TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS X TENTANG

advertisement
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS X
TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA
DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Reni Retno Riana
NIM B12149
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS X
TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA
DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Reni Retno Riana
NIM B12149
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul : “Tingat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X Tentang
Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Negeri 4 Surakarta”. Karya Tulis Ilmiah
ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat
kelulusan dari Program Studi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu dra. Agnes Sri Harti,M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta
2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta dan selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis
3. Bapak Suratno, S.Pd., M.Pd , selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 4 Surakarta,
yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data dan
penelitian
4. Siswi kelas X SMK Negeri 4 Surakarta yang bersedia menjadi responden
5. Seluruh dosen dan staff prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.Semoga
Karya Tulis Ilmah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, 11 Juli 2015
Penulis
iv
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
Reni Retno Riana
B12149
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS X
TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA
DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA
xi + 54 halaman + 22 lampiran + 6 tabel + 3 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang :Di Indonesia, tiap tahun diperkirakan terdapat 100 penderita
baru per 100.000 penduduk. Ini berarti dari jumlah 237 juta penduduk, ada sekitar
237.000 penderita kanker baru setiap tahunnya. Sedangkan berdasarkan data
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati
urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%),
disusul kanker leher rahim (11,78%)(YKI, 2013). Sejumlah studi memperlihatkan
bahwa deteksi dini kanker payudara dapat memberikan harapan hidup.Kanker
payudara dapat ditemukan secara dini dengan pemeriksaan sadari, pemeriksaan
klinik dan pemeriksaan mammografi.Deteksi dini dapat menekan angka kematian
sebesar 25-30%.
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang
deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta pada kategori baik,
cukup, kurang dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan.
Metode penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif,
lokasi dan waktu penelitian di SMK Negeri 4 Surakarta pada bulan Oktober 2014
sampai bulan Juni 2015, populasi 366 remaja putri, pengambilan sampel dengan
menggunakan quota sampling sehingga yang diperoleh 79 remaja putri.
Instrument penelitian menggunakan kuesioner, pengolahan data dengan bantuan
SPSS for windows.Tehnik analisa univariat dengan distribusi frekuensi.
Hasil penelitian : Dari hasil penelitian terhadap 79 Remaja Putri Tentang Deteksi
Dini Kanker Payudara di SMK Negeri 4 Surakarta, nilai mean 22,43, standar
deviasi 3,346 yang berpengetahuan baik 13 remaja putri (16,46%),
berpengetahuan cukup 52remaja putri (65,82%), dan berpengetahuan kurang 14
remaja putri (17,72%). Adapun informasi yang didapatkan berupa dari media
massa 16 responden (20,25%), guru 9 responden (11,39%), teman 12 responden
(15,19%), buku 13 responden (16,46%).
Kesimpulan : Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa Tingkat Pengetahuan
Remaja Putri Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara terbanyak pada kategori
cukup yaitu 52 remaja putri (65,82%).
Kata kunci : Pengetahuan, Remaja, Kanker Payudara.
Kepustakaan : 26 literatur (tahun 2005-2015).
v
MOTTO
1. Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan
(QS. Al-Insyiroh : 6)
2. Optimis adalah kunci untuk mencapai sebuah kesuksesan
3. Jadikan setiap langkah kita sebagai ibadah maka Insyaallah, Allah akan
memberikan kebarokahan.
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis
persembahkan :
1. Bapakku tercinta Supriadi dan ibuku tercinta Suratni yang
telah mendukung dan memberikan do’a disetiap langkahku
serta selalu memberikan yang terbaik buatku
2. Kakakku tercinta Nita Nur Khasanah dan adikku tercinta
Elok Setiowati dan Dimas Maulana Prasetyo yang telah
memberikan support kepadaku
3. Buat dosen-dosen KH khususnya buat bu Retno dan Bu
Annisaul, terimakasih telah membimbing saya dengan sabar
dan teliti
4. Mas Nugroho Adi Sanjaya,S.Pd yang selama ini telah
mendukung , memberikan semangat dan do’anya dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
5. Teman-temanku tersayang Anna, Miranti, Nana, Mita,
Putri, Suprihatin dan semua teman-temanku yang telah
membantu dan memberikan support dalam pembuatan
Karya Tulis Ilmiah ini
6. Almamater STIKes Kusuma Husada Surakarta tercinta.
vi
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iv
ABSTRAK ......................................................................................................
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................
vi
CURICULUM VITAE ...................................................................................
vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................
1
B. Perumusan Masalah .............................................................................
3
C. Tujuan Penelitian .................................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................
4
E. Keaslian Penelitian ...............................................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ......................................................................................
7
B. Kerangka Teori.....................................................................................
30
C. Kerangka Konsep .................................................................................
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...........................................................
32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................................
32
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............................
33
D. Variabel Penelitian ...............................................................................
35
E. Definisi Operasional.............................................................................
35
F. Instrumen Penelitian.............................................................................
36
viii
G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................
39
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................
40
I. Etika Penelitian ....................................................................................
42
J. Jadwal Penelitian..................................................................................
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a. Gambaran Umum Tempat Penelitian
b. Hasil Penelitian
c. Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1Langkah-langkah SADARI ...............................................................
23
Tabel 3.1 Definisi operasional tingkat pengetahuan deteksi dini kanker
Payudara .......................................................................................
35
Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner ...........................................................................
37
Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan informasi .................................
45
Tabel 4.2 Nilai mean, standart deviasi, minimum dan maximum ................
45
Tabel 4.3 Tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini
kankerpayudara di SMK Negeri 4 Surakarta ............................................
x
46
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi payudara wanita ..........................................................
18
Gambar 2.6 Kerangka Teori ..........................................................................
30
Gambar 2.7 Kerangka Kosep ........................................................................
31
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)
Lampiran 10. Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 11.Pedoman Penskoran
Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas
Lampiran 14. Data Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 15. Kuesioner Penelitian
Lampiran 16. Pedoman Penskoran
Lampiran 17. Data Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 18.Distribusi Responden Berdasarkan Informasi
Lampiran 19. Tabel Nilai r Product Moment
Lampiran 20. Perhitungan Prosentase
Lampiran 21.Dokumentasi Penelitian
Lampiran 22. Lembar konsultasi
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi
masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Setiap 11 menit
ada 1 orang penduduk dunia yang meninggal karena kanker, setiap 3 menit
ada 1 penderita kanker baru (Rasjidi, 2009). Di Indonesia, tiap tahun
diperkirakan terdapat 100 penderita baru per 100.000 penduduk. Ini berarti
dari jumlah 237 juta penduduk, ada sekitar 237.000 penderita kanker baru
setiap tahunnya. Sedangkan berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien
rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim
(11,78%) (YKI, 2013). Menurut Prof. Dr. dr. Sarjadi, Sp.PA, salah satu dosen
Fakultas Kedokteran Undip yang juga merupakan pakar peneliti penyakit
kanker, ada 150-160 orang penderita baru penyakit kanker di Jawa Tengah
dari setiap 100.000 penduduk yang ada setiap tahunnya, dan yang telah
tertangani secara medis hanya sekitar 25% dari jumlah keseluruhan.
Kanker payudara merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh kaum
wanita, yang bersumber dari sel-sel dalam jaringan payudara yang
berkembang dalam keadaan tidak terkendali. Menurut Shadine (2012) kanker
payudara atau istilah medisnya carsinoma mammae adalah penyebab utama
kematian wanita berusia 40-45 tahun, serta penyebab terbesar kedua kematian
1
2
wanita setelah kanker paru. Laporan WHO tahun 2005, jumlah perempuan
penderita kanker payudara mencapai 1.150.000 orang 700.000 diantaranya
tinggal di negara berkembang, termasuk Indonesia. Berdasarkan data
Globocan, Internasional Agency for research on cancer (IARC) (2002),
didapatkan insiden kanker payudara di Indonesia sebesar 26 per 100.000
perempuan (Olfah, dkk, 2013).
Menurut WHO (World Health Organization), setiap tahun terdapat 7 juta
penderita kanker payudara dan 5 juta orang meninggal karena kanker
payudara. Data menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita
usia 50 tahun keatas, sedangkan 6% diantaranya kurang dari 40 tahun. Namun
sekarang banyak juga wanita yang berusia di bawah 30 tahun terkena kanker
payudara (Suryaningsih dan Bertania, 2009).
Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan yang sangat cepat
dari masyarakat tradisional berubah menjadi modern sehingga merubah nilainilai, norma-norma dan gaya hidup mereka. Berbagai hal tersebut
meningkatkan kerentanan remaja terhadap berbagai macam
penyakit.
Menurut Shadine (2012), resiko kanker payudara dapat meningkat dan
dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat, misalnya kurang berolahraga,
merokok, mengkonsumsi alkohol, dan makan makanan yang berlemak.
Sejumlah studi memperlihatkan bahwa deteksi dini kanker payudara dapat
memberikan harapan hidup. Kanker payudara dapat ditemukan secara dini
dengan
pemeriksaan
sadari,
pemeriksaan
klinik
dan
pemeriksaan
mammografi.Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-30%
3
(Nugroho, 2012). Maka sangatlah penting bagi remaja putri untuk mengetahui
informasi tentang deteksi dini kanker payudara agar tidak terjadi
keterlambatan pasien untuk datang ke dokter.
Hasil studi pendahuluan pada tanggal 13 Oktober 2014, terdapat 412
remaja di SMK Negeri 4 Surakarta, 366 diantaranya adalah remaja putri.
Setelah dilakukan tanya jawab kepada 15 remaja putri kelas X di SMK Negeri
4 Surakarta tentang deteksi dini kanker payudara sejumlah 5 pertanyaan
didapatkan hasil, 2 remaja dapat menjawab 4 soal, 4 remaja dapat menjawab 3
soal, 4 remaja dapat menjawab 2 soal, dan 5 remaja dapat menjawab 1 soal
(Data primer, 2014).
Berdasarkan studi pendahuluan tersebut masih terdapat wanita yang belum
memahami tentang deteksi dini kanker payudara. Penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas
X Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Negeri Surakarta”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah
dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana tingkat pengetahuan remaja putri kelas
X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta?”
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini
kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi
dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta pada kategori baik.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi
dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta pada kategori cukup.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi
dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta pada kategori
kurang.
d. Mengetahui faktor pendorong dan penghambat pengetahuan remaja
putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4
Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Remaja Putri
Diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan
tentang deteksi dini kanker payudara.
2. Bagi Peneliti
Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan dan pengalaman
nyata dalam melaksanakan penelitian.
5
3. Bagi Institusi Pendidikan
a. Bagi SMK Negeri 4 Surakarta
Diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan tetang deteksi
dini kanker payudara
b. Bagi STIKes Kusuma Husada Surakarta
Diharapkan dapat menjadi dokumen dan bahan bacaan serta
menambah pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian serupa pernah dilakukan oleh:
1. Dwi Wahyuni (2012) dari STIKes Kusuma Husada dengan judul
“Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kanker Payudara di
Karang Taruna Dusun Tugu Desa Jatiwano Kecamatan Jatipuro
Kabupaten Karanganyar”. Jenis atau desain penelitian menggunakan
deskriptif kuantitatif, sampel yang digunakan adalah remaja putri, teknik
pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh dan teknik analisis
data menggunakan analisis univariate. Hasil penelitian ini tingkat
pengetahuan tentang kanker payudara di Karang Taruna Dusun Tugu Desa
Jatiwano Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar pada kategori baik
18,75%, kategori cukup 68,75%, dan kategori kurang 12,5%.
2. Nurhayati Yunus (2013) dari Universitas Negeri Gorontalo dengan judul
“Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara
Sendiri (SADARI) Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara di SMA N 9
6
Gorontalo”. Jenis atau desain penelitian menggunakan deskriptif
kuantitatif, sampel yang digunakan adalah remaja putri kelas X dan XI dan
teknik analisis ata menggunakan univariate. Hasil penelitian ini Gambaran
Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI) Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara di SMA N 9 Gorontalo
pada kategori baik 21,9%, kategori cukup 73,3%, dan kategori kurang
4,8%.
3. Susilowati (2013) dari STIKes Kusuma Husada dengan judul “Tingkat
Pengetahuan Wanita Usia Subur (Wus) Tentang Deteksi Dini Kanker
Payudara di Dusun Macanmati KecamatanGesi Kabupaten Sragen”. Jenis
atau desain penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif, sampel yang
digunakan adalah Wanita Usia Subur (WUS), teknik pengambilan sampel
menggunakan simpel random sampling dan teknik analisis data
menggunakan analisis univariate. Hasil penelitian ini Tingkat Pengetahuan
Wanita Usia Subur (Wus) Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara di Dusun
Macanmati KecamatanGesi Kabupaten Sragen pada kategori baik 2,17%,
kategori cukup 53,66%, dan kategori kurang 23,17%.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah
orang mengadakan pengindraan
terhadap suatu obyek tertentu.
Pengindraanterjadi melalui panca indra manusia, yakni
indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut
Notoatmodjo
(2010),
pengetahuan
yang
tercakup
dalam kawasan kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu berarti
sebagai mengingat
suatu materi
yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat
ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang lebih
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang yang telah
diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah.
7
8
2) Memahami (comprehension)
Memahami
menjelaskan
diartikan
obyek
sebagai
yang
dapat
suatu
kemampuan
diketahui
dan
untuk
dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar.Orang telah
faham terhadap obyek atau materi yang harus dapat dijelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap obyek yang dipelajari.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil
(sebenarnya). Aplikasi disini dapat juga diartikan sebagai
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya
dalam kontak situasi yang lain.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu obyek kedalam komponen, tetapi masih didalam struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya antara yang lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja
seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
9
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formasi baru dari
formasi-formasi yang telah ada.Misalnya dapat menyusun, dapat
menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusanrumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau obyek, penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
c. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
antara lain:
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu
yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan
untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan
diperlukan untuk mendapat informasi. Pada umumnya makin tinggi
pendidikan
seseorang
(Wawan dan Dewi, 2010).
makin
mudah
menerima
informasi
10
2) Pengalaman
Disini dikaitkan dengan umur dan pendidikan inividu,
maksudnya adalah pendidikan yang tinggi maka pengalamannya
akan luas, sedangkan semakin tua umur seseorang maka
pengalamannya akan semakin banyak (Notoatmodjo, 2007).
3) Sosial ekonomi
Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan
seseorang, sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan,
ekonomi akan tinggi sehingga tingkat pengetahuan akan tinggi juga
(Notoatmodjo, 2007).
4) Umur
Menurut Huclok (1998) yang dikutip dalam Wawan dan Dewi
(2010) semakin cukup umur, tingkat kamatangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi
kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa dipercaya
dari orang yang belum tinggi kedewasaannya.
5) Budaya
Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan
seseorang karena informasi yang baru akan disaring kira-kira
sesuai tidak dengan budaya yang ada dan agama yang dianut
(Notoatmodjo, 2007).
11
6) Lingkungan
Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003)
lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia
dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku
orang atau kelompok (Wawan dan Dewi, 2010).
7) Informasi
Informasi
akan
memberi
pengaruh
pada
pengetahuan
seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah
tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media
misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat
meningkatkan pengetahuan seseorang (Wied Hary A,1996 dalam
Hendra AW, 2008)
d. Cara Memperolah Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), untuk mengetahui rasa ingin
tahunya
manusia
menggunakan
berbagai
macam
cara
untuk
memperoleh kebenaran yaitu:
1) Cara Coba Salah (trial and error)
Cara yang paling tradisional yang pernah digunakan oleh
manusia dalam memperolah ilmu pengetahuan adalah melalui cara
coba salah atau dengan kata lain “Trial and Error”. Cara ini
merupakan
cara
yang
paling
tradisional,
yaitu
upaya
pemecahannya dilakukan dengan cara coba-coba, bila satu cara
tidak berhasil dicoba cara lain.
12
2) Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi tidak disengaja
oleh orang yang bersangkutan.
3) Cara kekuasaan (otoritas)
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali
kebiasaan-
kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui
penalaran
apakah
yang
dilakukan
tersebut
baik
atau
tidak.Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan secara turun
temurun dari generasi
ke generasi berikutnya.Pengetahuan
diperolah berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi,
otoritas pemerintah, otoritas pemimpin, agama maupun ahli ilmu
pengetahuan.
4) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang paling Bik, maksud pepatah ini
bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau
pengalaman itu merupakan cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan. Pengetahuan dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang
kembai
pengalaman
yang
diperoleh
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
dalam
13
5) Cara Akal Sehat
Akal
sehat
atau
common
sense
kadang-kadang
dapat
menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini
berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau
menuruti
nasehat
orang tuanya, atau
agar anak disiplin
menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah,
misalnya dijewer telinganya atau dicubit. Ternyata cara mengukum
anak ini sampai sekarang berkembang menjadi teori atau
kebenaran. Bahwa hukuman adalah merupakan metode (meskipun
bukan yang paling baik) bagi pendidikan anak. Pemberian hadiah
dan hukuman (reward and punishment) merupakan cara yang
masih dianut olah banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam
konteks pendidkan.
6) Melalui jalan fikiran (Induksi dan Deduksi)
Kebenaran pengetahuan dapat diperoleh manusia dengan
menggunakan jalan fikirannya, baik melalui induksi maupun
deduksi yang merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak
langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan dan
dicari hubungannya, sehingga dapat dibuat kesimpulan.
e. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Menurut Arikunto (2006) yang dikutip oleh Wawan dan Dewi
(2010) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan interprestasikan
dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :
14
1) Baik
: Hasil Prosentase 76%-100%
2) Cukup : Hasil Prosentase 56%-75%
3) Kurang: Hasil Prosentase >56%
2. Remaja
a. Pengertian
Remaja berasal dari kata adolescence (Inggris), berasal dari bahasa
latin “adolescere” yang berarti tumbuh atau tumbuh ke arah
kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya
kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis
(Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).
Menurut WHO masa remaja merupakan masa perubahan atau
peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, dimana pada masa
itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reproduksi
sehingga
memengaruhi
perkembangan,
baik
fisik,
terjadinya
mental,
perubahan-perubahan
maupun
peran
sosial
(Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).
b. Batasan usia remaja
Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya
setempat. Ditinjau dari bidang kesehatan WHO, masalah yang
dirasakan paling mendesak berkaitan dengan masalah remaja adalah
kehamilan dini. Berangkat dari masalah pokok ini, WHO menetapkan
15
batas
usia
10-20
tahun
sebagai
batasan
usia
remaja
(Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).
Definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan
adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin. Sementara
itu, menurut BKKBN (2006) (Direktorat Remaja dan Perlindungan
Hak
Reproduksi)
batasan
usia
remaja
adalah
10-21
tahun
(Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).
c. Tahapan Perkembangan Remaja
Menurut
Kumalasari
dan
Andhyantoro
(2012),
tahapan
perkembangan remaja berdasarkan umur ada 3, yaitu:
1) Masa remaja awal (10-12 tahun), dengan perkembangan sebagai
berikut :
a) Lebih dekat dengan teman sebaya
b) Ingin bebas
c) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya
d) Mulai berfikir abstrak.
2) Masa remaja tengah (13-15 tahun), dengan perkembangan sebagai
berikut:
a) Mencari identitas diri
b) Timbul keinginan untuk berkencan
c) Yang mempunyai rasa cinta yang mendalam
d) Mengembangkan kemampuan berfikir abstrak
e) Berkhayal aktivitas seks.
16
3) Remaja akhir (17-21 tahun), dengan perkembangan sebagai
berikut:
a) Pengungkapan kebebasan diri
b) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya
c) Mempunyai citra tubuh (body image) terhadap dirinya sendiri
d) Dapat mewujudkan rasa cinta.
d. Perkembangan fisik pada remaja wanita
Pada masa remaja, pertumbuhan fisik berlangsung sangat
pesat.Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan dua
ciri yaitu ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder.
1) Ciri-ciri seks primer
Menurut Kumalasari dan Andhyantoro (2012), ciri-ciri seks
primer yang dimaksud adalah yang berhubungan langsung dengan
organ seks.Ciri-ciri seks primer pada remaja wanita sebagai tanda
kematangan organ reproduksi adalah ditandai dengan datangnya
menstruasi (menarche).Menstruasi adalah proses peluruhan lapisan
dalam atau endometrium yang banyak mengandung pembuluh
darah dari uterus melalui vagina. Hal ini berlangsung terus sampai
menjelang masa menopause yaitu ketika seorang berumur sekitar
40-50 tahun.
2) Ciri-ciri seks sekunder
Menurut Kumalasari dan Andhyantoro (2012), ciri-ciri seks
sekunder pada remaja wanita adalah sebagai berikut:
17
a) Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang, tangan dan kaki
bertambah besar.
b) Pinggul lebar, bulat dan membesar.
c) Tumbuh bulu-bulu halus disekitar ketiak dan vagina.
d) Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar.
e) Pertumbuhan payudara, puting susu membesar dan menonjol,
serta berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi lebih
besar dan lebih bulat.
f) Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, lubang poripori bertambah besar, kelenjar lemak dan kelenjar keringat
lebih aktif lagi.
g) Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada
pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga
memberikan bentuk pada bahu,lengan dan tungkai.
h) Suara menjadi lebih penuh dan semakin merdu.
3. Payudara
Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit dan di atas otot
dada di daerah pectoral. Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar
mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap lobus
terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon prolaktin
memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus
yang bermuara didaerah papila/putting (Nugroho, 2012).
18
Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon prolaktin
dan oksitosin pasca persalinan (Nugroho, 2012).
Berikut ini adalah gambar anatomi payudara :
Gambar 2.1 Anatomi payudara wanita
4. Kanker Payudara
a. Pengertian
Kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara atau salah satu
payudara, kanker payudara juga merupakan benjolan atau massa
tunggal yang sering terdapat didaerah kuadran atas bagian luar,
benjolan ini keras dan bentuknya tidak beraturan dan dapat digerakkan.
Menurut
Shadine
(2012),
kanker
payudara
merupakan
pertumbuhan serta perkembangbiakan sel abnormal yang muncul pada
jaringan payudara. Satu kelompok sel akan membelah secara cepat dan
membentuk benjolan atau massa jaringan eksterna dan kemudian akan
menyebar dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain
(metastases).
19
b. Faktor resiko terkena kanker payudara
Menurut Price dan Wilson (2006) yang dikutip oleh Olfah,dkk
(2013) terdapat beberapa faktor yang berkaitan dengan payudara:
1) Usia
Wanita
yang
berumur
lebih
dari
30
tahun
mempunyai
kemungkinan yang lebih besar untuk mendapatkan kanker
payudara dan resiko ini akan bertambah sampai umur 50 tahun dan
satelah menopouse.
2) Lokasi geografis dan ras
Eropa barat dan Amerika utara beresiko terkena kanker payudara
lebih dari 6-10 kali keturunan Amerika utara dan perempuan
Afrika-Amerika sebelum usia 40 tahun.
3) Status perkawinan
Perempuan tidak menikah 50% lebih sering terkena kanker
payudara.
4) Paritas
Wanita yang melahirkan anak pertama setelah usia 30 tahun atau
belum pernah melahirkan memiliki resiko lebih besar daripada
yang melahirkan anak pertama di usia belasan tahun.
5) Riwayat menstruasi
Wanita yang mengalami menstruasi pertama (menarche) pada usia
kurang dari 12 tahun mamiliki resiko 1,7 hingga 3,4 kali lebih
besar daripada wanita dengan menarche yang datang pada usia
20
lebih dari 12 tahun. Wanita dengan menopouse terlambat yaitu
pada usia lebih dari 50 tahun memiliki resiko 2,5 hingga 5 kali lipat
lebih tinggi.
6) Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki riwayat dengan kanker payudara beresiko 23 kali lebih besar, sedangkan apabila yang terkena bukan saudara
perempuan maka resiko menjadi 6 kali lebih tinggi.
7) Bentuk tubuh
Obesitas atau setiap penambahan 10 kg maka 80% lebih besar
terkena kanker payudara.
8) Penyakit payudara lain
Wanita yang mengalami hiperplasi duktus dan lobules dengan
atipia memiliki resiko 8 kali lebih besar terkena kanker payudara.
9) Terpajan radiasi
Peningkatan resiko untuk setiap radiasi pada perempuan muda dan
anak-anak bermanifestasi setelah usia 30 tahun.
10) Kanker primer kedua
Dengan kanker ovarium primer, resiko kanker payudara 3-4 kali
lebih besar.Dengan kanker endometrium primer resiko kanker
payudara 2 kali lebih besar.Dengan kanker colorectal resiko kanker
payudara 2 kali lebih besar.
21
c. Tanda dan gejala kanker payudara
Menurut Romauli dan Vindari (2012) Pada tahap awal tidak
terdapat tanda dan gejala yang khas. Tanda dan gejala dapat terlihat
pada tahap lanjut antara lain :
1) Adanya benjolan di payudara
2) Adanya borok atau luka yang tidak kunjung sembuh
3) Keluar cairan yang tidak normal dari puting susu, cairan dapat
berupa nanah, darah, cairan encer atau keluar air susu pada wanita
yang tidak hamil dan menyusui
4) Perubahan bentuk dan besarnya payudara
5) Kulit puting susu dan areola melekuk kedalam atau berkerut
6) Nyeri di payudara.
5. Deteksi Dini Kanker Payudara
a. Pengertian
Deteksi dini adalah usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau
kelainan yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan test,
pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat
untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat, benar-benar
sehat dengan tampak sehat tetapi sesungguhnya menderita kelainan
(Rasjidi, 2009).
22
Jadi,
deteksi
dini
kanker
payudara
adalah
usaha
untuk
mengidentifikasi penyakit payudara secara dini dengan menggunakan
test, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara
cepat.
b. Tujuan
Tujuan utama deteksi dini kanker payudara adalah menemukan kanker
secara dini sehingga penanganannya
bisa lebih baik dan optimal
(Soepachman, 2011).
c. Macam-macam deteksi dini kanker payudara
1) Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) atau breast self
examination
a) Pengertian
SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya kanker dalam payudara.
(Olfah,dkk, 2013).
b) Tujuan
Tujuan
dari
SADARI
adalah
dapat
mendeteksi
ketidaknormalan atau perubahan yang terjadi pada payudara
(Romauli dan Vindari, 2012).
c) Waktu SADARI
Pemeriksaan SADARI sebaiknya dilakukan pada saat
menstruasi, pada hari ke tujuh sampai hari kesepuluh setelah
hari pertama haid. Lakukan secara rutin dan sebaiknya wanita
23
usia 20 tahun atau lebih melakukan SADARI. Pada wanita
muda (pubertas), sedikit sulit karena payudara pada wanita
pubertas masih berserabut (fibrous)(Olfah,dkk, 2013).
Menurut Romauli
dan Vindari (2012) pemeriksaan
payudara sendiri sebaiknya dilakukan pada saat:
(1) Hari pertama setelah haid, saat payudara mengendor,
sehingga jika ada benjolan dapat diraba dengan mudah.
(2) Jika wanita sudah tidak lagi mendapat haid, sebaiknya
menentukan satu hari tertentu untuk pemeriksaan, misalnya
setiap tanggal satu setiap bulan.
(3) SADARI juga harus dilakukan pada wanita hamil dan
wanita yang telah mengalami rekontruksi payudara.
d) Langkah-langkah pemeriksaan SADARI
Tabel 2.1 Langkah-langkah SADARI
No
Gambar
Keterangan
1.
Posisi berdiri di depan cermin, kedua
lengan lurus ke bawah di samping
badan. Melihat perubahan bentuk dan
besarnya payudara, perubahan puting
susu, serta kulit payudara di depan
kaca.
2.
Posisi berdiri di depan cermin, kedua
tangan diangkat keatas kepala. Melihat
retraksi kulit perlekatan tumor
terhadap otot atau fascia di bawahnya.
24
3.
Posisi berdiri di depan cermin dengan
tangan di samping kanan dan kiri.
Miringkan badan ke kanan dan kiri
untuk melihat perubahan pada
payudara.
4.
Kedua tangan di letakkan di pinggang
(berkacak pinggang). Menegangkan
otot-otot bagian dada dengan berkacak
pinggang/tangan menekan panggul di
maksudkan untuk menegangkan otot
di daerah axilla.
5.
Posisi
berbaring
dengan
membengkokkan kedua lutut dan
letakkan bantal dibawah bahu untuk
menaikkan bagian yang akan di
periksa. Gunakan telapak jari-jari
untuk memeriksa sembarang benjolan
atau penebalan dengan menggunakan
vertical strip dan circular
yang
dimulai dari payudara sebelah kanan.
6.
Pemeriksaan payudara dengan vertical
strip. Memeriksa payudara dengan
cara vertical, dari tulang selangka di
bagian atas ke bra-line di bagian
bawah, dan garis tengah antara kedua
payudara ke garis tengah bagian
ketiak. Gunakan tangan kiri untuk
mengawali pijatan ketiak. Kemudian
putar dan tekan kuat untuk merasakan
benjolan. Gerakkan tangan perlahanlahan ke bawah bra-line, bergerak
kurang lebih 2 cm ke kiri dan terus ke
arah atas menuju tulang selangka
dengan memutar dan menekan.
Bergerak ke atas dan ke bawah
mengikuti pijatan dan meliputi seluruh
bagian yang ditunjuk.
25
7.
Memeriksa payudara dengan cara
memutar. Berawal dari bagian atas
payudara, buatlah putaran yang besar.
Bergerak sekeliling payudara dengn
memperhatikan benjolan. Buatlah
sekurang-kurangnya tiga putaran kecil
sampai ke puting payudara. Lakukan
sebanyak dua kali. Sekali dengan
tekanan ringan dan sekali dengan
tekanan kuat, jangan lupa periksa
bagian bawah areola mammae.
8.
Memeriksa cairan di puting payudara.
Menggunakan kedua tangan kemudian
tekan payudara untuk melihat adanya
cairan abnormal dari puting payudara.
9.
Memeriksa ketiak, letakkan tangan
kanan ke samping dan rasakan ketiak
dengan teliti, apakah teraba benjolan
abnormal atau tidak.
Sumber: Olfah,dkk (2013)
2) Mammografi
a) Pengertian
Mammografi adalah penciptaan gambar yang menggunakan
sinar radiasi X-Ray berdosis rendah untuk memeriksa
payudara.Mammografi adalah senjata paling efektif untuk
mendeteksi kanker payudara secara dini (Romauli dan Vindari,
2012).
b) Tujuan
Tujuan mammografi adalah mendeteksi kanker payudara pada
wanita yang tidak menunjukkan gejala (Soepachman, 2011).
26
c) Waktu mammografi
Menurut Romauli
dan Vindari (2012) pemeriksaan
mammografi sebaiknya dilakukan pada wanita:
(1) Usia diatas 35 tahun
(2) Mempunyai kanker yang masih dalam stadium I dan II
(3) Mempunyai keluhan sebagai berikut:
(a) Benjolan pada payudara dan ketiak
(b) Rasa tidak enak dan nyeri pada payudara
(c) Puting susu mengeluarkan cairan atau berdarah
(d) Ada kelainan pada kulit payudara menjadi seperti kulit
jeruk
(e) Puting susu tertarik kedalam.
Mammografi tidak dapat dilakukan pada saat :
(1) Menjelang menstruasi atau sedang menstruasi
(2) Wanita hamil dan menyusui serta wanita yang sedang
menjalani terapi hormon pengganti.
3) Ultrasonografi (USG)
a) Pengertian
Ultrasonografi (USG) adalah metode dignostik yang memiliki
kelebihan
seperti
relatif
mudah
dilakukan
dan
relatif
murah.USG payudara terutama berperan pada payudara yang
padat biasanya ditemui pada wanita muda yang kadang sulit
dinilai pada mammografi (Romauli dan Vindari, 2012).
27
b) Tujuan
Tujuan dari Ultrasonografi (USG) adalah untuk membedakan
jenis benjolan atau tumor, apakah padat atau berupa kista dan
untuk mengetahui adanya pembesaran kelenjar ketiak (Romauli
dan Vindari, 2012).
c) Waktu pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan USG lebih akurat jika digunakan oleh perempuan
yang usianya kurang dari 40 tahun karena USG mengunakan
gelombang suara dan wanita usia di bawah 40 tahun
keadaan
payudaranya
masih
padat
dan
kencang
(Romauli dan Vindari, 2012).
4) Biopsi
a) Pengertian
Biopsi adalah pengambilan sedikit jaringan payudara yang
memiliki kelainan untuk dilakukan pemeriksaan di bawah
mikroskop (Romauli dan Vindari, 2012).
b) Tujuan biopsi
Untuk mengumpulkan sampel sel dari sebuah tumor sehingga
bisa diperiksa dibawah mikroskop (Romauli dan Vindari,2012).
c) Waktu pemeriksaan biopsi
Biopsi akan dilakukan jika terdapat suatu gambaran pada
payudara dari pemeriksaan mammografi atau USG yang
mencurigakan (tidak normal) (Amiruddin, 2013).
28
5) Magnetic resonance imaging(MRI)
a) Pengertian
MRI adalah gambaran pencitraan bagian payudara dengan
menggunakan daya magnet yang kuat mengelilingi bagian
payudara tersebut (Wikipedia, 2014).
b) Tujuan
Tujuan dari MRI adalah sebagai metode skrining kanker
payudara yang lebih sensitif karena menggunakan bidang
magnet untuk memproduksi gambar dari payudara secara
mendetail dan memberikontras yang sangat bagus untuk
jaringan lunak (Wikipedia, 2014).
c) Waktu pemeriksaan MRI
Pemeriksaan MRI payudara biasanya dianjurkan pada wanita
usia muda yang telah terbukti mengalami mutasi genetik
(Situmorang, 2012).
6) Termografi
a) Pengertian
Termografi payudara adalah metode deteksi kanker payudara
yang menggunakan scanner pemantau panas untuk mendeteksi
variasi panas badan dijaringan payudara (Awan, 2009).
29
b) Tujuan
Termografi bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan akan
adanya kanker payudara jauh lebih awal. Termografi bahkan
bisa mendeteksi potensi adanya kankersebelum satu pun tumor
terbentuk karena termografi dapat menggambarkan tahapan
awal angiogenesis, yaitu formasi suatu penyaluran langsung
darah ke sel kanker, yang merupakan langkah penting sebelum
formasi tersebut berkembang tumbuh menjadi seukuran tumor
(Awan, 2009).
c) Waktu pemeriksaan termografi
Termografi payudara dilakukan pada wanita yang berusia
kurang dari 40 tahun, agar kanker payudara bisa terdeteksi
lebih dini (Awan, 2009).
30
B. Kerangka Teori
Kerangka teori tingkat pengetahuan remaja putri tentang deteksi dini
kanker payudara ditunjukkan dalam skema berikut :
Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan
2. Tingkat
Pengetahuan
3. Faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan
4. Cara Memperolah
Pengetahuan
5. Kriteria Tingkat
Pengetahuan
Remaja :
1. Pengertian Remaja
2. Batasan Usia
Remaja
3. Tahapan
Perkembangan
Remaja
4. Perkembangan
fisik pada remaja
Deteksi dini kanker
payudara:
1. Pengertian kanker
payudara
2. Faktor resiko kanker
payudara
3. Tanda dan gejala
kanker payudara
4. Pengertian deteksi
dini kanker payudara
5. Tujuan deteksi dini
kanker payudara
6. Macam-macam
deteksi dini kanker
payudara
Gambar 2.6 Kerangka Teori
Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2010), Wawan dan Dewi (2010), Kumalasari
dan Andhyantoro (2012), Olfah,dkk (2013), Romauli dan Vindari (2012)
31
C. Kerangka Konsep Penelitian
kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1. Informasi
Tingkat Pengetahuan Remaja
Putri Kelas X Tentang Deteksi
Dini Kanker Payudara
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan:
1. Pendidikan
2. Pengalaman
3. Sosial ekonomi
4. Umur
5. Budaya
6. Lingkungan
Gambar 2.7 Kerangka Kosep
Keterangan :
= Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak diteliti
Baik
Cukup
Kurang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis
penelitian
yangdigunakan
adalahdeskriptif
kuantiatif.Menurut
Notoatmodjo (2007), deskriptif kuantitatifyaitu suatu penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi suatu
keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau
menjawab
permasalahan
yang
sedang
dihadapi
pada
situasi
sekarang.Berdasarkan Setiawan dan Saryono (2011), deskriptif kuantitatif
adalah deskriptif yang dalam mendeskripsikan penelitiannya menggunakan
angka-angka dengan analisis univariat berupa presentase dan ukuran tendensi
sentral seperti rerata, maupun standar deviasi, kemudian disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi. Penelitian ini mendeskripsikan tentang
tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara
di SMK Negeri 4 Surakarta.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi penelitian tersebut
dilakukan dan lokasi penelitian ini sekaligus membatasi ruang lingkup
tersebut (Notoatmodjo,2010). Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah di SMK Negeri 4 Surakarta.
32
33
2. Waktu
Waktu
adalah
waktu
penelitian
tersebut
akan
dilakukan
(Notoatmodjo,2010). Penelitian ini dilakukan pada tanggal13 Oktober
2014 sampai tanggal13 Juni 2015, dengan uraian sebagai berikut :
a. Pengambilan data untuk penelitian dilakukan pada tanggal 13 Oktober
2014
b. Penelitian dilakukan pada tanggal 23 Mei 2015
c. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah dilakukan pada tanggal 22 Desember
2014 – 13 Juni 2015.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2014) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah
remaja putri kelas X di SMK N 4 Surakarta yang berjumlah 366 remaja
putri.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteritis yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2014). Sampel dalam penelitian ini adalah
remaja putri kelas X di SMK Negeri 4 Surakarta dengan jumlah sampel
ada 79 remaja putri.
34
Besarnya sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus
solvin sebagai berikut (Nursalam, 2013).
݊ ൌ
ே
ଵାሺேǤ௘ మ ሻ
Keterangan :
n
: Jumlah sampel
N
: Jumlah Populasi
e
: Standar error
݊ ൌ
݊ ൌ
݊ ൌ
ே
ଵାሺேǤ௘ మ ሻ
ଷ଺଺
ଵାሺଷ଺଺ൈሺ଴ǡଵሻమ ሻ
ଷ଺଺
ସǡ଺଺
݊ ൌ ͹ͺǡͷͶͲ͹
݊ ൌ ͹ͻ
3. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalahquota sampling
yaitu pengambilan sampel secara quota dilakukan dengan cara menetapkan
sejumlah anggota sampel secara quotum atau jatah (Notoatmodjo, 2010).
Caranya yaitu pertama-tama menetapkan berapa besar jumlah sampel yang
diperlukan atau menetapkan quotum (jatah).Kemudian jumlah atau quotum
itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan.
Sampel yang diambil sebanyak 79 remaja putri kelas X di SMK Negeri 4
Surakarta.
35
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, dan
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu
konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010).Variabel menunjukkan atribut
dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan
yang lainnya dalam kelompok itu, misalnya berat badan, tinggi badan, suhu,
motivasi, kinerja perawat, tingkat pendidikan (Riwidikdo, 2013). Dalam
penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan remaja
putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4
Surakarta.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional suatu variabel merupakan pedoman bagi peneliti untuk
mengukur/memanipulasi variabel tersebut.Definisi operasional variabel harus
spesifik (tidak berinterpretasi ganda) dan terukur (measurable dan observable)
(Setiawan dan Saryono, 2011).
Tabel 3.1. Definisi operasional tingkat pengetahuan deteksi dini kanker payudara
Variabel
Tingkat
pengetahuan
remaja
putri
tentang deteksi
dini
kanker
payudara
Definisi Operasional
Kemampuan
atau
pengetahuan
remaja
putri dalam menjawab
pertanyaan tentang :
kanker
1. Pengertian
payudara
2. Faktor resiko kanker
payudara
3. Tanda dan gejala
kanker payudara
4. Pengertian
deteksi
dini kanker payudara
Alat Ukur
Kuesioner
Skala
Ordinal
Hasil Ukur
a. Baik, bila nilai
responden
‫ ݔ‬൐ ‫ݔ‬ҧ ൅ ͳܵ‫ܦ‬
b. Cukup, bila nilai
responden
ഥ Ȃ ͳܵ‫ ܦ‬൑ ‫ ݔ‬൑
‫ݔ‬
ഥ ൅ ͳܵ‫ܦ‬
‫ݔ‬
c. Kurang, bila nilai
responden
‫ ݔ‬൏ ‫ݔ‬ҧ െ ͳܵ‫ܦ‬
(Riwidikdo,2013)
36
5. Tujuan deteksi dini
kanker payudara
6. Macam-macam
deteksi dini kanker
payudara
Sumber : Riwidikdo, 2013
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data yang digunakan untuk
mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2010).Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner.Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner
dengan beberapa pertanyaan (Hidayat, 2007). Jenis kuesioner yangdigunakan
adalah kuesioner tertutup, di mana responden hanya memilih jawaban “benar
atau salah”. Skala pengukuran data yang digunakan dalam kuesioner ini
adalah skala Guttman yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan
memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan-pertanyan,
yaitu : ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan
salah (Sugiyono, 2014). Kuesioner ini menggunakan pernyataan favorable dan
unfavorable . Pernyataan favorable (pernyataan positif) yaitu pernyataan yang
mendukung jawaban responden sesuai dengan harapan peneliti, jika menjawab
“benar” mendapat nilai 1 dan menjawab “salah” mendapat nilai 0. Pernyataan
unfavorable (pernyataan negatif) yaitu pernyataan yang tidak mendukung
jawaban responden tidak sesuai dengan harapan peneliti, jika menjawab
“salah” mendapat nilai 1 dan menjawab “benar” mendapat nilai 0.
Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang ( √ ) pada
jawaban yang dianggap benar oleh responden (Hidayat, 2010).
37
Table 3.2 Kisi-kisi kuesioner
NoAspek
1.
2.
3.
4.
5.
6.
No. Kuesioner
Favorable
Unfavorable
Pengertian kanker payudara
1,2
3
4,6,8
5,7
Faktor resiko kanker payudara
Tanda dan gejala kanker payudara 9,10,11
Pengertian deteksi dini kanker
13,14
12
payudara
Tujuan deteksi dini kanker
15,16*
payudara
Macam-macam
deteksi
dini
kanker payudara
a. SADARI
18*,20*,21,23
17,19,22
b. Mammografi
25,26
24,27
c. USG
29,30
28
d. Biopsi
31,33
32
e. MRI
34,35
Jumlah total
Sumber : Data primer
24
11
Jumlah
3
5
3
3
2
7
4
3
3
2
35
Alat ukur atau instrument penelitian yang dapat diterima sesuai standar
adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas (Riwidikdo,
2013).Uji validitas dan uji reliabilitas kuesioner ini dilakukan di SMK Negeri
4 Surakarta.
1. Uji validitas
Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu test
melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas dapat menggunakan rumus
korelasi pearson product moment, dapat menggunakan perhitungan
komputer dengan program SPSS. Instrument dikatakan vailid jika
perhitungan uji validitas penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
bantuan komputer program SPSS 17 for windows (Riwidikdo,2013). Uji
validitas ini dilakukan di SMK N 4 Surakarta.
38
Setelah dilakukan uji validitas terhadap 30 remaja putri kelas X di
SMK Negeri 4 Surakarta dengan jumlah soal 35, didapatkan hasil 3 soal
tidak valid yaitu soal nomor 16 (0,276), 18 (0,308), dan 20 (0,340). Soal
yang tidak valid tidak digunakan untuk penelitian dikarenakan dari soal
yang valid sudah ada yang mewakili dari sub bab tersebut.
Rumus korelasi pearson product moment yaitu:
r=
ேǤσ௑Ǥ௒ିσ௑Ǥσ௒
ඥሼேσ௑ మ ିሺσ௑ሻమ ሽሼேσ௒ మ ିሺσ௒ሻమ ሽ
Keteangan :
N
: Jumlah responden
r
: Koefisien korelasi
X
: Skor pertanyaan
Y
: Skor total
Dikatakan valid jika nilai ‫ ݃݊ݑݐ݄݅ݎ‬൐ ‫ ݈ܾ݁ܽݐݎ‬dan dikatakan tidak valid jika
nilai ‫ ݃݊ݑݐ݄݅ݎ‬൏ ‫( ݈ܾ݁ܽݐݎ‬Riwidikdo, 2013).
2. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat ukur yang mempunyai prinsip keajegan,
dimana dipakai pada waktu dan tempat yang berbeda mempunyai
kemampuan mengukur yang sama. Menurut Djemari (2003) dalam
Riwidikdo (2013) kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki
nilai
alpha minimal
menggunakan
for windows.
Alpha
0,7. Untuk menguji
Cronbachdengan
reliabilitas instrument
bantuan
komputer
SPSS
39
Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut :
‫= ݅ݎ‬
ܵʹ‫ݐ‬
௄
௄ିଵ
ሼͳ െ
σௌ೔మ
ௌ೟మ
ሽ
ሺσܺ‫ ݐ‬ሻ
σܺʹ‫ݐ‬
ൌ
െ
݊
݊ʹ
ʹ
ܵ௜ଶ ൌ ௃௄௜
‫݅ݎ‬
: Reliabilitas instrument
ܵʹ‫ݐ‬
: Simpangan baku dari skor total
௡
െ
Keterangan :
௃௄௦
௡మ
‫ܭ‬
: Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
ܵʹ݅
: Proporsi yang menjawab benar
Hasil uji reliabilitas didapatkan nilai alpha cronbach0,893 sehingga
kuesioner tersebutdinyatakan reliabel karena nilai alpha cronbachnya
lebih dari 0,7.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan
data yang akan dilakukan dalam penelitian (Hidayat, 2007). Menurut
Riwidikdo (2013), ada dua metode untuk memperoleh data yaitu :
1. Data primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari objek atau subjek
penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi.Data primer
diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh jawaban dari
40
pertanyaan yang disediakan melalui kuesioner dan wawancara untuk
mendapat jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Data primer dalam
penelitian ini yaitu data dari jawaban kuesioner yang di isi oleh remaja
putri kelas X di SMK Negeri 4 Surakarta.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
objek penelitian. Peneliti mendapat data yang sudah jadi yang
dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara
komersial maupun non komersial. Data sekunder dalam penelitian ini yaitu
data jumlah siswa kelas X SMK Negeri 4 Surakarta yang di peroleh dari
bagian kesiswaan.
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan data
Menurut Notoatmodjo (2012), dalam proses mengolah data terdapat
langkah-langkah yang harus ditempuh, yaitu :
a. Editing (Penyunting Data)
Editing adalah pemeriksaan atau pengecekan hasil wawancara atau
angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner.
b. Coding Sheet (Kartu Kode atau Lembar Kode)
Coding sheet adalah instrumen berupa kolom-kolom untuk merekam
data secara manual.Kartu kode berisi nomor responden dan nomornomor pertanyaan.
41
c. Data Entry (Memasukkan Data)
Data Entry adalah mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar
kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing
pertanyaan.
d. Tabulating (Tabulasi)
Tabulating adalah membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan
peneliti atau yang di inginkan oleh peneliti.
2. Analisis data
Menurut Setiawan dan Saryono (2011) analisis data adalah media
untuk
menarik
kesimpulan
pengumpulan.Analisis
variabelnya
yaitu
data
dari
dapat
analisi
seperangkat
dibedakan
univariate,
data
berdasarkan
bivariate
hasil
jumlah
maupun
multivariate.Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
univariate yaitu data yang diperoleh dari pengumpulan yang dapat
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, ukuran tendensi sentral
atau grafik. Dalam penelitian ini menggunakan analisis univariateyaitu
distribusi pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker
payudara di SMK Negeri 4 Surakarta.
Menurut Riwidikdo (2013), untuk membuat tiga kategori yaitu baik,
cukup, dan kurang maka menggunakan parameter :
a. Baik, bila nilai responden ‫ ݔ‬൐ ‫ݔ‬ҧ ൅ ͳܵ‫ܦ‬
ഥ Ȃ ͳܵ‫ ܦ‬൑ ‫ ݔ‬൑ ‫ݔ‬
ഥ ൅ ͳܵ‫ܦ‬
b. Cukup, bila nilai responden ‫ݔ‬
c. Kurang, bila nilai responden ‫ ݔ‬൏ ‫ݔ‬ҧ െ ͳܵ‫ܦ‬
42
Untuk mencari nilai rata-rata (mean) diperoleh dengan rumus :
‫ݔ‬ҧ ൌ σ೙
೔సభ ௫೔
௡
Keterangan :
ഥ
‫ݔ‬
: Mean
݊
: Jumlah responden
‫݅ݔ‬
: Nilai responden
Sedangkan untuk mencari SD (standar deviasi) yaitu dengan rumus :
ܵ‫ ܦ‬ൌ ௡
ଶ
ඨσ௜ୀଵ ‫ݔ‬ଵ െ Keterangan :
మ
ሺσ೙
೔సభ ௫೔ ሻ
݊െͳ
௡
ܵ‫ܦ‬
: Standar deviasi
݊
: Jumlah responden
‫݅ݔ‬
: Nilai responden
Setelah didapatkan hasil mean dan standar deviasi dari semua responden
kemudian hasil tersebut dimasukkan dalam skala pengetahuan yang sudah
tercantum di atas. Adapun rumus prosentase untuk jumlah remaja putri
kelas X tentang deteksi dini kanker payudara menurut tingkat pengetahuan
(Riwidikdo, 2013) yaitu :
‫ ݁ݏܽݐ݊݁ݏ݋ݎ݌ݎ݋݇ݏ‬ൌ
σ‫݊ܽݑ݄ܽݐ݁݃݊݁݌ݐܽ݇݃݊݅ݐݐݑݎݑ݊݁݉ܺݏ݈ܽ݁݇݅ݎݐݑ݌݆ܽܽ݉݁ݎ‬
ൈ ͳͲͲΨ
‫݊݁݀݊݋݌ݏ݁ݎ݄݈ܽ݉ݑܬ‬
43
I. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2007), etika penelitian adalah standar etika dalam
melakukan penelitian. Masalah etika penelitian yang harus diperhatikan antara
lain adalah sebagai berikut :
1. Informed consent
Informed consent adalah bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.Informed
consent
tersebut diberikan sebelum melakukan penelitian dilakukan.
Tujuan Informed consentadalah subyek mengerti maksud, dan tujuan
penelitian dan mengetahui dampaknya. Apabila responden tersebut
bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut.
2. Anonimity (tanpa nama)
Anonimity adalah memberikan jaminan dalam penggunaan subyek
penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama
responden pada lembar alat ukur dan hanya menulis kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Confidentiality adalah masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lain.
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
riset.
44
J. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian merupakan rencana tentang jadwal yang akan dilakukan
oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2007). Jadwal
penelitian yang dilaksanakan telah terlampir.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Penelitian ini dilakukan pada tangal 13 Oktober 2014 sampai tanggal 13
Juni 2015 di SMK Negeri 4 Surakarta. Secara geografis letak SMK Negeri 4
Surakarta berada di jalan LU Adisucipto nomor 40dan pada bagian barat
dibatasi oleh SMK Negeri 5 Surakarta, utara dibatasi oleh sungai, selatan
dibatasi oleh SPBU Manahan, timur dibatasi oleh SMK Negeri 6 Surakarta.
Jumlah seluruh seluruh guru yang mengajar di SMK Negeri 4 Surakarta 90
orang, jumlah karyawan 30 orang dan jumlah seluruh siswa di SMK Negeri 4
Surakarta 1.209 siswa, 104 siswa laki-laki, jumlah perempuan 1105 siswa,
jumlah perempuan kelas X 366 siswa dan yang diteliti sejumlah 79 siswa.
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13 Oktober 2014 sampai tanggal 13
Juni 2015di SMK Negeri 4 Surakarta. Setelah dilakukan analisa data terhadap
tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara
di SMK Negeri 4 Surakarta didapatkan hasil sebagai berikut:
45
46
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Informasi
No Remaja Putri Yang Mendapatkan Informasi Frekuensi Prosentase %
1 Belum pernah
29
36,71
2 Sudah pernah
a. Media massa
16
20,25
b. Guru
9
11,39
c. Teman
12
15,19
13
16,46
d. Buku
Jumlah
79
100
Sumber: Data primer, 2015
Berdasarkan tabel diatas tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang
deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta dipengaruhi oleh
informasi. Adapun informasi yang didapatkan berupa dari media massa 16
responden (20,25%), guru 9 responden (11,39%), teman 12 responden
(15,19%), buku 13 responden (16,46%) dan yang belum pernah mendapatkan
informasi sebanyak 29 responden (36,71%).
Jadi remaja putri kelas X di SMK Negeri 4 Surakarta mayoritas
mendapatkan informasi dari media massa dengan jumlah 16 responden
(20,25%).
Nilai mean, standart deviasi, nilai minimum dan nilai maximumnya di dapatkan
hasil sebagai berikut :
Tabel 4.2 Nilai Mean, Standart Deviasi, Minimum dan Maximum
Mean
Standart Deviasi
Minimum
Maximum
22,4304
3,34619
14
29
Sumber: Data primer, 2015
Dari tabel diatas tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi
dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta nilai meannya 22,43, nilai
standart deviasi 3,35, nilai minimum 14 dan nilai maximumnya 29.
47
Berdasarkan nilai mean dan standar deviasi, tingkat pengetahuan responden
dapat dikategorikan menjadi 3 tingkat, yaitu sebagai berikut :
1. Baik
= Apabila nilai responden yang diperoleh :
(x) > Mean + 1 SD
(x) > 22,43+ (1x 3,35 )
(x) > 25,78
Jadi tingkat pengetahuan responden baik bila nilai (x) > 25,78
2. Cukup
= Apabila nilai responden yang diperoleh :
ഥ Ȃ ͳܵ‫ ܦ‬൑ ‫ ݔ‬൑ ‫ݔ‬
ഥ ൅ ͳܵ‫ܦ‬
‫ݔ‬
22,43 – (1 x 3,346) ≤ x ≤ 22,43 + (1 x 3,35)
19,08 ≤ x ≤ 25,78
Jadi tingkat pengetahuan responden baik bila nilai (x) 19,08 ≤ x ≤ 25,78
3. Kurang
= Apabila nilai responden yang diperoleh
(x) ൏ ‫ݔ‬ҧ െ ͳܵ‫ܦ‬
(x) <22,43 – (1 x 3,35)
(x) <19,08
Jadi tingkat pengetahuan responden baik bila nilai (x) < 19,08
Sehingga didapatkan hasil tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang
deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta disajikan dalam tabel
berikut:
48
Tabel 4.3Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X Tentang Deteksi Dini
Kanker Payudara di SMK Negeri 4 Surakarta
No.
Gambaran Pengetahuan
Frekuensi
Prosentase %
1 Baik
13
16,46
2 Cukup
52
65,82
3 Kurang
14
17,72
Jumlah
79
100
Sumber data: Primer
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui tingkat pengetahuan remaja putri
kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta,
yang berpengetahuan baik 13 responden (16,46%), berpengetahuan cukup 52
responden (65,82%), berpengetahuan kurang 14 responden (17,72%). Dari
data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri kelas X
tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta terbanyak
pada kategori cukup yaitu 52 responden (65,82%).
C. Pembahasan
Berdasarkan
hasil
penelitian
diatas
menunjukkan
bahwa
tingkat
pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di
SMK Negeri 4 Surakarta yang berpengetahuan baik 13 responden (16,46%),
berpengetahuan cukup 52 responden (65,82%), berpengetahuan kurang 14
responden (17,72%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat
pengetahuan remaja putri kelas X di SMK Negeri 4 Surakarta dalam kategori
cukup 52 responden (65,82%), ini kemungkinan dipengaruhi oleh informasi
atau media massa.
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
mengadakan pengindraan
terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan
49
terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang
sangat
penting
untuk
terbentuknya
tindakan seseorang
(Notoatmodjo, 2010).
Berdasarkan tabel 4.2 tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang
deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta dipengaruhi oleh
informasi. Adapun informasi yang didapatkan berupa dari media massa 16
responden (20,25%), guru 9 responden (11,39%), teman 12 responden
(15,19%), buku 13 responden (16,46%) dan yang belum pernah mendapatkan
informasi sebanyak 29 responden (36,71%). Jadi remaja putri kelas X di SMK
Negeri 4 Surakarta mayoritas mendapatkan informasi dari media massa
dengan jumlah 16 responden (20,25%). Responden dalam penelitian ini telah
menggunakan media massa atau media cetak dengan baik, sehingga informasi
ini merupakan faktor pendukung bagi pengetahuan remaja putri kelas X di
SMK Negeri 4 Surakarta. Faktor penghambat dalam penelitian ini adalah
masih banyak remaja putri kelas X di SMK Negeri 4 Surakarta yang belum
pernah mendapatkan informasi yaitu sebanyak 29 responden (36,71%).
Menurut teori bahwa informasi akan memberi pengaruh pada pengetahuan
seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia
mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio
atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang
(Wied Hary A,1996 dalam Hendra AW, 2008).
50
Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Dwi Wahyuni (2012) dari STIKes
Kusuma Husada dengan judul “Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Kanker Payudara di Karang Taruna Dusun Tugu Desa Jatiwano Kecamatan
Jatipuro Kabupaten Karanganyar”. Jenis penelitian menggunakan deskriptif
kuantitatif, sampel yang digunakan remaja putri, teknik pengambilan sampel
yaitu sampling jenuh dan teknik analisis data menggunakan analisis
univariate. Pengetahuan remaja putri dari penelitian ini dalam kategori cukup
68,75%. Nurhayati Yunus (2013) dari Universitas Negeri Gorontalo dengan
judul “Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara
Sendiri (SADARI) Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara di SMA N 9
Gorontalo”. Jenis penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif, sampel yang
digunakan remaja putri kelas X dan XI dan teknik analisis data menggunakan
univariate.Pengetahuan remaja putri dari penelitian ini dalam kategori cukup
73,3%. Susilowati (2013) dari STIKes Kusuma Husada dengan judul “Tingkat
Pengetahuan Wanita Usia Subur (Wus) Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara
di Dusun Macanmati KecamatanGesi Kabupaten Sragen”. Jenis penelitian
menggunakan deskriptif kuantitatif, sampel yang digunakan Wanita Usia
Subur (WUS), teknik pengambilan sampel yaitusimpel random sampling dan
teknik analisis data menggunakan analisis univariate. Pengetahuan remaja
putri dari penelitian ini dalam kategori cukup 53,66%.
51
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada
waktu, lokasi, jumlah sampel dan teknik pengambilan sampel. Sedangkan
persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah hasil dari
penelitian, jenis penelitian, analisis data dan variabel penelitiannya.
D. Keterbatasan
Dalam penelitian ini pun memiliki keterbatasan, yaitu :
1. Kendala Penelitian
Kendala dari penelitian ini adalah waktu yang kurang diperhitungkan oleh
peneliti sehingga penelitian hampir bertepatan dengan jadwal ujian dan
sulit menemui responden mengingkat masih adanya kegiatan belajar
mengajar disekolah.
2. Kelemahan/keterbatasan
a. Kelemahan dari penelitian ini adalah dalam penyusunan alat
(kuesioner) yang menggunakan jawaban tertutup sehingga responden
tidak dapat menguraikan jawaban selain dari jawaban yang tersedia.
b. Variabel dari penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan remaja putri kelas X
tentang deteksi dini kanker payudara tanpa ada penelitian lanjutan
mengenai hubungan yang mempengaruhi.
c. Analisis data menggunakan analisis univariate sehingga faktor
pendorong dan penghambat pengetahuan tidak di uji secara statistik.
BAB V
PENUTUP
Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk mengetahui
tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di
SMK Negeri 4 Surakarta, maka peneliti mengambil sampel 79 responden, dari
jasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai
berikut :
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitiantingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang
deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker
payudara di SMK Negeri 4 Surakarta pada kategori baik sebanyak 13
responden (16,46%)
2. Tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker
payudara di SMK Negeri 4 Surakarta pada kategori cukup sebanyak 52
responden (65,82%)
3. Tingkat pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker
payudara di SMK Negeri 4 Surakarta pada kategori kurang sebanyak 14
responden (17,72%)
52
53
4. Faktor pendorong pengetahuan remaja putri kelas X tentang deteksi dini
kanker payudara di SMK Negeri 4 Surakarta yaitu informasi. Adapun
informasi yang didapatkan berupa dari media massa 16 responden
(20,25%), guru 9 responden (11,39%), teman 12 responden (15,19%), dan
buku 13 responden (16,46%), sedangkan faktor penghambat pengetahuan
remaja putri kelas X tentang deteksi dini kanker payudara di SMK Negeri
4 Surakarta adalah masih banyak responden yang belum pernah
mendapatkan informasi yaitu sebanyak 29 responden (36,71%).
B. Saran
1. Bagi Remaja Putri
Diharapkan para remaja putri lebih memperluas pengetahuan tentang
deteksi dini kanker payudara dengan cara bertanya langsung kepada
petugas medis, mencari informasi melalui media massa ataupun media
cetak.
2. Bagi Institusi Pendidikan
a. Bagi SMK Negeri 4 Surakarta
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi khususnya tentang deteksi dini kanker payudara dengan
caramemberikan informasi melalui alat informasi yang ada disekolah
ataupun memberikan pelajaran tambahan kepada siswinya tentang
deteksi dini kanker payudara.
54
b. Bagi STIKes Kusuma Husada Surakarta
Diharapkan menambah referensi buku diperpustakaan STIKes Kusuma
Husada Surakarta khususnya tentang deteksi dini kanker payudara.
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, A. 2011. Dokter Spesialis Bedah dengan Kekhususan Bedah
Payudara/BreastSurgery.
http://www.rumahsakitmitrakemayoran.
com/biopsi-payudara/, diakses pada tahun 2011
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta
Awan,2009. Mamografi bukanlah pendeteksi kanker payudara yang baik dan
dapat menyebabkan kanker.http://healindonesia.com, diakses tanggal
8 Januari 2009
Hidayat, A. 2007.Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data.Jakarta :
Salemba Medika
.2010. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data.Jakarta : Salemba
Medika
Kumalasari dan Andhyanoro.2012. Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa
Kebidanan dan Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika
Manuaba, I dkk. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka
Cipta
. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.Jakarta : Rineka Cipta
. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nugroho,T.
2012. Obstetri dan Ginekologi
Keperawatan.Yogyakarta: Nuha Medika
Untuk
Kebidanan
dan
Nursalam. 2013. Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Olfah, Y dkk.2013. Kanker Payudara dan Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika
Rasjidi, I. 2009. Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker Pada Wanita. Jakarta :
Sagung Seto
Romauli dan Vindari. 2012. Kesehatan Reproduksi Buat Mahasiswa Kebidanan.
Yogyakarta : Nuha Medika
Riwidikdo,H. 2013. Statistik Kesehatan dengan Aplikasi SPSS dalam Prosedur
Penelitian. Yogyakarta : Rohima Press
Setiawan dan Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1,
dan S2. Yogyakarta : Nuha Medika
Shadine, M. 2012. Penyakit Wanita.Yogyakarta : Citra Pustaka
Situmorang, 2012. Karakteristik Penderita Kanker Payudara yang di Rawat Inap
di RSU Dr. Pirngadi MedanTahun 2009-2010. Medan : Universitas
Sumatera Utara
Soepachman, A. 2011.Awas 7 Kanker Paling Mematikan.Yogyakarta : Syura
Media Utama
Sugiono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung :
Alfabeta
Suryaningsih dan Bertania, 2009.Kanker Payudara. Jogjakarta : Paradigma
Indonesia
Wawan dan Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia Dilengkapi Contoh Kuesioner. Yogyakarta : Nuha
Medika
Wikipedia.2012.Pencitraan
Resonansi
Magnetik.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencitraan_resonansi_magnetik, diakses
tanggal 16 November 2014
Yayasan
Kanker Indonesia, 2013.Training of Trainers Pap
IVA.https://www.facebook.com/kankerindonesia/posts/,
tanggal 9 Oktober 2013
Tes dan
diakses
Download