Deskripsi Tanaman Jagung (Zea mays) Lokal Sumbawa 1 Wening Kusumawardani 2 Fenny Arisandi 1 2 Dosen Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Perikanan Universitas samawa Mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Perikanan Universitas Samawa ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui deskripsi pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays) lokal Sumbawa.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan cara melakukan percobaan untuk mendeskripsikan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays) lokal Sumbawa. Rerata hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pertumbuhan tinggi tanaman pada umur 42 hari setelah tanam 193,3 cm sampai 255,6 cm. Pengamatan pada daun pada umur 49 hari setelah tanam hari setelah tanam jumlah daun 12 helai sampai 13 helai. Pengamatan pada lebar daun memiliki lebar 8,4 cm sampai 8,6 cm. Pada pengamatan permukaan daun yaitu permukaan daun berambut, dan pengamatan bentuk ujung daun yaitu bentuk ujung daun runcing. Hasil pengamatan pada penutupan kelobot dari sedang sampai bagus, pada kerusakan tongkol tidak ada, Sedangkan pada panjang tongkol 13,4 cm sampai 15,4 cm dan diameter tongkol 3,2 cm sampai 3,4 cm. Pengamatan pada warna biji dari merah, bervariasi dan putih, pada susunan baris biji teratur dan jumlah baris biji 12 baris sampai13 baris. Umur panen tanaman jagung lokal ini 85 hari. Kata Kunci : Deskripsi, Jagung Lokal Sumbawa 113 lingkungan tumbuhnya. Beberapa ciri PENDAHULUAN Jagung merupakan tanaman pangan varietas lokal tradisional mempunyai penting dalam kelompok serealia selain keragaman antar dan dalam varietas, gandum dapat dan menyatakan padi. Kasrino bahwa di (2006) Indonesia, beradaptasi pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, pemanfaatan jagung sebesar 50% untuk menghasilkan industri pangan, sedangkan 50% lagi namun rendah (Aquinos-Alsacar, 1999 untuk industri pakan (makanan untuk dalam Hetharie, 2002). unggas). Kecenderungan proporsi produksi Deskripsi yang merupakan stabil suatu tersebut akan berubah pada tahun 2020 panduan menyajikan sejarah asal-usul dimana sifat-sifat morfologi, reaksi ketahanan industri jagung sekitar pakan memerlukan 76,2%.Batang jagung terhadap penyakit dan hama utama serta terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung anjuran tanam. Sifat-sifat morfologi yang tumbuh pada setiap buku, berhadapan di sajikan dalam deskripsi sebagian besar satu sama lain. Bunga jantan terletak merupakan sifat yang di atur secara pada bagian terpisah pada satu tanaman kuantitatif sehingga penampilannya dapat sehingga penyerbukan menimbulkan varietas fisik. Varietas silang. Jagung merupakan tanaman hari tersebut dapat terjadi pada semua varietas pendek, jumlah daunnya ditentukan pada terutama jika ditanam pada lokasi dan saat musim tanam yang berbeda (Suprihatno, lazim inisiasi dikendalikan terjadi bunga oleh jantan, genotipe, dan lama penyinaran, dan suhu. 2005). Berdasarkan Menurut Suprapto (2005), jagung genetik, temuan antropologi, dan – temuan arkeologi lokal umumnya merupakan campuran diketahui bahwa daerah asal jagung beberapa strain atau beberapa varietas adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian sehingga ukuran selatan). Budidaya jagung telah dilakukan bijinya sangat beragam dan daya hasilnya di daerah ini 10.000 tahun yang lalu, lalu rendah unggul teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan nasional. Keragaman yang ditemukan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu, pada melalui dan mencapai daerah pegunungan di merupakan selatan Peru pada 4.000 tahun yang lalu. keragaman genetik karena menunjukkan Kajian filogenetik menunjukkan bahwa penampilan jagung budidaya (Zea mays) merupakan warna,bentuk dibanding varietas perubahan varietas jagung lokal vegetatif, yang dan berbeda pada 114 keturunan langsung dari teosinte (Zea kegiatan penelitian , alat tugal berfungsi mays). Dalam proses domestikasinya, untuk membuat lubang tanam. Bahan yang berlangsung paling tidak 7.000 yang telah digunakan dalam penelitian ini tahun oleh penduduk asli setempat, adalah sebagai berikut : 6 aksesi jagung masuk gen-gen dari subspesies lain, lokal terutama Zea mays. mexicana. Istilah beberapa daerah yang berbeda-beda, air teosinte berfungsi sebenarnya digunakan untuk sumbawa yang untuk berasal dari menyiram menggambarkan semua spesies dalam tanaman/sebagai pelarut untuk pupuk genus Zea, kecuali Zea mays. mays. organik cair bio sugih, pupuk organik cair Proses domestikasi menjadikan jagung Bio Sugih berfungsi sebagai pestisida merupakan nabati. satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara Penelitian ini menggunakan metode liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000 deskriptif dengan pendekatan kuantitatif kultivar jagung, baik yang terbentuk dengan cara melakukan budidaya jagung secara alami maupun dirakit melalui lokal pemuliaan tanaman (Yogo, 2001). pertumbuhan dan hasil tanaman jagung untuk mendeskripsikan (Zea mays) lokal Sumbawa. Deskriptif MATERI DAN METODE ialah salah satu cara penelitian dengan PENELITIAN menggambarkan Alat yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : alat tulis berfungsi untuk mencatat hasil kegiatan, cangkul berfungsi untuk mengolah tanah, sabit berfungsi untuk membersihkan lahan penggaris/meteran dari gulma, berfungsi untuk mengukur tinggi tanaman dan lebar daun, jangka sorong untuk mengukur sudut antar helaian daun dan batang, gembor berfungsi untuk menyiram tanaman, sprayer berfungsi untuk menyemprotkan pupuk organik cair bio sugih, kamera berfungsi untuk mendokumentasi suatu objek sesuai dengan kenyataan yang ada. Kuantitatif adalah suatu metode penelitian dimana data yang diperoleh berupa angka-angka atau pernyataan-pernyataan yang dinilai. Penanaman dilakukan pada bedengan, dengan panjang bedeng yaitu 200 cm, lebar 200 cm dan tinggi bedeng yaitu 25 cm. Jumlah bedeng keseluruhan adalah 6 bedeng. Jarak antar bedengan yaitu 50 cm. Dengan jarak tanam yaitu 40 cm x 40 cm. Setiap bedeng terdiri dari 25 tanaman.Jumlah tanaman keseluruhannya adalah 150 tanaman. Setiap bedengan merupakan aksesi tanaman jagung lokal. 115 Benih aksesi jagung lokal yang digunakan merupakan Fakultas Pertanian Program studi koleksi dan Parameter pertumbuhan tanaman : dari Tinggi tanaman (cm), Jumlah daun Perikanan (helai), Lebar daun (cm), Permukaan Agroteknologi yang daun, Bentuk ujung daun, Penutupan diperoleh dari Desa Pelat Kecamatan klobot, Kerusakan tongkol, Panjang Unter Iwis, Desa Langam Kecamatan tongkol, Diameter tongkol (cm), Warna Lopok, Desa Pungkit Kecamatan Lopok, biji, Susunan baris biji, Jumlah baris biji. Desa Mamak Kecamatan Lopok, Desa Lantung Spukur Kecamatan Lantung Dan Desa Lantung Pdesa Kecamatan Lantung. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Tinggi Pengambilan tanaman sampel dilakukan dengan cara acak (random sampling) dengan mengabaikan tanaman pinggir. Cara pengambilan sampel dengan cara diundi pada setiap aksesi dan diberi nomor pada masing-masing tanaman yang ingin dijadikan tanaman sampel. Jumlah tanaman sampel yaitu 12% dari jumlah populasi. Jadi dari 25 tanaman perbedeng terdapat 3 tanaman sampel. Jumlah tanaman sampel keseluruhan 18 tanaman. tanaman merupakan ukuran tanaman yang sering diamati sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter untuk mengukur pengaruh lingkungan atau perlakuan yang diterapkan karena tinggi tanaman merupakan ukuran pertumbuhan yang paling mudah dilihat (Sitompul, 2005). Data rata-rata hasil pengamatan untuk parameter tinggi tanaman pada umur 7, 14, 21, 28, 35 dan 42 hari setelah tanam disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Tinggi Tanaman Jagung Lokal Sumbawa Umur Pengamatan 7,14, 21, 28, 35, dan 42 Hari Setelah Tanam Tinggi Tanaman (cm) (HST) No. Aksesi 7 14 21 28 35 42 1. Aksesi I 8,1 35,8 63,6 95,8 142,2 193,3 2. Aksesi II 8,7 39.2 70,2 106,0 158,7 210,1 3. Aksesi III 7,5 29,4 58,2 99,6 148,1 201,9 4. Aksesi IV 10,0 44,3 74,2 116,6 172,5 221,1 5. Aksesi V 8.6 41,1 72,4 109,6 161,0 218,5 6. Aksesi VI 8,7 48,1 83,2 125,7 205,5 255,6 Sumber : Data Primer diolah (2015) HST : Hari Setelah Tanam Tabel 1 menunjukkan rerata tinggi setelah tanaman terlihat pada aksesi IV tanaman tertinggi pada umur 7 hari yaitu 10,0 cm, sedangkan rerata tinggi 116 tanaman terendah terlihat pada aksesi III hidupnya karena tumbuhan yaitu 7,5 cm. Rerata tinggi tanaman organisme autotrop obligat, dimana daun tertinggi pada umur 14 hari setelah tanam memasok kebutuhan energinya sendiri terlihat pada aksesi VI yaitu 48,1 cm, melalui konversi energi cahaya menjadi sedangkan rerata tinggi tanaman terndah energi kimia. Daun juga berfungsi sebagai terlihat pada aksesi III yaitu 29,4 cm. organ pernapasan atau respirasi, tempat Rerata tinggi tanaman tertinggi pada terjadinya umur 21 hari setelah tanam terlihat pada terjadinya gutasi (Yudi, 2011). aksesi VI yaitu 83,2 cm, sedangkan rerata Jumlah Daun transpirasi adalah dan tempat tinggi tanaman terendah terlihat pada Data rata-rata hasil pengamatan aksesi III yaitu 58,2 cm. Rerata tinggi parameter jumlah daun pada umur 7, 14, tanaman tertinggi pada umur 28 hari 21, 28, 35, dan 42 hari setelah tanam setelah tanam terlihat pada aksesi VI yaitu disajikan pada Tabel 2. 125,7 Tabel 2. Jumlah Daun Tanaman cm, sedangkan rerata tinggi tanaman terendah terlihat pada aksesi I Jagung Lokal Sumbawa 49 yaitu 95,8 cm. Rerata tinggi tanaman HST tertinggi pada umur 35 hari setelah tanam Jumlah Daun No. Aksesi sedangkan rerata tinggi tanaman terendah 1. Aksesi I 12 terlihat pada aksesi I yaitu 142,2 cm. 2. Aksesi II 13 Rerata tinggi tanaman tertinggi pada 3. Aksesi III 12 umur 42 hari setelah tanam yaitu 255,6 4. Aksesi IV 13 cm, sedangkan rerata tinggi tanaman 5. Aksesi V 13 terendah terlihat pada aksesi I yaitu 193,3 6. Aksesi VI 13 terlihat pada aksesi VI yaitu 205,5 cm, cm. Data Daun Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang. Umumnya berwarna hijau dan berfungsi sebagai penangkap matahari melalui merupakan organ tumbuhan dalam energi cahaya fotosentesis. Daun terpenting bagi Tanaman Sumber : Data Primer diolah (2015) HST : Hari Setelah Tanam Tabel 2 menunjukkan rerata jumlah daun tanaman jagung lokal Sumbawa pada umur 49 hari setelah tanam pada aksesi I 12 helai, aksesi II 13 helai, aksesi III 12 helai, aksesi IV 13 helai, aksesi V 13 helai, dan aksesi VI 13 helai. melangsungkan 117 Lebar Daun Berikut data rata-rata hasil pengamatan parameter lebar daun pada umur 49 hari setelah tanam disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Lebar Daun Tanaman Jagung Lokal Sumbawa 49 HST Lebar Daun No. Aksesi Tanaman 1. Aksesi I 8,6 2. Aksesi II 8,5 3. Aksesi III 8,5 4. Aksesi IV 7,4 5. Aksesi V 8,1 6. Aksesi VI 8,4 Sumber : Data Primer diolah (2015) HST : Hari Setelah Tanam Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat rerata lebar daun tanaman jagung pada umur 49 hari setelah panen pada aksesi I lebar daun yaitu 8,6 cm, pada aksesi II lebar daun 8,5 cm, pada aksesi III lebar daun 8,5 cm, pada aksesi IV lebar daun 7,4 cm, pada aksesi V lebar daun 8,1 cm, dan pada aksesi VI lebar daun 8,4 cm. Jadi rerata lebar daun yang paling besar yaitu pada aksesi I lebar daun 8,6 cm, sedangkan yang paling kecil yaitu pada aksesi IV dengan lebar daun 7,4 cm. hasil permukaan daun tanaman jagung lokal sumbawa pada semua aksesi yaitu permukaan daunnya berambut. Bentuk Ujung Daun Data rata-rata hasil pengamatan untuk parameter bentuk ujung daun disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Bentuk Ujung Daun Tanaman Jagung Lokal Sumbawa 49 HST No. Aksesi Bentuk Ujung Daun 1. Aksesi I Runcing 2. Aksesi II Runcing 3. Aksesi III Runcing 4. Aksesi IV Runcing 5. Aksesi V Runcing 6. Aksesi VI Runcing Sumber : Data Primer diolah (2015) HST : Hari Setelah Tanam Tabel 5 menunjukkan bahwa ratarata bentuk ujung daun tanaman jagung lokal sumbawa pada pengamatan umur 49 hari setelah tanam dari aksesi I sampai dengan aksesi VI bentuk ujung daunnya Permukaan Daun Data 2. Aksesi II Berambut 3. Aksesi III Berambut 4. Aksesi IV Berambut 5. Aksesi V Berambut 6. Aksesi VI Berambut Sumber : Data Primer diolah (2015) HST : Hari Setelah Tanam Tabel 4 menunjukkan bahwa runcing. pengamatan pada Data Tongkol parameter permukaan daun disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Permukaan Daun Tanaman Jagung Lokal Sumbawa 49 HST No. Aksesi Permukaan Daun 1. Aksesi I Berambut Secara morfologi, tongkol jagung adalah tangkai utama malai yang termodifikasi yakni bagian dalam organ betina tempat bulir/buah duduk menempel. Tongkol jagung diselimuti 118 oleh daun kelobot yang tumbuh dari buku terletak di antara batang dan pelepah daun (Tracy, 2005). Penutupan Klobot Data rata-rata hasil pengamatan untuk parameter penutupan klobot disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Penutupan Klobot Tanaman Jagung Lokal Sumbawa 85 HST Penutupan No. Aksesi Klobot 1. Aksesi I Sedang 2. Aksesi II Bagus 3. Aksesi III Sedang 4. Aksesi IV Sedang 5. Aksesi V Sedang 6. Aksesi VI Bagus Sumber : Data Primer diolah (2015) HST : Hari Setelah Tanam Tabel 6 menunjukkan rerata Tabel 7. Kerusakan Tongkol Tanaman Jagung Lokal Sumbawa 85 HST Kerusakan No. Aksesi Tongkol 1. Aksesi I Tidak Ada 2. Aksesi II Tidak Ada 3. Aksesi III Tidak Ada 4. Aksesi IV Tidak Ada 5. Aksesi V Tidak Ada 6. Aksesi VI Tidak Ada Sumber : Data Primer diolah (2015) HST : Hari Setelah Tana Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat pada aksesi I bahwa tidak ada kerusakan tongkol, begitu pula pada aksesi II, aksesi III, aksesi IV, aksesi V, dan aksesi VI. Jadi tidak ada kerusakan tongkol pada semua aksesi Panjang Tongkol Data rata-rata hasil pengamatan penutupan kelobot pada aksesi I yaitu untuk sedang, disajikan pada Tabel 8. pada aksesi II penutupan kelobotnya bagus, pada aksesi III, aksesi IV, dan aksesi V penutupan kelobotnya sedang, dan pada aksesi VI penutupan kelobotnya bagus. Jadi rerata penutupan kelobot yang bagus yaitu pada aksesi II dan aksesi VI, sedangkan pada aksesi I, aksesi III, aksesi IV, dan aksesi V penutupan kelobotnya sedang. Kerusakan Tongkol Data rata-rata hasil pengamatan parameter panjang tongkol Tabel 8. Panjang Tongkol Tanaman Jagung Lokal Sumbawa 85 Hari Setelah Tanam Panjang Tongkol No. Aksesi (cm) 1. Aksesi I 13,4 2. Aksesi II 14,8 3. Aksesi III 13,9 4. Aksesi IV 14,4 5. Aksesi V 15,0 6. Aksesi VI 15,4 Sumber : Data Primer diolah (2015) HST : Hari Setelah Tanam Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat pada parameter kerusakan tongkol rerata panjang tongkol pada pengamatan disajikan pada Tabel 7. umur 85 hari setelah panen pada aksesi I (13,4 cm), pada aksesi II panjang tongkol (14,8 cm), pada aksesi III panjang tongkol (13,9 cm), pada aksesi IV panjang 119 tongkol (14,4 cm), pada aksesi V panjang Data Biji tongkol (15,0 cm), dan pada aksesi VI Warna Biji panjang tongkol (15,4 cm). Jadi rerata Data rata-rata hasil pengamatan panjang tongkol terpanjang yaitu pada pada parameter warna biji disajikan pada aksesi VI dengan panjang tongkol (15,4 Tabel 10. cm). Tabel 10. Warna Biji Tanaman Jagung Lokal Sumbawa 85 Hari Setelah Tanam No. Aksesi Warna Biji 1. Aksesi I Merah 2. Aksesi II Merah 3. Aksesi III Bervariasi 4. Aksesi IV Bervariasi 5. Aksesi V Putih 6. Aksesi VI Bervariasi Sumber : Data Primer diolah (2015) HST : Hari Setelah Tanam Diameter Tongkol Berikut data rata-rata hasil pengamatan untuk parameter diameter tongkol disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Diameter Tongkol Tanaman Jagung Lokal Sumbawa 85 hari setelah tanam Diameter Tongkol No. Aksesi (cm) 1. Aksesi I 3,2 2. Aksesi II 3,3 3. Aksesi III 3,2 4. Aksesi IV 3,3 5. Aksesi V 3,4 6. Aksesi VI 3,2 Sumber : Data Primer diolah (2015) HST : Hari Setelah Tanam Tabel 9 menunjukkan rerata diameter tongkol tanaman jagung lokal sumbawa pada umur 85 hari setelah tanam yaitu aksesi I (3,2 cm), aksesi II (3,3 cm), aksesi III (3,2 cm), aksesi IV Berdasarkan yang paling besar yaitu pada aksesi V (3,4 cm), sedangkan rerata diameter tongkol yang terkecil yaitu pada aksesi I, aksesi III dan aksesi VI yang masingmasing diameter (3,2 cm). pengamatan warna biji jagung menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang beragam antar aksesi. Perbedaan tersebut terlihat dari warna biji yang cukup beragam. Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa warna biji pada aksesi I dan aksesi II berwarna merah; pada aksesi III, aksesi IV, dan aksesi VI warna bijinya bervariasi; dan aksesi V warna bijinya putih. Susunan Baris Biji (3,3 cm), aksesi V (3,4 cm) dan aksesi VI (3,2 cm). Jadi rerata diameter tongkol hasil Data rata-rata hasil pengamatan pada parameter susunan baris biji disajikan pada Tabel 11. Tabel 11. Susunan Baris Biji Tanaman Jagung Lokal Sumbawa 85 HST Susunan Baris No. Aksesi Biji 1. Aksesi I Teratur 2. Aksesi II Teratur 3. Aksesi III Teratur 120 4. Aksesi IV Teratur 5. Aksesi V Teratur 6. Aksesi VI Teratur Sumber : Data Primer diolah (2015) HST : Hari Setelah Tanam Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa pada aksesi I, aksesi II, dan aksesi III, rerata susunan baris biji dari aksesi I Berdasarkan hasil penelitian dan yang masing-masing jumlah baris biji yaitu 12 baris. KESIMPULAN sampai dengan aksesi VI, susunan baris pembahasan bijinya teratur. kesimpulan sebagai berikut: Jumlah Baris Biji 1. Pengamatan dilakukan pada tanaman Jumlah baris biji per tongkol maka dapat ditarik jagung (Zea mays) lokal Sumbawa dari dihitung dengan cara menghitung jumlah beberapa baris biji setiap tanaman sampel yang Kecamatan Unter Iwis, Desa Langam telah dibuang kelobotnya. Berikut data Kecamata rata-rata Kecamatan hasil pengamatan untuk desa yaitu: Lopok, Lopok, Desa Pelat Desa Pungkit Desa Mamak parameter jumlah baris biji disajikan pada Kecamatan Lopok, Desa Lantung Tabel 12. Skukur Kecamatan Lantung dan Desa Tabel 12. Jumlah Baris Biji Tanaman Jagung Lokal Sumbawa 85 HST No Aksesi Jumlah Baris Biji 1. Aksesi I 12 2. Aksesi II 12 3. Aksesi III 13 4. Aksesi IV 14 5. Aksesi V 12 6. Aksesi VI 13 Sumber : Data Primer diolah (2015) HST : Hari Setelah Tanam Lantung Pdesa Kecamatan Lantung. 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pertumbuhan tinggi tanaman pada umur 42 hari setelah tanam 193,3 cm sampai 255,6 cm. Pengamatan pada daun pada umur 49 hari setelah tanam jumlah daun 12 helai sampai 13 helai. Pengamatan pada lebar daun 12 menunjukkan rerata memiliki lebar 8,4 cm sampai 8,6 cm. jumlah baris biji pada umur 85 hari Pada pengamatan permukaan daun setelah tanam pada aksesi I 12 baris, yaitu permukaan daun berambut, dan aksesi II 12 baris, aksesi III 13 baris, pengamatan bentuk ujung daun yaitu aksesi IV 14 baris, aksesi V 12 baris dan bentuk ujung daun runcing. Hasil aksesi VI 13 baris. Jadi rerata jumlah pengamatan pada penutupan kelobot baris yang paling banyak yaitu pada dari aksesi IV berjumlah 14 baris, sedangkan kerusakan rerata jumlah baris biji yang sedikit yaitu Sedangkan pada panjang tongkol 13,4 Tabel sedang sampai tongkol bagus, pada tidak ada, 121 cm sampai 15,4 cm dan diameter tongkol 3,2 cm sampai 3,4 cm. Pengamatan pada warna biji dari merah, bervariasi dan putih, pada susunan baris biji teratur dan jumlah baris biji 12 baris sampai13 baris. Umur panen tanaman jagung lokal ini 85 hari. SARAN Perlu adanya penelitian lebih lanjut pada tanaman jagung (Zea mays) lokal Sumbawa untuk mendapatkan benih yang murni. DAFTAR PUSTAKA Hetharia, H dan H,R.D. Amanupunyo. 2002. Respons Pertumbuhan Beberapa Varietas Kacang Hijau Lokal Asal Pulau Yamdena Terhadap Perlakuan Inokulan Rhizobium. Laporan Hasil Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Pattimura, Ambon. Kasrino, F. 2006. Suatu Penilaian Mengenai Prospek Masa Depan Jagung di Indonesia. Seminar dan Lokakarya Nasional Jagung, 29-30 September 2005. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros. Sitompul, S. M. 2005. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta, hal. 24. Suprapto, H.S. 2005. Jagung.Penebar Jakarta. Suprihatno. 2005. Deskripsi Varietas Unggul. Sukamandi, Subang : Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianBalai Penelitian. Tracy. 2005. Morphology and growth of maize. IITA/CIMMYT. Research guide 9. El Batan, Mexico. p. 8. Yogo. 2001. Asal-usul Tanaman Jagung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Yudi. 2011. Penjelasan Tentang Daun, Bentuk Daun, Fungsi Daun, dan Anatomi Daun.(Http:www.PenjelasanT entangDaundanBentukDaun.ht ml). diakses pada tanggal 29 September 2014. Bertanam Swadaya, 122