DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI BAB I ii PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI KEBIJAKAN A. KEBIJAKAN UMUM 5 B. KEBIJAKAN KHUSUS 6 C. RUANG LINGKUP 7 D. MEKANISME PENGALOKASIAN 10 E. KRITERIA TEKNIS DAN FORMULASI ANGGARAN 11 POSKESDES A. PEMBANGUNAN BARU 13 B. PENINGKATAN 15 PUSKESMAS PERAWATAN A. PEMBANGUNAN BARU 17 B. PENINGKATAN 19 C. REHABILITASI 20 PUSKESMAS A. PEMBANGUNAN BARU 22 B. PENINGKATAN 23 C. REHABILITASI 25 D. PERLUASAN 26 PUSKESMAS PEMBANTU A. BAB VII BAB VIII 1 REHABILITASI 28 RUMAH DINAS DOKTER, PERAWAT DAN BIDAN PUSKESMAS A. PEMBANGUNAN BARU 29 B. REHABILITASI 30 PUSKESMAS KELILING A. PENGADAAN 32 B. REHABILITASI 34 ii BAB IX KENDARAAN OPERASIONAL RODA 2 36 BAB X PERALATAN KESEHATAN 37 BAB XI SARANA DAN PRASARANA INSTALASI FARMASI KABUPATEN/KOTA BAB XII A. PEMBANGUNAN BARU 40 B. REHABILITASI 41 C. SARANA PENDUKUNG 42 PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN INSTALASI 44 GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT BAB XIII PENINGKATAN SARANA PRASARANA DAN 49 PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN UNTUK RUMAH SAKIT SIAP PONEK BAB XIV UNIT TRANSFUSI DARAH RUMAH SAKIT A. PEMBANGUNAN BARU 57 B. REHABILITASI UTDRS 60 C. PEMENUHAN KEBUTUHAN PERALATAN UTDRS 60 BAB XV BANK DARAH RUMAH SAKIT 64 BAB XVI FASILITAS TEMPAT TIDUR KELAS III RUMAH SAKIT 68 BAB XVII PERALATAN NON KESEHATAN TERBATAS A. SISTIM INFORMASI KESEHATAN 72 B. PERALATAN PROMOSI KESEHATAN 77 C. PENGADAAN PERALATAN PERAGA PELATIHAN 79 TENAGA KESEHATAN BAB XVIII PERENCANAAN 81 BAB XIX PELAPORAN 83 BAB XX PEMANTAUAN 84 BAB XXI PENUTUP 86 LAMPIRAN 1. DEFINISI OPERASIONAL 87 2. FORM EVALUASI 1 94 3. FORM EVALUASI 2 95 4. FORM EVALUASI 3 97 5. DAFTAR NAMA PULAU TERLUAR 98 iii 6. DAFTAR 101 PUSKESMAS PRIORITAS 100 7. DATA 199 KABUPATEN TERTINGGAL DAN PPK TERLUAR 104 8. STANDAR PERALATAN & LOGISTIK POSKESDES 106 9. RUANG KONSULTASI GIZI 110 10. DAFTAR PRIORITAS PERALATAN DITJEN PP & PL 111 11. STANDAR FASILITAS MEDIS INSTALASI GAWAT DARURAT 117 12. PERALATAN PONEK 122 13. BAGIAN YANG DAPAT DIHUBUNGI 124 14. ALOKASI DAK KESEHATAN TAHUN 2009 125 15. KEBUTUHAN PERALATAN PELAYANAN KESEHATAN IBU 142 iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Pembangunan dalam yang rangka dilaksanakan mencapai harus tujuan dapat bernegara. menjamin bahwa manfaatnya dapat diterima oleh semua pihak, berdampak adil bagi perempuan dan laki laki (responsif gender). Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 28 ayat 1 dan Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM), indikator status kesehatan merupakan salah satu pendapatan per kapita. komponen utama selain pendidikan dan Dengan demikian pembangunan kesehatan merupakan suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam mendukung percepatan pembangunan nasional. Pembangunan bidang kesehatan juga menjadi perhatian penting dalam komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millennium Development Goals (MDGs). Dalam MDGs terdapat target target yang terkait langsung dengan bidang kesehatan yaitu target 4 (menurunkan angka kematian anak), target 5 (meningkatkan kesehatan ibu) dan target 6 (memerangi HIV dan AIDS, malaria serta penyakit lainnya), serta 2 target lainya yg tidak terkait langsung yaitu target 1 (memberantas kemiskinan dan Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 1 kelaparan ekstrem) dan target 3 (mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan). Departemen Kesehatan telah menyusun strategi untuk pencapaian target-target tersebut. Upaya penjabaran dari pelaksanaan MDGs juga dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Arah kebijakan pembangunan kesehatan dalam RPJMN antara lain diarahkan pada peningkatan jumlah, jaringan dan kualitas Puskesmas pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas kesehatan dasar. serta Salah satu strategi untuk mewujudkan visi Departemen Kesehatan (Depkes) adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas seperti yang tercantum dalam Rencana Strategis (Renstra) Depkes Tahun 2005-2009. Sesuai dengan Undang Undang No 33 Tahun 2004, dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah/desentralisasi, terdapat pembagian peran dan wewenang antara pemerintah pusat dan daerah. Dalam pembangunan kesehatan, pemerintah pusat dan daerah menyediakan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan berkualitas. Melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), pemerintah pusat memberikan anggaran pada daerah untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan merupakan prioritas nasional. DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 difokuskan pada pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya) khususnya pembangunan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dalam rangka pencapaian 100% desa menjadi desa siaga pada tahun 2009. Disamping itu digunakan untuk pelayanan kesehatan rujukan (Rumah Sakit Provinsi/Kabupaten/Kota) dan kegiatan penunjang terbatas (Instalasi Farmasi, penyedian peralatan pelatihan bidan/tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota). Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 2 DAK pelayanan kesehatan dasar dimanfaatkan untuk pembangunan, peningkatan, perbaikan dan pengadaan sarana prasarana serta peralatan kesehatan Puskesmas dan jaringannya, Poskesdes serta penyediaan sarana/prasarana penunjang pelayanan kesehatan di kabupaten/kota DAK pelayanan kesehatan rujukan dimanfaatkan untuk pembangunan, peningkatan, perbaikan dan pengadaan sarana prasarana serta peralatan kesehatan RS Provinsi/Kabupaten/Kota serta Unit Transfusi Darah. DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 juga dapat digunakan untuk merehabilitasi institusi pelayanan kesehatan dasar paska terjadinya bencana/kerusuhan atau membangun institusi pelayanan kesehatan dasar sebagai akibat dari pemekaran suatu daerah maupun untuk dapat mengatasi suatu permasalahan kesehatan sebagai dampak perubahan lingkungan/pembangunan dan pertimbangan politik untuk keutuhan dan integritas negara Indonesia. Buku Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 berisi penjelasan rinci pemanfaatan DAK, dilengkapi informasi dalam pelaksanaan DAK Bidang Kesehatan di daerah dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan buku petunjuk teknis/pelaksanaan lainnya. Apabila dalam pelaksanaannya, daerah akan merubah hal hal yang tercantum dalam buku ini maka daerah harus mengirimkan surat permohonan ke Departemen Kesehatan untuk mendapatkan persetujuan. Usulan perubahan pelaksanaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 dikirimkan kepada Menteri Kesehatan up. Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat (untuk pelayanan kesehatan dasar) dan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik (untuk pelayanan kesehatan rujukan). Selanjutnya buku petunjuk teknis ini menjadi pedoman pelaksanaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 3 B. Tujuan 1. Umum Membantu mendanai kegiatan fisik bidang kesehatan yang merupakan urusan daerah sesuai dengan prioritas pembangunan kesehatan nasional tahun 2009. 2. Khusus Meningkatkan pemerataan, jangkauan dan mutu sarana pelayanan kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan pendukungnya, serta Upaya Kesehatan Bersumber-daya Masyarakat (UKBM) di Kabupaten/Kota Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 4 BAB II KEBIJAKAN A. Kebijakan Umum 1. DAK Bidang Kesehatan merupakan bantuan kepada daerah tertentu untuk mendanai dukungan pelayanan kesehatan yang merupakan kewenangan dan tanggung jawab daerah ke arah peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. 2. DAK Bidang Kesehatan untuk membantu daerah membiayai kebutuhan fisik sarana, prasarana dan peralatan kesehatan yang merupakan urusan daerah dan merupakan prioritas nasional di bidang kesehatan. 3. DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 difokuskan pada pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya) khususnya pembangunan Poskesdes dalam rangka pencapaian 100% desa menjadi desa siaga pada tahun 2009. untuk pelayanan kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota) dan Disamping itu digunakan rujukan kegiatan (Rumah penunjang Sakit terbatas (Instalasi Farmasi, peralatan pelatihan bidan/tenaga kesehatan). 4. Dalam pelaksanaan kegiatan, Pemerintah Daerah harus menyediakan pembiayaan yang bersumber dari daerah untuk biaya operasional, pemeliharaan/perawatan sarana dan peralatan kesehatan, ketersediaan tenaga pelaksana, serta aspek lainnya sebagai akibat pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Kesehatan. 5. Bupati/Walikota diberikan kewenangan mengusulkan kepada Menteri Kesehatan tentang perubahan pemanfaatan ruang lingkup Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 5 kegiatan DAK Bidang Kesehatan sebagai akibat terjadinya bencana atau kerusuhan di daerah tersebut atau adanya peraturan/instruksi Presiden/Menteri Kesehatan tentang kebijakan kesehatan yang alokasi anggarannya belum tertampung di tahun 2009. Selanjutnya apabila telah disetujui oleh Menteri Kesehatan atau pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. Proses selanjutnya akan dibahas dan ditetapkan pemerintah daerah bersama DPRD Kabupaten/Kota tersebut. 6. Alokasi pagu anggaran DAK Bidang Kesehatan terdiri dari anggaran untuk sarana, prasarana dan peralatan kesehatan pelayanan kesehatan dasar termasuk penunjang serta sarana pelayanan kesehatan rujukan di provinsi/kabupaten/kota. 7. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung jawab untuk anggaran sarana pelayanan kesehatan dasar dan Direktur RS Provinsi/Kabupaten/Kota bertanggung jawab terhadap anggaran untuk sarana pelayanan kesehatan rujukan. B. Kebijakan Khusus Penggunaan DAK Bidang Kesehatan diprioritaskan untuk : 1. Mendukung pencapaian target MDGs no 1,3,4,5, 6 (memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV dan AIDS, malaria serta penyakit lainnya). 2. Mendukung pelaksanaan program pengembangan Desa Siaga melalui pembangunan Poskesdes atau peningkatan Polindes menjadi Poskesdes sehingga tercapai seluruh desa menjadi desa siaga pada tahun 2009. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 6 3. Mendukung peningkatan akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya serta mendukung kegiatan penunjang terbatas di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. 4. Menunjang percepatan kesehatan di kepulauan termasuk pembangunan wilayah terpencil, pulau-pulau sarana tertinggal, kecil dan prasarana perbatasan terluar atau dan daerah pemekaran. 5. Mempercepat pelaksanaan rehabilitasi sarana pelayanan kesehatan dasar akibat terjadinya suatu bencana/kerusuhan/dampak kerusakan suatu lingkungan di daerah tersebut. 6. Menyediakan penambahan fasilitas rawat inap kelas III RS di Provinsi/Kabupaten/Kota. 7. Membangun Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) dan Bank Darah Rumah peningkatan Sakit fasilitas (BDRS) sarana, Provinsi/Kabupaten/Kota prasarana dan serta peralatan RS Pertolongan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK). 8. Mempercepat RS menjadi safe community center dengan melengkapi peralatan kesehatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS. C. Ruang Lingkup DAK Bidang Kesehatan tahun 2009 diarahkan untuk kegiatan : 1. Penyediaan Sarana Prasarana dan Peralatan Kesehatan untuk Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas dan jaringannya, Pos Kesehatan Desa dan Penunjang Pelayanan Kesehatan terbatas di Kabupaten/Kota. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 7 Menu Utama a. Pembangunan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) termasuk alat: 1) Pembangunan baru 2) Peningkatan Pondok Bersalin Desa (Polindes) menjadi Poskesdes b. Pembangunan Puskesmas Perawatan di pulau pulau terluar yang berpenduduk (termasuk alat dan rumah dinas) 1) Pembangunan baru 2) Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan c. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar melalui : 1) Peningkatan Puskesmas Pembantu menjadi Puskesmas 2) Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan 3) Pembangunan Puskesmas baru d. Melengkapi Puskesmas Perawatan mampu Pertolongan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) minimal 4 Puskesmas Perawatan per Kabupaten/Kota melalui pengadaan alat medis : 1) Penyediaan/penggantian kerusakan PONED kit, bidan kit, KB kit 2) Penyediaan alat deteksi pencegahan komplikasi kebidanan (protein dan glukosa urine/dip stick,hemoglobin/Hb Sahli, golongan darah) 3) Alat deteksi khusus (malaria/rapid diagnostik test untuk daerah malaria dan malaria kit, HIV/rapid test 3 jenis untuk daerah dengan kasus HIV tinggi, alat diagnostik TB untuk pemeriksaan sputum/dahak, alat diagnosis leptotex untuk avian influenza) 4) Alat cold chain untuk vaksin, dengan tenaga surya (daerah tidak punya listrik). 5) Alat pengolahan limbah cair e. Pengadaan roda 2 untuk petugas Puskesmas dan Bidan di desa Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 8 f. Pengadaan Puskesmas Keliling (Pusling) dan Perairan roda 4 g. Pengadaan dan atau penggantian sarana pendukung penyimpanan vaksin/obat di Instalasi Farmasi Menu Pilihan a. Rehabilitas Puskesmas Pembantu, Puskesmas, Puskesmas Perawatan yang rusak berat. b. Pembangunan dan rehabilitasi rumah dinas dokter dan paramedis yang rusak berat. c. Peningkatan Puskesmas Pembantu menjadi Puskesmas yang dapat melaksanakan pertolongan persalinan di dalam gedung. d. Pengadaan alat kesehatan tertentu yang responsif gender untuk peningkatan pelayanan kesehatan dasar di Poskesdes, Puskesmas Perawatan, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling. e. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan sesuai dengan SIKNAS on line. f. Pengadaan peralatan peraga pelatihan tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. g. Pengadaan paket peralatan penyuluhan untuk Puskesmas. h. Pembangunan baru Instalasi Farmasi khusus daerah pemekaran. i. Pengadaan dan atau penggantian sarana pendukung distribusi Instalasi Farmasi. 2. Penyediaan Sarana Prasarana dan Peralatan Kesehatan untuk Pelayanan Kesehatan Rujukan (RS Provinsi/Kabupaten/Kota) a. Pemenuhan peralatan IGD RS Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 9 b. Pembangunan sarana prasarana dan pemenuhan peralatan PONEK RS c. Pembangunan, rehabilitasi dan pemenuhan peralatan UTD RS dan BDRS d. Peningkatan fasilitas tempat tidur kelas III RS 1) Pembangunan bangsal rawat inap kelas III 2) Pemenuhan set tempat tidur kelas III dan kelengkapannya D. Mekanisme Pengalokasian Tahun 2009 Penghitungan alokasi DAK dilakukan melalui 2 (dua) tahapan, yaitu: 1. Penentuan daerah tertentu yang menerima DAK 2. Penentuan besaran alokasi DAK masing masing daerah. Penentuan daerah tertentu yang mendapatkan alokasi DAK harus memenuhi kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis. Kriteria umum dan kriteria khusus merupakan kewenangan dari Departemen Keuangan, sedangkan kriteria teknis merupakan kewenangan dari Departemen Kesehatan. Besaran alokasi DAK masing masing daerah ditentukan dengan penghitungan indeks berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis. Usulan ruang lingkup kegiatan dan besaran alokasi DAK kemudian dibahas dan diputuskan oleh Panitia Kerja Belanja Daerah DPR RI. Kaidah-kaidah mengenai mekanisme pengalokasian DAK dapat dilihat pada PP No 55 tahun 2005 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 10 E. Kriteria Teknis dan Formulasi Alokasi Anggaran 1. Penyediaan Sarana Prasarana dan Peralatan Kesehatan untuk Pelayanan Kesehatan Dasar, Pos Kesehatan Desa dan Penunjang Pelayanan Kesehatan di Kabupaten/Kota Kriteria teknisnya mempertimbangkan : a. Indeks Kemiskinan Masyarakat dengan bobot 5% b. Index jumlah dan kondisi Puskesmas (perawatan dan non perawatan), Puskesmas Pembantu (Pustu), Pusling (perairan dan roda 4) yang rusak berat dan rusak total dengan bobot 40 % c. Index luas wilayah dengan bobot 15 % d. Index jumlah penduduk dengan bobot 15 % e. Index kinerja laporan DAK tahun tahun sebelumnya dengan bobot 5% f. Index cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan dengan bobot 20 % 2. Penyediaan Sarana Prasarana dan Peralatan Kesehatan untuk Pelayanan Kesehatan Rujukan (RS Provinsi/Kabupaten/Kota) Kriteria teknisnya mempertimbangkan : a. Bobot IGD RS 30% jika memenuhi persyaratan mendapatkan peralatan IGD RS maka mendapat bobot 1, jika tidak maka bobot 0. b. Bobot PONEK 25%, jika memenuhi persyaratan sebagai RS PONEK maka mendapat bobot 1, jika tidak maka bobot 0. c. Bobot untuk UTDRS/BDRS 20% 1) Pendirian UTDRS dengan bobot 0,4 2) Renovasi UTDRS dengan bobot 0,4 3) Pendirian BDRS dengan bobot 0,2 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 11 d. Bobot untuk TT kelas III 15% 1) Indeks BOR kelas III dengan bobot 0,6 2) Indeks TT kelas III dengan bobot 0,3 3) Indeks rasio TT kelas III terhadap total TT RS dengan bobot 0,1 e. Indeks jumlah penduduk 5% f. Indeks Kemiskinan Masyarakat 5% Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 12 BAB III POS KESEHATAN DESA A. Pembangunan Baru Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Pembangunan Poskesdes adalah sebagai upaya untuk mewujudkan Desa Siaga dan dibangun dengan mempertimbangkan persyaratan sebagai berikut : 1. Persyaratan Umum a. Pembangunan baru Poskesdes pada setiap desa yang belum ada Poskesdes atau Polindes. b. Di daerah yang masyarakatnya tidak mampu membangun secara swadaya. c. Bentuk lain Poskesdes Bagi desa yang sudah tersedia sarana pelayanan kesehatan maka bangunan Poskesdes dapat menumpang di fasilitas desa yang sudah ada atau dibangunkan dengan tata ruang tanpa tempat pelayanan kesehatan/hanya ruang administrasi. d. Lokasi Poskesdes : 1) Mempertimbangkan ketersediaan lahan yang berada di tengah pemukiman. 2) Mudah dijangkau oleh masyarakat (transportasi). 3) Mempertimbangkan keamanan petugas kesehatan. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 13 4) Mempertimbangkan jarak dari fasilitas pelayanan kesehatan yang ada. 2. Persyaratan Teknis a. Luas bangunan 1) Luas ruangan/bangunan sesuai dengan kondisi setempat dengan memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan/kegiatan dan kesetaraan gender laki – laki dan perempuan 2) Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan yang dilaksanakan. 3) Pembangunan baru Poskesdes dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat. b. Denah tata-ruang Rancangan tata-ruang/bangunan Poskesdes agar tetap memperhatikan fungsinya sebagai sarana pelayanan kesehatan dan juga memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender dengan mempertimbangkan kebutuhan bagi laki-laki dan perempuan dengan mengacu pada pedoman yang ada. c. Peralatan kesehatan Kebutuhan jenis dan jumlah peralatan minimal Poskesdes mengacu pada buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2006. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 14 B. Peningkatan Polindes menjadi Poskesdes Pembangunan Poskesdes yang berasal dari peningkatan Pondok Bersalin Desa (Polindes) wajib dilakukan, sehingga tahun 2009 seluruh Polindes menjadi Poskesdes, dengan mempertimbangkan persyaratan berikut ini : 1. Persyaratan Umum Seluruh Polindes yang sudah ada di desa ditingkatkan menjadi Poskesdes , dengan catatan Polindes yang dimaksud adalah milik desa. 2. Persyaratan Teknis a. Luas lahan dan bangunan Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan yang dilaksanakan. Guna meningkatkan fungsi pelayanannya, luas lahan yang diperlukan untuk peningkatan Polindes menjadi Poskesdes, minimal dengan rincian kebutuhan tata ruangnya adalah sebagai berikut : 1) Ruang untuk fungsi pelayanan dan atau administrasi. 2) Ruang untuk tempat tinggal tenaga kesehatan. b. Peningkatan Polindes menjadi Poskesdes Dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat. c. Denah tata-ruang Rancangan tata-ruang/bangunan Poskesdes agar tetap memperhatikan fungsinya sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. ruang mengacu pada Denah dan tata buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 15 Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2006. c. Peralatan kesehatan Kebutuhan jenis dan jumlah peralatan minimal Poskesdes mengacu pada buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2006. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 16 BAB IV PUSKESMAS PERAWATAN A. Pembangunan Baru Pembangunan baru Puskesmas Perawatan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan jangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang perlu dirawat. Pembangunan baru Puskesmas Perawatan terutama diprioritaskan untuk wilayah tertinggal, terpencil, kepulauan dan perbatasan. Pembangunan Puskesmas Perawatan tersebut termasuk peralatan kesehatan dan rumah dinas petugas kesehatan. 1. Persyaratan Umum Harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini : a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas Perawatan, diutamakan di wilayah terpencil, tertinggal, kepulauan dan perbatasan dengan negara lain (101 Puskesmas terlampir). b. Lokasi Puskesmas berada dalam waktu tempuh lebih dari 2 jam ke rumah sakit. c. Kabupaten pemekaran yang belum memiliki rumah sakit. 2. Persyaratan Teknis a. Luas lahan dan bangunan Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan yang dilaksanakan, dengan luas sesuai ketentuan. Pembangunan Puskesmas Perawatan, rumah dokter dan rumah petugas kesehatan harus berada dalam satu lokasi. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 17 b. Denah tata-ruang 1) Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan laki-laki dan perempuan. 2) Setiap Puskesmas Perawatan harus dilengkapi dapur gizi dan peralatannya yang mengacu pada Buku Pedoman Peralatan Puskesmas, Departemen Kesehatan, Tahun 2007. 3) Setiap Puskesmas Perawatan harus dilengkapi ruang konsultasi gizi (terlampir) 4) Setiap Puskesmas Perawatan harus dilengkapi dengan UGD yang dapat memberikan pelayanan PONED. Pelayanan PONED mengacu pada buku acuan Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007. 5) Puskesmas Perawatan harus mempertimbangkan nilai – nilai privasi dari pasien. 6) Khusus wilayah terpencil dan kepulauan, ruang rawat inap minimal 2 tempat tidur. Denah tata-ruang mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman program. c. Peralatan kesehatan Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada buku Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 18 B. Peningkatan Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan dilaksanakan dalam rangka pengembangan pelayanan dan rujukan kesehatan. Setiap peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan dilengkapi dengan penyediaan alat dan rumah dinas dokter/paramedis (bila belum ada). 1. Persyaratan Umum a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas Perawatan, antara lain pada : (harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini) 1) Puskesmas di wilayah terpencil, tertinggal, kepulauan, perbatasan dengan negara lain, tepi jalan raya atau daerah pengembangan 2) Kabupaten pemekaran yang belum tersedia rumah sakit 3) Peningkatan kebutuhan akan pelayanan rujukan tetapi daerah belum mampu membangun rumah sakit. b. Lokasi Puskesmas : (harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini) 1) Wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan 2) Waktu tempuh lebih dari 2 jam dengan menggunakan sarana transportasi yang tersedia 3) Pada jalur lalu lintas ramai dan rawan kecelakaan, prioritas pada lintas Sumatera, jalur Pantura, trans Sulawesi, trans Kalimantan 4) Berdekatan dengan embarkasi haji, pelabuhan laut (transito) 5) Daerah pariwisata dan kawasan industri 6) Daerah dengan jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi tinggi Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 19 c. Persyaratan Puskesmas : 1) Kunjungan Puskesmas tinggi. 2) Tidak digunakan untuk menjadikan Puskesmas Perawatan pra rumah sakit. 3) Adanya telaahan kebutuhan Puskesmas. 4) Ketersediaan tenaga kesehatan oleh pemerintah daerah. 2. Persyaratan Teknis a. Luas lahan dan bangunan Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan yang dilaksanakan. Peningkatan dilakukan antara lain dengan : 1) Menambah ruang sesuai dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. 2) Membangun rumah dokter dan/atau dokter gigi bila belum ada 3) Membangun rumah petugas kesehatan (perawat, bidan) bila belum ada. 4) Sedapat mungkin Puskesmas, rumah dokter dan rumah petugas kesehatan dalam satu lokasi. b. Denah tata-ruang mengacu pada pembangunan baru Puskesmas Perawatan. c. Peralatan kesehatan mengacu pada pembangunan baru Puskesmas Perawatan. C. Rehabilitasi Guna menunjang serta meningkatkan pelayanan secara optimal di Puskesmas Perawatan, perlu adanya rehabilitasi fisik pada bangunan yang Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 20 mengalami kerusakan. Pelaksanaan rehabilitasi fisik Puskesmas Perawatan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Persyaratan Umum a. Puskesmas Perawatan dengan kondisi rusak berat. b. Untuk peningkatan mutu pelayanan. c. Untuk peningkatan penampilan. 2. Persyaratan Teknis a. Denah tata-ruang bangunan mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007. b. Rehabilitasi dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 21 BAB V PUSKESMAS A. Pembangunan Baru Pembangunan baru Puskesmas ditujukan untuk peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan Pembangunan baru yang Puskesmas berkualitas tersebut kepada termasuk masyarakat. penyediaan alat kesehatan dan rumah dinas petugas kesehatan (bila belum ada) Persyaratan pembangunan baru Puskesmas adalah : 1. Persyaratan Umum a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas, antara lain pada : (harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini) 1) Wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan. 2) Kecamatan pemekaran yang tidak mempunyai Puskesmas. 3) Kepadatan penduduk tinggi, jumlah penduduk lebih dari 30.000 penduduk. 4) Wilayah kerja sangat luas. 5) Relokasi Puskesmas yang disebabkan adanya bencana alam, jalur hijau, perubahan rencana tata ruang/wilayah, atau terjadinya masalah hukum pada lokasi fisik bangunan. b. Lokasi Puskesmas : 1) Di area yang mudah terjangkau baik dari segi jarak maupun sarana transportasi, dari seluruh wilayah kerjanya. 2) Pertimbangan lainnya yang ditetapkan oleh daerah. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 22 c. Persyaratan Puskesmas : 1) Adanya telaahan kebutuhan Puskesmas. 2) Ketersediaan tenaga kesehatan oleh pemerintah daerah. 2. Persyaratan Teknis a. Luas lahan dan bangunan Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan yang dilaksanakan guna memberikan pelayanan yang optimal. b. Denah tata-ruang 1) Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender dengan mengacu pada Buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Binakesmas Tahun 2007. 2) Setiap Puskesmas perlu dilengkapi ruang konsultasi gizi (terlampir) 3) Puskesmas harus mempertimbangkan nilai - nilai privasi dari pasien c. Peralatan kesehatan Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada buku Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan. B. Peningkatan Peningkatan Puskesmas Pembantu (Pustu) menjadi Puskesmas termasuk penyediaan alat kesehatan dan rumah dinas petugas kesehatan. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 23 Peningkatan tersebut perlu mempertimbangkan persyaratan berikut ini : 1. Persyaratan Umum a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas, antara lain pada : (Harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini) 1) Kecamatan pemekaran yang tidak mempunyai Puskesmas. 2) Kepadatan penduduk tinggi, jumlah penduduk lebih dari 30.000 penduduk. 3) Wilayah kerja sangat luas. 4) Relokasi Puskesmas yang disebabkan adanya bencana alam, jalur hijau, perubahan rencana tata ruang/wilayah, atau terjadinya masalah hukum pada lokasi fisik bangunan. b. Lokasi Pustu pada wilayah dengan : 1) Pertumbuhan penduduk tinggi, baik dari kelahiran maupun migrasi, atau; 2) Perkebunan Inti Rakyat atau pemukiman transmigrasi, atau; 3) Berdekatan dengan sentra-sentra ekonomi baru, atau; 4) Wilayah yang akan berkembang. 5) Persyaratan : a. Adanya telaahan kebutuhan Puskesmas b. Ketersediaan tenaga kesehatan oleh pemerintah daerah 2) Persyaratan Teknis Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas, diharapkan mempertimbangkan persyaratan teknis sebagai berikut : a. Luas lahan dan bangunan Apabila ketersediaan lahan tidak memungkinkan, dapat mempertimbangkan untuk peningkatan dengan pembangunan ke atas (bertingkat). Alternatif lain adalah dengan meningkatkan ruang Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 24 untuk fungsi pelayanan (Puskesmas Induk) seluas 135m2, dengan catatan lokasi rumah dinas dokter dan tenaga kesehatan tetap berada di wilayah kerja Puskesmas tersebut. Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat. b. Denah tata-ruang Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. Denah tata ruang mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen. Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman program. c. Peralatan kesehatan Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada buku Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan. C. Rehabilitasi Guna menunjang serta meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas di Puskesmas, perlu adanya rehabilitasi fisik pada bangunan yang mengalami kerusakan. Pelaksanaan rehabilitasi fisik Puskesmas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Persyaratan Umum a. Puskesmas dengan kondisi rusak berat b. Untuk peningkatan mutu pelayanan. c. Untuk peningkatan penampilan. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 25 2. Persyaratan Teknis a. Denah tata-ruang bangunan mengacu pada buku Pedoman Peralatan dan Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007. b. Rehabilitasi dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat. D. Perluasan Guna menunjang berkualitas di dilaksanakan serta meningkatkan Puskesmas, pada perlu pelayanan adanya bangunan/sarana perluasan yang kesehatan fisik. membutuhkan yang Perluasan perluasan. Persyaratan perluasan fisik, adalah sebagai berikut : 1. Persyaratan Umum Adanya kebutuhan : a. Tambahan ruangan untuk meningkatkan pelayanan agar lebih optimal. b. Peningkatan pelayanan akan tetapi tidak memungkinkan untuk peningkatan menjadi Puskesmas Perawatan. 2. Persyaratan Teknis a. Luas lahan dan bangunan Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan yang dibutuhkan. Perluasan sarana fisik bangunan, antara lain berupa penambahan ruangan untuk : 1) Pelayanan gawat darurat. 2) Pelayanan laboratorium yang dilengkapi dengan kran air serta pembuangan air kotor. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 26 3) Pelayanan konsultasi yang dibutuhkan sebagai upaya promotif dan preventif (contoh : ruang laktasi ). 4) Pelayanan penyuluhan dan ruang pertemuan sebagai upaya promotif dan penggalangan kemitraan dengan berbagai pihak terkait serta dapat digunakan untuk kegiatan Lokakarya Mini Puskesmas. Luas ruangan/bangunan disesuaikan kondisi setempat dengan tetap memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan dan mengacu pada pedoman yang ada. b. Denah tata-ruang Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen. Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman program. c. Peralatan kesehatan Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacu pada Buku Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan. d. Perluasan dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 27 BAB VI PUSKESMAS PEMBANTU Rehabilitasi Guna menunjang serta meningkatkan pelayanan secara optimal di Puskesmas Pembantu, perlu adanya rehabilitasi fisik. Adapun persyaratannya adalah sebagai berikut : 1. Persyaratan Umum Rehabilitasi dilaksanakan bagi bangunan dengan kondisi rusak berat. 2. Persyaratan Teknis a. Rehabilitasi Pustu dapat pula untuk penyediaan air bersih, pembuatan sarana pembuangan limbah serta sarana penunjang lainnya. b. Denah tata-ruang Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. Denah tata ruang mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen. Bina Kesmas tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman program. c. Rehabilitasi dapat menggunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah setempat. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 28 BAB VII RUMAH DINAS DOKTER, PERAWAT DAN BIDAN PUSKESMAS A. Pembangunan Baru Dalam rangka memberikan dukungan fasilitas pada tenaga kesehatan khususnya tenaga dokter, bidan dan perawat agar dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara optimal, maka perlu dukungan penyediaan fasilitas rumah dinas di areal Puskesmas atau sekitar Puskesmas. Hal tersebut agar pelayanan di luar jam kerja khususnya gawat darurat dapat tertangani secara cepat. Pembangunan rumah dinas merupakan 1 paket pembangunan dengan pembangunan Puskesmas Perawatan dan Puskesmas baru dengan memperhatikan persyaratan sebagai berikut: 1. Persyaratan Umum a. Adanya kebutuhan yang bertujuan untuk : 1) Melengkapi unit Puskesmas yang belum ada rumah dokter, perawat dan bidan Puskesmas. 2) Melengkapi Puskesmas Pembantu yang statusnya telah ditingkatkan menjadi Puskesmas. 3) Melengkapi Puskesmas yang statusnya telah ditingkatkan menjadi Puskesmas Perawatan. 4) Melengkapi pembangunan Puskesmas baru dengan rumah dinas dokter, perawat dan bidan Puskesmas Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 29 b. Lokasi pembangunan rumah dinas dokter, perawat dan bidan Puskesmas, diusahakan dalam satu halaman dengan Puskesmas. Jika tidak memungkinkan Puskesmas, tetapi dapat berdekatan dibangun dengan di luar halaman Puskesmas, sehingga kelancaran pelayanan dapat terjamin. 2. Persyaratan Teknis a. Luas bangunan Jumlah serta luas ruangan, disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan. b. Rancangan tata-ruang Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan dan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. Denah dan tata-ruang mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007. c. Persyaratan teknis pembangunan sesuai peraturan yang berlaku. B. Rehabilitasi Guna menunjang pelayanan kesehatan secara optimal, telah dialokasikan kegiatan rehabilitasi rumah dokter, perawat dan bidan Puskesmas, dengan persyaratan sebagai berikut : 1. Persyaratan Umum a. Prioritas rehabilitasi adalah pada wilayah pasca kerusuhan/konflik, wilayah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan. b. Rehabilitasi dilaksanakan dengan memperhatikan tingkat kerusakan bangunan, yaitu : Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 30 1) Kerusakan bertambah parah dan atau 2) Tidak dapat dimanfaatkan c. Rehabilitasi rumah dinas dokter, perawat dan bidan Puskesmas, yang berada pada lokasi di luar halaman Puskesmas tetapi masih dalam wilayah kerja yang sama. 2. Persyaratan Teknis a. Persyaratan teknis rehabilitasi sesuai dengan peraturan yang berlaku. b. Rencana tata-ruang Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan. Tata-ruang dan jenis ruangan mengacu pada buku Pedoman Tata Ruang Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007 serta lampiran pedoman yang disempurnakan dan pedoman program. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 31 BAB VIII PUSKESMAS KELILING A. Pengadaan Dalam rangka memperluas, memperlancar dan meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas serta menunjang pelaksanaan rujukan medis dan kesehatan, maka perlu diadakan Puskesmas Keliling baik roda 4 (empat) maupun perairan. 1. Puskesmas Keliling Roda Empat (Pusling R-4) a. Persyaratan Umum 1) Kebutuhan akan adanya Pusling R-4 diharapkan mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut : a) Untuk mendukung pelayanan dan meningkatkan jangkauan pelayanan Puskesmas. b) Tersedianya sarana jalan di wilayah kerja Puskesmas yang dapat dilalui oleh kendaraan roda empat. c) Pemenuhan ratio 1 Puskesmas memiliki 1 Puskesmas Keliling. d) Agar memperhatikan spesifikasi teknis dalam pengadaannya. 2) Tidak boleh mengalihfungsikan menjadi kendaraan penumpang/pribadi. b. Persyaratan Teknis 1) Jenis kendaraan dapat disesuaikan dengan kebutuhan daerah dengan mempertimbangkan kondisi geografi dan topografi wilayah kerja. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 32 2) Dapat mengadakan jenis kendaraan roda empat berpenggerak 2 roda (single gardan) ataupun berpenggerak 4 roda (double gardan). 3) Ukuran kendaraan dapat memenuhi fungsi : a) Pelayanan kesehatan dasar. b) Rujukan. c) Transportasi petugas. d) Promosi kesehatan. e) Pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan. 4) Kendaraan Pusling R-4 harus memenuhi aksesibilitas/ kemudahan bagi pasien. 5) Peralatan kesehatan penunjangnya mengacu pada buku Pedoman Peralatan Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007. 2. Puskesmas Keliling (Pusling) Perairan a. Persyaratan Umum 1) Kebutuhan akan adanya Pusling Perairan diharapkan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: a) Untuk mendukung pelayanan dan memperluas jangkauan pelayanan Puskesmas. b) Kondisi geografis wilayah kerja Puskesmas terdiri dari perairan baik kepulauan atau sungai. 2) Pemerintah Daerah setempat agar menyediakan perlindungan jiwa melalui asuransi, bagi petugas pelaksana. 3) Pusling Perairan yang diadakan agar direncanakan dan disesuaikan dengan fungsi serta kondisi perairan setempat. 4) Proses persiapan, pengadaannya dilaksanakan dengan kerjasama lintas sektor terkait, seperti Dinas Perhubungan (ASDP), Syahbandar dan lain sebagainya. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 33 5) Pusling Perairan agar dilengkapi dengan alat keselamatan petugas dan alat komunikasi dalam pelayaran. 6) Pemerintah daerah menyediakan biaya operasional dan pemeliharaan serta dermaga. b. Persyaratan Teknis : 1) Spesifikasi teknis, disesuaikan dengan kebutuhan wilayah kerja setempat, setelah mengadakan konsultasi dengan pihak yang berkompeten. 2) Bentuk, desain, material dan mesin perahu/kapal disesuaikan dengan peraturan pelayaran dan harus disesuaikan dengan kondisi daerah. 3) Bentuk, desain perahu/kapal dapat menampung fungsi yang direncanakan. 4) Kendaraan Pusling Perairan harus memenuhi aksesibilitas/kemudahan bagi pasien. 5) Peralatan kesehatan direncanakan sesuai mengacu dengan pada buku jenis pelayanan Pedoman yang Peralatan Puskesmas, Ditjen Bina Kesmas Tahun 2007. B. Rehabilitasi Rehabilitasi fisik Pusling R-4 dan Perairan, agar mempertimbangkan persyaratan sebagai berikut : 1. Rehabilitasi fisik (perbaikan) Pusling (Roda Empat dan Perairan), dilaksanakan bagi Pusling yang kondisinya rusak sedang dan berat, sehingga dapat berfungsi kembali. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 34 2. Rehabilitasi hanya digunakan untuk kendaraan, tidak digunakan untuk mengadakan bahan habis pakai, seperti pembelian busi, ban, dan lain sebagainya. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 35 BAB IX KENDARAAN OPERASIONAL RODA DUA Tujuan pengadaan kendaraan operasional roda dua adalah untuk meningkatkan mobilitas petugas dan bidan Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pengadaan kendaraan operasional roda dua harus memperhatikan persyaratan berikut ini : 1. Persyaratan Umum Alokasi pengadaan, diprioritaskan bagi Puskesmas yang mempunyai wilayah kerja dengan kondisi geografi/topografi relatif sulit dan tidak dapat ditempuh oleh sarana Puskesmas Keliling Roda Empat . 2. Persyaratan Teknis a. Pengadaan sepeda motor dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. b. Jenis dan spesifikasi teknis serta jumlah sepeda motor, disesuaikan dengan kebutuhan spesifik wilayah kerja (termasuk dapat digunakan untuk memenuhi fungsi promosi kesehatan) dan ketersediaan dana. c. Mempertimbangkan ketersediaan layanan perawatan dan suku cadang. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 36 BAB X PERALATAN KESEHATAN Pengadaan peralatan kesehatan (medis dan non medis) adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar dan diperuntukkan bagi Poskesdes/Puskesmas Pembantu/Puskesmas/Puskesmas Perawatan. Dukungan peralatan kesehatan diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan minimal pelayanan Pos Kesehatan Desa, pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), pelayanan bayi dan balita, gizi, kesehatan kerja, kesehatan lingkungan, penyakit menular, penyakit tidak menular, keperawatan dan laboratorium. Pengadaan peralatan kesehatan, harus memperhatikan persyaratan sebagai berikut : 1. Persyaratan Umum a. Pengadaan peralatan kesehatan harus mempertimbangkan kebutuhan dan ketersediaan peralatan yang telah tersedia di sarana pelayanan kesehatan dasar, masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas dan jaringannya serta dapat dimanfaatkan oleh petugas kesehatan. b. Diupayakan tersedia dengan mudah penggantian peralatan kesehatan tersebut. c. Mutu peralatan kesehatan menjadi pertimbangan utama untuk pemilihan peralatan tersebut. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 37 2. Persyaratan Teknis a. Spesifikasi pengadaan peralatan mengacu pada standar peralatan yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan. b. Mutu peralatan kesehatan mengacu pada standar yang berlaku. c. Peralatan kesehatan dapat mengacu pada : 1) Buku Pedoman Standar Peralatan Kesehatan Lingkungan di Daerah, Ditjen PP-PL, Tahun 2006. 2) Buku Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), SK Menkes No 128/Menkes/SK/II/2004. 3) Buku Acuan Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar, Ditjen Bina Kesmas, Tahun 2007 4) Buku Pedoman Peralatan, Ditjen. Bina Kesmas, Tahun 2007 5) Buku Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa, Ditjen Bina Kesmas, Tahun 2006 6) Buku Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulose, Depkes RI Edisi 2 Cet. Pertama, Tahun 2006 7) Buku Pedoman Pemeriksaan Mikroskopis Tuberkulosis, Ditjen PP & PL, Depkes RI tahun 2008 8) Buku Pedoman Nasional Pemberantasan Penyakit Kusta Ditjen PP & PL Depkes RI Cet. XVIII, Tahun 2006 9) Buku Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas Ditjen PP & PL Depkes RI. Tahun 2006, Penerbit:Unicef 10) Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Untuk Penanggulangan Pneumonia pada Balita Direktorat P2ML, Ditjen PP & PL Depkes RI Cet. XVIII, Tahun 2006 11) Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia Ditjen PP & PL Depkes RI Cet. XVIII, Tahun 2006 12) Buku Pencegahan dan Pemberantasan Deman Berdarah Dengue di Indonesia Ditjen PP & PL Depkes RI, Tahun 2005 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 38 13) Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Depkes RI, Tahun 2007 14) Pedoman Teknis Penemuan & Tatalaksana Penyakit Hipertensi, Depkes RI, Tahun 2006 15) Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus & Penyakit Metabolik, Depkes RI, Tahun 2007 16) Petunjuk Teknis Penemuan & Tatalaksana Akibat Kecelakaan Lalulintas, Depkes RI, Tahun 2007 17) Pedoman Pengendalian Asma, Depkes RI, Tahun 2007 18) Pedoman Penemuan & Tatalaksana Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), Depkes RI, Tahun 2007 19) Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi (KB), Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen. Bina Kesmas Cetakan Ke 2, Tahun 2006. 20) Buku Pedoman Tata Laksana Anak Gizi Buruk, Dit. Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas, tahun 2006. 21) Buku Pedoman Pengarus Utamaan Gender bidang Kesehatan, Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas, cetakan ke 5, Tahun 2007. 22) Pedoman Konseling Menyusui, Dit. Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas, Tahun 2007. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 39 BAB XI SARANA DAN PRASARANA INSTALASI FARMASI KABUPATEN/KOTA Sesuai dengan tujuan Kebijakan Obat Nasional (KONAS), penggunaan DAK Program Obat dan Perbekalan Kesehatan adalah untuk menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat essensial generik dan perbekalan kesehatan rumah tangga di sarana pelayanan kesehatan dasar. Oleh karena itu dibutuhkan sarana dan prasarana Instalasi Farmasi yang memadai. A. Pembangunan Baru Pembangunan menjamin baru Instalasi ketersediaan, Farmasi pemerataan, dilaksanakan mutu, dalam rangka keterjangkauan obat essensial generik dan perbekalan kesehatan. 1. Persyaratan Umum Pembangunan baru Instalasi Farmasi diprioritaskan pada: (Harus memenuhi satu atau lebih persyaratan di bawah ini) a) Daerah pemekaran b) Perpindahan lokasi/kantor c) Pemerintah daerah yang belum mempunyai Instalasi Farmasi d) Relokasi Instalasi Farmasi yang disebabkan bencana alam, jalur hijau, perubahan rencana tata ruang/wilayah atau terjadinya masalah hukum pada lokasi fisik bangunan. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 40 2. Persyaratan Teknis a) Luas lahan dan bangunan yang diperlukan, disesuaikan dengan kebutuhan daerah berupa volume obat dan perbekalan kesehatan yang harus disediakan. b) Denah tata ruang Rencana tata ruang/bangunan sebagai sarana penyimpanan kesehatan serta Penyimpanan Obat mengacu agar obat pada Publik dan memperhatikan publik buku Perbekalan dan fungsi perbekalan Standar Sarana Kesehatan, yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan tahun 2005. c) Pemerintah Daerah harus menyediakan peralatan mebeler, biaya operasional, Instalasi biaya pemeliharaan pada pembangunan baru Farmasi dari sumber anggaran lainnya. B. Rehabilitasii/Revitalisasi INSTALASI 1. Persyaratan Umum Rehabilitasi Instalasi Farmasi diprioritaskan pada Instalasi Farmasi yang mengalami kerusakan berat. 2. Persyaratan Teknis a. Luas lahan dan bangunan disesuaikan dengan kebutuhan daerah berupa volume obat dan perbekalan kesehatan yang harus disediakan. b. Denah tata ruang Rencana tata ruang/bangunan rehabilitasi agar memperhatikan fungsi sebagai sarana penyimpanan obat publik dan perbekalan Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 41 kesehatan serta mengacu pada buku Standar Sarana Penyimpanan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan Tahun 2005 C. Sarana Pendukung Pengadaan dan atau penggantian sarana pendukung Instalasi Farmasi ditujukan untuk mendukung pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas. Sarana pendukung Instalasi Farmasi dapat berupa sarana penyimpanan produk biologis sistem rantai dingin/cold chain (termasuk pemeliharaan sistem rantai dingin/cold chain dalam distribusi produk biologis) dan sarana distribusi (roda empat/roda dua/perahu bermotor) 1. Persyaratan Umum a. Diprioritaskan pada daerah yang Instalasi Farmasinya belum memiliki sarana pendukung. b. 2. a) Sebagai pengganti sarana pendukung yang rusak berat Persyaratan Teknis Penggantian sarana pendukung Instalasi Farmasi yang telah habis masa pakainya (absolete) harus dilakukan dengan spesifikasi teknis dan kapasitas yang sama b) Pengadaan atau pertimbangan penggantian operasional sarana distribusi berdasarkan serta kondisi dan letak geografis/topografi daerah. c) Pengadaan sarana pendukung Instalasi Farmasi Kab/Kota disesuaikan dengan kebutuhan, mengacu pada buku Standar Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 42 Sarana Penyimpanan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan Tahun 2005. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 43 BAB XII PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT Pengadaan peralatan kesehatan Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit dimaksudkan untuk mewujudkan rumah sakit sebagai Safe Community Center yang mendukung Desa Siaga. Sebagai perwujudan dari konsep Safe Community maka dikembangkan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Secara umum SPGDT menyangkut penanganan penderita gawat darurat pra rumah sakit (di tengah masyarakat, Poskesdes, Puskesmas, selama dalam transport) , rumah sakit (Instalasi Gawat Darurat-High Care Unit-Intensive Care Unitkamar jenazah) dan antar rumah sakit. Pada fase rumah sakit unsur utama yang perlu dilakukan penguatan adalah Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebagai ujung tombak pelayanan pasien di rumah sakit. Secara umum keberadaan IGD rumah sakit bertujuan untuk : 1. Mencegah kematian dan kecacatan 2. Menerima rujukan atau merujuk pasien baik secara horizontal maupun vertikal 3. Melakukan penanggulangan korban bencana massal yang terjadi di dalam dan di luar rumah sakit 4. Melakukan penanganan kasus true dan false emergency selama 24 jam. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 44 5. Mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan penanggulangan penderita gawat darurat melalui pendidikan serta menyelenggarakan berbagai kursus yang berhubungan dengan basic dan advanced life support. IGD tidak hanya melayani pasien yang datang ke rumah sakit, akan tetapi juga harus melakukan pembinaan pada masyarakat untuk menyiapkan kesiapsiagaan dini, hal ini tentunya sangat menunjang untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dan pelayanan kesehatan dalam pengembangan desa siaga. Tujuan dari penguatan IGD rumah sakit adalah menurunkan angka kematian dan kecacatan akibat kasus gawat darurat melalui : 1. Penguatan kemampuan Instalasi Gawat Darurat rumah sakit sebagai Safe Community Center bagi Desa Siaga dalam penanggulangan penderita gawat darurat sehari-hari dan bencana 2. Pengadaan fasilitas Instalasi Gawat Darurat rumah sakit sesuai standar 1. Persyaratan Umum Pengadaan alat kesehatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit umum milik pemerintah daerah harus memenuhi salah satu atau lebih persyaratan di bawah ini : a. Telah dikembangkan program Desa Siaga di wilayah kerjanya b. IGD rumah sakit belum memenuhi standar pelayanan IGD level 2 c. Berada di daerah rawan bencana d. Akan melakukan pengembangan pada jenis kegawat daruratan tertentu, misalnya : pusat trauma atau penanganan korban bencana kimia e. Ada komitmen peningkatan pihak RSUD dan pemerintah daerah dalam penanggulangan penderita gawat darurat di rumah sakit Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 45 2. Persyaratan Teknis 1. Pengadaan alat kesehatan untuk Instalasi Gawat Darurat berdasarkan revisi Standar Pelayanan Gawat Darurat yang telah disusun oleh Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik bersama dengan profesi tahun 2007, dan disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan dana dengan prioritas sebagai berikut : a. Alat kesehatan yang dapat digunakan untuk mendiagnosis, menangani, memonitor dan mengevakuasi (proses rujukan) serta alat medis pendukung untuk penanggulangan penderita gawat darurat : i. Trauma (Bedah) ii. Non Trauma 1) Kegawatdaruratan jantung 2) Kegawatdaruratan penyakit dalam 3) Kegawatdaruratan kebidanan 4) Kegawatdaruratan anak dan neonatus 5) Kegawatdaruratan neurologi, psikiatri, dll b. Penyediaan alat lebih diutamakan pada alat medis yang sifatnya mobile. 2. Jenis peralatan medis yang harus disediakan adalah sebagai berikut a. Diagnosis Umum : 1. Kit pemeriksaan sederhana : 1 set 2. Examination lamp : 1 unit Khusus : 3. EKG 12 channel : 1 unit 4. Mobile X-ray : 1 unit 5. Doppler : 1 unit Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 46 6. Glukometer with stick : 1 unit b. Tindakan Airway : 7. Emergency resuscitation kit : 1 set 8. Suction pump : 1 set 9. Neck collar : 1 unit 10. Oksigen consentrator : 1 unit 11. Nebulizer : 1 unit 12. Ventilator transport : 1 unit 13. Minor surgery set : 2 unit 14. Siringe pump : 1 unit 15. Infusion pump : 1 unit 16. Pulse oxymeter : 1 unit 17. Vital sign monitor : 1 unit : 1 unit 19. Infant warmer : 1 unit 20. Inkubator : 1 unit 21. Meja ginekologi : 1 unit 22. Partus set : 1 unit 23. Vacuum set : 1 set 24. Kuret set : 1 set 25. Sectio caesarian set : 1 set : 1 unit Breathing : Circulation : c. Monitor d. Gawat Darurat Khusus Jantung : 18. Defibrilator Anak – Neonatus : Kebidanan : Bedah : 26. Electro surgical cauter Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 47 27. Meja operasi : 1 unit 28. Lampu operasi mobile : 1 unit 29. Mesin anestesia : 1 set 30. Major surgery set : 1 set 31. THT set : 1 set 32. Head lamp : 1 unit 33. Emergency strecher : 1 unit 34. Sterilisator kering : 1 unit 35. Automatic film processor : 1 unit Tindakan khusus lainnya : e. Peralatan Medis Pendukung Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 48 BAB XIII PENINGKATAN SARANA PRASARANA DAN PENGADAAN PERALATAN KESEHATAN UNTUK RUMAH SAKIT SIAP PONEK Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia tertinggi di antara negara-negara ASEAN dengan penurunan sangat lambat. Seperti kita ketahui AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKN 20 per 100.000 kelahiran hidup (hasil survey 2002 – 2003). Hal tersebut berarti setiap jam ada 2 ibu yang meninggal dan setiap jam ada 10 kematian neonatal. Kematian bayi 35 per 1000 kelahiran hidup (SDKI tahun 2002 – 2003) yang artinya setiap jam ada 18 kematian bayi. Keadaan tersebut diakibatkan oleh penyebab utama kematian yang sebenarnya dapat dicegah melalui pendekatan deteksi dini dan penatalaksanaan yang tepat untuk ibu dan bayi. Di samping itu konferensi tingkat tinggi PBB pada tahun 2000 menetapkan bahwa 2 dari 8 tujuan pembangunan millennium (Millennium Development Goals) pada tahun 2015 sangat terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan anak yaitu: • Mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua per tiga dari AKB pada tahun 1990 menjadi 23 dari 32/1000 kelahiran hidup pada tahun 2015. • Mengurangi angka kematian ibu sebesar tiga per empat dari AKI pada tahun 1990 menjadi 102/100000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Rencana Strategis Departemen Kesehatan tahun 2005-2009 telah menetapkan target penurunan AKI dari 307 menjadi 226/ 100.000 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 49 kelahiran hidup dan AKB dari 35 menjadi 26/ 1000 kelahiran hidup pada tahun 2009. Dalam mencapai target tersebut perlu dilakukan upaya terobosan yang efisien yaitu melalui program Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah sakit (RS). Di Indonesia penyebab kematian ibu adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia, persalinan macet serta komplikasi abortus. Penyebab kematian utama adalah perdarahan yang sebagian besar disebabkan oleh retensi plasenta. Hal ini menunjukkan adanya manajemen persalinan kala III yang kurang adekuat. Sedangkan kematian ibu akibat infeksi merupakan indikator kurang baiknya upaya pencegahan dan manajemen infeksi. Program menurunkan angka kematian ibu dan bayi (maternal neonatal) dan meningkatkan pelayanan ibu dan bayi yang mempunyai masalah komplikasi persalinan dan kelahiran kurang bulan sangat diperlukan. Sehubungan dengan hal tersebut perlu diperoleh dukungan faktor ketrampilan tenaga kesehatan khusus PONEK serta pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang berkualitas di RS. Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu di tingkat nasional dan regional. Pelayanan perinatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk kegiatan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Komprehensif/ PONEK di rumah sakit dan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Dasar/PONED di tingkat Puskesmas. Program PONEK 24 jam di RS kabupaten/kota merupakan program yang sangat berperan dalam mengurangi angka kematian ibu dan bayi baru Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 50 lahir. Untuk mencapai kompetensi dalam bidang tertentu tenaga kesehatan memerlukan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan perubahan perilaku Tim PONEK dalam pelayanan kepada pasien. Sedangkan untuk mendukung pelayanan diperlukan peningkatan sarana, prasarana dan peralatan di RS PONEK. Untuk memperoleh pelayanan kesehatan ibu dan bayi (maternal neonatal) yang berkualitas diperlukan ketersediaan tenaga terampil Tim PONEK dalam penatalaksanaan kesehatan maternal neonatal dan sarana prasarana serta peralatan PONEK sesuai standar di rumah sakit. Rumah sakit yang mendapatkan paket peningkatan sarana prasarana dan pengadaan peralatan kesehatan untuk rumah sakit siap PONEK dapat memilih paket peningkatan sarana prasarana saja atau pengadaan peralatan kesehatan saja, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing rumah sakit dan ketersediaan dana yang ada. A. Peningkatan Sarana dan Prasarana 1. Persyaratan Umum Rumah Sakit Siap PONEK adalah rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif dan terintegrasi selama 24 jam. Kriteria umum Rumah Sakit Siap PONEK meliputi : a. Minimal rumah sakit kelas C yang menjadi pusat rujukan regional di wilayah kerjanya. b. Adanya dukungan pemerintah daerah dan direktur rumah sakit mempersiapkan Tim PONEK di rumah sakit (terdiri dari 1 dokter Sp.OG, 1 dokter Sp.A, 1 dokter, 2 bidan dan 1 perawat) dan biaya operasional untuk kesinambungan program. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 51 2. Persyaratan Teknis a. Rumah sakit telah memiliki minimal 1 dokter Sp.OG dan 1 dokter Sp.A b. Tersedia UTDRS atau BDRS atau UTD PMI c. Tersedia ruang maternal (kamar bersalin) yang mampu menyiapkan operasi dalam waktu kurang dari 30 menit d. Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) dalam melakukan operasi bila ada kasus emergensi obstetrik e. Tersedia ruang neonatal untuk perawatan intensif Luas lahan dan bangunan untuk peningkatan sarana dan prasarana: a. Ruangan Maternal 1 Tiga Kamar Bersalin (untuk satu tempat tidur @16 m2) = 48 m2 2 Dua buah kamar mandi (@ 6 m2) = 12 m2 3 Kamar periksa (3 m x 4 m) = 12 m2 4 Ruang Perawatan (4 TT @ 8 m2) = 32 m2 5 Ruang Isolasi untuk kasus Infeksi (2 TT @ 8 m2) = 16 m2 6 Ruang Perawatan Intensif/Eklampsia/Sepsis (2 TT @ 8 m2) = 16 m2 7 Ruang Tindakan operasi kecil/darurat/one day care (2 TT @ 12 m2) = 24 m2 8 Nurse Station (4 m x 4 m) = 16 m2 9 Ruang Jaga Dokter (3 m x 5 m) = 15 m2 10 Ruang Jaga Bidan (2 TT @ 6 m2) = 12 m2 11 Dua toilet/kamar mandi staf (@ 2 x 2.25 m2) = 9 m2 12 Ruang Obat (Depo Farmasi Ruangan) = 6 m2 13 Gudang Peralatan (2 m x 1 m) = 2 m2 14 Ruang Kotor (tempat cuci peralatan) (4 m x 2 m) = 8 m2 15 Pantry (2 m x 2 m) = 4 m2 Total = 232 m2 b. Ruang Neonatal 1 Unit Perawatan Khusus = 20 m2 2 Ruang Laktasi = 6 m2 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 52 3 Ruang Pencucian Incubator = 6 m2 4 Nurse Station (4 m x 4 m) = 16 m2 5 Ruang Jaga Bidan (2 TT @ 6 m2) = 12 m2 6 Dua toilet/kamar mandi staf (@ 2 x 2.25 m2) = 9 m2 7 Ruang Obat (Depo Farmasi Ruangan) = 6 m2 8 Gudang Peralatan (2 m x1 m) = 2 m2 9 Ruang Kotor (tempat cuci peralatan) (4 m x 2 m) = 8 m2 = 9 m2 Total = 94 m2 Total (a) + (b) = 326 m2 10 Ruang Linen bersih Bila luas lahan tidak memungkinkan, maka renovasi/pembangunan disesuaikan dengan kondisi setempat dan tetap memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan. Denah dan Tata ruang Rancangan denah dan tata ruang maternal dan neonatal harus memenuhi beberapa persyaratan teknis sesuai dengan Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam di Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan RI Tahun 2007. Bila daerah mempunyai keterbatasan untuk mengikuti pedoman tersebut di atas, maka daerah dapat mengikuti acuan di bawah ini. 1) Ruang Maternal a. Kamar bersalin • Lokasi berdekatan dengan kamar operasi dan IGD • Luas minimal 6 m2 per orang • Paling kecil, ruangan berukuran 12 m2 • Harus ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 53 • Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapat hadir • Ruangan bersalin tidak boleh merupakan tempat lalu lalang orang • Bila kamar operasi juga ada dalam lokasi yang sama, upayakan tidak melintas pada ruang bersalin • Minimal 2 kamar bersalin terdapat pada setiap rumah sakit umum • Kamar bersalin terletak sangat dekat dengan kamar neonatal, untuk memudahkan transportasi bayi dengan komplikasi ke ruang rawat • Idealnya sebuah ruang bersalin merupakan unit terintegrasi: kala 1, kala 2 dan kala 3 yang berarti setiap pasien diperlakukan utuh sampai kala 4 bagi ibu bersama bayinya secara privasi. Bila tidak memungkinkan, maka diperlukan dua kamar kala 1 dan sebuah kamar kala 2. • Kamar bersalin harus dekat dengan ruang jaga perawat (nurse station) agar memudahkan pengawasan ketat setelah pasien partus sebelum dibawa ke ruang rawat (post partum). Selanjutnya bila diperlukan operasi, pasien akan dibawa ke kamar operasi yang berdekatan dengan kamar bersalin. • Harus ada kamar mandi/toilet yang berhubungan dengan kamar bersalin • Ruang postpartum harus cukup luas, standar 8 m2 per tempat tidur (bed) • Ruang tersebut terpisah dari fasilitas : toilet, kloset, lemari • Pada ruang dengan banyak tempat tidur, jarak antar tempat tidur minimal 1 meter • Jumlah tempat tidur per ruangan maksimum 4 buah Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 54 • Tiap ruangan harus mempunyai jendela sehingga cahaya dan udara cukup • Harus ada fasilitas untuk cuci tangan pada tiap ruangan • Tiap pasien harus punya akses ke kamar mandi privasi (tanpa ke koridor) • Kamar periksa/diagnostik harus mempunyai luas sekurangkurangnya 11 m2 dan berisi : tempat tidur pasien/obsgin, kursi pemeriksa, lampu sorot, troli alat, lemari obat kecil, USG mobile dan troli emergensi • Ada ruang perawat (nurse station) • Ruang isolasi bagi kasus infeksi perlu disediakan seperti pada kamar bersalin • Ruang tindakan operasi/kecil darurat/one day care : untuk kuret, penjahitan dan sebagainya • Ruang tunggu bagi keluarga pasien b. Unit Perawatan Intensif/Eklampsia/Sepsis • Unit ini harus berada di samping ruang bersalin, atau setidaknya jauh dari area yang sering dilalui • Paling kecil, ruangan berukuran 18 m2 • Di ruang dengan beberapa tempat tidur, sedikitnya ada jarak antara ranjang satu dengan ranjang lainnya • Ruangan harus dilengkapi paling sedikit enam steker listrik yang dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik 2) Ruangan Neonatal a. Unit Perawatan Intensif • Unit ini harus berada di samping ruang bersalin atau setidaknya jauh dari area yang sering dilalui Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 55 • Minimal ruangan berukuran 18 m2 • Di ruangan dengan beberapa tempat tidur sedikitnya ada jarak antar ranjang • Harus ada tempat untuk isolasi bayi di area terpisah • Ruang harus dilengkapi paling sedikit 6 steker yang dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik b. Unit Perawatan Khusus • Unit ini harus berada di samping ruang bersalin atau setidaknya jauh dari area yang sering dilalui • Minimal ruangan berukuran 12 m2 • Harus ada tempat untuk isolasi bayi di tempat terpisah • Paling sedikit harus ada jarak antara inkubator dengan tempat tidur bayi c. Area laktasi Minimal ruangan berukuran 6 m2 d. Area pencucian inkubator Minimal ruangan berukuran 6-8 m2 Dalam rangka penyelenggaraan PONEK, perlu mempertimbangkan kebutuhan bagi laki-laki dan perempuan, antara lain : • Adanya pemisahan visual antara ruang bersalin satu dengan yang lainnya • Sarana, prasarana dan peralatan yang ada harus mempertimbangkan ergonomis dan kemudahan aksesibilitas bagi ibu hamil B. Pengadaan Peralatan (terlampir) 1. Peralatan Neonatal 2. Peralatan Maternal Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 56 BAB XIV UNIT TRANSFUSI DARAH RUMAH SAKIT Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) adalah salah satu instalasi di RS yang mempunyai peran sebagai penyedia darah transfusi yang aman (lulus skreening Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah/IMLTD) dengan tugas antara lain melakukan rekruitmen donor sukarela, melakukan seleksi donor, melakukan penyadapan darah donor, melakukan screening terhadap penyakit IMLTD, melakukan penyimpanan darah sebagai stock, melakukan pemeriksaan golongan darah, crossmatch, mengirim darah transfusi yang telah aman ke bagian lain / ruangan lain yang membutuhkan, memantau reaksi transfusi yang terjadi serta melakukan pencatatan dan pelaporan. A. Pembangunan Baru Pembangunan baru UTDRS dilaksanakan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan darah di rumah sakit khususnya dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit pada umumnya. 1. Persyaratan Umum Pembangunan fasilitas UTDRS mengacu pada persyaratan umum sebagai berikut : a. Tidak terdapat UTD yang dapat memasok kebutuhan darah aman di rumah sakit yang bersangkutan b. Terdapat rumah sakit pemerintah pada wilayah setempat c. Tidak boleh dijadikan sumber PAD, atau profit center di RS karena Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 57 pelayanan darah harus bersifat nirlaba d. Dinas Kesehatan setempat mempunyai sistem pengawasan dan pembinaan pelayanan transfusi darah e. Biaya operasional dan pemeliharaan UTD diusulkan oleh RS setempat melalui APBD atau sumber lainnya f. Lokasi berada di tempat yang strategis bagi ruang-ruang perawatan dan ruang emergensi serta ruang operasi g. Dalam melaksanakan perannya UTDRS harus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat dalam jejaring pelayanan darah kabupaten/kota serta merupakan bagian dari jejaring pelayanan darah propinsinya 2. Persyaratan Teknis a. Luas lahan dan bangunan Luas lahan dan bangunan dari UTDRS didasarkan pada jenis pelayanan dan kegiatan yang dilaksanakan. Adapun luasan itu adalah : m2 1) Ruang pimpinan luas : 9 2) Ruang tunggu donor sukarela luas : 7.5 m2 3) Ruang administrasi dan loket luas : 9 4) Ruang pemeriksaan/seleksi donor luas : 7.5 m2 5) Ruang AFTAP luas : 10 m2 6) Ruang pemulihan luas : 6 7) Ruang laboratorium & R.cuci luas : 16 m2 8) Ruang penyimpanan darah luas : 6 m2 9) Kamar mandi / WC (2 buah) luas : 6 m2 m2 m2 10) Ruang jaga luas : 7.5 m2 11) Ruang genset/gudang luas : 7.5 m2 12) Lorong/sirkulasi ruangan luas : 8 TOTAL Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 m2 100 m2 58 Bila luas lahan tidak memungkinkan, maka pembangunan disesuaikan dengan kondisi setempat dengan tetap memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan. Dalam rangka penyelenggaraan UTDRS, perlu mempertimbangkan kebutuhan bagi laki-laki dan perempuan, antara lain adanya pemisahan visual antara ruang penyadapan darah satu dengan yang lainnya. b. Denah dan tata ruang Rancangan denah dan tata ruang pada UTDRS harus mempertimbangkan aksesibilitas dan kemudahan dari kegiatan yang dilaksanakan. Adapun denah dan tata ruang UTDRS harus memenuhi beberapa persyaratan teknis dari pelayanan kesehatan yang ada, di antaranya : 1) Bangunan berada dalam lingkungan/bangunan RS 2) Bangunan minimal memiliki beberapa ruangan antara lain : • Ruang administrasi • Ruang penyadapan darah • Ruang laboratorium • Ruang penyimpanan darah dan reagen • ruang cuci • WC 3) Bangunan memiliki sistem supply air yang cukup 4) Bangunan memiliki sistem limbah sesuai standar/dapat bergabung dengan limbah RS Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 59 B. Rehabilitasi UTDRS Rehabilitasi UTDRS ditujukan pada rumah sakit yang memiliki UTD yang telah berfungsi, khususnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan darah dan pelayanan secara keseluruhan di rumah sakit. 1. Persyaratan Umum Peningkatan kualitas UTDRS yang telah ada mengacu pada persyaratan umum sebagai berikut : • kondisi fisik (rusak ringan, sedang, berat) 2. Persyaratan Teknis a. Luas lahan dan bangunan Luas lahan dan bangunan dari UTDRS mengacu pada UTDRS harus pembangunan baru UTDRS. b. Denah dan tata ruang Rancangan denah dan tata ruang pada mempertimbangkan aksesibilitas dan kemudahan dari kegiatan yang dilaksanakan. Denah dan tata ruang UTDRS mengacu pada pembangunan baru UTDRS. C. Pemenuhan Kebutuhan Peralatan UTDRS Agar UTDRS dapat berfungsi dengan optimal, maka perlu didukung dengan peralatan UTDRS yang berkualitas dan memenuhi standar. 1. Persyaratan Umum Pemenuhan kebutuhan peralatan UTDRS mengacu pada persyaratan umum sebagai berikut : Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 60 a. Pembangunan baru dan renovasi UTDRS melalui DAK 2009 b. UTDRS yang didirikan melalui DAK 2008 dan belum mendapat alokasi peralatan melalui APBN 2008 c. Biaya operasional dan pemeliharaan UTD diusulkan oleh RS setempat melalui APBD atau sumber lainnya 2. Persyaratan Teknis Peralatan dan bahan habis pakai untuk UTDRS adalah sebagai berikut : a. Peralatan seleksi donor dan IMLTD ƒ Hemoscale : 1 unit ƒ Hemoglobinometer : 1 unit ƒ Hand sealer : 2 unit ƒ Tempat tidur donor : 2 unit ƒ Stetoskop dewasa : 2 unit ƒ Spygmomanometer air raksa : 2 unit ƒ Timbangan badan : 2 unit b. Peralatan penunjang laboratorium ƒ Plasma extractor : 1 unit ƒ Dry incubator : 1 unit ƒ Serological centrifuge : 1 unit ƒ Serological rotator : 1 unit ƒ Adjustable M/C Micropipete - Ukuran 5 – 50 µl : 1 unit - Ukuran 50 – 200 µl : 1 unit ƒ Mikroskop binokuler elektrik : 1 unit ƒ Peralatan pemeriksaaan uji saring metode gel test / microplate : 1 unit Peralatan laboratorium lain : 2 paket ƒ Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 61 (Paket terdiri dari : Pasteur pipet plastic, labu semprot, rak tabung, tabung ukuran 12 x 75 mm, tabung ukuran 5 mm, hematokrit tube, beker glass, sarung tangan, lab jas, blood grouping plate, baskom cuci, gunting stainless steel, klem lab, gelas melamin, object glass, micro pipet yellow type) c. Distribusi cool box • untuk mobile unit (25-50 ktg) : 2 unit • untuk ruangan (2-5 ktg) : 2 unit d. Penyimpan reagen dan darah • Blood bank refrigerator : 1 unit • Medical refrigerator : 1 unit e. Bahan Habis Pakai 1. 2. Kantong darah - Single bag 250 ml/350ml : sesuai kebutuhan - Transfer bag : sesuai kebutuhan Reagen ƒ Anti-HCV : 1 paket ƒ HbsAg : 1 paket ƒ Golongan darah ABO, Rhesus dan albumin 22% dan coombs serum : 1 paket ƒ Sifilis : 1 paket ƒ Reagen untuk pemeriksaan uji saring metode gel test/microplate : 1 paket ƒ HIV/AIDS : 1 paket ƒ Larutan CuSO4 dengan BJ 1,053 : 1 paket uji silang metode 3 fase dengan bovine Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 62 ƒ NaCl 0,9 % : 1 paket ƒ Cairan desinfectant : 1 paket ƒ Aquabidest : 1 paket : 1 paket f. Peralatan kantor (Paket terdiri dari : meja kantor, meja komputer, komputer, printer, white board, kursi kantor) mempergunakan APBD, kecuali untuk pembangunan baru UTDRS. Mengingat pelayanan darah mempunyai resiko cukup tinggi, maka peralatan UTDRS harus memiliki kualitas tinggi dengan jaminan purna jual minimal 3 tahun. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 63 BAB XV BANK DARAH RUMAH SAKIT Sejalan dengan kebijakan Depkes dalam peningkatan kualitas dan akses pelayanan darah seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 423 Tahun 2007 yaitu seluruh rumah sakit memiliki Bank Darah Rumah Sakit (BDRS), maka perlu dibangun BDRS di setiap RS Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai pendukung pelaksanaan pelayanan transfusi darah dengan sistem distribusi tertutup. BDRS adalah unit kerja di rumah sakit yang melaksanakan manajemen pelayanan transfusi darah di rumah sakit. Fungsi BDRS adalah sebagai pelaksana dan penanggung jawab pemenuhan kebutuhan darah di rumah sakit sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit secara keseluruhan bekerjasama dengan UTD setempat sebagai pemasok darah yang aman. Pembangunan Baru 1. Persyaratan Umum Pembangunan fasilitas BDRS mengacu pada persyaratan umum sebagai berikut : a. Terdapat UTD PMI yang dapat memasok kebutuhan darah aman di kabupaten/kota setempat. b. Terdapat Rumah Sakit Pemerintah di wilayah setempat c. Dinas Kesehatan setempat mempunyai sistem pengawasan dan pembinaan pelayanan transfusi darah Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 64 d. Ada komitmen daerah untuk membantu operasionalisasi dan pemeliharaan BDRS melalui APBD. 2. Persyaratan teknis a. Luas ruang Luas ruang BDRS didasarkan pada jenis ruang kegiatan yang dilaksanakan. Adapun luasan itu adalah : 1) Ruang administrasi dan loket penerimaan Luas : 5 m2 sampel darah 2) Ruang laboratorium Luas : 9 m2 3) Ruang penyimpanan darah Luas : 6 m2 4) Ruang kepala BDRS dan ruang rapat Luas : 6 m2 5) Ruang jaga petugas Luas : 5 m2 6) Ruang gudang Luas : 3 m2 7) Ruang kamar mandi Luas : 3 m2 8) Lorong Luas : 3 m2 40 m2 TOTAL Bila luas lahan tidak memungkinkan, maka pembangunan disesuaikan dengan kondisi setempat dengan tetap memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan. b. Denah dan tata ruang Rancangan denah dan tata ruang pada BDRS harus mempertimbangkan aksesibilitas dan kemudahan dari kegiatan yang dilaksanakan. Adapun denah dan tata ruang BDRS harus memenuhi beberapa persyaratan teknis dan pelayanan kesehatan yang ada, di antaranya : 1) Bangunan berada di dalam lingkungan/bangunan RS Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 65 2) Lokasi berada di tempat yang strategis dan mudah dijangkau dari ruang-ruang perawatan dan ruang emergensi serta ruang operasi 3) Luas minimal 40 m2 dengan cahaya dan ventilasi yang cukup serta ber-AC termasuk ruang administrasi secara terpisah 4) Fasilitas air mengalir dan listrik yang memadai, genset atau UPS yang mampu mem-back up refrigerator agar stabilitas suhu tetap terjaga 5) Tersedia 2 bak cuci yang terdiri dari bak cuci tangan dan bak cuci alat 6) Lantai ruangan ada tanpa sambungan (vinyl), sudut lantai melengkung c. Peralatan dan Bahan Habis Pakai Peralatan minimal BDRS adalah sebagai berikut : 1) Blood bank refrigerator : 1 unit 2) Serological centrifuge : 2 unit 3) Serological rotator : 1 unit 4) Dry incubator : 1 unit 5) Microskop binoculer : 1 unit 6) Plasma extractor : 1 unit 7) Set peralatan uji silang serasi dengan metode gel /microplate : 1 unit Peralatan laboratorium lainnya : 1 paket 8) (Paket terdiri dari : pasteur pipet plastic, set alat pemeriksaan uji silang serasi dengan metode gel test, labu semprot, rak tabung, tabung ukuran 12 x 75 mm, tabung ukuran 5 ml, hematokrit tube, beker glass, blood grouping plate, baskom cuci, gelas melamin, gunting stainless steel, klem lab, korentang, sarung tangan, jas laboratorium dan kacamata pelindung, object glass, timer, micro pipete yellow type) Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 66 9) Cool box kapasitas 3 – 5 kantong darah : 3 unit 10) Bahan habis pakai ƒ Coombs control cell : 1 vial ƒ NaCl 0,9% (@500ml) : 25 vial ƒ Reagen golongan darah ABO, Rhesus dan uji silang metode 3 fase dengan bovine albumin 22% dan coomb serum : 10 vial (@10cc) ƒ ƒ Reagen untuk pemeriksaan uji saring metode gel test / microplate : 1 paket Cairan desinfectant : 1 paket 11) Perlengkapan administrasi ƒ Meja tulis dan kursi ƒ Mesin ketik ƒ Komputer dan printer ƒ Lemari arsip ƒ Telepon dan Faksimili Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 67 BAB XVI FASILITAS TEMPAT TIDUR KELAS III RUMAH SAKIT Rumah sakit yang mendapatkan paket peningkatan fasilitas tempat tidur kelas III adalah rumah sakit milik pemerintah daerah propinsi maupun milik pemerintah daerah kabupaten/kota yang melaksanakan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dengan BOR rata-rata kelas III rumah sakit ≥ 85 % dan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun. Di samping itu, rumah sakit tersebut belum mendapat alokasi untuk peningkatan fasilitas tempat tidur kelas III melalui DAK TA 2008. Peningkatan Fasilitas Tempat Tidur Kelas III RS 1. Persyaratan Umum Masih tersedianya lahan untuk peningkatan fasilitas ini. 2. Persyaratan Teknis a. Luas Lahan dan Tata Ruang Bangunan Pembangunan ruang rawat inap kelas III RS harus memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan serta alur pelayanan untuk kelancaran dalam pelayanan pasien. Oleh karena itu setiap pembangunan ruang rawat inap kelas III yang baik, berisi 8 (delapan) set tempat tidur yang dilengkapi fasilitas penunjang antara lain : selasar, 2 (dua) buah kamar mandi, 2 (dua) buah wastafel serta 2 (dua) buah ceiling fan. Bila direncanakan membangun lebih dari 4 (empat) ruang rawat inap kelas III, pada setiap pembangunan 4 (empat) ruang Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 68 rawat inap ( dengan jumlah tempat tidur 32 buah ) atau kelipatannya, maka perlu dibangun 1 (satu) ruang perawat (Nurse Station) yang dilengkapi dengan ruang-ruang pendukungnya. Adapun contoh ukuran luas ruangan bangunan tersebut di atas adalah sebagai berikut : 1) Ruang Rawat Inap Kelas III • • • Ruang rawat inap kelas III 2 buah kamar mandi @ Selasar 8 x 9 m2 = 2 x 3 m2 = 8 x 2.5 m2 = Total luas bangunan yang dibutuhkan 2) 72 m2 12 m2 20 m2 = 104 m2 Ruang Perawat (Nurse Station) • • • 1 Ruang kerja perawat 1 Ruang istirahat petugas 1 Kamar mandi petugas = 3 x 3 m2 3 x 3 m2 = 2 2 x 1.5 m = Total luas bangunan yang dibutuhkan = 9 m2 9 m2 3 m2 21 m2 Apabila luas lahan yang dimiliki rumah sakit terbatas, maka pembangunan disesuaikan dengan kondisi setempat dan tetap memperhatikan acuan ketentuan pembangunan ruang pelayanan kesehatan. b. Spesifikasi Teknis Bangunan 1) Ruang Rawat Inap Kelas III • Lantai terbuat dari keramik kualitas satu (KW–1) • Dinding tembok ½ bata berplester dan dicat • Atap dari genting dengan plafon • Ruang rawat inap dilengkapi dengan 2 buah wastafel dari keramik serta 2 buah kran dan saluran pembuangan Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 69 • Kamar mandi berlantai keramik kasar (tidak licin) dilengkapi 1 bak mandi, 1 closet duduk dan 1 gantungan infus 2) Ruang Perawat (Nurse Station) • Lantai terbuat dari keramik kualitas satu (KW–1) • Dinding tembok ½ bata berplester dan dicat • Atap dari genting dengan plafon • Ruang kerja perawat dilengkapi dengan 1 buah wastafel dari keramik serta 1 buah keran dan saluran pembuangan • Kamar mandi berlantai keramik kasar (tidak licin) dilengkapi 1 bak mandi dan 1 closet duduk c. Peralatan kesehatan Peralatan kesehatan yang ada pada setiap ruang rawat inap kelas III RS berisi 8 set tempat tidur, di mana setiap set tempat tidur terdiri dari : 1) 1 buah tempat tidur dengan kelengkapannya (matras, bantal dan guling) 2) 1 buah nakas 3) 1 buah tiang infus Adapun persyaratan teknis peralatan kesehatan tersebut harus memenuhi seluruh kriteria di bawah ini : 1) Berkualitas 2) Kebutuhan dan pemanfaatannya sesuai dengan situasi dan kondisi setempat 3) Keamanan 4) Kenyamanan 5) Kemudahan dalam pengoperasionalan/pemakaian Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 70 6) Kemudahan dalam pemeliharaan 7) Kemudahan dalam perbaikan Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 71 BAB XVII PERALATAN NON KESEHATAN TERBATAS Pengadaan peralatan non kesehatan terbatas adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar dan diperuntukkan bagi Poskesdes/Pustu/Puskesmas/Puskesmas Perawatan dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dukungan peralatan kesehatan diperuntukkan bagi A. Sistem Informasi Kesehatan Dalam upaya mewujudkan Sistem Informasi Kesehatan yang evidence based di Indonesia, dikembangkan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pengadaan peralatan sistem informasi kesehatan melalui DAK bertujuan untuk memacu Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/Kota khususnya di Puskesmas sehingga mampu menyediakan data/informasi yang cepat, akurat, dan mutakhir. Dengan adanya peralatan sistem informasi kesehatan di Puskesmas diharapkan akan mempercepat pelayanan kesehatan atau manajemen pasien di Puskesmas, serta mendukung administrasi Puskesmas. Dengan dukungan ini diharapkan data/informasi yang disampaikan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota adalah data yang lengkap, akurat dan mutakhir. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 72 Pengadaan peralatan Sistem informasi Kesehatan di Puskesmas dapat dilakukan secara bertahap yaitu tahap I dan tahap II. Berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing tahap: 1. Pengadaan peralatan SIK Puskesmas tahap I Tahap I ditujukan untuk mendukung administrasi pelayanan Puskesmas, khususnya dibidang pengelolaan data. Kriteria Puskesmas untuk tahap I : a. Di Puskesmas tersedia aliran listrik untuk menghidupkan personal komputer b. Di Puskesmas tersedia tenaga atau operator yang akan mengoperasikan komputer c. Di Puskesmas tersedia biaya pemeliharaan komputer serta biaya operasionalnya (kertas, tinta printer, honor petugas, listrik) d. Merencanakan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan tahapan selanjutnya. Urutan kegiatan tahap I (satu) : a. Pengadaan komputer beserta printer b. Pengadaan software pengolah data, pengolah kata dan penyajian (misalnya microsoft excell, microsoft word dan microsoft power point) c. Kursus atau pengenalan komputer untuk tenaga pengelola komputer agar mampu menggunakan paket software tersebut diatas. d. Data entri laporan sesuai formulir yang telah ditetapkan dengan menggunakan excel. e. Mengolah data yang telah di entri dalam bentuk tabel, grafik, peta dan narasi yang disajikan secara bulanan, triwulan, tahunan. f. Mengirim laporan ke Dinas Kesehatan Kesehatan Kabupaten/Kota dengan disket, flashdisk. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 73 Pengadaan komputer, printer dan software dapat dibiayai dengan DAK Tahun 2009, sedangkan untuk kegiatan lainnya dialokasikan dari sumber anggaran lain. Spesifikasi peralatan tahap I (satu) : Komputer sebanyak 1 (satu) buah • Corporate Desktop PC • Intel Pentium Dual-Core Processor • Minimum 512 MB Memory DDR-2 SDRAM • Mimimum 80 harddrive, 7200 RPM • Integrated 10/100/1000 LAN • Windows XP Professional, Vista atau Linux • LCD Monitor 15 inch • CPU dan Monitor satu merk • Printer Deksjet/Inkjet 2. Pengadaan peralatan SIK Puskesmas tahap II Tahap II ditujukan untuk mendukung pelayanan pasien secara langsung, sehingga pelayanan menjadi lebih cepat dan akurat. Kriteria Puskesmas tahap II : a. Adanya komitmen Kepala Puskesmas untuk mengembangkan jaringan komputer di Puskesmas dalam mendukung pelayanan pasien. b. Di Puskesmas tersedia aliran listrik yang hidup terus menerus pada jam kantor (tidak sering putus), untuk menghidupkan jaringan komputer c. Di Puskesmas tersedia tenaga atau operator terlatih yang akan mengoperasikan jaringan komputer d. Di Puskesmas tersedia biaya pemeliharaan jaringan komputer serta biaya operasionalnya (kertas, tinta printer, honor petugas, listrik) Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 74 Urutan kegiatan untuk tahap II : a. Pengadaan peralatan jaringan komputer yang terdiri: 1) 1 (satu) buah komputer server ditempatkan di Tata Usaha 2) 5 (lima) buah komputer workstation beserta printer yang dipasang untuk: loket pendaftaran, poli umum, poli gigi, poli KIA, pelayanan obat 3) Perkabelan jaringan komputer yang terdiri dari switch/hub, kabel UTP cat 5 dan pemasangannya. 4) Un Interuptable Power (UPS) sebanyak 1 (satu) buah b. Pengadaan software aplikasi, yaitu software untuk menjalankan sistem pelayanan kesehatan di Puskesmas. Dalam hal ini dapat mereplikasi software yang telah digunakan di Puskesmas yang lain. c. Kursus atau pelatihan mengoperasikan tenaga komputer di pengelola setiap titik komputer layanan yang agar akan mampu menggunakan paket software aplikasi tersebut diatas. d. Data entri laporan disetiap titik pelayanan sesuai dengan prosedur pelayanan pasien di Puskesmas. e. Mencetak data yang telah di entri dalam bentuk laporan yang telah dibuat oleh software aplikasi dalam tabel, atau grafik selanjutnya dibuat narasi f. Mengirim laporan ke Dinas Kesehatan Kesehatan Kabupaten/Kota dengan disket, flashdisk. Pengadaan peralatan jaringan komputer dan software aplikasi termasuk cara penggunaannya dapat dibiayai dengan DAK Tahun 2009, sedangkan untuk kegiatan lainnya dialokasikan dari sumber anggaran lain. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 75 Spesifikasi perangkat untuk tahap II adalah: 1. Komputer Server sebanyak 1 (satu) buah • Intel Xeon Processor • Minimum 2 GB • Mimimum 160GB harddrive 7200 RPM • Integrated 10/100/1000 LAN • LCD Monitor 15 inch • CPU dan Monitor satu merk 2. Komputer Workstation sebanyak 5 (lima) buah • Corporate Desktop PC • Intel Pentium Dual-Core Processor • Minimum 512 MB Memory DDR-2 SDRAM • Mimimum 80 harddrive, 7200 RPM • Integrated 10/100/1000 LAN • Windows XP Professional, Vista atau Linux • LCD Monitor 15 inch • CPU dan Monitor satu merk • Printer Deskjet/Inkjet 3. Perangkat untuk perkabelan meliputi • Switch/hub 10/100, 8 port • Kabel UTP Category 5 • Pemasangan/instalasi 4. Un Interuptable Power (UPS) sebanyak 1 (satu) buah 1 KVA 5. Software Aplikasi Puskesmas : • Modul Manajemen Pasien • Modul Manajemen Program • Modul Manajemen Unit Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 76 Catatan Tambahan ƒ Pengadaan peralatan Sistem Informasi Kesehatan untuk Puskesmas ini merujuk pada Buku Pedoman Pengembangan Bank Data Kabupaten tahun 2008. B. Peralatan Promosi Kesehatan Kegiatan DAK Program Promosi Kesehatan tahun 2009 dialokasikan untuk pengadaan peralatan promosi kesehatan di Puskesmas. Tujuan kegiatan dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan promosi kesehatan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dasar terutama dalam rangka pemerataan, jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan di daerah serta melengkapi kebutuhan sarana/peralatan para pengelola program Promosi Kesehatan di Puskesmas, untuk meningkatkan dukungan promosi program prioritas pembangunan kesehatan nasional khususnya terkait upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi di daerahnya masing – masing. 1. Persyaratan Umum Sarana/peralatan Promosi Kesehatan tidak boleh dialihfungsikan untuk kegiatan lain. 2. Persyaratan teknis a. Pengadaan peralatan harus memperhatikan mutu, kemudahan penggunaan dan pemeliharaan serta perbaikan b. Standar Peralatan yang diusulkan didalam DAK Tahun 2009 untuk Pengadaan Peralatan Promosi Kesehatan di Puskesmas Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 77 Standar peralatan berdasarkan yang harus Keputusan dimiliki Menteri 585/MENKES/SK/V/2007 oleh Kesehatan Puskesmas Nomor : tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan di Puskesmas. Adapun rincian sarana / peralatan yang dialokasikan melalui Dana Alokasi Khusus Tahun 2009, sebagai berikut : NO 1. JENIS SARANA / PERALATAN Presentation Kit [Laptop, LCD STANDAR 1 Unit Projector dan Layar] 2 UHF Meeting Amplifire 1 Unit 3. Public Addres System / Megaphone 1 Unit C. Pengadaan Peralatan Peraga Pelatihan Tenaga Kesehatan Dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten/Kota, perlu peningkatan jangkauan pelayanan, peningkatan kualitas sarana dan prasarana pelayanan, dan peningkatan kualitas SDM kesehatan. kualitas SDM Kesehatan adalah Salah satu upaya peningkatan melalui pelatihan dengan metode pembelajaran yang interaktif dan partisipatif, serta aplikasinya dari setiap proses pembelajaran dimaksud. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan mendengar dan melihat hanya mampu menyerap sebanyak 20%, sedangkan jika peserta melakukan atau mempraktikkannya akan mampu menyerap hingga 70 % dari apa yang mereka pelajari. Agar tujuan pembelajaran tersebut tercapai secara tepat guna dan berdaya guna diperlukan alat bantu peraga pelatihan. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 78 Tujuan pengadaan peralatan ini adalah sebagai alat bantu pelaksanaan pembelajaran dalam pelatihan. Dengan demikian para peserta pelatihan dapat melakukan simulasi pelaksanaan pelayanan kesehatan, simulasi pelayanan kegawatdaruratan, simulasi pelayanan kesehatan kandungan dan kebidanan dalam rangka menurunkan AKI & AKB. Pengadaan peralatan peraga pelatihan tersebut harus memperhatikan persyaratan sebagai berikut : 1. Persyaratan Umum a. Peralatan peraga pelatihan di kabupaten/kota belum tersedia. b. Tersedianya Tenaga Pelatih Program Kesehatan (TPPK) di Kabupaten/Kota. c. Terdapat pelayanan unit yang kesehatan bertanggung dan/atau jawab kesehatan dalam ibu pengelolaan anak di dinas kesehatan Kabupaten/Kota. d. Peralatan peraga pelatihan dapat digunakan oleh seluruh jajaran kesehatan di Kabupaten/Kota (Rumah Sakit, Dinas Kesehatan, Puskesmas dan jaringannya). 2. Persyaratan Teknis a. Pengadaan peralatan peraga pelatihan harus memenuhi mutu, jenis dan kemudahan penggunaan serta pemeliharaannya. b. Jenis alat peraga pelatihan: 1. Phantom resusitasi jantung dan paru 2. Phantom alat persalinan normal 3. Phantom panggul untuk pasang IUD 4. Phantom lengan atas untuk pasang infus Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 79 5. Phantom lengan untuk pasang implant 6. Phantom bayi untuk resusitasi/ventilasi 7. Phantom bayi berat lahir rendah 8. Phantom bayi untuk intubasi endotrakheal 9. Phantom lengan/kaki bayi untuk pasang infus 10. Peralatan evakuasi (emergency kit) c. Kelengkapan alat bantu peraga pelatihan mengacu pada buku Acuan Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dalam Pengembangan Desa Siaga, Depkes RI, Jakarta, 2008. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 80 BAB XVIII SINKRONISASI PERENCANAAN PROVINSI – KABUPATEN/KOTA A. Perencanaan Pemanfaatan tahun 2009 Sesuai dengan UU No 32 tahun 2004 pasal 162, Pemerintah dan Pemerintah Daerah (provinsi/kabupaten/kota) harus saling berkoordinasi dalam penyusunan kegiatannya. Dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009, satuan kerja (satker) yang mendapatkan DAK, menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi. Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi diharapkan ikut aktif dalam evaluasi RAPBD Kabupaten/Kota (khusus mengenai DAK Bidang Kesehatan). Salinan RKA yang telah disusun dikirimkan ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Departemen Kesehatan pada Menteri Kesehatan up Sekretaris Jenderal sebagai bahan untuk melakukan perencanaan, monitoring dan evaluasi. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 81 B. Perencanaan tahun 2010 Untuk perencanaan DAK Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2010, diharapkan Dinas Kesehatan Provinsi dapat mengkoordinir serta melakukan penelaahan secara menyeluruh terhadap usulan serta data terbaru (sarana prasarana kesehatan) dari RS dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk selanjutnya usulan serta data tersebut dikirimkan pada : 1. Direktorat Kesehatan Komunitas dan Sekretaris Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat untuk data Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar dan UKBM. 2. Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medis untuk data sarana pelayanan kesehatan rujukan. 3. Pusat Data dan Informasi Sekretariat Jenderal untuk seluruh data . Substansi Mekanisme Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 82 BAB XIX PELAPORAN Kepala SKPD selaku penanggung jawab anggaran sarana pelayanan kesehatan dasar dan sarana pelayanan kesehatan rujukan pada kegiatan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 harus menyampaikan laporan triwulanan. Laporan triwulanan yang merupakan laporan tentang status kemajuan pekerjaan (progres report) kegiatan DAK setiap akhir bulan Maret, Juni, September dan Desember tahun 2009 disampaikan dan dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi untuk selanjutnya dikirimkan kepada Sekretaris Jenderal Depkes u.p. Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran. Laporan ini memuat tentang jenis kegiatan, realisasi fisik, realisasi keuangan dan permasalahan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan DAK tahun 2009 dan disampaikan selambat-lambatnya 2 minggu setelah waktu triwulan selesai. Selain itu kabupaten/kota juga diminta untuk mengirimkan data jumlah dan kondisi seluruh sarana kesehatan yang ada di wilayahnya, pada akhir bulan Maret (format terlampir). Laporan ini akan dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam penentuan alokasi DAK Bidang Kesehatan tahun berikutnya. Substansi Mekanisme Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 83 BAB XX PEMANTAUAN Pemantauan DAK Bidang Kesehatan merupakan suatu kegiatan evaluasi program untuk mengamati, mengidentifikasi serta mengantisipasi untuk meningkatkan terhadap pelaksanaan kegiatan di kabupaten/kota. Pemantauan ini dilaksanakan dalam rangka efektifitas pemanfaatan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 serta untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pelaksanaan kegiatan. Keluaran yang diharapkan dari pemantauan ini adalah teridentifikasinya permasalahan yang timbul dan akan timbul sehingga dapat dilakukan tindakan sedini mungkin. Metodologi evaluasi meliputi : 1. Review laporan, adalah merupakan kegiatan untuk penelaahan seluruh laporan pelaksanaan DAK yang bertujuan untuk mengkaji ulang kesesuaian antara masukkan (input), proses dan keluaran (output). 2. Melakukan survei, adalah merupakan kegiatan penyebaran dan pengolahan kuesioner di beberapa daerah sampel yang bertujuan untuk mengetahui pencapaian hasil (outcome) dan manfaat (benefit) dari pelaksanaan DAK. Substansi, metodologi dan format kuesioner ditentukan lebih lanjut. 3. Studi evaluasi dampak (jangka panjang), adalah merupakan kegiatan meneliti dampak yang ditimbulkan dalam pelaksanaan DAK. Substansi, metodologi dan indikator dampak ditentukan lebih lanjut. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 84 Pemantauan teknis terhadap pelaksanaan pemanfaatan DAK Bidang Kesehatan tahun 2008 meliputi aspek-aspek: 1. Kesesuaian RKA-SKPD dengan petunjuk teknis DAK Bidang Kesehatan 2. Kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan RKA-SKPD. 3. Kesesuaian hasil pelaksanaan fisik dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan. 4. Pencapaian sasaran kegiatan yang dilaksanakan. 5. Dampak dan manfaat pelaksanaan kegiatan. Pemantauan sebaiknya dilakukan oleh Tim Koordinasi Kabupaten/Kota, Tim Koordinasi Provinsi dan Tim Koordinasi Pusat (Bappenas, Depkeu, Depdagri, Dep Teknis). Substansi Mekanisme Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 85 BAB XXI PENUTUP Kebijakan teknis ini dibuat untuk dijadikan acuan penggunaan DAK Bidang Kesehatan tahun 2009 yang diarahkan untuk kegiatan yang dapat meningkatkan masyarakat di daya jangkau kabupaten/kota, dan kualitas terutama pelayanan daerah kesehatan dengan derajat kesehatan yang belum optimal, sehingga warga masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan bermutu. Substansi Mekanisme Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 86 LAMPIRAN 1 DEFINISI OPERASIONAL 1. Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) Unit di rumah sakit yang mempunyai peran dalam mendukung pelayanan darah yang berkualitas di rumah sakit dengan sistem satu pintu. 2. BOR (Bed Occupancy Rate) kelas III RS Persentase pemanfaatan tempat tidur di kelas III untuk pelayanan rawat inap pasien miskin/tidak mampu di rumah sakit dalam kurun waktu tertentu. 3. Daerah Kepulauan Suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau dan perairan di antara pulau pulau tersebut, dan lain lain wujud alamiah yang hubungannya satu sama lain demikian eratnya. 4. Daerah Perbatasan Daerah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berbatasan langsung dengan wilayah kedaulatan negara tetangga, baik perbatasan darat dan laut. 5. Daerah Terpencil Kecamatan atau desa yang karena letak dan atau kondisi alam memiliki kesulitan, kekurangan atau keterbatasan prasarana dan sarana perhubungan, pelayanan kesehatan, persediaan kebutuhan 9 bahan pokok, SLTP serta kebutuhan Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 sekunder lain, yang 87 menimbulkan kesulitan bagi penduduk yang tinggal di wilayah tersebut. 6. Daerah Tertinggal Suatu daerah kabupaten yang masyarakat serta wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional. 7. Gender Pandangan masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi dan tanggungjawab antara perempuan dan laki-laki yang merupakan hasil konstruksi sosial budaya dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman dan dukungan masyarakat itu sendiri. 8. Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota Suatu unit pengelola kabupaten/kota untuk obat dan perbekalan mendukung ketersediaan kesehatan obat di dalam pelayanan kesehatan dasar. 9. Keadilan Gender Langkah-langkah yang diperlukan untuk menghentikan berbagai hal yang secara sosial dan menurut sejarah telah menghambat perempuan dan laki-laki untuk bisa berperan dan menikmati hasil dari peran yang dimainkannya. Keadilan gender mengantar ke kesetaraan gender 10. Kendaraan Roda Dua Sepeda motor yang digunakan petugas Puskesmas dan bidan desa untuk kegiatan operasional Puskesmas. 11. Kesetaraan Gender Perempuan dan laki-laki menikmati status yang sama dan memiliki kondisi yang sama untuk menggunakan Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 hak-haknya dan 88 kemampuannya secara penuh dalam memberikan kontribusinya kepada pembangunan politik, ekonomi, sosial, dan budaya. 12. Menu Pilihan Menu yang dapat dipilih oleh daerah/SKPD setelah menu utama terpenuhi. 13. Menu Utama Menu yang harus dipilih terlebih dahulu oleh daerah/SKPD sebelum memilih menu pilihan. Bila menu utama sudah terpenuhi baik dari anggaran DAK atau anggaran lainnya, baru diperbolehkan untuk memilih menu pilihan dengan melampirkan data – data pendukung. 14. Peningkatan Peningkatan status puskesmas, sebagai contoh : pustu menjadi puskesmas atau puskesmas menjadi puskesmas perawatan. 15. Peralatan kesehatan Peralatan dasar minimal (medis dan non medis) untuk Puskesmas dan jaringannya sebagaimana mengacu pada buku Pedoman Peralatan, Ditjen Bina Kesmas tahun 2007. 16. Perluasan Penambahan peningkatan ukuran fungsi dan/atau pelayanan, penambahan termasuk ruangan untuk kelengkapan/sarana pendukungnya. 17. Pondok Bersalin Desa (Polindes) Bentuk Upaya Kesehatan Bersumber-daya Masyarakat (UKBM) yang didirikan dengan bantuan pemerintah atau masyarakat atas dasar musyawarah untuk memberikan pelayanan Kesehatan Ibu dan Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 89 Anak/Keluarga Berencana (KIA/KB) serta pelayanan kesehatan lainnya yang sesuai dengan kemampuan bidan. 18. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Upaya Kesehatan dibentuk di Bersumberdaya desa dalam Masyarakat rangka (UKBM) yang mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. 19. Pulau Terluar Pulau dengan luas area kurang atau dengan 2000 Km2 (dua ribu kilometer persegi) yang memiliki titik-titik dasar koordinat geografis yang menghubungkan garis pangkal laut kepulauan sesuai dengan hukum internasional dan nasional 20. Puskesmas Unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. 21. Puskesmas Keliling Unit pelayanan kesehatan keliling berupa kendaraan bermotor roda empat atau perahu motor, dilengkapi peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari Puskesmas. 22. Puskesmas Keliling Perairan Puskesmas Keliling berbentuk perahu bermotor/kapal yang dilengkapi dengan peralatan kesehatan dan non kesehatan, tenaga dan pendukung lainnya, yang disesuaikan dengan fungsi Puskesmas. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 90 23. Puskesmas Pembantu Unit pelayanan kesehatan sederhana yang merupakan bagian integral dari Puskesmas yang melaksanakan sebagian tugas Puskesmas. 24. Puskesmas Perawatan Puskesmas yang dilengkapi dengan fasilitas perawatan berfungsi sebagai rujukan antara dan dapat melaksanakan tindakan pra rujukan (bila diperlukan), sebelum dirujuk ke institusi rujukan. 25. Puskesmas PONED Puskesmas perawatan yang memiliki kemampuan serta fasilitas PONED 24 jam untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas dan bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang datang sendiri atau atas rujukan kader dari masyarakat, bidan di desa, Puskesmas dan melakukan rujukan ke RS PONEK pada kasus yang tidak mampu ditangani. 26. Rehabilitasi Upaya perbaikan sarana fisik Puskesmas dan jaringannya untuk mengembalikan fungsi pelayanan dan meningkatkan penampilan. 27. Responsif Gender Perhatian yang konsisten dan sistematis terhadap perbedaanperbedaan perempuan dan laki-laki di dalam masyarakat yang disertai upaya menghapus hambatan-hambatan struktural dalam mencapai kesetaraan 28. Rumah Dinas Rumah yang diperuntukkan untuk Dokter, Perawat dan Bidan yang bertugas di Puskesmas. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 91 29. Rumah Sakit Siap PONEK (Pelayanan Obstetri, Neonatal, Emergency dan Komprehensif ) Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanan kegawat daruratan maternal neonatal secara komprehensif dan terintegrasi selama 24 jam. 29. Safe Community Keadaan aman dan sehat dalam seluruh siklus kehidupan sejak dalam kandungan sampai dengan lanjut usia. 30. Sarana pendukung Fasilitas/alat-alat untuk mendukung terselenggaranya suatu kegiatan. 31. Sarana dan Prasarana yang Responsif Gender Sarana prasarana peralatan kesehatan yang mengakomodasikan permasalahan, kebutuhan dan aspirasi yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. 32. Sensitif Gender Kemampuan untuk memberikan perhatian secara konsisten dan sistematis untuk melihat perbedaan kebutuhan perempuan dan lakilaki dalam upaya mencapai keadilan gender 33. SPGDT (Sistem Penanganan Gawat Darurat Terpadu) Sistem penanganan penderita gawat darurat pra RS (ditengah masyarakat, poskesdes, puskesmas, selama dalam transport) ,RS (Instalasi Gawat Darurat-High Care Unit-Intensive Care Unit-kamar jenazah) dan antar RS. Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 92 34. Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTD RS) Salah satu instalasi di RS yang mempunyai peran sebagai penyedia darah transfusi yang aman (lulus skreening IMLTD/Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah). Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 93 LAMPIRAN 2 FORM EVALUASI 1 DATA DASAR DAN KONDISI PUSKESMAS DAN JARINGANNYA Propinsi : Kabupaten/Kota : NO 1 1 2 NAMA SARANA KESEHATAN 2 Puskesmas A. Mawar B. Melati DST. Pustu, dst KONDISI KEC BAIK RR RS RB 3 4 5 6 7 UNIT YANG DIBIAYAI DAK NON DAK 2006 8 2007 9 2008 10 2006 11 2007 12 2008 13 Petunjuk pengisian : - - Kolom 2 diisi dengan nama Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling R-4 dan Perairan, Pondok Bersalin Desa, Rumah Dinas Dokter, Perawat dan Bidan Puskesmas, Kendaraan Operasional R-2 dan Instalasi Farmasi. Kolom 3 diisi dengan nama kecamatan tempat sarana kesehatan berada Kolom 4-6 diisi dengan checklist (v) sesuai dengan kondisi sarana puskesmas/jaringannya. Kolom 7-9 diisi dengan checklist (v) sarana yang dibiayai DAK sesuai dengan tahunnya. Kolom 10-12 diisi dengan checklist (v) sarana yang dibiayai APBD sesuai dengan tahunnya. RR : rusak ringan (fisik bangunan <25% rusak). RS : rusak sedang (fisik bangunan 25-50% rusak). RB : rusak berat (fisik bangunan >50% rusak). ..................,..................... 2009 Kepala SKPD (.............................................) Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 94 LAMPIRAN 3 FORM EVALUASI 2A REALISASI PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KESEHATAN TAHUN 2009 SARANA PELAYANAN KESEHATAN DASAR TRIWULAN I/II/III/IV *) Propinsi : Kabupaten/Kota : No 1 1. 2 3 Kegiatan 2 Puskesmas Perawatan a. Pembangunan Baru b. Peningkatan c. Rehabilitasi d. Perluasan Puskesmas a. Pembangunan Baru b. Peningkatan c. Rehabilitasi d. Perluasan dst nya Total Jmh Satuan Alokasi DAK Realisasi DAK 3 4 5 6 Fisik % 7 Petunjuk pengisian : 9 Kolom 2 diisi dengan jenis kegiatan sesuai dengan juknis 9 Kolom 3 diisi dengan jumlah kegiatan pada sarana dan prasarana kesehatan. 9 Kolom 4 diisi dengan satuan dari kolom 3. 9 Kolom 5 diisi dengan besarnya alokasi DAK Bidang Kesehatan (termasuk pendamping) untuk masing-masing kegiatan. 9 Kolom 6 diisi dengan realisasi penggunaan DAK (termasuk pendamping) untuk masing-masing kegiatan sampai dengan triwulan I/II/III/IV *). 9 Kolom 7 diisi dengan persentase fisik sampai dengan triwulan I/II/III/IV *). *) coret yang tidak perlu .............,...............2009 Kepala SKPD ................... (......................................................) Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 95 FORM EVALUASI 2b REALISASI PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KESEHATAN TAHUN 2009 SARANA PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN TRIWULAN I/II/III/IV *) Propinsi : Kabupaten/Kota : No 1 1. 2 3 4 Kegiatan 2 TT Kelas III RS a. Pembangunan baru bangsal rinap b..Pengadaan Alkes c. dll Unit Transfusi Darah a. Pembangunan baru b. Pengadaan Alkes c. dll Pengadaan Peralatan Medik untuk IGD RS Jmh Satuan Alokasi DAK Realisasi DAK 3 4 5 6 Fisik % 7 RS Siap PONEK a. dstnya..... Petunjuk pengisian : 9 Kolom 2 diisi dengan jenis kegiatan sesuai dengan juknis 9 Kolom 3 diisi dengan jumlah kegiatan pada sarana dan prasarana kesehatan. 9 Kolom 4 diisi dengan satuan dari kolom 3. 9 Kolom 5 diisi dengan besarnya alokasi DAK Bidang Kesehatan untuk masing-masing kegiatan. 9 Kolom 6 diisi dengan realisasi penggunaan DAK untuk masing-masing kegiatan sampai dengan triwulan I/II/III/IV *). 9 Kolom 7 diisi dengan persentase fisik sampai dengan triwulan I/II/III/IV *). *) coret yang tidak perlu ......................,............................ 2009 Kepala SKPD ................... (......................................................) Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 96 LAMPIRAN 4 FORM EVALUASI 3 PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT No 1 Kegiatan 2 Permasalahan 3 Upaya Pemecahan Masalah 4 Petunjuk pengisian : 9 Kolom 2 diisi 9 Kolom 3 diisi perencanaan 9 Kolom 4 diisi masalah. dengan nama kegiatan dengan permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan dan pelaksanaan kegiatan dengan upaya yang telah dilakukan untuk menyelesaikan ......................,........................ 2009 Kepala SKPD ….................................................................................... Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 97 LAMPIRAN 5 DAFTAR NAMA PULAU-PULAU TERLUAR BERPENDUDUK RI YANG BERBATASAN DENGAN NEGARA TETANGGA NO NAMA PULAU KAB /PROV NEGARA BATAS TITIK KOORDINAT PDDK Ada Tdk Nias Selatan Kep Riau LAUT LEPAS 00.05.33 LS 97.51.14 BT 1 Karimun MALAYSIA 1 Batam SINGAPURA Natuna MALAYSIA 01.09.59 LU 103.23.20 BT 01.07.41 LU 103.41.58 BT 03.01.51 LU 108.54.52 BT Sumut 1 Simuk 2 3 Karimun Anak Pelampong 4 Subi Kecil 1 1 Bengkulu 5 Enggano 6 Nusa kambangan Bengkulu Utara Jateng LAUT LEPAS 05.31.13 LS 102.16.00 BT 1 Cilacap AUSTRALIA 07.47.05 LS 109.02.34 BT 1 TIMOR LESTE 08.13.50 LS 125.07.55 BT 1 02.15.12 LU 118.38.41 BT 04.10.00 LS 117.50.00 BT 1 01.45.47 LU 124.43.51 BT 02.44.15 LU 125.09.28 BT 04.14.06 LU 125.18.59 BT 04.40.16 LU 125.25.41 BT 1 NTT 7 Alor Alor Kaltim 8 Maratua Berau MALAYSIA 9 Sebatik Nunukan MALAYSIA 1 Sulut 10 Mantehage Makalehi Minahasa Utara Sitaro 11 MALAYSIA PHILIPINA 12 Kawaluso Sangihe PHILIPINA 13 Kawio Sangihe PHILIPINA Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 1 1 1 98 NO NAMA PULAU KAB /PROV NEGARA BATAS TITIK KOORDINAT PHILIPINA 04.44.14 LU 125.28.42 BT 05.34.02. LU 126.34.54 BT 04.46.18 LU 127.08.32 BT 04.37.36 LU 127.09.53 BT 1 MALAYSIA 00.59.55 LU 120.12.50 BT 1 08.03.07 LS 131.18.02 BT 08.10.17 LS 131.07.31 BT 08.13.29 LS 129.49.32 BT 08.21.09 LS 128.30.52 BT 07.14.26 LS 131.58.49 BT 08.14.20 LS 127.37.50 BT 08.06.10 LS 127.08.36 BT 07.56.50 LS 126 28.10 BT 00.32.08 LU 130.43.52 BT 06.19.26 LS 134.54.53 BT 06.49.54 LS 134.47.14 BT 1 14 Marore Sangihe 15 Miangas Talaud 16 Marampit Talaud PHILIPINA 17 Kakarutan Talaud PHILIPINA PHILIPINA PDDK Ada Tdk 1 1 1 Sulteng 18 Lingayan Toli-Toli Maluku 19 Asutubun MTB AUSTRALIA 20 Selaru MTB AUSTRALIA 21 Marsela MTB AUSTRALIA 22 Metimarang MTB AUSTRALIA 23 Larat MTB AUSTRALIA 24 Leti MTB 25 Kisar MTB 26 Wetar MTB 27 Liran MTB 28 Panambulai Kep. Aru TIMOR LESTE TIMOR LESTE TIMOR LESTE TIMOR LESTE AUSTRALIA 29 Kultubai selatan Kep. Aru AUSTRALIA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Irjabar 30 Fani Raja Ampat Papua PALAU 00.20.16 LS 132.09.34.BT 1 31 Supiori PALAU Supiori 33 Liki Sarmi ZEE.S .PASIPIK PNG 34 Kolepon Merauke AUSTRALIA 00.23.38 LS 135.16.27 BT 01.34.26 LS 138.42.57 BT 01.34.26 LS 138.42.57 BT 08.12.49 LS 137.41.24 BT 1 32 Bras (pp. Mapia) Bepondi Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 1 1 1 99 LAMPIRAN 6 DAFTAR 101 PUSKESMAS PRIORITAS PROGRAM YANKES DTPK 2007 - 2009 NO 1 2 PROPINSI SUMUT KEPRI KABUPATEN KECAMATAN NAMA PUSKESMAS STATUS Non TT TT Jlh KETERANGAN Nias Selatan Pulau-Pulau Batu Pulau Tello Pulau Laut Subi Serasan Pulau Laut Subi* Serasan Tebing Tebing Belakang Padang Blk Padang Enggano Enggano Paloh Sajingan Besar Paloh Sajingan Entikong 1 1 Pulau terluar 1 1 1 1 1 Perbatasan Pbtsn & PPKT Perbatasan 1 1 Pulau terluar 1 Pulau terluar 1 Pulau terluar 1 1 1 1 Perbatasan Perbatasan Entikong Balai Karangan 1 1 1 1 Ketungan Hulu Ketungan Tengah Senaning 1 1 Perbatasan Merakai 1 1 Perbatasan Na Kantuk Empanang Puring Kencana Badau 1 1 1 1 1 Perbatasan Perbatasan Lanjak Embaloh Hulu 1 1 1 1 Perbatasan Perbatasan 1 1 Perbatasan Perbatasan Natuna 1 Karimun Batam 3 4 BENGKULU KALBAR 1 Bengkulu Utara 1 Sambas Sanggau Sekayam Sintang Kapuas Hulu Sei Antu Badau Desa Sepandan Ba Martinus 1 Bengkayang Seluas Jagoi Babang Seluas Jagoi Babang Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 1 1 100 NO 5 PROPINSI KALTIM KABUPATEN KECAMATAN NAMA PUSKESMAS STATUS Non TT TT Jlh KETERANGAN Kutai Barat Long Apari 1 1 Perbatasan Long Pahangai Tiong Ohang Long Pahangai 1 1 Perbatasan Kayan Hulu Kayan hilir Pujungan Kayan Selatan Bahau Hulu Lg.Nawang Data Dian Lg.Pujungan Long Ampung Long Alango 1 1 1 1 1 1 Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Krayan Krayan Selatan Lumbis Nunukan Sebatik Sebatik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Pbtsn & PPKT Pbtsn & PPKT Sebatik Sebuku Long Bawan Long Ayu Mansalong Nunukan Setabu (*) Aji Kuning(*) Sei Nyamuk(*) Pembeliangan 1 1 1 1 Pbtsn & PPKT Perbatasan Maratua Maratua 1 1 Pulau terluar Miangas Karatung(*) Dapalan (*) Gemeh(*) Kakorutan 1 1 1 1 Perbatasan Pbtsn & PPKT Pbtsn & PPKT Pbtsn & PPKT 1 1 1 1 1 1 1 1 Pulau terluar Malinau 1 1 1 1 Nunukan 1 Berau (*) 6 SULUT Kep. Talaud Gemeh Minahasa Utara Wori Wori Kendahe Tabukan Utara Kendahe Marore 1 1 1 1 Pulau terluar Siau Barat Ondong 1 1 Pulau terluar Dampal Utara Ogutua 1 1 Pulau terluar Amfoang Utara Amfoang Timur Miomafo Barat Naikliu Noelpoi Eban 1 1 1 1 1 1 Perbatasan Perbatasan Perbatasan Sangihe Sitaro 7 8 SULTENG NTT Toli-Toli Kupang Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 101 NO PROPINSI KABUPATEN KECAMATAN NAMA PUSKESMAS Miomafo Barat Miomafo Timur Miomafo Timur Miomafo Barat Insana Utara Tasinifu Nunpene Bitefa Oeolo Wini Tasifeto Timur Lamaknen Lamaknen Tasifeto Barat Kobalima Raihat Kakuluk Mesak Kakuluk Mesak Raimanuk Wedomu Weluli Nualain Halilulik Nanvalus Haekesak Atapupu Haliwen Webora Alor Selatan Alor Timur Alor Barat Daya Mataru Padang Alang Maritaing STATUS TT Non TT 1 1 1 1 1 Jlh KETERANGAN 1 1 1 1 1 Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan 1 1 Pulau terluar Pulau terluar 1 1 Pulau terluar Pulau terluar 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Pulau terluar Pulau terluar Pulau terluar Pulau terluar Pulau terluar Pulau terluar Pulau terluar Pulau terluar Pulau terluar Pulau terluar 1 1 1 1 Pulau terluar Pulau terluar 1 Perbatasan Perbatasan Perbatasan Belu 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Alor 9 MALUKU 1 1 Buraga Kalunan 1 Tanimbar Selatan Selaru Selaru Babar Timur Mdona Hiera Tanimbar Utara Lemola Pp. Terselatan Wetar Wetar Saumlaki Adaut Namtabung Marsela Lelang Larat Serwaru Wonreli Ilwaki Ustutun 1 1 1 Aru Tengah Aru Tengah Koijabi Meisiang 1 MTB 1 1 1 1 1 Kepulauan Aru 10 11 MALUT PAPUA Halmahera Utara Daruba Wayabula Bere-bere 1 1 1 1 1 Koya 1 1 Perbatasan Sarmi 1 1 Pulau terluar Jayapura(Kota) Sarmi Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 102 NO PROPINSI KABUPATEN KECAMATAN NAMA PUSKESMAS STATUS TT Non TT Jlh KETERANGAN Merauke Ulilin Bupul Sota Rimba Jaya Kimaam 1 1 1 Sabarmiokre Sorendoweri 1 Oksibil Iwur Batom 1 Mindiptanah Waropko 1 Arso Barat Waris Senggi Ubrub Samate 1 1 1 1 1 1 Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan Pulau terluar 1 1 1 Pulau terluar Pulau terluar 1 1 1 1 1 Perbatasan Perbatasan Perbatasan 1 1 1 Perbatasan Perbatasan 1 1 1 1 1 Perbatasan Perbatasan Perbatasan Perbatasan 1 1 Supiori (*) Supiori Barat Supiori Timur Peg. Bintang Boven Digoel Keerom 12 IRJABAR Raja Ampat Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 1 1 1 1 103 LAMPIRAN 7 DATA 199 KABUPATEN TERTINGGAL DAN PULAU PULAU KECIL TERLUAR NO PROPINSI TOTAL TERTINGGAL 1 NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jawa Barat Jawa Tangah Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tanggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara 23 KAB 16 PERBA TASAN KAB 0 26 6 0 1 1 19 11 10 9 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 9 10 6 8 5 0 0 0 0 1 0 0 1 0 7 3 0 0 0 6 6 26 35 5 38 6 9 1 0 2 3 2 8 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 1 0 0 0 0 9 7 0 0 0 19 15 3 1 1 13 9 5 0 0 14 7 0 0 0 13 2 0 0 0 13 13 3 2 3 1 2 4 2 8 10 9 0 1 1 23 13 0 0 0 12 8 0 0 0 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 PPK TERLUAR BERPENDUDUK KAB PULAU 0 0 104 NO PROPINSI TOTAL TERTINGGAL 28 29 30 31 32 Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat 6 5 8 8 21 KAB 4 5 7 6 19 PERBA TASAN KAB 0 0 0 1 5 9 7 0 1 1 457 199 19 20 34 33 JUMLAH Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 PPK TERLUAR BERPENDUDUK KAB PULAU 0 0 0 0 2 11 0 0 3 4 105 LAMPIRAN 8 STANDAR PERALATAN DAN LOGISTIK POS KESEHATAN DESA (POSKESDES) Peralatan dan logistik Pos Kesehatan Desa meliputi peralatan medis, peralatan non medis, obat, bahan habis pakai, dan alat penyuluhan. Adapun peralatan dan logistik minimal yang harus ada di Pos Kesehatan Desa adalah sebagai berikut : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Nama Alat Bidan kit Meja gynekologi Meteran Palu pengukur refleks Pelvimeter obstetrik pengukur panggul Spekulum vagina (cocor bebek ukuran besar) Spekulum vagina (cocor bebek ukuran sedang) Spekulum vagina (cocor bebek ukuran kecil) Stetoskop dupleks dewasa Foetal stetoskop pinnard monorial alumunium Sudip lidah panjang Tensimeter Tensimeter manset anak Termometer klinis Termometer bayi ARI timer Pipet tetes 3 ml plastik Alat pengisap lendir bayi baru lahir Alat resusitasi dan sungkup/ resusitator infant Nasogastric tube no. 14 F Alat pemasang IUD Alat pengait IUD Gunting bedah standar lurus Gunting bedah standar lurus ujung tajam/tajam Gunting bedah standar lurus ujung tajam/tumpul Gunting bedah standar lurus ujung tumpul/tumpul Kateter karet No. 10 (Nelathon) steril Kateter karet No. 14 (Nelathon) steril Kateter logam no. 12 untuk wanita Klem tampon uterus 25 cm (bozeman) Klem tampon uterus 25 cm (schroder) Korentang lengkung penjepit alat steril 23 cm (Cheattle) Korentang penjepit sponge (Forester) Pinset anatomis 14,5 cm Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 106 No 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 Nama Alat Pinset anatomis 18 cm Semprit glycerin 30 cc Surgical hand brush terbuat dari nylon Sonde uterus Sterilisator Celemek plastik (short) panjang 52 inchi Perlak tebal lunak (200x90 cm) Sarung tangan ukuran 5,6,7 & 7,5 Sarung tangan sebatas siku ukuran 5,6,7 & 7,5 Baki logam tempat alat steril Mangkok untuk larutan Meja instrumen alat Hemoglobin set (Sahli) Silinder korentang steril 17 cm Standart waskom Torniquet karet Waskom bengkok (Nier-bekken) 12 cm Waskom cekung 36 cm Waskom cuci 40 cm Tiang infus Pompa Payudara untuk ASI Doppler Timbangan injak dewasa 136 kg Timbangan dacin 25 kg Timbangan bayi Timbangan dewasa + tinggi badan Alat pengukur panjang badan bayi type caliper Infus set pediatric pak isi 10 Vena cateter for infant no. 26 G pak isi 10 Spuit disposible 1 cc Spuit disposible 2,5 cc Tempat tidur periksa ditambah meja resusitasi penghangat Tempat tidur tindakan (persalinan) Tempat tidur pasien rawat inap Boks bayi Selimut bayi Lemari alat Lemari arsip Meja biro Kursi Bangku tunggu Tempat tidur periksa Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 bayi dengan 107 Bidan Kit : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Nama Alat Apron plastik tebal Alat pengisap lendir bayi baru lahir ARI timer untuk bayi standar Unicef Autoclik device Baby scale 7 kg + celana Bak instrumen 509 (21x11x4,5 cm) Blood lancet 28 G Bowel metal 12 cm Catgut plain 2/0, 1,5 cm (expired date minimum 3 tahun) Kateter disposible No. 12 Duk kain katun 60x60 cm steril Funduscope kayu/ foetal stetoscope Gunting episiotomi 14 cm Gunting operasi lurus 14 cm, tajam/tumpul Gunting tali pusat 16 cm HB Talquis book Hechting Nald, GR 12 Hechting Nald, GT 12 Infusion set dewasa Infusion set paediatric IV catheter no 18 G IV catheter no. 26 untuk bayi Jarum disposible 23 G, box/ 100 Kocker lurus 16 cm, stainless Meteran/ metline 1,5 m Mucous suction (pengisap lendir) Nasogastric tube no. 14 F Needle holder Mayo 14 cm Nelathon catheter no. 12 steril Nier-bekken 20 cm stainless Pinset anatomi 14 cm stainless Pinset bedah 14 cm stainless Pinset bedah 18 cm stainless Resusitator bayi standart Sarung tangan bedah no. 6,5; 7; 7,5 Selimut bayi Senter besar Setengah kocker ss 14 cm Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 Jumlah 1 2 1 1 1 1 1 2 1 10 2 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 5 1 2 1 5 2 2 5 2 1 1 1 1 30 ps 2 1 1 108 No 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 Nama Alat Sheet plastik tebal Sikat tangan dari nylon halus Tensimeter Spiritus lamp sumbu 2 Spuit disposible 1 cc Spuit disposible 3 cc Stetoskop duplex dewasa + 1 membran + 1 ps ear loop Stetoskop bayi Termometer bayi axilla Termometer digital 8 detik Timbangan bayi 20 kg Timbangan dewasa 130 kg Ukuran lengan ibu hamil Umbilical cord klem bahan nylon Tas bidan kit Tas partus kit Selimut bayi Wing Needle No. 23 & 25 G Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 Jumlah 2 1 1 1 1 box 1 box 1 1 1 1 1 1 1 10 1 109 Lampiran 9 Ruang Konsultasi Gizi 1. Sarana : a. Ruang Konseling yang strategis (minimal 2 X 2.5 m2) b. Lemari, kursi , meja c. Lemari buku 2. Peralatan a. Komputer dan printer b. Software Nutriclin c. Timbangan Injak dan Timbangan Bayi d. Microtice e. Length Board f. Pita LILA g. Food Model h. Leaflet i. Form Anamnesa Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 110 LAMPIRAN 10 DAFTAR PRIORITAS PERALATAN DITJEN PENGENDALIAN PENYAKIT & PENYEHATAN LINGKUNGAN Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung No 1 2 NAMA ALAT Oksigen Konsentrator Sound Timer Nebulizer 3 DAFTAR PUSTAKA Pedoman Pengendalian Penyakit Saluran Pernafasan Akut Penanggulangan Pneumonia Pada Direktorat P2ML, Ditjen PP & PL, Depkes RI, XVIII tahun 2006 (Lampiran IV : Aspek Program P2 ISPA, hal: 53 - 56) Infeksi Untuk Balita, Cetakan Logistik Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang No 1 2 3 NAMA ALAT Mikroskop Mesin Fog Hematrokrit Centrifuge DAFTAR PUSTAKA Tata laksana Demam berdarah Di Indonesia, Ditjen PP & PL, Depkes RI, Cetakan XVIII, tahun 2006 (Bab III : Diagonis Demam Dengue / DBD, hal : 17 - 22) Pencegahan & Pemberantasan Demam Berdarah Dengue Di Indonesia, Ditjen P & PL, Depkes RI tahun 2005 (Buku 1: Bab III : Pemeriksaan Penderita DBD , hal : 10 - 11, Buku 3 : Bab IV : Cara Memberantas Nyamuk Penular DBD, hal : 13 - 14) Direktorat Surveillans Epidemiologi Imunisasi Kesehatan Masyarakat No 1 2 3 NAMA ALAT Lemari Es RCW 50 EK Lemari Es Tenaga Surya Vaccine Carrier DAFTAR PUSTAKA Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas, Ditjen PP & PL, Depkes RI, tahun 2006, Penerbit Unicef ( Bab IV : Penanganan Peralatan Rantai Vaksin, hal 21 - 35) Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular NO NAMA ALAT DAFTAR PUSTAKA Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 111 1 2 Jantung sehat Kit -Tensi meter air raksa -Stetoskcop adult - Pengukur berat badan dan tinggi badan - Pengukuran Lingkar pinggang ECG 3 Pemeriksaan kholesterol, HDL menggunakan metode refraktofotometri 4 Test inspeksi visual terdiri : a. lampu sorot b. speculum c. meja ginekologi portable d. kursi putar untuk operator e. tangga untuk meja ginekology Cyosurgery kit : 5 6 a. Kriogun b. N2O c. Kolposcopy d. Spekulum beak (hitam) e. meja ginekologi elektrik d. kursi putar untuk operator NAMA ALAT e. tangga untuk meja ginekology Body fat analyser 7 Glukosa test 8 Trauma kit NO 1. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007, hal: 37-39 2. Pedoman teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi, Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2006, hal : 18-20 Pedoman Surveilans Epidemiologi Peny Jantung dan Pembuluh Darah, Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007, hal : 13 1. Pedoman Pengendalian Peny. Jantung& Pembuluh Darah, Jakarta,Depkes RI 2007, hal : 12 2. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007, hal : 9, 10 Pedoman TOT Penyakit Kanker (dalam proses cetak) Pedoman TOT Penyakit Kanker (dalam proses cetak) DAFTAR PUSTAKA Pedoman Penyakit Kesehatan Pedoman Penyakit Kesehatan Petunjuk Pengendalian Diabetes Melitus & Metabolik, Jakarta : Departemen RI, 2007, hal : 11 Pengendalian Diabetes Melitus & Metabolik, Jakarta : Departemen RI, 2007, hal : 12 Teknis Penemuan &Tatalaksana Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 112 9 10 11 Peak Flow Rate Meter Nebulizer Spirometer Akibat Kecelakaan Lalulintas : Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007, hal : 17 Pedoman Pengendalian Asma, Jakarta : Depkes RI, 2007, hal : 18 1. Pedoman Pengendalian Asma, Jakarta : Depkes RI, 2007, hal : 10 2. Pedoman Penemuan dan Tatalaksana PPOK, Jakarta : Depkes RI, 2007 hal : 9, 23, 25, 26 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular NO 1 2 NAMA ALAT Jantung sehat Kit - Tensi meter air raksa - Stetoskop dewasa - Pengukur berat badan dan tinggi badan - Pengukuran lingkar pinggang ECG 3 Pemeriksaan kholesterol, HDL menggunakan metode refraktofotometri 4 Test inspeksi visual terdiri : a. lampu sorot b. speculum c. meja ginekologi portable d. kursi putar untuk operator e. tangga untuk meja ginekology Cyosurgery kit : a. Kriogun b. N2O c. Kolposcopy d. Spekulum beak (hitam) e. meja ginekologi elektrik d. kursi putar untuk operator e. tangga untuk meja ginekology 5 DAFTAR PUSTAKA 1. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Departemen Kesehatan RI, 2007, hal: 37-39 2. Pedoman teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi, Departemen Kesehatan RI, 2006, hal : 18-20 Pedoman Surveilans Epidemiologi Peny Jantung dan Pembuluh Darah, Depkes RI 2007, hal 13 1. Pedoman Pengendalian Peny. Jantung dan Pembuluh Darah, Depkes RI 2007 hal 12 2. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Depkes RI 2007 hal 9 Pedoman TOT Penyakit Kanker Pedoman TOT Penyakit Kanker Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 113 NO 6 7 NAMA ALAT Body fat analyser Glukosa test 8 Trauma kit 9 Peak Flow Rate Meter 10 11 Nebulizer Spirometer DAFTAR PUSTAKA Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus dan Penyakit Metabolik, Depkes RI 2007, hal 11 Petunjuk Teknis Penemuan dan Tatalaksana Akibat Kecelakaan Lalulintas; Depkes RI 2007 hal 17 Pedoman Penemuan dan tatalaksana PPOK, Depkes RI, 2007 hal 9,23,25,26 Direktorat Penyehatan Lingkungan Pedoman Standar Peralatan Kesehatan Lingkungan di Daerah, Depkes RI, Ditjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2005, Lampiran 1 – 13 1 Sanitarian Field Kit terdiri dari : Mosquito Traps (aspirator, paper cup, cidukan plastik, botol larva, lensa loupe pembesar) Fly Grill Thermometer Hygrometer Lux meter Peralatan Penunjang pengambilan sampel terdiri dari : Pisau stainless steel, Pinset stainless steel, kompas stainless steel, counter, petridish, media carry & blair, anal rectal swab, sarung tangan karet, masker, burner, lampur senter, alumunium foil, lampu spiritus stainless steel, thermos vol. 250 cc, meteran linen 50 mtr, tas tempat peralatan 2 Soil Test Kit terdiri dari : Sendok, centrifuge, tabung centrifuge, object glass, cover glass, gelas ukur 1000 ml, saringan kawat kasa, Hydrometer, mikroskop, batang pengaduk, corong, timbangan, rak tabung, pipet 3 Food Contamination Test Kit terdiri dari : Paddle tester kit,swab tester kit, LT/MUG Broth (single strengt),EC/MUG (single strengt), filter holder with receiver,mesuring cylinder, erlenmeyer, chlorine tester, iodine tester, portable coliform incubater panel sawith, selected operating temperature of 25° to 110°C with pilot lamp, funnel, innoculating wire, rack coliform tube, portable food blender, pulp stainer, food basin stainless steel, sterile membran filter (47 mm, 0,45 micron M pore size), vynil glove, hard carrying box, digital thermometer, digital pH meter, flash light, syring 25 ml, aquadest bottle,test tube 16 x 60 mm, vacuum pump nalge, rubber pipet, ultra violet lamp portable, erlarglasglass Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 114 4 Cholinesterase Test Kit a Tintometer Kit terdiri dari: pipet, Kurvet, tabung, sumbat karet, tabung volumetrik, spatula, pen steril (vaccinesteel/autoclic), pipet otomatis, test tube. b Cholinesterase Kit terdiri dari : autoclic, botol tempat indikator, botol tempat substrat, botol tempat aquadest, botol penyemprot, erlenmeyer 500 cc, gelas kimia 100 cc, gelas ukur 250 cc, gelas takar, holder autoclic, kertas pembanding (kuninghijau), lampu spiritus + penyangga, pipet otomatis 0,01 ml, rak tabung reaksi, sikat tabung reaksi, kotak, syringe, botol alkohol, pH meter, botol aquadest, petridish 5 Water Test Kit a Pengukuran Kimia, terdiri dari : Amonium test Total Hardness test Mangenese test Alumunium test Iron test Sulfate Test Chloride test Nitrate test Nitrite test Chlorine test pH test b Pengukuran Fisika, terdiri dari : Turbidity test Temperature test 6 Alat Pengambilan Sampel Usap Alat Makan/Masak dan Rectal Swab terdiri dari : Kapas lidi steril, sarung tangan steril/bersih, gunting kecil, lampu spiritus, termos es, tas pembawa sampel, sabun desinfeksi Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 115 LAMPIRAN 11 STANDAR FASILITAS MEDIS INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT Fasilitas dan penunjang yang harus tersedia selain ditentukan oleh kelas IGD rumah sakit juga ditentukan oleh jumlah kasus yang di tangani. NO KELAS /RUANG BINTANG 4 BINTANG 3 BINTANG 2 BINTANG 1 + + + + KETERANGAN A. RUANG TRIASE • Kit Pemeriksaan Sederhana • Brankar Penerimaan Pasien • Pembuatan rekam medik khusus • Label (pada saat korban massal) + (1 : 3) + (1:3) + (1 : 5) + (1 : 5) Minimal 2 Rasio (Cross Sectional) (perlu dibuatkan form) + + + + B. RUANG TINDAKAN 1 Ruang Resusitasi PERALATAN MEDIS • Nasopharingeal tube • Oropharingeal tube • Laringoscope set Anak • Laringoscope set Dewasa • Nasotrakheal tube • Orotracheal • Suction • Tracheostomi set • Bag Valve Mask (Dewasa/Anak) • Kanul Oksigen • Oksigen mask (D/A) • Chest Tube • Crico / Trakheostomi • Ventilator Transport • Vital Sign Monitor • Infusion pump • Syringe pump • ECG • Vena Section • Defibririlator + + + + Minimal 1 setiap no + + + + Minimal 1 setiap no + + + + Minimal 1 setiap no + + + + Minimal 1 setiap no + + + + Minimal 1 setiap no + + + + + + + + + + + + Minimal 1 setiap no Sesuai jumlah TT Minimal 1 setiap no + + + + Minimal 1 setiap no + + + + + + + + Sesuai jumlah TT Minimal 1 + + + + + + + + Minimal 1 Minimal 1 + + +/- - Minimal 1 + + +/- - + + + + + + + + + + +/+/+ + + + + + Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 Sesuai jumlah TT 2 s/d 3 tiap TT Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 116 KELAS /RUANG BINTANG 4 BINTANG 3 BINTANG 2 BINTANG 1 Gluko stick Stetoskop Termometer Nebulizer Oksigen Medis / Consentrator • Warmer Imobilization Set + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +/+ + Minimal 1 • Neck Collar + + + + Minimal 1 • Splint • Long Spine Board • Scoop Strecher • Kndrik Extrication Deviice (KED) • Urine Bag • NGT • Wound Toilet Set • USG • Film Viewer + + + + + + + + Minimal 1 set + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + Minimal 1 set / TT + + +/+ + + Minimal 1 NO • • • • • • Cairan Infus Koloid • Cairan Infus Kristaloid • Cairan Infus Dextrose ƒ Adrenalin ƒ Sulphas Atropin ƒ Kortikosteroid ƒ Lidokain ƒ Dextrose 50% ƒ Aminophilin ƒ Pethidin ƒ Morfin ƒ Anti convulsion ƒ Dopamin ƒ Dobutamin ƒ ATS ƒ Trombolitik ƒ Amiodaron (inotropik) ƒ APD : Masker ƒ Mannitol ƒ Furosemide ƒ APD : Sarung Tangan 2 KETERANGAN Minimal Minimal Minimal Minimal 1 1 1 1 Rasio 1:1 TT di UGD OBAT – OBATAN DAN ALAT HABIS PAKAI + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + Selalu tersedia dalam jumlah yang cukup di IGD tanpa harus di resepkan Ruang Tindakan Bedah • Meja Operasi / tempat tidur tindakan • Dressing set Minimal 3 Minimal 10 PERALATAN MEDIS Minimal 3 Minimal Minimal 1 1 Minimal 10 Minimal 10 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 Minimal 10 117 NO KELAS /RUANG • Infusion Set BINTANG 3 BINTANG 2 BINTANG 1 Minimal 10 Minimal 10 Minimal 10 Minimal 10 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Vena Section set • Torakosintetis set • Metal kauter Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Film Viewer Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 - • Tiang infus Minimal 6 Minimal 6 Minimal 2 Minimal 2 - Minimal 3 Minimal 3 Minimal 1 Minimal 1 • Thermometer Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Stetoskop Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Suction Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Sterilisator Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Bidai Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Splint Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 OBAT-OBATAN DAN ALAT HABIS PAKAI + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + KETERANGAN - • Lampu operasi ƒ Analgetik ƒ Antiseptik ƒ Cairan kristaloid ƒ Lidokain ƒ Wound dressing ƒ BMHP ƒ Alat-alat anti septic ƒ Benang jarum 3 BINTANG 4 Selalu tersedia dalam jumlah yang cukup di ruang tindakan bedah tanpa harus diresepkan Ruang Tindakan Medical PERALATAN MEDIS • Kumbah Lambung Set Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • EKG Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Kursi Pe Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Irigatoreriksaan Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Nebulizer Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Suction Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Oksigen Medis Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • NGT Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Syrine Pump Minimal 2 Minimal 2 Minimal 2 - • Infusion Pump Minimal 2 Minimal 2 Minimal 2 - • Jarum Spinal Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Lampu Kepala Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Bronchoscopy Minimal 1 Minimal 1 - - • Opthalmoscop Minimal 1 Minimal 1 - - • Otoscope set Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Slit Lamp Minimal 1 +/- - - • Tiang Infus Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 • Tempat Tidur Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 Bisa bergabung, bisa terpisah 118 KELAS /RUANG NO • Film Viewer BINTANG 4 BINTANG 3 BINTANG 2 BINTANG 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 KETERANGAN OBAT – OBATAN • • • • • • • ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ 4 SA Aminophilin Dopamin Kristaloid Cairan Infus Koloid Cairan Infus Kristaloid Cairan Infus Dextrose Adrenalin Sulpat Atropin Kortikosteroid Lidokain Dextrose 50% Aminophilin Pethidin Morfin Anti convulsion Dopamin Anti convulsion Dopamin Dobutamin ATS Trombolitik Amiodaron (inotropik) APD : Masker Mannitol Furosemide APD : Sarung Tangan + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + Tersedia dalm jumlah cukup Selalu Tersedia dalam jumlah yang cukup di UGD tanpa harus di resepkan Ruang Tindakan Bayi & Anak PERALATAN MEDIS ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ ƒ Inkubator Tiang infus Tempat tidur Film viewer Suction Oksigen Minimal Minimal Minimal Minimal Minimal Minimal 1 1 1 1 1 1 Minimal Minimal Minimal Minimal Minimal Minimal 1 1 1 1 1 1 Minimal Minimal Minimal Minimal Minimal Minimal 1 1 1 1 1 1 Minimal Minimal Minimal Minimal Minimal Minimal 1 1 1 1 1 1 OBAT – OBATAN / BAHAN MEDIS HABIS PAKAI • Stesolid • Mikro drips set • Intra Osseus set 5 + + + + + + + + + + + + Tersedia dlm jumlah yang cukup Ruang Tindakan Kebidanan PERALATAN MEDIS • Kuret set • Partus set • Suction bayi • Meja ginekologi Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 / bergabung Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 / bergabung Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 Minimal 1 / bergabung Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 / bergabung 119 NO KELAS /RUANG BINTANG 4 BINTANG 3 BINTANG 2 BINTANG 1 • Meja Partus Minimal 1 Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung • Vacuum set Minimal 1 • Forcep set Minimal 1 • CTG Minimal 1 • Resusitasi set Minimal 1 • Doppler Minimal 1 • Suction Bayi baru lahir Minimal 1 • Laennec Minimal 1 Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung Minimal 1 / bergabung • Tiang infus • Tempat tidur • Film viewer Minimal 1 Minimal 1 Minimal 1 KETERANGAN OBAT-OBATAN ƒ Uterotonika + + + + ƒ Prostaglandin + + + + Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 Tersedia dlm jumlah yang cukup 120 LAMPIRAN 12 PERALATAN PONEK 1) Peralatan Neonatal No 1 2 3 4 5 6 7 8 Jenis Peralatan Inkubator Infant Warmer Pulse Oxymeter Neonatus Therapy Sinar Syringe Pump Alat-Alat Resusitasi Neonatus Laryngoskop Neonatal, Lidah kuku ukuran 0,00 Balon sungkup bayi (bag mask) CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) Jmlh 2 2 1 1 2 1 1 1 2) Peralatan Maternal No Jenis Peralatan 1 Kotak Resusitasi berisi : - Bilah Laringoskop - Balon - Bola lampu laringskop ukuran dewasa - Baterai cadangan untuk bilah laringoskop - Bola lampu laringoskop cadangan - Selang reservoar oksigen - Masker oksigen - Pipa endotrakeal - Plester - Gunting - Kateter penghisap - Naso gastric tube - Alat suntik 1, 21/2, 3, 5, 10, 20, 50 cc - Ampul Epinefrin / Adrenalin - NaCL 0,9% / larutan Ringer Asetat / RL - MgSO4 - Sodium bikarbonat 8,4% - Kateter Vena - Infus Set 2 Ekstraktor vakum 3 Inkubator 4 Penghangat (Radiant Warmer) Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 Jmlh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 121 No 5 6 7 8 9 10 Jenis Peralatan Forceps naegele AVM (Aspirasi Vakum Manual) Pompa vakum listrik Monitor denyut jantung / pernapasan Foetal Doppler Set Sectio Saesaria Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 Jmlh 1 1 1 1 1 1 122 LAMPIRAN 13 BAGIAN YANG DAPAT DIHUBUNGI No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Unit Bagian Program & Informasi, Setditjen. Bina Pelayanan Medik Subdit Bina Yanmedik Dasar, Dit. Bina Pelayanan Medik Dasar, Ditjen Bina Pelayanan Medik Subdit Gawat Darurat & Evakuasi, Dit. Bina Pelayanan Medik Dasar, Ditjen Bina Pelayanan Medik Subdit Yanmed RSU Pendidikan, Dit. Bina Pelayanan Medik Spesialistik, Ditjen Bina Pelayanan Medik Telp 5201590 Ext 3302 Fax 5227705 5201590 5316 5222430 5201590 5319 5222430 5201590 5301 5274915 Subdit Yanmed RSU Non Pendidikan, Dit. Bina Pelayanan Medik Spesialistik, Ditjen Bina Pelayanan Medik Subdit Yanmed RSU Khusus, Dit. Bina Pelayanan Medik Spesialistik, Ditjen Bina Pelayanan Medik 5201590 5303 52960450 5201590 5306 5279487 Bagian Program & Informasi, Setditjen. Bina Kesehatan Masyarakat Subdit Bina Kesehatan Ibu Hamil, Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas Subdit Bina Kesehatan Maternal, Pencegahan Komplikasi, Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas Subdit Bina Kesehatan Reproduksi, Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas Subdit Bina Kesehatan Bayi, Dit. Bina Kesehatan Anak, Ditjen Bina Kesmas Subdit Bina Upaya Kes Daerah Tertinggal Perbatasan & Kepulauan. Dit. Bina Kes Kom, Ditjen Bina Kesmas Subdit Bina Instansi Kesehatan Dasar & UKBM, Dit. Bina Kes Komunitas, Ditjen Bina Kesmas 5201590 8203 5279216 5201590 8209 5221227 5201590 1200 5221227 5201590 8211 5265002 5201590 7914 5214891 5201590 7203 5203116 5201590 7205 5203116 7224819 314 7224764 5201590 6908 5203873 5201590 1166 5203874 5201590 8176 5214869 4247537 104 42670283 5201590 6304 5265041 5201590 8004 5214903 5201590 1171 5265402 Bagian Program & Informasi, Setbadan PPSDM Bagian Tata Usaha Pusat Promosi Kesehatan, Setjen Bagian Tata Usaha Pusat Data dan Informasi, Setjen Bagian Program & Informasi, Setditjen. Bina Farmasi & Alat Kesehatan Bagian Program & Informasi, Setditjen. PP dan PL, Ditjen PPPL Bidang Sarana dan Prasarana , Pusat Sarana Prasarana & Peralatan Kesehatan, Setjen Bagian Evaluasi dan Pelaporan, Biro Perencanaaan dan Anggaran, Setjen Bagian Penyusunan Anggaran, Biro Perencanaan dan Anggaran, Setjen Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 123 LAMPIRAN 14 ALOKASI DAK KESEHATAN TAHUN 2009 (Rp. 000.000) NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA NAD 1 Kab. Aceh Barat 2 Kab. Aceh Besar 3 Kab. Aceh Selatan 4 Kab. Aceh Singkil 5 Kab. Aceh Tengah 6 Kab. Aceh Tenggara 7 Kab. Aceh Timur 8 Kab. Aceh Utara 9 Kab. Bireuen 10 Kab. Pidie 11 Kab. Simeulue 12 Kota Banda Aceh 13 Kota Sabang 14 Kota Langsa 15 Kota Lhokseumawe 16 Kab. Nagan Raya 17 Kab. Aceh Jaya 18 Kab. Aceh Barat Daya 19 Kab. Gayo Lues 20 Kab. Aceh Tamiang 21 Kab. Bener Meriah 22 Kab. Pidie Jaya 23 Kota Subulussalam RS PROV 4.105 2.210 RSU Cut Nyak Dien 6.407 1.267 RSU Kutacane 7.407 1.737 RSU ID Rayek 7.160 1.525 RSU Cut Meutia 1.640 RSU Biereuneun 6.372 1.211 RSU Meuraxa 7.571 2.053 RSU Sabang 1.435 RSU Nagan Raya 1.200 RSU Tamiang 7.391 RSU Dr. Zainal Abidin RSJ Banda Aceh 7.844 7.012 8.313 6.429 7.271 8.664 6.740 6.350 6.384 7.030 5.699 6.225 6.603 6.631 5.886 9.177 8.212 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 124 NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV Provinsi Sumatera Utara RSU Dr. Pirngadi Medan 3.664 RSU Haji Medan RSU Pematang Siantar RSU Padang Sidempuan 1 Kab. Asahan 2 Kab. Dairi 3 Kab. Deli Serdang 4 Kab. Tanah Karo 5 Kab. Labuhan Batu 6 Kab. Langkat 7 Kab. Mandailing Natal 8 Kab. Nias 9 Kab. Simalungun 7.497 1.548 RSU Kisaran 6.456 1.775 RSU Sidikalang 6.388 1.245 9.038 1.953 RSU Kaban Jahe RSU Rantau Parapat 8.246 1.451 RSU Tanjung Pura 2.712 RSU Gunung Sitoli 9.059 6.779 10.681 7.490 RSU Parapat 2.334 RSU Simalungun 10 Kab. Tapanuli Selatan 11 Kab. Tapanuli Tengah 6.723 12 Kab. Tapanuli Utara 13 Kab. Toba Samosir 14 Kota Binjai 15 Kota Medan 16 Kota Pematang Siantar 17 Kota Sibolga 18 Kota Tanjung Balai 19 Kota Tebing Tinggi 20 Kota Padang Sidimpuan 21 Kab. Pakpak Bharat 22 Kab. Nias Selatan 23 Kab. Humbang Hasundutan 24 Kab. Serdang Bedagai 25 Kab. Samosir 26 Kab. Batu Bara 27 Kab. Padang Lawas 28 Kab. Padang Lawas Utara 7.102 6.338 5.425 9.691 5.906 6.012 1.468 RSU FL. Tobing 5.949 5.891 RSU Tanjung Balai 5.691 1.389 RSU Tebing Tinggi 1.797 RSU Sibubuhan 1.799 RSU Gunung Tua 5.854 5.760 8.026 5.890 8.297 7.032 8.488 7.775 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 125 NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV Provinsi Sumatera Barat 7.382 RSU Dr. A. Mochtar Bukit Tinggi RSJ Prof. HB Saanin Padang RSU Solok RSU Pariaman 1 Kab. Lima Puluh Kota 2 Kab. Agam 3 Kab. Kepulauan Mentawai 4 Kab. Padang Pariaman 5 Kab. Pasaman 6 Kab. Pesisir Selatan 7 Kab. Sawahlunto Sijunjung 8 Kab. Solok 9 Kab. Tanah Datar 10 Kota Bukit Tinggi 11 Kota Padang Panjang 12 Kota Padang 13 Kota Payakumbuh 14 Kota Sawahlunto 15 Kota Solok 16 Kota Pariaman 17 Kab. Pasaman Barat 18 Kab. Dharmasraya 19 Kab. Solok Selatan 7.516 9.404 7.504 6.914 5.337 7.756 2.366 RSU Painan 1.877 RSU Prof. Hanafiah 6.458 1.612 RSU Padang Panjang 7.439 1.913 RSU Sei Sapih 6.036 1.393 RSU Payakumbuh 6.677 1.885 RSU Sawahlunto 6.306 1.921 7.218 1.292 RSU Pariaman RSU Pasaman Barat 6.449 1.837 RSU Muara Labuh 7.834 2.311 RSU Bengkalis 4.000 2.226 RSU Purihusada RSU Indrasari Rengat 6.271 RSU Bangkinang 1.402 2.276 RSU pelalawan RSU Bagan Siapiapi 2.019 RSU Dumai 6.136 6.493 7.215 6.355 6.242 5.707 Provinsi Riau 1 Kab. Bengkalis 2 Kab. Indragiri Hilir 3 Kab. Indragiri Hulu 4 Kab. Kampar 5 Kab. Kuantan Singingi 6 Kab. Pelalawan 7 Kab. Rokan Hilir 8 Kab. Rokan Hulu 9 Kab. Siak 10 Kota Dumai 11 Kota Pekanbaru 5.737 7.454 5.875 6.949 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 126 NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV Provinsi Kepulauan Riau 1 Kab. Bintan 2 Kab. Natuna 3 Kab. Karimun 4 Kota Batam 5 Kota Tanjung Pinang 6 Kab. Lingga 6.435 7.222 7.345 2.004 6.512 3.650 5.723 1.583 RSUD Kota Batam RSU Tanjung Pinang RSU Lapangan Lingga Provinsi Jambi 1 Kab. Batanghari 2 Kab. Bungo 3 Kab. Kerinci 4 Kab. Merangin 5 Kab. Muaro Jambi 6 Kab. Sarolangun 7 Kab. Tanjung Jabung Barat 8 Kab. Tanjung Jabung Timur 9 Kab. Tebo 10 Kota Jambi 1.886 RSJ Jambi 6.410 5.875 5.818 RSU Muara Bungo 7.005 2.191 RSU Sungai Penuh 8.224 1.643 RSU Bangko 7.573 1.260 RSU Muaro Jambi 1.875 RSU Kuala Tungkal 1.281 RSU Lahat 2.148 RSU Sekayu 7.225 2.600 RSU HM Rabain 14.118 1.447 RSU Kayu Agung 5.770 2.131 RSU Lubuk Linggau 5.577 1.105 RSU Prabumulih 6.534 7.008 6.642 6.316 Provinsi Sumatera Selatan 1 Kab. Lahat 2 Kab. Musi Banyuasin 3 Kab. Musi Rawas 4 Kab. Muara Enim 5 Kab. Ogan Komering Ilir 6 Kab. Ogan Komering Ulu 7 Kota Palembang 8 Kota Pagar Alam 9 Kota Lubuk Linggau 10 Kota Prabumulih 11 Kab. Banyuasin 12 Kab. Ogan Ilir 13 Kab. OKU Timur 14 Kab. OKU Selatan 15 Kab. Empat Lawang 6.273 7.588 5.401 9.002 5.009 6.488 5.845 5.749 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 127 NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA Provinsi Bangka Belitung 1 Kab. Bangka 2 Kab. Belitung 3 Kota Pangkal Pinang 4 Kab. Bangka Selatan 5 Kab. Bangka Tengah 6 Kab. Bangka Barat 7 Kab. Belitung Timur 6.969 2.314 RSU Sungai Liat 2.398 RSU Pangkal Pinang Kab. Bengkulu Selatan 2 Kab. Bengkulu Utara 3 Kab. Rejang Lebong 4 Kota Bengkulu 5 Kab. Kaur 6 Kab. Seluma 7 Kab. Mukomuko 8 Kab. Lebong 9 Kab. Kepahiang 6.491 Kab. Lampung Barat 2 Kab. Lampung Selatan 3 Kab. Lampung Tengah 4 Kab. Lampung Utara 5 Kab. Lampung Timur 6 Kab. Tanggamus 7 Kab. Tulang Bawang 8 Kab. Way Kanan 9 Kota Bandar Lampung 10 Kota Metro 11 Kab. Pesawaran RSJ Sungai Liat 2.857 RSU Dr. M. Yunus 1.989 RSU H. Abdul Moeloek 6.600 6.239 6.696 6.004 6.361 1.326 RSU Manna 12.629 6.157 RSU Arga Makmur 7.304 1.534 RSU Curup 7.382 7.695 7.538 7.471 6.405 6.434 Provinsi Lampung 1 2.692 6.487 Provinsi Bengkulu 1 RS PROV 7.372 1.244 RSU Liwa 6.846 1.567 RSU Pringsewu 9.239 1.722 RSU Manggala 6.863 7.636 7.083 9.342 5.708 10.581 5.525 6.422 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 128 NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV Provinsi Jawa Barat 1 Kab. Bandung 10.488 3.617 RSU Soreang RSU Majalaya 2 Kab. Bekasi 3 Kab. Bogor 4 Kab. Ciamis 5 Kab. Cianjur 6 Kab. Cirebon 7 Kab. Garut 8 Kab. Indramayu 9 Kab. Karawang 10 Kab. Kuningan 11 Kab. Majalengka 12 Kab. Purwakarta 13 Kab. Subang 14 Kab. Sukabumi 7.505 1.769 RSU Kab Bekasi 9.752 2.674 RSU Ciawi 9.695 1.251 RSU Ciamis 8.132 1.389 RSU Cianjur RSU Cimacan 11.955 4.200 RSU Arjawinangun RSU Waled 9.715 1.230 RSU Dr. Slamet 9.235 3.184 RSU Indramayu RSU Patrol 15 Kab. Sumedang 16 Kab. Tasikmalaya 17 Kota Bandung 18 Kota Bekasi 19 Kota Bogor 20 Kota Cirebon 21 Kota Depok 22 Kota Sukabumi 23 Kota Cimahi 24 Kota Tasikmalaya 25 Kota Banjar 26 Kab. Bandung Barat 7.720 1.847 RSU Karawang 7.329 2.218 RSU Cideres 5.848 1.158 RSU Bayu Asih 8.106 1.643 RSU Subang 3.279 RSU Sekarwangi RSU Jampang Kulon RSU Palabuhan Ratu 1.616 RSU Sumedang 6.987 1.950 RSU Ujung Berung 6.859 1.297 RSU Gunung Jati 5.446 1.532 RSU R. Syamsudin 5.511 1.421 RSU Cimahi 1.451 RSU Banjar 9.502 7.740 5.510 4.934 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 129 NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV Provinsi Banten 1 Kab. Lebak 2 Kab. Pandeglang 3 Kab. Serang 4 Kab. Tangerang 5 Kota Cilegon 6 Kota Tangerang 7 Kota Serang 7.600 1.385 RSU Adjidarmo 7.070 2.507 RSU Serang 8.228 2.494 RSU Tangerang 8.294 5.740 Provinsi Jawa Tengah 3.437 RSU Margono Soekardjo Purwokerto RSJ Dr. RM Soedjarwadi Klaten RS Tugurejo Semarang RSU Dr. Moewardi Surakarta 1 Kab. Banjarnegara 2 Kab. Banyumas 8.463 7.500 RSU Banyumas 2.868 RSU Ajibarang 3 Kab. Batang 4 Kab. Blora 5 Kab. Boyolali 6 Kab. Brebes 7 Kab. Cilacap 7.142 1.936 RSU Batang 7.415 1.480 RSU Pandan Arang 8.948 2.834 RSU Brebes 7.464 8.841 RSU Cilacap 2.620 RSU Majenang 8 Kab. Demak 9 Kab. Grobogan 10 Kab. Jepara 11 Kab. Karanganyar 12 Kab. Kebumen 13 Kab. Kendal 14 Kab. Klaten 15 Kab. Kudus 16 Kab. Magelang 17 Kab. Pati 18 Kab. Pekalongan 8.111 7.841 2.401 RSU Dr. R. Soedjati 2.619 RSU Muntilan 8.021 7.370 7.994 7.335 9.257 7.191 8.085 7.831 7.439 RSU Kajen 1.499 RSU Kraton 19 Kab. Pemalang 7.067 3.017 RSU Dr. M. Ashari Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 130 NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA 20 Kab. Purbalingga 21 Kab. Purworejo 22 Kab. Rembang 23 Kab. Semarang YANKESDAS 6.191 RS KAB/KOTA 1.049 RSU Purbalingga 1.578 RSU Rembang RS PROV 6.802 6.400 7.525 RSU Ambarawa 2.386 RSU Ungaran 24 Kab. Sragen 25 Kab. Sukoharjo 26 Kab. Tegal 27 Kab. Temanggung 28 Kab. Wonogiri 29 Kab. Wonosobo 30 Kota Magelang 31 Kota Pekalongan 32 Kota Salatiga 33 Kota Semarang 34 Kota Surakarta 35 Kota Tegal 7.375 8.331 8.474 1.656 RSU Dr. Soeselo 1.168 RSU Wonosobo 6.290 1.236 RSU Kardinah 8.751 2.497 RSU P. Senopati 7.088 1.627 6.801 1.357 RSU Sleman RSU Kota Yogyakarta 6.242 1.045 RSU Bangkalan 6.179 7.369 7.055 5.744 6.546 5.614 7.018 6.161 Provinsi DI Yogyakarta 1 Kab. Bantul 2 Kab. Gunung Kidul 3 Kab. Kulon Progo 4 Kab. Sleman 5 Kota Yogyakarta 7.504 6.964 Provinsi Jawa Timur 1 Kab. Bangkalan 2 Kab. Banyuwangi 7.329 RSU Blambangan 8.781 RSU Genteng 3 Kab. Blitar 4 Kab. Bojonegoro 5 Kab. Bondowoso 6 Kab. Gresik 7 Kab. Jember 6.906 9.706 9.339 0.656 RSU Dr. H. Koesnadi 7.113 4.000 RSU Gresik 7.271 RSU Balung 8.635 RSU Kalisat RSU Dr. Soebandi Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 131 NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA 8 Kab. Jombang 9 Kab. Kediri 10 Kab. Lamongan 11 Kab. Lumajang 12 Kab. Madiun 13 Kab. Magetan 14 Kab. Malang 15 Kab. Mojokerto 16 Kab. Nganjuk 17 Kab. Ngawi 18 Kab. Pacitan 19 Kab. Pamekasan 20 Kab. Pasuruan 21 Kab. Ponorogo 22 Kab. Probolinggo YANKESDAS RS KAB/KOTA 4.000 RS Jombang 2.221 RSU Pare 8.017 1.220 RSU Dr. Soegiri 11.214 4.000 RSU Dr Haryoto 7.525 0.978 RSU Panti Waluyo 6.406 0.977 RSU Dr. Sayidiman 7.544 4.000 RSUD Dr Soekandar 6.362 1.443 RSU Kertosono 6.899 10.000 RS PROV 7.810 RSU Soeroto 7.711 6.680 1.035 RSU Pamekasan 8.109 1.228 7.997 1.129 RSU Bangil RSU Prof. M. Harjono 7.912 RSU Waluyo Jati 2.812 RSU Tongas 23 Kab. Sampang 24 Kab. Sidoarjo 25 Kab. Situbondo 26 Kab. Sumenep 27 Kab. Trenggalek 28 Kab. Tuban 29 Kab. Tulungagung 30 Kota Blitar 31 Kota Kediri 32 Kota Madiun 33 Kota Malang 34 Kota Mojokerto 35 Kota Pasuruan 36 Kota Probolinggo 37 Kota Surabaya 38 Kota Batu 6.943 17.594 7.000 RSU Sidoarjo 6.940 1.839 RSU Situbondo 4.000 RSU M. Anwar 6.867 1.182 8.002 1.751 RSU Dr. Soedomo RSU Dr. R. Koesma 12.848 5.624 RSU Dr. Iskak 6.038 1.164 RSU Mardi Waluyo 5.005 4.700 RSU Gambiran 6.042 1.119 RSU Madiun 5.760 1.038 6.063 2.224 RSU Dr. Wahidin SH RSU Dr. Soedarsono 2.077 RSU Tambakrejo 5.792 7.804 5.766 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 132 NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA Provinsi Kalimantan Barat 1 Kab. Bengkayang 2 Kab. Landak 3 Kab. Kapuas Hulu 4 Kab. Ketapang 5 Kab. Pontianak 6 Kab. Sambas RS PROV 2.379 RSU Dr. Sudarso Pontianak 7.552 6.338 1.394 9.098 1.696 9.318 1.620 9.052 RSU Landak RSU Dr. A Diponegoro RSU Dr. Agus Djam RSU Sambas 2.319 RSU Pemangkat 7 Kab. Sanggau 8 Kab. Sintang 9 Kota Pontianak 10 Kota Singkawang 11 Kab. Sekadau 12 Kab. Melawi 13 Kab. Kayong Utara 14 Kab. Kubu Raya 7.920 1.800 RSU Sanggau 7.857 1.491 RSU Sintang 1.933 RSU Dr. Abdul Azis 7.769 7.242 6.195 6.847 8.122 8.120 Provinsi Kalimantan Tengah 1 Kab. Barito Selatan 2 Kab. Barito Utara 3 Kab. Kapuas 4 Kab. Kotawaringin Barat 5 Kab. Kotawaringin Timur 6 Kota Palangkaraya 7 Kab. Barito Timur 8 Kab. Murung Raya 9 Kab. Pulang Pisau 10 Kab. Gunung Mas 11 Kab. Lamandau 12 Kab. Sukamara 13 Kab. Katingan 14 Kab. Seruyan 5.000 6.586 5.211 RSU Buntok 7.121 1.743 13.072 4.000 8.872 6.281 RSU Muara Teweh RSUD Dr. Soemarmo RSU Sultan Imanuddin 4.000 RSUD Pulang Pisau RSUD. Dr. Dorris S. Palangkaraya 8.282 6.512 6.389 6.985 7.966 7.099 6.286 7.756 8.481 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 133 NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA Provinsi Kalimantan Selatan RS PROV 6.639 RSU Ansari Saleh Banjarmasin RSU Ulin Banjarmasin 1 Kab. Banjar 2 Kab. Barito Kuala 3 Kab. Hulu Sungai Selatan 4 Kab. Hulu Sungai Tengah 5 Kab. Hulu Sungai Utara 6 Kab. Kota Baru 7 Kab. Tabalong 8 Kab. Tanah Laut 9 Kab. Tapin 10 Kota Banjar Baru 11 Kota Banjarmasin 12 Kab. Balangan 13 Kab. Tanah Bumbu 7.818 1.642 RSU Ratu Zalekha 7.293 1.547 RSU Marabahan 7.812 1.261 RSU Hasan Basri 6.536 1.831 6.374 1.297 RSU Damanhuri RSU Pambalah Batung 7.898 6.666 1.689 6.993 1.413 6.694 1.300 RSU Tanjung RSU Boejasin Pelaihari RSU Datu Sanggul R. 6.324 1.479 RSU Banjar Baru 3.000 RSU Tanah Bumbu 6.618 6.262 7.662 Provinsi Kalimantan Timur 3.811 RSJ Samarinda RSU Tarakan 1 Kab. Berau 2 Kab. Bulungan 3 Kab. Kutai Kartanegara 4 Kab. Kutai Barat 5 Kab. Kutai Timur 6 Kab. Malinau 7 Kab. Nunukan 8 Kab. Pasir 9 Kota Balikpapan 10 Kota Bontang 11 Kota Samarinda 12 Kota Tarakan 13 Kab. Penajam Paser Utara 14 Kab. Tana Tidung 9.228 4.000 RSU Abdul Rivai 1.333 RSU Nunukan 10.533 9.069 10.355 9.137 8.149 7.482 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 134 NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA Provinsi Sulawesi Utara 1 Kab. Bolaang Mongondow 2 Kab. Minahasa 3 Kab. Sangihe 4 Kota Bitung 5 Kota Manado 6 Kab. Kepulauan Talaud 7 Kab. Minahasa Selatan 8 Kota Tomohon 9 Kab. Minahasa Utara 10 11 12 13 Kota Kotamobagu Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro Kab. Minahasa Tenggara 7.296 1.439 7.871 2.200 RSU Datoe Binangkang RSU dr. Sam Ratulangi 10.945 7.195 RSU Liun Kendage 6.670 1.975 RSU Bitung 1.410 RSU Boalemo 1.845 RSU Aloei Saboe RS PROV 5.172 RSU Noongan Langowan 7.662 RSU Undata Palu 6.934 8.458 8.022 6.799 7.366 11.829 9.396 13.415 11.000 Provinsi Gorontalo 1 Kab. Boalemo 2 Kab. Gorontalo 3 Kota Gorontalo 4 Kab. Pohuwato 5 Kab. Bone Bolango 6 Kab. Gorontalo Utara 6.347 7.546 7.666 6.590 7.071 8.496 Provinsi Sulawesi Tengah 1 Kab. Banggai 2 Kab. Banggai Kepulauan 3 Kab. Buol 4 Kab. Toli-Toli 5 Kab. Donggala 6 Kab. Morowali 7 Kab. Poso 8 Kota Palu 9 Kab. Parigi Moutong 10 Kab. Tojo Una Una 7.205 6.903 6.981 6.217 RSU Buol 6.282 1.519 RSU Mokopido 10.544 4.000 RSU Poso 7.189 1.689 RSU Anutapura 6.636 1.659 RSU Anuntaloka 6.076 1.147 RSU Ampana 7.873 7.351 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 135 NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA Provinsi Sulawesi Selatan 1 Kab. Bantaeng 2 Kab. Barru 3 Kab. Bone 4 Kab. Bulukumba 5 Kab. Enrekang 6 Kab. Gowa 7 Kab. Jeneponto 8 Kab. Luwu 9 Kab. Luwu Utara 10 Kab. Maros 11 Kab. Pangkajene Kepulauan 12 Kab. Pinrang 13 Kab. Selayar 14 Kab. Sidenreng Rappang 15 Kab. Sinjai 16 Kab. Soppeng 17 Kab. Takalar 18 Kab. Tana Toraja 19 Kab. Wajo 20 Kota Pare-Pare 21 Kota Makassar 22 Kota Palopo 23 Kab. Luwu Timur RS PROV 3.482 6.537 1.779 RSU A. Makatutu 6.472 1.336 RSU Barru 8.499 1.234 RSU Tenriawanu 7.878 1.715 RSU Bulukumba 6.586 1.344 7.301 2.857 6.078 1.108 RSU Enrekang RSU Sungguminasa RSU Lanto D Pasewang 1.452 RSU Andi Jemma M. 6.864 1.925 RSU Pangkep 6.930 1.399 RSU Lasinrang 7.660 1.651 6.351 1.546 RSU Selayar RSU Arifin Nu'mang 6.759 1.356 RSU Sinjai 7 1.291 RSU Ajapange 1.723 RSU Lakipadada 7.414 1.218 RSU Daya Makassar 6.364 1.499 RSU Palopo 6.891 1.163 RSU Luwu Timur 1.621 RSU Mamuju RSU Haji Makassar 7.750 7.667 7.263 6.882 6.838 7.391 7.126 Provinsi Sulawesi Barat 1 Kab. Majene 2 Kab. Mamuju 3 Kab. Polewali Mandar 4 Kab. Mamasa 5 Kab. Mamuju Utara 6.759 8.702 7.553 6.032 6.788 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 136 NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA Provinsi Sulawesi Tenggara RS PROV 4.706 RSU Provinsi Sultra Kendari RSJ Soeparto H. Kendari 1 Kab. Buton 2 Kab. Konawe 3 Kab. Kolaka 4 Kab. Muna 5 Kota Kendari 6 Kota Bau-Bau 7 Kab. Konawe Selatan 8 Kab. Bombana 9 Kab. Wakatobi 10 Kab. Kolaka Utara 11 Kab. Konawe Utara 12 Kab. Buton Utara 7.978 4.000 RSU Pasar Wajo 6.830 1.259 RSU Kolaka 7.595 1.531 RSU Raha 6.630 1.787 RSU Abunawas 6.897 1.560 RSU Bau-Bau 1.399 RSU Bombana 6.792 1.149 RSU Badung 6.806 1.408 RSU Bangli 7.359 1.606 RSU Sanjiwani 7.093 5.762 RSU Negara 7.289 1.973 RSU Klungkung 7.492 1.887 RSU Tabanan 6.499 1.195 RSU Wangaya 9.073 7.543 6.885 7.524 6.535 7.516 8.739 Provinsi Bali 1 Kab. Badung 2 Kab. Bangli 3 Kab. Buleleng 4 Kab. Gianyar 5 Kab. Jembrana 6 Kab. Karangasem 7 Kab. Klungkung 8 Kab. Tabanan 9 Kota Denpasar 7.477 6.859 Provinsi Nusa Tenggara Barat 1 Kab. Bima 2 Kab. Dompu 3 Kab. Lombok Barat 4 Kab. Lombok Tengah 5 Kab. Lombok Timur 6 Kab. Sumbawa 7 Kota Mataram 8 Kota Bima 9 Kab. Sumbawa Barat 2.719 7.198 1.323 RSU Raba 6.616 1.782 7.117 1.740 RSU Dompu RSU Patut P.P. Gerung RSU Mataram 7.851 7.346 1.641 7.811 1.532 RSU Dr. R. Sudjono RSU Sumbawa Besar 4.000 RSU Sumbawa Barat 6.513 7.459 6.826 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 137 NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA Provinsi Nusa Tenggara Timur 1 Kab. Alor 2 Kab. Belu 3 Kab. Ende 4 Kab. Flores Timur 5 Kab. Kupang 6 Kab. Lembata 7 Kab. Manggarai 8 Kab. Ngada 9 Kab. Sikka 10 Kab. Sumba Barat 11 Kab. Sumba Timur 12 Kab. Timor Tengah Selatan 13 Kab. Timor Tengah Utara 14 Kota Kupang 15 Kab. Rote Ndao 16 Kab. Manggarai Barat 17 Kab. Nagekeo 18 Kab. Sumba Barat Daya 19 Kab. Sumba Tengah 20 Kab. Manggarai Timur Kab. Maluku Tenggara Barat 2 Kab. Maluku Tengah 3 Kab. Maluku Tenggara 4 Kab. Pulau Buru 5 Kota Ambon 6 Kab. Seram Bagian Barat 7 Kab. Seram Bagian Timur 8 Kab. Kepulauan Aru 9 Kota Tual 6.974 RSU Prof Dr. WZ. Johanes Kupang 4.392 RSU Dr. M. Haulussy Ambon 7.176 8.094 1.708 RSU Atambua 7.760 1.815 RSU Ende 7.734 1.529 RSU Larantuka 7.672 1.380 RSU Ruteng 9.136 2.483 8.043 1.748 RSU Bajawa RSU Hillers Maumere 7.838 1.376 RSU Umbu Rara Meha 7.813 1.682 RSU Soe 8.280 7.475 8.837 8.161 8.128 6.211 7.151 8.896 7.125 8.481 7.894 Provinsi Maluku 1 RS PROV 10.773 7.259 6.468 7.378 8.323 6.527 7.161 7.822 7.234 4.000 RSU Tual Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 138 NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA YANKESDAS RS KAB/KOTA Provinsi Maluku Utara 1 Kab. Halmahera Tengah 2 Kab. Halmahera Barat 3 Kota Ternate 4 Kab. Halmahera Timur 5 Kota Tidore Kepulauan 6 Kab. Kepulauan Sula 7 Kab. Halmahera Selatan 8 Kab. Halmahera Utara Kab. Biak Numfor 2 Kab. Jayapura 3 Kab. Jayawijaya 4 Kab. Merauke 5 Kab. Mimika 6 Kab. Nabire 7 Kab. Paniai 8 Kab. Puncak Jaya 9 Kab. Kepulauan Yapen 10 Kota Jayapura 11 Kab. Sarmi 12 Kab. Keerom 13 Kab. Yahukimo 14 Kab. Pegunungan Bintang 15 Kab. Tolikara 16 Kab. Boven Digoel 17 Kab. Mappi 18 Kab. Asmat 19 Kab. Waropen 20 Kab. Supiori 21 Kab. Mamberamo Raya 22 Kab. Membramo Tengah 23 Kab. Yalimo 24 Kab. Lanny Jaya 5.442 RSU Ternate 6.610 RSU Prov Jayapura 8.225 7.446 4.000 RSU Jailolo 5.692 RSU Soasio 2.224 RSU Tobelo 7.791 7.126 7.140 8.168 7.371 9.305 Provinsi Papua 1 RS PROV 9.012 9.334 1.397 RSU Sentani 18.696 2.713 RSU Wamena 17.338 3.204 RSU Merauke 10.617 4.000 RSU Mimika 4.000 RSUD Enarotali 2.400 RSU Abepura 7.521 12.850 31.519 12.271 9.169 10.226 8.261 30.997 29.712 17.195 10.218 13.431 15.499 10.178 7.204 9.511 12.948 13.906 14.193 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 139 NO NAMA PROVINSI/KAB/KOTA 25 Kab. Nduga 26 Kab. Puncak 27 Kab. Dogiyai YANKESDAS RS KAB/KOTA RS PROV 14.017 33.726 6.455 Provinsi Papua Barat 1 Kab. Sorong 2 Kab. Manokwari 3 Kab. Fak Fak 4 Kota Sorong 5 Kab. Sorong Selatan 6 Kab. Raja Ampat 7 Kab. Teluk Bintuni 8 Kab. Teluk Wondama 9 Kab. Kaimana 8.461 5.744 RSU Kab. Sorong 10.989 1.733 RSU Manokwari 7.711 4.889 RSU Fak Fak 8.070 7.829 10.152 9.306 7.162 7.997 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 140 LAMPIRAN 15 KEBUTUHAN PERALATAN PELAYANAN KESEHATAN IBU TAHUN 2009 ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PENGGANTIAN KERUSAKAN NO PROPINSI TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS KB KIT PONED KIT BIDAN KIT HB SAHLI IMPLAN T KIT IUD KIT PROTEIN URIN/ DIPSTICK GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK GOL. DAR AH MALARIA/ RAPID DIAGNOSIS TEST HIV/ RAPID TEST 3 JENIS NAD 1 Kab. Simeulue 2 Kab. Aceh Singkil 3 Kab. Aceh Selatan 4 Kab. Aceh Tenggara 5 Kab. Aceh Timur 6 Kab. Aceh Tengah 7 Kab. Aceh Barat 8 Kab. Aceh Besar 9 Kab. Pidie 10 Kab. Bireuen 11 Kab. Aceh Utara 12 Kab. Aceh Barat Daya 13 Kab. Gayo Lues 14 Kab. Aceh Tamiang 15 Kab. Nagan Raya 16 Kab. Aceh Jaya 17 Kab. Bener Meriah 18 Kota Banda Aceh 19 Kota Sabang 20 Kota Langsa 21 Kota Lhokseumawe 4 - 66 66 66 66 2194 2194 2194 - - 2 2 120 120 120 120 4369 4369 4369 - - 3 1 27 27 27 27 4974 4974 4974 - - 4 - 43 43 43 43 4714 4714 4714 - - 1 3 196 196 196 196 9068 9068 9068 - - 3 1 26 26 26 26 3924 3924 3924 - - 1 3 86 86 86 86 4123 4123 4123 - - - 6 37 37 37 37 7368 7368 - - 2 2 127 127 127 127 13763 13763 7368 1376 3 - - - 4 31 31 31 31 9138 9138 - - 2 2 27 27 27 27 12595 12595 9138 1259 5 - - 3 1 15 15 15 15 3318 3318 3318 - - 3 1 25 25 25 25 2168 2168 2168 - - 3 1 68 68 68 68 6008 6008 6008 - - 3 1 31 31 31 31 3089 3089 3089 - - 3 1 21 21 21 21 1713 1713 1713 - - 2 2 55 55 55 55 3554 3554 3554 - - 3 1 13 13 13 13 5324 5324 5324 - - 4 - 44 44 44 44 854 854 854 - - 4 - 25 25 25 25 3766 3766 3766 - - 3 1 46 46 46 46 4059 4059 4059 - - 141 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PENGGANTIAN KERUSAKAN NO PROPINSI TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA KB KIT PONED KIT BIDAN KIT PROTEIN URIN/ DIPSTICK HB SAHLI IMPLAN T KIT IUD KIT GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK GOL. DARAH ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS MALARI A/ RAPID DIAGNO SIS TEST HIV/ RAPID TEST 3 JENIS SUMATERA UTARA 1 2 3 4 5 Kab. Nias Kab. Mandailing Natal Kab. Tapanuli Selatan Kab. Tapanuli Tengah Kab. Tapanuli Utara 6 Kab. Toba Samosir 7 Kab. Labuhan Batu 8 Kab. Asahan 9 Kab. Simalungun 10 Kab. Dairi 11 Kab. Karo 12 Kab. Deli Serdang 13 Kab. Langkat 14 Kab. Nias Selatan 15 16 Kab. Humbang Hasundutan Kab. Pakpak Bharat 17 Kab. Samosir 18 Kab. Serdang Bedagai 19 Kota Sibolga 20 Kota Tanjung Balai 21 Kota Pematang Siantar 22 Kota Tebing Tinggi 23 Kota Medan 24 Kota Binjai 25 Kota Padang Sidempuan - 4 29 29 29 29 11,789 11,789 11,789 - 11,789 1 3 62 62 62 62 9,804 9,804 9,804 - 9,804 - 9 145 145 145 145 16,686 16,686 16,686 - 16,686 1 3 19 19 19 19 7,232 7,232 7,232 - 7,232 1 3 54 54 54 54 7,253 7,253 7,253 - 7,253 3 1 23 23 23 23 4,875 4,875 4,875 - 4,875 - 5 92 92 92 92 25,698 25,698 25,698 - 25,698 - 7 62 62 62 62 28,035 28,035 28,035 - 28,035 - 4 89 89 89 89 23,738 23,738 23,738 - 23,738 - 4 27 27 27 27 7,923 7,923 7,923 - 7,923 - 4 76 76 76 76 8,267 8,267 8,267 - 8,267 - 6 46 46 46 46 38,954 38,954 38,954 - 38,954 2 2 30 30 30 30 25,540 25,540 25,540 - 25,540 2 2 27 27 27 27 7,354 7,354 7,354 - 7,354 2 2 25 25 25 25 4,190 4,190 4,190 - 4,190 1 3 42 42 42 42 985 985 985 - 985 1 3 43 43 43 43 16,577 16,577 16,577 - 16,577 1 3 31 31 31 31 3,299 3,299 3,299 - 3,299 3 1 64 64 64 64 2,208 2,208 2,208 - 2,208 4 - 64 64 64 64 4,925 4,925 4,925 - 4,925 4 - 64 64 64 64 6,126 6,126 6,126 - 6,126 4 - 64 64 64 64 3,527 3,527 3,527 - 3,527 3 1 64 64 64 64 51,659 51,659 51,659 - 51,659 1 3 64 64 64 64 6,591 6,591 6,591 - 6,591 3 1 73 73 73 73 4,849 4,849 4,849 - 4,849 SUMATERA BARAT 1 2 Kab. Kepulauan Mentawai Kab. Pesisir Selatan 3 Kab. Solok 4 Kab. Sawahlunto/ Sijunjung 2 2 7 7 7 7 2,118 2,118 2,118 - 2,118 - 8 90 90 90 90 9,664 9,664 9,664 - 9,664 - 4 44 44 44 44 9,641 9,641 9,641 - 9,641 - 5 55 55 55 55 5,397 5,397 5,397 - 5,397 142 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PENGGANTIAN KERUSAKAN NO PROPINSI TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA KB KIT PONED KIT BIDAN KIT HB SAHLI IMPLAN T KIT 5 Kab. Tanah Datar 6 Kab. Padang Pariaman 7 Kab. Agam 8 Kab. Lima Puluh Koto 9 Kab. Pasaman 10 Kab. Solok Selatan 11 12 Kab. Dharmas Raya Kab. Pasaman Barat 13 Kota Padang 14 Kota Solok 15 Kota Sawah Lunto 16 Kota Padang Panjang 17 Kota Bukittinggi 18 Kota Payakumbuh 19 Kota Pariaman PROTEIN URIN/ DIPSTICK IUD KIT GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK GOL. DARAH ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS MALARI A/ RAPID DIAGNO SIS TEST HIV/ RAPID TEST 3 JENIS - 7 101 101 101 101 7,084 7,084 7,084 - 7,084 - 6 76 76 76 76 9,161 9,161 9,161 - 9,161 - 4 42 42 42 42 10,232 10,232 10,232 - 10,232 - 4 64 64 64 64 8,000 8,000 8,000 - 8,000 1 3 27 27 27 27 7,784 7,784 7,784 - 7,784 2 2 52 52 52 52 3,494 3,494 3,494 - 3,494 2 2 54 54 54 54 4,311 4,311 4,311 - 4,311 - 6 69 69 69 69 8,037 8,037 8,037 - 8,037 1 3 - - - - 18,772 18,772 18,772 - 18,772 3 1 9 9 9 9 1,394 1,394 1,394 - 1,394 2 2 12 12 12 12 1,126 1,126 1,126 - 1,126 4 - 4 4 4 4 990 990 990 - 990 4 - 6 6 6 6 2,493 2,493 2,493 - 2,493 3 1 1 1 1 1 2,439 2,439 2,439 - 2,439 3 1 31 31 31 31 1,842 1,842 1,842 - 1,842 RIAU 1 Kab. Kuantan Singingi 2 Kab. Indragiri Hulu 3 Kab. Indragiri Hilir 4 Kab. Pelalawan 5 Kab. Siak 6 Kab. Kampar 7 Kab. Rokan Hulu 8 Kab. Bengkalis 9 Kab. Rokan Hilir 10 Kota Pekan Baru 11 Kota Dumai 4 6 192 192 192 192 7,589 7,589 7,589 - 7,589 3 3 172 172 172 172 8,889 8,889 8,889 - 8,889 4 4 118 118 118 118 18,720 18,720 18,720 - 18,720 4 4 137 137 137 137 8,362 8,362 8,362 - 8,362 4 4 101 101 101 101 8,926 8,926 8,926 - 8,926 4 4 216 216 216 216 16,167 16,167 16,167 - 16,167 4 4 152 152 152 152 10,871 10,871 10,871 - 10,871 4 4 190 190 190 190 19,517 19,517 19,517 - 19,517 4 4 192 192 192 192 14,122 14,122 14,122 - 14,122 - 13 58 58 58 58 21,633 21,633 21,633 - 21,633 4 4 60 60 60 60 6,231 6,231 6,231 - 6,231 1 3 14 14 14 14 8,851 8,851 8,851 - 8,851 1 3 13 13 13 13 8,830 8,830 8,830 - 8,830 1 3 34 34 34 34 6,302 6,302 6,302 - 6,302 1 3 9 9 9 9 5,550 5,550 5,550 - 5,550 JAMBI 1 Kab. Kerinci 2 Kab. Merangin 3 Kab. Sarolangun 4 Kab. Batang Hari 143 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PENGGANTIAN KERUSAKAN NO PROPINSI TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA KB KIT PONED KIT BIDAN KIT HB SAHLI IMPLAN T KIT 5 6 7 Kab. Muaro Jambi Kab. Tanjung Jabung Timur Kab. Tanjung Jabung Barat 8 Kab. Tebo 9 Kab. Bungo 10 Kota Jambi 1 SUMATERA SELATAN Kab. Ogan Komering Ulu Kab. Ogan Komering Ilir 2 3 Kab. Muara Enim 4 Kab. Lahat 5 Kab. Musi Rawas 6 Kab. Musi Banyuasin 7 Kab. Banyuasin 8 9 Kab. Ogan Komering Ulu Selatan Kab. Ogan Komering Ulu Timur 10 Kab. Ogan Ilir 11 Kota Palembang 12 Kota Prabumulih 13 Kota Pagar Alam 14 Kota Lubuk Linggau IUD KIT PROTEIN URIN/ DIPSTICK GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK GOL. DARAH ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS MALARI A/ RAPID DIAGNO SIS TEST HIV/ RAPID TEST 3 JENIS 1 3 8 8 8 8 7,707 7,707 7,707 - 7,707 1 3 3 3 3 3 5,658 5,658 5,658 - 5,658 3 1 59 59 59 59 7,036 7,036 7,036 - 7,036 1 3 31 31 31 31 6,825 6,825 6,825 - 6,825 1 3 60 60 60 60 7,118 7,118 7,118 - 7,118 3 1 31 31 31 31 12,638 12,638 12,638 - 12,638 18 18 18 18 8,137 8,137 8,137 8,137 - 4 - - 5 15 15 15 15 17,244 17,244 17,244 17,244 - - 8 122 122 122 122 17,244 17,244 17,244 17,244 - 2 2 20 20 20 20 14,826 14,826 14,826 14,826 - 1 3 36 36 36 36 13,223 13,223 13,223 13,223 - - 6 47 47 47 47 12,266 12,266 12,266 12,266 - 4 - 151 151 151 151 19,692 19,692 19,692 19,692 - 4 - 26 26 26 26 8,535 8,535 8,535 8,535 - 2 2 34 34 34 34 15,092 15,092 15,092 15,092 - 4 - 60 60 60 60 9,337 9,337 9,337 9,337 - 3 1 24 24 24 24 35,685 35,685 35,685 35,685 - 3 1 30 30 30 30 3,944 3,944 3,944 3,944 - 4 - 37 37 37 37 3,163 3,163 3,163 3,163 - 4 - 53 53 53 53 4,402 4,402 4,402 4,402 - 1 3 97 97 97 97 3,937 3,937 3,937 3,937 - - 4 46 46 46 46 7,018 7,018 7,018 7,018 - 1 3 58 58 58 58 8,997 8,997 8,997 8,997 - 1 3 21 21 21 21 3,303 3,303 3,303 3,303 - 2 2 62 62 62 62 5,004 5,004 5,004 5,004 - 1 3 14 14 14 14 3,998 3,998 3,998 3,998 - 2 2 12 12 12 12 2,996 2,996 2,996 2,996 - 2 2 27 27 27 27 3,338 3,338 3,338 3,338 - 1 3 48 48 48 48 9,230 9,230 9,230 9,230 - BENGKULU 1 2 3 Kab. Bengkulu Selatan Kab. Rejang Lebong Kab. Bengkulu Utara 4 Kab. Kaur 5 Kab. Seluma 6 Kab. Mukomuko 7 Kab. Lebong 8 Kab. Kepahiang 9 Kota Bengkulu 144 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PENGGANTIAN KERUSAKAN NO PROPINSI TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA KB KIT PONED KIT BIDAN KIT HB SAHLI IMPLAN T KIT IUD KIT PROTEIN URIN/ DIPSTICK GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK GOL. DARAH ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS MALARI A/ RAPID DIAGNO SIS TEST HIV/ RAPID TEST 3 JENIS LAMPUNG 1 Kab. Lampung Barat 2 Kab. Tanggamus 3 4 5 6 7 8 9 10 Kab. Lampung Selatan Kab. Lampung Timur Kab. Lampung Tengah Kab. Lampung Utara Kab. Way Kanan Kab. Tulang Bawang Kota Bandar Lampung Kota Metro - 4 7 7 7 7 10,411 10,411 10,411 - 10,411 - 4 25 25 25 25 21,680 21,680 21,680 - 21,680 1 3 36 36 36 36 32,989 32,989 32,989 - 32,989 - 4 21 21 21 21 23,660 23,660 23,660 - 23,660 - 6 2 2 2 2 28,321 28,321 28,321 - 28,321 - 4 8 8 8 8 14,639 14,639 14,639 - 14,639 - 4 5 5 5 5 9,324 9,324 9,324 - 9,324 - 5 52 52 52 52 19,574 19,574 19,574 - 19,574 - 4 89 89 89 89 21,000 21,000 21,000 - 21,000 2 2 46 46 46 46 3,044 3,044 3,044 - 3,044 3 1 10 10 10 10 6,276 6,276 6,276 6,276 - 3 1 5 5 5 5 3,410 3,410 3,410 3,410 - 4 - 28 28 28 28 3,751 3,751 3,751 3,751 - 4 - 17 17 17 17 3,931 3,931 3,931 3,931 - 3 1 5 5 5 5 3,893 3,893 3,893 3,893 - 2 2 3 3 3 3 2,530 2,530 2,530 2,530 - 3 1 8 8 8 8 3,812 3,812 3,812 3,812 - 1 3 31 31 31 31 5,953 5,953 5,953 5,953 5,953 - 4 50 50 50 50 3,572 3,572 3,572 3,572 3,572 - 4 43 43 43 43 2,803 2,803 2,803 2,803 2,803 1 3 18 18 18 18 2,376 2,376 2,376 2,376 2,376 4 - 27 27 27 27 22,728 22,728 22,728 22,728 22,728 3 1 32 32 32 32 4,932 4,932 4,932 4,932 4,932 KEP. BANGKA BELITUNG 1 Kab. Bangka 2 Kab. Belitung 3 Kab. Bangka Barat 4 Kab. Bangka Tengah 5 Kab. Bangka Selatan 7 Kab. Belitung Timur Kota Pangkal Pinang KEPULAUAN RIAU 1 Kab. Karimun 2 Kab. Kepulauan Riau/Bintan 3 Kab. Natuna 4 Kab. Lingga 5 Kota Batam 6 Kota Tanjung Pinang 6 145 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PENGGANTIAN KERUSAKAN NO PROPINSI TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA KB KIT PONED KIT BIDAN KIT HB SAHLI IMPLAN T KIT IUD KIT PROTEIN URIN/ DIPSTICK GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS GOL. DARAH MALARI A/ RAPID DIAGNO SIS TEST HIV/ RAPID TEST 3 JENIS JAWA BARAT 1 Kab. Bogor 2 Kab. Sukabumi 3 Kab. Cianjur 4 Kab. Bandung 5 Kab. Garut 6 Kab. Tasikmalaya 7 Kab. Ciamis 8 Kab. Kuningan 9 Kab. Cirebon 10 Kab. Majalengka 11 Kab. Sumedang 12 Kab. Indramayu 13 Kab. Subang 14 Kab. Purwakarta 15 Kab. Karawang 16 Kab. Bekasi 17 Kota Bogor 18 Kota Sukabumi 19 Kota Bandung 20 Kota Cirebon 21 Kota Bekasi 22 Kota Depok 23 Kota Cimahi 24 Kota Tasikmalaya 25 Kota Banjar - 6 259 259 259 259 114,822 114,822 114,822 - 114,822 - 4 223 223 223 223 62,572 62,572 62,572 - 62,572 - 5 222 222 222 222 59,763 59,763 59,763 - 59,763 - 4 340 340 340 340 93,708 93,708 93,708 - 93,708 2 2 287 287 287 287 51,678 51,678 51,678 - 51,678 - 4 204 204 204 204 51,885 51,885 51,885 - 51,885 - 6 216 216 216 216 33,584 33,584 33,584 - 33,584 - 5 337 337 337 337 31,680 31,680 31,680 - 31,680 - 4 386 386 386 386 60,933 60,933 60,933 - 60,933 - 9 315 315 315 315 23,478 23,478 23,478 - 23,478 - 6 239 239 239 239 29,566 29,566 29,566 - 29,566 - 4 310 310 310 310 33,219 33,219 33,219 - 33,219 - 5 244 244 244 244 36,734 36,734 36,734 - 36,734 - 4 127 127 127 127 22,111 22,111 22,111 - 22,111 - 5 129 129 129 129 60,287 60,287 60,287 - 60,287 - 4 170 170 170 170 51,895 51,895 51,895 - 51,895 63 63 63 63 21,032 21,032 21,032 - 21,032 45 45 45 45 8,223 8,223 8,223 - 8,223 4 1 3 4 - - - - 45,300 45,300 45,300 - 45,300 2 2 - - - - - 6,595 6,595 6,595 - 6,595 2 2 - - - - 47,722 47,722 47,722 - 47,722 3 1 - - - 27,670 27,670 27,670 - 27,670 3 1 - - - - 11,194 11,194 11,194 - 11,194 2 2 57 57 57 57 14,179 14,179 14,179 - 14,179 22 22 22 22 4,908 4,908 4,908 - 4,908 - 4 - - 8 320 320 320 320 31,598 31,598 31,598 - 31,598 - 8 222 222 222 222 29,769 29,769 29,769 - 29,769 - 10 181 181 181 181 16,902 16,902 16,902 - 16,902 - 8 113 113 113 113 16,860 16,860 16,860 - 16,860 JAWA TENGAH 1 Kab. Cilacap 2 Kab. Banyumas 3 Kab. Purbalingga 4 Kab. Banjarnegara 146 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PENGGANTIAN KERUSAKAN NO PROPINSI TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA KB KIT PONED KIT BIDAN KIT HB SAHLI IMPLAN T KIT 5 Kab. Kebumen 6 Kab. Purworejo 7 Kab. Wonosobo 8 Kab. Magelang 9 Kab. Boyolali 10 Kab. Klaten 11 Kab. Sukoharjo 12 Kab. Wonogiri 13 Kab. Karanganyar 14 Kab. Sragen 15 Kab. Grobogan 16 Kab. Blora 17 Kab. Rembang 18 Kab. Pati 19 Kab. Kudus 20 Kab. Jepara 21 Kab. Demak 22 Kab. Semarang 23 Kab. Temanggung 24 Kab. Kendal 25 Kab. Batang 26 Kab. Pekalongan 27 Kab. Pemalang 28 Kab. Tegal 29 Kab. Brebes 30 Kota Magelang 31 Kota Surakarta 32 Kota Salatiga 33 Kota Semarang 34 Kota Pekalongan 35 Kota Tegal IUD KIT PROTEIN URIN/ DIPSTICK GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS GOL. DARAH MALARI A/ RAPID DIAGNO SIS TEST HIV/ RAPID TEST 3 JENIS 4 - 239 239 239 239 23,369 23,369 23,369 - 23,369 1 3 212 212 212 212 10,941 10,941 10,941 - 10,941 - 4 128 128 128 128 16,452 16,452 16,452 - 16,452 - 7 291 291 291 291 23,635 23,635 23,635 - 23,635 - 8 257 257 257 257 17,437 17,437 17,437 - 17,437 - 10 150 150 150 150 19,771 19,771 19,771 - 19,771 - 4 133 133 133 133 14,590 14,590 14,590 - 14,590 - 6 301 301 301 301 15,173 15,173 15,173 - 15,173 - 12 83 83 83 83 13,970 13,970 13,970 - 13,970 - 6 188 188 188 188 17,686 17,686 17,686 - 17,686 1 3 262 262 262 262 24,338 24,338 24,338 - 24,338 - 6 95 95 95 95 15,817 15,817 15,817 - 15,817 - 10 154 154 154 154 10,104 10,104 10,104 - 10,104 1 3 214 214 214 214 19,983 19,983 19,983 - 19,983 - 6 100 100 100 100 18,454 18,454 18,454 - 18,454 - 8 183 183 183 183 23,105 23,105 23,105 - 23,105 - 6 75 75 75 75 25,546 25,546 25,546 - 25,546 4 - 189 189 189 189 15,672 15,672 15,672 - 15,672 - 4 167 167 167 167 11,556 11,556 11,556 - 11,556 - 7 234 234 234 234 19,115 19,115 19,115 - 19,115 2 2 147 147 147 147 13,284 13,284 13,284 - 13,284 - 5 143 143 143 143 16,812 16,812 16,812 - 16,812 1 3 193 193 193 193 26,315 26,315 26,315 - 26,315 - 4 200 200 200 200 30,213 30,213 30,213 - 30,213 - 15 165 165 165 165 45,871 45,871 45,871 - 45,871 4 - 19 19 19 19 2,589 2,589 2,589 - 2,589 4 - 30 30 30 30 11,383 11,383 11,383 - 11,383 3 1 10 10 10 10 2,797 2,797 2,797 - 2,797 3 1 60 60 60 60 27,240 27,240 27,240 - 27,240 2 2 20 20 20 20 7,302 7,302 7,302 - 7,302 3 1 16 16 16 16 6,196 6,196 6,196 - 6,196 147 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PENGGANTIAN KERUSAKAN NO PROPINSI TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA KB KIT PONED KIT BIDAN KIT HB SAHLI IMPLAN T KIT IUD KIT PROTEIN URIN/ DIPSTICK GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK GOL. DARAH ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS MALARI A/ RAPID DIAGNO SIS TEST HIV/ RAPID TEST 3 JENIS DI YOGYAKARTA 1 Kab. Kulon Progo 2 Kab. Bantul 3 Kab. Gunung Kidul 4 Kab. Sleman 5 Kota Yogyakarta - 6 59 59 59 59 6,624 6,624 6,624 - - - 6 60 60 60 60 13,422 13,422 13,422 - - - 6 18 18 18 18 10,726 10,726 10,726 - - - 4 32 32 32 32 13,252 13,252 13,252 - - 1 3 85 85 85 85 5,633 5,633 5,633 - - - 11 89 89 89 89 8,271 8,271 8,271 - 8,271 - 6 187 187 187 187 13,970 13,970 13,970 - 13,970 - 8 80 80 80 80 10,984 10,984 10,984 - 10,984 - 8 153 153 153 153 16,344 16,344 16,344 - 16,344 - 8 138 138 138 138 18,187 18,187 18,187 - 18,187 - 4 223 223 223 223 29,115 29,115 29,115 - 29,115 - 15 217 217 217 217 47,430 47,430 47,430 - 47,430 - 5 130 130 130 130 18,710 18,710 18,710 - 18,710 - 7 101 101 101 101 43,910 43,910 43,910 - 43,910 - 10 153 153 153 153 27,730 27,730 27,730 - 27,730 - 6 128 128 128 128 11,921 11,921 11,921 - 11,921 - 5 66 66 66 66 10,924 10,924 10,924 - 10,924 - 8 209 209 209 209 21,627 21,627 21,627 - 21,627 - 9 237 237 237 237 29,846 29,846 29,846 - 29,846 - 6 205 205 205 205 33,653 33,653 33,653 - 33,653 - 8 213 213 213 213 19,455 19,455 19,455 - 19,455 - 9 177 177 177 177 23,947 23,947 23,947 - 23,947 - 5 117 117 117 117 18,932 18,932 18,932 - 18,932 - 5 110 110 110 110 10,058 10,058 10,058 - 10,058 - 9 69 69 69 69 8,898 8,898 8,898 - 8,898 - 7 147 147 147 147 13,946 13,946 13,946 - 13,946 - 8 254 254 254 254 21,927 21,927 21,927 - 21,927 - 6 274 274 274 274 21,056 21,056 21,056 - 21,056 - 8 331 331 331 331 22,273 22,273 22,273 - 22,273 - 10 123 123 123 123 23,033 23,033 23,033 - 23,033 JAWA TIMUR 1 Kab. Pacitan 2 Kab. Ponorogo 3 Kab. Trenggalek 4 Kab. Tulungagung 5 Kab. Blitar 6 Kab. Kediri 7 Kab. Malang 8 Kab. Lumajang 9 Kab. Jember 10 Kab. Banyuwangi 11 Kab. Bondowoso 12 Kab. Situbondo 13 Kab. Probolinggo 14 Kab. Pasuruan 15 Kab. Sidoarjo 16 Kab. Mojokerto 17 Kab. Jombang 18 Kab. Nganjuk 19 Kab. Madiun 20 Kab. Magetan 21 Kab. Ngawi 22 Kab. Bojonegoro 23 Kab. Tuban 24 Kab. Lamongan 25 Kab. Gresik 148 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PENGGANTIAN KERUSAKAN NO PROPINSI TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA KB KIT PONED KIT BIDAN KIT HB SAHLI IMPLAN T KIT 26 Kab. Bangkalan 27 Kab. Sampang 28 Kab. Pamekasan 29 Kab. Sumenep 30 Kota Kediri 31 Kota Blitar 32 Kota Malang 33 Kota Probolinggo 34 Kota Pasuruan 35 Kota Mojokerto 36 Kota Madiun 37 Kota Surabaya 38 Kota Batu ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS IUD KIT GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK PROTEIN URIN/ DIPSTICK GOL. DAR AH MALARIA/ RAPID DIAGNOSIS TEST 20,065 - HIV/ RAPID TEST 3 JENIS - 7 107 107 107 107 20,065 20,065 20,065 - 5 200 200 200 200 19,918 19,918 19,918 - 19,918 - 5 159 159 159 159 15,224 15,224 15,224 - 15,224 - 8 179 179 179 179 15,594 15,594 15,594 - 15,594 - 8 98 98 98 98 3,790 3,790 3,790 - 3,790 3 1 32 32 32 32 2,111 2,111 2,111 - 2,111 4 1 52 52 52 52 15,787 15,787 15,787 - 15,787 3 0 55 55 55 55 4,255 4,255 4,255 - 4,255 3 1 49 49 49 49 4,069 4,069 4,069 - 4,069 2 1 32 32 32 32 2,044 2,044 2,044 - 2,044 4 2 87 87 87 87 2,737 2,737 2,737 - 2,737 4 0 144 144 144 144 51,011 51,011 51,011 - 51,011 4 0 15 15 15 15 3,625 3,625 3,625 - 3,625 - 4 170 170 170 170 25,782 25,782 25,782 - - - 5 165 165 165 165 36,190 36,190 36,190 - - - 10 165 165 165 165 99,145 99,145 99,145 - - 1 3 155 155 155 155 55,995 55,995 55,995 - - 4 - 55 55 55 55 42,400 42,400 42,400 - - 3 1 22 22 22 22 7,717 3 1 35 35 35 35 2 2 46 46 46 46 4,587 1 3 101 101 101 101 - 4 99 99 99 - 4 49 49 1 3 22 22 BANTEN 1 Kab. Pandeglang 2 Kab. Lebak 3 Kab. Tangerang 4 Kab. Serang 5 Kota Tangerang 6 Kota Cilegon 7 Kota Serang 7,717 7,717 - - - - - 4,587 4,587 - 4,587 5,861 5,861 5,861 - 5,861 99 8,178 8,178 8,178 - 8,178 49 49 7,476 7,476 7,476 - 7,476 22 22 3,222 3,222 3,222 - 3,222 - - BALI 1 Kab. Jembrana 2 Kab. Tabanan 3 Kab. Badung 4 Kab. Gianyar 5 Kab. Klungkung 6 Kab. Bangli 7 Kab. Karang Asem 8 Kab. Buleleng 9 2 2 85 85 85 85 3,952 3,952 3,952 - 3,952 1 3 45 45 45 45 8,190 8,190 8,190 - 8,190 2 2 22 22 22 22 12,598 12,598 12,59 8 - 12,598 12,088 12,08 8 - 12,088 Kota Denpasar 3 1 34 34 34 34 12,088 149 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PENGGANTIAN KERUSAKAN NO PROPINSI TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA KB KIT PONED KIT BIDAN KIT HB SAHLI IMPLAN T KIT IUD KIT PROTEIN URIN/ DIPSTICK ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK GOL. DARAH MALARI A/ RAPID DIAGNO SIS TEST HIV/ RAPID TEST 3 JENIS NUSA TENGGARA BARAT 1 Kab. Lombok Barat 2 Kab. Lombok Tengah 3 Kab. Lombok Timur 4 Kab. Sumbawa 5 Kab. Dompu 6 Kab. Bima 7 Kab. Sumbawa Barat 8 Kota Mataram 9 Kota Bima - 6 46 46 46 46 19,635 19,635 19,635 19,635 - - 9 101 101 101 101 21,241 21,241 21,241 21,241 - - 20 99 99 99 99 26,783 26,783 26,783 26,783 - - 6 49 49 49 49 10,267 10,267 10,267 10,267 - 1 3 22 22 22 22 6,523 6,523 6,523 6,523 - - 6 85 85 85 85 11,804 11,804 11,804 11,804 - 1 3 45 45 45 45 2,765 2,765 2,765 2,765 - 3 1 22 22 22 22 9,296 9,296 9,296 9,296 - 3 1 34 34 34 34 3,411 3,411 3,411 3,411 - 4 1 125 125 125 125 11,886 11,886 11,886 11,886 - 3 1 109 109 109 109 5,554 5,554 5,554 5,554 - 4 0 29 29 29 29 9,289 9,289 9,289 9,289 - 3 1 55 55 55 55 12,197 12,197 12,197 12,197 - 2 2 104 104 104 104 6,828 6,828 6,828 6,828 - 2 2 168 168 168 168 10,170 10,170 10,170 10,170 - 2 2 61 61 61 61 4,739 4,739 4,739 4,739 - 1 3 34 34 34 34 2,643 2,643 2,643 2,643 - 0 4 69 69 69 69 5,849 5,849 5,849 5,849 - 0 4 58 58 58 58 8,229 8,229 8,229 8,229 - 0 5 47 47 47 47 6,746 6,746 6,746 6,746 - 3 1 112 112 112 112 6,968 6,968 6,968 6,968 - 0 5 161 161 161 161 13,280 13,280 13,280 13,280 - 4 0 57 57 57 57 3,349 3,349 3,349 3,349 - 4 0 41 41 41 41 5,802 5,802 5,802 5,802 - 2 2 19 19 19 19 7,384 7,384 7,384 7,384 - NUSA TENGGARA TIMUR 1 Kab. Sumba Barat 2 Kab. Sumba Timur 3 Kab. Kupang 4 5 Kab. Timor Tengah Selatan Kab. Timor Tengah Utara 6 Kab. Belu 7 Kab. Alor 8 Kab. Lembata 9 Kab. Flores Timur 10 Kab. Sikka 11 Kab. Ende 12 Kab. Ngada 13 Kab. Manggarai 14 Kab. Rote Ndao 15 Kab. Manggarai Barat 16 Kota Kupang 150 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PENGGANTIAN KERUSAKAN NO PROPINSI TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS KB KIT PONED KIT BIDAN KIT PROTEIN URIN/ DIPSTICK HB SAHLI IMPLAN T KIT IUD KIT GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK GOL. DAR AH MALARIA/ RAPID DIAGNOSIS TEST HIV/ RAPID TEST 3 JENIS KALIMANTAN BARAT 1 Kab. Sambas 2 Kab. Bengkayang 3 Kab. Landak 4 Kab. Pontianak 5 Kab. Sanggau 6 Kab. Ketapang 7 Kab. Sintang 8 Kab. Kapuas Hulu 9 Kab. Sekadau 10 Kab. Melawi 11 Kota Pontianak 12 Kota Singkawang 1 KALIMANTAN TENGAH Kab. Kotawaringin Barat Kab. Kotawaringin Timur 2 3 Kab. Kapuas 4 Kab. Barito Selatan 5 Kab. Barito Utara 6 Kab. Sukamara 7 Kab. Lamandau 8 Kab. Seruyan 9 Kab. Katingan 10 Kab. Pulang Pisau 11 Kab. Gunung Mas 12 Kab. Barito Timur 13 Kab. Murung Raya 14 Kota Palangka Raya - 4 122 122 122 122 12,960 12,960 12,96 0 12,960 12,960 4 0 43 43 43 43 5,362 5,362 5,362 5,362 5,362 3 1 67 67 67 67 8,796 8,796 8,796 8,796 8,796 4 0 136 136 136 136 15,951 15,951 15,95 1 15,951 15,951 4 0 59 59 59 59 9,637 9,637 9,637 9,637 9,637 2 2 77 77 77 77 13,090 13,090 13,09 0 13,090 13,090 - 6 76 76 76 76 8,889 8,889 8,889 8,889 8,889 4 0 62 62 62 62 7,250 7,250 7,250 7,250 7,250 3 1 37 37 37 37 4,504 4,504 4,504 4,504 4,504 4 0 27 27 27 27 4,050 4,050 4,050 4,050 4,050 - 4 49 49 49 49 11,134 11,134 11,13 4 11,134 11,134 4 0 20 20 20 20 4,961 4,961 4,961 4,961 4,961 4 - 25 25 25 25 5,744 5,744 5,744 5,744 - 4 - 57 57 57 57 8,842 8,842 8,842 8,842 - 10,094 - - 4 25 25 25 25 10,094 10,094 10,09 4 4 - 29 29 29 29 3,041 3,041 3,041 3,041 - 4 - 25 25 25 25 3,412 3,412 3,412 3,412 - 4 - 14 14 14 14 1,085 1,085 1,085 1,085 - 4 - 29 29 29 29 1,584 1,584 1,584 1,584 - 4 - 17 17 17 17 3,584 3,584 3,584 3,584 - 4 - 30 30 30 30 3,930 3,930 3,930 3,930 - 4 - 3 3 3 3 3,075 3,075 3,075 3,075 - 4 - 36 36 36 36 2,558 2,558 2,558 2,558 - 4 - 13 13 13 13 2,558 2,558 2,558 2,558 - 4 - 17 17 17 17 2,610 2,610 2,610 2,610 - 2 2 1 1 1 1 5,530 5,530 5,530 5,530 - 151 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PENGGANTIAN KERUSAKAN NO PROPINSI TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS KB KIT PONED KIT BIDAN KIT HB SAHLI IMPLAN T KIT IUD KIT PROTEIN URIN/ DIPSTICK GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK GOL. DAR AH MALARIA/ RAPID DIAGNOSIS TEST HIV/ RAPID TEST 3 JENIS KALIMANTAN SELATAN 1 Kab. Tanah Laut 2 Kab. Kota Baru 3 Kab. Banjar 4 Kab. Barito Kuala 5 Kab. Tapin 6 7 8 Kab. Hulu Sungai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah Kab. Hulu Sungai Utara 9 Kab. Tabalong 10 Kab. Tanah Bumbu 11 Kab. Balangan 12 Kota Banjarmasin 13 Kota Banjar Baru 1 3 117 117 117 117 6,145 6,145 6,145 - - - 4 75 75 75 75 6,674 6,674 6,674 - - - - - 4 135 135 135 135 10,210 10,210 10,21 0 - 4 116 116 116 116 7,072 7,072 7,072 - - - 4 60 60 60 60 4,053 4,053 4,053 - - - 4 63 63 63 63 5,235 5,235 5,235 - - 1 3 121 121 121 121 5,877 5,877 5,877 - - 1 3 74 74 74 74 5,611 5,611 5,611 - - 1 3 102 102 102 102 4,563 4,563 4,563 - - 1 3 25 25 25 25 5,676 5,676 5,676 - - 1 3 42 42 42 42 2,714 2,714 2,714 - - 4 0 40 40 40 40 12,471 12,471 12,47 1 - - 3 1 17 17 17 17 3,876 3,876 3,876 - - 4 - 48 48 48 48 15,108 15,108 15,10 8 - - 4 - 35 35 35 35 15,606 15,606 15,60 6 - - - - KALIMANTAN TIMUR 1 2 Kab. Pasir Kab. Kutai Barat 3 Kab. Kutai Kartanegara 4 Kab. Kutai Timur 5 Kab. Berau 6 Kab. Malinau 7 Kab. Bulongan 8 Kab. Nunukan 9 Kab. Penajam Paser Utara 10 Kota Balikpapan 11 Kota Samarinda 12 Kota Tarakan 13 Kota Bontang 0 9 24 24 24 24 13,893 13,893 13,89 3 3 1 19 19 19 19 4,055 4,055 4,055 - - 3 1 13 13 13 13 4,956 4,956 4,956 - - 4 - 20 20 20 20 3,230 3,230 3,230 - - 3 1 30 30 30 30 4,663 4,663 4,663 - - 3 1 20 20 20 20 3,868 3,868 3,868 - - 3 1 23 23 23 23 2,509 2,509 2,509 - - 4 - 15 15 15 15 4,430 4,430 4,430 - - 3 1 15 15 15 15 3,134 3,134 3,134 - - 3 1 29 29 29 29 1,423 1,423 1,423 - - 4 - 13 13 13 13 3,241 3,241 3,241 - - 152 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PENGGANTIAN KERUSAKAN NO PROPINSI TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA KB KIT PONED KIT BIDAN KIT HB SAHLI IMPLAN T KIT IUD KIT PROTEIN URIN/ DIPSTICK ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK GOL. DARAH MALARI A/ RAPID DIAGNO SIS TEST HIV/ RAPID TEST 3 JENIS SULAWESI UTARA 1 Kab. Bolaang Mengondow 2 Kab. Minahasa 3 4 5 6 Kab. Sangihe Talaud Kab. Kepulauan Talaud Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara 7 Kota Manado 8 Kota Bitung 9 Kota Tomohon 1 SULAWESI TENGAH Kab. Banggai Kepulauan 2 Kab. Banggai 3 Kab. Morowali 4 Kab. Poso 5 Kab. Donggala 6 Kab. Toli-Toli 7 Kab. Buol 8 Kab. Parigi Moutong 9 Kab. Tojo Una-Una 10 Kota Palu - 5 80 80 80 80 10,799 10,799 10,799 10,799 10,799 - 5 41 41 41 41 7,728 7,728 7,728 7,728 7,728 - 8 48 48 48 48 4,244 4,244 4,244 4,244 4,244 - 4 19 19 19 19 2,094 2,094 2,094 2,094 2,094 - 8 134 134 134 134 6,780 6,780 6,780 6,780 6,780 2 2 32 32 32 32 3,898 3,898 3,898 3,898 3,898 1 3 11 11 11 11 9,670 9,670 9,670 9,670 9,670 - 4 20 20 20 20 4,043 4,043 4,043 4,043 4,043 3 1 29 29 29 29 1,975 1,975 1,975 1,975 1,975 - 5 14 14 14 14 3,599 3,599 3,599 3,599 - - 4 139 139 139 139 6,228 6,228 6,228 6,228 - - 4 152 152 152 152 3,749 3,749 3,749 3,749 - - 7 109 109 109 109 4,063 4,063 4,063 4,063 - - 9 53 53 53 53 10,490 10,490 10,490 10,490 - - 4 68 68 68 68 5,305 5,305 5,305 5,305 - 1 3 36 36 36 36 2,834 2,834 2,834 2,834 - - 10 121 121 121 121 8,928 8,928 8,928 8,928 - - 6 79 79 79 79 3,382 3,382 3,382 3,382 - 3 1 13 13 13 13 6,677 6,677 6,677 6,677 - 2 2 10 10 10 10 2,654 2,654 2,654 - 2,654 2 2 58 58 58 58 9,110 9,110 9,110 - 9,110 2 2 42 42 42 42 4,093 4,093 4,093 - 4,093 2 2 50 50 50 50 8,382 8,382 8,382 - 8,382 0 4 64 64 64 64 6,619 6,619 6,619 - 6,619 SULAWESI SELATAN 1 Kab. Selayar 2 Kab. Bulukumba 3 Kab. Bantaeng 4 Kab. Jeneponto 5 Kab. Takalar 6 Kab. Gowa 7 Kab. Sinjai 8 Kab. Maros 9 Kab. Pangkajene Kep. 10 Kab. Barru 2 2 60 60 60 60 13,388 13,388 13,388 - 13,388 2 2 26 26 26 26 5,523 5,523 5,523 - 5,523 1 3 136 136 136 136 8,006 8,006 8,006 - 8,006 1 3 13 13 13 13 7,814 7,814 7,814 - 7,814 2 2 64 64 64 64 3,592 3,592 3,592 - 3,592 153 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PENGGANTIAN KERUSAKAN NO PROPINSI TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA KB KIT PONED KIT BIDAN KIT HB SAHLI IMPLAN T KIT 11 Kab. Bone 12 Kab. Soppeng 13 Kab. Wajo 14 Kab. Sidenreng Rappang 15 Kab. Pinrang 16 Kab. Enrekang 17 Kab. Luwu 18 Kab. Tana Toraja 19 Kab. Luwu Utara 20 Kab. Luwu Timur 21 Kota Ujung Pandang 22 Kota Pare-Pare 23 Kota Palopo IUD KIT PROTEIN URIN/ DIPSTICK GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK GOL. DARAH ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS MALARI A/ RAPID DIAGNO SIS TEST HIV/ RAPID TEST 3 JENIS 2 2 41 41 41 41 18,654 18,654 18,654 - 18,654 2 2 51 51 51 51 3,647 3,647 3,647 - 3,647 2 2 50 50 50 50 10,056 10,056 10,056 - 10,056 2 2 70 70 70 70 5,971 5,971 5,971 - 5,971 2 2 37 37 37 37 8,070 8,070 8,070 - 8,070 2 2 45 45 45 45 4,865 4,865 4,865 - 4,865 2 2 68 68 68 68 8,448 8,448 8,448 - 8,448 2 2 62 62 62 62 11,205 11,205 11,205 - 11,205 4 0 127 127 127 127 7,675 7,675 7,675 - 7,675 2 2 10 10 10 10 6,040 6,040 6,040 - 6,040 2 2 50 50 50 50 32,967 32,967 32,967 - 32,967 2 2 99 99 99 99 3,189 3,189 3,189 - 3,189 2 2 42 42 42 42 3,451 3,451 3,451 - 3,451 3 1 8,068 8,068 8,068 - - 3 1 6,948 6,948 6,948 - - 3 1 8,066 8,066 8,066 - - 3 1 3,227 3,227 3,227 - - 4 0 8,665 8,665 8,665 - - 2 2 2,229 2,229 2,229 - - 3 1 2,767 2,767 2,767 - - 2 2 9,120 9,120 9,120 - - 4 0 3,634 3,634 3,634 - - 4 0 6,557 6,557 6,557 - - Kab. Boalemo 2 2 34 34 34 34 3,213 3,213 3,213 3,213 - Kab. Gorontalo 2 2 68 34 34 34 9,173 9,173 9,173 9,173 - SULAWESI TENGGARA 1 Kab. Buton 2 Kab. Muna 3 Kab. Konawe 4 Kab. Kolaka 5 Kab. Konawe Selatan 6 Kab. Bombana 7 Kab. Wakatobi 8 Kab. Kolaka Utara 9 Kota Kendari 10 Kota Baubau GORONTALO 1 2 3 4 5 6 Kab. Pohuwato 2 2 22 34 34 34 3,213 3,213 3,213 3,213 - Kab. Bone Bolango 2 2 30 34 34 34 3,564 3,564 3,564 3,564 - Gorontalo Utara 3 1 17 34 34 34 2,646 2,646 2,646 2,646 - Kota Gorontalo 3 1 10 34 34 34 4,154 4,154 4,154 4,154 - 154 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PENGGANTIAN KERUSAKAN NO PROPINSI TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA KB KIT PONED KIT BIDAN KIT PROTEIN URIN/ DIPSTICK HB SAHLI IMPLAN T KIT IUD KIT GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK GOL. DARAH ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS MALARI A/ RAPID DIAGNO SIS TEST HIV/ RAPID TEST 3 JENIS SULAWESI BARAT 1 Kab. Majene 2 Kab. Polewali Mamasa 3 Kab. Mamasa 4 Kab. Mamuju 5 Kab. Mamuju Utara 4 0 41 41 41 41 7,652 7,652 7,652 7,652 - 4 0 68 68 68 68 3,812 3,812 3,812 3,812 - 0 4 36 36 36 36 9,304 9,304 9,304 9,304 - 3 1 13 13 13 13 3,710 3,710 3,710 3,710 - 4 0 16 16 16 16 2,811 2,811 2,811 2,811 - 1 3 23 23 23 23 3,115 3,115 3,115 3,115 3,115 3 1 57 57 57 57 3,641 3,641 3,641 3,641 3,641 2 2 168 168 168 168 7,766 7,766 7,766 7,766 7,766 2 2 36 36 36 36 3,355 3,355 3,355 3,355 3,355 1 3 20 20 20 20 1,761 1,761 1,761 1,761 1,761 3 1 29 29 29 29 2,789 2,789 2,789 2,789 2,789 3 1 12 12 12 12 1,801 1,801 1,801 1,801 1,801 3 1 65 65 65 65 6,698 6,698 6,698 6,698 6,698 2 2 32 16 16 32 2,593 2,593 2,593 2,593 - 2 2 15 7 7 15 1,106 1,106 1,106 1,106 - 2 2 15 7 7 15 3,240 3,240 3,240 3,240 - - 4 30 15 15 30 4,635 4,635 4,635 4,635 - - 4 54 27 27 54 5,674 5,674 5,674 5,674 - 2 2 15 7 7 15 1,469 1,469 1,469 1,469 - - - 50 25 25 50 4,079 4,079 4,079 4,079 - 2 2 40 20 20 40 2,237 2,237 2,237 2,237 - 4 - 52 52 52 52 1,811 1,811 1,811 1,811 1,811 4 - 17 17 17 17 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 4 - 3 3 3 3 629 629 629 629 629 4 - 10 10 10 10 1,880 1,880 1,880 1,880 1,880 4 - 24 24 24 24 5,085 5,085 5,085 5,085 5,085 MALUKU 1 2 3 4 5 6 7 8 Kab. Maluku Tenggara Barat Kab. Maluku Tenggara Kab. Maluku Tengah Kab. Buru Kab. Kepulauan Aru Kab. Seram Bagian Barat Kab. Seram Bagian Timur Kota Ambon MALUKU UTARA 1 2 3 4 5 6 Kab. Halmahera Barat Kab. Halmahera Tengah Kab. Kepulauan Sula Kab. Halmahera Selatan Kab. Halmahera Utara Kab. Halmahera Timur 7 Kota Ternate 8 Kota Tidore Kepulauan IRIAN JAYA BARAT 1 Kab. Fak-Fak 2 Kab. Kaimana 3 Kab. Teluk Wondama 4 Kab. Teluk Bintuni 5 Kab. Manokwari 155 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009 ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PENGGANTIAN KERUSAKAN NO PROPINSI TARGET PUSK TT MAMPU PONED MIN 4 PER KAB/ KOTA KB KIT PONED KIT BIDAN KIT HB SAHLI IMPLAN T KIT 6 Kab. Sorong Selatan 7 Kab. Sorong 8 Kab. Raja Ampat 9 Kota Sorong 21 Kota Ujung Pandang 22 Kota Pare-Pare 23 Kota Palopo IUD KIT PROTEIN URIN/ DIPSTICK GULA DARAH PUASA/ DIPSTICK GOL. DARAH ALAT PENDETEKSI PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEBIDANAN PADA DAERAH KHUSUS MALARI A/ RAPID DIAGNO SIS TEST HIV/ RAPID TEST 3 JENIS 4 - 49 49 49 49 3,223 3,223 3,223 3,223 3,223 4 - 53 53 53 53 2,463 2,463 2,463 2,463 2,463 4 - 28 28 28 28 1,219 1,219 1,219 1,219 1,219 4 - 15 15 15 15 4,830 4,830 4,830 4,830 4,830 2 2 50 50 50 50 32,967 32,967 32,967 - 32,967 2 2 99 99 99 99 3,189 3,189 3,189 - 3,189 2 2 42 42 42 42 3,451 3,451 3,451 - 3,451 PAPUA 1 Kab. Merauke 2 Kab. Jayawijaya 3 Kab. Jayapura 4 Kab. Nabire 5 Kab. Yapen Waropen 6 Kab. Biak Numfor 7 Kab. Paniai 8 Kab. Puncak Jaya 9 Kab. Mimika 10 Kab. Boven Digoel 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 4 - 89 89 89 89 4,700 4,700 4,700 4,700 4,700 4 - 65 65 65 65 6,356 6,356 6,356 6,356 6,356 4 - 112 112 112 112 2,776 2,776 2,776 2,776 2,776 4 - 130 130 130 130 4,873 4,873 4,873 4,873 4,873 4 - 154 154 154 154 2,134 2,134 2,134 2,134 2,134 4 - 173 173 173 173 3,006 3,006 3,006 3,006 3,006 4 - 94 94 94 94 3,406 3,406 3,406 3,406 3,406 4 - 162 162 162 162 3,371 3,371 3,371 3,371 3,371 4 - 50 50 50 50 3,815 3,815 3,815 3,815 3,815 4 - 47 47 47 47 948 948 948 948 948 Kab. Mappi 4 - 43 43 43 43 1,998 1,998 1,998 1,998 1,998 Kab. Asmat 4 - 38 38 38 38 1,871 1,871 1,871 1,871 1,871 Kab. Yahukimo Kab. Pegunungan Bintang 4 - 113 113 113 113 4,141 4,141 4,141 4,141 4,141 4 - 127 127 127 127 2,671 2,671 2,671 2,671 2,671 Kab. Tolikara 4 - 71 71 71 71 1,333 1,333 1,333 1,333 1,333 Kab. Sarmi 4 - 15 15 15 15 953 953 953 953 953 Kab. Keerom 4 - 45 45 45 45 1,144 1,144 1,144 1,144 1,144 Kab. Waropen 4 - 77 77 77 77 653 653 653 653 653 Kab. Supiori 4 - 25 25 25 25 388 388 388 388 388 Kota Jayapura 4 - 38 38 38 38 6,045 6,045 6,045 6,045 6,045 156 Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun 2009