penggunaan metode capm dalam menilai risiko dan return saham

advertisement
 PENGGUNAAN METODE CAPM DALAM MENILAI RISIKO DAN RETURN
SAHAM UNTUK MENENTUKAN PILIHAN BERINVESTASI PADA SAHAM
JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE JANUARI 2004-DESEMBER 2008
DI BURSA EFEK INDONESIA
Yesica Yohantin
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
ABSTRAK
Untuk membentuk portfolio saham yang efisien, kita perlu mengetahui seberapa risiko yang
harus ditanggung dan seberapa besar return yang dapat kita peroleh setelah menanggung
risiko tersebut. Metode Capital Assets Pricing Model (CAPM) dapat digunakan untuk
menganalisis risiko dan return saham. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kalkulasi
CAPM dalam menilai risiko dan return dan pilihan berinvestasi yang terbaik pada sahamsaham JII.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa harga penutup saham
bulanan (monthly closing price), Indeks Harga JII dan suku bunga SBI bulanan. Seluruh data
dikalkulasikan dengan metode CAPM, diuji hipotesa dengan menggunakan analisis regresi
linear sederhana dan diolah dengan menggunakan SPSS 17. Sampel penelitian terdiri dari 9
saham JII yang masuk secara kontinyu dalam daftar saham JII periode 2004-2008, yaitu
saham ANTM, BUMI, INTP, INCO, KLBF, TBBA, TLKM, UNVR, dan UNTR.
Simpulan hasil penelitian adalah ada 5 saham agresif yaitu INCO, TBBA, UNTR, ANTM,
BUMI, dan INTP ; 6 saham berexcess return positif yaitu ANTM, BUMI, INTP, INCO,
TBBA, dan UNTR ; dan ada 6 saham (hampir keseluruhan) yang berkorelasi linear positif
dan β yang signifikan yaitu ANTM, BUMI, INCO, TBBA, TLKM, UNTR. Pilihan investasi
terbaik dilakukan pada saham INCO, TBBA, UNTR, ANTAM, BUMI, INTP, KLBF,
TLKM, UNVR.
Kata Kunci : Risiko, Return, Beta, CAPM, Investasi, Saham-saham JII
ABSTRACT
To form portfolio efficient stock, we shall have knowledge how risk which must be accounted
and how big return which can we obtain after accounting the risk. Method Capital Assets
Pricing Models (CAPM) applicable to analyse risk and return stock. This research aim to to
analyse calculation CAPM in value of risk and return and choice invests best at JII stocks.
Data which is used to in this research is secondary data in the form of closing price monthly
stock (monthly closing price), JII Price Index and interest rate monthly SBI. All data is
calculated with CAPM method, tested by hypotheses by using of simple linear regression
analysis and is processed by using of SPSS 17. Research sample consists of 9 JII stock
entering by continue in stock list JII time line 2004-2008, that is ANTM stock, BUMI, INTP,
INCO, KLBF, TBBA, TLKM, UNVR, and UNTR.
Node result of research is there 5 agressive stock that is INCO, TBBA, UNTR, ANTM, BUMI,
and INTP ; 6 stock having excess positive return that is ANTM, BUMI, INTP, INCO, TBBA,
and UNTR ; and there are 6 stock (almost entirely) which having correlation positive linear
and β significant that is ANTM, BUMI, INCO, TBBA, TLKM, UNTR. Choice of best
investment is performed by INCO stock, TBBA, UNTR, ANTAM, BUMI, INTP, KLBF,
TLKM, UNVR.
Keyword : Risk, Return, Beta, CAPM, Investment, JII Stocks
1
Pendahuluan
Investasi merupakan penanaman sejumlah dana dalam bentuk uang ataupun barang
yang diharapkan akan memberikan hasil yang lebih dikemudian hari. Investasi dalam bentuk
surat berharga (sekuritas) biasanya dapat dilakukan melalui pasar uang atau pasar modal.
Ditinjau dari sisi investor, pada umumnya tujuan investor berinvestasi di pasar modal pasti
mengharapkan tingkat keuntungan. Tingkat keuntungan yang diperoleh di pasar modal dalam
bentuk surat berharga khususnya saham lebih besar dibandingkan tingkat keuntungan di pasar
uang yang ditanamkan dalam bentuk deposito.
Dilihat dari besarnya tingkat keuntungan, risiko yang diperoleh di pasar modal lebih
besar dibandingkan risiko di pasar uang karena risiko yang besar akan menghasilkan
keuntungan yang besar, sedangkan risiko yang kecil akan menghasilkan keuntungan yang
kecil pula. Untuk dapat meminimalkan risiko dalam investasi saham di pasar modal, pemodal
dapat melakukan portfolio (diversifikasi) saham yaitu dengan melakukan investasi pada
banyak saham sehingga risiko kerugian pada satu saham dapat ditutup dengan keuntungan
pada saham yang lainnya. Untuk mengetahui saham mana yang memiliki tingkat keuntungan
yang tinggi dengan risiko tertentu serta meminimalkan risiko tersebut. Salah satu pendekatan
yang digunakan untuk menentukan risiko portofolio total adalah pendekatan Capital Asset
Pricing Model (CAPM).
CAPM adalah suatu model keseimbangan yang dapat menentukan hubungan antara
risiko dan return yang akan diperoleh investor. Berdasarkan CAPM, tingkat risiko dan tingkat
return yang layak dinyatakan memiliki hubungan positif dan linear. Ukuran risiko yang
merupakan indikator kepekaan saham dalam CAPM ditunjukkan oleh variabel β (Beta).
Semakin besar β suatu saham, maka semakin besar pula risiko yang terkandung didalamnya.
Tingkat pengembalian pasar yang digunakan adalah tingkat pengembalian rata-rata dari
kesempatan investasi di pasar modal (indeks pasar). Dalam hal ini digunakan Indeks Harga
Saham Jakarta Islamic Index (JII). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil kalkulasi
dan untuk menganalisis pilihan investasi yang terbaik pada saham JII di BEI menurut
pendekatan CAPM dilihat dari sisi risiko dan returnnya .
Metode Penelitian
Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak
kedua. Artinya, data tersebut sudah diolah dan dapat dijabarkan lebih lanjut. Data-data yang
ada dapat diolah kembali dengan menggabungkannya pada data lain yang relevan sehingga
diperoleh informasi yang diperlukan. Data-data sekunder tersebut, yaitu : harga saham
bulanan, IHS JII, suku bunga SBI bulanan, dan data-data lain.
Variabel operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Return Saham / Stock Return (Ri)
Merupakan tingkat return yang diperoleh pada penanaman sejumlah dana dalam suatu
investasi tertentu yang terlihat pada masing-masing harga saham.
b. Expected Stock Return [E(Ri)]
Merupakan tingkat return rata-rata saham yang diharapkan akan diperoleh investor
saham tertentu selama periode tertentu.
c. Return Pasar / Market Return (Rm)
Market return secara kasar yang akan diperoleh investor dari investasi pada sahamsaham yang tercermin dari perubahan indeks harga untuk periode tertentu. Indeks
harga yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Jakarta
Islamic Index (IHS JII).
2
d. Expected Market Return [E(Rm)]
Merupakan tingkat return rata-rata pasar modal dalam periode tertentu, yang dinilai
dari rata-rata Indeks Harga Saham JII.
e. Indeks Pasar / Market Index
Merupakan pencerminan dari Indeks Harga Saham JII di Bursa Efek Indonesia.
f. Tingkat Aset Bebas Risiko / Risk Free Rate (Rf)
Merupakan tingkat return yang diperoleh dari investasi pada aktiva bebas risiko
(riskless asset). Di Indonesia yang dijadikan dasar untuk menghitung Rf adalah
tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
g. Risiko Sistematis / Systematic Risk (β)
Merupakan risiko yang berkaitan dengan keadaan pasar dan tidak dapat dihilangkan
dengan diversifikasi.
h. Required Return [E(Rj)]
Merupakan besarnya tingkat return yang dibutuhkan oleh investor dalam berinvestasi
dengan tingkat risiko yang ada. Tingkat return yang dibutuhkan ini akan melebihi Rf
ditambah dengan besarnya kompensasi untuk menanggung risiko investasi pada
saham tertentu.
i. Excess Return [E(R)]
Merupakan selisih antara Expected Stock Return dengan Required Return , yang
menentukan pengambilan keputusan bagi investor pada saat pembelian saham.
Untuk menilai pilihan berinvestasi yang terbaik bagi investor dalam melakukan penanaman
modal pada saham-saham tertentu harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
• Saham tersebut merupakan saham agresif (β > 1).
• Excess return bernilai positif (+) atau E (Ri) > E (Rj).
• Ada hubungan yang linear antara risiko dan return saham.
• β bernilai signifikan
Penelitian ini menggunakan alat bantu statistik, yaitu metode analisis regresi sederhana
dengan program SPSS 17 untuk mencari korelasi risiko dan return serta menilai signifikan
atau tidaknya β yang diperoleh. Ketentuan level of significance (α) adalah sebesar 5%.
Adapun persamaan regresi sederhana yang digunakan adalah persamaan CAPM, yaitu:
Dimana : Ri= Tingkat return yang layak untuk sekuritas i (variabel dependen / Y)
Rf= Tingkat return dari investasi bebas risiko (konstanta/α)
Rm-Rf= Premium Risk (variabel independen / X)
βi= Beta (ukuran risiko) sekuritas i
Untuk mencari dan menilai korelasi antara risk dan return saham dapat dilihat pada
output tabel correlations. Jika angka koefisien korelasi yang dihasilkan bernilai positif (+)
maka terdapat hubungan yang searah antara risiko dan return. Artinya, bila return mengalami
peningkatan maka risiko pun akan naik, dan sebaliknya. Jika angka koefisien korelasi yang
dihasilkan bernilai negatif (-) maka terdapat hubungan yang berlawanan antara risiko dan
return. Artinya, bila return meningkat akan diikuti oleh penurunan risiko, dan sebaliknya.
Pengujian apakah terjadi hubungan yang nyata antara risiko dan return saham yang
dilakukan sesuai hipotesa berikut:
H0: Tidak ada korelasi yang nyata antara risiko dan return saham
H1: Ada korelasi nyata antara risiko dan return saham.
Aturan keputusan : bila nilai signifikan < 0.05 maka Tolak H0.
3
Tinggi rendahnya hubungan antara risiko dan return saham dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 1. Tingkat Korelasi dan Interpretasi Antar Variabel
Koefisien Korelasi
Interpretasi
Sangat Kuat (Korelasi Sempurna)
0.80 – 1.00
Kuat
0.60 – 0.80
Agak Rendah (Sedang)
0.40 – 0.60
Rendah
0.20 – 0.40
Sangat Rendah (Tidak Berkorelasi)
0.00 – 0.20
Menguji ada atau tidaknya hubungan linear antara Premium Risk sebagai variabel
independen terhadap return saham sebagai variabel dependen, perlu dirumuskan terlebih
dahulu karena hal ini merupakan bagian terpenting dalam analisis regresi. Adapun
hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H0: Tidak ada hubungan linear antara risiko dan return saham
H1: Ada hubungan linear antara risiko dan return saham.
Untuk menguji hipotesis tersebut, kita dapat melihat nilai Fhitung atau nilai signifikan
pada tabel Anova yang dihasilkan.
Aturan keputusan: bila Fhitung > Ftabel atau nilai signifikan < 0.05 maka tolak H0.
Selain uji di atas, kita juga perlu menguji nilai β yang diperoleh dari sampel. Adapun
hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H0: β tidak signifikan sehingga tidak mampu menjelaskan hubungan antara risiko dan
return saham
H1: β signifikan sehingga mampu menjelaskan hubungan antara risiko dan return
saham.
Untuk pengujian β dapat dilakukan dengan melihat thitung atau nilai signifikan pada
tabel Coefficients yang dihasilkan.
Aturan keputusan: bila thitung > ttabel atau nilai signifikan < 0.05 maka tolak H0.
Hasil dan Pembahasan
Bentuk instrumen keuangan yang dapat diinvestasikan oleh investor, antara lain berupa
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan saham yang ada di pasar modal. Sertifikat Bank
Indonesia diterbitkan oleh pemerintah sehingga memperoleh kepastian jaminan. Bagi investor
yang menginginkan perputaran dana yang lebih cepat dan fluktuatif dapat menginvestasikan
dananya dalam bentuk saham yang diterbitkan oleh pihak swasta. Beberapa data yang
diperlukan untuk menilai return yang diterima bila berinvestasi dalam SBI maupun saham
(dalam penelitian ini adalah saham JII) adalah sebagai berikut:
4
Tabel 2. Tingkat Suku Bunga SBI dan Indeks Harga Saham JII (IHS JII)
Suku Bunga SBI (%)
Periode
Indeks JII (IHS JII)
2004
2005
2006
2007
2008
2004
2005
2006
2007
2008
Januari
7.86
7.42
12.75
9.50
8.00
126.355
174.187
215.357
296.958
476.969
Februari
7.48
7.43
12.74
9.25
7.93
128.253
171.834
218.261
294.062
508.945
Maret
7.42
7.44
12.73
9.00
7.96
124.748
169.334
233.821
315.245
448.424
April
7.33
7.70
12.74
9.00
7.99
130.482
161.00
260.193
344.963
428.093
Mei
7.32
7.95
12.50
8.75
8.31
121.325
178.20
237.238
345.580
441.664
Juni
7.34
8.25
12.50
8.50
8.73
123.329
187.884
233.272
356.853
430.291
Juli
7.36
8.49
12.25
8.25
9.23
126.869
198.242
239.301
388.630
387.806
Agustus
7.37
9.51
11.75
8.25
9.28
125.371
178.261
251.352
368.153
356.095
September
7.39
10.00
11.25
8.25
9.71
133.894
183.731
263.497
399.747
286.391
Oktober
7.41
11.00
10.75
8.25
10.98
141.252
181.422
268.992
463.055
193.683
November
7.41
12.25
10.25
8.25
11.24
162.948
188.836
295.479
483.964
195.691
Desember
7.43
12.75
9.75
8.00
10.83
164.029
199.749
311.281
493.014
216.189
Sumber: www.bi.go.id dan Perpustakaan Bursa Efek Indonesia
Hipotesis dalam pengujian CAPM menyebutkan bahwa titik potong dengan sumbu
tegak (saat β=0) haruslah sama dengan Rf dengan slope [E(Rm)–Rf]. Rumus-rumus Rf dan Rm
digunakan untuk mengetahui besarnya nilai Rf dan Rm yang dihasilkan E(Rm) adalah rata-rata
dari Rm. Besarnya selisih E (Rm) dan Rf akan sama besarnya dengan slope dalam kurva
regresi linear pada pengujian CAPM. Nilai dari Rf dan Rm juga merupakan elemen-elemen
yang dibutuhkan dalam perhitungan rumus β.
Salah satu aset bebas risiko yang ada di Indonesia adalah Sertifikat Bank Indonesia
(SBI). Risiko yang didapat oleh investor bila berinvestasi dalam aset ini adalah 0 karena
diterbitkan dan dijamin oleh pemerintah (Bank Indonesia) sehingga kemungkinan Bank
Indonesia tidak sanggup membayar bunga sertifikatnya sangat kecil. Return yang akan
diterima oleh investor sesuai dengan besarnya tingkat suku bunga yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Untuk menghitung return dari aset bebas risiko ini digunakan tingkat suku bunga
SBI bulanan.
5
Tabel 3. Return Aset Bebas Risiko (Rf)
Periode
Januari 2004
Februari 2004
Maret 2004
April 2004
Mei 2004
Juni 2004
Juli 2004
Agustus 2004
September 2004
Oktober 2004
November 2004
Desember 2004
Januari 2005
Februari 2005
Maret 2005
April 2005
Mei 2005
Juni 2005
Juli 2005
Agustus 2005
September 2005
Suku Bunga
SBI
0.07860
0.07480
0.07420
0.07330
0.07320
0.07340
0.07360
0.07370
0.07390
0.07410
0.07410
0.07430
0.07420
0.07430
0.07440
0.07700
0.07950
0.08250
0.08490
0.09510
0.10000
Periode
Oktober 2005
November 2005
Desember 2005
Januari 2006
Februari 2006
Maret 2006
April 2006
Mei 2006
Juni 2006
Juli 2006
Agustus 2006
September 2006
Oktober 2006
November 2006
Desember 2006
Januari 2007
Februari 2007
Maret 2007
April 2007
Mei 2007
Juni 2007
Suku Bunga
SBI
0.11000
0.12250
0.12750
0.12750
0.12740
0.12730
0.12740
0.12500
0.12500
0.12250
0.11750
0.11250
0.10750
0.10250
0.09750
0.09500
0.09250
0.09000
0.09000
0.08750
0.08500
Periode
Juli 2007
Agustus 2007
September 2007
Oktober 2007
November 2007
Desember 2007
Januari 2008
Februari 2008
Maret 2008
April 2008
Mei 2008
Juni 2008
Juli 2008
Agustus 2008
September 2008
Oktober 2008
November 2008
Desember 2008
Total
Rf
Suku Bunga
SBI
0.08250
0.08250
0.08250
0.08250
0.08250
0.08000
0.08000
0.07930
0.07960
0.07990
0.08310
0.08730
0.09230
0.09280
0.09710
0.10980
0.11240
0.10830
5.54710
0.09245
Sumber: www.bi.go.id (diolah)
Perhitungan Rf untuk periode 2004-2008 adalah sebagai berikut :
Berdasarkan perhitungan di atas terlihat bahwa return aset bebas risiko rata-rata (Rf)
yang akan diterima oleh investor adalah sebesar 0,09245 atau 9,245% per bulan yang
meliputi suku bunga minimum sebesar 7,32% pada bulan Mei 2004 dan suku bunga
maksimum sebesar 12,75% pada bulan Desember 2005 dan Januari 2006.
Dengan melihat kenaikan dan penurunan indeks pasar, kita dapat mengatakan apakah
pasar dalam keadaan bullish (meningkat) ataupun bearish (lemah). Indeks pasar ini
membantu investor sebagai alat analisis dalam pengambilan keputusan apakah akan
berinvestasi di pasar modal atau tidak. IHS JII terbentuk dari pergerakan keseluruhan sahamsaham JII di Bursa Efek Indonesia. IHS JII digunakan untuk menentukan return pasar (Rm).
Adapun rumus-rumus yang digunakan berkaitan dengan return pasar adalah sebagai
berikut:
Perhitungan Rm untuk bulan berikutnya sama dengan perhitungan di atas.
Berdasarkan perhitungan di atas terlihat bahwa rata-rata return pasar yang akan
diterima oleh investor adalah sebesar 0,01243 dengan besarnya standar deviasi adalah sebesar
6
0,08012. Poin indeks JII periode 2004-2008 berada di tingkat minimum sebesar 121.325 pada
bulan Mei 2004 dan di tingkat maksimum sebesar 508.945 pada bulan Februari 2008. Nilai
return rata-rata yang positif menunjukkan sentimen pasar yang positif dan meningkat
walaupun pergerakannya sangat kecil. Nilai Rm dan IHS JII secara lengkap dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 4. Return Pasar (Rm)
Periode
IHS
JII
Rm
[Rm-E(Rm)]2
Rm-E(Rm)
Periode
IHS JII
Rm
Rm-E(Rm)
[Rm-E(Rm)]2
Januari 2004
126355
-
-
-
September 2006
263497
0.04832
0.03589
0.00129
Februari 2004
128253
0.01502
0.00259
0.00001
Oktober 2006
268992
0.02085
0.00842
0.00007
Maret 2004
124748
-0.02733
-0.03976
0.00158
November 2006
295479
0.09847
0.08604
0.00740
April 2004
130482
0.04596
0.03353
0.00112
Desember 2006
311281
0.05348
0.04105
0.00169
Mei 2004
121325
-0.07018
-0.08261
0.00682
Januari 2007
296958
-0.04601
-0.05844
0.00342
Juni 2004
123329
0.01652
0.00409
0.00002
Februari 2007
294062
-0.00975
-0.02218
0.00049
Juli 2004
126869
0.02870
0.01627
0.00026
Maret 2007
315245
0.07204
0.05961
0.00355
Agustus 2004
125371
-0.01181
-0.02424
0.00059
April 2007
344963
0.09427
0.08184
0.00670
September 2004
133894
0.06798
0.05555
0.00309
Mei 2007
345580
0.00179
-0.01064
0.00011
Oktober 2004
141252
0.05495
0.04252
0.00181
Juni 2007
356853
0.03262
0.02019
0.00041
November 2004
162948
0.15360
0.14117
0.01993
Juli 2007
388630
0.08905
0.07662
0.00587
Desember 2004
164029
0.00663
-0.00580
0.00003
Agustus 2007
368153
-0.05269
-0.06512
0.00424
Januari 2005
174187
0.06193
0.04950
0.00245
September 2007
399747
0.08582
0.07339
0.00539
Februari 2005
171834
-0.01351
-0.02594
0.00067
Oktober 2007
463055
0.15837
0.14594
0.02130
Maret 2005
169334
-0.01455
-0.02698
0.00073
November 2007
483964
0.04515
0.03272
0.00107
April 2005
161002
-0.04920
-0.06163
0.00380
Desember 2007
493014
0.01870
0.00627
0.00004
Mei 2005
178201
0.10682
0.09440
0.00891
Januari 2008
476969
-0.03254
-0.04497
0.00202
Juni 2005
187884
0.05434
0.04191
0.00176
Februari 2008
508945
0.06704
0.05461
0.00298
Juli 2005
198242
0.05513
0.04270
0.00182
Maret 2008
448424
-0.11891
-0.13134
0.01725
Agustus 2005
178261
-0.10079
-0.11322
0.01282
April 2008
428093
-0.04534
-0.05777
0.00334
September 2005
183731
0.03069
0.01826
0.00033
Mei 2008
441664
0.03170
0.01927
0.00037
Oktober 2005
181422
-0.01257
-0.02500
0.00062
Juni 2008
430291
-0.02575
-0.03818
0.00146
November 2005
188836
0.04087
0.02844
0.00081
Juli 2008
387806
-0.09874
-0.11117
0.01236
Desember 2005
199749
0.05779
0.04536
0.00206
Agustus 2008
356095
-0.08177
-0.09420
0.00887
Januari 2006
215357
0.07814
0.06571
0.00432
September 2008
286391
-0.19575
-0.20818
0.04334
Februari 2006
218261
0.01348
0.00105
0.00000
Oktober 2008
193683
-0.32371
-0.33614
0.11299
Maret 2006
233821
0.07129
0.05886
0.00346
November 2008
195691
0.01037
-0.00206
0.00000
April 2006
260193
0.11279
0.10036
0.01007
Desember 2008
216189
0.10475
0.09232
0.00852
Mei 2006
237238
-0.08822
-0.10065
0.01013
Total
0.74578
Total
Juni 2006
233272
-0.01672
-0.02915
0.00085
E (Rm)
0.01243
2
m
Juli 2006
239301
0.02585
0.01342
0.00018
Agustus 2006
251352
0.05036
0.03793
0.00144
m
0.37904
0.00642
0.08012
Sumber: Perpustakaan Bursa Efek Indonesia (diolah)
7
Dari perhitungan sebelumnya, baik Rf maupun Rm dapat kita lihat bahwa nilai Rf
lebih besar dari E(Rm). Selisih di antara keduanya adalah sebesar 0,08002 (0,092450,01243). Ini berarti selama periode 2004–2008 akan lebih menguntungkan jika berinvestasi
dalam SBI dibandingkan dengan berinvestasi dalam bentuk saham-saham JII di pasar modal
karena SBI memberikan return yang lebih besar daripada return yang diberikan oleh
keseluruhan saham-saham JII. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan tingkat suku bunga
SBI selama periode 2004–2008 secara bertahap hanya berpengaruh sedikit terhadap pasar
modal, dimana penurunan ini tidak disambut oleh para pelaku pasar dengan mengalihkan
investasinya pada pasar modal. Permintaan terhadap saham tidak mengalami peningkatan
yang berarti sehingga IHS JII pun hanya mengalami pergerakan positif yang rendah. Namun,
itu semua tergantung kembali pada preferensi dari masing-masing investor dalam memilih
bentuk investasi yang diinginkan.
Sebagian investor mengharapkan return saham yang besar dengan risiko yang kecil
pada dana yang diinvestasikan. Ternyata ini membutuhkan proses analisis yang tepat dan
akurat sehingga dapat membantu investor dalam mengambil keputusan investasi.
Adapun return saham ini menggunakan fluktuasi dari harga saham penutup setiap
akhir bulan (monthly closing price) pada sejumlah perusahaan publik. Besarnya monthly
closing price dari setiap sampel perusahaan dapat dilihat dalam lampiran .
Salah satu sampel perusahaan yang dijadikan contoh dalam perhitungan return saham
adalah saham Aneka Tambang (Persero) dengan perhitungan sebagai berikut :
Return saham untuk bulan – bulan berikutnya menggunakan perhitungan yang sama.
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui tingkat return yang sebenarnya diperoleh,
varians dan standar deviasi dari saham Aneka Tambang(Persero) adalah sebagai berikut:
Perhitungan untuk seluruh sampel perusahaan secara lengkap disajikan dalam
lampiran 5 hingga lampiran 13. Varians dari perhitungan di atas menunjukkan seberapa besar
kuadrat penyimpangan tiap return terhadap penyimpangan rata-rata return saham dalam
peride tertentu, sedangkan standar deviasi menunjukkan tingkat risiko saham. Semakin besar
standar deviasinya maka semakin besar pula risiko setiap saham.
8
Tabel 5. Return Saham Seluruh Perusahaan Periode 2004-2008
No.
Nama Perusahaan (Tbk.)
E(Ri)
1
Aneka Tambang (Persero)
0.02253
1.39627
2
Bumi Resources
0.03140
0.40007
3
Indocement Tunggal Prakasa
0.04517
0.32933
4
International Nickel Indonesia
0.04293
0.47558
5
Kalbe Farma
0.02443
0.26293
6
Tambang Batubara Bukit Asam
0.05068
0.71625
7
Telekomunikasi Indonesia
0.00509
0,10789
8
Unilever Indonesia
0.01862
0.12806
9
United Tractors
0.03517
0.49577
i
Sumber: Data Diolah
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa ke-9 saham menunjukkan nilai E(Ri) yang
positif. Nilai E(Ri) yang positif mengindikasikan kenaikan harga saham yang lebih besar dari
penurunannya sehingga akan menguntungkan investor, dan sebaliknya. Standar deviasi
(risiko) yang ditunjukkan tabel di atas relatif cukup tinggi karena berada pada kisaran diatas
10% (lihat σi). Hal ini pun perlu menjadi perhatian investor.
Covarian menunjukkan gambaran dari hubungan antara return saham tertentu dengan
return pasar. Covarian bernilai positif menunjukkan hubungan yang searah antara return
saham dengan return pasar, dan sebaliknya. Hubungan (covarian) ini digunakan untuk
mencari besarnya β saham. β adalah ukuran kepekaan return saham terhadap perubahan
pasar. Apabila return saham tertentu peka terhadap segala perubahan pasar yang terjadi
sekecil apapun maka β akan menunjukkan nilai yang tinggi (β > 1) dan saham itu disebut
saham agresif (agresive stock). Bila return saham tersebut menunjukkan nilai yang stabil
walaupun pasar mengalami perubahan maka β pun akan bernilai tetap (β=1) dan saham itu
disebut saham netral, sedangkan untuk return tertentu yang memiliki kepekaan lebih kecil
dari fluktuasi pasar maka β akan menunjukkan nilai yang rendah (β < 1) dan saham itu
dinamakan saham lemah (defensive stock).
Perhitungan untuk covarian dan beta saham Aneka Tambang (Persero) adalah sebagai
berikut :
Tabel 6. Risiko Sistematis (β) Seluruh Perusahaan Periode 2004-2008
9
2
Nama Perusahaan (Tbk.)
Covarian (Ri,Rm)
Varian Pasar (
Aneka Tambang (Persero)
0.00725
0.00642
1.12806
Bumi Resources
0.00757
0.00642
1.17868
Indocement Tunggal Prakasa
0.00441
0.00642
0.68690
International Nickel Indonesia
0.01102
0.00642
1.71610
Kalbe Farma
0.00311
0.00642
0.48360
Tambang Batubara Bukit Asam
0.00853
0.00642
1.32780
Telekomunikasi Indonesia
0.00385
0.00642
0.59970
Unilever Indonesia
0.00030
0.00642
0.04664
United Tractors
0.00786
0.00642
1.22287
m
)
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel di atas, ada 5 saham agresif dan 4 saham defensif. Apabila investor
menginginkan return dan risiko saham yang lebih besar dari return dan risiko pasar maka
investor tersebut akan memilih saham agresif, dan sebaliknya.
Required Return [E(Rj)] dan Excess Return [E(R)]
Investor yang rasional akan memilih investasi yang berisiko lebih kecil jika
dihadapkan pada 2 pilihan investasi yang memberikan return yang sama dengan risiko yang
berbeda. Investor dapat menilai hubungan antara risiko dan return tersebut dengan
menggunakan pendekatan Capital Assets Pricing Model (CAPM) untuk menilai pilihan
investasi yang layak. Pengukuran risiko dalam CAPM menggunakan β dari perhitungan
sebelumnya, sedangkan return diukur dengan besarnya penjumlahan return aset bebas risiko
dengan selisih dari return rata-rata pasar dan return aset bebas risiko. Selisih rata-rata return
pasar dan return aset bebas risiko disebut juga dengan Premium Risk.
Adapun perhitungan return yang diminta oleh investor (required return/CAPM
standard) bila berinvestasi pada saham Aneka Tambang (Persero) adalah sebagai berikut :
CAPM standard untuk perusahaan-perusahaan lainnya menggunakan perhitungan
yang sama dengan di atas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
10
Tabel 7. Required Return / CAPM Standard (E[Rj]) Periode 2004-2008
Nama Perusahaan (Tbk.)
Rf
E (Rm)
E (Rj)
Aneka Tambang (Persero)
0.09245
0.01243
1.12806
0.00218
Bumi Resources
0.09245
0.01243
1.17868
-0.00187
Indocement Tunggal Prakasa
0.09245
0.01243
0.68690
0.03748
International Nickel Indonesia
0.09245
0.01243
1.71610
-0.04487
Kalbe Farma
0.09245
0.01243
0.48360
0.05375
Tambang Batubara Bukit Asam
0.09245
0.01243
1.32780
-0.01380
Telekomunikasi Indonesia
0.09245
0.01243
0.59970
0.04446
Unilever Indonesia
0.09245
0.01243
0.04664
0.08872
United Tractors
0.09245
0.01243
1.22287
-0.00540
Sumber: Data Diolah
Setelah mengetahui besarnya required return dari tabel 4.6, langkah selanjutnya
adalah menghitung Excess Return. Excess Return adalah selisih antara rata-rata return saham
yang diperoleh investor dengan return yang diharapkan dari saham tersebut. Apabila nilai
excess return menunjukkan hasil yang positif maka investor akan mendapat keuntungan dari
investasi saham tersebut karena return yang diterima melebihi return yang diharapkan, dan
sebaliknya.
Perhitungan excess return atas saham Aneka Tambang (Persero) adalah sebagai
berikut:
Perhitungan excess return perusahaan lainnya menggunakan perhitungan yang sama
dengan di atas dan keseluruhan hasilnya pada tabel di bawah ini.
Tabel 8. Excess Return Seluruh Perusahaan Periode 2004-2008
Nama Perusahaan (Tbk.)
E (Ri)
E (Rj)
E (R)
Aneka Tambang (Persero)
0.02253
0.00218
0.02035
Bumi Resources
0.03140
-0.00187
0.03327
Indocement Tunggal Prakasa
0.04517
0.03748
0.00769
International Nickel Indonesia
0.04293
-0.04487
0.08780
Kalbe Farma
0.02443
0.05375
-0.02932
Tambang Batubara Bukit Asam
0.05068
-0.01380
0.06448
Telekomunikasi Indonesia
0.00509
0.04446
-0.03937
Unilever Indonesia
0.01862
0.08872
-0.07010
United Tractors
0.03517
-0.00540
0.04057
Sumber: Data Diolah
Untuk mengetahui apakah regresi yang digunakan adalah model regresi linear atau
tidak, maka terlebih dahulu kita perlu melihat visualisasi bentuk diagram pencar (scatterplot)
dari variabel-variabel yang diamati. Apabila plot data yang diamati mendekati pola garis
lurus maka kita dapat menggunakan model regresi linear.
Salah satu hipotesa dalam pengujian CAPM adalah return saham dan β yang
mempunyai hubungan yang linear. Risiko sistematis saham (β) akan mempengaruhi nilai dari
11
rata-rata return saham [E(Ri)] yang diperoleh. Scatterplot dari hasil pengujian dengan β
sebagai sumbu X nya dan [E(Ri)] sebagai sumbu Y, dapat dilihat pada gambar berikut :
Sumber: Data Diolah
Gambar 1 Diagram Pencar (Scatterplot) β dan E (Ri) Seluruh Sampel Perusahaan
Berdasarkan bentuk Scatterplot di atas, plot data yang diamati berada di dekat garis
lurus maka dapat disimpulkan sementara bahwa hubungan antara β dan E (Ri) adalah linear.
Dengan demikian, kita dapat menggunakan analisis regresi linear.
Penentuan apakah seluruh sampel perusahaan termasuk dalam saham yang signifikan
dalam teori CAPM, dilakukan suatu uji hipotesa dengan menggunakan analisis regresi linear
sederhana. Regresi linear sederhana digunakan sesuai dengan persamaan CAPM yang linear
dengan 1 variabel dependen (terikat) dan 1 variabel independen (bebas).
Adapun persamaan CAPM tersebut adalah sebagai berikut :
Ri = Rf + (Rm – Rf) βi
Dimana :
Ri
= Tingkat keuntungan yang layak untuk sekuritas i
Rf
= Tingkat keuntungan dari investasi bebas risiko
Rm
= Tingkat keuntungan pasar
βi
= Beta (ukuran risiko) sekuritas i
Dari pengolahan data sebelumnya, ada 5 saham yang termasuk dalam golongan
saham yang agresif, yaitu saham Aneka Tambang (Persero), Bumi Resources, International
Nickel Indonesia, Tambang Batubara Bukit Asam, dan United Tractors. Sedangkan 4 saham
lainnya termasuk dalam saham yang bertahan (deffensive stock), yaitu saham Indocement
Tunggal Prakasa, Kalbe Farma, Telekomunikasi Indonesia, dan Unilever Indonesia.
Berdasarkan nilai excess return saham, ada 6 saham yang memiliki excess return positif dan
3 saham yang excess returnnya negatif. Saham-saham yang memiliki excess return positif
adalah saham Aneka Tambang (Persero), Bumi Resources, Indocement Tunggal Prakasa,
International Nickel Indonesia, Tambang Batubara Bukit Asam, dan United Tractors. Sahamsaham yang memiliki excess return negatif adalah Kalbe Farma, Telekomunikasi Indonesia,
dan Unilever Indonesia.
12
Suatu model keseimbangan untuk menentukan hubungan antara risiko dan return
yang diperoleh investor adalah Capital Assets Pricing Model (CAPM). Tingkat risiko dan
return yang layak dalam CAPM dinyatakan memiliki korelasi yang positif dan linear. Nilai β
yang diperhitungkan adalah β yang signifikan. Digunakan analisis regresi linear sederhana
sesuai dengan persamaan CAPM untuk menguji linearitas dan signifikan saham. Pengujian
dilakukan dengan Correlation, R Square, F test, dan T test. Hasil pengujian memperlihatkan
bahwa ada 6 saham JII yang diteliti mempunyai korelasi yang positif, linear, dan β bernilai
signifikan yaitu saham Aneka Tambang (Persero), Bumi Resources, International Nickel
Indonesia, Tambang Batubara Bukit Asam, Telekomunikasi Indonesia, dan United Tractors.
Untuk dapat menentukan saham JII yang dapat diinvestasikan sekaligus memberikan
keuntungan bagi investor haruslah ditetapkan beberapa kriteria. Kriteria-kriteria tersebut
antara lain saham tersebut merupakan saham yang agresif (β>1), excess return bernilai
positif, hubungan yang linear antara risiko dan return, serta β yang signifikan. Berdasarkan
pembahasan sebelumnya, baik melalui pengolahan data maupun analisis regresi linear
sederhana, ada 5 saham JII yang memenuhi kriteria tersebut dan layak untuk diinvestasikan
yaitu saham Aneka Tambang (Persero), Bumi Resources, International Nickel Indonesia,
Tambang Batubara Bukit Asam, dan United Tractors.
13
Tabel 9. Penilaian Investasi Pada Saham Jakarta Islamic Index (JII)
Correlation
Nama Perusahaan
(Tbk)
International Nickel
Indonesia
Tambang Batubara
Bukit Asam
β
E( R )
1.71610
R2
Significants
Interpretasi
ANOVA
Coeffic
ients
β
E(R)
Correlation
ANOVA
Coefficients
Penilaian
Investasi
Pearson
Sig.
0.08780
0.289
0.013
0.084
0.026
0.026
agresif
+
Nyata
Linear
β signifikan
Layak
1.32780
0.06448
0.613
0.000
0.376
0.000
0.000
agresif
+
Nyata
Linear
β signifikan
Layak
United Tractors
1.22287
0.04057
0.667
0.000
0.445
0.000
0.000
agresif
+
Nyata
Linear
β signifikan
Layak
Aneka Tambang
(Persero)
1.12806
0.02035
0.440
0.000
0.193
0.000
0.000
agresif
+
Nyata
Linear
β signifikan
Layak
Bumi Resources
1.17868
0.03327
0.475
0.000
0.226
0.000
0.000
agresif
+
Nyata
Linear
β signifikan
Layak
Indocement Tunggal
Prakasa
0.68690
0.00769
0.183
0.083
0.034
0.165
0.165
defensif
+
Kalbe Farma
0.48360
-0.02932
0.144
0.139
0.021
0.277
0.277
defensif
-
Tidak
Nyata
Tidak
Nyata
Tidak
Linear
Tidak
Linear
β tidak
signifikan
β tidak
signifikan
Telekomunikasi
Indonesia
0.59970
-0.03937
0.446
0.000
0.199
0.000
0.000
defensif
-
Nyata
Linear
β signifikan
Unilever Indonesia
0.04664
-0.07010
0.030
0.411
0.001
0.821
0.821
defensif
-
Tidak
Nyata
Tidak
Linear
β tidak
signifikan
Tidak
Layak
Tidak
Layak
Tidak
Layak
Tidak
Layak
Sumber: Data Diolah
14
Simpulan
Kalkulasi dari pendekatan CAPM dalam menilai risiko dan return pada saham JII
menghasilkan 5 saham agresif dan 6 saham yang excess returnnya positif. Saham-saham
yang agresif tersebut adalah Aneka Tambang (Persero), Bumi Resources, International Nickel
Indonesia, Tambang Batubara Bukit Asam, dan United Tractors. Saham-saham yang excess
returnnya bernilai positif adalah saham Aneka Tambang (Persero), Bumi Resources,
Indocement Tunggal Prakasa, International Nickel Indonesia, Tambang Batubara Bukit
Asam, dan United Tractors.
Jika dilihat dari korelasi, linearitas dan signifikansi saham, hampir seluruh sahamsaham JII yang diteliti berkorelasi secara nyata, linear dan β saham bernilai signifikan. Ada 6
saham JII yang berkorelasi secara nyata, linear dan memiliki β saham yang signifikan, yaitu
saham Aneka Tambang (Persero), Bumi Resources, International Nickel Indonesia, Tambang
Batubara Bukit Asam, Telekomunikasi Indonesia, dan United Tractors.
Pilihan berinvestasi yang terbaik pada saham-saham JII di Bursa Efek Indonesia
menurut CAPM dilihat dari sisi risiko dan return harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu,
antara lain saham tersebut merupakan saham agresif (β > 1), excess return bernilai positif,
risiko dan return berkorelasi linear, dan nilai β saham yang signifikan. Dari penelitian pada
bab sebelumnya, ada 5 saham yang memenuhi kriteria tersebut dan layak untuk
diinvestasikan yaitu saham Aneka Tambang (Persero), Bumi Resources, International Nickel
Indonesia, Tambang Batubara Bukit Asam, dan United Tractors.
15
Daftar Pustaka
Ahmad, Kamaruddin. 1996. Dasar-dasar Manajemen Investasi. Jakarta:PT. Rineka Cipta.
Bank Indonesia. 2009. “Data Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia”. http://www.bi.go.id. (27 Juli
2009).
Fabozzi, Frank J. 1999. Manajemen Investasi. Jakarta:Salemba Empat.
Graham, Benjamin. 2003. The Intelligent Investor. New York:Harper Collins Publisher.
Hendriana, Evelyn. 2007. “Menaksir Besarnya β Dengan Menggunakan Market Model Pada PT.
Semen Gresik, PT. United Tractor dan PT. Ramayana Lestari Sentosa”. Jurnal dan Publikasi
Ilmiah Universitas Pelita Harapan, http://www.uph.ac.id/journals. (27 Juli 2009).
Husnan, Suad. 1998. Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi 3. Yogyakarta:UPP-AMP YKPN.
Husnan, Suad. dan Enny Pudjiastuti. 2004. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas
(Dilengkapi dengan Penyelesaian Soal). Yogyakarta:UPP-AMP YKPN.
Indonesia Stock Exchange. 2009. “Data Listing Saham Jakarta Islamic Index. http://www.idx.com. (27
Juli 2009). Jogiyanto. 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:BPFE.
Miswanto. 1998. Manajemen Keuangan 1. Jakarta:Universitas Gunadarma.
Mulyono, Sri. 2006. Statistika Untuk Ekonomi Dan Bisnis. Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Naftali, Yohan. 2007. “Capital Assets Pricing Model”. www.yohannaftali.wordpress.com. (27 Juli
2009).
Sarwoto. 2003. “Analisis Capital Arbitrage Pricing Model dan Arbitrage Pricing Theory di Bursa
Efek Jakarta”. http://ojs.lib.unair.ac.id/index.php/article/1149. (27 Juli 2009).
Sharpe, William. 1999. Investment, Sixth Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Suharli, Michell. 2005. “Studi Empiris Terhadap Dua Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham
Pada
Industri
Food
&
Beverages
Di
Bursa
Efek
Jakarta”.
http://www.petra.ac.id/puslit/journals/dir.php?DepartmentID=AKU. (27 Juli 2009).
Sulaiman, Wahid. 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS. Yogyakarta:Andi.
Sularso, R. Andi. 2002. “Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan Harga Saham (Return)
Sebelum Dan Sesudah Ex-Dividend Date Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”.
http://www.puslit.petra.ac.id/journals/accounting. (27 Juli 2009).
Syahrir. 1995. Analisis Bursa Efek. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Van Horne, James C, dkk. 1998. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Edisi 9. Jakarta:Salemba
Empat.
Wahyono, Teguh. 2009. Analisis Statistika Dengan SPSS 17 Beserta Kasus dan Cara Pemecahannya.
Jakarta:PT. Elex Media Komputindo.
Yahoo.com.
2009.
“Data
Historis
Harga
http://www.finance.yahoo.com. (27 Juli 2009).
Saham
Jakarta
Islamic
Index”.
16
Download