, Poskesdes, Puskesmas, selama dalam transport) ,
rumah sakit (Instalasi Gawat Darurat-High Care Unit-Intensive Care Unitkamar jenazah) dan antar rumah sakit.
Pada fase rumah sakit unsur utama yang perlu dilakukan penguatan
adalah Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebagai ujung tombak pelayanan
pasien di rumah sakit.
Secara umum keberadaan IGD rumah sakit bertujuan untuk :
1. Mencegah kematian dan kecacatan
2. Menerima rujukan atau merujuk pasien baik secara horizontal maupun
vertikal
3. Melakukan penanggulangan korban bencana massal yang terjadi di
dalam dan di luar rumah sakit
4. Melakukan penanganan kasus true dan false emergency selama 24
jam.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
44
5. Mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan penanggulangan
penderita gawat darurat melalui pendidikan serta menyelenggarakan
berbagai kursus yang berhubungan dengan basic dan advanced life
support.
IGD tidak hanya melayani pasien yang datang ke rumah sakit, akan tetapi
juga harus melakukan pembinaan pada masyarakat untuk menyiapkan
kesiapsiagaan
dini,
hal
ini
tentunya
sangat
menunjang
untuk
meningkatkan mutu sumber daya manusia dan pelayanan kesehatan
dalam pengembangan desa siaga.
Tujuan dari penguatan IGD rumah sakit adalah menurunkan angka
kematian dan kecacatan akibat kasus gawat darurat melalui :
1. Penguatan kemampuan Instalasi Gawat Darurat rumah sakit sebagai
Safe Community Center bagi Desa Siaga dalam penanggulangan
penderita gawat darurat sehari-hari dan bencana
2. Pengadaan fasilitas Instalasi Gawat Darurat rumah sakit sesuai standar
1. Persyaratan Umum
Pengadaan alat kesehatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah
sakit umum milik pemerintah daerah harus memenuhi salah satu atau
lebih persyaratan di bawah ini :
a.
Telah dikembangkan program Desa Siaga di wilayah kerjanya
b.
IGD rumah sakit belum memenuhi standar pelayanan IGD level 2
c.
Berada di daerah rawan bencana
d.
Akan melakukan pengembangan pada jenis kegawat daruratan
tertentu, misalnya : pusat trauma atau penanganan korban
bencana kimia
e.
Ada
komitmen
peningkatan
pihak
RSUD
dan
pemerintah
daerah
dalam
penanggulangan penderita gawat darurat di rumah
sakit
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
45
2. Persyaratan Teknis
1. Pengadaan
alat
kesehatan
untuk
Instalasi
Gawat
Darurat
berdasarkan revisi Standar Pelayanan Gawat Darurat yang telah
disusun oleh Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik bersama
dengan profesi tahun 2007, dan disesuaikan dengan kebutuhan dan
ketersediaan dana dengan prioritas sebagai berikut :
a. Alat kesehatan yang dapat digunakan untuk mendiagnosis,
menangani, memonitor dan mengevakuasi (proses rujukan) serta
alat medis pendukung untuk penanggulangan penderita gawat
darurat :
i. Trauma (Bedah)
ii. Non Trauma
1) Kegawatdaruratan jantung
2) Kegawatdaruratan penyakit dalam
3) Kegawatdaruratan kebidanan
4) Kegawatdaruratan anak dan neonatus
5) Kegawatdaruratan neurologi, psikiatri, dll
b. Penyediaan alat lebih diutamakan pada alat medis yang sifatnya
mobile.
2. Jenis peralatan medis yang harus disediakan adalah sebagai berikut
a. Diagnosis
Umum :
1.
Kit pemeriksaan sederhana
:
1 set
2.
Examination lamp
:
1 unit
Khusus :
3.
EKG 12 channel
:
1 unit
4.
Mobile X-ray
:
1 unit
5.
Doppler
:
1 unit
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
46
6.
Glukometer with stick
:
1 unit
b. Tindakan
Airway :
7.
Emergency resuscitation kit
:
1 set
8.
Suction pump
:
1 set
9.
Neck collar
:
1 unit
10. Oksigen consentrator
:
1 unit
11. Nebulizer
:
1 unit
12. Ventilator transport
:
1 unit
13. Minor surgery set
:
2 unit
14. Siringe pump
:
1 unit
15. Infusion pump
:
1 unit
16. Pulse oxymeter
:
1 unit
17. Vital sign monitor
:
1 unit
:
1 unit
19. Infant warmer
:
1 unit
20. Inkubator
:
1 unit
21. Meja ginekologi
:
1 unit
22. Partus set
:
1 unit
23. Vacuum set
:
1 set
24. Kuret set
:
1 set
25. Sectio caesarian set
:
1 set
:
1 unit
Breathing :
Circulation :
c. Monitor
d. Gawat Darurat Khusus
Jantung :
18. Defibrilator
Anak – Neonatus :
Kebidanan :
Bedah :
26. Electro surgical cauter
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
47
27. Meja operasi
:
1 unit
28. Lampu operasi mobile
:
1 unit
29. Mesin anestesia
:
1 set
30. Major surgery set
:
1 set
31. THT set
:
1 set
32. Head lamp
:
1 unit
33. Emergency strecher
:
1 unit
34. Sterilisator kering
:
1 unit
35. Automatic film processor
:
1 unit
Tindakan khusus lainnya :
e. Peralatan Medis Pendukung
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
48
BAB XIII
PENINGKATAN SARANA PRASARANA DAN
PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN
UNTUK RUMAH SAKIT SIAP PONEK
Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) di
Indonesia tertinggi di antara negara-negara ASEAN dengan penurunan
sangat lambat. Seperti kita ketahui AKI sebesar 307 per 100.000
kelahiran hidup, sedangkan AKN 20 per 100.000 kelahiran hidup (hasil
survey 2002 – 2003). Hal tersebut berarti
setiap jam ada 2 ibu yang
meninggal dan setiap jam ada 10 kematian neonatal. Kematian bayi 35
per 1000 kelahiran hidup (SDKI tahun 2002 – 2003) yang artinya setiap
jam ada 18 kematian bayi. Keadaan tersebut diakibatkan oleh penyebab
utama kematian yang sebenarnya dapat dicegah melalui pendekatan
deteksi dini dan penatalaksanaan yang tepat untuk ibu dan bayi.
Di samping itu konferensi tingkat tinggi PBB pada tahun 2000 menetapkan
bahwa 2 dari 8 tujuan pembangunan millennium (Millennium Development
Goals) pada tahun 2015 sangat terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan
anak yaitu:
•
Mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua per tiga dari
AKB pada tahun 1990 menjadi 23 dari 32/1000 kelahiran hidup pada
tahun 2015.
•
Mengurangi angka kematian ibu sebesar tiga per empat dari AKI pada
tahun 1990 menjadi 102/100000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Rencana
Strategis
Departemen
Kesehatan
tahun
2005-2009
telah
menetapkan target penurunan AKI dari 307 menjadi 226/ 100.000
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
49
kelahiran hidup dan AKB dari 35 menjadi 26/ 1000 kelahiran hidup pada
tahun 2009. Dalam mencapai target tersebut perlu dilakukan upaya
terobosan yang efisien yaitu melalui program Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah sakit (RS).
Di Indonesia penyebab kematian ibu adalah perdarahan, infeksi dan
eklampsia, persalinan macet serta komplikasi abortus. Penyebab kematian
utama adalah perdarahan yang sebagian besar disebabkan oleh retensi
plasenta. Hal ini menunjukkan adanya manajemen persalinan kala III
yang kurang adekuat. Sedangkan kematian ibu akibat infeksi merupakan
indikator kurang baiknya upaya pencegahan dan manajemen infeksi.
Program menurunkan angka kematian ibu dan bayi (maternal neonatal)
dan meningkatkan pelayanan ibu dan bayi yang mempunyai masalah
komplikasi persalinan dan kelahiran kurang bulan sangat diperlukan.
Sehubungan dengan hal tersebut perlu diperoleh dukungan faktor
ketrampilan tenaga kesehatan khusus PONEK serta pelayanan kesehatan
ibu dan bayi yang berkualitas di RS.
Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu
penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatan bayi harus
dilakukan dalam sistem terpadu di tingkat nasional dan regional.
Pelayanan perinatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan
bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk kegiatan
Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Komprehensif/ PONEK di rumah
sakit dan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Dasar/PONED di
tingkat Puskesmas.
Program PONEK 24 jam di RS kabupaten/kota merupakan program yang
sangat berperan dalam mengurangi angka kematian ibu dan bayi baru
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
50
lahir.
Untuk
mencapai
kompetensi
dalam
bidang
tertentu
tenaga
kesehatan memerlukan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan perubahan perilaku Tim PONEK dalam pelayanan kepada
pasien. Sedangkan untuk mendukung pelayanan diperlukan peningkatan
sarana, prasarana dan peralatan di RS PONEK.
Untuk memperoleh pelayanan kesehatan ibu dan bayi (maternal neonatal)
yang berkualitas diperlukan ketersediaan tenaga terampil Tim PONEK
dalam
penatalaksanaan
kesehatan
maternal
neonatal
dan
sarana
prasarana serta peralatan PONEK sesuai standar di rumah sakit.
Rumah sakit yang mendapatkan paket peningkatan sarana prasarana dan
pengadaan peralatan kesehatan untuk rumah sakit siap PONEK dapat
memilih paket peningkatan sarana prasarana saja atau pengadaan
peralatan kesehatan saja, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
rumah sakit dan ketersediaan dana yang ada.
A.
Peningkatan Sarana dan Prasarana
1.
Persyaratan Umum
Rumah Sakit Siap PONEK adalah rumah sakit yang menyelenggarakan
pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif
dan terintegrasi selama 24 jam.
Kriteria umum Rumah Sakit Siap PONEK meliputi :
a.
Minimal rumah sakit kelas C yang menjadi pusat rujukan regional
di wilayah kerjanya.
b.
Adanya dukungan pemerintah daerah dan direktur rumah sakit
mempersiapkan Tim PONEK di rumah sakit (terdiri dari 1 dokter
Sp.OG, 1 dokter Sp.A, 1 dokter, 2 bidan dan 1 perawat) dan
biaya operasional untuk kesinambungan program.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
51
2.
Persyaratan Teknis
a.
Rumah sakit telah memiliki minimal 1 dokter Sp.OG dan 1 dokter
Sp.A
b.
Tersedia UTDRS atau BDRS atau UTD PMI
c.
Tersedia
ruang
maternal
(kamar
bersalin)
yang
mampu
menyiapkan operasi dalam waktu kurang dari 30 menit
d.
Tersedia kamar operasi
yang siap (siaga 24 jam) dalam
melakukan operasi bila ada kasus emergensi obstetrik
e.
Tersedia ruang neonatal untuk perawatan intensif
Luas lahan dan bangunan untuk peningkatan sarana dan prasarana:
a. Ruangan Maternal
1
Tiga Kamar Bersalin (untuk satu tempat tidur @16 m2)
=
48 m2
2
Dua buah kamar mandi (@ 6 m2)
=
12 m2
3
Kamar periksa (3 m x 4 m)
=
12 m2
4
Ruang Perawatan (4 TT @ 8 m2)
=
32 m2
5
Ruang Isolasi untuk kasus Infeksi (2 TT @ 8 m2)
=
16 m2
6
Ruang Perawatan Intensif/Eklampsia/Sepsis (2 TT @ 8 m2) =
16 m2
7
Ruang Tindakan operasi kecil/darurat/one day care (2 TT @
12 m2)
=
24 m2
8
Nurse Station (4 m x 4 m)
=
16 m2
9
Ruang Jaga Dokter (3 m x 5 m)
=
15 m2
10 Ruang Jaga Bidan (2 TT @ 6 m2)
=
12 m2
11 Dua toilet/kamar mandi staf (@ 2 x 2.25 m2)
=
9 m2
12 Ruang Obat (Depo Farmasi Ruangan)
=
6 m2
13 Gudang Peralatan (2 m x 1 m)
=
2 m2
14 Ruang Kotor (tempat cuci peralatan) (4 m x 2 m)
=
8 m2
15 Pantry (2 m x 2 m)
=
4 m2
Total =
232 m2
b. Ruang Neonatal
1
Unit Perawatan Khusus
=
20 m2
2
Ruang Laktasi
=
6 m2
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
52
3
Ruang Pencucian Incubator
=
6 m2
4
Nurse Station (4 m x 4 m)
=
16 m2
5
Ruang Jaga Bidan (2 TT @ 6 m2)
=
12 m2
6
Dua toilet/kamar mandi staf (@ 2 x 2.25 m2)
=
9 m2
7
Ruang Obat (Depo Farmasi Ruangan)
=
6 m2
8
Gudang Peralatan (2 m x1 m)
=
2 m2
9
Ruang Kotor (tempat cuci peralatan) (4 m x 2 m)
=
8 m2
=
9 m2
Total =
94 m2
Total (a) + (b) =
326 m2
10 Ruang Linen bersih
Bila luas lahan tidak memungkinkan, maka renovasi/pembangunan
disesuaikan dengan kondisi setempat dan tetap memperhatikan
kebutuhan minimal pelayanan.
Denah dan Tata ruang
Rancangan denah dan tata ruang maternal dan neonatal harus
memenuhi beberapa persyaratan teknis sesuai dengan Pedoman
Penyelenggaraan
Pelayanan
Obstetri
Neonatal
Emergensi
Komprehensif (PONEK) 24 Jam di Rumah Sakit yang dikeluarkan
oleh Direktorat
Jenderal Bina Pelayanan Medik,
Departemen
Kesehatan RI Tahun 2007.
Bila daerah mempunyai keterbatasan untuk mengikuti pedoman
tersebut di atas, maka daerah dapat mengikuti acuan di bawah ini.
1) Ruang Maternal
a. Kamar bersalin
•
Lokasi berdekatan dengan kamar operasi dan IGD
•
Luas minimal 6 m2 per orang
•
Paling kecil, ruangan berukuran 12 m2
•
Harus ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
53
•
Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapat
hadir
•
Ruangan bersalin tidak boleh merupakan tempat lalu lalang
orang
•
Bila kamar operasi juga ada dalam lokasi yang sama,
upayakan tidak melintas pada ruang bersalin
•
Minimal 2 kamar bersalin terdapat pada setiap rumah sakit
umum
•
Kamar
bersalin
terletak
sangat
dekat
dengan
kamar
neonatal, untuk memudahkan transportasi bayi dengan
komplikasi ke ruang rawat
•
Idealnya
sebuah
ruang
bersalin
merupakan
unit
terintegrasi: kala 1, kala 2 dan kala 3 yang berarti setiap
pasien diperlakukan utuh sampai kala 4 bagi ibu bersama
bayinya secara privasi. Bila tidak memungkinkan, maka
diperlukan dua kamar kala 1 dan sebuah kamar kala 2.
•
Kamar bersalin harus dekat dengan ruang jaga perawat
(nurse
station)
agar
memudahkan
pengawasan
ketat
setelah pasien partus sebelum dibawa ke ruang rawat (post
partum). Selanjutnya bila diperlukan operasi, pasien akan
dibawa ke kamar operasi yang berdekatan dengan kamar
bersalin.
•
Harus ada kamar mandi/toilet yang berhubungan dengan
kamar bersalin
•
Ruang postpartum harus cukup luas, standar 8 m2 per
tempat tidur (bed)
•
Ruang tersebut terpisah dari fasilitas : toilet, kloset, lemari
•
Pada ruang dengan banyak tempat tidur, jarak antar
tempat tidur minimal 1 meter
•
Jumlah tempat tidur per ruangan maksimum 4 buah
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
54
•
Tiap ruangan harus mempunyai jendela sehingga cahaya
dan udara cukup
•
Harus ada fasilitas untuk cuci tangan pada tiap ruangan
•
Tiap pasien harus punya akses ke kamar mandi privasi
(tanpa ke koridor)
•
Kamar periksa/diagnostik harus mempunyai luas sekurangkurangnya 11 m2 dan berisi : tempat tidur pasien/obsgin,
kursi pemeriksa, lampu sorot, troli alat, lemari obat kecil,
USG mobile dan troli emergensi
•
Ada ruang perawat (nurse station)
•
Ruang isolasi bagi kasus infeksi perlu disediakan seperti
pada kamar bersalin
•
Ruang tindakan operasi/kecil darurat/one day care : untuk
kuret, penjahitan dan sebagainya
•
Ruang tunggu bagi keluarga pasien
b. Unit Perawatan Intensif/Eklampsia/Sepsis
•
Unit ini harus berada di samping ruang bersalin, atau
setidaknya jauh dari area yang sering dilalui
•
Paling kecil, ruangan berukuran 18 m2
•
Di ruang dengan beberapa tempat tidur, sedikitnya ada
jarak antara ranjang satu dengan ranjang lainnya
•
Ruangan harus dilengkapi paling sedikit enam steker listrik
yang dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik
2) Ruangan Neonatal
a. Unit Perawatan Intensif
•
Unit ini harus berada di samping ruang bersalin atau
setidaknya jauh dari area yang sering dilalui
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
55
•
Minimal ruangan berukuran 18 m2
•
Di ruangan dengan beberapa tempat tidur sedikitnya ada
jarak antar ranjang
•
Harus ada tempat untuk isolasi bayi di area terpisah
•
Ruang harus dilengkapi paling sedikit 6 steker yang
dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik
b. Unit Perawatan Khusus
•
Unit ini harus berada di samping ruang bersalin atau
setidaknya jauh dari area yang sering dilalui
•
Minimal ruangan berukuran 12 m2
•
Harus ada tempat untuk isolasi bayi di tempat terpisah
•
Paling sedikit harus ada jarak antara inkubator dengan
tempat tidur bayi
c. Area laktasi
Minimal ruangan berukuran 6 m2
d. Area pencucian inkubator
Minimal ruangan berukuran 6-8 m2
Dalam rangka penyelenggaraan PONEK, perlu mempertimbangkan
kebutuhan bagi laki-laki dan perempuan, antara lain :
•
Adanya pemisahan visual antara ruang bersalin satu dengan
yang lainnya
•
Sarana,
prasarana
dan
peralatan
yang
ada
harus
mempertimbangkan ergonomis dan kemudahan aksesibilitas
bagi ibu hamil
B. Pengadaan Peralatan (terlampir)
1. Peralatan Neonatal
2. Peralatan Maternal
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
56
BAB XIV
UNIT TRANSFUSI DARAH RUMAH SAKIT
Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) adalah salah satu instalasi di
RS yang mempunyai peran sebagai penyedia darah transfusi yang aman
(lulus skreening Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah/IMLTD) dengan
tugas antara lain melakukan rekruitmen donor sukarela, melakukan
seleksi donor, melakukan penyadapan darah donor, melakukan screening
terhadap penyakit IMLTD, melakukan penyimpanan darah sebagai stock,
melakukan pemeriksaan golongan darah, crossmatch, mengirim darah
transfusi
yang
telah
aman
ke
bagian
lain
/
ruangan
lain
yang
membutuhkan, memantau reaksi transfusi yang terjadi serta melakukan
pencatatan dan pelaporan.
A. Pembangunan Baru
Pembangunan baru UTDRS dilaksanakan dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan darah di rumah sakit khususnya dan meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit pada umumnya.
1. Persyaratan Umum
Pembangunan fasilitas UTDRS mengacu pada persyaratan umum
sebagai berikut :
a. Tidak terdapat UTD yang dapat memasok kebutuhan darah aman di
rumah sakit yang bersangkutan
b. Terdapat rumah sakit pemerintah pada wilayah setempat
c. Tidak boleh dijadikan sumber PAD, atau profit center di RS karena
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
57
pelayanan darah harus bersifat nirlaba
d. Dinas Kesehatan setempat mempunyai sistem pengawasan dan
pembinaan pelayanan transfusi darah
e. Biaya
operasional
dan
pemeliharaan
UTD
diusulkan
oleh
RS
setempat melalui APBD atau sumber lainnya
f. Lokasi berada di tempat yang strategis bagi ruang-ruang perawatan
dan ruang emergensi serta ruang operasi
g. Dalam melaksanakan perannya UTDRS harus berkoordinasi dengan
Dinas
Kesehatan
setempat
dalam
jejaring
pelayanan
darah
kabupaten/kota serta merupakan bagian dari jejaring pelayanan
darah propinsinya
2. Persyaratan Teknis
a. Luas lahan dan bangunan
Luas lahan dan bangunan dari UTDRS didasarkan pada jenis
pelayanan dan kegiatan yang dilaksanakan.
Adapun luasan itu adalah :
m2
1)
Ruang pimpinan
luas : 9
2)
Ruang tunggu donor sukarela
luas : 7.5 m2
3)
Ruang administrasi dan loket
luas : 9
4)
Ruang pemeriksaan/seleksi donor
luas : 7.5 m2
5)
Ruang AFTAP
luas : 10 m2
6)
Ruang pemulihan
luas : 6
7)
Ruang laboratorium & R.cuci
luas : 16 m2
8)
Ruang penyimpanan darah
luas : 6
m2
9)
Kamar mandi / WC (2 buah)
luas : 6
m2
m2
m2
10) Ruang jaga
luas : 7.5 m2
11) Ruang genset/gudang
luas : 7.5 m2
12) Lorong/sirkulasi ruangan
luas : 8
TOTAL
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
m2
100 m2
58
Bila luas lahan tidak memungkinkan, maka pembangunan disesuaikan
dengan kondisi setempat dengan tetap memperhatikan kebutuhan
minimal pelayanan.
Dalam rangka penyelenggaraan UTDRS, perlu mempertimbangkan
kebutuhan bagi laki-laki dan perempuan, antara lain adanya pemisahan
visual antara ruang penyadapan darah satu dengan yang lainnya.
b. Denah dan tata ruang
Rancangan
denah
dan
tata
ruang
pada
UTDRS
harus
mempertimbangkan aksesibilitas dan kemudahan dari kegiatan yang
dilaksanakan. Adapun denah dan tata ruang UTDRS harus memenuhi
beberapa persyaratan teknis dari pelayanan kesehatan yang ada, di
antaranya :
1) Bangunan berada dalam lingkungan/bangunan RS
2) Bangunan minimal memiliki beberapa ruangan antara lain :
•
Ruang administrasi
•
Ruang penyadapan darah
•
Ruang laboratorium
•
Ruang penyimpanan darah dan reagen
•
ruang cuci
•
WC
3) Bangunan memiliki sistem supply air yang cukup
4) Bangunan memiliki sistem limbah sesuai standar/dapat bergabung
dengan limbah RS
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
59
B. Rehabilitasi UTDRS
Rehabilitasi UTDRS ditujukan pada rumah sakit yang memiliki UTD yang
telah berfungsi, khususnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan darah
dan pelayanan secara keseluruhan di rumah sakit.
1. Persyaratan Umum
Peningkatan kualitas UTDRS yang telah ada mengacu pada persyaratan
umum sebagai berikut :
•
kondisi fisik (rusak ringan, sedang, berat)
2. Persyaratan Teknis
a.
Luas lahan dan bangunan
Luas
lahan
dan
bangunan dari
UTDRS
mengacu
pada
UTDRS
harus
pembangunan baru UTDRS.
b.
Denah dan tata ruang
Rancangan
denah
dan
tata
ruang
pada
mempertimbangkan aksesibilitas dan kemudahan dari kegiatan
yang dilaksanakan. Denah dan tata ruang UTDRS mengacu pada
pembangunan baru UTDRS.
C. Pemenuhan Kebutuhan Peralatan UTDRS
Agar UTDRS dapat berfungsi dengan optimal, maka perlu didukung
dengan peralatan UTDRS yang berkualitas dan memenuhi standar.
1. Persyaratan Umum
Pemenuhan kebutuhan peralatan UTDRS mengacu pada persyaratan
umum sebagai berikut :
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
60
a. Pembangunan baru dan renovasi UTDRS melalui DAK 2009
b. UTDRS yang didirikan melalui DAK 2008 dan belum mendapat
alokasi peralatan melalui APBN 2008
c. Biaya
operasional
dan
pemeliharaan
UTD
diusulkan
oleh
RS
setempat melalui APBD atau sumber lainnya
2. Persyaratan Teknis
Peralatan dan bahan habis pakai untuk UTDRS adalah sebagai berikut :
a. Peralatan seleksi donor dan IMLTD
ƒ
Hemoscale
:
1 unit
ƒ
Hemoglobinometer
:
1 unit
ƒ
Hand sealer
:
2 unit
ƒ
Tempat tidur donor
:
2 unit
ƒ
Stetoskop dewasa
:
2 unit
ƒ
Spygmomanometer air raksa
:
2 unit
ƒ
Timbangan badan
:
2 unit
b. Peralatan penunjang laboratorium
ƒ
Plasma extractor
:
1 unit
ƒ
Dry incubator
:
1 unit
ƒ
Serological centrifuge
:
1 unit
ƒ
Serological rotator
:
1 unit
ƒ
Adjustable M/C Micropipete
- Ukuran 5 – 50 µl
:
1 unit
- Ukuran 50 – 200 µl
:
1 unit
ƒ
Mikroskop binokuler elektrik
:
1 unit
ƒ
Peralatan pemeriksaaan uji saring
metode gel test / microplate
:
1 unit
Peralatan laboratorium lain
:
2 paket
ƒ
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
61
(Paket terdiri dari : Pasteur pipet plastic, labu semprot, rak
tabung, tabung ukuran 12 x 75 mm, tabung ukuran 5 mm,
hematokrit tube, beker glass, sarung tangan, lab jas, blood
grouping plate, baskom cuci, gunting stainless steel, klem lab,
gelas melamin, object glass, micro pipet yellow type)
c. Distribusi cool box
•
untuk mobile unit (25-50 ktg)
:
2 unit
•
untuk ruangan (2-5 ktg)
:
2 unit
d. Penyimpan reagen dan darah
•
Blood bank refrigerator
:
1 unit
•
Medical refrigerator
:
1 unit
e. Bahan Habis Pakai
1.
2.
Kantong darah
- Single bag 250 ml/350ml
: sesuai kebutuhan
- Transfer bag
: sesuai kebutuhan
Reagen
ƒ
Anti-HCV
:
1 paket
ƒ
HbsAg
:
1 paket
ƒ
Golongan darah ABO, Rhesus dan
albumin 22% dan coombs serum
:
1 paket
ƒ
Sifilis
:
1 paket
ƒ
Reagen untuk pemeriksaan uji saring
metode gel test/microplate
:
1 paket
ƒ
HIV/AIDS
:
1 paket
ƒ
Larutan CuSO4 dengan BJ 1,053
:
1 paket
uji silang metode 3 fase dengan bovine
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
62
ƒ
NaCl 0,9 %
:
1 paket
ƒ
Cairan desinfectant
:
1 paket
ƒ
Aquabidest
:
1 paket
:
1 paket
f. Peralatan kantor
(Paket terdiri dari : meja kantor, meja komputer, komputer,
printer, white board, kursi kantor) mempergunakan APBD,
kecuali
untuk pembangunan baru UTDRS.
Mengingat pelayanan darah mempunyai resiko cukup tinggi, maka
peralatan UTDRS harus memiliki kualitas tinggi dengan jaminan purna
jual minimal 3 tahun.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
63
BAB XV
BANK DARAH RUMAH SAKIT
Sejalan dengan kebijakan Depkes dalam peningkatan kualitas dan akses
pelayanan
darah
seperti
yang
tertuang
dalam
Peraturan
Menteri
Kesehatan No. 423 Tahun 2007 yaitu seluruh rumah sakit memiliki Bank
Darah Rumah Sakit (BDRS), maka perlu dibangun BDRS di setiap RS
Provinsi/Kabupaten/Kota
sebagai
pendukung
pelaksanaan
pelayanan
transfusi darah dengan sistem distribusi tertutup.
BDRS adalah unit kerja di rumah sakit yang melaksanakan manajemen
pelayanan transfusi darah di rumah sakit. Fungsi BDRS adalah sebagai
pelaksana dan penanggung jawab pemenuhan kebutuhan darah di rumah
sakit sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit secara keseluruhan
bekerjasama dengan UTD setempat sebagai pemasok darah yang aman.
Pembangunan Baru
1. Persyaratan Umum
Pembangunan
fasilitas
BDRS
mengacu
pada
persyaratan
umum
sebagai berikut :
a.
Terdapat UTD PMI yang dapat memasok kebutuhan darah aman di
kabupaten/kota setempat.
b.
Terdapat Rumah Sakit Pemerintah di wilayah setempat
c.
Dinas Kesehatan setempat mempunyai sistem pengawasan dan
pembinaan pelayanan transfusi darah
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
64
d.
Ada komitmen daerah untuk membantu operasionalisasi dan
pemeliharaan BDRS melalui APBD.
2. Persyaratan teknis
a. Luas ruang
Luas ruang BDRS didasarkan pada jenis ruang kegiatan yang
dilaksanakan. Adapun luasan itu adalah :
1) Ruang administrasi dan loket penerimaan
Luas : 5 m2
sampel darah
2) Ruang laboratorium
Luas : 9 m2
3) Ruang penyimpanan darah
Luas : 6 m2
4) Ruang kepala BDRS dan ruang rapat
Luas : 6 m2
5) Ruang jaga petugas
Luas : 5 m2
6) Ruang gudang
Luas : 3 m2
7) Ruang kamar mandi
Luas : 3 m2
8) Lorong
Luas : 3 m2
40 m2
TOTAL
Bila
luas
lahan
tidak
memungkinkan,
maka
pembangunan
disesuaikan dengan kondisi setempat dengan tetap memperhatikan
kebutuhan minimal pelayanan.
b. Denah dan tata ruang
Rancangan
denah
dan
tata
ruang
pada
BDRS
harus
mempertimbangkan aksesibilitas dan kemudahan dari kegiatan yang
dilaksanakan. Adapun denah dan tata ruang BDRS harus memenuhi
beberapa persyaratan teknis dan pelayanan kesehatan yang ada, di
antaranya :
1) Bangunan berada di dalam lingkungan/bangunan RS
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
65
2) Lokasi berada di tempat yang strategis dan mudah dijangkau dari
ruang-ruang perawatan dan ruang emergensi serta ruang operasi
3) Luas minimal 40 m2 dengan cahaya dan ventilasi yang cukup
serta ber-AC termasuk ruang administrasi secara terpisah
4) Fasilitas air mengalir dan listrik yang memadai, genset atau UPS
yang mampu mem-back up refrigerator agar stabilitas suhu tetap
terjaga
5) Tersedia
2 bak cuci yang terdiri dari bak cuci tangan dan bak
cuci alat
6) Lantai ruangan ada tanpa sambungan (vinyl), sudut lantai
melengkung
c.
Peralatan dan Bahan Habis Pakai
Peralatan minimal BDRS adalah sebagai berikut :
1)
Blood bank refrigerator
:
1 unit
2)
Serological centrifuge
:
2 unit
3)
Serological rotator
:
1 unit
4)
Dry incubator
:
1 unit
5)
Microskop binoculer
:
1 unit
6)
Plasma extractor
:
1 unit
7)
Set peralatan uji silang serasi dengan
metode gel /microplate
:
1 unit
Peralatan laboratorium lainnya
:
1 paket
8)
(Paket terdiri dari : pasteur pipet plastic, set alat pemeriksaan
uji silang serasi dengan metode gel test, labu semprot, rak
tabung, tabung ukuran 12 x 75 mm, tabung ukuran 5 ml,
hematokrit tube, beker glass, blood grouping plate, baskom
cuci,
gelas
melamin,
gunting
stainless
steel,
klem
lab,
korentang, sarung tangan, jas laboratorium dan kacamata
pelindung, object glass, timer, micro pipete yellow type)
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
66
9)
Cool box kapasitas 3 – 5 kantong darah
:
3 unit
10) Bahan habis pakai
ƒ
Coombs control cell
:
1 vial
ƒ
NaCl 0,9% (@500ml)
:
25 vial
ƒ
Reagen golongan darah ABO, Rhesus
dan uji silang metode 3 fase dengan
bovine albumin 22% dan coomb serum : 10 vial (@10cc)
ƒ
ƒ
Reagen untuk pemeriksaan uji saring
metode gel test / microplate
: 1 paket
Cairan desinfectant
: 1 paket
11) Perlengkapan administrasi
ƒ
Meja tulis dan kursi
ƒ
Mesin ketik
ƒ
Komputer dan printer
ƒ
Lemari arsip
ƒ
Telepon dan Faksimili
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
67
BAB XVI
FASILITAS TEMPAT TIDUR
KELAS III RUMAH SAKIT
Rumah sakit yang mendapatkan paket peningkatan fasilitas tempat
tidur kelas III adalah rumah sakit milik pemerintah daerah propinsi
maupun milik pemerintah daerah kabupaten/kota yang melaksanakan
program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dengan BOR
rata-rata kelas III rumah sakit ≥ 85 % dan kecenderungan meningkat
dari tahun ke tahun. Di samping itu, rumah sakit tersebut belum
mendapat alokasi untuk peningkatan fasilitas tempat tidur kelas III
melalui DAK TA 2008.
Peningkatan Fasilitas Tempat Tidur Kelas III RS
1. Persyaratan Umum
Masih tersedianya lahan untuk peningkatan fasilitas ini.
2. Persyaratan Teknis
a.
Luas Lahan dan Tata Ruang Bangunan
Pembangunan
ruang
rawat
inap
kelas
III
RS
harus
memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan
serta alur pelayanan untuk kelancaran dalam pelayanan pasien.
Oleh karena itu setiap pembangunan ruang rawat inap kelas III
yang baik, berisi 8 (delapan) set tempat tidur yang dilengkapi
fasilitas penunjang antara lain : selasar, 2 (dua) buah kamar
mandi, 2 (dua) buah wastafel serta 2 (dua) buah ceiling fan.
Bila direncanakan membangun lebih dari 4 (empat) ruang rawat
inap kelas III, pada setiap pembangunan 4 (empat) ruang
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
68
rawat inap ( dengan jumlah tempat tidur 32 buah ) atau
kelipatannya, maka perlu dibangun 1 (satu) ruang perawat
(Nurse
Station)
yang
dilengkapi
dengan
ruang-ruang
pendukungnya.
Adapun contoh ukuran luas
ruangan bangunan
tersebut di
atas adalah sebagai berikut :
1)
Ruang Rawat Inap Kelas III
•
•
•
Ruang rawat inap kelas III
2 buah kamar mandi @
Selasar
8 x 9 m2 =
2 x 3 m2 =
8 x 2.5 m2 =
Total luas bangunan yang dibutuhkan
2)
72 m2
12 m2
20 m2
= 104 m2
Ruang Perawat (Nurse Station)
•
•
•
1 Ruang kerja perawat
1 Ruang istirahat petugas
1 Kamar mandi petugas
=
3 x 3 m2
3 x 3 m2
=
2
2 x 1.5 m =
Total luas bangunan yang dibutuhkan
=
9 m2
9 m2
3 m2
21 m2
Apabila luas lahan yang dimiliki rumah sakit terbatas, maka
pembangunan disesuaikan dengan kondisi setempat dan tetap
memperhatikan
acuan
ketentuan
pembangunan
ruang
pelayanan kesehatan.
b.
Spesifikasi Teknis Bangunan
1)
Ruang Rawat Inap Kelas III
•
Lantai terbuat dari keramik kualitas satu (KW–1)
•
Dinding tembok ½ bata berplester dan dicat
•
Atap dari genting dengan plafon
•
Ruang rawat inap dilengkapi dengan 2 buah wastafel dari
keramik serta 2 buah kran dan saluran pembuangan
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
69
•
Kamar mandi berlantai keramik kasar (tidak licin)
dilengkapi 1 bak mandi, 1 closet duduk dan 1 gantungan
infus
2) Ruang Perawat (Nurse Station)
•
Lantai terbuat dari keramik kualitas satu (KW–1)
•
Dinding tembok ½ bata berplester dan dicat
•
Atap dari genting dengan plafon
•
Ruang kerja perawat dilengkapi dengan 1 buah wastafel
dari keramik serta 1 buah keran dan saluran pembuangan
•
Kamar mandi berlantai keramik kasar (tidak licin)
dilengkapi 1 bak mandi dan 1 closet duduk
c.
Peralatan kesehatan
Peralatan kesehatan yang ada pada setiap ruang rawat inap
kelas III RS
berisi 8 set tempat tidur, di mana
setiap set
tempat tidur terdiri dari :
1) 1 buah tempat tidur dengan kelengkapannya (matras, bantal
dan guling)
2) 1 buah nakas
3) 1 buah tiang infus
Adapun persyaratan teknis peralatan kesehatan tersebut harus
memenuhi seluruh kriteria di bawah ini :
1) Berkualitas
2) Kebutuhan dan pemanfaatannya sesuai dengan situasi dan
kondisi setempat
3) Keamanan
4) Kenyamanan
5) Kemudahan dalam pengoperasionalan/pemakaian
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
70
6) Kemudahan dalam pemeliharaan
7) Kemudahan dalam perbaikan
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
71
BAB XVII
PERALATAN NON KESEHATAN TERBATAS
Pengadaan peralatan non kesehatan terbatas adalah untuk meningkatkan
mutu
pelayanan
kesehatan
dasar
dan
diperuntukkan
bagi
Poskesdes/Pustu/Puskesmas/Puskesmas Perawatan dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Dukungan peralatan kesehatan diperuntukkan bagi
A. Sistem Informasi Kesehatan
Dalam upaya mewujudkan Sistem Informasi Kesehatan yang evidence
based di Indonesia, dikembangkan Sistem Informasi Kesehatan Daerah
(SIKDA) dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Pengadaan peralatan sistem informasi kesehatan melalui DAK bertujuan
untuk memacu Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/Kota khususnya di
Puskesmas sehingga mampu menyediakan data/informasi yang cepat,
akurat, dan mutakhir.
Dengan adanya peralatan sistem informasi kesehatan di Puskesmas
diharapkan akan mempercepat pelayanan kesehatan atau manajemen
pasien di Puskesmas, serta mendukung administrasi Puskesmas. Dengan
dukungan ini diharapkan data/informasi yang disampaikan ke Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota adalah
data
yang
lengkap,
akurat
dan
mutakhir.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
72
Pengadaan peralatan Sistem informasi Kesehatan di Puskesmas dapat
dilakukan secara bertahap yaitu tahap I dan tahap II.
Berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing tahap:
1. Pengadaan peralatan SIK Puskesmas tahap I
Tahap I ditujukan untuk mendukung administrasi pelayanan Puskesmas,
khususnya dibidang pengelolaan data.
Kriteria Puskesmas untuk tahap I :
a. Di Puskesmas tersedia aliran listrik untuk menghidupkan personal
komputer
b. Di
Puskesmas
tersedia
tenaga
atau
operator
yang
akan
mengoperasikan komputer
c. Di Puskesmas tersedia biaya pemeliharaan komputer serta biaya
operasionalnya (kertas, tinta printer, honor petugas, listrik)
d. Merencanakan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan tahapan
selanjutnya.
Urutan kegiatan tahap I (satu) :
a. Pengadaan komputer beserta printer
b. Pengadaan software pengolah data, pengolah kata dan penyajian
(misalnya microsoft excell, microsoft word dan microsoft power point)
c. Kursus atau pengenalan komputer untuk tenaga pengelola komputer
agar mampu menggunakan paket software tersebut diatas.
d. Data entri laporan
sesuai formulir yang telah ditetapkan dengan
menggunakan excel.
e. Mengolah data yang telah di entri dalam bentuk tabel, grafik, peta dan
narasi yang disajikan secara bulanan, triwulan, tahunan.
f. Mengirim laporan ke Dinas Kesehatan Kesehatan Kabupaten/Kota
dengan disket, flashdisk.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
73
Pengadaan komputer, printer dan software dapat dibiayai dengan
DAK Tahun 2009, sedangkan untuk kegiatan lainnya dialokasikan
dari sumber anggaran lain.
Spesifikasi peralatan tahap I (satu) :
Komputer sebanyak 1 (satu) buah
•
Corporate Desktop PC
•
Intel Pentium Dual-Core Processor
•
Minimum 512 MB Memory DDR-2 SDRAM
•
Mimimum 80 harddrive, 7200 RPM
•
Integrated 10/100/1000 LAN
•
Windows XP Professional, Vista atau Linux
•
LCD Monitor 15 inch
•
CPU dan Monitor satu merk
•
Printer Deksjet/Inkjet
2. Pengadaan peralatan SIK Puskesmas tahap II
Tahap II ditujukan untuk mendukung pelayanan pasien secara langsung,
sehingga pelayanan menjadi lebih cepat dan akurat.
Kriteria Puskesmas tahap II :
a. Adanya komitmen Kepala Puskesmas untuk mengembangkan jaringan
komputer di Puskesmas dalam mendukung pelayanan pasien.
b. Di Puskesmas tersedia aliran listrik yang hidup terus menerus pada jam
kantor (tidak sering putus), untuk menghidupkan jaringan komputer
c. Di Puskesmas tersedia tenaga atau operator
terlatih yang akan
mengoperasikan jaringan komputer
d. Di Puskesmas tersedia biaya pemeliharaan jaringan komputer serta
biaya operasionalnya (kertas, tinta printer, honor petugas, listrik)
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
74
Urutan kegiatan untuk tahap II :
a. Pengadaan peralatan jaringan komputer yang terdiri:
1)
1 (satu) buah komputer server ditempatkan di Tata Usaha
2)
5 (lima) buah komputer workstation beserta printer yang dipasang
untuk: loket pendaftaran, poli umum, poli gigi, poli KIA, pelayanan
obat
3)
Perkabelan jaringan komputer yang terdiri dari switch/hub, kabel
UTP cat 5 dan pemasangannya.
4)
Un Interuptable Power (UPS) sebanyak 1 (satu) buah
b. Pengadaan software aplikasi, yaitu software untuk menjalankan sistem
pelayanan kesehatan di Puskesmas. Dalam hal ini dapat mereplikasi
software yang telah digunakan di Puskesmas yang lain.
c. Kursus
atau
pelatihan
mengoperasikan
tenaga
komputer
di
pengelola
setiap
titik
komputer
layanan
yang
agar
akan
mampu
menggunakan paket software aplikasi tersebut diatas.
d. Data entri laporan disetiap titik pelayanan sesuai dengan prosedur
pelayanan pasien di Puskesmas.
e. Mencetak data yang telah di entri dalam bentuk laporan yang telah
dibuat oleh software aplikasi dalam tabel, atau grafik selanjutnya
dibuat narasi
f. Mengirim laporan ke Dinas Kesehatan Kesehatan Kabupaten/Kota
dengan disket, flashdisk.
Pengadaan peralatan jaringan komputer dan software aplikasi termasuk
cara penggunaannya dapat dibiayai dengan DAK Tahun 2009, sedangkan
untuk kegiatan lainnya dialokasikan dari sumber anggaran lain.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
75
Spesifikasi perangkat untuk tahap II adalah:
1. Komputer Server sebanyak 1 (satu) buah
•
Intel Xeon Processor
•
Minimum 2 GB
•
Mimimum 160GB harddrive 7200 RPM
•
Integrated 10/100/1000 LAN
•
LCD Monitor 15 inch
•
CPU dan Monitor satu merk
2. Komputer Workstation sebanyak 5 (lima) buah
•
Corporate Desktop PC
•
Intel Pentium Dual-Core Processor
•
Minimum 512 MB Memory DDR-2 SDRAM
•
Mimimum 80 harddrive, 7200 RPM
•
Integrated 10/100/1000 LAN
•
Windows XP Professional, Vista atau Linux
•
LCD Monitor 15 inch
•
CPU dan Monitor satu merk
•
Printer Deskjet/Inkjet
3. Perangkat untuk perkabelan meliputi
•
Switch/hub 10/100, 8 port
•
Kabel UTP Category 5
•
Pemasangan/instalasi
4. Un Interuptable Power (UPS) sebanyak 1 (satu) buah 1 KVA
5. Software Aplikasi Puskesmas :
•
Modul Manajemen Pasien
•
Modul Manajemen Program
•
Modul Manajemen Unit
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
76
Catatan Tambahan
ƒ
Pengadaan peralatan Sistem Informasi Kesehatan untuk Puskesmas
ini
merujuk
pada
Buku
Pedoman
Pengembangan
Bank
Data
Kabupaten tahun 2008.
B. Peralatan Promosi Kesehatan
Kegiatan DAK Program Promosi Kesehatan tahun 2009 dialokasikan
untuk pengadaan peralatan promosi kesehatan di Puskesmas. Tujuan
kegiatan
dimaksudkan
untuk
meningkatkan
dukungan
promosi
kesehatan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dasar terutama
dalam
rangka
pemerataan,
jangkauan
dan
kualitas
pelayanan
kesehatan di daerah serta melengkapi kebutuhan sarana/peralatan
para pengelola program Promosi Kesehatan di Puskesmas,
untuk
meningkatkan dukungan promosi program prioritas pembangunan
kesehatan nasional khususnya terkait upaya menurunkan angka
kematian ibu dan bayi di daerahnya masing – masing.
1. Persyaratan Umum
Sarana/peralatan Promosi Kesehatan tidak boleh dialihfungsikan
untuk kegiatan lain.
2. Persyaratan teknis
a. Pengadaan peralatan harus memperhatikan mutu, kemudahan
penggunaan dan pemeliharaan serta perbaikan
b. Standar Peralatan yang diusulkan didalam DAK Tahun 2009
untuk Pengadaan Peralatan Promosi Kesehatan di Puskesmas
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
77
Standar
peralatan
berdasarkan
yang
harus
Keputusan
dimiliki
Menteri
585/MENKES/SK/V/2007
oleh
Kesehatan
Puskesmas
Nomor
:
tentang Petunjuk Teknis Promosi
Kesehatan di Puskesmas. Adapun rincian sarana / peralatan
yang dialokasikan melalui Dana Alokasi Khusus Tahun 2009,
sebagai berikut :
NO
1.
JENIS SARANA / PERALATAN
Presentation Kit [Laptop, LCD
STANDAR
1 Unit
Projector dan Layar]
2
UHF Meeting Amplifire
1 Unit
3.
Public Addres System / Megaphone
1 Unit
C. Pengadaan Peralatan Peraga Pelatihan Tenaga Kesehatan
Dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten/Kota, perlu peningkatan jangkauan
pelayanan, peningkatan kualitas sarana dan prasarana pelayanan, dan
peningkatan kualitas SDM kesehatan.
kualitas SDM Kesehatan adalah
Salah satu upaya peningkatan
melalui pelatihan
dengan metode
pembelajaran yang interaktif dan partisipatif, serta aplikasinya dari setiap
proses pembelajaran dimaksud.
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan
mendengar
dan
melihat
hanya
mampu
menyerap
sebanyak
20%,
sedangkan jika peserta melakukan atau mempraktikkannya akan mampu
menyerap hingga 70 % dari apa yang mereka pelajari. Agar tujuan
pembelajaran tersebut tercapai secara tepat guna dan berdaya guna
diperlukan alat bantu peraga pelatihan.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
78
Tujuan pengadaan peralatan ini adalah sebagai alat bantu pelaksanaan
pembelajaran dalam pelatihan. Dengan demikian para peserta pelatihan
dapat
melakukan simulasi pelaksanaan pelayanan kesehatan, simulasi
pelayanan kegawatdaruratan, simulasi pelayanan kesehatan kandungan
dan kebidanan dalam rangka menurunkan AKI & AKB.
Pengadaan peralatan peraga pelatihan tersebut harus memperhatikan
persyaratan sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum
a. Peralatan peraga pelatihan di kabupaten/kota belum tersedia.
b. Tersedianya
Tenaga
Pelatih
Program
Kesehatan
(TPPK)
di
Kabupaten/Kota.
c. Terdapat
pelayanan
unit
yang
kesehatan
bertanggung
dan/atau
jawab
kesehatan
dalam
ibu
pengelolaan
anak
di
dinas
kesehatan Kabupaten/Kota.
d. Peralatan peraga pelatihan dapat digunakan oleh seluruh jajaran
kesehatan di Kabupaten/Kota (Rumah Sakit, Dinas Kesehatan,
Puskesmas dan jaringannya).
2. Persyaratan Teknis
a.
Pengadaan peralatan peraga pelatihan harus memenuhi mutu,
jenis dan kemudahan penggunaan serta pemeliharaannya.
b.
Jenis alat peraga pelatihan:
1. Phantom resusitasi jantung dan paru
2. Phantom alat persalinan normal
3. Phantom panggul untuk pasang IUD
4. Phantom lengan atas untuk pasang infus
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
79
5. Phantom lengan untuk pasang implant
6. Phantom bayi untuk resusitasi/ventilasi
7. Phantom bayi berat lahir rendah
8. Phantom bayi untuk intubasi endotrakheal
9. Phantom lengan/kaki bayi untuk pasang infus
10. Peralatan evakuasi (emergency kit)
c.
Kelengkapan alat bantu peraga pelatihan mengacu pada buku
Acuan Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dalam
Pengembangan Desa Siaga, Depkes RI, Jakarta, 2008.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
80
BAB XVIII
SINKRONISASI PERENCANAAN
PROVINSI – KABUPATEN/KOTA
A.
Perencanaan Pemanfaatan tahun 2009
Sesuai dengan UU No 32 tahun 2004 pasal 162, Pemerintah dan
Pemerintah Daerah (provinsi/kabupaten/kota) harus saling berkoordinasi
dalam penyusunan kegiatannya.
Dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) DAK Bidang
Kesehatan Tahun 2009, satuan kerja (satker) yang mendapatkan DAK,
menyusun
perencanaan
kegiatan
berdasarkan
Petunjuk
Teknis
Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 dan berkoordinasi
dengan Dinas Kesehatan Provinsi. Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi
diharapkan ikut aktif
dalam evaluasi RAPBD Kabupaten/Kota (khusus
mengenai DAK Bidang Kesehatan).
Salinan RKA yang telah disusun dikirimkan ke Dinas Kesehatan Provinsi
dan Departemen Kesehatan pada Menteri Kesehatan up Sekretaris
Jenderal sebagai bahan untuk melakukan perencanaan, monitoring dan
evaluasi.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
81
B.
Perencanaan tahun 2010
Untuk perencanaan DAK Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2010,
diharapkan
Dinas
Kesehatan
Provinsi
dapat
mengkoordinir
serta
melakukan penelaahan secara menyeluruh terhadap usulan serta data
terbaru (sarana prasarana kesehatan) dari RS dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Untuk selanjutnya usulan serta data tersebut dikirimkan pada :
1.
Direktorat
Kesehatan
Komunitas
dan
Sekretaris
Ditjen
Bina
Kesehatan Masyarakat untuk data Sarana Pelayanan Kesehatan
Dasar dan UKBM.
2.
Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medis untuk data
sarana pelayanan kesehatan rujukan.
3.
Pusat Data dan Informasi Sekretariat Jenderal untuk seluruh data .
Substansi
Mekanisme
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
82
BAB XIX
PELAPORAN
Kepala SKPD selaku penanggung jawab anggaran sarana pelayanan
kesehatan dasar dan sarana pelayanan kesehatan rujukan pada kegiatan
DAK
Bidang
Kesehatan
Tahun
2009 harus
menyampaikan
laporan
triwulanan.
Laporan triwulanan yang merupakan laporan tentang status kemajuan
pekerjaan (progres report) kegiatan DAK setiap akhir bulan Maret, Juni,
September dan Desember tahun 2009 disampaikan dan dikoordinasikan
oleh Dinas Kesehatan Provinsi untuk selanjutnya dikirimkan kepada
Sekretaris Jenderal Depkes u.p. Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran.
Laporan ini memuat tentang jenis kegiatan, realisasi fisik, realisasi
keuangan dan permasalahan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
DAK tahun 2009 dan disampaikan selambat-lambatnya 2 minggu setelah
waktu triwulan selesai.
Selain itu kabupaten/kota juga diminta untuk
mengirimkan data jumlah dan kondisi seluruh sarana kesehatan yang ada
di wilayahnya, pada akhir bulan Maret (format terlampir).
Laporan ini akan dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam
penentuan alokasi DAK Bidang Kesehatan tahun berikutnya.
Substansi
Mekanisme
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
83
BAB XX
PEMANTAUAN
Pemantauan DAK Bidang Kesehatan merupakan suatu kegiatan evaluasi
program
untuk
mengamati,
mengidentifikasi
serta
mengantisipasi
untuk
meningkatkan
terhadap pelaksanaan kegiatan di kabupaten/kota.
Pemantauan
ini
dilaksanakan
dalam
rangka
efektifitas pemanfaatan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 serta untuk
mengetahui sejauh mana perkembangan pelaksanaan kegiatan.
Keluaran yang diharapkan dari pemantauan ini adalah teridentifikasinya
permasalahan yang timbul dan akan timbul sehingga dapat dilakukan
tindakan sedini mungkin.
Metodologi evaluasi meliputi :
1. Review laporan, adalah merupakan kegiatan untuk penelaahan seluruh
laporan pelaksanaan DAK yang bertujuan untuk mengkaji ulang
kesesuaian antara masukkan (input), proses dan keluaran (output).
2. Melakukan survei, adalah merupakan
kegiatan
penyebaran
dan
pengolahan kuesioner di beberapa daerah sampel yang bertujuan
untuk mengetahui pencapaian hasil (outcome) dan manfaat (benefit)
dari pelaksanaan DAK. Substansi, metodologi dan format kuesioner
ditentukan lebih lanjut.
3. Studi evaluasi dampak (jangka panjang), adalah merupakan kegiatan
meneliti dampak yang ditimbulkan dalam pelaksanaan DAK. Substansi,
metodologi dan indikator dampak ditentukan lebih lanjut.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
84
Pemantauan teknis terhadap pelaksanaan pemanfaatan DAK Bidang
Kesehatan tahun 2008 meliputi aspek-aspek:
1. Kesesuaian RKA-SKPD dengan petunjuk teknis DAK Bidang Kesehatan
2. Kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan RKA-SKPD.
3. Kesesuaian hasil pelaksanaan fisik dengan spesifikasi teknis yang
ditetapkan.
4. Pencapaian sasaran kegiatan yang dilaksanakan.
5. Dampak dan manfaat pelaksanaan kegiatan.
Pemantauan sebaiknya dilakukan oleh Tim Koordinasi Kabupaten/Kota,
Tim Koordinasi Provinsi dan Tim Koordinasi Pusat (Bappenas, Depkeu,
Depdagri, Dep Teknis).
Substansi
Mekanisme
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
85
BAB XXI
PENUTUP
Kebijakan teknis ini dibuat untuk dijadikan acuan penggunaan DAK Bidang
Kesehatan tahun 2009 yang diarahkan untuk kegiatan yang dapat
meningkatkan
masyarakat
di
daya
jangkau
kabupaten/kota,
dan
kualitas
terutama
pelayanan
daerah
kesehatan
dengan
derajat
kesehatan yang belum optimal, sehingga warga masyarakat dapat
memperoleh pelayanan kesehatan bermutu.
Substansi
Mekanisme
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
86
LAMPIRAN 1
DEFINISI OPERASIONAL
1.
Bank Darah Rumah Sakit (BDRS)
Unit di rumah sakit yang mempunyai peran dalam mendukung
pelayanan darah yang berkualitas di rumah sakit dengan sistem
satu pintu.
2.
BOR (Bed Occupancy Rate) kelas III RS
Persentase pemanfaatan tempat tidur di kelas III untuk pelayanan
rawat inap pasien miskin/tidak mampu di rumah sakit dalam kurun
waktu tertentu.
3.
Daerah Kepulauan
Suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau dan perairan di antara
pulau
pulau
tersebut,
dan
lain
lain
wujud
alamiah
yang
hubungannya satu sama lain demikian eratnya.
4.
Daerah Perbatasan
Daerah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berbatasan langsung dengan wilayah kedaulatan negara tetangga,
baik perbatasan darat dan laut.
5.
Daerah Terpencil
Kecamatan atau desa yang karena letak dan atau kondisi alam
memiliki kesulitan, kekurangan atau keterbatasan prasarana dan
sarana perhubungan, pelayanan kesehatan, persediaan kebutuhan 9
bahan
pokok,
SLTP
serta
kebutuhan
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
sekunder
lain,
yang
87
menimbulkan kesulitan bagi penduduk yang tinggal di wilayah
tersebut.
6.
Daerah Tertinggal
Suatu daerah kabupaten yang masyarakat serta wilayahnya relatif
kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional.
7.
Gender
Pandangan
masyarakat
tentang perbedaan
peran,
fungsi
dan
tanggungjawab antara perempuan dan laki-laki yang merupakan
hasil konstruksi sosial budaya dan dapat berubah sesuai dengan
perkembangan zaman dan dukungan masyarakat itu sendiri.
8.
Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota
Suatu
unit
pengelola
kabupaten/kota
untuk
obat
dan
perbekalan
mendukung
ketersediaan
kesehatan
obat
di
dalam
pelayanan kesehatan dasar.
9.
Keadilan Gender
Langkah-langkah yang diperlukan untuk menghentikan berbagai hal
yang
secara
sosial
dan
menurut
sejarah
telah
menghambat
perempuan dan laki-laki untuk bisa berperan dan menikmati hasil
dari peran yang dimainkannya. Keadilan gender mengantar ke
kesetaraan gender
10.
Kendaraan Roda Dua
Sepeda motor yang digunakan petugas Puskesmas dan bidan desa
untuk kegiatan operasional Puskesmas.
11.
Kesetaraan Gender
Perempuan dan laki-laki menikmati status yang sama dan memiliki
kondisi
yang
sama
untuk
menggunakan
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
hak-haknya
dan
88
kemampuannya secara penuh dalam memberikan kontribusinya
kepada pembangunan politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
12.
Menu Pilihan
Menu yang dapat dipilih oleh daerah/SKPD setelah menu utama
terpenuhi.
13.
Menu Utama
Menu yang harus dipilih terlebih dahulu oleh daerah/SKPD sebelum
memilih menu pilihan. Bila menu utama sudah terpenuhi baik dari
anggaran DAK atau anggaran lainnya, baru diperbolehkan untuk
memilih menu pilihan dengan melampirkan data – data pendukung.
14.
Peningkatan
Peningkatan status puskesmas, sebagai contoh : pustu menjadi
puskesmas atau puskesmas menjadi puskesmas perawatan.
15.
Peralatan kesehatan
Peralatan dasar minimal (medis dan non medis) untuk Puskesmas
dan
jaringannya
sebagaimana
mengacu
pada
buku
Pedoman
Peralatan, Ditjen Bina Kesmas tahun 2007.
16.
Perluasan
Penambahan
peningkatan
ukuran
fungsi
dan/atau
pelayanan,
penambahan
termasuk
ruangan
untuk
kelengkapan/sarana
pendukungnya.
17.
Pondok Bersalin Desa (Polindes)
Bentuk Upaya Kesehatan Bersumber-daya Masyarakat (UKBM) yang
didirikan dengan bantuan pemerintah atau masyarakat atas dasar
musyawarah untuk memberikan pelayanan Kesehatan Ibu dan
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
89
Anak/Keluarga Berencana (KIA/KB) serta pelayanan kesehatan
lainnya yang sesuai dengan kemampuan bidan.
18.
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
Upaya
Kesehatan
dibentuk
di
Bersumberdaya
desa
dalam
Masyarakat
rangka
(UKBM)
yang
mendekatkan/menyediakan
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
19.
Pulau Terluar
Pulau dengan luas area kurang atau dengan 2000 Km2 (dua ribu
kilometer persegi) yang memiliki titik-titik dasar koordinat geografis
yang menghubungkan garis pangkal laut kepulauan sesuai dengan
hukum internasional dan nasional
20.
Puskesmas
Unit
pelaksana
teknis
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota
yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja.
21.
Puskesmas Keliling
Unit pelayanan kesehatan keliling berupa kendaraan bermotor roda
empat
atau
perahu
motor,
dilengkapi
peralatan
kesehatan,
peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari
Puskesmas.
22.
Puskesmas Keliling Perairan
Puskesmas
Keliling
berbentuk
perahu
bermotor/kapal
yang
dilengkapi dengan peralatan kesehatan dan non kesehatan, tenaga
dan
pendukung
lainnya,
yang
disesuaikan
dengan
fungsi
Puskesmas.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
90
23.
Puskesmas Pembantu
Unit pelayanan kesehatan sederhana yang merupakan bagian
integral
dari
Puskesmas
yang
melaksanakan
sebagian
tugas
Puskesmas.
24.
Puskesmas Perawatan
Puskesmas yang dilengkapi dengan fasilitas perawatan berfungsi
sebagai rujukan antara dan dapat melaksanakan tindakan pra
rujukan (bila diperlukan), sebelum dirujuk ke institusi rujukan.
25.
Puskesmas PONED
Puskesmas perawatan yang memiliki kemampuan serta fasilitas
PONED 24 jam untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil,
bersalin dan nifas dan bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang
datang sendiri atau atas rujukan kader dari masyarakat, bidan di
desa, Puskesmas dan melakukan rujukan ke RS PONEK pada kasus
yang tidak mampu ditangani.
26.
Rehabilitasi
Upaya perbaikan sarana fisik Puskesmas dan jaringannya untuk
mengembalikan fungsi pelayanan dan meningkatkan penampilan.
27.
Responsif Gender
Perhatian yang konsisten dan sistematis terhadap perbedaanperbedaan perempuan dan laki-laki di dalam masyarakat yang
disertai upaya menghapus hambatan-hambatan struktural dalam
mencapai kesetaraan
28.
Rumah Dinas
Rumah yang diperuntukkan untuk Dokter, Perawat dan Bidan yang
bertugas di Puskesmas.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
91
29.
Rumah Sakit Siap PONEK (Pelayanan Obstetri, Neonatal,
Emergency dan Komprehensif )
Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanan kegawat daruratan
maternal neonatal secara komprehensif dan terintegrasi selama 24
jam.
29.
Safe Community
Keadaan aman dan sehat
dalam seluruh siklus kehidupan sejak
dalam kandungan sampai dengan lanjut usia.
30.
Sarana pendukung
Fasilitas/alat-alat
untuk
mendukung
terselenggaranya
suatu
kegiatan.
31.
Sarana dan Prasarana yang Responsif Gender
Sarana prasarana peralatan kesehatan yang mengakomodasikan
permasalahan, kebutuhan dan aspirasi yang berbeda antara laki-laki
dan perempuan.
32.
Sensitif Gender
Kemampuan untuk memberikan perhatian secara konsisten dan
sistematis untuk melihat perbedaan kebutuhan perempuan dan lakilaki dalam upaya mencapai keadilan gender
33.
SPGDT (Sistem Penanganan Gawat Darurat Terpadu)
Sistem penanganan penderita gawat darurat pra RS (ditengah
masyarakat, poskesdes, puskesmas, selama dalam transport) ,RS
(Instalasi Gawat Darurat-High Care Unit-Intensive Care Unit-kamar
jenazah) dan antar RS.
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
92
34.
Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTD RS)
Salah satu instalasi di RS yang mempunyai peran sebagai penyedia
darah transfusi yang aman (lulus skreening IMLTD/Infeksi Menular
Lewat Transfusi Darah).
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
93
LAMPIRAN 2
FORM EVALUASI 1
DATA DASAR DAN KONDISI PUSKESMAS
DAN JARINGANNYA
Propinsi
:
Kabupaten/Kota :
NO
1
1
2
NAMA
SARANA
KESEHATAN
2
Puskesmas
A. Mawar
B. Melati
DST.
Pustu, dst
KONDISI
KEC
BAIK
RR
RS
RB
3
4
5
6
7
UNIT YANG DIBIAYAI
DAK
NON DAK
2006
8
2007
9
2008
10
2006
11
2007
12
2008
13
Petunjuk pengisian :
-
-
Kolom 2 diisi dengan nama Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas
Keliling R-4 dan Perairan, Pondok Bersalin Desa, Rumah Dinas Dokter,
Perawat dan Bidan Puskesmas, Kendaraan Operasional R-2 dan Instalasi
Farmasi.
Kolom 3 diisi dengan nama kecamatan tempat sarana kesehatan berada
Kolom 4-6 diisi dengan checklist (v) sesuai dengan kondisi sarana
puskesmas/jaringannya.
Kolom 7-9 diisi dengan checklist (v) sarana yang dibiayai DAK sesuai dengan
tahunnya.
Kolom 10-12 diisi dengan checklist (v) sarana yang dibiayai APBD sesuai
dengan tahunnya.
RR : rusak ringan (fisik bangunan <25% rusak).
RS : rusak sedang (fisik bangunan 25-50% rusak).
RB : rusak berat (fisik bangunan >50% rusak).
..................,..................... 2009
Kepala SKPD
(.............................................)
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
94
LAMPIRAN 3
FORM EVALUASI 2A
REALISASI PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS
BIDANG KESEHATAN TAHUN 2009
SARANA PELAYANAN KESEHATAN DASAR
TRIWULAN I/II/III/IV *)
Propinsi
:
Kabupaten/Kota :
No
1
1.
2
3
Kegiatan
2
Puskesmas Perawatan
a. Pembangunan Baru
b. Peningkatan
c. Rehabilitasi
d. Perluasan
Puskesmas
a. Pembangunan Baru
b. Peningkatan
c. Rehabilitasi
d. Perluasan
dst nya
Total
Jmh
Satuan
Alokasi DAK
Realisasi DAK
3
4
5
6
Fisik
%
7
Petunjuk pengisian :
9 Kolom 2 diisi dengan jenis kegiatan sesuai dengan juknis
9 Kolom 3 diisi dengan jumlah kegiatan pada sarana dan prasarana
kesehatan.
9 Kolom 4 diisi dengan satuan dari kolom 3.
9 Kolom 5 diisi dengan besarnya alokasi DAK Bidang Kesehatan
(termasuk pendamping) untuk masing-masing kegiatan.
9 Kolom 6 diisi dengan realisasi penggunaan DAK (termasuk
pendamping) untuk masing-masing kegiatan sampai dengan triwulan
I/II/III/IV *).
9 Kolom 7 diisi dengan persentase fisik sampai dengan triwulan
I/II/III/IV *).
*) coret yang tidak perlu
.............,...............2009
Kepala SKPD ...................
(......................................................)
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
95
FORM EVALUASI 2b
REALISASI PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS
BIDANG KESEHATAN TAHUN 2009
SARANA PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
TRIWULAN I/II/III/IV *)
Propinsi
:
Kabupaten/Kota :
No
1
1.
2
3
4
Kegiatan
2
TT Kelas III RS
a. Pembangunan baru
bangsal rinap
b..Pengadaan Alkes
c. dll
Unit Transfusi Darah
a. Pembangunan baru
b. Pengadaan Alkes
c. dll
Pengadaan Peralatan
Medik untuk IGD RS
Jmh
Satuan
Alokasi DAK
Realisasi DAK
3
4
5
6
Fisik
%
7
RS Siap PONEK
a. dstnya.....
Petunjuk pengisian :
9 Kolom 2 diisi dengan jenis kegiatan sesuai dengan juknis
9 Kolom 3 diisi dengan jumlah kegiatan pada sarana dan prasarana
kesehatan.
9 Kolom 4 diisi dengan satuan dari kolom 3.
9 Kolom 5 diisi dengan besarnya alokasi DAK Bidang Kesehatan untuk
masing-masing kegiatan.
9 Kolom 6 diisi dengan realisasi penggunaan DAK untuk masing-masing
kegiatan sampai dengan triwulan I/II/III/IV *).
9 Kolom 7 diisi dengan persentase fisik sampai dengan triwulan
I/II/III/IV *).
*) coret yang tidak perlu
......................,............................ 2009
Kepala SKPD ...................
(......................................................)
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
96
LAMPIRAN
4
FORM EVALUASI 3
PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT
No
1
Kegiatan
2
Permasalahan
3
Upaya Pemecahan Masalah
4
Petunjuk pengisian :
9 Kolom 2 diisi
9 Kolom 3 diisi
perencanaan
9 Kolom 4 diisi
masalah.
dengan nama kegiatan
dengan permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan
dan pelaksanaan kegiatan
dengan upaya yang telah dilakukan untuk menyelesaikan
......................,........................ 2009
Kepala SKPD
…....................................................................................
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
97
LAMPIRAN
5
DAFTAR NAMA PULAU-PULAU TERLUAR
BERPENDUDUK RI YANG BERBATASAN DENGAN
NEGARA TETANGGA
NO
NAMA
PULAU
KAB
/PROV
NEGARA
BATAS
TITIK
KOORDINAT
PDDK
Ada
Tdk
Nias
Selatan
Kep Riau
LAUT LEPAS
00.05.33 LS
97.51.14 BT
1
Karimun
MALAYSIA
1
Batam
SINGAPURA
Natuna
MALAYSIA
01.09.59 LU
103.23.20 BT
01.07.41 LU
103.41.58 BT
03.01.51 LU
108.54.52 BT
Sumut
1
Simuk
2
3
Karimun
Anak
Pelampong
4
Subi Kecil
1
1
Bengkulu
5
Enggano
6
Nusa
kambangan
Bengkulu
Utara
Jateng
LAUT LEPAS
05.31.13 LS
102.16.00 BT
1
Cilacap
AUSTRALIA
07.47.05 LS
109.02.34 BT
1
TIMOR
LESTE
08.13.50 LS
125.07.55 BT
1
02.15.12 LU
118.38.41 BT
04.10.00 LS
117.50.00 BT
1
01.45.47 LU
124.43.51 BT
02.44.15 LU
125.09.28 BT
04.14.06 LU
125.18.59 BT
04.40.16 LU
125.25.41 BT
1
NTT
7
Alor
Alor
Kaltim
8
Maratua
Berau
MALAYSIA
9
Sebatik
Nunukan
MALAYSIA
1
Sulut
10
Mantehage
Makalehi
Minahasa
Utara
Sitaro
11
MALAYSIA
PHILIPINA
12
Kawaluso
Sangihe
PHILIPINA
13
Kawio
Sangihe
PHILIPINA
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
1
1
1
98
NO
NAMA
PULAU
KAB
/PROV
NEGARA
BATAS
TITIK
KOORDINAT
PHILIPINA
04.44.14 LU
125.28.42 BT
05.34.02. LU
126.34.54 BT
04.46.18 LU
127.08.32 BT
04.37.36 LU
127.09.53 BT
1
MALAYSIA
00.59.55 LU
120.12.50 BT
1
08.03.07 LS
131.18.02 BT
08.10.17 LS
131.07.31 BT
08.13.29 LS
129.49.32 BT
08.21.09 LS
128.30.52 BT
07.14.26 LS
131.58.49 BT
08.14.20 LS
127.37.50 BT
08.06.10 LS
127.08.36 BT
07.56.50 LS 126
28.10 BT
00.32.08 LU
130.43.52 BT
06.19.26 LS
134.54.53 BT
06.49.54 LS
134.47.14 BT
1
14
Marore
Sangihe
15
Miangas
Talaud
16
Marampit
Talaud
PHILIPINA
17
Kakarutan
Talaud
PHILIPINA
PHILIPINA
PDDK
Ada
Tdk
1
1
1
Sulteng
18
Lingayan
Toli-Toli
Maluku
19
Asutubun
MTB
AUSTRALIA
20
Selaru
MTB
AUSTRALIA
21
Marsela
MTB
AUSTRALIA
22
Metimarang
MTB
AUSTRALIA
23
Larat
MTB
AUSTRALIA
24
Leti
MTB
25
Kisar
MTB
26
Wetar
MTB
27
Liran
MTB
28
Panambulai
Kep. Aru
TIMOR
LESTE
TIMOR
LESTE
TIMOR
LESTE
TIMOR
LESTE
AUSTRALIA
29
Kultubai
selatan
Kep. Aru
AUSTRALIA
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Irjabar
30
Fani
Raja
Ampat
Papua
PALAU
00.20.16 LS
132.09.34.BT
1
31
Supiori
PALAU
Supiori
33
Liki
Sarmi
ZEE.S
.PASIPIK
PNG
34
Kolepon
Merauke
AUSTRALIA
00.23.38 LS
135.16.27 BT
01.34.26 LS
138.42.57 BT
01.34.26 LS
138.42.57 BT
08.12.49 LS
137.41.24 BT
1
32
Bras (pp.
Mapia)
Bepondi
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
1
1
1
99
LAMPIRAN 6
DAFTAR 101 PUSKESMAS PRIORITAS PROGRAM YANKES DTPK 2007 - 2009
NO
1
2
PROPINSI
SUMUT
KEPRI
KABUPATEN
KECAMATAN
NAMA
PUSKESMAS
STATUS
Non
TT
TT
Jlh
KETERANGAN
Nias Selatan
Pulau-Pulau
Batu
Pulau Tello
Pulau Laut
Subi
Serasan
Pulau Laut
Subi*
Serasan
Tebing
Tebing
Belakang
Padang
Blk Padang
Enggano
Enggano
Paloh
Sajingan Besar
Paloh
Sajingan
Entikong
1
1
Pulau terluar
1
1
1
1
1
Perbatasan
Pbtsn & PPKT
Perbatasan
1
1
Pulau terluar
1
Pulau terluar
1
Pulau terluar
1
1
1
1
Perbatasan
Perbatasan
Entikong
Balai
Karangan
1
1
1
1
Ketungan Hulu
Ketungan
Tengah
Senaning
1
1
Perbatasan
Merakai
1
1
Perbatasan
Na Kantuk
Empanang
Puring
Kencana
Badau
1
1
1
1
1
Perbatasan
Perbatasan
Lanjak
Embaloh Hulu
1
1
1
1
Perbatasan
Perbatasan
1
1
Perbatasan
Perbatasan
Natuna
1
Karimun
Batam
3
4
BENGKULU
KALBAR
1
Bengkulu
Utara
1
Sambas
Sanggau
Sekayam
Sintang
Kapuas Hulu
Sei Antu
Badau
Desa
Sepandan
Ba Martinus
1
Bengkayang
Seluas
Jagoi Babang
Seluas
Jagoi Babang
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
1
1
100
NO
5
PROPINSI
KALTIM
KABUPATEN
KECAMATAN
NAMA
PUSKESMAS
STATUS
Non
TT
TT
Jlh
KETERANGAN
Kutai Barat
Long Apari
1
1
Perbatasan
Long Pahangai
Tiong Ohang
Long
Pahangai
1
1
Perbatasan
Kayan Hulu
Kayan hilir
Pujungan
Kayan Selatan
Bahau Hulu
Lg.Nawang
Data Dian
Lg.Pujungan
Long Ampung
Long Alango
1
1
1
1
1
1
Perbatasan
Perbatasan
Perbatasan
Perbatasan
Perbatasan
Krayan
Krayan Selatan
Lumbis
Nunukan
Sebatik
Sebatik
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Perbatasan
Perbatasan
Perbatasan
Perbatasan
Pbtsn & PPKT
Pbtsn & PPKT
Sebatik
Sebuku
Long Bawan
Long Ayu
Mansalong
Nunukan
Setabu (*)
Aji Kuning(*)
Sei
Nyamuk(*)
Pembeliangan
1
1
1
1
Pbtsn & PPKT
Perbatasan
Maratua
Maratua
1
1
Pulau terluar
Miangas
Karatung(*)
Dapalan (*)
Gemeh(*)
Kakorutan
1
1
1
1
Perbatasan
Pbtsn & PPKT
Pbtsn & PPKT
Pbtsn & PPKT
1
1
1
1
1
1
1
1
Pulau terluar
Malinau
1
1
1
1
Nunukan
1
Berau (*)
6
SULUT
Kep. Talaud
Gemeh
Minahasa
Utara
Wori
Wori
Kendahe
Tabukan Utara
Kendahe
Marore
1
1
1
1
Pulau terluar
Siau Barat
Ondong
1
1
Pulau terluar
Dampal Utara
Ogutua
1
1
Pulau terluar
Amfoang Utara
Amfoang Timur
Miomafo Barat
Naikliu
Noelpoi
Eban
1
1
1
1
1
1
Perbatasan
Perbatasan
Perbatasan
Sangihe
Sitaro
7
8
SULTENG
NTT
Toli-Toli
Kupang
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
101
NO
PROPINSI
KABUPATEN
KECAMATAN
NAMA
PUSKESMAS
Miomafo Barat
Miomafo Timur
Miomafo Timur
Miomafo Barat
Insana Utara
Tasinifu
Nunpene
Bitefa
Oeolo
Wini
Tasifeto Timur
Lamaknen
Lamaknen
Tasifeto Barat
Kobalima
Raihat
Kakuluk Mesak
Kakuluk Mesak
Raimanuk
Wedomu
Weluli
Nualain
Halilulik
Nanvalus
Haekesak
Atapupu
Haliwen
Webora
Alor Selatan
Alor Timur
Alor Barat
Daya
Mataru
Padang Alang
Maritaing
STATUS
TT Non
TT
1
1
1
1
1
Jlh
KETERANGAN
1
1
1
1
1
Perbatasan
Perbatasan
Perbatasan
Perbatasan
Perbatasan
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Perbatasan
Perbatasan
Perbatasan
Perbatasan
Perbatasan
Perbatasan
Perbatasan
Perbatasan
Perbatasan
1
1
Pulau terluar
Pulau terluar
1
1
Pulau terluar
Pulau terluar
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Pulau terluar
Pulau terluar
Pulau terluar
Pulau terluar
Pulau terluar
Pulau terluar
Pulau terluar
Pulau terluar
Pulau terluar
Pulau terluar
1
1
1
1
Pulau terluar
Pulau terluar
1
Perbatasan
Perbatasan
Perbatasan
Belu
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Alor
9
MALUKU
1
1
Buraga
Kalunan
1
Tanimbar
Selatan
Selaru
Selaru
Babar Timur
Mdona Hiera
Tanimbar Utara
Lemola
Pp. Terselatan
Wetar
Wetar
Saumlaki
Adaut
Namtabung
Marsela
Lelang
Larat
Serwaru
Wonreli
Ilwaki
Ustutun
1
1
1
Aru Tengah
Aru Tengah
Koijabi
Meisiang
1
MTB
1
1
1
1
1
Kepulauan Aru
10
11
MALUT
PAPUA
Halmahera
Utara
Daruba
Wayabula
Bere-bere
1
1
1
1
1
Koya
1
1
Perbatasan
Sarmi
1
1
Pulau terluar
Jayapura(Kota)
Sarmi
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
102
NO
PROPINSI
KABUPATEN
KECAMATAN
NAMA
PUSKESMAS
STATUS
TT Non
TT
Jlh
KETERANGAN
Merauke
Ulilin
Bupul
Sota
Rimba Jaya
Kimaam
1
1
1
Sabarmiokre
Sorendoweri
1
Oksibil
Iwur
Batom
1
Mindiptanah
Waropko
1
Arso Barat
Waris
Senggi
Ubrub
Samate
1
1
1
1
1
1
Perbatasan
Perbatasan
Perbatasan
Perbatasan
Pulau terluar
1
1
1
Pulau terluar
Pulau terluar
1
1
1
1
1
Perbatasan
Perbatasan
Perbatasan
1
1
1
Perbatasan
Perbatasan
1
1
1
1
1
Perbatasan
Perbatasan
Perbatasan
Perbatasan
1
1
Supiori (*)
Supiori Barat
Supiori Timur
Peg. Bintang
Boven Digoel
Keerom
12
IRJABAR
Raja Ampat
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
1
1
1
1
103
LAMPIRAN
7
DATA 199 KABUPATEN TERTINGGAL
DAN PULAU PULAU KECIL TERLUAR
NO
PROPINSI
TOTAL
TERTINGGAL
1
NAD
Sumatera
Utara
Sumatera
Barat
Riau
Jambi
Sumatera
Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka
Belitung
Kepulauan
Riau
DKI
Jawa Barat
Jawa Tangah
Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tanggara
Barat
Nusa Tenggara
Timur
Kalimantan
Barat
Kalimantan
Tengah
Kalimantan
Selatan
Kalimantan
Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi
Tengah
Sulawesi
Selatan
Sulawesi
Tenggara
23
KAB
16
PERBA
TASAN
KAB
0
26
6
0
1
1
19
11
10
9
2
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15
9
10
6
8
5
0
0
0
0
1
0
0
1
0
7
3
0
0
0
6
6
26
35
5
38
6
9
1
0
2
3
2
8
2
1
1
0
0
0
0
0
0
0
3
0
0
1
0
0
0
0
3
0
0
1
0
0
0
0
9
7
0
0
0
19
15
3
1
1
13
9
5
0
0
14
7
0
0
0
13
2
0
0
0
13
13
3
2
3
1
2
4
2
8
10
9
0
1
1
23
13
0
0
0
12
8
0
0
0
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
PPK TERLUAR
BERPENDUDUK
KAB
PULAU
0
0
104
NO
PROPINSI
TOTAL
TERTINGGAL
28
29
30
31
32
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya
Barat
6
5
8
8
21
KAB
4
5
7
6
19
PERBA
TASAN
KAB
0
0
0
1
5
9
7
0
1
1
457
199
19
20
34
33
JUMLAH
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
PPK TERLUAR
BERPENDUDUK
KAB
PULAU
0
0
0
0
2
11
0
0
3
4
105
LAMPIRAN
8
STANDAR PERALATAN DAN LOGISTIK
POS KESEHATAN DESA (POSKESDES)
Peralatan dan logistik Pos Kesehatan Desa meliputi peralatan medis,
peralatan non medis, obat, bahan habis pakai, dan alat penyuluhan.
Adapun peralatan dan logistik minimal yang harus ada di Pos Kesehatan
Desa adalah sebagai berikut :
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Nama Alat
Bidan kit
Meja gynekologi
Meteran
Palu pengukur refleks
Pelvimeter obstetrik pengukur panggul
Spekulum vagina (cocor bebek ukuran besar)
Spekulum vagina (cocor bebek ukuran sedang)
Spekulum vagina (cocor bebek ukuran kecil)
Stetoskop dupleks dewasa
Foetal stetoskop pinnard monorial alumunium
Sudip lidah panjang
Tensimeter
Tensimeter manset anak
Termometer klinis
Termometer bayi
ARI timer
Pipet tetes 3 ml plastik
Alat pengisap lendir bayi baru lahir
Alat resusitasi dan sungkup/ resusitator infant
Nasogastric tube no. 14 F
Alat pemasang IUD
Alat pengait IUD
Gunting bedah standar lurus
Gunting bedah standar lurus ujung tajam/tajam
Gunting bedah standar lurus ujung tajam/tumpul
Gunting bedah standar lurus ujung tumpul/tumpul
Kateter karet No. 10 (Nelathon) steril
Kateter karet No. 14 (Nelathon) steril
Kateter logam no. 12 untuk wanita
Klem tampon uterus 25 cm (bozeman)
Klem tampon uterus 25 cm (schroder)
Korentang lengkung penjepit alat steril 23 cm (Cheattle)
Korentang penjepit sponge (Forester)
Pinset anatomis 14,5 cm
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
106
No
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
Nama Alat
Pinset anatomis 18 cm
Semprit glycerin 30 cc
Surgical hand brush terbuat dari nylon
Sonde uterus
Sterilisator
Celemek plastik (short) panjang 52 inchi
Perlak tebal lunak (200x90 cm)
Sarung tangan ukuran 5,6,7 & 7,5
Sarung tangan sebatas siku ukuran 5,6,7 & 7,5
Baki logam tempat alat steril
Mangkok untuk larutan
Meja instrumen alat
Hemoglobin set (Sahli)
Silinder korentang steril 17 cm
Standart waskom
Torniquet karet
Waskom bengkok (Nier-bekken) 12 cm
Waskom cekung 36 cm
Waskom cuci 40 cm
Tiang infus
Pompa Payudara untuk ASI
Doppler
Timbangan injak dewasa 136 kg
Timbangan dacin 25 kg
Timbangan bayi
Timbangan dewasa + tinggi badan
Alat pengukur panjang badan bayi type caliper
Infus set pediatric pak isi 10
Vena cateter for infant no. 26 G pak isi 10
Spuit disposible 1 cc
Spuit disposible 2,5 cc
Tempat tidur periksa ditambah meja resusitasi
penghangat
Tempat tidur tindakan (persalinan)
Tempat tidur pasien rawat inap
Boks bayi
Selimut bayi
Lemari alat
Lemari arsip
Meja biro
Kursi
Bangku tunggu
Tempat tidur periksa
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
bayi
dengan
107
Bidan Kit :
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Nama Alat
Apron plastik tebal
Alat pengisap lendir bayi baru lahir
ARI timer untuk bayi standar Unicef
Autoclik device
Baby scale 7 kg + celana
Bak instrumen 509 (21x11x4,5 cm)
Blood lancet 28 G
Bowel metal 12 cm
Catgut plain 2/0, 1,5 cm (expired date
minimum 3 tahun)
Kateter disposible No. 12
Duk kain katun 60x60 cm steril
Funduscope kayu/ foetal stetoscope
Gunting episiotomi 14 cm
Gunting operasi lurus 14 cm, tajam/tumpul
Gunting tali pusat 16 cm
HB Talquis book
Hechting Nald, GR 12
Hechting Nald, GT 12
Infusion set dewasa
Infusion set paediatric
IV catheter no 18 G
IV catheter no. 26 untuk bayi
Jarum disposible 23 G, box/ 100
Kocker lurus 16 cm, stainless
Meteran/ metline 1,5 m
Mucous suction (pengisap lendir)
Nasogastric tube no. 14 F
Needle holder Mayo 14 cm
Nelathon catheter no. 12 steril
Nier-bekken 20 cm stainless
Pinset anatomi 14 cm stainless
Pinset bedah 14 cm stainless
Pinset bedah 18 cm stainless
Resusitator bayi standart
Sarung tangan bedah no. 6,5; 7; 7,5
Selimut bayi
Senter besar
Setengah kocker ss 14 cm
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
Jumlah
1
2
1
1
1
1
1
2
1
10
2
1
1
1
1
1
1
1
5
5
5
5
1
2
1
5
2
2
5
2
1
1
1
1
30 ps
2
1
1
108
No
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
Nama Alat
Sheet plastik tebal
Sikat tangan dari nylon halus
Tensimeter
Spiritus lamp sumbu 2
Spuit disposible 1 cc
Spuit disposible 3 cc
Stetoskop duplex dewasa + 1 membran + 1 ps
ear loop
Stetoskop bayi
Termometer bayi axilla
Termometer digital 8 detik
Timbangan bayi 20 kg
Timbangan dewasa 130 kg
Ukuran lengan ibu hamil
Umbilical cord klem bahan nylon
Tas bidan kit
Tas partus kit
Selimut bayi
Wing Needle No. 23 & 25 G
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
Jumlah
2
1
1
1
1 box
1 box
1
1
1
1
1
1
1
10
1
109
Lampiran 9
Ruang Konsultasi Gizi
1. Sarana :
a. Ruang Konseling yang strategis (minimal 2 X 2.5 m2)
b. Lemari, kursi , meja
c. Lemari buku
2. Peralatan
a. Komputer dan printer
b. Software Nutriclin
c. Timbangan Injak dan Timbangan Bayi
d. Microtice
e. Length Board
f. Pita LILA
g. Food Model
h. Leaflet
i. Form Anamnesa
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
110
LAMPIRAN
10
DAFTAR PRIORITAS PERALATAN
DITJEN PENGENDALIAN PENYAKIT &
PENYEHATAN LINGKUNGAN
Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung
No
1
2
NAMA ALAT
Oksigen
Konsentrator
Sound Timer
Nebulizer
3
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman
Pengendalian
Penyakit
Saluran
Pernafasan
Akut
Penanggulangan
Pneumonia
Pada
Direktorat P2ML, Ditjen PP & PL, Depkes RI,
XVIII tahun 2006 (Lampiran IV : Aspek
Program P2 ISPA, hal: 53 - 56)
Infeksi
Untuk
Balita,
Cetakan
Logistik
Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
No
1
2
3
NAMA ALAT
Mikroskop
Mesin Fog
Hematrokrit
Centrifuge
DAFTAR PUSTAKA
Tata laksana Demam berdarah Di Indonesia,
Ditjen PP & PL, Depkes RI, Cetakan XVIII, tahun
2006 (Bab III : Diagonis Demam Dengue / DBD, hal
: 17 - 22)
Pencegahan
&
Pemberantasan
Demam
Berdarah Dengue Di Indonesia, Ditjen P & PL,
Depkes RI tahun 2005 (Buku 1: Bab III :
Pemeriksaan Penderita DBD , hal : 10 - 11, Buku 3
: Bab IV : Cara Memberantas Nyamuk Penular DBD,
hal : 13 - 14)
Direktorat Surveillans Epidemiologi Imunisasi Kesehatan Masyarakat
No
1
2
3
NAMA ALAT
Lemari Es RCW 50
EK
Lemari Es Tenaga
Surya
Vaccine Carrier
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas,
Ditjen PP & PL, Depkes RI, tahun 2006, Penerbit
Unicef ( Bab IV : Penanganan Peralatan Rantai
Vaksin, hal 21 - 35)
Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular
NO
NAMA ALAT
DAFTAR PUSTAKA
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
111
1
2
Jantung sehat Kit
-Tensi meter air
raksa
-Stetoskcop
adult
- Pengukur berat
badan dan tinggi
badan
- Pengukuran
Lingkar pinggang
ECG
3
Pemeriksaan
kholesterol, HDL
menggunakan
metode
refraktofotometri
4
Test inspeksi visual
terdiri :
a. lampu sorot
b. speculum
c. meja ginekologi
portable
d. kursi putar
untuk operator
e. tangga untuk
meja ginekology
Cyosurgery kit :
5
6
a. Kriogun
b. N2O
c. Kolposcopy
d. Spekulum beak
(hitam)
e. meja ginekologi
elektrik
d. kursi putar
untuk operator
NAMA ALAT
e. tangga untuk
meja ginekology
Body fat analyser
7
Glukosa test
8
Trauma kit
NO
1. Pedoman
Surveilans
Epidemiologi
Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah,
Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007, hal:
37-39
2. Pedoman teknis Penemuan dan Tatalaksana
Penyakit Hipertensi, Jakarta: Departemen
Kesehatan RI, 2006, hal : 18-20
Pedoman
Surveilans
Epidemiologi
Peny
Jantung dan Pembuluh Darah, Jakarta :
Departemen Kesehatan RI, 2007, hal : 13
1. Pedoman Pengendalian Peny. Jantung&
Pembuluh Darah, Jakarta,Depkes RI 2007, hal
: 12
2. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit
Jantung dan Pembuluh Darah, Jakarta :
Departemen Kesehatan RI, 2007, hal : 9, 10
Pedoman TOT Penyakit Kanker (dalam proses
cetak)
Pedoman TOT Penyakit Kanker (dalam proses
cetak)
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman
Penyakit
Kesehatan
Pedoman
Penyakit
Kesehatan
Petunjuk
Pengendalian Diabetes Melitus &
Metabolik, Jakarta : Departemen
RI, 2007, hal : 11
Pengendalian Diabetes Melitus &
Metabolik, Jakarta : Departemen
RI, 2007, hal : 12
Teknis Penemuan &Tatalaksana
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
112
9
10
11
Peak Flow Rate
Meter
Nebulizer
Spirometer
Akibat Kecelakaan Lalulintas : Jakarta :
Departemen Kesehatan RI, 2007, hal : 17
Pedoman Pengendalian Asma, Jakarta : Depkes
RI, 2007, hal : 18
1. Pedoman Pengendalian Asma, Jakarta :
Depkes RI, 2007, hal : 10
2. Pedoman Penemuan dan Tatalaksana PPOK,
Jakarta : Depkes RI, 2007 hal : 9, 23, 25, 26
Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular
NO
1
2
NAMA ALAT
Jantung sehat Kit
- Tensi meter air raksa
- Stetoskop dewasa
- Pengukur berat badan
dan tinggi badan
- Pengukuran lingkar
pinggang
ECG
3
Pemeriksaan kholesterol,
HDL menggunakan metode
refraktofotometri
4
Test inspeksi visual terdiri :
a. lampu sorot
b. speculum
c. meja ginekologi portable
d. kursi putar untuk
operator
e. tangga untuk meja
ginekology
Cyosurgery kit :
a. Kriogun
b. N2O
c. Kolposcopy
d. Spekulum beak (hitam)
e. meja ginekologi elektrik
d. kursi putar untuk
operator
e. tangga untuk meja
ginekology
5
DAFTAR PUSTAKA
1. Pedoman
Surveilans
Epidemiologi
Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah,
Departemen Kesehatan RI, 2007, hal: 37-39
2. Pedoman
teknis
Penemuan
dan
Tatalaksana
Penyakit
Hipertensi,
Departemen Kesehatan RI, 2006, hal : 18-20
Pedoman Surveilans Epidemiologi Peny
Jantung dan Pembuluh Darah, Depkes RI
2007, hal 13
1. Pedoman Pengendalian Peny. Jantung
dan Pembuluh Darah, Depkes RI 2007 hal
12
2. Pedoman
Surveilans
Epidemiologi
Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah,
Depkes RI 2007 hal 9
Pedoman TOT Penyakit Kanker
Pedoman TOT Penyakit Kanker
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
113
NO
6
7
NAMA ALAT
Body fat analyser
Glukosa test
8
Trauma kit
9
Peak Flow Rate Meter
10
11
Nebulizer
Spirometer
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus
dan Penyakit Metabolik, Depkes RI 2007, hal
11
Petunjuk Teknis Penemuan dan Tatalaksana
Akibat Kecelakaan Lalulintas; Depkes RI
2007 hal 17
Pedoman Penemuan dan tatalaksana PPOK,
Depkes RI, 2007 hal 9,23,25,26
Direktorat Penyehatan Lingkungan
Pedoman Standar Peralatan Kesehatan Lingkungan di Daerah, Depkes RI,
Ditjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Tahun
2005, Lampiran 1 – 13
1 Sanitarian Field Kit terdiri dari :
Mosquito Traps (aspirator, paper cup, cidukan plastik, botol larva, lensa
loupe pembesar)
Fly Grill
Thermometer
Hygrometer
Lux meter
Peralatan Penunjang pengambilan sampel terdiri dari :
Pisau stainless steel, Pinset stainless steel, kompas stainless steel, counter,
petridish, media carry & blair, anal rectal swab, sarung tangan karet,
masker, burner, lampur senter, alumunium foil, lampu spiritus stainless
steel, thermos vol. 250 cc, meteran linen 50 mtr, tas tempat peralatan
2 Soil Test Kit terdiri dari :
Sendok, centrifuge, tabung centrifuge, object glass, cover glass, gelas ukur
1000 ml, saringan kawat kasa, Hydrometer, mikroskop, batang pengaduk,
corong, timbangan, rak tabung, pipet
3 Food Contamination Test Kit terdiri dari :
Paddle tester kit,swab tester kit, LT/MUG Broth (single strengt),EC/MUG
(single strengt), filter holder with receiver,mesuring cylinder, erlenmeyer,
chlorine tester, iodine tester, portable coliform incubater panel sawith,
selected operating temperature of 25° to 110°C with pilot lamp, funnel,
innoculating wire, rack coliform tube, portable food blender, pulp stainer,
food basin stainless steel, sterile membran filter (47 mm, 0,45 micron M
pore size), vynil glove, hard carrying box, digital thermometer, digital pH
meter, flash light, syring 25 ml, aquadest bottle,test tube 16 x 60 mm,
vacuum pump nalge, rubber pipet, ultra violet lamp portable, erlarglasglass
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
114
4 Cholinesterase Test Kit
a Tintometer Kit terdiri dari:
pipet, Kurvet, tabung, sumbat karet, tabung volumetrik, spatula, pen steril
(vaccinesteel/autoclic), pipet otomatis, test tube.
b Cholinesterase Kit terdiri dari :
autoclic, botol tempat indikator, botol tempat substrat, botol tempat
aquadest, botol penyemprot, erlenmeyer 500 cc, gelas kimia 100 cc, gelas
ukur 250 cc, gelas takar, holder autoclic, kertas pembanding (kuninghijau), lampu spiritus + penyangga, pipet otomatis 0,01 ml, rak tabung
reaksi, sikat tabung reaksi, kotak, syringe, botol alkohol, pH meter, botol
aquadest, petridish
5 Water Test Kit
a Pengukuran Kimia, terdiri dari :
Amonium test
Total Hardness test
Mangenese test
Alumunium test
Iron test
Sulfate Test
Chloride test
Nitrate test
Nitrite test
Chlorine test
pH test
b Pengukuran Fisika, terdiri dari :
Turbidity test
Temperature test
6 Alat Pengambilan Sampel Usap Alat Makan/Masak dan Rectal Swab terdiri
dari :
Kapas lidi steril, sarung tangan steril/bersih, gunting kecil, lampu spiritus,
termos es, tas pembawa sampel, sabun desinfeksi
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
115
LAMPIRAN
11
STANDAR FASILITAS MEDIS INSTALASI GAWAT DARURAT
RUMAH SAKIT
Fasilitas dan penunjang yang harus tersedia selain ditentukan oleh kelas
IGD rumah sakit juga ditentukan oleh jumlah kasus yang di tangani.
NO
KELAS
/RUANG
BINTANG
4
BINTANG
3
BINTANG
2
BINTANG
1
+
+
+
+
KETERANGAN
A. RUANG TRIASE
• Kit
Pemeriksaan
Sederhana
• Brankar
Penerimaan
Pasien
• Pembuatan
rekam
medik
khusus
• Label
(pada
saat
korban
massal)
+ (1 : 3)
+ (1:3)
+ (1 : 5)
+ (1 : 5)
Minimal 2
Rasio
(Cross Sectional)
(perlu dibuatkan
form)
+
+
+
+
B. RUANG TINDAKAN
1
Ruang Resusitasi
PERALATAN MEDIS
• Nasopharingeal
tube
• Oropharingeal
tube
• Laringoscope
set Anak
• Laringoscope
set Dewasa
• Nasotrakheal
tube
• Orotracheal
• Suction
• Tracheostomi
set
• Bag Valve Mask
(Dewasa/Anak)
• Kanul Oksigen
• Oksigen mask
(D/A)
• Chest Tube
• Crico
/
Trakheostomi
• Ventilator
Transport
• Vital
Sign
Monitor
• Infusion pump
• Syringe pump
• ECG
• Vena Section
• Defibririlator
+
+
+
+
Minimal 1 setiap no
+
+
+
+
Minimal 1 setiap no
+
+
+
+
Minimal 1 setiap no
+
+
+
+
Minimal 1 setiap no
+
+
+
+
Minimal 1 setiap no
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Minimal 1 setiap no
Sesuai jumlah TT
Minimal 1 setiap no
+
+
+
+
Minimal 1 setiap no
+
+
+
+
+
+
+
+
Sesuai jumlah TT
Minimal 1
+
+
+
+
+
+
+
+
Minimal 1
Minimal 1
+
+
+/-
-
Minimal 1
+
+
+/-
-
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+/+/+
+
+
+
+
+
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
Sesuai jumlah TT
2 s/d 3 tiap TT
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
116
KELAS
/RUANG
BINTANG
4
BINTANG
3
BINTANG
2
BINTANG
1
Gluko stick
Stetoskop
Termometer
Nebulizer
Oksigen Medis /
Consentrator
• Warmer
Imobilization Set
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+/+
+
Minimal 1
• Neck Collar
+
+
+
+
Minimal 1
• Splint
• Long
Spine
Board
• Scoop Strecher
• Kndrik
Extrication
Deviice (KED)
• Urine Bag
• NGT
• Wound
Toilet
Set
• USG
• Film Viewer
+
+
+
+
+
+
+
+
Minimal 1 set
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Minimal 1 set / TT
+
+
+/+
+
+
Minimal 1
NO
•
•
•
•
•
• Cairan
Infus
Koloid
• Cairan
Infus
Kristaloid
• Cairan
Infus
Dextrose
ƒ Adrenalin
ƒ Sulphas
Atropin
ƒ Kortikosteroid
ƒ Lidokain
ƒ Dextrose 50%
ƒ Aminophilin
ƒ Pethidin
ƒ Morfin
ƒ Anti convulsion
ƒ Dopamin
ƒ Dobutamin
ƒ ATS
ƒ Trombolitik
ƒ Amiodaron
(inotropik)
ƒ APD : Masker
ƒ Mannitol
ƒ Furosemide
ƒ APD : Sarung
Tangan
2
KETERANGAN
Minimal
Minimal
Minimal
Minimal
1
1
1
1
Rasio 1:1 TT di UGD
OBAT – OBATAN DAN ALAT HABIS PAKAI
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Selalu
tersedia dalam
jumlah yang cukup
di IGD tanpa harus
di resepkan
Ruang Tindakan Bedah
• Meja Operasi /
tempat tidur
tindakan
• Dressing set
Minimal
3
Minimal
10
PERALATAN MEDIS
Minimal 3
Minimal
Minimal 1
1
Minimal
10
Minimal
10
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
Minimal
10
117
NO
KELAS
/RUANG
• Infusion Set
BINTANG
3
BINTANG
2
BINTANG
1
Minimal
10
Minimal
10
Minimal
10
Minimal
10
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Vena Section
set
• Torakosintetis
set
• Metal kauter
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Film Viewer
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
-
• Tiang infus
Minimal 6
Minimal 6
Minimal 2
Minimal 2
-
Minimal 3
Minimal 3
Minimal 1
Minimal 1
• Thermometer
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Stetoskop
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Suction
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Sterilisator
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Bidai
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Splint
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
OBAT-OBATAN DAN ALAT HABIS PAKAI
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
KETERANGAN
-
• Lampu operasi
ƒ Analgetik
ƒ Antiseptik
ƒ Cairan
kristaloid
ƒ Lidokain
ƒ Wound
dressing
ƒ BMHP
ƒ Alat-alat anti
septic
ƒ Benang jarum
3
BINTANG
4
Selalu
tersedia dalam
jumlah yang cukup
di ruang tindakan
bedah tanpa harus
diresepkan
Ruang Tindakan Medical
PERALATAN MEDIS
• Kumbah
Lambung Set
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• EKG
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Kursi Pe
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Irigatoreriksaan
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Nebulizer
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Suction
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Oksigen Medis
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• NGT
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Syrine Pump
Minimal 2
Minimal 2
Minimal 2
-
• Infusion Pump
Minimal 2
Minimal 2
Minimal 2
-
• Jarum Spinal
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Lampu Kepala
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Bronchoscopy
Minimal 1
Minimal 1
-
-
• Opthalmoscop
Minimal 1
Minimal 1
-
-
• Otoscope set
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Slit Lamp
Minimal 1
+/-
-
-
• Tiang Infus
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
• Tempat Tidur
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
Bisa bergabung, bisa
terpisah
118
KELAS
/RUANG
NO
• Film Viewer
BINTANG
4
BINTANG
3
BINTANG
2
BINTANG
1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
KETERANGAN
OBAT – OBATAN
•
•
•
•
•
•
•
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
4
SA
Aminophilin
Dopamin
Kristaloid
Cairan
Infus
Koloid
Cairan
Infus
Kristaloid
Cairan
Infus
Dextrose
Adrenalin
Sulpat Atropin
Kortikosteroid
Lidokain
Dextrose 50%
Aminophilin
Pethidin
Morfin
Anti convulsion
Dopamin
Anti convulsion
Dopamin
Dobutamin
ATS
Trombolitik
Amiodaron
(inotropik)
APD : Masker
Mannitol
Furosemide
APD : Sarung
Tangan
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tersedia dalm jumlah
cukup
Selalu
Tersedia dalam
jumlah yang cukup di
UGD tanpa harus di
resepkan
Ruang Tindakan Bayi & Anak
PERALATAN MEDIS
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
Inkubator
Tiang infus
Tempat tidur
Film viewer
Suction
Oksigen
Minimal
Minimal
Minimal
Minimal
Minimal
Minimal
1
1
1
1
1
1
Minimal
Minimal
Minimal
Minimal
Minimal
Minimal
1
1
1
1
1
1
Minimal
Minimal
Minimal
Minimal
Minimal
Minimal
1
1
1
1
1
1
Minimal
Minimal
Minimal
Minimal
Minimal
Minimal
1
1
1
1
1
1
OBAT – OBATAN / BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
• Stesolid
• Mikro drips set
• Intra Osseus set
5
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tersedia dlm jumlah
yang cukup
Ruang Tindakan Kebidanan
PERALATAN MEDIS
• Kuret set
• Partus set
• Suction bayi
• Meja ginekologi
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
/
bergabung
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
/
bergabung
119
NO
KELAS
/RUANG
BINTANG
4
BINTANG
3
BINTANG
2
BINTANG
1
• Meja Partus
Minimal 1
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
• Vacuum set
Minimal 1
• Forcep set
Minimal 1
• CTG
Minimal 1
• Resusitasi set
Minimal 1
• Doppler
Minimal 1
• Suction Bayi
baru lahir
Minimal 1
• Laennec
Minimal 1
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
Minimal 1
/
bergabung
• Tiang infus
• Tempat tidur
• Film viewer
Minimal 1
Minimal 1
Minimal 1
KETERANGAN
OBAT-OBATAN
ƒ Uterotonika
+
+
+
+
ƒ Prostaglandin
+
+
+
+
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
Tersedia dlm jumlah
yang cukup
120
LAMPIRAN 12
PERALATAN PONEK
1) Peralatan Neonatal
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Jenis Peralatan
Inkubator
Infant Warmer
Pulse Oxymeter Neonatus
Therapy Sinar
Syringe Pump
Alat-Alat Resusitasi Neonatus
Laryngoskop Neonatal, Lidah kuku ukuran 0,00
Balon sungkup bayi (bag mask)
CPAP (Continuous Positive Airway Pressure)
Jmlh
2
2
1
1
2
1
1
1
2) Peralatan Maternal
No
Jenis Peralatan
1 Kotak Resusitasi berisi :
- Bilah Laringoskop
- Balon
- Bola lampu laringskop ukuran dewasa
- Baterai cadangan untuk bilah laringoskop
- Bola lampu laringoskop cadangan
- Selang reservoar oksigen
- Masker oksigen
- Pipa endotrakeal
- Plester
- Gunting
- Kateter penghisap
- Naso gastric tube
- Alat suntik 1, 21/2, 3, 5, 10, 20, 50 cc
- Ampul Epinefrin / Adrenalin
- NaCL 0,9% / larutan Ringer Asetat / RL
- MgSO4
- Sodium bikarbonat 8,4%
- Kateter Vena
- Infus Set
2 Ekstraktor vakum
3 Inkubator
4 Penghangat (Radiant Warmer)
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
Jmlh
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
121
No
5
6
7
8
9
10
Jenis Peralatan
Forceps naegele
AVM (Aspirasi Vakum Manual)
Pompa vakum listrik
Monitor denyut jantung / pernapasan
Foetal Doppler
Set Sectio Saesaria
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
Jmlh
1
1
1
1
1
1
122
LAMPIRAN 13
BAGIAN YANG DAPAT DIHUBUNGI
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Unit
Bagian
Program & Informasi, Setditjen. Bina
Pelayanan Medik
Subdit Bina Yanmedik Dasar, Dit. Bina Pelayanan
Medik Dasar, Ditjen Bina Pelayanan Medik
Subdit Gawat Darurat & Evakuasi, Dit. Bina
Pelayanan Medik Dasar, Ditjen Bina Pelayanan Medik
Subdit Yanmed RSU Pendidikan, Dit. Bina Pelayanan
Medik Spesialistik, Ditjen Bina Pelayanan Medik
Telp
5201590
Ext
3302
Fax
5227705
5201590
5316
5222430
5201590
5319
5222430
5201590
5301
5274915
Subdit Yanmed RSU Non Pendidikan, Dit. Bina
Pelayanan Medik Spesialistik, Ditjen Bina Pelayanan
Medik
Subdit Yanmed RSU Khusus, Dit. Bina Pelayanan
Medik Spesialistik, Ditjen Bina Pelayanan Medik
5201590
5303
52960450
5201590
5306
5279487
Bagian
Program & Informasi, Setditjen. Bina
Kesehatan Masyarakat
Subdit Bina Kesehatan Ibu Hamil, Dit. Bina
Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas
Subdit Bina Kesehatan Maternal, Pencegahan
Komplikasi, Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina
Kesmas
Subdit Bina Kesehatan Reproduksi, Dit. Bina
Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas
Subdit Bina Kesehatan Bayi, Dit. Bina Kesehatan
Anak, Ditjen Bina Kesmas
Subdit Bina Upaya Kes Daerah Tertinggal Perbatasan
& Kepulauan. Dit. Bina Kes Kom, Ditjen Bina Kesmas
Subdit Bina Instansi Kesehatan Dasar & UKBM, Dit.
Bina Kes Komunitas, Ditjen Bina Kesmas
5201590
8203
5279216
5201590
8209
5221227
5201590
1200
5221227
5201590
8211
5265002
5201590
7914
5214891
5201590
7203
5203116
5201590
7205
5203116
7224819
314
7224764
5201590
6908
5203873
5201590
1166
5203874
5201590
8176
5214869
4247537
104
42670283
5201590
6304
5265041
5201590
8004
5214903
5201590
1171
5265402
Bagian Program & Informasi, Setbadan PPSDM
Bagian Tata Usaha Pusat Promosi Kesehatan,
Setjen
Bagian Tata Usaha Pusat Data dan Informasi, Setjen
Bagian
Program & Informasi, Setditjen. Bina
Farmasi & Alat Kesehatan
Bagian Program & Informasi, Setditjen. PP dan PL,
Ditjen PPPL
Bidang Sarana dan Prasarana , Pusat Sarana
Prasarana & Peralatan Kesehatan, Setjen
Bagian Evaluasi dan Pelaporan, Biro Perencanaaan
dan Anggaran, Setjen
Bagian Penyusunan Anggaran, Biro Perencanaan dan
Anggaran, Setjen
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
123
LAMPIRAN 14
ALOKASI DAK KESEHATAN TAHUN 2009
(Rp. 000.000)
NO
NAMA
PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
NAD
1
Kab. Aceh Barat
2
Kab. Aceh Besar
3
Kab. Aceh Selatan
4
Kab. Aceh Singkil
5
Kab. Aceh Tengah
6
Kab. Aceh Tenggara
7
Kab. Aceh Timur
8
Kab. Aceh Utara
9
Kab. Bireuen
10
Kab. Pidie
11
Kab. Simeulue
12
Kota Banda Aceh
13
Kota Sabang
14
Kota Langsa
15
Kota Lhokseumawe
16
Kab. Nagan Raya
17
Kab. Aceh Jaya
18
Kab. Aceh Barat Daya
19
Kab. Gayo Lues
20
Kab. Aceh Tamiang
21
Kab. Bener Meriah
22
Kab. Pidie Jaya
23
Kota Subulussalam
RS PROV
4.105
2.210
RSU Cut Nyak
Dien
6.407
1.267
RSU Kutacane
7.407
1.737
RSU ID Rayek
7.160
1.525
RSU Cut Meutia
1.640
RSU Biereuneun
6.372
1.211
RSU Meuraxa
7.571
2.053
RSU Sabang
1.435
RSU Nagan Raya
1.200
RSU Tamiang
7.391
RSU Dr. Zainal Abidin
RSJ Banda Aceh
7.844
7.012
8.313
6.429
7.271
8.664
6.740
6.350
6.384
7.030
5.699
6.225
6.603
6.631
5.886
9.177
8.212
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
124
NO
NAMA
PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
RS PROV
Provinsi Sumatera Utara
RSU Dr. Pirngadi Medan
3.664
RSU Haji Medan
RSU Pematang Siantar
RSU Padang Sidempuan
1
Kab. Asahan
2
Kab. Dairi
3
Kab. Deli Serdang
4
Kab. Tanah Karo
5
Kab. Labuhan Batu
6
Kab. Langkat
7
Kab. Mandailing Natal
8
Kab. Nias
9
Kab. Simalungun
7.497
1.548
RSU Kisaran
6.456
1.775
RSU Sidikalang
6.388
1.245
9.038
1.953
RSU Kaban Jahe
RSU Rantau
Parapat
8.246
1.451
RSU Tanjung Pura
2.712
RSU Gunung Sitoli
9.059
6.779
10.681
7.490
RSU Parapat
2.334
RSU Simalungun
10
Kab. Tapanuli Selatan
11
Kab. Tapanuli Tengah
6.723
12
Kab. Tapanuli Utara
13
Kab. Toba Samosir
14
Kota Binjai
15
Kota Medan
16
Kota Pematang Siantar
17
Kota Sibolga
18
Kota Tanjung Balai
19
Kota Tebing Tinggi
20
Kota Padang Sidimpuan
21
Kab. Pakpak Bharat
22
Kab. Nias Selatan
23
Kab. Humbang Hasundutan
24
Kab. Serdang Bedagai
25
Kab. Samosir
26
Kab. Batu Bara
27
Kab. Padang Lawas
28
Kab. Padang Lawas Utara
7.102
6.338
5.425
9.691
5.906
6.012
1.468
RSU FL. Tobing
5.949
5.891
RSU Tanjung Balai
5.691
1.389
RSU Tebing Tinggi
1.797
RSU Sibubuhan
1.799
RSU Gunung Tua
5.854
5.760
8.026
5.890
8.297
7.032
8.488
7.775
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
125
NO
NAMA
PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
RS PROV
Provinsi Sumatera Barat
7.382
RSU Dr. A. Mochtar Bukit
Tinggi
RSJ Prof. HB Saanin
Padang
RSU Solok
RSU Pariaman
1
Kab. Lima Puluh Kota
2
Kab. Agam
3
Kab. Kepulauan Mentawai
4
Kab. Padang Pariaman
5
Kab. Pasaman
6
Kab. Pesisir Selatan
7
Kab. Sawahlunto Sijunjung
8
Kab. Solok
9
Kab. Tanah Datar
10
Kota Bukit Tinggi
11
Kota Padang Panjang
12
Kota Padang
13
Kota Payakumbuh
14
Kota Sawahlunto
15
Kota Solok
16
Kota Pariaman
17
Kab. Pasaman Barat
18
Kab. Dharmasraya
19
Kab. Solok Selatan
7.516
9.404
7.504
6.914
5.337
7.756
2.366
RSU Painan
1.877
RSU Prof.
Hanafiah
6.458
1.612
RSU Padang
Panjang
7.439
1.913
RSU Sei Sapih
6.036
1.393
RSU Payakumbuh
6.677
1.885
RSU Sawahlunto
6.306
1.921
7.218
1.292
RSU Pariaman
RSU Pasaman
Barat
6.449
1.837
RSU Muara Labuh
7.834
2.311
RSU Bengkalis
4.000
2.226
RSU Purihusada
RSU Indrasari
Rengat
6.271
RSU Bangkinang
1.402
2.276
RSU pelalawan
RSU Bagan Siapiapi
2.019
RSU Dumai
6.136
6.493
7.215
6.355
6.242
5.707
Provinsi Riau
1
Kab. Bengkalis
2
Kab. Indragiri Hilir
3
Kab. Indragiri Hulu
4
Kab. Kampar
5
Kab. Kuantan Singingi
6
Kab. Pelalawan
7
Kab. Rokan Hilir
8
Kab. Rokan Hulu
9
Kab. Siak
10
Kota Dumai
11
Kota Pekanbaru
5.737
7.454
5.875
6.949
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
126
NO
NAMA
PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
RS PROV
Provinsi Kepulauan Riau
1
Kab. Bintan
2
Kab. Natuna
3
Kab. Karimun
4
Kota Batam
5
Kota Tanjung Pinang
6
Kab. Lingga
6.435
7.222
7.345
2.004
6.512
3.650
5.723
1.583
RSUD Kota Batam
RSU Tanjung
Pinang
RSU Lapangan
Lingga
Provinsi Jambi
1
Kab. Batanghari
2
Kab. Bungo
3
Kab. Kerinci
4
Kab. Merangin
5
Kab. Muaro Jambi
6
Kab. Sarolangun
7
Kab. Tanjung Jabung Barat
8
Kab. Tanjung Jabung Timur
9
Kab. Tebo
10
Kota Jambi
1.886
RSJ Jambi
6.410
5.875
5.818
RSU Muara Bungo
7.005
2.191
RSU Sungai Penuh
8.224
1.643
RSU Bangko
7.573
1.260
RSU Muaro Jambi
1.875
RSU Kuala
Tungkal
1.281
RSU Lahat
2.148
RSU Sekayu
7.225
2.600
RSU HM Rabain
14.118
1.447
RSU Kayu Agung
5.770
2.131
RSU Lubuk
Linggau
5.577
1.105
RSU Prabumulih
6.534
7.008
6.642
6.316
Provinsi Sumatera Selatan
1
Kab. Lahat
2
Kab. Musi Banyuasin
3
Kab. Musi Rawas
4
Kab. Muara Enim
5
Kab. Ogan Komering Ilir
6
Kab. Ogan Komering Ulu
7
Kota Palembang
8
Kota Pagar Alam
9
Kota Lubuk Linggau
10
Kota Prabumulih
11
Kab. Banyuasin
12
Kab. Ogan Ilir
13
Kab. OKU Timur
14
Kab. OKU Selatan
15
Kab. Empat Lawang
6.273
7.588
5.401
9.002
5.009
6.488
5.845
5.749
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
127
NO
NAMA
PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
Provinsi Bangka Belitung
1
Kab. Bangka
2
Kab. Belitung
3
Kota Pangkal Pinang
4
Kab. Bangka Selatan
5
Kab. Bangka Tengah
6
Kab. Bangka Barat
7
Kab. Belitung Timur
6.969
2.314
RSU Sungai Liat
2.398
RSU Pangkal
Pinang
Kab. Bengkulu Selatan
2
Kab. Bengkulu Utara
3
Kab. Rejang Lebong
4
Kota Bengkulu
5
Kab. Kaur
6
Kab. Seluma
7
Kab. Mukomuko
8
Kab. Lebong
9
Kab. Kepahiang
6.491
Kab. Lampung Barat
2
Kab. Lampung Selatan
3
Kab. Lampung Tengah
4
Kab. Lampung Utara
5
Kab. Lampung Timur
6
Kab. Tanggamus
7
Kab. Tulang Bawang
8
Kab. Way Kanan
9
Kota Bandar Lampung
10
Kota Metro
11
Kab. Pesawaran
RSJ Sungai Liat
2.857
RSU Dr. M. Yunus
1.989
RSU H. Abdul Moeloek
6.600
6.239
6.696
6.004
6.361
1.326
RSU Manna
12.629
6.157
RSU Arga Makmur
7.304
1.534
RSU Curup
7.382
7.695
7.538
7.471
6.405
6.434
Provinsi Lampung
1
2.692
6.487
Provinsi Bengkulu
1
RS PROV
7.372
1.244
RSU Liwa
6.846
1.567
RSU Pringsewu
9.239
1.722
RSU Manggala
6.863
7.636
7.083
9.342
5.708
10.581
5.525
6.422
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
128
NO
NAMA
PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
RS PROV
Provinsi Jawa Barat
1
Kab. Bandung
10.488
3.617
RSU Soreang
RSU Majalaya
2
Kab. Bekasi
3
Kab. Bogor
4
Kab. Ciamis
5
Kab. Cianjur
6
Kab. Cirebon
7
Kab. Garut
8
Kab. Indramayu
9
Kab. Karawang
10
Kab. Kuningan
11
Kab. Majalengka
12
Kab. Purwakarta
13
Kab. Subang
14
Kab. Sukabumi
7.505
1.769
RSU Kab Bekasi
9.752
2.674
RSU Ciawi
9.695
1.251
RSU Ciamis
8.132
1.389
RSU Cianjur
RSU Cimacan
11.955
4.200
RSU Arjawinangun
RSU Waled
9.715
1.230
RSU Dr. Slamet
9.235
3.184
RSU Indramayu
RSU Patrol
15
Kab. Sumedang
16
Kab. Tasikmalaya
17
Kota Bandung
18
Kota Bekasi
19
Kota Bogor
20
Kota Cirebon
21
Kota Depok
22
Kota Sukabumi
23
Kota Cimahi
24
Kota Tasikmalaya
25
Kota Banjar
26
Kab. Bandung Barat
7.720
1.847
RSU Karawang
7.329
2.218
RSU Cideres
5.848
1.158
RSU Bayu Asih
8.106
1.643
RSU Subang
3.279
RSU Sekarwangi
RSU Jampang
Kulon
RSU Palabuhan
Ratu
1.616
RSU Sumedang
6.987
1.950
RSU Ujung Berung
6.859
1.297
RSU Gunung Jati
5.446
1.532
RSU R. Syamsudin
5.511
1.421
RSU Cimahi
1.451
RSU Banjar
9.502
7.740
5.510
4.934
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
129
NO
NAMA
PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
RS PROV
Provinsi Banten
1
Kab. Lebak
2
Kab. Pandeglang
3
Kab. Serang
4
Kab. Tangerang
5
Kota Cilegon
6
Kota Tangerang
7
Kota Serang
7.600
1.385
RSU Adjidarmo
7.070
2.507
RSU Serang
8.228
2.494
RSU Tangerang
8.294
5.740
Provinsi Jawa Tengah
3.437
RSU Margono Soekardjo
Purwokerto
RSJ Dr. RM Soedjarwadi
Klaten
RS Tugurejo Semarang
RSU Dr. Moewardi
Surakarta
1
Kab. Banjarnegara
2
Kab. Banyumas
8.463
7.500
RSU Banyumas
2.868
RSU Ajibarang
3
Kab. Batang
4
Kab. Blora
5
Kab. Boyolali
6
Kab. Brebes
7
Kab. Cilacap
7.142
1.936
RSU Batang
7.415
1.480
RSU Pandan
Arang
8.948
2.834
RSU Brebes
7.464
8.841
RSU Cilacap
2.620
RSU Majenang
8
Kab. Demak
9
Kab. Grobogan
10
Kab. Jepara
11
Kab. Karanganyar
12
Kab. Kebumen
13
Kab. Kendal
14
Kab. Klaten
15
Kab. Kudus
16
Kab. Magelang
17
Kab. Pati
18
Kab. Pekalongan
8.111
7.841
2.401
RSU Dr. R.
Soedjati
2.619
RSU Muntilan
8.021
7.370
7.994
7.335
9.257
7.191
8.085
7.831
7.439
RSU Kajen
1.499
RSU Kraton
19
Kab. Pemalang
7.067
3.017
RSU Dr. M. Ashari
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
130
NO
NAMA
PROVINSI/KAB/KOTA
20
Kab. Purbalingga
21
Kab. Purworejo
22
Kab. Rembang
23
Kab. Semarang
YANKESDAS
6.191
RS KAB/KOTA
1.049
RSU Purbalingga
1.578
RSU Rembang
RS PROV
6.802
6.400
7.525
RSU Ambarawa
2.386
RSU Ungaran
24
Kab. Sragen
25
Kab. Sukoharjo
26
Kab. Tegal
27
Kab. Temanggung
28
Kab. Wonogiri
29
Kab. Wonosobo
30
Kota Magelang
31
Kota Pekalongan
32
Kota Salatiga
33
Kota Semarang
34
Kota Surakarta
35
Kota Tegal
7.375
8.331
8.474
1.656
RSU Dr. Soeselo
1.168
RSU Wonosobo
6.290
1.236
RSU Kardinah
8.751
2.497
RSU P. Senopati
7.088
1.627
6.801
1.357
RSU Sleman
RSU Kota
Yogyakarta
6.242
1.045
RSU Bangkalan
6.179
7.369
7.055
5.744
6.546
5.614
7.018
6.161
Provinsi DI Yogyakarta
1
Kab. Bantul
2
Kab. Gunung Kidul
3
Kab. Kulon Progo
4
Kab. Sleman
5
Kota Yogyakarta
7.504
6.964
Provinsi Jawa Timur
1
Kab. Bangkalan
2
Kab. Banyuwangi
7.329
RSU Blambangan
8.781
RSU Genteng
3
Kab. Blitar
4
Kab. Bojonegoro
5
Kab. Bondowoso
6
Kab. Gresik
7
Kab. Jember
6.906
9.706
9.339
0.656
RSU Dr. H.
Koesnadi
7.113
4.000
RSU Gresik
7.271
RSU Balung
8.635
RSU Kalisat
RSU Dr. Soebandi
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
131
NO
NAMA
PROVINSI/KAB/KOTA
8
Kab. Jombang
9
Kab. Kediri
10
Kab. Lamongan
11
Kab. Lumajang
12
Kab. Madiun
13
Kab. Magetan
14
Kab. Malang
15
Kab. Mojokerto
16
Kab. Nganjuk
17
Kab. Ngawi
18
Kab. Pacitan
19
Kab. Pamekasan
20
Kab. Pasuruan
21
Kab. Ponorogo
22
Kab. Probolinggo
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
4.000
RS Jombang
2.221
RSU Pare
8.017
1.220
RSU Dr. Soegiri
11.214
4.000
RSU Dr Haryoto
7.525
0.978
RSU Panti Waluyo
6.406
0.977
RSU Dr. Sayidiman
7.544
4.000
RSUD Dr
Soekandar
6.362
1.443
RSU Kertosono
6.899
10.000
RS PROV
7.810
RSU Soeroto
7.711
6.680
1.035
RSU Pamekasan
8.109
1.228
7.997
1.129
RSU Bangil
RSU Prof. M.
Harjono
7.912
RSU Waluyo Jati
2.812
RSU Tongas
23
Kab. Sampang
24
Kab. Sidoarjo
25
Kab. Situbondo
26
Kab. Sumenep
27
Kab. Trenggalek
28
Kab. Tuban
29
Kab. Tulungagung
30
Kota Blitar
31
Kota Kediri
32
Kota Madiun
33
Kota Malang
34
Kota Mojokerto
35
Kota Pasuruan
36
Kota Probolinggo
37
Kota Surabaya
38
Kota Batu
6.943
17.594
7.000
RSU Sidoarjo
6.940
1.839
RSU Situbondo
4.000
RSU M. Anwar
6.867
1.182
8.002
1.751
RSU Dr. Soedomo
RSU Dr. R.
Koesma
12.848
5.624
RSU Dr. Iskak
6.038
1.164
RSU Mardi Waluyo
5.005
4.700
RSU Gambiran
6.042
1.119
RSU Madiun
5.760
1.038
6.063
2.224
RSU Dr. Wahidin
SH
RSU Dr.
Soedarsono
2.077
RSU Tambakrejo
5.792
7.804
5.766
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
132
NO
NAMA
PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
Provinsi Kalimantan Barat
1
Kab. Bengkayang
2
Kab. Landak
3
Kab. Kapuas Hulu
4
Kab. Ketapang
5
Kab. Pontianak
6
Kab. Sambas
RS PROV
2.379
RSU Dr. Sudarso
Pontianak
7.552
6.338
1.394
9.098
1.696
9.318
1.620
9.052
RSU Landak
RSU Dr. A
Diponegoro
RSU Dr. Agus
Djam
RSU Sambas
2.319
RSU Pemangkat
7
Kab. Sanggau
8
Kab. Sintang
9
Kota Pontianak
10
Kota Singkawang
11
Kab. Sekadau
12
Kab. Melawi
13
Kab. Kayong Utara
14
Kab. Kubu Raya
7.920
1.800
RSU Sanggau
7.857
1.491
RSU Sintang
1.933
RSU Dr. Abdul Azis
7.769
7.242
6.195
6.847
8.122
8.120
Provinsi Kalimantan
Tengah
1
Kab. Barito Selatan
2
Kab. Barito Utara
3
Kab. Kapuas
4
Kab. Kotawaringin Barat
5
Kab. Kotawaringin Timur
6
Kota Palangkaraya
7
Kab. Barito Timur
8
Kab. Murung Raya
9
Kab. Pulang Pisau
10
Kab. Gunung Mas
11
Kab. Lamandau
12
Kab. Sukamara
13
Kab. Katingan
14
Kab. Seruyan
5.000
6.586
5.211
RSU Buntok
7.121
1.743
13.072
4.000
8.872
6.281
RSU Muara Teweh
RSUD Dr.
Soemarmo
RSU Sultan
Imanuddin
4.000
RSUD Pulang
Pisau
RSUD. Dr. Dorris S.
Palangkaraya
8.282
6.512
6.389
6.985
7.966
7.099
6.286
7.756
8.481
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
133
NO
NAMA
PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
Provinsi Kalimantan
Selatan
RS PROV
6.639
RSU Ansari Saleh
Banjarmasin
RSU Ulin Banjarmasin
1
Kab. Banjar
2
Kab. Barito Kuala
3
Kab. Hulu Sungai Selatan
4
Kab. Hulu Sungai Tengah
5
Kab. Hulu Sungai Utara
6
Kab. Kota Baru
7
Kab. Tabalong
8
Kab. Tanah Laut
9
Kab. Tapin
10
Kota Banjar Baru
11
Kota Banjarmasin
12
Kab. Balangan
13
Kab. Tanah Bumbu
7.818
1.642
RSU Ratu Zalekha
7.293
1.547
RSU Marabahan
7.812
1.261
RSU Hasan Basri
6.536
1.831
6.374
1.297
RSU Damanhuri
RSU Pambalah
Batung
7.898
6.666
1.689
6.993
1.413
6.694
1.300
RSU Tanjung
RSU Boejasin
Pelaihari
RSU Datu Sanggul
R.
6.324
1.479
RSU Banjar Baru
3.000
RSU Tanah Bumbu
6.618
6.262
7.662
Provinsi Kalimantan
Timur
3.811
RSJ Samarinda
RSU Tarakan
1
Kab. Berau
2
Kab. Bulungan
3
Kab. Kutai Kartanegara
4
Kab. Kutai Barat
5
Kab. Kutai Timur
6
Kab. Malinau
7
Kab. Nunukan
8
Kab. Pasir
9
Kota Balikpapan
10
Kota Bontang
11
Kota Samarinda
12
Kota Tarakan
13
Kab. Penajam Paser Utara
14
Kab. Tana Tidung
9.228
4.000
RSU Abdul Rivai
1.333
RSU Nunukan
10.533
9.069
10.355
9.137
8.149
7.482
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
134
NO
NAMA
PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
Provinsi Sulawesi Utara
1
Kab. Bolaang Mongondow
2
Kab. Minahasa
3
Kab. Sangihe
4
Kota Bitung
5
Kota Manado
6
Kab. Kepulauan Talaud
7
Kab. Minahasa Selatan
8
Kota Tomohon
9
Kab. Minahasa Utara
10
11
12
13
Kota Kotamobagu
Kab. Bolaang Mongondow
Utara
Kab. Kep. Siau
Tagulandang Biaro
Kab. Minahasa Tenggara
7.296
1.439
7.871
2.200
RSU Datoe
Binangkang
RSU dr. Sam
Ratulangi
10.945
7.195
RSU Liun Kendage
6.670
1.975
RSU Bitung
1.410
RSU Boalemo
1.845
RSU Aloei Saboe
RS PROV
5.172
RSU Noongan Langowan
7.662
RSU Undata Palu
6.934
8.458
8.022
6.799
7.366
11.829
9.396
13.415
11.000
Provinsi Gorontalo
1
Kab. Boalemo
2
Kab. Gorontalo
3
Kota Gorontalo
4
Kab. Pohuwato
5
Kab. Bone Bolango
6
Kab. Gorontalo Utara
6.347
7.546
7.666
6.590
7.071
8.496
Provinsi Sulawesi Tengah
1
Kab. Banggai
2
Kab. Banggai Kepulauan
3
Kab. Buol
4
Kab. Toli-Toli
5
Kab. Donggala
6
Kab. Morowali
7
Kab. Poso
8
Kota Palu
9
Kab. Parigi Moutong
10
Kab. Tojo Una Una
7.205
6.903
6.981
6.217
RSU Buol
6.282
1.519
RSU Mokopido
10.544
4.000
RSU Poso
7.189
1.689
RSU Anutapura
6.636
1.659
RSU Anuntaloka
6.076
1.147
RSU Ampana
7.873
7.351
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
135
NO
NAMA
PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
Provinsi Sulawesi Selatan
1
Kab. Bantaeng
2
Kab. Barru
3
Kab. Bone
4
Kab. Bulukumba
5
Kab. Enrekang
6
Kab. Gowa
7
Kab. Jeneponto
8
Kab. Luwu
9
Kab. Luwu Utara
10
Kab. Maros
11
Kab. Pangkajene
Kepulauan
12
Kab. Pinrang
13
Kab. Selayar
14
Kab. Sidenreng Rappang
15
Kab. Sinjai
16
Kab. Soppeng
17
Kab. Takalar
18
Kab. Tana Toraja
19
Kab. Wajo
20
Kota Pare-Pare
21
Kota Makassar
22
Kota Palopo
23
Kab. Luwu Timur
RS PROV
3.482
6.537
1.779
RSU A. Makatutu
6.472
1.336
RSU Barru
8.499
1.234
RSU Tenriawanu
7.878
1.715
RSU Bulukumba
6.586
1.344
7.301
2.857
6.078
1.108
RSU Enrekang
RSU
Sungguminasa
RSU Lanto D
Pasewang
1.452
RSU Andi Jemma
M.
6.864
1.925
RSU Pangkep
6.930
1.399
RSU Lasinrang
7.660
1.651
6.351
1.546
RSU Selayar
RSU Arifin
Nu'mang
6.759
1.356
RSU Sinjai
7
1.291
RSU Ajapange
1.723
RSU Lakipadada
7.414
1.218
RSU Daya
Makassar
6.364
1.499
RSU Palopo
6.891
1.163
RSU Luwu Timur
1.621
RSU Mamuju
RSU Haji Makassar
7.750
7.667
7.263
6.882
6.838
7.391
7.126
Provinsi Sulawesi Barat
1
Kab. Majene
2
Kab. Mamuju
3
Kab. Polewali Mandar
4
Kab. Mamasa
5
Kab. Mamuju Utara
6.759
8.702
7.553
6.032
6.788
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
136
NO
NAMA
PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
Provinsi Sulawesi
Tenggara
RS PROV
4.706
RSU Provinsi Sultra
Kendari
RSJ Soeparto H. Kendari
1
Kab. Buton
2
Kab. Konawe
3
Kab. Kolaka
4
Kab. Muna
5
Kota Kendari
6
Kota Bau-Bau
7
Kab. Konawe Selatan
8
Kab. Bombana
9
Kab. Wakatobi
10
Kab. Kolaka Utara
11
Kab. Konawe Utara
12
Kab. Buton Utara
7.978
4.000
RSU Pasar Wajo
6.830
1.259
RSU Kolaka
7.595
1.531
RSU Raha
6.630
1.787
RSU Abunawas
6.897
1.560
RSU Bau-Bau
1.399
RSU Bombana
6.792
1.149
RSU Badung
6.806
1.408
RSU Bangli
7.359
1.606
RSU Sanjiwani
7.093
5.762
RSU Negara
7.289
1.973
RSU Klungkung
7.492
1.887
RSU Tabanan
6.499
1.195
RSU Wangaya
9.073
7.543
6.885
7.524
6.535
7.516
8.739
Provinsi Bali
1
Kab. Badung
2
Kab. Bangli
3
Kab. Buleleng
4
Kab. Gianyar
5
Kab. Jembrana
6
Kab. Karangasem
7
Kab. Klungkung
8
Kab. Tabanan
9
Kota Denpasar
7.477
6.859
Provinsi Nusa Tenggara
Barat
1
Kab. Bima
2
Kab. Dompu
3
Kab. Lombok Barat
4
Kab. Lombok Tengah
5
Kab. Lombok Timur
6
Kab. Sumbawa
7
Kota Mataram
8
Kota Bima
9
Kab. Sumbawa Barat
2.719
7.198
1.323
RSU Raba
6.616
1.782
7.117
1.740
RSU Dompu
RSU Patut P.P.
Gerung
RSU Mataram
7.851
7.346
1.641
7.811
1.532
RSU Dr. R.
Sudjono
RSU Sumbawa
Besar
4.000
RSU Sumbawa
Barat
6.513
7.459
6.826
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
137
NO
NAMA
PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
Provinsi Nusa Tenggara
Timur
1
Kab. Alor
2
Kab. Belu
3
Kab. Ende
4
Kab. Flores Timur
5
Kab. Kupang
6
Kab. Lembata
7
Kab. Manggarai
8
Kab. Ngada
9
Kab. Sikka
10
Kab. Sumba Barat
11
Kab. Sumba Timur
12
Kab. Timor Tengah Selatan
13
Kab. Timor Tengah Utara
14
Kota Kupang
15
Kab. Rote Ndao
16
Kab. Manggarai Barat
17
Kab. Nagekeo
18
Kab. Sumba Barat Daya
19
Kab. Sumba Tengah
20
Kab. Manggarai Timur
Kab. Maluku Tenggara
Barat
2
Kab. Maluku Tengah
3
Kab. Maluku Tenggara
4
Kab. Pulau Buru
5
Kota Ambon
6
Kab. Seram Bagian Barat
7
Kab. Seram Bagian Timur
8
Kab. Kepulauan Aru
9
Kota Tual
6.974
RSU Prof Dr. WZ.
Johanes Kupang
4.392
RSU Dr. M. Haulussy
Ambon
7.176
8.094
1.708
RSU Atambua
7.760
1.815
RSU Ende
7.734
1.529
RSU Larantuka
7.672
1.380
RSU Ruteng
9.136
2.483
8.043
1.748
RSU Bajawa
RSU Hillers
Maumere
7.838
1.376
RSU Umbu Rara
Meha
7.813
1.682
RSU Soe
8.280
7.475
8.837
8.161
8.128
6.211
7.151
8.896
7.125
8.481
7.894
Provinsi Maluku
1
RS PROV
10.773
7.259
6.468
7.378
8.323
6.527
7.161
7.822
7.234
4.000
RSU Tual
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
138
NO
NAMA
PROVINSI/KAB/KOTA
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
Provinsi Maluku Utara
1
Kab. Halmahera Tengah
2
Kab. Halmahera Barat
3
Kota Ternate
4
Kab. Halmahera Timur
5
Kota Tidore Kepulauan
6
Kab. Kepulauan Sula
7
Kab. Halmahera Selatan
8
Kab. Halmahera Utara
Kab. Biak Numfor
2
Kab. Jayapura
3
Kab. Jayawijaya
4
Kab. Merauke
5
Kab. Mimika
6
Kab. Nabire
7
Kab. Paniai
8
Kab. Puncak Jaya
9
Kab. Kepulauan Yapen
10
Kota Jayapura
11
Kab. Sarmi
12
Kab. Keerom
13
Kab. Yahukimo
14
Kab. Pegunungan Bintang
15
Kab. Tolikara
16
Kab. Boven Digoel
17
Kab. Mappi
18
Kab. Asmat
19
Kab. Waropen
20
Kab. Supiori
21
Kab. Mamberamo Raya
22
Kab. Membramo Tengah
23
Kab. Yalimo
24
Kab. Lanny Jaya
5.442
RSU Ternate
6.610
RSU Prov Jayapura
8.225
7.446
4.000
RSU Jailolo
5.692
RSU Soasio
2.224
RSU Tobelo
7.791
7.126
7.140
8.168
7.371
9.305
Provinsi Papua
1
RS PROV
9.012
9.334
1.397
RSU Sentani
18.696
2.713
RSU Wamena
17.338
3.204
RSU Merauke
10.617
4.000
RSU Mimika
4.000
RSUD Enarotali
2.400
RSU Abepura
7.521
12.850
31.519
12.271
9.169
10.226
8.261
30.997
29.712
17.195
10.218
13.431
15.499
10.178
7.204
9.511
12.948
13.906
14.193
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
139
NO
NAMA
PROVINSI/KAB/KOTA
25
Kab. Nduga
26
Kab. Puncak
27
Kab. Dogiyai
YANKESDAS
RS KAB/KOTA
RS PROV
14.017
33.726
6.455
Provinsi Papua Barat
1
Kab. Sorong
2
Kab. Manokwari
3
Kab. Fak Fak
4
Kota Sorong
5
Kab. Sorong Selatan
6
Kab. Raja Ampat
7
Kab. Teluk Bintuni
8
Kab. Teluk Wondama
9
Kab. Kaimana
8.461
5.744
RSU Kab. Sorong
10.989
1.733
RSU Manokwari
7.711
4.889
RSU Fak Fak
8.070
7.829
10.152
9.306
7.162
7.997
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
140
LAMPIRAN
15
KEBUTUHAN PERALATAN
PELAYANAN KESEHATAN IBU
TAHUN 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET
PUSK
TT
MAMPU
PONED
MIN 4
PER
KAB/
KOTA
ALAT PENDETEKSI
PENCEGAHAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA
DAERAH KHUSUS
KB KIT
PONED
KIT
BIDAN
KIT
HB
SAHLI
IMPLAN
T KIT
IUD
KIT
PROTEIN
URIN/
DIPSTICK
GULA
DARAH
PUASA/
DIPSTICK
GOL.
DAR
AH
MALARIA/
RAPID
DIAGNOSIS
TEST
HIV/
RAPID
TEST 3
JENIS
NAD
1
Kab. Simeulue
2
Kab. Aceh Singkil
3
Kab. Aceh Selatan
4
Kab. Aceh
Tenggara
5
Kab. Aceh Timur
6
Kab. Aceh Tengah
7
Kab. Aceh Barat
8
Kab. Aceh Besar
9
Kab. Pidie
10
Kab. Bireuen
11
Kab. Aceh Utara
12
Kab. Aceh Barat
Daya
13
Kab. Gayo Lues
14
Kab. Aceh
Tamiang
15
Kab. Nagan Raya
16
Kab. Aceh Jaya
17
Kab. Bener Meriah
18
Kota Banda Aceh
19
Kota Sabang
20
Kota Langsa
21
Kota
Lhokseumawe
4
-
66
66
66
66
2194
2194
2194
-
-
2
2
120
120
120
120
4369
4369
4369
-
-
3
1
27
27
27
27
4974
4974
4974
-
-
4
-
43
43
43
43
4714
4714
4714
-
-
1
3
196
196
196
196
9068
9068
9068
-
-
3
1
26
26
26
26
3924
3924
3924
-
-
1
3
86
86
86
86
4123
4123
4123
-
-
-
6
37
37
37
37
7368
7368
-
-
2
2
127
127
127
127
13763
13763
7368
1376
3
-
-
-
4
31
31
31
31
9138
9138
-
-
2
2
27
27
27
27
12595
12595
9138
1259
5
-
-
3
1
15
15
15
15
3318
3318
3318
-
-
3
1
25
25
25
25
2168
2168
2168
-
-
3
1
68
68
68
68
6008
6008
6008
-
-
3
1
31
31
31
31
3089
3089
3089
-
-
3
1
21
21
21
21
1713
1713
1713
-
-
2
2
55
55
55
55
3554
3554
3554
-
-
3
1
13
13
13
13
5324
5324
5324
-
-
4
-
44
44
44
44
854
854
854
-
-
4
-
25
25
25
25
3766
3766
3766
-
-
3
1
46
46
46
46
4059
4059
4059
-
-
141
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET
PUSK
TT
MAMPU
PONED
MIN 4
PER
KAB/
KOTA
KB KIT
PONED
KIT
BIDAN
KIT
PROTEIN
URIN/
DIPSTICK
HB
SAHLI
IMPLAN
T KIT
IUD
KIT
GULA
DARAH
PUASA/
DIPSTICK
GOL.
DARAH
ALAT PENDETEKSI
PENCEGAHAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA
DAERAH KHUSUS
MALARI
A/
RAPID
DIAGNO
SIS
TEST
HIV/
RAPID
TEST 3
JENIS
SUMATERA
UTARA
1
2
3
4
5
Kab. Nias
Kab. Mandailing
Natal
Kab. Tapanuli
Selatan
Kab. Tapanuli
Tengah
Kab. Tapanuli
Utara
6
Kab. Toba Samosir
7
Kab. Labuhan Batu
8
Kab. Asahan
9
Kab. Simalungun
10
Kab. Dairi
11
Kab. Karo
12
Kab. Deli Serdang
13
Kab. Langkat
14
Kab. Nias Selatan
15
16
Kab. Humbang
Hasundutan
Kab. Pakpak
Bharat
17
Kab. Samosir
18
Kab. Serdang
Bedagai
19
Kota Sibolga
20
Kota Tanjung Balai
21
Kota Pematang
Siantar
22
Kota Tebing Tinggi
23
Kota Medan
24
Kota Binjai
25
Kota Padang
Sidempuan
-
4
29
29
29
29
11,789
11,789
11,789
-
11,789
1
3
62
62
62
62
9,804
9,804
9,804
-
9,804
-
9
145
145
145
145
16,686
16,686
16,686
-
16,686
1
3
19
19
19
19
7,232
7,232
7,232
-
7,232
1
3
54
54
54
54
7,253
7,253
7,253
-
7,253
3
1
23
23
23
23
4,875
4,875
4,875
-
4,875
-
5
92
92
92
92
25,698
25,698
25,698
-
25,698
-
7
62
62
62
62
28,035
28,035
28,035
-
28,035
-
4
89
89
89
89
23,738
23,738
23,738
-
23,738
-
4
27
27
27
27
7,923
7,923
7,923
-
7,923
-
4
76
76
76
76
8,267
8,267
8,267
-
8,267
-
6
46
46
46
46
38,954
38,954
38,954
-
38,954
2
2
30
30
30
30
25,540
25,540
25,540
-
25,540
2
2
27
27
27
27
7,354
7,354
7,354
-
7,354
2
2
25
25
25
25
4,190
4,190
4,190
-
4,190
1
3
42
42
42
42
985
985
985
-
985
1
3
43
43
43
43
16,577
16,577
16,577
-
16,577
1
3
31
31
31
31
3,299
3,299
3,299
-
3,299
3
1
64
64
64
64
2,208
2,208
2,208
-
2,208
4
-
64
64
64
64
4,925
4,925
4,925
-
4,925
4
-
64
64
64
64
6,126
6,126
6,126
-
6,126
4
-
64
64
64
64
3,527
3,527
3,527
-
3,527
3
1
64
64
64
64
51,659
51,659
51,659
-
51,659
1
3
64
64
64
64
6,591
6,591
6,591
-
6,591
3
1
73
73
73
73
4,849
4,849
4,849
-
4,849
SUMATERA
BARAT
1
2
Kab. Kepulauan
Mentawai
Kab. Pesisir
Selatan
3
Kab. Solok
4
Kab. Sawahlunto/
Sijunjung
2
2
7
7
7
7
2,118
2,118
2,118
-
2,118
-
8
90
90
90
90
9,664
9,664
9,664
-
9,664
-
4
44
44
44
44
9,641
9,641
9,641
-
9,641
-
5
55
55
55
55
5,397
5,397
5,397
-
5,397
142
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET
PUSK
TT
MAMPU
PONED
MIN 4
PER
KAB/
KOTA
KB KIT
PONED
KIT
BIDAN
KIT
HB
SAHLI
IMPLAN
T KIT
5
Kab. Tanah Datar
6
Kab. Padang
Pariaman
7
Kab. Agam
8
Kab. Lima Puluh
Koto
9
Kab. Pasaman
10
Kab. Solok Selatan
11
12
Kab. Dharmas
Raya
Kab. Pasaman
Barat
13
Kota Padang
14
Kota Solok
15
Kota Sawah Lunto
16
Kota Padang
Panjang
17
Kota Bukittinggi
18
Kota Payakumbuh
19
Kota Pariaman
PROTEIN
URIN/
DIPSTICK
IUD
KIT
GULA
DARAH
PUASA/
DIPSTICK
GOL.
DARAH
ALAT PENDETEKSI
PENCEGAHAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA
DAERAH KHUSUS
MALARI
A/
RAPID
DIAGNO
SIS
TEST
HIV/
RAPID
TEST 3
JENIS
-
7
101
101
101
101
7,084
7,084
7,084
-
7,084
-
6
76
76
76
76
9,161
9,161
9,161
-
9,161
-
4
42
42
42
42
10,232
10,232
10,232
-
10,232
-
4
64
64
64
64
8,000
8,000
8,000
-
8,000
1
3
27
27
27
27
7,784
7,784
7,784
-
7,784
2
2
52
52
52
52
3,494
3,494
3,494
-
3,494
2
2
54
54
54
54
4,311
4,311
4,311
-
4,311
-
6
69
69
69
69
8,037
8,037
8,037
-
8,037
1
3
-
-
-
-
18,772
18,772
18,772
-
18,772
3
1
9
9
9
9
1,394
1,394
1,394
-
1,394
2
2
12
12
12
12
1,126
1,126
1,126
-
1,126
4
-
4
4
4
4
990
990
990
-
990
4
-
6
6
6
6
2,493
2,493
2,493
-
2,493
3
1
1
1
1
1
2,439
2,439
2,439
-
2,439
3
1
31
31
31
31
1,842
1,842
1,842
-
1,842
RIAU
1
Kab. Kuantan
Singingi
2
Kab. Indragiri Hulu
3
Kab. Indragiri Hilir
4
Kab. Pelalawan
5
Kab. Siak
6
Kab. Kampar
7
Kab. Rokan Hulu
8
Kab. Bengkalis
9
Kab. Rokan Hilir
10
Kota Pekan Baru
11
Kota Dumai
4
6
192
192
192
192
7,589
7,589
7,589
-
7,589
3
3
172
172
172
172
8,889
8,889
8,889
-
8,889
4
4
118
118
118
118
18,720
18,720
18,720
-
18,720
4
4
137
137
137
137
8,362
8,362
8,362
-
8,362
4
4
101
101
101
101
8,926
8,926
8,926
-
8,926
4
4
216
216
216
216
16,167
16,167
16,167
-
16,167
4
4
152
152
152
152
10,871
10,871
10,871
-
10,871
4
4
190
190
190
190
19,517
19,517
19,517
-
19,517
4
4
192
192
192
192
14,122
14,122
14,122
-
14,122
-
13
58
58
58
58
21,633
21,633
21,633
-
21,633
4
4
60
60
60
60
6,231
6,231
6,231
-
6,231
1
3
14
14
14
14
8,851
8,851
8,851
-
8,851
1
3
13
13
13
13
8,830
8,830
8,830
-
8,830
1
3
34
34
34
34
6,302
6,302
6,302
-
6,302
1
3
9
9
9
9
5,550
5,550
5,550
-
5,550
JAMBI
1
Kab. Kerinci
2
Kab. Merangin
3
Kab. Sarolangun
4
Kab. Batang Hari
143
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET
PUSK
TT
MAMPU
PONED
MIN 4
PER
KAB/
KOTA
KB KIT
PONED
KIT
BIDAN
KIT
HB
SAHLI
IMPLAN
T KIT
5
6
7
Kab. Muaro Jambi
Kab. Tanjung
Jabung Timur
Kab. Tanjung
Jabung Barat
8
Kab. Tebo
9
Kab. Bungo
10
Kota Jambi
1
SUMATERA
SELATAN
Kab. Ogan
Komering Ulu
Kab. Ogan
Komering Ilir
2
3
Kab. Muara Enim
4
Kab. Lahat
5
Kab. Musi Rawas
6
Kab. Musi
Banyuasin
7
Kab. Banyuasin
8
9
Kab. Ogan
Komering Ulu
Selatan
Kab. Ogan
Komering Ulu
Timur
10
Kab. Ogan Ilir
11
Kota Palembang
12
Kota Prabumulih
13
Kota Pagar Alam
14
Kota Lubuk
Linggau
IUD
KIT
PROTEIN
URIN/
DIPSTICK
GULA
DARAH
PUASA/
DIPSTICK
GOL.
DARAH
ALAT PENDETEKSI
PENCEGAHAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA
DAERAH KHUSUS
MALARI
A/
RAPID
DIAGNO
SIS
TEST
HIV/
RAPID
TEST 3
JENIS
1
3
8
8
8
8
7,707
7,707
7,707
-
7,707
1
3
3
3
3
3
5,658
5,658
5,658
-
5,658
3
1
59
59
59
59
7,036
7,036
7,036
-
7,036
1
3
31
31
31
31
6,825
6,825
6,825
-
6,825
1
3
60
60
60
60
7,118
7,118
7,118
-
7,118
3
1
31
31
31
31
12,638
12,638
12,638
-
12,638
18
18
18
18
8,137
8,137
8,137
8,137
-
4
-
-
5
15
15
15
15
17,244
17,244
17,244
17,244
-
-
8
122
122
122
122
17,244
17,244
17,244
17,244
-
2
2
20
20
20
20
14,826
14,826
14,826
14,826
-
1
3
36
36
36
36
13,223
13,223
13,223
13,223
-
-
6
47
47
47
47
12,266
12,266
12,266
12,266
-
4
-
151
151
151
151
19,692
19,692
19,692
19,692
-
4
-
26
26
26
26
8,535
8,535
8,535
8,535
-
2
2
34
34
34
34
15,092
15,092
15,092
15,092
-
4
-
60
60
60
60
9,337
9,337
9,337
9,337
-
3
1
24
24
24
24
35,685
35,685
35,685
35,685
-
3
1
30
30
30
30
3,944
3,944
3,944
3,944
-
4
-
37
37
37
37
3,163
3,163
3,163
3,163
-
4
-
53
53
53
53
4,402
4,402
4,402
4,402
-
1
3
97
97
97
97
3,937
3,937
3,937
3,937
-
-
4
46
46
46
46
7,018
7,018
7,018
7,018
-
1
3
58
58
58
58
8,997
8,997
8,997
8,997
-
1
3
21
21
21
21
3,303
3,303
3,303
3,303
-
2
2
62
62
62
62
5,004
5,004
5,004
5,004
-
1
3
14
14
14
14
3,998
3,998
3,998
3,998
-
2
2
12
12
12
12
2,996
2,996
2,996
2,996
-
2
2
27
27
27
27
3,338
3,338
3,338
3,338
-
1
3
48
48
48
48
9,230
9,230
9,230
9,230
-
BENGKULU
1
2
3
Kab. Bengkulu
Selatan
Kab. Rejang
Lebong
Kab. Bengkulu
Utara
4
Kab. Kaur
5
Kab. Seluma
6
Kab. Mukomuko
7
Kab. Lebong
8
Kab. Kepahiang
9
Kota Bengkulu
144
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET
PUSK
TT
MAMPU
PONED
MIN 4
PER
KAB/
KOTA
KB KIT
PONED
KIT
BIDAN
KIT
HB
SAHLI
IMPLAN
T KIT
IUD
KIT
PROTEIN
URIN/
DIPSTICK
GULA
DARAH
PUASA/
DIPSTICK
GOL.
DARAH
ALAT PENDETEKSI
PENCEGAHAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA
DAERAH KHUSUS
MALARI
A/
RAPID
DIAGNO
SIS
TEST
HIV/
RAPID
TEST 3
JENIS
LAMPUNG
1
Kab. Lampung
Barat
2
Kab. Tanggamus
3
4
5
6
7
8
9
10
Kab. Lampung
Selatan
Kab. Lampung
Timur
Kab. Lampung
Tengah
Kab. Lampung
Utara
Kab. Way Kanan
Kab. Tulang
Bawang
Kota Bandar
Lampung
Kota Metro
-
4
7
7
7
7
10,411
10,411
10,411
-
10,411
-
4
25
25
25
25
21,680
21,680
21,680
-
21,680
1
3
36
36
36
36
32,989
32,989
32,989
-
32,989
-
4
21
21
21
21
23,660
23,660
23,660
-
23,660
-
6
2
2
2
2
28,321
28,321
28,321
-
28,321
-
4
8
8
8
8
14,639
14,639
14,639
-
14,639
-
4
5
5
5
5
9,324
9,324
9,324
-
9,324
-
5
52
52
52
52
19,574
19,574
19,574
-
19,574
-
4
89
89
89
89
21,000
21,000
21,000
-
21,000
2
2
46
46
46
46
3,044
3,044
3,044
-
3,044
3
1
10
10
10
10
6,276
6,276
6,276
6,276
-
3
1
5
5
5
5
3,410
3,410
3,410
3,410
-
4
-
28
28
28
28
3,751
3,751
3,751
3,751
-
4
-
17
17
17
17
3,931
3,931
3,931
3,931
-
3
1
5
5
5
5
3,893
3,893
3,893
3,893
-
2
2
3
3
3
3
2,530
2,530
2,530
2,530
-
3
1
8
8
8
8
3,812
3,812
3,812
3,812
-
1
3
31
31
31
31
5,953
5,953
5,953
5,953
5,953
-
4
50
50
50
50
3,572
3,572
3,572
3,572
3,572
-
4
43
43
43
43
2,803
2,803
2,803
2,803
2,803
1
3
18
18
18
18
2,376
2,376
2,376
2,376
2,376
4
-
27
27
27
27
22,728
22,728
22,728
22,728
22,728
3
1
32
32
32
32
4,932
4,932
4,932
4,932
4,932
KEP. BANGKA
BELITUNG
1
Kab. Bangka
2
Kab. Belitung
3
Kab. Bangka Barat
4
Kab. Bangka
Tengah
5
Kab. Bangka
Selatan
7
Kab. Belitung
Timur
Kota Pangkal
Pinang
KEPULAUAN
RIAU
1
Kab. Karimun
2
Kab. Kepulauan
Riau/Bintan
3
Kab. Natuna
4
Kab. Lingga
5
Kota Batam
6
Kota Tanjung
Pinang
6
145
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET
PUSK
TT
MAMPU
PONED
MIN 4
PER
KAB/
KOTA
KB KIT
PONED
KIT
BIDAN
KIT
HB
SAHLI
IMPLAN
T KIT
IUD
KIT
PROTEIN
URIN/
DIPSTICK
GULA
DARAH
PUASA/
DIPSTICK
ALAT PENDETEKSI
PENCEGAHAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA
DAERAH KHUSUS
GOL.
DARAH
MALARI
A/
RAPID
DIAGNO
SIS
TEST
HIV/
RAPID
TEST 3
JENIS
JAWA BARAT
1
Kab. Bogor
2
Kab. Sukabumi
3
Kab. Cianjur
4
Kab. Bandung
5
Kab. Garut
6
Kab. Tasikmalaya
7
Kab. Ciamis
8
Kab. Kuningan
9
Kab. Cirebon
10
Kab. Majalengka
11
Kab. Sumedang
12
Kab. Indramayu
13
Kab. Subang
14
Kab. Purwakarta
15
Kab. Karawang
16
Kab. Bekasi
17
Kota Bogor
18
Kota Sukabumi
19
Kota Bandung
20
Kota Cirebon
21
Kota Bekasi
22
Kota Depok
23
Kota Cimahi
24
Kota Tasikmalaya
25
Kota Banjar
-
6
259
259
259
259
114,822
114,822
114,822
-
114,822
-
4
223
223
223
223
62,572
62,572
62,572
-
62,572
-
5
222
222
222
222
59,763
59,763
59,763
-
59,763
-
4
340
340
340
340
93,708
93,708
93,708
-
93,708
2
2
287
287
287
287
51,678
51,678
51,678
-
51,678
-
4
204
204
204
204
51,885
51,885
51,885
-
51,885
-
6
216
216
216
216
33,584
33,584
33,584
-
33,584
-
5
337
337
337
337
31,680
31,680
31,680
-
31,680
-
4
386
386
386
386
60,933
60,933
60,933
-
60,933
-
9
315
315
315
315
23,478
23,478
23,478
-
23,478
-
6
239
239
239
239
29,566
29,566
29,566
-
29,566
-
4
310
310
310
310
33,219
33,219
33,219
-
33,219
-
5
244
244
244
244
36,734
36,734
36,734
-
36,734
-
4
127
127
127
127
22,111
22,111
22,111
-
22,111
-
5
129
129
129
129
60,287
60,287
60,287
-
60,287
-
4
170
170
170
170
51,895
51,895
51,895
-
51,895
63
63
63
63
21,032
21,032
21,032
-
21,032
45
45
45
45
8,223
8,223
8,223
-
8,223
4
1
3
4
-
-
-
-
45,300
45,300
45,300
-
45,300
2
2
-
-
-
-
-
6,595
6,595
6,595
-
6,595
2
2
-
-
-
-
47,722
47,722
47,722
-
47,722
3
1
-
-
-
27,670
27,670
27,670
-
27,670
3
1
-
-
-
-
11,194
11,194
11,194
-
11,194
2
2
57
57
57
57
14,179
14,179
14,179
-
14,179
22
22
22
22
4,908
4,908
4,908
-
4,908
-
4
-
-
8
320
320
320
320
31,598
31,598
31,598
-
31,598
-
8
222
222
222
222
29,769
29,769
29,769
-
29,769
-
10
181
181
181
181
16,902
16,902
16,902
-
16,902
-
8
113
113
113
113
16,860
16,860
16,860
-
16,860
JAWA TENGAH
1
Kab. Cilacap
2
Kab. Banyumas
3
Kab. Purbalingga
4
Kab. Banjarnegara
146
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET
PUSK
TT
MAMPU
PONED
MIN 4
PER
KAB/
KOTA
KB KIT
PONED
KIT
BIDAN
KIT
HB
SAHLI
IMPLAN
T KIT
5
Kab. Kebumen
6
Kab. Purworejo
7
Kab. Wonosobo
8
Kab. Magelang
9
Kab. Boyolali
10
Kab. Klaten
11
Kab. Sukoharjo
12
Kab. Wonogiri
13
Kab. Karanganyar
14
Kab. Sragen
15
Kab. Grobogan
16
Kab. Blora
17
Kab. Rembang
18
Kab. Pati
19
Kab. Kudus
20
Kab. Jepara
21
Kab. Demak
22
Kab. Semarang
23
Kab. Temanggung
24
Kab. Kendal
25
Kab. Batang
26
Kab. Pekalongan
27
Kab. Pemalang
28
Kab. Tegal
29
Kab. Brebes
30
Kota Magelang
31
Kota Surakarta
32
Kota Salatiga
33
Kota Semarang
34
Kota Pekalongan
35
Kota Tegal
IUD
KIT
PROTEIN
URIN/
DIPSTICK
GULA
DARAH
PUASA/
DIPSTICK
ALAT PENDETEKSI
PENCEGAHAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA
DAERAH KHUSUS
GOL.
DARAH
MALARI
A/
RAPID
DIAGNO
SIS
TEST
HIV/
RAPID
TEST 3
JENIS
4
-
239
239
239
239
23,369
23,369
23,369
-
23,369
1
3
212
212
212
212
10,941
10,941
10,941
-
10,941
-
4
128
128
128
128
16,452
16,452
16,452
-
16,452
-
7
291
291
291
291
23,635
23,635
23,635
-
23,635
-
8
257
257
257
257
17,437
17,437
17,437
-
17,437
-
10
150
150
150
150
19,771
19,771
19,771
-
19,771
-
4
133
133
133
133
14,590
14,590
14,590
-
14,590
-
6
301
301
301
301
15,173
15,173
15,173
-
15,173
-
12
83
83
83
83
13,970
13,970
13,970
-
13,970
-
6
188
188
188
188
17,686
17,686
17,686
-
17,686
1
3
262
262
262
262
24,338
24,338
24,338
-
24,338
-
6
95
95
95
95
15,817
15,817
15,817
-
15,817
-
10
154
154
154
154
10,104
10,104
10,104
-
10,104
1
3
214
214
214
214
19,983
19,983
19,983
-
19,983
-
6
100
100
100
100
18,454
18,454
18,454
-
18,454
-
8
183
183
183
183
23,105
23,105
23,105
-
23,105
-
6
75
75
75
75
25,546
25,546
25,546
-
25,546
4
-
189
189
189
189
15,672
15,672
15,672
-
15,672
-
4
167
167
167
167
11,556
11,556
11,556
-
11,556
-
7
234
234
234
234
19,115
19,115
19,115
-
19,115
2
2
147
147
147
147
13,284
13,284
13,284
-
13,284
-
5
143
143
143
143
16,812
16,812
16,812
-
16,812
1
3
193
193
193
193
26,315
26,315
26,315
-
26,315
-
4
200
200
200
200
30,213
30,213
30,213
-
30,213
-
15
165
165
165
165
45,871
45,871
45,871
-
45,871
4
-
19
19
19
19
2,589
2,589
2,589
-
2,589
4
-
30
30
30
30
11,383
11,383
11,383
-
11,383
3
1
10
10
10
10
2,797
2,797
2,797
-
2,797
3
1
60
60
60
60
27,240
27,240
27,240
-
27,240
2
2
20
20
20
20
7,302
7,302
7,302
-
7,302
3
1
16
16
16
16
6,196
6,196
6,196
-
6,196
147
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET
PUSK
TT
MAMPU
PONED
MIN 4
PER
KAB/
KOTA
KB KIT
PONED
KIT
BIDAN
KIT
HB
SAHLI
IMPLAN
T KIT
IUD
KIT
PROTEIN
URIN/
DIPSTICK
GULA
DARAH
PUASA/
DIPSTICK
GOL.
DARAH
ALAT PENDETEKSI
PENCEGAHAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA
DAERAH KHUSUS
MALARI
A/
RAPID
DIAGNO
SIS
TEST
HIV/
RAPID
TEST 3
JENIS
DI
YOGYAKARTA
1
Kab. Kulon Progo
2
Kab. Bantul
3
Kab. Gunung Kidul
4
Kab. Sleman
5
Kota Yogyakarta
-
6
59
59
59
59
6,624
6,624
6,624
-
-
-
6
60
60
60
60
13,422
13,422
13,422
-
-
-
6
18
18
18
18
10,726
10,726
10,726
-
-
-
4
32
32
32
32
13,252
13,252
13,252
-
-
1
3
85
85
85
85
5,633
5,633
5,633
-
-
-
11
89
89
89
89
8,271
8,271
8,271
-
8,271
-
6
187
187
187
187
13,970
13,970
13,970
-
13,970
-
8
80
80
80
80
10,984
10,984
10,984
-
10,984
-
8
153
153
153
153
16,344
16,344
16,344
-
16,344
-
8
138
138
138
138
18,187
18,187
18,187
-
18,187
-
4
223
223
223
223
29,115
29,115
29,115
-
29,115
-
15
217
217
217
217
47,430
47,430
47,430
-
47,430
-
5
130
130
130
130
18,710
18,710
18,710
-
18,710
-
7
101
101
101
101
43,910
43,910
43,910
-
43,910
-
10
153
153
153
153
27,730
27,730
27,730
-
27,730
-
6
128
128
128
128
11,921
11,921
11,921
-
11,921
-
5
66
66
66
66
10,924
10,924
10,924
-
10,924
-
8
209
209
209
209
21,627
21,627
21,627
-
21,627
-
9
237
237
237
237
29,846
29,846
29,846
-
29,846
-
6
205
205
205
205
33,653
33,653
33,653
-
33,653
-
8
213
213
213
213
19,455
19,455
19,455
-
19,455
-
9
177
177
177
177
23,947
23,947
23,947
-
23,947
-
5
117
117
117
117
18,932
18,932
18,932
-
18,932
-
5
110
110
110
110
10,058
10,058
10,058
-
10,058
-
9
69
69
69
69
8,898
8,898
8,898
-
8,898
-
7
147
147
147
147
13,946
13,946
13,946
-
13,946
-
8
254
254
254
254
21,927
21,927
21,927
-
21,927
-
6
274
274
274
274
21,056
21,056
21,056
-
21,056
-
8
331
331
331
331
22,273
22,273
22,273
-
22,273
-
10
123
123
123
123
23,033
23,033
23,033
-
23,033
JAWA TIMUR
1
Kab. Pacitan
2
Kab. Ponorogo
3
Kab. Trenggalek
4
Kab. Tulungagung
5
Kab. Blitar
6
Kab. Kediri
7
Kab. Malang
8
Kab. Lumajang
9
Kab. Jember
10
Kab. Banyuwangi
11
Kab. Bondowoso
12
Kab. Situbondo
13
Kab. Probolinggo
14
Kab. Pasuruan
15
Kab. Sidoarjo
16
Kab. Mojokerto
17
Kab. Jombang
18
Kab. Nganjuk
19
Kab. Madiun
20
Kab. Magetan
21
Kab. Ngawi
22
Kab. Bojonegoro
23
Kab. Tuban
24
Kab. Lamongan
25
Kab. Gresik
148
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET
PUSK
TT
MAMPU
PONED
MIN 4
PER
KAB/
KOTA
KB KIT
PONED
KIT
BIDAN
KIT
HB
SAHLI
IMPLAN
T KIT
26
Kab. Bangkalan
27
Kab. Sampang
28
Kab. Pamekasan
29
Kab. Sumenep
30
Kota Kediri
31
Kota Blitar
32
Kota Malang
33
Kota Probolinggo
34
Kota Pasuruan
35
Kota Mojokerto
36
Kota Madiun
37
Kota Surabaya
38
Kota Batu
ALAT PENDETEKSI
PENCEGAHAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA
DAERAH KHUSUS
IUD
KIT
GULA
DARAH
PUASA/
DIPSTICK
PROTEIN
URIN/
DIPSTICK
GOL.
DAR
AH
MALARIA/
RAPID
DIAGNOSIS
TEST
20,065
-
HIV/
RAPID
TEST 3
JENIS
-
7
107
107
107
107
20,065
20,065
20,065
-
5
200
200
200
200
19,918
19,918
19,918
-
19,918
-
5
159
159
159
159
15,224
15,224
15,224
-
15,224
-
8
179
179
179
179
15,594
15,594
15,594
-
15,594
-
8
98
98
98
98
3,790
3,790
3,790
-
3,790
3
1
32
32
32
32
2,111
2,111
2,111
-
2,111
4
1
52
52
52
52
15,787
15,787
15,787
-
15,787
3
0
55
55
55
55
4,255
4,255
4,255
-
4,255
3
1
49
49
49
49
4,069
4,069
4,069
-
4,069
2
1
32
32
32
32
2,044
2,044
2,044
-
2,044
4
2
87
87
87
87
2,737
2,737
2,737
-
2,737
4
0
144
144
144
144
51,011
51,011
51,011
-
51,011
4
0
15
15
15
15
3,625
3,625
3,625
-
3,625
-
4
170
170
170
170
25,782
25,782
25,782
-
-
-
5
165
165
165
165
36,190
36,190
36,190
-
-
-
10
165
165
165
165
99,145
99,145
99,145
-
-
1
3
155
155
155
155
55,995
55,995
55,995
-
-
4
-
55
55
55
55
42,400
42,400
42,400
-
-
3
1
22
22
22
22
7,717
3
1
35
35
35
35
2
2
46
46
46
46
4,587
1
3
101
101
101
101
-
4
99
99
99
-
4
49
49
1
3
22
22
BANTEN
1
Kab. Pandeglang
2
Kab. Lebak
3
Kab. Tangerang
4
Kab. Serang
5
Kota Tangerang
6
Kota Cilegon
7
Kota Serang
7,717
7,717
-
-
-
-
-
4,587
4,587
-
4,587
5,861
5,861
5,861
-
5,861
99
8,178
8,178
8,178
-
8,178
49
49
7,476
7,476
7,476
-
7,476
22
22
3,222
3,222
3,222
-
3,222
-
-
BALI
1
Kab. Jembrana
2
Kab. Tabanan
3
Kab. Badung
4
Kab. Gianyar
5
Kab. Klungkung
6
Kab. Bangli
7
Kab. Karang Asem
8
Kab. Buleleng
9
2
2
85
85
85
85
3,952
3,952
3,952
-
3,952
1
3
45
45
45
45
8,190
8,190
8,190
-
8,190
2
2
22
22
22
22
12,598
12,598
12,59
8
-
12,598
12,088
12,08
8
-
12,088
Kota Denpasar
3
1
34
34
34
34
12,088
149
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET
PUSK
TT
MAMPU
PONED
MIN 4
PER
KAB/
KOTA
KB KIT
PONED
KIT
BIDAN
KIT
HB
SAHLI
IMPLAN
T KIT
IUD
KIT
PROTEIN
URIN/
DIPSTICK
ALAT PENDETEKSI
PENCEGAHAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA
DAERAH KHUSUS
GULA
DARAH
PUASA/
DIPSTICK
GOL.
DARAH
MALARI
A/
RAPID
DIAGNO
SIS
TEST
HIV/
RAPID
TEST 3
JENIS
NUSA
TENGGARA
BARAT
1
Kab. Lombok Barat
2
Kab. Lombok
Tengah
3
Kab. Lombok Timur
4
Kab. Sumbawa
5
Kab. Dompu
6
Kab. Bima
7
Kab. Sumbawa
Barat
8
Kota Mataram
9
Kota Bima
-
6
46
46
46
46
19,635
19,635
19,635
19,635
-
-
9
101
101
101
101
21,241
21,241
21,241
21,241
-
-
20
99
99
99
99
26,783
26,783
26,783
26,783
-
-
6
49
49
49
49
10,267
10,267
10,267
10,267
-
1
3
22
22
22
22
6,523
6,523
6,523
6,523
-
-
6
85
85
85
85
11,804
11,804
11,804
11,804
-
1
3
45
45
45
45
2,765
2,765
2,765
2,765
-
3
1
22
22
22
22
9,296
9,296
9,296
9,296
-
3
1
34
34
34
34
3,411
3,411
3,411
3,411
-
4
1
125
125
125
125
11,886
11,886
11,886
11,886
-
3
1
109
109
109
109
5,554
5,554
5,554
5,554
-
4
0
29
29
29
29
9,289
9,289
9,289
9,289
-
3
1
55
55
55
55
12,197
12,197
12,197
12,197
-
2
2
104
104
104
104
6,828
6,828
6,828
6,828
-
2
2
168
168
168
168
10,170
10,170
10,170
10,170
-
2
2
61
61
61
61
4,739
4,739
4,739
4,739
-
1
3
34
34
34
34
2,643
2,643
2,643
2,643
-
0
4
69
69
69
69
5,849
5,849
5,849
5,849
-
0
4
58
58
58
58
8,229
8,229
8,229
8,229
-
0
5
47
47
47
47
6,746
6,746
6,746
6,746
-
3
1
112
112
112
112
6,968
6,968
6,968
6,968
-
0
5
161
161
161
161
13,280
13,280
13,280
13,280
-
4
0
57
57
57
57
3,349
3,349
3,349
3,349
-
4
0
41
41
41
41
5,802
5,802
5,802
5,802
-
2
2
19
19
19
19
7,384
7,384
7,384
7,384
-
NUSA
TENGGARA
TIMUR
1
Kab. Sumba Barat
2
Kab. Sumba Timur
3
Kab. Kupang
4
5
Kab. Timor Tengah
Selatan
Kab. Timor Tengah
Utara
6
Kab. Belu
7
Kab. Alor
8
Kab. Lembata
9
Kab. Flores Timur
10
Kab. Sikka
11
Kab. Ende
12
Kab. Ngada
13
Kab. Manggarai
14
Kab. Rote Ndao
15
Kab. Manggarai
Barat
16
Kota Kupang
150
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET
PUSK
TT
MAMPU
PONED
MIN 4
PER
KAB/
KOTA
ALAT PENDETEKSI
PENCEGAHAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA
DAERAH KHUSUS
KB KIT
PONED
KIT
BIDAN
KIT
PROTEIN
URIN/
DIPSTICK
HB
SAHLI
IMPLAN
T KIT
IUD
KIT
GULA
DARAH
PUASA/
DIPSTICK
GOL.
DAR
AH
MALARIA/
RAPID
DIAGNOSIS
TEST
HIV/
RAPID
TEST 3
JENIS
KALIMANTAN
BARAT
1
Kab. Sambas
2
Kab. Bengkayang
3
Kab. Landak
4
Kab. Pontianak
5
Kab. Sanggau
6
Kab. Ketapang
7
Kab. Sintang
8
Kab. Kapuas Hulu
9
Kab. Sekadau
10
Kab. Melawi
11
Kota Pontianak
12
Kota Singkawang
1
KALIMANTAN
TENGAH
Kab. Kotawaringin
Barat
Kab. Kotawaringin
Timur
2
3
Kab. Kapuas
4
Kab. Barito Selatan
5
Kab. Barito Utara
6
Kab. Sukamara
7
Kab. Lamandau
8
Kab. Seruyan
9
Kab. Katingan
10
Kab. Pulang Pisau
11
Kab. Gunung Mas
12
Kab. Barito Timur
13
Kab. Murung Raya
14
Kota Palangka
Raya
-
4
122
122
122
122
12,960
12,960
12,96
0
12,960
12,960
4
0
43
43
43
43
5,362
5,362
5,362
5,362
5,362
3
1
67
67
67
67
8,796
8,796
8,796
8,796
8,796
4
0
136
136
136
136
15,951
15,951
15,95
1
15,951
15,951
4
0
59
59
59
59
9,637
9,637
9,637
9,637
9,637
2
2
77
77
77
77
13,090
13,090
13,09
0
13,090
13,090
-
6
76
76
76
76
8,889
8,889
8,889
8,889
8,889
4
0
62
62
62
62
7,250
7,250
7,250
7,250
7,250
3
1
37
37
37
37
4,504
4,504
4,504
4,504
4,504
4
0
27
27
27
27
4,050
4,050
4,050
4,050
4,050
-
4
49
49
49
49
11,134
11,134
11,13
4
11,134
11,134
4
0
20
20
20
20
4,961
4,961
4,961
4,961
4,961
4
-
25
25
25
25
5,744
5,744
5,744
5,744
-
4
-
57
57
57
57
8,842
8,842
8,842
8,842
-
10,094
-
-
4
25
25
25
25
10,094
10,094
10,09
4
4
-
29
29
29
29
3,041
3,041
3,041
3,041
-
4
-
25
25
25
25
3,412
3,412
3,412
3,412
-
4
-
14
14
14
14
1,085
1,085
1,085
1,085
-
4
-
29
29
29
29
1,584
1,584
1,584
1,584
-
4
-
17
17
17
17
3,584
3,584
3,584
3,584
-
4
-
30
30
30
30
3,930
3,930
3,930
3,930
-
4
-
3
3
3
3
3,075
3,075
3,075
3,075
-
4
-
36
36
36
36
2,558
2,558
2,558
2,558
-
4
-
13
13
13
13
2,558
2,558
2,558
2,558
-
4
-
17
17
17
17
2,610
2,610
2,610
2,610
-
2
2
1
1
1
1
5,530
5,530
5,530
5,530
-
151
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET
PUSK
TT
MAMPU
PONED
MIN 4
PER
KAB/
KOTA
ALAT PENDETEKSI
PENCEGAHAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA
DAERAH KHUSUS
KB KIT
PONED
KIT
BIDAN
KIT
HB
SAHLI
IMPLAN
T KIT
IUD
KIT
PROTEIN
URIN/
DIPSTICK
GULA
DARAH
PUASA/
DIPSTICK
GOL.
DAR
AH
MALARIA/
RAPID
DIAGNOSIS
TEST
HIV/
RAPID
TEST 3
JENIS
KALIMANTAN
SELATAN
1
Kab. Tanah Laut
2
Kab. Kota Baru
3
Kab. Banjar
4
Kab. Barito Kuala
5
Kab. Tapin
6
7
8
Kab. Hulu Sungai
Selatan
Kab. Hulu Sungai
Tengah
Kab. Hulu Sungai
Utara
9
Kab. Tabalong
10
Kab. Tanah Bumbu
11
Kab. Balangan
12
Kota Banjarmasin
13
Kota Banjar Baru
1
3
117
117
117
117
6,145
6,145
6,145
-
-
-
4
75
75
75
75
6,674
6,674
6,674
-
-
-
-
-
4
135
135
135
135
10,210
10,210
10,21
0
-
4
116
116
116
116
7,072
7,072
7,072
-
-
-
4
60
60
60
60
4,053
4,053
4,053
-
-
-
4
63
63
63
63
5,235
5,235
5,235
-
-
1
3
121
121
121
121
5,877
5,877
5,877
-
-
1
3
74
74
74
74
5,611
5,611
5,611
-
-
1
3
102
102
102
102
4,563
4,563
4,563
-
-
1
3
25
25
25
25
5,676
5,676
5,676
-
-
1
3
42
42
42
42
2,714
2,714
2,714
-
-
4
0
40
40
40
40
12,471
12,471
12,47
1
-
-
3
1
17
17
17
17
3,876
3,876
3,876
-
-
4
-
48
48
48
48
15,108
15,108
15,10
8
-
-
4
-
35
35
35
35
15,606
15,606
15,60
6
-
-
-
-
KALIMANTAN
TIMUR
1
2
Kab. Pasir
Kab. Kutai Barat
3
Kab. Kutai
Kartanegara
4
Kab. Kutai Timur
5
Kab. Berau
6
Kab. Malinau
7
Kab. Bulongan
8
Kab. Nunukan
9
Kab. Penajam
Paser Utara
10
Kota Balikpapan
11
Kota Samarinda
12
Kota Tarakan
13
Kota Bontang
0
9
24
24
24
24
13,893
13,893
13,89
3
3
1
19
19
19
19
4,055
4,055
4,055
-
-
3
1
13
13
13
13
4,956
4,956
4,956
-
-
4
-
20
20
20
20
3,230
3,230
3,230
-
-
3
1
30
30
30
30
4,663
4,663
4,663
-
-
3
1
20
20
20
20
3,868
3,868
3,868
-
-
3
1
23
23
23
23
2,509
2,509
2,509
-
-
4
-
15
15
15
15
4,430
4,430
4,430
-
-
3
1
15
15
15
15
3,134
3,134
3,134
-
-
3
1
29
29
29
29
1,423
1,423
1,423
-
-
4
-
13
13
13
13
3,241
3,241
3,241
-
-
152
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET
PUSK
TT
MAMPU
PONED
MIN 4
PER
KAB/
KOTA
KB KIT
PONED
KIT
BIDAN
KIT
HB
SAHLI
IMPLAN
T KIT
IUD
KIT
PROTEIN
URIN/
DIPSTICK
ALAT PENDETEKSI
PENCEGAHAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA
DAERAH KHUSUS
GULA
DARAH
PUASA/
DIPSTICK
GOL.
DARAH
MALARI
A/
RAPID
DIAGNO
SIS
TEST
HIV/
RAPID
TEST 3
JENIS
SULAWESI
UTARA
1
Kab. Bolaang
Mengondow
2
Kab. Minahasa
3
4
5
6
Kab. Sangihe
Talaud
Kab. Kepulauan
Talaud
Kab. Minahasa
Selatan
Kab. Minahasa
Utara
7
Kota Manado
8
Kota Bitung
9
Kota Tomohon
1
SULAWESI
TENGAH
Kab. Banggai
Kepulauan
2
Kab. Banggai
3
Kab. Morowali
4
Kab. Poso
5
Kab. Donggala
6
Kab. Toli-Toli
7
Kab. Buol
8
Kab. Parigi
Moutong
9
Kab. Tojo Una-Una
10
Kota Palu
-
5
80
80
80
80
10,799
10,799
10,799
10,799
10,799
-
5
41
41
41
41
7,728
7,728
7,728
7,728
7,728
-
8
48
48
48
48
4,244
4,244
4,244
4,244
4,244
-
4
19
19
19
19
2,094
2,094
2,094
2,094
2,094
-
8
134
134
134
134
6,780
6,780
6,780
6,780
6,780
2
2
32
32
32
32
3,898
3,898
3,898
3,898
3,898
1
3
11
11
11
11
9,670
9,670
9,670
9,670
9,670
-
4
20
20
20
20
4,043
4,043
4,043
4,043
4,043
3
1
29
29
29
29
1,975
1,975
1,975
1,975
1,975
-
5
14
14
14
14
3,599
3,599
3,599
3,599
-
-
4
139
139
139
139
6,228
6,228
6,228
6,228
-
-
4
152
152
152
152
3,749
3,749
3,749
3,749
-
-
7
109
109
109
109
4,063
4,063
4,063
4,063
-
-
9
53
53
53
53
10,490
10,490
10,490
10,490
-
-
4
68
68
68
68
5,305
5,305
5,305
5,305
-
1
3
36
36
36
36
2,834
2,834
2,834
2,834
-
-
10
121
121
121
121
8,928
8,928
8,928
8,928
-
-
6
79
79
79
79
3,382
3,382
3,382
3,382
-
3
1
13
13
13
13
6,677
6,677
6,677
6,677
-
2
2
10
10
10
10
2,654
2,654
2,654
-
2,654
2
2
58
58
58
58
9,110
9,110
9,110
-
9,110
2
2
42
42
42
42
4,093
4,093
4,093
-
4,093
2
2
50
50
50
50
8,382
8,382
8,382
-
8,382
0
4
64
64
64
64
6,619
6,619
6,619
-
6,619
SULAWESI
SELATAN
1
Kab. Selayar
2
Kab. Bulukumba
3
Kab. Bantaeng
4
Kab. Jeneponto
5
Kab. Takalar
6
Kab. Gowa
7
Kab. Sinjai
8
Kab. Maros
9
Kab. Pangkajene
Kep.
10
Kab. Barru
2
2
60
60
60
60
13,388
13,388
13,388
-
13,388
2
2
26
26
26
26
5,523
5,523
5,523
-
5,523
1
3
136
136
136
136
8,006
8,006
8,006
-
8,006
1
3
13
13
13
13
7,814
7,814
7,814
-
7,814
2
2
64
64
64
64
3,592
3,592
3,592
-
3,592
153
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET
PUSK
TT
MAMPU
PONED
MIN 4
PER
KAB/
KOTA
KB KIT
PONED
KIT
BIDAN
KIT
HB
SAHLI
IMPLAN
T KIT
11
Kab. Bone
12
Kab. Soppeng
13
Kab. Wajo
14
Kab. Sidenreng
Rappang
15
Kab. Pinrang
16
Kab. Enrekang
17
Kab. Luwu
18
Kab. Tana Toraja
19
Kab. Luwu Utara
20
Kab. Luwu Timur
21
Kota Ujung
Pandang
22
Kota Pare-Pare
23
Kota Palopo
IUD
KIT
PROTEIN
URIN/
DIPSTICK
GULA
DARAH
PUASA/
DIPSTICK
GOL.
DARAH
ALAT PENDETEKSI
PENCEGAHAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA
DAERAH KHUSUS
MALARI
A/
RAPID
DIAGNO
SIS
TEST
HIV/
RAPID
TEST 3
JENIS
2
2
41
41
41
41
18,654
18,654
18,654
-
18,654
2
2
51
51
51
51
3,647
3,647
3,647
-
3,647
2
2
50
50
50
50
10,056
10,056
10,056
-
10,056
2
2
70
70
70
70
5,971
5,971
5,971
-
5,971
2
2
37
37
37
37
8,070
8,070
8,070
-
8,070
2
2
45
45
45
45
4,865
4,865
4,865
-
4,865
2
2
68
68
68
68
8,448
8,448
8,448
-
8,448
2
2
62
62
62
62
11,205
11,205
11,205
-
11,205
4
0
127
127
127
127
7,675
7,675
7,675
-
7,675
2
2
10
10
10
10
6,040
6,040
6,040
-
6,040
2
2
50
50
50
50
32,967
32,967
32,967
-
32,967
2
2
99
99
99
99
3,189
3,189
3,189
-
3,189
2
2
42
42
42
42
3,451
3,451
3,451
-
3,451
3
1
8,068
8,068
8,068
-
-
3
1
6,948
6,948
6,948
-
-
3
1
8,066
8,066
8,066
-
-
3
1
3,227
3,227
3,227
-
-
4
0
8,665
8,665
8,665
-
-
2
2
2,229
2,229
2,229
-
-
3
1
2,767
2,767
2,767
-
-
2
2
9,120
9,120
9,120
-
-
4
0
3,634
3,634
3,634
-
-
4
0
6,557
6,557
6,557
-
-
Kab. Boalemo
2
2
34
34
34
34
3,213
3,213
3,213
3,213
-
Kab. Gorontalo
2
2
68
34
34
34
9,173
9,173
9,173
9,173
-
SULAWESI
TENGGARA
1
Kab. Buton
2
Kab. Muna
3
Kab. Konawe
4
Kab. Kolaka
5
Kab. Konawe
Selatan
6
Kab. Bombana
7
Kab. Wakatobi
8
Kab. Kolaka Utara
9
Kota Kendari
10
Kota Baubau
GORONTALO
1
2
3
4
5
6
Kab. Pohuwato
2
2
22
34
34
34
3,213
3,213
3,213
3,213
-
Kab. Bone Bolango
2
2
30
34
34
34
3,564
3,564
3,564
3,564
-
Gorontalo Utara
3
1
17
34
34
34
2,646
2,646
2,646
2,646
-
Kota Gorontalo
3
1
10
34
34
34
4,154
4,154
4,154
4,154
-
154
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET
PUSK
TT
MAMPU
PONED
MIN 4
PER
KAB/
KOTA
KB KIT
PONED
KIT
BIDAN
KIT
PROTEIN
URIN/
DIPSTICK
HB
SAHLI
IMPLAN
T KIT
IUD
KIT
GULA
DARAH
PUASA/
DIPSTICK
GOL.
DARAH
ALAT PENDETEKSI
PENCEGAHAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA
DAERAH KHUSUS
MALARI
A/
RAPID
DIAGNO
SIS
TEST
HIV/
RAPID
TEST 3
JENIS
SULAWESI
BARAT
1
Kab. Majene
2
Kab. Polewali
Mamasa
3
Kab. Mamasa
4
Kab. Mamuju
5
Kab. Mamuju Utara
4
0
41
41
41
41
7,652
7,652
7,652
7,652
-
4
0
68
68
68
68
3,812
3,812
3,812
3,812
-
0
4
36
36
36
36
9,304
9,304
9,304
9,304
-
3
1
13
13
13
13
3,710
3,710
3,710
3,710
-
4
0
16
16
16
16
2,811
2,811
2,811
2,811
-
1
3
23
23
23
23
3,115
3,115
3,115
3,115
3,115
3
1
57
57
57
57
3,641
3,641
3,641
3,641
3,641
2
2
168
168
168
168
7,766
7,766
7,766
7,766
7,766
2
2
36
36
36
36
3,355
3,355
3,355
3,355
3,355
1
3
20
20
20
20
1,761
1,761
1,761
1,761
1,761
3
1
29
29
29
29
2,789
2,789
2,789
2,789
2,789
3
1
12
12
12
12
1,801
1,801
1,801
1,801
1,801
3
1
65
65
65
65
6,698
6,698
6,698
6,698
6,698
2
2
32
16
16
32
2,593
2,593
2,593
2,593
-
2
2
15
7
7
15
1,106
1,106
1,106
1,106
-
2
2
15
7
7
15
3,240
3,240
3,240
3,240
-
-
4
30
15
15
30
4,635
4,635
4,635
4,635
-
-
4
54
27
27
54
5,674
5,674
5,674
5,674
-
2
2
15
7
7
15
1,469
1,469
1,469
1,469
-
-
-
50
25
25
50
4,079
4,079
4,079
4,079
-
2
2
40
20
20
40
2,237
2,237
2,237
2,237
-
4
-
52
52
52
52
1,811
1,811
1,811
1,811
1,811
4
-
17
17
17
17
1,240
1,240
1,240
1,240
1,240
4
-
3
3
3
3
629
629
629
629
629
4
-
10
10
10
10
1,880
1,880
1,880
1,880
1,880
4
-
24
24
24
24
5,085
5,085
5,085
5,085
5,085
MALUKU
1
2
3
4
5
6
7
8
Kab. Maluku
Tenggara Barat
Kab. Maluku
Tenggara
Kab. Maluku
Tengah
Kab. Buru
Kab. Kepulauan
Aru
Kab. Seram Bagian
Barat
Kab. Seram Bagian
Timur
Kota Ambon
MALUKU UTARA
1
2
3
4
5
6
Kab. Halmahera
Barat
Kab. Halmahera
Tengah
Kab. Kepulauan
Sula
Kab. Halmahera
Selatan
Kab. Halmahera
Utara
Kab. Halmahera
Timur
7
Kota Ternate
8
Kota Tidore
Kepulauan
IRIAN JAYA
BARAT
1
Kab. Fak-Fak
2
Kab. Kaimana
3
Kab. Teluk
Wondama
4
Kab. Teluk Bintuni
5
Kab. Manokwari
155
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN
PENGGANTIAN KERUSAKAN
NO
PROPINSI
TARGET
PUSK
TT
MAMPU
PONED
MIN 4
PER
KAB/
KOTA
KB KIT
PONED
KIT
BIDAN
KIT
HB
SAHLI
IMPLAN
T KIT
6
Kab. Sorong
Selatan
7
Kab. Sorong
8
Kab. Raja Ampat
9
Kota Sorong
21
Kota Ujung
Pandang
22
Kota Pare-Pare
23
Kota Palopo
IUD
KIT
PROTEIN
URIN/
DIPSTICK
GULA
DARAH
PUASA/
DIPSTICK
GOL.
DARAH
ALAT PENDETEKSI
PENCEGAHAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN PADA
DAERAH KHUSUS
MALARI
A/
RAPID
DIAGNO
SIS
TEST
HIV/
RAPID
TEST 3
JENIS
4
-
49
49
49
49
3,223
3,223
3,223
3,223
3,223
4
-
53
53
53
53
2,463
2,463
2,463
2,463
2,463
4
-
28
28
28
28
1,219
1,219
1,219
1,219
1,219
4
-
15
15
15
15
4,830
4,830
4,830
4,830
4,830
2
2
50
50
50
50
32,967
32,967
32,967
-
32,967
2
2
99
99
99
99
3,189
3,189
3,189
-
3,189
2
2
42
42
42
42
3,451
3,451
3,451
-
3,451
PAPUA
1
Kab. Merauke
2
Kab. Jayawijaya
3
Kab. Jayapura
4
Kab. Nabire
5
Kab. Yapen
Waropen
6
Kab. Biak Numfor
7
Kab. Paniai
8
Kab. Puncak Jaya
9
Kab. Mimika
10
Kab. Boven Digoel
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
4
-
89
89
89
89
4,700
4,700
4,700
4,700
4,700
4
-
65
65
65
65
6,356
6,356
6,356
6,356
6,356
4
-
112
112
112
112
2,776
2,776
2,776
2,776
2,776
4
-
130
130
130
130
4,873
4,873
4,873
4,873
4,873
4
-
154
154
154
154
2,134
2,134
2,134
2,134
2,134
4
-
173
173
173
173
3,006
3,006
3,006
3,006
3,006
4
-
94
94
94
94
3,406
3,406
3,406
3,406
3,406
4
-
162
162
162
162
3,371
3,371
3,371
3,371
3,371
4
-
50
50
50
50
3,815
3,815
3,815
3,815
3,815
4
-
47
47
47
47
948
948
948
948
948
Kab. Mappi
4
-
43
43
43
43
1,998
1,998
1,998
1,998
1,998
Kab. Asmat
4
-
38
38
38
38
1,871
1,871
1,871
1,871
1,871
Kab. Yahukimo
Kab. Pegunungan
Bintang
4
-
113
113
113
113
4,141
4,141
4,141
4,141
4,141
4
-
127
127
127
127
2,671
2,671
2,671
2,671
2,671
Kab. Tolikara
4
-
71
71
71
71
1,333
1,333
1,333
1,333
1,333
Kab. Sarmi
4
-
15
15
15
15
953
953
953
953
953
Kab. Keerom
4
-
45
45
45
45
1,144
1,144
1,144
1,144
1,144
Kab. Waropen
4
-
77
77
77
77
653
653
653
653
653
Kab. Supiori
4
-
25
25
25
25
388
388
388
388
388
Kota Jayapura
4
-
38
38
38
38
6,045
6,045
6,045
6,045
6,045
156
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009
Download