BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

advertisement
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Daftar data-data penelitian ini menggunakan perusahaan- perusahaan
perbankan dan asuransi yang tercatat go public di Bursa Efek Indonesia terkait
dengan manajemen laba, Komite Audit Independen, Ukuran Komite Audit
dan Pertemuan Komite Audit. Adapun eliminasi peilihan sampel dari tahun
2010 - 2014 sebagai berikut:
Eliminasi Pemilihan Sampel
Perusahaan
Total Populasi
Pengurang 1(Data Tidak Lengkap)
Total Sampel
Tahun Perusahaan
54
270
(15)
(75)
39
195
1. Manajemen Laba
Pada bagian ini akan perusahaan perbankan dan asuransi yang
dijadikan sampel dalam penelitian dihitung dengan pendekatan pada
manajemen laba. Secara rinci perilaku manajemen laba dapat dilihat pada
gambar berikut:
40
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
Manajemen Laba
13%
25%
2010
17%
2011
2012
2013
2014
24%
21%
Gambar 4.1
Besaran Manajemen Laba Perusahaan Perbankan dan Asuransi
Keterangan gambar: gambar ini menggambarkan
manajemen laba pertahun 2010 s.d 2014
perbandingan
Dari gambar 4.1 diatas dapat dilihat bahwa secara rata-rata perusahaan
perbankan dan asuransi yang menjadi sampel untuk tahun 2010
sebesar 13% sedangkan di tahun 2014 sebesar 25%.
Hal ini artinya dari tahun ketahun praktik manajemen laba mengalami
peningkatan, maka dari itu diperlukannya komite audit untuk menekan
praktik manajemen laba.
2. Komite Audit Independen
Penelitian ini menganalisis Komite Audit Independen pada perusahaan
perbankan dan asuransi untuk dijadikan populasi dan sampel dalam
penelitian ini, dimana data diperoleh dengan menghitung jumlah anggota
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
komite audit independen dibagi jumlah anggota komite audit dari 39
perusahaan untuk periode 2010-2014.
Gambaran dari independensi komite audit perusahaan dapat dilihat
pada gambar berikut
Jumlah Komite Audit Independen
95%
94%
93%
92%
91%
Jumlah Komite Audit
Independen
90%
89%
88%
87%
86%
2010
2011
2012
2013
2014
Gambar 4.2
Rasio Anggota Komite Audit Independen terhadap total komite audit
perusahaan perbankan dan asuransi tahun 2010 s.d 2014
Keterangan gambar: gambar ini menjelaskan klasifikasi anggota indenpen per
tahun2010 s.d tahun 2014.
Terlihat pada tahun 2010 perbandingan antara jumlah komite audit independen
dengan jumlah komite audit sebesar 89%
Terlihat dalam grafik bahwa jumlah anggota komite audit independen dari tahun
ke tahun mengalami penurunan, terlihat dari persentase rasio yang semakin
meningkat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
3. Ukuran komite audit
Perusahaan perbankan dan asuransi yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini akan dihitung jumlah komite audit yang dimiliki perusahaan.
Secara rinci ukuran komite audit dapat di lihat pada grafik berikut
Ukuran Komite Audit
3.90
3.80
3.70
3.60
Ukuran Komite Audit
3.50
3.40
3.30
2010
2011
2012
2013
2014
Gambar 4.2
Total anggota komite audit pada perusahaan perbankan dan asuransi yang
terdaftar di BEI tahun 2010-2014
Keterangan gambar: gambar ini menggambarkan total anggota komite audit pada
perusahaan perbankan dan asusarnsi yang terdaftar di BEI pada tahun 2010 s.d
tahun 2014.
Berdasarkan pada gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 jumlah
dari seluruh sample 39 perusahaan perbankan sebanyak 3,59%,
Terlihat pada grafik jumlah anggota komite audit terendah pada tahun 2011 yaitu
sebanyak 3,51% dan tertinggi pada tahun 2014 yaitu sebanyak 3,85%.
Hal ini artinya bahwa sampel perusahaan perbankan dan asuransi yang diteliti
mayoritas memiliki anggota komite audit lebih dari 4 orang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
B. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau
mendeskripsikan suatu data variabel yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), nilai
maksimum, minimum, dan standar deviasi dari satu variabel dependen yaitu
struktur modal (DAC) dan tiga variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu komite audit independen, ukuran komite audit dan pertemuan
komite audit. Pengujian statistik deskriptif ini merupakan proses analisis yang
merupakan proses menyeleksi data, sehingga data yang akan dianalisis
mempunyai distribusi normal (Ghozali, 2009). Pengujian statistik deskriptif dalam
penelitian ini dapat juga mengambarkan karakter sampel penelitian. Statistik
deskriptif dari masing masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini :
Tabel 4.1
HASIL ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF
Nama
Variabel
DAC
ACIND
ACSIZE
ACMEET
N
Mean
Median
Minimum
Maksimum
2.39
0.924316
3.651282
1.128205
1.55
1.000000
3.000000
9.000000
-1.11
0.333333
2.000000
1.000000
195
3.09
1.000000
9.000000
46.00000
Std.
Deviation
5.56
0.157311
1.140372
8.697519
Keterangan Tabel: Tabel ini merepresentasikan statistik deskriptif masing-masing variabel yang
digunakan dalam model 1. Tujuan dari tabel ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai
kondisi penyebaran dan distribusi dari data yang digunakan dalam model 1. Variabel dependen
dalam model ini adalah MANAJEMEN LABA(Discretionary accruals). Variabel independen
adalah KOMITE AUDIT INDEPENDEN, UKURA KOMITE AUDIT, dan PERTEMUAN.
Definisi operasional masing-masing variabel adalah sebagai berikut: (i) DAC: manajemen laba,
merupakan standar deviasi akrual untuk 5 tahun pengamatan 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 dan
2015, (ii) ACIND: hasil skoring penilaian independensi komite audit. (iii) ACSIZE: hasil skoring
ukuran perusahaan. (iv) ACMEET: hasil scoring pertemuan komite audit.
Sumber : Data yang diolah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
Tabel 4.1 statistik deskriptif di atas menunjukan jumlah observasi dalam
penelitian adalah 195 observasi. Dari 195 data observasi diperoleh nilai
terkecil untuk manajemen laba adalah -1.11 sedangkan nilai maksimum
atau jumlah terbesar adalah sebesar 3.09 dengan rata-rata 2.39, dengan
standar deviasi 5.56 nilai tersebut mendekati nilai maksimum yang
menunjukkan
bahwa secara rata-rata keseluruhan perusahaan yang
menjadi sampel cenderung relatif tinggi dalam prilaku manajemen laba.
1. Komite Audit Independen
Variabel Komite Audit Independen diukur menggunakan Total Komite
Audit Independen dibagi Total Komite Audit yang dihasilkan sebesar
0,33 yaitu pada PT.Bank Agro Tbk 2010. Sedangkan nilai maksimum
1 orang, bahwa secara rata-rata keseluruhan perusahaan yang menjadi
sampel sudah memenuhi regulasi POJK no 55/POJK.04/2015 pasal 4.
2. Ukuran Komite Audit
Variabel Ukuran KOMITE AUDIT pada perusahaan perbankan dan
asuransi memiliki jumlah minimum 2 orang yaitu pada PT. Makapai
Reasuransi Indonesi Tbk 2011 dan maksimum 9 orang pada PT. Bank
Artha Graha Internasional Tbk. nilai ini menunjukkan bahwa tingkat
kebutuhan komite audit terbilang semakin meningkat
3. Pertemuan komite Audit
Variabel Pertemuan Komite Audit selama periode 2010 s.d 2014
memiliki nilai rata-rata 11,28% kali pertemuan dan maksimum
sebanyak 46 kali pertemuan pada perusahaan PT. Bank Mandiri Tbk.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
C. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik Jarque Bera, dengan
Hipotesa,
H0 = Error Konstanta terdistribusi normal
H1 = Error konstanta tidak terdistribusi normal
Hasil Menunjukkan Prob Jarque Bera Sebesar 0,0000 Atau Lebih kecil dari
Alpha 5% sehingga hipotesa dugaan diterima dan menolak null hipotesa yaitu
data menunjukan error konstanta yang terdistribusi normal (nacrowi, 2006).
Menurut Teori Toerema Limit Sentral yang dikemukakan pakar matematika
berkebangsaan Prancis menyatakan bahwa distribusi probabilitas apapun yang
mendasarinya, rata-rata sampel dari besaran sampel yang terdiri dari sekurang
kurang nya 30 observasi akan mendekati normal (Gujarati, 2007).
2. Uji Multikolinieritas
Dalam model ini tidak ditemukan korelasi antar variabel dengan besaran diatas
0,8 sehingga bisa dipastikan bahwa model ini terbebas dari permasalahan
multikolinieritas.
3. Uji Heterokedastisitas
Dalam penelitian ini permasalahan heterokedastisitas sudah diatasi dengan
treatment white heterokedasticity consisten – standart error e covariance.
4. Uji Autokolerasi
Berikutnya adalah uji autokorelasi yaitu suatu pengujian untuk melihat apakah
ada korelasi antar anggota obervasi satu dengan obervasi lain yang berlainan
waktu, salah satu metode didalam mendeteksi masalah autokorelasi adalah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
metode yang dikembangkan oleh Durbin-watson. Uji statistik Durbin Watson
dilakukan dengan cara mencari nilai kritis dL dan Du yang kemudian baru bisa
diambil keputusan apakah ada permasalahan autokorelasi. Nilai Durbin Watson
dalam model sebesar 1,525038 berada pada daerah tidak ada indikasi
autokorelasi.
D. Uji Analisis Regresi
Uji asumsi klasik dilakukan dengan software Eviews 9. Untuk memastikan bahwa
regresi
terbebas
dari
permasalahan
heteroskedastisitas
maka
dilakukan
penambahan teknik white heteroskedasticity treatment setiap dilakukan regresi.
Terkait multikolinieritas dilakukan dengan teknik uji corelation, cutoff yang
digunakan adalah besaran koefisien diatas 0,8 (Nachrowi. 2006:95).
Tabel 4.2
Hasil Regresi : faktor-faktor yang mempengaruhi Earning Manajemen
MANAJEMEN LABA = β0 + β1 ACIND + β2 ACSIZE + β3 ACCOMP + β4 ACMEET
Variabel Independen
C
ACIND
ACSIZE
ACCOMP
F test sign
Adj R. Square
Durbin Watson
N
*** Signifikan pada level 1 %
** Signifikan pada level 5%
* Signifikan pada Level 10%
Ekspektasi
Tanda
Tidak ada
+
+
0.00000
0.689090
1.525038
195
Koefisien
Probabilitas
3.41E+11
-3.99E+12**
6.35E+11**
1.86E+11***
0.8913
0.0919
0.0272
0.0008
Keterangan Tabel: Tabel ini merepresentasikan hasil regresi model 1. Variabel dependen
dalam model ini adalah MANAJEMEN LABA(Earning manajemen). Variabel independen
adalah ACIND, ACSIZE, ACCOMP dan ACMEET. Definisi operasional masing-masing
variabel adalah sebagai berikut: (i) DAC: manajemen laba, merupakan standar deviasi akrual
untuk 5 tahun pengamatan 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015, (ii) ACIND: hasil skoring
penilaian komite audit independen. (iii) ACSIZE: hasil skoring ukuran perusahaan (iv)
ACMEET: hasil skoring pertemuan komite audit.
Sumber : Data yang diolah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
Hasil pertama yang dapat dilihat adalah pengujian terhadap model,
yang dilihat dari nilai F dan determinasi data. Probabilitas nilai F
menunjukkan bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini terbukti
signifikan pada level 1%. Hasil ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas
F-statistic sebesar 0,0000. Artinya secara bersama-sama variabel
independen yang digunakan (Komite Audit Independen, Ukuran Komite
Audit, dan Pertemuan Komite Audit ) berpengaruh terhadap variabel
dependennya (Earning Management) Hasil pengujian terhadap determinasi
data menunjukkan bahwa variabel independen yang digunakan benarbenar berpengaruh terhadap variabel dependennya sebesar 69% artinya
masih ada 31% variabel independen lain yang belum tertangkap dalam
penelitian ini.
E. Pengujian Hipotesis
Tabel 4.3
Keputusan Hipotesis
Hipotesis
H1 : Komite Audit Independen
berpengaruh
negatif
terhadap
manajemen laba
H2 : Ukuran Komite Audit
berpengaruh
positif
terhadap
manajemen laba
H3 : Pertemuan Komite Audit
berpengaruh
positif
terhadap
manajemen laba
Keputusan
Tidak dapat diterima
Dapat diterima
Dapat diterima
Berdasarkan uji T untuk masing-masing variabel pada tabel 4.3, dapat
dikemukakan penjelasan mengenai bukti empiris untuk variabel utama dan
variabel kontrol, sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
1. Pengaruh Komite Audit Independen terhadap manajemen laba
Variabel komite audit independen mempunyai nilai koefisien
variabel sebesar -3.99 dengan nilai probabilitas sebesar 0.0919 > 0.05.
Yang berarti H1 tidak dapat diterima. Hal ini menunjukan bahwa variabel
komite audit independen (X1) tidak berpengaruh terhadap keputusan
perusahaan untuk melakukan manajemen laba (Y) pada perusahaan
perbankan dan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Pengaruh Ukuran Komite Audit terhadap manajemen laba
Variabel ukuran komite audit mempunyai nilai koefisien variabel
sebesar 6.35 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0272 < 0,05. Yang berarti
H2 dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ukuran komite
audit (X2) berpengaruh terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan
manajemen laba (Y) pada perusahaan perbankan dan asuransi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
3. Pengaruh Pertemuan terhadap manajemen laba
Variabel pertemuan komite audit mempunyai nilai koefisien
variabel sebesar 1.86 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0002 < 0,05.
Yang berarti H2 dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
pertemuan komite audit (X2) berpengaruh terhadap keputusan perusahaan
untuk melakukan manajemen laba (Y) pada perusahaan perbankan dan
asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
F. Pembahasan
1. Pengaruh komite audit terhadap manajemen laba
Manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer perusahaan untuk
mengintervensi atau mempengruhi informasi-informasi dalam laporan keuangan
dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan
kondisi perusahaan, Manajemen laba tidak harus dikaitkan dengan upaya untuk
memanipulasi data atau informasi akuntansi, tetapi bisa juga dikaitkan dengan
pemilihan metode akuntansi untuk mengatur keuntungan yang bisa dilakukan
karena memang diperkenankan menurut accounting regulation.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh komite audit (X1) ternyata
tidak berpengaruh pada praktik manajemen laba karena dari hasil perhitungan
diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,919 > 0,05.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Ahmed Ebrahim (2007), yang
menyatakan bahwa komite audit independen berpengaruh terhadap manajemen
laba.
Hasil yang tidak signifikan ini dapat dimungkinkan dengan ada atau tidak adanya
anggota komite audit independen tidak dapat menjamin terjadinya praktek
manajemen laba pada perusahaan karena anggota komite audit independen tidak
selalu mengawasi proses pelaporan keuangan secara langsung.
2. Pengaruh Ukuran Komite Audit terhadap manajemen laba
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh ukuran komite audit (X2)
berpengaruh dalam praktik manajemen laba. Hal ini tidak konsisten dengan
penelitian Jerry W (2006) bahwa ukuran besarnya komite audit berpengaruh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
negatif terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukan bahwa karena semakin
tinggi jumlah anggota komite audit pada perusahaan yang menjadi sampel tidak
dapat menekan perilaku manajemen laba karena semakin banyak anggota komite
semakin semakin tinggi pula
3. Pengaruh Pertemuan Komite Audit terhadap manajemen laba
Variabel pertemuan audit dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa variabel
pertemuan komite audit berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Hal ini
tidak konsisten dengan penelitian Vineeta Sharma, Vie Naiker dan Barry Lee
(2009) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara pertemuan
komite audit dengan manajemen laba. Dalam penelitian ini jumlah rapat komite
audit perusahaan yang menjadi sampel tidak dapat menekan perilaku manajemen
laba perusahaan.
Hal ini dimungkinkan karena komite audit perusahaan yang melakukan pertemuan
belum bisa dijadikan acuan semakin banyaknya pertemuan komite audit dapat
menurunkan tingkat manajemen laba. Karena mayoritas pertemuan komite audit
bukan hanya membahas permasalahan yang ada di perusaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download