I 1.1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kemampuan tanah menyediakan hara baik makro maupun mikro dalam jumlah yang cukup merupakan faktor penting dalam budidaya tanaman. Oleh karena itu, pada tanah-tanah yang mengalami kendala penyediaan hara perlu dilakukan manipulasi lingkungan tumbuh tanaman. Curah hujan memicu pencucian unsur hara (leaching) dan meninggalkan kation-kation masam sehingga terjadi kekurangan unsur hara terutama kation-kation basa yang diperlukan tanaman. Tanah-tanah yang bersifat masam memiliki masalah seperti ketersediaan hara dalam tanah rendah, kejenuhan basa rendah, keracunan Al, Mn dan Fe. Masalah yang paling utama pada tanah masam ialah masalah tingginya kadar Al dapat dipertukarkan yang bersifat meracun bagi tumbuhan. Selain hal tersebut Al dapat ditukar juga merupakan kemasaman potensial yang akan terhidrolisis menghasilkan H+ dan memasamkan tanah. Salah satu contoh tanah yang bersifat masam dan miskin akan unsur hara yaitu Podsolik. Podsolik merupakan tanah yang mempunyai tingkat kemasaman yang tergolong masam sampai sangat masam, memiliki kejenuhan basa rendah, unsur hara rendah terutama Ca, N, P, dan K. Dengan karakteristik seperti tersebut maka tanah ini umumnya mempunyai kesuburan yang rendah. Jenis tanah ini tersebar pada daerah dengan curah hujan 2500-3500 mm per tahun tanpa bulan kering, topografi bergelombang sampai berbukit yang terletak pada ketinggian 50 hingga 350 m dari permukaan laut. Podsolik merupakan tanah yang mempunyai penyebaran yang sangat luas di Indonesia yaitu mencapai 47.526 juta ha atau sekitar 24.9 % dari total luas daratan Indonesia. Hardjowigeno (1993) menyatakan bahwa tanah ini merupakan bagian terluas dari lahan kering di Indonesia yang belum digunakan untuk pertanian. Sebagian besar merupakan alang-alang dan hutan tropika. Untuk memperbaiki kondisi tanah seperti Podsolik Jasinga dapat dilakukan pemupukan dan memperbaiki reaksi tanah. Pemupukan berfungsi menyediakan hara sehingga memperbaiki pertumbuhan tanaman, meningkatkan produksi, serta memperbaiki kualitas tanaman. Perbaikan reaksi tanah dapat dilakukan dengan 2 pengapuran atau penambahan bahan lain yang bersifat mengapur atau menaikkan pH tanah. Pengapuran dapat dilakukan dengan kapur pertanian, sedang bahan lain yang diharapkan berfungsi sebagai bahan pengapur dan diharapkan dapat berfungsi sebagai pembenah tanah contohnya adalah “Neutralizer” yang digunakan dalam penelitian ini. Namun, Neutralizer perlu di uji lanjut bila dibandingkan dengan Kapur Pertanian. Tanaman yang peka terhadap pengapuran salah satunya tanaman Caisin yang merupakan tanaman sayuran yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik apabila diberi pupuk agar dapat memenuhi kebutuhan Caisin akan unsur hara. Pemupukan yang biasa dilakukan yaitu dengan pupuk urea karena pada tanaman Caisin memerlukan unsur N dalam jumlah yang relatif banyak. 1.2 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Neutralizer, Kaptan dan Urea terhadap produksi dan serapan hara Caisin serta perubahan sifat kimia tanah podsolik Jasinga.