11 pengaruh ekstrak etanol ciplukan terhadap

advertisement
PENGARUH EKSTRAK ETANOL CIPLUKAN TERHADAP PENURUNAN KADAR
THYROID STIMULATING HORMONE (TSH) TIKUS JANTAN GALUR WISTAR
INDUKSI PROPYLTHIOURACIL
Ciplukan Ethanol Extract to Decrease Thyroid Stimulating Hormone (TSH) Levels
in Propylthiouracil Induced Male Wistar Rats
Taufiq Hidayat*1, Alfien Susbiantonny1, Dyah Yunitawati1
1
Balai Litbang GAKI
Kavling Jayan, Borobudur, Magelang
*
e-mail: [email protected]
Submitted: April 6, 2015, revised: November 27, 2015, approved: December 3, 2015
ABSTRACT
Background. Physalis angulata L (ciplukan) studied as herbal medicine has
extensive influence in the body and show a positive effect on the function of the
thyroid gland. Objective. This study examined the effect of ciplukan ethanol extract
(CEE) to decrease Thyroid Stimulating Hormone (TSH) induced propylthiouracil
(PTU) in rats. Method. This experimental randomized pre test post test control
design used 49 male 3-6 months wistar rats with average body weight of 200±60
grams. Group divided into seven: (+) control group with thyrax 0.009 mg/kgBW, (-)
control group with no intervension, P1:CEE 0.1 g/kgBW, P2:0.2 g/kgBW, P3:0.4 g/
kgBW, P4:0.8 g/kgBW, and P5:1.6 g/kgBW interventions for 6 weeks. Data analyzed
by anova, paired samples T test, and ancova. Results. The (+) control group P1, P2,
P3, P4, P5 groups decreased its TSH level in reference range. Ancova statistical
test showed that TSH levels decreased after intervention was influenced by levels of
TSH and variations of treatment (p<0,05). The P1, P2, P3, P4, and P5 groups were
not significantly different than (+) control group (p>0,05). LSD Posthoc test showed
that decreased of TSH levels on P5, P4, and P3 groups were better than (+) control
group (p<005). Conclusion. The P5 (dose: CEE 1.6 g/kgBW), P4 (dose: CEE 0.8 g/
kgBW), and P3 (dose: CEE 0.4 g/kgBW) groups were better for lowering TSH levels
of male wistar rats.
Keywords: hypothyroid, IDD, ciplukan, thyroid, TSH, ciplukan extract
ABSTRAK
Latar Belakang. Ciplukan (Physalis angulata L) merupakan tanaman yang banyak
diteliti sebagai obat herbal dan memiliki efek positif pada fungsi tiroid dengan
meningkatkan kadar hormon tiroid. Tujuan. Penelitian ini bertujuan menilai pengaruh
ekstrak etanol ciplukan (EEC) dalam menurunkan kadar Thyroid Stimulating
Hormone (TSH) tikus setelah induksi propylthiouracil (PTU). Metode. Penelitian
eksperimental murni ini menggunakan rancangan control group pre test post test
design dengan 49 tikus jantan galur Wistar umur 3-4 bulan dengan berat badan
200±60 gram. Kelompok penelitian terbagi tujuh: kontrol (+): thyrax 0.009 mg/kgBB,
kontrol (-): tidak ada Intervensi, P1: EEC 0.1 g/kgBB, P2: 0.2 g/kgBB, P3: 0.4 g/
kgBB, P4: 0.8 g/kgBB, P5: 1.6 g/kgBB selama 6 minggu. Analisis data menggunakan
anova, paired samples T test, dan ancova. Hasil. Rerata kadar TSH kontrol (+), P1,
P2, P3, P4, P5 turun dalam batas nilai rujukan. Uji Ancova menunjukkan penurunan
bermakna kadar TSH setelah intervensi dipengaruhi oleh kadar TSH sebelum
intervensi dan variasi perlakuan (p<005). Selisih (Δ) rerata kadar TSH pada P1, P2,
P3, P4, dan P5 tidak berbeda bermakna dengan kontrol (+) (p>0,05). Uji post hoc
11
MGMI
MGMIVol.
Vol.7,7,No.
No.1,1,Desember
Desember2015:
2015:11-24
1-10
berpengaruh lebih
lebih besar menurunkan
LSD menunjukkan kelompok P5, P4, dan P3
P3berpengaruh
kadar TSH dibandingkan kontrol (+) (p<0,05). Kesimpulan. Kelompok P5 (dosis:
EEC 1.6 g/kgBB), P4 (dosis: EEC 0.8 g/kgBB), dan P3 (dosis: EEC 0.4 g/kgBB)
memiliki pengaruh lebih baik menurunkan kadar TSH tikus jantan galur Wistar.
Kata kunci: hipotiroid, GAKI, ciplukan, tiroid, TSH,ekstrak ciplukan
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
untuk
pemeriksaan
awal mengalami
gangguan
WHO
memperkirakan 2 juta orang atau sekitar
35 persen
populasi dunia
WHO
memperkirakan
2
juta
orang
fungsi
tiroid
dengan
mengukur
kadar
TSH
kekurangan iodium. Iodium merupakan komponen essensial untuk pembentukan hormon
atau sekitar
35 persen
populasi
dunia
sampel
Kadar TSH
yanghormon
tinggi
tiroid.
Kekurangan
iodium kronis
akan
berdampak
padadarah.
berkurangnya
produksi
1,2
mengalami
kekurangan
iodium.merupakan
Iodium
mengindikasikan
kelenjar
tiroid sering
gagal
Hipotiroid
gangguan
fungsi tiroid
yang paling
tiroid
atau hipotiroid.
merupakan
komponen
essensial
untuk macam
karena
suatu masalah
dijumpai,
dapat
muncul dengan
berbagai
manifestasi
klinis dariyang
ringanlangsung
sampai
9
1,2
pembentukan
hormon
tiroid.
Kekurangan
mempengaruhi
tiroid.
Pemeriksaan
serum
dengan berat, diantaranya adalah gondok endemik. Hipotiroid juga dapat menyebabkan
iodium kronis
pada dengan
TSH kegagalan
merupakanmultiorgan.
indikator 3,4,5.
paling sensitif
komplikasi
berat akan
berupaberdampak
koma myxedema
berkurangnya dapat
produksi
tiroid
dan
paling
spesifik
dari hipotiroid
efek biologis
Hipotiroidisme
terjadihormon
karena berbagai
macam
sebab.
Penyebab
yang
1,2
atau hipotiroid.
Hipotiroid
konsentrasi
hormon
tiroid aktif
di jaringan
sering
dijumpai adalah
prosesmerupakan
primer, dimana
gangguan
pada fungsi
kelenjar
tiroid
gangguan
fungsi
tiroid
yang
paling
sering
yaitu
T3
(triiodothyronine).
TSH
tidak
menyebabkan produksi hormon oleh kelenjar tiroid tidak mencukupi. Selain itu dapat
dijumpai,
berbagai
diproduksi
dan disintesis
kelenjar
juga
terjadidapat
akibatmuncul
prosesdengan
sekunder
atau tersier,
dimana gangguan
sekresi oleh
hormon
tiroid
macam manifestasi
klinis dari
ringan
tiroid,
namun
demikian
berhubungan
dengan gangguan
sekresi
thyroid
stimulating
hormone
(TSH) pemeriksaan
oleh kelenjar
sampai dengan
berat,gangguan
diantaranya
adalah thyrotropin
kadar TSHreleasing
lebih akurat
dan lebih
sensitif
hipofisis
atau akibat
pelepasan
hormone
(TRH)
oleh
1,6,7,8 1,2 Hipotiroid juga dapat
gondok
endemik.
dalam
mengukur
fungsi
tiroid,
sedangkan
hipotalamus.
menyebabkan
berat peningkatan
berupa
serum
T4 bebas
padahormone)
aktifitas
Hipotiroid
selalukomplikasi
ditandai dengan
kadar TSH
(thyroid fokus
stimulating
10,11
koma myxedema
dengan
kegagalan
sekresi
T4 olehThyroid
kelenjar
tiroid.
Hanya
American
Association
(ATA)
yangrendah/
di bawah
batas nilai
rujukan.1,8The
3,4,5
multiorgan.
pemeriksaan
kadar TSH
(2014),
merekomendasikan cara terbaik untukdengan
pemeriksaan
awal gangguan
fungsisangat
tiroid
Hipotiroidisme
dapat
terjadi
karena
tepat
dilakukan
untuk
skrining
penyakit
dengan mengukur kadar TSH sampel darah. Kadar TSH yang tinggi mengindikasikan
berbagai tiroid
macam
tiroid primer
penyakit
akibat tiroid,
kelenjar
gagalsebab.
karenaPenyebab
suatu masalah
yang atau
langsung
mempengaruhi
9
hipotiroid
yang sering
dijumpai
adalah indikator
monitoring
selama
terapi
hipotiroid
primer,
Pemeriksaan
serum
TSH merupakan
paling
sensitif
dan
paling spesifik
tiroid.
proses
gangguan
memberikan
tekanan
terapi
hormon tiroid
dari
efekprimer,
biologisdimana
konsentrasi
hormonpada
tiroid aktif
di jaringan
yaitu T3
(triiodothyronine).
fungsi
kelenjar
tiroid
menyebabkan
pada
kanker
tiroid,
dan
diagnosis
banding
TSH tidak diproduksi dan disintesis oleh kelenjar tiroid, namun demikian pemeriksaan
produksi
hormon
kelenjar
tiroidsensitif
tidak dalam
hipotiroid
primer dari
hipotiroid
skunder.10
kadar
TSH
lebih oleh
akurat
dan lebih
mengukur
fungsi
tiroid, sedangkan
mencukupi.
Selain
itu pada
dapataktifitas
juga terjadi
harian
Hanya dengan
serum
T4 bebas
fokus
sekresi T4 olehLevothyroxine
kelenjar tiroid.10,11dosis
akibat proses
sekunder
atau tepat
tersier,
merupakan
obat pilihan
pemeriksaan
kadar
TSH sangat
dilakukan
untuk skrining
penyakituntuk
tiroid pasien
primer
dimana
gangguan
sekresi
hormon
tiroid
hipotiroidisme.
Banyak
pasien
terapi
atau penyakit akibat tiroid, monitoring selama terapi hipotiroid primer, memberikan
berhubungan
gangguan
sekresitiroid,
levothyroxine
jangka
panjang
tetap primer
dalam
tekanan
terapi dengan
hormon tiroid
pada kanker
dan diagnosis
banding
hipotiroid
10
Thyroid
Stimulating
Hormone
(TSH) oleh
keadaan hipotiroid tanpa ada kemajuan
dari
hipotiroid
skunder.
kelenjar hipofisis
akibat
gangguan
dalamuntuk
terapi.
kegagalan
Levothyroxine
dosisatau
harian
merupakan
obat pilihan
pasienPenyebab
hipotiroidisme.
Banyak
pelepasan
Thyrotropin
Releasing
Hormone
tersebut
sebagian
besar
merupakan
pasien terapi levothyroxine jangka panjang tetap dalam keadaan hipotiroid tanpa ada
1,6,7,8
(TRH) olehdalam
hipotalamus.
akibat
ketidakpatuhan
terhadap
terapi
kemajuan
terapi. Penyebab kegagalan
tersebut
sebagian besar
merupakan
Hipotiroid selaluterhadap
ditandaiterapi
dengan
levothyroxine.
meakibat ketidakpatuhan
levothyroxine.
BanyakBanyak
penelitianpenelitian
menunjukkan,
peningkatan
kadar
TSH
(Thyroid
nunjukkan,
bahwa
40 persen
pasien
bahwa
sekitar 40%
pasien
hipotiroid
tidak terobati
dengan
baik,sekitar
dan sekitar
40 persen
Stimulating
Hormone)
yang
rendah/
di
hipotiroid
tidak
terobati
dengan
baik,
dan
pasien mendapatkan pengobatan secara berlebihan. Keadaan ini sering terjadi terutama
1,8
bawahorang
batas
nilai rujukan.
Themengevaluasi
sekitar 40339
persen
pasien
mendapatkan
Sebuah studi
pasien
hipotiroid
berusia ≥
pada
tua.3,4,5,12,13,14,15
American Thyroid Association
pengobatan
berlebihan.
65
tahun menunjukkan
bahwa lebih (ATA)
dari 40 persen
pasiensecara
memiliki
kadar TSHKeadaan
rendah
5,15
(2014),
merekomendasikan
terbaik
ini sering terjadi terutama pada orang
dan
16 persen
memiliki kadar cara
TSH tinggi.
212
Pengaruh Ekstrak Etanol Ciplukan.... (Hidayat T, Susbiantonny A, Yunitawati D)
tua.3,4,5,12,13,14,15 Sebuah studi mengevaluasi
339 pasien hipotiroid berusia ≥ 65 tahun
menunjukkan bahwa lebih dari 40 persen
pasien memiliki kadar TSH rendah dan 16
persen memiliki kadar TSH tinggi.5,15
Sebuah studi di Brasil pada pasien
hipotiroid tidak terkontrol menunjukkan,
bahwa lebih dari 80 persen subyek
tidak mengikuti petunjuk dokter karena
keterbatasan
dan
ketidaknyamanan
selama pengobatan. Diantara yang
menjadi penyebabnya adalah menunggu
waktu selama 30 menit sebelum makan,
keharusan
menghindari
obat
lain
yang dapat mengganggu penyerapan
levothyroxine, seperti: besi sulfat, kalsium
karbonat, sequestran asam empedu,
aluminium hidroksida antasida, sukralfat,
sodium polystyrene sulfonate dan
raloxifene. Metabolisme levothyroxine juga
dapat terganggu akibat obat lain, seperti:
anti kejang carbamazepine, fenitoin, dan
fenobarbital.12,16,17
Pengobatan
alternatif
yang
murah, mudah didapat dan minum efek
samping sangat dibutuhkan saat ini.
Perkembangan ilmu pengobatan telah
menghantarkan pada pengobatan herbal
menjadi sangat populer. Banyak studi
telah dilakukan untuk meneliti berbagai
manfaat dari tanaman famili Solanaceae
genus Physalis sebagai bahan herbal,
diantaranya untuk menurunkan gula
darah, pengobatan terhadap penyakit
akibat virus dan mikroba, obat batuk,
obat rematik, obat anti muntah, peluruh
batu
ginjal,
pengobatan
hepatitis,
menurunkan tekanan darah, menurunkan
kadar kolesterol, mencegah pembuahan,
menurunkan kesuburan pada pria,
obat penurun panas, antioksidan, dan
menstimulasi saraf.18,19,20,21,22,23,24Mahmood
Vessal (1995) telah membuktikan manfaat
tanaman famili Solanaceae dari genus
Physalis, yaitu Physalis alkekengi yang
diinjeksikan intraperiotonel pada tikus
betina dewasa menurunkan 50 persen
aktifitas lysyl-aminopeptidase (Lys-AP)
pada hipofisis/ pituitari dan 40 persen
aktifitas
basomedial
hypothalamus
25
(BMH).
Dalam penelitian ini, peneliti
bermaksud memberikan alternatif pengobatan hipotiroid dengan bahan herbal
bersumber dari tanaman famili Solanaceae
dari genus Physalis yang banyak tumbuh
di Indonesia yaitu Physalis angulata L
(ciplukan). Ciplukan merupakan salah
satu tanaman yang banyak diteliti sebagai
obat herbal dan memiliki pengaruh
yang luas di dalam tubuh, termasuk
efek positif pada fungsi kelenjar tiroid
diantaranya meningkatkan kadar hormon
triiodotironine (T3) dan thyroxine (T4)
pada keadaan tubuh yang sehat.25 Hasil
penelitian sebelumnya juga diketahui,
bahwa perasan buah ciplukan memiliki
kemampuan dalam meningkatkan kadar
hormon free T4 (fT4) pada mencit normal.26
Penelitian pengaruh Physalis angulata L
(ciplukan) terhadap penurunan kadar TSH
saat ini belum pernah dilakukan. Tujuan
penelitian ini adalah menilai pengaruh
Ekstrak Etanol Ciplukan (EEC) terhadap
perubahan kadar TSH yang meningkat
akibat induksi PTU pada tikus jantan galur
Wistar.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah eksperimental
murni dengan rancangan control group
pre test post test. Pelaksanaan penelitian
di Laboratorium Penelitian dan Pengujian
Terpadu (LPPT) IV UGM Yogyakarta,
dan pemeriksaan kadar TSH dilakukan
di Laboratorium Biokimia Balai Litbang
13
MGMI Vol. 7, No. 1, Desember 2015: 11-24
GAKI Magelang. Penelitian ini telah
random sampling (acak sederhana)
mendapatkan persetujuan dari Komisi
tikus jantan galur Wistar sehat tanpa
Etik Badan Litbangkes dengan surat
kelainan anatomis, berumur 3-4 bulan
Persetujuan Etik (Ethical Approval) tanggal
dengan rerata berat badan 200±60 gram,
4 juli 2014 LB.02.01/5.2/KE.238/2014.
dan belum pernah digunakan dalam
Penelitian ini merupakan uji pre
penelitian yang dikembangbiakkan di
klinis
dengan
sampel
penelitian
Unit Pengembangan Hewan Percobaan
menggunakan tikus jantan galur Wistar.
(UPHP) UGM diambil acak dari populasi
Keseragaman jenis kelamin sampel
tersebut, kemudian dimasukkan dalam
penelitian dilakukan untuk menjaga
kelompok sampai terpenuhi jumlah tiap
homogenitas sampel dan kesetabilan
kelompoknya. Kelompok dalam penelitian
dalam fisiologi sistem endokrin dan
ini terbagi menjadi: kontrol (+), kontrol (-),
metabolik.
Tikus jantan galur Wistar
dan 5 kelompok perlakuan.27
yang digunakan dalam penelitian ini
Seluruh sampel dalam kelompok
berumur antara 3-4 bulan dengan rerata
penelitian diadaptasikan selama 1 (satu)
berat badan 200±60 gram. Seluruh
minggu, ditempatkan per kelompok di
sampel penelitian dikembangbiakkan di
dalam kandang dengan suhu antara 21Unit Pengembangan Hewan Percobaan
240 celcius. Kandang dibersihkan dari
(UPHP) UGM.
kotoran tikus sehari sekali dan diberi
Penentuan besar sampel mengmakanan ransum biasa (menggunakan
gunakan rumus (besar sampel untuk
komposisi pakan Ain 93) sebanyak 5
variabel kontinyu) dengan menggunakan
gram/100 gramBB/hari dengan pakan
rumus Shah, H. sample size in animal
yang dibuat di Laboratorium Penelitian
27
studies. Hasil perhitungan besar sampel
dan Pengujian Terpadu (LPPT) IV UGM
Tabel
Komponen
dan Komposisi
diperoleh
7 1.
kelompok
perlakuan
dengan Pakan
Yogyakarta (Tabel 1). Sumber air minum
jumlah tikus dalamKomponen
tiap kelompok adalah 7
adalah aquades sebanyak
Komposisi8 ml/hari/100
ekor, ditambah 3 ekor sebagai cadangan
gram BB.
Tepung
Jagung
464,27 gr
drop out. Dengan metode simple
Kasein
Dextrin
Jagung
Tabel
1.Tepung
Komponen
dan Komposisi
PakanPakan
Tabel
1. Komponen
dan Komposisi
Sukrosa
Komponen
Minyak Kedelai Komponen
Serat
Tepung
Jagung
Campuran
Mineral
Kasein
Campuran Vitamin
Dextrin
Tepung Jagung
L-metionin
Sukrosa
L-sistin
Minyak
Kedelai
Kolin bitartrat
Serat
TBHQ
Campuran Mineral
Campuran Vitamin
L-metionin
L-sistin
Kolin bitartrat
TBHQ
Total
140,00 gr
155,00 gr
100,00 gr
Komposisi
Komposisi
40,00 gr
50,00 gr
464,27
gr
35,00 gr
140,00
gr
10,00 gr
155,00
gr
1,12 gr
100,00
gr
2,10 gr
40,00
2,50 gr
gr
50,00
gr
8,00 mg
35,00 gr
10,00 gr
1,12 gr
2,10 gr
2,50 gr
8,00 mg
1000,0 gr
14
Untuk meningkatkan kadar TSH sampel penelitian diberikan oral propylthiouracil
Total dosis 54mg/kgBB, menggunakan 1000,0
gr
melalui sonde dengan
PTU lebih
efektif dalam
menghambat hormon tiroid, menjadikan hipotiroid.28 Antitiroid propylthiouracil 54 mg/kgBB
Pengaruh Ekstrak Etanol Ciplukan.... (Hidayat T, Susbiantonny A, Yunitawati D)
Untuk meningkatkan kadar TSH
sampel penelitian diberikan oral propylthiouracil melalui sonde dengan dosis
54mg/kgBB, menggunakan PTU lebih
efektif dalam menghambat hormon
tiroid, menjadikan hipotiroid.28 Antitiroid
propylthiouracil 54 mg/kgBB diberikan
selama 3 minggu setiap hari pada pukul
10.00 WIB.29 Pengukuran kadar TSH
dilakukan pada minggu ke-1 setelah
sampel penelitian diadaptasikan selama
1 minggu, selanjutnya pada minggu ke-4
setelah induksi oral PTU selama 3 minggu,
dan pada minggu ke-10 setelah intervensi
selama 6 minggu.
Pengambilan spesimen darah
melalui sinus orbitalis (bagian pojok mata)
sebanyak 2 cc dilakukan oleh teknisi
terlatih LPPT IV UGM Yogyakarta dengan
menggunakan tabung mikrohematokrit
yang mengandung EDTA (sebagai
antikoagulan), selanjutnya diputar dengan
kecepatan 2500 RPM sehingga didapatkan
serum. Serum selanjutnya dimasukkan ke
dalam tabung serum untuk disimpan di
freezer pada suhu -20 0C sampai analisa
selanjutnya di laboratorium biokimia Balai
Litbang GAKI Magelang. Penentuan kadar
TSH dilakukan dengan metode enzym
linked immunosorben assay (ELISA).
Intervensi sampel dalam kelompok
penelitian meliputi: kontrol (+) diberi
thyrax (levothyroxine) 0.009 mg/kg BB,
kelompok kontrol (-) tidak dilakukan
intervensi apapun, kelompok P1 diberi
ekstrak etanol ciplukan (EEC) dosis 0.1 g/
kgBB, kelompok P2 diberi EEC dosis 0.2
g/kgBB, kelompok P3 diberi EEC dosis
0.4 g/kgBB, kelompok P4 diberi EEC dosis
0.8 g/kgBB, dan kelompok P5 diberi EEC
dosis 1.6 g/kgBB. Pelaksanaan intervensi
dilakukan selama 6 minggu setiap hari
pada pukul 10.00 WIB.30 Dosis thyrax dan
ekstrak etanol ciplukan berdasarkan data
empiris yang dipakai pada manusia untuk
selanjutnya dikonversikan terhadap tikus.28
Pemberian thyrax (levothyroxine) dan
EEC dilakukan secara oral menggunakan
sonde. EEC dibuat di Laboratorium
Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT)
I UGM Yogyakarta.
Tanaman ciplukan diperoleh dari
seorang pedagang di Pasar Bringharjo
Yogyakarta yang menanam dan merawat
sendiri tanaman ciplukan tersebut di
pekarangan rumahnya di Kabupaten
Sleman. Pembuatan ekstrak ciplukan
dilakukan secara maserasi yaitu ekstraksi
zat aktif yang dilakukan dengan cara
merendam serbuk dalam pelarut yang
sesuai selama beberapa hari pada suhu
dari kamar terlindung dari cahaya, dan
pelarut akan masuk ke dalam sel tanaman
melewati dinding sel. Isi sel akan larut
karena adanya perbedaan konsentrasi
antara larutan didalam sel dengan di luar
sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi
akan terdesak keluar dan diganti oleh
pelarut dengan konsentrasi redah (proses
difusi). Tanaman ciplukan utuh (akar,
batang, daun dan buah) lebih dahulu
dibuat serbuk, dibutuhkan sebanyak 3
kg serbuk tanaman ciplukan, kemudian
direndam dalam larutan ethanol 70 persen
sebanyak 5 liter, didiamkan selama 5 hari,
kemudian diektraksi, dan didapat Ektrak
Etanol Ciplukan (EEC) sebanyak 900
gram.31
Semua analisis statistik menggunakan Statistical Package for the
Social Sciences (SPSS) versi 16. Uji one
way anova digunakan untuk mengetahui
perbandingan rerata kadar TSH dalam
kelompok penelitian pada minggu ke-1,
minggu ke-4, minggu ke-10 dan selisih
(Δ) rerata kadar TSH minggu ke-10
15
MGMI Vol. 7, No. 1, Desember 2015: 11-24
dan minggu ke-4. Uji one way anova
dilanjutkan dengan Posthoc LSD. Uji
Paired Sample T test dilakukan untuk
mengetahui perubahan rerata kadar TSH
kelompok penelitian pada minggu ke-4
dan minggu ke-10. Uji normalitas dengan
Kolmogorov Smirnov dan uji homogenitas
varian menggunakan Levene.
HASIL
Penelitian ini dilakukan selama 10
minggu, dengan alasan untuk membuat
tikus menjadi hipotiroid dengan pemberian
PTU, akan berubah menjadi hipotiroid
membutuhkan waktu 4 minggu, dan untuk
menjadikan tikus itu kembali normal untuk
pemberian obat membutuhkan waktu
6 minggu, dikarenakan waktu paruh
PTU besar, dan proses metabolisme
pembentukan hormon tiroid lama.32,33
Penelitian ini menggunakan tujuh kelompok tikus jantan galur Wistar. Masingmasing kelompok terdiri dari 7 ekor tikus
dengan 3 ekor tikus sebagai cadangan
dropout. Selama pelaksanaan penelitian
tidak ada sampel dropout. Pengukuran
kadar TSH dilakukan 3 kali, yaitu: pada
minggu ke-1, minggu ke-4, dan minggu
ke-10 penelitian.
Pengambilan
sampel
darah
untuk pengukuran kadar TSH pada
minggu ke-1 dilakukan setelah semua
sampel penelitian diadaptasikan selama
1 minggu. Hasil uji anova menunjukkan
perbedaan bermakna rerata kadar TSH
antar kelompok penelitian (p<0,05). Hasil
uji posthoc LSD rerata kadar TSH pada
minggu ke-1 dapat dilihat pada tabel 2,
perbedaan bermakna rerata kadar TSH
antar kelompok penelitian ditunjukkan
dengan ketidaksamaan notasi yang
16
terkandung (p<0,05). Rerata kadar TSH
tertinggi ditemukan pada kelompok kontrol
(+), sedangkan terendah pada kelompok
kontrol (-). Rerata kadar TSH semua
kelompok penelitian di bawah batas nilai
rujukan <0.36 µIU/L (0.36 – 3.47 µIU/L).
Pengukuran kadar TSH selanjutnya dilakukan pada minggu ke-4 setelah
pemberian PTU selama 3 minggu. Uji
anova menunjukkan perbedaan bermakna
rerata kadar TSH kelompok penelitian
pada minggu ke-4 (p<0,05). Hasil uji post
hoc LSD rerata kadar TSH pada minggu
ke-4 dapat dilihat pada tabel 2, perbedaan
bermakna rerata kadar TSH antar
kelompok penelitian ditunjukkan dengan
ketidaksamaan notasi yang terkandung
(p<0,05). Rerata kadar TSH tertinggi
ditemukan pada kelompok P5, sedangkan
terendah pada kelompok P1. Setelah
induksi oral PTU selama 3 minggu terjadi
peningkatan rerata kadar TSH. Rerata
kadar TSH semua kelompok penelitian
pada minggu ke-4 berada di atas batas
nilai rujukan >3.47 µIU/L. (0.36 – 3.47
µIU/L). Karakteristik kadar TSH sampel
penelitian sebelum dan setelah pemberian
PTU dapat dilihat pada Tabel 2.
Penelitian ini menggunakan antitiroid PTU untuk meningkatkan kadar TSH
sampel penelitian. Uji Paired sample T test
dilakukan untuk mengetahui perubahan
rerata kadar TSH setelah pemberian PTU
selama 3 minggu. Hasil uji Paired sample
T test menunjukkan oral PTU 54 mg/
kgBB/hari selama 3 minggu meningkatkan
rerata kadar TSH tikus jantan galur Wistar
secara bermakna (p<0,05). Hasil uji Paired
sample T test rerata kadar TSH minggu
ke-1 dan minggu ke-4 dapat dilihat pada
Tabel 3.
pada kelompok P1. Setelah induksi oral PTU selama 3 minggu terjadi peningkatan rerata
pada
P1. kadar
Setelah
induksi
PTU selama
3 minggu
terjadi ke-4
peningkatan
kadar kelompok
TSH. Rerata
TSH
semuaoral
kelompok
penelitian
pada minggu
berada direrata
atas
kadar
Rerata kadar
semua
kelompok
pada minggukadar
ke-4 berada
di atas
batas TSH.
nilai rujukan
>3.47TSH
µIU/L.
(0.36
– 3.47penelitian
µIU/L). Karakteristik
TSH sampel
batas
nilaisebelum
rujukandan
>3.47
µIU/L.
(0.36 –PTU
3.47dapat
µIU/L).
Karakteristik
kadar TSH sampel
pada tabel 2.
penelitian
setelah
pemberian
dilihat
Faktor Sosial
Ekonomi dan
yang....
(Setyani
A, Nurcahyani
Mulyantoro
pada tabel 2.
penelitian
sebelum
setelah
pemberian
PTUYD,
dapat
dilihatDK)
Pengaruh Ekstrak Etanol Ciplukan.... (Hidayat T, Susbiantonny A, Yunitawati D)
2.Karakteristik
TSH Sampel
Penelitian
Sebelum
Setelah
Pemberian
Tabel Tabel
2.Karakteristik
KadarKadar
TSH Sampel
Penelitian
Sebelum
dan dan
Setelah
Pemberian
Propylthiouracil
Tabel
2.Karakteristik
Kadar
TSH
Sampel
Penelitian
Sebelum
dan
Setelah
Pemberian
Tabel 2. Karakteristik Kadar TSH Sampel
Penelitian Sebelum dan Setelah Pemberian
Propylthiouracil
Propylthiouracil
Propylthiouracil
Variabel
Kelompok
N
Variabel
Variabel
Kelompok
Kelompok
N
Mean
Minggu ke-4
Minggu
ke-1
Minggu ke-4
Mean
Mean
,
,07
7
a
3271 , 868
,07
7
3271 868a
,
,07
7
1871 , 041b
,07
7
b
1871 041
,
,09
7
2300 , 129b,c ,09
7
2300 129b,c
,
,07
7
2386 , 883b,d ,07
7
2386 883b,d
,
,06
7
2114 , 230b,e ,06
7
2114 230b,e
,
,05
7
2471 , 559a,b ,05
7
2471 559a,b
,
,09
7
2814 , 173a,c,d,e ,09
7
2814 173a,c,d,e
Kontrol (+)
Kontrol (+)
Kontrol (-)
Kontrol (-)
P1
Kadar TSH
(µIU/L)
Kadar TSH
(µIU/L)
Minggu ke-1
Mingguke-1
ke-1
Minggu
±
SD
P
+_±
SD
P
SD
P
P1
P2
P2
P3
P3
P4
P4
P5
P5
034
034
q
q
.
.
±
Mean
SD
Mean
Mean
5
,44005
SD SD
,4400
5
,06435
,0643
4
,88004
+
±_
,7
a
9278
,7
9278a
,4
a
7289
,4
,3757
9
,52869
17647b
5,
b
25346
5,
0,1357
000
000
q
q
.
.
a
83557a
2,
a
83397
2,
,5286
1
0,13571
PP
7289
1,
a
83557
1,
,8800
5
,78435
,7843
8
,37578
P
a
83397
2,
b
17647
2,
b
25346
1,
b
75535
1,
75535b
q= Uji anova berbeda bermakna (p<0.05)
q= Uji anova berbeda bermakna (p<0.05)
q=
Uji anova
bermakna
(p<0.05)
a,b,c,d,e
= uji berbeda
Post-hocc
LSD (tidak
mengandung
notasinotasi
yang yang
samasama
menunjukkan
perbedaan
bermakna
a,b,c,d,e
= uji Post-hocc
LSD
(tidak mengandung
menunjukkan
perbedaan
bermakna
q= Uji anova berbeda bermakna (p<0.05)
rerata
kadar
antar(tidak
kelompok
penelitian
(p<0.05)
a,b,c,d,e
= ujiTSH
Post-hocc
LSD
mengandung
notasi
yangyang
samasama
menunjukkan
perbedaan
bermakna
rerata kadar
kelompok
(p<0.05)
a,b,c,d,e
= antar
ujiTSH
Post-hocc
LSDpenelitian
(tidak
mengandung
notasi
menunjukkan
perbedaan
bermakna
rerataTSH
kadar
TSHkelompok
antar kelompok
penelitian
(p<0.05)
rerata kadar
antar
penelitian
(p<0.05)
Tabel 3. Hasil Uji Paired Sample T test Sebelum dan Setelah Pemberian
7 dan Setelah Pemberian Propylthiouracil
Tabel 3. Hasil Uji Paired Sample T test
Sebelum
Propylthiouracil
7
_ SD
+
Periode
Variabel
N
Mean
Variabel
Periode
±
PP
Variabel
Kadar TSH
Kadar TSH
Periode
Minggu ke-1
Minggu ke-1
Minggu ke-2
Minggu ke-2
N
49
49
49
49
Mean
,2461
,2461
6,9686
6,9686
q = Uji Paried-Samples T test berbeda bermakna (p<0.05)
q = Uji Paried-Samples T test berbeda bermakna (p<0.05)
Pengukuran kadar
kadar TSH
TSH kembali
kembali
Pengukuran
dilakukan pada
pada minggu
minggu ke-10
ke-10 setelah
setelah
dilakukan
6 minggu
minggu intervensi.
intervensi. Hasil
Hasil perhitungan
perhitungan
6
menunjukkan
terjadi
penurunan
rerata
menunjukkan terjadi penurunan rerata
kadar TSH
TSH pada
pada semua
semua kelompok
kelompok
kadar
penelitian. Rerata
Rerata kadar
kadar TSH
TSH kelompok
kelompok
penelitian.
kontrol (+),
(+), P1,
P1, P2,
P2, P3,
P3, P4,
P4, dan
dan P5
P5 turun
turun
kontrol
dalam batas
batas nilai
nilai rujukan
rujukan (0.36
(0.36 –
– 3.47
3.47
dalam
µIU/L),
sedangkan
penurunan
rerata
µIU/L), sedangkan penurunan rerata
kadar TSH
TSH kelompok
kelompok kontrol
kontrol (-)
(-) tetap
tetap di
di
kadar
atas batas
batas nilai
nilai rujukan
rujukan >3.47
>3.47 µIU/L.
µIU/L. (0.36
(0.36
atas
± SD
,08369
,08369
3,31623
3,31623
P
.000q
.000q
– 3.47
3.47 µIU/L).
µIU/L). Uji
Uji anova
anova menunjukkan
menunjukkan
–
tidak ada
ada perbedaaan
perbedaaan bermakna
bermakna rerata
rerata
tidak
kadar TSH
TSH antar
antar kelompok
kelompok penelitian
penelitian
kadar
pada minggu
minggu ke-10
ke-10 (p>0,05).
(p>0,05). Uji
Uji Post
Post hoc
hoc
pada
LSD
rerata
kadar
TSH
minggu
ke-10pada
LSD rerata kadar TSH minggu ke-10pada
tabel 3,
3, menunjukkan
menunjukkan kelompok
kelompok kontrol
kontrol
tabel
(+), P2,
P2, P3,
P3, P4,
P4, dan
dan P5
P5 berbeda
berbeda bermakna
bermakna
(+),
dengan kontrol
kontrol (-)
(-) (p<0,05),
(p<0,05), sedangkan
sedangkan
dengan
rerata
kadar
TSH
kelompok
P1
tidak ada
ada
rerata kadar TSH kelompok P1 tidak
perbedaan bermakna
bermakna dengan
dengan kontrol
kontrol (-)
(-)
perbedaan
(p>0,05). Rerata
Rerata kadar
kadar TSH
TSH kelompok
kelompok P1,
P1,
(p>0,05).
7
17
MGMI MGMI
Vol. 7,Vol.
No. 7,
1, No.
Desember
1, Desember
2015: 1-10
2015: 1-10
P2, P3,
P2,P4,
P3,dan
P4, P5
danditemukan
P5 ditemukan
tidak tidak
ada ada
TSH TSH
kelompok
kelompok
P1 tidak
P1 tidak
ada perbedaan
ada perbedaan
perbedaan
perbedaan
bermakna
bermakna
dengan
dengan
kontrol
kontrol
(+) (+)
bermakna
bermakna
dengan
dengan
kontrol
kontrol
(-) (p>0,05).
(-) (p>0,05).
(p>0.05).
(p>0.05).
Rerata
Rerata
selisihselisih
(Δ) kadar
(Δ) kadar
TSH TSH
kelompok
kelompok
MGMI
MGMI
Vol.
No.
No.ditemukan
1,1,
Desember
Desember
2015:
2015:11-24
1-10
Uji anova
Uji anova
reratarerata
selisihselisih
(Δ) (Δ)
kadarkadar
TSH TSH
P1, P2,
P1, P3,
P2,
P4,
P3,Vol.
dan
P4,7,7,P5
dan
P5
ditemukan
tidak
tidak
minggu
minggu
ke-10ke-10
dan minggu
dan minggu
ke-4 ditemukan
ke-4 ditemukan
ada perbedaan
ada perbedaan
bermakna
bermakna
dengan
dengan
kontrol
kontrol
P2,
P3,
P4,
dan
P5
ditemukan
tidak
ada
TSH
kelompok
P1
tidak
ada
perbedaan
berbeda
berbeda
secara
secara
bermakna
bermakna
(p<0,05).
(p<0,05).
Uji Uji
(+) (p>0,05).
(+) (p>0,05).
Uji ancova
Uji ancova
menunjukkan
menunjukkan
perbedaan
bermakna
dengan
kontrol
(+)
bermakna
dengan
kontrol
(p>0,05).
Post-hocc
Post-hocc
LSD LSD
selisihselisih
(Δ) rerata
(Δ) rerata
kadarkadar
penurunan
penurunan
bermakna
bermakna
kadarkadar
TSH (-)
TSH
setelah
setelah
Rerata
selisih
(Δ) oleh
kadaroleh
TSHkadar
kelompok
TSH (p>0.05).
pada
TSH pada
tabel tabel
3, menunjukkan
3, menunjukkan
kelompok
kelompok
intervensi
intervensi
dipengaruhi
dipengaruhi
kadar
TSH TSH
Uji
anova
selisih
(Δ) berbeda
kadar
TSH
P1,
P2,
P3,
P4,
dan
P5variasi
ditemukan
tidak
kontrol
kontrol
(+),
P2,
(+),rerata
P3,
P2, P4,
P3,
dan
P4, P5
dan
P5
berbeda
sebelum
sebelum
intervensi
intervensi
dan
variasi
dan
perlakuan
perlakuan
minggu
ke-10
dan
minggu
ke-4
ditemukan
ada
perbedaan
bermakna
dengan
kontrol
bermakna
bermakna
dengan
dengan
kontrol
kontrol
(-) (p<0,05),
(-) (p<0,05),
(p<0,05).
(p<0,05).
berbeda
secara
bermakna
(p<0,05).
Uji
(+)
(p>0,05). Uji ancova menunjukkan
sedangkan
sedangkan
reratarerata
selisihselisih
(Δ) (Δ)
kadarkadar
Post-hoc
selisih
(Δ) (Δ)
rerata
kadarkadar
TSH
penurunan bermakna kadar TSH setelah
Post-hoccLSD
LSD
selisih
rerata
pada
Tabel
3, 3,menunjukkan
intervensi dipengaruhi oleh kadar TSH
TSH pada
tabel
menunjukkan kelompok
kontrol (+), P2, P3, P4, dan P5 berbeda
sebelum intervensi dan variasi perlakuan
bermakna dengan kontrol (-) (p<0,05),
(p<0,05).
sedangkan rerata selisih (Δ) kadar
TabelTabel
3. Hasil
3. Hasil
Uji Anova
Uji Anova
Setelah
Setelah
Intervensi
Intervensi
dan Selisih
dan Selisih
(Δ) Rerata
(Δ) Rerata
KadarKadar
TSH TSH
Variab
Variab
Kelompok
Kelompok
Variabel
Kelompok
el
el
Penelitian
Penelitian
Penelitian
N
ke-10
MingguMinggu
Minggu
ke-10 ke-10
N
_ SD
Mean Mean
± SD ±+
Mean
SD P
Selisih
)t
Selisih
Selisih
(Δ)t ( (Δ)t
_SD
± SD ±+
PP Mean Mean
Mean
SD P
Tabel 3. Hasil Uji Anova Setelah Intervensi dan Selisih (Δ) Rerata Kadar TSH
el
Variab
KontrolKontrol
(+)
(+)
,
,
,4
7
7
a
a
4614 4614
8026 8026
,4
*
062
Kelompok
Penelitian
Kontrol
Kontrol
(-)
(-)
Minggu ke-10
4
4
1,
1,
N
7
7
,9971 ,9971
93338b93338b
PP
.
. 4
4
,8
,8
.
*
a,c
a,c
q
q
062 ,9786 ,9786
4702 4702 000 000
.
Selisih (Δ)t
,
,
1,
1,
0671 0671
57112b,d
57112b,d
Mean
P
Mean
P
2
2
3,± SD 3,
1
1
4,± SD 4,
7
7
a,b
a,b
a,d
a,d
,9386
,9386
78265
78265
,9414
,9414
67169
67169
P1
P1
,
,4
.
4
,8
.
7
a
*
a,c
q
062
000
Kontrol
(+)
Kadar TSH
Kadar TSH
1 46141 8026
2,
2,
3 ,97863 4702
1,
1,
7
7
(µIU/L)(µIU/L)
,8529 ,8529
51526a51526a
,9314 ,9314
03712a,e
03712a,e
P2
P2
4
1,
,
1,
7
b
b,d
Kontrol (-)
2 ,99712 93338
3,
3,
5 06715 57112
3,
3,
7
7
a
a
c,e
c,e
,4271 ,4271
00867 00867
,9486 ,9486
99361 99361
P3
P3
2
3,
1
4,
7
a,b
a,d
,9386
78265
,9414
67169
P1
2
2
2,
2,
7
7
3,
3,
7
7
a
a
c
c
,3200 ,3200
24261 24261
,2086 ,2086
96652 96652
P4
P4
Kadar TSH
1
2,
3
1,
7
a
a,e
(µIU/L)
P2
2 ,85292 51526
1,
1,
8 ,93148 03712
2,
2,
7
7
a
a
c
c
,0543 ,0543
73802 73802
,0814 ,0814
05734 05734
P5
P5
2
3,
5
3,
7
a
c,e
,4271 00867
,9486 99361
* = uji *anova
= uji anova
tidak berbeda
tidak berbeda
nyataP3
(p>0.05)
nyata (p>0.05)
= =ujiuji
anova
* anova
=berbeda
uji tidak
anova
berbeda
tidak (p<0.05)
berbeda
nyata(p<0.05)
(p>0.05)
nyata (p>0.05)
q = uji* qanova
berbeda
nyata
nyata
2
2,
7
3,
q = uji anova
q = uji berbeda
anova berbeda
nyata (p<0.05)
nyata (p<0.05)
7 minggu
a
c
t = selisih
selisih
(Δ)
rerata
kadar
TSH
kadar
minggu
TSH
minggu
ke-10
dan
ke-10
minggu
dan
ke-4
ke-4
,3200
24261
,2086 96652
P4
t t ==selisih
t =rerata
selisih
(Δ)(Δ)
rerata
(Δ) kadar
rerata
TSH
kadar
minggu
TSH
minggu
ke-10
dan
ke-10
minggu
dan minggu
ke-4
ke-4
a,b,c,d,e
a,b,c,d,e
= a,b,c,d,e
uji=Post-hocc
=
LSD
(tidak
LSD
(tidak
mengandung
notasi
yangsama
sama
yangmenunjukkan
sama
menunjukkan
menunjukkan
perbedaan
perbedaan
bermakna
bermakna
a,b,c,d,e
ujiuji
Post-hocc
=Post-hocc
uji Post-hocc
LSD
(tidak
LSD
mengandung
(tidakmengandung
mengandung
notasi notasi
yang
notasi
yang
sama
menunjukkan
perbedaan
perbedaan
bermakna
bermakna
2
1,
8
2,
rerata kadar
rerataTSH
kadarantar
TSHkelompok
antar kelompok
penelitian
penelitian
(p<0.05))
(p<0.05)) 7
a
c
rerata rerata
kadar TSH
kadarantar
TSH kelompok
antar kelompok
penelitian
penelitian
(p<0.05))
(p<0.05))
,0543 73802
,0814 05734
P5
* = ujiPerbedaan
anova bermakna
tidak berbeda
nyata
(p>0.05)
Perbedaan
bermakna
rerata
rerata
kadar
kadar
TSH minggu
TSH minggu
ke-4 menunjukkan
ke-4 menunjukkan
adanya
adanya
respon
respon
Perbedaan bermakna
bermaknarerata
rerata
ka-
minggu ke-1. Kadar TSH tertinggi minggu
= uji anova
tidak nyata
berbeda
nyata (p>0.05)
q = uji* anova
berbeda
(p<0.05)
t = selisih
(Δ) rerata
kadar
TSH
minggu
ke-10
dan
t = selisih
(Δ) rerata
kadar
TSH
minggu
ke-10
danminggu
mingguke-4
ke-4
minggu
minggu
ke-4 a,b,c,d,e
ditemukan
ke-4
ditemukan
perubahan
urutan
urutan
peringkat
peringkat
rerata
kadar
kadar
TSHmenunjukkan
yang
TSH berbeda
yangperbedaan
berbeda
dengan
dengan
a,b,c,d,e
=respon
uji
LSD
(tidak
notasi
yangsama
sama
menunjukkan
perbedaan
bermakna
=Post-hocc
uji perubahan
Post-hocc
LSD
(tidakmengandung
mengandung
notasi
yang
bermakna
sedangkan
terendah
pada
kelompok
P1.
adanya
yang
berbeda-beda
darirerata
yang yang
berbeda-beda
berbeda-beda
sampel
dari sampel
penelitian
penelitian
terhadap
terhadap
mekanisme
mekanisme
kerja kerja
antitiroid
antitiroid
PTU.kelompok
PTU.
Pada Pada P5,
q = uji anova
berbeda
nyata
(p<0.05)
ke-4
ditemukan
pada
dar
TSH
minggu
ke-4
menunjukkan
kadar
TSHdari
minggu
ke-4
rerata kadar TSH antar kelompok penelitian (p<0.05))
rerata
TSH
antar
kelompok
penelitian
(p<0.05))
Perbedaan
urutan
peringkat
kadar TSH
sampel
penelitian
terhadap
mekanisme
minggu
ke-1. kadar
ke-1.
Kadar
Kadar
TSH
tertinggi
TSH
tertinggi
minggu
minggu
ke-4
ditemukan
ke-4 ditemukan
pada pada
kelompok
kelompok
P5,
sedangkan
P5, sedangkan
8 minggu
8
dan
kemaknaan
antar
kelompok
hasil uji
kerja
antitiroid
PTU.
Pada
minggu urutan
ke-4 peringkat
terendah
terendah
pada
pada
kelompok
kelompok
P1. Perbedaan
P1.
Perbedaan
kadar
kadar
TSH
dan
TSHkemaknaan
dan kemaknaan
antar
antar
Perbedaan
bermakna
rerata urutan
kadar peringkat
TSH minggu
ke-4
menunjukkan
adanya
respon
ditemukan perubahan urutan peringkat
Posthoc LSD minggu ke-1 dan minggu
kelompok
kelompok
hasil
uji
hasil
Posthoc
uji Posthoc
LSD
minggu
LSD penelitian
minggu
ke-1 dan
ke-1
minggu
dan minggu
ke-4, ke-4,
menunjukkan
menunjukkan
reratarerata
kadarkadar
yang
berbeda-beda
dari
sampel
terhadap
mekanisme
kerja
antitiroid
PTU.
Pada
ke-4, menunjukkan rerata kadar TSH
rerata kadar TSH yang berbeda dengan
TSH minggu
seluruh
TSH seluruh
kelompok
kelompok
penelitian
penelitian
pada pada
minggu
minggu
ke-1 yang
ke-1
yang
ditemukan
ditemukan
di bawah
di bawah
batas batas
nilai
nilai
ke-4
ditemukan
perubahan
urutan
peringkat
rerata
kadar
TSH
yang
berbeda
dengan
rujukan
rujukan
<0.36ke-1.
<0.36
µIU/LKadar
µIU/L
(0.36 TSH
(0.36
– 3.47
– µIU/L)
3.47 µIU/L)
tidak tidak
berpengaruh
padapada
pada
peningkatan
peningkatan
rerata
kadarkadar
minggu
tertinggi
minggu
ke-4berpengaruh
ditemukan
kelompok
P5,rerata
sedangkan
18
8
TSH minggu
TSH minggu
ke-4.
ke-4.
Perubahan
Perubahan
kadar
kadar
TSH pada
TSH urutan
pada
minggu
minggu
ke-1, ke-1,
minggu
minggu
ke-4,
dan
dan
minggu
ke-10ke-10
terendah
pada
kelompok
P1. Perbedaan
peringkat
kadar
TSHke-4,
danminggu
kemaknaan
antar
dapatkelompok
dapat
dilihatdilihat
pada
pada
gambar
1.
1.LSD minggu ke-1 dan minggu ke-4, menunjukkan rerata kadar
hasil
uji gambar
Posthoc
TSH seluruh kelompok penelitian pada minggu ke-1 yang ditemukan di bawah batas nilai
rujukan <0.36 µIU/L (0.36 – 3.47 µIU/L) tidak berpengaruh pada peningkatan rerata kadar
Pengaruh
Ekstrak
Etanol
Ciplukan....
(Hidayat
T, Susbiantonny
A, Yunitawati
Faktor
Sosial
Ekonomi
yang....
(Setyani
A, Nurcahyani
YD, Mulyantoro
DK) D)
seluruh kelompok penelitian pada minggu
ke-1 yang ditemukan di bawah batas nilai
rujukan <0.36 µIU/L (0.36 – 3.47 µIU/L)
tidak berpengaruh pada peningkatan
rerata kadar TSH minggu ke-4. Perubahan
kadar TSH pada minggu ke-1, minggu ke4, dan minggu ke-10 dapat dilihat pada
Gambar 1.
1.
gambar
Gambar1.1.Perubahan
Perubahankadar
kadarTSH
TSHpada
padaMinggu
Mingguke-1,
ke-1,Minggu
Mingguke-4,
ke-4,dan
danMinggu
Mingguke-10
ke-10
Gambar
PEMBAHASAN
kontrol
(+) dan terendah
kontrol
(-). Rerata
dan
terendah
kontrol (-).
Rerata
kadar
Penelitian
ini
bertujuan
menilai
kadar
TSH
seluruh
kelompok
penelitian
Penelitian
ini
bertujuan
menilai
manfaat
TSH
seluruh
kelompok
penelitian
pada
PEMBAHASAN
manfaat etanol
Ekstrakciplukan
Etanol (EEC)
Ciplukan
(EEC)
pada minggu
ke-1 ditemukan
di bawah
ekstrak
terhadap
minggu
ke-1 ditemukan
di bawah
batas
Penelitian ini bertujuan menilai manfaat ekstrak etanol ciplukan (EEC) terhadap
terhadap penurunan
TSH galur
tikus
batasrujukan
nilai rujukan
–
penurunan
kadar TSH kadar
tikus jantan
nilai
<0.36 <0.36
µIU/L µIU/L
(0.36 (0.36
– 3.47
penurunan
kadar
TSH
tikus
jantan
galur
Wistar
yang
meningkat
di
atas
batas
nilai
rujukan
jantan
galur
Wistar
yang
meningkat
di
3.47 µIU/L).
Keadaan
tersebut
atas tidak
Wistar yang meningkat di atas batas
µIU/L).
Keadaan
tersebut
di diatas
atas rujukan
batas
nilai
rujukan
akibat
pengaruh
akibat
pengaruh
pemberian
antitiroid
PTU. Hasil
penelitian pada
minggu ke-1
nilai
akibat
pengaruh
pemberian
diperkirakan
sebelumnya,
dan menunjukkan
peneliti
pemberian
antitiroid
PTU.
Hasil
penelitian
antitiroid
PTU.
Hasilyang
penelitian
pada
minggu
juga tidak
dapat mengetahui
secara penelitian
pasti
rerata
kadar
TSH
bervariasi
antar kelompok
penelitian.
Meskipun sampel
padamenunjukkan
minggu ke-1rerata
menunjukkan
ke-1
kadar TSHrerata
yang
penyebab keadaan tersebut. Namun
terpilih homogen dan telah menjalani adaptasi selama 1 minggu dalam lingkungan dan
kadar
TSH
yang
bervariasi
antar
kelompok
bervariasi antar kelompok penelitian.
demikian, peneliti tetap sadar dengan
perlakuan
sama,penelitian
namun penelitian
terdapat
bermakna
kadar
TSH antar
penelitian. yang
Meskipun
sampel
Meskipun
sampel
terpilih perbedaan
kemungkinan
adanyarerata
pengaruh
gangguan
terpilih homogen
telah Hasil
menjalani
homogen
dan telahdan
menjalani
adaptasi
padamenunjukkan
tingkat hipofisis,
hipotalamus,
kelompok
penelitian
(p<0,05).
pengukuran
rerata kadar
TSH tertinggi
adaptasi
selama
1 (+)minggu
dalam
selama
1 minggu
dalam
lingkungan
dan kontrol
maupun
kelenjarkadar
tiroid, TSH
atau kemungkinan
pada
kelompok
kontrol
dan terendah
(-). Rerata
seluruh kelompok
lingkungan
dan
perlakuan
yang
sama,
perlakuan yang sama, namun terdapat
lain yang terjadi, meskipun peneliti tidak
penelitian pada minggu ke-1 ditemukan di bawah batas nilai rujukan <0.36 µIU/L (0.36 – 3.47
namun terdapat
perbedaan
bermakna
perbedaan
bermakna
rerata kadar
TSH
dapat melakukan pembuktian secara
µIU/L).
Keadaan
tersebut
di
atas
tidak
diperkirakan
dan peneliti
juga tidak
reratakelompok
kadar TSHpenelitian
antar kelompok
penelitian
antar
(p<0,05).
Hasil
langsung.sebelumnya,
Karena disadari
pemeriksaan
(p<0,05).
Hasil
pengukuran
menunjukkan
pengukuran
menunjukkan
rerata
kadarkeadaan
kadar tersebut.
TSH merupakan
pemeriksaan
yangtetap
dapat
mengetahui
secara pasti
penyebab
Namun demikian,
peneliti
rerata
kadar
TSH
tertinggi
pada
kelompok
TSH dengan
tertinggi kemungkinan
pada kelompok
kontrol
(+)
akurat
dan sensitif
dalamhipofisis,
mengukur
fungsi
sadar
adanya
pengaruh
gangguan
pada tingkat
hipotalamus,
maupun kelenjar tiroid, atau kemungkinan lain yang terjadi, meskipun peneliti tidak dapat
9 TSH
melakukan pembuktian secara langsung. Karena disadari pemeriksaan kadar19
merupakan pemeriksaan yang akurat dan sensitif dalam mengukur fungsi tiroid, meskipun
TSH tidak diproduksi dan disintesis oleh kelenjar tiroid, disamping masih banyak lagi faktor
penyebab rendahnya kadar TSH.10,11,34
MGMI Vol. 7, No. 1, Desember 2015: 11-24
tiroid, meskipun TSH tidak diproduksi dan
disintesis oleh kelenjar tiroid, disamping
masih banyak lagi faktor penyebab
rendahnya kadar TSH.10,11,34
Pada minggu ke-4 rerata kadar TSH
seluruh kelompok penelitian meningkat
secara bermakna (p<0,05). Rerata
kadar TSH seluruh kelompok penelitian
minggu ke-4 diatas batas nilai rujukan
>3.47 µIU/L (0.36 – 3.47 µIU/L). Temuan
tersebut menunjukkan kemampuan oral
antitiroid propylthiouracil 54 mg/kgBB/hari
selama 3 minggu dalam meningkatkan
kadar TSH tikus jantan galur Wistar.
Keadaan ini membuktikan mekanisme
kerja antitiroid
propylthiouracil dalam
menghambat kerja enzim tiroperoksidase,
dan enzim 5’-deiodinase (tetraiodotironin
5’ deiodinase), terhambatnya kedua kerja
enzim tersebut menyebabkan terjadinya
hambatan pembentukan/sintesis hormon
tiroid (T3 dan T4), dan konversi T4 menjadi
T3 di jaringan, sehingga aktivitas hormonhormon tiroid secara keseluruhan menjadi
berkurang. Keadaan ini menyebabkan
meningkatnya sekresi TSH oleh hipofisis
anterior (pituitari) melalui mekanisme
umpan balik negatif. 35
Pada minggu ke-10, rerata kadar
TSH antar kelompok dalam penelitian
ini ditemukan tidak berbeda bermakna
(p>0,05). Perbedaan bermakna rerata
kadar TSH antar kelompok penelitian
yang ditemukan pada minggu ke-1 dan
minggu ke-4 tidak berlanjut pada minggu
ke-10. Keadaan ini menunjukkan variasi
perlakukan selama 6 minggu menyebabkan rerata kadar TSH mengalami
perubahan pada batasan nilai yang tidak
berbeda antar kelompok.
Intervensi levothyroxine dosis
0.009 mg/kg BB/hari, EEC dosis 0.1 g/
kgBB/hari, 0.2 g/kgBB/hari, 0.4 g/kgBB/
20
hari, 0.8 g/kgBB/hari, dan 1.6 g/kgBB/
hari menurunkan rerata kadar TSH dalam
batas nilai rujukan (0.36 – 3.47 µIU/L).
Sedangkan penurunan rerata kadar TSH
yang terjadi pada kontrol (-) tetap di atas
nilai rujukan. Hal tersebut menunjukkan
bahwa tanpa intervensi peningkatan
kadar TSH yang terjadi akibat pengaruh
antitiroid PTU tidak menyebabkan kadar
TSH turun dalam batas nilai rujukan.
Keadaan ini juga memperkuat anggapan
peneliti bahwa rendahnya rerata kadar
TSH di bawah nilai rujukan pada minggu
ke-1 tidak berpengaruh selama penelitian
ini berlangsung.
Sampai saat ini para ahli
endokrinologi dan metabolik sepakat
bahwa levothyroxine merupakan obat
pilihan untuk hipotiroidisme. Levothyroxine
bertindak sebagai sumber untuk hormon tiroid aktif triiodotironine (T3),
sebagai prohormon, levothyroxine tidak
menghalangi komponen lain dari aksis
tiroid, sehingga memungkinkan deiodinasi
enzim untuk berfungsi dengan baik.22
Penurunan kadar TSH pada kontrol (+)
membuktikan mekanisme kerja thyrax
0.009 mg/kgBB sebagai pengganti hormon
thyroxine (T4) alami yang berperan sebagai
prohormon untuk hormon tiroid aktif (T3)
dalam memperbaiki gangguan fungsi
tiroid akibat mekanisme penghambatan
kerja enzim oleh PTU.35 Pada penelitian
ini, intervensi EEC dosis 0.1 g/kgBB/hari,
0.2 g/kgBB/hari, 0.4 g/kgBB/hari, 0.8 g/
kgBB/hari, dan 1.6 g/kgBB/hari selama 6
minggu menurunkan nilai kadar TSH pada
batas yang setara dengan levothyroxine
0,009 mg/kg BB/hari. Berbeda dengan
kelompok perlakuan EEC dosis 0.2 g/
kgBB/hari, 0.4 g/kgBB/hari, 0.8 g/kgBB/
hari, dan 1.6 g/kgBB/hari, kelompok
perlakuan EEC dosis 0.1 g/kgBB/hari
Pengaruh Ekstrak Etanol Ciplukan.... (Hidayat T, Susbiantonny A, Yunitawati D)
selain menurunkan nilai kadar TSH pada
batas yang tidak berbeda bermakna
dengan intervensi levothyroxine 0.009
mg/kg BB/hari, tetapi juga tidak berbeda
bermakna dengan dengan kelompok
tanpa intervensi. Pada keadaan tersebut
peneliti berpendapat meskipun EEC dosis
0.1 g/kgBB/hari menurunkan kadar TSH
pada batas nilai rujukan setara dengan
levothyroxine 0.009 mg/kgBB/hari, EEC
0.1 g/kgBB/hari bukan merupakan dosis
pilihan untuk menurunkan kadar TSH
tikus jantan galur Wistar yang meningkat
di atas batas nilai rujukan akibat pengaruh
antitiroid PTU.
Selisih (Δ) penurunan rerata kadar
TSH antar minggu ke-4 dan minggu ke10 berguna untuk mengetahui besarnya
perubahan kadar TSH setelah intervensi.
Semakin besar selisih (Δ) rerata kadar
TSH, maka semakin besar pengaruh
intervensi terhadap penurunan kadar TSH.
Demikian juga sebaliknya semakin kecil
selisih (Δ) kadar TSH, maka semakin kecil
pengaruh intervensi terhadap penurunan
kadar TSH, penurunan kadar TSH pada
penelitian ini dipengaruhi oleh kadar TSH
sebelum intervensi dan variasi perlakuan
(p<005).
Hasil perhitungan menunjukkan,
berturut-turut selisih (Δ) rerata kadar TSH
kelompok penelitian dari yang terbesar
adalah kelompok P5, P4, P3, Kontrol (+),
P2, P1 dan Kontrol (-). Meskipun tidak
ditemukan perbedaan bermakna selisih (Δ)
rerata kadar TSH antar kelompok tersebut,
tetapi hasil uji Posthoc LSD menunjukkan
intervensi EEC dosis 1.6 g/kgBB/hari, 0.8
g/kgBB/hari, dan 0.4 g/kgBB/hari selama
6 minggu memberikan pengaruh lebih
besar terhadap penurunan kadar TSH
dibandingkan dengan levothyroxine 0.009
mg/kgBB/hari. Keadaan ini membuktikan
kemampuan EEC dosis 1.6 g/kgBB/hari,
0.8 g/kgBB/hari, dan 0.4 g/kgBB/hari lebih
baik dibandingkan dengan levothyroxine
0.009 mg/kgBB/hari. Sedangkan pengaruh
intervensi EEC dosis 0.2 dan 0.1 g/kgBB/
hari terhadap penurunan kadar TSH lebih
kecil dibandingkan dengan levothyroxin e
0.009 mg/kgBB/hari.
Antitiroid PTU menyebabkan peningkatan kadar TSH melalui mekanisme
umpan balik negatif akibat hambatan
pembentukan/sintesis hormon tiroid (T3
dan T4) oleh kelenjar tiroid dan konversi
T4 menjadi T3 di jaringan.35 Mekanisme
penurunan kadar TSH setelah pemberian
levothyroxine 0.009 mg/kgBB/hari pada
penelitian ini secara jelas telah dapat
dapat dipahami.22 Memperhatikan penelitian Mahmood Vessal (1995), dengan
pembuktian manfaat Physalis alkekengi
yang mengandung zat aktif Physalis
yaitu fisalin (steroid) dalam meningkatkan
aktivitas kelenjar hipofisis dan hipotalamus
melalui mekanisme penurunan 50 persen
aktivitas lysyl-aminopeptidase (Lys-AP)
pada hipofisis anterior/pituitari, dan 45
persen akitifitas di basomedial hypothalamus (BMH) pada tikus betina
dewasa.25 Kami berpendapat, kemungkinan zat aktif yang sama yang terkandung
dalam Physalis angulata L (ciplukan) memperbaiki metabolisme Thyroid Releasing
Hormone (TRH) yang disekresikan
oleh hipotalamus dan Tiroid Stimulating
Hormone (TSH) yang disekresikan oleh
hipofisis anterior. Dasar perubahan
peningkatan kadar TSH sampel dalam
penelitian ini adalah akibat pengaruh
antitiroid PTU bukan akibat keadaan
patologis tertentu pada tingkat hipofisis,
hipotalamus, maupun kelenjar tiroid.
Dugaan kami sementara, bahwa tidak
menutup kemungkinan keadaan tersebut
21
MGMI Vol. 7, No. 1, Desember 2015: 11-24
menguntungkan pada hipotiroidisme akibat proses sekunder atau tersier tertentu,
dimana gangguan sekresi hormon tiroid
berhubungan dengan gangguan sekresi
Thyroid Stimulating Hormone (TSH) oleh
kelenjar hipofisis atau akibat gangguan
pelepasan Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) oleh hipotalamus.1,6,7,8
Sementara pada hipotiroid primer,
kami berpendapat, jika mekanisme
tersebut terjadi, maka kemungkinan
besar akan menyebabkan kekacauan
biosintesis hormon tiroid. Pada keadaan
ini, memperbaiki metabolisme Thyroid
Releasing Hormone (TRH) dan Tiroid
Stimulating Hormone (TSH) merupakan
tindakan yang peneliti sebut sebagai
contra negative feedback control, akibatnya fungsi tiroid tidak akan pernah
menjadi normal, bahkan sangat mungkin
memperberat gangguan fungsi tiroid yang
terjadi.
KESIMPULAN
Ekstrak Etanol Ciplukan (EEC)
dosis 1.6 g/kgBB/hari, 0.8 g/kgBB/hari,
dan 0.4 g/kgBB/hari memiliki pengaruh
lebih besar dalam menurunkan kadar TSH
tikus jantan galur Wistar yang meningkat
di atas batas nilai rujukan akibat pengaruh
antitiroid PTU.
SARAN
Perlu penelitian lanjutan untuk
mengetahui zat aktif dan toksisitas
Physalis angulata L/Ekstrak Etanol
Ciplukan (EEC). Perlu penelitian lebih
mendalam untuk Physalis angulata L/
Ekstrak Etanol Ciplukan (EEC).
22
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih disampaikan kepada
Badan Litbang Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia selaku
penyandang dana Riset Pembinaan
IPTEKDOK 2014, Kepala Balai Litbang
GAKI dan rekan-rekan peneliti di Balai
Litbang GAKI Magelang, Unit Pengembangan Hewan Percobaan (UPHP)
UGM Yogyakarta, Laboratorium Penelitian
dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM
Yogyakarta, Laboratorium Biokimia Balai
Litbang
GAKI
Magelang.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Prof.
Dr. Yanni Sudiyani, M. Agr yang telah
memberikan bimbingan dan arahan
kepada penulis sehingga karya tulis ini
dapat terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Haddad G, Kaufman S.Classification
and Epidemiology of Thyroid Disease
Thyroid Disorders with Cutaneous
Manifestations.
Springer
Verlag
London Limited; 2008: 13-22.
2. Black RE, Allen LH, Bhutta ZA,
Caulfield LE, De Onis M, Ezzati
M, et al. Maternal and Child Under
Nutrition: Global and Regional
Exposures and Health Consequences.
Lancet. 2008, 371(9608):243-260.
3. Roberts
CG,
Ladenson
PW.
Hypothyroidism.
Lancet.
2004;
363(9411):793-803.
4. Golden SH, Robinson KA, Saldanha
I, Anton B, Ladenson PW. Clinical
Review: Prevalence and Incidence of
Endocrine and Metabolic Disorders in
The United States: A Comprehensive
Review. J Clin Endocrinol Metab.
2009;94(6):1853-78.
5. Bornschein A, PazFilho G, Graf H,
de Carvalho GA. Treating Primary
Pengaruh Ekstrak Etanol Ciplukan.... (Hidayat T, Susbiantonny A, Yunitawati D)
Hypothyroidismwith Weekly Doses
of Levothyroxine: A Randomized,
Single Blind, Crossover Study. J Clin
Endocrinol Metab. 2012:564.
6. Vaidya B, Pearce Simon HS.
Management of Hypothyroidism in
Adult. BMJ, 2008; 337: 284-289.
7. Soewondo
P,
Cahyanur
R.
Hipotiroidisme
dan
Gangguan
Akibat Kekurangan Yodium. Dalam:
Penatalaksanaan Penyakit-Penyakit
Tiroid bagi Dokter. Departemen Ilmu
Penyakit dalam FKUI/RSUPNCM.
Jakarta. Interna publishing; 2008.
8. McDermott
MT,
Ridgway
EC.
Subclinical Hypothyroidism is Mild
Thyroid Failure and Should be
Treated. J Clin Endocrinol Metab.
2001;86:4585–4590.
9. ATA
(The
American
Thyroid
Association), Thyroid Function Test,
2014;1-2.
10.Schiefer
R,
Fatourechi
V,
Laboratory Diagnosis of Thyroid
Disease. Disorders with Cutaneous
Manifestations.
Springer
Verlag
London Limited; 2008: 23-34.
11.Nicoloff J, Spencer C. Clinical Review
12: The Use and Misuse of The
Sensitive Thyrotropin Assays. J Clin
Endocrinol Metab. 1990;71:553–558.
12.Bagattoli RM, Vaisman M, Lima
JS, Ward LS. Estudo de Adesão ao
Tratamento do Hipotiroidismo. Arq Bras
Endocrinol Metab. 2000;44(6):483-7.
13.Mandel SJ, Brent GA, Larsen PR.
Levothyroxine Therapy in Patients
with Thyroid Disease. Ann Intern Med.
1993;119(6):492-502.
14.Canaris GJ, Manowitz NR, Mayor GM,
Ridgway EC. The Colorado Thyroid
Disease Prevalence Study. Arch Intern
Med. 2000;160(4):526-34.
15.Somwaru LL, Arnold AM, Joshi N,
Fried LP, Cappola AR. High Frequency
of and Factors Associated with
Thyroid Hormone Over Replacement
and Under Replacement in Men and
Women Aged 65 and Over. J Clin
Endocrinol Metab. 2009;94(4):1342-5.
16.Wiersinga WM. Thyroid Hormone
Replacement Therapy. Horm Res.
2001;56(1):74-81.
17.John Kalarickal J, Pearlman G,
Carlson HE. New Medications Which
Decrease Levothyroxine Absorption.
Thyroid. 2007;17(8):763-5.
18.Montaserti A, Pourheydar M, Khazaei
M, Ghorbani R. Anti Fertility Effects of
Physalis Alkekengi Alcoholic Extract
in Female Rat. Iranian Journal of
Reproductive Medicine. 2007;5(1):1316.
19.Giorgetti M, Rossi L, Rodrigues E.
Brazilian Plants with Possible Action
on The Central Nervous System A
Study of Historical Source from 16th
to 19th Century. Brazilian Journal of
Pharmacognosy. 2011;21(3):37-555.
20.Sanchooli N. Antidiabetic Properties of
Physalis Alkekengi Extract in Alloxan
Induced Diabetic Rats. Research
Journal of Pharmaceutical, Biological,
and Chemical Sciences. 2011;
2(1):168-173.
21.Soares MBP, Brustolim D, Santos LA,
Bellintani MC, Paiva FP, Ribeiro YM, et
al. Physalins B, F and G, Seco-Steroids
Purified From Physalis Angulata L,
Inhibit Lymphocyte Function And
Allogeneic Transplant Rejection. Int
Immunopharmacol. 2006;6:408–14.
22.Vieira AT, Pinho V, Lepsch, LB,
Scavone C, Ribeiro IM, Tomassini
T et al. Mechanisms of The AntiInflammatory Effects of The Natural
23
MGMI Vol. 7, No. 1, Desember 2015: 11-24
Secosteroids Physalins in A Model of
Intestinal Ischaemia and Reperfusion
Injury. British Journal of Pharmacology.
2005; 146: 244–251.
23.Foroosh SS, Ashtiyani SC, Akbarpour
B, Attari MM, Zarei A, Ramazani
M. The Effect of Alcoholic Extract
of Physalis Alkekengi on Serum
Concentration of Thyroid Hormones In
Rats. Zahedan Journal of Research in
Medical Science, 2012;14(5): 7-11.
24.Chiang HC, Jaw SM, Chen CF, Kan
WS. Inhibitory Effects of Physalin B
and Physalin F on Various Human
Leukemia Cells in Vitro. Anticancer
Res. 1992; 12: 155-162.
25.Vessal M, Yazdanian M. Comparison
of The Effects of An Aqueous Extract
of Physalis Alkekengi Fruits and/ or
Various Doses of 17-Beta-Estradiol on
Rat Estrous Cycle and Uterine Glucose
6 Phosphate Dehydrogenase Activity.
Comp Biochem Physiol C Pharmacol
Toxicol Endocrinol.1995; 112(2):229236.
26.Susbiantonny A, Wahyuningrum SN.
Pengaruh Perasan Buah Ciplukan
(Physalis angulata L) terhadap Kadar
TSH dan FT4 Mencit Galur Swiss.
Laporan Penelitian Risbinkes Badan
Litbangkes; 2012.
27.Shah H. Sample Size In Animal
Studies: How to Calculate The Sample
Size for Animal Studies. National
Journal of Physiology, Pharmacy and
Pharmacology. 2011; (1):35-39.
28.Laurence
and
Bacharach
AL.
Evaluation of Drug Activities, Academic
Press, London; 1964.
24
29.Cettour PRose, Theander C-Carrillo,
Asensio C, Klein M, Visser TJ,
Burger AG et al. Hypothyroidism in
Rats Decreases Peripheral Glucose
Utilisation, A Defect Partially Corrected
by Central Leptin Infusion. 2005;
48(4):624-633.
30.Bornschein A, Paz-Filho G, Graf H,
de Carvalho G.A. Treating Primary
Hypothyroidism with Weekly Doses of
Levothyroxine: A Randomized, Single
Blind, Crossover Study. Arq Bras
Endocrinol Metab. 2012;56(4): 250258.
31.Departemen Kesehatan. Sediaan
Galenik.
Jakarta:
Departemen
Kesehatan Republik Indonesia; 1986.
32.Cooper DS, Ridgway EC. Clinical
Management
of
Patients
with
Hyperthyroidism. Med Clin N Am.
1986;69: 953.
33.Romaldini JH. Management of Hyperthyroidism with High Dosage of
Antithyroid Drugs (ATD) Associated
with Triiodothyronine (T3). In: A.
Tjokroprawiro, ED: VII International
Thyroid. Sydney Australia, February 3
– 8 – 1980. Selected Abstracts, 1980.
34.Hershman JM. Regulation of Thyroid
Hormone Production and Measurement of Thyrotropin. Thyroid Function
Testing, Springer Science and
Business Media-LLC. 2010;81:71104.
35.Boron WF and Boulpaep EL.
Medical Physiology Update Edition.
Philadelphia: Elsevier Saunders; 2005.
Download