MODEL PENINGKATAN KINERJA SDM MELALUI MOTIVASI D I S I P L I N K E R J A KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA INDRA JUMAIZI ABSTRAK Kinerja karyawan merupakan hasil kerja baik itu secara kualitas maupun kuantitas yang telah dicapai karyawan dalam menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan organisasi dan hasil kerjanya tersebut disesuaikan dengan hasil kerja yang diharapkan organisasi melalui kriteria-kriteria atau standar kinerja karyawan yang berlaku dalam organisasi, Pada penelitian ini akan di analisis variabel motivasi, displin kerja, kepemimpinan dan lingkungan kerja sebagai independen variabel yang mempengaruhi dependen variabel yaitu kinerja karyawan. Pada penelitian ini obyek yang diambil adalah semua karyawan tetap PT. Pelni Cabang Semarang. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data hasil persamaan regresi linier berganda menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan secara parsial, sedangkan koefesien determinasi mendapatkan nilai Adjusted R square sebesar 0,596 dengan demikian 59,6% kinerja karyawan dijelaskan oleh 4 variabel tersebut, sedangkan sisanya 40,4% merupakan pengaruh variabel lain yang tidak termasuk didalam penelitian ini. Kata Kunci : Motivasi, Displin , Kepemimpinan, Lingkungan kerja, dan kinerja . ABSTRACT Employee performance is the result of both in quality and quantity has been reached employees in carrying out his duties in accordance with the responsibilities given to the organization and its work is tailored to the work expected of the organization through the criteria or performance standards for employees in the organization , This research will be analyzed variables of motifation, work disiplin, leadership and work environment as independent variables that affect the dependent variable is the performance of employees. In this study the object taken is that all employees of PT. Pelni Semarang branch. Data analysis technique used is the technique of linear regression. Based on the research and analysis of data from multiple linear regression equation indicates that there is a positive and significant effect partially, while the coefficient of determination to get the value of Adjusted R square of 0.596 is thus 59.6% of employee performance is explained by four variables, while the remaining 40, 4% is the influence of other variables not included in this study. Keywords: Motivation, Discipline, leadership, work environment, and performance. Motivasi, Disiplin, Kepemimpinan, dan A. Latar Belakang Sebuah perusahaan didirikan dengan suatu harapan yang ingin dicapai dimasa yang akan datang. Seorang pemilik perusahaan menginginkan agar perusahaannya bisa berkembang dengan pesat dan memiliki kinerja yang tinggi. Untuk mewujudkan harapan tersebut, Perusahaan harus mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga organisasi mampu mengelola karyawan secara efektif dan efisien serta mampu mendukung pencapaian tujuan organisasi Malayu SP, Hasibuan (2003). Tujuan perusahaan sangat tergantung Lingkungan harus dikelola dengan baik, agar para karyawan bisa memberikan sumbangan bagi kemajuan perusahaan secara aktif. PT. PELNI Cabang Semarang merupakan salah satu perusahaan pelayaran yang bergerak di bidang pelayanan jasa yang menggunakan moda transportasi laut, mengangkut penumpang atau barang dari satu tempat ke tempat tujuan. Maka dalam hal ini yang perlu diperhatikan oleh perusahan salah satunya adalah kinerja para karyawan yang ada di perusahaan tersebut. Faktor-faktor tersebut yang dapat mempengaruhui Kinerja karyawan yang perlu di perhatikan adalah Faktor lain yang mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi kerja seseorang adalah minat/perhatian terhadap pekerjaan, upah/gaji, status sosial dari pekerjaan, faktor suasana kerja serta hubungan kemanusiaan yang baik. Kinerja atau prestasi yang ditunjukkan oleh karyawan PT. PELNI Cabang Semarang masih perlu ditingkatkan. Hal tersebut dapat diketahui dari kondisi saat ini yaitu dalam hal motivasi kerja. Pengamatan peneliti pada karyawan PT. PELNI Cabang Semarang khususnya terhadap penghargaan dengan memberikan kesempatan melanjutkan studi masih kurang. dengan karyawan yang akan menjalankan kegiatan perusahaan. Untuk itu karyawan kerja. Berdasarkan pengamatan peneliti tentang kedisplinan karyawan juga masih minim, dan perlu ditingkatkan lagi. Hal ini dapat di lihat dari situasi dan kondisi saat ini, dimana masih ada beberapa karyawan yang datang maupun pulang kantor tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, karyawan ada yang meninggalkan kantor pada jam kerja tanpa alasan yang tepat. Untuk itu disiplin harus ditumbuh kembangkan agar tumbuh pula ketertiban dan efisiensi. Tanpa adanya disiplin yang baik, jangan harap akan dapat diwujudkan adanya sosok pemimpin atau karyawan ideal sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat dan perusahaan, Budi Setiyawan dan Waridin (2006), disiplin kerja karyawan jasa. Informasi tentang kinerja organisasi bagian dari faktor kinerja. Hasil penelitiannya merupakan suatu hal yang sangat penting menunjukkan bahwa disiplin kerja memiliki digunakan pengaruh positif terhadap kinerja karyawan. proses kinerja yang dilakukan organisasi untuk mengevaluasi apakah Begitu juga dengan Lingkungan selama ini sudah sejalan dengan tujuan yang kerja yang ada pada PT. PELNI Cabang diharapkan atau belum. Akan tetapi dalam Semarang, banyak kenyataannya banyak organisasi yang justru pembenahan. Beberapa ruangan yang ada kurang atau bahkan tidak jarang ada yang masih kurang penerangannya. Kemudian mempunyai informasi tentang kinerja dalam warna ruangan yang menimbulkan rasa sejuk organisasinya. masih memerlukan juga masih kurang. Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi Kinerja merupakan hasil kerja baik pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok itu secara kualitas maupun kuantitas yang dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh telah dicapai karyawan dalam menjalankan berbagai faktor untuk mencapai tujuan tugas-tugasnya sesuai dengan tanggung jawab organisasi dalam periode waktu tertentu, P. yang diberikan organisasi dan hasil kerjanya Tika (2006). tersebut disesuaikan dengan hasil kerja yang Kinerja merupakan suatu kondisi diharapkan organisasi melalui kriteria-kriteria yang harus diketahui dan dikonfirmasikan atau standar kinerja karyawan yang berlaku kepada pihak tertentu untuk mengetahui dalam organisasi. Berkembang atau tidaknya tingkat pencapaian hasil suatu instansi suatu perusahaan tergantung bagaimana dihubungkan dengan visi yang di emban seorang pemimpin memotivasi karyawan suatu organisasi atau perusahaan serta atau bawahannya dengan baik dan benar, mengetahui dampak positif dan negatif dari pemimpin mungkin suatu kebijakan operasional. Mink (1993), mengarahkan karyawan-karyawannya dengan mengemukakan pendapatnya bahwa individu berpikir positif dan profesional. yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki harus sebisa beberapa karakteristik, yaitu di antaranya: B. Kajian Pustaka berorientasi pada prestasi, memiliki Kinerja Karyawan Kinerja percaya merupakan perilaku organisasi yang secara langsung berhubungan dengan produksi barang atau penyampaian diri, berperngendalian Menurut Sentono diri, kompetensi (1999), menyatakan bahwa ukuran-ukuran yang digunakan dalam penilaian kinerja yaitu secara akurat, bila daftar penilaian sebagai berisi item-item yang memadai. berikut: Kualitas pekerjaan, Kuantitas pekerjaan, Ketepatan waktu kerja 2. Metode-metode evaluasi kelompok a. Metode peringkat (ranking), penilaian Kerjasama dengan rekan kerja Kerjasama dengan kerja dengan karyawan yang lain untuk meliputi kemampuan bekerjasama didalam menentukan siapa yang lebih baik, dan kelompok, kemudian kemampuan rekan membandingkan karyawan yang satu bekerja diluar menempatkan karyawan kelompok, kemampuan menjalin komunikasi dalam urutan dari yang terbaik sampai dengan atasan dan kemampuan memberi yang terjelek. bimbingan dan penjelasan kepada karyawan lini. b. Metode pemisahan (Grading), penilaian memisah-misahkan atau “menyortir” para karyawan ke dalam berbagai Metode Penilaian Kineja karyawan klasifikasi yang berbeda. Biasanya 1. Metode Penilaian Berorientasi Masa Lalu suatu Metode-metode yang berorientasi masa lalu mempunyai kelebihan dalam hal proporsi tertentu harus diletakkan pada setiap kategori. c. Metode pengalokasian berdasarkan perlakuan terhadap prestasi kerja yang prestasi (point alocation method), metode telah terjadi, sampai derajat tertentu dapat ini merupakan bentuk lain metode diukur. Kelemahannya adalah bahwa grading. Para karyawan yang lebih baik prestasi kerja di masa lalu tidak dapat diberi nilai lebih besar dari pada para diubah. Teknik-teknik penilaian tersebut karyawan dengan prestasi yang lebih mencakup antara lain: jelek. a. Metode skala rata-rata, dimana metode ini evaluasi subyektif dilakukan oleh penilai terhadap prestasi kerja 3. Metode Penilaian Berorientasi Masa - yang Depan Penilaian penilaian karyawan dengan skala tertentu dari berorientasi masa depan memusatkan rendah sampai tinggi. pada prestasi kerja di waktu yang akan b. Metode pengecekan, dimana metode pengecekan (Checklist) datang melalui penilaian potensi karyawan bisa atau penetapan sasaran-sasaran prestasi memberikan suatu gambaran prestasi kerja di masa mendatang. Teknik yang bisa digunakan adalah: a. Penilaian diri (Self Appraisals), tehnik evaluasi ini berguna bila tujuan Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan evaluasi adalah untuk melanjutkan pengembangan diri. b. Penilaian Berdasarkan pengertian kinerja dari beberapa pendapat diatas, kinerja merupakan psikologis (psychological perbandingan dari hasil kerja yang dicapai appraisals), penilaian ini pada umumnya oleh karyawan dengan standar yang telah terdiri dari wawancara mendalam, tes- ditentukan. Kinerja juga berarti hasil yang tes psikologi, diskusi dengan atasan dicapai langsung, dan review evaluasi-evaluasi maupun kualitas dalam suatu organisasi lainnya. sesuai dengan tanggung jawab yang dberikan oleh seseorang, kepadanya. (MBO), inti pendekatan MBO adalah pencapaian bahwa setiap karyawan dan penyelia Motivasi, Disiplin, Kepemimpinan, dan secara bersama menetapkan tujuan- Lingkungan kerja. tujuan Motivasi sasaran-sasaran pelaksanaan kerja di waktu yang akan datang. Kemudian yang kuantitas c. Pendekatan Management By Obyektives atau Faktor baik kinerja mempengaruhi karyawan adalah Motivasi berasal dari kata latin dengan “movere” yang berarti “dorongan atau daya menggunakan sasaran-sasaran tersebut, penggerak”. Motivasi mempersoalkan bagai penilaian mana dapat memberikan dorongan kepada prestasi kerja dilakukan secara bersama pula. pengikutnya atau bawahan, agar dapat d. Tehnik Pusat Penilaian, merupakan bentuk penilaian karyawan yang bekerja semaksimal mungkin atau bekerja dengan sungguh-sungguh. distandardisasikan dimana tergantung Menurut Malayu SP, Hasibuan pada berbagai tipe penilaian dari (2006), menyatakan bahwa motivasi adalah penilai. Penilaian bisa meliputi pemberian daya pengerak yang menciptakan mendalam, tes-tes kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau psikologi, diskusi kelompok simulasi berkerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dan sebagainya untuk mengevaluasi dengan potensi karyawan di waktu yang akan mencapai kepuasan. wawancara datang. segala daya upayanya untuk Bentuk ideal dari motivasi dapat bervariasi antar karyawan. Satu teori motivasi manusia yang dikembangkan oleh Maslow yang mengatakan bahwa manusia Disiplin Kerja memeringkat kebetuhan mereka dalam lima Disiplin kerja adalah suatu alat yang kategori umum Madura (2007), ketika digunakan mereka telah mencapai kategori kebutuhan berkomunikasi tertentu, mereka menjadi termotivasi untuk mereka bersedia untuk mengubah suatu mencapai kategori berikutnya. perilaku serta sebagai suatu upaya untuk Kategori dalam Hierarki para meningkatkan manajer dengan karyawan kesadaran dan agar kesediaan Kebutuhan Maslow yang terkenal terdiri dari seseorang Madura (2007), yaitu : perusahaan dan norma-norma sosial yang 1. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs) berlaku Rivai (2004). Kebutuhan dasar untuk bertahan hidup (sandang, pangan dan papan). 2. Kebutuhan dan menaati untuk Dalam semua kedisiplinan peraturan karyawan diperlukan peraturan dan hukuman karena Keselamatan (Safety peraturan sangat diperlukan untuk Needs) memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi Kebutuhan untuk menjadi bagian dari karyawan dalam menciptakan tata tertib yang suatu kelompok (keamanan kerja dan baik bagi perusahaan. Dengan tata tertib kondisi kerja yang aman). yang baik, semangat kerja, moral kerja, 3. Kebutuhan Sosial (Social Needs) Kebutuhan untuk efisiensi dan efektivitas kerja karyawan memberi dan menjadi meningkat. menerima kasih sayang (interakai sosial dan penerimaan oleh orang lain). 4. Kebutuhan akan Penghargaan (Esteem Needs) Tindakan pendisiplinan tidak selalu dapat merubah perilaku karyawan untuk bertindak lebih baik, bahkan apabila tindakan pendisiplinan 5. Rasa hormat, prestise, dan pengakuan tersebut tidak tepat penerapannya, dapat mengakibatkan semakin (rasa hormat, prestise, pengakuan dn buruknya kekuasaan). Tindakan-tindakan yang dapat diambil oleh 6. Aktualisasi Diri (Self Actualization) perusahaan 7. Kebutuhan untuk dapat sepenuhnya adalah : mewujudkan potensi (memaksimalkan potensi). seseorang kinerja 1. Peringatan menurut lisan, karyawan tersebut. Nasution (2001), Peringatan tertulis, Pencabutan fasilitas, Penundaan kenaikan gaji berkala,Penurunan pangkat atau penurunan gaji dan Pemutusan hubungan gagasan mereka pada saat pengambilan kerja. keputusan. 4. Kepemimpinan Ada berbeda Kepemimpinan yang berorientasi pada pencapaian. Mendorong para karyawan berbagai tentang pengertian yang untuk berprestasi pada tingkat tertinggi kepemimpinan yang mereka dengan menetapkan tujuan yang dikemukakan oleh para ahli George R. Terry menantang, menekankan mengatakan bahwa kepemimpinan (leadership) kesempurnaan dan adalah kepercayaan merupakan hubungan antara seseorang dengan orang lain, pemimpin mampu mempengaruhi orang lain agar diri pada memperlihatkan atas kemampuan karyawan. Lingkungan Kerja bersedia bekerja bersama-sama dalam tugas Lingkungan kerja adalah sesuatu yang berkaitan untuk mencapai tujuan yang dari diinginkan. memudahkan atau menyulitkan pekerjaan. Menurut R.J. House (1971), terdapat 4 Menyenangkan atau menyulitkan mereka macam gaya kepemimpinan, yaitu : termasuk di dalamnya adalah faktor 1. Kepemimpinan Direktif Memberikan 2. panduan pekerjaan yang penerangan, suhu udara, ventilasi, kursi kepada para dan meja tulis. Horbert N. Casson (2006), karyawan mengenai apa yang seharusnya Pendapat dilakukan lingkungan kerja adalah segala sesuatu dan bagaimana cara ini mengemukakan yang dan mempertahankan standar kinerja. kantor dan tata ruang kantor atau yang Kepemimpinan Suportif disebut kondisi atau lingkungan fisik serta kepedulian terhadap mencakup pelataran, bahwa melakukannya, menjadwalkan pekerjaan Menunjukkan 3. lingkungan bangunan kondisi jasmaniah tempat kerja. kesejahteraan dan kebutuhan karyawan, Lingkungan kerja fisik merupakan bersikap ramah dan dapat didekati serta lingkungan atau kondisi tempat kerja yang memperlakukan para pekerja sebagai dapat mempengaruhi atau meningkatkan orang yang setara dengan dirinya. efesiensi kerja. Kepemimpinan Partisipatif Sedangkan lingkungan kerja non Berkonsultasi dengan para karyawan dan fisik secara berhubungan dan mempunyai kekuatan serius mempertimbangkan adalah segala sesuatu yang serta mempunyai pengaruh terhadap jiwa D. Kerangka Pikir penelitian karyawan. Sehingga dapat di simpulkan bahwa lingkungan kerja adalah kondisi atau keadaan dalam lingkungan kerja, Motivasi (X1) H1 baik dalam arti fisik ataupun non fisik yang mempengaruhi suasana hati orang yang bekerja yang mencakup dalam beberap indikator yaitu keamanan. Kepemimpinan (X3) H3 Lingkungan Kerja (X4 ) C. Hepotesis 1. H2 : kebersihan, penerangan, dan jaminan Kinerja Karyawan (Y) Disiplin Kerja (X2) H4 Diduga faktor Motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan 2. Diduga faktor Disiplin kerja berpengaruh positif terhadap Kinerja Keterangan : karyawan 3. Diduga faktor Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap Kinerja H = Mempengaruhi = Variabel = Hipotesis. karyawan Diduga faktor Lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap E. Metode Penelitian Kinerja karyawan 4. Diduga faktor berpengaruh positif karyawan Lingkungan kerja Populasi dan sampel Populasi adalah wilayah generalisasi terhadap Kinerja yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteritik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti Sugiyono (2005). Arikunto (2003), menyatakan bahwa apabila subjeknya kurang dari 100 orang, maka seluruh populasi dijadikan sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada di perusahaan PT. Hasil PELNI Cabang Semarang yang berjumlah 41 dijelaskan sebagai berikut : karyawan. a. Konstanta Sampel tersebut sebesar dapat 0,100 menurut menyatakan bahwa jika variabel Suharsimi (1998), adalah sebagian atau wakil independen dianggap konstan, maka populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini kinerja karyawan sebesar 0,100. sampel penelitian persamaan diambil dengan menggunakan b. Nilai koefisien regresi motivasi (X1) (metode sensus), yaitu pengumpulan data bernilai 0,212 yang berarti bahwa yang mencakup seluruh elemen atau anggota jika variabel lain dianggap konstan, seluruh maka terjadi peningkatan terhadap populasi penelitian ini yang diteliti. Sampel Dalam berjumlah 41 motivasi sebesar satu satuan maka responden yaitu pada karyawan di PT. akan PELNI Cabang Semarang. karyawan sebesar 0,212. Hasil penelitian Analisis Regresi Linier Berganda meningkatkan kinerja c. Nilai koefisien regresi displin kerja (X2) bernilai 0,220 yang berarti Pengujian ini dilakukan untuk bahwa jika variabel lain dianggap menganalisis pengaruh dari variabel bebas konstan, maka terjadi peningkatan yakni motivasi, displin kerja, kepemimpinan, terhadap displin kerja sebesar satu dan lingkungan kerja terhadap variabel satuan maka akan meningkatkan terikat yakni kinerja karyawan. kinerja karyawan sebesar 0,220. Koefisien Regresi Variabel Konstanta Motivasi (X1) Displin kerja (X2) Kepemimpinan (X3) Lingkungan kerja (X4) R Square Adjusted R² Bentuk Koefisien 0,100 0,212 0,220 0,367 0,254 0,636 0,596 bernilai 0,367 yang berarti bahwa Std. Error 1,599 0,066 0,074 0,089 0,079 persamaan d. Nilai koefisien kepemimpinan (X3) T 0,063 3,199 2,992 4,107 3,238 Sig.t 0,950 0,003 0,005 0,000 0,003 maka terjadi peningkatan terhadap kepemimpinan sebesar satu satuan, maka akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0,367. regresi linier berganda dari hasil estimasi yang diperoleh adalah sebagai berikut : Y = 0,100 + 0,212 X1 + 0220 X2 + 0,367 X3 + 0,254 X4 + μ jika variabel lain dianggap konstan, e. Nilai koefisien lingkungan kerja (X4) bernilai 0,254 yang berarti bahwa jika variabel lain dianggap konstan, maka terjadi peningkatan terhadap lingkungan kerja sebesar satu satuan, maka akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0,254. f. μ adalah variabel yang tidak diteliti yaitu sebesar 0,596 atau 59,6% didapat dari 100% - 59,6% = 40,4%. Dari hasil koefisien regresi berganda yang telah dijelaskan pada uraian diatas selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis yang dilakukan secara parsial. Pengujian Hepotesis Uji t (Pengujian hipotesis secara parsial) Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel mewujudkan bahwa motivasi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan, maka dapat dilihat dari signifikan untuk X1 sebesar 0,003 yang menunjukkan angka lebih kecil dari 0,05 b. Variabel Displin kerja (X2) Hasil perhitungan statistik diperoleh nilai t hitung adalah 2,992 dengan batas signifikan α = 5%. Nilai t tabel dengan df = n - k - 1 = 41 - 4 - 1 = 36 dapat diperoleh sebesar t = (2,0281). Maka diperoleh t hitung (2,992) > t tabel (2.0281). Hal ini berarti bahwa Ho ditolak atau menerima Ha. Dengan demikian mewujudkan bahwa displin kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan, maka dapat dilihat dari signifikan untuk X2 sebesar 0,005 yang menunjukkan angka lebih kecil dari 0,05. c. Variabel kepemimpinan (X3) independen terhadap variabel dependen. Hasil perhitungan statistik diperoleh nilai t Untuk dapat melihat seberapa jauh variabel hitung adalah dengan batas signifikan α = independen secara individual mempengaruhi 5%. Nilai t tabel dengan df = n - k - 1 = 41 - variabel dependen 4 - 1 = 36 dapat diperoleh sebesar t = Berikut adalah hasil dari pengujian hepotesis (2.0281). Maka diperoleh t hitung (4,107) > t : tabel (2.0281). Hal ini berarti bahwa Ho Variabel Konstanta Motivasi (X1) Displin kerja (X2) Kepemimpinan (X3) Lingkungan kerja (X4) R Square Adjusted R² a. 0,100 0,212 0,220 0,367 Std. Error 1,599 0,066 0,074 0,089 0,063 3,199 2,992 4,107 0,950 0,003 0,005 0,000 0,254 0,079 3,238 0,003 Koefisien t Sig.t 0,636 0,596 Variabel Motivasi (X1) Hasil perhitungan statistik diperoleh nilai t hitung adalah 3,199 dengan batas signifikan α = 5%. Nilai t tabel dengan df = n - k - 1 = 41 - 4 - 1 = 36 dapat diperoleh sebesar t = (2,0281). Maka diperoleh t hitung (3,199) > t tabel (2,081). Hal ini berarti bahwa Ho ditolak atau menerima Ha. Dengan demikian ditolak atau menerima Ha. Dengan demikian mewujudkan bahwa kepemimpinan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan, maka dapat dilihat dari signifikan untuk X3 sebesar 0,000 yang menunjukkan angka lebih kecil dari 0,05. Dan dapat dilihat pada gambar berikut ini : d. Variabel lingkungan kerja (X4) Hasil perhitungan statistik diperoleh nilai t hitung adalah 3,238 dengan batas signifikan α = 5%. Nilai t tabel dengan df = n - k - 1 = 41- 4 - 1 = 36 dapat diperoleh sebesar t = (2.0281). Maka diperoleh t hitung (3,238) > t 1. Variabel motivasi (X1) secara parsial tabel (2.0281). Hal ini berarti bahwa Ho mempunyai pengaruh positif terhadap ditolak atau menerima Ha. Dengan demikian kinerja mewujudkan bahwa motivasi, displin kerja, dibuktikan dengan nilai koefisien regresi kepemimpinan, kerja variabel motivasi (X1) yaitu sebesar memiliki pengaruh positif terhadap kinerja 3,199 yang bertanda positif dan nilai t karyawan, maka dapat dilihat dari signifikan hitung (3,199) > t tabel (2,0281) dengan untuk X4 sebesar 0,003 yang menunjukkan tingkat signifikan (0,003) < (0,05). angka lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dan lingkungan 2 karyawan. Hal ini dapat Analisis Koefisien Determinasi (R ) disimpulkan bahwa motivasi kerja yang Pada olah data SPSS Versi 22.0 untuk ada di PT. PELNI Cabang Semarang analisis semakin meningkat. koefisien determinasi dapat dijelaskan pada tabel berikut ini : Model R R Square 1 0,798a 0,636 Berdasarkan diketahui 2. mempunyai pengaruh positif terhadap Adjusted R Std. Error of the Square Estimate 0,596 hasil bahwa kinerja karyawan. Hal ini dibuktikan 0,695 perhitungan koefisien dengan nilai koefisien regresi variabel dapat displin kerja (X2) yaitu sebesar 2,992 determinasi yang bertanda positif dan nilai t hitung (Adjusted R Square) yang diperoleh sebesar (2,992) > t tabel (2,0281) dengan tingkat 0,596. Hal ini berarti bahwa 59,6%, variasi perubahan variabel dependen signifikan (0,005) < (0,05). Berdasarkan (kinerja hal tersebut maka dapat disimpulkan karyawan), dapat dijelaskan oleh variabel independen (motivasi, displin bahwa displin kerja yang ada di PT. kerja, PELNI Cabang Semarang semakin kepemimpinan, lingkungan kerja). Sedangkan meningkat. 40,4% dari kondisi variabel dependen (Y) diterangkan oleh independent variabel lain Variabel displin kerja (X2) secara parsial 3. Variabel kepemimpinan (X3) secara parsial mempunyai pengaruh positif yang tidak terdeteksi. terhadap kinerja karyawan. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi E. Kesimpulan Dari hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya Maka dapat ditarik kesimpulkan sebagai berikut : variabel kepemimpinan (X3) yaitu sebesar 4,107 yang bertanda positif dan nilai t hitung (4,107) > t tabel (2,0281) dengan tingkat signifikan (0,000) < (0,05). Berdasakan hal tersebut maka DAFTAR PUSTAKA dapat Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. Dessler, Gary, 1995, Manajemen Personalia Edisi Ketiga, Jakarta : Erlangga. Gozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Handoko, T. Hani, 2002, Manajemen Personalia, Yogyakarta : Penerbit BPFE. Heijrahman R. dan Suad Husnan, 2002, Manajemen Personalia, Edisi keempat, Yogyakarta: BPFE. Husnan, 1997, Manajemen Personalia dan Sumber Daya, Edisi ketiga, Yogyakarta: BPFE.. Marzuki, 1997, Metodologi Riset, BPFE, UII, Yogyakarta. Panji, Anoraga, 1990, Psikologi Kepemimpinan, Jakarta: Rineka Cipta Prabu, Anwar Mangkunegara, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya. disimpulkan bahwa kepemimpinan yang ada di PT. PELNI Cabang Semarang semakin meningkat. 4. Variabel lingkungan kerja (X4) secara parsial mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi variabel lingkungan kerja (X4) yaitu sebesar 3,238 yang bertanda positif dan nilai t hitung (3,238) > t tabel (2,0281) dengan tingkat signifikan (0,003) < (0.05). Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja yang ada di PT. PELNI Cabang Semarang semakin meningkat. 5. Nilai Adjusted R square diperoleh sebesar 0,596. Hal ini berarti bahwa pengaruh variabel bebas atau variabel independen (motivasi, displin kerja, kepemimpinan, dan lingkungan kerja) terhadap variabel terikat atau variabel dependen memiliki peranan sebesar 59,6% secara bersama-sama dapat menjelaskan atau menerangkan variabel dependen atau variabel terikat yaitu kinerja karyawan pada PT. PELNI Cabang Semarang. sedangkan sisanya 40,4% merupakan pengaruh lain di luar dari variabel yang tidak diteliti. Ronald J. Ebert, Ricky W. Griffin, 2007, Bisnis Edisi Kedelapan Jilid 1, Jakarta, Erlangga Siagian, Sondang, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara. Soeratno, Lincolin Arsyad, 1993, Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis, Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP). Sukanto Reksohadiprodjo dan T. Hani Handoko, 1994, Organisasi Perusahaan Teori Struktur dan Perilaku, Yogyakarta : Penerbit BPFE.