PENGARUH EKSTRAK ETANOL CIPLUKAN TERHADAP PENURUNAN KADAR THYROID STIMULATING HORMONE (TSH) TIKUS JANTAN GALUR WISTAR INDUKSI PROPYLTHIOURACIL Ciplukan Ethanol Extract to Decrease Thyroid Stimulating Hormone (TSH) Levels in Propylthiouracil Induced Male Wistar Rats Taufiq Hidayat*1, Alfien Susbiantonny1, Dyah Yunitawati1 1 Balai Litbang GAKI Kavling Jayan, Borobudur, Magelang * e-mail: [email protected] Submitted: April 6, 2015, revised: November 27, 2015, approved: December 3, 2015 ABSTRACT Background. Physalis angulata L (ciplukan) studied as herbal medicine has extensive influence in the body and show a positive effect on the function of the thyroid gland. Objective. This study examined the effect of ciplukan ethanol extract (CEE) to decrease Thyroid Stimulating Hormone (TSH) induced propylthiouracil (PTU) in rats. Method. This experimental randomized pre test post test control design used 49 male 3-6 months wistar rats with average body weight of 200±60 grams. Group divided into seven: (+) control group with thyrax 0.009 mg/kgBW, (-) control group with no intervension, P1:CEE 0.1 g/kgBW, P2:0.2 g/kgBW, P3:0.4 g/ kgBW, P4:0.8 g/kgBW, and P5:1.6 g/kgBW interventions for 6 weeks. Data analyzed by anova, paired samples T test, and ancova. Results. The (+) control group P1, P2, P3, P4, P5 groups decreased its TSH level in reference range. Ancova statistical test showed that TSH levels decreased after intervention was influenced by levels of TSH and variations of treatment (p<0,05). The P1, P2, P3, P4, and P5 groups were not significantly different than (+) control group (p>0,05). LSD Posthoc test showed that decreased of TSH levels on P5, P4, and P3 groups were better than (+) control group (p<005). Conclusion. The P5 (dose: CEE 1.6 g/kgBW), P4 (dose: CEE 0.8 g/ kgBW), and P3 (dose: CEE 0.4 g/kgBW) groups were better for lowering TSH levels of male wistar rats. Keywords: hypothyroid, IDD, ciplukan, thyroid, TSH, ciplukan extract ABSTRAK Latar Belakang. Ciplukan (Physalis angulata L) merupakan tanaman yang banyak diteliti sebagai obat herbal dan memiliki efek positif pada fungsi tiroid dengan meningkatkan kadar hormon tiroid. Tujuan. Penelitian ini bertujuan menilai pengaruh ekstrak etanol ciplukan (EEC) dalam menurunkan kadar Thyroid Stimulating Hormone (TSH) tikus setelah induksi propylthiouracil (PTU). Metode. Penelitian eksperimental murni ini menggunakan rancangan control group pre test post test design dengan 49 tikus jantan galur Wistar umur 3-4 bulan dengan berat badan 200±60 gram. Kelompok penelitian terbagi tujuh: kontrol (+): thyrax 0.009 mg/kgBB, kontrol (-): tidak ada Intervensi, P1: EEC 0.1 g/kgBB, P2: 0.2 g/kgBB, P3: 0.4 g/ kgBB, P4: 0.8 g/kgBB, P5: 1.6 g/kgBB selama 6 minggu. Analisis data menggunakan anova, paired samples T test, dan ancova. Hasil. Rerata kadar TSH kontrol (+), P1, P2, P3, P4, P5 turun dalam batas nilai rujukan. Uji Ancova menunjukkan penurunan bermakna kadar TSH setelah intervensi dipengaruhi oleh kadar TSH sebelum intervensi dan variasi perlakuan (p<005). Selisih (Δ) rerata kadar TSH pada P1, P2, P3, P4, dan P5 tidak berbeda bermakna dengan kontrol (+) (p>0,05). Uji post hoc 11 MGMI MGMIVol. Vol.7,7,No. No.1,1,Desember Desember2015: 2015:11-24 1-10 berpengaruh lebih lebih besar menurunkan LSD menunjukkan kelompok P5, P4, dan P3 P3berpengaruh kadar TSH dibandingkan kontrol (+) (p<0,05). Kesimpulan. Kelompok P5 (dosis: EEC 1.6 g/kgBB), P4 (dosis: EEC 0.8 g/kgBB), dan P3 (dosis: EEC 0.4 g/kgBB) memiliki pengaruh lebih baik menurunkan kadar TSH tikus jantan galur Wistar. Kata kunci: hipotiroid, GAKI, ciplukan, tiroid, TSH,ekstrak ciplukan PENDAHULUAN PENDAHULUAN untuk pemeriksaan awal mengalami gangguan WHO memperkirakan 2 juta orang atau sekitar 35 persen populasi dunia WHO memperkirakan 2 juta orang fungsi tiroid dengan mengukur kadar TSH kekurangan iodium. Iodium merupakan komponen essensial untuk pembentukan hormon atau sekitar 35 persen populasi dunia sampel Kadar TSH yanghormon tinggi tiroid. Kekurangan iodium kronis akan berdampak padadarah. berkurangnya produksi 1,2 mengalami kekurangan iodium.merupakan Iodium mengindikasikan kelenjar tiroid sering gagal Hipotiroid gangguan fungsi tiroid yang paling tiroid atau hipotiroid. merupakan komponen essensial untuk macam karena suatu masalah dijumpai, dapat muncul dengan berbagai manifestasi klinis dariyang ringanlangsung sampai 9 1,2 pembentukan hormon tiroid. Kekurangan mempengaruhi tiroid. Pemeriksaan serum dengan berat, diantaranya adalah gondok endemik. Hipotiroid juga dapat menyebabkan iodium kronis pada dengan TSH kegagalan merupakanmultiorgan. indikator 3,4,5. paling sensitif komplikasi berat akan berupaberdampak koma myxedema berkurangnya dapat produksi tiroid dan paling spesifik dari hipotiroid efek biologis Hipotiroidisme terjadihormon karena berbagai macam sebab. Penyebab yang 1,2 atau hipotiroid. Hipotiroid konsentrasi hormon tiroid aktif di jaringan sering dijumpai adalah prosesmerupakan primer, dimana gangguan pada fungsi kelenjar tiroid gangguan fungsi tiroid yang paling sering yaitu T3 (triiodothyronine). TSH tidak menyebabkan produksi hormon oleh kelenjar tiroid tidak mencukupi. Selain itu dapat dijumpai, berbagai diproduksi dan disintesis kelenjar juga terjadidapat akibatmuncul prosesdengan sekunder atau tersier, dimana gangguan sekresi oleh hormon tiroid macam manifestasi klinis dari ringan tiroid, namun demikian berhubungan dengan gangguan sekresi thyroid stimulating hormone (TSH) pemeriksaan oleh kelenjar sampai dengan berat,gangguan diantaranya adalah thyrotropin kadar TSHreleasing lebih akurat dan lebih sensitif hipofisis atau akibat pelepasan hormone (TRH) oleh 1,6,7,8 1,2 Hipotiroid juga dapat gondok endemik. dalam mengukur fungsi tiroid, sedangkan hipotalamus. menyebabkan berat peningkatan berupa serum T4 bebas padahormone) aktifitas Hipotiroid selalukomplikasi ditandai dengan kadar TSH (thyroid fokus stimulating 10,11 koma myxedema dengan kegagalan sekresi T4 olehThyroid kelenjar tiroid. Hanya American Association (ATA) yangrendah/ di bawah batas nilai rujukan.1,8The 3,4,5 multiorgan. pemeriksaan kadar TSH (2014), merekomendasikan cara terbaik untukdengan pemeriksaan awal gangguan fungsisangat tiroid Hipotiroidisme dapat terjadi karena tepat dilakukan untuk skrining penyakit dengan mengukur kadar TSH sampel darah. Kadar TSH yang tinggi mengindikasikan berbagai tiroid macam tiroid primer penyakit akibat tiroid, kelenjar gagalsebab. karenaPenyebab suatu masalah yang atau langsung mempengaruhi 9 hipotiroid yang sering dijumpai adalah indikator monitoring selama terapi hipotiroid primer, Pemeriksaan serum TSH merupakan paling sensitif dan paling spesifik tiroid. proses gangguan memberikan tekanan terapi hormon tiroid dari efekprimer, biologisdimana konsentrasi hormonpada tiroid aktif di jaringan yaitu T3 (triiodothyronine). fungsi kelenjar tiroid menyebabkan pada kanker tiroid, dan diagnosis banding TSH tidak diproduksi dan disintesis oleh kelenjar tiroid, namun demikian pemeriksaan produksi hormon kelenjar tiroidsensitif tidak dalam hipotiroid primer dari hipotiroid skunder.10 kadar TSH lebih oleh akurat dan lebih mengukur fungsi tiroid, sedangkan mencukupi. Selain itu pada dapataktifitas juga terjadi harian Hanya dengan serum T4 bebas fokus sekresi T4 olehLevothyroxine kelenjar tiroid.10,11dosis akibat proses sekunder atau tepat tersier, merupakan obat pilihan pemeriksaan kadar TSH sangat dilakukan untuk skrining penyakituntuk tiroid pasien primer dimana gangguan sekresi hormon tiroid hipotiroidisme. Banyak pasien terapi atau penyakit akibat tiroid, monitoring selama terapi hipotiroid primer, memberikan berhubungan gangguan sekresitiroid, levothyroxine jangka panjang tetap primer dalam tekanan terapi dengan hormon tiroid pada kanker dan diagnosis banding hipotiroid 10 Thyroid Stimulating Hormone (TSH) oleh keadaan hipotiroid tanpa ada kemajuan dari hipotiroid skunder. kelenjar hipofisis akibat gangguan dalamuntuk terapi. kegagalan Levothyroxine dosisatau harian merupakan obat pilihan pasienPenyebab hipotiroidisme. Banyak pelepasan Thyrotropin Releasing Hormone tersebut sebagian besar merupakan pasien terapi levothyroxine jangka panjang tetap dalam keadaan hipotiroid tanpa ada 1,6,7,8 (TRH) olehdalam hipotalamus. akibat ketidakpatuhan terhadap terapi kemajuan terapi. Penyebab kegagalan tersebut sebagian besar merupakan Hipotiroid selaluterhadap ditandaiterapi dengan levothyroxine. meakibat ketidakpatuhan levothyroxine. BanyakBanyak penelitianpenelitian menunjukkan, peningkatan kadar TSH (Thyroid nunjukkan, bahwa 40 persen pasien bahwa sekitar 40% pasien hipotiroid tidak terobati dengan baik,sekitar dan sekitar 40 persen Stimulating Hormone) yang rendah/ di hipotiroid tidak terobati dengan baik, dan pasien mendapatkan pengobatan secara berlebihan. Keadaan ini sering terjadi terutama 1,8 bawahorang batas nilai rujukan. Themengevaluasi sekitar 40339 persen pasien mendapatkan Sebuah studi pasien hipotiroid berusia ≥ pada tua.3,4,5,12,13,14,15 American Thyroid Association pengobatan berlebihan. 65 tahun menunjukkan bahwa lebih (ATA) dari 40 persen pasiensecara memiliki kadar TSHKeadaan rendah 5,15 (2014), merekomendasikan terbaik ini sering terjadi terutama pada orang dan 16 persen memiliki kadar cara TSH tinggi. 212 Pengaruh Ekstrak Etanol Ciplukan.... (Hidayat T, Susbiantonny A, Yunitawati D) tua.3,4,5,12,13,14,15 Sebuah studi mengevaluasi 339 pasien hipotiroid berusia ≥ 65 tahun menunjukkan bahwa lebih dari 40 persen pasien memiliki kadar TSH rendah dan 16 persen memiliki kadar TSH tinggi.5,15 Sebuah studi di Brasil pada pasien hipotiroid tidak terkontrol menunjukkan, bahwa lebih dari 80 persen subyek tidak mengikuti petunjuk dokter karena keterbatasan dan ketidaknyamanan selama pengobatan. Diantara yang menjadi penyebabnya adalah menunggu waktu selama 30 menit sebelum makan, keharusan menghindari obat lain yang dapat mengganggu penyerapan levothyroxine, seperti: besi sulfat, kalsium karbonat, sequestran asam empedu, aluminium hidroksida antasida, sukralfat, sodium polystyrene sulfonate dan raloxifene. Metabolisme levothyroxine juga dapat terganggu akibat obat lain, seperti: anti kejang carbamazepine, fenitoin, dan fenobarbital.12,16,17 Pengobatan alternatif yang murah, mudah didapat dan minum efek samping sangat dibutuhkan saat ini. Perkembangan ilmu pengobatan telah menghantarkan pada pengobatan herbal menjadi sangat populer. Banyak studi telah dilakukan untuk meneliti berbagai manfaat dari tanaman famili Solanaceae genus Physalis sebagai bahan herbal, diantaranya untuk menurunkan gula darah, pengobatan terhadap penyakit akibat virus dan mikroba, obat batuk, obat rematik, obat anti muntah, peluruh batu ginjal, pengobatan hepatitis, menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol, mencegah pembuahan, menurunkan kesuburan pada pria, obat penurun panas, antioksidan, dan menstimulasi saraf.18,19,20,21,22,23,24Mahmood Vessal (1995) telah membuktikan manfaat tanaman famili Solanaceae dari genus Physalis, yaitu Physalis alkekengi yang diinjeksikan intraperiotonel pada tikus betina dewasa menurunkan 50 persen aktifitas lysyl-aminopeptidase (Lys-AP) pada hipofisis/ pituitari dan 40 persen aktifitas basomedial hypothalamus 25 (BMH). Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud memberikan alternatif pengobatan hipotiroid dengan bahan herbal bersumber dari tanaman famili Solanaceae dari genus Physalis yang banyak tumbuh di Indonesia yaitu Physalis angulata L (ciplukan). Ciplukan merupakan salah satu tanaman yang banyak diteliti sebagai obat herbal dan memiliki pengaruh yang luas di dalam tubuh, termasuk efek positif pada fungsi kelenjar tiroid diantaranya meningkatkan kadar hormon triiodotironine (T3) dan thyroxine (T4) pada keadaan tubuh yang sehat.25 Hasil penelitian sebelumnya juga diketahui, bahwa perasan buah ciplukan memiliki kemampuan dalam meningkatkan kadar hormon free T4 (fT4) pada mencit normal.26 Penelitian pengaruh Physalis angulata L (ciplukan) terhadap penurunan kadar TSH saat ini belum pernah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah menilai pengaruh Ekstrak Etanol Ciplukan (EEC) terhadap perubahan kadar TSH yang meningkat akibat induksi PTU pada tikus jantan galur Wistar. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah eksperimental murni dengan rancangan control group pre test post test. Pelaksanaan penelitian di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) IV UGM Yogyakarta, dan pemeriksaan kadar TSH dilakukan di Laboratorium Biokimia Balai Litbang 13 MGMI Vol. 7, No. 1, Desember 2015: 11-24 GAKI Magelang. Penelitian ini telah random sampling (acak sederhana) mendapatkan persetujuan dari Komisi tikus jantan galur Wistar sehat tanpa Etik Badan Litbangkes dengan surat kelainan anatomis, berumur 3-4 bulan Persetujuan Etik (Ethical Approval) tanggal dengan rerata berat badan 200±60 gram, 4 juli 2014 LB.02.01/5.2/KE.238/2014. dan belum pernah digunakan dalam Penelitian ini merupakan uji pre penelitian yang dikembangbiakkan di klinis dengan sampel penelitian Unit Pengembangan Hewan Percobaan menggunakan tikus jantan galur Wistar. (UPHP) UGM diambil acak dari populasi Keseragaman jenis kelamin sampel tersebut, kemudian dimasukkan dalam penelitian dilakukan untuk menjaga kelompok sampai terpenuhi jumlah tiap homogenitas sampel dan kesetabilan kelompoknya. Kelompok dalam penelitian dalam fisiologi sistem endokrin dan ini terbagi menjadi: kontrol (+), kontrol (-), metabolik. Tikus jantan galur Wistar dan 5 kelompok perlakuan.27 yang digunakan dalam penelitian ini Seluruh sampel dalam kelompok berumur antara 3-4 bulan dengan rerata penelitian diadaptasikan selama 1 (satu) berat badan 200±60 gram. Seluruh minggu, ditempatkan per kelompok di sampel penelitian dikembangbiakkan di dalam kandang dengan suhu antara 21Unit Pengembangan Hewan Percobaan 240 celcius. Kandang dibersihkan dari (UPHP) UGM. kotoran tikus sehari sekali dan diberi Penentuan besar sampel mengmakanan ransum biasa (menggunakan gunakan rumus (besar sampel untuk komposisi pakan Ain 93) sebanyak 5 variabel kontinyu) dengan menggunakan gram/100 gramBB/hari dengan pakan rumus Shah, H. sample size in animal yang dibuat di Laboratorium Penelitian 27 studies. Hasil perhitungan besar sampel dan Pengujian Terpadu (LPPT) IV UGM Tabel Komponen dan Komposisi diperoleh 7 1. kelompok perlakuan dengan Pakan Yogyakarta (Tabel 1). Sumber air minum jumlah tikus dalamKomponen tiap kelompok adalah 7 adalah aquades sebanyak Komposisi8 ml/hari/100 ekor, ditambah 3 ekor sebagai cadangan gram BB. Tepung Jagung 464,27 gr drop out. Dengan metode simple Kasein Dextrin Jagung Tabel 1.Tepung Komponen dan Komposisi PakanPakan Tabel 1. Komponen dan Komposisi Sukrosa Komponen Minyak Kedelai Komponen Serat Tepung Jagung Campuran Mineral Kasein Campuran Vitamin Dextrin Tepung Jagung L-metionin Sukrosa L-sistin Minyak Kedelai Kolin bitartrat Serat TBHQ Campuran Mineral Campuran Vitamin L-metionin L-sistin Kolin bitartrat TBHQ Total 140,00 gr 155,00 gr 100,00 gr Komposisi Komposisi 40,00 gr 50,00 gr 464,27 gr 35,00 gr 140,00 gr 10,00 gr 155,00 gr 1,12 gr 100,00 gr 2,10 gr 40,00 2,50 gr gr 50,00 gr 8,00 mg 35,00 gr 10,00 gr 1,12 gr 2,10 gr 2,50 gr 8,00 mg 1000,0 gr 14 Untuk meningkatkan kadar TSH sampel penelitian diberikan oral propylthiouracil Total dosis 54mg/kgBB, menggunakan 1000,0 gr melalui sonde dengan PTU lebih efektif dalam menghambat hormon tiroid, menjadikan hipotiroid.28 Antitiroid propylthiouracil 54 mg/kgBB Pengaruh Ekstrak Etanol Ciplukan.... (Hidayat T, Susbiantonny A, Yunitawati D) Untuk meningkatkan kadar TSH sampel penelitian diberikan oral propylthiouracil melalui sonde dengan dosis 54mg/kgBB, menggunakan PTU lebih efektif dalam menghambat hormon tiroid, menjadikan hipotiroid.28 Antitiroid propylthiouracil 54 mg/kgBB diberikan selama 3 minggu setiap hari pada pukul 10.00 WIB.29 Pengukuran kadar TSH dilakukan pada minggu ke-1 setelah sampel penelitian diadaptasikan selama 1 minggu, selanjutnya pada minggu ke-4 setelah induksi oral PTU selama 3 minggu, dan pada minggu ke-10 setelah intervensi selama 6 minggu. Pengambilan spesimen darah melalui sinus orbitalis (bagian pojok mata) sebanyak 2 cc dilakukan oleh teknisi terlatih LPPT IV UGM Yogyakarta dengan menggunakan tabung mikrohematokrit yang mengandung EDTA (sebagai antikoagulan), selanjutnya diputar dengan kecepatan 2500 RPM sehingga didapatkan serum. Serum selanjutnya dimasukkan ke dalam tabung serum untuk disimpan di freezer pada suhu -20 0C sampai analisa selanjutnya di laboratorium biokimia Balai Litbang GAKI Magelang. Penentuan kadar TSH dilakukan dengan metode enzym linked immunosorben assay (ELISA). Intervensi sampel dalam kelompok penelitian meliputi: kontrol (+) diberi thyrax (levothyroxine) 0.009 mg/kg BB, kelompok kontrol (-) tidak dilakukan intervensi apapun, kelompok P1 diberi ekstrak etanol ciplukan (EEC) dosis 0.1 g/ kgBB, kelompok P2 diberi EEC dosis 0.2 g/kgBB, kelompok P3 diberi EEC dosis 0.4 g/kgBB, kelompok P4 diberi EEC dosis 0.8 g/kgBB, dan kelompok P5 diberi EEC dosis 1.6 g/kgBB. Pelaksanaan intervensi dilakukan selama 6 minggu setiap hari pada pukul 10.00 WIB.30 Dosis thyrax dan ekstrak etanol ciplukan berdasarkan data empiris yang dipakai pada manusia untuk selanjutnya dikonversikan terhadap tikus.28 Pemberian thyrax (levothyroxine) dan EEC dilakukan secara oral menggunakan sonde. EEC dibuat di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) I UGM Yogyakarta. Tanaman ciplukan diperoleh dari seorang pedagang di Pasar Bringharjo Yogyakarta yang menanam dan merawat sendiri tanaman ciplukan tersebut di pekarangan rumahnya di Kabupaten Sleman. Pembuatan ekstrak ciplukan dilakukan secara maserasi yaitu ekstraksi zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk dalam pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada suhu dari kamar terlindung dari cahaya, dan pelarut akan masuk ke dalam sel tanaman melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan didalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh pelarut dengan konsentrasi redah (proses difusi). Tanaman ciplukan utuh (akar, batang, daun dan buah) lebih dahulu dibuat serbuk, dibutuhkan sebanyak 3 kg serbuk tanaman ciplukan, kemudian direndam dalam larutan ethanol 70 persen sebanyak 5 liter, didiamkan selama 5 hari, kemudian diektraksi, dan didapat Ektrak Etanol Ciplukan (EEC) sebanyak 900 gram.31 Semua analisis statistik menggunakan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 16. Uji one way anova digunakan untuk mengetahui perbandingan rerata kadar TSH dalam kelompok penelitian pada minggu ke-1, minggu ke-4, minggu ke-10 dan selisih (Δ) rerata kadar TSH minggu ke-10 15 MGMI Vol. 7, No. 1, Desember 2015: 11-24 dan minggu ke-4. Uji one way anova dilanjutkan dengan Posthoc LSD. Uji Paired Sample T test dilakukan untuk mengetahui perubahan rerata kadar TSH kelompok penelitian pada minggu ke-4 dan minggu ke-10. Uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov dan uji homogenitas varian menggunakan Levene. HASIL Penelitian ini dilakukan selama 10 minggu, dengan alasan untuk membuat tikus menjadi hipotiroid dengan pemberian PTU, akan berubah menjadi hipotiroid membutuhkan waktu 4 minggu, dan untuk menjadikan tikus itu kembali normal untuk pemberian obat membutuhkan waktu 6 minggu, dikarenakan waktu paruh PTU besar, dan proses metabolisme pembentukan hormon tiroid lama.32,33 Penelitian ini menggunakan tujuh kelompok tikus jantan galur Wistar. Masingmasing kelompok terdiri dari 7 ekor tikus dengan 3 ekor tikus sebagai cadangan dropout. Selama pelaksanaan penelitian tidak ada sampel dropout. Pengukuran kadar TSH dilakukan 3 kali, yaitu: pada minggu ke-1, minggu ke-4, dan minggu ke-10 penelitian. Pengambilan sampel darah untuk pengukuran kadar TSH pada minggu ke-1 dilakukan setelah semua sampel penelitian diadaptasikan selama 1 minggu. Hasil uji anova menunjukkan perbedaan bermakna rerata kadar TSH antar kelompok penelitian (p<0,05). Hasil uji posthoc LSD rerata kadar TSH pada minggu ke-1 dapat dilihat pada tabel 2, perbedaan bermakna rerata kadar TSH antar kelompok penelitian ditunjukkan dengan ketidaksamaan notasi yang 16 terkandung (p<0,05). Rerata kadar TSH tertinggi ditemukan pada kelompok kontrol (+), sedangkan terendah pada kelompok kontrol (-). Rerata kadar TSH semua kelompok penelitian di bawah batas nilai rujukan <0.36 µIU/L (0.36 – 3.47 µIU/L). Pengukuran kadar TSH selanjutnya dilakukan pada minggu ke-4 setelah pemberian PTU selama 3 minggu. Uji anova menunjukkan perbedaan bermakna rerata kadar TSH kelompok penelitian pada minggu ke-4 (p<0,05). Hasil uji post hoc LSD rerata kadar TSH pada minggu ke-4 dapat dilihat pada tabel 2, perbedaan bermakna rerata kadar TSH antar kelompok penelitian ditunjukkan dengan ketidaksamaan notasi yang terkandung (p<0,05). Rerata kadar TSH tertinggi ditemukan pada kelompok P5, sedangkan terendah pada kelompok P1. Setelah induksi oral PTU selama 3 minggu terjadi peningkatan rerata kadar TSH. Rerata kadar TSH semua kelompok penelitian pada minggu ke-4 berada di atas batas nilai rujukan >3.47 µIU/L. (0.36 – 3.47 µIU/L). Karakteristik kadar TSH sampel penelitian sebelum dan setelah pemberian PTU dapat dilihat pada Tabel 2. Penelitian ini menggunakan antitiroid PTU untuk meningkatkan kadar TSH sampel penelitian. Uji Paired sample T test dilakukan untuk mengetahui perubahan rerata kadar TSH setelah pemberian PTU selama 3 minggu. Hasil uji Paired sample T test menunjukkan oral PTU 54 mg/ kgBB/hari selama 3 minggu meningkatkan rerata kadar TSH tikus jantan galur Wistar secara bermakna (p<0,05). Hasil uji Paired sample T test rerata kadar TSH minggu ke-1 dan minggu ke-4 dapat dilihat pada Tabel 3. pada kelompok P1. Setelah induksi oral PTU selama 3 minggu terjadi peningkatan rerata pada P1. kadar Setelah induksi PTU selama 3 minggu terjadi ke-4 peningkatan kadar kelompok TSH. Rerata TSH semuaoral kelompok penelitian pada minggu berada direrata atas kadar Rerata kadar semua kelompok pada minggukadar ke-4 berada di atas batas TSH. nilai rujukan >3.47TSH µIU/L. (0.36 – 3.47penelitian µIU/L). Karakteristik TSH sampel batas nilaisebelum rujukandan >3.47 µIU/L. (0.36 –PTU 3.47dapat µIU/L). Karakteristik kadar TSH sampel pada tabel 2. penelitian setelah pemberian dilihat Faktor Sosial Ekonomi dan yang.... (Setyani A, Nurcahyani Mulyantoro pada tabel 2. penelitian sebelum setelah pemberian PTUYD, dapat dilihatDK) Pengaruh Ekstrak Etanol Ciplukan.... (Hidayat T, Susbiantonny A, Yunitawati D) 2.Karakteristik TSH Sampel Penelitian Sebelum Setelah Pemberian Tabel Tabel 2.Karakteristik KadarKadar TSH Sampel Penelitian Sebelum dan dan Setelah Pemberian Propylthiouracil Tabel 2.Karakteristik Kadar TSH Sampel Penelitian Sebelum dan Setelah Pemberian Tabel 2. Karakteristik Kadar TSH Sampel Penelitian Sebelum dan Setelah Pemberian Propylthiouracil Propylthiouracil Propylthiouracil Variabel Kelompok N Variabel Variabel Kelompok Kelompok N Mean Minggu ke-4 Minggu ke-1 Minggu ke-4 Mean Mean , ,07 7 a 3271 , 868 ,07 7 3271 868a , ,07 7 1871 , 041b ,07 7 b 1871 041 , ,09 7 2300 , 129b,c ,09 7 2300 129b,c , ,07 7 2386 , 883b,d ,07 7 2386 883b,d , ,06 7 2114 , 230b,e ,06 7 2114 230b,e , ,05 7 2471 , 559a,b ,05 7 2471 559a,b , ,09 7 2814 , 173a,c,d,e ,09 7 2814 173a,c,d,e Kontrol (+) Kontrol (+) Kontrol (-) Kontrol (-) P1 Kadar TSH (µIU/L) Kadar TSH (µIU/L) Minggu ke-1 Mingguke-1 ke-1 Minggu ± SD P +_± SD P SD P P1 P2 P2 P3 P3 P4 P4 P5 P5 034 034 q q . . ± Mean SD Mean Mean 5 ,44005 SD SD ,4400 5 ,06435 ,0643 4 ,88004 + ±_ ,7 a 9278 ,7 9278a ,4 a 7289 ,4 ,3757 9 ,52869 17647b 5, b 25346 5, 0,1357 000 000 q q . . a 83557a 2, a 83397 2, ,5286 1 0,13571 PP 7289 1, a 83557 1, ,8800 5 ,78435 ,7843 8 ,37578 P a 83397 2, b 17647 2, b 25346 1, b 75535 1, 75535b q= Uji anova berbeda bermakna (p<0.05) q= Uji anova berbeda bermakna (p<0.05) q= Uji anova bermakna (p<0.05) a,b,c,d,e = uji berbeda Post-hocc LSD (tidak mengandung notasinotasi yang yang samasama menunjukkan perbedaan bermakna a,b,c,d,e = uji Post-hocc LSD (tidak mengandung menunjukkan perbedaan bermakna q= Uji anova berbeda bermakna (p<0.05) rerata kadar antar(tidak kelompok penelitian (p<0.05) a,b,c,d,e = ujiTSH Post-hocc LSD mengandung notasi yangyang samasama menunjukkan perbedaan bermakna rerata kadar kelompok (p<0.05) a,b,c,d,e = antar ujiTSH Post-hocc LSDpenelitian (tidak mengandung notasi menunjukkan perbedaan bermakna rerataTSH kadar TSHkelompok antar kelompok penelitian (p<0.05) rerata kadar antar penelitian (p<0.05) Tabel 3. Hasil Uji Paired Sample T test Sebelum dan Setelah Pemberian 7 dan Setelah Pemberian Propylthiouracil Tabel 3. Hasil Uji Paired Sample T test Sebelum Propylthiouracil 7 _ SD + Periode Variabel N Mean Variabel Periode ± PP Variabel Kadar TSH Kadar TSH Periode Minggu ke-1 Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-2 N 49 49 49 49 Mean ,2461 ,2461 6,9686 6,9686 q = Uji Paried-Samples T test berbeda bermakna (p<0.05) q = Uji Paried-Samples T test berbeda bermakna (p<0.05) Pengukuran kadar kadar TSH TSH kembali kembali Pengukuran dilakukan pada pada minggu minggu ke-10 ke-10 setelah setelah dilakukan 6 minggu minggu intervensi. intervensi. Hasil Hasil perhitungan perhitungan 6 menunjukkan terjadi penurunan rerata menunjukkan terjadi penurunan rerata kadar TSH TSH pada pada semua semua kelompok kelompok kadar penelitian. Rerata Rerata kadar kadar TSH TSH kelompok kelompok penelitian. kontrol (+), (+), P1, P1, P2, P2, P3, P3, P4, P4, dan dan P5 P5 turun turun kontrol dalam batas batas nilai nilai rujukan rujukan (0.36 (0.36 – – 3.47 3.47 dalam µIU/L), sedangkan penurunan rerata µIU/L), sedangkan penurunan rerata kadar TSH TSH kelompok kelompok kontrol kontrol (-) (-) tetap tetap di di kadar atas batas batas nilai nilai rujukan rujukan >3.47 >3.47 µIU/L. µIU/L. (0.36 (0.36 atas ± SD ,08369 ,08369 3,31623 3,31623 P .000q .000q – 3.47 3.47 µIU/L). µIU/L). Uji Uji anova anova menunjukkan menunjukkan – tidak ada ada perbedaaan perbedaaan bermakna bermakna rerata rerata tidak kadar TSH TSH antar antar kelompok kelompok penelitian penelitian kadar pada minggu minggu ke-10 ke-10 (p>0,05). (p>0,05). Uji Uji Post Post hoc hoc pada LSD rerata kadar TSH minggu ke-10pada LSD rerata kadar TSH minggu ke-10pada tabel 3, 3, menunjukkan menunjukkan kelompok kelompok kontrol kontrol tabel (+), P2, P2, P3, P3, P4, P4, dan dan P5 P5 berbeda berbeda bermakna bermakna (+), dengan kontrol kontrol (-) (-) (p<0,05), (p<0,05), sedangkan sedangkan dengan rerata kadar TSH kelompok P1 tidak ada ada rerata kadar TSH kelompok P1 tidak perbedaan bermakna bermakna dengan dengan kontrol kontrol (-) (-) perbedaan (p>0,05). Rerata Rerata kadar kadar TSH TSH kelompok kelompok P1, P1, (p>0,05). 7 17 MGMI MGMI Vol. 7,Vol. No. 7, 1, No. Desember 1, Desember 2015: 1-10 2015: 1-10 P2, P3, P2,P4, P3,dan P4, P5 danditemukan P5 ditemukan tidak tidak ada ada TSH TSH kelompok kelompok P1 tidak P1 tidak ada perbedaan ada perbedaan perbedaan perbedaan bermakna bermakna dengan dengan kontrol kontrol (+) (+) bermakna bermakna dengan dengan kontrol kontrol (-) (p>0,05). (-) (p>0,05). (p>0.05). (p>0.05). Rerata Rerata selisihselisih (Δ) kadar (Δ) kadar TSH TSH kelompok kelompok MGMI MGMI Vol. No. No.ditemukan 1,1, Desember Desember 2015: 2015:11-24 1-10 Uji anova Uji anova reratarerata selisihselisih (Δ) (Δ) kadarkadar TSH TSH P1, P2, P1, P3, P2, P4, P3,Vol. dan P4,7,7,P5 dan P5 ditemukan tidak tidak minggu minggu ke-10ke-10 dan minggu dan minggu ke-4 ditemukan ke-4 ditemukan ada perbedaan ada perbedaan bermakna bermakna dengan dengan kontrol kontrol P2, P3, P4, dan P5 ditemukan tidak ada TSH kelompok P1 tidak ada perbedaan berbeda berbeda secara secara bermakna bermakna (p<0,05). (p<0,05). Uji Uji (+) (p>0,05). (+) (p>0,05). Uji ancova Uji ancova menunjukkan menunjukkan perbedaan bermakna dengan kontrol (+) bermakna dengan kontrol (p>0,05). Post-hocc Post-hocc LSD LSD selisihselisih (Δ) rerata (Δ) rerata kadarkadar penurunan penurunan bermakna bermakna kadarkadar TSH (-) TSH setelah setelah Rerata selisih (Δ) oleh kadaroleh TSHkadar kelompok TSH (p>0.05). pada TSH pada tabel tabel 3, menunjukkan 3, menunjukkan kelompok kelompok intervensi intervensi dipengaruhi dipengaruhi kadar TSH TSH Uji anova selisih (Δ) berbeda kadar TSH P1, P2, P3, P4, dan P5variasi ditemukan tidak kontrol kontrol (+), P2, (+),rerata P3, P2, P4, P3, dan P4, P5 dan P5 berbeda sebelum sebelum intervensi intervensi dan variasi dan perlakuan perlakuan minggu ke-10 dan minggu ke-4 ditemukan ada perbedaan bermakna dengan kontrol bermakna bermakna dengan dengan kontrol kontrol (-) (p<0,05), (-) (p<0,05), (p<0,05). (p<0,05). berbeda secara bermakna (p<0,05). Uji (+) (p>0,05). Uji ancova menunjukkan sedangkan sedangkan reratarerata selisihselisih (Δ) (Δ) kadarkadar Post-hoc selisih (Δ) (Δ) rerata kadarkadar TSH penurunan bermakna kadar TSH setelah Post-hoccLSD LSD selisih rerata pada Tabel 3, 3,menunjukkan intervensi dipengaruhi oleh kadar TSH TSH pada tabel menunjukkan kelompok kontrol (+), P2, P3, P4, dan P5 berbeda sebelum intervensi dan variasi perlakuan bermakna dengan kontrol (-) (p<0,05), (p<0,05). sedangkan rerata selisih (Δ) kadar TabelTabel 3. Hasil 3. Hasil Uji Anova Uji Anova Setelah Setelah Intervensi Intervensi dan Selisih dan Selisih (Δ) Rerata (Δ) Rerata KadarKadar TSH TSH Variab Variab Kelompok Kelompok Variabel Kelompok el el Penelitian Penelitian Penelitian N ke-10 MingguMinggu Minggu ke-10 ke-10 N _ SD Mean Mean ± SD ±+ Mean SD P Selisih )t Selisih Selisih (Δ)t ( (Δ)t _SD ± SD ±+ PP Mean Mean Mean SD P Tabel 3. Hasil Uji Anova Setelah Intervensi dan Selisih (Δ) Rerata Kadar TSH el Variab KontrolKontrol (+) (+) , , ,4 7 7 a a 4614 4614 8026 8026 ,4 * 062 Kelompok Penelitian Kontrol Kontrol (-) (-) Minggu ke-10 4 4 1, 1, N 7 7 ,9971 ,9971 93338b93338b PP . . 4 4 ,8 ,8 . * a,c a,c q q 062 ,9786 ,9786 4702 4702 000 000 . Selisih (Δ)t , , 1, 1, 0671 0671 57112b,d 57112b,d Mean P Mean P 2 2 3,± SD 3, 1 1 4,± SD 4, 7 7 a,b a,b a,d a,d ,9386 ,9386 78265 78265 ,9414 ,9414 67169 67169 P1 P1 , ,4 . 4 ,8 . 7 a * a,c q 062 000 Kontrol (+) Kadar TSH Kadar TSH 1 46141 8026 2, 2, 3 ,97863 4702 1, 1, 7 7 (µIU/L)(µIU/L) ,8529 ,8529 51526a51526a ,9314 ,9314 03712a,e 03712a,e P2 P2 4 1, , 1, 7 b b,d Kontrol (-) 2 ,99712 93338 3, 3, 5 06715 57112 3, 3, 7 7 a a c,e c,e ,4271 ,4271 00867 00867 ,9486 ,9486 99361 99361 P3 P3 2 3, 1 4, 7 a,b a,d ,9386 78265 ,9414 67169 P1 2 2 2, 2, 7 7 3, 3, 7 7 a a c c ,3200 ,3200 24261 24261 ,2086 ,2086 96652 96652 P4 P4 Kadar TSH 1 2, 3 1, 7 a a,e (µIU/L) P2 2 ,85292 51526 1, 1, 8 ,93148 03712 2, 2, 7 7 a a c c ,0543 ,0543 73802 73802 ,0814 ,0814 05734 05734 P5 P5 2 3, 5 3, 7 a c,e ,4271 00867 ,9486 99361 * = uji *anova = uji anova tidak berbeda tidak berbeda nyataP3 (p>0.05) nyata (p>0.05) = =ujiuji anova * anova =berbeda uji tidak anova berbeda tidak (p<0.05) berbeda nyata(p<0.05) (p>0.05) nyata (p>0.05) q = uji* qanova berbeda nyata nyata 2 2, 7 3, q = uji anova q = uji berbeda anova berbeda nyata (p<0.05) nyata (p<0.05) 7 minggu a c t = selisih selisih (Δ) rerata kadar TSH kadar minggu TSH minggu ke-10 dan ke-10 minggu dan ke-4 ke-4 ,3200 24261 ,2086 96652 P4 t t ==selisih t =rerata selisih (Δ)(Δ) rerata (Δ) kadar rerata TSH kadar minggu TSH minggu ke-10 dan ke-10 minggu dan minggu ke-4 ke-4 a,b,c,d,e a,b,c,d,e = a,b,c,d,e uji=Post-hocc = LSD (tidak LSD (tidak mengandung notasi yangsama sama yangmenunjukkan sama menunjukkan menunjukkan perbedaan perbedaan bermakna bermakna a,b,c,d,e ujiuji Post-hocc =Post-hocc uji Post-hocc LSD (tidak LSD mengandung (tidakmengandung mengandung notasi notasi yang notasi yang sama menunjukkan perbedaan perbedaan bermakna bermakna 2 1, 8 2, rerata kadar rerataTSH kadarantar TSHkelompok antar kelompok penelitian penelitian (p<0.05)) (p<0.05)) 7 a c rerata rerata kadar TSH kadarantar TSH kelompok antar kelompok penelitian penelitian (p<0.05)) (p<0.05)) ,0543 73802 ,0814 05734 P5 * = ujiPerbedaan anova bermakna tidak berbeda nyata (p>0.05) Perbedaan bermakna rerata rerata kadar kadar TSH minggu TSH minggu ke-4 menunjukkan ke-4 menunjukkan adanya adanya respon respon Perbedaan bermakna bermaknarerata rerata ka- minggu ke-1. Kadar TSH tertinggi minggu = uji anova tidak nyata berbeda nyata (p>0.05) q = uji* anova berbeda (p<0.05) t = selisih (Δ) rerata kadar TSH minggu ke-10 dan t = selisih (Δ) rerata kadar TSH minggu ke-10 danminggu mingguke-4 ke-4 minggu minggu ke-4 a,b,c,d,e ditemukan ke-4 ditemukan perubahan urutan urutan peringkat peringkat rerata kadar kadar TSHmenunjukkan yang TSH berbeda yangperbedaan berbeda dengan dengan a,b,c,d,e =respon uji LSD (tidak notasi yangsama sama menunjukkan perbedaan bermakna =Post-hocc uji perubahan Post-hocc LSD (tidakmengandung mengandung notasi yang bermakna sedangkan terendah pada kelompok P1. adanya yang berbeda-beda darirerata yang yang berbeda-beda berbeda-beda sampel dari sampel penelitian penelitian terhadap terhadap mekanisme mekanisme kerja kerja antitiroid antitiroid PTU.kelompok PTU. Pada Pada P5, q = uji anova berbeda nyata (p<0.05) ke-4 ditemukan pada dar TSH minggu ke-4 menunjukkan kadar TSHdari minggu ke-4 rerata kadar TSH antar kelompok penelitian (p<0.05)) rerata TSH antar kelompok penelitian (p<0.05)) Perbedaan urutan peringkat kadar TSH sampel penelitian terhadap mekanisme minggu ke-1. kadar ke-1. Kadar Kadar TSH tertinggi TSH tertinggi minggu minggu ke-4 ditemukan ke-4 ditemukan pada pada kelompok kelompok P5, sedangkan P5, sedangkan 8 minggu 8 dan kemaknaan antar kelompok hasil uji kerja antitiroid PTU. Pada minggu urutan ke-4 peringkat terendah terendah pada pada kelompok kelompok P1. Perbedaan P1. Perbedaan kadar kadar TSH dan TSHkemaknaan dan kemaknaan antar antar Perbedaan bermakna rerata urutan kadar peringkat TSH minggu ke-4 menunjukkan adanya respon ditemukan perubahan urutan peringkat Posthoc LSD minggu ke-1 dan minggu kelompok kelompok hasil uji hasil Posthoc uji Posthoc LSD minggu LSD penelitian minggu ke-1 dan ke-1 minggu dan minggu ke-4, ke-4, menunjukkan menunjukkan reratarerata kadarkadar yang berbeda-beda dari sampel terhadap mekanisme kerja antitiroid PTU. Pada ke-4, menunjukkan rerata kadar TSH rerata kadar TSH yang berbeda dengan TSH minggu seluruh TSH seluruh kelompok kelompok penelitian penelitian pada pada minggu minggu ke-1 yang ke-1 yang ditemukan ditemukan di bawah di bawah batas batas nilai nilai ke-4 ditemukan perubahan urutan peringkat rerata kadar TSH yang berbeda dengan rujukan rujukan <0.36ke-1. <0.36 µIU/LKadar µIU/L (0.36 TSH (0.36 – 3.47 – µIU/L) 3.47 µIU/L) tidak tidak berpengaruh padapada pada peningkatan peningkatan rerata kadarkadar minggu tertinggi minggu ke-4berpengaruh ditemukan kelompok P5,rerata sedangkan 18 8 TSH minggu TSH minggu ke-4. ke-4. Perubahan Perubahan kadar kadar TSH pada TSH urutan pada minggu minggu ke-1, ke-1, minggu minggu ke-4, dan dan minggu ke-10ke-10 terendah pada kelompok P1. Perbedaan peringkat kadar TSHke-4, danminggu kemaknaan antar dapatkelompok dapat dilihatdilihat pada pada gambar 1. 1.LSD minggu ke-1 dan minggu ke-4, menunjukkan rerata kadar hasil uji gambar Posthoc TSH seluruh kelompok penelitian pada minggu ke-1 yang ditemukan di bawah batas nilai rujukan <0.36 µIU/L (0.36 – 3.47 µIU/L) tidak berpengaruh pada peningkatan rerata kadar Pengaruh Ekstrak Etanol Ciplukan.... (Hidayat T, Susbiantonny A, Yunitawati Faktor Sosial Ekonomi yang.... (Setyani A, Nurcahyani YD, Mulyantoro DK) D) seluruh kelompok penelitian pada minggu ke-1 yang ditemukan di bawah batas nilai rujukan <0.36 µIU/L (0.36 – 3.47 µIU/L) tidak berpengaruh pada peningkatan rerata kadar TSH minggu ke-4. Perubahan kadar TSH pada minggu ke-1, minggu ke4, dan minggu ke-10 dapat dilihat pada Gambar 1. 1. gambar Gambar1.1.Perubahan Perubahankadar kadarTSH TSHpada padaMinggu Mingguke-1, ke-1,Minggu Mingguke-4, ke-4,dan danMinggu Mingguke-10 ke-10 Gambar PEMBAHASAN kontrol (+) dan terendah kontrol (-). Rerata dan terendah kontrol (-). Rerata kadar Penelitian ini bertujuan menilai kadar TSH seluruh kelompok penelitian Penelitian ini bertujuan menilai manfaat TSH seluruh kelompok penelitian pada PEMBAHASAN manfaat etanol Ekstrakciplukan Etanol (EEC) Ciplukan (EEC) pada minggu ke-1 ditemukan di bawah ekstrak terhadap minggu ke-1 ditemukan di bawah batas Penelitian ini bertujuan menilai manfaat ekstrak etanol ciplukan (EEC) terhadap terhadap penurunan TSH galur tikus batasrujukan nilai rujukan – penurunan kadar TSH kadar tikus jantan nilai <0.36 <0.36 µIU/L µIU/L (0.36 (0.36 – 3.47 penurunan kadar TSH tikus jantan galur Wistar yang meningkat di atas batas nilai rujukan jantan galur Wistar yang meningkat di 3.47 µIU/L). Keadaan tersebut atas tidak Wistar yang meningkat di atas batas µIU/L). Keadaan tersebut di diatas atas rujukan batas nilai rujukan akibat pengaruh akibat pengaruh pemberian antitiroid PTU. Hasil penelitian pada minggu ke-1 nilai akibat pengaruh pemberian diperkirakan sebelumnya, dan menunjukkan peneliti pemberian antitiroid PTU. Hasil penelitian antitiroid PTU. Hasilyang penelitian pada minggu juga tidak dapat mengetahui secara penelitian pasti rerata kadar TSH bervariasi antar kelompok penelitian. Meskipun sampel padamenunjukkan minggu ke-1rerata menunjukkan ke-1 kadar TSHrerata yang penyebab keadaan tersebut. Namun terpilih homogen dan telah menjalani adaptasi selama 1 minggu dalam lingkungan dan kadar TSH yang bervariasi antar kelompok bervariasi antar kelompok penelitian. demikian, peneliti tetap sadar dengan perlakuan sama,penelitian namun penelitian terdapat bermakna kadar TSH antar penelitian. yang Meskipun sampel Meskipun sampel terpilih perbedaan kemungkinan adanyarerata pengaruh gangguan terpilih homogen telah Hasil menjalani homogen dan telahdan menjalani adaptasi padamenunjukkan tingkat hipofisis, hipotalamus, kelompok penelitian (p<0,05). pengukuran rerata kadar TSH tertinggi adaptasi selama 1 (+)minggu dalam selama 1 minggu dalam lingkungan dan kontrol maupun kelenjarkadar tiroid, TSH atau kemungkinan pada kelompok kontrol dan terendah (-). Rerata seluruh kelompok lingkungan dan perlakuan yang sama, perlakuan yang sama, namun terdapat lain yang terjadi, meskipun peneliti tidak penelitian pada minggu ke-1 ditemukan di bawah batas nilai rujukan <0.36 µIU/L (0.36 – 3.47 namun terdapat perbedaan bermakna perbedaan bermakna rerata kadar TSH dapat melakukan pembuktian secara µIU/L). Keadaan tersebut di atas tidak diperkirakan dan peneliti juga tidak reratakelompok kadar TSHpenelitian antar kelompok penelitian antar (p<0,05). Hasil langsung.sebelumnya, Karena disadari pemeriksaan (p<0,05). Hasil pengukuran menunjukkan pengukuran menunjukkan rerata kadarkeadaan kadar tersebut. TSH merupakan pemeriksaan yangtetap dapat mengetahui secara pasti penyebab Namun demikian, peneliti rerata kadar TSH tertinggi pada kelompok TSH dengan tertinggi kemungkinan pada kelompok kontrol (+) akurat dan sensitif dalamhipofisis, mengukur fungsi sadar adanya pengaruh gangguan pada tingkat hipotalamus, maupun kelenjar tiroid, atau kemungkinan lain yang terjadi, meskipun peneliti tidak dapat 9 TSH melakukan pembuktian secara langsung. Karena disadari pemeriksaan kadar19 merupakan pemeriksaan yang akurat dan sensitif dalam mengukur fungsi tiroid, meskipun TSH tidak diproduksi dan disintesis oleh kelenjar tiroid, disamping masih banyak lagi faktor penyebab rendahnya kadar TSH.10,11,34 MGMI Vol. 7, No. 1, Desember 2015: 11-24 tiroid, meskipun TSH tidak diproduksi dan disintesis oleh kelenjar tiroid, disamping masih banyak lagi faktor penyebab rendahnya kadar TSH.10,11,34 Pada minggu ke-4 rerata kadar TSH seluruh kelompok penelitian meningkat secara bermakna (p<0,05). Rerata kadar TSH seluruh kelompok penelitian minggu ke-4 diatas batas nilai rujukan >3.47 µIU/L (0.36 – 3.47 µIU/L). Temuan tersebut menunjukkan kemampuan oral antitiroid propylthiouracil 54 mg/kgBB/hari selama 3 minggu dalam meningkatkan kadar TSH tikus jantan galur Wistar. Keadaan ini membuktikan mekanisme kerja antitiroid propylthiouracil dalam menghambat kerja enzim tiroperoksidase, dan enzim 5’-deiodinase (tetraiodotironin 5’ deiodinase), terhambatnya kedua kerja enzim tersebut menyebabkan terjadinya hambatan pembentukan/sintesis hormon tiroid (T3 dan T4), dan konversi T4 menjadi T3 di jaringan, sehingga aktivitas hormonhormon tiroid secara keseluruhan menjadi berkurang. Keadaan ini menyebabkan meningkatnya sekresi TSH oleh hipofisis anterior (pituitari) melalui mekanisme umpan balik negatif. 35 Pada minggu ke-10, rerata kadar TSH antar kelompok dalam penelitian ini ditemukan tidak berbeda bermakna (p>0,05). Perbedaan bermakna rerata kadar TSH antar kelompok penelitian yang ditemukan pada minggu ke-1 dan minggu ke-4 tidak berlanjut pada minggu ke-10. Keadaan ini menunjukkan variasi perlakukan selama 6 minggu menyebabkan rerata kadar TSH mengalami perubahan pada batasan nilai yang tidak berbeda antar kelompok. Intervensi levothyroxine dosis 0.009 mg/kg BB/hari, EEC dosis 0.1 g/ kgBB/hari, 0.2 g/kgBB/hari, 0.4 g/kgBB/ 20 hari, 0.8 g/kgBB/hari, dan 1.6 g/kgBB/ hari menurunkan rerata kadar TSH dalam batas nilai rujukan (0.36 – 3.47 µIU/L). Sedangkan penurunan rerata kadar TSH yang terjadi pada kontrol (-) tetap di atas nilai rujukan. Hal tersebut menunjukkan bahwa tanpa intervensi peningkatan kadar TSH yang terjadi akibat pengaruh antitiroid PTU tidak menyebabkan kadar TSH turun dalam batas nilai rujukan. Keadaan ini juga memperkuat anggapan peneliti bahwa rendahnya rerata kadar TSH di bawah nilai rujukan pada minggu ke-1 tidak berpengaruh selama penelitian ini berlangsung. Sampai saat ini para ahli endokrinologi dan metabolik sepakat bahwa levothyroxine merupakan obat pilihan untuk hipotiroidisme. Levothyroxine bertindak sebagai sumber untuk hormon tiroid aktif triiodotironine (T3), sebagai prohormon, levothyroxine tidak menghalangi komponen lain dari aksis tiroid, sehingga memungkinkan deiodinasi enzim untuk berfungsi dengan baik.22 Penurunan kadar TSH pada kontrol (+) membuktikan mekanisme kerja thyrax 0.009 mg/kgBB sebagai pengganti hormon thyroxine (T4) alami yang berperan sebagai prohormon untuk hormon tiroid aktif (T3) dalam memperbaiki gangguan fungsi tiroid akibat mekanisme penghambatan kerja enzim oleh PTU.35 Pada penelitian ini, intervensi EEC dosis 0.1 g/kgBB/hari, 0.2 g/kgBB/hari, 0.4 g/kgBB/hari, 0.8 g/ kgBB/hari, dan 1.6 g/kgBB/hari selama 6 minggu menurunkan nilai kadar TSH pada batas yang setara dengan levothyroxine 0,009 mg/kg BB/hari. Berbeda dengan kelompok perlakuan EEC dosis 0.2 g/ kgBB/hari, 0.4 g/kgBB/hari, 0.8 g/kgBB/ hari, dan 1.6 g/kgBB/hari, kelompok perlakuan EEC dosis 0.1 g/kgBB/hari Pengaruh Ekstrak Etanol Ciplukan.... (Hidayat T, Susbiantonny A, Yunitawati D) selain menurunkan nilai kadar TSH pada batas yang tidak berbeda bermakna dengan intervensi levothyroxine 0.009 mg/kg BB/hari, tetapi juga tidak berbeda bermakna dengan dengan kelompok tanpa intervensi. Pada keadaan tersebut peneliti berpendapat meskipun EEC dosis 0.1 g/kgBB/hari menurunkan kadar TSH pada batas nilai rujukan setara dengan levothyroxine 0.009 mg/kgBB/hari, EEC 0.1 g/kgBB/hari bukan merupakan dosis pilihan untuk menurunkan kadar TSH tikus jantan galur Wistar yang meningkat di atas batas nilai rujukan akibat pengaruh antitiroid PTU. Selisih (Δ) penurunan rerata kadar TSH antar minggu ke-4 dan minggu ke10 berguna untuk mengetahui besarnya perubahan kadar TSH setelah intervensi. Semakin besar selisih (Δ) rerata kadar TSH, maka semakin besar pengaruh intervensi terhadap penurunan kadar TSH. Demikian juga sebaliknya semakin kecil selisih (Δ) kadar TSH, maka semakin kecil pengaruh intervensi terhadap penurunan kadar TSH, penurunan kadar TSH pada penelitian ini dipengaruhi oleh kadar TSH sebelum intervensi dan variasi perlakuan (p<005). Hasil perhitungan menunjukkan, berturut-turut selisih (Δ) rerata kadar TSH kelompok penelitian dari yang terbesar adalah kelompok P5, P4, P3, Kontrol (+), P2, P1 dan Kontrol (-). Meskipun tidak ditemukan perbedaan bermakna selisih (Δ) rerata kadar TSH antar kelompok tersebut, tetapi hasil uji Posthoc LSD menunjukkan intervensi EEC dosis 1.6 g/kgBB/hari, 0.8 g/kgBB/hari, dan 0.4 g/kgBB/hari selama 6 minggu memberikan pengaruh lebih besar terhadap penurunan kadar TSH dibandingkan dengan levothyroxine 0.009 mg/kgBB/hari. Keadaan ini membuktikan kemampuan EEC dosis 1.6 g/kgBB/hari, 0.8 g/kgBB/hari, dan 0.4 g/kgBB/hari lebih baik dibandingkan dengan levothyroxine 0.009 mg/kgBB/hari. Sedangkan pengaruh intervensi EEC dosis 0.2 dan 0.1 g/kgBB/ hari terhadap penurunan kadar TSH lebih kecil dibandingkan dengan levothyroxin e 0.009 mg/kgBB/hari. Antitiroid PTU menyebabkan peningkatan kadar TSH melalui mekanisme umpan balik negatif akibat hambatan pembentukan/sintesis hormon tiroid (T3 dan T4) oleh kelenjar tiroid dan konversi T4 menjadi T3 di jaringan.35 Mekanisme penurunan kadar TSH setelah pemberian levothyroxine 0.009 mg/kgBB/hari pada penelitian ini secara jelas telah dapat dapat dipahami.22 Memperhatikan penelitian Mahmood Vessal (1995), dengan pembuktian manfaat Physalis alkekengi yang mengandung zat aktif Physalis yaitu fisalin (steroid) dalam meningkatkan aktivitas kelenjar hipofisis dan hipotalamus melalui mekanisme penurunan 50 persen aktivitas lysyl-aminopeptidase (Lys-AP) pada hipofisis anterior/pituitari, dan 45 persen akitifitas di basomedial hypothalamus (BMH) pada tikus betina dewasa.25 Kami berpendapat, kemungkinan zat aktif yang sama yang terkandung dalam Physalis angulata L (ciplukan) memperbaiki metabolisme Thyroid Releasing Hormone (TRH) yang disekresikan oleh hipotalamus dan Tiroid Stimulating Hormone (TSH) yang disekresikan oleh hipofisis anterior. Dasar perubahan peningkatan kadar TSH sampel dalam penelitian ini adalah akibat pengaruh antitiroid PTU bukan akibat keadaan patologis tertentu pada tingkat hipofisis, hipotalamus, maupun kelenjar tiroid. Dugaan kami sementara, bahwa tidak menutup kemungkinan keadaan tersebut 21 MGMI Vol. 7, No. 1, Desember 2015: 11-24 menguntungkan pada hipotiroidisme akibat proses sekunder atau tersier tertentu, dimana gangguan sekresi hormon tiroid berhubungan dengan gangguan sekresi Thyroid Stimulating Hormone (TSH) oleh kelenjar hipofisis atau akibat gangguan pelepasan Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) oleh hipotalamus.1,6,7,8 Sementara pada hipotiroid primer, kami berpendapat, jika mekanisme tersebut terjadi, maka kemungkinan besar akan menyebabkan kekacauan biosintesis hormon tiroid. Pada keadaan ini, memperbaiki metabolisme Thyroid Releasing Hormone (TRH) dan Tiroid Stimulating Hormone (TSH) merupakan tindakan yang peneliti sebut sebagai contra negative feedback control, akibatnya fungsi tiroid tidak akan pernah menjadi normal, bahkan sangat mungkin memperberat gangguan fungsi tiroid yang terjadi. KESIMPULAN Ekstrak Etanol Ciplukan (EEC) dosis 1.6 g/kgBB/hari, 0.8 g/kgBB/hari, dan 0.4 g/kgBB/hari memiliki pengaruh lebih besar dalam menurunkan kadar TSH tikus jantan galur Wistar yang meningkat di atas batas nilai rujukan akibat pengaruh antitiroid PTU. SARAN Perlu penelitian lanjutan untuk mengetahui zat aktif dan toksisitas Physalis angulata L/Ekstrak Etanol Ciplukan (EEC). Perlu penelitian lebih mendalam untuk Physalis angulata L/ Ekstrak Etanol Ciplukan (EEC). 22 UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih disampaikan kepada Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia selaku penyandang dana Riset Pembinaan IPTEKDOK 2014, Kepala Balai Litbang GAKI dan rekan-rekan peneliti di Balai Litbang GAKI Magelang, Unit Pengembangan Hewan Percobaan (UPHP) UGM Yogyakarta, Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM Yogyakarta, Laboratorium Biokimia Balai Litbang GAKI Magelang. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Yanni Sudiyani, M. Agr yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga karya tulis ini dapat terlaksana dengan baik. DAFTAR PUSTAKA 1. Haddad G, Kaufman S.Classification and Epidemiology of Thyroid Disease Thyroid Disorders with Cutaneous Manifestations. Springer Verlag London Limited; 2008: 13-22. 2. Black RE, Allen LH, Bhutta ZA, Caulfield LE, De Onis M, Ezzati M, et al. Maternal and Child Under Nutrition: Global and Regional Exposures and Health Consequences. Lancet. 2008, 371(9608):243-260. 3. Roberts CG, Ladenson PW. Hypothyroidism. Lancet. 2004; 363(9411):793-803. 4. Golden SH, Robinson KA, Saldanha I, Anton B, Ladenson PW. Clinical Review: Prevalence and Incidence of Endocrine and Metabolic Disorders in The United States: A Comprehensive Review. J Clin Endocrinol Metab. 2009;94(6):1853-78. 5. Bornschein A, PazFilho G, Graf H, de Carvalho GA. Treating Primary Pengaruh Ekstrak Etanol Ciplukan.... (Hidayat T, Susbiantonny A, Yunitawati D) Hypothyroidismwith Weekly Doses of Levothyroxine: A Randomized, Single Blind, Crossover Study. J Clin Endocrinol Metab. 2012:564. 6. Vaidya B, Pearce Simon HS. Management of Hypothyroidism in Adult. BMJ, 2008; 337: 284-289. 7. Soewondo P, Cahyanur R. Hipotiroidisme dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium. Dalam: Penatalaksanaan Penyakit-Penyakit Tiroid bagi Dokter. Departemen Ilmu Penyakit dalam FKUI/RSUPNCM. Jakarta. Interna publishing; 2008. 8. McDermott MT, Ridgway EC. Subclinical Hypothyroidism is Mild Thyroid Failure and Should be Treated. J Clin Endocrinol Metab. 2001;86:4585–4590. 9. ATA (The American Thyroid Association), Thyroid Function Test, 2014;1-2. 10.Schiefer R, Fatourechi V, Laboratory Diagnosis of Thyroid Disease. Disorders with Cutaneous Manifestations. Springer Verlag London Limited; 2008: 23-34. 11.Nicoloff J, Spencer C. Clinical Review 12: The Use and Misuse of The Sensitive Thyrotropin Assays. J Clin Endocrinol Metab. 1990;71:553–558. 12.Bagattoli RM, Vaisman M, Lima JS, Ward LS. Estudo de Adesão ao Tratamento do Hipotiroidismo. Arq Bras Endocrinol Metab. 2000;44(6):483-7. 13.Mandel SJ, Brent GA, Larsen PR. Levothyroxine Therapy in Patients with Thyroid Disease. Ann Intern Med. 1993;119(6):492-502. 14.Canaris GJ, Manowitz NR, Mayor GM, Ridgway EC. The Colorado Thyroid Disease Prevalence Study. Arch Intern Med. 2000;160(4):526-34. 15.Somwaru LL, Arnold AM, Joshi N, Fried LP, Cappola AR. High Frequency of and Factors Associated with Thyroid Hormone Over Replacement and Under Replacement in Men and Women Aged 65 and Over. J Clin Endocrinol Metab. 2009;94(4):1342-5. 16.Wiersinga WM. Thyroid Hormone Replacement Therapy. Horm Res. 2001;56(1):74-81. 17.John Kalarickal J, Pearlman G, Carlson HE. New Medications Which Decrease Levothyroxine Absorption. Thyroid. 2007;17(8):763-5. 18.Montaserti A, Pourheydar M, Khazaei M, Ghorbani R. Anti Fertility Effects of Physalis Alkekengi Alcoholic Extract in Female Rat. Iranian Journal of Reproductive Medicine. 2007;5(1):1316. 19.Giorgetti M, Rossi L, Rodrigues E. Brazilian Plants with Possible Action on The Central Nervous System A Study of Historical Source from 16th to 19th Century. Brazilian Journal of Pharmacognosy. 2011;21(3):37-555. 20.Sanchooli N. Antidiabetic Properties of Physalis Alkekengi Extract in Alloxan Induced Diabetic Rats. Research Journal of Pharmaceutical, Biological, and Chemical Sciences. 2011; 2(1):168-173. 21.Soares MBP, Brustolim D, Santos LA, Bellintani MC, Paiva FP, Ribeiro YM, et al. Physalins B, F and G, Seco-Steroids Purified From Physalis Angulata L, Inhibit Lymphocyte Function And Allogeneic Transplant Rejection. Int Immunopharmacol. 2006;6:408–14. 22.Vieira AT, Pinho V, Lepsch, LB, Scavone C, Ribeiro IM, Tomassini T et al. Mechanisms of The AntiInflammatory Effects of The Natural 23 MGMI Vol. 7, No. 1, Desember 2015: 11-24 Secosteroids Physalins in A Model of Intestinal Ischaemia and Reperfusion Injury. British Journal of Pharmacology. 2005; 146: 244–251. 23.Foroosh SS, Ashtiyani SC, Akbarpour B, Attari MM, Zarei A, Ramazani M. The Effect of Alcoholic Extract of Physalis Alkekengi on Serum Concentration of Thyroid Hormones In Rats. Zahedan Journal of Research in Medical Science, 2012;14(5): 7-11. 24.Chiang HC, Jaw SM, Chen CF, Kan WS. Inhibitory Effects of Physalin B and Physalin F on Various Human Leukemia Cells in Vitro. Anticancer Res. 1992; 12: 155-162. 25.Vessal M, Yazdanian M. Comparison of The Effects of An Aqueous Extract of Physalis Alkekengi Fruits and/ or Various Doses of 17-Beta-Estradiol on Rat Estrous Cycle and Uterine Glucose 6 Phosphate Dehydrogenase Activity. Comp Biochem Physiol C Pharmacol Toxicol Endocrinol.1995; 112(2):229236. 26.Susbiantonny A, Wahyuningrum SN. Pengaruh Perasan Buah Ciplukan (Physalis angulata L) terhadap Kadar TSH dan FT4 Mencit Galur Swiss. Laporan Penelitian Risbinkes Badan Litbangkes; 2012. 27.Shah H. Sample Size In Animal Studies: How to Calculate The Sample Size for Animal Studies. National Journal of Physiology, Pharmacy and Pharmacology. 2011; (1):35-39. 28.Laurence and Bacharach AL. Evaluation of Drug Activities, Academic Press, London; 1964. 24 29.Cettour PRose, Theander C-Carrillo, Asensio C, Klein M, Visser TJ, Burger AG et al. Hypothyroidism in Rats Decreases Peripheral Glucose Utilisation, A Defect Partially Corrected by Central Leptin Infusion. 2005; 48(4):624-633. 30.Bornschein A, Paz-Filho G, Graf H, de Carvalho G.A. Treating Primary Hypothyroidism with Weekly Doses of Levothyroxine: A Randomized, Single Blind, Crossover Study. Arq Bras Endocrinol Metab. 2012;56(4): 250258. 31.Departemen Kesehatan. Sediaan Galenik. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 1986. 32.Cooper DS, Ridgway EC. Clinical Management of Patients with Hyperthyroidism. Med Clin N Am. 1986;69: 953. 33.Romaldini JH. Management of Hyperthyroidism with High Dosage of Antithyroid Drugs (ATD) Associated with Triiodothyronine (T3). In: A. Tjokroprawiro, ED: VII International Thyroid. Sydney Australia, February 3 – 8 – 1980. Selected Abstracts, 1980. 34.Hershman JM. Regulation of Thyroid Hormone Production and Measurement of Thyrotropin. Thyroid Function Testing, Springer Science and Business Media-LLC. 2010;81:71104. 35.Boron WF and Boulpaep EL. Medical Physiology Update Edition. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2005.