ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK (BRAND

advertisement
ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK (BRAND IMAGE)
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN
SMARTPHONE BERDASARKAN GENDER
(Studi Kasus Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor)
Oleh
RUSMAN ASIKIN
H24062314
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010
RINGKASAN
RUSMAN ASIKIN, H24062314. Analisis Pengaruh Citra Merek (Brand Image)
dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Smartphone Berdasarkan Gender
(Studi Kasus Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor). Di bawah bimbingan
MUHAMMAD SYAMSUN dan R. DIKKY INDRAWAN.
Kemajuan zaman sering kali diikuti dengan beranekaragamnya aktivitasaktivitas yang dilakukan masyarakat dalam berbagai segi kehidupan. Memasuki
abad ke-21, Pemerintah Indonesia melakukan deregulasi di sektor telekomunikasi
dengan membuka kompetisi pasar bebas. Semakin ketatnya tingkat persaingan
yang sejalan dengan diberlakukannya perdagangan bebas memaksa perusahaanperusahaan penyedia smartphone selalu berusaha menawarkan produk yang
berbeda dari pesaing dan menciptakan citra merek yang baik di mata konsumen
agar tingkat keputusan pembelian konsumen semakin meningkat. Fenomena
persaingan ini menuntut para pemasar smartphone untuk selalu menginovasi
strategi bisnisnya. Para pemasar juga harus memperhatikan dimensi lain yang ada
di masyarakat. Sosial, ekonomi, dan budaya, termasuk masalah perbedaan gender
yang akan mempengaruhi sikap pengambilan keputusan pembelian konsumen.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis perbandingan kekuatan citra
merek smartphone antara mahasiswa dan mahasiswi, (2) Menganalisis Atributatribut yang menjadi dasar keputusan pembelian mahasiswa dan mahasiswi dalam
pembelian smartphone, (3) Menganalisis perbedaan hubungan antara citra merek
terhadap keputusan mahasiswa dan mahasiswi dalam melakukan pembelian
smartphone. Alat analisis dalam penelitian ini adalah analisis diskriminan dan
analisis Buying Decision Proces. Pengolahan data dalam penelitian ini
menggunakan program Microsoft Excel 2007, SPSS version 15.00 dan Minitab 14.
Citra merek yang dimiliki Blackberry menurut mahasiswa adalah
kemampuan untuk mengunduh aplikasi jaringan sosial (facebook, twitter, dll)
tinggi, kemampuan produk sebagai alat komunikasi tinggi, serta spesifikasi sesuai
dengan yang ditawarkan. Sedangkan menurut mahasiswi adalah kemampuan
produk untuk terhubung dengan komputer personal tinggi serta kemampuan
menjalankan internet cepat. Atribut yang paling mendorong mahasiswa dan
mahasiswi untuk melakukan pembelian smartphone merek BlackBerry adalah
kemudahan produk untuk mengunduh aplikasi jaringan sosial (facebook, twitter,
dll) tinggi. Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa terdapat keterkaitan antara
citra merek yang dimiliki smartphone BlackBerry dan iPhone dengan
pengambilan keputusan konsumen pada kelompok mahasiswa. Serta pada
kelompok mahasiswi untuk smartphone merek iPhone. Hal tersebut dapat dilihat
dari atribut-atribut yang tedapat pada kedua analisis tersebut. Terdapat kesamaan
antara atribut yang terdapat pada analisis citra merek dengan analisis pengambilan
keputusan pembelian oleh konsumen.
ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK (BRAND IMAGE)
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN
SMARTPHONE BERDASARKAN GENDER
(Studi Kasus Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
Pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
RUSMAN ASIKIN
H24062314
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Citra Merek dalam Pengambilan Keputusan
Pembelian Smartphone Berdasarkan Gender (Studi Kasus
Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor)
Nama
: Rusman Asikin
NIM
: H24062314
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I,
Dosen Pembimbing II,
(Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc)
NIP : 19500727 197412 1 001.
(R. Dikky Indrawan, SP. MM)
Mengetahui
Ketua Departemen,
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc)
NIP : 196101231986011002
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir pada tanggal 18 Maret 1989 di Bagan Jaya, Riau. Penulis
merupakan putra ke dua dari empat bersaudara dari pasangan bapak Uus Ruslan
Sanjaya dan ibu Sri Rahmawati. Penulis memulai pendidikan formal pada Sekolah
Dasar di SDN 039 Bagan Jaya pada tahun 1994 hingga tahun 2000. Kemudian
penulis melanjutkan ke sekolah tingkat pertama di SLTP Negeri 2 Tempuling dan
lulus pada tahun 2003. Selanjunya penulis menempuh pendidikan tingkat atas di
SMA Negeri 2 Tembilahan pada tahun 2003 hingga 2006. Melalui jalur Ujian
Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2006, penulis di terima sebagai mahasiswa
tingkat persiapan bersama. Selanjutnya penulis melanjukan pendidikannya pada
Mayor Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM)
dengan Minor Komunikasi dari Departemen Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia hingga sekarang.
Semasa kuliah penulis aktif di beberapa organisasi, diantaranya sebagai
anggota Daya Mahasiswa Sunda (DAMAS) cabang Bogor, Himpunan Profesi
Centre of Management (COM@) 2007-2008 sebagai anggota divisi Produksi
Operasi dan Bisnis, sebagai reporter Badan Pers “Dang Merdu” periode 20072008, wakil ketua umum Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Indragiri Hilir
(HIPPMIH) Jabodetabek periode 2008-2009, ketua umum Ikatan Keluarga Pelajar
Mahasiswa Riau (IKPMR) Bogor periode 2008-2010, koordinator bidang Agama
dan Kebudayaan Forum Komunikasi Ikatan Pelajar Mahasiswa Riau (FORKOM
IPEMARI) Se-Indonesia periode 2008-2010, anggota Dewan Pembina Organisasi
Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Indragiri Hilir (HIPPMIH) Bogor periode
2010-2011, serta Koordinator Badan Legislatif Organisasi Ikatan Keluarga Pelajar
Mahasiswa Riau (IKPMR) Bogor periode 2010-2011.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis dalam menyusun
penelitian ini. Shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW beserta para
keluarga, sahabat serta para pengikutnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir
zaman.
Terima kasih kepada Allah SWT atas segala kesempatan, kemudahan, dan
kelancaran yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang
berjudul “Analisis Pengaruh Citra Merek dalam Pengambilan Keputusan
Pembelian Smartphone Berdasarkan Gender (Studi Kasus Mahasiswa S1 Institut
Pertanian Bogor)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyaknya kekurangan
karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, oleh karena itu penulis
mengharapkan adanya penelitian berikutnya sebagai pemnyempurna skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc serta R. Dikky Indrawan SP, MM
selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan, ilmu, saran, motivasi dan
pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian
skripsi ini.
2. Drs. Edward H Siregar, SE, MM selaku dosen penguji sidang yang
bersedia meluangkan waktunya menjadi penguji sidang dan memberikan
bimbingan, serta saran dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Uus Ruslan Sanjaya dan Ibunda tercinta Sri Rahmawati selaku
orang tua yang telah membantu penulis untuk dapat terus belajar, selalu
mendoakan penulis, memberi semangat dan dorongan, dan telah berkorban
banyak untuk penulis serta mencurahkan kasih sayang pada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
vi
4. Seluruh staff pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen,
FEM IPB.
5. Keluarga tercinta: Teh Yati, adikku Taufik dan Nissa yang senantiasa
memberikan doa, kasih sayang, semangat, dan bantuannya dalam berbagai
hal, serta selalu memberikan kebahagiaan dalam hidup penulis.
6. Novfitri Syuryadi untuk setiap waktu, setiap semangat, setiap inspirasi,
dan setiap keikhlasan yang diberikan untuk menemani, menghiasi dan
mengisi hari-hari penulis.
7. Seluruh teman-teman Manajemen 43 yang selalu bersama-sama membuat
kenangan indah semasa kuliah.
8. Teman-teman Asrama Riau “Dang Merdu”: Fifin, Isa, Ronald, Ade,
Adam, Bang Monang, Bang Fahrie, Bang Pemi, Bang Ozy, Roju, Jalal,
Meiser, Hendi, Debi, Enjel, Yana dll. Terima kasih atas kebersamaannya.
9. Keluarga besar IKPMR Bogor dan HIPPMIH Bogor. Tetap jaga
silaturahmi dan kekeluargaan diantara kita.
10. Teman-teman satu bimbingan: Afif, Santi, Tania, Kiki, Sofi, Erni,
Vitri,dan Reza yang selalu memberi semangat untuk berjuang bersama.
11. Erni Suryaningrum yang telah memberi ijin penggunaan data penelitian.
Data anda sangat berarti.
12. Afifudin Ferdiansyah yang telah banyak memberikan bantuan, motivasi,
dan masukan selama proses penulisan.
13. Semua pihak yang telah membantu penulis selama menyelesaikan skripsi.
Semoga Allah SWT memberikan pahala atas kebaikannya.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP .....................................................................................v
KATA PENGANTAR .................................................................................vi
DAFTAR ISI ................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................xii
I. PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
Latar Belakang ..........................................................................1
Rumusan Masalah .....................................................................5
Tujuan Penelitian.......................................................................6
Manfaat Penelitian.....................................................................6
Ruang Lingkup Penelitian ........................................................7
II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................8
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
Pengertian Pemasaran ...............................................................8
Konsep Pemasaran ...................................................................8
Strategi Pemasaran ...................................................................9
Produk ......................................................................................11
2.4.1. Tingkat Produk .............................................................11
2.4.2. Diferensiasi Produk.......................................................12
2.5. Pengertian Merek .....................................................................14
2.6. Peranan Merek ..........................................................................15
2.7. Citra Merek (Brand Image) ......................................................16
2.8. Gender dalam Pemasaran ..........................................................17
2.9. Keputusan Pembelian ...............................................................18
2.8.1 Tahap-Tahap dalam Proses Keputusan Pembelian .......19
2.8.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan
Membeli .......................................................................22
2.10. Analisis Diskriminan ...............................................................29
2.11. Buying Decision Process .........................................................30
2.12. Penelitian Terdahulu ................................................................31
III. METODE PENELITIAN ................................................................33
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
Kerangka Pemikiran Penelitian.................................................33
Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................36
Jenis dan Sumber Data .............................................................36
Metode Penarikan Sampel .......................................................36
Analisis Pengolahan Data ........................................................37
viii
IV. PEMBAHASAN ..............................................................................40
4.1. Gambaran Umum Smartphone ...................................................40
4.2. Karakteristik Demografi Responden Pengguna Smartphone......42
4.3. Citra Merek (Brand Image) ........................................................50
4.3.1. Analisis Diskriminan ....................................................50
4.3.2. Keterkaitan Antara Variabel dengan Merek
Menggunakan Analisis Diskriminan ............................55
4.4. Pengambilan Keputusan Pembelian Smartphone .......................63
4.5. Analisis Citra Merek dalam Pengambilan Keputusan
Pembelian ..................................................................................68
4.6. Implikasi Manajerial ...................................................................71
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................76
1. Kesimpulan ........................................................................................76
2. Saran ..................................................................................................76
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................79
LAMPIRAN..................................................................................................80
ix
DAFTAR TABEL
No
Halaman
1. Fungsi Merek Bagi Konsumen .....................................................................16
2. Tabulasi Silang Jumlah Anggota Keluarga dengan Sumber Penerimaan
Responden Mahasiswa..................................................................................43
3. Tabulasi Silang Jumlah Anggota Keluarga dengan Sumber Penerimaan
Responden Mahasiswi ..................................................................................43
4. Tabulasi Silang Jumlah Anggota Keluarga dengan Jumlah Penerimaan
Responden Mahasiswa ................................................................................44
5. Tabulasi Silang Jumlah Anggota Keluarga dengan Jumlah Penerimaan
Responden Mahasiswi ................................................................................44
6. Tabulasi Silang Jumlah Anggota Keluarga dengan Jumlah Pengeluaran
Responden Mahasiswa ................................................................................45
7. Tabulasi Silang Jumlah Anggota Keluarga dengan Jumlah Pengeluaran
Responden Mahasiswi ................................................................................45
8. Tabulasi Silang Sumber Penerimaan dengan Jumlah Penerimaan Responden
Mahasiswa ..................................................................................................46
9. Tabulasi Silang Sumber Penerimaan dengan Jumlah Penerimaan Responden
Mahasiswi ...................................................................................................46
10. Tabulasi Silang Sumber Penerimaan dengan Jumlah Pengeluaran Responden
Mahasiswa ..................................................................................................47
11. Tabulasi Silang Sumber Penerimaan dengan Jumlah Pengeluaran Responden
Mahasiswi ...................................................................................................48
12. Tabulasi Silang Jumlah Penerimaan dengan Jumlah Pengeluaran Responden
Mahasiswa ..................................................................................................49
13. Tabulasi Silang Sumber Penerimaan dengan Jumlah Pengeluaran Responden
Mahasiswi ...................................................................................................49
14. Penempatan Klasifikasi Merek Kelompok Mahasiswa ................................51
15. Penempatan Klasifikasi Merek Kelompok Mahasiswi.................................51
16. Fungsi Pembeda Setiap Merek Kelompok Mahasiswa ................................53
17. Fungsi Pembeda Setiap Merek Kelompok Mahasiswa ................................54
18. Linear Discriminant Function For Group (Mahasiswa) ...............................56
19. Linear Discriminant Function For Group (Mahasiswi) ................................56
20. Peringkat Atribut Terhadap Citra Merek .....................................................61
21. Nilai Keseluruhan Atribut Terhadap Merek Smartphone Kelompok
Mahasiswa ....................................................................................................64
22. Nilai Keseluruhan Atribut Terhadap Merek Smartphone Kelompok
Mahasiswi .....................................................................................................65
23. Perbandingan Peringkat Antara Citra Merek dan Keputusan Pembelian pada
Kelompok Mahasiswa ..................................................................................68
24. Perbandingan Peringkat Antara Citra Merek dan Keputusan Pembelian pada
Kelompok Mahasiswi ...................................................................................69
25. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengendalian pada Masing-Masing
Kelompok .....................................................................................................74
x
DAFTAR GAMBAR
No
Halaman
1. Pengaruh Hubungan Antara Konsep Diri (Self Concept) dan Citra
Produk (Brand Image) ......................................................................... 11
2. Tahap-Tahap Keputusan Pembelian ................................................... 19
3. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen ......................... 28
4. Kerangka Pemikiran Operasional ....................................................... 35
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Halaman
Tampilan Misklasifikasi Data Mahasiswi...............................................80
Tampilan Misklasifikasi Data Mahasiswa ..............................................94
Tampilan Analisis Diskriminan Kelompok Mahasiswa .........................102
Tampilan Analisis Diskriminan Kelompok Mahasiswi ..........................103
Tampilan Fungsi Diskriminan Kelompok Mahasiswa ...........................104
Tampilan Fungsi Diskriminan Kelompok Mahasiswi ............................105
xii
13
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kemajuan zaman sering kali diikuti dengan beranekaragamnya
aktivitas yang dilakukan masyarakat dalam berbagai segi kehidupan. Semakin
meningkatnya jumlah kebutuhan yang dirasakan oleh sebagian masyarakat
terhadap suatu produk (barang, jasa, ide, dan lainnya), merupakan
kesempatan yang besar bagi suatu produk. Kondisi demikian memunculkan
dua hal penting terkait dengan perusahaan yaitu peluang (opportunity) dan
ancaman (treath). Peluang berarti suatu kondisi yang akan memberikan
manfaat apabila dicapai melalui usaha-usaha tertentu dan merupakan
ancaman apabila kesempatan pasar yang ada dimanfaatkan oleh pesaing.
Maka pemasaran sebagai salah satu fungsi atau kegiatan perusahaan
mempunyai peranan yang cukup penting dalam membantu perusahaan untuk
meraih peluang ini sehingga dapat memberikan manfaat lebih besar bagi
perkembangan perusahaan. Kondisi demikian berlaku untuk setiap jenis
perusahaan dalam suatu industri, termasuk industri telekomunikasi.
Memasuki abad ke-21, Pemerintah Indonesia melakukan deregulasi di
sektor
telekomunikasi
dengan
membuka
kompetisi
pasar
bebas.
Dibandingkan dengan industri-industri lain, telekomunikasi merupakan
industri yang tingkat pertumbuhannya paling tinggi. Proyeksi pertumbuhan
yang luar biasa dari industri telekomunikasi di masa yang akan datang
dianggap sangat wajar. Maklum industri telepon seluler sudah menguasai
semua bidang kehidupan.
Kesadaran
masyarakat
terhadap
teknologi
komunikasi
terus
meningkat. Perkembangan teknologi komunikasi dimasyarakat diikuti dengan
meningkatnya penggunaan telepon selular (ponsel), atau lebih akrab dengan
istilah
handphone.
Di
Indonesia
sendiri,
pasar
ponsel
mengalami
pertumbuhan yang sangat pesat. Menurut Departemen Komunikasi dan
Informatika (Depkominfo), penambahan telepon genggam (handphone) di
Indonesia diprediksi mencapai 20 juta unit per tahun. Hal ini menunjukkan
bahwa pasar telepon genggam di Indonesia masih akan tumbuh pesat seiring
dengan semakin luasnya jaringan operator seluler yang mencakup seluruh
2
wilayah Nusantara, baik di perkotaan maupun pedesaan. Jika pada akhir 2009
total penjualan ponsel di Indonesia mencapai sekitar 25 juta unit, maka pada
2010
Asosiasi
Importir
Seluler
Indonesia
(AISI)
memproyeksikan
pertumbuhan 20-22 persen dengan total volume impor sedikitnya 40 juta unit.
Telepon seluler (ponsel), barang yang seakan menjadi kebutuhan
pokok itu, sudah masuk ke pasar dalam negeri dengan berbagai merek, mulai
dari ponsel low end harga murah dengan fitur rendah, hingga high end atau
ponsel fitur canggih. Hampir semua masyarakat telah mengenal dan
menggunakan alat komunikasi tersebut, bahkan ponsel sudah menjadi
kebutuhan primer manusia masa kini. Setiap orang merasa wajib memiliki
ponsel. Dari yang hanya menggunakan ponsel untuk berbicara dan sms,
sampai ponsel untuk bisa terkoneksi dengan internet. Oleh karena itu, fungsi
ponsel pun semakin beragam sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
penggunanya. Ponsel pun saat ini cenderung berkembang kegunaannya,
bukan hanya perangkat untuk berkomunikasi secara lisan saja. Ponsel juga
digunakan
untuk
koneksi
internet,
mengambil
gambar
atau
foto,
mendengarkan musik, dan bahkan untuk mengetik selayaknya sebuah
komputer. Dari fungsi ponsel yang semakin berkembang ini muncullah satu
lini produk ponsel baru yang disebut smartphone atau ponsel pintar.
Smartphone merupakan ponsel multifungsi yang mampu memberikan
akses teknologi selain telepon dan sms. Berbagai fitur dimiliki oleh ponsel
pintar ini, seperti kemampuannya untuk mengakses internet, cek e-mail,
memainkan game online sampai menulis dan mengedit dokumen spreadsheet
seperti file Microsoft Word dan Excel layaknya sebuah komputer mini.
Sebenarnya tidak ada definisi standar mengenai smartphone. Umumnya suatu
ponsel dikatakan sebagai smartphone bila dapat berjalan pada software
operating system yang lengkap dan memiliki interface dan platform standar
bagi pengembang aplikasi.
Semakin
diberlakukannya
ketatnya
tingkat
perdagangan
persaingan
bebas
memaksa
yang
sejalan
dengan
perusahaan-perusahaan
penyedia smartphone selalu berusaha menawarkan produk yang berbeda dari
pesaing dan menciptakan citra merek yang baik di mata konsumen agar
3
tingkat keputusan pembelian konsumen semakin meningkat. Sebuah riset
menunjukkan bahwa penjualan smartphone masih akan mengalami
pertumbuhan, meskipun perekonomian saat ini mengalami hal yang
sebaliknya. Sekitar 116 juta unit smartphone terjual secara global pada tahun
2007, yang kemudian melonjak hingga 171 juta pada tahun 2008, dan pada
tahun 2009 mencapai 203 juta unit, yang artinya mengalami peningkatan
sebesar 18%. Selama tahun 2010, distribusi smartphone diperkirakan akan
megalami peningkatan 21% menjadi 224 juta unit (Abi Research)1.
Tahun 2009, Komite Smartphone MCPC (Mobile Computing
Promotion Consortium) di Jepang telah mengumumkan “Peramalan Jangka
Menengah Pasar Smartphone” berdasarkan situasi di pasar smartphone
Jepang saat itu. MCPC memperkirakan ada pertumbuhan sebesar 55% di
pasar, dari 860.000 unit di tahun sebelumnya hingga 1,33 juta unit pada tahun
2009 (1.020.000 unit pembelian individu; 310.000 unit pembelian
perusahaan)2.
Persaingan di pasar smartphone pun semakin seru. Harga yang
ditawarkan sangat beragam, mulai dari harga yang cukup ekonomis, sampai
harga yang fantastis. Merek ponsel smartphone yang mengisi pasar Indonesia
antara lain Nokia, BlackBerry, Sony Ericsons, Samsung, Siemens, LG,
Motorola, High Tech Computer (HTC) dan iPhone.
Laporan hasil riset perkembangan pasar Smartphone 2009 yang dibuat
oleh Canayls menunjukkan Nokia tetap menjadi vendor Smartphone nomor
satu, walaupun stok share nya menurun lima persen menjadi 40%. Apple
iPhone tetap menjadi favorit dengan pertumbuhan empat persen menjadi
18%, hasil ini adalah dari kebutuhan pasar yang besar untuk iPhone 3GS.
Walaupun iPhone menjadi favorit tapi hanya bisa menduduki posisi ketiga
dibelakang Blackberry yang mencapai 21% dan di belakangi oleh HTC yang
1
http://techno.okezone.com/2010-pengapalan-smartphone-meningkat-21.html diakses pada [11
Agustus 2010]
2
http://www.mcpc-jp.org/english/pdf/news.pdf diakses pada [11 Agustus 2010]
4
menduduki kursi ke empat dengan jumlah lima persen dari seluruh pasar
Smartphone3.
Fenomena persaingan ini menuntut para pemasar smartphone untuk
selalu menginovasi strategi bisnisnya. Terlebih lagi Indonesia dikenal dengan
negara yang berbhineka, negara yang majemuk, sehingga karakteristik
konsumen yang ada sangat kompleks. Untuk sukses dalam persaingan pasar
smartphone, produsen tidak bisa hanya dengan mengandalkan fitur-fitur dan
kecangggihan lainnya. Akan tetapi para pemasar juga harus memperhatikan
dimensi lain yang ada di masyarakat. Sosial, ekonomi, dan budaya, termasuk
masalah perbedaan gender yang akan mempengaruhi sikap pengambilan
keputusan pembelian konsumen juga membutuhkan perhatian yang serius
dalam penyusunan strategi bersaing.
Membicarakan gender tidak berarti membicarakan hal
yang
menyangkut perempuan saja. Gender dimaksudkan sebagai pembagian sifat,
peran, kedudukan, dan tugas antara laki-laki dan perempuan yang ditetapkan
oleh masyarakat berdasarkan norma, adat kebiasaan, dan kepercayaan
masyarakat. Kondisi ini cenderung memberikan pengaruh yang berbeda
antara laki-laki dan perempuan terhadap perilaku pengambilan keputusan
pembelian produk, termasuk dalam pembelian smartphone. Dengan
demikian, perusahaan penghasil smarthphone harus benar-benar pintar
menyiasati kemungkinan adanya kecenderungan pengaruh gender terhadap
keputusan pembelian produknya.
Sebuah studi untuk mengetahui pembelian smartphone berdasarkan
gender dilakukan terhadap 9.785 orang pengguna smartphone merek
Android, BlackBerry, dan iPhone di Amerika Serikat. Riset ini dilakukan
hanya untuk pengguna smartphone berusia 30 tahun dengan tujuan untuk
menghilangkan pengaruh faktor perbedaan usia. Hasil riset menunjukkan
iPhone memimpin dengan jumlah pengguna wanita sebanyak 12,3 % dan 10
% untuk pengguna smartphone pria. Selanjunya diikuti BlackBerry berturutturut untuk pengguna wanita dan pria sebesar 8,8 % dan 8,1 %. Urutan
3
http://www.theinquirer.net/inquirer/news/1561143/smartphone-sales-holding diakses pada [11
Agustus 2010]
5
terakhir diraih oleh Android dengan jumlah 6,1 % dan 6 % (Dating site
OKCupid)4.
Menghadapi fenomena tersebut, para produsen smartphone bisa
bercermin dari salah satu produsen ponsel global yaitu Samsung yang telah
meluncurkan ponsel khusus wanita yang dilengkapi beberapa aplikasi khusus
untuk para wanita seperti List Belanja, Tipe Minyak Wangi, dan Kebutuhan
Kalori5.
Awalnya smartphone diluncurkan ke pasar yang ditujukan untuk
segmen pekerja. Layanan yang tersedia dalam smartphone dapat mendukung
aktifitas para pekerja karena bisa menggunakan ponselnya untuk bekerja.
Perkembangan zaman membuat smartphone mulai memiliki sasaran
segmentasi pasar baru yaitu anak muda (17-24 tahun), termasuk didalamnya
adalah mahasiswa. Sebenarnya pasar anak muda tidak hanya mahasiswa, akan
tetapi juga meliputi siswa SMU. Namun, penetrasi penggunaan smartphone
pada kategori siswa SMU tidak sebesar pada kategori mahasiswa.
Mahasiswa merupakan prospek pasar masa depan bagi industri
smartphone. Banyaknya jumlah mahasiswa yang menggunakan smartphone
saat ini merupakan gambaran konsumen smartphone di masa yang akan
datang. Para produsen smartphone harus memperhatikan kebutuhan dan
keinginan konsumen mahasiswa, agar mereka tidak berpaling ke merek yang
lain dimasa yang akan datang. Kondisi tersebut memaksa bagian pemasaran
smartphone harus bekerja lebih keras untuk terus meningkatkan penjualan
sehingga bisa meningkatkan pangsa pasar dan mempertahankan yang sudah
ada. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melalui manajemen merek.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan keterkaitan antara citra merek (brand image) produk
smartphone dengan keputusan pembelian dan loyalitas pelanggan seperti
yang telah diuraikan dalam latar belakang, maka perumusan masalah yang
akan di kaji adalah:
4
http://technologyexpert.blogspot.com/2010/08/smartphone-sex-study-iphone-users-twice.html
diakses pada [11 Agustus 2010]
5
http://djakaprasetja.blogspot.com/2008/01/hp-khusus-buat-wanita.html diakses pada [03 Agustus
2010]
6
1. Bagaimanakah perbandingan kekuatan citra merek smartphone antara
mahasiswa dan mahasiswi, apakah ada perbedaan sebagai pengguna
smartphone?
2. Atribut-atribut kuat apa yang menjadi dasar keputusan pembelian
mahasiswa dan mahasiswi dalam pembelian smartphone?
3. Apakah ada perbedaan hubungan antara citra merek terhadap keputusan
mahasiswa dan mahasiswi dalam melakukan pembelian smartphone?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan
adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Menganalisis perbandingan kekuatan citra merek smartphone antara
mahasiswa dan mahasiswi.
2. Menganalisis Atribut-atribut yang menjadi dasar keputusan pembelian
mahasiswa dan mahasiswi dalam pembelian smartphone.
3. Menganalisis perbedaan hubungan antara citra merek terhadap keputusan
mahasiswa dan mahasiswi dalam melakukan pembelian smartphone.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini berguna untuk menjadikan berbagai ilmu-ilmu yang
telah diperoleh selama perkuliahan bukan hanya menjadi suatu teori dalam
buku, akan tetapi juga dapat diaplikasikan untuk menyelesaikan suatu
permasalahan yang nyata dalam bidang kehidupan, sehingga menjadikan
ilmu-ilmu selama perkuliahan menjadi lebih berguna bagi sesama dan bukan
hanya sekedar sarana pemenuhan nilai semata.
Bagi Perguruan Tinggi, penelitian ini dapat menambah referensi
sehingga dapat memberikan informasi kemungkinan dapat dilaksanakannya
penelitian lebih lanjut dan sebagai bahan masukan dalam rangka
pengembangan ilmu pengetahuan. Bagi peneliti penelitian ini bermanfaat
untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta bagi pembaca dapat
bermanfaat untuk menambah wawasan dan cakrawala pandang pembaca.
7
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini terbatas hanya pada responden yang pernah atau sedang
menggunakan merek smartphone BlackBberry, Nokia E-series, iPhone, dan
HTC. Keempat merek ini dipilih karena merek-merek tersebut merupakan
smartphone yang pertumbuhannya paling cepat di dunia.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pemasaran
Keberhasilan suatu perusahaan mencapai tujuan perusahaan sangat
dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam memasarkan produknya.
Tujuan
perusahaan
untuk
dapat
menjamin
kelangsungan
hidupnya,
berkembang dan mampu bersaing, hanya mungkin tercapai apabila
perusahaan dapat menjual produknya serta mampu mengatasi tantangan dari
para pesaing dalam pemasaran. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui
usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan atau laba
perusahaan. Usaha ini hanya dapat dilakukan apabila perusahaan dapat
mempertahankan dan meningkatkan penjualannya melalui usaha mencari dan
membina langganan serta usaha menguasai pasar.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008), pemasaran merupakan suatu
proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa
yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai
dengan yang lain. Pemasaran mencakup menciptakan hubungan pertukaran
muatan nilai dengan pelanggan yang menguntungkan. Pemasaran juga
merupakan proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan
membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan
menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.
2.2. Konsep Pemasaran
Dengan adanya persaingan yang semakin ketat dan berkembangnya
pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan yang lebih tinggi dari konsumen,
maka muncullah konsep baru di bidang pemasaran yaitu konsep pemasaran.
Konsep pemasaran merupakan filosofi manajeman pemasaran yang
menyatakan
bahwa
pencapaian
tujuan
organisasi
tergantung
pada
pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target pasar dan memberikan
kepuasan yang diinginkan secara lebih baik daripada pesaing (Kotler dan
Armstrong, 2008). Jadi konsep pemasaran merupakan orientasi perusahaan
yang menekankan bahwa tugas pokok perusahaan adalah menentukan dan
9
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga dicapai tingkat
kepuasan yang melebihi kepuasan yang diberikan oleh pesaingnya.
Pada dasarnya konsep pemasaran menekankan orientasi pada
kebutuhan dan keinginan konsumen yang didukung oleh kegiatan pemasaran,
yang ditujukan untuk keberhasilan mencapai tujuan perusahaan. Sebuah
perusahaan yang didirikan mempunyai tujuan utama yaitu mencapai tingkat
keuntungan tertentu dan pertumbuhan perusahaan. Di dalam pandangan
konsep pemasaran, tujuan perusahaan ini dicapai melalui kepuasan
konsumen. Dengan menjalankan konsep pemasaran secara tepat, maka
perusahaan dapat memecahkan berbagai masalah yang dihadapi.
2.3. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran terdiri dari unsur-unsur pemasaran yang terpadu
(4P dari marketing mix, yaitu product, price, promotion, place) yang selalu
berkembang sejalan dengan gerak perusahaan dan perubahan-perubahan
lingkungan pemasarannya serta perubahan perilaku konsumen (Swasta dan
Handoko, 2000).
Menurut Kotler (2005), strategi pemasaran merupakan perencanaan
pemasaran yang bertujuan untuk mencapai sasaran rencana yang telah
ditentukan. Strategi pemasaran adalah strategi yang disatukan, luas,
terintegrasi dan komperhensif yang dirancang untuk memastikan bahwa
tujuan dari pemasaran perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang
tepat oleh organisasi. Strategi pemasaran yang telah dijalankan saat ini perlu
dievaluasi kembali, untuk melihat apakah masih sesuai dengan situasi saat ini
atau tidak. Hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai dasar untuk menentukan
apakah strategi yang dijalankan perlu dirubah dan digunakan sebagai
landasan dimasa yang akan datang.
Perilaku konsumen merupakan unsur penting dalam kegiatan
pemasaran suatu produk yang perlu diketahui oleh perusahaan, karena
perusahaan pada dasarnya tidak mengetahui mengenai apa yang ada dalam
pikiran seorang konsumen pada waktu sebelum, sedang, dan setelah
melakukan pembelian produk tersebut. Menurut Swasta (2000) perilaku
konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara
10
langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan
jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada
persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Analisa suatu proses pembelian merupakan suatu rangkaian tahapan
yang diambil oleh seorang konsumen. Perilaku konsumen akan menentukan
proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka. Proses tersebut
merupakan sebuah pendekatan masalah pada kegiatan manusia untuk
membeli suatu barang dan jasa dalam memenuhi kegiatan dan kebutuhannya.
Proses pengambilan keputusan untuk membeli sama untuk setiap orang,
hanya seluruh proses tersebut tidak selalu dilaksanakan oleh konsumen.
Proses perilaku konsumen adalah suatu disiplin terapan. Pendekatan proses
dalam analisa perilaku konsumen dibutuhkan oleh perusahaan yang
beroperasi di masyarakat untuk menginterpretasikan permintaan konsumen.
Perilaku dan kepuasan konsumen terhadap suatu merek produk sangat
dipengaruhi oleh peran dari kepribadian dan citra diri (self concept) yang ada.
Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan
respon yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan itu
sendiri. Kepribadian dapat digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen
terhadap produk atau merek tertentu. Idenya adalah bahwa merek tersebut
juga memiliki kepribadian, dan bahwa konsumen senang memilih merek
dengan kepribadian yang sesuai dengan kepribadian mereka. Kepribadian
merek adalah bauran khusus karakteristik perilaku manusia yang dikaitkan
dengan merek tertentu (Kotler dan Armstrong, 2008).
Seorang
periset
mengidentifikasi
lima
karakteristik
perilaku
kepribadian merek, sebagai berikut:
1. Ketulusan/sincerity (membumi, jujur, sehat, dan ceria)
2. Kegembiraan/excitement (berani, bersemangat, imaginative, dan modern)
3. Kompeten/competence (dapat diandalkan, cerdas, dan sukses)
4. Kesempurnaan/sophistication (kelas atas dan menarik)
5. Ketahanan/ruggedness (petualang sejati dan tangguh)
Banyak pemasar menggunakan konsep yang berhubungan dengan
kepribadian konsep diri seseorang. Gagasan dasar konsep diri adalah bahwa
11
kepemilikan seseorang menunjukkan dan mencerminkan identitas mereka
yaitu “kami adalah apa yang kami miliki”. Oleh karena itu, untuk memahami
perilaku konsumen, mula-mula pemasar harus memahami hubungan antara
konsep diri konsumen dengan kepemilikan.
Produk
Brand image
Perilaku
Pencarian merek
dan produk yang
meningkatkan
atau memelihara
kosep diri
Hubungan
Self Concept
dan Brand
Image
Konsumen
Self Concept
Kepuasan
Pembelian
untuk
mendapatkan
konsep diri
yang
diinginkan
Gambar 1. Pengaruh Hubungan antara Konsep Diri/Self Concept dan Citra
Produk/Brand Image (Hawkins, et. al, 2001)
2.4. Produk
Menurut Kotler (2005), produk merupakan segala sesuatu yang dapat
ditawarkan kepasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produkproduk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara,
orang, tempat, properti, organisasi, dan gagasan.
2.4.1 Tingkat Produk
Pemasar perlu memikirkan secara mendalam lima tingkat produk
ketika
merencanakan
tawaran
pasarnya.
Masing-masing
tingkat
menambahkan lebih banyak pelanggan, dan kelimanya membentuk
hierarki nilai pelanggan (customer value hierarchy). Tingkat yang paling
mendasar adalah manfaat inti (core benefit) yaitu layanan atau manfaat
mendasar yang sesungguhnya dibeli pelanggan.
Pemasar harus mengubah manfaat inti tersebut menjadi produk
dasar (basic product) pada tingkat kedua. Tingkat ketiga, pemasar
menyiapkan produk yang diharapkan (expected product), yaitu beberapa
atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli ketika mereka
membeli produk ini. Pemasar menyiapkan produk yang ditingkatkan
12
(augmented product) yang melampaui harapan pelanggan pada tingkat
keempat.
2.4.2 Diferensiasi Produk
Produk-produk
fisik
bervariasi
dalam
potensinya
untuk
diferensiasi. Penjual menghadapi banyak sekali parameter rancangan
yang mencakup bentuk, keistimewaan (feature), kinerja, kesesuaian, daya
tahan, keandalan, kemudahan untuk diperbaiki, gaya dan rancangan.
Keterangannya sebagai berikut:
1. Bentuk
Banyak produk yang didiferensiasikan berdasarkan bentuk, ukuran
model, atau struktur fisik sebuah produk.
2. Keistimewaan (feature)
Sebagian
besar
produk
dapat
ditawarkan
dengan
berbagai
keistimewaan, yakni karakteristik yang melengkapi fungsi dasar
produk. Upaya untuk menjadi yang pertama dalam memperkenalkan
keistimewaan baru yang berharga merupakan salah satu dari cara yang
paling efektif untuk bersaing.
3. Mutu Kinerja
Sebagian besar produk ditetapkan pada salah satu dari empat level
kinerja: rendah, rata-rata, tinggi, dan super. Mutu kinerja mengacu
pada level dimana karakteristik dasar produk itu beroperasi. Suatu
perusahaan harus memutuskan bagaimana mengelola kualitas kinerja
seiring dengan waktu. Terdapat tiga strategi; pertama, perusahaan
terus
meningkatkan
produk,
sering
menghasilkan
tingkat
pengembalian investasi dan pangsa pasar tertinggi. Strategi kedua
adalah mempertahankan mutu produk pada level tertentu, dan strategi
ketiga adalah mengurangi mutu produk seiring dengan waktu.
4. Mutu Kesesuaian
Kualitas kesesuian adalah tingkat dimana semua unit yang diproduksi
adalah identik dan memenuhi spesifikasi sasaran yang dijanjikan.
5. Daya Tahan
13
Daya tahan (durability), merupakan suatu ukuran usia operasi produk
yang diharapkan dalam kondisi normal dan/atau berat, merupakan
atribut yang berharga untuk produk-produk tertentu.
6. Keandalan
Keandalan (reliability) adalah ukuran kemungkinan suatu produk
tidak akan rusak atau gagal dalam suatu periode waktu tertentu.
7. Mudah Diperbaiki
Mudah diperbaiki adalah suatu ukuran kemudahan untuk memperbaiki
suatu produk yang rusak atau gagal. Sifat mudah diperbaiki yang ideal
adalah jika pemakai dapat membetulkan sendiri produk itu dengan
biaya atau waktu yang relatif kecil.
8. Gaya
Gaya (style) menggambarkan penampilan dan perasaan yang
ditimbulkan oleh produk itu bagi pembeli. Terlalu banyak produk
yang kelihatan biasa-biasa saja dan tidak menonjol. Gaya memiliki
keunggulan menciptakan perbedaan produk yang sukar ditiru. Di sisi
negatif, gaya yang menarik tidak selalu berarti kinerja yang tinggi.
Pembeli biasanya bersedia membayar harga tambahan untuk produkproduk yang diberi gaya menarik.
9. Rancangan (design)
Rancangan adalah totalitas keistimewaan yang mempengaruhi
penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan pelanggan.
Rancangan sangat penting dalam membuat dan memasarkan peralatan
tahan lama, pakaian, produk eceran dan produk kemasan. Bagi
perusahaan produk yang dirancang dengan baik adalah produk yang
mudah diproduksi dan didistribusikan, sedangkan bagi pelanggan
produk
yang
dirancang
dengan
baik
adalah
produk
yang
menyenangkan untuk dilihat dan mudah dibuka, dipasang, digunakan,
diperbaiki, serta dibuang.
2.5. Pengertian Merek
Sebuah merek yang terkenal dan terpercaya merupakan aset yang
tidak ternilai. Keahlian yang paling unik dari pemasar profesional adalah
14
kemampuannya
untuk
menciptakan,
memelihara,
melindungi
dan
meningkatkan merek. Para pemasar menyatakan pemberian merek adalah seni
dan bagian paling penting dalam pemasaran. Pada awalnya merek hanyalah
sebuah tanda agar konsumen dapat membedakan satu produk dengan produk
lainnya. Merek juga membantu agar konsumen lebih mudah mengingat suatu
produk, sehingga memudahkan pengambilan keputusan ketika melakukan
pembelian.
Merek yang kuat merupakan aset yang tak berwujud (intangible asset)
yang sangat berharga bagi perusahaan dan merupakan alat pemasaran
strategis utama. Merek yang kuat akan membangun loyalitas, dan pada
akhirnya loyalitas akan mendorong bisnis berulang kembali. Merek telah
menjadi elemen penting yang berkontribusi terhadap kesuksesan sebuah
organisasi pemasaran, baik perusahaan bisnis maupun nirlaba, manufaktur
maupun penyedia jasa, serta organisasi lokal maupun global.
American Marketing Association mendefenisikan merek adalah suatu
nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut,
dan dimaksudkan untuk membedakannya dari barang-barang yang dihasilkan
oleh pesaing. Menurut UU Merek No.15 tahun 2001, merek didefinisikan
sebagai tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
Kotler (2000) menjelaskan pada hakikatnya merek mengidentifikasikan
penjual atau pembuat. Merek dapat berupa nama, merek dagang, logo, atau
simbol lainnya. Merek sebenarnya janji penjual untuk secara konsisten
memberikan keistimewaan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Pada
akhirnya, merek memberikan tanda mengenai sumber produk serta
melindungi konsumen maupun produsen dari para pesaing yang berusaha
memberikan produk-produk yang tampak identik.
2.6. Peranan Merek
Merek merupakan sarana bagi perusahaan untuk mengembangkan dan
memelihara loyalitas pelanggan. Pemberian merek pada suatu produk
memungkinkan konsumen menggunakan merek sebagai pedoman atau acuan
15
tingkat dan konsistensi kualitas. Terdapat empat konsep merek, pertama
intangible product, yaitu merupakan basis pilihan konsumen yang rasional.
Kedua adalah basic brand yang bertujuan untuk mewujudkan penjualan
dalam lingkungan yang kompetitif. Basic brand adalah dimana atribut-atribut
yang mampu mengajak atau menstimuli konsumen pertama kali untuk
memilih produk pertama kali. Contoh basic brand adalah bahwa produk
harus dikemas dengan rapi dan menarik.
Ketiga adalah augmented brand yang bertujuan untuk memperluas
merek dalam meningkatkan nilainya. Keempat adalah potential brand yaitu
menambahkan berbagai atribut tambahan yang berperan dalam membentuk
preferensi dan loyalitas pelanggan. Keempat konsep di atas memang
seharusnya mampu dimiliki oleh setiap merek produk yang ditawarkan oleh
perusahaan kepada konsumen, akan tetapi sekarang ini merek yang
ditawarkan selalu memfokuskan posisi (positioning) dirinya pada salah satu
konsep sebagai keunggulan tersendiri (Tjiptono, 2005).
Merek menurut Kartajaya (2004) bukan hanya sebuah nama, bukan
juga sekedar sebuah logo atau simbol. Merek adalah “payung” yang
mempresentasikan produk atau layanan. Merek juga merupakan cerminan
value yang diberikan pada pelanggan. Menurut Kotler (2005) penggunaan
merek memberikan beberapa keunggulan bagi penjual, antara lain:
1. Nama merek tersebut lebih memudahkan penjual memproses pesanan dan
menelusuri masalah
2. Nama merek dan tanda merek penjual tersebut memberikan perlindungan
hukum atau ciri-ciri produk yang unik.
3. Penggunaan merek memberikan kesempatan kepada penjual untuk
menarik pelanggan-pelanggan yang setia dan memberikan keuntungan.
Loyalitas merek memberikan suatu perlindungan kepada penjual dari
persaingan.
4. Penggunaan merek membantu penjual tersebut melakukan segmentasi
pasar. Merek yang kuat membantu membangun citra perusahaan tersebut,
yang lebih memudahkannya meluncurkan merek-merek baru dan diterima
oleh distributor dan konsumen.
16
Tabel 1. Fungsi Merek bagi Konsumen
No.
Fungsi
Manfaat bagi Pelanggan
1. Identifikasi
Bisa dilihat dengan jelas, memberikan makna bagi
produk, gampang mengindentifikasi produk yang
dibutuhkan atau dicari.
2. Praktikalisasi Memfasilitasi penghematan waktu dan energi
melalui pembelian uang identik dan loyalitas.
3. Jaminan
Memberikan jaminan bagi konsumen bahwa mereka
bisa mendapatkan kualitas yang sama sekalipun
pembelian dilakukan pada waktu dan di tempat
yang berbeda.
4. Optimalisasi Memberikan kepastian bahwa konsumen dapat
membeli alternatif terbaik dalam kategori produk
tertentu dan pilihan terbaik untuk tujuan spesifik.
5. Karakterisasi Mendapatkan konfirmasi mengenai citra diri
konsumen atau citra yang ditampilkannya kepada
orang lain.
6. Kontinuitas
Kepuasan terwujud melalui familiaritas dan intimasi
dengan merek yang telah digunakan atau
dikonsumsi pelanggan selama bertahun-tahun.
7. Hedonistik
Kepuasan terkait dengan daya tarik merek, logo,
dan komunikasinya.
8. Etis
Kepuasan berkaitan dengan perilaku bertanggung
jawab merek bersangkutan dalam hubungannya
dengan masyarakat.
Sumber : Tjiptono (2005)
2.7. Citra Merek (Brand Image)
Citra merek dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dalam
benak konsumen ketika mengingat suatu merek tertentu. Asosiasi tersebut
secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu
yang dikaitkan dengan suatu merek, sama halnya ketika kita berpikir tentang
orang lain. Asosiasi merek umumnya menjadi pertimbangan atau pijakan
konsumen dalam keputusan pembeliannya. Berbagai asosiasi merek yang
saling berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut dengan
citra merek (brand image).
Brand image yang ada dibenak konsumen dapat terbentuk secara
langsung melalui pengalaman konsumen dan kontak konsumen dengan
produk, merek, pasar sasaran atau situasi pemakaian, maupun secara tidak
langsung melalui iklan. Kesan-kesan yang terkait akan semakin meningkat
17
dengan semakin banyaknya pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi
suatu merek atau dengan semakin seringnya penampakan merek tersebut
dalam strategi komunikasinya. Brand image atau brand association
merupakan deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap
merek tertentu (Tjiptono, 2005).
Menurut Kotler (2000), citra yang efektif melakukan tiga hal.
Pertama,
memantapkan
karakter
produk
dan
usulan
nilai.
Kedua,
menyampaikan karakter tersebut dengan cara yang berbeda sehingga tidak
dikacaukan dengan karakter pesaing. Ketiga, memberikan kekuatan
emosional yang lebih dari sekedar citra mental. Agar citra berfungsi dengan
baik, maka harus disampaikan melalui setiap sarana komunikasi yang tersedia
dengan kontak merek. Pada pasar yang sangat kompetitif, merek mempunyai
peranan yang sangat penting sebagai pembeda. Produk yang ada sangat
mudah untuk ditiru. Namun merek, khususnya band image (citra merek) yang
terekam dalam benak konsumen tidak dapat ditiru. Tanpa citra yang kuat dan
spesifik, sangat sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru dan
mempertahankan yang sudah ada serta meminta pelanggan membayar dengan
harga yang lebih tinggi.
2.8. Gender dalam Pemasaran
Identitas gender merupakan salah satu komponen penting dalam
pemasaran. Masyarakat memiliki kecendrugan untuk menyesuaikan diri
dengan tuntutan-tuntutan budayanya mengenai peranan-peranan gendernya.
Di suatu masyarakat terdapat nilai-nilai yang membatasi ruang gerak wanita,
sedangkan dimasyarakat lainya tidak sama sekali. Namun demikian,
pendidikan dan pembangunan ekonomi secara perlahan-lahan mengubah
mitos-mitos ini. Terdapat beberapa mitos (stereotyping) mengenai gender,
sebagai berikut (Kasali, 1998):
1. Wanita adalah pembelanja
Yang benar: Wanita terbiasa dengan small-ticket items, tetapi sekarang,
wanita mulai memiliki posisi tawar-menawar yang lebih kuat dalam
rumah tangga.
18
2. Pria adalah pengambil keputusan untuk big-ticket items (seperti mobil,
barang-barang durabel, travel dan sebagainya).
Yang benar: Kalau wanita lebih berpendidikan dan posisi tawarmenawarnya lebih kuat, big-ticket items diputuskan bersama-sama.
3. Anak-anak adalah tanggung jawab ibu
Yang benar: Tren new man melahirkan pasangan baru yang merawat anak
bersama-sama
4. Dunia kerja adalah dunia laki-laki
Yang benar: Wanita diperkotaan cenderung bekerja
5. Wanita adalah emosional, sedangkan pria adalah rasional
Yang benar: Pria pun bisa emosional bila berhadapan dengan small-ticket
items.
Dalam berbelanja sering disebutkan bahwa pria cenderung lebih
rasional daripada wanita. Pria lebih sering menggunakan akalnya sebelum
memutuskan membeli sesuatu, sedangkan wanita lebih mengandalkan naluri
dan emosinya. Mitos ini disebabkan oleh kebiasaan-kebiasaan barang yang
dibeli, atau gender-typed products. Seperti dijelaskan dalam mitos
sebelumnya, wanita lebih terbiasa berbelanja kebutuhan-kebutuhan seharihari, yang cenderung melibatkan sentuhan-sentuhan emosional. Iklan-iklan
produk low-imvolvement ini cenderung emosional. Sedangkan big-ticket items
yang disebut sebagai dunia pria merupakan produk-produk high-imvolvement.
Produk-produk high-imvolvement cenderung melibatkan resiko yang lebih
besar karena harganya mahal, ada masalah-masalah teknis yang harus
dipelajari dan digunakan untuk waktu yang lebih panjang (Kasali, 1998).
2.9. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah sebuah pendekatan penyelesaian
masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dalam
memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari pengenalan
kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif
pembelian, keputusan pembelian, dan tingkah laku setelah pembelian (Swasta
dan Handoko, 2000).
19
Menurut Kotler (2000), yang dimaksud dengan keputusan pembelian
adalah suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa atau
pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, penilaian sumbersumber seleksi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan
perilaku setelah pembelian. Berdasarkan pengertian keputusan pembelian di
atas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah perilaku
pembelian seseorang dalam menentukan suatu pilihan produk untuk mencapai
kepuasan sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen yang meliputi
pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif
pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.
2.9.1. Tahap-tahap dalam Proses Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Armstrong (2008), proses pengambilan
keputusan pembelian suatu produk dapat digambarkan dalam bentuk
proses kegiatan pembelian dengan tahapan sebagai berikut:
Pengenalan
kebutuhan
Pencarian
informasi
Evaluasi
alternatif
Keputusan
pembelian
Perilaku
pasca
pembelian
Gambar 2. Tahap-tahap Keputusan Pembelian
1. Pengenalan kebutuhan
Proses pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan ketika
pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dapat
dipicu oleh rangsangan internal ketika salah satu kebutuhan normal
seseorang (rasa lapar, haus, seks) timbul pada tingkat yang cukup tinggi
sehingga menjadi dorongan. Kebutuhan juga dapat dipicu oleh
rangsangan eksternal seperti iklan atau hasil diskusi dengan teman.
Pemasar harus meneliti konsumen untuk menentukan jenis kebutuhan
atau masalah apa yang timbul, apa yang menyebabkannya, dan
bagaimana masalah itu bisa mengarahkan konsumen pada produk
tertentu ini.
20
Pengenalan kebutuhan ini ditujukan untuk mengetahui adanya
kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi dan terpuaskan.
Pengenalan masalah adalah suatu proses yang komplek yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Proses ini melibatkan secara bersama-sama banyak variabel-variabel
termasuk pengamatan, proses belajar, sikap, karakteristik kepribadian
dan
macam-macam
kelompok
sosial
dan
referensi
yang
mempengaruhinya.
b. Proses pengenalan masalah merupakan suatu proses yang lebih
kompleks dari penganalisaan motivasi. Walaupun proses tersebut
melibatkan motif-motif pembelian, tetapi selain itu melibatkan juga
sikap, konsep diri, dan pengaruh-pengaruh lain.
c. Proses ini melibatkan juga proses perbandingan dan pembobotan
yang kompleks terhadap macam-macam kebutuhan yang relatif
penting, sikap tentang bagaimana menggunakan sumber keuangan
yang terbatas untuk berbagai alternatif pembelian, dan sikap tentang
kualitatif dari kebutuhan yang harus dipuaskan (Swasta dan Handoko,
2000).
2. Pencarian informasi
Konsumen yang tertarik mungkin mencari lebih banyak
informasi atau mungkin tidak. Jika dorongan konsumen itu kuat dan
produk yang memuaskan ada di dekat konsumen itu, konsumen mungkin
akan membelinya kemudian. Jika tidak, konsumen bisa menyimpan
kebutuhan itu dalam ingatannya atau melakukan pencarian informasi
yang berhubungan dengan kebutuhan. Konsumen yang tergerak oleh
stimulus akan berusaha mencari lebih banyak informasi yang terlibat
dalam pencarian akan kebutuhan.
Sumber informasi konsumen terdiri atas empat kelompok, yaitu:
a. Sumber pribadi meliputi keluarga, teman, tetangga, kenalan.
b. Sumber komersial meliputi iklan, tenaga penjual, wiraniaga, situs
Web, pedagang perantara, kemasan.
21
c. Sumber publik meliputi media massa, organisasi ranting konsumen,
pencarian internet.
d. Sumber pengalaman meliputi penanganan, pemeriksaan, penggunaan
produk.
3. Evaluasi alternatif
Evaluasi alternatif yaitu bagaimana konsumen memproses
informasi untuk sampai pada pilihan merek. Konsep dasar dalam proses
evaluasi konsumen terdiri atas empat macam (Kotler, 2000):
a. Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan
b. Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk
c. Konsumen memandang setiap produk sebagai kumpulan atribut
dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat
yang dicari dalam memuaskan kebutuhan
d. Konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda dalam memandang
atribut-atribut yang dianggap relevan dan penting. Konsumen akan
memberikan perhatian besar pada atribut yang memberikan manfaat
yang dicarinya.
4. Keputusan membeli
Keputusan untuk membeli di sini merupakan proses dalam
pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap di awal dilakukan, maka
konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau tidak.
Namun, ada faktor-faktor lain yang ikut menentukan keputusan
pembelian, yaitu sikap orang lain dan faktor-faktor situasional yang tidak
terduga. Bila konsumen menentukan keputusan untuk membeli,
konsumen akan menjumpai keputusan yang harus diambil menyangkut
jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian, dan cara
pembayarannya. Bila konsumen menentukan keputusan untuk membeli,
konsumen akan menjumpai keputusan yang harus diambil menyangkut
jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian, dan cara
pembayarannya.
22
5. Perilaku setelah pembelian
Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan
berlanjut hingga periode pasca pembelian. Setelah pembelian produk
terjadi, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau
ketidakpuasan. Kepuasan atau ketidakpuasan pembeli dengan produk
akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya.
Konsumen yang merasa puas akan memperlihatkan peluang
membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Konsumen
yang merasa puas akan cenderung mengatakan sesuatu yang serba baik
tentang produk yang bersangkutan kepada orang lain. Apabila konsumen
dalam melakukan pembelian tidak merasa puas dengan produk yang telah
dibelinya ada dua kemungkinan yang akan dilakukan oleh konsumen.
Pertama, dengan meninggalkan atau konsumen tidak mau melakukan
pembelian ulang. Kedua, ia akan mencari informasi tambahan mengenai
produk yang telah dibelinya untuk menguatkan pendiriannya mengapa ia
memilih produk itu sehingga ketidakpuasan tersebut dapat dikurangi.
2.9.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Banyak faktor yang mempengaruhi para konsumen dalam proses
pengambilan keputusan pembelian terhadap setiap barang atau jasa
didalam usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang
bersangkutan. Menurut Engel, et, al, (1994) pengaruh-pengaruh tersebut
berasal dari latar belakang individu, lingkungan, dan pengaruh psikologis
yang secara keseluruhan baik secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
1. Pengaruh Lingkungan
Perilaku proses keputusan pembelian dipengaruhi oleh faktor
lingkungan sekitar konsumen. Menurut Engel, et. al, (1994) proses
tersebut dipengaruhi oleh budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi,
keluarga, dan situasi.
a. Budaya (culture)
Budaya mengacu pada nilai, gagasan, artefak, dan simbolsimbol lain yang bermakna yang membantu individu untuk
23
berkomunikasi, melakukan penafsiran dan evaluasi sebagai
anggota masyarakat. Setiap kelompok atau masyarakat memiliki
budaya, pengaruh budaya tersebut pada perilaku pembelian sangat
beraneka ragam di tiap daerah atau negara. Dalam hal ini,
pemasar internasional harus memahami budaya disetiap negara
atau pasar internasional dan mengadaptasi strategi pemasaran
mereka menurut budaya negara yang bersangkutan.
b. Kelas Sosial (social classes)
Kelas sosial adalah pembagian di dalam masyarakat yang
terdiri dari individu-individu yang berbagai nilai, minat, dan
perilaku yang sama. Mereka dibedakan oleh perbedaan status
sosioekonomi yang berjajar dari yang rendah hingga yang tinggi.
Kelas sosial mengacu pada pengelompokkan orang yang sama
dalam perilaku mereka berdasarkan posisi ekonomi mereka di
dalam pasar. Dalam beberapa sistem sosial, anggota-anggota dari
kelas-kelas sosial yang berbeda menggunakan aturan-aturan
tertentu dan tidak dapat mengubah posisi sosial mereka.
c. Pengaruh Pribadi
Perilaku seorang konsumen sering kali dipengaruhi oleh
pihak-pihak yang berhubungan erat dengan konsumen tersebut.
Konsumen mungkin memberikan respon terhadap tekanan yang
dirasakan untuk menyesuaikan diri dengan norma dan harapan
yang diberikan oleh orang lain. Pengaruh pribadi dapat berasal
dari kelompok acuan, yaitu orang atau kelompok yang
mempengaruhi secara bermakna perilaku individu maupun
komunikasi lisan atau pengaruh lisan dari orang-orang terdekat
seperti
teman
atau
anggota
keluarga.
Kelompok
acuan
memberikan standar (norma) dan nilai yang dapat menjadi
perspektif penentu mengenai bagaimana seseorang berfikir atau
berperilaku.
24
d. Keluarga
Keluarga sering merupakan unit pengambilan keputussn
utama dengan pola peranan dan fungsi yang kompleks dan
bervariasi. Keluarga (family) adalah kelompok yang terdiri dari
dua atau lebih orang yang berhubungan melalui darah,
perkawinan, arau adopsi dan tinggal bersama. Keluarga dimana
sesorang dilahirkan disebut keluarga orientasi (family of
orientation), sementara keluarga yang ditegakkan melalui
perkawinan adalah keluarga prokreasi (family of procreation).
Keluarga juga merupakan “pusat pembelian” yang mereflesikan
kegiatan dan pengaruh individu yang membentuk keluarga yang
bersangkutan. Individu membeli produk yang dipakai sendiri dan
untuk dipakai oleh anggota keluarga yang lain. Ada lima peranan
yang dapat dipegang oleh masing-masing anggota keluarga
(Kotler, 2005), antara lain:
 Pengambil inisiatif (initiator), yaitu inisiator pemikiran
keluarga mengenai pembelian produk dan pengumpulan
informasi untuk membantu pengambilan keputusan.
 Pemberi pengaruh (influencer), yaitu individu yang opininya
dicari sehubungan dengan kriteria yang harus digunakan oleh
keluarga dalam pembelian dan produk atau merek mana yang
dipilih.
 Pengambil
keputusan
(decider),
yaitu
orang
dengan
wewenang dan atau kekuasaan keuangan untuk memilih
bagaimana uang keluarga akan dibelanjakan dan produk atau
merek mana yang akan dipilih.
 Pembeli (buyer), yaitu orang yang bertindak sebagai agen
pembelian, yang mengunjungi toko, menghubungi penyuplai,
menulis cek, membawa produk kerumah, dan seterusnya.
 Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi atau
menggunakan produk atau jasa.
25
e. Situasi
Pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang
timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan temapat yang
spesifik lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik objek.
Situasi konsumen sebenarnya dapat dipisahkan dalam tiga jenis
utama situasi komunikasi, situasi pembelian, situasi pemakaian.
2. Perbedaan Individu
Setiap individu akan
berbeda dalam
cara melakukan
pembelian, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan individu.
Engel, et. al, (1994) mengindefikasikan lima cara penting di mana
konsumen akan berbeda, yaitu sumber daya konsumen, motivasi dan
keterlibatan, pengetahuan, sikap, dan terakhir adalah kepribadian,
gaya hidup, dan demografi.
a. Sumberdaya Konsumen
Setiap orang membawa tiga sumberdaya dalam setiap
situasi pengambilan keputusan, yaitu waktu, uang dan perhatian
(penerimaan informasi dan kemampuan pengolahan). Pembelian
sangat
dipengaruhi
konsumen
mengenai
oleh
pendapatan
sumberdaya
konsumen.
yang
tersedia
Persepsi
mungkin
mempengaruhi kesediaan untuk menggunakan uang atau waktu
untuk suatu produk.
b. Motivasi dan Keterlibatan
Kebutuhan merupakan variabel utama dalam motivasi.
Kebutuhan didefinisikan sebagai perbedaan yang disadari antara
keadaan ideal dan keadaan sebenarnya, yang memadai untuk
mengaktifkan perilaku. Perilaku yang termotivasi diprakarsai oleh
pengaktifan kebutuhan, sedangkan faktor yang penting dalam
mengerti motivasi adalah keterlibatan. Bila keterlibatan tinggi,
ada motivasi untuk memperoleh dan mengolah informasi dan
kemungkinan terjadi pemecahan masalah yang diperluas.
26
c. Pengetahuan
Pengetahuan, hasil belajar didefinisikan secara sederhana
sebagai informasi yang disimpan dalam ingatan. Pengetahuan
mengenai konsumen penting bagi pihak pemasar dalam
menentukan
perilaku
konsumen.
Selain
itu,
pengetahuan
konsumen juga penting bagi para pembuat kebijakan masyarakat
untuk melindungi konsumen. Ada tiga bidang pengetahuan
konsumen yang harus diperiksa oleh para pemasar, yaitu:
 Pengetahuan
produk
(product
knowledge),
mencakup
kesadaran mengenai kategori merek produk di dalam kategori
produk, terminologi (istilah) produk, atribut atau ciri produk,
dan kepercayaan tentang kategori produk secara umum dan
mengenai merek spesifik.
 Penegetahuan pembelian (purchase knowledge), mencakup
berbagai potongan informasi yang dimiliki konsumen yang
berhubungan erat dengan pemerolehan produk, seperti
informasi yang berkaitan dengan keputusan tentang waktu dan
tempat pembelian produk.
 Pengetahuan pemakaian (usage knowledge),
mencakup
informasi yang tersedia dalam ingatan mengenai bagaimana
suatu produk dapat digunakan dan apa yang diperlukan agar
benar-benar menggunakan produk. Kecukupan pengetahuan
pemakaian konsumen penting untuk mendorong konsumen
melakukan pembelian produk karena kegunaan dan manfaatmanfaat yang akan diberikan oleh produk tersebut.
d. Sikap (attitude)
Sikap
adalah
suatu
evaluasi
menyeluruh
yang
memungkinkan orang merespon dengan cara menguntungkan atau
tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek
atau alternatif yang diberikan. Sikap dikonseptualisasikan sebagai
perasaan positif atau negatif terhadap merek dan dipandang
27
sebagai hasil dari penilaian merek bersama dengan kriteria atau
atribut evaluatif yang penting.
e. Kepribadian, Gaya Hidup dan Demografi
Kepribadian, gaya hidup dan demografi berguna dalam
mendefinisikan berbagai karakteristik baik objektif maupun
subjektif dari konsumen di dalam pangsa pasar target.
Kepribadian (personality) merupakan respon yang konsisten
terhadap stimulus lingkungan. Gaya hidup (lifestyle) merupakan
pola yang digunakan orang untuk hidup dan menghabiskan waktu
serta uang. Demografi mendeskripsikan pangsa konsumen,
berbagai hal mengenai karakteristik penduduk seperti usia,
pendapatan,
pendidikan,
pekerjaan,
jenis
kelamin,
serta
karakteristik penduduk lainnya. Selain itu, demografi selalu
menekankan pada perilaku dan pengeluaran yang dilakukan oleh
konsumen.
3. Proses Psikologis
Engel et, al, (1994) mengemukakan tiga proses psikologis
sentral yang membentuk semua aspek motivasi dan perilaku
konsumen, yaitu pengolahan informasi, pembelajaran dan perubahan
sikap dan perilaku.
a. Pengolahan Informasi
Pemrosesan informasi didefinisikan sebagai proses dimana
rangsangan pemasaran diterima, ditafsirkan, disimpan dalam
ingatan kemudian diambil kembali oleh konsumen untuk menilai
alternatif-alternatif produk. Pengolahan informasi dalam diri
konsumen terjadi pada saat konsumen tersebut menerima input
dalam bentuk simulus. Stimulus tersebut dapat berbentuk produk,
nama merek, kemasan, iklan maupun nama produsen.
b. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses dimana pengalaman
menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap, dan atau
perilaku. Pembelajaran menggambarkan perubahan perilaku
28
individu yang muncul karena pengalaman. Semua proses
pembelajaran yang dialami oleh konsumen akan mempengaruhi
keputusan konsumen tersebut mengenai apa yang dibeli dan apa
yang dikonsumsi.
c. Perubahan Sikap/Perilaku
Proses pembelajaran yang telah dilalui oleh seseorang
akan membuatnya mendapatkan keyakinan dan sikap. Keyakinan
merupakan pemikiran deskriptif seseorang mengenai sesuatu.
Sedangkan sikap adalah evaluasi, perasaan dan kecenderungan
seseorang
terhadap
suatu
objek
atau
gagasan.
Dengan
pembelajaran konsumen akan memperoleh pengalaman mengenai
tindakan yang telah dilakukan dan selanjutnya cenderung akan
melakukan perubahan sikap/perilaku sesuai dengan pengalaman
yang telah diperoleh.
Faktor-faktor yang berpengruh terhadap pengambilan keputusan
pembelian tersebut secara umum dapat dilihat pada Gambar 3.
PENGARUH
LINGKUNGAN
Budaya
Kelas Sosial
Pengaruh Pribadi
Keluarga
Situasi
PROSES
KEPUTUSAN
PENGARUH
INDIVIDU
Sumberdaya Konsumen
Motivasi & Keterlibatan
Pengetahuan
Sikap
Kepribadian, Gaya Hidup,
Demografi
Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
PENGARUH
PSIKOLOGIS
Pengolahan Informasi
Pembelajaran
Perubahan Sikap/perilaku
Pembelian
Hasil
Gambar 3. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen
(Engel et,al, 1994)
29
2.10. Analisis Diskriminan
Analisis diskriminan adalah teknik multivariate yang termasuk
dependence methode, yaitu adanya variabel terikat (dependen) dan variabel
bebas (independen), dengan ciri khusus adalah data variabel terikat harus
berupa kategori dan variabel bebas berupa non kategori. Analisis Diskriminan
pada prinsipnya bertujuan untuk mengelompokkan setiap objek (dalam kasus
SPSS, dinamakan baris atau kasus/cases) ke dalam dua atau lebih kelompok
berdasarkan pada kriteria sejumlah variabel bebas. Pengelompokkan ini
bersifat mutually exclusive, dalam artian jika objek A sudah masuk kelompok
1, maka ia tidak mungkin dapat menjadi anggota kelompok 2.
Model analisis diskriminan dengan kombinasi linear adalah sebagai
berikut:
D=
Keterangan :
D
+
+
+ ………+
................... (1)
= Perilaku pasca pembelian, terdiri dari tiga grup, yaitu repeat
consumer, clients dan advocates
= Konstanta persamaan diskriminan
= Penduga parameter (koefisien)
= Faktor komponen utama 1 (X1a), faktor komponen utama 2
(X2a), sampai dengan faktor komponen utama ke-na.
Hasil berupa model diskriminan diperoleh dengan baik apabila telah
memenuhi asumsi-asumsi sebagai berikut: terdapat tiga asumsi penting
sebelum proses pengolahan dengan analisis diskriminan dilakukan (Santoso,
2004), yaitu:
1. Multivariate normality, yaitu variabel bebas terdistribusi normal. Asumsi
ini akan diuji dengan metode Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk.
Variabel akan sah apabila signifikan lebih besar dari 0.05.
2. Matriks kovarians dari semua variabel dalam populasi harus sama. Nilai
signifikansi dan probabilitas F Box’s kurang dari 0.05 digunakan untuk
menguji asumsi ini sah.
3. Tidak ada korelasi antar variabel bebas. Hasil dari analisis faktor dapat
memberikan faktor-faktor yang tidak berkorelasi satu sama lain.
30
Variabel yang diteliti diukur menggunakan teknik skala pengukuran.
Tujuan teknik skala pengukuran adalah untuk mengklasifikasi variabel yang
akan diukur agar tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan
langkah penelitian selanjutnya. Teknik skala pengukuran ada empat, yaitu (1)
nominal, (2) skala ordinal, (3) skala interval, (4) skala rasio (Rangkuti, 1997).
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert (ordinal) dan
skala interval. Skala likert yang digunakan yaitu 1 sampai dengan 5,
tergantung dari variabel masing-masing. Skala likert adalah ukuran gabungan
yang didasarkan pada stuktur intensitas pertanyaan-pertanyaan.
Skala interval adalah skala suatu variabel yang selain dibedakan dan
mempunyai tingkatan, juga diasumsikan mempunyai jarak yang pasti antara
satu kategori dan kategori yang lain dalam satu variabel. Menurut Joreskog
(2002), variabel ordinal tidak memiliki keaslian suatu unit pengukuran. Mean,
variasi dan kovarian dari variabel ordinal tidak memiliki arti. Variabel ordinal
bukanlah suatu variabel yang kontinu dan tidak seharusnya dipakai dalam
penelitian. Oleh karena itu variabel ordinal perlu dikonversi menjadi variabel
interval sehingga perlu diketahui jaraknya (Hays dalam Waryanto).
2.11. Buying Decision Process
Buying Decision Process untuk mengetahui proses keputusan
pembelian suatu produk. Proses dimulai saat konsumen mencari produk
barang yang akan dibeli, membuat evaluasi terhadap produk tersebut, antara
lain dengan membandingkan merek produk sejenis. Konsumen yang sedang
mencari, mengevaluasi dan membandingkan merek suatu produk pada
dasarnya menggunakan berbagai metode walaupun tanpa disadarinya.
Pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen ini menggunakan
metode conjunctive rule, hal ini dilakukan karena dalam pembelian
smartphone ini memerlukan keterlibatan konsumen yang cukup tinggi dan
pemikiran secara detail. Konsumen hanya membeli merek yang semua
atributnya mampu melebihi cut off point yang diberikan konsumen. Metode
lain selain conjunctive rule terdapat metode disjunctive rule yang digunakan
untuk pembelian yang dilakukan dengan cepat tanpa adanya pemilihan yang
lebih rinci dengan berbagai kriteria seperti untuk barang kebutuhan sehari-
31
hari dan bersifat rutin, seperti gula, kopi dan sebagainya. Metode lainnya
adalah lexicograpic rule dan elimination rule.
2.12. Penelitian Terdahulu
Bhakti (2009), mengangkat topik tentang Analisis Diskriminan dalam
Klasifikasi Pola Pengembalian Kredit Sektor Pertanian (Studi Kasus PT Bank
XYZ). Penelitian ini dilakukan dengan analisis diskriminan untuk
memperoleh lima fungsi pembeda dari setiap hubungan variabel system
kelayakan kredit dan untuk memperoleh kolektibilitas kredit berdasarkan
model diskriminan. Berdasarkan hasil analisis, ketepatan perkiraan seluruh
debitur sebesar 80.4% yang artinya analisis diskriminan sudah dapat
mengklasifikasikan pola pengembalian debitur secara akurat.
Paramartha (2009), melakukan penelitian dengan judul Hubungan
Persepsi Siswa SMA dengan Pemilihan Jurusan Ke Perguruan Tinggi
Berbasis Gender (Studi Kasus Siswa Kelas 3 SMAN 1 Bogor. jl. ir. H Juanda
No.16 Bogor). Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui hubungan antara
persepsi siswa dengan persepsinya mengenai program-program studi di
Perguruan
Tinggi
berdasarkan
gender.
Penelitain
ini
bersifat
explanatory/penjelasan dengan melihat keterhubungan antar variabel melalui
pengujian hipotesis. Hasil penelitian yang diperoleh, secara keseluruhan
siswa kelas 3 SMAN 1 Bogor telah mengalami pergeseran persepsi terhadap
sifat gender. Pergeseran yang terjadi lebih kearah persepsi netral, dimana
sifat-sifat tersebut semakin dianggap netral dan pantas untuk dimiliki oleh
laki-laki maupun perempuan. Selain itu, siswa laki-laki maupun perempuan
memiliki pandangan yang cenderung netral terhadap program-program studi
yang ada di Perguruan Tinggi.
Suryaningrum (2010), melakukan penelitian dengan judul Analisis
Citra Merek (Brand Image) Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian
Smartphone (Studi Kasus Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor). Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis kekuatan citra merek smartphone terhadap
keputusan pembelian smartphone di kampus Institut Pertanian Bogor
Darmaga. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis citra merek
dan analisis pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen. Hasil analisis
32
menunjukkan secara keseluruhan tidak terdapat keterkaitan antara citra merek
yang dimiliki masing-masing merek smartphone dengan pengambilan
keputusan konsumen. Tidak terdapat kesamaan antara atribut pembentuk citra
merek smartphone yang terdapat pada analisis citra merek dengan atribut
yang mendorong keputusan pembelian smartphone yang terdapat pada
analisis pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Perusahaan diartikan sebagai sebuah organisasi yang memproses
perubahan keahlian dan sumberdaya ekonomi menjadi barang dan/atau jasa
untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan para pembeli, dengan harapan
memberikan laba atau keuntungan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai
tujuan perusahaan seperti yang diharapkan tersebut harus mampu didukung
oleh strategi yang tepat. Tingginya peluang usaha di bidang telekomunikasi
membuat para pebisnis yang berkecimpung di industri ini menanggapi
dengan menghadirkan produk-produk baru yang sejenis dan semakin
beragam. Kondisi ini menciptakan iklim persaingan yang semakin ketat
dalam industri telekomunikasi. Pangsa pasar yang telah di dominasi oleh
merek Nokia saat ini semakin banyak diperebutkan dan dibagi oleh
perusahaan-perusahaan pesaingnya, setiap perusahaan berusaha untuk
mendapatkan perhatian konsumen dengan membeli produknya sebanyak
mungkin.
Peredaran smartphone yang semakin marak di masyarakat mendorong
hampir semua produsen telepon seluler belomba-lomba memproduksi
smartphone dengan segala fitur dan kelebihan yang ada didalamnya. Kondisi
persaingan yang semakin ketat ini mendorong para produsen untuk lebih jauh
mengenali perilaku konsumen yang ada dan berusaha lebih mendekatkan diri
dengan konsumen dengan tujuan agar produk yang dihasilkannya tidak
ditinggalkan oleh konsumennya. Produsen harus lebih mengerti konsumen
tentang apa yang diinginkan dan diharapkannya terhadap produk yang
dihasilkannya. Terlebih lagi konsumen yang ada terdiri dari beragam
karakterisik, termasuk perbedaan gender yang mempengaruhi sikap
pengambilan keputusan pembelian.
Penelitian ini melakukan tiga tahap analisis dalam pengolahan
datanya. Analisis pertama adalah menganalisis citra merek dengan
menggunakan analisis diskriminan. Analisis ini untuk mengetahui apakah
dalam suatu produk yang dihasilkan telah dihasilkan citra yang baik dan
menempel kuat pada benak konsumen. Atribut yang diambil adalah desain
34
produk yang menarik, produk yang nyaman ketika digunakan, tombol yang
nyaman ketika digunakan, kemampuan menampung kapasitas memori
eksternal yang besar, kemampuan produk untuk mengoperasikan aplikasi
jaringan sosial tinggi (facebook, twitter, dll), kemampuan produk untuk
mengunduh
chatting
(YM, MSN, G-talk, dll) tinggi, kemampuan
menjalankan internet cepat, mudah mendapatkan aplikasi secara online,
mudah untuk memback-up data dan daftar buku telepon pada produk, banyak
aplikasi tambahan yang dapat diunduh, kemampuan produk untuk memutar
musik bagus, kemampuan produk sebagai alat komunikasi tinggi, spesifikasi
produk sesuai dengan yang ditawarkan, serta produk tahan lama. Atributatribut tersebut telah di uji terlebih dahulu dengan menggunakan uji Cochran
untuk mendapatkan atribut yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan
mahasiswa oleh peneliti terdahulu.
Analisis kedua yang dilakukan adalah menganalisis apa yang menjadi
alasan konsumen untuk membeli produk terkait atribut yang ada pada produk
tersebut. Dengan melakukan analisis ini, maka dapat diketahui alasan yang
kuat bagi seorang konsumen dalam menentukan produk mana yang akan
dibelinya. Analisis terakhir yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
mengidentifikasi hasil-hasil kedua analisis diatas yang selanjutnya dianalisis
apakah ada kaitan antara citra produk dalam pengambilan keputusan
pembelian oleh konsumen.
Perusahaan dapat mengetahui citra yang paling kuat akan merek
produknya dan atribut yang paling mempengaruhi konsumen dalam membeli
produknya dengan menggunakan hasil analisis tersebut. Hasil terakhir yang
akan didapatkan adalah dapat diketahuinya atribut-atribut yang memiliki
hubungan kuat antara citra merek dengan dasar keputusan pembelian
produknya oleh konsumen.
Atribut yang memiliki citra merek yang kuat dan menjadi dasar
pembelian harus mampu dipertahankan agar konsumen tetap memilih merek
tersebut. Akan tetapi, jika produk memiliki citra merek yang lemah, maka
produsen dan distributor harus mampu menanggapi kondisi atribut tersebut
35
dengan meningkatkan citranya. Lebih jelas lagi, kerangka pemikiran secara
sistematis dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.
Perkembangan Teknologi
Tingginya Pertumbuhan Pasar
Smartphone di Indonesia
Usaha Produsen untuk Mengembangkan
Smartphone pada Pasar Mahasiswa
Identifikasi Bauran Pemasaran
(Product, Price, Place, and Promotion)
Uji Cochran
1.
2.
3.
4.
5.
Analisis
Diskriminan
Tahapan Pembelian
Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif dan Seleksi
Pembelian
Perilaku Setelah Pembelian
Conjunctive Rule
Citra Merek
Proses Keputusan
Saat Pembelian
Analisis Citra Merek dalam Pengambilan
Keputusan Pembelian Berdasarkan Gender
Rekomendasi Kebijakan Pemasaran untuk Distributor
n untuk Distributor
Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional
36
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kampus Institut Pertanian Bogor Dramaga.
Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) karena tingkat
pemakaian smartphone di kampus Institut Pertanian Bogor Dramaga yang
semakin meningkat. Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan
Maret 2010.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian yang telah
dilakukan oleh Erni Suryaningrum dengan judul Analisis Citra Merek (Brand
Image) dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Smartphone (Studi Kasus
Mahasiswa S1 Insitut Pertanian Bogor). Dengan demikian, data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah
data primer yang telah diolah lebih lanjut baik oleh pihak pengumpul data
primer atau pihak lain yang dapat diperoleh dari berbagai sumber studi
literatur diantaranya; buku-buku, publikasi elektronik, tabloid, majalah,
jurnal, dan hasil-hasil penelitian terdahulu.
3.4. Metode Penarikan Sampel
Sampel dalam penelitian ini merupakan mahasiswa Institut Pertanian
Bogor kampus Darmaga yang pernah atau sedang menggunakan smartphone
(Nokia, BlackBerry, iPhone, atau HTC). Metode yang digunakan dalam
pengambilan contoh ini adalah metode quota sampling. Quota sampling
berupaya untuk memperoleh sampel representative dengan biaya yang relatif
rendah. Kelebihan quota sampling adalah biaya yang lebih rendah dan
kemudahan yang lebih besar bagi pewawancara dalam memilih elemen untuk
setiap kuota.
Pada penelitian ini jumlah responden yang diambil dihitung
berdasarkan rumus Slovin, Simamora (2002):
n=
.
................................................................(2)
Keterangan:
n: Jumlah Sampel
37
N: Jumlah Populasi
e: Nilai Kritis (Batas ketelitian karena kesalahan pengambilan populasi
yang ditetapkan 10%)
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari AJMP IPB Dramaga
Bogor, jumlah mahasiswa aktif di IPB Dramaga Bogor berjumlah 14178
orang (N). Dengan nilai e sebesar 10%, diperoleh nilai:
n=
(
%)²
= 99.29 ≈ 100
Jadi, jumlah responden yang diambil minimal sebanyak 100 orang.
3.5. Analisis Pengolahan Data
Penelitian ini tidak menggunakan uji kuesioner seperti uji validitas
dan reliabilitas, dikarenakan data didapat dari penelitian terdahulu yang telah
diuji validitas maupun reliabilitasnya. Dengan demikian, dapat langsung
dilakukan pengolahan data menggunakan alat analisis. Skala yang digunakan
pada penelitian ini adalah skala likert yang memiliki nilai dari 1 sampai
dengan 5. Untuk pertanyaan mengenai atribut yang membentuk citra merek
smartphone, nilai 1 berarti sangat tidak setuju, 2 tidak setuju, 3 cukup, 4
setuju dan 5 sangat setuju. Sedangkan untuk pertanyaan mengenai atribut
yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian smartphone, nilai 1
berarti sangat tidak mempengaruhi, 2 tidak mempengaruhi, 3 cukup
mempengaruhi, 4 mempengaruhi dan 5 berarti sangat mempengaruhi.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan atribut yang
dapat menggambarkan citra merek smartphone. Atribut tersebut antara lain:
1. Desain produk yang menarik,
2. Produk yang nyaman ketika digunakan,
3. Tombol yang nyaman ketika digunakan,
4. Kemampuan menampung kapasitas memori eksternal yang besar,
5. Kemampuan produk untuk mengoperasikan aplikasi jaringan sosial tinggi
(facebook, twitter, dll),
6. Kemampuan produk untuk mengunduh chatting (YM, MSN, G-talk, dll)
tinggi,
7. Kemampuan menjalankan internet cepat,
38
8. Mudah mendapatkan aplikasi secara online,
9. Mudah untuk memback-up data dan daftar buku telepon pada produk,
10. Banyak aplikasi tambahan yang dapat diunduh,
11. Kemampuan produk untuk memutar musik bagus,
12. Kemampuan produk sebagai alat komunikasi tinggi,
13. Spesifikasi produk sesuai dengan yang ditawarkan, serta
14. Produk tahan lama.
Penentuan atribut ini berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
Erni Suryaningrum. Kemudian atribut tersebut dikelompokkan berdasarkan
mahasiswa dan mahasiswi.
Data akan diolah dengan menggunakan analisis diskriminan yang
merupakan alat analisis yang mampu mengelompokkan setiap obyek kedalam
dua atau lebih kelompok, setelah hasil kuesioner didapat. Melalui analisis ini,
kita dapat melihat atribut mana yang memberikan nilai terbesar pada suatu
merek smartphone menurut masing-masing kelompok. Sehingga kita dapat
menggambarkan citra merek (brand image) suatu produk smartphone dan
mampu menunjukkan pesaing terdekatnya menurut kelompok mahasiswa
maupun mahasiswi. Pengolahan data menggunakan Software Minitab 14.
Analisis selanjutnya yaitu menganalisis apa yang menjadi alasan
konsumen untuk membeli suatu produk terkait atribut yang ada pada produk
tersebut. Pengolahan analisis metode pembelian ini menggunakan alat bantu
perangkat lunak Microsoft Excel yang tersedia dalam paket perangkat lunak
Microsoft Office 2007. Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah
metode Conjuntive Rule. Menurut metode ini konsumen hanya akan membeli
produk yang semua atributnya mampu melebihi cut off point yang deberikan
konsumen. Hasil analisis tersebut menampilkan atribut-atribut apa saja yang
menyebabkan mahasiswa dan mahasiswi memutuskan untuk melakukan
pembelian terhadap produk smartphone.
Analisis terakhir yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
mengidentifikasi hasil-hasil kedua analisis diatas yang selanjutnya dianalisis
apakah ada keterkaitan antara citra produk dalam keputusan pembelian
smartphone oleh mahasiswa dan mahasiswi. Data hasil analisis dapat
39
digunakan perusahaan untuk dapat mengetahui citra yang paling kuat akan
merek produknya dan atribut yang paling mempengaruhi konsumen
mahasiswa maupun mahasiswi dalam membeli produknya. Kita juga dapat
mengetahui atribut-atribut yang memiliki hubungan kuat antara citra merek
dengan dasar keputusan pembelian produknya oleh mahasiswa dan
mahasiswi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Smartphone
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, tahun
2010 ini banyak teknologi-teknologi baru yang sangat menarik untuk diikuti,
terlebih lagi bila berbicara mengenai smartphone. Smartphone adalah sebuah
ponsel yang diperbarui dengan beberapa fungsi digital dari ponsel tradisional
yang awalnya dibuat untuk panggilan telepon dan pesan. Ditambah dengan
teknologi canggih berbasis internet, smartphone bekerja sebagai asisten
pribadi digital atau komputer portabel yang bisa dibawa kemana-mana.
Dengan smartphone di tangan, selain fungsi dasar seperti membuat panggilan
telepon dan pesan, pengguna dapat mengirim dan menerima e-mail, mengatur
file pribadi dan kantor, dan browsing internet dengan berbagai tujuan seperti
membaca berita, mencari informasi, bermain game online, dan lain-lain.
Sejarah perkembangan smartphone di dunia telekomunikasi tidak bisa
dilepaskan dari telegrap, kemudian telepon kabel dan akhirnya berkembang
menjadi
telepon
selular. Telepon
selular
sendiri
juga
mengalami
perkembangan secara bertahap. Awalnya memiliki kemampuan terbatas,
fisiknya cukup besar dan beratnya pun setara dengan batu bata. Lama
kelamaan
penampilannya
menjadi
semakin
kecil
dan
tipis,
tetapi
kemampuannya menjadi semakin bertambah. Kemampuan handphone
sebagai alat komunikasi canggih diawali oleh Simon, sebuah handphone yang
didisain oleh IBM dan pada tahun 1992 diperkenalkan sebagai konsep produk
masa depan dalam pameran dagang untuk industri komputer Comdex, di Las
Vegas, Nevada. Ponsel ini kemudian disebut smartphone yang pertama dapat
menampilkan pengaturan yang menakjubkan seperti fitur email, buku alamat,
jam, kalender untuk mencatat agenda kegiatan pemilik, buku catatan, dan
dapat digunakan sebagai kalkulator.
Pasar smartphone mulai ramai dengan diperkenalkannya produk
pertama dari smartphone Nokia 9000 series pada tahun 1996. Industri
smartphone semakin berkembang dengan diperkenalkannya Apple iPhone
pada tahun 2007. Sebagai tandingan produk tersebut, Nokia mengeluarkan
Nokia Xpress Music Phone pada tahun 2008. Smartphone diperkirakan akan
41
menjadi trend ponsel di masa yang akan datang. Dalam perkembangan
teknologi di tahun 2010 ini banyak hal-hal menarik yang dihadirkan, diawali
dengan munculnya smartphone Google Nexus One sampai isu hadirnya
operating system dari Google, Chromium OS. Apple yang meluncurkan
iPhone 4G pada akhir juni 2010 juga menjadi bagian dari teknologi yang
menarik untuk disimak selain keluarnya PC tablet yang nantinya akan
menggantikan Netbook.
Smartphone sangat diperlukan untuk kehidupan sehari-hari dan
digunakan untuk beragam fungsi. Tahun 2010 ini banyak hal yang ditawarkan
dan disuguhkan oleh perusahaan-perusahaan seperti Nokia, Blackberry,
Apple, HTC, Google dan lain-lain. Beberapa hal yang ditawarkan dalam
perkembangan teknologi smartphone tahun ini antara lain: pertama, konsumsi
daya yang efisien. Fitur seperti layar lebar, GPS, HD video, 3D game, musik
dan aktivitas multitasking yang akan mengkonsumsi banyak daya. Dengan
peningkatan kualitas baterai yang baik serta manajemen penggunaan daya
yang baik, akan menjadi kunci utama penjualan Mobile Device di tahun ini.
Kedua, fitur multitasking. Kemampuan smartphone dalam mengakses banyak
fitur di satu waktu, sangat bergantung dengan sistem operasi yang tertanam
didalamnya. Multitasking akan memerlukan terobosan dalam sistem operasi
mobile dan prosesor di dalamnya. Oleh karena itu, tahun 2010 akan melihat
lebih fokus pada kemampuan multitasking dari smartphone.
Selanjutnya, hal ketiga yang ditawarkan teknologi smartphone di
tahun 2010 adalah Global Positionin System (GPS). Global Positioning
System (GPS) adalah satu-satunya sistem navigasi satelit yang berfungsi
dengan baik. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal
gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di
permukaan bumi, dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah,
dan waktu. Selain itu, touch screen juga menjadi salah satu dari berbagai
macam hal yang akan ditawarkan di tahun 2010. Smartphone model lama
menggunakan stylus dengan layar sentuh yang sangat halus. Sekarang layar
sentuh telah menjadi identitas mendasar dari sebuah smartphone. Hal ini
semakin diperkuat oleh sentuhan multi fungsi yang dapat melacak gerakan
42
berbagai sentuhan.
Terkahir adalah VoIP. Layanan VoIP memanfaatkan
internet sebagai fasilitator untuk panggilan telepon melewati jaringan selular
yang ada. VoIP meskipun telah ada disekitar kita selama lebih dari 10 tahun,
bukan merupakan hal sederhana jika diterapkan pada telepon seluler.
Dimasukkannya layanan VoIP di smartphone juga akan memanfaatkan
layanan lainnya seperti video telepon yang sudah disajikan dalam banyak IM
chatting di PC.
4.2. Karakteristik Demografi Responden Pengguna Smartphone
Penelitian ini dilakukan terhadap 100 mahasiswa yang menggunakan
smartphone. Hasil survei menunjukkan bahwa sebanyak 67% mahasiswa
yang menggunakan smartphone adalah perempuan dan sisanya sebanyak 33%
laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa perempuan lebih cenderung
mengikuti trend yang ada dibandingkan mahasiswa laki-laki. Hasil survey
Verizon mengatakan bahwa sekitar 71 persen wanita dalam keluarganya
memutuskan untuk menggunakan smartphone sebagai pilihan ponselnya.
Menurut Verizon, faktor demografis dalam hal ini sangat berpengaruh.
Disamping itu, Verizon juga mengemukakan bahwa sekitar 71 persen wanita
mempunyai pengaruh dalam menentukan device yang dipakai oleh anggota
keluarganya.
Pada perkembangan pasar, berdasarkan laporan Nielson Mobile
ditemukan hasil penelitian bahwa jumlah pengguna smartphone wanita
mengalami pertumbuhan lebih cepat dibandingkan pengguna smartphone
pria. Tahun 2008, smartphone dilaporkan telah dibeli oleh kaum hawa dengan
pertumbuhan hampir dua kali lipat, yakni sekitar 10,4 juta. iPhone berperan
kuat dalam pertumbuhan ini, dengan perkiraan satu dari tiga iPhone dimiliki
oleh wanita. Sementara itu, hasil riset Nielson juga mengatakan bahwa wanita
lebih sensitif terhadap harga alat-alat yang mereka gunakan dibandingkan
pria, dan sekitar setengah diantaranya memperhatikan mereknya terlebih
dulu.
Tabulasi silang antar variabel karakteristik dilakukan untuk melihat
keterkaitan antar karakteristik responden berdasarkan jenis kelaminnya.
43
Tabel 2. Tabulasi silang jumlah anggota keluarga dengan sumber
penerimaan (Ribuan) untuk responden mahasiswa
Jumlah
Anggota
Keluarga
3 orang
4 orang
5 orang
6 orang
7 orang
Orang
tua
66,7
40
66,7
75
50
Sumber Penerimaan (%)
Orang
Orang
Sendiri
tua &
Tua &
Sendiri
Beasiswa
Orangtua,
sendiri &
beasiswa
Total
33,3
10
0
0
0
0
0
0
100
20
30
0
100
16,7
8,3
8,3
100
25
0
0
100
50
0
0
100
Chi-square
0,572
Jumlah anggota keluarga yang dimaksudkan dalam karakteristik
responden ini adalah jumlah saudara yang dimiliki mahasiswa beserta orang
tua mereka. Tabel 2. menunjukkan mayoritas dari mahasiswa dengan jumlah
anggota keluarga 3-7 orang memiliki penerimaan yang bersumber dari orang
tua. Sementara itu, terdapat juga beberapa diantaranya yang memiliki sumber
penerimaan dari penghasilan sendiri dan terdapat juga yang memiliki sumber
penerimaan tambahan dari beasiswa.
Data pada Tabel 2. menunjukkan
bahwa tidak terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara jumlah
anggota keluarga dengan sumber penerimaan bagi mahasiswa.
Tabel 3. Tabulasi silang jumlah anggota keluarga dengan sumber
penerimaan (Ribuan) untuk responden mahasiswi
Jumlah
Anggota
Keluarga
3 orang
4 orang
5 orang
6 orang
7 orang
8 orang
Sumber Penerimaan (%)
Orang
tua
Orang tua &
Sendiri
OrangTua &
Beasiswa
Orangtua,
sendiri &
beasiswa
Total
75
79,2
76,2
80
33,3
100
25
0
0
100
8,3
8,3
4,2
100
9,5
9,5
4,8
100
10
10
0
100
0
66,7
0
100
0
0
0
100
Chi-square
0,515
Berdasarkan data pada Tabel 3. dapat diketahui bahwa mayoritas
mahasiswi dengan jumlah anggota keluarga 3-5 dan 8 orang memiliki
penerimaan yang bersumber dari orang tua. Sedangkan mayoritas mahasiswi
dengan jumlah anggota keluarga tujuh orang memiliki sumber penerimaan
dari orang tua dan beasiswa. Seperti halnya pada kelompok mahasiswa, pada
kelompok mahasiswi juga terdapat beberapa diantaranya yang mendapat
44
sumber penerimaan tambahan dari penghasilan sendiri dan beasiswa. Pada
kelompok mahasiswi juga tidak terdapat korelasi antara jumlah anggota
keluarga dengan sumber penerimaan mereka.
Tabel 4. Tabulasi silang jumlah anggota keluarga dengan jumlah
penerimaan (Ribuan) untuk responden mahasiswa
Penerimaan (%)
Jumlah
Anggota
Total
Rp 250 Rp750 - Rp Rp 1250 <Rp250
Keluarga
Rp750
1250
Rp 1750
3 orang
0
66,7
0
33,3
100
4 orang
30
40
20
10
100
5 orang
25
33,3
33,3
8,3
100
6 orang
25
75
0
0
100
7 orang
50
25
25
0
100
Chi-square
0,735
Tabel 4. menunjukkan bahwa mahasiswa dengan jumlah anggota
keluarga 3, 4, 5, dan 6 orang mayoritas memiliki jumlah penerimaan per
bulan sebesar Rp 250.000 – Rp 750.000 sebanyak 66,7%, 40%, 33,3%, dan
75%. Sedangkan mahasiswa dengan jumlah anggota keluarga tujuh orang
memiliki mayoritas penerimaan sebesar kurang dari Rp 250.000. Data pada
Tabel 4. juga menggambarkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jumlah
anggota keluarga dengan tingkat penerimaan yang diperoleh oleh mahasiswa.
Tabel 5. Tabulasi silang jumlah anggota keluarga dengan jumlah
penerimaan (Ribuan) untuk responden mahasiswi
Penerimaan (%)
Total
Rp 250 Rp750 - Rp 1250 < Rp250
Rp750
Rp 1250 Rp 1750
62,5
25
12,50
0
100
33,3
58,3
0
8,3
100
33,3
52,4
14,3
0
100
50
40
10
0
100
0
100
0
0
100
0
0
0
100
100
Chi-square
0,04
Data pada Tabel 5. menggambarkan bahwa 62,5% mahasiswi dengan
Jumlah
Anggota
Keluarga
3 orang
4 orang
5 orang
6 orang
7 orang
8 orang
jumlah anggota keluarga tiga orang memiliki penerimaan sebesar kurang dari
Rp 250.000 dan 50% untuk mahasiswa perempuan dengan jumlah anggota
keluarga 6 orang yang memiliki jumlah penerimaan dengan jumlah yang
sama. Sementara itu, mahasiswi yang memiliki jumlah anggota keluarga
empat dan lima orang memiliki mayoritas penerimaan per bulan sebesar
45
antara Rp 250.000 – Rp 750.000 dan untuk mahasiswi dengan jumlah
anggota keluarga tujuh dan delapan orang memiliki tingkat penerimaan
sebesar Rp 250.000 – Rp 750.000 dan Rp 1.250.000 – Rp 1.750.000 per
bulan. Pada kelompok ini, terdapat hubungan yang positif antara jumlah
anggota dengan tingkat penerimaan yang mereka peroleh.
Tabel 6. Tabulasi silang jumlah anggota keluarga dengan jumlah
pengeluaran (Ribuan) untuk responden mahasiswa
Pengeluaran (%)
Jumlah
Anggota
Rp 250 Rp750 - Rp 1250 - Total
< Rp250
Keluarga
Rp750
Rp 1250 Rp 1750
3 orang
33,3
33,3
0
33,3
100
4 orang
50
20
20
10
100
5 orang
25
50
25
0
100
6 orang
25
75
0
0
100
7 orang
25
25
25
25
100
Chi-square
0,591
Tabel 6. menunjukkan bahwa secara umum jumlah pengeluaran
mahasiswa tersebar hampir secara merata mulai dari yang jumlahnya kurang
dari Rp 250.000 hingga kisaran antara Rp 1.250.000 – Rp 1.750.000 per
bulannya. Terdapat tingkat pengeluaran yang dominan sebanyak 75% pada
tingkat pengeluaran Rp 250.000 – Rp 750.000 dalam kelompok mahasiswa
dengan jumlah anggota keluarga 6 orang. Dari data tersebut dapat diketahui
bahwa tidak terdapat hubungan atau pengaruh antara jumlah anggota keluarga
dengan tingkat pengeluaran mahasiswa.
Tabel 7. Tabulasi silang jumlah anggota keluarga dengan jumlah
pengeluaran (Ribuan) untuk responden mahasiswi
Pengeluaran (%)
Rp 250 Rp750 Rp 1250 <Rp 250
Rp750
Rp 1250
Rp 1750
75
12,5
12,5
0
45,8
50
0
4,2
47,6
42,9
9,5
0
60
30
10
0
0
100
0
0
0
0
0
100
Chi-square
Berdasarkan Tabel 7. mayoritas mahasiswi yang memiliki
Jumlah
Anggota
Keluarga
3 orang
4 orang
5 orang
6 orang
7 orang
8 orang
Total
100
100
100
100
100
100
0,000
jumlah
anggota keluarga sebanyak tiga, lima dan enam orang memiliki pengeluaran
sebesar kurang dari Rp 250.000 per bulan masing-masing sebanyak 75%,
46
47,6%, dan 60%. Sementara itu mahasiswi yang memiliki jumlah anggota
keluarga sebanyak empat orang mayoritas memiliki tingkat pengeluaran
sebesar Rp 250.000 - Rp 750.000 per bulan dengan persentase sebesar 50%,
demikian pula halnya mahasiswi dengan jumlah anggota keluarga sebanyak
tujuh orang memiliki tingkat pengeluaran sebesar Rp 250.000 - Rp 750.000
per bulan. Sedangkan mahasiswi yang memiliki jumlah anggota keluarga
sebanyak delapan orang memiliki tingkat pengeluaran sebesar Rp 1.250.000 Rp 1.750.000 per bulan.
Tabel 8. Tabulasi silang sumber penerimaan dengan jumlah penerimaan
(Ribuan) untuk responden mahasiswa
Penerimaan (%)
Sumber
Total
Rp 250
Rp750 - Rp 1250 Penerimaan
<Rp250
-Rp750
Rp 1250 Rp 1750
Orang Tua
26,3
47,4
15,8
10,5
100
Sendiri
0
100
0
0
100
Orang Tua&Sendiri
0
42,9
42,9
14,3
100
Orang
100
0
0
0
100
Tua&Beasiswa
Orang Tua, Sendiri
0
0
100
0
100
dan Beasiswa
Chi-square
0,048
Data pada Tabel 8. menunjukkan bahwa seluruh mahasiswa, baik
yang memiliki sumber penerimaannya berasal dari orang tua, biaya sendiri,
biaya orang tua dan memiliki penghasilan sendiri, biaya orang tua dan
beasiswa atau yang bersumber dari ketiganya memiliki mayoritas tingkat
penerimaan sebesar Rp 250.000 - Rp 750.000. Persentase tingkat penerimaan
yang paling sedikit yang dimiliki mahasiswa adalah pada tingkat penerimaan
sebesar Rp 1.250.000 - Rp 1.750.000 per bulan. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa tingkat penerimaan yang diperoleh oleh kelompok
mahasiswa masih tergolong tidak terlalu tinggi. Disamping itu, data pada
tabel tersebut menggambarkan bahwa ada pengaruh yang positif antara
sumber penerimaan dengan tingkat penerimaan mahasiswa. Yang artinya
semakin banyak sumber penerimaan, maka semakin tinggi juga tingkat
penerimaan yang diperoleh mahasiswa.
47
Tabel 9. Tabulasi silang sumber penerimaan dengan jumlah penerimaan
(Ribuan) untuk responden mahasiswi
Penerimaan (%)
Sumber
Rp 250 - Rp750 - Rp 1250 - Total
Penerimaan
<Rp250
Rp750
Rp 1250 Rp 1750
Orang Tua
43,1
49
5,9
2
100
Orang
42,9
28,6
14,3
14,3
100
Tua&Sendiri
Orang Tua&
0
71,4
14,3
14,3
100
Beasiswa
Orang Tua, Sendiri
0
100
0
0
100
dan Beasiswa
Chi-square
0,266
Tabel 9. menunjukkan bahwa seluruh mahasiswi yang sumber
peerimaannya berasal dari orang tua dan mahasiswi yang sumber
penerimaannya dari orang tua dan beasiswa memiliki mayoritas penerimaan
sebesar Rp 250.000 - Rp 750.000 per bulan. Sementara itu, mahasiswi yang
memiliki sumber penerimaan dari orang tua dan penghasilan sendiri
mayoritas memiliki penerimaan sebesar kurang dari Rp 250.000. Sedangkan
mahasiswi yang memiliki penerimaan dari tiga sumber sekaligus memiliki
tingkat penerimaan berkisar antara Rp 250.000 – Rp 750.000 per bulan. Hasil
pada tabel diatas juga menggambarkan bahwa ada pengaruh yang positif
antara sumber penerimaan terhadap tingkat penerimaan yang diperoleh
mahasiswi.
Tabel 10. Tabulasi silang sumber penerimaan dengan
pengeluaran (Ribuan) untuk responden mahasiswa
Pengeluaran (%)
Sumber
Rp 250 - Rp750 - Rp 1250 Penerimaan
<Rp250
Rp750
Rp 1250 Rp 1750
Orang Tua
26,3
42,1
21,1
10,5
Sendiri
100
0
0
0
Orang
0
71,4
14,3
14,3
Tua&Sendiri
Orang
100
0
0
0
Tua&Beasiswa
Orang Tua, Sendiri
0
0
100
0
dan Beasiswa
Chi-square
Hasil tabulasi silang antara sumber penerimaan dengan
jumlah
Total
100
100
100
100
100
0,045
jumlah
pengeluaran tidak berbeda jauh dengan tabulasi silang antara sumber
48
penerimaan dengan penerimaannya. Mahasiswa dengan sumber penerimaan
yang berasal dari orang tua mayoritas memiliki tingkat pengeluaran sebesar
Rp 250.000 – Rp 750.000 per bulan. Demikiaan juga mahasiswa yang
memiliki sumber penerimaan yang berasal orang tua dan biaya sendiri
mayoritas memiliki pengeluaran sebesar Rp 250.000 - Rp 750.000 per bulan.
Sementara itu, mahasiswa yang memiliki sumber penerimaan yang berasal
dari penghasilan sendiri serta yang bersumber dari orang tua dan beasiswa
memiliki pengeluaran yang relatif sama yaitu sebesar Rp 250.000 perbulan.
Untuk mahasiswa yang sumber penerimaannya berasal dari ketiga sumber,
yaitu orang tua, biaya sendiri dan beasiswa, memiliki jumlah pengeluaran
sebesar Rp 250.000 - Rp 750.000 per bulan. Data pada Tabel 10. juga
menunjukkan bahwa semakin banyak sumber penerimaan yang dimiliki oleh
mahasiswa, maka semakin tinggi juga tingkat pengeluarannya.
Tabel 11. Tabulasi silang sumber penerimaan dengan jumlah
pengeluaran (Ribuan) untuk responden mahasiswi
Pengeluaran (%)
Sumber
Rp 250 - Rp750 - Rp 1250 - Total
Penerimaan
<Rp 250
Rp750
Rp 1250 Rp 1750
Orang Tua
54,9
39,2
3,9
2
100
Orang
42,9
28,6
14,3
14,3
100
Tua&Sendiri
OrangTua&
14,3
71,4
14,3
0
100
Beasiswa
Orang Tua, Sendiri
50
50
0
0
100
dan Beasiswa
Chi-square
0,388
Data pada Tabel 11. menunjukkan mahasiswi dengan sumber
penerimaan yang berasal dari orang tua dan yang bersumber dari orang tua
serta ditambah penghasilan sendiri mayoritas memiliki pengeluaran sebesar
kurang dari Rp 250.000 per bulan. Sementara itu, mahasiswi yang memiliki
sumber penerimaan yang berasal dari orang
tua dan beasiswa memiliki
pengeluaran antara Rp 250.000 – Rp 750.000 per bulan. Demikian pula
halnya mahasiswi yang sumber penerimaannya berasal dari ketiga sumber,
yaitu orang tua, biaya sendiri dan beasiswa, memiliki jumlah pengeluaran
yang relatif antara Rp 250.000 - Rp 750.000 per bulan. Data pada Tabel 11.
49
juga menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif antara sumber
penerimaan dengan tingkat pengeluaran pada kelompok mahasiswi.
Tabel
12. Tabulasi silang jumlah penerimaan dengan jumlah
pengeluaran (Ribuan) untuk responden mahasiswa
Pengeluaran (%)
Penerimaan
Rp 250 – Rp750 - Rp 1250 - Total
< Rp250
Rp 750
Rp 1250 Rp 1750
< Rp 250
88,9
0
0
11,1
100
Rp 250 – Rp 750
21,4
78,6
0
0
100
Rp 750 - Rp 1250
0
28,6
71,4
0
100
Rp 1250 - Rp 1750
0
0
33,3
66,7
100
Chi-square
0,000
Berdasarkan Tabel 12. dapat diketahui bahwa mayoritas mahasiswa
membelanjakan uang mereka yang besarnya relatif sama dengan tingkat
penerimaan yang mereka peroleh per bulan. Dapat disimpulkan bahwa tingkat
pengeluaran yang terjadi pada kelompok mahasiswa sesuai dengan
penerimaan yang mereka peroleh. Kondisi ini terjadi karna mayoritas
mahasiswa laki-laki memiliki kecendrungan untuk membelanjakan uang yang
dimiliki hingga habis.
Tabel
13. Tabulasi silang jumlah penerimaan dengan jumlah
pengeluaran (Ribuan) untuk responden mahasiswi
Pengeluaran (%)
Penerimaan
Rp 250 - Rp750 - Rp 1250 - Total
<Rp 250
Rp750
Rp 1250 Rp 1750
< Rp 250
100
0
0
0
100
Rp 250 – Rp 750
17,6
82,4
0
0
100
Rp 750 - Rp 1250
20
0
80
0
100
Rp 1250 - Rp 1750
33,3
0
0
66,7
100
Chi-square
Berdasarkan tabel hasil tabulasi silang antara penerimaan dan
pendapatan mahasiswi, dapat dilihat bahwa mahasiswi memiliki perilaku
yang cenderung sama dengan mahasiswa dimana tingkat pengeluaran per
bulan yang terjadi relatif sama dengan tingkat penerimaan yang mereka dapat
dalam waktu satu bulan.
50
4.3. Citra Merek (Brand Image)
Citra merek (brand image) adalah deskripsi tentang asosiasi dan
keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Penelitian ini menggunakan 14
atribut untuk menggambarkan citra merek Blackberry, Nokia E Series,
iPhone, dan HTC. Atribut-atribut tersebut antara lain: desain fisik produk
yang menarik, produk yang nyaman ketika digunakan, tombol nyaman ketika
digunakan, kemampuan menampung kapasitas memori eksternal yang besar
dan kemampuan produk untuk mengunduh aplikasi jaringan sosial tinggi
(facebook, twitter, dll), kemampuan produk untuk mengunduh aplikasi
chatting (YM, MSN, Gtalk, dll) tinggi, kemampuan telepon seluler untuk
terhubung dengan komputer personal tinggi, kemampuan menjalankan
internet cepat, mudah mendapatkan aplikasi secara online, mudah untuk
memback-up data dan daftar buku telepon pada produk, banyak aplikasi
tambahan yang dapat diunduh, kemampuan produk sebagai alat komunikasi
tinggi, spesifikasi produk sesuai dengan yang ditawarkan, serta produk tahan
lama.
4.3.1 Analisis Diskriminan
Penelitian
diskriminan
ini
yang
dilakukan
merupakan
dengan
alat
menggunakan
analisis
yang
analisis
mampu
mengelompokkan setiap obyek ke dalam dua atau lebih kelompok
berdasarkan pada kriterion sejumlah variabel bebas. Data ordinal
diperoleh dari data sekunder mengenai persepsi mahasiswa terhadap
smartphone. Untuk mendapatkan fungsi pembeda dari setiap merek,
analisis diskriminan dipilih agar dapat membedakan klasifikasi
kelompok mahasiswa secara tepat, mengusahakan tingkat kesalahan
penempatan kelompok kecil, juga mampu mengidentifikasi kesalahan
pengelompokkan pengamatan.
Penelitian
ini
membagi
persepsi
mahasiswa
terhadap
smartphone berdasarkan gender, sehingga dianalisis secara berbeda
untuk melihat apakah ada perbedaan persepsi terhadap smartphone
antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan. Klasifikasi
51
mahasiswa baik laki-laki maupun perempuan dibagi menjadi empat
kelompok
pengguna
smartphone,
yaitu
kelompok
pengguna
Blackberry, Nokia, iPhone, serta kelompok pengguna smartphone
merek HTC. Adapun hubungan keterkaitannya dapat dilihat pada Tabel
14. untuk kelompok mahasiswa dan Tabel 15. untuk kelompok
mahasiswi.
Tabel 14. Penempatan Klasifikasi Merek (kelompok mahasiswa)
Discriminant Analysis: merek versus ben01; ben02; ...
Linear Method for Response: merek
Predictors: ben01; ben02; ben03; fea04; fea05; fea06; fea07; fea08;
fea09; fea10; fea11; muki12; musu13; dahan14
Group BB HTC iPhone Nokia
Count 16 22
22
20
Sumber: Data Sekunder Diolah (2010)
Tabel 15. Penempatan Klasifikasi Merek (kelompok mahasiswi)
Discriminant Analysis: merek versus ben01; ben02; ...
Linear Method for Response: merek
Predictors: ben01; ben02; ben03; fea04; fea05; fea06; fea07; fea08;
fea09; fea10; fea11; muki12; musu13; dahan14
Group
Count
BB HTC
30 38
iPhone Nokia
33
32
Sumber: Data Sekunder Diolah (2010)
Tabel 14. dan Tabel 15. dapat menggambarkan beberapa bagian.
Bagian pertama output menunjukkan bahwa analisis diskriminan yang
telah diolah menggunakan metode linear dimana variabel responnya
adalah merek (C15-T), sedangkan variabel prediktornya adalah desain
fisik produk yang menarik (C1), produk yang nyaman ketika digunakan
(C2), tombol nyaman ketika digunakan (C3), kemampuan menampung
kapasitas memori eksternal yang besar (C4), kemampuan produk untuk
mengunduh aplikasi jaringan sosial tinggi (facebook, twitter, dll) (C5),
kemampuan produk untuk mengunduh aplikasi chatting (YM, MSN,
Gtalk, dll) tinggi (C6), kemampuan telepon seluler untuk terhubung
52
dengan komputer personal tinggi (C7), kemampuan menjalankan
internet cepat (C8), mudah mendapatkan aplikasi secara online (C9),
mudah untuk memback-up data dan daftar buku telepon pada produk
(C10), banyak
aplikasi tambahan yang dapat diunduh (C11),
kemampuan produk sebagai alat komunikasi tinggi (C12), spesifikasi
produk sesuai dengan yang ditawarkan (C13), serta produk tahan lama
(C14).
Variabel prediktor akan mempengaruhi variabel responnya.
Pengklasifikasian kelompok akan semakin tepat jika variabel prediktor
signifikan dan sesuai. Output bagian kedua menunjukkan kelompok
pengamatan. Output memperlihatkan empat kelompok, yaitu kelompok
Blackberry, HTC, iPhone, dan Nokia. Jumlah pengamatan untuk
mahasiswa laki-laki yang valid sebanyak 80 orang yang tersebar pada
kelompok BlackBerry sebanyak 16 orang, HTC sebanyak 22 orang,
iPhone sebanyak 22 orang, serta Nokia sebanyak 20 orang. Sedangkan
jumlah pengamatan untuk mahasiswa perempuan yang benar adalah
sebanyak 133 orang yang tersebar pada kelompok BlackBerry sebanyak
30 orang, HTC 38 orang, iPhone 33 orang, dan kelompok Nokia
sebanyak 32 orang. Hasil analisis diskriminan dapat dilihat pada
lampiran 3. dan lampiran 4.
Berikutnya pada Tabel 16. dapat dilihat fungsi pembeda dari
setiap kelompok merek berdasarkan mahasiswa. Dari hasil pengolahan
analisis diskriminan didapatkan empat persamaan yang dapat digunakan
untuk menempatkan atribut ke dalam kategori merek dengan cara
menghitung jumlah nilai interval yang dikalikan dengan bobot masingmasing variable yang ada. Kemudian dilihat nilai yang paling
maksimum dari keempat persamaan tersebut. Nilai yang paling
maksimum akan menunjukkan mahasiswa yang termasuk kedalam
kategori tersebut. Demikian pula halnya dalam kasus kelompok
mahasiswi yang fungsi pembedanya dapat dilihat pada Tabel 17. Hasil
pengolahan dapat dilihat pada Lampiran 5. dan Lampiran 6.
53
Tabel 16. Fungsi Pembeda Setiap Merek (kelompok mahasiswa)
Squared Distance Between Groups
BB
HTC
iPhone Nokia
BB
0,0000 16,8396 11,5197 16,5140
HTC 16,8396 0,0000 36,5399 17,7906
iPhone 11,5197 36,5399 0,0000 17,7479
Nokia 16,5140 17,7906 17,7479 0,0000
Linear Discriminant Function for Groups
BB
HTC iPhone Nokia
Constant -74,105 -36,626 -99,350 -69,253
ben01
7,674 6,077 10,683 6,874
ben02
-2,715 -2,200 -3,167 -0,694
ben03
-0,627 -0,384 -3,394 -1,825
fea04
10,470 7,906 14,056 12,032
fea05
11,450 7,213 10,865 7,252
fea06
-3,300 -2,418 -4,876 -5,480
fea07
9,486 6,387 12,612 10,932
fea08
4,109 1,225
4,577 2,245
fea09
-3,637 -2,253 -5,228 -4,734
fea10
-5,564 -2,860 -7,088 -5,109
fea11
-0,242 -0,698 0,915 1,215
muki12
5,443 3,605 5,250 4,009
musu13
1,123 -0,594 0,717 0,480
dahan14 4,153 3,819 5,696 7,389
Sumber: Data Sekunder Diolah (2010)
Tabel 16. menggambarkan persamaan fungsi diskriminan linier
untuk setiap kelompok atau klasifikasinya, yaitu:
d1
d2
d3
d4
= -74,105+7,674ben01-2,715ben02-0,627ben03+10,470fea04+
11,450fea05-3,300fea06+9,486fea07+4,109fea08–3,637fea095,564fea10-0,242fea11+5,443muki12+1,123musu13+
4,153dahan14
= -36,626+6,077ben01-2,200ben02-0,384ben03+7,906fea04+
7,213fea05-2,418fea06+6,387fea07+1,225fea08–2,253fea092,860fea10-0,698fea11+3,605muki12-0,594musu13+
3,819dahan14
= -99,350+10,683ben01-3,167ben02-3,394ben03+14,056fea04+
10,865fea05-4,876fea06+12,612fea07+4,577fea08–,228fea097,088fea10+0,915fea11+5,250muki12+0,717musu13+
5,696dahan14
= -69,253+6,874ben01-0,694ben02-1,825ben03+12,032fea04+
7,252fea05-5,480fea06+10,932fea07+2,245fea08–4,734fea095,109fea10+1,215fea11+4,009muki12+0,480musu13+
7,389dahan14
54
Tabel 17. Fungsi Pembeda Setiap Merek (kelompok mahasiswi)
Squared Distance Between Groups
BB
HTC
iPhone Nokia
BB
0,0000 18,6866 14,6661 12,9341
HTC 18,6866 0,0000 42,2516 13,0914
iPhone 14,6661 42,2516 0,0000 16,8513
Nokia 12,9341 13,0914 16,8513 0,0000
Linear Discriminant Function for Groups
BB
HTC iPhone Nokia
Constant -86,89 -44,38 -121,45 -75,11
ben01
11,04 8,40 14,66 9,82
ben02
0,37 -0,55
0,59 1,38
ben03
-1,33 -0,53 -2,78 -0,38
fea04
1,45 2,67
5,25 4,58
fea05
7,33 4,50
7,44 5,02
fea06
9,81 5,49
10,99 8,27
fea07
3,29 1,69
2,82 1,57
fea08
-2,76 -2,99 -6,21 -5,32
fea09
-1,05 -0,53 -1,87 -2,20
fea10
6,29 4,97
9,19 7,37
fea11
7,35 5,10 10,01 7,93
muki12
0,19 0,27 -1,44 -0,83
musu13
2,48 2,55 3,46 2,04
dahan14 1,45 1,80
3,12 3,81
Sumber: Data Sekunder Diolah (2010)
Tabel 17. menggambarkan persamaan fungsi diskriminan linier
untuk setiap kelompok atau klasifikasinya, yaitu:
d1
= -86,89+11,04ben01+0,37ben02-1,33ben03+1,45fea04+
7,33fea05+9,81fea06+3,29fea07-2,76fea08–1,05fea09+
6,29fea10+7,35fea11+0,19muki12+2,48musu13+ 1,45dahan14
d2 = -44,38+8,40ben01-0,55ben02-0,53ben03+2,67fea04+
4,50fea05+5,49fea06+1,69fea07-2,99fea08–0,53fea09+
4,97fea10+5,10fea11+0,27muki12+2,55musu13+ 1,80dahan14
d3 = -121,45+14,66ben01+0,59ben02-2,78ben03+5,25fea04+
7,44fea05+10,99fea06+2,82fea07-6,21fea08-1,87fea09+
9,19fea10+10,01fea11-1,44muki12+3,46musu13+3,12dahan14
d4 = -75,11+9,82ben01+1,38ben02-0,38ben03+4,58fea04+
5,02fea05+8,27fea06+1,57fea07-5,32fea08-2,20fea09+
7,37fea10+7,93fea11-0,83muki12+2,04musu13+ 3,81dahan14
Keterangan:
C1
= Konstanta
Ben01
= Desain fisik produk yang menarik
55
Ben02
= Produk yang nyaman ketika digunakan
Ben03
= Tombol nyaman ketika digunakan
Fea04
= Kemampuan menampung kapasitas memori eksternal yang
besar
Fea05
= Kemampuan produk untuk men-download aplikasi jaringan
sosial tinggi (facebook, twitter, dll)
Fea06
= Kemampuan produk untuk men-download aplikasi chatting
(YM, MSN, Gtalk, dll) tinggi
Fea07
= Kemampuan telepon seluler untuk terhubung dengan
komputer personal tinggi
Fea08
= Kemampuan menjalankan internet cepat
Fea09
= Mudah mendapatkan aplikasi secara online
Fea10
= Mudah untuk memback-up data dan daftar buku telepon
pada produk
Fea11
= Banyak aplikasi tambahan yang dapat di-download
Muki12 = Kemampuan produk sebagai alat komunikasi tinggi
Musu13 = Spesifikasi produk sesuai dengan yang ditawarkan
Dahan14 = Produk tahan lama
4.3.2 Keterkaitan Antara Variabel dengan Merek Menggunakan Analisis
Diskriminan
Analisis diskriminan merupakan alat analisis yang mampu
mengelompokkan setiap obyek ke dalam dua atau lebih kelompok
berdasarkan pada kriteria sejumlah variabel bebas. Analisis diskriminan
bertujuan untuk mengenali faktor-faktor yang dapat membedakan dua
kelompok atau lebih. Faktor-faktor pembeda ini akan membentuk
sebuah fungsi pembeda (disebut fungsi diskriminan). Setelah fungsi
pembeda diketahui, analisis diskriminan selanjutnya dapat mengenali
observasi baru dan mengelompokkan ke salah satu kelompok yang ada.
Tahapan awal dalam analisis diskriminan yaitu memilih variabel yang
layak (valid) untuk dianalisis lebih lanjut. Tahap ini dilakukan dengan
cara menyaring (seleksi) variabel yang telah memenuhi asumsi asumsi
analisis diskriminan.
56
Tabel 18. Linear Discriminant Function for Groups (Mahasiswa)
Linear Discriminant Function for Groups
BB
HTC iPhone Nokia
Constant -74,105 -36,626 -99,350 -69,253
ben01
7,674 6,077 10,683 6,874
ben02
-2,715 -2,200 -3,167 -0,694
ben03
-0,627 -0,384 -3,394 -1,825
fea04
10,470 7,906 14,056 12,032
fea05
11,450 7,213 10,865 7,252
fea06
-3,300 -2,418 -4,876 -5,480
fea07
9,486 6,387 12,612 10,932
fea08
4,109 1,225
4,577 2,245
fea09
-3,637 -2,253 -5,228 -4,734
fea10
-5,564 -2,860 -7,088 -5,109
fea11
-0,242 -0,698 0,915 1,215
muki12
5,443 3,605 5,250 4,009
musu13
1,123 -0,594 0,717 0,480
dahan14 4,153 3,819 5,696 7,389
Sumber: Data Sekunder Diolah (2010)
Tabel 19. Linear Discriminant Function for Groups (Mahasiswi)
Linear Discriminant Function for Groups
BB
HTC iPhone Nokia
Constant -86,89 -44,38 -121,45 -75,11
ben01
11,04 8,40 14,66 9,82
ben02
0,37 -0,55
0,59 1,38
ben03
-1,33 -0,53 -2,78 -0,38
fea04
1,45 2,67
5,25 4,58
fea05
7,33 4,50
7,44 5,02
fea06
9,81 5,49
10,99 8,27
fea07
3,29 1,69
2,82 1,57
fea08
-2,76 -2,99 -6,21 -5,32
fea09
-1,05 -0,53 -1,87 -2,20
fea10
6,29 4,97
9,19 7,37
fea11
7,35 5,10 10,01 7,93
muki12
0,19 0,27 -1,44 -0,83
musu13
2,48 2,55 3,46 2,04
dahan14 1,45 1,80
3,12 3,81
Sumber: Data Sekunder Diolah (2010)
Kedua tabel diatas merupakan tabel output analisis diskriminan
yang menampilkan nilai yang diberikan atribut terhadap setiap merek
untuk masing-masing kelompok, baik kelompok mahasiswa maupun
kelompok mahasiswi.
57
Tabel tersebut memperlihatkan atribut desain fisik produk yang
menarik memberikan nilai tinggi pada merek iPhone, baik pada
kelompok mahasiswa maupun mahasiswi. Mahasiswa dan mahasiswi
mempersepsikan bahwa produk yang memiliki desain fisik yang
menarik di antara keempat merek yang ada adalah merek iPhone.
Bentuknya yang cantik, tipis dan ramping serta berteknologi layar
sentuh menjadikan iPhone banyak disukai pelanggan. Hal tersebut
menjadikan atribut desain fisik produk yang menarik dipersepseikan
oleh mahasiswa dan mahasiswi sebagai salah satu citra merek dari
iPhone.
Produk
yang
nyaman
ketika
digunakan
dipersepsikan
mahasiswa sebagai citra merek dari Nokia, demikian pula halnya
mahasiswi memberikan nilai yang tinggi terhadap merek Nokia untuk
atribut ini. Bentuk monoblok Nokia dengan keyboard lengkap
memberikan kenyamanan saat digunakan oleh mahasiswa dan
mahasiswi.
Mahasiswa dan mahasiswi mempersepsikan tombol yang
nyaman ketika digunakan sebagai citra merek dari HTC. Atribut ini
memberikan nilai terbesar pada merek HTC. Dengan profil yang
ramping dan rapi, dan didesain khusus agar pas dalam genggaman
tangan, desain keyboard full QWERTY dengan tombol responsif
memberikan rasa nyaman saat digunakan oleh konsumen.
Atribut selanjutnya, yaitu kemampuan menampung kapasitas
memori eksternal yang besar. Atribut ini memberkan nilai terbesar pada
merek iPhone baik pada kelompok mahasiswa maupun kelompok
mahasiswi. Fungsi telepon saat ini semakin beragam, tidak hanya untuk
melakukan panggilan dan sms saja melainkan juga dapat digunakan
untuk media hiburan. Obyek penelitian ini adalah mahasiswa, dimana
salah satu alasan mahasiswa menggunakan ponsel adalah sebagai
sarana hiburan. Dengan demikian, kebutuhan mahasiswa akan memori
eksternal menjadi besar dengan berkembangnya teknologi dan gaya
hidup. Memori tersebut banyak digunakan untuk menyimpan musik,
58
video, foto, permainanan, dll. iPhone memiliki kapasitas memory yang
sangat besar hingga 16GB bahkan mencapai 32GB untuk iPhone 3GS
dengan kapasitas RAM 256 MB, sehingga hal ini menjadikan atribut
kemampuan menampung kapasitas memori eksternal yang besar
dipersepsikan mahasiswa dan mahasiswi sebagai salah satu citra merek
iPhone.
Atribut kemampuan produk untuk mengunduh aplikasi jaringan
sosial tinggi (facebook, twitter, dll) memberikan nilai yang besar bagi
merek BlackBerry pada kelompok mahasiswa, sedangkan kelompok
mahasiswi memberikan nilai yang tinggi terhadap merek iPhone untuk
atribut ini. Baik facebook maupun twitter merupakan situs jejaring
sosial yang fungsi utamanya adalah untuk mencari dan menjalin
pertemanan di dunia maya. Umumnya, mahasiswa dan mahasiswi
menggunakan facebook sebagai sarana komunikasi dan pencarian
informasi perkuliahan.
Atribut keenam, yaitu kemampuan produk untuk mengunduh
aplikasi chatting (YM, MSN, Gtalk, dll) tinggi dipersepsikan
mahasiswa sebagai citra merek dari HTC sehingga memberikan nilai
yang
besar
pada
merek
HTC.
Sementara
itu,
mahasiswi
mempersepsikan atribut ini sebagai citra merek dari iPhone. Aplikasi
chatting merupakan salah satu layanan yang disediakan untuk
melakukan komunikasi dengan orang lain. Umumnya mahasiswa dan
mahasiswi menggunakan aplikasi chatting sebagai forum diskusi, baik
tentang masalah perkuliahan mereka maupun masalah-masalah lainnya
menyangkut pergaulan mereka.
Mahasiswa mempersepsikan atribut kemampuan telepon seluler
untuk terhubung dengan komputer personal tinggi sebagai citra merek
dari iPhone, sedangkan mahasiswi mempersepsikan atribut ini sebagai
salah satu dari citra merek BlackBerry sehingga memberikan nilai yang
besar pada BlackBerry. Salah satu yang menjadi pertimbangan
tersendiri jika ingin membeli telepon seluler saat ini adalah kemampuan
telepon seluler untuk terhubung dengan komputer personal tinggi.
59
Fungsi tersebut menjadi penting, karena perangkat lunak ini biasanya
open-source, sebuah keuntungan yang membuat aplikasi mudah
ditambahkan semudah memuat mereka ke telepon nirkabel melalui
unduhan. Maka untuk memasukkan data atau file yang telah diunduh
atau akan diunduh memerlukan alat yang biasa disebut dengan kabel
data.
Atribut selanjutnya, yaitu kemampuan menjalankan internet
cepat yang memberikan nilai tinggi terhadap merek iPhone pada
kelompok mahasiswa dan memberikan nilai yang tinggi terhadap merek
BlackBerry pada kelompok mahasiswi. Internet merupakan salah satu
teknologi yang dapat membantu kita memperluas pengetahuan dan
pendidikan. Kegiatan belajar di perguruan tinggi memaksa mahasiswa
untuk mengikuti perkembangan teknologi dan mempelajari cara-cara
baru dalam mengikuti pendidikan. Mahasiswa harus pandai mencari
cara sendiri untuk bisa menerima apa yang disampaikan oleh para
dosen saat kuliah, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
mencari lebih banyak literatur dan informasi mengenai topik
perkuliahan melalui media internet. Hal ini tentu akan menambah
pemahaman dan memperluasan wawasan mahasiswa itu sendiri.
Atribut
mudah
mendapatkan
aplikasi
secara
online
dipersepsikan mahasiswa dan mahasiswi sebagai salah satu atribut
pembentuk citra merek HTC, sehingga atribut tersebut memberikan
nilai yang besar terhadap merek HTC pada masing-masing kelompok.
Diantara keempat merek yang ada, mahasiswa dan mahasiswi
mempersepsikan bahwa merek HTC memiliki kemampuan untuk
mendapatkan aplikasi secara online lebih unggul dibandingkan dengan
ke tiga merek pesaingnya.
Atribut selanjutnya adalah mudah untuk memback-up data dan
daftar buku telepon pada produk. Mahasiswa mempersepsikan atribut
ini
sebagai
citra
merek
dari
HTC,
sedangkan
mahasiswi
mempersepsikannya sebagai salah satu citra merek dari iPhone.
Melakukan back-up data secara teratur merupakan salah satu cara yang
60
baik untuk mengamankan data dari kehilangan atau kerusakan. Back-up
mengacu pada menyalin suatu data sehingga data tersebut nantinya bisa
dikembalikan lagi jika suatu saat terjadi kehilangan atau kerusakan
data. Demikian pula halnya dengan daftar buku telepon, memback-up
daftar buku telepon juga sangat penting dilakukan, sehingga jika suatu
saat terjadi kerusakan pada telepon seluler yang kita gunakan, daftar
buku telepon yang kita miliki tidak hilang begitu saja.
Atribut banyaknya
aplikasi tambahan yang dapat diunduh
dipersepsikan mahasiswa sebagai citra merek dari Nokia, sehingga
memberikan nilai yang besar terhadap merek Nokia. Sementara itu,
kelompok mahasiswi mempersepsikan atribut ini sebagai citra merek
dari iPhone. Atribut ini menjadi sebuah keunggulan bagi telepon yang
dapat dengan mudah menambahkan aplikasi melalui unduhan, biasanya
hal tersebut didiukung dengan perangkat yang open-source.
Kemampuan produk sebagai alat komunikasi tinggi merupakan
salah satu citra merek BlackBerry menurut mahasiswa, sedangkan
mahasiswi mempersepsikan atribut ini sebagai salah satu citra merek
dari HTC. Kemampuan sebagai alat komunikasi dalam hal ini diartikan
sebagai kemampuan untuk menelepon, menerima serta mengirim pesan,
gambar,
serta
hal-hal
lain
yang
memungkinkan
kita
untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
Atribut selanjutnya, yaitu spesifikasi produk sesuai dengan yang
ditawarkan. Menurut mahasiswa, atribut ini menjadi salah satu
keunggulan
produk
BlackBerry dibandingkan
dengan
ke
tiga
pesaingnya. Sementara itu, mahasiswi memberikan penilaian yang
berbeda terhadap atribut ini, dimana mahasiswi menganggap atribut ini
merupakan salah satu keunggulan dari iPhone. Kesesuaian spesifikasi
produk yang ditawarkan dapat membangun kepercayaan konsumen.
Kepercayaan yang terbentuk nantinya akan membangun loyalitas
konsumen yang dalam hal ini mahasiswa yang merupakan konsumen
potensial untuk masa yang akan datang.
61
Atribut yang terakhir adalah produk tahan lama yang sama-sama
dipersepsikan oleh mahasiswa dan mahasiswi sebagai keunggulan dari
Nokia. Smartphone termasuk ke dalam kategori barang yang mewah
bagi mahasiswa dan mahasiswi, sehingga perlu pemikiran yang cukup
matang dalam keputusan pembeliannya. Citra produk yang tahan lama
mendorong mahasiswa untuk memilih Nokia dibandingkan merek
lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa
menggunakan
smartphone dengan merek
Blackberry.
Hal
ini
memperlihatkan bahwa untuk pasar smartphone dikalangan mahasiswa
dikuasai oleh Blackbery. Hal tersebut juga didukung oleh data bahwa
Blackberry menempati urutan kedua sebagai smartphone yang
peningkatan persentase pejualannya paling tinggi di dunia setelah
Nokia. Berdasarkan riset tersebut, pembahasan penelitian ini akan lebih
terfokus kepada Blackberry.
Tabel 20. Peringkat atribut terhadap citra merek (bobot)
Citra menurut mahasiswa
Citra menurut mahasiswi
Atribut
BB HTC iPhone Nokia BB HTC iPhone Nokia
Desain fisik
2
4
1
3
2
4
1
3
Produk nyaman
3
2
4
1
3
4
2
1
Tombol nyaman
2
1
4
3
3
2
4
1
Memori eksternal
3
4
1
2
4
3
1
2
Aplikasi social
networking
1
4
2
3
2
4
1
3
Aplikasi Chatting
2
1
3
4
2
4
1
3
Koneksivitas PC
3
4
1
2
1
3
2
4
Kemampuan
internet
2
4
1
3
1
2
4
3
Aplikasi online
2
1
4
3
2
1
3
4
Back-up data
3
1
4
2
3
4
1
2
Aplikasi
tambahan
3
4
2
1
3
4
1
2
Kemampuan
komunikasi
1
4
2
3
2
1
4
3
Spesifikasi sesuai
1
4
2
3
3
2
1
4
Tahan lama
3
4
2
1
4
3
2
1
Sumber: data sekunder diolah (2010)
62
Tabel 20. menggambarkan bahwa urutan atribut yang menjadi
citra merek BlackBerry menurut mahasiswa adalah kemampuan produk
untuk men-download aplikasi jaringan sosial tinggi (facebook, twitter,
dll (11,450), kemampuan produk sebagai alat komunikasi tinggi
(5,443), dan spesifikasi produk sesuai dengan yang ditawarkan (1,123).
Sedangkan menurut mahasiswi adalah kemampuan telepon seluler
untuk terhubung dengan komputer personal tinggi (3,29) dan
kemampuan menjalankan internet cepat (-2,76). Secara umum atribut
yang dipersepsikan oleh mahasiswa sebagai citra merek BlackBerry
tidak jauh berbeda dengan atribut yaang dipersepsikan oleh mahasiswi.
Atribut-atribut
tersebut
yang
menjadi
keunggulan
BlackBerry
dibandingkan ketiga merek lainnya.
Menurut mahasiswa, citra kemampuan untuk mendownload
aplikasi jaringan sosial tinggi (facebook, twitter, dll) BlackBerry
(11,450) bersaing ketat dengan iPhone (10,865). Untuk itu, BlackBerry
harus bisa mempertahankan dan bahkan meningkatkan kemampuannya
dalam mendownload aplikasi jaringan sosial tinggi agar konsumen yang
ada tidak berpaling ke merek lain. Untuk citra kemampuan produk
sebagai alat komunikasi tinggi, BlackBerry (5,443) juga bersaing ketat
dengan iPhone (5,250). Demikian pula halnya untuk citra spesifikasi
produk sesuai dengan yang ditawarkan BlackBerry (1,123) masih
ditempel ketat oleh iPhone (0,717). Oleh karena itu, agar segmen pasar
Blackberry
tidak
direbut
oleh
iPhone,
Blackberry
harus
mempertahankan citra yang sudah terbentuk dalam benak konsumen
tersebut agar tetap bertahan dalam ketatnya persaingan smartphone.
Kepuasan konsumen merupakan hal yang penting untuk tetap dijaga,
salah satunya yaitu dengan cara membangun kepercayaan kepada para
konsumen. Konsumen akan merasa puas, kemudian loyal terhadap
produk yang ditawarkan.
Sementara itu, menurut mahasiswi citra BlackBerry (3,29)
sebagai produk yang memiliki kemampuan untuk terkoneksi dengan
komputer personal tinggi, bersaing ketat dengan iPhone (2,82). Saat ini
63
Saat ini kemampuan telepon seluler untuk terhubung dengan komputer
personal tinggi juga menjadi pertimbangan tersendiri bagi konsumen
jika ingin membeli telepon seluler. Fungsi tersebut menjadi penting,
karena perangkat lunak ini biasanya open-source, sebuah keuntungan
yang membuat aplikasi mudah ditambahkan ke telepon nirkabel melalui
unduhan. Untuk citra produk dengan kemampuan internet tinggi,
BlackBerry (-2,76) bersaing ketat dengan HTC (-2,99). Seperti telah
diketahui bersama, internet merupakan salah satu teknologi yang dapat
membantu kita meningkatkan taraf hidup melalui pendidikan dan
penambahan wawasan dan ilmu pengetahuan. Untuk itu produk dengan
kemampuan ini akan sangat dibutuhkan oleh konsumen. Agar
pelanggan yang ada tidak berpaling ke produk yang lain, maka
BlackBerry harus mempertahankan atribut tersebut. Dengan demikian
konsumen akan merasa puas dan loyal.
4.4. Pengambilan Keputusan Pembelian Smartphone
Konsumen melakukan berbagai kegiatan untuk sampai pada
kesimpulan dalam keputusan untuk membeli suatu produk, yang biasa di
sebut dengan tahap-tahap pengambilan keputusan pembelian. Alat analisis
selalu diperlukan oleh konsumen untuk mengetahui proses keputusan
pembelian saat konsumen mencari-cari barang dan melakukan evaluasi
terhadap barang tersebut, termasuk membandingkan dengan merek lainnya.
Secara tidak langsung, konsumen menggunakan berbagai metode untuk
mengevaluasi barang saat mereka mencari dan membandingkan barang
dengan berbagai merek, yang tentunya juga tergantung pada jenis barangnya.
Tindakan pembelian yang merupakan perwujudan dari keputusan
konsumen tidak muncul begitu saja, melainkan melalui tahapan-tahapan
tertentu. Proses pengambilan keputusan pembelian konsumen meliputi lima
tahapan, yaitu tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan pembelian, dan tahap perilaku pasca pembelian. Secara
teori konsumen melalui seluruh lima tahap pada tiap pembelian. Tapi pada
pembelian rutin, konsumen terkadang melewatkan atau membalik beberapa
64
tahap itu. Seperti seorang wanita yang kadang membeli pasta gigi merek yang
biasa digunakannya akan mengenali kebutuhan tetapi dia akan bergerak
langsung ke proses pembelian, dengan melewatkan pencarian informasi dan
mengevaluasi alternatif. Pertimbangan yang muncul pada saat konsumen
menghadapi situasi pembelian baru bisa bersifat kompleks. Dalam penelitian
ini proses pembelian memerlukan keterlibatan konsumen yang cukup tinggi
dan memikirkan secara detail, sehingga dalam penelitian ini pengambilan
keputusan konsumen di analisis menggunakan metode conjuctive rule.
Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada
pengguna smartphone tentang merek-merek smartphone (Blackberry, Nokia,
iPhone, dan HTC) terkait dengan atribut-atribut berdasarkan kepentingannya.
Hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel tersebut berisi
nilai jawaban secara keseluruhan terkait dengan jawaban mahasiswa dan
mahasiswi pada kuesioner.
Tabel 21. Nilai Keseluruhan Atribut terhadap Merek Smartphone
(bobot) menurut kelompok mahasiswa
Cut of
Atribut
BB
HTC iPhone Nokia
point
Desain fisik
1,92
2,15
2,98
1,50
2,66
Produk nyaman
2,09
2,37
3,26
2,22
2,09
Tombol nyaman
2,37
2,09
2,98
1,98
2,09
Memori eksternal
2,37
1,98
2,66
1,50
2,15
Aplikasi social networking
1,92
1,55
2,45
1,63
2,37
Aplikasi Chatting
2,03
1,59
2,66
1,77
2,29
Koneksivitas PC
1,77
1,82
1,68
1,59
1,92
Kemampuan internet
1,68
1,68
2,98
1,63
2,22
Aplikasi online
1,92
1,73
2,80
1,63
2,15
Back-up data
2,55
2,29
2,98
2,45
2,29
Aplikasi tambahan
1,92
1,82
3,26
1,77
2,22
Kemampuan komunikasi
1,82
1,87
2,80
1,68
2,09
Spesifikasi sesuai
1,98
2,03
2,66
1,73
2,09
Tahan lama
2,66
2,98
2,98
2,37
1,87
Sumber : Data Sekunder Diolah (2010)
65
Tabel 22. Nilai Keseluruhan Atribut terhadap Merek Smartphone
(bobot) menurut kelompok mahasiswi
Cut of
point
2,26
Desain fisik
2,16
Produk nyaman
2,10
Tombol nyaman
2,13
Memori eksternal
1,65
Aplikasi social networking
1,86
Aplikasi Chatting
1,69
Koneksivitas PC
1,69
Kemampuan internet
1,83
Aplikasi online
2,46
Back-up data
1,99
Aplikasi tambahan
1,88
Kemampuan komunikasi
2,16
Spesifikasi sesuai
3,27
Tahan lama
Sumber: Data Sekunder Diolah (2010)
Atribut
BB
HTC
iPhone
Nokia
2,19
2,04
2,04
1,99
1,49
1,54
1,76
1,65
1,81
2,61
1,99
1,74
2,04
2,73
2,61
2,99
2,81
2,26
2,42
2,73
2,56
2,38
2,67
2,73
2,89
2,38
2,51
2,61
1,69
1,88
2,04
1,60
1,52
1,56
1,67
1,74
1,81
2,30
1,72
1,76
1,83
2,34
2,38
2,19
2,04
2,07
1,99
2,07
2,19
2,23
2,30
2,89
2,38
2,10
2,42
2,16
Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode Conjuctive
Rule. Dalam metode ini, konsumen hanya akan membeli merek smartphone
yang semua atributnya mampu melebihi cut off point yang diberikan.
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa merek yang akan dibeli oleh
konsumen untuk kelompok mahasiswa pada Tabel 21. maupun kelompok
mahasiswi pada Tabel 22. adalah smartphone merek iPhone. Hal ini
dikarenakan hanya produk iPhone yang hampir semua atributnya dapat
melebihi cut off point, hanya atribut produk yang nyaman ketika digunakan
pada kelompok mahasiswa dan atribut kemampuan menjalankan internet
cepat pada kelompok mahasiswi yang tidak melebihi cut off point. Hal
tersebut menunjukkan atribut tersebut harus lebih ditingkatkan lagi agar bisa
memenuhi tingkat kepuasan yang diinginkan konsumen.
Atribut yang menjadi keunggulan iPhone menurut mahasiswa adalah
desain fisik produk yang menarik, kemampuan menampung kapasitas memori
eksternal yang besar, dan kemampuan telepon seluler untuk terhubung
dengan komputer tingkat tinggi. Sementara itu, menurut mahasiswi atribut
yang menjadi keunggulan iPhone adalah kemampuan produk untuk
66
mengunduh aplikasi jaringan sosial tinggi (facebook, twitter, dll),
kemampuan produk untuk mengunduh aplikasi chatting (YM, MSN, Gtalk,
dll) tinggi, dan kemampuan menampung kapasitas memori eksternal yang
besar. Keunggulan yang dimaksud dalam hal ini adalah dimana ketika
konsumen akan membeli smartphone yang dihadapkan pada beberapa merek
yang ada dan konsumen tersebut akan membeli berdasarkan salah satu atau
lebih dari ketiga atribut di atas, maka merek iPhone menjadi merek produk
yang akan dibelinya.
Hasil pengolahan menunjukkan bahwa smartphone yang paling
diminati oleh mahasiswa maupun mahasiswi adalah merek iPhone, namun
berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa smartphone yang
paling banyak dipakai adalah merek BlackBerry. Kondisi ini menunjukkan
bahwa keinginan mahasiswa maupun mahasiswi untuk memiliki smartphone
merek iPhone sebenarnya tinggi, namun tidak didukung oleh sumberdaya
yang memadai. Hal ini dapat dilihat dari karakteristik responden, dimana
sebagian besar sumber penerimaan mahasiswa dan mahasiswi masih
bergantung dari orang tua. iPhone merupakan smartphone yang belum
banyak diversifikasi produknya, perusahaan ini hanya fokus pada beberapa
tipe produk saja, sehingga harganyapun tergolong cukup tinggi apalagi untuk
konsumen mahasiswa. Berbeda halnya dengan BlackBerry yang telah
memiliki berbagai macam tipe produk dengan berbagai tingkat harga pula.
BlackBerry menjadi pesaing terdekat iPhone dalam hal keputusan
pembelian oleh konsumen kelompok mahasiswa maupun mahasiswi. Atribut
yang menjadi keunggulan BlackBerry menurut mahasiswa maupun
mahasiswi adalah kemampuan produk untuk mengunduh aplikasi chatting
(YM, MSN, Gtalk, dll) tinggi, kemampuan produk untuk mengunduh aplikasi
jaringan sosial tinggi (facebook, twitter, dll), serta kemampuan menjalankan
internet cepat. Pada era modern ini, kecepatan dan ketepatan dalam
pemberian informasi sangat dibutuhkan terutama layanan push email.
Research In Motion (RIM) melihat kesempatan ini dengan meluncurkan
layanan push email Blackberry. RIM dalam menyediakan layanan Push email
ini menggunakan bantuan jaringan operator. Dengan push email, semua email
67
masuk dapat diteruskan langsung ke ponsel. Email juga sudah mengalami
proses kompresi dan scan di server Blackberry sehingga aman dari virus.
Lampiran file berupa dokumen Microsoft office dan PDF dapat dibuka
dengan mudah. Sebuah email berukuran 1MB, jika diterima melalui push
email dapat menjadi 10kb dengan isi yang tetap. Layanan Blackberry ini
sangat memudahkan kita bekerja, terutama pekerjaan kirim-mengirim email
bisnis atau penting yang harus dilakukan pada saat kita tidak berada di depan
komputer personal atau laptop.
Fasilitas lain yang menjadi andalan Blackberry adalah pesan instan.
Yahoo Messenger, Google Talk dan Skype yang saat ini telah menjadi salah
satu aplikasi yang terdapat pada Blackberry. Teknologi terkini memang
memungkinkan kita untuk “mengobrol” (chatting) di internet melalui telepon
genggam dan Personal Digital Assistant (PDA). Tetapi yang berbeda pada
Blackberry adalah proses instalasi lengkap yang bisa dilakukannya melalui
jaringan nirkabel. Blackberry juga bisa digunakan untuk chatting. Mirip
dengan Yahoo Messenger, namun dilakukan melalui jaringan Blackberry
dengan memasukan nomor identitas. Keunggulan-keunggulan ini yang
menjadikan ketiga atribut tersebut dipersepsikan oleh mahasiswa maupun
mahasiswi
sebagai
atribut
yang paling berpengaruh dalam
proses
pengambilan keputusan pembelian, terlebih lagi pada umumnya alasan
mahasiswa menggunakan Blackberry adalah kemudahan penggunaan layanan
instant messaging yang terintegrasi pada handset Blackberry untuk keperluan
komunikasi dengan teman-teman dan keluarga mereka.
Terdapat enam atribut dari merek BlackBerry yang berada di bawah
cut off point dalam analisis proses pengambilan keputusan pembelian
menurut kelompok mahasiswa, yaitu desain fisik produk yang menarik,
produk yang nyaman ketika digunakan, kemampuan telepon seluler untuk
terhubung dengan komputer tingkat tinggi, kemampuan sebagai alat
komunikasi tinggi, spesifikasi sesuai dengan yang ditawarkan, serta produk
tahan lama. Sementara itu, menurut kelompok mahasiswi atribut BlackBerry
yang berada dibawah cut off point adalah kemampuan telepon seluler untuk
terhubung dengan komputer tingkat tinggi serta atribut mudah untuk
68
memback-up data dan daftar buku telepon pada produk. Kondisi ini memaksa
BlackBerry untuk lebih meningkatkan kualitas atribut tersebut, agar tidak
kalah dalam persaingan saat ini. Atribut lainnya yang telah menjadi
keunggulan BlackBerry dan belum dimiliki oleh pesaing lainnya harus tetap
dipertahankan agar BlackBerry bisa mengungguli merek smartphone lainnya.
4.5. Analisis Citra Merek dalam Pengambilan Keputusan Pembelian
Berdasarkan dari bagian pembahasan sebelumnya, telah didapatkan
atribut yang menjadi keunggulan masing-masing smartphone dari analisis
citra merek dan analisis keputusan pembelian. Pada bagian ini akan dibahas
mengenai keterkaitan antara citra merek dalam keputusan pembelian
smartphone. Tabel dibawah ini memperlihatkan atribut apa saja yang menjadi
citra merek Blackberry serta atribut yang mendorong mahasiswa dan
mahasiswi untuk membeli Blackberry.
Tabel 23. Perbandingan Peringkat Antara Citra Merek dan Keputusan
Pembelian (bobot) menurut kelompok mahasiswa
Keputusan Pembelian
Citra
Atribut
BB HTC iPhone Nokia BB HTC iPhone Nokia
Desain fisik
2
4
1
3
11
8
1
14
Produk nyaman
3
2
4
1
13
13
12
3
Tombol nyaman
2
1
4
3
10
9
11
4
Memori eksternal
3
4
1
2
8
3
2
7
Aplikasi social
networking
1
4
2
3
1
2
4
13
Aplikasi Chatting
2
1
3
4
2
4
9
11
Koneksivitas PC
3
4
1
2
6
1
3
2
Kemampuan internet
2
4
1
3
3
10
5
9
Aplikasi online
2
1
4
3
4
6
6
8
Back-up data
3
1
4
2
12
11
14
12
Aplikasi tambahan
3
4
2
1
5
14
10
10
Kemampuan
komunikasi
1
4
2
3
7
7
7
5
Spesifikasi sesuai
1
4
2
3
9
5
8
6
Tahan lama
3
4
2
1
14
12
13
1
Sumber: Data Sekunder Diolah (2010)
Menurut persepsi mahasiswa, atribut dengan nilai tertinggi yang
membentuk citra merek BlackBerry adalah kemampuan produk untuk mendownload aplikasi jaringan sosial tinggi (facebook, twitter, dll), kemampuan
69
produk sebagai alat komunikasi tinggi, serta spesifikasi produk sesuai dengan
yang ditawarkan. Sedangkan atribut yang menjadi keunggulan BlackBerry
dalam proses pengambilan keputusan pembelian menurut persepsi mahasiswa
adalah kemampuan produk untuk men-download aplikasi jaringan sosial
tinggi (facebook, twitter, dll). Sementara itu, atribut yang membentuk citra
merek BlackBerry menurut mahasiswi adalah kemampuan produk untuk
terhubung dengan komputer personal tinggi, serta kemampuan menjalankan
internet cepat. Sedangkan atribut yang menjadi keunggulan BlackBerry dalam
proses pengambilan keputusan pembelian menurut persepsi mahasiswi adalah
kemampuan produk untuk men-download aplikasi jaringan sosial tinggi.
Tabel 24. Perbandingan Peringkat Antara Citra Merek dan Keputusan
Pembelian (bobot) menurut kelompok mahasiswi
Keputusan Pembelian
Citra
Atribut
BB HTC iPhone Nokia BB HTC iPhone Nokia
11
Desain fisik
2
4
1
12
7
5
3
Produk nyaman
3
4
2
1
9
14
10
7
Tombol nyaman
3
2
4
1
10
12
12
2
Memori eksternal
4
3
1
2
7
1
3
3
Aplikasi social
networking
2
4
1
3
1
4
1
1
Aplikasi Chatting
2
4
1
3
2
10
2
4
Koneksivitas PC
1
3
2
4
5
6
4
8
Kemampuan internet
1
2
4
3
3
2
7
9
Aplikasi online
2
1
3
4
6
9
9
10
Back-up data
3
4
1
2
13
11
13
14
Aplikasi tambahan
3
4
1
2
8
13
6
12
Kemampuan
komunikasi
2
1
4
3
4
3
8
5
Spesifikasi sesuai
3
2
1
4
11
5
11
13
Tahan lama
4
3
2
1
14
8
14
6
Sumber: Data Sekunder Diolah (2010)
Hasil penjelasan diatas memeperlihatkan bahwa terdapat keterkaitan
antara citra merek dan keputusan pembelian pada merek BlackBerry menurut
kelompok mahasiswa. Keterkaitan tersebut dapat dilihat dengan adanya
kesamaan antara atribut pembentuk citra merek dan atribut yang paling
mempengaruhi dalam keputusan pembelian. Atribut tersebut antara lain
kemampuan produk untuk mengunduh aplikasi jaringan sosial tinggi
70
(facebook, twitter, dll). Namun keterkaitan yang ada antara citra merek dan
keputusan pembelian untuk merek BlackBerry ini belum begitu kuat, hal
tersebut disebabkan hanya terdapat satu atribut yang sama, sehingga pada
kasus ini keterkaitan antara citra merek dan keputusan pembelian konsumen
hanya terbatas pada atribut tersebut.
Keputusan pembelian merupakan kontinyu dan memiliki dua dimensi.
Dimensi pertama adalah degree, menunjukkan keterlibatan konsumen di
dalam keputusan membeli yaitu dari pembuatan keputusan pembelian dengan
keterlibatan tinggi (high involvement purchase decision) ke pembuatan
keputusan pembelian dengan keterlibatan rendah (low involvement purchase
decision). Dimensi kedua adalah content, menunjukkan jumlah informasi
yang dibutuhkan oleh konsumen untuk dapat membuat keputusan pembelian
yaitu dari decision making (mencari informasi dan mempertimbangkan
berbagai alternatif merk) ke habit (sedikit membutuhkan informasi dan hanya
mempertimbangkan satu merk saja). Produk yang menjadi objek dalam
penelitian ini adalah smartphone, dimana dalam keputusan pembelian
konsumen memerlukan keterlibatan produk yang tinggi. Proses pengambilan
keputusan konsumen didorong oleh keinginan dan kebutuhan yang belum
terpenuhi. Adanya perbedaan antara kondisi ideal dengan aktual pada
beberapa dimensi fisik dan sosiopsikologis yang dirasakan oleh mahasiswa
dan mahasiswi memotivasi mereka untuk mencari barang atau jasa agar
kondisi aktual mereka semakin mendekati kondisi yang ideal.
Kekuatan kebutuhan konsumen terhadap produk sangat dipengaruhi
oleh perbedaan antara kondisi aktual dengan yang diharapkannya. Mahasiswa
akan segera mencari informasi tambahan untuk memenuhi kebutuhan mereka
yang masih belum terpenuhi. Informasi yang sangat berpengaruh dalam
keputusan pembelian mahasiswa biasanya berasal dari sumber pribadi, yaitu
anggota keluarga, teman-teman dan anggota kelompok rujukan. Pengaruh
terbesar biasanya diperoleh dari keluarga dan teman-teman. Secara umum,
baik mahasiswa maupun mahasiswi juga melakukan evaluasi pada merek
melalui sejumlah atribut produk yang dimiliki oleh merek tersebut.
Selanjutnya mereka juga melakukan evaluasi atribut dari setiap merek,
71
dengan mempertimbangkan kepentingan relatif atribut-atribut tersebut.
Melihat atribut yang menjadi pendorong mahasiswa maupun mahasiswi
dalam keputusan pembelian terhadap merek BlackBerry, maka dapat
dikatakan bahwa mereka melakukan pembelian berdasarkan atribut yang
memang menjadi salah satu keunggulan produk tersebut. Atribut tersebut
antara lain kemampuan produk untuk mengunduh aplikasi chatting (YM,
MSN, Gtalk, dll) tinggi, kemampuan produk untuk mengunduh aplikasi
jaringan sosial tinggi (facebook, twitter, dll), serta kemampuan menjalankan
internet cepat. Atribut-atirbut tersebut sangat mendukung mahasiswa maupun
mahasiswi untuk keperluan komunikasi dengan teman-teman dan keluarga
mereka.
Faktor utama yang mendorong mahasiswa maupun mahasiswi untuk
melakukan pembelian smartphone antara lain disebabkan oleh gaya hidup.
Mereka terdorong untuk memiliki smartphone yang identik dengan jenis
handphone yang bermerk terkenal, harga mahal, dan tentu saja banyak
aplikasi-aplikasi yang ditawarkan di handphone tersebut. Mahasiswa dan
mahasiswi membeli smartphone berdasarkan gaya ini bisa dibedakan pada
dua kelompok, yaitu mereka yang mengutamakan gaya meskipun tidak bisa
memanfaatkan semua aplikasi dari smartphone tersebut, dan yang kedua
adalah kelompok yang selain mengutamakan gaya juga bisa mengaplikasikan
semua fasilitas yang ada pada smartphone tersebut. Disamping itu, sebagian
besar mahasiswa dan mahasiswi juga menggunakan smartphone dikarenakan
aktivitas sosial, mereka termotivasi untuk menggunakan smartphone oleh
lingkungannya bukan dikarenakan fungsi dari smartphone itu sendiri.
4.6. Implikasi Manajerial
Ketatnya persaingan di pasar smartphone mendorong produsen
smartphone melakukan berbagai cara untuk menjadi pemimpin pasar. Untuk
meningkatkan pangsa pasar mereka, maka perusahaan harus menentukan
strategi yang tepat untuk mempertahankan loyalitas konsumen yang ada dan
juga untuk dapat menarik konsumen baru. Untuk mempertahankan posisinya,
produsen
smartphone
harus
melakukan
suatu
usaha
untuk
dapat
72
mempertahankan pelanggannya, selain itu juga berusaha untuk menarik niat
beli konsumen merek smartphone lain beralih ke produknya.
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, atribut yang paling
mendorong mahasiswa dan mahasiswi untuk melakukan pembelian terhadap
smartphone merek BlackBerry adalah kemampuan produk untuk mengunduh
aplikasi chatting (YM, MSN, Gtalk, dll) tinggi, kemampuan produk untuk
mengunduh aplikasi jaringan sosial tinggi (facebook, twitter, dll), serta
kemampuan menjalankan internet cepat. Sehingga pada tahap perencanaan,
perusahaan perlu melakukan usaha agar tetap mempertahankan apa yang
sudah ada di benak mahasiswa dan mahasiswi. Mahasiswa dan mahasiswi
juga telah akrab dengan merek BlackBerry, sehingga pada tahap
pelaksanaannya perusahaan tidak perlu lagi menekankan brand awaerness.
Yang perlu dilakukan adalah meningkatkan motivasi mahasiswa pada
pengenalan
kebutuhan
agar
mereka
membeli
produk
berdasarkan
keunggulannya. Selain itu, BlackBerry sebaiknya memberikan perhatian lebih
kepada layanan purna jualnya, agar konsumen tidak merasa kesulitan jika
ingin memberitahukan keluhan tentang produk. Sedangkan pada tahap
pengendalian, yang perlu dilakukan BlackBerry adalah dengan tetap
menunjukkan bahwa BlackBerry sebagai produk yang berkualiatas dengan
keunggulan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, agar konsumen tidak
berpaling ke merek lain.
Atribut yang paling mendorong mahasiswa untuk melakukan
pembelian terhadap smartphone merek HTC adalah kemampuan produk
untuk terkoneksi dengan komputer personal tinggi, kemampuan produk untuk
mengunduh aplikasi jaringan sosial tinggi (facebook, twitter, dll), serta
kemampuan untuk menampung memori eksternal yang besar. Sementara itu,
menurut mahasiswi yang menjadi pendorong keputusan pembelian adalah
atribut kemampuan untuk menampung memori eksternal yang besar,
kemampuan menjalankan internet cepat, serta kemampuan produk sebagai
alat komunikasi tinggi. Namun atribut-atribut tersebut masih berada dibawah
standar yang diharapkan oleh konsumen. Sehingga yang perlu dilakukan oleh
perusahaan pada tahap perencanaan adalah meningkatkan seluruh kualitas
73
yang terdapat pada produk, sehingga atribut yang terdapat pada produk
tersebut dapat melebihi standar yang ditetapkan oleh konsumen. Konsumen
pun akan tertarik untuk membeli produk HTC tersebut. Selanjutnya pada
tahap pelaksanaan perusahaan perlu melakukan riset untuk mengetahui
standar kualitas yang diinginkan oleh konsumen mahasiswa, setelah itu
perusahaan juga perlu meningkatkan kualitas teknologi yang ada pada produk
agar tidak kalah oleh teknologi produk pesaing. Pada tahap pengendalian,
perusahaan perlu melakukan riset pasar yang khusus untuk mengetahui sejauh
mana konsumen mengetahui dan sadar akan keberadaan smartphone merek
HTC.
Menurut mahasiswa, atribut yang paling mendorong untuk melakukan
pembelian smartphone merek iPhone adalah desain fisik yang menarik,
kemampuan untuk menampung memori eksternal yang besar, serta
kemampuan produk untuk terkoneksi dengan komputer personal tinggi.
Sedangkan menurut mahasiswi adalah kemampuan produk untuk mengunduh
aplikasi jaringan sosial tinggi (facebook, twitter, dll), kemampuan produk
untuk mengunduh aplikasi chatting (YM, MSN, Gtalk, dll) tinggi, serta
kemampuan untuk menampung memori eksternal yang besar. Sehingga hal
yang perlu dilakukan pada tahap perencanaan adalah mempertahankan citra
produk sebagai smartphone yang memiliki desain produk yang menarik dan
memiliki kapasitas memori eksternal yang lebih besar dari pesaingnya serta
menciptakan produk baru yang lebih mudah dijangkau oleh mahasiswa
dengan tingkat harga yang lebih rendah dari biasanya. Sehingga mahasiswa
dapat membeli iPhone dengan pendapatan mereka yang tidak banyak.
Selanjutnya pada tahap pelaksanaan yang perlu dilakukan iPhone adalah
melakukan berbagai inovasi mengenai gaya dan desain produk agar
mahasiswa tetap tertarik pada iPhone. Selain itu, setelah iPhone memproduksi
produk yang harganya lebih terjangkau bagi mahasiswa, maka perusahaan
perlu mengedukasi mahasiswa dengan cara mengadakan bazaar di kampus
untuk menunjukkan kepada mahasiswa bahwa iPhone tidak semahal seperti
yang difikirkan mereka. Sedangkan hal yang perlu dilakukan pada tahap
pengendalian adalah menjaga kualitas material yang digunakan sebagai bahan
74
pembuatan desain produk agar produk semakin terlihat menarik serta
mengadakan riset pasar untuk mengetahui tingkat harga yang diinginkan
mahasiswa terhadap smartphone merek iPhone.
Atribut yang paling mendorong mahasiswa untuk melakukan
pembelian terhadap smartphone merek Nokia adalah poduk tahan lama,
kemampuan produk untuk terkoneksi dengan komputer tinggi, serta produk
nyaman ketika digunakan. Sementara itu, menurut mahasiswi adalah
kemampuan produk untuk mengunduh aplikasi jaringan sosial tinggi
(facebook, twitter, dll), tombol yang nyaman ketika digunakan, serta
kemampuan untuk menampung memori eksternal yang besar. Sehingga hal
yang perlu dilakukan pada tahap perencaan adalah mempertahankan citra
Nokia sebagai produk yang tahan lama, nyaman serta mudah digunakan
untuk menunjukkan bahwa Nokia adalah produk unggulan, produk yang
memudahkan segala kebutuhan dan keinginan. Pada tahap pelaksanaan, hal
yang perlu dilakukan adalah membuat produk yang disesuaikan dengan
kondisi wilayah pemasaran. Hal tersebut akan memudahkan pihak Nokia
untuk mengembangkan jaringan pemasarannya, karena bisa menyesuaikan
dengan keinginan konsumen. Sehingga bisa mempertahankan posisinya
sebagai market leader. Sedangkan pada tahap pengendalian hal yang perlu
dilakukan adalah melakukan riset untuk mengembangkan produknya agar
lebih inovatif baik dalam hal model, feature maupun aksesorisnya agar tidak
didahului oleh pesaingnya.
Tabel 25. Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian pada MasingMasing Kelompok
Merek
Smartphone
Blackberry
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengendalian
Perusahaan
melakukan usaha agar
tetap
mempertahankan
positioning yang
sudah tertanam
dibenak mahasiswa.
Aplikasi social
networking, aplikasi
chatting, dan
kemampuan internet
telah melekat dibenak
mahasiswa.
Meningkatkan motivasi
mahasiswa pada
pengenalan kebutuhan
agar mereka membeli
produk berdasarkan
keunggulannya. Selain
itu, BlackBerry
sebaiknya memberikan
perhatian lebih kepada
layanan purna jualnya,
agar konsumen tidak
merasa kesulitan jika
ingin memberitahukan
keluhan tentang produk.
Tetap menunjukkan
bahwa BlackBerry
sebagai produk
yang berkualiatas
dengan keunggulan
yang sesuai dengan
kebutuhan
konsumen, agar
konsumen tidak
berpaling ke merek
lain.
75
Lanjutan tabel 25.
HTC
iPhone
Nokia
Meningkatkan
seluruh kualitas yang
terdapat pada produk,
sehingga atribut yang
terdapat pada produk
tersebut dapat
melebihi standar yang
ditetapkan oleh
konsumen.
Konsumen pun akan
tertarik untuk
membeli produk HTC
tersebut.
Mempertahankan
citra produk sebagai
smartphone yang
memiliki desain
produk yang menarik
dan memiliki
kapasitas memori
eksternal yang lebih
besar dari pesaingnya
serta menciptakan
produk baru yang
lebih mudah
dijangkau oleh
mahasiswa dengan
tingkat harga yang
lebih rendah dari
biasanya.
Mempertahankan
citra Nokia sebagai
produk yang tahan
lama, nyaman serta
mudah digunakan
untuk menunjukkan
bahwa Nokia adalah
produk unggulan,
produk yang
memudahkan segala
kebutuhan dan
keinginan.
melakukan riset untuk
mengetahui standar
kualitas yang diinginkan
oleh konsumen
mahasiswa, setelah itu
perusahaan juga perlu
meningkatkan kualitas
teknologi yang ada pada
produk agar tidak kalah
oleh teknologi produk
pesaing.
Perusahaan perlu
melakukan riset
pasar yang khusus
untuk mengetahui
sejauh mana
konsumen
mengetahui dan
sadar akan
keberadaan
smartphone merek
HTC.
Melakukan berbagai
inovasi mengenai gaya
dan desain produk agar
mahasiswa tetap tertarik
pada iPhone. Selain itu,
setelah iPhone
memproduksi produk
yang harganya lebih
terjangkau bagi
mahasiswa, maka
perusahaan perlu
mengedukasi mahasiswa
dengan cara mengadakan
bazaar di kampus untuk
menunjukkan kepada
mahasiswa bahwa
iPhone tidak semahal
seperti yang difikirkan
mereka.
Membuat produk yang
disesuaikan dengan
kondisi wilayah
pemasaran. Hal tersebut
akan memudahkan pihak
Nokia untuk
mengembangkan
jaringan pemasarannya,
karena bisa
menyesuaikan dengan
keinginan konsumen .
sehingga bisa
mempertahankan
posisinya sebagai market
leader.
Menjaga kualitas
material yang
digunakan sebagai
bahan pembuatan
desain produk agar
produk semakin
terlihat menarik
serta mengadakan
riset pasar untuk
mengetahui tingkat
harga yang
diinginkan
mahasiswa terhadap
smartphone merek
iPhone.
Melakukan riset
untuk
mengembangkan
produknya agar
lebih inovatif baik
dalam hal model,
feature maupun
aksesorisnya agar
tidak didahului oleh
pesaingnya.
76
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Atribut yang dipersepsikan mahasiswa sebagai citra merek BlackBerry
adalah kemampuan untuk mengunduh aplikasi jaringan sosial tinggi,
kemampuan produk sebagai alat komunikasi tinggi, serta spesifikasi sesuai
dengan
yang ditawarkan. Sedangkan menurut
mahasiswi
adalah
kemampuan produk untuk terhubung dengan komputer personal tinggi
serta kemampuan menjalankan internet cepat. Sementara itu, atribut yang
membentuk citra merek HTC menurut mahasiswa adalah tombol yang
nyaman, kemudahan untuk mengunduh aplikasi chatting, kemudahan
untuk mengunduh aplikasi secara online, serta kemudahan untuk memback up data. Sedangkan menurut mahasiswi adalah kemudahan untuk
mengunduh aplikasi secara online dan kemampuan produk sebagai alat
komunikasi tinggi. Atribut yang membentuk citra merek iPhone menurut
mahasiswa adalah desain fisik yang menarik, kemampuan menampung
memori eksternal yang besar, kemampuan untuk terhubung dengan
komputer personal tinggi, serta kemampuan menjalankan internet cepat.
Sedangkan menurut mahasiswi adalah desain fisik yang menarik,
kemampuan menampung memori eksternal yang besar, kemudahan
mengunduh aplikasi jaringan sosial tinggi, kemudahan mengunduh
aplikasi chatting, kemampuan untuk mem-back up data, kemudahan untuk
mendapatkan aplikasi tambahan, serta spesifikasi produk sesuai dengan
yang ditawarkan. Sementara itu atribut yang membentuk citra merek
Nokia menurut mahasiswa adalah produk yang nyaman ketika digunakan,
kemudahan untuk memperoleh aplikasi tambahan, serta tahan lama.
Sedangkan menurut mahasiswi adalah produk yang nyaman, tombol yang
nyaman ketika digunakan, serta produk tahan lama.
b. Atribut yang paling mendorong mahasiswa dan mahasiswi untuk
melakukan pembelian smartphone merek BlackBerry adalah kemudahan
untuk mengunduh aplikasi jaringan sosial tinggi. Atribut kemampuan
produk untuk terhubung dengan komputer personal tinggi menjadi atribut
yang paling mempengaruhi mahasiswa untuk membeli smartphone HTC.
77
Sedangkan yang paling mendorong mahasiswi untuk membeli smartphone
HTC adalah kemampuan untuk menampung memori eksternal yang besar.
Sementara itu, atribut desain fisik yang menarik menjadi atribut yang
paling mendorong mahasiswa untuk membeli iPhone. Sedangkan menurut
mahasiswi atribut yang paling mempengaruhi untuk membeli iPhone
adalah kemampuan untuk mengunduh aplikasi jaringan sosial tinggi.
Menurut mahasiswa, atribut yang paling mendorong untuk membeli Nokia
adalah produk yang tahan lama. Sedangkan menurut mahasiswi adalah
kemampuan untuk mengunduh aplikasi jaringan sosial tinggi.
c. Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa terdapat keterkaitan antara citra
merek yang dimiliki smartphone BlackBerry dan iPhone dengan
pengambilan keputusan konsumen pada kelompok mahasiswa. Serta pada
kelompok mahasiswi hanya untuk smartphone merek iPhone. Hal tersebut
dapat dilihat dari atribut-atribut yang tedapat pada kedua analisis tersebut.
Terdapat kesamaan antara atribut yang terdapat pada analisis citra merek
dengan analisis pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen. Atribut
tersebut antara lain kemampuan produk untuk men-download aplikasi
jaringan sosial tinggi (facebook, twitter, dll) untuk BlackBerry dan desain
fisik yang menarik untuk smartphone merek iPhone pada kelompok
mahasiswa, serta atribut kemampuan produk untuk men-download aplikasi
jaringan sosial tinggi untuk iPhone pada kelompok mahasiswi.
2. Saran
a. Perkembangan teknologi smartphone (fitur yang tersedia) yang semakin
hari
semakin
canggih
sebaiknya
diimbangi
dengan
peningkatan
pengetahuan mahasiswa yang memadai.
b. Bagi pihak perusahaan, mengingat banyaknya diferensiasi produk yang
ada, perlu di coba menganalisis atribut-atribut tersebut agar dapat
memperluas wawasan produsen tentang citra merek dan keputusan
pembelian suatu barang. Selain itu, diharapkan agar dapat lebih
memperhatikan
atribut-atribut
produk
yang
berhubungan
dengan
keputusan pembelian berdasarkan gender sehingga perusahaan dapat lebih
78
mengerti tentang konsumen mereka dan dapat membuat strategi
pemasaran yang efektif dan efisien.
c. Data hasil penelitian didapatkan atribut-atribut yang memiliki citra yang
kuat di benak konsumen, citra tersebut harus tetap dipertahankan agar
tetap dapat bertahan dalam persaingan global. Atribut yang memberikan
sumbangan nilai yang kecil, atau citranya tidak terlalu kuat di benak
konsumen, harus lebih ditingkatkan lagi kualitasnya, agar segmen
pasarnya tidak direbut oleh para pesaing.
d. Produsen smartphone lebih memperhatikan marketing mix yang terdiri
dari
produk, harga, tempat, dan promosi. Produk smartphone yang
berkualitas perlu diperhatikan. Produsen diharapkan menyediakan harga
smartphone yang kompetitif. Begitu juga halnya tempat pembelian untuk
lebih diperhatikan agar menarik konsumen untuk membeli di counter
resmi.
DAFTAR PUSTAKA
Bhakti YY. 2009. Analisis Diskriminan dalam Klasifikasi Pola Pengembalian
Kredit Sektor Pertanian (Studi Kasus PT Bank XYZ). Skripsi pada Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Engel JF, Roger DB, Paul WM. 1994. Perilaku Konsumen. Edisi Keenam.
Binarupa Aksara. Jakarta.
Kasali R. 1998. Membidik Pasar Indonesia; Segmentasi, Targeting, Positioning.
PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi Milenium. PT Indeks.
Jakarta.
Kotler dan Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1. Edisi 12.
Erlangga. Jakarta
Paramartha SS. 2009. Hubungan Persepsi Siswa SMA dengan Pemilihan Jurusan
Ke Perguruan Tinggi Berbasis Gender (Studi Kasus Siswa Kelas 3 SMAN
1 Bogor. jl. ir. H Juanda No.16 Bogor). Skripsi pada Fakultas Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Santoso S. 2006. Menggunakan SPSS untuk Statistik Non Parametrik. PT Elex
Media Komputindo. Jakarta.
Santoso S. 2004. Aplikasi Excel pada Marketing dan Riset Konsumen. PT Elex
Media Komputindo. Jakarta.
Simamora B. 2005. Analisis Multivariat Pamasaran. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Suryaningrum E. 2010. Analisis Citra Merek (Brand Image) Dalam Pengambilan
Keputusan Pembelian Smartphone (Studi Kasus Mahasiswa S1 Institut
Pertanian Bogor). Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Swastha dan Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku
Konsumen. BPFE. Yogyakarta.
Tjiptono, F. 2005. Brand Management and Strategy. Andi. Yogyakarta.
80
Lampiran 1. Tampilan Misklasifikasi Data Mahasiswi
Discriminant Analysis: merek versus ben01; ben02; ...
Linear Method for Response: merek
Predictors: ben01; ben02; ben03; fea04; fea05; fea06; fea07; fea08;
fea09;
fea10; fea11; muki12; musu13; dahan14
Group
Count
BB
67
HTC
67
iPhone
67
Nokia
67
Summary of classification
Put into Group
BB
HTC
iPhone
Nokia
Total N
N correct
Proportion
BB
33
9
16
9
67
33
0,493
N = 268
True Group
HTC iPhone
6
12
42
6
8
41
11
8
67
67
42
41
0,627
0,612
Nokia
11
13
7
36
67
36
0,537
N Correct = 152
Proportion Correct = 0,567
Squared Distance Between Groups
BB
0,00000
2,94267
1,29467
2,22112
BB
HTC
iPhone
Nokia
HTC
2,94267
0,00000
3,77775
1,97423
iPhone
1,29467
3,77775
0,00000
2,50372
Nokia
2,22112
1,97423
2,50372
0,00000
Linear Discriminant Function for Groups
Constant
ben01
ben02
ben03
fea04
fea05
fea06
fea07
fea08
fea09
fea10
fea11
muki12
musu13
dahan14
BB
-28,264
2,128
-0,916
2,158
0,803
1,319
2,123
1,621
-0,527
0,199
1,691
0,508
1,933
0,267
0,972
HTC
-19,756
2,029
-1,526
1,974
1,219
1,051
0,777
1,065
-0,558
0,077
1,510
0,267
1,833
0,638
1,393
iPhone
-30,258
2,982
-1,100
1,601
1,659
0,960
2,198
1,628
-1,250
-0,046
1,835
1,230
1,687
0,281
1,255
Nokia
-25,892
1,943
-0,844
2,782
1,265
0,941
1,517
1,161
-1,239
-0,442
1,711
0,901
1,959
-0,074
1,994
81
Lanjutan Lampiran 1.
Summary of Misclassified Observations
Observation
1**
True Group
Nokia
Pred Group
BB
5**
Nokia
HTC
6**
Nokia
HTC
7**
Nokia
BB
8**
Nokia
HTC
9**
Nokia
iPhone
11**
Nokia
iPhone
12**
Nokia
BB
13**
Nokia
HTC
19**
Nokia
HTC
20**
Nokia
BB
21**
Nokia
HTC
22**
Nokia
BB
25**
Nokia
BB
29**
Nokia
HTC
Group
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
Squared
Distance
16,60
17,65
21,93
21,88
20,83
13,21
20,99
13,55
18,83
17,78
18,92
18,19
11,54
15,98
12,16
13,27
12,324
7,180
12,335
7,261
7,138
9,070
5,612
6,616
10,690
15,623
9,548
14,151
9,851
15,110
11,416
9,961
18,91
14,29
18,96
14,91
8,199
7,413
10,718
8,086
9,660
12,324
10,715
15,264
21,89
17,01
22,68
18,23
9,507
13,721
11,805
12,097
19,61
21,25
21,32
20,30
25,16
21,33
21,97
22,50
Probability
0,577
0,342
0,040
0,041
0,012
0,529
0,011
0,448
0,199
0,336
0,190
0,275
0,441
0,048
0,325
0,186
0,036
0,473
0,036
0,455
0,207
0,079
0,445
0,269
0,330
0,028
0,584
0,058
0,404
0,029
0,185
0,382
0,051
0,517
0,050
0,381
0,261
0,388
0,074
0,277
0,522
0,138
0,308
0,032
0,052
0,591
0,035
0,322
0,584
0,071
0,185
0,160
0,388
0,171
0,165
0,275
0,060
0,412
0,299
0,229
82
Lanjutan Lampiran 1.
30**
Nokia
iPhone
32**
Nokia
BB
33**
Nokia
HTC
34**
Nokia
iPhone
40**
Nokia
BB
48**
Nokia
HTC
50**
Nokia
iPhone
51**
Nokia
iPhone
52**
Nokia
iPhone
53**
Nokia
HTC
58**
Nokia
HTC
59**
Nokia
HTC
60**
Nokia
BB
62**
Nokia
BB
63**
Nokia
BB
65**
Nokia
HTC
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
19,07
15,50
15,31
18,12
12,69
16,31
12,83
15,12
4,280
3,840
6,741
4,235
9,232
15,156
7,937
8,523
18,85
23,62
23,40
21,09
33,41
25,09
35,52
25,64
8,091
11,196
6,671
9,534
5,724
11,110
3,999
5,911
23,22
24,15
21,66
21,80
21,45
12,58
22,28
12,78
17,35
13,63
15,63
14,31
11,922
7,488
14,962
9,688
11,51
17,41
12,49
15,58
18,45
22,83
20,83
22,15
7,889
12,379
8,650
9,801
22,90
18,15
24,71
0,066
0,394
0,434
0,106
0,418
0,068
0,389
0,124
0,281
0,350
0,082
0,287
0,228
0,012
0,435
0,325
0,657
0,060
0,068
0,215
0,009
0,561
0,003
0,428
0,268
0,057
0,545
0,130
0,230
0,016
0,545
0,210
0,171
0,107
0,373
0,349
0,006
0,519
0,004
0,470
0,070
0,447
0,164
0,319
0,074
0,682
0,016
0,227
0,557
0,029
0,341
0,073
0,635
0,071
0,194
0,100
0,460
0,049
0,314
0,177
0,067
0,724
0,027
83
Lanjutan Lampiran 1.
69**
BB
HTC
70**
BB
HTC
71**
BB
iPhone
73**
BB
iPhone
75**
BB
Nokia
76**
BB
iPhone
77**
BB
Nokia
81**
BB
HTC
86**
BB
Nokia
87**
BB
iPhone
88**
BB
HTC
89**
BB
HTC
91**
BB
Nokia
94**
BB
HTC
95**
BB
Nokia
97**
BB
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
20,91
14,70
14,22
17,02
16,46
5,833
5,012
7,142
7,078
9,343
14,228
7,977
12,382
14,59
20,00
12,45
15,55
5,908
6,207
5,896
5,242
4,274
10,186
3,625
6,990
13,111
14,841
11,160
9,872
6,485
4,316
6,453
5,580
15,12
17,26
15,99
14,99
9,020
13,710
8,198
13,056
23,63
23,13
28,67
27,48
6,090
3,604
5,691
4,395
10,602
7,996
10,106
6,382
16,08
11,78
14,86
15,98
2,6799
1,5430
2,6879
0,8253
13,45
17,86
10,41
0,182
0,333
0,424
0,105
0,139
0,281
0,423
0,146
0,151
0,304
0,026
0,603
0,067
0,217
0,015
0,634
0,135
0,235
0,202
0,236
0,327
0,371
0,019
0,514
0,096
0,110
0,046
0,291
0,554
0,153
0,452
0,155
0,240
0,327
0,112
0,211
0,349
0,365
0,035
0,551
0,049
0,399
0,511
0,032
0,058
0,125
0,432
0,152
0,291
0,070
0,259
0,090
0,580
0,080
0,688
0,147
0,084
0,159
0,281
0,158
0,402
0,175
0,019
0,802
84
Lanjutan Lampiran 1.
98**
BB
Nokia
99**
BB
iPhone
104**
BB
iPhone
105**
BB
iPhone
106**
BB
HTC
111**
BB
iPhone
112**
BB
Nokia
113**
BB
iPhone
115**
BB
iPhone
118**
BB
iPhone
119**
BB
iPhone
120**
BB
HTC
123**
BB
Nokia
126**
BB
HTC
130**
BB
iPhone
131**
BB
Nokia
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
21,39
23,23
19,61
21,68
19,31
10,067
13,237
8,836
14,034
5,870
10,762
4,536
6,111
16,70
21,47
15,14
22,45
2,871
2,646
3,491
3,227
12,83
16,60
12,26
13,58
30,77
26,27
33,58
25,77
13,87
16,57
12,82
17,19
13,77
18,81
13,33
15,82
5,724
11,110
3,999
5,911
5,870
10,762
4,536
6,111
10,578
8,398
11,012
12,459
4,654
3,304
6,504
2,399
14,61
10,92
19,70
14,27
10,086
14,975
8,867
10,375
2,6799
1,5430
2,6879
0,003
0,061
0,374
0,133
0,432
0,313
0,064
0,579
0,043
0,255
0,022
0,497
0,226
0,300
0,028
0,656
0,017
0,271
0,303
0,199
0,227
0,316
0,048
0,420
0,217
0,044
0,414
0,011
0,532
0,319
0,082
0,539
0,060
0,372
0,030
0,464
0,134
0,230
0,016
0,545
0,210
0,255
0,022
0,497
0,226
0,193
0,575
0,156
0,076
0,155
0,305
0,062
0,479
0,116
0,737
0,009
0,138
0,264
0,023
0,485
0,228
0,159
0,281
0,158
85
Lanjutan Lampiran 1.
132**
BB
iPhone
133**
BB
iPhone
135**
iPhone
Nokia
136**
iPhone
HTC
137**
iPhone
Nokia
141**
iPhone
BB
144**
iPhone
BB
147**
iPhone
HTC
151**
iPhone
BB
153**
iPhone
Nokia
154**
iPhone
BB
155**
iPhone
HTC
158**
iPhone
Nokia
161**
iPhone
HTC
162**
iPhone
Nokia
163**
iPhone
BB
Nokia
BB
HTC
iPhone
0,8253
16,40
16,78
15,54
0,402
0,238
0,197
0,366
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
16,75
16,69
23,62
13,80
18,10
11,55
15,92
11,70
11,39
12,34
11,78
12,81
12,28
2,6799
1,5430
2,6879
0,8253
6,535
11,501
7,154
8,635
7,485
14,064
7,768
12,986
13,27
12,47
12,60
14,33
5,618
9,336
6,582
8,024
12,22
17,52
12,27
12,00
5,881
12,916
7,539
9,844
20,41
17,08
19,60
20,30
2,6799
1,5430
2,6879
0,8253
18,54
14,45
15,48
18,85
2,6799
1,5430
2,6879
0,8253
17,20
17,29
0,200
0,173
0,005
0,736
0,085
0,320
0,036
0,297
0,347
0,242
0,320
0,190
0,248
0,159
0,281
0,158
0,402
0,461
0,039
0,339
0,162
0,508
0,019
0,441
0,032
0,224
0,333
0,312
0,131
0,482
0,075
0,298
0,145
0,316
0,022
0,308
0,353
0,623
0,019
0,272
0,086
0,113
0,598
0,170
0,120
0,159
0,281
0,158
0,402
0,071
0,544
0,325
0,060
0,159
0,281
0,158
0,402
0,376
0,358
86
Lanjutan Lampiran 1.
165**
iPhone
BB
167**
iPhone
BB
169**
iPhone
Nokia
175**
iPhone
BB
179**
iPhone
Nokia
187**
iPhone
HTC
190**
iPhone
Nokia
192**
iPhone
BB
193**
iPhone
HTC
194**
iPhone
BB
195**
iPhone
BB
196**
iPhone
BB
205**
HTC
iPhone
210**
HTC
BB
223**
HTC
Nokia
227**
HTC
Nokia
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
18,45
20,71
18,62
18,90
21,16
20,92
10,20
14,60
12,85
16,45
33,64
29,96
31,15
28,25
7,287
11,006
11,209
11,405
26,87
26,50
27,09
24,16
13,333
6,925
12,003
11,513
2,6799
1,5430
2,6879
0,8253
10,68
16,02
11,48
18,79
15,60
11,63
14,65
14,24
12,40
15,24
13,28
13,78
16,23
18,94
16,78
17,97
5,881
12,916
7,539
9,844
25,14
22,93
21,79
24,24
26,37
27,70
28,71
28,64
11,348
9,702
12,647
9,510
19,12
18,84
0,201
0,065
0,406
0,352
0,114
0,128
0,704
0,078
0,187
0,031
0,039
0,246
0,136
0,579
0,702
0,109
0,099
0,090
0,143
0,172
0,129
0,556
0,033
0,819
0,065
0,083
0,159
0,281
0,158
0,402
0,569
0,039
0,381
0,010
0,084
0,613
0,136
0,167
0,419
0,101
0,269
0,210
0,410
0,106
0,312
0,172
0,623
0,019
0,272
0,086
0,092
0,276
0,489
0,143
0,466
0,240
0,144
0,150
0,159
0,361
0,083
0,397
0,237
0,273
87
Lanjutan Lampiran 1.
233**
HTC
Nokia
234**
HTC
Nokia
235**
HTC
BB
237**
HTC
Nokia
239**
HTC
Nokia
240**
HTC
Nokia
241**
HTC
Nokia
242**
HTC
Nokia
244**
HTC
Nokia
245**
HTC
Nokia
247**
HTC
iPhone
248**
HTC
iPhone
250**
HTC
BB
256**
HTC
iPhone
258**
HTC
iPhone
259**
HTC
iPhone
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
23,35
17,79
11,80
11,02
11,13
10,93
30,72
25,63
32,88
25,35
11,80
14,32
12,62
13,80
10,063
7,023
9,909
5,890
2,6799
1,5430
2,6879
0,8253
16,06
12,87
18,35
12,67
2,6799
1,5430
2,6879
0,8253
15,321
12,535
11,946
9,690
15,80
14,09
17,14
12,75
15,69
18,27
15,48
15,08
11,898
9,363
9,025
10,127
8,426
12,802
5,537
12,813
16,36
20,27
17,48
16,79
15,82
15,89
14,53
17,15
11,898
9,363
9,025
10,127
25,14
22,93
0,029
0,461
0,184
0,273
0,257
0,285
0,035
0,443
0,012
0,511
0,432
0,123
0,286
0,159
0,068
0,311
0,073
0,548
0,159
0,281
0,158
0,402
0,086
0,421
0,027
0,466
0,159
0,281
0,158
0,402
0,037
0,148
0,199
0,616
0,118
0,278
0,060
0,543
0,267
0,074
0,297
0,362
0,089
0,318
0,376
0,217
0,183
0,021
0,776
0,020
0,397
0,056
0,226
0,320
0,228
0,221
0,434
0,118
0,089
0,318
0,376
0,217
0,092
0,276
88
Lanjutan Lampiran 1.
260**
HTC
BB
262**
HTC
iPhone
263**
HTC
BB
265**
HTC
iPhone
267**
HTC
BB
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
21,79
24,24
9,594
12,915
12,346
11,758
19,39
19,07
15,04
16,66
36,33
37,54
38,26
39,56
9,516
8,903
8,042
8,061
9,594
12,915
12,346
11,758
0,489
0,143
0,561
0,107
0,142
0,190
0,067
0,079
0,591
0,263
0,471
0,257
0,179
0,094
0,153
0,208
0,321
0,318
0,561
0,107
0,142
0,190
Results for: wanita misklasifikasi i
MTB > New.
Results for: Worksheet 21
MTB > Name c16 "FITS1"
MTB > Discriminant 'merek' 'ben01'-'dahan14';
SUBC>
Fits 'FITS1'.
Discriminant Analysis: merek versus ben01; ben02; ...
Linear Method for Response: merek
Predictors: ben01; ben02; ben03; fea04; fea05; fea06; fea07; fea08;
fea09;
fea10; fea11; muki12; musu13; dahan14
Group
Count
BB
33
HTC
42
iPhone
41
Nokia
36
Summary of classification
Put into Group
BB
HTC
iPhone
Nokia
Total N
N correct
Proportion
N = 152
BB
30
0
2
1
33
30
0,909
True Group
HTC iPhone
0
1
41
0
0
36
1
4
42
41
41
36
0,976
0,878
N Correct = 140
Nokia
0
1
2
33
36
33
0,917
Proportion Correct = 0,921
89
Lanjutan Lampiran 1.
Squared Distance Between Groups
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
0,0000
14,0680
7,6531
10,5964
HTC
14,0680
0,0000
20,3249
8,0862
iPhone
7,6531
20,3249
0,0000
9,7633
Nokia
10,5964
8,0862
9,7633
0,0000
Linear Discriminant Function for Groups
Constant
ben01
ben02
ben03
fea04
fea05
fea06
fea07
fea08
fea09
fea10
fea11
muki12
musu13
dahan14
BB
-57,185
6,491
-0,894
1,124
-0,337
4,579
7,617
4,623
-0,747
-1,132
2,921
3,755
1,209
-0,887
0,220
HTC
-28,676
5,215
-1,500
1,141
1,200
2,457
4,031
2,505
-1,428
-0,564
2,430
2,584
1,067
0,164
0,910
iPhone
-67,970
8,969
-1,279
0,109
2,133
4,145
7,847
4,465
-3,178
-1,909
4,317
5,389
0,432
-0,913
1,158
Nokia
-46,486
5,660
-0,304
1,963
1,982
2,909
5,723
2,833
-2,941
-2,208
3,509
4,505
1,014
-1,194
2,388
Summary of Misclassified Observations
Observation
18**
True Group
Nokia
Pred Group
iPhone
30**
Nokia
HTC
32**
Nokia
iPhone
39**
BB
iPhone
53**
BB
iPhone
67**
BB
Nokia
76**
iPhone
BB
81**
iPhone
Nokia
Group
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
Squared
Distance
20,93
22,06
15,24
16,82
45,30
22,29
54,06
23,97
15,14
29,91
10,35
11,89
8,676
25,325
8,108
15,077
9,919
29,224
9,440
12,565
15,70
25,66
14,86
14,84
18,54
21,14
21,16
22,70
14,104
15,318
Probability
0,038
0,021
0,647
0,294
0,000
0,699
0,000
0,301
0,059
0,000
0,643
0,298
0,422
0,000
0,561
0,017
0,394
0,000
0,501
0,105
0,246
0,002
0,374
0,379
0,600
0,163
0,162
0,075
0,024
0,013
90
Lanjutan Lampiran 1.
88**
iPhone
Nokia
91**
iPhone
Nokia
99**
iPhone
Nokia
141**
HTC
Nokia
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
8,326
7,852
13,26
16,60
13,25
10,91
19,42
19,88
11,89
11,21
27,42
28,62
24,32
24,17
14,51
14,00
16,37
11,66
0,425
0,539
0,184
0,035
0,185
0,596
0,010
0,008
0,408
0,575
0,088
0,048
0,415
0,448
0,146
0,188
0,058
0,608
Results for: wanita miskualifikasi II
MTB > New.
Results for: Worksheet 22
MTB > Name c17 "FITS2"
MTB > Discriminant 'merek' 'ben01'-'dahan14';
SUBC>
Fits 'FITS2'.
Discriminant Analysis: merek versus ben01; ben02; ...
Linear Method for Response: merek
Predictors: ben01; ben02; ben03; fea04; fea05; fea06; fea07; fea08;
fea09;
fea10; fea11; muki12; musu13; dahan14
Group
Count
BB
30
HTC
41
iPhone
36
Nokia
33
Summary of classification
Put into Group
BB
HTC
iPhone
Nokia
Total N
N correct
Proportion
N = 140
BB
30
0
0
0
30
30
1,000
True Group
HTC iPhone
0
0
39
0
0
36
2
0
41
36
39
36
0,951
1,000
N Correct = 137
Nokia
0
1
0
32
33
32
0,970
Proportion Correct = 0,979
91
Lanjutan Lampiran 1.
Squared Distance Between Groups
BB
0,0000
17,1887
10,6587
12,2508
BB
HTC
iPhone
Nokia
HTC
17,1887
0,0000
31,7881
9,7713
iPhone
10,6587
31,7881
0,0000
14,9788
Nokia
12,2508
9,7713
14,9788
0,0000
Linear Discriminant Function for Groups
Constant
ben01
ben02
ben03
fea04
fea05
fea06
fea07
fea08
fea09
fea10
fea11
muki12
musu13
dahan14
BB
-78,12
9,89
-0,67
-0,07
0,17
7,35
8,89
4,50
-1,83
-1,26
4,45
5,87
1,48
1,19
0,07
HTC
-40,12
7,67
-1,35
0,33
1,69
4,65
4,90
2,57
-2,42
-0,77
3,62
4,06
1,26
1,63
0,85
iPhone
-101,83
13,06
-1,06
-1,12
3,08
7,65
9,58
4,53
-4,80
-2,31
6,52
7,91
0,70
1,50
1,11
Nokia
-63,55
8,53
0,03
0,97
2,89
5,21
7,15
2,83
-4,15
-2,57
5,28
6,34
1,02
0,43
2,27
Summary of Misclassified Observations
Observation
5**
True
Group
Nokia
Pred
Group
HTC
122**
HTC
Nokia
127**
HTC
Nokia
Group
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
Squared
Distance
20,90
14,01
38,26
14,86
15,45
12,42
23,47
12,30
21,57
14,65
18,63
14,13
Probability
0,019
0,594
0,000
0,387
0,096
0,437
0,002
0,465
0,013
0,405
0,055
0,526
Results for: wanita miskualifikasi III
MTB > New.
Results for: Worksheet 23
MTB > Name c17 "FITS1"
MTB > Discriminant 'merek' 'ben01'-'dahan14';
SUBC>
Fits 'FITS1'.
Discriminant Analysis: merek versus ben01; ben02; ...
Linear Method for Response: merek
92
Lanjutan Lampiran 1.
Predictors: ben01; ben02; ben03; fea04; fea05; fea06; fea07; fea08;
fea09;
fea10; fea11; muki12; musu13; dahan14
Group
Count
BB
30
HTC
39
iPhone
36
Nokia
32
Summary of classification
Put into Group
BB
HTC
iPhone
Nokia
Total N
N correct
Proportion
BB
30
0
0
0
30
30
1,000
N = 137
True Group
HTC iPhone
0
2
38
0
0
33
1
1
39
36
38
33
0,974
0,917
Nokia
0
0
0
32
32
32
1,000
N Correct = 133
Proportion Correct = 0,971
Squared Distance Between Groups
BB
0,0000
18,3297
11,7450
12,3174
BB
HTC
iPhone
Nokia
HTC
18,3297
0,0000
36,3361
11,4354
iPhone
11,7450
36,3361
0,0000
15,4697
Nokia
12,3174
11,4354
15,4697
0,0000
Linear Discriminant Function for Groups
Constant
ben01
ben02
ben03
fea04
fea05
fea06
fea07
fea08
fea09
fea10
fea11
muki12
musu13
dahan14
BB
-82,75
10,93
-0,32
-0,90
0,14
7,70
9,61
3,96
-2,47
-1,42
5,45
6,55
0,88
1,91
1,00
HTC
-41,96
8,32
-1,12
-0,20
1,72
4,86
5,36
2,28
-2,86
-0,85
4,26
4,47
0,77
2,15
1,47
iPhone
-110,50
14,41
-0,58
-2,17
3,04
8,12
10,55
3,89
-5,64
-2,48
7,81
8,79
-0,14
2,50
2,32
Nokia
-69,35
9,67
0,48
0,08
2,90
5,57
7,94
2,32
-4,86
-2,65
6,35
7,03
0,26
1,31
3,22
Summary of Misclassified Observations
Observation
74**
True Group
iPhone
Pred
Group
BB
83**
iPhone
BB
Group
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
Squared
Distance
20,97
40,89
21,33
26,62
18,48
40,24
Probability
0,528
0,000
0,441
0,031
0,501
0,000
93
Lanjutan Lampiran 1.
95**
iPhone
Nokia
126**
HTC
Nokia
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
18,49
36,28
12,754
17,794
8,237
8,108
41,87
22,86
39,70
22,32
0,499
0,000
0,048
0,004
0,459
0,489
0,000
0,432
0,000
0,568
94
Lampiran 2. Tampilan Misklasifikasi Data Mahasiswa
Discriminant Analysis: merek versus ben01; ben02; ...
Linear Method for Response: merek
Predictors: ben01; ben02; ben03; fea04; fea05; fea06; fea07; fea08;
fea09;
fea10; fea11; muki12; musu13; dahan14
Group
Count
BB
33
HTC
33
iPhone
33
Nokia
33
Summary of classification
Put into Group
BB
HTC
iPhone
Nokia
Total N
N correct
Proportion
BB
19
3
8
3
33
19
0,576
N = 132
True Group
HTC iPhone
4
3
26
4
2
24
1
2
33
33
26
24
0,788
0,727
Nokia
5
3
3
22
33
22
0,667
N Correct = 91
Proportion Correct = 0,689
Squared Distance Between Groups
BB
0,00000
4,63744
2,14733
3,31030
BB
HTC
iPhone
Nokia
HTC
4,63744
0,00000
7,30151
5,06184
iPhone
2,14733
7,30151
0,00000
4,38963
Nokia
3,31030
5,06184
4,38963
0,00000
Linear Discriminant Function for Groups
Constant
ben01
ben02
ben03
fea04
fea05
fea06
fea07
fea08
fea09
fea10
fea11
muki12
musu13
dahan14
BB
-35,677
2,304
-1,295
2,704
1,862
3,784
-1,281
3,441
0,521
0,132
0,086
0,008
2,057
1,919
1,791
HTC
-22,405
2,203
-1,337
2,322
2,027
3,113
-1,284
2,258
-0,738
0,363
0,528
-0,798
1,832
1,501
1,925
iPhone
-40,337
3,619
-1,786
2,037
2,952
3,517
-2,250
3,616
0,640
0,045
-0,365
0,190
2,123
2,563
2,112
Nokia
-35,441
1,667
-0,420
2,692
2,887
3,097
-2,265
3,564
-0,720
0,124
-0,095
0,122
2,117
1,980
3,138
95
Lanjutan Lampiran 2.
Summary of Misclassified Observations
Observation
5**
True Group
Nokia
Pred Group
HTC
6**
Nokia
BB
7**
Nokia
BB
8**
Nokia
BB
15**
Nokia
iPhone
16**
Nokia
iPhone
19**
Nokia
iPhone
22**
Nokia
HTC
30**
Nokia
BB
32**
Nokia
BB
33**
Nokia
HTC
35**
BB
iPhone
36**
BB
iPhone
37**
BB
iPhone
39**
BB
Nokia
Group
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
Squared
Distance
11,540
7,046
13,827
8,755
9,042
14,666
12,310
17,314
8,994
14,423
12,068
10,145
6,623
12,818
9,655
9,885
14,30
21,01
12,14
14,45
33,29
37,04
32,42
34,17
13,83
23,07
13,50
16,00
14,05
11,95
14,95
13,08
15,19
21,31
19,33
15,97
7,444
11,630
12,193
12,374
9,372
8,676
12,203
12,291
10,516
13,445
9,241
14,572
10,975
20,988
9,575
17,885
5,263
16,535
3,928
7,276
2,932
2,117
4,640
1,654
Probability
0,068
0,639
0,022
0,272
0,787
0,047
0,154
0,013
0,542
0,036
0,117
0,305
0,685
0,031
0,150
0,134
0,204
0,007
0,600
0,189
0,300
0,046
0,462
0,193
0,396
0,004
0,466
0,134
0,163
0,467
0,104
0,266
0,540
0,025
0,068
0,366
0,768
0,095
0,072
0,065
0,346
0,490
0,084
0,080
0,307
0,071
0,581
0,040
0,328
0,002
0,660
0,010
0,301
0,001
0,587
0,110
0,207
0,312
0,088
0,393
96
Lanjutan Lampiran 2.
41**
BB
HTC
46**
BB
iPhone
47**
BB
iPhone
48**
BB
Nokia
52**
BB
iPhone
53**
BB
HTC
54**
BB
iPhone
55**
BB
HTC
62**
BB
Nokia
66**
BB
iPhone
72**
iPhone
BB
76**
iPhone
HTC
83**
iPhone
HTC
85**
iPhone
Nokia
86**
iPhone
HTC
88**
iPhone
HTC
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
2,526
1,966
4,841
3,793
7,583
17,532
6,658
10,182
7,583
17,532
6,658
10,182
16,33
17,68
18,45
14,17
16,66
24,09
12,19
17,08
10,668
7,860
13,217
14,218
9,550
15,492
8,439
12,468
14,38
12,52
14,13
14,17
11,63
13,22
12,62
10,37
13,58
19,60
12,33
20,98
5,706
15,906
6,018
7,874
19,05
18,92
22,33
27,26
10,899
9,927
12,086
10,727
13,152
13,426
12,946
9,084
21,58
20,02
21,46
24,05
16,73
14,67
19,18
15,22
0,316
0,418
0,099
0,167
0,349
0,002
0,554
0,095
0,349
0,002
0,554
0,095
0,208
0,106
0,072
0,613
0,090
0,002
0,835
0,073
0,181
0,738
0,051
0,031
0,330
0,017
0,576
0,077
0,174
0,438
0,196
0,192
0,254
0,115
0,154
0,477
0,340
0,017
0,635
0,008
0,455
0,003
0,389
0,154
0,439
0,469
0,085
0,007
0,234
0,381
0,129
0,255
0,094
0,082
0,104
0,720
0,220
0,481
0,234
0,064
0,161
0,450
0,047
0,342
97
Lanjutan Lampiran 2.
92**
iPhone
BB
96**
iPhone
Nokia
98**
iPhone
BB
102**
HTC
iPhone
109**
HTC
BB
110**
HTC
BB
112**
HTC
iPhone
113**
HTC
BB
124**
HTC
BB
131**
HTC
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
10,59
17,15
12,26
15,00
10,054
16,741
10,839
8,805
5,706
15,906
6,018
7,874
11,613
8,640
7,777
8,854
8,994
14,423
12,068
10,145
8,283
9,093
14,857
12,190
14,44
13,12
12,17
17,87
9,602
9,614
10,882
12,590
17,24
17,85
18,76
20,96
2,932
2,117
4,640
1,654
0,632
0,024
0,275
0,070
0,279
0,010
0,189
0,522
0,455
0,003
0,389
0,154
0,062
0,273
0,420
0,245
0,542
0,036
0,117
0,305
0,542
0,361
0,020
0,077
0,161
0,311
0,500
0,029
0,364
0,362
0,192
0,082
0,425
0,312
0,198
0,066
0,207
0,312
0,088
0,393
Results for: pria miskualifikasi I
MTB > New.
Results for: Worksheet 27
MTB > Name c16 "FITS1"
MTB > Discriminant 'merek' 'ben01'-'dahan14';
SUBC>
Fits 'FITS1'.
Discriminant Analysis: merek versus ben01; ben02; ...
Linear Method for Response: merek
Predictors: ben01; ben02; ben03; fea04; fea05; fea06; fea07; fea08;
fea09;
fea10; fea11; muki12; musu13; dahan14
98
Lanjutan Lampiran 2.
Group
Count
BB
19
HTC
26
iPhone
24
Nokia
22
Summary of classification
Put into Group
BB
HTC
iPhone
Nokia
Total N
N correct
Proportion
BB
17
1
1
0
19
17
0,895
N = 91
True Group
HTC iPhone
2
1
24
0
0
22
0
1
26
24
24
22
0,923
0,917
Nokia
0
1
0
21
22
21
0,955
N Correct = 84
Proportion Correct = 0,923
Squared Distance Between Groups
BB
0,0000
8,6844
8,4357
12,3476
BB
HTC
iPhone
Nokia
HTC
8,6844
0,0000
17,6326
10,8414
iPhone
8,4357
17,6326
0,0000
13,4279
Nokia
12,3476
10,8414
13,4279
0,0000
Linear Discriminant Function for Groups
Constant
ben01
ben02
ben03
fea04
fea05
fea06
fea07
fea08
fea09
fea10
fea11
muki12
musu13
dahan14
BB
-44,830
3,945
-0,918
0,463
3,126
5,379
-0,245
4,583
2,002
-0,122
-1,281
-0,041
3,757
0,457
1,319
HTC
-25,567
3,607
-1,189
0,292
3,463
3,812
-0,478
3,174
-0,205
0,106
-0,579
-0,621
2,678
0,357
2,140
iPhone
-57,953
6,343
-1,609
-1,641
5,645
4,553
-1,515
5,732
2,172
-0,606
-2,470
0,651
3,792
2,278
2,192
Nokia
-43,123
2,939
0,595
-0,149
5,323
2,691
-2,550
5,212
0,277
-0,843
-1,564
1,084
3,036
1,652
4,287
Summary of Misclassified Observations
Observation
9**
True Group
Nokia
Pred Group
HTC
23**
BB
HTC
25**
BB
iPhone
Group
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Squared
Distance
5,744
3,483
9,892
3,838
11,83
11,44
21,96
14,85
10,31
26,93
10,28
Probability
0,147
0,454
0,018
0,380
0,409
0,497
0,003
0,090
0,495
0,000
0,504
99
Lanjutan Lampiran 2.
51**
iPhone
Nokia
60**
iPhone
BB
82**
HTC
BB
89**
HTC
BB
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
22,50
17,431
11,510
10,337
9,564
25,47
25,96
27,13
40,18
12,00
12,67
15,74
18,02
16,99
17,06
23,41
29,07
0,001
0,009
0,182
0,327
0,481
0,451
0,353
0,196
0,000
0,521
0,373
0,081
0,026
0,498
0,481
0,020
0,001
Results for: pria miskualifikasi II
MTB > New.
Results for: Worksheet 28
MTB > Name c16 "FITS1"
MTB > Discriminant 'merek' 'ben01'-'dahan14';
SUBC>
Fits 'FITS1'.
Discriminant Analysis: merek versus ben01; ben02; ...
Linear Method for Response: merek
Predictors: ben01; ben02; ben03; fea04; fea05; fea06; fea07; fea08;
fea09;
fea10; fea11; muki12; musu13; dahan14
Group
Count
BB
17
HTC
24
iPhone
22
Nokia
21
Summary of classification
Put into Group
BB
HTC
iPhone
Nokia
Total N
N correct
Proportion
N = 84
BB
16
1
0
0
17
16
0,941
True Group
HTC iPhone
1
0
23
0
0
22
0
0
24
22
23
22
0,958
1,000
Nokia
0
1
0
20
21
20
0,952
N Correct = 81
Proportion Correct = 0,964
Squared Distance Between Groups
BB
HTC
iPhone
Nokia
100
Lanjutan Lampiran 2.
BB
HTC
iPhone
Nokia
0,0000
12,0992
10,1540
14,9636
12,0992
0,0000
26,0638
13,2397
10,1540
26,0638
0,0000
16,4222
14,9636
13,2397
16,4222
0,0000
Linear Discriminant Function for Groups
Constant
ben01
ben02
ben03
fea04
fea05
fea06
fea07
fea08
fea09
fea10
fea11
muki12
musu13
dahan14
BB
-56,475
4,608
-1,422
-0,948
5,106
8,331
-0,403
6,536
2,123
-0,504
-2,712
1,055
5,135
-0,633
1,674
HTC
-29,711
3,990
-1,404
-0,566
4,588
5,355
-0,520
4,522
-0,048
-0,144
-1,228
0,137
3,419
-0,168
2,097
iPhone
-75,551
7,098
-1,857
-3,470
7,785
7,460
-1,841
8,868
2,540
-1,435
-3,680
2,253
5,209
1,215
2,505
Nokia
-52,154
3,487
0,418
-1,693
6,902
4,604
-3,019
7,753
0,595
-1,445
-2,495
2,358
4,017
0,968
4,553
Summary of Misclassified Observations
Observation
16**
True
Group
Nokia
Pred
Group
HTC
33**
BB
HTC
66**
HTC
BB
Group
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
BB
HTC
iPhone
Nokia
Squared
Distance
13,47
12,90
28,16
12,95
25,45
23,10
44,78
35,78
5,837
5,881
13,609
11,697
Probability
0,276
0,367
0,000
0,357
0,235
0,763
0,000
0,001
0,487
0,477
0,010
0,026
Results for: pria miskualifikasi III
MTB > New.
Results for: Worksheet 29
MTB > Name c17 "FITS2"
MTB > Discriminant 'merek' 'ben01'-'dahan14';
SUBC>
Fits 'FITS2'.
Discriminant Analysis: merek versus ben01; ben02; ...
Linear Method for Response: merek
Predictors: ben01; ben02; ben03; fea04; fea05; fea06; fea07; fea08;
fea09;
101
Lanjutan Lampiran 2.
fea10; fea11; muki12; musu13; dahan14
Group
Count
BB
16
HTC
23
iPhone
22
Nokia
20
Summary of classification
Put into Group
BB
HTC
iPhone
Nokia
Total N
N correct
Proportion
BB
16
0
0
0
16
16
1,000
N = 81
True Group
HTC iPhone
0
0
22
0
0
22
1
0
23
22
22
22
0,957
1,000
Nokia
0
0
0
20
20
20
1,000
N Correct = 80
Proportion Correct = 0,988
Squared Distance Between Groups
BB
0,0000
15,5387
10,2973
16,6253
BB
HTC
iPhone
Nokia
HTC
15,5387
0,0000
31,0906
15,5535
iPhone
10,2973
31,0906
0,0000
17,2648
Nokia
16,6253
15,5535
17,2648
0,0000
Linear Discriminant Function for Groups
Constant
ben01
ben02
ben03
fea04
fea05
fea06
fea07
fea08
fea09
fea10
fea11
muki12
musu13
dahan14
BB
-70,196
7,159
-2,540
0,029
8,280
10,828
-3,126
7,825
4,129
-2,367
-3,991
-0,498
6,285
-1,474
3,049
HTC
-35,508
5,796
-2,105
-0,000
6,646
6,854
-2,322
5,424
1,221
-1,511
-1,932
-0,856
4,104
-0,799
3,190
iPhone
-91,422
9,976
-2,918
-2,527
11,040
9,945
-4,639
10,322
4,590
-3,486
-4,917
0,578
6,379
0,265
4,178
Nokia
-64,210
6,284
-0,470
-1,117
9,621
6,493
-5,311
9,104
2,237
-3,341
-3,358
0,951
4,912
0,115
6,207
Summary of Misclassified Observations
Observation
63**
True
Group
HTC
Pred
Group
Nokia
Group
BB
HTC
iPhone
Nokia
Squared
Distance
28,51
24,43
27,61
23,96
Probability
0,050
0,384
0,078
0,488
102
Lampiran 3. Tampilan Analisis Diskriminan Kelompok Mahasiswa
Discriminant Analysis: merek versus ben01; ben02; ...
Linear Method for Response: merek
Predictors: ben01; ben02; ben03; fea04; fea05; fea06; fea07; fea08;
fea09;
fea10; fea11; muki12; musu13; dahan14
Group
Count
BB
16
HTC
22
iPhone
22
Nokia
20
Summary of classification
Put into Group
BB
HTC
iPhone
Nokia
Total N
N correct
Proportion
N = 80
BB
16
0
0
0
16
16
1,000
True Group
HTC iPhone
0
0
22
0
0
22
0
0
22
22
22
22
1,000
1,000
N Correct = 80
Nokia
0
0
0
20
20
20
1,000
Proportion Correct = 1,000
103
Lampiran 4. Tampilan Analisis Diskriminan Kelompok Mahasiswi
Discriminant Analysis: merek versus ben01; ben02; ...
Linear Method for Response: merek
Predictors: ben01; ben02; ben03; fea04; fea05; fea06; fea07; fea08;
fea09;
fea10; fea11; muki12; musu13; dahan14
Group
Count
BB
30
HTC
38
iPhone
33
Nokia
32
Summary of classification
Put into Group
BB
HTC
iPhone
Nokia
Total N
N correct
Proportion
N = 133
BB
30
0
0
0
30
30
1,000
True Group
HTC iPhone
0
0
38
0
0
33
0
0
38
33
38
33
1,000
1,000
N Correct = 133
Nokia
0
0
0
32
32
32
1,000
Proportion Correct = 1,000
104
Lampiran 5. Tampilan Fungsi Diskriminan Kelompok Mahasiswa
Linear Discriminant Function for Groups
Constant
ben01
ben02
ben03
fea04
fea05
fea06
fea07
fea08
fea09
fea10
fea11
muki12
musu13
dahan14
BB
-74,105
7,674
-2,715
-0,627
10,470
11,450
-3,300
9,486
4,109
-3,637
-5,564
-0,242
5,443
-1,123
4,153
HTC
-36,626
6,077
-2,200
-0,384
7,906
7,213
-2,418
6,387
1,225
-2,253
-2,860
-0,698
3,605
-0,594
3,819
iPhone
-99,350
10,683
-3,167
-3,394
14,056
10,865
-4,876
12,612
4,577
-5,228
-7,088
0,915
5,250
0,717
5,696
Nokia
-69,253
6,874
-0,694
-1,825
12,032
7,252
-5,480
10,932
2,245
-4,734
-5,109
1,215
4,009
0,480
7,389
105
Lampiran 6. Tampilan Fungsi Diskriminan Kelompok Mahasiswi
Linear Discriminant Function for Groups
Constant
ben01
ben02
ben03
fea04
fea05
fea06
fea07
fea08
fea09
fea10
fea11
muki12
musu13
dahan14
BB
-86,89
11,04
0,37
-1,33
1,45
7,33
9,81
3,29
-2,76
-1,05
6,29
7,35
0,19
2,48
1,45
HTC
-44,38
8,40
-0,55
-0,53
2,67
4,50
5,49
1,69
-2,99
-0,53
4,97
5,10
0,27
2,55
1,80
iPhone
-121,45
14,66
0,59
-2,78
5,25
7,44
10,99
2,82
-6,21
-1,87
9,19
10,01
-1,44
3,46
3,12
Nokia
-75,11
9,82
1,38
-0,38
4,58
5,02
8,27
1,57
-5,32
-2,20
7,37
7,93
-0,83
2,04
3,81
Download